pengaruh tingkat toleransi beragama terhadap

200
PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh: NELA KARMILA MANDARINNAWA NIM: 123111001 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016

Upload: truongdien

Post on 26-Jan-2017

255 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA

TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK

KELAS XI DI SMK NEGERI 7 SEMARANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NELA KARMILA MANDARINNAWA

NIM: 123111001

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2016

Page 2: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

ii

Page 3: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP
Page 4: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

NOTA DINAS

Semarang, 1 Juni 2016

Kepada

Yth. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum ‘alaikum wr.wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,

arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA

TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK

KELAS XI DI SMK N 7 SEMARANG TAHUN

AJARAN 2015/2016

Nama : Nela Karmila Mandarinnawa

NIM : 123111001

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo untuk

diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing I,

Dr. H. Widodo Supriyono, M. A

NIP. 19591025 198703 1 003

iv

Page 5: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

NOTA DINAS

Semarang, 1 Juni 2016

Kepada

Yth. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum ‘alaikum wr.wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,

arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA

TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK

KELAS XI DI SMK N 7 SEMARANG TAHUN

AJARAN 2015/2016

Nama : Nela Karmila Mandarinnawa

NIM : 123111001

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo untuk

diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing II,

Drs. H. Jasuri, M.S.I

NIP. 19671014 199403 1 005

v

Page 6: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

ABSTRAK

Meski bangsa Indonesia terdiri dari beragam agama, namun

belakangan kerap terjadi konflik yang disebabkan atas perbedaan

keyakinan. Konflik terjadi karena pemeluk agama tertentu kurang atau

bahkan tidak mengenali pemeluk agama lain. Hal ini terjadi karena

perbedaan agama terkadang tidak dijumpai dalam wilayah tertentu di

Indonesia. Misalnya, satu desa di Jawa terkadang mayoritas atau

bahkan keseluruhan Muslim. Satu desa tertentu di Ambon mayoritas

Kristen. Keadaan demikian menjadikan para pemeluk agama tidak

peka terhadap keberagaman agama yang sesungguhnya terjadi di

negara ini.

Berdasarkan kenyataan seperti di atas, perlu melihat kondisi

penduduk dalam satu desa atau daerah yang beragam. Dalam hal ini

melihat kondisi siswa siswi yang memeluk agama berbeda-beda dalam

satu kelas menjadi hal yang urgen demi mengetahui sejauh mana

toleransi terjadi dalam pemeluk agama yang mengetahui dan

menyadari keberagaman tersebut. Peserta didik di SMK N 7 Semarang

terdiri dari beragam agama, ada yang menganut Islam, ada yang

Kristen, Katolik, dan Hindu. Apakah perbedaan agama yang ada di

sekolah ini memengaruhi pola pikir para siswa siswi dalam bergaul

maupun berinteraksi di antara sesama atau tidak, karena perbedaan

sebagai pemicu konflik terjadi disebabkan keseragaman atau

homogenitas pemeluk agama.

Untuk memudahkan pembahasan, penelitian ini terangkum dalam

3 pertanyaan: 1) Bagaimanakah tingkat toleransi beragama peserta

didik kelas XI di SMK Negeri 7 Semarang? 2) Bagaimanakah

interaksi sosial peserta didik kelas ini? 3) Adakah pengaruh tingkat

toleransi beragama terhadap interaksi sosial peserta didik kelas XI di

SMK N 7 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016?

Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field

research), yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan. Sedangkan

jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitatif dan teknik analisis

data regresi linier sederhana, dengan responden sebanyak 65 dari

jumlah populasi 630. Adapun teknik pengambilan sampel

menggunakan a simple random sampling. Sedangkan metode

pengumpulan data menggunakan metode observasi, angket dan

vi

Page 7: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

dokumentasi. Kemudian data yang terkumpul diolah menggunakan

analisis statistik.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara tingkat toleransi beragama dengan interaksi

sosial peserta didik kelas XI di SMK N 7 Semarang ditunjukkan

dengan angka koefisien korelasi sebesar r =0,629 dengan tingkat

signifikansi 5% ( = 0,244). Sedangkan persamaan regresi

liniernya adalah Y = 24,487 + 0,678X. Uji persamaan regresi linier

dilakukan dengan uji F dan diperoleh sebesar 41,192 dengan taraf

signifikansi 5% ( = 3,99),karena > maka Ha

diterima. Artinya hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh

tingkat toleransi beragama terhadap interaksi sosial peserta didik dapat

diterima. Dan hasil koefisien determinasinya sebesar 0,395 yang

menggambarkan bahwa dalam penelitian ini kontribusi atau

sumbangan dari tingkat toleransi beragama dalam mempengaruhi

interaksi sosial peserta didik adalah sebesar 39,5% . Sisanya 60,5%

ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam

penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

informasi dan masukan bagi civitas akademika, mahasiswa, dan

peserta didik agar meningkatkan toleransi beragama dan

mengaplikasikannya dalam berinteraksi sosial.

.

Keyword: toleransi, agama, pendidikan

vii

Page 8: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi

ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten

agar sesuai teks Arabnya.

a t}

b z}

t „

s| g

j f

h} q

kh k

d l

z| m

r n

z w

s h

sy ‟

s{ y

d}

Bacaan Madd: Bacaan Diftong:

a> = a panjang au= او

i> = i panjang ai = اي

ū = u panjang iy = اي

viii

Page 9: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

MOTTO

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya

telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu

Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,

Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat

kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha

mengetahui”.

[Qur‟an surah ke 2, al-Baqarah : 256]

ix

Page 10: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Saya Persembahkan Untuk:

Kedua orang tuaku, Bapak Ikhsan Dan Ibu Tuminah Tercinta,

Yang Selalu Memberikan Kasih Sayang Dan Cintanya Yang

Tulus, Membimbing, Memotivasi Diriku Dalam Setiap Langkah

Dan Hidupku

Adik dan sahabat-sahabatku Kurnia Adi Susantiyo, Kahoirul

Anwar, Nur Aini Munafiah, Mar‟atul Lutfiyah dan Siti Nur

Liana Yang Selalu Memberikan Semangat Untuk

Menyelesaikan Skripsi Ini

Keluarga Besar Mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Ank. 2012 UIN Walisongo Semarang

Beserta Almamater

UIN Walisongo Semarang

x

Page 11: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji dan syukur peneliti panjatkan

kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, hidayah serta inayah-

Nya. Peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

“Pengaruh Tingkat Toleransi Beragama Terhadap Interaksi Sosial

Peserta Didik Kelas XI di SMK N 7 Semarang Tahun Ajaran

2015/2016”. Şalawat dan salam selalu peneliti haturkan kepada Rasul

Agung Muhammad SAW, yang membawa umat Islam ke arah

perbaikan dan kemajuan sehingga kita hidup dalam konteks beradab

dan modern. Suatu kebahagiaan dan kebanggan tersendiri bagi peneliti

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun guna memenuhi dan melengkapi persyaratan

dalam memeroleh gelar Sarjana Pendidikan (S1) Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo

Semarang jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun

materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan rasa

hormat mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Bapak

Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo

Semarang, Bapak Dr. H. Raharjo, M.Ed.St.

3. Kaprodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Walisongo Semarang, Bapak Drs. H. Mustopa,

M.Ag.

xi

Page 12: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

4. Dosen Wali akademik yang telah membimbing saya dari awal

proses kuliah hingga akhir semester, Bapak Dr. Abdul Kholiq,

M.Ag.

5. Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan, memberi masukan,

dan menyempurnakan penelitian ini, Bapak Dr. H. Widodo

Supriyono, M.Ag dan Bapak Drs. H. Jasuri M.S.I.

6. Bapak/ Ibu Dosen penguji Bapak Dr. H. Fatah Syukur, M. Ag,

Ibu Lutfiyah, M. Ag., Bapak Prof. Dr. H. Moh. Erfan Soebahar,

M. Ag., dan Bapak H. Nasirudin, M. Ag., yang telah

mengarahkan, memberi masukan, dan menyempurnakan skripsi

ini.

7. Seluruh Dosen, pegawai, dan staff TU FITK UIN Walisongo

Semarang yang telah memberikan pengetahuan dan wawasan

untuk peneliti selama menempuh pendidikan.

8. Kepala dan Wakil Kepala SMK N 7 Semarang yang telah

memberikan izin penelitian kepada peneliti, Bapak Drs. M.

Sudarmanto, M.Pd dan Bapak Albasori S.Pd.

9. Guru mapel PAI yang telah bersedia meluangkan waktu dan

membantu peneliti selama penelitian di sekolah, Bapak Drs. M.

N.H.A.Hamid dan bapak Atif Safrudin.

10. Kedua orang tua, Bapak Ikhsan dan Ibu Tuminah tercinta, serta

adikku tersayang, Kurnia Adi Susantiyo atas segala kasih

sayang,, dukungan, motivasi dan doa yang selalu dipanjatkan.

11. Pengasuh pondok pesantren, Bapak Kurtubi dan Ibu Aqim Laila

yang selalu mendoakan saya dalam menempuh studi.

xii

Page 13: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

xiii

Page 14: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................ ii

PENGESAHAN ..................................................................... iii

NOTA DINAS ....................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................. vi

TRANSLITERASI .................................................................. viii

HALAMAN MOTTO ............................................................ ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................. x

KATA PENGANTAR ........................................................... xi

DAFTAR ISI .......................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xvi

DAFTAR TABEL ................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR .............................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................ 6

C. Tujuan dan manfaat Penelitian ......................... 7

BAB II TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA DAN

INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK

A. Deskripsi Teori ................................................. 9

1. Tingkat Toleransi Beragama ....................... 9

2. Interaksi Sosial ............................................ 44

B. Kajian Pustaka .................................................. 62

C. Rumusan Hipotesis .......................................... 65

xiv

Page 15: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...................... 66

B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................... 67

C. Populasi dan Sampel ........................................ 67

D. Variabel dan Indikator Penelitian ..................... 69

E. Teknik Pengumpulan Data ............................... 71

F. Teknik Analisis Data ........................................ 81

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data ................................................. 90

1. Data Umum ................................................. 90

2. Data Penelitian ............................................ 100

B. Analisis Data ................................................... 101

1. Analisis Deskriptif ...................................... 101

2. Analisis Uji Prasyarat ................................. 109

3. Analisis Hipotesis ....................................... 111

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................... 113

D. Keterbatasan Penelitian .................................... 115

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................... 117

B. Saran ............................................................... 118

C. Penutup ............................................................ 120

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xv

Page 16: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Responden Uji Coba, 1.

Lampiran 2 Daftar Nama Responden Penelitian, 3.

Lampiran 3 Kisi-Kisi Angket Tingkat Toleransi Beragama, 5.

Lampiran 4 Angket Tingkat Toleransi Beragama, 6.

Lampiran 5 Kisi-Kisi Angket Interaksi Sosial, 13.

Lampiran 6 Angket Interaksi Sosial, 14.

Lampiran 7 Hasil SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Tingkat Toleransi Beragama, 20.

Lampiran 8 Hasil SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Interaksi Sosial, 23.

Lampiran 9 Skor Nilai Angket Tingkat Toleransi Beragama, 26.

Lampiran 10 Skor Nilai Angket Interaksi Sosial, 29.

Lampiran 11 Daftar Nilai Tingkat Toleransi Beragama (X),32.

Lampiran 12 Daftar Nilai Interaksi Sosial (Y) , 34.

Lampiran 13 Hasil SPSS Analisis Deskriptif, 36.

Lampiran 14 Hasil SPSS Uji Normalitas, 37.

Lampiran 15 Hasil SPSS Uji Linieritas, 38.

Lampiran 16 Hasil SPSS Analisis Uji Hipotesis, 39.

Lampiran 17 Tabel r Product Moment , 41.

Lampiran 18 Tabel Distribusi F, 42.

Lampiran 19 Uji Laboratorium,43.

Lampiran 20 Surat Izin Riset UIN Walisongo Semarang,46.

Lampiran 21 Surat Izin Riset Kepala Dinas Pendidikan Kota

Semarang,47.

Lampiran 22 Surat Keterangan Telah Melakukan Riset,48

xvi

Page 17: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

Lampiran 23 Sertifikat OPAK,49.

Lampiran 24 Sertifikat KKN, 50.

Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian, 51.

xvii

Page 18: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Validitas Uji Coba Angket Tingkat Toleransi

Beragama, 75.

Tabel 3.2 Klasifikasi Hasil Uji Coba Angket Tingkat Toleransi

Beragama, 76.

Tabel 3.3 Hasil Validitas Uji Coba Angket Interaksi Sosial, 76.

Tabel 3.4 Klasifikasi Hasil Uji Coba Angket Interaksi Sosial, 77.

Tabel 4.1 Data Guru SMK N 7 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016,

95.

Tabel 4.2 Daftar Jumlah Peserta Didik SMK N 7 Semarang, 98.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Data Tingkat Toleransi

Beragama, 102.

Tabel 4.4 Deskriptive Statistics Variabel X (Tingkat Toleransi

Beragama), 104.

Tabel 4.5 Kualitas Variabel X (Tingkat Toleransi Beragama), 105.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Data Interaksi Sosial, 106

Tabel 4.7 Deskriptive Statistics Variabel Y (Interaksi Sosial), 108.

Tabel 4.8 Kualitas Variabel Y (Interaksi Sosial), 108.

Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Hasil SPSS Uji

Normalitas), 109

Tabel 4.10 ANOVA (Hasil SPSS Uji Linieritas), 111.

Tabel 4.11 Coefficient Korelasi (Hasil SPSS Analisis Uji Hipotesis),

112.

Tabel 4.12 ANOVA (Hasil SPSS Analisis Uji Hipotesis Model

Regresi), 112.

Tabel 4.13 MODEL SUMMARY (Hasil SPSS Analisis Uji

Hipotesis Koefisien Regresi), 113.

xviii

Page 19: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Denah Lokasi Sekolah SMK N 7 Semarang, 91.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMK N 7 Semarang, 93.

Gambar 4.3 Grafik Histogram Tingkat Toleransi Beragama, 103.

Gambar4.4 Grafik Histogram Interaksi Sosial, 107.

xix

Page 20: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keragaman agama bagian dari titah Tuhan (sunnatullah) yang

diadakan di dunia. Sebelum Islam datang, telah ada banyak agama,

seperti Yahudi, Nasrani, Majusi, dan yang lainnya. Bahkan setelah

Islam, ada banyak agama yang terus berdatangan. Kesemuanya

hingga sekarang masih dipeluk oleh banyak manusia di belahan

dunia.

Dalam kehidupan sosial, masing-masing agama selain harus

bisa menjaga eksistensinya dengan agama-agama lain, juga

dituntut untuk bisa menghadapi keberagaman agama yang ada.

Penganut Islam atau Muslim, bukan hal yang tidak mungkin jika

dalam ruang-ruang sosial atau bahkan dalam ruang keluarga

sekalipun akan berhadapan dengan penganut agama lain.

Di Indonesia, keberagaman agama juga menjadi fakta sosial

yang tak terbantahkan. Dalam Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang

Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) disebutkan:

“Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut

agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih

pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di

wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.”

Oleh karena itu, kita sebagai warga negara sudah sepatutnya

menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan

Page 21: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

2

saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita

demi keutuhan negara.

Agama Islam datang untuk menjadi rahmat bagi semesta

alam. Tidak hanya bagi umat Islam semata, tapi manusia dan

makhluk lainnya. Dalam al-Qur‟an surah ke 21 al-Anbiya‟: 107

Allah berfirman:

وما أرسلناك إلا رحة للعالمي Tidaklah Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan

untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (Al-Qur‟an surah ke 21

al-Anbiya‟: 107).1

Rasulullah Muhammad Saw bersabda:

، عن ث نا مروان ي عنيان الفزاريا د بن عبااد، وابن أب عمر، قال: حدا ث نا مما حداسان، عن أب حازم، عن أب ىري رة، قال: قيل: يا رسول اهلل يزيد وىو ابن كي

د ث نا عبد اللاو بن مما ادع على المشركي قال: إين ل أبعث لعانا، ولكن بعثتحداث نا ي ث نا مروان بن معاوية، حدا زيد، عن أب حازم، عن أب ىري رة قال: قال: حدا

إيني ل أب عث لعاانا، ولكن بعثت »قيل: يا رسول اللاو، ادع اللاو على المشركي، قال: )رواه مسلم («رحة

Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Ubbad dan Ibnu Abi

Umar. Keduanya telah berkata: Telah bercerita kepadaku Marwan,

dari Yazid putra Kaisan, dari Abi Hazim, dari Abi Hurairah. Abi

Hurairah berkata: Telah dikatakan kepada Rasulullah Saw: Wahai

Rasul, dakwahlah dengan mengutuk orang-orang musyrik. Lalu

Rasul menjawab: “Sesungguhnya aku diutus bukan untuk

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera

Abadi, 2010), jil.VI, hlm. 334.

Page 22: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

3

mengutuk, tapi aku diutus untuk menebar kasih sayang.” (HR.

Muslim)2

Berdasarkan firman Allah dan hadiś Rasulullah Muhammad Saw di

atas, agama Islam memiliki konsep tersendiri dalam melihat dan

memerlakukan keberagaman alam semesta, termasuk di dalamnya

perbedaan agama.

Islam sangat menghargai dan menjunjung tinggi sikap toleran

terhadap komunitas-komunitas agama non-Islam. Umat Islam

mengakui “keberadaan” (bukan “kebenaran”) agama lain atas dasar

prinsip kebebasan beragama dan sikap toleran terhadap komunitas-

komunitas agama non-Islam.3

Dimaksud toleransi beragama adalah sikap hormat

menghormati antar pemeluk agama yang berbeda-beda dan antar

pemeluk satu agama yang berlainan aliran untuk

mengaktualisasikan suatu ajaran agama dan pemahaman

keagamaan dalam kehidupan sehari-hari demi kelestarian

kerukunan hidup bermasyarakat.4

Sebagai pembawa ajaran universal bagi rahmatan li al-

alamin, Islam (al-Qur‟an dan al-Sunnah Rasulullah Muhammad

Saw) membimbing manusia menggapai kebahagiaan yang

2Muslim an-Naisābūrī, Ṣaḥīḥ Muslim, (Beirut: Dār Ihyā ` at-Turāś al-

„Arabī), vol. IV, hlm. 2006.

3Faisal Ismail, Dinamika Kerukunan Antar Umat Beragama,

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), hlm. 5-7.

4Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Sukses, 2009),

hlm. 403.

Page 23: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

4

merupakan akumulasi sekaligus harmonisasi atas kebenaran,

kebaikan, kesenangan, keselamatan, ketentraman melalui lima

macam petunjuk sistem hubungan manusia terhadap sumber-

sumber kebahagiaan. Pertama, petunjuk yang mengatur hubungan

muslim dengan Allah. Kedua, petunjuk yang mengatur hubungan

antar sesama muslim. Ketiga, petunjuk yang mengatur hubungan

muslim dengan non-muslim. Keempat, petunjuk yang mengatur

hubungan manusia dengan alam sekitar. Kelima, petunjuk yang

mengatur hubungan manusia dengan kehidupannya. Kebahagiaan

hanya dapat diraih manakala manusia serius lagi komitmen

mengaktualisasikan lima macam petunjuk tersebut.5

Agama memuat esensi berupa tuntunan hidup damai secara

komprehensif, termasuk kehidupan yang penuh toleransi dalam

masyarakat yang plural. Agama berisi tatanan dan kaidah yang

serba luhur, yang masing-masing menjauhi perselisihan dan

mengutamakan jalan damai.6

Secara filosofis, pendidikan agama yang diajarkan di pelbagai

level pendidikan mestinya harus dibingkai oleh satu semangat yang

melandasi kehidupan bersama sebagai sebuah bangsa. Pendidikan

agama Islam (PAI) dengan demikian haruslah berada dalam

bingkai keindonesiaan. Pendidikan agama yang diajarkan di

lingkungan pendidikan, haruslah berada dalam bingkai pendidikan

5Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,...hlm. 405.

6Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,…hlm. 408.

Page 24: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

5

Pancasila. Yang mana harus berjalan secara konsisten mulai dari

sekolah hingga perguruan tinggi.

Pendidikan agama yang peka terhadap keragaman itu harus

dipraktikkan. Pendidikan Agama Islam yang mengajarkan tentang

sistem keyakinan agama yang mendasar, perlu juga dibarengi

dengan mengenalkan bahwa agama yang kita peluk itu hanyalah

satu dari sekian banyak yang ada di Indonesia.

Karena keyakinan yang banyak itu perlu dipahami sebagai

satu kesatuan yang integral, maka perlu dikembangkan sikap saling

menghormati di antara mereka yang berbeda agama dan keyakinan.

Dengan begitu, pendidikan agama yang hadir di lingkungan

institusi pendidikan, tentu saja sangat kontributif bagi

pengembangan wawasan keindonesiaan yang menjunjung tinggi

pluralitas serta heterogenitas.7 Dari pemaparan tersebut, maka

dapat dipahami bahwa kehidupan sekolah membutuhkan adanya

toleransi baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan

guru, kepala sekolah dengan peserta didik, guru dengan peserta

didik, maupun peserta didik dengan peserta didik lainnya.

Sehingga dengan toleransi tersebut dapat tercipta proses

pembelajaran yang kondusif.

Berdasarkan keterangan guru mata pelajaran PAI menyatakan

bahwa:

7Tedi Kholiludin dkk, Siswa SMA Bicara Agama, (Semarang: eLSA

press, 2014), hlm. 8.

Page 25: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

6

Peserta didik di SMK N 7 Semarang terdiri dari beragam

agama, ada yang menganut Islam, ada yang Kristen, Katolik,

dan Hindu. Perbedaan agama yang ada di sekolah ini

memengaruhi pola pikir para siswa siswi dalam bergaul

maupun berinteraksi di antara sesama. Meskipun begitu, di

sekolah ini sangat menjunjung tinggi kerukunan antar umat

beragama dengan menerapkan toleransi agama mereka.8

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Toleransi

Beragama terhadap Interaksi Sosial Peserta didik Kelas XI di SMK

N 7 Semarang”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan

dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.9 Maka penelitian

ini dilaksanakan dengan maksud menjawab pertanyaan dari

permasalahan berikut:

1. Bagaimanakah tingkat toleransi beragama peserta didik kelas

XI di SMK Negeri 7 Semarang?

2. Bagaimanakah interaksi sosial peserta didik kelas XI di SMK

Negeri 7 Semarang?

3. Adakah pengaruh tingkat toleransi beragama terhadap

interaksi sosial peserta didik kelas XI di SMK Negeri 7

Semarang tahun pelajaran 2015/2016?

8Hasil wawancara dengan Bapak Hamid pada hari Rabu, 4 Mei 2016

di ruang guru SMK N 7 Semarang. 9Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 56.

Page 26: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui tingkat toleransi beragama peserta didik

kelas XI di SMK N 7 Semarang

b. Untuk mengetahui interaksi sosial peserta didik kelas XI di

SMK N 7 Semarang

c. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh tingkat

toleransi beragama terhadap interaksi sosial peserta didik

kelas XI di SMK 7 Semarang tahun pelajaran 2015/2016

2. Manfaat Penelitian

Manfaat teoretis yang dapat diperoleh dari penelitian

ini adalah memberikan ilmu pengetahuan dan memperkaya

wawasan teoritik dalam psikologi agama dan psikologi sosial,

khususnya tentang toleransi beragama dan interaksi sosial.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan

informasi yang akurat tentang pengaruh tingkat toleransi

beragama terhadap interaksi sosial, dan memberi gambaran

bagaimana bertoleransi terhadap pemeluk agama lain dan

berinteraksi sosial yang baik dalam lingkungan.

Di antaranya:

a. Bagi sekolah

Penelitian ini, bagi pihak sekolah, diharapkan dapat

memberikan masukan yang positif serta sebagai bahan

acuan bagi sekolah untuk melakukan hubungan secara

sinergis kepada guru agama dalam usaha menanamkan

Page 27: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

8

toleransi dan interaksi sosial pada peserta didik di SMK N

7 Semarang.

b. Bagi pendidik

Penelitian ini, bagi pendidik, dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran khususnya

dalam menanamkan rasa toleransi dan interaksi sosial pada

peserta didik.

c. Bagi peserta didik

Penelitian ini, bagi peserta didik, diharapkan dapat

menciptakan rasa toleransi dan interaksi sosial yang baik

dalam lingkungan sekolah.

Page 28: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

9

BAB II

TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA

DAN INTERAKSI SOSIAL

A. Deskripsi Teori

1. Tingkat Toleransi Beragama Peserta Didik SMK

a. Pengertian Tingkat Toleransi Beragama

Istilah toleransi dalam bahasa Inggris, disebut dengan

tolerance berarti kesabaran, kelapangan dada, dapat

menerima. Dalam bahasa Arab disebut dengan tasāmuḥ

yang berasal dari kata samaḥa, tasāmaḥa yang artinya

memudahkan, berlaku lemah lembut.1

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

toleransi diartikan sebagai sikap atau sifat menenggang

(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian

(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan kelakuan)

yang lain atau bertentangan dengan pendiriannya.

Toleransi berasal dari bahasa Latin „Tolerare‟ yang

berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang

berpendapat lain, berhati lapang dan tenggang rasa

terhadap orang yang berlainan pandangan, keyakinan, dan

agama lain.2

1Yunus Ali AlMuhdar, Toleransi Kaum Muslimin dan Sikap Lawan-

lawannya, (Bandung: Iqra, 1983), hlm. 178.

2Mukti Ali, Pluralisme Agama di Persimpangan Menuju Tuhan,

(Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2006), hlm. 87.

Page 29: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

10

Dalam percakapan sehari-hari, di samping kata

toleransi juga dipakai kata “tolerer”. Kata ini berasal dari

bahasa Belanda berarti membolehkan, membiarkan,

dengan pengertian membolehkan atau membiarkan yang

pada prinsipnya tidak perlu terjadi. Jadi toleransi

mengandung konsesi. Konsesi ialah pemberian yang hanya

didasarkan kepada kemurahan dan kebaikan hati, dan

bukan didasarkan kepada hak. Jelas bahwa toleransi terjadi

dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, dan

menghormati perbedaan atau prinsip orang lain itu tanpa

mengorbankan prinsip sendiri.3

Toleransi diartikan suatu sikap atau sifat kebebasan

manusia untuk menyatakan keyakinannya, menjalankan

agamanya dengan bebas, memberikan seseorang untuk

berpendapat lain, dengan saling menghormati, tenggang

rasa, saling membantu dan bekerjasama sesama umat

beragama dalam membangun masyarakat yang aman dan

sejahtera. Manusia menentukan sikapnya itu tidak

melanggar dan bertentangan dengan syarat-syarat azas

terciptanya ketertiban, kedamaian, keharmonisan dan

kerukunan intern dan antar umat beragama, merupakan

suatu keyakinan adanya sikap dan susunan toleransi antar

sesama manusia harus terjalin erat pada setiap umat

3Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Umat

Beragama, (Jakarta: Ciputat Pess, 2003), hlm. 13.

