pengaruh tingkat kesehatan bank menurut risk based...

140
PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK MENURUT RISK BASED BANK RATING TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2013-2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : LALU RENALDI SAPUTRA NIM. 1113085000046 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017

Upload: hadiep

Post on 23-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK MENURUT RISK BASED BANK

RATING TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI

INDONESIA

PERIODE 2013-2016

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

LALU RENALDI SAPUTRA

NIM. 1113085000046

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017

i

ii

iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lalu Renaldi Saputra

NIM : 1113085000046

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu

mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab

atas karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata

memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

maka saya siap untuk dikenai sanksi yang berlaku di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 4 April 2017

Lalu Renaldi Saputra NIM. 1113085000046

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. INFORMASI PRIBADI

Nama : Lalu Renaldi Saputra

Alamat : Jalan Gotong Royong Gang Jeruk manis I

RT02/RW01 No.16 Lingkungan Pejeruk Perluasan

Kecamatan Ampenan, Kota Mataram Lombok,

Provinsi NTB-83113

Telepon : 0819 3754 5307

Email : [email protected]

Tempat, Tanggal Lahir : Sumbawa Besar, 17 Desember 1994

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

B. PENDIDIKAN FORMAL

Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun

Masuk

Tahun

Keluar

SD SDN 16 Mataram Mataram 2001 2007

SMP SMPN 13 Mataram Mataram 2007 2010

SMA SMAN 7 Mataram Mataram 2010 2013

Perguruan

Tinggi

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tangerang Selatan 2013 2017

C. PENGALAMAN ORGANISASI

Lembaga/Institusi Tahun

Anggota Ekstrakulikuler SMAN 7 Mataram 2010-2011

Wakil Ketua OPAK Himpunan Mahasiswa Jurusan

(HMJ) Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2014-2015

Ketua Penanggung Jawab Milad FEB Jurusan

Pebankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014-2015

vi

Sekretaris Bidang 1 Himpunan Mahasiswa Jurusan

(HMJ) Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2014-2015

Anggota Departemen Kesekretariatan BEM Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2015-2016

Anggota Depertemen Politik Mahasiswa PMII

KOMFEIS Cabang Ciputat

2015-2016

D. KEMAMPUAN

Mampu bekerja secara tim maupun individu

Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Wors, Excel dan Powerpoint)

Mampu berkomunikasi dengan baik

E. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Drs. Lalu Sugiarto, MM

Tempat, Tanggal Lahir : Sukarara, 31 Desember 1964

Pendidikan Terakhir : Sarjana (S2)

Ibu : Siti Fatimah, S.Pd.

Tempat, Tanggal Lahir : Sumbawa Besar, 24 April 1965

Pendidikan Terakhir : Sarjana (S1)

vii

ABSTRAK

This study examined the effect of soundness of banking use Risk

Based Bank Rating (RBBR) method toward financial performance (ROA) of

Islamic Banking in Indonesia. Whereas, ratios of Risk Based Bank Rating

(RBBR) measured using Risk Profile Non Performing Financing (NPF) and

Financing to Deposit Ratio (FDR), composite value of Good Corporate

Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM) then CAR (Capital

Adequacy Ratio). The method of analysis used in this study is Panel Data

regression by using a computer program EViews 9.0 and microsoft Excel

2010. This research included was causal research with secondary data from

annual report Islamic Bank 2013-2016. Sample data tecnique used purposive

sampling method in order to obtain 11 Islamic bank in Indonesia.

The result show NPF, FDR, GCG, NOM and CAR using F test had an effect

on financial performance (ROA) amount 92.9%. Whereas using t test only

NPF, FDR, NOM and CAR that a significant on financial performance

(ROA). And GCG does not affect the partial on financing fermormance

(ROA). Out of both NOM is dominant variable effect on ROA.

Keywords : Islamic Bank, Soundness of Bank, Risk Based Bank Rating,

Financial Performance, ROA

viii

ABSTRAK

Penelitian ini menetiti tentang pengaruh tingkat kesehatan bank

berdasarkan metode Risk Based Bank Rating (RBBR) terhadap kinerja

keuangan bank umum syariah di Indonesia yang diproksi dengan Return On

Asset (ROA). Sedangkan rasio yang digunakan dalam pengukuran Risk Based

Bank Rating (RBBR) mencangkup risiko kedit Non Performing Financing

(NPF), risiko likuiditas Financing to Deposit Ratio (FDR), nilai komposit

Good Corporate Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM), dan

Capital Adequacy Ratio (CAR). Penelitian ini menggunakan metode analisis

regresi data panel dengan menggunakan program komputer EViews 9.0 dan

Microsoft Excel 2010. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dengan

data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan dan laporan Good

Corporate Governance (GCG) bank syariah di Indonesia periode 2013-2016

dengan sampel sebanyak 11 bank. Hasilnya menunjukkan bahwa melalui uji

F NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR berpengaruh terhadap kinerja keuangan

(ROA) sebesar 92.9%. Sedangkan melalui uji t variabel NPF, FDR, NOM,

CAR yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

Sedangkan variabel GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA). Dari keempat variabel tersebut NOM adalah variabel yang

paling dominan mempengaruhi ROA.

Kata Kunci : Bank Umum Syariah, Kesehatan Bank, Risk Based Bank Rating,

Kinerja Keuangan, ROA

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,

puji syukur hanyak kedapa Allah SWT atas segala hidayah-Nya yang tiada terkira

bagi kepada hambanya. Sehingga penyusunan dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based Bank

Rating Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia

Periode 2013-2016”

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kehadirat junjungan alam

Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun guna untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, petunjuk serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun

merasa perlu untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat dan karunia-Nya untuk saya

sehingga saya bisa menyelesaikan perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.

2. Untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Lalu Sugiarto yang selalu berkerja

keras, membimbing saya, menjadi teman sharing untuk saya. Dan Ibu Siti

Fatimah yang selalu memberikan support dan doa agar saya bisa mewujudkan

semua cita-cita yang saya impikan. Untuk adik Baiq Ayu Pratiwi yang selalu

x

menghibur saat senang maupun duka serta menjadi penyemangat saya dalam

menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan dan Ibu Fitri

Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat kepada saya.

5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, M. Ag. selaku Pembibing Akademik yang

telah memberikan banyak motivasi dan ilmu untuk saya.

6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. Selaku dosen pembimbing pertama

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

semagat dan motivasi penuh kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan

skripsi dengan baik. Terima kasih atas seluruh dukungan yang diberikan untuk

saya pak prof.

7. Bapak Drs. Ade Ananto Terminanto, MM. yang telah banyak membantu dan

mengajarkan saya selama proses perkuliahan hingga saat ini. Terima kasih

sudah menjadi pembimbing yang siap menerima semua keluh kesah saya

selama mengerjakan skripsi.

8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat untuk saya.

xi

9. Virly Indayani, Terima kasih sudah mau menjadi Partner yang baik,

pengertian dan setia, selalu menjadi penyemangat saya, Thanks for all the joy

in the good times and the bad.

10. Sahabat-sahabat saya Muamar Khadapi, Rilo Wahyudi, Sugeng Sulistio,

Abdul Karim Muzakky dan M. Danis yang selalu membantu saya selama

proses perkuliahan sampai saat ini. Terima kasih atas semua waktu dan tenaga

kalian.

11. Teman-teman Group Belajar Erna Puji Lestari, Dini Rizqianty, Firda Elfanisa

Fadilah, Rosalia, Idil Adhar, Fajar Abbiyu dan Maretta Danianty yang mau

menjadi teman sharing selama dikampus dam memberikan banyak ilmu yang

bermanfaat untuk saya.

12. Untuk Silvia, Destri, Desi, Farah Nazila dkk (para barisan bimbingan prof)

yang selalu support saya ketika bimbingan dan mengerjakan skripsi.

13. Untuk Kak Putri, Kak Juno dan semua mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah

angkatan 2012 yang telah membantu dan mengajarkan saya banyak hal

tentang skripsi.

14. Sahabat COSAL. Decy, Gede, Roni, Widy, Dian, Ike, Mutia dan kawan-

kawan terima kasih untuk segala support nya selama ini.

15. Serta teman seperjuangan jurusan Perbankan Syariah angkatan 2013

khususnya PSY48B terima kasih atas waktunya selama ini. Semoga kalian

sukses kedepannya.

xii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan

banyak kelemahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 4 April 2017

Lalu Renaldi Saputra

NIM. 1113085000046

xiii

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1

B. Permasalahan Penelitian ............................................................................ 13

1. Identifikasi Masalah ................................................................................ 13

2. Batasan Masalah...................................................................................... 13

3. Rumusan Masalah ................................................................................... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 14

1. Tujuan ..................................................................................................... 14

2. Manfaat ................................................................................................... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 16

A. Landasan Teori .......................................................................................... 16

1. Perbankan Syariah .................................................................................. 16

2. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah ................................................ 20

3. Analisis Laporan Keuangan .................................................................... 22

4. Kinerja Keuangan Bank .......................................................................... 25

5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Risk Based Bank Rating .... 27

a. Risk Profile ........................................................................................ 30

b. Good Corporate Governance (GCG) .............................................. 33

xiv

c. Earning (Rentabilitas) ...................................................................... 34

d. Capital (Permodalan) ....................................................................... 35

B. Keterkaitan Antar Variabel ....................................................................... 36

C. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 40

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 45

E. Hipotesis ....................................................................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 49

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 49

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 50

1. Populasi ................................................................................................... 50

2. Sampel .................................................................................................... 50

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 51

D. Metode Analisis Data .................................................................................. 52

1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 53

a. Normalitas ......................................................................................... 53

b. Multikolinearitas ............................................................................... 54

c. Heterokedastisitas ............................................................................. 54

d. Autokorelasi ..................................................................................... 55

2. Pengujian Model Regresi Data Panel ...................................................... 56

a. Common Effect Model ...................................................................... 56

b. Fixed Effect Model ........................................................................... 56

c. Uji Chow ........................................................................................... 56

d. Random Effect Model ....................................................................... 57

e. Uji Hausman .................................................................................... 57

3. Uji Signifikansi ....................................................................................... 58

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)...................................................... 58

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) .................................. 58

c. Koefisien Determinasi ....................................................................... 59

4. Model Regresi Data Panel ....................................................................... 59

E. Operasional Variabel .................................................................................. 60

xv

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 64

A. Sekilas Gambaran Umum Data Objek Penelitian ................................... 64

1. Deskripsi Variabel Kinerja Keuangan ................................................... 65

2. Deskripsi Variabel NPF .......................................................................... 67

3. Deskripsi Variabel FDR .......................................................................... 69

4. Deskripsi Variabel GCG ......................................................................... 71

5. Deskripsi Variabel NOM ........................................................................ 73

6. Deskripsi Variabel CAR ......................................................................... 75

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .............................................................. 76

1. Hasil Uji Statistik Deskripsi ................................................................... 78

a. Variabel Dependen ............................................................................ 78

b. Variabel Independen ......................................................................... 78

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 80

a. Normalitas ......................................................................................... 80

b. Multikolinearitas .............................................................................. 82

c. Heterokedastisitas ............................................................................. 83

d. Autokorelasi ...................................................................................... 84

3. Pengujian Model Regresi Data Panel ...................................................... 85

a. Common Effect Model ...................................................................... 86

b. Fixed Effect Model ........................................................................... 86

c. Uji Chow ........................................................................................... 87

d. Random Effect Model ....................................................................... 88

e. Uji Hausman ..................................................................................... 89

4. Hasil Uji Signifikasi ............................................................................... 90

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) .................................. 90

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ..................................................... 94

c. Koefisien Determinasi ...................................................................... 95

C. Model regresi Data Panel .......................................................................... 96

D. Interpretasi ............................................................................................... 101

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 108

A. Kesimpulan ............................................................................................... 108

xvi

B. Saran .......................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 115

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensioal .... 18

Tabel 2.2 Perbedaan Riba (Bunga) dengan Bagi Hasil ......................................... 19

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 41

Tabel 3.1 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan ROA ......................................... 60

Tabel 3.2 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan NPF .......................................... 61

Tabel 3.3 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan FDR ......................................... 61

Tabel 3.4 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan GCG ......................................... 62

Tabel 3.5 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan NOM ........................................ 62

Tabel 3.6 Perdikat Kesehatan Bank Berdasarkan CAR ......................................... 63

Tabel 4.1 Daftar Bank Umum Syariah ................................................................... 64

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................................ 77

Tabel 4.3 Uji Multikolonearitas ............................................................................. 82

Tabel 4.4 Uji Heterokedastisitas ............................................................................ 83

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 84

Tabel 4.6 Hasil Uji Common Effect Model ............................................................ 85

Tabel 4.7 Hasil Uji Fixed Effect Model ................................................................. 86

Tabel 4.8 Hasil Uji Chow Test ............................................................................... 87

Tabel 4.9 Hasil Uji Random Effect Model ............................................................. 88

Tabel 4.10 Hasil Uji Hausman Test ....................................................................... 89

Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (t-Statistik) .................... 91

Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Simultan (F-Statistik) ....................................... 94

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 95

Tabel 4.14 Hasil Uji Model Regresi Data Panel .................................................... 96

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Total Aset Bank Syariah Tahun 2010-2015 ......................................... 3

Gambar 1.2 ROA Bank Syariah Tahun 2011-2015 ................................................. 4

Gambar 1.3 Kasus Kejahatan Perbankan di Indonesia Tahun 2014 ....................... 5

Gambar 1.4 FDR Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 ...................................... 7

Gambar 1.5 NPF Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 ...................................... 7

Gambar 2.1 Siklus Periode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........................... 28

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 46

Gambar 4.1 Pendapatan ROA BUS tahun 2013-2016 ........................................... 65

Gambar 4.2 Pendapatan NPF BUS tahun 2013-2016 ............................................ 67

Gambar 4.3 Pendapatan FDR BUS tahun 2013-2016 ............................................ 69

Gambar 4.4 Predikat GCG BUS tahun 2013-2016 ................................................ 72

Gambar 4.5 Pendapatan NOM BUS tahun 2013-2016 .......................................... 74

Gambar 4.6 Pendapatan CAR BUS tahun 2013-2016 ........................................... 75

Gambar 4.7 Uji Normalitas .................................................................................... 81

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bisnis bank adalah bisnis yang penuh dengan risiko sistemik dan masif

(endemic), bahkan bisa memiliki dampak spread (contagion effect). Ketika

satu bank yang mengalami musibah, hal itu dapat mempengaruhi bank lain.

Krisis perbankan di pertengahan tahun 1997 misalnya, menimbulkan berbagai

masalah kompleks sehingga dengan cepat berubah menjadi krisis ekonomi,

krisis, budaya, krisis sosial politik, dan krisis multidimensi (Ruliana, 2016).

Sejarah mencatat bagaimana krisis moneter yang mengguncang

Indonesia sejak Juli 1997 dan berlanjut menjadi krisis multidimensi, yang

mengungkapkan masih rapuhnya perekonomian bangsa ini. Permasalahan

bank yang terjadi memberikan pelajaran berharga bahwa, berbagai

permasalahan disektor perbankan yang terdeteksi secara dini dapat

mengakibatkan runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap industri

perbankan. Diawali dengan terjadinya krisis moneter sebagai akibat dari

jatuhnya nilai rupiah terhadap valuta asing, khususnya dolar Amerika Serikat

(Dendawijaya, 2009).

Sepuluh tahun setelah krisis keuangan tahun 1998, Indonesia telah

kembali mengalami krisis memiliki dampak negatif terhadap perekonomian

negara pada tahun 2008. Indonesia telah mengalami perlambatan pertumbuhan

ekonomi, yang pada tahun 2007 tingkat pertumbuhan ekonomi negara itu

2

mencapai 6,7% dan pada tahun 2008 hanya 6,1%. Dampak lainnya mengalami

penurunan neraca pembayaran, tekanan nilai tukar dan dorongan untuk tingkat

inflasi. Kasus Bank Century adalah salah satu kasus yang terjadi di perbankan

Indonesia. Bank-bank ini perlu diselamatkan karena jatuhnya likuiditas Bank

Century berdampak negatif akan keseluruhan postur sistemik perbankan

nasional dan likuiditas nasional itu sendiri. Kasus Bank Century adalah contoh

dari sebuah bank yang mengalami masalah kesehatan (Rotinsulu, 2015).

Krisis Keuangan pada tahun 1997 dan 2008, kasus Bank Century dan

persiapan Indonesia menghadapi AEC 2015, gambaran tentang pentingnya

sistem kesehatan suatu bank, kewajiban dan tantangan bagi semua industri

perbankan nasional di tingkat kesiapan infrastruktur keuangan untuk

persaingan yang dalam memperebutkan segmen pasar besar dan potensial

untuk bersaing dengan bank-bank asing, setelah 2015 AEC pasar perbankan

Indonesia saat ini harus relatif terbuka. Jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi

kondisi overbank berdampak pada likuiditas yang tidak sehat sehingga

berpengaruh terhadap perekonomian (Rotinsulu, 2015)

Menurut (Satria, 2012), Pemerintah Indonesia telah mengubah

peraturan perbankan untuk meningkatkan kinerja bank mana yang untuk

menggabungkan beberapa bank, seperti BBD, BDN, Bapindo, dan Bank Exim

menjadi Bank Mandiri, untuk meningkatkan efisiensi. Namun, kebijakan ini

belum terbukti meningkatkan kinerja bank, dan masih banyak bank pergi dan

bangkrut. Inefisiensi operasional bank mengakibatkan mereka menjadi tidak

3

mampu persaingan. Efisiensi dari lembaga perbankan terutama di manajemen

akan dapat meningkatkan keuntungan maksimum.

Setelah masa krisis dilewati, perbankan di indonesia mulai berbenah

diri memperbaiki dan membangun apa yang hilang saat kritis. Terlihat dari

profitabilitas yang mempunyai trend meningkat dari tahun 2001 hingga 2006.

Hal ini dikarenakan krisis tahun 1998 telah mempengaruhi perbaikan dari

beberapa aspek, antara lain transparansi yang memenuhi akuntabilitas dan

efektifitas, profesionalisme dan kopetensi, pemenuhan ketentuan perbankan

yang bersifat prinsip kehati-hatian (Sudarsono, 2009).

Gambar 1.1

Total Aset Bank Umum Syariah Tahun 2010-2015

Sumber: Statistik Bank Indonesia Tahun 2015

Sebagai suatu lembaga keuangan, kinerja bank merupakan faktor

yang sangat penting, untuk itu manajemen bank harus mampu mengelola

kinerja bank dengan sangat baik. Kinerja bank merupakan gambaran prestasi

baik atau buruk suatu bank baik dari aspek keuangan, manajemen,

penghimpun dan penyaluran dana, maupun sumber daya manusianya. Dalam

tabel diatas menunjukan bahwa pertumbuhan aset bank syariah selalu

79.182

116.93

147.581

180.36

204.961213.422

0

50

100

150

200

250

2010 2011 2012 2013 2014 2015

4

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari tahun 2010 hingga 2015 terlihat

jumlah aset bank syariah meningkat sebesar 134.236 miliar rupiah.

