pendidikan toleransi beragama dalam...

85
PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-QUR’AN” SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Yasin Hakim NIM 1113011000008 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M

Upload: others

Post on 14-Oct-2019

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

“PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA

DALAM AL-QUR’AN”

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Yasin Hakim

NIM 1113011000008

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2019 M

Page 2: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

1

Page 3: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

2

Page 4: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

3

Page 5: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

4

Page 6: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

i

ABSTRAK

Yasin Hakim (1113011000008)

“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an”

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep pendidikan toleransi

beragama dalam al-Qur’an berdasarkan dari hasil analisis dari tafsir al-Qur’an surah

al-Baqarah ayat 256, al-An’am ayat 108, al-Mumtahanah ayat 8, dan al-Kafirun

ayat 6.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian kualitatif

melalui library research. Sumber data primer adalah al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir

al-Qur’an yang menjelaskan surah al-Baqarah ayat 256, Al-An’am ayat 108, al-

Mumtahanah ayat 8 dan al-Kafirun ayat 6. Adapun data sekunder, yaitu dari buku-

buku yang membahas tema toleransi dalam beragama. penelitian ini menggunakan

dua metode analisis, yakni analisis metode tafsir tahlili dan analisis metode tafsir

maudhu’i.

Dalam surat al-Baqarah ayat 256, al-An’am ayat 108, al-Mumtahanah ayat

8, dan al-Kafirun ayat 6 terkandung Pendidikan toleransi antara lain menghormati

kebebasan beragama, bersikap adil kepada semua golongan, dan bertanggung jawab

dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut.

Kata kunci: Pendidikan, Toleransi, Beragama, Al-Qur’an, Kebebasan, Keadilan,

Tanggung Jawab.

Page 7: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

ii

ABSTRACT

Yasin Hakim (1113011000008)

"Religious Tolerance Education in the Qur'an"

The purpose of this study was to find out the concept of religious tolerance

education in the Qur'an based on the results of the analysis of the interpretation of

the Qur'an surah al-Baqarah verse 256, al-An'am verse 108, al-Mumtahanah verse

8, and al -Kafirun verse 6.

The research method used by the author is a type of qualitative research

through library research. Primary data sources are the Qur’an and the Qur'anic

commentaries that explain surah al-Baqarah verse 256, Al-An'am verse 108, al-

Mumtahanah verse 8 and al-Kafirun verse 6. The data secondary, namely from

books that discuss the theme of tolerance in religion. this study uses two methods

of analysis, namely the analysis of the method of the tahlili interpretation and the

analysis of the method of interpretation of the maudhu'i.

In surat al-Baqarah verse 256, al-An'am verse 108, al-Mumtahanah verse 8,

and al-Kafirun verse 6 contained Education of tolerance including respecting

religious freedom, being fair to all groups, and being responsible for carrying out

religious teachings adopted.

Keywords: Education, Tolerance, Religion, Al-Qur'an, Freedom, Justice,

Responsibility.

Page 8: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahi walhamdulillah.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Kiranya tiada kata yang lebih pantas untuk diucapkan selain alhamdulillah,

segala puji hanya milik Allah, sebagai manifestasi rasa syukur kita kehadirat Ilahi

Rabbi yang telah menghadiahkan anugerah yang begitu mahal harganya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat salam semoga senantiasa

tercurah bagi baginda Nabi Muhammad Saw. orang yang begitu mencintai kita

sehingga di akhir hayatnya yang beliau sebut dan kenang hanyalah kita umatnya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat berterima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-

tingginya atas bantuan, dorongan, dan bimbingan dari beberapa pihak. Ucapan

terima kasih dan penghargaan tersebut diajukan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Abdul Ghofur, MA yang senantiasa memberikan bimbingan dan

arahan yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen beserta staff Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu, pengalaman, serta membantu penyelesaian skripsi ini.

6. Kedua orang tua penulis Bapak Marjuki dan Ibu Mastiah yang senantiasa

mendidik dengan kasih sayang dan mendoakan yang terbaik untuk anaknya.

Page 9: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

iv

7. Kakak penulis Anik Ummiyati dan keluarga yang senantiasa memberikan

dukungan dan bantuan dari awal perkuliahan hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabatku Muhammad Yusuf Abdullah, yang senantiasa menjadi sahabat dari

awal perkuliahan, teman satu kosan, teman dalam suka maupun duka selama

menempuh bangku perkuliahan.

9. Sahabat-sahabat dalam hari-hari yang senang maupun susah, M. Baginda

Kusuma, Fathul Musthafa, Anasrudin, Aldi Syarifullah, Rizal Aziz, Ahmad

Milki, Nur Sabilal Huda. Terimakasih telah menjadi bagian dari perjuangan

menempuh studi ini.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan PAI A angkatan 2013 dan seluruh mahasiswa/I

PAI angkatan 2013, terimakasih atas pengalamannya yang berarti.

11. Bapak Miftahus Surur dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan

dalam menyelesaikan studi ini.

12. Seluruh teman-teman di organisasi ekstra maupun intra kampus yang pernah

penulis ikuti selama menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Teman-teman di Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Forum

Mahasiswa Bidikmisi UIN Jakarta angkatan 2013.

14. Teman-teman di Forum Alumni Madrasah TBS Jabodetabek.

15. Seluruh teman, guru, dan setiap orang yang pernah membantu penulis baik

dalam bentuk materiil maupun non-materiil, dalam bentuk doa, semangat dan

lain sebagainya.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia

yang tidak sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, 21 Mei 2019

Penulis

Yasin Hakim

Page 10: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 10

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 10

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pendidikan Toleransi ............................................................................... 13

B. Beragama ................................................................................................ 23

C. Al-Qur’an ................................................................................................. 26

D. Penelitian Yang Relevan ......................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian .................................................................... 34

B. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 35

C. Fokus Penelitian ....................................................................................... 35

D. Sumber Data ............................................................................................ 36

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 36

F. Metode Penulisan ..................................................................................... 37

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 256 ............................................................ 38

B. Tafsir Surat Al-An’am ayat 108 .............................................................. 42

Page 11: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

vi

C. Tafsir Surat Al-Mumtahanah ayat 8 ........................................................ 46

D. Tafsir Surat Al-Kafirun ayat 6 ................................................................. 49

E. Pendidikan Toleransi dalam Beragama yang terkandung dalam Surah

al-Baqarah Ayat 256, al-An’am Ayat 108, al-Mumtahanah Ayat 8, dan

al-Kafirun Ayat 6 ..................................................................................... 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 58

B. Saran ........................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 60

Page 12: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdamaian dan kerukunan dalam berinteraksi sosial merupakan hal yang

sangat fundamental bagi kehidupan manusia. Hal ini tidak lepas dari kebutuhan

yang sangat penting yaitu kebutuhan akan rasa aman. Dalam kehidupan

bermasyarakat ketika rasa aman tercipta, maka bisa terwujud kestabilan dalam

ekonomi, kenyamanan dalam beraktifitas, kebahagiaan dalam berkeluarga, dan

banyak hal positif lainnya.

Salah satu perkara yang memegang kunci penting dalam terciptanya

perdamaian adalah adanya kebebasan dalam beragama. Agama memiliki fungsi

yang terpenting yaitu menciptakan rasa aman dan sejahtera bagi pemeluknya. Dari

sini terlihat kaitan erat antara “iman” dan “aman”. Rasa aman tersebut diperoleh

melalui keyakinan tentang sesuainya sikap manusia dengan kehendak dan petunjuk

Tuhan. Dengan melakukan penelitian atau tanpa melakukan penelitian, pemeluk

masing-masing agama telah memiliki kebenaran-kebenaran yang dinilainya

sebagai kebenaran mutlak.1

Namun kebebasan dalam beragama juga mengalami hambatan dan kendala.

Tidak jarang kelompok agama yang dominan dalam suatu Negara-negara tertentu

melakukan tindakan-tindakan yang dalam satu hal dan yang lain menghalangi

kebebasan agama dan keyakinan kelompok agama lain. Dan hal yang sering terjadi

setelahnya adalah timbul konflik horizontal yang memicu pembantaian, perusakan,

pengusiran dan hal-hal negatif lainnya.

Kasus pembantain etnis Rohingya di Myanmar yang merupakan warga

minoritas, dan menganut agama Islam oleh etnis mayoritas yang beragama Budha

merupakan sebuah contoh adanya kasus intoleransi terhadap kebebasan beragama

dan berkeyakinan. Di Myanmar Muslim sering dianggap sebagai nasionalisme

padahal Muslim itu penganut agama, bukan bangsa tertentu. Orang-orang Budha di

1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), h. 219

Page 13: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

2

Myanmar menilai Muslim sebagai ancaman bagi keamanan nasional dan ancaman

bagi agama Budha," 2.

Penyerangan oleh tentara-tentara Myanmar pada Agustus 2017 merupakan satu

dari tiga pembantaian terbesar yang dilakukan pemerintahan Burma terhadap etnis

ini sejak 2012 dan 2016. Diperkirakan, sedikitnya 6.700 pengungsi Rohingya tewas

dalam kurun waktu sebulan setelah serangan yang disebut pemerintah Myanmar

sebagai “operasi pembersihan” pada Agustus 2017 lalu.3

Di Indonesia juga mungkin masih teringat peristiwa pembakaran masjid saat

perayaan Sholat Idul Fitri di Tolikara Papua pada tahun 2015, pada konflik ini

dikabarkan terdapat satu korban tewas dan puluhan luka-luka. Hal ini dipicu karena

umat Islam dan Kristen menggelar dua acara besar pada waktu yang sama dan di

tempat yang berdekatan.4

Kasus kerusuhan di Ambon tahun 1999 yang dipicu karena adanya peristiwa

sepele, dan dianggap biasa oleh masyarakat, yaitu konflik antara preman Batu

Merah yang beragama Muslim dengan supir angkot yang beragama Kristen. Yang

kemudian menyebabkan pertikaian antar kelompok agama dan suku bangsa yang

kemudian meledak menjadi kerusuhan yang besar di Ambon. Akhirnya

kerusuhanpun meluas keseluruh pulau Ambon tanpa dapat terkendali. Kota dan

desa-desa di Ambon dibakar dan diratakan dengan tanah. Kerusuhan yang berlarut-

larut itu memakan banyak korban jiwa.5

Menurut laporan KONTRAS, sejak pecahnya pertikaian di Poka, tanggal 15

Juli hingga 5 Agustus 1999, tercatat 1.349 orang korban meninggal, ratusan lainnya

luka-luka, dan 4 orang hilang. Sekitar 800 rumah dibakar habis, juga kira-kira 200

2Budi Raharjo, “Militer Myanmar Lakukan Genosida terhadap suku Rohingya”, 2017,

(www.republika.co.id). Diakses pada tanggal 23 November 2017. 3R. Diantina Putri, “Pembantaian Sistematis terhadap Muslim Rohingya”, 2018, (www.tirto.id).

Diakses pada 21 Januari 2018. 4Ilham, “Ini Kronologi Pembakaran Masjid di Tolikara”, 2015, (www.nasional.republika.co.id).

Diakses pada tanggal 24 November 2017.

5Asri Nurwendah Sari “Konflik Agama di Ambon Tahun 1999”, 2016

(www.kontensara.blogspot.com). Diakses pada tanggal 23 Januari 2018.

Page 14: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

3

ruko habis dibakar. Kurang lebih 100.000 warga mengungsi.6 Konflik yang dimulai

pada tahun 1999 baru mereda setelah perjanjian perdamaian Malino II

ditandatangani dua pihak bertikai pada 13 Februari 2002.7 Hal ini juga menjadi

catatan kelam akan kehidupan beragama di Indonesia.

Banyak hal yang dapat menimbulkan terjadinya gesekan antar pemeluk agama,

karena sangat sensitifnya sentiment agama. Apalagi jika ditambah profokasi oleh

oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kejadian lain yang terjadi di

Indonesia adalah intoleransi yang menimbulkan tindakan terorisme dan

radikalisme. Oknum diketahui beragama Islam dan yang diserang adalah tempat-

tempat ibadah non-muslim atau orang non-muslim itu sendiri. Beberapa kasus yang

penulis himpun diantaranya adalah kasus bom Bali I, bom Bali II, perusakan patung

Pura di Lumajang, persekusi terhadap seorang biksu, penyerangan ke jemaat gereja

dan pengeboman ke 3 gereja di Surabaya.

Tragedi yang pertama adalah kasus bom Bali I yakni terjadi pada tanggal 12

Oktober 2002. Pada saat malam minggu yang ramai akan hiruk pikuk wisatawan,

mendadak menjadi sirna karena terjadi ledakan bom di tiga lokasi dalam waktu

berdekatan, yakni di Paddi’s Pub, Sari Club di jalan legian Kuta Bali dan di dekat

kantor konsulat Amerika Serikat. Pada saat itu korban tewan mencapai 202 orang.

Sebanyak 164 orang di antaranya warga asing dari 24 negara, 38 orang lainnya

warga Indonesia 209 orang mengalami luka-luka. Dampak kerusakan hingga radius

satu kilometer dari pusat ledakan. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa

terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.8

Kelompok yang bertanggung jawab atas terjadinya Bom Bali I adalah

kelompok Jemaah Islamiyah (JI). Koordinator serangan Bom Bali I adalah Mukhlas

dan Imam Samudra. Perakit bom dalam serangan ini terdiri dari lima orang yaitu

6Ahmad Alfalasany “Kerusuhan Ambon Maluku Berdarah”, 2018,

(www.10108120.blog.unikom.ac.id). Diakses pada tanggal 25 Januari 2018.

7Debora Sanur Lindawaty, “Konflik Ambon: Kajian Terhadap Beberapa Akar Permasalahan Dan

Solusinya”, Jurnal Politica Vol.2, 2011, h. 273

8Rizki Gunawan “12-10-2012:Bom Bali I renggut 202 nyawa”, 2012, (www.liputan6.com).

Diakses pada tanggal 04 Februari 2018.

Page 15: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

4

Dr. Azhari bin Husin, Dulmatin, Umar Patek, Sarjiyo atau Sawad dan Abdul Ghoni.

Kemudian di bagian logistik terdiri dari Idris, Amrozi bin Nurhasyim dan Ali

Imron. Eksekutor yang terpilih pada serangan saat itu adalah Iqbal dan Jimi. Iqbal

adalah pelaku yang mengenakan bom rompi buatan ke dalam Paddi’s Pub. Ia

menarik tali pemicu dan meledakkan bom pertama. Sedangkan Jimi adalah pelaku

yang mengendarai mobil van ke Sari Club dan meledakkan bom di mobil tersebut.9

Tragedi kedua adalah pengeboman yang kembali terjadi di Bali pada 1 Oktober

2005. Terjadi tiga pengeboman di dua tempat berbeda, yakni satu di Kuta dan dua

di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Bom

bunuh diri ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pariwisata di

Bali. Pengeboman terjadi di 3 tempat yang berbeda yakni di kafe Nyoman, kafe

Menega dan restoran Raja’s Kuta square. Pada 10 November, Polri menyebutkan

nama dua orang yang telah diidentifikasi sebagai pelaku, yakni: Muhammad Salik

Firdaus, dari Cikijing, Majalengka, Jawa Barat sebagai pelaku peledakan di kafé

Nyoman. Misno alias Wisnu (30), dari desa Ujungmanik, kecamatan Kawunganten,

Cilacap, Jawa Tengah sebagai pelaku peledakan di kafé Menega. Kemudian pada

19 November 2005, Polri merilis seorang lagi pelaku bernama Ayib Hidayat (25),

dari Kampung Pamarikan, Ciamis, Jawa Barat yang berhasil diidentifikasi sebagai

pelaku peledakan di restoran RAJA’s.10

Penyerangan terhadap kegiatan umat beragama terjadi beberapa kali di tahun

2018. Kejadian pertama, terjadi pada hari Minggu, 11 Februari 2018, sekitar pukul

07.30 wib seorang pria bersenjata tajam (pedang) melakukan teror membabi-buta

di Gereja St Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta. Saat teror itu terjadi, jemaat di

gereja tersebut sedang mengikuti kegiatan ibadah misa pagi. Pelaku kemudian

9 Shara Yosevina Simanjuntak “Analisis kerjasama bilateral Indonesia dengan Australia dalam

penanggulangan terorisme sebagai kejahatan transnasional terorganisir (2002-2005)”, Jurnal Of

International Relations, Vol.2, 2016, h.120

10 Wikipedia “Bom Bali 2005”, 2018, (www.id.wikipedia.org). diakses pada tanggal 26 Januari

2018.