Page 30: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

11

beragama. Untuk terciptanya kondisi kerukunan hidup

antar umat beragama dan semangat persatuan dan kesatuan

yang harmonis dan dinamis.4

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, toleransi

beragama adalah sikap bersedia menerima

keanekaragaman dan kebebasan beragama yang dianut dan

kepercayaan yang diyakini oleh pihak atau golongan lain.5

Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami

bahwa toleransi beragama adalah sikap hormat

menghormati antara pemeluk agama yang berbeda-beda

dan antar pemeluk satu agama yang berlainan aliran untuk

mengaktualisasikan suatu ajaran agama dan pemahaman

keagamaan dalam kehidupan sehari-hari demi kelestarian

kerukunan hidup bermasyarakat.

Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat

beragama, yang didasarkan kepada setiap agama menjadi

tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan memunyai

bentuk ibadat (ritual) dengan sistem dan cara tersendiri

yang ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung

jawab orang yang pemeluknya atas dasar itu, maka

toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama

4Mukti Ali, Pluralisme Agama di Persimpangan Menuju Tuhan, ..

hlm. 89.

5Baidi Bukhori, Toleransi terhadap Umat Kristiani, (Semarang: IAIN

Walisongo Semarang, 2012), hlm.16.

Page 31: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

12

bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan,

melainkan perwujudan sikap keberagamaan pemeluk suatu

agama dalam pergaulan hidup antara orang yang tidak

seagama, dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau

kemaslahatan umum.6

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa

toleransi beragama itu bukanlah toleransi dalam masalah

keagamaan yang mana agama yang satu dan agama yang

lainnya dicampuradukkan, melainkan toleransi dalam

bentuk kerjasama yang diwujudkan dalam kegiatan bersifat

sosial kemasyarakatan. Seperti halnya membangun

jembatan, memperbaiki tempat-tempat umum, dan

membantu orang yang kena musibah banjir, serta

membantu korban kecelakaan lalu lintas.

Di Madinah Rasulullah Muhammad bersama

penduduk Madinah dengan beragam agamanya, Yahudi,

Kristen, Islam, dan penyembah berhala mampu

membangun toleransi dengan yang berbasis pada

kesepakatan di antara kelompok agama-agama. Toleransi

bukan proses yang langsung jadi, melainkan kehadiran

nilai yang mengakar kuat di tengah masyarakat, khususnya

6Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Umat

Beragama, … hlm. 14.

Page 32: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

13

melalui perjumpaan dan dialog untuk membangun saling

percaya.7

Menurut Walzer, Toleransi harus mampu membentuk

kemungkinan-kemungkinan sikap, antara lain sikap untuk

menerima perbedaan, mengubah penyeragaman menjadi

keragaman, mengakui hak orang lain, menghargai

eksistensi orang lain, dan mendukung secara antusias

terhadap perbedaan budaya dan keragaman ciptaan Tuhan.8

Indonesia merupakan Negara Bangsa (nation state).

Dalam paradigma negara seperti ini kehendak untuk

bertoleransi berangkat dari pijakan bahwa seluruh manusia

mempunyai hak dan kewajiban yang sama di hadapan

konstitusi.

Ada paradigma kewarganegaraan yang

memperlakukan seluruh warga negara secara adil dan

setara. Karena itu toleransi pada negara demikian harus

menyentuh ruang-ruang individu. Pancasila dan UUD 1945

sebagai landasan ideal berbangsa dan bernegara harus

mampu melindungi ruang individu dan ruang publik.9

7Zuhairi Misrawi, Pandangan Muslim Moderat; Toleransi, Terorisme,

dan Oase Perdamaian, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010), cet. I,

hlm. 8.

8Zuhairi Misrawi, Pandangan Muslim Moderat; Toleransi, Terorisme,

dan Oase Perdamaian,… hlm. 10.

9Zuhairi Misrawi, Pandangan Muslim Moderat; Toleransi, Terorisme,

dan Oase Perdamaian, .. hlm. 12.

Page 33: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

14

Dalam konteks sosial dan agama, toleransi dimaknai,

sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi

terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak

dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat,

seperti “toleransi beragama” di mana penganut mayoritas

dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-

agama lainnya.

Konsep tasamuh dalam Islam mengandung konsep

rahmatan lil „alamin. Sekalipun Al-Qur‟an tidak secara

tegas menjelaskan tentang tasamuh, namun ditemui

beberapa tema yang terkait dengan ini, di antaranya:

rahmah atau kasih sayang (QS. al-Balad: 17), al-„Afw atau

memaafkan (QS. al-Nur: 22), al-Safh atau berlapang dada

(QS. al-Zukhruf: 89), al Salam atau keselamatan (QS. al-

Furqan: 63), al-„Adl atau keadilan, al-Ihsan atau kebaikan

(QS. al-Nahl: 90) dan al-Tauhid yang bermakna

menuhankan Allah Swt (QS. al-Ikhlas: 1-4).

b. Macam-macam Toleransi

Dalam kehidupan beragama, perbedaan tidak jarang

menyulut berapa konflik bahkan peperangan antar umat

beragama yang paling brutal. Perbedaan-perbedaan kecil

dalam ajaran agama kerap mendorong tejadinya konflik.10

10

Rodney Stark, One True God, diterjemahkan leh M. Sadat Ismail

dengan judul Resiko Sejarah Bertuhan Satu, (Yogyakarta: Qalam, 2003),

hlm. 169.

Page 34: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

15

Dalam ilmu psikologi, seseorang bisa bersikap toleran

apabila memiliki rasa kematangan dalam beragama atau

disebut dengan mature religion. Pakar psikologi agama,

Walter Houton Clark dalam diskusi tentang kematangan

beragama ini mendefinisikan agama sebagai pengalaman

keberjumpaan batin seseorang dengan Tuhan yang

pengaruhnya dibuktikan dalam perilaku nyata hidup

seseorang. Penjelasan dari pengertian agama Clark ini

adalah ketika seseorang secara aktif berusaha melakukan

harmonisasi atau penyelarasan hidupnya dengan Tuhan.11

Kematangan beragama dalam konsepnya yang ideal

meniscayakan suatu kesadaran ketuhanan (God awareness)

atau realitas kosmis lain, yang tercermin dalam

pengalaman “ke dalam” dan terekspresi “ke luar”. Adapun

ciri-ciri dari keberagamaan yang matang menurut Clark

adalah sebagai berikut: Pertama, lebih kritis, kreatif, dan

otonom dalam beragama. Kedua, keberagamaan matang

memperluas perhatiannya terhadap hal-hal di luar dirinya.

Ketiga, keagamaan matang tidak puas semata-mata dengan

rutinitas ritual dan verbalisasinya.12

11

Roni Ismail, Konsep Toleransi Dalam Psikologi Agama, Jurnal

Religi, Vol. VIII, No. 1, Januari 2012, hlm. 3-4.

12Roni Ismail, Konsep Toleransi Dalam Psikologi Agama, Jurnal

Religi, Vol. VIII, No. 1, Januari 2012, hlm. 4.

Page 35: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

16

Lebih jauh Roni Ismail menjelaskan, bahwa orang

yang beragama matang tidak mungkin melakukan

perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan,

kemanusiaan, bahkan sosial. Namun jika ada orang

beragama yang secara rutin menjalankan ritual keagamaan

yang dipeluknya, akan tetapi masih saja berbuat

keburukan, menurut teori “kematangan agama” ini orang

tersebut beragama tidak matang. Dia memeluk agama

secara formal dan menjalankan ritual-ritualnya dengan

baik, hanya saja sesungguhnya keberagamaannya tidaklah

matang.13

Keberagamaan tidak matang tidak cukup

menyediakan ruang bagi pelakunya untuk hidup baik

secara ketuhanan, sosial, dan kemanusiaan, sehingga akan

jauh dari sikap-sikap toleransi. Adapun orang yang

beragama matang selalu melahirkan perilaku sosial yang

menghargai nilai-nilai kemanusiaan, moralitas yang

konsisten, anti kekerasan, dan lain-lain yang semakna.

Oleh karena itu, akan lahir dari orang-orang yang

beragama matang ini berbagai orientasi, sikap, dan

perilaku keagamaan yang intrinsik (hidup berdasarkan

agama) yang tentu saja termasuk di dalamnya hidup

13

Roni Ismail, Konsep Toleransi Dalam Psikologi Agama, Jurnal

Religi, Vol. VIII, No. 1, Januari 2012, hlm. 11.

Page 36: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

17

dengan penuh toleransi atas semua perbedaan yang nyata

ada.14

Sedangkan toleransi sendiri dibagi menjadi 3 macam,

yaitu 1) toleransi intern umat beragama, 2) toleransi antar

umat beragama, dan 3) toleransi umat beragama dengan

pemerintah.

1) Toleransi Intern Umat Beragama ini

Maksud dari toleransi dalam internal agama ialah

sikap toleran yang dipraktikkan oleh pemeluk agama

tertentu terhadap perbedaan paham yang dimunculkan

atau diyakini pemeluk agama yang sama. Dalam

lintasan sejarah, para sahabat Nabi Saw. dan

pengikutnya (tabi‟in) sangat mengakui keberadaan

keberagaman keyakinan dalam Islam. Para sahabat

tidak pernah mengumbar label sesat, murtad, apalagi

kafir terhadap orang-orang yang tidak sepaham

dengannya.15

Bagi sahabat dan tabi‟in sebagaimana yang

diajarkan nabi Muhammad Saw. kepada mereka, bahwa

perbedaan dalam bidang akidah merupakan hal yang

lumrah. Dalam ungkapan yang sangat popular

14

Roni Ismail, Konsep Toleransi Dalam Psikologi Agama, Jurnal

Religi, Vol. VIII, No. 1, Januari 2012, hlm. 12.

15Jammal al-Banna, Hurriyatul Fikr wal I‟tiqad fil Islam, (Kairo: Daru

al-Fikr al-Islami, tt.), hlm. 45.

Page 37: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

18

dikalangan masyarakat Muslim dikatakan, bahwa Nabi

Muhammad pernah bersabda:

ث نا أبو وكيع الراح بن ث نا منصور بن أب مزاحم، حد قال عبد اهلل: حدعمان بن بشري، قال: عب، عن الن مليح، عن أب عبد الرحن، عن الش

رواه أحد بن ( ة ح ر ت م أ ف ل ت اخ قال النب صلى اهلل عليو وسلم: )حنبل

“Abdullah berkata: Telah bercerita kepadaku Manshur

bin Abi Muzahim, telah bercerita kepadaku Waki‟ al-

Jarrah bin Malih, dari Abi Abdirrahman, dari asy-

Sya‟bi, dari an-Nu‟man bin Basyir. An-Nu‟man bin

Basyir berkata, Nabi Muhammad telah bersabda:

Perbedaan yang terjadi di antara umatku adalah rahmat

(kasih sayang).” (HR. Ahmad bin Hanbal).16

Oleh karena itu para sahabat tidak mengkafirkan

aliran yang berakidah lain yang berkembang pada

masanya, seperti kelompok Qadariyyah yang

menyatakan bahwa Allah tidak mampu untuk

menunjukkan atau menyesatkan kepada seseorang. Para

sahabat juga tidak mengkafirkan kelompok Jabbariyyah

16

Menurut Syu‟aib al-Arnauth editor kitab hadis Musnad Ahmad,

ungkapan ini masyhur di kalangan masyarakat dengan dipahami sebagai

sabda Nabi Muhammad, namun para ahli hadis termasuk Imam Ahmad

sendiri tidak mencantumkan perkataan ini sebagai hadis Nabi. Menurut As-

Sakhawi, meski tidak ada yang memberikan lafadz demikian, namun

ungkapan ini kandungan maknanya sesuai dengan hadis-hadis Nabi, sehingga

masuk dalam ungkapan yang tujuannya baik. Lihat Syu‟aib al-Arnauth dalam

Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, (Mesir:

Mu`assasah ar-Risalah, cet. I, 2001), jil. XXX, hlm. 391. Lihat juga Jammal

al-Banna, Hurriyatul Fikr wal I‟tiqad fil Islam, (Kairo: Daru al-Fikr al-

Islami, tt.), hlm. 46.

Page 38: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

19

yang memiliki kepercayaan bahwa perbuatan manusia,

baik maupun buruk, semuanya digerakkan oleh Tuhan,

manusia tak ubahnya wayang yang didalangi Tuhan.

Bahkan setiap kali ada salah seorang di antara mereka

yang meninggal dunia maka sahabat lainnya walaupun

dalam akidah tidak sepaham juga ikut serta

memandikannya, mengkafani, menshalati, dan

memakamkannya di kuburan orang-orang Islam.17

Sikap toleransi seperti ini juga dilakukan oleh

para tabi‟in, mereka tidak mengkafirkan kelompok yang

berakidah tidak sama dengan mayoritas umat Islam saat

itu, seperti Muktazilah yang menyatakan bahwa al-

Quran adalah ciptaan Tuhan, kelompok Murji‟ah yang

meyakini bahwa iman adalah perkataan dan bukan

tindakan, sehingga orang Islam yang selama hidupnya

tidak pernah melakukan shalat satu rakaat pun atau

tidak pernah patuh (taat kepada Tuhan) sama sekali asal

mengakui keberadaan Allah dan utusan-Nya maka

dipastikan akan selamat dari Neraka, bahkan kelompok

Murji‟ah ini memposisikan orang yang beriman

demikian sejajar dengan malaikat Jibril dan setara

dengan para nabi. Para tabi‟in juga tidak mengkafirkan

kelompok Jahmiyyah yang mengatakan bahwa di atas

„Arsy tidak ada satu pun Tuhan yang patut disembah

17

Jammal al-Banna, Hurriyatul Fikr wal I‟tiqad fil Islam, … hlm. 46.

Page 39: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

20

dan Allah tidak memiliki firman baik dalam bentuk

kitab suci, papan maupun yang lainnya di bumi ini.

Terhadap kelompok-kelompok seperti ini tidak ada satu

pun di antara tabi‟in yang memberikan label sesat,

murtad, maupun kafir. Para tabi‟in tetap mengakui

keislaman tabi‟in lainnya yang berbeda akidah sebagai

bagian dari Islam selama orang-orang yang berbeda

akidah tersebut mengaku beragama Islam. Ahmad bin

Hanbal, pendiri madzhab Hanbali yang dikenal sangat

konservatif dibanding pendiri madzhab lainnya, juga

tidak menyatakan kafir terhadap kelompok-kelompok

yang berbeda dengannya, bahkan diinformasikan bahwa

beliau pernah shalat menjadi makmum dengan imam

dari kelompok Jahmiyyah dan Qadariyyah.18

Sikap para ulama masa lalu yang biasa dikenal

dengan “salafus shalih” sangat toleran dalam

menyikapi perbedaan. Paling banter ulama tersebut

hanya menyematkannya dengan “kelompok atau orang

fasik (tidak dapat dipercaya).”

Paparan tersebut menjadi argumentasi bahwa

Islam memerintahkan pemeluknya untuk toleransi

terhadap saudara seagama yang memiliki pemahaman

dan keyakinan berbeda tentang Islam. Dengan demikian

perbedaan pendapat yang terjadi di dalam ormas-ormas

18

Jammal al-Banna, Hurriyatul Fikr wal I‟tiqad fil Islam, …. hlm. 48.

Page 40: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

21

(organisasi masyarakat) di Indonesia seperti Nahdlatul

Ulama dengan Muhammadiyah dapat dibenarkan, yakni

masuk dalam kategori toleransi intern agama.

2) Toleransi Antar Umat Beragama

Sejarah menceritakan bahwa orang-orang non

Muslim yang berada di wilayah Muslim dapat

menjalankan profesi dan kegiatan ekonomi mereka

dengan bebas. Mereka ada yang menjadi penukar uang,

pengusaha, tuan tanah, dan tabib. Sebagian besar

pedagang mata uang dan pialang di Syria adalah orang

Yahudi, sementara kebanyakan tabib dan juru tulis

adalah orang-orang Kristen. Orang-orang Yahudi juga

dapat mencari nafkah sebagai tukang jahit, tukang

celup, tukang sepatu, dan pengrajin lainnya. Pemimpin

Kristen di Baghdad adalah tabib Khalifah, dan banyak

orang Yahudi yang mendapatkan posisi di istana

Khalifah.19

Diceritakan pula bahwa Khalifah Fatimiah al-

Aziz mempunyai seorang menteri Kristen dan

menunjuk seorang Yahudi sebagai Gubernur Syria.

Posisi-posisi penting di bidang keuangan,

kesekretariatan, profesional di kota-kota itu dipegang

orang-orang Kristen dan Yahudi. Hal itu tidak jarang

19

Mohamed Fathi Osman, Islam, Pluralisme, dan Toleransi

Keagamaan, (Jakarta: Yayasan Abad Demokrasi, 2012), hlm. 50.

Page 41: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

22

menimbulkan kecemburuan di pihak Muslim dan

terkadang protes massa.20

Kalangan non Muslim juga dapat menikmati

kebebasan untuk menjalankan kegiatan keagamaandan

sebagian khalifah mungkin menghadiri upacara-upaca

dan perayaan non Muslim.Rumah sakit umum

memperlakukan sama terhadap semua orang yang sakit,

baik Muslim maupun non Muslim. Demikian juga

dengan tempat tinggal non Muslim, merea tidak

diasingkan atau ditempatkan di wilayah khusus,

melainkan campur berbaur dengan umat Islam.21

Potret kehidupan antar umatberagama di atas

terjadi pada masa pasca sahabat, yakni ketika Islam

dijadikan sebagai nama agama dan negara. Praktik

demikian membuktikan bahwa dalam negara Islam saja,

umat non Muslim diperlakukan sebagaimana umat

Islam, yakni sebagaiwarga negara yang memiliki hak

dan kewajiban sebagaimana umat Islam.

Di Indonesia dengan penduduknya yang

menganut agama beragam, ada Islam, Katolik, Kristen,

Hindu, Budha, Konghucu, dan kepercayaan-

20

Mohamed Fathi Osman, Islam, Pluralisme, dan Toleransi

Keagamaan, … hlm. 50.

21Mohamed Fathi Osman, Islam, Pluralisme, dan Toleransi

Keagamaan, … hlm. 51.

Page 42: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

23

kepercayaan lokal (penghayat kepercayaan) yang

jumlahnya sangat banyak, hubunga antar agama dapat

berjalan dengan baik, yakni dengan menerapka sikap

toleransi sebagaimana Nabi Muhammad, sahabat, dan

pengikut-pengikutnya (tabi‟in, tabi‟it tabi‟in)

memperlakukan umat agama lain.

3) Toleransi Antar Umat Beragama dengan Pemerintah

Republik Indonesia

Indonesia meski mayoritas penduduknya

beragama Islam, namun Indonesia menjadikan dirinya

sebagai negara bangsa (nation state). Keberagaman

agama dan suku di Indonesia, bukan sebagai petaka,

melainkan anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri.

Dalam hal ini para pendiri bangsa dapat mendialogkan

antara agama dan negara, yakni Islam sebagai agama,

namun negara tidak secara tekstual menganut sistem

hukum Islam mengingat penduduknya yang tidak hanya

beragama Islam.22

Dalam pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945

“negara memberi kebebasan kepada penduduk untuk

memilih salah satu agama yang telah ada di Indonesia

yaitu agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik,

22

Bahtiar Effendy, Islam dan Negara; Transformasi Gagasan dan

Praktik Politik Islam di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Abad Demokrasi,

2011), hlm. 388.

Page 43: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

24

Hindu, Budha dan Konghuchu. Kenyataan ini dengan

sendirinya memaksa negara untuk terlibat dalam

menata kehidupan beragama.”

Ketentuan dalam pasal 29 UUD 1945 sangat

penting artinya bagi agama-agama dan para

pemeluknya karena telah memberi jaminan dan sarana

keterlibatan umat di dalam mengisi dan memperkaya

kehidupan berbangsa. Tiap pemeluk agama

mendapatkan kesempatan untuk menjalankan agama

dan menciptakan kehidupan beragama sesuai dengan

ajaran agama masing-masing.

Selain itu Indonesia juga tercatat sebagai negara

yang telah menerima dan mengakui kebebasan

beragama melalui berbagai traktat dan kesepakatan

internasional yang telah diratifikasi Indonesia.23

Kebebasan beragama di sini jenis-jenisnya ialah

kebebasan memilih agama, kebebasan pindah agama,

kebebasan mendakwahkan agama tanpa paksaan dan

manipulasi, kebebasan menikah beda agama, kebebasan

mendapatkan pendidikan agama yang berbeda dari

agama sendiri, kebebasan berorganisasi berdasarkan

agama, dan kebebasan orang tua memberikan

23

Rizal Panggabean dan Ihsan Ali-Fauzi, Merawat Kebersamaan;

Polisi, Kebebasan Beragama dan Perdamaian, (Jakarta: Yayasan Abad

Demokrasi, 2011), hlm. 25.

Page 44: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

25

pendidikan agama terhadap anak, yakni anak yang

berusia di bawah 18 tahun.24

Dengan diundang-undangkannya kebebasan bagi

semua warga negara untuk memeluk agamanya masing-

masing dan menjalankan ritual agamanya memberikan

penjelasan bahwa negara mentoleransi keberagaman

agama yang ada di Indonesia.

Agar pembahasan tidak meluas dan lebih fokus, dalam

penelitian ini toleransi beragama yang dimaksud yaitu

toleransi antar umat beragama peserta didik muslim

terhadap non-muslim.

c. Indikator toleransi beragama

Secara garis besar indikator toleransi beragama adalah

sebagai berikut:

1) Penerimaan (menerima)

Osborn berpendapat bahwa kunci dari toleransi

adalah menerima orang apa adanya. Eisenstein

menyatakan bahwa manifestasi dari toleransi adalah

adanya kesediaan seseorang untuk menerima pendapat,

nilai-nilai, perilaku orang lain yang berbeda dari diri

sendiri.25

24

Rizal Panggabean dan Ihsan Ali-Fauzi, Merawat Kebersamaan;

Polisi, Kebebasan Beragama dan Perdamaian, … hlm. 25.

25Budhi Munawar Rachman, Islam Pluralis: Wacana Kesetaraan

Kaum Beriman, (Jakarta: Raja Grafindo Utama, 2004), hlm. 15.

Page 45: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

26

Penerimaan dapat diartikan memandang dan

menerima pihak lain dengan segala keberadaannya, dan

bukan menurut kehendak dan kemauannya sendiri. Hal

tersebut berarti setiap golongan umat beragama

menerima golongan agama lain tanpa memperhitungkan

perbedaan, kelebihan atau kekurangan.26

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami

bahwa penerimaan dapat diartikan sebagai kesediaan

seseorang menerima orang lain seperti adanya. Dengan

kata lain, tidak menurut proyeksi yang dibuat sendiri.

Jika seseorang memproyeksikan penganut agama lain

menurut kemauannya sendiri, maka pergaulan antar

golongan agama tidak akan dimungkinkan. Jadi

misalnya seorang Kristen harus rela menerima seorang

penganut agama Islam menurut apa adanya, menerima

Hindu seperti adanya.

Hal seperti ini seperti dipraktikkan Rasulullah

Muhammad di Madinah. Di Madinah, Rasulullah

Muhammad menjalin kesepakatan hidup damai dengan

penduduk Madinah yang menganut beragam agama,

26

Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Umat

Beragama, .. hlm. 51.

Page 46: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

27

seperti Yahudi dan Majusi. Kesepakatan ini dikenal

dengan nama “Piagam Madinah”.27

Sebagai agama yang diikuti oleh umat manusia di

penjuru bumi (kosmopolit), Islam tidak melarang

umatnya untuk berhubungan dengan penganut agama

lain. Islam juga tidak pernah mengajarkan umatnya

untuk memaksa orang lain agar memeluk Islam. Karena

sebagaimana ditegaskan al-Quran bahwa hikmah di

balik keberagaman ciptaan Tuhan ialah supaya manusia

dapat saling mengenal antara satu dengan yang lainnya

(li ta‟ârafû).28

2) Penghargaan (menghargai)

Secara naluriah, manusia suka dihargai. Dan

setiap manusia pantas memeroleh penghargaan. Maka,

kita harus memberikan sambutan yang hangat dengan

muka berseri kepada setiap orang, berusaha

menyenangkan hatinya, memanggil dengan nama yang

paling disukainya, memperlakukannya dengan baik, dan

tidak mengurangi haknya.29

27

Budhi Munawar Rachman, Reorientasi Pembaruan Islam, (Jakarta:

Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 2010), hlm. 672.

28Budhi Munawar Rachman, Reorientasi Pembaruan Islam, … hlm.

673.

29Rohmat Kurnia, Akhlak Mulia: Menjadi Dirimu Yang Terbaik,

(Jakarta: Imperial Bhakti Utama, 2011), hlm. 11.

Page 47: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

28

Menghargai seseorang siapapun dia, menjadi

kunci untuk membuka pintu hati seseorang. Ia balas

menghargaimu, dan tindakannya itu kedudukannya

semacam membalas salam dengan ucapan salam yang

setara atau lebih baik. Yang tidak mempunyai sesuatu,

tentu tidak bisa memberikannya. Dan siapa yang

menang sendiri dan meminta orang lain supaya

menghargainya, tanpa mau menghargai orang lain

dengan sebenar-benarnya, maka ibarat orang yang

menginginkan emas dari tanah atau menginginkan air

dari nyala api.30

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa jika

ingin dihargai, maka harus menghargai orang terlebih

dahulu. Niscaya orang-orang akan mencintai diri kita,

bahkan kita bisa menaklukkan hati mereka.

Selain kesediaan menerima, hal penting lain yang

terkait dengan toleransi adalah kesediaan untuk

menghargai segala sesuatu yang ditolak atau ditentang

oleh seseorang. Magnis-Suseno menyatakan bahwa

manifestasi dari toleransi adalah adanya kesediaan

seseorang untuk menghormati keyakinannya meskipun

tidak disetujuinya. Kesediaan menghargai tersebut

harus dilandasi oleh kepercayaan bahwa tidak benar ada

30

Abu „Abdillah Faishol Al-Hasyidi, Tips Meraih Cinta, (Darul Iman,

2007), hlm. 59-61.

Page 48: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

29

orang atau golongan yang berkeras memaksakan

kehendaknya sendiri kepada orang atau golongan lain.