Kinerja perbankan syariah diyakini lebih baik dibandingkan bank

konvensional. Hal ini dibuktikan dengan bertahannya bank-bank syariah saat

terjadi krisis ekonomi tahun 1998. meskipun terbilang baru, bank syariah juga

dituntut untuk memiliki kinerja bank yang baik dan mampu bersaing dengan

bank konvensional untuk merebut pasar perbankan nasional di Indonesia.

Untuk menilai kinerja suatu bank dapat dilihat dari rasio-rasio yang disajikan

pada laporan keuangan bank.

Namun 5 (lima) tahun belakangan ini kinerja keuangan bank syariah

yang dilihat dari rasio keuangan ROA mengalami penurunan. Berdasarkan

data statistik perbankan syariah yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) diketahui performa keuangan yang diukur berdasarkan ROA

mengalami penurunan ditahun 2014.

Gambar 1.2

ROA Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015

Sumber: Statistik Bank Indonesia Tahun 2010-2015

1.79%

2.14%2%

0.49%0.41%

0.00%

0.50%

1.00%

1.50%

2.00%

2.50%

2011 2012 2013 2014 2015

5

Dilihat dari grafik dibawah pada tahun 2011 ROA bank syariah berada

pada posisi Sangat Sehat yaitu pada angka 1.79%, ditahun 2013 mengalami

peningkatan sebesar 0.35% yaitu sebesar 2.14%, ditahun 2013 mengalami

penurunan sebesar 2%. Namun ditahun 2014 dan 2015 performa atau kinerja

keuangan bank syariah merosot pada angka 0.49% dan 0.41% jauh

dibandingkan tahun sebelumnya yang berada dalam kondisi Kurang Sehat.

Gambar 1.3

Kasus Kejahatan Perbankan di Indonesia Tahun 2014

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Berdasarkan grafik diatas kejahatan perbankan yang terjadi di tahun

2014 itu meliputi kasus kredit yang paling banyak terjadi sebanyak 55%,

posisi kedua diikuti kasus rekayasa pencatatan sebanyak 21%, selanjutnya

kasus penggelapan dana sebanyak 15%, kasus transfer dana sebanyak 5% dan

pengadaan asetsebanyak 4%. Dengan banyaknya kasus tersebut tentu akan

berdampak pada risiko reputasi bank yaitu kepercayaan nasabah terhadap

bank. Untuk itu bank harus bisa menerapkan prinsip kehati-hatian agar

mengurangi potensi yang tidak diinginkan.

55%

21%

15%

5%4%

kredit rekayasa pencatatan penggelapan dana transfer dana pengadaan aset

6

Penilaian terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan dengan

melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan bank

berupa neraca memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya

bank sentral, masyarakat umum dan investor. Informasi yang diberikan

mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat digunakan

pihak eksternal untuk menilai besarnya resiko yang ada pada suatu bank.

Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai perkembangan usaha bank

yang bersangkutan maupun industri perbankan secara keseluruhan

(Handayani, 2005).

Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 bahwa bank

merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada

masyarakat dalam bentuk kredit. Bank harus menjaga kepercayaan yang

diberikan masyarakat dalam mengelola dana mereka. Perwujudan dari

kesungguhan bank dalam mengelola dana masyarakat adalah dengan menjaga

kesehatan kinerjanya, karena kesehatan kinerja sangat penting bagi suatu

lembaga usaha. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank, peran

stakeholders dapat dengan mudah menilai kinerja lembaga perbankan tersebut.

Oleh karena itu agar dapat berjalan dengan lancar maka lembaga perbankan

harus berjalan dengan baik.

7

Gambar 1.4

FDR Bank Umum Syariah 2011-2015

Sumber: Statistik Bank Indonesia Tahun 2010-2015

Financing to Deposit Ratio merupakan rasio pembiayaan terhadap

dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Bank Indonesia menetapkan

bahwa FDR yang baik berada pada rentang 85-110%. Bila dilihat dari statistik

diatas mulai tahun 2011-2015 FDR bank syariah berada dalam posisi stabil.

Meskipun ditahun 2014 mengalami penurunan sebesar 88,66%.

Gambar 1.5

NPF Bank Umum Syariah 2011-2015

Sumber: Statistik Bank Indonesia Tahun 2010-2015

Bank sebagai intermediasi yang menghimpun dana dari masyarakat

bank juga harus menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit/pembiayaan.

88.94

100 100.32

88.66 88.03

80

82

84

86

88

90

92

94

96

98

100

102

2011 2012 2013 2014 2015

2.52%2.22%

2.62%

4.33%4.84%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

2011 2012 2013 2014 2015

8

Pada stastistik diatas menunjukan persentase kredit yang diberikan oleh bank

yang di ukur menggunakan rasio NPF (Non Performing Financing). Non

Performing Financing bisa dikatakan kredit bermasalah yang terdiri dari

kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan, dan macet. Berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia ada beberapa standar yang baik dalam mengelola

kredit macet yaitu pada presentase dibawah 5%.

Bila dilihat pada statistik diatas bank syariah yang menunjukan

kenaikan NPF yang cukup signifikan mencapai 4.34% pada tahun 2015.

Meskipun kenaikan NPF tahun 2015 hanya sebesar 0.01% dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, akan tetapi pada tahun 2014 NPF bank syariah

mengalami lonjakan yang cukup tinggi sebesar 1.71% dibandingkan tahun

2013. dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kinerja bank itu sendiri.

Tinggi rendahnya NPL sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam

menjalankan proses pemberian kredit baik dari segi pengelolaan kredit hingga

monitoring setelah kredit tersalurkan. Kenaikan NPL dipengaruhi oleh

melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang menyebabkan menurunnya

kemampuan kreditur dalam membayar angsuran.

Kesehatan bank merupakan kemampuan bank untuk melakukan

kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi

kewajiban dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan

yang berlaku (Budisantoso, 2006).

Buruknya kondisi tingkat kesehatan perbankan disebabkan oleh

banyak faktor yang beragam. Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang

9

tentang perbankan tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran

No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 yang mengatur tentang Tata Cara

Penilaian Tingkat Kesahatan Bank. Ketentuan ini merupakan penyempurnaan

ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia dengan Surat Edaran No.

23/21/BPPP tanggal 28 Februari 1991. Metode atau cara penilaian tingkat

kesehatan bank tersebut dikenal sebagai metode CAMEL (Capital, Assets,

Management, Earnings, Liquidity). Karena setelah dilakukan perhitungan

tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL dilanjutkan dengan

perhitungan tingkat kepatuhan bank pada beberapa ketentuan khusus, metode

tersebut akhirnya dikenal dengan istilah CAMEL Plus (Dendawijaya, 2009).

Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali perubahan pada metode

penilaian kesehatan bank. Di tahun 1999, Bank Indonesia menggunakan

metode CAMEL. Setelah diterapkan selama beberapa waktu, metode tersebut

dianggap kurang dapat menilai kemampuan bank terhadap risiko eksternal,

maka pada 2004 Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor

6/10/PBI/2004 mengubah metode yang digunakan untuk menilai kesehatan

bank menjadi CAMELS. Metode tersebut menambahkan satu elemen lagi

yaitu sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to market risk) (Sugari,

2015).

Setelah tujuh tahun peraturan mengenai CAMELS diberlakukan, Bank

Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 menerapkan

kebijakan baru mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum. Bank

Indonesia mengganti CAMELS rating system menjadi Risk Based Bank Rating

10

yang lebih berorientasi pada risiko dan penerapan good corporate governance,

namun tetap tidak mengacuhkan kedua faktor lainnya yaitu rentabilitas dan

kecukupan modal yang secara efektif dilaksanakan sejak tanggal 1 Januari

2012. Latar belakang Bank Indonesia mengeluarkan peraturan tersebut adalah

karena adanya perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko, penerapan

pengawasan secara konsolidasi, serta perubahan pendekatan penilaian kondisi

bank yang diterapkan secara internasional telah mempengaruhi pendekatan

penilaian tingkat kesehatan bank (Sugari, 2015).

Dalam menilai kesehatan suatu bank, OJK menggunakan pendekatan

kualitatif dengan berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu

bank. Sejak 2011 sampai sekarang, metode yang digunakan untuk menilai

kesehatan bank RBBR (Risk Based Bank Rating). Secara khusus, untuk bank

syariah, OJK menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (Otoritas Jasa

Keuangan) No. 08/POJK.03/2014 dari Tingkat Kesehatan Bank Islam

Pengkajian dan Bisnis Islam Satuan. Berdasarkan peraturan tersebut, tingkat

kesehatan bank merupakan hasil dari penilaian kondisi bank yang dilakukan

oleh risiko termasuk risiko yang terkait dengan penerapan prinsip-prinsip

islam dan kinerja bank atau disebut berbasis risiko (Budiman, 2017).

Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Faktor-faktor penilaian

tingkat kesehatan bank dengan menggunakan Risk Based Bank Rating atau

lebih dikenal dengan RGEC yang terdiri dari profil risiko (risk profile), good

corporate governance, rentabilitas (earning), dan permodalan (capital). Profil

risiko menilai risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam

11

aktivitas operasional bank. Faktor Good corporate governance menilai

kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia. Faktor rentabilitas menilai kemampuan bank

dalam menghasilkan laba dalam satu periode. Faktor permodalan merupakan

evaluasi kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan.

Kinerja keuangan perbankan sendiri biasanya diukur dengan seberapa

besar tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan. Profitabilitas dapat

diukur denga rasio Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan semaki baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset

(Dendawijaya, 2009).

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai kajian pustaka

dalam penelitaian ini diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Muhammad Ibadil (2013) dengan judul Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat

Efisiensi, GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan pendekatan beberapa

komponen merode RBBR SEBI 13/24/DPNP/2011 studi kasus Bank Umum

yang terdaftar di BEI periode 2008-2012. Menunjukan bahwa NIM dan CAR

berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR, PDN, dan GCG tidak

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Penelitian oleh Dewa Ayu Sri Yudiartini dan Ida Bagus Dharmadiaksa

(2016) dengan judul Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

12

Sector Perbankan di Bursa Efek Indoensia. Menunjukan bahwa Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performance Loan (NPL) dan Loan to Deposits

Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan.

Penelitian yang dilakuan oleh Mulatsih (2014) dengan judul Pengaruh

rasio keuangan terhadap Tingkat kinerja Pada Bank Pembagunan Daerah.

Menunjukan bahwa bahwa CAR, NIM, ROE memiliki pengaruh yang positif

terhadap ROA. Sedangkan BOPO dan NPL memiliki pengaruh yang negatif

terhadap ROA.

Dari hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa variabel yang

berpengaruh terhadap profitabilitas atau kinerja bank, namun tidak konsisten

hasilnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu,

pemilihan variabel independen yang digunakan, bank yang dipilih, serta

periode penelitian. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),

Good Corporate Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM), Capital

Adequacy Ratio (CAR) serta pengaruhnya terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

Mengingat pentingnya penilaian tingkat kinerja keuangan perbankan

guna menentukan kebijakan-kebijakan untuk menjaga kelangsungan

operasional dan efisiensi keuangan perbankan syariah dalam menghadapi

persaingan sesama jenis usaha. Maka penulis mengambil penelitian dengan

judul “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based Bank

Rating Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia

Periode 2013-2016”.

13

B. Permasalahan Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Dalam kaitannya dengan latar belakang yang telah penulis

paparkan diatas, maka penulis mengindentifikasi beberapa masalah yang

ada adalah sebagai berikut:

a. Sektor perbankan khususnya bank syariah harus mampu menjaga

tingkat kesehatan agar bank mampu melakukan kegiatan operasional

secara normal dan mampu memenuhi kewajiban dengan baik dan

dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku.

b. Buruknya tata kelola perusahaan menyebabkan berbagai kegagalan

korporasi yang berdampak pada buruknya perekonomian khususya di

sektor perbankan.

c. Praktik-praktik perbankan yang tidak sehat serta pengelolaan kinerja

bank akan menimbulkan dampak terhadap masyarakat yaitu ketidak

percayaan masyarakat atas sektor perbankan.

d. Sektor perbankan khususnya bank syariah harus memperhatikan

kinerja keuangannya dengan memperhatikan tingkat likuiditas,

rentabilitas dan solvabilitas guna memperoleh laba dan kinerja yang

lebih baik.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut. Peneliti membatasi

permasalahan yang akan diteliti pada aspek yang di analisis agar tidak

keluar dari permasalahan, diantaranya:

14

a. Data Tingkat Kesehatan Bank yang digunakan menggunakan metode

Risk Based Bank Rating (RBBR) dari Laporan Keuangan dan Laporan

Self assesment Bank Syariah pada tahun 2013 sampai 2016. Indikator

yang mewakilinya adalah Non Performing Financing (NPF),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance

(GCG), Net Operating Margin (NOM), Capital Adequacy Ratio

(CAR).

b. Data Kinerja Keuangan yang digunakan merupakan data dari Laporan

Keuangan Bank Syariah tahun 2013 sampai 2016. Indikator yang

mewakilinya adalah Return On Asset (ROA).

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas,

maka peneliti merumuskan masalah yaitu:

1. Apakah ada pengaruh NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR secara

silmultan terhadap kinerja keuangan (ROA)?

2. Apakah ada pengaruh NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR secara parsial

terhadap kinerja keuangan (ROA)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

a. Mengetahui Pengaruh NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR secara

simultan terhadap kinerja keuangan (ROA) pada bank umum syariah.

15

b. Mengetahui Pengaruh NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR secara parsial

terhadap kinerja keuangan (ROA) pada bank umum syariah.

2. Manfaat

Penelitian ini dilakukan dengan harapan bermanfaat bagi:

a. Pihak Bank

Untuk pihak bank dengan penelitian ini dapat memberikan gambaran

evaluasi serta analisis terhadap kinerja keuangan yang melihat tingkat

kesehatan bank.

b. Umum

Untuk memberikan wawasan mengenai teori kinerja keuangan bank

dengan melihat dari tingkat kesehatan bank serta dijadikan acuan

sebagai alat analsis untuk mengetahui kinerja bank.

c. Akademisi

Dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu serta dapat dijadikan sebagai

acuan untuk penelitia selanjutnya.

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perbankan Syariah

Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi, terutama yang

hidup diperkotaan. Bahkan, dipedesaan pun saat ini kata bank bukan

merupakan kata yang asing dan aneh. Menyebut kata bank setiap orang

selalu mengkatikannya dengan uang sehingga selalu saja ada anggapan

bahwa yang berhubungan dengan bank selalu ada kaitannya dengan uang.

Hal ini memang tidak salah karena bank memang merupakn lembaga

keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Sebagai

lembaga keuangan bank menyedikan berbagai jasa keuangan. Di negara-

negara maju bank bahkan sudah merupakan kebutuhan utama bagi

masyarakat setiap kali bertransaksi (Kasmir, 2014).

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1998 tanggal 10 November 1998 Pasal 1 pengertian bank, bank umum,

dan Bank Pengkreditan Rakyat disempurnakan menjadi, bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak, sedangkan pengertian Bank Umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau “berdasarkan

17

prinsip usaha syariah” yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran. Serta pengertian Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kagiatannya tidak memberi jasa

dalam lalu lintas pembayaran (Wiroso, 2005).

Kinerja ekonomi di negara manapun tergantung pada sektor

keuangan. Peran sektor perbankan sangat penting dalam menyalurkan

tabungan masyarakat menjadi investasi produktif yang menyebabkan

pertumbuhan ekonomi. Di Pakistan sektor perbankan terdiri dari kedua

bank syariah dan konvensional. Perbankan konvensional didasarkan pada

minat dan melawan prinsip-prinsip Islam dan karena itu dilarang. bank

syariah, di sisi lain, adalah Syariah dan beroperasi sesuai dengan hukum

Islam (Aziz, 2016).

Bank Syariah adalah Bank yang tata cara beroperasinya itu

mengikuti suruhan dan larangan yang tercantum dalam Al-Qur’an dan

Hadist. Sesuai dengan suruhan dan larangan itu maka yang dijauhi adalah

praktik-praktik yang mengandung unsur riba, yang diikuti adalah praktek-

praktek usaha yang dilakukan dizaman Rasulullah atau bentuk-bentuk

usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh beliau

(Antonio, 1992).

Kegiatan dan transaksi yang dilakukan oleh bank umum syariah

juga berlandaskan hukum halal atau haram, lembaga perbankan syariah

hanya melakukan transaksi yang sesuai dengan aturan hukum islam.

18

Berikut ini merupakan perbedaan antara bank umum konvensional dan

bank umum syariah.

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum Syariah

Keterangan Bank Umum

Konvensional

Bank Umum

Syariah

Fungsi dan kegiatan

bank

Intermediasi, jasa

keuangan

Intermediasi, manager

investasi, sosial, jasa

keuangan

Mekanisme dan

objek usaha

Tidak anti-riba dan

antimaysir

Anti-riba dan

antimaysir

Prioritas pelayanan Kepentingan pribadi Kepentingan publik

Orientasi Keuntungan Sosial-ekonomi dan

keuntungan

Hubungan nasabah Terbatas debitor-

kreditor

Erat sebagai mitra

usaha

Pinjaman yang

diberikan

Komersial dan

nonkomersial,

berorientasi laba

Komersial dan

nonkomersial,

berorientasi laba dan

nirlaba

Lembaga

penyelesaian

sengketa

Pengadilan, arbitrase Pengadilan, badan

arbitrase syariah

nasional

Risiko usaha -Risiko bank tidak

terkait langsung

dengan debitur, risiko

debitur tidak terkait

langsung dengan bank

-Kemungkinan terjadi

negative spread

-Dihadapi bersama

antara bank dan

nasabah dengan

prinsip keadilan dan

kejujuran

-Tidak mungkin

terjadi negative spread

Struktur organisasi

pengawas

Dewan komisaris pengawas

Dewan komisaris

Dewan Komisaris,

Dewan Pengawas

Syariah, dan Dewan

Syariah Nasional

Investasi Halal atau haram Halal

Sumber: (Antonio M. S., 2001)

Hal yang paling membedakan bank umum konvensional dan bank

umum syariah adalah dalam sistem pembagaian keuntungan

pembiayaannya. Dalam bank konvensional, keuntungan dibagi

19

berdasarkan sistem bunga (riba), sedangkan dalam bank umum syariah,

keuntungan dibagi berdasarkan sistem bagi hasil. Islam mendorong praktik

bagi hasil serta mengharamkan riba. Menurut Al-Qur’an Surat Al-Baqarah

275 :

بو ٱكلون لذين يأ ٱ لك ذ مس ل ٱن من ط لشي ٱلذي يتخبطه ٱا ل يقومون إل كما يقوم لر بأ

بو ٱل ع مث بي ل ٱا إما قالو ٱوأحل ا لر م بي ل ٱلل بو ٱع وحر ب ه عظة مو ۥءه فمن جا ا لر ن ر ۦم ى ٱف ۥفله ت

ه ٱإلى ۥ ره ما سلف وأم ومن لل لناره ٱب ح ئك أص عاد فأول ا خ ه ٥٧٢لدون في

Artinya:

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu

sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan

dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya

apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil

riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di

dalamnya.”

