pengaruh perubahan vertikal wajah terhadap posisi …

67
PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI DAN ANGULASI KONDILUS PADA MALOKLUSI KELAS I SETELAH PERAWATAN ORTODONTI TESIS HANIFA MARYANI AHMAD 157160012 PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP

POSISI DAN ANGULASI KONDILUS PADA MALOKLUSI

KELAS I SETELAH PERAWATAN ORTODONTI

TESIS

HANIFA MARYANI AHMAD

157160012

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

ii

PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP

POSISI DAN ANGULASI KONDILUS PADA MALOKLUSI

KELAS I SETELAH PERAWATAN ORTODONTI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Spesialis Ortodonti (Sp.Ort)

Dalam Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti

Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Oleh

HANIFA MARYANI AHMAD

157160012

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2 0 1 9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

ii

Telah diuji

Pada tanggal: 26 September 2019

PANITIA PENGUJI TESIS

Penguji : Amalia Oeripto,drg,MS., Sp.Ort (K)

: Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort (K)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

ii

PERNYATAAN

PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP

POSISI DAN ANGULASI KONDILUS PADA MALOKLUSI

KELAS I SETELAH PERAWATAN ORTODONTI

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar spesialis di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 20 November 2019

Hanifa Maryani Ahmad

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

i

ABSTRAK

Latar Belakang: Perawatan ortodonti yang dilakukan pada maloklusi Kelas I dapat

mengubah posisi molar, dataran oklusal dan rotasi mandibula, sehingga akan

menyebabkan terjadinya perubahan vertikal wajah. Perubahan vertikal wajah yang

terjadi pada perawatan ortodonti sedikit banyaknya akan mempengaruhi posisi dan

angulasi dari kondilus mandibula. Namun perubahan tinggi wajah setelah perawatan

ortodonti masih diperdebatkan. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh perubahan

tinggi wajah terhadap perubahan posisi dan angulasi kondilus pada maloklusi Kelas I

setelah perawatan ortodonti. Metode : Metode penelitian dengan cross sectional

dengan sampel radiografi sefalometri lateral sebelum dan sesudah perawatan dari 30

pasien yang dirawat dengan pencabutan maupun tanpa pencabutan. Perubahan

vertikal wajah diukur dari perubahan sudut MP-SN sedangkan perubahan posisi

diukur dari jarak Co-TC, jarak Co-T vertikal dan sudut kondilus diukur dari sudut

Co-T-Tvertikal. Hasil : Terdapat perubahan signifikan pada vertikal wajah tanpa

pencabutan (p<0.05), namun tidak terdapat perubahan signifikan pada vertikal wajah

dengan pencabutan (p>0.05) dan juga pada perubahan posisi dan angulasi kondilus

dengan pencabutan ataupun tanpa pencabutan(p>0.05). Tidak terdapat korelasi yang

kuat antara perubahan vertikal wajah terhadap perubahan posisi dan angulasi

kondilus dengan pencabutan ataupun tanpa pencabutan (r<0.5). Kesimpulan :

Perubahan vertikal wajah yang terjadi setelah perawatan ortodonti tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap perubahan yang terjadi pada posisi dan angulasi

kondilus pada maloklusi Kelas I.

Kata kunci : maloklusi skeletal Kelas I, vertikal wajah , posisi kondilus, TMJ.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

ii

ABSTRACT

Background: Ortodontic treatment in Class I malocclusion can change the position

of molar, occusal plane and mandibular rotation that can lead to the change in

vertical facial height. The changes in vertical facial height may have an effect to the

changes in condyles position and its angulation. However, the changes in vertical

facial height after orthodontic treatment often trigger controversies. Objective : To

understand if the change in vertical facial height can affect the positioned and the

angulation of condyle. Methods: this research used a cross sectional methods with

30 sampel from a cephalometry radiograph before and after treatment with and

without extraction. Changes in vertical height measured from MP-SN angle,

positioned of condyles measured from distance Co-TC and distance Co-T vertikal.

Angulation of condyles measured from Co-T-Tvertikal angle. Result : There is

significant changes were found in vertical facial height without extraction sample

(p<0.05). however, there were no significant changes found in vertical facial height

with extraction sample (p>0.05) . No significant changes were found in position and

angulation of condyle with or without extraction (p>0.05). there were no significant

correlation found between the changes in vertical facial height and changes in

position and angulation of condyle with or without extraction (r<0.5). Conclusion :

Changes in vertical facial height will not give any significant effect in the changes of

position and angulation of condyles in Class I malocclusion.

Keywords : skeletal Class I malocclusion,vertical facial height, condyle position,

TMJ.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis

Ortodonti di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan,

pengarahan dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala

kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis ingin menyampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Trelia Boel., drg., M.Kes., Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K) selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Gigi Spesialis Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Sumatera Utara Medan dan selaku dosen pembimbing akademis serta

selaku dosen pembimbing utama tesis ini yang telah memberikan ilmu

yang bermanfaat, membimbing dan mengarahkan penulis selama

menjalani Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti.

3. Siti Bahirrah,drg., Sp.Ort (K) selaku Ketua Departemen Ortodonsia

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen

penguji tesis ini yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

iv

membimbing dan mengarahkan penulis selama selama menjalani

pendidikan ini.

4. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort selaku sekretaris Program Studi Pendidikan

Dokter Gigi Spesialis dan selaku pembimbing anggota yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat, kesempatan, waktu, petunjuk,

bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses penulisan tesis ini

hingga tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu.

5. Amalia Oeripto,drg, MS., Sp.Ort(K) selaku penguji tesis ini yang telah

membimbing, mengarahkan dan memberi semangat kepada penulis selama

proses penulisan tesis.

6. Erna Sulistyawati, Sp.Ort(K) selaku dosen pengajar dan selaku ibu yang

selama ini telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk

membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani Program

Pendidikan Dokter Gigi Spesialis

7. Nurhayati Harahap, drg., Sp. Ort(K) selaku dosen pengajar yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat, membimbing dan mengarahkan

penulis selama menjalani Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis

Ortodonsia.

8. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort(K) selaku dosen pengajar yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat, membimbing dan mengarahkan

penulis selama menjalani Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis

Ortodonsia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

v

9. Seluruf pegawai di Departemen Ortodonsia, kak Lisma, kak Lani, kak

Fika, Siti, kak Emi dan bang Tulus atas bantuannya selama menjalani

Program Pendidikan Spesialis Ortodonti.

10. Darmayanti, drg., M.KM selaku konsultan statistik, atas saran dan

bimbingannya dalam analisa statistik hasil penelitian.

11. Kepada kedua orang tua, yaitu Ayahanda Drs. Ahmad Hasaf, MM dan

Ibunda dr. Irma Yanie Basuddin, serta kedua saudara penulis yaitu Chairul

Huda Ahmad, S.H dan Imam Ghazali Ahmad S.H.Int yang selalu

mendoakan, memberikan semangat, motivasi dan kasih sayang kepada

penulis selama menjalani Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis

Ortodonti. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada tante dr.

Melindawaty,Sp.PD dan kakak sepupu tersayang dr. Avina Hendarti atas

kasih saying, kesabaran dan doa, dukungan dan semangatnya hingga tesis

ini selesai.

12. Kepada suami tercinta yaitu Abdullah Doganoz, BEc yang telah sabar dan

selalu memberikan dukungan, motivasi, doa dan kasih sayang kepada

penulis selama menjalani Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis

Ortodonti

13. Sahabat-sahabat seperjuangan yaitu: Kak Dewi, Kak Hartati dan Kak

Henny yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan kebersamaan

dalam suka duka yang telah kita lewati selama menjalani Program

Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti serta Kak Ika yang selalu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

vi

membantu dan memberikan saran selama menjalani Program Pendidikan

Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia.

14. Abang dan kakak senior, serta adik junior yang tidak dapat disebutkan satu

persatu yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

selama menjalani Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu penulis memohon maaf yang sebesarnya jika terdapat kekurangan. Penulis

berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

kedokteran gigi khususnya dalam bidang ortodonti.

