pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja...
TRANSCRIPT
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
(Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari
Hive Office Park)
Oleh:
Aji Pangestu
NIM: 1111081000123
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
(Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
AJI PANGESTU
NIM: 1111081000123
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Suhendra, MM Lili Supriyadi, MM NIP. 19711206 2003 12 1 001 NIP. 19600505 198903 1 005
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika
Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Aji Pangestu
NIM : 1111081000123
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
( ) Ketua
( )
Sekretaris
(________________________) Penguji Ahli
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini kamis, 09 April 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Aji pangestu
2. NIM : 1111081000123
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi :
Pengaruh Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive
Office Park PT. Wika Realty
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ketahap ujian skipsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 April 2015
1. M. Hartana I.Putra., M.Si.
NIP. 150409504
2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si.
NIP. 19731221 2005 01 2 002
3. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM.
NIP. 19780307 201101 2 003
iv
( ) Ketua
( )
Sekertaris
( )
( )
Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Aji Pangestu
2. NIM : 1111081000123
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi :
Pengaruh Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive
Office Park PT. Wika Realty
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Januari 2016
1. Dr. Ade Sofyan Mulazid
19750101 200501 1 008
2. Ela Patriana, Ir., MM
19690528 200801 2 010
3. Dr. Suhendra, S.Ag, MM
19711206 2003 12 1 001 Pembimbing I
4. Lili Supriyadi, MM
19600505 198903 1 005
5. Bahrul Yaman, M.Si
19620818 198603 1 001
v
Ciputat, 13 Janurai 2016
Yang Menyatakan
( Aji Pangestu )
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Aji Pangestu
Nomor Induk Mahasiswa : 1111081000123
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
a. Nama Lengkap : Aji Pangestu
b. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 07 Mei 1993
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Alamat : Jl. Agung Raya II No.77 Rt. 006 / 004 , Leteng
Agung, Jagakarsa, Jakarta-Selatan
f. Telepon : 083870527460
g. Motto : Hilangkan segala rasa malas, karena malas akan
menghancurkan semua perencanaan dan strategi
hidup kita.
h. E-mail : [email protected]
II. Latar Belakang Pendidikan
a. SD : SDN Kertijayan 03, Pekalongan (1999-2005)
b. SMP : SMP N 14 Pekalongan, Pekalongan (2005-2008)
c. SMK : SMK YAPIMDA, Jakarta-Selatan (2008-2011)
d. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-2016)
III. Latar Belakang Keluarga
a. Ayah : M. Lukman hakim
b. Ibu : Jumrotun
c. Anak ke/dari : 3/4 bersaudara
d. Alamat : Kertijayan Gg. 05 Buaran, Pekalongan
vii
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek
Pembangunan Tamansari Hive Office Park)
Aji Pangestu
ABSTRACT This study aims to (1) determine whether the occupational health and safety
program (K3) and disciplines of team works have significant impact on employee
productivity; (2) determine whether the safety and health program has significant
impact on employee productivity.
The population in this study were all employees of the Castle Hive
Development Project Office Park PT. Wika Realty located at Jl. DI Panjaitan Kav
2, East Jakarta, which amounted to 43 respondents. Data collection techniques
used in this study is a questionnaire / kuosioner, documentation method and
interview method.
Analysis of the data used in this study using multiple regression analysis
with a level of sig <0.05. Results of multiple regression analysis regression
coefficient (R) of 0.626 (F = 12.890; sig 0.000 <0.05); and the determination
coefficient of 0.392. This shows that the program K3 and discipline together have
a significant impact on employee productivity together. As well as each
independent variable positive effect on employee productivity variable which is
equal to 4.333 and 2.033 with a significance level <0.05 through regression
equation Y = 7,661 + 0,571X1 + 0,476X2 + e.
These results indicate that the safety and health program ( K3 ) and
work discipline, have a significant effect both partially and simultaneously to
employee productivity.
Keywords : Occupational Health and Safety (K3) ,Work Discipline and
Employee Productivity
viii
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika
Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)
Aji Pangestu
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja secara simultan dan parsial
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan; (2) mengetahui
apakah program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan Unit Kontruksi Proyek
Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty yang berada di Jl. DI
Panjaitan Kav 2, Jakarta Timur yang berjumlah 43 responden. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket/
kuosioner, metode dokumentasi, dan metode interviu.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi ganda dengan taraf sig < 0,05. Hasil analisis regresi ganda diperoleh
koefisien regresi (R) sebesar 0,626 (F = 12,890; sig 0,000 < 0,05); dan koefisien
determinasi sebesar 0,392. Hal ini menunjukkan bahwa Program K3 dan disiplin
kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap
produktivitas kerja karyawan secara bersama-sama. Serta masing-masing variabel
independent berpengaruh positif terhadap variabel produktivitas kerja karyawan
yakni sebesar 4,333 dan 2,033 dengan tingkat signifikansi <0,05 melalui Persamaan regresi Y = 7,661 + 0,571X1 + 0,476X2 + e .
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja, memiliki pengaruh yang signifikan baik
secara parsial dan simultan terhadap produktivitas kerja karyawan.
Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Disiplin Kerja, dan
Produktivitas Kerja Karyawan.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, alm Abah Lukman dan ibunda Jumrotun dan juga kepada
kedua orang tua angkat saya alm Hj. Sholihah dan H. Thohari yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis.
2. Segenap kerabat dekat yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian
skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Suhendra, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan
atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi.
6. Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas
kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
x
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Seluruh teman-teman jurusan Manajemen 2011 yang selalu kompak di dalam
kelas maupun luar kelas.
9. Kepada seluruh sahabat-sahabati organisasi PMII KOMFEIS dan PC PMII
CIPUTAT yang senantiasa menyemangati saya.
10. Kepada teman-teman dekat saya dan teman-teman saya sekalian yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan semangat, tak
lupa juga terimakasih kepada tukang jajan dan jajanannya.
11. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi manajemen.
Jakarta, 13 Januari 2016
Penulis
(Aji Pangestu)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI............................................... ii
HALAMAN PENGESAHANKOMPRE ............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................ iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... vi
ABSTRACT............................................................................................. vii
ABSTRAK.............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 15
C. Rumusan Masalah.................................................................... 16
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 16
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 17
BAB II LANDASAN TEORI................................................................. 18
A. Produktivitas Kerja .................................................................. 18
1. Pengertian Produktivitas Kerja .......................................... 18
xii
2. Dimensi dan Indikator Produktivitas Kerja ........................ 20
3.
Faktor-faktor Produktivitas................................................
22
4.
Pengukuran Produktivitas..................................................
26
5.
Peran Pimpinan Dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan
26
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................... 28
1.
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...................
28
2.
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .........................
31
3.
Dimensi dan Indikator Kelesamatan dan Kesehatan Kerja .
32
4.
Faktor Penyebab Kecelakaan Dalam Kerja ........................
34
5.
Usaha-usaha Dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja .................................................................................
35
6. Peranan Pemimpin dalam meningkatkan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ................................................................
36
7.
Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...........
38
Disiplin Kerja .......................................................................... 41
1.
Pengertian Disiplin Kerja ..................................................
41
2.
Pembentukan Disiplin Kerja ..............................................
43
3.
Indikator Meningatkan Kedisiplinan..................................
44
4.
Dimensi dan Indikator Disiplin Kerja ................................
45
5.
Peranan Pemimpin dalam Meningkatkan Disiplin Kerja ...
46
B.
C.
D. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu............................................... 48
E.
Kerangka Penelitian .................................................................
52
F.
Hipotesis ..................................................................................
53
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 54
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 54
1. Lokasi Penelitian............................................................... 54
2. Fokus Penelitian................................................................ 54
3. Waktu Penelitian ............................................................... 54
4. Populasi ............................................................................ 55
5. Sampel .............................................................................. 55
B. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 56
1. Data Primer ....................................................................... 56
2. Data Sekunder................................................................... 57
C. Metode Analisis ....................................................................... 58
1. Statistik Deskriptif ............................................................ 58
2. Uji Kualitas Data............................................................... 58
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 59
4. Uji Hipotesis ..................................................................... 60
D. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 62
1. Variabel Independen ......................................................... 62
2. Variabel Dependen............................................................ 63
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN........................ 66
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 66
1. Sejarah dan Struktur Organisasi Perusahaan ...................... 66
2. Karakteristik Profil Responden.......................................... 67
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................. 76
xiv
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................. 76
2.
Hasil Uji Kualitas Data......................................................
78
3.
Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................
81
4.
Hasil Uji Hipotesis ............................................................
84
V PENUTUP ................................................................................. 90
A.
Kesimpulan..............................................................................
90
B.
Implikasi..................................................................................
91
C.
Saran........................................................................................
92
BAB
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 93
LAMPIRAN ........................................................................................... 95
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Keterangan Halaman
1.1 Data Kasus Kecelakaan Kerja di Indonesia Dari th 2001-2010 .......... 6
1.2 Rekap Laporan Kecelakaan Kerja Proyek.......................................... 11
1.3 Temuan-temuan Ketidak Taatan Karyawan Pada Peraturan Kerja ..... 13
1.4 Rekap Absensi Kehadiran Bulan September 2015 ............................. 14
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu........................................................ 51
3.1 Kriteria Skala Penelitian.................................................................... 57
3.2 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ........................................ 63
4.1 Data Sampel Penelitian ..................................................................... 68
4.2 Jabatan Responden ........................................................................... 68
4.3 Jenis Kelamin Responden ................................................................. 69
4.4 Usia Responden ................................................................................ 69
4.5 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ........................................... 70
4.6 Pengalaman Kerja Responden ........................................................... 71
4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) .................................................................................................. 72
4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja ................... 73
4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produktivitas Kerja........... 75
4.10Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 77
4.11Hasil Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja....................... 78
4.12Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja...................................................... 79
4.13Hasil Uji Validitas Produktivitas Kerja.............................................. 80
xvi
4.14Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 81
4.15 Hasil Uji Multikolonieritas...............................................................
82
4.16 Hasil Uji Normalitas ........................................................................
83
4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi.......................................................
85
4.18 Hasil Uji Statistik F..........................................................................
86
4.19 Hasil Uji Statistik T..........................................................................
87
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Keterangan Halaman
1.1 Tingkat Resiko kecelakaan kerja pada kantor Wika Realty................ 9
1.2
Tingkat Resiko Kecelakaan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive
Office Park PT. Wika Realty .............................................................
10
2.1
Skema Kerangka Penelitian...............................................................
52
4.1
Struktur Organisasi Unit Konstruksi..................................................
67
4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................................
84
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp. Keterangan Halaman
1. Kuisioner Penelitian .......................................................................... 96
2. Surat Keterangan Dari Perusahaan .................................................... 100
3. Tabulasi Data .................................................................................... 101
4. Output Hasil Pengujian Data ............................................................. 104
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan salah satu organisasi yang menghimpun orang-
orang yang biasa disebut dengan karyawan atau pegawai untuk menjalankan
kegiatan rumah tangga produksi perusahaan. Hampir di semua perusahaan
mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan dan nilai bagi
perusahaan, dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan
karyawan. Oleh sebab itu karyawan merupakan salah satu modal sumber daya
manusia yang sangat penting keberadaannya dalam setiap sendi operasional
karena sumber daya manusia adalah salah satu aset utama yang berfungsi
sebagai penggerak operasional perusahaan. Setiap perusahaan menyadari
bahwa sumber daya manusia yang profesional, terpercaya, berkompeten dan
tekun adalah kunci bagi perusahaan dalam pencapaian tujuannya. (Ravianto,
1986:3) berpendapat bahwa kunci kesuksesan sebuah perusahaan bukan
hanya terletak pada keunggulan teknologi dan ketersediaan dana saja, tapi
faktor Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang terpenting
pula.
Sumber Daya Manusia dengan tingkat produktivitas yang maksimal
sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan dan produktivitas
menjadi salah satu sorotan utama ketika sebuah perusahaan mengalami
kemunduran. Produktivitas merupakan indikator utama bagi kemajuan sebuah
1
2
perusahaan, sehingga peningkatan produktivitas pada semua bagian sistem
merupakan suatu cara untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi
perusahaan tersebut (Kusumadiantho, dalam Jurnal Universitas Pelita
Harapan Volume i dan ii, 2000). (Anoraga, 2004:102) Berpendapat bahwa
faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain adalah
mengenai pekerjaan yang menarik, upah yang baik, keamanan dan
perlindungan dalam pekerjaan, penghayatan atas maksud dan makna
pekerjaan, lingkungan dan suasana kerja yang baik, promosi karyawan dan
pengembangan diri, serta tingkat kedisiplinan dan kesetiaan kepada pimpinan
pekerja.
Memperhatikan hal tersebut, maka pengaruh program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dan kedisiplinan karyawan terhadap produktivitas
kerja karyawan menjadi penting untuk dikaji, karena kedua faktor tersebut
dapat memengaruhi produktivitas perusahaan dalam tujuannya mencapai visi
dan misi perusahaan. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara program K3 dan kedisiplinan karyawan dengan
produktivitas kerja karyawan unit konstruksi Proyek Pembangunan
Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty.
Wika Realty didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas Wika
Realty No. 17 tanggal 20 Januari 2000, dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH.,
Notaris di Jakarta, sebelumnya merupakan salah satu unit bisnis di PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk. Wika Realty mengubah statusnya menjadi Perusahaan
terbuka berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 11 tanggal 7
3
Desember 2004, namun sesuai dengan kebijakan pemegang saham utama
(Wika) untuk melakukan penawaran umum terlebih dahulu, maka penawaran
umum perdana saham-saham Wika Realty kepada masyarakat tersebut
ditunda pelaksanaannya.
Pada tahun 2001, Wika Realty melakukan diversifikasi usaha yang
semula fokus pada bisnis Realty sebagai developer berkembang menjadi tiga
bidang usaha yaitu pengembangan bisnis Realty, manajemen properti dan jasa
konstruksi. Disamping itu untuk mendukung bisnis properti khususnya
Building Management, PT Wijaya Karya menyerahkan berbagai aset tetap
Wika, seperti Gedung Perkantoran dan Kawasan Industrinya untuk dikelola.
Sampai saat ini bidang usaha properti juga mengelola aset selain milik Wika
dan juga mulai mengelola apartemen.
Pembentukan unit bisnis jasa konstruksi pada tahun 2001 terbentuk
karena adanya peluang memasuki bidang usaha ini. Hal ini terjadi karena
disamping memiliki sumber daya yang memadai, gedung yang dibangun
masih berkaitan dengan unit bisnis Realty seperti Mall, Trade Center,
Perkantoran dan Rumah Susun. Pada Perkembangannya, bidang usaha Realty
selain mengembangkan hunian Landed House juga merambah ke hunian
Vertikal atau High Rise Building (http://www.wikarealty.co.id).
PT. Wika Realty adalah salah satu anak perusahaan PT. Wijaya Karya
(persero) Tbk, yang bergerak dibidang konstruksi bangunan yang pada
pelaksanaanya menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan Disiplin Kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Wika Realty
4
sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Pada
penelitian ini ditetapkan lima faktor keselamatan kerja yaitu: pelatihan
keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja,
pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3. Sedangkan
produktivitas kerja dapat dilihat dari faktor-faktor yang memengaruhi
produktivitas kerja karyawan yang terdiri dari kemauan kerja, kemampuan
kerja, lingkungan kerja, kompensasi, jaminan sosial, dan hubungan kerja.
Tidak mudah bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman guna memotivasi karywan agar mereka terdorong untuk
melaksanakan tugasnya dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan
secara menyeluruh. Faktor keamanan dan perlindungan dalam bekerja
menjadi salah satu faktor produktivitas kerja karyawan. Ketika karyawan
memiliki rasa aman dan nyaman karena dirinya merasa mendapatkan
perlindungan yang baik dari perusahaan, maka karyawan tersebut juga akan
bekerja dengan perasaan yang tenang dan akan bekerja secara baik.
