pengaruh self-efficacy, religiusitas dan...

103
i PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN KODE ETIK TERHADAP INTEGRITAS AKADEMIK MAHASISWA JADETABEK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Suha Yumna NIM :11150700000112 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019M

Upload: others

Post on 04-Jun-2020

8 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

i

PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN

KODE ETIK TERHADAP INTEGRITAS AKADEMIK

MAHASISWA JADETABEK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Suha Yumna

NIM :11150700000112

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019M

Page 2: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

ii

PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN

KODE ETIK TERHADAP INTEGRITAS AKADEMIK

MAHASISWA JADETABEK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Suha Yumna

NIM: 11150700000112

Pembimbing

Solicha, M. Si

NIP. 197204151999032001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2019

Page 3: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS

DAN KODE ETIK TERHADAP INTEGRITAS AKADEMIK

MAHASISWA JADETABEK” telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20

Agustus 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana psikologi (S. Psi) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 20 Agustus 2019

Sidang Munaqasyah

Dekan/

Ketua Merangkap Anggota

Wakil Dekan/

Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Zahrotun Nihayah, M. Si Bambang Suryadi, Ph. D

NIP.196207241989032001 NIP.197005292003121002

Anggota

Dr. Fadhilah Suralag, M.Si Prof.Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si

NIP. 195612231983032001 NIP. 196806141997041001

Solicha, M. Si

NIP.197204151999032001

Page 4: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Suha Yumna

NIM : 11150700000112

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH SELF-

EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN KODE ETIK TERHADAP

INTEGRITAS AKADEMIK MAHASISWA JADETABEK” merupakan hasil

karya asli saya dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya.

Semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya

ini bukan hasil karya asli atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,

maka saya tersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 20 Agustus 2019

Suha Yumna

Page 5: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

v

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) Juni 2019

(C) Suha Yumna

(D) Pengaruh Self-efficacy, religiusitas dan kode etik terhadap integritas

akademik mahasiswa JADETABEK.

(E) xiv + 69 halaman + 14 lampiran

(F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-efficacy,

religiusitas (organizational religiosity, nonorganizational religiosity dan

instrinsic religiosity) dan kode etik serta variabel demografi yaitu usia,

jenis kelamin, dan semester terhadap integritas akademik mahasiswa.

Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa S1 di Jadetabek. Penelitian ini

melibatkan 324 partisipan (98 pria dan 244 wanita) yang diambil

menggunakan teknik convenience sampling. Kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini adalah alat ukur integritas akademik, adaptasi General

Self-efficacy Scale (GSES-12) dan modifikasi The Duke University Religion

Index (DUREL). Uji validitas alat ukur menggunakan teknik confirmatory

factor analysis (CFA). Sedangkan analisis data diuji menggunakan teknik

analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh independent variable

terhadap dependent variable.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

self-efficacy, religiusitas, kode etik, usia, jenis kelamin dan semester

terhadap integritas akademik mahasiswa. Secara rinci menunjukkan bahwa

variabel self-efficacy, religiusitas (organizational religiosity), usia dan jenis

kelamin berpengaruh positif signifikan terhadap integritas akademik,

sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. Penulis berharap implikasi

dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dengan dikembangkan pada

penelitian selanjutnya. Pada penelitian selanjutnya disarankan agar

menggunakan variabel-variabel lain yang diduga memiliki pengaruh

terhadap integritas akademik seperti budaya akademik, pengaruh teman

sebaya atau kepribadian.

(G) Bahan bacaan: 46 (8 buku + 29 jurnal + 2 website + 5 skripsi + 1 thesis + 1

disertasi)

Kata Kunci: Integritas akademik, Self-efficacy, Religiusitas, kode etik

Page 6: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

vi

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology

(B) June 2019

(C) Suha Yumna

(D) The Effect of Self-efficacy, Religiousity and Code of ethics on The

Academic Integrity of JADETABEK students

(E) xiv + 69 page + 14 appendices

(F) This study aims to determine the effect of self-efficacy, religiosity

(organizational religiosity, non-organizational religiosity, and intrinsic

religiosity) and code of ethics, also demographic variables such as age,

gender, and grade on student academic integrity. The participants of this

study were undergraduate students at Jadetabek. This study involved 324

participants (98 men and 244 women) who were taken using convenience

sampling techniques. The questionnaire used in this study was a

measurement of academic integrity, an adaptation of the General Self-

efficacy Scale (GSES-12) and modification of The Duke University

Religion Index (DUREL). The validity test of measuring instruments used

Confirmatory Factor Analysis (CFA) techniques. While the data analysis

was tested using multiple regression analysis techniques to see the effect of

independent variables on the dependent variable.

The results showed that there was a significant effect of self-efficacy,

privacy, religiosity, code of ethics, age, gender and grade on the academic

integrity of students. In detail, it shows that the variables of self-efficacy,

religiosity (organizational religiosity), age and gender have a significant

positive effect on academic integrity, while the other variables have no

effect. The author hopes the implications of the results of this study can be

reviewed again by developing it in further research. In further research, it is

recommended to use other variables that are suspected of having an

influence on academic integrity such as academic culture, peer influence or

personality.

(G) Reading material: 46 (8 books + 29 journals + 2 websites + 5 skripsi + 1

thesis + 1 dissertation)

Keywords: Academic integrity, Self-efficacy, Religiosity, Code of ethics

Page 7: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, atas nikmat dan

ridho-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Self-

efficacy, Religiusitas dan Kode Etik Terhadap Integritas Akademik Mahasiswa

JADETABEK”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi

Muhammad shallallahu alaihi wa sallama, beserta keluarga, sahabat dan

pengikutnya hingga akhir zaman.

Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini penelusi banyak

mendapat bimbingan, arahan, doa serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih tersebut kepada:

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si, dekan Fakultas Psikologi UIN Jakarta

besera seluruh jajaran dekanat lainnya, yang telah memfasilitasi dan

memberikan kesempatan bagi penulis untuk menempuh pendidikan di

Fakultas Psikologi.

2. Ibu Solicha, M. Si., dosen yang sangat saya hormati dan sayangi. Terima

kasih tak terhingga karena sudah dengan sangat sabar dan bijaksana

membimbing penulis sejak masuk dunia perkuliahan sampai akhirnya

penulis bisa menggapai gelar sarjana.

3. Seluruh dosen dan staff Fakultas Psikologi yang sangat membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

viii

4. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta, Universitas Negeri Jakarta,

Universitas Pelita Harapan, Universitas Pancasila, Universitas Indonesia,

Universitas Islam 45 dan Universitas Gunadarma yang telah bersedia

untuk menjadi responden penelitian.

5. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai, ayah Asep Arofah Permana

dan Ibu Diah Imsawati. Terima kasih banyak atas doa yang tak pernah

berhenti mengalir, segala bentuk dukungan, cinta dan kasih sayang pada

penulis yang tak akan pernah bisa terbalaskan. Tak lupa juga terima kasih

penulis pada kakak dan adik-adik tersayang, Ilman Hilmy, Hafizhan Azmi

dan Luzman Hisyam atas doa dan dukungannya selama ini.

6. Sahabat-sahabat yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi. Kehadiran mereka selalu menjadi semangat dan kebahagiaan tak

terhingga selama perjuangan ini. Terima kasih Ardhia Nabiilah, Dwi

Nurhasanah, Safinatunnajah, Santi Susanti, Siska Puspawardani, Itsna

Diah, Siti Fatimah Rizkiyani, Nur Soffa dan teman-teman lain yang

namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

7. Rekan-rekan Muslimahdaily.com, yang selalu mendukung penulis untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Jakarta, 8 Juli 2019

Penulis

Suha Yumna

Page 9: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... vi

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 9

1.2.1. Pembatasan masalah .............................................................. 9

1.2.2. Rumusan masalah ................................................................ 11

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 11

1.3.1. Tujuan penelitian ................................................................. 11

1.3.2. Manfaat penelitian ............................................................... 12

BAB 2 LANDASAN TEORI .......................................................................... 13

2.1. Integritas Akademik ......................................................................... 13

2.1.1. Definisi integritas akademik ................................................ 13

2.1.2 Dimensi integritas akademik .............................................. 15

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi integritas akademik ...... 16

2.1.4. Pengukuran integritas akademik .......................................... 17

2.2. Self-efficacy ...................................................................................... 18

2.2.1. Definisi self-efficacy ............................................................ 18

2.2.2. Dimensi self-efficacy ............................................................ 20

2.2.3. Pengukuran self-efficacy ...................................................... 21

Page 10: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

x

2.3. Religiusitas ....................................................................................... 22

2.3.1. Definisi religiusitas .............................................................. 22

2.3.2. Dimensi religiusitas ............................................................. 23

2.3.3. Pengukuran religiusitas ........................................................ 24

2.4. Kode Etik ......................................................................................... 25

2.5. Kerangka Berpikir ............................................................................ 26

2.6. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 29

2.5.1. Hipotesis Mayor ................................................................... 29

2.5.2. Hipotesis Minor ................................................................... 29

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 31

3.1. Populasi dan sampel ......................................................................... 31

3.2. Variabel penelitian dan definisi operasional .................................... 31

3.3. Instrumen pengumpulan data ........................................................... 33

3.4. Uji Validitas Konstrak ..................................................................... 36

3.4.1. Uji validitas konstruk integritas akademik ........................... 37

3.4.2. Uji validitas konstruk self-efficacy ....................................... 38

3.4.3. Uji validitas konstruk organizational religiosity ................. 39

3.4.4. Uji validitas konstruk non-organizational religiosity .......... 39

3.4.5. Uji validitas konstruk instrinsic religiosity .......................... 40

3.5. Teknik Analisis Data ....................................................................... 41

3.6. Prosedur Penelitian .......................................................................... 44

BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................................ 46

4.1. Gambaran umum subjek penelitian ................................................. 46

4.2. Hasil Analisis Deskriptif .................................................................. 49

4.3. Kategorisasi subjek variabel penelitian ........................................... 50

4.4. Analisis Variabel Demografi ........................................................... 51

4.4.1. Variabel Usia ........................................................................ 51

4.4.2. Variabel jenis kelamin .......................................................... 52

4.4.3. Variabel Universitas ............................................................. 53

4.5. Uji Hipotesis Penelitian ................................................................... 53

4.5.1. Analisis regresi variabel penelitian ...................................... 53

Page 11: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

xi

4.5.2. Pengujian proporsi varian masing-masing IV terhadap DV.59

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ......................................... 61

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 61

5.2. Diskusi ............................................................................................. 62

5.3. Saran ................................................................................................ 67

5.3.1. Saran teoritis ........................................................................ 67

4.3.2. Saran praktis......................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70

LAMPIRAN ...................................................................................................... 74

Page 12: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Skala Integritas Akademik..................................................33

Tabel 3.2 Blueprint skala Self-efficacy................................................................34

Tabel 3.3 Blueprint skala Religiusitas................................................................35

Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Konstruk Integritas Akademik...........................37

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Konstruk Self-efficacy........................................38

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Konstruk Organizational Religiosity.................39

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Konstruk Non-Organizational Religiosity.........40

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Konstruk Instrinsic Religiosity..........................41

Tabel 4.1 Persebaran Subjek...............................................................................46

Tabel 4.2 Gambaran subjek penelitian................................................................47

Tabel 4.3 Deskripsi statistik variabel penelitian.................................................49

Tabel 4.4 Rumus kategorisasi skor.....................................................................50

Tabel 4.5 Kategorisasi skor variabel...................................................................50

Tabel 4.6 Hsil Uji T Variabel Usia.....................................................................51

Tabel 4.7 Hasil Uji T Variabel Jenis Kelamin....................................................51

Tabel 4.8 Perbedaan Integritas Akademik Dilihat dari Universitas....................52

Tabel 4.9 R Square..............................................................................................52

Tabel 4.10 Anova IV Terhadap Integritas Akademik...........................................53

Tabel 4.11 Koefisien Regresi................................................................................54

Tabel 4.12 Proporsi Varians Masing-masing Independent Variable....................58

Page 13: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka berpikir.........................................................................29

Page 14: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ......................................................................74

Lampiran 2 Hasil CFA Konstruk Penelitian......................................................82

Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Berganda....................................................87

Page 15: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan memuat empat sub bab yaitu latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta

sistematika penulisan skripsi.

1.1. Latar Belakang

Nilai-nilai integritas akademik nampaknya masih menjadi hal yang

dikesampingkan oleh beberapa civitas akademik khususnya mahasiswa.

Kebanyakan mereka memilih untuk melanggar nilai-nilai integritas akademik,

baik saat mengerjakan tugas ataupun ujian. Perilaku ini disebut juga sebagai

ketidakjujuran atau kecurangan akademik. Fishbein (dalam Mastin, Peszka, &

Lilly, 2009) mengatakan bahwa ketidakjujuran akademik merupakan satu hal

yang saat ini masih menjadi pusat perhatian yang signifikan dan berkelanjutan

bagi fakultas, administrasi dan siswa khususnya di perguruan tinggi.

Perilaku menyontek dan persaingan dalam akademik bukanlah hal baru yang

diperbincangkan, khususnya di kalangan perguruan tinggi. Permasalahan ini

setidaknya sudah dibahas sejak 50 tahun terakhir dan muncul dalam literatur. Pada

tahun 1941, Drake menyatakan bahwa inti dari permasalahan ketidakjujuran

akademik berasal dari persaingan untuk mendapatkan nilai. Mahasiswa saat ini

nampaknya lebih menghargai sebuah prestasi melalui

Page 16: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

2

2

kesuksesan persaingan dibandingkan dengan menghargai sebuah integritas

akademik (Nuss, 1984).

Beberapa penelitian Bunn, Caudill, & Gropper (dalam Mastin, Peszka, &

Lilly, 2009) juga membuktikan bahwa antara 40% dan 83% dari mahasiswa

melaporkan telah terlibat dalam perilaku ketidakjujuran akademik di beberapa

titik selama studinya. Kemudian pada tahun 2004, American Broadcasting

Corporation menemukan bahwa dari 12.000 mahasiswa, sebanyak 75% siswa

mengaku menyontek pada saat ujian atau membuat tugas (Cavico & Mujtaba,

2009).

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Don McCabe untuk The Center

Academic Integrity di Duke University. Penelitian ini dilakukan sepanjang tahun

2002-2005 pada mahasiswa program S1 di 60 perguruan tinggi. Hasilnya

mengungkapkan bahwa 70% dari 50.000 mahasiswa dilaporkan menyontek

(Graves, 2008).

Di Indonesia kasus pelanggaran integritas akademik pun seringkali terjadi,

seperti plagiarisme, menyontek dan pemalsuan data. Rangkuti dan Deasyanti

(dalam Rangkuti, 2011) melakukan survey terhadap 298 mahasiswa terkait

perilaku disintegritas. Hasilnya menunjukan bahwa dalam setahun terakhir

mahasiswa melakukan kecurangan akademik saat ujian dalam bentuk menyalin

jawaban (16.8%), membawa contekan (14.1%), bekerjasama saat ujian (24.5%).

Kemudian dalam bentuk penyelesaian tugas, dengan menyajikan data palsu

(2.7%), mengizinkan karyanya dijiplak orang lain (10.1%), menyalin tanpa

menyebutkan sumber (10.4%) atau bahkan memanipulasi penelitian (4%).

Page 17: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

3

Selanjutnya hasil survey Litbang Media Group yang dilakukan di enam Kota

besar (Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Medan),

menyebutkan bahwa hampir 70% responden menyatakan bahwa pernah

melakukan praktik menyontek ketika masih sekolah dan kuliah (Hendrafita,

2015).

Temuan lainnya dilansir dari situs Little Circle Foundation (2015), terdapat

survei pada salah satu perguruan tinggi di Bali yang menunjukan bahwa dari 395

responden sebanyak 92,7% pernah menyontek setidaknya sekali waktu ujian.

Sebagaian mahasiswa mengaku menyontek karena tidak ingin mendapatkan nilai

yang buruk dan juga sebagian responden menyatakan bahwa dosen tidak

menyadarinya saat ujian.

Selanjutnya Lestarini (2014) dikutip dari laman okezone (7/8/19) mengatakan

bahwa sepanjang tahun 2010-2014 banyak terjadi bentuk kecurangan akademik di

Indonesia. Antara lain plagiarisme, tugas akhir disertasi, plagiarisme surat kabar

dosen, plagiarisme makalah oleh alumni, plagiarisme yang dilakukan oleh guru

besar dan masih banyak lagi.

