pengaruh penggunaan media kalbu (kartu aksara …
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KALBU (KARTU AKSARA LONTARA
BERVARIASI UNIK) TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAERAH
MAKASSAR MATERI MEMBACA LONTARA PADA SISWA
KELAS IV SD UNGGULAN TODDOPULI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
O l e h
Khusnul Khatimah
10540 11186 16
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Judul :“ Pengaruh Penggunaan Media KALBU (Kartu Aksara
Lontara Bervariasi Unik) Terhadap Pembelajaran Bahasa
Daerah Makassar Materi Membaca Lontara Pada Siswa Kelas
IV SD Unggulan Toddopuli.”
Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama : Khusnul Khatimah
NIM : 105401118616
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi ini saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri,
Bukan merupakan jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun. Dengan perjanjian ini
saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2020
Yang membuat pernyataan
KHUSNUL KHATIMAH
NIM: 105401118616
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERJANJIAN
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (Tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat dalam penyusunan skripsi
saya).
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir (1), (2), dan (3) maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2020
Yang membuat perjanjian
KHUSNUL KHATIMAH
NIM: 105401118616
vi
MOTO
Hidup membutuhkan ujian untuk selalu menguatkan kita
Membangun kita agar lebih berkarakter
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada Ayahanda Kecce Ade dan nenek
tercinta Rajeng dan Hj. Nurungeng yang telah mencurahkan kasih
sayang yang tulus, yang selalu berdoa untuk keselamatan, yang
mencintai dan menyayangiku dengan sepenuh hati sehingga menjadi
tumpuan bagiku untuk meraih kesuksesan.
Teman seperjuanganku di kelas E Angkatan 2016 serta sahabat-
sahabatku yang telah dengan
Ikhlas mendoakan dan mendukung saya mewujudkaan harapan dan
mimpi menjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
Khusnul Khatimah., 2020. Pengaruh Penggunaan Media KALBU (Kartu Aksara
Lontara Bervariasi Unik) Terhadap Pembelajaran Bahasa daerah Makassar
Materi Membaca Lontara pada Siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli. Skripsi.
Dibimbing oleh Rosmini Madeamin dan Tasrif Akib.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Penggunaan media
KALBU (Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik) dalam pembelajaran Bahasa
Daerah Makassar materi menulis aksara Lontara pada Kelas IV SD Unggulan
Toddopuli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media KALBU
(Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik) dalam pembelajaran Bahasa Daerah
Makassar materi menulis aksara Lontara pada Kelas IV SD Unggulan Toddopuli.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Eksperimental design dalam
bentuk penelitian One Grup Pretest Posttest. Prosedur penelitian meliputi
perencanaan, pre-test, treatment, post-test, dan hasil pre-test dan post-test
dibandingkan dengan uji statistik yang sesuai. Subjek dalam penelitian ini adalah
murid kelas IV SD Unggulan Toddopuli sebanyak 25 siswa.
Hasil menulis aksara lontara pada pretest memiliki skor rata-rata yakni
67,64 dan dapat dikategorikan rendah, dan hasil menulis aksara lontara pada post-
test memilki skor rata-rata yakni 84,28 dan dikategorikan sangat tinggi.
Perbandingan rata-rata skor menulis aksara lontara sebelum dan sesudah
perlakuan meningkat 16,64. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tHitung= 10,29
dan tTabel 0,05 = 2,064 maka diperoleh tHitung > tTabel atau 10,29 > 2,064. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti terdapat pengaruh
penggunaan media KALBU (Kartu Aksara Lontara Bervariasi UnikI terhadap
hasil belajar Bahasa Daerah Makassar materi menulis Lontara pada siswa Kelas
IV SD Unggulan Toddopuli.
Kata Kunci: Media KALBU, pretest, dan post-test.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Salam dan salawat yang melimpah semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya yang istiqomah dan setia di jalan Allah, hingga akhir zaman nanti.
Amin, ya rabbal alamin !
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
ayahanda Kecce Ade dan alm.nenek Rajeng yang telah mencurahkan cinta dan
kasih sayangnya, serta doa yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan penulis.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, Skripsi ini
tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Hj. Rosmini Madeamin, M.Pd.
Pembimbing I dan Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, motivasi, serta bimbingan
dengan penuh kesabaran dan ketulusan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi
ini.
Tidak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, S,.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah membina, membimbing dan memberikan kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Begitu pula ucapan terima kasih kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan para dosen Jurusan Pendidikan Guru
ix
Sekolah Dasar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bimbingan dan
jasa-jasa beliau selama penulis mengikuti perkuliahan.
x
Ucapan terima kasih kepada Dra. Hj. Harlina, M.Pd. Kepala sekolah SD
Unggulan Toddopuli. Rahmatiah S.E, guru kelas IV SD Unggulan Toddopuli, atas
segala bimbingan dan kerja sama selama penulis mengadakan penelitian. Bapak /
Ibu guru serta seluruh staf SD Unggulan Toddopuli yang telah memberikan
bantuan dan petunjuknya selama penulis mengadakan penelitian. Siswa-siswi SD
Unggulan Toddopuli khususnya kelas IV atas kerjasamanya.
Rekan seperjuangan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan
2016 terkhusus Kelas E Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas
kerjasama yang baik dan saling memberikan motivasi maupun semangat. Selvi
Asriani, Nurmayani, Farida dan Eka Nurwahidah J, terima kasih telah
memberikan bantuan dan motivasi yang sangat berharga dalam menyelesaikan
skipsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya, hanya kepada Allah Swt kita bermohon semoga. Semoga niat
baik dan suci serta usaha yang sungguh – sungguh mendapat ridha disisi – Nya.
Amin Ya Rabbal Alamin
Makassar, 20 Oktober 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ..................................................................... ii
SURAT PERJANJIAN ........................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9
1. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 9
2. Hasil Belajar ............................................................................. 11
3. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 12
4. Kemampuan Membaca ............................................................. 14
5. Pengertian Media Pembelajaran ............................................... 17
xii
6. Media Pembelajaran KALBU .................................................. 22
7. Hakikat Bahasa Daerah ............................................................ 24
8. Pembelajaram Bahasa Daerah di Sekolah ................................ 28
B. Kerangka Pikir ................................................................... …….. 31
C. Hipotesis Penelitian ............................................................ …….. 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ........................................................ …….. 34
B. Populasi dan Sampel .......................................................... …….. 35
C. Definisi Operasional Variabel ........................................... …….. 36
D. Instrumen Penelitian .......................................................... …….. 36
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ …….. 38
F. Teknik Analisis Data .......................................................... …….. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................... …….. 43
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ …….. 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ................................................................... …….. 54
B. SARAN ................................................................................ …...... 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... .......... 56
LAMPIRAN……………………………………………………….............. 58
RIWAYAT HIDUP……………………………………………….............. 86
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian .......................................................................................... 34
3.2 Tabel Populasi Penelitian ……………………………………… ................ 35
3.3 Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca .................................................. 37
3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Daerah Makassar ...................... 39
4.1 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Pretest ...................... 44
4.2 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest................................................... 45
4.3 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Posttest .................... 46
4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest.................................................. 47
4.5 Daftar Nilai Kelas IV SD Unggulan Toddopuli (Pretest & Posttest) ........... 48
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1` Bagan Kerangka Pikir ................................................................................31
xv
Daftar Lampiran
Lampiran
1. Daftar Hadir Murid Kelas IV SD Unggulan Toddopuli.................................. 59
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).. ........................................... 61
3.Soal Pretest ............................................................................................... 65
4. Soal Posttest ............................................................................................ 66
5. Kriteria PeniaianKemampuan Membaca Aksara Lontara....................... 67
6. Lembar Penilaian Pretest......................................................................... 69
7. Lembar Penilaian Pretest......................................................................... 72
8. Nilai Hasil Pretest. .................................................................................. 75
9. Nilai Hasil Posttest. ................................................................................. 76
10. t-Tabel. .................................................................................................. 77
11. Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Siswa. .......................................... 79
12. Menentukan Harga Md. ........................................................................ 81
13. Menentukan Harga ∑ 𝑋2𝑑. ................................................................... 82
14. Menentukan Harga t Hitung. .................................................................... 83
15. Dokumentasi. ........................................................................................ 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan seringkali diartikan secara sempit sebagai pengajaran
di sekolah. Bahkan lebih sempit lagi diartikan sebagai pengajaran di
dalam, kelas. Pendidikan seharusnya memiliki arti yang jauh lebih luas
dari pada sekedar pengajaran. Pendidikan dapat diperoleh secara formal
maupun non formal. Pendidikan secara formal diperoleh dengan
mengikuti program-program yang telah direncanakan, terstruktur oleh
suatu instuisi, departemen atau kementrian suatu negara seperti di
sekolah. Sedangkan pendidikan non formal adalah pengetahuan yang
diperoleh dari kehidupan sehari-hari dari berbagai pengalaman baik
yang dialami atau dipelajari orang lain.
Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-
undang Republik Indonesia dalam Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhn Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah merupakan tempat yang ideal untuk menyelenggarakan
pendidikan dan mengembangkan potensi anak serta belajar untuk
2
mengembangkan kemampuan psikososial, moral dan emosional
(Latifah, 2012:1).
Bahasa daerah adalah bahasa yang menjadi salah satu kriteria
pengidentifikasian suatu suku bangsa atau kelompok etnis. Bahasa
daerah disebut bahasa suku bangsa. Pentingnya bahasa daerah adalah
untuk meningkatkan nilai-nilai budaya bangsa, khususnya untuk
generasi muda. Sekarang ini, semakin minim pemahaman dan
pemakaian bahasa daerah pada murid-murid sekolah. Bahasa daerah
merupakan salah satu pilar utama kebudayaan suatu bangsa yang
semakin tergeser oleh derasnya budaya asing yang masuk ke
Indonesia. Oleh sebab itu, bahasa daerah yang terkait dengan budaya
harus dilestarikan agar generasi muda mampu menghargai dan
memaknai nilai luhur budaya bangsa demi kemajuan bangsa.
Sesuai dengan hasil pentingnya melestarikan budaya bahasa
daerah, menjadi topik utama dalam Forum Kongres Internasional III
bahasa-bahasa bahasa daerah di Sulawesi Selatan meliputi Makassar,
Bugis dan Toraja, yaitu mengangkat kembali bahasa daerah sebagai
salah satu pilar budaya bangsa. Bahasa daerah yang bisa mendorong
karakter melalui budi pekerti mulia dan menghargai kearifan lokal
serta upaya untuk menjadikan bahasa Lontara sebagai daerah yang
diajarkan di sekolah.
3
Pada umumnya hasil belajar bahasa daerah masih banyak yang
kurang memenuhi Standar Ketuntasan Minimum (SKM). Standar
Ketuntasan Minimum (SKM) pelajaran bahasa daerah mencapai nilai
minimum 65. Akan tetapi, dalam materi menulis aksara Lontara
banyak yang masih kurang memenuhi kriteria minimum. Sesuai data
nilai ulangan harian yang diperoleh pada tanggal 30 Januari 2020 dari
guru kelas IV SD Unggulan Toddopuli hasilnya kurang memuaskan.