Medan, 20 November 2019

Penulis,

Hanifa Maryani Ahmad

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

vii

RIWAYAT HIDUP

Keterangan Pribadi

NamaLengkap : Hanifa Maryani Ahmad

Alamat : Komp TPI blok A no 51 Tj Sari Pasar II

Kec. Medan Selayang – Medan 20132

Tempat/TanggalLahir : Sabang/ 30 Maret 1988

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

No. Kontak : 082217170606

Ayah : Drs. Ahmad Hasaf, MM

Ibu : dr. Irma Yanie Basuddin

Suami : Abdullah Doganoz, BEc

Saudara Kandung : Chairul Huda Ahmad, S.H

: Imam Ghazali Ahmad, S.H.Int

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Pendidikan Formal

1994-1998 : Menjalani pendidikan Sekolah Dasar di SD

Muhammadiyah Pontianak

1998-2000 : Menjalani pendidikan Sekolah Dasar di SDN 20

Tangerang

2000-2002 : Menajalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama di

SMPN 1 Tangerang

2002-2006 : Menjalanin pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan

Sekolah Menengah Atas di Global International School

Jeddah Arab Saudi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

viii

2006-2007 : Menjalani pendidikan Sekolah Menengah Atas di

Taylor’s College Malaysia

2007-20012 : Menjalani Program Sarjana-1 Pendidikan Dokter Gigi

di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara

2015-sekarang : Menjalani Program Pendidikan Spesialis Dokter Gigi

Di Bagian Ortodonti di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang …….…………………………………….……… 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian……..………………………………………..... 5

1.5 Hipotesis Penelitian........................................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

2.1 Perawatan Ortodontik pada pasien Non-Growing………….......... 6

2.2 Sendi Temporomandibular.................................................. ……... 8

2.3 Anatomi TMJ...................................................................... ……... 9

2.4 Posisi Kondilus Mandibula................................................. ……... 12

2.5 Rotasi Mandibula................................................................. ……... 15

2.6 Analisa Sefalometri............................................................. ……... 18

2.7 Cara Menentukan Posisi dan Angulasi Kondilus............................ 20

2.8 Perubahan Tinggi Wajah ................................................................ 22

2.8.1 Cara Menentukan Perubahan Tinggi Wajah.......................... 22

2.9 Kerangka Teori ............................................................................... 24

2.10 Kerangka Konsep .......................................................................... 25

BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................... 26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

xi

3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 26

3.2.1 Tempat Penelitian..................................................... ............. 26

3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................... 26

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 26

3.3.1 Populasi Penelitian ................................................................. 26

3.3.2 Sampel Penelitian .................................................................... 26

3.3.3 Kriteria Sampel ....................................................................... 26

3.3.4 Besar Sampel ........................................................................... 27

3.4 Variabel Penelitian ......................................................................... 28

3.4.1 Variabel Bebas ......................................................................... 28

3.4.2 Variabel Tergantung................................................................. 28

3.4.3 Variabel Terkendali .................................................................. 28

3.4.4 Variabel Tidak terkendali ......................................................... 28

3.5 Definisi Operasional ....................................................................... 28

3.6 Alat dan Bahan Penelitian. ...............................................................

3.6.1 Alat………………………………………………………....... 29

3.6.2 Bahan………………………………………………………… 30

3.7 Prosedur Penelitian ........................................................................... 30

3.8 Analisa Data .................................................................................... 30

3.9 Diagram Alur Penelitian ................................................................. 31

BAB 4 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 33

BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................... 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

xii

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 40

6.2 Saran ................................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1 Relasi antara dataran oklusal dan rotasi mandibula 7

2 Posisi kondilus ideal 8

3 Posisi kondilus yang terjepit 9

4 Struktur tulang pada sendi temporomandibular 10

5 Pandangan lateral kondilus 11

6 Pandangan frontal kondilus 12

7 Rotasi Internal 13

8 Gambaran superimposisi perubahan rotasi 14

9 Pola rotasi tipe wajah pendek 15

10 Pola rotasi tipe wajah panjang 16

11 Posisi relasi sentrik kondilus 16

12 Posisi oklusi sentrik kondilus 17

13 Gambaran posisi kondilus pada maloklusi 18

14 Gambaran sudut MP-SN 21

15 Pengukuran posisi dan angulasi kondilus 23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Definisi operasional, cara ukur, kategori dan skala ukur

dari variabel bebas dan tergantung.

29

4.1 Uji normalitas Shapiro-Wilk 33

4.2 Nilai Rerata pengukuran sebelum dan sesudah

perawatan kelompok tanpa pencabutan

33

4.3 Nilai Selisih rerata pengukuran sebelum dan sesudah

perawatan kelompok tanpa pencabutan

33

4.4 Nilai Korelasi Perubahan tinggi wajah terhadap posisi

dan angulasi kondilus kelompok tanpa pencabutan

34

4.5 Nilai Rerata pengukuran sebelum dan sesudah

perawatan kelompok dengan pencabutan

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan ortodonti dilakukan untuk memperbaiki berbagai permasalahan

maloklusi pada pasien seperti crowding, gigi yang maju, gigi yang jarang dan lainya.

Maloklusi gigi dikategorikan berdasarkan Kelasifikasi Angle yang dipublikasi pada

tahun 1980’s, dimana Angle membagi maloklusi menjadi Kelas I, II dan III, yang

dilihat dari posisi kontak gigi molar rahang atas dan rahang bawah. 1,2,3

Tujuan utama dalam melakukan perawatan ortodonti adalah untuk

mendapatkan oklusi yang maksimal dalam segi fungsi dan estetisnya. Perawatan

ortodonti yang dilakukan pada pasien growing meliputi perawatan fungsional,

ortopedik dan ortodonti. Sedangkan pada pasien non-growing perawatan dilakukan

dengan menggerakan gigi sehingga memperbaiki maloklusi dental dengan

pencabutan ataupun tanpa pencabutan. 1,2,4,5

Dalam melakukan perawatan ortodonti pada pasien maloklusi Kelas I biasanya

akan terjadi perubahan tinggi wajah. Perubahan ini meliputi perubahan dataran

oklusal, posisi dan rotasi molar. Contoh pada kasus yang memerlukan ekspansi pada

arah transversal, biasanya molar tipping ke bukal dimana cusp palatal akan bergerak

ke bawah dan kontak dengan gigi antagonisnya sehingga akan menstimulasi rotasi

clockwise pada mandibula sehingga terjadi perubahan tinggi wajah. 1,2,3.4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

2

Begitu juga apabila pada kasus dimana dibutuhkan distalisasi molar, akan

terjadi open bite karena adanya prematur kontak sehinga pada pasien low angle,

rotasi mandibula dibutuhkan untuk mengkoreksi profil pasien dengan meningkatkan

tinggi wajah bawah. Namun pada pasien high angle, rotasi clockwise hanya akan

memperparah profil wajah dan terjadi open bite. Selain itu,pada koreksi kasus

maloklusi Kelas I tipe 2 dimana insisivus maksila yang protrusi akan berkontak

sehingga memberikan efek perubahan tinggi wajah1,2,4

Penelitian Khatoon dkk menunjukkan perubahan akan terjadi pada dataran

sagital, tranversal dan vertikal pada perawatan ortodonti cekat dimana perubahan

pada dataran vertikal seperti perubahan tinggi wajah akan berbeda pada setiap pasien

sehingga terkadang akan sangat menguntungkan dalam beberapa kasus tertentu.5

Pearson dan Garlington (Cit Sivakumar dkk) mengatakan bahwa terdapat perbedaan

signifikan pada dimensi vertikal wajah yang dilakukan perawatan ortodonti dengan

pencabutan ataupun tanpa pencabutan. 6 Namun pada penelitian Hosseinzadeh-Nik

dkk mengatakan bahwa pencabutan empat premolar tidak memiliki efek signifikan

terhadap perubahan pada dimensi vertikal wajah. 7

Sendi temporomandibula (TMJ) adalah sendi yang paling kompleks

pergerakannya meliputi arah rotasi tiga dimensi (horizontal, vertikal dan sagital) dan

gerakan tranlasi. Sendi temporomandibular ini terdiri dari kondilus, diskus artikularis

dan fossa glenoidalis dimana bila terjadi gerakan yang normal, maka kondilus akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

3

berada pada central area (intermediate zone) pada diskus. Apabila terjadi perubahan

terhadap posisi tersebut maka dapat menimbulkan gangguan pada sendi

temporomandibular (TMJ)2,,4,8,9,10

Pada penelitian sebelumnya banyak yang mengatakan bahwa terdapat

hubungan antara vertikal maloklusi dan temporomandibular joint (TMJ). Keeling

dkk mengatakan di dalam penilitiannya bahwa pada kasus deep bite akan

meningkatkan clicking pada TMJ. Penilitian oleh Ari-Demirkaya dkk menyimpulkan

bahwa pasien dengan kasus deep bite akan memiliki tendensi kondilus yang datar.

11,12,13

Katsavrias dan Halazonetis mengatakan bahwa bentuk dan posisi kondilus

dan fossa mandibula akan berbeda pada pasien dengan berbagai tipe maloklusi.

Beberapa penelitian mengatakan adanya hubungan yang signifikan antara faktor

oklusi dengan morfologi TMJ.14 Burley (Cit Frafa dkk) mengevaluasi struktur TMJ

pada maloklusi Kelas I, Kelas II dan Kelas III, dimana pada maloklusi ini tidak ada

perubahan pada dinding anterior dari fossa mandibula. Pullinge (Cit Frafa dkk) tidak

menemukan posisi yang tepat untuk kondilus mandibular pada maloklusi Kelas II. 15

Chaukse dkk membandingkan hubungan kondilus pada maloklusi skeletal

Kelas I dan II, dimana kondilus pada kasus skeletal Kelas II memiliki angulasi lebih

besar dan terletak lebih posterior pada fossa glenoidalis. Burke dkk (Cit Chaukse

dkk) mengatakan dalam penelitiannya bahwa pengurangan kedalaman vertikal atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

4

ruang sendi superior pada kasus skeletal Kelas II yang menunjukkan kemiripan

dengan struktur tulang, oleh karena itu kasus skeletal Kelas II rentan menyebabkan

erosi dan degradasi kondilus pada fossa glenoidalis.16

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis terdorong untuk mengetahui dan

mengevaluasi adanya pengaruh perubahan tinggi wajah bawah terhadap perubahan

posisi dan angulasi kondilus sebelum dan sesudah perawatan ortodonti di Klinik

Ortodonsia RSGM FKG USU dengan menggunakan radiografi sefalometri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perubahan tinggi wajah pada pasien maloklusi Kelas I

sebelum dan sesudah perawatan ortodonti?

2. Apakah ada perubahan posisi dan angulasi kondilus pada pasien

maloklusi Kelas I sebelum dan sesudah perawatan ortodonti?

3. Apakah ada pengaruh antara perubahan tinggi wajah terhadap posisi dan

angulasi kondilus pada pasien maloklusi Kelas I sesudah perawatan

ortodonti?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

5

1. Mengetahui adanya perubahan tinggi wajah pada pasien maloklusi Kelas I

sebelum dan sesudah perawatan ortodonti

2. Mengetahui adanya perubahan posisi dan angulasi kondilus pada pasien

maloklusi Kelas I sebelum dan sesudah perawatan ortodonti

3. Mengetahui adanya pengaruh antara perubahan tinggi wajah terhadap posisi

dan angulasi kondilus pada maloklusi Kelas I sesudah perawatan ortodonti.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang perubahan posisi dan angulasi kondilus

mandibula pada pasien maloklusi Kelas I sesudah perawatan ortodonti

2. Memberikan informasi tentang pengaruh perubahan vertikal wajah terhadap

perubahan posisi dan angulasi kondilus pada pasien maloklusi Kelas I

sehingg dapat menjadi perhatian dalam melakukan perawatan

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah

1. Ada pengaruh antara perubahan tinggi wajah terhadap perubahan posisi dan

angulasi kondilus pada maloklusi Kelas I sebelum dan sesudah perawatan

ortodonti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Perawatan ortodonti pada pasien non-growing

Maloklusi gigi dapat memberikan beberapa permasalahan seperti wajah yang

tidak estetis, fungsi rahang yang tidak maksimal termasuk pergerakan rahang dan

disfungsi temporomandibular joint, terganggunya fungsi pengunyahan, pernafasan

ataupun berbicara dan permasalahan periodontal.1 Perawatan ortodonti bertujuan

memperbaiki hubungan dentoskeletal untuk mendapatkan oklusi yang ideal, stabilitas

fungsional dan harmonisasi estetika wajah dan gigi.1,3 Individu sering mengeluhkan

tentang estetika wajah yang tidak menyenangkan sehingga mencari perawatan

ortodonti dengan tujuan untuk mendapatkan kembali keseimbangan profil wajah

mereka1,2,

Perawatan ortodonti pada pasien non-growing meliputi pergerakan gigi

geligi dalam bidang vertikal, transversal dan sagital. Pergerakan gigi geligi ini sedikit

banyaknya akan berpengaruh pada perubahan tinggi wajah yang memungkinkan

terjadinya perubahan pada rotasi mandibula.4,5

Perawatan ortodonti untuk mengkoreksi relasi molar dapat dilakukan dengan

menggerakkan ke distal molar atas ataupun menggerakkan ke mesial molar bawah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

7

ataupun kombinasi keduanya. Pada saat distalisasi molar, kemungkinan terjadi open

bite karena adanya prematur kontak sehingga terjadi rotasi mandibula dan tinggi

wajah semakin meningkat. 1,3 Saat melakukan mesialisasi molar, dapat juga terjadi

kontak prematur pada segmen posterior karena adanya mesial tipping yang dapat

mengakibatkan perubahan pada vertikal dimensi wajah dimana dalam beberapa kasus

kondisi seperti ini akan dibutuhkan. 1,2,3

Ektrusi gigi posterior akan menghasilkan rotasi mandibula ke kebawah dan

kebelakang yang dapat mengakibatkan perubahan vertikal dimensi wajah sehingga

tinggi wajah juga akan berubah. 2,4,` Dataran oklusal gigi juga akan berubah seiring

berubahnya posisi gigi sehingga akan mengakibatkan perubahan pada rotasi

mandibula dan tinggi wajah (Gambar 1). 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

8

2.2 Sendi Temporomandibular

Sendi temporomandibular merupakan landasan untuk mengkoreksi dataran

oklusal dalam perawatan ortodonti sehingga penting untuk mendapat keadaan yang

harmonis antara TMJ, otot-otot dan perbaikan gigi geligi. Jika memungkinkan,

tujuan ideal dalam perawatan ortodonti adalah mendapatkan sendi

temporomandibular yang sehat dengan pergerakan normal yang terbatas, stabilitas

struktur dan tidak ada rasa sakit (Gambar 2). 9

Gambar 1. Relasi antara dataran oklusal dan perubahan

rotasi mandibula. A. Ektrusi gigi posterior dan perubahan

dataran oklusal akan mengkoreksi overbite secara

bersamaan terjadi rotasi mandibula. B. Dataran oklusal

yang lebih curam akan menghasilkan rotasi mandibula

clockwise. C. Dataran oklusal yang lebih datar akan

menghasilkan rotasi mandibula counterclockwise.4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

9

Gambar 2. Tujuan perawatan ortodontik yang ideal adalah

untuk mendapatkan posisi kondilus berada tepat di tengah

fosaa tanpa menjepit sendi ketika gigi berada pada oklusi

sentrik9.

Gambar 3. Sendi yang terjepit merupakan salah satu faktor

terjadinya remodelling kondilus 9

Pada saat perawatan ortodonti telah selesai maka posisi kondilus yang ideal

adalah berada pada tengah fossa ketika gigi berada pada sentrik oklusi (maksimum

intercuspation). Kondilus tidak boleh berada jauh ke distal pada saat sentrik oklusi

karena dapat terjadi penekanan sendi (Gambar 3). 9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

10

2.3 Anatomi Temporo Mandibular Joint (TMJ)

TMJ terletak pada dasar tengkorak dan sebagian dibentuk oleh mandibula dan

tulang temporal yang dipisahkan oleh intra-articular meniscus. Mandibula memiliki

bagian yang horizontal (badan mandibula) dan bagian vertikal (ramus mandibula)

yang bertemu pada sudut mandibular. Ujung cranial dari ramus memiliki dua

prosesus, pada bagian anterior adalah prosesuss koronoideus dan bagian posterior

adalah prosesus kondiloideus (Gambar 4).3,9,17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

11

Gambar 4. Struktur tulang pada sendi temporomandibular. 1.

Prosesus Condyloideus; 2. Leher mandibula; 3. Ramus

mandibula; 4.Corpus mandibula; 5.Prosesus coronoideus;

6.Sudut mandibula 17

TMJ terbentuk dari kondilus mandibula yang terpasang pada fossa mandibula

dari tulang temporal. Diskus artikularis memisahkan kedua tulang tersebut dari

artikulasi langsung. TMJ diKelasifikasikan sebagai compound joint. Secara definisi,

compound joint terdiri dari paling tidak tiga tulang, namun TMJ hanya terdiri dari

dua tulang. Secara fungsi, diskus artikularis bertindak sebagai tulang nonossifikasi

yang memungkinkan pergerakan kompleks joint. Ketiga, artikulasi kraniomandibular

dianggap sebagai compound joint.2,3,9

Diskus artikularis tebentuk dari jaringan konektif fibrous yang tebal, sebagian

besar tidak memiliki pembuluh darah atau jaringan saraf. Bagian paling perifer dari

diskus memiliki sedikit persarafan. Dalam pandangan sagittal diskus terbagi menjadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

12

Gambar 5. Diskus artikularis, fossa, dan kondilus

(pandangan lateral). 2

tiga regio tergantung dari ketebalannya. Area tengah yang paling tipis dan disebut

sebagai zona intermediate. Diskus menjadi lebih tebal pada bagian anterior dan

posterior dari zona intermediate. Posterior border sedikit lebih tebal dibandingkan

anterior border. Pada joint yang normal permukaan artikulasi kondilus terlatak pada

zona intermedia diskus, dibatasi oleh regio anterior dan posterior yang lebih tebal

(Gambar 5).2,3,5,6

Normalnya kondilus terletak pada zona intermediat diskus yang lebih tipis.

Border anterior diskus (AB) dianggap lebih tebal dari zona intermediat, dan posterior

border lebih tebal dari border anterior.1,2,3

Dari pandangan anterior, umumnya diskus lebih tebal pada bagian medial

dibandingkan lateral, yang berpengaruh pada peningkatan ruang antara kondilus dan

fossa artikularis terhadap bagian medial joint (Gambar 6). Bentuk presisi diskus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

13

Gambar 6. Diskus artikularis, fossa, dan kondilus

(pandangan frontal).2

ditentukan oleh morfologi kondilus dan fossa mandibular. Selama pergerakan diskus

bertindak fleksibel dan dapat beradaptasi terhadap kebutuhan fungsional.

Fleksibilitas dan adaptablitias tidak mempengaruhi morfologi diskus. Diskus tetap

mempertahankan morfologinya kecuali tekanan destruktif atau perubahan structural

terjadi di joint. Bila perubahan ini terjadi, morfologi diskus dapat mengalami

perubahan permanen sehingga menghasilkan perubahan biomekanis selama fungsi.

2,3,6

2.4 Posisi Kondilus Mandibula

Posisi sentrik kondilus selama beberapa dekade telah menjadi perdebatan,

namun Van Blarcom (1994) dan Lotzmann (1999) mengatakan posisi sentrik

kondilus menjelaskan susunan ideal sendi temporomandibular. Dawson (1995) (Cit

Lotzman) mengenalkan terminologi posisi adaptasi kondilus dimana ini adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

14

Gambar 7. Posisi sentrik kondilus. Kondilus berada pada

anterosuperior dalam hubungan normalnya dengan diskus tanpa ada

pergerakan lateral dan tekanan pada jaringan lunak sekitar. Posisi

kondilus ini tidak tergantung pada oklusi dari gigi pasien 9

hubungan antara fossa-diskus-kondilus yang dapat berdeviasi dari posisi normal

namun masih berada pada kemampuan adaptasi pada setiap individu.9

Relasi sentrik adalah hubungan mandibula dan maksila ketika kondilus

mandibula berada paling superior dan posterior dari fossa glenoidalis dengan diskus

artikularis yang saling mengikat. Pada posisi relasi sentrik, mandibula akan berada

jauh ke superior dari fossa glenoidalis dimana mandibula akan didorong ke belakang

untuk mendapatkan relasi ini (Gambar 7). Pergerakannya terbatas pada rotasi murni

di sekitar aksis horizontal transversal. 2,3,4,5,9

Oklusi sentrik adalah posisi dimana kondilus mandibula berada pada

maximum intercuspation.2,3 Pada saat sentrik oklusi gigi geligi akan saling berkontak

disaat kondilus berada pada posisi sentrik kondilus. Oklusi habitual adalah oklusi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

15

Gambar 8. Oklusi Sentrik. Definisi oklusi sentrik telah

dikembangkan tidak hanya maksimum intercuspation

namun beberapa kontak gigi yang dapat dilakukan pasien

dimana posisi kondilus berada pada posisi sentrik 9

statik yang ditentukan oleh posisi habitual kondilus. Pada beberapa kasus oklusi

habitual sama dengan oklusi sentrik (Gambar 8). 9

Relasi sentrik dan oklusi sentrik seharusnya saling bersamaan untuk

mendapatkan oklusi harmonis pada gigi geligi, temporomandibular joint dan sistem

saraf. Kondilus juga dapat berotasi di dalam sendi temporomandibular atau bergeser

kearah vertikal atau anteroposterior untuk dapat menyeimbangkan

ketidakharmonisan rahang 2,3,4,9,18.

Hubungan sendi temporomandibular dengan tipe-tipe maloklusi menjadi

perdebatan di kalangan praktisi klinis. Krisjane dkk mengevaluasi kondilus

mandibula dan fossa glenoidalis menggunakan computed tomografi 3D dan

menyimpulkan bahwa pada maloklusi Kelas II kepala kondilus lebih besar dan jarak

antara kondilus dan fossa glenoid lebih besar dibandingan dengan maloklusi Kelas

III.15. Shasi Kumar pada penilitian terbarunya dengan orthopantomogram

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

16

Gambar 9. Gambaran posisi kondilus pada setiap maloklusi. A. Posisi kondilus pada

maloklusi kelas I. B. Posisi kondilus pada maloklusi kelas II. C. Posisi kondilus pada

maloklusi kelas III. 23

menemukan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan pada perubahan kondilus

setelah perawatan ortodonti.15,19,20,21

Sandesh dkk mengatakan dalam penelitiannya bahwa tidak ada perbedaan

significan antara posisi kondilus dengan pola maloklusi skeletal baik Kelas I, II

maupun III.22 Arieta-Miranda dkk melakukan penelitian dengan CBCT untuk

mengevaluasi hubungan antara posisi kondilus dengan maloklusi skeletal dan

menemukan bahwa hanya sedikit perbedaan posisi kondilus pada maloklusi Kelas I,

Kelas II dan Kelas III. Pada maloklusi Kelas II dan Kelas III kondilus berada lebih

ke anterior dan superior daripada Kelas I (Gambar 9). 23

2.5 Rotasi Mandibula

Bjork mengatakan perubahan yang terjadi pada mandibula, yang dilihat dari

dataran palatal dan dataran mandibula, merupakan hasil kombinasi dari rotasi

internal dan rotasi eksternal dari mandibula (Gambar 10). 1 Rotasi internal adalah

rotasi yang terjadi pada inti mandibula yang biasanya tertutupi dengan adanya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

17

perubahan pada dataran permukaan dan erupsi gigi. Perubahan dataran ini

menghasilkan rotasi eksternal.1 Bjork dan beberapa peneliti lain juga mengatakan

bahwa perubahan tinggi wajah akan sangat berpengaruh terhadap rotasi

rahang3,13,23,24,25

Gambar 10. Rotasi internal mandibula memiliki dua

komponen. A. Rotasi diseputar kondilus (Rotasi Matrix); B.

Rotasi yang berada pada ramus mandibula (Rotasi

Intramatrix). 1

Gambar 11. Gambaran superimposisi pasien dengan

pertumbuhan normal menunjukkan perubahan dataran

permukaan pada umur 4-10 tahun. Pada pasien ini terdapat

rotasi internal sebesar 19° namun perubahan dataran

mandibular hanya sebesar 3°. Dapat dilihat adanya

remodelling tulang yang signifikan (rotasi eksternal) yang

menutupi perubahan pada rotasi internal 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

18

Rotasi internal dan eksternal akan bervariasi pada setiap individu tergantung

pada pola pertumbuhannya seperti pada pasien dengan tipe pertumbuhan tinggi

wajah yang panjang atau pendek (Gambar 11). Pada pasien dengan tinggi wajah

anterior bawah yang pendek memiliki nilai rotasi internal yang normal namun rotasi

eksternalnya berkurang sehingga dataran palatal akan lebih horizontal dengan sudut

mandibular plane yang kecil dimana biasanya pada tipe rotasi mandibula seperti ini

akan terjadi maloklusi deep bite dan insisivus yang berjejal (Gambar 12). 1,3,9

Pada pasien dengan tipe wajah yang panjang, dataran palatal berotasi ke

bawah dan kebelakang sehingga menghasilkan nilai inklinasi negatif terhadap bidang

horizontal (Gambar 13). Mandibula menunjukkan rotasi ke belakang sehingga

Gambar 12. Gambaran superimposisi pasien menunjukkan

pola rotasi mandibula pada pasien dengan tipe wajah

pendek. Rotasi yang kedepan menghasilkan dataran

mandibula yang datar sehingga dapat meningkatkan

overbite.1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

19

Gambar 13. Pola rotasi mandibula pada pasien dengan tipe

wajah panjang. Saat mandibula berotasi ke belakang maka

tinggi wajah anterior akan meningkat sehingga ada resiko

anterior open bite.1

meningkatkan sudut dataran mandibula. Pada tipe rotasi seperti ini biasanya akan

terjadi maloklusi anterior open bite dan defisiensi mandibula. 1,3,9

Bjork menyimpulkan bahwa perubahan tinggi wajah berkorelasi sangat erat

dengan perubahan sudut dataran mandibula (refleksi dari rotasi total) daripada

perubahan pada corpus axis (refleksi rotasi internal).1,3,9

2.6 Analisa Sefalometri

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menganalisa sendi

Temporomandibular seperti MRI, CBCT, 3D, radiografi panoramik, radiografi

lateral dan radiografi sefalometri. Radiografi sefalometri adalah radiografi standar

dari tulang tengkorak yang dapat menilai hubungan antara gigi dengan rahang dan

rahang dengan bagian wajah lainnya. Radiografi sefalometri efektif sebagai alat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

20

diagnostik untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan wajah atau arah pertumbuhan.

Hal ini juga berguna dalam menilai dan menentukan perubahan yang terjadi setelah

perawatan ortodonti.1,3,18

Analisis sefalometri merupakan suatu alat diagnostik sehingga ortodontis

dapat menilai perubahan gigi atau skeletal dan mengamati perubahan

selama/setelah perawatan. Radiografi sefalometri juga dianggap sebagai pendekatan

umum dalam radiografi untuk mengevaluasi TMJ karena ketersediaannya, radiasi

yang rendah, dan biaya terjangkau.1,3,18

Jarabak mendefinisikan sefalometri sebagai sebuah cabang ilmu yang

membagi kompleks dentofasial dengan tujuan untuk menilai hubungan antar segmen

dan bagaimana perkembangan individu atau perubahannya dapat berdampak ke

keseluruhan kompleks. Analisis sefalometri Jarabak berdasarkan pada studi

investigatif Bjork, yang diaplikasikan ke kondisi klinis, memungkinkan untuk

membandingkan bentuk, ukuran, usia, jenis kelamin, dan ras. Analisis sefalometri

Jarabak juga mempertimbangkan posisi hubungan intermaksilaris (Kelas I, Kelas II,

Kelas III) dan vertikal (openbite atau deep bite ). Hal tersebut juga memungkinkan

untuk mendiagnosa faktor penyebab yang utama.18,25,26

Perubahan posisi mandibula dapat diperkirakan untuk menghasilkan atau

berhubungan dengan perubahan pertumbuhan kondilus dan remodeling mandibula.

Studi hewan coba telah menunjukkan bahwa perubahan posisi mandibula telah

menghasilkan perubahan adaptif pada pertumbuhan kondilus dan remodeling

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

21

mandibula. Aplikasi klinis pesawat fungsional dilakukan berdasarkan pada tanda

bahwa kondilus beradaptasi terhadap perubahan posisi mandibula.27,28

Yamaguchi dan Nanda mempelajari dampak perawatan dengan pencabutan

dan tanpa pencabutan (ekstraksi dan non ekstraksi) pada perawatan maloklusi

skeletal Kelas II, dimana pada kasus pencabutan menghasilkan rotasi mandibula

counter clockwise dan berkaitan juga dengan penggunaan elastik intermaksilaris

Kelas II. Penggunaan elastik ini dapat menyebabkan ekstrusi dari gigi posterior.20,25

Tujuan perawatan ortodonti adalah untuk menciptakan oklusi normal dan

seimbang. Lengkung maksila harus sesuai dengan lengkung mandibula sehingga

tercapai interdigitasi yang baik, meningkatkan fungsi dan meminimalkan beban

sistem stomatognatik. Perubahan posisi kondilus setelah perawatan ortodonti dapat

berubah oleh karena perubahan oklusi.1,26,28

Aksi otot akan menyebabkan posisi kondilus yang berbeda karena besarnya

kontraksi otot. Posisi kondilus akan lebih inferior jika kontraksi otot lebih ringan.

Kecik dkk menyatakan bahwa setelah maloklusi terkoreksi, maka otot akan

mempengaruhi kondilus. Ketika kontak maksimal tercapai, sebagai respon terhadap

fulkrum oklusal, sistem neuromuskular akan menyebabkan perubahan posisi

kondilus lebih ke inferior.1,18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

22

2.7 Cara Menentukan Posisi dan Angulasi Kondilus Mandibula

Menurut metode Bjork, cara pengukuran posisi kondilus dapat diukur dari

titik Co ke garis T vertikal dan Co ke garis TC, sedangkan sudut kondilus diukur dari

titik Co ke titik T dan ke garis T vertikal 6,7,9

Posisi kondilus (Co) dapat diukur dengan dua garis referensi sumbu X dan

sumbu Y menurut sistem koordinasi Cartesian. Sumbu 'X' dibentuk oleh garis TC

(Cranial base line) yang ditentukan oleh titik T (tuberkulum) yaitu titik

anterosuperior dari dinding anterior sella tursika, ke titik C (cribiform) adalah titik

paling anterior dari cribiform plate pada pertemuan dengan tulang nasal dan sumbu

'Y' dibentuk oleh garis T vertikal yang tegak lurus terhadap sumbu X dan melewati

titik T. Garis TC digunakan sebagai garis referensi dalam penelitian ini karena

menurut Viazis (2001) garis TC merupakan garis yang stabil dan tidak berubah

setelah usia 5 tahun. Pengukuran linear yang digunakan untuk menentukan posisi

kondilus pada basis kranial yaitu Condylion (Co) ke garis TC dan Condylion (Co) ke

garis Vertikal T (Vert-T). Pada penelitian ini dibandingkan setiap pengukuran dari

kelompok sampel sebelum dan sesudah perawatan ortodonti seperti yang terlihat

pada gambar 14.6,7,9,29,30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

23

Gambar 14. Pengukuran posisi dan angulasi kondilus.6,29,30

2.8 Perubahan Tinggi Wajah

Perubahan tinggi wajah dapat terjadi karena banyaknya faktor yang

memepengaruhinya. Menurut Sassouni dan Nanda, Schudy, Mair dan Hunter (Cit

Alkumru dkk) bahwa dengan dilakukannya pencabutan dalam perawatan ortodonti

akan memperpendek dimensi vertikal pada wajah, namun dalam penelitian

Dougherty, Edward, Klapper et al, Chua et al, Cusimano et al, Stagger et al, Sarac

dan Cura, Bishara et al, Kocadereli et al, Hayasaki et al, Kim et al mengatakan

bahwa pencabutan tidak memberikan efek yang signifikan terhadap perubahan tinggi

wajah. 31,32,33

Bjork, Yamaguchi dan Nanda, Staggers, Kim et al, Kocadereli (Cit Alkumru

dkk)mengatakan dalam penelitiannya bahwa vertikal displacement dan pertumbuhan

Keterangan : Co: Condylion

T: Tuberkulum sella

C:Cribiform 1:Co-T vertikal

2:Co-TC

3:Sudut Co-T-Tvertikal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

24

dentoalveolar pada regio posterior maksila dan mandibula memiliki efek yang

signifikan pada perubahan tinggi wajah. Gigi yang intrusi maupun ektrusi dapat

terjadi karena penggunaan elastik pada perawatan ortodonti yang juga dapat

memberikan perubahan tinggi wajah. 32

2.8.1 Cara Menentukan Perubahan Tinggi Wajah

Banyak parametrik yang dapat digunakan untuk mengetahui

perubahan tinggi vertikal wajah dalam perawatan ortodonti. Garis cranial

base SN dapat dijadikan garis referensi karena garis ini tidak berubah setelah

pertumbuhan selesai. Garis SN merupakan garis referensi untuk dapat

menentukan inklinasi dari dataran mandibular (MP) (Gambar 14). Karena

seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa, apabila inklinasi dari dataran

mandibula berubah clockwise maupun counterclockwise maka tinggi wajah

juga akan dapat berubah. Nasby dkk mengatakan bahwa bertambahnya

diameter molar dan panjang lengkung rahang atas dan rahang bawah

mengakibatkan berkurangnya sudut mandibular plane sehingga tinggi wajah

pun berubah.1,3,34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

25

Gambar 15 : Sudut MP-SN

2.9 Kerangka Teori

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

26

Perawatan Ortodonti

Non Growing Patient

Maloklusi Kelas I

Perubahan Tinggi Wajah

Rotasi mandibula

Perubahan Posisi dan Angulasi

Kondilus

Anatomi TMJ dan posisi kondilus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

27

2.10 Kerangka Konsep

BAB 3

Perawatan Ortodonti

Pasien Non-growing Maloklusi Kelas I

Variabel Terikat

Perubahan Tinggi wajah sebelum dan sesudah

perawatan : Sudut MP-SN

Variabel Bebas

Perubahan Angulasi (Sudut CO-T-T Vertikal) dan posisi kondilus mandibula (Jarak CO-TC Jarak CO-T vertikal)

sebelum dan sesudah perawatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

28

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional

karena pengukuran variabel dilakukan pada satu saat atau setiap subyek hanya

diobservasi pada saat pemeriksaan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Spesialis Ortodonti Rumah Sakit Gigi dan

Mulut (RSGM) FKG USU.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2019.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi diambil dari pasien di Klinik Spesialis Ortodonti RSGM FKG USU.

