pengaruh pengeluaran pemerintah, kebebasan...

148
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN EKONOMI, DAN GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KORUPSI DI ASIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh Tiara Kusuma Dewi NIM: 1113084000047 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439 H

Upload: vandieu

Post on 30-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN EKONOMI,

DAN GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KORUPSI DI ASIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh

Tiara Kusuma Dewi

NIM: 1113084000047

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/1439 H

Page 2: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN

Page 3: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Tiara Kusuma Dewi

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Juni 1995

3. Alamat : Jl. Nurul Ihsan No. 25 RT 005

RW 03, Cipedak, Jagakarsa,

Jakarta Selatan

4. Telepon : 085718364653

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDI Al-Bayyinah : 2001 – 2007

2. SMP Negeri 131 Jakarta : 2007 – 2010

3. SMA Negeri 97 Jakarta : 2010 – 2013

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2013 – 2018

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Bendahara dan pengajar di Komunitas Selasar Didik Nusantara (SDN)

Jakarta dari Desember 2015 – Januari 2017.

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi “Mengenal Lebih Dekat dengan

Jurusan Sendiri”.

2. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah “Mewujudkan Regenerasi Mahasiswa

Ekonomi yang Berprestasi dalam Bidang Akademik”.

3. Seminar Nasional “Korupsi Mengorupsi Indonesia”.

4. Workshop Kepemudaan “Integrity Goes to You”

5. Workshop Aplikasi Akuntansi Zahir.

Page 7: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

vi

Abstract

The purpose of this research is to discover the effect of government

consumption expendicture (government size), economic freedom, and governance

indicator towards corruption in Asia. The dependent variable is Corruption

Perception Index, while the independent variables is Government Consumption

Expendicture, Economic Freedom, and Regulatory Quality. This research uses panel

data that combining the data from 24 country in Asia from period 2006 until 2016

with Fixed Effect Model (FEM) approach. The results show that Corruption

Perception Index can be explained by all of the independent variables simultantly of

94,89% (R2).

Simultaneously, variable of Government Consumption Expendicture,

Economic Freedom, and Regulatory Quality have significant effect to Corruption

Perception Index. Partially, Government Consumption Expendicture and Economic

Freedom have positive and significant effect on Corruption Perception Index.

Meanwhile, Regulatory Quality has negative and significant effect on Corruption

Perception Index.

Keywords: Corruption Perception Index, Government Consumption Expendicture,

Economic Freedom, Regulatory Quality

Page 8: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

vii

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh pengeluaran

konsumsi pemerintah (ukuran pemerintah), kebebasan ekonomi, dan salah satu

indikator governance yaitu kualitas regulasi terhadap tingkat korupsi di negara-negara

Asia. Variabel dependen adalah Indeks Persepsi Korupsi (CPI), sedangkan variabel

independennya adalah pengeluaran pemerintah, kebebasan ekonomi, dan kualitas

regulasi. Penelitian ini menggunakan data panel yang merupakan kombinasi dari 24

negara di Asia periode 2006 sampai 2016 dengan pendekatan Fixed Effect Model

(FEM). Hasilnya menunjukkan bahwa semua variabel independen secara bersamaan

dapat menjelaskan variasi variabel dependen (Indeks Persepsi Korupsi), yaitu

koefisien determinasi sebesar 94,89% (R2).

Secara simultan variabel pengeluaran pemerintah, kebebasan ekonomi,

efektivitas pemerintah serta kebebasan bersuara dan akuntabilitas berpengaruh

signifikan terhadap indeks persepsi korupsi. Secara parsial menunjukkan bahwa

variabel pengeluaran pemerintah dan kebebasan ekonomi berpengaruh positif

signifikan terhadap Indeks Persepsi Korupsi. Sedangkan, variabel kualitas regulasi

berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Persepsi Korupsi.

Kata kunci: Indeks Persepsi Korupsi, Pengeluaran Pemerintah, Kebebasan Ekonomi,

Kualitas Regulasi

Page 9: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

viii

KATA PENGANTAR Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan

segala nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGELUARAN

PEMERINTAH, KEBEBASAN EKONOMI, DAN GOVERNANCE

TERHADAP TINGKAT KORUPSI DI ASIA” dengan baik. Shalawat serta

salam penulis hanturkan kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa

Sallam yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh

dengan ilmu pengetahuan, semoga dapat berkumpul di Yaumil Qiyamah nanti.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbingan dan

bantuan serta semangat dan doa dari orang-orang di sekeliling penulis selama

proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, izinkanlah penulis menyampaikan

terimakasih kepada:

1. Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena tanpa bantuan, rahmat dan kasih sayang-

Nya tidak mungkin saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Alhamdullilahi

Robil alamin terimakasih atas segala nikmat, karunia dan kasih sayang yang

Engkau berikan ya Rabb.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas kesempatan yang diberikan

kepada penulis untuk mengenyam pendidikan di kampus.

3. Bapak Arief Fitrijanto M.Si, selaku Kepala Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Ibu Najwa Khairina selaku Sekretaris

Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan ilmu, arahan serta

bimbingan selama ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan perkuliahan ini

dengan baik.

4. Bapak Zaenal Muttaqin selaku dosen pembimbing. Terimakasih banyak

karena selalu dapat menyediakan waktu untuk memberikan ilmu, arahan,

Page 10: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

ix

nasihat, serta saran selama dari awal penulisan skripsi sampai dengan selesai,

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.

5. Orang tua penulis, Ayah Edi Saputra dan Ibu Paimah, serta adikku Indah

Melinda yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi dan selalu ada

ketika penulis mengalami masa-masa sulit, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

6. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi saya. Semoga

Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu membalas semua kebaikan-kebaikan yang

telah dosen-dosen FEB UIN berikan. Jajaran staf dan karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang selama ini melayani dan membantu penulis.

7. Teman-teman kesayangan penulis dari SMP Sarah, Izmi, Firra, dan Sabil yang

selalu hadir menemani penulis disaat apapun baik suka dan duka, yang selalu

bisa membuat penulis bahagia setiap harinya.

8. Teman-teman Cue kesayangan penulis dari masih SD hingga sekarang Mita,

Nita, Diana, Anisa, Ervin, dan Cintia yang selalu mendoakan, mendukung,

dan menghibur penulis selama ini, terimakasih banyak.

9. Teman-teman penulis dari SMA yang tersayang Acit, Ulfa, Fikri, Amel,

Raficka, Dian, Astrini, Zyra, Arini, Dea yang selalu hadir mendengarkan

segala keluh kesan penulis, memberikan masukan, doa, dan dukungan kepada

penulis.

10. Teman-teman Ukhti tersayang Ayu Athifa, Lisa, Fatimah, Kartika, Zahra serta

teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2013 lainnya yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang telah mendoakan, mendengarkan keluh kesah

penulis, mendukung, membantu penulis dalam berbagai hal baik dalam

belajar, mengerjakan tugas maupun hal-hal kecil lainnya, serta selalu

menghibur penulis sehingga penulis selalu merasa bahagia dari semenjak awal

penulis masuk kuliah sampai saat ini.

11. Teman-teman KKN HANUSA Pera, Manda, Laras, Sarah, Ima, Nilta, Daen,

Alhuzaifi, Khozin, dan Rifki yang walaupun baru bertemu pertama kali pas

Page 11: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

x

KKN tapi kalian sudah menjadi salah satu kesayangan penulis seperti

keluarga sendiri, terimakasih karena selalu mendoakan penulis, memberi

dukungan, berbagi banyak hal suka maupun duka, selama bersama kalian

semua hal menjadi terlihat lucu dan menghibur.

Penulis sadari bahwa penulisan skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna,

disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan masukan, baik kritik yang

membangun kepada skripsi ini dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ciputat, April 2018

Tiara Kusuma Dewi

Page 12: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

xi

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN ........................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................................... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... v Abstract ........................................................................................................................ vi Abstrak ....................................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiii DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 17 A. Latar Belakang ..................................................................................................... 17 B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 25 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ........................................................... 26

1. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 26 2. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 28 A. Landasan Teori .................................................................................................. 28

1. Definisi korupsi ............................................................................................. 28 2. Korupsi dalam perspektif ekonomi ............................................................... 29 3. Mengukur korupsi ......................................................................................... 33 4. Definisi Pengeluaran Pemerintah (Ukuran Pemerintah) ............................... 36 5. Hubungan pengeluaran pemerintah (Ukuran Pemerintah) terhadap korupsi 37 6. Definisi kebebasan ekonomi ......................................................................... 39 7. Mengukur kebebasan ekonomi ..................................................................... 40 8. Hubungan kebebasan ekonomi terhadap korupsi ......................................... 41 9. Indikator Governance ................................................................................... 45 10. Hubungan Kualitas Regulasi terhadap korupsi ............................................. 47

B. Penelitian Sebelumnya ......................................................................................... 51

Page 13: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

xii

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................................. 62 D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 66 A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................... 66 B. Jenis dan Sumber Data ......................................................................................... 66 C. Metode Analisis Data ........................................................................................... 67

1. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 67 2. Metode Data Panel ........................................................................................ 67 3. Estimasi Model Data Panel ........................................................................... 68 4. Pemilihan Metode Estimasi dalam Data Panel ............................................. 69 5. Model Empiris .............................................................................................. 71 6. Pengujian Hipotesis Penelitian ..................................................................... 72

D. Operasional Variabel Penelitian........................................................................... 77 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 78 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................................... 78

1. Kondisi Geografis ......................................................................................... 78 2. Pembagian Wilayah ...................................................................................... 79

B. Penemuan dan Pembahasan ................................................................................. 80 1. Analisis Deskriptif ........................................................................................ 80 2. Pemilihan Metode Data Panel ....................................................................... 90 3. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 92 4. Uji Hipotesis ................................................................................................. 96 5. Uji Koefisien Determinasi .......................................................................... 100 6. Hasil Intepretasi .......................................................................................... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 118 A. Kesimpulan ........................................................................................................ 118 B. Saran .................................................................................................................. 119 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 120 LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................... 125

Page 14: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................................ 55

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian................................................................. 77

Tabel 4. 1 Tingkat Kualitas Regulasi di berbagai Negara Asia .................................. 89

Tabel 4. 2 Uji Chow .................................................................................................... 91

Tabel 4. 3 Uji Hausman .............................................................................................. 92

Tabel 4. 4 Uji Normalitas ............................................................................................ 93

Tabel 4. 5 Uji Multikolinearitas .................................................................................. 93

Tabel 4. 6 Uji Autokorelasi ......................................................................................... 95

Tabel 4. 7 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................... 96

Tabel 4. 8 Uji t ............................................................................................................ 97

Tabel 4. 9 Uji F ........................................................................................................... 99

Tabel 4. 10 Uji Koefisien Determinasi ..................................................................... 100

Tabel 4. 11 Intepretasi Fixed Effect Model .............................................................. 101

Page 15: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 1 Tingkat Korupsi di Beberapa Negara Asia ............................................... 23

Grafik 4. 1 Tingkat Korupsi di Beberapa Negara Asia ............................................... 81

Grafik 4. 2 Tingkat Suap di Beberapa Negara Asia .................................................... 82

Grafik 4. 3 Tiingkat Suap yang Dibayarkan Kepada Polisi ........................................ 83

Grafik 4. 4 Tingkat Suap yang Dibayarkan Kepada Lembaga Peradilan ................... 83

Grafik 4. 5 Tingkat Suap yang Dibayarkan untuk Mendapatkan Perawatan Medis ... 84

Grafik 4. 6 Tingkat Pengeluaran Konsumsi Pemerintah di Beberapa Negara Asia .... 85

Grafik 4. 7 Tingkat Kebebasan Ekonomi di Beberapa Negara di Kawasan Asia ....... 87

Page 16: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Scatter Plot Hubungan Kebebasan Ekonomi dan Korupsi ..................... 44

Gambar 2. 2 Scatter Plot Hubungan Kualitas Regulasi dan Korupsi .......................... 50

Gambar 2. 3 Bagan Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................... 64

Page 17: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian...................................................................................... 126

Lampiran 2 : Data Penelitian (Ln) ............................................................................ 133

Lampiran 3: Uji Chow .............................................................................................. 141

Lampiran 4: Uji Hausman ......................................................................................... 142

Lampiran 5: Uji Normalitas ...................................................................................... 143

Lampiran 6: Uji Multikolinearitas ............................................................................ 143

Lampiran 7: Uji Autokorelasi ................................................................................... 144

Lampiran 8: Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 145

Lampiran 9: Output Fixed Effect Model ................................................................... 146

Page 18: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi merupakan salah satu isu penting yang terjadi di hampir seluruh

negara di dunia. Maka dari itu, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah maupun

lembaga internasional di berbagai negara gencar melakukan berbagai upaya untuk

memerangi korupsi, hal ini dilakukan guna memenuhi salah satu Agenda

Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang disepakati oleh 193 negara anggota pada

25 September 2015 dan ditargetkan tercapai pada tahun 2030 (UNDP, 2016: 6).

Dimana salah satu prioritas SDGs antara lain mencakup pengurangan korupsi dan

penyuapan dalam segala bentuknya (Transparency International, 2017: 3).

Fenomena korupsi dikategorikan sebagai persoalan serius karena dampak

yang ditimbulkannya baik secara langsung maupun tidak langsung akan berimbas

pada berbagai aspek kehidupan baik sosial, politik, ekonomi, kesejahteraan umum

negara, termasuk terhadap masyarakat dan individu. Dilihat dari aspek ekonomi,

korupsi terus menghambat pembangunan. Seperti yang dijelakan oleh Forum

Ekonomi Dunia, terdapat biaya korupsi yang tinggi dalam pembangunan.

Diperkirakan biaya korupsi sama dengan 5% dari GDP global ($2,6 triliun).

Menurut Bank Dunia dalam UNDP (2016: 5) terdapat lebih dari $1 triliun sogokan

dibayar setiap tahunnya. Menurut OECD dalam laporan yang dikeluarkan UNDP

(2016: 6) negara-negara berkembang saja memerlukan investasi infrastruktur sebesar

Page 19: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

18

US $ 22 triliun, namun Transparency International memperkirakan hingga sepertiga

dari investasi tersebut bisa hilang akibat korupsi.

Korupsi tidak hanya didorong oleh suatu sebab yang pasti tetapi lebih

merupakan komplikasi dari banyak faktor yang mempengaruhi satu sama lain

(Yuliani, 2011: 1). Menariknya, maraknya kasus korupsi di berbagai negara di dunia

banyak dilakukan oleh aparat pemerintah/birokrat, para politisi, bahkan oknum

penegak hukum (Abbas, 2016: 2). Menurut OECD (2013: 2) indikator korupsi sangat

berkorelasi dengan indikator tata kelola sektor publik lainnya, seperti aturan hukum,

efektivitas pemerintahan, dan kualitas peraturan. Dimana banyak korupsi yang terjadi

diakibatkan oleh ketidaksempurnaan pengaturan kelembagaan seperti kualitas

pengaturan yang buruk, kurangnya transparansi dalam akuntansi dan sistem kontrol

keuangan terutama dalam sistem perpajakan, serta kurangnya akuntabilitas.

Di banyak negara birokrasi memegang peranan penting karena pemerintah

berperan sebagai pusat seluruh kegiatan kenegaraan dan pembangunan. Namun di

beberapa negara, terutama di negara-negara berkembang birokrasi yang seharusnya

menjadi alat untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta pelaksana dari keputusan

dan program-program yang dicanangkan pemerintah dalam pencapaian tujuan

pembangunan justru banyak menimbulkan inefisiensi, pemborosan, kebocoran, dan

bahkan dijadikan peluang untuk melakukan korupsi, seperti para pejabat yang

menggelembungkan harga-harga dari berbagai proyek atau menerima suap dari para

kontraktor yang menjadi rekanan pemerintah.

Kerangka peraturan yang terlalu rumit dan kurangnya transparansi

menyebabkan peraturan yang berlebihan sehingga membuat regulasi menjadi sulit

Page 20: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

19

sehingga sulit dimengerti terutama untuk warga, pengusaha dan kecil dan usaha

menengah (UKM). Semakin ketat dan rumit peraturan dapat menciptakan peluang

untuk korupsi, dikarenakan semakin banyak kemungkinan bagi pegawai negeri dan

para belaku bisnis melakukan cara-cara untuk melewati peraturan dengan cara semi

atau non hukum. Selain itu, rumitnya sistem dimana lisensi dan izin diperlukan dari

beberapa lembaga untuk membuka usaha, prosedur dan persyaratan tidak sepenuhnya

jelas dan seluruh proses membutuhkan waktu yang lama sehingga para pelaku bisnis

menggunakan suap untuk mempercepat prosesnya.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di website FCPAméricas, Ellis (2012)

menyatakan bahwa di banyak negara di dunia, banyak ditemukan rezim regulasi yang

tidak jelas, tumpang tindih, atau yang ditegakkan oleh berbagai instansi pemerintah.

Menurutnya, kualitas regulasi yang buruk terkait dengan risiko korupsi yaitu ketika

semakin banyak ketidakpastian dalam hukum, maka semakin banyak pula peluang

untuk korupsi. Selain itu, semakin banyak aktor pemerintah yang terlibat dalam

masalah regulasi, semakin banyak tempat potensial di mana permintaan suap dapat

terjadi. Breen dan Gillanders (2017: 2) menemukan bahwa banyak korupsi yang

dikaitkan dengan beban regulasi, baik di tingkat nasional maupun subnasional.

Indikatornya yaitu diantanya termasuk waktu yang dihabiskan pada saat berurusan

dengan peraturan, dan sejauh mana a) lisensi dan izin, b) pajak administrasi, dan c)

peraturan pabean dan perdagangan yang dimana merupakan kendala utama dalam

melakukan bisnis.

Enste dan Heldman (2017: 9) menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah

diduga berkaitan dengan korupsi di suatu negara, dimana menurutnya terdapat dua

Page 21: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

20

perspektif berbeda tentang hubungan pengeluaran pemerintah dan korupsi. Salah

satunya adalah bahwa pemerintahan yang lebih besar mengarah pada politisi yang

lebih korup dimana mereka meningkatkan biaya-biaya transaksi secara ilegal. Selain

itu, menurut Susan Rose-Ackerman dalam Abbas (2016: 27) ukuran pemerintah yang

besar justru akan membuat birokrasi semakin rumit sehingga mendorong akan

terjadinya korupsi. Perspektif lain mengasumsikan bahwa pemerintah yang besar

lebih efektif dalam memerangi korupsi. Ukuran pemerintah pemerintahan yang besar

membutuhkan anggaran pengeluaran konsumsi pemerintah yang besar pula dimana

pemerintahan yang besar yang dimana juga memiliki anggaran yang lebih besar untuk

pelaksanaan peraturan dan hukum (Enste dan Heldman, 2017: 9).

Kotera et al., dalam Enste dan Heldman (2017: 9) menyatakan bahwa negara-

negara dengan pengeluaran pemerintahan yang tinggi biasanya memiliki nilai indeks

korupsi yang lebih baik. Selain itu, menurut La Porta et al. dalam Abbas (2016: 27)

semakin besar ukuran pemerintahan berarti semakin besar pula check and balance

sehingga membuat korupsi berkurang. Menurut Enste dan Heldman (2017: 9)

terdapat faktor-faktor lain mungkin lebih relevan dan dapat diandalkan dalam

menjelaskan hubungan antara ukuran pemerintah dan korupsi. Elliott (1997: 182)

menemukan korelasi negatif antara korupsi dan tingkat pengeluaran pemerintahan.

Menurutnya, bukan ukuran pemerintah itu sendiri, tetapi jenis kegiatan pemerintah

menentukan tingkat korupsi, misalnya dengan membatasi persaingan dengan

pembatasan perdagangan.

Pengeluaran pemerintah sendiri meliputi anggaran belanja barang dan jasa,

belanja pegawai pemerintah, juga mencakup sebagian besar pengeluaran untuk

Page 22: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

21

pertahanan dan keamanan nasional. Dimana dalam melakukan pengadaan barang dan

jasa banyak persoalan-persoalan yang kerap timbul, terutama banyak terjadi pada

akhir tahun anggaran, dikarenakan menurut Komisi Pemberantasan Korupsi

Indonesia (2015: 48) di banyak lembaga publik, banyak dana yang tidak

terbelanjakan hingga akhir tahun anggaran sehingga mendorong pejabat di lembaga

tersebut untuk segera menghabiskannyz xa untuk sesuatu yang sesungguhnya tidak

dibutuhkan atau tidak sesuai dengan kebutuhan, tetapi merupakan pesanan dan titipan

dari pihak–pihak yang berkepentingan. Demikian juga pada hasil kajian Bank Dunia

dan Bank Pembangunan Asia yang tertuang dalam “Country Procerument Assement

Report (CPAR)’ tahun 2001 dalam Sutedi (2008: 3) menyebutkan kebocoran dalam

pengadaan barang dan jasa pemerintah sebesar 10 hingga 50 %. Indikasi kebocoran

dapat dilihat dari banyaknya proyek pemerintah yang tidak tepat baik dari segi waktu,

sasaran, maupun kualitasnya. Korupsi pengadaan barang dan jasa banyak terjadi di

banyak negara, salah satunya di Indonesia.

Besarnya proporsi belanja pegawai juga diduga berkaitan dengan tingkat

korupsi dikarenakan semakin besarnya belanja pegawai semakin besar kompensasi

atau gaji yang diberikan pemerintah kepada pejabat publik maupun pegawai

pemerintah. Hal ini seharusnya bisa mengurangi keinginan mereka untuk melakukan

korupsi karena kesejahteraan mereka terutama yang berkaitan dengan masalah

finansial sudah tercukupi. Namun disisi lain, hal ini juga tidak menjamin semakin

besar pendapatan yang diterima pejabat publik ataupun pegawai pemerintah

mengurangi niat mereka untuk melakukan korupsi. Banyak di antara kasus korupsi

Page 23: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

22

melibatkan pejabat publik yang ternyata memiliki posisi cukup tinggi di

pemerintahan padahal pendapatan mereka sebenarnya cukup tinggi.

Korupsi juga sering dikaitkan dengan transaksi bisnis internasional dan

biasanya melibatkan politisi serta birokrat. Di satu sisi, semakin tinggi kebebasan

ekonomi yang diberikan pemerintah kepada sektor swasta, maka kontrol dari

pemerintah semakin longgar sehingga akan mengurangi kesempatan bagi oknum

pejabat birokrasi untuk melakukan korupsi, misalnya dengan pemerasan untuk

mendapatkan izin usaha (Billger dan Goel., 2009). Namun di sisi lain, kebebasan

ekonomi juga bisa meningkatkan tekanan persaingan sehingga banyak pembisnis

menggunakan metode-metode ilegal agar bisa selalu selangkah lebih depan

dibandingkan pesaing bisnis lainnya dengan menyuap pegawai negeri sipil agar

mempermudah urusan-urusan yang mereka minta, seperti halnya perizinan. Hal ini

bisa menjadi lebih mungkin jika bisnis melibatkan perdagangan dengan negara-

negara yang cenderung menggunakan sarana perdagangan yang korup.

Korupsi juga bisa berkembang apabila pemerintah menerapkan hambatan-

hambatan kebebasan ekonomi, seperti memberlakukan pembatasan perdagangan

bebas melalui pajak atau pajak lisensi, namun beberapa orang memilih menghindari

pembatasan tersebut dan lebih bersedia membayar sogokan. Hal ini membuat korupsi

meluas di seluruh sektor publik ketika perusahaan dan individu melakukan suap

untuk mendapatkan lisensi atau layanan pemerintah (Rose-Ackermann, 1999: 126).

Maka dari itu timbul pertanyaan apakan kebebasan ekonomi selalu

mempengaruhi korupsi? Graeff dan Mehlkop (2003: 611) meneliti bahwa ternyata

beberapa komponen kebebasan ekonomi bisa mencegah korupsi, namun polanya

Page 24: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

23

berbeda-beda antar negara, tergantung negara tersebut kaya atau miskin yang berarti

juga tergantung pada tingkat pembangunan negara tersebut. Pieroni dan d’Agostino

(2013: 1) juga meneliti hubungan kebebasan ekonomi terhadap korupsi, ditemukan

bahwa kurangnya kebijakan kompetisi dan peraturan pemerintah dapat menghasilkan

lebih banyak korupsi.