Hanya 28,57% siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan 71,42%
siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan idealnya adalah
75% siswa yang harus mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil
observasi di SD Unggulan Toddopuli, ditemukan permasalahan terkait
dengan keberadaan bahasa daerah yang dianggap sebagai pelajaran
yang membosankan. Bahasa daerah khususnya materi aksara Lontara
kurang diminati oleh siswa karena kesulitan menghafal huruf-huruf
Lontara yang penulisan hurufnya banyak kemiripan. Selain itu, guru
tidak menggunakan media dan penyampaiannyapun kurang bervariasi
pada saat pembelajaran berlangsung. Guru menggunakan
pembelajaran yang konvensional sehingga mengharuskan siswa untuk
menghafal dan dibebani tugas. Padahal pada dasarnya siswa Sekolah
Dasar (SD) mempunyai kecenderungan suka bermain daripada belajar,
menjadikan pembelajaran guru yang semakin sulit. Nilai rata-rata
siswa kelas 4 kurang memenuhi SKM yaitu kurang dari 65. Siswa
mengakui enggan menulis aksara Lontara, keengganan tersebut karena
4
minat dan keterampilan menulis sangat rendah sehingga tingkat
pemahaman terhadap tulisan aksara Lontara juga masih rendah.
Situasi pembelajaran yang demikian menjadikan siswa enggan
belajar meskipun tidak bisa. Siswa SD kebanyakan tidak terlalu
memperhatikan karena belum mengenal tanggung jawab. Siswa SD
cenderung tidak menyukai aksara Lontara karena memiliki variasi
yang sama yaitu hafalan. Mempelajari aksara Lontara atau yang sering
disebut dengan k g G K memang menjadi momok bagi sebagian besar
anak di Sekolah Dasar (SD). Oleh sebab itu perlu upaya untuk
memperbaiki pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 Januari 2020
dengan guru kelas IV di SD Unggulan Toddopuli, proses
pembelajaran bahasa daerah belum berjalan secara efektif dan belum
sesuai yang diharapkan. Khususnya kemampuan siswa dalam menulis
aksara Lontara. Menurut ibu Rahmatiah, menulis aksara Lontara
dianggap sulit karena siswa harus menghafal huruf-huruf Lontara yang
mempunyai banyak kemiripan. Selain itu, guru kurang menggunakan
media pada saat proses pembelajaran. Siswa merasa bosan
mempelajari menulis aksara Lontara. Menurut ibu Sukmawati,
kebosanan siswa mempelajari menulis aksara Lontara terlihat pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat kurang semangat.
Oleh sebab itu, guru perlu menggunakan media yang variatif dalam
menarik perhatian sehingga keterampilan siswa dalam menulis aksara
5
Lontara dapat meningkat. Untuk meningkatkan keterampilan menulis
aksara Lontara, maka perlu adanya variasi media pembelajaran bahasa
daerah terutama materi menulis aksara Lontara atau yang biasa disebut
dengan k g G K.
Apabila hal itu dibiarkan secara terus menerus maka pemahaman
makna filosofis aksara Lontara atau yang sering disebut dengan k g G K
akan semakin memudar, dan bahkan punah karena terdesak oleh arus
modernisasi dan globalisasi yang melanda ke segala aspek kehidupan,
termasuk kebudayaan.
Media yang dijadikan alternatif untuk mengetahui pengaruh
terhadap hasil belajar siswa dalam aksara Lontara adalah dengan
menggunakan media yang bervariatif yaitu media KALBU (Kartu
Aksara Lontara Bervariasi Unik). Peneliti berkreasi untuk membuat
media KALBU yang perlu diterapkan pada pembelajaran bahasa
daerah Makassar khususnya pada materi menulis aksara Lontara.
Media KALBU ini adalah media yang terbuat dari kertas manila dan
dibentuk dalam tiga variasi serta menggunakan metode permainan.
Dengan media KALBU dan permainan diharapkan siswa lebih aktif
dan merasa tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung, sehingga
aksar Lontara tidak lagi menjadi momok dalam pembelajaran. Dengan
menggunakan media KALBU, maka kegiatan pembelajaran dapat
didesain dengan berbagai macam cara, baik itu dengan cara individu
maupun dengan cara pengelompokan siswa.
6
Penelitian saat ini, lebih menekankan siswa lebih cepat menghafal
tulisan huruf Lontara dengan menggunakan media KALBU. Peneliti
juga mengajarkan pada siswa melalui media KALBU macam-macam
tulisan akasara Lontara yang penulisannya mirip. Peneliti
mengelompokkan tulisan aksara Lontara yang mirip menjadi satu
media. Dengan menghafal kemiripan tulisan aksara Lontara, siswa
dapat merangkai tulisan Lontara sampai menuliskan aksara Lontara
secara benar. Oleh sebab itu, alternatif yang akan dilakukan peneliti
sekarang adalah peningkatan prestasi belajar aksara Lontara
menggunakan media KALBU (Kartu Aksara Lontara Bervariasi
Unik).
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik
untuk melakukan Penelitian dengan judul “Pengaruh Media KALBU
(Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik) pada Siswa Kelas IV SD
Unggulan Toddopuli”. Media yang dibuat adalah variasi-variasi kartu
berbagai bentuk dan pemanfaatannya yang diharapkan bisa menarik
minat siswa dalam belajar dan memudahkan anak mengenal huruf-
huruf k g G K sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
menulis aksara Lontara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah.
Bagaimana pengaruh penggunaan media KALBU (Kartu
Aksara Lontara Bervariasi Unik) dalam pembelajaran Bahasa
7
Daerah Makassar materi menulis lontara pada siswa kelas IV SD
Unggulan Toddopuli?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media
KALBU (Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik) dalam
pembelajaran Bahasa Daerah Makassar materi menulis lontara pada
siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli
D. Manfaat Penelitian
Secara umum diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat
bagi peserta didik, pendidik, dan lembaga pendidikan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
1. Manfaat Teoretis.
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran terkait penerapan model dan
penggunaan media yang tepat terhadap keterampilan menulis puisi
dan mengembangkan media pembelajaran sastra terkait menulis
puisi, sehingga dapat memperbanyak interaksi dalam proses belajar
mengajar melalui latihan dan praktik dengan media yang tepat
sehingga mempengaruhi tingkat keteramppilan menulis puisi
siswa.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis. Manfaat yang diharapkan dari hasil
peneliti ini, yaitu:
8
a. Bagi Siswa, sebagai masukan bagi siswa untuk meningkatkan minat
belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
b. Bagi Guru, sebagai bahan masukan dalam menentukan model
pembelajaran dan media pembelajaran agar dapat menciptakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
c. Bagi Sekolah, sebagai masukan dalam rangka meningkatkan dan
memperbaiki mutu sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran
terutama pembelajaran bahasa Indonesia.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
a. Dede Aditya, mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi
Visual, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom. (2019)
dengan judul “Perancangan Media Pembelajaran Kreatif Untuk
Belajar Aksara Lontara” dengan media utama akan diwujudkan
menggunakan game sebagai bentuk medianya. Game ini akan
menyajikan pelajaran secara menarik, dan juga mengangkat nilai
budaya melalui media yang populer dikhalayak pengguna.
b. Winanry, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas
Teknologi Informasi, Universitas Atma Jaya Makassar . (2015)
dengan penelitian Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Aksara
Lontara Dengan Metode Game Based Learning. Penelitian ini
menggunakan metode “Game Based Learning” dimana aplikasi ini
disertai dengan adanya animasi-animasi dalam materi dan kuis atau
sebagainya yang dapat menarik minat pengguna serta pengguna
dapat lebih berinteraksi dengan perangkat yang ada, sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan dalam mempelajari aksara lontara ini.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan
perangkat lunak maupun sumber daya lainnya, lalu dilanjutkan
10
dengan melakukan desain atau perancangan terhadap kebutuhan
yang ada. Luaran penelitian ini bukan hanya kalangan sekolah saja
tetapi semua kalangan masyarakat mulai dari muda hingga tua
dapat mengenali aksara lontara ini melalui perangkat mobile.
c. Yuhana Puspita Rini, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang. (2012) pernah meneliti menggunakan
media kalbu dengan judul ”Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa
Daerah Materi Menulis Aksara Jawa Melalui Media “Kalbu”
(Kartu Aksara Lebih Bervariasi Unik) Pada Siswa Kelas 4 SDN
Olak-Alen 01 Kabupaten Blitar” Penelitian ini dilatar belakangi
oleh prestasi belajar menulis aksara Jawa siswa masih rendah.
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pelajaran bahasa daerah
adalah 65. Akan tetapi, masih banyak siswa yang belum memenuhi
KKM. Pembelajaran terpusat kepada guru kurang memotivasi
siswa dalam pembelajaran. Oleh sabab itu, perlu adanya upaya
peningkatan melalui dengan pemanfataan media pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran
penerapan menulis aksara Jawa dengan menggunakan media
KALBU, mengetahui pemahaman siswa terhadap materi menulis
aksara Jawa dan mengetahui peningkatan prestasi siswa kelas 4
SDN Olak-Alen 01 kabupaten Blitar.
11
2. Pengertian Belajar
Dalam suatu pendidikan terdapat istilah belajar yang tidak asing
bagi masyarakat. Manusia hidup di dunia ini tidak akan terlepas dari
proses belajar. Belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik bagi
dirinya dan orang lain. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan dengan serangkaian kegiatan (Hamdani, 2011:21).
Misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan
sebagainya. Seseorang yang telah belajar ditandai dengan adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik perubahan kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai
hasil dari pengalaman (Suprjono, 2012:21). Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respons. Stimulus adalah apa
saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa
reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak
penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat
diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons. Oleh karena
itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima
oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur.
12
Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dimaknai sebagai
suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Bealajar sebagai suatu
upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi
(Susanto, 2013:1-2).
3. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya Arsyad (Nisa, 2017:63). Belajar
melibatkan banyak kegiatan antara lain bereaksi, berbuat, menghayati
dan mengalami. Di dalam suatu proses belajar, terdapat suatu interaksi
secara langsung antara guru dengan siswa. Interaksi antar guru dan
siswa inilah yang akan menciptakan pengalaman belajar pada siswa
sehingga siswa dapat memperoleh suatu rangsangan pengetahuan
mengenai pengetahuan dalam suatu mata pelajaran.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalamannya (Baharun,
2015:40). Hasil belajar mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi
tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan
13
lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Menurut Suprijono (Haliq, 2018:5) “hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apreasiasi
dan keterampilan-keterampilan”. Sedangkn menurut Gagne (Haliq,
2018:14) hasil beljar berupa:
a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan
konsep dan lambang.
c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan
mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
d. Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam usaha dan koordinasi, sehingga
terwujud otomatisme gerakan jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek
berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.