Hasil Penelitian mengenai integritas akademik oleh Rafe’i (2016) di kalangan

mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta menemukan bahwa sebanyak 106

(48%) mahasiswa memiliki integritas akademik yang rendah, artinya masih

banyak mahasiswa yang melakukan ketidakjujuran akademik.

Fenomena dan hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil pengamatan awal

penulis yang dilakukan di kelas pada saat proses belajar mengajar maupun ujian.

Page 18: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

4

Fenomenanya adalah beberapa mahasiswa akan memilih posisi duduk di belakang

saat ujian agar dapat secara mudah mengakses contekan, baik hasil browsing

ataupun catatan yang dipersiapkan. Kemudian dalam mengerjakan tugas, masih

banyak mahasiswa yang melakukan plagiarisme dengan melakukan copy paste

tulisan tanpa mencantumkan sumber, tak jarang juga mereka menyalin tugas

teman.

Masalah pelanggaran integritas akademik nampaknya menjadi isu yang masih

terus diperbincangkan dalam dunia akademik. Meskipun nampaknya sulit untuk di

atasi, masalah ini sudah seharusnya menjadi perhatian yang serius bagi pihak

akademisi di Indonesia. Karena jika dibiarkan khawatir akan menjadi bibit yang

berkembang setelah lulus dari perguruan tinggi.

Pelanggaran integritas akademik memiliki berbagai efek negatif baik di

tingkat kelembagaan dan individu. Pada tingkat institusional, keterlibatan siswa

dalam ketidakjujuran akademik dapat berimbas pada reputasi dan integritas

universitas dan juga dapat mengancam kelangsungan ekonomi universitas dalam

pasar pendidikan yang sangat kompetitif. Hal ini menurut Brimble dan Stevenson

(dalam Eriksson & McGee, 2015) juga dapat menghalangi kemampuan

universitas untuk memastikan bahwa siswa yang memiliki gelar lengkap memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk bekerja atau untuk

belajar lebih lanjut.

Pada tingkat individu, efek negatifnya adalah siswa yang tidak terlibat dalam

kecurangan mengalami kerugian akademis (McCabe dan Trevino 1993 dalam

Page 19: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

5

Eriksson & McGee, 2015). Selain itu, pelanggaran integritas akademik erat

kaitannya dengan perilaku kerja yang tidak etis di tempat pekerjaan. Biasanya

mereka akan menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan dalam

pekerjaannya (Wang & Wang, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa pelanggaran

integritas akademik dapat berlanjut pasca kelulusan.

Harding, Carpenter, Finelli, & Passow, n.d. (2004) menyatakan bahwa orang-

orang yang sudah terbiasa terlibat dalam pelanggaran integritas akademik di SMA

dan perguruan tinggi akan sulit menghilangkannya pada saat masuk dunia kerja.

Hal ini akan mereka tunjukkan lewat perilakunya dalam lingkungan kerja.

Selain itu mahasiswa yang terlibat dalam perilaku menyontek semasa

kuliahnya bukan hanya akan berlanjut pada pendidikan pasca dan profesional,

namun ia juga akan terlibat dalam praktek bisnis yang tidak etis (Sims, 1993;

Whitley & Keith-Spiegel, 2001).

Disamping perilaku akademis dan profesional yang buruk, mahasiswa yang

tidak menghargai perilaku etika di kampus tidak dapat diharapkan akan

menghargai etika dalam hubungan pribadi (Ferrell & Daniel, 1995).

Integritas akademik dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun

eksternal. Faktor internal merupakan pengaruh variabel diri seperti Self-efficacy

(Finn & Frone, 2004; Pradipta, 2018; Yani, 2017), religiusitas (Nelson, James,

Miles, Morrell, & Sledge, 2017; Bloodgood et al., 2007), serta prestasi akademik

(McCabe & Trevino,1997).

Page 20: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

6

Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk

melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri serta

kejadian dalam lingkungannya (Bandura, 2001). Jika siswa yakin akan

kemampuan dirinya maka ia akan mengandalkan dirinya sendiri dalam melakukan

kegiatan akademik. Namun sebaliknya siswa yang tidak percaya akan

kemampuannya mungkin ia akan mencari alternatif lain dan terlibat dalam

kecurangan akademik (Bong, 2008).

Self-efficacy terbukti mempengaruhi integritas akademik secara positif

signifikan. Khususnya pada dimensi Initiative sebanyak 17,4% artinya semakin

tinggi efikasi diri maka semakin tinggi juga integritas akademik siswa (Yani,

2017). Penelitian oleh Finn dan Frone (2004) menyatakan bahwa siswa yang

memiliki self-efficacy akademik dan kinerja yang tinggi terbukti lebih jarang

melakukan kecurangan akademik. Pada saat bersamaan, siswa yang memiliki self-

efficacy tinggi tetapi kinerjanya rendah terbukti melakukan kecurangan yang

cukup besar.

Faktor individual lainnya adalah religiusitas. Religiusitas menurut Lavretsky

(dalam Nelson et al., 2017) merupakan sistem keyakinan, praktik, ritual dan

simbol yang terorganisasi, yang dirancang untuk memfasilitasi kedekatan dengan

yang sakral dan transenden dan untuk membina komunitas agama. Kemudian

Beit-Hallahmi dan Argyle (dalam Holdcroft, 2006) menulis banyak tentang efek

individual dari religiusitas, salah satunya adalah kejujuran. Sejalan dengan

penelitian Jurdi, et al, (2011) bahwa religiusitas berkorelasi negatif dengan

ketidakjujuran akademik. Hal ini ketika seseorang memiliki religiusitas yang

Page 21: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

7

tinggi maka ia akan cenderung menghindari ketidakjujuran akademik dan memilih

untuk bersikap jujur. Begitupun sebaliknya.

Religiusitas ini dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya adalah

partisipasi seseorang dalam kegiatan keagamaan. Menurut Kelley & Magill

(dalam Bloodgood, Turnley, & Mudrack, 2008) ketika seseorang mengikuti

kegiatan keagamaan, maka ia akan mendapatkan pemahaman mengenai nilai baik

dan buruk serta hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dengan begitu ia

akan berusaha menghindari ketidakjujuran akademik. Pada akhirnya Bloodgood

et al., (2008) membuktikan dalam penelitiannya bahwa religiusitas memiliki

hubungan negatif dan signifikan terhadap ketidakjujuran akademik dengan

dimoderatori oleh inteligensi. Dapat dikatakan bahwa ketika religiusitas seseorang

tinggi maka dia akan memiliki integritas yang baik pula.

Selain faktor internal, terdapat pula faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi integritas akademik diantaranya kode etik akademik dan teman

sebaya Crown & Spiller (dalam Baetz, Zivcakova, Wood, Nosko, De Pasquale,

& Archer, 2011), serta budaya integritas akademik (Kisamore, Stone, & Jawahar,

2007). Spiller (dalam Baetz et al., 2011) menunjukan bahwa kecurangan

akademik banyak terlibat pada siswa yang di lembaganya tidak memiliki kode

etik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kode etik. Budaya integritas

akademik mengacu pada nilai-nilai yang disosialisasikan oleh lembaga terkait

pencegahan ketidakjujuran akademik dan hukuman atas pelanggaran akademik.

Nilai tersebut tercermin dalam toleransi fakultas dan siswa terhadap pelaporan

Page 22: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

8

pelanggaran integritas akademik serta ada atau tidaknya kode etik institusi

(Kisamore et al., 2007).

Di samping self-efficacy, religiusitas dan kode etik, usia juga memiliki

pengaruh terhadap integritas akademik. Menurut Smyth & Davis (dalam

Kisamore et al., 2007) Penelitian umumnya menunjukkan bahwa siswa yang lebih

muda mungkin lebih cenderung terlibat dalam kesalahan akademik daripada siswa

yang lebih tua.

Faktor lainnya adalah jenis kelamin. Penelitian menunjukan bahwa laki-laki

cenderung lebih melakukan pelanggaran integritas akademik dibandingkan

dengan perempuan (McCabe & Trevino,1997; Jurdi, Hage, & Chow, 2011).

Begitupun penelitian yang dilakukan pada Mahasiswa Internasional di Amerika,

membuktikan bahwa laki-laki lebih banyak melakukan pelanggaran integritas

akademik dibandingkan perempuan (Fass-Holmes, 2017). Faktor demografis

yang terlihat sangat mempengaruhi adalah Fakultas, dimana kebanyakan dari

penelitian mengatakan bahwa Fakultas Ekonomi dan Bisnis memiliki tingkat

pelanggaran Integritas akademik yang tinggi (Fass-Holmes, 2017; Jurdi, Hage, &

Chow, 2011)

Beberapa penelitian pada topik sejenis telah banyak dilakukan, namun lebih

menekankan pada kecurangan akademik sebagai objek kajian dan pengaruhnya

terhadap integritas akademik. Seperti penelitian Kisamore et al. (2007) Academic

Integrity: The Relationship between Individual and Situasional Factors on

Misconduct Contemplations; Nelson et al,. (2017) Academic Integrity of

Page 23: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

9

Millenials: The Impact of Religion and Spirituality dan beberapa penelitian

lainnya. Untuk itu, penelitian ini akan lebih menekankan pada aspek kejujuran

dari kelima aspek integritas akademik.

Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan, khususnya bagi para calon

lulusan Sarjana (S1). Karena pada dasarnya, program S1 bertujuan untuk

menghasilkan lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau

Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing

bangsa. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan inovasi dan orisinalitas

dari setiap karya yang dihasilkan, oleh sebab itu lulusan program sarjana dituntut

untuk memiliki integritas yang tinggi dalam dunia akademik.

Untuk objektivitas penelitian dengan mempertimbangkan waktu dan sumber

daya lainnya, maka penelitian ini akan dibatasi pada mahasiswa aktif perguruan

tinggi negeri dan swasta di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengajukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Self-efficacy, Orientasi Religiusitas dan Kode Etik terhadap Integritas

Akademik Mahasiswa JADETABEK”.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi integritas akademik, baik internal maupun

eksternal. Namun agar penelitian ini tidak terlalu meluas dan lebih terarah maka

peneliti hanya fokus pada variabel yang berkaitan dengan intergritas akademik

dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor internal yaitu Self-efficacy,

Page 24: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

10

religiusitas dan jenis kelamin. Faktor eksternal dibatasi dengan kode etik. Adapun

pengertian konsep yang digunakan sebagai berikut :

1. Integritas akademik adalah komitmen moral dalam bidang akademik yang

ditampilkan oleh seorang mahasiswa dengan mempertahankan kejujuran

akademik vs menghindari pelanggaran akademik (Suralaga, 2014).

2. Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang dalam memahami

kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan perilaku tertentu yang

diperlukan untuk menghasilkan pencapaian dari tugas yang dimiliki

(Bosscher & Smit, 1998).

3. Religiusitas merupakan kehadiran seseorang dalam suatu kegiatan

keagamaan, melakukan ibadah yang bersifat pribadi serta motivasi pribadi

beragama (Koenig & Bussing, 2010).

4. Kode etik akademik adalah seperangkat aturan yang disepakati bersama

oleh civitas akademik mengenai kewajiban akademik, jenis-jenis

pelanggaran akademik beserta sanksinya. Dalam penelitian ini dibatasi

dengan ada atau tidaknya kode etik tersebut, serta penerapannya di

lingkungan universitas (Faradiena, 2018).

5. Faktor demografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan semester.

6. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program strata satu perguruan tinggi

negeri dan swasta di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Page 25: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

11

1.2.2. Rumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : apakah ada pengaruh yang signifikan dari Self-efficacy,

religiusitas, kode etik, usia, jenis kelamin dan semester terhadap integritas

akademik. Selanjutnya dijabarkan dalam rumusan masalah :

1. Apakah self-efficacy, religiusitas, kode etik, usia, jenis kelamin dan

semester secara signifikan mempengaruhi integritas akademik?

2. Apakah self-efficacy secara signifikan mempengaruhi integritas akademik?

3. Apakah dimensi organizational religiosity dari religiusitas secara

signifikan mempengaruhi integritas akademik?

4. Apakah dimensi non-organizational religiosity dari religiusitas secara

signifikan mempengaruhi integritas akademik?

5. Apakah dimensi instrinsic religiosity dari religiusitas secara signifikan

mempengaruhi integritas akademik ?

6. Apakah kode etik secara signifikan mempengaruhi integritas akademik?

7. Apakah usia secara signifikan mempengaruhi integritas akademik?

8. Apakah jenis kelamin secara signifikan mempengaruhi integritas

akademik?

9. Apakah semester secara signifikan mempengaruhi integritas akademik?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan penelitian

Page 26: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

12

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh self-efficacy,

religiusitas (dimensi organizational religiosity, non-organizational religiosity dan

instrinsic religiosity) kode etik, usia, jenis kelamin dan semester, terhadap

integritas akademik.

1.3.2. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan

keilmuan baik dari aspek teoritis maupun praktis, diantaranya :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan baru dalam ilmu psikologi khususnya bidang kajian psikologi

pendidikan berkaitan dengan pengaruh self-efficacy, religiusitas, kode etik,

usia, jenis kelamin dan semester terhadap integritas akademik

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa

maupun pihak perguruan tinggi untuk lebih menyadari pentingnya

integritas akademik dalam lingkungan akademik. Serta memberikan

informasi terkait integritas akademik sehingga dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Page 27: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan teori-teori yang terkait dengan dependent variable, dan

independent variable. Selain itu juga akan diuraikan mengenai dimensi,

faktor-faktor, serta penelitian sebelumnya dari setiap variabel. Dilanjutkan

dengan kerangka berpikir dan hipotesis.

2.1. Integritas Akademik

2.1.1. Definisi integritas akademik

Integritas berasal dari bahasa latin integritas memiliki arti utuh, tak tersentuh,

lengkap dan menyeluruh. Integritas juga merupakan salah satu karakter

pembentuk sebuah keberanian. Sebagai sebuah karakter ia disusun oleh virtue

honesty yaitu kebenaran faktual dan ketulusan interpersonal dan virtue

authenticity yaitu keaslian emosional dan juga kedalaman psikologis (Peterson

& Seligman, 2004).

Dalam dunia akademik, integritas dikenal dengan istilah integritas

akademik, yang merupakan perilaku jujur dan bertanggung jawab terhadap

semua hal yang berkaitan dengan akademik serta bergantung pada usaha

mahasiswa secara individual (Ronokusumo, 2012).

The Center For Academic Integrity (CAI) menyatakan bahwa integritas

akademik adalah sebuah komitmen, bahkan dalam menghadapi kesulitan,

terhadap lima nilai fundamental: kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa

hormat, dan tanggung jawab. Dari kelima nilai ini akan muncul perilaku etis

Page 28: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

14

14

yang memungkinkan civitas akademik mewujudkan cita-cita menjadi

tindakan nyata (Fishman, 2012).

Berbeda dengan dua pendapat sebelumnya, Suralaga (2014) menjelaskan

bahwa integritas akademik adalah komitmen moral dalam bidang akademik

yang ditampilkan oleh seorang mahasiswa dengan mempertahankan kejujuran

akademik dan menghindari pelanggaran akademik. Variabel ini diukur

dengan skala integritas akademik yang meliputi jujur dalam ujian, jujur dalam

mengerjakan tugas, melakukan kerjasama yang diperbolehkan dan tidak

memfasilitasi kecurangan akademik.

Selanjutnya Nelson et al., (2017) berpendapat bahwa integritas akademik

merupakan salah satu prinsip dasar yang harus dimiliki lembaga pendidikan,

sehingga dapat menghasilkan kode etik akademik yang disepakati bersma

oleh fakultas dan mahasiswa. Disisi lain Bretag (2016) dalam bukunya

menjelaskan bahwa integritas akademik memiliki pemahaman yang beragam.

Hampir setiap perguruan tinggi di berbagai negara memiliki sejarah

perkembangannya masing-masing. Hal ini menyebabkan timbulnya berbagai

interpretasi. Semua dikaitkan kepada konsep dan berbagai pendekatan untuk

disebarluaskan dalam lingkungan akademik mereka sendiri.

