laporan praktek posisi vertikal semester 1

16
Laporan Praktek Survey dan Pemetaan Jenis Tugas : Pengukuran Profil Memanjang. Alat Pengukuran : 1. Pesawat PPD WILD NK 05 2. Statif + Payung 3. Rambu ukur + nivo kotak 4. Rol meter 5. Data board Diukur Oleh : …………………………………………………… Langkah Kerja : 1. Buat sket daerah pengukuran 2. Tentukan titik-titi pengukuran P 1 , P 2 dan titik detail 3. Tempatkan pesawat diantara slag pertama atau antara titik P 1 dan P 2 . 4. Setel pesawat hingga siap pakai dan sekaligus mengukur tinggi alat (pesawat) 5. Arahkan teropong ke titik P 1 untuk melakukan bacaan belakang titik P 1 yang telah ditentukan ketinggian titiknya 6. Putar skrup lensa okuler untuk mendapatkan benas silang tampak jelas 7. Putar skrup lensa diaframa agar mendapat bayangan rambu tampak jelas 8. Putar skrup pengarah sehingga benang tegak silang berimpit dengan rambu ukur 9. Lakukan membacaan BA, BT, BB untuk rambu di titik P1, dan kontrol bacaan dengan menggunakan rumus 10. Untuk menentukan jarak dapat dilakukan dengan jarak optis dengan rumus (BABB)x100/1000

Upload: prasetyo-adi-wibowo

Post on 23-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1

Laporan Praktek Survey dan Pemetaan

Jenis Tugas : Pengukuran Profil Memanjang.

Alat Pengukuran : 1. Pesawat PPD WILD NK 05

2. Statif + Payung

3. Rambu ukur + nivo kotak

4. Rol meter

5. Data board

Diukur Oleh : ……………………………………………………

Langkah Kerja :

1. Buat sket daerah pengukuran

2. Tentukan titik-titi pengukuran P1 , P2 dan titik detail

3. Tempatkan pesawat diantara slag pertama atau antara titik P1 dan P2.

4. Setel pesawat hingga siap pakai dan sekaligus mengukur tinggi alat

(pesawat)

5. Arahkan teropong ke titik P1 untuk melakukan bacaan belakang titik P1

yang telah ditentukan ketinggian titiknya

6. Putar skrup lensa okuler untuk mendapatkan benas silang tampak jelas

7. Putar skrup lensa diaframa agar mendapat bayangan rambu tampak jelas

8. Putar skrup pengarah sehingga benang tegak silang berimpit dengan rambu

ukur

9. Lakukan membacaan BA, BT, BB untuk rambu di titik P1, dan kontrol

bacaan dengan menggunakan rumus

10. Untuk menentukan jarak dapat dilakukan dengan jarak optis dengan rumus

(BABB)x100/1000

11. Catat hasil bacaan rambu pada table

12. Pindahkan rambu ukur ke titik rincikan memanjang antara P1 dan P2 yaitu

titik rincikan a, kemudian lakukan pembacaan rambu BA, BT dan BB catat

pada table

Pindahkan rambu ukur ke depan titik a untuk pengukuran titik b, c dst

yang caranya sama dengan pengukuran pada titik a tadi.

Putar teropong kira-kira 1800 ke titik P2 untuk melakukan pembacaan

BA, BT dan BB sebagai bacaan muka, catat pada table setelah itu

pindahkan rambu ke belakang titik P2 untuk pembacaan titik rincikan,

carannya sama dengan pengukuran pada titik rincikan di titik a dan b

tadi.

Page 2: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1

13. Pindahkan pesawat ke titik berikutnya yaitu titik P2 dan P3 untuk

melakukan pengukuran profil memanjang dan pengukuran sampai titik

terakhir yang telah ditentukan, perinsip kerjanya sama seperti pada titik-

titik P1 dan P2 tadi, yang tersebut di atas.

14. Bila pada satu rincikan tidak dapat dibaca atau rambu ukur tidak nampak

karena terlampau dalam, maka pesawat dipindahkan dan ditempatkan

diatas titik rincikan sebagai titik bantu, kemudian melakukan pengukuran

terhadap titik tersebut diperoleh dengan menjumlahkan tinggi/kedalaman

dengan bacaan rambu pada titik bantu.

15. Hitunglah tinggi garis bidik dengan menjumlahkan tinggi titik P1 + bacaan

benang tengah rambu di atas titik P1 atau TGB = TX P1+ Bt P1

Tinggi titik rincikan = tinggi garis bidik dikurangi dengan bacaan rambu

benang tengah pada titik rincikan a atau TX a= Tgb – Bta

Gambar Kerja :

Page 3: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1

Laporan Praktek Posisi Vertikal

Jenis Tugas : Pengukuran Profil Melintang Pada Titik Profil Memanjang.

Alat Pengukuran : 1. Pesawat Penyipat Datar Topcon AT-D2 No. A113 +

statif + unting-unting

2. Rambu ukur dan yalon

3. Pita ukur

4. Patok kayu + palu

5. Alat tulis + table pengukuran

Langkah Kerja :

1. Jelajahi lokasi pengukuran yang akan diukur dan membuat sket situasi lokasi

tersebut.

2. Lakukan pengukuran profil memanjang untuk menghitung ketinggian titik-titik

untuk profil melintang, dengan cara pesawat ditempatkan diantara dua titik.

3. Jika pengukuran profil memanjang selesai, maka dilanjutkan pengukuran profil

melintang dengan 3 cara, yaitu :

a. Pengukuran dilakukan, pesawat diatas titik

1). Menempatkan statif + pesawat di atas titik P1 (titik ikat profil memanjang

yang telah ditentukan ketinggiannya, Stel pesawat dan mengatur unting-

unting sehingga tepat berada di atas titik P1, kemudian kenyetel nivo kotak

agar gelembung berada di tengah-tengah dengan mempergunakan skrup A,

B dan C.

2). Bidik teropong pesawat ke titik P0(arah belakang), sehingga garis bidik

teropong sejajar dengan sumbu profil memanjang kemudian stel sudut

mendatar 0000.

3). Setelah selesai bacaan kebelakang,kemudian putar lagi teropong pesawat

900 searah jarum jam, untuk menentukan garis profil melintang.

4). Tempatkan rambu ukur pada garis ukur profil melintang untuk pembacaan

rincikan sepanjang garis ukur tersebut.

5). Untuk pembacaan rincian titik a, rambu ukur digeser-geser sesuai dengan

perintah orang yang membidik hingga benang tegak diaframa berimpit

dengan sumbu rambu ukur.

6). Membaca benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah (BB),

kemudian dikoreksi dengan BA + BB = 2 BT, dan setelah dioreksi catat

pada daftar pengukuran.

Page 4: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1

7). Ukur jarak dari titik P1 ke titik a, bias dengan jarak optis (BA-BB)x100

atau dengan mengukur langsung dengan pita ukur.

8). Pindah rambu ukur ke depan titik a, untuk mengukur titik b, c, dst, yang

caranya sama dengan pengukuran pada titik a.

9). Putar teropong 1800 untuk melakukan pengukuran titik rincikan sebelah

kiri titik P1. Cara pengukuran sama dengan pengukuran pada rincian

sebelah kanan atau titik a.

10). Bila pada satu rincikan tidak dapat dibaca atau rambu ukur tidak nampak

karena terlampau dalam, maka pesawat dipindahkan dan ditempatkan di

atas titik rincikan sebagai titik bantu atau bias juga di luar titik rincikan,

dengan syarat rambu ukur yang ditempatkan di atas titik rincikan dan

sebagai bacaan belakang, kemudian melakukan pengukuran terhadap titik

tersebut.

Tinggi garis bidik pada titik tersebut diperoleh dengan menjumlahkan

tinggi/kedalaman dengan bacaan rambu pada titik bantu.

11). Pindahkan pesawat ke titik P2, untuk melakukan pengukuran profil

melintang pada titik tersebut dengan cara yang sama.

12). Tinggi garis bidik (TGB) = tinggi titik + tinggi pesawat = TGB = TX + Ta.

Tinggi titik rincikan = Tinggi garis bidik bacaan rambu (btx)

= Tx = Tgb Btx

Page 5: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1

Gambar Kerja :

Tgb = TP1 + ta Tgb = Txi + btx

Tx = Tgb tx Txj = Tgb btx

Keterangan :

Tgb = Tinggi garis bidik Tx = Tinggi titik x (rincikan)

TP1 = Tinggi titik P1 btx = Bacaan benang tengah rambu

Ta = Tinggi pesawat

Page 6: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1

b. Pengukuran dengan pesawat di luar titik

1). Tempatkan statif + pesawat di atas titik P4.

2). Stel pesawat/nivo kotak dengan mempergunakan skrup A, B dan C.

3). Bidik pesawat ke titik P3, kemudian menyetel sudut mendatar pada 0000.

4). Memutar teropong sesuai dengan arah jarum jam dan bidikan ke titik P5,

dan baca besar sudut.

5). Putar teropong setengah sudut terbaca dari langkah kerja no. 4 untuk

mendapatkan garis ukur profil melintang.

6). Dengan menggunakan yalon digeser-geser hingga berimpit dengan benang

tegak pada yalon tersebut.

7). Pindah pesawat di atas patok, kemudian di stel nivo kotak dengan skrup

A, B dan C.

8). Letakkan rambu di atas titik P4 kemudian baca BA, BT dan BB dan

mengoreksi dengan BA + BB = 2 BT. Setelah dikoreksi kemudian dicatat

pada table pengukuran.

9). Lakukan pengukuran atau baca rambu pada titik rincikan sepanjang garis

ukur profil melintang, kemudian ukur jarak titik-titik rincikan terhadap

titik P4.

10). Putarkan teropong 1800 untuk melakukan bacaan rambu pada titik rincikan

di belakang titik P4.

11). Pindah pesawat ke titik P5 untuk pengukuran profil melintang dengan cara

yang sama

12). Gambar kerja :

Tgb = TP4 + btP4

Tx = Tgb btx

c. Pengukuran dengan cara polar

1). Buatlah garis ukur profil melintang pada titik P6, dengan langkah kerja

sebagai berikut :

Tempatkan pesawat di atas titk P6 dan stel hingga siap pakai.

Page 7: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1

Arahkan teropong ke titik P5 dan stel sudut mendatar 0000, kemudian

putar teropong dan arahkan ke titik P1, lalu baca sudut yang terjadi.

Putar teropong kembali setengah sudut yang terbaca tadi, kemudian

menamcapkan yalon yang posisinya harus berimpit dengan benang

tegak benang silang dan beri patok.

Tentukan titik-titik rincikan sepanjang garis ukur profil melintang dan

memberi tanda dengan patok.

2). Pindahkan pesawat di luar garis ukur profil melintang, dan tempatkan

pesawat hingga dapat membidik semua titik rincikan.

3). Stel pesawat hingga siap pakai.

4). Letakkan rambu ukur di atas titik P6, kemudian baca BA, BT dan BB

kemudian mengecek bacaan tadi dan catat lagi pada tabel.

5). Dengan cara yang sama, lakukan pembacaan rambu ukur di atas titik

rincikan a, b, c, d, e dan seterusnya.

6). Ukur jarak dari titik-titik rincikan ke titik P6, dan catat pada tabel.

7). Dengan cara yang sama, lakukan pengukuran cara polar pada profil

melintang titik selanjutnya.

8). Tinggi garis bidik dapat dihitung dengan menjumlahkan tinggi titik P6 +

bacaan rambu di atas titik P6 atau Tgb = TX + btX

Tinggi titik rincikan = tinggi garis bidi di kurang dengan rambu benang

tengah pada titik rincikan tersebut atau TX = Tgb btX.

Gambar kerja

tgb = TP6 + bt P6

Tx = Tgb btX

Keterangan :

Tgb = Tinggi garis bidik Tx= Tinggi titik x (titik rincikan)

TP6 = Tinggi titik P6

Bt P6 = Bacaan benang tengah pada titik P6

btx = Bacaan benang tengah pada titik X (rincikan)

Page 8: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1
Page 9: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1
Page 10: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1
Page 11: Laporan Praktek Posisi Vertikal Semester 1

Langkah Perhitungan Pengukuran Beda Tinggi Keliling (Tertutup)

1. Menghitung beda tinggi antara titik (H)

H P0-P1 = BTBelakang BTMuka

= (0702 3921)/1000

= 3,128

2. Menghitung H rata-rata atau

3. Menghitung koreksi H

Dengan menjumlahkan H, karena keliling/tertutup, maka H = 0 atau

Tinggi awal = Tinggi akhir

H = Tx awal + H)

H = (20 + 0,004) 20

= 20,004 20

= +0,004

dibagi pada jarak terpanjang dengan tiap titik 0,001 atau 1mm, karena

slagnya 6, maka dibagi 4 slag saja, sedangkan 2 slag lagi tidak ada koreksi.

H dan (+) berarti jumlah beda tingginya berlebih, maka harus dikurangi

atau tand

a (), begitu juga sebalikny