makalah kaizen

28
KAIZEN Dosen Pengampu: Muhammad Ali, MT. Disusun oleh: AZIZ KHANIFAN 08506131007 PRODI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1

Upload: aziz-doankz

Post on 29-Jun-2015

8.704 views

Category:

Documents


64 download

DESCRIPTION

Management Industri

TRANSCRIPT

KAIZEN

Dosen Pengampu: Muhammad Ali, MT.

Disusun oleh:

AZIZ KHANIFAN

08506131007

PRODI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan

lancar dan baik. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajement

Industri. Makalah ini berisi penjelasan dari KAIZEN yang mendukung mata kuliah

Manajement Industri ini. Dalam kesempatan ini saya ucapkan terimakasih kepada:

1. Bpk. Muhammad Ali, MT. Sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajement

industri.

2. Teman-teman yang telah memberikan semangat terselesaikan makalah ini.

3. Semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.

Demikian, “tiada gading yang tak pernah retak” begitu pepatah mengatakannya.

Segala bentuk kritik dan saran, penyusun terima guna kesempurnaan makalah ini. Mudah-

mudahan makalah ini dapat bermanfaat dalam mendukung pengembangan pendidikan,

khususnya mahasiswa teknik elektro UNY.

Yogyakarta, April 2010

Penyusun

2

DAFTAR ISI

JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I : PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 5

BAB II : PEMBAHASAN 6

2.1 Sejarah Kaizen 6

2.2 Pengertian Kaizen 7

2.3 Konsep Kaizen 14

2.4 Prinsip-prinsip Kaizen 16

2.5 Keuntungan Kaizen 18

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan 19

DAFTAR PUSTAKA 20

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kaizen atau continuous improvement adalah aktivitas perubahan yang dilakukan

secara terus menerus untuk meningkatkan apa yang telah dicapai ke arah yang lebih

baik.

Kaizen merupakan suatu konsep dan filsafat yang berasal dari Negara Jepang tetapi

sangat diterima oleh Barat sehingga menciptakan budaya yang berpengaruh. Budaya

tersebut menggabungkan berbagai keunggulan dan manfaat kerjasama tim dalam kaizen

dengan kekuatan individual pada masyarakat Barat.

Budaya kaizen di kehidupan kita.

Kita juga mempunyai falsafah kaizen yang seharusnya kita kembangkan sendiri,

sebagai contoh;

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, besok lebih baik dari hari ini.

Bila hari ini sama dengan kemarin adalah merugi, bila hari ini lebih buruk dari hari

kemarin adalah celaka.

Falsafah kaizen:

Tidak ada yang terbaik, yang ada adalah lebih baik.

Jangan tunda perubahan, mulailah dari diri kita, mulailah dari yang terkecil, dan

mulailah dari sekarang.

Lingkup kaizen

Kaizen mempunyai ruang lingkup yang tidak terbatas, dimulai dari diri kita sendiri,

keluarga, rumah tangga, lingkungan masyarakat, perusahaan, bahkan lebih besar lagi

Negara.

4

1.2 Rumusan Masalah

1. Sejarah dan pengertian tentang Kaizen ?

2. Keterkaitan Kaizen dengan dunia industri ?

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kaizen

Jepang mencanangkan diri sebagai penguasa Asia Timur Raya. Atas motif

provokasi, Jepang lalu menyerang Amerika. Di pagihari, 8 Desember 1941, pesawat dan

kapal selam Jepang mengadakan serangan mengejutkan pada Amerika yang kemudian

dikenal sebagai Pertempuran Pearl Harbor. Pemboman ini kemudian membawa Amerika ke

kancah Perang Dunia II.

Amerika membalas dengan serangan telak, berupa pemboman dua kota penyangga

ekonomi Jepang: Hiroshima dan Nagasaki. Dua kota itu hancur, dan Jepang terhenyak lalu

mundur teratur. Kaisar Hirohito yang sangat dimuliakan rakyatnya memerintahkan agar

perang dihentikan. Balatentara Dai Nippon yang bersemboyan Asia Timur Raya akhirnya

takluk tanpa syarat kepada Sekutu dalam PD II yang menelan korban jutaan orang. Seluruh

pasukan yang masih tersisa ditarik kembali.

Namun, akhirnya Jepang mampu bangkit lagi dari keterpurukan yang diciptakan

oleh perang. Pertanyaan yang pertama kali terlontar dari Kaisar Jepang ketika mendengar

kehancuran dua kota itu, bukanlah tentang jumlah panglima perang atau amunisi yang

tersisa. Justru adalah, “berapa guru yang masih ada?”. Jika dirunut ke belakang, sebetulnya

kebangkitan Jepang ini memang dipengaruhi satu faktor, yaitu mereka menempatkan ilmu

dan pengetahuan dalam posisi penting sejak zaman Restorasi Meiji.

Restorasi ini berkonsentrasi di bidang pendidikan, yaitu mengubah sistem

pendidikan dari tradisional menjadi modern. Programnya antara lain wajib belajar,

pengiriman mahasiswa Jepang untuk belajar ke luar negeri (ke Perancis dan Jerman), dan

meningkatkan anggaran sektor pendidikan secara drastis. Apa yang telah dilakukan Kaisar

Meiji ketika itu adalah suatu keberanian yang nampaknya belum terpikirkan oleh para

pemimpin kita saat ini. Buku-buku bangsa barat banyak diterjemahkan dalam bahasa

Jepang dan buku-buku tersebut dijual sangat murah sehingga memudahkan terjadinya

6

transfer ilmu dengan cepat. Seluruh ilmu pengetahuan itu dipelajari untuk kemudian

dievaluasi dan disempurnakan kembali. Tentu saja dalam proses tersebut hanya mungkin

terjadi dua hal, yaitu trial dan error. Saya membayangkan, mental orang-orang Jepang pasti

sudah sangat luar biasa dalam menghadapi kesulitan dan kesalahan hingga mereka bisa

membangun “imej” yang begitu besar. Didalam Kaizen, kesalahan bukanlah orientasi, tapi

manajemen menyadari dan memperbaiki kesalahanlah yang terbaik.

Kaizen secara harfiah berarti continuous improvement, atau improvisasi

berkelanjutan. Konsep ini, pada awalnya lahir karena kekecewaan orang Jepang yang

belajar kepada perusahaan di Amerika. Setelah beberapa puluh tahun, ternyata perusahaan

Amerika tidak pernah melakukan perubahan atau pengembangan dalam usaha, bahkan tetap

persis sama dengan berpuluh tahun yang lalu ketika mereka ke sana pertama kali. Hingga

lahirlah konsep kaizen ini.

Kaizen berarti peningkatan dalam keahlian. Hal ini memiliki maksud, kaizen erat

sekali berhubungan dengan kesadaran akan pencarian masalah, kreativitas dan penciptaan

ide, serta implementasinya. Ary Ginanjar Agustian mendefinisikan dengan lebih sederhana,

bahwa kaizen berarti “mengambil yang baik, membuang yang buruk dan menciptakan yang

baru.” Dibuktikan dengan produk-produk mobil Jepang yang irit, murah dan ringan. Yang

secara sekaligus mengganti mobil buatan Barat yang boros, berat dan mahal.

2.2 Pengertian Kaizen

Bagi yang bekerja di perusahaan swasta

terutama perusahaan Jepang tentu tidak asing lagi

dengan Kaizen (baca: kai-seng). Kai = merubah dan

Zen = lebih baik. Secara sederhana pengertian

Kaizen adalah usaha perbaikan berkelanjutan untuk

menjadi lebih baik dari kondisi sekarang. Sasaran

utama dari Kaizen adalah menghilangkan 7 setan

Muda (pemborosan) yang tidak memberikan nilai

7

tambah produk/jasa dari perspektif konsumen. Pemborosan-pemborosan itu perlu dieliminir

karena menimbulkan biaya-biaya yang menyebabkan berkurangnya profit. Disamping itu

konsumen tidak mau menanggung biaya-biaya yang tidak perlu tersebut.

Kaizen dilakukan oleh semua lapisan karyawan,

mulai dari level operator hingga top manajemen. Dua

pilar utama Kaizen adalah QCC/QCP (Quality Control

Circle/Project) dan SS (Suggestion System). Budaya

Kaizen di sebuah perusahaan dapat tumbuh jika

ditopang oleh kedua pilar tersebut. Dan kedua pilar

tersebut dibangun di atas pondasi dengan materi:

Masalah.

Definisi lain dari kaizen adalah:

Filsafat, sikap, cara berfikir, dan cara berperilaku serta berpusat pada kekuatan

kultur/kebudayaan.

Suatu kebudayaan yang focus terhadap perbaikan secara terus-menerus dengan

menghilangkan waste di semua dan proses, mulai dengan GEMBA (tempat kerja)

Problem Solving Process.

Mind set.

Menurut kaizen, kemajuan yang diraih bukanlah hasil satu atau dua lompatan besar.

Kemajuan menurut kaizen dapat diraih karena perbaikan kecil tanpa henti dalam beratus-

ratus bahkan beribu-ribu kali perubahan dalam menghasilkan produk atau jasa, ide tentang

perbaikan biasanya berasal dari para karyawan Asumsi yang mendasari perubahan

dalam kaizen adalah bahwa kesempurnaan itu sebenarnya tidak ada, artinya tidak

ada kemajuan, produk, hubungan, sistem atau struktur yang sempurna. Kaizen

selalu berusaha meningkatkan apa yang pernah dicapainya dan pasti selalu ada orang

lain yang menemukan ruang untuk mengadakan peningkatan.

8

Kaizen identik dengan Siklus Rencana-Kerjakan-Periksa-Tindakan (Plan,

Do, Check, Acts atau PDCA). PDCA adalah prinsip dasar untuk perbaikan secara terus-

menerus. Penjabaran dari siklus PDCA adalah sebagai berikut:

Planning berarti memahami apa yang ingin dicapai, memahami bagaimana

melakukan suatu pekerjaan, berfokus pada masalah, menemukan akar

permasalahan, menciptakan solusi yang kreatif serta merencanakan

implementasi yang terstruktur.

Doing tidak semudah seperti yang dilihat. Didalamnya berisi pelatihan dan

manajemen aktivitas. Biasanya masalah besar dan mudah sering berubah pada saat-

saat terakhir. Bila terjadi kondisi seperti ini maka tidak dapat dilanjutkan lagi

tetapi harus mulai dari awal kembali.

Checking berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai

dengan yang diinginkan. Bila segala sesuatu menjadi buruk dan hasil baik

tidak ditemukan, pada bagian ini keberanian, kejujuran, kecerdasan sangat

dibutuhkan untuk mengendalikan proses. Kata kunci ketika hasil memburuk

adalah "kenapa". Dengan dokumentasi proses yang baik maka kita dapat

kembali pada titik yang mana keputusan yang salah dibuat.

Acting berarti Menindak lanjuti atas apa yang didapatkan selama tahap

pengecekan. Arti lainnya adalah mencapai tujuan dan menstandarisasikan

proses atau belajar dari pengalaman untuk memulai lagi pada kondisi yang

tepat.

9

Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini

Siklus PDCA

Pentingnya kaizen

Didunia ini tidak ada yang kekal, semua terus berubah, tetapi ada satu yang kekal

yaitu perubahan itu sendiri.

Karena perubahan akan terus ada, kita juga harus memenuhi, mengantisipasi,

mengatasi dengan cara melakukan perbaikan terus menerus / kaizen.

10

KAIZE

N

KAIZE

N

TUNTUTAN KONSUMEN

ALAM

NORMA

NORMA

N

PERUBAHAN LEBIH BAIK

KEPUASAN

TAHAPAN KAIZEN

1. Pengamatan .

2. Menentukan problem yang akan diatasi .

3. Analisa penyebab .

4. Rencana dan penanggulangan .

5. Konfirmasi hasil .

6. Standarisasi dan monitoring .

Siklus Deming (program solving)

Plan = Aktifitas perencanaan

Do = Melaksanakan sesuai rencana

Check = Kontrol/ periksa hasil

Action = Mengambil tindakan yang diperlukan

Standarisasi = Mencegah agar tidak terjadi lagi

11

Action Plan

Check Do

Action Std

Check Do

Tujuan/ objective

Analogi Problem :

1. Pengamatan

Sumber-sumber masalah/ problem

Untuk dapat melakukan kaizen kita harus memahami dan mengetahui

problem.

Apakah problem ……?

Kenyataan = PROBLEM

Melakukan pengamatan :

Cara kerja ( Langkah, Proses, Ergonomi, dll )

Material ( Jumlah Stock, Ukuran, Jenis, dll )

Alat (Loading, Unloading, Kerusakan, Penggunaan, gangguan, dll )

Orang ( Sikap, Prilaku, Tindakan, dll )

Lingkungan ( Cuaca, Suhu, Kelembaban, dll )

2. Menentukan problem yang akan diatasi

Berdasarkan Pertimbangan;

Kemampuan

Kepentingan Scope / Ruang Lingkup

Dampak secara psikologis

12

Tidak sesuai Dengan

Keinginan

Harapan

Target

Sasaran

Standart

Pengaruh ke faktor Kualitas Makro

Beberapa point penting dalam proses penerapan KAIZEN yaitu :

Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang. Konsep ini dibentuk

untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan

mengurangi atau efsiensi biaya. Muda diartikan sebagai mengurangi pemborosan,

Mura diartikan sebagai mengurangi perbedaan dan Muri diartikan sebagai

mengurangi ketegangan.

Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau 5R. Seiri artinya

membereskan tempat kerja. Seiton berarti menyimpan dengan teratur. Seiso berarti

memelihara tempat kerja supaya tetap bersih. Seiketsu berarti kebersihan pribadi.

Seiketsu berarti disiplin, dengan selalu mentaati prosedur ditempat kerja. Di

Indonesia 5S diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan

Rajin

Konsep PDCA dalam KAIZEN. Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu

dilakukan dengan prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita harapkan.

Maka PDCA (Plan, Do, Check dan Action) harus dilakukan terus menerus.

Konsep 5W + 1H. Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam

kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W +

1H ( What, Who, Why, Where, When dan How).

13

2.3 Konsep Kaizen

Dalam konsep berpikir Kaizen:

Masalah adalah kumpulan sesuatu yang berharga dan orang bukan masalah.

Yang benar, jadikan orang menjadi pemecah masalah. Kalau tidak mengalami

kesulitan, “ide perbaikan” tidak akan muncul.

Bila ada kesalahan segera perbaiki. Pertanyakan cara kerja yang sekarang, lebih

baik memikirkan cara untuk melaksanakan perbaikan dari pada mencari alasan

mengapa tidak bisa. Hindarkan alasan-alasan/teori klasik.

Jangan mengandalkan uang untuk Kaizen, lebih baik melakukan Kaizen pekerjaan

dulu dari pada equipment. Dan yang terpenting, jangan menunggu sempurna,

50% OK, segera lakukan.

Lihat dengan mata kepala sendiri, cari penyebab sesungguhnya dengan jujur

dengan menanyakan 5 kali mengapa-mengapa-mengapa-mengapa dan mengapa,

sehingga akar permasalahan dapat diketahui dengan baik.

Kaizen itu tidak terbatas, karena ruang yang paling luas di dunia ini adalah

ruang untuk membuat perbaikan. Dibanding ‘pengetahuan’ 1 orang masih lebih

baik ‘ide’ 10 orang.

Dalam melakukan Kaizen, keselamatan dan kualitas jangan dilupakan.

Inilah sedikit pengenalan Kaizen yang telah banyak memberikan keuntungan bagi

perusahaan seperti Toyota. Padahal pada prinsipnya, Kaizen dapat dilakukan dalam bidang

apa saja termasuk rumah tangga.

Salah satu tujuan dari konsep kaizen adalah untuk mengurangi sampai

menghilangkan waste dalam proses produksi. Waste tersebut ada tujuh macam, yaitu:

Waste dalam transportasi

Waste dalam proses

14

Waste dalam inventori

Waste dalam gerakan:

Waste akibat cacat produk;

Waktu karena menunggu;

Produksi yang berlebihan.

KAIZEN dibagi menjadi 3 segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan,

yaitu:

1. KAIZEN yang berorientasi pada Manajemen, memusatkan perhatiannya pada

masalah logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum untuk

mengejar kemajuan dan moral.

2. KAIZEN yang berorientasi pada Kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu,

kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela menggunakan alat statistik untuk

memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan dan menetapkan

standar/prosedur baru.

3. KAIZEN yang berorientasi pada Individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran,

dimana seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras.

Penerapan Kaizen

Dalam menerapkan Kaizen, para pemimpin perusahaan/organisasi di Jepang

berpegang pada dua prinsip. Pertama, perlu proses atau cara kerja yang baik untuk

mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan proses atau cara kerja demikian, kita bisa

bekerja lebih cekatan (bukan bekerja lebih berat). Untuk mendapatkan proses yang baik,

para pemimpin perusahaan perlu mengetahui sumber masalah-masalah, kemudian meminta

ide/gagasan/solusi dari semua karyawannya. Bagaimanapun juga, merekalah yang

menjalani pekerjaan sehari-hari/dekat dengan pekerjaannya. Biasanya, solusi terbaik adalah

solusi yang paling sederhana, logis, dan mudah dilaksanakan. Kedua, memilih gagasan-

gagasan yang bisa dilaksanakan, "mengeksekusinya", dan bersabar menunggu hasilnya.

15

Tahukah Anda, perusahaan otomotif raksasa, Toyota, menerima 2 juta ide per tahun, dari

para karyawannya! Sebanyak 80% berhasil dilaksanakan. Ternyata, satu perbaikan kecil

dapat menghasilkan akibat yang besar! Waktu dan uang dapat dihemat. Para karyawan pun

semakin bersemangat kerja, karena mereka melihat ide-ide mereka diterima dan

dilaksanakan oleh perusahaan.

2.4 Prinsip-prinsip Kaizen

Kaizen mengandung sepuluh prinsip, yaitu:

1. Berfokus pada Pelanggan.

Fokus utama Kaizen adalah kualitas produk, tetapi tujuan terpenting Kaizen adalah

kepuasan pelanggan. Segala sesuatu / aktivitas yang tidak menambah nilai produk

atau meningkatkan kepuasan pelanggan merupakan pengeluaran biaya yang tidak perlu.

2. Mengadakan Peningkatan Secara Terus Menerus.

Dalam kaizen, suatu keberhasilan bukanlah hasil akhir tetapi merupakan awal untuk

melangkah ketahap berikutnya karna suatu keberhasilan merupakan factor dalam

meningkatkan semangat untuk mencapai keberhasilan yang lain.

3. Mengakui Masalah Secara Terbuka.

Membangun budaya yang tidak saling menyalahkan. sehingga para karyawan dalam

perusahaan kaizen dapat mengakui kesalahan secara terbuka, dengan sadar

menunjukkan kelemahan dari prosesnya dan meminta bantuan jika tidak mampu

mengatasinya. Keterbukaan tersebut merupakan suatu kekuatan yang bisa

mengendalikan dan mengatasi berbagai masalah dengan cepat serta meningkatkan

kesempatan-kesempatan perbaikan.

4. Mempromosikan Keterbukaan.

Ilmu pengetahuan bagi Kaizen adalah untuk saling dibagikan dan hubungan-hubungan

komunikasi yang mendukungnya merupakan sumber efisiensi.

5. Menciptakan Tim Kcrja.

Dalam kaizen, tim adalah fondasi yang membentuk struktur organisasi. Melalui

16

keikut-sertaan para karyawan dalam tim, perusahaan mendapatkan keuntungan dari

karyawannya. Kerjasama tim ini dapat menanamkan rasa saling memiliki,

tanggung jawab kolektif, dan berorientasi pada perusahaan serta dapat memperkuat

keterbukaan, saling berbagi dan komunikasi.

6. Memanajemeni Proyek Melalui Tim Fungsional-silang.

Proyek perusahaan kaizen direncanakan dan dilaksanakan dengan

menggunakan sumber daya antar-departemen atau fungsional-silang serta

sumber daya yang berasal dari luar perusahaan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi

biaya. mengontrol pemborosan sampai tingkat tertentu serta memuaskan

pelanggan.

7. Memelihara Proses Hubungan yang Benar.

Perusahaan Jepang melakukan segala sesuatu yang mampu mereka lakukan supaya

terpelihara keharmonisan dalam hubungan antar-manusia terutama Para staf,

manajer dan Para pemimpin tim. Hubungan tersebut dapat menumbuhkan

loyalitas dan komitmen dari karyawan.

8. Mengembangkan Disiplin Pribadi.

Disiplin pribadi di tempat kerja merupakan sifat alamiah orang Jepang.

9. Memberikan Informasi pada Semua Karyawan.

Berbagi informasi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan Kaizen.

Deegan memberikan informasi yang penting pada setiap orang maka tantangan

perusahaan berubah menjadi tantangan pribadi. Informasi ini juga merupakan

langkah penting untuk menciptakan budaya berdasarkan pengetahuan.

10. Memberikan Wewenang Kepada Setiap Karyawan.

Dalam pelaksanaan kaizen, setiap karyawan diberikan wewenang untuk

melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan kata lain melibatkan peran

karyawan dalam melakukan peningkatan.

17

2.5 Keuntungan Kaizen

Hasil Penerapan Kaizen

Untuk mendapatkan hasil maksimal, sebaiknya menggunakan model spesifik

Kaizen yang tepat untuk perusahaan/organisasi, serta mau menjalani proses bertahap.

Dalam proses itu, antara lain, para pimpinan dan manajer harus mampu menetapkan dan

menjalankan suatu standar, serta mengontrol kualitas. Mereka juga harus mau

mendengarkan ide/saran, berusaha memberikan feed back yang membangun, sekaligus

terus memotivasi karyawannya! Para karyawan pun harus lebih aktif memikirkan

pekerjaannya, bukan bekerja seperti robot.

Dengan menggunakan konsep dasar kaizen dalam melakukan berbagai aktivitas.

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh. antara lain:

Peningkatan proses;

Penggunaan paradigma baru;

Mempercepat waktu proses;

Zero investment;

Human Development;

Keamanan dan keselamatan kerja.

Keuntungan lain dari kaizen adalah:

Penggunaan sistem Plan-Do-Check-Action (PDCA) mengakibatkan cepat

dalam meningkatkan proses dan menghilangkan masalah.

Identitikasi, implementasi, monitor dan mengatur perubahan menyebabkan

dapat mencegah tcrjadinya masalah baru.

Memfokuskan organisasi kepada kepuasan konsumen dan berdasarkan fakta dalam

mengambil keputusan.

Membantu organisasi untuk menjadi lebih efisien pada proses peningkatan dan

pemecahan masalah dilakukan pada tingkat optimal dan biaya yang rendah.

18

BAB III

PENUTUP

3.3 Kesimpulan

Konsep Kaizen dibagi dalam 3 segmen, yaitu Pertama, berorientasi pada

manajemen. Manajemen Jepang umumnya percaya bahwa seorang manajer harus

menggunakan 50% waktunya untuk penyempurnaan. Mulai dengan mengidentifikasi

"pemborosan" maupun "kinerja karyawan." Kedua, berorientasi pada kelompok "gugus

kendali mutu" dan "aktivitas kelompok kecil" untuk mengidentifikasi penyebab masalah,

menganalisis, melaksanakan, mencoba tindakan baru, dan menetapkan standar/ prosedur

baru. Ketiga, berorientasi pada individu, tercermin dalam bentuk keterampilan karyawan

dalam menyampaikan pemikiran dan saran, sebagai upaya pengembangan diri karyawan.

Kunci utama: setiap karyawan dari berbagai tingkatan agar terus menerus

menyempurnakan keahlian dan mengembangkan bakat yang dimiliki, yang dapat

meningkatkan kepuasan kerja.

Kepuasan yang sebenarnya terletak pada proses perbaikan itu sendiri melalui usaha-

usaha yang kreatif. Kompetensi saja tidak cukup. Yang diperlukan adalah "kemampuan

bekerja dalam Tim" secara efektif dengan memanfaatkan keahlian, kemampuan, dan

pengetahuan yang dimiliki guna memperbaiki kelemahan dalam perusahaan.

19

DAFTAR PUSTAKA

Susanto, A.B, 2007.The Jakarta Consulting Group : Susanto

Sunarso, HS,2008 .PRIMADAYA training & consultancy.

Elqorni, Ahmad. 2008. KAIZEN : “Just in Time Manajemen Jepang”.

http://elqorni.wordpress.com/2008/04/08/kaizen-%E2%80%9Cjust-in-time-manajemen-

jepang%E2%80%9D/

Jamrianti, Rinrin.2007.Belajar dari semangat kaizen:perbaikan berkesinambungan.

http://rinrinjamrianti.multiply.com/journal/item/52

Gemba Kaizen. 2007

http://cityofenjie.multiply.com/journal/item/129

Forum Diskusi.2008.Kaizen : Usaha tiada henti agar lebih baik

http://indokaizen.wordpress.com/2008/01/20/kaizen-usaha-tiada-henti-agar-lebih-baik/

Gondosari, Aleysius H.2009.Kaizen Dapat Membuat Anda Menjadi Luar Biasa

http://www.andaluarbiasa.com/kaizen-dapat-membuat-anda-menjadi-luar-biasa

Palimirma.2010.Kaizen sama dengan continuous improvement

http://www.vibiznews.com/journal.php?id=71&sub=journal&page=quality

Gondosari, Aleysius H. 2009.Refleksi Manajemen : Kaizen dan Inovasi, Sinergi yang Luar

Biasa

http://www.aleysiushgondosari.com/refleksi-manajemen-kaizen-dan-inovasi-sinergi-yang-

luar-biasa

http://en.wikipedia.org/wiki/Kaizen

http://trainer-tcc.blogspot.com/2007/11/kaizen.html

http://www.andriewongso.com/awartikel-2960-AW_Corner-

Kaizen,_Prinsip_Kerja_ala_Jepang

20