Pada penelitian ini definisi integritas akademik yang akan digunakan

adalah milik Suralaga (2014) yang menjelaskan integritas akademik sebagai

komitmen moral dalam bidang akademik yang ditampilkan oleh seorang

mahasiswa dengan mempertahankan kejujuran akademik dan menghindari

Page 29: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

15

pelanggaran akademik. Variabel ini diukur dengan skala integritas akademik

yang meliputi jujur dalam ujian, jujur dalam mengerjakan tugas, melakukan

kerjasama yang diperbolehkan dan tidak memfasilitasi kecurangan akademik.

2.1.2. Dimensi integritas akademik

International Center for Academic Integrity (dalam Fishman, 2012)

menyatakan bahwa integritas akademik terdiri dari lima dimensi, diantaranya

adalah, kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat dan tanggung Jawab.

Sedangkan menurut Kisamore et al., (2007), integritas akademik dapat

dilihat dari beberapa bentuk, diantaranya integrity culture, frequency of

cheating scale, the suspected misconduct scale, the report cheating scale dan

the consider-misconduct scale.

Dimensi integritas akademik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dimensi yang dijabarkan oleh Suralaga (2014), yaitu:

1. Jujur dalam ujian: Mahasiswa tidak boleh memberikan materi yang

tidak diperbolehkan, tidak menggunakan alat komunikasi elektronik

dan tidak menyalin jawaban mahasiswa lain

2. Jujur dalam mengerjakan tugas: Mahasiswa tidak menyalin ide orang

lain tanpa mencantumkan sumbernya, tidak menyalin pekerjaan

mahasiswa lain kemudian mengakui hal itu sebagai pekerjaannya, dan

membayar atau meminta seseorang mengerjakan tugasnya

Page 30: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

16

3. Melakukan kerjasama yang diperbolehkan: Mahasiswa tidak

bekerjasama saat mengerjakan ujian, dan tidak melakukan kolaborasi

yang tidak diperbolehkan saat mengerjakan tugas.

4. Tidak memfasilitasi kecurangan akademik: Mahasiswa tidak

memfasilitasi mahasiswa lain terlibat dalam ketidakjujuran akademik

dengan mengerjakan tugas mahasiswa lain, dan membiarkan

mahasiswa lain menyalin jawaban ujiannya.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi integritas akademik

Integritas akademik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ;

1. Self-efficacy

Finn dan Frone (2004) menyatakan bahwa siswa yang memiliki self-

efficacy akademik yang tinggi dan kinerja yang tinggi terbukti lebih

jarang melakukan kecurangan akademik. Pada saat bersamaan, siswa

yang memiliki self-efficacy tinggi tetapi kinerjanya rendah terbukti

melakukan kecurangan yang cukup besar. Ini berarti responden

memiliki kecenderungan integritas akademik yang lebih tinggi.

2. Religiusitas

Penelitian Nelson, James, Miles, Morrell, & Sledge, (2017)

membuktikan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan

religiusitas memiliki integritas akademik yang baik. Bloodgood,

Turnley, & Mudrack, (2008) menyatakan religiusitas memiliki

hubungan negatif signifikan terhadap ketidakjujuran akademik.

3. Kode etik

Page 31: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

17

Siswa yang di lembaganya memiliki Kode etik dilaporkan sedikit

melakukan atau terlibat dalam kecurangan akademik dibandingkan

dengan lembaga yang tidak memiliki kode etik (Baetz et al., 2011).

4. Jenis Kelamin

Penelitian menunjukan bahwa laki-laki cenderung lebih melakukan

pelanggaran integritas akademik dibandingkan dengan perempuan

(McCabe & Trevino,1997; Jurdi, Hage, & Chow, 2011).

5. Usia

Penelitian umumnya menunjukkan bahwa siswa yang lebih muda

mungkin lebih cenderung terlibat dalam kesalahan akademik daripada

siswa yang lebih tua (Kelly & Worrell, 1978; McCabe & Trevino,

1997; Nonis & Swift, 2001; Smyth & Davis, 2004 dalam Kisamore et

al., 2007)

6. Fakultas/jurusan

Variabel akademik lain yang menerima peningkatan perhatian dalam

literatur adalah jurusan akademik siswa. Banyak penelitian melaporkan

perbedaan yang konsisten dalam ketidakjujuran akademik menurut

jurusan siswa, dengan siswa bisnis yang memiliki insiden

ketidakjujuran akademik tertinggi dari setiap jurusan (Jurdi, Hage &

Chow, 2011).

2.1.4. Pengukuran integritas akademik

Beberapa pengukuran integritas akademik sudah pernah dilakukan sebelumnya

menggunakan instrumen yang berbeda-beda, berikut diantaranya :

Page 32: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

18

1. Academic integrity inventory digunakan oleh Kisamore et al.,(2007), yang

diadaptasi dari survey online universitas Millersville. Instrumen ini terdiri

dari integrity culture (0.79), frequency of cheating scale (0.77), the

suspected misconduct scale (0.72), the report cheating scale (0.84) dan

the consider-misconduct scale (0.89).

2. Penelitian Efri Yani (2017) menggunakan alat ukur integritas akademik

oleh Suralaga (2014). Terdiri dari 20 aitem skala model Likert, alat ukur

ini mengalami dua kali CFA dan hasilnya model fit dengan nilai RMSEA

< 0.048. Seluruh aitem signifikan kecuali satu aitem no 12 di drop.

3. Academic Integrity Survey Report oleh Texas Tech University Ethics

Center (2014). Menggunakan skala model Likert terbagai menjadi dua

subskala : academic integrity values scale (AIVS) dan academic integrity

behaviors scale (AIBS) masing-masing terdiri dari 5 item. Skor rata-rata

AIVS untuk seluruh sample adalah 18.33 (skala 0-20) atau 91.7%

sedangkan untuk AIBS skor rata-ratanya adalah 16.58 (skala 0-20) atau

82.9%. skor AIXS dan AIBS dikalkulasikan dengan karakteristik

demografis. Untuk membuktikan perbedaan antara grup dilakukan

ANOVA.

2.2. Self-efficacy

2.2.1. Definisi self-efficacy

Bandura (2001) mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang

dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap

keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungannya. Bandura

Page 33: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

19

juga menganggap bahwa keyakinan atas efikasi seseorang adalah landasan dari

agen manusia.

Schultz (2005) menjelaskan self-efficacy dalam sistem Bandura yaitu

mengacu pada perasaan kecukupan, efisiensi dan kompetensi dalam

menghadapi kehidupan. Disisi lain Bosscher & Smit (1998) berpendapat bahwa

self-efficacy merupakan keyakinan seseorang dalam memahami

kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan perilaku tertentu yang

diperlukan untuk menghasilkan pencapaian dari tugas yang dimiliki.

Feist dan Feist (2009) dalam bukunya menyimpulkan makna dari self-

efficacy Bandura sebagai suatu bentuk keyakinan seseorang terhadap

kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian

orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungannya. Ia juga berpendapat

bahwa self-efficacy sangat bervariasi dari situasi satu ke situasi lainnya,

tergantung pada kompetensi yang dibutuhkan, kehadiran orang lain serta

kondisi psikologis yang mendampinginya.

Pervin (2001) memperjelas definisi self-efficacy yang diungkapkan oleh

Bandura sebagai penilaian seseorang terhadap kemampuan mereka untuk

bertindak atas situasi atau tugas tertentu. Penilaian tersebut akan

mempengaruhi aktivitas apa yang akan dilakukan, seberapa banyak waktu dan

usaha yang kita habiskan pada situasi tertentu, berapa lama kita bertahan dan

reaksi emosional yang terlibat di dalamnya.

Page 34: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

20

Pada penelitian ini definisi self-efficacy yang akan digunakan adalah milik

Bosscher dan Smit (1998) yang menyatakan bahwa self-efficacy merupakan

keyakinan seseorang dalam memahami kemampuannya untuk mengatur dan

melaksanakan perilaku tertentu yang diperlukan untuk menghasilkan

pencapaian dari tugas yang dimiliki.

2.2.2. Dimensi self-efficacy

Dimensi-dimensi self-efficacy banyak dibicarakan oleh para ahli, seperti

Bandura (dalam Bijr & Shortridge-Baddgert, 2001) menjelaskan bahwa self-

efficacy terdiri dari tiga dimensi, diantaranya :

1. Dimensi level (Magnitude)

2. Dimensi kekuatan (Strength)

3. Dimensi generalisasi (Generality)

Dalam penelitian ini dimensi yang akan digunakan adalah dimensi dari

Bosscher dan Smit (1998) yang terdiri dari tiga aspek, initiative, effort dan

persistence :

1. Initiative`

Initiative merupakan kesediaan seseorang untuk memulai sesuatu. Dimensi

ini mengacu pada kesiapan seseorang dalam menghadapi situasi tertentu.

Setiap individu akan memiliki cara beradptasi yang berbeda. Ada yang

mampu beradaptasi pada kondisi tertentu saja adapula yang mampu pada

kondisi apapun.

2. Effort

Page 35: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

21

Effort merupakan kesediaan seseorang untuk berusaha dalam melakukan

sesuatu serta menyelesaikannya atau menyempurnakannya.

3. Persistence

Persistence merupakan ketekunan dalam menghadapi kesulitan. Individu

yang memiliki keyakinan yang kuat untuk menghadapi kesulitan yang

dihadapi maka ia akan terus bertahan dan menghadapi rintangan sesulit

apapun.

2.2.3. Pengukuran self-efficacy

General Self-efficacy dikembangkan oleh Sherer M.,Maddux, J. E.,

Mercandante, B., Prentice-Dunn, S., Jacobs, B., & Rogers, R.W pada tahun

1982. Ia membagi skala ini menjadi dua subskala, yaitu general self-efficacy

scale sebanyak 17 aitem dan social self-efficacy subscale sebanyak 6 aitem.

Sherer, et al. (1982) membuktikan bahwa kedua skala tersebut memiliki

reliabilitas yang baik, yaitu sebesar (0.86 dan 0.71). skala ini sukses digunakan

pada sampel kejuruan, pendidikan dan militer

Pada tahun 1998 Brosscher dan Smit mengembangkan general self-

efficacy milik sherer yang berjumlah 17 aitem menjadi General Self-efficacy

Scale -12 (GSES-12). Brosscher juga mengembangkan tiga dimensi yang

dikemukakan oleh Woodroof & Chasman. Menghasilkan reliabilitas GSES-12

sebesar (0.69), pada subskala initiative (0.64), effort (0.63) dan persistence

(0.64).

Page 36: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

22

Pengukuran self-efficacy dikembangkan oleh Schwarzer, R & Jerussalem,

M pada tahun 1995. Skala tersebut diberi nama General Self-efficacy Scale

(GSES). Terdiri dari 10 item mengukur self-efficacy secara umum

menggunakan skala model Likert. 1 : Not at all true, 2 : hardly true, 3 :

moderately true, 4 : exactly true. GSE memiliki reliabilitas Cronbach’s alpha

antara 0.76- .90.

Alat ukur yang akan digunakan pada penelitian ini adalah milik Bosscher

dan Smit (1998) yaitu General Self-efficacy Scale-12 (GSES-12). Dengan

dimensi initiative effort dan persistence. Memiliki reliabilitas cronbach alpha

sebesar 0.69, masing-masing dimensinya initiative (0.64), effort (0.63) dan

persistence (0,64).

Dari berbagai macam alat ukur di atas, peneliti memilih alat ukur GSES-

12 untuk mengukur self-efficacy terhadap integrits akademik. Dikarenakan alat

ukur ini sudah mengalami revisi dan memiliki reliabilits yang baik.

2.3. Religiusitas

2.3.1. Definisi religiusitas

Religiusitas merupakan sebuah konsep yang sulit untuk didefinisikan. Hal

tersebut karena religiusitas memiliki makna yang hampir sama dengan

keyakinan, spiritualitas, iman, pengabdian dan sebagainya. Persamaan kata ini

mencerminkan dimensi religiusitas. Religiusitas juga memiliki konsep dan

sudut pandang yang sangat luas, bergantung pada konteks yang ada

(Holdcroft, 2016).

Page 37: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

23

Berbeda dengan sebelumnya Koenig & Bussig (2010) berpendapat bahwa

religiusitas merupakan kehadiran seseorang dalam suatu kegiatan keagamaan,

melakukan ibadah yang bersifat pribadi serta motivasi pribadi bergama.

Menurut Lavretsky (dalam Nelson et al., 2017), religiusitas merupakan

sistem keyakinan, praktik, ritual dan simbol yang terorganisasi, yang dirancang

untuk memfasilitasi kedekatan dengan yang sakral dan transenden dan untuk

membina komunitas agama. Lain halnya Bloodgood (2008) yang

berpendapat bahwa religiusitas adalah sebuah pemahaman dan komitmen untuk

mengikuti seperangkat doktrin atau prinsip agama.

Pada penelitian ini definisi yang akan digunakan adalah milik Koenig &

Bussing (2010) yang mendefinisikan religiusitas sebagai kehadiran seseorang

dalam suatu kegiatan keagamaan, melakukan ibadah yang bersifat pribadi serta

motivasi pribadi beragama seseorang.

2.3.2. Dimensi religiusitas

Dimensi mengenai religiusitas sudah pernah dibahas sebelumnya oleh Allport

dan Ross (1967), ia memandang religiusitas seseorang dengan religious

orientation nya. Terbagi ke dalam dua kategori yaitu religiusitas ekstrinsik dan

instrinsik.

Dalam penelitian ini, dimensi yang akan digunakan untuk mengukur

religiusitas adalah milik Koenig dan Bussing (2010), yang menjelaskan bahwa

religiusitas terdiri dari tiga dimensi yaitu organizational religiosity, non-

organizational religiosity dan instrinsic religiosity :

Page 38: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

24

1. Organizational religiosity: Keikutsertaan seseorang dalam sebuah

kegiatan keagamaan.

2. Non-organizational religiosity: Terdiri dari kegiatan keagamaan yang

dilakukan secara pribadi, seperti berdoa, belajar kitab suci, menonton

TV agama atau mendengarkan radio religius.

3. Instrinsic religiosity: tingkat komitmen atau motivasi keagamaan

pribadi

2.3.3. Pengukuran religiusitas

Terdapat beberapa alat ukur religiusitas yang digunakan dalam penelitian,

diantaranya: Religious Orientation Scale (ROS) merupakan salah satu alat ukur

religiusitas yang dibuat oleh Allport & Ross pada tahun 1967. ROS terdiri dari

dua subskala, ekstrinsik dan instrinsik. Subskala ekstrinsik terdiri dari 12 aitem

sedangkan instrinsik 9 aitem. Alat ukur ini memiliki reliabilitas alpha cronbach

sebesar 0.80 pada subskala instrinsik dan 0.75 pada subskala ekstrinsik.

Instrinsic Religious Motivation Scale. Instrumen ini dikembangkan oleh

Hoge pada tahun 1972, terdiri dari 10 aitem mengukur motivasi aktifitas

religiusitas seseorang. Alat ukur ini telah mengalami uji reliabilitas dan

menghasilkan angka 0.90.

The Duke University Religion Index (DUREL). Instrumen ini

dikembangkan oleh Koening et.al (1997), terdiri dari 5 aitem yang mewakili

tiga dimensi religiusitas yaitu organizational religiosity,non-organizational

religiosity dan instrinsic religiosity. Reliability untuk dimensi instrinsik sebesar

Page 39: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

25

0.75, 2 aitem ini mewakili 10 aitem Hoge dan berkorelasi sebesar 0.85.

Korelasi instrinsik dengan organizational sebesar 0.40 sedangkan dengan

Nonorganizatinal sebesar 0.42.

2.4. Kode Etik

Pada umumnya di sebuah perguruan tinggi akan ada sebuah aturan yang

mengatur etik dosen, mahasiswa dan juga akademik. Aturan tersebut adalah

kode etik. Menurut keputusan rektor UIN Jakarta (2016), kode etik merupakan

seperangkat nilai baik dan buruk yang dituangkan secara tertulis sebagai acuan

mengenai sikap, perkataan, perbuatan, perilaku, cara berpakaian dan

berpenampilan yang diharapkan bersama.

Salah satu aturan yang masuk pada kode etik adalah kode etik akademik. Kode

etik akademik adalah seperangkat aturan yang disepakati bersama oleh civitas

akademik mengenai kewajiban akademik, jenis-jenis pelanggaran akademik

beserta sanksinya. Seperti pada naskah Academic Conduct Policy on Academic

Honesty di Georgia State University, disana tertulis jelas bentuk-bentuk

pelanggaran akademik yang harus dihindari seperti, plagiarisme, menyontek

saat ujian, bekerjasama yang tidak diizinkan danlain sebagainya. Begitu pula

bentuk sanksi yang akan di dapatkan oleh siswa dari pihak universitas.

