pengaruh pengetahuan dan pengalaman …digilib.unila.ac.id/28303/2/skripsi tanpa bab...

50
PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN AUDITOR INVESTIGATIF TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN (SKRIPSI) Oleh: EKO ARIE WICAKSONO FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: doliem

Post on 28-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN AUDITOR INVESTIGATIF TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN

(SKRIPSI)

Oleh: EKO ARIE WICAKSONO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017

Page 2: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

ii

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE INVESTIGATIVE AUDITOR’S KNOWLEDGE AND EXPERIENCE ON THE EFFECTIVENESS OF THE

IMPLEMENTATION OF AUDIT PROCEDURES IN THE PROVING OF FRAUD

By

EKO ARIE WICAKSONO

This research is purposed to analyze the effect of the investigative auditor’s knowledge and experience on the effectiveness of the implementation of audit procedures in the proving of fraud. This research uses quantitative methods, that collecting data by distributing questionnaires via online. Respondents in this study were all auditors of the Financial and Development Supervisory Agency who had conducted an investigative audit, obtained from sampling using purposive sampling technique. From the test results obtained that the investigative auditor’s knowledge and experience has a positive and significant effect on the effectiveness of the implementation of audit procedures in the proving of fraud, which means that more of knowledge and experience of an investigative auditor will be more on effectiveness of the implementation of audit procedures in the proving of fraud.

Keywords: investigative auditor knowledge, investigative auditor experience, effectiveness of audit procedures, fraud examination, corruption, fraud

Page 3: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

iii

ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN AUDITOR INVESTIGATIF TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN

Oleh

EKO ARIE WICAKSONO

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan pengalaman auditor investigatif terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara online. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang pernah melaksanakan audit investigatif, yang diperoleh dari pengambilan sampel menggunakan teknik purposice sampling. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa pengetahuan dan pengalaman auditor investigatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan, yang berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan dan pengalaman seorang auditor investigatif maka akan semakin tinggi pula efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan.

Kata kunci: pengetahuan auditor investigatif, pengalaman auditor investigatif, efektivitas prosedur audit, pembuktian kecurangan, korupsi

Page 4: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

iv

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN AUDITOR INVESTIGATIF TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN

Oleh EKO ARIE WICAKSONO

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017

Page 5: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena
Page 6: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena
Page 7: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena
Page 8: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

viii

RIWAYAT HIDUP

Eko Arie Wicaksono, lahir di Semarang pada tanggal 28

November 1990 dari pasangan Bapak Munawari, S.Pd dan Ibu

Dra. Titik Wiji Purwati, merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada

tahun 2002 lulus dari SD N 2 Patukangan. Kemudian

melanjutkan di SMP N 2 Kendal dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2008 lulus

dari SMA N 1 Kendal dan melanjutkan ke jenjang kuliah di Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara Program Diploma 3 Spesialiasasi Pengurusan Piutang dan

Lelang Negara, dan lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2012 penulis melaksanakan pelatihan kerja (on job training) pada

kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Jawa

Tengah. Dan pada akhir tahun 2012, penulis diangkat sebagai Pejabat Fungsional

Auditor dan ditugaskan pertama kali pada kantor Perwakilan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Provinsi Papua Barat di Bidang Investigasi, hingga

akhirnya pada tahun 2015 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan

pendidikan sarjana di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung dengan beasiswa program State Accountability Revitalization Project

(STAR) yang diselenggarakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) yang bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB),

dimana tujuan dari beasiswa ini adalah untuk memperkuat kinerja akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara melalui peningkatan kapasitas SDM PKN-APIP

antara lain dalam bidang penganggaran, pelaporan keuangan, internal audit dan

manajemen aset.

Page 9: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk

istri tercinta Khadijah Rizky Sumitro

dan anak tercinta Fatimah Aryila Wicaksono

Page 10: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rizki-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Pengetahuan dan Pengalaman Auditor Investigatif Terhadap Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan”. Skripsi ini dibuat

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penulis menyadari

di dalam penyusunan skripsi ini masih ditemukan banyak kekurangan, oleh karena

itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan segala kritik dan saran guna

perbaikan di masa depan. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat,

baik bagi penulis pribadi maupun bagi pembaca untuk memperluas informasi dalam

bidang akuntansi.

Bandar Lampung, September 2017

Eko Arie Wicaksono

Page 11: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

xi

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah

skripsi berjudul “Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman Auditor Investigatif

Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan”

dapat terselesaikan. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Lampung.

Selama proses pendidikan, peneliti memperoleh banyak ilmu pengetahuan,

pengalaman, bimbingan serta kesempatan untuk mengembangkan diri. Oleh karena

itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada hingganya kepada:

1. Kedua orang tua, Ibu Dra. Titik Wiji Purwati dan Bapak Munawari, S.Pd; serta

Ibu Dra. Susi Purwati, M.M dan Bapak Sumitro, S.E., Ak., M.M., CA., CFrA.

Ayah dan Ibu yang senantiasa terus memanjatkan doa dan mendukung demi

kesuksesan peneliti.

2. dr. Khadijah Rizky Sumitro, Sp.A dan Fatimah Arsyila Wicaksono, istri dan

anak yang menjadi penyemangat untuk terus maju dan berkembang menjadi

lebih baik dan lebih baik lagi.

3. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Farichah, S.E., M.Si., Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E.,

M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

Page 12: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

xii

5. Bapak Dr. Tri Joko Prasetio, S.E. M.Si., Akt., selaku Dosen Penguji. Terima

kasih atas segala bimbingan, masukan dan motivasi yang diberikan guna

menyempurnakan skripsi.

6. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si.. Akt. Selaku Dosen Pembimbing I.

Terima kasih atas segala bimbingan, masukan dan motivasi yang diberikan

selama proses penyelesaian skripsi.

7. Ibu Mega Metalia, S.E., M.Si., MS.Ak., Akt. Selaku Dosen Pembimbing II.

Terima kasih atas segala bimbingan, masukan dan motivasi yang diberikan

selama proses penyelesaian skripsi.

8. Seluruh rekan-rekan STAR BPKP Batch II Universitas Lampung, terima kasih

atas semangat dan canda tawanya yang telah diberikan selama ini.

9. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik atas segala bantuan yang

telah diberikan.

