pengaruh rasio ekstrak temulawak / polietilen … · gelar sarjana farmasi fakultas farmasi...

49
i PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN GLIKOL (PEG) 4000 DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN METODE PELELEHAN-PELARUTAN TERHADAP DISOLUSI KURKUMIN HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Dendi Putro Anggomantio NIM: 138114082 HALAMAN JUDUL FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: doannhi

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

i

PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN GLIKOL

(PEG) 4000 DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN METODE

PELELEHAN-PELARUTAN TERHADAP DISOLUSI KURKUMIN

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Dendi Putro Anggomantio

NIM: 138114082

HALAMAN JUDUL

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi

dapat dibuat dan selesai pada waktunya

Bapak Haryo Tri Anggono, ayah saya yang selalu memberikan semangat

Ibu Atik Yuniarsih, Ibu yang selalu memberikan kasih sayangnya kepada saya

Faradilla Novita Anggreini, kakak yang selalu memberikan ilmu dan waktu untuk

saya

Sahabat-sahabat yang telah memberikan saya semangat dan dukungan

Dan Alamamater tercinta Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat,

kasih karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan skripsi yang berjudul “PENGARUH RASIO EKSTRAK

TEMULAWAK / POLIETILEN GLIKOL (PEG) 4000 DALAM SISTEM

DISPERSI PADAT DENGAN METODE PELELEHAN-PELARUTAN

TERHADAP DISOLUSI KURKUMIN” sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis hendak

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M. Sc., Ph. D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Dr. Dewi Setyaningsih, M. Sc., Apt. selaku dosen pembimbing atas

segala kesabaran dalam membimbing, memberi masukan, saran dan

motivasi kepada penulis.

3. Dr. Dewi Setyaningsih, M. Sc., Apt. atas pembiayaan proyek

penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

4. Beti Pudyastuti, M. Sc., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan saran dan masukan yang membangun untuk penelitian ini.

5. Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt.selaku dosen penguji skripsi yang

telah memberikan saran dan masukan yang membangun untuk

penelitian ini.

6. Dr.rer.nat. Yosi Bayu Murti, M.Si., Apt. atas bantuan pemberian baku

kurkumin yang digunakan dalam penelitian ini.

7. Bapak Bimo, Bapak Musrifin dan Bapak Wagiran selaku laboran atas

segala bantuan dan dukungan yang diberikan selama penelitian.

8. Bapak Haryo Tri Anggono, Ibu Atik Yuniarsih dan Kakak Faradilla

Novita Anggreini yang selalu memberikan motivasi, doa, semangat

dan kekuatan dalam menjalani skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka

dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sehingga dapat membuat karya ini menjadi lebih

baik. Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Yogyakarta, 7 Juni 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

ix

PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN GLIKOL

(PEG) 4000 DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN METODE

PELELEHAN-PELARUTAN TERHADAP DISOLUSI KURKUMIN

Dendi Putro Anggomantio

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo. Depok, Sleman,

Yogyakarta, Indonesia 55282

Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529

[email protected]

ABSTRAK

Kurkumin merupakan salah satu kandungan aktif di dalam rimpang

temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

aktivitas yaitu aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba. Kurkumin

termasuk obat kelas II dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS) di

mana kurkumin memiliki sifat permeabilitas yang tinggi tetapi kurang larut dalam

air sehingga kelarutan merupakan penentu utama dari bioavaibilitas oral

kurkumin. Dispersi padat merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan

disolusi obat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh rasio ekstrak

temulawak / polietilen glikol (PEG) 4000 terhadap disolusi kurkumin.

Dispersi padat dibuat dengan metode pelelehan-pelarutan dengan

pembawa yang digunakan adalah polietilen glikol (PEG) 4000. Uji yang

dilakukan pada penelitian ini meliputi uji kelarutan, uji drug load, dan uji disolusi.

Pengukuran kadar kurkumin diukur menggunakan spektrofotometer Uv-Vis.

Dispersi padat ekstrak temulawak-PEG 4000 dibuat variasi dalam

pembuatannya yaitu 1:2, 1:4, dan 1:9. Hasil uji kelarutan menunjukkan adanya

peningkatan pada dispersi padat sebesar 2x lipat dibandingkan dengan campuran

fisik. Pada hasil uji disolusi terdapat perbedaan signifikan pada nilai DE120 di

mana nilai DE120 pada semua dispersi padat lebih tinggi dibandingkan campuran

fisiknya. Pada dispersi padat dengan rasio ekstrak temulawak-PEG 4000 (1:9)

didapatkan nilai DE120 yang paling tinggi yaitu 96,21±2,01%.

Kata kunci: kurkumin, PEG 4000, dispersi padat, disolusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

x

DISSOLUTION OF CURCUMIN BASED ON THE RATIO OF

TEMULAWAK EXTRACT / POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) 4000 IN

SOLID DISPERSION SYSTEM WITH MELTING-SOLVENT METHOD

Dendi Putro Anggomantio

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo. Depok, Sleman,

Yogyakarta, Indonesia 55282

Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529

[email protected]

ABSTRACT

Curcumin is one of the active substances in Curcuma Javanica (Curcuma

xanthorriza Roxb.) which has various activities such as antioxidant, anti-

inflammatory, and antimicrobial activity. Curcumin is a class II drugs in

Biopharmaceutics Classification System (BCS) where curcumin has high

permeability properties but less water solubility, therefore solubility is the main

determinant of curcumin oral bioavaibility. Solid dispersion is one of the methods

to improve drug dissolution. The aim of this study is to determine the effect of

ratio temulawak extract / polyethylene glycol (PEG) 4000 to curcumin

dissolution.

The solid dispersion was prepared by melting-solvent method with the

carrier used was polyethylene glycol (PEG) 4000. The solubility test, drug load,

and dissolution test were conducted in this study. Curcumin levels was measured

using a Uv-Vis spectrophotometer.

Solid dispersion of temulawak extract-PEG 4000 was made with variation

ratio 1:2, 1:4, and 1:9. The solubility test results showed an increase in solid

dispersion by 2 times as compared with physical mixture. In the dissolution test

results, there was a significant difference in DE120 which the DE120 in all solid

dispersions was higher than the physical mixture. The solid dispersion of

temulawak extract-PEG 4000 with ratio 1:9 has obtained the highest DE120 (96.21

± 2.01%).

Keywords: curcumin, PEG 4000, solid dispersion, dissolution.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi

PRAKATA.......... .................................................................................................. vii

ABSTRAK....... ...................................................................................................... ix

ABSTRACT...... ...................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3

Alat dan Bahan .................................................................................................... 3

Pembuatan Kurva Baku Kurkumin ..................................................................... 3

Pembuatan Dispersi Padat Ekstrak Temulawak-Polietilen Glikol 4000 ............. 4

Pembuatan Campuran Fisik Ekstrak Temulawak-Polietilen Glikol 4000 ........... 4

Uji Drug Load ..................................................................................................... 5

Uji Kelarutan ....................................................................................................... 5

Uji Disolusi .......................................................................................................... 5

Penetapan Kadar Kurkumin ................................................................................ 5

Analisis Hasil ...................................................................................................... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6

Verifikasi Metode ................................................................................................ 6

Pengujian Drug Load Dispersi Padat dan Campuran Fisik ................................. 8

Pengujian Kelarutan Dispersi Padat dan Campuran Fisik ................................... 9

Pengujian Disolusi Dispersi Padat dan Campuran Fisik ................................... 10

KESIMPULAN.......... ........................................................................................... 13

SARAN.......... ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva Absorbansi Vs Konsentrasi (µg/mL) ......................................... 7

Gambar 2. Perbandingan Hasil Uji Kelarutan Dispersi Padat dan Campuran Fisik

(n=3) ....................................................................................................... 9

Gambar 3. (A) Persen Terdisolusi Vs Waktu Rasio 1:2 (n=3), (B) Persen

Terdisolusi Vs Waktu Rasio 1:4 (n=3), (C) Persen Terdisolusi Vs

Waktu Rasio 1:9 (n=3), (D) Perbandingan DE120 antar Rasio (n=3) ... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Data Akurasi dan Presisi (n=3) .................................................................. 8

Tabel II. Hasil Uji Drug Load (n=3) ...................................................................... 8

Tabel III. Hasil Uji Kelarutan (n=3) ....................................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Curcuma xanthorrhiza ...................... 17

Lampiran 2. Penentuan panjang gelombang maksimum ...................................... 18

Lampiran 3. Hasil verifikasi metode analisis pada pelarut medium disolusi ........ 22

Lampiran 4. Kurva baku dan Summary output regression untuk metanol ........... 24

Lampiran 5. Perhitungan bahan dalam pembuatan dispersi padat dan campuran

fisik masing-masing rasio ................................................................ 24

Lampiran 6. Pembuatan dispersi padat ................................................................. 25

Lampiran 7. Pembuatan campuran fisik................................................................ 25

Lampiran 8. Statistika uji kelarutan ...................................................................... 26

Lampiran 9. Uji disolusi ........................................................................................ 28

Lampiran 10. Statistika uji disolusi – perbedaan campuran fisik dengan dispersi

padat pada DE120 .............................................................................. 30

Lampiran 11. Statistika uji disolusi – perbedaan antar rasio dispersi padat pada

DE120 ................................................................................................ 32

Lampiran 12. Pembuatan dispersi padat ............................................................... 33

Lampiran 13. Dokumentasi uji kelarutan .............................................................. 33

Lampiran 14. Dokumentasi uji drug load ............................................................. 34

Lampiran 15. Dokumentasi uji disolusi ................................................................ 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

1

PENDAHULUAN

Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) merupakan tanaman asli

Indonesia yang memiliki nama lain Curcuma javanica. Rimpang temulawak

termasuk dalam famili Zingiberaceae yang sering digunakan dalam pengobatan

berbagai penyakit (Rahardjo, 2010). Xanthorrhizol dan kurkumin merupakan

senyawa yang terkandung di dalam rimpang temulawak (HMPC, 2012).

Kurkumin memiliki berbagai macam aktivitas farmakologis antara lain aktivitas

antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba (Anand et al., 2008). Menurut

Strimpakos and Sharma (2008), Kurkumin telah ditetapkan aman oleh Food and

Drug Administration (FDA).

Kurkumin digolongkan sebagai obat kelas II menurut Biopharmsaceutics

Classification System (BCS). Obat-obatan yang tergolong dalam BCS kelas II

merupakan obat yang memiliki sifat kurang larut dalam air tetapi memiliki

permeabilitas membran yang tinggi. Kelarutan dari obat BCS kelas II yang rendah

dalam air menyebabkan bioavailabilitas oral dari obat golongan ini rendah (Wan

et al., 2012). Beberapa penelitian menunjukkan bioavailabilitas oral kurkumin

yang rendah meskipun pada pemberian dosis besar (hingga 8 gram per hari)

(Suresh et al., 2013).

Disolusi memiliki peran penting dalam absorpsi obat terutama untuk obat

yang diminum secara peroral. Beberapa pendekatan telah dilakukan untuk

meningkatkan disolusi dari kurkumin, yaitu dengan cara pembentukan liposom,

nanopartikel, dan microspheres (Kesarwani and Gupta, 2013), namun metode-

metode tersebut memiliki tantangan dalam proses scale-up (Desai et al., 2012).

Dispersi padat merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan disolusi

obat dan mampu memberikan bioavaibilitas yang lebih baik dari suatu obat

(Suresh et al., 2013). Dispersi padat didefinisikan sebagai dispersi dari satu atau

lebih bahan aktif dalam pembawa inert atau matriks. Dalam teknik dispersi padat,

obat yang memiliki kelarutan dalam air yang rendah akan terdispersi ke dalam

matriks hidrofilik yang akan meningkatkan disolusi obat (Godse et al., 2013).

Kelebihan dari dispersi padat adalah dapat mengurangi ukuran partikel,

meningkatkan pembasahan partikel, meningkatkan porositas obat, mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

2

jumlah kristal dari obat dan merubahnya kebentuk amorf (Mogal et al., 2012) dan

memungkinkan untuk dapat di scale up (Leuner and Dressman, 2000).

Pembawa dalam dispersi padat memiliki peran penting. Polietilen glikol

(PEG) merupakan polimer yang secara luas digunakan sebagai pembawa dalam

pembuatan dispersi padat dikarenakan PEG memiliki titik leleh yang rendah,

memiliki tingkat solidifikasi yang cepat, toksisitas yang rendah dan biaya yang

rendah (Bley et al., 2010).