Praktik korupsi telah merajalela di berbagai negara di dunia, tak terkecuali

negara-negara di kawasan Asia. Di kawasan Asia, korupsi masih merupakan

tantangan besar bagi pembangunan manusia. Grafik 1.1 di bawah ini menunjukkan

data Transparency International tahun 2016 dimana terdapat sekitar 33 dari 42 negara

di kawasan Asia memiliki skor Indeks Persepsi Korupsi di bawah 50. Hal ini

menggambarkan bahwa memang masih tingginya permasalahan korupsi di mayoritas

negara-negara di Asia.

Grafik 1. 1

Tingkat Korupsi di Beberapa Negara Asia

Sumber: Transparency International

Page 25: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

24

Menurut Transparency International dalam UNDP (2016: 5) meskipun

pertumbuhan ekonomi cukup tinggi di banyak negara, terutama di negara-negara

kawasan Asia Selatan dan Timur seperti Afghanistan, Pakistan, Indonesia, Thailand

dan Filipina, namun sebanyak dua pertiga di kawasan tersebut memiliki tingkat

korupsi publik yang cukup signifikan. Sekitar 40 % investasi di bidang listrik, air dan

sanitasi di wilayah ini diperkirakan akan hilang akibat korupsi. Selain itu, sebanyak

dua dari tiga orang melaporkan membayar suap kepada pengadilan, sehingga bisa

dikatakan bahwa korupsi juga merupakan hambatan utama dalam mencapai keadilan.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas, korupsi diduga dipengaruhi

oleh berbagai aspek, antara lain pengeluaran konsumsi pemerintah baik (ukuran

pemerintah), kebebasan ekonomi, serta satu indikator governance yaitu kualitas

regulasi. Penulis ingin membuktikan dan mengetahi seberapa besar pengaruh aspek-

aspek tersebut terhadap pengendalian korupsi di negara-negara Asia. Hal ini

membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH

PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN EKONOMI, DAN

GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KORUPSI DI ASIA”.

Page 26: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

25

B. Rumusan Masalah

Korupsi merupakan fenomena yang kompleks yang mempengaruhi berbagai

bidang terutama perekonomian. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya korupsi

dipengaruhi berbagai faktor seperti halnya sistem pemerintahan terutama birokrasi,

akuntabilitas, partisipasi masyarakat di suatu negara, dan kebebasan ekonominya.

Selain itu korupsi juga diduga berkaitan dengan pengeluaran pemerintah terutama

saat pengadaan barang dan jasa, serta pengeluaran pemerintah untuk kompensasi

pejabat publik ataupun pegawai pemerintahan yang dimana tidak menjamin semakin

besar pendapatan yang diterima pejabat publik ataupun pegawai pemerintah

mengurangi niat mereka untuk melakukan korupsi. Banyak di antara kasus korupsi

melibatkan pejabat publik yang ternyata memiliki posisi cukup tinggi di

pemerintahan padahal pendapatan mereka sebenarnya cukup tinggi.

Dibandingkan negara lainnya di dunia, negara-negara di kawasan Asia

cenderung memiliki tingkat korupsi yang tinggi. Berdasarkan data Transparency

International tahun 2015 terdapat sekitar 31 dari 42 negara di kawasan Asia memiliki

skor Corruption Perception Index (CPI) di bawah 50. Selain itu negara-negara di

Asia mempunyai budaya, penduduk, sistem pemerintahan, aturan hukum serta

kebebasan ekonomi yang sangat beragam antar negara satu dengan negara lainnya.

Page 27: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

26

Maka berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut yaitu :

a. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap tingkat korupsi di

negara-negara Asia?

b. Bagaimana pengaruh kebebasan ekonomi mempengaruhi terhadap tingkat

korupsi di negara-negara Asia?

c. Bagaimana pengaruh kualitas regulasi terhadap tingkat korupsi di negara-

negara Asia?

d. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah, kebebasan ekonomi, dan

kualitas regulasi terhadap tingkat korupsi di negara-negara Asia?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan-rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut.

a. Untuk menganalisis bagaimana pengeluaran pemerintah terhadap tingkat

korupsi di negara-negara Asia.

b. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh kebebasan ekonomi mempengaruhi

terhadap tingkat korupsi di negara-negara Asia.

c. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh kualitas regulasi terhadap tingkat

korupsi di negara-negara Asia.

d. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah, kebebasan

ekonomi, dan kualitas regulasi terhadap tingkat korupsi di negara-negara Asia.

Page 28: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

27

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, manfaat yang hendak dicapai

dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian yang merupakan kajian ilmiah dan aplikasi ilmu

pengetahuan diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran dan penelitian lebih

lanjut bagi penelitian berikutnya terutama penelitian pengaruh pengeluaran

pemerintah, kebebasan ekonomi, dan indikator governance yaitu kualitas regulasi

tehadap korupsi.

b. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian dapat menambah literatur dan sumber informasi

bagi para peneliti selanjutnya, terutama untuk pengembangan penelitian yang

berkaitan dengan korupsi.

Page 29: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi korupsi

Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruption yang juga

berasal dari kata kerja corrumpere yang artinya busuk, rusak, memutarbalik,

menyogok, kebejatan, kejujuran, dan tidak bermoral. Menurut Khair (2014:

15) pengertian korupsi terdiri dati tiga unsur penting, diantaranya yaitu:

Pertama, penyalahgunaan kekuasaan. Kedua, adanya keuntungan materi atau

akses bisnis dari kekuasaan yang dipercayakan baik sektor publik ataupun

sektor swasta. Ketiga, mementingkan kepentingan pribadi (tidak hanya untuk

pribadi orang yang menyalahgunakan kekuasaan tetapi juga anggota keluarga

ataupun teman-temannya).

Bibit Samad Rianto, dalam bukunya 'Koruptor Go To Hell' (2009: 14)

mendefinisikan korupsi sebagai perbuatan melawan hukum atau

menyalahgunakan kewenangan publik yang merugikan negara atau

masyarakat. Perbuatan korupsi haruslah memenuhi empat unsur, yaitu niat

melakukan korupsi (desire to act), kemampuan untuk berbuat korupsi (ability

to act), peluang atau kesempatan untuk melakukan korupsi (opportunity to do

corruption), target atau adanya sasaran untuk dikorupsi (suitable target).

Sebuah lembaga anti korupsi dunia, Transparency International,

mendefinisikan korupsi secara umum yaitu “Corruption is the abuse of

Page 30: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

29

entrusted power for private gain” yang artinya penyalahgunaan jabatan publik

untuk keuntungan pribadi. Menurut Transparency International korupsi

merupakan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pejabat publik

yang dipercayakan kepada mereka, baik potisi maupun pegawai negeri guna

memperkaya diri sendiri maupun orang yang dekat dengannya dengan cara

yang tidak legal.

Di Indonesia, pengertian korupsi menurut UU NO.31/1999 jo UU

No.20/2001 adalah bentuk perbuatan melawan hukum demi memperkaya diri

sendiri, orang lain, ataupun badan yang menyebabkan merugikan baik

keuangan maupun perekonomian negara, menyalahgunakan kewenangan

jabatan ataupun kedudukan yang dimilki yang berakibat pada kerugian

keuangan maupun perekonomian negara, penyuapan, gratifikasi, delik

pemborongan, penggelapan dalam jabatan, dan pemerasan dalam jabatan.

2. Korupsi dalam perspektif ekonomi

Beberapa ekonom membuat beberapa model yang digunakan untuk

menjelaskan korupsi, diantaranya yaitu :

Model 1

Korupsi, Diskresi, Monopoli dan Akuntabilitas

Klitgaard (2011: 33) menggambarkan bahwa korupsi akan semakin

besar apabila diskresi meningkat, monopoli menguat, tanpa diikuti dengan

adanya akuntabilitas. Hubungan tersebut dapat dijabarkan dengan formula

sebagai berikut:

Korupsi = Diskresi + Monopoli - Akuntabilitas

Page 31: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

30

Korupsi meningkat jika diskresi, yaitu keleluasaan mengambil

keputusan, semakin besar. Dimana pemerintah yang otoriter menciptakan

diskresi terlalu besar, sehingga mengakibatkan peningkatan korupsi. Dalam

hal ini, pemerintahan otoriter merupakan contoh pemerintahan dengan

diskresi yang terlalu besar, sehingga korupsi pun cenderung meningkat.

Fenomena ini sesuai dengan pandangan Lord Acton bahwa “power tends to

corrupt, absolute power corrupt absolutely” yang artinya kekuasaan

cenderung korup, kekuatan absolut benar-benar korup.

Monopoli meningkatkan posisi tawar suatu kelompok, apakah itu

kelompok yang berjuang untuk kepentingan ekonomi, politik atau ideologi.

Ketiadaan kompetisi membuat mereka lebih leluasa untuk memanipulasi

keadaan demi kepentingan kelompoknya. Instansi pemerintah, bahkan negara

bisa digiring untuk bergerak sesuai dengan keinginan mereka.

Akuntabilitas terkait dengan kemampuan suatu organisasi untuk

menuntut tanggung jawab atas setiap perbuatan pimpinan dan anggota

organisasi bersangkutan. Tanpa adanya akuntabilitas, tidak bisa diketahui

siapa yang berbuat salah dan siapa yang berprestasi. Kondisi ini menimbulkan

agency problem, dimana agen akan memaksimalkan setiap keputusan dan

aktifitas untuk kepentingan dirinya.

Korupsi = [Diskresi + Monopoli – Akuntabilitas] / Nilai-nilai

Gabor Peteri (2008: 8) memodifikasi formula Klitgaard dengan

memasukkan unsur values atau nilai-nilai, mengingat masing-masing negara

mempunyai nilai-nilai yang berbeda. Perbedaan nilai ini menyebabkan

Page 32: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

31

masing-masing bangsa mempunyai cara pandang dan sikap yang berbeda

terkait dengan isu anti korupsi. Misalnya, konsep monopoli, diskresi dan

akuntabilitas di negara barat tidak bisa disamakan dengan konsep di negara

Asia seperti Indonesia. Data empirik menunjukkan bahwa unsur budaya

memegang peran penting, bahkan sekitar 75% dari variasi yang terdapat pada

skor CPI sangat terkait erat dengan faktor budaya dan nilainilai.

Model 2

Analisa Resiko dan Manfaat

Dalam model ini koruptor melihat korupsi sebagai tindakan yang

rasional dan terukur. Becker dalam Khair (2014: 25) mengemukakan jika

manfaat korupsi dianggap menarik setelah memperhitungkan biaya dan risiko,

maka koruptor akan melakukan korupsi. Dalam hal ini manfaat yang

dimaksud adalah harta atau keuntungan dari korupsi, sedangkan risikonya

adalah hukuman penjara dan denda yang diterima jika melakukan korupsi.

Becker menggambarkan biaya dan manfaat dengan formulasi sebagai berikut:

EUj = pj Uj (Yj – fi) – (1 – pj)Uj (Yj)

Keterangan:

EUj = Utilitas yang diharapkan individu dari melakukan korupsi

Pj = probabilitas subjektif akan dihukum

Uj = Fungsi utilias dari individu yang bersangkutan

Yj = Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan korupsi

Fj = Ekuivalen moneter dari hukuman jika pelaku dihukum akibat

perbuatannya

Page 33: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

32

Korupsi akan dilakukan jika EUj positif dan hal tersebut terjadi ketika

f < Y dan p. Sebaliknya, seseorang tidak akan melakukan korupsi jika f > Y

dan p cukup tinggi maka EUj akan negatif. Pendapat yang serupa juga

dipaparkan oleh Ramirez Torres dalam Klitgaard et al,. (2000: 35), ia

mengatakan bahwa korupsi adalah kejahatan kalkulasi bukan hanya sekedar

keinginan. Seseorang melakukan korupsi jika hasil yang didapat dari korupsi

lebih tinggi dari hukuman yang didapat dengan kemungkinan tertangkapnya

kecil.

Hal tersebut diformulasikan sebagai berikut:

Rc > Pty x Prob

Keterangan:

Rc = Reward

Pty = Penalty

Prob = Probability

Dari pendekatan–pendekatan tersebut, biaya dan manfaat melakukan

korupsi tergantung pada kelembagaan dan akuntabilitas publik yang dapat

mendeteksi dan menghukum setiap penyelewengan, termasuk korupsi.

Model 3

Willingness and Opportunity (Keinginan dan Kesempatan)

Willingness & opportunity (keinginan dan kesempatan) yang

menggambarkan bahwa korupsi akan terjadi jika ada keinginan dan

kesempatan. Keinginan merupakan representasi dari integritas dan kualitas

moral individu, sedangkan kesempatan merupakan situasi yang terbangun

Page 34: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

33

oleh lingkungan dan sistem yang ada di dalam dan di sekeliling instansi

pemerintah. Kedua faktor tersebut harus dibangung secara paralel.

Mengandalkan kualitas moral saja kita tidak cukup karena manusia bisa

berubah. Mengandalkan sistem saja sering gagal, mengingat manusia bisa

mengakalinya.

3. Mengukur korupsi

Menurut Ridwan Zachrie dan Wijayanto (2010: 73) ada beberapa cara

mengukur tingkat korupsi pada suatu negara:

a. Corruption Perception Index (CPI)

Corruption Perception Index (CPI) merupakan indeks gabungan yang

mengukur persepsi korupsi secara global yang diterbitkan oleh lembaga anti

korupsi dunia, Transparency International. Indeks gabungan ini berasal dari

13 (tiga belas) data korupsi yang dihasilkan oleh berbagai lembaga

independen yang kredibel, misalnya Bartelsmann Foundation Transformation

Index, Economist Intelligence Unit Country Risk Rating, Transparency

International Bribe Payers Survey, dan lainnya.

CPI digunakan untuk membandingkan kondisi korupsi di suatu negara

terhadap negara lain. CPI mengukur tingkat persepsi korupsi di sektor publik,

yaitu korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara dan politisi. CPI

dipresentasikan dalam bentuk bobot skor sengan rentang 0-100. Skor 0 berarti

negara dipresepsikan sangat korup, sementara skor 100 berarti dipersepsikan

sangat bersih dari korupsi.

Page 35: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

34

b. Worldwide Governance Index – Control of Corruption (World Bank)

Worldwide Governance Index adalah indikator tata kelola yang

diterbitkan oleh Worldbank. Worldwide Governance Index merupakan

gabungan pandangan mengenai kualitas pemerintahan yang diberikan oleh

responden survei perusahaan, warga negara dan pakar di negara industri dan

negara berkembang. Data dikumpulkan dari sejumlah lembaga survei,

organisasi non-pemerintah, dan organisasi internasional yang nilai setiap

negaranya berkisar antara sekitar -2,5 sampai 2,5.

Control of Corruption (pengendalian korupsi) merupakan salah satu

indikator Worldwide Governance Index yang mengukur sejauh mana

kekuasaan publik dilaksanakan, baik dalam bentuk korupsi kecil dan besar,

serta "penangkapan" negara oleh elit dan kepentingan pribadi (Kaufman D.,

A. Kraay, and M. Mastruzzi, 2008 dalam Worldbank).

c. Bribe Payers Index

Bribe Payers Index (BPI) pertama diterbitkan oleh Transparency

International pada tanggal 26 Oktober 1999, yang mengukuran seberapa besar

kemungkinan sektor bisnis suatu negara terlibat dalam praktik bisnis yang

korup atau lebih tepatnya kemungkinan para bisnis multinasional akan

menggunakan suap saat beroperasi di luar negeri. BPI dihitung berdasarkan

tanggapan pengusaha terhadap dua pertanyaan di Survei Opini Eksekutif

Forum Ekonomi Dunia dengan jawaban yang diberikan pada skala 1 (sogokan

biasa atau bahkan wajib) sampai 10 (sogokan tidak diketahui) dengan

pertanyaan yang diantaranya sebagai berikut : Pertama, meminta negara asal

Page 36: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

35

perusahaan asing melakukan bisnis paling banyak di negara mereka. Kedua,

"Menurut pengalaman Anda, sampai sejauh mana perusahaan dari negara

yang Anda pilih melakukan pembayaran ekstra atau suap yang tidak

terdokumentasi?".

Peringkat BPI suatu negara negara dihitung berdasarkan skor rata-rata,

semakin tinggi skor menunjukkan kemungkinan yang lebih rendah untuk

menggunakan penyuapan. Negara-negara ini dipilih dalam survei adalah

negara pengekspor internasional atau regional terkemuka, dimana gabungan

ekspor global mereka mewakili 75 % dari total dunia pada tahun 2006.

d. Global Integrity Index (Global Integtity)

Global Integrity Index diterbitkan oleh Global Integtity merupakan

gabungkan pelaporan jurnalistik kualitatif dengan pendekatan kuantitatif yang

mendalam untuk menilai institusi dan praktik yang dapat digunakan warga

negara untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah mereka. Indeks

Integritas Global menilai kebalikan dari korupsi: adanya undang-undang,

institusi, dan mekanisme yang dirancang untuk mencegah, mencegah, atau

mencegah korupsi dan pelaksanaan dan penegakannya.

Global Integrity Index menilai dimensi tata kelola berikut diantaranya

masyarakat sipil, informasi publik dan media, pemilu, akuntabilitas

pemerintahan, mekanisme pengawasan dan regulasi, serta mekanisme anti-

korupsi dan aturan hukum. Skor Global Integrity Index berkisar antara 0-100

yang dikelompokkan menjadi lima tingkatan, yaitu sangat kuat (90-100), kuat

(90-90), sedang (70-80), lemah (60-70), dan sangat Lemah (Dibawah 60).

Page 37: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

36

e. Political and Economic Risk Consultancy (PERC)

Political & Economic Risk Consultancy Ltd., sebuah perusahaan

konsultan analisis informasi bisnis strategis untuk perusahaan yang

melakukan bisnis di negara-negara di Asia Timur dan Tenggara. PERC

menghasilkan serangkaian laporan risiko di negara-negara Asia, terutama

variabel-variabel sosio-politik kritis seperti korupsi, risiko hak kekayaan

intelektual, kualitas tenaga kerja, dan kekuatan sistemik lainnya serta

kelemahan masing-masing negara Asia.

4. Definisi Pengeluaran Pemerintah (Ukuran Pemerintah)

Pengeluaran konsumsi pemerintah sering juga disebut ukuran

pemerintah, hal ini dikarenakan dimana semakin besar ukuran pemerintahan

semakin besar pula anggaran pengeluaran konsumsi pemerintah yang

diperlukan. Samuelson dalam Wahyuningtyas (2010: 37) mendefinisikan

pengeluaran pemerintah yaitu seluruh pembelian atau pembayaran barang dan

jasa untuk kepentingan nasional, seperti pembelian persenjataan dan alat-alat

kantor pemerintah, pembangunan jalan dan bendungan, gaji pegawai negeri,

angkatan bersenjata, dan lainnya.

Lequiller dan Blades (2014: 140) mendefinisikan belanja konsumsi

akhir pemerintah adalah jumlah transaksi agregat pada rekening pendapatan

nasional suatu negara yang mewakili belanja pemerintah untuk barang dan

jasa yang digunakan untuk kepuasan langsung dari kebutuhan individu atau

kebutuhan kolektif anggota masyarakat. Belanja konsumsi akhir pemerintah

Page 38: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

37

umum menurut Worldbank yaitu mencakup semua belanja pemerintah saat ini

untuk pembelian barang dan jasa (termasuk kompensasi karyawan). Ini juga

mencakup sebagian besar pengeluaran untuk pertahanan dan keamanan

nasional, namun tidak termasuk pengeluaran militer pemerintah yang

merupakan bagian dari pembentukan modal pemerintah.

5. Hubungan pengeluaran pemerintah (Ukuran Pemerintah) terhadap

korupsi

Menurut Kurniawan (2009, 11) pengeluaran atau anggaran dapat

menyebabkan korupsi ketika terjadi ketiadaan transparansi dan pengawasan

institusi yang efektif dalam pembuatan kebijakan mengenai proyek investasi,

pengeluaran untuk pengadaan, serta penetapan anggaran tambahan

(extrabudgetary). Menurut Enste dan Heldman (2017: 9) ada dua perspektif

berbeda tentang hubungan pengeluaran pemerintah. Perspektif pertama

mengasumsikan bahwa pemerintahan yang lebih besar mengarah pada politisi

yang lebih korup dimana mereka meningkatkan biaya-biaya transaksi secara

ilegal. Sedangkan perspektif kedua mengasumsikan bahwa pemerintahan

yang besar lebih efektif dalam memerangi korupsi karena memiliki anggaran

yang lebih besar untuk pelaksanaan peraturan dan hukum. Hal ini didukung

oleh penelitian Kotera et al., dalam Enste dan Heldman (2017: 9) yang

menyatakan bahwa negara-negara dengan pengeluaran pemerintahan yang

tinggi biasanya memiliki nilai indeks korupsi yang lebih baik.

Elliott (1997: 182) dalam penelitiannya menemukan korelasi negatif

Page 39: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

38

antara korupsi dan tingkat pengeluaran pemerintahan. Namun menurutnya,

bukan ukuran pemerintah itu sendiri, tetapi jenis kegiatan pemerintah

menentukan tingkat korupsi, salah satunya ketika pemerintah membatasi

persaingan dengan pembatasan perdagangan. Goel dan Nelson (2008: 17)

dalam penelitiannya di 100 negara menemukan bahwa sektor publik yang

besar terkait dengan tingkat korupsi yang lebih rendah. Selain itu, hasil

penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa beberapa bentuk kegiatan

pemerintah, terutama peraturan yang banyak dan rumit, secara tidak langsung

menambah peluang pejabat menggunakan cara-cara illegal untuk melakukan

korupsi. Kotera dkk. (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa di

negara-negara dengan tingkat demokrasi tinggi, peningkatan ukuran

pemerintah dapat mengurangi tingkat korupsi, sebaliknya jika demokrasi

lemah, peningkatan ukuran pemerintah akan menambah tingkat korupsi. Hal

ini dikarenakan negara-negara dengan lembaga demokrasi yang berfungsi,

dimana politisi dimonitor oleh media dan dengan pemilihan bebas

menyebabkan mereka lebih berhati-hati dalam berperilaku, terutama

berperilaku korup. Namun, jika institusi yang ada lemah dan tingkat

keterlibatan pemerintah yang lebih tinggi akan menyebabkan kebalikannya,

yang dimana hal tersebut akan mencitakan lebih banyak peluang untuk

melakukan korupsi, misalnya suap.

Selain itu, semakin besarnya proporsi pengeluaran pemerintah untuk

barang atau jasa serta gaji pegawai negeri maka akan berdampak pada

peningkatan pelayanan publik yang pada akhirnya mengurangi korupsi.

Page 40: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

39

Dimana jika anggaran untuk pembelian barang dan jasa besar, maka barang

dan jasa yang didapat akan semakin berkualitas yang nantinya diharapkan

output yang maksimal dalam rangka menjalankan kegiatan pemerintahan dan

pelayanan publik. Semakin besarnya proporsi belanja pegawai terutama

kompensasi atau gaji yang diberikan pemerintah kepada pejabat publik

maupun pegawai pemerintah mengurangi keinginan mereka untuk melakukan

korupsi karena kesejahteraan mereka terutama yang berkaitan dengan masalah

finansial sudah tercukupi.

Menurut Yuliani (2011: 5) dalam penelitiannya gaji pegawai negeri

yang rendah yang tidak cukup cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

akan melahirkan tingkat korupsi. Faktor redahnya gaji pegawai mencerminkan

korupsi pada tingkat “street level bureaucrats”, bukan korupsi atau kolusi

tingkat tinggi. Dimana untuk meningkatkan kesejahteraannya mereka

melakukan cara-cara illegal untuk menambah pendapatan seperti halnya

melakukan pungli dalam pelayanan masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Steven Yamarik and Chelsea Redmon (2017:

6), mereka menyimpulkan bahwa penurunan upah pemerintah menimbulkan

lebih banyak korupsi dibandingkan dengan penurunan jumlah regulator yang

korup.

6. Definisi kebebasan ekonomi

Kebebasan Ekonomi menurut Heritage Foundation yaitu “the

fundamental right of every human to control his or her own labor and

Page 41: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

40

property” atau tidak adanya batasan atau paksaan pemerintah terhadap

produksi, distribusi, atau konsumsi barang dan jasa di luar batas yang

diperlukan warga negara untuk melindungi dan menjaga kebebasan itu

sendiri.