Page 16: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

5

berhasil diamankan polisi setelah sempat melawan saat hendak dihentikan

aksinya.11

Penyerangan pada pagi hari itu mengakibatkan lima korban luka. Kelimanya

terdiri dari 3 jemaat gereja, satu pastor dan seorang polisi yakni Aiptu Munir.

Kronologi kejadian menurut salah satu saksi bernama Sukatno, pagi itu dia

membantu sang pastor untuk meletakkan Injil di altar, tiba-tiba di belakang ada

gemuruh dari jemaat dan sudah ada orang yang berdarah-darah. Setelah itu,

menurut penjelasan Sukatno, pelaku yang diketahui bernama Suliono maju ke

depan para jemaat sambil membawa pedang sepanjang sekitar satu meter. Serangan

Suliono kemudian menyasar ke sang pastor yakni Romo Prier. Dia terluka pada

bagian kepala sebelah kiri, di belakang telinga. Pelaku tidak hanya menyerang para

jemaat gereja tapi juga merusak benda-benda yang ada di dalam gereja, seperti

patung dan perabot lainnya. Aksi Suliono menimbulkan kepanikan di dalam gereja.

Di tengah kekacauan akibat ulah Suliono, pihak gereja kemudian menelepon polisi.

Sekitar 10 menit kemudian, sejumlah polisi datang. Suliono kemudian dilumpuhkan

oleh pihak kepolisian dengan ditembak.12

Kejadian intoleransi dalam beragama berikutnya terjadi di Legok, Tangerang.

Yakni terjadi peristiwa persekusi warga terhadap seorang biksu yang diketahui

bernama Mulyanto Nurhalim. Kejadian ini berawal dari viralnya Sebuah video yang

menunjukkan seorang biksu sedang mebacakan surat pernyataan viral di media

sosial. Dalam video tersebut, seorang biksu menyatakan sikap bahwa ia siap pergi

meninggalkan tempat tinggal sendiri dan berjanji untuk tidak melakukan

peribadatan bersama umat Buddha di kediamannya. Video yang diunggah oleh

akun facebook Niluh Djelantik dan akun Twitter @MProjo2019 pada Sabtu, 10

Febuari 2018 itu pun sontak menjadi sorotan warganet.13

11Dika Dania Kardi, “Kronologi Penyerangan Gereja St. Lindwina Bedog Sleman”, 2018,

(www.cnnindonesia.com). Diakses pada tanggal 10 November 2018.

12Addi M Idham, “Kronologi Penyerangan Gereja Santa Lidwina di Saat Misa Berlangsung”,

2018, (www.tirto.id). Diakses pada tanggal 12 November 2018. 13Winda, “Persekusi Biksu di Tangerang: Bagaimana Kisah Sebenarnya?”, 2018,

(www.asumsi.co). Diakses pada tanggal 30 Juni 2018.

Page 17: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

6

Diberitakan, warga Kebon Baru RT 001, Desa Babat, Kecamatan Legok,

Kabupaten Tangerang, Banten, menolak kehadiran biksu Mulyanto Nurhalim.

Warga menuding sang biksu menyalahgunakan fungsi tempat tinggal menjadi

tempat ibadah. Menurut Kepala Satuan Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP

Ahmad Alexander mengatakan, rumah Biksu Mulyanto memang sering dikunjungi

umat Buddha dari luar kecamatan itu, terutama pada sabtu dan minggu. Umat

Buddha datang ke sana untuk memberikan makanan kepada biksu sekaligus

meminta didoakan.14

Kepala Kepolisian Sektor Legok Ajun Komisaris Murodih mengungkapkan,

Mulyanto yang selama ini banyak berdiam diri di dalam rumahnya, selalu

diantarkan makanan oleh umatnya yang datang dari luar maupun di sekitar Legok.

kemudian, ketika ada tamu yang mengantar makanan, oleh sang biksu didoakan dan

doanya bersama-sama. Kegiatan doa bersama tersebutlah, yang membuat warga

menduga jika Mulyanto telah menyebarluaskan ajaran Buddha. Awalnya isunya

sering ada kegiatan ibadah agama Buddha dan perkumpulan umat Buddha di

kediaman saudara Mulyanto. Puncaknya, warga sekitar mendatangi kediaman

Mulyanto pada Ahad 05 Februari 2018 lalu. Warga menuding ada acara ibadah

Buddha dengan melakukan tebar ikan di lokasi danau bekas galian pasir di

Kampung Kebon Baru, Desa Babat. Warga menolak dan tidak menerima kehadiran

Biksu di Desa Babat yang dianggap akan mensyi'arkan agama Buddha atau

mengajak orang untuk masuk ke agama Buddha, demikian menurut pemaparan

Murodih. Meski demikian, melalui rapat musyawarah pimpinan kota (muspika) di

kecamatan Legok, persoalan tersebut sudah diselesaikan.15

Kejadian yang berhubungan dengan toleransi beragama berikutnya adalah

kasus perusakan tiga buah patung di Pura Mandara Giri Semeru Agung di desa

Senduro, Lumajang. Senin 19 Februari 2018, patung yang berada di pintu utama

pura rusak di bagian tangan. Satu di antaranya tertancap kapak di bagian kepala.

14Fabian januarius Kuwado, “Penolakan Biksu di Legok Dinilai karena Warga Salah Paham soal

Simbol Agama”, 2018, (www.nasional.kompas.com). Diakses pada tanggal 30 Juni 2018.

15Joniansyah “Cerita di Balik Video Viral Persekusi Biksu di Legok”, 2018,

(www.metro.tempo.co). Diakses pada tanggal 29 Juni 2018.

Page 18: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

7

Tiga patung Dwarapala ini terbuat dari batu pilihan yang didatangkan langsung dari

Gunung Agung, Bali. Menurut pecalang pura, aksi perusakan baru kali pertama

terjadi.16 Pura Mandhara Giri Semeru Agung merupakan pura tertua di Indonesia.

Pura ini terletak di kaki gunung Semeru. Tepatnya di Jalan Serma Dohir,

Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Arsitektur dan tata ruang

menyerupai pura yang berada di Bali dan sekaligus dipengaruhi gaya arsitektur khas

Majapahit.17 Sampai sekarang, pelaku dan motifnya masih dalam pencarian pihak

kepolisian setempat. Hal ini juga menjadi penting karena Pura merupakan tempat

ibadah orang Hindhu, dan siapapun yang menjadi pelaku hal ini telah menodai

kerukunan dan toleransi beragama di Indonesia.

Kejadian yang menodai toleransi beragama di Indonesia sekian kalinya

terulang. Minggu pagi, 13 Mei 2018 3 Gereja di Surabaya terjadi pengeboman di

waktu yang relatif berdekatan. Kronologi kegiatan berdasarkan yang dihimpun dari

crew merdeka.com adalah sebagai berikut: pukul (06.30-07.00 wib) serangan bom

pertama terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya,

Kecamatan Gubeng. Dalam rekaman cctv yang beredar, terlihat 2 orang sedang

berboncengan menaiki sepeda motor menuju gereja. Satu pelaku yang dibonceng

terlihat membawa ransel yang diduga berisi bom. Sejumlah saksi menyebut

serangan terjadi saat pergantian jemaat misa. Ledakan keras terdengar hingga radius

100 meter. (07.15 wib) Serangan bom kedua terjadi di Gereja Kristen Indonesia

Jalan Raya Diponegoro, Surabaya. Sejumlah saksi sempat melihat wanita bercadar

membawa dua anak balita memasuki halaman gereja. Ibu dan dua anaknya yang

berupaya masuk ke ruang kebaktian ini sempat dihalau oleh seorang sekuriti di

pintu masuk GKI Jalan Diponegoro Surabaya, sebelum kemudian ketiganya

meledakkan diri di halaman gereja. (07.53 WIB) Serangan bom ketiga terjadi di

Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno. Saksi mata menuturkan ledakan terjadi dari

16 Rio Audhitama Sihombing “Pelaku perusakan patung Pura di Lumajang masih buron”, 2018,

(www.liputan6.com). Diakses pada tanggal 15 Oktober 2018.

17 Sigit wibowo, “Usai Dilarang Bangun Pura di Bima, Pura Hindu di Lumajang Dirusak”, 2018,

(www.independensi.com). Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018.

Page 19: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

8

tempat parkir kendaraan. Diduga serangan bom mobil, api langsung membumbung

tinggi di lokasi kejadian.18

Pelaku diketahui bernama Dita Oepriarto, Dia berbagi tugas bersama istri dan

keempat anaknya, meledakkan ketiga bom dalam waktu selisih 30 menit.

Mengendarai mobil Avanza, Oepriarto menyerang Gereja Pantekosta pusat

Surabaya di Jalan Arjuno. Istrinya, Puji Kuswati beserta dua anak perempuan

mereka, Fadilah Sari dan Pamela Riskika bertugas meledakkan diri di Gereja

Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro. Sementara kedua anak laki-laki Dita, Yusuf

Fadil dan Firman Halim meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan

Ngagel Madya.19

Berdasarkan situs pikiran-rakyat.com, jumlah korban yang meninggal ada 18

orang. Di TKP pertama di Gereja Santa Maria, Jalan Ngagel tercatat tujuh orang

meninggal dunia, dengan rincian dua dari pelaku terduga teror dan lima dari

masyarakat. Di TKP kedua GKI Jalan Diponegoro Surabaya, tiga pelaku terduga

teroris meninggal dunia dan di Gereja Pantekosta Jalan Arjuna, terdiri dari tujuh

masyarakat meninggal dunia dan satu pelaku terduga teroris yang tewas.20

Manusia adalah makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain. Dalam

hidup bersama, seorang manusia tidak dapat bertindak sesukanya. Perlu ada norma

yang mengatur hidup bersama. Norma meletakkan pedoman dasar untuk manusia

memainkan perannya dan berhubungan dengan sesamanya.21 Dalam hal ini norma

yang mengatur manusia dari berbagai ras, suku, agama dan antar golongan haruslah

yang bersifat universal dan objektif di tengah kemajemukan masyarakat.

Islam memiliki referensi yang sangat akurat dan fundamental mengenai

penegakan multikulturalisme. Sebab selain bersifat nushush (berdasarkan teks

18 Ramadhian Fadillah, “Ini kronologi lengkap serangan bom bunuh diri di 3 gereja Surabaya”,

2018, (www.merdeka.com). Diakses pada tanggal 03 November 2018.

19Hasanudin Aco, “Inilah Pekerjaan Para Teroris Pelaku Bom di Surabaya”, 2018,

(www.tribunnews.com). Diakses pada tanggal 04 November 2018.

20Deni Yudiawan, “Korban Bom Tiga Gereja di Surabaya Jadi 18 Orang”, 2018, (www.pikiran-

rakyat.com). Diakses pada tanggal 04 November 2018.

21Tim Mitra Guru, “Ilmu pengetahuan Sosial Sosiologi untuk SMP dan MTs kelas VIII”,

(Jakarta:Erlangga, 2007), Vol.2, h. 81

Page 20: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

9

suci). Nabi Muhammad SAW, telah mendaratkan multikulturalisme sebagai salah

satu tradisi agung sistem sosial yang dibangunnya.22

Menurut M. Quraish Shihab, Al-Qur’an secara harfiyah berarti bacaan

sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada

satu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang

dapat menandingi Al-Qur’an, bacaan sempurna lagi mulia.23

Islam sangat menghargai perbedaan dan kemajemukan. Dalam salah satu ayat

Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13:

لاقنااك أاي هاا الناس إن خا ر واأنثاى واجاعالنااكم شعوبا واق اباائلا لت اعاارافوا يا ( ١٣) …م م ن ذاكا

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling kenal-mengenal…” (Q.S Al-Hujurat:13)

Menyangkal kemajemukan, apalagi memerangi perbedaan dan kemajemukan,

adalah sebuah cara berpikir dan bertindak yang bertentangan dengan ilahi dan

karena itu bukan merupakan pengertian Islam yang benar.24

Generasi muslim pada khususnya harus lepas dari stigma teroris dan anti

toleransi seperti yang selama ini didengungkan oleh kalangan barat. Sebagaimana

dikutip dari Asep Syamsul “kelekatan Islam dengan terorisme selama ini

didengungkan oleh propaganda Amerika Serikat ketika negara ini menyusun daftar

negara sponsor terorisme internasional. Dimasukkannya Sudan, Iran, irak, Libya

dan Syiria yang notabene negara-negara Islam semakin melekatkan kesan bahwa

Islam adalah agama teroris”.25

Pendidikan Toleransi dalam beragama menjadi penting bagi keharmonisan

dalam bermasyarakat. Di dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan

dasar-dasar norma bagaimana seseorang bersikap toleran terhadap penganut agama

22 Syahrin Harahap, “Teologi Kerukunan”, (Jakarta:prenada media, 2011) hlm,151

23 M. Quraish Shihab, “Wawasan Al-Qur’an”, (Bandung:Mizan 1996). hlm.3

24 Said Aqiel Siradj, “Islam, Ilmu dan peradaban”, dalam (ed) ”Robert B Baowollo,

“Mengggugat Tanggung jawab Agama-Agama Abrahamik bagi perdamaian Dunia”

(Yogyakarta:Kanisius, 2010), h. 146

25 Asep Syamsul M romli, “Demonologi Islam Upaya Barat membasmi kekuatan Islam”,

(Jakarta: Gema Insani, 2000), h. 43

Page 21: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

10

lain. Pendidikan toleransi sangat penting ditanamkan kepada setiap individu

beragama sejak sekolah dasar dan mengaplikasikannya dengan teman-teman

sepergaulannya dan lingkungan pada saat itu.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka menjadi penting adanya kajian

mendalam tentang arti sebuah toleransi dalam beragama dan perumusan konsep

pendidikan toleransi dalam beragama yang bisa diterapkan baik di Indonesia

maupun di negara-negara lain di dunia. Kenyataan di atas mendorong penulis untuk

menyusun pengkajian tentang pendidikan toleransi dalam beragama dalam

penelitiannya yang berjudul “Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-

Qur’an”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka penulis dapat

mengidentifkasikan berbagai masalah yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat kasus-kasus intoleransi antar umat beragama di Indonesia dan

negara lain yang dilakukan oleh oknum beragama Islam maupun sebaliknya.

2. Terdapat pemeluk agama yang tidak memahami arti toleransi, sehingga

timbul oknum yang melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji terhadap

penganut agama lain.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan bisa dikaji lebih mendalam,

maka penulis membatasi permasalahan ini dengan definisi operasional sebagai

berikut :

1. Pendidikan toleransi adalah hasil implementasi dari pendidikan

multikultural yang memiliki arti menginstitusionalkan sebuah filosofi

pluralisme budaya ke dalam sistem pendidikan yang didasarkan pada

prinsip-prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima,

memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial.

2. Toleransi mempunyai 3 ruang lingkup, yakni kebebasan, keadilan dan

tanggung jawab.

Page 22: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

11

3. Agama disini lebih khusus membahas agama dalam terminology Islam yang

memiliki arti Agama adalah ajaran tentang kewajiban dan kepatuhan

terhadap aturan, petunjuk, perintah yang diberikan Allah kepada manusia

lewat utusan-utusan-Nya, yang kemudian diajarkan kepada umatnya dengan

pendidikan dan tauladan. Karena subjek dari penelitian ini adalah tentang

sikap seorang muslim dalam melaksanakan toleransi dalam beragama.

4. Al-Qur’an dalam penelitian ini dibatasi dengan 4 ayat yang memiliki

kandungan ruang lingkup toleransi, yakni dalam surah Al-Baqarah ayat 256,

Al-An’am ayat 108, Al-Mumtahanah ayat 8, dan Al-Kafirun ayat 6.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka rumusan

permasalahan yang akan diangkat penulis adalah sebagai berikut:

Bagaimana pendidikan toleransi beragama dalam Al-Qur’an yang terdapat

pada surah al-Baqarah ayat 256, al-An’am ayat 108, Al-Mumtahanah ayat 8, dan

Al-Kafirun ayat 6.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

adalah untuk mengetahui konsep pendidikan toleransi dalam beragama

berdasarkan hasil analisis dari tafsir al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 256,

al-An’am ayat 108, al-Mumtahanah ayat 8, dan al-Kafirun ayat 6.