Menurut Bloom (Haliq, 2018:14) hasil belajar mencakup:
Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif
adalah knowledge (pengetahuan dan ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
14
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), dan
evaluation (menilai). Domain efektif adalah receiving (sikap
menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine dan rountinized.
Psikomotorik juga mencakup keterampilan produktif , teknik, fisik,
sosial, manajerial dan intelektual. Berdasarkan uraian di atas hasil
belajar dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi
kemanusiaan saja.
4. Kemampuan Membaca
a. Pengertian Kemampuan Membaca
Kemampuan adalah “kesanggupan; kecakapan; kekuatan:”
Sedangkan membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di
dalam bahan tulis. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk
menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah
permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia
akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai
bidang studi pada kelas-kelas berikutnya (Fermatasari, 2018:16).
Menurut Henry Guntur Tarigan (dalam Fermatasari,
2018:16) Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
15
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa lisan.
Membaca juga merupakan proses pengembangan keterampilan,
nilai dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat,
paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara
kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca adalah seseorang yang mampu mengenal
simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus dalam
membantu mengingat dan memahami pesan apa yang dibaca atau
yang tertulis serta memahami arti atau makna yang terkandung
dalam bacaan.
b. Manfaat Kemampuan Membaca
Menurut Dhieni,dkk (dalam Masyifah, 2018:19) terdapat
beberapa manfaat yang dapat diperoleh anak melalui membaca,
diantaranya sebagai berikut :
1) Kosa kata bertambah.
2) Keterampilan komunikasi meningkat
3) Memahami konsep baru
4) Melatih konsentrasi anak
5) Mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak
6) Membentuk pola perilaku dan nilai sosial anak
Pendapat yang lain tentang manfaat membaca menurut
Djiwatampu (dalam Masyifah, 2018:19) yaitu :
1) Membaca menambah kosakata dan pengetahuan tata bahasa dan
tata kalimat. Dengan membaca semakin memahami penggunaan
bahasa yang baik dan benar, sesuai situasi dan konteks
pembicaraannya.
2) Membaca memicu imajinasi
16
3) Membaca bermanfaat pula untuk berlatih menulis.
Menurut Amir & Rukayah (dalam Masyifah, 2018:19 ) terdapat
beberapa manfaat membaca sebagai berikut :
1) Mendapat pembendarahan pengetahuan dan pengalaman hidup
2) Meningkatkan intelektual/ kecerdasan serta memperdalam
penghayatan ilmu
3) Memperkaya kosa kata, menambah pembendarahan ungkapan yang
tepat
4) Memperluas cakrawala pikir dan pandang, meningkatakan
penghayatan hidup yang lebih dalam serta membina keterbukaan
dan obyektivitas.
Menggugah daya kreativitas mencipta.
c. Aspek Kemampuan Membaca
Menurut Broughton (dalam Qona’ah, 2019: 12) secara garis
besar ada dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
1) Keterampilan yang bersifat mekanis, dapat dianggap berada pada
urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:
a) pengenalan bentuk huruf;
b) pengenalan unsur-unsur linguistik;
c) pengenalan hubungan/ korespondensi pola ejaan dan bunyi; dan
d) kecepatan membaca ke taraf lambat.
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman, dapat dianggap pada
urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup:
a) memahami pengertian sederhana;
b) evaluasi atau penilaian; dan
c) kecepatan membaca fleksibel, yang mudah
d) memahami signifikansi atau makna;
e) disesuaikan dengan keadaan.
Aspek kemampuan membaca yang akan peneliti lakukan
yaitu pada keterampilan pengenalan huruf dan pengenalan hubungan
17
antara pola ejaan dan pola bunyi yang menjadi pokok dasar dalam
kemampuan membaca di kelas rendah.
d. Tujuan Kemampuan Membaca
Menurut Rahim (2011: 12) Membaca hendaknya
mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu
tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas,
guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan
tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka
menyusun tujuan membaca siswa. Tujuan membaca mencakup:
1) Kesenangan
2) Menyempurnakan membaca nyaring
3) Menggunakan strategi tertentu
4) Memperbaharui pengetahuan tetang suatu topik
5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya
6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi
yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan
mempelajari tentang struktur teks
9) Menjawab pertanyan-pertanyaan yang spesifik.
5. Pengertian Media Pembelajaran
Pengertian Media Pembelajaran adalah perpaduan antara bahan
dan alat atau antara software dan hadware (Rismawati, 2016:8). Media
pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam
proses dan tujuan pembelajaran.
Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara bahasa
18
harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Menurut Gerlach & Ely (Haliq, 2018:15).
Association of Education and Communication Technology (AECT)
memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. National
Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala
benda yang dapat dimanipulasikan; dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan
tersebut (Sukiman, 2012:27). Media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan
sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau herbal.
Heinich (Haliq, 2018:15) mengemukakan istilah media sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,
televisi, flim, foto, radio, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan,
bahan-bahan cetakan, benda dan sejenisnya adalah media. Apabila
media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
19
media itu disebut media pembelajaran.
Seringkali kata media pembelajaran digunakan secara bergantian
dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang
dikemukakan oleh Hamalik (Haliq, 2018:15) ia melihat bahwa
hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang
maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media
komunikasi.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiartan belajar dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologi bagi siswa. Selain sebagai alat untuk
menyalurkan materi, media juga mampu membangkitkan minat dan
motivasi siswa belajar (Arsyad, 2013:19)
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Dale (Haliq, 2018:16) media pembelajaran merupakan
media yang membantu pengalaman nyata peserta didik. Sehingga
peserta didik dapat memperluas wawasan dan pengalaman yang
mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat
generalisasi yang tepat. Media pembelajaran konkret membawa
kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa dan membuat
hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuannya. Fungsi
media benda asli:
1) Memberi pengalaman nyata dalam kehidupan
20
2) Menari motivasi belajar
b. Kekuatan Media Pembelajaran KALBU
Berikut beberapa kekuatan media pembelajaran kalbu:
1) Benda asli memberi pengalaman yang sangat berharga dan
berharga karena langsung dalam dunia sebenarnya
2) Benda asli memiliki ingatan yang tahan lama dan sulit
dilupakan
3) Pengalaman nyata dapat membentuk sikap mental dan
emosional yang positif terhadap hidup dan kehidupan
4) Benda asli dan model dapat dikumpulkan dan dicari
5) Benda asli dapat dikoleksi orang. Aprianto (Haliq, 2018:16)
c. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Sudjana & Rivai (Haliq, 2018:17) mengumukan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai
dan mencapai tujuan pembelajaran
3) Metode pembelajaran yang bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
Apalagi jika guru mengajar pada setiap jam pelajaran
21
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan
memerankan
Hamalik (Haliq, 2018:17) merincikan manfaat media
pembelajaran sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh
karena itu mengurangi verbalisme
2) Memperbesar perhatian siswa
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan
belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan usaha sendiri di kalangan siswa
5) Menumubuhkan perhatian siswa
d. Alasan Penggunaan Media Pembelajaran
Sudjana (Haliq, 2018:17) mengemukakan ada beberapa alasan
dibutuhkannya media pembelajaran, yaitu:
1) Guru harus berusaha menyediakan materi yang mudah diserap
siswa
2) Materi menjadi lebih mudah dimengerti apabila menggunakan
alat bantu
3) Proses belajar-mengajar memerlukan media dalam hal ini
disebut media pemebelajaran
22
e. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok, antara lain:
1) Media visual, yaitu media yang berkaitan dengan indera
penglihatan. Secara umum dapat dikatan bahwa media ini
berguna dalam hubungannya dengan memotivasi, ingatan dan
pengertian
2) Media audio, yaitu media yang berkaitan dengan indera
pendengaran. Media ini dapat menarik dan memotivasi peserta
didik untuk mempelajari materi dengan lebih banyak.
3) Media audio-visual, yaitu media pengajaran yang lengkap
karena media ini terjadi proses saling membantu antara indera
pandang
4) Media asli atau orang, yaitu media berupa benda asli atau orang
yang memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik
sehingga peserta didik lebih tertarik untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Citra (Haliq, 2018:18)
6. Media Pembelajaran KALBU
Media KALBU adalah singkatan dari Kartu Aksara Lontara
Bervariasi Unik. Sebuah media dari kartu huruf yang dapat disusun
menjadi kata. Dari kartu kata dapat disusun menjadi kalimat baru
dengan beberapa kartu kata.
23
Media kalbu ini adalah media pembelajaran yang berupa kartu
yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk
belajar. Media pengajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran.
Media kalbu ini bertujuan agar siswa lebih tertarik untuk belajar,
karena dalam media kalbu ini tersedia beberapa macam warna untuk
menarik perhatian siswa.
Media kalbu bagian dari media yang digunakan sebagai alat peraga
untuk pembelajaran, media kalbu ini memudahkan siswa untuk belajar
aksara lontara. Oleh karena itu, penggunaan media kalbu dapat
meningkatkan kreativitas guru dalam mendesain kartu sekreatif
mungkin. Disamping itu, untuk meningkatkan kreativitas siswa, media
kalbu yang polos dapat digambar dan diwarnai oleh siswa sesuai
dengan keinginannya.
Adapun manfaat dalam penggunaan media kalbu dalam penelitian
ini yaitu siswa diharapkan dapat lebih semangat dalam meningkatkan
kemampuan memahami pembelajaran bahasa daerah Makassar materi
menulis lontara. Begitupun bagi pendidik diharapkan dapat
memberikan pengalaman baru dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media kalbu sehingga meningkatkan profesionalisme
guru.
24
7. Hakikat Bahasa Daerah
a. Pengertian Bahasa Daerah
Keberadaan sebuah bahasa lokal atau bahasa daerah sangat
erat dengan eksistensi suku bangsa yang melahirkan dan
menggunakan bahasa tersebut. Bahasa menjadi unsur pendukung
utama tradisi dan adat istiadat. Bahasa juga menjadi unsur
pembentuk sastra, seni, kebudayaan, hingga peradaban sebuah
suku bangsa. Bahasa daerah dipergunakan dalam berbagai upacara
adat, dan dalam percakapan sehari-hari. Dengan demikian bahasa
daerah merupakan unsur pembentuk budaya daerah dan sekaligus
budaya nasional (Fini, 2015:1).
Menurut (Azhar, 2009:1) bahasa daerah telah bertahan
melewati berbagai macam perubahan zaman dan telah sering
bersinggungan dengan bahasa lain seperti bahasa daerah lain,
bahasa asing maupun bahasa Indonesia. Akibat dari
berinteraksinya bahasa ini dengan berbagai macam kondisi dan
stuasi, maka muncullah berbagai macam jenis dialek dan logat
yang berbeda.
b. Jenis-jenis Bahasa Daerah di Sulawesi Selatan
Adapun jenis-jenis Bahasa Daerah di Sulawesi Selatan
dilangsir dari Wikipedia, yaitu:
1) Bahasa Makassar adalah salah satu rumpun bahasa yang
dipertuturkan di daerah Makassar dan sekitarnya. Tersebar di
25
Kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, sebagian
Bulukumba sebagian Maros dan sebagian Pangkep.