Tabel 2.2

Perbedaan Riba (Bunga) dengan Bagi Hasil

Riba (Bunga) Bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat pada saat

permulaan akad dengan asumsi

harus selalu mendapat keuntungan.

Penentuan besarnya rasio atau

nisbah bagi hasil dibuat pada saat

permulaan akad dengan

memperhatikan kemungkinan

terjadinya untung rugi (loss and

profit sharing).

Besarnya presentas keuntungan

ditentukan sepihak berdasarkan

pada jumlah uang (modal) yang

dipinjamkan dikali dengan tingkat

suku bunga yang berlaku.

Besarnya nisabah bagi hasil

ditentukan berdasarkan pada jumlah

keuntungan atau hasil usaha yang

diperoleh sesuai dengan

kesepakatan.

Penarikan bunga dilakukan tanpa

memperhatikan apakah usaha yang

dijalankan oleh pihak nasabah

untung atau rugi.

Pembagian hasil dilakukan

berdasarkan keuntungan dari usaha

yang dijalankan. Namun bila terjadi

kerugian, akan ditanggung bersama

20

Riba (Bunga) Bagi Hasil

oleh kedua belah pihak.

Pemberian bunga pada nasabah

bersifat tetap (Fixed and

predetermined rate), meskipun

tingkat keuntungan bank

mengalami peningkatan.

Bagi Hasil dengan nasabah

meningkat, sesuai dengan

peningkatan sesuai dengan

peningkatan keuntungan yang

diperoleh bank.

Bunga (Riba) sangat bertentangan

dengan prinsip syariah.

Bagi Hasil sesuai dengan prinsip

syariah.

Sumber: (Burhanuddin, 2010)

2. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah

Visi perbankan Islam umumnya adalah menjadi wadah terpercaya

bagi masyarakat yang ingin melakukan investasi dengan sistem bagi hasil

secara adil sesuai prinsip syariah. Memenuhi rasa keadilan bagi semua

pihak dan memberikan maslahat bagi masyarakat luas adalah misi utama

perbankan Islam (Wirdyaningsih, 2005).

Tampaklah jelas bahwa keberadaan lembaga keuangan dalam

Islam adalah vital karena kegiatan bisnis dan roda ekonomi tidak

akanberjalan tanpanya. Untuk mendapatkan persepsi yang jelas tentang

konsep Islam dalam lembaga keuangan, khususnya bank adalah sebagai

berikut (Muhamad, 2006).

a. Prinsip Simpanan Murni

Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan

oleh Bank Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang

kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk Al Wadiah.

Fasilitas Al Wadiah biasa diberikan untuk tujuan investasi guna

mendapatkan keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito. Dalam

dunia perbankan konvensional Al Wadiah identik dengan giro.

21

b. Bagi Hasil

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara

pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana.

Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan

dana, maupun antar bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk

produk yang berdasarkan prinsip ini adalah Mudharabah dan

Musyarakah. Lebih jauh prinsip Mudharabah dapat dipergunakan

sebagai dasar baik untk produk pendanaan (tabungan dan deposito)

maupun pembiayaan, sementara Musyarakah lebih banyak untuk

pembiayaan.

c. Prinsip Jual Beli dan Margin Keuntungan

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang merupakan tata cara

jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang

dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan

pembelian barang atas nama bank, kemudian bank juga menjual

barang tersebut kepada nasabah dengan harga beli ditambah

keuntungan (margin/keuntungan).

d. Sewa

Prinsip ini secara garis besar terbagi atas dua jenis:

1) Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewa traktor dan alat-alat

produk lainnya (operating lease). Dalam teknis perbankan, bank

dapat membeli dahulu equipment yang dibutuhkan nasabah

22

kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya yang telah

disepakati kepada nasabah.

2) Bai al takjiri atau Ijarah Muntahiya bit tamlik (IMBT) merupakan

penggabungan sewa jual beli, dimana si penyewa mempunyai hak

untuk membeli barang pada akhir sewa (finansial lease).

e. Fee (Jasa)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang

diberikan bank. Bentuk produk yangberdasarkan prinsip ini antara lain

Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa Transfer, dll. Secara syariah

prinsip ini didasarkan pada konsep al ajr wal umulah

3. Analisis Laporan Keuangan

Perusahaan baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode

tertentu) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Menurut

(Kasmir, 2014), laporan keuangan bank adalah laporan keuangan yang

menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini

dapat diketahui bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk

kekurangan dan keunggulan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukan

kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan

membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kekurangan

yang ada serta mempertahankan keunggulan yang dimilikinya.

a. Jenis Laporan Keuangan bank

Jenis-jenis laporan keuangan bank menurut (Kasmir, 2014)

sebagai berikut:

23

1) Neraca

Merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan bank pada

tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva

(harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan

komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan

jatuh tempo.

2) Laporan Komitmen dan Kontijensi

Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang

berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak

(irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang

disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontijensi

merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan

timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau

lebih peristiwa di masa yang akan datang. Penyajian laporan

komitmen dan kontijensi disajikan tersendiri tanpa pos lama.

3) Laporan Laba Rugi

Merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil

usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini

tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta

jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.

24

4) Laporan Arus Kas

Merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang berkaitan

dengan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak

langsung terhadap kas.

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi

devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktiva lainnya.

6) Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Merupakan laporan dari seluruh isi cabang-cabang bank yang

bersangkutan, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar

negeri, sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank

yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

b. Tujuan Laporan Keuangan Bank

Menurut (Kasmir, 2014), secara umum tujuan pembuatan

laporan keuangan bank adalah sebagai berikut:

1) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-

jenis aktiva yang dimiliki.

2) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan

jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka

panjang.

3) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-

jenis modal bank pada waktu tertentu.

25

4) Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari

jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan

bank tersebut.

5) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah-jumlah biaya

yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam

periode tertentu.

6) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank.

7) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu

periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

4. Kinerja Keuangan Bank

Kinerja bank merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank

yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek

keuangan, pemasaran, penghimpunan, dan penyaluran dana, teknologi

maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan

gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik

menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang

biasannya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas,

profitabilitas bank (Jumingan, 2006).

Menurut (Rodoni, 2014), alat analisis yang dipergunakan untuk

menganalisa kinerja keuangan, diantaranya adalah analisis rasio,

proporsional, Du Pont System of Analysis, dan EVA (Economic Value

Added). Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang

26

telah tersedia, yang terdiri dari balance sheet atau neraca dan income

statement atau laporan laba rugi. Rasio-rasio keuangan umumnya berupa

liquidity ratio, activity ratio, debt ratio, profitability ratio.

Untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-

target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja

manajemen bank dalam mengelola sumber daya yang dimiliki (Wibowo,

2016).

Manajemen kinerja memberikan manfaat bukan hanya bagi

organisasi, tetapi juga manajer dan individu. Manajemen kinerja

mendukung tujuan menyeluruh organisasi dengan mengkaitkan pekerjaan

dari setiap pekerja. Dan manajer pada misi keseluruhan dari unit kerjanya.

Seberapa baik kita mengelola kinerja bawahan anak secara langsung

mempengaruhi tidak hanya kinerja masing-masing pekerja secara individu

dan unit kerjanya, tetapi juga kinerja seluruh organisasi (Hery, 2014).

Sasaran manajemen perusahaan pada umumnya adalah

menciptakan laba bagi pemiliknya. Analisis yang menyeluruh dari kinerja

bank, tidak hanya menganalisis angka-angka laporan keuangan, tetapi juga

harus dilanjutkan dengan analisis kinerja manajemen (Darmawi, 2011).

Menurut (Dendawijaya, 2009) analisis kinerja bank terdiri dari:

a. Analsis Rasio Likuiditas

Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan

terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.

27

b. Analisis Rasio Rentabilitas

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis

atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai

oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini

dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.

c. Analisis Rasio Solvabilitas

Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka

panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-

kewajiban jika terjadi likuiditas bank.

Pada penelitian ini, untuk mengukur kinerja perusahaan atau

kinerja keuangan bank diukur dengan menggunakan rasio Return On Asset

(ROA). Rasio Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memberoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan

semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset

(Dendawijaya, 2009).

5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Risk Based Bank Rating

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011,

Mengingat pesatnya perkembangan sektor perbankan dan perubahan

kompleksitas usaha serta profil risko bank, dan adanya juga perubahan

metodologi dalam penilaian kondisi bank yang diterapkan secara

28

internasional. Pengalaman dari kritis keuangan global telah mendorong

perlunya peningkatan efektifitas penerapan menejemen risiko dan GCG.

Tujuannya adalah agar bank mampu mengidentifikasi masalah secara lebih

dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta

menerapkan GCG manajemen risiko yang lebih baik sehingga bank lebih

tahan dalam menghadapi krisis.

Kinerja bank atau tingkat kesehatan bank umum baik konvensional

maupun syariah dapat dinilai dengan metode RGEC. Adapun siklus

periode metode penilaian tingkat kesehatan bank adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Siklus Periode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Metode CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak

dikeluarkannya paket Februari 1991 mengenai sifat kehati-hatian bank.

Paket tersebut dikeluarkan sebagai dampak kebijakan paket kebijakan 27

Oktober 1988. CAMEL berkembang menjadi CAMELS pada tanggal 1

Januari 1997 di Amerika. CAMELS berkembang di Indonesia pada akhir

tahun 1997 sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter. Analisis

CAMELS digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja

keuangan bank umum di indonesia. Analisis CAMELS diatur dalam

peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian

tingkat kesehatan bank umum dan peraturan Bank Indonesia No.

CAMEL:

Paket Februari 1991

CAMELS:

- PBI No. 6/10/PBI/2004

- SE No. 6/23/DPNP

RGEC:

- PBI No.13/1/PBI/2011

- SE No. 13/24/DPNP

29

9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum

berdasarkan prinsip syariah.

Kemudian dikeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No.

13/24/DPNP yang berlaku perjanuari 2012 menggantikan penilaian

kesehatan bank dengan metode CAMELS dengan metode RGEC. Metode

CAMELS tersebut sudah diberlakukan selama hampir delapan tahun sejak

terbitnya PBI No. 6/10/PBI/2004 dan SE No. 6/23/DPNP. Dengan

terbitnya PBI dan SE terbaru ini, metode CAMELS dinyatakan tidak

berlaku lagi, diganti dengan model baru yang mewajibkan bank umum

untuk melakukan penilaian sendiri (Self-assesment) tingkat kesehatan bank

dengan menggunakan pendekatan risiko RBBR (Risk Based Bank Rating)

baik secara individual maupun secara kosolidasi.

Berdasarkan peraturan Bank indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang

penilaian tingkat kesehatan bank umum, Bank Indoensia telah menetapkan

sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko. Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank dan pengkinian berdasarkan hasil pemeriksaan,

laporan berkala yang disampaikan Bank, dan/atau informasi lain. Dalam

rangka pengawasan Bank, apabila terdapat perbedaan hasil penilaian

Tingkat Kesehatan bank yang dilakukan oleh BI dengan hasil self

assesment penilaian Tingkat Kesehatan Bank maka yang berlaku adalah

hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh BI. Faktor-

faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank meliputi Profil risiko (risk

30

profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings),

Permodalan (capital).

a. Profil Risiko (Risk Profile)

Risiko merupakan bahaya, risiko adalah ancaman yang

kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak

yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Namum risiko bisa

jadi peluang untuk mencapai tujuan. Banyak teori yang tersedia untuk

mendefinisikan jenis-jenis risiko dalam menjalankan bisnis perbankan,

pada dasarnya jenis-jenis risiko yang dihadapi dapat dibagi atas dua

kelompok besar, risiko finansial dan risiko nonfinansial. (Ferry, 2011).

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/ 2011

tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah terdapat 10 (sepuluh) risiko diantaranya adalah:

1) Risiko kredit (credit risk)

Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko ketidakmampuan

debitur atau counterparty melakukan pembayaran kembali kepada

bank (counterparty default). Jenis risiko ini merupakan risiko

terbesar dalam sistem perbankan Indonesia dan dapat menjadi

penyebab utama bagi kegagalan bank.

2) Risiko pasar (market risk)

Risiko pasar adalah kerugian pada posisi neraca dan

rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat

31

perubahan keseluruhan pada kondisi pasar. Risiko ini dapat

bersumber dari trading-book maupun banking book bank.

3) Risiko likuiditas (liquidity risk)

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber

pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang

dapat diagunkan, tanpa menganggu aktivitas dan kondisi keuangan

bank. Likuiditas sangat penting untuk menjaga kelangsungan usaha

bank. Oleh karena itu, bank harus memiliki manajemen risiko

likuiditas bank yang baik.

4) Risiko operasional (operasional risk)

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan

dan/ atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,

kegagalan sistem, dan/ atau adanya kejadian eksternal yang

mempengaruhi operasional bank. Sesuai definisi risiko operasional

di atas, kategori penyebab risiko operasional dibedakan menjadi

empat jenis yaitu people, internal proses, system dan eksternal

event.

5) Risiko hukum (legal risk)

Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan

hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini timbul antara

lain karena adanya ketiadaan peraturan perundang-undangan yang

32

mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya

syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.

6) Risiko strategik (strategic risk)

Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan bank

dalam mengambil keputusan dan/ atau pelaksanaan suatu

keputusan strategik serta kegagalan dalam mengantisipasi

perubahan lingkungan bisnis. Risiko strategik tergolong sebagai

risiko bisnis (bussiness risk) yang berbeda dengan jenis risiko

keuangan (financial risk) misalnya risiko pasar, atau risiko kredit.

Kegagalan bank mengelola risiko strategik dapat berdampak

signifikan terhadap perubahan profil risiko lainnya.

7) Risiko kepatuhan (compliance risk)

Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank

tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-

undangan dan ketentuan yang berlaku. Pada prakteknya risiko

kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait peraturan

perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti

risiko kredit (KPMM, kualitas aktiva produktif, PPAP, BMPK)

risiko lain yang terkait.

8) Risiko reputasi (reputation risk)

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif

terhadap bank. Dalam Basel II, Risiko Reputasi dikelompokkan

33

dalam other risk yang dicakup dalam Pilar 2 Basel II. Reputasi

lebih bersifat intangible dan tidak mudah dianalisis atau diukur.

9) Risiko Imbal Hasil (rate of return risk)

Berdasarkan PBI No. 13/23/PBI/2011 yang dimaksud

dengan risiko imbal hasil adalah risiko akibat perubahan tingkat

imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah karena

terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari

penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dan

pihak ketiga.

10) Risiko Investasi (equity investment risk)

Berdasarkan PBI No. 13/23/PBI/2011 Risiko investasi

adalah Risiko akibat Bank ikut menanggung kerugian usaha

nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit

and loss sharing.

b. Good Corporate Governance (GCG)

Penerapan prinsip Good Corporate Governance menjadi suatu

keniscayaan bagi seluruh institusi, termasuk didalamnya bank syariah.

Hal ini lebih di tunjukan kepada adanya tanggung jawab publik (public

accountability) berkaitan dengan kegiatan operasional bank yang

diharapkan benar-benar mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah

digariskan dalam hukum positif serta khusus untuk bank syariah harus

mematuhi Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah (Umam, 2016).

34

Cakupan penerapan prinsip-prinsip GCG menurut Surat Edaran

No. 15/15/DPNP Tahun 2013 Bank Indonesia paling kurang harus

diwujudkan dalam:

1) Pelaksanan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite

4) Penanganan benturan kepentingan

5) Penerapan fungsi kepatuhan

6) Penerapan fungsi audit internal

7) Penerapan fungsi audit eksternal

8) Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian

internal

9) Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan

penyediaan dana besar (large exposures)

10) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan

pelaksanan GCG dan pelaporan internal dan

11) Rencana strategis bank.

c. Earning (Rentabilitas)

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu

bank adalah untuk memperoleh keuntungan. Perlu diketahui bahwa

apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya,

maka tentu saja lama kelamaan kerugian tersebut akan memakan

modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat

35

dikatakan sehat. Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap

kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan

(sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Penetapan

peringkat faktor rentabilitas dilakukan berdasarkan analisis yang

komprehensif dan terstruktur terhadap parameter/indikator rentabilitas

dengan memperhatikan signifikansi masing-masing indikator serta

mempertimbangkan permasalahan lain yang mempengaruhi

rentabilitas bank (Rahmawati, 2015).

d. Capital (Permodalan)

Bank Indonesia juga mengatur permodalan bank sesuai dengan

peraturan internasional Bank International Settlement (BIS).

permodalan bank memainkan peran yang sangat penting karena ketika

bank bangkrut, bisa menutupinya. Sesuai dengan BIS, rasio kecukupan

modal berfungsi untuk mengurangi risiko kerugian. modal bank akan

digunakan untuk modal (CAR) adalah minimal 8%. Beberapa peneliti

menemukan hubungan yang signifikan antara rasio kecukupan modal

dan kinerja perbankan syariah (Sutrisno, 2016).

Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap

kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan.

Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengacu pada

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bagi bank umum. Selain itu,

dalam melakukan penilaian kecukupan permodalan, bank juga harus

36

mengaitkan kecukupan modal dengan profil risiko bank. Semakin

tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk

mengantisipasi risiko tersebut (Rahmawati, 2015).

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Hubungan Non Profit Financing (NPF) Terhadap Return On Asset

(ROA)

Menurut (Dharmadiaksa, 2016), Non Performance Loan (NPL)

atau Non Profit Financing (NPF) menunjukan bahwa kemampuan

manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh

bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit

bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit

dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak dana ketiga tidak

termasuk kredit kepada bank lain.

Hal ini dikuatkan dengan bukti empiris yang dilakukan oleh

Purwoko dan Sudiyanto (2013) menyatakan bahwa, Non Performance

Loan (NPL) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja

keuangan (ROA). Namun berbeda dengan penelitian Saiful Bahri dkk

(2013) yang mengatakan bahwa NPF memiliki pengaruh negatif namun

tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum syariah.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diperoleh hipostesis yaitu:

37

H1 : Non Profit Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan bank umum syariah.

2. Hubungan Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Return On

Asset (ROA)

Menurut (Raharjo, 2014), Salah satu penyebab bank gagal dalam

mengelola likuiditas adalah karena bank terlalu gampang memberikan

kredit kepada nasabah. Berdasarkan ketentuan yang di buat oleh Bank

Indonesia menunjukan bahwa FDR yang sehat berada dalam Persentase

antara 85%-110%. Semakin tinggi nilai FDR menunjukan semakin riskan

kondisi likuiditas bank. Segitu juga sebaliknya semakin rendah nilai FDR

menunjukan kurangnya efektivitas bank dalam memberikan pembiayaan.

Pada penelitian M. Sabir dkk (2013) menunjukan bahwa FDR

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA) sedangkan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Erika

Amalia (2015) mengatakan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dapat diperoleh

hipostesis yaitu:

H2 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan bank umum syariah.

38

3. Hubungan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Return On

Asset (ROA)

Menurut (Prasojo, 2015), Good Corporate Governance (GCG)

digunakan agar dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan

untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka

panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun

masyarakat sekitar secara keseluruhan. Teori ini tidak didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Puji Astutik (2013) yang mengatakan

bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan.

Namun berbeda dengan penelitian oleh Noor Dwi Yantiningsih (2016)

yang mengatakan bahwa GCG berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan (ROA). Berdasarkan penelitian terdahulu, hipotesis yang

digunakan adalah:

H3 : Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan bank umum syariah.

4. Hubungan Net Operating Margin (NOM) Terhadap Return On Asset

(ROA)

Didalam dunia perbankan syariah NIM (Net Interest Margin)

dikenal dengan Net Operating Margin (NOM). Rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva

produktifnya untuk menghasilkan pendapatan operasional bersih.

Pendapatan operasional bersih diperoleh dari pendapatan operasional

dikurangi beban operasional. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank

39

dalam memperolah pendapatan operasionalnya dari dana yang

ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). semakin besar Net Operating

Margin (NOM) suatu perusahaan, maka semakin besar pula Return On

Asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut

semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika

Net Operating Margin (NOM) semakin kecil, return on asset juga akan

semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin

menurun.

Teori ini didukung dalam penelitian M. Sabir dkk (2013) yang

megatakan bahwa NOM berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

bank syariah. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang

digunakan adalah:

H4 : Net Operating Margin (NOM) berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan bank umum syariah.

5. Hubungan Capital Adequancy Ratio (CAR) Terhadap Return On Asset

(ROA)

Menurut (Raharjo, 2014), Capital Adequacy Ratio (CAR)

menjelaskan sampai dimana penurunan asset bank masih bisa ditutupi

dengan ekuitas bank yang dimiliki, semakin besar nilai CAR maka

menunjukkan kondisi sebuah bank itu semakin baik. CAR merupakan

rasio permodalan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank

untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko,

misal kreditor yang diberikan. Indikator Capital Adequacy Ratio (CAR)

40

merupakan salah satu indikator permodalan yang sering digunakan dalam

menilai kinerja perbankan. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR)

maka kinerja perbankan tersebut semakin baik, karena permodalan yang

ada digunakan untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan

perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.

Penelitian yang dilakukan oleh Saiful Bahri dkk (2013)

mengatakan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif namun tidak

signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank syariah. Namun

berbanding terbalik dengan penelitian Dewa Ayu Sri Yudiartini (2016)

mengatakan bahwa CAR memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap

kinerja keuangan (ROA). Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh

hipostesis yaitu :

H5 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan bank umum syariah.

C. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang

lingkup hampir sama, tetapi karena beberapa variabel, objek, periode waktu

yang digunakan berbeda, maka terdapat banyak hal yang tidak sama, sehingga

dapat dijadikan referensi untuk saling melengkapi. Berikut ringkasan beberapa

penelitian:

41

Tabel. 2.3

Penelitian Terdahulu

No. Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

1. Sutrisno

(2016)

“Risk,

Efficiency and

Performance

of Islamic

Banking:

Empirical

Study on

Islamic Bank

In Indonedia”

Pada

penelitian

ini variabel

dependen

nya adalah

ROA.

Untuk

variabel

independen

nya adalah

NPF, FDR,

CAR,

OEOI, RR,

SIZE.

Berdasarkan hasil

Hypothesis Test Results

variabel FDR

berpengaruh signifikan

positif terhadap ROA.

Variabel CAR

berpengaruh signifikan

negatif terhadap ROA.

variabel

OEOIberpengaruh

signifikan negatif

terhadap ROA dan

variabel SIZE

berpengaruh signifikan

positif terhadap ROA

Bank Syariah di

Indonesia.

Sedangkan variabel

lainnya RR dan NPF

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

ROA.

2. Bunga Aprigati

Iskandar

(2016)

Pengaruh

Komponen

Risk-Based

Bank Rating

Terhadap

Profitabilitas

Bank Umum

Syariah Di

Indonesia

(Periode 2011-

2014)

Pada

penelitian

ini variabel

dependen

nya adalah

ROA.

Sedangkan

variabel

independen

adalah NPF,

FDR, GCG,

BOPO dan

CAR.

Berdadarkan uji F dapat

disimpukan bahwa

variabel NPF, FDR,

GCG, BOPO, dan CAR

secara simultan

berpengaruh signifikan

terhadap ROA.

Berdasaran uji t dapat

disimpulkan bahwa

variabel NPF, FDR, dan

BOPO berpengaruh

secara parsial dan

signifikan terhadap

ROA. Sedangkan

variabel GCG dan CAR

secara parsial

berpengaruh tidak

signifikan terhadap

ROA.

3. Gusti Ayu

Yuliani

Analisis

Perbandingan

Pada

penelitian

Berdasarkan hasil

pengujian dapat

42

No. Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

Purnamasari

dan Dodik

Ariyanto

(2016)

Kinerja

Keuangan

Keuangan

Bank

Konvensional

dan Bank

Syariah

Periode 2010-

2014

ini variabel

dependen

nya adalah

ROA.

Sedangkan

variabel

independen

adalah

CAR, NPL,

NIM dan

LDR.

disimpulkan bahwa

variabel CAR

berpengaruh signifikan

positif terhadap ROA

bank syariah.

Sedangkan variabel

NPL berpengaruh

signifikan negatif

terhadap ROA bank

syariah.

Variabel NIM

berpengaruh negatif

namun tidak signifikan

terhadap ROA bank

syariah.

Variabel LDR

berpengaruh signifikan

positifterhadap ROA

bank syariah.

4. Farida Sinta

Dewi, Rina

Arifati dan

Rita Andini

(2016)

“Analysis of

Effect of CAR,

ROA, LDR,

Company Size,

NPL and GCG

to Bank

Profitability

(Case Study on

Banking

Company

Lested in BEI

Period 2010-

2013)”

Pada

penelitian

ini variabel

dependen

nya adalah

ROA.

Sedangkan

variabel

independen

adalah

BOPO,

LDR, NPL,

CAR, GCG

dan Nilai

Perusahaan.

Berdasarkan hasil uji

signifikansi F

menunjukan bahwa

variabel BOPO, NPL,

LDR, CAR, Nilai

perusahaan dan GCG

berpengaruh signifikan

posistif terhadap ROA.

Sedangkan berdasarkan

uji t menunjukan bahwa

variabel BOPO

berpengaruh negatif

signifikan terhadap

ROA.

Variabel LDR

berpengaruh postif

namun tidak signifikan

terhadap ROA.

Variabel SIZE (nilai

perusahaan)

berpengaruh signifikan

positif terhadap ROA.

Variabel NPL

menunjukan nilai

negatif dan tidak

signifikan terhadap

43

No. Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

ROA.

Variabel GCG

menunjukan bahwa

GCG tidak berpengaruh

signifikan dan bernilai

positif terhadap ROA

bank syariah.

Sedangkan variabel

CAR berpengaruh

positif terhadap ROA.

5. Didik Purwoko

dan Bambang

Sudiyatno

(2013)

Faktor-faktor

Yang

Mempengaruhi

Kinerja Bank

(Studi Empirik

Pada Industri

Perbankan Di

Bursa efek

Indonesia)

Pada

penelitian

ini variabel

dependen

nya adalah

ROA.

Sedangkan

variabel

independen

adalah

BOPO,

NPL, CAR,

NIM dan

LDR.

Berdasarkan hasil uji

signifikansi F Bahwa

variabel BOPO, NPL,

CAR, NIM, dan LDR

secara bersama-sama

berpengaruh signifikan

(ROA).

Berdasarkan hasil uji

signifikansi t bahwa

variabel BOPO

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

ROA.

Variabel NPL

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

ROA.

Variabel NIM

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

ROA.

Variabel CAR pengaruh

positif terhadap ROA,

namun pengaruh

tersebut secara statistik

tidak signifikan.

Dan variabel LDR

pengaruh positif

terhadap ROA, namun

pengaruh tersebut

secara statistik tidak

signifikan.

6. Muh. Sabir. M,

Muhammad

Ali dan Abd.

Pengaruh

Rasio

kesehatan

Pada

penelitian

ini variabel

Hasil penelitian ini

mengatakan bahwa

penelit melakukan

44

No. Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

Hamid Habbe

(2013)

Bank Terhadap

Kinerja

Keuangan

Bank Umum

Syarih dan

Bank Umum

Konvensional

di Indonesia

independen

nya adalah

BOPO,NO

M, NPF,

FDR, NIM,

NPL dan

LDR.

Sedangkan

variabel

dependen

nya adalah

ROA.

penelitian sebanyak 4

Bank Umum syariah

dan 4 Bank

Konvensional Data

dianalisis dengan

menggunakan model

regresi berganda dan uji

beda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

CAR tidak berpengaruh

signifikan terhadap

ROA, BOPO

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

ROA, NOM

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

ROA, NPF tidak

berpengaruh signifikan

terhadap ROA, FDR

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

ROA pada Bank Umum

Syariah di Indonesia.

CAR berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap ROA, BOPO

tidak berpengaruh

terhadap ROA, NIM

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

ROA, NPL berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap ROA, LDR

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

ROA pada Bank

Konvensional di

Indonesia. Dan terdapat

perbedaan Kinerja

Keuangan antara Bank

Umum Syariah dengan

Bank Konvensional di

Indonesia.

45

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan kerangka pemikiran

mengenai Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk-Based Bank

Rating Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia

(Periode 2013-2016) seperti terlihat pada gambar berikut:

46

Gambar. 2.2

Kerangka Pemikiran

Bank Umum Syariah

Metode RGEC

Laporan Pelaksanaan GCG

Laporan Keuangan

GCG

Nilai Komposit hasil

Self-Assessment

Capital

CAR

Earning

NOM

Risk Profile

NPF

FDR

Kinerja Keuangan Bank

ROA

Normalitas

Uji Asumsi Klasik

Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi

Penentuan Model Regresi

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Hausman Chow

Model Regresi

Statistik-t Koefisien Determinasi

Uji Signifikansi

Statistik-F

Interpretasi dan Kesimpulan

47

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter

populasi, yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna bagi pengambilan

keputusan (Nurhasanah, 2016). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan berdasarkan tinjauan pustaka

dan merupakan uraian sementara dari permasalahan yang perlu diujikan

kembali. Suatu hipotesis akan diterima jika analisis data empiris membuktikan

bahwa hipotesis itu benar, begitu pula sebaliknya.

1. H1 : Tingkat Risk Profile (NPF) berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah

H0 : Tingkat Risk Profile (NPF) tidak berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah

2. H2 : Tingkat Risk Profile (FDR) berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah

H0 : Tingkat Risk Profile (FDR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah

3. H3 : Tingkat GCG berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan

(ROA) Bank Umum Syariah

H0 : Tingkat GCG tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

keuangan (ROA) Bank Umum Syariah

4. H4 : Tingkat Earning (NOM) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA) Bank Umum Syariah

48

H0 : Tingkat Earning (NOM) tidak berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah

5. H5 : Tingkat Capital (CAR) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA) Bank Umum Syariah

H0 : Tingkat Capital (CAR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah

6. H6 : Tingkat Risk Based Bank Rating (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank

Umum Syariah.

H0 : Tingkat Risk Based Bank Rating (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank

Umum Syariah.

49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian berbasis hypothesis testing.

Penelitian ini menguji apakah terdapat pengaruh tingkat kesehatan bank umum

syariah berdasarkan risk based bank rating yang diukur dengan 4 (Faktor)

yaitu risk profile, good corporate governance, earning dan capital yang

diwakili oleh Net Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Good Corporate Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM),

Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan Bank yang diukur

dengan Return On Asset (ROA).

Penelitian ini menguji hipotesis yang ada secara statistik. Data yang

diolah akan diperoleh hasil yang dijadikan sebagai kerangka jawaban untuk

hipotesis yang telah ditentukan. Hasil pengujian tersebut kemudian dipaparkan

untuk mendukung hipotesis yang telah diajukan. Jenis penelitian ini termasuk

dalam penelitian deskriptif.

Menurut (Arikanto, 2010), penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang

sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

Menurut (Sugiyono, 2012), penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau

lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

50

variable yang lain. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor perbankan yaitu bank

umum syariah yang ada di Indonesia dengan menerbitkan laporan keuangan

dan laporan GCG selama periode 2013-2016.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut (Suharyadi, 2013), Populasi adalah kumpulan dari semua

kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lainnya, yang

menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi

perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

perbankan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama tahun

2013-2016

2. Sampel

Menurut (Suharyadi, 2013), Sampel adalah suatu bagian dari

populasi tertentu yang menjadi perhatian. Dengan menggunakan sampel,

maka diperoleh suatu ukuran yang dinamakan statistik. Adapun teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purpossive

sampling. Kritetia sampel pada penelitan ini adalah:

a. Bank umum syariah yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

51

b. Perusahaan perbankan syariah yang konsisten menerbitkan Laporan

Publikasi dari tahun 2013 sampai 2016.

c. Perusahaan Perbankan syariah yang konsisten menerbitkan Laporan

GCG dari tahun 2013 sampai 2016.

Dari kriteria diatas terdapat 11 (sebelas) perusahaan Perbankan,

yaitu Bukopin Syariah, BCA Syariah, Panin Dubai Syariah, Bank Syariah

Mandiri, BNI Syariah, BRI Syariah, Muamalat, Mega Syariah, BJB

Syariah, Victoria Syariah, dan Maybank Syariah.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data dari penelitian ini adalah data sekunder berupa Data Panel

yang diambil dari website tiap-tiap perbankan yang tercatat dalam daftar

kantor pusat Bank Umum Syariah yang disediakan oleh masing-masing bank.

Data tersedia dalam bentuk laporan keuangan publikasi tahunan dari tahun

2013-2016. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk

melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Field Research

Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu

(time series) dengan skala tahunan (annual) yang diambil dari data

tahunan statistik perbankan syariah dengan rentang waktu dari tahun 2013-

2016.

52

2. Library Research

Library Research merupakan teknik pengumpulan data yang

dilengkapi dengan membaca, mempelajari dan menganalisis literatur yang

bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan

penelitian ini untuk mendapatkan konsep yang terususun dan memperoleh

data yang valid.

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau

pinjam dari perpustakaan merupakan literatur lama atau kadaluarsa, karena

ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, untuk

mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan tekonologi yang juga berkembang yaitu internet, sehingga

data yang diperoleh merupakan data sesuai dengan perkembangan zaman.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif, yaitu dimana data

yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dan penelitian ini

menganalisis bagaimana pengaruh NPF (Non Perfoming Financing), FDR

(Financing to Deposit Ratio), GCG (Good Corporate Governance), NOM

(Net Operating Margin) dan CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap Kinerja

Keuangan yang di ukur dengan Rasio ROA. Penelitian ini menggunakan

metode analisis regresi data panel dengan menggunakan program computer

Eviews (Software) versi 9 dan Microsoft Excel 2013.

53

Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data

pada penelitian ini:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisistas dan autokolerasi pada

model regresi. Untuk itu diperlukannya pendeteksian lebih lanjut

diantaranya:

a. Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2013), Uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi, terdapat variabel residual

atau variabel pengganggu mempunyai distribusi normal.

Terdapat dua cara dalam mendeteksi apakah residual memiliki

distribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik. Namun dalam penelitian ini lebih ditekankan untuk menguji

dengan uji statistik. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan uji

Jarque-Bera (JB). Data dalam penelitian ini dikatakan terdistribusi

normal jika, nilai probability Jarque-Bera lebih besar dari 5%. Nilai JB

selanjutnya dapat dihitung signifikansinya untuk menguji hipotesis

berikut:

H0 = Data terdistribusi Normal.

Ha = Data terdistribusi Tidak Normal.

Dasar pengambilan keputusan, bila nilai probability > 0.05

makan H0 diterima, dan bila nilai probability < 0.05, maka H0 ditolak.

54

b. Uji Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2013), uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang

tinggi atau sempurna antar variabel independen.

Dalam mendeteksi adanya multikolinearitas dengan

menggunakan uji efisiensi korelasi (r). Jika koefisien korelasi cukup

tinggi, yaitu di atas 0.90, maka diduga terjadi multikolinearitas dalam

model. Sebaliknya, jika koefisien relatif rendah maka diduga model

tidak terjadi multikolinearitas. Hipotesis yang digunakan:

H0 = Tidak terdapat gejala Multikolinearitas.

Ha = Terdapat gejala Multikolinearitas.

Apabila nilai r < 0.90 berarti tidak terdapat gejala

multikolinearitas, maka H0 diterima. Apabila r > 0.90 berarti terdapat

gejala multikolinearitas, maka H0 diolak.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali, 2013), Uji heteroskedastisitas adalah uji

yang digunakan karena terjadinya gangguan (error) yang muncul

dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homokedastisitas, dan jika variance tidak konstan atau

berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Pendeteksian heteroskedastisitas yang penulis

55

gunakan dilakukan melalui Uji White. Apabila nilai probability > 0.05

maka Ho diterima, sedangkan apabila nilai probability < 0.05 maka H0

ditolak atau menerima Ha. Hipotesis yang dibuat adalah sebagai

berikut:

H0 = Tidak terdapat gejala Heteroskedastisitas.

Ha = Tedapat gejala Heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan Uji

Langrange Multiplier (LM Test) dengan membandingkan nilai

probability R-Squared dengan α= 0.05. Hipotesis yang digunakan

adalah:

H0 = Tidak terdapat gejala Autokorelasi.

H1 = Terdapat gejala Autokorelasi.

Dasar pengambilan keputusan, bila nilai probability > 0.05

makan H0 diterima, dan bila nilai probability < 0.05, maka H0 ditolak

atau menerima Ha.

