fakultas ekonomi universitas sebelas maret …/pengaruh... · sentra industri gamelan desa wirun,...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN PEMBERDAYAAN SEBAGAI VARIABEL
PEMEDIASI (Studi Pada Sentra Industri Gamelan Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo)
Skripsi
Diajukan Guna Melengkapi Tugas- tugas dan Memenuhi Syarat- syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
Muharam Imam Purnomo
F0207093
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
خلق الذي ربك باسم اقرأ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
(Q.S Al Alaq 1)
قيل وإذا لكم الله يفسح فافسحوا المجالس في تفسحوا لكم قيل إذا آمنوا الذين أيها يا
تعملون بما والله درجات العلم أوتوا والذين منكم آمنوا الذين الله يرفع نشزوافا انشزوا
خبير
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(Q.S Al Mujaadilah 11)
“Usaha terbaik adalah usaha yang dilakukan dengan ketetapan hati, percaya
pada kemampuan diri, bekerja satu tingkat diatas rata- rata dan bertindak
sesuai hati nurani disertai rasa tawakal, ikhlas kemudian diakhiri dengan
percaya, berprasangka baik dan bersyukur kepada pada Allah SWT”
(me)
HALAMAN PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
♥ Allah SWT....... Pemilik hidup ini, Terima kasih atas segala karuniaNya
dan jalan yang Engkau beri.
♥ Ibu dan Bapakku.....yang selalu memberikan seluruh kasih sayangnya
hingga aku bisa seperti saat ini. Semoga Allah SWT memberikan yang
terbaik dalam hidup.
♥ Keluarga Besar Suterejo....yang selalu menjadi pengingat,
penyemangat, dan pendukung yang baik dalam hidup.
♥ Kawan- kawan almamater UNS.......Baik kawan- kawan UKM
maupun kawan perkuliahan yang memberikan pengalaman hidup baru
yang sulit dilupakan baik suka maupun duka. Kawan- kawan
Manajemen07 yang banyak membantu di skripsi ini,yang tidak bisa
disebutkan satu persatu. (khusus buat Mukti Agung, “Tante” Ida,
Bambang “Bemby”, Bagus yang membantu teknis maupun non teknis)
♥ Kawan- kawan konsentrasi Sumber Daya Manusia.. Teh Lisa,
Lestyo,Riesa, Ayu, Galih “Koplo”, Ikhsan, Retna, Maya, Ading, Ega,
Roni, Sakti, Maniak, Adnan, Haikal, Surya, Sugeng, Yoga, Ucup, Kiki
dan seluruh kawan HRM07 yang banyak dijadikan tempat berbagi ilmu,
berdiskusi dan mengembangkan pengetahuan khususnya di konsentrasi
sumber daya manusia yang dahsyat ini.
♥ Kawan- kawan satu bimbingan skripsi dengan mami Hunik.. Cita,
Zaga.. Ayo semangat- semangat kita selesain skripsinya, wisudanya
barengan ya..heheh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
♥ Kawan – kawan semasa magang.... Nina & Putri yang sampai saat ini
sering memberikan dukungan dan dorongan untuk cepat lulus dan
menyusul dalam dunia kerja.
♥ Sahabat dan kawan- kawanku (05.XII.Sos3.04) Nopek, Dera, Gilang,
Vita, QQ, Mama Darmini, Chuky, Porkas, Angga, Puput yang menjadi
keluarga kedua dalam menghadapi hidup di perantauan.
♥ Used+... Faisal “Kate” , Aldi “Lala”, Demas “Pepi”, Sunu, Hari “Pape”,
Angga “Bunting” , Gerzom “Gerjom” yang menjadi tempat berbagi
cerita suka dan duka.
♥ Sahabat- sahabat Unyuku.... Atik, Iwan “Oke”, Asri Tri “Aji”, Ghiaz,
Radit, Uki, Hafid, Kuncung, Gladys, Nana, dan Vita yang membuat
hidup selalu terasa lebih muda.
♥ Almamater Keduaku... Komisariat Ekonomi UNS (Dedi “Ketum”
Rachmanto , Mas Wisnu, Mas Bester, Mas Boi, Afe , Aryo Jihan , Bayu
, Fitrah dan Agung) Himpunan Mahasiswa Islam Lingkup Cabang
Surakarta (Mas Eka, Mas Didit, Aldi, Aviv, Latief, Bang Ridho, Mas
Iswan ,Mas Oky. Mas Kukuh, Mas Yasser, Ikhsan, Refi, Gopal, Dayat,
Ansyor, Sinta, sTalita, Rizka dan yang tak bisa disebutkan satu-persatu,
yang banyak memberikan ilmu dan pengetahuan yang tidak aku pelajari
di bangku kuliah serta kesempatan untuk mengenal orang- orang hebat.
♥ Almamater Ketigaku.. KOMPAK FE UNS yang menjadi tempat
praktik ilmu serta berjalannya pemikiran- pemikiranku.
♥ Bidadari terakhir … Yang sampai saat ini belum dipertemukan
kembali oleh Allah SWT…Selalu menunggu dan berusaha untuk
menemukanmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum w.w
Alhamdulillahi Rabbil ’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
”PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN
PEMBERDAYAAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI (Studi Pada
Sentra Industri Gamelan Desa Wirun, Mojolaban Sukoharjo )”
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan untuk
meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Wisnu Untoro, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Hunik Sri Running Sawitri, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
dan ketua jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,
memberi saran dan masukan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
3. Dr Mugi Harsono, M.Si, selaku pembimbing akademis yang banyak
mengingatkan saat proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.
4. Staf dan jajaran karyawan jurusan manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
5. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
6. Jajaran staf dan karyawan Kelurahan Wirun yang memberikan ijin dan
banyak membantu dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
7. Seluruh pengusaha dan karyawan sentra industri gamelan Desa Wirun
yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum w.wb
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KOMITMEN
ORGANISASI DENGAN PEMBERDAYAAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI
(STUDI PADA SENTRA INDUSTRI GAMELAN DESA WIRUN, MOJOLABAN,
SUKOHARJO)
Oleh :
Muharam Imam Purnomo
F0207093
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PEMBERDAYAAN SEBAGAI VARIABEL
PEMEDIASI (Studi pada Sentra Industri Gamelan Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo) Oleh
: Muharam Imam Purnomo NIM.F0207093. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional serta
menguji peran pemberdayaan.. Populasipada penelitian ini berjumlah 132 karyawan dan
sampel pada penelitian ini adalah 100 karyawan dari seluruh perusahaan gamelan yang
beroperasi di Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo yang diambil dengan metode kuesioner.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut. Pertama, kepemimpinan berpengaruh positif pada pemberdayaan. Kedua,
kepemimpinan transformasional berpengruh positif pada komitmen organisasional. Ketiga,
pemberdayaan memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional pada komitmen
organisasional dan bentuk mediasinya adalah mediasi parsial. Kata kunci :Kepemimpinan
Transformasional, Komitmen Organisasional, Pemberdayaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KOMITMEN
ORGANISASI DENGAN PEMBERDAYAAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI
(STUDI PADA SENTRA INDUSTRI GAMELAN DESA WIRUN, MOJOLABAN,
SUKOHARJO)
Oleh :
Muharam Imam Purnomo
F0207093
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PEMBERDAYAAN SEBAGAI VARIABEL
PEMEDIASI(Studi pada Sentra Industri Gamelan Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo) Oleh
: Muharam Imam Purnomo NIM.F0207093.The main purpose of this study is to explore the
effects of transformational leadership on organizational commitment , and also to test the
mediating role of empowerment. Population in this study were 132and sample in thus study
were 100 employees of all industry centre of gamelan Desa Wirun employees and taken by
the questionnairemethod. The analytical method used was path analysis. The results of this
study are as follows. First, transformational leadership has positive effect on empowerment.
Second, transformational leaderhip has positive effect on organizational commitment. Third,
empowerment mediates the effect of transformational leadership on organizational
commitment.Aform ofmediationispartialmediation. Keywords:Transformational Leadership,
Organizational Commitment, Empowerment
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karyawan sebagai tenaga kerja dan salah satu faktor produksi yang
memiliki fungsi dan arti penting bagi perusahaan. Namun dalam
perkembangannya perusahaan selalu menghadapi permasalahan tenaga kerja
yang semakin kompleks dan berkembang. Oleh karena itu terjadi perubahan
pengelolaan sumber daya manusia yang saat ini dikelola dengan lebih
profesional dengan departemen baru dalam perusahaan.
Pengelolaan sumber daya manusia pada saat sekarang ini bukanlah hal
yang mudah untuk dilakukan oleh bagian sumber daya manusia itu sendiri,
perlu adanya dorongan dari perusahaan baik itu berupa dukungan infrastruktur
maupun suprastruktur. Perusahaan yang memiliki citra baik di mata
masyarakat dan konsumennya akan selalu memperhatikan kualitas
pengelolaan sumber daya manusianya. Maka dari itu sumber daya manusia
menjadi sebuah hal penting yang diperhatikan untuk dapat mencapai tujuan-
tujuan perusahaan. Sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan memiliki
komitmen pada perusahaan menjadi aset yang tidak ternilai harganya bagi
perusahaan karena sulit didapat dan dibentuk dalam jangka waktu singkat.
Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur penunjang organisasi,
dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
(disebut personil, tenaga kerja, pekerja/karyawan); atau potensi manusiawi
sebagai penggerak organisasi mewujudkan eksistensinya; atau potensi yang
merupakan aset dan berfungsi sebagai modal non-material dalam organisasi
bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non-
fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi, 2000).
Salah satu yang menjadi perhatian utama dari perusahaan dan tuntutan
kepada karyawannya saat ini adalah membuat karyawan bisa memiliki
komitmen yang baik pada perusahaan sehingga dapat bekerja dengan baik
mencapai tujuan perusahaan. Komitmen organisasional sebagai sifat
hubungan antara pekerja dan organisasi yang dapat dilihat dari keinginan kuat
untuk tetap menjadi anggota organisasi tersebut, kesediaan untuk menjadi
sebaik mungkin demi kepentingan organisasi serta kepercayaan dan
penerimaan yang kuat pada nilai - nilai dan tujuan organisasi (Porter & Smith
dalam Temaluru, 2001). Fenomena yang berkembang di dunia industri dan
organisasi adalah para profesional cenderung lebih berkomitmen pada profesi
daripada perusahaan tempatnya bekerja. Karyawan yang berkomitmen pada
profesi tidak selalu merujuk pada suatu organisasi, sehingga karyawan seperti
ini selalu berpindah-pindah kerja ke tempat lain (Fineman et al, 2005).
Komitmen organisasional dari seorang karyawan sendiri ditentukan
menurut variabel orang (usia, kedudukan dalam organisasi, dan disposisi
seperti efektivitas positif atau negatif, atau atribusi kontrol internal atau
eksternal) dan organisasi (desain pekerjaan, nilai organisasi, dukungan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kepemimpinan). Bahkan faktor non-organisasi, seperti adanya alternatif lain
setelah memutuskan untuk bergabung dengan organisasi, akan mempengaruhi
komitmen selanjutnya (Luthans, 2007). Setiap perusahaan memiliki suatu
keinginan untuk dapat memiliki karyawan yang memiliki komitmen
organisasional yang tinggi, karena dengan memiliki hal tersebut perusahaan
akan dapat memaksimalkan potensi karyawan sekaligus melakukan operasi
perusahaan dengan efektif. Mowday et. al. menyatakan karyawan yang
memiliki komitmen tinggi pada organisasi akan lebih termotivasi untuk hadir
dalam organisasi dan berusaha mencapai tujuan organisasi. Mowday juga
mengungkapkan bahwa karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi pada
organisasi cenderung lebih stabil dan produktif sehingga lebih
menguntungkan organisasi (Winahyu, 2007)
Sebaliknya perusahaan yang kurang memiliki perhatian pada
komitmen karyawan pada organisasi dan hanya mengejar keuntungan tanpa
memperhatikan karyawan biasanya akan mengalami kegagalan membangun
ataupun mengembangkan usahanya karena banyak perusahaan yang
mengalami penurunan usaha karena hanya terpaku oleh kegiatan operasional
tanpa memperhatikan sumber daya manusia yang dimiliki. Kekuatan sumber
daya manusia dibentuk oleh sifat dan karakter yang berbeda dari masing-
masing individu yang dituangkan berbentuk penyatuan pandangan untuk
mencapai tujuan perusahaan (Susanto, 1997).
Dalam hal ini salah satu hal yang memberikan kontribusi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
meningkatkan komitmen karyawan tehadap perusahaan adalah seberapa baik
hubungan karyawan dengan atasannya di dunia kerja. Bass (1990)
mengatakan, peran kepemimpinan atasan dalam memberikan kontribusi pada
karyawan untuk pencapaian kinerja yang optimal dilakukan melalui lima cara,
yaitu : (1) pemimpin mampu mengklarifikasi apa yang diharapkan dari
karyawannya, secara khusus berupa tujuan dan sasaran dari kinerja mereka,
(2) pemimpin menjelaskan bagaimana memenuhi harapan tersebut, (3)
pemimpin mengemukakan kriteria melakukan evaluasi dari kinerja secara
efektif, (4) pemimpin memberikan umpan balik ketika karyawan telah
mencapai sasaran, dan (5) pemimpin mengalokasikan imbalan berdasarkan
hasil yang telah dicapai karyawan. Sedangkan setiap pemimpin atau atasan
perusahaan biasanya memiliki tipe kepemimpinan yang berbeda untuk
memperlakukan karyawannya. Kepemimpinan diperlukan untuk dapat
memotivasi karyawan untuk dapat mencapai tujuan, target, visi misi dari
perusahaan itu sendiri. Pemimpin yang efektif sanggup mempengaruhi para
pengikutnya untuk mempunyai optimisme yang lebih besar, rasa percaya diri,
serta komitmen kepada tujuan dan misi organisasi (Yukl, 2002)
Bagian dari tugas pemimpin ialah bekerja bersama dengan orang-
orang untuk menemukan dan memecahkan masalah-masalah. Para karyawan
yang memiliki seorang pemimpin yang mengharapkan mereka untuk berbuat
yang terbaik bagi perusahaan akan mendapat dukungan emosional yang lebih
melalui petunjuk nonverbal, umpan balik yang lebih sering dan bermakna,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
tujuan-tujuan yang lebih menantang, training yang lebih baik dan penugasan
yang lebih menarik, para bawahan yang efektif memiliki komitmen atas
sesuatu entah itu sebuah tim kerja, sebuah perusahaan, ataupun sebuah ide,
selain dari apa yang mengenai kehidupan mereka sendiri (O'Reilly, 2004).
Ada dua kepemimpinan yang saat ini paling sering ditemui dan diteliti
oleh para akademisi saat ini. Burns (1978) membagi bahasan tentang
kepemimpinan berdasarkan kepemimpinannya menjadi dua kategori, yaitu
kepemimpinan transformasional (transformational leadership) dan
kepemimpinan transaksional (transactional leadership). Kepemimpinan
transformasional terjadi ketika para pemimpin mampu memperluas dan
meningkatkan kepentingan karyawan mereka, ketika mereka menghasilkan
kesadaran dan penerimaan tujuan dan misi kelompok, dan ketika mereka
mampu membuat karyawan untuk melihat melampaui kepentingan diri
mereka untuk baik dari group (Keeley, 1995).
Yukl (2002) menyatakan bahwa seorang pemimpin dapat berbuat
banyak untuk memfasilitasi kesuksesan pelaksanaan perubahan, melalui
tindakan politik termasuk menciptakan koalisi, membentuk tim, memilih
orang yang tepat untuk diletakkan pada posisi kunci, membuat simbol
perubahan, dan memonitor serta mendeteksi persoalan yang harus
diperhatikan. Pemimpin sebuah organisasi memiliki tanggung jawab untuk
dapat meningkatkan komitmen karyawan pada organisasi demi tercapainya
tujuan dari organisasi itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Di era globalisasi saat ini sebuah tanggung jawab dari setiap pemimpin
organisasi yang baik, mapan dan memiliki intregritas yang baik tidak hanya
mementingkan pencapaian tujuan-tujuan organisasi yang berkenaan dengan
perusahaan namun juga tujuan organisasi untuk meningkatkan kualitas dari
karyawannya sebagai wujud pemberdayaan dan juga apresiasi perusahaan
pada karyawan yang saat ini menjadi aset berharga dari perusahaan yang pada
akhirnya akan memberi manfaat bagi perusahaan. Thoha mengemukakan
bahwa setiap organisasi harus adaptif pada perubahan, organisasi birokrasi
yang mampu bersaing di masa mendatang adalah yang memiliki sumber daya
manusia berbasis pengetahuan dengan memiliki ketrampilan serta keahlian
(multi skilling workers) (Munthe, 2009).
Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh pemimpin yang menganut
kepemimpinan transformasional untuk dapat mencapai tujuan organisasi
adalah dengan memiliki suatu bentuk pemberdayaan atas karyawannya,
memberdayakan bawahan adalah faktor kunci kegiatan manajerial dan
efektifitas organisasi (Moye et al. 2004). Burke menyatakan bahwa pemimpin
dapat memberdayakan bawahannya dengan menyediakan arahan yang jelas
dan memberikan tujuan yang sama atau lebih tinggi dari organisasi,
sedangkan pemimpin dengan kepemimpinan transformasional
memberdayakan bawahannya dengan membangkitkan keantusiasan bawahan
untuk mencapai tujuan dan memberikan makna dan tantangan pekerjaan bagi
bawahannya (Castro, 2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Memberdayakan karyawan menjadi suatu hal yang penting yang dapat
dilakukan oleh para pemimpin perusahaan. Penelitian manajemen
sebelumnya menyatakan bahwa ada alasan kuat bahwa tujuan pemberdayaan
pada karyawan dapat membuat suatu bentuk perbedaan di tempat kerja
terhadap komitmen karyawan pada organisasi (Janssen, 2004). Pemberdayaan
karyawan dapat mengakibatkan kemungkinan pekerja berpartisipasi
membentuk sistem organisasi dimana mereka berada, tingkatan kelompok,
semakin besar tingkat pemberdayaan anggota tim ditemukan juga turut
memperbesar tingkat komitmen pekerja pada organisasi (Kirkman & Rosen,
1999). Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional pada komitmen organisasional secara tidak langsung
dipengaruhi oleh pemberdayaan (Ismail, Azman et all. 2011; Avolio, 2004;
Dewettinck, 2010; Janssen, 2004; Isaiah , 2006). Sifat hubungan antara
kepemimpinan transformasional, komitmen organisasional dan pemberdayaan
merupakan hubungan yang menarik, namun masih sedikit yang telah
diketahui dari pengaruh pemberdayaan dalam literatur kepemimpinan dalam
organisasi (Ismail, Azman et all. 2011). Penelitian terdahulu juga
mengungkapkan bahwa ada pengaruh pemberdayaan karyawan sebagai faktor
pemediasi dalam hubungan kepemimpinan transformasional dan komitmen
organisasional karyawan (Avolio,2004; Castro, 2008; Ismail, Azman et all.
2011).
Industri kecil rumah tangga merupakan suatu jenis industri yang masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
banyak terdapat di Indonesia dan menjadi salah satu pendorong dalam
perekonomian Indonesia baik dalam bentuk ekspor maupun untuk konsumsi
dalam negeri. Namun studi empiris membuktikan bahwa pertambahan nilai
tambah ternyata tidak dinikmati oleh perusahaan skala kecil, sedang, dan
besar, namun justru perusahaan skala konglomerat, dengan tenaga kerja lebih
dari 1000 orang, yang menikmati kenaikan nilai tambah secara absolut
maupun per rata-rata perusahaan (Kuncoro & Abimanyu, 1995 dalam
Kuncoro 2000). Industri kecil rumah tangga sendiri menyerap banyak tenaga
kerja. Kecenderungan menyerap banyak tenaga kerja umumnya membuat
banyak industri kecil rumah tangga juga intensif dalam menggunakan
sumberdaya alam lokal. Apalagi karena lokasinya banyak berada di pedesaan,
pertumbuhan industri kecil rumah tangga akan menimbulkan dampak positif
pada peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan jumlah kemiskinan,
pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan pembangunan ekonomi di
pedesaan. Dari sisi kebijakan, jelas perlu mendapat perhatian karena tidak
hanya memberikan penghasilan bagi sebagian besar angkatan kerja Indonesia,
namun juga merupakan ujung tombak dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Di perdesaan, peran penting industri kecil rumah tangga memberikan
tambahan pendapatan (Kuncoro, 2000).
Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo merupakan sebuah desa
yang hampir sebagian penduduknya bekerja sebagai pengrajin industri kecil
rumah tangga, salah satu kerajinan yang menjadi andalan dari Desa Wirun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
adalah industri kecil rumah tangga yang memproduksi gamelan yang daerah
pemasarannya sudah merambah pada tahap ekspor. Sebagai industri padat
karya yang mengandalkan ketrampilan dalam proses kerjanya membuat
pengaruh yang muncul antara sebuah industri kecil rumah tangga dengan
karyawannya sangat penting dan menarik untuk diteliti.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka peneliti tertarik dan berniat
melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional pada Komitmen Organisasional yang di Mediasi oleh
Pemberdayaan; Studi Pada Karyawan Sentra Industri Gamelan Desa
Wirun Mojolaban Sukoharjo”
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, permasalahan yang
hendak dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh pada pemberdayaan
karyawan ?
2. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh pada komitmen
organisasional ?
3. Apakah pemberdayaan karyawan memediasi pengaruh kepemimpinan
transformasional pada komitmen organisasional?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini antara lain :
1. Menguji pengaruh kepemimpinan transformasional pada pemberdayaan
karyawan
2. Menguji pengaruh kepemimpinan trasformasional pada komitmen
organisasional
3. Menguji pengaruh kepemimpinan transformasional pada komitmen
organisasional yang dimediasi oleh pemberdayaan karyawan dalam
perusahaan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
pengembangan untuk materi kepemimpinan, komitmen organisasional, dan
pemberdayaan tenaga kerja dalam perusahaan serta proses pembelajaran
manajemen sumber daya manusia.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi
perusahaan untuk membuat keputusan berkaitan dengan kepemimpinan
yang dianut perusahaan , pemberdayaan tenaga kerja perusahaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
komitmen organisasional karyawan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional secara operasional didefinisikan
sebagai sejauh mana manajer mampu memotivasi dan mendorong karyawan
untuk menggunakan penilaian dan kepintaran mereka sendiri dan untuk
memecahkan masalah ketika melakukan pekerjaan, misi transfer ke karyawan,
dan menyampaikan penghargaan atas pekerjaan yang baik (Boehenke et
al.1999). Pemimpin transformasional mengevaluasi kemampuan dan potensi
masing-masing bawahan untuk menjalankan suatu tugas/ pekerjaan, sekaligus
melihat kemungkinan untuk memperluas tanggung jawab dan kewenangan
bawahan di masa mendatang (Dvir et al. 2002). Kepemimpinan
trasformasional sebagai sebuah proses yang ada pada para pemimpin dan
pengikut untuk saling menaikan motivasi moralitas dan motivasi yang lebih
tinggi (Burns 1978)
Disebut transformasional karena hasil dari bentuk kepemimpinan ini
jauh di atas apa yang diharapkan. Para pemimpin menciptakan kesuksesan
dengan menampilkan lima perilaku secara signifikan lebih dari kebanyakan
manajer yang tidak mampu melakukannya (Boehenke et al.1999), yaitu:
1. Visioner : Pemimpin secara jelas mengkomunikasikan visi masa depan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
secara bersama dengan anggota organisasi. Visi ini menggambarkan hasil
akhir yang harus dicapai orang, dan pemimpin menyatakan optimisme
tentang masa depan dengan ekspresi yang kuat akan keyakinan pada setiap
personal dengan antusias. Pemimpin transformasional memimpin dengan
memberi contoh, menjadi contoh model dan diri mereka berperilaku
dengan cara yang konsisten dengan visi mereka.
2. Menginspirasi : Pemimpin menghasilkan kegembiraan di tempat kerja dan
mempertinggi harapan orang lain melalui simbol dan gambar. Proses
berkomunikasi tentang visi mereka, mereka mengekspresikan mimpi
mereka melalui bahasa motivasi. Mereka memberikan ceramah dengan
semangat tinggi, optimisme energi dan gairah, yang pada gilirannya
membangun rasa percaya diri dalam visi dan rasa percaya diri pada
pengikutnya.
3. Merangsang: Pemimpin membangkitkan minat pada ide-ide baru dan
pendekatan dan memungkinkan karyawan untuk berpikir tentang masalah
dengan cara baru. Pemimpin transformasional memikirkan kembali ide
dan mempertanyakan cara-cara lama dalam melakukan sesuatu. Aktif
menganggap ''ide liar'' dan mendorong pemikiran divergen. Kecerdasan
dan penalaran yang jelas didorong untuk memilih dari antara ide-ide
kreatif dan untuk memecahkan masalah.
4. Pelatihan : Para pemimpin, menasihati dan memberikan bantuan langsung
untuk orang lain untuk meningkatkan kinerja mereka. Mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mendengarkan dengan penuh perhatian dan mengekspresikan dorongan,
dukungan dan kepercayaan pada kemampuan orang lain untuk mencapai
harapan yang tinggi melekat dalam visi. Mereka memberikan umpan balik
positif bagi kinerja yang kuat dan usaha dan memberikan kesempatan
untuk pengembangan dengan memberikan tugas-tugas yang menantang
dan menarik untuk pengikut mereka.
5. Membangun tim: Pemimpin membangun tim yang efektif dengan memilih
anggota tim dengan keahlian yang saling melengkapi. Mereka
meningkatkan kepercayaan dan kepercayaan diri anggota tim dengan
berbagi informasi, memberikan umpan balik positif, memanfaatkan
keterampilan anggota individu dan.
Komponen kepemimpinan transformasional pertama kali
dikemukakan oleh Burns (1978) yang kemudian dikembangkan oleh Bass dan
Avolio (1999) terdiri atas empat dimensi kepemimpinan yaitu : idealized
influence (kharisma), inspirational motivation (motivasi inspiratif),
intellectual stimulation (stimulasi intelektual), dan individual consideration
(konsiderasi yang bersifat individual).
Idealized influence (kharisma) mengarah pada perilaku kepemimpinan
tansformasional di mana pengikut berusaha bekerja keras melebihi apa yang
dibayangkan. Para pengikut khususnya mengagumi, menghormati dan
percaya sebagaimana pemimpinnya. Mereka mengidentifikasi pemimpin
sebagai seseorang, sebagaimana visi dan nilai-nilai yang mereka perjuangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Inspirational motivation (motivasi inspiratif) dimana pempimpin
menggunakan berbagai simbol untuk memfokuskan usaha atau tindakan dan
mengekspresikan tujuan dengan cara-cara sederhana. Pemimpin juga
membangkitkan semangat kerja sama tim, antuasiasme dan optimisme di
antara rekan kerja dan bawahannya. Intellectual stimulation (stimulasi
intelektual) adalah upaya memberikan dukungan kepada pengikut untuk lebih
inovatif dan kreatif dimana pemimpin mendorong pengikut untuk
menanyakan asumsi, memunculkan ide-ide dan metode-metode baru, dan
mengemukakan pendekatan lama dengan cara perspektif baru. Individual
consideration, pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus pada
kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan berkembang, dengan jalan
sebagai pelatih, penasehat, guru, fasilitator, orang terpercaya, dan konselor
(Desiant, 2005).
B. Komitmen Organisasional
Komitmen dapat dikatakan sebagai keinginan karyawan untuk dapat tetap
berada dalam organisasi, dan berupaya bekerja sambil menerima tujuan dari
organisasi (Putterill & Rohrer, 1995). Secara khusus, komitmen
organisasional dipandang sebagai suatu kekuatan relatif identifikasi individu
dengan keterlibatan pada organisasi tertentu, serta kemauan untuk
mengerahkan usaha dan tetap berada dalam organisasi (Ferris & Aranya,
1983).
Tipologi dari komitmen organisasional dikemukakan oleh Allen dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Meyer (1990) dengan tiga komponen organisasi yaitu: komitmen afektif
(affective commitment), komitmen berkelanjutan (continuance commitment),
dan komitmen normatif (normative commitment). Hal yang umum dari ketiga
komponen komitmen ini adalah dilihatnya komitmen sebagai kondisi
psikologis yang: (1) menggambarkan hubungan individu dengan organisasi,
dan (2) mempunyai implikasi pada keputusan untuk meneruskan atau tidak
keanggotaannya di organisasi. Adapun definisi dan penjelasan dari setiap
komponen komitmen organisasional adalah sebagai berikut.
1. Komitmen afektif mengarah pada kaitan dengan keterikatan emosional
karyawan, identifikasi karyawan pada pekerjaan, dan keterlibatan
karyawan yang kuat sehingga terus bekerja untuk organisasi karena
mereka memang ingin (want to) melakukan hal tersebut.
2. Komitmen berkelanjutan berkaitan dengan pertimbangan untung rugi
bagi diri karyawan berkaitan dengan keinginan untuk tetap bekerja atau
justru meninggalkan organisasi.
3. Komitmen normatif berkaitan dengan perasaan wajib untuk tetap bekerja
bersama organisasi. Ini berarti, karyawan yang memiliki komitmen
normatif yang tinggi merasa bahwa mereka wajib (ought to) bertahan
dalam organisasi.
Teori komitmen organisasional diklasifikasikan menjadi tiga kategori :
1. Psikologi : berhubungan dengan harapan, tantangan, dan konflik pada
karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Perilaku : tindakan pembatalan dan kehendak karyawan
3. Struktural : pengurangan biaya, kepemilikan atas organisasi, dan
kesempatan meninggalkan organisasi (Reicher dalam Lin & Hsieh, 2002)
Karakteristik komitmen digambarkan oleh dua hal yang saling
berhubungan :
a. Komitmen usaha : suatu keadaan komposif afektif yang mempengaruhi
upaya karyawan pada pekerjaan atas nama organisasi.
b. Komitmen berkelanjutan : suatu keadaan komposif mempengaruhi
pikiran seorang karyawan untuk berhenti organisasi (Putterill & Rohrer,
1995).
C. Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan karyawan adalah upaya organisasi untuk meningkatkan
kemampuan karyawannya, sehingga mereka dapat diberikan wewenang dan
tanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsinya (Munthe, 2009).
Pemberdayaan menurut Chutterbuck dalam Fourie (2009) didefinisikan
menjadi beberapa definisi sebagai berikut :
1. Pemberdayaan adalah upaya menemukan cara-cara baru untuk
memusatkan kekuasaan di tangan orang-orang yang paling membutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaannya memberikan kewenangan, tanggung
jawab, sumber-sumber dan hak-hak di tingkat yang paling tepat untuk
masing-masing tugas.
2. Pemberdayaan adalah pendelegasian tanggung jawab atas pembuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
keputusan sampai sejauh mungkin di bawah lini manajemen.
3. Pemberdayaan adalah pengalihan kekuasaan secara terkendali dari
manajemen ke karyawan untuk mencapai tujuan jangka panjang
perusahaan secara keseluruhan.
4. Upaya menciptakan situasi dan kondisi dimana orang-orang bisa
menggunakan potensi khusus dan kemampuan mereka di tingkat
maksimum untuk mewujudkan tujuan-tujuan bersama, baik itu tujuan
kemanusiaan maupun tujuan orientasi laba.
5. Pemberdayaan adalah energi psikologis yang mengaktifkan karyawan.
Menurut Sinaga dkk dalam Munthe (2009) Komponen-komponen yang
perlu mendapat perhatian dalam rangka pemberdayaan sumber daya manusia
adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan pegawai meliputi: pengetahuan, ketrampilan, dan sikap atau
perilaku.
2. Penempatan pegawai yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan jabatan
senantiasa dikaitkan dengan kemampuan yang dimiliki pegawai.
3. Kewenangan dan tanggung jawab yang jelas.
4. Kepercayaan pada pegawai.
5. Kepemimpinan
6. Motivasi
Pemberdayaan sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu “perilaku dari
atasan” atau yang lebih dikenal dengan pemberdayaan perilaku dimana atasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
memberdayakan bawahannya dan “bentuk psikologis bawahan” yang lebih
dikenal dengan pemberdayaan psikologis yang merupakan hasil dari
pemberdayaan atasan pada bawahannya (Lee & Koh dalam Ismail, Azman et
all. 2011).
Pemberdayaan terdiri atas tiga kekuatan dimensi pokok yang
mendasari proses pemberdayaan (Menon, 2001), yaitu :
1. Kekuatan memiliki kontrol.
2. Kekuatan memiliki kompetensi.
3. Kekuatan untuk lebih giat untuk mencapai tujuan.
Thomas and Velthouse mengungkapkan bahwa konsep dari
pemberdayaan karyawan lebih kompleks dan tidak dapat dijelaskan dari satu
bentuk konsep seperti “self efficacy”. Mereka mendefinisikan pemberdayaan
sebagai sebuah motivasi kerja dari diri sendiri karyawan yang
dimanifestasikan kedalam empat bentuk kognisi, yaitu kebergunaan,
kompentesi, akibat dan pilihan atau determinasi pribadi pada pekerjaan, hal
tersebut menggambarkan orientasi karyawan pada aturan kerja yang ada di
perusahaan (Ugboro, 2006).
Menurut literatur, pendekatan multidimensional yang dilakukan oleh
organisasi menjadi suatu bentuk pemberdayaan bagi karyawan. Konstruksi
multidimensi yang muncul berulang kali pada literatur terdahulu adalah
kepemimpinan yang berfokus pada pengembangan individu-individu di
seluruh organisasi, menciptakan visi dan mengembangkan tujuan bersama,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
terus mengamati lingkungan dan menyesuaikan diri terhadap perubahan, tim
dan pengaturan kerja yang kolaboratif, tanggung jawab pribadi untuk kinerja
dicontohkan dalam otonomi pekerjaan, kontrol atas keputusan yang langsung
berhubungan dengan pekerjaan seseorang, menambah kemampuan melalui
pelatihan multi-skilling dan lintas aspek, akses ke informasi untuk mengukur
kinerja sendiri dan membuat keputusan yang baik, dan mampu memilih
pengambilan resiko, struktur yang desentralistik, memiliki kontrol
berdasarkan checks and balances, dan fleksibel untuk membangun diri
sendiri dari waktu ke waktu, keberlanjutan sistem reward dengan komponen
seperti program opsi saham karyawan, membayar kinerja, dan strategi yang
adil. Bila pendekatan multidimensi dilakukan oleh organisasi akan dapat
menjadi pemberdayaan (Honold, 1997).
Secara keseluruhan Ismail, Azman et all. (2011) pada hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pemberdayaan karyawan bertindak
sebagai variabel mediasi dalam hubungan antara kepemimpinan
transformasional dan komitmen organisasional pada organisasi yang dijadikan
sebagai sampel penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
D. KERANGKA PEMIKIRAN
kk
GAMBAR I.1
Kerangka Pemikiran
Kerangka penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang
dilakukan oleh Ismail, Azman et all. (2011). Variabel kepemimpinan
transformasional memiliki pengaruh langsung pada variabel pemberdayaan dan
variabel komitmen organisasional, variabel pemberdayaan memiliki pengaruh
langsung pada variabel komitmen organisasional. Sebagai variabel pemediasi
variabel pemberdayaan memiliki pengaruh pada hubungan yang terjadi antara
variabel kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional.
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Variabel Independen : Kepemimpinan
Transformasional
Variabel Dependen : Komitmen Organisasional
Variabel Mediasi : Pemberdayaan
Kepemimpinan Transformasional Pemberdayaan
Komitmen Organisasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
E. HIPOTESIS
Hipotesis-hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini didasarkan pada
beberapa penelitian sebelumnya, sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup
valid untuk diuji. Untuk dapat membatasi permasalahan yang ada pada penelitian
maka hipotesis penelitian ini di jabarkan sebagai berikut :
Sampai saat ini, dampak positif secara luas kepemimpinan
transformasional pada pemberdayaan karyawan hanya menerima sedikit
perhatian dalam penelitian empiris (Amarjit & Fitzgerald, 2009). Meyerson
(2007) menyatakan bahwa beberapa aspek kepemimpinan akan lebih kuat
memprediksi pemberdayaan perilaku dan aspek lainnya akan lebih kuat
memprediksi pemberdayaan psikologis . Dvir et al (2002) melakukan studi
mediasi dan menemukan bukti bahwa persepsi bawahan terhadap kepemimpinan
transformasional pada pemimpin mereka menyebabkan pemberdayaan bawahan
yang lebih besar. Selain itu, Avolio et al. menemukan bahwa kepemimpinan
transformasional berpengaruh langsung dengan persepsi pengikut pada
pemberdayaan (Avey, 2007).
Maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut ini :
Hipotesis 1 : Kepemimpinan transformasional berpengaruh
positif pada pemberdayaan dalam perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Meskipun literatur tentang kepemimpinan transformasional telah
berkembang dengan cepat selama 20 tahun terakhir, namun sedikit studi yang
meneliti tentang bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi
pengikutnya untuk membuat pengorbanan diri, berkomitmen untuk tujuan yang
sulit, dan mencapai lebih dari apa yang semula diharapkan. Studi deskriptif
berdasarkan wawancara dan observasi juga menemukan bahwa kepemimpinan
transformasional efektif pada berbagai situasi yang berbeda (misalnya, Bennis &
Nanus, 1985; Tichy & Devanna, 1986). Kepemimpinan transformasional yang
dikembangkan dengan baik dapat berfungsi sebagai mekanisme inisiasi dan
sosialisasi untuk tenaga kerja, sehingga meningkatkan komitmen organisasional
secara langsung (Pataraarechachai, 2009).
Secara khusus, penelitian terbaru yang tersedia menunjukkan bahwa
kepemimpinan transformasional secara positif terkait dengan komitmen
organisasional dalam berbagai pengaturan organisasi dan budaya. Walaupun
kepemimpinan transformasional secara konseptual dan empiris terkait dengan
komitmen organisasional keseluruhan, namun sedikit penelitian empiris yang
berfokus pada proses para pemimpin transformasional mempengaruhi tingkat
komitmen organisasional bawahan (Avolio, 2004).
Dalam penelitian terdahulu disimpulkan bahwa kepercayaan pada
pemimpin merupakan hasil penting dari kepemimpinan transformasional dimana
hubungan kepercayaan pada pemimpin menjadi pemediasi antara kepuasan pada
pemimpin dan kepuasan kinerja. Di dalam penelitian tersebut ditunjukan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kepercayaan pada pemimpin meningkatkan kepuasan pada pemimpin,
kepercayaan kepada pemimpin juga mempengaruhi hasil lain dari organisasi
seperti komitmen organisasional (Bartram, 2006).
Dalam prakteknya dalam penelitian terbaru saat ini memberikan saran
kepemimpinan transformasional memiliki hubungan asosiasi positif dengan
komitmen organisasional dalam keadaan organisasi dan budaya yang berbeda
(Avolio, 2004).
Maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut ini :
.Hipotesis 2 : Kepemimpinan transformasional berpengaruh
positif pada komitmen organisasional.
Beberapa studi meneliti efek mediasi pemberdayaan pada hubungan
antara kepemimpinan transformasional dan berbagai hasil seperti kinerja dan
kepuasan kerja (Bartram, 2006). Selain itu teori kepemimpinan transformasional
menekankan pemberdayaan sebagai mekanisme sentral membangun komitmen
dengan tujuan organisasi (Avolio, 2004). Pemimpin transformasional
mentransformasi aspirasi, identitas, kebutuhan, preferensi dari pengikut mereka,
dan dari nilai-nilai tersebut meyakinkan pengikut dapat mencapai potensi penuh
mereka ( Lowe et al. dalam Avolio 2004) . Wayne & Sparrowe menemukan
bahwa memberikan pengikut dengan peluang lebih besar untuk mengambil
keputusan , tantangan, tanggung jawab, serta menentukan nasib sendiri, dengan
tindakan tersebut diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak pengikut yang
membalas dengan tingkat komitmen yang lebih tinggi untuk organisasi mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(Avolio 2004).
Pengikut pemimpin transformasional diharapkan untuk mengidentifikasi
para pemimpin mereka dan oleh karena itu diharapkan memiliki perasaan yang
lebih besar bahwa mereka dapat memiliki pengaruh pada organisasi mereka,
melalui perangkat pemberdayaan psikologis tambahan (Laschinger, Finegan, &
Shamian dalam Avolio 2004). Karyawan yang diberdayakan lebih mampu dalam
melihat kemampuan diri. Dan akan mampu mempengaruhi pekerjaan mereka dan
organisasi dengan cara yang lebih bermakna. Jika demikian. maka mereka juga
akan diharapkan untuk mengerjakan peran usaha tambahan, bertindak
independen, dan memiliki komitmen tinggi untuk organisasi mereka (Spreitzer
dalam Avolio, 2004). Thomas & Velthouse (1990) menyatakan bahwa karyawan
yang diberdayakan memiliki tingkat konsentrasi, inisiatif, dan ketahanan, yang
pada gilirannya meningkatkan tingkat komitmen organisasional.
Dengan kata lain, karyawan yang memiliki kemampuan dalam memaknai
pekerjaan mereka akan memiliki tingkat komitmen organisasional dan energi
yang lebih besar untuk melakukan pekerjaannya (Kanter, 1983; Wiley, 1999;
Thomas and Velthouse dalam Dewettinck, 2008). Efek ini konsisten dengan
gagasan bahwa kepemimpinan yang didistribusikan untuk mengakui hubungan
perantara saling mempengaruhi dan manfaatnya antara pemimpin dan
bawahannya, seperti komitmen bersama, pemecahan masalah, dan penyelesaian
permasalahan kepemimpinan di seluruh organisasi (Bartram, 2006).
Maka dari hal diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Hipotesis 3 : Pemberdayaan memediasi pengaruh kepemimpinan
transformasional pada komitmen organisasional.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain survei yaitu penelitian yang dilakukan
dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data ( Singarimbun, 1995). Menurut Indriantoro dan
Supomo (2002), secara umum yang perlu ditentukan pada desain penelitian
adalah karakteristik-karakteristik dari penelitiannya meliputi : tujuan studi, tipe
hubungan antar variabel, lingkungan (setting) studi, unit analisis, horison waktu
dan pengukuran construct.
1. Tujuan Studi
Tujuan studi ini adalah hypothesis testing (pengujian hipotesis), yaitu
penelitian yang menjelaskan fenomena hubungan antar variabel. Penelitian
memiliki tujuan untuk menguji pengaruh variabel penelitian yang terdiri atas
kepemimpinan transformasional, pemberdayaan dan komitmen organisasional.
2. Tipe Hubungan Variabel
Tipe hubungan variabel penelitian ini adalah hubungan sebab-akibat (kausal),
yaitu penelitian yang menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas
(independent) dengan variabel terikat (dependen) dan pengaruh variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
pemediasi pada hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Pada penelitian ini
variabel bebas adalah kepemimpinan transformasional, variabel terikat adalah
komitmen organisasional dan variabel pemediasi adalah pemberdayaan.
3. Lingkungan (Setting) Studi
Lingkungan penelitian adalah karyawan industri gamelan Desa Wirun,
Mojolaban, Sukoharjo.
4. Unit Analisis
Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis pada penelitian
dan merupakan elemen penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi
proses pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Unit analisis penelitian ini
adalah tingkat individual, yaitu data yang dianalisis berasal dari setiap individual
karyawan industri gamelan Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo.
5. Horison Waktu
Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada waktu tertentu (satu titik
waktu) atau dikumpulkan secara bertahap pada beberapa waktu yang relatif lebih
lama tergantung pada karakteristik masalah yang akan dijawab. Penelitian ini
merupakan studi satu tahap (one shot study) yaitu penelitian yang datanya
dikumpulkan sekaligus dapat berupa data dari satu atau beberapa subyek
penelitian yang mencakup satu atau beberapa periode waktu.
6. Pengukuran Construct
Construct merupakan abstraksi dari fenomena atau realitas yang untuk
keperluan penelitian harus dioperasionalkan berbentuk variabel yang diukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dengan berbagai macam nilai. Pengukuran construct penelitian ini menggunakan
skala interval, yaitu skala yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak
construct yang diukur. Skala interval yang digunakan dinyatakan dengan angka,
yaitu :
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang, kejadian atau sesuatu yang menjadi
perhatian peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2006), sedangkan menurut (Djarwanto
& Pangestu, 2000) populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan
/ individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh karyawan dari industri gamelan Desa Wirun,
Mojolaban, Sukoharjo.
2. Sampel
Menurut Roscue dalam Sekaran (2000), ukuran sampel yang lebih besar dari
30 dan kurang dari 500 layak digunakan untuk penelitian. Ukuran sampel
minimum yang disyaratkan berdasarkan perhitungan Tabel Karjcie (penentuan
sampel minimum untuk penelitian), pada jumlah populasi 132 dengan signifikansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
5% atau 0,05. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 dirasa
sudah layak.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari
populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau
karakteristiknya akan dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut
pada elemen populasi (Sekaran, 2006). Teknik sampling yang digunakan
penelitian ini adalah non probablity sampling menggunakan convenience
sampling. Peneliti dalam penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota
populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden dijadikan sampel.
Dari total populasi berjumlah 132 karyawan yang bekerja di 8 industri gamelan di
Desa Wirun, karyawan yang dijadikan sampel penelitian adalah karyawan yang
sedang beristirahat dari pekerjaan pada waktu yang berbeda yang ditemui di
sekitar tempat pembuatan gamelan.
.
C. Definisi Operasional, Instrumen Penelitian dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian ini meliputi variabel independen yaitu kepemimpinan
transformasional, variabel dependen yaitu komitmen organisasional dan variabel
pemediasi yaitu pemberdayaan karyawan.
1. Variabel Independen
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional merupakan keinginan dan sikap seorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pemimpin yang mencoba untuk meningkatkan kebutuhan dan merubah
kemampuan individu, kelompok dan organisasi dari pengikutnya secara
dramatis.
Untuk mengukur tingkatan kepemimpinan transformasional perusahaan
digunakan kuesioner yang diadopsi dari Multifactor Leadership Quistioniare
(MLQ) yang disusun oleh Bass dan Avolio (1997) yang mengkombinasikan
20 item pertanyaan untuk mengukur perilaku kepemimpinan transformasional
yang diterima oleh bawahan dari pimpinannya.
2. Variabel Dependen
Komitmen Organisasional
Komitmen organisasional merupakan kekuatan relatif dari identifikasi dan
keterlibatan individu dalam organisasi. Untuk mengukur tingkat komitmen
organisasional perusahaan digunakan kuesioner yang mengadopsi kuesioner
Mowday, Steers & Porter (1979) dengan menggunakan 12 item pertanyaan
dari Organizational Commitment Questionnaire untuk mengukur tingkat
komitmen organisasional karyawan.
3. Variabel Mediasi
Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan karyawan merupakan gambaran dari proses orientasi
pekerjaan dimana karyawan dapat meminta dan mampu merasakan
penyesuaian pada kemampuan diri, aturan dan konteks pekerjaan yang
dimilikinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pengukuran variabel pemberdayaan menggunakan ukuran multidimensi
pemberdayaan yang terdiri dari nilai dari suatu pekerjaan, kompetensi
dalam melakukan suatu pekerjaan mampu menentukan suatu tindakan yang
berasal dari diri sendiri menyangkut pekerjaan, dan dampak tehadap diri
sendiri atas pekerjaan yang dilakukan. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan 12 item pertanyaan dari kuesioner pemberdayaan Spreitzer
(1995) untuk mengukur setiap dimensi pemberdayaan.
D. Sumber Data
1. Data primer
Menurut Sekaran (2006), Sumber data primer adalah sumber data yang
didapat langsung dari responden oleh peneliti. Data ini diperoleh melalui
kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh responden. Data inilah yang
nantinya akan dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan metode analisis
yang telah ditentukan. Data primer diperoleh dari jawaban kuesioner yang
diberikan oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan
industri gamelan Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo yang terpilih sebagai
sampel. Data responden meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
masa/lama kerja, pendapatan rata-rata/ bulan. Pertanyaan dalam kuesioner
meliputi item-item pertanyaan mengenai kepemimpinan transformasional,
pemberdayaan dan komitmen organisasional, dimana terdapat empat pilihan
jawaban, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Data sekunder
Menurut Sekaran (2006) data sekunder adalah sumber data atau informasi
yang dikumpulkan orang atau pihak lain yang digunakan peneliti untuk
penelitiannya. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari perusahaan
sebagai objek penelitian, yang terkait dengan masalah yang diteliti tentang
keadaan perusahaan. Data dapat berbentuk referensi, data berwujud
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia dan informasi tambahan
dari perusahaan mengenai perusahaan secara umum berupa company profile
maupun data mengenai jumlah karyawan tetap dan kontrak perusahaan.
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu :
a. Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah
dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya
alternatif didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006). Metode ini
dilakukan dengan menyebarkan kueisoner yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai bentuk dan pengaruh antar variabel
kepemimpinan transformasional, pemberdayaan dan komitmen
organisasi dari karyawan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah dokumentasi dari tinjauan menyeluruh
terhadap karya publikasi dan non publikasi yang diperoleh dari
sumber sekunder (Sekaran, 2006). Peneliti menggunakan metode ini
dengan membaca literatur-literatur yang terkait dengan penelitian
untuk memperoleh informasi tambahan berupa teori terdahulu, kasus,
penyelesaian kasus maupun bentuk hubungan dan pengaruhnya dalam
penelitian terdahulu mengenai kepemimpinan transformasional,
pemberdayaan dan komitmen organisasional yang dapat membantu
proses penelitian.
E. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
menginterpretasikan profil dan tanggapan responden pada item-item kuesioner
yang digunakan penelitian. Statistik deskriptif meliputi transformasi data
mentah ke bentuk yang akan memberi informasi untuk menjelaskan
sekumpulan faktor dalam suatu situasi (Sekaran, 2006).
2. Analisis Kuantitatif
a. Uji Validitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali,2006). Secara lebih spesifik, dikarenakan konstruk yang
hendak diuji merupakan pengujian kembali dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, dimana pada penelitian sebelumnya telah berhasil
mengidentifikasikan faktor-faktor yang membentuk konstruk, maka
penelitian ini menggunakan teknik analisis Confirmatory Factor Analysis
(CFA). Peneliti menguji validitas dengan bantuan paket perangkat lunak
program SPSS for Windows versi 18.0. Menurut Hair et al ( 1998 ), factor
loading ≥ 0,30 dianggap memenuhi level minimal, sangat disarankan
besarnya factor loading ≥ 0,40.
b. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas adalah suatu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang pada pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. (Ghozali, 2006) Dalam
penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode Cronbach's
Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi
18.0 Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach's Alpha >0,60 ( Nunnally dalam Ghozali, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Uji Asumsi Model
1) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dapat dikatakan sebagai uji kriteria ekonomi
untuk mengetahui bahwa hasil estimasi memenuhi asumsi dasar
linier klasik. Dengan terpenuhinya asumsi-asumsi ini, maka
diharapkan koefisien-koefisien yang diperoleh menjadi penaksir
mempunyai sifat efisiensi, linier, dan tidak bias dan juga bertujuan
untuk memenuhi kriteria dalam alat uji hipotesis berupa analisis
jalur (path analysis). Secara statistik, hasil estimasi model yang
baik seharusnya memiliki aspek BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator) sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Gauss-
Markov. Estimator yang tergolong bersifat BLUE adalah: (Gujarati,
2003)
- Bersifat linear. Yaitu merupakan sebuah fungsi linear atas
sebuah variabel random, seperti variabel dependen Y dalam
suatu model regresi;
- Bersifat tidak bias (unbiased). Hasil nilai estimasi sesuai
dengan nilai sesungguhnya yang terjadi di lapangan;
- Bersifat efisien. Model yang bersifat linear dan tidak bias tadi
harus memiliki varians yang nilainya minimum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Secara singkat, pengujian secara ekonometrika ini terkait
dengan uji terhadap asumsi klasik yang terdiri dari :
a) Multikolinieritas
Pengujian adanya multikolinieritas dilakukan untuk
mengetahui apakah antara variabel bebas tidak saling
berkorelasi atau ada hubungan linier antara variabel-variabel
bebas dalam model regresi menyatakan bahwa nilai toleransi
atau VIF dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidak
hubungan multikolinieritas. Ada tidaknya multikolinearitas
dapat dilihat melalui matrik korelasi antar variabel independen.
Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(≥ 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas. (Ghazali, 2006).
b) Normalitas
Asumsi yang paling fundamental dalam analisis
multivariate adalah normalitas, yang merupakan bentuk suatu
distribusi data pada suatu variabel metrik tunggal dalam
menghasilkan distribusi normal (Hair et al. dalam Ghozali dan
Fuad, 2005).
Pada prinsipnya normalitas dapat di deteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya, dengan dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pengambilan keputusan :
i. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas
ii. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukan pola distribusi normal maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Dengan melihat hasil dari grafik dan histogram maka bisa
disimpulan data yang dihasilkan adalah data dengan distribusi
normal (Ghazali, 2006).
Pengujian normalitas juga dilakukan dengan analisis
statistik menggunakan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila keseluruhan nilai yang
dihasilkan p>0,05 maka hasil dianggap tidak signifikan
sehingga data yang dihasilkan memiliki distribusi normal.
c) Heteroskedastisitas
Uji Heterokedasitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari
residual satu pengamatan satu ke pengamatan ke pengamatan
lain tetap maka disebut homoskesdasitas dan jika berbeda
disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang
terjadi homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas.
Untuk dapat melihat ada tidaknya heteroskedastisitas pada
model regresi didasarkan pada analisis:
i. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang
membentuk pola teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas
ii. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar
di atas dan dibawah angka nol pada sumbu , maka tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2006).
d) Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya) (Ghazali, 2006). Perhitungan autokolerasi
dilakukan dengan meggunakan uji Durbin- Watson (DW test)
untuk menghitung autokorelasi tingkat satu dan
mengisyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen
(Ghozali, 2005). Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi dalam sebuah data berdasarkan pada :
H0 : tidak ada autokorelasi (r=0)
HA : ada autokorelasi (r≠0)
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif jika:
du < d atau d< 4-du
2) Uji Hipotesis
a) Uji Path Analysis (Analisis Jalur)
Untuk menguji pemberdayaan sebagai variabel mediasi
pada pengaruh kepemimpinan transfomasional pada komitmen
organisasional pada perusahaan diuji dengan menggunakan
metode ”Path Analysis”. Analysis jalur ini merupakan
perluasan dari analisis regresi untuk mengukur hubungan
kausalitas antar variabel (Ghozali, 2006). Analisis ini juga
menunjukkan besaran dari efek total, efek langsung serta efek
tidak langsung dari satu variabel pada variabel lainnya. Efek
langsung adalah koefisien dari semua garis koefisien dengan
anak panah satu ujung. Efek tidak langsung adalah efek yang
muncul melalui sebuah variabel antara (mediasi) dan efek total
adalah efek dari berbagai hubungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Desa Wirun
Desa Wirun merupakan sebuah desa yang terletak sekitar 10 kilometer
arah timur tenggara kota Solo, tepatnya di Kecamatan Mojolaban, kota
Sukoharjo. Desa yang luasnya mencapai 265.500 ha ini merupakan daerah
yang sangat strategis karena terletak di jalur transportasi utama dari
Mojolaban ke Surakarta. Karena wilayah yang luas maka Desa Wrun
sendiri dibagi menjadi 3 dusun yaitu; dusun I yang terdiri dari Dukuh
Pabrik dan Dukuh Gendengan. Dusun II yang terdiri dari Dukuh Wirun,
Dukuh Kanggungan, dan Dukuh Mertan, dan dusun III yang terdiri dari
Dukuh Godegan, Dukuh Ngambak Kalang, Dukuh Kebak dan Dukuh
Sonosewu. Setiap Dusun dikepalai oleh seorang Ketua Dusun atau Kadus.
Dan di Desa Wirun tersebut terdiri atas 15 Rukun Warga (RW) dan 50
Rukun Tetangga (RT) yang tersebar di seluruh wilayah Desa Wirun.
Untuk batas geografisnya Desa Wirun dibatasi oleh :
1) Sebelah Utara : Desa Plumbon dan Desa Dukuh Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
2) Sebelah Selatan : Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban dan Desa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Karangwuni Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.
3) Sebelah Barat : Desa Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten
Sukoharjo.
4) Sebelah Timur : Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban Kabupaten
Sukoharjo.
a. Komposisi Pendudukan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah keseluruhan penduduk Desa Wirun berdasarkan dari
data monografi desa sebanyak 6217 jiwa, yang terdiri dari laki-laki
3172 jiwa dan perempuan 3155 jiwa. Jumlah kepala keluarga yang ada
1510 kepala keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
IV.1.
Tabel IV.1
Jumlah Penduduk Desa Wirun Menurut Jenis Kelamin
No Jenis kelamin
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1
2
Laki-laki
Perempuan
2861
2746
2890
2876
2931
2923
3008
3002
3070
3076
3032
3035
3172
3155
Total 5607 5766 5854 6010 6146 6067 6217
Sumber: Data Monografi Desa Wirun 2011
Berdasarkan Tabel IV.1 dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk Desa Wirun khususnya untuk perempuan dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, sedangkan untuk laki-laki mengalami
pasang surut. Dengan keadaan tersebut memberikan peluang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
cukup besar pada penyediaan tenaga kerja dalam berbagai sektor.
Seluruh industi kerajinan termasuk industri gamelan di Desa Wirun
menggunakan tenaga kerja pria yang berasal dari Desa Wirun
sehingga industri gamelan di Desa Wirun menjadi usaha padat karya
yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa
Wirun, Selain itu berdasarkan berdasarkan Tabel IV.1 dapat diketahui
bahwa perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan sangat
kecil.
b. Komposisi Penduduk Menurut Usia
Secara garis besar komposisi penduduk menurut umur di
kelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
1) Usia muda atau angkatan belum produktif yaitu usia 0-14 tahun.
2) Usia dewasa atau angkatan kerja produktif yaitu usia 15-59 tahun.
3) Usia tua atau angkatan tidak produktif yaitu usia 60 tahun keatas.
Dengan mengetahui jumlah penduduk menurut kelompok usia
dapat bermanfaat untuk mengetahui jumlah perbandingan antara usia
anak-anak, golongan dewasa dan golongan orang tua. Untuk
mengetahui jumlah penduduk menurut umur dapat dilihat pada Tabel
IV.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel IV.2
Jumlah Penduduk Desa Wirun Menurut Usia
Tahun. Umur 0-14
tahun Umur 15-59
tahun Umur ≥ 60
tahun 1995 533 2338 984 1997 599 1841 622 1999 524 2143 1084 2001 534 2162 1090 2003 534 2192 1079 2005 566 2227 1054
Total 3924 14792 6315 Sumber: Monografi Desa Wirun 2011.
Berdasarkan Tabel IV.2 dapat dilihat bahwa kategori penduduk
menurut usia, bahwa usia 15-59 adalah usia yang paling banyak,
dengan kondisi tersebut menunjukkan bahwa usia yang termasuk usia
produktif atau yang tidak produktif harus menanggung kelompok usia
ketergantungan yaitu usia belum produktif dan tidak produktif.
Dengan jumlah usia produktif yang cukup banyak, kebanyakan
pengrajin khususnya pengrajin gamelan di Desa Wirun banyak
menggunakan tenaga kerja dengan usia produktif untuk dapat
memaksimalkan produksinya, hal ini menyebabkan banyak penduduk
usia produktif di Desa Wirun yang tetap berada di desa sehingga
berdampak kegiatan ekonomi dan pertanian di Desa Wirun tetap
berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia merupakan salah
satu tujuan pembangunan. Demikian halnya aspek kehidupan
masyarakat desa Wirun yang mempunyai tujuan meningkatkan
kecerdasan para warga masyarakat desa Wirun, ternyata tingkatan
pendidikannya bervariasi. Pada dasarnya tingkat pendidikan dapat
dikategorikan menjadi tiga yaitu:
1) Tingkat Pendidikan Rendah
Penduduk yang termasuk dalam golongan tingkat
pendidikan rendah adalah penduduk yang tidak sekolah atau tidak
pernah sekolah, penduduk yang belum tamat SD, penduduk yang
tidak tamat SD dan penduduk tamat SD.
2) Tingkat Pendidikan Menengah
Penduduk yang termasuk dalam golongan tingkat
pendidikan menengah adalah penduduk yang tamat SD dan
penduduk yang tamat SLTA.
3) Tingkat Pendidikan Tinggi
Penduduk yang tamat akademi atau perguruan tinggi.
Jumlah penduduk Desa Wirun berdasarkan tingkat pendidikan
paling banyak adalah tamatan SD yaitu sebanyak 2014 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Jumlah penduduk Desa Wirun menurut tingkat
pendidikannya dapat dilihat pada Tabel IV.3.
Tabel IV.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun TK SD SLTP SLTA Sarjana Total
2006 605 2019 1786 138 66 4614 2007 704 2024 1818 140 79 4765 2008 643 2116 1890 162 49 4860 2009 652 2221 1878 160 52 4963 2010 779 2236 1900 149 64 5128
Sumber : Monografi Desa Wirun 2011
Berdasarkan Tabel IV.3 di atas menunjukan bahwa warga
Desa Wirun yang menempuh pendidikan tinggi pada 2010
mencapai 64 orang dan sebagian besar warga desa hanya bisa
mengenyam pendidikan dasar atau tamat SD. Hal ini disebabkan
oleh adanya tingkat perekonomian penduduk yang rendah.
Sebagian karyawan yang dipekerjakan oleh industri gamelan di
Desa Wirun merupakan karyawan yang hanya mengenyam
pendidikan setingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
dan juga tidak mengenyam bangku sekolah hal ini menunjukan
bahwa industri menengah dan kecil pada umumnya dan industri
gamelan pada khususnya mampu menyerap tenaga kerja yang
tidak terserap oleh bidang usaha lain yang membutuhkan syarat
pendidikan formal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Penduduk Desa Wirun yang produktif atau penduduk usia
angkatan kerja adalah 4025 jiwa. Mata pencaharian penduduk Desa
Wirun meliputi berbagai bidang pekerjaan antara lain petani,
karyawan, wiraswasta pengrajin dan lain-lain. Untuk mengetahui mata
pencaharian para penduduk di Desa Wirun dapat di lihat pada Tabel
IV.4.
Tabel IV.4 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tahun Karyawan Wiraswasta Petani Jasa Pengrajin Total 2006 1362 1572 488 17 149 3588 2007 1430 1578 472 17 152 3649 2008 1448 1581 468 19 158 3674 2009 1498 1580 432 18 155 3683 2010 1518 1584 418 18 152 3690
Sumber: Monografi Desa Wirun 2011
Berdasarkan Tabel IV.4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah
terbesar mata pencaharian penduduk Desa Wirun adalah wiraswasta,
sedangkan mata pencaharian penduduk Desa Wirun yang paling
sedikit adalah jasa. Saat ini banyak diantara warga masyarakat Desa
Wirun memilih pekerjaan sebagai wiraswasta , menjadi karyawan
pabrik atau pengrajin. Seperti yang tampak pada Tabel di atas bahwa
semakin lama banyak diantara penduduk yang memilih pekerjaan
sebagai karyawan atau sebagai wiraswasta. Pada kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
perekonomian yang semakin tidak menentu, sulitnya mendapatkan
bahan baku, dan kalah bersaing dalam hal pemasaran produk, industri
kecil dan menengah di Desa Wirun tetap menunjukan peningkatan
jumlah pekerja, hal ini menunjukan bahwa saat ini industri menengah
dan kecil di Desa Wirun mampu bertahan dan menunjukan
perkembangan.
Sebagai sebuah kawasan yang menjadi tempat beroperasinya
industri gamelan, maka keadaan demografi Desa Wirun akan
memberikan dampak baik langsung maupun tidak langsung pada
bagaimana kondisi dari industri secara umum di bidang sumberdaya
manusia. Pengaruh dan keterkaitan yang mungkin timbul dalam
penelitian bidang sumberdaya manusia antara lain pengaruh dan
keterkaitan jawaban serta pengertian responden pada kuesioner yang
diajukan pada penelitian, pengaruh dan keterkaitan pada jumlah usia
yang dijadikan sampel dalam penelitian, pengaruh dan keterkaitan
pada jenis kelamin responden yang dijadikan sampel pada penelitian.
Data demografi Desa Wirun juga dapat menjadi pembanding dengan
data responden yang dijadikan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Sejarah Berdirinya Sentra Usaha Kecil Menengah Gamelan Desa
Wirun
Desa Wirun merupakan sebuah desa wisata yang ditetapkan
oleh Bupati Sukoharjo pada 10 April 1993. Ditetapkan sebagi sebuah
Desa wisata karena Desa Wirun memiliki sebuah banyak potensi
wisata seperti wisata budaya, wisata peninggalan sejarah, wisata air
dan khususnya wisata kebudayaan yang berupa sebuah sentra/ pusat
dari industri gamelan.
Adanya industri gamelan di Desa Wirun berawal dari Dukuh
Ngepung, Semanggi. Sekitar tahun 1923 salah seorang warga daerah
tersebut, yakni bapak Karto Pandoyo membuat gamelan. Sebenarnya
ia adalah penduduk Yogyakarta yang telah mahir membuat gamelan,
kemudian beliau menikah dengan seorang perempuan dari daerah Jati
Teken, yakni salah satu daerah di Desa Tegal Made, sebelah Barat
Desa Wirun.
Sebagian masyarakat Jati Teken dan Gendengan merupakan
anak buah dari Karto Pandoyo dalam membuat gamelan. Salah satu
karyawannya adalah Wongso Dimejo dan Kromo Pruthul. Setelah
mahir dalam membuat gamelan, maka mereka berdua mendirikan
industri gamelan sendiri dan lepas dari Karto Pandoyo. Pada tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1957 salah satu warga Dukuh Wirun bernama Reso Wiguno
mendirikan industri gamelan dan ia adalah satu-satunya perintis
pertama kali dalam mendirikan industri gamelan di Desa Wirun.
Ia belajar bersama temannya yang bernama Sumo Kuwat yang
membuat gamelan dari Bapak Kasan, yang bertempat tinggal di
Semarang. Pada saat membuat gamelan, beliau selalu “menepi” atau
tidur di kuburan di tempat Palugongso, karena masyarakat sekitar
percaya bahwa bila seseorang menepi di pemakaman Palugongso,
maka akan terkabulkan keinginannya terutama dalam membuat
gamelan.
Dengan kata lain akan mendapatkan kualitas gamelan yang
baik dan pasti mendapat berkah dari Palugongso. Setelah Bapak Reso
Wiguno meninggal maka estafet gamelan diberikan kepada anaknya,
yaitu Supoyo. Melihat begitu bagusnya hasil dari gamelan maka
masyarakat Wirun lainnya mengikuti jejaknya untuk mendirikan
industri gamelan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Kondisi Umum Sentra Usaha Kecil Menengah Gamelan Desa
Wirun
Dari banyak jenis industri kecil menengah yang berproduksi di
Desa Wirun, seperti industri genteng, batu bata, maupun mebel ,
Industri gamelan di Desa Wirun sendiri saat ini merupakan salah
industri yang memiliki daya tarik khusus. Karena dalam industri ini
tidak hanya berorientasi pada output yang besar namun juga
mempertimbangkan pada kualitas dan nilai seni dari produk yang
dihasilkan.
Dengan masih mengandalkan proses pembuatan secara
tradisional maka industri ini menjadi suatu industri padat karya yang
mampu menyerap tenaga kerja yang kurang terdidik yang tidak
mungkin diserap oleh sektor usaha lain yang mengandalkan
kemampuan akademik dalam mengerjakan sesuatu. Setiap industri
gamelan rata-rata memiliki 10-15 karyawan yang kesemuanya berasal
dari dukuh maupun dusun di Desa Wirun.
Kebanyakan industri gamelan di Desa Wirun memproduksi
gamelan dengan sistem pesanan, dimana pesanan saat ini banyak
berasal dari wilayah di Indonesia seperti Bali maupun Jawa Barat
untuk jenis produk gamelan bali dan gamelan sunda, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
gamelan jawa sendiri saat ini industri di Desa Wirun mendapat
pesanan dari daerah Yogjakarta, Solo, Semarang maupun daerah
pesisir Jawa Tengah. Sayangnya akhir-akhir ini industri gamelan
mulai kekurangan pesanan, selain karena gamelan merupakan produk
yang sulit rusak, harga jual yang tinggi namun juga karena kenaikan
barang baku industri yaitu besi, perunggu dan tembaga di pasaran.
Dalam proses produksinya setiap industri di Desa Wirun
biasanya membagi proses produksinya kedalam beberapa tahap
produksi yaitu; pengecoran, pengamplasan, pengetesan nada, dan
finishing. Kesemua proses dilakukan secara manual oleh manusia hal
ini membuat industri gamelan menjadi menarik sehingga menjadikan
industri gamelan sebagai ikon dari Desa Wirun. Di Desa Wirun sendiri
saat dilakukannya penelitian ini masih terdapat delapan pengrajin
gamelan yang masih aktif dan berproduksi yaitu industri gamelan
milik Bapak Samsiyo, Bapak Saroyo, Bapak Darmono, Bapak
Sutarno, Bapak Muhamad Zuhli, Bapak Sanjaya, Bapak Suparno dan
Bapak Supoyo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
B. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan
tanggapan responden pada item-item pertanyaan dalam kuesioner. Populasi
responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan industri gamelan di
Sentra Industri Gamelan Desa Wirun Mojolaban Sukoharjo. Teknik
pengambilan menggunakan non probability sampling menggunakan teknik
convenience sampling dimana tidak semua unsur atau elemen populasi
mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau
karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. peneliti
memilih pekerja yang berada di lokasi industri saat penelitian dilakukan.
Dalam penelitian ini dibagikan 100 kuesioner kepada beberapa sampel
pekerja dari setiap perusahaan gamelan yang beroperasi di sentra industri
gamelan Desa Wirun. Jumlah sampel data yang terkumpul telah memenuhi
ukuran sampel minimum yang diisyaratkan berdasarkan perhitungan Tabel
Karjcie ( penentuan sampel minimum untuk penelitian), pada jumlah populasi
132 dengan signifikansi 5% atau 0,05.
Untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik sampel yang
akan diteliti (responden) dilakukan pengolahan terhadap data mentah melalui
perhitungan statistik deskriptif. Data deskriptif menggambarkan keadaan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
kondisi responden yang perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk
memahami hasil-hasil penelitian.
1. Karakteristik Berdasarkan Umur
Berdasarkan umur responden maka karakteristik responden
dibagi manjadi empat bagian, yaitu umur 18-26 tahun, 26-34
tahun, 34 - 41 tahun, 41-50 tahun, 50- 58 tahun. Hasil analisis data
karakteristik responden berdasarkan umur ditunjukkan pada Tabel
IV.5.
TABEL IV.5 Karakteristik Responden Menurut Umur
Umur Jumlah Persentase
18 -26 22 22 26 - 34 42 42
34-41 29 29 41-50 4 4
50 - 58 3 3
TOTAL 100 100 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.5 diketahui bahwa jumlah pekerja di
Sentra Industri Gamelan Desa Wirun mayoritas berusia diantara
26-34 tahun (42), sedangkan pekerja dengan umur 18-26 tahun
yang bekerja sejumlah 22 pekerja (22%), 29 pekerja berumur 34-
40 (29%), 4 pekerja dengan usia 41-50 tahun (8%) dan 3 pekerja
berusia antara 50-58 tahun (6%) dari total 100 pekerja responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dalam penelitian ini sampel yang paling banyak mendapat
kesempatan untuk ikut serta dalam penelitian adalah kelompok
karyawan dengan usia 26-34 tahun. Hal ini menunjukkan
karyawan yang bekerja di sentra industri gamelan Desa Wirun
sebagian besar merupakan karyawan dengan usia produktif.
2. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan responden, karakteristik
responden dibagi menjadi lima bagian, tidak bersekolah, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan
Sarjana. Hasil analisis data karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan ditunjukkan pada Tabel IV.6.
TABEL IV.6 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
TS 12 12 SD 54 54
SMP 21 21 SMA 13 13
Sarjana 0 0
TOTAL 100 100 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.6 diketahui bahwa jumlah pekerja di
Sentra Industri Gamelan Desa Wirun mayoritas memiliki tingkat
pendidikan sekolah dasar dengan jumlah 54 pekerja (54%),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
sedangkan pekerja dengan tingkat pendidikan SMP sejumlah 21
pekerja (21%), 13 pekerja menempuh pendidikan SMA (13%) dan
sisanya tidak menempuh pendidikan formal sejumlah 12 pekerja
(12%) dari total keseluruhan responden berjumlah 100 pekerja.
Dalam penelitian ini sampel yang paling banyak mendapat
kesempatan untuk ikut serta dalam penelitian adalah kelompok
karyawan yang memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar. Hal ini
menunjukan karyawan yang bekerja di sentra industri gamelan
Desa Wirun tidak membutuhkan karyawan dengan tingkat
pendidikan tinggi, sebagian besar merupakan karyawan/ tenaga
kerja yang mendapatkan kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan melalui melalui proses latihan dan melakukannya
berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan bukan
melalui proses pendidikan formal. Hal ini menyebabkan karyawan
membutuhkan suatu keadaan dan pelatihan tertentu untuk dapat
memaksimalkan potensi karyawan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan.
3. Karakteristik Berdasarkan Lama Kerja
Berdasarkan lamanya menjalani pekerjaan dari responden
maka karakteristik responden dibagi menjadi empat bagian. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
analisis data karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
ditunjukkan pada Tabel IV.7.
TABEL IV.7
Karakteristik Responden Lama Bekerja
Lama Kerja Jumlah Persentase 1 - 4 tahun 54 54
5 - 8 tahun 36 36
9 - 12 tahun 6 6 > 12 tahun 4 4
TOTAL 100 100 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.7 diketahui lama masa kerja pekerja di
Sentra Industri Gamelan Desa Wirun. 54 pekerja telah bekerja
selama 1- 4 tahun (54%), paling banyak 36 pekerja telah bekerja
dalam kurun waktu 5-8tahun (36%), 6 pekerja telah bekerja
selama 9-12 tahun (6%) sedangkan pekerja yang sudah bekerja
diatas 12 tahun sejumlah 4 (4%) dari total 100 responden.
Dalam penelitian ini sampel yang paling banyak mendapat
kesempatan untuk ikut serta dalam penelitian adalah kelompok
karyawan yang telah bekerja selama 1-4 tahun dengan jumlah 54
karyawan. Hal ini menunjukkan sebagian karyawan yang bekerja
di sentra industri gamelan Desa Wirun merupakan karyawan
dengan pengalaman yang masih kurang. Kebanyakan karyawan
sebelum menjadi karyawan di sentra industri gamelan Desa Wirun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
telah memiliki pekerjaan tetap sebagai buruh tani maupun buruh
bangunan di Desa Wirun.
4. Karakteristik Berdasarkan Pendapatan
Berdasarkan besarnya pendapatan dari responden maka
karakteristik responden dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
pendapatan berkisar Rp.750.000-Rp.900.000, pendapatan
Rp.900.000-Rp.1.050.000 dan pendapatan berkisar Rp.1.050.000-
Rp.1.200.000 Hasil analisis data karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendapatan ditunjukkan pada Tabel IV.8.
TABEL IV.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-
Rata/ Bln
Pendapatan (000) Jumlah Persentase
750 - 900 27 27 900 - 1050 65 65 1050- 1200 8 8
TOTAL 100 100 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.8 diketahui rata- rata pendapatan yang
diterima pekerja di Sentra Industri Gamelan Desa Wirun. Dari 100
responden didapat data pekerja dengan pendapatan sejumlah
Rp750.000- Rp.900.000 berjumlah 27 orang (27%). 65 pekerja
memiliki pendapatan antara Rp.900.000- Rp.1.050.000 (65%)
sedangkan pekerja dengan pendapatan Rp.1.050.000-
Rp.1.200.000 hanya 8 pekerja (8%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dalam penelitian ini sampel yang paling banyak mendapat
kesempatan untuk ikut serta dalam penelitian adalah kelompok
karyawan yang memiliki upah sebesar Rp900.000-Rp1.000.000
dengan jumlah 65 karyawan. Hal ini menunjukan karyawan yang
bekerja di sentra industri gamelan Desa Wirun sebagian besar
menerima upah diatas upah minimum regional tahun 2011 untuk
bidang non sektor Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp790.500.
5. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Keseluruhan responden yang menjadi sampel dalam penelitian
ini berjenis kelamin laki- laki. Industri gamelan Desa Wirun
merupakan sebuah industri yang mengandalkan kekuatan fisik dan
ketrampilan dalam proses kerjanya dari awal sampai akhir proses,
sehingga tenaga kerja pria menjadi pilihan dari industri gamelan
untuk melakukan proses produksi.
6. Tanggapan Responden Penelitian
Tanggapan responden terhadap kuesioner yang diberikan
peneliti nampak pada jawaban responden. Dalam analisis ini
akan diuraikan mengenai kecenderungan pendapat dan
tanggapan dari pekerja sentra industri gamelan Desa Wirun
Mojolaban Sukoharjo selaku responden dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pernyataan-pernyataan responden mengenai variabel penelitian
dapat dilihat pada jawaban responden terhadap kuesioner yang
diberikan peneliti.
a. Tanggapan Mengenai Kepemimpinan Transformasional di
Sentra Industri Gamelan Desa Wirun
TABEL IV.9
Distribusi Jawaban Responden Untuk Kuesioner Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan Transformasional STS TS S SS Total
1. Bos saya memeriksa berkali- kali dengan teliti apakah instruksi kerja yang diberikan oleh bos saya sudah benar.
5 43 48 4 100
2. Bos saya membantu saya menyelesaikan suatu masalah yang saya hadapi dengan cara yang tidak biasa saya gunakan .
4 47 45 4 100
3. Bos saya memberi saran – saran baru dalam menyelesaikan pekerjaan saya
5 43 48 4 100
4. Bos saya mencari cara- cara yang tidak biasa dalam memecahkan suatu masalah
4 48 46 2 100
5. Bos saya sering menghabiskan waktu untuk memberitahu dan mengajarkan kepada saya cara menyelesaikan pekerjaan
16 48 29 7 100
6. Bos saya mau mendengarkan ide saya dan membantu saya membangun kekuatan untuk mewujudkannya
8 58 30 4 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
7. Bos saya sering mengobrol dengan saya tentang aturan, norma, dan hal- hal penting lainnya dengan saya.
1 52 41 6 100
8. Bos saya sering mengobrol dengan saya tentang pentingnya suatu tujuan bersama pekerja, bos dan kelangsungan usahanya.
1 48 47 4 100
9. Bos saya memberitahukan kepada saya untuk memiliki keinginan yang kuat untuk meraih cita- cita saya
5 50 37 8 100
10. Bos saya sering bercerita bahwa usaha ini akan lebih sukses di masa depan
1 48 47 4 100
11. Bos saya selalu mempertimbangkan aturan dan akibat moral dari setiap keputusannya
1 46 49 4 100
12. Bos saya menggambarkan tujuan perusahaan di masa depan yang membuat tertarik.
4 44 50 2 100
13. Bos saya memperlakukan secara istimewa pada setiap karyawannya.
10 40 46 4 100
14. Bos selalu mementingkan kepentingan karyawan/ perusahaan dibanding kepentingan bos sendiri
1 58 35 6 100
15. Bos saya menganggap saya adalah karyawan yang memiliki kebutuhan hidup, keahlian dalam bekerja, kemampuan menjalankan perintah yang berbeda dibanding teman karyawan lain.
4 45 43 8 100
16. Perilaku bos saya membuat saya bangga bekerja dengannya
1 58 39 2 100
17. Bos saya terlihat percaya akan keahlian yang saya miliki
6 43 47 4 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
18. Bos saya berkeyakinan bahwa tujuan perusahaan ini tercapai di masa depan
4 43 47 6 100
19. Perilaku bos saya, membuat saya menghormati dia secara pribadi
3 31 64 2 100
20. Bos saya selalu bersemangat berbicara tentang pekerjaan apa yang harus saya kerjakan
5 52 41 2 100
Total 78 923 909 90 2000 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
1. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang atau 48 % menjawab setuju atas
item pertanyaan “Bos saya memeriksa berkali- kali dengan teliti
apakah instruksi kerja yang diberikan oleh bos saya sudah benar”.
Hal ini berarti bahwa sebagian responden merasakan peran
pimpinan perusahaan dalam mengontrol pekerjaan yang diberikan
pada karyawannya .
2. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 47 orang atau 47 % menjawab tidak
setuju atas item pertanyaan “Bos saya membantu saya
menyelesaikan suatu masalah yang saya hadapi dengan cara yang
tidak biasa saya gunakan”. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar responden tidak merasakan pimpinannya memiliki suatu
pemikiran yang berbeda dengan responden dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi responden. .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang atau 48% menjawab setuju atas
item pertanyaan “Bos saya memberi saran - saran baru dalam
menyelesaikan pekerjaan saya”. Hal ini berarti bahwa
sebagian responden merasa mendapat saran- saran baru dari
pimpinan terkait dalam penyelesaian pekerjaannya.
4. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa responden
sebanyak 48 orang atau 48 % menjawab tidak setuju atas item
pertanyaan “Bos saya mencari cara- cara yang tidak biasa dalam
memecahkan suatu masalah”. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar responden tidak merasa pimpinan mereka sering
menggunakan cara- cara yang tidak biasa/ khusus dalam
menyelesaikan permasalahan yang di hadapi perusahaan dan
sebagian lagi merasakan tidak adanya kondisi tersebut.
5. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang atau 48 % menjawab tidak
setuju atas item pertanyaan “Bos saya sering menghabiskan
waktu untuk memberitahu dan mengajarkan kepada saya cara
menyelesaikan pekerjaan”. Hal ini berarti bahwa sebagian
responden tidak merasakan peran pimpinan perusahaan
meluangkan waktu untuk mengajarkan dan memberitahu
responden dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
6. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 58 orang atau 58 % menjawab tidak
setuju atas item pertanyaan “Bos saya mau mendengarkan ide
saya dan membantu saya membangun kekuatan untuk
mewujudkannya”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden tidak merasakan kurangnya peran dari pemimpin dalam
mendengarkan ide dan membantu membangun dan mewujudkan
kekuatan responden .
7. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 52 orang atau 52 % menjawab tidak
setuju atas item pertanyaan “Bos saya sering mengobrol
dengan saya tentang aturan, norma, dan hal- hal penting lainnya
dengan saya.”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden tidak merasakan pimpinan perusahaan sering berbicara
dengan responden tentang norma, aturan, dan hal- hal penting
perusahaan .
8. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48% orang atau 48 % menjawab tidak
setuju atas item pertanyaan “Bos saya sering mengobrol
dengan saya tentang pentingnya suatu tujuan bersama antar
karyawan, bos dan kelangsungan usahanya.”. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar responden tidak merasakan pimpinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
perusahaan sering berbicara dengan responden tentang pentingnya
suatu tujuan bersama antar responden, bos dan kelangsungan
usahanya
9. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 50 orang atau 50 % menjawab tidak
setuju atas item pertanyaan “Bos saya memberitahukan kepada
saya untuk memiliki keinginan yang kuat untuk meraih cita- cita
saya”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden tidak
merasakan peran pimpinan perusahaan dalam memberitahukan
kepada responden untuk memiliki keinginan yang kuat untuk
meraih cita- cita pribadi responden.
10. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang atau 48 % menjawab tidak
setuju atas item pertanyaan “Bos saya sering bercerita bahwa
usaha ini akan lebih sukses di masa depan”. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar responden tidak merasakan pimpinannya
sering bercerita bahwa usaha ini akan lebih sukses di masa depan
kepada responden .
11. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 49 orang atau 49 % menjawab setuju atas
item pertanyaan “Bos saya selalu mempertimbangkan aturan dan
akibat moral dari setiap keputusannya”. Hal ini berarti bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sebagian besar responden merasakan pimpinan perusahaan selalu
mempertimbangkan aturan dan akibat moral dari setiap
keputusannya .
12. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 50 orang atau 50 % menjawab setuju atas
item pertanyaan “Bos saya menggambarkan tujuan perusahaan
di masa depan yang membuat tertarik.”. Hal ini berarti bahwa
sebagian besar responden merasa bahwa pimpinan perusahaan
menggambarkan tujuan perusahaan di masa depan yang membuat
responden tertarik .
13. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 46 orang atau 46 % menjawab setuju atas
item pertanyaan “Bos saya memperlakukan secara istimewa
pada setiap karyawannya.”. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar responden merasakan pimpinan perusahaan memperlakukan
setiap responden secara istimewa .
14. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 58 orang atau 58 % menjawab tidak setuju
atas item pertanyaan “Bos selalu mementingkan kepentingan
karyawan/ perusahaan dibanding kepentingan bos sendiri”. Hal
ini berarti bahwa sebagian besar responden tidak merasakan
pimpinan perusahaan selalu mementingkan kepentingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
responden/ perusahaan dibanding kepentingan bos sendiri .
15. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 45 orang atau 46 % menjawab tidak setuju
atas item pertanyaan “Bos saya menganggap saya adalah
karyawan yang memiliki kebutuhan hidup, keahlian dalam
bekerja, kemampuan menjalankan perintah yang berbeda
dibanding teman karyawan lain”. Hal ini berarti bahwa ada
tidak anggapan karyawan terhadap pimpinan perusahaan bahwa
setiap karyawan yang memiliki kebutuhan hidup, keahlian dalam
bekerja, kemampuan menjalankan perintah yang berbeda
dibanding teman responden yang lain, dan sebagian lainnya
merasakan hal sebaliknya.
16. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 58 orang atau 58% menjawab setuju atas
item pertanyaan “Perilaku bos saya membuat saya bangga
bekerja dengannya”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden merasa memiliki kebanggaan bekerja dengan
pimpinannya.
17. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 47 orang atau 47 % menjawab setuju atas
item pertanyaan “Bos saya terlihat percaya akan keahlian yang
saya miliki”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
merasakan pimpinan perusahaan percaya akan keahlian yang
dimiliki respondennya.
18. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak sebanyak 47 orang atau 47 % menjawab
setuju atas item pertanyaan “ Bos saya berkeyakinan bahwa
tujuan perusahaan ini tercapai di masa depan”. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar responden merasakan pimpinan perusahaan
memiliki keyakinan bahwa tujuan perusahaan tercapai di masa
depan .
19. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 64 orang atau 50 % menjawab setuju atas
item pertanyaan “Perilaku bos saya, membuat saya menghormati
dia secara pribadi”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden menghormati pimpinannya secara pribadi karena
perilakunya
20. Berdasarkan data Tabel IV.9 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 52 orang atau 52 % menjawab tidak
setuju atas item pertanyaan “Bos saya selalu bersemangat
berbicara tentang pekerjaan apa yang harus saya kerjakan”. Hal
ini berarti bahwa sebagian besar responden merasa pimpinan
tidak selalu bersemangat berbicara tentang pekerjaan apa yang
harus dikerjakan respondennya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Responden memiliki jawaban yang berimbang antara jawaban “setuju”
dan “tidak setuju”. Responden penelitian hanya merasakan perilaku
kepemimpinan transformasional dari perilaku pemimpin perusahaan yang
memeriksa kembali instruksi kerjanya dengan teliti, senang memberi saran
baru dalam menyelesaikan pekerjaan, memperlakukan setiap karyawan
dengan tindakan yang berbeda, senang menghabiskan waktu dengan karyawan
untuk mengajarkan bagaimana cara bekerja, mempertimbangkan aturan dan
akibat moral yang didapat dari keputusannya, mampu menggambarkan tujuan
perusahaan dengan menarik, memperlakukan karyawannya dengan istimewa
serta yakin akan tujuan perusahaan yang akan dicapai namun tetap percaya
dengan kemampuan yang dimiliki pekerjanya sehingga membuat
karyawannya menghormati pemimpin atas dasar perilakunya. Artinya,
karyawan di sentra industri Desa Wirun merasakan penerapan kepemimpinan
transformasional yang masih tergolong rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b. Tanggapan Mengenai Komitmen Organisasi di Sentra Industri
Gamelan Desa Wirun
TABEL IV.10 Distribusi Jawaban Responden Untuk Kuesioner
Komitmen Organisasional
Komitmen Organisasional STS TS S SS Total
1. Saya merasa memiliki kewajiban untuk bekerja di perusahaan ini 5 46 36 13 100
2. Saya memiliki kedekatan batin dengan perusahaan ini.
0 42 46 12 100
3. Saya akan merasa bersalah jika tidak bekerja dengan perusahaan ini lagi
10 33 48 9 100
4. Perusahaan ini pantas mendapat kesetiaan saya 5 43 44 8 100
5. Saya merasa memiliki banyak hutang budi pada perusahaan ini 5 38 48 9 100
6. Saya akan merasa sangat senang jika bekerja dengan perusahaan ini sampai dengan saya merasa tidak sanggup untuk bekerja lagi
3 52 36 9 100
7. Saya bangga memberitahu orang lain bahwa saya bekerja di perusahaan ini 5 51 38 6 100
8. Dalam pekerjaan yang saya lakukan, saya merasa sudah bekerja keras untuk diri saya sendiri dan perusahaan.
5 37 45 13 100
9. Saya tidak keberatan melakukan kerja tambahan walaupun tidak dibayar dalam melaksanakan pekerjaan
3 44 44 9 100
10. Perusahaan ini membuat saya bekerja dengan kemampuan terbaik dari diri saya
1 36 51 12 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
11. Saya bersedia bekerja lembur untuk membantu perusahaan ini lebih maju 5 38 44 13 100
12. Saya merasa bahwa sifat- sifat perusahaan dalam mencapai kesuksesan sama seperti saya dalam mencapai cita- cita
3 44 40 13 100
Total 50 504 520 126 1200 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
1. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 46 orang 46% menjawab tidak setuju atas
item pertanyaan “Saya merasa memiliki kewajiban untuk bekerja
di perusahaan ini”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden merasa tidak memiliki kewajiban pada perusahaan
dimana responden bekerja.
2. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 46 orang 46% menjawab setuju atas item
pertanyaan “ Saya memiliki kedekatan batin dengan perusahaan
ini.” Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden merasa
memiliki kedekatan batin dengan perusahaan dimana responden
berkerja.
3. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang 48% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Saya akan merasa bersalah jika tidak bekerja dengan
perusahaan ini lagi” Hal ini berarti bahwa sebagian besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
responden akan merasa bersalah apabila meninggalkan perusahaan
pada situasi saat ini.
4. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 44 orang 44% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Perusahaan ini pantas mendapat kesetiaan saya” Hal
ini berarti bahwa sebagian besar responden merasa bahwa
perusahaan dimana responden bekerja saat ini pantas mendapat
kesetiaan dari responden.
5. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang 48% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Saya merasa memiliki banyak hutang budi pada
perusahaan ini”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden merasa memiliki banyak hutang budi pada perusahaan
tempat responden bekerja saat ini.
6. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 52 orang 52% menjawab tidak setuju atas
item pertanyaan “Saya akan merasa sangat senang jika bekerja
dengan perusahaan ini sampai dengan saya merasa tidak sanggup
untuk bekerja lagi”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden merasa akan tidak senang apabila dapat bekerja dengan
perusahaan di mana responden bekerja saat ini sampai dengan
tidak sanggup bekerja lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
7. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 57 orang 57% menjawab tidak setuju atas
item pertanyaan “Saya bangga memberitahu orang lain bahwa
saya bekerja di perusahaan ini”. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar responden merasa tidak bangga memberitahukan dimana
responden bekerja saat ini.
8. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 45 orang 45% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Dalam pekerjaan yang saya lakukan, saya merasa
sudah bekerja keras untuk diri saya sendiri dan perusahaan.”. Hal
ini berarti bahwa sebagian besar responden merasa sudah
melakukan kerja keras bagi diri sendiri dan perusahaan di mana
responden bekerja saat ini.
9. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 44 orang 44% menjawab setuju dan tidak
setuju atas item pertanyaan “Saya tidak keberatan melakukan kerja
tambahan walaupun tidak dibayar dalam melaksanakan
pekerjaan”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden
merasa tidak keberatan melakukan kerja tambahan walaupun tidak
mendapat bayaran dalam melaksanakan pekerjaan dan sebagian
merasa sebaliknya.
10. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
responden sebanyak 51 orang 51% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Perusahaan ini membuat saya bekerja dengan
kemampuan terbaik dari diri saya”. Hal ini berarti bahwa
sebagian besar responden merasa perusahaan tempat responden
bekerja membuat responden dapat mengeluarkan kemampuan
terbaik yang dimiliki.
11. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 44 orang 44% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Saya bersedia bekerja lembur untuk membantu
perusahaan ini lebih maju”. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar responden mau bekerja lembur untuk membantu perusahaan
lebih maju.
12. Berdasarkan data Tabel IV.10 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 44 orang 44% menjawab tidak setuju atas
item pertanyaan “Saya merasa bahwa sifat- sifat perusahaan dalam
mencapai kesuksesan sama seperti saya dalam mencapai cita-
cita”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden merasa
tidak memiliki kesamaan dalam hal sifat dengan perusahaan
dimana responden bekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Kebanyakan responden lebih banyak memilih jawaban “setuju” atas item-
item pertanyaan variabel komitmen organisasional. Responden merasakan
kedekatan batin, memiliki banyak hutang budi, bekerja keras demi perusahaan
serta diri sendiri dan mengeluarkan potensi terbaik dari diri karyawan, mau
untuk melakukan kerja tambahan tanpa harus mendapat uang tambahan agar
perusahaan maju. Karyawan merasa pantas memberikan kesetiaan bagi
perussahaan sehingga merasa bersalah jika meninggalkan perusahaan saat ini.
Artinya, para karyawan di sentra industri Desa Wirun merasa memiliki
komitmen organisasional yang cukup tinggi pada perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
c. Tanggapan Mengenai Pemberdayaan Pekerja di Sentra Industri
Gamelan Desa Wirun
TABEL IV.11 Distribusi Jawaban Responden Untuk Kuesioner
Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan STS TS S SS Total 1. Sebagai karyawan saya memiliki pengaruh yang besar terhadap berjalannya perusahaan ini
13 45 39 3 100
2. Sebagai karyawan, dapat ikut mengatur apa yang akan diproduksi oleh perusahaan ini.
18 54 28 0 100
3. Sebagai karyawan, saya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keadaan dari perusahaan ini.
3 51 40 6 100
4. Sebagai karyawan, saya mempunyai kebebasan mengerjakan pekerjaan saya. Selama hasil sesuai dengan apa yang diinginkan bos.
4 40 41 15 100
5. Sebagai karyawan, saya mempunyai kebebasan memilih bagaimana cara saya mengerjakan pekerjaan saya. Selama hasil sesuai dengan apa yang diinginkan bos.
0 35 54 11 100
6. Sebagai karyawan, saya memiliki kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan saya sesuai dengan cara yang saya senangi. Selama hasil sesuai dengan apa yang diinginkan bos.
5 39 50 6 100
7. Sebagai karyawan saya yakin terhadap keahlian saya melakukan pekerjaan.
8 39 43 10 100
8. Sebagai karyawan saya yakin bahwa saya mampu pmenyelesaikan pekerjaan yang diberikan bos kepada saya..
2 40 37 21 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
9. Sebagai karyawan saya menguasai keterampilan /keahlian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan bos kepada saya.
0 24 65 11 100
10. Sebagai karyawan pekerjaan yang saya lakukan memiliki pengaruh bagi hidup saya
0 37 53 10 100
11. Sebagai karyawan pekerjaan yang saya lakukan sangat penting untuk hidup saya. 5 32 61 2 100
12. Sebagai karyawan semua aktivitas pekerjaan saya berpengaruh dalam cara berpikir saya .
0 30 60 10 100
Total 59 441 585 115 1200 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
1. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 45 orang 45% menjawab tidak setuju atas
item pertanyaan “Sebagai karyawan saya memiliki pengaruh yang
besar terhadap berjalannya perusahaan ini”. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar responden merasa tidak memiliki pengaruh
terhadap berjalannya perusahaan saat ini.
2. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 54 orang 54 % menjawab tidak setuju atas
item pertanyaan “Sebagai karyawan, dapat ikut mengatur apa yang
akan diproduksi oleh perusahaan ini.”. Hal ini berarti bahwa
sebagian besar responden tidak merasa ikut mengatur apa yang di
produksi oleh perusahaan saat ini.
3. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
responden sebanyak 51 orang 51% menjawab tidak setuju atas
item pertanyaan “Sebagai karyawan, saya memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi keadaan dari perusahaan ini.”. Hal ini
berarti bahwa sebagian besar responden merasa tidak dapat
mempengaruhi keadaan dari perusahaan saat ini.
4. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 39 orang 39% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Sebagai karyawan, saya mempunyai kebebasan
mengerjakan pekerjaan saya. Selama hasil sesuai dengan apa yang
diinginkan bos.”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden merasa memiliki kebebasan dalam hal waktu
mengerjakan pekerjaan selama hasil pekerjaan sesuai dengan
instruksi pimpinan.
5. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 54 orang 54% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Sebagai karyawan, saya mempunyai kebebasan
memilih bagaimana cara saya mengerjakan pekerjaan saya.
Selama hasil sesuai dengan apa yang diinginkan bos.”. Hal ini
berarti bahwa sebagian besar responden merasa memiliki
kebebasan dalam memilih bagaimana cara mengerjakan pekerjaan
yang diberikan oleh pimpinannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
6. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 50 orang 50% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Sebagai karyawan, saya memiliki kesempatan untuk
mengerjakan pekerjaan saya sesuai dengan cara yang saya
senangi. Selama hasil sesuai dengan apa yang diinginkan bos.”.
Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden memiliki
kesempatan mengerjakan peerjaannya sesuai dengan cara yang
disenangi selama hasil sesuai dengan yang diharapkan
pimpinannya.
7. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 43 orang 43% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Sebagai karyawan saya yakin terhadap keahlian saya
melakukan pekerjaan.”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden merasa yakin dengan keahliannya dalam melakukan
pekerjaan.
8. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 40 orang 40% menjawab tidak setuju atas
item pertanyaan “Sebagai karyawan saya yakin bahwa saya
mampu pmenyelesaikan pekerjaan yang diberikan bos kepada
saya.”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden merasa
tidak yakin dapat melakukan pekerjaan yang diberikan
pimpinannya dan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
9. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 53 orang 53% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Sebagai karyawan saya menguasai keterampilan
/keahlian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan bos kepada saya.”. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar responden merasa menguasai ketrampilan dan keahlian yang
diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
10. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 61 orang 61% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Sebagai karyawan pekerjaan yang saya lakukan
memiliki pengaruh bagi hidup saya”. Hal ini berarti bahwa
sebagian besar responden merasa peerjaan yang dilakukan saat ini
memiliki pengaruh terhadap hidup responden.
11. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 61 orang 61% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Sebagai karyawan pekerjaan yang saya lakukan
sangat penting untuk hidup saya.”. Hal ini berarti bahwa
sebagian besar responden merasa pekerjaan yang dilakukan saat
ini memiliki arti penting bagi hidup responden.
12. Berdasarkan data Tabel IV.11 menunjukan bahwa mayoritas
responden sebanyak 60 orang 61% menjawab setuju atas item
pertanyaan “Sebagai karyawan semua aktivitas pekerjaan saya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
berpengaruh dalam cara berpikir saya.”. Hal ini berarti bahwa
sebagian besar responden merasa aktivitas yang dilakukan dalam
pekerjaan mempengaruhi cara berpikir responden.
Kebanyakan responden memiliki jawaban “setuju” atas item- item
pertanyaan variabel pemberdayaan. Responden merasakan mereka memiliki
kebebasan memilih dan melakukan pekerjaan sesuai dengan cara yang
disenangi karena memiliki keyakinan ,keahlian, dan ketrampilan. Responden
merasa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keadaan perusahaan karena
pekerjaan dianggap penting dan memberikan pengaruh pada cara hidup dan
berpikir karyawan. Artinya, karyawan industri gamelan Desa Wirun
merasakan adanya pemberdayaan pada diri mereka.
C. Uji Validitas
Uji Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur
apa yang seharusnya diukur (Jogiyanto, 2004). Dikarenakan konstruk
yang hendak diuji merupakan pengujian kembali dari penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya, dimana pada penelitian sebelumnya telah
berhasil mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk konstruk
maka dalam penelitian ini teknik analisis yang dipakai dengan menggunakan
Confirmatory Factor Analysis (CFA), dengan bantuan paket perangkat lunak
program SPSS 1.5 for Windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
TABEL IV.12 Hasil Uji Validitas
Component
KO2 ,841
1 2 3
KO3 ,799
KT1 ,422
KO4 ,867 KT2 ,797
KO5 ,848
KT3 ,422
KO6 ,883 KT4 ,843
KO7 ,852
KT5
KO8 ,815 KT6
KO9 ,878
KT7 ,833
KO10 ,618 KT8 ,775
KO11 ,921
KT9
KO12 ,904 KT10 ,775
EMP1
KT11 ,819
EMP2 KT12 ,840
EMP3 ,434
KT13 ,835
EMP4 ,522 KT14 ,895
EMP5 ,803
KT15 ,617
EMP6 ,536 KT16 ,914
EMP7 ,782
KT17 ,580
EMP8 ,534 KT18 ,568
EMP9 ,867
KT19 ,908
EMP10 ,895 KT20 ,883
EMP11 ,460
KO1 ,876
EMP12 ,814
Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
a. Hasil CFA item-item pertanyaan tentang kepemimpinan
transformasional (KT) yang berjumlah 20 item. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa terdapat 3 item pertanyaan memiliki validitas
buruk, yaitu KT5, KT6,KT9. Item pertanyaan yang tidak valid tersebut
tidak akan diikutsertakan pada analisis selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
b. Hasil CFA item-item pertanyaan tentang komitmen organisasional (KO)
yang berjumlah 12 item menunjukkan bahwa semua item pertanyaan
dinyatakan valid, karena setiap item pertanyaan yang menjadi indikator
masing-masing variabel telah terekstrak secara sempurna dan
mempunyai factor loading ≥ 0,4
c. Hasil CFA item-item pertanyaan tentang pemberdayaan (EMP) yang
berjumlah 12 item menunjukkan bahwa terdapat 2 item pertanyaan
memiliki validitas buruk, yaitu EMP1, dan EMP2. Item pertanyaan yang
tidak valid tersebut tidak akan diikutsertakan pada analisis selanjutnya.
Untuk mendapatkan data yang memiliki validitas yang baik dalam
proses penelitian maka diperlukan proses trial & erorr secara bertahap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
TABEL IV.13 Hasil Uji Validitas
Component
KO3 ,797
1 2 3
KO4 ,867 KT1 ,431
KO5 ,845
KT2 ,804
KO6 ,874 KT3 ,431
KO7 ,856
KT4 ,850
KO8 ,819 KT7 ,843
KO9 ,867
KT8 ,784
KO10 ,595 KT10 ,784
KO11 ,923
KT11 ,826
KO12 ,897 KT12 ,844
EMP3 ,455
KT13 ,837
EMP4 ,483 KT14 ,895
EMP5 ,800
KT15 ,617
EMP6 ,558 KT16 ,912
EMP7 ,784
KT17 ,584
EMP8 ,511 KT18 ,571
EMP9 ,881
KT19 ,908
EMP10 ,903 KT20 ,885
EMP11 ,491
KO1 ,871
EMP12 ,814 KO2 ,839
Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Tabel IV.13 merupakan hasil akhir setelah pada pengujian CFA
sebelumnya terdapat beberapa butir atau item pernyataan/pertanyaan yang
tidak valid sehingga harus direduksi (didrop). Hasil pada Tabel IV.13
menunjukkan hasil yang telah terekstrak sempurna serta memiliki nilai
loading faktor ≥ 0,4 sehingga seluruh variabel dinyatakan valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
D. Uji Reliabilitas
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000) yang membagi
tingkatan reliabilitas dengan kriteria nilai alpha sebagai berikut:
a. 0,80 - 1,0 = Reliabilitas baik
b. 0,60 - 0,79 = Reliabilitas diterima
c. Kurang dari 0,60 = Reliabilitas buruk
TABEL IV.14 Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach's Alpha
N of Items Ket
Kepemimpinan Transformasional
,958 ,959 17
Komitmen Organisasional
,968 ,968 12
Pemberdayaan ,876 ,882 10 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.14 dapat diketahui bahwa semua variabel utama
yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach's
Alpha >0,60 ( Nunnally dalam Ghozali, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
E. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Pengujian adanya multikolinearitas dilakukan untuk
mengetahui apakah antara variabel bebas tidak saling berkorelasi atau
ada hubungan linier antara variabel-variabel bebas.
Dari hasil pengujian variabel dengan menggunakan bantuan
program SPSS 18.0 for Windows didapatkan nilai Tolerance dan VIF
masing-masing variabel sebagai berikut:
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2006). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki nilai kolerasi yang dapat diterima -,312 atau sekitar 31%
(lihat lampiran). Oleh karena korelasi masih dibawah 95%, maka
dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius, maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
dua cara untuk mendeteksi normalitas suatu model regresi :
a. Analisis Statistik
Pada prinsipnya normalitas dapat di deteksi dengan melihat
hasil apabila nilai p< 0,05 maka hasil signifikan dan data yang diolah
merupakan data dengan distribusi tidak normal. Jika nilai p>0,05 maka
hasil tidak signifikan dan data yang di olah merupakan data dengan
distribusi normal
Dari hasil pengujian variabel dengan menggunakan bantuan
program SPSS 18.0 for Windows didapatkan hasil sebagai berikut :
TABEL IV.15 Hasil Uji Normalitas dengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 100 Normal Parametersa,b
Mean ,0000000 Std. Deviation
,56853793
Most Extreme Differences
Absolute ,141 Positive ,141 Negative -,071
Kolmogorov-Smirnov Z 1,409 Asymp. Sig. (2-tailed) ,038 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.15 keseluruhan nilai dari Asymp. Sig.
(2-tailed) sebesar 0,38. Keseluruhan nilai diatas p>0,05 sehingga hasil
tidak signifikan dan diperoleh data dengan distribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
b. Analisa Grafik
Dari hasil pengujian variabel dengan menggunakan bantuan
program SPSS 18.0 for Windows didapatkan histogram dan grafik
sebagai berikut :
Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Gambar I.2 Hasil Uji Normalitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Histogram menunjukan pola distribusi normal dan tidak
melenceng (skewness) ke kiri maupun kekanan hal ini menunjukan
bahwa data yang dipakai dalam penelitian memiliki data yang
terdistribusi secara normal.
Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
GAMBAR I.3 Hasil Uji Normalitas
Hasil grafik normal plot terlihat titik-titik berada di sekitar
garis diagonal, penyebarannya berada di sekitar garis diagonal. Dari
hasil histogram dan scatterplot dapat diketahui data yang digunakan
dalam penelitian memiliki distribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized
Delete Residual nilai tersebut (Ghozali, 2009).
Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
GAMBAR I.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Dari gambar Scatterplot dapat diketahui bahwa penyebaran
titik-titik data baik mempunyai sebaran sebagai berikut:
a. Titik menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja
c. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola tertentu seperti
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar lagi
Maka bisa disimpulkan dalam persamaan regresi ini tidak
terjadi heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)
(Ghazali, 2006).
Dari hasil pengujian variabel dengan menggunakan bantuan
program SPSS 18.0 for Windows didapatkan hasil sebagai berikut :
TABEL IV.16 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,425 ,181 ,164 ,57437 1,469 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.16 nilai Durbin Watson sebesar 1,469
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
dari Tabel didapat nilai dl sebesar 1,634 dan nilai Du sebesar 1,715
pada k=2 dengan signifikansi α = 5% dari jumlah sampel 100 dengan
jumlah 2 variabel independen. Nilai Durbin Watson 1,411 lebih kecil
kurang dari (4-Du) maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi
dalam model regresi.
F. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan path analysis.
Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian
ini dituliskan dalam model sebagai berikut
Z = a0 + a1X + e1 ............................ Model 1 Y = b0 + a1X + b2Z + e4 ............................ Model 2 a0 = konstanta b0 = konstanta e = error
a1 = koefisien regresi X b2 = koefisien regresi Z
X = variabel Kepemimpinan Transformasional
Y = variabel Komitmen Organisasional
Z = variabel Pemberdayaan
Perhitungan dilakukan dengan analisis regresi yang dihitung dengan
bantuan Program SPSS for Windows Release 18.0 dan perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Adapun hasilnya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
1. Pengujian Pengaruh Variabel Kepemimpinan Transformasional pada
Variabel Pemberdayaan
TABEL IV.17 Hasil Uji Regresi Pengaruh Variabel Kepemimpinan Transformasional
pada Variabel Pemberdayaan
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Adjusted R
Square t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,929 ,236
,312 ,088 8,188 ,000
K.T ,302 ,093 3,251 ,002 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.17 dapat dilihat bahwa pada model 1, variabel
Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan pada variabel
pemberdayaan (p<0.05). Nilai adjusted R2 sebesar 0,088, artinya bahwa
8,8% variasi variabel dependen (Pemberdayaan) dapat dijelaskan oleh
variabel independennya (Kepemimpinan Transformasional). Sisanya sebesar
91,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
2. Pengujian Pengaruh Variabel Kepemimpinan Transformasional pada
Variabel Komitmen Organisasional
TABEL IV.18 Hasil Uji Regresi Pengaruh Variabel
Kepemimpinan Transformasional pada Variabel Komitmen Organisasional
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Adjusted
R Square
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,485 ,311
,348 ,112 4,771 ,000
K.T ,450 ,123 3,673 ,000 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.18 dapat dilihat bahwa pada model 2, variabel
Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan pada variabel
Komitmen Organisasional (p<0.05). Nilai adjusted R2 sebesar 0,112 artinya
bahwa 11,2% variasi variabel dependen (Komitmen Organisasional) dapat
dijelaskan oleh variabel independennya (Kepemimpinan Transformasional).
Sisanya sebesar 88,8 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan
dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
3. Pengujian Pengaruh Variabel Pemberdayaan pada Variabel
Komitmen Organisasional
TABEL IV.19 Hasil Uji Regresi Pengaruh Variabel Pemberdayaan
pada Variabel Komitmen Organisasional
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Adjusted
R Square
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,383 ,346
,341 ,107 3,997 ,000
EMP ,457 ,127 3,592 ,001 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.19 dapat dilihat bahwa pada model 3,
Pemberdayaan sebagai variabel independen berpengaruh signifikan pada
variabel Komitmen Organisasional (p<0.05). Nilai adjusted R2 sebesar
0,107, artinya bahwa 10,7% variasi variabel dependen (Komitmen
Organisasional) dapat dijelaskan oleh variabel independennya
(Kepemimpinan Transformasional dan Pemberdayaan). Sisanya sebesar
89,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
4. Pengujian Pengaruh Variabel Kepemimpinan Transformasional dan
Pemberdayaan pada Variabel Komitmen Organisasional
TABEL IV.20 Hasil Uji Regresi Pengaruh Variabel
Kepemimpinan Transformasional dan Pemberdayaan pada Variabel Komitmen Organisasional
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Adjusted
R Square
t Sig. B Std.
Error Beta
1
(Constant) ,820 ,392
,164
2,091 ,039
EMP ,345 ,129 ,258 2,664 ,009
K.T ,346 ,125 ,267 2,765 ,007 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel IV.20 dapat dilihat bahwa pada model 4,
Kepemimpinan Transformasional dan Pemberdayaan sebagai variabel
independen berpengaruh signifikan pada variabel Komitmen Organisasional
(p<0.05). Nilai adjusted R2 sebesar 0, 164 artinya bahwa 16,4 % variasi
variabel dependen (Komitmen Organisasional) dapat dijelaskan oleh variabel
independennya (Kepemimpinan Transformasional dan Pemberdayaan).
Sisanya sebesar 83,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan
dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
5. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)
Pengujian hipotesis dengan Path Analysis. Berdasarkan hasil
analisis, maka didapat nilai koefisien beta yang dapat disusun sebagai
berikut:
TABEL IV.21
Hasil Path Analysis
Pengaruh Standardized
thitung Sign Koefisien Beta
Kepemimpinan Transformasional pada Pemberdayaan
0,312
3,251
,002
Kepemimpinan Transformasional pada Komitmen Organisasional
0,348
3,673
,000
Pemberdayaan pada Komitmen Organisasional
0,341
3,592
,001
Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
Melihat hasil pada Tabel IV.21 dapat diketahui besarnya pengaruh
dari tiap variabel independen pada variabel dependen dengan melihat nilai
standardized koefisien beta dari hubungan antar variabel. Besarnya pengaruh
variabel kepemimpinan transformasional pada variabel pemberdayaan sebesar
0,312, pengaruh variabel kepemimpinan transformasional pada variabel
komitmen organisasional sebesar 0,348 dan pengaruh variabel pemberdayaan
pada variabel komitmen organisasional sebesar 0,341. Koefisien regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
dinyatakan signifikan melihat nilai t hitung lebih besar dari nilai t Tabel
IV.21. Berdasarkan hasil path analysis pada Tabel IV.21 maka pengaruh
hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut;
GAMBAR. I.5
Hasil Path Analysis
Berdasarkan gambar I.5 maka dapat ditabulasikan pengaruh langsung
dan tidak langsung dalam Tabel IV. 22 sebagai berikut :
TABEL IV.22
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Path Analysis
Uraian Nilai Pengaruh Langsung Kepemimpinan Transformasional→ Komitmen Organisasional 0,348 Pengaruh Tidak Langsung Kepemimpinan Transformasional→ Pemberdayaan →Komitmen Organisasional (0,352 x 0,336) 0,106
Total Pengaruh 0,454 Sumber : Data Primer yang Diolah (2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Tabel IV.22 menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional
melalui pemberdayaan sebagai variabel pemediasi berpengaruh sebesar 0,106
pada komitmen organisasional dan signifikan pada taraf signifikansi 5%
(p<0,05).
Pengaruh langsung kepemimpinan transformasional pada komitmen
organisasi memiliki nilai koefisien sebesar 0,348. Pengaruh tidak langsung
kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional melalui
pemberdayaan sebagai variabel pemediasi memiliki nilai koefisien sebesar
0,118. Hal ini berarti pengaruh langsung kepemimpinan transformasional pada
komitmen organisasi lebih besar daripada pengaruh tidak langsung
kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional yang dimediasi
oleh pemberdayaan.
G. Pembahasan
Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian:
Hipotesis 1 : Kepemimpinan transformasional berpengaruh
positif pada pemberdayaan dalam perusahaan
Hipotesis ini diuji untuk mengetahui apakah kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif dan signifikan pada pemberdayaan.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.17, nilai β kepemimpinan
transformasional pada pemberdayaan signifikan pada p<0.05, maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
disimpulkan bahwa hipotesis 1 didukung. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ismail, Azman et all. (2011).
Secara statistik hipotesis ini dapat dibuktikan bahwa bentuk kepemimpinan
transformasional mempengaruhi pemberdayaan. Hal ini menunjukkan
bahwa para pengusaha di Sentra Industri Gamelan Desa Wirun Mojolaban
Sukoharjo dengan menggunakan bentuk kepemimpinan transformasional
juga secara langsung dapat memberdayakan potensi dari para
karyawannya.
Hipotesis 2 : Kepemimpinan transformasional berpengaruh
positif pada komitmen organisasional.
Hipotesis ini diuji untuk mengetahui apakah kepemimpinan
transformasional berpengaruh signifikan pada komitmen organisasional.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.18, nilai β kepemimpinan
transformasional signifikan pada p<0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis 2 didukung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ismail, Azman et all. (2011). Secara statistik hipotesis ini
dapat dibuktikan bahwa bentuk kepemimpinan transformasional
mempengaruhi komitmen organisasional. Hal ini menunjukan walaupun
penerapan kepemimpinan transformasional relatif rendah para pengusaha di
Sentra Industri Gamelan Desa Wirun Mojolaban Sukoharjo mampu
mendorong para karyawannya memiliki komitmen organisasional yang
baik pada perusahaan tempat karyawan bekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Hipotesis 3 : Pemberdayaan memediasi pengaruh kepemimpinan
transformasional pada komitmen organisasional.
Hipotesis ini diuji untuk mengetahui apakah pemberdayaan memediasi
pengaruh kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.20, nilai β kepemimpinan
transformasional pada pemberdayaan signifikan pada p<0.05. Pada Tabel
V.20 nilai β kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional
signifikan pada p<0.05 dan pada Tabel IV.20 nilai β pemberdayaan kepada
komitmen organisasional signifikan pada p<0.05, dapat dilihat pula pada
Tabel IV.22 yang menunjukkan pengaruh langsung dan tidak langsung dari
tiap variabel. Pengaruh langsung yang terjadi pada kepemimpinan
transformasional pada pemberdayaan dan pengaruh tidak langsung
kepemimpinan transformasional dan pemberdayaan pada komitmen
organisasional yang menunjukkan p<0.05 dapat disimpulkan bahwa
hipotesis 3 didukung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ismail, Azman et all. (2011).
Secara statistik dapat ditunjukkan bahwa pemberdayaan memediasi
pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasi.
Hasil ini menunjukan bahwa para pengusaha di Sentra Industri Gamelan
Desa Wirun Mojolaban Sukoharjo yang menerapkan bentuk kepemimpinan
transformasional serta memberdayakan para karyawannya akan
menimbulkan komitmen organisasional pada karyawannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Hasil path analysis menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformasional dapat berpengaruh langsung pada komitmen
organisasional dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari
kepemimpinan transformasional pada pemberdayaan kemudian pada
komitmen organisasional karyawan. Artinya komitmen organisasional
karyawan dapat ditingkatkan dengan penerapan kepemimpinan
transformasional ketika pemimpin telah mampu membuat karyawan
merasa diberdayakan.
Efek mediasi yang muncul antara variabel kepemimpinan
transformasional pada komitmen organisasional yang di mediasi
pemberdayaan merupakan bentuk mediasi parsial. Hal ini terjadi karena
pengaruh kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional
karyawan dapat terjadi secara langsung, maupun tidak langsung yaitu harus
melalui pemberdayaan terlebih dahulu sebagai variabel mediator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan menguraikan tentang hal-hal yang terkait dengan
kesimpulan hasil penelitian, saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi
perusahaan serta keterbatasan penelitian.
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional
berpengaruh pada pemberdayaan, ini menunjukkan bahwa pengusaha di
Sentra Industri Gamelan Desa Wirun Mojolaban Sukoharjo dengan
menerapkan model kepemimpinan transformasional walaupun pada tingkat
penerapan yang rendah secara langsung mampu membuat karyawan merasa
telah diberdayakan, pengusaha industri gamelan di Desa Wirun mampu
membuat karyawannya mengeluarkan potensi yang dimilikinya dalam
bekerja.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional
pada tingkat yang rendah berpengaruh pada komitmen organisasional, ini
menunjukkan bahwa pengusaha di Sentra Industri Gamelan Desa Wirun
Mojolaban Sukoharjo dengan menerapkan model kepemimpinan
transformasional secara langsung mempengaruhi komitmen organisasional
karyawannya pada perusahaan, para karyawan merasa memiliki suatu
kewajiban untuk mambantu dan terus bekerja dengan perusahaan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
mencapai tujuan perusahaan.
3. Dari uji path analysis, variabel pemberdayaan berpengaruh pada hubungan
kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional sebagai
variabel pemediasi. Hasil ini mendukung hipotesis 3, pengusaha di sentra
industri gamelan Desa Wirun yang menerapkan kepemimpinan
transformasional dapat meningkatkan komitmen organisasional ketika para
pengusaha menerapkan pemberdayaan pada karyawannya.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa ada pengaruh
kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional yang
dimediasi oleh pemberdayaan.
2. Implikasi Praktis
Signifikannya pengaruh kepemimpinan transformasional dan
pemberdayaan pada komitmen organisasional menjelaskan secara tidak
langsung sudah tepatnya model kepemimpinan yang diterapkan oleh
perusahaan yang memunculkan proses pemberdayaan pada karyawannya
sehingga karyawan merasa sudah cukup baik dalam bekerja dengan
perusahaan dan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
C. Saran
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih memberikan perhatian pada
penelitian dengan subyek usaha kecil menengah, melihat masih jarangnya
penelitian sumber daya manusia di sektor usaha kecil menengah.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih variatif dalam mengembangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional tidak terbatas
pada kepemimpinan transformasional maupun pemberdayaan, tetapi dapat
mengembangkan faktor lain yang masih jarang di teliti seperti keadilan dalam
perusahaan, kondisi lingkungan kerja, motivasi pekerjaan dan lain sebagainya.
3. Dalam usaha peningkatan komitmen organisasional dan pemberdayaan pada
karyawan sebaiknya pengusaha di Sentra Industri Gamelan Desa Wirun
Mojolaban Sukoharjo tetap mempertahankan model kepemimpinan
transformasional dengan tujuan menjaga komitmen organisasional para
karyawan, juga akan lebih baik apabila dapat terus meningkatkan proses
pemberdayaan para karyawan untuk menjaga serta memperkuat komitmen
organisasional para karyawannya.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan memberikan gambaran pada pengaruh
penerapan model kepemimpinan transformasional dan proses pemberdayaan pada
karyawan serta pengaruhnya pada komitmen organisasional. Penelitian ini
memiliki beberapa keterbatasan yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Penelitian ini difokuskan pada penerapan model kepemimpinan
transformasional dan proses pemberdayaan pada karyawan serta pengaruh
langsung dan tidak langsung pada komitmen organisasional yang dilakukan
pada sekelompok industri yang menghasilkan produk yang sejenis, yaitu
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan industri kecil gamelan di
Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo , sehingga penelitian ini mempunyai
keterbatasan dalam hal generalisasi hasil penelitian. Hasil penelitian ini masih
sulit untuk digeneralisasi ke dalam jenis dan bentuk usaha yang berbeda.
2. Terbatasnya variabel yang digunakan, dalam penelitian ini hanya variabel
pemberdayaan dan kepemimpinan transformasional yang digunakan sebagai
predictor sehingga menyebabkan tidak terdeteksinya perbedaan perilaku
karyawan yang mungkin disebabkan oleh variabel lain seperti kompensasi,
kepuasan pekerjaan, motivasi dan lain sebagainya.
3. Jumlah populasi yang hanya berjumlah 132 karyawan menyebabkan
kemungkinan keakuratan yang terjadi mungkin belum cukup untuk dijadikan
dasar pengambilan keputusan secara tepat, terutama dalam komitmen
organisasional pada karyawan yang paling sesuai pada umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
DAFTAR PUSTAKA
Alen, J. Meyer P, 1990. The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance,and Normative Commitment to the Organization. Journal of Occupational Psychology.
Avolio, B et al. 2004. Transformational leadership and organizational commitment: mediating role of psychological empowerment and moderating role of structural distance. Journal of Organizational Behavior. 25, 951-968
Avey,J. Hughes,L. Norman,S. Luthans.K. 2008. Using positivity, transformational leadership and empowerment to combat employee negativity. Leadership & Organizational Development Journal. Vol 29, No 2, pp.110-126
Bartram.2006.The relationship between leadership and follower in-role performance and satisfaction with the leader The mediating effects of empowerment and trust in the leader. Leadership & Organization Development Journal Vol. 28 No. 1, 2007 pp. 4-19
Bass, Bernard M. 1990. Bass & Stogdill,s Handbook of Leadership : Theory, Research, and Management Application. Third Edition. New York Press
Burns, J.M., 1978. Leadership. New York: Harper and Row
Boehenke et al.1999.Transforational Leadership An Examination of Cross-Cultural Diferences and Similiarities. Ontario. Richard Ivey School of Bussines
Castro, Carmen . 2008. Transformational leadership and followers’ attitudes: the mediating role of psychological empowerment. The International Journal of Human Resource Management, Vol. 19, No. 10, October 2008, 1842–1863
Davison, R. Maris, M. 2002. Empowerment or Enslavement? A Case Process Based Organizational Change in Hong Kong. Information Technology & People, Vol. 15 No. 1, pp. 42-59
Dvir, T. Eden, D. Avolio, B. Shamir, B.2002. Impact Of Transformational Leadership On Follower Development And Performance : A Field Experiment. Academy Of Management Journal. Vol 45, No 4, 735-744
Destianty, Sovyia. 2005. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen Organisasi Pada PT POS INDOESIA (Persero) Semarang. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. http://eprints.undip.ac.id/14970/1/ diakses pada 20 Maret 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Dewettinck, K. Ameijde M. 2010. Linking leadership empowerment behaviour to employee attitudes and behavioural intentions Testing the mediating role of psychological empowerment. Personnel Review. No 40, no 3, 2011,pp.284-305
Fineman, S., Sims, D. Gabriel, Y. 2005. Organizing and Organizations Third Edition. British : Sage Publication, Ltd.
Ferris, K. Aranya. N. 1983. A Comparison of Two Organizational Commitment Scales.Personnel Psychology, Inc.
Fourie,A. 2009. Pshychological Empowerment A South African Perspective. University of South Africa.
Gill, A. Fitzgerald, S. Bhutani, S. Mand H.Sharma, S. 2010. The Relationship Between Trasformational Leadership and Employee Desire for Empowerment. International Journal of Contemporary Hospitality Management Vol. 22 No. 2, 2010 pp. 263-273
Honold. L. 1997. A Review of the Literature on Employee Empowerment. Empowerment in Organization, Vol 5 no 4, 1997, pp.202-212
Hadri Nawawi. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Penerbit Ghalia Gajah Mada University Press
Handoko, T. H. 1998. Dasar Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE,Yogyakarta.
Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Ismail, Azman Mohamed, Hasan, Sulaiman, Ahmad. Mohammad, Mohd. Yusuf, Munirah.2011. An Empirical Study of the Relationship between Transformational Leadership, Empowerment and Organizational Commitment. Business and Economics Research Journal. Volume 2 . Number 1 . 2011 pp. 89-107
Janssen, Onne. 2004. The barrier effect of conflict with superiors in the relationship between employee empowerment and organizational commitment. Netherlands. Work & Strees. Vol. 18, No. 1, 56_/65
Jung,D. Avolio,B. 1999.Effects Of Leadership Stlye and Followers Cultural Orientation on Performance in Group and Individual Task Conditions. Academy of Management Journal. Vol 42, No 2, pp.208-218
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Kirkman, B. Rosen, B. (1999). Beyond self-management: Antecedents and consequences of team empowerment. Academy of Management Journal, 42, 58- 74.
Kuncoro, M. 2000. Usaha Kecil di Indonesia : Profil. Masalah dan Strategi Pemberdayaan. Kelompok Diskusi Pascasarjana Ilmu-ilmu Ekonomi UGM, Yogyakarta
Keeley, Michael. 1995. The Trouble With Transformational Leadership: Toward a Federalist
Lin, S. Hsieh A. 2002. Constraints of Task Identity on Organization Commitment.Interational Journal of Manpower. Vol 23 no 2, 2002, pp. 151-165
Lashley, C. 1999. Employee empowerment in services: a framework for analysis. Personnel Review, Vol. 28 No. 3, pp. 169-191.
Luthans, Fred. 2007. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi.
Menon, S.2001. Employee Empowerment : An Integratif Psychological Approach. Applied Psychology : An International Review, 2001, 50(1), pp. 153-180
Meyerson, S. 2007. Psychological and Environmental Empowerment: Antecedents and Consequences. Leadership & Organization Development Journal. Vol 29, No 5, 2008,pp.444-460
Moye, M. Henkin,.B., Egley,.J. 2004. Teacher-principal relationships: Exploring linkages between empowerment and interpersonal trust. Journal of Educational Administration, 43(3): 260-277,
Munthe, Dear .2009. Peran Kepemimpinan dalam Pemberdayaan Pegawai : Studi pada Bank Sumut Cabang Utama Medan. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.
Parish, T. Susan Cadwalader, Paul Busch. 2008. Want to, Need to, and Ought to: Employee Commitment to Organizational Change. Journal of Organizational Change Management, Vol. 21 No. 1, pp. 32-52
Pataraarechachai,V. Ussahawanitchakit, P. 2009. Transformational Leadership and Work Commitment : an Empirical Study of Plastic and Chemical Exporting Forms in Thailand Journal of Academy of Bussiness and Economics, Volume 9, Number 4, 2009
Putterill, M.1995. A Causal Model of Employee Commitent in a Manufacturing Setting. International Journal of Man Power, Vol 16 No.5/6,pp.56-69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Putra, Indra.2009. Analisis Capital Structure dan Hubungannya dengan Performa Keuangan dan Nilai Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta
Susanto, A. 1997. Budaya Perusahaan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Gramedia.
Simamora, Henry.(2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN
Simons, T. 1999 .Behavioral Integrity as a Critical Ingredient for Transformational Leadership. Journal of Organizational Change Management, Vol. 12 No. 2, 1999,pp. 89-104.
Škudienė*, V. Bučiūnienė,I.2008. Impact of Leadership Styles on Employees’ Organizational Commitment in Lithuanian Manufacturing Companies. SEE Journal
Temaluru, J. 2001. Hubungan antara Komitmen terhadap Organisasi dan Faktor –faktor Demografis dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia dari Perspektif Psikologi Industri Organisasi. Depok: Bagian PIO Fakultas Psikologi UI
Ugboro, Isaiah O.2006. Organizational Commitment, Job Redesign, Employee Empowerment and Intent to Quit Among Survivors of Restructuring and Downsizing. Institute of Behavioral and Applied Management
Winahyu, L. 2007. Perbedaan Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Atasan Berdasarkan Komitmen pada Organisasi. Jurnal Psikologi Universitas Tarumanegara, 9, 2, 138-139.
Yammarino, F. Dubinsky, A. 1994. Transformational Leadership Theory : Using Levels of Analysis to Determine Boundary Conditions. Personnel Psychology.47
Yukl, Gary 2002. Leadership in Organizations. Fifth Edition. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hal.
Prishardoyo, B;Trimarwanto A; Shodiqin. 1990. Pelajaran Ekonomi SMP kelas 2. ISBN9787590027.