pengaruh simulasi belajar terhadap...

109
PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK ADHYAKSA XXI LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN Skripisi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: LUCIANA DEWITA NIM 11160541000086 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP

PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI

DI TAMAN KANAK-KANAK ADHYAKSA XXI

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Skripisi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

LUCIANA DEWITA

NIM 11160541000086

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

LEMBAR PERNYATAAN PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Luciana Dewita

NIM : 11160541000086

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP

PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI DI TAMAN

KANAK-KANAK ADHYAKSA XXI LEBAK BULUS

JAKARTA SELATAN adalah benar karya saya sendiri dan

tidak melakukan tindak plagiat dalam penyusunannya. Adapun

kutipan dalam karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya

dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses sebagaimana

mestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan

merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat.

Jakarta, 2020

Luciana Dewita

NIM 11160541000086

Page 3: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

i

PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP

PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI

DI TAMAN KANAK-KANAK ADHYAKSA XXI

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjaan Sosial (S. Sos)

Oleh:

Luciana Dewita

NIM : 11160541000086

Pembimbing

Suparto, M. Ed., Ph.D

NIP : 197103301998031004

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 4: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 5: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

i

ABSTRACT

Luciana Dewita (11160541000086), The Effect of Learning

Simulations on Early Childhood Social Development at

Adhyaksa XXI Kindergarten Lebak Bulus Jakarta Selatan,

under the Guidance of Suparto, M. Ed., Ph.D.

Lerning simulation is one w to hone early childhood

soccial abilities. With a good simulation, the child will imitate

good behavior because childern at an early age are great

imitators.

The purpose of this study is to determine the impact of

learning simulations on the development of social early

childhood. This study used a quantitative approach. The research

techinque used is a total sampling with a total of 40 student at

Adhyaksa XXI Kindergarten by giving questionnaires to parents

to fill in. Data collection is using questionnaire that has been

tested for validity and reliability. Data processing and analysis

using SPSS for windows 25.0, data processing technique have

been collected using simpel linear regression analysis.

The result of this research show that there is a significant

influence between learning simulations an the social development

of childern of this age, showing significant value of 0,000 below

and 0,05 meaning that good learning simulations will affect early

childhood social development.

Keywords: Early childhood, Learrning simulation, Social

development, Early childhood education.

Page 6: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

ii

ABSTRAK

Luciana Dewita (11160541000086), Pengaruh Simulai Belajar

Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Di Taman

Kanak-Kanak Adhyaksa XXI Lebak Bulus Jakarta

Selatan,di bawah Bimbingan Suparto, M. Ed., Ph.D.

Simulasi belajar merupakan salah satu cara untuk

mengasah kemampuan sosial anak usia dini, dengan simulasi

yang baik anak akan meniru perilaku yang baik karena anak pada

usia dini merupakan peniru yang hebat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana pengaruh simulasi belajar terhadap perkembangan

sosial anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah total

sampling dengan jumlah 40 peserta didik di TK Adhyaksa XXI

dengan cara memberikan kuisionernya kepada orangtua atau wali

murid untuk mengisinya. Pengumpulan data dilakukan

menggunakan kuesioner yang telah melalui uji validitas dan

reliabilitas. Dalam pengolahan data dan analisis menggunakan

SPSS for windows 25.0, data yang telah terkumpul diolah

menggunakan analisis regresi linear sederhana.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara simulasi belajar dengan

perkembangan sosial anak usia dini, menunjukan nilai signifikan

0,000 dibawah dari 0,05 artinya simulasi belajar yang baik akan

mempengaruhi perkembangan sosial anak usia dini.

Kata Kunci: Anak usia dini, Simulasi belajar, Perkembangan

sosial, Pendidikan anak usia dini.

Page 7: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, karunia dan

hidayah-Nya kepada penulis. Atas izin-Nya penulis diberikan

nikmat sehat sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi

dengan judul “Pengaruh Simulasi Belajar Terhadap

Perkembangan Sosial Anak Usia Dini di Taman Kanak-

Kanak Adhyaksa XXI Lebak Bulus Jakarta Selatan”.

Sholawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad saw

dan para sahabat.

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan baik dari

segi isi maupun penyajian dalam skripsi ini. Karena

kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu kritik dan

saran yang membangun dari berbagai pihak akan penulis terima

dengan senang hati. Penyusunan skripsi ini tidaklah mudah,

membutuhkan waktu, fikiran dan tenaga. Dalam menyelesaikan

penelitian ini penulis banyak menerima bantuan, kritik, saran,

motivasi dan doa yang tulus dari berbagai pihak. Melalui kata

pengantar ini penulis ingin menyampaikan ungkapan syukur dan

terima kasih yang tulus kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan,

kemudahan dan keikhlasan bagi saya dalam menyelesaikan

penelitian ini.

2. Nenek, mamah dan papah tercinta yang telah mendidik,

selalu memberikan dukungan, motivasi serta selalu

Page 8: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

iv

mendo’akan agar penulis selalu diberikan kesehatan dan

kemudahan dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. Bapak Suparto, M. Ed., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ibu Dr. Siti Napsiyah, MSW.

sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Dr.

Sihabudin Noor, MA. sebagai Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum dan Bapak Cecep Castrawijaya, MA.

sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

4. Bapak Ahmad Zaky M. Si., sebagai Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial, Ibu Nunung Khoiriyah M. Ag., sebagai

Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial dan juga para

dosen Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis.

5. Bapak Suparto, M. Ed., Ph.D sebagai dosen pembimbing

yang telah memberikan kritik, arahan dan nasehat kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan.

6. Teruntuk Nur Rahman, kakakku Yuliyana dan Septian serta

seluruh keluargaku tersayang terimakasih atas segala bantuan

dan doanya.

7. Kepala Sekolah, guru, karyawan dan orangtua atau

walimurid TK Adhyaksa XXI yang telah menerima dan

membantu saya saat melaksanakan penelitian.

8. Terimakasih kepada teman-temanku Cicha, Ismi, Meisyta,

Lina Ghina, Maulida, Dea, Shifa, Tias, Rahma, Tari, Fenny,

Devi, Via dan semua teman yang tidak dapat saya sebutkan

satu per satu yang selalu memberikan dukungan kepada

Page 9: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

v

penulis saat melewati masa-masa sulit dalam penyusunan

skripsi.

9. Alm. Bapak Nurcholis, skrispsi ini penulis persembahkan

sebagai amanat terakhir yang disampaikan, tanpa bapak

mungkin saya belum sampai dititik ini.

10. Teman-teman Kesejahteraan Sosial Angkatan 2016

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih atas segala

bantuan, motivasi, serta doa yang telah diberikan kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan, memberikan

rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Semoga skripsi

ini bermanfaat. Amin Ya Robbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jakarta, Maret 2020

Luciana Dewita

Page 10: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

vi

DAFTAR ISI

ABSTRACT ................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .............................................................. iii

DAFTAR ISI .............................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 7

C. Batasan Masalah ................................................................. 8

D. Rumusan Masalah ............................................................... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9

F. Kajian Terdahulu .............................................................. 11

G. Sistematika Penulisan ....................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORI .................................................. 16

A. Kerangka Teori ................................................................. 16

1. Anak Usia Dini ........................................................... 16

2. Perkembangan Sosial Anak Usia Dini ........................ 22

3. Simulasi Belajar .......................................................... 34

4. Kesejahteraan Sosial Anak ......................................... 39

5. Permasalahan Anak ..................................................... 42

B. Kerangka Pemikiran ......................................................... 43

C. Hipotesis ........................................................................... 44

Page 11: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

vii

BAB III METODODOLOGI PENELITIAN ......................... 45

A. Populasi dan Sampel .......................................................... 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 46

C. Sumber Data ..................................................................... 46

D. Instrumen Penelitian ......................................................... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 50

F. Teknik Pengolahan Data ................................................... 51

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 52

H. Teknik Analisis Data ........................................................ 54

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. 55

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................... 55

B. Karakteristik Responden ................................................... 60

C. Deskripsi Variabel Simulasi Belajar ................................. 62

D. Deskrisi Variabel Perkembangan Sosial ........................... 64

E. Metode Pembelajaran ....................................................... 65

F. Analisis Data dan Pembahasan ......................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................... 75

A. Kesimpulan ........................................................................ 75

B. Saran ................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 77

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitan Variabel x .................... 48

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitan Variabel y .................... 49

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel x ..................................... 70

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel y ..................................... 71

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel x .................................. 72

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel x ................................. 72

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ........................... 73

Page 13: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................ 43

Gambar 4.1 Struktur Organisasi TK Adhyaksa XXI ................. 57

Gambar 4.2 Kegiatan Upacara ................................................... 58

Gambar 4.3 Kegiatan Bantuan Sosial Korban Banjir ................ 59

Gambar 4.4 Diagram Jenis Kelamin .......................................... 61

Gambar 4.5 Diagram Usia .......................................................... 62

Gambar 4.6 Diagram Variabel Simulasi Belajar ........................ 63

Gambar 4.7 Diagram Variabel Perkembangan Sosial ................ 64

Gambar 4.6 Anak Sedang Bermain Peran Menjadi Seorang

Polisi ....................................................................... 66

Gambar 4.7 Anak Sedang Menggambar Sesuai Imajinasi .......... 67

Gambar 4.8 Anak Sedang Berperan Menjadi Petugas

Pemadam Kebakaran .............................................. 68

Page 14: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumya orang berpendapat bahwa masa kanak-

kanak merupakan masa terpanjang dalam rentang kehidupan

manusia. Menurut Hurlock, masa kanak-kanak dimulai

setelah bayi yang penuh dengan ketergantungan yaitu

dimulai sejak usia 2 tahun. Masa kanak-kanak dibagi

menjadi dua periode yaitu awal dan akhir masa kanak-kanak

(Wiyani & Barnawi 2012, 35).

Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah

anak yang berada pada rentang usia 0 – 8 tahun, yang

tercangkup dalam program pendidikan prasekolah. Pada

masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar

dan melakukan apapun untuk memenuhi rasa ingin tahunya.

Anak usia dini berada pada masa (golden age) (Mutia 2010,

2). Masa ini disebut masa keemasan, karena pada masa ini

terjadi perkembangan yang sangat menakjubkan dan terbaik

sepanjang hidup manusia. Perkembangan tersebut mencakup

perkembangan fisik dan psikhis. Perkembangan fisik dan

psikhis tak luput dari perhatian orangtua dan guru di sekolah.

Anak pada usia dini butuh perhatian orangtua dan

guru di sekolah karena pada masa golden age merupakan

priode awal yang paling penting dan mendasar dalam

sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan

kehidupan manusia. Sejak lahir anak sudah membawa bekal

Page 15: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

2

sebagai potensi yang siap dikembangkan (Yus 2011, 18).

Dalam perkembangan selanjutnya, potensi itu yang akan

dikembangkan. Anak pada usia dini mempunyai daya

tangkap yang kuat dalam menerima segala hal. Memiliki

kecenderungan rasa ingin tahu yang tinggi. Setiap anak

senantiasa akan mendengar, melihat, menikmati berbagai hal

yang baru dan menirunya dikemudian hari.

Lingkungan menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi perkembangan anak. Lingkungan berperan

dalam proses pembelajaran anak, terutama pembentukan,

pertumbuhan dan perkembangan sosial anak usia dini. Secara

keseluruhan lingkungan sekolah yang mempunyai pengaruh

besar terhadap anak usia dini pra sekolah. Oleh karena itu,

lingkungan perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat

mengembangkan dan menyempurnakan apa yang dibawa

sejak anak lahir (Yus 2011, 19). Usia dini merupakan masa

pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, motorik,

kognitif, bahasa, sosio-emosional, konsep diri, disiplin, seni,

moral, dan nilai-nilai agama (Mutia 2010, x). Untuk

mengembangkan hal tersebut diperlukan pendidikan yang

baik.