2) Bahasa Bugis adalah salah satu rumpun bahasa yang
dipertuturkan di daerah Bone sampai ke Kabupaten Pinrang,
Sinjai, Barru, Pangkep, Maros, Kota Pare Pare, Sidrap, Wajo,
Soppeng Sampai di daerah Enrekang, bahasa ini adalah bahasa
yang paling banyak di pakai oleh masyarakat Sulawesi Selatan.
3) Bahasa Pettae adalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di
daerah Tana Luwu, mulai dari Siwa Kabupaten Wajo, Enrekang
Duri, sampai ke Kolaka Utara Sulawesi Tenggara.
4) Bahasa Toraja adalah salah satu rumpun bahasa yang
dipertuturkan di daerah Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya.
5) Bahasa Mandar adalah bahasa suku Mandar, yang tinggal di
provinsi Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju,
Polewali Mandar, Majene dan Mamuju Utara. Di samping di
wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir
Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
6) Bahasa Massenrempulu adalah salah satu rumpun bahasa
Austronesia di Sulawesi Selatan. Bahasa ini memiliki tiga
kelompok dialek di Kabupaten Enrekang, yaitu dialek Duri,
Endekang dan Maiwa.
7) Kelompok dialek bahasa Duri memilki kedekatan dengan
bahasa Toraja dan bahasa Tae' Luwu. Penuturnya tersebar di
26
wilayah utara Gunung Bambapuang Kabupaten Enrekang
sampai wilayah perbatasan Tana Toraja.
8) Kelompok dialek bahasa Endekang mempunyai penuturan di
ibukota Kabupaten Enrekang dan beberapa kecamatan
sekitarnya. Sedangkan penutur kelompok dialek bahasa Maiwa
terdapat di Kecamatan Maiwa dan di Kecamatan Bungin
(Maiwa Atas).
9) Bahasa Konjo terbagi menjadi dua yaitu Bahasa Konjo pesisir
dan Bahasa Konjo Pegunungan, Konjo Pesisir tinggal di
kawasan pesisir Bulukumba dan Sekitarnya, di sudut tenggara
bagian selatan pulau Sulawesi sedangkan Konjo pegunungan
tinggal di kawasan tenggara gunung Bawakaraeng.
10) Bahasa Selayar adalah bahasa yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat Sulawesi Selatan yang bermukim diujung
selatan provinsi ini khususnya Kabupaten Kepulauan Selayar.
c. Lontara Makassar
Istilah Lontara terdapat dua pengertian yaitu sebagai suatu
sejarah dan ilmu pengetahuan dan pengertian kedua adalah sebagai
tulisan (aksara). Dalam hal ini aksara Lontara merupakan aksara
Bugis dan aksara Makassar, walaupun pada awalnya ada pemisahan
di antara keduanya, yaitu terdapa kelompok yang menamakan
aksara Bugis dan yang lainnya menamakan aksara Makassar,
27
namun pada akhirnya disepakati menjadi satu istilah yaitu aksara
Lontara (Ahmad, 2014:147).
Lontara atau dalam Bahasa Bugis dan Makassar disebut
sure attoriolong (istilah klasik), tulisan yang menceritakan
peristiwa orang dahulu kala. Arti lontara memiliki kesamaan arti
dan makna kronik yang menceritakan peristiwa yang ditulis secara
kronologis dan teratur. Lontara merupakan wadah bagi orang
Bugis Makassar mencatatkan berbagai peristiwa dalam
kehidupannya pada masa dahulu kala (Mattulada, 1971). Pendapat
lain mengatakan lontara dari kata ruang talak (Makassar) yang
secara harafiah berarti daun pohon. Lontara beraksara Bugis-
Makassar yang disebut urupu sulapa eppa (Bugis) urupu sulapa
appaka (Makassar) yang berarti segi empat.
Lontara merupakan warisan sejarah dan budaya masyarakat
Bugis Makassar yang memiliki nilai yang sangat tinggi. Berbagai
falsafah dan petuah (pappangaja; Bugis) tertuang dalam Lontara.
Lontara merupakan manuskrip yang ditulis di atas daun lontar yang
dibubuhi cairan berwarna hitam. Lontara adalah manuskrip yang
aslinya ditulis dengan alat yang tajam di atas daun lontar. Setelah
ditemukannya kertas sebagai media tulis, nama lontara masih tetap
digunakan (Bahri, 2019:50).
28
8. Pembelajaran Bahasa Daerah di Sekolah
Dalam sejarah pengajaran bahasa daerah, seperti survei tahun
1999 (Azhar, 2009:3), bahasa daerah diajarkan di lima belas
propinsi, yaitu Aceh, Sumatra Utara, Bengkulu, Lampung, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Bali.
Propinsi lain yang menyusul mengajarkannya, yaitu Sumatra
Barat, Sumatra Selatan, Jakarta, Iirian Jaya, dan Nusa Tenggara
Timur. Bahasa daerah yang diajarkan adalah bahasa Aceh, Gayo,
Batak Mandaliling, Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo,
Batak Melayu, Rejang, Lampung, Sunda, Cirebon, Madura,
Dayak Simpang, Dayak Kanayatan, Banjar, Kutai, Tombulu,
Tonsawang, Mongondow, Bugis, Makassar, Mandar, Toraja,
Tolaki. Muna, Wolio, dan Bali. Bahasa-bahasa daerah itu
diajarkan di semua SD dan SLTP. Untuk tingkat SLTA, seperti
bahasa Jawa baru diajarkan di sekolah guru dan SMU Bahasa.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang pada
substansinya adalah kurikulum berbasis kompetensi, menawarkan
setitik asa terhadap peningkatan kualitas pembelajaran bahasa
daerah sebagai salah satu muatan lokal. Bahasa daerah yang
dulunya posisinya masih belum pasti karena tidak ada aturan jelas
tentang tata laksanya, kini mulai mendapatkan perhatian.
29
Perhatian ini setidaknya akan meminimalisir bervariasinya
perlakuan daerah terhadap mata pelajaran ini.
KTSP (Depdiknas, 2006) memberikan arahan tentang posisi
bahasa daerah dalam proses pembelajaran di sekolah. Mata
pelajaran ini merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi siswa yang disesuaikan dengan
potensi daerah beserta ciri khasnya, termasuk di dalamnya
keunggulan daerah, corak kehidupan lokal daerah tersebut yang
kesemuanya dikelompokkan ke dalam topik atau subtopik yang
bervariasi. Inti dari mata pelajaran bahasa daerah ini ditentukan
oleh Satuan Pendidikan. Keberadaan mata pelajaran bahasa
daerah merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak
terpusat. Inilah wujud nyata desentralisasi pendidikan yang
berakar kuat pada kearifan terhadap keadaan dan kebutuhan lokal.
Muatan lokal (mulok) sebagai salah satu unsur muatan
Kurikulum 1994 mulai diterapkan sejak tahun 1994. Status mulok
sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah
(dasar dan menengah) kemudian diperkuat posisinya dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003. Tetapi, meskipun
sudah lama diterapkan hasilnya ternyata tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan. Hal mendasar yang mungkin dapat dijadikan
alasan adalah bahwa bahasa daerah adalah bukan bahasa resmi
30
yang wajib dipakai di dalam segala kegiatan formal. Bahasa daerah
hanyalah bahasa komunikasi sehari-hari yang ketika digunakan
kadang kurang memenuhi standar penggunaannya karena sering
dicampur adukkan dengan bahasa lain. Bahasa Indonesia yang
menjadi bahasa resmi negara Indonesia dipakai sebagai bahasa
formal yang kegunaannya akhir-akhir ini menjadi “trend” dan
mampu “mengalahkan” penggunaan bahasa daerah dalam
masyarakat.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
dengan berpedoman pada kurikulum Nasional. Kurikulum 2013
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Dalam kurikulum 2013, muatan Lokal
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke
dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan
kurikulum yang terdapat pada Standar isi di dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal
31
merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak
terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di
masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap
keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan
dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga
keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi
kurikulum nasional.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu
mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahawa
dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua
mata pelajaran muatan lokal
B. Kerangka Pikir
Kurikulum 2013 tak lepas dari pembelajaran bahasa Daerah di
Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Daerah Makassar di sekolah dasar,
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi baik
secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa Daerah Makassar,
tertutama di sekolah dasar tidak akan lepas dari kemampuan berbahasa.
Ada empat kemampuan berbahasa yaitu menyimak, menulis, membaca
dan berbicara.
32
Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan
dalam belajar siswa sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak
dapat dilepaskan dari kemampuan siswa dalam membaca.
Sebelum dilakukan perlakuan, peneliti memberikan pretest berupa
teks soal. Lalu siswa menbaca teks soal yang diberikan oleh peneliti. Lalu
peneliti melakukan penilaian terhadap kemampuan membaca siswa sesuai
dengan kriteria penilaian kemampuan membaca siswa.
Selanjutnya pemberian perlakuan, berupa penerapan penggunaan
media kalbu. Setelah itu, siswa diberi posttest berupa teks bacaan dan teks
soal. Lalu siswa membaca sesuai dengan teks bacaan dan mengisi teks soal
yang diberika oleh peneliti. Setelah itu hasil pretest dan posttest siswa
dianalisis. Membandingkan perbedaan tersebut untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh penggunaan media kalbu terhadap hasil belajar bahasa
daerah Makassa materi menulis lontara pada siswa kelas IV SD Unggulan
Toddopuli.
33
Bagan 1.2 Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran kalbu
terhadap hasil belajar bahasa daerah Makassar.
H1: Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran kalbu terhadap
hasil belajar bahasa daerah Makassar.
Kemampuan Berbahasa
Analisis Hasil
Belajar
Penggunaan Media
Pretest Membaca Aksara
Lontara
Posttest
Hasil
Kurikulum 2013
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis
pre-Eksperimental Design. Eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat antar dua faktor yang menyisihkan
faktor-faktor lain yang menganggu. Metode penelitian Eksperimen
diartikan sebagai metode penelitin yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono, 2016:72).
2. Desain Penelitian
Desain yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah One-
Group Pretest-Postest Design. Dalam penelitian ini, hasil perlakuan
dapat diketahui akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitin ini
adalah sebagai berikut:
3.1 Desain Penelitian
Sumber: Sugiyono, 2018
Keterangan:
O1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O1 X O2
35
O2 = nilai posttest (setelah diberi diklat)
Model ini melalui tiga langkah, yaitu:
a) Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar)
sebelum perlakuan
b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan
menggunakan media pembelajaran kalbu
c) Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah
perlakuan dilakukan
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2018:117). Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga objek yang dipelajari. Meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh subjek itu. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli dengan
jumlah populasi sebanyak 25 siswa.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
KELAS
Jenis Kelamin J JUMLAH
SISWA Laki-laki Perempuan
Kelas IV 18 7 25
36
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi. Dalam penelitian ini sampelnya terdiri dari semua
populasi kelas IV SD Unggulan Toddopuli yang berjumlah 25 siswa,
siswa laki-laki 18 orang dan siswa perempuan 7 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.
C. Defenisi Operasional Variabel
Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional
didefenisikan sebagai berikut:
1. Media pembelajaran KALBU
Media pembelajaran kalbu merupakan media yang membantu
pengalaman nyata peserta didik. Contoh media pembelajaran KALBU
yang dapat digunakan antara lain: kartu huruf dan kartu kata.
2. Hasil belajar bahasa daerah Makassar
Hasil belajar bahasa daerah Makassar siswa yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa pada tes awal (pretest)
dan nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes hasil belajar, dengan menggunakan media pembelajaran KALBU
ini dilaksanakan pada awal dan pada akhir setelah diberikan
37
serangkaian tindakan. Adapun bentuk tes yang dapat digunakan
berupa tes uraian (essay test), pilihan ganda (multiple choice item test)
dan sebagainya.
2. Lembar Observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran, instrumen ini
digunakan untuk mengelola aktifitas siswa dalam pemebelajaran.
Lembar observasi ini berisi item-item yang akan diamati pada saat
terjadi proses pembelajaran.
Adapun kriteria penilaian berdasarkan aspek:
1. Kesesuain isi/urutan
2. Kejelasan suara
3. Kewajaran lafal
4. Kewajaran intonasi
5. Mimik
Pedoman penilaian membaca ini terdiri dari 5 aspek yang
kemudian dari masing-masing aspek diberi skor. Kriteria
kemampuan membaca pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
NO. Aspek Skor
1. Kejelasan Suara 30
2. Kewajaran Lafal 30
3. Kewajaran Intonasi 20
4. Mimik 20
Jumlah 100
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca
38
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data
yang akan dilakukan sebagai berikut:
1. Tes awal (pretest)
Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum digunakan
media pembelajaran KALBU.
2. Pemberian perlakuan (treatment)
Dalam hal ini peneliti menggunakan media pembelajaran KALBU.
3. Tes akhir (posttest)
Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran KALBU.
E. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan
digunakan analisis statistik deskriptif dan interfal. Data yang terkumpul
berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan.
Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukan pertanyaan
apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara nilai pretest
dengan nilai posttest. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap
rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang
disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis
data eksperimen dengan model eksperimen One Group Pretest Posttest
39
Design adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun
langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai
berikut:
a) Rata-rata (Mean)
�̅� = ∑ 𝑥𝑖𝑛
𝑖=1
𝑛
b) Presentase (%) nilai rata-rata
P = 𝑓
𝑁 x 100%
Dimana:
P = Angka presentase
f = frekuensi yang dicari presentasenya
N = Banyaknya sampel responden
Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan siswa
dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang
direncanakan oleh Depdikbud (Haliq, 2018:27) yaitu:
Tabel 3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Daerah
Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar
0-54
55-64
65-79
80-89
90-100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Sumber : Departemen Pendidikan Nasional (2018)
40
2. Analisis Data Satistik Inferensial
Analisis penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan
teknik statistik t (uji t). Dengan tahapan sebagai berikut:
t = 𝑀𝑑
√∑ 𝑥2𝑑
𝑁(𝑁−1)
Keterangan:
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
d = deviasi masing-masing subjek
∑ 𝑥2d = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampul
Langkah-langkah dalam pengujian adalah sebagai berikut:
a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑ 𝑑
𝑁
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
∑ 𝑑 = jumlah dari gain (posttest-pretest)
𝑁 = subyek pada sampel
b) Mencari harga “∑ 𝑥2d” dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑥2𝑑 = ∑ 𝑑 −(∑ 𝑑)2
𝑁
Keterangan :
∑ 𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi
∑ 𝑑 = jumlah dari gain (posttest-pretest)
41
N = subjek pada sampel
c) Menentukan harga 𝑡𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan menggunakan rumus:
t = 𝑀𝑑
√∑ 𝑥2𝑑
𝑁(𝑁−1)
Keterangan:
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
d = deviasi masing-masing subjek
∑ 𝑥2d = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampul
d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang
signifikan. Kaidah pengujian signifikan:
Jika 𝑡𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti
penggunaan media KALBU berpengaruh terhadap hasil belajar
Bahasa Daerah Makassar kelas IV SD Unggulan Toddopuli.
e) Jika 𝑡𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 diterima, berarti penggunaan
media pembelajaran tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
Bahasa Daerah Makassar kelas IV SD Unggulan Toddopuli.
Menentukan harga 𝑡𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan mencari 𝑡𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 menggunakan
tabel distribusi t dengan taraf signifikan a = 0,05 dan dk = N-1
42
f) Membuat kesimpulan apakah penggunaan media KALBU
berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Daerah Makassar
kelas IV SD Unggulan Toddopuli.
43
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran penerapan media, pertama-tama peneliti
mempersiapkan bahan ajar sebelum mengajar termasuk di dalamnya media,
RPP, materi ajar, dan LKPD. Selanjutnya Peneliti mempersiapkan siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan selanjutnya membuat siswa dalam
bentuk kelompok dengan teman sebangkunya. Kemudian Siswa diajak untuk
bernyanyi huruf abjad dan memperkenalkan aksara lontara. Setelah itu peneliti
meminta setiap siswa mengambil media kartu dalam laci dengan mengamati
gambar dan kata pada kartu tersebut di bangku masing-masing. Setelah
diamati Siswa mengembalikan kartu tersebut ke tiap-tiap laci. Peneliti
mengajak siswa untuk menyebutkan masing-masing gambar yang diamatinya.
Selanjutnya peneliti menunjuk perwakilan tiap-tiap siswa secara bergantian
untuk memperhatikan media KALBU. Setelah itu peneliti memandu siswa
untuk menyebut huruf-huruf pada media, menyebut suku katanya serta
menyebutkan kata pada media KALBU tersebut. Bagi siswa yang belum lancar
membaca dipandu dengan memperhatikan gambar pada media agar terbantu
dalam membaca dengan melibatkan semua siswa.
Disamping itu, kegiatan proses pembelajaran media KALBU untuk anak
berkesulitan membaca aksara lontara dapat dikatakan aktif. Terlihat dari
persiapan siswa dalam pembelajaran, memperhatikan appersepsi yang
44
diberikan guru, menanggapi apersepsi, konsentrasi siswa, tanggung jawab
dalam menyelesaikan tugas, dan keaktifan siswa.
2. Hasil Pretest Sebelum Menggunakan Media
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Unggulan
Toddopuli mulai tanggal 27 Juli – 6 Agustus 2020, maka diperoleh data-data
yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar
siswa berupa nilai dari kelas IV SD Unggulan Toddopuli.
Adapun deskripsi secara kuantitatif skor hasil belajar Pre Test sebelum
diberikan perlakuan (treatment) dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Pre-
test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase %
1 0 – 54 Sangat rendah 1 4%
2 55 – 64 Rendah 5 20%
3 65 – 79 Sedang 15 60%
4 80 – 89 Tinggi 4 16%
5 90 – 100 Sangat tinggi - -
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa dari 25 orang jumlah siswa kelas
IV SD Unggulan Toddopuli. Terdapat 1 siswa (4%) yang berada pada kategori
sangat rendah, 5 siswa (20%) berada pada kategori rendah, 15 siswa (60%) berada
pada kategori sedang dan 4 siswa (16%) yang berada pada kategori tinggi. Hal ini
disebabkan karena masih kurangnya minat dan perhatian belajar siswa serta
proses pembelajaran didominasi oleh siswa yang pintar saja.
45
Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran maka
persentase ketuntasan hasil belajar membaca permulaan siswa kelas IV SD
Unggulan Toddopuli pada hasil belajar Pre-test dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut.
Tabel 4.2 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pre-test
Persentase Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
≤ 70 Tidak tuntas 21 84%
≥ 70 Tuntas 4 16 %
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli setelah dilakukan Pre-test hasil belajar
Membaca Aksara Lontara terdapat 12 siswa (84%) yang belum tuntas hasil
belajarnya dan 4 siswa (16%) yang telah tuntas belajarnya. Ini berarti ketuntasan
belajar siswa tidak memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 67,64 tidak
mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70.
3. Hasil Posttest Menggunakan Media Kalbu
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah
diberikan perlakuan. Pada bagian ini peneliti memberi perlakuan kepada siswa,
perlakuan yang diberikan adalah peneliti menerapkan media menggunakan media
kalbu. Dalam penerapan media tersebut siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran
46
Bahasa Daerah Makassar. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya
diperoleh setelah diberikan Post-test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data
berikut ini. Adapun deskripsi secara statistik frekuensi dan persantase skor hasil
belajar Post-test setelah diberikan perlakuan (treatment) dapat dilihat pada tabel
4.3 berikut.
Tabel 4.3 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Post-
test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase %
1 0 – 54 Sangat rendah - -
2 55 – 64 Rendah - -
3 65 – 79 Sedang 3 12%
4 80 – 89 Tinggi 15 60%
5 90 – 100 Sangat tinggi 7 28%
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh bahwa dari 25 orang jumlah siswa kelas
IV SD Unggulan Toddopuli. Terdapat 3 siswa (12%) yang berada pada kategori
sedang, 15 siswa (60%) berada pada kategori tinggi dan 7 siswa (28%) yang
berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan meningkatnya minat dan
perhatian belajar siswa setelah menggunakan media KALBU (Kartu Aksara
Lontara Bervariasi Unik).
Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran maka
persentase ketuntasan hasil belajar Bahasa Daerah Makassar kelas IV SD
Unggulan Toddopuli pada hasil belajar Post-test dapat di lihat pada tabel
4.4berikut.
47
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Post-test
Persentase Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
≤ 70 Tidak tuntas 1 4%
≥ 70 Tuntas 24 96%
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli setelah dilakukan Post-test maka hasil
belajar Bahasa Daerah Makassar 25 siswa (100%) telah tuntas belajarnya. Ini
berarti ketuntasan belajar memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 83,72
telah mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70.
Sehingga, dapat dilihat perbedaan rata-rata nilai saat pretest lebih rendah yaitu
67,64 dibandingkan dengan dan nilai Posttest yaitu 84,28. Maka, dapat
disimpulkan setelah penerapan media KALBU pada siswa kelas IV SD Unggulan
Toddopuli rata-rata hasil belajar siswa meningkat.
48
Tabel 4.5 Daftar Nilai Kelas IV SD Unggulan Toddopuli (Pre-Test & Post-
Test)
No Nama Pre-test Post-test
1.
