pengaruh strategi bauran retail terhadap impulse...

21
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105 Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019 Obing Zaid Sobir LPPM 143 IBI-K57 PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE BUYING (STUDI PADA HYPERMARKET TRANSMART CARREFOUR DI PROVINSI DKI JAKARTA) Obing Zaid Sobir Email: [email protected] Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas ilmu Sosial & Ilmu Politik Institut Bisnis Dan Informatika Kosgoro 1957 ABSTRAK Hasil survei menunjukkan Bahwa Impulse Buying di DKI Jakarta sangat tinggi. Jumlah pusat perbelanjaan modern yang semakin banyak, diprediksi perilaku pembelian tidak terencana di Provinsi DKI Jakarta juga akan mengalami peningkatan yang signifikan. Impulse Buying tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya konsumen yang terlibat langsung terhadap produk, emosi/ affect, dan ketersediaan dana. Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel Bauran Ritel yang mempengaruhi Impulse Buying. Sampel pada penelitian ini sejumlah 224 sampel, yang dipilih secara random pada Hypermarket, survei pada Carrefour Transmart, yang berada pada Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tujuan pemilihan subjek secara random dalam sampel purposif adalah untuk meningkatkan kredibilitas hasil penelitian, bahkan mempresentasikan atau dilakukan suatu generalisasi. Hasil Hipotesis menyatakan bahwa Bauran Ritel mempengaruhi Impulse Buying. Kata Kunci: Bauran Ritel, Impulse Buying ABSTRACT The survey results show that unplanned buying behavior in DKI Jakarta is very high. With the increasing number of modern shopping centers, it is estimated that unplanned buying behavior in DKI Jakarta Province will also increase. The unplanned buying behavior can be influenced by consumer involvement in the product, emotions / affect, and availability of funds. This study aims to examine the variable Retail Mix that affects Buying Interest and Its Impact on Impulse Buying. The sample in this study was 224 research samples chosen randomly at Hypermarket, a survey on Carrefour Transmart, located in DKI Jakarta Province. The purpose of random selection of subjects in a purposive sample is to increase the credibility of research results, even to present or make a generalization. The results of the Hypothesis state that the Retail Mix influences Purchase Interest and Its Impact on Impulse Buying. Keywords: Retail Mix, Purchase Interest.

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 143 IBI-K57

PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE BUYING

(STUDI PADA HYPERMARKET TRANSMART CARREFOUR

DI PROVINSI DKI JAKARTA)

Obing Zaid Sobir

Email: [email protected] Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas ilmu Sosial & Ilmu Politik

Institut Bisnis Dan Informatika Kosgoro 1957

ABSTRAK Hasil survei menunjukkan Bahwa Impulse Buying di DKI Jakarta sangat tinggi. Jumlah pusat perbelanjaan modern yang semakin banyak, diprediksi perilaku pembelian tidak terencana di Provinsi DKI Jakarta juga akan mengalami peningkatan yang signifikan. Impulse Buying tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya konsumen yang terlibat langsung terhadap produk, emosi/affect, dan ketersediaan dana. Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel Bauran Ritel yang mempengaruhi Impulse Buying. Sampel pada penelitian ini sejumlah 224 sampel, yang dipilih secara random pada Hypermarket, survei pada Carrefour Transmart, yang berada pada Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tujuan pemilihan subjek secara random dalam sampel purposif adalah untuk meningkatkan kredibilitas hasil penelitian, bahkan mempresentasikan atau dilakukan suatu generalisasi. Hasil Hipotesis menyatakan bahwa Bauran Ritel mempengaruhi Impulse Buying. Kata Kunci: Bauran Ritel, Impulse Buying

ABSTRACT

The survey results show that unplanned buying behavior in DKI Jakarta is very high. With the increasing number of modern shopping centers, it is estimated that unplanned buying behavior in DKI Jakarta Province will also increase. The unplanned buying behavior can be influenced by consumer involvement in the product, emotions / affect, and availability of funds. This study aims to examine the variable Retail Mix that affects Buying Interest and Its Impact on Impulse Buying. The sample in this study was 224 research samples chosen randomly at Hypermarket, a survey on Carrefour Transmart, located in DKI Jakarta Province. The purpose of random selection of subjects in a purposive sample is to increase the credibility of research results, even to present or make a generalization. The results of the Hypothesis state that the Retail Mix influences Purchase Interest and Its Impact on Impulse Buying. Keywords: Retail Mix, Purchase Interest.

Page 2: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 144 IBI-K57

I. PENDAHULUAN

Perilaku pembelian masyarakat Indonesia menunjukkan

kecenderungan konsumtif yang tinggi. Banyak konsumen melakukan

aktivitas pembelian diluar rencana pembelian awal. Jumlah pusat

perbelanjaan modern yang meningkat, serta naiknya jumlah pendapatan

akan mendorong peningkatan jumlah konsumsi. Naiknya penghasilan

berarti berdampak pada nilai beli yang tinggi untuk konsumsi, sebagaimana

kebiasaan dan kecenderungan yang dilakukan banyak orang, peningkatan

jumlah konsumsi akan ada jika sejalan dengan jumlah peningkatan

penghasilan sekalipun naiknya jumlah konsumsi itu tidak sebesar naiknya

jumlah penghasilan. Seringnya Konsumen membeli melebihi dari

perencanaan membeli sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa konsumen

banyak menjalankan pembelian tidak sesuai dengan rencana. Dengan

naiknya pendapatan disposable konsumen serta tersedianya pelayanan

kredit akan menjadikan pembelian yang tidak terencana menjadi perilaku

publik bagi konsumen. Pembelian yang tidak terencana itu dapat disebut

juga impulse buying.

