pengaruh konsentrasi substrat, ph dan suhu terhadap aktivitas enzim

29
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM PERCOBAAN IX PENGARUH KONSENTRASI SUBSTRAT, pH DAN SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM NAMA : MUH. YAMIN A STAMBUK : F1C1 08 0! PROGRAM STUDI : KIMIA KELOMPOK : III ASISTEN : MISRA"ATI #URUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI $010 ×

Upload: stephanie-figueroa

Post on 17-Oct-2015

638 views

Category:

Documents


88 download

DESCRIPTION

11

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

PERCOBAAN IXPENGARUH KONSENTRASI SUBSTRAT, pH DAN SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

NAMA

: MUH. YAMIN ASTAMBUK

: F1C1 08 049PROGRAM STUDI: KIMIA

KELOMPOK

: III ASISTEN

: MISRAWATIJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangEnzim adalah substansi dengan dasar protein yang terdapat pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Enzim membantu proses metabolisme tubuh yang memungkinkan proses kehidupan dapat berjalan. Enzim ini merupakan bagian integral dari proses metabolisme tubuh. Enzim berguna untuk memecah makanan menjadi bagian yang lebih kecil.

Didalam jumlah sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga di dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpanganpenyimpangan hasil akhir reaksinya. Di dalam sel terdapat banyak jenis enzim yang berlainan kekhasannya. Artinya suatu enzim hanya mampu menjadi katalisator untuk reaksi tertentu saja . Ada enzim yang dapat mengkatalisa suatu kelompok substrat , adapula yang hanya satu substrat saja , dan ada pula yang bersifat stereospesifik. Karena enzim mengkataliser reaksi-reaksi di dalam sistim biologis, maka enzim juga disebut sebagai Biokatalisator.Dalam menjalankan aktifitasnya ini enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti. Pengaruh aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan, Oleh sebab itu pada percobaan ini akan dilihat sampai sejauh mana pengaruh perubahan suhu, penambahan substrat, dan pengaruh perubahan pH terhadap kinerja atau aktivitas dari enzim.B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam percobaan ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim invertase?2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim invertase?3. Bagaimana pengaruh pH terhadap aktivitas enzim invertase ?C. Tujuan Percobaan

Dari rumusan masalah yang diajukan di atas, maka tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim invertase

2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim invertase

3. Mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim invertase D. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah :

1. Praktikan dapat mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim invertase.

2. Praktikan dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim invertase

3. Praktikan dapat mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim invertase

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Bekerja dengan urutan-urutan yang teratur, enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan molekul nutrient, reaksi yang menyimpan dan mengubah energi kimiawi dan yang membuat makromolekul sel dari prekursor sederhana. Di antara sejumlah enzim yang berpartisi di dalam metabolisme terdapat sekelompok khusus yang dikenal sebagai enzim pengatur yang dapat mengenali berbagai isyarat metabolik dan mengubah kecepatan katalitiknya sesuai dengan isyarat yang diterima. Melalui aktivitasnya, sistem enzim terkoordinasi dengan baik, menghasilkan suatu hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda, yang diperlukan untuk menunjuang kehidupan (Lehninger, 1982).Enzim merupakan suatu katalisator dalam reaksi biokimia dan setiap enzim mempunyai kemampuan spesifik untuk merubah molekul tertentu. Menurut Haldare, enzim merupakan larutan koloid atau katalis organik yang dihasilkan mikroorganisme. Sebagai katalisator, enzim hanya meningkatkan kecepatan reaksi dan sangat spesifik untuk reaksi yang dikatalisanya. Enzim adalah bahan kimia yang dihasilkan mikroorganisme untuk meningkatkan kecepatan reaksi menuju keadaan keseimbangan reaksi kimia, sehingga sifat termodinamika sistim tidak berubah (Rismijana et al., 2003).Enzim dikatakan aktif apabila zat tersebut mempunyai kemampuan untuk melaksanakan aktivitas katalitiknya. Telah dilaporkan oleh Fogarty dan Kelly (1979) bahwa enzim proteolitik bakteri, yeast ataupun fungi mempunyai karakter dan spesifisitas yang berbeda. Karakter enzim proteolitik tersebut ditunjukan dengan pH dan suhu optimum enzim tersebut dalam menghidrolisis substratnya. Selain itu adanya ion logam, asam amino tertentu dan inhibitor enzim akan mempengaruhi aktivitas enzim tersebut (Poernomo et al, 2003).Beberapa enzim mempunyai aktifitas diantaranya spesifik untuk D dan L isomer ptik . Enzim L- asam amino oksidase hanya pada L- asam amino oksidase tidak bereaksi terhadap isomer D- asam amino . Beberapa enzim memerlukan suatu ko-faktor yang bukan protein dan biasanya agak longgar berikatan dengan enzim. Ko-faktor itu disebut gugus prostetik. Banyak juga enzim yang memerlukan ko-faktor logam seperti Mn++, Fe ++,Mg++, dll. Di dalam proses isolasi kadang-kadang ko-faktor yang berikatan longgar pada enzim terlepas sehingga menyebabkan aktifitas enzim menurun atau bahkan hilang. Bagian protein dari enzim disebut apo-enzim , sedangkan enzim keseluruhannya disebut holoenzim .