Pembuatan dispersi padat dapat dilakukan dengan metode pelelehan,

metode pelarutan, maupun metode pelelehan-pelarutan. Metode pelelehan-

pelarutan dibuat dengan cara melarutkan terlebih dahulu obat dengan pelarut yang

sesuai dan kemudian larutan tersebut dicampurkan ke dalam matriks yang telah

dilelehkan (Chiou and Riegelmant, 1971). Metode pelelehan-pelarutan merupakan

metode yang dapat digunakan untuk menghindari kerugian dari kedua metode

lainnya, di mana pada metode pelarutan membutuhkan pelarut organik dalam

jumlah yang besar (Serajuddin, 1999), sedangkan pada metode pelelehan

ketidakcampuran antara obat dengan pembawa dapat terjadi akibat tingginya

viskositas dari pembawa polimer yang meleleh (Huq, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Najmuddin et al. (2010), menunjukkan

adanya peningkatan disolusi dari dispersi padat ketoconazole dengan pembawa

PEG 4000 dengan rasio 1:1. Setelah uji disolusi selama 80 menit, terjadi

pelepasan ketoconazole sebesar 89,86% dengan menggunakan pembawa PEG

4000 sedangkan hanya 40,61% dari ketoconazole murni yang mengalami

pelepasan selama 80 menit.

Penelitian lain yang dilakakukan Prasanthi et al. (2010), menunjukkan

adanya peningkatan hasil disolusi dispersi padat lacidipine dengan semakin

besarnya jumlah pembawa yang digunakan. Dispersi padat lacidipine di buat

dengan pembawa PEG 4000 pada rasio 1:2, 1:4, dan 1:9 dengan nilai DE30 yang

didapatkan berturut-turut sebesar 59±1,35%, 72±1,03%, dan 81±0,96%.

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh rasio pembawa

PEG 4000 pada dispersi padat ekstrak temulawak yang dibuat dengan metode

pelelehan-pelarutan terhadap disolusi kurkumin. Variabel bebas pada penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

3

ini adalah rasio ekstrak temulawak dan PEG 4000, variabel tergantung pada

penelitian ini adalah kelarutan, drug load, dan dissolution efficiency (DE).

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (Iwaki),

timbangan analitik (Mettler Toledo), hotplate magnetic stirrer (Wilten & Co),

mortir dan stamper, ayakan nomor mesh 50, dry box (DB 38-28), dissolution

tester tipe dayung (Guoming RC-6D), makropipet (Socorex), mikropipet

(Socorex), centrifuge (Gemmy PLC-05), spektrofotometer UV-visibel (Shimadzu

UV-800), pH meter (pH 3310 SET2 include SenTix 41), vortex (Scientific, Inc G-

56E), shaker (Innova 2100), microtube (Effendorf), dan waterbath (Gerhardt).

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar baku kurkumin

(diisolasi oleh Dr.rer.nat. Yosi Bayu Murti, M.Si., Apt.), ekstrak temulawak

terstandar (PT. Phytochemindo Reksa) yang mengandung kurkuminoid sebesar

15,06%, polietilen glikol (PEG) 4000, etanol 96%, akuades, sodium dihydrogen

phosphate dihydrate (Merck), Sodium Lauryl Sulfate (Merck), metanol p.a

(Merck), dan cangkang kapsul nomor 00 (Kapsulindo Nusantara).

Pembuatan Kurva Baku Kurkumin

1. Pembuatan Larutan Stok Kurkumin (1 mg/ml)

Standar kurkumin ditimbang seksama sebanyak 1,0 mg dan dilarutkan dengan

1 ml metanol p.a dalam microtube, kemudian divortex hingga larut.

2. Pembuatan Larutan Intermediet Kurkumin (0,01 mg/ml)

Larutan stok kurkumin diambil sebanyak 0,1 ml kemudian dimasukkan dalam

labu ukur 10,0 ml dan diencerkan dengan metanol p.a hingga batas tanda.

3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum (λ maks)

Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 0,25 ml; 1,5 ml dan 3 ml,

masing-masing diencerkan dengan dapar fosfat pH 6,0 yang mengandung

sodium lauryl sulfate 0,5% (medium disolusi) pada labu ukur 10,0 ml hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

4

batas tanda, kemudian dilakukan scanning pada panjang gelombang 400-600

nm.

4. Pembuatan Kurva Baku dalam Medium Disolusi

Larutan intermediet kurkumin diambil hingga didapat konsentrasi 0,011;

0,022; 0,043; 0,086; 0,172; 0,215; 0,431; 0,538; 1,074; 2,153; 3,229; 4,306;

5,382; 6,458 µg/mL. Larutan tersebut diukur absorbansinya pada panjang

gelombang maksimum 431 nm.

5. Pembuatan Kurva Baku dalam Metanol

Larutan intermediet kurkumin diambil hingga didapat konsentrasi 0,532;

1,064; 2,127; 3,191; 4,254; 5,318 µg/mL. Larutan tersebut diukur

absorbansinya pada panjang gelombang maksimum 425 nm.

6. Penetapan Parameter Linieritas pada Pelarut Medium Disolusi

Larutan seri dibuat dengan konsentrasi 0,011; 0,022; 0,043; 0,086; 0,172;

0,215; 0,431; 0,538; 1,074; 2,153; 3,229; 4,306; 5,382; 6,458 µg/mL. Serapan

diukur pada panjang gelombang 431 nm. Replikasi dilakukan sebanyak tiga

kali dan ditentukan nilai r.

7. Penetapan akurasi dan presisi

Dibuat larutan dengan 3 tingkat konsentrasi yaitu 0,538; 3,229; 5,382 µg/ml.

Serapan diukur pada panjang gelombang 431 nm. Replikasi dilakukan

sebanyak tiga kali dan dihitung nilai % recovery dan KV.

Pembuatan Dispersi Padat Ekstrak Temulawak-Polietilen Glikol 4000

Ekstrak temulawak dilarutkan dengan etanol menggunakan magnetic

stirrer kemudian ditambahkan dengan PEG 4000 yang telah dilelehkan di atas

waterbath. Campuran ekstrak temulawak dan PEG 4000 di aduk di atas waterbath

hingga pelarut etanol hilang kemudian didinginkan di atas penangas es. Dispersi

padat kering dihaluskan dengan mortir dan stamper kemudian diayak dengan

ayakan nomor mesh 50. Serbuk dispersi padat ditimbang sebanyak 500 mg dan

dimasukkan dalam cangkang kapsul 00.

Pembuatan Campuran Fisik Ekstrak Temulawak-Polietilen Glikol 4000

Ekstrak temulawak dan PEG 4000 ditimbang masing-masing dan

dicampur hingga homogen. Serbuk campuran fisik kemudian diayak dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

5

ayakan nomor mesh 50, ditimbang sebanyak 500 mg kemudian dimasukkan

dalam cangkang kapsul 00.

Uji Drug Load

Dispersi padat dan campuran fisik ditimbang seksama dan dilarutkan

dengan metanol p.a hingga diperoleh konsentrasi 1 mg/mL. Larutan tersebut

divortex dan diukur dengan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang gelombang

425 nm. Uji drug load direplikasi sebanyak 3 kali.

Uji Kelarutan

Dispersi padat dan campuran fisik berlebih dilarutkan dengan 25 ml dapar

fosfat pH 6,0. Suspensi yang terbentuk dimasukkan dalam wadah tertutup dan

dilakukan pengadukan dengan shaker pada kecepatan 75 rpm selama 48 jam.

Hasil yang didapat disaring dengan kertas saring Whatmann nomor 1 dan filtrat

diukur dengan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang gelombang 431 nm. Uji

kelarutan direplikasi sebanyak 3 kali.

Uji Disolusi

Uji disolusi dilakukan menggunakan alat disolusi tipe dayung. Medium

disolusi yang digunakan yaitu 500 mL dapar fosfat pH 6,0 yang mengandung SLS

sebanyak 0,5% dan suhu uji disolusi adalah 37 ± 0,5C dengan kecepatan putar 75

rpm. Medium disolusi diambil 1 ml pada menit ke 10, 15, 30, 45, 60, 90, dan 120.

Setiap pengambilan cuplikan, medium digantikan dengan volume yang sama dan

medium yang sama. Uji disolusi direplikasi sebanyak 3 kali.

Penetapan Kadar Kurkumin

Cuplikan disolusi sebanyak 1 mL dicentrifuge pada kecepatan 6000 rpm

dalam waktu 5 menit, kemudian diencerkan dalam labu ukur 5 mL. Kadar

kurkumin diukur dengan spektrofotometer UV-visibel pada panjang gelombang

431 nm.

Analisis Hasil

Pengujian statistik pada hasil uji kelarutan dan uji disolusi dilakukan

menggunakan aplikasi realstatistic pada Microsoft Excel. Uji statistika

menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95%. Uji statistika didahului dengan uji

normalitas menggunakan Saphiro-Wilk. Pengujian statistika untuk melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

6

perbedaan peningkatan kelarutan dilakukan dengan Kruskal-Wallis. Hasil uji

kelarutan antara dispersi padat dengan campuran fisiknya pada rasio 1:2 dan 1:4

menggunakan Mann-Whitney dan pada rasio 1:9 menggunakan unpaired-T-test.

Nilai DE120 digunakan untuk melihat profil disolusi dispersi padat. Nilai DE120

dari dispersi padat dan campuran fisiknya dari masing-masing rasio diuji

menggunakan unpaired-T-test. Uji statistika antar rasio dispersi padat

menggunakan Kruskal-Wallis. Uji unpaired-T-test digunakan untuk melihat

perbedaan nilai DE120 antara dispersi padat dengan rasio 1:4 dan 1:9.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan polietilen glikol

(PEG) 4000 dalam meningkatkan disolusi kurkumin dalam sistem dispersi padat.

Metode pelelehan-pelarutan digunakan dalam pembuatan dispersi padat ekstrak

temulawak-polietilen glikol 4000. Penelitian ini menggunakan variasi rasio antara

ekstrak temulawak / PEG 4000 yaitu 1:2, 1:4, dan 1:9 yang mengacu pada

penelitian Prasanthi et al. (2010) yang melaporkan bahwa terjadi peningkatan

hasil disolusi dispersi padat lacidipine dengan pembawa PEG 4000 pada rasio 1:2,

1:4, dan 1:9 dengan nilai DE30 yang didapatkan berturut-turut sebesar 59±1,35%,

72±1,03%, dan 81±0,96%.

Metode pelelehan-pelarutan merupakan metode yang dapat digunakan

untuk menghindari kerugian dari kedua metode lainnya, di mana pada metode

pelarutan membutuhkan pelarut organik dalam jumlah yang besar (Serajuddin,

1999), sedangkan pada metode pelelehan ketidakcampuran antara obat dengan

pembawa dapat terjadi akibat tingginya viskositas dari pembawa polimer yang

meleleh (Huq, 2013).

Verifikasi Metode

Pada penelitian ini dilakukan varifikasi metode analisis berupa penentuan

panjang gelombang maksimal, linearitas, presisi, dan akurasi. Panjang gelombang

maksimal kurkumin di dalam medium disolusi yang didapatkan adalah 431 nm

dan panjang gelombang maksimal dalam pelarut metanol adalah 425. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

7

Kumar (2006), terjadinya pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih besar

disebut pergeseran batokromik. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pengaruh

dari pelarut yang digunakan.

Persamaan kurva baku dibuat pada konsentrasi 0,011; 0,022; 0,043; 0,086;

0,172; 0,215; 0,431; 0,538; 1,074; 2,153; 3,229; 4,306; 5,382; 6,458 µg/mL dan

dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Persamaan kurva baku yang didapat y =

0,1307x + 0,0015 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,9981 (Gambar 1).

Menurut AOAC (2002), linearitas yang baik memiliki nilai r yaitu ≥ 0,99.

Gambar 1. Kurva Absorbansi Vs Konsentrasi (µg/mL)

Parameter akurasi dilakukan dengan pengukuran 3 tingkat konsentrasi

yaitu 0,538, 3,229, dan 5,382 µg/mL. Menurut AOAC (2016), nilai perolehan

kembali yang ditetapkan untuk sampel dengan konsentrasi 1 ppm adalah 80-

110%. Hasill perolehan kembali yang didapat sebesar 98.8-108.2% (Tabel I).

Parameter presisi ditunjukkan dengan nilai koefisien variasi dari

serangkaian pengukuran. Hasil koefisien variasi yang didapat sebesar 0,827-

2,424% (Tabel I). Rentang nilai koefisien variasi yang ditetapkan yaitu 11%

(AOAC, 2016). Dari hasil uji parameter linearitas, akurasi, dan presisi dapat

dikatakan bahwa metode yang digunakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

8

Tabel I. Data Akurasi dan Presisi (n=3)

Konsentrasi teoritis

(µg/mL)

Konsentrasi yang

didapat (µg/mL)

Perolehan

kembali (%)

CV

(%)

0.538

0.532 98.839

0.827

0.539 100.261

0.532 98.839

3.229

3.294 102.007

1.831

3.347 103.666

3.416 105.798

5.382

5.581 103.707

2.424

5.819 108.114

5.826 108.256

Pengujian Drug Load Dispersi Padat dan Campuran Fisik

Pengujian drug load pada dispersi padat dan campuran fisik bertujuan

untuk mengetahui jumlah sebenarnya zat aktif dalam sediaan serta hilangnya zat

aktif selama proses pembuatan. Pada sampel dispersi padat (selanjutnya akan

disingkat DP) 1:2 didapatkan recovery drug load sebesar sebesar 92,15±1,04%,

pada DP 1:4 sebesar 94,81±1,93%, dan pada DP 1:9 sebesar 98,57±0,89%.

Recovery drug load pada campuran fisik (selanjutnya akan disingkat CF) 1:2

didapatkan hasil sebesar 90,31±6,34%, pada CF 1:4 sebesar 82,93±18,13%, dan

pada CF 1:9 sebesar 98,19±1,37%. Hilangnya sejumlah zat aktif pada proses

pembuatan baik campuran fisik maupun dispersi padat juga akan mempengaruhi

recovery drug load.

Tabel II. Hasil Uji Drug Load (n=3)

Sampel

(n=3)

DP 1:2

(%)

CF 1:2

(%)

DP 1:4

(%)

CF 1:4

(%)

DP 1:9

(%)

CF 1:9

(%)

x±SD 92,15±1,04 90,31±6,34 94,81±1,93 82,93±18,13 98,57±0,89 98,19±1,37

CV 1,13 7,02 2,04 21,86 0,90 1,39

Pada CF 1:4 dan CF 1:2 didapatkan nilai CV yang tinggi, hal tersebut

dapat disebabkan karena pada proses pembuatannya ekstrak temulawak pada

campuran fisik tidak mengalami proses pelarutan terlebih dahulu sehingga

memungkinkan terjadinya ketidakhomogenan pada saat pencampuran ekstrak

temulawak dan PEG 4000. Nilai CV yang kecil pada dispersi padat menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

9

dengan proses pelarutan terlebih dahulu pada ekstrak temulawak serta proses

pelelehan pada PEG 4000 akan memberikan homogenitas yang lebih baik

dibanding dengan campuran fisik.

Pengujian Kelarutan Dispersi Padat dan Campuran Fisik

Uji kelarutan dilakukan dengan memasukkan sejumlah sampel dalam

medium tanpa adanya surfaktan yaitu Sodium Lauryl Sulfate (SLS), uji ini

bertujuan untuk melihat perbandingan kelarutan antara sistem dispersi padat

dengan campuran fisik. Hasil yang didapat menunjukkan adanya peningkatan

kelarutan dispersi padat dibandingkan dengan campuran fisiknya yaitu (Tabel III)

untuk rasio 1:2 terjadi peningkatan sebesar 2,13 kali, untuk rasio 1:4 sebesar 2,24

kali dan pada rasio 1:9 terjadi peningkatan sebesar 2,32 kali. Uji statistika pada

peningkatan kelarutan antar rasio menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan

nilai P sebesar 0,29.

Tabel III. Hasil Uji Kelarutan (n=3)

Sampel

(n=3)

DP 1:2

(µg/mL)

CF 1:2

(µg/mL)

DP 1:4

(µg/mL)

CF 1:4

(µg/mL)

DP 1:9

(µg/mL)

CF 1:9

(µg/mL)

x±SD 0,35±

0,01

0,16±

0,01

0,41±

0,03

0,18±

0,00

0,35±

0,03

0,15±

0,00

CV 2,56 5,46 6,74 2,42 8,95 5,13

Peningkatan

kelarutan 2,13 2,24 2,32

Gambar 2. Perbandingan Hasil Uji Kelarutan Dispersi Padat dan Campuran Fisik

(n=3)

Setelah dilakukan uji statistik didapatkan bahwa pada masing-masing rasio

1:2, 1:4, dan 1:9 memiliki perbedaan signifikan (P dibawah 0,05) antara dispersi

0,16 0,18 0,15

0,350,41

0,35

0,00

0,20

0,40

0,60

Formula 1:2 Formula 1:4 Formula 1:9Ko

nse

ntr

asi (

µg

/mL

)

Perbandingan Hasil Uji Kelarutan Dispersi Padat dan Campuran Fisik

CF

DP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

10

padat dengan campuran fisiknya. Hal tersebut menunjukan bahwa sistem dispersi

padat dapat meningkatkan kelarutan zat aktif bila dibandingkan dengan campuran

fisiknya. Terjadinya peningkatan kelarutan pada dispersi padat yang lebih tinggi

dibandingkan dengan campuran fisik karena pada pembuatan dispersi padat

ekstrak temulawak terlebih dahulu dilarutkan di dalam etanol sehingga pada

proses pencampuran dengan lelehan PEG 4000 akan memberikan hasil

pencampuran yang lebih baik. Hal tersebut akan meningkatkan interaksi antara

larutan ekstrak temulawak dengan lelehan PEG 4000 (Suresh et al., 2013).

Pengujian Disolusi Dispersi Padat dan Campuran Fisik

Uji disolusi dilakukan pada masing-masing dispersi padat dan campuran

fisik yang bertujuan untuk membandingkan profil pelepasan zat aktif secara in

vitro. Medium disolusi yang digunakan mengandung buffer fosfat pH 6,0 dengan

kandungan SLS 0,5%. Menurut Wang et al. (1997), pada pengujian disolusi

kurkumin menggunakan buffer fosfat pH 3-10, didapatkan hasil bahwa kurkumin

paling stabil pada penggunaan buffer fosfat pH 6,0 dibandingkan dengan pH

lainnya. Menurut British Pharmacopoeia (2011), untuk uji disolusi pada obat

yang memiliki kelarutan dalam air yang rendah penambahan surfaktan dengan

konsentrasi yang rendah pada medium uji dapat dilakukan. Penggunaan surfaktan

dengan konsentrasi yang rendah sesuai dengan keadaan tubuh manusia di mana

pada saluran gastrointestinal hanya terdapat sedikit surfaktan (Rahman et al.,

2009). Jumlah surfaktan yang dibutuhkan bergantung pada nilai critical micellar

concentration (CMC) dari surfaktan tersebut, di mana konsentrasi yang

dibutuhkan setidaknya berada di atas nilai CMC dari surfaktan yang digunakan.

Nilai CMC dari SLS sebesar 0,03% (Rahman et al., 2009). Pada penelitian yang

dilakukan oleh Rahman et al. (2009), penggunaan SLS 0,5% merupakan jumlah

yang paling efektif digunakan dalam uji disolusi kurkumin. Uji disolusi dilakukan

selama 120 menit dan pencuplikan sampel dilakukan pada menit ke 0, 10, 15, 30,

45, 60, 90 dan 120.

Kecepatan suatu padatan dapat melarut dalam suatu pelarut dapat

dinyatakan dalam persamaan Noyes dan Whitney. Berdasarkan persamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

11

tersebut dapat memberikan informasi bagaimana meningkatkan disolusi dari obat-

obat yang memiliki kelarutan yang rendah:

𝑑𝑀

𝑑𝑡=

𝐷𝑆

ℎ(𝐶𝑠 − 𝐶).................................................... (1)

di mana dM/dt merupakan kecepatan disolusi (massa / waktu), D adalah koefisien

difusi zat terlarut dalam larutan, S adalah luas permukaan padatan yang terpejan, h

adalah tebal lapisan difusi, Cs adalah kelarutan padatan yakni konsentrasi

senyawa dalam larutan jenuh pada permukaan padatan dan pada temperatur

percobaan dan C adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan bulk pada waktu t

(Sinko, 2006).

Peningkatan disolusi dapat dilakukan dengan peningkatan luas

permukaaan yang dapat dilakukan dengan pengecilan ukuran partikel dari dispersi

padat dan pendekatan secara formulasi dengan penggunaan zat pembawa untuk

meningkatkan kelarutan (Nikghalb et al., 2012).

Gambar 3. (A) Persen Terdisolusi Vs Waktu Rasio 1:2 (n=3), (B) Persen Terdisolusi Vs

Waktu Rasio 1:4 (n=3), (C) Persen Terdisolusi Vs Waktu Rasio 1:9 (n=3), (D) Perbandingan

DE120 antar Rasio (n=3)

Keterangan: * berbeda signifikan dengan nilai P sebesar 0,03

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

12

Berdasarkan Gambar 3a, 3b, dan 3c, urutan sampel dengan nilai rata-rata

persen terdisolusi dari paling tinggi ke rendah yaitu: DP 1:9 > DP 1:4 > DP 1:2 >

CF 1:9 > CF 1:4 > CF 1:2. Rata-rata persen terdisolusi dari sistem dispersi padat

pada semua rasio lebih tinggi dibandingkan dengan campuran fisik. Peningkatan

disolusi bisa terjadi dikarenakan adanya pengecilan ukuran partikel dan

peningkatan pembahasan partikel (wettability) (Dipti et al., 2010). Menurut

penelitian Suresh et al. (2013), pembawa PEG 4000 dalam dispersi padat

kurkumin dapat meningkatkan kelarutan dan memaksimalkan luas permukaan

kontak antara zat aktif dengan medium selama proses melarutnya pembawa.

Disolution Efficiency (DE) merupakan metode yang dapat digunakan

untuk mengatasi pengambilan keputusan yang bias dari hasil disolusi. Nilai DE

selalu ditunjukkan dalam kurun waktu pengamatan tertentu sehingga

diekspresikan dengan DEt (Fudholi, 2013). DE120 digunakan pada penelitian ini

untuk membandingkan hasil disolusi pada tiap rasio.

Nilai rata-rata DE120 pada dispersi padat dan campuran fisik (Gambar 3d)

pada tiap rasio menunjukkan perbedaan signifikan (P < 0,05) setelah diuji statistik

dengan nilai P sebesar 0,006 (rasio 1:2), 0,004 (rasio 1:4), dan 0,010 (rasio 1:9).

Hasil tersebut menunjukkan sistem dispersi padat dapat meningkatkan disolusi

kurkumin dibandingkan dengan campuran fisik dengan kenaikan pada rasio 1:2

sebesar 1,16 kali, rasio 1:4 sebesar 1,37 kali dan pada rasio 1:9 sebesar 1,37 kali.

Peningkatan hasil disolusi tersebut dikarenakan pada proses pembuatan sampel

dispersi padat ekstrak temulawak mengalami pelarutan terlebih dahulu sebelum

dicampurkan pada lelehan PEG 4000 sedangkan pada pembuatan campuran fisik

ekstrak temulawak langsung dicampurkan dengan PEG 4000 tanpa adanya proses

pelarutan terlebih dahulu. Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi dalam

peningkatan disolusi dispersi padat kurkumin dengan pembawa PEG 4000 yaitu

peningkatan pembasahan partikel (wettability) yang dapat diamati pada proses

disolusi di mana dispersi padat sangat cepat terlarut di dalam medium uji, tidak

terjadinya proses agregasi dan aglomerasi, serta terbentuknya interaksi antara

kurkumin dengan PEG 4000 yang menyebabkan perubahan kurkumin menjadi

bentuk amorf (Suresh et al., 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

13

Perbandingan nilai rata-rata DE120 pada dispersi padat antar rasio (Gambar

3d) juga dilakukan untuk melihat pengaruh rasio ekstrak temulawak-polietilen

glikol 4000 terhadap disolusi. Pada penelitian ini di dapat nilai DE120 rasio 1:2

sebesar 65,94±1,25%, DE120 rasio 1:4 sebesar 92,39±1,68%, dan DE120 rasio 1:9

sebesar 96,21±2,01%. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan didapatkan nilai P

sebesar 0,039 (P < 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan

dari hasil disolusi pada sampel dispersi padat dan dapat dikatakan bahwa

perbedaan rasio ekstrak temulawak-polietilen glikol 4000 mempengaruhi hasil

disolusi kurkumin.

Pada dispersi padat dengan perbandingan ekstrak temulawak-polietilen

glikol 4000 sebesar 1:9 didapatkan nilai rata-rata DE120 yang paling besar

dikarenakan pada rasio tersebut jumlah polietilen glikol 4000 paling besar

dibandingkan dengan yang lainnya sehingga semakin besar jumlah pembawa

hidrofilik di dalam sistem dispersi padat maka akan memberikan hasil disolusi

yang semakin baik. Hal tersebut dikarenakan semakin banyak jumlah polietilen

glikol (PEG) 4000, maka akan terjadi peningkatan pembasahan partikel sehingga

zat aktif kurkumin akan mudah larut di dalam air (Dipti et al., 2010).

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

dispersi padat ekstrak temulawak- polietilen glikol 4000 (PEG 4000) dengan rasio

1:2, 1:4, dan 1:9 dapat meningkatkan kelarutan kurkumin, dimana hasil uji

kelarutan menunjukkan adanya peningkatan pada dispersi padat sebesar 2x lipat

dibandingkan dengan campuran fisik. Pada hasil uji disolusi terdapat perbedaan

signifikan pada nilai DE120 di mana nilai DE120 pada semua dispersi padat lebih

tinggi dibandingkan campuran fisiknya. Pada dispersi padat dengan rasio ekstrak

temulawak-PEG 4000 (1:9) didapatkan nilai DE120 yang paling tinggi yaitu

96,21±2,01%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

14

SARAN

Perlu dilakukan karakterisasi dispersi padat lain seperti Fourier Transform

Infrared Spectroscopy (FTIR) untuk mengetahui interaksi antara kurkumin

dengan polietilen glikol (PEG) 4000, Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk

mengetahui ukuran partikel, X-Ray Diffraction Analysis (XRD) untuk

karakterisasi struktur kristal dan Differential Scanning Calorimetry (DSC) untuk

mengetahui karakterisasi sampel berdasarkan energi transisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

15

DAFTAR PUSTAKA

Anand, P., Thomas, S.G., Kunnumakkara, A.B., Sundaram, C., Harikumar, K.B.,

Sung, B., et al., 2008. Biological Activities of Curcumin and Its Analogues (

Congeners ) Made by Man and Mother Nature. Biochemical Pharmacology,

76, 1590–1611.

AOAC, 2002, AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of Chemical

Methods for Dietary Supplements and Botanicals.

AOAC, 2016, Appendix F: Guidelines for Standard Method Performance

Requirements.

Bley, H., Fussnegger, B., and Bodmeier, R., 2010. Characterization and stability

of solid dispersions based on PEG / polymer blends. International Journal of

Pharmaceutics, 390 (2), 165–173.

British Pharmacopeia, 2011, British Pharmacopeia, The British Pharmacopeia

Commission, London.

Chiou, W.I.N.L. and Riegelmant, S., 1971. Pharmaceutical sciences

Pharmaceutical Applications of Solid. Journal of Pharmaceutical Sciences,

60 (9), 1281–1302.

Desai, P.P., Date, A.A., and Patravale, V.B., 2012. Overcoming Poor Oral

Bioavailability Using Nanoparticle Formulations – Opportunities and

Limitations. Drug Discovery Today: Technologies, 9 (2), 87–95.

Dipti, D., Anil, B., Sharma, R.B., Ranjana, G., and Sachin, G., 2010.

Enhancement of Dissolution Rate of Slightly Soluble Drug Clomiphene

Citrate by Solid Dispersion. International Journal of PharmTech Research, 2

(3), 1691–1697.

Fudholi, A., 2013, Disolusi dan Pelepasan in Vitro, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

59, 137-143.

Godse, S.Z., Patil, M.S., Kothavade, S.M., and Saudagar, B., 2013. Techniques

for solubility enhancement of Hydrophobic Drugs : A Review. Journal Of

Advanced Pharmacy Education and Research, 3 (4), 403–414.

HMPC, 2012. Assessment Report on Curcuma xanthorrhiza Roxb . ( C .

xanthorrhiza D . Dietrich )., Rhizoma. European Medicines Agency, 1–22.

Huq, A., 2013. Solid Dispersion To Improve Dissolution of Drug Product.

International Journal of Pharmaceutical and Life Sciences, 2 (1), 42–58.

Kesarwani, K. and Gupta, R., 2013. Bioavailability Enhancers of Herbal Origin:

An Overview. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 3 (4), 253–

266.

Kumar, S., 2006. Organic Chemistery Spectroscopy of Organic Compounds.

Dept. Of Chemistry Guru Nanak Dev University, 1-36.

Leuner, C. and Dressman, J., 2000. Improving Drug Solubility for Oral Delivery

Using Solid Dispersions. European Journal of Pharmaceutics and

Biopharmaceutics, 50, 47–60.

Mogal, S.A., Gurjar, P.N., Yamgar, D.S., and Kamod, A.C., 2012. Solid

Dispersion Technique for Improving Solubility of Some Poorly Soluble

Drugs. Der Pharmacia Lettre, 4 (5), 1574–1586.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

16

Najmuddin, M., Khan, T., AA, M., Shelar, S., and Patel, V., 2010. Enhancement

of Dissolution Rate of Ketoconazole by Solid Dispersion Technique.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 2 (3), 132–

136.

Nikghalb, L.A., Singh, G., Singh, G., and Kahkeshan, K.F., 2012. Solid

Dispersion: Methods and Polymers to Increase The Solubility of Poorly

Soluble Drugs. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 2 (10), 170–175.

Prasanthi, N.L., Rao, N.R., and Manikiran, S.S., 2010. Studies on Dissolution

Enhancement of Poorly Water Soluble Drug Using Water Soluble Carriers.

Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 3 (2), 95-97.

Rahardjo, M., 2010. Penerapan SOP Budidaya Untuk Mendukung Temulawak

Sebagai Bahan Baku Obat Potensial. Perspektif, 9 (2), 78–93.

Rahman S.M.H, Telny, T.C., Ravi, T.K., and Kuppusamy, S., 2009. Role of

Surfactan and pH in Dissolution of Curcumin. Indian Journal of

Pharmaceutical Sciences, 139-142

Rohman, A., 2012. Analysis of Curcuminoids in Food and Pharmaceutical

Products. International Food Research Journal, 19 (1), 19–27.

Sinko, P.J., 2006, Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, edisi 5, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 423-445.

Serajuddin, A.T.M., 1999. Solid Dispersion of Poorly Water-Soluble Drugs: Early

Promises, Subsequent Problems, and Recent Breakthroughs. Journal of

Pharmaceutical Sciences, 88 (10), 1058–1066.

Strimpakos, A.S. and Sharma, R. a, 2008. Curcumin: Preventive and Therapeutic

Properties in Laboratory Studies and Clinical Trials. Antioxidants & Redox

Signaling, 10 (3), 511–45.

Suresh, K., Yogesh, C., Priyanka, B., Khushbu, S., and Manisha, B., 2013.

Enhancement of Solubility and Dissolution Rate of Curcumin by Solid

Dispersion Technique. International Research Journal of Pharmacy, 4 (5),

226–232.

Wan, S., Sun, Y., Qi, X., and Tan, F., 2012. Improved Bioavailability of Poorly

Water-Soluble Drug Curcumin in Cellulose Acetate Solid Dispersion. AAPS

PharmSciTech, 13 (1).

Wang, Y.J., Pan, M.H., Cheng, A.L., Lin, L.I., Ho, Y.S., Hsies, C.Y., et al., 1997.

Stability of Curcumin in Buffer Solutions and Characterization of Its

Degradation Products. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis,

15, 1867-1876.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

17

LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Curcuma xanthorrhiza

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

18

Lampiran 2. Penentuan panjang gelombang maksimum

1. Hasil overlay spectrum scanning panjang gelombang maksimum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

19

2. Hasil scanning panjang gelombang maksimum pada konsentrasi

rendah (0,5382 µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

20

3. Hasil scanning panjang gelombang maksimum pada konsentrasi

sedang (3,2292 µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

21

4. Hasil scanning panjang gelombang maksimum pada konsentrasi

tinggi (6,4584 µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

22

Lampiran 3. Hasil verifikasi metode analisis pada pelarut medium disolusi

1. Akurasi dan presisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

23

2. Summary output regression untuk kurva baku medium disolusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

24

Lampiran 4. Kurva baku dan Summary output regression untuk metanol

Lampiran 5. Perhitungan bahan dalam pembuatan dispersi padat dan

campuran fisik masing-masing rasio

Rasio Ekstrak temulawak (g) Polietilen glikol 4000 (g)

1:2 1,700 3,300

1:4 1,000 4,000

1:9 0,500 4,500

*akan dibuat dispersi padat dan campuran fisik sebanyak 5,000 gram

y = 0,159x - 0,006

R² = 0,997

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

0 1 2 3 4 5 6

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi (µg/mL)

Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol

r = 0,998

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

25

Lampiran 6. Pembuatan dispersi padat

1. Penimbangan bahan

Rasio dispersi padat Ekstrak temulawak (g) PEG 4000 (g)

1:2 1,706 3,310

1:4 1,001 4,006

1:9 0,503 4,507

2. Perhitungan rendemen dispersi padat

% Rendemen = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100%

Dispersi padat

Rasio 1:2 1:4 1:9

Berat akhir (g) 3,937 4,359 4,443

Berat total (g) 5,016 5,007 5,010

Yield 78,49% 87,06% 88,68%

Lampiran 7. Pembuatan campuran fisik

1. Penimbangan bahan

Rasio campuran fisik Ekstrak temulawak (g) PEG 4000 (g)

1:2 1,700 3,300

1:4 1,003 4,000

1:9 0,498 4,499

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

26

Lampiran 8. Statistika uji kelarutan

1. Uji normalitas campuran fisik dan dispersi padat pada rasio 1:9, 1:4

dan 1:2 menggunakan Shapiro-Wilk Test

2. Signifikansi kelarutan antara campuran fisik dan dispersi padat pada

rasio 1:2 menggunakan Mann-Whitney Test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

27

3. Signifikansi kelarutan antara campuran fisik dan dispersi padat pada

rasio 1:4 menggunakan Mann-Whitney Test

4. Signifikansi kelarutan antara campuran fisik dan dispersi padat pada

rasio 1:9 menggunakan F-Test dan T-Test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

28

Lampiran 9. Uji disolusi

1. Massa isi kapsul untuk uji disolusi

Sampel RI (g) RII (g) RIII

(g)

Rata-

rata (g)

SD CV

(%)

CF 1:2 0,498 0,499 0,498 0,498 0,001 0,001

DP 1:2 0,498 0,502 0,500 0,500 0,002 0,004

CF 1:4 0,500 0,500 0,499 0,500 0,001 0,001

DP 1:4 0,502 0,502 0,502 0,502 0,000 0,000

CF 1:9 0,497 0,496 0,499 0,497 0,002 0,003

DP 1:9 0,502 0,502 0,502 0,502 0,000 0,000

2. Contoh hasil data uji disolusi

a. Campuran fisik rasio 1:2

*DF = Faktor Pengenceran

b. Dispersi padat rasio 1:2

*DF = Faktor Pengenceran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

29

3. Perhitungan AUC dan DE

a. Contoh hasil perhitungan Area Under Curve (AUC) dan

Dissolution Efficiency (DE) campuran fisik rasio 1:2

b. Contoh hasil perhitungan Area Under Curve (AUC) dan

Dissolution Efficiency (DE) dispersi padat 1:2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

30

Lampiran 10. Statistika uji disolusi – perbedaan campuran fisik dengan

dispersi padat pada DE120

1. Uji normalitas campuran fisik dan dispersi padat rasio 1:9, 1:4, dan

1:2 menggunakan Shapiro-Wilk Test

2. Signifikansi DE120 antara campuran fisik dan dispersi padat rasio 1:2

menggunakan F-test dan T-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

31

3. Signifikansi DE120 antara campuran fisik dan dispersi padat rasio 1:4

menggunakan F-test dan T-test

4. Signifikansi DE120 antara campuran fisik dan dispersi padat rasio 1:9

menggunakan F-test dan T-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

32

Lampiran 11. Statistika uji disolusi – perbedaan antar rasio dispersi padat

pada DE120

1. Uji normalitas DE120 pada dispersi padat rasio 1:2, 1:4, dan 1:9

menggunakan Shapiro-Wilk Test

2. Signifikansi DE120 pada dispersi padat rasio 1:2, 1:4, dan 1:9

menggunakan Kruskal-Wallis Test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

33

LAMPIRAN FOTO

Lampiran 12. Pembuatan dispersi padat

Lampiran 13. Dokumentasi uji kelarutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

34

Lampiran 14. Dokumentasi uji drug load

Lampiran 15. Dokumentasi uji disolusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH RASIO EKSTRAK TEMULAWAK / POLIETILEN … · gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. ... (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang memiliki berbagai macam

35

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Pengaruh Rasio

Ekstrak Temulawak / Polietilen Glikol (PEG) 4000

Dalam Sistem Dispersi Padat Dengan Metode

Pelelehan-Pelarutan Terhadap Disolusi Kurkumin”

memiliki nama lengkap Dendi Putro Anggomantio.

Penulis lahir di Denpasar, 21 April 1995 dan merupakan

anak kedua dari dua bersaudara pasangan Haryo Tri

Anggono dan Atik Yuniarsih. Penulis telah menempuh

pendidikan formal di TK Kartika VII Denpasar (2000-

2001), Pendidikan Sekolah Dasar di SD

Muhammadiyah 2 Denpasar (2001-2007), Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama di SMPK Santo Yoseph

Denpasar (2007-2010), Pendidikan Sekolah Menengah di SMAK Santo Yoseph

Denpasar (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2013. Selama masa

studi, penulis cukup aktif dalam mengikuti berbagai kepanitiaan antara lain

menjadi anggota divisi perlengkapan pada Panitia Pelepasan Wisuda (2014) serta

Titrasi (2015) dan divisi keamanan panitia 3 on 3 Fakultas Farmasi (2015).

Selama perkuliahan, penulis juga berperan menjadi asisten dosen pada praktikum

Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi (2016-2017), serta praktikum Analisis

Farmasi (2016-2017). Penulis pernah mendapatkan dana hibah dari

RISTEKDIKTI dalam pengabdian masyarakat dengan judul “KALI CODE

(Edukasi: Kenali, Cegah, dan Obati Penyakit Degeneratif pada Lansia di

Pedukuhan Semagung, Kalibawang, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta” pada tahun

2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI