pengaruh kompetensi dan penempatan kerja terhadap …

17
PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Study Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bondowoso) Fendy Ernawan S.N 1 , Nurul Qomariah 2 , Abadi Sanosra 3 1,2,3 MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa kesenjangan atau perbedaan hasil penelitian dengan pendapat ahli, juga didukung beberapa data permasalahan penelitian yaitu berdasarkan data mutasi ASN menunjukkan bahwa masih banyak ASN yang penempatan kerjanya tidak sesuai dengan kompetensi bidang yang dimiliki. Berdasarkan hasil identifikasi analisis kinerja pegawai tahun 2020 menujukkan realisasi pelaksanaan kerja ASN di Kabupaten Bondowoso belum maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung maupun tidak langsung pengaruh kompetensi pegawai dan penempatan kerja terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja kerja sebagai Variabel intervening pada Seluruh pegawai struktural Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso. Jumlah populasi penelitian ini adalah 3.051 pegawai, sedangkan jumlah sampel adalah 354 dengan menggunakan Teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan WarpPLS 5.0. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kompetensi pegawai dan penempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, (2) kompetensi pegawai dan penempatan kerja serta kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, (2) kompetensi pegawai dan penempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan keraj sebagai variable intervening. Kata Kunci : kompetensi pegawai dan penempatan kerja, kepuasan kerja dan kinerja pegawai ABSTACT This research is motivated by several gaps or differences in research results with expert opinions, also supported by some research problem data, namely based on ASN mutation data showing that there are still many ASN whose work placements are not in accordance with their field competencies. Based on the results of the identification of employee performance analysis in 2020, it shows that the realization of ASN work in Bondowoso Regency has not been maximized. The purpose of this study was to determine directly or indirectly the effect of employee competence and job placement on employee performance through job satisfaction as an intervening variable for all structural employees of the Bondowoso Regency Government. The population of this study was 3,051 employees, while the number of samples was 354 using purposive sampling technique. The analysis technique used is the Structural Equation Model (SEM) using WarpPLS 5.0. The results of data analysis show that employee competence and job placement have a significant effect on job satisfaction, (2) employee competence and job placement and job satisfaction have a significant effect on employee performance, (2) employee competence and work placement have a significant effect on employee performance through job satisfaction as intervention variables. Keywords: employee competence and job placement, job satisfaction and employee performance

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP

KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

(Study Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bondowoso)

Fendy Ernawan S.N1, Nurul Qomariah2, Abadi Sanosra3

1,2,3 MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa kesenjangan atau perbedaan hasil penelitian dengan

pendapat ahli, juga didukung beberapa data permasalahan penelitian yaitu berdasarkan data mutasi ASN

menunjukkan bahwa masih banyak ASN yang penempatan kerjanya tidak sesuai dengan kompetensi

bidang yang dimiliki. Berdasarkan hasil identifikasi analisis kinerja pegawai tahun 2020 menujukkan

realisasi pelaksanaan kerja ASN di Kabupaten Bondowoso belum maksimal. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui secara langsung maupun tidak langsung pengaruh kompetensi pegawai dan

penempatan kerja terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja kerja sebagai Variabel intervening

pada Seluruh pegawai struktural Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso. Jumlah populasi penelitian

ini adalah 3.051 pegawai, sedangkan jumlah sampel adalah 354 dengan menggunakan Teknik purposive

sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan

menggunakan WarpPLS 5.0. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kompetensi pegawai dan

penempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, (2) kompetensi pegawai dan

penempatan kerja serta kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, (2) kompetensi

pegawai dan penempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan keraj

sebagai variable intervening.

Kata Kunci : kompetensi pegawai dan penempatan kerja, kepuasan kerja dan kinerja pegawai

ABSTACT

This research is motivated by several gaps or differences in research results with expert opinions, also

supported by some research problem data, namely based on ASN mutation data showing that there are

still many ASN whose work placements are not in accordance with their field competencies. Based on

the results of the identification of employee performance analysis in 2020, it shows that the realization

of ASN work in Bondowoso Regency has not been maximized. The purpose of this study was to determine

directly or indirectly the effect of employee competence and job placement on employee performance

through job satisfaction as an intervening variable for all structural employees of the Bondowoso

Regency Government. The population of this study was 3,051 employees, while the number of samples

was 354 using purposive sampling technique. The analysis technique used is the Structural Equation

Model (SEM) using WarpPLS 5.0. The results of data analysis show that employee competence and job

placement have a significant effect on job satisfaction, (2) employee competence and job placement and

job satisfaction have a significant effect on employee performance, (2) employee competence and work

placement have a significant effect on employee performance through job satisfaction as intervention

variables.

Keywords: employee competence and job placement, job satisfaction and employee performance

Page 2: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

1. PENDAHULUAN

Manajemen secara umum sering juga disebut sebagai suatu proses untuk menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung pengertian bahwa manajemen merupakan suatu

ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana cara mencapai tujuan-tujuan oranganisasi melalui

pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan. Sedangkan menurut

Hasibuan (2013) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien.” Manajemen merupakan alat untuk pencapaian

tujuan yang diinginkan perusahaan. Manajemen yang tepat akan memudahkan terwujudnya tujuan yang

diinginkan perusahaan. Menurut Farida (2014) manajemen sumber daya manusia merupakan orang yang

bekerja dalam suatu organisasi yang disebut karyawan atau employee. Manajemen sumber daya manusia

sering berkaitan dengan kebijkan (policy) dan praktek-praktek yang perlu dilaksanakan (Job

Manajemen). Menurut Sutrisno, (2012) sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan

siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Tugas dan fungsi dalam menjalankan kinerja merupakan peraturan yang harus dijalankan,

pelaksanaan kinerja yang baik juga berlandaskan atas kompetensi pegawai. Pengertian dan arti

kompetensi menurut Moeheriono, (2013) adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan

dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki

hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja

prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu. Menurut Wibowo (2012) kompetensi

adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi

atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan

tersebut.

Masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia merupakan satu hal yang dianggap

penting dalam perusahaaan. Salah satu yang menjadi permasalahan yaitu penempatan kerja. Penempatan

kerja merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan tepat atau tidaknya seorang

karyawan ditempatkan pada posisi tertentu di dalam sebuah perusahaan. Menurut Jackson dan Jhon

(2011), “penempatan kerja adalah proses menempatkan seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat,

seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya, maka akan mempengaruhi jumlah dan

kualitas pekerjaan”. Menurut Creed dan Hood (2015), "perencanaan penempatan sebelumnya harus

dimulai dari pengamatan sejauh mana pengalaman dan pendidikan yang di miliki oleh seorang

karyawan. Dengan begitu, akan lebih memudahkan untuk mengamati jenjang karir karyawan tersebut.

Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek

pekerjaan menurut Keither dan Kinicki (2005). Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja seseorang

dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaanya dan atau tidak puas dengan salah satu atau lebih

aspek lainnya. Menurut Robbins yang dikutip oleh Wibowo (2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja

adalah adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan antara jumlah

penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

Kinerja PNS adalah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Bintarti dan Basri, 2009). Menurut Keban (2004) dalam Tobirin

(2008), di Indonesia kinerja seorang PNS lebih dikaitkan dengan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana

yang tercantum dalam Surat Edaran BAKN, No. 02/SE/1980, tertanggal 11 Februari 1980. Oleh karena

itu, pemahaman tentang kinerja PNS dalam Good Governance lebih ditekankan pada pelaksanaan

pekerjaan yang meliputi delapan (8) unsur atau aspek kinerja yang harus dinilai, seperti kesetiaan,

prestasi, ketaatan, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.

Berdasarkan teori kinerja yang memliki pengaruh terhadap kinerja, terdapat hasil penelitian

terdahulu yang menyaakan bahwa teori kinerja tidak semua berampak positif, hal ini ditunjukkan dalam

hasil penelitan terdahulu yang merupakan reseach gap ialah pada penelitian Adiyasa (2019) dengan

judul penelitian “Pengaruh motivasi, kepuasan kerja, dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

pada PT. XYZ” dengan hasl penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan kepemimpinan berpengaruh

signifikan terhadap variabel kinerja karyawan, tetapi variabel kepuasan kerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan. Implikasi dari temuan ini adalah bahwa peningkatan kapasitas

dan motivasi kepemimpinan secara bersamaan dapat menjadi penentu kinerja karyawan.

Page 3: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

Berdasarkan teori peningkatan kinerja diatas, maka objek penelitian yang dipilih ialah pada

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bondowoso. Pembentukan organisasi Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Bondowoso ditetapkan dalam peraturan Daerah Kabupaten Bodowoso Nomor 07

Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bondowoso, Berdasarkan

peraturan tersebut BKD merupakan badan daerah tipe A yang melaksanakan fungsi penunjang bidang

Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan. Susunan perangkat daerah BKD terdiri dari Kepala

Badan, Sekretariat denga 3 (tiga) subbagian, Bidang Pengadaan dan Informasi Kepegawaian, Bidang

Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Mutasi dan Kepangkatan, dan Bidang Penilaian Kinerja dan

Penghargaan, dimana masing-masing bidang terdiri dari 2 (dua) subbidang.

Selanjutnya rincian tugas pokok dan fungsi BKD Kabupaten Bondowoso diatetapkan dalam

Peraturan Bupati Bondowoso Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

Dan Fungsi Serta Tata Kerja BKD Kabupaten Bondowoso. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,

BKD Kabupaten Bondowoso Mempunya fungsi sebagai berikut: perumusan kebijakan rencana

kebutuhan pegawai dan pelaksanaan program pengembangan pegawai; perumusan kebijakan teknis

pelaksanaan program pembinaan dan peningkatan kesejahteraan pegawai; perumusan kebijakan

program dan melaksanakan kegiatan mutasi pegawai; pelaksanaan program pendataan, pengelolahan

dan informasi data kepegawaian; pelayanan administrasi kepegawaian; penyiapan dan penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan bagi PNSD dan berkoordinasi dengan instansi terkait; pengelolahan

ketatausahaan dan rumah tangga badan; pelaksanaan koordinasi dalam penyelenggaraan diklat aparatur;

penyusunan rencana kebijakan pendidikan dan pelatihan aparatur di lingkungan pemerintah kabupaten;

pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah bidang kepegawaian daerah; penyusunan

laporan keuangan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan;

pelaporan hasil pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Bupati; pelaksanaan tugas kedinasan lain yang

diberikan oleh Bupati sesuai dengan fungsinya.

Peneliti dalam merumuskan penyususnan permasalahan, maka obejek penelitian memfokuskan

pada Bidang Mutasi dan Kepangkat anyang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

umum, pengorganisasian dan pelaksanaan kebijakan serta pemantauan dan evaluasi di bidang mutasi

dan kepangkatan. Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud, bidang mutasi dan kepangkatan

mempunya fungsi sebagai berikut : penyusunan konsep dan menyiapkan bahan untuk mutasi dan

promosi dalam jabatan administrasi; penyiapan konsep dan bahan pertimbangan untuk kenaikan pangkat

ASN; penyiapan konsep nota persetujuan pengangkatan CPNS menjadi pegawai negeri sipil dan

kenaikan gaji berkala; penyiapan usul pensiun ASN; penyiapan petunjuk teknik mengenai proses urusan

jabatan, kepangkatan dan pensiun; pelaksanaan pembinaan karir dalam jabatan fungsional; pelaksanaan

koordinasi program kegiatan dengan bidang lainnya; pelaporan hasil pelaksanaan tugas; pelaksanaan

tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bondowoso

terutama pada Bidang Mutasi dan Kepangkatan, maka dalam menindak lanjuti program penyususnan

dan persiapan mutasi, promosi jabatan dan kenaikan pangkat pegawai ASN, maka dapat diketahui dalam

tabel berikut yang merupakan data penempatan pegawai, promosi jabatan dan kenaikan pangkat pegawai

ASN selamat 3 tahun terakhir terhitung dari tahun 2018-2020.

Tabel 1 Data Mutasi ASN Berdasarkan Basik Kompetensi.

No Pegawai

Jumlah pegawai yang di

mutasi

Penenempatan berdasakan

kompetensi

2018 2019 2020 2018 2019 2020

1 Pejabat Eselon II s/d IV 143 138 160 84% 82% 86%

2 Staf 237 269 277 68% 67% 69%

Sumber : BKD Kab. Bondowoso (2021).

Berdasarkan data mutasi yang mengacu pada kompetensi diri, dapat diketahui masih terdapat

sejumlah pegawai dengan penempatan yang tidak sesuai dengan kemapuan dasar yang dimiliki.

Selanjutnya, berdasarkan dari tugas dan fungsi Bidang Mutasi dan Kepangkatan pada OPD Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Bondowoso mengenai promosi jabatan dan kenaikan pangkat yang

mengacu pada pangkat golongan dan tingkat pendidikan

Page 4: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

Tabel 2 Identifikasi Analisis Kinerja Pegawai.

No Penlaian Kinerja Pegawai Struktural

Seluruh Bondowoso

Target

Realisasi

Realisasi

Pelaksanaan

Keterangan

1 SKP 100 % 86% Belum maksimal

2 Indikator Kinerja Utama 100 % 85% Belum maksimal

Sumber : BKD Kab. Bondowoso (2021).