Bagian protein ( tak aktif ) + non protein

= holoenzim ( akktif )

(apoenzim )

(gugus protestik )

(Simanjuntak et al, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi Enzim Perubahan suhu dan pH mempunyai pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan reaksi enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengruh aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang penting. 1. Pengaruh Suhu.Suhu rendah yang memdekati titik beku biasanya tidak merusak enzim. Pada suhu dimana enzim masih aktif, kenaikan suhu sebanyak 10OC, menyebabkan keaktifan menjadi 2 kali lebih besar (Q10 = 2). Pada suhu optimum reaksi berlangsung paling cepat. Bila suhu dinaikan terus, maka jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Enzim didalam tubuh manusia memiliki suhu optimum sekitar 37oC. Enzim organismemikro yang hidup dalam lingkungan dengan suhu tinggi mempunyai suhu optimum yang tinggi. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai + 60oC. Ini disebabkan karena proses denaturasi enzim. Dalam beberapa keadaan, jika pemanaasan dihentikan dan enzim didinginkan kembali aktivitasnya akan pulih. Hal ini disebabkan oleh karena proses denaturasi masih reversible. pH dan zat-zat pelindung dapat mempengaruhi denaturasi pada pemanasan ini. Hubungan antara aktivitas enzim dan suhu dapat dilihat pada Gambar berikut.

2. Pengaruh pHBila aktivitas enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0 - 9,0, kecuali beberapa enzim misalnya pepsin(pH optimum = 2). Ini disesbabkan oleh : 1. Pada pH rendah atau tingi, enzim akan mengalami denaturasi. 2. Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan

muatan listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim. Misalnya suatu reaksi enzim dapat berjalan bila enzim tadi bermuatan negatif (Enz-) dan substratnya bermuatan positif (SH+) :

Enz- + SH+ EnzSH

Pada pH rendah Enz- akan bereaksi dengan H+ menjadi enzim yang tidak bermuatan.Enz- + H+ Enz-H Demikian pula pada pH tinggi, SH+ yang dapat bereaksi dengan Enz-, maka pada pH yang extrem rendah atau tiggikonsentrasi efektif SH+ dan enz akan berkurang, karena itu kecepatan reaksinya juga berkurang. Seperti pada gambar berikut.

3. Pengaruh Konsentrasi Enzim

Kecepatan rekasi enzim (v) berbanding lurus dengan konsentrasi enzim (Enz). Makin besar jumlah enzim makin cepat reaksinya. Lihat pada gambar. Dalam reaksinya Enz akan mengadakan ikatan dengan substrat S dan membentuk kompleks enzim-substrat, Enzs. EnzS ini akan dipecah menjadi hasil reaksi P dan enzim bebas Enz.

Enz + S EnzS Enz + P

Enz + S Enz + P

Makin banyak Enz terbentuk, makin cepat reaksi ini berlangsung. Ini terjadi sampai batas tertentu.

4. Pengaruh Konsentrasi Substrt

Bila konsentrasi substrat (S) bertambah, sedangkan keadaan lainya tetap sama, kecepatan reaksi juga akan meningkat sampai suatu batas maksimum V. Pada titik maksimum ini enzim telah jenuh dengan subtrat. Seperti pada gambar. Pada titik-titik A dan B belum semua enzim bereaksi dengan subtrat, maka pada A dan B penambahan subtrat S akan menyebabkan jumlah EnzS bertambah dan kecepatan reaksi v akan bertambah, sesuai dengan penambahan S. Pada titik C semua enzim telah bereaksi denagn subtrat, sehingga penambahan S tidak akan menambah kecepatan reaksi, karena tidak ada lagi enzim bebas. Pada titik B kecepatan reaksi tepat setengah kecepatan maksimum. Konsentrasi subtrat yang menghasilkan setengah kecepatan maksimum dinamakan harga Km atau konstanta Michaelis.

(Indah, 2004).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo. Waktu praktikum ini dilaksanakan selama dua hari yakni pada tanggal 03-04 Desember 2010. B. Alat dan Bahan

1. AlatAlat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah blender, tabung reaksi, water-bath, erlenmeyer, neraca analitik, spektronik 20-D, gelas kimia, pipet ukur 10 mL dan 25 mL, kapas, corong, kuvet, aluminium foil, sentrifuse, botol semprot, mortal, pastel dan batang pengaduk.2. BahanBahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan enzim, larutan DNS, sukrosa 0,25 M, larutan buffer asetat pH 5.6, 6.4, dan 9, dan akuades.C. Prosedur Kerja1. Pengaruh konsentrasi subtrat terhadap aktivitas enzim invertase

2. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim invertase

Pembuatan Blanko

3. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim invertase

Pembuatan blanko

Pembuatan Standar Glukosa

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASANEnzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi telah selesai. Walaupun aktivitas katalik enzim diduga hanya diperlihatkan oleh sel-sel yang utuh, sebagian besar enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa kehilangan aktivitas biologik (katalik)nya. Oleh karena itu, enzim dapat diselidiki diluar sel hidup. Ekstrak yang mengandung enzim dipakai pada penyelidikan reaksi-reaksi metabolik, struktur, mekanisme kerja enzim dan malahan sebagai katalisator dalam industri pada sintetis senyawa-senyawa yang biologis aktif.

Kecepatan reaksi enzim dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH yang mempunyai pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan reaksi enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengruh aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang penting. Hasil rekasi enzim juga dapat menghambat kecepatan reaksi. Selain itu Enzim dapat dirusak dengan pengocokan, penyinaran ultraviolet dan sinar-x, sinar- dan sinar-. Untuk sebagian ini disebabkan karena oxidasi oleh peroxida yang dibentuk pada penyinaran tersebut. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh adanya inhibitor seperti obat-obatan dan sebagainya.Pada percobaan ini akan mempelajari bagaimana pengaruh konsentrasi substrat, pH dan suhu terhadap aktivitas enzim khusunya enzim invertase dari ragi. Sebelum dilakukan uji terhadap pengaruh konsentrasi substrat, suhu, dan pH terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan standar glukosa. Dari larutan standar akan diperoleh nilai absorbansi dan konsentrasi larutan standar, jika di nilai absorbansi dan konsentrasi larutan standar dikonversi dalam bentuk kurva standar, maka akan diperoleh persamaan regresi linear yang digunakan untuk menentukan konsentrasi glukosa dari aktivitas enzim yang sebenarnya. Dari kurva standar tersebut diperoleh persamaan garis : y = 0.002 x + 0.002Pada penentuan aktivitas enzim dilakukan dengan menginkubasi enzim dengan substrat dengan interval waktu tertentu. Selanjutnya dilakukan penentuan konsentrasi glukosa yang dihasilkan setelah inkubasi. Pada proses inkubasi dilakukan penambahan larutan buffer untuk menjaga agar pH larutan tetap normal, sehingga enzim tidak akan mengalami denaturasi. Setelah inkubasi selama 15 menit, selanjutnya dilakukan penambahan reagen DNS yang bertujuan untuk memberikan warna pada larutan, sehingga dapat dilakukan pengukuran absorbansinya. Nilai absorbansi yang diperoleh disamakan dengan nilai konsentrasi glukosa dalam sampel.Untuk penentuan aktivitas enzim terhadap konsentrasi substrat diperoleh dari perbandingan konsentrasi glukosa sebagai larutan standar dengan hasil kali berat molekul glukosa dengan waktu inkubasi. Berdasarkan perhitungan terlihat bahwa semakin besar konsentrasi substrat (glukosa) maka aktivitas enzim semakin besar pula. Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada bahwa Bila konsentrasi substrat (S) bertambah, maka kecepatan reaksi juga akan meningkat sampai suatu batas maksimum. Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat (ES) diperlukan adanya kontak enzim dengan substrat yaitu pada sisi aktif enzim. Pada konsentrasi substrat rendah, sisi aktif enzim hanya menampung sedikit substrat. Bila konsentrasi substrat diperbesar maka makin banyak substrat yang terikat pada sisi aktif enzim. Dengan demikian konsentrasi kompleks enzim substrat semakin besar dan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi. Pada suatu batas konsentrasi substrat tertentu, semua sisi aktif telah jenuh oleh substrat. Dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi substrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi enzim-substrat (kecepatan reaksi) sehingga jumlah produk pun tidak bertambah.Untuk penentuan aktivitas enzim terhadap suhu diperoleh hasil bahwa pada suhu kamar diperoleh aktifitas 22,87 U/mL, pada 400 C diperoleh 27,03 U/mL, pada suhu 600 C diperoleh 6,203 U/mL dan pada suhu 800 C tidak terjadi aktifitas (0) U/mL . Secara teori aktifitas enzim akan berjalan lambat pada suhu mendekati titik bekunya dan akan mencapai aktifitas maksimumnya pada suhu optimumnya yaitu sekitar suhu 370 C dan pada saat telah melebihi suhu optimumnya maka aktifitas enzim akan menurun dan jika mencapai suhu tertingginya maka enzim akan berhenti beraktiftas karena proses denaturasi enzim.Pada penentuan aktifitas enzim terhadap pH 5,6 , 6,4 dan 9 aktifitas enzim cenderung tetap dan hanya mengalami sedikit perubahan aktifitas. Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0 - 9,0. Pada pH rendah atau tinggi, enzim akan mengalami denaturasi. Selain itu, enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim. Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya. Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau zwitterion. Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Daerah pH yang menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi yang dinamakan pH optimum. Jadi pada pengukuran diatas sudah pada pH optimum sehingga telah menunjukan aktifitas optimumnya pula. BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil pada percobaan ini adalah :

1. Semakin besar konsentrasi substrat (glukosa) maka aktivitas enzim semakin besar pula.

2. Enzim akan berjalan lambat pada suhu mendekati titik bekunya dan akan mencapai aktifitas maksimumnya pada suhu optimumnya yaitu sekitar suhu 370 C dan pada saat telah melebihi suhu optimumnya maka aktifitas enzim akan menurun dan jika mencapai suhu tertingginya maka enzim akan berhenti.

3. Aktivitas enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim akan menunjukan aktivitas maksimum pada suhu optimum.

B. Saran

No Comment!!!!!!!DAFTAR PUSTAKA

Indah, M., 2004, Enzim, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi Universitas Sumatera Utara.Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.Poernomo, A.T., Purwanto, D.A., 2003, Uji aktivitas crude enzim proteolitik Bacillus subtilis FNCC 0059 hasil fermentasi curah, Majalah Farmasi Airlangga, Vol.3 No.3.

Rismijana, J., Indriani, I.N., Pitriyani, T., 2003, Penggunaan Enzim Selulase Hemiselulase pada Proses Deinking Kertas Koran Bekas, Jurnal Matematika dan Sains Vol. 8 No. 2.

