pengaruh tekanan panas terhadap kelelahan tenaga …/pengar… · kerja di industri gamelan supoyo...

71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA KERJA DI INDUSTRI GAMELAN SUPOYO DESA WIRUN KECAMATAN MOJOLABAN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Dinar Ramadian Agus R.0207069 PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

Upload: others

Post on 16-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA KERJA DI INDUSTRI GAMELAN SUPOYO DESA

WIRUN KECAMATAN MOJOLABAN SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Dinar Ramadian Agus R.0207069

PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta

2011

Page 2: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pengaruh Tekanan Panas terhadap Kelelahan Tenaga Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban

Sukoharjo

Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS Surakarta

Pada Hari : Selasa Tanggal : 21 Juni Tahun: 2011

Pembimbing Utama Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP.19650706 1988303 1 002 ........................................... Pembimbing Pendamping Lusi Ismayenti, S.T, M.Kes NIP. 19720322 200812 2 001 ........................................... Penguji Arsita Eka Prasetyawati, dr., M.Kes NIP.19830621 200912 2 003 ...........................................

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi

Vitri Widyaningsih, dr NIP. 19820423 200801 2 011

Ketua Program D.IV Kesehatan Kerja FK UNS

Ipop Sjarifah, Dra., M.Si NIP. 19560328 198503 2 001

Page 3: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustakaan.

Surakarta, 20 Juni 2011

Dinar Ramadian Agus NIM. R 0207069

Page 4: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Dinar Ramadian Agus, 2011. ”Pengaruh Tekanan Panas terhadap Kelelahan Tenaga Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo”. Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh tekanan panas terhadap kelelahan tenaga kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah 30 orang tenaga kerja laki-laki yang bekerja di Industri Gamelan Supoyo. Sample diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan datanya yaitu dengan melakukan wawancara dan pengukuran. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi Square Test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0.

Hasil : Dari perhitungan tekanan panas dan kelelahan diperoleh hasil, dimana di bagian penempaan yang terpapar panas > NAB terdapat 15 tenaga kerja dimana 13 orang mengalami kelelahan dan 2 orang tidak mengalami kelelahan. Sedangkan di bagian finishing yang terpapar panas ≤ NAB terdapat 15 tenaga kerja dimana 10 tenaga kerja tidak mengalami kelelahan dan 5 tenaga kerja mengalami kelelahan. Dari uji statistik dengan Chi Square Test menggunakan program komputer SPSS versi 16.0 diperoleh hasil (χ²) hitung adalah 8.191 atau p = 0,004. Hasil uji statistik Chi Square tersebut menunjukkan bahwa (χ²) hitung ≥ χ² atau p ≤ 0,01 dan dinyatakan sangat signifikan.

Simpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh Tekanan Panas terhadap Kelelahan Tenaga Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo.

Kata Kunci : Tekanan Panas, Kelelahan.

Page 5: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT Dinar Ramadian Agus, 2011. "The Effect of Heat Pressure on Labor Fatigue in Supoyo’s Gamelan Industrial Wirun Village Sub-district Mojolaban Sukoharjo". Study Program Diploma IV of Occupational Health Medical Faculty, State University of Surakarta Eleven March.

Objective: This study aims to determine the influence of heat pressure on the labor’s fatigue in the Supoyo’s Gamelan Industrial Wirun Village Sub-district Mojolaban Sukoharjo. Methods: This observational study uses observasioal analytic with cross sectional approach. Subjects of this research consist of 30 male workers have been employed to work in Supoyo’s Gamelan Industrial. Sample taken by purposive sampling. Interviews and measurements has used to collect the data. Processing techniques and data analysis performed by the statistical test Chi Square Test using the computer’s program SPSS version 16.0.

Results: From the calculation of heat stress and fatigue results was obtain, which is in place where exposed heat > NAB there are 15 workers consist of 13 workers did not feel tired and 2 workers feel tired. Meanwhile in place where exposed heat ≤ NAB there are 15 consist of 10 workers did not feel tired and 5 workers experience fatigue. From a statistical test with Chi Square Test using SPSS version 16.0 computer program obtained the results (χ ²) count is 8.191 or p = 0.004. Chi Square statistical test results showed that (χ ²) count ≥ χ ² or otherwise p ≤ 0.01 are highly significant.

Conclusion: The results of this study can be concluded that there are Heat Pressure Effect on Labor Fatigue in Supoyo’s Gamelan Industrial Wirun Village Sub-district Mojolaban Sukoharjo.

Keywords: Heat Pressure, Fatigue.

Page 6: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat, bimbingan dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Tekanan Panas terhadap Kelelahan Tenaga Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sadar sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra., M.Si selaku Ketua Program Diploma IV Kesehatan

Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Lusi Ismayenti, ST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Arsita Eka P, dr. M.Kes selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan dalam skripsi ini. 6. Ibu Vitri Widyaningsih, dr selaku Tim Skripsi yang telah memberi

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. 7. Bapak Supoyo selaku pemilik Industri Gamelan Supoyo yang telah

memberikan izinnya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 8. Tenaga kerja Industri Gamelan Supoyo yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk menjadi responden dan membantu pelulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Staf dan karyawan Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu penulis selama melakukan kuliah dan penyusunan skripsi.

11. Bapak, ibu, mamak nie, bapak nie, adik, dan semua keluarga yang penulis sayangi. Terima kasih atas doa, dorongan dan semua kasih sayang yang selama ini kalian berikan. Tidak ada kata yang bisa penulis ucapkan, tidak ada perbuatan yang sanggup penulis berikan untuk membalas segala cinta, kasih dan pengorbanan yang diberikan.

12. Lisa Rose Widiana selaku sahabat, kakak, dan seseorang yang selalu ada di belakang penulis. Selalu menemani dan banyak membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.

Page 7: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

13. Maya Wulandari yang selalu memotivasi penulis, memberikan semangat, senyum serta doa agar penulis selalu berusaha menyelesaikan skripsi ini. Tukang cat selalu ingat.

14. Theo Wicaksono A.md, Mursid Wahyu S, Siti Rahmawati, Nisa Nur Khakima, Hartatik dan semua teman-teman angkatan 2007 Program Diploma IV Kesehatan Kerja yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

15. Teman – teman SF PT. Telkom yang banyak memberikan pengalaman berharga bagi penulis.

16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penulis senantiasa mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Surakarta, Juni 2011 Penulis,

Dinar Ramadian Agus

Page 8: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iii

ABSTRAK .............................................................................................. iv

ABSTRACT ........................................................................................... v

PRAKATA .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 5

C. Tujuan ................................................................................ 5

D. Manfaat .............................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ................................................................. 7

1. Tekanan Panas .............................................................. 7

2. Kelelahan Kerja ............................................................ 20

3. Pengaruh Tekanan Panas terhadap Kelelahan .............. 29

B. Kerangka Pemikiran ........................................................... 31

Page 9: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

C. Hipotesis ............................................................................. 32

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................... 33

B. Lokasi dan waktu penelitian ............................................... 33

C. Populasi Penelitian .............................................................. 33

D. Teknik Sampling ................................................................. 34

E. Subjek Penelitian ................................................................ 34

F. Desain Penelitian ................................................................ 35

G. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................... 35

H. Definisi Operasional Variabel penelitian ............................ 36

I. Alat dan Bahan Penelitian ................................................... 38

J. Cara Kerja Penelitian .......................................................... 40

K. Teknik Analisis Data .......................................................... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................ 43

B. Karakteristik Subjek Penelitian .......................................... 44

1. Umur Responden .......................................................... 44

2. Jenis Kelamin ............................................................... 44

C. Hasil Pengukuran Tekanan Panas ....................................... 45

D. Hasil Pengukuran Kelelahan ............................................... 46

E. Pengaruh Tekanan Panas terhadap Kelelahan .................... 47

Page 10: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB V. PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian ............................................ 48

1. Umur ................................................................................ 48

2. Masa Kerja ...................................................................... 49

3. Jenis Kelamin .................................................................. 49

B. Analisis Univariat ................................................................. 50

1. Tekanan Panas ................................................................. 50

2. Kelelahan Kerja ............................................................... 51

C. Analisis Bivariat ................................................................... 52

D. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 55

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................. 57

B. Saran ..................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 59

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola

(ISBB) ...................................................................................... 17

Tabel 2. Efek panas bagi tubuh manusia ................................................. 18

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Umur Responden ..................................... 44

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden ............................ 44

Tabel 5. Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Bagian Finishing (≤ NAB) 45

Tabel 6. Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Bagian Penempaan

(> NAB) .................................................................................... 45

Tabel 7. Daftar Distribusi Frekuensi Kelelahan dengan Reaction

Timer pada bagian Finishing .................................................... 46

Tabel 8. Daftar Distribusi Frekuensi Kelelahan dengan Reaction

Timer pada bagian Penempaan ................................................. 46

Tabel 9. Kontingensi Tekanan Panas terhadap Kelelahan ....................... 47

Page 12: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ............................................................. 31

Gambar 2. Desain Penelitian .................................................................. 35

Page 13: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Persetujuan Responden

Lampiran 2. Hasil Pengukuran Tekanan Panas Finishing (≤ NAB)

Lampiran 3. Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Bagian Penempaan (> NAB)

Lampiran 4. Data Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja di Bagian Finishing

Lampiran 5. Data Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja di Bagian Penempaan

Lampiran 6. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Lampiran 7. Dokumentasi

Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian

Page 14: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 guna mewujudkan manusia dan masyarakat

Indonesia yang sejahtera, adil, makmur dan merata baik materil maupun

spiritual. Pembangunan ketenagakerjaan ditujukan untuk peningkatan,

pembentukan, dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan

produktif. Kebijakan yang mendorong tercapainya pembangunan

ketenagakerjaan adalah perlindungan tenaga kerja (Budiono, 2003)

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu

perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta

perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral bangsa.

Perlindungan tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan keselamatan dan

meningkatkan derajat kesehatan para pekerja (Suma’mur, 2009).

Lingkungan kerja adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar

tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara,

pencahayaan, kebisingan, gerakan mekanis, bau-bauan, warna dan lain-lain

yang dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja

manusia tersebut (Wignjosoebroto, 2008), sedangkan cuaca kerja menurut

1

Page 15: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Suma’mur (2009) adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara,

kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor itu

dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh yang disebut tekanan panas.

Menurut ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah yang berkaitan

dengan temperatur tempat kerja, yaitu Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja

No. SE. 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas untuk Iklim Kerja dan

Nilai Ambang Batas untuk Temperatur Tempat Kerja, Ditetapkan : Nilai

Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja adalah situasi kerja yang masih

dapat dihadapi oleh tenaga kerja dalam pekerjaan sehari-hari yang tidak

mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus-

menerus tidak melebihi dari 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh)

jam seminggu. NAB terendah untuk ruang kerja adalah 25 °C dan NAB

tertinggi adalah 32,2 °C, tergantung pada beban kerja dan pengaturan waktu

kerja (Depnakertrans, 1999).

Menurut WHO, kriteria jenis pekerjaan dibagi 3 meliputi beban

kerja ringan (laki-laki : kerja kantor, dokter, guru, perawat, pengangguran

sedangkan wanita : kerja kantor, dokter, guru, perawat), kerja sedang (laki-

laki : industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan, nelayan sedangkan

wanita : industri ringan, mahasiswi, kerja took, kerja rumah tangga) dan

kerja berat (laki-laki : petani, kuli, tukang kayu, tukang besi, kerja tambang

sedangkan wanita : petani, penari, atlet).

Suhu terlalu tinggi akan menyebabkan kelelahan dengan akibat

menurunnya efisiensi kerja, denyut jantung dan tekanan darah meningkat,

Page 16: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

aktivitas organ-organ pencernaan menurun, suhu tubuh meningkat, dan

produksi keringat meningkat (Depkes RI, 2009)

Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi menurunnya

efisiensi, performa kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik

tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan

(Wignjosoebroto, 2003).

Salah satu jenis pekerjaan yang beresiko terpapar panas yang tinggi

adalah pandai besi. Pandai besi adalah tukang tempa logam (Depdikbud,

2001). Pandai Besi merupakan salah satu pekerjaan fisik yang kegiatan

utamanya adalah membuat alat-alat rumah tangga seperti pisau, sabit,

cangkul dan alat-alat lain yang terbuat dari besi. Selama proses pembuatan

alat-alat tersebut, umumnya pandai besi terpapar tekanan panas. Aktivitas

pekerjaannya meliputi : memotong lembaran besi, memanaskan logam,

menempa atau memukulkan palu di atas logam panas, membentuk logam,

menggerinda atau mengasah dan yang terakhir yaitu membuat tangkai pisau

(Putra, 2004).

Dalam penelitian ini peneliti mengambil contoh kegiatan pandai

besiyang dilakukan adalah pengrajin gamelan di Industri Gamelan Supoyo.

Pada pekerjaan pengrajin gamelan, panas yang dihasilkan disebabkan oleh

tahap penempaan logam. Logam yang digunakan pada penempaan untuk

selanjutnya dibentuk menjadi gamelan berasal dari bahan baku tembaga dan

timah dengan perbandingan 3:1 yang dipanaskan dalam cetakan. Lalu bahan

tersebut tercampur menjadi satu hingga membentuk sebuah lempengan yang

Page 17: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kemudian lempengan tersebut memasuki proses pengapian atau penempaan

gong, dalam proses pengapian, bahan tersebut ditempa berkali-kali sambil

sesekali dipanaskan kembali sampai mendapat bentuk yang diinginkan.

Setelah ditempa kemudian dilakukan pengecekan nada untuk mendapatkan

nada yang pas.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Bagian

Penempaan Gamelan Industri Pembuatan Gamelan Supoyo Desa Wirun

Kecamatan Mojolaban, peneliti menjumpai banyak pekerja yang bekerja di

lingkungan kerja dengan tekanan panas yang melebihi Nilai Ambang Batas

(NAB) yang sudah ditentukan. Setelah peneliti mengadakan wawancara

dengan beberapa pekerja, peneliti dapat mengambil kesimpulan berdasar

keluhan para pekerja bahwa kelelahan yang dihasilkan sedikit banyak

dipengaruhi oleh panas dari lingkungan yang ada.

Kemudian untuk pengukuran iklim kerja pada bagian penempaan

gong dengan menggunakan Area Heat Stress Monitor, peneliti memperoleh

Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) sebesar 29,8oC. Jika dibandingkan

dengan standar iklim kerja di Indonesia yang ditetapkan berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-51/MEN/1999 dengan

pengaturan waktu kerja 75 % kerja dan 25 % istirahat untuk 8 jam kerja

dengan beban kerja berat yang didasarkan atas pengukuran kelelahan selama

bekerja, maka iklim kerja tersebut telah melebihi Nilai Ambang Batas

(NAB) yaitu sebesar 25,9oC.

Page 18: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Berdasarkan hasil survei di atas maka diperoleh hasil tingkat

kelelahan para pekerja yang bekerja pada ISBB yang melebihi NAB

ternyata tinggi dan berpotensi menyebabkan kelelahan kerja. Untuk itu

penulis mengadakan penelitian mengenai Pengaruh Tekanan Panas terhadap

Kelelahan Tenaga Kerja di Industri Gamelan Supoyo.

B. Perumusan Masalah

Adakah pengaruh tekanan panas terhadap kelelahan tenaga kerja di

Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya pengaruh tekanan panas terhadap

kelelahan tenaga kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan

Mojolaban Sukoharjo

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis :

Diharapkan sebagai pengkajian teori bahwa tekanan panas

mempengaruhi kelelahan kerja pada tenaga kerja yang terpapar panas.

2. Aplikatif :

a. Diharapkan Industri Gamelan Supoyo dapat turut serta membantu

mengurangi dampak kelelahan pada tenaga kerja yang dihasilkan oleh

tekanan panas yang ada.

Page 19: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Diharapkan industri lebih memperhatikan kesehatan tenaga kerja yang

terpapar panas terlalu lama.

c. Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk

meminimalisir kelelahan kerja yang diakibatkan oleh tekanan panas

yang ada.

Page 20: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tekanan Panas

a) Definisi Tekanan Panas

Tekanan panas merupakan perpaduan dari suhu dan

kelembaban udara, kecepatan aliran udara, suhu radiasi dengan

panas yang dihasilkan oleh metabolisme tubuh (Siswanto, 2001),

sedangkan menurut Suma’mur (2009) tekanan panas adalah

kombinasi antara suhu udara kelembapan udara, kecepatan gerakan

dan suhu radiasi, kombinasi keempat faktor itu dihubungkan

dengan produksi panas oleh tubuh. Suhu tubuh manusia

dipertahankan hampir menetap akibat keseimbangan antara panas

yang dihasilkan di dalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan

pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan sekitar.

Tekanan panas (Heat Stress) merupakan suatu mikro

meteorologi dari lingkungan kerja (Santoso, 1985).

b) Mekanisme Tekanan Panas

Tekanan panas yang berlebih juga dapat mengakibatkan

perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh

manusia serta dapat mengakibatkan rasa letih dan kantuk,

7

Page 21: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

mengurangi kestabilan dan meningkatnya jumlah angka kesalahan

kerja sehingga dapat menurunkan efisiensi kerja (Nurmianto,

2003).

Suhu tinggi biasanya berkaitan dengan berbagai penyakit

seperti di atas yaitu pukulan panas, kejang panas, kegagalan dalam

penyelesaian terhadap panas, dehidrasi, kelelahan tropis dan

miliari. Dalam pengalaman, penyakit-penyakit tersebut jarang

ditemukan pada tenaga kerja Indonesia. Sampai saat ini tidak ada

kasus kejang panas melainkan diare kronis pada tenaga yang

berada dalam cuaca panas yang tinggi, namun begitu, terdapat

kesan bahwa suhu di tempat kerja bertalian dengan kenaikan

angka-angka sakit seperti masuk angin, influensa, dan sebagainya

(Suma’mur, 2009).

Bila suhu tubuh diturunkan terjadi vasodilatasi pembuluh

darah kulit, yang menyebabkan suhu kulit mendekati suhu tubuh.

Suhu tubuh manusia yang dapat kita raba atau rasakan tidak hanya

didapat dari metabolisme tetapi juga dipengaruhi oleh panas

lingkungan. Makin tinggi panas lingkungan, semakin besar pula

pengaruhnya terhadap suhu tubuh. Sebaliknya semakin rendah

suhu lingkungan, makin banyak pula yang hilang. Dengan kata

lain, terjadi pertukaran panas antara tubuh manusia yang didapat

dari metabolisme dengan tekanan panas yang dirasakan sebagai

kondisi panas lingkungan. Selama pertukaran ini seimbang dan

Page 22: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

serasi, tidak akan menimbulkan gangguan, baik penampilan kerja

maupun kesehatan kerja (Depkes RI, 2003).

c) Sumber Panas Lingkungan Kerja

Di dalam industri lingkungan kerja fisik khususnya panas

lingkungan memegang peranan penting, oleh karena itu

lingkungan kerja harus diciptakan lebih nyaman supaya didapatkan

efisiensi kerja dan peningkatan produktivitas.