Rentang usia sampel 20-40 tahun dari tahun 2007-2017.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dari populasi yang pernah

mendapat perlakuan radiografi sefalometri lateral sebelum dan setelah perawatan.

3.3.3. Kriteria Sampel

I. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

29

a. Rekam medis pasien maloklusi Kelas I lengkap

b. Pasien laki-laki dan perempuan usia 20-40 tahun

c. Radiografi sefalometri sebelum dan sesudah perawatan baik dan jelas

d. Tidak ada sindrom kraniofasial

II. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Radiografi sefalometri tidak jelas

b. Distorsi radiografi sefalometri

c. Terdapat sindrom kraniofasial

d. Terdapat riwayat trauma di sekitar TMJ dan dagu

3.3.4. Besar Sampel

Jumlah sampel ditentukan dengan rumus hipotesis beda rata-rata yaitu :

σ2 ( Zα + Zβ )2

( µo - µa )

Keterangan :

n = besar sampel

σ2 = SD hasil penelitian sebelumnya = 4.04mm

Zα = Confidence level 95% = 1,96

Zβ = Power of test 90%= 1,28

µo - µa = Nilai mean yang diduga = 2.5mm

n = 27

n =

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

30

Berdasarkan perhitungan besar sampel maka sampel yang diperlukan adalah

27 sampel dan dibulatkan menjadi 30 sampel.

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Terikat

1. Perubahan tinggi wajah sudut MP-SN

3.4.2 Variabel Bebas

1. Jarak Co-TC

2. Jarak Co-T vertikal

3. Sudut Co-T-T vertikal

3.4.3 Variabel Terkendali

1. Usia

2. Pasien telah selesai dilakukan perawatan ortodonti

3. Maloklusi Kelas I

4. Pencabutan dan tanpa pencabutan

3.4.4 Variabel Tak Terkendali

1. Teknik perawatan, jenis breket, pemakaian elastik

2. Faktor genetik

3. Jenis kelamin

4. Pemakaian elastik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

31

5. Anchorage loss

3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional, cara dan alat ukur, kategori, dan skala ukur dari masing-

masing variabel penelitian dijelaskan pada tabel 3.1.

Variabel Definisi Cara dan alat

ukur

Skala ukur

MP-SN Sudut mandibular plane

terhadap titik SN Foto sefalometri

lateral

Nominal

Garis TC

(sumbu X)

Garis horizontal yang

menghubungkan titik T-C

Foto sefalometri

lateral

Nominal

Garis T

vertikal

(sumbu Y)

Garis tegak lurus terhadap

garis TC dan melalui titik T

Foto sefalometri

lateral

Nominal

Jarak Co-

TC

Jarak dari titik Co ke garis T Foto sefalometri

lateral

Numerik

Jarak Co-T

vertikal

Jarak dari titik Co ke garis T

vertikal

Foto sefalometri

lateral

Numerik

Sudut Co-T-

T vertikal

Sudut yang menghubungkan

titik Co-T- garis T vertikal

Foto sefalometri

lateral

Numerik

3.6. Alat dan Bahan

Tabel 3.1 Definisi Operasional, Alat Ukur, Kategori, serta Skala Ukur dari Variabel

Bebas, Tergantung, Terkendali dan Tidak Terkendali dari Penelitian.

3.1. Definisi Operasional, Alat Ukur, Kategori, serta Skala Ukur dari

Variabel Bebas, Tergantung, Terkendali dan Tidak Terkendali dari

Penelitian

31

3.1. Definisi Operasional, Alat Ukur, Kategori, serta Skala Ukur dari

Variabel Bebas, Tergantung, Terkendali dan Tidak Terkendali dari

Penelitian

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

32

3.6.1. Alat

1. Tracing box

2. Kertas acetat tracing (tebal 0,003 inci, 8x10 inci) merek Ortho Organizer

3. Pensil 4H dan penghapus merek Faber-Castell

4. Penggaris merek Kenko

5. Kaliper merek Mitutoyo

6. Protraktor merek Ormco

3.6.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah radiografi sefalometri lateral

sebelum dan setelah perawatan pasien ortodonti maloklusi Kelas I

3.7. Prosedur Penelitian

1. Pengumpulan radiografi sefalometri sebelum dan setelah perawatan dari pasien

skeletal Kelas I berdasarkan kriteria eksklusi dan inklusi. Radiografi sefalometri

lateral diperoleh dari rekam medis Klinik Spesialis Ortodonti RSGM FKG USU

2. Pada sefalogram lateral sebelum dan setelah perawatan ortodonti dilakukan

penapakan landmark pada kertas asetat di atas kotak illuminator menggunakan pensil

4H.

3. Penentuan landmark titik-titik dan garis referensi.

4. Kemudian melakukan pengukuran sudut MP-SN; jarak Co-TC; jarak Co-T vertikal

dan sudut Co-T-T vertikal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

33

5. Perhitungan dilakukan dua kali oleh satu operator.

6. Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat kemudian diolah datanya dan dianalisis.

3.8. Analisis Data

Analisa variabel sebelum dan setelah perawatan digunakan uji T paired,

untuk mengetahui beda rerata sebelum dan sesudah perawatan ortodonti dan

kemudian selanjutnya akan digunakan uji korelasi Smearson untuk mengetahui

hubungan perubahan tinggi wajah terhadap posisi dan angulasi kondilus mandibula.

Apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan analisis Spearman.

3.9. Diagram Alur Penelitian

ALUR PENELITIAN

Pengumpulan status pasien maloklusi Kelas I yang telah selesai perawatan atau

retainer dari Departemen Ortodonti FKG USU.

Seleksi kelengkapan radiografi sefalometri sebelum dan setelah perawatan.

Pemilihan dilakukan oleh satu operator untuk menghindari terjadinya bias.

Melakukan tracing sefalometri dan menentukan titik-titik yang diperlukan.

Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali oleh satu operator.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

34

Data dalam bentuk tabel.

Uji statistik untuk menentukan tingkat signifikansi dari hasil pengukuran.

Hasil.

Kesimpulan.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

35

Penelitian ini telah dilakukan di Klinik Spesialis Ortodonsia RSGM-FKG USU

untuk melihat pengaruh perubahan tinggi wajah terhadap perubahan posisi dan

angulasi kondilus pada pasien maloklusi Kelas I sebelum dan sesudah dilakukannya

perawatan ortodonti. Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebanyak 30 sampel dengan kriteria maloklusi Kelas I. Pengukuran dilakukan

sebanyak dua kali oleh operator pada masing-masing variabel penelitian.

Kelompok sampel dibagi menjadi kelompok pencabutan dan tanpa

pencabutan. Uji normalitas data shapiro wilk digunakan pada kedua kelompok

sampel penelitian karena jumlah sampel yang kurang dari 50 sampel. Pada kedua

kelompok pasien telah dilakukan uji normalitas untuk mengetahui bahwa seluruh

data telah terdistribusi normal dengan hasil p>0.05

SHAPIRO-WILK

Statistic df Sig

Sudut MP-SN sebelum

Sudut MP-SN sesudah

.976

.977

30

30

.712

.733

Jarak Co-TC sebelum

Jarak Co-TC sesudah

.939

.967

30

30

.084

.453

Jarak Co-Tvertikal sebelum

Jarak Co-Tvertikal sesudah

.968

.962

30

30

.490

.344

Sudut Co-T-Tvertikal sebelum

Sudut Co-T-Tvertikal sesudah

.980

.958

30

30

.816

.270

Tabel 4.1 Uji Normalitas Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

36

Uji T-berpasangan digunakan untuk menganalisa perubahan MP-SN, posisi

dan angulasi kondilus sebelum dan sesudah perawatan.

Tabel 4.2 Nilai Rerata Tinggi Wajah Vertikal, Posisi dan Angulasi Kondilus

Sebelum dan Sesudah Perawatan pada Kelompok sampel tanpa pencabutan

Variabel Mean±SD

Sebelum

Mean±SD

Sesudah

Nilai p

Sudut MP_SN 30,00±5,24 30,64±5,60 0,029

Jarak Co-TC 21,00±3,99 21,36±4,03 0,521

Jarak Co-Tvertikal 19,44±3,30 19,47±2,70 0,928

Sudut Co-T-Tvertikal 42,19±7,97 41,69±7,23 0,456

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai p pada sudut MP-SN (p=0,029),

apabila p < 0.05 maka hasil statistik menunjukkan bahwa perubaha nilai sudut MP-

SN sebelum dan sesudah perawatan pada sampel pasien tanpa pencabutan adalah

signifikan. Dimana nilai untuk jarak Co-TC (p=0.521), jarak Co-Tvertikal (p-0.928)

dan sudut Co-T-Tvertikal (p=0,456) adalah lebih besar daripada 0.05 maka

berdasarkan hasil statistik nilai mean sebelum dan sesudah perawatan tidak

menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.

Tabel 4.3 Nilai Selisih Rerata Tinggi Wajah Vertikal, Posisi dan Angulasi

Kondilus Sebelum dan Sesudah Perawatan pada Kelompok sampel Tanpa

Pencabutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

37

Untuk melihat adanya hubungan perubahan tinggi wajah terhadap perubahan

posisi dan angulasi kondilus, maka dilakukan uji korelasi Pearson sebelum dan

sesudah perawatan ortodonti.

Tabel 4.4 Nilai Korelasi Perubahan tinggi wajah (MP-SN) terhadap perubahan jarak

kondilus Co-TC, Co-Tvertikal dan sudut Co-T-Tvertikal pada kelompok tanpa

pencabutan

Dari analisis data yang terlihat pada tabel 4.4 bahwa nilai kekuatan hubungan

(r) pada setiap variabel kurang dari 0,5 yang menurut D.A De Vaus bahwa tidak ada

hubungan atau kurang signifikan perubahan tinggi wajah (MP-SN) terhadap jarak

kondilus (Co-TC dan Co-Tvertikal) dan sudut kondilus (Co-T-Tvertikal) pada

maloklusi Kelas I pada kelompok tanpa pencabutan setelah perawatan ortodonti

Variabel Mean±SD

Sudut MP-SN 0,63±1,13

Jarak Co-TC 0,36±2,37

Jarak Co-Tvertikal 0,02±1,27

Sudut Co-T-Tvertikal 0,500±2,78

Variabel Mean±SD

P value r

Sudut MP-SN 0,63±1,13 0,518 0,163

Jarak Co-TC 0,36±2,37

Sudut MP-SN 0,63±1,13 0,539 0,155 Jarak Co-Tvertikal 0,02±1,27

Sudut MP-SN 0,63±1,13 0,333 0,242 Sudut Co-T-Tvertikal 0,500±2,78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

38

Pada kelompok sampel dengan pencabutan, tidak terdapat perubahan yang

signifikan (p>0.05) pada sudut MP-SN sebelum perawatan dan setelah perawatan

(Tabel 4.5). Maka korelasi antara pengaruh perubahan MP-SN terhadap perubahan

angulasi dan posisi kondilus mandibula tidak signifikan.

Tabel 4.5 Nilai Rerata Tinggi Wajah Vertikal, Posisi dan Angulasi Kondilus

Sebelum dan Sesudah Perawatan pada Kelompok sampel dengan pencabutan

Variabel Mean±SD

Sebelum

Mean±SD

Sesudah

Nilai p

Sudut MP_SN 35.54±4,99 35,8±5,45 0,627

Jarak Co-TC 19,33±3,33 19,75±2,41 0,563

Jarak Co-Tvertikal 19,44±3,30 19,47±2,70 0,928

Sudut Co-T-Tvertikal 40,71±9,64 41,08±6,30 0,834

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

39

BAB 5

PEMBAHASAN

Perawatan ortodonti akan memberikan perubahan bukan hanya pada bidang

sagital namun juga pada bidang vertikal dan transversal dimana perubahan yang

terjadi akan berbeda pada setiap pasien, bervariasi juga menurut Kelas maloklusinya.

Perawatan ortodonti yang bertujuan untuk mengkoreksi diskrepansi sagital dan

transversal harus juga memperhatikan perubahan yang terjadi pada dimensi

vertikal.10 Perubahan pada dimensi vertikal biasanya juga dapat menyebabkan

perubahan yang terjadi pada temporomandibular junction (TMJ) dimana mandibula

akan berotasi sehingga memungkinkan posisi dan angulasi kondilus juga

berubah.23,35

Pada penelitian ini, ukuran sudut MP-SN untuk melihat perubahan vertikal

dimensi yang telah dianalisis dengan uji t-berpasangan menunjukkan hasil yang

signifikan pada kelompok sampel tanpa pencabutan (p=0,029) (tabel 4.2),

sedangkan perubahan MP-SN pada kelompok sampel dengan pencabutan tidak

menunjukkan perubahan yang signifikan. Hasil penelitian ini didukung dengan data

penelitian sebelumnya dari Dougherty, Edward, Klapper et al, Chua et al, Cusimano

et al, Stagger et al, Sarac dan Cura, Bishara et al, Kocadereli et al, Hayasaki et al,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

40

Kim et al yang mengatakan bahwa pencabutan tidak memberikan efek yang

signifikan terhadap perubahan tinggi wajah.31,32,33

Pada Tabel 4.2, nilai p pada jarak Co-TC (p=0.521), jarak Co-Tvertikal

(p=0.928) dan sudut Co-T-Tvertikal (p=0,456) tidak menunjukkan perbedaan hasil

yang signifikan sebelum dan sesudah perawatan ortodonti. Hasil penelitian ini sama

dengan Richteret dkk dan Kinzinger dkk yang menemukan bahwa posisi kondilus

umumya tidak berubah setelah dilakukannya perawatan pada pasien maloklusi Kelas

I, apabila pun ada, maka perubahan yang terjadi juga tidak signifikan.

Pada penelitian ini juga dapat dilihat nilai korelasi perubahan dimensi vertikal

(MP-SN) terhadap jarak Co-TC (tabel 4.4) dengan nilai korelasi 0.163, nilai

pengaruh perubahan vertikal dimensi (MP-SN) terhadap jarak Co-Tvertikal (tabel

4.4.) dengan nilai korelasi 0.155, dan nilai perubahan tinggi wajah (MP-SN) terhadap

sudut Co-T-Tvertikal (tabel 4.4) dengan nilai korelasi 0.242 yang bearti pada korelasi

tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sesudah dilakukannya

perawatan ortodonti. Posisi yang normal dari kondilus akan memberikan

keseimbangan pada sistem pengunyahan dan juga dapat mengurangi faktor resiko

terjadinya TMD di masa mendatang.25,34

Menurut Gunn dkk dan Goymen dkk tidak ada hubungan antara maloklusi

vertikal dan TMJ. Rebibo dkk juga mengatakan perubahan tinggi gigitan insisivus

sebesar 1mm akan mengakibatkan rotasi kondilus sebesar 1°, dimana sama dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

41

pergeseran kondilus-diskus sebesar 0.1mm sehingga dengan TMJ yang sehat,

perubahan vertikal dimensi ini tidak secara signifikan mempengaruhi sendi

temporomandibular.3,34,36

Hasil penelitian ini melaporkan bahwa terdapat perubahan tinggi wajah yang

signifikan sebelum dan sesudah perawatan ortodonti pada kasus maloklusi Kelas I

tanpa pencabutan, namun sebaliknya pada pencabutan tidak ada perbedaan tinggi

wajah yang bermakna sebelum dan sesudah perawatan ortodonti. Hal ini mungkin

dipengaruhi oleh tipe braket yang digunakan dan teknik perawatan yang digunakan

berbeda-beda seperti penggunaan elastik dalam perawatan ortodonti yang dilakukan.

Hasil penelitian juga melaporkan bahwa tidak ada perubahan posisi dan

angulasi kondilus yang signifikan sebelum dan sesudah perawatan ortodonti pada

kasus maloklusi Kelas I dengan pencabutan maupun tanpa pecabutan. dan tidak ada

pengaruh perubahan tinggi wajah terhadap perubahan posisi dan angulasi kondilus

yang signifikan sebelum dan sesudah perawatan ortodonti pada pasien maloklusi

Kelas I.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

42

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perubahan yang signifikan terhadap perubahan tinggi wajah

sebelum dan sesudah perawatan ortodonti pada pasien maloklusi skeletal

Kelas I tanpa pencabutan

2. Tidak terdapat perubahan posisi dan angulasi kondilus yang signifikan pada

pasien maloklusi skeletal Kelas I dengan pencabutan maupun tanpa

pencabutan sebelum dan sesudah perawatan ortodonti

3. Perubahan antara tinggi wajah tidak memiliki korelasi yang kuat terhadap

posisi dan angulasi kondilus pada pasien maloklusi skeletal Kelas I sesudah

perawatan ortodonti pada kasus pencabutan ataupun tanpa pencabutan.