Tingkat keterlibatan konsumen pada suatu produk akan mendorong

pentingnya persepsi konsumen tentang produk untuk konsumen yang bisa

mengakibatkan pembelian tak terencana untuk produk tersebut jika

konsumen melihat dengan kasat mata. tersedianya dana akan ikut

mendorong konsumen melakukan pembelian secara impulsive terhadap

setiap produk yang diharapkan. Kondisi emosional (affect) konsumen yang

disebabkan oleh rangsangan yang ada pada outlet juga bisa

mengakibatkan konsumen melakukan pembelian tidak direncanakan.

Selanjutnya, emosi (affect) positif konsumen bisa menjadikan mediator

antara terlibatnya konsumen dan adanya ketersediaan uang. Konsumen

yang mempunyai keterlibatan besar terhadap produk dan mendapatkan

produk itu, maka rangsangan outlet bisa dengan gampang diterima

konsumen yang bisa mendorong terjadinya pembelian tidak direncanakan.

Konsumen yang mempunyai sumber keuangan yang besar merasa

Page 3: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 145 IBI-K57

mendapatkan keleluasaan melakukan pembelian sehingga jika konsumen

dapat dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan didalam outlet maka

konsumen bisa terdorong melakukan pembelian yang tidak direncanakan.

Pembelian tidak direncanakan terhadap produk akan dipengaruhi secara

signifikan oleh terlibatnya konsumen pada produk tersebut. Berkaitan

adanya keterlibatan konsumen terhadap setiap produk, produk pakaian

adalah salah satu produk yang bisa mengakibatkan perilaku pembelian

tidak direncanakan pada konsumen. Barang-barang elektronika adalah

produk dimungkinkan dibeli secara impulsive. Impulse buying sering terjadi

pada pasar modern, misalnya adalah hypermarket. Hypermarket adalah

pasar modern yang memiliki bentuk sangat besar, dari sisi luas, tempat,

maupun barang-barang yang didagangkan. Produk-produk yang dijajakan

salah satu contohnya adalah barang elektronik. Dengan pendekatan dasar

dari hypermarket ialah tampilan besar serta penanganan yang minimal dari

penjaga toko dan memberi diskon harga pada konsumen.

Kelebihan berbelanja di hypermarket survei pada Carrefour

Transmart, mengakibatkan konsumen merasa nyaman. Tempat nyaman,

ada AC, serta barang yang dipilih lebih bervariasi, dan hypermarket juga

menampilkan diskon besar sampai 70%. Retail mix yang terjadi pada

hypermarket pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta contoh lokasi strategis

ialah ada di kota dan mudah untuk dijangkau oleh konsumen. Merchandise

ialah barang yang di jual pada hypermarket hal ini sesuai dengan bisnis

pada ritel modern lainnya contohnya kebutuhan rumah tangga. Untuk

produk elektronik, hypermarket menjual jenis produk dan kemasan. Pricing

yang ditetapkan pada hypermarket memiliki standar dengan ritel-ritel

modern yang lainnya.

Pada hypermarket di provinsi DKI Jakarta melakukan promosi mulai

dari pemasangan hanging display, menempatkan produk pada bentuk atau

penataan menarik, memberi diskon, serta memberi hadiah pada konsumen

untuk pembelian barang tertentu. Atmosfer pada gerai hypermarket lebih

mengundang pembeli sebab pajangan produknya lebih tertata rapi serta

Page 4: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 146 IBI-K57

merasakan kenyamanan di saat berbelanja. Konsumen pun tidak merasa

sesak di saat berbelanja sebab hypermarket sangat luas. Pada retail

service yang terdapat pada hypermarket di Provinsi DKI Jakarta

mempunyai layanan transaksi yaitu cara pembayaran yang mudah.

Memiliki fasilitas lain seperti toilet, sarana parkir juga disediakan sangat

luas. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada hypermarket di DKI

Jakarta, tepatnya berada pada mall sebagai pusat berbelanja besar di

Jakarta yaitu di Carrefour Transmart yang beralamat di jalan raya Cilandak

KKO Jakarta Selatan, bahwa impulse buying juga sering terjadi karena

kebutuhan pelanggan seperti produk-produk yang kecil dengan mudah

dibawa oleh konsumen serta produk tersebut memiliki harga yang murah

dapat mendorong konsumen bertindak untuk membeli. Suasana yang

nyaman, bersih dan ber-AC pada hypermarket DKI Jakarta juga mendorong

konsumen agar melaksanakan impulse buying. Sesuai dari uraian di atas,

maka bisa disebutkan bahwa impulse buying itu ialah kegiatan yang

berdasarkan pada emosi seseorang yang muncul karena adanya

ketertarikan pada produk yang diinginkan.