F. Manfaat Penelitian

Setelah mengetahui tujuan tersebut di atas, maka diharapkan

penelitian ini dapat dipelajari dan dikembangkan, sehingga dapat

bermanfaat baik dari segi teoritis maupun praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khazanah pemikiran atau wawasan bagi ilmu pendidikan

agama Islam mengenai pendidikan toleransi dalam beragama sesuai

Page 23: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

12

tuntunan Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 256, Al-An’am ayat 108, Al-

Mumtahanah ayat 8, dan Al-Kafirun ayat 6.

b. Menjelaskan bagaimana pandangan al-Qur’an terhadap Pendidikan

toleransi dalam beragama yang berlaku bagi kehidupan manusia sehari-

hari.

2. Manfaat Praktis

a. Berusaha memberikan edukasi tentang pendidikan toleransi dalam

beragama sesuai yang terkandung dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah

ayat 256, Al-An’am ayat 108, Al-Mumtahanah ayat 8, dan Al-Kafirun

ayat 6.

b. Bahan upaya pengembangan diri penulis maupun bagi orang yang

memerlukannya.

Page 24: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Toleransi

1. Arti Pendidikan

Pendidikan mempunyai banyak cakupan dan sangat berkaitan dengan

perkembangan manusia muda, mulai dari perkembangan jasmaniah dan rohaniah,

antara lain: perkembangan fisik, pikiran, perasaan, kemauan, kesehatan,

ketrampilan, sosial, hati nurani, kasih sayang.1

Pendidikan berasal dari kata asal “didik” yang menurut KBBI mempunyai

arti: memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan

kecerdasan pikiran.2 Sedangkan pendidikan secara istilah sebagaimana tertuang

dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3

Pengertian pendidikan menurut para pakar pendidikan menurut kajian

literatur, sebagai berikut :

a. John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-

kecakapan fundamental, emosional ke arah alam, dan sesama manusia.

b. Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah daya dan upaya untuk

memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak agar dapat

memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras

dengan alam dan masyarakatnya.4

1Amos neolaka, landasan pendidikan: dasar pengenalan diri sendiri menuju perubahan hidup,

(Jakarta: kencana, 2017), h. 2 2Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h. 352 3Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, BAB I pasal I

ayat I, Jakarta, 2003 4Neolaka, op.cit, h. 11

Page 25: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

14

Berdasarkan berbagai definisi pendidikan diatas, pendidikan menurut hemat

penulis adalah kegiatan proses atau kegiatan membelajarkan peserta didik untuk

mengenal dirinya sendiri dan potensi dalam dirinya, serta melatih potensi tersebut

agar dapat menjadi manusia yang lebih baik.

2. Arti Toleransi

Toleransi harus dideskripsikan dengan tepat, sebab toleransi beragama yang

dilakukan dengan asal justru akan merusak agama itu sendiri. Islam sebagai ajaran

yang kaffah, tentu telah mengatur dengan sempurna batas-batas antara muslim dan

non-muslim, sebagaimana Islam mengatur batas-batas antara laki-laki dan

perempuan dan lain sebagainya.5

Dalam bahasa Inggris, toleransi berasal dari kata “tolerate” yang memliki arti

“allow somebody to do something that you disagree with or dislike”

(memperkenankan seseorang untuk melakukan sesuatu yang kamu tidak setujui

atau kamu tidak suka).6 Dalam bahasa Arab, kata “tasamuh” adalah yang paling

umum digunakan untuk arti toleran. Tasamuh berasal dari kata samhan yang

berarti mudah, memperbolehkan, berlaku lembut.7 Sedangkan menurut KBBI,

toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,

membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,

kelakuan, dsb) yg berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.8

Adapun secara terminologi, menurut UNESCO sebagai organisasi resmi PBB

dalam bidang pendidikan dan kebudayaan memberikan definisi sebagai berikut,

toleransi adalah sikap saling menghormati, saling menerima dan saling

menghargai di tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter

manusia. Toleransi tersebut harus didukung oleh pengetahuan yang luas, sikap

terbuka, kebebasan berfikir dan beragama. UNESCO menambahkan toleransi

5Ahmad Syarif Yahya, Ngaji Toleransi, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2017), h. 1 6Victoria Bull, “Oxford learners Pocket Dictionary” (New York, Oxford University Press,

2011), Cet. IV, h. 468 7Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyah, 2010),

h.178 8Sugono, dkk., op.cit, h. 1538

Page 26: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

15

juga berarti sebuah sikap positif dengan cara menghargai hak orang lain dalam

rangka menggunakan kebebasan asasinya sebagai manusia.9 Dalam Islam terdapat

hadits yang berbunyi :

ين إلا الل احلانيفية السمحاة أاحاب الد

“Agama yang paling dicintai allah adalah yang lurus lagi toleran” (HR.

Bukhari).10

Toleransi beragama menurut Islam adalah memperbolehkan tanpa melewati

batas agama itu sendiri, yang ditetapkan oleh al-Qur’an dan hadist Nabi.11

Dari sini dapat difahami bahwa toleransi merupakan sikap untuk memberikan

hak sepenuhnya kepada orang lain untuk berpendapat atau berbuat sesuatu

berdasarkan prinsipnya tanpa mengorbankan prinsip kita sendiri. Lebih jauh,

toleransi, dalam hal ini toleransi dalam beragama, dapat dicerminkan dengan sikap

sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu agama atau sistem keyakinan

dan ibadah para penganut agama lain.

3. Ruang Lingkup Toleransi

Ruang lingkup toleransi terdapat dalam tiga aspek yakni tanggung jawab,

kebebasan, dan keadilan.12

a. Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah keadaan

wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,

dipersalahkan, diperkarakan, dsb).13 Tanggung jawab juga berarti berbuat

sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Rasulullah melalui piagam madinah telah menjamin sebuah kebebasan

kepada pemeluk agama berbeda untuk menjalankan keyakinannya sesuai

9Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, (Jakarta: Pustaka Oasis, 2010), h. 162 10Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,(Riyadh: Baitul Afkar, 1998), juz I, h.

31 11Yahya, op.cit, h. 3 12Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antar Umat Beragama dalam Al-Qur’an: Telaah

Konsep Pendidikan Islam, (Depok: Rajawali Pers, 2018) h. 22 13Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia, op.cit, h. 1443

Page 27: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

16

dengan ajaran masing-masing. Dalam piagam madinah pasal 25, disebutkan

bahwa antara kaum mukmin dan yahudi, pada hakikatnya adalah satu

golongan. Yahudi dan islam dipersilahkan melaksanakan ajarannya masing-

masing, dengan satu catatan bahwa di antara golongan itu jangan sampai terjadi

pertikaian antara sesama.14 Dengan adanya hal ini setiap umat beragama

bertanggung jawab terhadap perbuatan dan keyakinannya masing-masing.

Perayaan dan segala aktifitas maupun atribut masing-masing pemeluk

agama menjadi tanggung jawab agama bersangkutan. Pemaksaan untuk

mengajak bahkan menyuruh pihak lain untuk ikut serta merayakan dan

memasang segala atributnya merupakan bentuk intoleransi. Untuk itu Majelis

Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 201615, mengeluarkan fatwa tentang hal

tersebut, hal ini dilandasi dan berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw:

: قاالا راسول الل صالى هللا عالايه واسالما: عان ابن عما ، قاالا هم »را «مان تاشابها بقاوم ف اهوا من “Dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah bersabda: barangsiapa yang

menyerupai suatu kaum maka ia merupakan bagian dari mereka” (HR Abu

Daud)16

b. Kebebasan

Kebebasan dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata dasar

bebas yang memiliki arti lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan

sebagainya sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dan sebagainya

dengan leluasa). Kebebasan adalah kemerdekaan (keadaan bebas).17

Kebebasan beragama di Indonesia dijamin oleh UUD 1945, dalam pasal

29 ayat (2) UUD 1945 menegaskan bahwa, “Negara menjamin kemerdekaan

tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk

14M, Imdadun Rahmat, Islam Pribumi: Mendialogkan Agama, Membaca Realitas, (Jakarta:

Erlangga, 2003), h. 199 15Fatwa MUI Nomor 56 Tahun 2016, Tentang Hukum Menggunakan Atribut Keagamaan Non-

Muslim, Jakarta, 2016 16 Abi Daud, Sunan Abi Daud, (Riyadh: Maktabah Al-Maarif, t.tt) h. 721 17 Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia, op.cit, h. 155

Page 28: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

17

beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Dalam UU Nomor 39

Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia juga diatur adanya hak-hak asasi

manusia dan kewajiban dasar manusia. Pasal 22 UU Nomor 39 Tahun 1999

menegaskan bahwa:

“(1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk

beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu; dan (2) Negara

menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing-masing dan

untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk Indonesia ialah: Islam,

Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Khong Cu (Confusius). Agama-agama

inilah yang dipeluk hampir seluruh penduduk Indonesia. agama tersebutlah

yang mendapat fasilitas dari negara atau bantuan dari negara. Akan tetapi tidak

berarti agama-agama lain, misalnya: Yahudi, Zarazustrian, Shinto, Teosism,

dilarang di Indonesia. Mereka juga mendapat jaminan penuh seperti yang

diberikan oleh pasal 29 ayat (2) UUD 1945 dan mereka dibiarkan adanya asal

tidak melanggar peraturan perundang-undangan.18

Konsep kebebasan atau kemerdekaan dalam Islam adalah konsep yang

memandang semua manusia pada hakikatnya hanya hamba tuhan saja, sama

sekali bukanhamba sesama manusia. Hal ini berimplikasi bahwa manusia

dalam pandangan Islam mempunyai kemerdekaan dalam segala hal yang

berhubungan dengan kehidupannya. Kebebasan tersebut tidak bias diganggu

gugat baik oleh hukum publik maupun hukum Islam sekalipun. Namun

kebebasan tersebut ada batasnya misalnya dalam hukum publik manusia bebas

melakukan apa yang menjadi keinginannya, namun kebebasan tersebut

dibatasai oleh kebebasan orang lain. Demikian juga dalam Islam manusia bebas

melakukan sesuatu sejak ia lahir, namun kebebasan itu dibatasi oleh kebalighan

18Febri Handayani, Konsep Kebebasan Beragama Menurut UUD Tahun 1945 Serta Kaitannya

Dengan Ham, 2016 (https://Media.Neliti.Com) Diakses pada tanggal 21 Januari 2019.

Page 29: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

18

yang ia alami membuat dia berkewajiban untuk melakukan segala peraturan

yang ditentukan oleh syara’.19

c. Keadilan

Keadilan berasal dari bahasa arab “adl” yang artinya bersikap dan berlaku

dalam keseimbangan.20 Keseimbangan meliputi keseimbangan antara hak dan

kewajiban dan keserasian dengan sesama makhluk. Keadilan pada hakikatnya

adalah memperlakukan seseorang atau orang lain sesuai haknya atas kewajiban

yang telah dilakukan. Yang menjadi hak setiap orang adalah diakui dan

diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya yang sama derajatnya di mata

Tuhan YME. Hak-hak manusia adalah hak-hak yang diperlukan manusia bagi

kelangsungan hidupnya di dalam masyarakat.21

Allah berfirman dalam QS Al-Maidah ayat 8:

واات قو اعدلوا هوا أاق راب للت قواى

بري باا والا يارمانكم شاناآن ق اوم عالاى أال ت اعدلوا إن اللا خا ا اللا

( ٨ت اعمالونا )“dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,

mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu

lebih dekat kepada takwa, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah

maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS: Al-Maidah:8)

Keadilan menjadi hak semua pemeluk agama, dalam Islam, Allah tidak

melarang untuk melaksanakan kerjasama dengan non-muslim selama mereka

tidak memerangi dan mengusir muslim dari kampung halamannya.

19M. Tolchah Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural, (Jakarta: Lantabora Press, 2000),

h. 145-146 20Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka

Progressif, 2007), h. 906 21Afifa Rangkuti, “Konsep Keadilan Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Pendidikan Islam

Tazkiya, 2017, h. 3-4

Page 30: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

19

4. Pendidikan Toleransi

Menurut Muliadi22 pendidikan multikultural merupakan implementasi

pendidikan toleransi kehidupan beragama. Pendidikan multikultural merupakan

respons terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana

tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Secara luas pendidikan

multikultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan kelompok-

kelompoknya seperti gender, etnik, ras, budaya, strata sosial dan agama.

Mundzier Suparta dalam bukunya Islamic multicultural education mencatat

lebih dari sepuluh definisi pendidikan multikultural, yang diantaranya adalah (a)

pendidikan multikultural adalah filosofi yang menekankan pada makna penting

legitimasi dan vitalitas keragaman etnik dan budaya dalam membentuk kehidupan

individu, kelompok maupun bangsa. (b) pendidikan multikultural adalah

menginstitusionalkan sebuah filosofi pluralisme budaya ke dalam system

pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan (equality), saling

menghormati dan menerima, memahami dan adanya komitmen moral untuk

sebuah keadilan sosial. (c) pendidikan multikultural merupakan reformasi sekolah

yang komprehensif dan pendidikan dasar untuk semua anak didik yang menentang

semua bentuk diskriminasi dan instruksi yang menindas dan hubungan antar

personal di dalam kelas dan memberikan prinsip-prinsip demokratis keadilan

sosial.23

M. Ainul Yaqin memahami pendidikan multikultural sebagai strategi

pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara

menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada para siswa seperti

perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan dan umur

agar proses belajar menjadi mudah.24

Tujuan pendidikan dengan berbasis multikultural dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

22 Fachrian, op.cit h. 26 23Mundzier Suparta, Islamic Multicultural Education: Sebuah Refleksi atas pendidikan Agama

Islam di Indonesia, (Jakarta: Alghazali Center, 2008), h. 37 24M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: cross-cultural understanding untuk demokrasi

dan keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2005), h. 25

Page 31: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

20

a. memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa

beraneka ragam.

b. membantu siswa dalam membangun perlakuan positif terhadap perbedaan

kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan.

c. memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam

mengambil keputusan dan ketrampilan sosialnya.

d. membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya

dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan

kelompok.25

Pendidikan multikultural yang merupakan implementasi dari pendidikan

toleransi adalah model pendidikan yang diharapkan memberi sumbangsih

terhadap penciptaan perdamaian dan upaya menanggulangi konflik yang akhir-

akhir ini marak. Sebab, nilai dasar dari pendidikan ini adalah penanaman dan

pembumian nilai toleransi, empati, simpati dan solidaritas sosial.26

5. Toleransi Nabi Muhammad SAW Dan Sahabatnya

Barangsiapa mengetahui sejarah islam, baik riwayat perjuangan Nabi

Muhammad SAW, maupun pemerintahan di zaman khalifah-khalifah islam dan

raja-raja dahulu, akan senyum melihat keramahan dan toleransi pemimpin pada

saat itu.27

Berikut adalah beberapa sikap toleransi yang ditunjukkan oleh Nabi

Muhammad SAW dan para Sahabatnya:

a. Persamaan Sosial

Rasulullah Saw berperilaku baik dan penuh kasih sayang terhadap orang-

orang kafir. Beliau menganggap seluruh manusia sebagai anak cucu Adam AS,

semua sama-sama berasal dari tanah. Merenungkan asal-usul manusia bukan

25Rustam Ibrahim, Pendidikan Multicultural: Pengertian, Prinsip, Dan Relevansinya Dengan

Tujuan Pendidikan Islam, Jurnal Addin Vol 7 No.1, 2013, h. 145 26Moh Yamin, Vivi Aulia, Meretas Pendidikan Toleransi, Pluralisme dan Multikulturalisme

Keniscayaan Peradaban, (Malang: Media Madani, 2011). h. 30 27Abu Bakar Aceh, “Toleransi Nabi Muhammad Dan Para Sahabatnya” (Solo: Cv Ramadhani,

1984), h. 65

Page 32: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

21

hanya berujung pada kesimpulan adanya persamaan setiap orang, tetapi bahkan

tersingkapnya substansi hubungan kekeluargaan antar manusia dalam konteks

penciptaan yang berawal dari sang pencipta. Inilah ladang persemaian kasih

sayang dan tumbuhnya kecintaan antar sesama, yang tentu saja lebih luhur dari

sikap toleran dan kerukunan hidup beragama.28

Rasululllah bersabda:

م الت عا خطباةا راسول الل صالى هللا عالايه واسالما ف واساط أاي ثان مان سا شريق عان أاب ناضراةا، حاد : كم وااح يا أاي هاا ال»ف اقاالا ، د، أالا لا فاضلا لعاراب عا ناس، أالا إن رابكم وااحد، واإن أابا لاى عاجامي

، إل بلت قواىوالا لعاجامي عا «لاى عاراب ، والا أاحارا عالاى أاسوادا، والا أاسوادا عالاى أاحارا

Artinya:

“Dari Abi Nadhrah, bercerita kepadaku orang yang mendengarkan

Khotbah Rasulullah Saw. Di tengah hari-hari tasyriq, beliau bersabda: Wahai

manusia sekalian, ketahuilah bahwa tuhan kalian adalah satu dan ayah-ayah

kalian juga satu, ketahuilah tidak ada keutamaan bagi bangsa Arab atas

bangsa Ajam, dan bangsa Ajam atas Arab, dan tidak bagi suku berkulit merah

atas suku berkulit hitam, dan suku kulit hitam atas suku kulit merah kecuali

dengan taqwa .” 29

b. Membela Kaum Minoritas

Rasulullah Saw berulang kali menasihati kaum muslim untuk berlaku arif

dan adil terhadap non-Muslim. Beliau berkata:

ئاا بغاري طيب ن افس، أالا مان ظالاما معا » ي لفاه ف اوقا طااقاته، أاو أاخاذا منه شا ا، أاو ان ت اقاصاه، أاو كا اهدا «أانا حاجيجه ي اوما القيااماة فا

Artinya:

“Ingatlah siapa saja yang berlaku zalim kepada muahid (Ahli Kitab yang

terikat perjanjian dengan Islam), atau memaksanya diatas kemampuannya,

atau mengambil sesuatu darinya tanpa kerelaan hati, maka aku akan

mendebatnya besok di hari kiamah.30

28Muhammad Hasan Qadrdan Qaramaliki, Al-Qur’an dan Pluralisme Agama, (Jakarta: Sadra

Press, 2011) h. 88 29Ahmad bin hanbal, Musnad Ahmad bin hanbal, (Beirut: Al-Risalah, t.tt) h. 474 30Abi Daud, op.cit. h. 548

Page 33: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

22

c. Menghormati Jenazah Yahudi

Suatu hari, Rasululllah Saw duduk bersama sekumpulan sahabat. Tiba-tiba

beliau berdiri saat melihat jenazah seorang Yahudi diusung ke pemakaman.

