pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja ...i pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja...

154
i PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 JUWANA KABUPATEN PATI SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Oleh Erni Sulastri NIM 7101407122 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA

    TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 JUWANA

    KABUPATEN PATI

    SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    pada Universitas Negeri Semarang

    Oleh

    Erni Sulastri

    NIM 7101407122

    JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2011

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang

    panitia ujian skripsi pada:

    Hari : Kamis

    Tanggal : 19 Mei 2011

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dra. Y. Titik Haryati, M.Si. Kusumantoro, S.Pd.,M.Si.

    NIP. 195206221976122001 NIP. 197805052005011001

    Mengetahui:

    Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

    Dr. Partono Thomas, M.S.

    NIP.195212191982031002

  • iii

    PENGESAHAN KELULUSAN

    Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

    Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

    Hari : Jum’at

    Tanggal : 10 juni 2011

    Penguji

    Dra. Margunani, M.P.

    NIP. 195703181986012001

    Anggota I Anggota II

    Dra. Y. Titik Haryati, M.Si. Kusumantoro, S.Pd.,M.Si.

    NIP. 195206221976122001 NIP. 197805062005011001

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Ekonomi

    Drs. S. Martono, M.Si.

    NIP. 196603081989011001

  • iv

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

    sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

    Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

    dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini

    adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi sesuai dengan ketentuan berlaku.

    Semarang, Mei 2011

    Erni Sulastri

    NIM 7101407122

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto

    Do the best for all, and be the best of all

    Ilmu itu di hiasi dengan amal, bukan dengan berbangga-bangga dan berharap-

    harap.

    Hidup pemuda/i itu demi Allah harus dengan ilmu dan taqwa, apabila

    keduanya tidak ada, maka tak berarti hidup bagi dirinya.

    Persembahan

    1. Bapak, Ibu dan keluargaku tercinta

    yang telah memberikan kasih sayang,

    perhatian, dorongan dan doanya yang

    tiada henti.

    2. Keluarga besar Prodi Koperasi

    angkatan 2007 terimaksih atas

    semangat dan motivasinya.

    3. Almamater UNNES tercinta.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq

    dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

    ”PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

    KINERJA GURU SMA NEGERI 1 JUWANA, KABUPATEN PATI”. Skripsi

    ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana

    pendidikan jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi Pendidikan Koperasi Fakultas

    Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

    Selama mengadakan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis telah

    mendapatkan banyak bantuan dan dorongan dari semua pihak yang sangat besar,

    sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin

    menyampaikan ucapan terima kasih yang tak ternilai kepada yang terhormat:

    1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Universitas Negeri

    Semarang.

    2. Drs. S. Martono, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

    3. Dr. Partono Thomas, M.S., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas

    Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

    4. Dra. Y Titik Haryati, M.Si.,dan Kusumantoro, S.Pd., M.Si., selaku Dosen

    Pembimbing I dan II, yang penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan

    bimbingan dan arahan dari awal sampai akhir penyelesaian skripsi ini.

    5. Dra. Margunani, M.P., selaku dosen penguji atas segala saran dalam

    penyempurnaan skripsi ini.

  • vii

    6. Prof. Dr. DYP. Sugiharto, M.Pd., Kepala LP3 Universitas Negeri Semarang

    dan Prof. Dr. Sunandar, M.Si, Ketua Penyelenggara Sertifikasi IKIP PGRI

    Semarang, yang telah berkenan memberikan data dokumentasi nilai portofolio

    sertifikasi guru SMA Negeri 1 Juwana Kabupten Pati.

    7. Drs. Sumaryo, M.Pd, Kepala sekolah SMA Negeri 1 Juwana, yang telah

    memberikan ijin penelitian.

    8. Guru SMA Negeri 1 Juwana yang telah memberikan bantuan dalam penelitian.

    9. Semua pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Semoga bantuannya merupakan amal shalih dihadapan Allah SWT.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

    keterbatasan kemampuan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

    membangun dari siapa saja untuk perbaikan selanjutnya.

    Akhirnya penulis mengharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

    Semarang, Mei 2011

    Penulis

  • viii

    SARI

    Sulastri, Erni. 2011. ”Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Terhadap

    Kinerja Guru SMA Negeri 1 Juwana, Kabupaten Pati”. Skripsi. Jurusan

    Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

    Pembimbing I. Dra. Y Titik Haryati, M.Si. II. Kusumantoro, S.Pd, M.Si.

    Kata kunci : Kinerja Guru, Sertifikasi Guru, Motivasi Kerja

    Kualitas pendidikan akan terwujud jika proses belajar mengajar di kelas

    berlangsung dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya

    komponen yang mendukung, salah satunya adalah kinerja guru yang profesional.

    Kinerja guru dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya motivasi dan sertifikasi. Guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi maka akan

    menghasilkan kinerja yang tinggi, dan seorang guru yang yang memiliki

    penghasilan yang bagus, maka kinerjanya juga akan bagus. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat adalah : (1) adakah pengaruh sertifikasi guru dan

    motivasi kerja terhadap kinerja guru, (2) seberapa besar pengaruh sertifikasi guru

    dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

    (1) adakah pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru, (2)

    seberapa besar pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.

    Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Juwana Kabupaten Pati.

    Populasi dalam penelitian adalah seluruh guru yang sudah tersertifikasi, yang

    berjumlah 37 orang, karena semua guru yang tersertifikasi dijadikan objek dalam

    penelitian, maka disebut penelitian populasi. Variabel bebas yang dikaji dalam

    penelitian ini adalah sertifikasi guru ( ) dan motivasi kerja ( ) sedangkan

    variabel terikatnya adalah kinerja guru (Y). Pengumpulan data dilakukan dengan

    cara dokumentasi dan angket. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis

    dengan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi baik parsial maupun

    simultan.

    Hasil analisis menunjukkan bahwa, variabel kinerja guru sertifikasi secara

    umum dalam kriteria sangat tinggi, variabel sertifikasi guru dalam kriteria cukup

    tinggi, dan variabel motivasi kerja guru dalam kriteria tinggi. Berdasarkan

    pengujian hipotesis secara parsial, variabel sertifikasi guru berpengaruh terhadap

    kinerja guru, dan variabel motivasi kerja juga berpengaruh terhadap kinerja guru.

    Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan, variabel sertifikasi guru dan

    motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru.

    Kesimpulan yang diambil sebagai berikut: ada pengaruh variabel

    sertifikasi guru terhadap kinerja guru, ada pengaruh variabel motivasi kerja

    terhadap kinerja guru dan ada pengaruh antara sertifikasi guru dan motivasi kerja

    terhadap kinerja guru. Adapun saran yang disumbangkan adalah, kepada Diknas

    Kabupaten Pati untuk mengupayakan pendidikan dan pelatihan secara rutin guna

    meningkatkan kompetensi guru, kepada Pemerintah Daerah agar meningkatkan

    frekuensi momen lomba-lomba di kalangan guru, dan kepada pihak sekolah agar

    menanamkan budaya menulis dan meneliti dikalangan guru yang dapat

    dimanfaatkan untuk perbaikan mutu proses pembelajaran.

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

    PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii

    PERNYATAAN ............................................................................................ iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

    SARI ..................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

    1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 10

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 10

    1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................... 10

    BA B II LANDASAN TEORI

    2.1 Kinerja Guru................................................................................ 12

    2.2 Sertifikasi Guru ........................................................................... 24

    2.3 Motivasi Kerja ............................................................................. 32

    2.4 Kerangka Berfikir........................................................................ 40

    2.5 Hipotesis ...................................................................................... 41

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 43

    3.2 Variabel Penelitian ...................................................................... 44

    3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 45

  • x

    3.4 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .......................... 47

    3.5 Metode Analisis Data .................................................................. 50

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 64

    4.2 Pembahasan ................................................................................. 83

    BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan ................................................................................. 92

    5.2 Saran ........................................................................................... 93

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 94

    LAMPIRAN .................................................................................................. 97

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel

    1.1 Target Peningkatan Kualifikasi dan Sertifikasi Guru Secara Nasional .. 7

    1.2 Data Kinerja Guru sebelum tersertifikasi dalam Supervisi Kunjungan Kelas 9

    3.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 43

    3.2 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Kerja ............................................. 48

    3.3 Hasil Uji Validitas Angket Kinerja Guru ................................................ 48

    3.4 Kategori Skor Variabel Kinerja Guru ..................................................... 52

    3.5 Kategori Skor Kualifikasi Akademik ...................................................... 53

    3.6 Kategori Skor Pendidikan dan Pelatihan ................................................ 53

    3.7 Kategori Skor Pengalaman Mengajar ..................................................... 54

    3.8 Kategori Skor Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran ................... 54

    3.9 Kategori Skor Penilaian dari Atasan dan Pengawas ............................... 55

    3.10 Kategori Skor Prestasi Akademik ........................................................... 55

    3.11 Kategori Skor Karya Pengembangan Profesi .......................................... 56

    3.12 Kategori Skor Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah ................................. 56

    3.13 Kategori Skor Pengalaman Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial 57

    3.14 Kategori Skor Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan.. 57

    3.15 Kategori Skor Variabel Motivasi Kerja .................................................. 58

    4.1 Ketenagaan Menurut Status Kepegawaian, Jabatan, Golongan dan Pendidikan

    Terakhir ................................................................................................... 64

    4.2 Distribusi Kinerja Guru Sertifikasi ......................................................... 65

    4.3 Distribusi Kinerja Guru Sertifikasi untuk Indikator Perencanaan Program

    Kegiatan Pembelajaran............................................................................ 65

    4.4 Distribusi Kinerja Guru Sertifikasi untuk Indikator Pelaksanaan Kegiatan

    Pembelajaran ........................................................................................... 66

    4.5 Distribusi Kinerja Guru Sertifikasi untuk Indikator Evaluasi/ Penilaian

    Pembelajaran ........................................................................................... 67

    4.6 Distribusi Kualifikasi Akademik............................................................. 67

    4.7 Distribusi Pendidikan dan Pelatihan ....................................................... 68

    Halaman

  • xii

    4.8 Distribusi Pengalaman Mengajar ............................................................ 69

    4.9 Distribusi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran ......................... 70

    4.10 Distribusi Penilaian dari Atasan dan Pengawas ...................................... 70

    4.11 Distribusi Prestasi Akademik .................................................................. 71

    4.12 Distribusi Karya Pengembangan Profesi ................................................ 72

    4.13 Distribusi Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah ........................................ 73

    4.14 Distribusi Pengalaman Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial . 74

    4.15 Distribusi Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan ........ 75

    4.16 Distribusi Motivasi Kerja ........................................................................ 76

    4.17 Distribusi Motivasi Kerja per Indikator .................................................. 76

    4.18 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................... 77

    4.19 Hasil Perhitungan Uji F ........................................................................... 79

    4.20 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ............................................... 80

    4.21 Hasil Perhitungan Uji Multikolinieritas .................................................. 80

    4.22 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ........................................................... 83

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar

    2.1 Kerangka Berfikir.................................................................................... 41

    4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 81

    4.2 Histogram Hasil Uji Nurmalitas ............................................................. 82

    4.3 Normal P-P Plot Uji Normalitas ............................................................. 82

    Halaman

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran

    1. Daftar Nama Guru Sertifikasi SMA Negeri 1 Juwana ......................... 98

    2. Data Sertifikasi Guru SMA Negeri 1 Juwana Tahun 2008-2010 ........ 99

    3. Data Sertifikasi Guru Tahun 2008 ....................................................... 100

    4. Data Sertifikasi Guru Tahun 2009-2010 .............................................. 101

    5. Keterangan Simbol Komponen Sertifikasi........................................... 102

    6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................. 104

    7. Angket Uji Coba Penelitian ................................................................. 105

    8. Angket Penelitian ................................................................................. 111

    9. Analisis Validitas-Reliabilitas Motivasi Kerja..................................... 117

    10. Analisis Validitas-Reliabilitas Kinerja Guru ....................................... 118

    11. Perhitungan Validitas Instrumen .......................................................... 119

    12. Perhitungan Reliabilitas Instrumen ...................................................... 121

    13. Tabulasi Data Motivasi Kerja .............................................................. 123

    14. Tabulasi Data Kinerja Guru ................................................................. 124

    15. Penentuan Kriteria dalam Analisis Deskriptif...................................... 125

    16. Deskripsi Data Motivasi Kerja ............................................................. 129

    17. Deskripsi Data Kinerja Guru ................................................................ 131

    18. Tabulasi Data Supervisi Kunjungan Kelas .......................................... 132

    19. Deskripsi Data Supervisi Kunjungan Kelas ......................................... 134

    20. Surat Permohonan Pinjam Data Sertifikasi ke LP3 Unnes .................. 135

    21. Surat Permohonan Pinjam Data Sertifikasi ke IKIP PGRI .................. 136

    22. Surat Tembusan dari IKIP PGRI.......................................................... 137

    23. Surat Ijin Penelitian di SMA Negeri 1 Juwana .................................... 138

    24. Surat Keterangan Penelitian ................................................................. 139

    25. Surat Rekomendasi............................................................................... 140

    Halaman

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Di era globalisasi yang sangat dinamik dewasa ini, kita sungguh sangat

    sedih melihat kenyataan bahwa anak-anak bangsa yang bisa mengisi

    kesempatan yang terbuka luas diseluruh dunia hanya terbatas dalam bidang-

    bidang yang memberi nilai tambah yang relatip rendah. Salah satu sebabnya

    adalah karena sumber daya manusia yang kita miliki kualitasnya masih rendah.

    Banyak kesempatan lewat begitu saja karena sumber daya yang jumlahnya

    melimpah tidak ada yang cocok, atau bahkan tidak pernah dipersiapkan untuk

    itu.

    Rendahnya kualitas sumber daya manusia akan menjadi penghambat

    dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu.

    Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang

    ingin maju. Dengan keyakinan, bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjang

    pembangunan di segala bidang. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat

    perhatian yang besar agar kita dapat mengejar ketertinggalan di bidang Ilmu

    Pengetahuan dan Teknologi untuk mempererat pembangunan dewasa ini.

    Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya komponen yang

    mendukung, yang salah satunya adalah kinerja guru yang profesional. Guru

    merupakan faktor yang dominan dan penting dalam pendidikan formal, karena

    keberadaan guru sangat berpengaruh terhadap semua sumber daya pendidikan

    yang ada. Guru profesional harus memiliki persepsi filosofis dan ketanggapan

  • 2

    yang bijaksana agar lebih mantap dalam menyikapi dan melaksanakan

    pekerjaannya (Sardiman, 2007:133). Menurut Kariman dalam Uno (2008:18),

    profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan

    sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran,

    kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar.

    Secara formal, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

    2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang–Undang Republik Indonesia

    Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor

    19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa guru

    adalah tenaga profesional. Sebagai tenaga profesional, guru dipersyaratkan

    memiliki kualifikasi akademik S-1 (strata satu) atau D-4 (diploma empat) dalam

    bidang yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai

    kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi

    akademik S-1/D-4 dibuktikan dengan ijazah yang diperolehnya dari lembaga

    pendidikan tinggi sedangkan persyaratan relevansinya dibuktikan dengan

    kesesuaian antara bidang pendidikan yang dimiliki dengan mata pelajaran yang

    diampu di sekolah. Sementara itu, persyaratan penguasaan kompetensi sebagai

    agen pembelajaran (yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi

    pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial) dibuktikan dengan

    sertifikat sebagai pendidik.

    Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang

    pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur

    pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  • 3

    Lebih lanjut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

    tersebut mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang

    dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

    memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu

    atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

    Adapun tugas keprofesionalan guru dalam Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

    merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,

    serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru yang

    diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam

    kelembagaan merupakan bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat,

    maka berpengaruh pada peningkatan kualitas keluaran atau outputnya.

    Menurut Journal Education Leadership dalam Aqib (2009:2) ada empat

    ukuran seorang guru itu dinyatakan profesional: (1) memiliki komitmen pada

    siswa dan proses belajarnya, (2) secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara

    mengajarkannya, (3) bertanggung jawab memantau kemampun belajar siswa

    melalui berbagai teknik evaluasi, (4) seyogianya menjadi bagian dari masyarakat

    belajar dalam lingkungan profesinya. Malcolm Allerd dalam Aqib (2009:3),

    mengatakan bahwa selain keempat aspek tersebut, sifat dan kepribadian seorang

    guru sangat penting bagi proses pembelajaran adalah adaptabilitas, antusiasme,

    kepercayaan diri, ketelitian, empati dan kerjasama yang baik.

    Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh

    guru terkait dengan profesinya sebagai pengajar, yakni (1) tugas dalam bidang

  • 4

    profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih peserta didik, (2) tugas dalam

    bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadi orang

    tua kedua, dapat memahami peserta didik, membantu peserta didik dalam

    mentransformasikan dan mengidentifikasikan diri peserta itu sendiri, (3) tugas

    dalam bidang kemasyarakatan meliputi membantu masyarakat untuk dapat

    memperoleh ilmu pengetahuan dan mencerdaskan bangsa Indonesia seutuhnya

    berdasarkan Pancasila, (Uzer dalam Uno, 2008:20)

    Banyak hadist yang mengungkap keutamaan guru. Pahala yang dijanjikan

    Allah dan Rasul-Nya sangat menggiurkan. Ketika sistem rantai penjualan yang

    sekarang populer dengan nama MLM (Multi Lavel Marketing), maka sistem

    pahala guru juga demikian. Bahkan ketika model tunai jadi primadona, sistem ini

    juga berlaku untuk guru. Sebagaimana Hadist Rasulullah saw.

    Barang siapa mengajak kepada kebaikan maka baginya pahalanya seperti

    pahala yang diperoleh dari mereka yang mengerjakannya tanpa mengurangi

    pahalanya sedikitpun. Dan barang siapa menunjukkan/mengajak kesesatan maka

    diapun akan mendapatkan dosa seperti dosa yang akan ditanggung mereka yang

    melakukannya, tanpa mengurangi dosanya sedikitpun. (HR. Muslim dalam Aqib,

    2009:4).

    Kinerja guru SMA (Sekolah Menengah Atas) akan berbeda dengan kinerja

    guru TK, SD/MI maupun SMP/MTs. Hal ini dapat terlihat pada alokasi waktu jam

    kerja dalam kegiatan pembelajaran di kelas, pada jenjang TK satu jam tatap muka

    dilaksanakan selama 30 menit, pada jenjang SD 35 menit, pada jenjang SMP 40

    menit, sedangkan pada jenjang SMA selama 45 menit.

  • 5

    Kinerja guru dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor kemampuan dan

    faktor motivasi (Sutemeister dalam Soekarno, 2009). Motivasi merupakan daya

    penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas

    tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2007:73), bila motivasi kerjanya

    tinggi maka akan berpengaruh pada kinerja yang tinggi dan sebaliknya jika

    motivasinya rendah maka akan menyebabkan kinerja yang dimiliki tersebut

    rendah.

    Sekolah merupakan organisasi yang terdiri dari kumpulan orang-orang

    yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Agar kerjasama

    dapat berjalan baik, maka semua unsur dalam organisasi terutama sumber daya

    manusia harus dapat terlibat secara aktif dan memiliki dorongan untuk bersama-

    sama mencapi tujuan. Pimpinan dalam hal ini berperanan penting untuk

    menggerakkan bawahan termasuk juga dirinya sendiri.

    Agar sumber daya manusia dapat digerakkan dalam rangka mencapai

    tujuan organisasi maka perlu dipahami motivasi mereka dalam bekerja terutama

    untuk para guru adalah penekanan pada motivasi kerja mereka. Pemberian

    motivasi kepala sekolah kepada guru maupun motivasi yang timbul dari diri guru

    sendiri untuk bekerja sambil berprestasi akan mampu mencapai kepuasan

    kerjanya, tercapainya kinerja organisasi yang maksimal dan tercapainya tujuan

    organisasi. Guru yang mempunyai motivasi kerja tinggi maka ia akan bekerja

    dengan keras, tekun, senang hati dan dengan dedikasi tinggi sehingga hasilnya

    sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

  • 6

    Guru memiliki peran yang strategis dalam bidang pendidikan, bahkan

    sumber daya yang lain yang memadai sering kali kurang berarti apabila tidak

    disertai dengan kualitas guru yang memadai. Apabila guru yang berkualitas

    kurang ditunjang oleh sumber daya pendukung lain yang memadai, juga dapat

    mengakibatkan kurang optimal kinerjanya.

    Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi sebagai upaya

    peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya adalah apabila kompetensi guru bagus

    diikuti dengan penghasilan bagus, diharapakan kinerjanya juga bagus. Apabila

    kinerja guru bagus maka KBM-nya juga bagus. KBM yang bagus diharapkan

    dapat membuahkan pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah yang mendasari

    bahwa guru perlu disertifikasi (Muslich, 2007:8).

    Program sertifikasi merupakan program pemberian sertifikat bagi guru

    yang telah memenuhi sejumlah persyaratan menuju guru profesional. Guru yang

    telah memperoleh sertifikat profesi akan mendapatkan sejumlah hak yang antara

    lain berupa tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok

    guru tersebut. Program sertifikasi ini menjadi suatu keharusan bagi bangsa

    Indonesia di samping karena konsekuensi dari produk hukum di atas, juga secara

    hakiki karena tekad yang mendalam dari seluruh komponen bangsa yang ingin

    memperbaiki mutu pendidikan di negeri ini.

    Secara garis besar, program sertifikasi ini ditujukan kepada: (1) guru

    dalam jabatan (guru yang telah ada), (2) mahasiswa calon guru. Program

    sertifikasi bagi guru dalam jabatan maksudnya adalah program pemberian

    sertifikat bagi seluruh guru di Indonesia yang telah ada baik guru negeri maupun

  • 7

    guru swasta yang jumlahnya hampir 2,7 juta (Sarimaya, 2008:9). Berikut

    disajikan rencana program Depdiknas dalam upaya peningkatan kualifikasi dan

    sertifikasi guru dalam jabatan.

    Tabel 1.1 Target Peningkatan Kualifikasi dan Sertifikasi Guru Secara Nasional

    Kegiatan Tahun Persentase (%)

    Kualifikasi

    2009 40% pendidik memenuhi kualifikasi minimum

    (S1/D4)

    2008 37,5% pendidik memenuhi kualifikasi minimum

    (S1/D4)

    2007 34% pendidik memenuhi kualifikasi minimum

    (S1/D4)

    2006 32% pendidik memenuhi kualifikasi minimum

    (S1/D4)

    2005 30% pendidik memenuhi kualifikasi minimum

    (S1/D4)

    Sertifikasi

    2009 40% pendidik memiliki sertifikasi pendidik

    2008 25% pendidik memiliki sertifikasi pendidik

    2007 12,5% pendidik memiliki sertifikasi pendidik

    2006 5% pendidik memiliki sertifikasi pendidik

    2005 0% pendidik memiliki sertifikasi pendidik

    Sumber: Depdiknas dalam Sarimaya, 2008:10

    Program sertifikasi bagi mahasiswa calon guru maksudnya adalah program

    yang dirancang untuk mempersiapkan calon-calon guru melalui serangkaian

    pendidikan formal (Sarimaya, 2008:11). Program ini dilaksanakan untuk

    memenuhi kebutuhan guru akibat adanya kekurangan guru ataupun untuk

    mengganti guru yang telah memasuki usia pensiun.

    Pelaksanan uji sertifikasi tenaga pengajar/guru adalah untuk menilai

    kemampuan minimal yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan tugas

    seorang guru dengan baik.

    Menurut Sarimaya (2008:12) program sertifikasi guru bertujuan untuk (1)

    menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

  • 8

    pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) peningkatan

    proses dan mutu hasil pendidikan, dan (3) peningkatan profesionalisme guru.

    Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan

    pendidikan ditentukan oleh kinerja guru. Dalam dunia pendidikan guru

    memikul tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan, selain guru mendidik

    pintar anak muridnya secara akal, (mengasah kecerdesan IQ Intelligence

    Quotient), guru juga mendidik siswanya untuk santun dalam budi pekertinya.

    Menjadi guru yang profesional tidak cukup dengan penguasaan materi saja, akan

    tetapi mampu mengayomi murid, menjadi contoh atau teladan bagi murid, selalu

    mendorong murid untuk berbuat lebih baik dan maju, serta menjaga kode etik

    guru, seperti filosofi Ki Hajar Dewantoro “ing ngarso sung tuladha, ing madya

    mangun karso, tut wuri handayani”.

    Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sukardi, diperoleh kesimpulan

    ada pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru ekonomi akuntansi SMA dan

    SMK Negeri se Kota Semarang sebesar 59,7%. Kemudian pada tahun 2010, Nurul

    Khotimah dalam penelitiannya menerangkan bahwa ada pengaruh sertifikasi guru

    terhadap kinerja guru IPS SMP Negeri se Kecamatan Pati sebesar 41,3%.

    Penelitian yang dilakukan oleh Joko Widodo dan Eka Yuliana menunjukkan ada

    pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru sebesar 20,66%.

    SMA Negeri 1 Juwana merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

    pada jenjang menengah, yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan

    pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat

    yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan

  • 9

    lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan

    kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

    SMA Negeri 1 Juwana bernaung di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten

    Pati. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pendidikan, kurikulum yang digunakan

    adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dijabarkan menjadi

    Kurikulum 2006, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan

    materi umum oleh Tim Departemen Pendidikan Nasional.

    Berdasarkan survei pendahuluan di sekolah yang akan dijadikan objek

    penelitian, diketahui bahwa kinerja guru SMA Negeri 1 Juwana sebelum

    tersertifikasi dalam supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dapat dilihat

    pada tabel di bawah ini. (Tabulasi dan deskripsi data pada lampiran 18 dan 19).

    Tabel 1.2 Data Kinerja Guru sebelum tersertifikasi dalam Supervisi Kunjungan

    Kelas

    Interval Skor Interval % Kriteria frekuensi %

    81 ≤ skor ≤ 100 81 ≤ % ≤ 100 Sangat Tinggi - -

    61 ≤ skor ≤ 80 61 ≤ % ≤ 80 Tinggi 27 72,97

    41 ≤ skor ≤ 60 41 ≤ % ≤ 60 Cukup 10 27,03

    21 ≤ skor ≤ 40 21 ≤ % ≤ 40 Rendah - -

    skor ≤ 20 % ≤ 40 Sangat Rendah - -

    Jumlah 37 100%

    Sumber: data observasi, di olah (2011)

    Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

    penelitian dengan judul ”PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI

    KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 JUWANA,

    KABUPATEN PATI”.

    Peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi masukan bagi

    guru dan lembaga terkait untuk lebih memperhatikan kinerja guru agar lebih

  • 10

    ditingkatkan. Dengan kinerja guru yang optimal maka pada akhirnya dapat

    meningkatkan prestasi siswa dan mutu pendidikan juga semakin baik.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

    permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1) Adakah pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru

    SMA Negeri 1 Juwana baik secara parsial maupun simultan?

    2) Seberapa besar pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap kinerja

    guru SMA Negeri 1 Juwana baik secara parsial maupun simultan?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

    1) Adakah pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru

    SMA Negeri 1 Juwana baik secara parsial maupun simultan.

    2) Seberapa besar pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap kinerja

    guru SMA Negeri 1 Juwana baik secara parsial maupun simultan.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

    1) Manfaat Teoritis

    Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

    pengetahuan tentang pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap kinerja

    guru serta dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis.

  • 11

    2) Manfaat Praktis

    a. Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bekal nanti dalam

    melaksanakan tugas keseharian sebagai guru, untuk bekerja dengan sungguh-

    sungguh dan dengan kinerja yang tinggi, sehingga akan mencapai hasil yang

    optimal.

    b. Bagi Guru

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk melaksanakan

    kegiatan belajar mengajar yang lebih efisien dan kondusif dalam rangka

    membentuk kader-kader masa depan dengan kualitas yang membanggakan, serta

    membantu guru untuk meningkatkan kinerjanya lebih profesional sebagai staf

    pendidik.

    c. Bagi Sekolah

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik

    pada sekolah itu sendiri dalam rangka memperbaiki kualitas siswa pada

    khususnya dan kualitas sekolah pada umumnya.

    d. Bagi Penyelenggara Sertifikasi

    Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai bahan kajian

    mengenai pelaksanaan sertifikasi serta evaluasi dan identifikasi kekurangan

    selama pelaksanaan sertifikasi.

  • 12

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Kinerja Guru

    2.1.1 Definisi Kinerja

    Simamora (2002:423) memberi batasan kinerja, kinerja merupakan

    terjemahan dari bahasa Inggris, performance atau job performance tetapi dalam

    bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam

    bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja

    (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh

    pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.

    Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan

    pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang

    dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya. Pengertian di atas menyoroti kinerja

    berdasarkan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan.

    Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam Sedarmayanti

    (2001:50) mengemukakan, performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga

    berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk

    kerja/penampilan kerja. Fattah dalam Joko Widodo (2007:341) “prestasi kerja

    atau penampilan kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan

    yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan, serta motivasi dalam

    menghasilkan sesuatu”.

    Dari berbagai pengertian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa

    kinerja adalah kemampuan seseorang yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan

  • 13

    ketrampilan serta motivasi untuk mencapai persyaratan pekerjaan tertentu yang

    tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya.

    2.1.2 Kinerja Guru

    Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan

    tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran,

    pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran (Utami,

    2006:13). Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan

    profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah.

    Guru merupakan profesi profesional dimana ia dituntut untuk berupaya

    semaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai seorang

    profesional maka tugas guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya

    dapat berimbas kepada siswanya. Dalam hal ini guru hendaknya dapat

    meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan

    pendidikan.

    Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan mereka, baik

    dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi

    guru, artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di

    luar kelas dengan sebaik-baiknya.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja atau prestasi

    kerja guru adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar

    mengajar untuk mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi yang tertuang dalam

    perumusan skema strategis suatu sekolah. Tugas mengajar merupakan tugas

    utama guru dalam sehari-hari di sekolah. Kita tidak bisa menyamakan kinerja

  • 14

    guru dengan kinerja pegawai/karyawan, walaupun sama-sama berkedudukan

    sebagai pegawai negeri sipil.

    Kinerja guru SMA, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru

    Pasal 52 ayat (2) menyatakan bahwa beban kerja guru paling sedikit memenuhi 24

    (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap

    muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang

    memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Alokasi waktu

    tatap muka pada jenjang SMA selama 45 menit. Sedangkan sesuai dengan

    Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, menyatakan bahwa

    jumlah jam tatap muka di SMA dilakukan dengan menata/merencanakan jumlah

    peserta didik per rombongan belajar sebanyak 32 peserta didik/kelas (PMPTK,

    Depdiknas:2009).

    2.1.3 Penilaian Kinerja Guru

    Handoko (1992:785) mendefinisikan penilaian kinerja atau prestasi kerja

    (performance appraisal) adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau

    menilai prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini dapat mempengaruhi keputusan-

    keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang

    pelaksanaan kerja mereka. Adapun kegunaan penilaian kinerja adalah sebagai

    berikut:

    1) mendorong orang atau pun karyawan agar berperilaku positif atau

    memperbaiki tindakan mereka yang di bawah standar.

    2) sebagai bahan penilaian bagi manajemen apakah karyawan tersebut telah

    bekerja dengan baik.

  • 15

    3) memberikan dasar yang kuat bagi pembuatan kebijakan peningkatan

    organisasi.

    Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja, yang

    merupakan proses dimana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi (Soekarno

    2009). Ronald T.C. Boyd dalam Soekarno (2009), mengemukakan bahwa evaluasi

    kinerja guru didesain untuk melayani dua tujuan, yaitu : (1) untuk mengukur

    kompetensi guru dan (2) mendukung pengembangan profesional.

    Dalam melaksanakan tugasnya guru tidak berada dalam lingkungan yang

    kosong. Ia bagian dari sebuah “mesin besar” pendidikan nasional, dan karena itu

    ia terikat pada rambu-rambu yang telah ditetapkan secara nasional mengenai apa

    yang mesti dilakukannya. Namun dalam konteks profesionalisme guru dimana

    mengajar dianggap sebagai pekerjaan profesional, maka guru dituntut untuk

    profesional dalam melaksanakan tugasnya.

    Jika kinerja adalah kuantitas dan mutu pekerjaan yang diselesaikan oleh

    individu, maka kinerja merupakan output pelaksanaan tugas (dalam journal

    guruvalah). Kinerja untuk tenaga guru umumnya dapat diukur melalui:

    1) kemampuan membuat rencana pelajaran.

    2) kemampuan melaksanakan rencana pelajaran.

    3) kemampuan melaksanakan evaluasi.

    4) kemampuan menindaklanjuti hasil evaluasi.

    Adapun dimensi dari kinerja guru adalah dapat dilihat pada :

    1) loyalitas yang tinggi pada tugas mengajar.

    2) menguasai dan mengembangkan metode.

  • 16

    3) menguasai bahan pelajaran dan menggunakan sumber belajar.

    4) bertanggung jawab memantau hasil belajar mengajar.

    5) kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya.

    6) kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran.

    7) melakukan interaksi dengan murid untuk menimbulkan motivasi.

    8) kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa.

    9) guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya.

    10) pemahaman dalam administrasi pengajaran.

    2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

    Kinerja guru dipengaruhi oleh faktor-faktor yang melingkupinya dan

    masing-masing individu berbeda satu sama lain. Secara garis besar perbedaan

    kinerja ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu : faktor individu dan situasi kerja.

    Faktor individu menentukan bagaimana ia dapat mengaktualisasikan dirinya

    dalam lingkungan pekerjaan, sementara faktor situasi kerja mempengaruhi

    bagaimana individu dapat mengaktualisikan diri sesuai dengan lingkungan

    sekitarnya.

    Menurut Gibson dalam Soekarno (2009), ada tiga perangkat variabel yang

    mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:

    1) Variabel individual, terdiri dari:

    a. kemampuan dan ketrampilan, mental dan fisik

    b. latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian

    c. demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin

  • 17

    2) Variabel organisasional, terdiri dari:

    a. sumberdaya

    b. kepemimpinan

    c. imbalan

    d. struktur

    e. desain pekerjaan

    3) Variabel psikologis, terdiri dari:

    a. persepsi

    b. sikap

    c. kepribadian

    d. belajar

    e. motivasi

    Menurut Tiffin dan Me. Cormick dalam Soekarno (2009), ada dua variabel

    yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu:

    1) Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan

    motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan, serta faktor individual

    lainnya.

    2) Variabel situasional:

    a. Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari: metode kerja, kondisi dan desain

    perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik (penyinaran,

    temperatur, dan fentilasi)

  • 18

    b. Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat

    organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan

    sosial.

    Sutemeister dalam Soekarno (2009), mengemukakan pendapatnya, bahwa

    kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

    1) Faktor kemampuan, meliputi :

    a. pengetahuan : pendidikan, pengalaman, latihan dan minat

    b. ketrampilan: kecakapan dan kepribadian

    2) Faktor motivasi, meliputi :

    a. kondisi sosial : organisasi formal dan informal, kepemimpinan

    b. serikat kerja kebutuhan individu : fisiologis, sosial dan egoistik.

    c. kondisi fisik : lingkungan kerja.

    Dari paparan di atas dapat dilihat bahwa banyak faktor dan variabel yang

    mempengaruhi kinerja guru. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri,

    dan juga dapat berasal dari luar atau faktor situasional. Disamping itu, selain

    kinerja guru dipengaruhi oleh motivasi juga dipengaruhi oleh uji sertifikasi.

    Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional Pasal 32 Ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan

    tenaga profesional. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi

    terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip

    profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam

    memperoleh pendidikan yang bermutu.

  • 19

    Berdasarkan visi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga profesional

    berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen

    pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

    Sejalan dengan fungsi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga

    profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta

    didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

    Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi

    warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

    Untuk meningkatkan penghargaan terhadap tugas guru, kedudukan guru

    pada jenjang pendidikan dasar dan menengah perlu di kukuhkan dengan

    pemberian sertifikat pendidik. Dalam melaksanakan tugasnya, guru harus

    memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sehingga memiliki

    kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya secara professional

    (UUGD No.14 dalam Sarimaya, 2008:154).

    Guru merupakan suatu jabatan atau profesi yang menuntut suatu keahlian

    khusus, karena harus didukung dengan komponen-komponen yang menunjang

    profesi tersebut, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

    kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Karena untuk menjadi guru

    dibutuhkan keahlian khusus, maka ia harus lulus pendidikan keguruan atau

    pendidikan profesi dan harus lulus ujian sertifikasi, baik ujian tertulis, kinerja

    maupun portofolio (Sudiyanto, 2010).

  • 20

    2.1.5 Indikator Kinerja Guru

    Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru, Georgia

    Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance

    assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat

    Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Dharma (2008:22) mengemukakan, alat

    penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans

    and materials) atau disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),

    (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan (3) hubungan antar pribadi

    (interpersonal skill). Adapun indikator penilaian menurut Dharma (2008:22)

    terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran di kelas

    yaitu:

    1) Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

    Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang

    berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru

    dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran

    yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP). Unsur/komponen yang ada dalam silabus terdiri dari:

    a. Identitas Silabus

    b. Stándar Kompetensi (SK)

    c. Kompetensi Dasar (KD)

    d. Materi Pembelajaran

    e. Kegiatan Pembelajaran

    f. Indikator

  • 21

    g. Alokasi waktu

    h. Sumber pembelajaran

    2) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

    Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan

    yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan

    sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembelajaran. Semua tugas

    tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam

    pelaksanaanya menuntut kemampuan guru.

    a. Pengelolaan Kelas

    Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan

    proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru

    dalam pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam memupuk kerjasama dan

    disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan

    waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses

    pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk siswa.

    Kemampuan lainnya dalam pengelolaan kelas adalah pengaturan ruang/

    setting tempat duduk siswa yang dilakukan bergantian, tujuannya memberikan

    kesempatan belajar secara merata kepada siswa.

    b. Penggunaan Media dan Sumber Belajar

    Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu dikuasai

    guru di samping pengelolaan kelas adalah menggunakan media dan sumber

    belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

    pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

  • 22

    kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran (Ibrahim dan

    Sayodih, 1993:78).

    Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar adalah buku pedoman.

    Kemampuan menguasai sumber belajar di samping mengerti dan memahami buku

    teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan membaca buku-buku atau

    sumber-sumber lain yang relevan guna meningkatkan kemampuan terutama untuk

    keperluan perluasan dan pendalaman materi, serta pengayaan dalam proses

    pembelajaran.

    Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya meng-

    gunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio, dan

    media audio visual. Tatapi kemampuan guru di sini lebih ditekankan pada

    penggunaan objek nyata yang ada di sekitar sekolahnya.