56

2. Pengujian Model Regresi Data Panel

a. Common Effect

Model common effects merupakan pendekatan data panel yang

paling sederhana. Model ini tidak memperhatikan dimensi individu

maupun waktu sehingga diasumsikan bahwa perilaku antar individu

sama dalam berbagai kurun waktu. Model ini hanya

mengkombinasikan data time series dan cross section dalam bentuk

pool, mengestimasinya menggunakan pendekatan kuadrat

terkecil/pooled least square.

b. Model Fixed Effect

Model Fixed effects mengasumsikan bahwa terdapat efek yang

berbeda antar individu. Perbedaan itu dapat diakomodasi melalui

perbedaan pada intersepnya. Oleh karena itu, dalam model fixed

effects, setiap merupakan parameter yang tidak diketahui dan akan

diestimasi dengan menggunakan teknik variabel dummy.

c. Uji Chow

Menurut (Ghozali, 2013), Chow test adalah alat untuk menguji

test for equality of coefficients atau uji kesamaan koefisien dan test ini

ditemukan oleh Gregory Chow. Uji ini digunakan salah satu untuk

memilih model pada regresi data panel, yaitu antara model efek tetap

(fixed effect model) dengan model koefeisien tetap (pooled

regression/common effect). Hipotesis yang dibentuk uji Chow Test

adalah sebagai berikut:

57

H0 : Model Common Effect Model

Ha : Model Fixed Effect Model

H0 ditolak apabila nilai probability < a. sebaliknya, H0 diterima

apabila nilai nilai probability > a. nilai a yang digunakan sebesar 5%.

d. Model Random Effect

Berbeda dengan fixed effects model, efek spesifik dari masing-

masing individu diperlakukan sebagai bagian dari komponen error

yang bersifat acak dan tidak berkorelasi dengan variabel penjelas yang

teramati, model seperti ini dinamakan random effects model (REM).

Model ini sering disebut juga dengan error component model (ECM).

e. Uji Hausman

Uji ini digunakan untuk memilih model efek acak (random

effect model) dengan model efek tetap (fixed effect model). Uji ini

bekerja dengan menguji apakah terdapat hubungan antara galat pada

model (galat komposit) dengan satu atau lebih variabel penjelas

(independen) dalam model. Hipotesis yang dibentuk uji Chow Test

adalah sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect Model

Ha : Model Fixed Effect Model

H0 ditolak apabila nilai probability < a. sebaliknya, H0 diterima

apabila nilai nilai probability > a. nilai a yang digunakan sebesar 5%.

58

3. Uji Signifikansi

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Menurut (Ghozali, 2013), Uji Signifikansi Parameter Individual

atau uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Dalam uji F nilai

signifikansi yang digunakan sebesar 0.05, apabila nilai probability kurang

dari 0.05 maka H0 diterima, dan apabila nilai probability lebih besar dari

0.05 maka H0 ditolak. maka hipotesis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

H0 = Terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Ha = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)

Menurut (Ghozali, 2013), Uji Signifikansi Parameter Individual

atau uji statistik t pada umum nya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam

uji F nilai signifikansi yang digunakan sebesar 0.05, apabila nilai

probability < 0.05 maka H0 diterima, dan apabila nilai probability >

0.05 maka H0 ditolak. maka hipotesis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

59

H0 = Terdapat pengaruh yang signifikan dari tiap variabel

independen terhadap variabel dependen.

Ha = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tiap variabel

independen terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi (R²)

Menurut (Ghozali, 2013), Koefisien determinasi pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen.

4. Model Regresi Data Panel

Persamaan dasar data panel adalah:

Yit = β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + µit

Model persamaan yang di estimasi pada penelitian ini dalah sebagai

berikut:

ROA = β0 + β1NPFit + β2FDRit + β3GCGit + β4NOMit + β5CARit + 𝜀it

Dimana:

ROA = Return On Asset (Variabel Dependen)

β0 = Konstanta

β1 β2 β3 β4 β5 = Variabel Independen

60

NPF = Non Performing Financing

FDR = Financing to Deposit Ratio

GCG = Good Corporate Governance

NOM = Net Operating Margin

CAR = Capital Adequacy Ratio

𝜀 = koefisien error

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel Y

Variabel Y (dependent) dalam penelitian ini adalah Kinerja

Keuangan Bank Umum Syariah yang di ukur dengan ROA (Return on

Asset)

Menghitung Return on Asset (ROA)

𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%

Tabel 3.1

Predikat kesehatan bank berdasarkan ROA

No Rasio ROA Predikat

1. ROA > 1,5% Sangat Sehat

2. 1,25% < ROA ≤ 1,5% Sehat

3. 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Sehat

4. 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang Sehat

5. ROA ≤ 0% (atau negatif) Tidak Sehat

Sumber: (Rahmawati, 2015)

61

2. Variabel X

a. NPF (Non Perfoming Financing) (X1)

Rumus menghitung rasio Nont Performing Financing (NPF)

adalah sebagai berikut:

𝑁𝑃𝐹 =𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑥100%

Tabel 3.2

Predikat kesehatan bank berdasarkan NPF

No Rasio NPF Predikat

1. 2 % < NPF Sangat Sehat

2. 5% < NPF ≤ 2 % Sehat

3. 8% < NPF ≤ 5% Cukup Sehat

4. 12 % < NPF ≤ 8 % Kurang Sehat

5. NPF ≤ 12 % (atau negatif) Tidak Sehat

Sumber: SE BI Nomor 13/ 24/ DPNP tahun 2011

b. FDR (Financing to Deposit Ratio) (X2)

Rumus menghitung rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)

adalah sebagai berikut:

𝐹𝐷𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥 100%

Tabel 3.3

Predikat kesehatan bank berdasarkan FDR

No Rasio FDR Predikat

1. 50% < Rasio < 75% Sangat Sehat

2. 75% <Rasio< 85% Sehat

3. 85% <Rasio< 100% Cukup Sehat

4. 100% <Rasio< 120% Kurang Sehat

5. Rasio > 120% Tidak Sehat

Sumber: (Rahmawati, 2015)

62

c. Good Corporate Governance (GCG) (X3)

Dalam menghitung Good Corporate Governance (GCG) terdapat 11

(sebelas) komponen yang dihitung, yang selanjutnya akan diberi

peringkat komposit sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia

Nomor 13/24/DPNP/2011.

Tabel 3.4

Penilaian pelaksanaan good corporate governace (GCG)

Nilai Komposit Peringkat Komposit

Nilai komposit < 1,5 Sangat baik

1,5 ≤ nilai komposit < 2,5 Baik

2,5 ≤ nilai komposit < 3,5 Cukup baik

3,5 ≤ nilai komposit < 4,5 Kurang baik

Nilai komposit ≤ 5 Tidak baik

Sumber: SE BI Nomor13/24/DPNP/2011

d. NOM (Net Operating Margin) (X4)

Rumus menghitung Net Operating Margin (NOM) adalah

sebagai berikut:

𝑁𝑂𝑀 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥 100%

Tabel 3.5

Predikat kesehatan bank berdasarkan NOM

No Rasio NOM Predikat

1. NOM > 3% Sangat Sehat

2. 2% < NOM ≤ 3% Sehat

3. 1,5% < NOM ≤ 2% Cukup Sehat

4. 1% < NOM ≤ 1,5% Kurang Sehat

5. NOM ≤ 1% Tidak Sehat

Sumber: (Rahmawati, 2015)

e. CAR (Capital Adequacy Ratio) (X6)

Rumus menghitung rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)

adalah sebagai berikut:

63

𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

𝐴𝑇𝑀𝑅 𝑥 100%

Tabel 3.7

Predikat kesehatan bank berdasarkan CAR

No Rasio CAR Predikat

1. CAR ≥ 12% Sangat Sehat

2. 9% ≤ CAR < 12% Sehat

3. 8% ≤ CAR < 9% Cukup Sehat

4. 6% ≤ CAR < 8% Kurang Sehat

5. CAR ≤ 6% (atau negatif) Tidak Sehat

Sumber: (Rahmawati, 2015)

64

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Data Objek Penelitian

Data yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri dari satu data

independen yaitu Kinerja Keuangan yang di hitung dengan Return On Asset

(ROA) dan data independen yang berjumlah lima, yaitu Non Performing

Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate

Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM), Capital Adequacy Ratio

(CAR). Objek penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di

indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013

hingga 2016. Berikut ini merupakan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia

yang memenuhi kriteria sampel adalah:

Tabel 4.1

Daftar Bank Umum Syariah

No Nama Perusahaan

1 Bank Syariah Bukopin

2 BCA Syariah

3 Bank Panin Dubai Syariah

4 Bank Syariah Mandiri

5 BNI Syariah

6 BRI Syariah

7 Bank Muamalat Indonesia

8 Bank Syariah Mega Indonesia

9 Bank Victoria Syariah

10 B.P.D Jawa Barat Banten Syariah

11 Maybank Syariah

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Berikut adalah data yang dideskrispkan peneliti yaitu terdiri dari satu

variabel dependen yaitu Kinerja Keuangan yang di hitung dengan Return On

65

Asset (ROA) dan variabel independen yang berjumlah lima, yaitu Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good

Corporate Governance (GCG), Net Operating Margin (NOM), Capital

Adequacy Ratio (CAR). Sebagai berikut:

1. Deskrispsi Variabel Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan secara umum merupakan gambaran setiap hasil

ekonomi yang mampu diraih oleh peusahaan pada periode tertentu melalui

aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara

efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan

mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam

laporan keuangan perusahaan itu sendiri.

Pada penelitian ini peneliti menganalisis kinerja keuangan dari 11

(sebelas) Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia dari tahun 2013

hingga 2016 dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) berikut

data nya:

Gambar 4.1

Pendapatan ROA BUS 2013-2016

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

2013 2014 2015 2016

Bukopin BCAS Panin BSM BNIS BRIS Muamalat Mega Victoria BJB Maybank

66

Sumber: Output Excel (Data diolah)

Berdasarkan grafik 4.1, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2013 pencapaian ROA atau Kinerja Keuangan paling baik dicapai oleh

Maybank syariah sebesar 2.87% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan

peringkat terendah dicapai oleh Bank Muamalat sebesar 0.27% dengan

kondisi Tidak Sehat.

Pada tahun 2014 pencapaian ROA atau Kinerja Keuangan paling

baik dicapai oleh Maybank syariah sebesar 3.61% dalam kondisi Sangat

Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Bank Muamalat sebesar

-1.87% dengan kondisi Tidak Sehat.

Pada tahun 2015 pencapaian ROA atau Kinerja Keuangan paling

baik dicapai oleh Bank Mega Syariah syariah sebesar 2.63% dalam kondisi

Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Maybank sebesar -

9.51% dengan kondisi Tidak Sehat.

Pada tahun 2016 pencapaian ROA atau Kinerja Keuangan paling

baik dicapai oleh Maybank syariah sebesar 2,87% dalam kondisi Sangat

Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Bank Muamalat sebesar

0.27% dengan kondisi Tidak Sehat.

Berdasarkan grafik 4.1, diatas bahwa BNI Syariah dalam kondisi

stabil dan selalu dalam kondisi sehat atau bisa dikatakan bahwa

pendapatan ROA BNI Syariah selalu diatas rata-rata. Sementara, Bank

Muamalat selalu berada dibawah rata-rata yaitu dalam kondisi yang

Kurang Sehat. Namum pendapatan ROA dari 11 (sebelas) Bank Umum

67

Syariah sangat fluktuatif setiap tahunnya tidak ada satu bank syariah yang

mendominasi setiap tahunnya.

2. Deskrispsi Variabel Non Performing Financing (NPF)

Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang

terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet.

Termin NPL (Non Performing Loan) diperuntukan untuk bank

konvensional sedangkan NPF (Non Performing Finance) diperuntukan

untuk bank syariah. Berdasarkan standar ketentuan Bank Indonesia bank

wajib menjaga kredit bermasalah semaksimal mungkin yaitu pada angka

5% jika lebih bank termasuk dalam kredit bermasalah.

Berikut grafik perkembangan NPF Bank Umum Syariah di

Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.

Gambar 4.2

Pendapatan NPF BUS 2013-2016

Sumber: Output Excel (Data diolah)

Berdasarkan grafik 4.2, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2013 pencapaian NPF atau kredit bermasalah paling baik dicapai oleh

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

2013 2014 2015 2016

Bukopin BCAS Panin BSM BNIS BRIS Muamalat Mega Victoria BJB Maybank

68

BCA Syariah sebesar 0.1% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan

peringkat terendah dicapai oleh Bank Syariah Mandiri sebesar 4.32%

dengan kondisi Sehat, hampir mencapai standar kredit bermasalah yang

ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 5%

Berdasarkan grafik 4.2, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2014 pencapaian NPF atau kredit bermasalah paling baik dicapai oleh

BCA Syariah sebesar 0.12% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan

peringkat terendah dicapai oleh Bank Victoria Syariah sebesar 7.1%

dengan kondisi Cukup Sehat, sudah mencapai standar kredit bermasalah

yang ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.

Berdasarkan grafik 4.2, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2015 pencapaian NPF atau kredit bermasalah paling baik dicapai oleh

BCA Syariah sebesar 0.7% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan

peringkat terendah dicapai oleh Bank Victoria Syariah sebesar 9.8%

dengan Kurang Sehat, Sudah mencapai standar kredit bermasalah yang

ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.

Berdasarkan grafik 4.2, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2016 pencapaian NPF atau kredit bermasalah paling baik dicapai oleh

BCA Syariah sebesar 0.5% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan

peringkat terendah dicapai oleh BJB Syariah sebesar 17.91% dengan

kondisi Tidak Sehat, sudah mencapai standar kredit bermasalah yang

ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.

69

Berdasarkan grafik 4.2, diatas bahwa BNI Syariah dalam kondisi

stabil dan selalu dalam kondisi sehat. Sementara, Bank Muamalat dan

BankVictoria pendapatan NPF selalu berada diatas rata-rata selama tiga

tahun belakangan ini yaitu dalam kondisi yang Kurang Sehat. Namum

pendapatan NPF dari 11 (sebelas) Bank Umum Syariah BCA Syariah yang

mendominasi setiap tahunnya dan selalu dalam peringkat Sangat Sehat.

3. Deskrispsi Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

Pada bank syariah dikenal dengan nama FDR (Financing to

Deposit Ratio), sedangkan dalam bank konvensional lebih dikenal dengan

LDR (Loan to Deposit Ratio). FDR/LDR merupakan rasio pembiayaan

terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Bedasarkan ketentuan

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia rasio FDR dapat dikatakan sehat

apabila tidak melebihi angka 110%.

Berikut grafik perkembangan FDR Bank Umum Syariah di

Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.

Gambar 4.3

Pendapatan FDR BUS 2013-2016

Sumber: Output Excel (Data diolah)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2013 2014 2015 2016

Bukopin

BCAS

Panin

BSM

BNIS

BRIS

Muamalat

Mega

Victoria

BJB

70

Berdasarkan grafik 4.3, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2013 pencapaian FDR paling baik dicapai oleh BCA Syariah sebesar

83.48% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh

Maybank Syariah sebesar 152.87% dengan kondisi Tidak Sehat, Sudah

mencapai standar kredit bermasalah yang ditentukan oleh Bank Indonesia

sebesar 110%

Berdasarkan grafik 4.3, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2014 pencapaian FDR paling baik dicapai oleh Bank Mandiri Syariah

sebesar 81.92% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah

dicapai oleh Maybank Syariah sebesar 157.77% dengan kondisi Tidak

Sehat, Sudah mencapai standar kredit bermasalah yang ditentukan oleh

Bank Indonesia sebesar 110%

Berdasarkan grafik 4.3, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2015 pencapaian FDR paling baik dicapai oleh Bank Syariah Mandiri

sebesar 81.99% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah

dicapai oleh Maybank Syariah sebesar 110.54% dengan kondisi Kurang

Sehat, Sudah mencapai standar kredit bermasalah yang ditentukan oleh

Bank Indonesia sebesar 110%

Berdasarkan grafik 4.3, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2016 pencapaian FDR paling baik dicapai oleh Bank Syariah Mandiri

sebesar 79.86% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah

dicapai oleh Maybank Syariah sebesar 134.73% dengan kondisi Tidak

71

Sehat, Sudah mencapai standar kredit bermasalah yang ditentukan oleh

Bank Indonesia sebesar 110%

Berdasarkan grafik 4.3, diatas bahwa Bank Mandiri Syariah dalam

kondisi stabil dan selalu dalam kondisi sehat. Sementara, Maybank

Syariah pendapatan FDR selalu berada diatas rata-rata selama empat

tahun belakangan ini yaitu dalam kondisi yang Kurang dan Tidak Sehat.

Namum pendapatan FDR dari 11 (sebelas) Bank Umum Syariah Bank

Mandiri Syariah yang mendominasi setiap tahunnya dan selalu dalam

peringkat Sehat.

4. Deskrispsi Variabel Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) merupakan sebuah konsep

yang megarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai

keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam

memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholder

khususnya, dan Stakeholder pada umumnya. Berdasarkan Surat Edaran

Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 bahwa pringkat GCG yang baik

yaitu tidak lebih dari 2.5%.

Berikut grafik perkembangan GCG Bank Umum Syariah di

Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.

72

Gambar 4.4

Predikat GCG BUS 2013-2016

Sumber: Output Excel (Data diolah)

Berdasarkan Grafik 4.4, dari sebalas bank umum syariah pada

tahun 2013 predikat GCG atau tata kelola perusahaan paling baik dicapai

oleh Bank Muamalat sebesar 1.15% dalam kondisi Sangat baik.

Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Maybank Syariah sebesar

2.71% dengan kondisi Cukup Baik, Sudah mencapai standar yang

ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 2.5%

Berdasarkan grafik 4.4, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2014 predikat GCG atau tata kelola perusahaan paling baik dicapai oleh

Bank Muamalat dan Bank Panin Dubai Syariah sebesar 1.4% dalam

kondisi Sangat baik. Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Maybank

Syariah sebesar 2.2% dengan kondisi Baik.

Berdasarkan grafik 4.4, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2015 predikat GCG atau tata kelola perusahaan paling baik dicapai oleh

Bank Bukopin Syariah sebesar 1.5% dalam kondisi Sangat baik.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

2013 2014 2015 2016

Bukopin

BCAS

Panin

BSM

BNIS

BRIS

Muamalat

Mega

Victoria

BJB

Maybank

73

Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Bank Muamalat dan Bank

Victoria Syariah sebesar 3% dengan kondisi Cukup Baik, Sudah mencapai

standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 2.5%

Berdasarkan grafik 4.4, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2016 predikat GCG atau tata kelola perusahaan paling baik dicapai oleh

Bank Panin Dubai Syariah sebesar 1.16% dalam kondisi Sangat baik.

Sedangkan peringkat terendah dicapai oleh Maybank Syariah sebesar

2.43% dengan kondisi Baik, hampir mencapai standar yang ditentukan

oleh Bank Indonesia sebesar 2.5%

Berdasarkan grafik 4.4, diatas bahwa predikat GCG dari 11

(sebelas) Bank Umum Syariah tidak ada satu bank yang mendominasi

setiap tahunnya dan selalu dalam peringkat Baik.