Anak-anak adalah harapan masa depan dan tugas

orang tua adalah memberikan contoh perilaku yang baik,

pendidikan yang cukup bagi anaknya, serta mengarahkan

anak-anaknya sesuai dengan talenta yang dimiliki. Orang tua

adalah pendidik kodrati, karena naluri inilah timbul kasih

sayang para orangtua kepada anak, sehingga secara moral

Page 16: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

3

mereka merasa mempunyai tanggung jawab untuk

memelihara, mengawasi, dan melindungi serta membimbing

keturunan mereka (Jalaludin 1998, 203) sebagaimana Allah

swt berfirman dalam QS. Al-Luqman: 15:

وإن جبهداك على أن تشزك بي مبليس لك به علم فلا تطعهمب

ويب معزوفب واتبع سبيل مه أوبة إلى ثم إلى مزجعكم وصبحبهمب فيبلد

فأوبئكم بمب كىتم تعملىن

Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau

tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah

engkau menaati keduanya, dan pergauilah keduanya

di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang

kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku

tempat kembalimu, maka akan kuberitahu kepadamu

apa yang telah kamu kerjakan (Al-Qur'an dan

Terjemahan 2006, 411)

Dalam hal ini orangtua menjalankan kewajibannya untuk

memenuhi hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang

layak. Pendidikan menjadi modal utama untuk kesejahteraan

sosial bagi anak, terutama pada masa usia dini. Banyak anak

usia dini yang tidak disekolahkan oleh orangtuanya karena

beberapa faktor mulai dari biaya dan lain hal, ini

disenbabkan karena lemanya perangkat kebijakan dan

penegakan hukum. Privatisasi pendidikan menjadi dampak

sosial yang tidak diharapkan salah satu contoh adalah

pendidikan menjadi “barang mewah” yang sulit dijangkau

Page 17: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

4

oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat yang kurang

mampu (Suharto 2005, 218).

Allah swt juga berfirman dalam QS. Al-Mujadalah: 11:

الله الذيه ءامىىا مىكم والذيه أوتىا العلم درجبت يزفع

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan”. (Al-Qur'an dan Terjemahan 2006, 543)

Martin Luther berpendapat bahwa perlunya sekolah,

ia menekankan bahwa sekolah digunakan sebagai sarana

pendidikan yang penting dalam hidup anak. Tanpa

pendidikan anak tidak akan mendapatkan bekal bagi

hidupnya kelak. Sedangkan menurut John Amos Comenius

berpendapat bahwa pendidikan harus dimulai sejak dini.

Sejak anak lahir pendidikan sudah perlu dimulai (Yus 2011,

2).

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14

menyatakan bahwa Pendidikan anak usia dini adalah suatu

upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

Page 18: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

5

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut (Depdiknas 2009, 3).

Anak akan mendapat stimulus untuk

perkembangannya, misalnya perkembangan membaca dan

menulis, kemampuan berhitung permulaan, perkembangan

kreativitas, perkembangan bahasa, kemampuan bersosialisasi

dan moral anak. Perkembangan sosial anak juga sangat

ditentukan oleh ketetapan dalam menerapkan strategi

pembelajaran. Pembelajaran yang efektif bagi anak usia dini

adalah melalui suatu kegiatan yang berorientasi bermain.

Simulasi belajar termasuk di dalam metode bermain. Melalui

bermain, anak dapat meningkatkan kemampuan motorik,

kognintif, kreativitas, bahasa dan sosial emosional (Masitih,

2006).

Perkembangan sosial yaitu kemampuan dalam

berhubungan dengan orang atau kemampuan menjalin

hubungan baik dengan orang lain dan dapat menyesuaikan

diri dengan lingkungan sekitar (Suryana 2018, 190).

Beragam upaya dapat dilakukan untuk mengoptimalkan

kemampuan sosial pada anak. Pentingnya pengembangan

kemampuan sosial anak tidak berbeda dengan potensi

lainnya, karena perkembangan sosial merupakan bagian dari

kecerdasan anak secara keseluruhan yang berkaitan dengan

kehidupan anak.

Proses perkembangan sosial terdiri dari tiga proses

yaitu, (1) Belajar bertingkah laku dengan cara yang dapat

diterima masyarakat, (2) Belajar memainkan peran sosial

Page 19: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

6

yang ada di masyarakat, (3) Mengembangkan sikap sosial

terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang ada di

masyarakat. Ketiga proses sosial ini akan melahirkan tiga

model individu, yaitu individu sosial, individu nonsosial, dan

individu antisosial (Suryana 2018, 180).

Perkembangan sosial merupakan bagian dari

kecerdasan anak secara keseluruhan yang berkaitan dengan

kehidupan anak. Perkembangan sosial anak sangat

dipengaruhi oleh bimbingan dalam berbagai aspek kehidupan

sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat dan

memberikan contoh pada kehidupan sehari-hari. Anak usia

dini sedang mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat (Mulyasa 2016, 16).

Karena di Taman Kanak-Kanak anak usia dini dapat belajar

melalui bermain, melalui simulasi anak akan meniru

dikemudian hari.

Ada beberapa isu yang berkaitan dengan anak usia

dini, banyak dari mereka yang tidak dapat bersosialisasi

dengan baik atau dikatakan menjadi anti sosial, ada juga

yang sulit beradaptasi dengan baik karena teralalu sibuk

dengan alat elektronik yang diberikan oleh orangtuanya, serta

karena pola asuh yang salah. Anak usia dini melakukan

sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat, untuk itu mereka

membutuhkan contoh yang baik. Contoh yang baik

didapatkan dari simulasi atau segala hal yang mereka lihat

secara langsung. Anak pada masa ini relative rentan, tak

berdaya dan masih membutuhkan bantuan orang lain. Hal ini

Page 20: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

7

juga yang menjadi alasan penulis ingin mengetahui

perkembangan sosial pada anak usia dini hingga dibutuhkan

simulasi pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan

sosial pada anak usia dini.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan

pada masa anak usia dini akan lebih sering belajar sosial dari

lingkungannya. Dari pembelajaran di sekolah anak akan

lebih mudah beradaptasi dengan orang-orang disekitarnya

dan teman sebaya serta dapat menumbuhkan rasa empati dan

jiwa sosial yang tinggi. Peneliti tertarik dalam melihat

perkembangan sosial anak usia dini di TK Adhyaksa XXI.

Peneliti memilih TK Adhyaksa XXI karena pada

tahun 2019 mendapat predikat akreditasi A, memiliki

fasilitas yang lengkap dan memadai, serta TK ini berada

dibawah naungan Kejaksaan Agung Republik Indonesia. TK

Adhyaksa XXI menepakan kedisiplinan pada anak sejak dini

melalui upacara yang dilakukan pada setiap hari senin. Untuk

itu penulis membuat suatu penelitian dengan judul

“PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP

PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI DI

TAMAN KANAK-KANAK ADHYAKSA XXI”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang penulis

mengidentifikasikan permasalahan yang akan dijadikan

bahan penelitian selanjutnya.

Page 21: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

8

1. Penggunaan simulasi belajar tepat oleh guru di sekolah

TK (Taman Kanak-Kanak) untuk anak usia dini

mengembangkan kemampuan sosial.

2. Pentingnya simulasi belajar di sekolah terhadap

perkembangan sosial anak.

3. Masih terdapat beberapa anak yang masih menyendiri

dan bergantung pada guru di sekolah.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk memberikan

batasan terkait penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

untuk menghindari pelebaran pokok masalah agar penelitian

yang akan dilakukan lebih jelas dan terarah, serta

memfokuskan pembahasan tujuan penelitian tercapai:

1. Karena TK Adhyaksa mempunyai beberapa cabang yang

tersebar dibeberapa provisi, maka penelitian ini

dilakukan di TK Adhyaksa XXI yang berada di Lebak

Bulus, Jakarta Selatan. Peneliti memilih di Jakarta karena

sesuai dan jarak yang memungkinkan untuk melakukan

penelitian. Adapun dipilihnya TK Adhykasa XXI sebagai

tempat penelitian karena sekolah ini terakreditasi “A”

pada tahun 2019. Melalui simulasi yang baik dan

menerapkan kedisiplinan kepada anak sejak dini

membantu anak untuk mengembangkan kemampuan

sosialnya.

2. Responden dalam penelitian ini adalah 40 orang peserta

didik yang berusia 5 – 6 tahun dan bersekolah di TK

Page 22: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

9

Adhyaksa XXI dengan memberikan kuisonernya kepada

orangtua atau wali muridnya untuk mengisi. Adapun

dipilihnya orangtua murid karena orangtua yang

merasakan perkembangan anaknya dari segala aspek.

Anak pada usia 5 – 6 tahun mempunyai daya ingat yang

tinggi dan memerlukan persiapan untuk menghapi tingkat

pendidikan selanjutnya. Karena pada masa ini merupakan

tahap perkembangan yang kritis, dimana sikap sosial dan

pola perilaku sosial dibentuk (Susanto 2011, 138).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah

di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan

dibahas sebagai berikut:

“Apakah simulasi belajar dapat mempengaruhi

perkembangan sosial anak usia dini?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian sejalan dengan rumusan masalah penelitian,

maka tujuan dan manfaaat dalam melakukan penelitian ini

adalah:

1. Tujuan penelitian

a) Tujuan Umum : Untuk mengetahui pengaruh simulasi

belajar terhadap perkembangan sosial anak usia dini.

b) Tujuan Khusus : Untuk mengetahui pengaruh

simulasi pembelajaran terhadap perkembangan sosial

anak usia dini di TK Adhyaksa XXI.

Page 23: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

10

2. Manfaat penelitian

Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini yaitu:

a) Secara Teoritis

1) Penelitian ini memberikan wawasan kepada penulis

mengenai teori, konsep, dan metedologi penelitian.

2) Ilmu pengetahuan, diharapkan hasil penelitian ini

dapat menjadi kontribusi pemikiran bagi

perkembangan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan

bidang sosial dan pekerjaan sosial dibidang

pendidikan.

3) Akademis, diharapkan hasil penelitian dapat

memberikan kontribusi serta dapat menjadi

sumbangan pemikiran bagi peneliti yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut.

b) Secara Praktis

1) Bagi TK Adhyaksa XXI, diharapkan penelitian ini

data memberikan masukan dalam segala hal guna

menjalankan proses pengembangan simulasi

belajar dari berbagai aspek dan juga memberikan

manfaat bagi peningkatan dalam proses

perkembangan sosial anak usia dini.

2) Bagi peneliti, diharapkan peneliti mengerti dan

memahami tentang pengaruh simulasi belajar

terhadap perkembangan sosial anak usia dini di

TK Adhyaksa XXI.

Page 24: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

11

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penyusunan skripsi ini dilakukan tinjauan

kajian terdahulu yang mempunyai judul atau subjek penelian

yang hampir sama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

bahwa apa yang penulis teliti saat ini tidak sama dengan

penelitian sebelumnya dan untuk membandingkan penelitian

yang sudah dilakukan dengan penelitian yang akan

dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Azhari pada tahun

2014 membahas tentang “Pendidikan Anak Usia Dini Dalam

AL-Qur’an”. Dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif. Dalam penelitian ini membahas tentang

Pendidikan anak usia dini dalam Al-Qur’an. Penelitian ini

bertujuan untuk menjelaskan bahwa sejak dini hendaknya

orangtua mengajarkan anak tentang pedidikan. Dalam

mendidik anak orangtua mengajarkan anak sesuai dengan

minat, kemampuan serta bakatnya. Bila sejak usia dini,

seorang anak memperoleh pendidikan yang baik, maka

kemudian hari ia akan menjadi orang yang kreatif dan

memperoleh bekal bagi masa depannya kelak. Persamaannya

dengan penelitian yang ditulis adalah dimana kedua

penelitian ini sama-sama menggunakan metode kuantitatif

dan melihat bagaimana pendidikan anak usia dini dalam

Islam. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Azhari

adalah penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu

melihat kuantitas Pendidikan Anak Usia Dini dalam Al-

Qur’an.