Hal ini dilaksanakan dengan cepat tanpa memikirkan panjang terlebih

dahulu. Emosi ini terlibat karena adanya tuntutan untuk memenuhi

kebutuhan hidup secara cepat. Dengan kata lain seorang penjual harus

melakukan segala cara untuk menemukan emosi yang mempengaruhi

keputusan pembelian.

Hadirnya industri ritel modern pada prinsipnya adalah pemanfaatan

cara berbelanja masyarakat, terutama kelas menengah atas yang

menginginkan kenyamanan.

Berdasarkan data yang didapatkan dari BPS DKI Jakarta penduduk,

pada tahun 2015 jumlah penduduk Jakarta 10,18 juta jiwa, pada tahun 2016

jumlah penduduk 10,28 juta jiwa, dan pada tahun 2017 adalah 10,37 juta

jiwa penduduk, terdiri dari Kepulauan Seribu 23.340, Jakarta Selatan

2.185.711, Jakarta Timur 2.843.816, Jakarta Pusat 914.182, Jakarta Barat

2.463.560, Jakarta Utara 1.747.315. tersebar di 5 Kotamadya dan 1

Page 5: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 147 IBI-K57

Kabupaten. Hal ini menunjukkan peningkatan penduduk yang terjadi di

Provinsi DKI Jakarta.

Grafik 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta (1961 – 2017)

Sumber: BPS DKI Jakarta

Peningkatan penduduk ini juga mengindikasikan bahwa kebutuhan

penduduk pun meningkat. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk

tersebut maka para pebisnis akan berlomba-lomba untuk mendirikan usaha

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari salah satunya adalah toko eceran

atau retail. Dengan adanya kebutuhan seperti itu membuat peluang

Hypermarket untuk tumbuh cukup besar.

Di Jakarta telah banyak berdiri Hypermarket yang menjual berbagai

macam produk kebutuhan primer, salah satu contohnya yang sudah sangat

ternama di masyarakat adalah Carrefour Transmart, berlokasi kan di dalam

mall-mall di Jakarta, dan tempat-tempat yang dipilih adalah tempat yang

memiliki prospek tinggi. Dengan adanya persaingan tersebut maka mereka

akan saling berlomba-lomba untuk menjadi pilihan bagi masyarakat untuk

berbelanja memenuhi kebutuhan primer mereka. Maka di anggap perlu

adanya pelaksanaan kegiatan bisnis yang tepat didalamnya. Pelaksanaan

kegiatan bisnis di dalam Hypermarket sendiri bisa dilihat dari strategi retail

mix yang digunakan. Dimana pelaksanaan retail mix yang tepat ini akan

mampu memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen akan terjadi ketika

Page 6: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 148 IBI-K57

nilai dan customer service yang disediakan dalam pengalaman retailing

sesuai atau melebihi harapan konsumen. (Berman dan Evans 2010, p.38).

Maka dari itu, menariknya Hypermarket erat hubungannya dengan

pelaksanaan retail mix yang ada. Pandangan Levy dan Weitz sendiri (2012)

retail mix adalah “alat yang digunakan untuk mengimplementasikan,

menangani perkembangan strategi ritel yang dapat digunakan untuk

memuaskan kebutuhan dari target market lebih baik dari pada competitor”

(p.21). Retail mix, dimaksudkan adalah berupa variabel pengambilan

keputusan oleh retailer untuk memberikan kepuasan dan kebutuhan

konsumen serta memberikan pengaruh pada keputusan pengambilan

keputusan.

Salah satu Hypermarket yang ada di Provinsi DKI Jakarta adalah

Carrefour Transmart yang berlokasi di Jalan Raya Raya Cilandak KKO

Jakarta Selatan. Survei awal dilakukan pada Carrefour ini memperkerjakan

lebih dari 50 karyawan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, namun

secara rata-rata didominasi oleh karyawan perempuan. Hypermarket

menerapkan ritel mix, seperti location yang tepat dengan jalan protokol atau

berada di daerah perdagangan atau pertokoan lokasi yang mudah

dijangkau dan tersedianya lahan parkir. Merchandise assortments

Hypermarket ini antara lain meliputi barang-barang elektronik.

Berdasarkan pada data di atas Penelitian ini dilakukan pada

Hypermarket: Carrefour Transmar yang merupakan salah satu retail

modern sebagai tempat belanja pilihan masyarakat provinsi DKI Jakarta.

Sebagai bagian dari ritel modern, perusahaan ini menempatkan diri sebagai

pusat perbelanjaan untuk kelas menengah dan atas. Sesuai dengan lokasi

yang dipilih rata-rata terdapat pada kawasan strategis.

Berman dan Evans (2007: 16) menyatakan “konsumen yang tidak

puas dengan pengalaman berbelanja di suatu perusahaan ritel, cenderung

untuk tidak melakukan pembelian ulang di perusahaan tersebut”. Untuk itu,

perusahaan perlu melakukan berbagai strategi agar dapat memberikan

kepuasan pada konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan

Page 7: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 149 IBI-K57

pembelian ulang pada perusahaan tersebut. Untuk menarik dan

mempertahankan pelanggan agar tetap melakukan pembelanjaan.