Di UIN Jakarta sendiri peraturan mengenai kode etik akademik tertulis dalam

keputusan rektor mengenai kode etik mahasiswa UIN Jakarta tahun 2016 pada

pasal 5 yaitu bentuk pelanggaran. Dari pasal tersebut hanya dua poin saja yang

berisi larangan yang dapat dikaitkan dengan integritas akademik. Hal tersebut

Page 40: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

26

terdapat pada poin 34 yaitu memalsukan tanda tangan dan poin 35 yaitu

melakukan plagiasi atau penjiplakan karya. Sedangkan untuk sanksinya secara

umum terdapat sanski yang bersifat akademik dengan penerapan sanki kategori

ringan, sedang dan berat.

Dalam penelitian ini dibatasi dengan ada atau tidaknya kode etik tersebut, serta

penerapannya di lingkungan universitas (Faradiena, 2018).

2.5. Kerangka Berpikir

Integritas akademik merupakan komitmen seseorang terhadap lima nilai dasar :

Kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat dan tanggung jawab. Kemudian

Brennecke (2010) lebih memfokuskan integritas akademik pada nilai kejujuran

yang merupakan dasar dari performa akademik yaitu, jujur dalam ujian, jujur

dalam mengerjakan tugas, melakukan kerjasama yang diperbolehkan dan tidak

memfasilitasi kecurangan akademik.

Membahas mengenai integritas akademik terdapat berbagai faktor yang

dapat mempengaruhinya baik internal maupun eskternal. Faktor internal yang

pertama adalah self-efficacy. Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang

akan kemampuannya melakukan sesuatu. Ketika seseorang memiliki self-

efficacy yang tinggi, maka ia akan yakin pada kemampuan dirinya dan tidak

mengandalkan orang lain. Ia akan berinisiatif, berusaha dan bertahan pada

langkah yang ia ambil serta menghindari kecurangan khususnya pada bidang

akademik. Orang yang memiliki self-efficacy yang tinggi ia akan berusaha

menjunjung tinggi integritas akademik.

Page 41: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

27

Faktor lain yang dapat mempengaruhi integritas akademik adalah

religiusitas. Ketika seseorang memiliki tingkat organizational religiosity yang

tinggi maka ia akan dapat mengambil pelajaran mengenai nilai baik dan buruk

melalui kegiatan keagamaan tersebut. Dengan begitu nilai-nilai kebaikan yang

ia dapatkan akan diterapkan dalam kehidupan dunia akademiknya.

Dimensi lainnya adalah non-organizational religiosity, yang berkaitan

dengan aktivitas atau ritual keagamaan seperti berdoa, mendengarkan ceramah

agama atau belajar agama. Semakin seseorang mencoba untuk melakukan

ritual keagamaan dan memperdalam ilmu agamanya, maka ia akan

mendapatkan nilai-nilai kebaikan dari hal tersebut. Pada akhirnya nilai

kebaikan yang salah satunya adalah kejujuran, akan terinternalisasi dalam diri

orang tersebut. Dengan begitu semakin tinggi tingkat non-organizational

religiosity seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat integritas

akademiknya.

Instrinsic religiosity, merupakan tingkat komitmen atau motivasi

keagamaan pribadi. Ketika seseorang merasakan kedekatannya dengan Tuhan

dan juga memiliki motivasi serta komitmen yang tinggi untuk menjalankan

perintah Tuhan dan menjauhi larangannya, semestinya akan menghindari

kecurangan akademik, karena hal itu tidak disukai oleh Tuhannya. Ia akan

menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam kehidupannya, salah satunya dalam

kehidupan akademik.

Page 42: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

28

Kode etik yang ada dalam dunia akademik merupakan seperangkat nilai

baik dan buruk yang dituangkan secara tertulis sebagai acuan mengenai sikap,

perkataan, perbuatan, perilaku, cara berpakaian dan berpenampilan yang

diharapkan bersama akan mengatur sebagaimana mahasiswa harus bersikap

dan berperilaku dalam lingkungan akademik. Hal ini menjadi salah satu faktor

eksternal yang penting dalam mendukung integritas akademik mahasiswa.

Ketika kode etik tersedia dan diterapkan dengan baik oleh seluruh civitas

akademik, maka tingkat kecurangan akan menurun dan integritas akademik

mahasiswa akan meningkat.

Menurut beberapa penelitian, jenis kelamin dan usia mempengaruhi

kecurangan akademik. Laki laki ditemukan banyak melakukan kecurangan

akademik dan memiliki integritas yang lebih rendah dibandingkan perempuan,

namun ada juga yang menemukan kecurangan akademik lebih banyak

dilakukan oleh perempuan. Usia juga menjadi faktor demografis pendukung

terjadinya kecurangan pada lingkungan akademik, siswa dengan usia lebih

muda diperkirakan melakukan lebih banyak kecurangan dibandingkan usia

yang lebih tua.

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, diduga bahwa self-

efficacy, organizational religiosity, non-organizational religiosity, instrinsic

religiosity, kode etik, usia, jenis kelamin dan semester berpengaruh signifikan

terhadap integritas akademik. Kerangka berpikir dalam penelitian ini secara

lebih jelas dpat dilihat pada bagan berikut:

Page 43: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

29

Religiusitas

Gambar 2.1

Kerangka berpikir

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, hipotesis mayor dan minor.

Berikut hipotesis penelitian :

2.6.1. Hipotesis Mayor

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan self-efficacy, religiusitas dan kode etik

terhadap integritas akademik.

2.6.2. Hipotesis Minor

H1: Terdapat pengaruh signifikan self-efficacy terhadap integritas akademik

H2: Terdapat pengaruh signifikan dimensi Organizational religiosity terhadap

integritas akademik

Integritas Akademik

Self-efficacy

Instrinsic religiosity

Non-organizational

religiosity

Organizational religiosity

Jenis Kelamin

Kode Etik

Semester

Usia

Page 44: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

30

H3: Terdapat pengaruh signifikan dimensi Non-organizational religiosity

terhadap integritas akademik

H4: Terdapat pengaruh signifikan dimensi Instrinsic religiosity terhadap

integritas akademik

H5: Terdapat pengaruh signifikan kode etik terhadap integritas akademik

H6: Terdapat pengaruh signifikan usia terhadap integritas akademik

H7: Terdapat pengaruh signifikan jenis kelamin terhadap integritas akademik

H8 : Terdapat pengaruh signifikan semester terhadap integritas akademik

Page 45: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

31

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab metode penelitian ini membahas mengenai populasi dan sampel

termasuk teknik sampling, variabel penelitian, instrumen pengumpulan data,

uji validitas konstruk dan hasilnya, teknik analisis data serta prosedur

penelitian.

3.1. Populasi dan sampel

Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswa aktif di perguruan tinggi negeri

dan swasta JADETABEK (Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi). Sampel

dalam penelitian ini adalah 342 mahasiswa aktif di perguruan tinggi negeri dan

swasta JADETABEK (Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi).

Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik nonprobability sampling, dalam teknik tersebut setiap unsur yang

terdapat dalam populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan

sampel, bahkan probabilitasnya tidak diketahui. Peneliti menggunakan teknik

convenience sampling, yaitu penentuan sampel sesuai dengan ketentuan atau

persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau

didapatkan.

3.2. Variabel penelitian dan definisi operasional

Dalam penelitian ini integritas akademik berperan sebagai dependent variable.

Sementara variabel self-efficacy, religiusitas, kode etik, jenis kelamin, usia &

Page 46: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

32

semester berperan sebagai independent variable. Variabel orientasi religiusitas

terdiri dari organizational religiosity, non-organizational religiosity dan

instrinsic religiosity.

Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Integritas akademik adalah komitmen moral dalam bidang akademik yang

ditampilkan oleh seorang mahasiswa dengan mempertahankan kejujuran

akademik vs menghindari pelanggaran akademik. Variabel ini diukur

dengan skala integritas akademik yang meliputi jujur dalam ujian, jujur

dalam mengerjakan tugas, melakukan kerjasama yang diperbolehkan dan

tidak memfasilitasi kecurangan akademik (Suralaga, 2014)

2. Self-efficacy merupakan kesediaan seseorang untuk memulai sesuatu

(initiative), berusaha mengerjakan sesuatu dan menyelesaikannya (effort)

serta ketekunan seseorang dalam menghadapi kesulitan (persistence)

(Bosscher & Smit, 1998)

3. Religiusitas merupakan kehadiran seseorang dalam suatu kegiatan

keagamaan (organizational religiosity), melakukan ibadah yang bersifat

pribadi (Non-organizational religiosity), serta motivasi pribadi bergama

(Instrinsic religiosity) (Koenig, et.al., 2010)

4. Kode etik merupakan ada atau tidaknya kode etik yang berlaku serta

penerapannya pada setiap fakultas (Faradiena,2018)

5. Faktor demografis terdiri dari jenis kelamin usia dan semester.

Page 47: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

33

3.3. Instrumen pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan empat bentuk skala pengukuran. Diantaranya adalah skala

integritas akademik, self-efficacy, religiusitas dan kode etik. Berikut

diantaranya:

1. Skala integritas akademik

Skala integritas akademik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

skala yang disusun oleh Suralaga (2014) berdasarkan konsep integritas

akademik yang dikemukakan oleh Brennecke (2010). Terdiri dari 20 item

yang disusun dengan skala model Likert ; Tidak pernah, jarang, sering dan

selalu.

Tabel 3.1

Blueprint Skala Integritas Akademik

No Dimensi Indikator Item Jmlh Fav Unfav

1. Jujur dalam ujian Tidak meminta jawaban dari mahasiswa lain saat

ujian

1,17

6 Tidak menggunakan alat komunikasi elektronik saat ujian

5,9

Tidak menyalin jawaban mahasiswa lain 19,13

2. Jujur dalam

mengerjakan tugas Menyalin ide orang lain dengan mencantumkan

sumbernya

2,6&14

5 Tidak menyalin pekerjaan mahasiswa lain,

kemudian mengakuinya sebagai pekerjaan sendiri 10

Mengerjakan tugas tanpa meminta atau membayar

orang lain untuk mengerjakan tugasnya 18

3. Melakukan kerjasama

yang diperbolehkan Tidak meminta bantuan pada mahasiswa lain pada

saat ujian 7 3

4 Mengerjakan tugas secara individu jika bekerja sama

dan berkolaborasi dengan mahasiswa lain tidak diperbolehkan

15 11

4. Tidak memfasilitasi

kecurangan akademik Tidak memfasilitasi untuk mengerjakan tugas

mahasiswa lain dengan bayaran ataupun tanpa

bayaran

4, 20

5 Tidak membiarkan mahasiswa lain menyalin

jawaban ujian yang sedang dikerjakan. 8,12&

16

Jumlah 2 18 20

Page 48: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

34

2. Skala self-efficacy

Skala self-efficacy yang digunakan dalam penelitian ini adalah General Self-

efficacy Scale (GSES-12) yang dikembangkan oleh Bosscher & Smit (1998).

Total item sejumlah 12 dengan skala model Likert; STS (sangat tidak setuju),

TS (tidak setuju), S (setuju) dan SS (sangat setuju).

Tabel 3.2

Blueprint Skala Self-efficacy

No Dimensi Indikator

Item Jml

Fav Unfav

1. Initiative Mengerjakan sesuatu yang

terlihat sulit bagi dirinya

1 3

Mau mempelajari hal-hal

baru walau terlihat sulit

2,3

2. Effort Mengerjakan tugas sesuai

rencana yang dibuat

4,7

5 Tetap berusaha walaupun

hal tersebut tidak

menyenangkan

6

Pantang menyerah

walaupun pernah

menghadapi kegagalan

5,8

3. Persistence Dapat mencapai tujuan

yang sudah dibuat

9

4 Dapat mengatasi masalah 10,11

Yakin atas kemampuan diri 12

Jumlah

5 7 12

Page 49: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

35

3. Skala religiusitas

Alat ukur religiusitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur

yang disusun oleh Firdaus (2017) diadaptasi dari skala religiusitas milik

Koenig dan Bussing (2010). Terdiri dari 15 item menggunakan skala

model Likert; STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), S (setuju) dan

SS (sangat setuju).

Tabel 3.3

Blueprint Skala Religiusitas

No Dimensi Indikator Item Jml

Fav Unfav

1. Organizational

religiosity Menghadiri tempat

ibadah dan acara

keagamaan

1,3 2,4,5 5

2. Non-organizational

religiosity Menghabiskan waktu

untuk melakukan

aktivitas keagamaan

6,7,9,

10

8 5

3. Instrinsic

religiosity Merasakan kehadiran

Tuhan

11,13

15

5

Menjadikan agama

sebagai landasan

kehidupan

12,14

Jumlah 11 4 15

4. Skala kode etik

Skala kode etik yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

Faradiena (2018). Diukur dengan satu item menggunakan skala 1 sampai

dengan 3, pilihan jawaban “Tidak” skor = 1, “Ada” skor = 2, dan “Ada,

diterapkan” skor = 3.

Page 50: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

36

3.4. Uji Validitas Konstrak

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini diuji validitasnya menggunakan

metode Confirmatory Factor Analysis (CFA). CFA adalah suatu bagian dari

analisis faktor yang digunakan untuk menguji sejauh mana masing-masing

item dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas konstruk akan diuji

menggunakan software LISREL 8.7 dengan metode sebagai berikut :

1. Menguji apakah hanya terdapat satu faktor saja yang menyebabkan item-

item saling berkorelasi (hipotesis unidimensional item). Hipotesis diuji

dengan chi-square untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara

matriks korelasi dari data yang diperoleh dengan yang dihitung menurut

teori atau model.

2. Jika nilai chi-square tidak signifikan (p > 0,05), maka hipotesis nihil yang

menyatakan bahwa “tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang

diperoleh dari data dan model” tidak ditolak, artinya aitem yang diuji

mengukur satu faktor saja (unidimensional)

3. Sedangkan jika nilai chi-square signifikan (p > 0,05) maka hipotesis nihil

tersebut ditolak, artinya aitem yang diuji mengukur lebih dari satu faktor

(multidimensional).

4. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan

atau tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-

value. Jika hasil t-value tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan

dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian

dikeluarkan dan sebaliknya;

Page 51: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

37

5. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus dikeluarkan. Sebab hal ini tidak

sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorabel).

3.4.1. Uji validitas konstruk integritas akademik

Peneliti menguji 20 item dari konstruk integritas akademik. Hasil

pengujian CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang

fit dengan Chi-Square= 1535.40, df= 170, P-value= 0.00000, dan

RMSEA= 0.153. Setelah peneliti melakukan modifikasi terhadap model,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square= 112.07, df= 91, P-value=

0.6633, dan RMSEA= 0.026. adapun koefisien muatan faktor untuk item-

item konstruk integritas akademik dijelaskan pada tabel 3.4 sebagai

berikut:

Tabel 3.4

Muatan Faktor Item Konstruk Integritas Akademik

Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.31 0.06 5.68 √

2 0.72 0.05 14.68 √

3 0.72 0.05 14.90 √

4 0.83 0.05 17.95 √

5 0.79 0.05 16.49 √

6 0.76 0.05 15.95 √

7 -0.42 0.05 -7.82 X

8 0.43 0.05 7.83 √

9 0.055 0.05 10.58 √

10 0.60 0.05 11.63 √

11 0.63 0.05 12.33 √

12 -0.46 0.06 -8.39 X

13 0.79 0.05 16.89 √

14 -0.32 0.06 -5.71 X

15 -0.44 0.05 -7.97 X

16 0.21 0.06 5.28 √

17 0.30 0.06 5.28 √

18 0.49 0.05 9.15 √

19 -0.17 0.06 -2.96 X

20 0.36 0.06 6.62 √

Keterangan: √ = signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan

Page 52: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

38

Pada tabel 3.4, terdapat item yang memiliki t<1.96 yaitu item

7,12,14,15 dan 19. Hal ini berarti terdapat 5 item yang harus di-drop atau

dihilangkan dan tidak disertakan dalam analisis selanjutnya.