Page 25: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

12

Penelitian yang dilakukan oleh Retno Wulandari

(2011) yang membahas tentang “Pengaruh Lingkungan

Sekolah Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak

Usia Dini Di TK Bhayangkari Desa Batan Kecamatan

Banyudono Kabupaten Boyolali”. Dengan menggunakan

metode penelitian kuantitaif. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui adanya pengaruh lingkungan sekolah terhadap

perkembangan sosial emosional anak usia dini. Hasil dalam

penelitian ini menjelaskan bahwa lingkungan sekolah dapat

mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak melalui

kegiatan bermain kelompok dan menggunakan media

lingkungan sekolah yang ada. Pembelajaran yang

dilaksanakan dengan bimbingan dan arahan guru dapat

berjalan dengan baik. Namun terdapat faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak

yaitu keluarga, kematangan fisik, status ekonomi, Pendidikan

dan kapasita mental. Persamaan pada penelitian ini adalah

menggunakan metode penelitian kuantitatif dan membahas

perkembangan sosial anak usia dini. Perbedaannya adalah

penelitian yang dilakukan Retno melihat kuantitas

lingkungan sekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh Choiruni Nisak Aulina

(2014), dengan penelitian “Pengaruh Bermain Peran

Terhadap Peningkatan Kemampuan Sosial Anak Usia Dini”.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan

kemampuan sosial antara anak yang diberikan perlakuan

Page 26: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

13

bermain peran dan anak yang tidak diberikan perlakuan

bermain peran. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

kelompok eksperimen dengan perlakuan bermain peran jauh

lebih baik untuk perkembangan sosial anak usia dini

dibanding kelompok kontrol yang tanpa perlakuan bermain

peran. Persamaan dari penelitian ini adalah mengetahui

pengaruh bermain peran terhada peningkatan kemampuan

sosial, dimana bermain peran termasuk dalam rangkaian

simulasi belajar. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh

Choiruni hanya melihat kualitas bermain peran dengan

menggunakan sampel kelas percobaan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurdeini Mai

Fitri (2008), yang berjudul “Efektifitas Pola Asuh Orangtua

Terhadap Perkembangan Sosiak Anak Usia Dini Di Taman

Kanak-Kanak Pembina Painan”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan efektifitas pola asuh yang

diterapkan oleh orangtua dirumah terhadap perkembangan

sosial anak usia dini. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa

pola asuh orangtua memiliki pengaruh penting terhadap

perkembangan sosial anak usia dini. Persamaan dari

penelitian ini adalah dimana kedua penelitian ini membahas

perkembangan sosial anak usia dini. Adapun perbedaannya

yaitu penelitian yang dilakukan Fitri mengaitkan pola asuh

orangtua dan menggunakan ternik observasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Cari Ulina BR Bangun

(2018), dengan jusul penelitian “Pengaruh Bermain Peran

Terhadap Kemampuan Sosial Anak Usia 4 – 5 Tahun Di TK

Page 27: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

14

IT Insan Madani Bandar Setia Tahun Ajaran 2017/2018”.

Perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ulina

adalah jenis penelitian ini menggunakan eksperimen semu

dengan populasi 70 anak dengan teknik snowball sampling.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan

sosial anak yang diajarkan melalui metode bermain peran.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan

antara metode bermain peran dengan kemampuan sosial

anak. Persamaan dari penelitian ini adaah sama-sama

membahas kemampuan sosial anak usia dini, dimana

kemampuan sosial termasuk didalam perkembangan sosial

anak usia dini.

G. Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN:

A. Latar Belakang

B. Identifikasi Masalah

C. Batasan Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

F. Kajian Terdahulu

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori terkait dengan metode penelitian

B. Kerangka pemikiran

C. Hipotesis

3. BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Page 28: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

15

B. Tempat dan Waktu Penelitian

C. Sumber Data

D. Instrumen Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Pengolahan Data

G. Tekik Analisis Data

4. BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Penelitian

B. Pembahasan

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 29: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 30: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Anak Usia Dini

a. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah individu yang sedang

mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan

yang sangat pesat, bahkan dikatan sebagai lompatan

perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia

yang sangat berharga disbanding usia-usia

selanjutnya karena perkembangan kecerdasannya

yang pesat. Pada masa ini merupakan fase kehidupan

yang unik, dan berada pada masa proses perubahan

berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan

dan penyempurnaan baik pada jasmani dan

rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap,

dan berkesinambungan (Mulyasa 2016, 16).

Anak usia dini adalah anak yang berada pada

rentang usia 0 – 8 tahun. Usia dini merupakan masa

keemasan (golden age) dimana pertumbuhan otak

anak usia dini sangat pesat karena terciptanya

bermiliar-miliar sel otak. Masa ini disebut masa

keemasan, karena pada masa ini terjadi

perkembangan yang sangat menakjubkan dan terbaik

sepanjang hidup manusia yang hanya datang sekali

dan tidak dapat diulangi lagi. Usia dini merupakan

Page 31: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

17

kesempatan emas bagi anak untuk belajar, orientasi

belajar pada usia dini perlu diarahkan pada

pengembangan pribadi, seperti sikap dan minat

belajar serta berbagai potensi dan kemampuan

dasarnya.

Usia dini sangat menentukkan untuk

pengembangan kualitas manusia. Perkembangan

intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-

tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% kecerdasan

orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4

tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia

8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau

akhir dasawarsa kedua. Perkembangan tersebut

mencakup perkembangan fisik dan psikhis. (Mutia

2010, 85)

Menurut Montessori menyebutkan bahwa

anak usia dini sebagai periode sensitive (sensitive

periods). Pada masa ini anak mudah menerima

stimulus-stimulus tertentu. Suatu sensitivitas khusus

terhadap sesuatu yang baru akan berakhir bila

sesuatu kebutuhan yang dibutuhkannya telah

terpenuhi. Pada masa ini, harus adanya rasa

kebebasan dalam lingkungan untuk pengembangan

fisik, mental, dan pertumbuhan spiritualnya, karena

dengan lingkungan yang kondusif memungkinkan

anak berkreasi secara bebas dan mengembangkan

potensi dirinya secara maksimal.

Page 32: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

18

Hakikat anak usia dini menurut Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 adalah kelompok manusia yang berusia 0 – 6

tahun. Namun ada beberapa ahli yang

mengelompokkannya hingga usia 8 tahun. Anak usia

dini merupakan kelompok anak yang berada dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat

unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan

halus), kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosio

emosional, bahasa dan komunikasi (Depdiknas 2009,

3). Karena keunikan dalam tingkat pertumbuhan dan

perkembangannya, maka anak usia dini dibagi dalam

tiga tahapan perkembangan yaitu masa bayi, masa

batita (toddler), masa Pra Sekolah (early childhood).

Usia 0 – 6 tahun merupakan usia yang sangat

menentukkan dalam pembentukkan dan kepribadian

anak dan sangat penting dalam perkembangan

inteligensi (Mutia 2010, 7).

Usia dini merupakan priode awal yang paling

penting dan mendasar dalam sepanjang rentang

pertumbuhan serta perkembangan kehidupan

manusia. Anak usia dini memiliki karakteristik yang

khas, baik secara fisik, sosial, moral dan sebagainya.

Karakteristik anak usia dini secara umum yaitu

memiliki rasa ingin tahu yang besar, memiliki

pribadi yang unik, suka berfantasi, dan berimajinasi,

Page 33: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

19

masa paling potensial untuk belajar, menunjukkan

sikap egosebtris, memiliki rentang daya konsentrasi

yang pendek, dan sebagai makkhluk sosial.

Berdasarkan definisi di atas dapat isimpulkan

bahwa anak usia dini adalah anak dalam rentang usia

0 – 6 tahun yang memiliki kemampuan untuk belajar

yang sangat tinggi, mempunyai karakter yang unik

dan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai

dengan tahapan usianya.

b. Pendidikan Anak Usia Dini

Istilah Pendidikan berasal dari bahasa Yunani

yaitu kata peadagogy yang kata asalnya adalah

padeos yang arinya anak dan agoge yang artinya

membimbing atau memimpin. Dapat dimaknai

peadagogy artinya seseorang yang tugasnya

membimbing anak pada masa pertumbuhannya

sehingga menjadi anak yang mandiri dan

bertanggungjawab. Dalam bahasa Romawi dang

Inggris, Pendidikan yaitu educate atau to aducate

yang berarti mengeluarkan sesuatu yag berada di

dalam atau memperbaiki moral dan melatih

intelektual (El-Khuluqo 2015, 1).

Pendidikan adalah bidang yang memfokuskan

kegiatan pada proses belajar mengajar untuk dapat

memahami keadaan pendidik dan peserta didik.

Pendidikan juga adalah salah satu usaha untuk

meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik

Page 34: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

20

dari Pendidikan formal maupun nonformal (Anwar

2014, 73).

Pendidiakan anak usia dini adalah suatu

upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan Pendidikan untuk mebantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. Anak usia dini adalah anak

yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan

untuk mencapai optimalisasi senua aspek

perkembangan baik fisik maupun psikis, yaitu

intelektual, bahasa, motorik, dan sosio mosional dan

bermain merupakan sarana belajar anak usia dini

(Suryana 2018, 217).

Pendidikan usia dini merupakan pendidikan

yang paling mendasar menempati posisi yang sangat

strategis dalam pengembangan sumber daya

manusia. Karena rentang anak usia dini metupakan

rentang usia kritis dan sekaligus strategis dalam

proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses

serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya.

Periode ini merupakan periode kondusif untuk

menumbuhkembangkan berbagai kemampuan fisik,

kognitif, bahasa, sosial emosional, dan spiritual.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal

Page 35: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

21

1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan anak usia

dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut (Depdiknas 2009, 3)

Pendidikan usia dini merupakan pendidikan

yang menentukan terbentuknya kepribadian anak,

karena anak pada usia dini mempunyai daya tangkap

yang tinggi dan mudah meniru sesuatu yang

dilihatnyan baik dari orangtua maupun lingkungan.

Proses pendidikan anak usia dini yaitu terjadi sejak

dalam kandungan hingga masa bayi 8 tahun. Dengan

demikian jenis kegiatannya yang dilakukan untuk

proses belajar dapat berupa taman kanak-kanak,

kelompok bermain, tempat penitipan anak, dan

kegiatan lain yang berdasarkan lembaga atau

dibawah institusi institusi.

Semenjak dalam kandungan telah terjadi

proses perkembangan dan pedidikan. Artinya

pendidikan anak usia dini sangatlah penting. Harus

dimulai sejak dini agar menjadi kebiasaan dan

menjadi bekal untuk melanjutkan kehidupan.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak

usia dini merupakan pendidikan yang dapat

Page 36: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

22

membantu menumbuhkembangkan anak dan

pendidikan dapat membantu perkembangan anak

secara wajar, serta sebagai upaya untuk memberikan

stimulasi, bimbingan, pengasuhan, kegiatan

pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan

dan keterampilan pada anak usia dini.

2. Perkembangan Sosial

a. Pengertian Perkembangan Sosial

Istilah perkembangan anak mengacu pada

proses dimana seseorang anak tumbuh dan

mengalami berbagai perubahan sepanjang hidupnya.

Perkembangan tersebut ditentukan secara genetik,

serta dipengaruhi dan dimodifikasi oleh berbagai

faktor lingkungan – seperti nutrisi, kondisi hidup

dan segala hal yang dialami pada setiap tahap

kehidupan. Perkembangan sosial dibentuk dari

beberapa aspek antara lain watak dan sikap, rasa

percaya diri dan harga diri, membina hubungan

sikap dan penguasaan diri, perawatan diri dan

kemandirian, serta kesadaran untuk bermasyarakat

(Meggit 2013, 1)

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan

proses yang terjadi pada tiap makhluk. Pada

manusia terutama anak-anak, proses tumbuh

kembang ini terjadi dengan sangat cepat, terutama

pada periode tertentu. Proses pertumbuhan dan

Page 37: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

23

perkembangan anak terjadi sejak dalam kandungan.

Setiap organ dan fungsinya mempunyai kecepatan

tumbuh yang berbeda-beda. Pertumbuhan dan

perkembangan setiap anak berlangsung menurut

prinsip-prinsip yang umum, namun demikian anak

memiliki ciri khas tersendiri (Susanto 2011, 153).

Perkembangan sosial meliputi perkembangan

hubungan anak dengan orang di sekitarnya.

Sosialisasi adalah proses mempelajari keterampilan

serta kelakuan, yang memampukan anak untuk

dapat hidup berdampingan dengan masyarakat di

sekitarnya. Pada saat usia 2 – 3 tahun lingkaran

sosial anak mulai meluas. Ini adalah hal yang

penting, karena anak akan membutuhkan banyak

bantuan dan dukungan dalam mengadapi

pengalaman-pengalaman sosial yang baru. Dalam

periode ini, seorang anak dapat mulai bergabung

dengan sesamanya dalam suatu perkumpulan atau

grup. Memasuki usia 5 – 8 tahun seorang anak

mulai mampu memahami perasaan orang lain. Anak

tidak akan bersikap egois, mudah bergaul dan lebih

percaya diri untuk berkomunikasi dengan yang lain

(Meggit 2013, 13).

Perkembangan sosial adalah suatu proses

untuk membentuk nilai, keterampilan, kelakuan, dan

sikap seseorang (Jahja 2011, 446). Perkembangan

sosial adalah tingkat jalinan interaksi anak dengan

Page 38: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

24

orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman

bermain, hingga masyarakat secara luas (Suyadi

2010, 109). Perkembangan sosial dapat diartikan

sebagai perubahan berkesinambungan dalam

perilaku individu untuk menjadi makhluk sosial

(Jahja 2011, 47).

Perkembangan sosial merupakan pencapaian

kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga

diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan

diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan

tradisi, melebur menjadi satu kesatuan, saling

berkomunikasi, dan bekerja sama. Anak dilahirkan

belum bersifat sosial. Anak belum memiliki

kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk

mencapai kematangan sosial anak harus belajar

tentang cara-cara penyesuaian diri dengan orang

lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui

berbagai kesempatan atau bergaul dengan orang

dilingkungannya yaitu orangtua, saudara, teman,

dan sekolah (Suryana 2018, 191).

Perkembangan sosial berhubungan dengan

perilaku anak untuk menyesuaikan diri dengan

aturan-aturan masyarakat dan lingkungannya.

Perkembangan sosial diperoleh anak melalui

kematangan dan kesempatan belajar dari

lingkungannya. Perkembangan sosial mengikuti

pola tertentu dari kelompok budaya tertentu. Oleh

Page 39: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

25

karena itu, perilaku sosial atau nonsosial yang

dibina pada masa kanak-kanak akan sangat

menentukkan kepribadiannya baik melalui

pengalaman yang menyenangkan maupun tidak

menyenangkan. Melalui Pendidikan prasekolah

dapat memberikan pengalaman sosial dibawah

bimbingan guru dan membantu mengembangkan

hubungan sosial yang menyenangkan (Mulyasa

2016, 30).

Robinson mengartikan sosialisai sebagai

proses belajar yang membimbing anak kearah

perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat

menjadi anggota masyarakat yang bertanggung

jawab (Susanto 2011, 41)

Proses perkembangan sosial terdiri dari tiga

proses yaitu, (1) Belajar bertingkah laku dengan

cara yang dapat diterima masyarakat, (2) Belajar

memainkan peran sosial yang ada di masyarakat, (3)

Mengembangkan sikap sosial terhadap individu lain

dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat. Ketiga

proses sosial ini akan melahirkan tiga model

individu, yaitu individu sosial, individu nonsosial,

dan individu antisosial. Pola bermain sosial pada

masa awal kanak-kanak yaitu bermain soliter,

bermain sebagai penonton atau pengamat, bermain

parallel, bermain asosiatif, dan bermain kooperatif

(Suryana 2018, 180).

Page 40: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

26

Pentingnya pengembangan kemampuan

sosial anak tidak berbeda dengan potensi lainnya,

karena perkembangan sosial merupakan bagian dari

kecerdasan anak secara keseluruhan yang berkaitan

dengan kehidupan anak. Perkembangan sosial anak

sangatlah penting dikembangkan agar anak mampu

berinteraksi sosial. Perkembangan sosial anak

sangat dipengaruhi oleh bimbingan dalam berbagai

aspek kehidupan sosial, atau norma-norma

kehidupan bermasyarakat dan memberikan contoh

pada kehidupan sehari-hari (Susanto 2011, 40).

Perilaku sosial pada anak usia dini diarahkan

untuk perkembangan sosial yang baik seperti

kerjasama, tolong-menolong, berbagi, simpati,

empati, dan saling membutuhkan satu sama lain

(Susanto 2011, 137). Sasaran perkembangan sosial

pada anak usia dini adalah keterampilan

berkomunikasi, keterampilan memiliki rasa senang

dan periang, menjalin persahabatan, memiliki etika

dan tata krama yang baik. Bentuk perilaku sosial

yang paling penting diterapkan pada anak usia dini

yaitu penyesuaian sosial yang memungkinan anak

dapat bergaul dengan teman-temannya. Karena pada

masa ini merupakan tahap perkembangan yang

kritis, dimana sikap sosial dan pola perilaku sosial

dibentuk (Susanto 2011, 138).

Page 41: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

27

b. Ciri-Ciri Perkembangan Sosial

Secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan

sebagai makhluk sosial. Namun untuk mewujudkan

potensi ini anak harus berada dalam interaksi

dengan lingkungan manusia lainnya.

Kecenderungan manusia yang membutuhkan

manusia lainnya (Susanto 2011, 43).

Perkemangan perilaku sosial anak ditandai

dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-

teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk

diterima sebagai anggota suatu kelompok, dan tidak

puas bila tidak bersama teman-temannya. Anak

tidak lagi puas bermain sendiri di rumah atau

dengan saudara atau melakukan kegiatan dengan

anggota keluarga lain. Anak ingin bersama

temannya dan akan merasa kesepian serta tidak puas

bila tidak bersama temannya (Susanto 2011, 44).

Anak usia dini biasanya mudah

bersosialisasi dengan orang sekitarnya. Umumnya

anak usia dini satu atau dua teman, tetapi teman ini

mudah berganti. Mereka umumnya mudah dan cepat

menyesuaikan diri secara sosial. Teman yang dipilih

biasanya dengan jenis kelamin yang sama,

kemudian berkembang kepada jenis kelamin yang

berbeda. Kelompok bermain anak usia dini

cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik,

oleh karena itu kelompok ini cepat berganti.

Page 42: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

28

Paten mengamati tingkah laku sosial anak

usia dini ketika mereka sedang main sebagai

berikut: 1) Tingkah laku unoccupied. Anak tidak

bermain dengan sesungguhnya. 2) Bermain soliter.

Anak bermain sendiri dengan menggunakan alat

permainan berbeda dengan apa yang dimainkan oleh

teman yang ada didekatnya. 3) Tingkah laku

onlooker. Anak menghabiskan waktu dengan

mengamati. 4) Bermain parallel. Anak bermain

dengan saling berdekatan, tetapitodak sepenuhnya

bermain bersama dengan anak yang lain. 5) Bermain

asosiatif. Artinya anak bermain dengan anak yang

lain tetapi tanpa organisasi, 6) Bermain kooperatif

artinya anak bermain dengan kelompok dimana ada

organisasi, ada pimpinannya (Susanto 2011, 148-

149).

Secara spesifik, Hurlock mengklasifikasikan

pola perilaku sosial pada anak usia dini ini ke dalam

pola-pola perilaku sebagai berikut meniru,

persaingan, kerjasama, simpati. Empati, dukungan

social, membagi, dan perilaku akrab (Susanto 2011,

139).

Menurut Sermal perkembangan sosial anak

usia prasekolah tepatnya ketika ia berumur sekitar

empat tahun, sudah tampak jelas. Ciri-ciri umum

perkembangan sosial anak usia dini adalah: 1) anak

sudah mengenal aturan, baik lingkungan keluarga

Page 43: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

29

maupun ketika bermain, 2) anak sudah mulai tunduk

kepada aturan, 3) anak sudah mulai menyadari hak

dan kepentingan orang lain, 4) anak mulai dapat

bermain dengan teman-temanya (pergroup).

Perkembangan sosial anak tersebut sangat

dipengaruhi oleh iklim sosial psikologi baik

dilingkungan keluarga maupun lingkungan TK.

Melalui hubungan sosial ini, anak akan banyak

belajar sehingga memperoleh banyak pengalaman.

Hal ini akan sangat membantu memupuk kreatifitas

anak yang sangat dibutuhkan dalam hidupnya kelak

(Asrul and Syukri 2016, 113).

Biechler dan Snowman menegaskan anak

usia prasekolah yaitu anak yang berusia antara 3-6

tahun. Pemerintah menetapkan bahwa anak TK dan

RA adalah anak yang berada dalam rentang usia 4

tahun sampai 6 tahun. Berdasarkan usia ini dapat

dikenali karateristik fisik, sosial, emosi dan

kognitifnya (Yus 2011, 16). Berikut ini

dikemukakan ciri-ciri sosial anak menurut Biechler

dan Snowman: 1) bersahabat hanya pada satu atau

dua orang dan mudah berganti, 2) bermain dalam

kelompok yang kecil, 3) anak yang lebih muda

bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar,

4) pola bermain bervariasi sesuai dengan kelas

sosial dan gender, 5) sering terjadi perselisihan dan

Page 44: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

30

mudah berbaikan kembali, 6) telah menyadari peran

jenis kelamin (Yus 2011, 17).

Penilaian aspek perkembangan sosial

meliputi: 1) tenggang rasa terhadap orang lain, 2)

bekerja sama dengan teman, 3) mudah

bergaul/berinteraksi dengan orang lain, 4) dapat

berkomunikasi dengan orang yang sudah

dikenalnya, 5) meniru kegiatan orang dewasa, 6)

mau berbagi dengan teman, mau bermain dengan

teman sebaya, 7) tolong menolong sesama teman, 8)

dapat mengikuti aturan permainan, 9) dapat

mematuhi peraturan yang ada.

Beaty menyatakan bahwa perkembangan

sosial anak berkaitan dengan perilaku prososial dan

bermain sosialnya. Aspek perilaku sosial meliputi:

1) Empati, yiatu menunjukkan perhatian kepada

orang lain yang kesusahan atau menceritakan

perasaan orang lain yang mengalami konflik. 2)

Kemurahan hati, yaitu berbagi sesuatu dengan yang

lain atau memberikan barang miliknya. 3) Kerja

sama, yaitu bergantian menggunakan barang dan

melakukan sesuatu dengan gembira. 4) Kepedulian,

yaitu membantu orang yang membutuhkan bantuan

(Susanto 2011, 145). Jadi perkembangan sosial

adalah suatu proses untuk berperilaku sesuai dengan

tuntutan dan harapan sosial yang berlaku

dimasyarakat.

Page 45: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

31

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Perkembangan Sosial

Masa lima tahun pertama merupakan masa

terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia,

kemampuan pengindraan, berpikir, keterampilan

berbahasa dan berbicara, dan bertingkah laku sosial.

Secara garis besarnya terdapat dua faktor yang

mempengaruhi proses perkembangan sosial yang

optimal bagi seorang anak, yaitu faktor internal

(dalam) dan faktor eksternal (luar). Faktor internal

adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri anak

itu sendiri, baik yang merupakan bawaan maupun

yang diperoleh dari pengalaman anak. Faktor

internal meliputi: 1) hal-hal yang diturunkan dari

orang tua; 2) unsur berpikir dan kemampuan

intelektual; 3) keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh

(unsur hormonal); 4) emosi dan sifat-sifat

tempramen.

Adapun faktor eksternal atau faktor luar

adalah faktor-faktor yang diperoleh anak dari luar

dirinya, seperti keluarga, faktor gizi, budaya, dan

teman bermain atau teman di sekolah. Keluarga

sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian

anak. Sikap dan kebiasaan keluarga dalam

mengasuh dan mendidik anak, hubungan orang tua

dengan anak, dan hubungan antara anggota

keluarga. Keluarga yang berisiko tinggi merupakan

Page 46: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

32

lingkungan keluarga yang tidak menunjang proses

pertumbuhan dan perkembangan anak secara

optimal.

Kekurangan gizi dalam pola makanan

menyebabkan pertumbuhan anak terganggu, tingkat

kecerdasan dan daya tahan tubuhnya menurun dan

pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan

seluruh dirinya. Kesadaran masyarakat terhadap

perilaku kesehatan, kebersihan lingkungan,

keamanan, tingkat keberagamaan warga masyarakat,

serta yang terpenting pola Pendidikan akan sangat

mempengaruhi kepribadian anak. Melalui

pendidikan anak akan dapat mengenal berbagai

aspek kehidupan dan nilai-nilai atau norma-norma

yang berlaku dalam masyarakat.

Adapun teman bermain, tempat dan alat

bermain, kesempatan pendidikan di sekolah,

semuanya akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Anak memiliki teman bermain

yang mempunyai perangai kasar, akan membawa

dampak kepada temannya berprilaku yang sama.

Begitu juga anak yang berteman dengan anak yang

berperangai lembut, maka ia pun akan terbawa

lembut, karena anak mudah meniru dan mengikuti

orang lain.

Menurut Dini P. Daeng faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak usia

Page 47: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

33

dini yaitu: 1) adanya kesempatan untuk bergaul; 2)

Adanya minat dan motivasi untuk bergaul; 3)

Adanya bmbingan dan pengajaran dari orang lain

untuk anak; 4) adanya kemampuan berkomunikasi

yang baik yang dimiliki anak (Susanto 2011, 154-

156).

d. Faktor Penghambat Perkembangan Sosial

Ada beberapa faktor yang dapat menghambat

perkembangan sosial anak yaitu sebagai berikut: 1)

kurang berkesempatan bersosialisasi. Penyebabnya

orang tua dan anggota keluarga tidak memiliki

cukup waktu dan sikap orang tua terlalu protektif, 2)

motivasi diri rendah. Penyebabnya anak menarik

diri dari lingkungan karena mereka tidak mendapat

kepuasan dan anak menjadi korban prasangkaatau

sasaran ejekan, 3) ketergantungan yang berlebihan.

Anak yang terlalu bergantung pada orang tua akan

terhambat perkembangan sosialnya, 4) penyesuaian

yang berlebihan dengan harapan bahwa hal ini akan

menjamin penerimaan mereka, 5) adaptasi diri

rendah. Penyebabnya anak tidak memiliki motivasi

untuk menyesuaikan diri dan anak kurang memiliki

pengetahuan tentang harapan kelompok, 6)

prasangka. Bagi anak yang berprasangka akan

menjadi kejam dan tidak toleran sedangkan anak

korban prasangka menjadi agresif dan menganggap

Page 48: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

34

bahwa lingkungan sosial memusuhi mereka

(Hasnida 2014, 40).

3. Simulasi Belajar

a. Pengertian Simulasi

Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang

hanya berpura-pura saja (dari kata simulate yang

artinya berpura-pura atau bertaubat seolah-olah; dan

simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-

pura saja. Simulasi dapat berupa role playing,

psikodrama, sosiodrama, dan permainan. (Taniredja

2013, 39).

Menurut Abu Ahmadi simulasi (simulation)

berarti tiruan atau suatu perbuatan yang bersifat

pura-pura saja (Ahmadi 2005, 83). Sebagai metode

mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan yang menggambarkan keadaan sebenarnya.

Maksudnya adalah siswa dengan bimbingan guru

melakukan peran dalam simulasi tiruan untuk

mencoba menggambarkan kejadian yang sebenarnya.

Maka didalam kegiatan simulasi, peserta atau

pemegang peranan melakukan lingkungan tiruan dari

kejadian yang sebenarnya. Metode pembelajaran

simulasi merupakan metode pembelajaran yang

membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang

nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of

affaris) atau proses. Berdasarkan beberapa pendapat

Page 49: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

35

yang dikemukakan oleh beberapa oleh beberapa ahli

tersebut di atas, dapat dipahami bahwa metode

simulasi merupakan suatu model pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru dengan cara penyajian

pengalaman belajar dengan menggunakan situasi

tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau

keterampilan tertentu.

Simulasi dapat digunakan sebagai metode

pembelajaran dengan tujuan tidak semua proses

pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada

objek yang sesungguhnya. Simulasi pembelajaran

bagi anak usia dini diperlukan karena anak banyak

belajar dari apa yang mereka lihat secara langsung.

b. Jenis-Jenis Simulasi

Menurut Wina Sanjaya (Sanjaya 2011, 159)

simulasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai

berikut:

1) Sosiodrama

Sosiodrama adalah metode pembelajaran

bermain peran untuk memecahkan masalah–

masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,

permasalahan yang menyangkut hubungan antara

manusia. Sosiodrama juga dapat diartikan

sebagai pembelajaran bermain peran dengan

mendramatisasi kehidupan nyata atau konflik

sosial yang menghubungkan individu dalam

sebuah kelompok. Sosiodrama digunakan untuk

Page 50: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

36

memberikan pemahaman dan penghayatan akan

masalah-masalah sosial serta mengembangkan

kemampuan siswa untuk memecahkannya.

Sosiodrama memiliki peran penting untuk

meningkatkan kreativitas, intelektual, dan

keterampilan sosial.

Sosiodrama merupakan kegiatan bermain

yang disukai anak usia dini. Sosiodrama

memiliki beberapa elemen yaitu: 1). Bermain

dengan melakukan imitasi, yaitu anak bermain

pura-pura melakukan peran orang disekitarnya.

2). Bermain pura-pura seperti objek, yaitu anak

melakukan gerakan dan menirukan suara seperti

objeknya. 3). Bermain peran dengan menirukan

Gerakan, yaitu meniru pembicaraan guru dan

murid. 4). Persisten, yaitu anak melakukan

kegiatan bermain selama 10 menit. 5). Interaksi,

yaitu melakukan kegiatan minimal dengan 2

orang. 6). Komunikasi verbal, yaitu anak

berkomunikasi dengan anak yang lain.

Dapat disimpulkan bahwa sosiodrama

adalah suatu kegiatan bermain peran berpura-

pura atau seakan-akan yang dilakukan secara

langsung dengan menerapkan norma-norma yang

ada dimasyarakat.

Page 51: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

37

2) Psikodrama

Psikodrama adalah metode pembelajaran

dengan bermain peran yang bertitik tolak dari

permasalahan-permasalahan psikologis.

Psikodrama merupakan permainan peranan yang

dimaksudkan agar individu memperoleh

pengertian lebih dalam tentang dirinya.

Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi,

yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang

lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep

diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan

yang dialaminya.

3) Role Playing

Role playing atau permainan peran adalah

metode pembelajaran sebagai bagian dari metode

simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi

peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa

aktual. Dalam proses pelajarannya metode ini

mengutamakan pola permainan dalam bentuk

dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh

kelompoknya masing-masing dengan mekanisme

pelaksanaan yang diarahkan guru untuk

melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan

atau direncanakan sebelumnya.

Melalui bermain peran, anak-anak

mencoba mengeksplorasi hubungan antar

manusia dengan cara memperagakannya dan

Page 52: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

38

mendiskusikannya sehingga dapat

mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai dan

berbagaistrategi pemecahan masalah. Bermain

peran membantu anak-anak menemukan makna

dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi

dirinya (Mulyasa 2016, 173).

Dapat disimpulkan bahwa role playing

adalah kegiatan bermain peran dalam

pengawasan dan bukan merupakan kegiatan yang

sesungguhnya.

c. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Simulasi

Langkah-langkah Pelaksanaan Metode

Simulasi Menurut Wina Sanjaya terdiri atas 3 bagian

yaitu persiapan simulasi, pelaksanaan simulasi dan

penutup simulasi.

1) Persiapan Simulasi

a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan.

b) Guru memberikan gambaran masalah dalam

situasi yang akan disimulasikan.

c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat

dalam simulasi, peranan yang harus

dimainkan oleh pemeran.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya pada siswa yang terlibat

dalam pemeran simulasi.

Page 53: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

39

2) Pelaksanaan Simulasi

a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok

pemeran.

b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh

perhatian.

c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada

pemeran yang mendapatkan kesulitan.

d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat

puncak. Hal ini dimaksudkan untuk

mendorong siswa berfikir dalam

menyelesaikan masalah yang sedang

disimulasikan.

3) Penutup Simulasi

a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya

simulasi maupun materi cerita yang

disimulasikan.

b) Guru harus mendorong agar siswa dapat

memberikan kritik dan tanggapan terhadap

proses pelaksanaan simulasi.

4. Kesejateraan Sosial Anak

Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009

pasal 1 ayat 1 tentang Kesejahteraan Sosial, Kesejahteraan

sosial anak adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, sosial agar hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan

fungsi sosialnya.

Page 54: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

40

Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002

menyatakan bahwa tanggung jawab orangtua atau

keluarga adalah: Petama mengasuh, memelihara,

mendidik dan melindungi anak. Kedua,

menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan,

bakat dan minatnya. Ketiga, mencegah terjadinya

perkawinan pada usia anak. Keempat, orangtua tidak ada,

atau karena suatu sebab, tidak dapat dilaksanakan

kewajiban dan tanggungjawabnya maka kewajiban dan

tanggungjawab beralih pada keluarga, yang dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Orangtua atau keluarga mempunyai posisi

strategis dan sangat berperan dalam kehidupan anggota

keluarganya, dalam mengasuh dan mendidik anak, agar

anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dalam

kehidupannya.

Dalam UU No. 23 Tahun 2002 diatur mengenai

hak dan kewajiban anak yang tercantum dalam Pasal 4

sampai pasal 10 adalah sebagai berikut: 1). Hak untuk

dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan

dan diskriminasi. 2). Hak atas suatu nama sebagai

identitas diri dan status kewarganegaraan. 3). Hak untuk

beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi

sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam

bimbingan orang tua. 4). Hak untuk mengetahui orang

Page 55: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

41

tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.

5). Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan

sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan

sosial. 6). Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran

dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat

kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. 7).

Khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak

memperoleh pendidikan luar biasa 8). Setiap anak yang

menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi,

bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan

sosial. 9). Hak menyatakan dan didengar pendapatnya,

menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai

dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi

pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai

kesusilaan dan kepatutan. 10). Hak untuk beristirahat dan

memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang

sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan

minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi

pengembangan diri

Setiap hak yang didapatkan berimbang dengan

kewajiban yang harus dijalankan, selain memiliki

beberapa hak, seorang anak juga memiliki beberapa

kewajiban yang harus dilaksanakan dalam kehidupannya.

Dalam pasal 19 UU NO. 23 Tahun 2002 diuraikan bahwa

setiap anak memiliki kewajiaban untuk: 1. Menghormati

orang tua, wali, dan guru. 2. Mencintai keluarga,

masyarakat, dan menyayangi teman. 3. Mencintai tanah

Page 56: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

42

air, bangsa, dan negara. 4. Menunaikan ibadah sesuai

dengan ajaran agamanya. 5. Melaksanakan etika dan

akhlak yang mulia.

5. Permasalahan Anak

Saat ini 38 juta atau 23% dari penduduk Indonesia

hidup berada di bawah garis kemiskinan. Selain

kemiskinan, jumlah anak rawan terlantar ada 10,1 juta

anak. Pemerintah memperkirakan jumlah pekerja anak

sebesar 1,8 juta dan anak terlibat prostitusi sebanya

40.000 – 70.000 anak. Apabila pendidikan tidak lagi

mampu menjadi pemurtus rantai kemiskinan, maka anak-

anak akan menjadi korban yang paling nyata dan dampak

sosial yang ditimbulkannya. Dalam jangka yang panjang,

lemahnya investasi sosia dibidang pendidikan akan

memperburuk pembangunan kualitas hidup manusia di

kemudian hari.

Penyelenggaraan pendidikan yang harusnya

menjadi tanggungjawab pemerintah kemudian diserahkan

kepada pihak swasta untuk, dalam hal ini untuk

memperoleh keuntungan. Karenanya seringkali

menjadikan pendidikan menjadi bahan bisnis dan

investasi. Pendidikan menjadi “barang mewah” yang sulit

dijangkau masyarakat bawah (Suharto 2005, 213-214).

Pemerintah harus tetap bertanggungjawab dalam

dunia pendidikan. Keterbatasan dana tidak boleh dijadikan

alasan untuk lepas tanggungjawab pemerintah. Karena

Page 57: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

43

yang sering terjadi adalah salah kelola. Mempertegas dan

memperjelas arah regulasi pendidikan, mengembangkan

aturan pendidikan yang jelas dan tegas. Mengembangkan

jaminan sosial pendidikan untuk keluarga kurang mampu

(miskin) secara melembaga dan berkelanjutan misalnya

tunjangan pendidikan, beasiswa, subsidi silang (Suharto

2005, 220).

B. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Variabel Bebas , Variabel Tergantung

Psikodrama Kesadaran Diri

Sosiodrama Tanggung jawab

Role playing Perilaku Prososial

Variabel yang Mengikuti Variabel yang Mengikuti

Page 58: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

44

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis terdiri dari dua bagian, yaitu hipotesis kerja atau

alternative (Ha) dan hipotesis null (Ho). Hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

- Ha: Adanya pengaruh simulasi belajar terhadap

perkembangan sosial anak usia dini di Taman Kanak-

Kanak Adhyaksa XXI Lebak Bulus.

Jika nilai signifikan < 0,05 maka variabel independen

berpengaruh artinya hipotesis Ho ditolak dan Ha

diterima.

- Ho: Tidak ada pengaruh antara simulasi belajar terhadap

perkembangan sosial anak usia dini di Taman Kanak-

Kanak Adhyaksa XXI Lebak Bulus.

Jika nilai signifikan > 0,05 maka variabel independen

tidak berpengaruh., artinya Ho diterima dan Ha ditolak.

(Hartono 2018, 75)

Page 59: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 60: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini populasi dan sampel diperlukan

untuk memperkecil kompleksitas dan menghemat waktu,

tenaga dan biaya serta mendapatkan sampel dengan

karkteristik yang serupa dengan populasi. Berikut adalah

populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Populasi

Poulasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2014,

148). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik

yang terkait dengan program pembelajaran di sekolah TK

Adhyaksa XXI dengan karakteristik khusus yaitu siswa-

siswi kelompok TK B yang berusia 5 – 6 tahun yaitu

sejumlah 40 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono 2014, 149). Sampel

dalam penelitian ini adalah peserta didik dengan

memberikan kuisionernya kepada orangtua atau wali

murid. Teknik pengambilan sampel menggunakan total

sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan

sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah

Page 61: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

46

populasi. Total sampling digunakan ketika jumlah

populasi kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan

sampel penelitian (Arikunto 2010, 112).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari

– Maret 2020, di Taman Kanak-Kanak Adhyaksa XXI.

Beralamat di Jalan Adhyaksa IV, Komplek Kejaksaan Agung

RI, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

C. Sumber Data

Sumber data adalah hasil pencatatan peneliti baik

yang berupa fakta atau angka. Dalam memperoleh data yang

dibutuhkan guna melengkapi proses penelitian ini, penulis

melakukan serangkaian kegiatan yang bersumber dari data:

a. Data Primer

Data primer merupakan hasil penelitian yang dilakukan

secara langsung. Data primer dalam penelitian ini

diperoeh dari kuisioner yang disebar dan diisi oleh

responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak

lain yang dilakukan secara studi literatur, artikel, jurnal,

kurikulum yang berkatan dengan penelitian. Dalam

penelitian ini penulis mendapatkan sumber data sekunder

dari Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) TK

Adhyaksa XXI.

Page 62: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

47

D. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen penelitian sebagai

proses pengumpulan data agar menjadi lebih mudah dan

sistematis. Penelitian ini menggunakan sebuah pendekatan

yang dikenal dengan pendekatan kuantitatif dengan

pendekatan kausal. Pendekatan kausal dalam penelitian ini

dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab –

akibat dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap

akibat yang ada, mencari kembali faktor yang menjadi

penyebab melalui data tertentu. Dimana dalam penelitian ini

akan dilihat efektivitas simulasi belajar terhadap

perkembangan sosial anak usia dini.

Dalam hal ini peneliti menggunakan instrumen

penelitian dalam bentuk angket atau kuisioner. Kuisioner

yang digunakan terdiri dari dua variabel, yaitu kuisioner

yang berkaitan dengan simulasi belajar dan kuisioner

perkembangan sosial anak usia dini. Pembuatan kuisioner

harus sesuai dengan variabel penelitian dan juga skala yang

digunakan untuk mengukur data yang diperoleh. Definisi

variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel bebas adalah valiabel yang menjadi penyebab

atau mempengaruhi variabel lainnya (Sugiyono 2014,

39). Variabel bebas (x) adalah Simulasi Belajar

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur

untuk menentukan pengaruh variabel yang dipengaruhi

Page 63: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

48

oleh variabel bebas (Sugiyono 2014, 39). Variabel terikat

(y) pada penelitian ini adalah Perkembangan Sosial Anak

Usia Dini (y).

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitan Variabel

Simulasi Belajar

Diadaptasi dari beberapa buku yaitu Strategi Belajar Mengajar,

Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Definisi operasinal

simulasi belajar menurut Abu Ahmadi adalah tiruan atau suatu

perbuatan yang bersifat pura-pura dan menurut Wina Sanjaya

simulasi dibagi menjadi tiga yaitu sosiodrama, psikodrama dan

role playing.

VARIABEL DIMENSI/ASPEK SUB-INDIKATOR ITEM

Menurut Abu

Ahmadi simulasi

(simulation)

berarti tiruan

atau suatu

perbuatan yang

bersifat pura-

pura saja

(Ahmadi 2005,

83).

1. Sosiodrama

a. Percaya diri

b. Peduli dengan teman

c. Mampu berkomunikasi

d. Mampu mengemukakan pendapat

e. Mampu berinteraksi

1

2

3

4

5

2. Psikodrama

a. Menggambar dengan imajinasi

b. Mengetahui perasaannya

c. Berkhayal dengan benda disekitar

d. Kreativitas

6

7

8

9

3. Role Playing

a. Bermain dengan benda disekitar

b. Bermain dengan teman lainnya

c. Mengingat peran yang dimainkan

d. Memecahkan masalah sederhana

e. Menunjukan sikap toleransi

f. Tahu akan kewajibannya

g. Memiliki semangat dalam memainkan

peran

h. Menunjukkan tutur kata yang baik

10

11

12

13

14

15

16

17

Page 64: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

49

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitan Variabel

Perkembangan Sosial Anak Usia Dini

Definisi operasional perkembangan sosial menurut Suryadi

adalah tingkat jalinan anak dengan orang lain dan diadaptasi

dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak

Usia Dini aspek perkembangan sosial terdiri dari kesadaran

diri, rasa tanggungjawab untuk diri sendiri dan orang lain serta

perilaku prososial.

VARIABEL DIMENSI/ASPEK SUB-INDIKATOR ITEM

Perkembangan

sosial adalah

tingkat jalinan

interaksi anak

dengan orang

lain, mulai dari

orang tua,

saudara, teman

bermain, hingga

masyarakat

secara luas

(Suyadi 2010,

109)

1. Kesadaran Diri

a. Menunjukan sikap mandiri

b. Mengendalikan perasaan

c. Bangga terhadap hasil karya sendiri

d. Menunjukkan rasa percaya diri

e. Memahami peraturan dan disiplin

f. Memiliki sikap gigih (pantang menyerah)

1

2

3

4

5

6

2. Rasa tanggung jawab

untuk diri sendiri dan

orang lain

a. Tahu akan haknya

b. Mentaati aturan kelas

c. Bertanggung jawab atas perilakunya

d. Mengatur diri sendiri

e. Menghargai orang lain

f. Mau berbagi, menolong, dan membantu

teman

7

8

9

10

11

12

3. Perilaku Prososial

a. Bermain dengan teman sebaya

b. Berbagi dengan orang lain

c. Menghargai hak/pendapat/karya orang lain

d. Menaati aturan permainan

e. Menunjukkan rasa empati

f. Mengenal tata krama dan sopan santun

g. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan

kondisi yang ada

h. Bersikap kooperatif dengan teman

13

14

15

16

17

18

19

20

Page 65: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

50

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan sebuah data.

Data merupakan suatu hal yang penting untuk melakukan

sebuah penelitian, yang kemudian data tersebut digunakan

untuk menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian.

Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data

sekunder, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan metode:

1. Studi pustaka

Teori diperoleh dari buku, jurnal, sumber yang

berkaitan, dan karya ilmiah. Metode ini digunakan untuk

mempelajari dan memahami literatur-literatur berkaitan

dengan penelitian ini.

2. Angket (Kuisioner)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner yang

telah dibuat oleh peneliti memiliki skala variabel dengan

kategori jawaban 4 tingkatan. Kuisioner yang telah dibuat

akan diberikan kepada guru dan orangtua wali murid yang

akan dijadikan sebagai objek penelitian. Kuisioner yang

dibuat telah dikembangkan sendiri oleh peneliti untuk

digunakan sebagai bahan pernyataan yang berkaitan

dengan simulasi belajar dengan perkembangan sosial anak

usia dini. Sebelum kuisioner dibagikan kepada responden,

peneliti akan melakukan pengujian terhadap kuisioner

Page 66: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

51

untuk meyakinkan validitas dan reliabilitas yang tinggi.

Kuisioner tersebut akan diberikan kepada 20 responden di

TK Adhyaksa XXI untuk menguji validitas dan

reliabilitas terhadap kuisioner yang dibuat.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan

data melalui peninggalan yang tertulis. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

dokumentasi yaitu mendokumenter data dari peserta didik

di Taman Kanak-Kanak Adhyaksa XXI Lebak Bulus.

Mengkaji dokumen yang berkaitan dengan permasalahan

guna dijadikan sebagai sumber penelitian. Data yang

dibutuhan antara lain latar belakang sekolah, data-data

siswa, dan juga kurikulum yang digunakan sebagai acuan

untuk melaksakan pembelajaran, serta dokumentasi dalam

bentuk foto yang akan diambil selama masa penelitian.

F. Teknik Pengolahan Data

Peneliti menggunakan teknik skala likert untuk

pemberian hasil dari kuisioner yang diberikan kepada

responden. Skala likert merupakan skala yang digunakan

untuk mengukur pendapat, sikap, persepsi baik berasal dari

seseorang maaupun sekelompok orang tentang fenomena

sosial yang diteliti. Peneliti menggunakan skala likert yang

terdiri dari 4 poin.

Page 67: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

52

Data yang telah terkumpul menggunakan kuisioner

selanjutnya akan diolah secara kuantitatif dengan

menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social

Science) for windows versi 25.0. analisis data dilakukan

apabila semua data telah terkumpul dan telah melalui uji

prasyarat maka akan dilakukan analisis data. Data dalam

penelitian berskala ordinal maka penelitian ini dianalisis

menggunakan uji regresi. Uji regresi ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh dari variabel x (simulasi belajar)

terhadap variabel y (perkembangan sosial anak usia dini).

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu

instrumen (Ridwan dan Sunarto 2012, 348). Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas

tinggi. Sebaliknya instrumen yang kuran valid berarti

memiliki validitas rendah.

Validitas dalam penelitian ini merupakan jenis

validitas konstruk yaitu menentukan validitas dengan

cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh masing-

masing item yang dapat berupa pertanyaan maupun

pernyataan dengan skor totalnya. Setelah membuat

kuesioner (instrumen penelitian) langkah selanjut

menguji apakah kuesoner yang dibuat tersebut valid atau

tidak. Untuk mengukur kevalidan dari instrumen, penulis

Page 68: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

53

menggunakan metode korelasi produk momen (product

momen correlation) yaitu dengan menggunakan rumus:

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa

sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument tersebut sudah baik (Arikunto 1998, 171).

Instrumen yang dipercaya akan menghasilkan data yang

dipercaya juga. Dalam penelitian ini uji reliabilitas

variabel dengan menggunakan rumus koefisien Alpha

Cronbach. Reliabilitas yang digunakan adalah uji internal

consistency dengan jenis alpha cronbach, sebab pada

kuesioner yang dibuat menggunakan skala likert. Rumus

alpha cronbach sebagai berikut:

Page 69: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

54

H. Teknik Analisis Data

Karena data dalam penelitian ini berskala ordinal

maka penelitian dianalisis menggunakan teknik uji regresi.

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

simulasi belajar terhadap perkembangan sosial anak usia

dini. Perlu dilakukan pengujian dalam penelitian ini dengan

menggunakan uji regresi linear sederhana. Analisis ini

digunakan untuk menguji pengaruh variabel X (simulasi

belajar) terhadap Y (perkembangan sosial anak usia dini)

dengan menggunakan rumus:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Subjek variabel terikat yang diprediksi (perkembangan

sosial anak usia dini).

X = Subjek variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu

(simulasi belajar).

a = Bilangan konstanta regresi untuk X = 0 (nilai y pada saat

x nol).

b = Koefisien arah regresi yang menunjukkan angka

peningkatan pada variabel y jika bertambah atau

berkurang 1 poin.

Page 70: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

55

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Profil Sekolah

TK Adhyaksa XXI berada di Jalan Adhyaksa IV

Komplek Kejaksaan Agung Republik Indonesia Lebak

Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan

pada kelompok TK B. Kegiatan belajar mengajar

berlangsung di kelas TK A dan B dengan jumlah siswa

sebanyak 70 orang yang terdiri dari siswa laki-laki dan

perempuan.

a. Sejarah Singkat Sekolah

Berawal dari keinginan luhur untuk

memperhatikan kesejahteraan dalam pendidikan dini

anak-anak keluarga Komplek Kejaksaan Tinggi DKI

Jakarta, yang berlokasi di Kelurahan Lebak Bulus,

Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan. Maka

didirikanlah TK Adhyaksa XXI pada tanggal 1

September 1981 diikuti dengan pendirian Kelompok

bermain pada tanggal 17 Juli 1997. Gedung ini berdiri di

atas lahan seluas ± 2700 m2, lengkap dengan sarana

ruang belajar, ruang guru, aula, halaman tempat bermain

dan kolam renang. TK Adhyaksa XXI telah terdaftar

pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Adapun tujuan didirikannya TK Adhyaksa XXI

yaitu untuk menyiapkan anak untuk memasuki jenjang

Page 71: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

56

pendidikan dasar dan menyelesaikan berbagai kegiatan

untuk menumbuhkan kepribadian anak yang beriman,

berkompetensi dan berwawasan.

Moto TK Adhyaksa XXI:

Membentuk pribadi cerdas, ceria, dan berakhlak

mulia.

Visi TK Adhyaksa XXI:

Terwujudnya peserta didik yang berprestasi,

bertanggung jawab, kreatif, terampil, berakhlak mulia

dan berwawasan lingkungan hidup.

Misi TK Adhyaksa XXI:

a. Mengikutsertakan peserta didik pada kegiatan di

dalam dan di luar sekolah.

b. Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

menciptakan hasil karya melalui kegiatan

bermain sambil belajar.

c. Menanamkan pendidikan karakter sejak dini

kepada peserta didik.

d. Melaksanakan ajaran agama yang dianut.

e. Memberikan penanaman rasa cinta terhadap

lingkungan sejak dini.

Page 72: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

57

b. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi TK Adhyaksa XXI

Sumber: Data Sekunder KTSP TK Adhyksa XXI, 2019

Page 73: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

58

2. Kegiatan di Sekolah

Kegiatan pengembangan pembelajaran di TK

Adhyaksa terdiri dari beberapa kegiatan yaitu mulai dari

bahasa Inggris, menggambar atau melukis, menyanyi

bersama, kegiatan menari, dan juga kegiatan Agama

Islam. Kegiatan tersebut dibagi menjadi beberapa hari

yang sudah ditentukan melalui jadwal yang dibuat oleh

pihak sekolah.

Kegiatan pertama yaitu suatu cara penanaman jiwa

kepemimpinan dengan melaksanakan kegiatan

upacara yang dilaksanakan 1 x dalam 1 minggu setiap

hari Senin untuk setiap kelompok usia baik TK A

maupun TK B. Upacara bendera dilaksanakan untuk

menanamkan jiwa kepemimpinan, kedisiplinan dan

rasa tanggung jawab.

Gambar 4.2 Kegiatan Upacara Bendera

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

Page 74: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

59

Selain melaksanakan kegiatan upacara anak-

anak juga dibiasakan untuk mengucapkan

terimakasih, meminta tolong dengan baik, meminta

maaf jika berbuat salah, menolong teman,

menawarkan bantuan dengan baik, memberi ucapkan

selamat kepada teman yang mencapai prestasi baik,

menjenguk dan mendoakan teman yang sakit, rapi

dalam berpakaian, santun dalam bertutur kata,

mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain,

tersenyum ketika bertemu dengan siapapun, dan

berbagi dengan sesama.

Gambar 4.3 Kegiatan bantuan sosial kepada

korban banjir

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

Page 75: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

60

Kegiatan pengenalan Bahasa Inggris yang

dilaksanakan 1 x dalam 1 minggu untuk setiap hari

Rabu untuk kelompok usia TK A dan B.

Kegiatan menggambar atau melukis dilaksanakan 1 x

dalam 1 minggu untuk setiap kelompok usia.

Kegiatan drumband dilaksanakan 1 x dalam 1 minggu

untuk setiap kelompok usia.

Kegiatan menari dilaksanakan 1 x dalam 1 minggu

untuk setiap kelompok usia.

Kegiatan menyanyi dilaksanakan 1 x dalam 1 minggu

untuk setiap kelompok usia.

Kegiatan berenang dilaksanakan 2 x dalam 1 bulan

untuk setiap kelompok usia

Kegiatan komputer dilaksanakan 2 x dalam 1 bulan

untuk setiap kelompok usia

Kegiatan pengenalan hukum sejak dini dilaksanakan

4 x dalam 1 tahun untuk setiap kelompok usia.

B. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini peneliti sudah menetapkan

karakteristik responden yang akan dijadikan sebagai subjek

penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah totak sampling

dengan responden seluruh peserta didik yang terkait dengan

program pembelajaran di sekolah TK Adhyaksa XXI baik

laki-laki maupun perempuan yang berusia 5 – 6 tahun.

Adapun karakteristiknya sebagai berikut:

Page 76: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

61

a. Jenis Kelamin

Gambar 4.4 Diagram Jenis Kelamin

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Dapat dilihat berdasarkan karakteristik jenis

kelamin yang mengisi kuisioner, dari diagram diatas

dapat diketahui bahwa berdasarkan jumlah keseluruhan

40 responden yang telah mengisi kuisioner yang

memiliki presentase sebanyak 55% adalah laki-laki

dengan jumlah 22 orang dan yang memiliki presentase

sebanyak 45% adalah perempuan dengan jumlah 18

orang.

Page 77: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

62

b. Usia

Gambar 4.5 Diagram Usia

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan karakter usia, dari diagram di atas

menunjukkan bahwa total keseluruhan dari 40 responden

yang telah mengisi kuisioner, responden yang berusia 5

tahun sebanyak 24 orang dengan presentase sebesar 60%

dan responden yang beusia 6 tahun sebanyak 16 orang

dengan presetase sebesar 40%.

C. Deskripsi Variabel Simulasi Belajar

Simulasi belajar merupakan salah satu kegiatan atau

metode yang diberikan sekolah kepada peserta didik dalam

melaksanakan proses belajar mengajar. Gambaran bagaimana

simulasi belajar dilaksanakan dapat dilihat dari uji skoring

Page 78: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

63

mengenai deskripsi statistik mengenai bentuk simulasi

belajar yang diberikan sekolah terhadap peserta didik di TK

Adhyaksa XXI Lebak Bulus Jakarta Selatan. Berikut hasil

dari perhitungan kategori simulasi belajar:

Gambar 4.6 Diagram Variabel Simulasi Belajar

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan analisa kategori dengan menggunakan

SPSS for Windows Version 25.0 simulasi belajar yang

dilaksanakan memperoleh tiga kategori yaitu, kategori

rendah adalah responden yang memiliki skor dibawah 57

dengan presentase sebesar 17% dengan jumlah 7 anak.

Kategori sedang adalah responden yang memiliki skor lebih

dari 57 dan kurang dari 67 dengan presentase sebesar 53%

dengan jumlah 21 anak dan kategori tinggi adalah responden

yang memiliki skor lebih dari 67 dengan presentase sebesar

Page 79: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

64

30% dengan jumlah 12 anak. Maka dapat disimpulkan bahwa

kategori sedang mendominasi pada variabel simulasi belajar.

Melalui data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

simulasi belajar yang diberikan sekolah terhadap peserta

didik di TK Adhyaksa XXI berkategori sedang.

D. Deskripsi Variabel Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan hasil atau capaian

yang diperoleh peserta didik, untuk melihat bagaimana

perkmebangan sosial anak usia dini di TK Adhyaksa XXI

maka dilakukan uji skoring. Berikut hasil dari pengujiannya

Gambar 4.7 Diagram Variabel Perkembangan Sosial

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan analisa kategori dengan menggunakan

SPSS for Windows Version 25.0 kategori perkembangan

Page 80: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

65

sosial peserta didik memperoleh tiga kategori yaitu, kategori

rendah adalah responden yang memiliki skor dibawah 63

dengan presentase sebesar 10% dengan jumlah 4 anak.

Kategori sedang adalah responden yang memiliki skor lebih

dari 63 dan kurang dari 70 dengan presentase sebesar 32%

dengan jumlah 13 anak dan kategori tinggi dengan presentase

sebesar 58% dengan jumlah 23 anak. Maka dapat

disimpulkan bahwa kategori tinggi mendominasi pada

variabel perkembangan sosial. Melalui data yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang bersekolah di

TK Adhyaksa XXI memiliki perkembangan sosial yang

tinggi.

E. Metode Pembelajaran

Metode pelajaran yang digunakan di sekeloh TK

Adhyaksa XXI menggunakan metode klasikal yang

sebagaimana acuannya menggunakan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), yang mana kurikulum tersebut

merupakan seperangkat perencanaan dan pengaturan

mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar dan hasil

belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.

Metode pembelajaran yang sering digunakan oleh

guru adalah bermain, dimana dalam bermain terdapat

tahapan pembelajaran yang dapat melatih perkembangan

sosial anak usia dini diantaranya yaitu simulasi belajar.

Page 81: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

66

Simulasi belajar yang digunakan oleh guru meliputi

sosiodrama, psikodrama dan role play.

Simulasi digunakan sebagai acuan atau contoh bagi

anak untuk meniru sesuatu yang baik. Salah satu metode

yang digunakan adalah sosiodrama, dalam kegiatan

sosiodrama anak mendapat bimbingan dari guru dalam

mengembangkan kemampuan berekspresi dan kerjasama

sehingga anak dapat memotivasi dan memperkuat teman

yang lain dalam memerankan tokoh yang diperankan.

Sosiodrama dilakukan untuk mengembangkan daya khayal

atau imajinasi anak. Manual pelaksanaannya dilakukan anak

dengan memanfaatkan benda disekitar dan menjadikan

dirinya sebagai seorang polisi yang seolah-olah sedang

menjaga keamanan di sekitar, dengan begitu anak akan lebih

berani tampil didepan umum.

Gambar 4.8 Anak Sedang Melakukan Sosiodrama

Menjadi Seorang Polisi

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

Page 82: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

67

Metode simulasi psikodrama yang dilakukan untuk

memberikan pengalaman kepada anak dan juga untuk

meningkatkan imajinasi serta kreativitas yang dimiliki anak

sejak dini. Manual pelaksanaannya dilakukan anak dengan

cara menggambar bebas dengan imajinasi.

Gambar 4.9 Anak Sedang Menggambar Sesuai Imajinasi

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

Metode role playing yang diajarkan dapat melatih

anak untuk memahami dan mengingat peran apa yang

dilakukan. Manual pelaksanaannya dengan pengawasan dan

arahan orang yang lebih dewasa. Anak dilatih bagaimana jika

menjadi orang lain dengan peran yang berbeda dan akan

mengingat pengalaman baru yang telah dilakukan.

Page 83: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

68

Gambar 4.10 Anak Sedang Berperan Menjadi Petugas

Pemadam Kebakaran

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

terlihat bahwa melalui berbagai simulasi belajar yang telah

diberikan oleh guru di sekolah, peserta didik memperoleh

kematangan dalam perkembangan sosialnya. Perkembangan

sosial tersebut adalah anak lebih percaya diri untuk tampil di

tempat umum. Anak mampu bersosialisasi di lingkungan

sekolah dan tempat dimana mereka berada seperti

menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih tua,

mau menolong dan berbagi dengan sesama teman serta dapat

mentaati peraturan yang ada di sekolah misalnya (datang ke

sekolah tepat waktu).

Anak juga mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi

dengan dengan lingkungan di sekitarnya dengan bersabar

menunggu giliran berperilaku baik dan berbicara

Page 84: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

69

menggunakan tutur kata yang sopan santun (meminta tolong

dan mengucapkan terima kasih). Anak mampu mengurus

dirinya sendiri dalam kegiatan sehari-hari seperti mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan, merapihkan tempat

makan setelah digunakan dan dapat merapihkan serta

mengembalikan mainan ke tempat semula. Melalui simulasi,

anak dapat memperoleh pegalaman, rangsangan untuk

bereksplorasi dan berinteraksi untuk membantu serta

meningkatkan perkembangan sosialnya.

F. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Validitas

Sebelum kuisioner disebar maka dilakukan uji

validitas. Uji validitas dilakukan untuk mengukur

keabsahan data dari kuisioner yang telah dibuat.

Pengujian pada penelitian ini menggunakan SPSS 25.0

for Windows Realese dan kuisioner tersebut telah diisi

oleh 20 orang responden uji coba. Adapun kuisioner

dikatakan valid apabila hasil nilai r hitung > r tabel.

Maka dari itu dilakukan uji validitas untuk mengetahui

kevalidtan dari kuisioner yang telah dibuat dan berikut

adalah data hasil dari uji validitas yang telah diuji:

Page 85: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

70

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel x

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan data dari tabel di atas terlihat bahwa

dari hasil uji validitas semua item pernyataan dalam

variabel x memiliki memiliki nilai r hitung > r tabael dan

dikatakan sehingga dari 17 item pernyataan semuanya

valid.

No Item rhitung rtabel Hasil Instrumen

1 0,785 0,443 Valid

2 0,727 0,443 Valid

3 0,691 0,443 Valid

4 0,597 0,443 Valid

5 0.629 0,443 Valid

6 0,823 0,443 Valid

7 0,755 0,443 Valid

8 0,774 0,443 Valid

9 0,752 0,443 Valid

10 0,81 0,443 Valid

11 0,638 0,443 Valid

12 0,723 0,443 Valid

13 0,864 0,443 Valid

14 0,769 0,443 Valid

15 0,758 0,443 Valid

16 0,705 0,443 Valid

17 0,712 0,443 Valid

Page 86: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

71

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel y

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan data dari tabel di atas terlihat bahwa

dari hasil uji validitas yang dilakukan menunjukkan 18

item pernyataan memiliki nilai r hitung > r tabael dan

dikatakan valid. Sementara 2 item pernyataan memiliki

nilai r hitung < r tabel dikatakan tidak valid.

No Item rhitung rtabel Hasil Instrumen

1 0,529 0,443 Valid

2 0,691 0,443 Valid

3 0,152 0,443 Tidak Valid

4 0,515 0,443 Valid

5 0,223 0,443 Tidak Valid

6 0,707 0,443 Valid

7 0,595 0,443 Valid

8 0,558 0,443 Valid

9 0,794 0,443 Valid

10 0,721 0,443 Valid

11 0,69 0,443 Valid

12 0,712 0,443 Valid

13 0,52 0,443 Valid

14 0,691 0,443 Valid

15 0,791 0,443 Valid

16 0,645 0,443 Valid

17 0,697 0,443 Valid

18 0,42 0,443 Valid

19 0,696 0,443 Valid

20 0,614 0,443 Valid

Page 87: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

72

2. Uji Reliabilitas

Instrumen atau kuesioner dapat dikatakan reliabel

apabila memiliki nilai Alpha Cornbach > 0,60. Berikut

hasil instrumen kuisioner yang telah diuji menggunakan

SPSS 25.0 for Windows Realese.

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Simulasi Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.946 17

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Perkembangan Sosial Anak Usia Dini

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.906 20

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan hasil hitung uji reliabilitas pada tabel

4.3 dimana nilai alpha Cronbach 0,946 yaitu lebih besar

dari 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen

variabel x (simulasi belajar) reliabel dan berdasarkan hasil

hitung uji reliabilitas pada tabel 4.4 dimana nilai alpha

Page 88: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

73

Cronbach 0,906 yaitu lebih besar dari 0,60 sehingga dapat

dikatakan bahwa instrumen variabel y (perkembangan

sosial anak usia dini) adalah reliabel.

3. Pengaruh Simulasi Belajar Terhadap Perkembangan

Sosial Anak Usia Dini

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan pengolahan data analisa regresi linear

sederhana dengan menggunakan program SPSS 25.0 for

Windows Release bahwa nilai konstanta untuk variabel

simulasi belajar adalah 70,609 sedangkan hasil nilai

koefisien perkembangan sosial anak usia dini adalah 0,120

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant)

70,609 8,369 8,437 0,000

Simulasi

Belajar 0,120 0,137 0,141 0,877 0,386

a. Dependent Variable: Perkembangan Sosial anak usia dini

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients t Sig.

R R SquareAdjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .441a .341 .300 5,150

Model Summary

Model

a. Predictors: (Constant), Simulasi Belajar

Page 89: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

74

dengan demikian dapat dimuat persamaan regresi liniear

dengan mengacu pada rumus berikut:

Y = 70,609 + 0,120X

Y adalah perkembangan sosial anak usia dini dan X adalah

simulasi belajar. Artinya adalah:

Nilai konstanta sebesar 70,609 menyatakan bahwa nilai

X= 0 atau variabel simulasi belajar tidak ada maka nilai

variabel perkembangan sosial anak usia dini adalah

70,609.

Koefisien regresi variabel simulasi belajar 0,120 yang

berarti bahwa setiap perubahan satu poin variabel

simulasi belajar akan meningkatkan perkembangan

sosial anak usia dini sebesar 0,120 kali.

Nilai signifikan (sig) sebesar 0,000 nilai ini jauh lebih

rendah dibandingkan dengan 0,05. Dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

simulasi belajar dengan perkembangan sosial anak usia

dini. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik simulasi

belajar yang diberikan maka perkembangan sosial anak

usia dini akan semakin berkembang.

Apabila dilihat dari tabel Summary pada hasil regresi

linear sederhana, R Square sebesar 0,341 atau 34,1%, hal ini

menunjukkan bahwa pengaruh simulasi belajar terhadap

perkembangan sosial anak usia dini berpengaruh sebesar 34,1%

dan 65,9% dipengaruhi variabel lain yang tidak termasuk dalam

pembahasan ini.

Page 90: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan

metode kuantitatif yang memberikan gambaran pengaruh

simulasi belajar terhadap perkembangan sosial anak usia

dini. Berdasarkan data dari hasil penelitian dan pengujian

hipotesis maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

simulasi belajar dengan nilai signifikan (0,000) terhadap

variabel perkembangan sosial anak usia dini. Hal ini

menjelaskan bahwa simulasi belajar berpengaruh terhadap

perkembangan sosial anak usia dini di TK Adhyaksa XXI.

2. Kategori simulasi belajar yang dilaksanakan sekolah

dengan total 40 anak yang memiliki kategori rendah yaitu

sebanyak 7 anak, yang memiliki kategori sedang sebanyak

21 anak dan yang memiliki kategori tinggi sebanyak 12

anak. Disimpulkan bahwa kategori sedang mendominasi

untuk variabel simulasi belajar.

3. Perkembangan sosial anak usia dini di TK Adhyaksa XXI

dengan total 40 anak memiliki kategori rendah sebanyak 4

anak, dengan kategori sedang sebanyak 13 anak dan yang

memiliki kategori tinggi sebanyak 23 anak.

4. Perkembangan positif yang tercapai yaitu anak mampu

bersosialisasi dan berkomunikasi secara baik dengan

lingkungan sosial di sekitarnya, mampu bekerjasama,

Page 91: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

76

bersabar menunggu giliran, mempunyai rasa empati, dan

mau berbagi dengan sesame, dalam hal ini guru juga

memberikan contoh dalam setiap tindakan yang diambil

misalnya ucapan, sikap, dan memberikan bimbingan

kepada peserta didik dalam bersosialisasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis bermaksud

memberikan saran yang dapat bermanfaat bagi lembaga,

orangtua murid, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga

Perlu adanya peningkatan dalam memberikan

pembelajaran simulasi kepada peserta didik dan memberi

berbagai metode belajar dalam melakukan simulasi

pembelajaran.

2. Bagi Orangtua

Perlu adanya bimbingan dan latihan kepada anak di

rumah untuk melakukan pengulangan pembelajaran yang

telah dilakukan di sekolah agar memotivasi anak dalam

meningkatkan pengembangan sosial untuk

mempersiapkan diri ketingkat pendidikan dan lingkungan

selanjutnya.

Page 92: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

77

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

Pustaka Setia.

Al-Qur'an dan Terjemahan. 2006. Q.S Luqman . Jakarta:

Magfirah Pustaka.

Anwar, Chirul. 2014. Hakikat Manusia Dalam Pendidikan

Sebuah Tujuan Filosofis. Yogyakarta: SUKA, Press.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktis . Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asrul, and Ahmad Syukri . 2016. Strategi Pendidikan Anak Usia

Dini. Medan : Perdana Publishing.

Depdiknas. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

No.20 ahun 2003. Jakarta: Depdiknas.

El-Khuluqo, Ihsana. 2015. Manajemen PAUD (Pendidikan Anak

Usia Dini): Pendidikan Taman Kehidupan Anak.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hartono . 2018. Konsep Analisa Keuangan Dengan Pendekatan

Rasio dan SPSS . Yogyakarta : Budi Utama .

Hasnida. 2014. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta:

Luxima.

Page 93: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

78

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenada

Media Group.

Jalaludin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Meggit, Carolyn. 2013. Memahami Perkembangan Anak . Jakarta

: PT. Indeks .

Mulyasa, H. E. 2016. Manajemen PAUD. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya Offset .

Mutia, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta:

Prenada Media Group.

Ridwan dan Sunarto. 2012. Pengantar Statistik Untuk Penelitian

Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis.

Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan . Jakarta : Kencana.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan

Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan

Sosial & Pekerjan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Suryana, Dadan. 2018. Stimulasi Dan Aspek Perkembangan

Anak. Jakarta: Prenada Media Group.

Page 94: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

79

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini,

Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada

Media Group.

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Bintang

Pusaka Abadi.

Taniredja, Tukiran. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif.

Bandung: Alfabeta.

Wiyani & Barnawi , Novan Ardy . 2012. Format PAUD: Konsep,

Karakteristik, & Implementasi Pendidikan Anak Usia

Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Yus, Anita. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Prenada Media Group.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tetang Perlindungan

Anak.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) TK Adhyaksa

XXI Tahun Pelajaran 2019 – 2020.

Page 95: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 96: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

LAMPIRAN

Page 97: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

Lampiran 1 : Pernyataan Lulus Ujian Seminar Proposal Skripsi

Page 98: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

Lampiran 2 : Suraat Pengantar untuk Dosen Pembimbing

Page 99: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Skripsi

Page 100: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

Lampiran 4 : Surat Pemberian Izin Penelitian dari TK Adhyaksa

XXI

Page 101: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

Lampiran 5 : Kuisioner Penelitian

Page 102: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 103: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 104: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 105: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 106: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 107: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –
Page 108: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

Lampiran 5 : Tabulasi Data Hasil Penelitian

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B6 B17

R1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4

R2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

R3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3

R4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4

R5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4

R6 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4

R7 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4

R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4

R10 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3

R11 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3

R12 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R13 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3

R14 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R15 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

R19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R20 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4

R21 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4

R22 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4

R23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

R24 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3

R25 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4

R26 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4

R27 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4

R28 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3

R29 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4

R30 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4

R31 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4

R32 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4

R33 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4

R34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3

R35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

R37 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4

R38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R40 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

R

X

X1 X2 X3

Page 109: PENGARUH SIMULASI BELAJAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bredelkamp berpendapat bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 –

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B6 B17 B18

R1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R6 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R7 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

R8 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R9 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4

R10 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R11 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4

R12 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4

R13 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R15 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3

R16 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3

R17 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4

R18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R19 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4

R20 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R21 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4

R22 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4

R23 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R24 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3

R25 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3

R26 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R27 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4

R29 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4

R30 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3

R31 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R33 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4

R34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R35 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R36 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

R37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

R38 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

R39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

R40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

R Y1 Y2 Y3

Y