Simanjuntak, M.T., Silalahi, J., 2003, BIOKIMIA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi Universitas Sumatera Utara.Lampiran1. Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Aktivitas Enzim Pembuatan Kurva standar

Konsentrasi (ppm)Absorbansi

2

4

6

8

100,002

0,007

0,018

0,049

0,004

Grafik

Volume Substrat (mL)Absorbansi

00,20,40,8

1,000,1220,3470,3550,462

Menentukan konsentrasi gula invert tiap tabung

Berdasarkan persamaan garis kurva larutan standar y = 0.002 x + 0.002, diperoleh konsentrasi gula invert tiap tabung :

x =

Dengan cara yang sama diperoleh :

LarutanAbsorbansiKonsentrasi (mg/mL)

0,20,12260

0,40,347172,5

0,80,355176,5

10,462230

Menentukan aktivitas enzim tiap tabung

Berdasarkan persamaan :

Aktivitas =

Diperoleh aktivitas enzim :

Aktivitas =

= 11,11 unit/mL

Dengan cara yang sama diperoleh :

LarutanKonsentrasi (mg/mL)Aktivitas (unit/mL)

0,26011,11

0,4172,531,94

0,8176,532,68

123042,59

Menentukan konsentrasi akhir substrat

Berdasarkan rumus pengenceran :

Larutan 0,2 mL

V1 . M1 = V2 . M20,2 mL . 0,45 mg/mL = 1 mL . M2M2 = 0,09 mg/mL

Dengan cara yang sama diperoleh :V1 (mL)M1 (mg/mL)V2(mL)M2 (mg/mL)

0,20,4510,09

0,40,4510,18

0,80,4510,36

10,4510,45

Menentukan kurva aktivitas vs konsentrasi substrat

Aktivitas (unit/mL)M2 (mg/mL)

11,110,09

31,940,18

32,680,36

42,590,45

Dari data di atas diperoleh

2. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim

Suhu (oC)Kamar406080

Absorbansi0,2490,2940,0690

Menentukan konsentrasi gula invert tiap tabung

Berdasarkan persamaan garis kurva larutan standar 0.002 x + 0.002, diperoleh konsentrasi gula invert tiap tabung :

x =

Dengan cara yang sama diperoleh :

Suhu (C)AbsorbansiKonsentrasi (mg/mL)

Kamar0,249123,5

400,293146

600,06933,5

8000

Menentukan aktivitas enzim tiap tabung

Berdasarkan persamaan :

Aktivitas =

Diperoleh aktivitas enzim :

Aktivitas =

= 22,87 unit/mL

Dengan cara yang sama diperoleh :

Suhu (C)Konsentrasi (mg/mL)Aktivitas (unit/mL)

Kamar123,522,87

4014627,03

6033,56,203

8000

Menentukan kurva aktivitas vs suhu

Suhu (C)Aktivitas (unit/mL)

Kamar22,87

4027,03

606,203

800

Dari data di atas diperoleh :

3. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzimpH5,66,49

Absorbansi0,1230,4840,429

Menentukan konsentrasi gula invert tiap tabung

Berdasarkan persamaan garis kurva larutan standar y = 0.002 x + 0.002, diperoleh konsentrasi gula invert tiap tabung :

x =

Dengan cara yang sama diperoleh :

pHAbsorbansiKonsentrasi (mg/mL)

5,60,13260,5

6,40,484241

90,429213,5

Menentukan aktivitas enzim tiap tabung

Berdasarkan persamaan :

Aktivitas =

Diperoleh aktivitas enzim :

Aktivitas =

= 11,203 unit/mL

Dengan cara yang sama diperoleh :

pHKonsentrasi (mg/mL)Aktivitas (unit/mL)

5,660,511,203

6,424144,62

9213,559,53

Menentukan kurva aktivitas vs pH

pHAktivitas (unit/mL)

5,611,203

6,444,62

959,53

Dari data di atas diperoleh :