Para sahabat berkata,

ناازاة، ف اقااما لااا النب صالى هللا : مار بناا جا ا، قاالا هما ابر بن عابد الل راضيا الل عان عالايه عان جا: ما واقمناا به، ف اقلناا: يا راسولا الل واسال «زاةا، ف اقومواإذاا راأاي تم اجلناا»إناا جناازاة ي اهودي ، قاالا

“Dari Jabir bin Abdullah RA berkata: melewati kepada kami sebuah

jenazah, lalu Rasulullah Saw. berdiri, dan kami berdiri bersamanya. Lalu kami

bertanya, bukankah itu jenazah Yahudi?” beliau menjawab, “kapan saja

kalian melihat jenazah, berdirilah untuk menghormatinya”.31

d. Piagam Pertama Kebebasan Berakidah

Satu lagi yang jadi kebanggaan Islam adalah penandatangan perjanjian

damai dengan pihak-pihak penentang. Semasa memerintah, Rasulullah Saw

berhasil membuat sejumlah perjanjian damai dengan musuh-musuhnya. Semua

itu menjadi pemerintahan islam, selain menerapkan pajak khusus kepada ahli

kitab, wajib menjamin hak-hak mereka, baik di bidang politik, social, budaya,

keamanan, maupun kebebasan berakidah. Perjanjian yang pertama kali diteken

beliau adalah perjanjian damai dengan Yahudi Madinah.32

e. Peduli Terhadap Minoritas

Imam Ali pada saat itu menjadi khalifah Islam, kota Anban saat itu berada

dibawah kendali peerintahan imam Ali. Warganya terdiri dari umat islam dan

yahudi. Pasukan Muawiyah pernah menyerang, menjarah barang-barang

berharga, dan merenggut kehormatan seorang wanita Yahudi disitu. Imam Ali

prihatin seraya mengatakan:

“Apabila seorang muslim mati karena mendengar berita diculiknya

seorang perempuan Yahudi di bawah pemerintahan Islam, bagiku sungguh

31Al-Bukhari, op.cit. h. 256 32 Qaramaliki,op.cit. h. 90

Page 34: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

23

pantas mendapatkan pujian, kemuliaan, dan balasan (di sisi Allah) daripada

mendapat hujatan”33

f. Memperbolehkan Tradisi Penganut Agama Lain

Salah satu bentuk toleransi Imam Ali RA adalah berdasarkan perkataan

beliau berikut:

“Andai saja aku duduk sebagai hakim, aku akan menghukum pengikut

taurat berdasarkan kitab taurat, para pengikut injil berdasarkan injil, dan para

pengikut zabur berdasarkan zabur, serta pengikut al-qur’an dengan al-qur’an”34

B. Beragama

1. Pengertian Agama

Kata beragama berasal dari kata “agama”. Beberapa analisis filsafat agama

maupun perbandingan agama menganggap kata ini berasal dari bahasa sansekerta,

yang dapat berarti peraturan-peraturan tradisional, ajaran, apa saja yang turun-

temurun dan ditentukan oleh adat dan kebiasaan.35 kata agama dalam terminology

Islam, sebagaimana dikutip dari buku tauhid, taqdir dan tawakkal yakni “Agama

adalah ajaran tentang kewajiban dan kepatuhan terhadap aturan, petunjuk,

perintah yang diberikan Allah kepada manusia lewat utusan-utusan-Nya, yang

kemudian diajarkan kepada umatnya dengan pendidikan dan tauladan”36. Kata

“agama” kemudian mendapatkan imbuhan berupa awalan “ber” sehingga menjadi

beragama. Kata ini mengandung arti: menganut, memeluk agama, mematuhi

segala aturan agama, dan taat kepada agama.37

Menurut Harun Nasution, ada beberapa pengertian atau definisi tentang

agama, yaitu: 1) pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan

ghaib yang harus dipatuhi. 2) pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang

menguasai manusia. 3) mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang

33 Ibid., h. 93 34 Ibid., h. 92 35Mujadid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996) Cet II, h.

6 36Agus Salim, Tauhid, Taqdir Dan Tawakkal, (Jakarta: Tintamas, 1967) h.6 37Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia, op.cit, h. 18

Page 35: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

24

mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada pada diri manusia dan

mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. 4) kepercayaan pada suatu

kekuatan ghaib yang menimbulkan hidup tertentu. 5) suatu system tingkah laku

yang berasal dari kekuatan ghaib. 6) pengakuan terhadap adanya kewajiban-

kewajiban yang diyakini bersumber pada kekuatan ghaib. 7) pemujaan terhadap

kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap

kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia. 8) ajaran-ajaran

yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.38

Lebih jauh, Thabathaba’i menjabarkan bahwa fungsi agama yang haqq antara

lain: 1) sebagai alat kontrol. Agama sebagai pengawas dan pengontrol terhadap

perbuatan-perbuatan lahir, seperti yang dimiliki oleh hokum-hukum buatan

manusia. Agama yang sudah bersemayam dalam hati manusia bagaikan polisi

rahasia yang selalu mengikutinya kemana saja ia pergi, mencegahnya dari

tindakan yang tidak bermoral dan memaksanya berbuat baik. 2) sebagai sarana

pendorong kewajiban melakukan amar makruf nahi munkar, yang membuat

setiap individu saling mengawasi perbuatan masing-masing. 3) mengingatkan

bahwa semua perbuatan manusia diperhatikan dan dicatat, dan di akhirat akan

diperiksa secara teliti. 4) bahwa Allah adalah penguasa dan pemilik alam semesta

beserta isinya, dan Dia mengetahui serta melihat semua perbuatan yang dilakukan

manusia.39

Fenomena belakangan ini, identitas keagamaan semakin sering muncul dalam

bentuk yang dimunculkan dalam perilaku terhadap orang lain yang berkeyakinan

berbeda. Berbagai peristiwa sosial di dunia ini sering kali berhubungan dengan

identitas keagamaan. Agama merupakan keyakinan masing-masing pemeluknya.

Di dunia ini, seluruh agama mengajarkan perdamaian, adapun jika kenyataannya

masih terdapat intoleransi antar umat beragama, maka yang perlu digaris bawahi

adalah mereka yang intoleransi kebanyakan merupakan pihak atau kelompok

38Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), h. 10 39 Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraaan Agama-Agama Millah Ibrahim Dalam Tafsir Al-

Mizan (Bandung: Mizan, 2016), h. 109

Page 36: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

25

tertentu yang mengatasnamakan agama, dan sebenarnya mereka tidak bisa

dianggap mewakili agama tersebut.40

Menurut Thabathaba’i menyatakan agama adalah sistem yang paling baik

mengorganisasi masyarakat manusia. Kesimpulan ini didapat setelah ia

mengamati bahwa hukum non-agama hanya mengatur aspek lahiriyah saja, tidak

menanamkan sandaran mendalam pada pelakunya, sehingga pelaku dalam

melaksanakan aturan lebih karena takut pada orang lain, dari pada karena

kesadaran pentingnya melaksanakan aturan tersebut untuk dirinya.41

2. Klasifikasi Agama

Dilihat dari sumber, sifat, dan tempatnya, agama dapat diklasifikasikan atas

tiga kategori, yakni:

1) Agama wahyu dan bukan wahyu

2) Agama misionari dan bukan misionari

3) Agama ras geografis dan agama universal.

Agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan pemberi

wahyu, kepada rasul-rasul penerima wahyu dan kepada kitab-kitab kumpulan

wahyu serta pesannya disebarkan kepada seluruh umat manusia. Sedangkan

agama bukan wahyu tidak memandang penyerahan kepada Tuhan dan menaati

aturan-aturan-Nya sebagai suatu hal yang esensial.42

Agama misionari adalah agama yang menurut ajarannya harus disebarkan

kepada seluruh umat manusia, sedangkan agama bukan misionari tidak ada

kewajiban dalam ajarannya untuk menyebarkan kepada seluruh umat. Pada

kategori ini, agama yang tampak jelas pesannya untuk disebarkan hanyalah Islam,

tetapi dalam perkembangannya para pemeluk agama lain mengubah pesannya

menjai agama misionari.43

40 Fachrian, op.cit. h. 29 41 Ghafur, op.cit, h. 111 42Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Paradigma Pengembangan, Manajemen

Kelembagaan, Kurikulum Hingga Strategi Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) h.

36 43Ibid., h. 37

Page 37: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

26

Agama dari segi tempat berkembangnya, terdiri dari agama ras geografis dan

agama universal. Agama ras geografis atau agama lokal pada umumnya adalah

agama non semitik yang bukan bersumber dari wahyu, seperti Arya, Hindu,

Budha, Zoroaster, Sintoisme, dll. Sedangkan agama semitik lebih bersifat

universal, seperti Islam, Yahudi, dan Nasrani.44

Agama menjadi identitas bagi setiap orang yang memeluknya, setiap masing-

masing agama memiliki nilai dan ajaran yang menjadi pedoman bagi umat atau

para pemeluknya.

C. Al Qur’an

1. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an secara etimologi diambil dari kata واق رآنا –ءاةا قراا –ي اقراا –ق ارااا yang

berarti sesuatu yang dibaca ( قروء Arti ini menyiratkan anjuran kepada umat ,(االما

Islam untuk membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an juga bentuk mashdar dari ( القرااءاة)

yang berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan demikian sebab seolah-

olah Al-Qur’an menghimpun beberapa huruf, kata, dan kalimat secara tertib

sehingga tersusun rapi dan benar.45

Secara terminologis, Al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang disampaikan

oleh malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah Swt. Kepada nabi

Muhammad Saw. dan yang diterima oleh umat islam dari generasi ke generasi

tanpa ada perubahan.46

Menurut Abdul Wahab Khallaf, Al-Qur’an ialah kalam Allah yang

diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad melalui malaikat jibril dengan

lafaz berbahasa Arab dengan makna yang benar sebagai hujah bagi Rasul, sebagai

44Ibid., h. 37 45Manna’ al-Qaththan, Mabahits fii ulumil Qur’an, (Riyadh: Dar Al-rasyid, t.th), h. 20 46M. Quraish Shihahb, Sahur bersama M. Quraish Shihab di RCTI, (Bandung: Mizan 1997) h.

116

Page 38: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

27

pedoman hidup, dianggap ibadah membacanya, dan urutannya dimulai dari surat

Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Nas serta dijamin keasliannya.47

Al-Qur’an pertama kali diturunkan di kota Makkah tepatnya di gua Hira pada

tahun 611 M dan berakhir di Madinah pada tahun 633 M dalam rentang waktu 22

tahun beberapa bulan. Adapun tentang ayat terakhir yang diturunkan, para ulama

berbeda pendapat. Menurut Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulum

al-Qur’an, adalah ayat 281 surat al-Baqarah. Menurut Al-Suyuthi setelah ayat ini

diturunkan, Rasulullah masih hidup Sembilan malam kemudian beliau wafat pada

hari senin tanggal 03 bulan rabiul awwal. Dengan kejadian diatas maka

berakhirlah turunnya wahyu.48

Al-Qur’an juga disebut sebagai mukjizat. Hal ini, mengandung arti bahwa al-

Qur’an memiliki keistimewaan luar biasa yang tidak dapat ditandingi oleh

manusia baik yang berhubungan dengan susunan redaksinya, keindahan bahasa

dan jangkauan makna yang dikandungnya.

2. Kandungan Al-Qur’an

Secara garis besar, isi dari Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Masalah Akidah

Akidah adalah masalah yang sangat prinsipil dalam kehidupan beragama.

Begitu juga dalam agama Islam. Akidah Islam adalah tauhid. Artinya percaya

terhadap keesaan Allah Swt. Oleh karena itu, Islam disebut juga agama tauhid.

Sebagaimana dalam firman Allah Swt:

كم إلاه ل إلاها إل هوا الرحان الرحيم )واإلا ( ١٦٣وااحد

Artinya “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan

melainkan dia yang Maha Pemurah dan Maha penyayang”. (QS: Al-Baqarah:

163).49

47Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Mesir: Maktabah al-da’wah al-islamiyah, tt), h. 23 48Satria Effendi, M. Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: Fajar Interpratama, 2009), cet.3 h. 80 49Anshori, Ulumul Qur’an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan (Jakarta: Raja Grafindo,

2013), h. 35

Page 39: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

28

b. Masalah Ibadah

Isi Al-Quran berikutnya adalah masalah ibadah. Artinya Al-Qur’an

membahas tentang bentuk pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta

yakni Allah Swt. Pengabdian ini meruakan wujud rasa terima kasih hamba

kepada sang Khaliq atas segala nikmat yang dianugrahkannya.

Salah satu ayat yang menyeru manusia untuk beribadah adalah:

( ٥٦واماا خالاقت اجلن واالنسا إل لي اعبدون )

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mangabdi kepadaku” (QS: Adz-Dzariyat : 56)50

c. Masalah Muamalat

Muamalat berasal dari bahasa Arab, muamalah yang berarti saling

berhubungan atau berinteraksi.51 Secara terminologi muamalat dapat diartikan

dengan cara berinteraksi atau berhubungan antar sesame manusia dalam

berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan sosial, politik, ekonomi, dan

perdagangan. Dengan demikian, muamalat adalah interaksi yang bersifat

horizontal (hablun min an-nas). Adapun interaksi yang bersifat vertical

(hablun min-Allah) disebut ibadah.52

Salah satu ayat yang membicarakan tentang muamalat adalah QS Al-

Hujurat ayat 13:

أاي هاا الناس إن إن أاكراماكم عندا يار واأنثاى واجاعالنااكم شعوبا واق اباائلا لت اعاارافوا لاقنااكم م ن ذاكا خا

بري ) إن اللا عاليم خا ( ١٣الل أات قااكم

“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal.” (QS: Al-Hujurat: 13)

50 Ibid,. h. 36 51 Munawwir, Op.Cit, H. 413 52 Anshori, op.cit., h. 38

Page 40: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

29

d. Masalah Akhlak

Kandungan al-Qur’an yang ketiga adalah akhlak. Secara bahasa menurut

KBBI, akhlak adalah budi pekerti, tabiat, kelakuan, watak.53 Sementara itu,

Imam Al-ghazali mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa

yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah,

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.54

Salah satu ayat yang berisi pokok-pokok akhlak yang baik adalah QS: An-

Nahl: 90 berikut:

حساان واإيتااء ذي القربا واي ان هاى عان الفاحشااء وا واالر واالب اغي إن اللا يامر بلعادل المنكا

( ٩٠ياعظكم لاعالكم تاذاكرونا )

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar

kamu dapat mengambil pelajaran” (QS An-Nahl: 90)55

e. Masalah Hukum

Hukum yang dimaksud disini adalah aturan-aturan Allah Swt. yang

ditetapkan demi kepentingan dan kemashlahatan umat manusia. Banyak sekali

ayat-ayat yang menjelaskan tentang hukum suatu pebuatan dalam al-Qur’an.