Perusahaan ritel terus berusaha untuk menemukan strategi yang baru.

Menurut Levy & Weitz (2009:21), elemen dalam strategi ritel terdiri atas

merchandise assortment, pricing, location, communication mix, store

design and display, dan customer service.

Menurut Dunne dan Lusch dalam Gudonavicien dan Alijosiene

(2005:143) “retail marketing mix consist ofpricing, promotion, product,

supply chain, retail location, customers service and retail selling, storelayout

and design”.Untuk menarik dan mempertahankan pelanggan agar tetap

melakukan pembelanjaan di perusahaannya. Perusahaan ritel berusaha

terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran ritel.

Merchandising ialah proses merencanakan susunan produk atau

merchandise pada toko ritel, serta memberikan kepastian produk yang

benar tersedia untuk konsumen yang ditargetkan, menurut Dhotre

(2010:136).

Berman dan Evans (2007:500) memberikan pernyataan bahwa

terdapat 4 faktor yang memiliki pengaruh strategi menetapkan harga pada

perusahaan ritel, diantaranya adalah: pemerintah, konsumen, pabrik serta

pesaing. Pada retail service yang terdapat pada hypermarket di Provinsi

DKI Jakarta mempunyai layanan transaksi dengan cara pembayaran yang

mudah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan permasalahan pada penelitian ini, diperlukan teori-teori

atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Di berbagai

perusahaan saat ini, menitikberatkan pada aspek pemasaran, pada

peranannya sebagai salah satu bagian penting agar tetap bertahan dalam

menjalankan kegiatan usaha walaupun berhadapan pada persaingan.

Pemasaran merupakan strategi perusahaan yang harus dimiliki, praktiknya

pemasaran ini selalu berhubungan dengan konsumen. Definisi pemasaran

Page 8: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 150 IBI-K57

menurut Kotler dan Keller (2012:5), “Marketing is about identifying and

meeting human and social needs. One of the shortest good definitions of

markerting is meeting needs profitably”.

“Pemasaran ialah melakukan identifikasi serta memenuhi kebutuhan

manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari

pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang

Menguntungkan”. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:29), ”Marketing is the

process by which companie create value for customers and build strong

customer relationships in order to capture value from customers in return.”

Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk

menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.” Jadi, kegiatan

pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai

suatu sistem.

Holistic Marketing Concept memahami bahwa semuanya sangat

penting dalam pemasaran, baik itu produk yang dihasilkan, karyawan,

pesaing, bahkan lingkungan sekitar menjadi penting dan oleh karena itu

sudut pandang yang lebih luas dan terintegrasi dibutuhkan dalam melihat

semua ini. (Kotler & Keller, 2012:18).

Konsep pemasaran holistik memahami kegiatan pemasaran dengan

menyeluruh, yaitu perusahaan harus bisa membangun hubungan yang baik

dengan seluruh pihak yang terlibat baik di dalam perusahaan seperti

manajemen, karyawan, setiap departemen (internal marketing) serta dari

luar perusahaan seperti pelanggan, pemasok dan distributor (relationship

marketing) serta memberikan pelayanan, komunikasi dan distribusi yang

menyeluruh dalam setiap penyampaian produknya kepada pelanggan

(integrated marketing) dan yang paling penting adalah memahami dampak

dari aktivitas perusahaan secara keseluruhan termasuk aktivitas

pemasaran terhadap pendapatan perusahaan, ekuitas merek, serta

akibatnya pada lingkungan, hukum, etika, dan masyarakat (performance

marketing).

Page 9: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 151 IBI-K57

2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Ilmu pemasaran mempunyai arti yang luas, yaitu di dalamnya

melakukan pembahasan tentang arti pemasaran untuk mengetahui

kebutuhan konsumen, selanjutnya melakukan perancangan produk serta

jasa yang dibutuhkan masyarakat sehingga proses menyalurkan produk

dan jasa sampai pada konsumen. Agar lebih mengenal pengertian

manajemen pemasaran lebih lanjut, adalah definisi yang dijelaskan oleh

beberapa ahli pemasaran:

Manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2012:5),

mengemukakan bahwa: “Marketing management taste art and science of

choosing target markets and getting, keeping, and growing customers

throught creating, delivering, and communicating superior customer value”.

Arti dari definisi tersebut adalah manajemen pemasaran sebagai seni dan

ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, mempertahankan, serta

meningkatkan jumlah pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”. Sedangkan pengertian

manajemen pemasaran menurut Djaslim Saladin (2012:3) adalah:

“Analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.”

2.2. Konsep Ritel

Berman dan Evans (2010) mengatakan bahwa usaha ritel atau eceran

(retailing) dapat dipahami sebagai suatu usaha bisnis yang berusaha

memasarkan barang dan jasa kepada konsumen akhir yang

menggunakannya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga. semua

kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung

kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan

bisnis.

1). Menurut Levy dan Weitz (2001:8) “Retailing adalah satu rangkaian

aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang

Page 10: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 152 IBI-K57

dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga”.

Jadi konsumen yang menjadi sasaran dari retailing adalah konsumen

akhir yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri.

2). Menurut Berman dan Evans (2001:3) “Retailing merupakan suatu

usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada

konsumen akhir yang menggunakannya untuk keperluan pribadi dan

rumah tangga”. Produk yang dijual dalam usaha retailing adalah

barang, jasa maupun gabungan dari keduanya.

2.3. Bauran Retail

Menurut Levy dan Weitz (2009:134) dalam Adji (2013) bauran ritel

adalah faktor-faktor yang di gunakan peritel untuk memuaskan kebutuhan

pelanggan dan mempengaruhi keputusan pembelian. Elemen dalam

bauran ritel terdiri dari pelayanan konsumen, desain dan tampilan toko,

bauran komunikasi, lokasi, keragaman produk, dan harga.

Konsep tentang bauran retail diungkapkan oleh Levy & Weitz, bahwa

bauran retail merupakan kombinasi dari faktor-faktor retail yang digunakan

untuk memuaskan kebutuhan pelanggan sehingga dapat mempengaruhi

keputusan pembelian. Adapun faktor-faktor tersebut adalah barang

dagangan (merchandising), harga (price), promosi (promotion), rancangan

toko dan pajangan produk (store design and display merchandise), lokasi

(location), pelayanan (service), dan wiraniaga (personel). Literatur lainnya

yaitu Davidson (1988) mengungkapkan bahwa bauran retail terdiri atas

physical facilities and location, merchandising, pricing, promotion, service,

organization and personnel.

2.4. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

Konsumen adalah titik sentral perhatian pemasaran. Mempelajari apa

yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen adalah hal yang sangat penting

karena akan menuntun pemasaran pada kebijakan yang tepat dan efisien.

Page 11: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 153 IBI-K57

Definisi perilaku konsumen yang dinyatakan oleh Kotler dan Keller

(2012:173) ialah Consumer behaviour is the study of how individuals,

groups, and organizations, select, buy, use and dispose of goods, services,

ideas, or experience to satisfy their needs and wants.

Sementara dinyatakan oleh Schiffman, Kanuk, dan Wisenblit

(2013:23), adalah:

“Perilaku konsumen (consumer behavior) bisa didefinisikan sebagai perilaku konsumen yang menunjukkan dalam hal mencari (searching for), membeli (purchasing), menggunakan (using), mengevaluasi (evaluating), serta membuang produk dan jasa yang diharapkan bisa memuaskan kebutuhan (disposing of products and services that they will satisfy their needs)”.

Pengertian tersebut diatas peneliti mengasumsikan bahwa perilaku

konsumen adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh, grup, individu

maupun kelompok yang memiliki hubungan pada proses pengambilan

keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dan dimiliki.

Dari hasil kajian literatur yang sudah dilaporkan di atas maka

penelitian ini melakukan kajian berupa: Pengaruh Strategi Bauran Retail

Terhadap Impulse Buying (Studi Pada Hypermarket Transmart Carefour di

Provinsi DKI Jakarta) dengan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 12: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 154 IBI-K57

Variabel bauran retail terdiri dari: Dimensi; merchandising, dengan

indikator kelengkapan jenis, kelengkapan merek, keragaman produk,

Tampilan produk yang disajikan menarik Kecepatan dalam penyajian

produk, instrumen ukuran kuesioner, skala ordinal menjadi interval, skala

likert.

Dimensi; Price dengan indikator, daya saing Harga, sesuai dengan

kualitas, kemudahan transaksi, kejelasan daftar harga, harga yang relatif

terjangkau, adanya potongan harga/promosi. Instrumen ukuran kuesioner,

skala ordinal menjadi interval, dan skala likert.

Dimensi; Location, dengan indikator lokasi strategis, lahan parkir,

kenyamanan lokasi, instrumen ukuran kuesioner, skala ordinal menjadi

interval, dan skala likert. Dimensi; Promotion, indikator gencar berpromosi,

diskon menarik, media promosi menarik (poster, roll banner), instrumen

ukuran kuesioner, skala ordinal menjadi interval, dan skala likert.

Dimensi; Store design and display merchandise, dengan indikator

keragaman media, display menarik, kemudahan tata letak, penunjuk arah,

instrumen ukuran kuesioner, skala ordinal menjadi interval, dan skala likert.

Dimensi; Service dengan indikator keramahan, pusat informasi, responsif.

instrumen ukuran kuesioner, skala ordinal menjadi interval, dan skala likert.

Dimensi; Personel, indikatornya kerapian, menarik, persamaan kerapian.

instrumen ukuran kuesioner, skala ordinal menjadi interval, dan skala likert.

Variabel Minat Beli, dimensi; fasilitas, saran orang lain, informasi

keunggulan. Indikator; fasilitas yang sesuai, saran yang berguna,

kemudahan informasi, keunggulan dari yang lain. Instrumen ukuran

kuesioner, skala ordinal menjadi interval, dan skala likert.

Variabel Impulse Buying, dimensi; kepuasan, perilaku pasca

pembelian, pembelian berulang-ulang. Indikator tingkat kepuasan,

merekomendasikan pada orang lain. Instrumen ukuran kuesioner, skala

ordinal menjadi interval, dan skala likert.

Atas dasar kerangka model penelitian di atas, maka penelitian ini akan

menguji hipotesis sebagai berikut: H1: merchandising berpengaruh

Page 13: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 155 IBI-K57

terhadap impulse buying; H2: price berpengaruh terhadap impulse buying;

H3: location berpengaruh terhadap impulse buying; H4: promotion

berpengaruh terhadap impulse buying; H5: store design & visual product

berpengaruh terhadap impulse buying; H6: service berpengaruh terhadap

impulse buying; H7: personel berpengaruh terhadap impulse buying; H8:

bauran retail yang terdiri atas Merchandising, Price, Location, Promotion,

Store Design & visual product, service, dan personel secara bersama-sama

berpengaruh terhadap impulse buying.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yakni metode-metode

untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar

variabel. Variabel-variabel diukur, biasanya menggunakan instrumen-

instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat

dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik (Creswell, 2013:5).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu

suatu metode yang meneliti mengenai status dan obyek tertentu, kondisi

tertentu, sistem pemikiran atau suatu kejadian tertentu pada saat sekarang.

Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang diteliti. Metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua variabel atau lebih (Irawan, 2006:101).

3.1. Populasi dan Sampel

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen pusat

perbelanjaan Hypermarket, survei pada konsumen Carrefour Transmart

yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini di tentukan secara purposive

atau sampling pertimbangan, yaitu teknik sampling yang digunakan jika

peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam

Page 14: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 156 IBI-K57

pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu

(Riduwan, 2004:63). Purposive sampling merupakan non random sampling

(sampel non probabilitas), sehingga sampel tidak bisa digunakan untuk

melakukan generalisasi (Irawan, 2006:106), tetapi memungkinkan untuk

mengidentifikasi suatu mekanisme dan formulasi pertanyaan untuk sampai

pada kesimpulan tertentu (Szczepanska-Woszczyna & Dacko-Pikiewicz,

2014:271).

Teknik ini dipilih karena dalam pengembangan Hypermarket

menggunakan hasil analisis strategi bauran ritel terhadap minat beli dan

dampaknya pada impulse buying dari seluruh konsumen Hypermarket yang

di survei yaitu Carrefour Transmart, yang berada di wilayah Provinsi DKI

Jakarta yang memiliki strategi bauran ritel pada perusahaan berdasarkan

hasil assessment yang dilakukan dengan membandingkan impulse buying

pada konsumen Hypermarket yang bersangkutan. Adapun sampel yang

menjadi kriteria dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen ritel

Hypermarket Transmart Carefoure yang berada di wilayah Provinsi DKI

Jakarta.

Berdasarkan ketentuan jumlah sampel tersebut, dalam penelitian ini

peneliti mengambil sejumlah 224 sampel penelitian yang dipilih secara

random pada masing-masing Hypermarket, survei pada Transmart

Carrefour, yang berada di Provinsi DKI Jakarta. Tujuan pemilihan subjek

secara random dalam sampel purposive adalah untuk meningkatkan

kredibilitas hasil penelitian, bahkan mempresentasikan atau dilakukan

suatu generalisasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi judgement dalam

kategori sampel purposive (Patton, 1990:183).

3.2. Skala Pengukuran

Skala likert adalah suatu himpunan butir pertanyaan sikap yang

semuanya di pandang kira-kira sama dengan nilai sikap; subjek

menanggapi setiap butir itu dengan mengungkapkan taraf (intensitas)

setuju atau tidak setuju terhadapnya. Skala likert menempatkan individu

Page 15: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 157 IBI-K57

pada titik tertentu pada kontinum kesepakatan dengan sikap yang

dipertanyakan (Kerlinger, 2004:795).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel Konsumen Hypermarket: Carrefour Transmart, menjadi

masing-masing kelompok yang diidentifikasi kaitannya dengan strategi

bauran ritel. Identifikasi bauran kemudian di kembangkan dari hasil

rekapitulasi data sekunder perusahaan ritel yang ada di provinsi DKI

Jakarta berupa Impulse Buying konsumen di berbagai Hypermarket

Transmart Carefoure. Hasil rekapitulasi strategi bauran selanjutnya di

peringkat berdasarkan pada aggregate mean dari frekuensi impulse buying

berdasarkan persepsi konsumen dan rata-rata. Data selanjutnya di uji

melalui tes U Mann-Whitney, dan Kruskall-Wallis untuk mengetahui

perbedaan di antara konsumen dan rata-rata pada berbagai pusat

perbelanjaan Hypermarket. Hasil analisis berupa pengaruh strategi bauran

ritel selanjutnya di validasi kan kembali pada sampel konsumen kedua. Jadi

secara metode terdapat perbedaan dalam mengidentifikasi dan merancang

pengaruh strategi bauran ritel dalam penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya. Penelitian ini dilakukan Pada pusat perbelanjaan

Hypermarket: Carrefour Transmart, di provinsi DKI Jakarta.