Berdasarkan tabel diatas mengenai Bidang Mutasi dan kepangkatan, dapat dijelaskan bahwa

tabel 1 Data Mutasi ASN Berdasarkan Basik Kompetensi, masih banyak pegawai struktural yang

menempati posisi bidang yang tidak sesuai dengan kompetensi diri, dilanjut dengan melihat data

Kepangkatan Pegawai Struktural Berdasarkan Pangkat Golongan yang terdapat pada tabel 2. Identifikasi

Analisis Kinerja Pegawai, dapat dilihat bahwa realisasi pelaksanaan kinerja belum optimal. Salah satu

faktor kurang optimalnya capaian kinerja salah satunya adalah tingkat kepuasan pegawai. Berdasarkan

survei kepuasan pegawai didapatkan bahwa sebagian pegawai kurang merasa puas dengan penempatan

kerjanya yang baru. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

Tabel 3 Survey Kepuasan Pegawai

No Indikator Sangat

Puas Puas

Tidak

Puas

Sangat

Tidak

Puas

Total

1 Pegawai merasa puas dengan

penempatan kerja yang baru. 20% 50% 20% 10% 100%

2 Pegawai merasa puas dengan

lingkungan kerja yang baru. 10% 70% 10% 10% 100%

3 Pegawai merasa cocok dengan rekan

kerja ditempat yang baru 40% 40% 20% 0% 100%

4 Pegawai merasa penempatan kerjanya

sesuai dengan kompetensi 10% 40% 40% 10% 100%

Sumber : Data primer diolah 2021

Berdasarkan permasalah yang tertuang dalam tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masih

banyaknya pegawai yang belum sesuai dengan kompetensinya dalam mejalankan tugas pokok dan

fungsi, hal ini memicu peneliti untuk memeberikan solusi dalam meningkatkan seluruh kinerja pegawai

struktural dengan mengacu pada hasil realisasi pelaksana pada tabel 2 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari

20 responden yang disurvey menunjukkan bahwa sebagian besar masin menunjukkan rasa tidak puas

dengan indikator penilaian kepuasan pegawai mengenai penempatan kerja, lingkungan, rekan kerja dan

kesesuaian kompetensi yang dimiliki engan bidang pekerjaan yang dibebankannya. Maka dalam

penelitian ini, peneliti mendapatkan fenomena kinerja seluruh pegawai struktural ialah “Kurangnya

efektifitas kinerja pegawai dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi mengenai pelayanan publik”,

sehingga peneliti mencoba memberikan solusi guna meningkatkan kinerja pegawai yang mengacu pada

faktor penting ialah kompetensi dan penempatan kerja terhadap kinerja pegawai dengan kepuasan kerja

sebagai variabel intervening.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah Teori penetapan tujuan atau Goal Setting

Theory yang awalnya dikemukakan oleh Locke (1968), yang menunjukkan adanya keterkaitan antara

tujuan dan kinerja seseorang terhadap tugas. Teori ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditentukan

oleh dua buah cognition yaitu content (values) dan intentions (tujuan). Orang telah menentukan goal

atas perilakunya di masa depan dan goal tersebut akan mempengaruhi perilaku yang sesungguhnya

terjadi. Perilakunya akan diatur oleh ide (pemikiran) dan niatnya sehingga akan mempengaruhi tindakan

dan konsekuensi kinerjanya.

Page 5: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Farida (2014) manajemen sumber daya manusia merupakan orang yang bekerja dalam

suatu organisasi yang disebut karyawan atau employee. Manajemen sumber daya manusia sering

berkaitan dengan kebijkan (policy) dan praktek-praktek yang perlu dilaksanakan (Job Manajemen).

Menurut Sutrisno, (2012) sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam

mencapai tujuan-tujuan organisasi..

Kompetensi

Rosidah, (2013) mendefinisikan kompetensi merupakan karakteristik dasar dari seseorang yang

memungkinkan orang tersebut baik karyawan/pegawai mengeluarkan kinerja superior dalam

pekerjaannya. Menurut Sudarmanto, (2013) kompetensi merupakan pengetahuan, keahlian, dan

kemampuan yang dimiliki seseorang, yang menjadi bagian dari dirinya, sehingga dia bisa menjalankan

penampilan kognisi, afeksi, dan perilaku psikomotorik tertentu. Pengertian dan arti kompetensi menurut

Moeheriono, (2013) adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja

individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau

sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior

di tempat kerja atau pada situasi tertentu

Penempatan Kerja

Menurut Jackson dan Jhon (2011) penempatan kerja adalah proses menempatkan seseorang ke

posisi pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya, maka akan

mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan. Menurut Creed dan Hood (2015), perencanaan

penempatan sebelumnya harus dimulai dari pengamatan sejauh mana pengalaman dan pendidikan yang

di miliki oleh seorang karyawan. Dengan begitu, akan lebih memudahkan untuk mengamati jenjang

karir karyawan tersebut. Menurut Ardhana dkk. (2012), penempatan SDM adalah suatu proses

pemberian tugas dan pekerjaan yang lulus dalam seleksi untuk dilaksanakan secara continue dan

wewenang serta tanggung jawab yang melekat sebesar porsi dan komposisi yang ditetapkan serta

mampu mempertanggungjawabkan segala resiko yang mungkin terjadi atas tugas dan pekerjaan,

wewenang dan tanggung jawab tersebut.

Kepuasan Kerja

Menurut Sutrisno (2012) Mendefinisikan Kepuasan kerja karyawan merupakan masalah penting yang

diperhatikan dalam hubunganya dengan produktivitas kerja karyawan dan ketidakpuasan sering

dikaitkan dengan tingkat tuntunan dan keluhan pekerjaan yang tinggi. Menurut Wulantika, (2017)

Kepuasan kerja secara umum menyakut sikap seseorang mengenai pekerjaanya. Karena menyakut sikap,

pengertian kepuasan kerja mencakup berbagai hal seperti kondisi dan kecenderungan perilaku

seseorang. Kepuasan itu tidak tampak serta nyata, tetapi dapat diwujudkan dalam suatu hasil pekerjaan.

Salah satu maalah yang sangat penting adalah mendorong karyawan untuk lebih produktif. Menurut

Robbins (2015) Mendefinisikan Kepuasan kerja adalah Kepuasan Kerja adalah sikap umum seseorang

terhadap pekerjaannya, selisih antara banyaknya penghasilan yang diterima seorang pegawai dan

banyaknya yang mereka yakni apa yang seharusnya mereka terima. Pada prinsipnya setiap perusahaan

selalu mengharapkan karyawanya bekerja secara optimal agar dapat meningkatkan keuntungan dan

membantu mempercepat pencapaian tujuan organisasi lainnya.

Prestasi Kerja

Mangkunegara (2015) pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Kasmir (2016) menyebutkan: “Kinerja merupakan hasil kerja

dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggungjawab yang

diberikan dalam suatu periode tertentu”. Menurut Kasmir (2016) menyebutkan dalam praktiknya kinerja

dibagi ke dalam dua jenis yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu merupakan

kinerja yang dihasilkan oleh seseorang, sedangkan kinerja organisasi merupakan kinerja perusahaan

secara keseluruhan. Pegawai negeri merupakan sumber daya aparatur yang bertugas memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara jujur, adil dan merata. Sebagimana peraturan yang telah ditetapkan

sesuai dengan jabatan atau bidang yang telah ditetapkan harus dijalankan dengan kebijakan serta aturan

Page 6: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

hokum yang berlaku. Menurut Bangun (2012), kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang

berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan.