5. Deskrispsi Variabel Net Operating Margin (NOM)

Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah

pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk

pinjaman (kredit). semakin besar Net Operating Margin (NOM) suatu

perusahaan, maka semakin besar pula Return On Asset (ROA) perusahaan

tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau

meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika Net Operating Margin

(NOM) semakin kecil, Return On Asset (ROA) juga akan semakin kecil,

dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun.

Berikut grafik perkembangan NOM Bank Umum Syariah di

Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.

74

Gambar 4.5

Pendapatan NOM BUS 2013-2016

Sumber: Output Excel (Data diolah)

Berdasarkan grafik 4.5, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2013 pencapaian NOM paling baik dicapai oleh Bank Panin Dubai Syariah

sebesar 1.58% dalam kondisi Cukup Sehat. Sedangkan peringkat terendah

dicapai oleh Bank Victoria Syariah sebesar 0.34% dengan kondisi Tidak

Sehat.

Berdasarkan grafik 4.5, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2014 pencapaian NOM paling baik dicapai oleh Bank Mega Syariah

sebesar 2.17% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai

oleh BJB Syariah sebesar -2.45% dengan kondisi Tidak Sehat.

Berdasarkan grafik 4.5, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2015 pencapaian NOM paling baik dicapai oleh BRI Syariah sebesar

1.81% dalam kondisi Cukup Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai

oleh Maybank Syariah sebesar -32.92% dengan kondisi Tidak Sehat.

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

2013 2014 2015 2016

Bukopin BCAS Panin BSM BNIS BRIS Muamalat Mega Victoria BJB Maybank

75

Berdasarkan grafik 4.5, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2016 pencapaian NOM paling baik dicapai oleh Bank Mega Syariah

sebesar 2.44% dalam kondisi Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai

oleh BJB Syariah sebesar -27.84% dengan kondisi Tidak Sehat.

Berdasarkan grafik 4.5, pendapatan ROA dari 11 (sebelas) Bank

Umum Syariah sangat fluktuatif setiap tahunnya tidak ada satu bank

syariah yang mendominasi setiap tahunnya.

6. Deskrispsi Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR merupakan rasio permodalan untuk mengukur kecukupan

modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan resiko, misal kreditor yang diberikan. Indikator Capital

Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu indikator permodalan yang

sering digunakan dalam menilai kinerja perbankan. Semakin besar Capital

Adequacy Ratio (CAR) maka kinerja perbankan tersebut semakin baik.

Berikut grafik perkembangan CAR Bank Umum Syariah di

Indonesia selama tahun 2013 hingga 2016.

Gambar 4.6

Pendapatan CAR BUS 2013-2016

76

Sumber: Output Excel (Data diolah)

Berdasarkan grafik 4.6, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2013 pencapaian CAR paling baik dicapai oleh Maybank Syariah sebesar

59.61% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan peringkat terendah

dicapai oleh Bank Bukopin Syariah sebesar 11.1% dengan kondisi Sehat.

Berdasarkan grafik 4.6, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2014 pencapaian CAR paling baik dicapai oleh Maybank Syariah sebesar

52.14% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan peringkat terendah

dicapai oleh BRI Syariah sebesar 12.89% dengan kondisi Sehat.

Berdasarkan grafik 4.6, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2015 pencapaian CAR paling baik dicapai oleh Maybank Syariah sebesar

38.4% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan peringkat terendah dicapai

oleh Bank Bukopin Syariah sebesar 12.36% dengan kondisi Sehat.

Berdasarkan grafik 4.6, dari sebalas bank umum syariah pada tahun

2016 pencapaian CAR paling baik dicapai oleh Maybank Syariah sebesar

0

10

20

30

40

50

60

70

2013 2014 2015 2016

Bukopin

BCAS

Panin

BSM

BNIS

BRIS

Muamalat

Mega

Victoria

BJB

Maybank

77

55.06% dalam kondisi Sangat Sehat. Sedangkan peringkat terendah

dicapai oleh Bank Bukopin Syariah sebesar 12.74% dengan kondisi Sehat.

Berdasarkan grafik 4.6, pendapatan CAR dari 11 (sebelas) Bank

Umum Syariah sangat fluktuatif setiap tahunnya. Maybank Syariah

merupakan bank syariah yang mendominasi setiap tahunnya dan selalu

dalam kondisi yang sangat sehat.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Sataistik Deskripsi

Pada penelitian ini pengelohan data dilakukan dengan

menggunakan fasilitas elektronik dengan menggunakan program Microsoft

Excel 2013 dan Eviews versi 9. Berikut ini akan dijelaskan statistic

deskriptif yaitu menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang akan

dimasukkan dalam model penelitian.

Menurut (Sugiyono, 2012), penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel

atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variable yang lain. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini menggambarkan statistik dekripsi seluruh variabel,

dalam penelitian ini yang meliputi minimum, maksimum, mean (rata-rata),

78

dan standar deviasi. Nilai minimum menggambarkan nilai paling besar yan

diperoleh dari hasil penggolahan dan analisis data terhadap bank sampel.

Nilai maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari

hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan. Sedangkan mean

(rata-rata) menggambarkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Variabel ROA NPF FDR GCG NOM CAR

Mean -0.1111 5.7079 96.1922 1.8415 -1.5834 20.9940

Median 0.7600 3.9750 93.4900 1.8150 0.5950 16.7700

Maximum 3.6100 43.9900 157.7700 3.0000 2.4400 59.6100

Minimum -20.1300 0.1000 79.1900 1.1500 -32.920 11.1000

Std. Dev. 3.8598 8.1265 16.0107 0.4499 7.2061 11.3412

Obsevations 44 44 44 44 44 44

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

a. Variabel Dependen

1) Statistik Deskripsi Variabel Return On Asset (ROA)

Variabel ROA memiliki nilai Mean sebesar -0.11% berarti

dikarenakan nilai Mean lebih kecil dibandingkan nilai Standar

Deviasi, maka dianggap variabel ROA menunjukan hasil yang

kurang baik dengan kondisi yang Tidak Sehat.

Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai

minimum ROA sebesar -20.13% yang menunjukan ada saat

dimana ROA bank syariah Tidak Sehat. Selain itu nilai maksimum

ROA sebesar 3.61% yang menunjukan kondisi ROA Sangat Sehat.

b. Variabel Independen

1) Statistik Deskripsi Variabel Net Performing Financing (NPF)

79

Variabel NPF memiliki Mean sebesar 5.7% dan standar

deviasi sebesar 8.12%. hal ini nilai Mean lebih kecil dengan nilai

standar deviasi, maka dianggap variabel NPF menunjukan hasil

yang kurang baik dengan kondisi Cukup Sehat.

Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai

minimum NPF sebesar 0.1% yang menunjukan Sangat Tidak

Sehat. Sedangkan nilai maksimum NPF sebesar 43.99% hasil ini

menunjukan bahwa NPF dalam kondisi yang Tidak Sehat.

80

2) Statistik Deskripsi Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

Variabel FDR memiliki Mean sebesar 96.19% dan standar

deviasi sebesar 16.01%. hal ini nilai Mean lebih besar dengan nilai

standar deviasi, maka dianggap variabel FDR menunjukan hasil

yang baik dengan kondisi Cukup Sehat.

Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai

minimum FDR sebesar 79.19% yang menunjukan kondisi Sehat.

Sedangkan nilai maksimum FDR sebesar 157.77% hasil ini

menunjukan bahwa FDR dalam kondisi yang Tidak Sehat.

3) Statistik Deskripsi Variabel Good Corporate Governance

(GCG)

Variabel GCG atau Tata Kelola Perusahaan memiliki Mean

sebesar 1.84% dan standar deviasi sebesar 0.44%. hal ini nilai

Mean lebih besar dengan nilai standar deviasi, maka dianggap

variabel GCG menunjukan hasil yang baik dengan Baik.

Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai minimum

GCG sebesar 1.15% yang menunjukan kondisi Sangat Baik.

Sedangkan nilai maksimum GCG sebesar 3% hasil ini menunjukan

bahwa GCG dalam kondisi yang Cukup Baik.

4) Statistik Deskripsi Variabel Net Operating Margin (NOM)

Variabel NOM memiliki Mean sebesar -1.58% dan standar

deviasi sebesar 7.2%. hal ini nilai Mean lebih kecil dibandingkan

81

dengan nilai standar deviasi, maka anggap variabel NOM

menunjukan hasil yang kurang baik dengan kondisi Tidak Sehat.

Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai

minimum NOM sebesar -32.92% yang menunjukan kondisi Tidak

Sehat. Sedangkan nilai maksimum NOM sebesar 2.44% hasil ini

menunjukan bahwa NOM dalam kondisi yang Sehat.

5) Statistik Deskripsi Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

Variabel CAR memiliki Mean sebesar 20.99% dan standar

deviasi sebesar 11.34%. hal ini nilai Mean lebih besar dengan nilai

standar deviasi, maka dianggap variabel CAR menunjukan hasil

yang baik dengan kondisi Sangat Sehat.

Hasil uji statistik pada tabel 4.2, menunjukan nilai

minimum CAR sebesar 11.1% yang menunjukan kondisi Sehat.

Sedangkan nilai maksimum CAR sebesar 59.61% hasil ini

menunjukan bahwa NPF dalam kondisi yang Sangat Sehat.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini berupa uji

Normalitas, Multikolineritas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi

denga hasil pengujian sebagai berikut:

a. Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual

memiliki distribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan

82

Eviews versi 9 untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak.

Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Test Jarque-

Bera dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 4.7

Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Series: ResidualsSample 1 42Observations 37

Mean -0.020495Median 0.005233Maximum 1.117516Minimum -1.760648Std. Dev. 0.700516Skewness -0.303444Kurtosis 2.620936

Jarque-Bera 0.789335Probability 0.673904

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Jarque-Bera memiliki kriteria jika nilai Jarque-Bera dan

nilai Probability diatas nilai Chi-Square tabel dan nilai probability

dibawah nilai signifikan 0.05, maka data tersebut memiliki

perbedaan signifikan dengan data normal baku sehingga data yang

diuji tidak terdistribusi nomal. Begitu pun sebaliknya jika nilai

Jarque-Bera dibawan nilai Chi-Square tabel dan nilai Probability

diatas nilai signifikansi maka data tersebut terdistribusi normal.

Berdasarkan grafik 4.7, dapat disimpulkan bahwa data

residual terdistribusi normal. Hal ini dibuktikan nilai Jarque-Bera

sebesar 0.7893 dan nilai probability 0.6739 > 0.05 maka, H0

diterima.

83

b. Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2013), Uji Multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya

korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.

Pada penelitian ini dalam uji multikolineritas yang

digunakan menggunakan perhitungan koefisien korelasi, jika

hubungan antarvariabel bebas satu dengan variabel bebas lain

dibawah angka 0.9, maka antarvariabel tersebut tidak terdapat

gejala multikolinearitas. Sebaliknya jika hubugan antarvariabel

yang dihasilkan dari hasil koefisien korelasi lebih dari 0.9 maka

terdapat gejala multikolinearitas.

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

Uji Multikolonearitas

NPF FDR GCG NOM CAR

NPF 1.000000 0.363017 0.462219 -0.868162 0.405578

FDR 0.363017 1.000000 0.362483 -0.299515 0.805923

GCG 0.462219 0.362483 1.000000 -0.430494 0.299157

NOM -0.868162 -0.299515 -0.430494 1.000000 -0.340008

CAR 0.405578 0.805923 0.299257 -0.340008 1.000000

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat tidak ada variabel

independen yang mempunyai korelasi dengan variabel lainnya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat

multikolinearitas dalam arti pada penelitian ini seluruh variabel

independen terbebas dalam gelaja multikolinearitas.

84

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-

ubah disebut dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013).

Apabila nilai OBS*R2 < 0.05, maka terjadi

Heterokedastisitas, namun sebaliknya apabila nilai OBS*R2 > 0.05

maka tidak terdapat gejala Heterokedastisitas. Pada pengujian ini

mengguakan aplikasi Eviews 9 dengan menggunakan uji white, dan

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4

Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.814596 Prob. F(15,21) 0.6530

Obs*R-squared 13.60973 Prob. Chi-Square(15) 0.5553

Scaled explained SS 8.436839 Prob. Chi-Square(15) 0.9051

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan hasil tabel 4.4, diketahui nilai OBS*R2 sebesar

13.60973 dan probability Chi-Square sebesar 0.5553 > 0.05 maka,

dapat disimpulkan bawa data tersebut bersifat homokedastisitas

atau tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

85

d. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu

(residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2013).

Dalam menentukan data tersebut mengalami gejala

autokorelasi atau tidak dilakukan dengan menggunakan uji LM

Test dengan melihat hasil probability Chi-Square. Apabila nilai

Chi-Square probability > 0.05 maka dapat dikatakan data tersebut

terbebas dari gejala autokorelasi. Begitu juga sebaliknya apabila

nilai Chi-Square probability < 0.05 maka data tersebut mengalami

gejala autokorelasi.

Berikut hasil pengujian uji autokorelasi dengan

menggunakan Eviews 9 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.49734 Prob. F(2,30) 0.613

Obs*R-squared 1.15591 Prob. Chi-Square(2) 0.561

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui nilai OBS*R2 sebesar

1.15591 dan nilai probability Chi-Square sebesar 0.561 > 0.05

86

(nilai signifikasi) maka dapat disimpulkan data tersebut tidak

mengalami gejala autokorelasi.

3. Pengujian Model Regresi Data Panel

Penentuan model terbaik antara Common Effect, Fixed Effect

dan Random Effect menggunakan 2 (dua) teknik estimasi model.

Teknik yang digunakan adalah Uji Chow Test untuk memilih antara

model Common effect atau Fixed Effect. Sedangkan Uji Hausmen Test

dugunakan untuk memilih antara model Fixed Effect dengan Random

Effect yang terbaik dalam mengestimasi regresi data penel.

a. Common Effect Model

Tabel 4.6

Common Effect Model

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/11/17 Time: 11:14

Sample: 1 4

Included observations: 4

Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NPF? -0.145796 0.048698 -2.993853 0.004

FDR? 0.010625 0.011390 0.932831 0.356

GCG? -0.097595 0.464472 -0.210120 0.834

NOM? 0.377575 0.052617 7.175879 0.000

CAR? 0.024479 0.023927 1.023099 0.312

R-squared 0.907157 Mean dependent var -0.111136

Adjusted R-squared 0.897635 S.D. dependent var 3.859896

S.E. of regression 1.234956 Akaike info criterion 3.366593

Sum squared resid 59.47956 Schwarz criterion 3.569342

Log likelihood -69.06504 Hannan-Quinn criter. 3.441782

Durbin-Watson stat 2.418587

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

87

b. Fixed Effect Model

Tabel 4.7

Fixed Effect Model

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/11/17 Time: 11:15

Sample: 1 4

Included observations: 4

Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -7.59531 2.56719 -2.95860 0.006

NPF? -0.10159 0.04966 -2.04543 0.050

FDR? 0.06127 0.02619 2.33938 0.026

GCG? 0.21560 0.48110 0.44814 0.657

NOM? 0.38793 0.05367 7.22745 0.000

CAR? 0.11371 0.05170 2.19929 0.036

Fixed Effects (Cross)

BCAS--C -1.134093

BJB--C 1.527110

BNIS--C 0.937359

BRIS--C 0.815662

BSM--C 1.508215

BUKOPIN--C 0.589959

MAYBANK--C -5.657534

MEGA--C 1.118686

MUAMALAT--C 0.488691

PANIN--C 0.155400

VICTORIA--C -0.349455

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.953871 Mean dependent var -0.111136

Adjusted R-squared 0.929159 S.D. dependent var 3.859896

S.E. of regression 1.027352 Akaike info criterion 3.167135

Sum squared resid 29.55268 Schwarz criterion 3.815931

Log likelihood -53.67696 Hannan-Quinn criter. 3.407740

F-statistic 38.59926 Durbin-Watson stat 3.161448

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

88

c. Chow Test

Chow test adalah alat untuk menguji test for equality of

coefficients atau uji kesamaan koefisiendan test ini ditemukan oleh

Gregory Chow (Ghozali, 2013). Chow test merupakan uji dalam

membandingkan model Common Effect dengan model Fixed

Effect. Dalam penelitian ini menggunkan program Eviews. Dalam

penentuan model ini didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Model Common Effect

Ha : Model Fixed Effect

Jika nilai probability < 0.05, maka akan menolak H0. Begitu juga

sebaliknya jika nilai probability > 0.05, makan akan menerima H0.

Hasil uji Chow test dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Chow test

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: BANK

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.419381 (10,28) 0.0320

Cross-section Chi-square 27.401414 10 0.0022

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Dari tabel diatas dapat disimpukan bahwa, perolehan nilai

probability 0.032 < 0.05 sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak

yang berarti model yang digunakan adalah Fixed Effect Model.

89

d. Random Effect Model

Tabel 4.9

Random Effect Model

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/11/17 Time: 11:16

Sample: 1 4

Included observations: 4

Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 44

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.831277 1.462146 -1.936385 0.060

NPF? -0.136397 0.042814 -3.185819 0.002

FDR? 0.039020 0.018669 2.090078 0.043

GCG? 0.158664 0.428750 0.370061 0.713

NOM? 0.401189 0.046208 8.682320 0.000

CAR? 0.004207 0.027618 0.152336 0.879

Random Effects

(Cross)

BCAS--C -0.167201

BJB--C 0.555271

BNIS--C 0.066681

BRIS--C -0.000524

BSM--C 0.151789

BUKOPIN--C -0.093367

MAYBANK--C -0.242946

MEGA--C 0.266584

MUAMALAT--C -0.189178

PANIN--C -0.031950

VICTORIA--C -0.315158

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.403341 0.1336

Idiosyncratic random 1.027352 0.8664

Weighted Statistics

R-squared 0.914298 Mean dependent var -0.087410

Adjusted R-squared 0.903021 S.D. dependent var 3.637101

S.E. of regression 1.132643 Sum squared resid 48.74947

90

F-statistic 81.07941 Durbin-Watson stat 2.504902

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.913450 Mean dependent var -0.111136

Sum squared resid 55.44811 Durbin-Watson stat 2.202287

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

e. Hausmen Test

Menurut (Ghozali, 2013), uji ini bertujuan untuk melihat

apakah terdapat efek random di dalam panel data. Dalam pengujian

ini membandingkan antara model Fixed Effect dengan model

Random Effect dimana dalam mementukan model yang mana yang

terbaik untuk digunakan dalam regresi data panel. Dalam

penentuan model ini didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect

Ha : Model Fixed Effect

Jika nilai probability < 0.05, maka akan menolak H0. Begitu juga

sebaliknya jika nilai probability > 0.05, makan akan menerima H0.