A. Muh Fajar
Ramadhan 65 80
2. Dastan Ramadhani
Prabowo 80 84
3. Ahmad Abizar Al-
Ghiffary 65 70
4. Muh. Faturrahman Dzaki 65 90
5. Muhammad Aydin Al-
Bisdar 60 83
6. Ataya Risqullah 70 84
7. Rizki Baasti 66 90
8. Ega Maliki Permana 75 80
9. Muhammad Alif Mahdi 60 80
10. Azzakwah Jaelani R 70 85
11. Mirzal Abqary Ishaq 80 95
12. Muh. Alfayed Putra Oli 50 83
13. Farras Arsi Faras S. 65 80
14. Noer Arsyi 65 90
15. Muh. Cahaya Kurniawan 75 75
16. Muh. Ahnaf 60 90
17. Muh. Dimas 70 80
18. Dzaki Langit Firdaus 65 85
19. Muh. Zayyank
Pallawarukka 70 85
20. Kanza Ramadhani Yusuf 60 75
21. Nurul Azimah Mahirah 80 88
22. Andi Ziyaadaturrahman
Zainab 80 85
23. Kirani Nurilazmi 70 90
24. Thirsya Aprilliah
Rachman 60 95
25. Siti Syafirah Azzahra 65 85
Jumlah 1.691 2.107
Rata-Rata 67,64 84,28
49
Berdasarkan tabel 4.5, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa kelas IV SD
Unggulan Toddopuli sebanyak 25 orang. Jumlah nilai pretest yang diperoleh
adalah1.691 dan jumlah nilai posttest yang diperoleh adalah 2.107.
Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah “Ada pengaruh
peggunaan media KALBU terhadap Pembelajaran Bahasa Daerah Makassar pada
kelas IV SD Unggulan Toddopuli sebelum (pretest) dan setelah diberi perlakuan
(posttest) digunakan analisis Uji T (t-test).
a. Menentukan/mencari harga Md (Mean dari perbedaan antara pre test dan
post test)
𝑀𝑑 = ∑𝑑
𝑁=
442
25= 17,68
b. Menentukan/mari harga ∑ 𝑋2𝑑
Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑋2𝑑 = ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2
𝑁
= 9.325 −(𝟒𝟒𝟐)2
25
= 9.325 −195.364
25
= 9.325 − 7.814
∑ 𝑋2𝑑 = 1.511
Jadi, ∑𝑿𝟐d = 1.511
50
c. Menentukan harga t Hitung
𝑡 =𝑀𝑑
√∑ 𝑋2𝑑
𝑁 (𝑁 − 1)
=17,68
√1.511
25(25 − 1)
=17,68
√1.511600
=17,68
√2,518=
17,68
1,58= 11,19
t = 11,19
d. Menentukan harga t Tabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf
signifikan α = 0,05 dan d.b. = N – 1 = 25 – 1 = 24 = 2,064 (terlampir).
Berdasarkan tabel t, maka diperoleh t0,05= 2,064.Setelah diperoleh t Hitung = 11,19
dan t Tabel = 2,064 maka t Hitung ≥ t Tabel atau 11,19, ≥ 2,064. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa penggunaan
media KALBU berpengaruh terhadap Pembelajaran Bahasa Daerah Makassar
pada siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli.
Dalam pengujian statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut:
𝑯𝟎 : 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 ≤ 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 lawan 𝑯𝟏 : 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 ≥ 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Berdasarkan nilai yang diuraikan, terlihat bahwa jumlah nilai dari posttest
(setelah perlakuan) lebih tinggi dibandingkan pretest (sebelum perlakuan) yang
diperoleh siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli. Hal ini dapat dilihat pada
persentase yang diperoleh oleh siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli. Setelah
perlakuan (posttest) lebih tinggi yakni mencapai 84,28%. Sedangkan persentase
yang diperoleh siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli sebelum perlakuan terlihat
lebih rendah yakni hanya mencapai 67,64% saja. Dengan demikian, penggunaan
51
media KALBU memiliki pengaruh terhadap Pembelajaran bahasa Daerah
Makassar siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunana media KALBU (Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik) terhadap
Pembelajaran bahasa Daerah Makassar materi Membaca Lontara pada siswa kelas
IV SD Unggulan Toddopuli. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. one
group pretest-posttest design. Prosedur yang dilakukan peneliti dalam penelitian
ini adalah memberikan pengajaran dengan media KALBU guna mengetahui
bagaimana pengaruh setelah diberikan perlakuan. Pada penelitian ini tahap awal
peneliti memberikan soal pretest bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan siswa dalam memahami materi ajar membaca aksara lontara.
Kemudian setelah pretest diberikan kepada siswa peneliti menjelaskan materi ajar
terkait pokok bahasan mengenai aksara lontara kemudian tahap selanjutnya siswa
diberikan soal posttest. Berdasarkan dengan tes, dalam penelitian ini peneliti
memberikan tes hasil belajar yang berupa tes membaca aksara lontara dan sampel
dari penelitian ini yaitu kelas IV SD Unggulan Toddopuli.
Berdasarkan penelitian terlebih dahulu data yang diperoleh dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dede Aditya, mahasiswa Program Studi Desain
Komunikasi Visual, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom. (2019) dengan
judul “Perancangan Media Pembelajaran Kreatif Untuk Belajar Aksara
Lontara” dengan media utama akan diwujudkan menggunakan game sebagai
bentuk medianya. Hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan kemampuan
52
menulis aksara lontara karena pada siklus 1 kemampuan siswa hanya mencapai
55% dan pada siklus kedua kemampuan siswa meningkat menjadi 75%. Dari hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis aksara lontara meningkat
jika menggunakan media.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuhana
Puspita Rini, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. (2012) pernah
meneliti menggunakan media kalbu dengan judul ”Peningkatan Prestasi Belajar
Bahasa Daerah Materi Menulis Aksara Jawa Melalui Media “Kalbu” (Kartu
Aksara Lebih Bervariasi Unik) Pada Siswa Kelas 4 SDN Olak-Alen 01 Kabupaten
Blitar” Penelitian ini dilatar belakangi oleh prestasi belajar menulis aksara Jawa
siswa masih rendah. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pelajaran bahasa
daerah adalah 65. Akan tetapi, masih banyak siswa yang belum memenuhi KKM.
Pembelajaran terpusat kepada guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran.
Oleh sabab itu, perlu adanya upaya peningkatan melalui dengan pemanfataan
media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan
pembelajaran penerapan menulis aksara Jawa dengan menggunakan media
KALBU, mengetahui pemahaman siswa terhadap materi menulis aksara Jawa dan
mengetahui peningkatan prestasi siswa kelas 4 SDN Olak-Alen 01 kabupaten
Blitar.
Berdasarkan penyajian data dan analisis data terkait penelitian sekarang
hasilnya menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya
data dianalisis menggunakan uji t-test. Berdasarkan perhitungan hipotesis t-test.
53
Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan
posttest. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan media
KALBU (Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik) terhadap pembelajaran bahasa
Daerah Makassar materi membaca Lontara pada siswa kelas IV SD Unggulan
Toddopuli. Hal ini menunjukkan bahwa cukup memuaskan bila dibandingkan
hasil belajar siswa tanpa penerapan perlakuan. Hal ini dibuktikan oleh nilai rata-
rata posttest yaitu 84,28 sedangkan nilai rata-rata pretest yaitu 67,64. Dan dapat
juga kita lihat pada hasil pretest, jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas
hanya 11 orang siswa sedangkan hasil posttest menunjukkan bahwa siswa yang
mendapat nilai 70 ke atas sebanyak 25 orang.
54
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kalbu
cocok diterapkan dalam pembelajaran membaca lontara karena
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yang dilihat dari hasil pretest
dari 25 siswa hanya 4 siswa yang telah mencapai KKM yaitu nilai 70 ke
atas dan 21 siswa masih di bawah nilai KKM.. Hal ini juga tampak pada
nilai pre-test yang diperoleh siswa sebelum menggunakan media Kalbu
yang belum mencapai standar keberhasilan belajar, yaitu hanya mencapai
16% atau sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas.
Setelah menggunakan media Kalbu, terhadap pembelajaran bahasa
Daerah Makassar dikategorikan memadai dengan 24 siswa mampu
memperoleh nilai 70 ke atas atau kriteria keberhasilan mencapai 96%.
Karena dapat kita lihat dari hasil pre-test siswa sebelum menggunakan
media Kalbu belum mencapai standar keberhasilan belajar, yaitu hanya
mencapai 16% atau sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas. Dan
dapat kita simpulkan bahwa menggunakan media Kalbu berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa, diketahui pula berdasarkan perhitungan uji t.
Perbandingan hasil kemampuan pretest dan posttest menunjukkan bahwa
nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebanyak 10,29 ≥ t Tabel = 2,064. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian yang diajukan diterima.
55
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
untuk jawaban pertanyaan dari rumusan masalah yaitu, “Media KALBU
berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Daerah Makssar pada murid
kelas IV SD Unggulan Toddopuli.
B. Saran
Dari hasil penelitian, diajukan beberapa saran dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan, antara lain :
1. Disarankan kepada guru khususnya guru Bahasa Daerah Makassar agar
menggunakan media KALBU dalam pembelajaran agar pembelajaran
dapat lebih menarik.
2. Untuk mempermudah dalam pencapaian kompetensi dasar diharapkan
kepada guru untuk lebih mengoptimalkan penggunaan media dan memilih
media yang relevan dengan pembahasan materi pelajaran.
3. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan lebih lanjut penelitian ini,
diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini, sehingga penelitian
selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.
56
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abd. Azis. 2014. Melestarikan Budaya Tulis Nusantara: Kajian Tentang
Aksara Lontara. Budaya Nusantara, 1 (22):147-148.
Arsyad, Azhar. 2019. Media Pembelajaran. Depok: Rajawali pers.
Azhar, Iqbal Nurul. 2009. Penggunaan Media dalam Pembelajaran Muata Lokal
Bahasa Daerah. Jembatan Merah, 3 (1):2-3.
Bahri, Tati. 2019. Lontarak: Sumber Belajar Sejarah Lokal Sulawesi Selatan.
Pendidikan Sejarah, 8 (1):50-51.
Baharun, Hasan. 2015. Penerapan Pembelajaran Active Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Madrasah. Pendidikan Pedagogik, 1
(1):39-40.
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003. tentang sistem
pendidikan nasional.
Fini, Trisia. 2015. Implementasi Pembelajaran Bahasa Sunda Di Taman Kanak –
Kanak. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Haliq, Muh Abdul.2018.Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Konkret
Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas 1 SD Negeri Kecil Buntu
Ampang Kabupaten enrekang. Skripsi diterbitkan. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Seltra.
Hikmah & Seruni. 2014. Pemberian Umpan Balik dalam Meningkatkan Hasil
Belajar dan Minat Siswa. Formatif, 4 (3):229-230.
Latifah, F. 2012. Hubungan Karakteristik Anak Usia Sekolah dengan Kejadian
Bullying di Sekolah X di Bogor. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pt Rineka Cipta.
Nisa, Umi, Mahmudatun. 2017. Metode Praktikum Untuk Meningkatkan
Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa Kelas V MI YPPI 1945 Babat pada
Materi Zat Tunggal dan Campur. Proceeding Biology Education
Conference, 14 (1):63-64.