Bandar Lampung, September 2017

Penulis,

Eko Arie Wicaksono

Page 13: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i ABSTRACT ................................................................................................ ii ABSTRAK .................................................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. v HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... vi PERNYATAAN ........................................................................................ vii RIWAYAT HIDUP ................................................................................... viii PERSEMBAHAN ...................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................... x SANWACANA .......................................................................................... xi DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3 1.5. Metode Penelitian ......................................................................... 4 II. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 6 2.1. Teori Audit ..................................................................................... 6 2.2. Teori Atribusi ................................................................................. 7 2.3. Teori Persepsi ................................................................................. 7 2.4. Teori Efektivitas ............................................................................. 8 2.5. Audit Investigatif ........................................................................... 9 2.6. Pendekatan Audit Investigatif ........................................................ 10 2.7. Standar Audit Investigatif .............................................................. 12 2.8. Prosedur Pelaksanaan Audit Investigatif ....................................... 14 2.9. Pembuktian .................................................................................... 16 2.10. Pengetahuan ................................................................................. 18 2.11. Pengalaman .................................................................................. 19 2.12. Penelitian Terdahulu .................................................................... 20 2.13. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 22 2.14. Pengembangan Hipotesis ............................................................. 22 III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 24 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 24 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 24 3.3 Populasi dan Sampel .................................................................... 25 3.4 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 25 3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 25

Page 14: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

xiv

3.5.1 Variabel Independen ............................................................ 25 3.3.2 Variabel Dependen .............................................................. 26 3.6 Metode Analisis ............................................................................. 27 3.6.1 Statistik Deskriptif ................................................................ 27 3.6.2 Uji Kualitas Data .................................................................. 27 3.6.3 Pengujian Hipotesis .............................................................. 28 3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2) ........... 28 3.6.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............... 28 3.6.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .......................................................... 28 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 29 4.1 Deskripsi Data ............................................................................... 29

4.1.1 Sebaran Data Responden ...................................................... 29 4.1.2 Jenis Kelamin Responden .................................................... 31 4.1.3 Usia Responden .................................................................... 31 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ......................................... 32 4.2.1 Variabel Pengetahuan Auditor Investigasi (X1) .................. 32 4.2.2 Variabel Pengalaman Auditor Investigasi (X2) ................... 33 4.2.3 Variabel Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan (Y1) .............................................. 34 4.3 Uji Kualitas Data ........................................................................... 37 4.3.1 Uji Validitas ......................................................................... 37 4.3.2 Uji Reliabilitas ...................................................................... 38 4.4 Pengujian Hipotesis ...................................................................... 38 4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2) ...................... 38 4.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........................... 39 4.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ...................................................................... 40 4.5 Pembahasan ................................................................................... 45 4.5.1 Pengaruh Pengetahuan Auditor Investigatif Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan ....................................................... 45 4.5.2 Pengaruh Pengalaman Auditor Investigatif Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan ....................................................... 46 V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 48 5.1 Simpulan ....................................................................................... 48 5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 49 5.3 Saran ............................................................................................. 49 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 51

Page 15: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

xv

DAFTAR TABEL ..............................................................................................................Halaman Tabel 4.1 Pemilihan Responden .............................................................. 29 Tabel 4.2 Sebaran Data Kuesioner .......................................................... 30 Tabel 4.3 Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 31 Tabel 4.4 Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ................................. 31 Tabel 4.5 Uji Statistik Deskriptif Variabel Pengetahuan Auditor Investigatif (X1) ...................................................................... 32 Tabel 4.6 Uji Statistik Deskriptif Variabel Pengalaman Auditor Investigatif (X2) ..................................................................... 33 Tabel 4.7 Uji Statistik Deskriptif Variabel Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan (Y1) ............ 34 Tabel 4.8 Uji Validitas ............................................................................ 37 Tabel 4.9 Uji Reliabilitas ......................................................................... 38 Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R Square) ............... 39 Tabel 4.11 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............................. 39 Tabel 4.12 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ............ 40 Tabel 4.13 Kriteria Variabel Pengetahuan dan Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan ..................... 41 Tabel 4.14 Kriteria Variabel Pengalaman dan Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan ..................... 43

Page 16: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

xvi

DAFTAR GAMBAR

..............................................................................................................Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 22

Page 17: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

xvii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran: 1. Kuesioner Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman Auditor Investigatif

Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan

2. Hasil Output Aplikasi IBM SPSS Statistics

Page 18: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi saat ini, pendapatan dan belanja daerah

juga semakin meningkat guna memenuhi kebutuhan penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah yang diwujudkan baik dalam bidang pendidikan, kesehatan

infrastruktur, fasilitas sosial maupun fasilitas penunjang lainnya. Namun dalam

pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan tersebut tidak luput dari berbagai

kecurangan yang merugikan negara.

Kecurangan merupakan segala tindakan yang didasari oleh kecerdikan

manusia, yang dilakukan oleh individu agar mendapatkan keuntungan lebih dari

yang lain dengan membuat keterangan/laporan palsu. Dan tidak ada kaidah yang

pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena dalam setiap tindakan kecurangan

selalu memberikan kejutan, tipu daya, kelicikan dan cara yang tidak adil (Albrecht,

et al, 2011). Bentuk penyimpangan di bidang ekonomi semakin beragam,

Association of Certified Fraud Examinations (ACFE) yang merupakan asosiasi

bersertifikat di Amerika Serikat yang fokus kegiatannya pada pencegahan dan

pemberantasan kecurangan, mengkategorikan kecurangan dalam tiga kelompok,

yaitu kecurangan laporan keuangan, penyalahgunaan aset, dan korupsi.

Page 19: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

2

Oleh sebab itu, Pemerintah memberikan respon positif dengan melakukan

pencegahan dan pemberantasan tindak kecurangan di Indonesia yang direalisasikan

dengan melakukan prosedur pemeriksaan baik secara akuntansi maupun secara

hukum yang saat ini sedang populer disebut audit investigatif. Pelaksanaan dari

prosedur tersebut dapat dilakukan oleh Aparat Penegak Hukum, Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan, Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia

dan juga Lembaga Non-Pemerintah lainnya.

Pemberitaan di media masa atas keberhasilan penanganan berbagai kasus fraud

memberikan titik cerah bahwa audit investigatif merupakan salah satu solusi dalam

mencegah dan mengungkap terjadinya kecurangan yang merugikan berbagai pihak.

Keberhasilan tersebut tidak lahir dengan sendirinya, tetapi dari usaha yang

dilakukan oleh auditor. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan audit investigatif

diperlukan sumber daya manusia yang memadai agar proses pemeriksaan berjalan

dengan efektif.

Auditor investigatif diharuskan memiliki kompetensi di bidangnya yang

didapat dari pendidikan-pendidikan akademis maupun pendidikan khusus

mengenai keinvestigasian. Selain itu, pengalaman auditor juga berperan dalam

pembuktian kecurangan yang semakin berkembang.

Kompetensi berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman memadai yang

dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Pencapaian keahlian

dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman

dalam praktik audit (Christiawan, 2004). Dan juga, pengalaman memegang peranan

penting dalam mendeteksi tindak kecurangan, karena pengalaman yang lebih akan

menghasilkan pengetahuan yang lebih (Christ, 1993).

Page 20: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

3

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman Auditor Investigatif terhadap

Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut merupakan rumusan

masalah dalam penelitian ini:

1. Apakah pengetahuan auditor investigatif berpengaruh terhadap efektivitas

pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan?

2. Apakah pengalaman auditor investigatif berpengaruh terhadap efektivitas

pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terkait dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan

sebelumnya yaitu:

1. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh pengetahuan auditor investigatif

terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan.

2. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh pengalaman auditor investigatif

terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang

terkait langsung maupun tidak langsung dengan penelitian ini, diantaranya:

Page 21: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

4

1. Manfaat Teoritis

• Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai masalah

yang diteliti, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam

penerapan teori dengan yang terjadi di lapangan.

• Bagi Masyarakat

Untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang ilmu audit

khususnya audit investigatif.

• Bagi Akademisi

Untuk digunakan sebagai referensi dalam pengajaran maupun untuk

dilakukan pengembangan dengan melakukan penelitian lebih lanjut

terkait bidang auditing khususnya tentang keinvestigasian.

• Penelitian Selanjutnya

Untuk dijadikan bahan acuan atau referensi yang dapat digunakan sebagai

dasar penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

• Bagi Lembaga Terkait

Untuk digunakan sebagai informasi dan masukan atas kebijakan-kebijakan

pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan agar dalam

pelaksanaan audit investigatif berjalan lebih efektif.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data yang diperoleh

selama penelitian diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sehingga dapat

memperjelas gambaran mengenai objek analisis hubungan antara variabel-variabel

Page 22: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

5

dari objek yang diteliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data

primer berupa kuesioner dan observasi.

Page 23: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

6

BAB II

TINJAUAN PUTAKA

2.1 Teori Audit

Menurut Konrath (2002), auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematis

untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang

kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat

keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dijelaskan

juga oleh Arens, et al (2011) bahwa auditing merupakan suatu akumulasi dan

evaluasi bukti-bukti yang berisi informasi untuk menentukan dan melaporkan

tingkat korespondensi antara informasi dan kriteria yang ditetapkan, dan audit harus

dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Dari pengertian di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa auditing

merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan oleh seseorang yang

kompeten dan independen dengan cara mengumpulkan bukti-bukti terkait untuk

meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah

ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

Page 24: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

7

2.2 Teori Atribusi

Menurut Heider (1958), pencetus teori atribusi, mengemukakan bahwa teori

atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang maksud dan karakteristik

seseorang serta reaksi orang lain yang timbul dari perilaku individu tersebut.

Dijelaskan juga oleh Luthans (2007) bahwa pembentukan perilaku seseorang

disebabkan oleh faktor internal seperti sikap, sifat, karakter dan lain sebagainya,

dan juga faktor eksternal seperti tekanan atau keadaan tertentu yang mampu

memberikan pengaruh terhadap perilaku individu.

Teori atribusi pada penelitian ini berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja auditor dalam tercapainya efektivitas pelaksanaan prosedur

audit. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak faktor-faktor dalam diri

seorang auditor yang sangat berpengaruh terhadap kompetensi auditor, yang mana

kompetensi tersebut merupakan kemampuan dalam implementasi pengetahuan

yang dimiliki serta penggunaan pengalaman-pengalaman auditor di masa lalu,

dimana faktor tersebut merupakan kunci agar tercapainya efektivitas pelaksanaan

prosedur audit dalam pembuktian kecurangan.

2.3 Teori Persepsi

Persepsi adalah proses di mana individu mengatur dan menginterprestasikan

kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Riset

tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang berbeda dapat

melihat hal yang sama tetapi memahaminya secara berbeda. (Robbins, 2012)

Sedangkan Mahmud (1990) berpendapat bahwa teori ini termasuk dalam teori

psikologis perilaku, bahwa persepsi merupakan faktor psikologis yang mempunyai

peranan penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Perbedaan persepsi

Page 25: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

8

sangat dipengaruhi oleh interpretasi yang berbeda pada setiap individu atau

kelompok.

Pada penelitian ini juga menggunakan teori persepsi sebagai dasar teori

penelitian, dimana persepsi-persepsi dapat dipengaruhi oleh kejadian seseorang di

masa lalu yang memberikan kesan mendalam. Dalam penelitian ini, ketika seorang

auditor menemukan suatu kecurangan dalam suatu laporan dan kemudian mencoba

untuk menemukan penyebab serta bukti-bukti yang menguatkan kecurangan

tersebut, hal ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman auditor

sebelumnya.

2.4 Teori Efektivitas

Menurut Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa efektivitas merupakan ukuran

berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi

berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan

efektif.

Sementara itu, Siagian (2002) menyimpulkan efektivitas adalah pemanfaatan

sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan

yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai

tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati

sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Dari pengertian di atas, efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam

pembuktian kecurangan dapat diartikan dengan tercapainya tujuan audit

(pembuktian kecurangan) dengan menggunakan sumber daya, sarana dan prasarana

Page 26: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

9

yang ada. Sumber daya yang dimiliki oleh seorang auditor antara lain pengetahuan

dan pengalaman yang pernah dilaluinya.

2.5 Audit Investigatif

Audit investigatif merupakan salah satu cara yang efektif untuk

mengungkapkan kecurangan yang terjadi karena audit investigatif ini dilakukan

oleh seorang ahli akuntansi dan audit dalam pengungkapan kecurangan tersebut

(Dewi dan Ramantha, 2016). Sesuai dengan Pedoman Penugasan Bidang

Investigasi (PPBI), yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan nomor PER-1314/K/D6/2012 Tanggal 16 Oktober

2012 Tentang Pedoman Penugasan Bidang Investigasi, audit investigatif adalah

proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang

bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya

guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya.

Association of Certified Fraud Examiners (2007) mendefinisikan Fraud

Examination sebagai berikut: “Fraud examination is a methodology of resolving

fraud allegations from inception to disposition. Specifically, fraud examination

involves the following: Assisting in the detection and prevention of fraud, obtaining

evidence and taking statements, writing reports, testifying to findings.”.

Menurut Soepardi (2010), audit investigatif adalah tindakan mencari

kebenaran, dengan memperhatikan keadilan dan berdasarkan pada ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Auditor mengumpulkan fakta-fakta

sedemikian rupa sehingga bukti-bukti yang diperolehnya tersebut dapat

memberikan simpulan sendiri bahwa telah terjadi atau tidak terjadi penyimpangan

dan pihak yang diduga terlibat/terkait terindentifikasi. Dengan demikian, tidak ada

Page 27: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

10

ruang bagi auditor investigatif untuk memberikan opini tanpa didasarkan oleh

fakta-fakta yang ada.

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil simpulan bahwa audit investigatif

adalah suatu proses/tindakan mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti

sehingga auditor dapat menarik simpulan terjadinya atau tidak terjadinya tindak

kecurangan dengan menggunakan pendekatan serta teknik-teknik audit investigatif

dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.6 Pendekatan Audit Investigatif

Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

nomor PER-1314/K/D6/2012 Tanggal 16 Oktober 2012 Tentang Pedoman

Penugasan Bidang Investigasi, Permintaan penugasan Hasil Audit Operasional

berasal dari:

a. Pengembangan Hasil Audit Operasional

Apabila dalam pelaksanaan audit operasional ditemukan adanya dugaan

penyimpangan yang merugikan keuangan negara, hambatan kelancaran

pembangunan, kelemahan sistem pengendalian intern, kelemahan substansi

ketentuan peraturan yang membuka peluang terjadinya tindak pidana korupsi, dapat

ditindaklanjuti dengan penugasan audit investigatif, evaluasi hambatan kelancaran

pembangunan, FCP, pengkajian ketentuan peraturan yang membuka peluang

terjadinya tindak pidana korupsi, berdasarkan permintaan dari Pimpinan Objek

Penugasan yang berwenang.

b. Pengaduan Masyarakat

Dapat ditindaklanjuti dengan penugasan audit investigatif setelah diperoleh

permintaan penugasan dari Instansi Penyidik atau Pimpinan Objek Penugasan.

Page 28: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

11

c. Permintaan Instansi Penyidik/Penetapan Pengadilan

Atas permintaan Instansi Penyidik baik secara langsung maupun melalui

penetapan pengadilan dapat dipenuhi dengan jenis penugasan audit investigatif,

audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara dan pemberian

keterangan ahli.

d. Permintaan Objek Penugasan

Atas permintaan Objek Penugasan dapat dilakukan jenis penugasan audit

investigatif, evaluasi hambatan kelancaran pembangunan, audit penyesuaian harga,

audit klaim, FCP, pengkajian ketentuan peraturan yang membuka peluang

terjadinya tindak pidana korupsi, narasumber, dan pemberian pendapat (second

opinion).

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Wahono (2011) sebagaimana halnya

penyelidikan dan penyidikan, audit investigatif bisa dilaksanakan secara reaktif

atau proaktif:

a. Audit investigatif dikatakan bersifat reaktif apabila auditor melaksanakan audit

setelah menerima atau mendapatkan informasi dari pihak lain mengenai

kemungkinan adanya tindak kecurangan dan kejahatan. Audit investigatif yang

bersifat reaktif umumnya dilaksanakan setelah auditor menerima atau

mendapatkan informasi dari berbagai sumber informasi misalnya dari auditor

lain yang melaksanakan audit reguler, dari pengaduan masyarakat, atau karena

adanya permintaan dari aparat penegak hukum. Karena sifatnya yang reaktif

maka auditor tidak akan melaksanakan audit jika tidak tersedia informasi

tentang adanya dugaan atau indikasi kecurangan dan kejahatan.

Page 29: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

12

b. Audit investigatif dikatakan bersifat proaktif apabila auditor secara aktif

mengumpulkan informasi dan menganalisis informasi tersebut untuk

menemukan kemungkinan adanya tindak kecurangan dan kejahatan sebelum

melaksanakan audit investigatif. Auditor secara aktif mencari, mengumpulkan

informasi dan menganalisis informasi-informasi yang diperoleh untuk

menemukan kemungkinan adanya kecurangan dan kejahatan. Audit

investigatif yang bersifat proaktif perlu dilakukan pada area atau bidang-

bidang yang memiliki potensi kecurangan atau kejahatan yang tinggi. Audit

yang bersifat proaktif dapat menemukan kemungkinan adanya kecurangan dan

kejahatan secara lebih dini sebelum kondisi tersebut berkembang menjadi

kecurangan atau kejahatan yang lebih besar. Selain itu Audit investigatif yang

bersifat proaktif juga dapat menemukan kejahatan yang sedang atau masih

berlangsung sehingga pengumpulan bukti untuk penyelidikan, penyidikan dan

penuntutan kejahatan tersebut lebih mudah dilaksanakan.

2.7 Standar Audit Investigatif

Standar pelaksanaan audit investigatif dalam Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah merumuskan beberapa standar sebagai berikut:

a. Dalam setiap penugasan audit investigatif, auditor investigatif harus menyusun

rencana audit. Rencana audit tersebut harus dievaluasi, dan bila perlu,

disempurnakan selama proses audit investigatif berlangsung sesuai dengan

perkembangan hasil audit investigatif di lapangan.

b. Pada setiap tahap audit investigatif, pekerjaan auditor harus disupervisi secara

memadai untuk memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan

meningkatnya kemampuan auditor.

Page 30: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

13

c. Auditor investigatif harus mengumpulkan dan menguji bukti untuk

mendukung kesimpulan dan temuan audit investigatif.

d. Auditor harus menyiapkan dan menatausahakan dokumen audit investigatid

dalam bentuk kertas kerja audit. Dokumen audit investigatif harus disimpan

secara tertib dan sistematis agar dapat secara efektif diambil kembali, dirujuk

dan dianalisis.

Menurut Pickett (2002) bahwa standar audit investigatif dalam pembuktian

kecurangan adalah sebagai berikut:

a. Seluruh proses investigatif harus dilakukan berdasarkan standar pelaksanaan

audit yang telah ditentukan;

b. Memeriksa, mengumpulkan dan menilai bukti-bukti yang cukup dan relevan.

c. Memastikan keseluruhan dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan

diindeks serta tersedianya jejak audit;

d. Memastikan bahwa para investigator mengerti dan menghormati hak-hak asasi

pegawai;

e. Beban pembuktian harus melampaui keraguan yang layak, yaitu memiliki

sedikitnya dua alat bukti yang cukup;

f. Memiliki keseluruhan substansi investigasi dan keseluruhan target yang

ditinjau dari segi waktu;

g. Memastikan setiap auditi tidak meninggalkan yurisdiksi;

h. Harus dapat bersikap independen dan mampu mengambil keputusan secara

bijak;

i. Mendokumentasikan setiap tahap proses investigasi mulai dari perencanaan,

pengumpulan bukti dan barang bukti, wawancara, kontak dengan pihak ketiga,

Page 31: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

14

pengamanan mengenai hal-hal yag bersifat rahasia, mengikuti tatacara atau

protokol, dokumentasi dan penyelenggaraan pencatatan, melibatkan aparat

penegak hukum, kewajiban hukum dan persyaratan mengenai pelaporan;

2.8 Prosedur Pelaksanaan Audit Investigatif

Menurut Wahono (2011), dijelaskan bahwa mekanisme dalam melakukan

audit investigasi dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Mengumpulkan data dan informasi serta menganalisis adanya indikasi korupsi

Audit investigatif yang bersifat proaktif dimulai dengan pengumpulan data

dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diaudit.

Terdapat sejumlah besar data dan informasi yang dapat dikumpulkan dari

berbagai sumber untuk mengidentifikasi adanya indikasi kecurangan dan

kejahatan (misalnya data aliran dana keluar perusahaan, data kekayaan orang-

orang yang menjadi key person di perusahaan, informasi dari media massa,

dsb). Selanjutnya berbagai data dan informasi tersebut dianalisis sesuai dengan

tujuan dari audit investigatif yang akan dilaksanakan.

b. Mengembangkan hipotesis kejahatan dan merencanakan audit; diantaranya:

1. Lakukan analisis terhadap perkembangan produk perusahaan di pasaran,

bandingkan dengan perusahaan sejenis, analisis rugi karena apa?

2. Dapatkan informasi mengenai siapa yang berwenang/ melakukan otorisasi

uang keluar dengan nominal yang signifikan, dll

c. Melaksanakan audit untuk mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung

hipotesis

Dalam melaksanakan audit investigatif maka auditor harus menerapkan

pendekatan yang relatif berbeda dengan pendekatan yang dilaksanakan dalam

Page 32: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

15

audit non investigatif, diantaranya adalah:

1. Auditor melaksanakan wawancara terhadap saksi yang mendukung audit

dan menganalisa dokumen yang tersedia;

2. Auditor menggunakan bukti tidak langsung yang tersedia untuk

meyakinkan saksi-saksi agar bisa mendapatkan bukti-bukti yang secara

langsung menunjukkan terjadinya kecurangan atau kejahatan;

3. Jika sudah mendapatkan bukti-bukti yang cukup, auditor dapat

mewawancarai orang-orang yang diduga melakukan kecurangan atau

kejahatan terutama untuk membuktikan adanya unsur niat atau kesengajaan.

d. Penyusunan Laporan Hasil Audit

Setelah selesai melaksanakan audit maka ketua tim audit menyusun

laporan audit investigatif, yang disusun dengan memperhatikan ketentuan

penyusunan laporan audit investigatif sebagai berikut:

1. Akurat dalam arti bahwa seluruh materi laporan misalnya menyangkut

kecurangan atau kejahatan yang terjadi serta informasi penting lainnya,

termasuk penyebutan nama, tempat atau tanggal adalah benar sesuai dengan

bukti-bukti yang sudah dikumpulkan;

2. Jelas dalam arti bahwa laporan harus disampaikan secara sistematik dan

setiap informasi yang disampaikan mempunyai hubungan yang logis.

Sementara itu, istilah-istilah yang bersifat teknis harus dihindari dan kalau

tidak bisa dihindari harus dijelaskan secara memadai;

3. Berimbang dalam arti bahwa laporan tidak mengandung bias atau prasangka

dari auditor yang menyusun laporan atau pihak-pihak lain yang dapat

Page 33: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

16

mempengaruhi auditor. Laporan hanya memuat fakta-fakta dan tidak

memuat opini atau pendapat pribadi auditor;

4. Relevan dalam arti bahwa laporan hanya mengungkap informasi yang

berkaitan langsung dengan kecurangan atau kejahatan yang terjadi;

5. Tepat waktu dalam arti bahwa laporan harus disusun segera setelah

pekerjaan lapangan selesai dilaksanakan dan segera disampaikan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan.

2.9 Pembuktian

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana pada Pasal 183

menyatakan Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali

apabila sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan

bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang

bersalah melakukan.

Dan kemudian dijelaskan juga jenis alat bukti yang sah pada Pasal 184 KUHAP

yang menyatakan alat bukti sesuai dengan urutan kekuatan pembuktiannya sebagai

berikut:

a. Keterangan saksi adalah keterangan mengenai suatu peristiwa pidana yang

disaksikan langsung oleh saksi dengan menyebutkan alasan dari

pengetahuannya tersebut dan tidak didasarkan dari apa yang didengarkan dari

pihak lainnya;

b. Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang

memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk menyatakan titik

terang suatu perkara pidana untuk kepentingan pemeriksaaan. Keterangan ahli

ini harus berkaitan dengan materi perkara yang sedang diperiksa hakim;

Page 34: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

17

c. Surat dibuat atas kekuatan sumpah jabatan, surat yang dikuatkan dengan

sumpah meliputi berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat

oleh pejabat umum yang berwenang dan berlaku jika memiliki hubungan

dengan isi dari alat pembuktian yang lain;

d. Petunjuk merupakan perbuatan, kejadian, atau keadaan yang karena

persesuaiannya baik antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat

menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya;

e. Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang

perbuatan yang telah ia lakukan atau yang ia ketahui dan alami secara langsung.

Terdakwa dapat memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau

hakim dan tidak dibebani kewajiban pembuktian. Keterangan terdakwa saja

tidak cukup untuk membuktikan kesalahannya tetapi harus disertai dengan alat

bukti lain.

Menurut Soepardi (2010) menyatakan bahwa bukti-bukti yang dikumpulkan

dalam audit investigatif diharapkan memenuhi kriteria relevan, material dan

kompeten. Bukti dianggap cukup relevan jika bukti tersebut merupakan salah satu

bagian dari rangkaian bukti-bukti (chain of evidence) yang menggambarkan suatu

proses kejadian atau jika bukti tersebut secara tidak langsung menunjukkan

kenyataan dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perbuatan. Materialitas bukti

dalam audit investigasi menekankan pada hubungan bukti terhadap sangkaan yang

diindikasikan. Sedangkan kompetensi bukti dikaitkan dengan bentuk, sumber dan

cara perolehannya.

Menurut Tuanakotta (2010) menyatakan keberhasilan atau kegagalan suatu

investigasi TPK, di luar masalah penyuapan kepada penegak hukum, ditentukan

Page 35: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

18

oleh kemampuan membuktikan bagian-bagian inti dan meyakinkan majelis hakim

dalam persidangan pengadilan.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor investigatif harus

dapat memperoleh alat bukti yang cukup, relevan, material dan kompeten agar

dapat menjelaskan kronologis kejadian yang sebenar-benarnya.

2.10 Pengetahuan

Boner dan Walker (1994), peningkatan pengetahuan yang muncul dari

penambahan pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari

pengalaman khusus, sedangkan Noviyani dan Bandi (2002) lebih jauh menyatakan

bahwa seorang auditor yang memiliki banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan

lebih ahli dalam melakukan tugas-tugas pemeriksaan, terutama yang berhubungan

dengan pengungkapan kekeliruan.

Oleh karena itu, seorang auditor harus memiliki pengetahuan yang cukup

seperti yang dikemukakan oleh Kayo (2013) yang menyatakan bahwa seorang

auditor harus memiliki pengetahuan dasar yang memadai antara lain terkait dengan

ilmu akuntansi, auditing, sistim administrasi pemerintahan, komunikasi dan

pemahaman tentang kecurangan yang terjadi dalam pengelolaan keuangan negara.

Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang

mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum (Christiawan, 2004).

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Kayo (2013), untuk

dapat memiliki pengetahuan dasar tersebut, terutama untuk pengetahuan akuntansi

dan auditing telah diperoleh melalui pendidikan formal yang diikuti oleh auditor

semasa mengikuti pendidikan di perguruan tinggi. Selain itu, auditor harus

mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) seperti:

Page 36: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

19

a. Pendidikan dan Pelatihan Audit investigatif

b. Pendidikan dan Pelatihan Penyidikan

c. Pendidikan dan Pelatihan Lab Audit Investigatif

d. Pendidikan dan Pelatihan Certified Fraud Examiner

2.11 Pengalaman

Suraida (2005) mengemukakan bahwa pengalaman audit dapat diartikan

sebagai pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari

segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani.

Pengalaman audit akan membentuk seorang akuntan publik menjadi terbiasa

dengan situasi dan keadaan dalam setiap penugasan. Semakin banyak pengalaman

auditor maka semakin dapat menghasilkan dugaan dalam menjelaskan temuan

audit.

Menurut Christ (1993), pengalaman yang lebih akan menghasilkan

pengetahuan yang lebih. Selanjutnya Noviyani dan Bandi (2002) menyatakan

bahwa seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai pengetahuan yang dimilikinya

akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak mempunyai

pengetahuan cukup akan tugasnya.

Sedangkan Christiawan (2002) menambahkan bahwa semakin banyak dan

kompleks tugas-tugas yang dilakukan seorang individu akan menyebabkan

pengalaman individu tersebut semakin meningkat karena hal ini akan menambah

dan memperluas wawasan yang dimiliki.

Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

Per/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor Dan Angka Kreditnya

disebutkan jabatan fungsional auditor yaitu auditor pelaksana, auditor pelaksana

Page 37: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

20

lanjutan, auditor penyelia, auditor pertama, auditor muda, auditor madya, auditor

utama. Selain itu disebutkan juga bahwa salah satu syarat untuk pengangkatan

kenaikan jabatan, auditor harus dapat mencapai nilai tertentu pada setiap penilaian

prestasi kerja.

2.12 Penelitian Terdahulu

Beberapa Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pendidikan dan

pengalaman auditor investigatif serta efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam

pembuktian kecurangan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian Huslina, et al (2015) yang meneliti tentang pengaruh integritas

aparatur, kompetensi aparatur dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap

efektivitas sistem pencegahan fraud diperoleh bahwa integritas, kompetensi

dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap efektivitas

sistem pencegahan fraud. Dijelaskan juga dalam penelitian ini bahwa

kompetensi merupakan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang

berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas jabatan agar terlaksana secara profesional, efektif dan

efisien.

2. Pada penelitian Tjun Tjun, et al (2012) yang meneliti tentang pengaruh

kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit. Pada penelitian

ini diperoleh simpulan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap

kualitas audit sedangkan independensi auditor tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Dan berdasarkan konstruk yang dikemukakan pada penelitian

tersebut, kompetensi diproksikan dalam dua hal yaitu pengetahuan dan

pengalaman.

Page 38: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

21

3. Pada penelitian Hutabarat (2012) yang meneliti tentang the effect of audit

experience, time budget pressure and auditors ethics on audit quality diperoleh

bahwa pengalaman audit, tekanan anggaran waktu dan etika auditor

berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

4. Pada penelitian Singgih dan Bawono (2010) yang meneliti tentang pengaruh

independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas terhadap

kualitas audit diperoleh bahwa independensi, pengalaman, due professional

care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh positif terhadap kualitas

audit, sedangankan secara parsial pengalaman tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Dalam penelitian ini disebutkan, pengalaman tidak berpengaruh

secara parsial karena sampel dalam penelitian tersebut merupakan auditor yang

masa kerjanya tidak lebih dari 3 tahun sehingga hasil yang diberikan responden

berkaitan dengan variabel pengalaman cenderung menghasilkan jawaban tidak

bernilai positif.

5. Pada penelitian Widiyastuti dan Pamudji (2009) yang meneliti tentang

pengaruh kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap

kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud) diperoleh bahwa

kompetensi, independensi dan profesionalisme berpengaruh positif terhadap

kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud). Dijelaskan juga

dalam penelitian ini bahwa untuk mengukur variabel kompetensi, peneliti

menggunakan instrumen pengetahuan dan pengalaman.

Page 39: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

22

2.13 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka

pemikiran penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

2.14 Pengembangan Hipotesis

2.14.1 Pengaruh antara Pengetahuan Auditor Investigatif dan Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan.

Menurut Tjun Tjun, et al (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan akan

mempengaruhi keahlian audit yang pada gilirannya akan menentukan kualitas

audit. Dalam pelaksanaan prosedur audit, auditor harus memiliki kemampuan

sehingga mampu mendeteksi semua kecurangan yang ada dengan waktu yang

cukup singkat (Dewi dan Ramantha, 2016). Sedangkan Huslina, et al (2015) lebih

jauh menyatakan bahwa kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang

berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas jabatan agar terlaksana secara profesional, efektif dan efisien.

Hal ini berarti bahwa semakin baik pengetahuan yang dimiliki oleh auditor

investigarif maka pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan akan

semakin efektif. Seorang auditor investigatif memerlukan pengetahuan yang cukup

agar dapat menemukan semua kecurangan yang terjadi dalam waktu sesingkat-

singkatnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini penulis merumuskan

Pengetahuan (X1)

Pengalaman (X2)

Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan (Y)

Page 40: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

23

hipotesis sebagai berikut:

H1: Pengetahuan auditor investigatif berpengaruh positif terhadap

efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan

2.14.2 Pengaruh antara Pengalaman Auditor investigatif dan Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan

Menurut Libby dan Frederick (1990) menemukan bahwa semakin banyak

pengalaman auditor maka semakin dapat menghasilkan berbagai dugaan dalam

menjelaskan temuan audit. Akuntan pemeriksa yang berpengalaman menjadi sadar

mengenai kekeliruan-kekeliruan yang tidak lazim (Hutabarat, 2012). Seseorang

yang melakukan pekerjaan yang sama secara terus menerus, maka akan menjadi

lebih cepat dan lebih baik dalam menyelesaikannya (Singgih dan Bawono, 2010).

Penelitian Hutabarat (2012) mengungkapkan bahwa pengalaman audit berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Sejalan dengan penelitian Sukriah, et al (2009)

menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil

pemeriksaan. Hal ini berarti bahwa semakin banyak pengalaman audit, maka

seorang auditor akan semakin dapat menemukan kecurangan-kecurangan yang

terjadi dengan lebih efektif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H2: Pengalaman auditor investigatif berpengaruh positif terhadap efektivitas

pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan

Page 41: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif, dimana metode ini digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan data-data angka yang diperoleh

melalui survey dengan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Data-data yang

telah diperoleh dianalisis sehingga mampu menjelaskan hubungan antara variabel-

variabel dari objek yang diteliti.

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang pernah melaksanakan audit investigatif,

yang diperoleh dari pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP). Gedung kantor pusat BPKP terletak di Pramuka 33, Jakarta

Timur. Serta penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan.

Page 42: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

25

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah pejabat fungsional auditor Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang pernah melaksanakan penugasan

audit pada bidang keinvestigasian, baik di kantor pusat maupun di kantor

perwakilan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel berdasarkan

persyaratan yang ditentukan oleh peneliti. Kriteria yang sesuai dengan penelitian

ini yaitu pejabat fungsional auditor yang pernah melakukan penugasan audit di

bidang keinvestigasian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari

tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan

spesifik studi (Sekaran, 2011). Maka data primer pada penelitian ini diperoleh

langsung dari sumbernya dengan menggunakan instrumen angket atau kuesioner,

dimana sumber dari data primer tersebut adalah hasil pengisian kuesioner dari para

responden, yaitu auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan yang pernah melakukan penugasan audit di bidang keinvestigasian.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen atau biasa disebut dengan variabel bebas adalah variabel

yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Sehingga dalam penelitian ini, yang

menjadi variabel independen yaitu:

Page 43: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

26

a. Pengetahuan (X1)

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal dan

pendidikan profesi yang sudah ditempuh, pelatihan dan keahlian khusus yang

pernah dijalani, serta sertifikasi auditor yang dimiliki. Variabel pengetahuan

tersebut diukur dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner,

dimana setiap jawaban dari masing-masing pertanyaan memiliki sifat yang

berbeda.

b. Pengalaman (X2)

Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman audit yang

diperoleh auditor dari tingkat intensitas penugasan yang pernah ditangani,

jenjang posisi dalam tim, serta seberapa lama menjadi auditor. Variabel

pengalaman tersebut diukur dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner, dimana setiap jawaban dari masing-masing pertanyaan

memiliki sifat yang berbeda.

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau biasa disebut dengan variabel terikat adalah variabel

yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan.

Variabel efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan

tersebut diukur dengan menggunakan skala Likert, dimana kuesioner tersebut

diadopsi dari penelitian Patunru (2014).

Page 44: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

27

3.6 Metode Analisis

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel dalam

penelitian ini. Uji statistik deskriptif mampu memberikan gambaran atau

karakteristik suatu data dengan melihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, nilai

maksimum, nilai minimum, nilai total (Ghozali, 2014).

3.6.2 Uji Kualitas Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus dilakukan pengujian

validitas dan reliabilitas terlebih dahulu karena intrumen tersebut akan

mempengaruhi hasil dari uji hipotesis. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2014). Suatu kuesioner dapat

dikatakan valid apabila pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Uji validitas diukur menggunakan Korelasi Pearson yang dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dan r tabel. Pengujian ini dapat dilakukan

menggunakan aplikasi SPSS, apabila r hitung lebih besar dari r tabel dan bernilai

positif, maka variabel tersebut valid sedangkan jika r hitung lebih kecil dari r tabel,

maka variabel tersebut tidak valid. Dan uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,

2014). Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila jawaban dari responden

terhadap suatu pertanyaan dalam kuesioner tersebut selalu konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Pengujian ini diukur menggunakan Formula Cronbach’s Alpha (α)

dengan bantuan aplikasi SPSS. Dari hasil pengukuran variabel dapat dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Aplha (α) lebih dari 0,60.

Page 45: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

28

3.6.3 Pengujian Hipotesis

3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi (R2) merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan suatu model dalam menerangkan variabel-

variabel dependen (Ghozali, 2014). Nilai koefisien determinasi yaitu antara 0

sampai dengan 1. Apabila nilai R2 menunjukkan nilai yang kecil (mendekati 0)

maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen sangat terbatas, begitupula sebaliknya apabila nilai mendekati 1 berarti

variabel-variabel independen mampu menerangkan variabel dependen.

3.6.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Y) (Ghozali, 2014).

3.6.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen/terikat (Ghozali, 2014).

Page 46: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

48

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pengetahuan dan pengalaman auditor investigatif terhadap efektivitas pelaksanaan

prosedur audit dalam pembuktian kecurangan. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pengetahuan auditor

investigatif berpengaruh positif terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur

audit dalam pembuktian kecurangan. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat

pengetahuan auditor investigatif, maka akan semakin meningkat pula

efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan, begitu

pula sebaliknya.

2. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pengalaman auditor

investigatif berpengaruh positif terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur

audit dalam pembuktian kecurangan. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat

pengalaman auditor investigatif, maka akan semakin meningkat pula

efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan, begitu

pula sebaliknya.

Page 47: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

49

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya menggunakan sampel dari responden yang bekerja pada

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sehingga tidak dapat

digeneralisasikan kepada seluruh auditor investigatif/penyidik.

5.3 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan dan

pengalaman auditor investigatif terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit

dalam pembuktian kecurangan, selanjutnya peneliti mencoba mengemukakan

saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi beberapa

pihak, antara lain sebagai berikut:

1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan diharapkan

a. Mendorong auditor-auditor untuk terus meningkatkan pengetahuannya

baik pada pendidikan formal maupun pendidikan keahlian, agar

pengetahuan para auditor investigatif meningkat dan dalam melaksanakan

audit semakin baik.

b. Mengikutsertakan auditor-auditor untuk mengikuti diklat keinvestigasian,

karena melihat dari jumlah auditor yang telah mengikuti diklat

keinvestigasian masih sedikit dibandingkan yang telah mengikuti diklat

keinvestigasian.

c. Lebih intensif dalam melaksanakan pelatihan pengawasan di kantor

sendiri khususnya terkait pada bidang investigasi, sebagai salah satu media

untuk menambah pengetahuan dan bertukar pengalaman karena para

Page 48: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

50

auditor harus selalu up to date terhadap modus operandi kecurangan-

kecurangan yang terjadi, dan auditor harus selangkah lebih maju dari

pelaku penyimpangan.

2. Akademisi dan Perguruan Tinggi diharapkan lebih intensif dalam

melaksanakan seminar mengenai keinvestigasian baik dari segi akuntansi

maupun hukum, sehingga dapat membuka pengetahuan dan wawasan

khususnya bagi tenaga pengajar maupun mahasiswa.

3. Masyarakat diharapkan berpartisipasi mengawasi jalannya pemerintahan,

sehingga mampu tercipta pemerintahan yang bersih, sehat dan bebas

kecurangan. Oleh karena itu masyarakat diharapkan dapat menyampaikan surat

pengaduan kepada Aparat Penegak Hukum terkait adanya indikasi tindak

kecurangan, sehingga dapat ditangani sejak dini.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan

a. Dalam melakukan penelitian dapat mempertimbangkan untuk menambah

variabel lain yang dirasa dapat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan

prosedur audit investigatif dalam pembuktian kecurangan.

b. Dalam melakukan penelitian dapat memperluas objek yang diteliti dimana

tidak hanya dilakukan pada instansi BPKP tetapi juga pada instansi-

instansi lainnya.

Page 49: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

51

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht , W. Steve., Chad O. Albrecht., Conan C. Albrecht., Mark F. Zimbelman. 2011. Fraud Examination. Cengage Learning. Boston.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder., Mark Beasley. 2012. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, 14th Edition. Prentice Hall. New Jersey.

Association of Certified Fraud Examiners. 2007. Fraud Examiners Manual. The Association of Certified Fraud Examiners, Inc. Austin.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2012. Pedoman Penugasan Bidang Investigasi. Jakarta.

Christ, M. Y. 1993. “A Evidence on The Nature of Audit Planning Problem Representation: An Examination of Auditor Free Recalls”. The Accounting Review, 69 (April), 304 - 322.

Christiawan, Y. J. 2004. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4(2), pp-79.

Dewi, Ni Wayan Puspita., I Wayan Ramantha. 2016. “Profesionalisme Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kemampuan Investigatif pada Pembuktian Kecurangan oleh Auditor”. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 15.2 Mei 2016. Bali.

Ghozali, Imam. 2014. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Ed 7. Universitas Diponegoro. Semarang.

Heider, Fritz. 1964. The Psychology of Interpersonal Relations. John Wiley & Sons Inc. Unites States of America.

Huslina, Hersi., Islahuddin, Nadir Syah. 2015. “Pengaruh Integritas Aparatur, Kompetensi Aparatur, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Efektivitas Sistem Pencegahan Fraud”. Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Vol 4 No 1 Februari 2015. Banda Aceh

Hutabarat, Goodman. 2012. “The Effect Of Audit Experience Time Budget Pressure, and Auditors’ Ethics On Audit Quality”. Jurnal Ilmiah ESAI Vol 6 No 1 Januari 2012.

Kayo, Amrizal Sutan. 2013. Audit Forensik, Penggunaandan Kompetensi Auditor dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Graha Ilmu. Jakarta.

Konrath, Larry F. 2002. Auditing: A Risk Analysis Approach, Volume 1. South-Western.

Libby, Robert., David M. Frederick. “Experience and The Ability to Explain Audit Findings”. Journal of Accounting Research Vol 28 No 2. 348-367.

Luthans, Fred., Carolyn M. Youssef. 2007. “Emerging Positive Organizational Behavior. Journal of Management 33:3 (June 2007), pp 321-349.

Mahmud, M. Dimyati. 1990. Psikologi. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Yogyakarta.

Page 50: PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN …digilib.unila.ac.id/28303/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... pasti dalam mendefinisikan kecurangan, karena

52

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. ANDI. Yogyakarta.

Noviyani, P., Bandi. 2002. “Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan terhadap Struktur Pengetahuan Auditor tentang Kekeliruan”. Universitas Negeri Sebelas Maret. Solo.

Patunru, A.Arini Lestari. 2014. “Pengaruh Kemampuan Auditor Investigatif Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan”. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Pickett, K.H. Spencer., Jennifer Pickett. 2002. Financial Crime Investigation and Control. John Wiley & Sons Inc. New York.

Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2012. Organizational Behavior. Pearson Education. New Jersey. (Diterjemahkan oleh Diana Angelica: Salemba Empat. 2014)

Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Bussiness Edisi I dan II. Salemba Empat. Jakarta.

Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktiviats Kerja. Rienika Cipta. Jakarta.

Singgih, Elisha Muliani., Icuk Rangga Bawono. 2010. “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit”. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Soepardi, E. M. 2010. Peran BPKP dalam Penanganan Kasus Berindikasi Korupsi Pengadaan Jasa Konsultansi Instansi Pemerintah. Jakarta. BPKP.

Sukriah, Ika Akram., Biana Adha Inapty. 2009. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. Universitas Sriwijaya. Palembang.

Suraida, Ida. 2005. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme id Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik”. Sosiohumaniora, Vol. 7 No. 3, November 2005.

Tjun Tjun, Lauw., Elyzabet Indrawati Marpaung, Santy Setiawan. 2013. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi Vol 4 No 1 Mei 2012. Bandung

Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta.

Wahono, Sugeng, 2011. Audit Investigasi. Universitas Narotama. Surabaya. Walker, Paul L., Sarah E. Bonner. 1994. “The Effects of Instruction and Experience

on the Acquisition of Auditing Knowledge”. American Accounting Association. The Accounting Review Vol 69, No 1 (Jan 1994) PP157-178.

Widiyastuti, Marcellina., Sugeng Pamudji. 2009. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme Terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan (Fraud)”. Value Added Vol. 5 No. 2.