Hasil uji Hausmen Test dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.10

Hausmen Test

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: BANK

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 13.188199 5 0.0217

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

91

Dari tabel diatas dapat disimpukan bahwa, perolehan nilai

P-value sebesar 0.021 < 0.05 sehingga Ha diterima yang berarti

model yang digunakan adalah Fixed Effect Model.

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa model

regresi data panel terbaik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Fixed Effect Model.

4. Hasil Uji Signifikansi

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Dengan Model

Random Effect sebagaimana yang telah dilakukan dalam penentuan

model regresi sebelumnya. Pada pengujian signifikansi berupa Analisis

Regresi Berganda, Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik

t), Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) dan Koefisien

Determinasi (R2).

Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar

0.05. apabila tingkat signifikansi < 0.05 maka H0 diterima. Begitu pun

sebaliknya, apabila tingkat tingkat signifikansi > 0.05 maka Ha

diterima.

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji Statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen dan digunakan untuk mengetahun apakah terdapat

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

92

terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikansi

sebesar 5% atau 0.05. apabila nilai probability < 0.05 maka

koefisien regresi signifikansi dan H0 diterima. Sedangkan apabila

nilai probability > 0.05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan

H0 ditolak.

Hasil Uji Signifikansi parameter individual (Uji Statistik t)

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11

Uji Signifikansi Parameter Individual (t-Statistik)

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/11/17 Time: 21:32

Sample: 1 4

Included observations: 4

Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NPF? -0.10159 0.04966 -2.04543 0.050

FDR? 0.06127 0.02619 2.33938 0.026

GCG? 0.21560 0.48110 0.44814 0.657

NOM? 0.38793 0.05367 7.22745 0.000

CAR? 0.11371 0.05170 2.19929 0.036

C -7.59531 2.56719 -2.95860 0.006

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan hasil tabel 4.11 diatas bahwa variabel Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),

Net Operating Margin (NOM) dan Capital Adequacy Ratio

(CAR) berpegaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang

diukur menggunakan Return On Asset (ROA) karena tingkat nilai

probability masing-masing variabel lebih kecil dari 0.05 (nilai

93

probability < 0.05). sedangkan variabel Good Corporate

Governance (GCG) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA) karena nilai probability masing-masing variabel

lebih besar dari 0.05 (nilai probability > 0.05).

Berikut penjelasan lebih rinci dalam mengenai hasil temuan

pada tabel diatas:

1) Pengaruh Non Performance Financing (NPF) Terhadap

Kinerja Keuangan

Hipotesis pertama (H1) adalah tingkat Risk Profile

(NPF) berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank

umum syariah. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi

diperoleh nilai t-statistic sebesar -2.04543 dengan tingkat

signifikan sebesar 0.050. Karena nilai probability NPF 0.050

sama dengan 0.05 (0.050 = 0.05) yang berarti variabel NPF

berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan.

Maka berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa H1

diterima.

2) Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap

Kinerja Keuangan

Hipotesis kedua (H2) adalah tingkat Risk Profile (FDR)

berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum

syariah. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi diperoleh

nilai t-statistic sebesar 2.33938 dengan tingkat signifikan

94

sebesar 0.026. Karena nilai probability NPF 0.026 < 0.05 yang

berarti variabel NPF berpengaruh signifikan positif terhadap

kinerja keuangan (ROA). Maka berdasarkan hasil diatas dapat

dikatakan bahwa H2 diterima.

3) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap

Kinerja Keuangan

Hipotesis ketiga (H3) adalah tingkat Good Corporate

Governance (GCG) berpengaruh terhadap kinerja keuangan

(ROA) bank umum syariah. Berdasarkan hasil pengujian

analisis regresi diperoleh nilai t-statistic sebesar 0.44814

dengan tingkat signifikan sebesar 0.657. Karena nilai

probability NPF 0.6575 > 0.05 yang berarti variabel GCG

tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan

(ROA). Maka berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa

H3 ditolak.

4) Pengaruh Net Operating Margin (NOM) Terhadap Kinerja

Keuangan

Hipotesis keempat (H4) adalah tingkat Earning (NOM)

berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum

syariah. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi diperoleh

nilai t-statistic sebesar 7.22745 dengan tingkat signifikan

sebesar 0.0000. Karena nilai probability NOM 0.000 < 0.05

yang berarti variabel NOM berpengaruh signifikan positif

95

terhadap kinerja keuangan (ROA). Maka berdasarkan hasil

diatas dapat dikatakan bahwa H4 diterima.

5) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap

Kinerja Keuangan

Hipotesis kelima (H5) adalah tingkat Capital (CAR)

berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum

syariah. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi diperoleh

nilai t-statistic sebesar 2.19929 dengan tingkat signifikan

sebesar 0.036. Karena nilai probability CAR 0.036 < 0.05

yang berarti variabel NOM berpengaruh signifikan positif

terhadap kinerja keuangan (ROA). Maka berdasarkan hasil

diatas dapat dikatakan bahwa H5 diiterima.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen (NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR) secara simultan

(bersama-sama) terhadap variabel dependen, yaitu ROA

Tabel 4.12

Uji Signifikansi Simultan (F-Statistik)

R-squared 0.95387 Mean dependent var -0.11113

Adjusted R-squared 0.92915 S.D. dependent var 3.85989

S.E. of regression 1.02735 Akaike info criterion 3.16713

Sum squared resid 29.5526 Schwarz criterion 3.81593

Log likelihood -53.6769 Hannan-Quinn criter. 3.40774

F-statistic 38.5992 Durbin-Watson stat 3.16144

Prob(F-statistic) 0.00000

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

96

Berdasarkan tabel 4.12, diperoleh hasil F-statistik sebesar

38.59926 dengan nilai probability sebesar 0.000000. karena nilai

probability 0.000000 < 0.05, maka dapat dikatakan menerima H0

dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen (NPF, FDR,

GCG, NOM CAR) secara bersama-sama mempunyai pengaruh

secara signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Maka

berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa H6 Diterima.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat

mengevaluasi model regresi terbaik. Dikarenakan dalam penelitian

ini menggunakan lebih dari satu variabel independen.

Tabel 4.13

Koefisien Determinasi (R2)

R-squared 0.95387 Mean dependent var -0.11113

Adjusted R-squared 0.92915 S.D. dependent var 3.85989

S.E. of regression 1.02735 Akaike info criterion 3.16713

Sum squared resid 29.5526 Schwarz criterion 3.81593

Log likelihood -53.6769 Hannan-Quinn criter. 3.40774

F-statistic 38.5992 Durbin-Watson stat 3.16144

Prob(F-statistic) 0.00000

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.13, dapat diketahui

bahwa nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.929159, hal ini

menunjukkan bahwa variasi variabel dependen (FDR) secara

bersama-sama mampu dijelaskan oleh variasi variabel independen

(NPF, FDR, GCG, NOM dan CAR) sebesar 92.9%. Sedangkan

97

sisanya sebesar 7.1% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel

yang diteliti.

C. Model Regresi Data Panel

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah Fixed Effect

Model. Berikut adalah hasil datanya:

Tabel 4.14

Hasil Uji Model regresi Data Panel

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/11/17 Time: 11:15

Sample: 1 4

Included observations: 4

Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -7.595315 2.567198 -2.958601 0.006

NPF? -0.101593 0.049668 -2.045439 0.050

FDR? 0.061273 0.026192 2.339380 0.026

GCG? 0.215605 0.481103 0.448146 0.657

NOM? 0.387938 0.053676 7.227457 0.000

CAR? 0.113710 0.051703 2.199293 0.036

Fixed Effects

(Cross)

BCAS--C -1.134093

BJB--C 1.527110

BNIS--C 0.937359

BRIS--C 0.815662

BSM--C 1.508215

BUKOPIN--C 0.589959

MAYBANK--C -5.657534

MEGA--C 1.118686

MUAMALAT--C 0.488691

PANIN--C 0.155400

VICTORIA--C -0.349455

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

98

Berdasarkan tabel diatas, didapat persamaan model regresi sebagai

berikut:

Kinerja Keuangan (ROA) = -7.595315 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605

+ 0.387938 + 0.113710

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar -7.595315 menunjukan jika variabel NPF, FDR,

GCG, NOM, CAR bernilai 0, maka Kinerja Keuangan (ROA) akan

menurun sebesar 7.595315.

2. Jika nilai NPF pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka

akan menurunkan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan

periode ke t sebesar 0.101593 apabila nilai variabel lainnya dianggap

konstan.

3. Jika nilai FDR pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka

akan menaikan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan periode

ke t sebesar 0.061273 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.

4. Jika nilai GCG pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka

akan menaikan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan periode

ke t sebesar 0.215605 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.

5. Jika nilai NOM pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1%

maka akan menaikan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan

periode ke t sebesar 0.387938 apabila nilai variabel lainnya dianggap

konstan.

99

6. Jika nilai CAR pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka

akan menaikan Kinerja Keuangan (ROA) pada observasi i dan periode

ke t sebesar 0.113710 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.

Selain itu didapat persamaan model regresi tiap Perusahaan Bank

Umum Syariah adalah sebagai berikut:

1. Persamaan model regresi BCA Syariah

ROA_BCAS = -1.134093 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar -1.134093

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan BCA Syariah sebesar -1.134093.

2. Persamaan model regresi BJB Syariah

ROA_BJBS = 1.527110 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 1.527110

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan BJB Syariah sebesar 1.527110.

3. Persamaan model regresi BNI Syariah

ROA_BNIS = 0.937359 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

100

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.937359

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan BNI Syariah sebesar 0.937359.

4. Persamaan model regresi BRI Syariah

ROA_BRIS = 0.815662 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.815662

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan BRI Syariah sebesar 0.815662.

5. Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri

ROA_BSM = 1.508215 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 + 0.387938

+ 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 1.508215

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan Bank Syariah Mandiri sebesar 1.508215.

6. Persamaan model regresi Bukopin Syariah

ROA_Bukopin = 0.589959 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.589959

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

101

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan Bukopin Syariah sebesar 0.589959.

7. Persamaan model regresi Maybank Syariah

ROA_Maybank = -5.657534 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar -5.657534

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan Maybank Syariah sebesar -5.657534.

8. Persamaan model regresi Mega Syariah

ROA_Mega = 1.118686 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 1.118686

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan Mega Syariah sebesar 1.118686.

9. Persamaan model regresi Muamalat

ROA_Muamalat = 0.488691 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.488691

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan BNI Syariah sebesar 0.488691.

102

10. Persamaan model regresi Panin Dubai Syariah

ROA_Panin = 0.155400 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0.155400

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan BNI Syariah sebesar 0.155400.

11. Persamaan model regresi Victoria Syariah

ROA_Victoria = -0.349455 - 0.101593 + 0.061273 + 0.215605 +

0.387938 + 0.113710

Konstanta Kinerja Keuangan (ROA) sebesar -0.349455

menunjukan jika variabel independen (NPF, FDR, GCG, NOM, CAR)

pada observasi i dan periode ke t adalah konstan. Maka Kinerja

keuangan BNI Syariah sebesar -0.349455.

D. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pengaruh Non Performance Financing (NPF) Terhadap Kinerja

Keuangan

Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi NPF

sebesar -0.10159 dengan nilai probability sebesar 0.050. Hal ini

menunjukkan bahwa NPF memiliki pengaruh yang negatif namun

signifikan terhadap ROA.

103

NPF diartikan sebagai pembiayaan (kredit) bermasalah. Secara

teori apabila kedit bermasalah terlalu tinggi maka bank tersebut akan

mengalami kerugian yang tentunya akan berdampak pada kinerja

keuangan yang menurun. Dan apabila NPF rendah tentu bank akan

mengalami keuntungan dan tentunya akan meningkatkan kinerja

keuangan yang baik. Dari hasil penelitian ini dijelaskan bahwa variabel

NPF atau kredit bermasalah berpengaruh terhadap kinerja keuangan

yang dimana teori diatas semakin kuat karena faktor kredit bermasalah

memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja keuangan. Jika dilihat

dari rata-rata NPF mencapai angka 5.7% sudah melewati batas

pemberian kredit yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. justru kondisi

ini menuntut pihak manajemen untuk melakukan analisis yang lebih

baik lagi ketika pihak manajemen memutuskan ingin memberikan

kredit kepada masyarakat (nasabah), maka dari itu pihak manajemen

harus bisa meminimalisir terjadinya kredit bermasalah. Apabila bank

dalam kondisi NPF tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik biaya

percadangan aktiva produktif maupun aktiva lainnya, sehingga

berpotensi menimbulkan kerugian pada bank, dan dampaknya kinerja

keuangan bank anak menurun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti Ayu Yuliani Purnama Sari dan Dodik Aryanto (2016),

Didik Purwoko dan Bambang Sudiyanto (2013), yang menemukan

bahwa kinerja keuangan yang menurun diakibatkan karena

104

pembiayaan/kredit bermasalah terlalu tinggi sehingga tentu dampaknya

terhadap kemampuan bank dalam menghasilkan profitabilitasnya.

Namun hasil tersebut ternyata tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muh, Sabir (2013), Sutrisno (2016) yang mengatakan

bahwa NPF memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum syariah.

2) Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Kinerja

Keuangan

Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi FDR

sebesar 0.06127 dengan nilai probability sebesar 0.026. Hal ini

menunjukkan bahwa FDR memiliki pengaruh positif namun signifikan

terhadap ROA.

FDR diartikan sebagai rasio antara seluruh jumlah kredit yang

diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Secara teori

semakin tinggi kekampuan bank dalam menyalurkan dana semakin

tinggi laba yang akan diperoleh yang tentunya akan membuat kinerja

keuangan bank tersebut menjadi baik. Begitu juga sebaliknya jika

semakin rendah kemampuan bank dalam menyalurkan dana tentu akan

membuat bank tersebut minim dalam memperoleh laba. Berdasarkan

hasil penelitian ini dijelaskan bahwa variabel FDR berpengaruh

terhadap kinerja keuangan (ROA) dengan hasil ini tentunya semakin

memperkuat teori bahwa faktor likuiditas memiliki pengaruh yang kuat

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Jika dilihat dari rata-rata nya

105

bahwa FDR berada pada angka 96.19% yaitu berada pada kondisi

Cukup Sehat. Hal ini dianggap bahwa penyaluran pembiayaan kepada

calon nasabah dilakukan dengan memperhatikan prinsip 6C yang

terdiri atas yaitu Character (karakter), Capacity (kemampuan

pengembalian), Collateral (jaminan), Capital (modal), Condition

(situasi dan kondisi), dan Constraint (batasan dan hambatan).

Disamping itu juga bank umum syariah bisa dikatakan sudah mampu

menjaga likuiditas yang ada.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Gusti Ayu Yuliani Purnama

Sari dan Dodik Aryanto (2016), M. Sabir dkk (2013) menunjukan

bahwa FDR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno

(2016) mengatakan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROA.

3) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja

Keuangan

Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi GCG

sebesar 0.215605 dengan nilai probability sebesar 0.657. Hal ini

menunjukkan bahwa GCG memiliki pengaruh positif namun tidak

signifikan terhadap ROA.

GCG dapat diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang

secara teori mengatakan bahwa semakin baik tata kelola perusahaan

semakin baik pula kinerja manajemen (keuangan, SDM dll)

perusahaan tersebut. Namum pada penelitian ini tidak memperkuat

106

teori yang ada yang dimana pada penelitian ini mengatakan bahwa

variabel GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA).

Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena Return On Asset (ROA)

dalam kinerja perusahaan menunjukan hasil yang tidak konsisten.

Jangka waktu GCG lebih bersifat jangka panjang sehingga tidak dapat

di ukur kesuksesannya dalam waktu yang singkat, sedangkan ROA

lebih bersifat jangka pendek dimana hasil yang dicapai dapat langsung

dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh perusahaan.

Alasan lain pun karena di Indonesia penilaian GCG merupakan

penilaian non financial dan kualiatif belum mampu dijadikan tolak

ukur investor dan nasabah.

Penelitian ini diperkuat oleh Bunga Aprigati Iskandar (2016)

dan Farida Sinta Dewi dkk (2016) yang mengatakan bahwa GCG

bernilai positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.

4) Pengaruh Net Operating Margin (NOM) Terhadap Kinerja

Keuangan

Berdasarkan Uji t didapatkan koefisien pengaruh NOM

terhadap Kinerja Keuangan (ROA) adalah 7.227457 dengan nilai

probability 0.000 < 0.05. Ini ditunjukkan bahwa variabel NOM

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum

Syariah.

NOM dapat diartikan sebagai pendapatan operasional bersih

yang diterima oleh bank. Secara teori apabila pendapaan operasional

107

bersih tinggi tentunya membuat kinerja keuangan pada bank tersebut

semakin bagus. Begitu juga sebaliknya apabila pendapatan operaional

bersih bank menurun tentunya memperngaruh kinerja keuangan yang

ikut menurun. Penelitian ini memperkuat teori yang ada, hal ini

diakibatkan karena peningatan penyaluran pembiayaan kepada nasabah

membuat pendapatan bank menjadi meningkat. Besarnya NOM

menunjukkan bahwa pendapatan operasi dikurangi dana bagi hasil

dikurangi biaya operasional lebih besar dari rata-rata aktiva produktif

sehingga dengan meningkatnya pendapatan bagi hasil atas rata-rata

aktiva produktif yang dikelola bank maka kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Penelitian ini diperkuat oleh

Muh, Sabir (2013) yang mengatakan bahwa NOM berpengaruh

signifikan terhadap ROA.

5) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kinerja

Keuangan

Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi CAR

sebesar 0.11371 dengan nilai probability sebesar 0.036. Hal ini

menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh positif namun signifikan

terhadap ROA.

Secara teori semakin tinggi CAR menunjukan bahwa bank

memiliki kecukupan modal yang tinggi untuk mengurangi risiko-risiko

yang timbul. Pada penelitian ini dikatakan CAR berpengaruh positif

signifikan terhadap ROA artinya jika manager perusahaan Perbankan

108

dapat mengelola permodalan dengan baik yaitu dengan memanfaatkan

secara optimal modal sendiri sehingga keuntungan yang diperoleh

akan meningkat karena tidak untuk membiayai modal dari

luar/ekternal Dengan meningkatnya modal sendiri maka kesehatan

bank yang terkait dengan ratio permodalan/kecukupan modal juga

akan meningkat dan juga akan meningkatkan kepercayaan

masyarakat/nasabah karena laba yang meningkat tersebut. Hal tersebut

juga didukung dengan kondisi Perbankan di Indonesia yang mulai

bangkit karena beberapa regulasi yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia untuk mendukung operasional Perbankan yang sehat.

Penelitian ini diperkuat oleh Farida Sinta Dewi dkk (2016), Sutrisno

(2016) serta Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno (2013) yang

mengatakan bahwa variabel CAR berpengaruh terhadap ROA.

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian dengan

melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara simultan, variabel kesehatan bank yaitu Non Performing Financing

(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate Governance

(GCG), Net Operating Margin (NOM) dan Capitan Adequacy Ratio

(CAR) berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan Bank

Umum Syariah periode 2013-2016 yang diukur dengan Return On Asset

(ROA) dengan nilai probability yaitu 0.000% dan dengan tingkat koefisien

determinasi yaitu mencapai angka 92.9%. Hal ini menunjukan bahwa jika

bank syariah mampu menjaga kesehatannya maka secara otomatis kinerja

bank tersebut akan baik pula.

2. Secara parsial, variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh

signifikan negarif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah, jika

nilai NPF bertambah hal tersebut justru akan membuat kinerja keuangan

bank syariah akan menurun. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum

Syariah, hal ini dianggap bahwa bank syariah sudah mampu mengelola

dana pihak ketiga dengan baik. Variabel Net Operating Margin (NOM)

109

memiliki pengaruh yang signifikan positif erhadap kinerja keuangan Bank

Umum Syariah, hal ini diakibatkan peningatan penyaluran pembiayaan

kepada nasabah membuat pendapatan bank menjadi meningkat dan

variabel Capitan Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh yang

signifikan positif erhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah, hal

tersebut dikarenakan bank dalam mengelola permodalan nya dengan baik

yaitu dengan memanfaatkan secara optimal modal sendiri sehingga bank

memperoleh keuntungan. Sedangkan variabel Good Corporate

Governance (GCG) dalam penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda

yaitu bahwa variabel GCG tidak berpengaruh signifikan dengan nilai

positif terhadap kinerja keuangan bank syariah, hal ini disebabkan karena

mekanisme GCG bersifat jangan panjang sehingga tidak dapat dijadikan

tolak ukur dalam menilai kinerja keuangan dalam jangka waktu yang

singkat.

B. Saran

Berkaitan dengan penelitian ini penulis menyarankan beberapa hal,

yaitu:

1. Bagi pihak manajemen Bank Umum Syariah terus memperhatikan dan

terus melakukan penilaian dengan menggunakan metode Risk Based Bank

Rating dalam mengukur kesehatan perusahaannya. Khususnya pada

indikator Good Corporate Governance (GCG) karena pada penelitian ini

indikator GCG tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan yang

110

dimana seharusnya apabila kinerja keuangan baik tentunya diperlukan tata

kelola perusahaan yang baik pula. Selain itu pihak manajemen bank harus

meningkatkan rasio FDR, NOM dan CAR guna menambah pendapatan

laba bank serta mengurangi rasio NPF atau pembiayaan bermasalah.

2. Bagi Investor sebelum melakukan investasi sebaiknya memperhatikan

faktor-faktor kesehatan Bank Umum Syariah itu sendiri seperti rasio NPF,

FDR, GCG, NOM dan CAR (indikator penilaian kesehatan bank) agar

kedepannya investor tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan,

karena indikator tersebut secara simultan berpengaruh terhadap kinerja

keuangan bank umum syariah periode 2013-2016.

3. Bagi Akademisi atau peneliti selanjutnya diharapkan menjadi tambahan

referesi bagi bank umum dan penelitian selanjutnya yang tertarik untuk

meneliti dengan topik sejenis. Peneliti lain dapat menambah waktu periode

penlitian karena dalam penelitian ini hanya menggunakan periode waktu 4

(empat) tahun saja dan peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain

seperti BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional), inflasi, nilai

tukar dan lainnya. Selanjutnya diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat

memperluas objek penelitian agar menambahkan hasil yang lebih akurat.

111

DARTAR PUSTAKA

Amalia, Erika. “Financial Ratio and its Influence to Profitability In Islamic

Banks”. Journal Al- Iqtishad: Vol. VII. 2015.

Africano, F. "Pengaruh NPF Terhadap CAR serta dampaknya terhadap

Profitabilitas Bank umum Syariah Di Indonesia". Jurnal Ilmiah STIE

MPD, 63. 2016

Antonio, M. S. "Apa dan Bagaimana Bank Islam". Yogyakarta: PT. Dana Bakti

Prima Yasa. 1992

____________ "Bank Syariah Dari Teori ke Praktek". Jakarta: Gema Insani dan

Tazkia Cendekia. 2001

Arikanto, S. "Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi)".

Jakarta: Rineka Cipta. 2010

Astutik, Puji. "Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based Bank

Rating terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Bank Umum Syariah di

Indonesia)" Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

2014

Aziz, S. d. "Performance of Islamic and Conventional Banks in Pakistan: A

Comparative Study". International Journal of Economics and Financial

Issues, 2016, 6(4), 1383-1391, 1. 2016

Bachri, Saiful. dkk. "Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

Bank Syariah". Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang. 2013

Budiman, T. "Islamic Bank Listed in Financial Market: Risk Governance,

Earning, ana Capital". Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah

(Journal of Islamic Economics) Volume 9 (1), January 2017, 4. 2017

Budisantoso. "Bank dan Lembaga Keuangan Lain". Jakarta: Salemba Empat.

2006

Burhanuddin. "Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah". Yogyakarta: Graha

Ilmu. 2010

Darmawi, H. "Manajemen Perbankan". Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011

Dendawijaya, L. "Manajemen Perbankan". Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009

Dewi, Farida Sinta. dkk. “Analysis of Effect of CAR, ROA, LDR, Company Size,

NPL and GCG to Bank Profitability (Case Study on Banking Company

Lested in BEI Period 2010-2-2013)”. Journal Of Accounting Vol.2 No. 2.

2016

112

Ferry, N. I. "Manajemen Risiko perbankan pemahaman pendekatan 3 pilar

kesepakatan basel II terkait aplikasi regulasi dan pelaksanaan nya di

indonesia". Jakarta: Rajawali Pers. 2011

Ghozali, Imam. "Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep dan

Aplikasi dengan Eviews 8". Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponogoro. 2013

Gujarati, D. "Ekonometrika Dasar". Jakarta : Erlangga. 1995

Handayani, P. S. "Analisis Perbandingan Kinerja Bank Nasional, Bank

Campuran Dan Bank Asing Menggunakan Rasio Keuangan". Tesis

Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponogoro semarang, 5.

2005

Hery. "Analisis Kinerja Manajemen". Jakarta: PT. Grasindo. 2014

Ibadil, Muhammad. "Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi, GCG terhadap

Kinerja Keuangan dengan pendekatan beberapa komponen merode RBBR

SEBI 13/24/DPNP/2011 studi kasus Bank Umum yang terdaftar di BEI

periode 2008-2012". Jurnal Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponogoro Semarang. 2013

Iskandar, Bunga Aprigati. "Pengaruh Komponen Risk-Based Bank Rating

Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2011-

2014)”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga. 2016

Jumingan. "Analisis laporan Keuangan". Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2006

Kasmir. "Manajemen Perbankan". Jakarta: Rajawali Pers.2014

Muhamad. "Bank Syari'ah". Yogyakarta: Ekonisia. 2006

Mulatsih. "pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Konerka Pada Bank

Pembangunan Daerah”. Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 2 Universitas

Gunadarma. 2014.

Prasojo. "Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Syariah". Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 2

No.1. 2015

Purnamasari, Gusti Ayu Yuliani dan Dodik Ariyanto. "Analisis Perbandingan

Kinerja Keuangan Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Periode 2010-2014" E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol,15.1.

2016

Purwoko, Didik dan Bambang Sudiyatno. "Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Kinerja Bank (Studi Empirik Pada Industri Perbankan Di Bursa efek

Indonesia)". Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). 2013

113

Raharjo, Dwi Priyanto Agung dkk. "Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO,

dan NIM Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia". Jurnal Ekonomi

Manajemen Sumber Daya Vol. 15 No.2. 2014

Rahmawati, M. N. "Manajemen Risiko Perbankan Syariah". Ciputat: UIN Press.

2015

Rodoni, Ahmad "Manajemen Keuangan Modern". Jakarta: Mitra Wacana Media.

2014

Rosadi, Dedi. "Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews".

Yogyakarta: ANDI. 2012

Rotinsulu, D. P. "The Analyze Of Risk Based Bankin Rating Method On Bank's

Profitability In State-Owned Banks". Journal Faculty of Economics and

Business, International Business Administration (IBA) Program,

University of Sam Ratulangi Manado, 96. 2015

Ruliana, T. d. "Health Level of Bank Using Risk Based Bank Rating". Journal

Scientific Papers Series Management, Economic Engineering in

Agriculture and Rural Development Vol. 16, Issue 1, 2016, 451. 2016

Sabir, Muhammad. dkk. "Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di

Indonesia" Jurnal Analisis, Vol.1 No.1 : 79 – 86. 2013

Satria, B. d. "Determinants of Performance In Indonesia Banking: A Cross-

Sectional and Dynamic Panel Data Analysis". Internasional Journal Of

Ekonomic and Finance Studies Vol 4, No 2, 2012, 42. 2012

Siregar, S. "Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi". Jakarta: PT Kharisma

Putra Utama. 2015

Sudarsono, H. "Dampak Kritis Keuangan Global Terhadap Perbankan di

Indonesia: Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah".

Jurnal LaRiba Vol. III No. 1, 17. 2009

Sugari, B. P. "Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Syariah dan

Konvensional dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earning, Capital)". Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jenderal Soedirman, 2. 2015

Sugiyono. "Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B" . Bandung:

Alfabet. 2012

Suharyadi, P. S. "Statistika untuk ekonomi dan keuangan modern edisi 2". Jakarta:

Salemba Empat. 2013

Sutrisno. "Risk, Efficiency and Performance of Islamic banking: Empirical

Studyon Islamic Banking in indonesia". Asian Journal of Economic

Modelling, 2016, 4(1): 47-56, 2. 2016

114

Umam, K. "Perbankan Syariah Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangannya di

Indonesia". Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2016

Wibowo. "Manajemen Kinerja". Jakarta: Rajawali Pers. 2016

Wirdyaningsih. "Bank dan Asuransi Islam Di Indonesia". Jakarta: Kencana. 2005

Wiroso. "Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah" .

Jakarta: PT Grasindo. 2005

Yantiningsih, Noor Dwi. dkk. "Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate

Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan

Syariah Indonesia (Periode 2010-2014). Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. 2016

Yudiartini, Dewa Ayu Sri dan Ida Bagus Dharmadiaksa. "Pengaruh Rasio

Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Sector Perbankan di Bursa Efek

Indoensia". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.14. 2016

Al-Qur’an

www.bankmuamalat.co.id

www.bankvictoriasyariah.co.id

www.bcasyariah.co.id

www.bi.go.id

www.bjbsyariah.co.id

www.bnisyariah.co.id

www.brisyariah.co.id

www.maybanksyariah.co.id

www.megasyariah.co.id

www.paninbanksyariah.co.id

www.syariahbukopin.co.id

www.syariahmandiri.co.id

www.ojk.go.id

115

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian

BANK TAHUN ROA

(%)

NPF

(%)

FDR

(%)

GCG

(%)

NOM

(%)

CAR

(%)

Bukopin 2013 0.69 4.27 100.29 1.5 0.78 11.1

Bukopin 2014 0.27 4.07 92.89 2 0.35 15.85

Bukopin 2015 0.79 2.99 90.56 1.5 0.95 16.31

Bukopin 2016 0.76 3.17 88.18 1.5 0.4 17

BCAS 2013 1.01 0.1 83.48 1.55 1.09 22.35

BCAS 2014 0.76 0.12 91.17 2.1 0.61 29.57

BCAS 2015 0.96 0.7 94.41 1.5 1 34.3

BCAS 2016 1.13 0.5 90.12 1.5 1.15 36.78

Panin 2013 1.03 1.02 90.4 1.35 0.72 20.83

Panin 2014 1.99 0.53 94.04 1.4 1.58 25.69

Panin 2015 1.14 2.63 96.43 1.6 0.86 20.3

Panin 2016 0.37 2.26 91.99 1.16 0.05 18.17

BSM 2013 1.53 4.32 89.37 1.85 0.8 14.12

BSM 2014 -0.04 6.48 81.92 2.12 0.16 14.12

BSM 2015 0.56 6.06 81.99 2 0.58 12.85

BSM 2016 0.59 4.92 79.19 2 0.64 14.01

BNIS 2013 1.37 1.86 97.86 1.3 1.3 16.54

BNIS 2014 1.27 1.86 92.6 2 1.21 18.43

BNIS 2015 1.43 2.53 91.94 2 0.67 15.48

BNIS 2016 1.44 2.94 84.57 2 0.9 14.92

BRIS 2013 1.15 4.06 102.7 1.35 1.1 14.49

BRIS 2014 0.08 4.6 93.9 1.74 0.05 12.89

BRIS 2015 0.76 4.86 84.16 1.61 1.81 13.94

BRIS 2016 0.95 4.57 81.42 1.61 0.39 20.63

Muamalat 2013 0.27 1.35 99.99 1.15 1.32 14.43

Muamalat 2014 0.17 6.55 84.14 1.4 0.25 13.91

Muamalat 2015 0.2 7.11 90.3 3 0.3 12.36

Muamalat 2016 0.22 3.35 95.13 2 0.2 12.74

Mega 2013 2.33 2.69 93.37 1.86 2.17 12.99

Mega 2014 2.29 3.89 93.61 1.45 0.3 18.82

Mega 2015 0.3 4.26 98.49 1.54 -0.34 18.74

Mega 2016 2.63 3.3 95.24 1.5 2.44 23.53

116

Victoria 2013 0.5 3.71 84.65 1.66 0.34 18.4

Victoria 2014 -1.87 7.1 95.19 1.93 -2 15.27

Victoria 2015 -2.36 9.8 95.29 3 -4.63 16.14

Victoria 2016 -2.19 7.21 100.67 1.98 -3.17 15.98

BJB 2013 0.91 1.86 97.4 1.78 0.92 17.99

BJB 2014 0.72 5.84 84.02 1.89 -2.45 15.78

BJB 2015 0.25 6.93 104.75 2.5 -2.9 22.53

BJB 2016 -8.09 17.91 98.73 2.3 -27.84 18.25

MayBank 2013 2.87 2.69 152.87 2.71 0.61 59.61

MayBank 2014 3.61 5.04 157.77 2.2 -1.46 52.14

MayBank 2015 -20.13 4.26 110.54 2.51 -32.92 38.4

MayBank 2016 -9.51 3.3 134.73 2.43 -19.96 55.06

Sumber: Website tiap bank (Data diolah)

Lampiran 2: Uji Asumsi Klasik

1. Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

14

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Series: ResidualsSample 1 44Observations 44

Mean 2.57e-16Median -0.146040Maximum 3.778572Minimum -4.198689Std. Dev. 1.131865Skewness -0.195724Kurtosis 8.067896

Jarque-Bera 47.36746Probability 0.000000

117

Setelah disembuhkan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Series: ResidualsSample 1 42Observations 37

Mean -0.020495Median 0.005233Maximum 1.117516Minimum -1.760648Std. Dev. 0.700516Skewness -0.303444Kurtosis 2.620936

Jarque-Bera 0.789335Probability 0.673904

2. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.814596 Prob. F(15,21) 0.6530

Obs*R-squared 13.60973 Prob. Chi-Square(15) 0.5553

Scaled explained SS 8.436839 Prob. Chi-Square(15) 0.9051

3. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.497346 Prob. F(2,30) 0.6131

Obs*R-squared 1.155911 Prob. Chi-Square(2) 0.5610

4. Uji Multikolonieritas

118

Lampiran 3: Hasil Regresi Data Panel

1. Common Effect Model

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/11/17 Time: 11:14

Sample: 1 4

Included observations: 4

Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF? -0.145796 0.048698 -2.993853 0.0048

FDR? 0.010625 0.011390 0.932831 0.3566

GCG? -0.097595 0.464472 -0.210120 0.8347

NOM? 0.377575 0.052617 7.175879 0.0000

CAR? 0.024479 0.023927 1.023099 0.3126 R-squared 0.907157 Mean dependent var -0.111136

Adjusted R-squared 0.897635 S.D. dependent var 3.859896

S.E. of regression 1.234956 Akaike info criterion 3.366593

Sum squared resid 59.47956 Schwarz criterion 3.569342

Log likelihood -69.06504 Hannan-Quinn criter. 3.441782

Durbin-Watson stat 2.418587

2. Fixed Effect Model

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/11/17 Time: 11:15

Sample: 1 4

Included observations: 4

Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.595315 2.567198 -2.958601 0.0062

NPF? -0.101593 0.049668 -2.045439 0.0500

FDR? 0.061273 0.026192 2.339380 0.0267

GCG? 0.215605 0.481103 0.448146 0.6575

NOM? 0.387938 0.053676 7.227457 0.0000

CAR? 0.113710 0.051703 2.199293 0.0363

Fixed Effects (Cross)

BCAS--C -1.134093

BJB--C 1.527110

BNIS--C 0.937359

BRIS--C 0.815662

BSM--C 1.508215

BUKOPIN--C 0.589959

MAYBANK--C -5.657534

119

MEGA--C 1.118686

MUAMALAT--C 0.488691

PANIN--C 0.155400

VICTORIA--C -0.349455 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.953871 Mean dependent var -0.111136

Adjusted R-squared 0.929159 S.D. dependent var 3.859896

S.E. of regression 1.027352 Akaike info criterion 3.167135

Sum squared resid 29.55268 Schwarz criterion 3.815931

Log likelihood -53.67696 Hannan-Quinn criter. 3.407740

F-statistic 38.59926 Durbin-Watson stat 3.161448

Prob(F-statistic) 0.000000

3. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: BANK

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 2.419381 (10,28) 0.0320

Cross-section Chi-square 27.401414 10 0.0022

4. Random Effect Model

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/11/17 Time: 11:16

Sample: 1 4

Included observations: 4

Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 44

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.831277 1.462146 -1.936385 0.0603

NPF? -0.136397 0.042814 -3.185819 0.0029

FDR? 0.039020 0.018669 2.090078 0.0434

GCG? 0.158664 0.428750 0.370061 0.7134

NOM? 0.401189 0.046208 8.682320 0.0000

CAR? 0.004207 0.027618 0.152336 0.8797

Random Effects (Cross)

BCAS--C -0.167201

BJB--C 0.555271

120

BNIS--C 0.066681

BRIS--C -0.000524

BSM--C 0.151789

BUKOPIN--C -0.093367

MAYBANK--C -0.242946

MEGA--C 0.266584

MUAMALAT--C -0.189178

PANIN--C -0.031950

VICTORIA--C -0.315158 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.403341 0.1336

Idiosyncratic random 1.027352 0.8664 Weighted Statistics R-squared 0.914298 Mean dependent var -0.087410

Adjusted R-squared 0.903021 S.D. dependent var 3.637101

S.E. of regression 1.132643 Sum squared resid 48.74947

F-statistic 81.07941 Durbin-Watson stat 2.504902

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.913450 Mean dependent var -0.111136

Sum squared resid 55.44811 Durbin-Watson stat 2.202287

5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: BANK

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 13.188199 5 0.0217