Melihat kecenderungan konsumen di Provinsi DKI Jakarta yang suka

berpindah dari swalayan satu ke swalayan lain, dan keinginannya untuk

mencoba berbelanja di tempat yang baru. Transmart Carrefour, Swalayan

harus menerapkan strategi bauran pemasaran ritel yang baik dan tepat,

agar dapat memberikan kepuasan yang lebih pada konsumen,

dibandingkan dengan kepuasan yang diberikan oleh pesaingnya. Hal ini

akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang pada

Carrefour Transmart.

Page 16: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 158 IBI-K57

4.1. Profil Responden

Total dari 224 orang responden yang dipilih menjadi sampel penelitian

ini adalah, 43,75% laki-laki dan 56,25% perempuan.

4.2. Uji Validitas

Pada penelitian ini, untuk menguji kuesioner yang dianggap valid atau

tidak. Maka kuesioner yang valid harus menghasilkan nilai signifikansi

kurang dari 0,05(α=5%).

Tabel 1. Karakteristik Responden

NO KARAKTERISTIK

RESPONDEN KETERANGAN JUMLAH

PERSENTASE (%)

1 Jenis Kelamin Laki-laki 98 43,75 Perempuan 126 56,25 Jumlah 224 100

2 Umur 17-24 Tahun 70 31,25 25-34 Tahun 63 28,125 35-44 Tahun 56 25 45-54 Tahun 35 15,625 Jumlah 224 100

3 Pendidikan SMA 63 28,125 S1 77 34,375 S2 49 21,875 S3 35 15,625 Jumlah 224 100

4 Pekerjaan Wiraswasta 49 21,875 Pegawai Swasta 56 25 Pelajar/Mahasiswa 91 40,625 PNS 28 12,5 Jumlah 224 100

Sumber: Data diolah, 2019

Tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan dari jenis kelamin jumlah

responden laki-laki sebanyak 98 orang atau 43,75 persen dan perempuan

sebanyak 126 orang atau 56,25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah

pengunjung lebih didominasi oleh pihak perempuan. Berdasarkan umur,

jumlah pengunjung terbanyak yaitu yang berumur 17-24 tahun sebanyak 70

orang atau 31,25 persen sedangkan jumlah pengunjung yang paling sedikit

yakni pengunjung yang berumur 45-54 tahun yaitu sebanyak 35 orang atau

15,625 persen.

Page 17: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 159 IBI-K57

Tabel 2 menunjukkan bahwa semua instrumen penelitian yang

digunakan untuk mengukur variabel penelitian (lokasi, merchandise,

pricing, promosi, atmosfer dalam gerai, retail service, serta impulse buying)

memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,30 sehingga keseluruhan indikator

yang digunakan dinyatakan valid. Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh

instrumen penelitian dikatakan reliabel dimana keseluruhan instrumen

memiliki nilai keseluruhan cronbach’salpha > 0,6.

Tabel 2. Uji Validitas

NO VARIABEL INDIKATOR KOEFISIEN KORELASI KETERANGAN

1 Lokasi X1.1 0,346 Valid

X1.2 0,661 Valid

X1.3 0,870 Valid

X1.4 0,836 Valid

2 Merchandise X2.1 0,747 Valid

X2.2 0,728 Valid X2.3 0,770 Valid

X2.4 0,647 Valid

3 Pricing X3.1 0,736 Valid

X3.2 0,831 Valid

X3.3 0,659 Valid

X3.4 0,807 Valid

4 Promosi X4.1 0,888 Valid

X4.2 0,924 Valid X4.3 0,888 Valid

X4.4 0,924 Valid

5 Atmosfer dalam gerai X5.1 0,823 Valid

X5.2 0,794 Valid

X5.3 0,800 Valid

X5.4 0,735 Valid

6 Retail Service X6.1 0,671 Valid

X6.2 0,768 Valid X6.3 0,648 Valid

X6.4 0,740 Valid

7 Impulse Buying Y1 0,886 Valid

Y2 0,896 Valid

Y3 0,886 Valid

Y4 0,896 Valid Sumber: Data diolah, 2019

Page 18: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 160 IBI-K57

Tabel 3. Uji Reliabilitas

VARIABEL CRONBACH’S ALPHA KETERANGAN

lokasi 0,646 Reliabel Merchandise 0,677 Reliabel Pricing 0,757 Reliabel Promosi 0,926 Reliabel Atmosfer dalam gerai 0,793 Reliabel Retail Service 0,618 Reliabel Impulse Buying 0,913 Reliabel

Sumber: Data diolah, 2019

Tabel 4. Uji Normalitas

UNSTANDARDIZED RESIDUAL

N 224

Normal Parametersa,b Mean 0,0987864 Std. Deviation 2,16848726 Most Extreme Absolute 0,072 Differences Positive 0,043 Negative -0,072 Kolmogorov-Smirnov Z 1,081 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,193

Sumber: Data diolah, 2019

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam residual dari

model regresi yang dibuat terdistribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah model yang memiliki distribusi residual yang normal atau

mendekati normal. Uji yang dapat digunakan adalah uji Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Data dikatakan terdistribusi normal jika taraf signifikansi di

atas 0,05. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4 diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,193 > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi secara normal.

Tabel 5. Uji Multikolinearitas

NO VARIABEL NILAI TOLERANCE NILAI VIF

1 Lokasi 0,305 3,283 2 Merchandise 0,307 3,257 3 Pricing 0,215 4,641 4 Promosi 0,264 3,786 5 Atmosfer dalam gerai 0,249 4,021 6 Retail Service 0,546 1,831

Sumber: Data diolah, 2019

Page 19: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 161 IBI-K57

Hasil uji multikolinearitas pada tabel 5 menunjukkan bahwa nilai

tolerance variabel bebas > 0,1 dan nilai VIF variabel bebas < 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa data penelitian terbebas dari multikolinearitas.

Tabel 6. Uji Heterokedastisitas

NO VARIABEL SIG. KETERANGAN

1 Lokasi 0,059 Bebas Heteroskedastisitas 2 Merchandise 0,743 Bebas Heteroskedastisitas 3 Pricing 0,589 Bebas Heteroskedastisitas 4 Promosi 0,070 Bebas Heteroskedastisitas 5 Atmosfer dalam gerai 0,790 Bebas Heteroskedastisitas 6 Retail Service 0,764 Bebas Heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah, 2019

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi tiap variabel bebas >

0,05 sehingga dapat disimpulkan model regresi terbebas dari

heteroskedastisitas.

Tabel 7. Uji Regresi Linier Berganda

NAMA VARIABEL Koefisien

Regresi

Std. coeff. Beta

thitung Sig.

Lokasi 0,187 0,162 2,403 0,017 Merchandise 0,140 0,167 2,483 0,014 Pricing 0,178 0,181 2,252 0,025 Promosi 0,131 0,146 2,018 0,045 Atmosfer dalam gerai 0,158 0,153 2,047 0,042 Retail Service 0,144 0,173 3,438 0,001 Konstanta 1,481

Adjusted R square 0,691

FHitung 84,061

F Sig 0,000

Regresi Linear Berganda

Y= 1,481 + 0,187 (X1) + 0,140 (X2) + 0,178 (X3) + 0,131 (X4) + 0,158 (X5) + 0,144 (X6) + ε

Sumber: Data diolah, 2019

Page 20: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 162 IBI-K57

V. KESIMPULAN

1) Konsumen sering kali melakukan pembelian yang melebihi dari

rencana pembelian sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa

masyarakat sering melakukan pembelian tidak terencana. Kenaikan

dalam pendapatan disposable konsumen dan ketersediaan layanan

kredit akan membuat pembelian yang tidak direncanakan menjadi

perilaku umum bagi konsumen. Pembelian tidak terencana tersebut

juga dapat disebut dengan impulse buying.

2) Konsumen adalah titik sentral perhatian pemasaran. Mempelajari apa

yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen adalah hal yang sangat

penting karena akan menuntun pemasaran pada kebijakan yang tepat

dan efisien.

3) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen pusat

perbelanjaan Hypermarket, survei pada Carrefour Transmart yang

berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

4) Hasil uji multikolinearitas pada tabel 5 menunjukkan bahwa nilai

tolerance variabel bebas > 0,1 dan nilai VIF variabel bebas < 10. Jadi

dapat disimpulkan bahwa data penelitian terbebas dari

multikolinearitas.

DAFTAR PUSTAKA

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190107/12/876089/2019-bisnis-ritel-modern-ditarget-tumbuh-10

Barry Berman, Joel R.Evans, (2001). Retail Management eight edition, Penerbit Intermedia (terjemahan), Jakarta.

Berman dan Evans, 2010. “Retail Management”. 12th Edition. Jakarta; Pearson.

Berman, Barry, & Jr. Evans. (2007). Retail Management. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education.

Creswell W. John. 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dhotre, Meenal (2010). Channel Management and Retail Marketing. Mumbai India: Globak Media

Page 21: PENGARUH STRATEGI BAURAN RETAIL TERHADAP IMPULSE …lppm-ibik57.ac.id/public/jurnal/20191029142316Obing Zaid Sobir.pdf · terus melakukan peningkatan pelayanan melalui bauran pemasaran

Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105

Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019

Obing Zaid Sobir

LPPM 163 IBI-K57

Djaslim, Saladin. 2012. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian. Edisi Ketiga. Bandung: CV. Linda Karya

Gilbert, David, (2003), Retail Marketing Management,Second Edition, Prentice Hall

Kerlinger. Fred N. 2004. “Asas-asas Penelitian Behavioral”. Yogyakarta: Universitas Gadjahmada,

Kotler, Philip, 2000, Marketing Management. Edisi Milenium, Prentice Hall Intl, Inc New Jersey.

Levy, Michael & Weitz, Barton A., (2012). Retailing Management. New York, Amerika: Mc Graw –Hill/Irwin.

Prentice Hall Kotler dan Keller (2012) Manajemen Pemasaran Edisi 12: Jakarta Erlangga

Schiffman, Leon, Kanuk, Leslie Lazar and Wisenblit, Joseph. (2013). Consumer Behavior, 10 Edition, Prentice Hall, Singapore.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta