pengaruh pendekatan pembelajaran tematik …lib.unnes.ac.id/2685/1/3454.pdf · ... s.pd selaku guru...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK
MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI I SULANG
KABUPATEN REMBANG
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh
Irma Prihartanti
4401406519
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang
berjudul ”Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan
Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten
Rembang” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen
pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk
memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, 11 Februari 2011
Irma Prihartanti
4401406519
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul :
Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan
Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten
Rembang
disusun oleh
nama : Irma Prihartanti
NIM : 4401406519
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada
tanggal 11 Februari 2011.
Panitia:
Ketua Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S, M.S. Dra. Aditya Marianti, M.Si
19511115 197903 1001 19671217 199303 2001
Ketua Penguji
Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed 19581104 198703 1004
Anggota Penguji/ AnggotaPenguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Drs. Kukuh Santosa Ir. Tuti Widianti, M.Biomed
19490809 197603 1002 19510207 197903 2001
iv
ABSTRAK
Prihartanti, Irma. 2011. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri I Sulang kabupaten Rembang. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Drs. Kukuh Santosa dan Ir. Tuti Widianti, M.Biomed.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMP N I Sulang diperoleh data bahwa interaksi pembelajaran biologi dalam kelas masih relatif rendah, didominasi dengan metode ceramah sehingga kurang menarik perhatian siswa. Siswa kurang termotivasi untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut berakibat pada hasil belajar yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran tematik terhadap hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sulang Rembang pada semester gasal tahun pelajaran 2010/2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII sebanyak 8 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas yang diambil dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimen, dengan desain one shot case study.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif pada kelas VIII A,VIII B dan VIII C adalah 77,84 dengan ketuntasan klasikal sebesar 94,33 % (≥ 85% siswa memperoleh nilai ≥ 70), sedangkan untuk hasil belajar ranah psikomotorik (≥ 70% siswa memperoleh nilai kriteria tinggi dan sangat tinggi) dan ranah afektif (≥ 70% siswa memperoleh nilai kriteria tinggi dan sangat tinggi).
Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar biologi materi sistem pernapasan manusia di SMP Negeri I Sulang kabupaten Rembang.
Kata Kunci: pendekatan pembelajaran tematik, hasil belajar biologi
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang Maha luas ilmu-Nya, atas
limpahan kasih, bimbingan dan tuntunan-Nya kepada penulis yang dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik
Materi Sistem Pernapasan Manusia terhadap Hasil Belajar Biologi di SMP Negeri
I Sulang Kabupaten Rembang” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di FMIPA
UNNES.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan studi strata I Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk
melaksanakan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Kukuh Santosa sebagai dosen pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi
dengan penuh kesabaran.
5. Ir. Tuti Widianti, M.Biomed sebagai dosen pembimbing II yang telah
berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan
skripsi dengan penuh kesabaran.
6. Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed sebagai dosen penguji utama yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan yang sangat
berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sulang yang telah memberikan izin penelitian.
8. Sri Saraswati Candraningrum, S.Pd selaku guru Biologi SMP Negeri 1 Sulang
kabupaten Rembang yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan
penulis dalam melaksanakan penelitian.
vi
9. Bapak/Ibu guru beserta staf karyawan SMP Negeri 1 Sulang kabupaten
Rembang yang telah membantu penulis selama penelitian.
10. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sulang tahun pelajaran 2010/2011 secara
khusus kelas VIII A (36 siswa), VIII B (36 siswa) dan VIII C (32 siswa) atas
bantuan dan kerjasama.
11. Kedua orang tua, Mas eko, Mas Mansur, dek Nawang dan seluruh keluarga
yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat dalam suka
maupun duka.
12. Sahabat-sahabat “G_NAVALDA” yang selalu memberikan motivasi dan
semangat.
13. Teman-teman “Kalimasada Kost” yang telah memberikan motivasi dan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Semua teman-teman mahasiswa angkatan 2006 terutama teman-teman
“Fourabiota” yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis.
15. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Namun
demikian penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca.
Semarang, 11 Februari 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 3 C. Penegasan Istilah .................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian ................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 8 B. Hipotesis Penelitan ................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................... 21 B. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 21 C. Variabel Penelitian ................................................................. 21 D. Rancangan Penelitian .............................................................. 22 E. Prosedur Penelitian ................................................................. 22 F. Sumber Data dan Metode Pengambilan Data .......................... 30 G. Metode Analisis Data ............................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 37 B. Pembahasan ............................................................................ 43
viii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................ 54 B. Saran ...................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 55
LAMPIRAN–LAMPIRAN .......................................................................... 57
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba ........................................................... 24
2. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ........................................... 26
3. Hasil Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba .................................................. 28
4. Butir Soal Evaluasi Yang Digunakan dan Tidak Digunakan ................... 28
5. Jenis dan Metode Pengambilan Data ...................................................... 30
6. Hasil Uji Normalitas Nilai Ulangan Materi Sistem Gerak Pada Manusia Semester I Kelas VIII SMP N I Sulang Rembang ................................... 32
7. Hasil Uji Homogenitas Nilai Ulangan Materi Sistem Gerak Pada Manusia
Semester I Kelas VIII SMP N I Sulang Rembang ................................... 34 8. Hasil Belajar Ranah Kognitif Pada 5 Kelas ............................................ 37
9. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa Pada 5 Aspek Kegiatan ........... 38
10. Persentase Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa Pada 3 Kelas ......... 39
11. Hasil Belajar Ranah Afektif Pada 3 Aspek Kegiatan .............................. 40
12. Persentase Hasil Belajar Ranah afektif Pada 3 Kelas ............................. 41
13. Tanggapan Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Tematik................. 41
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Tematik ............................. 16
2. Kerangka Berpikir...................................................................................... 19
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Silabus Pembelajaran Tematik ............................................................... 57
2. Jaring Tema ........................................................................................... 61
3. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ........................... 62
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 63
5. Modul Sistem Pernapasan dan Zat adiktif dan Psikotropika .................... 83
6. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sistem Pernapasan ....................... 98
7. Kunci Jawaban LKPD Sistem Pernapasan................................................ 103
8. Praktikum Bahan Kimia Dalam Asap Rokok .......................................... 107
9. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Rokok .......................................... 108
10. Kunci Jawaban LKPD Rokok ................................................................. 112
11. Soal Tes Evaluasi ................................................................................... 116
12. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi .......................................................... 123
13. Rubrik Penskoran Puisi .......................................................................... 124
14. Rubrik Penskoran Artikel ....................................................................... 125
15. Rubrik Penskoran Poster ........................................................................ 126
16. Contoh Artikel Tentang Kelainan Penyakit Pada Sistem Pernapasan ...... 127
17. Contoh Puisi .......................................................................................... 131
18. Contoh Poster......................................................................................... 134
19. Contoh Hasil Belajar .............................................................................. 136
20. Data Antar Kelompok ........................................................................... 149
21. Uji Homogenitas Data Antar Kelompok ................................................. 150
22. Uji Normalitas Data Kelompok .............................................................. 151
23. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal Uji Coba ......................................................................................... 159
24. Perhitungan Validitas Butir Soal ............................................................ 163
25. Perhitungan Reliabilitas Soal .................................................................. 164
26. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ...................................................... 165
27. Perhitungan Daya Pembeda Soal ........................................................... 166
xii
Lampiran Halaman 28. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas VIII A, VIII B
dan VIII C .............................................................................................. 167
29. Lembar Observasi Psikomotorik ............................................................ 173
30. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Psikomotorik.................................. 175
31. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII A, VIII B dan VIII C .............................................................................................. 176
32. Lembar Observasi Afektif ...................................................................... 182
33. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Afektif ........................................... 186
34. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII A, VIII B dan VIII C .............................................................................................. 188
35. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran Tematik SMP N I Sulang Rembang ........................................................ 197
36. Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas VIII A, VIII B dan VIII C ............ 201
37. Usulan Dosen Pembimbing .................................................................... 207
38. Surat Permohonan Ijin Observasi ke SMP N I Sulang ............................ 208
39. Surat Permohonan Ijin Penelitian ke SMP N I Sulang .............................. 209
40. Dokumentasi Penelitian.............................................................................. 210
41. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian........................................... 212
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru biologi yang
dilakukan di SMP Negeri I Sulang Rembang, didapatkan informasi bahwa
pembelajaran biologi masih berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran
yang digunakan masih menggunakan metode ceramah. Paradigma seperti ini yang
membuat siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa
kurang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar membuat suasana kelas
membosankan bagi siswa. Siswa lebih cenderung pasif dan semangat belajar
rendah sehingga keseriusan belajar siswa juga rendah. Hal tersebut ditunjukkan
dengan kurang interaksi siswa dengan guru atau siswa dengan siswa lain,
sehingga dapat berdampak pada pencapaian hasil belajar yang tidak sesuai dengan
KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 70. Hal ini menjadi indikasi bahwa
pembelajaran biologi yang dilakukan selama ini belum efektif.
Selain pembelajaran biologi masih bersifat teacher centered, pemanfaatan
media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan oleh guru dalam
membantu menyampaikan materi pelajaran masih kurang bervariasi, yang masih
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan sebuah papan tulis, penggunaan
buku pegangan dari pemkab ataupun buku penunjang lain masih belum optimal.
Selain itu sarana dan prasarana yang digunakan dalam menunjang proses
pembelajaran biologi pada materi sistem pernapasan manusia juga kurang
optimal, padahal materi sistem pernapasan manusia ini bersifat abstrak dan tidak
dapat dipelajari secara langsung, sehingga siswa merasa kesulitan untuk
memahami materi tersebut. Diketahui juga bahwa pada kegiatan pembelajaran
dengan diskusi kelompok belum berjalan dengan baik, karena belum adanya
kerjasama antar anggota kelompok.
Kegiatan diskusi kelompok yang dilaksanakan, sebagian besar anggota
kurang bertanggung jawab dan hanya mengandalkan atau menggantungkan
2
kegiatan diskusi kelompok pada ketua kelompok atau teman yang dianggap lebih
pandai. Hal demikian yang menjadikan siswa pasif dan semangat belajar rendah
karena kurang menekankan pada aspek senang dalam belajar (joyful learning).
Oleh karena itu, agar dalam pembelajaran dapat tercipta aktivitas dan motivasi
siswa, maka dalam pembelajaran perlu adanya perbaikan metode/strategi yang
digunakan oleh guru.
Dari permasalahan yang muncul untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran maka digunakan pendekatan pembelajaran tematik untuk diterapkan
pada materi Sistem Pernapasan Manusia yang diintegrasikan dengan materi Zat
Adiktif dan Psikotropika. Pendekatan pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata
pelajaran, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa
(Masnur Muslich 2007). Melalui pendekatan pembelajaran tematik ini siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung ini siswa
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan
dengan konsep lain yang telah dipahami. Dengan demikian melalui pendekatan
pembelajaran tematik diharapkan siswa dapat lebih memahami materi Sistem
Pernapasan Manusia dan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dari
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
Dari hasil penelitian Puji Astuti (2008) yang berjudul Pembelajaran
Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Siswa Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun
Pelajaran 2007/2008 menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran tematik
berbasis lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat
dari peningkatan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang berdampak pada
peningkatan penguasaan konsep. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata
hasil belajar, motivasi belajar, dan partisipasi siswa dari sebelum dan sesudah
diberi perlakuan pada setiap siklus pembelajaran.
Kekuatan dari pendekatan pembelajaran tematik yaitu memberikan
pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat
3
perkembangan dan kebutuhan siswa, menumbuhkan ketrampilan sosial melalui
kerja sama, menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar karena mereka
bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bercerita, menulis puisi,
membuat poster dalam rangka mengembangkan ketrampilan berbahasa, sekaligus
untuk mempelajari mata pelajaran lain. Selain itu melalui pendekatan
pembelajaran tematik ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema
tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga
penggunaan waktu untuk pembahasan lebih efisien dan pencapaian tujuan
pembelajaran juga diharapkan lebih efektif.
Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang
difokuskan pada pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran tematik terhadap
hasil belajar siswa. Hasil yang diharapkan adalah untuk meningkatkan
pengetahuan siswa terhadap materi Sistem Pernapasan Manusia agar hasil belajar
siswa dapat meningkat. Hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari hasil penilaian
yang berupa aspek kognitif (skor tes) di akhir pembelajaran, aspek psikomotorik
(ketrampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum) dan aspek afektif (sikap
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah
“Apakah penerapan pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh pada hasil
belajar biologi materi sistem pernapasan manusia di SMP Negeri I Sulang
Kabupaten Rembang?”
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran, maka diperlukan
adanya penegasan istilah untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dalam
penelitian.
1. Pendekatan Pembelajaran Tematik
4
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema
dalam mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa (Masnur Muslich 2007).
Pendekatan tematik merupakan salah satu usaha untuk mengintegrasikan
pengetahuan, ketrampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang
kreatif dengan menggunakan tema (Sutirjo 2005). Pembelajaran tematik
merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran
untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Model pembelajaran tematik adalah suatu yang dapat dikatakan sebagai
pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi
(biologi,fisika dan kimia) untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Bermakna artinya, dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-
konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan
menghubungkan dengan konsep lain yang sudah mereka pahami (Sutirjo 2005).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran
tematik diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema
tertentu. Tema dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran seperti fisika, kimia,
biologi, bahasa, dan seni sehingga siswa akan dapat memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang mereka
pahami.
Definisi operasional tentang pendekatan pembelajaran tematik adalah
tingkat pelaksanaan penerapan pendekatan pembelajaran tematik materi sistem
pernapasan manusia terhadap hasil belajar di SMP Negeri I Sulang Kabupaten
Rembang.
2. Materi sistem pernapasan pada manusia
Materi sistem pernapasan pada manusia dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) termasuk dalam mata pelajaran Sains Biologi kelas VIII
semester gasal. Pembelajaran yang digunakan yaitu dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran tematik yaitu dengan mengaitkan materi pelajaran
biologi dan kimia. Adapun Standar Kompetensi yang ditetapkan adalah
5
2.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar yang
harus dicapai adalah 2.3.Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan untuk materi pelajaran kimia Standar
Kompetensi yang ditetapkan adalah 5.Memahami kegunaan bahan kimia dalam
kehidupan. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah 5.5.Menghindarkan diri
dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran tematik yaitu
materi sistem pernapasan manusia yang dikaitkan dengan materi zat adiktif dan
psikotropika dengan mengambil tema “rokok dan kesehatan”. Dalam model
pembelajaran ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar yang
kemudian diberi bahan materi sistem pernapasan manusia yang dikaitkan dengan
materi zat adiktif dan psikotropika yang akan didiskusikan oleh siswa. Siswa
diberikan tanggung jawab dalam bentuk tugas kelompok yaitu mengerjakan soal-
soal dengan tema rokok dan kesehatan yang diberikan oleh guru.
3. Hasil belajar
Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari
sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anni dkk (2006) yang menyebutkan
bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar. Perubahan prilaku yang dimaksud dapat berbentuk :
a. Perubahan ranah kognitif
Perubahan prilaku pada ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa
pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual.
b. Perubahan ranah afektif
Perubahan prilaku pada ranah afektif berkaitan dengan hasil yang
berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
c. Perubahan ranah psikomotorik
6
Perubahan prilaku pada ranah psikomotorik ditunjukan dengan adanya
kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek,
dan koordinasi syaraf.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi hasil belajar
ranah kognitif berupa skor tes materi sistem pernapasan manusia di akhir
pembelajaran, ranah psikomotorik berupa ketrampilan siswa dalam melakukan
kegiatan praktikum pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer, ranah
afektif berupa sikap siswa selama pembelajaran berlangsung pada setiap
pertemuan dengan bantuan dari observer.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan
pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh pada hasil belajar biologi materi
sistem pernapasan manusia di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang.
E. Manfaat Penelitian
1. Korespondensi
Penelitian ini memberikan bukti empiris kebenaran teori pembelajaran
bahwa pendekatan pembelajaran tematik berpengaruh pada hasil belajar, yaitu
teori pendekatan tematik berencana (planned behavior) oleh Icek Ajzen (1988,
1991 dan 2002) dan oleh Phuangthoung dan Malisawan (2005).
2. Koherensi
Bagi pemerhati masalah pendidikan, penelitian ini menyajikan suatu
model pendekatan integrasi waktu, kompetensi materi pelajaran bagi efisiensi
pengelolaan pembelajaran biologi dan kimia.
3. Pragmatisme
a. Universitas Negeri Semarang (UNNES) dapat mendorong sosialisasi
pendekatan pembelajaran tematik dalam pembelajaran.
7
b. Sekolah dapat mereplikasi, menyebarkan dan menggunakan perangkat
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik bagi efisiensi
pembelajaran.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa (http;//ktsp.diknas.go.id diakses tanggal 2 Februari 2010).
Pendekatan tematik merupakan salah satu usaha untuk mengintegrasikan
pengetahuan, ketrampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang
kreatif dengan menggunakan tema (Sutirjo 2005). Tema adalah pokok pikiran
atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta 1983).
Pembelajaran tematik menjadi menarik karena tiap tema memberikan variasi
kegiatan belajar.
Pendekatan Tematik adalah pendekatan holistik untuk belajar. Pendekatan
tematik dimulai dengan tema, yang kemudian menjadi media untuk semua displin
ilmu untuk berinteraksi (Miller 1997).
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tema tertentu. Tema dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran seperti
fisika, biologi, kimia dan matematika. Lebih luas lagi, tema-tema itu dapat
ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa dan seni (Asri Budiningsih
2007, diacu dalam Puji Astuti 2008).
Dalam menentukan tema yang bermakna perlu memperhatikan beberapa
persyaratan sebagai berikut (Trianto 2007).
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan
untuk memadukan banyak mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik
yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
9
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku.
6. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber
belajar.
a. Landasan Pembelajaran Tematik
Menurut Masnur Muslich (2007) landasan pembelajaran tematik
mencakup hal-hal berikut.
1) Landasan Filosofi
Landasan filosofi dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga
aliran filsafat yaitu :
a) Progresivisme
Proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan pengalaman siswa.
b) Konstruktivisme
Anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,
fenomena, pengalaman dan lingkungannya.
c) Humanisme
Melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensi dan motivasi
yang dimilikinya.
2) Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan
dengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar.
a) Psikologi perkembangan untuk menentukan isi/materi pembelajaran tematik
yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai
dengan tahap perkembangan peserta didik.
b) Psikologi belajar untuk menentukan bagaimana isi materi pelajaran
disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
10
3) Landasan Yuridis
Landasan Yuridis tersebut adalah UU No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional.
b. Arti Penting Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
belajar secara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan
konsep lain yang telah dipahami. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh
Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran
haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu
mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi
kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-
unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual
antarmata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema sehingga siswa akan
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan
pembelajaran tematik di sekolah akan sangat membantu siswa, karena sesuai
dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan/holistis (Masnur Muslich 2007).
Pendekatan tematik memiliki manfaat bagi siswa karena memiliki
kekuatan untuk memanfaatkan pengetahuan dunia nyata siswa, pengalaman dan
meningkatkan hasil kognitif dan afektif (Handal & Bois 2004).
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Tim Pengembang PGSD (2001) Pembelajaran tematik sebagai
suatu proses memiliki beberapa karakteristik yaitu:
11
1) Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus,
tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran tematik
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi, sehingga
akan membuat siswa menjadi arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi
kejadian yang ada di depan mereka.
2) Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dengan banyak membentuk jalinan antar
konsep-konsep yang berhubungan menghasilkan skemata. Hal ini akan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata
dari segala konsep yang diperoleh, dan kebermaknaan yang dipelajari.
Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran fungsional. Siswa mampu
menerapkan perolehan untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di
dalam kehidupan.
3) Otentik
Pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung
prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan belajar secara langsung.
Dengan memahami dari hasil belajar sendiri, bukan pemberitahuan guru.
Informasi dan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen.
Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa
bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan. Guru membimbing,
mengarahkan, dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai
tujuan tersebut.
4) Aktif
Pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar kepada pendekatan
diskoveri inkuiri dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.
12
d. Implikasi Pembelajaran Tematik
Menurut Masnur Muslich (2007) pembelajaran tematik mempunyai
berbagai implikasi antara lain :
1) Implikasi bagi guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam
menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih
kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengatur agar pembelajaran menjadi
lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
2) Implikasi bagi siswa
a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja, baik secara individual,
pasangan, kelompok kecil, ataupun klasikal.
b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara
aktif, misal melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana,
dan pemecahan masalah.
3) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar, dan media
a) Pembelajaran tematik pada hakikatnya menekankan pada siswa, baik secara
individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip secara holistis dan autentik.
b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik yang
sifatnya desain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by
design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat
dimanfaatkan (by utilization).
c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi.
d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah masih dapat menggunakan buku
ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan
dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat
buku ajar yang terintegrasi.
13
4) Implikasi terhadap pengaturan ruangan
a) Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah.
b) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat duduk di tikar/karpet.
c) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
d) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik.
e) Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan
peserta didik untuk menggunakan dan menyimpan kembali.
5) Implikasi terhadap pemilihan metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam
pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan
menggunakan multi metode. Misalnya, percobaan, bermain peran, tanya jawab,
demonstrasi, dan bercakap-cakap.
e. Keuntungan dan kekurangan pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik memiliki keuntungan antara lain (Asri Budiningsih
2007, diacu dalam Puji Astuti 2008):
1) Bagi guru
a) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran.
b) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan
alami
c) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak
terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas.
d) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari
berbagai sudut pandang.
e) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi.
2) Bagi siswa
a) Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.
14
b) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan
pendekatan proses belajar yang integratif.
c) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan
minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat
keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.
d) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan diluar kelas.
e) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga
meningkatkan apresiasi dan pemahaman.
Menurut Trianto (2007) pembelajaran tematik memiliki kelemahan atau
kekurangan, antara lain :
1. Aspek guru
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, ketrampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan
mengembangkan materi, bersedia mengembangkan diri untuk terus menggali
informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang
kajian tertentu.
2. Aspek siswa
Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif
baik, dalam kemampuan akademik maupun kreatifitas karena dalam pembelajaran
tematik menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif
(menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif, dan elaboratif (menemukan
dan menggali).
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi
yang cukup banyak dan bervariasi, termasuk juga fasilitas internet untuk
menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan.
15
4. Aspek kurikulum
Harus luas berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta
didik (bukan pada target pencapaian materi).
5. Aspek penilaian
Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif) dalam menetapkan keberhasilan peserta didik dengan penilaian
yang bervariasi serta berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal
dari guru yang berbeda.
f. Langkah-langkah menyiapkan pembelajaran tematik
Menurut Trianto (2007) langkah-langkah menyiapkan pembelajaran
tematik adalah sebagai berikut.
1) Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan
beberapa bidang kajian yang akan dipadukan dikaitkan dengan pencapaian
Standar Kompetensi.
2) Mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari bidang kajian
yang akan dipadukan dan melakukan pemetaan pada semua Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
3) Menentukan tema pemersatu antar Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar. Tema yang dipilih harus relevan dengan kompetensi yang telah
ditetapkan.
4) Membuat matrik keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu.
Tujuannya untuk menunjukkan kaitan antara tema/topik dengan kompetensi
dasar yang dipadukan.
5) Menjabarkan kompetensi-kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian
hasil belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.
6) Menyusun silabus pembelajaran yang dikembangkan dari berbagai indikator
menjadi beberapa kegiatan belajar konsep keterpaduan atau keterkaitan
menyatu antar beberapa bidang kajian.
7) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
16
Gambar 1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Tematik (Sumber: Trianto 2007)
g. Penilaian pembelajaran tematik
Objek dalam penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap
proses dan hasil belajar. Dalam penilaian proses belajar upaya pemberian nilai
terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan guru dan siswa, sedangkan dalam
penilaian hasil belajar proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang
dicapai menggunakan kriteria-kriteria tertentu.
Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-
kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai
yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut
dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat
dilakukan, diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling
berkaitan satu dengan yang lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu
proses belajar (Agus Sudrajat 2007).
Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi
dasar bidang kajian
Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan
Membuat matrik atau hubungan KD dan tema
atau topik pemersatu
Merumuskan indikator pembelajaran
Memilih/menetapkan tema/topik pemersatu Menyusun silabus
pembelajaran
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
17
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi hasil belajar
ranah kognitif berupa skor tes materi sistem pernapasan manusia di akhir
pembelajaran, ranah psikomotorik berupa ketrampilan siswa dalam melakukan
kegiatan praktikum pada setiap pertemuan dengan bantuan dari observer, ranah
afektif berupa sikap siswa selama pembelajaran berlangsung pada setiap
pertemuan dengan bantuan dari observer.
Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pendekatan
pembelajaran tematik, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Hasil penelitian Puji Astuti (2008) yang berjudul Pembelajaran
Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Siswa Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun
Pelajaran 2007/2008 menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran tematik
berbasis lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat
dari peningkatan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang berdampak pada
peningkatan penguasaan konsep. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata
hasil belajar, motivasi belajar, dan partisipasi siswa dari sebelum dan sesudah
diberi perlakuan pada setiap siklus pembelajarannya.
Penelitian lain dari Indrawati (2009) yang berjudul Penerapan Pendekatan
Pembelajaran Tematik Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas II SDIT Nurul Islam Tengaran menunjukkan bahwa
penggunaan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan kualitas dan
prestasi belajar siswa.
Dipertegas lagi oleh penelitian Saleh Haji (2009) yang berjudul Dampak
Penerapan Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah
Dasar. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaaan antara hasil belajar
matematika yang diajar dengan pendekatan tematik dalam pembelajaran
matematika dengan siswa yang diajar melalui pembelajaran konvensional. Rata-
rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan tematik dalam
pembelajaran matematika sebesar 79,19 lebih baik daripada siswa yang diajar
dengan pembelajaran konvensional/pembelajaran yang biasa dilakukan guru
sebesar 54,615.
18
OUTPUT
Hasil belajar biologi
tinggi sesuai dengan
KKM
Jadi bila pendekatan pembelajaran tematik diterapkan di SMP Negeri I
Sulang Kabupaten Rembang dapat berpengaruh pada hasil belajar biologi siswa
pada materi sistem pernapasan manusia.
B. Hipotesis
a. Kerangka Berfikir
guru
Gambar 2 Kerangka Berfikir
PROSES
INPUT
1. Guru dan siswa 2. Sarana dan
prasarana
Proses Belajar Mengajar
- Proses KBM Berpusat Pada Guru (teacher centered)
- Kurang interaksi antara siswa dan guru siswa
Motivasi belajar siswa rendah
Penguasaan konsep siswa rendah
Motivasi belajar tinggi
Penguasaan konsep tinggi
Hasil belajar biologi tinggi
Pembelajaran tematik
- Materi sistem pernapasan manusia bersifat abstrak dan tidak dapat dipelajari secara langsung
- Siswa merasa kesulitan terhadap materi yang diberikan
19
b. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah tingkat penerapan pendekatan pembelajaran tematik
berpengaruh signifikan pada skor tes materi sistem pernapasan manusia, sikap
siswa selama proses pembelajaran dan ketrampilan siswa (aspek psikomotorik).
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Sulang Kabupaten
Rembang semester gasal tahun pelajaran 2010/2011, penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 9 November – 25 November 2010.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang semester gasal tahun pelajaran 2010/2011
yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah 257 siswa.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling,
adapun kelas yang dijadikan sebagai sampel yaitu kelas VIII A, VIII B, dan
VIII C. Alasan dipilihnya kelas tersebut karena diampu oleh guru yang sama.
Besar sampel yaitu 0,2 x 257 x 1,195 = 61,4 dibulatkan menjadi 62 siswa.
Namun, dalam pelaksanaan sampel yang dipakai sebanyak 104 siswa.
Perhitungan mengacu pada Sugiyono (2009)
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian meliputi sebagai berikut.
1. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran tematik pada materi
sistem pernapasan.
2. Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar (aspek kognitif (hasil skor tes),
21
aspek psikomotorik (ketrampilan siswa), aspek afektif (sikap siswa) pada
materi sistem pernapasan manusia.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan design one
shot case study, yang dirancang dengan 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap pengamatan (pengambilan data) (Arikunto 2006).
Adapun pola rancangannya adalah sebagai berikut:
keterangan:
X = treatment atau perlakuan (pembelajaran menggunakan pendekatan
pembelajaran tematik)
O = hasil observasi sesudah treatment (hasil belajar siswa pada kelas
perlakuan)
E. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
a. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah melalui wawancara
dengan guru mata pelajaran biologi.
b. Mengambil 3 kelas sebagai kelas perlakuan yaitu kelas VIII A, VIII B, dan
VIII C serta 1 kelas untuk kelas uji instrumen tes. Kelas uji instrumen tes
diambil dari kelas VIII E.
c. Merancang desain pembelajaran ( pendekatan pembelajaran tematik). Dalam
hal ini mata pelajaran yang dipadukan yaitu mata pelajaran biologi dan kimia.
Adapun Standar Kompetensi yang ditetapkan untuk mata pelajaran biologi
adalah 2.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia, Kompetensi
Dasar yang harus dicapai adalah 2.3 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan untuk mata pelajaran
kimia Standar Kompetensi yang ditetapkan adalah 5.Memahami kegunaan
X O
22
bahan kimia dalam kehidupan. Kompetensi Dasar yang harus dicapai adalah
5.5.Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika. Setelah itu
menetapkan tema /topik pemersatu yang ada kaitannya dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, adapun tema yang
dibuat adalah “ROKOK dan KESEHATAN”.
d. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi penyusunan silabus dan RPP,
kisi-kisi soal, LKPD, lembar observasi afektif siswa, lembar observasi
psikomotor siswa serta angket tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan
pembelajaran tematik.
e. Penyusunan instrumen
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan untuk pengumpulan data
dalam penelitian. Instrumen yang digunakan berupa instrumen tes dan instrumen
non tes.
1) Instrumen tes
Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
kognitif siswa pada konsep sistem pernapasan manusia. Instrumen tes yang
digunakan adalah tes obyektif sebanyak 30 soal. Langkah-langkah penyusunan
instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Menentukan pokok materi
2) Menentukan batas waktu untuk mengerjakan soal
3) Membuat kisi-kisi soal
4) Menentukan tipe soal
5) Menentukan jumlah butir soal yang akan diujikan
6) Uji coba instrumen soal
Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang telah
disusun layak digunakan sebagai alat pengambil data atau tidak. Indikatornya
adalah dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda. Uji coba soal dilaksanakan di kelas VIII E.
23
7) Analisis hasil instrumen soal. Analisis hasil instrumen soal meliputi uji sebagai
berikut.
a) Validitas butir soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi,
Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang
rendah. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Moment
dengan angka kasar (Arikunto 2002).
rxy =
} ( ) }{{ ∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−2222 )(
))((
YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = Skor item setiap nomor soal
Y = Skor total setiap peserta
N = Banyaknya peserta tes
Setelah didapat nilai rxy kemudian disesuaikan dengan nilai rtabel. Apabila
harga rhitung (rxy) > rtabel maka soal dikatakan valid.
Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba
Uji Validitas Nomor Soal Jumlah Valid 1, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39
32
Tidak valid 2, 3, 4, 7, 17, 26, 33, 40 8
(sumber : lampiran 23)
24
b) Reliabilitas
Uji ini dilakukan untuk memperoleh soal yang dapat ajeg memberikan
data sesuai kenyataan, artinya soal tersebut dapat dipercaya dan diandalkan
sebagai alat pengumpul data. Rumus yang digunakan adalah teknik korelasi
K-R. 21 yang dikemukakan oleh Kuder dan Ricardson (Arikunto 2002).
11r = ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
−1kk
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡ −−
tVkMkM
.)(1
Keterangan :
r11 = Reliabilitas tes
k = Banyaknya butir soal
M = Skor rata-rata (Mean)
Vt = Varians total
Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut :
r11 = 0.8000 – 1.000 = Reliabilitas sangat tinggi 0.6000 – 0.799 = Reliabilitas tinggi 0.4000 - 0.599 = Reliabilitas cukup 0.2000 – 0.399 = Reliabilitas rendah < 0.2000 = Reliabilitas sangat jelek (Arikunto 2002) Harga r11 yang diperoleh dibandingkan r tabel Product Moment dengan ά
= 5%. Instrumen dikatakan reliabel jika r 11 hitung > r tabel dan jika
sebaliknya r 11 hitung < r tabel maka soal tersebut tidak reliabel (Arikunto
2002).
Berdasarkan perhitungan reliabilitas uji coba soal, untuk seluruh item soal
termasuk ke dalam kategori reliabilitas sangat tinggi, karena nilai koefisien
korelasinya dengan taraf signifikan 5% dan n = 29 adalah r11=0,892 > r tabel
= 0.367 pada interval 0,8-1,0. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
25
c) tingkat kesukaran
Indeks kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan sukar atau
mudahnya suatu soal.
Menurut Arikunto (2002) besarnya tingkat kesukaran dihitung dengan
rumus :
JSBP =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut :
P = 0.00 : sangat sukar
0.00 < P _ 0.30 : sukar
0.31 < P _ 0.70 : sedang
0.71 < P _ 1.00 : mudah
P = 1.00 : sangat mudah (Arikunto 2002)
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal maka soal yang
diuji cobakan ada yang termasuk dalam kategori sukar, sedang, dan mudah.
Hasil uji tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah Sukar Sedang Mudah
7, 8, 10, 11, 13, 17, 18, 26, 30, 33 1, 2, 3, 5, 6, 12, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 31, 32, 34, 36, 37, 40 4, 9, 14, 19, 25, 29, 35, 38
10
22 8
(sumber : lampiran 23)
26
d) Daya Pembeda Soal
Daya Pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah
(Arikunto 2002). Nilai Daya Pembeda diperoleh dengan menggunakan
rumus Indeks Diskriminasi (D) yaitu :
BAB
B
A
A PPJB
JBD −=−=
Keterangan :
D = Daya pembeda (Indeks Diskriminasi)
J = Jumlah peserta tes
JA = Jumlah peserta kelompok atas
JB = Jumlah peserta kelompok bawah
BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
B
BA J
BP = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
A
AB J
BP = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut :
D : 0,00 – 0,20 : jelek
D : 0,20 – 0,40 : cukup
D : 0,40 – 0,70 : baik
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali
D = negatif : sangat jelek (Arikunto 2002)
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal maka soal yang diuji
cobakan ada yang termasuk dalam kategori jelek, cukup, baik dan sangat
baik.
27
Hasil uji daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba
Daya Pembeda Nomor Soal Jumlah
Jelek Cukup Baik Sangat baik
2, 3, 7, 26, 33, 40 4, 9, 11, 13, 14, 17, 19, 20, 22, 24, 25, 29, 34, 35, 37, 38 1, 5, 6, 8, 10, 12, 15, 18, 21, 23, 27, 28, 30, 31, 32, 36, 39 6
6
16
17 1
(sumber : lampiran 23)
Dari hasil analisis, validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda
soal, soal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang
dinyatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda dengan kriteria cukup, baik
dan sangat baik.
Soal yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Butir soal evaluasi yang digunakan & tidak digunakan
No Jenis soal No butir soal
Digunakan Tidak digunakan
1 Pilihan ganda 1, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18*, 19, 20, 21, 22* , 23, 24 ,25 ,27 ,28 ,29 , 30, 31 ,32 ,34 ,35 ,36 ,37 ,38,39
2, 3, 4, 7, 17 ,26 ,33 ,40
Jumlah 32 8
*Soal tidak digunakan sebagai soal evaluasi
Butir soal evaluasi yang digunakan dan tidak digunakan berdasarkan hasil
analisis validitas, tingkat kesukaran daya pembeda untuk tes evaluasi adalah
sebagai berikut: hasil seleksi soal pilihan ganda yang digunakan berjumlah 32
soal namun yang digunakan untuk tes evaluasi hanya 30 soal.
28
2) Instrumen non tes
Instrumen non tes meliputi sebagai berikut.
a. Angket tanggapan siswa
Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan
pembelajaran tematik dilakukan oleh siswa di kelas.
b. Lembar observasi afektif siswa
Lembar observasi afektif digunakan untuk mengetahui sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
c. Lembar observasi psikomotor siswa
Lembar observasi psikomotor siswa digunakan untuk mengetahui kegiatan
siswa dalam melakukan percobaan, pengamatan, diskusi dan presentasi.
Untuk lembar observasi dan angket sudah divalidasi ke dosen
pembimbing.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sulang Rembang tahun
pelajaran 2010/2011 pada semester gasal dari tanggal 9 November 2010
sampai 25 November 2010. Peneliti bertindak sebagai guru, sebab guru yang
bersangkutan menyerahkan kepada peneliti dengan alasan metode
pembelajaran yang diterapkan merupakan metode baru. Tahap-tahap
pelaksanaan penelitian sebagai berikut.
a. Melaksanakan pembelajaran tematik berdasarkan silabus dan RPP yang telah
di susun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi
Dasar dan Indikator.
b. Menerapkan pembelajaran tematik materi sistem pernapasan pada manusia
dengan mengambil tema “Rokok dan Kesehatan”. Penelitian ini dilaksanakan 3
kali pertemuan. Dua pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran tematik dan
satu pertemuan untuk pelaksanaan evaluasi.
c. Melaksanakan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Observer bertugas
mengamati dan menilai aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
29
d. Melaksanakan evaluasi dengan memberikan soal tes pada akhir proses
pembelajaran.
e. Pengisian angket tanggapan siswa yang dilakukan oleh siswa guna
memperoleh data tentang motivasi siswa.
3. Tahap laporan penelitian
Setelah selesai penelitian, dilakukan analisis seluruh data dan pembahasan
untuk mengambil kesimpulan dan merupakan jawaban dari hipotesis.
F. Sumber Data dan Metode Pengambilan Data
1. Sumber data
Sumber data penelitian ini adalah siswa. Data yang diambil antara lain
hasil belajar siswa (berupa lembar kerja peserta didik (LKPD), nilai tugas dan tes
pada akhir pembelajaran), hasil observasi afektif siswa, hasil observasi
psikomotor siswa serta angket hasil tanggapan siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Metode pengambilan data
penelitian ini pada tabel 5.
Tabel 5 Jenis dan Metode Pengambilan Data
Sumber Data Sumber Data Metode Pengambilan Data Siswa
Aktivitas siswa Lembar observasi afektif siswa
Lembar observasi psikomotor siswa Tanggapan siswa Angket tanggapan siswa
Hasil belajar LKPD, nilai tugas dan soal evaluasi pada akhir pembelajaran
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Tahap Awal
Analisis data awal dilakukan menggunakan uji normalitas dan
homogenitas yaitu untuk mengetahui keadaan awal populasi sebelum diberi
perlakuan dan digunakan dalam teknik pengambilan sampel. Data yang digunakan
untuk uji normalitas dan homogenitas adalah nilai ulangan biologi siswa materi
sistem gerak pada manusia kelas VIII SMP Negeri 1 Sulang Rembang.
30
∑=
−=
k
1i
22
EiEi)(Oihitungχ
a. Uji Normalitas
Digunakan untuk mengetahui apakah data nilai dari populasi berdistribusi
normal atau tidak.
Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah teknik Chi-
Kuadrat dengan rumus (Arikunto 2002):
Keterangan:
χ2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
K = banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2
(1- )1)( −kα dengan taraf signifikasi 5% dan
db = (k –3) yang berarti bahwa data berdistribusi normal.
2) Ha diterima jika χ2hitung > χ2
(1- )1)( −kα dengan taraf signifikasi 5% dan
db = (k –3) yang berarti bahwa data tidak berdistribusi normal.
Nilai χ2
hasil perhitungan dikonsultasikan dengan nilai χ2
pada tabel
dengan taraf signifikan 5 %. Jika χ2
hitung lebih kecil dari harga χ
2
tabel, data tersebut
terdistribusi normal, jika χ2
hitung lebih besar χ
2
tabel data yang dianalisis tidak
terdistribusi normal (Arikunto 2002).
31
Hasil analisis uji normalitas data awal siswa dapat dilihat pada tabel
berikut. Tabel 6 Hasil uji normalitas nilai ulangan materi sistem gerak pada manusia semester I
kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang.
Kelas Rata-rata nilai dk χ
2
hitung
χ2
tabel
Keterangan
VIII A 73,28 3 6,59
7,81 Data terdistribusi normal
VIII B 69,39 3 6,44
VIII C 73,06 3 6,99
VIII D 71,74 3 3,27
VIII E 69,84 3 1,00
VIII F 73,78 3 2,63
VIII G 69,91 3 4,77
VIII H 72,00 3 5,84
(sumber : lampiran 22)
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa x2
hitung lebih kecil dari pada x
2
tabel
hal ini menunjukkan bahwa data populasi berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas populasi
Digunakan untuk mengetahui tingkat homogenitas. Uji homogenitas
variansi populasi dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett.
Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho = populasi mempunyai varians yang tidak berbeda
(σ12 = σ2
2 = ………….. = σn2)
Ha = populasi mempunyai varians yang berbeda
(σ12 ≠ σ2
2)
32
Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas populasi (Sudjana 2002):
1) Menghitung standar deviasi (S2) dari masing-masing kelas.
2) Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
S2 = ∑
∑−
−
)1n(S )1n(
i
2ii
3) Menghitung harga satuan B dengan rumus:
B = (log S2) Σ (ni – 1)
4) Menghitung nilai statistik chi-kuadrat (χ2) dengan rumus:
χ2 = (ln 10) {B - Σ (ni – 1) log Si2}
Keterangan:
B = ( log S2 ) Σ ( n
1-1 )
S2
= { Σ ( n1-1 ) S
1/ Σ ( n
1-1 )
χ2
= besarnya homogenitas
S1
2 = kuadrat simpangan masing-masing kelompok
S = kuadrat simpangan total
n1
= jumlah responden masing-masing kelompok
B = koefisien Bartlett (Sudjana 2002)
Kriteria pengujian hipotesis:
1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2
(1-α) (k-a) dengan taraf signifikan 5% db = (k – 1), k
merupakan banyaknya kelas. Hal ini berarti populasi mempunyai varians
yang sama (homogen).
2) Ha diterima jika χ2hitung > χ2
(1-α) (k-a) dengan taraf signifikan 5% db = (k – 1), k
merupakan banyaknya kelas. Hal ini berarti populasi mempunyai varians
yang berbeda.
Populasi dikatakan homogen jika memiliki varians yang sama apabila
χ2hitung < χ
2tabel (Sudjana 2002).
33
Hasil analisis uji homogenitas data awal siswa dapat dilihat pada tabel
berikut. Tabel 7 Hasil uji homogenitas nilai ulangan materi sistem gerak pada manusia
semester I kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang
Kelas Rata-rata
nilai dk
χ2
hitung
χ2
tabel
Keterangan
VIII A 73,28 7
12,09 14,07 Data bersifat homogen
VIII B 69,39 7
VIII C 73,06 7
VIII D 71,74 7
VIII E 69,84 7
VIII F 73,78 7
VIII G 69,91 7
VIII H 72,00 7
(sumber : lampiran 21)
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa x2hitung
lebih kecil dari pada
x2
tabel hal ini menujukan bahwa populasi bersifat homogen.
2. Analisis data hasil belajar
Data hasil belajar siswa dianalisis dengan cara deskriptif kuantitatif.
a. Menghitung skor evaluasi akhir (tes tertulis)
b. Menghitung nilai LKPD ( Lembar Kerja Peserta Didik)
34
c. Penugasan
d. Menghitung nilai akhir (NA) dengan cara:
Keterangan :
P = nilai penugasan
LKPD = nilai Lembar Kerja Peserta Didik
T = nilai tes tertulis
e. Menghitung persentase ketuntasan siswa secara klasikal:
P = X 100%
Keterangan :
P : Ketuntasan belajar klasikal
∑ ni : Jumlah siswa yang tuntas secara individu (nilai ≥ 70)
∑ n : Jumlah total siswa
f. Analisis Data Aspek Psikomotor dan Afektif
Data aktivitas siswa diperoleh melaui lembar observasi afektif dan
psikomotor siswa. Data aktivitas siswa dapat dihitung menggunakan rumus:
Persentase keaktifan siswa % = X 100%
∑ skor maksimal
∑ skor yang diperoleh
∑ n
∑ ni
35
Kriteria:
0% – 20% = jelek
21% - 40% = kurang
41% - 60% = cukup
61% - 80% = tinggi
81% - 100% = sangat tinggi
3. Analisis data tanggapan siswa
Data tanggapan siswa diperoleh dari angket yang harus diisi siswa berupa
pendapat terhadap kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
tematik. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasarkan
jawaban yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini angket yang digunakan
mempunyai jawaban ya atau tidak. Untuk mendapat data tanggapan siswa
digunakan rumus :
Keterangan:
P = angka persentase
f = jumlah skor yang menjawab ya
N = jumlah skor maksimal
Penskoran:
Jawaban Ya : skor 1
Jawaban Tidak : skor 0
P = 100×Nf %
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini, maka hasil penelitian
yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang berupa data hasil
belajar yang meliputi : (1) hasil belajar ranah kognitif, (2) hasil belajar ranah
psikomotorik, (3) hasil belajar ranah afektif dan tanggapan siswa terhadap
pendekatan pembelajaran tematik materi sistem pernapasan pada manusia.
1. Hasil belajar ranah kognitif
Hasil belajar ranah kognitif diperoleh dari rata-rata nilai LKPD 1 dan
LKPD 2 yang diberi bobot 1, rata-rata nilai tugas 1, tugas 2 dan tugas 3 yang
diberi bobot 1 serta nilai evaluasi yang diberi bobot 2. Hasil belajar ranah kognitif
secara lengkap disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil belajar ranah kognitif pada 3 kelas
No Hasil Belajar Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C
1 Nilai terendah 72,64 67,08 69,72 2 Nilai tertinggi 90,14 81,25 88,75 3 Nilai rata-rata 79,64 74,13 79,75 4 Jumlah siswa tuntas (≥ 70) 36 33 31 5 Jumlah siswa tidak tuntas (< 70) 0 3 1 6 Ketuntasan klasikal tiap kelas 36(100%) 33(92%) 31(97%) 7 Ketuntasan klasikal ketiga kelas 94,33 %8 Jumlah siswa 36 36 32
(sumber : lampiran 28)
Berdasarkan Tabel 8 diketahui hasil belajar ranah kognitif di kelas VIII A,
VIII B dan VIII C sudah optimal karena rata-rata nilai yang dicapai ≥ 70 dan
persentase ketuntasan klasikal ≥ 85%. Nilai rata-rata hasil belajar di kelas VIII C
lebih tinggi daripada kelas VIII A dan VIII B. Namun persentase ketuntasan
klasikal kelas VIII A lebih tinggi dibandingkan persentase ketuntasan klasikal
37
kelas VIII B dan VIII C. Jumlah siswa yang tidak tuntas kelas VIII B lebih tinggi
dibandingkan kelas VIII A dan VIII C.
2. Hasil belajar ranah psikomotorik
Hasil belajar ranah psikomotorik diambil melalui data hasil observasi
tentang kinerja siswa selama kegiatan praktikum yang meliputi persiapan alat dan
bahan, ketrampilan dalam menggunakan alat, pengamatan hasil praktikum.
Observasi hanya dilakukan satu kali yaitu pada pertemuan kedua. Data hasil
belajar ranah psikomotorik siswa pada 5 aspek kegiatan disajikan pada tabel 9.
Tabel 9 Hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada 5 aspek kegiatan
No Aspek yang diamati Persentase skor siswa per aspek Rerata (%)
Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C (%) (%) (%)
1
2
3
Persiapan alat dan bahan Ketrampilan menggunakan alat Pengamatan hasil praktikum Rata-rata
97,22
97,22
75,00
89,81
100,00
80,56
75,00
85,19
100,00
93,75
75,00
89,58
99,07
90,51
75,00
(sumber : lampiran 31)
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui rerata hasil belajar ranah
psikomotorik siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Hasil belajar ranah
psikomotorik siswa pada aspek kegiatan persiapan alat dan bahan dan ketrampilan
menggunakan alat mencapai kriteria sangat tinggi yang ditunjukkan dengan angka
persentase 99,07% dan 90,51%, sedangkan hasil belajar ranah psikomotorik siswa
pada aspek kegiatan pengamatan hasil praktikum sudah mencapai kriteria tinggi.
Hal ini ditunjukkan dari angka persentase hasil belajar ranah psikomotorik siswa
pada aspek-aspek tersebut yang berada pada angka 61% - 80%. Rata-rata
tertinggi pada kelas VIII A sebesar 89,81%, sedangkan rata-rata terendah pada
kelas VIII B sebesar 85,19%.
38
Berdasarkan kriteria hasil belajar ranah psikomotorik siswa dapat diamati
pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10 Persentase hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada 3 kelas
No Kelas Kriteria (%)
Sangat tinggi Tinggi Cukup Kurang Jelek
1
2
3
VIII A VIII B VIII C
88,89
100,00
100,00
11,11
0
0
- - -
- - -
- - -
(sumber : lampiran 31)
Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui persentase hasil belajar ranah
psikomotorik siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Untuk kelas VIII A yang
memperoleh kriteria sangat tinggi sebesar 88,19%, sedangkan untuk kelas VIII B
dan VIII C sebesar 100%.
3. Hasil belajar ranah afektif
Hasil belajar ranah afektif diambil melalui data hasil observasi tentang
sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik meliputi perasaan senang di kelas, perhatian mengikuti pelajaran,
tanggung jawab dalam kerapian/kebersihan pekerjaan, kerjasama dalam kelompok
dan keaktifan bertanya. Observasi dilakukan 2 kali yaitu pada pertemuan pertama
dan pertemuan kedua. Data hasil hasil belajar ranah afektif siswa disajikan pada
Tabel 11.
39
Tabel 11 Hasil belajar ranah afektif siswa pada 5 aspek kegiatan
No Aspek yang diamati
Persentase skor siswa per aspek Rerata
(%) Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C
P ert. I Pert. II Pert. I Pert II Pert. I Pert. II (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1
2
3
4
5
Rasa senang di kelas Perhatian mengikuti pelajaran Tanggung jawab menunjukkan kerapian/ kebersihan pekerjaan Kerjasama dalam kelompok Keaktifan bertanya Rata-rata
79,17
73,61
58,33
65,97
66,67
68,75
92,36
75,00
73,61
75,69
75,00
78,33
77,08
70,14
71,53
63,89
44,44
65,42
86,11
76,14
74,31
73,61
72,22
76,48
78,23
73,39
76,61
75,81
40,32
68,87
91,13
74,19
78,23
77,42
75,00
79,19
84,01 73,74 72,03 72.06 62,27
(sumber : lampiran 34)
Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui rerata hasil belajar ranah afektif
siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Hasil belajar ranah afektif siswa pada
aspek kegiatan rasa senang di kelas mencapai kriteria sangat tinggi yang
ditunjukkan dengan angka persentase 84,01%, sedangkan hasil belajar ranah
afektif siswa pada aspek kegiatan perhatian mengikuti pelajaran, tanggung jawab
menunjukkan kerapian/kebersihan pekerjaan, kerjasama dalam kelompok dan
keaktifan bertanya sudah mencapai kriteria tinggi. Hal ini ditunjukkan dari angka
persentase hasil belajar ranah afektif siswa pada aspek-aspek tersebut yang berada
pada angka 61% - 80 %. Hasil belajar ranah afektif siswa baik di kelas VIII A, B
maupun C pada pertemuan kedua mengalami peningkatan.
Berdasarkan kriteria hasil belajar ranah afektif siswa dapat diamati pada
Tabel 12 berikut ini.
40
Tabel 12 Persentase hasil belajar ranah afektif pada 3 kelas
No Kelas Kriteria (%)
Sangat tinggi Tinggi Cukup Kurang Jelek
1
2
3
VIII A Pert I Pert II VIII B Pert I Pert II VIII C Pert I Pert II
8,33 13,89
2,78 5,56
3,13 6,25
77.8 80,56
69,44 86,11
84,38 90,63
11,11 5,56
27,78 8,33
12,50 3,13
- -
- - - -
- - - -
- -
(sumber : lampiran 34)
Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui persentase hasil belajar ranah
afektif pada kelas VIII A, VIII B dan VIII C. Persentase hasil belajar ranah afektif
siswa baik di kelas VIII A, B maupun C pada pertemuan kedua mengalami
peningkatan.