Wulandari (2014: 117) menjelaskan bahwa kebebasan ekonomi

merupakan kemampuan individu, keluarga dan bisnis untuk membuat

keputusan ekonomi mereka sendiri, bebas dari tekanan. Dengan kata lain,

dalam masyarakat yang bebas secara ekonomi, individu bebas untuk bekerja,

memproduksi, mengkonsumsi, dan berinvestasi dengan cara apapun yang

mereka suka. Pemerintah mengizinkan tenaga kerja, modal, dan barang

bergerak bebas, dan menahan diri dari paksaan atau kendala kebebasan di luar

batas kepentingan untuk melindungi dan memelihara kebebasan itu sendiri.

7. Mengukur kebebasan ekonomi

Menurut Wulandari (2014: 117) keterbukaan suatu negara bisa

terwakili salah satunya adalah dengan melihat indeks kebebasan ekonomi di

suatu negara. Indeks ini disusun oleh James Gwartney, Robert A. Lawson dan

Walter E. Block dari Heritage Foundation dan Wall Street Journal.

Pendekatan yang digunakan pada indeks ini mirip dengan tulisan Adam

Smith, “The Wealth of Nations” yang menyatakan bahwa "institusi dasar yang

melindungi kebebasan individu untuk mengejar tujuan ekonomisnya akan

menghasilkan kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakat yang lebih

luas". Mereka mengukur tingkat kebebasan ekonomi dari 189 negara,

Page 42: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

41

berdasarkan 10 faktor kuantitatif dan kualitatif yang dikelompokkan ke dalam

empat kategori besar, yaitu :

1) Aturan hukum (hak milik, kebebasan dari korupsi);

2) Ukuran pemerintah (kebebasan fiskal, pengeluaran pemerintah);

3) Efisiensi peraturan (kebebasan bisnis, kebebasan tenaga kerja,

kebebasan moneter); dan

4) Keterbukaan Pasar (kebebasan perdagangan, kebebasan investasi,

kebebasan finansial).

Masing-masing dari sepuluh kebebasan ekonomi dalam kategori ini

dinilai pada skala 0 sampai 100. Skor keseluruhan suatu negara diperoleh

dengan rata-rata sepuluh kebebasan ekonomi ini, dengan bobot yang sama

yang diberikan kepada masing-masing. Indeks menyediakan kerangka kerja

untuk memahami bagaimana negara terbuka bersaing; tingkat intervensi

negara dalam perekonomian, baik melalui perpajakan, pembelanjaan atau over

regulation; dan kekuatan dan independensi peradilan sebuah negara untuk

memberlakukan peraturan dan melindungi kepemilikan pribadi.

8. Hubungan kebebasan ekonomi terhadap korupsi

Di satu sisi, korupsi bisa berkembang disaat adanya penghalang dalam

kebebasan ekonomi. Menurut Shleifer dan Vishny (1993: 601) dalam

ekonomi modern, banyak pembatasan kebebasan ekonomi seperti

kewenangan pejabat publik untuk memberikan impor atau izin ekspor atau

untuk memaksakan bea impor dan ekspor guna meningkatkan pajak menjadi

Page 43: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

42

kesempatan terjadinya korupsi. Pemerintah memberlakukan pembatasan

perdagangan bebas melalui pajak atau pajak lisensi, untuk menghindari

pembatasan tersebut, beberapa orang akan bersedia membayar sogokan. Hal

ini menciptakan kesempatan bagi pegawai negeri untuk menerima suap atau

untuk terlibat aktivitas serupa (Rose Ackermann, 1999: 18).

Di sisi lain kebebasan ekonomi meningkatkan persaingan bisnis,

sehingga beberapa pembisnis memilih menggunakan metode illegal, seperti

menyuap pejabat publik untuk mempermudah dan mempercepat birokrasi atas

bisnisnya agar tidak kalah dan selalu lebih depan dibanding pesaingnya. Hal

ini terjadi saat bisnis melibatkan perdagangan antar negara-negara dengan

sarana perdagangan yang cenderung korup.

Di sektor publik, peraturan yang berbelit-belit dan peraturan hukum

yang lemah memberi banyak kesempatan bagi pejabat publik untuk menerima

suap tanpa hukuman. Di sektor swasta, kedua faktor tersebut mendorong

beberapa orang untuk melakukan suap agar segala urusannya bisa berjalan

lebih cepat dan lainnya memilih bisnis secara informal karena tidak ingin

berurusan dengan birokrasi yang rumit. Hal ini mengurangi kesempatan

keuntungan yang seharusnya didapat sektor swasta seandainya tidak

melakukan suap yang pada akhirnya berimbas kepada masyarakat yang

semakin tidak merata, dalam hal kesempatan untuk menciptakan kekayaan

dan memperbaiki taraf hidup.

Maka dari itu, korupsi bukan hanya disebabkan oleh perilaku tidak etis

atau korup dari sektor swasta, tetapi juga karena tindakan pemerintah yang

Page 44: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

43

seringkali menekan kegiatan sektor swasta sehingga pihak swasta melakukan

suap agar mempermudah dan mempercepat urusan, seperti halnya perizinan

serta birokrasi yang ada. Berbeda halnya jika kebebasan ekonomi didukung

dengan peraturan hukum yang kuat. Hal ini diharapkan bisa mendorong

budaya investasi, penciptaan lapangan kerja serta penghargaan kelembagaan

yang dimana semua faktor tersebut penting dalam meningkatkan standar

hidup orang-orang biasa secara besar-besaran.

Menurut Billger dan Goel dalam Abbas (2016: 4) semakin tinggi

kebebasan ekonomi (economic freedom) yang diberikan pemerintah kepada

sektor swasta, maka kontrol dari pemerintah semakin longgar sehingga akan

mengurangi kesempatan bagi oknum pejabat birokrasi untuk melakukan

korupsi, misalnya dengan pemerasan untuk mendapatkan izin usaha.

Kemudian Graeff dan Mehlkop (2003: 615) meneliti bahwa ternyata beberapa

komponen kebebasan ekonomi bisa mencegah korupsi, namun polanya

berbeda-beda antar negara, tergantung negara tersebut kaya atau miskin yang

berarti juga tergantung pada tingkat pembangunan negara tersebut. Pieroni

dan d’Agostino (2013: 1) juga meneliti hubungan kebebasan ekonomi

terhadap korupsi, ditemukan bahwa kurangnya kebijakan kompetisi dan

peraturan pemerintah dapat menghasilkan lebih banyak korupsi.

Gambar 2. 1 di bawah ini merupakan scatter plot dari CPI dan Indeks

Kebebasan Ekonomi tahun 2015 oleh Heritage Foundation. Berdasarkan data,

tingkat kebebasan ekonomi yang lebih rendah umumnya terkait dengan lebih

banyak korupsi.

Page 45: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

44

Gambar 2. 1

Scatter Plot Hubungan Kebebasan Ekonomi dan Korupsi

Saha et al. (2009) menggunakan data yang sama dalam analisisnya,

hanya saja lebih mendetail, dimana hasilnya dari penelitian 100 negara

kebebasan ekonomi mengurangi korupsi dan membuat hubungan yang

menarik dengan demokrasi: semakin tinggi tingkat demokrasi, semakin kuat

efeknya. Semakin banyak kompetisi juga semakin sulit menyembunyikan

pembayaran yang korup, karena pesaing mungkin mengungkap aktivitas

korup dan oleh karena itu risiko terdeteksi lebih tinggi daripada di pasar

monopoli. Selain itu, keterlibatan yang lebih tinggi dalam perdagangan

internasional memberi tekanan lebih besar pada pemerintah di suatu negara

untuk memberikan kondisi yang baik bagi perusahaan asing dalam memerangi

korupsi.

Page 46: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

45

9. Indikator Governance

Governance menurut Collins (2009) adalah tindakan, cara, atau sistem

sebuah pemerintahan. UNESCAP (2013: 1) mendefinisikan Governance

adalah proses pengambilan keputusan dan bagaimana keputusan tersebut akan

diimplementasikan atau tidak diimplementasikan.

Worldwide Governance Index (WGI) digunakan untuk melihat

seberapa baik kualitas pemerintahan suatu negara. Menurut The Freedom

House, WGI merupakan dataset penelitian yang merangkum informasi dari

lebih 30 sumber data yang ada yang melaporkan pandangan dan pengalaman

warga negara, pengusaha, dan pakar di sektor publik, swasta dan LSM dari

seluruh dunia, mengenai kualitas berbagai aspek pemerintahan.

Worldwide Governance Indicators (WGI) terdiri dari enam indikator

tata kelola negara yang berguna sebagai alat untuk perbandingan lintas negara

secara luas dan untuk mengevaluasi tren luas dari waktu ke waktu. Setiap

indikator WGI menampilkan nilai negara pada indikator agregat, berkisar

antara sekitar -2,5 sampai 2,5 dalam satuan distribusi normal standar, yang

dimana semakin besar nilainya semakin baik kualitas pemerintahan negara

tersebut.

Semua indikator WGI menggambarkan salah satu tolak ukur Good

Governance suatu negara, yang dimana semakin Good Governance suatu

negara mencerminkan semakin baik pula sistem pemerintahan di negara

tersebut. Namun, Good Governance tidak mungkin tercapai jika pemerintahan

masih terjerat permasalahan korupsi.

Page 47: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

46

Indikator Worldwide Governance Indicators (WGI) diantaranya sebagai

berikut:

a. Pengendalian Korupsi

Pengendalian korupsi menangkap persepsi tentang sejauh mana

kekuasaan publik dilakukan untuk keuntungan pribadi, termasuk bentuk

korupsi kecil dan besar, serta "penangkapan" negara oleh elit dan kepentingan

pribadi.

b. Efektivitas Pemerintah

Efektivitas pemerintah menangkap persepsi kualitas layanan publik,

kualitas pegawai negeri dan tingkat independensinya dari tekanan politik,

kualitas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan kredibilitas komitmen

pemerintah terhadap kebijakan tersebut.

c. Stabilitas Politik dan Ketiadaan Kekerasan / Terorisme

Stabilitas politik dan ketiadaan kekerasan / terorisme mengukur

persepsi tentang kemungkinan ketidakstabilan politik dan / atau kekerasan

bermotif politik, termasuk terorisme.

d. Aturan hukum

Aturan Hukum menangkap persepsi tentang sejauh mana agen

memiliki kepercayaan diri dan mematuhi peraturan masyarakat, dan

khususnya kualitas penegakan kontrak, hak kepemilikan, polisi, dan

pengadilan, serta kemungkinan kejahatan dan kekerasan.

Page 48: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

47

e. Kualitas Regulasi

Kualitas regulasi menangkap persepsi kemampuan pemerintah untuk

merumuskan dan menerapkan kebijakan dan peraturan yang baik yang

memungkinkan dan mendorong pengembangan sektor swasta.

f. Kebebasan bersuara

Suara dan akuntabilitas menangkap persepsi tentang sejauh mana

warga negara dapat berpartisipasi dalam memilih pemerintahan mereka, serta

kebebasan berekspresi, kebebasan berserikat, dan media bebas.

10. Hubungan Kualitas Regulasi terhadap korupsi

Salah satu indikator Worldwide Governance Index (WGI) adalah

kualitas regulasi. Menurut OECD (2012: 3) regulasi yaitu alat yang digunakan

pemerintah untuk melakukan campur tangan dalam ekonomi dan kehidupan

warganya (undang-undang, legislasi sekunder dan lainnya, alat alternatif)

yang dimana sangat penting dalam membentuk kesejahteraan ekonomi dan

masyarakat. Tujuan kebijakan regulasi adalah untuk memastikan bahwa

peraturan mendukung pertumbuhan dan perkembangan ekonomi serta

pencapaian masyarakat yang lebih luas baik kesejahteraan sosial, kelestarian

lingkungan, dan kepatuhan peraturan hukum.

Peraturan regulasi didasarkan pada prinsip-prinsip pemerintahan yang

demokratis dan melibatkan peran lembaga yang lebih luas termasuk

diantaranya legislatif, peradilan, tingkat pemerintah baik di sub-nasional

maupun supra-nasional serta kegiatan pengaturan di sektor swasta. Regulasi

Page 49: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

48

pemerintahan yang efektif memaksimalkan pengaruh kebijakan pengaturan

untuk memberikan peraturan yang akan berdampak positif pada ekonomi dan

masyarakat, dan yang memenuhi tujuan kebijakan publik yang mendasarinya.

Breen dan Gillanders (2017: 2) menemukan bahwa banyak korupsi

yang dikaitkan dengan beban regulasi, baik di tingkat nasional maupun

subnasional. Indikatornya yaitu diantanya termasuk waktu yang dihabiskan

pada saat berurusan dengan peraturan, dan sejauh mana a) lisensi dan izin, b)

pajak administrasi, dan c) peraturan pabean dan perdagangan yang dimana

merupakan kendala utama dalam melakukan bisnis. Kerangka peraturan yang

terlalu rumit, kurangnya transparansi dalam mengembangkan peraturan baru,

kurangnya efisiensi, serta penegakan peraturan yang tidak tepat menciptakan

ruang untuk perilaku koruptif. Hal ini dikarenakan semakin ketat dan rumit

peraturan, semakin banyak kemungkinan agen swasta melewati peraturan

dengan cara semi atau non hukum.

Kompleksitas yang berlebihan dari kerangka peraturan membuat

regulasi menjadi sulit mengerti terutama bagi warga, pengusaha dan kecil dan

usaha menengah (UKM). Hal ini juga menciptakan peluang bagi para pejabat

untuk "menjadi kreatif" dalam memberikan pelayanan kepada mereka yang

sepenuhnya bergantung padanya. Kerangka sistem yang rumit di mana lisensi

dan izin diperlukan dari beberapa lembaga untuk membuka usaha, dimana

prosedur dan persyaratan yang mereka peroleh tidak sepenuhnya jelas dan

seluruh proses membutuhkan waktu lama, sehingga jalan pintas untuk

Page 50: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

49

menyelesaikan permasalahan-permasalan tersebut adalah dengan melakukan

suap.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di website FCPAméricas, Ellis

(2012) menyatakan bahwa di banyak negara sering ditemui rezim regulasi

yang tidak jelas, tumpang tindih, atau yang ditegakkan oleh berbagai instansi

pemerintah. Selain itu, semakin banyak aktor pemerintah yang terlibat dalam

masalah regulasi, semakin banyak tempat potensial di mana permintaan suap

dapat terjadi. Arnone dan Borlini (2014, 158) mengidentifikasi hubungan

antara CPI dan indeks kualitas peraturan di negara-negara di dunia, yang

dimana hasilnya kualitas regulasi yang baik terkait dengan rendahnya korupsi

(tingkat cpi yang tinggi).

Djankov dkk. (2002: 1) melakukan penelitian fokus pada regulasi para

pelaku ekonomi yang hendak masuk dalam pasar. Mereka mengukur regulasi

dengan prosedur yang diperlukan, biaya dan waktu untuk memulai bisnis

baru. Hasilnya menunjukkan bahwa hambatan ketat untuk masuk pasar

berkorelasi dengan tingkat korupsi yang lebih tinggi. Hasil ini didukung oleh

data dari Bank Dunia tentang pengendalian korupsi dan kualitas peraturan

yang mencerminkan persepsi kemampuan pemerintah dalam

mengimplementasikan kebijakan yang baik yang mempengaruhi

pengembangan sektor swasta (Kaufman / Kraay dalam Enste dan Heldman,

2017: 13).

Page 51: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

50

Gambar 2. 2

Scatter Plot Hubungan Kualitas Regulasi dan Korupsi

Seperti dapat dilihat pada hasil penelitian Kaufmann / Krayy dalam

Enste dan Heldman (2017: 13) pada gambar 2. 2 di atas, negara-negara yang

dimana warganya merasakan pengaturan pemerintah mereka lebih efektif,

umumnya memiliki persepsi korupsi yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan

jumlah peraturan dan hukum yang lebih tinggi memberi peluang para pejabat

mendorong sektor swasta untuk membayar dan menyuapnya untuk

mendapatkan fasilitas dan layanan dalam menjalankan bisnis.

Page 52: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

51

B. Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian mengenai pengaruh variabel pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, indikator-indikator governance meliputi efektivitas pemerintah,

serta aturan hukum terhadap korupsi telah dilakukan oleh sejumlah peneliti.

Penelitian-penelitian sebelumnya tersebut dalam bentuk jurnal, buku, dan referensi

lainnya yang dapat membantu peneliti dalam penyusunan kerangka pemikiran. Oleh

karena itu, untuk mendukung penelitian ini, referensi penelitian-penelitian

sebelumnya yang diambil adalah sebagai berikut.

Sherrilyn M. Billger dan Rajeev K. Goel pada tahun 2009 melakukan

penelitian dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi korupsi. Penelitian

ini menggunakan data cross section di hampir 100 negara dengan analisis regresi

OLS dan kuantil. Hasilnya, kemakmuran ekonomi dilihat dari PDB perkapita

berpengaruh signifikan terhadap korupsi, semakin makmur suatu negara, semakin

kecil korupsinya. Kebebasan ekonomi juga berpengaruh signifikan, namun hanya

pada estimasi OLS. Bagi negara yang buruk angka korupsinya, akan efektif untuk

menguranginya dengan menjadikan negara tersebut lebih demokratis. Sedangkan,

pengaruh ukuran pemerintah (government size) pada negara dengan tingkat korupsi

yang baik tidaklah signifikan. Terakhir, tingkat populasi urban berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap korupsi, artinya semakin penduduk suatu negara

terkonsentrasi di area urban menyebabkan tingkat korupsi memburuk.

Shrabani Saha dan Jen-Jesu pada tahun 2012 melakukan penelitian tentang

efek interaksi antara demokrasi dan kebebasan ekonomi dalam mengendalikan

korupsi di 100 negara dengan menggunakan teknik regresi kuantitatif. Hasil dari

Page 53: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

52

penelitian yaitu kebebasan ekonomi secara signifikan mengurangi korupsi di setiap

lingkungan politik. Sebaliknya, demokrasi mungkin tidak efektif dalam

pemberantasan korupsi pada tingkat kebebasan ekonomi yang rendah, tetapi

demokrasi menjadi efektif dalam mengurangi korupsi bagi negara-negara yang sangat

korup ketika kebebasan ekonomi tinggi. Jadi untuk mengurangi korupsi,

demokratisasi harus dilakukan dalam lingkungan yang memiliki tingkat kebebasan

ekonomi tinggi.

M Hasyim Ibnu Abbas pada tahun 2016 melakukan penelitian tentang

pengaruh interaksi antara demokrasi dan kebebasan ekonomi terhadap tingkat korupsi

di ASEAN periode 2005-2014. Penelitian ini menggunakan analisis tipologi dan

analisis regresi data panel dengan metode Fixed Effect Model. Hasil dari penelitian ini

yaitu berdasarkan analisin tipologi negara ditemukan bahwa tingkat demokrasi dan

kebebasan ekonomi yang tinggi di atas rata-rata membuat tingkat korupsinya rendah.

Hasil analisis regresi juga memperkuat bahwa ketika suatu negara di ASEAN

memiliki kebebasan ekonomi yang rendah yaitu dibawah 6,25 maka demokrasi justru

akan memperburuk tingkat korupsi. Demikian juga ketika tingkat demokrasi suatu

negara berada di bawah 4,4 maka kebebasan ekonomi justru akan meningkatkan

korupsi.

P. Graeff dan Guido Mehlkop pada tahun 2002 melakukan penelitian tentang

dampak kebebasan ekonomi terhadap korupsi di negara-negara kaya dan miskin.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi OLS dan regresi Backward serta Extreme

Bound Analysis (EBA). Hasil dari penelitian ini yaitu beberapa aspek kebebasan

ekonomi mencegah korupsi sementara yang lainnya tidak. Ini berarti bahwa ada

Page 54: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

53

hubungan yang kuat antara kebebasan ekonomi dan korupsi. Hubungan ini tergantung

pada tingkat pembangunan suatu negara. Selain itu ditemukan bahwa beberapa jenis

regulasi mengurangi korupsi.

Simeon Djankov, Rafael La Porta, Florencio Lopez-De-Silanes, Andrei

Shleifer pada tahun 2002 melakukan penelitian yang berjudul The Regulation of

Entry. Veriabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu diantaranya variabel

Korupsi sebagai variabel dependen. Sedangkan Jumlah prosedur, waktu resmi

(official time), biaya resmi (official cost), peraturan masuk (regulation of entry), GDP

per Kapita merupakan variabel indipenden. Penelitian ini menggunakan analisis

regresi OLS. Hasil dari penelitian ini yaitu negara-negara dengan peraturan masuk

yang lebih berat memiliki korupsi yang lebih tinggi. Negara-negara dengan

pemerintahan yang lebih demokratis dan terbatas memiliki peraturan masuk yang

lebih ringan.

d’Agostino pada tahun 2013 melakukan penelitian tentang hubungan kebebasan

ekonomi terhadap korupsi. Penelitian ini menggunakan metode Multilevel Probit

Model. Hasil dari penelitian ini yaitu kebebasan ekonomi untuk korupsi, yang

diidentifikasi oleh tingkat perkembangan ekonomi suatu negara, dapat menjelaskan

mengapa kurangnya kebijakan persaingan dan peraturan pemerintah dapat

menghasilkan lebih banyak korupsi.

Ce Shen dan John Williamson pada tahun 2005 melakukan penelitian dengan

menganalisis pengaruh demokrasi, kebebasan ekonomi, dan kekuatan negara terhadap

pengendalian korupsi di 91 negara dengan menggunakan metode Structural Equation

Modeling (SEM). Hasil dari penelitian ini yaitu (1) Demokrasi yang diukur indikator

Page 55: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

54

dengan hak-hak politik, kebebasan sipil, dan kebebasan pers berpengaruh positif pada

tingkat pengendalian korupsi, (2) kekuatan negara memiliki memiliki efek positif

secara langsung, (3) keterbukaan ekonomi yang diukur dengan kebebasan ekonomi

berpengaruh positif terhadap pengendalian korupsi, dan (4) fraksionalisasi

ethnolinguistic baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh negatif

terhadap pengendallian korupsi.

Go Kotera, Keisuke Okada, and Sovannroeun Samreth pada tahun 2010

melakukan penelitian tentang hubungan antara korupsi dan ukuran pemerintah serta

peran demokrasi. Variabel yang digunakan yaitu Korupsi sebagai variabel dependen,

sedangkan ukuran kemerintah, demokrasi, PDB per kapita sebagai variabel

independen. Penelitian ini menggunakan analisis regresi Ordiary Least Square

(OLS). Hasil dari penelitian ini yaitu negara-negara dengan tingkat demokrasi tinggi,

peningkatan ukuran pemerintah dapat mengurangi tingkat korupsi, sebaliknya jika

demokrasi lemah, peningkatan ukuran pemerintah akan menambah tingkat korupsi.

Page 56: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

55

Tabel 2. 1

Tinjauan Kajian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Penelitian

1

Sherrilyn

M.

Billger

dan

Rajeev

K. Goel

(2009)

Do existing

corruption

levels matter in

controlling

corruption?

Cross-country

quantile

regression

estimates

Korupsi,

ukuran

pemerintah,

kebebasan

ekonomi,

GDP per

kapita, dan

tingkat

populasi

urban

Regresi

OLS dan

kuantil

Kemakmuran

ekonomi dilihat dari

PDB perkapita

berpengaruh

signifikan terhadap

korupsi, semakin

makmur suatu

negara, semakin

kecil korupsinya.

Kebebasan ekonomi

juga berpengaruh

signifikan, namun

hanya pada estimasi

OLS. Bagi negara

yang buruk angka

korupsinya, akan

efektif untuk

menguranginya

dengan menjadikan

negara tersebut

lebih demokratis.

Sedangkan,

pengaruh ukuran

pemerintah

(government size)

pada negara dengan

Page 57: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

56

tingkat korupsi

yang baik tidaklah

signifikan. Terakhir,

tingkat populasi

urban berpengaruh

negatif dan

signifikan terhadap

korupsi, artinya

semakin penduduk

suatu negara

terkonsentrasi di

area urban

menyebabkan

tingkat korupsi

memburuk.

