pengaruh teknologi informasi dan saling ketergantungan...

27
Pengaruh Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan terhadap Kinerja Manajerial dengan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen sebagai Variabel Intervening KIKI WIDIASTUTI Universitas Diponegoro Semarang WAHYU MEIRANTO, S.E., M.Si., Akt. Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT This major study of management accounting was applied to the contingency approach to studying management accounting system design and performance. This study examined the effect of information technology and the interdependence of managerial performance through management accounting systems. Information technology is a merger between computer technology and telecommunications. While the interdependence itself is one of the contingency variable to consider in designing the SAM. While managerial performance is a measure of how effective and efficient performance of individual members of the organization. Managerial performance is one of the factor that can improve organizational effectiveness. The population used in this study is an employee or a manager of banking services in the area belongs to Central Java and Yogyakarta. Study sample 52 respondents selected based on criteria in purposive sampling. Data were analyzed using Partial Least Square (PLS) in a of Structural Equation Modeling (SEM). The results shows that the information technology (IT) have positive indirect effect and significant impact on managerial performance through management accounting system (MAS). Interdependence (SK) also have positive indirect effect and significant impact on managerial performance through management accounting system (MAS). Keywords: Information Technology, Interdependence, Management Accounting System (MAS).

Upload: tranthuan

Post on 06-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Pengaruh Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan

terhadap Kinerja Manajerial dengan Karakteristik Sistem

Akuntansi Manajemen sebagai Variabel Intervening

KIKI WIDIASTUTI

Universitas Diponegoro Semarang

WAHYU MEIRANTO, S.E., M.Si., Akt.

Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRACT

This major study of management accounting was applied to the contingency approachto studying management accounting system design and performance. This study examined theeffect of information technology and the interdependence of managerial performance throughmanagement accounting systems. Information technology is a merger between computertechnology and telecommunications. While the interdependence itself is one of thecontingency variable to consider in designing the SAM. While managerial performance is ameasure of how effective and efficient performance of individual members of theorganization. Managerial performance is one of the factor that can improve organizationaleffectiveness.

The population used in this study is an employee or a manager of banking services inthe area belongs to Central Java and Yogyakarta. Study sample 52 respondents selectedbased on criteria in purposive sampling. Data were analyzed using Partial Least Square(PLS) in a of Structural Equation Modeling (SEM).

The results shows that the information technology (IT) have positive indirect effectand significant impact on managerial performance through management accounting system(MAS). Interdependence (SK) also have positive indirect effect and significant impact onmanagerial performance through management accounting system (MAS).

Keywords: Information Technology, Interdependence, Management Accounting System(MAS).

I. PENDAHULUAN

Kebutuhan manusia akan informasi terus meningkat seiring dengan pesatnya

perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat berubah. Informasi

adalah data yang berguna yang dapat diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan yang tepat (Bodnar dan Hopwood, 1995). Disamping itu juga

kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut

untuk mencukupi kebutuhan orang banyak. Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur

merupakan salah satu jenis perusahaan yang mempunyai entitas yang komplek dimana di

dalamnya terdapat sejumlah perubahan lingkungan persaingan, sistem perdagangan yang

setiap saat dapat mengancam pertumbuhan perusahaan.

Persaingan pasar telah menciptakan pergolakan, tekanan, resiko dan ketidakpastian

organisasi. Puncak tuntutan organisasi yaitu menjawab segala ancaman dan kesempatan

dalam lingkungan bersaing dan mendesain serta menggunakan sistem pengendalian yang

tepat, untuk mencapai tujuan ini perusahaan manufaktur biasanya mempunyai sistem

akuntansi manajemen yang baik yang dikelola para manajer dalam melaksanakan operasional

perusahaan (Khandwalla, 1972, 1973; Burchell et al. (1980); Haas, 1987; Bromwich dan

Bhimani, 1994 dalam Mia dan Clarke, 1999). Sistem akuntansi manajemen merupakan

prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk mempertahankan dan

menyediakan alternatif dari berbagai kegiatan perusahaan.

SAM dalam suatu organisasi dapat menjadi informasi sebagai alat penghubung,

pengendalian, evaluasi dan laporan terhadap biaya-biaya, aktivitas dan kinerja. SAM

merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi para manajer

(Bowens dan Albernethy, 2000). Chenhall dan Morris (1986), Johnson (1990), Mia dan

A.Patiar (2001), mengatakan bahwa syarat utama informasi yang diperlukan yaitu SAM yang

dapat membantu manajer dalam mempertinggi kualitas pengambilan keputusan mereka,

dengan demikian mereka dapat memperbaiki kinerja organisasi (Downie, 1997). SAM dalam

perusahaan industri diharapkan dapat mempersiapkan para manajer dalam membentuk format

yang tepat bagi industri dan para manajer diminta merasakan kepuasan yang sama terhadap

kebutuhan informasi (Dent, 1996; Govindarajan, 1984; Mia dan Chenhall, 1994; Simons,

1990 dalam Arsono dan Muslichah, 2002).

Karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat berdasarkan persepsi

para manajerial sebagai pengambilan keputusan dikategorikan dalam empat sifat yaitu scope

(lingkup), timeliness (tepat waktu), aggregation (agregasi), integration (integrasi). Scope

berkaitan dengan penyediaan informasi yang fokus pada internal dan eksternal perusahaan,

timeliness berkaitan dengan kecepatan pelaporan, aggregation menyediakan ringkasan

informasi sesuai dengan area fungsional, waktu periode atau melalui model keputusan, dan

integration terdiri dari informasi tentang aktivitas departemen lain dalam perusahaan dan

bagaimana keputusan yang dibuat di satu departemen mempengaruhi kinerja di departemen

lainnya (Chenhall dan Morris, 1986 seperti yang dikutip dalam Arsono dan Muslichah 2002).

Karakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi tersebut akan menjadi efektif

apabila mendukung kebutuhan pengguna informasi akan pengambilan keputusan. Hal ini

sejalan dengan pendekatan kontijensi bahwa tingkat ketersediaan dari masing-masing

karakteristik informasi sistem akuntansi mungkin tidak selalu sama untuk setiap organisasi

tetapi ada faktor tertentu lainnya yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap

informasi akauntansi manajemen. Hal ini dapat digambarkan bahwa informasi akuntansi

manajemen sebagai sub kontrol dalam organisasi, akan selalu dihadapkan pada sub sistem

kontrol lainnya seperti desentralisasi karena kedua sub sistem kontrol tersebut selalu ada

dalam suatu organisasi. (Outley, 1980 dalam Nazarudin, 1998)

Untuk itu suatu sistem akuntansi manajemen juga dipengaruhi oleh teknologi informasi

dan saling ketergantungan. Teknologi dan saling ketergantungan dengan dibantu sistem

akuntansi manajemen dapat mengetahui kinerja manajerial. Teknologi informasi merupakan

bagian dari sitem informasi dan teknologi informasi menunjukan pada teknologi yang

digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi (Aji, 2005). Teknologi

informasi juga dapat dikatakan suatu rangkaian perangkat keras dan lunak yang dirancang

untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna (Bodnar, 2006).

Informasi tersebut dapat tersedia dengan adanya komputer yang didukung oleh

berbagai macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiaannya, memungkinkan bagi

manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan dimungkinkan lebih banyak laporan

yang dibutuhkan. Ini dimungkinkan karena dengan menggunakan jaringan informasi yang

berhubungan dengan lingkungan eksternal (misal: pemerintah, pesaing) dan internal (dari

berbagai departemen) dapat diperoleh dengan mudah dan cepat (Arsono dan Muslichah,

2002).

Suatu informasi dapat dikatakan memiliki manfaat dalam proses pengambilan

keputusan apabila informasi tersebut disajikan secara akurat, tepat waktu dan relevan.

Informasi saat ini telah diakui sebagai salah satu sumber daya atau investasi yang patut

dikembangkan oleh suatu perusahaan yang diharapkan dapat memiliki kinerja yang lebih

baik, sehingga dapat menjadi suatu sumber daya penyedia informasi yang cepat dan akurat

serta dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencapaian tujuan organisasi (Komara,

2005).

Kinerja manajerial juga dipengaruh oleh saling ketergantungan melalui sistem

akuntansi manajemen. Saling ketergantungan adalah salah satu variabel kontinjensi yang

perlu dipertimbangakan dalam merancang SAM, tetapi masih sedikit menerima perhatian dari

peneliti. Peneliti yang telah mengkaitkan secara langsung pengaruh saling ketergantungan

dengan SAM adalah Chenhall dan Morris (1986) Mia dan Goyal (1991) dalam Arsono dan

Muslichah (2002). Semakin tinggi tingkat saling ketergantungan akan menyebabkan semakin

kompleksnya tugas yang dihadapi manajer. Sebagai akibat manajer membutuhkan informasi

yang lebih banyak, baik itu informasi yang terkait dengan departemen lain. Disamping itu,

Hayes (1977) dalam Arsono dan Muslichah menyatakan bahwa pengukuran kinerja terhadap

unit yang mempunyai tingkat saling ketergantungan tinggi akan sangat bermanfaat apabila

pengukuran tersebut tidak hanya mencakup penilaian pencapaian target tetapi mencakup

penilaian relibilitas, kerjasama, dan fleksibilitas para manajer devisi. Saling ketergantungan

organisasi cenderung mempengaruhi aktivitas perencanaan dan pengendalian bagi sub unit

yang mempunyai tingkat saling ketergantungan tinggi, yang bisa menyulitkan tugas

koordinasi.

Peningkatan kinerja suatu badan usaha khususnya manajerial membutuhkan informasi

akuntansi manajemen. Salah satu peran penting sistem informasi akuntansi manajemen

adalah menyediakan informasi bagi orang yang tepat dengan cara yang tepat dan pada saat

yang tepat. Informasi berperan meningkatkan kemampuan manajemen untuk memahami

keadaan lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasikan aktivitas yang relevan (Nazarrudin,

1998).

Para manajer akan membutuhkan SAM yang dapat memberikan informasi yang bersifat

integritas (Arsono dan Muslichah, 2002) informasi yang dihasilkan oleh SAM akan

membantu manajer untuk mengatasi kompleksitas tugas yang dihadapi, sehingga dengan

informasi yang tersedia akan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Karakteristik SAM

dapat memainkan peran yang penting. SAM di desain untuk memberikan informasi yang

lebih canggih dan tidak hanya membantu membuat keputusan dalam departemen namun juga

membantu koordinasi antar departemen (Bowens dan Abernethy, 2000 ).

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja manajerial yang merupakan

kemampuan manajer dalam membuat perencanaan, kemampuan manajer mencapai target,

dan kiprah manajer diluar perusahaan, sebenarnya berhubungan dengan keempat karakteristik

informasi yang terdiri dari broad scope, agregation, integration dan timeliness, hanya saja

besarnya hubungan bervariasi tergantung pada fungsi yang harus dilakukan oleh manajer

(Juniarti dan Evelyne, 2003).

Beberapa peneliti menunjukan adanya hasil penelitian yang berbeda-beda. Ainun

Mardiyah dan Gudono (2001), Nazarudin (1998), membuktikan bahwa ada pengaruh positif

antara desentralisasi terhadap kinerja manajerial dengan dibantu oleh karakterisktik sistem

akuntansi manajemen, Fuad Rahman (2000) menggunakan karakteristik SAM yaitu broad

scope sebagai hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap kinerja

manajerial. Sedangkan Arsono dan Muslichah (2002) berhasil membuktikan bahwa

karakteristik SAM scope dapat bertindak sebagai variabel antara dalam hubungan positif

antara teknologi informasi dan kinerja manajerial serta saling ketergantungan dengan kinerja

manajerial. Namun penelitian Arsono dan Muslichah hanya pada perusahaan manufaktur saja

tidak mencoba pada jenis perusahaan lainnya. Dari hasil-hasil tersebut membuktikan adanya

perbedaan (gap research) dan menunjukan bahwa setiap peneliti memiliki situasi dan kondisi

yang menyebabkan pengaruh desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen tidak sama

diterapkan pada beberapa objek penelitian yang dikaji oleh para peneliti tersebut.