LAPORAN SEMENTARA

PERCOBAAN IX

Hari, tanggal: Sabtu, 11 Desember 2010

Judul

; Pengaruh suhu, pH, dan Konsentrasi subtrat terhadap aktivitas enzim

Data pengamatan1). Pengaruh konsentrasi substrat

Larutan (mL)Blanko0,20,40,81

Absorbansi00,1220,3470,3550,462

2). Pengaruh suhu

Suhu (C)30406080

Absorbansi0,2490,2930,0690

3). Pengaruh pH

pH 5,66,478

Absorbansi0,1320,4840,4290,276

EMBED Equation.DSMT4

pH= 5,6; 6,4; 9

Absorbansi= 0,132; 0,484; 0,429

Dimasukkan 1 mL pada 3 tabung reaksi

Ditambahkan 1 mL larutan sukrosa pada masing-masing tabung

Ditambahkan buffer pH 5,4; 6,4; 9

Diinkubasi selama 15 menit

Ditambahkan 1 mL DNS

Ditambahkan 2 mL akuades

Dipanaskan selama 15 menit

Didinginkan dengan air es

Diencerkan sampai volume 10 mL

Diukur absorbansinya pada ( 540 nm

Diplotkan grafik konsentrasi vs absorbansinya

Larutan enzim

Absorbansi = 0

Dimasukkan 1 mL pada 4 tabung reaksi

Diinkubasi pada suhu kamar, 40 0C, 60 0C, dan 80 0C

Ditambahkan 1 mL DNS

Ditambahkan 2 mL akuades

Dipanaskan selama 15 menit

Didinginkan dengan air es

Diencerkan sampai volume 10 mL

1 mL buffer pH 5,4

Suhu (0C)= kamar, 40, 60, 80

Absorbansi= 0,249; 0,294; 0,063; 0

Dimasukkan 1 mL pada 4 tabung reaksi

Ditambahkan 1 mL larutan sukrosa pada masing-masing tabung

Diinkubasi pada suhu kamar, 40 0C, 60 0C, dan 80 0C

Ditambahkan 1 mL DNS

Ditambahkan 2 mL akuades

Dipanaskan selama 15 menit

Didinginkan dengan air es

Diencerkan sampai volume 10 mL

Diukur absorbansinya pada ( 540 nm

Diplotkan grafik konsentrasi vs absorbansinya

Larutan enzim

Sukrosa (mL): 0; 0,2; 0,4; 0,8; 1,0

Absorbansi : 0; 0,122; 0,347; 0,355; 0,462

Ditambahkan 1 mL DNS

Ditambahkan 2 mL akuades

Dipanaskan selama 15 menit

Didinginkan dalam air es

Diencerkan dengan akuades sampai 10 mL

Diukur absorbansinya pada ( 540 nm

Diplotkan grafik konsentrasi vs absorbansinya

Ditambahkan sukrosa 0,8 mL

Diinkubasi 15 menit

Ditambahkan sukrosa 0,4 mL

Diinkubasi 15 menit

Ditambahkan sukrosa 1 mL

Diinkubasi 15 menit

Tabung 3

Tabung 4

Tabung 5

Tabung 2

Ditambahkan sukrosa 0,2 mL

Diinkubasi 15 menit

Tabung 1

Diinkubasi 15 menit

Dimasukkan masing-masing 1 mL kedalam 5 tabung reaksi

Larutan enzim

Kendari, 11 Desember 2010

Asisten Pembimbing

Misrawati

pH optimum

Suhu Optimum

1 mL buffer pH 5,4; 6,4; 9

Dimasukkan 1 mL pada 3 tabung reaksi

Diinkubasi selama 15 menit

Ditambahkan 1 mL DNS

Ditambahkan 2 mL akuades

Dipanaskan selama 15 menit

Didinginkan dengan air es

Diencerkan sampai volume 10 mL

Absorbansi = 0

20, 40, 60, 80 dan 100 ppm larutan glukosa

dimasukkan 1 mL dalam tabung reaksi

ditambahkan 2 mL DNS

ditambahkan 1 mL bufer pH 5,6

dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit

didinginkan

ditambahkan akuades hingga 10 mL

diukur absorbansinya pada ( = 540 nm

diplot kurva hubungan absorbansi Vs konsentrasi

ditentukan persamaan garis kurva standar larutan glukosa

y = 0,002x + 0,002

_1318873552.unknown

_1318873745.unknown

_1353860754.unknown

_1353860755.unknown

_1353860753.unknown

_1318873732.unknown

_1318873541.unknown

_1314855278.unknown