ekstraksi katarak-isi (tiara eka m)

43
TELAAH ILMIAH EKSTRAKSI KATARAK Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang Oleh: Tiara Eka Mayasari, S.Ked. (04111001035) Pembimbing: dr. Alie Solahuddin, Sp.M(K) DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 1

Upload: tiara-eka

Post on 17-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Makalah Ekstraksi Katarak

TRANSCRIPT

TELAAH ILMIAHEKSTRAKSI KATARAKDiajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik

di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:

Tiara Eka Mayasari, S.Ked. (04111001035)

Pembimbing:

dr. Alie Solahuddin, Sp.M(K)DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih berlangsung atau setelah berhenti perkembangannya dan telah memulai proses degenerasi.1Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), katarak merupakan penyebab kebutaan nomor satu di dunia. Indonesia memiliki angka penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara. Dari sekitar 234 juta penduduk, 1.5% atau lebih dari tiga juta orang menderita katarak. Sebagian besar penderita katarak adalah lansia berusia 60 tahun ke atas.Cara terbaik untuk mengobati katarak adalah dengan tindakan bedah, disebut juga dengan ekstraksi katarak, yaitu dengan mengeluarkan lensa mata yang keruh, kemudian menggantinya dengan lensa buatan. Ekstraksi katarak mempunyai tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Menurut laporan, 9 dari 10 orang yang menjalani ekstraksi katarak, pulih penglihatannya seperti sedia kala. Walaupun di antaranya masih memerlukan kacamata. Ekstraksi katarak dilakukan di rumah sakit atau pada fasilitas kesehatan mata lainnya. Operasi berlangsung singkat, dan biasanya tidak perlu menjalani rawat inap.2,3Dua jenis ekstraksi katarak yang paling sering digunakan dunia saat ini adalah fakoemulsifikasi (phacoemulsificationphaco) dan ekstraksi katarak ekstrakapsular (extracapsular cataract extractionECCE). Modifikasi ECCE yang sekarang juga sudah sering dilakukan adalah ekstraksi yang disebut dengan ekstraksi insisi kecil manual (manual small incision cataract surgeryMSICS). Sedangkan teknik ekstraksi katarak intrakapsular (intracapsular cataract extractionICCE) sudah jarang dilakukan, hanya dilakukan dalam keadaan tertentu. Penulisan ini ditujukan untuk mengetahui tentang sejarah ekstraksi katarak, memahami kelebihan, kekurangan, indikasi dan kontraindikasi dari tiap teknik ekstraksi katarak, serta prosedur pelaksanaan ekstraksi katarak. Selain itu penyusunan referat ini juga dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis ilmiah di bidang ilmu kedokteran.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi LensaLensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan transparan. Tebal sekitar 4 mm dan diameternya 9-10 mm. Dibelakang iris lensa digantung oleh zonula (Zonula Zinnii) yang menghubungkannya dengan korpus siliar. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus dan disebelah posterior terdapat vitreous.4Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit. Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar sub-epitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastik. 4Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa. 4 Gambar 1. Penampang LensaFungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya. 1Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang. 1,4

Gambar 2. Akomodasi pada mata normal

Selain itu juga terdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata untuk memfokuskan sinar ke bintik kuning, lensa menyumbang 18-20 Dioptri. Oleh karena itu, lensa harus dijaga tetap jernih dan transparan. Beberapa faktor yang menjaga transparansi lensa adalah:5 Avaskular

Struktur sel dalam lensa

Pengaturan protein lensa

Karakter kapsul lensa yang semipermeabel

Mekanisme pompa yang mengatur keseimbangan elektrolit dan air dalam lensa

Gambar 3. Keseimbangan elektrolit dan air dalam lensaMetabolisme Lensa Normal5Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan kalium). Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous. Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior lebih besar. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar Ion Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam oleh Ca-ATPase

Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah enzim yang merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose oleh enzim sorbitol dehidrogenase.

2.2. Katarak

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan penurunan/gangguan penglihatan. Katarak menyebabkan penglihatanmenjadi berkabut/buram. Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air terjun atau kabut dan penurunan progresif kejernihan lensa sehingga menyebabkan ketajaman penglihatan berkurang.6 Definisi lain katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa rnenjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia.1

Gambar 4. Lensa mata keruh

Biasanya katarak mengenai kedua mata dan berjalan progresif atau pun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lajut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam penyakit dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan dengan proses penyakit intraokuler lainnya.1 Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, peningkatan proliferasi, dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa. Secara umum, edema lensa bervariasi sesuai stadium perkembangan katarak.4

Katarak dapat diklasifikasikan menurut umur penderita1:

1. Katarak Kongenital

Katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat. Sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita penyakit rubela, galaktosemia, homosisteinuri, toksoplasmosis, inklusi sitomegalik, dan histoplasmosis, penyakit lain yang menyertai katarak kongenital biasanya berupa penyakit-penyakt herediter seperti mikroftlmus, aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris heterokromia, lensa ektopik, displasia retina, dan megalo kornea.Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan pemakainan obat selama kehamilan. Kadang-kadang terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus, atau hepatosplenomegali pada ibu hamil. Bila katarak disertai uji reduksi pada urine yang positif, mungkin katarak ini terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak kongenital ditemukan pada bayi prematur dan gangguan sistem saraf seperti retardasi mental. Pada pupil bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau suatu leukokoria.Penanganan tergantung pada unilateral dan bilateral, ada tidaknya kelainan pada mata, dan saat terjadinya katarak. Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena bergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata terebut telah terjadi ambliopia. Bila terjadi nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal yang buruk pada katarak kongenital. Dikenal bentuk-bentuk katarak kongenital:

Katarak polar (piramidalis) anterior

Katarak polar (piramidalis) posterior

Katarak lamellar atau zonular

Katarak sentral

2. Katarak Juvenil

Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital. Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya. Tindakan bedah yang dilakukan adalah ekstraksi linear atau ekstraksi lensa ekstrakapsular (ECCE) dengan menanam lensa intraokular.

3. Katarak Senil

Katarak yang terjadi setelah usia 50 tahun akibat penuaan. Katarak senil biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun. Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.

Tidak ada terapi medis untuk katarak. Ekstraksi lensa diindikasikan apabila penurunan penglihatan menganggu aktivitas normal pasien. Apabila timbul glaukoma akibat pembengkakan lensa (intumensensi lensa), diindikasikan ekstraksi lensa secara bedah.4 Katarak senilis biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, dan pasien mungkin meninggal sebelum timbul indikasi pembedahan. Apabila diindikasikan pembedahan, maka ekstraksi lensa secara definitif memperbaiki ketajamana penglihatan pada lebih dari 90% kasus. Sisanya (10% kasus) mungkin mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasio retina, perdarahan korpus vitreous, infeksi atau pertumbuhan epitel ke bawah ke kamera anterior yang menghambat pemulihan visual. Katarak senilis secara klinis dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur dan hipermatur.Tabel 1. Perbedaan karakteristik katarak senil1InsipienImaturMaturHipermatur

KekeruhanRinganSebagianSeluruhMasif

Besar LensaNormalLebih besarNormalKecil

Cairan LensaNormalBertambahNormalBerkurang

IrisNormalTerdorongNormalTremulans

Bilik mata depanNormalDangkalNormalDalam

Sudut bilik mataNormalSempitNormalTerbuka

Shadow test(-)(+)(-)+/-

Visus(+)