aksara jawa sebagai ide penciptaan karya tari aksara …

16
Jurnal Seni Budaya 26 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA TUBUH OLEH BOBY ARI SETIAWAN Fani Dwi Hapsari Prodi Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hajar Dewantara 19 Kentingan, Jebres, Surakarta 57126 R.M. Pramutomo ISI Surakarta ABSTRAK “Aksara Jawa Sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh Oleh Boby Ari Setiawan”. Penelitian ini dilakukan sebagai ide penciptaan sebuah karya baru yang bersumber dari huruf aksara Jawa. Sebagai salah satu bentuk kesenian tari kontemporer. Penelitian tentang karya tari Aksara Tubuh sebagai sesuatu yang bermuatan kreatif. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah, bentuk ide penciptaan karya tari Aksara Tubuh beserta elemen-elemen koreografi yang ada pada karya ini. Beberapa rumusan masalah tersebut terinci sebagai berikut: 1. Mengapa Boby Ari Setiawan menggunakan aksara Jawa sebagai acuan karya tari Aksara Tubuh? 2. Bagaimana kreativitas aksara Jawa menjadi bentuk koreografi Aksara Tubuh? 3. Bagaimana visualisasi Aksara Tubuh karya Boby Ari Setiawan? Untuk mengungkap berbagai aspek tersebut menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode Etnokoreologi. Metode yang dilakukan adalah metode penelitian kualitatif. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan landasan konseptual dan teori yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Hasil penelitian menunjukan bahwa Boby Ari Setiawan mempunyai ciri-ciri pribadi yang kreatif. Mengembangkan bakat dengan didasari latar belakang kesenimanan Boby, dan tidak lepas dari dasar tari tradisi Jawa. Eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi serta merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera. Penggabungan dan penggunaan dua objek mate- rial antara bentuk huruf aksara. Jawa dan dasar tari tradisi gaya Surakarta. Dapat diambil kesimpulan bahwa seorang koreografer perlu berfikir kreatif tentang suatu objek hingga menjadi ide kreatif dalam karyanya dan tidak lepas dari nilai pendidikan yang ada. Kata kunci: Aksara Jawa, Aksara Tubuh, Boby Ari Setiawan. ABSTRACT “Aksara Jawa As The Ideas For The Creation Of A Dance Work Aksara Tubuh By Boby Ari Setiawan”. This research is carried out as the idea of creating a new work based on Javanese script as a form of contempo- rary dance art. The research is about a dance work Aksara Tubuh as something that is creative. The problem studied in this study is the form of the idea of creating the dance work Aksara Tubuh along with the choreo- graphic elements in this work. The problems are formulated as the followings: 1. Why Boby Ari Setiawan use Javanese script as the reference for the dance Aksara Tubuh ; 2. How can the creativity of Javanese script become the choreographic form of Aksara Tubuh ; and 3. How the visualization of Aksara Tubuh by Boby Ari Setiawan is? To convey these various aspects, the research uses a case study approach with Ethnocoreology method. The method used is qualitative research method. The data is analyzed by a conceptual basis. The results showed that Boby AriSetiawan had creative personal characteristics. He develops his talent based on his artistic background, and the Javanese traditional dance. Exploration is a process of thinking, imagining, feeling and responding to an object obtained through the five senses. It is about the combination and usage of two material objects between Javanese script and basic Surakarta-style traditional dance. It can be con- cluded that a choreographer needs to think creatively about an object so that it becomes a creative idea and cannot be separated from the value of education. Keywords: Javanese script, Aksara Tubuh, Boby Ari Setiawan.

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Jurnal Seni Budaya

26 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAANKARYA TARI AKSARA TUBUH OLEH BOBY ARI SETIAWAN

Fani Dwi HapsariProdi Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia SurakartaJl. Ki Hajar Dewantara 19 Kentingan, Jebres, Surakarta 57126

R.M. PramutomoISI Surakarta

ABSTRAK

“Aksara Jawa Sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh Oleh Boby Ari Setiawan”. Penelitian ini dilakukansebagai ide penciptaan sebuah karya baru yang bersumber dari huruf aksara Jawa. Sebagai salah satu bentukkesenian tari kontemporer. Penelitian tentang karya tari Aksara Tubuh sebagai sesuatu yang bermuatankreatif. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah, bentuk ide penciptaan karya tari Aksara Tubuhbeserta elemen-elemen koreografi yang ada pada karya ini. Beberapa rumusan masalah tersebut terinci sebagaiberikut: 1. Mengapa Boby Ari Setiawan menggunakan aksara Jawa sebagai acuan karya tari Aksara Tubuh?2. Bagaimana kreativitas aksara Jawa menjadi bentuk koreografi Aksara Tubuh? 3. Bagaimana visualisasiAksara Tubuh karya Boby Ari Setiawan? Untuk mengungkap berbagai aspek tersebut menggunakan pendekatanstudi kasus dengan metode Etnokoreologi. Metode yang dilakukan adalah metode penelitian kualitatif.Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan landasan konseptual dan teori yang sesuai denganpermasalahan yang diangkat. Hasil penelitian menunjukan bahwa Boby Ari Setiawan mempunyai ciri-ciripribadi yang kreatif. Mengembangkan bakat dengan didasari latar belakang kesenimanan Boby, dan tidaklepas dari dasar tari tradisi Jawa. Eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi serta merasakan danmerespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera. Penggabungan dan penggunaan dua objek mate-rial antara bentuk huruf aksara. Jawa dan dasar tari tradisi gaya Surakarta. Dapat diambil kesimpulan bahwaseorang koreografer perlu berfikir kreatif tentang suatu objek hingga menjadi ide kreatif dalam karyanya dantidak lepas dari nilai pendidikan yang ada.

Kata kunci: Aksara Jawa, Aksara Tubuh, Boby Ari Setiawan.

ABSTRACT

“Aksara Jawa As The Ideas For The Creation Of A Dance Work Aksara Tubuh By Boby Ari Setiawan”. Thisresearch is carried out as the idea of creating a new work based on Javanese script as a form of contempo-rary dance art. The research is about a dance work Aksara Tubuh as something that is creative. The problemstudied in this study is the form of the idea of creating the dance work Aksara Tubuh along with the choreo-graphic elements in this work. The problems are formulated as the followings: 1. Why Boby Ari Setiawan useJavanese script as the reference for the dance Aksara Tubuh ; 2. How can the creativity of Javanese scriptbecome the choreographic form of Aksara Tubuh ; and 3. How the visualization of Aksara Tubuh by Boby AriSetiawan is? To convey these various aspects, the research uses a case study approach with Ethnocoreologymethod. The method used is qualitative research method. The data is analyzed by a conceptual basis. Theresults showed that Boby AriSetiawan had creative personal characteristics. He develops his talent based onhis artistic background, and the Javanese traditional dance. Exploration is a process of thinking, imagining,feeling and responding to an object obtained through the five senses. It is about the combination and usageof two material objects between Javanese script and basic Surakarta-style traditional dance. It can be con-cluded that a choreographer needs to think creatively about an object so that it becomes a creative idea andcannot be separated from the value of education.

Keywords: Javanese script, Aksara Tubuh, Boby Ari Setiawan.

Page 2: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Fani Dwi Hapsari: Aksara Jawa sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh oleh Boby Ari Setiawan

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 27

A. Pengantar

Aksara Jawa adalah suatu bentuk huruf yangdimil iki oleh masyarakat Jawa sebagai alatkomunikasi. Aksara ini memiliki keunikan dari segibentuk dan cara penulisannya. Cara menulis aksara-aksara ini memperhatikan tebal tipisnya garis,lengkung huruf, serta makna menjadi sebuah seni.Terdapat daya tarik tersendiri pada karya ini sehinggalayak diteliti. Sebuah teknik pencarian gerak yang unikdengan bentuk Aksara Jawa mampu menghasilkanberbagai macam bentuk gerak. Bentuk tari tradisi gayaSurakarta pun tetap melekat pada karya Aksara Tubuhini. Aksara Jawa itu sendiri ternyata bisa menjadipijakan seorang koreografer untuk membuat suatukarya tari.

Boby Ari Setiawan adalah koreografer mudayang berangkat dari tari tradisi Jawa. Boby adalahsatu di antara beberapa koreografer yang ada di kotaSolo. Ia masih aktif dalam menekuni hobi dan bakatnyadi bidang tari dan sekarang menjadi koreografer aktifdi kota Solo maupun luar negeri. Kesenimanan yangbermula dari seorang penari, hingga menjadikoreografer mempengaruhi perjalanannya sebagaiseorang penari maupun koreografer. Ketrampilan dankepiawaian dalam mendalami sebuah pencarianbakat diperoleh Boby dengan belajar berkolaborasidengan rekan-rekan senior seniman lainnya. Padatahun 2012 acara Solo Menari 24 jam atau WordDance Day (WDD) yang diselenggarakan oleh ISISurakarta secara tahunan di Kota Solo, Bobyberpartisipasi menjadi penari 24 jam.

Aktivitas di luar kampus membentukkelompok tari Independent Expression (IE) pada tahun2002, membuat Boby lebih produktif dalammenghasilkan karya tari. Selama ini ia masihmemproduksi beberapa karya tari kontemporer sejaktahun 2003 di antaranya: Kala Mengudara, Yuda,Suara-i Bumi, Sri Wojo, Rudho Pekso, Touch TheSpace, Tali Pati, The Story of Capueira, Evolution,Cyclus So Slose, Musro, Kubro Gaul, Pe-Thoi. Padatahun 2011-2015 ini ia juga memproduksi beberapakarya tari di antaranya Aksara Tubuh, Hanacaraka,Taling Tarung, dan Jago. Dari tahun ketahun 2003-2015 ia memproduksi beberapa karya kurang lebih35 karya, belum termasuk karya kecil yang berbentukshowcase. Adapun penghargaan yang pernah di raihadalah koreografer terbaik dan penari terbaik di BandarSerai A Ward 2003-2004 selain pernah diundang olehbeberapa festival tari, antara lain Penata Tari Muda 1,Solo Dance Festival, Lombok Art Festival, BengawanSolo Festival, Indonesia Dance Festival, The Wave

Fukoka Dance Festival (JCDN). Aktif mengikuti work-shop tari oleh KELOLA sejak 2003 dan pada 2005bersama Independent Expression (IE) mendapathibah seni keliling di tiga kota di Indonesia yaituMedan, Padang Panjang dan Jakarta. Kesempatanyang luar biasa di dapat Boby ketika mendapatkesempatan mengikuti program pertukaran budaya dariKennedy Center ke tiga kota di Amerika, yaitu Wash-ington DC, New York, Chicago, selama dua minggu dibulan Oktober-November 2007.Berkesempatanmelihat banyak pertunjukan tari di New York danmengikuti kelas Marta Graham, Merce Chuningham,Alvin Alley, Broadway.