Diantaranya adalah ayat al-Qur’an surat An-Nur ayat 2 yang menjelaskan

tentang hukum orang yang berzina.

ة لدا ا مائاةا جا هما ( ٢) …الزانياة واالزان فااجلدوا كل وااحد م ن

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-

tiap seorang dari keduanya seratus kali dera…” (QS. Al-Nur: 2)56

53 Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia, op.cit, h. 28 54 Al-Ghazali, Ihya Ulum Al-Din, (Cairo: Mathba’ah al-bab Al-halabi, t.th) h.103 55 Anshori, op.cit., h. 39 56 Ibid., h. 40

Page 41: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

30

f. Masalah Sejarah

Salah satu isi pokok Al-Qur’an adalah masalah sejarah. Kehadiran sejarah

atau kisah umat-umat terdahulu dalam Al-Qur’an dimaksudkan sebagai

pelajaran bagi umat Islam sekarang. Contohnya, nasib kaum Nabi Nuh yang

tidak taat kepada ajaran Allah Swt. pada akhirnya mereka menerima azab yang

mengerikan. Kisah ini tercantum dalam surat Al-Furqan ayat 37 berikut:

بوا الرسلا أاغراق نااهم واجاعالنااهم للناس آياةا ابا أاليماا واق اوما نوح لما كاذ واأاعتادنا للظالمنيا عاذا

(٣٧ )

“Dan (telah kami binasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan

rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan kami jadikan (cerita) mereka itu

pelajaran bagi manusia. Dan kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim

adzab yang pedih” (QS. Al-Furqan:37)57

g. Masalah Dasar-Dasar Sains

Salah satu isi pokok Al-Qur’an adalah dasar-dasar sains, yakni ilmu

pengetahuan. Al-Qur’an bukan buku ilmu pengetahuan, tetapi banyak ayat-

ayat yang memberi isyarat terhadap dasar-dasar ilmu pengetahuan. Jauh

sebelum teori-teori ilmu pegetahuan dibuktikan oleh para ilmuwan. Melalui

penelitian, Al-Qur’an telah mengisyaratkan ke arah itu. Diantaranya mengenai

ilmu fisika, biologi, kimia, astronomi, geologi, dan kesehatan.

Teori ilmiah modern membuktikan bahwa bumi adalah sebagian dari gas

yang memisahkan diri dan mendingin (membeku), kemudian menjadi tempat

yang dapat dihuni manusia. Teori modern ini sesuai dengan apa yang

ditunjukkan al-Qur’an dalam surat al-Anbiya’ ayat 30 yaitu :

( ٣٠) …ان اتاا رات قاا ف افات اقنااهااأاوالا ي ارا الذينا كافاروا أان أان السمااواات واالارضا كا

57 Ibid., h. 41

Page 42: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

31

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan

bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu. Kemudian kami pisahkan

antara keduanya…” (QS. Al-Anbiya’: 30)58

3. Fungsi Al-Qur’an

Bila ditelusuri ayat-ayat yang menjelaskan tentang fungsi turunnya al-Qur’an

kepada umat manusia, maka jelaslah bahwa al-Qur’an berfungsi antara lain:

a. Sebagai petunjuk bagi umat manusia. Sebagaimana dalam ayat berikut:

ى واالفرقاان )شاهر راماضاانا الذي أنز ( ١٨٥لا فيه القرآن هداى ل لناس واب اي ناات م نا الدا

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-

Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelas dari petunjuk itu, dan

sebagai pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…” (QS Al-Baqarah:

185)

b. Sebagai pembeda antara yang benar dan salah, yang baik dan yang buruk.

Sebagaimana dijelaskan oleh ayat berikut:

( ١٨٥ى واالفرقاان )اس واب اي ناات م نا الدا شاهر راماضاانا الذي أنزلا فيه القرآن هداى ل لن

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-

Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelas dari petunjuk itu, dan

sebagai pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…” (QS. Al-Baqarah:

185)

c. Sebagai penjelas, terdapat dalam surat Yusuf ayat 111 :

ديثاا ي فتااى والاكن ماا كاانا حاول الالبااب تاصديقا الذي لاقاد كاانا ف قاصاصهم عباة ل

يه وات افصيلا كل شايء واهداى واراحاةا ل قاوم ( ١١١ي ؤمنونا )بانيا يادا

“Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi

membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala

58 Ibid., h. 43

Page 43: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

32

sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” (QS.

Yusuf: 111)

d. Sebagai pengajaran yang akan membimbing manusia dalam kehidupannya

untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Yaitu terdapat dalam

ayat berikut :

ا الناس قاد جااءات أاي ها كم موعظاة م ن رب كم واشفااء ل ماا ف الصدور واهداى واراحاة يا

( ٥٧ؤمننيا )ل لم

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam

dada dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman” (QS Yunus: 57)59

D. Penelitian yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah sebagai berikut:

1. M. Nahdi Fahmi, dengan judul “Toleransi antar umat beragama dalam Al-

Qur’an (Kajian Tahlili QS. Al-Kafirun Ayat 1-6)”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dalam surat Al-Kafirun ayat 1-6 terdapat sebuah batasan yang

tidak boleh dilewati dalam bertoleransi yakni tentang aqidah dan ketauhidan. Islam

memberikan ketegasan sikap ideologis berupa penolakan total terhadap setiap

bentuk kesyirikan aqidah, ritual ataupun hukum di dalam agama-agama lain.60

Persamaan yang penulis kaji dengan penelitian ini adalah tentang toleransi

dalam beragama. Adapun perbedaannya, dalam penelitian saya membahas fokus

tentang bagaimana al-Qur’an dalam memberikan sebuah konsep tentang

pendidikan toleransi yang diambil dari berbagai ayat yang memiliki kaitan dengan

konsep pendidikan toleransi, dengan begitu pembahasan akan lebih komprehensif.

59 Sapiudin Shidiq, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 29-30 60 M. Nahdi Fahmi, Toleransi antar umat beragama dalam Al-Qur’an: Kajian Tahlili QS. Al-

Kafirun Ayat 1-6, (Surabaya : IAIN Surabaya, 2013)

Page 44: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

33

2. Fuad Hasan, dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Toleransi dalam surah

Al-Kafirun (Kajian Komparatif Tafsir al-Kabir Karya Fakhr al-Din al-Razi dan

Tafsir Al-Azhar karya Hamka)”. Hasil penelitian ini menyebutkan terdapat dua

nilai-nilai pendidikan toleransi. Pertama, nilai pendidikan agama, yakni keimanan

sebagai asas kebenaran tunggal dalam beragama. Kedua, nilai pendidikan toleransi

beragama, yang memuat kebebasan menentukan pilihan agama. Pluralitas agama

sebagai realitas menjadi sumber berharga dalam membangun kerukunan.61

Persamaan yang penulis kaji dengan penelitian ini adalah tentang pendidikan

toleransi. Adapun perbedaannya, pertama adalah penelitian tersbut menggunakan

metode komparatif dalam menjelaskan objek penelitiannya, yang kedua adalah

membahas nilai-nilai yang ada pendidikan toleransi khusus dalri kandungan surah

al-Kafirun. Sedangkan, dalam penelitian saya membahas fokus tentang bagaimana

al-Qur’an dalam memberikan sebuah konsep tentang pendidikan toleransi yang

diambil dari berbagai ayat yang memiliki kaitan dengan konsep pendidikan

toleransi, dengan begitu pembahasan akan lebih komprehensif.

61 Fuad Hasan, Nilai-Nilai Pendidikan Toleransi dalam surah Al-Kafirun: Kajian Komparatif

Tafsir al-Kabir karya Fakhr al-Din al-Razi dan Tafsir Al-Azhar karya Hamka, (Yogyakarta : UIN

Sunan Kalijaga, 2014)

Page 45: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek penelitian ini adalah mengenai pendidikan toleransi yang terkandung

dalam ayat-ayat al-Qur’an khususnya yang terkandung dalam surah al-Baqarah ayat

256, al-An-am ayat 108, al-Mumtahanah ayat 8 dan al-Kafirun ayat 6.

Adapun pengaturan waktu penelitian penulis dimulai dari bulan September

tahun 2017 untuk pengumpulan data dari sumber-sumber tertulis yang diperoleh

dari koleksi kitab tafsir, buku-buku yang ada di perpustakaan, internet, serta sumber

lainnya yang mendukung penelitian.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

dengan menggunakan metode analisis tafsir tahlili, dan metode analisis tafsir

maudhu’i. Analisis metode tafsir tahlili, yaitu metode tafsir yang menjelaskan

kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari seluruh aspeknya berdasarkan urutan ayat

dalam Al-Qur’an, mulai dari mengemukakan arti kosa kata, munasabah antar ayat,

antar surah, asbab al-nuzul, dan lainnya.1 Metode tafsir tahlili juga bisa disebut

metode tajzi”i yang merupakan metode tafsir yang paling tua usianya.2

Metode analisis yang kedua, adalah metode analisis tafsir maudhu’i yaitu

menjelaskan sesuatu yang berkaitan dengan topik-topik kehidupan pemikiran,

kehidupan sosial, kehidupan alam ditinjau dari sudut al-Qur’an untuk memberikan

solusi dengan menggunakan teori al-Qur’an.3

Analisis metode tahlili yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini,

adalah analisis tentang pendidikan toleransi dalam beragama yang terkandung

dalam surah al-Baqarah ayat 256, al-An’am ayat 108, al-Mumtahanah ayat 8 dan

1Anshori, Ulumul Qur’an, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2013) h. 208 2Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013) h. 379 3Anshori, op.cit, h.210

Page 46: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

35

al-Kafirun ayat 6 dengan mencari sumber-sumber yang dapat menjelaskan makna

dan penafsiran dari ayat tersebut.

Adapun Analisis kedua dengan metode maudhu’i yakni untuk membahas lebih

menyeluruh tentang pendidikan toleransi dalam beragama dalam surah al-Baqarah

ayat 256, al-An’am ayat 108, al-Mumtahanah ayat 8, dan al-Kafirun ayat 6 dengan

menghimpun ayat-ayat lain yang berkaitan dengan masalah tersebut, melengkapi

topik-topik tersebut dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan, dan

membahas ayat-ayat tersebut secara keseluruhan sehingga dapat memecahkan

problem sosial dengan bimbingan al-Qur’an.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan judul, maka penulis memfokuskan pada konsep pendidikan

toleransi dalam beragama yang terkandung dalam Surah al-Baqarah ayat 256, al-

An’am ayat 108, al-Mumtahanah ayat 8 dan al-Kafirun ayat 6 yang sifatnya

mendeskripsikan dan menganalisa tentang konsep pendidikan toleransi dalam

beragama dalam Surah al-Baqarah ayat 256, Al-An’am ayat 108, al-Mumtahanah

ayat 8 dan al-Kafirun ayat 6.

D. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini berasal dari literatur-literatur yang berkaitan

dengan tema dalam penelitian ini. Sumber-sumber tersebut terdiri dari data primer,

yaitu kitab suci al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir al-Qur’an yang menjelaskan surah

al-Baqarah ayat 256, Al-An’am ayat 108, al-Mumtahanah ayat 8 dan al-Kafirun

ayat 6 diantaranya sebagai berikut :

1. Al-Qur’an dan Terjemahannya

2. Tafsir Al-Maraghi karya Ahmad Musthafa Al-Maragi

3. Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab

4. Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka

5. Tafsir Al-Qurthubi karya Syekh Al-Qurthub

6. Tafsir Ibnu Katsir karya Muhammad Nasib Ar-Rifa’i

Page 47: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

36

Adapun alasan memilih tafsir beberapa kitab tafsir tersebut yakni untuk kitab

Tafsir Al-Maraghi, Al-Mishbah, dan Al-Azhar mewakili kitab tafsir yang

kontemporer. Karena para penulis kitab tafsir tersebut berada pada abad ke 20.

Untuk Kitab Tafsir Ibnu Katsir mewakili konsep tafsir pada periode pertengahan,

dengan bentuk tafsir bil ma’tsur karena penulisnya tidak terlalu jauh masanya dari

Nabi SAW sehingga penafsirannya lebih banyak melihat hadis-hadis Nabi,

pendapat-pandapat para Sahabat, dan Tabi’in. Sedangkan untuk tafsir al-Qurthubi,

karena penulisnya yang lahir dari Cordoba4, dan berada pada abad-abad akhir

kegemilangan umat Islam di Eropa, yang dimungkinkan saat itu penulisnya sering

bersinggungan dengan komunitas non-muslim dalam kehidupannya. Karena itu,

pendapat tafsir beliau dapat kita pelajari untuk masa sekarang, terutama tentang

konsep toleransi.

Adapun data sekunder, yaitu dari buku-buku yang membahas tema toleransi

dalam beragama diantaranya:

1. Pandangan Muslim Moderat “Toleransi, Terorisme dan Oase Perdamaian”

karya Zuhairi Misrawi

2. Islam Dialogis “Akar-Akar Toleransi dalam Sejarah dan Kitab Suci” karya

Ruslani

3. Teologi Kerukunan karya Syahrin Harahap

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan. Oleh karena itu teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data adalah pengumpulan data literer yaitu bahan-

bahan pustaka yang koheren dengan objek pembahasan yang dimaksud.5 Data yang

ada dalam kepustakaan tersebut dikumpulka dan diolah dengan cara:

4Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshori Al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an,

(Cairo: Makatabah Al-Shafa, 2005) h. 16 5Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

1990) h. 24

Page 48: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

37

1. Editing yaitu pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi

kelengkapan, kejelasan makna, dan keselarasan makna antara yang satu dengan

yang lain.

2. Organizing, yaitu mengorganisir data-data yang diperoleh dengan kerangka

yang diperlukan.

3. Penemuan hasil penelitian yaitu dengan melakukan analisis lanjutan

terhadap hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori

dan metode yang telah ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang

merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.

F. Metode Penulisan

Secara teknis penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi Faultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 49: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

38

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tafsir al-Qur’an

1. Surah al-Baqarah Ayat 256

a. Teks Ayat dan Terjemah Surah al-Baqarah Ayat 256

ا الرشد منا الغاي فامان ياكفر بلطاغوت واي ؤمن بلل لا إكرااها ف ال ين قاد ت باني ف اقاد استامساكا د يع عاليم ) سا واالل

( ٢٥٦بلعرواة الوث قاى لا انفصااما لاااArtinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena

itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka

sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak

akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-

Baqarah: 256)

b. Tafsir Mufradat

ين artinya adalah tidak ada paksaan di dalam menganut agama.1 لاإكرااها ف الد

Agama merupakan sesuatu yang diyakini ( عت اقاد perlu diperhatikan bahwa 2.(امل

yang dimaksud dengan tidak ada paksaan dalam menganut agama adalah

menganut akidahnya. Ini mempunyai arti bahwa ketika seseorang telah

memilih sebuah agama yang dia yakini, misalkan Islam, maka dia

berkewajiban melaksanakan perintah-perintahnya dan terancam sanksi apabila

melanggar ketetapannya.3

1Ahmad Musthafa Almaraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Mesir: Al Halabi, t.th) juz 3. h. 15 2Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi, “Al-Jami’u li ahkami al-Qu’ran”, (Beirut: Ar-risalah,

2006), Juz 4, h. 280 3M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2016), jilid 1. H. 668

Page 50: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

39

ا .mempunyai arti menjadi jelaslah sesuatu secara terang benderang ت اباني

Dalam perumpamaan bahasa arab seperti kata-kata telah jelaslah shubuh bagi

orang yang mempunyai dua mata.4

mengandung makna jalan lurus. Kata ini pada akhirnya bermakna الرشد

ketepatan mengelola sesuatu serta kemantapan dan kesinambungan dalam

ketepatan itu. Kata ( yang (الغاي ) merupakan lawan kata dari الرشد )

terjemahannya adalah jalan yang sesat.5

yang mempunyai arti melampaui (الطغياان) berasal dari akar kata الطاغوت

batas.6 Biasanya digunakan untuk yang melampaui batas dalam keburukan.

