pengaruh ph terhadap aktivitas enzim

29
HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap biologi dasar dengan judul “Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim” yang disusun oleh : nama : Sarda NIM : 1414040006 kelas : Pendidikan Biologi kelompok : IV (empat) telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator asisten, maka dinyatakan diterima. Makassar, Januari 2015 Koordinator Asisten Asisten Djumarirmanto, S.Pd. Sutriadi NIM :1214140002 Mengetahui Dosen Penanggung Jawab Drs. H. Hamka L.,M.S

Upload: sarda

Post on 13-Jan-2016

65 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum biologi dasar semester 1 periode 2014

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap biologi dasar dengan judul “Pengaruh pH Terhadap

Aktivitas Enzim” yang disusun oleh :

nama : Sarda

NIM : 1414040006

kelas : Pendidikan Biologi

kelompok : IV (empat)

telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator asisten, maka

dinyatakan diterima.

Makassar, Januari 2015Koordinator Asisten Asisten

Djumarirmanto, S.Pd. Sutriadi NIM :1214140002

MengetahuiDosen Penanggung Jawab

Drs. H. Hamka L.,M.S NIP : 1921231 198702 1005

Page 2: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan, kita tidak pernah luput dari masalah-masalah umum

yang telah kita tahu permasalahnnya maupun yang tidak kita ketahui seluk-

beluknya, sebagaia manusia, kita di tunut untuk menyelesaikan masalah tersebut

yang belum pernah terungkap. Seperti yang telah dilakukan oleh para ilmuan dan

para orang terdahulu. Penemuan-penemuan yang mereka dapatkan tersebut

merupakan hasil dari ketekunan mereka untuk selalu berfikir dalam memecahkan

masalah tersebut menjadi suatu yang sangat berharga dalam kehidupan kita.

Banyak hal yang bisa kita pelajari dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti

dalam tubuh makhluk hidup yang terjadi reaksi-reaksi kimia. Reaksi tersebut

terjadi pada suhu 27oC, misalnya pada tubuh tumbuhan. Atau suhu 390C

misalnya pada tubuh hewan berdarah panas. Agar reaksi berjakan lebih cepat

diperlukan katalisator . Katalisator adalah zar yang dapat mempercepat reaksi

tetapi zat itu sendiri tidak ikur bereaksi. Katalisator di dalam sel makhluk hidup

disebut biokatalisator atau enzim.

Peran enzim disini pun sangat penting karena tanpa adanya enzim

kehidupan yang kita kenal tidak mungkin ada. Sebagai katalisator tersebut enzim

memegang peranan utama dalam kesehatan dan penyakit. Meskipun dalam

keadaan sehat, semua proses fisiologis akan berlangsung dengan cara yang

tersusun secara teratur sementara hemoestatis akan dipertahankan, namun

keadaan homeostatis dapat mengalami gangguan yang berat dalam keadaan

patologis.

Oleh karena enzim adalah biokatalisator atau zat yang mempercepat reaksi

sedangkan enzim sendiri tidak ikut bereaksi, maka jumlahnya tidak perlu banyak.

Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali, selama enzim tersebut tidak rusak

Page 3: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

Akitivitas atau nmekanisme kerja enzim sangat dipengaruhi oleh suhu dan pH.

Enzim dapat bergerak secara efektif pada pH dan suhu tertentu. Enzim ini tidak

dapat bekerja pada secara efektif jika pada jika berada pada suhu di bawah

optimum dan akan rusak apabila bekerja pada suhu tinggi. Untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kerja enzim, dimana

dalam percobaan ini diambil pH sebagai faktor yang diamati. Maka kami

melakukan percobaan dengan judul “pengaruh pH terhadap aktivitas enzim”

B. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah membuktikan pengaruh pH

terhadap aktivitas enzim amilase.

C. Manfaat

Adapun manfaat dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui mekanisme

kerja suatu enzim dan juga mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja

enzim.

Page 4: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Setiap sel hidup yang selalu terlibat dalam metabolisme yang merupakan

semua reaksi kimiawi terarah yang berlangsung di dalam sel. Proses metabolisme

terdiri atas : perombakan senyawa-senyawa kimia di dalam sel atau katabolisme yang

disertai pembebasan energi dan proses pembentukan komponen sel atau anabolisme

atau biosintesis yang memerlukan energi. Dalam kedua proses tersebut berlangsung

reaksi-reaksi biokimia yang kompleks dengan bantuan enzim. Dengan demikian

enzim merupakan unit fungsi dalam metabolism sel (Ristiati, 2000).

Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Bekerja dengan

urutan-urutan yang terataur, enzim mengkatalis ratusan reaksi bertahap yang

menguaraikan molekul nutrien, reaksi yang menyimpan dan mengubah energi

kimiawi,dan yang membuat makromolekul sel dari precursor sederhana. Di antara

sejumlah enzim yang berpartisipasi di dalam metabolism, terdapat sekelompok

khusus yang dikenal sebagai enzim pengatur , yang dapat mengenali berbagai isyarat

metabolik dan mengubahb kecepatan kataliknya sesuai dengan isyarat yang diterima.

Melalui aktivitasnya, sistem enzim terkoordinasi dengan baik, menghasilkan suatu

hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda, yang

diperlukan untuk menunjang kehidupan (Lehninger, 1982).

Enzim amilase merupakan salah satu jenis enzim yang mampu memustuskan

ikatan glikosida. Enzim adalah katabilisatir sejati. Molekul ini meningkatkan

kecepatan reaksi kimia spesifik, yang tanpa enzim akan berlangsung amat lambat.

Enzim tidak dapat mengubah titik keseimbangan reaksi yang dikatalisisnya dan

enzim juga tidak akan habis dipakai atau di ubah secara permanen. Enzim amilase

juga merupakan kelompok enzim yang memiliki kemampuan memutuskan ikatan

glikosida yang terdapat pada senyawa polimer karbohidrat. Hasil molekul amilum ini

akan menjadi monomer-monomer yang lebih sederhana, seperti maltosa, dekstrin dan

Page 5: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

terutama molekul glukpsa sebagai unit terkecil. Amilase dihasilkan oleh berbagai

jenis organisme hidup, mulai dari tumbuhan, hewan, manusi bahkan mikroorganisme

seperti bakteri dan fungi. Kelompok enzim ini memiliki banyak variasi dalam

aktivitasnya, sangat spesifik tergantung pada sumber organismenya dan tempatnya

bekerja. Pemanfaatn enzim dalam bidang industri harus memperhatikan faktor

penting yang sangat mempengaruhi efisiensi dan evektivitas kerja enzim yang

digunakan (Hartati, 2008).

Mikroorganisme yang paling banyak menghasilkan enzim amilase dan paling

banyak digunakan adalah jamur dan bakteri seperti Aspergillus Orizae, Bacillus

Omyloliquefaciens, dan bacillus licheniformis. Cara kerj aenzim amilase melaui dua

tahap yaitu pertama degrasi amilosa menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi

secara acak. Degrasi ini terjadi dengan cepat dan diikuti menurunnya viskositas

dengan cepat. Tahap kedua relatif lambat yaitu pembentukan glukosa dan maltosa

sebagai hasil akhir secara tidak acak. Keduanya merupakan kerja enzim amilase pada

molekul amilosa saja, kerja enzim amilase pada molekul amilopektin akan

menghasilkan glukosa, glukosa maltosa dan berbagai jenis limit dekstrin yaitu

oligosakarida yang terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung

1,6 glikosidik (Jayanti, 2012).

Setiap enzim dapat membedakan substratnya dari senyawa yang sangat dekat

sekalipun hubungannya, seperti isomer, sedemikian rupa sehingga setiap jenis enzim

mengkatalisis suatu reaksi tertentu, misalnya sukrase hanya akan bekerja pada

sukrosa dan akan menolak disakarida lainnya.Hanya daerah tertentu dari molekul

enzim itu yang sesungguhnya berikatan dengan substrat. Daerah ini disebut tempat

aktif, yang merupakan kantong atau lekukan yang khas pada permukaan protein.

Umumnya, tempat aktif dibentuk oleh beberapa asam amino pada molekul enzim itu,

dan sisanya adalah molekul protein yang memberikan suatu kerangka kerja yang

menggunakan konfigurasi tempat aktif itu. Enzim menggunakan berbagai mekanisme

untuk menurunkan energi aktivasi dan mempunyai reaksi. Pada reaksi yang

melibatkan dua atau lebih reaktan, tempat aktif memberikan suatu cetakan bagi

Page 6: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

substrat agar bisa ikut bersama dalam suatu orientasi yang tepat dalam reaksi yang

terjadi diantara substrat-substrat tersebut (Campbell, 2002).

Aktivtas enzim sangat terpengaruh oleh keadaan suhu dan pH. Masing-masing

enzim dapat bekerja dengan efektif pada suhu dan pH tertentu pada aktvitasnya

berkurang dalam keadaan di bawah dan di atas titik tersebut. Enzim pepsin bekerja

paling efektif pada pH 1-2, sedangkan enzim proteolik lainnya, tripsin pada pH

tersebut menjadi tidak aktif, tetapi sangat efektif pada pH 8. Peranan penting dari

struktur tersier yaitu bentuk di dalam fungsi enzim dan peranan dari daya yang lemah

seperti ikatan hidrogen dan ikatan ion dalam pembentukan struktur tersier, dapat

diketahui bahwa mengapa enzim itu begitu peka terhadap suhu dan pH. Ikatan

hidrogen mdah rusak dengan kanaikan suhu. Hal ini selanjutnya akan merusak

bagian-bagian dari struktur tersier enzim yang esensial untuk mengikat substrat.

Perubahan pH, mengubah keadaan ionisasi dari asam amino yang bermuatan yaitu

asam aspartiat Lisiana yang dapat mempunyai peranan penting dalam pengikatan

substrat dan proses katalitik. Tanpa gugus -COOH dari Glu- 35 yang tidak terion dan

gugus –COO- dari ASP- 52 yang terion, proses katalik dari lisozim tersebut akan

terhenti (Kimball, 1991).

Salah satu contoh aktivitas enzim yakni dalam suatu penelitian mengatakan

bahwa aktivitas enzim dari kecambah tertinggi diperoleh pada pH 9 dengan aktivitas

0,0207 detik-1. Aktivitas enzim berkaitan erat dengan strukturnya, perubahan struktur

akan menyebabkan perubahan aktivitas enzim. Pada pH optimum konformasi enzim

berada pada kondisi yang ideal. Hal ini menyebabkan interaksi antara enzim dan

substrat menjadi maksimal. Pada suasana yang terlalu asam atau basa, kanformasinya

berubah sehingga aktivitas enzim akan terganggu. Perubahan tingkat keasaman akan

meyebabkan terjadinya penurunan aktivitas. Hasil analisis sidik ragam menunjukan

bahwa pH mempunyai pengaruh sangat nyata terhadap aktivitas enzim amilase. Hasil

uji BNJ taraf kritis 5% (tabel 3) menunjukkan bahwa pH 9 berbeda nyata dari pH

lainnya. Dari hasil penelitiannya tersebut dapat dia simpulkan bahwa isolasi enzim

amilase dari kecambah biji jagung ketan (Zea mays ceratina L.) dapat dilakukan

Page 7: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

dengan metode salting out menggunakan amonium sulfat teknis pada kejenuhan 55%

dan enzim amilase dari kecambah biji jagung ketan (Zea mays ceratina L.)

dipengaruhi oleh waktu perkecambahan, dan waktu perkecambahan 36 jam adalah

waktu yang terbaik dengan aktivitas 0,0557 detik-1, serta Karakteristik enzim amilase

dari kecambah biji jagung ketan (Zea mays ceratina L.) adalah optimum pada pH 9,

konsentrasi substrat maksimum 12,5% dan temperatur optimum 70 oC (Bahri, 2012).

Page 8: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari / tanggal : Rabu, 07 Januari 2015

Waktu : Pukul 7.30 s/d 9.30 WITA

Tempat : Green House FMIPA UNM

B. Alat Dan Bahan

1. Alat

a. Centrifuge dan tabung centrifuge

b. Mortar dan pistilium

c. Tabung reaksi 10 buah

d. Pipet tetes

e. Corong kecil

f. Rak tabung reaksi

g. Lampu spiritus

h. Penjepit tabung

2. Bahan

a. Kecambah kacang hijau

b. Larutan amilum

c. Larutan fehling A dan B

d. Larutan HCl (10%)

e. Larutan NaOH (1%)

f. Kertas lakmus / pH ukur

g. Kertas saring

h. Aquades

i. Label

j. Korek api

Page 9: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

C. Prosedur Kerja

1. Mengambil segenggam kecambah kacang hijau. Kemudian memasukkan ke

dalam mortar kemudian di gerus. Terus menambahkan 30 ml sambil digerus.

2. Menyaring cairan yang di dapat dari kacang hijau tersebut, kemudian

memasukkan ke dalam tabung cebtrifuge. Memutar pada centrifuge selama

15 menit dengan kecepatan sedang.

3. Menuangkan cairan bening yang di peroleh pada tabung rekasi.

4. Mengisi tabung reaksi dengan larutan amilum 1 mL kemudian memberikan

label pada tabung rekasi tersebut yaitu A,B,C,D dimana pada tabung A,B,C

terdiri atas 3 tabung. Ukur pH sebagai pH awal.

5. Memasukkan ekstrak kecambah pada setiap tabung kecuali pada tabung D.

6. Pada tabung B tambahkan masing-masing 3 tetes HCL encer dan 3 tetes

larutan NaOH pada masing-masing tabung C.

7. Cek pH pada tabung B dan C sebagai pH akhir, kemudian tambahkan fehling

A dan B

8. Catat warna awal yang terjadi pada setiap tabung.

9. Setelah 5 menit didihkan tabung A1, B1, dan C1, 10 menit kemudian didihkan

tabung A2, B2 dan C2. Dan setelah 15 menit didihkan tabung A3, B3, C3 dan D

10. Membandingkan warna yang terjadi pada setiap tabung dan mencatat

hasilnya pada tabel pengamatan.

Page 10: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Table hasil pengamatan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase

Tabung Seri PerubahanWarna

pH Awal pH Akhir Sebelum dipanaskan

Setelah dipanaskan

AA1

6 6Ungu muda Orange

A2 Ungu muda Orange +

A3 Ungu + Orange +

BB1

6 2Hijau + Hijau toska

B2 Hijau muda Hijau susu

B3 Hijau toska Hijau susu

CC1

6 13Ungu + Orange +

C2 Ungu + Orange +

C3 Ungu Orange

DD1

6 6Biru Merah bata

D2 Putih susu Putih susu

Keterangan :

Tabung A : Amilum 1mL + Ekstrak Kecambah + Fehling A&B

Tabung B : Amilum 1mL + HCl 3 tetes + Ekstrak Kecambah + Fehling A&B

Tabung C : Amilum 1mL + NaOH 3 tetes + Ekstrak Kecambah + Fehling A&B

Tabung D : - D1 : Amilum + Fehling A&B

- D2 : Amilum + Ekstrak Kecambah

+ : Lebih tua

Page 11: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

B. Foto Hasil Pengamatan

1. Penambahan amilum 1 ml pada setiap tabung

2. Tabung A, B, dan C sebelum penambahan ekstrak kecambah

Keterangan :

Tabung A : Amilum

Tabung B : Amilum + HCl 3 tetes

Tabung C : Amilum + NaOH 3 tetes

3. pH akhir pada tabung B dan tabung C

Page 12: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

4. Keadaan tabung setelah penambahan ekstrak kecambah.

Keterangan : Tabung A1, B1, C1 : diamkan selama 5 menitTabung A2, B2, C2: diamkan selama 10 menitTabung A3, B3, C3: diamkan selama 15 menit

5. Keadaan tabung setelah penambahan fehling A & B, dan setelah dipanaskan

6. Keadaan tabung D setelah penambahan fehling A & B sebelum dipanaskan

dan setelah dipanaskan.

Page 13: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

C. Pembahasan

Berdasarkan percobaan, tabung A, B, dan C terdiri dari 3 tabung reaksi, yaitu

tabung A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, dan C3. Masing-masing tabung mendapat

perlakuan yang berbeda, sehingga data yang dihasilkan juga bisa berbeda. Adapun

hasil percobaan yang kami lakukan dapat dilakukan perbandingan dari masing-

masing tabung, yaitu :

1. Perbandingan berdasrakan waktu saat didiamkan.

a) Tabung A1, B1, C1.

Masing-masing tabung diberikan larutan amilum sebanyak 1 mL,

kemudian untuk tabung A, langsung dilakukan pengukuran pH larutan

sebagai pH awal dan pH akhir, yakni diperoleh pH 6. Hasil pengukuran pH

pada tabung A merupakan pH awal pada semua tabung reaksi. Berbeda

dengan tabung B, setelah dimasukkan amilum dilakukan penambahan HCl

sebanyak 3 tetes, kemudian mengukur pH-nya sebagai pH akhir yaitu 2.

Hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat asam. Dan tabung C

ditambahkan NaOH sebanyak 3 tetes, dengan pH akhir sebesar 13 (bersifat

basa). Setelah itu, setiap tabung diberikan ektrak kecambah lalu didiamkan

selama 5 menit disetiap tabung, hasilnya warna larutan terbentuk. Tabung

A berwarna ungu muda, tabung B brewarna hijau tua, dan tabung C

berwarna ungu tua. Setelah ditambahkan fehling lalu dipanaskan, warnanya

berubah. Tabung A berwarna orange, tabung B berwarna hijau toska, dan

tabung C berwarna orange tua.

b) Tabung A2, B2, C2

Perlakuan yang sama dilakukan pada tabung A2, B2, C2, hanya saja

ketiga tabung ini didiamkan selama 10 menit. seperti yang terlihat pada

tabel pengamatan, warna awal larutan ketiga tabung ini berbeda walaupun

ketiganya sama-sama didiamkan selama 10 menit. Tabung A2 berwarna

ungu muda, tabung B2 berwarna hijau muda, tabung C2 berwarna ungu tua.

Setelah ditambahkan fehling dan dipanaskan, tabung A2 berubah warna

Page 14: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

menjadi orange tua, tabung B2 menjadi hijau susu, dan tabung C2 berwarna

orange.

c) Tabung A3, B3, C3

Ketiga tabung ini juga mendapat perlakuan yang sama, namun waktu

yang digunakan saat didiamkan lebih lama dari tabung-tabung sebelumnya,

yaitu selama 15 menit. Hasil yang diperoleh setelah didiamkan yaitu,

tabung A3 berwarna ungu tua, tabung B3 berwarna hijau tosca, dan pada

tabung C3 warnanya menjadi ungu. Berdasarkan tabel, setelah dilakukan

pengamatan warna pada masing-masing tabung juga berubah ketika

ditambahkan fehling A & B yang kemudian dipanaskan. Adapun hasilnya,

pada tabung A3 yang warna awalnya ungu tua berubah menjadi orange tua,

sementara tabung B3 yang sebelumnya berwarna hijau tosca menjadi hijau

susu, dan pada tabung C3 berubah warna menjadi orange, yang sebelumnya

berwarna ungu.

2. Perbandingan berdasarkan jenis tabung.

a) Tabung A1, A2, A3

Tabung A1, A2, dan A3 yang masing-masing berbeda waktunya,

mengahsilkan warna yang tidak jauh beda dari ketiganya. Sebelum

dipanaskan, tabung A1 dan A2 menunjukkan warna ungu muda, sementara

tabung A3 berwarna ungu tua. Setelah dipanaskan, tabung A1 berubah

warna menjadi orange, dan pada tabung A2 dan A3 menunjukkan perubahan

warna menjadi orange tua. Perbedaan warna awal dan akhir larutan yang

awalnya berwarna ungu berubah menjadi orange, menandakan bahwa

enzim belum dapat bekerja secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan pH

tidak berada dalam keadaan stabil sehingga glukosa yang dihasilkan

sedikit. Dalam hal ini, glukosa diperoleh dari ektrak kecambah.

b) Tabung B1, B2, B3

Berdasarkan data yang diperoleh, warna larutan pada tabung B1, B2, B3

menghasilkan warna yang berbeda, hal ini dikarenakan waktu dari masing-

Page 15: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

masing tabung juga berbeda. Sebelum dipanaskan, tabung B1 berwarna

hijau tua, tabung B2 berwarna hijau muda, dan tabung B3 berwarna hijau

tosca. Setelah dipanaskan, tabung B1 berubah warna menjadi hijau tosca.

Sementara tabung B2 dan B3 menghasilkan warna yang sama yaitu hijau

susu. Terlihat bahwa perubahan warna akhir tidak jauh beda dengan warna

awal larutan, kemungkinan itu disebabkan karena enzimnya tidak dapat

bekerja karena berada dalam keadaan asam yang ditandai dengan pH akhir

di bawah 7, dan juga karena HCl yang memang bersifat asam.

c) Tabung C1, C2, C3

Berdasarkan hasil pengamatan, Tabung C1, C2, dan C3 juga

memperlihatkan hasil yang berbeda dari rentang waktu yang berbeda pula.

Warna larutan pada tabung C1 dan C2 sebelum dipanaskan menghasilkan

warna yang sama yaitu ungu tua, tetapi tabung C3 berwarna ungu. Setelah

ketiga tabung ini dipanaskan, warna yang dihasilkan yakni tabung C1

berwarna orange tua, sementara tabung C2 dan C3 menghasilkan perubahan

warna yang sama yaitu orange. Hal ini menandakan bahwa larutan tersebut

bersifat basa yang ditandai dengan pH yang dipeoleh diatas pH netral yakni

13. Sehingga enzim amilase tidak bekerja secara maksimal karena pHnya

yang tidak stabil.

d) Tabung D1 dan D2

Tabung D ini digunakan sebagai tabung kontrol yang hanya terdiri dari

dua tabung. Tabung D1 diisi dengan amilum 1 mL dan fehling A & B, dan

tabung D2 hanya diisi dengan amilum 1 mL dan ekstrak kecambah.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data bahwa tabung D1 yang

sebelumnya didiamkan selama 15 menit dan ditambahkan fehling,

menghasilkan warna awal sebelum pemanasan adalah biru, dan setelah

dipanaskan warna larutan berubah menjadi merah bata. Hal ini

menandakan bahwa enzim pada larutan ini bereaksi yang ditandai dengan

perubahan warna akhir yaitu merah bata. Selain enzim, larutan ini juga

Page 16: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

mengandung glukosa. Hal ini, terjadi karena pada tabung D1 ini hanya

diberikan tambahan larutan fehling A dan B, dimana fehling ini berfungsi

untuk menguji larutan yakni mengandung enzim dan glukosa. Sementara

pada tabung D2, warna awal dan warna akhir setelah pemanasan

mengahilkan warna yang sama atau tetap yaitu putih susu. Hal tersebut

membuktikan bahwa enzim amilase tidak bekerja. Hal ini terjadi karena

pengaruh dari penambahan ektrak kecambah.

Page 17: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukakan dapat disimpulkan

bahwa Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur

perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat ini dihasilkan oleh organ-

organ seperti tanaman, yang secara katalistik menjalankan berbagai reaksi.

Berdasarkan data yang diperoleh, suhu dan pH sangat berpengaruh terhadap

aktivitas enzim. Beberapa Hal itu juga menandakan bahwa enzim tersebut tidak

dapat bekerja dengan maksimal pada keadaan asam dan basa. Hal ini terbukti

ketika percobaan pada larutan yang ditambahkan dengan HCl dan NaOH,

memperlihatkan bahwa enzim tidak bekerja secara maksimal.

B. Saran

Adapun saran untuk praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Untuk praktikan, agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan sehingga data

yang diperoleh lebih akurat.

2. Untuk asisten, pada praktikum kali ini asisten sangat baik dan aktif dalam

membantu dan mengontrol praktikan sehingga praktikan tidak kewelahan

dalam melakukan pengamatan.

3. Kepada laboran, seabiknya menyiapkan terlebih dahulu bahan yang

seharusnya disiapkan agar praktikum bisa berjalan tepat waktu.

Page 18: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful, Moh. Mirzan, dan Moh. Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase Dari Kecambah Biji Jagung Ketan. Jurnal. Tadulako.

Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Mitchell, Lawrence G.. 2002. Biologi jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Hartati, Dessy. 2008. Enzim Amilase. http://www.e-jurnal.com/2013/09/enzim-amilase.html. Makassar.

Jayanti, Risha Tiara. 2012. Pengaruh pH Suhu Terhadap Hidrolisis Enzim Amilase. Jurnal. Surakarta.

Kimball, John W. 1991. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Biologi Umum. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.

Page 19: Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

LAMPIRAN

A. Pertanyaan

1. Apa guna larutan fehling A dan B dan JKJ ?

2. Mengapa kecambah perlu dicentifuge terlebih dahulu ?

3. Apa fungsi HCl dan NaOH pada percobaan di atas ?

B. Jawaban

1. Pada percobaan tersebut, fehling A dan B berguna sebagai indikator bahwa

ada tidaknya glukosa yang terkandung pada ekstrak kecambah yang ditandai

dengan perubahan warna. Guna JKJ yaitu juga sebagai indikator yang

memperlihatkan ada tidaknya glukosa dan karbohidrat pada ekstrak

kecambah.

2. Ekstrak enzim dari biji kecambah dicentrifuge agar dapat memisahkan antara

ektrak kecambah dengan endapan kecambah.

3. Fungsi HCl dan NaOH pada percobaan ini adalah sebagai larutan yang

menjadikan larutan pada tabung reaksi menjadi asam dan basa. HCl

menandakan larutan asam, dan NaOH menandakan larutan bersifat basa.