Boby mengembangkan kreativitas berkaryadengan mengangkat aksara Jawa yang diterjemahkan/diduplikasi oleh tubuh penari. Banyak di antara karya-karya Boby yang sudah ada dan dipentaskan kebeberapa kota di Indonesia bahkan di luar negeri.Alfabet dalam struktur kebudayaan digunakan sebagaialat komunikasi dengan penuangannya berupa mediaungkap tulis. Boby mengungkapkan sebagai mediaungkap gerak pada tubuh penari. Penggarapan karyaini tidak lepas dari dasar seorang koreografer yanghidup di dalam kesenian tradisi Jawa. Bentuk-bentuktari tradisi Jawa sebagai pijakan karya Boby untukmengeksplorasi huruf Jawa pada tubuh penari. Di latarbelakangi budaya dan tradisi Jawa pada lingkungandan kehidupannya, sebagian besar Boby menyajikankarya yang masih tetap ada unsur tari tradisi gayaSurakarta. Tari tradisi gaya Surakarta yang dimaksudantara lain tipe tari gagah, tipe tari alus dan tipe tariputeri Surakarta. Tradisi merupakan landasan yangjelas sebagai identitas daerah atau bangsa. Bagi paraseniman memegang tradisi dalam kebudayaannyasendiri sangat penting untuk seniman penciptanya.

Ketertarikan Boby terhadap aksara Jawamampu menyalurkan bakat seninya ke dalam bentukkarya tari. Kegelisahan tentang keberadaan aksaraJawa yang saat ini sudah hampir terlupakanmendorong Boby untuk membuat karya yangberangkat dari teks aksara Jawa. Aksara Jawa jugadipandang unik oleh Boby dan mengandung nilaiestetik dari setiap bentuk hurufnya (Boby Ari Setiawan,Wawancara 12 Januari 2014). Karya ini tidak berceritahanya saja karya ini memfokuskan penemuan bentukgerak dari bentuk aksara Jawa. Koreografi karya Bobymengeksplorasi gerak tradisi Jawa sebagai dasar.Tari tradisi memberikan kerangka sekaliguspegangan dalam penciptaan karya Boby. Karya Bobymemang tidak selalu menawarkan keindahan tetapimemiliki ciri khas baik dari segi pengolahan gerakmaupun isi.

Page 3: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Jurnal Seni Budaya

28 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Menyimak perkembangan tema-tema taritampak sekali bahwa seniman tari sangat dipengaruhioleh latar belakang zaman dan sosial budaya dari masake masa. Selain itu mengembangkannya denganmotivasi garis-garis lengkung yang ada dalam tulisanaksara Jawa. Gerak-gerak tersebut dipadukan dandieksplorasi pada bentuk tari Jawa. Aksara Jawa yangdimaksud bukan merupakan bentuk pose melainkanbentuk gerak berjalan yang menggunakan lintasan daribentuk huruf aksara Jawa. Pada karya ini media utamapenari, penari bekerja sebagai kanvas untukmenciptakan gerak yang terimajinasi dari bentukaksara Jawa. Karya pertama Boby adalah AksaraTubuh pada tahun 2012. Pencarian gerakmembutuhkan waktu satu tahun hingga mendapatkankarya pertama tersebut. Aksara Tubuh di pentaskanpada 3 Desember tahun 2012 di Taman Budaya JawaTengah (TBJT). Karya ini merupakan metode pencariangerak yang mampu menghasilkan karya tariHanacaraka dan karya tari Taling Tarung. Karya tariHanacaraka merupakan karya yang dipentaskan diTeater Salihara Jakarta pada 24 Februari tahun 2013.Kemudian karya terakhir, Boby menelurkan karya tariTaling Tarung, yang sudah dipentaskan di Teater Arenapada 2 Juni 2014. Ketiga karya tersebut merupakanbentuk ketertarikan Boby dalam melihat aksara Jawasebagai sesuatu yang unik untuk di eksplorasi padabakatnya (Boby Ari Setiawan, 12 Januari 2014). Padaakhirnya Aksara Jawa telah diadaptasi menjadi gayapenampilan Boby.

Bentuk yang ada pada karya ini terlihat darikoreografi yang sudah terwujud dalam karya.Transformasi alih bentuk dari sebuah simbol hurufmenjadi bentuk tari. Tradisi merupakan peluang untukmengembangkannya menjadi lebih diminati lagi seiringberjalannya zaman. Penggarapan karya ini tidaklepas dengan tari tradisi gaya Surakartayang Boby geluti selama ini. Faktor ini menjadi cirikhas Boby dalam membuat karya, dengan sebagianbesar karya menggunakan teknik tari tradisi gayaSurakarta.

Terciptanya koreografi tidak lepas darikreativitas koreografernya. Bentuk kreatif yangmemberikan metode baru dari sebuah pencarian gerakberdasarkan bentuk dari aksara Jawa. Karya ini jugabermuatan pendidikan. Bahwa Boby menyampaikanbentuk penyajian baru dari sebuah huruf aksara Jawake dalam bentuk seni pertunjukan tari, yang manasebelumnya menjadi sajian bentuk komunikasi berupatulisan. Alasan penelitian ini mengambil fokus padaanalisis kreativitas Boby lebih kepada pembahasankarya. Memandang bentuk akara Jawa sebagai bentuk

yang unik dan inspiratif, karena kreativitas Bobymampu menelurkan tiga karya dalam periode tahundan masih berpijak pada bentuk aksara Jawa dan taritradisi Jawa di dalamnya.

Untuk alasan ini dilakukan penelitian tentangkoreografi Aksara Tubuh sebagai sesuatu yangbermuatan kreatif. Penelitian ini akhirnya diberi judul“Aksara Jawa sebagai ide penciptaan karya tari AksaraTubuh oleh Boby Ari Setiawan”. Mengapa Boby AriSetiawan menggunakan aksara Jawa sebagai acuankarya tari Aksara Tubuh? Bagaimana kreativitasaksara Jawa menjadi bentuk koreografi AksaraTubuh?Bagaimana visualisasi Aksara Tubuh karya Boby AriSetiawan?

B. Kesenimanan koreografer Boby Ari Setiawan

Kesenimanan yang bermula dari seorangpenari, hingga menjadi koreografer mempengaruhiperjalanannya sebagai seorang penari maupunkoreografer. Keterampilan dan kepiawaian dalammendalami sebuah pencarian bakat diperoleh Bobydengan belajar berkolaborasi dengan rekan-rekansenior seniman lainnya. Apa yang sudah di tulis diatas adalah kegiatan Boby sebagai penari dalam karyakoreografer lain selama ia duduk di bangkuperkuliahan. Setelah lulus dari kuliah Boby tak hanyaaktif menjadi seorang penari tetapi juga sebagaikoreografer. Pada tahun 2012 acara Solo Menari 24jam pada acara Hari Tari Dunia atau World Dance Dayyang diselenggarakan oleh ISI Surakarta secaratahunan di kota Solo, Boby juga berpartisipasi menjadipenari 24 jam dengan beberapa rekannya dari dalamdan luar negeri.

Terdapat karya-karya Boby yang sedikit akandipaparkan antara lain pada tahun 2008 Bobymenggarap karya tari Pe-Thoi yang dalam bahasadaerah Kalimantan Timur berarti bungkus. Dalamupacara ritual Pe-Thoi dipakai sebagai kostum tarianKalimantan Timur yang bernama tari “Hudo”,merupakan salah satu ide yang melatar belakangigarapan karya ini Pe-Thoi menggarap suasana-suasana keresahan sebagai hasil dari intepretasikoreografer dalam mensikapi kondisi hutan yang rusakkarena penebangan dan penambangan di hutan yangtak ada habisnya, Sehingga Roh Hutan tetapdipercaya sebagai pelindung yang akan selaludihadirkan. Fenomena tersebut mengilhami Bobyuntuk menyusun sebuah karya tari yang kemudian diberi judul “Pe-Thoi”. Karya ini berberapa kalidipentaskan walaupun berbentuk sajian utuh dan adajuga yang berbentuk sajian showcase. Berangkat dari

Page 4: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Fani Dwi Hapsari: Aksara Jawa sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh oleh Boby Ari Setiawan

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 29

tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana, karyaPe-Thoi terus berkembang, tidak henti-hentinya Bobymengeksplorasi karya tersebut, dari bentuk karyakelompok hingga menjadi bentuk penari individu. Padaacara SIPA di Solo karya Boby Pe-Thoi pun jugasempat menjadi icon dalam acara tersebut. PadaSolo International Performing Art (SIPA) 2012 Bobytampil dengan membawa bendera IndependentExpression (IE) dan memberikan sentuhan pada tarianPe-Thoi tersebut.

Hal ini yang sampai sekarang menjadi bekaltersendiri dalam penggalian imajinasi dan melakukaneksperimen gerak. Dalam proses Boby dapatmengambil ilmu kedisiplinan dan kecekatan akanpenularan teknik gerak serta penyampaian ide garapserta penghargaan waktu. Setiap membuat karya,Boby juga selalu memberikan gambaran tentangperubahan sosial, budaya dan perkembangan jamanyang seiring berjalan, dan memberikan nilai-nilaitersendiri untuk masyarakat dari setiap karya-karyayang sudah ia ciptakan dan di sajikan ke ruangmasyarakat.

Baru-baru ini Boby menciptakan karya yangberjudul Jago yang di pentaskan di Yogyakarta. Karyaberdurasi 15 menit untuk kali pertama dipentaskandalam acara Studi Eksperimentasi Seni PertunjukanKontemporer Yang Muda Yang Mencipta, Wacana TariKontemporer Indonesia di Institut Seni Indonesia (ISI)Yogyakarta.

Penyajian karya Jago Boby tidak sendirian.Boby menggarap karya tari ini dalam bentuk penyajianduet atau dilakukan oleh dua penari. Acara yangdigagas kritikus tari Sal Murgiyanto tersebut turutmenghadirkan beberapa karya dari koreografer muda,di antaranya I Putu Bagus Bang (Yogyakarta), MilaRosinta (Yogyakarta), Ajeng Soelaeman (Jakarta),Apri l l ia Wedaringtyas (Yogyakarta), Arjuni(Yogyakarta), serta Ari Ersandi (Yogyakarta). Beragamtema dan isu sosial budaya ditampilkan parakoreografer muda dalam forum tersebut. Bobymengeksplorasi Jago yang selama ini mewarnaibudaya Nusantara. Lewat dua penari laki-laki yangdiwakili dirinya sendiri dan Kristyanto Kuprit. Padakarya terbarunya ini Boby menampilkan simbolkejantanan, keberanian, sekaligus keindahan. “Jagobisa diasosiasikan sebagai jagoan. Kebetulan saatitu tahun politik di negeri ini sedang muncul sejumlahjago untuk merebutkan kedudukan. Selain itu jago jugadekat dengan kebudayaan. Keberadaan jago sudahada sejak zaman Kerajaan Mulawarman. Saat inimenjadi bagian ritual tradisi di Bali dan mewarnaikeseharian masyarakat lewat adu jago,” terang Boby,

saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (3/11/2014) siang. Boby mengatakan karya yang ia sajikankali ini lebih banyak menampilkan sisi emosional darifigur jago. “Pertunjukan ini menampilkan sublimasi figurjago. Ada transformasi emosi dari sabung ayam yangditampilkan di sini,” jelasnya. Untuk menyajikan karyatari dalam forum bersama perwakilan koreografer tarikontemporer di seluruh Indonesia tersebut, Bobymelakoni riset literatur dan pengamatan. “Sayabeberapa kali mengamati sabung ayam di pasar-pasar.Banyak sekali pengalaman dari sana [riset],”ungkapnya. Perjalanan karya Jago yang Boby sebutsebagai rintisan awal kreativitas ini ke depan akanterus dimatangkan.

Kemampuan yang dimiliki serta karya-karyayang diciptakannya mendapat pengakuan dan dapatmemberikan sumbangan ilmu kepada penghayat.Pergaulan yang luas dan juga pernah berkolaborasidengan seniman manapun membawa dampak positifyang dapat di rasakan oleh Boby. Tercermin dari karya-karya koreografinya yang menyatakan kekayaanungkap dari berbagai dasar seni tari tradisi maupunkontemporer.

C. Aksara Jawa Sebagai Ide Penciptaan

Munculnya ide kreatif selalu di latar belakangioleh terjadinya proses kreatif. Ide kreatif muncul daridalam diri maupun lingkungan dan tempat dimana iatinggal dan dibesarkan. Ciri yang dimiliki oleh orangberbakat adalah bentuk dari kreatifitas orang tersebut,sebagai kemampuan umum untuk mencipta sesuatuyang baru untuk mencapai gagasan-gagasan baruyang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah,atau sebagai kemampuan untuk melihat hubunganbaru atau unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.(Munandar, 2002:33). Proses kreatif yang Boby AriSetiawan lakukan juga dipengaruhi faktor eksternalyaitu dilihat dari faktor lingkungan keluarga yangmembesarkannya yang telah mendorong kreativitasdalam berkesenian. Nenek serta keluarga besarnyayang sangat lekat sekali dengan kesenian tradisi Jawa.Hal ini sangat mempengaruhi kreativitasnya. Terutamatentang segi kekaryaan yang selalu menyangkut taritradisi Jawa (Boby, wawancara, 8 April 2014). Gerakan-gerakan tersebut selalu ditampilkan pada setiapkaryanya dengan pengembangan yang beragambentuknya.

Dari segi lingkungan akademik yang sudahdilalui, Boby mendapatkan pemahaman tentang taritradisi secara teori dan praktek. Kemampuan pribadimerupakan kemampuan yang ditentukan oleh

Page 5: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Jurnal Seni Budaya

30 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

komponen genetik (hereditas) dengan proporsi yangberbeda-beda dan berinteraksi dengan faktorlingkungan yaitu keluarga, sekolah, kelompok sebaya/komunitas dan faktor sosial budaya (Munandar,2002:36). Kemampuan Boby di bidang pemikiran danpenalaran juga sudah didapatkan dari mata kuliahkomposisi tari dan koreografi. Dari situlah kegiatantersebut sangat membantu dan menentukan jalur yangdipilih sebagai koreografer/penata tari dan berkarya.Selain itu ia juga belajar dari koreografer terkenal danyang sudah mempunyai banyak pengalaman sertamembantu mendukung karya-karyanya, membuatseorang Boby mempunyai banyak pengetahuan danpengalaman di bidang kreativitasnya. Kegiatansemacam itu dilakukan guna untuk menambahberbagai wawasan. Baginya seni-seni yang lain di luarsana juga menambah kreativitasnya dan memberikaninspirasi untuk berkarya. Kreativitas muncul daripribadi yang unik dalam lingkungannya. Padaperkembangannya sangat terkait dengan empat aspekyaitu aspek pribadi, pendorong, proses dan produk.Dalam setiap pengalaman-pengalaman yang didapatBoby, merupakan gagasan maupun konsep yang akandi tuangkan dalam setiap karya tari yang dibuatnya.Faktor-faktor tersebut yang memacu dan mendorongdalam kreativitas penciptaan tari. Faktor internal daneksternal telah diungkapkan di atas. Proses kreatifyang diangkat Boby dari uniknya bentuk aksara Jawadi garap menjadi bentuk karya ini dengan melaluimedium gerak yang sebagian masih mengacu padatradisi Jawa yang sudah dikembangkannya. Hal yangharus dilakukan seorang koreografer yaitu akumulasihasil dari setiap latihan, pendidikan serta berbagaipengalaman yang sudah didapatkan dan dimiliki,berbagai teknik gerak yang sudah pernah dipelajari,karya-karya lain yang pernah ia apresiasikan (dilihatdan ditarikan), serta tradisi tari dari mana ia berasal.Seperti Boby menggunakan teknik tradisi tari gayaSurakarta untuk memulai mengembangkankreatifitasnya. Proses kreatif di mulai dari seorangpenata tari hingga mewujudkan ekspresi diri yangkhas dari koreografer itu sendiri. Hal utama bagikoreografer adalah proses kreatif.

Dalam karya ini ditampilkan bentuk dan esensiyang berbeda. Bentuk- bentuk tari tradisi Jawa yangdikembangkan dengan sedemikian rupa melaluiimajinasi sebuah huruf Jawa. Berbagai gerakan yangsudah banyak mengalami pengembangan baik bentukdan temponya. Dari tempo lambat, sedang sampaitempo cepat. Proses kreatif diawali dari proses melihatdan memahami setiap sisi yang dirasa unik dantergelitik untuk mengeksplornya. Melihat yang

dimaksudkan adalah menekankan pada cara melihatsesuatu di luar kelaziman.

Melihat adalah sumber utama dari pancaindera yang menjadi api rangsangan bagi prosesimajinatif. Siapa yang telah melakukan kerja kreatiftidak terlalu banyak berfikir tentang pemberian labeldibandingkan perhatiannya terhadap masalah bentukdalam kaitannya dengan tempat-ruang, struktur dalammaupun wujud luar dari suatu obyek, dan merasakankualitas-kualitas yang memperkuat pengalaman (AlmaHawkins, 2003:18). Seorang koreografer bebasmengamati, berfikir dan bertindak sesuai kehendaknya.Kebebasan tersebut dalam pengertian untuk mencariide-ide gerak dan membiarkan transformasi imajinatifatas setiap pengalaman-pengalaman batin yang diwujudkan ke dalam suatu bentuk ungkapan, yaitukarya tari.

D. Keunikan Bentuk Aksara Jawa Sebagai IdeKreatif

Bahasa Jawa merupakan bahasa pertamapenduduk Jawa yang tinggal Provinsi Jawa Tengah,Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten,Lampung, sekitar Medan dan masih banyak lagi.Bahasa Jawa menempati urutan ke-11 dalam haljumlah penutur terbanyak. Bahasa Jawa secaradiakronis berkembang dari bahasa Jawa kuno. BahasaJawa kuno berkembang menjadi bahasa Jawa kunopurba. Bahasa Jawa atau disebut bahasa Jawa barumodern dipakai oleh masyarakat Jawa sekitar abad16 sampai sekarang. Berkembangnya bahasa Jawabaru bersamaan dengan beralihnya kebudayaan Hindu-Budha-Jawa ke kebudayaan Islam-Jawa. Bahasa Jawabaru juga banyak mendapat pengaruh kosakatabahasa Arab, dipakai sebagai wahana baik lisanmaupun tulisan dalam susunan kebudayaan Islam-Jawa. Ragam tulis bahasa Jawa tidak hanya ditulisdengan huruf Jawa dan Latin saja, tetapi juga ditulisdengan huruf Arab Jawa dipakai dan disesuaikandengan sistem bahasa Jawa dan diubah menjadi hurufPegon. Bahasa Jawa kuno dipakai oleh masyarakatJawa sejak abad pertama Masehi sampai dengan abadke-15. Pada abad pertama sampai abad keenambahasa Jawa Kuno hanya dipakai secara lisan.Bahasa Jawa kuno juga mendapat pengaruh daribahasa sansekerta. Jumlah kosakata dari bahasasansekerta mencapai 45% keseluruhan kosa katabahasa Jawa kuno yang ada. Bahasa Jawa kunodipakai sebagai wahana baik lisan maupun tulisandalam suasana kebudayaan Hindu-Budha-Jawa sejakabad ke-7 sampai abad ke-15. Huruf yang dipakai

Page 6: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Fani Dwi Hapsari: Aksara Jawa sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh oleh Boby Ari Setiawan

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 31

mula-mula pallawa kemudian diciptakan huruf JawaKuno. Pemakaian bahasa Jawa kuno tertua tertulispada Prasasti Sukabumi berangkat tahun 726 Saka(25 Maret 804 Masehi). Karya sastra yang paling awaldalam bahasa Jawa kuno dengan huruf Jawa Kunopada abad ke 19 ialah Ramayana dan Mahabarata,berasal dari India (Wehdawarti,2006:1-2).

Cerita kuno aksara Jawa terdapat beberapaversi, menurut cerita kuno huruf Jawa yang disebutcarakan atau dento wanjono itu asal mulanyadiciptakan oleh Aji Saka. Dikisahkan bahwa Aji Sakamerupakan rombongan bangsa dari daerah Indiayang pertama kali menjadi penduduk pulau Jawasejak tahun 78 Masehi, ketika pulau Jawa masihkosong. Ciptaan huruf Jawa dimaksud untukmemperingati dua orang abdinya yaitu Doro danSembodo yang mati bersama, karena bertengkarsaling mematuhi perintah Aji Saka yang bersifatbertentangan. Doro disuruh menjaga pusaka denganpesan: jangan sampai diberikan kepada siapapun jugakecuali diminta oleh Aji Saka sendiri. Sedangkankepada Sembodo setelah selang beberapa haridiperintahkan kepada Aji Saka supaya pergi menemuiDoro untuk meminta pusaka yang ditinggalkantersebut. Perintah yang bertentangan tersebutmenyebabkan dua orang abdinya bertengkarmemperebutkan pusaka Aji Saka yang ditinggalkansehingga akibatnya mereka mati bersama (Soenandar,1985:37). Cerita demikian memang sulit dipercayasebagai peristiwa sejarah, terdapat beberapa versisejarah Aji Saka tersebut. Menurut pertimbangan yangwajar, terciptanya huruf itu karena adanya bangsa atausuku bangsa yang bahasanya sudah berkembangdengan baik. Pada waktu itu belum ada suku Jawadan oleh karenanya belum terdapat bahasa Jawa. DiJawa pada dasarnya fakta sejarah Jawa atasmerupakan anggit cerita sebagai perumpamaan ataukias. Makna hakekat huruf Jawa juga dipakai sebagaisarana untuk menerangkan kepercayaan tentangleluhur orang Jawa.

Saat ini peninggalan sejarah aksara Jawa olehmasyarakat Jawa sendiri sangat tertinggalkeberadaannya. Banyak di kalangan masyarakatzaman sekarang tidak mengerti bagaimana caramenuliskan aksara Jawa, bahkan untuk membacanya.Tertinggalnya budaya menulis Jawa sangat dipengaruhibudaya instan zaman sekarang. Semua menggunakanfasilitas yang serba mudah dan cepat. Cara menulisJawa disekolah-sekolah umum pun juga sudah tidaklagi digemari lagi. Transformasi budaya juga termasukbentuk pelestarian budaya agar mampu bertahanseiring berkembangnya jaman. Transformasi disini

adalah alih bentuk atau alih rupa. Dibatasi daritransformasi budaya dalam wilayah cakup senipertunjukan dengan fokus pertunjukan tari. Alih bentukdalam sebuah seni pertunjukan terdapat bermacam-macam seperti alih bentuk menjadi kebaruan bahkanalih fungsi pada seni pertunjukan. Terdapat satu diantara karya yang sudah ada menggunakan bentuktransformasi pada penciptaannya. Transformasi padakarya tersebut adalah bentuk kebaruan yangdiduplikasikan dari tulisan menjadi karya senipertunjukan. Karya yang diberi nama Aksara Tubuholeh koreografer Boby Ari Setiawan.

Keunikan dari bentuk aksara Jawa mampumenjadikan Boby tergerak untuk membuat karya-karyabaru yang bersumber dari bentuk aksara Jawa. Karya-karya yang sudah Boby visualkan ke wujud karya danmasih berkiblat dengan aksara Jawa antara lain karyaAksara Tubuh, Hanacaraka, dan Taling Tarung.Terdapat perbedaan antara karya satu dengan karyalainnya walaupun ketiga-tiganya masih berpijak daribentuk aksara Jawa maupun tari tradisi Surakarta.Karya yang pertama digarap oleh Boby Arisetiawanpada proses tahun 2011 hingga pementasan pertamadiselenggarakan pada tahun 2012 adalah karya tariAksara Tubuh. Karya tari Aksara Tubuh dipentaskandi Teater Arena Jawa Tengah oleh lima orang penari, 2puteri dan 3 putera. Dengan melewati banyakpresentasi dan evaluasi dari seniman seniman senior,karya ini mengalami banyak perubahan yang lebihbaik.

Karya kedua dari Boby yang masih berangkatpada keunikan aksara Jawa adalah karya tariHanacaraka. Karya yang mengambil dari esensi darimakna “utusan”. Esensi dari makna utusan tentunyamengambil dari sejarah huruf aksara Jawa itu sendiri.Tetapi makna utusan yang di maksud dalam karya inimerupakan bentuk utusan yang divisualkan sebagaiutusan dalam menyampaikan huruf aksara Jawakepada masyarakat umum bahwa huruf Jawa patutkita lestarikan. Pelestarian aksara Jawa bisa berangkatdari bidang apapun termasuk bidang seni pertunjukan.Boby sebagai koreografer tari membawakannyadengan bentuk karya tari yang masih berpijak pulapada gaya tari tradisi Surakarta.

Menjadikan tantangan dalam pementasankarya ini adalah bagaimana karya ini akan diapresiasioleh penonton dari berbagai sudut pandang yangberbeda dan budaya yang berbeda pula dengan budayatulisan dari huruf Jawa. Namun dalam pertunjukankarya tari Hanacaraka bukan lagi soal hanya melihathuruf-huruf aksara Jawa yang berevolusi menjadi geraktari, melainkan ada bias-bias lain yang dapat dirasakan

Page 7: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Jurnal Seni Budaya

32 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

di balik tulisan aksara Jawa yang disampaikan penarimelalui gerak tubuh di dalam karya ini.

Para penari berusaha menafsir huruf-huruf itudengan gerakan tubuh di gabungkan antara teknikgerak tari tradisi Jawa dan bahasa gerak tari modern.Sebagaimana judulnya, para penari dalam pentasini adalah “utusan” yang bertugas menyampaikanaksara Jawa dalam bentuk rangkaian gerak tubuhdengan kekayaan makna yang sudah terkandungdi dalam setiap hurufnya. Hanacaraka adalah karyaterbaru Boby Ari Setiawan pada tahun 2013 setelahGhost Track di negeri Belanda, karya kolaborasi Bobydengan Leine Roebana, kelompok tari dari Belanda.Boby adalah penari dan koreografer lulusan ISISurakarta. Bersama Agus “Mbendol” Margiyanto iamendirikan Independent Expression (IE) pada 2002.Beberapa kali ia mendapatkan penghargaan dan hibahseni untuk memproduksi tari dan mengamatipertunjukan tari di Amerika Serikat. Boby Ari Setiawanjuga telah menggelar roadshow karya tari Hanacarakadi Riau, Padang Panjang, dan Padang, pertengahanNovember 2014.

Karya tari ketiga Boby Ari Setiawan adalahkarya tari Taling Tarung. Dalam aksara Jawasandangan “tal ing tarung” dipakai untukmelambangkan bunyi vokal O yang tidak dituliskandengan aksara swara di dalam suatu suku kata. Talingtarung kemudian menjadi ide koreografi dan menjadipilihan judul pula. Dengan melakukan eksplorasi gerakberdasarkan metode Aksara Tubuh pada karyapertama yaitu mengembangkan pola gerak tradisiJawa melalui tulisan aksara Jawa karya Taling Tarungmencoba mengembangkan ide koreografi denganmenginterpertasi beberapa istilah yang terdapat padapenjelasan tentang taling tarung dalam aksara Jawa.Dari karya Aksara Tubuh dan Hanacaraka, hanyapada karya tari Taling Tarung koreografer berkolaborasidengan salah satu seniman Sahita yaitu WahyuWidayati atau sering di sapa dengan Inonk.Penggarapan karya dari satu karya ke karya lainmemerlukan waktu yang cukup lama antara satutahun. Jeda waktu satu tahun itu dari tahun 2011 mulaimenggarap karya Aksara Tubuh hingga dipentaskanpada tahun 2012, berproses kembali satu tahun hinggamenghasilkan karya pada tahun 2013 yaituHanacaraka dan terakhir berlanjut proses sampai padapementasan karya tari Taling Tarung pada tahun 2014.

Ide kreatif yang muncul dari kegelisahanseorang koreografer oleh tertinggalnya kebudayaanyang dimiliki masyarakat Jawa memacu Boby sebagaiseorang koreografer mewujudkan karya pada bidangkesenimanannya. Bentuk aksara Jawa di rasa unik

oleh koreografer. Cara menuliskan hurufnyapun jugaterbilang sangat unik. Dari ketertarikan melihat danmemahami huruf aksara Jawa, Boby Ari Setiawanmampu mewujudkan tiga karya yang berbeda. Mencarigerak/lintasan dari bentuk aksara Jawa terbilang sangatsulit, tetapi ia telah melalui itu semua dari proseskreatif yang sudah lama ia lakukan. Dalam melihatbentuk yang unik Boby tergelitik akan mencari tahudan mencari bentuk kebaruan berdasarkan bakatseninya. Mengembangkan daya khayal dan ungkapanpikiran serta mengintepretasikan ke dalam bentukyang baru sebagai kebenaran bahwa materi gerak tariyang sudah ada mampu berkembang serta mengalamiperubahan. Langkah-langkah yang dilakukan Bobydalam pebuatan koreografi Aksara Tubuh antara lain.

1. EksplorasiEksplorasi meliputi berpikir, berimajinasi,

merasakan dan merespon (Y. Sumandiyo, 1990:19).Secara bentuk gerak, terdapat penambahan gerak tariJawa yang dikembangkan seperti gerak dasar gayatari Jawa. Bahkan tari Jawa disini merupakan dasarBoby melakukan eksplorsi. Boby melakukan tafsirsendiri untuk menemukan gerakan dalam bentuk tariJawa dengan mengkhayalkan bentuk huruf aksaraJawa dan eksplorasi sesuai kemampuan kreatifkepenarian yang dimiliki Boby. Dari hasil gerak yangdilakukan dan juga dari kekuatan yang dimiliki Bobyserta kecerdasan tubuh saat menari sendiri.

Menciptakan gerak-gerak baru denganmengkhayalkan bentuk dari aksara Jawa dan tidaklepas dari bentuk tari tradisi gaya Surakarta.

2. PerenunganPerenungan di lakukan dengan tujuan

merenungkan aktivitas yang akan di lalui serta sebelumdimulai. Merenung yang dilakukan oleh Bobymerupakan bentuk dari berimajinasi tentang objekaksara Jawa. Boby mencari kemungkinan-kemungkinan yang akan dikerjakan pada karya ini,dengan mengkaitkan pengalaman pribadi yang dibentuk oleh kondisi-kondisi politik, sosial, dan budayamasa kini. Boby berusaha mencari nilai yangmencerminkan nilai-nilai yang akan dibawakan seperticara pencapaian dalam nilai edukasi yang bermuatanpendidikan.

3. InteraksiProses interaksi yang mendorong seorang

kreator untuk melihat dan merasakan bersama denganperluasan sensitivitas. Proses kreatif terbentuk melaluiproses komunikasi, interaksi serta partisipasi antar

Page 8: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Fani Dwi Hapsari: Aksara Jawa sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh oleh Boby Ari Setiawan

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 33

pendukung. Proses perkembangan kreatif lebih padapenekanan komunikasi dan interaksi agar dapatmenghasilkan suatu yang lebih baik akan penafsiran-penafsiran. Oleh sebab itu Boby melakukan kerjaindividu dan kerja tim dalam pencapaian kerjanya.

4. EvaluasiPenggarapan karya ini tidak lepas juga dari

evaluasi yang dilakukan sesudah latihan-latihan rutindilakukan. Dalam hal ini evaluasi menjadi sebuahkesempatan untuk mendiskusikan tanggapan-tanggapan dari penari lainnya. Diskusi dilakukansecara intensif sebelum dan sesudah latihan maupunpementasan, dilakukan selama berproses gunamendapat ide-ide baru dari setiap penari yang terlibat.

Dalam kerja kreatif ini Boby juga termasukkerja tim dari IE, karena kreator atau timmemungkinkan akan mendapatkan hasil yang lebihkarena di dalamnya terdapat komitmen bersama dansaling mengontrol. Kebebasan ekspresi yang diberikankepada penarinya dan prosesnya yang sangat terbukamemotivasi terbentuknya koreografi tari yang lebihbaik. Penari sangat berperan besar dalam perwujudansebuah koreografi karena ia bertanggung Jawab padasetiap gerak yang ia hasilkan. Ide-ide kreatif tersebutnantinya juga akan dikomunikasikan kepadamasyarakat luas. Sebelum pementasan pada karya-karyanya di sajikan kepada masyarakat penikmat,Boby selalu mengadakan tahap workshop padakoreografer senior. Pada setiap masukan yang diterimaoleh Boby segera di cari jalan keluarnya agar hasilkarya yang ia bawakan tidak sia-sia.

E. Visualisasi Karya Tari Aksara Tubuh

Kreativitas sangat berkaitan dengan imajinasikarena kreativ itas mengembangkan daya pikirseseorang. Boby mengembangkan kreativitas padasetiap bakat yang sudah dikantonginya pada senipertunjukan tari. Faktor-faktor yang mendorongkreativitas seorang Boby tentunya tidak lepas darifaktor keluarga, sekolah, masyarakat lingkungannyaserta pengalaman yang telah ia peroleh dari manapun.Kreativitas Boby menggabungkan gagasan daninformasi dalam cara baru yang berbeda.

Suatu bentuk karya tari merupakan hasil kerjakreatif seorang penata tari atau koreografer ketikamengungkapkan pengalaman jiwanya, kepada oranglain lewat garap gerak dan elemen-elemen pendukungyang lain. Aksara tubuh merupakan teknik yang Bobypilih dalam sebuah pencarian gerak. Boby menamakanmetode/ teknik aksara tubuh karena aksara tubuh

berangkat dari huruf Jawa dan di lakukan oleh tubuhpenari sebagai medianya. Pencarian gerak yangdilakukan berdasarkan bentuk dari huruf aksara Jawa.Gerak yang dilakukan bukan berupa bentuk posetetapi bentuk gerak yang mengalir. Gerakan yangdiperoleh dari bentuk aksara Jawa tentunya tidak lepasdari dasar tari tradisi gaya Surakarta. Teknik tari tradisigaya Surakarta merupakan ciri dari koreografer yanghidup di lingkungan budaya tari Jawa Surakarta. Iatidak merusak, hanya saja ia mengembangkan lagiteknik tari tradisi Jawa menjadi bentuk baru. Contohyang di eksplorasi dengan menambahkan volumeruang yang berbeda serta tempo yang berbeda pula.Gerak yang dapat diperoleh melalui eksplorasi danpenjelajahan dengan proses yang sangat intensif.Eksplorasi sendiri merupakan proses berfikir danberimajinasi serta merasakan dan merespon suatuobjek yang diperoleh melalui panca indra. Tidak lainadalah koreografer Boby Ari Setiawan yang melihataksara Jawa sebagai objek yang dirasa unik untuk dijadikan bahan dalam imajinasi kreatifnya.

Pada setiap karya yang diciptakan tidak lepasdari bentuk tari tradisi Jawa. Karya tari Aksara Tubuhbanyak menggunakan gerak lengkung distilisasi darikenyataan alami memberikan rangsangan estetis,sehingga menjadikan penonton dapat mengembangkanintepretasinya bermacam-macam. Nilai simbolik yangmenjadikan rangsangan suatu kehidupan tersendirisehingga tari menjadi hidup karena jiwa penonton yanghidup. Bahkan banyak juga yang tidak bisa melihatdimana letak aksara Jawa itu ada tubuh penari. Karyaini tidak menekankan atau menjelaskan secara penuhdimana letak huruf yang harus sama bentuknya padaaksara Jawa, tetapi lebih menekankan pada pencariangerak berdasarkan huruf aksara Jawa. Lintasan gerakmerupakan inspirasi dari bentuk lengkung aksaraJawa. Hal ini merupakan salah satu elemen kreatifdari karya tari. Elemen kreatif yang sangat menonjoladalah aspek koreografinya yang berangkat daribentuk aksara Jawa yang ditransformasikan olehpenari.

Daya dukung lainnya berupa kepekaanseniman dalam menangkap situasi atau fenomenaperkembangan kehidupan di sekitarnya yang selaluberubah. Hal ini merupakan bekal yang penting dalamberekspresi. Boby mengambil aksara Jawa sebagaiobjek, karena huruf aksara Jawa pada budaya ataulingkungannya sendiri dirasa sudah sangat tertinggal.Seiring bejalannya waktu dan teknologi yang semakinberkembang, aksara Jawa semakin sangat tertinggalkeberadaanya. Ini menjadikan keprihatinan bagiorang-orang yang peka akan budaya yang tertinggal.

Page 9: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Jurnal Seni Budaya

34 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Tari adalah simbol kehidupan manusia danmerupakan aktivitas kinetik yang ekpresif. Termasukpada aspek dalam yang dibagi menjadi tiga yaitustimulasi (stimulation), transformasi (transformation)dan suatu kemanunggalan (unity) dengan lingkunganmasyarakat. Adapun aspek luar adalah masyarakatdan lingkungan tempat penari hidup dan berproses(Bandem, 1996:22).

Gambar 1. Pembentukan susunan gerak tari AksaraTubuh oleh Boby Ari Setiawan menurut Allegra.

Visualisasi dalam aksara memberikan suatusifat ke dalam gerak, dalam hal ini menurut AllegraFuller Snyder visualisasi itu bahwa unity di hasilkandari suatu stimulus. Stimulus disini adalah aksara Jawayang kemudian ditransformasikan kedalam bentukgerak tari. Gerak tari di transformasi per huruf dariaksara Jawa mempunyai perbedaan atau visualisasiyang berbeda dan transformasi itu divisualisasikanberdasarkan lintasan gerak di antaranya gerakmaknawi, berdasarkan gerak-gerak yang murni untukkeindahan saja tapi masih diambil dari gerak dari ideaksara Jawa. Kemudian untuk mempermudah analisissetiap transformasi tadi membentuk suatu gerakan,penulis memberi nama sebuah motif gerak yangdisesuaikan dengan sifat gerak yang ditransformasikanhal ini dilakukan untuk mempermudah analisis. Contohaksara ha kemudian ditransformasikan melalui gerakyang difokuskan pada lintasan gerak melalui gerakansiku menggambarkan lintasan gerak sesuai denganbentuk huruf ha, maka gerak ini dinamakan motif lintasgerak siku. Lintas gerak siku pada unity, lintas geraksiku memberikan gambaran visualisasi penontonmelaluai bentuk lintasan yang memberikan gambaransecara garis lintas membentuk huruf ha. Walaupundemikian l intasan gerak ini tidak bermaksudmemberikan visual secara utuh tentang huruf ha tetapihuruf ha digunakan untuk memberikan suatu dasarpembentukan gerak yang memberikan suatu bentukarti gerak dengan stimulan dari huruf ha.

Tabel 1. Visualisasi karya tari Aksara Tubuh

KARYA TARI AKSARA TUBUH

STIMULASI TRANSFORMASI UNITY

NO STIMULASI (Stimulatio

n)

TRANSFORMASI (Transformation)

UNITY

1 Terinspirasi dari bentuk aksara Jawa ha

a

Aksara ha dalam karya ini ditransformasikan ke dalam motif gerak siku. Membuat lintasan garis dengan menggunakan siku dengan inspirasi bentuk aksara ha. Gerakan ini tidak semata-mata menunjukan huruf ha, tetapi lebih ditekankan pada pencarian garis lintas dari inspirasi huruf ha. Tangan difokuskan pada ujung siku sebagai cara menuliskannya. Dengan lengan tangan kanan ditekuk ujung siku kanan membuat lintasan bentuk huruf ha disusul kaki kanan tanjak kanan sebagai titik akhir dari lintasan huruf ha. Gerakan dihitung mulai 1-2 tangan kanan di tekuk ke pundak kanan, 3-4 siku kanan membuat garis lintas lekuk naik turun, 5-6 lengan tangan kanan yang di tekuk, membuka membuaat garis lintas ke samping pojok kanan bersamaan dengn kaki kanan membuka kearah kanan leyek kanan dan tangan kanan seleh kanan, 7-8 kembali ke sikap adeg. Teknik tari tradisi Jawa yang di gunakan berupa tanjak kanan gagahan, nylekithing, dan ngrayung. Penambahan bentuk gerak dari tari tradisi Jawa. Inisiasi di istilahkan koreografer sebagai pencarian gerak dengan drowing on the space.

Motif

gerak

siku

2 Terinspirasi dari bentuk huruf akara Jawa na

n

Ditransformasikan pada gerak yang difokuskan pada ujung kaki kiri dan ujung tangan kanan. Melalui gerakan kaki srimpet kemudian dilanjutkan tangan kanan membentuk lintas huruf na. Memberikan gambaran secara garis lintas dengan inspirasi huruf na. Hitungan pada saat membuat garis lintas na dari 1-2 kaki kiri srimpet ke kanan, keduatangan diam. Hitungan 3-4 tangan kanan lurus ke depan ngrayung dan membuat garis lintas lekuk naik turun dan berakhir di pojok kanan kaki kanan membuka dan leyek kanan. Teknik tari tradisi Jawa yang digunakan yaitu, tanjak dan ngrayung. Transformasi disini terstimulus dari bentuk huruf na, tetapi disajikan tidak semata mata memberikan bentuk huruf na yang sesungguhnya melainkan hanya penemuan litasan berdasarkan inspirasi dari huruf na. Proses penciptaan yang di lakukan pertama masih dengan menggunakan inisiasi pada dua anggota tubuh yaitu kaki dan tangan serta mengkomunikasikan dua bagian tubuh secara bersamaan. Insert pada gerakan ini menggunakan gerak tradisi Jawa yaitu ngrayung pada tangan kanan.

Gerak

motif

gerak

srimpet

3 Terinspirasi dari bentuk huruf aksara Jawa ca

c

Inisiasi kaki kanan membuat lintasan gerak huruf ca dengan bertumpu pada kaki kiri dan posisi tangan kanan ulap-ulap, tangan kiri kambeng. Awalan gerak dengan pinggul kanan hingga kaki kanan seakan terkena efek lempar dari geraknya pinggul. Media kaki kanan membuat lintas huruf ca adalah ujung ibu jari kaki kanan. Hitungan gerak ca dimulai dari 1-2 dengan ujung ibu jari kaki kanan diangkat setengah kedepan, berblok ke kiri dan ke kanan, 2-4 kaki kanan di tarik ke atas dengan level tinggi membuat garis lintas huruf ca dari atas ke bawah. Transformasi di sini karena terstimulus dari bentuk huruf ca kemudian mendapatkan vokabuler gerak baru yang dihasilkan dari lintas gerak huruf ca.

Motif

gerak

lengkung

ujung

kaki ibu

jari

4 Terinspirasi dari bentuk huruf aksara Jawa ra

r

Transformasi yang terjadi dalam gerah huruf ra terstimulus dari aksara ra. Aksara ra terdapat motif gerak ukel tangan kiri dan lintas gerak tangan kanan. Kaki dan tangan berinteraksi bersamaan. Awalan melakukan gerak dari huruf ra dalam hitungan adalah 1-4 tangan kiri membuat lintasan awal dari garis lurus tangan kanan di tarik ke atas kemudian ukel nylekithing sejajar dengan kepala, fokus untuk membuat garis lintas adalah ujung tangan dan berakhir nylekithing, 5-6 tangan kanan di tarik lurus ke atas dengan posisi tangan ngrayung, 7-8 tangan kanan membuat lintas dari lurus ke atas kemudian turun ke arah serong kanan bersamaan kaki kanan membuka ke arah sudut kanan. Transformasi tersebut menghasilkan unity motif gerak ukel dan lintas. Teknik tari tradisi yang digunakan adalah ukel, dan nylekithing. Gerakan ini tidak semata-mata memberikan gambaran secara utuh aksara ra, tetapi hanya memberikan lintas gerak yang terinspirasi dari huruf ra.

Motif

gerak

ukel dan

lintas

5 Terinspirasi dari bentuk huruf aksara Jawa ka

k

Lintas gerak huruf ka terstimulus dari aksara ka. Huruf ka ditransformasikan ke dalam media gerak yang berupa lintasan hingga menghasilkan unity motif gerak srimpet glebag. Lintas gerak pada huruf ka tidak semata-mata memberikan wujud dari bentuk ka itu sendiri, melainkan hanya berpa lintas gerak yang terinspirasi dari huruf ka. Tari tradisi yang digunakan dalam lintasan huruf ka tersebut

Motif

gerak

srimpet

glebag

Page 10: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Fani Dwi Hapsari: Aksara Jawa sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh oleh Boby Ari Setiawan

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 35

Bentuk aksara Jawa yang digarap dalam wujudkarya tari Aksara Tubuh oleh Boby Ari Setiawan hanyamengekplorasi sepuluh (10) huruf pakem pada AksaraTubuh dari dua puluh (20) huruf aksara Jawa.Sedangkan sisanya merupakan pencarian gerak yangtidak pakem dalam pertunjukan karena kesepuluhhuruf tersebut merupakan gerak penari yangdieksplorasi bergantian dan menggunakan imajinasidari setiap penari sendiri. Penari mengembangkandaya khayal dan ungkapan pikiran sertamenginterpretasikan ke bentuk yang baru sebagaikebenaran bahwa materi gerak tari yang sudah adamampu berkembang serta mengalami perubahan.Teknik tari tradisi gaya Surakarta merupakan dasardari eksplorasi bentuk huruf aksara Jawa.

F. Bentuk Ekspresi karya Tari Aksara Tubuh

Kualitas gerak dalam hal ini adalah ekspresidan visualisasi meliputi bentuk dan nilai. Nilai dalamhal ini makna dari stimulan per huruf menjadi sebuahbentuk gerak tari. Pembahasan tentang kualitas gerak

turun hingga beranti arah ke pojok kanan belakang, dagu sebagai media point membuat lintas, dengan maju ke arah depan dan membuat lintas aksara Jawa wa menggunakan garis imajiner huruf wa

10 Terinspirasi dari bentuk huruf aksara Jawa la

l

Tersitimulus dari aksara la kemudian ditransformasikan ke dalam lintas gerak huruf la yang akhirnya menghasilkan suatu bentuk unity motif gerak tranjal. Tidak memvisualisasikan huruf la secara utuh melainkan membuat garis lintasan yang terinspirasi dari bentuk huruf la. Bentuk tari tradisi Jawa yang digunakan pada motif gerak huruf la adalah tranjal dan kambeng pada tari tradisi gagah. Diuraikan menurut hitungan lintas gerak huruf la antar lain adalah 1-4 lengan tangan kanan di tekuk ke bahu kanan tangan kiri posisi kambeng, fokus untuk membuat lintasan geraknya adalah siku tangan kanan, 5-6 siku kanan membuat lintas garis lengkung naik turun seperti bentuk dari huruf la, 7-8 siku kanan yang ditekuk di buakak ke samping kanan kemudian tangan kanan mlumah , gerakan lengan tangan dibuka ke samping kanan diikuti kaki tranjal sekali ke kanan hingga leyek kanan.

Motif

gerak

tranjal

11 Terinspirasi dari aksara Jawa nya

n

Terstimulus dari aksara Jawa nya kemudian di transformasikan ke dalam lintas gerak hingga menghasilkan unity motif gerak pesawat terbang. Gerakan ini tidak menggambarkan bentuk gerak atau pause huruf nya melainkan bentuk gerak berjalan dengan menggunakan lintas gerak yang terinspirasi dari huruf nya pada aksara Jawa. Bentuk tari tradisi Jawa yang digunakan dalam lintas gerak aksara nya adalah bentuk kambeng, dan ulap-ulap. Hitungan yang ada pada lintas gerak huruf nya meliputi 1-2 tangan kanan ulap-ulap, tangan kiri kambaeng, telapak kaki kanan difokuskan untuk membuat garis lintasnya, membuat lintasan lekuk naik, 3-4 membuat lintasan lekuk turun 5-6 membuat lintasan lekuk naik 7-8 memndorong kaki kanan yang membuat lintasan hingga jojor ke belakang dan memberikan kesan pose pesawat terbang walaupun hanya sesaat.

Motif

gerak

pesawat

terbang

12 Terinspirasi dari aksara Jawa ma

m

Transformasi pada huruf ma tidak dilakukan berdasar pencarian gerak atau lintasan huruf ma, melainkan sebuah simbol ekspresi yang mana menggunakan teknik tari tradisi gaya Surakarta yaitu jengkeng puteri, tangan kiri nylekithing di atas lutut kaki kiri, pada hitungan 1 lengan tangan kanan maju dan berhenti menutupi muka dengan telapak tangan dibuka

Motif

gerak ma

lima

antara lain adalah srimpet. Fokus untuk membuat lintasan huruf adalah dengan ujung kaki kiri da ujung kedua tangan yang di satukan. Motif gerak lintas yang dilakukan menurut hitungan yaitu 1-2 kaki kiri srimpet kanan kemudian hadap belakang, 3-4 disusul tangan kanan kedua tangan disatukan lurus ke depan dengan fokus mencar garis lintas menggunakan ujung kedua jari tangan yang disatukan, 5-6 membuat lekukan naik turu dan memutar kea rah kanan, badan level sedang kaki mengikuti jalan nya tangan. 7-8 ke dua tangan yang di satukan berakhir membuat garis lengkung dari bawah ke atas dank e bawah lagi hingga badan kembali hadap depan, kaki kanan di tekuk kuda-kuda leyek kanan, kaki kiri lurus ke samping kiri level sedang.

6 Terinspirasi dari bentuk huruf aksara Jawa da

d

Lintas huruf da terstimulus dari bentuk aksara da. Transformasi menjadi lintasan huruf da memberikan vokabuler gerak yang baru lagi dalam penarian lintasan gerak, hingga menghasilkan gerak-gerak baru. Dari transformasi lintas gerak huruf da menghasilkan unity motif gerak telapak kaki. Lntas gerak yang ditransformasikan tidak memberikan gambaran secara wutuh bagaimana bentuk huruf da tersebut, melainkan menghasilkan lintas gerak yang terinspirasi dari bentuk aksara da. Bentuk tari tradisi Jawa pada huruf da tidak terlalu lelihatan, bahkan lintas gerak huruf da tidak menggunakan penggabungan dari teknik tari taradisi Jawa. Hitungan pada huruf da yaitu dari 1-2 kaki kiri diangkat lurus ke depan dan di angkat naik ke atas, focus untuk membuat lintasan adalah telapak kaki kiri. 3-4 pinggul di goyang memutar ke kiri dan ke kanan kemudian hingga menghasilkan efek badan menjadi hadap belakang. 5-6 kaki kiri tetap membuat garis lintas huruf dari bawah e atas kemudian turun kebawah lagi. 7-8 badan hadap kedepan.

Motif

gerak

telapak

kaki

7 Terinpiasi dari bentuk huruf aksara Jawa ta

t

Transformasi dari huruf ta terjadi karena stimulasi dari aksara ta, dari transformasi huruf ta mejadi lintas gerak ta, menghasilkan unity motif gerak gambol ngulo nglangi. Lintas gerak yang dihasilakan dan di transformasikan tidak memberikan wujud utuh pada bentuk huruf ta, tetapi menghasilkan lintasan gerak yang terinspirasi dari bentuk aksara ta, untuk mencari lintas gerak pada huruf ta difokuskan pada kepala atau ubun-ubukn kepala. Diuraikan berdasarkan hitungan lintas gerak huruf ta terbagi menjadi hitungan 1 kaki kanan membuka dengan kekuatan pinggul kanan seakan melempar, hitungan 2 kaki kiri

Motif

gerak

gambol

ngulo

nglangi

membuka menjadi lurus ke depan dengan level sedang, hitungan 3 kepala gambol ke kanan. Hitungan 4 hadap belakang, bahu kanan membukak ke kanan, 5-6 kaki kiri srimpet lurus ke depan di susul kaki kanan srimpet ke depan bersamaan kepala gambol kanan kiri seperti ngulo glangi, 7-8 badan jatuh hingga akahirnya menjadi jengkeng kiri pada tari gagah. Teknik tari tradisi jawa yang digunakan antara lain adalah, gambol, ngulo nglangi, dan tanjak gagah

8 Terinsprasi pada bentuk huruf aksara Jawa sa

s

Transformasi dari huruf sa terstmulus dari bentuk aksara sa hingga menghasilkan unity motif gerak jojor bawah dan jengkeng. Lintas gerak huruf sa dihasilkan dari pencarian lintasan huruf sa, tidak memberikan wujud utuh bagaimana bentuk huruf sa melainkan mencari sebuah lintasan yang terinspirasi dari aksara sa hingga menghasilkan unity yang baru. Tari tradisi Jawa yang di gunakan dalam lintasan huruf sa di sini adalah jojor dan jengkeng. Jika dijabarkan menurut hitungan, huruf sa menggunakan lintas gerak yang berdasar antara lain adalah 1-2 level rendah, kaki kanan jojor sebagai media point menulis kaki kiri ditekuk, 3-4 saling bergantian kaki seakan membuat lintasan huruf“O” melingkar, 5-6 kaki kanan jojor memutar hadap belakang, 7-8 kaki kanan yang jojor srimpet kembali dan kemudian berbalik lagi ke aarah depan hingga jengkeng kiri pada tari gagah gaya Surakarta.

Motif

gerak

jojor

bawah,

jengkeng

9 Terinspirasi dari bentuk huruf Jawa wa

w

Lintas gerak huruf wa terstimulus dari aksara wa hingga menghasilkan unity yang berupa motif gerak dagu pada huruf wa. Tidak memberikan wujud utuh pada huruf wa melainkan membuat lintas gerak yang terstimulus dari aksara wa hingga menghasilkan ragam grerak baru. Pada lintas gerak huruf wa tidak banyak menggunakan gerak pada teknik tari tradisi gaya Surakarta. Lintasan ini menghasilkan vokabuler gerak baru yang mana fokus membuat lintasan geraknya adalah dagu. Jika dijabarkan menurut hitungan lintasan gerak wa antara lain 1-2 dagu membuat lengkung dari badan hadap depan hingga badan glebak ke belakang (karena terkena efek dari lemparan lengkung huruf dari fokus dagu), 3-4 dan membuat lintasan naik

Motif

gerak

dagu

penuh kemudian melontarkan nama dari huruf ma, di mana ma di sini merupakan arti dari limo pada bahasa Jawa angka Lima.

Page 11: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Jurnal Seni Budaya

36 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

diungkapkan melalui pembagian menjadi 4 empatbentuk gerak ekspresi meliputi gerak murni atau untukkeindahan namun gerakan ini terstimulan dari aksaraJawa, gerak maknawi secara kualitas gerakan inimemberi makna terhadap stimulan aksara Jawa yangdivisualkan (diterangkan sendiri) gerak locomotionpembagian gerak yang berpindah tempat yangmendapat stimulan dari kemungkinan-kemungkinanaksara Jawa yang dapat ditransformasikan menjadisebuah motif gerak yang berpindah tempat dalam halini antara lain motif gerak pada huruf la. Kemudiangerak botton signal atau gerak penguat ekspresikualitas gerak ekspresi ini disimbolkan melalui motifgerak untuk menguatkan ekspresi dengan demikianada suatu ekspresi mimik melalui suatu ucapan kata-kata yang dkeluarkan dengan gerakan, contohvisualisasi dari aksara Jawa contoh pada aksara madiwujudkan dalam bentuk jari lima dan suara ma, bahwasuara ma itu merupakan bahasa Jawa dari angkalima. Bentuk ekspresi melalui 4 empat pembagiangerak pada pembagian dari Desmon Morris kemudiandivisualisasikan melalui notasi laban.

Kualitas ekspresi dibangun dari asal usulproses pembentukan gerak. Cara mengetahui dapatdilihat dengan menggunakan teori dari DesmondMorris yang terdapat 4 konsep antara lain puremovement (gerak murni), gesture (penguat ekspresi)sebagai pembentuk ide visual pada gerak tradisi Jawa,locomotion (gerak berpindah tempat/gerak berjalan)dan batton signal (gerak maknawi /gerak bermakna).

Pencapaian kualitas kepenarian di tempuhmelalui proses terus menerus. Penari harus bisamenggunakan gerak dalam tubuhnya untukmenciptakan keselarasan yang ada dalam elemen tari,sebab gerak dapat memberi komunikasi d e n g a npenonton. Kajian tentang Aksara Tubuh menggunakananalisis yang berkaitan dengan kemampuan penarimengaplikasikan bentuk Aksara Jawa ke tubuh penari.Bentuk tersebut diaplikasikan menjadi sebuah bentukekspresi ke dalam gerak. Gerak-gerak ekspresi yangdiwujudkan ke dalam tarian dibagi menjadi 4 jenisgerak. Desmond Morris menjelaskan dalam buku ManWatching a Field Guide to Human Behavior. Bahasanbuku tersebut mencakup pure movement (gerak murni),gesture (penguat ekspresi) sebagai pembentuk idevisual pada gerak tradisi Jawa, locomotion (gerakberpindah tempat/gerak berjalan) dan batton signal(gerak maknawi /gerak bermakna). Konsep jenis gerakmenjadi landasan konsep analisis. Gerak murni adalahgerak yang asli dan tidak bermakna, contoh padakoreografi Aksara Tubuh terdapat bentuk gerak sindhetdalam tari puteri gaya Surakarta. Gerak penguat

ekspresi yaitu gerak yang mengungkapkan ekspresidari sang penari. Gerak berpindah tempat sepertilumksono, kapang-kapang, srisig, tranjal pada tarigaya Surakarta yang digunakan oleh koreografi AksaraTubuh. Gerak maknawi seperti ulap-ulap, tawing(Morris, 1977:24-288). Konsep gerak kontemporerialah tari tradisi Jawa Surakarta seperti gaya puteri,gaya alus dan gaya gagah.

Boby mengembangkan dan menambahkanvokabuler gerak baru tanpa menghilangkan rasa tradisitari Jawa yang ada. Gerak yang dimunculkan dalamberbagai variasi volume besar, kecil dan sedang sertapemakaian level atas, sedang dan bawah. Jenis taritradisi Surakarta yang dipakai dalam karya ini antaralain kambeng, gedheg, gambul, jengkeng gagah,sindhet, ngrayung, jengkeng puteri, nylekithing, srisiggagahan, tanjak dan masih banyak lagi. Berikutpembagian tari menurut 4 empat konsep dari DesmondMorries.

1. Gerak maknawiPada karya tari Aksara Tubuh terdapat gerak

maknawi yang juga disebut gerak yang bermakna.Semua koreografi Aksara Tubuh oleh Boby AriSetiawan mempunyai makna, karena di dalam gerakyang diperoleh terdapat bentuk yang menduplikasihuruf aksara Jawa. Makna di balik gerak tersebutadalah bentuk huruf ha,na,ca,ra,ka, da, ta, sa, wa, ladan gerak pa sampai nga merupakan gerak yangmenyatu secara improve oleh masing masing penari.Menuliskan aksara dengan gerak tubuh,menggunakan salah satu bagian tubuh seperti tangan.Lengan difokuskan pada ujung siku sebagai caramenuliskannya. Dengan lengan kanan ditekuk ujungsiku menuliskan bentuk hurif ha disusul kaki kanantanjak kanan sebagai titik akhir dari lintasan huruf ha.Untuk mencari lintasan gerak dengan bentuk hurufJawa ha. Menginisiasi tubuh menjadi tubuh aksarake dalam tubuh penari. Penambahan bentuk gerakdari tari tradisi Jawa. Inisiasi di istilahkan koreografersebagai pencarian gerak dengan drowing on the space,gerakan ini merupakan makna dari bentuk huruf hapada karya tari Aksara Tubuh.

Proses penciptaan yang di lakukan pertamamasih dengan menggunakan inisiasi pada dua anggotatubuh yaitu kaki dan tangan serta mengkomunikasikandua bagian tubuh secara bersamaan. Insert padagerakan ini menggunakan gerak tradisi Jawa yaitu ukelpada tangan kanan. Gerak yang di lakukanmenggunakna bagian tubuh pertama kali digerakkanuntuk menulis adalah dengan ujung kaki kiri disusultangan kanan dan diakhiri ke arah kanan, gerak ini

Page 12: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Fani Dwi Hapsari: Aksara Jawa sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh oleh Boby Ari Setiawan

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 37

merupakan makna dari huruf na pada karya tari AksaraTubuh. Inisiasi kaki kanan menuliskan huruf ca denganbertumpu pada kaki kiri dan posisi tangan kanan ulap-ulap, tangan kiri kambeng. Awalan gerak denganpinggul kanan hingga kaki kanan seakan terkena efeklempar dari geraknya pinggul. Media kaki kanan untukmenuliskan huruf ca adalah ujung ibu jari kaki kanan.Melakukan eksplorasi yang artinya proses penjajaganyaitu sebagai pengalaman unuk menanggapi objek dariluar atau aktivitasnya mendapat rangsangan dari luar,hingga menemukan teknik dan vokabuler gerak baru,gerak tesebut merupakan makna dari huruf ca padakarya tari Aksara Tubuh.

Proses perkembangan kreatif lebih padapenekanan komunikasi dan interaksi, proses kreatifterbentuk melalui sebuah proses komunikasi,interaksi. Awalan melakukan gerak dari huruf ra adalahtangan kiri membuat lintasan awal dari garis lurus danke atas dengn titik berupa ukel dan pose kambeng,dilanjutkan tangan kanan digunakan untuk menuliskanlintasan hurufnya dengn ujung tangan dan bentuktangan nylekithing. Melakukan sedikit perenungan,dalam imajinasi Boby memperluas pendalaman dalamsetiap pencarian gerak yang, gerak yang dilakukan diatas merupakan makna dari huruf ra pada karya tariAksara Tubuh.

Proses garap di sini bahwa koreografer terlalutertarik pada huruf Jawa jadi lahirlah sebuah caramemenuhi kreativitas itu. Aktivitas kreatif untukmembuat karya banyak di lakukan dengan cara latihanatau berproses yang di lakukan secara bertahapdengan eksplorasi, interaksi, perenungan, evaluasiserta komunikasi. Kaki kiri srimpet ke kanan, balikkanan, dilanjutkan kedua tangan menyatu danmenuliskan bentuk huruf ka hingga hadap ke depandengan pola berpindah tranjal, gerakan tersebutmerupakan makna dari huruf ka pada karya tari AksaraTubuh. Kaki kiri srimpet kanan. Dilanjuktakan kakikanan sebagai point media tulisnya, lalu berbalikmenghadap ke depan lagi, gerakan tersebutmerupakan makna dari penggambaran huruf da padakarya tari Aksara Tubuh. Kaki kanan dibuka ke arahkanan disusul kaki kiri, bahu kanan membuka ke arahkanan, kaki kiri menulis maju, kaki kanan mengikutimaju, dilanjutkan ujung kepala (ubun-ubun) sebagaimedia point menulis. Gerakan akhir jatuh level rendahdan kemudian jengkeng kiri, gerak tersebut merupakanpenggambaran huruf ta pada karya tari Aksara Tubuh.

Level rendah, kaki kanan sebagai media pointmenulis kaki kiri ditekuk, saling bergantian kakiseakan menggambar huruf “O” melingkar dankemudian berbalik lagi ke arah depan, gerak tersebut

merupakan penggambaran dari huruf sa pada karyatari Aksara Tubuh. Dagu sebagai media point menulis,dengan maju ke arah depan dan menuliskan aksaraJawa wa menggunakan garis imajiner huruf wa,gerakan terebut merupakan penggambaran dari hurufwa pada karya tari Aksara Tubuh. Siku tangan kanansebagai media poin menulis aksara Jawa. Sepertibentuk gerak huruf Jawa ha, dihabiskan ke arah kanandengan tangan kanan di rentang lalu di jatuhkan kekanan dengan level rendah, gerakan tersebutmerupakan makna dari penggambaran huruf la padakarya tari Aksara Tubuh.

Berikut merupakan contoh dari gerak maknawi yaitu huruf ra, transformasi yang terjadi dalam gerahhuruf ra terstimulus dari aksara ra. Aksara ra terdapatmotif gerak ukel tangan kiri dan lintas gerak tangankanan. Kaki dan tangan berinteraksi bersamaan.Awalan melakukan gerak dari huruf ra dalam hitunganadalah 1-4 tangan kiri membuat lintasan awal dari garislurus tangan kanan di tarik ke atas kemudian ukelnylekithing sejajar dengan kepala, fokus untukmembuat garis lintas adalah ujung tangan dan berakhirnylekithing, 5-6 tangan kanan di tarik lurus ke atasdengan posisi tangan ngrayung, 7-8 tangan kananmembuat lintas dari lurus ke atas kemudian turun kearah serong kanan bersamaan kaki kanan membukake arah sudut kanan. Transformasi tersebutmenghasilkan unity motif gerak ukel dan lintas. Tekniktari tradisi yang digunakan adalah ukel, dannylekithing. Gerakan ini t idak semata-matamemberikan gambaran secara utuh aksara ra, tetapihanya memberikan lintas gerak yang terinspirasi darihuruf ra. Dari stimulus kemudian di transformasikankepada lintas gerak huruf ma dan menghasilkan unitydi presentasikan data dengan Notasi Laban sebagaiberikut:

Gambar 2. Notasi laban huruf ra pada lintas gerakaksara ra. (foto: Eri Kisworo)

Page 13: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Jurnal Seni Budaya

38 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Gambar 3. Notasi Llaban tangan ngrayungpada huruf ra. (Foto: Eri Kisworo)

2. Locomotion (gerak berpindah tempat/ gerakberjalan

Pada karya tari Aksara Tubuh terdapat gerakberpindah antara lain pada huruf ha, terdapat gerakkaki kiri membuka, dan kembali, bergantian kakikanan membuka dan kaki kiri bergeser menutupmengikuti kaki kanan. Pada huruf na terdapat gerakkaki kiri jangkah ke kanan, kaki kanan membuka kearah kanan bergeser srimpet ke kanan. Pada hurufka terdapat gerak berpindah. Dari hadap depan kakikiri srimpet kanan, hadap belakang kemudian tranjalsekali ke arah kiri, tranjal di sini merupakan bentukberpindah tempat dari dasar tari tradisi gaya Surakarta.Pada huruf ta terdapat gerak berpindah yaitu kakisilang maju ke arah pojok kanan, kaki silangbergantian ke depan hingga akhirnya berhenti di arah

pojok kanan. Pada huruf sa menggunakanlevel rendah untuk menggambarkan huruf tersebut.Gerak berpindah yang dilakukan pada huruf sa adalahdengan cara kaki kanan jojor lurus flat ke lantaibergantian dengan kaki kiri berjalan seperti laku dodokke arah sudut. Pada gerak huruf wa terdapat geraktranjal, tranjal ke arah kanan dengan kaki tranjal kanan.Huruf pa sampai nga terdapat banyak sekali gerakberpindah antara lain srisig, tranjal, dan kenser padatari tradisi Surakarta. Srisig merupakan gerakan yangbiasa penari lakukan dengan langkah/ berjalan kecil-kecil, tranjal merupakan gerak berpindah yangmerupakan langkah seperti kaki di lempar kecil kesamping, kenser kaki yang berjalan ke samping kananataupun kiri. Uraian di atas merupakan bentukgerakan berpindah yang ada pada koreografi AksaraTubuh oleh Boby Ari Setiawan.

Berikut contoh gerak locomotion yang adapada motif gerak tranjal pada huruf la. Tersitimulusdari aksara la kemudian ditransformasikan ke dalamlintas gerak huruf la yang akhirnya menghasilkan suatubentuk unity motif gerak tranjal. Tidakmemvisualisasikan huruf la secara utuh melainkanmembuat garis lintasan yang terinspirasi dari bentukhuruf la. Bentuk tari tradisi Jawa yang digunakan padamotif gerak huruf la adalah tranjal dan kambeng padatari tradisi gagah. Diuraikan menurut hitungan lintas

gerak huruf la antar lain adalah 1-4 lengan kanan ditekuk ke bahu kanan tangan kiri posisi kambeng, fokusuntuk membuat lintasan geraknya adalah siku lengankanan, 5-6 siku kanan membuat lintas garis lengkungnaik turun seperti bentuk dari huruf la, 7-8 siku kananyang ditekuk di buka ke samping kanan kemudiantangan kanan mlumah , gerakan tangan dibuka kesamping kanan diikuti kaki tranjal sekali ke kananhingga leyek kanan. Dinotasikan dalam laban sebagaiberikut.

Gambar 4. Notasi laban pada motif gerak huruf la.(Foto: Eri Kisworo)

Gambar 5. Notasi laban pada bentuk tangan aksaraJawa la. (Foto:Eri Kisworo)

3. Gerak Murni/untuk Kepentingan KeindahanPada bagian koreografi Aksara Tubuh untuk

ke sepuluh huruf dari ha-nga merupakan gerakspontanitas pada diri penari. Gerak yang tak lepasdihasilkan dari bentuk huruf aksara Jawa pa dha ja yanya ma ga ba tha nga merupakan gerak yangdilakukan oleh para penari sendiri hanya untukkepentingan keindahan. Uraian gerak untukkepentingan keindahan yang ada pada huruf pa sampainga di antaranya ialah tangan kiri ukel dari bawah ke

Page 14: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Fani Dwi Hapsari: Aksara Jawa sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh oleh Boby Ari Setiawan

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 39

atas menuju arah serong kiri, tangan kanan ukel didepan dada dengan menyusulnya gerakan pinggulseperti menggambar huruf O, kaki kanan berayun kesamping kanan sambil bergerak seperti menggambarhuruf S tangan kiri tetap diam di cetik kiri dannylekiting, dilanjutkan badan pose seperti pesawatterbang dengan posisi tangan kiri kambeng tangankanan ulap-ulap kanan kaki kiri jojor ke belakang kakikanan sebagai tumpuan badan doyong ke depan,kemudian kaki kanan seleh tangan kanan tetap ulap-ulap kanan maju ke depan dengan bergerak kakisrimpet ke depan. Gerakan ini hanya sebagai bentukkeindahan dari gerak yang ada pada huruf pa sampainga pada karya tari Aksara Tubuh.

Berikut merupakan contoh dari gerak yangberfungsi sebagai bentuk keindahan saja yaitu padalintas gerak huruf nya. Tersti mulus dari aksara Jawanya kemudian di transformasikan ke dalam lintas gerakhingga menghasilkan unity motif gerak pesawatterbang. Gerakan ini tidak menggambarkan bentukgerak atau pause huruf nya melainkan bentuk gerakberjalan dengan menggunakan lintas gerak yangterinspirasi dari huruf nya pada aksara Jawa. Bentuktari tradisi Jawa yang digunakan dalam lintas gerakaksara nya adalah bentuk kambeng, dan ulap-ulap.Hitungan yang ada pada lintas gerak huruf nya meliputi1-2 tangan kanan ulap-ulap, tangan kiri kambeng,telapak kaki kanan difokuskan untuk membuat garislintasnya, membuat lintasan lekuk naik, 3-4 membuatlintasan lekuk turun 5-6 membuat lintasan lekuk naik7-8 mendorong kaki kanan yang membuat lintasanhingga jojor ke belakang dan memberikan kesan posepesawat terbang walaupun hanya sesaat.Dipresentasikan menurut notasi laban sebagai berikut.

Gambar 6. Notasi laban pada lintas gerak huruf nya.(Foto:Eri Kisworo)

Gambar 7. Motif tangan ngepel pada gerak hurufnya. (Foto: Eri Kisworo)

4. Gerak Baton SignalTerdapat gerak penguat ekspresi yang ada

pada karya tari Aksara Tubuh, pada huruf ma. Gerakyang dilakukan pada gerak huruf ma adalah lengankanan ditekuk ke depan mata dengan telapak tangandi buka ke arah depan dan menyebutkan/melafalkanhuruf ma dengan pandangan mata ditutup tangankanan.

Penggarapan gerak yang dilakukan dengankerja team ini tentunya sangat membuahkan hasilgerak yang beraneka ragam bentuknya. Boby selakukreator dan koreografer membebaskan penari untukbereksplorasi sesuai bayangan huruf aksara Jawayang tergambar di imajinasi para penari. Eksplorasi merupakan prosees berfikir, berimajinasi sertamerasakan dan merespon suatu objek yang diperolehmelalui panca indera. Penciptaan karya-karyakontemporer memerlukan sumber-sumber daya daninspirasi dari manapun. Boby mencoba mengusungkebudayaan yang ada pada lingkungannya dariketertarikan sebuah objek menjadi penuangan sebuahkarya. Dalam sebuah kreativitas tentunya jugadilatarbelakangi dari kehidupan dan pengalaman sikreator itu sendiri. Aksara Tubuh merupkan karya tariyang sudah tervisualkan dengan penggarapansedemikian rupa menggunakan elemen- elemen dasartari tentunya tidak lepas dari kreativitas penata taridan peran serta para penari Aksara Tubuh.

Berikut merupakan motif gerak ma pada hurufma. Transformasi pada huruf ma tidak dilakukanberdasar pencarian gerak atau lintasan huruf ma,melainkan sebuah simbol ekspresi yang manamenggunakan teknik tari tradisi gaya Surakrta yaitujengkeng puteri, tangan kiri nylekithing di atas lututkaki kiri, pada hitungan 1 tangan kanan maju danberhenti menutupi muka dengan telapak tangan dibukapenuh kemudian melontarkan nama dari huruf ma, dimana ma disini merupakan arti dari limo pada bahasaJawa angka Lima.

Page 15: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Jurnal Seni Budaya

40 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Gambar 8. Notasi laban pada motif gerakma. (Foto: Ei Kisworo)

Gambar 9. Notasi laban tangan nylekithing padamotif gerak ma. (Foto: Eri Kisworo)

Berikut merupakan pembagian analisis gerakmenurut Desmond Morris. Menotasikan berupa notasilaban pada setiap jenis gerak dari masing-masinggerak. Dengan demikian terdapat 4 empat jenis gerakyang sudah dipilah-pilahkan menurut jenisnya.

G. Kesimpulan

Dari hasil penelitian karya tari Aksara Tubuholeh Boby Ari Setiawan dapat disampaikan beberapakesimpulan sebagai berikut:1) Ide penciptaan karya tari ini bermula dari

tergelitiknya koreografer dengan keberadaan aksaraJawa yang semakin tetinggal keberadaannya.

2) Boby Ari Setiawan merupakan koreografer di kotaSolo yang mempunyai dasar tari tradisi Jawa danmempunyai latar belakang tradisi Jawa. Melihataksara Jawa sebagai bentuk yang unik danmengimajinasi Boby untuk membuat karya dariobjek bentuk aksara Jawa.

3) Sebagai pekerja seni, khususnya seni tari. Bobymembuat karya dengan tema aksara Jawa sebagaiobjeknya.

4) Karya tari Aksara Tubuh di visualisaikan Bobykedalam bentuk gerak oleh tubuh penari. Tidakmenonjolkan di mana letak aksara Jawa padatubuh penari, tetapi bagaimana imajinasi menari

lintasan gerak dengan bentuk aksara Jawa sebagaiobjeknya. Yang sangat menonjol dalam karya iniadalah koreografinya. Dalam karya ini Boby tidakingin bercerita, ia hanya ingin mengangkat ataumengimajinasi aksara Jawa ke dalam bentuk geraktari. Dan hasilnya mendapatkan gerakan yangberanekaragam dari inspirasi bentuk satu hurufaksara Jawa. Hal ini menjadi kesadaran tersendiribahwa karya berangkat bisa dari mana sajatermasuk huruf Jawa dan tidak lepas dari budayaJawa koreografernya sendiri.

5) Tanggapan penonton atau penikmat terhadap karyatari Aksara Tubuh mendapat respon yang positifdan sampai sekarang Aksara Tubuh masih seringdi pentaskan, pada akhir-akhir ini di acara tourkeliling di 4 empat kota di Indonesia. Ke 4 empatkota terebut juga mempunyai kebudayaan yangberbeda. Jadi karya tari Aksara Tubuh juga bisa dikenalkan ke masyarakat luas bahwa Jawamempunyai aksara Jawa sebagai mediakomunikasi zaman dahulu, dan sekarang di sajikansebagai pertunjukan tari yang di bawakan olehpekerja seni yaitu koreografer Boby Ari Setiawanyang berlatar belakang dari seni tari tradisi Jawa.Karya tari Aksara Tubuh di sajikan denganpertunjukan kontemporer tetapi masih terdapatunsur tari tradisi Jawa di dalamnya.

KEPUSTAKAAN

Ahimsa-Putera, Heddy Shri. Strukturalisme Levi-Strauss. Mitos dan Karya Sastra.Yogyakarta: Kepel Press, 2006.

Bandem, I Made. Etnologi Tari Bali. Denpasar Bali:Forum Apresiasi Kebudayaan, 1996.

Hadikoesoemo, R.M Soenandar. Filsafat KeJawaanUngkapan Lambang Ilmu Gaib dalam Seni,Budaya Peninggalan Leluhur Jaman Purba.Jakarta Barat: Yudhagama Corporation,1985.

Hawkins, Alma M.Bergerak Menurut Kata Hati. Terj.Prof. Dr. I Wayan Dibia. Jakarta: FordFondation dan Masyarakat Seni PertunjukanIndonesia, 2003.

Hutchinson, Ann. Labanotation or Kinetography Laban:The System of Analyzing and RecordingMovement. New York: Theaatre Arts Books,1977.

Page 16: AKSARA JAWA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA TARI AKSARA …

Fani Dwi Hapsari: Aksara Jawa sebagai Ide Penciptaan Karya Tari Aksara Tubuh oleh Boby Ari Setiawan

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 41

Morris, Desmond. Manwatching a Field to HumanBehavior. London: Elsevier PublishingProjects, 1977.

Munandar, Utami. Kreativitas dan Keberbakatan:Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif danBakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999.