Atas dasar latar belakang inilah dilakukan penelitian tentang pengaruh teknologi

informasi dan saling ketergantungan terhadap kinerja manajerial dengan karakteristik SAM

sebagai variabel intervening. Berdasarkan uraian tersebut, maka secara spesifik rumusan

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah teknologi informasi melalui sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif

terhadap kinerja manajerial?

2. Apakah saling ketergantungan melalui sisitem akuntansi manajemen berpengaruh

positif terhadap kinerja manajerial?

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk untuk membuktikan secara empiris bahwa

penggunaan sistem akuntansi manajemen (SAM) sebagai mediasi antara teknologi informasi

dan saling ketergantungan dengan kinerja manajerial. Setelah tujuan penelitian ini tercapai,

maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan bukti secara empiris bagi akuntan

manajemen bahwa selain memberikan gambaran tentang teknologi informasi dan saling

ketergantungan untuk meningkatkan kinerja manajerial maka manajemen perlu mengetahui

penggunaan informasi SAM yang dapat digunakan dalam persaingan bisnis yang semakin

kompetitif. Serta dapat mengambil manfaat bahwa dengan penggunaan informasi SAM, maka

perusahaan dapat membandingkan informasi yang dimilikinya dengan para kompetitornya

dalam pengambilan keputusan.

II. TELAAH TEORI

1. Teori Kontijensi

Pendekatan kontinjensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak

ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk diterapkan pada seluruh

organisasi dalam setiap keadaan, namun sistem akuntansi manajemen juga tergantung pada

faktor-faktor situasional yang ada dalam organisasi. Pendekatan kontijensi dapat mengetahui

apakah keadadalan sistem akuntansi manajeman itu akan selalu berpengaruh sama pada

setiap kondisi atau tidak. Dengan didasarkan pada pendekatan kontinjensi maka ada

kemungkinan terdapat variabel penentu lainnya yang akan saling berinteraksi, selaras dengan

kondisi yang dihadapi (Nazaruddin, 1998).

Menurut Otley (1980) dalam Arsono dan Muslichah (2002), menegaskan bahwa

organisasi beradaptasi mengahadapi kondisi kontijensi dengan menata faktor-faktor yang

dapat dikendalikan agar terbentuk konfigurasi yang sesuai sehingga diharapkan menghasilkan

efektivitas organisasi. Penggunaan konsep kesesuian dalam teori kontijensi menunjukan

tingkat kesesuaian antara faktor-faktor kontekstual (kontijensi) dan SAM akan

memungkinkan manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Teknologi Informasi

Sistem informasi adalah sebuah rangakaian prosedur formal mengenai pengumpulan

data yang kemudian diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) didefinisikan sebagai kumpulan manusia dan sumber-

sumber model di dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk menyiapkan

informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan

data transaksi, perkembangan sistem akuntasi informasi tidak terlepas dari investasi teknologi

informasi (TI).

Teknologi informasi mempunyai fungsi utama dalam dunia bisnis yaitu pemrosesan

informasi. Haag dan Cummings (1998) dalam Arsono dan Muslichah (2002) menyatakan

terdapat lima kategori tugas pemrosesan informasi yang mencakup menangkap,

menyampaikan, menciptakan, menyimpan, dan mengkomunikasikan. Berikut disajikan dalam

tabel di bawah ini

KATEGORI PEMROSESAN INFORMASI DANALAT TEKNOLOGI INFORMASI

Tugas pemrosesanInformasi

Keterangan Alat TI

Menangkap informasi Memperoleh informasipada titik asalnya

Teknologi input,misalnya: Mouse,Keyboard, Barcodereader

Menyampaikaninformasi

Menyajikan informasidalam bentuk yang palingberguna

Teknologi output,misalnya: Screen,Printer, Speaker

Menciptakan informasi Memproses informasiuntuk memperolehinformasi baru

Teknologi software,misalnya: Wordprocessing, Payroll,Expert system

Menyimpan informasi Menyimpan informasiuntuk penggunaan waktuyang akan datang

Teknologi penyimpanan,misalnya: Hard disk,CDRom, Tape

Mengkomunikasikaninformasi

Menyampaikan informasike orang lain atau ke lokasilain

Teknologitelekomunikasi,misalnya: Modem,Satellite

Sumber: Haag dan Cummings 1998 : 18

Tiap tugas dan pemrosesan informasi tersebut dapat digunakan secara individu, atau

juga dapat digabungkan untuk mencapai suatu sistem informasi yang dapat menangani semua

tugas. Christiansen dan Mouritsen (1995) dalam Arsono dan Muslichah (2002), menyatakan

bahwa teknologi informasi merupakan tantangan bagi akuntansi manajemen.

3. Saling Ketergantungan

Chenhal dan Moris (1986), mendifinisikan saling ketergantungan (interpedensi) sebagai

tingkat dimana departemen tergantung satu sama lain untuk menyelesaikan tugas mereka.

Saling ketergantungan merupakan variabel penting dalam hubungan kontraktual. Perbedaan

fungsi dan spesialis organisasi memungkinkan terjadinya saling ketergantungan

organisasional (Aldrich 1976, dalam Arsono dan Muslichah 2002).

Dalam Arsono dan Muslichah (2002), Robbins (2001) mengidentifikasi tiga bentuk

saling ketergantungan, yaitu :

a. Sequential interdependence : Satu kelompok tergantung pada suatu kelompok lain

untuk masukannya tetapi ketergantungan itu hanya satu arah, misalnya Bagian Kredit

dan Bagian Dana. Dalam hal ini bagian kredit bergantung pada bagian dana untuk

masukanya. Dalam saling ketergantungan berurutan, jika kelompok yang memberi

masukan tidak menjalankan tugasnya dengan benar maka kelompok yang bergantung

pada kelompok pertama akan sangat terkena.

b. Pooled interdependence : Dua atau lebih unit menyumbang output secara terpisah ke

unit yang lebih besar, misalnya bagian Akuntansi/IT dan Bagian Operasional. Kedua

departemen ini pada hakikatnya terpisah dan jelas terbedakan satu sama lain.

c. Reciprocal interdependence: Dimana kelompok – kelompok bertukar masukan dan

keluaran, misalnya kelompok pemasaran dan dana. Pada interdependence ini

kelompok dana saling bergantung secara timbal balik. Kelompok dana memperlukan

kelompok pemasaran untuk menginformasikan tentang bunga yang akan diterima oleh

nasabah.

TIPE SALING KETERGANTUNGAN

(Sumber: Robbins, S.P., Organization Theory 1990 : 191, dalam Arsono dan

Muslichah, 2002)

4. Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)

Informasi SAM adalah sistem informasi yg menghasilkan keluaran (Output) dengan

menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan

Pooled (a)A

B

A

AReciprocal (c)

Sequential (b) B

B

manajemen. Proses ini dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan,

pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolan informasi. Keluaran

mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja,

dan komunikasi personal (Hansen dan Mowen, 2004).

Perencanaan SAM merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi yang perlu

mendapatkan perhatian sehingga diharapkan bisa memberikan kontribusi positif didalam

mendukung keberhasilan sistem pengendalian organisasi. Salah satu fungsi dari SAM adalah

menyediakan sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan

aktivitasnya, serta mengurangi ketidapastian lingkungan dalam usaha mencapai tujuan

organisasi dengan sukses. (Hansiadi, 2002).

Menurut Chenhall dan Morris (1986) dalam Arsono dan Muslichah (2002)

mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik informasi SAM yaitu sebagai berikut :

a. Broad Scope.

Didalam sistem informasi, broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi,

dan horison waktu (Gorry dan Morton 1971; Larcker, 1981; Gordon dan Narayanan,

1984). SAM tradisional memberikan informasi yang terfokus pada peristiwa–peristiwa

dalam organisasi, yang dikuantifikasi dalam ukuran moneter, dan yang berhubungan

dengan data historis. Lingkup SAM yang luas mencakup ukuran nonmoneter terhadap

karakteristik lingkungan ekstern (Gordon dan Miller 1976). Disamping itu, lingkup

SAM yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa di

masa yang akan datang didalam ukuran probabilitas.

b. Timeliness.

Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa

kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness SAM. Informasi yang timeliness

meningkatkan fasilitas SAM untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk

memberikan umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi

timeliness mencakup frekwensi pelaporan dan kecepatan pelaporan. Chia (1995)

menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada jarak waktu antara permintaan

dan tersedianya informasi dari SAM ke pihak yang meminta.

c. Aggregation.

SAM memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari

pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi

21

berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban

atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang

konsisten dengan model keputusan formal seperti analisis cash flow yang

didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming untuk

penerapan anggaran, analisis biaya-volume-laba, dan model pengendalian persediaan.

Dalam perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan

informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen

produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model

keputusan formal.

d. Integration.

Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen

dalam sub – sub organisasi. Karakteristik SAM yang membantu koordinasi mencakup

spesifikasi target yang menunjukkan pengaruh interaksi segmen dan informasi

mengenai pengaruh keputusan pada operasi seluruh subunit organisasi. Chia (1995)

menyatakan bahwa informasi yang terintegrasi dari SAM dapat digunakan sebagai

alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit. Kompleksitas dan saling

ketergantungan antar subunit akan direfleksikan dalam informasi yang terintegrasi

dari SAM.

5. Kinerja Manajerial

Kinerja merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh perusahaan, merupakan suatu

proses berkesinambungan yang melibatkan sumber daya manusia untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Kinerja diperasionalkan sebagai kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan adalah

kinerja anggota organisasi dalam kegiatan manajerial yang meliputi : perencanaan,

investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi dan representasi (Mahoney et al

. 1963 dalam Arsono dan Muslichah, 2002).

Menurut Govindarajan dan Gupta, (1985) : Nauri dan Parker, (1998) dalam Arsono dan

Muslichah (2002) kinerja manajerial adalah kemampuan manajemen dalam melakasanakan

tanggung jawabnya terhadap kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, pengembangan personel,

pencapain anggaran, pengurangan biaya (peningkatan pendapatan). Penilaian kinerja adalah

bagaimana kita menentukan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Tujuan pokok kinerja adalah untuk memotivasi tujuan dalam mencapai sasaran

organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar

membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan dengan melalui umpan balik kerja.

6. Hipotesis

Tekonologi komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang banyak

berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena dengan sistem informasi berbasis

komputer informasi dapat disajikan tepat waktu dan akurat. TI dapat mempengaruhi

karakteristik SAM scope. Jadi penggunaan TI, yang merupakan penggabungan antara

teknologi komputer dan teknologi komunikasi, membantu SAM dalam menyajikan informasi

lingkup luas. Ini dimungkinkan karena dengan menggunakan jaringan, informasi yang

berhubungan dengan lingkungan eksternal (misal: pemerintah, pesaing) dan internal (dari

berbagai departemen) dapat diperoleh dengan mudah dan cepat.

Teknologi komputer, dengan berbagai macam perangkat lunak, memungkinkan SAM

untuk menyajikan berbagai format, baik itu format yang mengacu pada model keputusan

formal maupun penggabungan informasi fungsional dan temporal. Ini dapat dilakukan karena

adanya database yang memungkinkan data lama dan baru selalu tersedia untuk kepentingan

manajemen. Tersedianya TI yang dapat mempengaruhi karakteristik SAM, memungkinkan

manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kinerja manajerial

H1 : Teknologi Informasi Berpengaruh Tidak Langsung Terhadap Kinerja Manajerial

Melalui Karakteristik SAM

Unit organisasi tidak hanya perlu informasi yang berkaitan dengan unitnya sendiri,

tetapi juga informasi yang berkaitan dengan unit lain. Bouwens dan Abernethy (2000)

berpendapat bahwa SAM dapat digunakan untuk mengurangi pengaruh saling

ketergantungan. Informasi board scope yang disediakan oleh SAM menyediakan manajer

sebagai alternatif solusi untuk dipertimbangkan. Ini memungkinkan para manajer untuk

memahami masalah yang terjadi secara lebih baik (Bouwens dan Abernethy 2000; Abernethy

dan Guthrie 1994; Chenhall dan Morris 1986 dalam Arsono dan Muslichah 2002).

Bouwens dan Abernethy (2000) dalam Arsono dan Muslichah menyatakan bahwa

interdependensi berpotensi untuk menciptakan gap informasi bagi pembuat keputusan. Gap

ini terjadi karena informasi yang tersedia lebih sedikit dari yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan. Ketika ini terjadi, maka pembuta keputusan menghadapi

ketidakpastian. Informasi broad scope disediakan oleh SAM dapat mengurangi ketidakpastian

tersebut. Informasi yang terintegrasi yang disajikan oleh SAM akan membantu para manajer

untuk dapat mengambil keputusan yang efektif sehingga dampak kineja yang ditimbulkan

dari pembuatan keputusan tersebut akan meningkat.

H2 : Saling Ketergantungan Berpengaruh Positif Tidak Langsung Terhadap Kinerja

Manajerial Melalui Karekteristik SAM

GAMBAR

KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

Teknologi

Informasi

Saling

Ketergantungan

Karakteristik

SAM

Kinerja

Manajerial

+

+

III.METODE PENELITIAN

1. Jenis data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dan diolah adalah data primer yang diperoleh dari jawaban

para Pimpinan Cabang, Kabid Umum, Kasi pemasaran, Kabid Dana, Kasi Kredit,

Akuntansi/TI yaitu jawaban terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan dari peneliti

mengenai teknologi informasi, saling ketergantungan, kinerja manajerial dan karakteristik

informasi SAM yang dibutuhkan perusahaan.

2. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan jasa perbankan yang diproksikan melalui

manajer perusahaan jasa perbankan yang berada di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan cara memilih

perusahaan jasa perbankan yang berada di Jawa Tengah dan merupakan bank milik daerah

khususnya PD.PBR BKK.

3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

a. Definisi Operasional Variabel Independen

1. Teknologi Informasi

Teknologi informasi dioperasionalkan sebagai teknologi yang digunakan untuk

menangkap, menyampaikan, menciptakan, menyimpan dan mengkomunikasikan informasi.

Haag dan Cummings (1998) dalam Arsono dan Muslichah (2002), mendefinisikan teknologi

informasi sebagai alat berbasis komputer yang digunakan orang untuk bekerja dengan

informasi dan mendukung informasi dan kebutuhan pemrosesan informasi dari suatu

organisasi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan instrumen yang

dikembangan sendiri oleh peneliti yang terdiri dari tujuh pertanyaan dimana pertanyaan

didasarkan indikator yang dikemukaan oleh Haag dan Cummings (1998) dalam Arsono dan

Muslichah (2002), yaitu menangkap, menyampaikan, menciptakan, menyimpan dan

mengkomunikasikan informasi. Ukuran teknologi informasi (TI) didasarkan pada tanggapan

subyek terhadap serangkaian item yang menggunakan skala lima poin, dengan nilai satu jika

teknologi informasi yang dibutuhkan tidak tersedia dan nilai lima jika teknologi informasi

yang dibutuhkan tersedia.

2. Saling Ketergantungan

Saling ketergantungan dioperasionalkan sebagai pertukaran output yang terjadi antara

segmen dalam sub-unit organisasi. Saling ketergantungan diukur dengan menggunakan

instrumen yang dikembangkan oleh Van de van et al. dalam Arsono dan Muslichah 2002.

Pengukuran ini menggunakan diagram yang menggambarkan tiga tipe saling ketergantungan

(pooled interdependence, sequentiap independence dan reciprocal interpedence).

Saling ketergantungan diukur dengan menggunakan skala likert dengan tiga item

pertanyaan yang dikembangkan oleh Van de Ven et.al (1976) dalam Arsono dan Muslichah

(2002). Ukuran saling ketergantungan (SK) didasarkan pada tanggapan subyek terhadap

serangkaian item yang menggunakan skala lima poin, dengan nilai satu jika saling

ketergantungan jauh dibawah rata-rata hingga nilai lima jika kinerja jauh di atas rata-rata.

b. Definisi Operasional Variabel Dependen

Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan

manajerial yang meliputi : perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staff,

negosiasi, dan representasi (Mahoney et al. 1963 dalam Arsono dan Muslichah, 2002).

Kinerja ini diukur menggunakan skala likert dengan enam item pertanyaan yang

dikembangkan oleh Mohoney et.al (1963) dalam Arsono dan Muslichah (2002) yang

menggunakan skala lima poin, dengan nilai satu jika kinerja jauh dibawah rata-rata hingga

nilai lima jika kinerja jauh di atas rata-rata.

c. Definisi Operasional Variabel Intervening

Chenhall dan Morris (1986) dalam Arsono dan Muslichah (2002) mengidentifikasi

empat karakteristik informasi SAM, namun diantara keempat karakteristik tersebut informasi

broad scope telah teridentifikasi sangat penting dalam membantu pengambilan keputusan

manajerial.

SAM dioperasionalkan sebagai ketersediaan informasi SAM. Sesuai dalam Arsono dan

Muslichah variabel SAM ini akan diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986) dan secara meluas telah digunakan oleh

peneliti dibidang akuntansi. Instrumen tersebut digunakan untuk mengukur persepsi

informasi yang bermanfaat bagi para manajer.

Variabel sistem akuntansi manajemen (SAM) ini diukur dengan menggunakan skala

likert dengan instrumen yang dikembangan sendiri oleh peneliti yang terdiri dari sembilan

pertanyaan dimana pertanyaan didasarkan indikator yang dikemukaan oleh Chabhall &

morris (1986) dalam Arsono dan Muslichah (2002). Ukuran teknologi informasi didasarkan

pada tanggapan subyek terhadap serangkaian item yang menggunakan skala lima poin,

dengan nilai satu jika informasi yang dibutuhkan tidak tersedia dan nilai lima jika informasi

yang dibutuhkan tersedia.

d. Alat Analisis

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least square

(PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis

komponen atau varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori

sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis yang

powerfull (Ghozali, 2008), karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya, data harus

didistribusikan normal, sampel tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk

mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya

hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk

dengan indikator refleksif dan formatif.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan jasa perbankan yang diproksikan melalui

manajer perusahaan jasa perbankan yang berada di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan cara memilih

perusahaan jasa perbankan yang berada di Jawa Tengah dan merupakan bank milik daerah

khususnya PD.PBR BKK. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengirimkan 60 kuesioner

secara langsung dan kuesioner yang pengisian datanya lengkap hanya sebanyak 52 kuesioner.

TabelDeskripsi Objek Penelitian

Keterangan Jumlah Presentase

Kuesioner yang disebar 60 100%

Kuesioner yang tidak terisi lengkap (8) 13,33%

Kuesioner yang digunakan untuk input data

(Respone Rate)52 86,67%

Sumber: Data Diolah, 2011

Adapun karakteristik responden penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Demografi Responden

Keterangan Total Presentase

Jumlah sampel 52 100%

Jenis Kelamin:

Pria

wanita

32

20

61,54%

38,46%

Usia:

25 – 35 tahun

36 – 45 tahun

>45 tahun

13

30

9

25%

57,69%

17,31%

Pendidikan:

SLTA

Diploma

S1

7

5

40

13,46%

9,62%

76,92%

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

2. Analisi Data

a. Statistik Deskriptif

Instrumen kuesioner digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari 4 pengukur

variabel. Variabel teknologi informasi yang digunakan ada 7 indikator, variabel saling

ketergantungan terdiri dari 3 indikator, sistem akuntansi manajemen 9 indiaktor dan kinerja

manajerial 6 indikator.

Gambaran mengenai variabel-variabel penelitian, disajikan dalam tabel statistik

deskriptif yang menunjukkan angka kisaran teoritis dan sesungguhnya, rata-rata serta standar

deviasi dapat dilihat pada tabel. Pada tabel tersebut disajikan kisaran teoritis yang merupakan

kisaran atas bobot jawaban yang secara teoritis didesain dalam kuesioner dan kisaran

sesungguhnya yaitu nilai terendah sampai nilai tertinggi atas jawaban responden yang

sesungguhnya.

Tabel

Statistik Deskriptif

N Min Max Mean MedianStd.

Deviasi

TI 52 22 35 28,86 29 2,34

SK 52 10 15 12,21 12 1,19

SAM 52 31 43 36,90 37 2,46

KM 52 20 29 23,17 22,5 2,47

Sumber : Data primer yang diolah

b. Outer Model

Indikator dalam penelitian ini diukur dengan indikator reflektif. Indikator reflektif

diuji discriminant validity dengan cross loading sebagai berikut:

Result For Outer Loading

KM SAM SK TI

KM1 0,907888 0,554265 0,587573 0,392804

KM2 0,403084 0,212575 0,274881 0,305498

KM3 0,700626 0,495030 0,458398 0,282881

KM4 0,582898 0,348977 0,451864 0,496913

KM5 0,685138 0,495508 0,451398 0,326927

KM6 0,892187 0,742214 0,718188 0,456193

SAM1 -0,090097 -0,020664 -0,153723 0,189778

SAM2 0,561668 0,798402 0,585847 0,419153

SAM3 -0,137528 -0,057785 -0,106992 0,102999

SAM4 0,371412 0,577803 0,431051 0,290388

SAM5 0,750771 0,845092 0,661323 0,485046

SAM6 0,273022 0,457783 0,129817 0,388045

SAM7 0,135732 0,565836 0,201602 0,454288

SAM8 0,456337 0,674634 0,374938 0,305808

SAM9 0,277927 0,446602 0,357878 0,364813

SK1 0,395967 0,398128 0,693708 0,308507

SK2 0,702952 0,669647 0,863549 0,383128

SK3 0,281665 0,243513 0,507890 -0,055458

TI1 0,316975 0,342017 0,200448 0,661135

TI2 0,452860 0,538346 0,305655 0,849883

TI3 0,405734 0,362209 0,414765 0,638470

TI4 0,094889 0,286831 -0,035132 0,641623

TI5 0,462387 0,490791 0,391850 0,795731

TI6 -0,055811 -0,076595 -0,102020 0,189091

TI7 0,192595 0,140474 -0,003152 0,403591

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2011

Pengujian discriminant validity adalah bahwa indikator pada suatu konstruk akan

mempunyai loading factor terbesar pada konstruk yang dibentuknya daripada loading factor

dengan konstruk yang lainnya.

Ada beberapa indikator yang menunjukan loading factor rendah atau kurang dari 0,5,

sehingga indikator tersebut harus didrop. Tabel berikut adalah result for outer loading yang

nilai loading factor dibawah 0,5 sudah didrop.