Tidak ada orang yang memonopoli kebenaran dan

landasan ini disertai catatan bahwa soal keyakinan

adalah urusan pribadi masing-masing orang.

Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh

pemahaman bahwa tiap-tiap umat beragama harus

menghormati eksistensi agama lain dengan pengertian

menghormati keragaman dan perbedaan ajaran-ajaran

yang terdapat disetiap agama dan kepercayaan yang ada

baik yang diakui negara maupun belum diakui oleh

negara.31

3) Kesabaran

Indikator ketiga terkait dengan toleransi adalah

kesabaran. Secara etimologis, sabar berasal dari bahasa

Arab, ṣabara, “ṣabara” yang arti dasarnya menahan

(al- ḥabs). secara lebih detail, Louis Ma‟luf,

mengelaborasi kata aṣ-ṣabr sesuai dengan kata (huruf)

yang mengikutinya. jika kata ṣabara diikuti huruf „ala

berarti tegar dan tabah. Jika diikuti huruf „an (صبر على)

berarti menahan dan menjaga diri untuk tidak ( صبر عن )

31

Ruslani, Masyarakat Dialog antar Agama; Studi atas Pemikiran

Muhammad Arkoun, (Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya, 2000), Hlm.

169.

Page 49: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

30

berbuat, dan jika diikuti bi (صبر ب) berarti

memelihara.32

Imam al-Ghazali mendefinisikan sabar adalah

memilih untuk melakukan perintah agama, ketika

datang desakan nafsu. Artinya kalau nafsu menuntut

kita untuk berbuat sesuatu, tetapi kita memilih kepada

yang dikehendaki oleh Allah, maka disitu ada

kesabaran. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat

dipahami bahwa sabar adalah menahan diri atau

membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai

sesuatu yang baik atau lebih baik atau bertahan dalam

kesempitan dan himpitan. Sabar juga berarti menerima

dengan penuh kerelaan ketetapan-ketetapan Tuhan yang

tidak terelakkan lagi.33

Sedangkan arti sabar jika diartikan dalam bentuk

toleransi merupakan suatu sikap simpatik terhadap

perbedaan pandangan dan sikap orang lain. Khisbiyah

menyatakan bahwa kesabaran dalam konteks toleransi

dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menahankan

32

Rif‟at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur‟ani, (Jakarta: Amzah,

2011), hlm. 72.

33Waryono Abdul Ghofur, Tafsir Sosial, (Yogyakarta: eLSAQ Press,

2005), hlm. 36.

Page 50: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

31

hal-hal yang tidak disetujui atau tidak disukai, dalam

rangka membangun hubungan sosial yang lebih baik.34

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat

disimpulkan toleransi beragama merupakan sikap sabar

dan menahan diri untuk tidak mengganggu dan tidak

melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah

penganut agama-agama lain.

4) Kebebasan

Kebebasan merupakan terjemahan dari istilah

Arab al-hurriyah. Istilah al-hurriyah berasal dan satu

akar kata dengan al-harr, al-harārah atau al-harûr

yang berarti panas, sebagai lawan kata al-barûdah yang

berarti dingin.35

Kebebasan adalah kondisi yang bebas

dari tekanan dan keterpaksaan dalam melakukan atau

tidak melakukan sesuatu. Orang bebas adalah orang

dengan kesadarannya bertindak dan memilih.36

Menurut Nurcholish Madjid, seorang disebut

bebas atau memiliki kebebasan bila ia dapat melakukan

sesuatu seperti dikehendakinya sendiri atas pilihan serta

34

Khisbiyah, Menepis Prasangka, Memupuk Toleransi untuk

Multikulturalisme: Dukungan dari Psikologi Sosial, (Surakarta: PSB-PS

UMS, 2007), hlm. 4.

35Yumna Thuraif al-Khauli, Al-Hurriyyah al-Insâniyah wa al-„Ilmu,

(www.kotobarabia.com), hlm. 91.

36Yumna Thuraif al-Khauli, Al-Hurriyyah al-Insâniyah wa al-„Ilmu,…

hlm. 98.

Page 51: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

32

pertimbangannya sendiri dan tindakannya itu

merupakan kelanjutan dan konsistensi dari

kepribadiannya. Kebebasan seperti ini bersumber dari

kebebasan nurani dan hanya kebebasan seperti inilah

yang akan dimintai pertanggungjawabannya.37

Menurutnya, orang disebut bebas dan dapat dimintai

pertanggungjawabannya bila pekerjaan yang

dilakukannya benar-benar keluar dari dirinya sendiri,

tidak dipaksakan dari luar dan pekerjaan itu dilakukan

dengan menggunakan akal serta pengetahuan yang

memadai.38

Dalam Islam dikenal beberapa macam kebebasan

yaitu kebebasan jiwa, kebebasan tempat tinggal,

kebebasan memiliki, kebebasan berkeyakinan,

kebebasan berpikir dan kebebasan belajar. Islam

memiliki ketetapan yang menjaga seseorang dari segala

bentuk permusuhan. Karena itu segala bentuk perilaku

yang membuat rusak dan permusuhan sangat dilarang

oleh Islam. Islam mengajarkan memberi kebebasan

37

Budhi Munawar Rachman, Argumen Islam Untuk Liberalisme,

(Jakarta: Grasindo), hlm. 149.

38Budhi Munawar Rachman, Argumen Islam Untuk Liberalisme,..

hlm. 150.

Page 52: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

33

berkeyakinan bagi seseorang.39

Seperti yang terdapat

dalam Qur‟an surah al-Kafirun (109): 6 Dijelaskan agar

memberi kebebasan kepada sesama manusia atau

kepada sesama teman untuk menjalankan keyakinan

atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya

masing-masing. Yang dimaksudkan kebebasan

beragama di sini bebas memilih suatu kepercayaan atau

agama yang menurut mereka paling benar dan

membawa keselamatan tanpa ada yang memaksa atau

menghalanginya.40

Kebebasan beragama mengatakan bahwa setiap

orang berhak untuk menentukan sendiri apakah dan

bagaimanakah ia beragama atau tidak, untuk hidup

sesuai dengan keyakinan keagamaannya sendiri, untuk

mengamalkan dan mengkomunikasikan agamanya

kepada orang lain yang ingin menerima komunikasi itu,

untuk memilih kepercayaan atau agama yang

diyakininya, untuk meninggalkan agamanya yang lama

dan memeluk agama baru yang diyakininya, untuk tidak

didiskriminasikan karena agama atau keyakinannya.

Kebebasan beragama juga mengatakan, bahwa

39

Budhy Munawar-Rachman, Pendidikan Karakter: Pendidikan

Menghidupkan Nilai untuk Pesantren, Madrasah, dan Sekolah, (Jakarta:

Lembaga Sosial Agama dan Filsafat (LSAF), 2015), hlm. 412-416.

40Baidi Bukhori, Toleransi terhadap Umat Kristiani, .. hlm.24.

Page 53: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

34

kebebasan menjalankan agama atau kepercayaannya

seseorang hanya boleh dibatasi sesuai dengan undang-

undang dan hanya sejauh perlu untuk melindungi

keamanan, ketertiban, kesehatan atau moral umum atau

hak-hak serta kebebasan fundamental orang lain.

Kebebasan beragama juga memuat kebebasan

untuk tidak beragama. Memaksa orang untuk

menunjukkan sikap-sikap pengakuan terhadap Tuhan,

padahal ia tidak mengakuinya, adalah percuma. Orang

tidak dapat dipaksa untuk mengakui Tuhan. Kebebasan

beragama tidak memberikan hak untuk memamerkan

sikap-sikap di depan umum yang bertentangan dengan

pandangan-pandangan moral sebagian besar

masyarakat. Begitu pula kebebasan beragama memang

mengandung hak untuk mengamalkan dan

mempermaklumkan iman kepercayaannya, tetapi tidak

untuk menyebarluaskannya dengan cara-cara tidak

wajar, misalnya dengan memaksa-maksa, menekan,

atau membujuk dengan menjanjikan keuntungan

material atau dengan membingungkan orang melalui

debat-debat tentang agama.41

41

Franz Magnis Suseno, Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar

Kenegaraan Modern, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), hlm. 151-

154.

Page 54: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

35

d. Ayat-ayat al-Qur’an tentang Toleransi

Toleransi dianjurkan dalam al-Qur‟an, agar tercipta

suasana rukun dan damai dalam masyarakat yang

majemuk. Al-Qur‟an melarang memaksa orang non

muslim untuk pindah ke agama Islam. Al-Qur‟an juga

melarang mencaci maki, mengganggu ritual orang lain.

1) Surah al- Mumtahanah (60): 8

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan

berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada

memerangimu karena agama dan tidak (pula)

mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berlaku adil” (Qur‟an

surah Al-Mumtahah: 8)42

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‟diy

rahimahullah menafsirkan, “Allah tidak melarang

kalian untuk berbuat baik, menyambung silaturrahmi,

membalas kebaikan , berbuat adil kepada orang-orang

musyrik, baik dari keluarga kalian dan orang lain.

Selama mereka tidak memerangi kalian karena agama

dan selama mereka tidak mengusir kalian dari negeri

42 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, jil.X… hlm. 222

Page 55: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

36

kalian, maka tidak mengapa kalian menjalin

hubungan dengan mereka karena menjalin hubungan

dengan mereka dalam keadaan seperti ini tidak ada

larangan dan tidak ada kerusakan.”43

Akan tetapi toleransi ada batasnya dan tidak

boleh kebablasan. Semisal mengucapkan “selamat

natal” dan menghadiri acara ibadah atau ritual

kesyirikan agama lainnya. Karena jika sudah urusan

agama, tidak ada toleransi dan saling mendukung.

2) Surah Al-An‟am (6) : 108

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan

yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti

akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa

pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat

menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada

Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia

memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka

kerjakan.”(Qur‟an surah ke 6, al-An‟am : 108) 44

43

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‟diy, Tafsir Karimir Rahman,

(Beirut: Dar Ibnu Hazm, 1424 H) cet.1, hlm. 819 44

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, jil.III… hlm. 315.

Page 56: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

37

Allah Swt berfirman, melarang Rasul-Nya

dan orang-orang mukmin memaki sesembahan orang-

orang musyrik, sekalipun dalam makian itu terkandung

maslahat, hanya saja akan mengakibatkan kerusakan

yang lebih besar daripada itu. Kerusakan yang

dimaksud ialah balasan makian yang dilakukan oleh

orang-orang musyrik terhadap Tuhan kaum mukmin.

Abdur Razaq telah meriwayatkan dari Ma‟mar dari

Qatadah, bahwa dahulu orang-orang muslim sering

mencaci maki berhala-berhala orang-orang kafir, maka

orang-orang kafir balas mencaci maki Allah dengan

melampaui batas tanpa pengetahuan. Maka turunlah

ayat ini.45

3) Surah al-Baqarah (2): 256

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada

jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar

kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka

Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali

yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha

45

Muhammad Nasib ar-Rifa‟i, Tafsir Ibn Kasir, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2000), hlm. 472

Page 57: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

38

mendengar lagi Maha mengetahui”. (Qur‟an surah ke

2, al-Baqarah : 256)46

Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat tersebut

menjelaskan bahwa janganlah memaksa seorangpun

untuk masuk Islam. Islam adalah agama yang jelas dan

gamblang tentang semua ajaran dan bukti

kebenarannya, sehingga tidak perlu memaksakan

seseorang untuk masuk ke dalamnya. Orang yang

mendapat hidayah, terbuka, lapang dadanya, dan

terang mata hatinya pasti ia akan masuk Islam dengan

bukti yang kuat. Dan barangsiapa yang buta mata

hatinya, tertutup penglihatan dan pendengarannya

maka tidak layak baginya masuk Islam dengan

paksaan.47

e. Toleransi dalam Pandangan Islam

Toleransi dalam kamus Bahasa Arab disebut

dengan tasāmuḥ. Tasāmuḥ sendiri secara bahasa memiliki

beberapa arti, antara lain mempermudah (at- tasāḥul), murah

hati (al-hilm), memaafkan (al-‟afwu). Tasāmuḥ dalam

beragama (at-tasāmuḥ ad-dini) artinya adalah menghormati

keyakinan (agama) orang lain (ihtiramu „aqa`idil akharin).48

46

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, jil.V, … hlm. 599

47Muhammad Nasib ar-Rifa‟i, Tafsir Ibn Kasir, ..hlm. 383.

48http://www.tolerancy.org/index.php/ar/opinions-arabic/tolerance-

arabic/3516-%D8%A7%D9%84%D8%AA% D8%B3%D8%A7 %D9 %85

Page 58: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

39

Keharusan menghormati agama orang lain karena di

samping setiap agama mengajarkan kebaikan juga semuanya

datang dari Tuhan. Ajaran masing-masing agama atau disebut

dengan syari‟at antara satu dengan yang lainnya berbeda,

namun semuanya mengandung kebaikan dan menuju pada

satu tujuan. Syari‟at adalah jalan, sedangkan Tuhan adalah

tujuan.49

Dalam Qur‟an surah ke 5, al-Maidah ayat 48 Allah berfirman:

“Untuk tiap-tiap umat diantara kalian, Kami berikan

aturan(syir‟ah) dan jalan yang terang (minhaja). Andai Allah

menghendaki, niscaya kalian dijadikan-Nya satu umat (saja),

tetapi Allah hendak menguji kalian terhadap pemberian-Nya

kepada kalian. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.

Hanya kepada Allah-lah kalian semua kembali, lalu

diberitahukan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian

perselisihkan itu.”50

Aṭ-Ṭabarī menjelaskan bahwa maksud ayat tersebut

adalah setiap kaum diberi jalan untuk menuju kebenaran, dan

%D8% AD%D8%A7%D9%84%D8%AF% D9%8 A% D9%86% D9%8A, di

unduh pada hari minggu, 1 Mei 2016, pukul 08.00 WIB.

49Budhy Munawar-Rachman, Reorientasi Pembaruan Islam, …hlm.

539-540.

50Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, jil.II, … hlm. 456

Page 59: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

40

ritual yang dapat dilakukan. Menurut Qatadah sebagaimana

dikutip at-Thabari, syari‟at itu berbeda-beda. Taurat memiliki

syari‟at sendiri, demikian pula injil dan al-Quran, masing-

masing memiliki syari‟at sendiri. Melalui beberapa kitab suci

tersebut Allah menghalalkan dan mengharamkan sesuatu

sebagai cobaan supaya diketahui siapa yang patuh kepada

Allah dan siapa yang mendurhakainya. Sedangkan agama

sebenarnya hanya satu, yakni mengajarkan keesaan Tuhan

(tauhid), dan ikhlas kepada-Nya.51

Rasulullah Muhammad Saw. sebagai penerima risalah

keRasulullahan memiliki sikap toleransi sangat tinggi.

Diinformasikan oleh sejarawan, ketika tetangga Rasulullah

Muhammad Saw. yang memeluk agama Yahudi sakit,

Rasulullah Saw. datang menjenguknya. Anas bin Malik

meriwayatkan, ketika pembantu Rasulullah Muhammad Saw.

yang menganut Yahudi sakit beliau menjenguk dan duduk di

samping kepalanya untuk menghibur. Setiap kali Abu Thalib,

paman Rasulullah Muhammad Saw. yang memeluk paganism

(penyembah berhala) sakit Rasulullah Saw. Juga datang

menjenguknya.52

51

Abû Ja‟far Aṭ-Ṭabarī, Jami‟u al-Bayan fi Ta`wili al-Qur`an,

(Mu`assasah ar-Risâlah, cet. I, 2000), juz. X, hlm. 385.

52Munqidz bin Mahmud al-Saqar, Ghair al-Muslimin fi al-Mujtama‟

al-Muslim, (tp. Tt). hlm. 24.

Page 60: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

41

Rasulullah juga sering bertukar hadiah dengan

penganut agama lain. Anas bin Malik menginformasikan,

Ukaidar Daumah al-Jandal (pemimpin kota di dekat daerah

Tabuk) yang beragama Kristen memberi hadiah berupa

pakaian sutra kepada Rasulullah Muhammad Saw. dan

Rasulullah Saw. menerimanya. Ibnu Zanjawaih menceritakan,

Rasulullah Muhammad Saw. pernah mengirim hadiah kurma

bungkusan kepada Abu Sufyan yang menganut paganisme di

Makkah. Dalam hadiah tersebut Rasulullah Saw. juga

mengirim surah yang berisi permintaannya kepada Abu

Sufyan untuk membalas hadiah Rasulullah Saw. dengan

mengirim lauk makan.

Di Khaibar Rasulullah Muhammad Saw. pernah

menerima hadiah sate kambing dari Zainab bint al-Harits,

wanita Yahudi istri Sallam bin Musykim. Namun, sayangnya

hadiah dari Zainab itu bukan hadiah sebagai tanda

persaudaraan, tapi hadiah penipuan, sate kambing tersebut

mengandung racun.53

Rasulullah Muhammad Saw. juga sering menerima

hadiah dari para pemimpin politik yang menganut agama

berbeda, seperti dari al-Muqauqis (raja Mesir), Ukaidar (raja

Daumah), dan Kisra (raja romawi). Al-Muqauqis pernah

memberi hadiah wadah yang terbuat dari kaca kepada

53

Ibnu Hajar al-„Asqalani, Fatḥu al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-

Bukhārī,, (Beirut: Dar al-Ma‟rifah, 1379 H), juz. VII, hlm. 497.

Page 61: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

42

Rasulullah Muhammad Saw. dan Rasulullah Saw.

menerimanya.54

Kepada Umar bin Khathab Rasulullah

Muhammad Saw. pernah memberikan hadiah pakaian mahal.

Lalu oleh Umar pakaian tersebut diberikan kepada saudaranya

yang menganut paganisme di Makkah.55

Sikap toleransi Rasulullah Muhammad Saw. dan

sahabatnya sebagaimana tergambar di atas didasarkan pada

kesadaran bahwa semua manusia dengan beragam agama,

suku, dan budaya berasal dari leluhur yang sama. Qur‟an

surah ke 4, an-Nisa ayat 1 menandaskan:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang

telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya

Allah menciptakan isterinya, dan dari pada keduanya Allah

memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang

banyak dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya

Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.56

54

Ibnu Hajar al-„Asqalani, Fatḥu al-Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī,, …

juz. I, hlm. 304.

55Abū Zakariyā al-Nawāwī, al-Minhaj Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim bin al-

Hajjaj, (Beirut: Dar Ihya‟ at-Turāś al-„Arabī, cet. II, 1392 H), juz. XIV, hlm.

39.

56Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, jil. II, …hlm. 155.

Page 62: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

43

Ath-Thabari dalam tafsirnya, menjelaskan bahwa ayat di

atas maksudnya ialah asal daripada manusia ialah satu, yakni

Adam. Dari Adam, muncul Hawa. Lalu dari sepasang manusia

ini Adam dan Hawa, lahirlah manusia yang begitu banyak dan

beragam.57

Dalam khutbah haji perpisahan Rasulullah

Muhammad Saw. menyeru:

أيها الناس، إن ربكم واحد، وإن أباكم واحد، كلكم ألدم وأدم من تراب. إن أكرمكم عند اهلل أتقاكم. ليس لعرب على عجمي، وال لعجمي على عرب وال ألحر على أبيض وال ألبيض على أحر فضل إال

م فاشهد، أال فليبلغ الشاىد منكم بالتقوى. أال ىل بلغت، الله الغائب.

“Wahai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian satu, leluhur

kalian juga satu, kalian semua adalah anak turun Adam dan

Adam terbuat dari debu. Sesungguhnya orang yang paling

mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Orang

Arab tidak lebih utama daripada non Arab („ajam), dan non

Arab tidak lebih utama daripada orang Arab. Orang kulit

merah tidak lebih utama daripada orang kulit putih, dan orang

kulit putih tidak lebih utama daripada orang kulit merah

kecuali dengan taqwa. Ingatlah, aku sudah menyampaikan. Ya

Allah, saksikanlah. Ingatlah, orang yang hadir di antara kalian

harus menyampaikan (pesan ini) kepada yang tidak hadir.”58

57

Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Jami‟u al-Bayan fi Ta`wili al-

Qur`an, (Mu`assasah ar-Risalah, 2000), juz VII, hlm. 515.

58Fahmi Huwaidi, Muwāṭinūn Lā Żimmiyūn, (Kairo: Dar al-Syuruq,

cet. III, 1999), hlm. 84.

Page 63: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

44

Demikian dalam Islam semua manusia dipercaya

memiliki leluhur yang sama, yakni Adam, sehingga semua

manusia diyakini saling bersaudara (ukhuwah insaniyah).

Salah satu do‟a Rasulullah Muhammad Saw. yang dipanjatkan

usai shalat malam berbunyi:

اللهم إين أشهد أنك أنت اهلل الإلو إال أنت، وأن العباد كلهم إخوة“Ya Allah, sesungguhnya aku bersaksi bahwa Engkau adalah

Allah, tidak ada Tuhan selain-Mu. Dan sesungguhnya

manusia semuanya bersaudara.”59

Dengan penjelasan di atas dapat dimengerti bahwa

toleransi dalam Islam ialah menghormati dan menghargai

penganut agama lain yang diwujudkan dalam sikap saling

bekerjasama dalam kehidupan sosial.

2. Interaksi Sosial Peserta Didik SMK

a. Pengertian Interaksi Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

interaksi artinya saling memengaruhi. Sedangkan sosial

berarti berkenaan dengan masyarakat. Jadi interaksi sosial

berarti hubungan sosial antar individu, antara individu dan

kelompok, dan antar kelompok.60

Interaksi sosial menurut

Soejono Soekanto, merupakan hubungan sosial yang

dinamis dan menyangkut hubungan sosial antar individu,

59

Fahmi Huwaidi, Muwāṭinūn Lā Żimmiyūn,… hlm. 84-85.

60Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 575.

Page 64: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

45

antar kelompok maupun antar individu dengan kelompok

lainnya. Interaksi sosial akan terjadi jika ada kontak sosial

dan ada komunikasi antar pelaku interaksi.61

Dari

beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa

interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau

lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang

satu memengaruhi, mengubah, atau memerbaiki, kelakuan

individu yang lain, atau sebaliknya.62

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua

kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tidak akan

mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial

merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang

dinamis, menyangkut hubungan antara orang-orang

perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun

antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Dengan interaksi sosial ini, perbedaan latar belakang

budaya dapat diminimalisir. Hal ini disebabkan, dalam

proses interaksi ini sangat dominan terjadinya proses

saling belajar dan adaptasi. Dengan interaksi yang efektif,

61

Mursyid Ali, Pemetaan Kerukunan Kehidupan Beragama di

Berbagai Daerah di Indonesia, (Jakarta: Publitbang Kehidupan Keagamaan,

2009), hlm. 165.

62Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1988), hlm. 57.

Page 65: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

46

perbedaan itu dapat dikurangi untuk mengarah

tercapainya integrasi sosial.63

Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerjasama,

persaingan, dan pertikaian. Apabila dua orang atau lebih

bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial

tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun

permusuhan, bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa

isyarat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan, hanya dengan

bau keringat sudah terjadi interaksi sosial karena telah

mengubah perasaan atau syaraf orang yang bersangkutan

untuk menentukan tindakan.64

Agar pembahasan tidak meluas dan lebih fokus,

interaksi sosial dalam penelitian ini adalah interaksi sosial

peserta didik Muslim terhadap non-muslim.

b. Indikator Interaksi Sosial

Indikator interaksi sosial adalah sebagai berikut:

1) Komunikasi sosial

a) Ramah

Ramah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) ialah baik hati, manis tutur kata dan

sikapnya, suka bergaul dan menyenangkan dalam

63

Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), hlm. 77-78.

64Herimanto, dan Winarno, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2010), hlm. 52.

Page 66: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

47

pergaulan, atau lemah lembut.65

Manusia

mempunyai tabiat menyukai orang yang bersikap

lembut terhadap mereka, sebagaimana mereka

bersifat menghindar dari sikap kasar dan keras,

bahkan walaupun ia adalah seorang hamba Allah

yang terbaik sekalipun. Allah berfirman :

`

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu

berlaku lemah lembut terhadap mereka. sekiranya

kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah

mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”

(Qur‟an Surah al-Imran surah ke 3 ayat 159).66

Sikap ramah atau lemah lembut di mana pun ia

berada atau berinteraksi akan selalu

menghiasinya. Sedangkan apabila ditinggalkan,

ia akan memperburuknya.

عن عائشة، زوج النب صلى اهلل عليو وسلم، عن النب صلى إن الرفق ال يكون ف شيء إال زانو، وال »اهلل عليو وسلم، قال:

زع من شيء إال شانو ) رواه مسلم («ي ن Dari Asiyah r.a, istri Nabi Saw, dari Nabi

Muhammad Saw, bahwa Nabi bersabda:

65

http://kbbi.web.id/ramah, di unduh pada hari minggu, 1 Mei 2016,

pukul 09.00 WIB.

66Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, … hlm. 325.

Page 67: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

48

“Sesungguhnya kelembutan itu tidak melekat

pada sesuatu, melainkan akan menghiasinya, dan

tidak dilepaskan dari sesuatu, melainkan akan

memperburuknya. (HR. Muslim).67

ذن رىط من الي هود على رسول عن عائشة، قالت: استأ ام عليكم، ف قالت اهلل صلى اهلل عليو وسلم ف قالوا: السام واللعنة، ف قال رسول اهلل صلى عائشة: بل عليكم الس

الرفق ف األمر ب إن اهلل ي »اهلل عليو وسلم: يا عائشة ) رواه مسلم («كلو

Dari Aisyah, ia berkata: Sekelompok orang

Yahudi meminta izin kepada rasulullah Saw.

Orang-orang Yahudi mengatakan: Kebinasaan

bagi kalian. Lalu Aisyah menjawab: Kebinasaan

dan kutukan bagi kalian. Lalu Rasulullah Saw

bersabda: “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah

itu lembut dan menyukai kelembutan dalam

semua urusan.” (HR. Muslim).68

Kelembutan juga merupakan salah satu

nikmat Allah. Maka dari itu kita dianjurkan untuk

bersikap lemah lembut. Menghindari dari sikap

kasar, keras dan menghindari perdebatan.

Perdebatan adalah salah satu bencana mematikan

yang dapat memenuhi dada dengan kedengkian,

memenuhi hati dengan kebencian terhadap

sebagian hati lainnya, semena-mena menolak

67

Muslim an-Naisābūrī, ṣaḥīḥ Muslim, vol. IV, …hlm. 2004.

68Muslim an-Naisābūrī, Ṣaḥīḥ Muslim, vol. IV, …. hlm. 1706.