Menurut Suma’mur (2009) Pada dasarnya ada 3 sumber

panas yang penting yaitu :

1) Iklim kerja : keadaan suhu panas udara di tempat kerja yang

ditentukan oleh faktor-faktor keadan antara lain, suhu udara,

kelembapan udara, kecepatan gerak udara, suhu radiasi.

2) Proses produksi dan mesin akan mengeluarkan panas secara

nyata sehingga lingkungan kerja menjadi lebih panas.

3) Kerja otot tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya

memerlukan energi yang diperoleh dari bahan nutrisi yaitu

karbohidrat, lemak, protein, dan oksigen yang diperlukan

dalam proses oksidasi untuk menghasilkna energi yang

merupakan panas yang disebut metabolisme.

d) Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Panas

Nilai ambang batas untuk iklim kerja 250C – 32,20C,

tergantung dari beban kerja dan pengaturan waktu kerja

(Depnakertrans, 1999), dan kelembapan 65% - 95%. Tubuh tenaga

Page 23: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kerja dalam lingkungan kerja yang panas mempunyai daya tahan

yang dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut:

1) Aklimatisasi

Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan hasil

penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya yang

ditandai dengan penurunan frekuensi detak nadi dan suhu

mulut atau suhu badan sebagai akibat pembentukan keringat.

Aklimatisasi ini ditunjukan pada suatu pekerjaan dan suhu

tertentu sehingga bersifat khusus. Biasanya aklimatisasi

terhadap panas akan tercapai sesudah 2 minggu, sedangkan

meningkatnya pembentukan keringat tergantung pada kenaikan

suhu badan (Tarwaka, 2004). Seseorang yang beraklimatisasi

terhadap suhu dan kelembapan tertentu pada beban kerja

tertentu bila diberi beban tambahan yang lebih besar dapat

membahayakan. Kemampuan beraklimatisasi dipengaruhi oleh

faktor usia, seks, kesehatan, dan kebugaran (Depkes, 2009).

2) Umur

Daya tahan badan terhadap panas akan menurun

pada umur yang lebih tua. Orang yang lebih tua akan lamban

keluar keringatnya dibandingkan dengan orang muda

(Tarwaka, 2004).

Page 24: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3) Jenis Kelamin

Terdapat perbedaan kecil dalam kapasitas antara

laki-laki dan perempuan untuk berkeringat secara cukup,

dalam ikilim panas tidak dapat beraklimatisasi secara baik

seperti laki-laki. Seorang wanita lebih tahan terhadap suhu

dingin dari pada suhu panas. Hal tersebut disebabkan karena

tubuh wanita mempunyai jaringan dengan daya konduksi yang

lebih tinggi terhadap panas bila dibandingkan dengan laki-laki

(Tarwaka, 2004).

4) Kesegaran Jasmani

Bagi karyawan yang sudah beraklimatisasi akan

lebih mudah bekerja dalam lingkungan panas, bila keadaan

jasmaninya segar (Tarwaka, 2004).

5) Ukuran Tubuh

Lemak dalam tubuh merupakan isolasi panas yang

baik bagi tubuh karena hanya menghantarkan 1/3 penghantar

yang lain. Oleh karena itu orang gemuk kurang baik bekerja

pada lingkungan kerja yang panas (Tarwaka, 2004).

6) Suku Bangsa

Perbedaan aklimatisasi yang ada di antara kelompok

suku kecil, mungkin di sini erat sekali hubungannya dengan

perbedaan ukuran tubuh (Tarwaka, 2004).

Page 25: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

7) Kebiasaan

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa orang yang

telah terbiasa atau terlatih di dalam suhu panas akan lebih

mudah menyesuaikan diri terhadap cuaca panas dibanding

dengan orang yang belum terlatih sama sekali (Tarwaka,

2004).

e) Pertukaran Panas Tubuh Dengan Lingkungan Sekitar

Suhu tubuh manusia dipertahankan menetap atau

mendekati normal oleh suatu sistem pengaturan suhu. Suhu

menetap ini adalah akibat kesetimbangan di antara panas yang

dihasilkan di dalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan

pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan sekitar. Produksi

panas di dalam tubuh tergantung dari bahan kimiawi, kegiatan fisik

tubuh, makanan dan gangguan pada sistem pengatur panas tubuh

manusia dalam keadaan normal mempunyai suhu yang berbeda-

beda untuk pada bagian atau organ misalnya pada mulut 370C, dada

(kulit) : 34,4-350C, garis pinggang (kulit) : 35-360C, rectum (bulu) :

37,50C, betis, kaki (kulit) : 26,5-28,30C. Suhu yang optimal dari

tubuh untuk mempertahankan fungsinya adalah 36,5-39,50C dan

suhu ruangan yang ideal adalah sekitar 250C untuk orang yang

berpakaian dan hanya duduk-duduk dan berdiri saja (Ganong,

2002).

Page 26: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Ada beberapa cara pertukaran panas tubuh dengan

lingkungan sekitarnya maupun panas dari lingkungan terhadap

tubuh antara lain :

1) Pertukaran panas secara konduksi

Pertukaran panas di antara tubuh dan benda-benda

sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak langsung.

Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh, apabila

benda–benda sekitar lebih dingin suhunya dan dapat

menambah panas kepada tubuh. Manakala benda-benda sekitar

lebih panas dari badan manusia (Ganong, 2002). Pertukaran

panas secara konduksi tergantung pada konduktifitas obyek

dan material yang barsentuhan dengan kulit (Muslimah, 2003).

2) Pertukaran panas secara konveksi

Pertukaran panas dengan badan lingkungan melalui

kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas

yang kurang baik, tetapi dengan kontak dengan tubuh dapat

terjadi pertukaran panas dengan tubuh. Konveksi dapat

mengurangi atau menambah panas terhadap tubuh manusia.

Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu memancarkan

gelombang panas (Ganong, 2002). Pertukaran panas melalui

proses konveksi sepenuhnya pada perbedaan temperatur antara

kulit dan udara di sekeliling dan juga pada aliran gerak udara

pada kondisi yang normal , proses ini terhitung sampai 25-30%

Page 27: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dari total proses perpindahan panas dalam tubuh manusia

(Muslimah, 2003).

3) Pertukaran panas secara radiasi

Panas radiasi adalah tenaga elektromagnetik yang

panjang gelombangnya lebih panjang dari sinar matahari.

Gelombang-gelombang demikian dapat melalui udara tanpa di

absorbsi energinya, tetapi menimbulkan panas benda yang

dikena. Sumber-sumber dari panas radiasi adalah permukaan-

permukaan yang panas dan sinar matahari (Ganong, 2002).

4) Pertukaran panas secara evaporasi (penguapan)

Pertukaran panas secara evaporasi dapat terjadi

melalui kulit dengan pelepasan uap air, terjadi apabila tekanan

uap air pada kulit lebih tinggi dari pada tekanan uap air di

lingkungan sekitar (Ganong, 2002).

Ketidaknyamanan akan mengakibatkan perubahan

fungsional pada organ yang sesuai pada tubuh manusia, kondisi

panas sekeliling yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan

kantuk, sehingga dapat menguragi kestabilan dan meningkatkan

jumlah angka kesalahan kerja (Nurmianto, 2003).

Suhu nikmat sekitar 240C-260C bagi orang Indonesia.

Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan kurangnya koordinasi.

Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi dengan

iklim tropis dengan suhu 85-95% (Suma’mur, 2009). Aklimatisasi

Page 28: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

terhadap panas berarti suatu proses penyesuaian yang terjadi pada

seseorang selama satu minggu pertama berada di tempat panas.

Setelah minggu pertama berada di tempat panas, setelah itu ia

mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas. (Tarwaka, 2004)

Untuk mengetahui keadaan lingkungan kerja dalam

hubungan dengan pengaruh tekanan panas perlu dilakukan

pengukuran dengan menyatakan berbagai faktor yang

mempengaruhi yang mempengaruhi pertukaran panas dan

lingkungannya kedalam satu indeks tunggal (Suma’mur, 2009).

f) Parameter Tekanan Panas

Untuk mengetahui keadaan lingkungan kerja dalam

humbungan dengan pengaruh tekanan panas perlu dilakukan

pengukuran dengan menyatakan berbagai faktor yang

mempengaruhi pertukaran panas dengan lingkungannya ke dalam

satu indek tunggal. Terdapat beberapa cara untuk menetapkan

besarnya tekanan panas sebagai berikut :

1) Suhu Efektif

Yaitu indek sensorik dari tingkat panas yang dialami

oleh seseorang tanpa baju dan bekerja ringan, dalam berbagai

kombinasi suhu, kelembapan dan kecepatan aliran udara. Suhu

efektif ini dapat ditentukan dengan menggunakan skala suhu

efektif. Kelemahan menggunakan skala suhu efekif, kelemahan

penggunaan suhu efektif adalah tidak menghitungkan panas

Page 29: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

radiasi, panas metabolisme tubuh untuk menyempurnakan

pemakaian suhu efektif dengan memperhatikan panas radiasi,

dibuat untuk skala efektif dikoresi. Namun tetap ada

kekurangannya yaitu tidak diperhitungkan panas hasil

metabolisme.

2) Indeks suhu basah dan bola (Wet Buid Globel Temperatur

Index)

Rumus untuk ISBB sebagai berikut :

(1) I. S. B. B = 0,7 x suhu basah x 0,2 suhu radiasi + 0,1 suhu

kering (untuk bekerja dengan sinar matahari)

(2) I. S. B. B = 0,7 x suhu basah x 0,3 x suhu radiasi (untuk

pekerja tanpa penyinaran sinar matahari)

Peralatan modern yang digunakan untuk mengukur ISBB

adalah Area Heat Stress Monitor. Dimana alat tersebut

dioperasikan secara digital yang meliputi parameter suhu basah,

suhu kering, suhu radiasi dan ISBB atau WBGT in dan WBGT out

yang hasilnya tinggal membaca pada alat dengan menekan tombol

operasional dalam satuan °C atau °F. Pada waktu pengukuran alat

ditempatkan sekitar sumber panas dimana pekerja melakukan

pekerjaannya (Tarwaka, 2004).

Dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep

51/MEN/1999, Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang

diperkenankan adalah pada tabel berikut:

Page 30: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)

Variasi ISBB ºC Kerja Ringan Kerja Sedang Kerja Berat

Kerja terus menerus 30,0 26,7 25,0

Kerja 75% istirahat 25% 30,6 28,0 25,9

Kerja 50% istirahat 50% 31,4 29,4 27,9

Kerja 25% istirahat 75% 32,2 31,1 30,0

Sumber: Kepmenaker No. KEP-51/MEN/1999

3) Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam (predicted-4-

hour sweetrate) yaitu banyaknya keringat keluar selama 4 jam,

sebagai akibat kombinasi suhu, kelembapan dan kecepatan

gerak udara serta panas radiasi. Dapat pula dikoreksi dengan

pakaian dan tinggkat kegiatan pekerja.

4) Indeks Belding Hatch

Dihubungkan dengan kemampuan berkeringat dari orang

standart yaitu muda tinggi 170 cm, berat badan 154 pound,

dalam keadaan sehat, serta beraklimatisasi terhadap panas

(Suma’mur, 2009).

g) Gangguan Kesehatan karena Pengaruh Tekanan Panas

Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus melalui umpan balik

yang rumit. Karena hipatolamus berhubungan dengan talamus

maka akan menerima seluruh rangsangan, karena itu talamus dapat

aktifitas otot kelenjar keringat, peredaran darh dan ventilasi paru-

paru. Hipotalamus anterior merupakn pusat pengatur suhu tubuh

Page 31: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

yang bekerja bila terdapat kenaikan suhu tubuh sehingga akan

terjadi pelebaran pembuluh darah di kulit dan keringat akan banyak

keluar (Ganong, 2002).

Bagi tubuh, panas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah

akan memberikan efek negatif. Menurut I Nyoman Pradnyana

Sucipta Putra (2004), efek-efek panas bagi tubuh manusia akan

berdampak pada tingkat kemampuan fisik dan mental.

Tabel 2. Efek panas bagi tubuh manusia

No. Tingkat temperatur (ºC) Efek terhadap tubuh

1.

2.

3.

4.

± 49 °C

± 30 °C

± 24 °C

± 10 °C

Temperatur yang dapat ditahan

sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas

tingkat kemampuan fisik dan

mental.

Aktivitas mental dan daya

tangkap mulai menurun dan

cenderung untuk membuat

kesalahan dalam pekerjaan

Kondisi optimum

Kekakuan fisik yang ekstrim

mulai muncul.

Sumber: I Nyoman Pradnyana Sucipta Putra (2004)

Gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan

kerja panas yang berlebihan sebagai berikut:

1) Heat Stroke

Jarang sekali terjadi dalam industri, namun bila

terjadi sangatlah hebat. Biasanya terjadi pada seorang laki-laki

yang bekerja berat dalam keadaan emosi serta situasi yang

Page 32: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

sangat panas dan belum beraklimatisasi sehingga produksi

panas dalam tubuh tinggi

2) Heat Cramps

Di dalam lingkungan yang bersuhu tinggi, sebagai

akibat bertambahnya keringat yang keluar menyebabkan

hilangnya garam natrium dari tubuh, dan sebagai akibat

banyak minum air, tetapi tidak diberi garam natrium yang

hilang bersama keringat.

3) Heat Exhaustian

Terjadi oleh karena cuaca kerja yang sangat panas,

terutama bagi mereka yang belum beraklimatisasi terhadap

udara panas.

4) Heat Syncope

Merupakan bentuk cindera panas yang palinga

ringan, dapat terjadai karena terkena panas matahati secara

langsung.

5) Dehidrasi

Suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang

di sebabkan oleh pergantian cairan yang tidak cukup maupun

karena gangguan kesehatan (Tarwaka, 2004).

Page 33: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2. Kelelahan Kerja

a. Definisi Kelelahan Kerja

Masalah kelelahan oleh banyak orang masih di anggap

sebagai soal biasa, padahal pengaruhnya tidak hanya membatasi

kemampuan seseorang untuk melanjutkan aktifitas kerja akan tetapi

juag masalah ketelitian kerja yang sudah tentu akan menyangkut

banyak hal, antara lain keselamatan kesehatan dan kerja serta

efisiensi dan produktifitas. Kelelahan adalah suatu mekanisme

perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut

sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan

biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap

individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi

dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Mustafa,

2002).

Kelelahan kerja adalah keadaan karyawan yang

mengakibatkan terjadinya penurunan vitalitas dan produktifitas

kerja akibat faktor pekerjaan. Kelelahaan ada dua macam yaitu

kelelahan fisiologi yaitu kelelahan yang disebabkan oleh faktor

fisik seperti suhu, bahan kimia, golongan hewan, konstruksi

psikologik yaitu kelelahan yang disebabkan oleh faktor psikologi

(Riyadina, 1996).

Page 34: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Mekanisme Kelelahan Kerja

Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang

sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan

subjektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja. Kelelahan mudah

ditiadakan dengan istirahat, tetapi jika dipaksakan terus kelelahan

akan bertanbah dan sangat menganggu. Kelelahan sama halnya

dengan lapar dan haus adalah mekanisme pendukung kehidupan.

Istirahat sebagai usaha pemulihan dapat dilakukan dengan berhenti

kerja sewaktu-waktu sebentar sampai dengan tidur malam hari

(Sumardiyono, 2008).

Macam-macam kelelahan menurut ahli fisiologik yaitu

kelelahan otot yang ditunjukan oleh adanya kelelahan dengan

gejala kesakitan yang akut, yang sebabkan oleh karena ketegagan

otot yang barlebihan serta kelelahan umum yaitu kelelahan dengan

adanya penurunan kesiagaan dalam penggunaan energi (Grandjean,

1993).

Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu :

1) Kelelahan Otot

Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau

perasaan nyeri yang terdapat pada otot yang disebabkan oleh

akumulasi asam laktat dalam otot dan aliran darah yang

mengurangi kapasitas kerja otot.

Page 35: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2) Kelelahan Umum

Kelelahan umum adalah suatu perasaan kelelahan

yang menyebar yang disertai adanya penurunan kesiagaan dan

kelambatan pada setiap aktivitasnya. Kelelahan umum ditandai

dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja.

Di samping kelelahan otot dan kelelahan umum,

Grandjean (1988) juga mengklasifikasikan kelelahan ke dalam 7

bagian yaitu:

1) Kelelahan visual, yaitu meningkatnya kelelahan mata.

2) Kelelahan tubuh secara umum, yaitu kelelahan akibat beban

fisik yang berlebihan.

3) Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh

pekerjaan mental atau intelektual.

4) Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh

tekanan berlebihan pada salah satu bagian sistem psikomotor,

seperti pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.

5) Pekerjaan yang bersifat monoton.

6) Kelelahan kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek jangka

panjang

7) Kelelahan sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam, dan

memulai periode tidur yang baru.

Page 36: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kelelahan Kerja

Faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat

bervariasi, dan untuk memelihara atau mempertahankan kesehatan

dan efisiensi, proses penyegaran harus dilakukan diluar tekanan

(cancel out stress). Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur

malam, tetapi periode istirahat dan waktu-waktu berhenti kerja juga

dapat memberikan penyegaran (Grandjean dalam Tarwaka, 2004).

Faktor-faktor penyebab kelelahan adalah :

1) Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental

2) Lingkungan kerja : ikim kerja, penerangan, kebisingan, getaran

dan lain-lain.

3) Problem fisik : tanggung jawab, kekuatiran, konflik

4) Kenyerian dan kondisi kesehatan

5) Circadian rhythm

6) Nutrisi

Kelelahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

sebagai berikut (Suma’mur, 2009) :

1) Usia

Pada usia meningkat akan diikuti dengan proses

degenerasi dari organ, sehingga dalam hal ini kemampuan

organ akan menurun. Dengan menurunnya kemampuan organ,

maka hal ini akan menyebabkan tenaga kerja akan semakin

mudah mengalami kelelahan.

Page 37: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2) Jenis Kelamin

Pada tenaga kerja wanita terjadi siklus setiap bulan di

dalam mekanisme tubuhnya, sehingga akan mempengaruhi

turunnya kondisi fisik maupun psikisnya, dan hal itu

menyebabkan tingkat kelelahan wanita lebih besar dari pada

tingkat kelelahan tenaga kerja laki-laki.

3) Penyakit

Penyakit akan menyebabkan Hipo/hipertensi suatu

organ, akibatnya akan merangsang mukosa suatu jaringan

sehingga merangsang syaraf-syaraf tertentu. Dengan

perangsangan yang terjadi akan menyebabkan pusat syaraf

otak akan terganggu atau terpengaruh yang dapat menurunkan

kondisi fisik seseorang.

4) Keadaan Psikis Tenaga Kerja

Keadaan psikis tenaga kerja yaitu suatu respon yang

ditafsirkan bagian yang salah, sehingga merupakan suatu

aktivitas secara primer suatu organ, akibatnya timbul

ketegangan-ketegangan yang dapat meningkatkan tingkat

kelelahan seseorang.

5) Beban Kerja

Pada pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan akan

mempercepat kontraksi otot tubuh, sehingga hal ini dapat

mempercepat pula kelelahan seseorang. Beban kerja meliputi :

Page 38: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

iklim kerja, penerangan, kebisingan, debu dan lain-lain.

Menurut Siswanto (2001) faktor penyebab kelelahan kerja

berkaitan dengan :

1) Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan

rekreasi, variasi kerja dan intensitas pembebanan fisik yang

tidak serasi dengan pekerjaan.

2) Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggung jawab dan khawatir

yang berlebihan, serta konflik yang kronis/menahun.

3) Lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja

serta tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan

pekerja.

4) Status kesehatan (penyakit) dan status gizi.

5) Monoton (pekerjaan/lingkungan kerja yang membosankan).

d. Gejala-gejala kelelahan kelelahan kerja

1) Gejala-gejala yang berakibat pada pekerjaan dan

lingkungannya. Seperti penurunan perhatian dan kesiagaan,

cara berfikir lambat, kegiatan fisik

2) Gejala umum yang sering menyertai gejala-gejala diatas ialah

sakit kepala, vertigo, gangguan fungsi paru dan jantung,

kehilangan nafsu makan,dan tidak dapat tidur (Riyadina,

1996).

Kelelahan yang berlarut-larut akan menimbulkan suatu

keadaan yang disebut kelelahan kronik, kelelahan ini terjadi tidak

Page 39: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

hanya pada sore hari setelah bekerja tetapi bahkan juga terasa

sebelum mulai bekerja dan kadang-kadang juga di sertai malas.

Kelelahan yang disebabkan oleh karena kerja statis berbeda dengan

kerja dinamis. Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga

50% dari kekuatan maksimum otot hanya dapat bekerja selama 1

menit, sedangkan pada pengerahan tenaga < 20% kerja fisik dapat

berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga otot statis

sebesar 15-20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika

pembebanan berlangsung sepanjang hari (Ashitra, 2005).

e. Pengukuran Kelelahan Kerja

Tidak satupun ukuran yang mutlak dalam pengukuran

kelelahan. Menurut eksperimen yang pernah dilakukan, sejauh ini

pengukuran kelelahan hanya mampu mengukur beberapa

manifestasi atau “indicator” kelelahan saja (Budiono, 2000).

Berikut merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur

kelelahan kerja:

1) Reactiontimer

Merupakan alat untuk mengukur tingkat kelelahan

berdasarkan kecepatan waktu reaksi seseorang terhadap

rangsang cahaya (sensor cahaya) dan rangsang suara (sensor

suara).

Pada keadaan yang sehat tenaga kerja akan lebih cepat

merespon rangsang yang diberi dan seseorang yang telah

Page 40: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

mengalami kelelahan akan lebih lama merespon rangsang yang

diberi (Koesyanto dan Tunggul, 2005).

Menurut Setyawati dalam Tarwaka (2004)

melaporkan bahwa dalam uji waktu reaksi ternyata stimuli

terhadap cahaya lebih signifikan daripada stimuli suara.

Menurut Herry Koesyanto dan Eram Tunggul P.

(2005) tingkat kelelahan kerja dapat diklasifikasikan

berdasarkan waktu reaksi yang diukur dengan reaction timer

yaitu :

(a) Normal (N) dengan waktu reaksi 150.0-240.0 milidetik.

(b) Kelelahan Kerja Ringan (KKR) dengan waktu reaksi >

240.0 - < 410.0 milidetik.

(c) Kelelahan Kerja Sedang (KKS) dengan waktu reaksi 410.0

- < 580.0 milidetik.

(d) Kelelahan Kerja Berat (KKB) dengan waktu reaksi >

580.0 milidetik.

Menurut Grandjean (1988) proses penerimaan

rangsangan terjadi karena setiap rangsang yang datang dari luar

tubuh akan melewati sistem aktivitas, yang kemudian secara

aktif menyiagakan korteks bereaksi. Dalam hal ini sistem

aktivasi retrikulasi befungsi sebagai distributor dan amplifier

sinyal-sinyal tersebut. Pada keadaan lelah secara

neurofisiologis, korteks cerebri mengalami penurunan aktivasi,

Page 41: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

terjadi perubahan pengarahan sehingga tubuh tidak secara

cepat menjawab sinyal-sinyal dari luar .

2) Kuesioner

Menurut Muflichatun (2006), perasaan kelelahan

secara subyektif dapat diketahui dengan menggunakan IFRC

(Subjective Self Rating Test – Industrial Fatigue Research

Comitee) dari Jepang, yang merupakan salah satu pengukuran

dengan menggunakan kuesioner, yang dapat mengidentifikasi

tingkat kelelahan subyektif.

f. Penanggulangan Kelelahan Kerja

1) Lingkungan kerja bebas dari zat berbahaya, penerangan

memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan yang dihadapi,

maupun pengaturan udara yang adekuat, bebas dari kebisingan,

getaran, serta ketidaknyamanan.

2) Waktu kerja diselingi istirahat pendek dan istirahat makan

3) Kesehatan umum dijaga dan dimonitor

4) Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan jenis

pekerjaan dan beban kerja

5) Beban kerja berat tidak berlangsung lama

6) Tempat tinggal diusahakan sedekat mungkin dengan tempat

kerja, kalau perlu bagi tenaga kerja dengan tempat tinggal jauh

diusahakan transportasi dari perusahaan.

Page 42: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

7) Pembinaan mental secara teratur dan berkala dalam rangka

stabilitas kerja dan kehidupannya

8) Disediakan fasilitas rekreasi, waktu rekreasi dan istirahat

dilaksanakan dengan baik.

9) Cuti dan liburan diselenggarakan dengan sebaik-baiknya

10) Diberikan perhatian khusus pada kelompok tertentu seperti

tenaga kerja beda usia, wanita hamil dan menyusui, tenaga

kerja dengan kerja gilir di malam hari, tenaga kerja baru

pindahan.

11) Mengusahakan tenaga kerja bebas alkohol, narkoba dan obat

berbahaya.

12) Pengaturan waktu kerja yang diselingi dengan beberapa kali

istirahat, yaitu untuk kegiatan yang dikualifikasikan ringan

atau moderat akan memerlukan waktu istirahat kurang lebih

10-19 menit yang dijadwalkan pada pagi atau siang hari, diluar

jadwal makan siang pada periode waktu kerjanya.

3. Pengaruh Tekanan Panas Terhadap Kelelahan

Akibat suhu lingkungan yang tinggi, suhu tubuh akan

meningkat. Hal ini akan menyebabkan hipotalamus atau bagian otak

yang peka terhadap suhu, merangsang kelenjar keringat sehingga tubuh

akan mengeluarkan keringat. Dalam keringat terkandung bermacam-

macam garam terutama garam natrium clorida, keluarnya garam

Page 43: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

natrium clorida bersama keringat akan mengurangi kadarnya dalam

tubuh, sehingga menghambat transportasi glukosa sebagai sumber

energi. Hal ini akan menyebabkan penurunan kontraksi otot sehingga

tubuh mengalami kelelahan (Guyton,1991). Sedangkan menurut

(Tarwaka, 2004), faktor penyebab kelelahan antar lain lama kerja,

lingkungan kerja (iklim kerja, penerangan, kebisingan, dan lain-lain),

problem fisik, kondisi kesehatan, nutrisi.

Penyebab utama kelelahan kerja adalah faktor pekerjaan. Pada

pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat

kontraksi otot tubuh. Oleh karena itu aliran darah akan menurun, maka

asam laktat akan terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan

(Suma’mur, 2009).

Page 44: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka pemikiran

Suhu Tubuh Naik

Keluar Keringat

Penurunan Kontraksi Otot

Tekanan Panas

Faktor Internal:

- Umur

- Jenis kelamin

- Kondisi psikologis

- Status gizi

- Kesegaran jasmani

Faktor Eksternal:

- Pengorganisasian kerja (variasi

kerja, intensitas pembebanan

kerja, lama kerja)

- Lingkungan Kerja (penerangan,

getaran, kebisingan,

ketidaknyamanan)

- Masa kerja

- Monoton

- Beban kerja

Kelelahan kerja

Page 45: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Hipotesis

Ada pengaruh tekanan panas terhadap kelelahan tenaga kerja di

Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo.

Page 46: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik

yaitu penelitian untuk mencari hubungan antar variabel faktor resiko dan

efek yang analisanya untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar

variabel itu (Arief, 2004).

Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan Cross Sectional karena variabel sebab dan akibat yang terjadi

pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang

bersamaan dan dilakukan pada situasi saat yang sama (Notoatmojo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun

Kecamatan Mojolaban Sukoharjo, pada bulan Januari 2011 sampai Juni

2011.

C. Populasi Penelitian

Anggota populasi adalah seluruh tenaga kerja yang terdapat di

Industri Gamelan Supoyo Sukoharjo yang berjumlah yang berjumlah 36

orang.

33

Page 47: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dari

anggota populasi tenaga kerja di Industri Gamelan Supoyo menggunakan

purposive sampling, berarti pemilihan sekelompok subjek dengan jumlah

yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan ciri-ciri atau sifat tertentu

yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau

sifat-sifat populasi. (Hadi, 2004).

E. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah pekerja di Industri Gamelan Supoyo

Sukoharjo. Subjek diambil dengan menggunaan teknik Purposive Sampling,

dengan pertimbangan sesuai kriteria:

1. Jenis kelamin : pria

2. Usia : 20 – 50 tahun

3. Masa kerja > 5 tahun

4. Lama kerja tidak lebih dari 8 jam sehari

5. Tenaga kerja dalam keadaan baik

Maka ditentukan jumlah sampel berdasar rumus rule of thumb

(Murti, 2010) adalah 30 tenaga kerja.

Page 48: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

F. DesainPenelitian

Gambar 2. Desain Penelitian

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

tekanan panas.

Populasi (N=36)

Subyek (n=30)

Purposive sampling

Terpapar tekanan panas > NAB

Mengalami kelelahan

Tidak mengalami kelelahan

Chi Square

Terpapar tekanan panas ≤ NAB

Mengalami kelelahan

Tidak mengalami kelelahan

Page 49: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah kelelahan tenaga kerja.

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu :

a) Variabel pengganggu terkendali : umur, jenis kelamin, Masa Kerja.

b) Variabel pengganggu tidak terkendali : pengorganisasian kerja

(variasi kerja, intensitas pembebanan kerja, lama kerja), lingkungan

kerja (penerangan, kebisingan, getaran, ketidaknyamanan),

kesegaran jasmani, monoton, beban kerja, kondisi psikologis, status

gizi.

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Tekanan Panas

Dalam penelitian ini yang diukur adalah kondisi yang diperkirakan

mempunyai tingkat tekanan panas yang tinggi dan terdapat tenaga kerja

yang terpapar panas.

Alat ukur : Area Heat Stress Monitor

Satuan : oC

Page 50: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Hasil pengukuran : Di bagian finishing ≤ NAB dan di bagian

penempaan > NAB sesuai standar Kep-

51/MEN/1999 dengan kriteria 75% kerja

25% istirahat dengan beban kerja berat

yaitu 25,90C.

Skala Pengukuran : Nominal

2. Kelelahan Kerja

Tingkat kelelahan di ukur dengan menggunakan alat Lakassidaya.

Kelelahan kerja adalah keadaan karyawan yang terjadi akibat

penurunan kontraksi otot yang disebabkan paparan panas berlebih.

Alat ukur : Reaction Timer/Lakassidaya

Satuan : Milidetik

Hasil : Tidak Lelah (hasil dalam pengukuran interval

skor normal ≤ 240 milidetik dan ringan > 240-

410 milidetik termasuk dalam kategori tidak

lelah)

Lelah (hasil dalam pengukuran interval skor

sedang > 410-580 milidetik dan berat > 580

milidetik termasuk dalam kategori lelah)

Skala Pengukuran : Nominal

Page 51: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

I. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data

sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang

digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :

1. Area Heat Stress Monitor : digunakan untuk mengukur tekanan panas.

Alat ini dapat mengukur suhu basah, suhu kering dan suhu radiasi.

Adapun cara pengoperasiannya adalah:

a. Tekan tombol power

b. Beri air pada alat sensor, lalu tekan On, dan biarkan sekitar 10

menit.

c. Tekan tombol oC / oF untuk menentukan suhu yang digunakan

d. Tekan tombol Globe untuk menentukan suhu bola

e. Tekan tombol Dry Bulb untuk mendapat suhu bola kering

f. Tekan tombol Wet Bulb untuk mendapat suhu bola basah

g. Tekan tombol Wet Bulb Globe Termometer (WBGT) untuk

mendapat Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)

h. Catat hasil yang dibaca pada Display

i. Tekan tombol Power untuk mematikan

j. Diamkan 10 menit setiap selesai menekan salah satu tombol untuk

waktu adaptasi

2. Lakassidaya : Alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat

kelelahan tenaga kerja.

Adapun cara kerjanya adalah:

Page 52: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a. Periksa baterai dengan memasang adaptor pada stop kontak, lalu

alat di “ON” kan.

b. Pastikan angka pada display menunjukkan 000,0 jika belum tekan

tombol reset.

c. Untuk menilai dengan sensor cahaya, maka tekan tombol untuk

sensor cahaya.

d. Operator siap untuk menekan saklar sensor cahaya demikian pula

dengan probandus siap melihat lampu pada alat sensor.

e. Operator menekan saklar sensor cahaya, probandus secepatnya

menekan saklar “OFF”, untuk sensor cahaya apabila melihat sensor

cahaya lampu.

f. Catat hasil pengukuran pada display untuk sensor cahaya.

g. Tekan tombol reset untuk siap pengukuran selanjutnya.

Dan cara pengukurannya adalah:

a. Operator siap untuk menekan tombol sensor suara atau tombol

sensor cahaya.

b. Probandus diusahakan jangan sampai melihat operator menekan

tombol sensor.

c. Pengukuran waktu probandus dilihat di display alat sesaat setelah

probbandus menekan tombol penghenti.

d. Masing-masing probandus diukur sebanyak 20 kali. Dengan

ketentuan sebagai berikut :

1) 1 - 5 sebagai adaptasi alat.

Page 53: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2) 6 - 15 sebagai perhitungan.

3) 16 - 20 dianggap tingkat kejenuhan mulai muncul.

e. Operator mencatat hasil pengukuran.

f. Pengukuran tingkat kelelahan tenaga kerja menggunakan hasil

pengukuran nomer 6 sampai 15.

J. Cara kerja Penelitian

1. Tahap awal:

a) Melakukan survei awal di Industri Gamelan Supoyo Sukoharjo

dengan melakukan pengukuran tekanan panas di ruang penempaan

menggunakan Area Heat Stress Monitor.

b) Melakukan wawancara terhadap tenaga kerja tentang gangguan-

gangguan dalam pekerjaan mereka.

c) Menetapkan jumlah sampel yang akan diukur sesuai kriteria yang

diinginkan.

d) Setelah diperoleh sampel, dilakukan pengukuran kelelahan kerja

pada sampel menggunakan lakassidaya yang telah diuji

validitasnya.

2. Tahap pelaksanaan:

a) Melakukan pengukuran tekanan panas dengan Area Heat Stress

Monitor di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan

Mojolaban Sukoharjo.

Page 54: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b) Melakukan pengukuran kelelahan kerja pada tenaga kerja yang

terpapar panas dengan Reaction timer.

3. Tahap akhir:

a) Melakukan pengolahan dan analisis data penelitian yang diperoleh.

Dalam penelitian ini, data akan diolah melalui tahapan-

tahapan sebagai berikut:

1) Editing

Pada tahapan ini data yang telah terkumpul akan dikoreksi

kembali untuk mengetahui kesalahan yang ada.

2) Coding

Merupakan tahapan untuk menghasilkan data menurut variabel

penelitian yang ada. Coding digunakan untuk mempermudah

dalam proses tabulasi dan analisa data selanjutnya.

3) Entry

Memasukkan data penelitian ke dalam program komputer untuk

dilakukan pengolahan data.

4) Tabulating

Data yang sudah melalui tahapan coding selanjutnya akan

dilompokkan sesuai dengan tujuan penelitian kemudian

dimasukkan kedalam tabel yang sudah disiapkan dan disajikan

dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel statistik deskriptif.

b) Analisa Data

Analisis data yang di gunakan adalah Chi Square.

Page 55: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c) Penyusunan laporan.

K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisa data berupa chi square dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Uji Univariat

Dilakukan pada masing-masing variabel yaitu mendeskripsikan tentang

hasil pengukuran tekanan panas dan hasil pengukuran kelelahan kerja

yang disajikan dalam bentuk data. Analisis yang digunakan meliputi

analisis persentase.

2. Uji bivariat

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan

variabel terikat dapat dilakukan dengan uji statistik chi square test

dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0, dengan

interpretasi hasil sebagai berikut:

a) Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

b) Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan

signifikan.

c) Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan

(Handoko, 2008).

Page 56: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Industri Gamelan Supoyo merupakan sektor industri yang bergerak

di bidang kerajinan gamelan. Berdiri pada tahun 1984, industri yang

memproduksi semua jenis kerajinan gamelan mulai dari bonang, kempul,

kenong dan gong mulai dengan mempekerjakan 15 orang pekerja. Pada

tahun 1990, Industri Gamelan Supoyo mengalami perkembangan dan dapat

mempekerjakan 30 orang pekerja serta pemasaran produk gamelan mulai

merancah ke mancanegara seperti Malaysia, Australia, Belanda, Jerman

Barat, dan Amerika setelah sebelumnya hanya mencakup pasar lokal.

Di Industri Gamelan Supoyo saat ini terdapat 36 orang pekerja

yang semuanya adalah pria. Para tenaga kerja bekerja selama 6 hari yaitu

hari senin sampai sabtu. Dengan lama bekerja dari pagi pukul 07.30 sampai

16.00. Waktu istirahat 30 menit dimulai pukul 11.30 sampai 12.00. Jenis-

jenis pekerjaan yang dilakukan tenaga kerja berbeda-beda, mulai dari

melebur timah dan tembaga, penempa bahan campuran tersebut hingga

terdapat bentuk yang diinginkan, mencetak campuran logam tersebut hingga

di proses finishing.

43

Page 57: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

B. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Umur responden

Umur minimal responden adalah 20 tahun dan umur maksimal

responden adalah 50 tahun. Distribusi responden berdasarkan umur pada

tenaga kerja bagian linting Industri Gamelan Supoyo digambarkan pada

tabel berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Umur Responden

Umur (tahun) Frekuensi Presentase 20 – 35 10 33,3% 35 – 50 20 66,7% Total 30 100%

Sumber: Hasil pendataan Mei 2011

Berdasarkan tabel diketahui bahwa umur tenaga kerja paling

banyak pada umur 35 sampai 50 dengan frekuensi 20 orang tenaga kerja

(66,7%), sedangkan frekuensi umur tenaga kerja pada umur 20 sampai 35

tahun lebih sedikit dengan frekuensi 10 orang (33,3%).

2. Jenis Kelamin

Tenaga kerja di Industri Gamelan Supoyo semuanya berjenis

kelamin pria, sehingga 30 sampel semuanya berjenis kelamin pria.

3. Masa Kerja

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden

Masa Kerja (tahun) Frekuensi Presentase (%) 5 – 14 17 56,7 15 – 27 13 43,3 Total 30 100

Sumber: Hasil pendataan Mei 2011

Page 58: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa masa kerja responden

paling banyak pada masa kerja antara 5 – 14 tahun dengan jumlah 17

orang (56,7 %).

C. Hasil Pengukuran Tekanan Panas

Hasil penilaian tekanan panas pada lingkungan kerja di Industri

Gamelan Supoyo berdasarkan pengukuran dengan menggunakan Area Heat

Stress Monitor dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Bagian Finishing (≤ NAB)

Waktu Pengukuran WBGT in Titik I (oC) WBGT in Titik II (oC) 09.00 25,5 25,7 10.00 25,6 25,9 11.00 26,5 26

Rata-rata 25,86 25,86 Rata-rata Titik I dan II 25,86

Sumber : Hasil pengukuran Mei 2011

Berdasarkan tabel hasil pengukuran tekanan panas di bagian

finishing didapatkan hasil suhu tekanan panas tertinggi adalah 26,5 oC,

terendah 25,5 oC, dan hasil rata-rata titik I dan titik II 25,86 oC.

Tabel 6. Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Bagian Penempaan (> NAB)

Waktu Pengukuran WBGT in Titik I (oC) WBGT in Titik II (oC) 09.00 30,8 30,5 10.00 29,2 29,2 11.00 29,2 30,1

Rata-rata 29,7 29,9 Rata-rata Titik I dan II 29,8

Sumber : Hasil pengukuran Mei 2011

Berdasarkan tabel hasil pengukuran tekanan panas di bagian

penempaan didapatkan hasil suhu tekanan panas tertinggi adalah 30,8 oC,

terendah 29,2 oC, dan hasil rata-rata titik I dan titik II 29,8 oC.

Page 59: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

D. Hasil Pengukuran Kelelahan

Hasil pengukuran kelelahan pada tenaga kerja di Industri Gamelan

Supoyo berdasarkan pengukuran dengan menggunakan Reaction Timer dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Daftar Distribusi Frekuensi Kelelahan dengan Reaction Timer pada

bagian Finishing

Interval Skor Kategori Kelelahan

Frekuensi Presentase (%)

Tidak Lelah Lelah

0 – 410 > 410

10 5

66,6 33,3

Jumlah 15 100 Sumber : Hasil Pengukuran Mei 2011 Catatan: Hasil pengukuran kelelahan dapat dilihat di lampiran

Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa dari sampel penelitian

yang berjumlah 15 orang responden, sebanyak 10 orang (66,6 %) tidak

mengalami kelelahan, sedangkan 5 (33,3%) orang mengalami kelelahan.

Tabel 8. Daftar Distribusi Frekuensi Kelelahan dengan Reaction Timer pada

bagian Penempaan

Interval Skor Kategori Kelelahan

Frekuensi Presentase (%)

Tidak Lelah Lelah

0 – 410 > 410

2 13

6,7 93,3

Jumlah 15 100 Sumber : Hasil Pengkuran Mei 2011 Catatan: Hasil pengukuran kelelahan dapat dilihat di lampiran

Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa dari sampel penelitian

yang berjumlah 15 orang responden, sebanyak 2 orang (6,7 %) tidak

mengalami kelelahan, sedangkan 13 (93,3%) orang mengalami kelelahan.

Page 60: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

E. Pengaruh Tekanan Panas terhadap Kelelahan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di peroleh hasil perhitungan

silang tekanan panas terhadap kelelahan tenaga kerja di Industri Gamelan

Supoyo yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 9. Kontingensi Tekanan Panas terhadap Kelelahan

Paparan Tidak Lelah Lelah Total Panas < NAB 10 5 15

Panas > NAB 2 13 15 Total 12 18 30

Sumber : Hasil Pendataan Mei 2011

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 30 tenaga kerja di

industri Gamelan Supoyo, dimana 15 tenaga kerja yang berada pada tempat

kerja yang tidak panas ada 5 tenaga kerja yang mengalami kelelahan dan 10

tenaga kerja tidak mengalami kelelahan, sedangkan 15 tenaga kerja yang

berada di tempat kerja yang panas terdapat 13 orang yang mengalami

kelelahan dan 2 orang yang tidak mengalami kelelahan.

Berdasarkan uji statistik chi square dengan program SPSS 16,0 di

dapatkan hasil uji statistik Pengaruh Tekanan Panas terhadap Kelelahan

Tenaga Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan

Mojolaban Sukoharjo dengan harga chi square (X2) hitung 8.191 dan nilai p =

0,004. Hal ini berarti bahwa nilai p ≤ 0,01 maka nilai p sangat signifikan.

Page 61: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Umur

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata umur responden

berada pada usia produktif dengan umur termuda 23 tahun dan umur

tertua adalah 50 tahun. Umur dapat mempengaruhi daya

respon/adaptasi terhadap panas karena daya tahan seseorang terhadap

panas akan menurun pada umur yang lebih tua. Orang yang lebih tua

akan lebih lambat keluar keringatnya dibandingkan dengan orang yang

lebih muda (Tarwaka, 2004).

Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik

sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun.

Pada umur 50 - 60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%,

kemampuan sensoris-motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya

kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur 60 tahun tinggal

mencapai 50% dari umur oarang yang berumur 25 tahun. Sehingga

umur juga mempengaruhi tingkat kelelahan seseorang (Tarwaka, 2004).

Namun dalam hal ini peneliti mengambil responden yang

masih dalam usia produktif, hal ini menunjukkan bahwa variabel

pengganggu dari faktor internal yang dapat mempengaruhi kelelahan

48

Page 62: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kerja dapat dikendalikan. Jadi, kelelahan yang timbul bukan

dikarenakan oleh faktor usia seseorang.

2. Masa Kerja

Tenaga kerja pada penelitian ini memiliki masa kerja termuda

5 tahun dan terlama 27 tahun. Masa kerja dapat mempengaruhi tubuh

dalam menerima panas lingkungan kerja karena semakin lama pekerja

terpapar tekakanan panas di lingkungan tempat kerja maka tubuh sudah

beradaptasi terhadap panas (aklimatisasi). Masa kerja juga dapat

mempengaruhi kelelahan kerja karena semakin lama masa kerja, tenaga

kerja semakin berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaannya,

sehingga telah terbiasa dengan pekerjaannya (Suma’mur, 2009)

Dalam hal ini peneliti mengambil responden yang telah bekerja

lebih dari 5 tahun, hal ini menunjukkan bahwa variabel pengganggu

dari faktor internal yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja dapat

dikendalikan. Jadi, kelelahan yang timbul bukan dikarenakan oleh

faktor masa kerja.

3. Jenis Kelamin

Dari penelitan ini semua tenaga kerja yang menjadi subjek

adalah laki – laki. Menurut Soeprapto dalam Muflichatun (2006),

ukuran dan daya tahan tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih

sanggup menyelesaikan pekerjaan berat yang biasanya tidak sedikitpun

dapat dikerjakan wanita, kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak

membutuhkan ketrampilan tangan dan kurang memerlukan tenaga.

Page 63: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Beberapa data menunjukan bahwa pekerja wanita lebih diperlukan ada

suatu industri yang memerlukan ketrampilan dan ketelitian daripada

tenaga kerja laki-laki.

Berdasarkan referensi tersebut berarti jenis kelamin yaitu laki-

laki sangat mendukung untuk pekerjaan berat seperti yang ada industry

gamelan supoyo.

B. Analisa Univariat

1. Tekanan Panas

Tingkat tekanan panas dalam hal ini menggunakan parameter

ISBB atau WBGT diperoleh bahwa di bagian penempaan yang terpapar

panas > NAB memiliki nilai ISBB rata-rata 29,8 0C, sedangkan di

bagian finishing yang terpapar panas ≤ NAB memiliki nilai ISBB rata-

rata 25,86 0C. Dari hasil pengukuran tekanan panas pada lingkungan

kerja Industri Gamelan Supoyo, diketahui bahwa kedua bagian tersebut

termasuk dalam beban kerja berat dan dalam 8 jam kerja dengan waktu

istirahat ± 30 menit, sehingga kedua bagian tersebut dapat disimpulkan

memiliki waktu kerja 75% dan istirahat 25% dengan beban kerja berat.

Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep

51/MEN/1999, Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang

diperkenankan untuk kerja 75% - istirahat 25% dengan beban kerja

sedang adalah 25,9 0C (Depnakertrans, 2007).

Hal ini berarti di bagian penempaan terpapar panas lebih dari

Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan yaitu sebesar 29,8 0C,

Page 64: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dikarenakan di bagian penempaan terdapat tungku yang terus menyala

untuk memanaskan logam sehingga dapat ditempa, sedangkan di bagian

finishing terpapar panas kurang dari Nilai Ambang Batas yang

diperkenankan yaitu sebesar 25,86 0C, dikarenakan pekerja di bagian

finishing hanya melakukan pengampelasan dan penggerindaan gamelan

yang sudah ditempa dan bekerja di tempat yang teduh sehingga tidak

terpapar sumber panas secara langsung.

2. Kelelahan Kerja

Berdasarkan hasil wawancara terhadap subjek penelitian

terhadap munculnya kelelahan sebelum kerja tidak ditemukan jawaban

adanya kelelahan. Dengan demikian kondisi fisik yang dapat

mempengaruhi munculnya kelelahan awal atau akumulasi timbunan

kelelahan pada hari-hari sebelumnya dapat diabaikan. Dari hasil

pengukuran kelelahan setelah kerja di bagian finishing terdapat 10

tenaga kerja yang dapat dikategorikan tidak lelah (memiliki waktu

reaksi 0-410 milidetik) dan 5 orang sisanya dikategorikan lelah,

sedangkan di bagian penempaan terdapat 13 dapat dikategorikan lelah

(dengan waktu reaksi hasil pengukuran > 410) dan 2 orang dapat

dikategorikan tidak mengalami kelelahan. Berdasarkan jumlah tenaga

kerja yang mengalami kelelahan di dua bagian tersebut, maka tenaga

kerja di bagian penempaan (>NAB) lebih mengalami kelelahan dari

pada tenaga kerja di bagian finishing (≤ NAB).

Page 65: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Dari hasil pengukuran tingkat kelelahan membuktikan bahwa

kelelahan di bagian penempaan lebih besar dari pada kelelahan yang

terjadi di bagian finishing. Hal ini dapat disebabkan oleh salah satunya

pengaruh iklim kerja yaitu tekanan panas yang ada di area penempaan >

NAB (melebihi NAB) dari pada area finishing < NAB (kurang dari

NAB).

C. Analisa Bivariat

Dari hasil penelitian terhadap 30 sampel yang telah dipilih,

dilakukan perhitungan silang atau tabulasi silang antara tekanan panas dan

kelelahan untuk mengetahui adanya pengaruh antara tekanan panas dengan

kelelahan tenaga kerja. Dari hasil tabulasi silang tersebut dapat diketahui

bahwa sampel ada 30 orang yang mana setelah diteliti dibagi menjadi 15

tenaga kerja yang bekerja di area yang bertekanan panas di bawah dari

NAB dan 15 tenaga kerja yang bekerja di area yang bertekanan panas lebih

dari NAB. Dimana dari 15 sampel yang bekerja di area bertekanan panas

dibawah NAB terdapat 10 sampel yang tidak lelah dan 5 sampel yang lelah,

sedangkan 15 sampel yang bekerja di area bertekanan panas lebih dari

NAB terdapat 13 sampel yang mengalami kelelahan dan 2 sampel yang

tidak lelah. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

tekanan panas terhadap kelelahan tenaga kerja, dimana tenaga kerja yang

bekerja di area yang bertekanan panas melebihi NAB ada 13 orang

mengalami kelelahan dan tenaga kerja yang bekerja di area yang

Page 66: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

bertekanan panas di bawah NAB hanya terdapat 5 orang yang mengalami

kelelahan.

Namun dari hasil tabulasi tersebut juga dapat dilihat bahwa ada 5

sampel yang bekerja di area yang bertekanan panas di bawah NAB yang

mengalami kelelahan, dan dari hasil tabulasi silang tersebut juga dapat

disimpulkan bahwa tenaga kerja yang bekerja pada area yang bertekanan

panas di bawah NAB tidak selalu tidak mengalami kelelahan.

Perbedaan hasil perhitungan pengaruh tekanan panas terhadap

kelelahan tenaga kerja di Industri Gamelan Supoyo kemungkinan

disebabkan oleh faktor – faktor yang terkendali dan tidak terkendali seperti

disebabkan oleh faktor lingkungan (penerangan, kebisingan) pada area

kerja yang berbeda-beda, beban kerja, kerja yang monoton, kondisi psikis

dan nutrisi tiap tenaga kerja yang berbeda-beda.

Kelelahan yang terjadi pada tenaga kerja tidak hanya dipengaruhi

oleh tekanan panas, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti

Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental Lingkungan kerja (ikim kerja,

penerangan, kebisingan, getaran dan lain-lain), Problem fisik (tanggung

jawab, kekuatiran, konflik), Kenyerian dan kondisi kesehatan, Circadian

rhythm, Nutrisi (Grandjean dalam Tarwaka, 2004).

Di Industri Gamelan Supoyo ini seluruh tempat kerjanya tidak

terdapat kipas angin atau alat pendingin ruangan. Di bagian penempaan,

pekerja bekerja melebur bahan logam di tungku yang apinya diberi blower

disertai atap yang kurang tinggi sehingga suhu yang ditimbulkan cukup

Page 67: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

tinggi. Selain itu, tempat pekerja untuk menempa logam juga masih satu

ruangan dengan tempat peleburan. Berbeda dengan area penempaan, area

finishing bertempat di luar ruangan peleburan dan tidak terkena cahaya

matahari secara langsung sehingga suhu yang ada relatif sejuk. Oleh karena

itu tekanan panas di bagian penempaan lebih tinggi dibandingkan dengan di

bagian finishing. Hal ini berarti di bagian penempaan tidak sesuai dengan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai

Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja.

Dalam melakukan penelitian, peneliti tidak melakukan upaya-

upaya dalam pengendalian tekanan panas di bagian penempaan di Industri

Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo, jadi

peneliti hanya melakukan pengukuran kelelahan di bagian pencetakan area

penempaan dan finishing.

Namun menurut Djafri (2007), untuk mengendalikan lingkungan

kerja panas dapat dilakukan beberapa hal yaitu dengan mengurangi faktor

beban kerja, mengurangi beban panas radian, adanya ventilasi buatan,

pembatasan terhadap waktu pemaparan panas dan mengatur waktu kerja-

istirahat secara tepat berdasarkan beban kerja dan nilai ISBB.

Dari hasil analisa statistik pengaruh tekanan panas terhadap

kelelahan pada tenaga kerja Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun

Kecamatan Mojolaban Sukoharjo didapatkan nilai hasil uji (X2) hitung

hitung 8.191 dan nilai p = 0,004. Hal ini berarti bahwa nilai p ≤ 0,01 maka

Page 68: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

nilai p sangat signifikan sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh tekanan

panas terhadap kelelahan tenaga kerja di Industri Gamelan Supoyo.

Dalam penelitian ini juga dapat diperkuat dengan adanya

penelitian yang dilakukan oleh Rochmad Nuryadin (2001) yang

mengatakan bahwa tekanan panas yang tinggi (bagian Pelintingan) lebih

melelahkan dari pada tekanan panas yang lebih rendah (bagian

Penganyakan) di PT. Djitoe Indonesian Tobacco Coy Surakarta, metode

yang digunakan yaitu dengan uji Chi Square.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian Pengaruh Tekanan Panas terhadap Kelelahan Tenaga

Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban

Sukoharjo ini tidak lepas dari adanya keterbatasan peneliti. Keterbatasan-

keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah:

1. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan cross

sectional dimana data yang diambil pada waktu yang sesaat dan

bersamaan sehingga hanya menggambarkan keadaan pada waktu

dilaksanakannya penelitian saja.

2. Didalam Penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan panas

dan kelelahan tenaga kerja tidak semuanya dikendalikan, sehingga

mempengaruhi hasil penelitian.

3. Kurangnya ketelitian peneliti dalam pembacaan hasil pengukuran oleh

alat reaction timer ataupun area heat stress monitor.

Page 69: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4. Keadaan cuaca yang tidak menentu sehingga mempengaruhi hasil

pengukuran tekanan panas di bagian finishing.

Page 70: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Hasil analisis dengan uji statistik chi square di dapatkan besar nilai p =

0,004. Dimana nilai p ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat

signifikan. Hal ini menunjukan adanya pengaruh tekanan panas

terhadap kelelahan tenaga kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa

Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo.

2. Hasil pengukuran tekanan panas di lingkungan kerja Industri Gamelan

Supoyo menunjukan bahwa dari 30 orang tenaga kerja, terdapat 15

orang yang bekerja di bagian penempaan bertekanan panas > NAB

dengan suhu rata – rata 29,8 oC dan 15 orang yang bekerja di bagian

finishing bertekanan panas ≤ NAB dengan suhu rata – rata 25,86 oC.

3. Hasil pengukuran kelelahan tenaga kerja yang bekerja di Industri

Gamelan Supoyo menunjukan bahwa dari 30 orang tenaga kerja, 15

orang tenaga kerja yang bekerja di bagian penempaan bertekanan panas

melebihi NAB terdapat 13 orang mengalami kelelahan dan 2 orang

tidak mengalami kelelahan dengan waktu reaksi rata tenaga kerja

setelah dilakukan pengukuran kelelahan dapat dikategorikan mengalami

kelelahan sedangkan 15 orang tenaga kerja lainnya yang bekerja di

bagian finishing yang terdiri dari 5 orang yang mengalami kelelahan

57

Page 71: PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA …/Pengar… · Kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo Dinar Ramadian Agus, R0207069, Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dan 10 orang lainnya yang tidak lelah setelah dilakukan pengukuran

kelelahan (untuk hasil pengukuran dapat dilihat di lampiran)

B. Saran

1. Bagi pemilik usaha sebaiknya memperhatikan kesehatan tenaga kerja

dalam bekerja.

2. Sebaiknya dilakukan upaya pengendalian terhadap tingginya suhu

lingkungan kerja yang ada di ruangan bagian penempaan. Misal

pemberian ventilasi yang cukup agar sirkulasi udara lancar.

3. Sebaiknya diberikan penambahan jam istirahat terhadap tenaga kerja.

4. Sebaiknya hasil pengukuran kelelahan dan tekanan panas

disosialisasikan kepada seluruh tenaga kerja serta memberikan

sosialisasi atau pengetahuan tentang dampak yang akan terjadi serta

cara mengatasinya.