TabelResult For Outer Loading

KM SAM SK TI

KM1 0,896857 0,558572 0,591855 0,391406

KM3 0,719786 0,491386 0,460690 0,278794

KM4 0,595946 0,352604 0,452753 0,490433

KM5 0,677945 0,483269 0,459435 0,295860

KM6 0,898648 0,748709 0,719969 0,454169

SAM2 0,565719 0,793856 0,587273 0,423649

SAM4 0,377878 0,600986 0,431846 0,278677

SAM5 0,753518 0,856924 0,668225 0,481979

SAM7 0,134842 0,578298 0,198733 0,464353

SAM8 0,480848 0,723411 0,381623 0,298280

SK1 0,388226 0,356335 0,665754 0,320798

SK2 0,701787 0,683975 0,875909 0,384224

SK3 0,291819 0,256324 0,516597 -0,067970

TI1 0,311904 0,341279 0,196136 0,669930

TI2 0,441242 0,480681 0,297089 0,851771

TI3 0,403976 0,316445 0,410704 0,630891

TI4 0,084231 0,263326 -0,038906 0,630897

TI5 0,446024 0,471631 0,392651 0,810483

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2011

Untuk menilai reliabilitas suatu konstruk dapat dinilai dari composite reability, Average

Variance Extracted (AVE) dan membandingkan nilai akan AVE dengan nilai korelasi antar

konstruk.

TabelComposite Reability dan AVE

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2011

Ada cara lain untuk mengukur outer model yaitu dengan melihar akar AVE dan

korelasi antar konstruknya. Model dinyatakan baik jika akar AVE pada suatu konstruk lebih

tinggi daripada korelasi antar konstruk tersebut dengan konstruk lain. Berikut adalah korelasi

antar variabel laten.

Tabel

Akar AVE dan Korelasi Antar Konstruk

KM SAM SK TI

KM 1,000000

SAM 0,712705 1,000000

SK 0,715506 0,681807 1,000000

TI 0,489808 0,533473 0,371295 1,000000

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2011

Pada tabel tersebut nilai akar AVE ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

korelasi antar konstruk lainnya dengan ini berarti konstruk memiliki discriminant validity

yang tinggi.

c. Inner Model

Menilai inner model adalah melihat hubungan antar konstruk laten dengan melihat hasil

koefisien parameter path dan tingkat signifikasinya (Imam Ghozali, 2008). Berikut adalah R-

square pada konstruk

Composite

ReabilityAVE

KM 0,856446 0,513799

SAM 0,750052 0,319286

SK 0,737869 0,494966

TI 0,806562 0,401508

TabelR-square

R Square

KM 0,507948

SAM 0,556006

SK

TI

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2011

d. Pengujian Hipotesis

Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output

result for inner weight berikut ini:

Tabel Result for Inner Weight(Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial)

Original

Sample (O)

Sample Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(│O/STERR│)

SAM -> KM 0,712705 0,713969 0,041141 0,041141 17,323577

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2011

Dari table tersebut dapat dilihat terdapat hubungan positif antara sistem akuntansi

manajemen (SAM) dengan kinerja manajerial (KM) dengan koefisien sebesar 0,712. Hal

tersebut dapat dilihat dari nilai t statistik diatas 1,96 yaitu sebesar 17, 323.

Tabel Result for Inner Weight(Saling Ketergantungan Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen)

OriginalSample (O)

Sample Mean(M)

StandardDeviation(STDEV)

StandardError

(STERR)

T Statistics(│O/STERR│)

SK -> SAM 0,561082 0,573313 0,056736 0,056736 9,889269

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2011

Berdasarkan tabel saling ketergantungan berpengaruh signifikan terhadap sistem

akuntansi manajemen dengan koefisien sebesar 0,561. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

melihat nilai t statistik yaitu sebesar 9,889 itu berarti diatas 1,96.

Tabel Result for Inner Weight

(Teknologi Informasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen)

Original

Sample (O)

Sample Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(│O/STERR│)

TI -> SAM 0,325146 0,333866 0,065339 0,065339 4,976309

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2011

Berdasarkan tabel Teknologi informasi (TI) berpengaruh signifikan terhadap sistem

akuntansi manajemen (SAM) dengan koefisien sebesar 0,325. Hal tersebt dapat dilihat dari

nilai t statistik diatas 1,96 yaitu sebesar 4,976.

Dengan demikian hipotesis H1 dan hipotesis H2 dalam penelitian ini diterima. Karena

T-statistic dari masing-masing hipotesis tersebut diatas 1,96 sehingga hipotesisnya di terima.

e. Intepretasi Hasil

1. Pengujian Hipotesis 1

Berdasarkan hasil perhitungan statistik tabel pengaruh teknologi informasi (TI)

terhadap sistem akuntasi manajemen (SAM) dapat disimpulkan bahwa konstruk teknologi

informasi (TI) berpengaruh signifikan terhadap sistem akuntansi manajemen (SAM). Hal ini

dapat dilihat dari nilai t-statistic yang lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar (4,976).

Disamping itu juga dari hasil perhitungan statistik dalam penelitian ini pengaruh sistem

akuntansi manajemen (SAM) terhadap kinerja manajerial (KM) dapat disimpulkan bahwa

konstruk sistem akuntansi manajemen (SAM) berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

(KM). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat t-satatistic yang lebih besar dari 1,96

yaitu sebesar 17,323. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Arsono dan Muslichah (2002) yang menyatakan bahwa semakin tinggi ketersediaan

teknologi informasi (TI) di perusahaan akan sangat membantu tugas yang dihadapi manajer.

Hal ini berarti Hipotesis 1 diterima.

2. Pengujian Hipotesis 2

Berdasarkan hasil perhitungan statistik tabel pengaruh saling ketergantungan (SK)

terhadap sistem akuntasi manajemen (SAM) dapat disimpulkan bahwa konstruk saling

ketergantungan (SK) berpengaruh signifikan terhadap sistem akuntansi manajemen (SAM).

Ini dibuktikan dengan melihat t-stactic yang lebih besar daripada 1,96 yaitu sebesar (9,889).

Disamping itu juga dari hasil perhitungan statistik dalam penelitian ini pengaruh

sistem akuntansi manajemen (SAM) terhadap kinerja manajerial (KM) dapat disimpulkan

bahwa konstruk sistem akuntansi manajemen (SAM) berpengaruh positif terhadap kinerja

manajerial (KM). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat t-satatistic yang lebih besar

dari 1,96 yaitu sebesar 17,323. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya (Bouwes &

Albernethy 2000; Abernethy & Guthrie 1994; Chenhall & Morris 1986), hasil penelitian

menunjukkan bahwa informasi broad scope yang disediakan oleh SAM menyediakan manajer

berbagai alternatif solusi untuk dipertimbangkan, ini memungkinkan para manajer untuk

memahami masalah yang terjadi secara lebih baik. Serta sesuai dengan penelitian dari Arsono

dan Muslichah (2002) yang menyatakan bahwa semakin tinggi saling ketergantungan,

semakin dibutuhkan informasi lingkup luas. Hal ini berarti Hipotesis 2 diterima.

V. KESIMPULAN

1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Penggunaan teknologi informasi yang

semakin tinggi akan meningkatkan kebutuhan informasi SAM yang semakin tinggi

pula. Meningkatnya kebutuhan akan informasi SAM pada akhirnya dapat

meningkatkan kinerja manajerial. Dengan adanya hal tersebut nantinya diharapkan

dapat memepermudah pengguna saat mengambil suatu keputusan.

2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa hubungan saling ketergantungan

berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini menunjukan bahwa semakin

tinggi saling ketergantungan akan semakin meningkatkan kebutuhan akan informasi

SAM yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini

melengkapi penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

2. Keterbatasan

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada lingkungan PD. BPR BKK dan tidak melibatkan

PD. BKK,karena PD. BKK merupakan lembaga mikro non financial dan tidak dieriksa

oleh Bank Indonesia (BI).

2. Dari hasil analisis terdapat kuesioner yang pengisiannya tidak lengkap sehingga data

tidak dapat diolah karena tidak sesuai dengan kriteria.

3. Dari indikator variabel ada beberapa indikator yang harus didrop karena nilai loading

factor di bawah 0,5.

3. Saran

1. Karena berdasarkan penelitian ini, masih terdapat indikator yang nilai loading factor

dibawah 0,5 dimungkinkan karyawan tersebut belum sepenuhnya memahami tentang

kegunaan TI, SK, SAM, terhadap kinerja manajerial mereka. Seingga diharapkan agar

para karyawan/ karyawati dapat melakukan dan mengikuti pelatihan agar dapat

mengerti tentang kegunaan dan pentingnya sistem akuntasi manajemen bagi perusahan.

Karena dalam penelitian ini masih terdapat loading factor yang nilainya dibawah 0,5

,sehingga dalam melakukan penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah

beberapa variabel lainnya yang juga dapat mempengaruhi sistem akuntansi terhadap

kinerja manajerial seperti teknologi informasi, saling ketergantunga, dll.

2. Penggunaan selain metode survey seperti metode interview dapat digunakan untuk

mendapatkan komunikasi dua arah guna mendapatkan jawaban yang lebih subjek.

3. Karena dalam penelitian ini terdapat kuesioner yang tidak lengkap pengisiannya, untuk

peneliti selanjutnya diharapkan dapat memeriksa terlebih dahulu kelengkapan jawaban

pada kuesioner.

REFERENSI

Aji Supriyanto. 2005, “Pengantar Teknologi Informasi.” Edisi Pertama. Penerbit SalembaEmpat. Jakarta.

Arsono dan Muslichah. 2002. “Pengaruh Teknologi Informasi dan Saling Ketergantungan,Karateristik Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial.”www.google.com/search.

Bouwens, J. Dan Abernethy, MA. 2000.”The Consequences of Customization onManagement Accounting System Design.” Accounting Organization and Society.Vol.15, pp.221-241.

Bodnar. H. George dan Hopwood. W. S. 1995.”Accounting Information System.”Diterjemahkan oleh Amir. A. Dan Rudi. M. 2000.

Bodnar. H. George dan Hopwood. W. S. 1995.”Accounting Information System.”Diterjemahkan oleh Amir. A. Dan Rudi. M. 2006

Chenhall, RH. Dan Morris, D. 1986. “The Impact of Structure, Environment, andInterdependence on Perceived Usefulness of Management AccountingSystem.”The Acoounting Review, Vol.28, pp.16-35.

Fuad Rahman, Aulia. 2001. “Hubungan Ketidakpastian Lingkungan danDesentralisasiterhdap Kinerja Manajerial.” Thesis (tidak dipublikasikan),Program Pasca Sarjana UNDIP, Semarang.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial LeastSquare Edisi2. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Godono dan Mardiyah, A.A. 2001. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan DesentralisasiterhadapKarakteristik SAM. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 4 No.1 Hal1-27.

Hansen, D. R dan Mowen, M. M. 2004. Management Accounting. Diterjemaknan oleh DewiF. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Hansiadi, Y. H. 2002. Sistem Informasi Manajemen dan Tingkat Desentralisasi Organisasi:Implimentasinya terhadap Kinerja Manajemen. Antisipasi. Vol. 6, No. 1. Hal.108-120.

Juniarti dan Evelyne. 2003. “Hubungan Karakteristik Informasi yang dihasilkan oleh SistemInformasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial pada PerusahaanManufaktur di Jawa Timur.” www.google.com/search.

Komara. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem InformasiAkuntansi.” www.foofle.com/search.

Mardiyah, Aida Ainul dan Gudono. 2001. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan danDesentralisasi terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen.” Jurnal RisetAkuntansi Indonesia 4(1). Pp.1-30.

Mia, L dan Brian Clarke, 1999. “Market Competition, Management Accounting System andBusiness Unit Performance.” Management Accounting Research, Vol.10. pp 137-158.

Nazaruddin. 1998. “Pengaruh Desentralisasi dan Karekteristik Informasi SAM terhadapKinerja Manajerial.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 1441-162.