Page 68: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

49

kebenaran, mengurangi (menganiaya) hak-hak

orang lain, dan merasa senang karena

mengungguli dan mengalahkan orang lain.

Perdebatan terbagi atas dua bagian: pertama,

perdebatan terpuji. Yaitu perdebatan yang

bertujuan untuk mencari kebenaran bersama

orang yang dapat diharapkan dapat kembali dari

kebathilan menuju kebenaran. Kedua, perdebatan

tercela. Yaitu perdebatan yang tidak bertujuan

mencari dan meraih kebenaran, tetapi

berdasarkan ambisi permusuhan dan dendam,

atau ingin mendapatkan pengakuan dari pihak

lawan.69

Agar terhindar dari perdebatan, maka kita

perlu menyikapi keburukan akhlak orang lain

dengan bijak atau dalam bahasa Arabnya disebut

al-Mudarat. Al-Mudarat adalah salah satu

perantara utama untuk mengambil hati yang

berpaling dan menghilangkan permusuhan

sekaligus mengubahnya menjadi persahabatan

dan kasih sayang. Al-Hafiẓ Ibnu Hajar

mengatakan bahwa Mudarat merupakan salah

satu akhlak orang yang beriman, yaitu

69

Muhammad bin Ismail Al-„Umrani, Ta‟aruf Cinta, (Tangerang:

Qultum Media, 2009), hlm. 105-106.

Page 69: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

50

merendahkan sayap (santun) terhadap orang lain,

melembutkan kata-kata, dan menghindari

perkataan kasar, hal itu merupakan salah satu

penyebab eratnya persaudaraan.70

b) Sopan santun

Sopan santun, yang dalam bahasa asingnya

dikatakan etiquette (etiket), sebenarnya dilahirkan

dari sepucuk surah undangan. Kata ”etiquette” ini

mulanya dilahirkan di Perancis, Negara yang

terkenal akan peradaban pergaulan, pergaulan

serta kebudayaan. Di masa pemerintahan raja

Louis XIV, yang terkenal sebagai “Raja

Matahari” (li Rei De Soleil), banyak diadakan

pesta-pesta. Para undangan harus mendapat kartu

agar dapat masuk ke istana untuk merayakan

pesta-pesta ini. Kartu inilah yang disebut

“etiquette”.71

Etiket atau sopan santun bukanlah sesuatu

yang harus kita hafalkan di luar kepala, melainkan

suatu yang harus kita pertimbangkan serta

fikirkan dalam-dalam, mengapa ini harus

70

Muhammad bin Ismail Al-„Umrani, Ta‟aruf Cinta,… 2009), hlm.

115-117.

71Gorys Keraf, Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Grasindo), hlm. 23.

Page 70: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

51

demikian dan itu harus begitu, semua itu

hendaklah kita pahami benar-benar sampai

meresap ke dalam hati kita dan dengan perlahan-

lahan. Tetapi pada akhirnya akan menjadi milik

jiwa kita. Jadi etiket bukanlah suatu peraturan

yang kaku sama sekali, yang harus kita turut tanpa

dipikirkan, melainkan menjadi pendorong bagi

kita untuk berfikir dan bertindak sebagaimana

pantasnya.72

Sikap sopan santun menjadikan pelakunya

dihargai, hati mencintainya, dan mata

menyeganinya. Ia merupakan titik pertemuan

seluruh jalan menuju hati, karena ia mengandung

semua akhlak mulia, budi pekerti baik, dan sikap

ksatria. Dalam pepatah dikatakan, “Orang yang

menjaga kesopanan pasti dimuliakan, sekalipun

tak berpunya, ibarat singa yang ditakuti sekalipun

diam.” Adapun orang yang tidak menjaga

kesopanan, pasti direndahkan, sekalipun kaya

raya, ibarat anjing yang dinistakan, sekalipun

dikalungi dengan kalung emas.73

72

S. Soemiati Soetjipto, Sikap Kita Dalam Pergaulan, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1975), hlm. 11-12.

73Taryati, dkk, Pembinaan Budaya dalam Lingkungan Keluarga

Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Depdikbud, 1995), hlm. 71.

Page 71: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

52

Hakikat kesopanan sebagaimana yang

dikemukakan oleh Al-Jurnani adalah sebagai

kekuatan mental yang menjadi dasar bagi

munculnya perilaku-perilaku baik yang terpuji

baik menurut sudut pandang syara‟, akal, maupun

tradisi.74

2) Tindakan sosial

a) Kerjasama

Selama kehidupan masih berlangsung, tidak

ada sesuatu yang dapat kita kerjakan sendiri.

Hampir setiap hal dalam kehidupan ini adalah

produk dari kerjasama. Yang menjadi masalah

adalah apakah kita menyadari hal tersebut?

Kesadaran bahwa tidak ada sesuatu yang dapat

kita kerjakan sendiri memberikan implikasi yang

besar bagi kelangsungan hidup ini. Kesadaran

tentang kerjasama berimplikasi pada kenyataan

bahwa kehidupan ini saling terkait dan

memberikan pengaruh satu sama lain. Dengan

implikasi besar ini, maka kerjasama harus disadari

dan dibangun atas prinsip saling menolong dan

74

Abu „Abdillah Faishol Al-Hasyidi, Tips Meraih Cinta, .. hlm. 82.

Page 72: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

53

saling membantu.75

Tanpa kesadaran tentang

kerjasama, kehidupan akan memiliki resiko yang

lebih tinggi.

Dalam al-Qur‟an maupun hadits banyak

terdapat ajaran yang menunjukkan bahwa

manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk

sosial, ia hidup saling tergantung dan

membutuhkan. Tidak ada satu manusia pun yang

mampu hidup dan memenuhi kebutuhannya

sendiri. Karena itulah saling membantu dan

bekerjasama ini secara eksplisit disebutkan dalam

surah al-Maidah (5) ayat 2 dengan menggunakan

istilah ta‟āwun. Istilah ini berasal dari kata

„awana, yang berarti al-muzhāhar (menampakkan

bantuan).

Dalam qur‟an surah al-Mā‟idah, Allah

menyuruh kerjasama dengan tidak membatasi

subjek kerjasamanya. Ini artinya, kerjasama boleh

dengan siapa pun, baik muslim maupun non-

muslim selama mendasarkan pada prinsip dasar.

Prinsip dasar yang harus dijadikan sebagai dasar

dalam kerjasama itu diungkapkan dengan istilah

75

Mahmoud Mustafa Ayoub, Mengurai Konflik Muslim-Kristen

Dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, cet. I, 2001), hlm.

282.

Page 73: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

54

yang sangat singkat dan padat, yaitu: “dan

tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

Prinsip kerjasama itu adalah kebajikan (al-birr)

dan ketakwaan (at-taqwā).76

Al-birr meliputi dua komponen, yaitu dalam

keyakinan (akidah) dan dalam perbuatan.

Akidahnya adalah iman dan perbuatannya adalah

memberi harta yang dicintainya dan seterusnya,

baik yang bersifat wajib maupun sunnah. Prinsip

al-birr adalah platform yang membingkai segala

bentuk kerjasama dengan siapapun. Sepanjang

kerjasama itu dalam hal kebaikan maka

dibolehkan. Sementara prinsip takwa adalah

kerjasama yang memelihara dan jauh dari

merusak, sebagaimana makna dasar taqwa. Maka

kerjasama perbuatan yang berimplikasi merusak

manusia dan alam, meski dengan orang Islam

tentu tetap dilarang. Seperti kerjasama dalam

merusak hutan, mafia, membuat acara yang

merusak mental dan lain-lain. Sementara

kerjasama dengan orang non-muslim tapi dalam

76

Budhy Munawar-Rachman, Reorientasi Pembaruan Islam, … hlm.

626.

Page 74: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

55

bingkai al-birr dan takwa, seperti dalam membuat

alat transportasi, tentu sangat didukung.

Ini artinya kerjasama tidak boleh dilakukan

bila dengan bingkai al-itsm dan al-„udwān.

Menurut Ibnu Katsir, al-itsm adalah

meninggalkan perintah Allah yang semestinya

dilakukan dan al-„udwān adalah melampaui batas-

batas yang ditetapkan Allah untuk tidak dilanggar,

baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.77

Rasulullah Saw bersabda:

عن أنس رضي اللو عنو، قال: قال رسول اللو صلى اهلل عليو ف قال رجل: يا رسول « انصر أخاك ظالما أو مظلوما: »وسلم

اللو، أنصره إذا كان مظلوما، أف رأيت إذا كان ظالما كيف تجزه، أو تن عو، من الظلم فإن ذلك »أنصره؟ قال:

)اريبخال رواه(«نصره Dari Anas RA, ia berkata bahwa Rasulullah Saw

bersabda: Tolonglah saudaramu, baik yang

berbuat zalim maupun yang dizalimi. Seorang

sahabat berkata kepada Rasul: Wahai Rasulallah,

aku menolong seseorang ketika ia dizalimi.

Apakah engkau tahu jika seseorang berlaku zalim

maka bagaimana aku menolongnya? Rasulullah

menjawab: Menolong orang yang berbuat zalim

77

Abû al-Fida` Ibnu Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân al-„Adhîm, (Beirut: Dâru

al-Kitâb al-„Ilmiyah, cet. I, 1419 H), juz. III, hlm. 4.

Page 75: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

56

adalah mencegahnya dari berbuat kezaliman.”

(HR. Al-Bukhari).78

b) Kepedulian

Kepedulian berarti sikap memperhatikan atau

tidak menghiraukan urusan orang lain.

Kepedulian dimaksud bukan untuk mencampuri

urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang

lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian.79

Dalam setiap agama, terutama Islam, peduli

terhadap kesusahan orang lain merupakan

kewajiban yang harus dijalankan. Kepedulian

sosial merupakan suatu rangkaian ibadah. Hal ini

telah disampaikan Rasulullah Muhammad Saw

dalam sabdanya. Sebagai berikut:

وسلم: عن أب ىري رة، قال: قال رسول اللو صلى اهلل عليو ن يا، ن فس اللو » س عن أخيو المسلم كربة من كرب الد من ن ف

عنو كربة من كرب الخرة، ومن ست ر على أخيو، ست ر اللو عليو ن يا والخرة، واللو عز وجل ف عون العبد ما كان العبد ف الد

)رواه أحد بن حنبل(ف عون أخيو

78

Muhammad bin Ismā‟īl al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, (Beirut: Dār

ṭūq an-Najāh), vol. IX, hlm. 22.

79Ahmad Shalaby, Kehidupan Sosial dalam Pemikiran Islam, (Jakarta:

Amzah, 2001,) hlm. 313.

Page 76: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

57

“Dari Abu Hurairah, berkata: Rasulullah Saw

bersabda: Siapa saja yang menolong seorang

mukmin dari suatu kesusahan niscaya Allah akan

menolongnya dari kesusahan-kesusahan di hari

kiamat. Dan siapa saja yang memberikan

kemudahan pada orang yang mengalami

kesulitan niscaya Allah akan memudahkannya di

dunia dan akhirat. Dan siapa saja yang menutupi

aib (cela) seorang Muslim niscaya Allah akan

menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah

senantiasa menolong hambanya selagi ia masih

menolong saudaranya.” (HR. Ahmad bin

Hanbal).80

Membantu kesusahan orang lain sangat luas

maknanya, tergantung pada kesusahan yang

diderita saudaranya. Jika saudaranya orang

miskin, sedangkan temannya orang yang

berkecukupan atau kaya maka yang berkecukupan

atau kaya harus peduli dengan cara memberikan

harta atau memberinya pekerjaan. Jika saudaranya

sakit, maka dengan memberikan pertolongannya

untuk dibawa ke dokter. Jika saudaranya dililit

hutang, maka dengan membantunya supaya dapat

melunasi hutang-hutangnya.81

80

Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, (Beirut:

Mu`assasah ar-Risālah, 2001) jilid XVI, hlm. 297.

81Rachmat Syafi‟i, Al-Hadits, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm.

252-253.

Page 77: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

58

Sikap peduli sangat dianjurkan dalam agama

Islam, karena dengan adanya kepedulian maka

akan timbul persaudaraan. Kebalikan dari sikap

peduli adalah egois. Dampak positif dari

kepedulian antara lain dapat menumbuhkan

kerukunan, terwujudnya persatuan dan kesatuan,

dan menciptakan kondisi yang harmoni, serta

menghilangkan rasa dendam.

c. Ciri-ciri Interaksi Sosial

Dikatakan sebuah interaksi sosial jika adanya ciri-ciri

sebagai berikut:

1) Pelakunya lebih dari satu orang

2) Adanya komunikasi antara pelaku melalui kontak

sosial

3) Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas sama atau

tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan

pelaku.

4) Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap

aksi yang sedang berlangsung.82

d. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya

kontak sosial (social contact) dan komunikasi. Kontak

sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya

bersama-sama, dan tango yang artinya menyentuh.

82

Herimanto, dan Winarno, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, … hlm. 52.

Page 78: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

59

Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah

bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui

telepon, telegram, surah, radio, dan sebagainya. Kontak

sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar

individu, antar individu dengan kelompok, dan antar

kelompok. Selain itu, Kontak sosial dapat pula bersifat

primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang

mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan

muka, seperti berbicara, berjabat tangan, saling senyum,

dan sebagainya. Sedangkan kontak sekunder terjadi

dengan perantara, misalnya melalui telepon, radio, atau

TV.

Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang

memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang

berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap),

perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang

tersebut.83

e. Faktor-faktor Terjadinya Interaksi Sosial

Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan pelbagai

faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi,

simpati, motivasi, dan empati.84

Imitasi adalah proses atau

tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap,

83

Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu

pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 58-61.

84Herimanto, dan Winarno, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, … hlm. 53.

Page 79: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

60

perbuatan, penampilan, dan gaya hidup. Sugesti adalah

rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan

individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi

sugesti itu melaksanakan apa yang disugestikan tanpa

sikap kritis dan rasional. Identifikasi adalah upaya yang

dilakukan individu untuk menjadi sama (identik) dengan

individu yang ditirunya. Proses identifikasi erat kaitannya

dengan imitasi. kecenderungan tersebut terjadi secara

tidak sadar dan tidak hanya secara lahiriyah saja tetapi

justru secara batin. Seperti seorang anak yang ingin

meniru ayah atau ibunya. Simpati adalah proses kejiwaan

seorang individu yang merasa tertarik dengan individu

atau kelompok karena sikap, penampilan atau

perbuatannya.85

Motivasi merupakan dorongan,

rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan

individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi

motivasi melaksanakannya secara kritis, rasional, dan

tanggung jawab. Empati adalah proses kejiwaan individu

untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun

duka.86

85

Gerungan, Psikologi Sosial, … hlm. 58-71.

86Herimanto, dan Winarno, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, … hlm. 52-

54.

Page 80: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

61

3. Kaitan Toleransi Beragama dengan Interaksi Sosial

Hidup beragama yang toleran sekaligus menjadi sikap

dasar dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam lingkungan

keluarga, kehidupan yang toleran harus disosialisasikan sejak

dini terhadap anggota keluarga (anak-anak) dan inilah yang

menjadi sosialisasi dasar dalam kehidupan umat manusia,

yang dari padanya dikembangkan sosialisasi lebih lanjut.

Dalam kehidupan yang lebih luas, manusia harus

menyesuaikan diri dengan berbagai norma dalam kelompok

kerja maupun masyarakat. Ternyata sosialisasi terhadap sikap

hidup toleran dalam berbagai bidang kehidupan (agama dan

lain-lain) berlangsung seumur hidup karena kehidupan umat

manusia dari hari ke hari adalah kehidupan yang ditandai oleh

penambahan pengetahuan dengan terus belajar dan berusaha

mencari sesuatu yang baru dalam kehidupan berpengetahuan.

Itulah maknanya bahwa sosialisasi terhadap kehidupan toleran

merupakan proses yang tak henti-hentinya dan terus mencari

untuk mendapatkan yang lebih baik dalam kehidupan umat

manusia.87

Berinteraksi dengan jiwa toleran dalam setiap bentuk

aktivitas, tidak harus membuang prinsip hidup (beragama)

yang diyakini. Kehidupan yang toleran justru akan

menguatkan prinsip hidup (keagamaan) yang diyakini.

87

Mahmoud Mustafa Ayoub, Mengurai Konflik Muslim-Kristen

Dalam Perspektif Islam,.. hlm. 288-289.

Page 81: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

62

Segalanya menjadi jelas dan tegas tatkala diletakkan sikap

mengerti dan memahami terhadap apapun yang nyata berbeda

dengan prinsip yang diyakini. Manusia bebas dengan

keyakinan masing-masing, sedangkan pihak yang berbeda

(yang memusuhi sekalipun) dibebaskan terhadap sikap dan

keyakinannya.

B. Kajian Pustaka

Untuk menghindari pengulangan hasil temuan pembahasan,

maka perlu dilakukan pengajian terhadap karya-karya ilmiah

sejenis agar dapat menjadi sebuah perbandingan ataupun dapat

digunakan sebagai penyokong penelitian yang sedang peneliti

kerjakan. Beberapa karya tulis tersebut sebagai berikut:

1. “Toleransi terhadap Umat Kristiani ditinjau dari

Fundamentalisme Agama dan Kontrol Diri: Studi pada jamaah

majelis taklim di kota Semarang”, oleh Baidi Bukhori.

Menurut hasil penelitiannya, terdapat pengaruh

fundamentalisme agama dan kontrol diri secara simultan

terhadap toleransi pada umat Kristiani. Semakin tinggi

fundamentalisme agama dan semakin rendah kontrol diri,

maka semakin rendah toleransi terhadap umat Kristiani.

Sebaliknya, semakin rendah fundamentalisme agama dan

semakin tinggi kontrol diri maka semakin tinggi toleransi

terhadap umat Kristiani.88

88

Baidi Bukhori, “Toleransi terhadap Umat Kristiani ditinjau dari

Fundamentalisme Agama dan Kontrol Diri: Studi pada jamaah majelis taklim

Page 82: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

63

2. “Nilai-nilai pendidikan toleransi antar pemeluk agama dalam

hadits Rasulullah SAW”, oleh Muhammad Farizal Amri.

Temuannya antara lain mengenai nilai- nilai pendidikan

toleransi antar pemeluk agama dalam hadits Rasulullah yaitu

untuk menciptakan rasa toleransi antar umat, cara yang tepat

di era globalisasi ini adalah melalui jalur pendidikan. karena

pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk meneruskan,

melanggengkan, mengawetkan, dan mengkonservasi tradisi

dari satu generasi ke generasi selanjutnya, seperti yang

diajarkan Rasulullah SAW.89

Penelitian tersebut merupakan

penelitian kualitatif, sementara penelitian ini kuantitatif.

3. Skripsi Achmad Faidhani yang berjudul “Konsep al-Qur‟an

tentang Tasāmuḥ (Toleransi) dan Implementasinya terhadap

Pendidikan Islam”. Dalam penelitian ini terdapat tiga

kesimpulan mengenai konsep al-Qur‟an tentang toleransi,

yaitu: (1) pengakuan adanya pluralitas dan berlomba dalam

kebajikan, interaksi dalam beragama, serta keadilan dan

persamaan dalam pengakuan. (2) pendidikan Islam pada

hakikatnya merupakan proses transformasi ajaran nilai-nilai

Islam dari satu generasi berikutnya sehingga tercipta manusia

beradab. (3) implikasi dalam pendidikan yaitu: perlunya

di kota Semarang”, skripsi, (Semarang: DIPA IAIN Walisongo, 2012), hlm.

51.

89Muhammad Farizal Amri, “Nilai-nilai pendidikan toleransi antar

pemeluk agama dalam hadits Rasulullah SAW”, skripsi, (Semarang: Program

S1 UIN Walisongo, 2011), hlm. 27.

Page 83: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

64

pendidikan Islam inklusif, humanis, dan kurikulum yang

humanistik.90

Dari ketiga penelitian tersebut, persamaan penelitian pertama

dengan skripsi yang peneliti tulis adalah sama-sama membahas

tentang toleransi, namun berbeda pada variabel kedua dan

subjeknya. Dalam penelitian ini, variabel kedua tentang interaksi

sosial dan subjeknya peserta didik SMK. Namun pada penelitian

skripsi pertama, variabel kedua tentang umat kristiani ditinjau

dari Fundamentalisme agama dan kontrol diri, subjeknya jamaah

taklim di Kota Semarang. Sedangkan Pada penelitian skripsi

yang kedua dan ketiga tersebut, fokus permasalahannya sama

namun beda variabelnya. Jika skripsi kedua dan ketiga menitik

beratkan tentang analisis toleransi yang kaitannya dengan

pendidikan. Berbeda dengan yang peneliti tulis yaitu toleransi

dan pengaruhnya terhadap interaksi sosial, penelitian ini

kuantitatif. Sedangkan kedua penelitian tersebut merupakan

penelitian kualitatif.

Karena adanya persamaan dan perbedaan tersebut, sehingga

penelitian ini dilakukan dalam upaya meneruskan penelitian

terdahulu.

90

Achmad Faidhani, “Konsep al-Qur‟an tentang Tasamuh (Toleransi)

dan Implementasinya terhadap Pendidikan Islam”, skripsi, (Semarang:

Program S1 IAIN Walisongo, 2006), hlm. 74.

Page 84: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

65

C. Rumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

permasalahan penelitian yang kebenarannya masih perlu di uji

secara empiris.91

Berdasarkan teori, latar belakang dan kajian

pustaka yang telah peneliti kemukakan tersebut, maka peneliti

mengajukan hipotesis bahwa ada pengaruh positif antara tingkat

toleransi beragama terhadap interaksi sosial peserta didik.

Peneliti mengajukan hipotesis tersebut berdasarkan teori yang

menjelaskan bahwa secara ilmiah manusia dilahirkan dan

dibesarkan oleh orang lain, artinya sejak awal dia harus

menyadari bahwa orang lain yang tentu tidak sama. Tidak sama

dalam sikap, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,

kelakuan dan sebagainya yang berbeda atau bertentangan dengan

pendirian sendiri. Dalam kehidupan yang penuh perbedaan itulah,

masing-masing dari kita mengharapkan sikap toleransi agar dapat

menjalankan kegiatan dengan tenang dan damai. Tuhan

menciptakan perbedaan itu agar manusia bisa untuk melihatnya

menjadi suatu kekayaan berpikir bahwa kita tidak sempurna dan

selalu membutuhkan orang lain92

91

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 96.

92Voltaire, Traktat Toleransi, (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm. Vii.

Page 85: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

66

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field

research), yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau pada

responden.1 Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan datanya menggunakan instrument penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.2

Pendekatan ini digunakan untuk menggambarkan

mengenai pengaruh tingkat toleransi beragama terhadap

interaksi sosial peserta didik. Penelitian ini menggunakan

angket sebagai instrument untuk mengetahui ada atau tidak

adanya pengaruh tingkat toleransi beragama terhadap interaksi

peserta didik, dengan asumsi tingkat toleransi beragama sebagai

variabel X, dan interaksi sosialnya sebagai variabel Y.

1Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei,

(Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 3.

2Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung:

Alfabeta, 2013), hlm. 11.

Page 86: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

67

B. Tempat dan Waktu penelitian

Upaya memeroleh data yang diperlukan dalam penelitian

ini, maka ketentuan pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 7 atau terkenal dengan STM Pembangunan (Stemba)

Semarang. Karena di sekolah ini peserta didik terdiri dari

berbagai macam agama seperti Islam, Kristen, Katholik,

Hindhu dan Budha.

b. Waktu penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 9-16 Mei

2016.

C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3

Sedangkan menurut Sugiyono dalam karyanya yang berjudul

Statistika untuk Penelitian menyatakan bahwa “populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang memunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”4 Populasi ini mencakup seluruh peserta

3Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),

(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 173.

4Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.

61.

Page 87: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

68

didik kelas XI di SMK N 7 Semarang yang berjumlah 630

orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.5 Sedangkan menurut Sugiyono sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin memelajari

semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel

yang dipelajari, kesimpulannya akan dapat diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representative (mewakili).6 Adapun sampel

yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 65 peserta didik.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik yang digunakan. Pengambilan sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah a simple Random

Sampling. Teknik ini digunakan karena pengambilan sampel

dilakukan secara acak.7 Pada cara ini, peneliti memerkirakan

bahwa setiap sampel dalam populasi berkedudukan sama dari

5Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian (Suatu Pendekatan

Praktik).., hlm. 174.

6Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D.., hlm.118

7Sugiyono, Statistika untuk penelitian …, hlm. 64.

Page 88: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

69

segi-segi yang akan diteliti.8 Menurut Arikunto, apabila objek

penelitian kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil

semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Apabila populasi lebih dari 100 orang maka diambil

10%-15% atau 20%-25% sampel atau lebih. Karena jumlah

objek penelitian lebih dari 100, maka peneliti mengambil

sampel 10% dari populasi. Dengan demikian 10% dari 630

sama dengan 63. jadi sampel dari penelitian ini adalah 63.

Tetapi untuk mempermudah penelitian, peneliti mengambil

65 objek untuk dijadikan sampel.

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari

sesuatu (objek) dan mampu memberikan bermacam-macam

nilai atau beberapa kategori. Jika apa yang kita amati berubah

dari waktu ke waktu hingga menimbulkan perbedaan antara

subjek yang satu dengan subjek yang lain, maka objek-objek

tersebut dinyatakan bervariasi. Dan objek yang bervariasi

disebut variabel.9 Sedangkan menurut Kidder dalam bukunya

Sugiyono menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas

dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

8Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2010), cet.12, hlm. 57.

9Riduwan dan H. Sunarto, Pengantar Statistika (untuk Penelitian

Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis), (Bandung: Alfabeta,

2013), hlm. 8.

Page 89: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

70

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.10

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel

yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat

dibedakan menjadi variabel independen (variabel bebas) dan

variabel dependen (variabel terikat).

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent. Variabel bebas merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat).11

Variabel bebas

(X) dalam penelitian ini adalah tingkat toleransi beragama,

dengan indikatornya sebagai berikut:

a) Penerimaan (menerima)

b) Penghargaan (menghargai)

c) Kesabaran (sabar)

d) Kebebasan (bebas)

10

Sugiyono, Statistika unntuk penelitian …, hlm. 3.

11Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D.., hlm. 61

Page 90: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

71

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria,

konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas.12

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini

adalah interaksi sosial, indikatornya sebagai berikut:

a) Komunikasi sosial

1) Ramah

2) Sopan santun

b) Tindakan sosial

1) Kerjasama

2) Kepedulian

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

adalah:

1. Metode angket

Menurut Sugiono, angket merupakan metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.13

Menurut Meilia, angket adalah

daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

12

Sugiyono, Statistika unntuk penelitian, … hlm. 4.

13Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D.., hlm.199.

Page 91: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

72

bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan

peneliti. tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi

yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa

rasa khawatir bila memberikan jawaban yang tidak sesuai

dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Adapun jenis angket yang peneliti gunakan pada

penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden

diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan

pilihan yang sudah ditentukan oleh peneliti.14

Angket ini

diberikan kepada peserta didik yang terpilih sebagai

responden untuk menjawab pernyataan.

Adapun kriteria nilai angket atau kuesioner yang

peneliti gunakan dilihat dari hasil jawabannya, yaitu:

1) Butir soal positif

a) Untuk Jawaban A diberi skor 4

b) Untuk Jawaban B diberi skor 3

c) Untuk Jawaban C diberi skor 2

d) Untuk Jawaban D diberi skor 1

2) Butir soal negatif

a) Untuk Jawaban A diberi skor 1

b) Untuk Jawaban B diberi skor 2

c) Untuk Jawaban C diberi skor 3

d) Untuk Jawaban D diberi skor 4

14

Meilia Nur Indah Susanti, Statistika Deskriptif Induktif,.. hlm. 17-18.

Page 92: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

73

Sebelum instrumen disebarkan kepada responden, maka

langkah awal yang dilakukan adalah melakukan uji coba

instrumen. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui kualitas

dari instrumen.

Adapun alat yang digunakan dalam pengujian analisis

uji coba instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas

angket.

a. Uji validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan

tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur

apa yang diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid. Uji validitas instrumen dilakukan dengan cara

menyebarkan data instrumen kepada 65 peserta didik

SMK N 7 Semarang. Adapun jumlah item soal yang

digunakan dalam uji coba instrumen angket sebanyak 28

item pernyataan tentang tingkat toleransi beragama dan 28

item pernyataan tentang interaksi sosial. Uji validitas ini

digunakan untuk mengetahui valid dan tidaknya butir-

butir instrumen. Butir-butir instrumen yang tidak valid

dibuang. Sedangkan butir instrumen yang valid akan

digunakan untuk memperoleh data. Teknik yang

digunakan untuk mengetahui validitas butir instrumen ini

adalah teknik korelasi product moment dengan bantuan

Page 93: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

74

program SPSS tipe 16 dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Buka program SPSS, kemudian distribusi data pada

exel copy ke spss data view.

2) Klik variabel view, nama ditulis nomor/huruf

pernyataan beserta jumlahnya, pada label tulis nomor

soal pernyataan dan jumlahnya.

3) Pilih menu analyze – scale – reliability analysis

4) Blok semua pernyataan 1-28 pindahkan ke kolom

items

5) Klik statistic, pada descriptive of, klik scale if item

deleted, kemudian klik continue dan ok.

Setelah ketemu hasilnya, (pada kolom corrected

item-total correlation) kemudian diinterpretasikan dengan

berkonsultasi ke harga (0,244) sehingga dapat

diketahui valid tidaknya korelasi tersebut. Jika skor

corrected item-total correlation < 0,244 maka butir soal

tersebut tidak valid, begitu juga sebaliknya.

Dari perhitungan uji instrumen angket tentang

tingkat toleransi beragama pada lampiran 7, diperoleh

validitas angket sebanyak 27 butir pernyataan angket yang

valid. Sedangkan uji instrumen angket tentang interaksi

sosial pada lampiran 8, diperoleh validitas angket

sebanyak 26 butir pernyataan yang valid.

Page 94: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

75

Hasil validitas uji coba angket tentang tingkat

toleransi beragama peserta didik jika corrected item-total

correlation > , maka angket dikatakan valid.

Tabel 3.1

Hasil Validitas Uji Coba Angket Tingkat Toleransi

Beragama

No.

corrected

item-total

correlation

r tabel Ket.

1 2 3 4

1. 0.431 0,244 Valid

2. 0.381 0,244 Valid

3. 0.593 0,244 Valid

4. 0.655 0,244 Valid

5. 0.453 0,244 Valid

6. 0.264 0,244 Valid

7. 0.331 0,244 Valid

8. 0.574 0,244 Valid

9. 0.508 0,244 Valid

10. 0.405 0,244 Valid

11. 0.514 0,244 Valid

12. 0.326 0,244 Valid

13. 0.257 0,244 Valid

14. 0.302 0,244 Valid

15. 0.639 0,244 Valid

16. 0.436 0,244 Valid

17. 0.388 0,244 Valid

18. 0.672 0,244 Valid

19. 0.413 0,244 Valid

20. 0.494 0,244 Valid

21. 0.520 0,244 Valid

22. 0.540 0,244 Valid

23. 0.296 0,244 Valid

24. 0.220 0,244 Tidak Valid

25. 0.531 0,244 Valid

Page 95: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

76

1 2 3 4

26. 0.450 0,244 Valid

27. 0.436 0,244 Valid

28. 0.364 0,244 Valid

Bisa diklasifikasikan hasil validitas uji coba angket

tingkat toleransi beragama sebagai berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Hasil Uji Coba Tingkat Toleransi

Beragama

Kriteria No Item (+) No Item (-) Jumlah

Valid 1, 2, 3, 5, 7

8, 9, 10, 11,

13, 14, 15,

16, 17, 18,

19, 21, 22,

24, 26, 28

4, 6, 12, 20,

23, 25, 27 27

Tidak Valid 24 1

Jumlah 28

Tabel 3.3

Hasil Validitas Uji Coba Interaksi Sosial

No.

corrected

item-total

correlation

r tabel Ket.

1 2 3 4

1. 0.407 0,244 Valid

2. 0.451 0,244 Valid

3. 0.573 0,244 Valid

4. 0.465 0,244 Valid

5. 0.429 0,244 Valid

6. 0.368 0,244 Valid

7. 0.481 0,244 Valid

8. 0.582 0,244 Valid

9. 0.554 0,244 Valid

Page 96: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

77

1 2 3 4

10. 0.361 0,244 Valid

11. 0.072 0,244 Tidak Valid

12. 0.349 0,244 Valid

13. 0.439 0,244 Valid

14. 0.231 0,244 Tidak Valid

15. 0.331 0,244 Valid

16. 0.452 0,244 Valid

17. 0.255 0,244 Valid

18. 0.420 0,244 Valid

19. 0.385 0,244 Valid

20. 0.409 0,244 Valid

21. 0.487 0,244 Valid

22. 0.451 0,244 Valid

23. 0.675 0,244 Valid

24. 0.407 0,244 Valid

25. 0.487 0,244 Valid

26. 0.420 0,244 Valid

27. 0.477 0,244 Valid

28. 0.440 0,244 Valid

Bisa diklasifikasikan hasil validitas uji coba angket

interaksi sosial sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Hasil Uji Coba Interaksi Sosial

Kriteria No Item (+) No Item (-) Jumlah

Valid

1, 2,3, 4, 5,

6, 7, 8, 9,

12, 15, 16,

17, 18, 19,

20, 21, 22,

23, 24, 25,

26, 27, 28.

10, 13. 26

Tidak Valid 11 14 2

Jumlah 28

Page 97: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

78

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi

dari suatu instrumen. Reliabilitas berhubungan dengan

masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai

taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap atau ajeg. Untuk menguji

reliabilitas instrumen dengan menggunakan perhitungan

Alpha dengan bantuan program spss sebagai berikut:

1) Buka program SPSS, kemudian distribusi data pada

exel copy ke spss data view.

2) Klik variabel view, nama ditulis nomor/huruf

pernyataan beserta jumlahnya, pada label tulis nomor

soal pernyataan dan jumlahnya.

3) Pilih menu analyze – scale – reliability analysis

4) Blok semua pernyataan 1-28 pindahkan ke kolom

items

5) Klik statistic, pada descriptive of, klik scale if item

deleted, kemudian klik continue dan ok.

Selanjutnya nilai reliabilitas alpha terletak pada

tabel reliability statistic kolom cronbach alpha.

Kemudian skor pada cronbach alpha yang diperoleh

dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5%. Apabila

skor cronbach alpha > 0,244 maka soal angket dikatakan

reliabel.

Page 98: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

79

Hasil perhitungan uji reliabilitas pada lampiran 7

diperoleh nilai reliabilitas angket tingkat toleransi

beragama yaitu, cronbach alpha = 0,883 dengan taraf

signifikansi 5%. karena cronbach alpha > 0,244 maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Uji

reliabilitas pada lampiran 8 diperoleh nilai reliabilitas

angket interaksi sosial yaitu cronbach alpha = 0,873

dengan taraf signifikansi 5%. Karena cronbach alpha >

0,244 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut

reliabel.

2. Metode observasi

Observation is like other instruments of social science

data collection in that is demands marketing certain skill if it

is to be used effectively. And like other methods, certain of the

skills required of investigators in observational studies are

unique to that form of investigators.15

Observasi layaknya

instrument lain sebagai pengumpul data sosial menuntut

penguasaan keterampilan tertentu jika digunakan secara

efektif. Dan seperti metode lainnya, beberapa keterampilan

yang dibutuhkan dari peneliti dalam studi observasional yang

unik dengan investigator.

15

James A Black, Methods and Issues in Social Research, (Canada:

Simultaneously, 1976), hlm. 329.

Page 99: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

80

Sementara observasi biasa diartikan oleh Meilia Nur

sebagai pengamatan secara langsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.16

Observasi

dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati peserta didik

mengisi angket dan mendengarkan ucapan-ucapan mengenai

berbagai ragam pernyataan, dan mengamati dengan cermat

perilaku individu yang digunakan sebagai subjek penelitian.

3. Metode wawancara

Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan

jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik

berdasarkan tujuan penelitian.17

Metode ini digunakan untuk

mengetahui keadaan umum SMK N 7 Semarang mengenai

sejarah berdiri sekolah, sarana prasarana yang ada dan

keadaan guru dan peserta didik di SMK N 7 Semarang.

4. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang telah ada.18

Arikunto mendefinisikan metode dokumentasi adalah

“mencari data yang bersumber pada tulisan, seperti buku-

buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,

16

Meilia Nur Indah Susanti, Statistika Deskriptif Induktif,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 20.

17Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D.., hlm.201. 18

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan… hlm. 329.

Page 100: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

81

catatan harian, dan sebagainya”19

. Metode dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang sejarah

berdirinya sekolah, data guru dan peserta didik, sarana

prasarana, kondisi lokasi, daftar jumlah peserta didik di

sekolah, serta data yang di anggap perlu lainnya.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data. Dalam menganalisis data, peneliti

menggunakan metode analisis data statistik karena pendekatan

penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam

menganalisis data ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Dimaksud dengan analisis deskriptif adalah

menggambarkan yang ada guna memperoleh bentuk nyata

dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau

orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang

dilakukan. Cara analisis deskriptif data kuantitatif dapat

menggunakan statistik deskriptif. Tujuan dilakukan analisis

deskriptif dengan teknik statistika adalah untuk meringkas

data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.

Dalam analisis ini, peneliti akan menghitung hasil

penskoran dari kedua data tersebut, kemudian dimasukkan

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian, …hlm. 148.

Page 101: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

82

dalam tabel distribusi frekuensi dengan bantuan program

SPSS tipe 16 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Buka program SPSS, selanjutnya klik Variable View,

kemudian masukkan data skor variabel pada SPSS data

editor.

b. Pilih menu Analyze - Deskriptive Statistics – Frequencies

c. Maka muncul kotak dialog yaitu Frequencies, masukkan

variabel pada variabel (s), selanjutnya klik Statistics.

d. Maka muncul kotak dialog baru yaitu Frequencies

Statistics, dan beri centang pada Mean, Median, Mode,

Range, Minimum, Maximum, kemudian klik Continue dan

klik Ok.

Kemudian menentukan interval nilai dan kualifikasi

dengan cara sebagai berikut:

I = R/M

Dimana:

R = H – L

M = I + 3,3 log N

Keterangan: I = Lebar Interval

R = Jarak Pengukuran

M = Jumlah Interval

H = Nilai Tertinggi

L = Nilai Terendah

N = Responden

Page 102: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

83

Setelah diketahui distribusi frekuensi, kemudian

mencari rata-rata (Mean), dan standar deviasi nilai dan

menentukan kualitas dengan bantuan program SPSS tipe 16

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Masukkan data variabel pada SPSS data editor

b. pilih menu Analyze - Deskriptive Statistics - Descriptive

c. Pada kotak variabel (s), isikan variabel pada kotak sebelah

kiri dan klik tanda ( ) untuk memasukkan variabel

tersebut ke kotak sebelah kanan.

d. Klik Option untuk pengerjaan deskripsi data. Pengisian

pada option tergantung kebutuhan deskripsi data yang

akan ditampilkan. Untuk keseragaman, pilih: Mean, Std

deviation, Minimum, Maximum.

e. Kemudian tekan tombol Continue. Setelah selesai

pengisian, tekan Ok.

Hasil dari perhitungan menggunakan SPSS akan

digunakan untuk menentukan kualitas variabel X maupun

variabel Y.

2. Analisis Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal

tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas

dengan Kolmogorov-Smirnov dihitung menggunakan

software program SPSS tipe 16.

Page 103: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

84

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

1) Membuka program SPSS

2) Klik Variabel View, pada SPSS data editor

3) Pada kolom Name, ketik X pada baris pertama dan

ketik Y pada baris kedua.

4) Pada kolom Decimals, ganti dengan 0.

5) Pada kolom Label, ketik tingkat toleransi beragama

pada baris pertama dan interaksi sosial pada baris

kedua.

6) Klik Data View, pada SPSS data editor.

7) Ketik datanya sesuai dengan variabelnya.

8) Klik menu Analyze – Non Parametrik Test – 1 Sample

KS.

9) Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya ke

dalam kotak Test Variable List kemudian klik Ok.

Dengan demikian, peneliti menggunakan taraf

signifikansi uji α = 0,05. Jika signifikansi yang diperoleh

> α maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Sebaliknya, jika signifikansi yang diperoleh < α

maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

tidak normal. Cara mengetahui signifikan atau tidak

signifikan hasil uji normalitas adalah dengan

memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Asymp.

Sig. (2-tailed)) tersebut.

Page 104: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

85

b. Uji Linieritas

Untuk memprediksikan bahwa variabel kriterium

(Y) dan variabel prediktor (X) memiliki hubungan linier

yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier.

Sebelum digunakan untuk memprediksikan, analisis

regresi linier harus diuji dalam uji linieritas. Apabila dari

hasil uji linieritas diperoleh kesimpulan bahwa model

regresi linier maka analisis regresi linier bisa digunakan

untuk meramalkan variabel kriterium (Y) dan variabel

prediktor (X). Demikian juga sebaliknya, apabila model

regresi linier tidak linier maka penelitian diselesaikan

dengan analisis regresi non linier.20

Langkah-langkah melakukan uji Linieritas dengan

bantuan SPSS tipe 16:

1) Masukkan data variabel bebas (tingkat toleransi

beragama) dan variabel terikat (interaksi sosial) pada

SPSS data editor.

2) Pilih menu Analyze – Compare Means – Means

3) Masukkan variabel bebas ke kolom Independent List

dan variabel terikat ke kolom Dependent List

kemudian klik Options.

4) Pada Statistics for First Layer klik Test for Linearity

lalu klik Continue, kemudian klik Ok.

20

Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan

Pendidikan, (Malang: Penerbitan UMM, 2002), hlm. 191.

Page 105: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

86

Dengan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05,

untuk mengetahui model persamaan regresi sederhana

linier atau tidak, kita dapat melihat nilai signifikansi pada

baris Deviation from Linearity. Jika nilai signifikansi

(Sig.) > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa antara

variabel tingkat toleransi beragama dan variabel interaksi

sosial terdapat hubungan yang linear. Sebaliknya, jika

nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa antara variabel tingkat toleransi beragama dan

variabel interaksi sosial terdapat hubungan non linear.

3. Analisis Uji Hipotesis

Analisis Uji Hipotesis ini digunakan untuk menguji

kebenaran hipotesis yang diajukan. Adapun jalan analisisnya

adalah melalui pengolahan data yang akan mencari pengaruh

antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dengan

dicari melalui analisis regresi.

Analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk

mencari bagaimana variabel bebas dan variabel terikat

berhubungan pada hubungan fungsional atau sebab akibat.

Bentuk umum dari persamaan regresi adalah:

Y = a + bX

Dimana :

Y : nilai dari variable terikat

a : konstanta, yaitu nilai Y jika X = 0

b : koefisien regresi

X : nilai dari variable bebas

Page 106: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

87

Dalam analisis uji hipotesis akan dicari model regresi

antara tingkat toleransi beragama (X) terhadap interaksi sosial

(Y). Sebelum dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi,

terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap korelasi antara

kedua variabel tersebut. Dalam analisis regresi, peneliti

menggunakan bantuan program software SPSS tipe 16.

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

a. Masukkan data variabel bebas (tingkat toleransi

beragama) dan variabel terikat (interaksi sosial ) pada

SPSS data editor.

b. Pilih menu Analyze – Regression – Linier

c. Masukkan variabel bebas (tingkat toleransi beragama) ke

kolom Independent List dan variabel terikat (interaksi

sosial) ke kolom Dependent List kemudian klik Statistics.

d. Pada menu Regression Coefficient, pilih Estimates dan

confidence Intervals.

e. Klik model fit dan Descriptives.

f. Klik Continue untuk mengakhiri dialog Statistics.

Kemudian klik Ok.

Setelah mendapatkan hasil dari analisis regresi, peneliti

menginterpretasikan hasil yang diperoleh yang selanjutnya

akan dapat diketahui sejauh mana pengaruh tingkat toleransi

beragama terhadap interaksi sosial peserta didik SMK N 7

Semarang.

Page 107: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

88

a. Hipotesis Korelasi

= Tidak ada korelasi antara tingkat toleransi beragama

dengan interaksi sosial.

= Ada korelasi antara tingkat toleransi beragama

dengan interaksi sosial.

Pengambilan keputusan dalam hipotesis korelasi

yaitu dengan melihat nilai signifikansi (probabilitas).

Apabila nilai signifikansi (Sig.) > 0,05, maka diterima.

Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05, maka ditolak.

b. Hipotesis Model Regresi

= Model regresi tidak signifikan

= Model regresi signifikan

Pengambilan keputusan dalam hipotesis model

regresi yaitu dengan melakukan interpretasi terhadap

dan . Apabila > maka

diterima. Jika < maka ditolak. Selain

melakukan interpretasi terhadap dan , bisa

dilakukan interpretasi terhadap nilai signifikansi

(probabilitas). Apabila nilai Sig. > 0,05 maka H0 diterima.

jika nilai Sig. < 0,05 maka H0 ditolak.

c. Hipotesis Koefisien Regresi

= Koefisien regresi tidak signifikan

= Koefisien regresi signifikan

Page 108: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

89

Pengambilan keputusan dalam hipotesis koefisien

regresi yaitu dengan melakukan interpretasi terhadap nilai

signifikansi (probabilitas) pada uji konstanta dan uji

koefisien variabel X. Apabila nilai Sig. > 0,05 maka H0

diterima. jika nilai Sig. < 0,05 maka H0 ditolak.

Setelah mendapatkan hasil dari analisis regresi, penulis

menginterpretasikan hasil yang diperoleh yang

selanjutnya akan dapat diketahui sejauh mana pengaruh

tingkat toleransi beragama terhadap interaksi sosial

peserta didik SMK N 7 Semarang.

Page 109: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

90

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

1. Data Umum

a. Sejarah Berdirinya Sekolah

SMK N 7 atau STM Pembangunan diresmikan pada

tanggal 7 Juni 1971 oleh Presiden Republik Indonesia

dengan nama Proyek Perintis Sekolah Teknologi

Menengah Pembangunan Semarang dengan lama

pendidikan 4 (empat) tahun. Karena hal itu, tanggal 7 Juni

dijadikan sebagai hari kelahiran SMK Negeri 7 Semarang.

Kemudian pada tahun 1986 nama sekolah berubah menjadi

Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan Semarang

dan pada tahun 1995 berubah menjadi Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 7 Semarang dengan lama pendidikan

tetap 4 (empat) tahun.1

b. Letak Geografis dan Kondisi Fisik Sekolah

Letal SMK N 7 Semarang berada di jalan Simpang

Lima, RT 02 RW 01, Kel. Mugassari, Kec. Semarang

Selatan, Kota Semarang, 50243.2 Denah lokasi sekolah

dapat digambarkan sebagai berikut:

1Wawancara dengan Bapak Nur Hamid, guru mapel PAI pada

tanggal 9 Mei 2016 di ruang guru SMK N 7 Semarang.

2Observasi di SMK N 7 Semarang pada tanggal 9 Mei 2016.

Page 110: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

91

Gambar 4.1

Denah lokasi sekolah SMK N 7 Semarang

Kondisi fisik SMK Negeri 7 adalah sebagai berikut :

Luas Tanah Sekolah : 34.187 m2

Luas Bangunan : 33.575 m2

Denah Sekolah : Terlampir.

Identitas Sekolah :

a. Nama Sekolah : SMK Negeri 7 (STM

Pembangunan) Semarang

b. Tahun Berdiri : 1971

c. Status Sekolah : Negeri

d. Status Tanah : Milik Negara

Page 111: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

92

c. Visi dan Misi

Visi

Menjadikan lembaga pendidikan dan pelatihan yang

professional, mandiri, berwawasan lingkungan, dan

berbudaya Indonesia.

Misi

1) Mengembangkan iklim belajar yang berkarakter,

kondusif, berwawasan lingkungan, dan berbudaya

Indonesia

2) Mewujudkan layanan prima kepada pemangku

kepentingan/ stakeholder

3) Menghasilkan lulusan yang mampu memilih karir

dalam bidangnya untuk bekerja, berwirausaha, dan atau

melanjutkan studi

4) Menyelenggarakan system pendidikan yang terintegrasi

dengan dunia usaha dan dunia industry

5) Mengembangkan pendidikan dan pelatihan berbasis

teknologi informasi.

d. Struktur Organisasi

Untuk menjaga efisiensi dan kerja sama serta

tanggung jawab dalam pelaksanaan sistem sehingga tidak

terjadi offer lapping dalam melaksanakan tugas masing-

masing, maka secara organisasi pihak sekolah membentuk

badan secara struktural dimana sistem pengelolaannya

sesuai hirarki kerja. Untuk garis komando dari atas ke

Page 112: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

93

bawah, tanggung jawab dan pelaksanaan tugas sesuai

dengan urutan yang telah ditentukan. Adapun struktur

organisasi SMK N 7 Semarang dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Gambar 4.2

Struktur Organisasi SMK N 7 Semarang3

Keterangan:

Kepala Sekolah : Drs. M. Sudarmanto, M.Pd.

Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum

: Albasori, S.Pd

Waka Kesiswaan : Rasno, S.Pd.

3Dokumentasi SMK N 7 Semarang diambil pada tanggal 9 Mei 2016

Page 113: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

94

Wakil sarpras &Ketenagaaan : Drs. Heri Kresna Dwi Sumartono

Waka Masy dan Industri : Netty Pietersina, S.Pd., M.Kom

Kepala Tata Usaha : Dra. Hj. Punjung Rejekiningsih

Wakil Manajemen Mutu : Dra. Hj. Windaniati, M.Pd

Ketua Jurusan TGB : Drs. Muh. Afgan Warnawan, MT

Ketua Jurusan TKBB : Daniel Agung Suparno, ST

Ketua Jurusan TAV : Drs. Teguh Budi Utomo

Ketua Jurusan TEI : Nyi Roro Djatiningsih, S.Pd., MT

Ketua Jurusan TME : Laely Yunica Aryanti, ST

Ketua Jurusan TITL : Drs. Suharto

Ketua Jurusan TP : Slamet, S.Pd.

Ketua Jurusan TKR : Sugiyanti, S.Pd.

Ketua Jurusan TKJ : Joestiharto, S.Pd., SST, MT

Koordinator NormatifAdaptif : Dra. Hj. Sri Handayani

e. Keadaan Guru dan Peserta Didik

1) Keadaan Guru

Guru adalah salah satu komponen penting dalam

pendidikan yang memegang peranan penting. Guru

inilah yang bertanggung jawab dalam pengoperasian

nilai-nilai yang telah diterapkan oleh suatu lembaga

pendidikan. Keberhasilan dan pengajaran banyak

tergantung pada pendidik/ guru dalam mengemban

kependidikannya. Untuk itu diperlukan guru yang

mampu mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada

oleh peserta didik. Adapun data guru SMK N 7

Semarang secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

Page 114: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

95

Tabel 4.1

Data Guru SMK N 7 Semarang Tahun Pelajaran 2015/20164

No. Nama No. Nama

1 2 3 4

1 Abdul Malik N. 77 Maslichatul Umami

2 Abdul Wahib 78 Masruhan Mufid

3 Abdulloh Jamil 79 Moch Chalim

4 Agus Aryadi 80 Moech Achmin

5 Agus Setyawan 81 Moh Noor Salim

6 Agus S. 82 Moh. Arozi

7 Agus Susilo 83 Muh Afgan Warnawan

8 Ahmad Malik 84 Mulyono

9 Aida Yuliawati 85 Netty Pietersina Engel

10 Albasori 86 Nunuk Widowati

11 Alfidiya Faiz 87 Nur Edhi Rahayu

12 Alip Raharjo 88 Nur Istianah

13 Anang Sabara 89 Nur Wachid

14 Angga Handika 90 Nyiroro Sri

15 Anggarani 91 Paramita Sekar Tunggal

16 Annisa K. 92 Patimah

17 Anton Gunawan 93 Rahayu

18 Ari Suswasana 94 Rahmah Endah Sari

19 Arief Budiono 95 Rasno

20 Arif Noor 96 Rita Sri Purnami

21 Arif Riyanto 97 Rianto Pujo Nugroho

22 Arif Wibisono 98 Rohmat Djuminto

23 Aris Budiyono 99 Rustamaji

24 Artiyono 100 Sadar Djunedy

25 Arum Fajar V. 101 Setiyanto

26 Arwani 102 Sigit Poedjiono

27 Atif Safrudin 103 Siswanto

28 Bambang Ratno 104 Slamet

4Dokumentasi SMK N 7 Semarang diambil pada tanggal 9 Mei

2016.