6.2 Saran

Perubahan tinggi vertikal wajah wajah pada sampel kasus dengan pencabutan

tidak memiliki hasil yang signifikan kemungkinan karena teknik perawatan ortodoti

yang berbeda-beda sehingga pengaruh perubahan tinggi wajah terhadap perubahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

43

posisi dan angulasi kondilus menjadi tidak signifikan, sehingga sebaiknya dalam

penelitian selanjutnya, pengambilan sampel penelitian maloklusi kelas I dengan

pencabutan dapat disamakan jenis braket yang digunakan sehingga dapat

memberikan hasil yang lebih signifikan

Posisi dan angulasi kondilus pada mandibula merupakan anatomi yang sedikit

sulit untuk dianalisa menggunakan analisis sefalometri, sehingga sebaiknya dalam

penelitian selanjutnya, untuk menghasilkan hasil yang signifikan dan akurat maka

penggunaan CBCT untuk analisa kondilus dianjurkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

44

DAFTAR PUSTAKA

1. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4 th ed. St Louis:

Mosby Elsevier; 2007.

2. Okeson J P, Management of Temporomandibular Disorders and Occlusion 6th

Edition, Mosby Elsevier, 2008.

3. Nanda R S, Tosun Y S, Biomechanics in Orthodontics (Principles and Practice),

Quintessence Publishing Co. Inc, 2010.

4. Ravindra N, Biomechanics and Esthetic Strategies in Clinical Orthodontics, Elsevier

Saunders, 2005.

5. Khatoon S, Tikku T, Khanna R, Srivastava K, Maurya R, Verma S, Srivastava A.

Cephalometric Assessment of Post Treatment Vertical Changes in Patients

Undergone Fixed Orthondontic Treatment, Heal Talk, 2018; 32-34.

6. Sivakumar A, Valiathan A, Cephalometric Assessment of Dentofacial Vertical

Changes in Class I Subject Treated With and Without Extraction, Original Article,

869-875.

7. Hosseinzadeh-Nik T, Eftekhari A, Shahroudi AS, Kharrazifard MJ. Changes of The

Mandible after Orthodontic Treatment with and withour extraction of four premolars.

J Dent Tehran University of Med Science Iran, 2016;Vol 13 , No 3

8. Ravindra N, Kapila S, Current Therapy in Orthodontics, Mosby Elsevier, 2010

9. Lotzman. TMJ Disorder and Orofacial Pain 68-69: 2002

10. Sivaraj A, Essential of Orthodontics, Jaypee;35,42-43

11. Ponces MJ,Tavares JP, Lopes JD, Ferreira AP, Comparison of Condylar

Displacement Between Three Biotypological Facial Groups By Using Mounted

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

45

Models and A Mandibular Position Indicator, The Korean Association of

Orthondotist, 2014; 312-319.

12. Merve G, Aysegul G, Effects of the Vertical Malocclusion Types on The Dimension

of The Mandibular Condyle, Turkish Journal of Orthodontics, 2017; 106-109.

13. Demirkaya A, Biren S, Ozkan H, Kucukkeles N. Comparison of deep bite and open

bite cases: nonrmative data for condylar positions, path and radiographics

appearances. Journal of oral rehabilitation 2004 31:213-224

14. Katsavrias EG, Halazonetis DJ: Condyle and fossa shape in Class II and Class III

skeletal patterns: a morphometric tomographic study. Am J Orthod Dentofacial

Orthop, 2005; 128: 337–46

15. Frafa MR, Rodrigues AF, Ribeiro LC,Marcio JDS, Farinazzo VRW, Anteroposterior

Condylar Position: A Comparative Study Between Subjects With Normal Occlusion

and Patients With Class I, Class II Division 1, and Class III Malocclusion, Medical

Science Monitor, 2013; 903-907.

16. Chaukse A, Jain S, Dubey R, Maurya R, Shukla C, Sthapak A, Computed

Tomographic Analysis of Condyle-Fossa Relationship in Skeletal Class I and

Skeletal Class II Vertically Growing Males, Wolters Kluwer, 2015.

17. Bennet J.C, McLaughin R.P, McMinn R, Hutchings R. Atlas of Human Anatomy. 2nd ed.

London: Wolfe, 1993

18. Bennet J.C, McLaughin R.P, Fundamental of Orthodonticts Treatment Mechanics

April 2014;2-3

19. De Castro CM , Cabrera CAG, Salvatore KM , de Freitas MR, Guilherme J, de

Castro CL, Cephalometric Effects of the Use of 10-Hours Force Theory for Class II

Treatment, Dental Press Journal of Orthodontics, 2012; 31-40.

20. Hosseinzadeh-Zik T, Eftekhari A, Sharodi AS, Kharraziffard MJ, Changes of the

Mandible After Orthodontic Treatment with and without Extraction of Four

Premolars, Original Article, 2016; 199-206.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

46

21. Shashikumar Hc. Morphologycal study of TMJ in orthodontically Treated Patients

by using pretreatment&past treatment orthopartomography. The Ortho C J 2014;

Vol. 26

22. Sandesh S, Ameet V, Patil N. Evaluating Condylar Position in different skeletal

malocclusion patterns: A cephalometric study. Apos trends in Orthodontics.May

2015;Vol 5:3

23. Arieta-Miranda et all. Spatial analysis of condyle position according to sagittal

skeletal relationship, assessed by cone beam compute tomography. Progress in

Orthodontics 2013,14:36

24. Alleaga-del CA, Guilherme J, Arbia-Gullen LE, Effect of posterior space

discrepancy and third Molar angulation on anterior overbite, American Journal of

Orthodonticand Dentofacial Orthopedics, 2018; 477-486.

25. Davidovitch M, Eleftheriadi I, Kostaki A, Shpack N. The use of Bjork indication of

growth for evaluation of extremes of skeletal morphology. European Journal of

Orthodontics, 2016; 555–562

26. Graber T M, Vanarsdell R L, Orthodontics Current Principles and Technique 3rd

Edition, Mosby, 2000.

27. Davis S J, Evaluation of Vertical Dimension Changes During Orthodontic Treatment

of Adults, Uconn Library, 2000

28. Okeson J P, Evolution of occlusion and temporomandibular disorder in Orthodontics:

Past, Present and Future, Ajo-Do, 2015; 216-223.

29. Mengi A. et al. A cephalometric evaluation of the effect of glenoid fossa location on

craniofacial morphology. Journal of oral biology and craniofacial research

6.2016;201-212

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

47

30. Khoo J, Bergman T, Avi L, Firman R N, Evaluation of Changes in TMJ Position for

Angle Class I Malocclussion After Orthodontics Treatment By Using Cephalometric

Radiograph, UIP Health Med, 2016; 58-62.

31. Kim T K , Kim J T , Mah J , Yang W S , Baek S H 2005 First premolarextraction

effects on facial vertical dimension . Angle Orthodontist 2005;75 : 177 – 182

32. Alkumru P, Erdem D, Ayse T, Atac A. Evaluation of changes in the vertical facial

dimension with differnt anchorage system in extraction and non-extraction subject

treated by Begg fixed appliances; a retrospective study. European Journal of

Orthodontics 29 (2007) 508–516

33. Hayasaki S M , Henriques J F C , Janson G , de Freitas M R 2005 Influence of

extraction and nonextraction orthodontic treatment in Japanese-Brazilians with Class

I and Class II division 1 malocclusions . American Journal of Orthodontics and

Dentofacial Orthopedics 127 : 30 – 36

34. Rebibo M, Darmouni L, Jouvin J, Orthlieb D. Vertical dimension of occlusion: the

keys to decision. J Stomay.Occ.Med 2009 (2):147-159

35. Grippaudo C, Oliva B, Greco a, Sferra S, Deli R. Relationship between vertical facial

patterns and dental arch form in class II malocclusion. Springer journal Progress in

orthodontics 2013;14:43

36. Goymen M, Gullec A. Effecst of the vertical malocclusion types on the dimension of

the mandibular condyle. Turkish J Orthod 2017; 30:106-9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: PENGARUH PERUBAHAN VERTIKAL WAJAH TERHADAP POSISI …

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA