pengaruh ukuran perusahaan, opini audit ...eprints.ums.ac.id/71756/12/naspub.pdfpengamatan dengan...

14
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT, PERGANTIAN MANAJEMEN, UKURAN KAP, AUDIT TENURE, DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: MEIRIKA VEGITA YANKO B 200 150 368 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT,

    PERGANTIAN MANAJEMEN, UKURAN KAP, AUDIT TENURE,

    DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP AUDITOR SWITCHING

    (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017)

    Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

    Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Oleh:

    MEIRIKA VEGITA YANKO

    B 200 150 368

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2019

  • 1

    PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT, PERGANTIAN

    MANAJEMEN, UKURAN KAP, AUDIT TENURE, DAN FINANCIAL DISTRESS

    TERHADAP AUDITOR SWITCHING

    (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2014-2017)

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, opini audit,

    pergantian manajemen, ukuran KAP, audit tenure, dan financial distress terhadap auditor

    switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

    2014-2017. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

    sampling dengan jumlah sampel sebanyak 76 perusahaan dengan periode waktu selama 4

    tahun sehingga total sampel sebanyak 304. Analisis data menggunakan analisis regresi

    logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit tenure berpengaruh terhadap auditor

    switching, sedangkan ukuran perusahaan, opini audit, pergantian manajemen, ukuran KAP,

    dan financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

    Kata kunci : auditor switching, ukuran perusahaan, opini audit, pergantian manajemen,

    ukuran KAP, audit tenure, financial distress.

    Abstract

    The purpose of this research was to find empirical evidence the effect of company size,

    audit opinion, change of management, KAP size, audit tenure and financial distress to

    the auditor switching on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange

    in 2014-2017 period. The sampling method used to determine the sample in this

    research is purposive sampling. Total sample 76 companies with time series analysis, so

    the total sample are 304. The analytical method used is logistic regression analysis. The

    result of this research indicate that audit tenure significantly influence auditor switching,

    while the company size, audit opinion, change of management, KAP size, and financial

    distress has no significant effect on auditor switching.

    Keyword: Auditor switching, company size, audit opinion, change of management,

    KAP size, audit tenure, and financial distress.

    1. PENDAHULUAN

    Laporan keuangan merupakan suatu bentuk penyajian terstruktur dari posisi keuangan

    dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan bagian dari proses pelaporan

    keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan

    (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas, atau

    laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

    bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan oleh suatu

    perusahaan menyediakan berbagai informasi yang nantinya diperlukan sebagai sarana

    untuk pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Penyajian laporan

    keuangan harus relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable) dengan demikian

  • 2

    perusahaan membutuhkan auditor independen untuk keandalan dan kualitas laporan

    keuangan.

    Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib menyampaikan

    laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor independen atau Kantor Akuntan

    Publik (KAP). Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah

    untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material,

    posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan akuntansi

    yang berlaku umum di Indonesia. Audit dapat meningkatkan nilai suatu laporan

    keuangan (Suyono et al., 2013). Auditor independen berfungsi untuk melakukan

    pemeriksaan secara objektif dan memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan

    yang telah disajikan pihak manajemen perusahaan. Perusahaan mempekerjakan auditor

    independen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan serta mengurangi

    permasalahan agensi.

    Untuk mempertahankan keandalan suatu laporan keuangan dan independensi auditor

    maka perusahaan diwajibkan untuk melakukan rotasi audit. Auditor switching adalah

    pergantian auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilakukan oleh

    perusahaan klien. Pergantian auditor (auditor switching) merupakan suatu hal yang

    sangat penting untuk dilakukan perusahaan, karena dapat mengatasi munculnya

    permasalahan penurunan kualitas audit sebagai akibat dari lamanya hubungan antara

    auditor dengan perusahaan klien (Cameran et al., 2009), yang diatur dalam Peraturan

    Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik pasal 3 ayat 1

    mengenai pembatasan masa pemberian jasa audit oleh KAP selama maksimal enam

    tahun berturut-turut dan auditor selama tiga tahun berturut-turut.

    Selama ini penelitian yang berkaitan dengan auditor switching sudah cukup banyak

    dilakukan dan sampai saat ini pun masih menarik untuk diteliti, sebab penelitian-

    penelitan yang dilakukan sebelumnya memiliki hasil empiris yang berbeda-beda.

    Dengan demikian, penelitian ini diharapkan akan menghasilkan temuan yang lebih

    relevan dan representative atas pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, pergantian

    manajemen, ukuran KAP, audit tenure, dan financial distress terhadap auditor

    switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

    2014-2017.

  • 3

    2. METODE

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah annual report perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017 yang diperoleh melalui

    akses langsung dari website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id). Populasi dalam

    penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    (BEI) selama periode 2014-2017. Sampel berjumlah 76 perusahaan dengan empat tahun

    pengamatan dengan total sampel 304. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel

    menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel atas dasar kesesuaian

    karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang ditentukan.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Statistik Deskriptif

    Tabel 1 Hasil Statistik Deskriptif

    N Minimum Maximum Mean Std.

    Deviation

    SWITCH 304 0 1 0,56 0,497

    LnTA 304 24,414 33,320 28,34367 1,688828

    OPINI 304 0 1 0,61 0,488

    CEO 304 0 1 0,13 0,339

    KAPSIZE 304 0 1 0,40 0,491

    TENURE 304 1 3 1,58 0,709

    DER 304 0 1 0,38 0,486

    Valid N (listwise) 304

    Sumber : data diolah SPSS 22, 2018

    Dari hasil analisis deskriptif pada tabel diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil

    yaitu variabel auditor switching sebagai variabel dependen yang diukur dengan variabel

    dummy, dimana perusahaan yang melakukan auditor switching diberi nilai 1 dan

    perusahaan yang tidak melakukan auditor switching diberi nilai 0. Berdasarkan tabel

    tersebut hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap auditor

    switching (SWITCH) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,56 (dibulatkan 1) yang

    berarti bahwa sebagian besar perusahaan melakukan auditor switching dari tahun

    sebelumnya selama tahun penelitian. Frekuensi perusahaan yang melakukan auditor

    switching selama tahun penelitian (1) sebanyak 170 perusahaan dan perusahaan yang

    tidak melakukan auditor switching selama tahun penelitian (0) sebanyak 134

    perusahaan. Standar Deviasi variabel auditor switching 0,497.

    http://www.idx.co.id/

  • 4

    Variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan melakukan logaritma natural (Ln)

    atas total asset perusahaan. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif

    terhadap ukuran perusahaan (LnTA) menunjukkan nilai minimum sebesar 24,414, nilai

    maksimum sebesar 33,320 dengan rata-rata sebesar 28,34367 dan standar deviasi

    1,688828. Beradasarkan nilai rata-rata terlihat bahwa sebagian besar perusahaan dalam

    penelitian ini memiliki kepemilikan asset yang menggambarkan ukuran perusahaan jika

    diukur dengan logaritma natural (Ln) atas total asset sebesar 28,34367.

    Variabel opini audit adalah variabel yang diukur dengan variabel dummy, dimana

    opini wajar tanpa pengecualian diberi nilai 1 dan selain opini wajar tanpa pengecualian

    diberi nilai 0. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap opini

    audit (OPINI) menunjukkan nilai rata-rata 0,61 (dibulatkan 1) yang berarti bahwa

    sebagian besar perusahaan dalam penelitian memperoleh opini wajar tanpa

    pengecualian. Frekuensi perusahaan yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian

    (1) sebanyak 186 perusahaan dan selain opini wajar tanpa pengecualian (0) sebanyak

    118 perusahaan. Standar deviasi variabel opini audit adalah sebesar 0,488.

    Variabel pergantian manajemen adalah variabel yang diukur dengan variabel dummy,

    dimana jika perusahaan melakukan pergantian direksi maka diberi nilai 1 dan jika tidak

    terjadi pergantian direksi maka diberi nilai 0. Hasil analisis dengan menggunakan

    statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen (CEO) menunjukkan nilai rata-rata

    0,13 (dibulatkan 0) yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan dalam penelitian

    tidak melakukan pergantian direksi. Frekuensi perusahaan yang melakukan pergantian

    manajemen (1) sebanyak 37 perusahaan dan perusahaan yang tidak melakukan

    pergantian manajemen (0) sebanyak 267 perusahaan. Standar deviasi variabel

    pergantian manajemen adalah sebesar 0,339.

    Variabel ukuran KAP adalah variabel yang diukur dengan variabel dummy, dimana

    perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-four diberi nilai 1 dan perusahaan yang diaudit

    oleh KAP non Big-four diberi nilai 0. Hasil analisis dengan mengunakan statistik

    deskriptif terhadap ukuran KAP (KAPSIZE) menunjukkan nilai rata-rata 0,40

    (dibulatkan 0) yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan dalam penelitian ini

    diaudit oleh KAP non Big-four. Frekuensi perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-four

    (1) sebanyak 122 perusahaan dan perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big-four (0)

    sebanyak 182 perusahaan. Standard deviasi variabel ukuran KAP adalah sebesar 0,491.

  • 5

    Variabel audit tenure adalah variabel yang diukur dengan menghitung jumlah total

    panjang masa perikatan audit sebelum auditor berpindah, tahun pertama perikatan

    dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. Hasil

    analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap audit tenure (TENURE)

    menunjukkan nilai minimum 1, nilai maksimum 3 dengan rata-rata sebesar 1,58

    (dibulatkan 2) dan standar deviasi 0,709. Berdasarkan nilai rata-rata terlihat bahwa

    sebagian besar perusahaan dalam penelitian ini memiliki panjang masa perikatan audit

    selama 2 tahun sebelum auditor berpindah.

    Variabel financial distress adalah variabel yang diukur dengan variabel dummy,

    dimana perusahaan yang memiliki rasio DER > 100% diberi nilai 1 dan perusahaan

    yang memiliki rasio DER ≤ 100% diberi nilai 0. Hasil analisis dengan menggunakan

    statistik deskriptif terhadap financial distress (DER) menunjukkan nilai rata-rata 0,38

    (dibulatkan 0) yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan dalam penelitian tidak

    mengalami financial distress karena memiliki rasio DER ≤ 100%. Frekuensi perusahaan

    yang memiliki rasio DER > 100% (1) sebanyak 115 perusahaan dan perusahaan yang

    memiliki rasio DER ≤ 100% (0) sebanyak 189 perusahaan. Standar deviasi variabel

    financial distress adalah sebesar 0,486.

    3.2 Pengujian Hipotesis

    Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik untuk

    menguji pengaruh pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, pergantian manajemen,

    ukuran KAP, audit tenure, dan financial distress terhadap auditor switching.

    3.3 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

    Tabel 2 Menilai Model Fit

    Keterangan Nilai

    -2 Log L Awal (Block Number = 0) 417,160

    -2 Log L Akhir (Block Number = 1) 58,658

    Sumber: data diolah SPSS 22, 2018

    Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL)

    pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block

    Number = 1). Nilai -2LL awal sebesar 417,160. Setelah dimasukkan keenam variabel

    independen maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 58,658.

  • 6

    Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau

    dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

    3.4 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Nagelkerke R Square)

    Tabel 3 Koefisien Determinasi

    Step -2 Log

    likelihood

    Cox & Snell R

    Square

    Nagelkerke R Square

    1 58,658a

    0,693 0,928

    Sumber: data diolah SPSS 22, 2018

    Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh

    nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,928 yang berarti

    bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen

    adalah 92,8%, sedangkan sisanya sebesar 7,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar

    model penelitian.

    3.5 Hasil Kelayakan Model Regresi

    Tabel 4 Hosmer and Lemeshow Test

    Step Chi-square Df Sig.

    1 2,247 8 0,972

    Sumber: data diolah SPSS 22, 2018

    Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai Chi-square sebesar 2,247 dengan

    signifikansi (α) sebesar 0,972. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

    nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka H0

    diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan

    bahwa model dapat diterima.

    3.6 Hasil Uji Matriks Klasifikasi

    Tabel 5 Matriks Klasifikasi

    Ste

    p

    Observed Predicted

    SWITCH Precntag

    e

    Correct Tidak

    melakukan

    auditor

    switching

    Melakukan

    auditor

    switching

    1 SWITCH Tidak

    melakuk

    an

    auditor

    133 1 99,3

  • 7

    switching

    Melakuk

    an

    auditor

    switching

    4 166 97,6

    Overall Percentage 98,4

    Sumber: data diolah SPSS 22, 2018

    Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kekuatan prediksi model regresi untuk

    memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching adalah sebesar

    97,6%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang

    digunakan terdapat 166 perusahaan (97,6%) yang diprediksi akan melakukan auditor

    switching dari total 170 perusahaan yang melakukan auditor switching. Kekuatan

    prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan yang tidak

    melakukan auditor switching adalah sebesar 99,3%. Hal ini menunjukkan bahwa

    dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat 133 (99,3%) yang

    diprediksi tidak melakukan auditor switching dari total 134 perusahaan yag tidak

    melakukan auditor switching. Berdasarkan penjelasan tersebut nilai overall percentage

    sebesar 98,4% yang berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 98,4%.

    3.7 Hasil Uji Regresi Logistik

    Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

    B S.E Wald Df Sig. Exp(B)

    Step

    1a

    LnTA 0,304 0,288 1,117 1 0,291 1,355

    OPINI 0,692 0,926 0,558 1 0,455 1,997

    CEO -0,274 1,244 0,049 1 0,825 0,760

    KAPSIZE -0,710 1,072 0,439 1 0,508 0,491

    TENURE -7,815 1,017 59,077 1 0,000 0,000

    DER 0,586 0,871 0,453 1 0,501 1,797

    Constant 3,559 7,472 0,227 1 0,634 35,127

    Sumber: data diolah SPSS 22, 2018

    Adapun model yang dihasilkan dari pengujian terhadap model regresi adalah

    sebagai berikut :

    SWITCH = 3,599 + 0,304LnTA + 0,692OPINI – 0,274CEO – 0,710KAPSIZE –

    7,815TENURE + 0,586DER + e

  • 8

    3.8 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

    Variabel ukuran perusahaan (LnTA) menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,304

    dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,291, lebih besar dari α = 5%, maka H1 ditolak.

    Berarti ukuran perusahaan tidak dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan

    auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang

    dilakukan oleh Effendi dan Rahayu (2015), Aminah dan Werdhaningtyas (2017),

    Wijaya dan Rasmini (2015), Apriyanti dan Hartaty (2016), dan Yani et al (2016). Tetapi

    penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

    Luthfiyati (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

    auditor switching.

    Hal ini dikarenakan perusahaan yang besar dan memiliki aktivitas operasional yang

    lebih kompleks memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost yang disebabkan

    oleh pengangkatan auditor baru, sehingga perusahaan akan mempertahankan

    auditornya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ketika suatu perusahaan sudah percaya

    dan yakin pada reputasi KAP yang selama ini telah mengauditnya, maka perusahaan

    akan tetap mempertahankan KAP tersebut dan ketika ukuran perusahaan yang

    dinyatakan dengan total assetnya semakin besar atau semakin kecil tidak dapat menjadi

    dasar prediksi bahwa perusahaan akan melakukan auditor switching. Hal ini berarti

    bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching

    (Effendi dan Rahayu, 2015).

    4. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada bagian

    sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa audit tenure berpengaruh terhadap auditor

    switching. Hal ini disebabkan semakin lama perikatan auditor dengan perusahaan akan

    mengurangi asimetri informasi sehingga berpotensi menjadikan auditor merasa puas

    pada apa yang dilakukan seperti melakukan audit yang kurang tegas dan terlalu

    tergantung pada pernyataan manajemen sehingga untuk menjaga independensi perlu

    dilakukan auditor switching.

    Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini

    dikarenakan perusahaan cenderung akan mempertahankan KAP yang telah dipercaya

    dan diyakini reputasinya dalam melakukan audit perusahaannya sehingga besar kecil

  • 9

    nya ukuran perusahaan tidak dapat dijadikan dasar prediksi perusahaan akan melakukan

    auditor switching.

    Opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini dikarenakan opini

    audit berisikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan terutama

    pihak eksternal serta opini audit berkaitan dengan hasil pemeriksaan atas kewajaran

    laporan keuangan sehingga opini audit yang diberikan tidak berkaitan dengan auditor

    yang mengaudit.

    Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini

    dikarenakan ketika adanya pergantian manajemen, ketika adanya pergantian

    manajemen, kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan

    dengan kebijakan manajemen baru sehingga pergantian manajemen tidak dapat menjadi

    dasar perusahaan akan melakukan auditor switching.

    Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini disebabkan

    perusahaan dalam memilih auditor selain mempertimbangkan kualitas juga

    mempertimbangkan fee yang dikeluarkan. Perusahaan mempunyai pemahaman auditor

    yang memiliki berafiliasi dengan KAP Big four maupun tidak seluruhnya memiliki

    kompetensi dan kualitas audit untuk bekerja secara objektif.

    Financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini disebabkan

    perusahaan yang mengalami financial distress cenderung mempertahankan KAP untuk

    menjaga kepercayaan pemegang saham.

    4.2 Saran

    Berdasarkan simpulan yang diperoleh serta keterbatasan dalam penelitian, saran-saran

    yang diajukan adalah sebagai berikut. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan

    faktor lain yang secara teoritis diduga dapat mempengaruhi auditor switching. Faktor

    lain seperti profitabilitas, audit fee, pergantian komite audit, audit delay, dan lain-lain.

    Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan objek penelitian

    pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) agar dapat

    mewakili secara keseluruhan dari hasil penelitian

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    Luthfiyati, Binti.2016.”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Pergantian

    Manajemen, Ukuran KAP, dan Audit Tenure Terhadap Auditor Switching”.

    Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016.

    Aprianti, Siska dan Sri Hartaty.2016.”Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan

    Klien, dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien Terhadap Auditor

    Switching”. Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu (ACSY) Volume IV, No 1

    ISSN-P 2407-2184.

    Saputri, V W dan Fatchan Achyani. 2014. “Analaisis faktor-faktor yang mempengaruhi

    pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur

    di Bursa Efek Indonesia”. Seminar Nasional dan Call for Paper. ISBN:978-602-

    70429-2-6.

    Faradila, Yuka, dan M. Rizal Yahya.2016. “pengaruh opini audit, financial distress, dan

    pertumbuhan perusahaan klien terhadap auditor switching”. Jurnal Ilmiah

    Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA).Vol. 1, No. 1.

    Efendi, Mareti, dan Sri Rahayu.2015. “Analisis Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP,

    Ukuran Perusahaan Klien, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Auditor

    Switching”. Jurnal akuntansi dan keuangan FE Universitas Budi Luhur Vol. 4

    No. 1 ISSN: 2252 7141.

    Putra, I W. D. W. 2014. “Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas, Pertumbuhan

    Perusahaan dan Opini Audit Pada Pergantian Auditor”. EJurnal Akuntansi

    Universitas Udayana. Hlm. 308-323.

    Rimadani, Aulia. 2018.” pengaruh ukuran kap, financial distress, opini audit, ukuran

    perusahaan, dan audit delay terhadap auditor switching (studi empiris pada

    perusahaan property & real estate yang terdaftar pada bei tahun 2013-

    2016)”.Skripsi.Universitas Islam Indonesia.

    Aminah dan Werdhaningtyas, Alfiani. 2017. “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

    auditor switching pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun

    2010-2015”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 8 No.1. Hlm. 36-50.