Page 115: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

96

1 2 3 4

29 Bambang S. 105 Slamet Santoso

30 Bambang S. 106 Solikin

31 Bayu Wardani 107 Sri Asih

32 Bedot Hantoro 108 Sri Handayani

33 Budi Santosa 109 Sri Kismiyati

34 Budi Wahyono 110 Sri Mandarsih

35 Chandra S. 111 Sri Sutarti

36 Cusnali 112 Sri Utami

37 Daniel A. 113 Sri Wahyuningsih

38 Dhar Heri A. 114 Subekti

39 Djunaidi 115 Sucipto

40 Drajat Agung P. 116 Sudarti

41 Edi Marwanda 117 Sugeng Mulyanto

42 Endang Sri R. 118 Sugeng Riawanto

43 Eny Kusumawati 119 Sugihartono

44 FARIDA B. 120 Sugito

45 Firman Syah 121 Sugiyanti

46 Firmansyah 122 Suharto

47 FX. Sumono 123 Supracihno

48 Gatot Rosa I. 124 Supraja

49 GIONO 125 Sutikno

50 Guntur Sektiawa 126 Sutiyono

51 Hari Seputro 127 Sutristiyono

52 Harsono A 128 Suwartini

53 Harto 129 Suyadi

54 Hasanudin 130 Teguh Budi Utomo

55 Heri Kresna Dwi 131 Titik Setiyawati

56 Hindun Sri R 132 Tri Aulat Junarwoto

57 I Komang S 133 Tri Budi Handayani

58 Imawan B. 134 Tri Widodo

59 Indah Rochwati 135 Tuti Hendrawati

60 Indra Lokasasi 136 Widiastuti

61 Iskak Dodie 137 Widodo Sih Mirmanto

62 Isnaini M. 138 Windaniati

63 Joestiharto 139 Windiarti

Page 116: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

97

1 2 3 4

64 Kasih Widayanti 140 Wirawan Sigit Pramono

65 Kisno 141 Woro Ahyati

66 Komariyanto 142 Wulan Fitri Setyowati

67 Kuncahyo P. 143 Yeremia Suharto

68 Kustono 144 Yoyok Andriyanto

69 Laily Yunica A. 145 Yudhi Prasetyo

70 Lilik Harianto 146 Yudono Cahyo A.

71 Lilik Kurniawan 147 Yulia Diana

72 Lilik Subagyo 148 Yunita Astuti

73 M Sudarmanto 149 Yusworo Suryo Guritno

74 M. Nur Hamid 150 Zakaria

75 M. Ramelan B. 151 Zetmi Andini

76 Margono

2) Keadaan peserta didik

Peserta didik yang dimaksud disini adalah peserta

didik yang mengikuti program pendidikan di SMK N 7

Semarang yang bertujuan untuk belajar ilmu agama

maupun ilmu umum yang diajarkan di SMK N 7

Semarang. Pada saat diadakan penelitian, jumlah

peserta didik SMK N 7 Semarang sebanyak 2412

peserta didik yang terdiri dari 1711 laki-laki dan 701

perempuan. Diantaranya 2257 beragama Islam, 86

Kristen, 66 Katolik dan 3 Hindhu. Adapun rincian

jumlah peserta didik SMK N 7 Semarang dari kelas X-

XIII adalah sebagai berikut:

Page 117: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

98

Tabel 4.2

Daftar Jumlah peserta didik SMK N 7 Semarang5

No. Kelas L P Islam Kristen Katolik Hindhu Jumlah

1 X 411 198 564 25 20 0 609

2 XI 443 167 566 25 19 0 610

3 XII 426 176 565 20 16 1 602

4 XIII 431 160 562 16 11 2 591

JUMLAH 1711 701 2257 86 66 3 2412

f. Keadaan Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di SMK N 7 Semarang

sangatlah mendukung berjalannya proses kegiatan belajar

mengajar sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai

dengan keinginan dan harapan-harapan. Kegiatan belajar

mengajar tidak akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa

keberadaan sarana dan prasaran yang memadai.

SMK Negeri 7 Semarang mempunyai fasilitas-

fasilitas yang cukup baik dan lengkap. Berikut ini adalah

fasilitas-fasilitas yang ada di SMK Negeri 7 Semarang.

1) Ruang Kepala Sekolah.

2) Ruang Wakil Kepala Sekolah

3) Ruang Guru MPDU (Mata Pelajaran Dasar Umum)

4) Ruang Tata Usaha

5) Ruang Aula

6) Ruang Sidang Atas

5Dokumentasi SMK N 7 Semarang diambil pada tanggal 9 Mei

2016.

Page 118: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

99

7) Ruang Piala

8) Ruang Koperasi dan OSIS

9) Ruang Perpustakaan

10) Ruang BK

11) Kantin Sekolah

12) Ruang UKS

13) Ruang Kelas Teori

14) Laboratorium/ Bengkel Kompetensi Keahlian Teknik

Gambar Bangunan (TGB)

15) Laboratorium/ Bengkel Kompetensi Keahlian Teknik

Konstruksi Batu dan Beton (TKBB)

16) Laboratorium/Bengkel Kompetensi Keahlian Teknik

Audi Video (TAV)

17) Laboratorium/Bengkel Kompetensi Keahlian Teknik

Elektronika Industri (TEI)Laboratorium/Bengkel

Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

(TITL)

18) Laboratorium/Bengkel Kompetensi Keahlian Teknik

Komputer dan Jaringan (TKJ)

19) Laboratorium/Bengkel Kompetensi Keahlian Teknik

Permesinan (TP)

20) Laboratorium/Bengkel Kompetensi Keahlian Teknik

Kendaraan Ringan (TKR)

21) Laboratorium/Bengkel Kompetensi Keahlian Teknik

Mekatronika (TME)

Page 119: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

100

22) Kelompok mata pelajaran adaptif:

23) Lapangan

24) Masjid

25) Tempat Parkir6

2. Data Penelitian

Setelah melakukan penelitian, peneliti memeroleh hasil

studi lapangan berupa data tentang tingkat toleransi beragama

dan interaksi sosial peserta didik SMK N 7 Semarang. Dengan

menggunakan instrumen angket yang disebarkan kepada

peserta didik sebagai responden yang berjumlah 65 peserta

didik. Sebelum instrumen angket digunakan penelitian maka

perlu diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Adapun

jumlah item soal yang digunakan dalam uji coba instrumen

angket sebanyak 28 item pernyataan tentang tingkat toleransi

beragama dan 28 item pernyataan tentang interaksi sosial

yang disebarkan kepada 65 peserta didik SMK N 7 Semarang.

Adapun hasil dari uji coba instrumen tersebut, dari 28

item soal instrumen angket tingkat toleransi beragama,

diperoleh 27 item soal yang dinyatakan valid dan reliabel, dan

dari 28 item soal instrumen angket interaksi sosial, diperoleh

26 soal yang dinyatakan valid dan reliabel, sebagaimana telah

terlampir dalam lampiran 7 dan lampiran 8.

6Dokumentasi SMK N 7 Semarang diambil pada tanggal 9 Mei

2016.

Page 120: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

101

Dari hasil uji coba instrumen angket tersebut, kemudian

diambil 27 item instrumen angket tentang tingkat toleransi

beragama dan 26 item instrumen angket tentang interaksi

sosial, kemudian disebarkan kepada 65 peserta didik SMK N

7 Semarang sebagai responden dalam melakukan penelitian.

B. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Dalam analisis ini akan dideskripsikan tentang pengaruh

tingkat toleransi beragama dan interaksi sosial peserta didik

SMK N 7 Semarang tahun ajaran 2015/2016. Setelah

diketahui data-data dari hasil penelitian kemudian data

dihitung untuk mengetahui tingkat hubungan masing-masing

variabel dalam penelitian ini. Adapun langkahnya adalah

sebagai berikut:

a. Tingkat Toleransi Beragama (Variabel X)

Untuk mengetahui tingkat toleransi beragama

peserta didik, maka peneliti menyajikan data yang

diperoleh dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari

responden. Data yang terkumpul melalui angket

sebagaimana dalam lampiran 9.

Setelah dilakukan penghitungan skor tingkat

toleransi beragama sebagaimana terlampir dalam lampiran

9, kemudian dapat menentukan tabel distribusi frekuensi

menggunakan program SPSS 16 dengan langkah awal

Page 121: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

102

menentukan interval nilai dan kualifikasi dengan cara

sebagai berikut:

I = R/M

Dimana:

R = H – L

= 110-75

= 35

Sehingga dapat diketahui interval nilai

I = R/M

= 35/7

= 5

Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi dan

interval nilai angket tingkat toleransi beragama sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Skor Data

Tingkat Toleransi Beragama

Interval

Nilai Frequency Percent

Valid

75-79 1 1,5%

80-85 2 3,0%

86-90 4 6,1%

91-95 4 6,1%

96-100 10 15,4%

101-105 21 32,4%

106-110 23 35,4%

Total 65 100%

Page 122: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

103

Berdasarkan hasil tabel 4.3 di atas dapat diketahui

bahwa tingkat toleransi beragama terdapat frekuensi

terbanyak yaitu pada skor 106-110 sebanyak 23 orang

responden dengan persentase 35,4% dan frekuensi

terendah yaitu pada skor 75-79 sebanyak 1 orang dengan

persentase 1,5%. Hasil tersebut dapat peneliti gambarkan

dalam grafik histogram sebagai berikut:

Gambar 4.3

Grafik Histogram Tingkat Toleransi Beragama

0

5

10

15

20

25

30

35

40

75-79 80-85 86-90 91-95 96-100 101-105 105-106

frekuensi presentase

Setelah diketahui distribusi frekuensi, kemudian

mencari rata-rata (Mean), dan standar deviasi nilai dan

menentukan kualitas dengan bantuan program SPSS tipe

16, kemudian memperoleh hasil output sebagai berikut:

Page 123: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

104

Tabel 4.4

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Tingkat

Toleransi

Beragama

65 75 110 101,32 7,33

Valid N

(listwise)

65

Dari tabel 4.4 diketahui nilai rata-rata (mean)

variabel tingkat toleransi beragama sebesar 101,32 dan

nilai standar deviasi sebesar 7,33. Kemudian mengubah

skor mentah menjadi nilai kualitas.

M + 1,5 SD = 101,32 + (1,5) (7,33) = 112,315 = 112

M + 0,5 SD = 101,32 + (0,5) (7,33) = 104,985 = 105

M - 0,5 SD = 101,32 - (0,5) (7,33) = 97,655 = 98

M - 1,5 SD = 101,32 - (1,5) (7,33) = 90,325 = 90

Dari hasil perhitungan data tersebut dapat kita

kategorikan nilai tingkat toleransi beragama yang

diperoleh sebagai berikut:

Page 124: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

105

Tabel 4.5

Kualitas Variabel X

(Tingkat Toleransi Beragama)

Rata-

rata

Skor

Mentah Kualitas Kategori

101,32

Sangat Baik

Cukup

105 – 111 Baik

98-104 Cukup

Kurang

Sangat

kurang

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa tingkat

toleransi beragama pada peserta didik SMK N 7

Semarang tahun ajaran 2015/2016 dalam kategori

“cukup” yaitu pada interval 98-104 dengan nilai rata-rata

101,32.

b. Interaksi Sosial

Untuk mengetahui interaksi sosial peserta didik,

maka peneliti menyajikan data yang diperoleh dari

instrumen angket dengan menjumlahkan skor jawaban

angket dari responden. Data yang terkumpul melalui

angket sebagaimana terlampir dalam lampiran 10.

Setelah dilakukan penghitungan skor interaksi

sosial sebagaimana terlampir dalam lampiran 10,

kemudian dapat menentukan tabel distribusi frekuensi

menggunakan program SPSS dengan langkah awal

Page 125: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

106

menentukan interval nilai dan kualifikasi dengan cara

sebagai berikut:

I = R/M

Dimana:

R = H – L

= 104-69

= 35

Sehingga dapat diketahui interval nilai

I = R/M

= 35/7

= 5

Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi dan

interval nilai angket interaksi sosial sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Skor Data

Interaksi Sosial

Interval Nilai Frequency Percent

Valid

69-73 1 1,5%

74-79 4 6,1%

80-84 2 3,0%

85-89 14 21,6%

90-94 13 20,1%

95-99 17 26,1%

100-104 14 21,6%

Total 65 100%

Page 126: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

107

Berdasarkan hasil tabel 4.6 di atas dapat diketahui

bahwa interaksi sosial terdapat frekuensi terbanyak yaitu

pada skor 95-99 sebanyak 17 orang responden dengan

persentase 26,1% dan frekuensi terendah yaitu pada skor

69-73 sebanyak 1 orang responden dengan persentase

1,5%. Hasil tersebut dapat peneliti gambarkan dalam

grafik histogram sebagai berikut:

Gambar 4.4

Grafik Histogram Interaksi Sosial

Setelah diketahui distribusi frekuensi, kemudian

mencari rata-rata (Mean), dan standar deviasi nilai dan

menentukan kualitas dengan bantuan program SPSS tipe

16, kemudian memperoleh hasil output sebagai berikut:

Page 127: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

108

Tabel 4.7

Descriptive Statistics

N Mini

mum

Maxi

mum

Mean Std.

Deviation

Interaksi

Sosial

65 69 104 93,18 7,90

Valid N

(listwise)

65

Dari tabel 4.7 diketahui nilai rata-rata (mean)

variabel Interaksi Sosial sebesar 93,18 dan nilai standar

deviasi sebesar 7,90. Kemudian mengubah skor mentah

menjadi nilai kualitas:

M + 1,5 SD = 93,18 + (1,5) (7,90) = 105,03 = 105

M + 0,5 SD = 93,18 + (0,5) (7,90) = 97,13 = 97

M - 0,5 SD = 93,18 - (0,5) (7,90) = 89,23 = 89

M - 1,5 SD = 93,18 - (1,5) (7,90) = 81,33 = 81

Hasil perhitungan tersebut dapat kita kategorikan

nilai interaksi sosial yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.8

Kualitas Variabel Y (Interaksi Sosial)

Rata-rata Skor

Mentah Kualitas Kriteria

93,18

105 Sangat Baik

Cukup 98-104 Baik

90-97 Cukup

81-89 Kurang

<81 Sangat Kurang

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa interaksi sosial

pada peserta didik SMK N 7 Semarang tahun ajaran

Page 128: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

109

2015/2016 dalam kategori “cukup” yaitu pada interval 90-

97 dengan nilai rata-rata 93,18.

2. Analisis Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Adapun tujuan dari penggunaan uji normalitas

adalah untuk mengetahui apakah data berasal dari

populasi berdistribusi normal atau tidak. Data yang

digunakan dalam uji normalitas ini adalah data tingkat

toleransi beragama (X) dan data interaksi sosial (Y).

Untuk teknik pengujian normalitas, peneliti menggunakan

teknik Kolmogorov-Smirnov Z yang dihitung dengan

bantuan SPSS tipe 16.

Berdasarkan skor data dalam lampiran 9 dan data

dalam lampiran 14 dapat dilakukan penghitungan uji

normalitas melalui software SPSS Tipe 16 dan

menghasilkan output sebagai berikut:

Tabel 4.9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tingkat Toleransi

Beragama

Interaksi

Sosial

N 65 65

Normal

Parametersa

101.32 93.18 55,36

7.330 7.904 5,713

Most Extreme

Differences

.168 .086 0,054

.166 .086 0,046

-.168 -.085 -0,054

Kolmogorov-Smirnov Z 1.351 .690

Asymp. Sig. (2-tailed) .052 .728

a. Test distribution is Normal.

Page 129: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

110

Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan

Kolmogorov Smirnov Z pada variabel bebas yaitu tingkat

toleransi beragama (X) diperoleh nilai KSZ sebesar 1,351

dan Asymp.Sig. sebesar 0,52 lebih besar dari 0,05 maka

dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Pada data

variabel terikat yaitu interaksi sosial (Y) diperoleh hasil

perhitungan uji normalitas dengan nilai KSZ sebesar

0,690 dan Asymp.Sig. sebesar 0,728 lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas ini bertujuan untuk mengetahui apakah

dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak

secara signifikan. Hubungan yang linier menggambarkan

bahwa perubahan pada variabel prediktor akan cenderung

diikuti oleh perubahan pada variabel kriterium dengan

membentuk garis linier.

Data skor total tingkat toleransi beragama dalam

lampiran 9 dan interaksi sosial peserta didik dalam

lampiran 10, kemudian diuji linieritasnya dengan bantuan

program software SPSS Tipe 16, dan menghasilkan

output sebagai berikut:

Page 130: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

111

Tabel 4.10

ANOVA Table Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Interaksi sosial *

tingkat toleransi beraga

ma

Bet

wee

n

Gro

up

s Combined 2563.835 21 122.087 3.661 0,000

Linearity 1580.510 1 1580.510 47.395 0,000

Deviation

from

Linearity

983.324 20 49.166

1,474 0,141

Within Groups 1433,950 43 33.348

Total 3997,785 64

Berdasarkan hasil penghitungan uji linieritas

menggunakan program software SPSS diketahui hasil

signifikansi pada baris Linearity sebesar 0,000 lebih kecil dari

0,05 dan hasil signifikansi pada baris Deviation from

Linearity sebesar 0,141 lebih besar dari 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa antara variabel tingkat toleransi beragama

dan variabel interaksi sosial terdapat hubungan yang linear.

3. Analisis Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti

melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis yang peneliti

ajukan dalam skripsi ini adalah “Ada pengaruh positif yang

signifikan tingkat toleransi beragama terhadap interaksi sosial

peserta didik SMK N 7 Semarang tahun ajaran 2015/2016.”

Untuk menguji hipotesis tersebut dilakukan analisis

statistik dengan analisis regresi, dengan menggunakan

bantuan program software SPSS tipe 16, dan menghasilkan

output sebagai berikut:

Page 131: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

112

a. Koefisien Korelasi

Tabel 4.11

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standar

dized

Coeffic

ients T Sig.

95% Confidence

Interval for B

B Std.

Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

1 (Constant) 24,487 10,731 2,282 0,026 3,042 45,933

Tingkat

toleransi

beragama

0,678 0,106 0,629 6,418 0,000 0,467 0,889

a. Dependent Variable: interaksi sosial

Dari tabel 4.11 diperoleh nilai konstanta = 24,487 dan nilai

koefisien variabel X = 0,678, sehingga persamaan regresi adalah Y

= 24,487 + 0,678X. Uji konstanta (24,487) : Sig. = 0,026 < 0,05,

maka H0 ditolak artinya konstanta signifikan dalam mempengaruhi

variabel Y. Untuk uji koefisien variabel X (0,678) : Sig. = 0,000 <

0,05, maka H0 ditolak artinya koefisien variabel X signifikan

dalam mempengaruhi variabel Y.

b. Model Regresi

Tabel 4.12

ANOVAb

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 1580.510 1 1580.510 41.192 0,000a

Residual 2417.274 63 38.369

Total 3997.785 64

a. Predictors: (Constant), Tingkat Toleransi Beragama

b. Dependent Variable: Interaksi Sosial

Page 132: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

113

Dari tabel 4.12 diperoleh nilai F = 41,192 dengan

nilai Sig. Sebesar 0,000. Karena = 3,99 dan =

41,192 berarti > Maka H0 ditolak. Nilai Sig.

Sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Maka dapat

disimpulkan model regresi signifikan.

c. Koefisien Regresi

Tabel 4.13

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 0.629a 0.395 0.386 6.19431

a. Predictors: (Constant), tingkat toleransi beragama

Dati tabel 4.13 diperoleh hasil R = 0,629 artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat toleransi

beragama dengan interaksi sosial. Sedangkan nilai

determinasi (R Square) sebesar 0,395 artinya kontribusi

tingkat toleransi beragama dalam mempengaruhi interaksi

sosial sebesar 39,5% dan selebihnya 60,5% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

C. Pembahasan penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK N 7 Semarang untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan variabel tingkat toleransi

beragama terhadap interaksi sosial. Sehubungan dengan itu, maka

peneliti disini mengambil data yang dilakukan dengan

menggunakan instrumen angket. Penyebaran angket dilakukan

Page 133: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

114

pada siswa SMK N 7 Semarang dengan jumlah responden

sebanyak 65.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan di SMK N 7 Semarang, peneliti mendapatkan data

bahwa tingkat toleransi beragama peserta didik dengan rata-rata

sebesar 101,32 termasuk dalam kategori “cukup” terletak pada

interval 98-104 (lihat tabel 4.4 & 4.5). Sedangkan interaksi sosial

peserta didik kelas XI di SMK N 7 Semarang diperoleh dengan

rata-rata sebesar 93,18 termasuk dalam kategori “cukup ” terletak

pada interval 90-97 (lihat tabel 4.7 & 4.8).

Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat toleransi

beragama dengan interaksi sosial peserta didik kelas XI di SMK

N 7 Semarang ditunjukkan dengan angka model regresi sebesar

41,192 dengan taraf signifikansi 5% ( = 3, 99).

Sehingga dapat simpulkan terdapat pengaruh yang signifikan

tingkat toleransi beragama terhadap interaksi sosial peserta didik.

Kondisi tersebut berarti semakin tinggi tingkat toleransi

beragama maka akan semakin baik interaksi sosial peserta didik.

Begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat toleransi

beragama maka akan semakin buruk interaksi sosial peserta

didik.

Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat toleransi

beragama berpengaruh terhadap interaksi sosial peserta didik.

Hubungan antara tingkat toleransi beragama dengan interaksi

Page 134: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

115

sosial peserta didik dapat digambarkan dalam persamaan garis

regresi Y = 24,487 + 0,678X. Arti persamaan tersebut adalah

variabel interaksi sosial (Y) akan naik sebesar 0,678 untuk setiap

peningkatan pada variabel tingkat toleransi beragama (X).

Selanjutnya hasil nilai determinasi (R Square) sebesar 0,395

yang menggambarkan bahwa dalam penelitian ini kontribusi atau

sumbangan dari tingkat toleransi beragama dalam mempengaruhi

interaksi sosial peserta didik adalah sebesar 39,5% . Sisanya

60,5% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap

dalam penelitian ini.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan Waktu

Penelitian yang dilakukan mengalami kendala oleh

waktu. Karena waktu yang digunakan sangat terbatas, maka

hanya dilakukan penelitian sesuai keperluan yang

berhubungan saja. Walaupun waktu yang digunakan cukup

singkat namun peneliti mampu memenuhi syarat-syarat dalam

penelitian ilmiah.

2. Keterbatasan Kemampuan

Dalam melakukan penelitian tidak lepas dari

pengetahuan, dengan demikian disadari bahwa peneliti

mempunyai keterbatasan kemampuan, khususnya dalam

pengetahuan membuat karya ilmiah. Tetapi peneliti berusaha

semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian sesuai

Page 135: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

116

dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen

pembimbing.

3. Keterbatasan Biaya

Hal terpenting yang menjadi faktor penunjang dalam

penelitian ini adalah biaya. Telah disadari bahwa dengan

minimnya biaya yang menjadi faktor penghambat dalam

proses penelitian ini, banyak hal yang tidak bisa dilakukan

ketika harus membutuhkan dana yang lebih besar. Meskipun

banyak hambatan dalam penelitian, peneliti bersyukur karena

penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar dan sukses.

Page 136: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengumpulkan data dalam rangka

membuktikan hipotesis yang diajukan dan mengolahnya dengan

teknik statistik dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dan regresi linier melalui penghitungan SPSS,

selanjutnya penulis dapat menarik kesimpulan dari penelitian

yang berjudul “Pengaruh Tingkat Toleransi Beragama terhadap

Interaksi Sosial Peserta Didik Kelas XI di SMK N 7 Semarang

Tahun Ajaran 2015/2016” sebagai berikut:

1. Toleransi beragama

Hasil penelitian menunjukkan tingkat toleransi

beragama peserta didik kelas XI di SMK N 7 Semarang

Tahun Ajaran 2015/2016 dengan rata-rata sebesar 101,32

termasuk dalam kategori “cukup” terletak pada interval 98-

104.

2. Interaksi sosial

Hasil penelitian menunjukkan interaksi sosial peserta

didik kelas XI di SMK N 7 Semarang Tahun Ajaran

2015/2016 dengan rata-rata sebesar 93,18 termasuk dalam

kategori “cukup” terletak pada interval 90-97.

3. Pengaruh Tingkat Toleransi Beragama dengan Interaksi Sosial

Terdapat pengaruh yang signifikan Tingkat Toleransi

Beragama terhadap Interaksi Sosial Peserta Didik Kelas XI di

Page 137: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

118

SMK N 7 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016, hal ini

ditunjukkan dengan angka model regresi sebesar =

41,192 dengan taraf signifikansi 5% ( = 3,99). Sehingga

dapat simpulkan terdapat pengaruh yang signifikan tingkat

toleransi beragama terhadap interaksi sosial peserta didik.

Dan hasil koefisien determinasinya sebesar 0,395 yang

menggambarkan bahwa dalam penelitian ini kontribusi atau

sumbangan dari tingkat toleransi beragama dalam

mempengaruhi interaksi sosial peserta didik adalah sebesar

39,5% . Sisanya 60,5% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang

tidak diungkap dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, tanpa mengurangi rasa hormat

peneliti terhadap semua pihak, dengan segala kerendahan hati

peneliti sampaikan beberapa saran yang sekiranya dapat

bermanfaat bagi pihak yang berkaitan dengan masalah yang

disusun dalam skripsi ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Sekolah

a. Demi upaya tercapainya toleransi beragama, maka di

harapkan pada guru-guru yang ada di SMK N 7 Semarang

memberikan masukan yang positif dan menanamkan rasa

toleransi beragama terhadap peserta didik.

Page 138: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

119

b. Perlunya tanggung jawab bersama baik dari guru dan pihak

sekolah untuk selalu berupaya memperhatikan interaksi

sosial peserta didik

c. Pembinaan sikap positif oleh guru BK terhadap siswa

dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dapat

dijadikan sebagai wahana pembentukan karakter peserta

didik, sehingga mampu memberikan manfaat dalam

peningkatan kemampuan interaksi sosial siswa dalam

lingkungan sekolah.

2. Bagi peserta didik

a. Dalam kaitannya toleransi beragama hendaknya peserta

didik saling menjaga hubungan antar sesama manusia

dengan baik walaupun berbeda agama.

b. Dalam kaitannya interaksi sosial, hendaknya peserta didik

menegakkan hidup beragama di dalam suasana perdamaian,

kerukunan, dan saling kerjasama dengan sesama tanpa

memandang suku, bangsa, dan agama serta status sosial

ekonominya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dimasa yang akan datang, skripsi ini dapat

digunakan sebagai salah satu sumber data untuk penelitian

selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan

faktor lainnya, variabel yang berbeda, jumlah sampel yang

lebih banyak, tempat yang berbeda dan tetap berhubungan

dengan toleransi beragama.

Page 139: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

120

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah, peneliti dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Peneliti mengharapkan kritik dan saran

yang membangun demi perbaikan karya mendatang. Namun

demikian harapan peneliti adalah semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi peneliti sendiri dan para pembaca.

Page 140: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Syaikh bin Nashir As-Sa‟diy. 1424 H. Tafsir Karimir

Rahman. Beirut: Dar Ibnu Hazm.

Ahmad bin Hanbal. 2001. Musnad Imam Ahmad bin Hanbal. Beirut:

Mu`assasah ar-Risālah. Jilid XVI.

Al Munawar, Said Agil Husin. 2003. Fikih Hubungan Antar Umat

Beragama. Jakarta: Ciputat Pess.

Al-„Asqalani, Ibnu Hajar. 1379 H. Fathu al-Bari Syarh Shahih al-

Bukhari. Beirut: Dar al-Ma‟rifah. juz. VII.

al-Banna, Jammal. Hurriyatul Fikr wal I’tiqad fil Islam. Kairo: Daru

al-Fikr al-Islami. tt.

al-Fida, Abû Ibnu Katsîr. 1419 H. Tafsîr al-Qur`ân al-„Adhîm. Beirut:

Dâru al-Kitâb al-„Ilmiyah. juz. III.

Al-Hasyidi, Abu Abdillah Faishol. 2007. Tips Meraih Cinta. Darul

Iman.

Ali, Mukti. 2006. Pluralisme Agama di Persimpangan Menuju Tuhan.

Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Ali, Mursyid. 2009. Pemetaan Kerukunan Kehidupan Beragama di

Berbagai Daerah di Indonesia. Jakarta: Publitbang

Kehidupan Keagamaan.

Al-Khauli, Yumna Thuraif. Al-Hurriyyah al-Insâniyah wa al-‘Ilmu.

www.kotobarabia.com

Al Muhdar, Yunus Ali. 1983. Toleransi Kaum Muslimin dan Sikap

Lawanlawannya. Bandung: Iqra.

Page 141: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

Al-Nawawi, Abu Zakariya. 1392 H. al-Minhaj Syarh Shahih Muslim

bin al-Hajjaj. Beirut: Dar Ihya‟ al-Turats al-„Arabi. juz. XIV.

Amri, Muhammad Farizal. 2011. “Nilai-nilai pendidikan toleransi

antar pemeluk agama dalam hadits Nabi SAW”. Skripsi.

Semarang: Program S1 UIN Walisongo.

An-Naisaburi, Muslim Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya` at-Turats al-

„Arabi, vol. IV.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian (Suatu Pendekatan

Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Ar-Rifa‟i, Muhammad Nasib 2000. Tafsir Ibn Kasir. Jakarta: Gema

Insani Press.

Ath-Thabari, Abû Ja‟far. 2000. Jami’u al-Bayan fi Ta`wili al-Qur`an.

Mu`assasah ar-Risâlah. juz. X.

Ayoub, Mahmoud Mustafa. 2001. Mengurai Konflik Muslim-Kristen

Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Black, James A. 1976. Methods And Issues In Social Research.

Canada: Simultaneously.

Bukhori, Baidi. 2012. “Toleransi terhadap Umat Kristiani ditinjau dari

Fundamentalisme Agama dan Kontrol Diri: Studi pada

jamaah majelis taklim di kota Semarang”. skripsi. Semarang:

DIPA IAIN Walisongo.

Departemen Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta:

Lentera Abadi.

Effendy, Bahtiar. 2011. Islam dan Negara; Transformasi Gagasan

dan Praktik Politik Islam di Indonesia. Jakarta: Yayasan Abad

Demokrasi.

Page 142: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

Faidhani, Achmad . 2006. “Konsep al-Qur‟an tentang Tasamuh

(Toleransi) dan Implementasinya terhadap Pendidikan Islam”.

Skripsi. Semarang: Program S1 IAIN Walisongo.

Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Ghofur, Waryono Abdul. 2005. Tafsir Sosial. Yogyakarta: eLSAQ

Press.

Herimanto, dan Winarno. 2010. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta:

Bumi Aksara.

Huwaidi, Fahmi. 1999. Muwathinun La Dzimmiyun. Kairo: Dar al-

Syuruq.

Ismail, Faisal. 2014. Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ismail, Roni. 2012. Konsep Toleransi Dalam Psikologi Agama. Jurnal

Religi. Vol. VIII, No. 1, Januari.

Keraf, Gorys. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta:

Grasindo.

Khisbiyah. 2007. Menepis Prasangka, Memupuk Toleransi untuk

Multikulturalisme: Dukungan dari psikologi sosial. Surakarta:

PSB-PS UMS.

Kholiludin, Tedi dkk. 2014. Siswa SMA Bicara Agama. Semarang:

eLSA press.

Kurnia, Rohmat. 2011. Akhlak Mulia: Menjadi Dirimu Yang Terbaik.

Jakarta: Imperial Bhakti Utama.

Mardalis. 2010. Metode Penelitian Suatu pendekatan Proposal.

Jakarta: Bumi Aksara.

Page 143: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

Misrawi, Zuhairi. 2010. Pandangan Muslim Moderat; Toleransi,

Terorisme, dan Oase Perdamaian. Jakarta: Kompas Media

Nusantara.

Muhammad bin Ismā‟īl al-Bukhārī. ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Beirut: Dār ṭūq

an-Najāh. Vol. IX.

Muhammad bin Ismail Al-„Umrani. 2009. Ta’aruf Cinta. Tangerang,

Qultum Media.

Muhammad bin Jarir ath-Thabari. 2000. Jami’u al-Bayan fi Ta`wili al-

Qur`an. Mu`assasah ar-Risalah. juz VII.

Munqidz bin Mahmud al-Saqar. Ghair al-Muslimin fi al-Mujtama’ al-

Muslim, (tp. Tt).

Nawawi, Rif‟at Syauqi. 2011. Kepribadian Qur’ani. Jakarta: Amzah.

Osman, Mohamed Fathi. 2012. Islam, Pluralisme, dan Toleransi

Keagamaan. Jakarta: Yayasan Abad Demokrasi.

Panggabean, Rizal dan Ihsan Ali-Fauzi. 2011. Merawat

Kebersamaan; Polisi, Kebebasan Beragama dan Perdamaian.

Jakarta: Yayasan Abad Demokrasi.

Rachman, Budhi Munawar. 2004. Islam Pluralis: Wacana Kesetaraan

Kaum Beriman. Jakarta: Raja Grafindo Utama.

_________. 2010. Reorientasi Pembaruan Islam. Jakarta: Lembaga

Studi Agama dan Filsafat.

_________. 2012. Argumen Islam Untuk Liberalisme. Jakarta:

Grasindo.

_________. 2015. Pendidikan Karakter: pendidikan Menghidupkan

Nilai untuk Pesantren, Madrasah, dan Sekolah. Jakarta:

Lembaga Sosial Agama dan Filsafat (LSAF).

Page 144: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

Riduwan dan H. Sunarto. 2013. Pengantar Statistika (untuk Penelitian

Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis).

Bandung: Alfabeta.

Rohmad, Ali. 2009. Kapita Selekta Pendidikan. yogyakarta: Sukses.

Ruslani. 2000. Masyarakat Dialog antar Agama; Studi atas pemikiran

Muhammad Arkoun. Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya.

Shalaby, Ahmad. 2001. Kehidupan Sosial Dalam Pemikiran Islam.

Jakarta: Amzah.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian

Survei. Jakarta: LP3ES.

Soekanto, Soerjono dan Budi Sulistyowati. 2014. Sosiologi Suatu

pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soetjipto, S. Soemiati. 1975. Sikap Kita Dalam Pergaulan. Jakarta:

Balai Pustaka

Stark, Rodney. 2003. One True God. diterjemahkan leh M. Sadat

Ismail dengan judul Resiko Sejarah Bertuhan Satu.

Yogyakarta: Qalam.

Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

_________. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

_________. 2013. Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung: Alfabeta.

Suranto Aw. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Page 145: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

Susanti, Meilia Nur Indah. 2010. Statistika Deskriptif Induktif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suseno, Franz Magnis. 1994. Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral

Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Syafi‟i, Rachmat. 2000. Al-Hadits. Bandung: Pustaka Setia.

Taryati, dkk. 1995. Pembinaan Budaya dalam Lingkungan Keluarga

Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Depdikbud.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Voltaire. 2004. Traktat Toleransi. Yogyakarta: LKiS.

Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan

Pendidikan. Malang: Penerbitan UMM.

http://kbbi.web.id/ramah, diunduh pada hari minggu, 1 Mei 2016,

pukul 09.00 WIB.

http://www.tolerancy.org/index.php/ar/opinions-arabic/tolerance-

arabic/3516%D8%A7%D9%84%D8%AA%D8%B3%D8%A

7%D9%85%D8%AD%D8%A7%D9%84%D8%AF%D9%8A

%D9%86%D9%8A, diunduh pada hari minggu, 1 Mei 2016,

pukul 08.00 WIB.

Page 146: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

1

Lampiran 1

Daftar Nama Responden Uji Coba Instrumen

SMK N 7 SEMARANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

No. Kode Nama

1 2 3

1 UC-1 Adam Hanafi Pratama Putra

2 UC-2 Adinda Astrid Aulia

3 UC-3 Aditya Rafly Herlambang

4 UC-4 Aditya Setyo Nugroho

5 UC-5 Aditya Wibowo

6 UC-6 Ananda Bagus amungkas

7 UC-7 Ananda Zulfaiyah

8 UC-8 Arif Kurniawan

9 UC-9 Benedictus Dandi Ryan Pratama

10 UC-10 Danang Pranataditya Kurniawan

11 UC-11 Egi Saputra

12 UC-12 Eko Aji Prasetyo

13 UC-13 Eliza Cahyaningrum

14 UC-14 Elviyani Mawarni

15 UC-15 Fariz Arqan Maulana

16 UC-16 Farizqi

17 UC-17 George Martius Hakim

18 UC-18 Harley Ramadandy

19 UC-19 Idam Habib Ahmadi

20 UC-20 Joshua Arya Pradana

21 UC-21 Kholiq Alfian Nurulhaq

22 UC-22 Kurniawan Dede Rohmana Putra

23 UC-23 Muhammad Ibnu Wijayanto

24 UC-24 Ningrum Badriyah Wulandari

25 UC-25 Novika Indana Nur Rahma Danisa

26 UC-26 Nur Farikhah

27 UC-27 Rahmi Naily Maghfiroh

28 UC-28 Rani Thufaila Yofanda

29 UC-29 Soraya Isfandiari

30 UC-30 Stanislaus Christian Arel

Page 147: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

2

1 2 3

31 UC-31 Taufik Dito Wijaya

32 UC-32 Umi Inayah

33 UC-33 Wahyu Febrianto

34 UC-34 Wahyu Hanggareksa

35 UC-35 Yusril Nizar Arya Maulana

36 UC-36 Yusuf Hakan Syukur

37 UC-37 Khusnul Khotimah

38 UC-38 Ade Ulfi Savitri

39 UC-39 Aldhino Rizaldhy Alfarroz

40 UC-40 Aliffia Eka Putri

41 UC-41 Angga Ramadhan Sieko Putra

42 UC-42 Annisa Hanifarisqi Rahmania

43 UC-43 Aprilla Sindhu Arreno

44 UC-44 Desmia Arisanti

45 UC-45 Dicky Ben Wijaya

46 UC-46 Esha Apria Fitra Sajaka

47 UC-47 Faisal Rachman Hakim

48 UC-48 Fajar Nanda Ismono

49 UC-49 Findi Werdhiana Adininggar

50 UC-50 Hamid Machfudin Sukardi

51 UC-51 Ihda Anindita Merdiani

52 UC-52 Ilyas Arief Wibowo

53 UC-53 Intan Farida

54 UC-54 Louis Bayu Krisna Redionando

55 UC-55 Lukmanhaji Arofah

56 UC-56 Luthfi Sandyawan Hakim

57 UC-57 Margiyanto

58 UC-58 Maulana Hakim Harahap

59 UC-59 Muchamad Fahtul Roziqin

60 UC-60 Muhammad Alifian Aqshol

61 UC-61 Muhammad Bagus Satria

62 UC-62 Muhammad Dafi Hisbullah

63 UC-63 Muhammad Tri Toto W.

64 UC-64 Mutiara Kencono Putri

65 UC-65 Nareswara Bayu Pratama

Page 148: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

3

Lampiran 2

Daftar Nama Responden Penelitian

SMK N 7 SEMARANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

No. Kode Nama

1 2 3

1 R-1 Afif Maulana

2 R-2 Akhmad Mukhyidin Najib

3 R-3 Alfian Nur Hidayat

4 R-4 Amri Fahrizal

5 R-5 Ananta Budi Wiguna

6 R-6 Anendya Putri Tristina

7 R-7 Ardian Nur Ramandhany

8 R-8 Arum Septiani

9 R-9 Bayu Prasetyo Adjie

10 R-10 Berlianna Adhistya Firdaus

11 R-11 Daniel Ammar Rijal

12 R-12 Dimas Ananta Putra

13 R-13 Dita Oktaviana

14 R-14 Eva Nanda Utari

15 R-15 Fina Oktaviana

16 R-16 Istifham Prainka

17 R-17 Ivan Tyassunu Hidayat

18 R-18 Khoiru Sanial Huda

19 R-19 M. Rosyid Alfazani

20 R-20 M.Luthfil Khakim

21 R-21 Muhammad Ahda Maulal Khabib

22 R-22 Rephy Octafinda Ayuningrum

23 R-23 Rifqi Afrizal

24 R-24 Ristya Kusumastuti

25 R-25 Satria Ade Wicaksono

26 R-26 Syamsul Karim

27 R-27 Syamsul Rizal Rais

28 R-28 Wildan Yunus

29 R-29 Wisnu Dwi Arif Budiman

30 R-30 Yunita Lestari

Page 149: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

4

1 2 3

31 R-31 Zaky Riza Mahendra

32 R-32 Ageng Ayu Trias Mahardhika

33 R-33 Aik Nur Pratiwi

34 R-34 Alfin Hidayat

35 R-35 Andhika Bekti Setiawan

36 R-36 Anggun Dwi Pratiwi

37 R-37 Ariska Fitriana

38 R-38 Aulia Sebastian

39 R-39 Aviolita Sekar Nanda Kurniawan

40 R-40 Banzar Fairus

41 R-41 Bayu Mega Yunior

42 R-42 Bayu Prastowo

43 R-43 Chrisma Ayunda Sari

44 R-44 David Setiawan

45 R-45 Fabian Fachrezy

46 R-46 Fitria Dwi Kristian Ningrum

47 R-47 Fitrotil Kamila

48 R-48 Hudan Toha Indrayata

49 R-49 Ianatul Ulya

50 R-50 Inti Namira Asih

51 R-51 Jihat Bimananta

52 R-52 Linda Mardianti

53 R-53 Miftakhul Anwar

54 R-54 Mustika Alawiyah

55 R-55 Novia Hilda Intania

56 R-56 Nugraha Adimas Shahid

57 R-57 Nur Faizin

58 R-58 Rangga Saputro

59 R-59 Rifani Sulistyo Winarto Prasaja

60 R-60 Riky Daryanto

61 R-61 Rizal Pramudia

62 R-62 Taufiq Hidayat

63 R-63 Yusuf Ariansyah

64 R-64 Zakaria Agustian

65 R-65 Nur Cholis Majid

Page 150: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

5

Lampiran 3

KISI-KISI ANGKET TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA

Variabel Indikator Butir

Positif Negatif

Tingkat

Toleransi

Beragama

1. Menerima 1, 2, 3, 5, 7 4, 6

2. Menghargai 8, 9, 10, 11, 13, 14 12

3. Kesabaran 15, 16, 17, 18, 19, 21 20

4. Kebebasan 22, 25, 27 23, 24, 26

jumlah 20 7

Page 151: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

6

Lampiran 4

ANGKET TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA

A. IDENTITAS

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

No. Absen : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. PENGANTAR

1. Angket ini dibuat dalam rangka mengadakan penelitian untuk

mendapatkan data yang valid berkaitan dengan penulisan

skripsi peneliti.

2. Pengisian angket ini tidak akan berpengaruh terhadap

hasil/prestasi belajar Anda dan hasil jawaban Anda akan

terjaga kerahasiaannya.

3. Kejujuran Anda dalam menjawab angket ini sangat kami

perlukan.

4. Atas bantuan anda kami ucapkan terima kasih.

C. PETUNJUK PENGISIAN

1. Pilihlah jawaban pertanyaan di bawah ini dengan cara

memberi tanda silang (X) pada jawaban (a, b, c dan d) yang

Anda anggap sesuai.

2. Yang perlu diperhatikan dalam pengisian jawaban di bawah

ini adalah:

Page 152: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

7

Sangat setuju : terus menerus dilakukan (100%)

Setuju : dilakukan tidak sampai terus

menerus (75%)

Tidak setuju : pernah dilakukan sesekali (25%)

Sangat tidak setuju : Sangat tidak setuju dilakukan

(<10%)

D. DAFTAR PERNYATAAN

I. Tingkat toleransi beragama

a. Penerimaan

1. Saya menerima keberadaan teman yang berbeda agama di

lingkungan sekolah saya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

2. Saya bersedia menerima pendapat teman meskipun

berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

3. Saya bersedia menerima perilaku baik teman meskipun

berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

4. Saya memaksakan teman yang berbeda agama dengan

kehendak dan kemauan saya sendiri.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 153: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

8

5. Saya menerima teman yang berbeda agama tanpa

memperhitungkan perbedaan, kelebihan atau kekurangan.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

6. Dalam bergaul saya membeda-bedakan teman yang

berlainan agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

7. Kepada teman yang berpindah keyakinan masuk Islam,

saya akan memberi kesempatan

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

b. Penghargaan

8. Saya selalu menciptakan kerukunan secara bersama-sama

yang diwujudkan dalam suasana saling menghargai

meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

9. Ketika ada diskusi saya selalu menghargai pendapat

teman meskipun berbeda agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 154: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

9

10. Saya memberikan sambutan yang hangat dengan muka

berseri kepada setiap teman meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

11. Saya memanggil teman dengan nama yang paling

disukainya meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

12. Saya memaksa teman untuk menghargai saya yang

berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

13. Jika ingin dihargai, maka saya harus menghargai teman

meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

14. Saya bersedia menghormati keyakinan teman yang

berbeda agama meskipun tidak sama dengan keyakinan

saya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 155: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

10

c. Kesabaran

15. Saya bersikap simpatik terhadap perbedaan pandangan

dan sikap teman yang berbeda agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

16. Saya mampu untuk menahan hal-hal yang tidak disetujui

atau tidak disukai, dalam rangka membangun hubungan

sosial yang lebih baik terhadap teman yang berbeda

agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

17. Saya sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu

dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan

ibadah teman yang berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

18. Pada saat teman yang berbeda agama melaksanakan

ibadah sesuai keyakinannya, saya berusaha menciptakan

suasana tenang

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

19. Saya memperlakukan teman dengan baik meskipun

berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 156: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

11

20. Saya mengurangi hak teman yang berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

21. Ketika ada perdebatan yang berkaitan dengan keyakinan

beragama, saya selalu menyelesaikan dengan kepala

dingin tanpa emosi.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

c. Kebebasan

22. Dengan teman yang berbeda agama, saya selalu memberi

kesempatan untuk beribadah sesuai ajaran yang

diyakininya

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

23. Saya menekan dan memaksa teman yang berbeda agama

dalam melakukan sesuatu.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

24. Saya menghalangi setiap teman yang berbeda agama

memilih haknya untuk menentukan sendiri apakah dan

bagaimanakah ia beragama atau tidak.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 157: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

12

25. Saya membolehkan teman yang berbeda agama untuk

mengamalkan dan mengkomunikasikan agamanya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

26. Saya mendiskriminasikan teman yang berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

27. Ketika sedang berdiskusi saya selalu memberi kesempatan

berbicara kepada teman meskipun berbeda agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA,

TETAP SEMANGAT,

SEMOGA SUKSES, AMIN

Page 158: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

13

Lampiran 5

KISI-KISI ANGKET INTERAKSI SOSIAL

Variabel Sub Variabel Indikator Butir

Positif Negatif

Interaksi

Sosial

Komunikasi

Sosial

1. Ramah 1, 2, 3,

4, 5, 6,

7,

2. Sopan

Santun

8, 9, 11 10, 12

Tindakan Sosial 1. Kerjasama 13, 14,

15, 16,

17, 18,

19,

2.

Kepedulian

20, 21,

22, 23,

24, 25,

26,

Jumlah 24 2

Page 159: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

14

Lampiran 6

ANGKET INTERAKSI SOSIAL

A. IDENTITAS

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

No. Absen : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. PENGANTAR

1. Angket ini dibuat dalam rangka mengadakan penelitian untuk

mendapatkan data yang valid berkaitan dengan penulisan

skripsi peneliti.

2. Pengisian angket ini tidak akan berpengaruh terhadap

hasil/prestasi belajar Anda dan hasil jawaban Anda akan

terjaga kerahasiaannya.

3. Kejujuran Anda dalam menjawab angket ini sangat kami

perlukan.

4. Atas bantuan anda kami ucapkan terima kasih.

C. PETUNJUK PENGISIAN

1. Pilihlah jawaban pertanyaan di bawah ini dengan cara

memberi tanda silang (X) pada jawaban (a, b, c dan d) yang

Anda anggap sesuai.

2. Yang perlu diperhatikan dalam pengisian jawaban di bawah

ini adalah:

Sangat setuju : terus menerus dilakukan (100%)

Setuju : dilakukan tidak sampai terus

menerus (75%)

Tidak setuju : pernah dilakukan sesekali (25%)

Sangat tidak setuju : Sangat tidak setuju dilakukan

(<10%)

Page 160: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

15

D. DAFTAR PERNYATAAN

I. Komunikasi sosial

a. Ramah

1. Saya selalu bertegur sapa ketika bertemu teman

meskipun berbeda agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

2. Saya selalu bertutur kata yang baik kepada teman

meskipun berbeda agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

3. Saya selalu bersikap lemah lembut terhadap teman

meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

4. Kepada semua teman saya menghindari dari sikap kasar

dan keras meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

5. Saya menghindari perdebatan dengan teman meskipun

berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

6. Jika ada perdebatan, saya menyelesaikannya dengan

tujuan untuk mencari kebenaran dan tidak berdasarkan

Page 161: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

16

ambisi permusuhan dan dendam meskipun dengan teman

yang berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

7. Saya selalu menyikapi keburukan sikap teman dengan

bijak meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

b. Sopan santun

8. Saya selalu bersikap sopan santun terhadap teman yang

berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

9. Ketika berdiskusi ada perbedaan pendapat, saya

menyampaikan dengan halus dan sopan meskipun

berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

10. Saya menyela pembicaraan ketika ada yang sedang

berbicara kepada teman yang berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

11. Ketika sedang berjalan melewati sekerumunan orang,

saya mengucapkan permisi meskipun berbeda agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

Page 162: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

17

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

12. Saya mencela atau mengejek teman yang berbeda

agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

b. Kerjasama

13. Ketika ada kegiatan rutinan sekolah, saya selalu berbagi

tugas meskipun dengan teman yang berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

14. Ketika ada kegiatan kerja bakti, saya ikut bergotong-

royong membersihkan lingkungan sekolah dengan teman

meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

15. Saya bekerjasama dengan teman dalam organisasi

sekolah meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

16. Saya selalu ikut serta mengerjakan tugas kelompok

dengan teman meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

17. Saya selalu bekerjasama dengan teman dalam kegiatan

praktik jurusan meskipun berbeda agama.

Page 163: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

18

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

18. Saya bekerjasama dengan teman dalam membentuk

kelompok belajar meskipun berbeda agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

19. Ketika di dalam kelas ada pengelompokan diskusi, saya

selalu bertukar pendapat dan memecahkan persoalan

diskusi meskipun dengan teman yang berbeda agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

b. Kepedulian

20. Ketika ada teman yang sedang punya masalah, saya

selalu membantu menyelesaikan permasalahan yang

dihadapinya dengan tujuan kebaikan dan perdamaian

meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

21. Ketika ada teman yang sedang kesusahan, saya selalu

membantu meringankan kesusahan yang dihadapinya

meskipun berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

22. Ketika ada teman yang berperilaku kurang baik, saya

selalu menasehatinya meskipun berbeda agama.

Page 164: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

19

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

23. Ketika ada kegiatan bakti sosial, saya memberikan

sumbangan dana meskipun petugasnya teman yang

berbeda agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

24. Ketika ada teman yang tidak punya uang untuk jajan,

saya selalu berbagi dan memberinya meskipun berbeda

agama.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

25. Ketika ada teman yang terkena musibah, saya selalu

membantunya meskipun berbeda agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

26. Ketika ada teman yang sedang sakit, saya mengajak

teman yang lain untuk menjenguknya meskipun berbeda

agama

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA,

TETAP SEMANGAT,

SEMOGA SUKSES, AMIN

Page 165: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

20

Lampiran 7

Hasil SPSS

Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Tingkat Toleransi

Beragama

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 64 98.5

Excludeda 1 1.5

Total 65 100.0

a. Listwise deletion based on all variables

in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.883 28

Keterangan:

nilai reliabilitas angket tingkat toleransi beragama sebesar

Cronbach's Alpha = 0,883 dengan taraf signifikansi 5%. Karena

Cronbach's Alpha > 0,244 maka dapat disimpulkan bahwa

instrumen tersebut reliabel.

Page 166: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

21

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item Deleted

Keterangan

1 2 3 4 5 6

soal 1 101.7188 43.316 .431 .879 Valid

soal 2 101.9375 42.377 .381 .882 Valid

soal 3 101.7344 42.547 .593 .876 Valid

soal 4 101.7812 41.348 .655 .874 Valid

soal 5 101.7969 43.053 .453 .879 Valid

soal 6 101.6562 45.150 .264 .883 Valid

soal 7 101.6719 44.795 .331 .882 Valid

soal 8 101.8906 41.496 .574 .876 Valid

soal 9 101.7344 43.595 .508 .878 Valid

soal 10 101.9688 42.602 .405 .880 Valid

soal 11 102.0312 40.507 .514 .878 Valid

soal 12 101.9375 43.393 .326 .882 Valid

soal 13 101.6406 45.281 .257 .883 Valid

soal 14 101.7812 43.888 .302 .883 Valid

soal 15 102.0156 41.031 .639 .874 Valid

soal 16 101.9688 42.729 .436 .879 Valid

soal 17 101.6875 44.187 .388 .881 Valid

soal 18 101.7344 42.833 .672 .876 Valid

soal 19 101.7500 43.714 .413 .880 Valid

soal 20 101.7031 43.291 .494 .878 Valid

soal 21 102.0625 41.107 .520 .877 Valid

soal 22 101.6875 43.837 .540 .879 Valid

soal 23 101.7500 44.540 .296 .882 Valid

soal 24 101.6562 45.309 .220 .883 Tidak Valid

Page 167: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

22

1 2 3 4 5 6

soal 25 101.7656 42.722 .531 .877 Valid

soal 26 102.0938 41.102 .450 .881 Valid

soal 27 101.7812 43.221 .436 .879 Valid

soal 28 101.6719 44.668 .364 .881 Valid

Keterangan:

Dari 28 soal dinyatakan valid 27 soal, dan 1 soal tidak valid

yaitu pada nomor soal 24. Karena

= 0,220< 0,244.

Page 168: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

23

Lampiran 8

Hasil SPSS

Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Interaksi Sosial

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 65 100.0

Excludeda 0 .0

Total 65 100.0

a. Listwise deletion based on all variables

in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.873 28

Keterangan:

nilai reliabilitas angket tingkat toleransi beragama sebesar

Cronbach's Alpha = 0,873 dengan taraf signifikansi 5%. Karena

Cronbach's Alpha > 0,244 maka dapat disimpulkan bahwa

instrumen tersebut reliabel.

Page 169: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

24

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-

Total

Correlatio

n

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

Keterangan

1 2 3 4 5 6

soal 1 96.5231 62.253 .407 .869 Valid

soal 2 96.4000 63.088 .451 .868 Valid

soal 3 96.5846 61.059 .573 .865 Valid

soal 4 96.3385 63.196 .465 .868 Valid

soal 5 96.5231 62.035 .429 .868 Valid

soal 6 96.2462 64.313 .368 .870 Valid

soal 7 96.7231 60.860 .481 .867 Valid

soal 8 96.4154 62.028 .582 .865 Valid

soal 9 96.3077 63.029 .554 .867 Valid

soal 10 96.4308 63.343 .361 .870 Valid

soal 11 96.2462 66.282 .072 .875 Tidak Valid

soal 12 96.6000 62.838 .349 .871 Valid

soal 13 96.4769 61.972 .439 .868 Valid

soal 14 96.8615 63.777 .231 .874 Tidak Valid

soal 15 96.5077 63.191 .331 .871 Valid

soal 16 96.2615 63.665 .452 .869 Valid

soal 17 96.4000 63.681 .255 .873 Valid

soal 18 96.4154 61.559 .420 .869 Valid

soal 19 96.2000 64.788 .385 .870 Valid

soal 20 96.4000 62.400 .409 .869 Valid

soal 21 96.4000 62.306 .487 .867 Valid

soal 22 96.4769 62.253 .451 .868 Valid

soal 23 96.5846 60.715 .675 .863 Valid

Page 170: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

25

1 2 3 4 5 6

soal 24 96.8154 62.215 .407 .869 Valid

soal 25 96.5692 61.437 .487 .867 Valid

soal 26 97.0000 60.781 .420 .869 Valid

soal 27 96.6615 61.196 .477 .867 Valid

soal 28 96.7077 60.960 .440 .868 Valid

Keterangan:

Dari 28 soal dinyatakan valid 26 soal, dan 2 soal tidak valid

yaitu pada nomor soal 11 & 24. Karena

= 0,220< 0,244.

Page 171: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

26

Lampiran 9

Skor Nilai Angket Tingkat Toleransi Beragama Peserta Didik

SMK N 7 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016

Res

. Alternatif Jawaban Skor Total

Positif Negatif Positif Negatif

S SR KD TP S SR KD HTP 4 3 2 1 1 2 3 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 8 9 3 0 0 0 4 3 32 27 6 0 0 0 12 12 89

2 16 3 1 0 0 0 0 7 64 9 2 0 0 0 0 28 103

3 10 6 4 0 0 0 1 6 40 18 8 0 0 0 3 24 93

4 7 9 4 0 0 2 2 3 28 27 8 0 0 4 6 12 85

5 12 3 2 3 0 0 0 7 48 9 4 3 0 0 0 28 92

6 17 3 0 0 0 0 1 6 68 9 0 0 0 0 3 24 104

7 17 2 0 0 0 0 2 5 68 6 0 0 0 0 6 20 100

8 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

9 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

10 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

11 10 7 3 0 0 1 0 6 40 21 6 0 0 2 0 24 87

12 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

13 16 4 0 0 0 0 0 7 64 12 0 0 0 0 0 28 104

14 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

15 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

16 8 12 0 0 0 0 2 5 32 36 0 0 0 0 6 20 90

17 12 8 0 0 0 0 2 5 48 24 0 0 0 0 6 20 98

18 18 2 0 0 0 0 2 5 72 6 0 0 0 0 6 20 104

19 15 5 0 0 0 0 1 6 60 15 0 0 0 0 3 24 102

20 13 7 0 0 0 0 3 4 52 21 0 0 0 0 9 16 98

21 18 2 0 0 0 0 0 7 72 6 0 0 0 0 0 28 106

Page 172: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

27

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

22 15 3 2 0 0 0 0 7 60 9 4 0 0 0 0 28 101

23 11 9 0 0 0 0 4 3 44 27 0 0 0 0 12 12 89

24 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

25 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

26 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

27 12 5 3 0 0 0 2 5 48 15 6 0 0 0 6 20 95

28 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

29 19 1 0 0 0 1 0 6 76 3 0 0 0 2 0 24 105

30 16 3 0 1 0 0 0 7 64 9 0 1 0 0 0 28 102

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

31 13 7 0 0 0 0 3 4 52 21 0 0 0 0 9 16 98

32 13 4 3 0 0 0 1 6 52 12 6 0 0 0 3 24 97

33 14 3 3 0 0 0 2 5 56 9 6 0 0 0 6 20 97

34 19 1 0 0 0 0 0 7 76 3 0 0 0 0 0 28 107

35 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

36 10 10 0 0 0 0 2 5 40 30 0 0 0 0 6 20 96

37 20 0 0 0 0 0 1 6 80 0 0 0 0 0 3 24 107

38 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

39 17 3 0 0 0 1 2 4 68 9 0 0 0 2 6 16 101

40 17 3 0 0 0 0 1 6 68 9 0 0 0 0 3 24 104

41 19 0 0 1 0 1 0 6 76 0 0 1 0 2 0 24 103

42 18 1 1 0 0 0 0 7 72 3 2 0 0 0 0 28 105

43 15 5 0 0 0 0 0 7 60 15 0 0 0 0 0 28 103

44 2 12 6 0 0 3 3 1 8 36 12 0 0 6 9 4 75

45 13 5 2 0 0 0 3 4 52 15 4 0 0 0 9 16 96

46 20 0 0 0 0 1 0 6 80 0 0 0 0 2 0 24 106

47 9 7 4 0 1 1 5 0 36 21 8 0 1 2 15 0 83

48 16 4 0 0 0 0 1 6 64 12 0 0 0 0 3 24 103

49 13 5 2 0 0 0 1 6 52 15 4 0 0 0 3 24 98

Page 173: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

28

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

50 18 2 0 0 0 0 0 7 72 6 0 0 0 0 0 28 106

51 15 5 0 0 0 0 1 6 60 15 0 0 0 0 3 24 102

52 19 0 1 0 0 0 1 6 76 0 2 0 0 0 3 24 105

53 14 6 0 0 0 0 0 7 56 18 0 0 0 0 0 28 102

54 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

55 20 0 0 2 0 0 0 7 80 0 0 2 0 0 0 28 110

56 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

57 16 4 0 0 0 0 0 7 64 12 0 0 0 0 0 28 104

58 18 2 0 0 0 0 1 6 72 6 0 0 0 0 3 24 105

59 13 4 3 0 0 1 0 6 52 12 6 0 0 2 0 24 96

60 19 1 0 0 0 0 0 7 76 3 0 0 0 0 0 28 107

61 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

62 20 0 0 0 0 0 0 7 80 0 0 0 0 0 0 28 108

63 18 1 1 0 0 0 3 4 72 3 2 0 0 0 9 16 102

64 6 14 0 0 0 0 2 5 24 42 0 0 0 0 6 20 92

65 16 3 0 1 0 0 1 6 64 9 0 1 0 0 3 24 101

Page 174: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

29

Lampiran 10

Skor Nilai Angket Interaksi Sosial Peserta Didik

SMK N 7 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016

Res

. Alternatif Jawaban Skor Total

Positif Negatif Positif Negatif

S SR KD TP S SR KD HTP 4 3 2 1 1 2 3 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 3 18 3 0 0 0 1 1 12 54 6 0 0 0 3 4 79

2 17 7 0 0 0 0 1 1 68 21 0 0 0 0 3 4 96

3 6 9 7 2 0 0 0 2 24 27 14 2 0 0 0 8 75

4 8 6 10 0 0 0 2 0 32 18 20 0 0 0 6 0 76

5 15 6 3 0 0 0 1 1 60 18 6 0 0 0 3 4 91

6 10 13 1 0 0 0 1 1 40 39 2 0 0 0 3 4 88

7 16 7 1 0 0 0 1 1 64 21 2 0 0 0 3 4 94

8 17 4 3 0 0 0 0 2 68 12 6 0 0 0 0 8 94

9 24 0 0 0 0 0 0 2 96 0 0 0 0 0 0 8 104

10 18 6 0 0 0 0 0 2 72 18 0 0 0 0 0 8 98

11 20 3 1 0 0 0 1 1 80 9 2 0 0 0 3 4 98

12 17 7 0 0 0 0 0 2 68 21 0 0 0 0 0 8 97

13 14 8 2 0 0 1 0 1 56 24 4 0 0 2 0 4 90

14 18 0 5 1 0 1 0 1 72 0 10 1 0 2 0 4 89

15 21 0 3 0 0 0 1 1 84 0 6 0 0 0 3 4 97

16 9 14 1 0 0 0 2 0 36 42 2 0 0 0 6 0 86

17 18 5 1 0 0 0 1 1 72 15 2 0 0 0 3 4 96

18 16 6 2 0 0 0 0 2 64 18 4 0 0 0 0 8 94

19 13 11 0 0 0 0 0 2 52 33 0 0 0 0 0 8 93

20 14 8 2 0 0 0 0 2 56 24 4 0 0 0 0 8 92

21 8 13 3 0 0 0 2 0 32 39 6 0 0 0 6 0 83

22 12 8 4 0 0 0 0 2 48 24 8 0 0 0 0 8 88

Page 175: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

23 17 7 0 0 0 0 1 1 68 21 0 0 0 0 3 4 96

24 15 7 2 0 0 0 1 1 60 21 4 0 0 0 3 4 92

25 23 1 0 0 0 0 0 2 92 3 0 0 0 0 0 8 103

26 23 1 0 0 0 0 0 2 92 3 0 0 0 0 0 8 103

27 18 5 1 0 0 0 0 2 72 15 2 0 0 0 0 8 97

28 24 0 0 0 0 0 0 2 96 0 0 0 0 0 0 8 104

29 24 0 0 0 0 0 0 2 96 0 0 0 0 0 0 8 104

30 18 6 0 0 0 0 0 2 72 18 0 0 0 0 0 8 98

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

31 9 12 3 0 0 1 0 1 36 36 6 0 0 2 0 4 84

32 12 10 2 0 0 1 0 1 48 30 4 0 0 2 0 4 88

33 12 9 3 0 0 0 0 2 48 27 6 0 0 0 0 8 89

34 13 9 2 0 0 1 0 1 52 27 4 0 0 2 0 4 89

35 21 3 0 0 0 0 0 2 84 9 0 0 0 0 0 8 101

36 7 16 1 0 0 0 1 1 28 48 2 0 0 0 3 4 85

37 24 0 0 0 0 0 0 2 96 0 0 0 0 0 0 8 104

38 24 0 0 0 0 0 0 2 96 0 0 0 0 0 0 8 104

39 17 7 0 0 0 0 2 0 68 21 0 0 0 0 6 0 95

40 14 7 3 0 0 0 0 2 56 21 6 0 0 0 0 8 91

41 20 0 4 0 0 0 0 2 80 0 8 0 0 0 0 8 96

42 13 7 2 2 0 0 0 2 52 21 4 2 0 0 0 8 87

43 22 2 0 0 0 0 0 2 88 6 0 0 0 0 0 8 102

44 3 12 8 0 1 2 0 0 12 36 16 0 1 4 0 0 69

45 12 9 3 0 0 0 0 2 48 27 6 0 0 0 0 8 89

46 21 3 0 0 0 0 1 1 84 9 0 0 0 0 3 4 100

47 7 13 3 1 0 1 1 0 28 39 6 1 0 2 3 0 79

48 20 3 1 0 0 0 0 2 80 9 2 0 0 0 0 8 99

49 13 9 2 0 0 0 0 2 52 27 4 0 0 0 0 8 91

50 22 2 0 0 0 0 0 2 88 6 0 0 0 0 0 8 102

51 18 6 0 0 0 0 0 2 72 18 0 0 0 0 0 8 98

52 16 8 0 0 0 0 1 1 64 24 0 0 0 0 3 4 95

Page 176: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

31

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

53 17 4 3 0 0 0 1 1 68 12 6 0 0 0 3 4 93

54 24 0 0 0 0 0 0 2 96 0 0 0 0 0 0 8 104

55 17 2 5 0 0 0 0 2 68 6 10 0 0 0 0 8 92

56 24 0 0 0 0 0 0 2 96 0 0 0 0 0 0 8 104

57 5 19 0 0 0 0 0 2 20 57 0 0 0 0 0 8 85

58 9 14 1 0 0 0 1 1 36 42 2 0 0 0 3 4 87

59 17 5 2 0 0 0 1 1 68 15 4 0 0 0 3 4 94

60 10 11 3 0 0 0 2 0 40 33 6 0 0 0 6 0 85

61 19 3 2 0 0 0 1 1 76 9 4 0 0 0 3 4 96

62 20 4 0 0 0 1 0 1 80 12 0 0 0 2 0 4 98

63 24 0 0 0 0 0 1 1 96 0 0 0 0 0 3 4 103

64 7 16 1 0 0 0 0 2 28 48 2 0 0 0 0 8 86

65 20 3 1 0 0 0 1 1 80 9 2 0 0 0 3 4 98

Page 177: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

32

Lampiran 11

Daftar Nilai Tingkat Toleransi Beragama (X)

No. Kode Nilai

1 2 3

1 R-1 89

2 R-2 103

3 R-3 93

4 R-4 85

5 R-5 92

6 R-6 104

7 R-7 100

8 R-8 108

9 R-9 108

10 R-10 108

11 R-11 87

12 R-12 108

13 R-13 104

14 R-14 108

15 R-15 108

16 R-16 90

17 R-17 98

18 R-18 104

19 R-19 102

20 R-20 98

21 R-21 106

22 R-22 101

23 R-23 89

24 R-24 108

25 R-25 108

26 R-26 108

27 R-27 95

28 R-28 108

29 R-29 105

30 R-30 102

31 R-31 98

Page 178: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

33

1 2 3

32 R-32 97

33 R-33 97

34 R-34 107

35 R-35 108

36 R-36 96

37 R-37 107

38 R-38 108

39 R-39 101

40 R-40 104

41 R-41 103

42 R-42 105

43 R-43 103

44 R-44 75

45 R-45 96

46 R-46 106

47 R-47 83

48 R-48 103

49 R-49 98

50 R-50 106

51 R-51 102

52 R-52 105

53 R-53 102

54 R-54 108

55 R-55 110

56 R-56 108

57 R-57 104

58 R-58 105

59 R-59 96

60 R-60 107

61 R-61 108

62 R-62 108

63 R-63 102

64 R-64 92

65 R-65 101

Page 179: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

34

Lampiran 12

Daftar Nilai Interaksi Sosial (Y)

No. Kode Nilai

1 2 3

1 R-1 79

2 R-2 96

3 R-3 75

4 R-4 76

5 R-5 91

6 R-6 88

7 R-7 94

8 R-8 94

9 R-9 104

10 R-10 98

11 R-11 98

12 R-12 97

13 R-13 90

14 R-14 89

15 R-15 97

16 R-16 86

17 R-17 96

18 R-18 94

19 R-19 93

20 R-20 92

21 R-21 83

22 R-22 88

23 R-23 96

24 R-24 92

25 R-25 103

26 R-26 103

27 R-27 97

28 R-28 104

29 R-29 104

30 R-30 98

31 R-31 84

Page 180: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

35

1 2 3

32 R-32 88

33 R-33 89

34 R-34 89

35 R-35 101

36 R-36 85

37 R-37 104

38 R-38 104

39 R-39 95

40 R-40 91

41 R-41 96

42 R-42 87

43 R-43 102

44 R-44 69

45 R-45 89

46 R-46 100

47 R-47 79

48 R-48 99

49 R-49 91

50 R-50 102

51 R-51 98

52 R-52 95

53 R-53 93

54 R-54 104

55 R-55 92

56 R-56 104

57 R-57 85

58 R-58 87

59 R-59 94

60 R-60 85

61 R-61 96

62 R-62 98

63 R-63 103

64 R-64 86

65 R-65 98

Page 181: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

36

Lampiran 13

Hasil SPSS Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

Tingkat

Toleransi

Beragama Interaksi Sosial

N Valid 65 65

Missing 0 0

Mean 101.3231 93.1846

Median 103.0000 94.0000

Mode 108.00 104.00

Std. Deviation 7.32954 7.90350

Range 35.00 35.00

Minimum 75.00 69.00

Maximum 110.00 104.00

Page 182: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

37

Lampiran 14

Hasil SPSS Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tingkat

Toleransi

Beragama

Interaksi Sosial

N 65 65

Normal Parametersa Mean 101.32 93.18

Std. Deviation 7.330 7.904

Most Extreme

Differences

Absolute .168 .086

Positive .166 .086

Negative -.168 -.085

Kolmogorov-Smirnov Z 1.351 .690

Asymp. Sig. (2-tailed) .052 .728

a. Test distribution is Normal.

Keterangan: nilai KSZ (X) sebesar 1,351 dan Asymp.Sig. sebesar 0,52 lebih besar

dari 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. nilai KSZ

(Y) sebesar 0,690 dan Asymp.Sig. sebesar 0,728 lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal

Page 183: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

38

Lampiran 15

Hasil SPSS Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Interaksi

sosial *

tingkat

toleransi

beragam

a Bet

wee

n G

rou

ps

Combined 2563.835 21

122.08

7

3.661 0,000

Linearity 1580.510 1

1580.5

10

47.39

5

0,000

Deviation

from

Linearity

983.324 20 49.166

1,474 0,141

Within Groups 1433,950 43 33.348

Total 3997,785 64

Keterangan:

hasil signifikansi pada baris Linearity sebesar 0,000 lebih kecil dari

0,05 dan hasil signifikansi pada baris Deviation from Linearity sebesar

0,141 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa antara

variabel tingkat toleransi beragama dan variabel interaksi sosial

terdapat hubungan yang linear.

Page 184: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

39

Lampiran 16

Hasil SPSS Analisis Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients Standard

ized

Coefficie

nts

T Sig. 95% Confidence

Interval for B

B Std. Error Beta Lower

Bound

Upper

Bound

1 (Constant) 24,487 10,731 2,282 0,026 3,042 45,933

Tingkat

toleransi

beragama

0,678 0,106 0,629 6,418 0,000 0,467 0,889

b. Dependent Variable: interaksi sosial

Keterangan:

nilai konstanta = 24,487 dan nilai koefisien variabel X = 0,678,

sehingga persamaan regresi adalah Y = 24,487 + 0,678X. Uji

konstanta (24,487) : Sig. = 0,026 < 0,05, maka H0 ditolak artinya

konstanta SIGNIFIKAN dalam mempengaruhi variabel Y. Untuk uji

koefisien variabel X (0,678) : Sig. = 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak

artinya koefisien variabel X SIGNIFIKAN dalam mempengaruhi

variabel Y.

Page 185: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

40

ANOVAb

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 1580.510 1 1580.510 41.192 0,000a

Residual 2417.274 63 38.369

Total 3997.785 64

a. Predictors: (Constant), Tingkat Toleransi Beragama

b. Dependent Variable: Interaksi Sosial

Keterangan:

nilai F = 41,192 dengan nilai Sig. Sebesar 0,000. Karena = 3,99

dan = 41,192 berarti > Maka H0 ditolak. Nilai

Sig. Sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Maka dapat

disimpulkan model regresi SIGNIFIKAN.

Model Summary

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

1 0.629a 0.395 0.386 6.19431

a. Predictors: (Constant), tingkat toleransi beragama

Keterangan:

R = 0,629 artinya terdapat hubungan antara tingkat toleransi

beragama dengan interaksi sosial sebesar 62,9%. Sedangkan nilai

determinasi (R Square) sebesar 0,395 artinya kontribusi tingkat

toleransi beragama dalam mempengaruhi interaksi sosial sebesar

39,5% .

Page 186: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

41

Lampiran 17 Tabel r Product Moment

N The level of significance

N The level of significance

5% 1% 5% 1%

3 0,997 0,999 38 0,320 0,413

4 0,950 0,990 39 0,316 0,408

5 0,878 0,959 40 0,312 0,403

6 0,811 0,917 41 0,308 0,398

7 0,754 0,874 42 0,304 0,393

8 0,707 0,834 43 0,301 0,389

9 0,666 0,798 44 0,297 0,384

10 0,632 0,765 45 0,294 0,380

11 0,602 0,735 46 0,291 0,376

12 0,576 0,708 47 0,288 0,372

13 0,553 0,684 48 0,284 0,368

14 0,532 0,661 49 0,281 0,364

15 0,514 0,641 50 0,279 0,361

16 0,497 0,623 55 0,266 0,345

17 0,482 0,606 60 0,254 0,330

18 0,468 0,590 65 0,244 0,317

19 0,456 0,575 70 0,235 0,306

20 0,444 0,561 75 0,227 0,296

21 0,433 0,549 80 0,220 0,286

22 0,432 0,537 85 0,213 0,278

23 0,413 0,526 90 0,207 0,267

24 0,404 0,515 95 0,202 0,263

25 0,396 0,505 100 0,195 0,256

26 0,388 0,496 125 0,176 0,230

27 0,381 0,487 150 0,159 0,210

28 0,374 0,478 175 0,148 0,194

29 0,367 0,470 200 0,138 0,181

30 0,361 0,463 300 0,113 0,148

31 0,355 0,456 400 0,098 0,128

32 0,349 0,449 500 0,088 0,115

33 0,344 0,442 600 0,080 0,105

34 0,339 0,436 700 0,074 0,097

35 0,334 0,430 800 0,070 0,091

36 0,329 0,424 900 0,065 0,086

37 0,325 0,418 1000 0,062 0,081

Page 187: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

42

Lampiran 18

Tabel Distribusi F

Page 188: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

43

Lampiran 19

Uji Laboratorium

Page 189: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

44

Page 190: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

45

Page 191: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

46

Lampiran 20

Surat Izin Riset UIN Walisongo Semarang

Page 192: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

47

Lampiran 21

Surat Izin Riset Kepala Dinas Pendidikan

Kota Semarang

Page 193: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

48

Lampiran 22

Surat Keterangan Telah Melakukan Riset

Page 194: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

49

Lampiran 23

Sertifikat OPAK

Page 195: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

50

Lampiran 24

Sertifikat KKN

Page 196: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

51

Lampiran 25

Dokumentasi Penelitian

1.1 foto sedang menyebar

instrument angket

1.2 Peserta didik sedang mengisi

angket

1.3 Seusai wawancara kepada

guru mapel PAI

1.4 Interaksi sosial peserta didik

SMK

1.5 Kerjasama Peserta didik

SMK

1.6 Gedung sekolah SMK N 7

Semarang

Page 197: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

1

LABORATORIUM MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKA MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN WALISONGO SEMARANG

PENELITI : Nela Karmila Mandarinnawa

NIM : 123111001

JURUSAN : Pendidikan Agama Islam

JUDUL : PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA

TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI

DI SMK N 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016

HIPOTESIS:

a. Hipotesis Korelasi:

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat toleransi beragama terhadap

interaksi sosial.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat toleransi beragama terhadap

interaksi sosial.

b. Hipotesis Model Regresi

H0 : Model regresi tidak signifikan

H1 : Model regresi signifikan

c. Hipotesis Koefisien Regresi

H0 : Koofisien regresi tidak signifikan

H1 : Koofisien regresi signifikan

HASIL DAN ANALISIS DATA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

interaksi sosial 93.1846 7.90350 65

tingkat toleransi 101.3231 7.32954 65

Jln. Prof. Dr. Hamka Kampus 2 (Gdg. Lab. MIPA Terpadu Lt.3) 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50182

Page 198: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

2

Correlations

interaksi sosial tingkat toleransi

Pearson Correlation interaksi sosial 1.000 .629

tingkat toleransi .629 1.000

Sig. (1-tailed) interaksi sosial . .000

tingkat toleransi .000 .

N interaksi sosial 65 65

tingkat toleransi 65 65

Keterangan:

Sig. = 0,000 < 0,05, maka Ho diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat toleransi beragama terhadap interaksi sosial.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .629a .395 .386 6.19431

a. Predictors: (Constant), tingkat toleransi

Keterangan:

R = 0,629 artinya hubungan antara tingkat toleransi beragama terhadap interaksi sosial

Cukup Kuat karena 0,400 < R <0,699, dan kontribusi tingkat toleransi beragama dalam

mempengaruhi interaksi sosial sebesar 39,5% (R square).

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1580.510 1 1580.510 41.192 .000a

Residual 2417.274 63 38.369

Total 3997.785 64

a. Predictors: (Constant), tingkat toleransi

b. Dependent Variable: interaksi sosial

Keterangan:

Sig. = 0,004 < 0,05 maka H0 ditolak,

artinya model regresi Y = 0,678X + 24,487 SIGNIFIKAN

Page 199: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP

3

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 24.487 10.731 2.282 .026

tingkat toleransi .678 .106 .629 6.418 .000

a. Dependent Variable: interaksi sosial

Keterangan:

Persamaan Regresi adalah Y = 0,678X + 24,487

Uji koefisien varaibel (X) (0,678) : Sig. = 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, artinya koefisien

variabel X SIGNIFIKAN (dalam mempengaruhi variabel Y).

Uji konstanta (24,487) : Sig. = 0,026 < 0,05, maka H0 ditolak, artinya konstanta

SIGNIFIKAN (dalam mempengaruhi variabel Y).

Semarang, 31 Mei 2016

Ketua Jurusan Pend. Matematika,

Yulia Romadiastri, M.Sc.

NIP. 19810715 200501 2 008

Page 200: PENGARUH TINGKAT TOLERANSI BERAGAMA TERHADAP