Kerangka Konseptual

Gambar 1 Kerangka Konseptual

3. METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kuantitatif.

Pengertian metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2014) yaitu : “Metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

teknik, pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan". Penelitian ini menggunakan pendekatan eksplanasi dan konfirmatori. Metode

deskriftif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil

penelitian tetapi tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2013). Metode

penelitian verifikatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2013).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluuh Pegawai Seluruh pegawai yang aktif pada semua

OPD di Kabupaten Bondowoso ialah sebanyak 3.051 pegawai struktural. Penelitian ini menggunakan

rumus Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat

di generalisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat

dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana. Penentuan sampel untuk pegawai dilakukan

dengan menggunakan rumus Slovin, karena jumlah pegawai struktural di Kabupaten Bondowoso yang

menjadi populasi ada terbagi atas 29 OPD, maka dari masing-masing OPD akan diambil beberapa

sampel pegawai sesuai dengan taraf kesalahan 5 % akan dijelaskan sebagai berikut:

dibulatkan menjadi 354 responden.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan

teknik yang diambil yaitu proportional sampling. Menurut Sugiyono (2013), Teknik sampling

proporsional yaitu sampel yang di hitung berdasarkan perbandingan. Teknik ini di gunakan apabila

populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Karakteristik Responden

Page 7: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

Responden penelitian ini adalah pegawai semua OPD di Kabupaten Bondowoso yang berjumlah

354 orang. Karakteristik responden dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia dan masa kerja.

Karakteristik ini diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner yang telah diberikan. Karakteristik

responden ini oleh peneliti dibuat kedalam suatu tabel untuk memudahkan dalam penilaian atau

pengambilan kesimpulan

Tabe 4 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Responden Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 210 59,3%

Perempuan 144 40,7%

Total 354 100%

Usia

20 - 30 tahun 84 23,7%

31 - 40 tahun 132 37,3%

41 - 50 tahun 118 33,3%

51 - 60 tahun 20 5,7%

Total 354 100%

Masa Kerja

0 - 10 tahun 54 15,3%

11 - 20 tahun 140 39,5%

21 - 30 tahun 148 41,8%

31 - 40 tahun 12 3,4%

Total 354 100.00

Sumber : Data primer diolah peneliti 2021

Tabel di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden dalam penelitian ini didominasi oleh

pegawai dengan jenis kelamin laki-laki, dengan rentang usia tertinggi adalah 31-40 tahun, atau dapat

dikatakan usia produktif. Sebagian responden juga memiliki masa kerja yang lama yaitu pada rentang

21-30 tahun.

b. Uji Validitas

Uji validitas ini menunjukkan kesesuaian setiap indikator dengan teori–teori yang digunakan

untuk mendefinisikan suatu konstruk (Hartono, 2008). Kriteria uji validasi adalah dengan menggunakan

kriteria faktor loadings (cross-loadings factor) dengan nilai lebih dari 0,70 dan average variance

extracted (AVE) dengan nilai melebihi 0,70 untuk uji validitas konfergen dan untuk uji validitas

diskriminan menggunakan perbandingan akar dari AVE dengan korelasi antar variabel. Hasil WarpPLS

5.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Combined loadings and cross-loadings

X1 X2 Z Y Type (a SE P value

X1.1 0.764 0.506 -0.608 -0.081 Reflect 0.048 <0.001

X1.2 0.752 0.124 -0.022 -0.611 Reflect 0.048 <0.001

X1.3 0.750 -0.938 0.467 0.532 Reflect 0.048 <0.001

X1.4 0.787 -0.460 0.446 0.412 Reflect 0.047 <0.001

X1.5 0.730 0.803 -0.301 -0.277 Reflect 0.048 <0.001

X2.1 0.241 0.851 -0.348 -0.029 Reflect 0.047 <0.001

X2.2 -0.351 0.733 -0.381 1.188 Reflect 0.048 <0.001

X2.3 -0.375 0.723 0.738 -0.751 Reflect 0.049 <0.001

X2.4 -0.649 0.759 0.266 0.424 Reflect 0.048 <0.001

X2.6 0.981 0.727 -0.083 -0.906 Reflect 0.048 <0.001

Z1.1 0.005 -0.339 0.780 -0.228 Reflect 0.047 <0.001

Z1.2 -0.108 0.438 0.794 -0.415 Reflect 0.047 <0.001

Z1.3 0.254 0.389 0.706 -0.275 Reflect 0.048 <0.001

Z1.4 -0.504 -0.637 0.734 1.307 Reflect 0.048 <0.001

Z1.5 0.340 0.071 0.753 -0.197 Reflect 0.048 <0.001

Y1.1 0.031 0.489 0.045 0.796 Reflect 0.047 <0.001

Y1.2 0.343 0.312 -0.031 0.759 Reflect 0.048 <0.001

Y1.3 -0.501 -1.139 0.216 0.709 Reflect 0.048 <0.001

Page 8: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

Sumber : Data primer diolah peneliti 2021

Hasil perhitungan WarpPLS 5.0 pada tabel 5 menunjukkan bahwa masing-masing nilai pada cross-

loadings factor telah mencapai nilai diatas 0,7 dengan nilai p di bawah 0,001. Dengan demikian kriteria

uji validitas konvergen telah terpenuhi.

c. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk memastikan instrumen penelitian yang

digunakan dapat menyajikan pengukuran konsep secara konsisten tanpa ada bias. Hasil olah data

WarpPLS 5.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Uji Reliabilitas

Composite reliability coefficients

----------------------------------

X1 X2 Z Y

0.870 0.844 0.839 0.891

Cronbach's alpha coefficients

---------------------------

X1 X2 Z Y

0.813 0.767 0.760 0.857

Sumber : Data primer diolah peneliti 2021

Dasar yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah nilai Composite reliability coefficients dan

Cronbach’s alpha coefficients di atas 0,7. Hasil pada tabel 6 menunjukkan bahwa instrumen kuesioner

dalam penelitian ini telah memenuhi ketentuan uji reliabilitas.

d. Perhitungan Koefisien Jalur Pengaruh Langsung

Pada bagian ini menguraikan tiap-tiap jalur pada bagian model dengan menggunakan analisis

jalur (Path Analysis). Tiap-tiap jalur yang diuji menunjukkan pengaruh langsung dan tidak langsung

kompetensi pegawai (X1) dan penempatan kerja (X2) terhadap kepuasan kerja (Z) dan kinerja pegawai

(Y) Kabupaten Bondowoso. Dengan mengetahui signifikan atau tidaknya tiap-tiap jalur tersebut akan

menjawab apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Masing-masing jalur yang diuji

mewakili hipotesis yang ada dalam penelitian ini. Nilai koefisien jalur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7 Nilai Koefisien Jalur Pengaruh Langsung

Path coefficients

-----------------

X1 X2 Z Y

X1

X2

Z 0.323 0.587

Y 0.358 0.307 0.333

P values

--------

X1 X2 Z Y

X1

Y1.4 -0.427 0.039 0.444 0.728 Reflect 0.048 <0.001

Y1.5 -0.642 0.069 -0.496 0.799 Reflect 0.048 <0.001

Y1.6 0.264 0.127 -0.355 0.729 Reflect 0.048 <0.001

Y1.7 0.895 0.018 0.165 0.713 Reflect 0.048 <0.001

Page 9: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

X2

Z <0.001 <0.001

Y <0.001 <0.001 <0.001

Sumber : Data primer diolah peneliti 2021

a. Hasil pengujian variabel kompetensi pegawai (X1) terhadap kepuasan kerja diperoleh nilai Path

coefficient sebesar 0,323 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil dari

pada α (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak dengan demikian ada pengaruh signifikan kompetensi

pegawai (X1) terhadap kepuasan kerja (Z).

b. Hasil pengujian variabel penempatan kerja (X2) terhadap kepuasan kerja (Z) diperoleh nilai

Path coefficient sebesar 0,587 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil

dari pada α (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak dengan demikian ada pengaruh signifikan

penempatan kerja (X2) terhadap kepuasan kerja (Z).

c. Hasil pengujian variabel kompetensi pegawai (X1) terhadap kinerja pegawai (Y) diperoleh nilai

Path coefficient sebesar 0,358 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil

dari pada α (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak dengan demikian ada pengaruh signifikan

kompetensi pegawai (X1) terhadap kinerja pegawai (Y).

d. Hasil pengujian variabel penempatan kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) diperoleh nilai

Path coefficient sebesar 0,307 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil

dari pada α (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak dengan demikian ada pengaruh signifikan

penempatan kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y).

e. Hasil pengujian variabel kepuasan kerja (Z) terhadap kinerja pegawai (Y) diperoleh nilai Path

coefficient sebesar 0,333 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil dari

pada α (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak dengan demikian ada pengaruh signifikan kepuasan kerja

(Z) terhadap kinerja pegawai (Y).

e. Pengaruh Jalur Pengaruh Tidak Langsung

Pengujian pengaruh tidak langsung dilakukan dengan melihat hasil pengujian jalur yang dilalui,

jika semua jalur yang dilalui signifikan maka pengaruh tidak langsungnya juga signifikan, dan jika

terdapat jalur yang non signifikan maka pengaruh tidak langsungnya dikatakan non signifikan. Koefisien

jalur pengaruh tidak langsung disajikan pada tabel 8

Tabel 8 Koefisien Jalur Pengaruh Tidak Langsung

Indirect effects for paths with 2 segments

------------------------------

X1 X2 Z Y

X1

X2

Z

Y 0.108 0.195

P values of indirect effects for paths with 2 segments

------------------------------

X1 X2 Z Y

X1

X2

Z

Y 0.002 <0.001

Sumber: Data primer diolah peneliti 2021

Pengaruh tidak langsung dari kompetensi pegawai (X1) terhadap variabel kinerja pegawai (Y)

melalui variabel intervening kepuasan kerja (Z) sebesar 0,002 yang nilainya lebih kecil dibandingkan

dengan pengaruh langsung variabel kompetensi pegawai (X1) terhadap variabel kinerja pegawai (Y)

yaitu sebesar 0,108. Pengaruh tidak langsung dari variabel penempatan kerja (X2) terhadap kinerja

pegawai (Y) melalui variabel intervening kepuasan kerja (Z) sebesar 0,001 yang nilainya lebih kecil

Page 10: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

dibandingkan dengan pengaruh langsung variabel penempatan kerja (X2) terhadap variabel kinerja

pegawai (Y) yaitu sebesar 0,195. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kompetensi pegawai (X1)

dan penempatan kerja (X2) mempengaruhi kinerja pegawai (Y) melalui kepuasan kerja (Z) dengan nilai

lebih kecil dari pada pengaruh langsungnya.

f. Perhitungan Koefisien Jalur Pengaruh Total

Perhitungan total effect atau total pengaruh adalah menjumlah nilai pengaruh langsung dan tidak

langsung. Koefisien jalur pengaruh total disajikan pada tabel 9

Tabel 9 Total Effects

Total effects

------------------------------

X1 X2 Z Y

X1

X2

Z 0.323 0.587

Y 0.466 0.502 0.333

P values for total effects

------------------------------

X1 X2 Z Y

X1

X2

Z <0.001 <0.001

Y <0.001 <0.001 <0.001

Sumber : Data primer diolah peneliti 2021

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur, tampak bahwa:

a. Total pengaruh kompetensi pegawai (X1) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah sebesar

0,466 dengan rincian pengaruh langsung sebesar 0,358 dan pengaruh tidak langsung sebesar

0,108.

b. Total pengaruh penempatan kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah sebesar 0,502

dengan rincian pengaruh langsung sebesar 0,307 dan pengaruh tidak langsung sebesar

0,195.

Dari perhitungan diatas, variabel independent yang mempunyai pengaruh paling kuat terhadap

variabel kepuasan kerja (Z) adalah variabel penempatan kerja (X2) yaitu sebesar 0,587. Sedangkan

variabel independent yang mempunyai pengaruh paling kuat terhadap variabel kinerja pegawai (Y)

adalah kompetensi pegawai (X1) yaitu sebesar 0,358. Dan variabel independent yang mempunyai

pengaruh terhadap variabel kinerja pegawai (Y) melalui variabel intervening kepuasan kerja (Z) adalah

variabel penempatan kerja (X2) yaitu sebesar 0,195.

g. Model Hipotesis

Pengujian hipotesis didasarkan pada hasil analisis model SEM PLS yang mengandung seluruh

variabel pendukung uji hipotesis. Model PLS dengan penambahan variabel kepuasan kerja sebagai

variabel mediasi menerangkan bahwa penambahan variabel akan memberikan kontribusi tambahan

sebagai penjelas kinerja pegawai.

Page 11: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

Gambar 2 Hasil Analisis Jalur

h. Pengujian Model Struktural

Uji model penelitian dilakukan untuk melihat kesesuaian model yang dibangun dalam

penelitian. Model penelitian yang baik akan dapat menggambarkan kesesuaian hubungan antara variabel

dalam penelitian. Penggunaan WarpPLS 5.0 telah memberikan hasil perhitungan yang menunjukkan

kriteria yang digunakan untuk menilai apakah model telah sesuai.

Tabel 10 Uji Model Penelitian

Keterangan Nilai Ideal

Average path coefficient (APC)

Average R-squared (ARS)

Average adjusted R-squared (AARS)

Average block VIF (AVIF)

Average full collinearity VIF (AFVIF)

Tenenhaus GoF (GoF)

Sympson's paradox ratio (SPR)

R-squared contribution ratio (RSCR)

Statistical suppression ratio (SSR)

Nonlinear bivariate causality direction ratio (NLBCDR)

P 0.001

P 0.001

P 0.001

3.166

2,637

0.663

1

1

1

1

<= 0,05

<= 0,05

<= 0,05

<= 3,3

<= 3,3

besar

1

1

>= 0,7

>= 0,7

Sumber : Data primer diolah peneliti 2021

Berdasarkan table 10 dapat diketahui bahwa masing-masing nilai dalam penelitian telah

memenuhi kriteria ideal. Nilai APC, ARS, dan AVIF yang memenuhi kriteria ideal menunjukkan bahwa

secara keseluruhan model penelitian ini baik.

i. Koefisien Determinasi

Hasil pengujian model struktural (inner model) dapat dilihat pada R-square (R2) pada setiap

konstruk endogen, nilai koefisien jalur, nilai t dan nilai p tiap hubungan path antar konstruk. Nilai

koefisien jalur dan nilai t pada setiap jalur akan dijelaskan dalam sub bahasan hasil pengujian hipotesis.

Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi dalam variabel endogen yang dijelaskan oleh

sejumlah variabel yang mempengaruhi (Hartono dan Abdillah, 2009).

Hasil dari analisis pengaruh kompetensi pegawai dan penempatan kerja terhadap kepuasan

kerja, menunjukkan nilai koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,749, dari hasil tersebut berarti seluruh

variabel bebas (kompetensi pegawai dan penempatan kerja) mempunyai kontribusi sebesar 74,9%

terhadap variabel terikat (kepuasan kerja), dan sisanya sebesar 25,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain yang tidak masuk dalam penelitian.

Page 12: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

Hasil dari analisis pengaruh kompetensi pegawai, penempatan kerja dan kepuasan kerja

terhadap kinerja pegawai, menunjukkan nilai koefisien determinasi atau R square sebesar 0,886, dari

hasil tersebut berarti seluruh variabel bebas (kompetensi pegawai, penempatan kerja dan kepuasan kerja)

mempunyai kontribusi sebesar 88,6% terhadap variabel terikat (kinerja pegawai), dan sisanya sebesar

11,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian.

j. Pembahasan

Pengaruh Kompetensi pegawai terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian variabel kompetensi pegawai terhadap kepuasan kerja diperoleh

nilai koefisien sebesar 0,323 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil dari pada α

(0,001 < 0,05) maka H0 ditolak sehingga ada pengaruh signifikan kompetensi pegawai terhadap

kepuasan kerja. Hal ini berarti bahwa kompetensi pegawai berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

kerja Kabupaten Bondowoso terbukti kebenarannya atau H1 diterima.

Narimawati (2006) mengemukakan bahwa konstruk kompetensi pegawai sebagai salah satu

unsur dari modal intelektual dapat dilihat dari tiga aspek kompetensi, yaitu aspek intelektual, emosional,

sosial karena pengukuran kompetensi yang menggunakan dimensi tingkat pengetahuan, keterampilan

dan pendidikan. Hal ini sesuai dengan teori dari Lawler yang menyatakan bahwa keahlian menjadi

bagian dari faktor masukan yang mempengaruhi kepuasan kerja atau ketidakpuasan (Munandar 2012).

Kemudian penelitian Amador, Nicolas dan L.E. Villa, (2006) dimana ketidaksesuian kompetensi akan

dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja. Jadi intinya bahwa kepuasan kerja akan dipengaruhi oleh

kompetensi. Hasil penelitian ini terdapat kesamaan hasil yang signifikan dengan penelitian terdahulu

yang dilakulan oleh Wiarah (2014); Deswarta (2017); Randi (2020) dengan hasil penelitian menyatakan

bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

Pengaruh Penempatan kerja terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian variabel penempatan kerja terhadap kepuasan kerja diperoleh nilai

koefisien sebesar 0,587 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil dari pada α (0,001

< 0,05) maka Ha ditolak sehingga penempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

Hal ini berarti bahwa penempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja Kabupaten

Bondowoso terbukti kebenarannya.

Kepuasan kerja akan tercapai bila terdapatnya kesesuaian karyawan dengan posisi pekerjaan

yang mereka dapatkan. Penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja

tertentu (Rivai dan Sagala, 2010). Penempatan karyawan merupakan pencocokan atau membandingkan

kualifikasi yang dimiliki dengan persyaratan pekerjaan, dan sekaligus memberikan tugas, pekerjaan

kepada calon karyawan untuk dilaksanakan (Ardana, 2012). Karyawan yang ditempatkan pada posisi

tertentu harus memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif dan

efesien. Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakulan oleh Saputra, dkk.

(2017); Devi, Susilo, dan Ratri (2016); Ngebu (2018); Randi (2020) yang menyatakan bahwa

penempatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.

Pengaruh Kompetensi pegawai terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian variabel kompetensi pegawai terhadap kinerja pegawai diperoleh

nilai koefisien sebesar 0,358 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil dari pada α

(0,001 < 0,05) maka H0 ditolak dengan demikian ada pengaruh signifikan kompetensi pegawai terhadap

kinerja pegawai. Hal ini berarti bahwa kompetensi pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja

seluruh pegawai di Kabupaten Bondowoso terbukti kebenarnnya atau H3 diterima.

Kompetensi pegawai merupakan aspek penting untuk mendukung kinerjanya. Menurut

Sudarmanto, (2012) kompetensi merupakan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang dimiliki

seseorang, yang menjadi bagian dari dirinya, sehingga dia bisa menjalankan penampilan kognisi, afeksi,

dan perilaku psikomotorik tertentu. Pengertian dan arti kompetensi menurut Moeheriono, (2013) adalah

karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam

pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-

akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja

atau pada situasi tertentu. Menurut Wibowo (2012) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan

Page 13: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Hal ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan Wiarah (2014); Deswarta (2017); Pongoh (2018); Manullang, dkk

(2020); Randi (2020), (Mustikawati & Qomariah, 2020), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

langsung secara positif dan signifikan kompetensi pegawai terhadap kinerja. Penelitian (Utomo et al.,

2019) dan (Chandra et al., 2020), (Prijono et al., 2019) tidak sejalan dengan penelitian ini karena

kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Pengaruh Penempatan kerja terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian variabel penempatan kerja terhadap kinerja pegawai diperoleh nilai

koefisien sebesar 0,307 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil dari pada α (0,001

< 0,05) maka H0 ditolak dengan demikian ada pengaruh signifikan penempatan kerja terhadap kinerja

pegawai Berdasarkan hipotesis keempat penempatan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal

ini berarti bahwa penempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja seluruh pegawai di

Kabupaten Bondowoso, terbukti kebenarannya atau H4 diterima.

Marwansyah (2010) mengemukakan “Penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali

seorang pekerja pada sebuah pekerjaan atau jabatan baru.” Menurut Hartatik (2014) “Penempatan kerja

adalah informasi analisis jabatan pekerjaan yang digunakan untuk menempatkan para karyawan pada

pekerjaan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan agar mereka bekerja secara efektif.” Menurut

Gaol (2014) “Penempatan kerja (Placement) adalah sebuah pengaturan awal atau pengaturan ulang pada

seorang karyawan pada suatu jabatan baru yang berbeda dengan jabatan sebelumnya.” Penelitian ini

terdapat kesamaan hasil yang signifikan dengan penelitian terdahulu yang dilakulan oleh Devi, dkk

(2016); Ngebu (2018); Pongoh (2018); Manullang, dkk (2020); Randi (2020) yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh langsung secara positif dan signifikan penempatan kerja terhadap kinerja.

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian variabel kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai diperoleh nilai

koefisien sebesar 0,333 dengan ρ-value sebesar 0,001. Karena nilai ρ-value lebih kecil dari pada α 0,001

< 0,05) maka H0 ditolak dengan demikian ada pengaruh signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja

pegawai. Hal ini berarti bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja seluruh pegawai

di Kabupaten Bondowoso terbukti kebenarannya atau H5 diterima.

Menurut Sutrisno (2012) Mendefinisikan Kepuasan kerja karyawan merupakan masalah penting

yang diperhatikan dalam hubunganya dengan produktivitas kerja karyawan dan ketidakpuasan sering

dikaitkan dengan tingkat tuntunan dan keluhan pekerjaan yang tinggi. Menurut Wulantika, (2017)

Kepuasan kerja secara umum menyakut sikap seseorang mengenai pekerjaanya. Karena menyakut sikap,

pengertian kepuasan kerja mencakup berbagai hal seperti kondisi dan kecenderungan perilaku

seseorang. Kepuasan itu tidak tampak serta nyata, tetapi dapat diwujudkan dalam suatu hasil pekerjaan.

Salah satu maalah yang sangat penting adalah mendorong karyawan untuk lebih produktif. (Robbins,

2015). Kepuasan merupakan perasaan senang pegawai terhadap pekerjaan yang dijalani (Azhad et al.,

2015). Adapun dalam penelitian ini terdapat kesamaan hasil yang signifikan dengan penelitian terdahulu

yang dilakulan oleh Devi, dkk (2016); Wiarah (2014); Deswarta (2017); Ngebu (2018); Randi (2020),

(Qomariah et al., 2020), dengan hasil penelitian menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja. Namun, penelitian Adiyasa (2019) menyatakan bahwa tidak kepuasan kerja

tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Pengaruh Kompetensi pegawai terhadap Kinerja Pegawai melalui Kepuasan Kerja

Berdasarkan hipotesis keenam kompetensi pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai

melalui kepuasan kerja. Setelah dilakukan pengujian dan analisis data diperoleh hasil yang menyatakan

bahwa pengaruh tidak langsung dari kompetensi pegawai (X1) terhadap variabel kinerja pegawai (Y)

melalui variabel intervening kepuasan kerja (Z) sebesar 0,108 yang nilainya lebih kecil dibandingkan

dengan pengaruh langsung variabel kompetensi pegawai (X1) terhadap variabel kinerja pegawai (Y)

yaitu sebesar 0,358. Total pengaruh kompetensi pegawai (X1) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah

sebesar 0,466 dengan rincian pengaruh langsung sebesar 0,358 dan pengaruh tidak langsung sebesar

0,108. Dapat disimpulkan bahwa jika kompetensi pegawai mempengaruhi kepuasan kerja dan kepuasan

kerja mempengaruh kinerja seluruh pegawai di Kabupaten Bondowoso. Maka dapat dipatikan secara

tidak langsung kompetensi pegawai memiliki pengaruh terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Jika

Page 14: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

pegawai di Kabupaten Bondowoso memiliki kompetensi dan kepuasan kerja yang baik, maka

seharusnya mampu meningkatkan kinerjanya.

Pengaruh Penempatan kerja terhadap Kinerja Pegawai melalui Kepuasan Kerja

Berdasarkan hipotesis ketujuh penempatan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui

kepuasan kerja. Setelah dilakukan pengujian dan analisis data diperoleh hasil yang menyatakan bahwa

pengaruh tidak langsung dari variabel penempatan kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) melalui

variabel intervening kepuasan kerja (Z) sebesar 0,195 yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan

pengaruh langsung variabel penempatan kerja (X2) terhadap variabel kinerja pegawai (Y) yaitu sebesar

0,307. Total pengaruh penempatan kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah sebesar 0,502 dengan

rincian pengaruh langsung sebesar 0,307 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,195. Dapat disimpulkan

bahwa jika lingkungang kerja mempengaruhi kepuasan kerja dan kepuasan kerja mempengaruh kinerja

seluruh pegawai di Kabupaten Bondowoso. Maka dapat dipatikan secara tidak langsung lingkungang

kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Jika pegawai di Kabupaten

Bondowoso memiliki lingkungangan kerja dan kepuasan kerja yang baik, maka seharusnya mampu

meningkatkan kinerjanya.

E. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian yang telah diuraikan dalam Bab IV, kesimpulan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil pengujian membuktikan kompetensi pegawai, berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja pegawai di Kabupaten Bondowoso .

2. Hasil pengujian membuktikan penempatan kerja, berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja pegawai di Kabupaten Bondowoso .

3. Hasil pengujian membuktikan kompetensi pegawai, berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja seluruh pegawai di Kabupaten Bondowoso.

4. Hasil pengujian membuktikan penempatan kerja, berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja seluruh pegawai di Kabupaten Bondowoso.

5. Hasil pengujian membuktikan kepuasan kerja, berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja seluruh pegawai di Kabupaten Bondowoso.

6. Hasil pengujian membuktikan terdapat pengaruh engaruh tidak langsung dari jenjang

pendidikan terhadap variabel kinerja pegawai melalui variabel intervening kepuasan kerja

pegawai di Kabupaten Bondowoso yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh

langsungnya

7. Hasil pengujian membuktikan pengaruh tidak langsung dari variabel penempatan kerja terhadap

kinerja pegawai melalui variabel intervening kepuasan kerja pegawai di Kabupaten Bondowoso

yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh langsungnya.

Keterbatasan Penelitian

Dari hasil pembahasan tesis, dengan melihat latar belakang penelitian, justifikasi teori dan

metode penelitian, maka dapat disampaikan beberapa keterbatasan dari penelitian ini adalah

1. Penelitian ini terbatas pada lingkup masalah yang diangkat yaitu tentang kesesuaian penempatan

kerja pegawai dengan kompetensi pegawai. Sehingga dianggap sebagai faktor tidak maksimalnya

kinerja pegawai. Berdsarkan identifikasi kinerja pegawai hanya berdasarkan 2 indikator penilaian

yaitu SKP dan IKU dimana tidak dirincikan indikator-inikator penilaian kinerja pegawai secara

umum.

2. Penelitian ini tidak mengangkat permasalahan pada kompetensi pegawai, yaitu tingkat penidikan

pegawai yang tidak semuanya berpendidikan Strata 1 atau D3. Mengingat dilapangan, masih

banyak pegawai yang penidikannya masih SMA.

Page 15: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

3. Penentuan sample dalam penelitian ini tidak menentukan kriteria-kriteria yang harus dimiliki

responden. Mengingat tidak semua pegawai pada OPD pernah dimutasi atau penempatan kerjanya

tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

4. Hasil pengukuran kinerja pegawai dalam penelitian ini hanya diukur menggunakan tiga variabel

saja yaitu penempatan kerja, kompetensi pegawai dan kepuasan kerja.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi penelitian yang akan datang disarankan agar mempertimbangkan faktor-faktor lain yang

turut berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai seperti kepemimpinan,

pengembangan karir dan disiplin kerja.

2. Penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan objek yang berbeda atau lebih spesifik dalam

menentukan responden penelitian.

3. Mengacu pada kesimpulan yang menyatakan bahwa kompetensi pegawai memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai, hendaknya Pemerintah

Daerah Kabupaten Bondowoso lebih meningkatkan dan memperhatikan aspek-aspek kepuasan

pegawai dalam bekerja tentang pemahaman dan kondisi kerja baik didalam maupun diluar

instansi.

4. Mengacu pada kesimpulan yang menyatakan bahwa penempatan kerja memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai, hendaknya Pemerintah Daerah

Kabupaten Bondowoso lebih meningkatkan dan memperhatikan aspek-aspek kepuasan pegawai

dalam bekerja tentang kesesuaian kompetensi yang dimiliki pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adiyasa, N. I. W., & Windayanti, W. (2019). Pengaruh motivasi, kepuasan kerja, dan

kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT. XYZ. Jurnal Manajemen Strategi dan

Aplikasi Bisnis, 2(1), 23-30..

[2] Ardana, Komang dkk. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

[3] Azhad, M. N., Anwar, & Qomariah, N. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cahaya

Ilmu.

[4] Badriyah, M. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan 1. Bandung : CV Pustaka.

[5] Chandra, J. A., G, N. N. P. M., & Qomariah, N. (2020). Impact of Organizational Citizenship

Behavior , Leadership , Individual Characteristics and Competence on Teacher Performance.

Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia, 6(2), 244–256.

[6] Creed, P. A. & Hood, M. (2015). Self-regulatory processes mediating between career calling

and perceived employability and life satisfaction in emerging adults. Journal of Career

Development, 42(2), 86-101. doi: 10.1177/0894845314541517

[7] Deswarta, D. (2017). Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan

Kinerja Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Sultan Syarif Kasim Riau. VALUTA, 3(1),

19-39.

[8] Devi, C. R., Susilo, E. A., & Ratri, A. M. (2016). Pengaruh penempatan dan kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan (Studi pada PG Tjoekir Jombang). Jurnal Bisnis dan

Manajemen, 3(2).

[9] Fahmi, Irham. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi. Bandung:

Alfabeta.

[10] Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian. Pendidikan Bahasa. Solo: Cakra

Books. Pusat bahasa depatemen pendidikan nasional.

[11] Gaol L, Jimmy. 2014. A to Z Human Capital : Manajemen Sumber Daya. Manusia. PT.

Grasindo : Jakarta.

[12] Hamali, Arif Yusuf. 2016. Pemahaman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS

[13] Hartatik, Puji Indah. (2014). Buku Praktis Mengembangkan SDM. Jogjakarta: Suka Buku.

[14] Hasibuan, Malayu S.P, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi,. PT.Bumi

Aksara Jakarta.

[15] Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi. Aksara.

Page 16: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

[16] Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha. 2011. Kompetensi Komunikasi Plus: Teori, Desain,

Kasus dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis. Penerbit: Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

[17] Jackson, John. 2011. Human Resource Management (edisi. 10). Jakarta : Salemba Empat.

[18] Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok: PT. Rajagrafindo

Persada.

[19] Lee, Oey, Liang. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta. Salemba Empat.

[20] Lita Wulantika. 2017. Analisis Pengembangan Karier Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja

Karyaan Pada Kantor Pusat PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Bandung.

[21] Mangkunegara, Anwar Prabu. 2015. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan kedua belas.

Remaja Rosdakarya: Bandung.

[22] Manullang, A. K., & Wardini, A. K. (2020). Pengaruh Kompetensi Dan Penempatan Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil. Jurnal Makro Manajemen, 5(2), 107-119.

[23] Marwansyah. 2010. Manajemen sumber daya manusia. Alfabeta:Bandung.

[24] Moeheriono. 2013. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta : PT. Raja.

GrafindoPersada.

[25] Mulyadi. 2013.Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba. Empat, Jakarta.

[26] Mustikawati, E., & Qomariah, N. (2020). The Effect of Education , Training and Competency

on Teacher Performance. International Journal of Business and Management Invention (IJBMI),

9(10), 14–20. https://doi.org/10.35629/8028-0910031420

[27] Ngebu, W. D., Sintaasih, D. K., & Subudi, M. (2018). Pengaruh Kompetensi Dan Penempatan

Pegawai Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Pegawai. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Udayana, 2555-2570.

[28] Pongoh, A. M., Mananeke, L., & Sendow, G. M. (2018). Pengaruh Kompetensi Dan

Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Lembaga Penyiaran Publik Tvri Stasiun

Sulawesi Utara. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 6(4).

[29] Prijono, W. P., Cahyono, D., & Qomariah, N. (2019). Usaha Meningkatkan Kinerja Pegawai

SKPD ( Satuan Kerja Pemerintah Daerah ) Di Lingkungan Inspektorat Kabupaten Jember. 9(1),

20–33.

[30] Qomariah, N., Wijianto, & Cahyono, D. (2020). How To Improve Employee Performance At

The Forest Service. International Journal of Scientific & Technology Research, 9(8), 256–264.

[31] Randi, R. (2020). Pengaruh Kompetensi Dan Penempatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Yang

Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Gayo Lues. ETD Unsyiah.

[32] Richard L. (2012) Manajemen. Edisi 1, Alih bahasa oleh Edward Tanujaya dan Shirly Tiolina.

Salemba Empat, Jakarta.

[33] Rivai Dan Ella Sagala, (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk. Perusahaan, Rajawali

Pers, Jakarta. Stuner Dan Freeman ...

[34] Robbins, S.P dan Judge T.A. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

[35] Rosidah. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan. Pertama. Penerbit Graha Ilmu.

Yogyakarta.

[36] Sandy Martha, Muhammad. 2015. “Karakteristik Pekerjaan dan Kinerja Dosen Luar Biasa UIN

Sunan Gunung Djati Bandung: Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating”. Tesis di

Universitas Widayatama Bandung.

[37] Saputra, K. A., Heryanda, K. K., SE, M., Parma, I. P. G., & Par, S. S. (2020). Pengaruh

Penempatan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal

Manajemen Indonesia, 8(2).

[38] Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Reformasi Birokrasi dan. Manajemen

Pegawai Negeri Sipil, Cetakan Kelima, PT Refika Aditama

[39] Sudarmanto (2015). Kinerja dan Pengembangan kompetensi SDM (Cetakan Ketiga 2015).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

[40] Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

[41] Sutrisno, Edy, (2016), Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada. Media Group,

Jakarta.

[42] Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA.

Page 17: PENGARUH KOMPETENSI DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP …

[43] Utomo, A. W., Qomariah, N., & Nursaid. (2019). The Impacts of Work Motivation , Work

Environment , and Competence on Performance of Administration Staff of dr . Soebandi

Hospital Jember East Java Indonesia. International Journal of Business and Management

Invention (IJBMI, 8(09), 46–52. http://www.ijbmi.org/papers/Vol(8)9/Series-

2/G0809024652.pdf

[44] Wiarah, W., & Manik, E. (2014). Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi terhadap Kepuasan

Kerja Serta Implikasinya pada Kinerja Paramedis di Rumah Sakit Cibabat Kota Cimahi. Jurnal

Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship, 8(2), 41345.

[45] Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja (Edisi Ke 3). Jakarta : Rajawali Pers.

[46] Yuniarsih dan Suwatno, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta,.

[47] Yuta, A. R. (2019). Analisis Pengaruh Penempatan Kerja, Lingkungan Kerja dan

Kepemimpinan Terhadap Kinerja Personil Polri pada Bidang Humas Polda Sumatera Utara

dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening