pengaruh penempatan kerja, disiplin kerja dan pemanfaatan teknologi...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENEMPATAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA
PEGAWAI
(Studi Kasus pada pegawai Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Kementerian Perhubungan RI)
Oleh:
SONYA AGUSTIN
109081000161
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Sonya Agustin
2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 16 Agustus 1990
3. Alamat : Jl.H.Sailin 1 RT.001/07 N0.9 B
Kel. Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Jakarta
Selatan 12330
4. Telepon : 087887729019
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN 09 Pagi Bintaro Tahun 1996-2002
2. MTSN 3 Pondok Pinang Jakarta Tahun 2002-2005
3. SMKN 18 Jakarta Tahun 2005-2008
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2015
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Soginen
2. Ibu : Maimunah
3. Alamat : Jl.H.Sailin 1 RT.001RW.007 No.9B
Kel. Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Jakarta
Selatan 12330
IV. PENGALAMAN BEKERJA
2008 : Magang Di Departemen Kehutanan
: Magang Di DaimlerChrysler Distribution Indonesia
2012 : Magang Di Baitul Maal Wa Tamwil UMJ Jakarta
vii
INFLUENCE OF WORKING PLACEMENT, WORKING DICIPLINE, AND
UTILIZATION OF INFORMATION TECHNOLOGY ON PERFORMANCE
OF EMPLOYEES AT DIRECTORATE GENERAL OF RAILWAYS
MINISTRY OF TRANSPORTATION OF REPUBLIC INDONESIA
By:
Sonya Agustin
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of working placement,
working dicipline, and utilization of information technology on employee
performance both in partial and simultan. This study intended also to find out
which the most influence variable among working placement, working dicipline,
and utilization of information on employee performance.
This research was conducted at Directorate General of Railways Ministry
of Transportation of Republic Indonesia by taking 51 its employee as respondens.
By using multiple regression analysis this research found out that working
placement and utilization of information technology have significant influence
towards employee performance.
In partial, working discipline have not significant influence to employee
performance, while working placement and utilization of information technology
have influence to performance of employee at a significance level less than 0,05
or 50%.
Keyword: Working Placement, Working Dicipline, Utilization of Information
Technology and Performance.
viii
PENGARUH PENEMPATAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA
PEGAWAI
Oleh:
Sonya Agustin
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penempatan
kerja, disiplin kerja, dan pemanfaatan teknologi informasi secara parsial maupun
simultan terhadap kinerja pegawai. Selain itu juga untukmencari tahu variabel
mana yang paling berpengaruh diantara penempatan kerja, disiplin kerja, dan
pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja.
Penelitian ini diadakan di Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan RI. Populasi penelitian ini adalah pegawaiDirektorat Keselamatan
Perkeretaapian Kemenhub RI dengan mengambil sebanyak 51 responden. Dengan
menggunakan analisis berganda penelitian inimenunjukkan bahwa penempatan
kerja dan pemanfaatan teknologi informasi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai.
Secara parsial, disiplin kerja tidak memliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai, sedangkan penempatan kerja dan pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada tingkat
signifikansi kurang dari 0,05 atau 5%.
Kata kunci: Penempatan Kerja, Disiplin Kerja, Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Kinerja
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT
atas rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar
kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kehidupan bagi umat,
keluarga dan sahabatnya.
Penulis percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan izin
danketetapan Allah SWT. Namun penyusunan skripsi ini tidak lepas dari orang-
orang disekitar penulis yang begitu banyak memberi bantuan serta dukungan pada
penulis.
Untuk itulah, dengan selesainya penulisan Skripsi ini menuju gelar Sarjana
Ekonomi,izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Muniaty Aisyah., MM dan Ibu Titi Dewi Warninda, SE. Msi selaku
Ketua danSekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM, dan Ibu Sri Hidayati, S.Ag. M.Ed, selaku
dosen Pembimbing Skripsi I dan II yang dengan penuh perhatian dan
kesabaran dalam memberikan bimbingansehingga penelitian ini dapat
terselesaikan
4. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
5. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
6. Kedua orang tuaku, Bapak Soginen dan Ibu Maimunah, kakak dan adikku
Sonny dan Alvin serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya.
Maaf karena aku belum bisa lulus sesuai waktu yang kalian harapkan.
x
7. Seluruh teman-teman Manajemen SDM dan Manajemen D, terutama
sahabatku seperjuangan Yasmin, Dewi, Fajri dan Fitri, yang selalu
menemani penulis baik dalam suka dan duka. Serta Estu, Dimas, Yuda,
Bayu, serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
8. Seluruh sahabat ku Etika, Zule, Bibir, Hosoi, Gita, Cipa, yang selalu
meningatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum serta seluruh Pegawai Dirjen
Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI terutama Bapak Nur Cholis,
Bapak Wardoyo dan Bapak Nefri yang sudah bersedia menjadi
narasumber serta membantu penulis memberikan data yang dibutuhkan
dalam skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, namun semua ini
semata-mata karena keterbatasan penulis. Akhir kata, besar harapan penulis,
skripsi ini dapatbermanfaat menjadi bahan masukan dan menambah wawasan bagi
pembaca padaumumnya khususnya rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi
jurusan manajemenUniversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Juni 2015
Penulis,
Sonya Agustin
NIM. 109081000161
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI. ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
ABSTRAK. ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1
B. PerumusanMasalah.................................................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. .............................................. 11
1. Tujuan Penelitian............................................................... 11
2. Manfaat Penelitian............................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 13
A. Landasan Teori ........................................................................ 13
1. Penempatan Kerja ............................................................. 13
2. Disiplin Kerja. ................................................................... 15
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi. ................................... 17
4. Kinerja . ............................................................................. 20
B. Penelitian Terdahulu. .............................................................. 21
C. Kerangka Pemikiran. ............................................................... 25
D. Hipotesis Penelitian. ................................................................ 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ............................................... 29
A. Ruang Lingkup Penelitian. ...................................................... 29
xii
B. Metode Penentuan Sampel. ..................................................... 29
C. Metode Pengumpulan Data. .................................................... 30
1. Data Primer. ...................................................................... 30
2. Data Sekunder. .................................................................. 31
D. Metode Analisis Data. ............................................................ 30
1. Uji Kualitas Data .............................................................. 32
a. Uji Validitas. ............................................................. 32
b. Uji Reliabilitas. ......................................................... 32
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 33
a. Uji Normalitas ........................................................... 33
b. Uji Multikolinieritas .................................................. 34
c. Uji Heteroskedastisitas .............................................. 34
3. Pengujian Hipotesis. ......................................................... 35
a. Koefisien Determinasi (R2). ...................................... 36
b. Uji Parsial. ................................................................. 37
c. Uji Simultan. ............................................................. 37
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian...................................... 38
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. ............................................. 42
A. Gambaran Umum Objek Penelitan. ........................................ 42
1. Sejarah Organisasi. ............................................................ 42
2. Visi dan Misi Organisasi ................................................... 42
3. Fungsi Organisasi .............................................................. 43
4. Struktur Organisasi ............................................................ 44
B. Pembahasan Hasil Kuesioner. ................................................. 45
1. Analisis deskriptif ............................................................ 45
a. Kriteria Responden ...................................................... 45
C. Analisis Data. .......................................................................... 47
1. Uji Validitas dan Reliabilitas. ........................................... 47
a. Uji Validitas. ............................................................... 47
b. Uji Realibilitas............................................................. 49
2. Analisis Deskriptif. ............................................................ 50
xiii
a. Penempatan Kerja. ....................................................... 50
b. Disiplin Kerja. ............................................................. 51
c. Pemanfaatan Teknologi Informasi. ............................. 52
d. Kinerja . ....................................................................... 53
3. Uji Asumsi Klasik. ............................................................ 54
a. Uji Multikolinearitas ................................................... 54
b. Uji Normalitas. ............................................................ 55
b. Uji Heteroskedastisitas ................................................ 57
4. Analisis Regresi ................................................................. 60
a. Koefisien Determinasi ................................................. 60
b. Uji Parsial (Uji T) ........................................................ 61
c. Uji Simultan (Uji f) ..................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................... 67
A. Kesimpulan.............................................................................. 67
B. Implikasi .................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 22
3.1 Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 40
4.1 Data Responden Menurut Jenis Kelamin ............................................. 45
4.2 Data Responden Menurut Usia ............................................................ 46
4.3 Data responden berdasarkan lama bekerja ........................................... 46
4.4 Data responden berdasarkan pendidikan terakhir ................................ 47
4.5 Hasil Uji Validitas ................................................................................ 48
4.6 Hasil Uji Realibilitas ............................................................................ 49
4.7 Persepsi pegawai terhadap penempatan kerja ...................................... 50
4.8 Persepsi pegawai terhadap Disiplin Kerja ............................................ 51
4.9 Persepsi pegawai terhadap pemanfaatan teknologi informasi .............. 52
4.10 Persepsi pegawai terhadap kinerja ....................................................... 53
4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 55
4.12 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 57
4.13 Hasil Uji Glejser ................................................................................... 59
4.14 Hasil Koefisien Determinasi ................................................................ 60
4.15 Hasil Uji t ............................................................................................. 61
4.16 Hasil Uji F ............................................................................................ 66
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 26
4.1 Struktur Organisasi Direktorat Keselamatan ........................................ 44
4.2 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 56
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 58
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Kuesioner ............................................................................................. 74
3 Data Mentah Kuesioner ........................................................................ 78
4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 83
5 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... 86
6 Normality of Residual .......................................................................... 87
7 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ............................................................. 87
8 Scaterplot .............................................................................................. 88
9 Hasil Uji Glejser ................................................................................... 88
11 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 88
12 Hasil Uji t ............................................................................................. 88
13 Hasil Uji F ............................................................................................ 89
14 Surat Izin Riset ..................................................................................... 90
15 Surat Izin Penyebaran Kuesioner ......................................................... 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Transportasi merupakan kebutuhan masyarakat untuk melakukan berbagai
aktifitas sehari-hari. Di jaman sekarang ini begitu banyak moda transportasi yang
dapat digunakan oleh masyarakat, mulai transportasi darat, laut serta udara.
Walaupun semakin banyaknya alat transportasi yang dapat digunakan, masyarakat
tetap memilih alat transportasi yang nyaman dan juga cepat karena pekerja
dituntut untuk sampai di tempat kerja pada waktu yang tepat. Karena alasan inilah
banyak masyarakat yang masih setia menggunakan kereta api sebagai sarana
transportasi sehari-hari.
Kereta api merupakan alat transportasi yang telah ada di Indonesia sejak
zaman penjajahan Belanda. Perkeretaapian di Indonesia terus berkembang, mulai
dari panjang rel, pertumbuhan jumlah gerbong, pertumbuhan jumlah stasiun, serta
produksi angkutan penumpang dan barang. Dengan biaya yang relatif lebih murah
dan waktu yang lebih cepat untuk jarak menengah, kereta api juga masih menjadi
pilihan baik dari kalangan ekonomi rendah, menengah, sampai atas.Kereta api
memiliki waktu keberangkatan yang sudah terjadual sehingga para pengguna
kereta api tidak mengalami keterlambatan, apalagi bila melihat kondisi Jakarta
yang kini semakin banyak didominasi oleh berbagai kendaraan seperti sepeda
motor dan mobil pribadi menyebabkan kemacetan yang membuat masyarakat
lebih memilih kereta api dibandingkan dengan angkutan umum.
2
Ketepatan waktu yang ada pada kereta api membuat pengguna kereta api
daerah jawa dan sumatera setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah
penumpang. Data yang terdapat pada tabel menunjukkan total jumlah keseluruhan
peningkatan penumpang dari tahun 2012 ke 2013 sebesar 12.239 orang.
Tabel 1.1
Jumlah Penumpang Kereta Api 2012-2013
Bulan Jawa Sumatera Total
Jabotabek Non Jabotabek Jabotabek +
Non Jabotabek
2013
Januari 10 089 4 484 14 573 327 14 900
Februari 10 281 4 034 14 315 279 14 594
Maret 11 240 4 281 15 521 305 15 826
April 11 529 4 195 15 724 276 16 000
Mei 11 767 4 028 15 795 318 16 113
Juni 11 816 5 115 16 931 369 17 300
Juli 14 767 4 510 19 277 328 19 605
Agustus 14 316 4 710 19 026 392 19 418
September 15 066 4 326 19 392 299 19 691
Oktober 15 531 4 667 20 198 336 20 534
November 15 211 4 091 19 302 341 19 643
Desember 15 278 5 091 20 369 425 20 794
2012
Januari 9 779 6 022 15 801 482 16 283
Februari 9 840 5 286 15 126 364 15 490
Maret 11 285 5 416 16 701 389 17 090
April 11 271 5 105 16 376 370 16 746
Mei 11 872 5 529 17 401 370 17 771
Juni 12 034 5 653 17 687 375 18 062
Juli 12 391 5 565 17 956 353 18 309
3
Agustus 11 471 5 204 16 675 381 17 056
September 11 556 4 507 16 063 305 16 368
Oktober 11 501 5 327 16 828 299 17 127
November 10 650 4 786 15 436 337 15 773
Desember 10 438 5 307 15 745 359 16 104
Sumber : Badan Pusat Statistik, (2013)
Namun, disamping memiliki peran yang besar dalam pengangkutan massal
perkeretaapian di Indonesia masih memiliki banyak masalah. Masalah umum
yang sering terjadi dalam bidang perkeretaapian diantaranya menurut Pramono
Sadiq, Executive Daop 1 PT KA Jakarta, Gangguan tebanyak pada KRL
Jabodetabek yaitu sinyal (wesel). Dan track sircuit karena lighting protection ini
terjadi karena intensitas dan frekuensi petir yang sangat tinggi. Sinyal merupakan
permasalahan yang utama pada sistem perjalanan kereta, permasalahan seperti ini
sering membuat terhentinya pelayanan kereta api dan sangat jelas menyebabkan
gangguan yang merugikan penumpang.
Padahal menurut Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2007 kereta api
memiliki keunggulan khusus, salah satunya yaitu mempunyai faktor keamanan
yang tinggi. Namun, keunggulan ini tidak selamanya sesuai dengan kenyataan
yang ada, melihat masih tingginya tingkat kecelakaan kereta api. Data mengenai
jumlah korban kecelakaan kereta api yang terjadi di Indonesia selama 3 tahun
terakhir (2011-2013) berdasarkan data Menteri Perhubungan EE Mangindaan,
tahun 2011 terdapat 33 kecelakaan kereta dengan korban jiwa 112 orang. Tahun
2012 terdapat 31 kecelakan kereta dengan korban jiwa 49 orang. Dan selama
2013, kecelakaan kereta api ada 32 kali hingga pekan kedua Desember 2013. Dari
32 kecelakaan, satu-satunya kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa adalah di
perlintasan kereta Bintaro, Jakarta Selatan.
4
Dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan kereta api sangat banyak dan
cukup merugikan, baik mengakibatkan banyak korban jiwa maupun juga finansial.
Kecelakaan terakhir yang cukup besar terjadi di perlintasan kereta Pondok Betung
menyebabkan 7 orang meninggal dunia dan puluhan korban terluka. Selain itu,
terjadi kekacauan rute operasi, sebanyak 128 rute kereta api terdiri dari 84 rute
commuter line, 36 rute lokal, dan sisanya rute kereta api pengangkut batu bara
yang melintas di stasiun Serpong terhenti total. Kecelakaan kereta api tidak hanya
mengacaukan rute perjalanan tetapi juga membuat kerusakan pada sarana
perkeretaapian seperti rusaknya gerbong kereta serta rel perlintasan.
Banyak kemungkinan yang menjadi penyebab tingginya tingkat kecelakaan
kereta api, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan
bahwa 35% penyebab kecelakaan kereta api yang terjadi dalam 7 tahun terakhir
adalah sarana atau alat yang kurang memadai. Sementara, Kasubkom Investigasi
Kecelakaan Perkeretapian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
Eddy Sasongko menyatakan selain disebabkan sarana, 26% kecelakaan juga
disebabkan faktor prasarana atau fasilitas. Sedangkan kecelakaan yang disebabkan
sumber daya manusia (human error) sebanyak 24% dan kecelakaan akibat
operasional sebanyak 8,5%.
Sarana yang masih kurang memadai menjadi faktor utama penyebab
kecelakaan kereta api, penyebab 16 kecelakaan dalam kurun waktu 7 tahun karena
lantaran pengereman yang tidak bekerja dengan baik, kerusakan pada as dan roda
seperti as yang patah atau bearing macet. Pembebanan yang tidak merata,
kelebihan beban, dan kurangnya perawatan sarana hingga tidak menggunakan
suku cadang standar.
5
Sementara itu, Direktur Keselamatan Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian
Kemenhub, Hermanto Dwiatmoko mengemukakan berdasarkan analisis penyebab
kecelakaan KA yang diakibatkan human error diantaranya lantaran masinis yang
tidak melaksanakan standar prosedur operasi yang ditetapkan atau melanggar
kecepatan. Terjadinya pengaturan dinasan yang kurang baik sehingga
menimbulkan kelelahan fisik yakni dimana masinis mengantuk bahkan tertidur
saat mengemudi dan lain sebagainya.
Menurut Taufik Hidayat Direktur Indonesia Railway kinerja buruk yang
terjadi pada kereta api tidak semata karena kesalahan PT.KAI selaku operator,
namun kita juga harus mengkaji kinerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Kementerian Perhubungan RI selaku regulator. PT.KAI dan Ditjen Perkeretaapian
merupakan kesatuan yang mengurusi masalah perkeretaapian agar kereta api
mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Ditjen
Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI memiliki tugas pokok merumuskan
serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perkeretaapian
termasuk didalamnya melakukan pengujian dan sertifikasi mengenai layak atau
tidaknya sebuah kereta api.
Ia juga mengatakan bahwa kinerja Ditjen Perkeretaapian belum cukup baik,
Taufik Hidayat menilai pangkal masalah kereta Jabodetabek sebenarnya adalah
imbas kebijakan yang dilahirkan Ditjen Perkerataapian Kementerian
Perhubungan. Ditjen Perkerataapian merupakan regulator yang setiap tahun
memberikan pengujian dan sertifikasi layak atau tidaknya kereta api, tetapi
menjadi pertanyaan sertifikasi seperti apa yang diberikan oleh Ditjen
6
Perkeretaapian karena beberapa bulan setelah pemberian sertifikasi, kereta api
sudah tidak digunakan lagi.
Kinerja pegawai merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya
dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya (Veithzal Rivai, 2009:549).
Maka buruknya kinerja pegawai dapat menyebabkan buruknya kinerja organisasi.
Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan
organisasi, sebaik apapun sistem maupun teknologi yang digunakan bila sumber
daya manusia yang dimiliki tidak kompeten maka akan sulit untuk mencapai
tujuan organisasi. Kinerja seseorang sangat dominan dipengaruhi oleh
kemampuan dan motivasi. Penempatan pegawai yang sesuai dengan kemampuan
dapat membuat pegawai bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang
dapat memuaskan instansi, namun sebaliknya bila pegawai tidak ditempatkan
sesuai dengan kompetensi dan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai maka akan
dapat menimbulkan dampak kurang baik, baik untuk pegawai sendiri maupun
instansi.
Ketidaksesuaian penempatan pegawai dapat dilatar belakangi oleh banyak
faktor, penyebabnya bisa saja ketika melakukan kegiatan rekruitmen dan seleksi
tidak dilakukan secara baik sehingga pegawai yang didapatkan tidak sesuai
dengan kriteria organisasi. Bila melihat Renstra Ditjen Perkeretaapian Kemenhub
RI dimana yang menjadi permasalahan adalah analisis kebutuhan diklat teknis dan
diklat fungsional belum dilakukan secara teratur dan sistematis serta belum
dilakukan evaluasi jabatan dan assessment pegawai secara teratur dan
7
berkelanjutan, Permasalahan ini yang dapat menjadi salah satu penyebab dimana
pada akhirnya penempatan yang dilakukan oleh organisasi menjadi tidak sesuai
dengan kompetensi dan kemampuan pegawai.
Penempatan kerja yang tidak sesuai tersebut tidak hanya mempengaruhi
prestasi kerja serta kinerja karyawan, tetapi juga dapat mempengaruhi tingkat
kedisiplinan pegawai, seperti melarnya batas waktu penyerahan tugas yang
diberikan karena kesulitan mengerjakan tugas yang kurang sesuai dengan
kemampuan mereka, hingga meningkatnya tingkat keterlambatan karena
hilangnya semangat dalam bekerja hingga pelanggaran peraturan yang telah
ditetapkan oleh instansi
Kedisiplinan merupakan salah satu bagian dari penciptaan pegawai yang
professional dan bahkan bukan hanya itu saja karena pegawai negeri harus
menjadi teladan bagi masyarakat, maka organisasi harus membudayakan disiplin
yang tinggi di tempat kerja masing-masing. Dengan demikian setiap instansi perlu
meningkatkan rasa disiplin yang tinggi kepada pegawai serta memperketat
peraturan yang telah dibuat. Selain itu, persoalan kereta api harus ditangani secara
serius agar kecelakaan kereta api tidak terus terjadi serta kepuasan masyarakat
dapat tercipta. Karena itu kedisiplinan sangat dituntut tidak hanya pada PT.KAI
sebagai operator tetapi juga Ditjen Perkeretaapian selaku regulator.
Penempatan yang tidak sesuai juga dapat mempengaruhi kelancaran
organisasi dalam memanfaatkan teknologi informasi. Ketika organisasi memiliki
teknologi yang canggih namun digunakan oleh pegawai yang tidak mampu atau
bukan merupakan bidangnya maka teknologi tersebut tidak berguna secara
maksimal. Memang, pemanfataan teknologi informasi tidak selalu dapat berjalan
8
lancar tetapi juga memiliki berbagai kendala yang secara umum yaitu kendala
infrastruktur dan sumber daya manusia. Sebagai contoh penyelenggaran E-
Government yang dilakukan pada instansi pemerintah sebagai upaya
memanfaatkan teknologi informasi. E-Government merupakan sistem TI yang
dikembangkan oleh Pemerintah dalam memberikan pilihan kepada masyarakat,
untuk bisa mendapatkan kemudahan akses informasi dan layanan pemerintah.
Selain itu, E-Government, merupakan bentuk pemanfaatan TI untuk mendukung
aktivitas Pemerintah Daerah yang meliputi aktivitas internal maupun di
lingkungan Pemerintah Daerah serta aktivitas pelayanan publik.
Pemanfaatan teknologi informasi dengan mendayagunakan E-Government
ini pun masih memiliki berbagai kendala. Menurut Rahardjo (2001), ada beberapa
hambatan dalam implementasi e-Government di Indonesia antara lain : Budaya
berbagi (sharing) informasi dan mempermudah urusan belum membudaya di
Indonesia, kultur mendokumentasi belum lazim. Salah satu kesulitan besar yang
dihadapi adalah kurangnya kebiasaan mendokumentasikan apa saja, infrastruktur
yang belum memadai dan mahal, tempat akses yang terbatas, dan yang terakhir
adalah langkanya SDM yang handal.
Langkanya SDM yang handal ini berarti tidak adanya sumber daya manusia
yang berkompeten untuk mengelolanya, karena biasanya instansi akan
menyerahkan pengelolaan ke satu orang yang dinilai mampu untuk menangani,
namun ketika ada rotasi jabatan dan pegawai tersebut pindah posisi maka otomatis
tidak ada yang menangani pekerjaan tersebut. Pegawai pengganti yang
ditempatkan biasanya tidak bisa menguasai semua permasalahan yang ada,
9
biasanya pegawai tersebut hanya akan mengatasi permasalahan-permasalahan
yang biasa dilakukan operator. (Anhar Wahyu, 2013)
Teknologi komunikasi dan informasi yang dirancang untuk menciptakan
kolaborasi penuh antar aparatur yang sifatnya canggih ini tidak ada gunanya jika
tidak ada yang dapat memanfaatkannya atau pemanfaatannya hanya parsial akibat
terbatasnya kesiapan SDM. Ketidakmampuan tersebut dapat menghambat
pekerjaan pegawai yang secara terus menerus dapat memberikan dampak negatif
terhadap kinerja dari para pegawai.
Permasalahan yang penulis angkat yang terdapat di dalam Direktorat
Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI berdasarkan wawancara
dengan narasumber adalah penempatan kerja pegawai belum sesuai antara kriteria
yang dibutuhkan dengan yang dimiliki oleh pegawai. Meskipun sudah diuraikan
persyaratan yang untuk pengisian posisi tertentu namun belum didapatkannya
pegawai yang sesuai dengan kriteria tersebut. Hal ini terjadi karena berbagai
faktor, dari calon pegawai yang tidak mendaftar sesuai antara kriteria yang
dimiliki dengan posisi yang diminati. Selain itu pola karier Pegawai Negeri Sipil
belum tersusun secara komprehensif dimana pola karier merupakan arah
pembinaan PNS yang menggambarkan karier yang menunjukan keterkaitan dan
keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan, kompetensi,
serta masa jabatan seseorang PNS sejak pengangkatan pertama dalam jabatan
tertentu sampai dengan pensiun. Faktor lain yaitu belum adanya penilaian kinerja
pegawai secara berkala yang akan mempengaruhi penempatan pegawai yang
dilakukan secara internal melalui promosi, demosi, mutasi, maupun rotasi.
10
Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar Abubakar Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang mengatakan bahwa sekitar 95
persen dari total 4,7 juta pegawai negeri sipil di Indonesia tidak memiliki
kompetensi di bidangnya. Menurutnya, banyaknya PNS yang tidak memiliki
kompetensi dan kapasitas tersebut disebabkan jumlah lapangan kerja dan angkatan
kerja tidak seimbang.
Kemudian, belum adanya penilaian kerja pegawai pada instansi ini
mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai. para pegawai cenderung kurang
bersemangat dalam bekerja karena tidak adanya kejelasan mengenai reward atau
penghargaan yang diterima untuk setiap prestasi yang telah dihasilkan maupun
punishment atau peringatan untuk setiap pelanggaran yang telah dilakukan
olehsetiap pegawai. Hal ini mempengaruhi baik kedisiplinan dalam kehadiran
maupun waktu penyelesaian tugas yang telah dibebankan oleh pimpinan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan memiliki
website pelayanan informasi melalui web Ditjen Perkeretaapian yang memberikan
informasi mengenai kebijakan dan regulasi, statistik Perkeretaapian, profil
organisasi, berita/liputan, sistem informasi pendukung (CCTV,Tanggap Darurat
Kecelakaan KA, Sarana KA). Website tersebut memiliki banyak pemasalahan
yaitu keterbatasan dana, terbatasnya SDM Pengelola, belum adanya mekanisme
untuk menampung aspirasi masyarakat melalui web atau account resmi Ditjen
Perkeretaapian di media sosial, Belum adanya tata-kelola dan mekanisme
updating yang baku, serta dukungan infrastruktur.
Berdasarkan hasil uraian latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian ilmiah dengan judul “PENGARUH PENEMPATAN
11
KERJA, DISIPLIN KERJA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI” (Studi kasus pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan RI).
1.2 Rumusan Masalah
Dari hasil latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh kesesuaian penempatan kerja terhadap kinerja
pegawai Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI
2. Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Direktorat
Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI.
3. Apakah terdapat pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap
kinerja pegawai Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan RI.
4. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh dari penempatan kerja, disiplin kerja, dan
pemanfaatan teknologi informasi secara parsial terhadap kinerja pegawai
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI.
2. Mengetahui pengaruh dari penempatan kerja, disiplin kerja dan pemanfaatan
teknologi secara simultan terhadap kinerja pegawai Direktorat Jenderal
Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI.
12
3. Mengetahui faktor mana yang paling memberikan pengaruh terhadap kinerja
pegawai Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yg dilakukan, penulis harapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Instansi
Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan saran, pemikiran
dan informasi yang bermanfaat yang berkaitan perencanaan strategi dalam
meningkatkan kinerja pegawai.
2. Bagi masyarakat khususnya pihak pembaca
Dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai bagaimana
kesesuaian penempatan kerja, kedisiplinan pegawai, dan pemanfaatan
teknologi informasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam suatu
instansi.
3. Bagi penulis
Memperdalam pengetahuan penulis tentang manajemen sumber daya
manusia khususnya mengenai pengaruh kesesuaian penempatan kerja,
kedisiplinan pegawai serta pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja
pegawai.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Penempatan Kerja
Keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan/instansi utamanya
ditentukan oleh kinerja dari karyawan/pegawai. Karenanya
perusahaan/instansi berusaha mendapatkan pegawai yang baik sesuai dengan
kriteria yang diinginkan oleh perusahaan/instansi dan menempatkannya
sesuai dengan kriteria yang dimiliki.
Penempatan pegawai dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat
membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut
Rivai penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang
karyawan kepada pekerjaan barunya (Veithzal Rivai, 2011:198). Sementara
itu Mathis & Jackson mengatakanPenempatan adalah menempatkan posisi
seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat. Seberapa baik seorang karyawan
cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah dan kualitas
pekerjaan. (Mathis & Jackson 2009:75).
Penempatan (placement) berkaitan dengan penyesuaian kemampuan
dan bakat seseorang dengan pekerjaan yang akan dikerjakan. Seseorang
diberikan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dimiliki sesuai dengan persyaratan pekerjaan (Wilson
Bangun 2012:159)
14
Sementara itu Siswanto (2003:162) mendefinisikan penempatan tenaga
kerja sebagai suatu proses pemberian tugas kepada tenaga kerja yang lulus
seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta
mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang, serta
tanggung jawabnya.
Penempatan pegawai menurut Schuler dan Jackson (1997:276) harus
memenuhi beberapa kriteria antara lain adalah: Pertama, pengetahuan;
Pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui pendidikan formal, informal,
membaca buku, dan lain-lain. Pengetahuan yang dimiliki karyawan
diharapkan dapat membantu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
pekerjaannya.Kedua, keterampilan; Keterampilan berasal dari kata trampil
yang artinya cakap, mampu, dan cekatan dalam menyelesaikan tugas
pekerjaan. Karyawan yang mengusasi ketrampilan tertentu dalam bekerja
diharapkan tidak perlu pengawasan karena hambatan dalam menyelesaikan
pekerjaan dapat teratasi.Ketiga, kemampuan; kemampuan merupakan suatu
kompetensi yang diperlihatkan dalam kinerja melalui perilaku yang dapat
diamati atau seluruh perilaku mengarah pada suatu hasil yang diamati.
Kemampuan menunjukkan kesanggupan, kecakapan seseorang untuk
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.Keempat,
sikap; sikap merupakan kesiapan mental, yang dipelajari dan diorganisasi
melalui pengalaman danmempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap
seseorang terhadap orang lain, obyeknya/pekerjaan dan situasi yang
berhubungan dengannya.
15
Dengan demikian, penempatan kerja adalah menempatkan seorang
pekerja pada posisi atau pekerjaan yang tepat sesuai dengan kriteria yang
dimiliki. Penempatan yang tepat dapat mempengaruhi kuantitas serta kualitas
pekerjaan seseorang.
2. Disiplin Kerja
Disiplin merupakan kunci keberhasilan tujuan organisasi.
Perusahaan/instansi yang menerapkan kedisiplinan serta memiliki karyawan
yang berdisiplin tinggi akan mudah bagi organisasi untuk mencapai tujuan
yang optimal.
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku (Veithzal Rivai, 2009:825).
Ambar Teguh (2009:290) menjelaskan disiplin adalah prosedur yang
mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau
prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan
pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di
dalam sebuah organisasi.
Disiplin sebagai proses latihan pengendalian diri untuk bekerja efektif,
efisien, dan produktif. Tujuan disiplin adalah latihan pengendalian diri untuk
meningkatkan prestasi kerja sehingga tercapai tujuan organisasi (Darsono,
2011:128).
16
Menurut Hasibuan (2012:193) kedisiplinan merupakan fungsi operatif
MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Banyak indikator yang
mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Menurut Hasibuan (2012:194)
indikator-indikator tersebut adalah Pertama, tujuan dan kemampuan; tujuan
(pekerjaan) yang dibebankan harus sesuai dengan kemampuan karyawan
bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam
mengerjakannya. Kedua, teladan pimpinan; teladan pimpinan sangat berperan
dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan
dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang
baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatannya.
Ketiga, balas jasa; balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan
karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan
semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik
pula. Keempat, keadilan; keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam
pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang
terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Dengan keadilan yang baik
akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Kelima, Waskat; waskat
(pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan efektif untuk
mencegah/mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara
kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan
bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan
sistem internal control yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat.
17
Keenam, sanksi hukuman; sanksi hukuman berperan penting dalam
memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin
berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan
perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
Ketujuh, ketegasan; ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan
mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan
tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai
dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Kedelapan, hubungan
kemanusiaan; hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama
karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan.
Hubungan-hubungan baik bersifat vertical maupun horizontal yang terdiri
dari direct single relationship, direct group relationship, dan cross
relationship hendaknya harmonis.
Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah alat utuk meningkatkan
kesadaran dan kesediaan karyawan dalam mentaati semua peraturan dan
norma didalam perusahaan, serta bersungguh-sungguh meningkatkan prestasi
kerja agar tujuan organisasi dapat tercapai.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Menurut Wardiningsih (2009:69) teknologi informasi didefinisikan
sebagai teknologi yang digunakan untuk memperoleh, manipulasi,
menyajikan dan memanfaatkan data. Perkembangan teknologi informasi
dapat menunjang pembuatan-pembuatan keputusan di dalam organisasi-
18
organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam
organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat, dan efisien.
Menurut Information Technlogy Association of America (ITAA) dalam
Sutarman (2009:13), teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan,
pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi
berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat lunak
komputer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses,
mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman.
Menurut Irwansyah (2003:12) teknologi informasi merujuk pada sistem
komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan data serta
dukungan layanan yang disediakan untuk membantu para pemakai dalam
menyelesaikan tugasnya.
Jin Tjhai Fung (2003) mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi
informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem
informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam menggunakan
teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Pengukurannya berdasarkan
intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau
perangkat lunak yang digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat
dan didukung oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan maupun kinerja individu yang
bersangkutan.
Sementara itu Triandis, (1980:126) dalam Diana Rahmawati (2008:110)
mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi
informasi adalah Pertama, faktor sosial; Faktor sosial diartikan sebagai
19
tingkat di mana seorang individu menganggap bahwa orang lain meyakinkan
dirinya bahwa dia harus menggunakan teknologi informasi. Faktor sosial
ditunjukkan dari besarnya dukungan rekan kerja, atasan, dan organisasi.
Kedua, perasaan individu (Affect); perasaan individu dapat diartikan
bagaimana perasaan individu, apakah menyenangkan atau tidak
menyenangkan dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknologi
informasi. Ketiga, kesesuaian tugas; kesesuaian tugas dengan teknologi
informasi secara lebih spesifik menunjukkan hubungan pemanfaatan
teknologi informasi dengan kebutuhan tugas. Tugas diartikan sebagai segala
tindakan yang dilakukan oleh individu-individu dalam memproses input
menjadi output. Karakteristik tugas mencerminkan sifat dan jenis tugas yang
memerlukan bantuan teknologi.
Keempat, konsekuensi jangka panjang; konsekuensi jangka panjang
diukur dari output yang dihasilkan apakah mempunyai keuntungan pada masa
yang akan datang, seperti peningkatan karier dan peningkatan kesempatan
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih penting. Kelima, kondisi yang
memfasilitasi; menurut Triandis (1980) dalam Bangun Kinarwanto (2012)
kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi meliputi faktor
objektif yang ada di lingkungan kerja yang memudahkan pemakai dalam
melakukan suatu pekerjaan. Keenam, kompleksitas; kompleksitas
didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang dipersepsikan sesuatu yang relatif
sulit untuk dimengerti dan digunakan (Thompson et al, (1991:126) dalam
Diana Rahmawati (2008:111)).
20
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi
informasi adalah sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras dan
perangkat lunak dan data serta layanan yang diharapkan bermanfaat untuk
membantu pemakai dalam menyelesaikan tugas secara cepat, akurat dan
efisien.
4. Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
(Robert L Mathis – Jhon H. Jackson, 2009:113).
Rivai menjelaskan bahwa kinerja merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh
karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk
mencapai tujuannya (Veithzal Rivai, 2009:549).
Menurut Wirawan (2009:5) kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu
pekerjaan, baik bersifat fisik maupun material maupun non material pekerja
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana terdapat di deskripsi
pekerjaan atau jabatan, perlu dinilai hasilnya setelah tenggang waktu tertentu.
Wirawan mengungkapkan secara umum dimensi kinerja
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat
pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan. Pertama, hasil kerja; hasil kerja
21
adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat dihitung dan
diukur kuantitas dan kualitas. Indikator yang digunakan adalah kuantitas
kerja, kualitas kerja dan ketepatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kedua,
perilaku kerja; ketika berada ditempat kerjanya seorang karyawan
mempunyai dua perilaku, yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja. Perilaku
pribadi adalah perilaku yang tidak ada hubungannya denga pekerjaan.
Perilaku kerja adalah perilaku karyawan yang ada hubungannya dengan
pekerjaan. Indikator yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah
ketelitian, memanfaatkan waktu dan kerjasama.
Ketiga, dimensi lain kinerja adalah Sifat pribadi yang ada hubungannya
dengan pekerjaan yaitu sifat pribadi karyawan yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan,
diperlukan sifat pribadi tertentu. Sifat pribadi yang dinilai dalam evaluasi
kinerja hanya sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaannya.
Indikator yang digunakan adalah semangat kerja, pengetahuan, dan kejujuran
(Wirawan 2009:55)
Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil pelaksanaan pekerjaan
oleh karyawan yang diberikan sesuai dengan deskripsi pekerjaan dan jabatan
yang dimiliki dalam rangka upaya pencapaian tujuan perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Hasil dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan
penelitian ini yaitu :
22
Tabel 2.1
Penelitian-penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Atkhan, et
al
(2010)
Pengaruh Penempatan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Dinas Perkebunan
Provinsi Kalimantan Timur
Penelitian
sama-sama
menggunakan
variable
penempatan
sebagai
variabel
independen
dan variabel
kinerja
sebagai
variabel
dependen
Menggunakan
analisis linier
berganda
Peneliti
terdahulu
meneliti
dinas
perkebunan
daerah
Kalimantan
Timur
sedangkan
peneliti
meneliti
pegawai
Ditjen
Perkeretaap
ian
Kementeria
n
perhubunga
n RI.
Terdapat
pengaruh/hubungan
yang positif antara
penempatan pegawai
yang tepat terhadap
kinerja pegawai.
Penempatan
merupakan salah
satu faktor yang
sangat berpengaruh
terhadap pegawai
yang dibuktikan
dengan hasil
penelitian
menunjukkan
persentase 81,22%
dan 18,78%
dipengaruhi oleh
faktor lain.
2. Eduard L
Pesiwarissa
(2008)
Pengaruh Kesesuaian
Penempatan Kerja terhadap
Prestasi Kerja Pegawai
(Studi pada Pegawai
KantorBAPPEDAKabupaten
Nabire,Papua)
Menggunakan
analisis linier
berganda
Menggunakan
penempatan
sebagai
variabel
independen.
Peneliti
terdahulu
menggunak
an variabel
Y berupa
prestasi
kerja
sedangkan
peneliti
menggunak
an kinerja
Variabel kesesuaian
pengetahuan (X1),
keterampilan (X2)
dan sikap (X3)
secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja karyawan.
Sementara variabel
kesesuaian
pengetahuan
memiliki pengaruh
dominan terhadap
kinerja karyawan.
3. Zesbendri
dan
Ariyanti
(2009)
Pengaruh Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Kantor Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bogor
Menggunakan
analisis linier
berganda
Menggunakan
disiplin kerja
sebagai
variabel
independen
dan kinerja
Peneliti
terdahulu
menggunak
an seluruh
pegawai
sebagai
obyek
penelitian.
Peneliti
Terdapat hubungan
positif sangat kuat
antara disiplin kerja
dengan kinerja pada
Kantor BPS Kab.
Bogor.
Terdapat pengaruh
disiplin kerja dengan
kinerja, dimana 68,2
23
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
sebagai
variabel
dependen
terdahulu
meneliti
kantor BPS
bogor
sementara
peneliti
meneliti
Kementeria
n
Perhubung
an RI.
% kinerja
dipengaruhi oleh
disiplin kerja
sedangkan sisanya
31,8 % dipengaruhi
oleh faktor lain.
4. Amran
(2009)
Pengaruh Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai
Kantor Departemen Sosial
Kabupaten Gorontalo
Sama-sama
menggunakan
disiplin kerja
sebagai
variabel
independen
dan kinerja
sebagai
variabel
dependen.
Peneliti
terdahulu
menggunak
an metode
analisis
Path
Peneliti
meneliti
menggunak
an analisis
regresi
berganda.
Variabel disiplin
kerja berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja, dimana
disiplin kerja
memiliki pengaruh
70,19 % terhadap
kinerja sedangkan
17,81% dipengaruhi
oleh variabel lain.
5. Lindawati
dan Irma
Salamah
(2012)
Pemanfaatan Sistem
Informasi dan Teknologi
Informasi Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Individual
Karyawan Pada 9 BPR di
Palembang.
Sama-sama
meneliti
tentang
pemanfaatan
teknologi
informasi dan
kinerja.
Menggunakan
Analisis
Regresi
(SPSS)
Peneliti
terdahulu
melakukan
penelitian
pada 9 BPR
di
Palembang
sedangkan
peneliti
meneliti
hanya di
satu tempat
yaitu
Kementeria
n
Perhubunga
n RI.
Peneliti
terdahulu
juga
menggunak
an
Moderated
Variabel kesesuaian
tugas-
teknologimempunyai
hubungan negatif
dan berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja
individual,persepsi
kemanfaatan dan
kecemasan
berkomputer
mempunyai
hubungan positif dan
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja individual
karyawan.
Sedangkan, variabel
kompleksitas dan
kondisi yang
memfasilitasi tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
24
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Regression
Analysis
(MRA)
untuk
menganalisi
s variabel
moderating
dalam
penelitian.
kinerjaindividual
karyawan. Hasil
penelitian juga
menunjukkan bahwa
keahlian sebagai
variabel moderating
secara signifikan
mempengaruhi
hubungan antara
kecemasan
berkomputerdengan
kinerja individual
karyawan.
6. Azwir
Nasir dan
Ranti
Oktari
(2010)
Pengaruh
PemanfaatanTeknologi
Informasi dan Pengendalian
Intern TerhadapKinerja
Instansi Pemerintah
( Studi Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah
Kabupaten Kampar
Sama-sama
meneliti
tentang
pemanfaatan
teknologi
informasi.
Menggunakan
analisis linier
berganda
Peneliti
terdahulu
meneliti
kinerja
pada 55
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
Kabupaten
Kampar
Peneliti
meneliti
kinerja
pegawai
Dirjen
Perkeretaap
ian
Kemenhu
RI.
Pemanfaatan
Teknologi Informasi
tidak berpengaruh
terhadap Kinerja
Instansi Pemerintah
dengan nilai
koefisien regresi
sebesar 0,063
dengan signifikansi
0,177(alpha 0,05)
7. Astuti
Handaiyani
Siregar dan
I Ketut
Suryanawa
(2008)
Pemanfaatan Teknologi
Informasi Dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Individual
Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar
Barat
Sama-sama
meneliti
tentang
pemanfaatan
teknologi
informasi
sebagai
variabel
independen
dan kinerja
sebagai
variabel
dependen.
Peneliti
terdahulu
menggunak
an
menggunak
an regresi
linier
sederhana
Pemanfaatan
teknologi informasi
secara positif dan
signifikan
berpengaruh
terhadap kinerja
individu.
25
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Menggunakan
analisis linier
berganda
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam
model penelitian mengenai pengaruh penempatan kerja, disiplin kerja,
pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja.
26
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Penempatan Kerja, Disiplin Kerja, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Kinerja Pegawai
Pegawai Ditjen Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan RI
Variabel Dependen
Variabel Independen
Penempatan Kerja
(X1)
Disiplin Kerja
(X2)
Pemanfaatan Teknologi Informasi
(X3)
Kinerja
(Y)
Uji Kualitas Data
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
Adj R² Uji t Uji F
Kesimpulan dan Implikasi
27
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Ho₁ = Penempatan kerja tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap kinerja pegawai.
H₁ = Penempatan kerja berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap kinerja pegawai.
2. Ho₂ = Disiplin kerjatidak berpengaruh signifikans ecara parsial
terhadap kinerja pegawai.
H₂ = Disiplin kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
kinerja pegawai.
3. Ho₃ = Pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap kinerja pegawai.
H₃ = Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap kinerja karyawan.
4. Ho4 = Penempatan kerja, Disiplin kerja, dan Pemanfaatan teknologi
informasi tidak berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap kinerja pegawai.
H4 = Penempatan kerja, Disiplin kerja, dan Pemanfaatan teknologi
informasi, berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
kinerja pegawai.
6. Ho5 = Masing-masing variabel ( Penempatan kerja, Disiplin kerja, dan
Pemanfaatan teknologi informasi) diduga tidak memiliki
pengaruh kontribusi berbeda dalam tingkatannya terhadap
kinerja pegawai.
28
H5 = Masing-masing variabel ( Penempatan kerja, Disiplin kerja, dan
Pemanfaatan teknologi informasi) diduga memiliki pengaruh
kontribusi berbeda dalam tingkatannya terhadap kinerja
pegawai.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen,
yaitu kesesuaian penempatan kerja, disiplin kerja dan pemanfaatan teknologi
informasi terhadap variabel dependen, yaitu kinerja pegawai. Populasi dalam
penelitian ini adalah pegawai Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,
Yaitu Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI.
B. Metode Penentuan Sampel
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan RI memiliki unit kerja yang terdiri dari Setditjen, Dit. LLAK,
Dit. Prasarana, Dit. Sarana, dan Dit. Keselamatan. Populasi dalam penelitian
ini adalah pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian.
Penelitian ini menggunakan non probability sampling, dijelaskan dalam
Siregar (2013 : 60) dimana setiap unsur yang terdapat dalam populasi tidak
memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel,
bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Teknik
non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling,
dijelaskan dijelaskan dalam Budiasih (2012:26) sebagai teknik sampling yang
digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan
tertentu didalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan
tertentu. Kriteria sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pegawai
yang sudah menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil). Dengan menggunakan
30
metode purposive sampling maka jumlah pegawai yang menjadi responden
dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 responden.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperolehdata pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua
cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli. Data primer dikumpulkan langsung
oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indiantoro dan
Supomo, 2002:146). Dalam penelitian ini data diperoleh secara
langsung dengan:
a. Angket (Questionnaire)
Angket (Questionnaire) adalah daftar pertanyaan tertulis
yang telah dirumuskan sebelumnya untuk dijawab oleh responden
terpilih, dan merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang
efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan
dan bagaimana mengukur variabel penelitian (Suharso, 2009:89).
Dalam Ghozali (2011:47), skala yang sering dipakai dalam
penyusunan kuesioner adalah skala ordinal atau sering disebut
skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi
jawaban dengan pilihan sebagai berikut:
31
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Ragu-ragu atau Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
Peneliti memperoleh data dengan memberikan kuesioner
secara langsung kepada pegawai bagian Direktorat Keselamatan
Perkeretaapian. Data diperoleh dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi dari pegawai bagian Direktorat
Keselamatan Perkeretaapian di Kementerian Perhubungan RI
sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam
penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang
diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada
pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian di Kementerian
Perhubungan RI sebagai responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo,
2002:147). Data sekunder dalam penelitian ini meliputi buku, jurnal,
skripsi, tesis, internet, serta perangkat lain yang berkaitan dengan judul
32
penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji kualitas data
(uji validitas dan reliabilitas), uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data, peneliti melakukan uji
validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52-53).
Menurut Duwi Priyatno (2010:90) dalam penentuan layak atau
tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji
signifikansi koefisien korelasi pada batasan minimal korelasi
0,30, artinya suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar
dari 0,30.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2011:47).
Penelitian reliabel ini menggunakan pengukuran dengan cara One
33
Shot atau pengukuran sekali saja seperti yang dikemukakan Imam
Ghozali yaitu pengukurannya hanya dilakukan sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
antar jawaban pertanyaan. Mengukur reabilitas dilakukan dengan uji
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnally, 1994).
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil (Ghozali, 2011:161).
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisa
grafik. Untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat
grafik histogram yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan
34
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali,
2011:161).
Selain itu, uji statistik lain yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas residual yaitu dengan uji statistic non-
parametik kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai signifikansinya
diatas 5 % atau 0.05, data dari variabel bersangkutan berdistribusi
normal (Husein Umar, 2008).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011:105).
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas
adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10
(Ghozali, 2011:106).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisidas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
35
Homoskedastisidas atau tidak terjadi Heteroskedastisidas
(Ghozali, 2011:139).
Mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisidas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisidas. Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisidas (Ghozali, 2011:139).
Selain itu uji heteroskedastisidas dapat diuji kembali dengan
Uji Glejser, uji ini digunakan untuk memberikan angka yang lebih
detail untuk menguatkan apakah data yang akan diolah
mengalami Heteroskedastisitas atau tidak. Jika variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisidas. Data
tidak mengandung heteroskedastisidas jika signifikansinya kurang
dari atau sama dengan 0.05 (Ghozali, 2011:143).
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis regresi
berganda pada dasarnya merupakan eksistensi dari metode regresi
dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu
36
persamaan linier (Indiantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel
independen terdiri dari penempatan kerja, disiplin kerja, dan
pemanfaatan teknologi informasi. Sedangkan variabel dependennya
adalah kinerja.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana :
Y = Kinerja
a = Konstanta
b₁ b₂ b₃ = Koefisien regresi
X₁ = Penempatan Kerja
X₂ = Disiplin Kerja
X₃ = Pemanfaatan Teknologi Informasi
e = error
Pengujian selanjutnya dalam menganalisis hasil regresi adalah uji
determinasi, uji statitik F, dan uji statistik t.
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah angtara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + e
37
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011:97).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Membandingkan
nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai
statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
t tabel, maka didapatkan hipotesis alternatif yang menyatakan
bahwa suatu variabel indepeden secara individual mempengaruhi
variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
Penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two
tail test yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan H0
yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian
dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada
hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis
alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukkan satu arah,
sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan
Purwanto, 2009:88-89).
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2011:98) Uji statistik F pada dasarnya
38
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen/terikat.
Bila nilai lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada
derajat kepercayaan 0.05. Dengan kata lain hipotesis alternatif
yang diterima menyatakan bahwa semua variabel independen
secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Bila F hitung lebih besar daripada F tabel, maka H0 ditolak dan
menerima Ha (Ghozali, 2011:98).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel akan menguraikan definisi dari masing-
masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara
pengukurannya.
1. Penempatan Kerja
Penempatan (placement) berkaitan dengan penyesuaian
kemampuan dan bakat seseorang dengan pekerjaan yang akan
dikerjakan. Seseorang diberikan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan persyaratan
pekerjaan (Wilson Bangun 2012:159). Variabel penempatan diukur
dengan menggunakan dimensi yang berasal dari Schuler dan Jackson
(1997:276).Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala likert 5
poin dari sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju
(S) sampai sangat setuju (SS).
39
2. Disiplin Kerja
Disipin sebagai proses latihan pengendalian diri untuk bekerja
efektif, efisien, dan produktif. Tujuan disiplin adalah latihan
pengendalian diri untuk meningkatkan prestasi kerja sehingga tercapai
tujuan organisasi (Darsono, 2011:128). Variabel disiplin diukur dengan
menggunakan dimensi yang berasal dari Hasibuan (2011:194). Variabel
ini akan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat
tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) sampai
sangat setuju (SS).
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang
diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan
tugasnya, pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi
pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan.
(Jin Tjhai Fung, 2003 dalam ayu wulandari hananingrum 2009:26).
Variabel penempatan diukur dengan menggunakan dimensi yang
berasal dari Triadis (1980) dalam Diana Rahmawati (2008:110).
Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari
sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S)
sampai sangat setuju (SS).
4. Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
40
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika (Mathis&Jackson, 2009:113).
Variabel kinerja diukur dengan menggunakan dimensi yang berasal dari
wirawan (2009:54). Variabel ini akan diukur dengan menggunakan
skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS),
netral (N), setuju (S) sampai sangat setuju (SS).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Penelitian Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan Skala
Penempatan
(Schuler & Jackson,
1997)
1. Kesesuaian
pengetahuan Pengetahuan membantu
penyelesaian pekerjaan 1
Likert
2. Kesesuaian
keterampilan
Menempatkan pekerja
berdasarkan
keterampilan
2
3. Kesesuaian
kemampuan Menempatkan pekerja
sesuai kemampuan 3
4. Kesesuaian sikap
Keterlibatan pekerja
pada pekerjaan 4
Disiplin
(Hasibuan, 2012) 1. Tujuan dan
Kemampuan Beban kerja sesuai
kemampuan 5
Likert
2. Teladan
Pimpinan Contoh perilaku
pimpinan 6
3. Balas Jasa
Balas jasa yang
diberikan perusahaan 7
4. Keadilan
Sikap adil kepada
setiap pegawai 8
5. Waskat
Melakukan
pengawasan berkala 9
6. Sanksi dan
Hukuman Memberikan sanksi
atau hukuman 10
7. Ketegasan
Ketegasan pemimpin
dalam bertindak 11
8. Hubungan
Kemanusiaan Hubungan harmonis
dalam lingkungan kerja 12
41
Pemanfaatan
Teknologi Informasi
(Triadis (1980)
dalam Diana
Rahmawati (2008))
1. Faktor Sosial Dukungan lingkungan
kerja 13
Likert
2. Perasaan Individu
(Affect)
Senang atau tidak
memanfaatkan
teknologi informasi
14
3. Kesesuaian
Tugas
Kebutuhan tugas dalam
memanfaatkan
teknologi informasi
15
4. Konsekuensi
Jangka Panjang
Keuntungan dalam
pemanfaatan teknologi
informasi
16
5. Kondisi Yang
Memfasilitasi
Fasilitas yang
mendukung
pemanfaatan teknologi
informasi
17
6. Kompleksitas Tingkat kesulitan
pemanfaatan teknologi
informasi
18
Kinerja
Wirawan (2009) 1. Hasil Kerja
Kualitas
Kuantitas
Ketepatan
19
20
21
Likert
2. Perilaku Kerja
Ketelitian
Memanfaatkan waktu
Kerja sama
22
23
24
3. Sifat Pribadi
Semangat kerja
Pengetahuan
Kejujuran
25
26
27
42
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Organisasi
Direktorat Jenderal Perkeretaapian merupakan salah satu bagian unit
kerja eselon dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Memiliki
nama awal Direktorat Kereta Api, pada Tahun 2003 merubah nama menjadi
Direktorat Jenderal Perkeretaapian RI. Tugas pokok Ditjen Perkeretaapiaan
yaitu merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di
bidang perkeretaapian guna memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat. Direktorat Jenderal Perkeretaapian memiliki unit kerja yang
terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapiaan, Direktorat Lalu
Lintas dan Angkutan Kereta Api, Direktorat Prasarana Perkeretaapiaan,
Direktorat Sarana Perkeretaapiaan, dan Direktorat Keselamatan
Perkeretaapiaan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapiaan Kementerian Perhubungan RI
bertempat di Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110.
2. Visi dan Misi Organisasi
a. Visi
Mewujudkan eksistensi sebagai regulator dan penyelenggaraan
perkeretaapian multioperator guna terselenggaranya pelayanan angkutan
kereta api secara massal yang menjamin keselamatan, aman, nyaman,
43
cepat dan lancar, tertib dan teratur, efisien, terpadu dengan moda
transportasi lain, serta menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas,
pendorong, dan penggerak pembangunan nasional.
b. Misi
1. Meningkatkan peran Pemerintah sebagai regulator penyelenggaraan
perkeretaapian.
2. Mewujudkan penyelenggaraan perkeretaapian multioperator dengan
peningkatan peran Pemerintah Daerah dan swasta.
3. Meningkatkan peran Kereta Api sebagai angkutan publik.
4. Meningkatkan peran Kereta Api sebagai tulang punggung angkutan
barang.
5. Meningkatkan peran Kereta Api sebagai pelopor terciptanya
angkutan terpadu.
3. Fungsi Organisasi
a) Penyiapan perumusan kebijakan Kementerian Perhubungan di bidang lalu
lintas dan angkutan kereta api, teknik prasarana, keselamatan dan teknik
sarana kereta api.
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api,
teknik prasarana, keselamatan dan teknik sarana kereta api.
c) Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang lalu
lintas dan angkutan kereta api, teknik prasarana, keselamatan dan teknik
sarana kereta api.
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perkeretaapian.
44
e) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
4. Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Keselamatan Perkeretaapian memiliki struktur
organisasi seperti berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
45
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Analisis Deskriptif Variabel
Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan menggambarkan data
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia/umur, pendidikan
terakhir, dan lama bekerja. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui
tanggapan responden mengenai variabel penelitian. Analisis deskriptif
ditunjukkan melalui data presentase.
a. Responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Wanita 9 22,5
Pria 31 77,5%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Berdasarkan Tabel. 4.1 di atas menunjukkan bahwa responden
penelitian yaitu pegawai pada direktorat keselamatan perkeretaapian,
mayoritas adalah pria yaitu 77,5 % sedangkan sisanya wanita yaitu 22,5
%. Hal ini menggambarkan bahwa pihak direktorat cenderung memiliki
pegawai berjenis kelamin pria karena Ditjen pekeretaapian kemenhub
lebih banyak melakukan pekerjaan yang menuntut untuk banyak berada
di luar ruangan seperti melakukan survei rencana pengembangan
jaringan jalan kereta api, pemantauan perjalanan kereta api, dll.
46
b. Responden berdasarkan usia
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
20-30 Tahun 17 42,5%
31-40 Tahun 15 37,5%
≥ 40 Tahun 8 20%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan usia
dapat diketahui bahwa sebanyak 42,5% atau 17 orang berusia antara 20-
30 tahun, 37,5% atau 15 orang berusia antara 31-40 tahun dan sebanyak
20% atau 8 orang berusia lebih dari 40 tahun. Seperti yang tertera pada
tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa responden yang bekerja pada
instansi sebagian besar berusia diantara 20-30 tahun.
c. Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
LAMA KERJA JUMLAH PERSENTASE
1 - 5 Tahun 20 50%
6 - 10 Tahun 8 20%
> 10 Tahun 12 30%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Berdasarkan Tabel. 4.3 responden yang sudah lama bekerja antara
1-5 tahun lebih mendominasi sebesar 50%. Hal ini karena rata-rata
responden adalah pegawai yang berusia antara 20-30 tahun sehingga
masa bekerja mereka belum cukup lama antara 1-5 tahun.
47
d. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.4
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
PENDIDIKAN TERAKHIR JUMLAH PERSENTASE
SMA/SMK 8 20%
D3 5 12,5%
S1 20 50%
LAINNYA 7 17,5%
JUMLAH 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.4 responden dengan tingkat pendidikan
SMA memiliki persentase sebesar 20% dengan jumlah 8 orang pegawai
dan lulusan D3 sebanyak 5 orang atau 12,5% serta lulusan S1 sebanyak
20 orang atau 50% dan terdapat pula pegawai dengan pendidikan
lainnya sebanyak 7 orang atau 17,5%.
C. Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuestioner. (Ghozali, 2011:52). Uji validitas bisa dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Nilai r hitung diambil dari
output SPSS Cronbach Alpha pada kolom Correlated Item–Total
Correlation. Sedangkan nilai r tabel diambil dengan menggunakan rumus
df = n-2 (Ghozali, 2011: 53). Untuk mendapat data primer peneliti
melakukan penyebaran kuesioner kepada responden yang memenuhi
kriteria sebagai sampel pada direkorat keselamatan perkeretaapian.
Sebelum kuesioner disebarkan kepada 40 orang responden, penulis
48
terlebih dahulu melakukan try out kepada 20 orang responden dengan
memberikan 27 item pernyataan untuk menguji validitas dan reliabilitas
dari seluruh pernyataan tersebut. Untuk hasil lengkap dari uji validitas
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Validitas
Pernyataan corrected item-
Total Correlation R Tabel Keterangan
Penempatan Kerja (X1)
PK1 0,543 0,276 Valid
PK2 0,569 0,276 Valid
PK3 0,675 0,276 Valid
PK4 0,412 0,276 Valid
Disiplin Kerja (X2)
DK1 0,565 0,276 Valid
DK2 0,552 0,276 Valid
DK3 0,664 0,276 Valid
DK4 0,482 0,276 Valid
DK5 0,333 0,276 Valid
DK6 0,684 0,276 Valid
DK7 0,526 0,276 Valid
DK8 0,431 0,276 Valid
Pemanfaatan Teknologi Informasi (X3)
PTI1 0,417 0,276 Valid
PTI2 0,547 0,276 Valid
PTI3 0,517 0,276 Valid
PTI4 0,527 0,276 Valid
PTI5 0,581 0,276 Valid
PTI6 0,431 0,276 Valid
Kinerja (Y)
K1 0,546 0,276 Valid
K2 0,582 0,276 Valid
K3 0,423 0,276 Valid
K4 0,426 0,276 Valid
K5 0,531 0,276 Valid
K6 0,647 0,276 Valid
K7 0,576 0,276 Valid
K8 0,472 0,276 Valid
K9 0,502 0,276 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa corrected item
total correlation dari setiap butir pernyataan yang diberikan kepada
49
responden lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,276 yang berarti semua
butir pernyataan dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
suatu koesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu koesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
(Ghozali, 2011:47). Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau
pernyataan yang dipergunakan dalam penelitian ini akan menggunakan
uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70 (Nunnally dalam
Ghozali, 2011:48). Hasil lengkap uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha
(>0,70) Keterangan
Penempatan Kerja 0,745 Reliabel
Disiplin Kerja 0,807 Reliabel
Pemanfaatan Teknologi Informasi 0,761 Reliabel
Kinerja 0,807 Reliabel
Sumber: Data primer diolah,2015
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach
Alpha dari seluruh variabel yang diujikan nilainya diatas 0,70 maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini dinyatakan
reliabel.
50
2. Analisis Deskriptif
Pengaruh Penempatan kerja, disiplin kerja, dan pemanfaatan
teknologi informasi terhadap kinerja akan dilihat dari indikator masing-
masing variabel. Berikut adalah hasil output kuesioner yang diberikan
kepada responden pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
Kementerian Perhubungan RI
a. Penempatan Kerja
Jawaban responden mengenai variabel penempatan kerja
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Persepsi Pegawai Terhadap Penempatan Kerja
PERTANYAAN STS TS RR S SS
Pengetahuan yang saya miliki dapat
membantu saya menyelesikan
pekerjaan dengan baik
2.5% 27.5% 47.5% 22.5%
Instansi mempertimbangkan
keterampilan bekerja dalam
penempatan pegawai
2.5% 10% 17.5% 42.5% 27.5%
Menurut saya kemampuan kerja
berperan penting dalam penempatan
pegawai
5% 10% 50% 35%
Dalam bekerja saya selalu terlibat
dalam hal yang berkaitan dengan
pekerjaan saya
10% 22.5% 5% 45% 17.5%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat dari 40 responden yang
diteliti terlihat bahwa diantara seluruh variabel penempatan kerja
yang diteliti memiliki kriteria responden berada pada pernyataan
setuju dan sangat setuju. Berdasarkan pernyataan pada kuesioner
menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap penempatan kerja
51
umumnya baik. Bahwa penempatan kerja yang baik adalah
penempatan kerja yang sesuai dengan kriteria pegawai.
b. Disiplin Kerja
Jawaban responden mengenai variabel disiplin kerja adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.8
Persepsi Pegawai Terhadap Disiplin Kerja
PERTANYAAN STS TS RR S SS
Beban kerja yang sesuai
dapat mempengaruhi
kedisiplinan pegawai 2.5%
17.5% 47.5% 32.5%
Keteladanan pemimpin
mempengaruhi
kesidiplinan pegawai
dalam bekerja
20% 52.5% 27.5%
Balas jasa yang baik dapat
meningkatkan
kedisiplinan para pegawai
15% 57.5% 27.5%
Instansi yang adil dalam
memberikan balas jasa
atau hukuman dapat
menciptakan kedisiplinan
pegawai
10% 65% 25%
Pengawasan kerja secara
berkala meningkatkan
kedisiplinan pegawai
12.5% 55% 32.5%
Pemberian sanksi dan
hukuman akan
meningkatkan
kedisiplinan para pegawai
17.5% 47.5% 35%
Pimpinan bertindak tegas
kepada pegawai yang
tidak disiplin
2.5% 12.5% 52.5% 32.5%
Keharmonisan lingkungan
kerja dapat menegakkan
kedisiplinan pegawai
2.5% 27.5% 52.5% 17.5%
Sumber: Data primer diolah, 2015
52
Pada tabel 4.8 di atas dapat dilihat dari 40 responden yang
diteliti terlihat bahwa diantara seluruh variabel disiplin kerja yang
diteliti memiliki kriteria responden berada pada pernyataan setuju
dan sangat setuju. Berdasarkan pernyataan pada kuesioner
menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap disiplin kerja
umumnya baik.
c. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Jawaban responden mengenai variabel pemanfaatan teknologi
informasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Persepsi Pegawai Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi
PERTANYAAN TS RR S SS
Saya bersemangat bekerja
menggunakan teknologi
informasi
17.5% 52.5% 30%
Saya membutuhkan teknologi
informasi di dalam bekerja 5% 15% 42.5% 37.5%
Lingkungan kerja saya
senantiasa mendukung dalam
menggunakan teknologi
informasi
10% 52.5% 37.5%
Menggunakan teknologi
informasi mempercepat
pengembangan karier saya
30% 45% 25%
Saya mudah menemukan
berbagai teknologi informasi
yang saya butuhkan di instansi
ini
20% 47.5% 32.5%
Saya tidak merasa kesulitan
menggunakan teknologi
informasi
22.5% 52.5% 25%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Pada tabel 4.9 di atas dapat dilihat dari 40 responden yang
diteliti terlihat bahwa diantara seluruh variabel pemanfaatan
53
teknologi informasi yang diteliti memiliki kriteria responden
berada pada pernyataan setuju dan sangat setuju. Berdasarkan
pernyataan pada kuesioner menunjukkan bahwa persepsi pegawai
terhadap pemanfaatan teknologi informasi umumnya baik.
d. Kinerja
Jawaban responden mengenai variabel kinerja adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Persepsi Pegawai Terhadap Kinerja
PERTANYAAN STS TS RR S SS
Saya mampu menyelesaikan
banyaknya pekerjaan yang
diberikan oleh instansi
20% 47.5% 32.5%
Saya mampu memberikan
hasil yang baik 2.5% 17.5% 52.5% 27.5%
Saya jarang melakukan
kesalahan dalam pekerjaan 7.5% 20% 45% 27.5%
Saya sangat teliti dalam
menyelesaikan pekerjaan 20% 52.5% 27.5%
Saya selalu tepat waktu
dalam menyelesaikan tugas
yang telah diberikan
2.5%
20% 47.5% 30%
Saya dapat bekerja sama
dengan siapa saja di instansi 2.5% 15% 60% 22.5%
Saya selalu bersemangat
dalam melakukan setiap
pekerjaan
20% 45% 35%
Pengetahuan yang saya miliki
selama ini mampu
meningkatkan kinerja saya
2.5% 17.5% 57.5% 22.5%
54
Saya selalu memelihara sikap
terbuka kepada atasan dan
teman sekerja dalam setiap
pekerjaan saya
2.5% 12.5% 47.5% 37.5%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat dari 40 responden yang
diteliti terlihat bahwa diantara seluruh variabel kinerja yang diteliti
memiliki kriteria responden berada pada pernyataan setuju dan
sangat setuju. Berdasarkan pernyataan pada kuesioner
menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap kinerja umumnya
baik.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas (independent). Uji multikolinieritas
dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikilonieritas adalah nilai tolerance
≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Tingkat kolinieritas yang
dapat ditolerir adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan tingkat
multikolinieritas 0,95 (Ghozali, 2011:105-106). Hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel. 4.34
55
Tabel. 4.11
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Penempatan Kerja
Disiplin Kerja
Pemanfaatan TI
0,519
0,828
0,490
1,927
1,208
2,043
Dependent Variable : Kinerja
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan data pada Tabel. 4.11 di atas dapat diketahui
bahwa syarat untuk lolos dalam uji multikolinieritas sudah
terpenuhi oleh seluruh variabel independen yang ada, yaitu nilai
tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) yang tidak lebih dari 10. Pada Table. 4.11 nilai
tolerance variabel bebas penempatan kerja sebesar 0,519, disiplin
kerja sebesar 0,828, dan pemanfaatan teknologi informasi sebesar
0,490. Sedangkan nilai VIF variabel bebas penempatan kerja
sebesar 1,927, disiplin kerja sebesar 1,208, dan pemanfaatan
teknologi informasi 2.043. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini tidak berkorelasi antara variabel independen satu
dengan variabel independen yang lainnya.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model
regresi, variabel pengganggu atau variabel residual memiliki
56
distribusi normal. Model data yang baik adalah berdistribusi
normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:160). Untuk melihat
data berdistribusi normal dapat dilakukan dengan memperhatikan
normal probability plot pada scatter plot berdistribusi normal.
Gambar. 4.2
Hasil Uji Normalitas
S
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan Gambar. 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam grafik normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis
diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar.
Berarti dari grafik ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai
asumsi normalitas dan layak digunakan.
Selain dengan melihat grafik, normalitas data juga dapat
dilihat melalui uji statistik yaitu dengan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai
57
signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari
0,05 berarti data normal.
Tabel. 4.12
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan uji statistik normalitas pada Tabel. 4.12 di atas
menunjukkan Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,986 dan signifikansi
pada 0.285 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
data terdistribusi dengan normal.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 2.59217676
Most Extreme Differences
Absolute .156
Positive .078
Negative -.156
Kolmogorov-Smirnov Z .986
Asymp. Sig. (2-tailed) .285
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
58
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Gambar di bawah ini
merupakan hasil dari uji heteroskidastisitas.
Gambar. 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan Gambar.4.3 di atas dapat terlihat bahwa
distribusi data tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu,
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu
Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak
terjadi masalah Heteroskedastisitas.
Untuk memperkuat bahwa data bebas dari
Heteroskedastisitas, data akan diuji kembali dengan Uji Glejser, uji
ini digunakan untuk memberikan angka-angka yang lebih detail
untuk menguatkan apakah data yang akan diolah mengalami
59
Heteroskedastisitas atau tidak. Ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel
bebas terhadap variabel terikat. Apabila hasil dari uji Glejser
kurang dari atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
data mengalami Heteroskedastisitas dan sebaliknya. (Ghozali,
2011: 143)
Tabel 4.13
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.221 3.381 -.657 .515
PK .006 .167 .008 .035 .973
DK .112 .159 .116 .703 .487
PTI .091 .140 .142 .654 .517
a. Dependent Variable: RES2
Berdasarkan Tabel. 4.13 dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat Heteroskedastisitas pada persamaan regresi tersebut. Hal
itu terlihat dari tidak adanya variabel bebas yang memiliki
signifikansi di bawah 0,05. Variabel bebas penempatan kerja
memiliki signifikansi sebesar 0,973, disiplin kerja memiliki
signifikansi sebesar 0,487, dan pemanfaatan teknologi informasi
memiliki signifikansi sebesar 0,517. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa persamaan regresi dengan menggunakan uji
glejser tidak terjadi Heteroskedastisitas.
60
4. Uji Regresi Linier Berganda
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011: 97).
Tabel. 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan Tabel.4.15 dapat disimpulkan bahwa koefisien
determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah
sebesar 0,606 atau 60,6%. Semakin besar angka Adjusted RSquare
maka akan semakin kuat hubungan dari kelima variabel dalam
model regresi. Dapat disimpulkan bahwa 60,6% variabel kinerja
dapat dijelaskan oleh variabel penempatan kerja, disiplin kerja, dan
pemanfaatan teknologi informasi. Sedangkan selisihnya 39,4%
lainnya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam penelitian ini.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .797a .636 .606 2.698
a. Predictors: (Constant), PTI, DK, PK
b. Dependent Variable: K
61
b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. (Ghozali, 2011:
98).
Tabel 4.16
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 6.911 5.128 1.348 .186
PK .741 .253 .394 2.931 .006
DK -.346 .241 -.147 -1.437 .159
PTI .781 .212 .493 3.686 .001
a. Dependent Variable: K
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan Tabel. 4.16 maka diperoleh model persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ e
Y = 6.911 + 0,741 X1 – 0,346 X2 + 0,781 X3+ e
Dimana :
Y = Kinerja
X1 = Penempatan Kerja
X2 = Disiplin Kerja
X3 = Pemanfaatan Teknologi Informasi
e = Standar error
62
Melihat output SPSS hasil coefficients pada uji-t diatas,
berikut pembahasan uji parsial antara penempatan kerja, disiplin
kerja,dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja
pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Direktorat
Jenderal Perkeretaapiaan Kementerian Perhubungan RI.
1) Pengaruh Antara Penempatan Kerja Terhadap Kinerja
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar 2,931
dan nilai t tabel diketahui sebesar 2,028. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung > t tabel = 2,931 > 2,028, karena nilai t
hitung lebih besar dari t tabel, maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien regresi variabel penempatan kerja signifikan.
Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan
taraf signifikansi: sig. α = 0,006< 0,05. Karena sig. < α, maka
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H01 ditolak, artinya
koefisien regresi pada variabel penempatan kerja secara
parsial (individu) berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Eduard L Pesiwarissa (2008) dengan judul
“Pengaruh Kesesuaian Penempatan Kerja terhadap Prestasi
Kerja Pegawai” bahwa dalam penelitian ini Variabel
kesesuaian pengetahuan, keterampilandan sikap secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
63
Sementara variabel kesesuaian pengetahuan memiliki
pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan.
2) Pengaruh Antara Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -
1,437 dan nilai t tabel diketahui sebesar 2,028. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung < t tabel = -1,437 < 2,028, karena nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel disiplin kerja tidak signifikan. Dan
hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf
signifikansi: sig. α = 0,159> 0,05. Karena sig. > α, maka
dapat disimpulkan bahwa H02 diterima dan H2 ditolak, artinya
koefisien regresi pada variabel disiplin kerja secara parsial
(individu) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel
disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan tehadap kinerja
pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Dirjen
Perkertaapian Kementerian Perhubungan RI. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartono (2007)
dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan, Profesional,
Motivasi, Lingkungan Kerja, dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Organisasi pada Universitas Sebelas Maret
Surakarta” bahwa dalam penelitian ini disiplin kerja tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
64
3) Pengaruh Antara Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap
Kinerja
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar 3,686
dan nilai t tabel diketahui sebesar 2,028. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung < t tabel = 3,686 > 2,028, karena nilai t hitung
lebih besar dari t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel kompensasi signifikan. Dan hasil
yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf
signifikansi: sig. α = 0,001< 0,05. Karena sig. < α, maka
dapat disimpulkan bahwa H3 diterima dan H03 ditolak, artinya
koefisien regresi pada variabel pemanfaatan teknologi
informasi secara parsial (individu) berpengaruh signifikan
terhadap kinerja.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap
kinerja pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI. Hasil
ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Astuti Handaiyani Siregar dan I Ketut Suryanawa
(2008)dengan judul “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual” bahwa dalam
penelitian ini Pemanfaatan teknologi informasi secara positif
dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja individu.
65
4) Pengaruh masing-masing variabel (penempatan kerja, disiplin
kerja, dan pemanfaatan teknologi informasi) yang paling
dominan terhadap kinerja pegawai.
Berdasarkan tabel 4.16 di atas terlihat masing-masing variabel
memiliki nilai beta yaitu: variabel penempatan kerja memiliki
nilai beta sebesar 0,394, disiplin kerja memiliki nilai beta
sebesar -0,147, dan variabel pemanfaatan teknologi informasi
memiliki nilai beta sebesar 0,493. Hasil yang diperoleh dari
perbandingan nilai beta dapat disimpulkan bahwa H5 diterima
dan H05 ditolak, artinya masing-masing variabel (penempatan
kerja, disiplin kerja, dan pemanfaatan teknologi informasi)
diduga memiliki pengaruh kontribusi berbeda dalam
tingkatannya terhadap kinerja karyawan. Dari masing-masing
nilai beta dapat diketahui bahwa variabel penempatan kerja
memiliki nilai beta lebih besar dibandingkan nilai beta variabel
disiplin kerja, dan pemanfaatan teknologi informasi. Sehingga
variabel pemanfaatan teknologi informasi dapat disimpulkan
memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja.
c. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat. Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0
dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita
66
menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua
variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen. (Ghozali,2011:98).
Tabel 4.17
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 457.844 3 152.615 20.965 .000b
Residual 262.056 36 7.279
Total 719.900 39
a. Dependent Variable: K
b. Predictors: (Constant), PTI, DK, PK
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat disimpulkan bahwa
variabel penempatan kerja, disiplin kerja dan pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap kinerja. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Fhitung di atas
sebesar 20,965 lebih besar daripada 4 dengan probabilitas 0,000
lebih kecil dari 0,05, dan diperoleh nilai Fhitung>Ftabel yang
diperoleh dengan melihat tabel F untuk derajat df1=k-1(4-1) dan
df2= n-k (40-4) pada alpha 0,05 (F0,05(3)(47)). Dengan demikian
diperoleh Fhitung>Ftabel (20,965 > 2,87) maka hipotesis alternatif
diterima.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penempatan kerja,
disiplin kerja dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja pegawai.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penempatan kerja dan pemanfaatan teknologi informasi secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, sedangkan disiplin
kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Direktorat
Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI. Hasil
disiplin kerja yang diolah dengan SPSS sesuai dengan hasil wawancara
yang dilakukan. Pada hasil SPSS menujukkan bahwa nilai t hitung lebih
kecil dari nilai t tabel (-1,437 < 2,028). Hasil wawancara menunjukan
hasil bahwa memang sebagian besar pegawai masih belum mentaati
peraturan yang berlaku dalam instansi, hal ini terjadi terutama karena
belum berlakunya peraturan yang berkaitan dengan pemberian sanksi
atau hukuman oleh instansi kepada mereka yang melakukan tindakan
indisipliner.
2. Penempatan kerja, disiplin kerja dan pemanfaatan teknologi informasi
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI
3. Variabel pemanfaatan teknologi informasi lebih mempengaruhi kinerja
dengan nilai sebesar 0,493 dibandingkan dengan variabel lainnya.
68
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mengemukakan implikasi sebagai berikut:
1. Bagi Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
Setiap pegawai dapat mencapai kinerja yang baik apabila mereka
ditempatkan pada ditempatkan pada posisi yang sesuai, disiplin kerja
yang tinggi dan dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan baik.
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh instasi sebagai bahan
pertimbangan agar dapat lebih memberlakukan peraturan yang ada serta
lebih ketat dalam pemberian hukuman atau sanksi kepada para pegawai
yang bertindak indisipliner.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini belum memberikan hasil yang maksimal dan
diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang
lebih baik dengan meneliti variabel-variabel selain penempatan kerja,
disiplin kerja dan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat
berpengaruh terhadap kinerja dengan data-data terbaru sehubungan
dengan isu yang sedang berkembang, karena berdasarkan data yang ada
penelitian ini dapat berlaku hingga proses penelitian selesai yaitu tahun
2015. Selain itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti objek
penelitian lain selain pegawai intansi pemerintah. Dengan mengambil
objek penelitian lain maka permasalahan yang dialami dalam pengaruh
penempatan kerja, disiplin kerja dan pemanfaatan teknologi informasi
terhadap kinerja tersebut tentu berbeda.
69
Ruang lingkup penelitian yang akan datang juga disarankan untuk
mencari luang lingkup yang lebih luas dari populasi dalam penelitian
ini. Sehingga sampel yang digunakan dapat lebih banyak sehingga
dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai penempatan
kerja, disiplin kerja dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap
kinerja.
70
DAFTAR PUSTAKA
Amran. 2009. “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor
Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo”. Jurnal Ichsan Gorontalo.
Vo.4 No.2.
Athkan, et, al. 2010. “Pengaruh Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur”.
Bangun, Wilson. 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko. 2011. “Manajemen Sumber Daya Manusia
Abad 21. Jakarta: Nusantara Consulting.
Fung, Jin Tjhai. 2003. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Kinerja Akuntan Publik”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 5
No. 1. 1-23.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunawan, Hendra. 2004. “Studi tentang Kendala Teknologi Informasi di
Indonesia”. Jurnal STMIK BPPT
Hasibuan, Malayu S.P. 2012.“Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Hamid, Abdul. 2012. “Pedoman Penulisan Skripsi”. Jakarta: FEB UI.
Hananingrum, Ayu Wulandari, 2009. “Pengaruh kesesuaian tugas teknologi,
pemanfaatan teknologi informasi dan pengetahuan akuntan publik dalam
bidang teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik.
Indiantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis”.
Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE.
Irswansyah. 2003 “Evaluasi pemakai terhadap kecocokan tugas-teknologi yang
mempengaruhi kinerja individual”. Tesis Program Pasca Sarjana
Universitas Gajah Mada.
Mathis, L Robert & Jackson, Jhon.H. 2009. “Manajemen SDM”. Jakarta:
Salemba Empat.
71
Nasir, Azwir dan Rianti Oktari. 2011. “Pengaruh Pemanfaatan Teknologi
Informasi Dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Instansi
Pemerintah Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Kampar”. Jurnal Ekonomi, Vol.19 No.2.
Priyatno, Duwi. 2013. “Mandiri Belajar Analisis Statistik Data dengan SPSS”.
Yogyakarta: Mediakom.
Rahmawati, Diana. 2008. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Pemanfaatan Teknologi Informasi”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan.
Vo.5 No.1.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala, 2011. “Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Salamah, Irma dan Lindawati. 2005. “Pemanfaatan Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual
Karyawan Pada 9 BPR di Palembang”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Vol 14 No.1.
Sartono. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan, Profesional, Motivasi, Lingkungan
Kerja, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Pada
Universitas Sebelas Maret Surakarta”.
Schuler, Randal S & Jackson, Susan E. “Manajemen Sumber Daya Manusi,
Mengahadapi Abad Ke-21”. Jilid 1. Jakarta: Gelora Aksara Pratama
Siregar, Astuti Handayani. 2008. “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Barat”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Siregar, Syofian. 2013. “Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif”. Bumi
Aksara, Jakarta.
Siswanto, Bejo Sastrohadiwiryo. 2003. “Manajemen Tenaga Kerja Indonesia:
Pendekatan Administratif dan Operasional”. Edisi 2. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Suharyadi dan Purwanto S.K. 2009. “Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern”. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2005. “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung: Alfabeta.
_______ . 2001.“Statistika untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta.
Sutarman. 2009. “Pengantar Teknologi Informasi”. Edisi 1. Cetakan 1. Jakarta:
PT. Bumi Aksara..
72
Teguh, Ambar. 2009. “Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori, dan
Pengembangan dalam konteks organisasi politik”. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Thompson, et, al. 1991. “Personal Computing : Toward a Conceptual Model of
Utilization”, MIS Quarterly. March.
________. 1994. “Influence of Experience on Personal Computer Utilization :
testing A Conceptual Model”. Journal of Management Information
Systems.
Triandis HC. 1980. “Values, Attitudes and Interpersonal Behavior”. University of
Nebraska Press. Lincoln. NE.
Umar, Husein. 2008. “Desain penelitian MSDM dan PERILAKU KARYAWAN:
Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah”. Edisi 1.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Pesiwarissa, Eduard L. 2008. “Pengaruh Kesesuaian Penempatan Kerja terhadap
Prestasi Kerja Pegawai Studi pada Pegawai Kantor BAPPEDA”.
Wirawan. 2009. “Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori Aplikasi dan
Penelitian”. Jakarta: Salemba Empat
Wardiningsih, suprihatmi. “Perkembangan teknologi informasi dan sistem
informasi untuk peningkatan E-Government dalam pelayanan publik”.
Jurnal akuntansi dan sistem teknologi informasi. Vol. 7 No. 1. April
2009:69-78
Zesbendri dan Ariyanti. 2008. “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor”.
WEBSITE
Artikel tentang “Karut Marutnya Perkeretaapian di Indonesia”. Artikel diakses
pada tanggal 14 Desember 2013. Dari
http://editorial.blogdetik.com/karut-marutnya-per-kereta-apian-di-
indonesia/
Kementerian Perhubungan RI. “Penyebab Kecelakaan Kereta Api Didominasi
Human Error”.http://dephub.go.id/welcome/readPost/penyebab-
kecelakaan-kereta-api-didominasi-human-error-15056/. Diakses 14
Desember 2013.
Renstra SDM Perkeretaapian Kementerian Perhubungan 2012-2015. https://us-
mg5.mail.yahoo.com/neo/launch?.rand=45dpbgl7f4t02#8419203086.
Diakses pada 19 Juni 2014.
73
Statistik Kereta Api. http://djka.dephub.go.id/statistik. Diakses pada 10 November
2014
Wicaksono, Pebrianto Eko.“Ini Masalah yang Sering Menimpa Kereta Api”.
http://economy.okezone.com/read/2012/05/11/320/628177/ini-masalah-
yang-sering-menimpa-kereta-api. Diakses pada 20 Juli 2014.
74
Lampiran 1: Kuesioner
KUESIONER TENTANG PENGARUH PENEMPATAN KERJA, DISIPLIN
KERJA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP
KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA PEGAWAI DIREKTORAT
JENDERAL PERKERETAAPIAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI)
A. PetunjukPengisi
an
1. Pernyataan yang ada, mohon dibaca dan dipahami dengan sebaik-
baiknya serta dibandingkan dengan praktek kerja atau keadaan kerja
Bapak/Ibu/ saudara yang sebenarnya.
2. Setiap pernyataan diikuti oleh lima (5) pilihan jawaban, Bapak/Ibu/
Saudara cukup memilih salah satu dari lima (5) jawaban yang tersedia,
dengan ketentuan sebagai berikut:
STS =Sangat Tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak setuju SS = Sangat Setuju
RR = Ragu ragu
3. Cara menjawabnya adalah dengan member tanda ceklis() pada salah
satu alternatif jawaban yang telah disediakan yang sesuaidengan
kondisi Bapak/ Ibu/ Saudara alami.
4. Terdapat lima (4) variabelyang diteliti, yaitu :
a. Penempatan Kerja
b. Disiplin Kerja
c. Pemanfaatan Teknologi Informasi
d. Kinerja Pegawai
5. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal apabila seluruh
pernyataan telah terjawab, oleh karena itu Bapak/Ibu/Saudara saat
mengembalikan kuesioner ini, apakah semua pertanyaan sudah
terjawab Jangan sampai ada yang terlewati.
75
B. Data DiriResponden
1. Nama : ………………..
2. Tempat/Tanggal/Lahir : ………………..
3. Usia : ……. Tahun
4. Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
5. Pendidikan Terakhir : ( ) SMA/SMK
( ) D3
( ) S1
( ) S2
( ) lainnya.
6. Lama Bekerja : …… Tahun
Penempatan Kerja
No. Aspek yang Dinilai Penilaian
STS TS R S SS
1. Pengetahuan yang saya miliki dapat
membantu saya menyelesaikan pekerjaan
dengan baik
2. Instansi mempertimbangkan keterampilan
bekerja dalam penempatan pegawai
3. Menurut saya kemampuan kerja berperan
penting dalam penempatan pegawai
4. Dalam bekerja saya selalu terlibat dalam hal
yang berkaitan dengan pekerjaan saya
76
Disiplin Kerja
No. Aspek yang Dinilai Penilaian
STS TS R S SS
1. Beban kerja yang sesuai dapat mempengaruhi
kedisiplinan pegawai
2. Keteladanan pemimpin mempengaruhi
kedisiplinan pegawai dalam bekerja
3. Balas jasa yang baik dapat meningkatkan
kedisiplinan para pegawai
4. Instansi yang adil dalam memberikan balas
jasa atau hukuman dapat menciptakan
kedisiplinan pegawai.
5. Pengawasan kerja secara berkala
meningkatkan kedisiplinan pegawai
6. Pemberian sanksi dan hukuman akan
meningkatkan kedisiplinan para pegawai
7. Pimpinan bertindak tegas kepada pegawai
yang tidak disiplin
8. Keharmonisan lingkungan kerja dapat
menegakkan kedisiplinan pegawai
Pemanfaatan Teknologi Informasi
No. Aspek yang Dinilai Penilaian
STS TS R S SS
1. Saya bersemangat bekerja menggunakan
teknologi informasi
2. Saya membutuhkan teknologi informasi di
dalam bekerja
3.
Lingkungan kerja saya senantiasa
mendukung dalam menggunakan teknologi
informasi
4. Menggunakan teknologi informasi
mempercepat pengembangan karier saya
5. Saya mudah menemukan berbagai teknologi
informasi yang saya butuhkan di instansi ini
6. Saya tidak merasa kesulitan menggunakan
teknologi informasi
77
Kinerja Pegawai
No. Aspek yang Dinilai Penilaian
STS TS R S SS
1. Saya mampu menyelesaikan banyaknya
pekerjaan yang diberikan oleh instansi
2. Saya mampu memberikan hasil yang baik
untuk setiap tugas yang diberikan
3. Saya jarang melakukan kesalahan dalam
pekerjaan
4. Saya sangat teliti dalam menyelesaikan
pekerjaan
5. Saya selalu tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas yang telah diberikan
6. Saya dapat bekerja sama dengan siapa saja di
instansi
7. Saya selalu bersemangat dalam melakukan
setiap pekerjaan
8. Pengetahuan yang saya miliki selama ini
mampu meningkatkan kinerja saya
9. Saya selalu memelihara sikap terbuka kepada
atasan dan teman sekerja dalam setiap
pekerjaan saya
78
Lampiran 2: Data Mentah Kuesioner
PENEMPATAN KERJA
RES PK1 PK2 PK3 PK4 TOTAL
1 3 3 5 4 15
2 4 4 5 5 18
3 2 2 2 4 10
4 5 5 5 5 20
5 3 4 4 4 15
6 5 4 5 5 19
7 5 4 5 4 18
8 4 4 4 4 16
9 4 2 4 5 15
10 3 4 4 4 15
11 4 2 4 4 14
12 5 5 4 4 18
13 4 4 5 5 18
14 4 3 4 4 15
15 4 4 4 3 15
16 4 4 5 5 18
17 4 4 5 4 17
18 3 2 4 3 12
19 3 5 5 5 18
20 4 4 5 4 17
21 3 3 3 2 11
22 3 3 3 2 11
23 4 5 4 4 17
24 4 5 4 4 17
25 4 5 4 4 17
26 4 5 4 1 14
27 5 5 4 4 18
28 5 4 5 2 16
29 5 4 5 2 16
30 4 4 4 2 14
31 4 4 4 1 13
32 4 3 4 4 15
33 3 5 3 2 13
34 5 5 5 2 17
35 3 3 3 2 11
79
36 5 5 5 1 16
37 3 1 2 4 10
38 4 3 4 2 13
39 4 4 4 4 16
40 3 4 4 1 12
DISIPLIN KERJA
RES DK1 DK2 DK3 DK4 DK5 DK6 DK7 DK8 TOTAL
1 4 4 4 4 5 4 5 4 34
2 5 5 5 4 4 5 5 4 37
3 4 3 4 4 5 4 2 4 30
4 5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 4 3 4 4 4 4 4 3 30
6 5 5 5 5 5 5 5 4 39
7 4 4 5 5 5 5 5 5 38
8 4 3 3 4 4 4 4 4 30
9 5 3 4 5 5 4 4 4 34
10 4 3 3 4 4 4 4 3 29
11 4 5 4 4 4 5 4 4 34
12 4 5 3 4 5 4 4 3 32
13 5 5 5 4 5 5 5 5 39
14 4 4 4 4 5 4 4 4 33
15 3 4 4 4 4 4 4 4 31
16 5 4 4 4 5 5 5 3 35
17 4 4 3 4 5 5 5 4 34
18 3 4 4 4 4 4 4 4 31
19 5 4 4 4 5 5 5 3 35
20 4 4 3 4 4 4 5 4 32
21 5 4 5 4 4 4 5 5 36
22 5 4 4 5 4 5 5 4 36
23 4 4 4 4 3 3 4 3 29
24 4 3 4 4 4 4 4 2 29
25 3 3 4 4 4 5 4 5 32
26 4 4 4 4 4 4 4 4 32
27 4 4 4 4 4 4 4 4 32
28 5 5 4 5 4 5 5 4 37
29 1 4 4 3 3 3 3 3 24
80
30 4 3 4 4 4 4 3 4 30
31 5 4 5 3 4 5 3 4 33
32 4 4 5 5 4 3 4 5 34
33 5 5 4 4 4 3 4 4 33
34 5 5 5 5 3 4 4 3 34
35 4 4 4 3 3 3 4 3 28
36 3 4 4 4 4 5 4 4 32
37 3 4 4 5 4 3 4 4 31
38 3 5 5 5 5 3 4 5 35
39 4 4 3 4 3 4 3 3 28
40 3 5 5 3 4 4 3 3 30
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
RES PTI1 PTI2 PTI3 PTI4 PTI5 PTI6 TOTAL
1 4 5 4 4 4 4 25
2 5 5 5 5 5 5 30
3 4 2 4 3 4 4 21
4 3 5 5 5 5 5 28
5 4 4 4 3 4 3 22
6 5 5 5 5 5 3 28
7 5 5 4 4 5 5 28
8 4 4 4 3 3 4 22
9 4 4 5 3 4 4 24
10 4 4 4 3 3 4 22
11 5 4 4 5 4 4 26
12 4 4 4 5 3 3 23
13 5 5 5 5 5 5 30
14 3 4 4 4 4 3 22
15 4 4 3 4 4 4 23
16 5 5 5 4 4 4 27
17 5 5 4 4 3 4 25
18 4 4 3 4 4 4 23
19 5 5 5 4 4 4 27
20 4 5 4 4 3 3 23
21 4 3 4 3 4 3 21
22 4 3 5 3 4 3 22
23 4 4 4 4 5 4 25
24 5 5 5 4 5 5 29
81
25 4 4 4 4 5 4 25
26 5 5 5 4 5 4 28
27 4 5 5 3 5 4 26
28 5 4 4 5 4 5 27
29 4 4 4 5 4 5 26
30 4 4 4 4 4 4 24
31 3 3 4 4 4 4 22
32 3 3 4 4 3 4 21
33 3 3 4 3 5 3 21
34 5 5 5 5 5 5 30
35 3 3 3 3 3 3 18
36 4 4 5 5 5 5 28
37 3 2 5 3 4 5 22
38 4 4 3 4 3 4 22
39 4 4 4 4 4 4 24
40 4 5 5 3 4 4 25
KINERJA
RES K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 JML
1 4 4 5 5 3 4 4 4 4 33
2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 29
3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 27
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 37
6 5 5 3 4 5 5 5 5 5 37
7 4 4 4 4 5 5 5 5 4 36
8 4 4 4 4 4 3 3 4 3 30
9 4 4 4 4 4 4 4 5 4 33
10 5 4 4 4 4 4 4 4 4 33
11 4 4 5 5 5 4 4 4 3 35
12 4 5 4 4 4 4 4 4 4 33
13 5 4 4 4 4 4 4 4 4 33
14 5 5 4 4 4 4 4 4 4 34
15 4 4 4 5 4 3 3 4 3 31
16 4 4 3 3 3 4 4 4 4 29
17 4 4 2 4 4 4 5 4 4 31
18 3 3 3 4 4 4 4 4 4 29
19 4 4 4 4 4 5 5 4 5 34
82
20 5 5 5 5 4 4 4 4 4 36
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24
22 3 3 3 3 3 3 4 3 4 25
23 4 4 4 4 5 4 5 4 5 34
24 5 5 5 4 5 4 5 5 5 38
25 4 4 4 4 5 4 4 4 5 33
26 5 5 5 4 5 4 5 5 5 38
27 5 5 5 5 5 4 5 4 5 38
28 5 4 4 5 4 5 5 5 5 37
29 5 4 4 5 4 5 5 5 5 37
30 4 4 4 4 4 4 5 4 5 33
31 3 3 4 4 4 4 5 3 4 30
32 3 3 4 4 3 4 4 3 5 28
33 3 3 4 3 5 3 3 3 4 27
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24
36 4 4 5 5 5 5 4 4 5 36
37 3 2 3 3 1 2 4 2 2 20
38 4 4 3 4 3 4 4 4 4 30
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32
40 4 5 5 3 4 4 3 3 4 31
83
Lampiran 3: Hasil Uji Validitas
Validitas Penempatan Kerja
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 12.30 3.589 .543 .684
P2 12.50 3.000 .569 .682
P3 11.75 3.461 .675 .614
P4 11.90 4.411 .412 .750
Validitas Disiplin Kerja
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
D1 29.58 9.146 .565 .800
D2 29.79 8.620 .563 .803
D3 29.84 8.363 .670 .784
D4 29.63 10.246 .517 .811
D5 29.26 10.205 .415 .819
D6 29.37 9.135 .777 .779
D7 29.47 8.819 .533 .807
D8 29.95 9.608 .433 .819
84
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PM1 20.65 6.345 .417 .748
PM2 20.55 5.629 .547 .714
PM3 20.70 6.116 .517 .724
PM4 20.90 5.674 .527 .720
PM5 20.95 5.629 .581 .705
PM6 21.00 6.211 .431 .745
Kinerja
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
K1 32.75 10.829 .546 .783
K2 32.80 10.800 .582 .780
K3 33.25 9.566 .423 .817
K4 32.85 11.082 .426 .797
K5 33.00 10.737 .531 .784
K6 32.90 10.411 .647 .771
K7 33.00 10.211 .576 .778
K8 32.85 11.713 .472 .795
K9 33.00 10.842 .502 .788
85
Lampiran 4: Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas Penempatan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.745 4
Reliabilitas Disiplin Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.824 8
Reliabilitas Pemanfaatan Teknologi Informasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.761 6
Reliabilitas Kinerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.807 9
86
Lampiran 5: Uji Multikolinieritas
Lampiran 6: Hasil Uji Normalitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Penempatan Kerja
Disiplin Kerja
Pemanfaatan TI
0,519
0,828
0,490
1,927
1,208
2,043
87
Lampiran 7: Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov
Lampiran 8: Hasil Uji Heteroskedastisitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 2.59217676
Most Extreme Differences
Absolute .156
Positive .078
Negative -.156
Kolmogorov-Smirnov Z .986
Asymp. Sig. (2-tailed) .285
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
88
Lampiran 9: Hasil Uji Glejser
Lampiran 10: Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Lampiran 11: Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 6.911 5.128 1.348 .186
PK .741 .253 .394 2.931 .006
DK -.346 .241 -.147 -1.437 .159
PTI .781 .212 .493 3.686 .001
a. Dependent Variable: K
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.221 3.381 -.657 .515
PK .006 .167 .008 .035 .973
DK .112 .159 .116 .703 .487
PTI .091 .140 .142 .654 .517
a. Dependent Variable: RES2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .797a .636 .606 2.698
a. Predictors: (Constant), PTI, DK, PK
b. Dependent Variable: K
89
Lampiran 12: Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 457.844 3 152.615 20.965 .000b
Residual 262.056 36 7.279
Total 719.900 39
a. Dependent Variable: K
b. Predictors: (Constant), PTI, DK, PK
90