pengaruh varietas dan konsentrasi zpt atonik …repository.utu.ac.id/570/1/bab i_v.pdf · dengan...
TRANSCRIPT
PENGARUH VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT ATONIKTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)
SKRIPSI
OLEH
PATAHATI LAIA08C10407076
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2013
PENGARUH VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT ATONIKTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)
SKRIPSI
OLEH
PATAHATI LAIA08C10407076
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Pertanian padaFakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2013
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Varietas dan Konsentrasi ZPT Atonikterhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanTomat (Solanum lycopersicum)
Nama Mahasiswa : PATAHATI LAIAN I M : 08C10407076Program Studi : Agroteknologi
Menyetujui :Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,
Muhammad Jalil, SP., M.PNIDN 0115068302
Iwandikasyah Putra, SP., M.PNIDN 0120048105
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi Agroteknologi,
Diswandi Nurba, S.TP, M.SiNIDN 0128048202
Jasmi, SP., M.ScNIDN 0127088002
Tanggal Lulus : 1 Agustus 2013
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/tugas akhir dengan judul:
Pengaruh Varietas dan Konsentrasi ZPT Atonik terhadap Pertumbuhan danProduksi Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Yang disusunoleh:Nama : PATAHATI LAIAN I M : 08C10407076Fakultas : PertanianProgram Studi : Agroteknologi
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 1 Agustus 2013 dandinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI :
1 Muhammad Jalil, SP., M.P
Pembimbing I/ Ketua TIM Penguji
2 Iwandikasyah Putra, SP., M.P
Pembimbing II
3 Dewi Fithria, SP., M.P
Penguji Utama
4 Jasmi, SP., M.Sc
Penguji Anggota
Meulaboh, 1 Agustus 2013
Ketua Prodi Agroteknologi,
Jasmi, SP., M.Sc
i
RINGKASAN
Patahati Laia “Pengaruh Varietas dan Konsentrasi ZPT Atonik terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)” (di bawah
bimbingan Muhammad Jalil sebagai pembimbing utama dan Iwandikasyah Putra
sebagai pembimbing anggota).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas tanaman
tomat dan konsentrasi ZPT Atonik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
tomat serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat dari tanggal 1
Desember 2012 sampai dengan 16 Maret 2013.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas
Tantyna F1, Tymoti F1, Lentana F1, ZPT Atonik, tanah lempung berpasir,
babybag, polibag, Curacron, Dithene M-45, pupuk kandang (kotoran sapi), Urea,
SP-36 dan KCl sedangkan alat yang digunakan adalah meteran, timbangan 20 kg,
timbangan analitik, jangka sorong, hand spayer, pet (suntik 3 ml), parang, cangkul,
gunting pemangkas, pisau, pancak sampel, plastik transparan, paranet hitam, tali,
ajir dan alat tulis.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah faktor varietas yang
terdiri dari tiga taraf, yaitu: Tantyna F1, Tymoti F1 dan Lentana F1. Faktor
konsentrasi ZPT Atonik yang terdiri dari empat taraf, yaitu: 0 (kontrol), 0.5, 1.5
dan 2.5 cc l air-1.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman dan diameter pangkal
batang umur 30 dan 45 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman
dan produksi per hektar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh sangat nyata
terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 45 HST serta jumlah buah per tanaman.
Berpengaruh nyata terhadap diameter pangkal batang umur 45 HST namun umur
30 HST berpengaruh tidak nyata serta berat buah per tanaman dan produksi per
ii
hektar tanaman tomat. Pertumbuhan dan produksi tanaman tomat terbaik
dijumpai pada varietas Tantyna F1.
Konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
dan diameter pangkal batang umur 30 dan 45 HST, jumlah buah per tanaman,
berat buah per tanaman dan produksi per hektar tanaman tomat. Pertumbuhan
tanaman tomat terbaik dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik 2,5 cc l air-1
sedangkan produksi tanaman tomat terbaik dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik
1,5 cc l air-1.
Tidak terdapat interaksi yang nyata antara varietas dan konsentrasi ZPT
Atonik terhadap semua parameter pertumbuhan dan produksi tanaman tomat yang
diamati.
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur ke hadirat Tuhan, karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis
telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Varietas dan Konsentrasi
ZPT Atonik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Muhammad Jalil, SP., M.P selaku pembimbing utama dan Iwandikasyah
Putra, SP., M.P selaku pembimbing anggota yang telah membimbing,
mengarahkan dan membantu mulai dari awal penelitian hingga
penyusunan skripsi ini selesai.
2. Diswandi Nurba S.TP., M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar yang telah mendukung baik secara langsung maupun secara
tidak langsung dalam mengambil kebijakan yang tepat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Jasmi, SP., M.Sc selaku ketua Prodi Agroteknologi dan Civitas
Akademika yang telah menyediakan sarana dan prasarana selama penulis
terdaftar sebagai Mahasiswa pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku
Umar.
4. Ayahanda dan Ibunda, serta saudara-saudaraku atas doa, kasih sayang,
dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi hingga
selesai.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga segala
amal dan bantuan mereka mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan. Amin.
Meulaboh, 1 Agustus 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ........................................................................................... iUCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... iiiDAFTAR ISI.............................................................................................. ivDAFTAR TABEL ..................................................................................... vDAFTAR GAMBAR ................................................................................. viDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 11.1. Latar Belakang ............................................................................. 11.2. Tujuan Penelitian ......................................................................... 41.3. Hipotesis ...................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 52.1. Sistematika Tanaman Tomat......................................................... 52.2. Morfologi Tanaman Tomat .......................................................... 52.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat ................................................. 72.4. Varietas ........................................................................................ 82.5. Zat Pengatur Tumbuh .................................................................. 82.6. Mekanisme Penyerapan ZPT oleh Tanaman ............................... 12
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN......................................... 143.1. Waktu dan Tempat........................................................................ 143.2. Bahan dan Alat.............................................................................. 143.3. Rancangan Percobaan ................................................................... 143.4. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 163.5. Pengamatan .................................................................................. 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 224.1. Pengaruh Varietas ......................................................................... 224.2. Pengaruh Konsentrasi ZPT Atonik ............................................... 284.3. Interaksi ........................................................................................ 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 345.1. Kesimpulan .................................................................................. 345.2. Saran ............................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 35LAMPIRAN............................................................................................... 38RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 54
v
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Varietas dan ZPT Atonik ..... 15
2. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas Umur 30dan 45 HST (cm).................................................................................. 22
3. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada berbagaiVarietas Umur 30 dan 45 HST (mm) .................................................. 24
4. Rata-rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada berbagai Varietas(buah) .................................................................................................. 25
5. Rata-rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas (g). 27
6. Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas (ton) .. 28
7. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Konsentrasi ZPTAtonik Umur 30 dan 45 HST (cm) ..................................................... 29
8. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada BerbagaiKonsentrasi ZPT Atonik Umur 30 dan 45 HST (mm) ........................ 30
9. Rata-rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada berbagaiKonsentrasi ZPT Atonik(buah) ........................................................... 30
10. Rata-rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada BerbagaiKonsentrasi ZPT Atonik (g) ................................................................ 31
11. Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada berbagai KonsentrasiZPT Atonik (ton)................................................................................. 32
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas Umur 30 dan 45HST ..................................................................................................... 23
2. Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada Berbagai VarietasUmur 30 dan 45 HST .......................................................................... 25
3. Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas .............. 26
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPTAtonik Umur 30 HST (cm) ................................................................. 38
2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Tomat pada berbagai Varietas danZPT Atonik Umur 30 HST .................................................................. 38
3. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPTAtonik Umur 45 HST(cm) ................................................................. 39
4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas danZPT Atonik Umur 45 HST .................................................................. 39
5. Rata-rata Diamater Pangkal Batang Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik Umur 30 HST(mm) .................................... 40
6. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat padaBerbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 30 HST.............................. 40
7. Rata-rata Diamater Pangkal Batang Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik Umur 45 HST Varietas (mm) .................... 41
8. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat padaBerbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 45 HST.............................. 41
9. Rata-rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietasdan ZPT Atonik (buah) ....................................................................... 42
10. Analisis RagamJumlah Buah Per Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik ..................................................................... 42
11. Rata-rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietasdan ZPT Atonik Varietas (g) ............................................................... 43
12. Analisis Ragam Berat Buah Per Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik ..................................................................... 43
13. Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas danZPT Atonik (ton) ................................................................................. 44
14. Analisis Ragam Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik ..................................................................... 44
15. Deskripsi Varietas .............................................................................. 45
16. Bagan Percobaan ................................................................................. 48
17. Foto – foto Kegiatan Penelitian .......................................................... 49
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan jenis sayuran buah yang
banyak dijumpai di masyarakat dan umumnya dimanfaatkan untuk mencukupi
kebutuhan pangan dan gizi sehari-hari, baik berupa tomat segar maupun yang
sudah dalam bentuk olahan seperti saus tomat. Menurut sejarahnya tanaman
tomat diduga berasal dari Benua Amerika, terutama kawasan Amerika Selatan dan
menyebar di beberapa negara di Eropa, Afrika, dan Asia. Beberapa literatur
menyebutkan bahwa sumberdaya tanaman tomat ditemukan di sekitar pegunungan
Andes dan Brazilia. Tanaman tomat ini diduga masuk ke Indonesia pada tahun
1811 (Purwati, 2007).
Tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai
ekonomi tinggi, salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dan masih
memerlukan penanganan yang serius, terutama dalam hal peningkatan hasil dan
kualitas buahnya. Produksi tanaman tomat dengan menggunakan varietas lokal
berkisar 5 - 9 ton ha-1 sedangkan produksi tanaman tomat dengan menggunakan
varietas ungggul dapat mencapai 40 ton ha-1 (Rukmana, 1994).
Indonesia dari tahun ke tahun berusaha meningkatkan produksi tomat
dengan cara perluasan wilayah budidaya tanaman tomat namun hingga tahun 2004
Indonesia masih mengimpor tomat 8.192.280 kg baik dalam bentuk buah segar
maupun dalam bentuk buah olahan yang berasal dari berbagai negara (BPS, 2004
dalam Redaksi Agromedia, 2007). Rendahnya produksi tomat di Indonesia
kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis yang
2
kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efesien (Kartapradja
dan Djuariah, 1992).
Buah tomat yang masak banyak juga digemari orang, karena rasa segar,
enak, dan sedikit masam. Daging buahnya banyak mengandung air, menyimpan
biji-biji yang banyak jumlahnya, mengandung vitamin A dan C, serta vitamin B
(Anonymous, 2009). Selain mempunyai rasa yang lezat ternyata tomat juga
memiliki komposisi zat yang cukup lengkap dan baik antara lain ; protein 1 gr,
karbohidrat 4,2 gr, lemak 0,3 gr, kalsium (Ca) 5 mg, fosfor (P) 27 mg, zat besi (Fe)
0,5 mg, dan vitamin A (karotena) 1,500 SI (Anonymous, 2006).
Komposisi zat gizi di dalam tomat juga dapat bermanfaat untuk mengobati
berbagai penyakit diantaranya dapat membersihkan darah dan lever, mencegah
usus buntu, mengobati gusi berdarah, sembelit, demam kuning, menyembuhkan
influenza, diabetes mellitus, kulit bengkak akibat keracunan, bisul di mulut dan
bisul di perut, wasir, radang prostat, lemah syahwat dan meningkatkan kesuburan.
Buah tomat selain bermanfaat sebagai bahan pangan dan pengobatan juga
bermanfaat untuk merawat kecantikan wajah dan kulit (Suraniningsih, 2009).
Menyadari banyaknya manfaat buah tomat bagi kesehatan manusia dan
ekspor dari tahun ke tahun, serta kebutuhan yang meningkat, maka perlu
dilakukan usaha-usaha kearah peningkatan produksi dengan tindakan agronomis
baik dengan intensifikasi maupun ekstensifikasi. Untuk peningkatan produksi
dengan intensifikasi yang dapat diterapkan adalah dengan memilih benih varietas
unggul dan penggunaan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
Upaya peningkatan produksi tomat dan pendapatan petani yaitu dengan
menggunakan varietas-varietas unggul dan pemupukan yang seimbang.
3
Penggunaan varietas unggul sangat berperan dalam peningkatan produksi
tanaman tomat karena varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi
budidaya yang secara nyata dapat meningkatkan produksi, ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dengan penggunaan varietas unggul diantaranya dapat
berproduksi tinggi, berumur pendek, tidak mudah rebah dan tidak mudah rontok
serta bermutu baik. Faktor yang dapat menurunkan produksi tomat paling tinggi
adalah temperatur tinggi dan penyakit fusarium. Serangan ini mengurangi
produksi tomat hingga 30 % bahkan pada musim penghujan dapat mencapai 60 %
(Nurita et al., 2004)
ZPT tanaman sering disebut zat tumbuh atau hormon (Plant growth
regulator). Di Indonesia ZPT sudah mulai lazim digunakan, bagi para penakar
bibit tanaman hias maupun tanaman buah, hormon atau zat perangsang tumbuh
bukanlah barang asing.
Konsentrasi ZPT yang diberikan tergantung jenis ZPT dan jenis tanaman
tertentu, apabila konsentrasi yang diberikan terlalu tinggi dapat menghambat
pertumbuhan dan kurang ekonomis. Sebaliknya apabila terlalu rendah maka
tanaman tidak dapat mendapat hormon yang cukup sehingga mengakibatkan
pertumbuhan tanaman kurang sempurna (Suhadi, 1980).
Arah dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh
pemilihan ZPT tertentu (Wattimena, 1991). Salah satu ZPT yang sering
digunakan adalah Atonik. Bahan aktif yang terkandung didalam Atonik adalah
natrium orto-nitrofel 2 g l-1 (C6H4N03Na), natrium para-nitrofel 3 g l-1
(CP6H4N03Na), natrium dinitrofenol 0,5 g l-1 (C6H3N203Na) dan natrium
nitroguaiakol 1 g l-1 (C7H4N03Na) (Syabrina, 1987 dalam Jaenuri, 1991). Unsur
4
natrium berfungsi dalam metabolisme tanaman. Peranan natrium antara lain dapat
mengantikan atau sebagian bekerjasama dengan kalium, mengatur mekanisme
penutupan dan pembukaan stomata, dan mengatur keseimbangan air
(Leiwakabessy, 1988). Selanjutnya dinyatakan bahwa unsur natrium dapat
menggantikan peranan kalium terutama pada tanah-tanah yang kekurangan kalium.
Atonik berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman,
mengaktifkan penyerapan unsur hara, meningkatkan keluarnya kuncup,
pembuahan serta memperbaiki kualitas hasil panen.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui varietas dan konsentrasi ZPT Atonik yang tepat untuk mendapatkan
pertumbuhan dan produksi yang optimal.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas tanaman
tomat dan konsentrasi ZPT Atonik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
tomat serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
1.3. Hipotesis
1. Varietas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
2. Konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman tomat.
3. Terdapat interaksi antara varietas dan konsentrasi ZPT Atonik terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistematika Tanaman Tomat
Menurut Suraniningsih (2009), tanaman tomat termasuk tanaman
semusim atau berumur pendek dan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum lycopersicum
2.2. Morfologi Tanaman Tomat
1. Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus ke dalam
tanah dan akar-akar cabang yang tumbuh menyebar kesemua arah pada
kedalaman 60 - 70 cm (Rukmana, 1999). Akar tanaman tomat berbentuk serabut
yang menyebar ke segala arah (Wiryanta, 2002).
2. Batang
Tinggi tanaman tomat dapat mencapai 2 - 3 meter, batang tanaman tomat
berbentuk silinder diselimuti bulu-bulu halus di permukaannya dan memiliki
banyak cabang dengan bunga yang muncul pada ruas-ruasnya (Anonymous, 2006).
6
3. Daun
Daun tomat berbentuk oval, bergerigi, dan mempuyai celah yang menyirip,
daunnya merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5 - 7 helai
berukuran sekitar 15 - 30 cm x 10 - 25 cm. Tangkai daun majemuk mempunyai
panjang 3 - 6 cm umumnya di antara pasangan daun yang besar terdapat 1 - 2
daun kecil dan daun majemuk tersusun spiral mengelilingi batangnya
(Anonymous, 2006).
4. Bunga
Bunga tomat berwarna kuning berbentuk bintang. Bunga tanaman tomat
terdiri atas kelopak bunga, mahkota, benang sari sebagai alat kelamin jantan, dan
putik sebagai alat kelamin betina. Kelopak bunga terdiri atas 5 atau 7 helai daun
mahkota berwarna kuning (Suraniningsih, 2009).
Bunga tomat dapat melakukan penyerbuka sendiri karena tipe bunganya
berumah satu dan tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang
(Wiryanta, 2002).
5. Buah
Buah tomat yang masih muda biasanya terasa getir dan berbau tidak enak
karena mengandung lycopersicin yang berupa lendir dan dikeluarkan oleh 2 - 9
kantung lendir. Ketika buahnya semakin matang, lycopercicin lambat laun hilang
sendiri sehingga rasanya pun jadi enak, asam-asam manis. Seiring dengan
pematangan, warna buah yang tadinya hijau sedikit demi sedikit berubah menjadi
kuning, dan ketika buahnya telah matang benar warnanya menjadi merah.
Ukuran buahnya cukup bervariasi, dari yang berdiameter 2 - 15 cm,
tergantung dari varietasnya (Anonymous, 2006). Buah yang masih terdapat
7
tangkai bunga berfungsi sebagai tangkai buah serta kelopak bunga yang beralih
fungsi menjadi kelopak bunga (Pitojo, 2005).
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
1. Iklim
Tanaman tomat memiliki daya penyesuaian (adaptasi cukup luas terhadap
lingkungan tumbuhnya). Tanaman tomat membutuhkan penyinaran penuh
sepanjang hari untuk produksi yang menguntungkan minimal 8 jam perhari tetapi
matahari yang terik tidak disukainya (Rukmana, 1994).
Suhu yang terbaik bagi pertumbuhan tomat adalah 23 0 C pada siang hari
dan 17 0 C pada malam hari, selisih adalah 6 0 C. Suhu tinggi yang diikuti
kelembaban relatif tinggi dapat menyebabkan penyakit daun berkembang,
sedangkan kelembaban yang relatif rendah dapat mengganggu pembentukan buah.
Suhu yang terlalu tinggi diwaktu malam menyebabkan tanaman tomat tidak dapat
membentuk bunga sama sekali, sedangkan suhu di bawah 10 0 C tepung sari
menjadi lemah tumbuhnya dan banyak tepung sari yang mati, akibatnya hanya
sedikit saja yang dapat terjadi pembuahan (Tugiyono, 1999).
2. Tanah
Tanaman tomat tidak menyukai tanah yang tergenang air atau becek.
Tanah yang demikian menyebabkan akar tanaman mudah busuk dan tidak mampu
mengambil zat-zat hara dari dalam tanah karena sirkulasi udara dalam tanah di
sekitar akar tanaman tomat kurang baik, akibatnya tanaman tomat mati (Tugiyono,
2005).
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada tanah lempung berpasir
yang gembur, kaya humus, subur, draenasenya baik, dan tidak tergenang
8
(Suraniningsih, 2009). Sifat tanah yang cocok untuk tanaman tomat adalah tanah
dengan pH 5,5 - 6,5 (Anonymous, 2006).
2.4. Varietas
Varietas tanaman tomat memiliki berbagai keunggulan seperti memiliki
daya adaptasi yang tinggi sehingga mampu hidup di dataran rendah, dataran
menengah, hingga dataran tinggi. Varietas tertentu memiliki ketahanan terhadap
hama dan penyakit tertentu, bahkan dengan kemajuan bioteknologi pada masa
sekarang telah dihasilkan buah tanpa biji. Menurut Suraniningsih (2009), untuk
menunjang keberhasilan budidaya tomat dikembangkan barbagai varietas unggul
yang memiliki sifat-sifat antara lain produktifitas tinggi, tahan terhadap hama dan
penyakit serta daya tahan adaptasi tinggi.
Varietas adalah suatu kelompok individu yang memiliki ciri-ciri
morfologis atas tumbuh-tumbuhan yang tidak terlalu banyak berbeda satu dengan
yang lain. Semua individu sangat menyerupai satu dengan lain dan sifatnya turun
temurun (Anonymous, 1991). Varietas yang sesuai dengan keadaan iklim dan
lingkungan diharapkan dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang
baik pula (Rukmana, 1994).
2.5. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
ZPT yaitu suatu substansi (bahan) organik (selain vitamin dan unsur mikro)
yang ada dalam jumlah sedikit dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya
mengubah proses fisiologis (Franklin et al., 1991).
Zat tumbuh mencangkup hormon tumbuhan (alami) dan senyawa-
senyawa buatan yang dapat mengubah tumbuhan dan perkembangan tumbuhan
9
(Suwasono, 1986). Menurut Lingga (1999) ZPT dapat memperbaiki sistem
perakaran, mempercepat keluarnya akar bagi tanaman muda (bibit), memperkaya
pertumbuhan vegetatif dan anakan, mencegah gugur daun, bunga dan anakan serta
mempercepat pematangan buah dengan warna yang seragam dan hasil tinggi.
Adapun pembagian ZPT pada saat ini menurut penggunaanya sebagai
berikut :
2.5.1. Auksin
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang banyak
mempengaruhi proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi
sel serta sintesa protein (Darnell et al., 1986). Lebih lanjut Gardner et al. (1991)
menjelaskan Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif yaitu
tunas, daun muda dan buah. Kemudian auksin menyebar luas dalam seluruh
tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik
tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floem) atau jaringan parenkhim.
Fungsi auksin pada tanaman adalah mematahkan dormansi biji,
merangsang proses perkecambahan biji, membantu menaikkan kuantitas hasil
panen, memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar lebih baik,
merangsang dan mempertinggi presentase timbulnya bunga dan buah, mendorong
tanaman pada kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan
sehingga dapat menghasilkan buah tanpa biji, serta mengurangi gugurnya buah
sebelum (Anonymous, 2011)
2.5.2. Giberelin
Giberelin mampu mempercepat pembungaan tanaman melalui pengaktifan
gen meristem bunga dengan menghasilkan protein yang akan menginduksi
10
ekspresi gen-gen pembentuk organ bunga (seperti korolla, kalix, stamen,dan
pistillum) (Arika et al., 2009).
Fungsi Giberelin pada tanaman adalah mematahkan dormansi atau
hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak
kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel, meningkatkan
pembungaan, memacu proses perkecambahan biji, mendorong terjadinya sintesis
enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan
merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang
akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula
yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi
pertumbuhan atau perkecambahan biji sehingga biji berkecambah, berperan pada
pemanjangan sel, serta berperan pada pembentukan buah tanpa adanya fertilisasi
atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi (Anonymous, 2011).
2.5.3. Sitokinin
Sitokinin berfungsi untuk meregulasi pembelahan sel, memacu
morfogenesis, perkembangan kloroplas, menginduksi embriogenesis, dan
organogenesis (Salisbury, 1995).
Fungsi sitokinin pada tanaman adalah memegang peranan penting dalam
proses pembelahan dan pembesaran sel sehingga akan memacu kecepatan
pertumbuhan tanaman, mematahkan dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji-
bijian tanaman, pembentukkan tunas-tunas baru, penundaan penuaan atau
kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet, menaikkan tingkat mobilitas
unsur-unsur dalam tanaman serta meningkatkan pembentukkan protein
(Anonymous, 2011).
11
2.5.4. Ethilene generator
Golongan ini merupakan generasi ethylene yang digunakan untuk
merangsang perkecambahan dan pertunasan pada tanaman tertentu, pengguguran
daun, bunga dan buah, pengatur tumbuh, pemasakan buah Anonymous, (2012).
2.5.5. Etilen
Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen.
Etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih
cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu
etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering digunakan para
pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. Selain memacu pematangan,
etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong
gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain itu,
etilen dapat menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi
akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah (Anonymous, 2012).
2.5.6. Asam absisat (ABA)
Musim dingin atau masa kering merupakan waktu dimana tanaman
beradaptasi menjadi dorman (penundaan pertumbuhan). Pada saat itu, ABA yang
dihasilkan oleh kuncup menghambat pembelahan sel pada jaringan meristem
apikal dan pada kambium pembuluh sehingga menunda pertumbuhan primer
maupun sekunder. ABA juga memberi sinyal pada kuncup untuk membentuk
sisik yang akan melindungi kuncup dari kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan (Anonymous, 2012).
12
Di Indonesia ZPT tanaman sering digunakan bagi para penakar bibit
tanaman hias maupun buah. Hormon atau zat perangsang tumbuh bukanlah
barang asing. Bila saat membuat stek dan cangkok, dibubuhi atau diolesi sedikit
dengan bahan tersebut, akar akan tumbuh dengan subur dalam waktu yang relatif
singkat (Wudianto, R, 1988).
Salah satu ZPT yang sering gunakan adalah atonik. Atonik merupakan
salah satu ZPT berbentuk cair yang tugas utamannya merangsang pertumbuhan
akar tanaman supaya lebih banyak, mengaktifkan penyerapan unsur hara,
meningkatkan keluarnya kuncup, pembuahan serta memperbaiki kualitas hasil
panen dan sebagainya (Lingga, 1994).
Atonik tidak beracun, dan bisa dicampur dengan pestisida dan pupuk daun,
bisa diberikan kepada hampir semua tanaman, baik sayuran, palawija, hortikultura
dan tanaman perkebunan. Konsentrasi tergantung pada jenis tanamannya (Lingga,
1994). Atonik termasuk ke dalam golongan Auksin.
2.6. Mekanisme Penyerapan ZPT oleh Tanaman
Menurut Heddy (1996), menyebutkan bahwa ZPT Atonik bekerja secara
biokimia, langsung meresap ke daun, akar, dan kuncup bunga, dan mempengaruhi
proses aliran plasma, dan memberikan kekuatan vital untuk mempergiat
pertumbuhan. Tanaman secara alamiah sudah mengandung hormon pertumbuhan
seperti Auksin, giberelin dan Sitokin yang diistilahkan dengan hormon endogen.
Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada jaringan meristem yaitu
jaringan yang aktif tumbuh seperti ujung-ujung tunas atau tajuk dan akar tanaman,
namun karena pola budidaya yang intensif yang disertai pengelolaan tanah yang
kurang tepat maka kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah atau
13
kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman (Anonymous,
2009).
Pemberian ZPT yang diperlukan tanaman melalui tanah kadang-kadang
kurang efektif karena beberapa zat yang terkandung di dalam ZPT telah larut
terlebih dahulu atau mengalami fiksasi dari dalam tanah sehingga tidak dapat
diserap oleh tanaman. Mekanisme penyerapan ZPT pemberian melalui akar
kurang efektif, sedangkan dipandang efektif dan efisien adalah dengan
penyemprotan melalui daun (Sarief, 1986). Selanjutnya Harjadi (1986)
mengatakan bahwa pemberian ZPT melalui daun dapat memberi tanggap atau
respon tanaman lebih cepat.
Mekanisme pengambilan zat melalui daun terjadi karena adanya difusi dan
osmosis melalui lubang stomata, sehinggga mekanismenya berhubungan dengan
membuka dan menutupnya stomata. Membukanya stomata merupakan proses
mekanisme yang diatur oleh tekanan turgor melalui sel-sel penutup sedangkan
tekanan turgor sendiri berbanding langsung dengan kandungan karbondioksida
dari ruang di bawah stomata. Meningkatnya tekanan turgor akan membuka
lubang stomata, pada saat itu zat yang terkandung dalam ZPT akan berdifusi ke
dalam stomata bersamaan dengan air (Setyamidjaja, 1986).
14
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, dari tanggal 1
Desember 2012 sampai dengan 16 Maret 2013.
3.2. Bahan dan Alat
3.2.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas
Tantyna F1, Tymoti F1, Lentana F1 dan ZPT Atonik. Tanah lempung berpasir,
babybag, dan polibag dengan ukuran 40 cm x 50 cm atau ukuran 15 kg tanah yang
dibeli dari depot pertanian. Insektisida dan fungisida yang digunakan dalam
penelitan ini adalah Curacron dan Dithene M-45. Pupuk dasar yang digunakan
yaitu pupuk kandang (kotoran sapi), Urea, SP-36, dan KCl.
3.2.2. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, timbangan
20 kg, timbangan analitik, jangka sorong, hand spayer, pet (suntik 3 ml), parang,
cangkul, gunting pemangkas, pisau, pancak sampel, plastik transparan, paranet
hitam, tali, ajir dan alat tulis lainnya yang mendukung penelitian ini.
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dangan 3 ulangan. Faktor
yang diteliti meliputi varietas dan konsentrasi ZPT Atonik.
15
Faktor varietas terdiri atas 3 taraf, yaitu :
V1 = Tantyna F1
V2 = Tymoti F1
V3 = Lentana F1
Faktor konsentrasi ZPT Atonik (A) terdiri atas 4 taraf yaitu :
A0 = 0 cc l air-1
A1 = 0,5 cc l air-1
A2 = 1,5 cc l air-1
A3 = 2,5 cc l air-1
Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan
maka terdapat 36 unit satuan perlakuan, sehingga jumlah tanaman keseluruhan
108 tanaman. Susunan kombinasi perlakuan antara varietas dan konsentrasi ZPT
Atonik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Varietas dan Konsentrasi ZPTAtonik
No. Kombinasi Perlakuan VarietasKonsentrasi ZPTAtonik (cc l air-1)
1 V1 A0 Tantyna F1 02 V1 A1 Tantyna F1 0,53 V1 A2 Tantyna F1 1,54 V1A3 Tantyna F1 2,55 V2A0 Tymoti F1 06 V2 A1 Tymoti F1 0,57 V2 A2 Tymoti F1 1,58 V2 A3 Tymoti F1 2,59 V3A0 Lentana F1 010 V3A1 Lentana F1 0,511 V3A2 Lentana F1 1,512 V3 A3 Lentana F1 2,5
16
Model matematis rancangan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + βi + Vj + Ak + (VA)jk + εijk
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor varietas taraf ke-j, faktor
konsentrasi ZPT Atonik taraf ke-k dan ulangan ke-i.
µ = Nilai tengah umum
βi = Pengaruh ulangan ke-i ( i = 1, 2 dan 3)
Vj = Pengaruh varietas tanaman tomat ke-j ( j = 1, 2 dan 3).
Ak = Pengaruh konsentrasi ZPT Atonik ke-j ( j = 1, 2, 3 dan 4)
(VA)jk = Interaksi varietas dan konsentrasi ZPT Atonik pada taraf varietas
ke-j, taraf konsentrasi ZPT Atonik ke-k
εijk = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor varietas taraf ke-j,
faktor konsentrasi ZPT Atonik taraf ke-k.
Apabila uji analisis ragam menunjukkan pengaruh yang nyata maka
dilanjutkan dengan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 % dengan
persamaan sebagai berikut :
BNJ0,05 = q0.05 (p;dbg) x
Keterangan :
BNJ0,05 = Beda nyata jujur pada taraf 5 %
q0.05 = Nilai baku q pada taraf 5 %; (jumlah perlakuan p dan derajat
bebas galat)
KT g = Kuadrat tengah galat
r = Jumlah ulangan.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Penyemaian Benih
Benih yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu direndam
dalam air hangat selama 15 menit hal ini bertujuan untuk memecahkan dormansi
17
benih. Kemudian benih dicuci dengan menggunakan air bersih dan ditiriskan
serta dibungkus benih dengan menggunakan kertas merang kemudian diperam
atau disimpan di tempat yang lembab selama 24 jam di dalam dandang yang
diberi air.
Sebelum benih ditanam di media persemain yang telah dipersiapkan di
dalam babybag terlebih dahulu media semai disiram hingga media cukup lembab.
Benih yang telah disiapkan ditanam satu per satu di tengah dengan kedalaman
0,5 - 1 cm, kemudian ditutupi bekas lubang benih dengan tanah gembur. Media
semai terdiri dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 yaitu dua
bagian tanah dan satu bagian pupuk kandang.
Benih dirawat dengan menyiram sebanyak 2 kali dalam satu hari yaitu
pada pagi hari dan sore hari karena tempat persemaian diberi atap paranet hitam
dan plastik transparan untuk menghidari hujan dan sinar matahari langsung pada
media persemaian. Tiga hari sebelum ditanam atap paranet hitam dan plastik
transparan dibuka agar bibit yang akan ditanam dapat beradaptasi dengan
lingkungan bebas.
3.4.2. Persiapan Media Tanam
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah yang sudah
dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki antara lain batuan, kayu dan
sampah, kemudian dimasukkan ke dalam polibag dengan jumlah polibag yang
dipersiapkan 108 buah. Polibag masing-masing diisi tanah sebanyak 15 kg serta
disusun sesuai dengan bagan percobaan seperti terdapat pada Lampiran 16.
18
3.4.3. Pemupukan
Pupuk dasar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri pupuk kandang
dan pupuk kimia.
a. Pupuk Kandang
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran sapi) dengan dosis
30 ton ha-1 atau setara dengan 225 gram per polibag. Pupuk kandang selanjutnya
dicampur rata dengan tanah, pencampuran ini dilakukan sampai kedalaman
polibeg + 10 cm, lalu media ini diinkubasi selama tiga hari sebelum bibit ditanam.
b. Pupuk Kimia
1. Pupuk Urea
Unsur hara Nitrogen sebanyak 224 kg ha-1 yang diambil dari pupuk urea
atau setara dengan dosis 3,73 gram per polibag.
2. Pupuk KCl
Unsur hara K20 sebanyak 380 kg ha-1 yang diambil dari pupuk KCl atau
setara dengan dosis 4,75 gram per polibag.
3. Pupuk SP-36
Unsur hara P2O5 sebanyak 67 kg ha-1 yang diambil dari pupuk SP-36 atau
setara dengan dosis 1,40 gram per polibag. Semua pupuk kimia ini
dicampur dengan rata di atas permukaan media tanam satu hari sebelum
tanam.
3.4.4. Penanaman
Pemindahan bibit ke media tanam dilakukan pada saat bibit berumur 21
setelah semai atau berdaun lebih dari 5 (lima) helai, bibit diangkat dari tempat
persemaian satu persatu untuk dipindahkan ke polibag yang telah disediakan.
19
Polibag disusun pada lahan yang telah dibersihkan dengan jarak tanam 80 cm x 70
cm yang diukur pada diameter polibag dan jarak antara blok 100 cm. Setelah bibit
ditanam lalu disiram hingga cukup basah untuk menghindari kelayuan.
3.4.5. Aplikasi ZPT atonik
ZPT Atonik diaplikasikan pada saat tanaman umur 15 Hari Setelah Tanam
(HST) dengan interval pemberian 5 hari sekali sampai tanaman umur 55 HST.
Atonik dicampur dengan air bersih ke dalam hand spayer sesuai dengan perlakuan
dan disemprotkan di bawah permukaan daun pada pagi hari mulai pukul 07:00
WIB sampai dengan pukul 10:00 WIB.
Untuk menjaga kehomogenan ZPT Atonik akibat terkontaminasi antara
perlakuan oleh tekanan hand spayer atau terbawa angin pada saat penyemprotan
maka digunakan plastik transparan untuk menghalanginya.
3.4.6. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari apabila pada
musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman atau disesuaikan dengan cuaca.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 5 HST dengan bibit
yang sama untuk mengantikan tanaman yang telah mati atau layu.
c. Pengajiran
Agar tanaman tomat tidak rebah dilakukan pengajiran dengan
menggunakan bambu yang dipasang pada saat tanaman umur 10 HST di samping
polibag. Saat tanaman sudah mulai besar dan berkembang maka setiap ketinggian
20
tanaman tomat sekitar 15 cm serta cabang yang sudah besar dan berkembang
diikat.
d. Pemangkasan
Pemangkasan atau perempelan dilakukan terhadap tunas-tunas muda,
bunga pertama, daun-daun tua dan daun yang telah layu pada batang bawah
tanaman untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Tujuan pemangkasan atau
perempelan ini untuk menghentikan pertumbuhan tanaman tomat guna
mempercepat pembungaan dan pematangan buah.
e. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh
di sekitar tanaman baik yang di dalam polibag maupun di luar polibag untuk
menghidari persaingan unsur hara dan penyinaran matahari dengan tanaman tomat.
f. Pengendalian hama dan penyakit
Insektisida Curacron disemprotkan pada tanaman dengan konsentrasi 2
cc l air-1 untuk mematikan dan mengendalikan hama (ulat) daun dan buah.
Sedangkan fungisida Dithene M-45 diberikan di dalam polibag yang sudah
dicampur dengan air bersih dengan dosis 1,5 g l air-1 untuk mengendalikan
penyakit layu fusarium dan penyakit lainnya yang menyerang tanaman tomat.
g. Pemanenan
Pemanenan dilakukan ketika buah telah masak (warna kekuningan atau
kemerahan). Pemanenannya dilakukan pada umur 55 HST dengan interval panen
5 (lima) hari sekali sampai umur 70 HST.
21
3.5. Pengamatan
Parameter yang diamati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
tomat adalah sebagai berikut :
1. Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman diamati umur 30 dan 45 HST, diamati dari
pangkal batang sampai titik tumbuh atau pucuk tanaman menggunakan
meteran dalam satuan cm.
2. Diameter Pangkal Batang Tanaman (mm)
Pengukuran pangkal batang tanaman diamati umur 30 dan 45 HST
menggunakan jangka sorong dalam satuan mm.
3. Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
Perhitungan jumlah buah per tanaman dilakukan pada setiap kali panen
sampai buah tanaman tomat habis.
4. Berat Buah Per Tanaman (g)
Penimbangan berat buah per tanaman dilakukan pada setiap kali panen
sampai buah tanaman tomat habis dalam satuan gram.
5. Produksi Per Hektar (ton)
Produksi per hektar tanaman tomat dihitung dengan menimbang total
produksi per tanaman kemudian jumlah tersebut dikonversikan dengan
jumlah populasi tanaman tomat per hektar dalam satuan ton.
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Varietas
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 14)
menunjukkan bahwa varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman
umur 30 dan 45 HST serta jumlah buah per tanaman. Berpengaruh nyata terhadap
diameter pangkal batang umur 45 HST namun berpengaruh tidak nyata umur 30
HST, rata - rata berat buah per tanaman dan produksi per hektar tanaman tomat.
4.1.1. Tinggi tanaman (cm)
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 dan 4) menunjukkan bahwa
varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 45 HST.
Rata - rata tinggi tanaman tomat pada berbagai varietas umur 30 dan 45 HST
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata - rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas Umur 30dan 45 HST
VarietasTinggi tanaman (cm)
30 HST 45 HST
Tantyna F1 (V1) 96,97 b 113,60 b
Tymoti F1 (V2) 92,06 a 100,14 a
Lentana F1 (V3) 91,50 a 99,94 a
BNJ 0,05 4,25 6,52Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf peluang 5% ( BNJ 0,05)
Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman tomat tertinggi umur 30 dan 45 HST
dijumpai pada varietas Tantyna F1 (V1) yang berbeda nyata dengan varietas
Tymoti F1 (V2) dan Lentana F1 (V3). Perbedaan tinggi tanaman tomat dari suatu
23
varietas disebabkan karena memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan, selain itu
perbedaan pertumbuhan suatu varietas merupakan keunggulan masing-masing
varietas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Simatupang (1997) yang menyatakan
bahwa perbedaan pertumbuhan suatu varietas dipengaruhi oleh kemampuan suatu
varietas beradaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuhnya. Astanto Kasno
(1995) menambahkan bahwa varietas adalah sekelompok tanaman yang
mempunyai sifat-sifat yang khusus antara lain keunggulan agronomi, ketahanan
terhadap hama dan penyakit serta lingkungan tumbuh tanaman.
Adapun hubungan antara tinggi tanaman tomat pada berbagai varietas
umur 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas Umur 30 dan 45 HST
4.1.2. Diameter pangkal batang (mm)
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 6 dan 8) menunjukkan bahwa
varietas berpengaruh nyata terhadap diameter pangkal batang tanaman umur 45
HST namun berpengaruh tidak nyata umur 30 HST. Rata - rata diameter pangkal
batang tanaman tomat pada berbagai varietas umur 30 dan 45 HST disajikan pada
Tabel 3.
24
Tabel 3. Rata - rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas Umur 30 dan 45 HST
VarietasDiameter pangkal batang (mm)
30 HST 45 HST
Tantyna F1 (V1) 10,53 11,02 a
Tymoti F1 (V2) 11,01 11,55 b
Lentana F1 (V3) 10,60 10,89 a
BNJ 0,05 - 0,56Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf peluang 5% ( BNJ 0,05)
Tabel 3 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang tanaman tomat
terbesar umur 45 HST dijumpai pada varietas Tymoti F1 (V2) yang berbeda nyata
dengan varietas Tantyna F1 (V1) dan Lentana F1 (V3) serta umur 30 HST terbesar
dijumpai pada varietas Tymoti F1 (V2) meskipun secara statistik menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata dengan Tantyna F1 (V1) dan Lentana F1 (V3).
Perbedaan diameter pangkal batang tanaman dari suatu varietas ini disebabkan
oleh respon tanaman pada kondisi tempat tumbuhnya berbeda-beda. Hal ini
sejalan dengan pendapat Harjadi (1996) menyatakan bahwa setiap varietas
tanaman selalu terdapat perbedaan respon pada kondisi lingkungan tempat
tumbuhnya sehingga tingkat pertumbuhan tanaman berbeda pula. Muchidin
(1991) menambahkan pola genotip dapat menentukan potensi tumbuh pada
lingkungan yang menguntungkan bagi tanaman.
Adapun hubungan antara diameter pangkal batang tanaman tomat pada
berbagai varietas umur 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 2.
25
Gambar 2. Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada Berbagai VarietasUmur 30 dan 45 HST
4.1.3. Jumlah buah per tanaman (buah)
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa
varietas berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah bauh per tanaman. Rata - rata
jumlah buah per tanaman tomat pada berbagai varietas disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata - rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas
Varietas Jumlah buah per tanaman (buah)
Tantyna F1 (V1) 22,03 a
Tymoti F1 (V2) 25,64 b
Lentana F1 (V3) 19,56 a
BNJ 0,05 2,68Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf peluang 5% ( BNJ 0,05)
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah buah per tanaman tomat terbanyak
dijumpai pada varietas Tymoti F1 (V2) yang berbeda nyata dengan varietas
Tantyna F1 (V1) dan Lentana F1 (V3). Hal ini diduga bahwa varietas Tymoti F1
mempunyai kemampuan beradapatasi terhadap lingkungan tumubunya sehingga
jumlah buah lebih banyak dari pada varietas lainnya. Hal ini sesuai dengan
26
pendapat Asmawi dan Dwiwarni (2000) bahwa beberapa sifat agronomi tanaman
dipengaruhi oleh lingkungan, terutama sifat fenotif tetapi ekspresi gen yang
membawa karekter tertentu tidak dapat dipengaruhi lingkungan. Darjanto dan
Satifah (1984) mengatakan bahwa banyaknya buah suatu varietas tanaman
ditentukan oleh jumlah buah yang dihasilkan tanaman meliputi persentase bunga
yang mengalami penyerbuka, persentase bunga yang mengalami pembuahan dan
buah muda yang dapat tumbuh terus hingga menjadi buah masak .
Adapun hubungan antara jumlah buah per tanaman tomat pada berbagai
varietas dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas
4.1.4. Berat buah per tanaman (g)
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 12) menunjukkan bahwa varietas
berpengaruh tidak nyata terhadap berat bauh per tanaman. Rata - rata berat buah
per tanaman tomat pada berbagai varietas disajikan pada Tabel 5.
27
Tabel 5. Rata - rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas
Varietas Berat buah per tanaman (g)
Tantyna F1 (V1) 1095,53
Tymoti F1 (V2) 944,69
Lentana F1 (V3) 956,19
Tabel 5 menunjukkan bahwa berat buah per tanaman tomat tertinggi
dijumpai pada varietas Tantyna F1 (V1) meskipun secara statistik menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata dengan varietas Tymoti F1 (V2) dan Lentana F1 (V3).
Perbedaan berat buah disebabkan varietas yang diteliti merupakan varietas hibrid
yang memiliki keunggulan masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat
Rukmana (1995) menyatakan bahwa varietas unggul (hibrid) memiliki
keunggulan yaitu berat bobot buah, tahan terhadap hama dan penyakit,
mempunyai hasil yang lebih tinggi dan adaptif pada berbagai lingkungan.
Gardner et al. (1991) menambahkan bahwa faktor internal merupakan faktor yang
dipengaruhi oleh sifat genetik atau sifat turunan seperti umur tanaman, morfologi
tanaman, daya hasil, kapasitas menyimpan cadangan makanan, ketahanan
terhadap hama dan penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan
seperti iklim, tanah dan faktor biotik.
4.1.5. Produksi per hektar (ton)
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa
varietas berpengaruh tidak nyata terhadap produksi per hektar. Rata - rata
produksi per hektar tanaman tomat pada berbagai varietas disajikan pada Tabel 6.
28
Tabel 6. Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas
Varietas Produksi per hektar (ton)Tantyna F1 (V1) 31,30Tymoti F1 (V2) 26,99Lentana F1 (V3) 27,32
Tabel 6 menunjukkan bahwa produksi per hektar tanaman tomat tertinggi
dijumpai pada varietas Tantyna F1 (V1) meskipun secara statistik menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata dengan varietas Tymoti F1 (V2) dan Lentana F1(V3).
Perbedaan produksi per hektar tanaman tomat dari ketiga varietas yang diteliti
mempunyai keunggulan masing-masing. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Wudianto, R (1998) menyatakan bahwa penggunaan varietas yang berbeda akan
menyebabkan pertumbuhan dan produksi juga berbeda. Sutihati (2003)
mengungkapkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh terhadap semua peubah
pertumbuhan dan hasil tanaman.
4.2. Pengaruh Konsentrasi ZPT Atonik
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 14)
menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh tidak nyata terhadap
tinggi tanaman dan diameter pangkal batang umur 30 dan 45 HST, jumlah buah
per tanaman, berat buah per tanaman dan produksi per hektar tanaman tomat.
4.2.1. Tinggi tanaman (cm)
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 dan 4) menunjukkan bahwa
konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi umur 30 dan 45
HST. Rata - rata tinggi tanaman tomat pada berbagai konsentrasi ZPT Atonik
umur 30 dan 45 HST disajikan pada Tabel 7.
29
Tabel 7. Rata - rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Konsentrasi ZPTAtonik Umur 30 dan 45 HST
Konsentrasi ZPT Atonik(cc l air-1)
Tinggi tanaman (cm)30 HST 45 HST
0 (A0) 91,67 100,440,5 (A1) 95,15 105,221,5 (A2) 92,56 104,912,5 (A3) 94,67 107,67
Tabel 7 menunjukkan bahwa tanaman tomat tertinggi umur 30 HST
dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik 0,5 cc l air-1 (A1) meskipun secara statistik
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan konsentrasi ZPT Atonik 0 cc l
air-1 (A0), 1,5 cc l air-1 (A2) dan 2,5 cc l air-1 (A3). Sedangkan umur 45 HST tinggi
tanaman tomat dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik 2,5 cc l air-1 (A3) meskipun
secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan konsentrasi ZPT
Atonik 0 cc l air-1 (A0), 0,5 cc l air -1 (A1) dan 1,5 cc l air-1 (A2). Perbedaan
tinggi tanaman tomat pada konsentrasi ZPT Atonik tersebut merupakan dalam
keadaan yang optimum dan respon terhadap tanaman sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Frenklin et al.
(1991) bahwa ZPT efektif pada konsentrasi tertentu. Kekurangan dan kelebihan
konsentrasi ZPT pada waktu tertentu menyebabkan pertumbuhan tanaman
menjadi tergganggu (Suhardi, 1993).
4.2.2. Diameter pangkal batang (mm)
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 6 dan 8) menunjukkan bahwa
konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal
batang tanaman umur 30 dan 45 HST. Rata - rata diameter pangkal batang
tanaman tomat pada berbagai konsentrasi ZPT Atonik umur 30 dan 45 HST
disajikan pada Tabel 8.
30
Tabel 8. Rata - rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada BerbagaiKonsentrasi ZPT Atonik Umur 30 dan 45 HST
Konsentrasi ZPT Atonik(cc l air-1)
Diameter pangkal batang (mm)30 HST 45 HST
0 (A0) 10,68 11,190,5 (A1) 10,37 10,881,5 (A2) 10,86 11,182,5 (A3) 10,94 11,37
Tabel 8 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang tanaman tomat
umur 30 dan 45 HST dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik 2,5 cc l air-1 (A3)
meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan
konsentrasi ZPT Atonik 0 cc l air-1 (A0), 0,5 cc l air-1 (A1) dan 1,5 cc l air-1 (A2).
Hal ini disebabkan bahwa pada konsentrasi ZPT Atonik 2,5 cc l air-1 (A3) dapat
meningkatkan proses vegetatif tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Heddy
(1996) mengatakan bahwa pemberian ZPT pada konsentrasi optimum akan
merangsang aktivitas auksin dan pembelahann sel pada jaringan meristematik
sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman.
4.2.3. Jumlah buah per tanaman (buah)
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa
konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah per
tanaman. Rata - rata jumlah buah per tanaman tomat pada berbagai konsentrasi
ZPT Atonik disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Rata - rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada BerbagaiKonsentrasi ZPT Atonik
Konsentrasi ZPT Atonik (cc l air-1) Jumlah buah per tanaman (buah)0 (A0) 20,910,5 (A1) 22,111,5 (A2) 24,592,5 (A3) 22,02
31
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah buah per tanaman tomat terbanyak
dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik 1,5 cc l air-1 (A2) meskipun secara statistik
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan konsentrasi ZPT Atonik 0 cc l
air-1 (A0), 0,5 cc l air-1 (A1) dan 2,5 cc l air-1 (A3). Hal ini diduga pada konsentrasi
ZPT Atonik 1,5 cc l air-1 dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman lebih
banyak serta mengaktifkan penyerapan unsur hara. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Lingga (1999) ZPT dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman
lebih banyak serta mengaktifkan penyerapan unsur hara. Sejalan dengan Saptarini
et al. (2001) yang menyatakan bahwa atonik dapat merangsang pertumbuhan akar
tanaman terhadap unsur hara, meningkatkan daya serap daun, keluarnya bunga,
pembentukan buah dan meningkatkan jumlah dan bobot buah.
4.2.4. Berat buah per tanaman (g)
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 12) menunjukkan bahwa
konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah per tanaman.
Rata - rata berat buah per tanaman tomat pada berbagai konsentrasi ZPT Atonik
disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Rata - rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai KonsentrasiZPT Atonik
Konsentrasi ZPT Atonik (cc l air-1) Berat buah per tanaman (g)
0 (A0) 950,72
0,5 (A1) 951,93
1,5 (A2) 1136,54
2,5 (A3) 956,02
Tabel 10 menunjukkan bahwa berat buah per tanaman tomat tertinggi
dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik 1,5 cc l air-1 (A2), meskipun secara statistik
32
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan konsentrasi ZPT Atonik 0 cc l
air-1 (A0), 0,5 cc l air-1 (A1) dan 2,5 cc l air -1 (A3). Perbedaan berat buah per
tanaman disebabkan kerena pada konsentrasi 1,5 cc l air-1 efektif dengan baik.
Hal ini sejalan dengan pendapat Wudianto, R (1988) yang menyatakan bahwa
hormon hanya efektif dalam jumlah tertentu, konsentrasi yang tinggi dapat
merusak bagian luka, bentuk kerusakkannya berupa pembelahan sel dan kalus
yang berlebihan dan mencegah tumbuhnya akar dalam mengambil unsur hara di
dalam tanah sedangkan pada konsentrasi di bawah optimum menjadi tidak efektif.
4.2.5. Produksi per hektar (ton)
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa
konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh tidak nyata terhadap produksi per hektar.
Rata - rata produksi per hektar tanaman tomat pada berbagai konsentrasi ZPT
Atonik disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Rata - rata Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada BerbagaiKonsentrasi ZPT Atonik
Konsentrasi ZPT Atonik (cc l air-1) Produksi per hektar (ton)
0 (A0) 27,16
0,5 (A1) 27,20
1,5 (A2) 32,47
2,5 (A3) 27,31
Tabel 11 menunjukkan bahwa produksi per hektar tanaman tomat tertinggi
dijumpai pada konsentrasi ZPT Atonik 1,5 cc l air-1 (A2) meskipun secara statistik
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan konsentrasi ZPT Atonik 0 cc l
air-1 (A0), 0,5 cc l air-1 (A1) dan 2,5 cc l air-1 (A3). Hal ini disebabkan bahwa
konsentrasi ZPT Atonik tersebut berada pada waktu dan konsentrasi yang tepat.
33
Hal ini sesuai dengan penyataan Abidin (1986) bahwa pemberian ZPT Atonik
pada waktu dan konsentrasi yang tepat akan merangsang pertumbuhan akar
sehingga tanaman cepat tinggi, cepat besar serta lebih mengaktifkan penyerapan
unsur hara. Tanaman akan tumbuh dengan subur apabila semua unsur hara yang
dibutuhkan tanaman berada dalam jumlah yang cukup serta dalam bentuk yang
siap diabsorbsi (Dwidjosapoetro, 1985).
4.3. Interaksi
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 14)
menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang tidak nyata antara varietas dan
konsentrasi ZPT Atonik terhadap parameter yang diteliti pada pertumbuhan dan
produksi tanaman tomat. Hal ini disebabkan keadaan lingkungan tumbuh
tanaman yang kurang mendukung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
tomat diantaranya suhu sehingga penyerapan ZPT Atonik kurang efektif. Suhu
yang terlalu tinggi dapat mempercepat kehilangan air pada media tanam. Setijono
(1996) menyatakan kehilangan air pada media tanam yang berlangsung dengan
capat dapat berakibat stress bagi tanaman. Stress air merupakan kondisi yang
menggangu keseimbangan pertumbuhan tanaman, yaitu terjadinya kekurangan
atau kelebihan air di lingkungan tanaman. Stres air terjadi ketika tanaman tidak
mampu menyerap air untuk menggantikan kehilangan akibat transpirasi sehingga
terjadi kelayuan bahkan menggangu pertumbuhan tanaman (FAO, 2007). Lebih
lanjut dinyatakan bahwa minimnya persediaan air dalam media tanam akan
mempengaruhi proses transportasi hara bagi tanaman juga menurun.
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan
45 HST serta jumlah buah per tanaman. Berpengaruh nyata terhadap
diameter pangkal batang umur 45 HST namun umur 30 HST berpengaruh
tidak nyata serta berat buah per tanaman dan produksi per hektar tanaman
tomat. Pertumbuhan dan produksi tanaman tomat terbaik dijumpai pada
varietas Tantyna F1.
2. Konsentrasi ZPT Atonik berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
dan diameter pangkal batang umur 30 dan 45 HST, jumlah buah per
tanaman, berat buah per tanaman dan produksi per hektar tanaman tomat.
Pertumbuhan tanaman tomat terbaik dijumpai pada konsentrasi ZPT
Atonik 2,5 cc l air-1 sedangkan produksi tanaman tomat terbaik dijumpai
pada konsentrasi ZPT Atonik 1,5 cc l air-1.
3. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara varietas dan konsentrasi ZPT
Atonik terhadap semua parameter pertumbuhan dan produksi tanaman
tomat yang diamati.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan varietas dan
konsentrasi ZPT Atonik untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman tomat khususnya penanaman langsung pada lahan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 1986. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. PT.Angkasa, Bandung.
Anonymous. 2006. Tomat : Pembudidayaan Secara Komersial. Penebar Swadaya,Jakarta.
_______. 2009. Pedoman Bertanam Tomat. CV. Yrama Widya, Bandung.
_______. 2009. HORMONIK ( Hormon tumbuh / ZPT ) January 3, 2009:http://hijauqoe.wordpress.com/. 01/09/2013: 15:00.
_______. 2011. Hormon. http://mspurwanto.blogspot.com/2013/01/membuat-zat-pengatur-tumbuh-zpt-sendiri_15.html: 01/09/2013: 15:20
_______. 2012. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) ATONIK. http://dani-farm.blogspot.com/:01/09/2013: 15:20
_______. 2012. Peranan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dalam Pertumbuhan danperkembangan Tumbuhan. http://rajalia.blogspot.com/2012/12/peranan-zat-pengatur-tumbuh-zpt-dalam.html : 01/09/2013: 15:20
Arika KA, Hastuti ED, Setiari N. 2009. Pertumbuhan dan Pembungaan TanamanJarak Pagar Setelah Penyemprotan GA3 dengan Konsentrasi yangberbeda. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. 10 (1) : 18-29.
Asnawi, R. dan I. Dwiwarni. 2000. Pengaruh Mulsa terhadap Pertumbuhan danProduksi Cabai. (Camsiucum annum Linn). Jurnal Tanah Tropika Vol.V(I):5-8.
Astanto Kasno. 1995. Perkembangan Varietas Kacang Tanah. Monograt BalittanMalang No. 12 1993. Malang, 31 hal.
Darnell, J., Lodish, H., Baltimore, H. 1986. Molecular Cell Biology. New York,Scientific American Books, Inc.
Darjanto dan Sarifah, S. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan TeknikPenyerbuka Silang Buatan. PT. Gramedia. Jakarta. 156 hal.
Dwidjosapoetro, 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
FAO (Food and Agriculture Organization). 2007. Glosarry. Fao.org. Availablefrom http://www.fao.org/docrep/003/x3910E26.htm. Acessed 2007December 6.
36
Frenklin, P.O., P.R Brent, and L.M. Roger. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.Jakarta: Universitas Indonesi (terjemahan).
Jaenuri. 1991. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Atonik dan Pupuk Kaliumterhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.). JurusanBudidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gardner, F. P., R. B. Pearce, and R. L. Mitchell, 1991. Fisiologi TanamanBudidaya. Terjemahan oleh: Herawati Susilo. University of IndonesiaPress. Jakarta. 428 hal.
Harjadi, S.S. 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Heddy, S. 1996. Hormon Cet. III Raja Grapindo Persada, Jakarta. 133 hal.
Kartapradja, R. dan D. Djuariah, 1992. Pengaruh Tingkat Kematangan BuahTomat Terhadap Daya Kecambah, Pertumbuhan Dan Hasil Tomat.Bulletin Penelitian Hortikultura Vol XXIV/2
Lakitan, B. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada,Jakarta. 203 hal.
Leiwakabessy, F.M. 1988. Bahan Kuliah Kesuburan Tanah. Jurusan Ilmu Tanah,Faperta IPB. Bogor. 294 hal.
Lingga, P. 1994. Pentunjuk Penggunaan Pupuk . Penebar Swadaya, Jakarta.
_______ . 1999. Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Muchindin, M. 1991. Pengantar Agronomi. Erlangga, Jakarta. 437 hal.
Nurita, N. Fauziati, E. Maftu’ah dan R.S. Simatupang., 2004. Pengaruh OlahTanah Konservasi terhadap Hasil Varietas Tomat di Lahan Lebak.Badanlitbang Pertanian. Puslitbangtanak. Balittra. Banjarbaru.
Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius, Yogyakarta.
Purwati, 2007. Budidaya Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Redaksi Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Agromedia,Jakarta.
Rukmana. R. 1994. Tomat dan Cherry. Kanisius, Yogyakarta. 84 hal.
_______. 1995. Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta .
_______. 1999. Budidaya dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.
37
Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Diah RL, Sumarsono,Penerjemah. Bandung: ITB Press. Terjemahan dari: Plant Physilogy.
Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana,Bandung.
Setijono, S. 1996. Intisari Kesuburan Tanah. IKIP Malang. Malang.
Setyamidjaya, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex, Jakarta 120 hal.
Simatupang, S. 1997. Sifat dan ciri-ciri tanah. Institut Pertanian Bogor, Bogor.86 hal.
Suhadi, M. 1980. Meningkatkan Produksi Tanaman dengan Pupuk Daun. Trobus.131 (9):36-38
Suhardi. 1993. Khitin dan Khitosan. Pusat Universitas Pangan dan Gizi UGM,Yogyakarta.
Suraniningsih. 2009. Mari Berkebun Tomat. CV Sinar Cemerlang Abadi, Jakarta3 hal.
Sutihati, I. 2003. Pengaruh Dosis Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan HasilBeberapa Varietas Jagung (Zea Mays L.) Hibrida. Skripsi. JurusanBudidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suwasono, H. 1986. Hormon Tumbuhan. Bogor: CV Yasaguna.
Syabrina, El. 1987. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Hydrazill dan Dekamonterhadap Pertumbuhan Bibit Anggrek Phaelaenopsis. Laporan KaryaIlmiah Jurusan Budidaya Pertanian, Faperta IPB. Bogor. (Tidakdipublikasikan).
Tugiyono, H. 1999. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya, Jakarta. 38 hal.
_______ , 2005. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wattimena, G. A. 1991. Pemakaian Teknik Kultur Jaringan dalam PenyediaanBibit Varietas Baru dan Pengujian Bahan-Bahan Alternatif dalam Media.Pusat Antar Universitas.
Wiryanta. W. 2002. Bertanam Tomat. AgroMedia Pustaka, Jakarta. 101 hal.
Wudianto, R. 1988. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta: PT PenebarSwadaya
38
Lampiran 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPTAtonik Umur 30 HST (cm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
V1 A0 93,00 90,33 96,67 280,00 93,33
V1 A1 96,33 97,67 100,00 294,00 98,00
V1 A2 100,33 100,00 97,67 298,00 99,33
V1 A3 91,33 94,67 105,67 291,67 97,22
V2A0 90,67 88,00 89,67 268,33 89,44
V2A1 93,00 89,67 104,67 287,33 95,78
V2 A2 89,33 80,67 95,00 265,00 88,33
V2A3 91,00 93,67 99,33 284,00 94,67
V3A0 90,67 91,33 94,67 276,67 92,22
V3A1 91,67 89,00 94,33 275,00 91,67
V3A2 83,33 95,33 91,33 270,00 90,00
V3A3 84,33 88,33 103,67 276,33 92,11Total 1095,00 1098,67 1172,67 3366,33
Ŷ = 93,51
Lampiran 2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Tomat pada berbagai Varietasdan ZPT Atonik Umur 30 HST
Sumberdb JK KT F. hitung
F. TabelKeragaman 0,05 0,01
Ulangan 2 320,043 160,022 8,838 ** 3,44 5,72V 2 217,710 108,855 6,012 ** 3,44 5,72A 3 74,972 24,991 1,380 tn 3,05 4,82
V x A 6 118,389 19,731 1,090 tn 2,55 3,76Galat 22 398,327 18,106Total 35 1129,441 KK = 4,55 %
Keterangan:tn = Tidak Nyata** = Sangat Nyata
39
Lampiran 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas dan ZPTAtonik Umur 45 HST (cm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
V1 A0 97,67 118,00 110,00 325,67 108,56
V1 A1 112,00 117,00 114,00 343,00 114,33
V1 A2 107,50 120,00 119,00 346,50 115,50
V1 A3 106,33 114,33 127,33 348,00 116,00
V2A0 93,33 93,00 93,00 279,33 93,11
V2A1 96,00 93,33 111,67 301,00 100,33
V2 A2 104,00 90,00 108,33 302,33 100,78
V2A3 93,33 113,33 112,33 319,00 106,33
V3A0 95,67 99,33 104,00 299,00 99,67
V3A1 91,67 102,00 109,33 303,00 101,00
V3A2 94,00 103,00 98,33 295,33 98,44
V3A3 94,00 93,00 115,00 302,00 100,67
Total 1185,50 1256,33 1322,33 3764,17Ŷ = 104,56
Lampiran 4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Tomat pada Berbagai Varietasdan ZPT Atonik Umur 45 HST
Sumberdb JK KT F, hitung
F, TabelKeragaman 0,05 0,01
Ulangan 2 780,465 390,232 9,145 ** 3,44 5,72V 2 1470,252 735,126 17,227 ** 3,44 5,72A 3 244,336 81,445 1,909 tn 3,05 4,82
V x A 6 138,236 23,039 0,540 tn 2,55 3,76Galat 22 938,776 42,672Total 35 3572,064 KK = 6,25 %
Keterangan:tn = Tidak Nyata** = Sangat Nyata
40
Lampiran 5. Rata-rata Diamater Pangkal Batang Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik Umur 30 HST (mm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
V1 A0 11,64 10,21 10,85 32,70 10,90
V1 A1 9,20 11,34 10,70 31,24 10,41
V1 A2 10,03 10,19 10,55 30,77 10,26
V1 A3 10,46 10,22 11,01 31,70 10,57
V2A0 11,22 10,89 10,13 32,23 10,74
V2A1 11,33 9,95 9,79 31,08 10,36
V2 A2 11,18 11,06 11,80 34,03 11,34
V2A3 11,57 11,28 11,87 34,72 11,57
V3A0 10,79 9,87 10,49 31,15 10,38
V3A1 10,04 10,56 10,42 31,02 10,34
V3A2 11,01 10,18 11,72 32,91 10,97
V3A3 11,24 10,51 10,34 32,09 10,70
Total 129,71 126,25 129,68 385,64Ŷ = 10,71
Lampiran 6. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat padaBerbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 30 HST
Sumberdb JK KT F. hitung
F. TabelKeragaman 0,05 0,01
Ulangan 2 0,659 0,329 0,905 tn 3,44 5,72V 2 1,571 0,785 2,159 tn 3,44 5,72A 3 1,739 0,580 1,593 tn 3,05 4,82
V x A 6 2,496 0,416 1,143 tn 2,55 3,76Galat 22 8,005 0,364Total 35 14,470 KK = 5,63 %
Keterangan:tn = Tidak Nyata
41
Lampiran 7. Rata-rata Diamater Pangkal Batang Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik Umur 45 HST (mm).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
V1 A0 11,21 10,86 11,84 33,91 11,30
V1 A1 10,01 11,40 11,95 33,36 11,12
V1 A2 10,19 10,33 10,79 31,31 10,44
V1 A3 11,05 10,71 11,90 33,66 11,22
V2A0 11,32 11,54 11,09 33,95 11,32
V2A1 11,92 10,99 10,50 33,41 11,14
V2 A2 11,06 11,48 12,20 34,74 11,58
V2A3 12,28 11,89 12,34 36,51 12,17
V3A0 10,63 10,46 11,76 32,85 10,95
V3A1 10,18 10,19 10,74 31,11 10,37
V3A2 11,62 10,35 12,60 34,56 11,52
V3A3 11,18 10,51 10,49 32,18 10,73
Total 132,64 130,70 138,22 401,56Ŷ = 11,15
Lampiran 8. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat padaBerbagai Varietas dan ZPT Atonik Umur 45 HST
Sumberdb JK KT Fhit
F. TabelKeragaman 0,05 0,01
Ulangan 2 2,536 1,268 4,046 * 3,44 5,72V 2 2,938 1,469 4,687 * 3,44 5,72A 3 1,144 0,381 1,217 tn 3,05 4,82
V x A 6 4,198 0,700 2,232 tn 2,55 3,76Galat 22 6,895 0,313Total 35 17,712 KK = 5,02 %
Keterangan:tn = Tidak Nyata = Nyata
42
Lampiran 9. Rata-rata Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik (buah).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
V1 A0 17,83 17,33 25,50 60,67 20,22V1 A1 22,83 23,50 20,17 66,50 22,17V1 A2 21,50 27,67 25,00 74,17 24,72V1 A3 18,67 22,00 22,33 63,00 21,00V2A0 21,67 24,17 23,67 69,50 23,17V2A1 24,17 26,17 28,50 78,83 26,28V2 A2 26,00 23,83 30,17 80,00 26,67V2A3 24,67 29,67 25,00 79,33 26,44V3A0 22,17 16,67 19,17 58,00 19,33V3A1 15,33 18,67 19,67 53,67 17,89V3A2 25,00 19,67 22,50 67,17 22,39V3A3 17,00 16,00 22,83 55,83 18,61Total 256,83 265,33 284,50 806,67
Ŷ = 22,41
Lampiran 10. Analisis Ragam Jumlah Buah Per Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik
Sumberdb JK KT Fhit
F. TabelKeragaman 0.05 0.01
Ulangan 2 33,474 16,737 2,327 tn 3,44 5,72
V 2 224,636 112,318 15,68 ** 3,44 5,72
A 3 65,377 21,792 3,030 tn 3,05 4,82
V x A 6 29,327 4,888 0,680 tn 2,55 3,76
Galat 22 158,211 7,191
Total 35 511,025 KK = 11,97 %Keterangan:tn = Tidak Nyata** = Sangat Nyata
43
Lampiran 11. Rata-rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada Berbagai Varietasdan ZPT Atonik (g).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
V1 A0 843,91 843,48 1119,47 2806,86 935,62
V1 A1 924,45 1089,86 910,33 2924,64 974,88
V1 A2 852,21 1227,33 2275,79 4355,33 1451,78
V1 A3 949,42 1084,36 1025,80 3059,58 1019,86
V2A0 848,80 897,93 944,96 2691,69 897,23
V2A1 901,92 1003,90 1084,40 2990,22 996,74
V2 A2 829,94 874,74 1088,85 2793,53 931,18
V2A3 898,36 1031,63 930,81 2860,80 953,60
V3A0 1026,82 1073,23 957,89 3057,93 1019,31
V3A1 772,28 866,61 1013,63 2652,52 884,17
V3A2 1016,02 972,52 1091,49 3080,03 1026,68
V3A3 774,35 645,31 1264,13 2683,79 894,60
Total 10638,48 11610,90 13707,53 35956,91Ŷ = 998,80
Lampiran 12. Analisis Ragam Berat Buah Per Tanaman Tomat pada BerbagaiVarietas dan ZPT Atonik
Sumberdb JK KT Fhit
F. TabelKeragaman 0,05 0,01
Ulangan 2 410015,77 205007,89 4,158 * 3,44 5,72
V 2 169216,33 84608,16 1,726 tn 3,44 5,72
A 3 227807,28 75935,76 1,540 tn 3,05 4,82
V x A 6 359960,11 59993,35 1,217 tn 2,55 3,76
Galat 22 1084655,15 49302,51
Total 35 2251654,63 KK = 22,23 %Keterangan:tn = Tidak Nyata = Nyata
44
Lampiran 13. Produksi Per Hektar Tanaman Tomat pada Berbagai Varietas danZPT Atonik (ton).
PerlakuanUlangan
Total Rata-rataI II III
V1 A0 24,11 24,10 31,98 80,20 26,73
V1 A1 26,41 31,14 26,01 83,56 27,85
V1 A2 24,35 35,07 65,02 124,44 41,48
V1 A3 27,13 30,98 29,31 87,42 29,14
V2A0 24,25 25,66 27,00 76,91 25,64
V2A1 25,77 28,68 30,98 85,43 28,48
V2 A2 23,71 24,99 31,11 79,82 26,61
V2A3 25,67 29,48 26,59 81,74 27,25
V3A0 29,34 30,66 27,37 87,37 29,12
V3A1 22,07 24,76 28,96 75,79 25,26
V3A2 29,03 27,79 31,19 88,00 29,33
V3A3 22,12 18,44 36,12 76,68 25,56Total 303,96 331,74 391,64 1027,34
Ŷ = 28,54
Lampiran 14. Analisis Ragam Produksi Per Hektar Tanaman Tomat padaBerbagai Varietas dan ZPT Atonik
Sumberdb JK KT Fhit
F TabelKeragaman 0.05 0.01
Ulangan 2 334,71 167,35 4,158 * 3,44 5,72V 2 138,14 69,07 1,716 tn 3,44 5,72A 3 185,97 61,99 1,540 tn 3,05 4,82
V x A 6 293,84 48,97 1,217 tn 2,55 3,76Galat 22 885,43 40,25Total 35 1838,09 KK = 22,23 %
Keterangan:tn = Tidak Nyata = Nyata
45
Lampiran 15. Deskripsi Varietas
1. Tantyna F1
Nomor Seleksi : 4275/Kpts/SR.120/10/2011.Asal Persilangan :Golongan : Hibrida.Umur Tanaman : 60 - 105 (HSS).Umur panen : 70 - 75 (HST).Tinggi Tanaman : 100 – 115.Diameter pangkal batang : 10 - 12 mm.Tipe daun : Tidak bergerigi.Lebar daun : 6 – 9 cm.Muka daun : Halus dan lembut.Posisi Daun : Datar menurun.Panjang tangkai daun : 27 - 32 cm.Warna daun : Hijau.Warna mahkota bunga : Kuning.Jumlah bunga per tanda : 6 – 10 bunga.Jumlah tandan bunga :13 – 15 tandan.Jumlah buah per tandan : 4 – 10 buah.Bentuk buah : BulatDiameter buah : 4 - 5 cm.Warna buah muda : Hijau.Warna buah tua : Merah.Tekstur buah : Agak renyah.Rasa buah : Manis-masam.Jumlah buah per tanaman : 50 - 58 buah.Berat per buah : 70 – 75 g.Rata – Rata Produksi : 60 – 70 ton/ha.Ketahanan penyakit : Virus Bamecia Tabaci.Rekomendasi : Beradaptasi baik di daratan rendah sampai sedang
dengan ketinggian 50-600 m dpl.Sumber : PT. East West Seed Indonesia.
46
2. Tymoti F1
Nomor Seleksi : 4276/Kpts/SR.120/10/2011.Asal Persilangan :Golongan : Hibrida.Umur Tanaman : 60 - 100 (HSS).Umur panen :55 - 60 (HST).Tinggi Tanaman : 100 – 110 cm.Diameter pangkal batang : 10 – 12 mm.Tipe daun : Tidak bergerigi.Lebar daun : 6 – 9 cm.Muka daun : Halus dan lembut.Posisi Daun : Datar menurun.Panjang tangkai daun : 28 - 30 cm.Warna daun : Hijau.Warna mahkota bunga : Kuning.Jumlah bunga per tanda : 8 – 10 bunga.Jumlah tandan bunga : 13 – 15 tandan.Jumlah buah per tandan : 8 – 10 buah.Bentuk buah : Bulat.Diameter buah : 3,5 - 4 cm.Warna buah muda : Hijau keputihan.Warna buah tua : Merah.Tekstur buah : Agak renyah.Rasa buah : Manis-masam.Jumlah buah per tanaman : 50 - 60 buah.Berat per buah : 60 – 65 g.Rata – Rata Produksi : 60 - 70 ton/ha.Ketahanan penyakit : Bamecia Tabaci dan tahan terhadap layu Bakteri.Rekomendasi : Beradaptasi baik di daratan rendah sampai sedang
dengan ketinggian 50 - 600 m dplSumber : PT. East West Seed Indonesia.
47
3. Lentena F1
Nomor Seleksi : 468/Kpts/SR.120/12/2005.Asal Persilangan : 23173 (F) x 23173 (M).Golongan : Hibrida silang tunggal.Umur Tanaman : 60 - 110 (HSS).Umur panen : 60 - 70 (HST).Tinggi Tanaman : 99 - 105 cm.Diameter batang : 10 - 12 mm.Tipe daun : Tidak bergerigi.Lebar daun : 8 – 9 cm.Muka daun : Halus dan lembutPosisi Daun : Datar menurunPanjang tangkai daun : 27 - 32 cm.Warna daun : HijauWarna mahkota bunga : KuningJumlah bunga per tanda : 6 – 8 bunga.Jumlah tandan bunga : 13 – 15 tandan.Jumlah buah per tandan : 4 – 8 buah.Bentuk buah : Lonjong hati.Diameter buah : 4,9 - 5,8 mm.Warna buah muda : Hijau keputihan.Warna buah tua : Merah.Tekstur buah : Agak renyah.Rasa buah : Manis-masam.Berat per buah : 75 – 80 g.Jumlah buah per tanaman : 40 - 55 buah.Rata – Rata Produksi : 40 - 60 ton/ha.Ketahanan penyakit : Bakterial wilt.Rekomendasi : Beradaptasi baik di daratan rendah sampai sedang
dengan ketinggian 50-600 m dpl.Sumber : PT. East West Seed Indonesia.
48
Lampiran 16. Bagan Percobaan
Keterangan
* = Jarak polibag = 70 cm.* = Jarak antar blok = 80 cm
V1A0 V1A2 V1A1
V3A2 V2A0 V2A0
V2A0 V1A0 V2A1
V3A0 V3A2 V3A3
V3A3 V3A0 V3A1
V1A2 V2A3 V3A2
V3A1 V3A1 V1A0
V1A3 V2A2 V3A0
V2A3 V3A3 V2A2
V1A1 V2A1 V2A3
V2A2 V1A3 V1A3
V2A1 V1A1 V1A2
U
S
49
Lampiran 17. Foto – foto Kegiatan Penelitian
Benih Diperam di
Dandang Selama 24 Jam
Bibit Siap Tanam Umur
21 HSS
Media Tanam Siap
Ditanam
49
Lampiran 17. Foto – foto Kegiatan Penelitian
Benih Diperam di
Dandang Selama 24 Jam
Bibit Siap Tanam Umur
21 HSS
Media Tanam Siap
Ditanam
49
Lampiran 17. Foto – foto Kegiatan Penelitian
Benih Diperam di
Dandang Selama 24 Jam
Bibit Siap Tanam Umur
21 HSS
Media Tanam Siap
Ditanam
50
Penanaman Bibit
Tanaman
Tanaman Umur
1 HST
Penyemprotan ZPTAtonik
50
Penanaman Bibit
Tanaman
Tanaman Umur
1 HST
Penyemprotan ZPTAtonik
50
Penanaman Bibit
Tanaman
Tanaman Umur
1 HST
Penyemprotan ZPTAtonik
51
Pengamatan Tanaman
Umur 45 HST
Pemangkasan Daun Tua
atau Daun Kuning
ZPT Atonik
51
Pengamatan Tanaman
Umur 45 HST
Pemangkasan Daun Tua
atau Daun Kuning
ZPT Atonik
51
Pengamatan Tanaman
Umur 45 HST
Pemangkasan Daun Tua
atau Daun Kuning
ZPT Atonik
52
Tanaman Varietas
Tantyna F1
Tanaman Varietas
Tymoti F1
Tanaman Varietas
Lentana F1
52
Tanaman Varietas
Tantyna F1
Tanaman Varietas
Tymoti F1
Tanaman Varietas
Lentana F1
52
Tanaman Varietas
Tantyna F1
Tanaman Varietas
Tymoti F1
Tanaman Varietas
Lentana F1
53
Panen Pertama Umur
55 HST
Penimbangan Buah
Tanaman
Tanaman Pada Saat
Panen Terakhir Umur
75 HST
53
Panen Pertama Umur
55 HST
Penimbangan Buah
Tanaman
Tanaman Pada Saat
Panen Terakhir Umur
75 HST
53
Panen Pertama Umur
55 HST
Penimbangan Buah
Tanaman
Tanaman Pada Saat
Panen Terakhir Umur
75 HST
54
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di desa Hilinamoniha, Kecamatan Toma, Kabupaten
Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 1 Juli 1986 putra dari
Saoisala Laia dan Rotimani Laia. Penulis merupakan anak pertama dari sembilan
bersaudara.
Pada tahun 1998 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Hilinamoniha kemudian pada tahun 2001 penulis lulus dari Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 2 Telukdalam dan pada tahun 2004 penulis lulus
dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Telukdalam kabupaten Nias Selatan,
provinsi Sumatera Utara. Penulis diterima pada tahun 2008 sebagai Mahasiswa
Universitas Teuku Umar pada Jurusan Budidaya Pertanian Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Meulaboh, kabupaten Aceh Barat, provinsi
Aceh.