pengaruh quality of work life dan budaya kaizen …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7737/1/dwi...

203
PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA KAIZEN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh DWI ARIANI NIM 21313073 PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA

    KAIZEN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI MELALUI

    KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI

    BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KENDAL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    DWI ARIANI

    NIM 21313073

    PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2017

  • PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA

    KAIZEN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI MELALUI

    KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI

    BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KENDAL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    DWI ARIANI

    NIM 21313073

    PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2017

  • ii

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433

    Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara:

    Nama : Dwi Ariani

    NIM : 21313073

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

    Prodi : Perbankan Syariah (S1)

    Judul : PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA KAIZEN TERHADAP

    KOMITMEN ORGANIASI MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI

    VARIABEL INTERVENING DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG

    KENDAL

    Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan

    sebagaimana mestinya.

    Salatiga, 26 Agustus 2017

    Pembimbing

    Abdul Aziz NP. S.Ag. MM NIP. 19701028200003101

  • iii

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

    PENGESAHAN

    PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA KAIZEN TERHADAP

    KOMITMEN ORGANISASI MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

    INTERVENING DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KENDAL

    DISUSUN OLEH

    DWI ARIANI

    NIM: 213 13 073

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam Istitut Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada

    Tanggal 26 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna

    Memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji : Dr. Agus Waluyo, M.Ag. _____________________

    Sekretaris Penguji : Abdul Aziz NP. S.Ag. MM. _____________________

    Penguji I : Dr. Anton Bawono, M.Si. _____________________

    Penguji II : Qi Mangku B., Lc., M.Si. _____________________

    Salatiga, 26 September 2017

    Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

    Dr. Anton Bawono, M.Si.

    NIP. 19740320 200312 1 001

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Dwi Ariani

    NIM : 213 13 073

    Prodi : S1 Perbankan Syariah

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

    Judul Skripsi : Pengaruh Quality of Work Life Dan Budaya Kaizen Terhadap

    Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai

    Variabel Intervening Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

    Kendal

    Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang

    pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain

    kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah

    lazim.

    Salatiga, 26 Agustus 2017

    Penulis,

    Dwi Ariani

    NIM. 213 13 073

  • v

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : Dwi Ariani

    Nim : 213-13-073

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

    Prodi : S1 Perbankan Syariah

    Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Pengaruh Quality of Work Life dan Budaya

    Kaizen terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening

    di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal” benar bebas plagiat, dan apabila

    pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan

    yang berlaku.

    Demeikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

    Salatiga, 26 Agustus 2017

    Yang membuat pernyataan,

    Dwi Ariani

    NIM 21313073

  • MOTTO

    Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

    penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

    (Al Baqarah: 153)

    Menguasai diri adalah anak kunci dari segala kemajuan dan kebahagiaan.

    (Inayat Kahn)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah

    dan inayah-Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini

    saya persembahkan kepada:

    Kedua orang tuaku, Sarini dan Tugiman

    Kakakku Eko Yudhianto

    Adikku Bagus Sugiarto

    Nadhirin Aufal Muna

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

    atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, karunia, rizqi, dan

    pertolongan-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    “Pengaruh Quality Of Work Life dan Budaya Kaizen terhadap Komitmen

    Organisasi melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening Di Bank

    Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal”. Shalawat serta salam semoga

    tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

    Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

    dalam ilmu perbankan syariah. Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak

    pihak yang membantu baik secara moril dan material, maka penulis

    mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga.

    2. Dr. Anton Bawono, M,Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam.

    3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Prodi S1-Perbankan Syariah

    sekaligus dosen pembimbing akademi.

    4. Abdul Aziz NP. S.Ag M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang

    telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penulisan

    skripsi ini.

  • ix

    5. Seluruh dosen progam studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan

    wawasan kepada penulis selama perkuliahan.

    6. Seluruh karyawan dan staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam IAIN Salatiga atas pelayanannya.

    7. Ayahku Tugiman dan Ibuku Sarini, kakakku Eko Yudhianto serta adikku

    Bagus Sugiyarto.

    8. Calon Imamku Mas Nadhirin Aufal Muna yang telah mendoakan dan

    mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

    9. Fiqi Achsani dan Ahmad Baskoro yang selalu memberikan semangat dan

    dukungan.

    10. Segenap pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal yang telah

    membantu dalam penelitian skripsi ini.

    11. Erfina Fitriyani dan Chanifa Riza serta Nur Wasiq Febriyanto yang telah

    membantu dalam penyelesaian skrispi ini.

    12. Sahabatku Eka Anggarini, Yenny Rahmawati dan Desy Puji Istanti serta

    Aprina Wardani terimakasih atas hiburan, bantuan, saran dan semangat

    yang telah kalian berikan.

    13. Segenap mahasiswa Progam Studi S1-Perbankan Syariah, khususnya

    angkatan 2013, terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya selama

    perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini.

  • x

    14. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Salatiga, 26 Agustus 2017

    Penulis

    Dwi Ariani

    NIM. 213-13-073

  • xi

    ABSTRAK

    ARIANI DWI. 2017. Pengaruh Quality Of Work Life Dan Budaya

    Kaizen Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja

    Sebagai Variabel Intervening Di Bank Syariah Mandiri Kantor

    Cabang Kendal. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Progam

    Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Abdul

    Aziz NP. S.Ag M.M.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh quality

    of work life terhadap kepuasan kerja (2) pengaruh budaya kaizen

    terhadap kepuasan kerja (3) pengaruh quality of work life terhadap

    komitmen organisasi (4) pengaruh budaya kaizen terhadap komitmen

    organisasi (5) pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi

    (6) pengaruh quality of work life dan budaya kaizen terhadap

    komitmen organisasi melalui kepuasan kerja sebagai variabel

    intervening di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal.

    Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang

    disebarkan kepada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

    Kendal yang diambil sebanyak 40 responden dengan teknik sampling

    jenuh. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan

    alat bantu SPSS versi 16. Analisis data pada penelitian ini yaitu

    analisis data kuantitatif. Analisis ini meliputi uji reliabilitas, uji

    validitas, uji statistik melalui uji Ttest, Ftest, serta koefisien determinasi

    R2, uji asumsi klasik dan analisi jalur (Path Analysis).

    Berdasarkan analisis penelitian maka dapat disimpulkan bahwa

    (1) quality of work life berpengaruh negatif dan tidak signifikan

    terhadap kepuasan kerja, (2) budaya kaizen berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kepuasan kerja, (3) quality of work life

    berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap komitmen

    organisasi, (4) budaya kaizen berpengaruh negatif dan tidak signifikan

    terhadap komitmen organisasi, (5) kepuasan kerja berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap komitmen organisasi, (6) quality of work life

    dan budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    komitmen organisasi melalui kepuasan kerja sebagai variabel

    intervening.

    Kata Kunci: Quality of Work Life, Budaya Kaizen, Kepuasan Kerja,

    Komitmen Organisasi

  • xii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL .............................................................................................................. i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... ii

    PENGESAHAN ................................................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... iv

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................. v

    MOTTO ............................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    ABSTRAK ........................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

    DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULIAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 20

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 21

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 22

  • xiii

    E. Sistematika Penelitian ............................................................................... 23

    BAB II TELAAH PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 30

    B. Kerangka Teori.......................................................................................... 34

    1. Komitmen Organisasi.......................................................................... 34

    a. Pengertian Komitmen Organisasi ................................................. 34

    b. Aspek-aspek Komitmen Organisasi .............................................. 38

    c. Faktor-faktor Komitmen Organisasi ............................................. 40

    d. Proses Terjadinya Komitmen Organisasi ...................................... 43

    e. Dampak Terjadinya Komitmen Organisasi ................................... 44

    f. Indikator Komitmen Organisasi .................................................... 46

    2. Kepuasan Kerja ................................................................................... 46

    a. Pengertian Kepuasan Kerja ........................................................... 46

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja..................... 47

    c. Pengaruh Karyawan Puas dan Tidak Puas di Tempat Kerja ......... 49

    d. Indikator Kepuasan Kerja ............................................................. 50

    3. Quality of Work Life ............................................................................ 51

    a. Pengertian Quality of Work Life .................................................... 51

    b. Aspek Quality of Work Life........................................................... 53

    c. Faktor-faktor Quality of Work Life ............................................... 56

    d. Implementasi Quality of Work Life ............................................... 56

    e. Dampak dari Penerapan Quality of Work Life .............................. 57

    f. Indikator Quality of Work Life ...................................................... 58

  • xiv

    4. Budaya Kaizen .................................................................................... 60

    a. Pengertian Budaya Kaizen ............................................................ 60

    b. Konsep Budaya Kaizen ................................................................. 66

    c. Faktor-fakor yang Mempengaruhi Budaya Kaizen ....................... 68

    d. Indikator Budaya Kaizen............................................................... 68

    C. Kerangka Penelitian .................................................................................. 72

    D. Hipotesis .................................................................................................... 73

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 81

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 81

    C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 82

    D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 82

    E. Skala Pengukuran ...................................................................................... 84

    F. Definisi Konsep dan Operasional.............................................................. 85

    G. Instrumen Penelitian.................................................................................. 89

    H. Uji Instrumen Penelitian ........................................................................... 90

    I. Alat Analisis .............................................................................................. 91

    BAB IV ANALISIS DATA

    A. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................ 97

    1. Profil Bank Syariah Mandiri ............................................................... 97

    2. Visi Bank Syariah Mandiri.................................................................. 99

    3. Misi Bank Syariah Mandiri ................................................................. 99

    4. Struktur Organisasi.............................................................................. 100

  • xv

    5. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 103

    6. Profil Responden Berdasarkan Usia.................................................... 103

    7. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .......................... 104

    B. Analisis Data ............................................................................................. 105

    1. Uji Instrumen ...................................................................................... 105

    a. Uji Realibilitas .............................................................................. 105

    b. Uji Validitas .................................................................................. 105

    2. Uji Statistik.......................................................................................... 107

    a. Uji Koefisien Determinasi............................................................. 107

    b. Uji F (Uji Simultan) ...................................................................... 109

    c. Uji t (Uji Parsial) ........................................................................... 110

    3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 112

    a. Uji Multikolonieritas ..................................................................... 112

    b. Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 113

    c. Uji Normalitas ............................................................................... 114

    C. Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................................... 115

    D. Pembahasan ............................................................................................... 123

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 139

    B. Saran .......................................................................................................... 140

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Ringkasan Research Gap .................................................... 12

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................... 30

    Tabel 2.2 Variabel, Indikator Pernyataan ........................................... 70

    Tabel 3.1 Kategori Respon Skala ........................................................ 85

    Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................... 103

    Tebel 4.2 Usia Responden................................................................... 103

    Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir responden .......................................... 104

    Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................... 105

    Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ............................................................... 106

    Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Detreminasi ......................................... 108

    Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikan Simultan ............................................. 109

    Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t .............................................................. 110

    Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................. 112

    Tabel 4.10 Hasil Uji Hetroskedastisitas .............................................. 113

    Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ......................................................... 115

    Tabel 4.12 Hasil Persamaan Regresi Pertama..................................... 116

    Tabel 4.13 Hasil Persamaan Regresi Kedua ....................................... 118

    Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 138

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................ 73

    Gambar 3.1 Indikator Variabel Quality of Work Life ......................... 86

    Gambar 3.2 Indikator Variabel Budaya Kaizen .................................. 87

    Gambar 3.3 Indikator Variabel Kepuasan Kerja ................................. 88

    Gambar 3.4 Indikator Variabel Komitmen Organisasi ....................... 89

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi .......................................................... 100

    Gambar 4.2 Diagram Jalur Persamaan Regresi Pertama .................... 117

    Gambar 4.3 Diagram Jalur Persamaan Regresi Kedua ....................... 119

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN

    LAMPIRAN II DATA JAWABAN RESPONDEN

    LAMPIRAN III UJI KARAKTERISTIK RESPONDEN

    LAMPIRAN IV UJI RELIABILITAS DAN UJI VALIDITAS

    LAMPITAN V UJI STATISTIK

    LAMPIRAN VI UJI ASUMSI KLAISK

    LAMPIRAN VII ANALISIS JALUL (PATH ANALYSIS)

    LAMPIRAN VIII NOTA PEMBIMBING

    LAMPIRAN IX LEMBAR KONSULTASI

    LAMPIRAN X DECLARATION

    LAMPIRAN XI PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI

    LAMPIRAN XII DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling berharga

    yang dimiliki oleh suatu organisasi, karena manusialah yang merupakan

    satu-satunya sumber daya yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya.

    Dengan demikian, unsur sumber daya manusia jadi faktor kunci yang

    harus dipertahankan suatu organisasi untuk menjawab setiap tantangan

    yang ada. Oleh karena itu upaya untuk mempertahankan sumber daya

    manusia yang berkualitas merupakan langkah utama organisasi (Arianto,

    2013:191). Sumber daya manusia adalah faktor yang paling penting dari

    sebuah organisasi di mana pengakuan atas pola perilaku dan faktor-faktor

    yang berhubungan dengan job description karyawan menjadi sangat

    diperlukan dalam pengakuan keberhasilan suatu organisasi (Varnous,

    2013).

    Dalam era globalisasi seperti sekarang ini sumber daya manusia

    yang berkompeten sangat dibutuhkan banyak perusahaan, sebab itu

    banyak perusahaan, organisasi swasta maupun pemerintah melakukan

    perekrutan pegawai dengan standar-standar tertentu sesuai keinginan

    organisasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan organisasi mereka dan

    jumlah pelamar pun tidak sedikit banyak para pelamar berasal dari fresh

    graduate maupun yang sudah beberapa kali mencoba (Arifin, 2012).

  • 2

    2

    Saat ini lembaga keuangan Islam dan perbankan yang berada di

    Indonesia maupun di belahan dunia mengalami pertumbuhan serta

    perkembangan yang sangat pesat. Menurut Vogel dan Hayes (1998)

    dalam Muhammad menegaskan bahwa sejumlah lembaga keuangan

    terutama di negara-negara Barat, Timur Tengah dan Asia mengakui

    bisnis keuangan Islam ini sebagai peluang baru yang sangat penting bagi

    pertumbuhan ekonomi. Lembaga-lembaga keuangan ini telah

    mengembangkan praktek-praktek Islami yang kini sedang tumbuh,

    penduduk muslim adalah penduduk yang sangat potensial dilihat dari sisi

    jumlah/kuantitasnya di dunia (Muhammad, 2014).

    Sedangkan di Indonesia, Bank Syariah Mandiri hadir sejak tahun

    1999 pasca krisis ekonomi dan moneter tahun 1997-1998. Sebagaimana

    diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul

    dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah

    menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap

    seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam

    kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-

    bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya

    mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi

    sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank

    Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai

    (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena

    dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan

  • 3

    3

    melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang

    investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan

    penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi

    Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT

    Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan

    penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank

    Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai

    tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

    konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

    Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan

    perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai

    respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi

    peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

    system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

    pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

    melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional

    menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan

    Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga

    kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang

    beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah

    Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No.

    23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi

    bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui

  • 4

    4

    SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya,

    melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.

    1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank

    Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,

    PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin

    tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

    PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

    yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

    melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

    nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

    Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Seiring berjalanannya

    waktu Bank Syariah Mandiri telah meningkatkan pelayanan melalui

    kualitas pelayanan nasabah.

    Adanya globalisasi di segala bidang menjadikan persaingan bisnis

    yang semakin ketat, dimana kondisi tersebut harus disikapi oleh suatu

    organisasi dengan melakukan inovasi di segala aspek guna mengantisipasi

    persaingan yang terjadi, termasuk mengoptimalkan kualitas sumber daya

    manusia yang dimilikinya.

    Menurut Kiswuryanto (2014:2) masalah sumber daya manusia

    masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat

    bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama

    dalam setiap kegiatan perusahaan, walaupun didukung dengan sarana dan

    prasarana serta sumber daya yang berlebihan, tetapi tanpa didukung

  • 5

    5

    sumber daya manusia yang handal, kegiatan perusahaan tidak akan

    terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya

    manusia salah satu kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala

    kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan

    menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Oleh karena

    itu berhasil tidaknya suatu organisasi atau instiusi akan ditentukan oleh

    faktor manusianya atau karyawannya dalam mencapai tujuannya

    (Nugraheni,2012).

    Bagi kehidupan berorganisasi komitmen merupakan prasyarat

    mutlak untuk menjaga kelangsungan organisasi. Dalam hal ini komitmen

    yang dibutuhkan adalah komitmen dari segenap anggota untuk

    kepentingan organiasinya. Komitmen organisasi sendiri merupakan

    keterikatan seorang karyawan baik secara psikologis yang ditandai dengan

    kepercayaan pada organisasi, kemauan untuk mengusahakan tercapainya

    kepentingan organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan

    kedudukan dalam organisasi dimana ia bergabung. Namun demikian

    komitmen organisasi bukan hanya sekedar ingin mempertahankan

    kedudukan lebih dari itu melainkan juga dinamika aktif dari segenap

    anggota organisasinya. Dengan kondisi demikian maka unsur-unsur dalam

    komitmen organisasi menjadi dasar yang sangat penting bagi anggota

    organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan setiap tugas

    (Sopiah,2008).

  • 6

    6

    Ada beberapa hal yang berkaitan dengan komitmen organisasi pada

    karyawan diantaranya adalah quality of work life, kepuasan kerja, dan

    budaya kaizen. Quality of work life (kualitas kehidupan kerja) mempunyai

    kaitan yang erat dengan komitmen organisasi pada karyawan. Salah satu

    faktor yang berpengaruh dalam quality of work life adalah pemberdayaan

    karyawan dalam hal pengambilan keputusan. Karyawan yang benar-benar

    diberdayakan dalam pengambilan keputusan lebih berkomitmen terhadap

    organisasi (Luthans, 2006). Sehingga kebijakan penerapan kualitas

    kehidupan kerja perlu diperhatikan oleh organisasi dalam rangka

    mempertahankan karyawan dalam organisasi tersebut. Oleh karenanya

    salah satu cara yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan komitmen

    karyawan adalah dengan cara penerapan kualitas kehidupan kerja.

    Werther & Davis (1985) mengungkapkan organisasi yang memiliki

    progam quality of work life berati perusahaan memiliki supervisi yang

    bagus, kondisi kerja yang baik, adanya sistem penggajian, dan pemberian

    manfaat yang memuskan, serta membuat pekerjaan lebih menarik, penuh

    tantangan dan adanya hadiah atau reward. Hasil dari pengelolaan quality

    of work life yang baik mempengaruhi produktivitas perusahaan.

    Perusahaan yang kurang memperhatikan kebutuhan karyawan akan

    kualitas kehidupan kerja yang baik akan sulit mempertahankan mengingat

    karyawan akan lebih memilih berpindah ketempat yang lebih

    memperhatikan karyawan dalam aspek kualitas kehidupan kerja. Karena

    pekerja berfikir bahwa tempat lain lebih menghargainya (Cascio &

  • 7

    7

    Boudreu, 2011). Lebih lanjut Umar (2001) mengungkapkan perusahaan

    yang kurang memperhatikan faktor kualitas kehidupan kerja sepertinya

    akan sulit mendapatkan atau mempertahankan pekerja yang sesuai dengan

    kebutuhan perusahaan, bahkan akan sulit membangkitkan kinerja

    karyawan yang sudah ada. Dan lebih dari itu akan menghadapi kondisi

    perpindahan pekerja (labour turnover) karena karyawan lebih memilih

    untuk bekerja ditempat atau perusahaan lain yang menerapkan berbagai

    faktor kualitas kehidupan kerja yang lebih menjanjikan (Umar, 2001).

    Selain dari quality of work life, kepuasan kerja merupakan salah

    satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang

    optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia

    akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang

    dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya (Johan,2002),

    dengan demikian produktivitas dan hasil kerja karyawan akan meningkat

    secara optimal. Menurut Handoko (2010) kepuasan kerja (job satisfaction)

    adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan

    dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka.

    Selain dari quality of work life dan kepuasan kerja, budaya kaizen

    juga dapat mempengaruhi komiten organisasi pada karyawan, kaizen atau

    perbaikan secara berkelanjutan adalah perbaikan secara terus-menerus

    untuk selalu meningkatkan mutu dan produktivitas out-put. Kaizen

    pertama kali diperkenalkan oleh Taichi Ohno, mantan Vice President

    Toyota Motors Cororation. Disamping memperkenalkan Kaizen, Ohno

  • 8

    8

    juga memperkenalkan Just-in-Time pada perusahaan tersebut

    (Hardjosoedarmo, 2004:147). Imai (1999:126) penulis kaizen pertama kali

    menyatakan keyakinan bahwa, sebenarnya kaizen tidak hanya berlaku di

    Jepang, karena pada dasarnya setiap individu maupun organisasi di negara

    manapun pasti menginginkan selalu menjadi yang terbaik, untuk itu

    perbaikan dan penyempurnaan setiap saat selalu diperlukan, hal ini

    berdasarkan arti dari kaizen itu sendiri perbaikan dan penyempurnaan terus

    menerus dan berkesinambungan. Dalam dunia kerja komitmen karyawan

    terhadap organisasi sangatlah penting sehingga sampai-sampai beberapa

    organisasi berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat

    untuk memegang jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan lowongan

    pekerjaan, Arifin dan Komaruddin (2009). Jadi untuk tetap menjaga

    komitmen karyawan, hal yang pertama dilakukan pimpinan perusahaan

    adalah memperhatikan kepuasan kerja karyawan.

    Dalam sebuah organisasi untuk mencapai prestasi tentunya

    diperlukan komitmen dan kinerja yang tinggi dan disinilah budaya

    organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi

    kinerja dan komitmen organisasi. Budaya kaizen dapat memberikan

    motivasi yang luar biasa bagi karyawan untuk memberikan kemapuan

    terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh

    organisasi kepada karyawan untuk terus meningkatkan kinerja dan

    komitmennya serta memperoleh prestasi yang gemilang. Dari sinilah

    budaya kaizen dapat mempengaruhi komitmen organisasi pada karyawan.

  • 9

    9

    Adapun penelitian terdahulu mengenai pengaruh quality of work

    life terhadap komitemen organisasi yang dilakukan oleh Harefa (2015)

    yang mengatakan bahwa quality of work life menjadi salah satu faktor

    penting dalam mempengaruhi komitmen organisasi. Dalam penelitiannya

    menunjukkan bahwa quality of work life memiliki pengaruh positif dan

    signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini mengindikasi bahwa

    semakin tinggi quality of work life yang dirasakan oleh karyawan maka

    semakin tinggi komitmen organisasinya. Adapun penelitian dari Imanni

    (2014) mengatakan bahwa dari hasil analisis data didapatkan hasil bahwa

    quality of work life berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

    komitmen organisasi, hal ini disebabkan karena quality of work life lebih

    berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.

    Adapun penelitian terdahulu mengenai pengaruh kepuasan kerja

    terhadap komitmen organisasi yang dilakukan oleh Wang (2007), hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa budaya pembelajaran organisasi dapat

    dilihat dari faktor yang penting bagi kepuasan kerja karyawan dan

    komitmen organsiasi. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa

    kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan dengan komitmen

    organisasi. Kemudian penelitian dari Aranya et al (1982), Parker dan

    Kohlmeyer (2005) mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara

    kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang berati bahwa adanya

    pengaruh negatif antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi.

  • 10

    10

    Adapun penelitian terdahulu mengenai pengaruh budaya kaizen

    terhadap komitmen organisasi yang dilakukan oleh Djamhur (2016) yang

    mengatakan bahwa variabel budaya kaizen berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap komitmen organisasi, sehingga kedua variabel ini

    dapat meningkat secara bersama-sama. Kemudian penelitian dari

    Marcellinus (2014) yang mengatakan bahwa budaya kaizen tidak memiliki

    pengaruh secara signifikan dan negatif terhadap komitmen organisasi.

    Selain itu budaya organisasi juga memiliki hubungan yang sangat rendah

    dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini hubungan

    budaya kaizen berbanding terbalik dengan komitmen organisasi.

    Penelitian mengenai pengaruh quality of work life terhadap

    kepuasan kerja karyawan yang dilakukan oleh Hamidi (2016) yang

    mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kualitas

    kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA Negri di kota

    Mataram. Semakin baik kualitas kehidupan kerja, maka kepuasan kerja

    guru SMA Negri di kota Mataram akan semakin baik. Kemudian

    penelitian yang dilakukan oleh Gigeh (2015) yang menyatakan bahwa

    kualitas kehidupan kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

    kepuasn kerja karyawan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jember.

    Artinya kepuasn kerja karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Jember

    tidak dipengaruhi secara langsung oleh kualitas kehidupan kerja

    perusahaan.

  • 11

    11

    Penelitan mengenai pengaruh budaya kaizen terhadap kepuasan

    kerja oleh Herawan (2015) yang menyatakan bahwa berdasarkan kuisioner

    yang telah disebarkan kepada karyawan PT. BRI (Persero) Kantor Cabang

    Kota Malang Kawi, diketahui bahwa variabel budaya organisasi

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja.

    Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2016) menemukan

    hasil bahwa budaya kaizen berpengaruh negarif dan tidak signifikan

    terhadap kepuasan kerja karyawan PT.PLN (Persero) wilayah Kalimantan

    Selatan dan Kalimantan Tengah Area Kuala Kapuas.

    Adapun penelitian dari Nina (2006) tentang Pengaruh Budaya

    Organisasi terhadap komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja (Studi

    Kasus pada Tenaga Perawat Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

    dengan hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh

    langsung diperoleh β = 0,265 untuk budaya organisasi terhadap komitmen

    organisasi, β = 0,687 untuk kepuasan kerja terhadap komitmen organiasi

    dan untuk budaya organisasi terhadap komitmen organiasi memiliki β =

    0,730. Sedangkan untuk pengaruh tidak langsung dihasilkan sebesar 0,502

    yaitu hasil dari pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap

    komitmen organiasi melalui kepuasan kerja. Sedangkan koefisien

    determinasi total yang diperoleh sebesar 0,767.

    Penelitian dari Wardhani (2015), dengan judul penelitian Pengaruh

    Motivasi Kerja Karyawan Terhadap Komitmen Organisasi Dengan

    Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening, yang mengungkapkan

  • 12

    12

    bahwa faktor motivator berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    komitmen organisasi melalui kepuasan kerja. Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa motivasi kerja yang tinggi akan mempengaruhi peningkatan

    kepuasan kerja, ketika kepuasan kerja tinggi maka kepuasan kerja menjadi

    pengaruh tidak langsung antara kepuasan dan komitmen organisasi.

    Berikut adalah tabel ringkasan Research Gap :

    Tabel 1.1

    Ringkasan Research Gap

    Variabel

    NO Peneliti dan

    Tahun

    Independen

    (X)

    Dependen

    (Y)

    Hasil

    Isu : Pengaruh Quality Of Work Life Terhadap Komitmen

    Organisasi

    1 Harefa (2015) Quality of

    Work Life

    Komitmen

    Organisasi Quality of

    work life

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi.

    2 Imanni (2014) Quality of

    Work Life

    Komitmen

    Organisasi Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    3 Ahmad (2015) Quality of

    Work Life

    Komitmen

    Organisasi

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

  • 13

    13

    4 Maharani

    (2015)

    Quality of

    Work Life

    Komitmen

    Organisasi

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    5 Puspita (2017) Quality of

    Work Life

    Komitmen

    Organisasi

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    6 Utami (2012) Quality of

    work life

    Komitmen

    organisasi

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    7 Rokman

    (2012)

    Quality of

    work life

    Komitmen

    organisasi

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    Isu : Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi

    1 Wang (2007) Kepuasan

    Kerja

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organasasi

    2 Salim (2017) Kepuasan

    Kerja

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    3 Parwita (2014) Kepuasan Komitmen Kepuasan

  • 14

    14

    Kerja Organisasi kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    4 Wahyu (2013) Kepuasan

    Kerja

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    5 Kartika (2012) Kepuasan

    Kerja

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    6 Riana (2014) Kepuasan

    Kerja

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    kerja

    bepengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    7 Rahmawati

    (2015)

    Kepuasan

    Kerja

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    8 Hasan (2012) Kepuasan

    Kerja

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

  • 15

    15

    organisasi

    9 Mersi (2014) Kepuasan

    kerja

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    10 Parker dan

    Kohlmeyer

    (2005)

    Kepuasan

    Kerja

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    kerja

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organasasi

    Isu : Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Komitmen Organisasi

    1 Djamhur

    (2016)

    Budaya

    Kaizen

    Komitmen

    Organisasi

    Budaya

    kaizen

    berpegaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    2 Marcellinus

    (2014)

    Budaya

    Kaizen

    Komitmen

    Organisasi

    Budaya

    kaizen

    berpegaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    3 Logahan

    (2014)

    Budaya

    Kaizen

    Komitmen

    Organisasi

    Budaya

    kaizen

    bepengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    4 Mustikasari Budaya Komitmen Budaya

  • 16

    16

    (2014) Kaizen Organisai kaizen

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komiten

    organisasi

    5 Niki (2014) Budaya

    Kaizen

    Komitmen

    Organisasi

    Budaya

    kaizen

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    6 Andayani

    (2014)

    Budaya

    Kaizen

    Komitmen

    Organisasi

    Budaya

    kaizen

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    7 Angella (2014) Budaya

    Kaizen

    Komitmen

    Organisasi

    Budaya

    kaizen

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    Isu : Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kepuasan Kerja

    1 Herawan

    (2015)

    Budaya

    Kaizen

    Kepuasan

    Kerja

    Budaya

    Kaizen

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    2 Nur (2013) Budaya

    Kaizen

    Kepuasan

    Kerja

    Budaya

    kaizen

  • 17

    17

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    3 Sari (2013) Budaya

    Kaizen

    Kepuasan

    Kerja

    Budaya

    kaizen

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    4 Hakim (2016) Budaya

    Kaizen

    Kepuasan

    Kerja

    Budaya

    Kaizen

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    5 Santosa (2011) Budaya

    Kaizen

    Kepuasan

    Kerja

    Budaya

    Kaizen

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    6 Agus (2015) Budaya

    Kaizen

    Kepuasan

    Kerja

    Budaya

    kaizen

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    7 Sulastri (2016) Budaya

    Kaizen

    Kepuasan

    Kerja

    Budaya

    Kaizen

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

  • 18

    18

    kerja

    Isu : Pengaruh Quality Of Work Life Terhadap Kepuasan Kerja

    1 Hamidi (2016) Quality Of

    Work Life

    Kepuasan

    Kerja

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    2 Gigeh (2015) Quality Of

    Work Life

    Kepuasan

    Kerja

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    3 Purnomo

    (2012)

    Quality of

    Work Life

    Kepuasan

    Kerja

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    4 Sukmawati

    (2017)

    Quality of

    Work Life

    Kepuasan

    Kerja

    Quality of

    Work Life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    5 Omega (2015) Quality of

    Work Life

    Kepuasan

    Kerja

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

  • 19

    19

    6 Pramdana

    (2013)

    Quality of

    Work Life

    Kepuasan

    Kerja

    Quality of

    work life

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap

    kepuasan

    kerja

    Isu : Pengaruh Variabel (X) Terhadap Variabel (Y) Melalui

    Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Z)

    1 Nina (2006) Budaya

    Organisasi

    (X)

    Kepuasan

    Kerja (Z)

    Komitmen

    Organisasi

    Budaya

    organisasi

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    melalui

    kepuasan

    kerja

    2 Wardhani

    (2015)

    Motivasi

    Kerja (X)

    Kepuasan

    Kerja (Z)

    Komitmen

    Organisasi

    Motivasi

    kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    melalui

    kepuasan

    kerja

    Sumber: Data yang diolah dalam penelitian ini, 2017

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya tentang

    komitmen organiasi adalah: (1) Menggunakan variabel mediasi

    (intervening) kepuasan kerja, untuk melihat pengaruh quality of work life

    dan budaya kaizen terhadap komitmen organisasi (2) penelitian ini

    menggunakan variabel bebas quality of work life dan budaya kaizen

    (3) beda penelitian selanjutnya dengan penelitian yang lain adalah bahwa

  • 20

    20

    variabel quality of work life tidak pernah disandingkan dengan variabel

    budaya kaizen.

    Berdasarkan kemajuan Bank Syariah Mandiri dan latar belakang

    yang telah diuraikan diatas mendorong peneliti melakukan penelitian di

    Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal, dan berdasarkan

    kesenjangan dari penelitian-penelitian terdahulu peneliti tertarik untuk

    meneliti dengan judul “ Pengaruh Quality Of Work Life (QWL), Dan

    Budaya Kaizen Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan

    Kerja Sebagai Variabel Intervening Di Bank Syariah Mandiri Kantor

    Cabang Kendal.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas

    maka secara ringkas masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah pengaruh quality of work life (QWL) terhadap

    kepuasan kerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

    Kendal ?

    2. Bagaimanakah pengaruh budaya kaizen terhadap kepuasan kerja

    karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal?

    3. Bagaimanakah pengaruh quality of work life (QWL) terhadap

    komitmen organisasi pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor

    Cabang Kendal?

  • 21

    21

    4. Bagaimanakah pengaruh budaya kaizen terhadap komitmen organisasi

    pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal?

    5. Bagaimanakah pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen

    organisasi pada karyawan Bank Syariah Mndiri Kantor Cabang

    Kendal?

    6. Bagaimanakah pengaruh quality of work life dan budaya kaizen

    terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja sebagai variabel

    intervening pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

    Kendal?

    C. Tujuan Penelitian

    Dari rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini

    adalah :

    1. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life terhadap kepuasan

    kerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal

    2. Untuk mengetahui pengaruh budaya kaizen terhadap kepuasan kerja

    karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal

    3. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life terhadap komitmen

    organiasi pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

    Kendal.

    4. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen

    organisasi pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

    Kendal.

  • 22

    22

    5. Untuk mengetahui pengaruh budaya kaizen terhadap komitmen

    organisasi pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

    Kendal.

    6. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life dan budaya kaizen

    terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja sebagai variabel

    intervening pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

    Kendal.

    D. Manfaat Penelitian

    Setelah penelitian ini selesai dilakukan diharapkan akan

    memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diataranya adalah :

    1. Bagi penulis

    Hasil penelitian ini diharapkan memberikan ilmu pengetahuan

    mengenai kondisi kerja dilingkungan pekerjaan secara nyata.

    2. Bagi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal

    Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan

    masukan bagi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal dalam

    melakukan berbagai kebijakan. Khususnya masalah gaya

    kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja, hal tersebut cukup

    berguna dalam proses pengambilan keputusan suatu pimpinan.

    3. Bagi lembaga akademin IAIN Salatiga

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keperpustakaan dan

    dapat memberikan bahan bacaan yang bersifat ilmiah.

  • 23

    23

    E. Sistematika Penulisan

    BAB I Pendahuluan

    Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,

    perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

    penulisan.

    BAB II Kajian Pustaka

    Berisi tentang telaah pustaka yaitu jabaran tentang penelitian

    terdahulu, landasan teori yang berisi deskripsi mengenai variabel dan

    hubungan antar variabel, kerangka penelitian dan hipotesis penelitian.

    BAB III Metodelogi Penelitian

    Metodelogi penlitian, berisi tentang jenis dan sumber data,

    populasi dan sample, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,

    pengukuran, teknik analisis data.

    BAB IV Analilis Data dan Pembahasan

    Analisis data berisi tentang penelitian berupa gambaran umum

    obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan

    reabilitas, uji statistik, uji asumsi klasik, analisis data penelitian dan

    pembahasan.

    BAB V Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan menjelaskan tentang analisis yang telah dilakukan yang

    dijelaskan secara singkat. Sedangkan saran merupakan himbauan kepada

    pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberi

  • 24

    24

    pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan kajian

    penelitian berikutnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN - LAMPIRAN

  • 25

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Di dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang hasil

    penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian yang akan

    dilakukan sebagai acuan atau pembanding untuk mencari perbedaan-

    perbedaan agar tidak ada unsur duplikasi.

    Penelitian yang dilakukan oleh Harefa (2015) mengenai pengaruh

    quality of work life (QWL) terhadap komitmen organisasi pada karyawan

    PT. Surya Mustika Andalas, Medan. Dengan responden sebanyak 60

    orang, quality of work life sebagai variabel (X) dan komitmen organisasi

    sebagai variabel (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya

    pengaruh antara QWL dan komitmen organisasi karyawan PT. Surya

    Mustika Andalas, Medan. Hasil analisi data menunjukan bahwa koofesien

    korelasi (R) = 0,607 dan koefesien determinasi (R2) = 0,368, sehingga

    hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dapat disimpulkan bahwa quality

    of work life menjadi salah satu faktor penting dalam mempengaruhi

    komitmen organisasi pada karyawan, quality of work life dalam penelitian

    ini mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

    organisasi.

    Nurhayati (2014) juga melakukan penelitian pada Yayasan

    Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia dengan judul pengaruh kualitas

  • 26

    kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi, dengan responden

    sebanyak 40 orang, quality of work life sebagai variabel (X) dan

    komitemen organiasi sebagai fariabel (Y). Terdapat dua indikator kualitas

    kehidupan kerja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen

    organisasi di YKKBI, yaitu kebanggaan dan pengembangan karir sehingga

    dalam hal ini karyawan menilai bahwa kebanggaan dan pengembangan

    karir merupakan hal hal yang dianggap berkontribusi besar terhadap

    komitmen organisasi meraka terhadap YKKBI. Jadi dapat disimpulkan

    bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas

    kehidupan kerja dan komitmen organisasi.

    Hanes (2007), melakukan penelitian mengenai peranan kualitas

    kehidupan kerja dalam membangun komitmen organisasi : Studi Emperik

    pada Bank Milik Negara Di Jakarta, dengan metode hipotesis deduktif

    dapat disimpulkan bahwa QWL yang dioperasionalisasikan melalui

    praktik kompensasi financial, nilai-nilai organisasi, praktik kepemimpinan,

    desain karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja dan peluang untuk maju

    secara bersama memberikan kontribusi positif (78,9%) terhadap komitmen

    organisasi. Peningkatan komitmen organiasi karyawan pada bank BUMN

    dapat diupayakan melalui pengelolaan kualitas kehidupan kerja yang lebih

    baik. Dapat disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap komitmen organiasi.

    Husnawati (2006) melakukan penelitian mengenai analisis

    pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan dengan

  • 27

    komitmen organisasi dan kepuasan kerja sebagai variabel intervening

    (Studi pada Perum Pegadaian Kanwil VI Semarang), dengan metode

    Scruntrural Equation Modelling (SEM), dapat disimpulkan bahwa: 1), ada

    pengaruh yang searah antara kualitas kehidupan kerja dengan kinerja

    karyawan, yang berati bahwa kualitas kehidupan kerja dipandang mampu

    untuk meningkatkan peran serta dan sumbangan para anggota atau

    karyawan terhadap organisasi, 2) ada pengaruh yang searah antara kualitas

    kehidupan kerja dengan komitmen organisas, 3) ada pengaruh yang searah

    antara kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja, hal ini

    mengindikasikan bahwa kualitas kehidupan kerja dan kepuasan kerja

    sangat penting karena hal tersebut telah terlibat, berhubungan dengan hasil

    akhir positif organisional yang lain, 4) ada pengaruh yang searah antara

    komitmen organisasi dengan kinerja karyawan, 5) ada pengaruh yang

    searah antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini

    mengindikasikan bahwa hubungan antara bawahan dengan pihak pimpinan

    sangat penting artinya dalam meningkatkan produktifitas kerja. Kepuasan

    kerja dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari

    pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya

    merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.

    Jannatin (2012) melakukan penelitian mengenai pemgaruh kualitas

    kehidupan kerja terhadap produktivitas keryawan, yang mengatakan

    bahwa tidak adanya pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap

    produktivitas karyawan. Itu berati berhubungan juga dengan komitmen

  • 28

    organisasi dimana kualitas kehidupan kerja tidak berpengaruh positif

    terhadap komitmen organsasi.

    Chungtai dan Zafar (2006) dalam penelitiannya di Universitas

    Pakistan menyatakan kepuasan kerja secara signifikan terkait dengan

    komitmen organisasi karyawan. Kepuasan kerja mempunyai hubungan

    positif dengan komitemen organisasi dengan koofesien korelasi sebsar

    0,32.

    Tobing (2009) menjelaskan komitmen afektif, kontinuan, dan

    normativ berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini

    ditujukan dengan adanya koefisien korelasi sebesar 0,467 antara komitmen

    afektif, kontinuan dan afektif terhadap kepuasan kerja karyawan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Curry et al (1986) melaporkan

    bahwa kepuasan kerja tidak tidak berhubungan dengan komitemen

    organisasi dan didukung oleh penelitian dari Mukhyi (2007) bahwa tidak

    ada hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.

    Putri (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh budaya

    kaizen terhadap komitmen organisasi yang menyatakan bahwa variabel

    budaya organisasi (kaizen) berpengaruh positif terhadap variabel

    komitmen organisasi dengan koefisien beta sebesar 0,672.

    Marchelinus (2014) dalam penelitian yang berjudul Budaya kaizen

    dan keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi berdampak pada

    kinerja karyawan pada BTN – Ciputat menunjukkan bahwa budaya

    organisasi (kaizen) tidak memiliki pengaruh secara signifikan dan negatif

  • 29

    terhadap komitmen organisasi pada PT. Bank Tabungan Negara, Tbk

    cabang Ciputat.

    Gigeh (2015), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

    Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Melalui

    Motivasi Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember yang

    menyatakan bahwa variabel kualitas kehidupan kerja tidak berpengaruh

    signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Bank Syariah Mandiri

    Cabang Jember.

    Penelitian dari Hamidi (2016), yang berjudul Pengaruh Kualitas

    Kehidupan Kerja Dan Kinerja Guru Terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA

    Negri Di Kota Mataram menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh

    signifikan kualitas kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA

    Negri di kota Mataram.

    Nina (2006), penelitannya yang berjudul Pengaruh Budaya

    Organisasi Terhadap Komitmen melalui Kepuasan Kerja (Studi Kasus

    pada Tenaga Perawat Rumah Sakit Muhamadiyah Lamongan)

    menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh langsung

    diperoleh β = 0,265 untuk budaya organisasi terhadap komitmen

    organisasi, β = 0,687 untuk kepuasan kerja terhadap komitmen organiasi

    dan untuk budaya organisasi terhadap komitmen organiasi memiliki β =

    0,730. Sedangkan untuk pengaruh tidak langsung dihasilkan sebesar 0,502

    yaitu hasil dari pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap

  • 30

    komitmen organiasi melalui kepuasan kerja. Sedangkan koefisien

    determinasi total yang diperoleh sebesar 0,767.

    Tabel. 2.1

    Penelitian Terdahulu

    No Penulis Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

    1 Harefa

    (2015)

    Pengaruh

    Quality of work

    life (QWL)

    Terhadap

    Komitmen

    Organisasi pada

    PT. Surya

    Mustika

    Andalas, Medan

    QUALITY Of

    Work Life,

    Koomitmen

    Organisasi

    Quality of work

    life dalam

    penelitian ini

    mempunyai

    pengaruh positif

    dan signifikan

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    2 Nurhayati

    (2014)

    Pengaruh

    Kualitas

    Kehidupan

    Kerja Terhadap

    Komitmen

    Organisasi Pada

    Yayasan

    Kesejahteraan

    Karyawan Bank

    Indonesia

    (YKKBI)

    Kualitas

    Kehidupan

    Kerja, Kinerja

    Karyawan,

    Komitmen

    Organisasi

    Terdapat

    hubungan yang

    positif dan

    signifikan antara

    kualitas

    kehidupan kerja

    dan komitmen

    organisasi

    3 Hanes

    (2007)

    Peranan kualitas

    kehidupan kerja

    dalam

    membangun

    Komitmen

    Organisasi

    Kualitas

    Kehidupan

    Kerja,

    Komitmen

    Organisasi

    Kualitas

    kehidupan kerja

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    komitmen

    organiasi

    4 Husnawati

    (2006)

    Analisis

    pengaruh

    Kualitas

    Kehidupan kerja

    Terhadap

    Kinerja

    Karyawan

    Dengan

    Komitmen

    Organisasi Dan

    Kualitas

    Kehidupan

    Kerja,

    Komitmen

    Organisasi,

    Kepuasan

    Kerja

    1), ada pengaruh

    yang searah

    antara kualitas

    kehidupan kerja

    dengan kinerja

    karyawan, 2) ada

    pengaruh yang

    searah antara

    kualitas

    kehidupan kerja

  • 31

    Kepuasan Kerja

    Sebagai

    Variabel

    Intervening

    (Studi pada

    Perum

    Pegadaian

    Kanwil VI

    Semarang)

    dengan

    komitmen

    organisas, 3) ada

    pengaruh yang

    searah antara

    kualitas

    kehidupan kerja

    dengan kepuasan

    kerja, 4) ada

    pengaruh yang

    searah antara

    komitmen

    organisasi

    dengan kinerja

    karyawan, 5) ada

    pengaruh yang

    searah antara

    kepuasan kerja

    dengan kinerja

    karyawan

    5 Jannatin

    (2012)

    Pengaruh

    kualitas

    Kehidupan

    Kerja Terhadap

    Produktivitas

    Karyawan

    Kualitas

    Kehidupan

    Kerja,

    Produktivitas

    Karyawan

    Tidak adnya

    pengaruh antara

    kualitas

    kehidupan kerja

    dengan

    produktivitas

    karyayawan.

    6 Chungtai

    dan Zafar

    (2006)

    Pengaruh

    Kepuasan Kerja

    Terhadap

    Komitmen

    Organisasi Di

    Universitas

    Pakistan

    Kepuasan

    Kerja,

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan kerja

    mempunyai

    hubungan positif

    dengan

    komitemen

    organisasi

    dengan

    koofesien

    korelasi sebsar

    0,32.

    7 Tobing

    (2009)

    pengaruh

    Komitmen

    Organisasi

    Terhadap

    Kepuasan Kerja

    Komitmen

    Organisasi,

    Kepuasan

    Kerja

    Komitmen

    afektif,

    kontinuan, dan

    normativ

    berpengaruh

    terhadap

    kepuasan kerja

    karyawan

  • 32

    8 Curry et al

    (1986)

    Pengaruh

    Kepuasan Kerja

    Terhadap

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan

    Kerja,

    Komitmen

    Organisasi

    Kepuasan kerja

    tidak tidak

    berhubungan

    dengan

    komitemen

    organisasi dan

    didukung oleh

    penelitian dari

    Mukhyi (2007)

    bahwa tidak ada

    hubungan antara

    kepuasan kerja

    dengan

    komitmen

    organisasi yang

    berti tidak

    berpengaruh atau

    berpengaruh

    negatif

    9 Putri (2016) Pengaruh

    Budaya Kaizen

    Terhadap

    Komitmen

    Organisasi

    Budaya

    Kaizen,

    Komitmen

    Organisasi

    Variabel budaya

    Kaizen

    berpengaruh

    positif terhadap

    variabel

    komitmen

    organisasi

    dengan koefisien

    beta sebesar

    0,672

    10 Marcheline

    (2014)

    Budaya kaizen

    dan Keterlibatan

    Kerja Terhadap

    Komitmen

    Organisasi

    Berdampak Pada

    Kinrja

    Karyawan BTN

    – Ciputat

    Budaya

    Kaizen,

    Komitmen

    Organisasi,

    Kinerja

    Karyawan

    Budaya kaizen

    tidak memiliki

    pengaruh secara

    signifikan dan

    negatif terhadap

    komitmen

    organisasi pada

    PT. Bank

    Tabungan

    Negara, Tbk

    cabang Ciputat.

    11 Gigeh

    (2015)

    Pengaruh

    Kualitas

    Kehidupan

    Kerja Terhadap

    Kepuasan Kerja

    Karyawan

    Kualitas

    Kehidupan

    Kerja,

    Kepuasan

    Kerja,

    Motivasi

    Variabel kualitas

    kehidupan kerja

    tidak

    berpengaruh

    signifikan

    terhadap

  • 33

    Melalui

    Motivasi Pada

    PT Bank Syariah

    Mandiri Kantor

    Cabang Jember

    kepuasan kerja

    karyawan PT

    Bank Syariah

    Mandiri Cabang

    Jember.

    12 Hamidi

    (2016)

    Pengaruh

    Kualitas

    Kehidupan

    Kerja Dan

    Kinerja Guru

    Terhadap

    Kepuasan Kerja

    Guru SMA

    Negri Di Kota

    Mataram

    Kualitas

    Kehidupan

    Kerja,

    Kinerja,

    Kepuasan

    Kerja

    Terdapat

    pengaruh

    signifikan

    kualitas

    kehidupan kerja

    terhadap

    kepuasan kerja

    guru SMA Negri

    di kota Mataram.

    13 Nina

    (2006)

    Pengaruh

    Budaya

    Organisasi

    Terhadap

    Komitmen

    melalui

    Kepuasan Kerja

    (Studi Kasus

    pada Tenaga

    Perawat Rumah

    Sakit

    Muhamadiyah

    Lamongan)

    Budaya

    Organisasi,

    Komitmen

    Organisasi,

    Kepuasan

    Kerja

    Adanya

    pengaruh positif

    dan signifikan

    antara budaya

    organisasi

    terhadap

    komitmen

    organisasi

    melalui kepuasan

    kerja sebagai

    variabel

    intervening.

    Sumber : Data yang diolah dalam penelitian ini, 2017

    Selain perbedaan diatas, yang membedakan penelitian ini dengan

    penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan sampel

    karyawan Bank Syarian Mandiri Kantor Cabang Kendal untuk mengukur

    komitmen Organisasi. Dalam metode pengambilan menggunakan teknik

    Sampling jenuh. Hal lain yang membedakan penlitian ini adalah belum ada

    penelitian yang menggabungkan variabel quality of work life, budaya

    kaizen secara bersama-sama dalam mengetahui komitmen organisasi

  • 34

    melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening dalam perbankan

    syariah.

    B. Kerangka Teoritik

    1. Komitmen Organisasi

    a. Pengertian Komitmen Organisasi

    Setiap organisasi memerlukan keberadaan karyawan karena

    mereka merupakan salah satu modal yang sangat berperan dalam

    pelaksanaan aktivitas sehari-hari. Komitmen individu dalam

    oganisasi sangatlah diperlukan demi kelangsungan keberadaan

    organisasi yang bersangkutan.

    Dalam pengertian yang sempit komitmen organisasi dapat

    diartikan sebagai ketaatan seseorang dalam menjalankan visi, misi,

    serta tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Mathis dan

    Jackson (2000) memberikan definisi komitmen organisasi dengan

    “organizational commitmen is degree to wich employe belive in

    and accept organizational goal an desire to remaind with

    organizational.” Dari ungkapan tersebut dapat kita artikan bahwa

    komitmen organisasi merupakan suatu derajat yang mana

    karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan

    tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi. Selanjutnya

    komitmen keanggotaan secara umun dapat didefinisikan sebagai

    tingkat keterlibatan psikologis anggota pada anggota organisasi

    tertentu, Summer dan Acito (2000). Kemudian Kreitner dan

  • 35

    Kinicki (2007) komitmen organisasi adalah “ organizatioanl

    commitmen reflect ten exten which an individual identifies with an

    organizational an is commited to is goals” yaitu komitemen

    organisasi menunjukkan seberapa tingkat identifikasi pada suatu

    organisasi dan seberapa komit ia dengan tujuan-tujuan organisasi.

    Hercovits dalam The Icfai Journal or Organizational

    Behaviour (Jaros 2007) menyebutkan bahwa commitmen is “ a

    force that bind an individual to a course of action of relevance to

    one or more targets.” Komitmen merupakan kekuatan yang

    mengikat seorang individu untuk selalu bertindak relevan dengan

    satu atau lebih target. Kemudian Minner (1992) mengungkapkan

    komitmen organisasi sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari

    individu dalam mengidentifikasi dan melibatkan dirinya ke dalam

    organisasi.

    Pendapat berbeda diungkapkan oleh Luthans (2006) ia

    mengemukakan bahwa organisasi sebagai (1) keinginan kuat untuk

    tetap menjadi anggota organisasi, (2) keinginan untuk berusaha

    keras sesuai keinginan organisasi, (3) keyakinan tertentu dan

    penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain komitmen

    merupakan sifat yang merefleksikan komitmen loyalitas karyawan

    pada organisasi dan proses berkelanjutan pada organisasi. Dessler

    (1999) mengidentifikasikan komitmen sebagai berikut: (1)

    Perasaan identifikasi dengan misi organisasi (2) Rasa keterlibatan

  • 36

    dengan tugas-tugas organisasi (3) rasa loyalitas dan kecintaan pada

    organisasi sebagai tempat untuk hidup dan bekerja. Komitemen

    juga merupakan dimensi perilaku karyawan dimana karyawan lebih

    terikat dan memilih bertahan dalam organisasi dan bersdia

    mengerahkan segala daya untuk kepentingan organisi (Mowday,

    Steers dan Porter, 1979).

    Dalam kaitannya dengan komitmen organisional Mayer dan

    Allen (1991) mengidentifikasi tiga tema berbeda dalam

    mengidentifikasi komitmen. Ketiga tema tersebut adalah komitmen

    sebagai keterikatan efektif pada organisasi (affective commitmen),

    komitmen sebagai biaya atau risiko yang harus ditanggung jika

    meninggalkan atau keluar dari organisasi (continuance

    commitmen), dan komitmen sebagai kwajiban untuk tetp tinggal

    dalam organisasi (normative commitmen).

    Continueance commitmen diidentifikasi sebagai keterikatan

    anggota secara psikologis pada organisasi karena biaya yang ia

    tanggung sebagai kosekuensi keluar dari organisasi. Kaitannya

    dengan ini karyawan akan mengalkulasi manfaat dan pengorbanan

    atas keterlibatan dalam menjadi anggota organisasi. Anggota akan

    cenderung memiliki daya tahan atau komitmen yang tinggi dalam

    keanggotaan jika pengorbanan akibat keluar dari organisasi

    (Sutrisno, 2010).

  • 37

    Normative commitment adalah keterikatan anggota secara

    psikologis dengan organisasi karena kewajiban moral untuk

    memelihara hubungan dengan organisasi. Komitmen ini merupakan

    sesuatu yang mendorong anggota untuk tetap berada dan

    memberikan sumbangan pada keberadaan organisasi, baik materi

    maupun non materi, adanya kewajiban moral yang mana seseorang

    akan merasa tidak nyaman dan merasa bersalah jika tidak

    melakukan hal itu (Sutrisno, 2010).

    Affactive commitmen merupakan tingkat keterikatan secara

    psikologis dengan organisasi berdasarkan seberapa baik perasaan

    mengenai organisasi. Komitmen dalam jenis ini muncul dan

    berkembang oleh dorongan adanya kenyamanan, keamanan dan

    manfaat lain yang dirasakan dalam organisasi yang tidak

    diperolehnya dari tempat atau organisasi lain. Semakin nyaman

    dan tinggi manfaatnya yang dirasakan anggota semakin tinggi

    komitmen seseorang pada organisasi yang dipilihnya (Sutrisno,

    2010).

    Robin (2001) mengidentifikasikan komitmen organisasi

    sebagai suatu orientasi individu terhadap organisasi yang

    mencakup loyalitas, identifikasi dan keetrlibatan. Jadi komitmen

    organisasi merupakan orientasi hubungan (aktif) antara individu

    dan organisasinya. Orientasi hubungan tersebut mengakibatkan

    individu (pekerja) atas kehendaknya sendiri bersedia memberikan

  • 38

    sesuatu dan sesuatu yang diberikan tersebut demi merefleksikan

    dukungannya bagi tercapainya tujuan organisasi.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat kita

    simpulkan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu ikatan

    psikologis karyawan pada organisasi dimana ia bekerja yang

    ditandai dengan adanya kepercayaan dan penerimaan atas tujuan

    organisi, dan kemauan untuk berdedikasi tinggi dan

    mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi serta

    keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai

    anggota organisasi.

    b. Aspek-aspek Komitmen Organisasi

    Mayer dan Allen (1990, 1991, 1993) merumuskan tiga

    dimensi komitmen organisasi yaitu affactive, continuance, dan

    normative.

    1. Affactive Commitmen

    Komitmen afektif terjadi apabila karyawan ingin

    menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional

    sehingga individu berkomitmen dan terlibat dalam organisasi.

    Karyawan dengan affective commitmen yang kuat juga akan

    mengidentifikasi dirinya serta menerima nilai-nilai, dan

    norma-norma yang ada dalam organisasi. Karyawan yang

    memiliki afektif komitmen yang tinggi tetpatinggal karena

    mereka menginginkanya.

  • 39

    2. Continueance Commitment

    Komitmen berkelanjutan muncul atas dasar

    pertimbangan untung dan rugi jika karyawan meninggalkan

    organisasi atau tetap berada dalam organisasi. Continuance

    commitmen juga membuat karyawan bertahan dalam organisasi

    karena karyawan membutuhkan gaji, dan keuntungan-

    keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut tidak

    menemukan alternatif pekerjaan lain. Karyawan dengan

    continuance commitmen tinggi tetap tinggal dalam organisasi

    karena mereka merasa memrlukan dan membutuhkannya.

    3. Normative Commitment

    Komitmen ini muncul dari nilai-nilai dalam diri

    karyawan. Komitmen ini juga berkaitan dengan perasaan

    karyawan yang mengharuskan untuk bertahan dalam organisasi

    yang didasari atas pertimbangan norma, nilai dan keyakinan.

    Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi karena adanya

    kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan

    tanggung jawab dan kewajiban yang seharusnya dilakukan.

  • 40

    c. Faktor-faktor Komitmen Organisasi

    Komitmen organisasi tentunya juga tidak serta merta terjadi

    begitu saja. Komitmen organisasi disini juga dipengaruhi oleh

    beberapa faktor Mowdy, Sters dan Porter (1997) mengemukakan

    ada sejumlah fakor yang mempengaruhi komitmen organisasi

    yaitu:

    1. Faktor personal yang meliputi job expectationd, psychological

    contract, job choice factor, dan karakteristik personal.

    Keseluruhan faktor inilah yang akan membentuk komitmen

    awal.

    2. Faktor organisasi, meliputi initial work experience, job scope,

    supervision, goal concistency organizational. Semua faktor

    tersebut akan membentuk dan memunculkan rasa tanggung

    jawab.

    3. Non organizational factor, yang meliputi availability of

    alternatif job, faktor yang bukan dari dalam organisasi

    misalanya tidak alternatif pekerjaan lain.

    Sedangkan Luthans (2006) mengemukakan bahwa

    komitmen organisasi di tentukan oleh faktor pribadi individu

    yang meliputi: usia, kedudukan dalam organisasi, dan disposisi

    seperti efektifitas positif atau negatif atau atribusi kontrol internal

    ataupu eksternal, kemudian juga dipengaruhi oleh faktor

    organisasi yang meliputi: desain pekerjaan, nilai dukungan, dan

  • 41

    gaya kepemimpinan. Lebih lanjut ia juga mengungkapkan jika

    faktor non organisasi seperti adanya alternatif lain setelah

    memutuskan untuk bergabung dengan organisasi akan

    mempengaruhi komitmen selanjutnya.

    Kemudian Allen dan Meyer (1991) membagi anteseden

    komitmen organisasi berdasarkan tiga komponen komitmen

    organisasi yaitu :

    1. Anteseden komitmen affektif terdiri dari : karakteristik pribadi,

    karakteristik jabatan, pengalaman kerja, serta karakteristik

    struktural. Karakteristik struktural sendiri meliputi besarnya

    organisasi, kehadiran serikat kerja, luasnya kontrol, dan

    sentralisasi otoritas. Dari keempat anteseden tersebut anteseden

    yang paling berpengaruh adalah pengalaman kerja, terutama

    pengalaman akan kebutuhan psikologis untuk merasa nyaman

    dalam organisasi dan kompeten dalam menjalankan peran

    kerja.

    2. Anteseden komitmen continuance terdiri dari karakteristik

    personal, jumlah investasi atau taruhan sampingan individu dan

    presepsi atas kurangnya alternatif pekerjaan lain. Karyawan

    ang telah merasa berkorban ataupun mengeluarkan investasi

    yang besar terhadap organasasi akan merasa rugi jika

    meninggalkan organisasi karena akan kehilangan apa yang

    telah diberikan selama ini. Sebaliknya karyawan yang tidak

  • 42

    memiliki pilihan kerja lain yang lebih menarik akan merasa

    rugi jika meninggalkan organisasi karena belum tentu

    memperoleh sesuatu yang lebih baik dari apa yang telah

    diperolehnya selama ini.

    3. Anteseden komitmen normatif terdiri dari pengalaman individu

    sebelum masuk ke organisasi serta pengalaman sosialisasi

    selama berada dalam organsisi. Komitmen normatif karyawan

    dapat tinggi jika sebelum masuk ke organisasi orang tua

    karyawan yang juga bekerja dalam organsisasi tersebut

    menekankan pentingnya kesetiaan pada organisasi. Sementara

    itu jika organisasi menanamkan kepercayaan pada karyawan

    bahwa organisasi mengharap loyalitas karyawan maka

    karyawan juga akan meunjukkan komitmen nirmatif yang

    tinggi.

    Adapun pengalaman berorganisasi tercakup kepuasan dan

    motivasi anggota organisasi selama berada dalam organisasi,

    perannya dalam organisasi tersebut dan hubungan antar anggota

    organisasi dengan supervisior atau pemimpinnya.

    Dari beberapa uraian faktor diatas faktor yng

    mempengaruhi komitmen organisasi secara garis besar adalah

    faktor personal (pribadi), faktor dari organisasi sendiri (internal)

    dan faktor yang bukan dari dalam organisai (eksternal).

  • 43

    d. Proses Terjadinya Komitmen Organisasi

    Komitmen organisasi yang terjadi dalam organisasi

    merupakan proses yang berkesinambungan dan merupakan sebuah

    pengalaman individu ketika bergabung dalam sebuah organsasi.

    Minner (1992) secara rinci menjelaskan proses terjadinya

    komitmen organisasi yaitu sebagai berikut:

    1. Initial commitment

    Merupakan komitmen awal ketika karyawan mulai

    bekerja diperusahaan akan melakukan identifikasi antara nilai

    dan keyakinan terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi.

    Adanya kesesuaian antara harapan-harapan karyawan terhadap

    pekerjaan dengan karakteristik pekerjaan menimbulkan

    komitmen awal terhadap organisasi.

    2. Comitment during early employment

    Setelah karyawan bekerja pada suatu organisasi beberapa

    lama, karyawan mempunyai nenerapa pengalaman kerja

    diantaranya berkaitan dengan tugas-tugas yang menjadi

    tanggung jawabnya, hubungan dengan atasannya, hubungan

    dengan rekan kerjanya, gaji serta kondisi dari lingkungan

    kerjanya. Pengalaman bekerja tersebut akan mempengaruhi rasa

    tanggung jawab pribadi karyawan terhadap organisasi.

    Disamping adanya rasa tanggung jawab pribadi yang dirasakan

    dari karyawan, adanya komitmen awaserta adanya kemapuan

  • 44

    yang memungkinkan mendapatkan pekerjaan lain berpengaruh

    terhadap pembentukan komitmen pada periode awal bekerja.

    3. Commitment during later career

    Komitmen ini merupakan komitmen dalam jenjang karir

    selanjutnya. Komitmen ini muncul ketika karyawan

    memustukan untuk tetap bergabung dalam organisasinya maka

    ia akan melakukan pengapdian. Setelah bekerja beberapa lama

    akan melakukan pengabdian, karyawan telah melakukan

    berbagai tindakan, seperti investasi, keterlibatan sosial,

    mobilitas kerja, serta berbagai macam pengerbonan. Hal tersebut

    menjadi alasan bagi karyawan untuk tetap menjadi anggota

    organisasi serta untuk mengembangkan berikutnya.

    e. Dampak Terjadinya Komitmen Organisasi

    Luthans (2006) komitmen organisasi akan berdampak

    pada kinerja karyawan yang tinggi, kemudian tingkat

    pergantian karyawan akan rendah, tingkat ketidak hadiran

    karyawan juga akan rendah. Komitmen karyawan dalam

    organisasi adalah bertingkat, dari tingkatan yang sangat rendah

    hingga tingkatan yang sangat tinggi. Kanter (dalam Sopiah,

    2008 : 166) bahwa manager akan memilih karyawan yang bisa

    dipercaya dan mengabaikan karyawan yang kurang memiliki

    komitmen organisional. Kemudian bila ditinjau dari segi

    organisasi sendiri jika karyawan berkomitmen rendah akan

  • 45

    berdampak pada turnover, tingginya absensi, meningkatkan

    kelambanan kerja dan kurangnya intensitas untuk bertahan

    sebagai karyawan di organisasi tersebut (Angel dalam Sopiah,

    2008).selain ini komitmen organisasi yang rendah juga akan

    menimbulkan loyalitas yang kurang pada karyawan.

    Sedangkan Near dan Jansen (dalam Sopiah, 2008)

    menambahkan jika komitmen karyawan yang rendah maka

    bisa memicu perilaku karyawan yang kurang baik, misalnya

    tindakan kerusuhan yang dampak lebih lanjutnya adalah

    reputasi organisasi menurun, kehilangan kepercayaan diri klien

    kemudian dampak yang lebih jauh adalah menurunnya laba

    perusahaan.

    Kemudian jika ditinjau dari sudut pandang karyawan,

    komitmen organisasi yang tinggi akan berdampak pada

    peningkatan karir karyawan itu sendiri. Biggart dan Hamilaton

    (dalam Sopiah,2008 : 166) menambahkan bahwa pada

    umumnya organisasi akan memberikan imbalan kepada

    karyawan atas pengorbanan yang telah diberikan kepada

    organisai. Sedangkan Hacket dan Guinon (dalam Sopiah, 2008

    : 166) mengungkapkan karyawan yang memiliki komitmen

    organisional yang tinggi akan berdampak pada karyawan

    tersebut, dimana karyawan akan merasa lebih puas dengan

    pekerjaan dan tingkat absensinya menurun.

  • 46

    f. Indikator Komitemen Organiasi

    Menurut Allan dan Mayer (2006) terdapat beberapa

    indikator untuk mengukur komitmen organisasi adalah sebagai

    berikut :

    Affective commitment, berkaitan dengan keinginan secara

    emosional terkait dengan organis