Diharapkan karyawan perusahaan yang seperti ini akan memiliki
produktivitas kerja yang maksimal. Salah satu upaya dalam menerapkan
perlindungan bagi karyawan adalah dengan melaksanakan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem
program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal - hal yang berpotensi
5
menimbulkan kecelakaan kerja serta tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian (Lubis, 2011:3).
Di indonesia angka kecelakaan kerjanya masih tinggi. Pada tahun
2011, tercatat 96.314 kasus dengan korban meninggal 2.144 orang dan
mengalami cacat sebanyak 42 orang. Berdasarkan data ILO (International
Labour Organization) organisasi perburuhan nasional, kerugian akibat
kecelakaan kerja di indonesia mencaai Rp. 280 triliun pertahun. Dengan
budaya keselamatan dan kesehatan kerja kita harapkan dapat menurunkan
biaya risiko dan perusahaan akan lebih untung.
Keterangan resmi pemerintah mengatakan bahwa dalam satu hari
terdapat lebih dari sembilan orang meninggal akibat kecelakaan kerja. Angka
kematian tersebut diperkirakan jauh lebih besar. Karena PT Jamsostek
sebagai badan pemerintah hanya mendasarkan perhitungan kecelakaan kerja
pada buruh-buruh yang menjadi anggotanya. Padahal, masih banyak
perusahaan yang tidak mendaftarkan buruhnya kepada Jamsostek. Seperti
diakui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor, dari dua ribu industri di
Kabupaten Bogor, hanya dua perusahaan yang disiplin melaporkan aktivitas
K3-nya.
Saat ini Jumlah tenaga kerja di Indonesia untuk sektor formal
diperkirakan mencapai 30 juta orang, sekitar 9 juta pekerja telah
diikutsertakan dalam program Jamsostek, sedangkan sisanya lebih dari 20
juta orang tenaga kerja formal yang belum tergabung dalam program
jamsostek. Begitu pun dengan pekerja informal yang jumlahnya mencapai 70
6
juta orang, hanya satu persen yang telah terlindungi oleh polis asuransi.
Secara umum, angka yang dilaporkan pemerintah mengenai kecelakaan kerja
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Kasus Kecelakaan kerja di Indonesia dari tahun 2008-2013
Tahun
Jumlah Kasus
Kecelakaan
Kerja
Meninggal
Cacat
Total
Cacat
Sebagian
Cacat
Fungsi
Sembuh
2008 93.823 2.124 44 2.547 4.018 85090
2009 96.314 2.144 42 2.713 4.380 87.035
2010 98.711 1.965 31 2.313 3.662 78.722
2011 109.696 31.195 45 35.285 108.945 86.354
2012 117.949 29.544 43 39.704 128.312 95.746
2013 93.578 23.384 51 27.054 104.976 98.632
Sumber : PT. Jamsostek dan Depnaker RI.
Dari data di atas, rata-rata kecelakaan kerja mencapai lebih dari
100.000 kasus per tahun. Data di atas diambil dari 9 juta orang pekerja formal
yang menjadi anggota program jamsostek dari total 100 juta orang pekerja di
seluruh Indonesia. Artinya, terdapat 90 juta buruh Indonesia yang tidak
dilindungi keselamatan dan kesehatan kerjanya. Para buruh tersebut bekerja
di berbagai sektor informal. Untuk diketahui, para buruh informal mengalami
hubungan kerja yang lebih buruk dibanding buruh formal, baik dari segi upah
maupun kondisi kerjanya.
Kondisi di beberapa daerah di Indonesia, sampai semester pertama
tahun 2011 menujukan skala yang meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya seperti di Karawang sampai dengan bulan Mei 2011 telah terjadi
7
kasus kecelakaan kerja sebanyak 1.355 kasus terdiri dari, kecelakaan proses
produksi sebanyak 883 kasus, kecelakaan lalu lintas sebanyak 472 kasus,
meninggal dunia di tempat kerja sebanyak empat kasus dan meninggal dunia
di jalan raya sebanyak 12 kasus. Sedangkan di daerah Jawa Timur Angka
kecelakaan kerja Hingga Agustus 2011 ini terjadi 9.846 kasus.
Bila dilihat secara per sektor jenis usaha, angka kecelakaan kerja di
sektor jasa kontruksi paling tinggi dibandingkan dengan sector lainnya.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat hingga tahun 2010,
kecelakaan kerja masih didominasi bidang jasa kontruksi (31,9%), disusul
sektor Industri manufaktur (31,6%), transport (9,3%), pertambangan (2,6%),
kehutanan (3,6%), dan lain-lain (20%).
Berdasarkan dari hasil penelitian, telah terungkapkan bahwa dari
jumlah kecelakaan kerja yang terjadi, secara umum dapat dikualifikasi bahwa
kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri unsafe action
adalah sebesar 78% dan kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kondisi
berbahaya dari peralatan yang digunakan dalam bekerja unsafe condition
adalah sebesar 20% serta faktor lainnya adalah sebesar 2% (Fathoni, 2008: 4).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku manusia merupakan
penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Dampak yang
dihasilkan dari kecelakaan kerja ini pun dapat berakibat buruk, seperti adanya
korban jiwa, cacat, kerusakan hasil produksi, yang pada akhirnya merugikan
semua pihak.
8
Berbagai tuntutan tentang masalah keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) ini, menyadarkan perusahaaan harus memberi perhatian lebih dalam
memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan perlindungan pada
karyawan.
Memperhatikan hal tersebut, maka pengaruh program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan menjadi
penting untuk dikaji, karena faktor tersebut dapat memengaruhi produktivitas
perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan. Pada
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan
unit konstruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika
Realty.
Penelitian diawali dengan mengetahui bagaimana penerapan program
K3 dan disiplin kerja di proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park
PT. Wika Realty melalui wawancara langsung, pengamatan, dan beberapa
dokumen perusahaan. Penelitian dilakukan pada seluruh karyawan unit
kontruksi proyek pembangunan Taman Sari Hive Office Park. Karyawan
dibagian unit konstruksi dituntut memiliki produktivitas kerja yang tinggi
agar tercapai hasil yang optimal.
Proyek Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty dalam
penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terbagi menjadi
dua bagian, yaitu area kantor untuk karyawan Wika Realty dan area
pembangunan gedung Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty.
9
Gambar 1.1
Tingkat Resiko kecelakaan kerja pada kantor Wika Realty
Sumber: Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk Control
(HIRARC) proyek.
Pada area kantor karywan proyek terdapat lokasi kegiatan yaitu kantor
seperti penggunaan alat-alat kantor, pantry tempat pencucian alat makan dan
pemilihan sampah, tangga darurat ketika terjadi keadaan darurat, toilet dan
tempat wudhu aktifitas menuju toilet dan tempat wudhu. Pada area kantor
karyawan proyek peluang terjadinya kecelakaan kerja mungkin dapat terjadi
dan cenderung akan terjadi. Akibat kecelakaan kerja tersebut yaitu cidera
ringan (P3K) kerugian material sedang dan hilang hari kerja kerugian
material cukup besar. (Sumber: Dari hasil wawancara dan data “Form Hazard
Identification, Risk Analysis & Risk Control (HIRARC) proyek” dari Bpk.
Anas Septiadi penanggung jawab bagian SHE Officer, Agustus 2015).
10
Pada area pembangunan gedung tamansari hive office park terdapat
beberapa lokasi kegiatan yaitu bagian pekerjaan, pos keamanan, pekerjaan
galian, (pekerjaan shorsceat) pencampuran material dan penyempotan
shorscreat, (pekerjaan struktur) pengecoran, dan (pemasangan precast)
erection kolom dan balok. Pada area pembangunan gedung peluang
terjadinya kecelakaan kerja mungkin dapat terjadi dan cenderung akan terjadi.
Akibat kecelakaan kerja tersebut cidera ringan (P3K) kerugian material
sedang dan hilang hari kerja kerugian cukup besar. (Sumber: Dari hasil
wawancara dan data “Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk
Control (HIRARC) proyek” dari Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab
bagian SHE Officer, Agustus 2015)
Gambar 1.2
Tingkat Resiko Kecelakaan pada Proyek Pembangunan Tamansari
Hive Office Park PT. Wika Realty
11
Sumber: Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk Control
(HIRARC) proyek.
Tabel 1.2 REKAP LAPORAN KECELAKAAN KERJA PROYEK
s.d. Bulan
Jml Tenaga Kerja
Jumlah Manhours
Kejadian Hari Hilang Total F R
S R
Ringan
STMB
Berat
Meninggal
Ringan
STMB
Berat
Meninggal
Kejadian Hari
Hilang
Oktober 2014 116 39.578 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 25,27 0,00
November 2014 149 88.847 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 11,26 0,00
Desember 2014 183 151.206 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 26,45 0,00
Januari 2015 166 207.669 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 9,63 0,00
Februari 2015 181 263.527 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00
Maret 2015 148 313.940 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00
April 2015 204 381.139 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 7,87 0,00
Mei 2015 223 457.281 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00
Juni 2015 201 563.409 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3,55 0,00
Juli 2015 129 564.905 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00
Agustus 2015 205 623.194 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00
September 2015 254 706.860 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00
Keterangan :
STMB
: Sementara Tak Mampu
Bekerja
Jml Manhours : Jumlah pekerja x Jam kerja orang x waktu pelaksanaan proyek
FR : Jumlah kejadian / jumlah jam kerja orang x 1.000.000
SR : Jumlah hari hilang / jumlah jam kerja orang x 1.000.000
Sumber: Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab bagian SHE Officer
12
13
Berkaitan dengan bahaya yang akan timbul dalam bekerja,
kedisiplinan dalam bekerja menjadi salah satu sorotan ketika keteledoran
yang terjadi dapat mempengaruhi keselamatan karyawan. Disiplin kerja
adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh
kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan
perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito, 2002:199).
Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari manajer karena
semakin disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat
dicapainya dan akan menciptakan karyawan yang berkualitas dan
berproduktivitas tinggi (Helmi, Buletin Psikologi Tahun IV No. 2, 2006).
Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk
mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari
kehadiran karyawan setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian
kerja sesuai dengan ketentuan perusahaan seperti pakaian pelingdung, dan
alat pelindung lainnya, dan tanda pengenal, serta ketaatan karyawan terhadap
peraturan. Hilangnya disiplin akan berpengaruh terhadap efektivitas kerja dan
produktivitas.
Pada Proyek Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty mengenai
tingkat kedisiplinan kerjanya adalah beberapa kali terlihat pegawai tidak
bertugas pada waktu jam kerja, beberapa karyawan tidak memakai baju
pelindung dan helm pelindung diarea proyek, dan beberapa karyawan
merokok diarea proyek. Adanya karyawan yang berkeliaran pada waktu jam
kerja, mengobrol yang tidak berkaitan dengan pekerjaan pada saat jam kerja,
14
dan tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas. Hal ini merupakan salah satu
masalah yang terhadap dala program disiplinan kerja karyawan. (Sumber:
Dari hasil wawancara dan pengamatan dengan Bpk. Badru Tamam
penanggung jawab bagian Kasi Keuangan dan Personalia, September 2015).
Tabel 1.3
Temuan-temuan Ketidak Taatan Karyawan Pada Peraturan Kerja
No.
Temuan
Lokasi
Data dari
1 Pekerja tidak lengkap
APD+ROKOK
Lantai 8
Picture PT MPM
2 Pengelasan tidak ada APAR+Rompi
Lantai 12
Picture PT MPM
3 2 pekerja tidak memakai APD lengkap
Lantai 6
Picture Mandor
Amin
4 Pekerja tidak lengkap APD
Lantai 9
Picture PT CTM
5 Sampah
Lantai 9
Picture PT CTM
6 Bekas pipa besi berantakan
Lantai B3
Picture PT MPM
7 Sampah pekerjaan
Tangga B dari
Lantai 3-2
Picture Mandor
Fauzan
8 Sampah potongan habel
Tangga B dari Lt
2-1
Picture Mandor
Fauzan
Sumber : Hasil Safety Patrol dari Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab bagian
SHE Officer, Agustus 2015.
Tabel 1.4
Rekapitulasi Absensi Kehadiran Bulan September 2015
Bulan September
Jabatan
Jumlah karyawan
Hadir
Tidak Hadir
Sakit
Izin
Cuti
Weekend
Lembur
Jumlah
Staff keuangan 2 41 1 0 0 2 16 0 60
Qa 1 15 5 0 0 1 8 0 29
Me 3 82 2 0 0 2 13 7 106
Surveyor 2 56 2 0 0 1 0 16 75
Drafter 3 69 2 0 0 3 16 8 98
Gudang 2 48 4 0 0 2 7 9 70
Pelaksana 3 67 11 0 0 2 11 13 104
Staff 1 23 1 0 0 1 4 3 32
So 2 53 1 0 0 2 4 12 72
Driver 1 15 6 0 0 1 8 0 30
Qc 2 46 1 0 0 2 10 6 65
SHE 1 14 10 0 0 1 5 3 33
Storing 2 48 4 0 0 2 7 9 70
Staff teknik 2 38 8 0 0 2 12 4 64
K3 9 123 100 0 0 9 36 0 268
gudang 3 52 16 0 0 2 20 1 91
fauzy 4 65 40 0 0 4 17 7 133
TOTAL 43 855 214 0 0 39 194 98 1400
Sumber : Bpk. Badru Tamam (data absensi karyawan unit kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)
15
16
Dari data diatas, peneliti memiliki tujuan untuk melihat pengaruh
antara program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja
terhadap produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya program K3 dan
Disiplin kerja, diharapkan karyawan akan merasa aman dan nyaman dalam
menyelesaikan pekerjaannya sehingga diharapkan produktivitas kerja
karyawan meningkat.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti merasa
tertarik untuk membuat suatu kajian yang lebih mendalam mengenai masalah
tersebut yang berbentuk karya ilmiah yang penulis beri judul “Pengaruh
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja
Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada
PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka
penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Wika Realty dalam proyek pembangunan
Tamansari Hive Office Park?
2. Bagaimanakah pelaksanaan program disiplin kerja yang ada pada PT.
Wika Realty dalam proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park?
3. Bagaimanakah pengaruh penerapan program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan PT.
Wika Realty dalam proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park?
17
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
karyawan berpengaruh tehadap produktivitas kerja karyawan pada
Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty?
2. Apakah penerapan program Disiplin Kerja karyawan berpengaruh
terhadap produktivitas kerja karyawan pada Proyek Pembangunan
Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty?
3. Apakah penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
disiplin Kerja karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT.
Wika Realty?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana besarnya pengaruh
penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
produktivitas kerja karyawan.
2. Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana besarnya pengaruh
penerapan program disiplin Kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.
18
3. Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana besarnya pengaruh
penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan disiplin
kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Secara teoritis :
a. Bagi penulis atau peneliti
Penelitian ini dapat digunakan membandingkan teori manajemen yang
di dapat di bangku kuliah dengan yang terjadi dilapangan. Sebagai
upaya lebih mndalami masalah sumber daya manusia serta
menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah terhadap
praktek dilapangan.
b. Bagi akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi penelitian
berikut, serta memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu sumber
daya manusia.
2. Secara praktis :
c. Bagi perusahaan
Dapat digunakan untuk melihat kebutuhan karyawan dalam program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja karyawan
agar produktivitas kerja karyawan meningkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prduktivitas Kerja
1. Pengertian Produktivitas Kerja
a. Secara Harfiah
Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal
peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (the
will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas
kehidupan dan penghidupan di segala bidang. Menurut Encyclopedia
Britanica (1982:27) disebutkan bahwa produktivitas dalam ekonomi
berarti rasio dari hasil yang dicapai dengan pengorbanan yang
dikeluarkan untuk menghasilkan sesuatu. Secara umum yang
dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan (input). Konsep produktivitas dikembangkan untuk
mengukur besarnya kemampuan menghasilkan nilai tambah atas
komponen masukan yang digunakan (Cahyono, 1996: 281). Secara
sederhana produktivitas yang dimaksud disini adalah perbandingan
ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber
yang digunakan selama kegiatan berlangsung.
Dewan Produktivitas Nasional Departemen Tenaga Kerja
Republik Indonesia dalam kaitannya dengan pengertian produktivitas
18
19
tenaga kerja sebagai berikut: Produksi dan produktivitas merupakan
dua pengertian yang berbeda. Peningkatan produksi menunjukkan
pertambahan jumlah hasil yang dipakai, sedangkan peningkatan
produktivitas mengandung pengertian pertambahan dan perbaikan
cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh
peningkatan produktivitas. Karena produksi dapat meningkatkan
walaupun produktivitasnya tetap ataupun menurun.Sedangkan
menurut formulasi National Productivity Board (NPB) Singapore,
dikatakan bahwa produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind)
yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan
(Sedarmayanti 2001:56).
b. Secara teorits
Produktivitas dapat diartikan pula sebagai ukuran tingkat
efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama
produksi berlangsung. Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari
efektivitas dan efisiensi (Gaspersz, 2000).
Efisiensi lebih menekankan pada daya guna dari penggunaan
sumber daya, yang berarti penghematan dan meniadakan segala
pemborosan yang tidak diperlukan, sehingga tenaga, pikiran, waktu
dan biaya dalam proses produksi dapat dihemat. Efisiensi adalah
pengertian sampai sejauh mana sumber daya dengan pengorbanan
sekecil-kecilnya dapat menjadi hasil yang sebesra-besarnya. Dari
20
uraian ini dapat dikatakan bahwa efisiensi lebih memperhatikan
kecermatan penggunaan sumber daya.
Efektivitas berhubungan dengan pelaksanaan tugas agar
tercapai suatu tujuan dari penggunaan sumber daya untuk memberikan
hasil guna, serta bagaimana sumber daya digunakan sesuai fungsi dari
sumber daya tersebut, sehingga dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya. Efektivitas berfokus pada keluaran sehingga
merupakan petunjuk seberapa besar hasil yang dicapai dengan
penggunaan sumber daya yang ada digunakan untuk mencapai hasil
(keluaran) yang optimal, sehingga efektivitas dapat dikatakan sebagai
ketepatan penggunaan sumber daya (Umar, 2004).
2. Dimensi dan Indikator Produktivitas Kerja
Banyak dimensi dan indikator yang mempengaruhi produktivitas
kerja, baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan
dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara
keseluruhan (Sedarmayanti 2001).
Ada enam dimensi serta indikator utama yang menentukan
produktivitas tenaga kerja, adalah :
a. Sikap kerja. Sikap kerja adalah Kesediaan untuk bekerja bergiliran,
dapat menerima tambahan tugas, bekerja dalam suatu tim
(Sedarmayanti, 2001 : 71). Adapun indikator dari sikap kerja adalah
sebagai berikut :
21
1) Kesediaan untuk bekerja bergiliran
2) Dapat menerima tambahan tugas
3) Bekerja dalam suatu tim
b. Tingkat ketrampilan. Tingkat ketrampilan adalah kemampuan
melaksanakan tugas/ pekerjaan dengan menggunakan anggota badan
dan peralatan kerja yang tersedia. (Sedarmayanti, 2001 : 71) Adapun
indikator dari tingkat ketrampilan adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan formal dan informal
2) Adanya pelatihan dalam manajemen dan superviser
3) Ketrampilan dalam teknik
c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi. Hubungan
antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi merupakan hubungan
yang terjadi antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi
(Sedarmayanti, 2001 : 71) . Adapun indikator dari Hubungan antara
tenaga kerja dan pimpinan organisasi ini adalah sebagai berikut :
1) Adanya pengawasan mutu terhadap produk
2) Pengawasan karyawan mengenai pekerjaan
d. Manajemen produktivitas. Manajemen produktivitas adalah
manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja untuk
mencapai peningkatan produktifitas. (Sedarmayanti, 2001 : 72)
Adapun indikator dari manajemen produktivitas adalah sebagai
berikut :
22
1) Efesiensi sumber daya manusia
2) System kerja yang terdapat dalam organisasi
e. Efesiensi tenaga kerja. Efesiensi tenaga kerja di definisikan sebagai
efesiensi yang mencakup perencanaan tenaga kerja dan tambahan
tugas (Sedarmayanti, 2001 : 72). Adapun indikator dari efesiensi tenga
kerja Sedarmayanti adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan tenaga kerja
2) Tambahan tugas dari organisasi
f. Kewiraswastaan. Kewiraswataan adalah sikap yang mencerminkan
kemandirian seseorang dalam suatu organisasi. (Sedarmayanti, 2001 :
72) Adapun indikator dari kewiraswastaan ini adalah sebagai berikut :
1) Pengambilan resiko
2) Kreatifitas dalam berusaha
3) Berada dalam jalur yang benar dalam berusaha
3. Faktor-Faktor Produktivitas Kerja
Disamping hal tersebut terdapat pula berbagai faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah (Sedarmayanti,
2001:71-78):
a. Sikap mental, berupa :
1) Motivasi kerja
2) Disiplin kerja
3) Etika kerja
23
b. Pendidikan
Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi
akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan
arti pentingya produktivitas dapat mendorong pegawai yang
bersangkutan melakukan tindakan yang produktif.
c. Keterampilan
Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka
akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan
baik. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai
kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup.
d. Manajemen
Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang
dikaitkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta
mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan
menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong
pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif.
e. Hubungan industrial pancasila
Dengan penerapan hubungan industrial pancasila, maka akan :
1) Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan motivasi kerja
secara produktif sehingga produktifitas meningkat.
2) Menciptakan hubungan kerja yang serasi dinamis sehingga
menumbuhkan partisipasi dalam usaha meningkatkan
produktivitas.
24
3) Menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong
diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan
produktivitas.
f. Tingkat penghasilan
Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan
konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan produktivitas.
g. Gizi dan kesehatan
Apabila pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan
berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja, apalagi bila mempunyai
semangat yang tinggi maka akan dapat meningkatkan produktivitas
kerjanya.
h. Jaminan sosial
Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada
pegawainya dimaksudkan untuk menigkatkan pengabdian dan
semangat kerja. Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka
akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja. Sehingga mendorong
pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan
produktivitas kerja.
i. Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan dan iklim yang kerja yang baik akan mendorong
pegawai akan senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab
25
untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah
peningkatan produktivitas.
j. Sarana produksi
Mutu sarana produksi sangat berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik
kadangkadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai.
k. Teknologi
Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju
tingkatannya maka akan memungkinkan:
1) Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi
2) Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu
3) Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa
Dengan memperhatikan hal termaksud, maka penerapan teknologi
dapat mendukung peningkatan produktivitas.
l. Kesempatan berprestasi
Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir
atau pengembangan potensi yang pribadi yang nantinya akan
bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka
kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan psikologis
untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki
untuk meningkatkan produktivitas kerja.
26
4. Pengukuran Produktivitas
Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan
yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda
(Muchdarsyah Sinungan, 2003:56).
a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan
pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah
pelaksanaan sekarang ini memuaskan – namun hanya
mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta
tingkatannya.
b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi,
proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan
pencapaian relatif.
c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang
terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.
5. Peranan Pimpinan Organisasi Dalam Meningkatkan Produktivitas
Karyawan
Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja perlu diingat
bahwa faktor manusia menjadi dasar penentuan dalam meningkatkan
produklivitas kerja. Tujuan sebuah program peningkalan produktivitas
kerja harus mencapai perubahan yang signifikan, yailu untuk
memperoleh perbandingan yang lebih antara keluaran (output) dan
masukan (input).
27
SB.Handayani (2000) mengatakan bahwa hal utama yang perlu
dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja ini adalah
mengatasi sikap "tidak peduli" baik manajer maupun karyawan. Mereka
sebenarnya sama-sama memiliki kepenlingan dalam meningkalkan
produktivilas kerja, oleh karena itu mereka perlu komilmen bersama
lerhadap peningkalan produklivitas kerja. Dalam meningkalkan
produklivitas kerja membuluhkan tindakan yang memerlukan kekualan
kepemimpinan yang besar dari manajemen puncak.
Menurul Panji Anoraga (2001) peningkatan produktivilas dapat
berarti peningkatan hasil yang dicapai dengan penggunaan sumber daya
secara efektif dan efisien. Pada umumnya, strategi yang diterapkan untuk
meningkatkan produktivitas, antara lain:
a. Penyempurnaan manajemen, melalui :
1) Peningkatan kemampuan manejerial dalam bidang perencanaan dan
pengambilan keputusan,
2) perbaikan prosedur dan sistem manajemen (termasuk kemampuan
pimpinan dalam merancang dan menggunakan sistem yang ada).
3) peningkatan "personal and interpersonal skill".
b. Perbaikan manajemen sumber daya manusia, melalui :
1) Peninjauan kembali peraturan kepegawaian,
2) Perumusan kembali tata cara dalam meningkatkan motivasi
pegawai,
3) Menyempurnakan penilaian prestasi kerja,
28
4) Penyempurnaan hubungan antara pegawai dan organisasi kerja.
c. Perbaikan kualitas kerja, melalui :
1) Perbaikan Iingkungan kerja (dalam arti lingkungan fisiknya),
2) Penerapan prinsip-prinsip pengembangan organisasi dalam praktek
kerja dan menciptakan budaya organisasi yang dapat menaikkan
rasa bangga dan rasa memiliki terhadap organisasi kerjanya.
Yulis Rasul (1996) mengatakan bahwa usaha mengatasi
rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja dimana perlu
ditemukan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja
yaitu dengan memberikan penggajian yang baik, pendidikan, peningkatan
partisipasi karyawan, perbaikan komunikasi dan perbaikan kondisi kerja.
Dari penjelasan diatas adapun faktor yang menghambat produktivitas
kerja adalah ketika semua faktor pendukung tersebut tidak dilaksanakan
dengan baik, baik dari sistem perencanaan dan strategi yang telah disusun
tidak dilaksanakan oleh karywan dan komunikasi pimpinan organisasi
yang tidak menerapkan sistem tersebut dengan baik.
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Secara Harfiah
Dalam manajemen SDM konsep keselamatan dan kesehatan
kerja selalu disatukan dan dibahas secara bersamaan, meskipun pada
praktiknya keselamatan dan kesehatan kerja merupakan dua hal yang
berbeda. Dilihat dari sisi difinisi bahasa keselamatan adalah terbebas
29
dari bahaya, bencana, dan malapetaka. Kesehatan adalah baik seluruh
badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). (kamus bahasa
indonesia:2011)
Dalam pembahasan SDM konsep keselamatan dan kesehatan
kerja dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk mencegah
semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan ligkungan dan
situasi kerja dalam america safety and engineering society of (ASSE).
b. Secara teorits
Pendapat Mangkunegara (2002, p.163). Mengenai
kesealamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah dan rohaniah
khususnya tenaga kerja dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Pendapat Pandji Anoraga, 2005. Mengatakan bahwa
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah usaha mencegah kecelakaan
kerja dan memberikan perasaan yang aman bagi para karyawan
dengan memperhatikan aspek lingkungan, mesin dan alat, dan
manusianya sendiri.
Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk pada kondisi-
kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan
oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah
perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan
kesehatan kerja yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang
30
menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang
sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut. Kondisi
fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja
seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cedera yang
diakibatkan gerakan berulang-ulang, sakit punggung, sindrom carpal
tunnel, penyakit-penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker
seperti kanker paru-paru dan leukimia, emphysema, serta arthritis.
Kondisi-kondisi lain yang diketahui sebagai dari tidak sehatnya
lingkungan pekerjaan meliputi penyakit paru-paru putih, penyakit
paru-paru coklat, penyakit paru-paru hitam, kemandulan, kerusakan
sistem syaraf pusat, dan bronhitis kronis. Kondisi-kondisi psikologis di
akibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas
rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasaan, sikap apatis, penarikan diri,
penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupa, kebingungan
terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain,
bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah
marah, selalu menunda pekerjaan, dan kecenderungan untuk mudah
putus asa terhadap hal-hal yang remeh (Schuler, Randall S 1999, p.
222).
Dengan demikian kesimpulan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan
kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. fungsi ini
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat
31
suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak.
2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut AA Anwar Prabumangkunegara (1993) tujuan dari
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam perusahaan adalah
sebagai berikut :
a. Setiap pegawai mendapat jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
baik secara fisik , sosial dan psikologis.
b. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
dan seefektif mungkin.
c. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya
d. Adanya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
f. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
kerja.
g. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Diterbitkannya Undang-undang tentang Keselamatan Kerja,
bertujuan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada ditempat
kerja terlindungi keselamatan dan kesehatannya. Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga telah ditujukan untuk
mengidentifikasi kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan
tindakan tidak aman (unsafe act). Tindakan tidak aman bisa terjadi
karena pekerja kurang mengenal bahaya yang berasal dari pekerjaannya.
32
Menurut Undang-undang, manajemen hanya dapat mempekerjakan
tenaga kerja setelah yakin tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-
syarat keselamatan kerja, karena itu manajemen wajib melakukan
pembinaan dan memberikan penjelasan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja (Soekotjo, dkk, 2000).
3. Dimensi dan Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Berdasarkan teori "tiga faktor" yang menyebutkan bahwa aspek-
aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Pandji Anoraga, 2005),
antara lain:
a. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja ialah segala sesuatu yang berada disekitar
karywan dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Keadaan Iingkungan kerja
memberikan pengarug yang besar terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja yang baik dapat mempertinggi efisien dan
efektifitas kerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting
untuk diperhatikan antara lain:
1) Penerangan yang baik memungkinkan pekerja melihat objek yang
dikerjakannya dengan jelas dan cepat. Penerangan yang tidak
sempurna, sehingga gelap atau dapat membuat silau, yang
berpengaruh negatif terhadap ketrampilan kerja. Warna ruang
kantor yang serasi dapat meningkatkan produksi dan semangat
kerja (AA Anwar, 1993).
33
2) Suhu dan sirkulasi udara yang tidak sempurna, sehingga ruangan
kerja berdebu dan lembab. Temperatur dan kelembaban yang
terlalu panas atau terlalu dingin dapat mempengaruhi kondisi fisik,
semangat kerja dan emosi karyawan.
3) Kebisingan merupakan bunyi-bunyi yang tidak dikehendaki dan
mengganggu serla dapat merusak pendengaran dan penggunaan
musik di tempat kerja pada waktu-waktu terlentu dapat
menciptakan suasana kerja yang lebih serasi.
4) Ketentuan-ketentuan kerja yang sering dilanggar, seperli fasilitas
umum didalam perusahaan yang tidak terpelihara, contohnya wc
yang tidak dibersihkan, lantai licin dan kotor yang memungkinkan
orang tergelincir, tempat pembuangan sisa-sisa bahan pembuangan
yang tidak sempurna, cara penempatan mesin dan bahan baku yang
tidak tepat, jalur lalu lintas digunakan untuk menempatkan
bahanbahan baku, dan ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
b. Mesin dan alat-alat kerja
Kondisi mesin dan peralatan kerja dapat berpengaruh baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemungkinan
timbulnya kasus kecelakaan kerja. Peralatan dan mesin kerja yang
tidak ergonomis dapat cepat menimbulkan kelelahan bagi karyawan.