2

Shrabani

Saha dan

Jen-Je Su

(2012)

Investigating

the interaction

effect of

democracy and

economic

freedom on

corruption: a

cross-countr

quantile

regression

analysis

Korupsi,

demokrasi,

kebebasan

ekonomi

serta empat

variabel

sosial

ekonomi

sebagai

variabel

kontrol

PDRB,

Indeks Gini,

tingkat

Analisis

regresi

kuantil

Kebebasan ekonomi

secara signifikan

mengurangi korupsi

di setiap lingkungan

politik. Sebaliknya,

demokrasi mungkin

tidak efektif dalam

memberantas

korupsi pada tingkat

kebebasan ekonomi

yang rendah, tetapi

demokrasi menjadi

efektif dalam

mengurangi korupsi

Page 58: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

57

penganggura

n , dan

tingkat melek

huruf dewasa

bagi negara-negara

yang sangat korup

ketika tingkat

kebebasan ekonomi

tinggi. Jadi untuk

mengurangi

korupsi,

demokratisasi harus

dilakukan dalam

lingkungan yang

memiliki tingkat

kebebasan ekonomi

tinggi.

3

M

Hasyim

Ibnu

Abbas

(2016)

Korupsi,

Demokrasi,

dan Kebebasan

Ekonomi di

ASEAN, 2005-

2014

Korupsi,

demokrasi,

kebebasan

ekonomi

Analisis

tipologi,

analisis

regresi

data panel

dengan

metode

fixed

effect

model

Dari hasil analisis

Tipologi Negara,

ditemukan bahwa

tingkat demokrasi

dan kebebasan

ekonomi yang

tinggi di atas rata-

rata membuat

tingkat korupsinya

rendah. Hasil

analisis regresi juga

memperkuat bahwa

ketika suatu negara,

di ASEAN,

memiliki kebebasan

ekonomi yang

Page 59: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

58

rendah di bawah

6,25 maka

demokrasi justru

akan memperburuk

tingkat korupsi.

Demikian juga

ketika tingkat

demokrasi suatu

negara berada di

bawah 4,4 maka

kebebasan ekonomi

juga akan membuat

IPK turun.

4

P. Graeff

dan

Guido

Mehlkop

(2002)

The impact of

economic

freedom on

corruption:

different

patterns for

rich and poor

countries

Korupsi,

kebebasan

ekonomi,

pembanguna

n ekonomi

Analisis

regresi

OLS dan

regresi

Backward

serta

Extreme

Bound

Analysis

(EBA)

Beberapa aspek

kebebasan ekonomi

mencegah korupsi

sementara yang

lainnya tidak. Ini

berarti bahwa ada

hubungan yang kuat

antara kebebasan

ekonomi dan

korupsi. Hubungan

ini tergantung pada

tingkat

pembangunan suatu

negara. Selain itu

ditemukan bahwa

beberapa jenis

Page 60: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

59

regulasi mengurangi

korupsi.

5

Simeon

Djankov,

Rafael

La Porta,

Florenci

o Lopez-

De-

Silanes,

Andrei

Shleifer

(2002)

The

Regulation of

Entry

Korupsi,

Jumlah

prosedur,

waktu resmi

(official

time), biaya

resmi

(official

cost),

peraturan

masuk

(regulation of

entry), GDP

per Kapita

Analisis

regresi

OLS

Negara-negara

dengan peraturan

masuk yang lebih

berat

memiliki korupsi

yang lebih tinggi

dan ekonomi yang

lebih besar, tetapi

tidak kualitas yang

lebih baik

barang publik atau

pribadi. Negara-

negara dengan

pemerintahan yang

lebih demokratis

dan terbatas

memiliki peraturan

masuk yang lebih

ringan. Bukti tidak

konsisten dengan

kepentingan publik

teori regulasi, tetapi

mendukung

pandangan pilihan

publik bahwa

peraturan masuk

bene politisi dan

Page 61: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

60

birokrat.

6

Luca

Pieroni

dan

Giorgio

d’Agosti

no

(2013)

Corruption and

the Effects of

Economic

Freedom

Korupsi,

kebebasan

ekonomi,

GDP per

kapita,

investasi

swasta ,

indeks GINI,

pengeluaran

pemerintah.

indeks

kebebasan

sipil

Multilevel

Probit

Model

Pengaruh kebebasan

ekonomi terhadap

tingkat korupsi,

diidentifikasi oleh

tingkat

perkembangan

ekonomi suatu

negara yang berarti

kurangnya

kebijakan kompetisi

dan peraturan

pemerintah dapat

menghasilkan lebih

korupsi.

7

Ce Shen

dan John

Williams

on

(2005)

Corruption,

Democracy,

Economic

Freedom, and

State Strength:

A Cross-

National

Analysis

Korupsi,

konsumsi

energi per

kapita,

kebebasan

ekonomi,

kekuatan

negara, hak

politik,

kebebasan

sipil,

kebebasan

pers,

etnolinguistik

Structural

Equation

Modeling

(SEM)

(1) Demokrasi,

yang diukur dengan

indikator hak-hak

politik, kebebasan

sipil, dan kebebasan

pers berpengaruh

positif pada tingkat

pengendalian

korupsi; (2)

Kekuatan negara

memiliki efek

positif secara

langsung; (3)

Keterbukaan

Page 62: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

61

fraksionalisas

i,

ekonomi, yang

diukur dengan

kebebasan ekonomi

berpengaruh positif

terhadap

pengendalian

korupsi, dan; (4)

Fraksionalisasi

ethnolinguistic baik

secara langsung

maupun tidak

langsung

berpengaruh negatif

terhadap

pengendalian

korupsi

8

Go

Kotera,

Keisuke

Okada,

and

Sovannr

oeun

Samreth

(2010)

A study on the

relationship

between

corruption and

government

size: the role

of democracy

Korupsi,

ukuran

kemerintah,

demokrasi,

PDB per

kapita

Analisis

regresi

Ordiary

Least

Square

(OLS)

Hasil dari penelitian

ini yaitu negara-

negara dengan

tingkat demokrasi

tinggi, peningkatan

ukuran pemerintah

dapat mengurangi

tingkat korupsi,

sebaliknya jika

demokrasi lemah,

peningkatan ukuran

pemerintah akan

menambah korupsi.

Page 63: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

62

C. Kerangka Pemikiran

Korupsi merupakan persoalan serius karena dampak yang ditimbulkannya.

Jika dilihat dari aspek ekonomi, korupsi terus menghambat pembangunan dan

melemahkan demokrasi dan peraturan hukum.

Pengeluaran konsumsi pemerintah atau ukuran pemerintah (Government Size)

merupakan pengeluaran pemerintah mencakup semua belanja pemerintah saat ini

untuk pembelian barang dan jasa, kompensasi pegawai, serta mencakup sebagian

besar pengeluaran untuk pertahanan dan keamanan. La Porta et al., dalam penelitian

Abbas (2016: 27) menyatakan bahwa semakin besar ukuran pemerintahan berarti

semakin besar pula check and balance sehingga membuat korupsi berkurang,

sedangkan menurut Susan Rose-Ackerman ukuran pemerintah yang besar justru akan

membuat birokrasi semakin rumit sehingga mendorong akan terjadinya korupsi.

Kebebasan Ekonomi menurut Heritage Foundation yaitu tidak adanya batasan

atau paksaan pemerintah terhadap produksi, distribusi, atau konsumsi barang dan jasa

di luar batas yang diperlukan warga negara untuk melindungi dan menjaga kebebasan

itu sendiri. Dimana korupsi bisa berkembang atau meningkat disaat adanya

penghalang dalam kebebasan ekonomi. Dalam penelitiaanya Susan Rose Ackermann

(1999) menyatakan bahwa pada saat pemerintah memberlakukan pembatasan

perdagangan bebas melalui pajak atau pajak lisensi, untuk menghindari pembatasan

tersebut, beberapa orang akan bersedia membayar sogokan. Hal ini menciptakan

kesempatan bagi pegawai negeri untuk menerima suap atau untuk terlibat aktivitas

serupa. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Billger dan Goel dalam Abbas (2016)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi kebebasan ekonomi (economic freedom)

Page 64: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

63

yang diberikan pemerintah kepada sektor swasta, maka kontrol dari pemerintah

semakin longgar sehingga akan mengurangi kesempatan bagi oknum pejabat

birokrasi untuk melakukan korupsi, misalnya dengan pemerasan untuk mendapatkan

izin usaha.

Kualitas regulasi menangkap persepsi kemampuan pemerintah untuk

merumuskan dan menerapkan kebijakan dan peraturan yang baik yang

memungkinkan dan mendorong pengembangan sektor swasta. Dalam penelitiannya

Breen dan Gillanders (2017: 2) menemukan bahwa banyak korupsi yang dikaitkan

dengan beban regulasi, baik di tingkat nasional maupun subnasional. Indikatornya

yaitu diantanya termasuk waktu yang dihabiskan pada saat berurusan dengan

peraturan, dan sejauh mana a) lisensi dan izin, b) pajak administrasi, dan c) peraturan

pabean dan perdagangan yang dimana merupakan kendala utama dalam melakukan

bisnis.

Kerangka peraturan yang terlalu rumit, kurangnya transparansi dalam

mengembangkan peraturan baru, kurangnya efisiensi, serta penegakan peraturan yang

tidak tepat menciptakan ruang untuk perilaku koruptif. Hal ini dikarenakan semakin

ketat dan rumit peraturan, semakin banyak kemungkinan agen swasta melewati

peraturan dengan cara semi atau non hukum. Arnone dan Borlini (2014, 158)

mengidentifikasi hubungan antara CPI dan indeks kualitas peraturan di negara-negara

di dunia, yang dimana hasilnya kualitas regulasi yang baik terkait dengan rendahnya

korupsi (tingkat cpi yang tinggi).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan teori maupun jurnal tersebut di atas,

pengeluaran pemerintah (ukuran pemerintah), kebebasan ekonomi, dan salah satu

Page 65: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

64

indeks governance yaitu kualitas regulasi mempengaruhi tingkat korupsi suatu

negara. Dalam penelitian ini variable independennya adalah pengeluaran pemerintah

(ukuran pemerintah), kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi sedangkan variabel

dependen dalam penelitian ini adalah tingkat korupsi (CPI). Sehingga kerangka

pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2. 3

Bagan Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengeluaran Pemerintah

(X1)

Kebebasan Ekonomi

(X2)

Kualitas Regulasi

(X3)

Korupsi (Y)

Page 66: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

65

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah diatas,

maka hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1. H1 : Diduga terdapat pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap tingkat

korupsi di Asia periode 2006-2016.

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap

tingkat korupsi di Asia periode 2006-2016.

2. H1 : Diduga terdapat pengaruh kebebasan ekonomi terhadap tingkat

korupsi di Asia periode 2006-2016.

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh kebebasan ekonomi terhadap

tingkat korupsi di Asia periode 2006-2016.

3. H1 : Diduga terdapat pengaruh kualitas regulasi terhadap tingkat

korupsi di Asia periode 2006-2016.

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh kualitas regulasi terhadap

tingkat korupsi di Asia periode 2006-2016.

4. H1 : Diduga terdapat pengaruh antara pengeluaran pemerintah, kebebasan

ekonomi, dan kualitas regulasi terhadap tingkat korupsi di Asia

periode 2006-2016

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh antara pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi terhadap korupsi di Asia

periode 2006-2016

Page 67: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

66

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah, penelitian ini dilakukan untuk

melihat bagaimana pengaruh variabel pengeluaran pemerintah, kebebasan ekonomi,

dan kualitas regulasi terhadap tingkat korupsi di Asia. Penelitian ini menggunakan

model data panel, mencakup 24 negara di Asia yaitu Singapura, Hong Kong, Jepang,

Korea Selatan, Saudi Arabia, Malaysia, China, India, Kuwait, Sri Lanka, Indonesia,

Thailand, Mongolia, Vietnam, Filipina, Pakistan, Kazakhstan, Nepal, Iran,

Kyrgyzstan, Laos, Bangladesh, Uzbekistan, dan Kamboja. Periode yang digunakan

dalam penelitian ini selama periode 2006-2016. Objek dalam penelitian ini

menggunakan satu variabel dependen (terikat) dan empat variabel independen

(bebas). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks

Persepsi Korupsi. Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pengeluaran pemerintah, kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari

website Transparency International untuk data Indeks Persepsi Korupsi, Heritage

Foundation untuk data Indeks Kebebasan Ekonomi, serta Worldbank untuk data

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan salah satu data index Governance yaitu

kualitas regulasi. Waktu penelitian diambil dari tahun 2006 sampai dengan tahun

2016 mencakup 24 negara yang berada di kawasan Asia. Pengolahan data ini

Page 68: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

67

dilakukan menggunakan E-Views 9. Jenis data yang digunakan adalah data panel.

Data panel (Gujarati, 2012) adalah kombinasi antara data runtut waktu (time series)

dan data silang tempat (cross section) dan model yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model regresi berganda (multiple regression).

C. Metode Analisis Data

1. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang sesuai

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang

menekankan pada angka-angka dalam penelitiannya. Dari data angka yang telah

diperoleh maka diharap dapat memberikan kesimpulan yang tepat.

2. Metode Data Panel

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah model analisis

regresi panel data dengan bantuan software Eviews-9 dan untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi variabel independen

terhadap variabel dependen maka digunakan uji statistik. Menurut (Nachrowi,

2006) data panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data bertipe

cross section dan data time series (yakni sejumlah variabel diobservasi atas

sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis regresi data panel merupakan

analisis regresi yang menggabungkan data time series dan cross section untuk

mengamati hubungan antara variabel terikat (dependen) dan variabel bebas

(independen). Hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai

Page 69: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

68

masalah pengaruh pengeluaran pemerintah, kebebasan ekonomi, dan kualitas

regulasi di Asia menggunakan studi kasus 24 negara di kawasan Asia dengan

tahun yang akan diteliti dari tahun 2006-2016.

Model dengan data time series :

Yi = α + β Xi + ε ; t = 1,2,…,T,N : banyaknya data time series

Model dengan data cross section :

Yi = α + β Xi + ε ; i = 1.2,... N; N: banyaknya data cross section

Sehingga secara umum dalam model data panel dapat dituliskan sebagai

berikut:

Yit = α+ β Xit + εit ; i = 1,2,...N; dan t = 1,2,....,T

Dimana:

Y = Variabel dependen

X = Variabel independen merupakan data time series

N = Banyaknya variabel dependen merupakan data cross sectional

T = Banyaknya waktu

N x T = banyaknya data panel

3. Estimasi Model Data Panel

Metode data panel diketahui memiliki tiga pendekatan, yaitu pendekatan

common effect, fixed effect dan random effect.

a. Common Effect Model

Pada metode ini, unit cross section maupun time series semua

diperlakukan sama lalu diregresikan menggunakan metode ordinary least

Page 70: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

69

square yang akan menghasilkan persamaan dengan intercept dan koefisien-

koefisien variabel independen yang konstan untuk setiap unit (Riza, 2013).

b. Fixed Effect Model (FEM)

Metode ini menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya

perbedaan intersep. Metode ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi

(slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu, namun intersepnya berbeda

antar perusahaan namun sama antar waktu (time invariant). Namun metode ini

membawa kelemahan yaitu berkurangnya derajat kebebasan (degree of

freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter.

c. Random Effect Model (REM)

Teknik yang digunakan dalam metode Random Effect adalah dengan

menambahkan variabel gangguan (error terms) yang mungkin saja akan

muncul pada hubungan antar waktu dan antar kabupaten/kota. Teknik metode

OLS tidak dapat digunakan untuk mendapatkan estimator yang efisien,

sehingga lebih tepat untuk menggunakan Metode Generalized Least Square

(GLS).

4. Pemilihan Metode Estimasi dalam Data Panel

Dalam pengolahan data panel mekanisme uji menentukan metode

pemilihan data panel yang tepat yaitu dengan cara membandingkan metode

pendekatan Pooled Least Square (PLS) dengan metode pendekatan Fixed Effect

Model (FEM) terlebih dahulu. Jika hasil yang diperoleh menunjukkan model

pendekatan Pooled Least Square (PLS) yang diterima, maka pendekatan Pooled

Page 71: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

70

Least Square (PLS) yang akan dianalisis. Jika model Fixed Effect Model (FEM)

yang diterima, maka dilakukan perbandingan lagi dengan model pendekatan

REM. Untuk melakukan model mana yang akan dipakai, maka dilakukan

pengujian diantaranya:

a. Uji Chow

Untuk memilih model mana yang lebih cocok antara Common Effects

ataukah Fixed Effects, dapat digunakan Uji Chow (Chow Test) dengan

hipotesis:

H0 : Model Common Effects lebih baik daripada Fixed Effects

H1 : Model Fixed Effects lebih baik daripada Common Effects

Kriteria pengambilan keputusan: Tolak H0 jika P-value ≤ α

b. Uji Hausman

Untuk memilih model mana yang lebih cocok antara Fixed Effects

ataukah Random Effects, dapat digunakan Uji Hausman (Hausman Test)

dengan hipotesis:

H0 : Model Random Effects lebih baik daripada Fixed Effects

H1 : Model Fixed Effects lebih baik daripada Random Effects

Kriteria pengambilan keputusan: Tolak H0 jika P-value ≤ α

c. Uji Lagrange Multiplier

Untuk memilih model mana yang lebih cocok antara Common Effects

ataukah Random Effects, dapat digunakan Lagrange Multiplier dengan

hipotesis:

Page 72: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

71

H0 : Model Common Effects lebih baik daripada Random Effects

H1 : Model Random Effects lebih baik daripada Common Effects

Salah satu cara untuk uji Lagrange Multiplier adalah dengan

melakukan uji Breusch Pagan ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat

efek cross section/time (atau keduanya) di dalam panel data (Rosadi, 2012).

Kriteria pengambilan keputusan: Tolak H0 jika P-value Breush-Pagan ≤ α

5. Model Empiris

Penelitian ini meneliti tentang bagaimana pengaruh pengeluaran

pemerintah, kebebasan ekonomi, efektivitas pemerintah, dan aturan hukum

terhadap indeks persepi korupsi di Asia dengan menggunakan data cross section,

yaitu negara Singapore, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Saudi Arabia,

Malaysia, China, India, Kuwait, Sri Lanka, Indonesia, Thailand, Mongolia,

Vietnam, Philippines, Pakistan, Kazakhstan, Nepal, Iran, Kyrgyzstan, Laos,

Bangladesh, Uzbekistan, dan Kamboja serta data time series mulai dari tahun

2006 sampai dengan tahun 2016.

Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini adalah sebagai

berikut.

Ln CPIit = + 1 Ln Govexpendit + 2 Ln EFit + 3 Ln Regquality + it

Dimana:

CPI = Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perception Index)

Govexpend = Pengeluaran Pemerintah (Govexpend)

EF = Indeks Kebebasan Ekonomi (Economic Freedom index)

Page 73: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

72

Regquality = Kualitas Regulasi Pemerintah (Regulatory Quality)

α = Konstanta/ Intercept

β0…, βn = Koefisien Regresi

εit = Standar eror

Setelah model penelitian diestimasi maka akan diperoleh nilai dan

besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan di atas. Nilai dari

parameter positif atau negatif selanjutnya akan digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian.

6. Pengujian Hipotesis Penelitian

Agar dapat mengasilkan persamaan regresi yang baik, maka harus

dilakukan uji asumsi analisis regresi terlebih dahulu, yang terdiri atas:

a. Uji Asumsi Klasik

Model yang baik harus sesuai dengan kriteria pengujian asumsi klasik,

agar hasilnya juga lebih baik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

yang diuji berdistribusi normal atau tidak atau dengan kata lain variabel error

term terdistribusi normal atau sebaliknya Uji normalitas dilakukan dengan uji

Jarque-Bera (JB-test), yaitu apabila probabilitas > 5% atau 0.05, maka

variabel-variabel tersebut berdistribusi normal.

Hipotesis yang digunakan adalah:

Page 74: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

73

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Jika hasil dari JB hitung > Chi Square tabel, maka H0 ditolak

Jika hasil dari JB hitung < Chi Square tabel, maka H0 diterima.

2) Uji Multikolinieriitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat

korelasi antar variabel indipenden dalam model regresi panel.

Multikolinearitas muncul jika diantara variable independen memiliki korelasi

yang tinggi dan membuat kita sulit untuk memisahkan efek suatu variable

independen terhadap variable dependen dari efek variable lainnya.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena residual yang tidak bebas antar satu

observasi ke observasi lainnya. Deteksi autokorelasi pada data panel dapat

melalui uji Durbin-Watson. Nilai uji Durbin-Watson dibandingkan dengan

nilai tabel Durbin-Watson untuk mengetahui keberadaan korelasi positif atau

negatif (Gujarati, 2012).

Keputusan terdapat atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

a) Jika dW < dL artinya terdapat autokorelasi positif

b) Jika dW > (4 – dL) artinya terdapat autokorelasi negatif

c) Jika dU < dW < (4 – dL) artinya tidak terdapat autokorelasi

d) Jika dL < dW < dU atau (4 – dU) artinya tidak dapat disimpulkan

Page 75: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

74

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terdapat ketidaksamaan varian antara residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lainnya, dimana untuk mengetahuinya terdapat

beberapa metode yaitu diantaranya metode metode lagrangian multifier (LM

test), dan white heterokedasticity test, metode park, dan metode rank

spearman.

b. Uji Statistik

Dalam pengujian ini juga dilakukan pengujian hipotesis yang terdiri atas:

1) Uji Parsial (Uji-t)

Uji t-statistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikansi setiap

variable independen terhadap variable dependen.

Hipotesis yang digunakan adalah:

a) Uji t-statistik untuk Pengeluaran Pemerintah

H1, β1 < 0 : Terdapat pengaruh signifikan antara Pengeluaran

Pemerintah terhadap Indeks Persepsi Korupsi

H0, β1 < 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Pengeluaran

Pemerintah terhadap Indeks Persepsi Korupsi

b) Uji t-statistik untuk Kebebasan Ekonomi

H1, β1 < 0 : Terdapat pengaruh signifikan antara Kebebasan

Ekonomi terhadap Indeks Persepsi Korupsi

H0, β1 < 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Kebebasan

Ekonomi terhadap Indeks Persepsi Korupsi

Page 76: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

75

c) Uji t-statistik untuk Kualitas Regulasi

H1, β1 < 0 : Terdapat pengaruh signifikan antara Kualitas Regulasi

terhadap Indeks Persepsi Korupsi

H0, β1 < 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Kualitas

Regulasi terhadap Indeks Persepsi Korupsi

Dasar pengambilan keputusannya :

H1 diterima atau menolak H0 jika nilai probabilitas lebih kecil dibanding

tingkat signifikansi yaitu 5% atau jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel.

H0 diterima atau menolak H1 jika nilai probabilitas lebih besar dibaanding

tingkat signifikansi yaitu 5% atau jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel.

2) Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah secara bersama-

sama (simultan) variabel independen dalam model berpengaruh terhadap

variabel dependen dengan cara membandingkan nilai F tabel dengan F

statistik.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H1 = Terdapat pengaruh simultan antara Pengeluaran Pemerintah,

Kebebasan Ekonomi, dan Kualitas Regulasi terhadap Indeks

Persepsi Korupsi.

H0 = Tidak terdapat pengaruh simultan antara Pengeluaran Pemerintah,

Kebebasan Ekonomi, dan Kualitas Regulasi terhadap Indeks

Persepsi Korupsi.

Page 77: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

76

Dasar pengambilan keputusannya :

H1 diterima atau menolak jika nilai probabilitas lebih kecil dibandingkan

tingkat signifikansi yaitu 5% atau jika nilai nilai F-hitung lebih besar dari F-

tabel.

H0 diterima atau menolak H1 jika nilai probabilitas lebih besar dibandingkan

tingkat signifikansi yaitu 5% atau jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel.

c. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan seberapa besar

proporsi variasi variable dependen dapat dijelaskan oleh variable independen.

Nilai koefisien determinasi (R2) berkisar diantara nol dan satu (0 < R2 < 1).

Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol artinya kemampuan variable

independen dalam menjelaskan variable dependen sangat terbatas. Nilai R2

yang besar atau mendekati satu artinya variable independen mampu

memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan dalam menjelaskan

perubahan variable dependen (Ghozali, 2001).

Page 78: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

77

D. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3. 1

Operasional Variabel Penelitian

Jenis

Variabel Variabel Definisi Variabel Satuan

Dependen

Corruption

Perception

Index

CPI merupakan indeks gabungan yang

mengukur persepsi korupsi secara

global yang diterbitkan oleh lembaga

anti korupsi dunia, Transparency

International

Skor

Independen

Government

final

consumption

expenditure

Pengeluaran pemerintah mencakup

semua belanja pemerintah saat ini

untuk pembelian barang dan jasa

(termasuk kompensasi karyawan)

% of

GDP

Independen Kebebasan

Ekonomi

Kebebasan ekonomi yaitu kebebasan

warga negara dalam melakukan

produksi, distribusi, atau konsumsi

barang dan jasa tanpa adanya batasan

atau paksaan dari pemerintah.

Skor

Independen Kualitas

Regulasi

Kualitas regulasi menangkap persepsi

kemampuan pemerintah untuk

merumuskan dan menerapkan

kebijakan dan peraturan yang baik

yang memungkinkan dan mendorong

pengembangan sektor swasta.

Skor

Page 79: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

78

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis

Gambar 4. 1

Peta Wilayah Asia

Sumber: Google Maps, 2018

Benua Asia mencakup 8,7% dari total luas permukaan bumi dan terdiri dari

30% dari luas daratannya, dengan total luas sekitar 44,579,000 km2 oleh karenanya

Asia merupakan benua terbesar di dunia. Selain itu, Asia merupakan benua dengan

jumlah penduduk terpadat di dunia, dimana jumlah penduduknya sekitar

4,164,252,000 orang. Benua Asia juga merupakan benua yang tinggi akan

Page 80: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

79

keanekaragaman antar wilayahnya, baik keanekaragaman budaya, agama,

lingkungan, ekonomi, juga sistem pemerintahannya.

Benua Asia berbatasan langsung dengan benua Eropa dan Benua Afrika.

Gabungan dari benua Asia dan Eropa disebut Eurasia, dikarenakan kedua benua

tersebut terhubung lewat daratan sehingga membentuk sebuah benua yang sangat

besar. Maka dari itu, beberapa negara salah satunya Turki berada diantara dua benua

tersebut, sehingga terkadang Turki dapat dimasukkan ke Asia maupun Eropa. Kedua

benua tersebut dipisahkan oleh beberapa bentang alam, diantaranya yaitu Pegunungan

Kaukasus, Laut Kaspia, Laut Marmara, Laut Hitam, Selat Darnadela, Selat Bosporus,

Sungai Ural, Pegunungan Ural, hingga Novaya Zemla. Sedangkan untuk batas

wilayah benua Asia dan benua Afrika yaitu dari perbatasan darat dan bertemu di

sekitar Terusan Suez.

2. Pembagian Wilayah

Benua Asia terbagi menjadi beberapa wilayah, diantaranya yaitu :

a. Asia Timur

Negara-negara di Asia Timur diantaranya China, Hong Kong*, Makau*,

Jepang, Taiwan**, Mongolia, Korea Selatan, dan Korea Utara

b. Asia Tenggara

Negara-negara di Asia Tenggara diantaranya Brunei Darussalam, Kamboja,

Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste,

dan Vietnam

Page 81: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

80

c. Asia Selatan

Negara-negara di Asia Selatan diantaranya Afghanistan, Bangladesh, Bhutan,

India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka

d. Asia Barat

Negara-negara di Asia Barat diantaranya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran,

Irak, Israel, Bahrain, Iran, Irak, Israel, Kuwait, Oman, Qatar, Turki, Lebanon,

Suriah, Yaman, dan Yordania

e. Asia Tengah

Negara-negara di Asia Tengah diantaranya Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan,

Turkmenistan, dan Uzbekistan

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

a. Analisis Deskriptif Korupsi Di Kawasan ASIA

Korupsi merupakan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh

pejabat publik yang dipercayakan kepada mereka, baik potisi maupun

pegawai negeri guna memperkaya diri sendiri maupun orang yang dekat

dengannya dengan cara yang tidak legal. Permasalahan korupsi hampir selalu

terjadi di semua negara di dunia, tak terkecuali di negara-negara di kawasan

Asia. Grafik di bawah ini menunjukkan data Transparency International tahun

2016 dimana terdapat sekitar 33 dari 42 negara di kawasan Asia memiliki skor

Indeks Persepsi Korupsi di bawah 50. Hal ini menggambarkan bahwa

Page 82: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

81

memang masih tingginya permasalahan korupsi di mayoritas negara-negara di

Asia.

Grafik 4. 1

Tingkat Korupsi di Beberapa Negara Asia

Sumber: Transparency International

Di kawasan Asia, korupsi masih merupakan tantangan besar bagi

pembangunan manusia. Menurut Transparency International dalam UNDP

(2016: 5) meskipun pertumbuhan ekonomi cukup tinggi di banyak negara,

terutama di negara-negara kawasan Asia Selatan dan Timur seperti

Afghanistan, Pakistan, Indonesia, Thailand dan Filipina, namun sebanyak dua

pertiga di kawasan tersebut memiliki tingkat korupsi publik yang cukup

signifikan. Sekitar 40 % investasi di bidang listrik, air dan sanitasi di wilayah

ini diperkirakan akan hilang akibat korupsi.

Page 83: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

82

Grafik 4. 2

Tingkat Suap di Beberapa Negara Asia

Sumber : Foundation for Economic Education

Berdasarkan artikel Foundation for Economic Education, tingkat suap

di Asia secara keseluruhan dilaporkan 22 % dari jumlah penduduk. Jika di

lihat dari grafik tingkat suap tertinggi di wilayah Asia ditempati oleh negara

Kamboja sebanyak 72 %, selanjutnya Pakistan 44 %, Filipina 32 %, Indonesia

31 %, India 25 %, dan Vietnam 14 %.

Page 84: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

83

Grafik 4. 3

Tiingkat Suap yang Dibayarkan Kepada Polisi

Sumber : Foundation for Economic Education

Di seluruh dunia, sekitar 17 % dari orang-orang dalam survei

membayar suap kepada anggota penegak hukum. Berdasarkan grafik di bawah

ini Asia berada peringkat kedua setelah Afrika dengan tingkat suap sebessar

33 %.

Grafik 4. 4

Tingkat Suap yang Dibayarkan Kepada Lembaga Peradilan

Sumber : Foundation for Economic Education

Page 85: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

84

Dari sekitar 8 % dari semua yang disurvei, mereka menyuap

pemerintah untuk izin usaha. Berdasarkan grafik , tingkat tertinggi berada di

Afrika sebanyak 23 % dan Asia 17 %. Tetapi bahkan di Amerika Serikat dan

Kanada, sekitar 3 % mengaku membayar suap

Grafik 4. 5

Tingkat Suap yang Dibayarkan untuk Mendapatkan Perawatan Medis

Sumber : Foundation for Economic Education

Berdasarkan grafik 24 % responden di Afrika mengatakan bahwa

mereka membayar suap untuk akses ke layanan medis. Sedangkan Asia

sebanyak 10 %, Rusia dan Ukraina sebanyak 13 %, Eropa Timur sebanyak 8

%, Uni Eropa sebanyak 5 % dan di Amerika Utara sebanyak 2 % .

b. Analisis Deskriptif Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (Ukuran

Pemerintah) di Kawasan Asia

Pengeluaran konsumsi pemerintah adalah seluruh pembelian atau

pembayaran barang dan jasa untuk kepentingan nasional, seperti pembelian

Page 86: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

85

persenjataan dan alat-alat kantor pemerintah, pembangunan jalan dan

bendungan, gaji pegawai negeri, angkatan bersenjata, dan lainnya Samuelson

dalam Wahyuningtyas (2010: 37). Pengeluaran pemerintah mencerminkan

kebijakan pemerintah dalam menetapkan suatu kebijakan untung membeli

barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus

dikeluarkan oleh pemerintah untuh untuk melaksanakan kebijakan tersebut

(Mangkoesoebroto dalam Tri F, 2011: 16).

Pengeluaran konsumsi pemerintah menurut Worldbank yaitu

mencakup semua belanja pemerintah saat ini untuk pembelian barang dan jasa

(termasuk kompensasi karyawan), juga mencakup sebagian besar pengeluaran

untuk pertahanan dan keamanan nasional, namun tidak termasuk pengeluaran

militer pemerintah yang merupakan bagian dari pembentukan modal

pemerintah.

Grafik 4. 6

Tingkat Pengeluaran Konsumsi Pemerintah di Beberapa Negara Asia

Sumber : Worldbank

Page 87: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

86

Berdasarkan data pada grafik Negara Kuwait dan Arab saudi memiliki

proporsi pengeluaran konsumsi yang paling besar. Dimana Kuwait sebesar

25.93% dan Saudi Arabia sebesar 25.76%. Sedangkan negara dengan

pengeluaran konsumsi pemerintah terendah adalah Vietnam sebesar 6,51%,

Bangladesh sebesar 5,89 %, dan Kamboja sebesar 5,21 %. Pengeluaran

konsumsi pemerintah sering juga disebut ukuran pemerintah, hal ini

dikarenakan pengeluaran konsumsi pemerintah mencerminkan ukuran

pemerintah tersebut, dimana semakin besar pengeluaran konsumsi pemerintah

maka semakin besar pula ukuran pemerintahnya dimana pemerintah menjadi

mendominasi. Idealnya, pengeluaran konsumsi pemerintah yang tinggi atau

ukuran pemerintah yang besar haruslah diimbangi dengan penerimaan negara

yang tinggi pula untuk membiayainya, salah satunya adalah melalui pajak.

c. Analisis Deskriptif Kebebasan Ekonomi di Kawasan Asia

Kebebasan Ekonomi menurut Heritage Foundation yaitu “the

fundamental right of every human to control his or her own labor and

property” atau tidak adanya batasan atau paksaan pemerintah terhadap

produksi, distribusi, atau konsumsi barang dan jasa di luar batas yang

diperlukan warga negara untuk melindungi dan menjaga kebebasan itu

sendiri. Dikutip dari artikel yang diterbitkan oleh Brink Asia (2016)

pertumbuhan ekonomi tidak selalu menjadi indikator kebebasan ekonomi.

Page 88: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

87

Grafik 4. 7

Tingkat Kebebasan Ekonomi di Beberapa Negara di Kawasan Asia

Sumber : Heritage Foundation (2016)

Berdasarkan grafik di atas, Hong Kong dan Singapura menempati

peringkat teratas dibandikangkan dengan negara-negara Asia lainnya secara

keseluruhan. Sedangkan Laos, Uzbekistan, dan Iran menempati tiga posisi

terbawah dimana skor indeks kebebasan ekonominya dibawah 50.

Kebebasan ekonomi termasuk mengukur elemen lain seperti harapan

hidup, kebebasan politik dan sipil, perbedaan gender, akses ke pendidikan,

dan ketidaksetaraan pendapatan, ukuran pemerintah (pengeluaran, pajak, dan

perusahaan), struktur hukum dan keamanan hak milik, kebebasan finansial,

kebebasan untuk berdagang secara internasional, dan pengaturan kredit,

tenaga kerja, dan bisnis. Berdasarkan laporan Brink Asia (2016), kebebasan

ekonomi jika dilihat dari berbagai komponen yaitu sebagai berikut :

1) Ukuran Pemerintah.

Page 89: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

88

Ini berarti tingkat ketergantungan suatu negara pada proses politik

untuk mengalokasikan sumber daya dan barang dan jasa. Menurut laporan

tersebut, ketika pengeluaran pemerintah meningkat terhadap pengeluaran

oleh rumah tangga, perorangan, dan bisnis, pengambilan keputusan politik

diganti dengan pilihan pribadi, sehingga mengurangi kebebasan ekonomi.

Dalam kategori ini Hong Kong, Filipina dan India masing-masing berada di

peringkat 1, 3 dan 8, sementara Jepang dan Cina berada di peringkat 134 dan

141 dari negara-negara di seluruh dunia.

2) Sistem Hukum dan Hak Milik

Fungsi paling penting dari suatu pemerintah adalah untuk melindungi

orang-orang dan hak milik mereka yang diperoleh, dimana hal itu merupakan

elemen kunci dari kebebasan ekonomi. Dalam kategori ini Singapura berada

di peringkat 7, Hong Kong peringkat 10, dan Jepang berada diperingkat 18,

sedangkan Filipina berada diperingkat 104 dan Indonesia diperingkat 110 dari

negara-negara di seluruh dunia.

3) Kebebasan untuk berdagang secara internasional

Tarif dan kuota adalah rintangan untuk perdagangan internasional.

Selain mengurangi konvertibilitas mata uang, itu mempengaruhi volume

perdagangan, dan dalam kedua kasus, mengurangi kebebasan ekonomi

berkurang. Dalam kategori ini, Singapura dan Hong Kong berada diperingkat

1 dan 2, India diperingkat 95, Vietnam diperingkat 125, dan China diperingkat

144 dari negara-negara seluruh dunia.

Page 90: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

89

4) Peraturan

Ketika peraturan membatasi masuk ke pasar, hal ini mengganggu

kebebasan untuk terlibat dalam pertukaran sukarela dan akhirnya mengurangi

kebebasan ekonomi. Peraturan sebenarnya memutuskan kebebasan pertukaran

dalam kredit, tenaga kerja, dan pasar produk. Dalam kategori ini di antara

negara-negara Asia lainnya, Hong Kong menduduki peringkat pertama,

diikuti oleh Singapura diperingkat 4 dan Malaysia diperingkat 9. Sedangkan

Vietnam berada diperingkat 111, Cina, India, dan Indonesia masing-masing

diperingkat 131, 132, dan 133.

d. Analisis Deskriptif Kualitas Regulasi di Kawasan Asia

Kualitas Regulasi merupakan salah satu indikator Governance.

Kualitas regulasi menangkap persepsi kemampuan pemerintah untuk

merumuskan dan menerapkan kebijakan dan peraturan yang baik yang

memungkinkan dan mendorong pengembangan sektor swasta.

Tabel 4. 1

Tingkat Kualitas Regulasi di berbagai Negara Asia

Negara Kualitas Regulasi Negara Kualitas Regulasi

Singapore 2.180699587 Mongolia -0.076439962 HongKong 2.154093266 Vietnam -0.453935146 Japan 1.428209782 Philippines -0.004051456 SouthKorea 1.114302993 Pakistan -0.63966918 SaudiArabia 0.079383209 Kazakhstan -0.099856451 Malaysia 0.711715162 Nepal -0.764709949 China -0.264594555 Iran -1.229477763 India -0.306522995 Kyrgyzstan -0.352723449 Kuwait -0.07380639 Laos -0.725071311

Page 91: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

90

SriLanka -0.102120839 Bangladesh -0.796762228 Indonesia -0.122334793 Uzbekistan -1.620175719 Thailand 0.168009967 Cambodia -0.465379208

Skor indikator kualitas regulasi tersebut berkisar antara sekitar -2,5

sampai 2,5 yang dimana semakin besar nilainya semakin baik kualitas

regulasi negara tersebut. Berdasarkan tabel di atas, negara dengan skor

kualitas regulasi tertinggi yaitu Singapura dengan skor kualitas regulasi

sebesar 2,18 kemudian diikuti oleh Hong Kong dan Jepang dengan masing-

masing skor 2,15 dan 1,42. Sedangkan negara dengan skor terendah

diantaranya kualitas regulasi Uzbekistan sebesar -1.62, diikuti Bangladesh dan

Nepal dimana masing-masing skornya yaitu -0,79, dan -0,76.

2. Pemilihan Metode Data Panel

Untuk menentukan model terbaik mana yang akan dipakai, maka

dilakukan pengujian diantaranya:

a. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk memilih model mana yang lebih cocok

antara Common Effects ataukah Fixed Effects.

Hipotesisnya yaitu sebagai berikut:

H0 : Model Common Effects lebih baik daripada Fixed Effects

H1 : Model Fixed Effects lebih baik daripada Common Effects

Kriteria pengambilan keputusan: Tolak H0 jika P-value ≤ α

Page 92: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

91

Tabel 4. 2

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 49.902803 (23,237) 0.0000

Cross-section Chi-square 466.019454 23 0.0000 Berdasarkan hasil tabel uji Chow di atas, nilai probabilitas Chi-Square

sebesar 0,0000 yang dimana lebih kecil dari α 0,05 sehingga gagal menolak

H0 atau menerima H1 maka dapat diartikan bahwa model Fixed Effects lebih

baik daripada Common Effects.

b. Uji Hausman

Uji Hausman dilakukan untuk memilih model mana yang lebih cocok

antara Fixed Effects ataukah Random Effects.

Hipotesisnya yaitu sebagai berikut:

H0 : Model Random Effects lebih baik daripada Fixed Effects

H1 : Model Fixed Effects lebih baik daripada Random Effects

Kriteria pengambilan keputusan: Tolak H0 jika P-value ≤ α

Page 93: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

92

Tabel 4. 3

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 22.195772 3 0.0001 Berdasarkan hasil tabel uji Hausman di atas, nilai probabilitas Chi-

Square sebesar 0,0942 yang dimana lebih besar dari α 0,05 sehingga gagal

menolak H0 atau menerima H1 maka dapat diartikan bahwa model Fixed

Effects lebih baik daripada Random Effects.

3. Uji Asumsi Klasik

Agar dapat mengasilkan persamaan regresi yang baik, maka harus

dilakukan uji asumsi analisis regresi terlebih dahulu, yang terdiri atas:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

yang diuji berdistribusi normal atau tidak atau dengan kata lain variabel error

term terdistribusi normal atau sebaliknya Uji normalitas dilakukan dengan uji

Jarque-Bera (JB-test), yaitu apabila probabilitasnya lebih besar dari 5% atau

0,05 maka variabel-variabel tersebut berdistribusi normal.

Page 94: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

93

Tabel 4. 4

Uji Normalitas

0

5

10

15

20

25

30

35

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: Standardized ResidualsSample 2006 2016Observations 264

Mean -4.18e-18Median 0.005014Maximum 0.238249Minimum -0.346730Std. Dev. 0.097986Skewness -0.143997Kurtosis 3.333640

Jarque-Bera 2.136823Probability 0.343554

Berdasarkan hasil tabel uji normalitas di atas nilai probabilitas Jarque-

Bera sebesar 0,343554 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat diputuskan

bahwa data residual memiliki distribusi yang normal.

b) Uji Multikolinieriitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat

korelasi antar variabel indipenden dalam model regresi panel.

Tabel 4. 5

Uji Multikolinearitas

GOVEXPEND EF REGQUALITY GOVEXPEND 1.000000 0.218225 -0.240708

EF 0.218225 1.000000 0.074893 REGQUALITY -0.240708 0.074893 1.000000

Page 95: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

94

Berdasarkan hasil tabel uji multikolinearitas, nilai korelasi antar

variabel independen yaitu pengeluaran pemerintah (ukuran pemerintah)

kebebasan ekonomi dan kualitas regulasi tidak ada yang lebih dari o,8.

Sehingga dapat diputuskan bahwa tidak ada permasalahan multikolinearitas

dalam persamaan regresi.

c) Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena residual yang tidak bebas antar satu

observasi ke observasi lainnya. Deteksi autokorelasi pada data panel dapat

melalui uji Durbin-Watson. Nilai uji Durbin-Watson dibandingkan dengan

nilai tabel Durbin-Watson untuk mengetahui keberadaan korelasi positif atau

negatif (Gujarati, 2012).

Keputusan terdapat atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

Jika dW < dl artinya terdapat autokorelasi positif

Jika dW > (4 – dL) artinya terdapat autokorelasi negatif

Jika dU < dW < (4 – dL) artinya tidak terdapat autokorelasi

Jika dL < dW < dU atau (4 – dU) artinya tidak dapat disimpulkan

Page 96: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

95

Tabel 4. 6

Uji Autokorelasi

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.948923 Mean dependent var 3.533412

Adjusted R-squared 0.943319 S.D. dependent var 0.433561 S.E. of regression 0.103221 Akaike info criterion -1.607238 Sum squared resid 2.525120 Schwarz criterion -1.241516 Log likelihood 239.1554 Hannan-Quinn criter. -1.460280 F-statistic 169.3476 Durbin-Watson stat 0.744110 Prob(F-statistic) 0.000000

dL dW dU

1,78900 0,744110 1,80444

Berdasarkan tabel output diketahui nilai Durbin Watson sebesar

0,744110 dimana nilai dW lebih kecil dari dL atau (d < dl), yang artinya

terdapat autokorelasi positif. Adanya autokorelasi tidak menyebabkan data

tersebut bias, hanya saja menyebabkan data tersebut menjadi tidak efektif.

d) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terdapat ketidaksamaan varian antara residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lainnya, dimana untuk mengetahuinya terdapat

beberapa metode yaitu diantaranya metode metode lagrangian multifier (LM

test), dan white heterokedasticity test, metode park, dan metode rank

spearman.

Page 97: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

96

Tabel 4. 7

Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 06/22/18 Time: 16:37 Sample: 2006 2016 Periods included: 11 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 264

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.904726 0.458279 1.974179 0.0495

EF -0.208212 0.112068 -1.857916 0.0644 GOVEXPEND 0.011670 0.027314 0.427257 0.6696 REGQUALITY 0.007893 0.007714 1.023165 0.3073

Berdasrkan hasil tabel uji heteroskedastisitas, nilai probablitas masing-

masing variabel indipenden yaitu kebebasan ekonomi (EF), pengeluaran

pemerintah (GOVEXPEND), dan kualitas regulasi (REGQUALITY) lebih

besar dari α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa tidak terjadi

masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.

4. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

indipenden secara individu dan bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen. Uji Hipotesis secara statistik meliputi uji-t dan

uji-F.

Page 98: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

97

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t-statistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikansi setiap

variable independen terhadap variable dependen secara pasial.

Tabel 4. 8

Uji t

Dependent Variable: CPI Method: Panel Least Squares Date: 06/24/18 Time: 12:15 Sample: 2006 2016 Periods included: 11 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 264

Variable Coeffici

ent Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.87462

2 0.893197 0.979204 0.3285

GOVEXPEND 0.12163

7 0.053236 2.284850 0.0232

EF 0.56803

6 0.218422 2.600634 0.0099

REGQUALITY

-0.05219

8 0.015034 -3.471874 0.0006

Hasil uji hipotesis 1 : Pengaruh variabel pengeluaran pemerintah

(GOVEXPEND) terhadap Indeks Persepsi Korupsi (CPI) di Asia

Berdasarkan hasil pada tabel diperoleh hasil bahwa t hitung sebesar

2,284850 dengan tingkat signifikan 0,0232. Jika dibandingkan dengan nilai t

tabel yang nilainya sebesar 1,96913, maka nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel

dan karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0232 yang

berarti gagal menolak H0. Maka secara parsial variabel independen

Page 99: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

98

pengeluaran pemerintah (GOVEXPEND) tidak berpengaruh tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen yaitu indeks persepsi korupsi (CPI). Dengan nilai

koefisien regresi variabel pengeluaran pemerintah ini sebesar 0,121637 yang

berarti jika pengeluaran pemerintah naik sebesar 1 % maka akan

menyebabkan kenaikan Indeks Persepsi Korupsi sebesar 0,121637 %.

Hasil uji hipotesis 2 : Pengaruh variabel kebebasan ekonomi (EF)

terhadap Indeks Persepsi Korupsi (CPI) di Asia

Berdasarkan hasil pada tabel diperoleh hasil bahwa t hitung sebesar

2,00634 dengan tingkat signifikan 0,0099. Jika dibandingkan dengan nilai t

tabel yang nilainya sebesar 1,96913, maka nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel

dan karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,0099

yang berarti H0 ditolak atau menerima H1. Maka secara parsial variabel

independen kebebasan ekonomi (EF) berpengaruh secara signifikan dan

positif terhadap variabel dependen yaitu indeks persepsi korupsi (CPI).

Dengan nilai koefisien regresi variabel kebebasan ekonomi ini sebesar

0,568036 yang berarti jika kebebasan ekonomi naik sebesar 1 %, maka akan

menyebabkan kenaikan Indeks Persepsi Korupsi sebesar 0,568036 %.

Hasil uji hipotesis 3 : Pengaruh variabel kualitas regulasi

(REGQUALITY) terhadap Indeks Persepsi Korupsi (CPI)

Berdasarkan hasil pada tabel diperoleh hasil bahwa t hitung sebesar -

3,471874 dengan tingkat signifikan 0,00006. Jika dibandingkan dengan nilai t

tabel yang nilainya sebesar 1,96913, maka nilai t-hitung lebih besar dari t-

tabel dan karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0006

Page 100: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

99

yang berarti H0 ditolak atau menerima H1. Maka secara parsial variabel

independen kualitas regulasi (REGQUALITY) berpengaruh secara signifikan

negatif terhadap variabel dependen yaitu indeks persepsi korupsi (CPI).

Dengan nilai koefisien regresi variabel kualitas regulasi ini sebesar -0,52198

yang berarti jika kualitas regulasi naik sebesar 1 %, maka akan menyebabkan

penurunan Indeks Persepsi Korupsi sebesar -0,052198 %.

b. Uji Simultan (Uji-F)

Menurut Kuncoro (2011) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk

melihat pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel

dependen.

Pengujian ini dilakukan dengan membandinkan nilai F-statistik dengan

nilai F menurut tabel, jika F-statistik lebih besar dari F-tabel maka H0 ditolak

atau menerima H1. H0 ditolak artinya semua variabel independen secara

simultan mempengaruhi variabel independen. Jika F-statistik lebih kecil dari

F-tabel maka H0 diterima atau menolak H1. H0 diterima artinya semua variabel

independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel independen.

Tabel 4. 9

Uji F

F-tabel F-statistik Prob. (F-statistik)

2,639321 169,3476 0,00000

Page 101: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

100

Berdasarkan tabel di atas nilai F hitung 169,3476 dan nilai F tabel

sebesar 2,639321. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik

dengan nilai F menurut tabel, karena nilai F hitung lebih besar F tabel maka

H0 ditolak atau menerima H1. Yang berarti semua variabel independen

pengeluaran pemerintah (ukuran pemerintah), kebebasan ekonomi, dan

kualitas regulasi secara simultan mempengaruhi Indeks Persepsi Korupsi

(CPI).

5. Uji Koefisien Determinasi

Dalam penelitian ini, uji koefisien determinasi digunakan untuk

mengukur kemampuan variabel indipenden, yaitu pengeluaran pemerintah

(ukuran pemerintah), kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi menjelaskan

variabel dependen yaitu indeks persepsi korupsi. Nilai R2 berkisar antara 0-1

yang dimana semakin mendekati 1 berarti variabel-varibel independennya

semakin menjelaskan variabel dependen.

Tabel 4. 10

Uji Koefisien Determinasi

Variabel R2 Keterangan

R2 0,948923 94,89 %

Berdasarkan hasil regresi pada tabel dapat diketahui bahwa nilai R2

sebesar 0,948923, hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen yaitu

variabel Indeks Persepsi Korupsi secara bersama-sama mampu dijelaskan oleh

variasi variabel indipenden (pengeluaran pemerintah, kebebasan ekonomi, dan

Page 102: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

101

kualitas regulasi) sebesar 94,89 %. Sedangkan sisanya sebesar 5,11 %

dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.

6. Hasil Intepretasi

Tabel 4. 11

Intepretasi Fixed Effect Model

Dependent Variable: CPI? Method: Pooled Least Squares Date: 06/24/18 Time: 13:32 Sample: 1 11 Included observations: 11 Cross-sections included: 24 Total pool (balanced) observations: 264

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.874622 0.893197 0.979204 0.3285

GOVEXPEND? 0.121637 0.053236 2.284850 0.0232 EF? 0.568036 0.218422 2.600634 0.0099

REGQUALITY? -0.052198 0.015034 -3.471874 0.0006 Fixed Effects (Cross)

_SINGAPORE--C 0.827561 _HONGKONG--C 0.714105

_JAPAN—C 0.660546 _SOUTHKOREA--C 0.372896 _SAUDIARABIA--C -0.008685

_MALAYSIA—C 0.284265 _CHINA—C 0.083875 _INDIA—C 0.074620

_KUWAIT--C 0.093102 _SRILANKA--C -0.030606 _INDONESIA--C -0.103682 _THAILAND--C -0.082066 _MONGOLIA--C -0.121897 _VIETNAM--C 0.010130

_PHILIPPINES--C -0.231526 _PAKISTAN--C -0.208640

_KAZAKHSTAN--C -0.310059 _NEPAL--C -0.161411 _IRAN--C -0.060132

_KYRGYZSTAN--C -0.492370

Page 103: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

102

_LAOS--C -0.269102 _BANGLADESH--C -0.140078 _UZBEKISTAN--C -0.503065 _CAMBODIA--C -0.397779

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.948923 Mean dependent var 3.533412

Adjusted R-squared 0.943319 S.D. dependent var 0.433561

S.E. of regression 0.103221 Akaike info criterion -

1.607238

Sum squared resid 2.525120 Schwarz criterion -

1.241516

Log likelihood 239.1554 Hannan-Quinn criter. -

1.460280 F-statistic 169.3476 Durbin-Watson stat 0.744110 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Evews 9.0, data diolah

Berdasarkan tabel di atas maka hasil estimasi dengan menggunakan

model Random Effect maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Ln CPIit = 0,874622 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta sebesar 0,874622, artinya bahwa

apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah, kebebasan ekonomi, dan

kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak mengalami perubahan, maka

akan menaikkan atau menambah skor Indeks Persepsi Korupsi sebesar 0,874622

satuan.

Page 104: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

103

Sedangkan untuk variabel-variabel indipendennya, yaitu sebagai berikut:

a. Pengeluaran Pemerintah (Ukuran Pemerintah)

Hasil analisis menunjukan bahwa variabel pengeluaran pemerintah

(GOVEXPEND) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Persepsi

Korupsi (CPI) di negara-negara Asia yang dipelihatkan dengan nilai koefisien

yang sebesar 1,121637. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan pengeluaran

pemerintah sebesar 1 % maka akan menyebabkan Indeks Persepsi Korupsi

meningkat sebesar 1,121637 %.

Hasil penelitian ini berpengaruh positif, dimana berdasarkan hasil

penelitian tersebut pemerintah yang besar ternyata lebih efektif dalam memerangi

korupsi (dilihat dari nilai CPI yang tinggi). Ukuran pemerintah pemerintahan

yang besar membutuhkan anggaran pengeluaran konsumsi pemerintah yang

besar pula dimana pemerintahan yang besar yang dimana juga memiliki anggaran

yang lebih besar untuk pelaksanaan peraturan dan hukum yang lebih baik. Selain

itu, menurut La Porta et al. dalam Abbas (2016: 27) semakin besar ukuran

pemerintahan berarti semakin besar pula check and balance sehingga membuat

korupsi berkurang.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kotera

et al., dalam Enste dan Heldman (2017: 9) yang menyatakan bahwa negara-

negara dengan pengeluaran pemerintahan yang tinggi biasanya memiliki nilai

indeks korupsi yang lebih baik. Elliott Elliott (1997: 182) dalam penelitiannya

menemukan korelasi negatif antara korupsi dan tingkat pengeluaran

pemerintahan. Namun menurutnya, bukan ukuran pemerintah itu sendiri, tetapi

Page 105: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

104

jenis kegiatan pemerintah menentukan tingkat korupsi, salah satunya ketika

pemerintah membatasi persaingan dengan pembatasan perdagangan.

Kotera et al., (2010) juga menemukan hasil yang sama dalam

penelitiannya, dimana negara-negara dengan tingkat demokrasi tinggi,

peningkatan ukuran pemerintah dapat mengurangi tingkat korupsi, sebaliknya

jika demokrasi lemah, peningkatan ukuran pemerintah akan menambah tingkat

korupsi. Hal ini dikarenakan negara-negara dengan lembaga demokrasi yang

berfungsi, dimana politisi dimonitor oleh media dan dengan pemilihan bebas

menyebabkan mereka lebih berhati-hati dalam berperilaku, terutama berperilaku

korup. Namun, jika institusi yang ada lemah dan tingkat keterlibatan pemerintah

yang lebih tinggi akan menyebabkan kebalikannya, yang dimana hal tersebut

akan mencitakan lebih banyak peluang untuk melakukan korupsi, misalnya suap.

Selain itu, semakin besarnya proporsi pengeluaran pemerintah untuk

barang atau jasa serta gaji pegawai negeri maka akan berdampak pada

peningkatan pelayanan publik yang pada akhirnya mengurangi korupsi. Dimana

jika anggaran untuk pembelian barang dan jasa besar, maka barang dan jasa yang

didapat akan semakin berkualitas yang nantinya diharapkan output yang

maksimal dalam rangka menjalankan kegiatan pemerintahan dan pelayanan

publik. Semakin besarnya proporsi belanja pegawai terutama kompensasi atau

gaji yang diberikan pemerintah kepada pejabat publik maupun pegawai

pemerintah mengurangi keinginan mereka untuk melakukan korupsi karena

kesejahteraan mereka terutama yang berkaitan dengan masalah finansial sudah

tercukupi.

Page 106: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

105

Menurut Yuliani (2011: 5) dalam penelitiannya gaji pegawai negeri yang

rendah yang tidak cukup cukup untu memenuhi kebutuhan hidupnya akan

melahirkan tingkat korupsi. Faktor redahnya gaji pegawai mencerminkan korupsi

pada tingkat “street level bureaucrats”, bukan korupsi atau kolusi tingkat tinggi.

Dimana untuk meningkatkan kesejahteraannya mereka melakukan cara-cara

illegal untuk menambah pendapatan seperti halnya melakukan pungli dalam

pelayanan masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Steven Yamarik and Chelsea Redmon (2017: 6), mereka menyimpulkan bahwa

penurunan upah pemerintah menimbulkan lebih banyak korupsi dibandingkan

dengan penurunan jumlah regulator yang korup.

b. Kebebasan Ekonomi

Hasil analisis menunjukan bahwa variabel kebebasan ekonomi (EF)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Persepsi Korupsi (CPI) di

negara-negara Asia yang dipelihatkan dengan nilai koefisien yang sebesar

0,568036. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan kebebasan ekonomi sebesar

1 % maka akan menyebabkan Indeks Persepsi Korupsi meningkat sebesar

0,568036 %.

Hasil penelitian ini berpengaruh positif, yang dimana sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Billger dan Goel dalam Abbas (2016: 4) dimana

semakin tinggi kebebasan ekonomi (economic freedom) yang diberikan

pemerintah kepada sektor swasta, maka kontrol dari pemerintah semakin longgar

sehingga akan mengurangi kesempatan bagi oknum pejabat birokrasi untuk

melakukan korupsi, misalnya dengan pemerasan untuk mendapatkan izin usaha.

Page 107: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

106

Selain itu, penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Heritage Foundation, yang

dimana hasilnya tingkat kebebasan ekonomi yang lebih rendah umumnya terkait

dengan lebih banyak korupsi (ditandai denga nilai CPI rendah).

Saha et al. (2009) menggunakan data yang sama dengan Heritages

Foundation dalam analisisnya, hanya saja lebih mendetail, dimana hasilnya dari

penelitian 100 negara kebebasan ekonomi mengurangi korupsi dan membuat

hubungan yang menarik dengan demokrasi: semakin tinggi tingkat demokrasi,

semakin kuat efeknya. Semakin banyak kompetisi juga semakin sulit

menyembunyikan pembayaran yang korup, karena pesaing mungkin

mengungkap aktivitas korup dan oleh karena itu risiko terdeteksi lebih tinggi

daripada di pasar monopoli. Selain itu, keterlibatan yang lebih tinggi dalam

perdagangan internasional memberi tekanan lebih besar pada pemerintah di suatu

negara untuk memberikan kondisi yang baik bagi perusahaan asing dalam

memerangi korupsi.

Menurut Shleifer dan Vishny (1993: 601) pembatasan kebebasan

ekonomi seperti kewenangan pejabat publik dalam memberikan impor atau izin

ekspor atau memaksakan bea impor dan ekspor guna meningkatkan pajak

menjadi kesempatan terjadinya korupsi. Pemerintah memberlakukan pembatasan

perdagangan bebas melalui pajak atau pajak lisensi, dan untuk menghindari

pembatasan tersebut beberapa orang akan bersedia membayar sogokan. Hal ini

menciptakan kesempatan bagi pegawai negeri untuk menerima suap atau untuk

terlibat aktivitas serupa (Rose Ackermann, 1999: 18).

Page 108: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

107

Maka dari itu, korupsi bukan hanya disebabkan oleh perilaku tidak etis

atau korup dari sektor swasta, tetapi juga karena tindakan pemerintah yang

seringkali menekan kegiatan sektor swasta sehingga pihak swasta melakukan

suap agar mempermudah dan mempercepat urusan, seperti halnya perizinan serta

birokrasi yang ada. Berbeda halnya jika kebebasan ekonomi didukung dengan

peraturan hukum yang kuat. Hal ini diharapkan bisa mendorong budaya

investasi, penciptaan lapangan kerja serta penghargaan kelembagaan yang

dimana semua faktor tersebut penting dalam meningkatkan standar hidup orang-

orang biasa secara besar-besaran.

c. Kualitas Regulasi

Hasil analisis menunjukan bahwa variabel kualitas regulasi

(REGQUALITY) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Persepsi

Korupsi (CPI) di negara-negara Asia yang dipelihatkan dengan nilai koefisien

yang sebesar –0,052198. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan kualitas

regulasi sebesar 1 % maka akan menyebabkan Indeks Persepsi Korupsi menurun

sebesar 0,052198 %.

Hasil penelitian ini berpengaruh negatif. Sementara itu berdasarkan data,

sebagian besar yaitu sebanyak 17 dari 24 negara-negara Asia yang diteliti

mayoritas memiliki nilai kualitas regulasi yang sangat rendah yang artinya masih

buruknya kualitas regulasi di mayoritas negara Asia. Menurut Ellis (2012) hal ini

dikarenakan di banyak negara sering ditemui rezim regulasi yang tidak jelas,

tumpang tindih, atau yang ditegakkan oleh berbagai instansi pemerintah. Selain

Page 109: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

108

itu, semakin banyak aktor pemerintah yang terlibat dalam masalah regulasi,

semakin banyak tempat potensial di mana permintaan suap dapat terjadi.

Sistem hukum yang dicirikan oleh sejumlah besar undang-undang dan

peraturan mungkin terbukti tidak efisien. Seperti banyak variabel tata kelola

lainnya, kualitas pengaturan menunjukkan ketergantungan jalur yang kuat, yaitu

tren untuk tetap stabil dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa

variabel tata kelola bergantung pada faktor lingkungan dan kelembagaan yang

berevolusi perlahan.

Selanjutnya, persamaan regresi untuk individu untuk masing-masing

negara di Asia memiliki pengaruh individu yang berbeda-beda untuk setiap

perubahan pada pengeluaran pemerintah, kebebasan ekonomi, dan kualitas

regulasinya. Oleh karena itu, persamaaan regresi dan intepretasi di masing-

masing negara di Asia diantaranya sebagai berikut:

1) Singapura

Ln CPIit = 0,827561 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Singapura sebesar

0,827561, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menaikan atau menambah skor Indeks

Persepsi Korupsi sebesar 0,827561 %.

Page 110: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

109

2) Hong Kong

Ln CPIit = 0,714105 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Hong Kong sebesar

0,714105, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menaikan atau menambah skor Indeks

Persepsi Korupsi sebesar 0,714105 %

3) Jepang

Ln CPIit = 0,002657 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Jepang sebesar -

0,002657, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menaikan atau menambah skor Indeks

Persepsi Korupsi sebesar 0,660546 %

4) Korea Selatan

Ln CPIit = 0,372896 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Korea Selatan sebesar

0,372896, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

Page 111: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

110

mengalami perubahan, maka akan menaikan atau menambah skor Indeks

Persepsi Korupsi sebesar 0,372896 %.

5) Saudi Arabia

Ln CPIit = -0,08685 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Saudi Arabia sebesar -

0,08685, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,08685 %.

6) Malaysia

Ln CPIit = 0,284265 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Malaysia sebesar

0,284265, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menaikan atau menambah skor Indeks

Persepsi Korupsi sebesar 0,284265 %.

7) China

Ln CPIit = 0,083875 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara China sebesar

0,083875, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

Page 112: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

111

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menaikan atau menambah skor Indeks

Persepsi Korupsi sebesar 0,083875 %.

8) India

Ln CPIit = 0,074620+ 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara India sebesar

0,074620, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menaikan atau menambah skor Indeks

Persepsi Korupsi sebesar 0,074620 %.

9) Kuwait

Ln CPIit = 0,093102 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Kuwait sebesar

0,093102, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menaikan atau menambah skor Indeks

Persepsi Korupsi sebesar 0,093102 %.

10) Sri Lanka

Ln CPIit = -0,030606 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Page 113: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

112

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Sri Lanka sebesar -

0,030606, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,030606 %.

11) Indonesia

Ln CPIit = -0,103682 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Indonesia sebesar -

0,103682, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,103682 %.

12) Thailand

Ln CPIit = -0,082066 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Thailand sebesar -

0,082066, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,082066 %.

Page 114: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

113

13) Mongolia

Ln CPIit = -0,121897+ 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Mongolia sebesar -

0,121897, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,121897 %.

14) Vietnam

Ln CPIit = 0,010130 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Vietnam sebesar

0,010130, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menaikan atau menambah skor Indeks

Persepsi Korupsi sebesar 0,010130 %.

15) Filipina

Ln CPIit = -0,231526 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Filipina sebesar -

0,231526, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

Page 115: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

114

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,231526 %.

16) Pakistan

Ln CPIit = -0,208640 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Pakistan sebesar -

0,208640, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,208640 %.

17) Kazakhstan

Ln CPIit = -0,310059 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Kazakhstan sebesar -

0,310059, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,310059 %.

18) Nepal

Ln CPIit = -0,161411 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Nepal sebesar -

0,161411, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

Page 116: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

115

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,161411 %.

19) Iran

Ln CPIit = -0,060132 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Iran sebesar -

0,060132, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,060132 %.

20) Kyrgyzstan

Ln CPIit = -0,492370 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Kyrgyzstan sebesar -

0,492370, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,492370 %.

21) Laos

Ln CPIit = -0,269102 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Page 117: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

116

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Laos sebesar -

0,269102, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,269102 %.

22) Bangladesh

CPIit = -0,140078 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Bangladesh sebesar -

0,140078, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,140078 %.

23) Uzbekistan

Ln CPIit = -0,503065 + 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Uzbekistan sebesar -

0,503065, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,503065 %.

Page 118: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

117

24) Kamboja

Ln CPIit = -0,397779+ 0,121637 Ln GOVEXPENDit + 0,568036 Ln EFit –

0,052198 Ln REGQUALITYit + εit

Dari persamaan di atas, nilai konstanta Negara Kamboja sebesar -

0,397779, artinya bahwa apabila variabel bebas (pengeluaran pemerintah,

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi) dianggap konstant atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menurunkan skor Indeks Persepsi Korupsi

sebesar 0,397779 %.

Page 119: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

118

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh variabel pengeluaran konsumsi

pemerintah, kebebasan ekonomi, dan salah satu indikator governance yaitu kualitas

regulasi terhadap tingkat korupsi (indeks persepsi korupsi) di Asia periode tahun

2015 sampai dengan 2016.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut.

1. Pengeluaran konsumsi pemerintah (ukuran pemerintah) mempunyai pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap Indeks Persepsi Korupsi di negara-negara

Asia.

2. Kebebasan ekonomi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Indeks Persepsi Korupsi di negara-negara Asia.

3. Kualitas regulasi mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

Indeks Persepsi Korupsi di negara-negara Asia.

4. Secara simultan variabel pengeluaran pemerintah (ukuran pemerintah),

kebebasan ekonomi, dan kualitas regulasi berpengaruh secara signifikan terhadap

Indeks Persepsi Korupsi sebesar 94,89 % sementara 5,11 % sisanya dipengaruhi

oleh variabel lain di luar penelitian.

Page 120: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

119

B. Saran

Berdasarkan penelitian di atas, penulis memiliki beberapa saran diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi atau Penelitian Selanjutnya

Bagi akademisi ataupun penelitian selanjutnya, diharapkan bisa

menambahkan variabel-variabel lainnya yang juga diduga berkaitan dengan korupsi

di luar penelitian ini, seperti menambahkan variabel kemakmuran negara, moral,

agama, dan budaya yang dimana hal ini akan berbeda-beda setiap negaranya. Selain

itu, penelitiaan ini hanya melihat dari satu arah dimana hanya meneliti pengaruh

variabel-variabel dependen dalam penelitian ini terhadap tingkat korupsi. Diharapkan

penelelitian selanjutnya bisa mencoba meneliti hubungan dua arah atau kausalitas

antara variabel-variabel tersebut dan bagaimana pengaruh variabel tersebut baik

dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjangnya.

2. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah diharapkan meningkatkan kualitas pemerintahannya, baik

lembaga pemerintahan maupun lembaga peradilan, serta hukum yang kuat sehingga

diharapkan hal ini akan meminimalisir tindakan korupsi. Dikarenakan dalam

penelitian ini, variabel kualitas regulasi yang dimana berkaitan langsung dengan

sistem pemerintahan berpengaruh terhadap penurunan korupsi.

3. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan partisipasinya terhadap pengurangan korupsi

dengan cara tidak membiasakan memberi suap ataupun hadiah kepada pegawai

pemerintahannya dan diharapkan partisipasi masyarakat juga untuk ikut mengawasi

jalannya pemerintahan serta melaporkan apabila mengalami atau melihat tindak

korupsi.

Page 121: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

120

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, M. Hasyim Ibnu. (2016). "Korupsi, demokrasi, dan kebebasan ekonomi di

ASEAN, 2005-2014". Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Barro, Robert J. 1991. Economic Growth in a Cross Section of Countries. The

Quarterly Journal of Economics Vol. 106 No. 2 Hal 407-443

Billger, Sherrilyn M. dan Rajeev K. Goel. 2009. Do existing corruption levels matter

in controlling corruption? Cross-country quantile regression estimates.

Department of Economics. Illinois State University. USA

Breen, Michael and Robert Gillanders. 2017. ”Does Corruption Ease the Burden of

Regulation? National and Subnational Evidence”. MPRA Paper No. 82088.

Dublin City University

BRINK Asia Editorial Staff. 2016. Economic Freedom Rankings for Asia-Pacific Tell

Complex, Mixed Story. Artikel BRINK ASIA diakses pada Februari 2018 dari

https://www.brinknews.com/asia/economic-freedom-rankings-for-asia-

pacific-tell-complex-mixed-story/

Ebeling, Richard. 2017. Corruption Rises as Economic Freedom Falls. Dari Artikel

Foundation for Economic Education. Diakses pada 22 Januari 2018 dari

https://fee.org/articles/corruption-rises-as-economic-freedom-falls/

Elliott, Kimberly Ann. 1997. “Corruption as an International Policy Problem:

Overview and Recommendation”. Corruption and The Global Economy.

Institute For International Economics U.S.

Page 122: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

121

Enste, Dominik H dan Christina Heldman. 2017. “Causes and Consequences of

Corruption – An Overview of Empirical Results”. Report. Cologne Institute

For Economic Research. Institut der deutschen Wirtschaft Köln

Gabor Peteri. 2008. Finding The Money: Public Accountability and Service Efficiency

Through Fiscal Transparency Paperbag. Local Government and Public

Service Reform Initiative, Open Society Institute

Goel, Rajeev K. dan Michael A. Nelson. 2008. Causes of corruption: History,

geography and government. Jurnal. Institute for Economies in Transition

Bank of Finland

Gujarati, Damodar dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika. Salemba

Empat. Jakarta

Graeff, P. dan Guido Mehlkop. (2003). "The Impact of Economic Freedom On

Corruption: Different Patterns For Rich and Poor Countries". European

Journal of Political Economi 19 (3). Hal 605-620. Universität Erfurt

Indonesia Corruption Watch. 2013. "Korupsi tergolong kejahan luar biasa". Diakses

pada tanggal 22 Mei 2017 dari http://www.antikorupsi.org/en/content/korupsi-

tergolong-kejahatan-luar-biasa

Irawan, Faisal. 2014. “Akuntabilitas Pemerintah Dalam Perspektif Pemberantasan

Korupsi di Indonesia”. Artikel. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2017 dari

http://tomat1610.blogspot.co.id/2014/01/akuntabilitas-pemerintahan.html

Page 123: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

122

Kalenborn, Christine dan Christian Leßmann. 2012. The Impact of Democracy and

Press Freedom on Corruption: Conditionally Matters. Journal of Policy

Modeling. Vol. 35 No.3 Hal 857-886

Khair, Muhammad Nalar Al. 2014. “Analisis Pola Korupsi Di Lembaga Pemerintah

Indonesia”. Skripsi. Universitas Diponogoro. Semarang

Klitgaard, Robert. 2011. “Fighting Corruption”. CESifo DICE Report

Kotera, Go et al,. 2010. “A Study On The Relationship Between Corruption and

Government Size: The Role Of Democracy” . MPRA Paper No. 25015.

Kyoto University. Japan

Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Kajian Pencegahan Korupsi Pada Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah. Direktorat Penelitiandan Pengembangan

Lequiller, François dan Derek Blade. 2014. Understanding Accounts (Second

Edition). Dipublikasikan oleh OECD

Marco Arnone, Leonardo S. Borlini. 2009. Corruption: Economic Analysis and

International Law.

Musila, Jacob W. 2013. Does Democracy Have a Different Impact on Corruption in

Africa?. Journal of African Business, Vol 14 No.3 Hal 162-170

Nur-Tegin, Kanybek dan Hans J. Czap. 2012. Corruption: Democracy, Autocracy,

and Political Stability. Economic Analysis and Policy. 42(1): 51-66

OECD. 2012. Regulatory policy: improving governance.

OECD. 2013. Issues paper on corruption and economic growth. Konferensi Tingkat

Tinggi St. Petersburg. The G20 Anti-corruption Working Group. aint

Petersburg

Page 124: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

123

Pieroni, Luca dan Giorgio d'Agostino. (2013). "Corruption and The Effect of

Economic Freedom". European journal of political economy Vol. 29 issue C

Hal 54-72.

Pradiptyo, Rimawan. 2015. Korupsi Struktural: Kompleksitas dan Strategi

Penanggulangannya. Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB).

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Gajah Mada

Rianto, S. Bibit dan Nurlis E. Meuko. 2009. Koruptor Go To Hell! Mengupas

Anatomi Korupsi di Indonesia. Hikmah (PT Mizan Publika)

Rose-Ackerman, Susan, 1999. Corruption And Government. Cambridge University

Press, Cambridge

Saha, Sabrani dan Jen Je Shu. 2012. Investigating the Interaction Effect of

Democracy and Economic Freedom on Corruption: A Cross Country

Quantile Regression Analysis. Economic Analysis and Policy. Vol. 43 No.3

Hal 389-396

Shleifer, Andrei dan Robert W. Vishny. 1993. “Corruption”. The Quarterly Journal

of Economics”. Vol. 108, No. 3, hal 599-617.

Transparency International. 2017. People And Corruption: Asia Pacific–Global

Corruption Barometer. Report

UNDP. 2016. Anti-Corruption for Peaceful and Inclusive Societies (ACPI) in the

Asia-Pacific Region. United Nations Development Programme: Project

Document

Page 125: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

124

UNESCAP. 2013. What is Good Governance. Diakses pada 20 Januari 2018 dari

http://www.unescap.org/pdd/prs/ProjectActivities/Ongoing/gg/governance.asp

Wirotomo. 2013. Fakta Korupsi. Cegah Korupsi. Diakses pada 11 Desember 2017

http://cegahkorupsi.wg.ugm.ac.id/index.php/fakta-korupsi/2-uncategorised

Wulandari Dwi. 2014. Kebebasan Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Studi

Pembangunan. Universitas Negeri Malang. Vol. 6 No. 2

Yamarik, Steven dan Chelsea Redmon. 2017. Economic Freedom and Corruption:

New Cross-Country Panel Data Evidence. Journal of Private Enterprise. Vol.

32 Hal 17-44

Yuliani, Sri. 2011. Korupsi birokrasi: faktor penyebab dan penanggulangannya.

Jurnal. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Zachrie, Ridwan dan Wijayanto. 2010. “Korupsi Mengorupsi di Indonesia : Sebab,

Akibat, dan Prospek Pemberantasan”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Page 126: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

125

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 127: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

126

Lampiran 1: Data Penelitian

Tahun Negara CPI Govexpend EF Regquality 2006 Singapore 94 10.298507 88 1.753665 2007 Singapore 93 9.511454 87.1 1.80752 2008 Singapore 92 10.54826 87.3 1.868647 2009 Singapore 92 10.287753 87.1 1.778742 2010 Singapore 93 10.186713 86.1 1.786087 2011 Singapore 92 9.6365488 87.2 1.789596 2012 Singapore 87 9.1765991 87.5 1.965846 2013 Singapore 86 10.040324 88 1.970402 2014 Singapore 84 9.9900704 89.4 2.233457 2015 Singapore 85 10.633414 89.4 2.260543 2016 Singapore 84 11.278984 87.8 2.1807 2006 HongKong 83 8.7695422 88.6 1.935577 2007 HongKong 83 8.4183853 89.9 1.983542 2008 HongKong 81 8.6687044 89.7 1.954163 2009 HongKong 82 9.1916504 90 1.819855 2010 HongKong 84 8.8593236 89.7 1.87657 2011 HongKong 84 8.7114551 89.7 1.78208 2012 HongKong 77 9.0969383 89.9 1.948253 2013 HongKong 75 9.2864208 89.3 1.929717 2014 HongKong 74 9.4785631 90.1 2.057507 2015 HongKong 75 9.6421545 89.6 2.189884 2016 HongKong 77 9.9592493 88.6 2.154093 2006 Japan 76 17.952903 73.3 1.260638 2007 Japan 75 17.945612 72.7 1.129072 2008 Japan 73 18.359443 73 1.131932 2009 Japan 77 19.634648 72.8 1.098667 2010 Japan 78 19.491604 72.9 1.018737 2011 Japan 80 20.187787 72.8 1.079391 2012 Japan 74 20.252438 71.6 1.143813 2013 Japan 74 20.165763 71.8 1.115993 2014 Japan 76 20.153033 72.4 1.142823 2015 Japan 75 19.793197 73.3 1.217743 2016 Japan 72 19.774302 73.1 1.42821 2006 SouthKorea 51 13.819209 67.5 0.747927

Page 128: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

127

2007 SouthKorea 51 13.928599 67.8 0.904099 2008 SouthKorea 56 14.644848 68.6 0.731841 2009 SouthKorea 55 15.169299 68.1 0.840404 2010 SouthKorea 54 14.471457 69.9 0.934835 2011 SouthKorea 54 14.585726 69.8 0.988599 2012 SouthKorea 56 14.833439 69.9 0.89416 2013 SouthKorea 55 15.003532 70.3 0.991266 2014 SouthKorea 55 15.121952 71.2 1.110693 2015 SouthKorea 54 15.00945 71.5 1.113389 2016 SouthKorea 53 15.214067 71.7 1.114303 2006 SaudiArabia 33 22.039248 63 -0.044737 2007 SaudiArabia 34 20.662075 60.9 0.018983 2008 SaudiArabia 35 17.704252 62.5 0.12007 2009 SaudiArabia 43 22.187013 64.3 0.160721 2010 SaudiArabia 47 20.202829 64.1 0.161231 2011 SaudiArabia 44 19.389502 66.2 0.028119 2012 SaudiArabia 44 19.970936 62.5 0.103154 2013 SaudiArabia 46 22.447802 60.6 0.08279 2014 SaudiArabia 49 26.060445 62.2 -0.003618 2015 SaudiArabia 52 30.119145 62.1 0.025131 2016 SaudiArabia 46 25.767124 62.1 0.079383 2006 Malaysia 50 11.167711 61.6 0.550972 2007 Malaysia 51 11.566868 63.8 0.506119 2008 Malaysia 51 11.504832 63.9 0.316369 2009 Malaysia 45 13.04847 64.6 0.303689 2010 Malaysia 44 12.581169 64.8 0.588943 2011 Malaysia 43 13.270661 66.3 0.582069 2012 Malaysia 49 13.842134 66.4 0.570484 2013 Malaysia 50 13.715402 66.1 0.636703 2014 Malaysia 52 13.328748 69.6 0.837721 2015 Malaysia 50 13.139412 70.8 0.752673 2016 Malaysia 49 12.576334 71.5 0.711715 2006 China 33 13.949006 53.6 -0.201165 2007 China 35 13.483272 52 -0.171557 2008 China 36 13.18497 53.1 -0.154791 2009 China 36 13.196749 53.2 -0.223832 2010 China 35 12.817582 51 -0.234011 2011 China 36 13.180056 52 -0.221428

Page 129: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

128

2012 China 39 13.430872 51.2 -0.24082 2013 China 40 13.536507 51.9 -0.28798 2014 China 36 13.319308 52.5 -0.282993 2015 China 37 13.97375 52.7 -0.289439 2016 China 40 14.448372 52 -0.264595 2006 India 33 10.052191 52.2 -0.279896 2007 India 35 10.01408 53.9 -0.304828 2008 India 34 10.639471 54.1 -0.389451 2009 India 34 11.588658 54.4 -0.326771 2010 India 33 11.131923 53.8 -0.378629 2011 India 31 11.084462 54.6 -0.344538 2012 India 36 10.683856 54.6 -0.472782 2013 India 36 10.29516 55.2 -0.470637 2014 India 38 10.434921 55.7 -0.447759 2015 India 38 10.316153 54.6 -0.391465 2016 India 40 11.650883 56.2 -0.306523 2006 Kuwait 48 13.895487 66.5 0.295331 2007 Kuwait 43 14.005095 66.4 0.259469 2008 Kuwait 43 13.397274 68.1 0.174522 2009 Kuwait 41 18.490058 65.6 0.153575 2010 Kuwait 45 17.130454 67.7 0.159952 2011 Kuwait 46 14.882056 64.9 0.083264 2012 Kuwait 44 15.059665 62.5 -0.036554 2013 Kuwait 43 16.386798 63.1 -0.071455 2014 Kuwait 44 17.755212 62.3 -0.145351 2015 Kuwait 49 24.191766 62.5 -0.173127 2016 Kuwait 41 25.931608 62.7 -0.073806 2006 SriLanka 31 15.361931 58.7 -0.272817 2007 SriLanka 32 15.272217 59.4 -0.287789 2008 SriLanka 32 16.183166 58.4 -0.366967 2009 SriLanka 31 17.611115 56 -0.278403 2010 SriLanka 32 8.4558477 54.6 -0.21786 2011 SriLanka 33 8.5594821 57.1 -0.113686 2012 SriLanka 40 7.6247798 58.3 -0.112475 2013 SriLanka 37 7.7739187 60.7 -0.153428 2014 SriLanka 38 8.3780163 60 -0.101197 2015 SriLanka 37 8.9918045 58.6 -0.052958 2016 SriLanka 36 8.5742797 59.9 -0.102121

Page 130: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

129

2006 Indonesia 24 8.10271 51.9 -0.384472 2007 Indonesia 23 7.839075 53.2 -0.344985 2008 Indonesia 26 7.9116863 53.2 -0.348286 2009 Indonesia 28 9.0062372 53.4 -0.361797 2010 Indonesia 28 9.005915 55.5 -0.415857 2011 Indonesia 30 9.0586772 56 -0.351914 2012 Indonesia 32 9.2487884 56.4 -0.278763 2013 Indonesia 32 9.51772 56.9 -0.195441 2014 Indonesia 34 9.4250257 58.5 -0.10766 2015 Indonesia 36 9.7540728 58.1 -0.217558 2016 Indonesia 37 9.4498131 59.4 -0.122335 2006 Thailand 36 13.502269 63.3 0.243027 2007 Thailand 33 13.925917 63.5 0.142855 2008 Thailand 35 14.341977 62.3 0.210525 2009 Thailand 34 15.980091 63 0.217966 2010 Thailand 35 15.800816 64.1 0.173715 2011 Thailand 34 16.141798 64.7 0.201636 2012 Thailand 37 16.35291 64.9 0.243573 2013 Thailand 35 16.398791 64.1 0.226504 2014 Thailand 38 16.987105 63.3 0.273264 2015 Thailand 38 17.305342 62.4 0.292019 2016 Thailand 35 17.09372 63.9 0.16801 2006 Mongolia 28 11.683288 62.4 -0.325484 2007 Mongolia 30 13.071169 60.3 -0.277651 2008 Mongolia 30 14.642213 63.6 -0.337449 2009 Mongolia 27 14.114053 62.8 -0.297965 2010 Mongolia 27 12.688126 60 -0.240561 2011 Mongolia 27 12.255238 59.5 -0.221912 2012 Mongolia 36 13.526812 61.5 -0.206885 2013 Mongolia 38 13.457125 61.7 -0.323587 2014 Mongolia 39 13.01701 58.9 -0.271464 2015 Mongolia 39 13.529441 59.2 -0.350511 2016 Mongolia 38 14.704838 59.4 -0.07644 2006 Vietnam 26 5.5327747 50.5 -0.622104 2007 Vietnam 26 5.5541163 49.8 -0.562296 2008 Vietnam 27 5.6250839 50.4 -0.618174 2009 Vietnam 27 5.7784074 51 -0.622755 2010 Vietnam 27 5.992739 49.8 -0.616541

Page 131: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

130

2011 Vietnam 29 5.9111544 51.6 -0.598831 2012 Vietnam 31 5.9271854 51.3 -0.668713 2013 Vietnam 31 6.1558558 51 -0.641062 2014 Vietnam 31 6.2651097 50.8 -0.587682 2015 Vietnam 31 6.3332635 51.7 -0.482727 2016 Vietnam 33 6.5095132 54 -0.453935 2006 Philippines 25 9.1803961 56.3 -0.169674 2007 Philippines 25 9.2849456 56 -0.115865 2008 Philippines 23 8.8317764 56 -0.078692 2009 Philippines 24 9.8603122 56.8 -0.106182 2010 Philippines 24 9.7217021 56.3 -0.233533 2011 Philippines 26 9.701319 56.2 -0.227628 2012 Philippines 34 10.843011 57.1 -0.061108 2013 Philippines 36 10.840432 58.2 -0.071982 2014 Philippines 38 10.560771 60.1 -0.036815 2015 Philippines 35 10.927628 62.2 -0.043083 2016 Philippines 35 11.126892 63.1 -0.004051 2006 Pakistan 22 10.436274 57.9 -0.483591 2007 Pakistan 24 9.8739949 57.2 -0.532971 2008 Pakistan 25 9.7496919 55.6 -0.598213 2009 Pakistan 24 10.518862 57 -0.578416 2010 Pakistan 23 10.316227 55.2 -0.596796 2011 Pakistan 25 9.7361466 55.1 -0.634099 2012 Pakistan 27 10.488754 54.7 -0.717113 2013 Pakistan 28 11.003117 55.1 -0.700307 2014 Pakistan 29 10.762998 55.2 -0.682863 2015 Pakistan 30 10.972534 55.6 -0.627013 2016 Pakistan 32 11.297707 55.9 -0.639669 2006 Kazakhstan 26 10.180862 60.2 -0.363776 2007 Kazakhstan 21 11.053923 59.6 -0.381764 2008 Kazakhstan 22 10.188493 61.1 -0.340513 2009 Kazakhstan 27 11.662926 60.1 -0.318622 2010 Kazakhstan 29 10.812345 61 -0.330023 2011 Kazakhstan 27 10.475848 62.1 -0.244756 2012 Kazakhstan 28 11.521603 63.6 -0.375082 2013 Kazakhstan 26 10.173357 63 -0.366891 2014 Kazakhstan 29 10.689676 63.7 -0.251588 2015 Kazakhstan 28 11.632726 63.3 -0.032958

Page 132: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

131

2016 Kazakhstan 29 11.630853 63.6 -0.099856 2006 Nepal 25 8.6829826 53.7 -0.519239 2007 Nepal 25 9.1984771 54.4 -0.567597 2008 Nepal 27 9.8893164 54.1 -0.62359 2009 Nepal 23 10.779117 53.2 -0.706675 2010 Nepal 22 9.9925887 52.7 -0.744103 2011 Nepal 22 9.5772791 50.1 -0.722581 2012 Nepal 27 10.761819 50.2 -0.799876 2013 Nepal 31 9.9354482 50.4 -0.848947 2014 Nepal 29 10.277977 50.1 -0.831932 2015 Nepal 27 10.916237 51.3 -0.799581 2016 Nepal 29 11.555604 50.9 -0.76471 2006 Iran 27 12.46592 45 -1.463337 2007 Iran 25 9.4770971 45 -1.616982 2008 Iran 23 10.052712 45 -1.63188 2009 Iran 18 11.18232 44.6 -1.72011 2010 Iran 22 10.80454 43.4 -1.70872 2011 Iran 27 9.622586 42.1 -1.5206 2012 Iran 28 9.458542 42.3 -1.425133 2013 Iran 25 9.2369525 43.2 -1.493414 2014 Iran 27 10.276147 40.3 -1.457999 2015 Iran 27 12.695268 41.8 -1.311571 2016 Iran 29 13.322352 43.5 -1.229478 2006 Kyrgyzstan 22 17.98733 61 -0.66352 2007 Kyrgyzstan 21 17.103026 60.2 -0.414784 2008 Kyrgyzstan 18 17.520702 61.1 -0.350386 2009 Kyrgyzstan 19 18.43155 61.8 -0.331769 2010 Kyrgyzstan 20 18.127071 61.3 -0.251273 2011 Kyrgyzstan 21 18.227443 61.1 -0.210015 2012 Kyrgyzstan 24 20.105852 60.2 -0.332078 2013 Kyrgyzstan 24 18.446991 59.6 -0.313033 2014 Kyrgyzstan 27 17.473334 61.1 -0.434673 2015 Kyrgyzstan 28 17.755373 61.3 -0.50266 2016 Kyrgyzstan 28 18.311175 59.6 -0.352723 2006 Laos 26 7.5723258 47.5 -1.270539 2007 Laos 19 7.9160367 50.3 -1.176816 2008 Laos 20 7.7726808 50.3 -1.143482 2009 Laos 20 13.379424 50.4 -1.071857

Page 133: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

132

2010 Laos 21 11.898224 51.1 -1.015746 2011 Laos 22 11.564753 51.3 -0.977673 2012 Laos 21 13.416714 50 -0.81996 2013 Laos 26 17.073947 50.1 -0.839846 2014 Laos 25 15.180549 51.2 -0.849619 2015 Laos 25 15.106708 51.4 -0.806456 2016 Laos 30 13.97093 49.8 -0.725071 2006 Bangladesh 20 5.4400786 52.9 -1.001249 2007 Bangladesh 20 5.3594562 46.7 -0.945693 2008 Bangladesh 21 5.1782769 44.2 -0.916328 2009 Bangladesh 24 5.0937452 47.5 -0.864524 2010 Bangladesh 24 5.0753258 51.1 -0.847087 2011 Bangladesh 27 5.0974467 53 -0.811523 2012 Bangladesh 26 5.0393425 53.2 -0.951405 2013 Bangladesh 27 5.1161316 52.6 -0.91478 2014 Bangladesh 25 5.3375208 54.1 -0.937578 2015 Bangladesh 25 5.4042407 53.9 -0.899058 2016 Bangladesh 26 5.8924888 53.3 -0.796762 2006 Uzbekistan 21 17.786751 48.7 -1.607384 2007 Uzbekistan 17 15.6 51.5 -1.49311 2008 Uzbekistan 18 15.030779 51.9 -1.368667 2009 Uzbekistan 17 15.098622 50.5 -1.469529 2010 Uzbekistan 16 15.8 47.5 -1.550278 2011 Uzbekistan 16 15.49796 45.8 -1.561155 2012 Uzbekistan 17 15.605439 45.8 -1.57999 2013 Uzbekistan 17 15.554937 46 -1.60269 2014 Uzbekistan 18 15.8 46.5 -1.710769 2015 Uzbekistan 19 15.8 47 -1.642438 2016 Uzbekistan 21 15.8 46 -1.620176 2006 Cambodia 21 3.4603355 56.7 -0.612581 2007 Cambodia 20 5.7308626 55.9 -0.48194 2008 Cambodia 18 5.6345322 55.9 -0.446454 2009 Cambodia 20 6.1625055 56.6 -0.485972 2010 Cambodia 21 6.3446822 56.6 -0.475346 2011 Cambodia 21 6.0194182 57.9 -0.583629 2012 Cambodia 22 5.7887112 57.6 -0.341397 2013 Cambodia 20 5.5322185 58.5 -0.338365 2014 Cambodia 21 5.4693115 57.4 -0.423163

Page 134: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

133

2015 Cambodia 21 5.3979798 57.5 -0.525049 2016 Cambodia 21 5.2099805 57.9 -0.465379

Lampiran 2 : Data Penelitian (Ln)

Tahun Negara CPI Govexpend EF Regquality 2006 Singapore 4.54329478 2.331998978 4.47733681 0.56170793 2007 Singapore 4.53259949 2.252496758 4.46705688 0.59195556 2008 Singapore 4.52178858 2.355960926 4.46935046 0.62521444 2009 Singapore 4.52178858 2.330954166 4.46705688 0.57590635 2010 Singapore 4.53259949 2.321084222 4.45550941 0.58002735 2011 Singapore 4.52178858 2.265563035 4.46820433 0.58199001 2012 Singapore 4.46590812 2.21665667 4.47163879 0.67592272 2013 Singapore 4.4543473 2.306609409 4.47733681 0.67823758 2014 Singapore 4.4308168 2.301591637 4.49312068 0.80355065 2015 Singapore 4.44265126 2.364001284 4.49312068 0.8156051 2016 Singapore 4.4308168 2.422941129 4.4750615 0.77964574 2006 HongKong 4.41884061 2.171284602 4.48413186 0.66040561 2007 HongKong 4.41884061 2.130418037 4.49869794 0.68488424 2008 HongKong 4.39444915 2.15971934 4.49647077 0.66996195 2009 HongKong 4.40671925 2.218295509 4.49980967 0.59875681 2010 HongKong 4.4308168 2.181470418 4.49647077 0.62944557 2011 HongKong 4.4308168 2.164638832 4.49647077 0.57778112 2012 HongKong 4.34380542 2.207937904 4.49869794 0.66693303 2013 HongKong 4.31748811 2.228553203 4.49200149 0.65737315 2014 HongKong 4.30406509 2.249032733 4.50092016 0.72149507 2015 HongKong 4.31748811 2.266144575 4.49535532 0.78384866 2016 HongKong 4.34380542 2.298501699 4.48413186 0.76736988 2006 Japan 4.33073334 2.887751813 4.29456061 0.23161794 2007 Japan 4.31748811 2.887345613 4.28634138 0.12139601 2008 Japan 4.29045944 2.910144025 4.29045944 0.12392582 2009 Japan 4.34380542 2.977295778 4.28771596 0.09409787 2010 Japan 4.35670883 2.969983801 4.28908864 0.01856335 2011 Japan 4.38202663 3.005077805 4.28771596 0.07639666

Page 135: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

134

2012 Japan 4.30406509 3.008275181 4.27109507 0.13436774 2013 Japan 4.30406509 3.003986276 4.27388448 0.10974429 2014 Japan 4.33073334 3.0033548 4.2822063 0.13350129 2015 Japan 4.31748811 2.985338317 4.29456061 0.19699879 2016 Japan 4.27666612 2.984383229 4.29182837 0.35642176 2006 SouthKorea 3.93182563 2.626059549 4.2121276 -0.2904503 2007 SouthKorea 3.93182563 2.633944239 4.21656219 -0.1008161 2008 SouthKorea 4.02535169 2.684088577 4.22829253 -0.3121918 2009 SouthKorea 4.00733319 2.719273584 4.22097721 -0.173872 2010 SouthKorea 3.98898405 2.67217821 4.24706565 -0.0673853 2011 SouthKorea 3.98898405 2.680043384 4.24563401 -0.0114669 2012 SouthKorea 4.02535169 2.696884027 4.24706565 -0.111871 2013 SouthKorea 4.00733319 2.708285649 4.2527718 -0.0087728 2014 SouthKorea 4.00733319 2.71614747 4.26549282 0.10498412 2015 SouthKorea 3.98898405 2.708680025 4.26969745 0.1074081 2016 SouthKorea 3.97029191 2.72222047 4.27249075 0.10822909 2006 SaudiArabia 3.49650756 3.092824858 4.14313473 -3.1069458 2007 SaudiArabia 3.52636052 3.028299882 4.10923317 -3.9642094 2008 SaudiArabia 3.55534806 2.873804815 4.13516656 -2.1196818 2009 SaudiArabia 3.76120012 3.099507123 4.16355963 -1.8280872 2010 SaudiArabia 3.8501476 3.005822669 4.16044436 -1.8249198 2011 SaudiArabia 3.78418963 2.964731773 4.19268046 -3.5712925 2012 SaudiArabia 3.78418963 2.994278028 4.13516656 -2.2715303 2013 SaudiArabia 3.8286414 3.11119269 4.10429489 -2.491453 2014 SaudiArabia 3.8918203 3.26041865 4.130355 -5.6218326 2015 SaudiArabia 3.95124372 3.405161001 4.12874599 -3.6836504 2016 SaudiArabia 3.8286414 3.249099415 4.12874599 -2.5334684 2006 Malaysia 3.91202301 2.413026657 4.12066187 -0.5960716 2007 Malaysia 3.93182563 2.44814481 4.15575319 -0.6809836 2008 Malaysia 3.93182563 2.442767147 4.15731936 -1.1508466 2009 Malaysia 3.80666249 2.568670923 4.16821441 -1.1917508 2010 Malaysia 3.78418963 2.532201175 4.1713056 -0.5294265 2011 Malaysia 3.76120012 2.585555695 4.1941899 -0.5411667 2012 Malaysia 3.8918203 2.627717104 4.19569706 -0.5612707 2013 Malaysia 3.91202301 2.6185194 4.19116875 -0.4514521

Page 136: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

135

2014 Malaysia 3.95124372 2.589923211 4.24276457 -0.1770703 2015 Malaysia 3.91202301 2.575616297 4.259859 -0.284124 2016 Malaysia 3.8918203 2.531816795 4.26969745 -0.3400775 2006 China 3.49650756 2.635408279 3.98154907 -1.6036288 2007 China 3.55534806 2.601449807 3.95124372 -1.762842 2008 China 3.58351894 2.579077564 3.97217693 -1.8656825 2009 China 3.58351894 2.57997051 3.9740584 -1.4968613 2010 China 3.55534806 2.550817813 3.93182563 -1.4523871 2011 China 3.58351894 2.57870479 3.95124372 -1.5076574 2012 China 3.66356165 2.597555931 3.93573953 -1.4237073 2013 China 3.68887945 2.605390291 3.94931879 -1.2448629 2014 China 3.58351894 2.589214703 3.96081317 -1.2623346 2015 China 3.61091791 2.637180567 3.96461546 -1.2398117 2016 China 3.68887945 2.670581769 3.95124372 -1.3295566 2006 India 3.49650756 2.307790662 3.95508249 -1.2733388 2007 India 3.55534806 2.303992099 3.98713048 -1.188007 2008 India 3.52636052 2.364570741 3.99083419 -0.9430172 2009 India 3.52636052 2.450026824 3.99636415 -1.118495 2010 India 3.49650756 2.409816947 3.98527347 -0.9711976 2011 India 3.4339872 2.40554427 4.00003388 -1.0655507 2012 India 3.58351894 2.368733839 4.00003388 -0.7491219 2013 India 3.58351894 2.331673896 4.01096295 -0.7536684 2014 India 3.63758616 2.345157945 4.01998015 -0.8034999 2015 India 3.63758616 2.33371089 4.00003388 -0.9378602 2016 India 3.68887945 2.455382013 4.02891676 -1.1824625 2006 Kuwait 3.87120101 2.631564107 4.19720195 -1.2196599 2007 Kuwait 3.76120012 2.639421192 4.19569706 -1.3491169 2008 Kuwait 3.76120012 2.595051261 4.22097721 -1.7457038 2009 Kuwait 3.71357207 2.917233204 4.1835757 -1.8735673 2010 Kuwait 3.80666249 2.840857814 4.21508618 -1.8328844 2011 Kuwait 3.8286414 2.700156173 4.17284762 -2.4857424 2012 Kuwait 3.78418963 2.712019964 4.13516656 -3.3089561 2013 Kuwait 3.76120012 2.796476005 4.14472077 -2.6386821 2014 Kuwait 3.78418963 2.876679122 4.13196143 -1.9286019 2015 Kuwait 3.8918203 3.186012319 4.13516656 -1.7537297

Page 137: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

136

2016 Kuwait 3.71357207 3.255462592 4.13836145 -2.60631 2006 SriLanka 3.4339872 2.731892449 4.07243973 -1.2989552 2007 SriLanka 3.4657359 2.726035301 4.08429423 -1.2455263 2008 SriLanka 3.4657359 2.78397158 4.06731589 -1.0024822 2009 SriLanka 3.4339872 2.868530224 4.02535169 -1.2786851 2010 SriLanka 3.4657359 2.134858241 4.00003388 -1.5239023 2011 SriLanka 3.49650756 2.147039686 4.04480412 -2.1743123 2012 SriLanka 3.68887945 2.031403445 4.06560209 -2.1850227 2013 SriLanka 3.61091791 2.050774376 4.1059437 -1.8745269 2014 SriLanka 3.63758616 2.125611164 4.09434456 -2.2906886 2015 SriLanka 3.61091791 2.196313547 4.0707347 -2.9382637 2016 SriLanka 3.58351894 2.148766988 4.09267651 -2.2815985 2006 Indonesia 3.17805383 2.092198568 3.94931879 -0.9558851 2007 Indonesia 3.13549422 2.059120838 3.9740584 -1.0642536 2008 Indonesia 3.25809654 2.068340948 3.9740584 -1.0547307 2009 Indonesia 3.33220451 2.197917365 3.97781075 -1.0166731 2010 Indonesia 3.33220451 2.197881583 4.01638302 -0.8774139 2011 Indonesia 3.40119738 2.203723103 4.02535169 -1.0443682 2012 Indonesia 3.4657359 2.224492556 4.03246916 -1.277395 2013 Indonesia 3.4657359 2.25315532 4.04129534 -1.6324974 2014 Indonesia 3.52636052 2.243368462 4.06902675 -2.2287795 2015 Indonesia 3.58351894 2.277684923 4.06216566 -1.5252908 2016 Indonesia 3.61091791 2.245994965 4.08429423 -2.1009938 2006 Thailand 3.58351894 2.602857714 4.14788533 -1.4145827 2007 Thailand 3.49650756 2.633751653 4.15103991 -1.945924 2008 Thailand 3.55534806 2.663190724 4.13196143 -1.5581519 2009 Thailand 3.52636052 2.771343623 4.14313473 -1.5234152 2010 Thailand 3.55534806 2.760061554 4.16044436 -1.7503405 2011 Thailand 3.52636052 2.781412063 4.1697612 -1.6012928 2012 Thailand 3.61091791 2.794405858 4.17284762 -1.4123379 2013 Thailand 3.55534806 2.797207609 4.16044436 -1.4849911 2014 Thailand 3.63758616 2.832454523 4.14788533 -1.2973176 2015 Thailand 3.63758616 2.851015219 4.13356528 -1.2309353 2016 Thailand 3.55534806 2.838711134 4.15731936 -1.783732 2006 Mongolia 3.33220451 2.458159473 4.13356528 -1.1224407

Page 138: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

137

2007 Mongolia 3.40119738 2.570408941 4.0993321 -1.2813913 2008 Mongolia 3.40119738 2.683908666 4.15261347 -1.0863417 2009 Mongolia 3.29583687 2.647170997 4.13995507 -1.2107782 2010 Mongolia 3.29583687 2.540666572 4.09434456 -1.4247805 2011 Mongolia 3.29583687 2.505953401 4.08597631 -1.5054741 2012 Mongolia 3.58351894 2.604673791 4.11903717 -1.575591 2013 Mongolia 3.63758616 2.599508742 4.12228393 -1.1282871 2014 Mongolia 3.66356165 2.566256969 4.07584109 -1.3039265 2015 Mongolia 3.66356165 2.604868107 4.08092154 -1.0483636 2016 Mongolia 3.63758616 2.688176526 4.08429423 -2.5712497 2006 Vietnam 3.25809654 1.710689448 3.92197334 -0.4746484 2007 Vietnam 3.25809654 1.714539325 3.90801498 -0.5757272 2008 Vietnam 3.29583687 1.727235868 3.91999118 -0.4809854 2009 Vietnam 3.29583687 1.754128111 3.93182563 -0.4736025 2010 Vietnam 3.29583687 1.790548569 3.90801498 -0.48363 2011 Vietnam 3.36729583 1.776841149 3.94352167 -0.5127757 2012 Vietnam 3.4339872 1.779549457 3.93769075 -0.4024005 2013 Vietnam 3.4339872 1.81740379 3.93182563 -0.4446286 2014 Vietnam 3.4339872 1.834996105 3.92789635 -0.5315693 2015 Vietnam 3.4339872 1.845815669 3.94545778 -0.7283049 2016 Vietnam 3.49650756 1.87326468 3.98898405 -0.7898009 2006 Philippines 3.21887582 2.217070349 4.03069454 -1.7738763 2007 Philippines 3.21887582 2.228394337 4.02535169 -2.1553254 2008 Philippines 3.13549422 2.178356167 4.02535169 -2.5422166 2009 Philippines 3.17805383 2.288517836 4.03953633 -2.242604 2010 Philippines 3.17805383 2.274360712 4.03069454 -1.4544339 2011 Philippines 3.25809654 2.27226186 4.02891676 -1.480042 2012 Philippines 3.52636052 2.383520688 4.04480412 -2.7951054 2013 Philippines 3.58351894 2.383282877 4.06388535 -2.631337 2014 Philippines 3.63758616 2.357146244 4.09600984 -3.3018534 2015 Philippines 3.55534806 2.391294231 4.130355 -3.1446224 2016 Philippines 3.55534806 2.4093649 4.14472077 -5.5086789 2006 Pakistan 3.09104245 2.345287657 4.05871738 -0.726516 2007 Pakistan 3.17805383 2.289904525 4.0465539 -0.6292891 2008 Pakistan 3.21887582 2.277235689 4.0181832 -0.5138078

Page 139: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

138

2009 Pakistan 3.17805383 2.353170053 4.04305127 -0.5474627 2010 Pakistan 3.13549422 2.333718056 4.01096295 -0.5161796 2011 Pakistan 3.21887582 2.275845418 4.00914972 -0.4555499 2012 Pakistan 3.29583687 2.350303602 4.00186371 -0.3325213 2013 Pakistan 3.33220451 2.398178593 4.00914972 -0.3562371 2014 Pakistan 3.36729583 2.376114148 4.01096295 -0.3814615 2015 Pakistan 3.40119738 2.395395268 4.0181832 -0.466788 2016 Pakistan 3.4657359 2.424599825 4.02356438 -0.4468041 2006 Kazakhstan 3.25809654 2.320509704 4.09767235 -1.0112158 2007 Kazakhstan 3.04452244 2.402785363 4.08765557 -0.9629537 2008 Kazakhstan 3.09104245 2.321258977 4.11251187 -1.0773027 2009 Kazakhstan 3.29583687 2.456415101 4.09600984 -1.1437512 2010 Kazakhstan 3.36729583 2.380688511 4.11087386 -1.1085919 2011 Kazakhstan 3.29583687 2.349072427 4.12874599 -1.4074923 2012 Kazakhstan 3.33220451 2.444223803 4.15261347 -0.9806112 2013 Kazakhstan 3.25809654 2.319772206 4.14313473 -1.00269 2014 Kazakhstan 3.36729583 2.369278442 4.15418456 -1.3799634 2015 Kazakhstan 3.33220451 2.453822346 4.14788533 -3.4125087 2016 Kazakhstan 3.36729583 2.453661344 4.15261347 -2.3040216 2006 Nepal 3.21887582 2.161365089 3.983413 -0.6553901 2007 Nepal 3.21887582 2.219037939 3.99636415 -0.566344 2008 Nepal 3.29583687 2.291455018 3.99083419 -0.472262 2009 Nepal 3.13549422 2.377610697 3.9740584 -0.3471839 2010 Nepal 3.09104245 2.301843689 3.96461546 -0.2955762 2011 Nepal 3.09104245 2.259393535 3.91402101 -0.3249259 2012 Nepal 3.29583687 2.376004612 3.91601503 -0.2232981 2013 Nepal 3.4339872 2.296108991 3.91999118 -0.163758 2014 Nepal 3.36729583 2.330003405 3.91402101 -0.1840048 2015 Nepal 3.29583687 2.390251321 3.93769075 -0.2236669 2016 Nepal 3.36729583 2.447170478 3.92986292 -0.2682587 2006 Iran 3.29583687 2.522998558 3.80666249 0.38071957 2007 Iran 3.21887582 2.24887806 3.80666249 0.48056166 2008 Iran 3.13549422 2.307842461 3.80666249 0.48973297 2009 Iran 2.89037176 2.414333955 3.79773386 0.542388 2010 Iran 3.09104245 2.379966432 3.77045944 0.5357446

Page 140: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

139

2011 Iran 3.29583687 2.264113044 3.74004774 0.41910489 2012 Iran 3.33220451 2.246918252 3.74478709 0.35426522 2013 Iran 3.21887582 2.223212019 3.7658405 0.40106496 2014 Iran 3.29583687 2.329825385 3.69635147 0.37706502 2015 Iran 3.29583687 2.54122933 3.73289634 0.27122529 2016 Iran 3.36729583 2.589443217 3.77276094 0.2065895 2006 Kyrgyzstan 3.09104245 2.889667644 4.11087386 -0.4101969 2007 Kyrgyzstan 3.04452244 2.839255385 4.09767235 -0.8799978 2008 Kyrgyzstan 2.89037176 2.863383135 4.11251187 -1.048719 2009 Kyrgyzstan 2.94443898 2.914063886 4.12390336 -1.1033164 2010 Kyrgyzstan 2.99573227 2.897406469 4.11577984 -1.381217 2011 Kyrgyzstan 3.04452244 2.902928312 4.11251187 -1.5605765 2012 Kyrgyzstan 3.17805383 3.001010916 4.09767235 -1.1023851 2013 Kyrgyzstan 3.17805383 2.914901271 4.08765557 -1.1614476 2014 Kyrgyzstan 3.29583687 2.860675934 4.11251187 -0.8331612 2015 Kyrgyzstan 3.33220451 2.876688191 4.11577984 -0.687842 2016 Kyrgyzstan 3.33220451 2.907511544 4.08765557 -1.042071 2006 Laos 3.25809654 2.024500258 3.86072971 0.23944116 2007 Laos 2.94443898 2.068890662 3.91800508 0.16281237 2008 Laos 2.99573227 2.050615126 3.91800508 0.13407818 2009 Laos 2.99573227 2.593718019 3.91999118 0.06939252 2010 Laos 3.04452244 2.476389155 3.9337845 0.01562343 2011 Laos 3.09104245 2.447961905 3.93769075 -0.0225805 2012 Laos 3.04452244 2.596501227 3.91202301 -0.1984997 2013 Laos 3.25809654 2.83755372 3.91402101 -0.1745363 2014 Laos 3.21887582 2.720014915 3.93573953 -0.1629669 2015 Laos 3.21887582 2.71513889 3.93963817 -0.2151056 2016 Laos 3.40119738 2.636978742 3.90801498 -0.3214853 2006 Bangladesh 2.99573227 1.693793501 3.96840334 0.00124841 2007 Bangladesh 2.99573227 1.678862517 3.84374416 -0.0558372 2008 Bangladesh 3.04452244 1.644472352 3.78872479 -0.0873814 2009 Bangladesh 3.17805383 1.628013349 3.86072971 -0.1455758 2010 Bangladesh 3.17805383 1.624390727 3.9337845 -0.1659521 2011 Bangladesh 3.29583687 1.628739765 3.97029191 -0.2088427 2012 Bangladesh 3.25809654 1.617275621 3.9740584 -0.0498154

Page 141: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

140

2013 Bangladesh 3.29583687 1.632398615 3.96271612 -0.0890713 2014 Bangladesh 3.21887582 1.674761267 3.99083419 -0.0644552 2015 Bangladesh 3.21887582 1.687183967 3.98713048 -0.1064074 2016 Bangladesh 3.25809654 1.773678461 3.97593633 -0.227199 2006 Uzbekistan 3.04452244 2.878453838 3.88567903 0.47460814 2007 Uzbekistan 2.83321334 2.747270914 3.94158181 0.40086147 2008 Uzbekistan 2.89037176 2.710100047 3.94931879 0.31383745 2009 Uzbekistan 2.83321334 2.714603454 3.92197334 0.38494172 2010 Uzbekistan 2.77258872 2.76000994 3.86072971 0.43843454 2011 Uzbekistan 2.77258872 2.740708402 3.82428409 0.44542591 2012 Uzbekistan 2.83321334 2.747619509 3.82428409 0.45741823 2013 Uzbekistan 2.83321334 2.744378081 3.8286414 0.4716836 2014 Uzbekistan 2.89037176 2.76000994 3.83945231 0.53694294 2015 Uzbekistan 2.94443898 2.76000994 3.8501476 0.49618161 2016 Uzbekistan 3.04452244 2.76000994 3.8286414 0.48253461 2006 Cambodia 3.04452244 1.241365552 4.03777421 -0.4900742 2007 Cambodia 2.99573227 1.745866054 4.02356438 -0.7299355 2008 Cambodia 2.89037176 1.728914126 4.02356438 -0.8064194 2009 Cambodia 2.99573227 1.818483426 4.03600899 -0.7216038 2010 Cambodia 3.04452244 1.847617008 4.03600899 -0.7437121 2011 Cambodia 3.04452244 1.794990608 4.05871738 -0.5384902 2012 Cambodia 3.09104245 1.755909677 4.05352257 -1.074709 2013 Cambodia 2.99573227 1.710588912 4.06902675 -1.0836291 2014 Cambodia 3.04452244 1.699152745 4.0500443 -0.8599983 2015 Cambodia 3.04452244 1.686024779 4.05178495 -0.6442632 2016 Cambodia 3.04452244 1.650576105 4.05871738 -0.7649027

Page 142: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

141

Lampiran 3: Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Pool: HASIL_ESTIMASI Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 49.902803 (23,237) 0.0000

Cross-section Chi-square 466.019454 23 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: CPI? Method: Panel Least Squares Date: 06/25/18 Time: 12:41 Sample: 1 11 Included observations: 11 Cross-sections included: 24 Total pool (balanced) observations: 264

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -4.947792 0.350497 -14.11652 0.0000

GOVEXPEND? 0.129397 0.040680 3.180829 0.0016 EF? 2.005942 0.088131 22.76079 0.0000

REGQUALITY? 0.034322 0.014203 2.416505 0.0164 R-squared 0.701562 Mean dependent var 3.533412

Adjusted R-squared 0.698118 S.D. dependent var 0.433561 S.E. of regression 0.238214 Akaike info criterion -0.016255 Sum squared resid 14.75399 Schwarz criterion 0.037926 Log likelihood 6.145701 Hannan-Quinn criter. 0.005516 F-statistic 203.7341 Durbin-Watson stat 0.155241 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 143: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

142

Lampiran 4: Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: HASIL_ESTIMASI Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 22.195772 3 0.0001

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. GOVEXPEND? 0.121637 0.124397 0.000392 0.8891

EF? 0.568036 1.166866 0.018413 0.0000 REGQUALITY? -0.052198 -0.036409 0.000022 0.0008

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: CPI? Method: Panel Least Squares Date: 06/25/18 Time: 12:42 Sample: 1 11 Included observations: 11 Cross-sections included: 24 Total pool (balanced) observations: 264

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.874622 0.893197 0.979204 0.3285

GOVEXPEND? 0.121637 0.053236 2.284850 0.0232 EF? 0.568036 0.218422 2.600634 0.0099

REGQUALITY? -0.052198 0.015034 -3.471874 0.0006 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.948923 Mean dependent var 3.533412

Adjusted R-squared 0.943319 S.D. dependent var 0.433561 S.E. of regression 0.103221 Akaike info criterion -1.607238 Sum squared resid 2.525120 Schwarz criterion -1.241516 Log likelihood 239.1554 Hannan-Quinn criter. -1.460280 F-statistic 169.3476 Durbin-Watson stat 0.744110

Page 144: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

143

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 5: Uji Normalitas

0

5

10

15

20

25

30

35

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: Standardized ResidualsSample 2006 2016Observations 264

Mean -4.18e-18Median 0.005014Maximum 0.238249Minimum -0.346730Std. Dev. 0.097986Skewness -0.143997Kurtosis 3.333640

Jarque-Bera 2.136823Probability 0.343554

Lampiran 6: Uji Multikolinearitas

GOVEXPEND EF REGQUALITY GOVEXPEND 1.000000 0.218225 -0.240708

EF 0.218225 1.000000 0.074893 REGQUALITY -0.240708 0.074893 1.000000

Page 145: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

144

Lampiran 7: Uji Autokorelasi

Dependent Variable: CPI Method: Panel Least Squares Date: 06/25/18 Time: 12:49 Sample: 2006 2016 Periods included: 11 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 264

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.874622 0.893197 0.979204 0.3285

EF 0.568036 0.218422 2.600634 0.0099 GOVEXPEND 0.121637 0.053236 2.284850 0.0232 REGQUALITY -0.052198 0.015034 -3.471874 0.0006

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.948923 Mean dependent var 3.533412

Adjusted R-squared 0.943319 S.D. dependent var 0.433561 S.E. of regression 0.103221 Akaike info criterion -1.607238 Sum squared resid 2.525120 Schwarz criterion -1.241516 Log likelihood 239.1554 Hannan-Quinn criter. -1.460280 F-statistic 169.3476 Durbin-Watson stat 0.744110 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 146: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

145

Lampiran 8: Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 06/25/18 Time: 12:51 Sample: 2006 2016 Periods included: 11 Cross-sections included: 24 Total panel (balanced) observations: 264

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.904726 0.458279 1.974179 0.0495

EF -0.208212 0.112068 -1.857916 0.0644 GOVEXPEND 0.011670 0.027314 0.427257 0.6696 REGQUALITY 0.007893 0.007714 1.023165 0.3073

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.325918 Mean dependent var 0.076351

Adjusted R-squared 0.251968 S.D. dependent var 0.061234 S.E. of regression 0.052960 Akaike info criterion -2.941893 Sum squared resid 0.664735 Schwarz criterion -2.576171 Log likelihood 415.3299 Hannan-Quinn criter. -2.794935 F-statistic 4.407270 Durbin-Watson stat 1.535179 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 147: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

146

Lampiran 9: Output Fixed Effect Model

Dependent Variable: CPI? Method: Pooled Least Squares Date: 06/25/18 Time: 12:48 Sample: 1 11 Included observations: 11 Cross-sections included: 24 Total pool (balanced) observations: 264

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.874622 0.893197 0.979204 0.3285

GOVEXPEND? 0.121637 0.053236 2.284850 0.0232 EF? 0.568036 0.218422 2.600634 0.0099

REGQUALITY? -0.052198 0.015034 -3.471874 0.0006 Fixed Effects (Cross)

_SINGAPORE--C 0.827561 _HONGKONG--C 0.714105

_JAPAN--C 0.660546 _SOUTHKOREA--C 0.372896 _SAUDIARABIA--C -0.008685

_MALAYSIA--C 0.284265 _CHINA--C 0.083875 _INDIA--C 0.074620

_KUWAIT--C 0.093102 _SRILANKA--C -0.030606 _INDONESIA--C -0.103682 _THAILAND--C -0.082066 _MONGOLIA--C -0.121897 _VIETNAM--C 0.010130

_PHILIPPINES--C -0.231526 _PAKISTAN--C -0.208640

_KAZAKHSTAN--C -0.310059 _NEPAL--C -0.161411 _IRAN--C -0.060132

_KYRGYZSTAN--C -0.492370 _LAOS--C -0.269102

_BANGLADESH--C -0.140078 _UZBEKISTAN--C -0.503065 _CAMBODIA--C -0.397779

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Page 148: PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, KEBEBASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40435/1/TIARA... · Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’alayang telah melimpahkan

147

R-squared 0.948923 Mean dependent var 3.533412 Adjusted R-squared 0.943319 S.D. dependent var 0.433561 S.E. of regression 0.103221 Akaike info criterion -1.607238 Sum squared resid 2.525120 Schwarz criterion -1.241516 Log likelihood 239.1554 Hannan-Quinn criter. -1.460280 F-statistic 169.3476 Durbin-Watson stat 0.744110 Prob(F-statistic) 0.000000