3.4.2. Uji validitas konstruk self-efficacy

Peneliti menguji 12 item dari konstruk self-efficacy. Hasil pengujian CFA

dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit dengan Chi

Square= 786.94, df=54, P-value= 0.00000, dan RMSEA= 0.200. Setelah

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit

dengan Chi square= 47.37, df= 36, P-value= 0.09729, dan RMSEA=

0.030. adapun koefisien muatan faktor untuk item-item konstruk self-

efficacy dijelaskan pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Konstruk Self-efficacy

Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

1 0.47 0.05 8.84 √

2 0.29 0.05 5.32 √

3 0.52 0.05 9.71 √

4 0.34 0.07 4.98 √

5 0.98 0.05 19.18 √

6 0.52 0.05 9.71 √

7 0.45 0.05 9.30 √

8 0.58 0.05 10.83 √

9 0.03 0.05 0.62 X

10 0.23 0.06 4.26 √

11 0.13 0.06 2.37 √

12 0.31 0.05 5.70 √

Keterangan: √ = signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan

Pada tabel 3.5, terdapat item yang memiliki t<1.96 yaitu item nomor 9.

Hal ini berarti terdapat 1 item yang harus di-drop atau dihilangkan dan

tidak disertakan dalam analisis selanjutnya.

Page 53: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

39

3.4.3. Uji validitas konstruk organizational religiosity

Peneliti menguji 5 item dari konstruk Organizational religiosity. Hasil

pengujian CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang

fit dengan Chi Square= 125.90, df=5, P-value= 0.00000, dan RMSEA=

0.266. setelah peneliti melakukan modifikasi terhadap model, maka

diperoleh model fit dengan Chi square= 0.62, df= 1, P-value= 0.42176,

dan RMSEA= 0.000. adapun koefisien muatan faktor untuk item-item

konstruk Organizational religiosity dijelaskan pada tabel 3.6 sebagai

berikut:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Konstruk Organizational Religiosity

Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

1 0.67 0.05 12.26 √

2 0.79 0.05 15.09 √

3 0.66 0.05 12.59 √

4 0.72 0.05 13.25 √

5 0.78 0.05 14.53 √

Keterangan: √ = signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan

Pada tabel 3.6, seluruh item memiliki nilai t>1.96. Hal ini berarti

bahwa tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan tidak

disertakan dalam analisis selanjutnya.

3.4.4. Uji validitas konstruk non-organizational religiosity

Peneliti menguji 5 item dari konstruk Non-Organizational religiosity.

Hasil pengujian CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan model

yang fit dengan Chi Square= 28.51, df=5, P-value= 0.00003, dan

RMSEA= 0.117. Setelah peneliti melakukan modifikasi terhadap model,

Page 54: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

40

maka diperoleh model fit dengan Chi square= 4.18, df= 4, P-value=

0.38187, dan RMSEA= 0.012. adapun koefisien muatan faktor untuk item-

item konstruk Non-Organizational religiosity dijelaskan pada tabel 3.7

sebagai berikut:

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Konstruk Non-Organizational Religiosity

Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

1 0.68 0.07 10.17 √

2 -0.32 0.06 -5.12 X

3 0.66 0.06 10.65 √

4 0.51 0.06 8.45 √

5 0.36 0.07 5.04 √

Keterangan: √ = signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan

Pada tabel 3.7, terdapat item yang memiliki t<1.96 yaitu item nomor 2.

Hal ini berarti terdapat 1 item yang harus di-drop atau dihilangkan dan

tidak disertakan dalam analisis selanjutnya.

3.4.5. Uji validitas konstruk instrinsic religiosity

Peneliti menguji 5 item dari konstruk Instrinsic religiosity. Hasil pengujian

CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit dengan

Chi Square= 28.51, df=5, P-value= 0.00003, dan RMSEA= 0.117. setelah

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit

dengan Chi square= 1.84, df= 3, P-value= 0.60687, dan RMSEA= 0.000.

adapun koefisien muatan faktor untuk item-item konstruk Instrinsic

religiosity dijelaskan pada tabel 3.8 sebagai berikut:

Page 55: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

41

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Konstruk Instrinsic religiosity

Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

1 0.62 0.05 11.57 √

2 0.70 0.05 13.79 √

3 0.75 0.05 15.08 √

4 0.80 0.05 16.43 √

5 0.80 0.05 16.38 √

Keterangan: √ = signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan

Pada tabel 3.8, seluruh item memiliki nilai t>1.96. Hal ini berarti

bahwa tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan tidak

disertakan dalam analisis selanjutnya.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda atau bisa disebut multiple regression analysis. Kegiatan analisis data

ini dilakukan untuk melihat pengaruh independent variable terhadap dependent

variable. Teknik analisis regresi berganda adalah analisis regresi dengan satu

dv dan lebih dari satu iv. Persamaan umum analisis berganda pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Keterangan :

Y = Dependent variable yaitu Integritas akademik

a = Intercept (konstan)

b = Koefisien regresi

Page 56: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

42

X1 = Self-efficacy

X2 = Organizational religiosity

X3 = Non-organizational religiosity

X4 = Instrinsic religiosity

X5 = Kode etik

X6 = Jenis kelamin

X7 = Usia

X8 = Semester

e = Residual

Penilaian terhadap model regresi yang dihasilkan ditinjau pada beberapa

pengujian berikut (Janie,2012):

1. R2 (Koefisien Determinasi)

Nilai R2 menujukkan besarnya proporsi pengaruh independent variable

(variabel bebas) terhadap dependent variable (variabel terikat). Untuk melihat

proporsi, R2 dikaitkan dengan 100% sehingga didapatkan nilai proporsi

pengruh dalam bentuk persen. Sisa dari presentase R2

merupakan faktor lain

yang mempengaruhi dependent variable yang tidak diuji dalam penelitian.

Tabel model summary dalam SPSS juga menunjukkan nila standard Error of

Page 57: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

43

Estimate dimana semakin kecil nilai SSE, maka model regresi semakin tepat

dalam memprediksi dependent variable. Nilai R2

diperoleh dari rumus berikut:

2. Uji F

Uji F digunakan untuk melihat apakah regresi independent variable signifikan

atau tidak. Uji F ini dapat melihat juga apakah independent variable memiliki

pengaruh terhadap dependent variable dengan rumus sebagai berikut:

Dimana K adalah banyaknya IV dan N adalah banyaknya sampel.

3. Uji t

Uji t berfungsi untuk mengetahui apakah masing-masing dimensi pada setiap

independent variable berpengaruh secara signifikan terhadap dependent

variable. Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai b pada rumus tersebut adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard

error dari b.

Page 58: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

44

3.6. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dimulai dari tahap persiapan kemudian pelaksaan

sampai kepada pengolahan data, dijabarkan sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah yang akan diteliti melalui analisa dan melihat

fenomena yang terjadi.

2. Menentukan variabel penelitian.

3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang tepat

mengenai variabel penelitian.

4. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang tepat

mengenai variabel penelitian.

5. Menentukan sampel penelitian.

6. Persiapan alat pengumpulan data dengan menentukan alat ukur yang

akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa skala model Likert

untuk mengukur integritas akademik, self-efficacy dan religiusitas

7. Persiapan segala hal mengenai perizinan untuk pengumpulan data

penelitian.

8. Menentukan jumlah sampel penelitian

9. Memberikan penjelasan tujuan penelitian dan meminta kesediaan sampel

penelitian untuk mengisi skala dalam penelitian.

10. Melaksanakan pengambilan data

11. Melakukan skoring terhadap skala hasil jawaban sampel penelitian.

12. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan membuat

tabel data.

Page 59: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

45

13. Menganalisa data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji

hipotesis penelitian.

14. Membuat kesimpulan dan laporan akhir.

Page 60: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

46

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menguraikan gambaran subjek penelitian, hasil analisis

deskriptif serta hasil uji hipotesis. Dapat dilihat pula hasil pengaruh dependent

variable terhadap independent variable secara keseluruhan maupun satu per-

satu.

4.1.Gambaran umum subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 342 orang Mahasiswa/i yang menempuh

pendidikan di Perguruan Tinggi yang berada di Jakarta, Depok, Tangerang dan

Bekasi. Subjek dipilih berdasarkan kategori: (1) Mahasiswa aktif strata 1 (S1)

(2) Berusia 17-25 tahun. Pada tabel 4.1 digambarkan persebaran subjek per

Universitas dan domisilinya.

Tabel 4.1

Persebaran Subjek

Universitas Domisili Jumlah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tangerang Selatan 99

Universitas Pelita Harapan KabupatenTangerang 30

Universitas Indonesia Depok 50

Universitas Gunadarma Depok 36

Universitas Pancasila Jakarta 43

Universitas Negeri Jakarta Jakarta 47

Universitas Islam 45 Bekasi 37

Jumlah 342

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui jumlah subjek di Kota Tangerang Selatan

sebanyak 99 orang yang terdiri dari mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Selanjutnya untuk Kabupaten Tangerang yang diwakili oleh

Page 61: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

47

Universitas Pelita Harapan sebanyak 30 orang. Selanjutnya subjek di Kota

Depok sebanyak 86 orang terdiri dari mahasiswa Universitas Indonesia

sebanyak 50 orang dan Universitas Gunadarma 36 orang. Sementara jumlah

mahasiwa dari Kota DKI Jakarta berjumlah 90 orang, terdiri dari 43 orang

mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dan 47 orang mahasiswa Universitas

Pancasila. Selanjutnya subjek di Kota Bekasi diwakilkan oleh Universitas

Islam 45 sebanyak 37 orang.

Selanjutnya gambaran subjek dalam penelitian ini akan dijelaskan pada

tabel 4.2. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti mengkategorikan usia

responden kedalam dua kategori yaitu remaja akhir (17-21) tahun dan

responden dewasa awal (22-25) tahun. Adapun gambaran subjek dalam

penelitian ini bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Gambaran Subjek Penelitian Jumlah Persentase

Usia 17-21 Tahun

22-25 Tahun

306

36

89.4

10.6

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

98 244

28.7 71.3

Semester

2

4 5

6

8 14

77

95 4

100

65 1

22.5

27.8 1.2

29.2

19.0 0.3

Agama Islam

Hindu

Kristen Budha

288

2

49 3

84.2

0.6

14.3 0.9

Kode Etik

Tidak Mengisi

Tidak ada Ada tidak diterapkan

Ada dan diterapkan

20

16 80

226

5.8

4.7 23.4

66.1

Jumlah 342 100.0

Page 62: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

48

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini

sebagian besar sampel berada pada kategori remaja akhir (17-21 tahun)

berjumlah 306 orang dengan presentase sebesar 89.4, sedangkan pada kategori

dewasa awal (22-25 tahun) berjumlah 36 orang dengan presentase 10.6.

Diketahui pula jumlah responden perempuan dengan presentase 71.3 (244

orang) dan laki-laki dengan presentase 28.7 (98 orang).

Selanjutnya dalam penelitian ini juga terdapat kategorisasi semester.

Terdapat 77 orang pada semester 2 dengan presentase 22.5, semester 4

sebanyak 95 orang dengan presentase 27.8, kemudian pada semester 5

terdapat 4 orang dengan presentase 1.2, semester 6 yang paling mendominasi

dengan jumlah 100 orang dengan presentase 29.2. Mahasiswa semester 6

dengan jumlah 65 dan presentase 19.0, terakhir, satu orang pada semester 14

dengan presentase 0.3.

Gambaran subjek lainnya adalah pada identitas agama, terdiri dari agama

Islam dengan presentase 84.2 (288 orang), kristen 14.3 (49 orang), budha 0.9

(3 orang) dan terakhir agama hindu dengan presentase 0.6 sebanyak 2 orang.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini

didominasi oleh mereka yang mengakui bahwa terdapat kode etik di

lingkungan kampus dan diterapkan. Presentase ada dan diterapkan sebesar

66.1 dengan jumlah 226 orang. Kemudian ada namun tidak diterapkan

memiliki presentase 23.4 dengan jumlah 80 orang, selanjutnya responden yang

Page 63: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

49

menjawab tidak adanya kode etik memiliki presentase 4.7 dengan jumlah 16

orang.

4.2. Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif meliputi jumlah sample, nilai minimum, nilai

maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel.

Nilai mean nantinya akan digunakan untuk menentukan kategorisasi skor

variabel penelitian. Berikut data statistik deskriptif dalam tabel 4.3:

Tabel 4.3

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Integritas Akademik 342 12.50 68.66 50.0000 10.00000

Self-efficacy 342 20.98 80.35 50.0000 10.00000

Organizational

religiosity 342 22.37 64.65 50.0000 10.00000

Non-organizational

religiosity 342 10.62 72.09 50.0000 10.00000

Instrinsic religiosity 342 15.94 62.23 50.0000 10.00000

Valid N (Listwise) 342

Berdasarkan hasil tabel 4.3, dapat dilihat bahwa jumlah subjek penelitian

sebanyak 342 orang. Mean pada penelitian ini dibuat konstan yaitu 50, dengan

tujuan untuk menghilangkan skor negatif pada data. Variabel integritas

akademik memiliki skor terendah yakni 12.50 dan skor tertinggi sebesar 68.66.

Variabel self-efficacy memiliki skor terendah yaitu 20.98 dan skor tertinggi

80.35. Variabel organizational religiosity memiliki skor terendah 22.37 dan

skor tertinggi 64.65. Variabel Non-organizational religiosity memiliki skor

Page 64: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

50

terendah yakni 10.62 dan skor tertinggi 72.09. Variabel Instrinsic religiosity

memiliki skor terendah yaitu 15.94 dan skor tertinggi 62.23.

4.3. Kategorisasi subjek variabel penelitian

Peneliti melakukan analisa deskriptif sebagai acuan untuk membuat norma

kategorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan data

mentah (raw score) akan tetapi merupakan true score yang skalanya telah

dipindah menggunakan rumus t-score yang sebelumnya dijelaskan pada bab 3.

Nilai tersebut digunakan oleh peniliti untuk menentukan kategorisasi rendah

dan tinggi dari masing-masing variabel penelitian. Pedoman interpretasi skor

dijelaskan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Rumus Kategorisasi Skor

Kategorisasi Norma

Rendah X<M – 1 SD

Sedang M-1 SD <X <M + 1 SD

Tinggi X>M + 1 SD

Uraian mengenai gambaran kategorisasi skor variabel berdasarkan tinggi

dan rendahnya tiap variabel disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi

Rendah Sedang Tinggi

Integritas Akademik 64 (18,7%) 224 (65,5%) 54 (15,8%)

Self-efficacy 49 (14,3%) 234 (68,4%) 59 (17,3%)

Organizational religiosity 63 (18,4%) 210 (61,4%) 69 (20,2%)

Non Organizational religiosity 41 (12%) 244 (71,3%) 57 (16,7%)

Instrinsic religiosity 41 (12%) 229 (67%) 72 (21,1%)

Page 65: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

51

Dari tabel 4.5, diperoleh hasil presentase variabel integritas akademik

sebanyak 64 subjek (18,7%) pada kategori rendah dan 54 subjek (15,8%)

pada kategori tinggi. Dengan demikian, hasil dari sebaran pada variabel

integritas akademik paling banyak pada kategori rendah. Pada variabel self-

efficacy terdapat 49 subjek (14,3%) pada kategori rendah dan 59 subjek

(17,3%) pada kategori tinggi.

Selanjutnya pada dimensi Organizational religiosity terdapat 63 (18,4%)

subjek pada kategori rendah dan 69 (20,2%) berada pada kategori tinggi.

Dimensi selanjutnya adalah Non-Organizational religiosity, sebanyak 41

(12%) subjek berada pada kategori rendah dan 57 (16,7%) subjek pada kategori

tinggi. Terakhir, Instrinsic religiosity terdapat 41 (12%) subjek pada kategori

rendah dan 72 (21,1%) pada kategori tinggi. Dengan demikian hasil sebaran

paling banyak dalam dimensi ini berada pada kategori rendah.

4.4. Analisis Variabel Demografi

Pada penelitian ini, penulis melakukan uji T-test untuk melihat perbedaan

integritas akademik sebagai dependen variabel antara laki-laki dan perempuan

berdasarkan jenis kelamin. Selanjutnya uji T dilakukan untuk melihat

perbedaan integritas akademik mahasiswa pada setiap perguruan tinggi.