Peralatan yang baik adalah yang senantiasa siap dipergunakan oleh
karyawan. Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (1993)
kesalahan dapat terletak pada mesin yang letaknya salah, tidak
34
dilengkapi dengan alat pelindung, dan alat-alat kerja yang telah rusak
atau terlalu tua dan alat-alat perlindungan perseorangan telah rusak.
c. Manusia
Dibawah ini merupakan kesalahan-kesalahan manusia yang
dapat menimbulkan kecelakaan, meliputi:
1) Sikap yang tidak wajar, seperti sembrono, tidak mengindahkan
instruksi, lalai, melamun, tidak memakai alat pelindung diri, tidak
kooperatif serta tidak sabar.
2) Kondisi fisik yang kurang sehat cenderung mengakibatkan
menurunnya produktivitas kerja, cepat mengalami kelelahan dan
kurang konsentrasi. Kuang sehat secara fisik maupun psikis, seperti
cacat badan, tuli, kurang penglihatan, reaksi yang lamban dan
kekuatan fisik umum yang kurang, emosi yang tidak stabil,
kepribadian yan rapuh, cara berpikir serta motivasi kerja yang
rendah memberikan peluang yang lebih besar pada terjadinya
kecelakaan kerja.
3) Kurangnya kecakapan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, dapat
dikarenakan belum cukup latihan, salah mengerti instruksi, tidak
mendapat pelajaran terlebih dahulu mengenai suatu pekerjaan, serta
merasa asing dalam pekerjaan.
4. Faktor Penyebab Kecelakaan Dalam Kerja
Secara terperinci, pada sekitar tahun 1930, H. W.Heinrich
menyebutkan suatu rangkaian faktor penyebab kecelakaan yang berkaitan
35
satu dengan yang lainnya. Teori yang dikenal sebagai teori domino ini
menganggap faktor asal usul seseorang dan Iingkungan sosialnya akan
mempengaruhi sikap serta perilaku dalam melakukan pekerjaan,
sehingga mengakibatkan seseorang cenderung untuk bekerja ceroboh,
tidak berhati-hati dan menjurus kearah kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam bekerja.
Kondisi demikian ditambah faktor lainnya seperti bahaya
Iingkungan kerja dan peralatan mekanik, mengakibatkan suatu
kecelakaan kerja beserta seluruh akibatnya. Teori tersebut sekaligus
memperluas prinsip penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, bahkan
upaya yang perlu dilakukan tidak sekedar memperbaiki suatu "unsafe
condition", melainkan juga mengoreksi tindakan manusia yang
berbahaya (unsafe action)
5. Usaha-usaha dalam meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Mutiara, 2002) guna mengurangi
kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecenderungan karyawan untuk
berperilaku dan bersikap yang tidak diinginkan (ubsafe act), adalah
sebagai berikut:
a. Seleksi dan alat yang lain
b. Penyebaran poster dan propaganda
c. Pelatihan keselamatan
d. Program insentif dan program penguatan yang positif
36
e. Komitmen manajer puncak
f. Penentuan kebijaksanaan dalam keselamatan
g. Penetapan tujuan keselamatan dan mengendalikannya
h. Melakukan pengawasan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
i. Memonitor pekerjaan-pekerjaan yang sangat berat (overload).
6. Peranan Pemimpin Dalam Meningkatkan Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
Berikut akan dijelaskan elemen-elemen dasar kepemimpinan yang
dapat diterapkan dalam meningkatkan program K3 (Ismail. A, 2010):
a. Komunikasi yang jelas, transparan dan memiliki visi yang jauh
kedepan. K3 harus dikomunikasikan secara jelas, sederhana dan
terdapat pengembangan visi. Manajemen puncak bertanggung jawab
untuk mengembangkan visi dan memastikan pesan yang dibuat jelas
dan dimengerti oleh semua pihak. Disamping adanya kebijakkan K3,
menajemen puncak dapat mengembangkan sendir istilah-istilah yang
secara spesifik memeberikan arahan dan tindakan yang dapat
dilakukan sesuai dengan tinkat personel di dalam perusahaan.
Misalnya, ”Safety adalah prioritas utama”. Istilah ini sangat sederhana
tetapi siapapun yang membacanya akan dapat memahami dan
mengingatnya disaat melakukan aktifitas kerja.
b. Rencana yang ringkas, jelas untuk mencapai visi. Manajemen puncak
bertanggung jawab untuk memastikan penyusunan manual sistem
manajemen K3 yang terdiri dari penjelasan singkat struktur
dan program SMK3 yang telah dilakukan. Untuk setiap manajemen
37
K3, sebaiknya terdiri dari: alur yang dapat dipahami, matriks
tanggung jawab yang jelas, dan indikator pengukuran kinerja (KPI).
Manajemen puncak dapat menunjuk siapa saja yang diberi tanggung
jawab menerapkan program tersebut.
c. Secara aktif ikut mendukung dan terlibat dalam pencapaian
program. Ini mencakup setting standar kinerja bagi manajer dan
supervisor pada aktifitas seperti safety patrol, investigasi kecelakaan,
diskusi kelompok K3 dan proyek-proyek khusus. Para manajer dan
supervisor secara aktif menyingkirkan berbagai hambatan,
mempromosikan pentingnya K3 disamping kualitas dan produktifitas,
dan berpartisipasi dalam inspeksi, investigasi, dan lain-lain.
d. Dapat mempertanggungjawabkan semua program K3 kepada semua
level didalam perusahaan. Ini memerlukan keterlibatan aktif semua
pihak dengan memberikan peluan yang luas bagi staff untuk
memberikan masukkan dan menerima tanggung jawab K3. Hal ini
sangat penting dan menunjukkan bahwa standar K3 dan aturannya
diketahui, ditaati bersama-sama, dan bila ada pelanggaran, diperkuat
dengan tindakkan pendisiplinan.
e. Mengintegrasikan elemen K3 kedalam fungsi inti pengelolaan
bisnis. K3 jangan dianggab sebagai tambahan pekerjaan, atau menjadi
sistem diluat aktifitas sehari-hari. K3 harus menjadi bagian dari setiap
pekerjaan. Organisasi yang berkomitmen kuat kepada K3 memiliki
batas yang luas bagi SMK3 didalam organisasinya. Bentuk yang biasa
38
dilakukan adalah dengan mengintegrasikan SMK3 kedalam sistem
manajemen lainnya seperti ISO 9001 dan ISO 14001.
f. Komitmen kepada K3 sebagai prioritas. Memiliki SMK3 yang
meliputi banyak hal, terstruktur, dan adanya proses dalam
meningkatkan kompetensi sumberdaya manusianya merupakan
sebuah pesan bahwa K3 menjadi prioritas didalam organisasi.
Pelatihan sebaiknya tidak dipandang sebagai pengganti tapi sebagai
tambahan untuk keterlibatan. Pemimpin dalam K3 mengambil setiap
peluang dalam memperkuat SMK3, dan menemukan dukungan,
keterlibatan pekerja dan mengakui hal tersebut sebagai prestasi positif
mereka.
g. Fokus pada perbaikkan berkelanjutan (continous improvement) dari
sistem manajemen K3. Mengelola SMK3 adalah sama dengan
mengelola produktivitas, kualitas atau area-area lain dalam organisasi.
Peningkatan dan perbaikkan sistem dapat dijadikan sebagai bagian
dari aktifitas sehari-hari.
7. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Dibuatkannya Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
sesuatu yang sangat penting dan harus. Karena hal ini akan menjamin
dilaksanakannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara baik
dan benar. Kemudian konsep ini berkembang menjadi employers
liability yaitu K3 menjadi tanggung jawab pengusaha, buruh/pekerja,
dan masyarakat umum yang berada di luar lingkungan kerja.
39
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap
pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka
dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan dibidang keselamatan
dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu
Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah
tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala
lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam
air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat
keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun
pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena
40
terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana
yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk
memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat,
meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna
membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan baik.
Sesuai dengan ketentuan pemerintah agar meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja dan lingkungan yang aman bagi karyawan
dan masyarakat maka diperlukannya AMDAL. AMDAL adalah
singkatan dari Analisis Dampak Lingkungan.
Pengertian AMDAL menurut PP No. 27 Tahun 1999 yang berbunyi
bahwa pengertian AMDAL adalah Kajian atas dampak besar dan
penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
AMDAL adalah analisis yang meliputi berbagai macam faktor seperti
fisik, kimia, sosial ekonomi, biologi dan sosial budaya yang dilakukan
secara menyeluruh.
Alasan diperlukannya AMDAL untuk diperlukannya studi
kelayakan karena dalam undang-undang dan peraturan pemerintah serta
menjaga lingkungan dari operasi proyek kegiatan industri atau
kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Komponen-komponen AMDAL adalah PIL (Penyajian informasi
lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis dampak
41
lingkungan), RPL ( Rencana pemantauan lingkungan), RKL (Rencana
pengelolaan lingkungan).
Tujuan AMDAL merupakan penjagaan dalam rencana usaha
atau kegiatan agar tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Adapun Fungsi AMDAL adalah sebagai berikut :
a. Bahan perencanaan pembangunan wilayah.
b. Membantu proses dalam pengambilan keputusan terhadap kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
c. Memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
d. Memberi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
e. Memberikan informasi terhadap masyarakat atas dampak yang
ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
f. Tahap pertama dari rekomendasi tentang izin usaha.
g. Merupakan Scientific Document dan Legal Document.
h. Izin Kelayakan Lingkungan
C. Disiplin Kerja
1. Pengertian Disiplin Kerja
a. Secara harfiah
Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin “discipline”
yang berarti “latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta
pengembangan tabiat.” Disiplin muncul sebagai usaha untuk
42
memperbaiki perilaku individu sehingga taat azas dan selalu patuh
pada aturan atau norma yang berlaku. Disiplin diartikan bilamana
pegawai selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan
semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peratran perusahaan
yang berlaku. Dan dalam disiplin kerja pegawai diperlukan peraturan
dan hukuman. Peraturan itu sangat diperlukan untuk memberi
bimbingan dan penyeluruhan bagi pegawai dalam menciptakan
tatatertib yang baik diperusahaan. Hal ini akan mendukung
tercapainya tujuan perusahaan, dan pegawai. Perusahaan sulit mecapi
tujuannya, jika pegawai tidak mematuhi peraturan-peraturan
perusahaan tersebut. Disiplin suatu perusahaan dikatakan baik,jika
sebagian besar pegawai mematuhi peraturan-peraturan yang ada.
b. Secara teoritis
Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen
untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi (Mangkunegara,
2001:129). Disiplin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk
mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan suatu tindakan
yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah
ditetapkan dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi
sesuatu yang telah ditetapkan.
Disiplin kerja menurut Husain (2005) adalah karyawan yang
taat dan patuh dalam melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan
maupun tulisan dari kelompok maupun perusahaan.
43
Disiplin juga merupakan salah satu fungsi manajemen sumber
daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan,
karena tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang
maksimal (Sedarmayanti, 2001:10). Melalui disiplin pula timbul
keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan
norma sosial. Namun tetap pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin
tersebut perlu dilakukan. Menurut pendapat ahli lain disiplin kerja
adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan-
peraturan perusahaan dan norma yang berlaku (Hasibuan, 2003:193).
2. Pembentukan Disiplin
Menurut Cenzo & Robbins (2005), Disiplin berdasarkan faktor
terjadinya dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu:
a. Disiplin Intrinsik
Disiplin intrinsik adalah disiplin yang muncul atas kesadaran
dan kesukarelaan untuk taat dan patuh terhdap nilai-nilai, norma-
norma, dan peraturan, khususnya yang ditetapkan oleh suatu organisas
dan kesukarelaan itu muncul dilingkungan dimana seseorang itu
berada. Kesadaran dan kesukarelaan itu muncul karena adanya
motivasi yang tinggi dalam diri seseorang untuk mematuhi peraturan
yang berlaku. Seseorang yang berperilaku disiplin karena adanya
motivasi yang kuat dapat mengembangkan dirinya ke arah
penyelesaian yang lebih baik dalam bekerja. Dengan demikian,
seseorang yang memiliki disiplin diri secara sukarela dan senang hati
untuk bekerja dengan semangat yang tinggi dan penuh tangung jawab.
44
b. Disiplin ekstrinsik
Disiplin ekstrinsik adalah disiplin yang muncul karena dipaksa
oleh pihak luar untuk mematuhi nilai, norma, dan aturan yang ada.
Disiplin ini terjadi karena adanya reward dan punishment yang
diberlakukan oleh organisasi atau lingkungannya. Seseorang yang
mematuhi dan menjalankan aturan dengan baik, akan mendapat pujian
dan penghargaan, sedangkan bagi yang melanggar aturan akan
mendapat hukuman. Hal ini dapat mendorong karyawan untuk
mematuhi peraturan dalam bekerja. Tujuan akhir yang akan dicapai
dari dua faktor disiplin adalah terbentuknya perilaku disiplin
karyawan. Dimana karyawan dapat mematuhi peraturan yang berlaku
di perusahaan.
3. Indikator Dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Menurut Hasibuan (2000), untuk menjaga dan meningkatkan
kedisiplinan karyawan dalam bekerja, terdapat beberapa indikator yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Tujuan dan kemampuan, tujuan dari pekerjaan yang dibebankan harus
sesuai dengan kemampuan, agar karyawan dapat bekerja dengan baik.
b. Teladan pemimpin, adanya pimpinan yang dapat dijadikan contoh
karyawan dalam berperilaku disiplin.
c. Balas jasa, adanya balas jasa atau imbalan akan memberikan
kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya.
d. Keadilan, Penerapan disiplin pada karyawan tanpa membeda-bedakan
pangkat dan jabatan.
45
e. Pengawasan, tindakan untuk mencegah atau mengetahui terjadinya
kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja,
mengaktifkan peran atasan bawahan, mengali sistem kerja yang
efektif, menciptakan sistem kerja yang efektif, menciptakan sistem
internal kontrol yang baik dalam mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat.
f. Sanksi, adanya sanksi (punishment) bila ada karyawan yang
melanggar aturan.
g. Ketegasan, adanya ketegasan pimpinan dalam menegur.
h. Hubungan kemanusian, lingkungan kerja yang menyenangkan dalam
memotivasi kedisiplinan karyawan.
Dari penjelasan diatas adapun faktor yang menghambat
produktivitas kerja adalah ketika semua faktor pendukung tersebut tidak
dilaksanakan dengan baik, baik dari sistem perencanaan dan strategi yang
telah disusun tidak dilaksanakan oleh karywan dan komunikasi pimpinan
organisasi yang tidak menerapkan sistem tersebut dengan baik.
4. Dimensi dan Indikator Disiplin Kerja
Husain (2005) berpendapat, seorang karyawan yang dianggap
melaksankan prinsip-prinsip disiplin kerja apabila ia melaksanakan hal-
hal sebagai berikut:
a. Hadir ditempat kerja sebelum waktu mulai kerja.
b. Bekerja sesuai dengan prosedur maupun aturan kerja dan peraturan
perusahaan.
c. Patuh dan taat kepada saran maupun perintah atasan.
46
d. Ruang kerja dan perlengkapannya selalu di jaga dengan bersih dan
rapih.
e. Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien.
f. Mengunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat
setelah lewat jam kerja.
g. Tidak pernah menunjukan sikap malas kerja.
h. Selama bekerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan
yang tidak tepat, dan hampir tidak pernah absen karena sakit.
5. Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Karyawan
Sudarsono Merto Prawiro (dalam Siagian, 2001) untuk
meningkatkan disiplin perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan pujian kepada pegawai yang telah menyelesaikan tugas.
b. Memberikan teguran kepada pegawai yang berbuat salah.
c. Memberikan penjelasan yang penerangan mengenai hal-hal yang
belum diketahui untuk menghilangkan rasa ragu-ragu.
d. Memberikan latihan dan kegiatan yang berkesenimbungan untuk
menambah keterampilan dan rasa percaya diri.
D. Penelitian Terdahulu
Beberapa penalitian di Indonesia telah dilakukan untuk menganalisis
pengaruh K3 dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja perusahaan,
namun hasilnya tidaklah selalu signifikan. Peneltian berikut merupakan
kelanjutan penelitian-penelitian terdahulu yang telah memperoleh kesimpulan
mengenai pengaruh K3 dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja
47
perusahaan. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan referensi
dan kontribusi pada penelitian ini. Berikut ini peneliti tampilkan tabel yang
menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
produktivitas kerja serta beberapa faktor yang mempengaruhinya.
48
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) &
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Persamaan dan Perbedaan
Hasil Penelitian
1 T. Lestari, Erlin Trisyulianti (2007)
“Hubungan
Keselamatan dan
Kesehatan (K3)
dengan
Produktivitas Kerja
Karyawan (Studi
Kasus: Bagian
Pengolahan
PTPN VIII Gunung
Mas, Bogor).”
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
PTPN VIII Gunung Mas Bogor
Sampel:
75 Responden (karyawan
bagian pengolahan)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Kesehatan dan keselamatan
kerja
Produktivitas kerja karyawan
Persamaan: 1. Variabel K3 dan Produktivitas
kerja
2. Jenis penelitian Kuantitatif
3. Menggunakan Regresi Linier
Berganda
4. Hasil yang signifikan
Perbedaan:
1. Jumlah responden
2. Tempat penelitian
3. Tidak terdapat variable disiplin
kerja
5. Secara parsial (individu) terdapat
pengaruh yang
positif dan
signifikan antara
program kesehatan
dan keselamatan kerja (X1) terhadap
produktivitas
karyawan (Y).
2 Nia Malinasari (2015)
“Pengaruh Program
Keselamatan,
Kesehatan Kerja (K3)
dan Jaminan Sosial
Terhadap
Produktivitas Kerja
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
Karyawan PT PJB UP Brantas Karangkates
Sampel:
45 Responden
Persamaan:
1. Variabel K3 dan Produktivitas
kerja
2. Jenis penelitian kuantitatif
3. Menggunakan regresi liner
berganda
4. Hasil yang signifikan
5. Penerapan program
kesehatan dan
Keselamatan Kerja
di lingkungan kerja
PT Pembangkitan
Jawa-Bali Malang
berpengaruh
49
Karyawan
(Studi Pada PT PJB
UP Brantas
Karangkates – Kab.
Malang)”
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Kesehatan dan keselamatan
kerja
Jaminan sosial
Produktivitas kerja karyawan
Perbedaan:
1. Tidak terdapat variabel
Disiplin kerja
2. Jumlah responden
3. Tempat penelitiannya
signifikan terhadap
peningkatan
Produktivitas Kerja
karyawan.
Semakin baik
tingkat
Keselamatan,
Kesehatan Kerja
(K3) yang
diterapkan maka
semakin baik pula
Produktivitas
karyawan, begitu
sebaliknya.
3 Ary Trianto, Toto
Sugiharto S., Ir.,
M.Sc., Ph.D. (2010)
“Effect Of
Compensation,
Discipline, And Work
Motivation On
Employee
Productivity Of
PT Kukdong
International”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
PT Kukdong International
Sampel:
100 Responden
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Compensation
Discipline
Work Motivation
Productivity
Persamaan:
1. Variabel disiplin kerja dan
variabel Prouktivitas kerja
2. Jenis penelitian kuantitatif
3. Menggunakan regresi liner
berganda
4. Hasil yang signifikan
Perbedaan:
1. Jumlah responden
2. Tidak terdapat vaariabel K3
3. Tempat penelitian
5. The results showed
that compensation,
discipline, and
work motivation
partially and
simultaneously
affect employee
productivity.
6. Discipline is the
most dominant
variable in
affectivity of work
productivity that
50
follows work
motivation and
compensation.
4 Sebastian Buhai,
Elena Cottini and
Niels Westerg Ârd-
Nielsen (2015)
“How productive is
workplace health and
safety”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
Danish longitudinal
Sampel:
2 Responden
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Occupational health and
safety
work environment
firm performance
production function estimation
Persamaan:
1. variabel K3 dan Produktivitas
kerja
2. jenis penelitian kuantitatif
3. menggunaka Regresi liner
berganda
4. Hasil yang signifikan
Perbedaan:
1. Jumlah responden
2. Tidak terdapat variabel disiplin
kerja
3. Tempat dan waktu penelitian
5. positive and large
productivity e¤ects
of improved
physical
dimensions of the
health and safety
environment
5 Leni Diana, Dartu dan Sri Kustilah (2014)
“ Pengaruh Disiplin
Kerja Dan Motivasi
Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja
Karyawan Di Kp-Ri
Mekkar Kecamatan
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
Kp-Ri Mekkar Kecamatan
Kutoarjo Kabupaten
Purworejo
Sampel:
9 Responden
Persamaan: 1. Variabel disiplin kerja dan
produktivitas kerja
2. Jenis enelitian kuantitatif
3. Menggunakan analisis regresi
linier berganda
4. Hasil yang signifikan
Perbedaan:
5. Disiplin kerja dan motivasi kerja
secara bersama-
sama mempunyai
pengaruh yang
berarti terhadap
produktivitas kerja
karyawan secara
51
Kutoarjo Kabupaten
Purworejo”.
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda
Variabel Penelitian:
Disiplin Kerja
Motivasi Kerja
Produktivitas Kerja Karyawan
1. Tidak terdapat variabel K3
2. Jumlah responden
3. Tempat dan waktu penelitian
bersama-sama
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
52
E. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Skema Kerangka Penelitian
Fenomena yang terjadi pada PT. Wika Realty Unit kontruksi proyek
pembangunan tamansari hive office park
Basis Teori: Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3), Disiplin kerja, dan
Produktivitas kerja
Kesehatan dan
keselamatan kerja (X1)
(Pandji Anoraga, 2005)
Disiplin kerja (X2)
(Husain 2005)
Produktivitas kerja
(Sedarmayanti 2001)
Metodologi Penelitian :
-Uji Kualitas data -Uji Asumsi Klasik
-Uji Hipotesis
Kesimpulan dan Implikasi
53
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab
akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Abdul
Hamid, 2010:16). Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, maka hipotesis
sebagai berikut:
1. Pengaruh variabel program K3 terhadap variabel produktivitas kerja.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel program K3 terhadap
variabel produktivitas kerja secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel program K3 terhadap variabel
produktivitas kerja secara parsial.
2. Pengaruh variabel disiplin kerja terhadap variabel produktivitas kerja.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja terhadap
variabel produktivitas kerja secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja terhadap variabel
produktivitas kerja secara parsial.
3. Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel K3 dan Disiplin kerja
terhadap variabel produktivitas kerja secara simultan.
Ha : Terdapat pengaruh antara varialer K3 dan Disiplin kerja terhadap
variabel produktivitas kerja secara simultan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Tamansari
Hive Office Park PT. Wika Realty yang berada di Jl. DI Panjaitan Kav 2,
Jakarta Timur. Dimana objek penelitian ini adalah karyawan PT. Wika
Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office
Park.
2. Fokus Penelitian
Penelitian ini di fokuskan pada hal-hal yang terkat dengan
program K3 dan Disiplin kerja terhadap Produktivitas kerja karyawan.
Yang dianalisis dari aspek manajemen sumber daya manusia. Karena
perusahaan ini bergerak dibidang kontruksi maka penelti ingin
mengetahui seberapa besar pengaruh program K3 dan Disiplin kerja
terhadap Produktivita kerja. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan
pengetahuan yang penulis miliki.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 sampai 07
Desember 2016. Untuk mendapatkan data yang tidak bias dan berkualitas
tinggi, kuesioner didistribusikan secara langsung kepada responden,
54
55
selain itu pendistribusian kuesioner juga dilakukan melalui email.
Periode penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 15 November 2015
sampai dengan tanggal 17 November 2015.
4. Populasi
Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti supaya dapat dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013:119). Dalam penelitian ini populasinya
adalah seluruh karyawan PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek
Pembangunan Tamansari Hive Office Park. Berdasarkan data yang
diperoleh diketahui jumlah karyawan tetap 43 orang, dan karyawan
kontraktor 100 orang jumlah populasi adalah 143.
5. Sampel
Merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:116). Jadi sampel dapat
dikatakan sebagai wakil dari seluruh populasi yang akan diteliti. Sampel
yang diambil adalah karyawan tetap PT. Wika Realty Unit Kontruksi
Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park berjumlah 43 orang
karyawan. Sedangkan karyawan kontraktor yag berjumlah 100 orang
tidak termasuk dalam sampel karena sudah terwakilkan oleh 43 karyawan
tetap dimana karyawan kontraktor tersebut diawasi oleh karyawan tetap.
Berdasarkan karakteristik sampel yang sudah diuraikan, maka teknik
pengumpulan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh.
56
Teknik sampling jenuh menurut Sugiyono (2007:96) adalah sampel yang
diambil apabila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber dan bersifat
mentah atau belum diolah. Data primer belum mampu memberikan
informasi dalam pengambilan keoutusan sehingga perlu diolah lebih
lanjut (Wijaya, 2013:19). Data primer ini dikumpulkan melalui
wawancara dan kuesioner.
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2013:188). Dalam penelitian
ini dilakukan wawancara terbuka, tidak terstruktur. Menurut Sugiyono
(2013:191) wawancara tidak terstruktur adalah hanya pada garis-garis
besar permasalahan yang akan dinyatakan. Wawancara terbuka adalah
wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas (tidak
terikat) jawabannya. Wawancara dilakukan dengan Bpk. Anas Septiadi
57
penanggung jawab bagian SHE Officer dan Bpk. Badru Tamam
penanggung jawab bagian Kasi Keuangan dan Personalia.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada
reponden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:192). Jawaban responden
yang diberikan melalui angket dapat diukur dengan dua cara
menggunakan skala likert dan ordinal. Menurut Ghozali (2011:47) skala
yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala likert,
yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria skala penilaian
Keterangan Bobot
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang
menerbitkan dan bersifat siap pakai (Wijaya, 2013:19). Data sekunder ini
digunakan untuk melengkapi atau mendukung data primer. Dalam hal ini
data sekunder yang digunakan berasal dari penelitian kepustakaan yang
dapat memberikan landasan teori yang diperoleh dengan cara :
Studi Kepustakaan;
58
Jurnal-jurnal ilmiah;
Internet;
Serta sumber lainnya yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
C. Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2011:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
pearson correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2011:52).
Kriteria valid atau tidak adalah jika korelasi antar skor masing masing
butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan
dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid
dan jika korelasi skor masing- masing butir pertanyaan dengan total
skor mempunyai tingkat signifikan diatas 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2011:52).
59
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Teknik
yang digunakan adalah teknik koefisien cronbach’s alpha. Suatu
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach’s alpha >
0,60 (Ghozali, 2009:46).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikoloniearitas, uji normalitas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Multikoloniearitas
Pengujian ini bertujuan apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Imam
Ghozali, 2011:105). Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat
besarnya variance invelations factor (VIF) dan tolerance. Jika nilai
VIF >10 dan tolerance <0,1, hal ini berarti terjadi korelasi antar
variabel independen dan sebaliknya jika nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,1 hal ini berarti tidak terjadi korelasi antar variabel
(Ghozali, 2009:96).
60
b. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya (Ghozali, 2011:139).
c. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi
variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:160).
4. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena ingin
mengetahui bagaimana variabel independen (X) dapat mempengaruhi
variabel dependen (Y) secara langsung. Model regresi berganda
bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan
menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya
(Santoso, 2004:154).
Analisis regresi ini mempuyai persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Produktivitas kerja
a = Konstanta
X1 = K3
X2 = Disiplin Kerja
b1b2 = Koefisien Regresi
e = Error
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
61
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua variabel yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).
b. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang diuji
secara signifikan dengan nilai 0,05 (Ghozali, 2011:88).
c. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat
signifikan 0.05 (Ghozali, 2009:88).
62
D. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan.
1. Variabel Independen (X)
a. Keselamatan dan kesehatan kerja (X1)
Dalam pembahasan SDM konsep keselamatan dan kesehatan
kerja dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk mencegah
semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan ligkungan dan
situasi kerja dalam america safety and engineering society of (ASSE).
Pendapat Mangkunegara (2002, p.163). Mengenai kesealamatan dan
kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah dan rohaniah khususnya
tenaga kerja dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
b. Disiplin Kerja (X2)
Disiplin kerja menurut Husain (2005) adalah karyawan yang
taat dan patuh dalam melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan
maupun tulisan dari kelompok maupun perusahaan. Disiplin juga
merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang
penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa
adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal
(sedarmayanti, 2001:10). Melalui disiplin pula timbul keinginan dan
kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma sosial.
Namun tetap pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin tersebut perlu
dilakukan.
63
2. Variabel Dependen (Y)
a. Produktivitas Kerja (Y)
Menurut Encyclopedia Britanica (1982:27) disebutkan bahwa
produktivitas dalam ekonomi berarti rasio dari hasil yang dicapai
dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan sesuatu.
Sedangkan menurut formulasi National Productivity Board (NPB)
Singapore, dikatakan bahwa produktivitas adalah sikap mental
(attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan
peningkatan perbaikan (Sedarmayanti 2001:56). Produktivitas dapat
diartikan pula sebagai ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari
setiap sumber yang digunakan selama produksi berlangsung.
Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi
(Gaspersz, 2000).
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
Variabel Dimensi Indikator -
indikator
No.
Pertanyaan
Skala
Kesehatan
dan
keselamatan kerja (X1)
(Pandji
Anoraga,
2005)
1. Lingkungan
kerja
a. Penerangan dan
penataan ruang
b. Suhu dan
sirkulasi udara
c. Kebisingan
d. ketentuan-
ketentuan kerja
1
2
3
4
Ordinal
2. Mesin dan
alat kerja
a. Peletakan mesin b. Perawatan mesin
c. Alat pelindung
5 6
7
3. Manusia
a. Sikap kerja
b. Kesehatan
c. Keahlian dan
pengetahuan K3
d. Pelatihan K3
8
9
10, 11
12
64
Disiplin kerja (X2) (Husain
1997)
1. Kehadiran a. Hadir ditempat kerja sebelum waktu kerja dimulai
b. Selama bekerja tidak pernah absen/tidak masuk dengan alasan, dan hampir tidak pernah absen karena sakit
1
2, 3
Ordinal
2. Ketaatan pada peraturan kerja
a. Bekerja sesuai prosedur maupun aturan kerja perusahaan
b. Patuh dan taat terhadap saran maupun perintah atasan
4
5, 6
3. Ketaatan pada standar kerja
a. Ruang kerja dan perlengkapan selalu di jaga bersih dan rapi,
b. Mengunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien
7, 8
9
4. Bekerja etis a. Mengunakan waktu istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat kerja setelah lewat jam kerja
b. Tidak pernah menunjukan sikap malas selama bekerja
10, 11
12
Produktivitas
kerja (Y)
(Sedarmayanti
2001)
1. Sikap Kerja a. Kesediaan untuk bekerja bergiliran
b. Dapat menerima tambahan tugas
c. Bekerja dalam suatu tim
1
2
3
Ordinal
65
2. Tingkat
Ketrampilan a. Pendidikan
formal dan
informal
b. Adanya
pelatihan dalam
manajemen dan
superviser
c. Ketrampilan
dalam teknik
4, 5
6
7
3. Hubungan
antara
tenaga kerja
dan
pimpinan
organisasi
a. Adanya
pengawasan
mutu terhadap
produk
b. Pengawasan
karyawan
mengenai
pekerjaan
8
9
4. Manajemen
Produktivita
s
a. Efesiensi sumber
daya manusia
b. System kerja
yang terdapat
dalam organisasi
10
11
5. Efisiensi
Tenaga
Kerja
a. Perencanaan
tenaga kerja
b. Tambahan tugas
dari organisasi
12
6. Kewiraswast
aan
a. Pengambilan
resiko
b. Kreatifitas dalam
berusaha
c. Berada dalam
jalur yang benar
dalam berusaha
13
14
15
Sumber : diolah dari berbagai referensi
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah dan Struktur Organisasi Perusahaan
Wika Realty didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas Wika
Realty No. 17 tanggal 20 Januari 2000, dibuat di hadapan Imas Fatimah,
SH., Notaris di Jakarta, sebelumnya merupakan salah satu unit bisnis di
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Wika Realty mengubah statusnya menjadi perusahaan terbuka
berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 11 tanggal 7 Desember
2004, namun sesuai dengan kebijakan pemegang saham utama (Wika)
untuk melakukan penawaran umum terlebih dahulu, maka penawaran
umum perdana saham-saham Wika Realty kepada masyarakat tersebut
ditunda pelaksanaannya.
Pada tahun 2001, Wika Realty melakukan diversifikasi usaha yang
semula fokus pada bisnis Realty sebagai developer berkembang menjadi
tiga bidang usaha yaitu pengembangan bisnis Realty, manajemen properti
dan jasa konstruksi.
66
67
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Unit Konstruksi
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para karyawan PT. Wika
Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office
Park. Berikut ini adalah deskripsi mengenai jumlah data responden dan
identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia,
jabatan, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden.
68
a. Data jumlah kuisioner yang disebarkan
Tabel 4.1 berikut ini menyajikan jumlah kuisioner yang
disebarkan kepada responden.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 43 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 43 100%
Sumber: Data primer
b. Deskripsi responden berdasarkan jabatan
Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jabatan.
Tabel 4.2
Jabatan Responden
Jabatan Frekuensi Persentase
Manajer Proyek 1 2,3 %
Kasi teknik 13 30,2 %
Kasi Keuangan & Personalia 7 16,2 %
Pelaksana Utama 12 27,9 %
Pelaksana Utama ME 5 11,6 %
SHE Officer 5 11,6 %
Jumlah 43 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 43 responden
karyawan wika realty dari berbagai jabatan memberikan jawaban pada
pada kuisioner yang peneliti sebarkan.
69
c. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 37 86,1%
Perempuan 6 13,9%
Jumlah 43 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 37 orang atau
86,1% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 6
orang atau 13,9% responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini
menjelaskan bahwa mayoritas sebagian besar responden adalah laki-
laki. Karena perusahaan ini bergerak dibidang konstruksi maka
dibutuhkan banyak pekerja laki-laki guna meningkatkan produktivitas
kerja.
d. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.4
Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
< 30 tahun 19 44,2%
31-40 tahun 18 41,9%
> 40 tahun 6 13,9%
Jumlah 43 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada
PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari
70
Hive Office Park sebesar 44,2% diantaranya dalam rentang usia
dibawah 30 tahun sedangkan yang berusia antara dari 31-40 tahun
sebanyak 41,9%, dan sisanya adalah responden yang berusia diatas 40
tahun sebesar 13,9%. Rata-rata responden yaitu berusia dibawah 30
tahun dan 31-40 tahun dimana usia tersebut adalah usia yang ideal
untuk menghasilkan produktivitas kerja yang maksimal. Umur antara
25-40 tahun mampu berfikiran maju, pandai, pengetahuan luas,
usahanya rata-rata maju, penghasilan tinggi dan memiliki
produktivitas yang tinggi (Moekijad, 1992:36).
e. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
disajikan pada tabel berkut ini:
Tabel 4.5
Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Frekuensi Persentase
SMA 13 30,2%
D3 19 44,2%
S1 11 25,6%
S2 0 0%
S3 0 0%
Jumlah 43 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 19 orang atau sebesar 44,2%
mempunyai pendidikan terakhir D3, sedangkan sisanya yaitu
mempunyai pendidikan terakhir S1 sebesar 11 orang atau sekitar
25,6% dan SMA sebesar 13 orang atau sekitar 30,2%. Pendidikan
71
yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang lebih tinggi
dan oleh sebab itu memungkinkan penghasilan yang lebih tinggi juga
(Simanjuntak dalam Susilowati: 2008).
f. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pengalaman kerja.
Tabel 4.6
Pengalaman Kerja Responden
Pengalaman Kerja Frekuensi Persentase
< 3 tahun 10 23,3%
3-5 tahun 12 27,9%
> 5 tahun 21 48,8%
Jumlah 43 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden sebanyak 48,8% atau sekitar 21 orang karyawan memiliki
pengalaman bekerja lebih dari 5 tahun. Responden yang memiliki
pengalaman kerja kurang dari 3 tahun sebanyak 10 orang atau 23,3%
dan sisanya 27,9% atau sekitar 12 orang karyawan memiliki
pengalaman bekerja antara 3-5 tahun. Semakin lama masa kerja
karyawan pada sebuah perusahaan, maka semakin banyak pula
pengalaman yang ia dapatkan. Dengan pengalaman kerja yang
banyak, maka tingkat produktivitas yang dihasilkanpun juga akan
semakin tinggi. Simanjuntak dalam Susilawati (2008:37) menyatakan
bahwa orang yang baru mulai bekerja kurang berpengalaman dan
biasanya memiliki produktivitas yang rendah pula. Sedangkan
72
menurut istilah umum ketenagakerjaan, pengalaman kerja adalah
pengetahuan atau kemampuan karyawan yang terserap oleh seorang
pekerja karena melakukan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu.
g. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 12 pertayaan
yang disebarkan ke 43 responden dan mempresentasikan indikator-
indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap kesehatan
dan keselamatan kerja (K3) dijelaskan pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
No.
Pernyataan STS %
TS %
N %
S %
SS %
Total %
1
Penerangan yang terdapat di tempat
kerja saya memadai untuk
pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
4,7
9,3
16,3
39,5
30,2
100
2
Saya yakin perusahaan telah
menyediakan fasilitas pembuangan
udara kotor (exhaust).
7
11,6
39,5
34,9
7
100
3
Perusahaan menyediakan peredam
suara untuk menghindari
kebisingan kerja.
4,7
13,9
53,5
18,6
9,3
100
4
Saya selalu mentaati ketentuan-
ketentuan kerja agar tidak terjadi
kecelakaan kerja.
0
0
2,3
55,8
41,9
100
5
Peletakaan mesin produksi
diperusahaan memudahkan saya
dalam pekerjaan.
2,3
2,3
16,3
53,5
25,6
100
6 Perusahaan selalu melakukan
perawatan mesin produksi.
4,7
4,7
11,6
39,5
39,5
100
7 Saya selalu menggunakaan alat
pelindung dalam bekerja.
0
0
4,7
27,9
67,4
100
8 Saya berhati-hati dalam
menyelesaikan pekerjaan saya.
0
0
2,3
25,6
72,1
100
9 Perusahaan memberikan jaminan
kesehatan bagi para pegawai.
0
7
30,2
30,2
32,6
100
73
10 Saya mengetahui risiko pekerjaan
yang saya lakukan.
0
0
9,3
60,5
30,2
100
11 Saya dapat mengatasi kemungkinan
resiko yang akan terjadi.
0
2,3
20,9
46,5
30,2
100
12
Perusahaan memberikan pelatihan
kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) kepada karyawan.
0
2,3
23,3
16,3
58,1
100
Total % 3,9 4,5 19,2 37,4 35 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada variabel keselamatan dan
kesehatan kerja mayoritas responden manjawab “setuju” sebesar 37,4
%. Dan pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan no. 8,
hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.8
menjawab “sangat setuju” sebesar 72,1 %. Hal ini menunjukan bahwa
indikator sikap kerja karyawan berpengaruh terhadap produktivitas
kerja karyawan, dimana perusahaan dan pimpinan organisasi
diharapkan memperhatikan sikap kerja karyawannya.
h. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja.
Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 12 pertayaan
yang disebarkan ke 43 responden dan mempresentasikan indikator-
indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap disiplin
kerja dijelaskan pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja
No.
Pernyataan STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1
Saya selalu hadir ditempat kerja
lebih awal sebelum waktu kerja
dimulai.
0
0
7
55,8
37,2
100
2 Selama bekerja saya tidak pernah 0 0 0 60,5 39,5 100
74
absen atau tidak masuk tanpa alasan.
3 Saya hampir tidak pernah absen
karena sakit.
0
0
7
23,2
69,8
100
4 Saya selalu bekerja sesuai aturan
kerja perusahaan.
0
0
0
69,8
30,2
100
5 Saya patuh dan taat terhadap saran
atasan.
0
0
0
30,2
69,8
100
6 Saya patuh dan taat terhadap perintah
atasan
0
0
0
37,2
62,8
100
7 Saya biasa membersihkan dan
menjaga ruang kerja saya.
0
0
0
46,5
53,5
100
8 Saya biasa membersihkan dan
menjaga perlengkapan kerja saya.
0
0
0
46,5
53,5
100
9 Saya mengunakan peralatan kerja
sesuai dengan kebutuhan produksi.
0
0
0
60,5
39,5
100
10 Saya mengunakan waktu istirahat
saya tepat waktu.
0
0
2,3
62,8
34,9
100
11 Saya meninggalkan tempat kerja
setelah lewat jam kerja.
0
0
0
62,8
37,2
100
12 Saya tidak pernah menunjukan sikap malas selama bekerja.
0
0
0
60,5
39,5
100
Total % 0 0 1,4 51,4 47,2 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukan bahwa pada variabel disiplin kerja
mayoritas responden manjawab “setuju” sebesar 51,4 %. Dan
pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan no. 5, hal ini
dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.5
menjawab “setuju” sebesar 30,2 % “sangat setuju” sebesar 69,8 %.
Hal ini menunjukan bahwa indikator patuh dan taat terhadap saran
maupun perintah atasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan, dimana perusahaan dan pimpinan organisasi diharapkan
memperhatikan saran dan masukan kepada karyawannya guna
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
75
i. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produktivitas Kerja.
Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 15 pertayaan
yang disebarkan ke 43 responden dan mempresentasikan indikator-
indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap
produktivitas kerja dijelaskan pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produktivitas Kerja
No.
Pernyataan STS %
TS %
N %
S %
SS %
Total %
1 Saya bersedia untuk bekerja bergiliran.
0
0
32,5
60,5
7
100
2 Saya tidak masalah jika ada
tambahan tugas kerja saya.
0
0
41,9
44,2
13,9
100
3 Setiap pekerja saling bekerja sama
untuk memudahkan pekerjaan.
0
0
16,3
44,2
39,5
100
4 Saya selalu mengikuti pendidikan
formal yang diberikan perusahaan.
0
0
18,6
62,8
18,6
100
5 Saya selalu mengikuti pendidikan informal yang diberikan perusahaan.
0
0
27,9
62,8
9,3
100
6 Perusahaan mengadakan pelatihan manajemen superviser.
0
0
30,2
48,9
20,9
100
7
Saya memahami bagaimana teknik
kerja yang tepat untuk
menyelesaikan pekerjaan saya.
0
0
23,2
48,9
27,9
100
8 Adanya pengawasan mutu terhadap
pekerjaan saya.
0
0
13,9
44,2
41,9
100
9
Pimpinan selalu melakukan
pengawasan mengenai pekerjaan
saya.
0
0
2,3
55,8
41,9
100
10
Jumlah karyawan yang terdapat
dibagian saya sudah sesuai dengan
kebutuhan kerja.
0
0
18,6
44,2
37,2
100
11 Saya ditempatkan sesuai dengan
keahlian saya.
0
0
4,7
58,1
37,2
100
12 Perusahaan biasa memberikan tugas tambahan kepada karyawan.
0
0
23,2
48,9
27,9
100
13
Saya berani mengambil resiko untuk
hasil yang maksimal dalam
pekerjaan saya.
0
0
37,2
39,5
23,2
100
76
14 Terkadang saya berkreatifitas
menggunakan cara lain untuk hasil
yang maksimal.
0
0
23,2
48,9
27,9
100
15
Walaupun saya sering berinovasi
namun saya tetap pada peraturan
perusahaan.
0
2,3
18,7
39,5
39,5
100
Total %
0
0,15
22,16
50
27,6
100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukan bahwa pada variabel produktivitas
kerja mayoritas responden manjawab “setuju” sebesar 50 %. Dan
pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan no. 9, hal ini
dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.9
menjawab “setuju” sebesar 55,8 % “sangat setuju” sebesar 41,9 %.
Hal ini menunjukan bahwa indikator adanya pengawasan karyawan
mengenai pekerjaannya berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan, dimana perusahaan dan pimpinan organisasi diharapkan
selalu memberikan pengawasan pada karyawannya guna
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Disiplin Kerja dan Produktivitas
kerja akan diuji secara statistik deskriptif seperti pada tabel 4.10.
77
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
K3
DK
PK
Valid N (listwise)
43
43
43
43
34
47
48
60
60
75
48,49
53,53
60,81
6,177
3,473
6,537
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menjelaskan bahwa pada variabel Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) memiliki jawaban minimum responden yang
didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 34 dan jawaban
maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah
sebesar 60, dengan rata-rata total jawaban 48,49 (rata-rata jawaban
responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar
deviasi sebesar 6,177. Variabel Disiplin Kerja memiliki jawaban
minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah
sebesar 47 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari
penyebaran kuesioner adalah sebesar 60, dengan rata-rata total jawaban
53,53 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran
kuesioner) dan standar deviasi sebesar 3,475. Sedangkan variabel
Produktivitas Kerja memiliki jawaban minimum responden yang didapat
dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 48 dan jawaban maksimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 75,
dengan rata-rata total jawaban sebesar 60,81 (rata-rata jawaban
78
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
K3 1 0,782** 0,000 Valid
K3 2 0,573** 0,000 Valid
K3 3 0,689** 0,000 Valid
K3 4 0,376* 0,013 Valid
K3 5 0,716** 0,000 Valid
K3 6 0,772** 0,000 Valid
K3 7 0,319* 0,037 Valid
K3 8 0,386** 0,011 Valid
K3 9 0,735** 0,000 Valid
K3 10 0,376* 0,013 Valid
responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar
deviasi sebesar 6,537.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut
dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas
dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), Disiplin Kerja (DK) dan Produktivitas
Kerja (PK) dengan 43 sampel responden.
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap
variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja
79
K3 11 0,716** 0,000 Valid
K3 12 0,589** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan variabel Keselamatn dan
Kesehatan Kerja (K3) mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 hal ini
menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diandalkan dan layak
sebagai penelitian.
2) Uji Validitas Disiplin Kerja (DK)
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
DK 1 0,527** 0,000 Valid
DK 2 0,664** 0,000 Valid
DK 3 0,505** 0,001 Valid
DK 4 0,487** 0,001 Valid
DK 5 0,516** 0,000 Valid
DK 6 0,653** 0,000 Valid
DK 7 0,371* 0,014 Valid
DK 8 0,526** 0,000 Valid
DK 9 0,664* 0,000 Valid
DK 10 0,624** 0,000 Valid
DK 11 0,609** 0,000 Valid
DK 12 0,664** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan variabel Disipin Kerja (DK)
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. hal ini menunjukan bahwa
80
masing-masing pertanyaan pada variabel disiplin kerja dapat
diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
3) Uji Validitas Produktivitas Kerja (PK)
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Produktivitas Kerja
Nomor
Butir Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
PK 1 0,789*** 0,000 Valid
PK 2 0,321** 0,036 Valid
PK 3 0,719** 0,000 Valid
PK 4 0,555** 0,000 Valid
PK 5 0,685** 0,000 Valid
PK 6 0,702** 0,000 Valid
PK 7 0,703** 0,000 Valid
PK 8 0,697** 0,000 Valid
PK 9 0,452** 0,002 Valid
PK 10 0,619** 0,000 Valid
PK 11 0,538** 0,000 Valid
PK 12 0,703** 0,000 Valid
PK 13 0,715** 0,000 Valid
PK 14 0,703** 0,000 Valid
PK 15 0,624** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan variabel Produktivitas Kerja (PK)
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa
masing-masing pertanyaan pada variabel Produktivitas kerja dapat
diandalkan dan layak sebagai diajukan sebagai penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
81
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,60. Tabel 4.14
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
0,843
Reliabel
Disiplin Kerja 0,805 Reliabel
Produktivitas Kerja 0,894 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
keselamatan dan kesehatan kerja manajemen sebesar 0,843, disiplin
kerja sebesar 0,805, dan produktivitas kerja sebesar 0,894. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,60. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan
mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan
itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
82
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel
4.15 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini.
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1 (Constant)
K3
DK
7,661
13,297
,576
,568
,571
,132
,539
4,333
,000
,981
1,019
,476
,234
,253
2,033
,049
,981
1,019
a. Dependent Variable: PK
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai
tolerance kesehatan dan keselamatan kerja sebesar 0,981, dan disiplin
kerja sebesar 0,981. Selain itu nilai VIF untuk keselamatan dan
kesehatan kerja sebesar 1,019, dan disiplin kerja sebesar 1,019. Suatu
model regresi dikatakan bebas dari problem multiko apabila memiliki
nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat
digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
83
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Tabel 4.16
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N
Normal Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
43
,0000000
5,09718673
,085
,055
-,085
,085
,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.16 uji selanjutnya yang digunakan adalah uji
kolmogorov-smirnov, diperoleh hasil output asymp. sig. (2-tailed)
sebesar 0,200 atau jauh diatas 0,05 menunjukkan bahwa angka
signifikan diatas 0,05 adalah data tersebut terdistribusi secara normal.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang
diperlihatkan pada gambar 4.2
84
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu
Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk
memprediks produktivitas kerja karyawan berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu keselamatan dan kesehatan kerja, dan
disiplin kerja.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
85
mendekati satu berarti variabel-varabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen (Ghozali, 2011: 97).
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,626a
,392
,362
5,223
a. Predictors: (Constant), DK, K3
b. Dependent Variable: PK
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.17 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,392
atau 39,2%, ini menunjukkan bahwa variabel produktivitas kerja yang
dapat dijelaskan oleh variabel keselamatan dan kesehatan kerja dan
disiplin kerja adalah sebesar 39,2%. Sedangkan sisanya sebesar 0,608
atau 60,8%.
b. Hasil Uji Statistik F
Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji
F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yang
diuji secara simultan. Tabel 4.18 berikut menggambarkan hasil uji
statistik F.
86
Tabel. 4.18
Hasil Uji Statistik F ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
703,297 2 351,648 12,890 ,000b
1091,215 40 27,280
1794,512 42
a. Dependent Variable: PK
b. Predictors: (Constant), DK, K3
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarakan hasil uji F pada tabel 4.18 didapat nilai F hitung
sebesar 12,890 dengan signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari pada 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dan Disiplin Kerja mempunyai
pengaruh terhadap Produktivitas Kerja karyawan.
Hipotesis 3 : Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel K3 dan Disiplin
kerja terhadap variabel produktivitas kerja secara simultan.
Ha : Terdapat pengaruh antara varialer K3 dan Disiplin kerja
terhadap variabel produktivitas kerja secara simultan.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.18 nilai F
diperoleh sebesar 12,890 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti model
regresi ini layak untuk digunakan. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dan disipln kerja berpengaruh secara simultan
dan signifikan terhadap produktivitas kerja.
87
c. Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.19, jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011).
Tabel 4.19
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
K3
DK
7,661
13,297
,576
,568
,571
,132
,539
4,333
,000
,476
,234
,253
2,033
,049
a. Dependent Variable: PK
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.19, maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 7,661 + 0,571X1 + 0,476X2 + e
Hipotesis 1 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
Produktivitas Kerja
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel program K3
terhadap variabel produktivitas kerja secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel program K3 terhadap
variabel produktivitas kerja secara parsial.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.19, variabel
keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai tingkat signifikansi
88
sebesar 0,000. Hal ini mengindikasikan bahwa berpengaruh positif
dan secara signifikan terhadap produktivitas kerja karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel keselamatan dan kesehatan kerja
lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh T. Lestari, Erlin Trisyulianti (2007) dimana faktor-
faktor Keselamatan dan Kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap
Produktivitas kerja karyawan. Begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nia Malinasari (2015) bahwa Penerapan program
kesehatan dan Keselamatan Kerja di lingkungan kerja PT
Pembangkitan Jawa-Bali Malang berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan Produktivitas Kerja karyawan. Semakin baik tingkat
Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan maka semakin
baik pula Produktivitas karyawan, begitu sebaliknya.
Hipotesis 2 : Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Produktivitas
Kerja
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja
terhadap variabel produktivitas kerja secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja terhadap
variabel produktivitas kerja secara parsial.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.19, variabel
disiplin kerja mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,049. Hal ini
mengindikasikan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan secara
89
signifikan terhadap produktivitas kerja karena tingkat signifikansi
yang dimiliki variabel disiplin kerja lebih kecil dari 0,05.
Pengaruh positif yang ini mengindikasikan bahwa semakin
besarnya tingkat kedisiplinan yang dimiliki karyawan maka semakin
baik pula tingkat Produktifitas kerja karyawan. Hasil penelitian ini
seseuai dengan penelitian terdahulu oleh Leni Diana, Dartu dan Sri
Kustilah (2014) dimana tingkat Disiplin kerja karyawan memberikan
pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja karyawan pada KP-
RI Mekkar Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.
BAB V
PENUTUP
Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil
penelitian serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan
saran untuk penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih
berkembang dan tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja para
karyawan PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office
Park. Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan yang dilakukan dengan
menggunakan regresi linier berganda, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Wika Realty Unit
Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park.
2. Disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas
kerja karyawan PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan
Tamansari Hive Office Park.
3. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja secara bersama-
sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
90
91
produktivitas kerja karyawan PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek
Pembangunan Tamansari Hive Office Park.
B. Implikasi
Berdasarkan penjelasan dan kesimpulan yang telah diuraikan
menyatakan bahwa kedua variabel independen, yakni keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen, yakni produktivitas kerja baik secara parsial
maupun simultan. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu berimplikasi
terhadap perusahaan pada khususnya, dan terhadap perkembangan dunia
pendidikan pada umumnya.
Oleh karena itu, perlu menjadi perhatian yang serius bagi perusahaan,
PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive
Office Park mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas
kerja para karyawannya, terutama mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dan juga disiplin kerja. Sesuai dengan hasil yang didapatkan melalui
kuesioner, para pimpinan harus lebih memperhatikan seluruh aspek yang
menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sikap kerja para
karyawannya agar berhati-hati dalam meneyelesaikan pekerjaannya. Serta
kelengkapan alat-alat pelindung dan penyediaan pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) bagi para karyawan. Sedangkan terkait dengan disilin
kerja, ialah dengan kesadaran pimpinan untuk mampu menciptakan
karyawan-karyawan yang selalu rajin masuk kerja dan hampir jarang masuk
tanpa alasan, ketaatan pada peraturan kerja dan bekerja secara etis.
92
Dari beberapa indikator yang penulis jelaskan berdasarkan hasil
kuisioner diharapkan semangkin ditingkatkan oleh perusahaan agar tingkat
produktivitas PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan
Tamansari Hive Office Park semankin meningkat dan meningkatkan
profitabilitas serta kapabilitas karyawan.
C. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, ialah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya
Dengan telah selesainya penelitian ini, diharapkan penelitian
selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi, dengan
model penelitian yang berbeda dan pada objek yang berbeda. Misalnya
pada perusahaan lain atau industri lain sehingga dapat dilihat
perbedaannya. Selain itu, sebaiknya penelitian berikutnya menggunakan
jumlah responden yang lebih banyak agar hasil perhitungannya lebih
akurat, dengan menggunakan atau menambahkan variabel lain untuk
diteliti serta didukung oleh teori-teori atau penelitian terbaru.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat PT. Wika Realty
Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park lebih
memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan produktivitas kerja
seluruh karyawannya. Seperti melalui keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) yang lebih baik, dengan meningkatkan kompetensi, pengawas, dan
93
pengelolaan keselamatan sesuai regulasi yang ada. Selain itu, yang tidak
kalah penting ialah PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan
Tamansari Hive Office Park sebaiknya menanamkan unsur-unsur disiplin
kerja yang kuat agar seluruh pekerja memahami aturan dan ketentuan-
ketentuan kerja perusahaan, sehingga membuat karyawan menjalankan
tugas-tugasnya sesuai dengan target perusahaan.
91
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji. 2005. Psikotogi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Buhai Sebastian, Elena Conttini and Niels Westerg Ard-Nielsen, 2015. “How
Productive is workplace health and safety” Jurnal Produktivitas Kerja
Christina, Wieke Yuni. 2012 “Pengaruh budaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi” Jurnal Teknik sipil, Vol 6
De Cenzo,David & Robbins.(1996). Human resource management. Universitas
Indiana: Wiley
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.
Badan Penerbit UNDIP, Semarang
Hamid, Abdul. 2007. ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta
Hasbullah, Husain.(1997). Manajemen menurut Islamologi. Jakarta: Biro
Konsultasi Managemen
Hasibuan, Malayu SP.(2005). Managemen sumber daya manausia. Jakarta: Bumi
Aksara Perkasa
Lestari, T 2010. “hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan
Produktivitas kerja karyawan” Jurnal Ekonomi.
Melissa Akmal, 2013. “Pengaruh Kepemimpinan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (studi kasus: PT. PUTRA ABADI JAYA
MANDIRI) Skripsi Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas UIN Syarif
Hidayatullah.
Moekijad, 1992. Asas-Asas Perilaku Organisasi, Cetakan Pertama, Bandung: PT.
Alumni.
92
Muchdarsyah Sinungan, 2003. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Bandung:
Mandar Maju
Mutiara.S. (2002). Manajemen SOM. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nia Malinasari. (2015). “Pengaruh Program Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3)
dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan”, Malang: PT
PJB UP Brantas Karangkates
Prabu Mangkunagara, AA Anwar. 2001. Manajemen SOM . Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Randall S. Schuler, Susan E. Jackson, 1999. “Manajemen Sumber Daya
Manusia” Erlangga, Jakarta.
Sama’mur, 1986. “Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan”, Gunung
Agung, Jakarta.
Sedarmayanti, 2001. “Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja, Cet. Ke-2
Mandar Maju, Bandung
Simanjuntak, J. Payaman, 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia,
Jakarta: LPFE UI.
Sinungan, Muchdarsyah, “Produktivitas : apa dan bagaimana”
T. Lestari, Erlin Trisyulianti 2007. “Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3)
dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan
PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)” Jurnal K3
Trianto ary, Toto Sugiarto S., Ir., M.Sc., Ph.D, 2010. “Effect Of Compensation,
Discipline, And Work Motivation On Employee Productivity Of PT
Kukdong International” Jurnal Disiplin Kerja
http://www.hrcentro.com/peraturan_naker/Undang_Undang_RI_No13_Tahun_20
03_Tentang_Ketenagakerjaan_100915.html
LAMPIRAN - LAMPIRAN
95
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Aji Pangestu (083870527460)
Email: [email protected], terima kasih. Page 96
KUISIONER
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi
Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari
Hive Office Park)
Oleh:
Aji Pangestu
NIM: 1111081000123
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Aji Pangestu (083870527460)
Email: [email protected], terima kasih. Page 97
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Jabatan : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Pendidikan Terakhir : SMA D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun
BAGIAN I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3). Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1
Penerangan yang terdapat di tempat kerja
saya memadai untuk pelaksanaan
pekerjaan sehari-hari.
2
Saya yakin perusahaan telah menyediakan fasilitas pembuangan udara kotor
(exhaust).
3 Perusahaan menyediakan peredam suara
untuk menghindari kebisingan kerja.
4 Saya selalu mentaati ketentuan-ketentuan
kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
5 Peletakaan mesin produksi diperusahaan memudahkan saya dalam pekerjaan.
6 Perusahaan selalu melakukan perawatan mesin produksi.
7 Saya selalu menggunakaan alat pelindung
dalam bekerja.
8 Saya berhati-hati dalam menyelesaikan pekerjaan saya.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Aji Pangestu (083870527460)
Email: [email protected], terima kasih. Page 98
9 Perusahaan memberikan jaminan
kesehatan bagi para pegawai.
10 Saya mengetahui risiko pekerjaan yang
saya lakukan.
11 Saya dapat mengatasi kemungkinan resiko
yang akan terjadi.
12
Perusahaan memberikan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
kepada karyawan.
BAGIAN II DISIPLIN KERJA
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai Dsiplin Kerja. Berilah tanda ceklis (√)
pada jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya selalu hadir ditempat kerja lebih awal
sebelum waktu kerja dimulai.
2 Selama bekerja saya tidak pernah absen atau tidak masuk tanpa alasan.
3 Saya hampir tidak pernah absen karena
sakit.
4 Saya selalu bekerja sesuai aturan kerja
perusahaan.
5 Saya patuh dan taat terhadap saran atasan.
6 Saya patuh dan taat terhadap perintah
atasan
7 Saya biasa membersihkan dan menjaga ruang kerja saya.
8 Saya biasa membersihkan dan menjaga
perlengkapan kerja saya.
9 Saya mengunakan peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan produksi.
10 Saya mengunakan waktu istirahat saya
tepat waktu.
11 Saya meninggalkan tempat kerja setelah
lewat jam kerja.
12 Saya tidak pernah menunjukan sikap malas
selama bekerja.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Aji Pangestu (083870527460)
Email: [email protected], terima kasih. Page 99
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
BAGIAN III PRODUKTIVITAS KERJA
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai Produktivitas Kerja. Berilah tanda
ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya bersedia untuk bekerja bergiliran.
2 Saya tidak masalah jika ada tambahan
tugas kerja saya.
3 Setiap pekerja saling bekerja sama untuk
memudahkan pekerjaan.
4 Saya selalu mengikuti pendidikan formal yang diberikan perusahaan.
5 Saya selalu mengikuti pendidikan informal
yang diberikan perusahaan.
6 Perusahaan mengadakan pelatihan manajemen superviser.
7 Saya memahami bagaimana teknik kerja
yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan
saya.
8 Adanya pengawasan mutu terhadap
pekerjaan saya.
9 Pimpinan selalu melakukan pengawasan
mengenai pekerjaan saya.
10 Jumlah karyawan yang terdapat dibagian
saya sudah sesuai dengan kebutuhan kerja.
11 Saya ditempatkan sesuai dengan keahlian
saya.
12 Perusahaan biasa memberikan tugas tambahan kepada karyawan.
13 Saya berani mengambil resiko untuk hasil yang maksimal dalam pekerjaan saya.
14 Terkadang saya berkreatifitas
menggunakan cara lain untuk hasil yang
maksimal.
15 Walaupun saya sering berinovasi namun
saya tetap pada peraturan perusahaan.
100
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Responden K3.1 K3.2 K3.3 K3.4 K3.5 K3.6 K3.7 K3.8 K3.9 K3.10 K3.11 K3.12
1 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 5 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5
3 5 3 3 4 4 4 5 5 2 4 4 5
4 5 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 4
5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
6 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5
8 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
9 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5
10 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5
11 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3
12 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5
13 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
16 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5
17 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4
18 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
19 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4
20 2 2 2 4 4 4 5 5 2 4 4 2 21 4 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5
22 4 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5
23 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5
24 3 3 3 4 4 4 5 5 3 4 4 3
25 3 3 3 5 3 3 5 5 3 5 3 4
26 5 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 3
27 3 3 2 5 2 5 5 5 2 5 2 3
28 1 1 1 5 1 1 5 5 3 5 1 5
29 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3
30 2 2 2 5 5 2 5 5 3 5 5 3
31 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5
32 1 1 1 4 4 1 4 4 3 4 4 3
33 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3
34 2 2 2 5 3 3 5 5 3 5 3 3
35 2 2 2 5 4 4 5 5 3 5 4 3
36 4 2 4 4 4 2 5 5 4 4 4 4
37 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 5
38 4 3 3 4 4 3 5 5 3 4 4 5
39 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5
40 3 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5
41 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
42 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 5
43 5 3 3 5 5 4 4 5 4 5 5 5
101
Disiplin Kerja
Responden DK1 DK2 DK3 DK4 DK5 DK6 DK7 DK8 DK9 DK10 DK11 DK12
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
3 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
6 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4
7 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
9 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
10 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4
11 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5
15 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4
16 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4
19 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4
20 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 21 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4
22 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5
23 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
24 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5
25 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
27 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
28 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4
29 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4
30 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4
31 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5
32 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5
33 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5
34 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
35 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4
36 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4
37 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4
38 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5
39 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
40 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4
41 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5
42 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
43 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4
102
Produktivitas Kerja
Responden PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 PK11 PK12 PK13 PK14 PK15
1 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
2 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5
4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4
5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5
6 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
7 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
9 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
10 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
11 3 3 4 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4
12 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
13 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4
14 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5
15 4 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
16 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4
17 3 4 4 3 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4
18 4 3 4 4 4 3 3 4 5 5 5 3 3 3 4
19 4 3 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4
20 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 2
21 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 3 4 3 5
22 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5
23 4 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 4 3 4 5
24 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
25 3 4 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4
26 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
27 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 3 3
28 4 3 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3
29 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 5
30 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
31 3 5 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4
32 4 3 3 4 4 4 5 3 4 5 5 5 4 5 4
33 3 5 3 3 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 5
34 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3
35 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4
36 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 5 4 5 5
37 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 4 3
38 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 5 4 3 4 3
39 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5
40 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5
41 4 5 5 4 4 4 3 5 5 5 4 3 4 3 5
42 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5
104
Uji Validitas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Uji Kualitas Data
Correlations
K31 K32 K33 K34 K35 K36 K37 K38 K39 K310 K311 K312 K3TOT K31 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1 ** ,638 **
,727 ,006 ** ,466 **
,625 -,036 ,107 ** ,469 ,006 **
,466 ** ,476 ,782
**
,000 ,000 ,967 ,002 ,000 ,819 ,494 ,002 ,967 ,002 ,001 ,000
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 K32 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,638 1 **
,701 -,131 ,173 ** ,571 -,136 -,139 *
,354 -,131 ,173 ,235 ,573**
,000 ,000 ,404 ,266 ,000 ,386 ,375 ,020 ,404 ,266 ,130 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,727 **
,701 1 -,017 * ,358 **
,515 -,034 ,139 ** ,415 -,017 *
,358 ,227 ,689**
,000 ,000 ,912 ,018 ,000 ,831 ,375 ,006 ,912 ,018 ,144 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,006 -,131 -,017 1 ,174 ,174 ** ,558 **
,527 ,183 ** 1,000 ,174 ,138 ,376
*
,967 ,404 ,912 ,264 ,266 ,000 ,000 ,240 ,000 ,264 ,378 ,013 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,466 ,173 *
,358 ,174 1 ** ,443 ,270 *
,308 ** ,489 ,174 **
1,000 ,252 ,716**
,002 ,266 ,018 ,264 ,003 ,080 ,045 ,001 ,264 ,000 ,103 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,625 **
,571 ** ,515 ,174 **
,443 1 ,106 ,200 ** ,542 ,174 **
,443 * ,351 ,772
**
,000 ,000 ,000 ,266 ,003 ,500 ,199 ,000 ,266 ,003 ,021 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
105
Correlations
K31 K32 K33 K34 K35 K36 K37 K38 K39 K310 K311 K312 K3TOT K37 Pearson
Correlation Sig. (2-tailed)
N
-,036 -,136 -,034 ** ,558 ,270 ,106 1 **
,574 ,049 ** ,558 ,270 ,083 ,319
*
,819 ,386 ,831 ,000 ,080 ,500 ,000 ,755 ,000 ,080 ,598 ,037 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K38 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
,107 -,139 ,139 ** ,527 *
,308 ,200 ** ,574 1 ,024 **
,527 * ,308 ,098 ,386
*
,494 ,375 ,375 ,000 ,045 ,199 ,000 ,880 ,000 ,045 ,532 ,011 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K39 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
** ,469 *
,354 ** ,415 ,183 **
,489 ** ,542 ,049 ,024 1 ,183 **
,489 ** ,722 ,735
**
,002 ,020 ,006 ,240 ,001 ,000 ,755 ,880 ,240 ,001 ,000 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K310 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
,006 -,131 -,017 ** 1,000 ,174 ,174 **
,558 ** ,527 ,183 1 ,174 ,138 ,376
*
,967 ,404 ,912 ,000 ,264 ,266 ,000 ,000 ,240 ,264 ,378 ,013 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K311 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
** ,466 ,173 *
,358 ,174 ** 1,000 **
,443 ,270 * ,308 **
,489 ,174 1 ,252 ,716**
,002 ,266 ,018 ,264 ,000 ,003 ,080 ,045 ,001 ,264 ,103 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K312 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
** ,476 ,235 ,227 ,138 ,252 *
,351 ,083 ,098 ** ,722 ,138 ,252 1 ,589
**
,001 ,130 ,144 ,378 ,103 ,021 ,598 ,532 ,000 ,378 ,103 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K3TO Pearson T Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,782 **
,573 ** ,689 *
,376 ** ,716 **
,772 * ,319 *
,386 ** ,735 *
,376 ** ,716 **
,589 1
,000 ,000 ,000 ,013 ,000 ,000 ,037 ,011 ,000 ,013 ,000 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
106
Displin Kerja
Correlations
DK1 DK2 DK3 DK4 DK5 DK6 DK7 DK8 DK9 DK10 DK11 DK12 DKTOT DK1 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1 ,149 ,054 ,177 ,080 * ,312 ,138 ,240 ,149 ,135 **
,907 ,149 ,527**
,339 ,732 ,256 ,612 ,042 ,378 ,121 ,339 ,389 ,000 ,339 ,000
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 DK2 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,149 1 ,025 ,193 ,014 ,130 ,049 ,182 ** 1,000 **
,688 ,165 ** 1,000 ,664
**
,339 ,872 ,216 ,927 ,404 ,755 ,243 ,000 ,000 ,291 ,000 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DK3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,054 ,025 1 ,235 ** ,925 **
,555 ,071 ,195 ,025 ,089 ,154 ,025 ,505**
,732 ,872 ,129 ,000 ,000 ,650 ,210 ,872 ,569 ,325 ,872 ,001 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DK4 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,177 ,193 ,235 1 * ,323 **
,402 ,178 ,106 ,193 ,173 ,227 ,193 ,487**
,256 ,216 ,129 ,035 ,008 ,254 ,498 ,216 ,266 ,144 ,216 ,001 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DK5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,080 ,014 ** ,925 *
,323 1 ** ,646 ,026 ,097 ,014 ,121 ,192 ,014 ,516
**
,612 ,927 ,000 ,035 ,000 ,868 ,537 ,927 ,440 ,216 ,927 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DK6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
* ,312 ,130 **
,555 ** ,402 **
,646 1 ,187 * ,343 ,130 ,206 **
,394 ,130 ,653**
,042 ,404 ,000 ,008 ,000 ,230 ,024 ,404 ,185 ,009 ,404 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DK7 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,138 ,049 ,071 ,178 ,026 ,187 1 ** ,485 ,049 ,108 ,201 ,049 ,371
*
,378 ,755 ,650 ,254 ,868 ,230 ,001 ,755 ,492 ,197 ,755 ,014 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
107
DK8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,240 ,182 ,195 ,106 ,097 * ,343 **
,485 1 ,182 ,227 * ,332 ,182 ,526
**
,121 ,243 ,210 ,498 ,537 ,024 ,001 ,243 ,143 ,030 ,243 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DK9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,149 ** 1,000 ,025 ,193 ,014 ,130 ,049 ,182 1 **
,688 ,165 ** 1,000 ,664
**
,339 ,000 ,872 ,216 ,927 ,404 ,755 ,243 ,000 ,291 ,000 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DK10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,135 ** ,688 ,089 ,173 ,121 ,206 ,108 ,227 **
,688 1 ,167 ** ,688 ,624
**
,389 ,000 ,569 ,266 ,440 ,185 ,492 ,143 ,000 ,284 ,000 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DK11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,907 ,165 ,154 ,227 ,192 **
,394 ,201 * ,332 ,165 ,167 1 ,165 ,609
**
,000 ,291 ,325 ,144 ,216 ,009 ,197 ,030 ,291 ,284 ,291 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DK12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,149 ** 1,000 ,025 ,193 ,014 ,130 ,049 ,182 **
1,000 ** ,688 ,165 1 ,664
**
,339 ,000 ,872 ,216 ,927 ,404 ,755 ,243 ,000 ,000 ,291 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
DKTO Pearson T Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,527 **
,664 ** ,505 **
,487 ** ,516 **
,653 * ,371 **
,526 ** ,664 **
,624 ** ,609 **
,664 1
,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000 ,014 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
108
Produktivitas Kerja
Correlations
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
PK8
PK9
PK10
PK11
PK12
PK13
PK14
PK15
PKTO T
PK1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1 ,113 ** ,545 **
,664 ** ,833 **
,512 ** ,483 **
,413 ** ,405 **
,394 ** ,549 **
,483 ** ,501 **
,483 * ,359 ,789
**
,472 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,006 ,007 ,009 ,000 ,001 ,001 ,001 ,018 ,000
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 PK2 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,113 1 ,274 ,000 -,013 ,184 -,021 ** ,453 ,172 ,150 ,054 -,021 ,190 -,021 **
,429 ,321*
,472 ,076 1,000 ,932 ,238 ,895 ,002 ,269 ,337 ,729 ,895 ,223 ,895 ,004 ,036 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,545 ,274 1 **
,430 ** ,500 **
,505 ,300 ** ,577 **
,432 ** ,504 ,219 ,300 **
,531 ,300 ** ,434 ,719
**
,000 ,076 ,004 ,001 ,001 ,051 ,000 ,004 ,001 ,158 ,051 ,000 ,051 ,004 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,664 ,000 **
,430 1 ** ,525 ,269 ,214 **
,440 ,214 ,263 * ,341 ,214 *
,349 ,214 * ,324 ,555
**
,000 1,000 ,004 ,000 ,081 ,169 ,003 ,168 ,088 ,025 ,169 ,022 ,169 ,034 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,833 -,013 **
,500 ** ,525 1 **
,522 ** ,413 *
,360 * ,312 *
,359 ** ,473 **
,413 ** ,465 **
,413 ,179 ,685**
,000 ,932 ,001 ,000 ,000 ,006 ,018 ,042 ,018 ,001 ,006 ,002 ,006 ,251 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,512 ,184 **
,505 ,269 ** ,522 1 **
,468 * ,384 ,097 **
,396 ,194 ** ,468 **
,919 ** ,468 ,193 ,702
**
,000 ,238 ,001 ,081 ,000 ,002 ,011 ,536 ,009 ,213 ,002 ,000 ,002 ,216 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,483 -,021 ,300 ,214 **
,413 ** ,468 1 ,256 ,074 ,253 **
,428 ** 1,000 **
,438 ** 1,000 ,300 ,703
**
,001 ,895 ,051 ,169 ,006 ,002 ,098 ,638 ,101 ,004 ,000 ,003 ,000 ,050 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
109
PK8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,413 **
,453 ** ,577 **
,440 * ,360 *
,384
,256
1 ** ,518 **
,453
,186
,256 * ,381
,256 ** ,672 ,697
**
,006 ,002 ,000 ,003 ,018 ,011 ,098 ,000 ,002 ,233 ,098 ,012 ,098 ,000 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,405
,172 ** ,432
,214 * ,312
,097
,074 ** ,518
1 ** ,471
,114
,074
,078
,074 ** ,446 ,452
**
,007 ,269 ,004 ,168 ,042 ,536 ,638 ,000 ,001 ,467 ,638 ,619 ,638 ,003 ,002 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,394
,150 ** ,504
,263 * ,359 **
,396
,253 ** ,453 **
,471
1 * ,310
,253 ** ,467
,253 * ,364 ,619
**
,009 ,337 ,001 ,088 ,018 ,009 ,101 ,002 ,001 ,043 ,101 ,002 ,101 ,016 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,549
,054
,219 * ,341 **
,473
,194 ** ,428
,186
,114 * ,310
1 ** ,428
,269 ** ,428 *
,307 ,538**
,000 ,729 ,158 ,025 ,001 ,213 ,004 ,233 ,467 ,043 ,004 ,081 ,004 ,045 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,483
-,021
,300
,214 ** ,413 **
,468 ** 1,000
,256
,074
,253 ** ,428
1 ** ,438 **
1,000
,300 ,703**
,001 ,895 ,051 ,169 ,006 ,002 ,000 ,098 ,638 ,101 ,004 ,003 ,000 ,050 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,501 ,190 **
,531 * ,349 **
,465 ** ,919 **
,438 * ,381 ,078 **
,467 ,269 ** ,438 1 **
,438 ,231 ,715**
,001 ,223 ,000 ,022 ,002 ,000 ,003 ,012 ,619 ,002 ,081 ,003 ,003 ,136 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,483
-,021
,300
,214 ** ,413 **
,468 ** 1,000
,256
,074
,253 ** ,428 **
1,000 ** ,438
1
,300 ,703**
,001 ,895 ,051 ,169 ,006 ,002 ,000 ,098 ,638 ,101 ,004 ,000 ,003 ,050 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
PK15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
* ,359 **
,429 ** ,434 *
,324
,179
,193
,300 ** ,672 **
,446 * ,364 *
,307
,300
,231
,300
1 ,624**
,018 ,004 ,004 ,034 ,251 ,216 ,050 ,000 ,003 ,016 ,045 ,050 ,136 ,050 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
110
PKT Pearson OT Correlation
Sig. (2-tailed)
N
** ,789 *
,321 ** ,719 **
,555 ** ,685 **
,702 ** ,703 **
,697 ** ,452 **
,619 ** ,538 **
,703 ** ,715 **
,703 ** ,624
1
,000 ,036 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
111
Uji Reliabilitas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,843
12
Disiplin Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,805
12
Produktivitas Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,894
15
112
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1 (Constant)
K3
DK
7,661
13,297
,576
,568
,571
,132
,539
4,333
,000
,981
1,019
,476
,234
,253
2,033
,049
,981
1,019
a. Dependent Variable: PK
Uji Hetrokedastisitas
113
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
43
,0000000
5,09718673
,085
,055
-,085
,085
,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
114
Uji Hipotesis
Uji Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,626a
,392
,362
5,223
a. Predictors: (Constant), DK, K3
b. Dependent Variable: PK
Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
703,297
2
351,648
12,890 ,000b
1091,215
40
27,280
1794,512
42
a. Dependent Variable: PK
b. Predictors: (Constant), DK, K3
Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
K3
DK
7,661
13,297
,576
,568
,571
,132
,539
4,333
,000
,476
,234
,253
2,033
,049
a. Dependent Variable: PK