Setan, Dajjal, penyihir yang bertentangan dengan ketentuan Allah, semuanya

digelari dengan thagut.7

,berarti berpegang disertai dengan upaya yang sungguh-sungguh استامساكا

bukan sekedar berpegang. Kata عرواة mempunyai arti tempat tangan memegang

tali, seperti yang digunakan pada timba guna mengambil air di sumur. الوث قاى

merupakan bentuk muannats dari kata الاوثاق yang artinya yang sangat kokoh,

kuat dan keras ikatannya. لا انفصااما diawali dengan la nafi yang mempunyai

arti tidak akan pernah, dan انفصااما mempunyai arti putus atau terpecah, jadi

maksudnya menjelaskan bahwa tali yang digunakan untuk berpegang tersebut

tidak akan pernah terputus bagi orang yang berpegang kepadanya.

4Ahmad Musthafa Almaraghi, op.cit., juz 3, h. 15 5M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 1, h. 669 6Ahmad Musthafa Al-Maraghi, op.cit, juz 3, h. 15 7M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 1, h. 670

Page 51: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

40

c. Tafsir Ayat

Allah Swt berfirman ( ين Tidak ada paksaan untuk memasuki“ (لا إكرااها ف الد

agama” Maksudnya, janganlah kalian memaksa seseorang memeluk agama

Islam. Karena sesungguhnya dalil-dalil dan bukti-bukti itu sudah demikian

jelas dan gamblang, sehingga tidak perlu ada pemaksaan terhadap seseorang

untuk memeluknya.8 Sementara itu, Imam Ahmad Musthafa Al Maraghi

menyatakan “Tidak ada pemaksaan dalam memasuki agama islam, karena

iman itu adalah kesadaran dan ketundukan. Hal ini tidak akan terwujud

dengan pemaksaan dan keharusan. Sebab pindah agama hanya akan terwujud

dengan hidayah dan argumentasi”9. Allah menghendaki agar setiap orang

merasakan kedamaian. Agamanya dinamai Islam, yakni damai. Kedamaian

tidak dapat diraih kalau jiwa tidak damai. Paksaan menyebabkan jiwa tidak

damai sehingga tidak ada paksaan dalam menganut keyakinan agama islam.10

Sebab turun ayat tersebut adalah seorang laki-laki golongan Anshar dari

bani Salim bin Auf yang dikenal dengan nama Husain mempunyai dua anak

laki-laki yang beragama Nasrani. Sedangkan ia sendiri beragama Islam. Husain

menyatakan kepada Nabi Saw, “Apakah saya harus memaksa keduanya?

Karena sesungguhnya mereka berdua menolak untuk agama selain Nasrani”,

kemudian turunlah ayat tersebut diatas.11

ا الرشد منا ال فامان ياكفر بلطاغوت واي ؤمن بلل ف اقاد استامساكا بلعرواة الوث قاى غاي قاد ت بانيSesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada

Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat

kuat.

8M. Yusuf Harun, dkk, (ed) Tafsir Ibnu katsir, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2005) jilid 1, h.

515 9Ahmad Musthafa Al-Maraghi, op.cit, juz 1, h. 16 10M. Quraish Shihab, op.cit, juz 1, h. 669 11M. Yusuf Harun, dkk,(ed), op.cit, Jilid 1, h. 682

Page 52: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

41

Agama Islam memberi kesempatan buat mempergunakan fikirannya yang

murni, guna mencari kebenaran. Asal orang sudi membebaskan diri daripada

hanya turut-turutan dan pengaruh hawa nafsunya, niscaya dia akan bertemu

dengan kebenaran itu. Apabila inti kebenaran sudah didapat, niscaya iman

kepada tuhan Allah mesti timbul, dan kalau iman kepada Allah telah tumbuh,

segala pengaruh yang lain, dari sekalian pelanggaran batas mesti hilang. Tetapi

suasana yang seperti ini tidak bisa dengan paksa, mesti timbul dari keinsafan

sendiri.12

Manusia diberi kebebasan beriman atau tidak beriman. Kebebasan tersebut

bukanlah bersumber dari kekuatan manusia, melainkan anugerah Allah.

Karena jika Allah menghendaki tentulah beriman semua manusia di muka

bumi seluruhnya. Ini dapat dilakukannya dengan mencabut kemampuan

manusia memilih dan menghiasi jiwa merekan hanya dengan potensi positif

saja, seperti halnya malaikat. Tetapi hal itu tidak dilakukan-Nya, karena tujuan

utama manusia diciptakan dengan diberi kebebasan adalah untuk menguji.

Allah menganugerahkan manusia potensi akal agar mereka menggunakannya

untuk memilih. Dengan alasan seperti di atas dapat disimpulkan bahwa segala

bentuk pemaksaan terhadap manusia untuk memilih suatu agama tidak

dibenarkan oleh Al-Qur’an.

Ayat ini adalah dasar fondasi Islam. Musuh-musuh Islam membuat

berbagai fitnah yang dikatakan ilmiah sifatnya bahwa Islam dimajukan dengan

pedang. Islam dituduh memaksa orang memeluk agamanya. Kalau orang

benar-benar hendak ilmiah hendaklah menilik kebenaran sesuatu dicari sumber

aslinya. Ayat inilah, Al-Baqarah 256 sumber itu, yaitu Islam menjelaskan

bahwa dalam hal agama tidak boleh ada paksaan.13

Kesimpulannya, prinsip kebebasan beragama yang menjadi jiwa al-Qur’an

tersebut tidak berarti bahwa Al-Qur’an mengakui semua agama adalah benar,

tetapi substansinya adalah bahwa keberagaman seseorang haruslah didasarkan

12Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar, (Singapura: Pustaka Nasional

Singapura, 1989), jilid 1 h. 624 13Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, op.cit, jilid 1, h. 625

Page 53: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

42

pada kerelaan, ketulusan hati, dan kesadaran tanpa ada paksaan dan tekanan

apa dan siapapun, karena di sisi Allah ada mekanisme pertanggung jawaban

yang akan dihadapi oleh manusia kelak di akhirat atas apa yang menjadi

pilihannya.

2. Surah al-An’am Ayat 108

a. Teks Ayat dan Terjemah Surah al-An’am Ayat 108

لكا زاي نا لكل أمة والا تاس لاهم ث بوا الذينا يادعونا من دون الل ف اياسبوا اللا عادواا بغاري علم كاذا عاماانوا ي اعمالونا ) ( ١٠٨إلا راب م مرجعهم ف اي ن اب ئ هم باا كا

Artinya: Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka

sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan

melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat

menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah

kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu

mereka kerjakan. (QS. Al-An’am: 108)

b. Tafsir Mufradat

yaitu ucapan yang mengandung (ساب ) terambil dari asal kata (تاسبوا)

penghinaan terhadap sesuatu, atau penisbahan suatu kekurangan atau aib

terhadapnya, baik hal itu benar demikian, lebih-lebih jika tidak benar.14 Tidak

termasuk dalam larangan ini menyebutkan kelemahan-kelemahan pandangan

atau kepercayaan orang lain, selama dikemukakan di kalangan sendiri, atau

dikemukakan dalam bahasa sopan atau dalam bentuk pertanyaan yang tidak

menyinggung.

Ayat diatas selanjutnya menggunakan kata ( الذينا) yang menunjuk pada

berhala-berhala sesembahan kau musyrikin, satu kata yang hanya digunakan

kepada makhluk berakal dan berkehendak. Agaknyakata tersebut sengaja

14M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 4, h. 243

Page 54: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

43

dipilih disini menunjukkan betapa sembahan-sembahan jangan dimaki, karena

kaum musyrikin percaya bahwa berhala itu berakal dan berkehendak, demikian

menurut Al-Biqa’i.15

Kata (عادواا) dapat berarti permusuhan dan melampaui batas, dan dapat juga

diartikan lari atau tergesa-gesa. Penyebutan kata tersebut disini memberi

isyarat bahwa setiap penghinaan agama apapun itu, merupakan pelampauan

batas serta mengundang permusuhan. Kata ( بغاري علم) “tanpa pengetahuan”

menunjukkan bahwa mencela agama pada hakikatnya tidak meiliki

pengetahuan. Kalau yang dihinanya agama yang haq maka kebodohannya

sangat jelas, dan bila yang dicacinya agama yang sesat, maka ia pun tidak

memiliki pengetahuan akan larangan Allah ini.16

c. Tafsir Ayat

والا تاسبوا الذينا يادعونا من دون الل ف اياسبوا اللا عادواا بغاري علم

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah

selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas

tanpa pengetahuan.

Allah berfirman, melarang terhadap Rasul-Nya, Muhammad Saw dan

orang-orang yang beriman dari mencaci ilah-ilah kaum musyrikin, meskipun

cacian itu mengandung kemashlahatan, namun hal itu menimbulkan kerusakan

yang lebih besar dari kemashlahatan itu sendiri, yaitu balasan orang-orang

musyrik dengan cacian terhadap Ilah orang-orang mukmin, padahal Allah

adalah Rabb yang tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia.17

Abdurrazzaq mengatakan dari Qatadah: ”Dahulu kaum muslimin mencaci

berhala-berhala orang-orang kafir, lalu orang-orang kafir mencaci maki Allah

secara berlebihan dan tana didasari ilmu pengetahuan, lalu Allah menurunkan

15M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 4, h. 243 16Ibid, h. 244 17 M. Yusuf Harun, dkk,(ed), op.cit, Jilid 3, h. 272

Page 55: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

44

ayat ( ن دون الل والا تاسبوا الذينا يادعونا م ) “Dan janganlah kamu memaki sembahan-

sembahan yang mereka sembah selain Allah”18

Ayat ini menunjukkan bahwa maki-memaki karena perbedaan pendapat

atau pendirian tidaklah menunjukkan bahwa orang-orang yang

mengerjakannya itu adalah orang yang berilmu. Di dalam bahasa Arab

diungkapkan:

أالباادء أاظلام “yang memulai lebih dahulu, itulah yang lebih dzalim”19

Ayat ini dijadikan salah satu alasan untuk menguatkan pendapat tentang

apa yang dinamai oleh penganut madzhab Malik ( الذري عاة yakni melarang (ساد

sesuatu yang dibenarkan agama agar tidak timbul sesuatu yang dilarang agama.

Atau mencegah segala macam faktor yang dapat menimbulkan kemadharatan

yang lebih besar.20

Hal itu juga didasarkan pada hadis shahih bahwasanya Rasulullah

bersabda:

يه( قاا يه ؟ قاالا : )مالعون مان ساب واالدا )يساب أابا لوا : يا راسولا هللا واكايفا يساب الرجل واالداا قاالا الرجل ف ايساب ااباه, وايساب أمه ف ايساب أمه( أاو كاما

“Dilaknat orang yang mencaci-maki orang tuanya”. Para sahabat

bertanya: “Ya Rasulallah bagaimana seorang mencaci-maki orang tuanya? ”

Rasulullah menjawab: “Ia mencaci seorang ayah seseorang, maka orang

itupun mencaci ayahnya. Ia mencaci ibu seseorang, maka orang itupun

mencaci ibunya” atau sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah.21

لاهم لكا زاي نا لكل أمة عاما كاذا

18 Ibid, h. 272 19Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, op.cit, jilid 3, h. 2134 20M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 4, h. 244 21M. Yusuf Harun, dkk,(ed), op.cit, Jilid 3, h. 272

Page 56: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

45

Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan

mereka.

Ayat tersebut menegaskan lagi kebiasaan jiwa di tiap-tiap golongan umat,

yaitu selalu merasa bangga dengan kelebihan dan keutamaan yang ada pada

mereka. Lantaran dihiaskan dalam hati begitu rupa, maka amal yang betul

diangkat-angkat dan ditonjolkan setinggi langit, yang sepuluh dijadikan

seratus, dan amalan yang salah dibela mati-matian supaya dipandang betul.22

Al Alusi pakar tafsir dan tasawuf beraliran Ahlussunnah wal jamaah

menulis bahwa ayat ini merupakan argumentasi yang membuktikan bahwa

Allah Swt, yang memperindah untuk orang kafir kekufurannya sebagaimana

memperindah untuk orang mukmin keimanannya.23 Pada pokoknya ayat ini

menerangkan bahwa rasa bangga dengan usaha sendiri itu adalah ditanamkan

oleh Allah sendiri dalam hati tiap-tiap ummat.24

انوا ي اعمالونا ث إلا راب م مرجعهم ف اي ن اب ئ هم باا كاKemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia

memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

Maksudnya, mereka akan diberikan balasan sesuai amal perbuatan mereka

tersebut, jika baik maka kebaikan pula balasannya, dan jika buruk maka

keburukan pulalah balasannya.25

Dengan demikian, ayat ini secara tegas mengajarkan kepada kaum muslim

agar dapat memelihara kesucian agamanya dan guna menciptakan rasa aman,

serta hubungan harmonis antar umat beragama. Manusia sangat mudah

terpancing emosinya bila agama dan kepercayaannya disinggung. Ini

merupakan tabiat manusia, apapun kedudukan social dan tingkat

pengetahuannya, karena agama bersemi di dalam hati penganutnya, sedangkan

hati adalah sumber emosi. Berbeda dengan pengetahuan, yang mengandalkan

akal sehat dan pikiran. Karena itu dengan mudah seseorang mengubah

22Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, op.cit, jilid 3, h. 2136 23M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 4, h. 245 24Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, op.cit, jilid 3, h. 2136 25M. Yusuf Harun, dkk,(ed), op.cit, Jilid 3, h. 272

Page 57: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

46

pendapat ilmiahnya, tetapi sangat sulit mengubah kepercayaannya walaupun

bukti-bukti kekeliruan kepercayaan telah ada di hadapannya.

3. Surah al-Mumtahanah Ayat 8

a. Teks Ayat dan Terjemah al-Mumtahanah Ayat 8

عان الذ ركم أان تاباوهم وات قسطوا إلايهم ل ي ان هااكم الل ين والا يرجوكم م ن ديا ينا لا ي قااتلوكم ف الد ( ٨إن اللا يب المقسطنيا )

Artinya: Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil

terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak

(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang berlaku adil. (QS. Al-Mumtahanah: 8)

b. Tafsir Mufradat

اكم الل nafi ل artinya: “Allah tidak melarangmu” diawali dengan ل ي ان ها

yang mempunyai arti tidak pernah. Dan اكم mempunyai bentuk fi’il ي ان ها

mudhari’ yang menunjukkan arti sekarang dan yang akan datang. Firman Allah

tidak memerangi kamu” menggunakan fi’il mudhari’/present“ (لا ي قااتلوكم )

tense. Ini dipahami sebagai bermakna “mereka secara faktual sedang

memerangi kamu”.26

Kata ف yang berarti “dalam” mengandung isyarat bahwa ketika itu mitra

bicara bagaikan berada dalam wadah tersebut sehingga tidak ada dari keadaan

mereka yang berada di luar wadah itu. Dengan kata ( ين tidak termasuklah (ف الد

peperangan yang yang disebabkan kepentingan duniawi yang tidak ada

hubungannya dengan agama, dan tidak termasuk pula siapapun yang secara

26M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 13, h. 597

Page 58: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

47

faktual tidak memerangi umat Islam seperti suku Khuza’ah dan golongan Ahl-

Dzimmah.27

untuk berbuat baik kepada mereka” maksudnya berlaku baik“ أان تاباوهم

terhadap mereka,28 kata ( تاباوهم(terambi dari kata ( ب ار) yang berarti kebajikan

yang luas. Salah satu nama Allah Swt. Adalah al-Bar. Ini karena demikian luas

kebajikan-Nya. Dengan penggunaan kata tersebut oleh ayat di atas, tercermin

izin untuk melakukan aneka kebajikan bagi non-muslim selama tidak

membawa dampak negatif bagi umat Islam.29

Kata ت قسطوا إلايهم “serta berbuat adil kepada mereka” maksudnya adalah

untuk berbuat adil kepada mereka dengan kebaikan.30 Al Biqa’i memahami

penggunaan kata ( إلايهم) kepada mereka yang dirangkaikan dengan kata (ت قسطوا)

itu sebagai isyarat bahwa hal yang diperintahkan ini hendaknya diantar hingga

sampai kepada mereka.31 Kata ( المقسطنيا) artinya orang-orang yang berlaku

adil. Sebenarnya arti dari qisthi lebih luas dari adil. Karena adil adalah khusus

ketika hukuman saja, jangan dzalim menjatuhkan putusan, sehingga yang tidak

bersalah disalahkan juga. Qisth adalah lebih luas, mencakup pergaulan hidup.32

c. Tafsir Ayat

ركم أان تاباوهم وات ق ل ي ان ين والا يرجوكم م ن ديا عان الذينا لا ي قااتلوكم ف الد سطوا هااكم الل إلايهم

27Ibid, h. 597 28M. Yusuf Harun, dkk,(ed), op.cit, Jilid 8, h. 142 29M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 13, h. 598 30Ahmad Musthafa Al-Maraghi, op.cit, juz 28, h. 68 31M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 13, h. 598 32Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, op.cit, jilid 9, h. 7304

Page 59: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

48

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap

orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)

mengusir kamu dari negerimu.

Ayat tersebut dengan secara tegas menyebut bahwa Allah tidak melarang

kamu, wahai pemeluk agama Islam, pengikut nabi Muhammad Saw. untuk

berbuat baik, bergaul cara baik, dan berlaku adil dan jujur dengan golongan

lain, baik itu Yahudi atau Nasrani ataupun musyrik, selama mereka tidak

memerangi kamu, tidak memusuhi kamu atau mengusir kamu dari kampung

halamanmu. Dengan begini hendaknya disisihkan diantara perbedaan

kepercayaan dengan pergaulan sehari-hari.33

Imam Ahmad meriwayatkan, ‘Arim memberitahu kami, ‘Abdullah bin al-

mubarak memberitahu kami, Mush’ab bin Tsabit memberitahu kami, “Amir

bin Abdullah bin Az-Zubair memberitahu kami, dari ayahnya, ia bercerita:

“Qutailah pernah dating menemui puterinya Asma’ binti Abi Bakar dengan

membawa dhabb (kadal arab pemakan tumbuhan) dan minyak samin sebagai

hadiah, sedang ia seorang wanita musyrikah. Maka Asma’ pun menolak

pemberiannya itu dan memasukkan ibunya ke rumahnya. Kemudian Aisyah

bertanya kepada Rasulullah dan turunlah ayat berikut

ركم ) ين والا يرجوكم م ن ديا Kemudian .(ل ي ان هااكم الل عان الذينا لا ي قااتلوكم ف الد

beliau menyuruh Asma’ menerima pemberian ibunya itu dan

mempersilakannya masuk (ke dalam rumah).34

اللا يب المقسطنيا إن Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Arti kata qisth lebih luas, mencakup pergaulan hidup. Tegasnya jika kita

berbaik dengan tetangga sesama Islam, maka dengan tetangga yang bukan

Islam hendaklah kita berbaik juga.35

33Ibid, h. 7303 34M. Yusuf Harun, dkk,(ed), op.cit, Jilid 8, h. 142 35Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, op.cit, jilid 9 h. 7304

Page 60: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

49

Ahli-ahli tafsir menyatakan bahwa ayat ini adalah “muhkamat” artinya

berlaku buat selama-lamanya, tidak dimansukhkan. Dalam segala zaman

hendaklah kita berbaik dan bersikap adil dan jujur kepada orang yang tidak

memusuhi kita dan tidak mengusir kita dari kampung halaman kita. Kita

diwajibkan menunjukkan budi Islam kita yang tinggi.36 Sayyid Quthub

berkomentar, ketika menafsirkan ayat diatas, bahwa Islam adalah agama damai

serta akidah cinta.37

4. Surah al-Kafirun Ayat 6

a. Teks Ayat dan Terjemah al-Kafirun Ayat 6

( ٦لاكم دينكم والا دين ) Artinya: Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al-

Kafirun: 6)

b. Tafsir Mufradat

Didahulukannya kata ( لاكم) dan ( لا) berfungsi menggambarkan

kekhususan, karena itu pula masing-masing agama biarlah berdiri sendiri dan

tidak perlu dicampurbaurkan.38

Kata ( دين) dapat berarti agama, balasan atau kepatuhan. Sementara ulama

memahami kata tersebut disini dalam arti balasan. Antara lain dengan alas an

bahwa kaum musyrikin Mekkah tidak memiliki agama. Mereka memahami

ayat di atas dalam arti masing-masing kelompok akan menerima balasan yang

sesuai. Bagi mereka ada balasannya, dan bagi Nabi pun demikian. Baik atau

buruk balasan itu diserahkan kepada tuhan.39 Disini Allah tidak mengatakan

36Ibid h. 7304 37M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 13, h. 599 38M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 15, h. 685 39Ibid, h. 684

Page 61: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

50

karena sudah cukup dengan kasrah dan karena mengikuti kaidah khath (دين )

mushaf Utsmani yang tertulis tanpa menggunakan huruf ya’ mutakallim. Sama

halnya terjadi pada firman Allah Swt di ayat lain seperti ( ف اهوا ي اهدين) Asy-

Syu’ara: 78.40

c. Tafsir Ayat

لاكم دينكم والا دين

“Untukmu agamamu dan untukkulah agamaku”

Tafsir dari ayat tersebut adalah bagimu balasan atas perbuatanmu, dan

bagiku pembalasan atas perbuatanku.41 Ayat ini menunjukkan harus adanya

tanggung jawab dalam perbuatan yang telah dipilih oleh setiap manusia, dan

atas perbuatannya tersebutlah nanti akan mendapatkan balasan di akhirat.

Ayat diatas juga, menetapkan cara pertemuan dalam kehidupan

bermasyarakat yakni: Bagi kamu secara khusus agama kamu. Agama itu tidak

menyentuhku sedikitpun, kamu bebas mengamalkannya sesuai kepercayaan

kamu dan bagiku juga secara khusus agamaku, akupun mestinya memperoleh

kebebasan untuk melaksanakannya, dan kamu tidak akan sedikitpun disentuh

olehnya.42

Ayat ini memberi pedoman yang tegas kepada kita pengikut Nabi

Muhammad bahwasanya akidah tidaklah dapat diperdamaikan. Tauhid dan

syirik tak dapat dipertemukan. Kalau yang hak hendak dipersatukan dengan

yang bathil, amak yang bathil jugalah yang menang.

Ayat 6 diatas merupakan pengakuan eksistensi secara timbal balik, bagimu

agamamu dan bagiku agamaku. Sehingga dengan demikian masing-masing

pihak dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik, tanpa

40Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi, op.cit, Juz 22, hlm 538 41Ahmad Musthafa Al-Maraghi, op.cit, juz 30, h. 256 42M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 15, h. 684

Page 62: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

51

memutlakkan pendapat kepada orang lain tetapi sekaligus tanpa mengabaikan

keyakinan masing-masing.43

Pada awal surah Al-Kafirun menanggapi usul kaum musyrikin untuk

berkompromi dalam akidah dan kepercayaan tentang Tuhan. Usul tersebut

ditolak dan akhirnya ayat terakhir surat ini menawarkan bagaimana sebaiknya

perbedaan tersebut disikapi.44

B. Pendidikan Toleransi Beragama yang terkandung dalam Surah al-

Baqarah Ayat 256, al-An’am Ayat 108, al-Mumtahanah Ayat 8,

dan al-Kafirun Ayat 6.

Dari berbagai aspek yang terkandung dalam Surat al-Baqarah ayat 256, Al-

An’am ayat 108, Al-Mumtahanah ayat 8, dan Al-Kafirun ayat 6, hasil penelitian

yang penulis temukan tentang pendidikan toleransi dalam beragama adalah sebagai

berikut:

1. Menghormati Kebebasan dalam Beragama

Kebebasan beragama adalah kebebasan setiap orang untuk mengamalkan

agama yang menjadi keyakinannya. Kebebasan beragama akan melahirkan sikap

toleran dalam kehidupan beragama. Hal ini sebagaimana sudah termaktub dalam

pembahasan sebelumnya yakni pada surat Al-Baqarah ayat 256.

Pada hakikatnya, perbedaan merupakan karunia Allah yang sangat indah dan

mulia. Perbedaan itulah yang membuat manusia menjadi makhluk yang

diharapkan mampu mengatasi perbedaan untuk hidup toleran. Perbedaan

bukanlah ajang untuk pemaksaan. Perbedaan merupakan keniscayaan untuk saling

berbagi rasa dan wawasan sehingga mampu merajut kebersamaan dalam bingkai

ketuhanan dan kemanusiaan, dalam bingkai keagamaan dan keduniawian.45

Hal ini juga senada dengan yang disebutkan dalam surat Al-kahfi ayat: 29

43M. Quraish Shihab, op.cit, jilid 15, h. 685 44Ibid, h. 686 45Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, (Jakarta: Pustaka Oasis, 2010),, h. 228

Page 63: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

52

فامان شااءا ف الي ؤمن وامان شا راا أاحااطا بم اءا ف الياكفر واقل احلاق من رب كم إن أاعتادنا للظالمنيا نا

المهل ياشوي الوجوها بئسا الشرااب واسااءات مرت ا واإن ياستاغيثوا ي غااثوا بااء كاا ( ٢٩فاقاا )سراادق ها

“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka

barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang

ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang

orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka

meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang

mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan

tempat istirahat yang paling jelek”

Dalam dunia pendidikan aplikasi dari penanaman nilai untuk membentuk

agar siswa dapat memiliki sikap menghormati kebebasan beragama contohnya

sebagai berikut:

a. Mengizinkan Untuk Berdoa Sesuai Agama Masing-Masing.

Kebebasan berkeyakinan salah satunya dapat diwujudkan dengan

memberikan kebebasan berdoa atau mengizinkan berdo’a sesuai dengan ajaran

agama masing masing termasuk ke dalam konsep toleransi menghormati

keyakinan orang lain. Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan

kepercayaan, bahwa tidak benar ada orang atau golongan yang berkeras

memaksakan kehendaknya sendiri kepada orang atau golongan lain. Tidak ada

orang atau golongan yang memonopoli kebenaran, dan landasan ini disertai

catatan, bahwa soal keyakinan adalah urusan pribadi masing-masing orang.

b. Saling Mengingatkan Dalam Hal Ibadah Sesuai Agama Masing-Masing.

Perhatian sekolah untuk masalah ibadah sangatlah penting, diantaranya

bagi siswa yang beragama Islam, senantiasa diwajibkan untuk sholat 5 waktu

dan melaksanakan Puasa di Bulan Ramadhan. Para guru hendaknya senantiasa

mengawasi dan mengingatkan agar para siswa tidak lalai dalam hal ibadah.

Bagi para siswa yang non-muslim juga saling menghormati ketika bulan

ramadhan. Hendaknya para guru agar melarang muridnya yang non-muslim

Page 64: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

53

untuk makan di lingkungan belajar dan hanya diperbolehkan untuk makan di

kantin. Tujuannya untuk menghormati siswa muslim yang sedang berpuasa.

c. Ikut Bergabung Dalam Kebahagiaan Ataupun Kesedihan

Diantara salah satu sikap baik yang ditanamkan kepada siswa adalah

merasa ikut bahagia apabila terdapat temannya yang sukses, atau baru sembuh

dari sakitnya, walaupun temannya itu adalah berbeda agama dengannya. Dan

sebaliknya, turut menjenguknya ketika dia sedang sakit, atau dalam keadaan

berduka cita. Karena jalinan hubungan yang seperti ini akan mempunyai

dampak yang terkesan di dalam hati. Dengan perangai seperti itu akan tercipta

kemanusiaan yang positif dan mulia. Hal ini dengan catatan bahwa, ikut

bergabungnya siswa tersebut terkait urusan duniawi bukan urusan agama.46

d. Saling Memberikan Hadiah

Nabi Saw. telah menerima hadiah yang datang dari raja-raja Arab dan non-

Arab.beliau juga telah memakaikan baju beliau kepada Abdullah bin Ubai bin

Salul dan mengkafaninya dengan baju tersebut pada saat ia meninggal dunia,

karena dia telah memberikan baju kepada Abbas bin Abdul Muthallib pada saat

perang badar karena dia sebagai tawanan perang yang dilucuti pakaiannya,

maka Nabi Saw. membalasnya dengan itu.

Hal tersebut juga bisa dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

sekolah, dengan saling memberi hadiah atau berbagi antara sesama murid tanpa

memandang bahwa dia berasal dari agama apa. Karena kebaikan itu untuk semua,

seperti yang sudah dicontohkan oleh Nabi Saw.

2. Bersikap Adil Kepada Semua Golongan

Pendidikan toleransi yang kedua, yakni bersikap adil kepada semua golongan,

Adil disini berlaku baik dalam hukum, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Perintah

untuk bersikap adil ini termaktub dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8. Sikap adil

inilah yang menuntun umat Islam dalam melaksanakan ajaran toleransi dalam

Islam.

46Siti Rizqy Utami, Implementasi Nilai-nilai Toleransi antar umat beragama pada lembaga

pendidikan non-muslim, (Salatiga: IAIN Salatiga, 2018). H. 85-86

Page 65: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

54

Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau orang lain

sesuai haknya atas kewajiban yang telah dilakukan.47 Diantara ayat lain dalam Al-

Qur’an yang memerintahkan kaum muslimin untuk bersikap adil adalah surat Al-

Maidah ayat 8:

أاي هاا الذينا آمانوا كونوا ق اوامنيا والا يارمانكم شاناآن ق اوم عالاى أال ت اعدلوا اعدلوا يااءا بلقسط لل شهادابري باا ت اعمالونا إن اللا خا

واات قوا اللا

( ٨ )هوا أاق راب للت قواى“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang

selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan

janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu

untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada

takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan” (QS Al-Maidah: 8)

Menurut Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar keadilan adalah pintu terdekat

kepada taqwa sedang rasa benci membawa jauh dari Tuhan. Apabila kamu telah

menegakkan keadilan, jiwamu sendiri akan merasai kemenangan yang tiada

taranya, dan akan membawa martabatmu naik di sisi manusia dan di sisi Allah.48

Jika masyarakat Islam telah diberi karunia kekuasaan, mengatur

pemerintahan, adakah dia adil atau tidak. Selalu dikisahkan dalam al-Qur’an

bahaya yang menimpa suatu ummat karena zalimnya. Apabila yang berkuasa tidak

adil, maka yang dikuasai akan menderita dan patah hati, masa bodoh. Akhirnya

hilanglah wibawa dan kemegahan umat itu, dan mudahlah masuk kekuatan musuh

di dalamnya, dan mudahlah dirampas kemerdekaannya. Itulah ancaman siksa

dunia, dan akan datang lagi nanti di akhirat.49

Rasulullah pernah bersabda:

ولاة داو انات الد مة كا لاة العادو إذاا ظلما أاهل الذ

47Afifa Rangkuti, “Konsep Keadilan Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Pendidikan Islam

Tazkiya, 2017, h. 3-4 48Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, op.cit, jilid 3 h. 1643 49Ibid h. 1644

Page 66: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

55

“Kalau Ahli dzimmah telah dianiyaya, maka pemerintahan negeri itu adalah

musuh” (HR. Thabrani)50

Ahli dzimmah adalah pemeluk agama lain di dalam pemerintahan Islam yang

wajib dilindungi dan diperlakukan adil. Kalau keadilan kepada mereka sudah

tidak ada lagi, samalah pemerintahan begitu dengan pemerintahan musuh.

Hakikat perwujudan keadilan diantara lain meliputi:

a. Memberikan kepada setiap orang yang seharusnya diterima

b. Memberikan kepada setiap orang yang menurut aturan hukum menjadi

haknya.

c. Kebajikan untuk memberikan hasil yang telah menjadi bagiannya.

d. Persamaan pribadi

e.Pemberian kemerdekaan kepada individu untuk mengejar kemakmurannya.

f. pemberian peluang kepada setiap orang untuk mencari kebenaran.

g. memberikan sesuatu secara layak.51

Terkait dengan hal tersebut, selain dari individu sebagai subjek yang harus

berlaku adil, Negara juga memiliki peran penting untuk menjalankan

penyelenggaraan Negara, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusinya, agar

keadilan benar-benar terwujud.

3. Bertanggung Jawab Terhadap Ajaran Agama Yang Dianut

Pendidikan toleransi yang ketiga, yakni bertanggung jawab terhadap ajaran

agama yang dianut, tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala

sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan,

dsb).52 Bagi seorang muslim dikenal istilah taklif yakni kewajiban melakukan

sesuatu yang di dalamnya terdapat beban atau kesulitan.53 Dari pendapat tersebut

dapat dipahami bahwa tanggung jawab adalah suatu hal yang wajib dikerjakan.

50Sulaiman Bin Ahmad Al-Thabrani, Al-Mu’jam Al-kabir (Lahore: milat publication, 2006).

jilid 2, h. 184 51Satjipto Raharjo, Hukum Ddalam Jagat Ketertiban, (Jakarta: UKI Press, 2006) h.56 52Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia, op.cit, h. 1443 53Umar Sulaiman Al-Asyqar, Fiqih Niat, (Depok: Gema Insani, 2006) h. 22

Page 67: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

56

Seperti contoh orang Islam memiliki tanggung jawab untuk melakukan sholat 5

waktu.

Tanggung Jawab terhadap ajaran agama, terdapat dalam kutipan surat Al-

Kafirun ayat 6, yakni dalam tafsirnya dijelaskan bagi setiap orang akan

bertanggung jawab atas apa yang diperbuat. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa

toleransi menuntut adanya tanggung jawab dalam melaksanakan ajaran masing-

masing agama. Bagi muslim harus senantiasa menjalankan perintah agamanya,

begitupula pemeluk agama lain, dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar

dan baik, tanpa memutlakkan pendapat kepada orang lain tetapi sekaligus tanpa

mengabaikan keyakinan masing-masing.

Hal ini juga senada dengan Ayat berikut:

( ٣٨سابات راهيناة )كل ن افس باا كا

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS

Al-Muddatsir: 38)

Dalam hadis Nabi Saw. juga menyebutkan:

كلكم رااع واكلكم ماسئ ول عان راعيته

“Setiap kamu adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas

kepemimpinannya” (HR. Bukhari)54

Dengan menanamkan sikap tanggung jawab, seseorang akan menjaga

hubungan sebaik-baiknya dengan orang lain untuk menjaga keharmonisan

bermasyarakat. Dan sebaliknya, ketika dalam hubungan masyarakat seseorang

acuh dan tidak menerapkan sikap tanggung jawab, maka akan mendapat sorotan

negatif dari orang lain.

Karakter bertanggungjawab yang dikembangkan melalui pendidikan karakter

dalam perspektif Islam dilakukan dengan empat metode antara lain:

a. Peniruan/peneladanan. Mulai dari anak-anak sampai dewasa, peniruan

diterapkan dalam pendidikan Islam. Yang paling nyata adalah bahwa setiap

muslim melakukan peneladanan kepada Rasulullah Saw.

54Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Riyadh: Baitul Afkar, 1998). h. 1030

Page 68: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

57

b. Trial and Error, teknik coba ralat, sebagaimana dikisahkan tentang masalah

kurma, Rasulullah meminta umatnya agar mengambil sesuatu yang lebih

bermnfaat. Selanjutnya dikuatkan dengan hadis “kalian lebih mengetahui

tentang urusan dunia kalian” (HR. Muslim)

c. Conditioning, Pengkondisian, melalui tanya jawab, pengulangan, penguatan

dalam stimulus respon.

d. Membiasakan diri berpikir dan bertanya.55

55M. Utsman Najati, Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi, (Jakarta: Himah, 2002) h.224

Page 69: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

58

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

bahwa konsep pendidikan toleransi dalam beragama yang terkandung dalam Surat

Al-Baqarah ayat 256, Al-An’am ayat 108, Al-Mumtahanah ayat 8, dan Al-Kafirun

ayat 6 adalah:

Menghormati kebebasan dalam beragama, Kebebasan beragama adalah

kebebasan setiap orang untuk mengamalkan agama yang menjadi keyakinannya.

Pembiasaan sikap tersebut di lingkungan sekolah yang bisa dilakukan dengan: a)

Mengizinkan untuk berdoa sesuai agama masing-masing. b) Saling mengingatkan

dalam hal ibadah sesuai agama masing-masing. c) Ikut bergabung dalam

kebahagiaan ataupun kesedihan. d).Saling memberikan hadiah.

Bersikap adil kepada semua golongan, Hakikat perwujudan keadilan diantara

lain meliputi: a) Memberikan kepada setiap orang yang seharusnya diterima b)

Memberikan kepada setiap orang yang menurut aturan hukum menjadi haknya. c)

Kebajikan untuk memberikan hasil yang telah menjadi bagiannya, dst.

Bertanggung jawab terhadap ajaran agama yang dianut, Karakter

bertanggungjawab yang dikembangkan melalui: a) Peniruan/peneladanan b) Trial and

Error. c) Conditioning. d) Membiasakan diri berpikir dan bertanya

B. SARAN

Dari hasil penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Para guru PAI dan tokoh-tokoh agama, senantiasa memberikan nasihat-

nasihat dan pengertian akan pentingnya toleransi dan pemaknaan toleransi

secara tepat sesuai pada tempatnya.

Page 70: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

59

2. Kepada semua lapisan masyarakat agar senantiasa menjaga kerukunan antar

umat beragama. Meskipun berbeda keyakinan namun ukhuwah basyariyah

dan ukhuwah wathaniyah harus senantiasa kita pegang dalam kehidupan.

Page 71: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

60

DAFTAR PUSTAKA

Abi Daud, Sunan Abi Daud, Riyadh: Maktabah Al-Maarif, t.tt

Aceh, Abu Bakar, “Toleransi Nabi Muhammad Dan Para Sahabatnya” Solo: Cv

Ramadhani, 1984.

Aco, Hasanudin “Inilah Pekerjaan Para Teroris Pelaku Bom di Surabaya”,

www.tribunnews.com, 2018.

Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Shahih al-Bukhari, Riyadh: Baitul Afkar,

1998.

Alfalasany, Ahmad “Kerusuhan Ambon Maluku Berdarah”,

www.10108120.blog.unikom.ac.id, 2018 Diakses pada tanggal 25 Januari

2018

Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir Al-Maraghi, Mesir: Al Halabi, t.th

Al-Qaththan, Manna’, Mabahits fii ulumil Qur’an, Riyadh: Dar Al-rasyid, t.th

Al-Qurthubi, Muhammad bin Ahmad. “Al-Jami’u li ahkami al-Qu’ran”, Beirut:

Ar-risalah, 2006.

Amrullah, Abdulmalik Abdulkarim. Tafsir Al-Azhar, Singapura, Pustaka Nasional

Singapura, 1989.

Anshori, Ulumul Qur’an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, Jakarta: Raja

Grafindo, 2013.

Baowollo, Robert B. “Mengggugat Tanggung jawab Agama-Agama Abrahamik

bagi perdamaian Dunia” Yogyakarta: Kanisius, 2010.

Bull, Victoria. “Oxford learners Pocket Dictionary” New York: Oxford University

Press, 2011 cet. IV.

Effendi, Satria, M. Zein, Ushul Fiqh, Jakarta: Fajar Interpratama, 2009

Fachrian, Muhammad Rifqi. Toleransi Antar Umat Beragama dalam Al-Qur’an:

Telaah Konsep Pendidikan Islam, Depok: Rajawali Pers, 2018.

Fadillah, Ramadhian “Ini kronologi lengkap serangan bom bunuh diri di 3 gereja

Surabaya”, www.merdeka.com, 2018, Diakses pada tanggal 03 November 2018.

Fahmi, M. Nahdi. Toleransi antar umat beragama dalam Al-Qur’an: Kajian Tahlili

QS. Al-Kafirun Ayat 1-6, Surabaya : IAIN Surabaya, 2013

Page 72: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

61

Fatwa MUI Nomor 56 Tahun 2016, Tentang Hukum Menggunakan Atribut

Keagamaan Non-Muslim, Jakarta, 2016.

Ghafur, Waryono Abdul. Persaudaraaan Agama-Agama Millah Ibrahim Dalam

Tafsir Al-Mizan Bandung: Mizan, 2016.

Gunawan, Rizki “12-10-2012:Bom Bali I renggut 202 nyawa”,

www.liputan6.com, 2018, Diakses pada tanggal 04 Februari 2018.

Hanbal, Ahmad bin, Musnad Ahmad bin hanbal, Beirut: Al-Risalah, t.th

Handayani, Febri. Konsep Kebebasan Beragama Menurut UUD Tahun 1945 Serta

Kaitannya Dengan Ham, https://Media.Neliti.com, 2019, Diakses pada

tanggal 21 Januari 2019.

Harahap, Syahrin. “Teologi Kerukunan”, Jakarta: prenada media, 2011.

Harun, M. Yusuf dkk, (ed) Tafsir Ibnu katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2005

Hasan, Fuad. Nilai-Nilai Pendidikan Toleransi dalam surah Al-Kafirun: Kajian

Komparatif Tafsir al-Kabir karya Fakhr al-Din al-Razi dan Tafsir Al-Azhar

karya Hamka, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2014.

Hasan, M. Tolchah Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural, Jakarta: Lantabora

Press, 2000.

Husin al-munawar, Said Agil. “Macam-macam metode tafsir” dalam “Ulumul

Qur’an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan”, Anshori (ed), Jakarta :

Rajawali Pers, 2013.

Ibrahim, Rustam. Pendidikan Multicultural: Pengertian, Prinsip, Dan

Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Islam, Jurnal Addin Vol 7 No.1,

2013.

Idham, Addi M. “Kronologi Penyerangan Gereja Santa Lidwina di Saat Misa

Berlangsung”, www.tirto.id, 2018, Diakses pada tanggal 12 November 2018.

Ilham, “Ini Kronologi Pembakaran Masjid di Tolikara”,

www.nasional.republika.co.id, 2017, Diakses pada tanggal 24 November

2017.

Joniansyah “Cerita di Balik Video Viral Persekusi Biksu di Legok”,

www.metro.tempo.co, 2018, Diakses pada tanggal 29 Juni 2018.

Page 73: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

62

Kardi, Dika Dania “Kronologi Penyerangan Gereja St. Lindwina Bedog Sleman”,

www.cnnindonesia.com, 2018, Diakses pada tanggal 10 November 2018.

Khallaf, Abdul Wahab Ilmu Ushul Fiqh, Mesir: Maktabah al-da’wah al-islamiyah,

t.th

Kuwado, Fabian januarius “Penolakan Biksu di Legok Dinilai karena Warga Salah

Paham soal Simbol Agama”, www.nasional.kompas.com, 2018, Diakses

pada tanggal 30 Juni 2018.

Lindawaty, Debora Sanur. “Konflik Ambon: Kajian Terhadap Beberapa Akar

Permasalahan Dan Solusinya”, Jurnal Politica Vol.2, 2011.

M. Quraish Shihahb, Sahur bersama M. Quraish Shihab di RCTI, Bandung: Mizan

1997.

Maharani, Ardini, “Patung Bunda Maria pakai baju tradisional, warga India

ngamuk”, www.merdeka.com, 2019.

Manaf, Mujadid Abdul. Sejarah Agama-Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996.

Misrawi, Zuhairi. Al-Qur’an Kitab Toleransi, Jakarta: Pustaka Oasis, 2010.

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Paradigma Pengembangan,

Manajemen Kelembagaan, Kurikulum Hingga Strategi Pembelajaran

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

Muhammad Al-Ghazali, Abu Hamid Ihya Ulum Al-Din, Cairo: Mathba’ah al-bab

Al-halabi, t.th

Mulyono, Ari, Jurnal The 5th Urecol proceeding, Yogyakarta: UAD Yogyakarta,

2017.

Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta:

Pustaka Progressif, 2007.

Musthafa, Ahmad Anwar Misteri Lisan karena lidah dapat menjerumuskan ke

neraka atau memasukkan ke surga, Jakarta, Mirqat: 2000

Najati, M. Utsman, Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi, Jakarta: Himah, 2002

Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1985

Neolaka, Amos. Landasan Pendidikan: dasar pengenalan diri sendiri menuju

perubahan hidup, Jakarta: Kencana, 2017.

Page 74: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

63

Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I pasal I ayat I, Jakarta, 2003.

Putri, R. Diantina. “Pembantaian Sistematis terhadap Muslim Rohingya”,

www.tirto.id, 2018.

Qaramaliki, Muhammad Hasan Qadrdan. Al-Qur’an dan Pluralisme Agama,

Jakarta: Sadra Press, 2011.

Raharjo, Budi. “Militer Myanmar Lakukan Genosida terhadap suku Rohingya”,

www.republika.co.id, 2017.

Raharjo, Satjipto, Hukum Dalam Jagat Ketertiban, Jakarta: UKI Press, 2006

Rahmat, M, Imdadun. Islam Pribumi: Mendialogkan Agama, Membaca Realitas,

Jakarta: Erlangga, 2003.

Rangkuti, Afifa. “Konsep Keadilan Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Pendidikan

Islam Tazkiya, 2017.

Salim, Agus, Tauhid, Taqdir Dan Tawakkal, Jakarta: Tintamas, 1967.

Sari, Asri Nurwendah. “Konflik Agama di Ambon Tahun 1999”,

www.kontensara.blogspot.com, 2018.

Shidiq, Sapiudin. Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, 2014.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

Jakarta: Lentera Hati, 2016.

Shihab, M. Quraish. “Wawasan Al-Qur’an”, Bandung: Mizan 1996.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1996

Sihombing, Rio Audhitama “Pelaku perusakan patung Pura di Lumajang masih

buron”, www.liputan6.com, 2018

Simanjuntak, Shara Yosevina “Analisis kerjasama bilateral Indonesia dengan

Australia dalam penanggulangan terorisme sebagai kejahatan transnasional

terorganisir (2002-2005)”, Jurnal Of International Relations, Vol.2, 2016.

Sugono, Dendy dkk. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008.

Sulaiman Bin Ahmad, Al-Thabrani, Al-Mu’jam Al-kabir, Lahore, Milat

publication, 2006.

Sulaiman, Umar Al-Asyqar, Fiqih Niat, Depok: Gema Insani, 2006

Page 75: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

64

Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur’an, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013.

Suparta, Mundzier. Islamic Multicultural Education: Sebuah Refleksi atas

pendidikan Agama Islam di Indonesia, Jakarta: Alghazali Center, 2008.

Syamsul, Asep dan M romli, “Demonologi Islam Upaya Barat membasmi kekuatan

Islam”, Jakarta: Gema Insani, 2000.

Tim Mitra Guru, “Ilmu pengetahuan Sosial Sosiologi untuk SMP dan MTs kelas

VIII”, Jakarta: Erlangga, 2007.

Utami, Siti Rizqy, Implementasi Nilai-Nilai Toleransi antar umat beragama pada

lembaga pendidikan non-muslim, (Salatiga: IAIN Salatiga, 2018)

Wibowo, Sigit. “Usai Dilarang Bangun Pura di Bima, Pura Hindu di Lumajang

Dirusak”, www.independensi.com, 2018.

Wikipedia “Bom Bali 2005”, www.id.wikipedia.org, 2018.

Winda, “Persekusi Biksu di Tangerang: Bagaimana Kisah Sebenarnya?”,

www.asumsi.co, 2018.

Yahya, Ahmad Syarif. Ngaji Toleransi, Jakarta: Kompas Gramedia, 2017.

Yamin, Moh. dan Vivi Aulia, Meretas Pendidikan Toleransi, Pluralisme dan

Multikulturalisme Keniscayaan Peradaban, Malang: Media Madani, 2011.

Yaqin, M. Ainul. Pendidikan Multikultural: cross-cultural understanding untuk

demokrasi dan keadilan, Yogyakarta: Pilar Media, 2005.

Yudiawan, Deni “Korban Bom Tiga Gereja di Surabaya Jadi 18 Orang”,

www.pikiran-rakyat.com, 2018.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa

Dzurriyah, 2010.

Page 76: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

65

Page 77: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

66

Page 78: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

67

Page 79: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

68

Page 80: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

69

Page 81: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

70

Page 82: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

71

Page 83: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

72

Page 84: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

73

Page 85: PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM AL-repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46546/1/SKRIPSI...“Pendidikan Toleransi Beragama dalam Al-Qur’an” Tujuan Penelitian

74