4.4.1. Variabel Usia

Untuk melihat perbedaan yang signifikan integritas akademik mahasiswa

remaja akhir dan mahasiswa dewasa awal maka dapat dilihat pada tabel 4.6

dibawah ini:

Page 66: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

52

Tabel 4.6

Hasil Uji T Variabel Usia USIA N Mean F Sig

Integritas

akademik

Remaja Akhir 304 49.7466 2.548 0.111

Dewasa Awal 38 52.0269

Berdasarkan rabel 4.6 dapat dilihat bahwa F=2.548 dan nilai Sig= 0.111 (sig >

0.05), maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

untuk integritas akademik mahasiswa usia remaja akhir dan dewasa awal.

Namun dari tabel Mean di atas dapat dikatakan bahwa integritas akademik

mahasiswa dewasa awal lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa remaja

akhir.

4.4.2. Variabel Jenis Kelamin

Untuk melihat perbedaan yang signifikan integritas akademik perempuan dan

laki-laki maka dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji T Variabel Jenis Kelamin JK N Mean F Sig

Integritas

akademik

Laki-laki 98 46.2814 0.011 0.916

Perempuan 244 51.4935

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa F=0.011 dan nilai Sig= 0.916 (sig >

0.05), maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

untuk integritas akademik laki-laki dan perempuan. Namun dari tabel Mean di

atas dapat dikatakan bahwa integritas akademik perempuan lebih tinggi

dibandingkan dengan laki-laki.

4.4.3. Variabel Universitas

Untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan integritas akademik pada

setiap universitas maka dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Page 67: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

53

Tabel 4.8

Perbedaan Integritas Akademik Dilihat dari Universitas

No. UNIV N Mean Sig.

1. UIN Jakarta 99 51.4187

0.000

2. Universitas Pelita Harapan 29 59.0366

3. Universitas Indonesia 50 51. 8158

4. Universitas Negeri Jakarta 47 47.1555

5. Universitas Islam 45 38 49.2821

6. Universitas Gunadarma 36 44.3275

7. Universitas Pancasila 43 47.0205

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa signifikansi pada setiap mean

dari masing-masing universitas sebesar Sig= 0.000 (sig > 0.05), artinya

terdapat perbedaan integritas akademik yang signifikan pada setiap universitas,

dimana Universitas Pelita Harapan memiliki rata-rata integritas akademik

paling tinggi yaitu 59.0366 dibandingkan dengan universitas lainnya.

4.5. Uji Hipotesis Penelitian

4.5.1. Analisis regresi variabel penelitian

Dalam melakukan uji hipotesis, peneliti menggunakan teknik analisis regresi

dengan software SPSS 22. Dalam regresi, terdapat 3 hal yang dapat diketahui,

pertama R-Square untuk mengetahui berapa persen (%) varians variabel

dependen (DV) yang dijelaskan oleh variabel independen (IV), kedua melihat

apakah keseluruhan variabel independen (IV) berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen (DV), terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing variabel independen (IV).

Page 68: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

54

Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-Square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians variabel dependen (DV) yang dijelaskan oleh

variabel independen (IV). Berikutnya dalam tabel R-Square, dapat dilihat pada

tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9

R Square

Model R R Square Adjust R Square Std. Error of the

estimate

1 .418a

.175a

.155 9.19324

a. Predictors: (Constant), Self-efficacy, Organizational religiosity, Non-

organizational religiosity, Instrinsic religiosity, Kode etik, Usia, Jenis kelamin,

semester

Pada tabel 4.9 terlihat bahwa nilai R square dalam penelitian ini sebesar

0.175 atau 17.5%. Hal ini memiliki makna bahwa proporsi pengaruh self-

efficacy, organizational religiosity, non-organizational religiosity, instrinsic

religiosity, kode etik, usia, jenis kelamin dan semester terhadap integritas

akademik sebesar 17.5%. Sedangkan sisanya 82.5% dipengaruhi oleh variabel

lain di luar penelitian.

Selanjutnya peneliti melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh

independent variable terhadap dependent variable signifikan atau tidak.

Adapun hasil dari uji F tertera pada tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10

ANOVA Pengaruh Independent Variable Terhadap Dependent Variable Model Sum of Square df Mean Square F Sig.

1 Regression 5956.309 8 744.539 8.809 0.000b

Residual 28143.691 333 84.516

Total 34100.000 341

a. Dependent variable : Integritas Akademik

b. Predictors: (Constant), Self-efficacy, Organizational religiosity, Non-organizational religiosity,

Instrinsic religiosity, Kode etik, Usia, Jenis kelamin, semester.

Page 69: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

55

Pada tabel 4.10, terdapat nilai signifikansi dari keseluruhan independent

variable terhadap dependent variable. Nilai signifikansi tertera pada kolom sig.

Sebesar 0.000. Nilai sig. <0.05 menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan. Dengan demikian hipotesis nol dalam penelitian ini yang

menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh signifikan self-efficacy, religiusitas

(organizational, nonorganizational dan instrinsic), kode etik, jenis kelamin,

usia dan semester terhadap integritas akademik” ditolak. Hal ini bermakna

bahwa ada pengaruh yang signifikan self-efficacy, religiusitas (organizational,

nonorganizational dan instrinsic), kode etik, jenis kelamin, usia dan semester

terhadap integritas akademik.

Langkah ketiga yang dilakukan peneliti adalah melihat nilai koefisien

regresi dari masing-masing independent variable. Nilai koefisien regresi pada

tiap-tiap variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11

Koefisien Regresi Model B t Sig.

(Constant) -5.327 -.406 .685

Self-efficacy .159 2.777 .006*

Organizational religiosity .256 3.846 .000*

Non-organizational religiosity -.111 -1.668 .096

Instrinsic religiosity .043 .688 .492

Kode etik 1.056 1.721 .086

Usia 1.447 2.062 .040*

Jenis Kelamin 5.488 4.860 .000*

Semester -.603 -1.529 .127

a. Dependent variable : Integritas Akademik

Keterangan: (*) signifikan (<0.05)

Page 70: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

56

Berdasarkan data pada tabel 4.11, dapat dipaparkan persamaan regresi

sebagai berikut :

Integritas akademik = -5.327 + 0.159 self-efficacy* + 0.256

Organizational religiosity* + -0.111 Non-organizational religiosity + 0.043

Instrinsic religiosity + 1.056 Kode etik + 1.447 Usia* + 5.488 Jenis kelamin*

+ -0.603 Semester.

Berdasarkan tabel 4.11, signifikansi masing-masing independent

variable dapat dilihat dari hasil nilai Sig. Nilai Sig. <0.05 menunjukkan bahwa

koefisien regresi yang dihasilkan signifikan. Hasil dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat 4 variabel yang memiliki koefisien regresi yang

signifikan, yaitu variabel self-efficacy, organizational religiosity, usia dan jenis

kelamin. Sedangkan 4 variabel lainnya non-organizational religiosity,

instrinsic religiosity, kode etik dan semester tidak menunjukan koefisien

regresi yang signifikan. Adapun penjelasan dari nilai koefisien regresi yang

diperoleh masing-masing independent variable sebagai berikut :

1. Variabel self-efficacy

Pada variabel ini nilai koefisien regresi sebesar 0.159 dengan nilai

signifikansi 0.006 (sig<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang

berbunyi tidak ada pengaruh self-efficacy terhadap integritas akademik

ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel self-efficacy berpengaruh secara

signifikan terhadap integritas akademik. Dengan arah positif

menjelaskan bahwa semakin tinggi self-efficacy, maka integritas

akademik semakin tinggi pula.

Page 71: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

57

2. Variabel organizational religiosity

Pada variabel ini diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.256 dengan

nilai signifikansi 0.000 (sig<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil

yang berbunyi tidak ada pengaruh organizational religiosity terhadap

integritas akademik ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel

organizational religiosity berpengaruh secara signifikan terhadap

integritas akademik. Dengan arah positif menjelaskan bahwa semakin

tinggi organizational religiosity, maka integritas akademik semakin

tinggi pula.

3. Variabel non-organizational religiosity

Pada variabel ini diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.111 dengan

nilai signifikansi 0.096 (sig>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil

yang berbunyi tidak ada pengaruh non-organizational religiosity

terhadap integritas akademik diterima. Hal ini berarti bahwa variabel

non-organizational religiosity tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap integritas akademik.

4. Variabel instrinsic religiosity

Pada variabel ini diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.043 dengan

nilai signifikansi 0.492 (sig>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil

yang berbunyi tidak ada pengaruh instrinsic religiosity terhadap

integritas akademik diterima. Hal ini berarti bahwa variabel instrinsic

religiosity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap integritas

akademik.

Page 72: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

58

5. Variabel kode etik

Pada variabel ini diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1.056 dengan

nilai signifikansi 0.086 (sig>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil

yang berbunyi tidak ada pengaruh kode etik terhadap integritas

akademik diterima. Hal ini berarti bahwa variabel kode etik tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap integritas akademik.

6. Variabel usia

Pada variabel ini diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1.447 dengan

nilai signifikansi 0.040 (sig<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil

yang berbunyi tidak ada pengaruh usia terhdapat integritas akademik

ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel usia berpengaruh secara

signifikan terhadap integritas akademik. Dalam hal ini dilihat dari

jumlah mean terlihat bahwa mahasiswa dewasa awal memiliki

integritas yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa remaja awal.

7. Jenis kelamin

Pada variabel ini diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 5.488 dengan

nilai signifikansi 0.000 (sig<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil

yang berbunyi tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap integritas

akademik ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel jenis kelamin

berpengaruh secara signifikan terhadap integritas akademik. Dilihat dari

jumlah mean terlihat bahwa mahasiswi memiliki integritas akademik

yang lebih tinggi daripada mahasiswa.

Page 73: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

59

8. Semester

Pada variabel ini diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.603 dengan

nilai signifikansi 0.127 (sig>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil

yang berbunyi tidak ada pengaruh semester terhadap integritas

akademik diterima. Hal ini berarti bahwa variabel semester tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap integritas akademik.

4.5.2. Pengujian proporsi varian masing-masing IV terhadap DV

Hal selanjutnya yang dilihat dalam analisis regresi adalah proporsi varians

masing-masing independent variable terhadap dependent variable. Proporsi

varians dilihat dari nilai R Square Change. Apabila nilai sig.F Change<0.05,

maka sumbangan proporsi varians signifikan. Berikut proporsi varians masing-

masing IV terhadap DV :

Tabel 4.12

Proporsi Varians Masing Independent Variable Change Statistics

Model R R Square R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig.F

Change

1 .248a

.061 .061 22.252 1 340 .000

2 .306b

.094 .032 12.147 1 339 .001

3 .312c

.098 .004 1.352 1 338 .246

4 .319d

.102 .004 1.568 1 337 .211

5 .325e

.106 .004 1.444 1 336 .230

6 .328f

.108 .002 0.807 1 335 .370

7 .409g

.167 .060 23.927 1 334 .000

8 .418h

.175 .007 2.963 1 333 .086

a. Predictors: (Constant), Self-efficacy, Organizational religiosity, Non-organizational

religiosity, Instrinsic religiosity, Kode Etik, Usia, Jenis Kelamin, Semester

Keterangan: (*) signifikan (<0.05)

Berdasarkan tabel 4.12, proporsi varians masing-masing independent

variable dan signifikansinya dijelaskan sebagai berikut:

Page 74: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

60

1. Variabel self-efficacy memberikan sumbangan varians sebesar 0.061

atau 6,1% dengan Sig.F Change= 0.000 (<0.05). Sumbangan varians

self-efficacy positif signifikan.

2. Variabel organizational religiosity memberikan sumbangan varians

sebesar 0.032 atau 3,2% dengan Sig.F Change= 0.001 (<0.05).

Sumbangan varians organizational positif signifikan.

3. Variabel non-organizational religiosity memberikan varians sebesar

0.004 atau 0.4% dengan Sig.F Change= 0.246 (>0.05). Sumbangan

varians non-organizational religiosity tidak signifikan.

4. Variabel instrinsic religiosity memberikan varians sebesar 0.004 atau

0.4% dengan Sig. F Change= 0.211 (>0.05). Sumbangan varians

instrinsic religiosity tidak signifikan.

5. Variabel kode etik memberikan varians sebesar 0.004 atau 0.4% dengan

Sig.F Change=0.230 (>0.05). Sumbangan varians kode etik tidak

signifikan.

6. Variabel usia memberikan varians sebesar 0.002 atau 0.2% dengan

Sig.F Change=0.370 (>0.05). Sumbangan varians usia positif

signifikan.

7. Variabel jenis kelamin sebesar 0.060 atau 6% dengan Sig.F Change=

0.000. Sumbangan varians jenis kelamin positif signifikan.

8. Variabel semester memberikan varians sebesar 0.007 atau 0.7% dengan

Sig.F Change= 0.086. Sumbangan varians semester tidak signifikan.

Page 75: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Bab terakhir ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi serta saran

untuk penelitian selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka

kesimpulan dari penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang signifikan

variabel self-efficacy, religiusitas (organizational, non-organizationl dan

instrinsic religiosity), kode etik, usia, jenis kelamin dan semester terhadap

integritas akademik.

Hasil pengujian pengaruh masing-masing independent variable terhadap

dependent variable dalam penelitian ini integritas akademik, menunjukan bahwa

terdapat empat variabel yang nilai koefisien regresinya signifikan. Diantaranya

adalah: Self-efficacy, organizational religiosity, usia dan jenis kelamin.

Keempatnya memiliki pengaruh positif terhadap integritas akademik. Sedangkan

keempat variabel lainnya memiliki koefisien regresi yang tidak signifikan, yaitu

non-organizational religiosity, instrinsic religiosity, kode etik dan semester.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa rata-rata integritas akademik

mahasiswa JADETABEK berada pada kategori rendah. Namun diantara 7

universitas, mahasiswa Universitas Pelita Harapan memiliki integritas akademik

yang paling tinggi.

Page 76: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

62

5.2. Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan

mempengaruhi integritas akademik. Salah satu faktor yang digunakan untuk

melihat pengaruh terhadap integritas akademik adalah self-efficacy.

Menggunakan teori Bosscher & Smith yang terdiri dari tiga dimensi yaitu :

Initiative, persistence dan effort. Berdasarkan hasil penelitian ini variabel self-

efficacy memiliki pengaruh positif signifikan terhadap integritas akademik. Hal

ini berarti ketika seseorang memiliki keyakinan yang tinggi dalam dirinya untuk

bisa melakukan suatu hal dan ia dapat memahami kemampuannya untuk

mengatur dan melaksanakan perilaku tertentu yang diperlukan untuk

menghasilkan pencapaian dari tugas yang dimiliki maka ia akan memiliki

integritas akademik yang tinggi pula.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yani (2017)

yang mengatakan bahwa self-efficacy terbukti mempengaruhi integritas

akademik secara positif signifikan, artinya semakin tinggi efikasi diri maka

semakin tinggi juga integritas akademik siswa. Penelitian oleh Finn dan Frone

(2004) menyatakan bahwa siswa yang memiliki self-efficacy akademik dan

kinerja yang tinggi terbukti lebih jarang melakukan kecurangan akademik. Pada

saat bersamaan, siswa yang memiliki self-efficacy tinggi tetapi kinerjanya rendah

terbukti melakukan kecurangan yang cukup besar.

Ketika seseorang yakin akan kemampuan dirinya melakukan sesuatu,

khususnya kegiatan akademik di kampus, maka ia akan mengandalkan dirinya

sendiri untuk mengerjakan tugas dan ujian tanpa bantuan orang lain. Hal ini

Page 77: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

63

didukung juga oleh penelitian Puspita (2016) yang membuktikan bahwa terdapat

pengaruh negatif signifikan self-efficacy terhadap ketidakjujuran akademik.

Artinya semakin tinggi nilai self-efficacy seseorang maka ketidakjujuran

akademik justru akan semakin rendah. Dengan begitu dapat dikatakan pula

bahwa ketika seseorang memiliki self-efficacy yang tinggi maka ia akan

cenderung mengedepankan integritas akademik dalam dirinya.

Orang dengan self-efficacy tinggi ia akan percaya bahwa dirinya dapat

mengerjakan sesuai dengan tuntutan situasi dan harapan hasilnya realistik

(memperkirakan hasil sesuai dengan tuntutan situasi), orang itu akan bekerja

keras dan bertahan mengerjakan tugas sampai selesai (Alwilsol, 2009). Menurut

Bandura (2001) individu yang yakin bahwa mereka dapat melakukan sesuatu

dan berpotensi untuk dapat mengubah kejadian di lingkungannya, akan lebih

mungkin untuk bertindak dan menjadi lebih sukses daripada dia yang memiliki

self-efficacy yang rendah. Semakin tinggi self-efficacy seseorang , maka akan

semakin giat dan tekun usaha-usahanya dalam menghadapi permasalahan. Ia

juga akan menghadapi tuntutan situasi dengan lebih baik, karena individu

tersebut memiliki keinginan yang kuat, tujuan yang kuat serta emosi yang stabil

dan kemampuannya untuk memberikan kinerja dan aktivitas atau perilaku

dengan sukses.

Dengan begitu ketika seseorang memiliki self-efficacy yang tinggi maka ia

akan berusaha dengan giat mengerjakan tugas akademik dengan segala

kemampuan yang ia miliki dan yakini tanpa harus melihat pekerjaan orang lain,

Page 78: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

64

karena ia sudah yakin akan kemampuan dirinya. Pada akhirnya hal tersebut akan

menimbulkan integritas akademik yang tinggi pula.

Selanjutnya dalam penelitian ini faktor lain yang juga berpengaruh secara

positif signifikan adalah dimensi organizational religiosity, yaitu keikutsertaan

seseorang dalam kegiatan keagamaan. Hal ini berarti bahwa semakin sering

seseorang ikut serta dalam kegiatan keagamaan maka akan semakin tinggi

integritas akademik orang tersebut. Sejalan dengan hasil penelitian (Kelley, 1972;

Magill, 1992 dalam Bloodgood, Turnley, & Mudrack, 2008) yang mengatakan

bahwa ketika seseorang mengikuti kegiatan keagamaan, maka ia akan

mendapatkan pemahaman mengenai nilai baik dan buruk serta hal-hal yang boleh

dan tidak boleh dilakukan. Dengan begitu ia akan berusaha menghindari

ketidakjujuran akademik.

Hasil penemuan ini bisa dikaitkan juga dengan perananan agama sebagai

kontrol sosial. Dimana segala perilaku yang seseorang lakukan akan dikontrol dan

dibatasi oleh nilai-nilai agama yang diyakininya. Khususnya di negara kolektif

seperti Indonesia, yang memasukkan nilai-nilai agama dalam kehidupan

bernegara. Terlepas dari itu semua, ketika seseorang ikut serta dalam kegiatan

keagamaan yang terorganisir, maka ia akan mendapatkan nilai-nilai agama dengan

sempurna dan tertata. Hingga pada akhirnya dapat diterapkan di kehidupan sehari-

hari dalam hal ini adalah perilaku jujur dalam lingkungan akademik.

Holdcroft (2006) juga menulis banyak tentang efek individual dari

religiusitas, salah satunya adalah kejujuran. Sejalan dengan penelitian Jurdi, et al,

2011) bahwa religiusitas berkorelasi negatif dengan ketidakjujuran akademik. Hal

Page 79: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

65

ini ketika seseorang memiliki religiusitas yang tinggi maka ia akan cenderung

menghindari ketidakjujuran akademik dan memilih untuk bersikap jujur.

Begitupun sebaliknya. Menurut Gay Hendrick dan Kate Ludeman dalam Agustin

(2003), terdapat beberapa sikap religius yang tampak dalam diri sesorang

diantaranya adalah jujur, adil, bermanfaat bagi orang lain, disiplin tinggi,

seimbang dalam hidup serta rendah hati.

Namun dua dimensi lainnya dalam variabel religiusitas milik Koenig &

Bussing (2010) yaitu non-organizational dan instrinsic religiosity tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap integritas akademik. Sejalan dengan penelitian

Hadjar (2017) yang mengatakan bahwa kedua variabel religiuitas yaitu religious

belief dan religious behavior tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pelanggaran integritas akademik. Artinya integritas akademik tidak bisa dilihat

hanya dari perilaku beribadah seseorang serta keyakinan atas agamanya.

Variabel lain yang juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam

penelitian ini adalah kode etik. Hal ini mengidentifikasikan bahwa dalam

penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Spiller (1998) dalam Baetz et al.,

(2011) yang menunjukan bahwa kecurangan akademik banyak terlibat pada siswa

yang di lembaganya tidak memiliki kode etik dibandingkan dengan siswa yang

memiliki kode etik. Hal lain yang bisa menjadi penyebab mengapa kode etik tidak

berpengaruh adalah beberapa faktor yang terjadi di lapangan. Banyak dari

mahasiswa yang kurang menyadari makna dari kode etik itu sendiri, beberapa

menjawab pilihan “ada dan diterapkan” hanya agar lembaganya tidak di label

Page 80: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

66

negatif. Faktor lainnya juga adalah mahasiswa kurang menyadari ada atau tidak

adanya kode etik di lingkungan kampusnya.

Selanjutnya variabel usia dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap integritas akademik. Dalam penelitian ini peneliti

mengkategorikan dua kelompok usia, yaitu remaja akhir dan dewasa awal.

Hasilnya adalah, mahasiswa usia dewasa awal memiliki integritas akademik yang

lebih tinggi dibandingkan usia remaja akhir. Dapat dikatakan pula bahwa

pelanggaran integritas akademik banyak dilakukan oleh mahasiswa pada usia

muda atau remaja akhir. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Smyth

dan Davis (dalam Kisamore et al., 2007) yang menunjukkan bahwa siswa yang

lebih muda mungkin lebih cenderung terlibat dalam kesalahan akademik daripada

siswa yang lebih tua. Artinya usia bisa menggambarkan bagaimana integritas

akademik seseorang.

Kemudian variabel lainnya yang berpengaruh signifikan adalah jenis kelamin.

Pada penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas

akademik. Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menemukan adanya

perbedaan jenis kelamin dalam Penelitian menunjukan bahwa laki-laki cenderung

lebih melakukan pelanggaran integritas akademik dibandingkan dengan

perempuan (McCabe & Trevino,1997; Jurdi et al,2011).

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini ialah hanya ada 4 dari 8 faktor yang

mempengaruhi integritas akademik sebesar 17.5%. Masih ada beberapa faktor

yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Beberapa item yang harus di drop harus

Page 81: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

67

lebih diperhatikan lagi kedepannya.Kemudian jumlah antara sampel laki-laki dan

perempuan yang timpang dan juga jumlah mahasiswa di setiap universitasnya

yang berbeda-beda. Hal lain adalah pertanyaan mengenai kode etik, definisinya

masih sangat luas sehingga beberapa responden kebingungan untuk menjawab.

5.3. Saran

Saran dalam penelitian ini mencakup saran teoritis dan praktis. Saran teoritis

diberikan sebagai bahan pertimbangan untuk perkembangan penelitian

selanjutnya. Selain itu peneliti menguraikan saran praktis sebagai bahan

kesimpulan dan masukan bagi pembaca sehingga dapat mengambil manfaat dari

penelitian ini.

5.3.1. Saran Teoritis

1. Dalam penelitian ini ditemukan proporsi varians dari self-

efficacy,religiusitas (Organizational, non-organizational dan instrinsic) dan

kode etik adalah sebesar 17.5%, sedangkan 82.5% sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini yang dapat mempengaruhi integritas

akademik. Untuk penelitian selanjutnya dapat diteliti variabel lain seperti

budaya akademik, pengaruh teman sebaya atau kepribadian

2. Penelitian ini menggunakan skala integritas akademik yang hanya berkaitan

dengan satu aspek yaitu kejujuran. Menurut International Center For

Academic Integrity integritas akademik mencakup juga kepercayaan,

keadilan, rasa hormat dan tanggung jawab. Maka peneliti berharap

penelitian selanjutnya dapat diteliti integritas akademik dari aspek tersebut.

Page 82: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

68

3. Penelitian serupa dapat dilakukan di wilayah lainnya diluar

JABODETABEK agar persebarannya lebih luas.

4. Pada aspek kode etik jika akan digunakan dalam penelitian sebagai salah

satu faktor, peneliti bisa meninjau terlebih dahulu ketersediannya di setiap

universitas dan memberikan pertanyaan yang lebih jelas.

5.3.2. Saran Praktis

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, variabel self-efficacy mempengaruhi

integritas akademik secara positif signifikan. Hal ini menjelaskan bahwa

ketika semakin tinggi self-efficacy, maka integritas akademik semakin

tinggi. Dengan begitu mahasiswa yang memiliki integritas akademik yang

tinggi disarankan untuk tetap menjaga kejujurannya dimanapun berada.

Begitupun untuk terus memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya dalam

melakukan tugas akademik.

2. Selanjutnya untuk pihak fakultas hendaknya dapat terus menanamkan nilai

integritas akademik pada setiap mahasiswanya. Tentunya dengan penerapan

kode etik secara konsisten. Bisa juga menjadikan mahasiswa yang memiliki

integritas yang tinggi sebagai pelopor untuk mengajak seluruh civitas

akademik dalam menjalankan kode etik di lingkungan kampus.

3. Variabel lainnya yang juga berpengaruh secara signifikan adalah

organizational religiosity. Yaitu keikutsertaan seseorang dalam kegiatan

kegamaan. Karena dengan kegiatan keagamaan, mahasiswa mendapatkan

nilai-nilai kebaikan yang dapat diterapkan dalam diri khususnya ketika

berada dalam lingkungan akademik. Untuk pihak lembaga hendaknya hal

Page 83: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

69

ini menjadi salah satu pertimbangan untuk mengadakan kegiatan keagamaan

rutin di lingkungan akademik.

4. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi salah satu masukan positif untuk

membuat kebijakan mengenai kode etik akademik kedepannya. Selain itu

penelitian ini juga diharapkan dapat menyadarkan seluruh civitas akademik

mengenai pentingnya menciptakan mahasiswa yang berintegritas demi masa

depan bangsa yang maju

Page 84: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Ary Ginanjar (2003). Rahasia sukses membangkitkan ESQ power:

sebuah inner journey melalui ihsan. Jakarta: ARGA, Hal.249

Allport & Ross. (1967). Personal religious and orientation prejudice. Journal Of

Personality and Social Psychology, vol 5, No 4, 432-443.

Alwilsol (2009). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.

Baetz, M., Zivcakova, L., Wood, E., Nosko, A., De Pasquale, D., & Archer, K.

(2011). Encouraging active classroom discussion of academic integrity and

misconduct in higher education business contexts. Journal of Academic

Ethics. 9(3). 217–234. doi: 10.1007/s10805-011-9141-4

Bandura, A. (2001). Social cognitive theory: An agentic perspective. Annual

Review of Psychology, 52, 1-26.

Bijr, J.J & Shortridge-baddgert. (2001). The theory and measurement of self

efficacy construct. New York: Pace University.

Bloodgood, J. M., Turnley, W. H., & Mudrack, P. (2008). The influence of ethics

instruction , religiosity, and intelligence on cheating behavior. Journal of

Business Ethics, 557–571. doi: 10.1007/s10551-007-9576-0

Bosscher, R. J., & Smit, J. H. (1998). Confirmatory factor analysis of the general

self-efficacy scale. Behaviour Research and Therapy, 36, 339–343.

Bong, M. 2008. Effects of parent-child relationships and classroom goal structures

on motivation, help-seeking avoidance and cheating avoidance and cheating.

The Journal of Experimentl Education. 76(2), 191-217.

Brennecke, P. (2010). Academic integrity at the massachussets institute of

technology: A handbook for student. Massachussets: MIT.

Bretag, T. (2016). Handbook of academic integrity. Singapore: Springer Nature.

Cavico, F. J., & Mujtaba, B. G. (2009). Making the case for the creation of an

academic honesty and integrity culture in higher education: Reflections and

suggestions for reducing the rise in student cheating. American Journal of

Business Education-August, vol 5 no 2.

Eriksson, L., & McGee, T. R. (2015). Academic dishonesty amongst Australian

criminal justice and policing university students: individual and contextual

factors. International Journal for Educational Integrity, 11(1), 5.

https://doi.org/10.1007/s40979-015-0005-3

Page 85: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

71

Faradiena, F. (2018). Pengukuran dan pemodelan ketidakjujuran akademik di

kalangan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Skripsi. Jakarta:

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fass-Holmes, B. (2017). International students reported for academic integrity

violations: Demographics, retention, and graduation. Journal of International

Students. https://doi.org/10.5281/zenodo.570026

Ferrell, M & Daniel, G.L. (1995). A frame of reference for understanding

behaviors related to the academic misconduct of undergraduate teacher

education students. Research in Higher Education, vol 36 no 3.

Finn, K. V., & Frone, M. R. (2004). Academic performance and cheating:

Moderating role of school identification and self-efficacy. Journal of

Educational Research, 97(3), 115–121

https://doi.org/10.3200/JOER.97.3.115-121

Firdaus, W.M. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ketidakjujuran

akademik pada mahasiswa. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Fishman, T.A. (2012). The fundamental values of academic integrity, second

edition. Clemson University.

Graves, S. M. (2008). Student cheating habits : A predictor of workplace

deviance. Journal of Diversity Management, 3(1), 15–22.

Hadjar, I. (2017). The effect of religiosity and perception on academic cheating

among muslim students in Indonesia. Journal of Education and Human

Development vol,6. doi: 10.15640/jehd.v6n2a15

Harding, T. S., Carpenter, D. D., Finelli, C. J., & Passow, H. J. (n.d.). (2004) The

influence of academic dishonesty on ethical decision making in the

workplace : A study of engineering students.Proceedings of the ASEE

Annual Conference and Exposition, Salt Lake City, UT.

Hendrafita, S. & Ginting Br, A. (2015). Hubungan self-efficacy, manajemen

waktu dan tekanan orang tua dengan perilaku menyontek mahasiswa.Skripsi.

Jakarta: Prodi Diploma IV Kebidanan STIK Indonesia Maju.

Holdcroft, B. (2006). Review of research what is religiosity? Catholic education:

A Journal of Inquiry and Practice. 10(1), 89–103.

Jurdi, R., Hage, H. S. & Chow, H. P. H. (2011). Academic dishonesty in the

canadian classroom: Behaviours of a sample of university students.

Canadian Journal of Higher Education. 41 (3), 1-35.

Page 86: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

72

Kisamore, J. L., Stone, T. H., & Jawahar, I. M. (2007). Academic integrity: The

relationship between individual and situational factors on misconduct

contemplations. Journal of Business Ethics, 75(4), 381–394.

https://doi.org/10.1007/s10551-006-9260-9

Koenig & Bussing. (2010). The duke university religion index (DUREL): A five-

items measure for use in epidemological studies. Religions, 1, 78-85. doi:

10.3390/rel1010078

Lestarini, A.H. (2014). Sederet kasus plagiarism di kampus. Diakses 7 Agustus

2019 dari http://news.okezone.com

Little Circle Foundation. (2015). Data talk: Lebih dari 92% dari mahasiswa

Udayana pernah menyontek. Incircle Journal Research & Development.

Diakses pada tanggal 7 Agustus 2019 dari

http://www.littlecirclefoundation.org

Mastin, D. F., Peszka, J., & Lilly, D. R. (2009). Online Academic Integrity.

Teaching of Psychology. 36: 174-178, doi: 10.1080/00986280902739768

McCabe, D. L., & Trevino, L. K. (1997). Individual and contextual influences on

academic dishonesty: A multicampus investigation. Research in Higher

Education, 38(3), 379–396. doi:10.1023/A:1024954224675

Nelson, M. F., James, M. S. L., Miles, A., Morrell, D. L., & Sledge, S. (2017).

Academic integrity of millennials: The impact of religion and spirituality.

Journal Ethics and Behavior, 27(5), 385–400.

doi:10.1080/10508422.2016.1158653

Nuss, E. M. (1984). Academic integrity: Comparing caculty and student attitudes.

Improving College and University Teaching. 32:3, 140-144, doi:

10.1080/00193089.1984.10533862

Pervin, Lawrence A & John, Oliver P. (2001). Personality: Theory and research

5th ed. New York : John & Willey Sons Inc.

Peterson, C., & Seligman, M. E. P. (n.d.). Character Strengths and Virtues: A

Handbook and Classification. New York: Oxford University Press.

Pradipta, M.D. (2018). Integritas akademik pada mahasiswa: studi kasus di

perguruan tinggi swasta X Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Muhamadiyyah Surakarta

Rafe'i, K. (2016). Pengaruh kepribadian machavelianisme dan iklim kelas

terhadap integritas akademik pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 87: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

73

Rangkuti, A.A. (2011). Opportunity as a threat to academic integrity. Journal Of

Education, 4, 31-36.

Ronokusumo, S. (2012). Integritas akademik. Dalam Saleha Sungkar (ed) &

Alexandra Gabriella (ed). (3). Integritas Akademik: Sekedar kata atau

nyata?. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Schultz, D. P. & Schultz, S. E. (2005). Theories of personality. (edisi ke 8).

California: Thomson Wadsworth

Sherer, M.,Maddux, J. E.,Mercandante, B., Prentice-Dunn, S., Jacobs, B., &

Rogers, R.W. (1982).The self-effcacy scale: construction and validation.

Psychological Reports, 51, 663-671.

Sims, L. R. (1993). The relationship between academic dishonesty and unethical

business practices. Journal of Education for Business, 68 (4), 207-211. doi:

10.1080/08832323.1993.10117614

Suralaga, F. (2014). Regulasi diri moral sebagai moderator pengaruh goal

orientation, orientasi religius, emosi moral dan iklim akademik. Disertasi.

Jakarta: Program doktor psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I

Texas tech university. (2014). Arbor day academic integrity survey report. Texas:

Texas tech university ethics center

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (2016). Keputusan rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta nomor:469 tentang kode etik mahasiswa. Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Whitley, B. E., & Keith-Spiegel, P. (2001). Academic Integrity as an Institutional

Issue. Journal Ethics & Behavior, 11(3), 325–342.

doi:10.1207/s15327019eb1103_9

Wang, C., & Wang, J. (2017). Research on Integrity Education of Graduates ’

Employment in Agricultural Colleges and Universities, 82(Snce), 130–133.

Yani, E. (2017). Pengaruh efikasi diri, filosofi moral pribadi, budaya akademik

dan jenis kelamin terhadap integritas akademik.Tesis. Jakarta: Magister sains

psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 88: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

74

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Pagi/Siang/Sore,

Salam sejahtera, Semoga Anda selalu berada dalam lindungan Tuhan

Yang Maha Esa. Saya Suha Yumna, mahasiswi semester 8 Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang

melakukan penelitian skripsi mengenai perilaku mahsiswa di kampus.

Bersama dengan ini saya memohon bantuan Anda untuk berpartisipasi

dalam penelitian saya. Penelitian ini berisikan sekumpulan pernyataan yang

harus dijawab sesuai dengan apa yang Anda rasakan atau alami. Tidak ada

jawaban benar maupun salah dalam setiap pernyataan. Data yang Anda berikan

dijamin kerahasiaannya karena kuesioner ini bersifat anonim dan akan

digunakan hanya untuk kepentingan penelitian.

Terima kasih atas bantuan dan partisipasinya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hormat Saya,

Suha Yumna

Page 89: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

75

Informed Consent

Lembar Persetujuan Keikutsertaan Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya setuju untuk

secara sukarela menjadi partisipan penilitian mengenai kondisi kehidupan sehari-

hari yang dilakukan oleh Suha Yumna. Bila saya tidak bersedia untuk

menyelesaikan keikutsertaan saya dalam penelitian ini, saya berhak untuk

mengakhiri partisipasi saya. Data yang saya berikan adalah data yang sebenar-

benarnya dan saya menyetujui bahwa data saya akan digunakan dalam keperluan

penelitian. Partisipasi saya akan sangat bermanfaat dalam mengembangkan Ilmu

Psikologi.

Nama : .................................................................

Jenis Kelamin : □ Pria □ Wanita

Agama : ..................................................................

Usia : ..................................................................

Fakultas/Prodi : ..................................................................

Semester : ..................................................................

Peneliti Partisipan

Suha Yumna ( )

Page 90: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

76

PETUNJUK PENGISIAN SKALA I

Berikut ini beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah

pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda

checklist (√) pada Kotak yang tersedia. Semakin ke kanan Kotak, Anda merasa

semakin sering atau selalu mengalami keadaan seperti pada pernyataan yang

ada. Sebaliknya, semakin ke kiri Kotak, Anda semakin jarang atau tidak pernah

mengalaminya.

Perhatikan kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi atau

lebih dari satu jawaban dalam satu kolom. Tidak ada jawaban benar atau salah,

sehingga jawablah sesuai dengan keadaan diri Anda yang sebenarnya. Pilihan

jawaban terdiri dari Tidak pernah, jarang, sering dan selalu.

Contoh :

No Pernyataan Tidak

Pernah Jarang Sering Selalu

1. Saya mengerjakan tugas

yang diberikan oleh dosen

Skala 1

No Pernyataan Tidak

Pernah Jarang Sering Selalu

1. Mencocokan jawaban dengan

teman setelah mengisi soal

ujian/tes

2. Terpengaruh pada teman-

teman yang menyontek

3. Menggunakan handphone

untuk memperoleh jawaban

ketika ujian/tes

4. Melihat catatan dari kertas

atau handphone selama

Page 91: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

77

ujian/tes

5. Menyalin jawaban dari

mahasiswa lain saat ujian/tes

6. Menulis jawaban yang

diberikan teman meskipun

tidak yakin jawaban itu benar

7. Tidak menuliskan sumber

kutipan ketika menyusun

makalah

8. Menyalin beberapa kalimat

dari sumber tertulis/internet

tanpa menyertakan

footnote/innote atau referensi

9. Menyalin tugas dari internet

dan mengakuinya sebagai

hasil pekerjaan sendiri

10. Menyalin tugas dari teman

dan mengakuinya sebagai

hasil pekerjaan sendiri

11. Bersedia membayar siapapun

yang kompeten untuk

mengerjakan tugas kuliah

saya

12. Saya mengerjakan ujian

sendiri selama masa

perkuliahan

13. Meminta jawaban dari

mahasiswa lain ketika

mengerjakan soal yang sulit

saat ujian

14. Berusaha mengerjakan

sendiri tugas-tugas individual

Page 92: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

78

15. Meminta teman untuk ikut

mengerjakan tugas individual

saya

16. Membantu mengerjakan

tugas individual milik teman

17. Bersedia membantu

mengerjakan tugas

mahasiswa lain dengan

kompensasi tertentu

18. Memberikan catatan untuk

dicontek teman

19. Tidak mengizinkan teman

menyalin jawaban ujian saya

20. Memperkenankan teman

menyalin tugas yang saya

kerjakan untuk ditulis atas

namanya

PETUNJUK PENGISIAN SKALA II & III

Berikut ini beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah

pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda

checklist (√) pada Kotak yang tersedia. Semakin ke kanan Kotak, Anda merasa

semakin setuju atau mengalami keadaan seperti pada pernyataan yang ada.

Sebaliknya, semkain ke kiri Kotak, Anda semakin tidak setuju atau tidak

pernah mengalaminya

Perhatikan kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi atau

lebih dari satu jawaban dalam satu kolom. Tidak ada jawaban benar atau salah,

sehingga jawablah sesuai dengan keadaan diri Anda yang sebenarnya.

Keterangan pilihan jawaban adalah sebagai berikut :

Page 93: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

79

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Contoh :

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya percaya diri √

Skala 2

No Pernyataan STS TS S SS

1. Jika sesuatu terlihat sangat rumit, saya

tidak akan mencobanya

2. Saya menghindar untuk mencoba

mempelajari hal-hal baru yang terlihat

terlalu sulit

3. Ketika mencoba sesuatu yang baru dan

gagal, saya langsung menyerah

4. Ketika membuat rencana, saya yakin

dapat merealisasikannya

5. Ketika gagal dalam percobaan pertama,

saya akan terus berusaha sampai bisa

6. Ketika saya menemukan hal yang tidak

menyenangkan, saya tetap akan

menyelesaikannya

7. Ketika saya memutuskan untuk

melakukan sesuatu saya langsung

mengerjakannya

8. Kegagalan membuat saya berusaha lebih

keras lagi

Page 94: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

80

9. Ketika saya menetapkan tujuan penting

bagi diri saya, saya jarang mencapainya

10. Saya tidak mampu menangani sebagian

besar masalah dalam hidup saya

11. Ketika masalah tak terduga terjadi, saya

tidak bisa menanganinya dengan baik

12. Saya merasa tidak yakin dengan

kemampuan saya dalam melakukan

sesuatu

Skala 3

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya senang berkumpul di tempat ibadah

2. Mengikuti peringatan keagamaan adalah

hal yang membuang-buang waktu

3. Saya senang mengunjungi tempat ibadah

4. Saya malas mengikuti peringatan hari

besar keagamaan

5. Berada di tempat ibadah terasa

membosankan

6. Saya senang berdoa

7. Saya sering menunda untuk ibadah

8. Saya malas mempelajari ilmu keagamaan

9. Saya senang berdiskusi tentang hal-hal

keagamaan

10. Saya membaca buku keagamaan ketika

waktu luang

Page 95: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

81

11. Saya merasakan kehadiran Tuhan pada

kehidupan saya

12. Saya berpegang teguh pada ajaran agama

di setiap aspek kehidupan

13. Setiap perilaku saya dilihat oleh Tuhan

14. Dalam menentukan pilihan, saya

melandaskannya dengan kaidah agama

15. Saya merasa dekat dengan Tuhan

PETUNJUK PENGISIAN SKALA IV

Pilihlah salah satu jawaban pada setiap pertanyaan di bawah ini :

Pernyataan :

1. Apakah terdapat kode etik di Fakultas Anda? Jika ya, apakah sudah

diterapkan dengan konsisten di Fakultas Anda?

□ Tidak ada

□ Ada, tetapi tidak diterapkan

□ Ada, dan diterapkan

Page 96: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

82

LAMPIRAN II

HASIL CFA KONSTRUK PENELITIAN

1. Integritas Akademik

UJI VALIDITAS KONSTRUK INTEGRITAS AKADEMIK

DA NI=20 NO=342 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9

ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

ITEM18 ITEM19 ITEM20

PM SY FI=DV.COR

MO NX=20 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

IA

FR TD 8 7 TD 4 3 TD 10 9 TD 17 16 TD 17 11 TD 14 12 TD 20 18 TD 15 11

TD 16 11 TD 5 4 TD 2 1 TD 3 2 TD 20 9 TD 20 10 TD 20 11 TD 17 12 TD

13 12 TD 14 4 TD 19 4 TD 14 2 TD 18 15 TD 18 11 TD 8 4 TD 7 2 TD 19 14

TD 7 5 TD 11 6 TD 13 5 TD 16 15 TD 17 15 TD 17 13 TD 16 14 TD 14 11

TD 19 9 TD 14 10 TD 20 4 TD 15 2 TD 15 14 TD 12 11 TD 16 12 TD 6 5 TD

15 13 TD 17 4 TD 5 3 TD 12 7 TD 17 5 TD 20 17 TD 20 19 TD 19 11 TD 19

5 TD 13 10 TD 15 10 TD 10 2 TD 13 8 TD 18 8 TD 18 7 TD 11 5 TD 7 3 TD

14 8 TD 20 12 TD 20 5 TD 18 17 TD 20 15 TD 20 16 TD 18 16 TD 18 12 TD

12 1 TD 16 3 TD 18 6 TD 17 9TD 9 1 TD 17 10 TD 18 14 TD 5 1 TD 10 4

TD 3 1 TD 7 1 TD 15 6 TD 7 4

PD

OU SS TV MI

Page 97: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

83

2. Self-efficacy

UJI VALIDITAS KONSTRUK SELF EFFICACY

DA NI=12 NO=342 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9

ITEM10 ITEM11ITEM12

PM SY FI=SE.COR

MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SE

FR TD 11 10 TD 2 1 TD 12 11 TD 12 10 TD 10 9 TD 9 4 TD 5 4 TD 3 1 TD

3 2 TD 8 3 TD 6 2 TD 8 7 TD 11 9 TD 12 9 TD 4 3 TD 10 6 TD 12 1 TD 12

2

PD

OU SS TV MI AD=OFF IT=10000

Page 98: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

84

3. Organizational religiosity

UJI VALIDITAS KONSTRUK OR DA NI=5 NO=342 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=OR.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK OR FR TD 3 1 TD 2 1 TD 4 3 TD 5 4 PD OU SS TV MI AD=OFF IT=10000

Page 99: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

85

4. Non-Organizational religiosity

UJI VALIDITAS KONSTRUK NOR DA NI=5 NO=342 MA=PM LA ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 PM SY FI=NOR.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK NOR FR TD 5 1 PD OU SS TV MI AD=OFF IT=10000

Page 100: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

86

5. Instrinsic religiosity

UJI VALIDITAS KONSTRUK INS DA NI=5 NO=342 MA=PM LA ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 PM SY FI=INS.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK INS FR TD 2 1 TD 3 1 PD OU SS TV MI AD=OFF IT=10000

Page 101: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

87

LAMPIRAN III

HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TSE 342 20,98 80,35 50,0000 10,00000

TORG 342 22,37 64,65 50,0000 10,00000

TNOR 342 10,62 72,09 50,0000 10,00000

TINS 342 15,94 62,23 50,0000 10,00000

TUSIA 342 25,60 91,37 50,0000 10,00000

TSEMESTER 342 36,24 92,48 50,0000 10,00000

TDV 342 12,50 68,66 50,0000 10,00000

USIA 342 17,00 25,00 19,9678 1,21651

SEMESTER 342 2,00 14,00 4,9357 2,13378

JK 342 1,00 2,00 1,7135 ,45281

KODET 342 ,00 3,00 2,4971 ,83455

Valid N (listwise) 342

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,418a ,175 ,155 9,19324 ,175 8,809 8 333 ,000

a. Predictors: (Constant), KODET, JK, TNOR, TSEMESTER, TSE, TINS, TORG, TUSIA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5956,309 8 744,539 8,809 ,000b

Residual 28143,691 333 84,516

Total 34100,000 341

a. Dependent variable: TDV

b. Predictors: (Constant), KODET, JK, TNOR, TSEMESTER, TSE, TINS, TORG, TUSIA

Page 102: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

88

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5,327 13,115 -,406 ,685

TSE ,159 ,057 ,159 2,777 ,006

TORG ,256 ,067 ,256 3,846 ,000

TNOR -,111 ,066 -,111 -1,668 ,096

TINS ,043 ,063 ,043 ,688 ,492

KODET 1,056 ,613 ,088 1,721 ,086

JK 5,488 1,129 ,248 4,860 ,000

USIA 1,447 ,702 ,176 2,062 ,040

SEMESTER -,603 ,394 -,129 -1,529 ,127

a. Dependent Variable: TDV

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,248a ,061 ,059 9,70224 ,061 22,252 1 340 ,000

2 ,306b ,094 ,089 9,54700 ,032 12,147 1 339 ,001

3 ,312c ,098 ,089 9,54205 ,004 1,352 1 338 ,246

4 ,319d ,102 ,091 9,53404 ,004 1,568 1 337 ,211

5 ,325e ,106 ,092 9,52776 ,004 1,444 1 336 ,230

6 ,328f ,108 ,092 9,53050 ,002 ,807 1 335 ,370

7 ,409g ,167 ,150 9,22021 ,060 23,927 1 334 ,000

8 ,418h ,175 ,155 9,19324 ,007 2,963 1 333 ,086

a. Predictors: (Constant), TSE

b. Predictors: (Constant), TSE, TORG

c. Predictors: (Constant), TSE, TORG, TNOR

d. Predictors: (Constant), TSE, TORG, TNOR, TINS

e. Predictors: (Constant), TSE, TORG, TNOR, TINS, TUSIA

f. Predictors: (Constant), TSE, TORG, TNOR, TINS, TUSIA, TSEMESTER

g. Predictors: (Constant), TSE, TORG, TNOR, TINS, TUSIA, TSEMESTER, JK

h. Predictors: (Constant), TSE, TORG, TNOR, TINS, TUSIA, TSEMESTER, JK, KODET

Page 103: PENGARUH SELF-EFFICACY, RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49106...v ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2019 (C) Suha Yumna (D) Pengaruh Self-efficacy,

89

HASIL T-TEST

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

TDV PRIA 98 46,2814 9,81717 ,99168

WANITA 244 51,4935 9,69749 ,62082

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

TDV Equal

variances

assumed

,011 ,916 -

4,478 340 ,000 -5,21209 1,16385

-

7,50135

-

2,92283

Equal

variances

not

assumed

-

4,455 177,072 ,000 -5,21209 1,16998

-

7,52099

-

2,90319