Rismawati, 2016. Pengaruh Media Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar
Murid Kelas IV SD Inpres Tamarunang Kecamatan Eremerasa Kabupaten
Bantaeng. Skripsi diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makssar.
Sugiyono. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
57
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembeljaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa.
Winanry, Indra & Phie Cyan. 2015. Perancangan Aplikasi Pembelajaran Aksara
Lontara Dengan Metode Game Based Learning. Tematika, 3 (1):1-2.
Wikipedia. 21 Oktober 2020. Sulawesi Selatan.
https://Wikipedia.org/wiki/Sulawesi_selatan. (diakses 6 September 2020)
58
LAMPIRAN
1. Daftar Hadir Murid Kelas IV SD Unggulan Toddopuli
2. RPP
3. Soal Pretest
4. Soal Posttest
5. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca dan Menulis Aksara Lontara
Makassar
6. Lembar Penilaian Pretest
7. Lembar Penilaian Posttest
8. Nilai Hasil Pretest
9. Nilai Hasil Posttest
10. t-Tabel
11. Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas IV SD Unggulan
Toddopuli
12. Menentukan harga Md
13. Menentukan harga ∑ 𝑋2𝑑
14. Menentukan harga t Hitung
15. Dokumentasi
59
Lampiran 1
DAFTAR HADIR MURID KELAS IV SD UNGGULAN TODDOPULI
NO NAMA L/P
PERTEMUAN
1 2 3 4
1 B. Muh Fajar Ramadhan L . . . .
2 Dastan Ramadhani Prabowo L . . . .
3 Ahmad Abizar Al-Ghiffary L . . . .
4 Muh. Faturrahman Dzaki L . . . .
5 Muhammad Aydin Al-Bisdar L . . . .
6 Ataya Risqullah L . . . .
7 Rizki Baasti L . . . .
8 Ega Maliki Permana L . . . .
9 Muhammad Alif Mahdi L . . . .
10 Azzakwah Jaelani R L . . . .
11 Mirzal Abqary Ishaq L . . . .
12 Muh. Alfayed Putra Oli L . . . .
13 Farras Arsi Faras S. L
14 Noer Arsyi P
15 Muh. Cahaya Kurniawan L
16 Muh. Ahnaf L
17 Muh. Dimas L
18 Dzaki Langit Firdaus L
19 Muh. Zayyank Pallawarukka L
60
20 Kanza Ramadhani Yusuf P
21 Nurul Azimah Mahirah P
22 Andi Ziyaadaturrahma Zainab P
23 Kirani Nurilazmi P
24 Thirsya Apriliah Rachman P
25 Siti Syafirah Azzahra P
KETERANGAN
IZIN - - - -
SAKIT - - - -
ALPA - - - -
JUMLAH 100%
61
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SD Unggulan Toddopuli
Mata Pelajaran : Bahasa Daerah Makassar
Kelas / semester : IV / II
Tema : Keluarga
Hari / Minggu : Senin / II
Alokasi waktu : 1x40 menit
Kompatensi Inti:
Memahami cerita pendek atau tanya jawab yang diberikan oleh guru dan
untuk mengenal huruf lontara
Kompatensi Dasar dan Indikator :
Mengenal huruf lontara melalui kalimat sederhan dengan memperkenalkan
nama-nama dalam bahasa Makassar secara lisan
Indikator :
1. Mengarahkan perhatian kepada pelajaran melalui tanya jawab
2. Mengenal huruf lontara melalui kalimat sederhana dengan
menggunakan metode SAS
3. Menulis huruf lontara yang sudah dikenal dengan cara yang benar
4. Memperkenalkan nama keluarga dalam bahasa Makassar secara lisan
1. Tujuan Pembelajaran :
-Siswa dapat mengarahkan perhatian kepada pelajaran yang dipelajari
melalui tanya jawab.
-Siswa dapat mengenal huruf lontara melalui kalimat sederhana dengan
memakai metode SAS
62
-Siswa dapat menulis huruf lontara yang sudah dikenal dengan cara yang
benar.
-Siswa dapat memperkenalkan nama keluarga dalam bahasa Makassar
secara lisan.
2. Materi :
1.a Pengembangan :
Lanra na tannang
Jaring yang dia pasang
Apa natannang?
Apa yang dia pasang?
Lanra natannang
Jarring yang dia pasang
Lanrana kakanna natannang
Jaringnya kakaknya yang dia pasang
Lanrana kakanna nakana lanrana
Jaring kakaknya dia bilang jaringnya
1.b Latihan Menulis
Lanra na tannang
Jaring yang dia pasang
3. Metode dan Model Pembelajaran
-Metode : Tanya jawab, informasi, deskripsi dan pemberian tugas.
-Model : Tematik
-Media : Media Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik
4. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal : (10 menit)
• Menyiapkan siswa dan berdoa bersama
63
• Mengabsen siswa
• Menggali pengetahuan siswa sehubungan dengan materi
yang akan diajarkan dengan memberikan atau
menyampaikan apersepsi
• Menyampaikan bahan pembelajaran
b. Kegiatan Inti : (20 menit)
• Siswa mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru
• Siswa mendengarkan wacana atau cerita yang dibacakan
oleh guru
• Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan cara
menulis huruf lontara
• Siswa menulis huruf lontara dengan benar
• Siswa naik memperkenalkan nama keluarga dalam bahasa
Makassar secara lisan
c. Kegiatan Akhir : (10 menit)
• Guru mengoreksi pekerjaan siswa
• Menyimpulkan materi pelajaran
• Guru mengadakan evaluasi
5. Sumber dan Media Pembelajaran :
-Sumber
o Buku Singarak Pappilajarang Basa Mangksarak jilid 1, hal 5-7
oleh:
Drs. H. Djirong Basang Daeng Ngewa
64
Dra. Hj. Salma Daeng Intang, M.Hum
-Media
o Huruf Lontara Makassar
o Media Kartu Aksara Lontara Makassar Bervariasi Unik
6. Penilaian
Tes Lisan: (lembar pengmatan siswa)
NO. Nama Siswa
Aspek yang diamati
Nilai Kemampuan
Menyimak (0-5)
Kemampuan
menjelaskan
nama-nama
anggota keluarga
Nilai Skor Maksimal : 15
Nilai : Jumlah perolehan x 10 =………………
Jumlah Mkasimal
Contoh : 11x10=7,33
15
Makassar, 26 Juli 2020
Mengetahui,
Kepala sekolah Mahasiswa
Dra. Harlina Haris Khusnul Khatimah
NIP. 19620820 198203 2 009 Nim.105401118616
65
Lampiran 3
SOAL PRE TEST
NAMA :
KELAS :
Bacalah bacaan dibawah ini dengan benar!
tau but
buren but atam ri bl kera
ebni ptn ajo serag dt kera
66
Lampiran 4
SOAL POST TEST
NAMA :
KELAS :
Bacaan / crit
asuari – asuari alo klsukn nbi muhm
nbii muhm nilsukngi ri alon seng , tgl spulo arua bula Rabbelek auwalak taung Gaja ammakna nikana stti aminah , manggena nikana abdullah , toana nikana abdul muthalib
67
Lampiran 5
Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Aksara Lontara Makassar
No. Aspek Deskriptor
Skor
1. Suara
Suara jelas dan kuat serta vokal
tepat
- Mampu menunjukkan suara jelas
dan kuat serta vokal sangat baik
- Mampu menunjukkan suara jelas
dan kuat serta vokal cukup baik
- Mampu menunjukkan suara jelas
dan kuat serta vokal kurang baik
20
2. Lafal
Pelafalan kata tepat dan jelas
- Mampu menunjukkan pelafalan
kata sangat tepat dan jelas
- Mampu menunjukkan pelafalan
kata cukup tepat dan jelas
- Mampu menunjukkan pelafalan
kata kurang tepat dan jelas
20
3. Intonasi
Tinggi rendah pengucapan kata
sesuai makna
- - Mampu menunjukkan intonasi
dan penekanan yang sangat baik
- - Mampu menunjukkan intonasi
dan penekanan yang cukup baik
-- Mampu menunjukkan intonasi
dan penekanan yang kurang baik
20
4. Mimik
Ekspresi wajah sesuai dengan
karakter dan suasana cerita
- Mampu menunjukkan mimik
(ekspresi wajah) yang sangat baik
- Mampu menunjukkan mimik
(ekspresi wajah) yang cukup baik
- Mampu menunjukkan mimik
(ekspresi wajah) yang kurang baik
10
Jumlah skor maksimal 100
68
Keterangan:
Berilah tanda skor sesuai rentangan nilainya yaitu antara 10-30
Skor Maksimum = 100
Nilai Akhir = Skor Perolehan X (100)
Skor Maksimum
Lampiran 6
69
Lembar Penilaian Pretest
NO.
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Nilai
Ket. Kesesuaia
n
isi/urutan
(30)
Suara
(20)
Lafal
(20)
Intonasi
(20)
Mimik
(10)
1 A. Muh Fajar
Ramadhan 15 15 15 10 10 65 TT
2
Dastan
Ramadhani
Prabowo
20 15 15 20 10 80 T
3 Ahmad Abizar
Al-Ghiffary 15 20 15 10 5 65 TT
4
Muh.
Faturrahman
Dzaki
15 20 15 10 5 65 TT
5 Muhammad
Aydin Al-Bisdar 15 15 10 10 10 60 TT
6 Ataya Risqullah 20 10 20 10 10 70 T
7 Rizki Baasti 20 20 10 10 5 65 TT
8 Ega Maliki
Permana 25 20 15 10 5 75 T
9 Muhammad Alif
Mahdi 15 15 10 15 5 60 TT
70
10 Azzakwah Jaelani
R 30 15 15 10 5 70 T
11 Mirzal Abqary
Ishaq 30 20 10 10 10 80 T
12 Muh. Alfayed
Putra Oli 15 15 10 5 5 50 TT
13 Farras Arsi Faras
S. 20 15 10 10 10 65 TT
14 Noer Arsyi 15 10 15 10 5 65 TT
15 Muh. Cahaya
Kurniawan 25 15 15 10 10 75 T
16 Muh. Ahnaf 20 10 10 10 10 60 TT
17 Muh. Dimas 15 20 10 20 5 70 T
18 Dzaki Langit
Firdaus 25 10 10 15 5 65 TT
19 Muh. Zayyank
Pallawarukka 25 15 10 15 5 70 T
20 Kanza Ramadhani
Yusuf 25 10 5 10 10 60 TT
21 Nurul Azimah
Mahirah 20 20 15 20 5 80 T
22
Andi
Ziyaadaturahman
Zainab
25 20 15 15 5 80 T
71
23 Kirani Nurilazmi 15 10 20 15 10 70 T
24 Thirsya Apriliah
Rachman 10 10 15 20 5 60 TT
25 Siti Syafirah
Azzahra 15 10 15 15 10 65 TT
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
KKM = 70
72
Lampiran 7
Lembar Penilaian Posttest
NO.
Nama Siswa
Aspek Penilaian Nilai
Ket. Kesesuaian
isi/urutan
(30)
Suara
(20) Lafal (20)
Intonasi
(20)
Mimik
(10)
1 A. Muh Fajar
Ramadhan 20 15 15 20 10 80 T
2
Dastan
Ramadhani
Prabowo
20 14 20 20 10 84 T
3 Ahmad Abizar
Al-Ghiffary 20 15 20 15 5 70 T
4
Muh.
Faturrahman
Dzaki
30 20 20 15 5 90 T
5 Muhammad
Aydin Al-Bisdar 20 20 15 20 10 85 T
6 Ataya Risqullah 20 20 20 20 5 85 T
7 Rizki Baasti 25 20 20 20 5 90 T
8 Ega Maliki
Permana 15 20 20 20 5 80 T
9 Muhammad Alif
Mahdi 20 20 20 15 5 80 T
73
10 Azzakwah Jaelani
R 30 20 20 10 10 85 T
11 Mirzal Abqary
Ishaq 25 20 20 20 10 95 T
12 Muh. Alfayed
Putra Oli 20 20 15 20 10 85 T
13 Farras Arsi Faras
S. 15 20 20 15 10 80 T
14 Noer Arsyi 30 10 20 20 10 90 T
15 Muh. Cahaya
Kurniawan 20 20 15 15 5 75 T
16 Muh. Ahnaf 25 20 20 15 10 90 T
17 Muh. Dimas 10 20 20 20 10 80 T
18 Dzaki Langit
Firdaus 30 15 20 15 5 85 T
19 Muh. Zayyank
Pallawarukka 25 15 15 20 10 85 T
20 Kanza Ramadhani
Yusuf 20 20 20 10 5 75 T
21 Nurul Azimah
Mahirah 25 20 20 15 10 90 T
22
Andi
Ziyaadaturahman
Zainab
20 15 20 20 10 85 T
74
23 Kirani Nurilazmi 30 20 20 15 5 90 T
24 Thirsya Apriliah
Rachman 25 20 20 20 10 95 T
25 Siti Syafirah
Azzahra 20 20 15 20 10 85 T
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
KKM = 70
75
Lampiran 8
Nilai Pretest Kelas IV SD UnggulanToddopuli
NO. NAMA PRETEST
1. Muh Fajar Ramadhan 65
2. Dastan Ramadhani Prabowo 80
3. Ahmad Abizar Al-Ghiffary 65
4. Muh. Faturrahman Dzaki 65
5. Muhammad Aydin Al-Bisdar 60
6. Ataya Risqullah 70
7. Rizki Baasti 65
8. Ega Maliki Permana 75
9. Muhammad Alif Mahdi 60
10. Azzakwah Jaelani R 70
11. Mirzal Abqary Ishaq 80
12. Muh. Alfayed Putra Oli 50
13. Farras Arsi Faras S. 65
14. Noer Arsyi 65
15. Muh. Cahaya Kurniawan 75
16. Muh. Ahnaf 60
17. Muh. Dimas 70
18. Dzaki Langit Firdaus 65
19. Muh. Zayyank Pallawarukka 70
20. Kanza Ramadhani Yusuf 60
21. Nurul Azimah Mahirah 80
22. Andi Ziyaadaturrahma Zainab 80
23. Kirani Nurilazmi 70
24. Thirsya Apriliah Rachman 60
25. Siti Syafirah Azzahra 65
JUMLAH 1.690
RATA-RATA 67,64
76
Lampiran 9
Nilai Posttest Kelas IV SD UnggulanToddopuli
NO. NAMA POSTTEST
1. Muh Fajar Ramadhan 80
2. Dastan Ramadhani Prabowo 85
3. Ahmad Abizar Al-Ghiffary 70
4. Muh. Faturrahman Dzaki 90
5. Muhammad Aydin Al-Bisdar 85
6. Ataya Risqullah 84
7. Rizki Baasti 90
8. Ega Maliki Permana 80
9. Muhammad Alif Mahdi 80
10. Azzakwah Jaelani R 85
11. Mirzal Abqary Ishaq 95
12. Muh. Alfayed Putra Oli 85
13. Farras Arsi Faras S. 80
14. Noer Arsyi 90
15. Muh. Cahaya Kurniawan 75
16. Muh. Ahnaf 90
17. Muh. Dimas 80
18. Dzaki Langit Firdaus 85
19. Muh. Zayyank Pallawarukka 85
20. Kanza Ramadhani Yusuf 75
21. Nurul Azimah Mahirah 90
22. Andi Ziyaadaturrahma Zainab 85
23. Kirani Nurilazmi 90
24. Thirsya Apriliah Rachman 95
25. Siti Syafirah Azzahra 85
JUMLAH 2.100
RATA-RATA 84,28
77
Lampiran 10
t-Tabel
Confidence interval percents (two-tailed)
80% 90% 95% 98% 99% 99.90%
α level for two-tailed test
Df 0.2 0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 636.619
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 31.599
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 12.924
4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 8.610
5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 6.869
6 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.959
7 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 5.408
8 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 5.041
9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 4.781
10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 4.587
11 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 4.437
12 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 4.318
13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 4.221
14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 4.140
15 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 4.073
16 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 4.015
17 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 3.965
18 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 3.922
78
19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.883
20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.850
21 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 3.819
22 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 3.792
23 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 3.768
24 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 3.745
25 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 3.725
26 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 3.707
27 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 3.690
28 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 3.674
29 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.659
30 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 3.646
40 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 3.551
50 1.299 1.676 2.009 2.403 2.678 3.496
60 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 3.460
80 1.292 1.664 1.990 2.374 2.639 3.416
100 1.290 1.660 1.984 2.364 2.626 3.390
120 1.289 1.658 1.980 2.358 2.617 3.373
∞
(infinity) 1.282 1.645 1.960 2.326 2.576 3.291
79
Lampiran 11
Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas IV SD Unggulan
Toddopuli
No. Nama Perolehan Nilai
Gain (d) d2 Pretest Posttest
1. Muh Fajar
Ramadhan 65 80 15 225
2. Dastan Ramadhani
Prabowo 80 85 5 25
3. Ahmad Abizar Al-
Ghiffary 65 70 19 361
4. Muh. Faturrahman
Dzaki 65 90 25 625
5. Muhammad Aydin
Al-Bisdar 60 85 25 625
6. Ataya Risqullah 70 85 15 225
7. Rizki Baasti 65 90 25 625
8. Ega Maliki Permana 75 80 5 25
9. Muhammad Alif
Mahdi 60 80 20 400
10. Azzakwah Jaelani R 70 85 15 225
11. Mirzal Abqary Ishaq 80 95 15 225
12. Muh. Alfayed Putra
Oli 50 85 33 1.089
13. Farras Arsi Faras S. 65 80 15 225
14. Noer Arsyi 65 90 25 625
15. Muh. Cahaya
Kurniawan 75 75 0 0
16. Muh. Ahnaf 60 90 30 900
17. Muh. Dimas 70 80 10 100
18. Dzaki Langit Firdaus 65 85 20 400
19. Muh. Zayyank
Pallawarukka 70 85 15 225
20. Kanza Ramadhani
Yusuf 60 75 15 225
21. Nurul Azimah
Mahirah 80 90 10 100
22. Andi
Ziyaadaturrahma
Zainab 80 85 5 25
80
23. Kirani Nurilazmi 70 90 20 400
24. Thirsya Apriliah
Rachman 60 95 35 1.225
25. Siti Syafirah Azzahra 65 85 20 400
n=10 1.690 2.100 ∑ 𝒅 =
442
∑ 𝒅𝟐
= 𝟗. 𝟑𝟐𝟓
81
Lampiran 12
Menentukan Harga Md
No. Nama Perolehan Nilai
Gain (d) Pretest Posttest
1. Muh Fajar Ramadhan 65 80 15
2. Dastan Ramadhani
Prabowo 80 85 5
3. Ahmad Abizar Al-
Ghiffary 65 70 20
4. Muh. Faturrahman Dzaki 65 90 25
5. Muhammad Aydin Al-
Bisdar 60 85 23
6. Ataya Risqullah 70 85 15
7. Rizki Baasti 66 90 25
8. Ega Maliki Permana 75 80 5
9. Muhammad Alif Mahdi 60 80 20
10. Azzakwah Jaelani R 70 85 15
11. Mirzal Abqary Ishaq 80 95 15
12. Muh. Alfayed Putra Oli 50 85 35
13. Farras Arsi Faras S. 65 80 15
14. Noer Arsyi 65 90 25
15. Muh. Cahaya Kurniawan 75 75 0
16. Muh. Ahnaf 60 90 30
17. Muh. Dimas 70 80 10
18. Dzaki Langit Firdaus 65 85 20
19. Muh. Zayyank
Pallawarukka 70 85 15
20. Kanza Ramadhani Yusuf 60 75 15
21. Nurul Azimah Mahirah 80 90 10
22. Andi Ziyaadaturrahma
Zainab 80 85 5
23. Kirani Nurilazmi 70 90 20
24. Thirsya Apriliah
Rachman 60 95 35
25. Siti Syafirah Azzahra 65 85 20
n=10 1.690 2.100 ∑ 𝒅 =442
𝑀𝑑 = ∑𝑑
𝑁=
442
25= 17,68
82
Lampiran 13
Menentukan Harga ∑ 𝑿𝟐𝒅
Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑋2𝑑 = ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2
𝑁
= 9.325 −(𝟒𝟒𝟐)2
25
= 9.325 −195.364
25
= 9.325 − 7.814
∑ 𝑋2𝑑 = 1.511
Jadi, ∑𝑿𝟐d = 1.511
83
Lampiran 14
Menentukan Harga t Hitung
𝑡 =𝑀𝑑
√∑ 𝑋2𝑑
𝑁 (𝑁 − 1)
=17,68
√1.511
25(25 − 1)
=17,68
√1.511600
=17,68
√2,518=
17,68
1,58= 11,19
t = 11,19
84
Lampiran 15
85
86
RIWAYAT HIDUP
Khusnul Khatimah, lahir di Alelimpo pada tanggal 18
Januari 1998. Anak kedua, dari pasangan Kecce Ade dengan
Sulhan. Penulis mulai masuk ke jenjang pendidikan sekolah
dasar (SD) pada tahun 2005 dan tamat Tahun 2011 di SDN
325 Polewalie. Pada tahun yang sama masuk ke SMPN 1
Gilireng dan tamat pada tahun 2014. Pada tahun yang sama
masuk ke SMAN 1 Sengkang Kelas Akselerasi dan tamat pada tahun 2016.
Kemudian pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan ke
Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) pada Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Strata Satu (S1).
Pada tahun 2020 penulis menyelesaikan studi dengan menyusun karya ilmiah
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media KALBU (Kartu Aksara Lontara
Bervariasi Unik) Terhadat Hasil Belajar Bahasa daerah Makassar kelas IV SD
Unggulan Toddopuli”.
87