    Dalam kenyataan di lapangan guru dapat memanfaatkan media yang sudah

    ada (by utilization) seperti globe, peta, gambar dan sebagainya, atau guru dapat

    mendesain media untuk kepentingan pembelajaran (by design) seperti membuat

    media foto, film, pembelajaran berbasis komputer, dan sebagainya.

    c. Penggunaan Metode Pembelajaran

    Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru

    diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai

    dengan materi yang akan disampaikan. Menurut Ibrahim dan Sayodiah

    (1993:74), ”Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan

    dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun yang

    digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai”.

  • 23

    Karena siswa memiliki interes yang sangat heterogen idealnya seorang

    guru harus menggunakan multi metode, yaitu memvariasikan penggunaan

    metode pembelajaran di dalam kelas seperti metode ceramah dipadukan dengan

    tanya jawab dan penugasan atau metode diskusi dengan pemberian tugas dan

    seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa, dan

    menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.

    3) Evaluasi/Penilaian Pembelajaran

    Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk

    mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses

    pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru di tuntut memiliki

    kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan

    alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.

    Pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi/

    penilaian hasil belajar adalah melalui Penilaian Acuan Norma (PAN) dan

    Penilaian Acuan Patokan (PAP).

    PAN adalah cara penilaian dimana keberhasilan seorang siswa ditentukan

    oleh posisinya diantara siswa yang mengikuti evaluasi. Siswa yang mendapat skor

    paling besar di kelasnya, adalah siswa yang memiliki kedudukan tertinggi di

    kelasnya. Sedangkan PAP adalah cara penilaian dimana keberhasilan atau

    kegagalan siswa dalam mengikuti pelajaran ditentukan berdasarkan kriteria yang

    telah ditetapkan sebelum penilaian diselenggarakan. Nilai tertinggi adalah nilai

    sebenarnya berdasarkan jumlah soal tes yang dijawab dengan benar oleh siswa

    (Soedarno, dkk 2007:70-71).

  • 24

    Kemampuan lainnya yang perlu dikuasai guru pada kegiatan evaluasi/pe-

    nilaian hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi meliputi: tes

    tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Seorang guru dapat menentukan alat tes

    tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan.

    Bentuk tes tertulis yang banyak dipergunakan guru adalah ragam benar/

    salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, dan jawaban singkat.

    Tes lisan adalah soal tes yang diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan

    dan langsung dijawab oleh siswa secara lisan. Tes ini umumya ditujukan untuk

    mengulang atau mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang

    telah disampaikan sebelumnya.

    Tes perbuatan adalah tes yang dilakukan guru kepada siswa. Dalam hal ini

    siswa diminta melakukan atau memperagakan sesuatu perbuatan sesuai dengan

    materi yang telah diajarkan seperti pada mata pelajaran kesenian, ketrampilan,

    olah raga, komputer, dan sebagainya.

    2.2 Sertifikasi Guru

    2.2.1 Definisi Sertifikasi

    Sertifikasi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

    2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 butir 11 adalah proses pemberian sertifikat

    pendidik untuk guru dan dosen. Menurut Muslich (2007:2), sertifikasi adalah

    proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi

    persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat

    jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

    pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang

  • 25

    layak. Menurut Sarimaya (2008:9), program sertifikasi merupakan program

    pemberian sertifikat bagi guru yang telah memenuhi sejumlah persyaratan menuju

    guru profesional.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, sertifikasi adalah suatu

    program pemberian sertifikat kepada guru yang telah memenuhi berbagai

    persyaratan tertentu dan dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.

    2.2.2 Dasar Pelaksanaan Sertifikasi

    Dasar utama pelaksanaan sertifikasi adalah Undang-Undang Nomor 14

    Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal 30

    Desember 2005.

    Pasal yang menyatakannya adalah Pasal 8: guru wajib memiliki kualifikasi

    akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

    memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal

    lainnya adalah Pasal 11, ayat (1) menyebutkan bahwa sertifikat pendidik

    sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi

    persyaratan.

    Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

    Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan yang

    ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

    tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun

    2008 tentang Guru, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun

    2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

  • 26

    2.2.3 Kompetensi Guru dalam Sertifikasi

    Kompetensi menurut Kepmendiknas No. 045/U/2002 dalam Muslich

    (2007:12) adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam

    melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Jadi, kompetensi guru

    dapat difahami sebagai tindakan kebulatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap

    yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan

    tugas sebagai agen pembelajaran.

    Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14/2005 Pasal 10 dan

    Peraturan Pemerintah No.19/2005 Pasal 28 dinyatakan bahwa kompetensi guru

    meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Keempat

    jenis kompetensi guru diuraikan sebagai berikut:

    1) Kompetensi Kepribadian

    Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

    mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

    menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

    2) Kompetensi Pedagogik

    Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

    perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

    pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

    dimilikinya.

    3) Kompetensi Profesional

    Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran

    secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata

  • 27

    pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta

    penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

    4) Kompetensi Sosial

    Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

    bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

    peserta didik dan masyarakat sekitar.

    2.2.4 Komponen Portofolio Sertifikasi

    Dalam Buku 1 Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru dalam

    Jabatan Tahun 2007 yang disusun oleh Tim Sertifikasi Pusat (2007), sertifikasi

    adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi

    yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu

    tertentu.

    Adapun fungsi portofolio dalam sertifikasi guru antara lain:

    1) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan perannya

    sebagai agen pembelajaran.

    2) wahana guru untuk menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang

    meliputi produktivitas, kualitas dan relevansi melalui karya-karya utama dan

    pendukung.

    3) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan

    kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah

    ditetapkan.

    4) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak

    menadapatkan sertifikasi pendidik atau belum)

  • 28

    5) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk

    menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan

    pemberdayaan guru.

    Pada sertifikasi guru, uji kompetensi terhadap empat komponen

    kompetensi (kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial) dilakukan dalam

    bentuk penilaian portofolio, yaitu penilaian terhadap kumpulan dokumen yang

    diarahkan pada sepuluh komponen. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan

    Nasional RI Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan,

    komponen portofolio meliputi:

    1) Kualifikasi Akademik

    Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai

    sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-

    3) maupun nongelar (D-4 atau Post Graduate diploma), baik di dalam maupun di

    luar negeri. Bukti fisik dalam komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat

    diploma.

    2) Pendidikan dan Pelatihan

    Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan

    pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan

    kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik. Bukti fisik dalam

    komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga

    penyelenggara diklat.

  • 29

    3) Pengalaman Mengajar

    Pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas

    sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari

    lembaga yang berwenang. Bukti fisik dalam komponen ini dapat berupa surat

    keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.

    4) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

    Perencanaan pembelajaran, yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang

    akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Bukti fisik dalam

    komponen ini dapat berupa dokumen perencanaan pembelajaran (RP/

    RPP/SP/RPI) yang diketahui dan disahkan oleh atasan.

    Pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan guru dalam mengelola

    pembelajaran di kelas dan pembelajaran individual. Bukti fisik yang dilampirkan

    berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang

    pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru.

    5) Penilaian dari Atasan dan Pengawas

    Penilaian dari atasan dan pengawas, yaitu penilaian atasan terhadap

    kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek ketaatan

    menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan,

    etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampun menerima kritik dan saran,

    kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerjasama.

    6) Prestasi Akademik

    Prestasi akademik, yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait

    dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia

  • 30

    penyelenggara. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat

    keterangan, atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.

    7) Karya Pengembangan Profesi

    Karya pengembangan profesi, yaitu suatu karya yang menunjukkan

    adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Bukti

    fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang

    tentang hasil karya tersebut.

    8) Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah

    Keikutsertaan dalam forum ilmiah, yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah

    yang relevan dengan bidang tugasnya. Bukti fisik yang yang dilampirkan berupa

    makalah dan sertifikat/piagam bagi narasumber, dan sertifikat/piagam bagi

    peserta.

    9) Pengalaman Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial

    Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, yaitu

    pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan, organisasi sosial,

    dan/atau mendapat tugas tambahan. Bukti fisik yang dilampirkan adalah

    keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.

    10) Pengahargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan

    Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan, yaitu penghargaan

    yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan

    tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif, kualitatif dan relevansi. Bukti fisik yang

    dilampirkan berupa foto kopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.

  • 31

    2.2.5 Manfaat Sertifikasi

    Undang-Undang Guru dan Dosen menyatakan bahwa sertifikasi sebagai

    bagian dari peningkatan mutu guru dan peningkatan kesejahteraannya. Oleh

    karena itu, lewat sertifikasi ini diharapkan guru menjadi pendidik yang

    profesional, yaitu yang berpendidikan minimal S-1/D-4 dan berkompetensi

    sebagai agen pembelajaran yang dibuktikan dengan pemilikan sertifikat pendidik

    setelah dinyatakan lulus uji kompetensi. Atas profesinya itu, ia berhak

    mendapatkan imbalan (reward) berupa tunjangan profesi dari pemerintah sebesar

    satu kali gaji pokok.

    Menurut Muslich (2007:9), manfaat uji sertifikasi antara lain sebagai

    berikut:

    1) melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten

    sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.

    2) melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan

    profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan

    dan penyiapan sumber daya manusia di negeri ini.

    3) menjadi wahana penjamin mutu bagi lembaga penyelenggara pendidikan

    tenaga kependidikan (LPTK) yang bertugas mempersiapkan calon guru dan

    juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan.

    4) menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan

    eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

    Sedangkan menurut Sarimaya (2008:13), manfaat uji sertifikasi guru dapat

    dirinci sebagai berikut:

  • 32

    1) melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat

    merusak citra profesi guru.

    2) melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas

    dan tidak profesional.

    3) menjaga (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang

    menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

    2.3 Motivasi Kerja

    2.3.1 Devinisi Motivasi Kerja

    Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya potensi

    bawahan agar mau bekerja secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan

    tujuan yang telah ditentukan. Motivasi menurut Wikipedia Bahasa Indonesia

    adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu

    untuk mencapai tujuannya. Menurut Suhaimin (2010) dalam artikel yang

    ditulisnya (Definisi, Pengertian dan Takrifan Motivasi, scribd.com) motivasi

    memiliki beberapa arti, antara lain:

    1) Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan dan mengarahtujukan seseorang

    dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif atau positif.

    2) Motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi

    penggerak utama seseorang, sebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai

    apa yang diinginkan.

    3) Motivasi adalah darjah atau tahap kesungguhan yang ditempuh seseorang

    untuk mencapai tujuan atau matlamat.

  • 33

    4) Motivasi adalah stimulasi atau semangat akibat rangsangan atau kegairahan

    terhadap sesuatu yang benar-benar diingini.

    5) Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan dan menyemarakkan keinginan,

    keberanian dan kesungguhan untuk mencapai sesuatu matlamat yang benar-

    benar diingini serta diyakini.

    Menurut Hasibuan (2003:95), motivasi berasal dari kata dasar motif, yang

    mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan

    bekerja seseorang. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

    kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama dengan efektif dan

    terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

    Menurut Sardiman (2007:73), kata “motif” diartikan sebagai daya upaya

    yang mendorong seorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata “motif”

    tersebut, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di

    dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu

    tujuan. Mc. Donald dalam Hamalik (2008:158), motivation is an energy change

    within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal

    reaction. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang

    ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

    Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu

    pekerjaan (Hasibuan, 2003:94). Menurut Fattah (2003:19), kerja merupakan

    kegiatan dalam melakukan sesuatu.

    Motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri

    seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang

  • 34

    pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang

    dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, yang

    mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan

    Winardi (2002:6). Amirullah dkk, (2002:146), motivasi kerja adalah kondisi yang

    berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang

    berhubungan dengan lingkungan kerja.

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud motivasi

    kerja adalah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau dorongan bekerja

    individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai tujuan. Motivasi kerja

    guru adalah kondisi yang membuat guru mempunyai kemauan atau kebutuhan

    untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu tugas.

    2.3.2 Teori Motivasi Kerja

    Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi.

    Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori

    X dan Y, dan teori dua faktor. Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar

    berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer

    pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi

    (Wikipedia.org)

    1) Teori Motivasi Klasik

    a. Teori Hierarki Kebutuhan

    Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik

    Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia

    terdapat hierarki dari lima kebutuhan. Tingkat kebutuhan yang paling rendah

    file://w/index.phpfile://wiki/Abraham_Maslowfile://wiki/Manusiafile://w/index.php

  • 35

    adalah kebutuhan fisiologis dan tingkat kebutuhan yang tertinggi adalah

    kebutuhan realisasi diri. Maslow mengemukakan lima tingkatan kebutuhan, yaitu:

    (1) Kebutuhan Fisiologis

    Kebutuhan ini merupkan kebutuhan tahap pertama, karena manusia

    membutuhkan ini dan ditempatkan pada urutan yang paling dasar. Pangan,

    sandang dan papan adalah salah satu kebutuhan fisiologis yang harus segera

    dipenuhi dalam hidupnya.

    (2) Kebutuhan Akan Keselamatan dan Keamanan

    Pada tahap kedua ini, manusia memerlukan keselamatan dan keamanan

    disegala bidang. Mereka ingin bebas dari rasa ketakutan dan memperoleh

    keamanan terhadap harta benda dan dirinya. Dalam penampilannya, manusia

    ingin aman dan ada kepastian hidupnya di hari tua dalam pekerjaannya, dalam

    pengalaman di masyarakat dan sebagainya. Rasa keamanan dan keselamatan ini

    merupakan kebutuhan untuk kelanjutan kehidupannya.

    (3) Kebutuhan Rasa Kemasyarakatan (Sosialisasi)

    Manusia ingin diakui sebagai anggota masyarakat. Manusia merasakan

    kemanusiaannya bilamana berada di tengah-tengah masyarakat.

    (4) Kebutuhan Ingin di Hargai

    Kebutuhan tahap keempat ini masih berkaitan dengan kebutuhan

    kemasyarakatan. Manusia ingin dihormati dan diakui oleh orang lain, rasa

    dihormati ini menumbuhkan berbagai perasaan positif, seperti rasa percaya diri

    dan wibawa. Mungkin pada orang-orang tertentu, rasa kehormatan ini tumbuh

    menjadi perbuatan yang negatif. Untuk menarik perhatian masyarakat, dia

  • 36

    membuat keonaran dalam pergaulan hidup atau membuat hal-hal yang aneh,

    sekedar ingin mendapat perhatian dan pengakuan dari masyarakat.

    (5) Kebutuhan Untuk Mengembangkan Diri

    Apabila keempat tahap sudah dapat dipenuhi, maka timbul kebutuhan

    untuk mengembangkan diri dan berbuat sendiri. Kebutuhan mengembangkan diri

    tidak terbatas pada motorik saja, tapi meliputi semua aspek, seperti perasaan dan

    pengetahuan.

    b. Teori X dan Y

    Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara

    para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan

    adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa

    kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku

    mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

    Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X, yaitu:

    (1) karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin

    berusaha untuk menghindarinya.

    (2) karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai,

    dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

    (3) karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal.

    (4) sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait

    pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

    file://wiki/Manajerfile://wiki/Manajerfile://w/index.phpfile://wiki/Perilakufile://wiki/Manajerfile://wiki/Ambisi

  • 37

    Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat

    manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori

    Y, yaitu:

    (1) karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya

    istirahat atau bermain.

    (2) karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai

    berbagai tujuan.

    (3) karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggung jawab.

    (4) karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke

    seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi

    manajemen.

    2) Teori Motivasi Kontemporer

    a. Teori Kebutuhan McClelland

    Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan

    teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang

    didefinisikan sebagai berikut:

    (1) kebutuhan pencapaian (Need for Achievement / n Ach): dorongan untuk

    melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.

    (2) kebutuhan kekuatan (Need for Power / n Pow): kebutuhan untuk membuat

    individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan

    berperilaku sebaliknya.

    (3) kebutuhan hubungan (Need for Affiliation / n Aff): keinginan untuk menjalin

    suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.

    file://wiki/Manusiafile://wiki/Emosifile://wiki/Populasifile://wiki/Manajemen

  • 38

    b. Teori Evaluasi Kognitif

    Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian

    penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan

    secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori

    evaluasi kognitif telah diteliti secara ekstensif dan ada banyak studi yang

    mendukung.

    c. Teori Penentuan Tujuan

    Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat

    untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya,

    tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa

    banyak usaha yang harus dikeluarkan.

    d. Teori Penguatan

    Teori penguatan adalah teori dimana perilaku merupakan sebuah fungsi

    dari konsekuensi-konsekuensinya, jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin

    individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia

    melakukan tindakan.

    e. Teori Keadilan

    Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-

    masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil

    pekerjaan orang lain, dan kemudian merespon untuk menghilangkan

    ketidakadilan.

    file://w/index.phpfile://wiki/Individufile://wiki/Keadilan

  • 39

    f. Teori Harapan

    Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak

    dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan

    tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu

    terhadap individu tersebut.

    2.3.3 Fungsi Motivasi

    Adanya motivasi yang baik dalam bekerja akan menunjukkan hasil yang

    baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari

    adanya motivasi, maka seseorang yang bekerja akan dapat melahirkan prestasi

    dan kinerja yang baik.

    Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi menurut

    Sardiman (2007:85), antara lain:

    1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor untuk

    melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

    setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

    2) menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

    demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

    sesuai dengan rumusan tujuannya.

    3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

    dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-

    perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

    Sedangkan fungsi motivasi menurut Hamalik (2008:161) adalah sebagai

    berikut:

    file://wiki/Harapanfile://w/index.php

  • 40

    1) mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

    2) motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan

    kepencapaian tujuan yang diinginkan.

    3) motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin. Besar

    kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

    2.4 Kerangka Berfikir

    Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa

    yang ingin maju. Dengan keyakinan, bahwa pendidikan yang bermutu dapat

    menunjang pembangunan disegala bidang. Karena itu, pendidikan yang bermutu

    perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.

    Untuk mewujudkan mutu pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas

    tidak hanya bergantung pada satu komponen saja, tetapi semua komponen, yang

    meliputi siswa, materi, media, sarana dan prasarana, kurikulum, dan biaya/dana.

    Namun semua komponen pendidikan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal

    bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar tanpa didukung oleh keberadaan

    guru yang secara kontinyu berupaya mewujudkan gagasan, ide dan pemikiran

    dalam bentuk perilaku dan sikap yang terunggul dalam tugasnya sebagai pendidik.

    Seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya perlu

    didukung adanya kinerja yang optimal, karena guru sebagai komponen yang

    utama dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Kinerja guru mempunyai

    spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan

    spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.

  • 41

    Dengan demikian kinerja guru sangat menentukan keberhasilan proses

    belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga tujuan pendidikan dapat

    tercapai dan terwujud dari prestasi siswa yang baik.

    Hubungan sertifikasi guru dan motivasi kerja dengan kinerja guru dapat

    dinyatakan sebagai berikut:

    Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

    2.5 Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang

    kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

    1) Ada pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru SMA Negeri 1 Juwana,

    Kabupaten Pati.

    G

    U

    R

    U

    Sertifikasi Guru

    (1) Kualifikasi akademik, (2) Pendidikan

    dan pelatihan, (3) Pengalaman mengajar,

    (4) Perencanaan dan pelaksanaan

    pembelajaran, (5) Penilaian dari atasan

    dan pengawas, (6) Prestasi akademik, (7)

    Karya pengembangan profesi, (8)

    Keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9)

    Pengalaman organisasi di bidang

    pendidikan dan sosial, (10) Penghargaan

    yang relevan dengan bidang Pendidikan.

    Motivasi Kerja

    (1) Penghargaan, (2) Bakat dan minat,

    (3) Kerjasama/sosialisasi, (4)

    Pengembangan diri, (5) Berorientasi

    masa depan

    KINERJA GURU

    (1)Merencanakan

    pembelajaran

    (2)Melaksanakan

    pembelajaran

    (3)Megevaluasi hasil

    belajar

  • 42

    2) Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMA Negeri 1 Juwana,

    Kabupaten Pati.

    3) Ada pengaruh antara sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru

    SMA Negeri 1 Juwana, Kabupaten Pati.

  • 43

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Populasi Penelitian

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).

    Menurut Sudjana (2005:6), populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,

    hasil menghitung ataupun pengukuran , kuantitatif maupun kualitatif mengenai

    karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang

    ingin dipelajari sifat-sifatnya.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian BK sekolah, diketahui

    jumlah guru SMA Negeri 1 Juwana secara keseluruhan adalah 63 orang. Adapun

    jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Populasi Penelitian

    Data/Dokumentasi Jenis Kelamin

    Persentase (%) L P

    Guru sertifikasi jalur portofolio 17 3 31,75

    Guru sertifikasi jalur PLPG 8 9 26,98

    Guru non sertifikasi 9 17 41,27

    Jumlah Guru Keseluruhan 63 100,00

    Sumber : Data diolah (2011)

    Dalam penelitian ini jumlah guru yang tersertifikasi sebanyak 37 orang.

    Karena populasi guru di SMA Negeri 1 Juwana yang tersertifikasi hanya

    berjumlah 37 orang, maka seluruh guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 1

    Juwana dijadikan objek dalam penelitian ini.

  • 44

    3.2 Variabel Penelitian

    Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

    suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti

    adalah variabel bebas dan variabel terikat.

    3.2.1 Variabel Bebas (X)

    Variabel bebas adalah gejala/faktor/unsur yang mempengaruhi ada atau

    munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi dalam Muslikhah,

    2007:211). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sertifikasi guru ( ) adalah

    proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi

    persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat

    jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

    pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang

    layak.

    Indikator sertifikasi guru ( ) antara lain: (a) kualifikasi akademik, (b)

    pendidikan dan pelatihan, (c) pengalaman mengajar, (d) perencanaan dan

    pelaksanaan pembelajaran, (e) penilaian dari atasan dan pengawas, (f) prestasi

    akademik, (g) karya pengembangan profesi, (h) keikutsertaan dalam forum ilmiah,

    (i) pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, (j) penghargaan yang

    relevan dengan bidang pendidikan.

    Variabel motivasi kerja ( ) adalah sesuatu yang dapat menimbulkan

    semangat atau dorongan bekerja individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna

    mencapai tujuan.

  • 45

    Indikator motivasi kerja ( ) antara lain: (a) penghargaan, (b) bakat dan

    minat, (c) kerjasama/sosialisasi, (d) pengembangan diri, (e) berorientasi masa

    depan.

    3.2.2 Variabel Terikat (Y)

    Variabel terikat adalah sejumlah gejala/faktor/unsur yang ada atau muncul

    dipengaruhi oleh adanya variabel bebas (Nawawi dalam Muslikhah, 2007:212).

    Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja guru (Y) adalah

    suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh seorang guru dalam

    melaksanakan tuga-tugas yang diembannya, baik tugas pembelajaran maupun

    tugas kelembagaan lainnya serta akan dievaluasi oleh orang-orang tertentu.

    Indikator kinerja guru (Y) antara lain: (a) perencanaan program kegiatan

    pembelajaran, (b) pelaksanaan kegiatan pembelajaran, (c) evaluasi/penilaian

    pembelajaran.

    3.3 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan

    data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar (Arikunto,

    2006:222). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah:

    3.3.1 Metode Dokumentasi

    Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur sertifikasi

    guru dalam penelitian ini adalah nilai portofolio yang didapat dari data

    dokumentasi hasil uji sertifikasi yang dilaksanakan oleh (Lembaga Pengembangan

  • 46

    Pendidikan dan Profesi) LP3 UNNES dan (Lembaga Pengabdian kepada

    Masysrakat) LPM IKIP PGRI sebagai lembaga yang ditunjuk menjadi pelaksana

    ujian sertifikasi guru di