pengaruh ukuran perusahaan, opini audit ...eprints.ums.ac.id/71756/12/naspub.pdfpengamatan dengan...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT,
PERGANTIAN MANAJEMEN, UKURAN KAP, AUDIT TENURE,
DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
MEIRIKA VEGITA YANKO
B 200 150 368
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
-
1
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT, PERGANTIAN
MANAJEMEN, UKURAN KAP, AUDIT TENURE, DAN FINANCIAL DISTRESS
TERHADAP AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2014-2017)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, opini audit,
pergantian manajemen, ukuran KAP, audit tenure, dan financial distress terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2017. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 76 perusahaan dengan periode waktu selama 4
tahun sehingga total sampel sebanyak 304. Analisis data menggunakan analisis regresi
logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit tenure berpengaruh terhadap auditor
switching, sedangkan ukuran perusahaan, opini audit, pergantian manajemen, ukuran KAP,
dan financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Kata kunci : auditor switching, ukuran perusahaan, opini audit, pergantian manajemen,
ukuran KAP, audit tenure, financial distress.
Abstract
The purpose of this research was to find empirical evidence the effect of company size,
audit opinion, change of management, KAP size, audit tenure and financial distress to
the auditor switching on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange
in 2014-2017 period. The sampling method used to determine the sample in this
research is purposive sampling. Total sample 76 companies with time series analysis, so
the total sample are 304. The analytical method used is logistic regression analysis. The
result of this research indicate that audit tenure significantly influence auditor switching,
while the company size, audit opinion, change of management, KAP size, and financial
distress has no significant effect on auditor switching.
Keyword: Auditor switching, company size, audit opinion, change of management,
KAP size, audit tenure, and financial distress.
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan bagian dari proses pelaporan
keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan oleh suatu
perusahaan menyediakan berbagai informasi yang nantinya diperlukan sebagai sarana
untuk pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Penyajian laporan
keuangan harus relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable) dengan demikian
-
2
perusahaan membutuhkan auditor independen untuk keandalan dan kualitas laporan
keuangan.
Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib menyampaikan
laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor independen atau Kantor Akuntan
Publik (KAP). Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Audit dapat meningkatkan nilai suatu laporan
keuangan (Suyono et al., 2013). Auditor independen berfungsi untuk melakukan
pemeriksaan secara objektif dan memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan
yang telah disajikan pihak manajemen perusahaan. Perusahaan mempekerjakan auditor
independen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan serta mengurangi
permasalahan agensi.
Untuk mempertahankan keandalan suatu laporan keuangan dan independensi auditor
maka perusahaan diwajibkan untuk melakukan rotasi audit. Auditor switching adalah
pergantian auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilakukan oleh
perusahaan klien. Pergantian auditor (auditor switching) merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk dilakukan perusahaan, karena dapat mengatasi munculnya
permasalahan penurunan kualitas audit sebagai akibat dari lamanya hubungan antara
auditor dengan perusahaan klien (Cameran et al., 2009), yang diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik pasal 3 ayat 1
mengenai pembatasan masa pemberian jasa audit oleh KAP selama maksimal enam
tahun berturut-turut dan auditor selama tiga tahun berturut-turut.
Selama ini penelitian yang berkaitan dengan auditor switching sudah cukup banyak
dilakukan dan sampai saat ini pun masih menarik untuk diteliti, sebab penelitian-
penelitan yang dilakukan sebelumnya memiliki hasil empiris yang berbeda-beda.
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan akan menghasilkan temuan yang lebih
relevan dan representative atas pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, pergantian
manajemen, ukuran KAP, audit tenure, dan financial distress terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2017.
-
3
2. METODE
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah annual report perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017 yang diperoleh melalui
akses langsung dari website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2014-2017. Sampel berjumlah 76 perusahaan dengan empat tahun
pengamatan dengan total sampel 304. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel atas dasar kesesuaian
karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang ditentukan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Statistik Deskriptif
Tabel 1 Hasil Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
SWITCH 304 0 1 0,56 0,497
LnTA 304 24,414 33,320 28,34367 1,688828
OPINI 304 0 1 0,61 0,488
CEO 304 0 1 0,13 0,339
KAPSIZE 304 0 1 0,40 0,491
TENURE 304 1 3 1,58 0,709
DER 304 0 1 0,38 0,486
Valid N (listwise) 304
Sumber : data diolah SPSS 22, 2018
Dari hasil analisis deskriptif pada tabel diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil
yaitu variabel auditor switching sebagai variabel dependen yang diukur dengan variabel
dummy, dimana perusahaan yang melakukan auditor switching diberi nilai 1 dan
perusahaan yang tidak melakukan auditor switching diberi nilai 0. Berdasarkan tabel
tersebut hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap auditor
switching (SWITCH) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,56 (dibulatkan 1) yang
berarti bahwa sebagian besar perusahaan melakukan auditor switching dari tahun
sebelumnya selama tahun penelitian. Frekuensi perusahaan yang melakukan auditor
switching selama tahun penelitian (1) sebanyak 170 perusahaan dan perusahaan yang
tidak melakukan auditor switching selama tahun penelitian (0) sebanyak 134
perusahaan. Standar Deviasi variabel auditor switching 0,497.
http://www.idx.co.id/
-
4
Variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan melakukan logaritma natural (Ln)
atas total asset perusahaan. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap ukuran perusahaan (LnTA) menunjukkan nilai minimum sebesar 24,414, nilai
maksimum sebesar 33,320 dengan rata-rata sebesar 28,34367 dan standar deviasi
1,688828. Beradasarkan nilai rata-rata terlihat bahwa sebagian besar perusahaan dalam
penelitian ini memiliki kepemilikan asset yang menggambarkan ukuran perusahaan jika
diukur dengan logaritma natural (Ln) atas total asset sebesar 28,34367.
Variabel opini audit adalah variabel yang diukur dengan variabel dummy, dimana
opini wajar tanpa pengecualian diberi nilai 1 dan selain opini wajar tanpa pengecualian
diberi nilai 0. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap opini
audit (OPINI) menunjukkan nilai rata-rata 0,61 (dibulatkan 1) yang berarti bahwa
sebagian besar perusahaan dalam penelitian memperoleh opini wajar tanpa
pengecualian. Frekuensi perusahaan yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian
(1) sebanyak 186 perusahaan dan selain opini wajar tanpa pengecualian (0) sebanyak
118 perusahaan. Standar deviasi variabel opini audit adalah sebesar 0,488.
Variabel pergantian manajemen adalah variabel yang diukur dengan variabel dummy,
dimana jika perusahaan melakukan pergantian direksi maka diberi nilai 1 dan jika tidak
terjadi pergantian direksi maka diberi nilai 0. Hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen (CEO) menunjukkan nilai rata-rata
0,13 (dibulatkan 0) yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan dalam penelitian
tidak melakukan pergantian direksi. Frekuensi perusahaan yang melakukan pergantian
manajemen (1) sebanyak 37 perusahaan dan perusahaan yang tidak melakukan
pergantian manajemen (0) sebanyak 267 perusahaan. Standar deviasi variabel
pergantian manajemen adalah sebesar 0,339.
Variabel ukuran KAP adalah variabel yang diukur dengan variabel dummy, dimana
perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-four diberi nilai 1 dan perusahaan yang diaudit
oleh KAP non Big-four diberi nilai 0. Hasil analisis dengan mengunakan statistik
deskriptif terhadap ukuran KAP (KAPSIZE) menunjukkan nilai rata-rata 0,40
(dibulatkan 0) yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan dalam penelitian ini
diaudit oleh KAP non Big-four. Frekuensi perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-four
(1) sebanyak 122 perusahaan dan perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big-four (0)
sebanyak 182 perusahaan. Standard deviasi variabel ukuran KAP adalah sebesar 0,491.
-
5
Variabel audit tenure adalah variabel yang diukur dengan menghitung jumlah total
panjang masa perikatan audit sebelum auditor berpindah, tahun pertama perikatan
dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. Hasil
analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap audit tenure (TENURE)
menunjukkan nilai minimum 1, nilai maksimum 3 dengan rata-rata sebesar 1,58
(dibulatkan 2) dan standar deviasi 0,709. Berdasarkan nilai rata-rata terlihat bahwa
sebagian besar perusahaan dalam penelitian ini memiliki panjang masa perikatan audit
selama 2 tahun sebelum auditor berpindah.
Variabel financial distress adalah variabel yang diukur dengan variabel dummy,
dimana perusahaan yang memiliki rasio DER > 100% diberi nilai 1 dan perusahaan
yang memiliki rasio DER ≤ 100% diberi nilai 0. Hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap financial distress (DER) menunjukkan nilai rata-rata 0,38
(dibulatkan 0) yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan dalam penelitian tidak
mengalami financial distress karena memiliki rasio DER ≤ 100%. Frekuensi perusahaan
yang memiliki rasio DER > 100% (1) sebanyak 115 perusahaan dan perusahaan yang
memiliki rasio DER ≤ 100% (0) sebanyak 189 perusahaan. Standar deviasi variabel
financial distress adalah sebesar 0,486.
3.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik untuk
menguji pengaruh pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, pergantian manajemen,
ukuran KAP, audit tenure, dan financial distress terhadap auditor switching.
3.3 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
Tabel 2 Menilai Model Fit
Keterangan Nilai
-2 Log L Awal (Block Number = 0) 417,160
-2 Log L Akhir (Block Number = 1) 58,658
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL)
pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block
Number = 1). Nilai -2LL awal sebesar 417,160. Setelah dimasukkan keenam variabel
independen maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 58,658.
-
6
Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau
dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
3.4 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Nagelkerke R Square)
Tabel 3 Koefisien Determinasi
Step -2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R Square
1 58,658a
0,693 0,928
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh
nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,928 yang berarti
bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen
adalah 92,8%, sedangkan sisanya sebesar 7,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar
model penelitian.
3.5 Hasil Kelayakan Model Regresi
Tabel 4 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 2,247 8 0,972
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai Chi-square sebesar 2,247 dengan
signifikansi (α) sebesar 0,972. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka H0
diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan
bahwa model dapat diterima.
3.6 Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Tabel 5 Matriks Klasifikasi
Ste
p
Observed Predicted
SWITCH Precntag
e
Correct Tidak
melakukan
auditor
switching
Melakukan
auditor
switching
1 SWITCH Tidak
melakuk
an
auditor
133 1 99,3
-
7
switching
Melakuk
an
auditor
switching
4 166 97,6
Overall Percentage 98,4
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kekuatan prediksi model regresi untuk
memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching adalah sebesar
97,6%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang
digunakan terdapat 166 perusahaan (97,6%) yang diprediksi akan melakukan auditor
switching dari total 170 perusahaan yang melakukan auditor switching. Kekuatan
prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan yang tidak
melakukan auditor switching adalah sebesar 99,3%. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat 133 (99,3%) yang
diprediksi tidak melakukan auditor switching dari total 134 perusahaan yag tidak
melakukan auditor switching. Berdasarkan penjelasan tersebut nilai overall percentage
sebesar 98,4% yang berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 98,4%.
3.7 Hasil Uji Regresi Logistik
Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
B S.E Wald Df Sig. Exp(B)
Step
1a
LnTA 0,304 0,288 1,117 1 0,291 1,355
OPINI 0,692 0,926 0,558 1 0,455 1,997
CEO -0,274 1,244 0,049 1 0,825 0,760
KAPSIZE -0,710 1,072 0,439 1 0,508 0,491
TENURE -7,815 1,017 59,077 1 0,000 0,000
DER 0,586 0,871 0,453 1 0,501 1,797
Constant 3,559 7,472 0,227 1 0,634 35,127
Sumber: data diolah SPSS 22, 2018
Adapun model yang dihasilkan dari pengujian terhadap model regresi adalah
sebagai berikut :
SWITCH = 3,599 + 0,304LnTA + 0,692OPINI – 0,274CEO – 0,710KAPSIZE –
7,815TENURE + 0,586DER + e
-
8
3.8 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Variabel ukuran perusahaan (LnTA) menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,304
dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,291, lebih besar dari α = 5%, maka H1 ditolak.
Berarti ukuran perusahaan tidak dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Effendi dan Rahayu (2015), Aminah dan Werdhaningtyas (2017),
Wijaya dan Rasmini (2015), Apriyanti dan Hartaty (2016), dan Yani et al (2016). Tetapi
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Luthfiyati (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
auditor switching.
Hal ini dikarenakan perusahaan yang besar dan memiliki aktivitas operasional yang
lebih kompleks memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost yang disebabkan
oleh pengangkatan auditor baru, sehingga perusahaan akan mempertahankan
auditornya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ketika suatu perusahaan sudah percaya
dan yakin pada reputasi KAP yang selama ini telah mengauditnya, maka perusahaan
akan tetap mempertahankan KAP tersebut dan ketika ukuran perusahaan yang
dinyatakan dengan total assetnya semakin besar atau semakin kecil tidak dapat menjadi
dasar prediksi bahwa perusahaan akan melakukan auditor switching. Hal ini berarti
bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching
(Effendi dan Rahayu, 2015).
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa audit tenure berpengaruh terhadap auditor
switching. Hal ini disebabkan semakin lama perikatan auditor dengan perusahaan akan
mengurangi asimetri informasi sehingga berpotensi menjadikan auditor merasa puas
pada apa yang dilakukan seperti melakukan audit yang kurang tegas dan terlalu
tergantung pada pernyataan manajemen sehingga untuk menjaga independensi perlu
dilakukan auditor switching.
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini
dikarenakan perusahaan cenderung akan mempertahankan KAP yang telah dipercaya
dan diyakini reputasinya dalam melakukan audit perusahaannya sehingga besar kecil
-
9
nya ukuran perusahaan tidak dapat dijadikan dasar prediksi perusahaan akan melakukan
auditor switching.
Opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini dikarenakan opini
audit berisikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan terutama
pihak eksternal serta opini audit berkaitan dengan hasil pemeriksaan atas kewajaran
laporan keuangan sehingga opini audit yang diberikan tidak berkaitan dengan auditor
yang mengaudit.
Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini
dikarenakan ketika adanya pergantian manajemen, ketika adanya pergantian
manajemen, kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan
dengan kebijakan manajemen baru sehingga pergantian manajemen tidak dapat menjadi
dasar perusahaan akan melakukan auditor switching.
Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini disebabkan
perusahaan dalam memilih auditor selain mempertimbangkan kualitas juga
mempertimbangkan fee yang dikeluarkan. Perusahaan mempunyai pemahaman auditor
yang memiliki berafiliasi dengan KAP Big four maupun tidak seluruhnya memiliki
kompetensi dan kualitas audit untuk bekerja secara objektif.
Financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini disebabkan
perusahaan yang mengalami financial distress cenderung mempertahankan KAP untuk
menjaga kepercayaan pemegang saham.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh serta keterbatasan dalam penelitian, saran-saran
yang diajukan adalah sebagai berikut. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan
faktor lain yang secara teoritis diduga dapat mempengaruhi auditor switching. Faktor
lain seperti profitabilitas, audit fee, pergantian komite audit, audit delay, dan lain-lain.
Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan objek penelitian
pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) agar dapat
mewakili secara keseluruhan dari hasil penelitian
-
10
DAFTAR PUSTAKA
Luthfiyati, Binti.2016.”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Pergantian
Manajemen, Ukuran KAP, dan Audit Tenure Terhadap Auditor Switching”.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016.
Aprianti, Siska dan Sri Hartaty.2016.”Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan
Klien, dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien Terhadap Auditor
Switching”. Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu (ACSY) Volume IV, No 1
ISSN-P 2407-2184.
Saputri, V W dan Fatchan Achyani. 2014. “Analaisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia”. Seminar Nasional dan Call for Paper. ISBN:978-602-
70429-2-6.
Faradila, Yuka, dan M. Rizal Yahya.2016. “pengaruh opini audit, financial distress, dan
pertumbuhan perusahaan klien terhadap auditor switching”. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA).Vol. 1, No. 1.
Efendi, Mareti, dan Sri Rahayu.2015. “Analisis Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP,
Ukuran Perusahaan Klien, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Auditor
Switching”. Jurnal akuntansi dan keuangan FE Universitas Budi Luhur Vol. 4
No. 1 ISSN: 2252 7141.
Putra, I W. D. W. 2014. “Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas, Pertumbuhan
Perusahaan dan Opini Audit Pada Pergantian Auditor”. EJurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Hlm. 308-323.
Rimadani, Aulia. 2018.” pengaruh ukuran kap, financial distress, opini audit, ukuran
perusahaan, dan audit delay terhadap auditor switching (studi empiris pada
perusahaan property & real estate yang terdaftar pada bei tahun 2013-
2016)”.Skripsi.Universitas Islam Indonesia.
Aminah dan Werdhaningtyas, Alfiani. 2017. “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
auditor switching pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2015”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 8 No.1. Hlm. 36-50.