4. Tanggapan siswa
Data tanggapan siswa diperoleh dari hasil angket tanggapan siswa dan
disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Tanggapan Siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik
Item Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 36 0 100 0 36 0 100 0 32 0 100 0
2 36 0 100 0 36 0 100 0 32 0 100 0
3 36 0 100 0 36 0 100 0 32 0 100 0
4 0 36 0 100 0 36 0 100 0 32 0 100
5 36 0 100 0 36 0 100 0 32 0 100 0
41
6 34 2 94,44 5,56 33 3 91,67 8,33 31 1 96,88 3,13
7 36 0 100 0 34 2 94,44 5,56 32 0 100 0
8 36 0 100 0 34 2 94,44 5,56 32 0 100 0
9 3 33 8,33 91,67 1 35 2,70 97,22 4 28 10,81 87,50
10 36 0 100 0 36 0 100 0 32 0 100 0
11 36 0 100 0 36 0 100 0 32 0 100 0
12 36 0 100 0 34 2 94,44 5,56 29 3 90,63 9,38
Persentase per kelas 83,33 Persentase per kelas 81,94 Persentase per kelas 83,33
Persentase skor ketiga kelas 82,87 Kriteria Sangat
baik (sumber : lampiran 36)
Keterangan :
1. Siswa merasa tertarik mengikuti pelajaran materi sistem pernapasan pada manusia 2. Siswa belajar konsep-konsep biologi dan kimia secara bersamaan (pada waktu relatif
bersamaan) pada materi sistem pernapasan pada manusia 3. Siswa melakukan percobaan kimia (kandungan zat kimia pada rokok) pada materi sistem
pernapasan pada manusia secara berkelompok 4. Siswa melakukan percobaan kimia (kandungan zat kimia pada rokok) pada materi sistem
pernapasan pada manusia secara sendirian 5. Siswa melakuka kerja kelompok/diskusi pada materi sistem pernapasan pada manusia 6. Siswa melakukan tugas presentasi pada materi sistem pernapasan pada manusia 7. Siswa melaporkan hasil percobaan tentang kandungan zat kimia pada rokok 8. Siswa mengumpulkan informasi/artikel tentang penyakit/kelainan pada materi sistem
pernapasan dari sumber internet 9. Siswa mengumpulkan informasi/artikel tentang penyakit/kelainan pada materi sistem
pernapasan dari sumber media massa 10. Siswa membuat poster tentang bahaya rokok pada materi sistem pernapasan pada manusia 11. Siswa membuat puisi sebagai bentuk kampanye anti rokok pada materi sistem pernapasan
pada manusia 12. Guru merasakan situasi yang menyenangkan selam pembelajaran materi sistem pernapasan
pada manusia
Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa siswa memberikan tanggapan
sangat baik terhadap pembelajaran sistem pernapasan manusia dengan pendekatan
pembelajaran tematik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase skor yang diperoleh
dari hasil perhitungan angket tanggapan siswa sebesar 82,87%.
42
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ada peningkatan hasil belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang pada materi sistem pernapasan
pada manusia setelah diadakan pembelajaran melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran tematik. Deskrispsi ini didasarkan pada evaluasi yang dilakukan
dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa
dalam mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anni dkk (2006) yang
menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini
meliputi hasil belajar ranah kognitif, hasil belajar ranah psikomotorik dan hasil
belajar ranah afektif.
1. Hasil belajar ranah kognitif
Hasil belajar ranah kognitif dengan penerapan pendekatan pembelajaran
tematik pada materi sistem pernapasan pada manusia diperoleh dari rata-rata nilai
LKPD 1 dan LKPD 2 yang diberi bobot 1, rata-rata nilai tugas 1, tugas 2 dan
tugas 3 yang diberi bobot 1 serta nilai evaluasi yang diberi bobot 2.
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan prilaku kognitif. Hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan tematik berpengaruh
positif terhadap hasil belajar yang dicapai. Hal ini tampak dari ketuntasan hasil
belajar. Seorang siswa dinyatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai ≥ 70.
Berdasarkan analisis data hasil belajar ranah kognitif pada Tabel 8,
tampak bahwa pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik
menunjukkan hasil yang baik, baik dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa secara
klasikal maupun ketuntasan belajar klasikal. Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa
hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas VIII A, VIII B dan VIII C sudah
optimal dalam penelitian ini karena rata-rata hasil belajar secara klasikal mencapai
≥70 dan ketuntasan belajar secara klasikal ≥85%.
43
Tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang sangat tinggi
diduga sebagai akibat penerapan pendekatan pembelajaran tematik. Hal ini tidak
jauh beda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh Haji (2009) yang
berjudul Dampak Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tematik dalam
Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa penggunaan
pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar.
Penelitian serupa oleh Puji Astuti (2008) yang berjudul Pembelajaran
Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun Pelajaran 2007/2008
juga menunjukkan penggunaan pembelajaran tematik berbasis lingkungan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilihat dari peningkatan motivasi
belajar dan partisispasi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan
konsep.
Pendekatan pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
proses pembelajaran (joyful learning) karena melalui pendekatan pembelajaran
tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman
langsung ini siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari dan
menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Hal ini menyebabkan
siswa tertarik mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan serta memiliki
motivasi dan semangat belajar yang tinggi.
Ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diketahui dari
hasil tanggapan siswa yang menunjukkan bahwa siswa mempunyai
minat/ketertarikan terhadap pembelajaran yang diselenggarakan dengan
persentase skor sebesar 100% (Tabel 13). Hal ini sesuai dengan pendapat
Sardiman (2007) bahwa ketertarikan, motivasi, dan semangat siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik dapat
mengoptimalkan pikiran siswa dalam hubungan dengan pemahaman bahan
pelajaran sehingga penguasaan konsep terhadap materi sistem pernapasan pada
manusia yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian meningkatnya
44
ketertarikan, motivasi, dan semangat siswa dalam belajar sangat menentukan
ketercapaian hasil belajar siswa yang optimal.
Adanya strategi penemuan konsep menjadikan pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa, dengan kata lain pemahaman dan penguasaan yang
diperoleh siswa jika siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya relatif
tinggi dan berpengaruh baik terhadap perolehan hasil belajar. Penggunaan LKPD
dalam proses pembelajaran juga berpengaruh baik terhadap pencapaian hasil
belajar karena dinilai dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa.
Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas
VIII A, VIII B dan VIII C sudah optimal, namun masih ada beberapa siswa yang
belum tuntas. Belum tuntasnya mereka disebabkan oleh beberapa kemungkinan.
Berdasarkan hasil analisis data sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran
tematik, menunjukkan 84,01% siswa merasa senang di kelas dan 73,74% siswa
perhatian dalam mengikuti pelajaran sehingga guru perlu lebih banyak
memberikan motivasi kepada siswa (Tabel 11).
Motivasi tersebut diberikan dengan lebih banyak membimbing dan
mengarahkan serta menyediakan kesempatan bagi siswa-siswa yang terlihat pasif
untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan
dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri mereka. Selain faktor
perasaan senang di kelas dan perhatian dalam mengikuti pelajaran, pendekatan
pembelajaran yang digunakan diduga menyebabkan hasil belajar beberapa siswa
belum tuntas. Hal ini karena mereka belum bisa beradaptasi dengan pola
pembelajaran yang menuntut mereka untuk aktif dan membangun pengetahuannya
sendiri sehingga pemahaman terhadap materi yang disampaikan juga rendah.
Senada dengan hal tersebut, maka perlu adanya pelaksanaan pembelajaran
yang berulang-ulang tidak hanya dua kali seperti pada penelitian ini sehingga
nanti siswa akan terbiasa dan mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
yang diharapkan, yaitu mampu memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
untuk dapat membangun pengetahuan sendiri.
45
Selain itu, siswa yang belum tuntas sebagian besar memiliki ketrampilan
psikomotorik dan sikap siswa di kelas dengan kriteria cukup (Lampiran 31 dan
Lampiran 34). Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono et al. (2000) bahwa
aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran mengakibatkan
semakin tinggi hasil belajar yang akan dicapai siswa.
Pada kegiatan pembelajaran di kelas, mereka memiliki kecenderungan
belum berani, malu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan gagasan,
menjawab pertanyaan maupun bertanya tentang materi yang belum mereka
pahami sehingga berakibat pada hasil belajar yang rendah. Berdasarkan hal
tersebut, maka diperlukan kerjasama yang baik dari guru serta sesama anggota
kelompok untuk membantu mereka melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Bagi siswa dengan aktivitas yang tinggi tetapi belum tuntas belajar bisa
dikarenakan oleh kurang adanya penguatan pribadi terhadap materi sehingga saat
dilakukan evaluasi hasil belajar mereka rendah. Berkaitan dengan ini, siswa perlu
melakukan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang telah dipelajari di
sekolah sehingga daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi lebih tinggi
dan ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal.
Ada beberapa siswa dengan nilai LKPD (nilai bersama dalam satu
kelompok) tinggi tetapi nilai tugas maupun tes akhir rendah (Lampiran 28), ini
mengindikasikan bahwa selama kegiatan diskusi untuk mengerjakan LKPD
terjadi pembagian tugas yang tidak merata sehingga ada anggota yang
memonopoli pekerjaan dan ada anggota yang hanya menurut saja tanpa mau
berpikir, sebagian siswa hanya menyerahkan segala keputusan kepada anggota
lain dan segan untuk memberikan kontribusinya karena merasa tidak mampu dan
tidak menyadari bahwa sikap tersebut akan berakibat juga pada hasil belajar
mereka secara individu.
46
Kondisi yang tidak seimbang tersebut menghambat masing-masing
individu untuk dapat mencapai pemahaman yang tinggi terhadap materi pelajaran.
Hal ini karena dalam diri siswa tidak ada motivasi untuk berkembang lebih maju
sehingga guru perlu membangkitkan motivasi siswa dan memberikan perhatian
lebih maksimal lagi kepada siswa selama melakukan kegiatan diskusi dan
memastikan semua siswa benar-benar terlibat aktif dalam kelompok.
Tabel 8 menunjukkan rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa
secara klasikal di kelas VIII B lebih rendah daripada di kelas VIII A dan VIII C
meskipun persentase aktivitas siswa secara klasikalnya tinggi. Hal ini dipengaruhi
oleh tingkat kemampuan akademik (intelligensi) siswa kelas VIII B yang memang
berada di bawah kelas VIII A dan VIII C. Hasil ini diperkuat oleh ketrampilan
psikomotorik siswa dan sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik
kelas VIII B yang lebih rendah dibandingkan kelas VIII A dan VIII C yaitu
sebesar 85,19% dan 76,48% (Tabel 9 dan 11).
Hal ini sesuai dengan pendapat Dalyono (2007) Seseorang yang memiliki
tingkat intelligensi baik, umumnya mudah belajar dengan cepat dan hasil
belajarnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang tingkat intelligensinya
lebih rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir,
sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Dengan demikian inteligensi yang
dimiliki siswa memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa bersifat relatif dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor (Sardiman 2007). Faktor-faktor tersebut saling berkaitan
antara yang satu dengan yang lain. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendah
hasil belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor-faktor seperti
yang telah disebutkan di atas.
Pada proses pembelajaran biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten
Rembang sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran tematik masih
menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang termotivasi dan merasa
bosan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa hanya memperoleh gambaran dari
penyampaian guru, tanpa melibatkan siswa secara langsung dengan kondisi yang
47
sebenarnya. Proses pengajaran biologi di kelas masih banyak menggunakan
hafalan tentang fakta dan konsep sehingga pelajaran menjadi membosankan dan
membuat siswa merasa jenuh. Menurut Muhibbin Syah (2006) dalam
membimbing kegiatan belajar siswa, khususnya ketika mengajar tidak hanya
berceramah di muka kelas, tetapi juga memberi peluang seluas-luasnya kepada
siswa tersebut untuk melakukan aktivitas belajarnya sehingga memungkinkan
siswa belajar dengan mudah.
Perbedaan hasil pendekatan tematik dalam pembelajaran biologi dengan
hasil pembelajaran konvensional dapat dipahami karena danya penekanan
Pendekatan Tematik dalam pembelajaran biologi menitikberatkan dan
mempertimbangkan hakikat anak, seperti : pola pemikiran yang bergerak dari hal-
hal yang umum ke hal-hal yang khusus, pandangan menyatu/holistik dan lebih
mudah memahami hal konkret.
Pendekatan tematik dalam pembelajaran biologi materi sistem pernapasan
dapat mengakomodasi karakteristik anak tersebut sehingga mereka dapat
memahami materi dengan baik. Pendekatan tersebut memungkinkan siswa terlibat
langsung pada masalah nyata dan siswa dapat memperhatikan hal-hal umum
sesuai dengan tema yang dipilih. Seperti dalam tema “Rokok dan Kesehatan”,
siswa dihadapkan pada situasi yang berkaitan dengan biologi dan kimia. Dimana
pada materi biologi siswa dapat mengetahui penyakit/kelainan yang ditimbulkan
oleh merokok, sedangkan untuk materi kimia siswa dapat mengetahui berbagai
bahan kimia yang terkandung di dalam rokok yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit pada sistem pernapasan. Hal-hal yang umum tersebut dapat
mengantarkan siswa pada pemahaman konsep biologi. (Saleh Haji 2009).
Pembelajaran tematik melibatkan siswa secara langsung di dalam proses
pembelajaran yaitu melalui kegiatan diskusi, presentasi, bertanya, melakukan
kegiatan praktikum sehingga pembelajarannya lebih bermakna dan memberikan
pengalaman langsung kepada siswa, misalnya pada kegiatan presentasi di depan
kelas memberikan pengalaman kepada siswa untuk menjelaskan hasil kerjanya
kepada orang lain. Siswa juga diberi tugas untuk membuat artikel, poster dan
puisi. Kegiatan ini memberikan latihan kepada siswa untuk mengkomunikasikan
48
gagasanya dengan baik dan benar secara tertulis. Suasana belajar yang baru dan
menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
belajar. Kenaikan motivasi di dalam diri siswa akan memberikan dampak pada
hasil belajar.
2. Hasil belajar ranah psikomotorik
Hasil belajar ranah psikomotorik siswa selama kegiatan praktikum
diamati dengan menggunakan lembar observasi psikomotor siswa dengan bantuan
dari observer. Ranah psikomotorik merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan
ketrampilan siswa. Pengamatan ketrampilan psikomotorik siswa digunakan untuk
mengetahui apakah semua aspek kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama
pembelajaran sudah terpenuhi. Hal ini yang selanjutnya menunjukkan
penggolongan siswa ke dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan
jelek selama kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik. Aspek kegiatan yang diamati meliputi persiapan alat dan bahan,
ketrampilan menggunakan alat dan pengamatan hasil praktikum.
Analisis hasil observasi ranah psikomotorik siswa, diketahui bahwa
pendekatan pembelajaran tematik yang diterapkan pada materi sistem pernapasan
manusia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar ranah psikomotorik. Hal ini
dapat dibuktikan dari data yang diperoleh bahwa kriteria keaktifan siswa yang
sangat tinggi dan tinggi (Tabel 10). Hasil ini menunjukkan bahwa indikator
kinerja dalam penelitian ini telah tercapai 70% siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran tematik mampu mengoptimalkan ketrampilan
psikomotorik siswa karena dalam pembelajaran ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan. Keaktifan ini diperoleh
dari kegiatan siswa dalam persiapan alat dan bahan, ketrampilan menggunakan
alat dan pengamatan hasil praktikum pada saat kegiatan praktikum percobaan
bahan kimia dalam asap rokok berlangsung.
49
Kegiatan-kegiatan tersebut mencerminkan karakter yang menyenangkan
dari penerapan pendekatan pembelajaran tematik ini sehingga membuat siswa
merasa tertarik, lebih termotivasi, bersemangat dan suka terhadap kegiatan
pembelajaran yang digunakan. Sebagaimana pendapat Slameto (2003) yang
menyatakan bahwa ketertarikan dan rasa suka siswa terhadap proses pembelajaran
yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik menumbuhkan
perhatian dan kesediaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
secara aktif.
Pada proses pendekatan pembelajaran tematik guru memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran yaitu keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum (percobaan
bahan kimia dalam asap rokok). Pada kegiatan ini siswa dihadapkan pada
kenyataan yang sebenarnya melalui kegiatan persiapan alat dan bahan,
ketrampilan menggunakan alat, ketrampilan melakukan percobaan dan
pengamatan hasil praktikum. Hasil percobaan tersebut dituangkan dalam laporan.
Pengamatan dilakukan selama 15 menit. Hal ini memberi pengalaman pada siswa
untuk bekerja dengan disiplin, teliti, kritis, sabar dan jujur. Laporan yang
dibacakan di depan kelas memberikan latihan kepada siswa untuk berkomunikasi
ilmiah secara lisan. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari pembelajaran tematik.
Menurut Masnur Muslich (2007) bahwa di dalam belajar melalui pengalaman
langsung, siswa akan dapat menemukan konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa rerata aspek pengamatan hasil
praktikum menunjukkan hasil paling rendah dibandingkan aspek-aspek yang lain
yaitu sebesar 75%. Faktor yang menyebabkan ketrampilan psikomotorik siswa
pada aspek ini rendah karena siswa belum percaya diri pada kemampuan yang
dimiliki dan sebagian siswa masih bertanya pada kelompok lain.
Namun, sebagian besar siswa menyukai kegiatan praktikum sebab kelas
menjadi tidak membosankan, menambah pengalaman dan pengetahuan siswa, dan
dapat melihat atau merasakan langsung secara praktik, tidak hanya teori saja.
50
3. Hasil belajar ranah afektif
Hasil belajar ranah afektif siswa diperoleh dari observasi afektif siswa
dengan bantuan dari observer. Ranah afektif merupakan hasil belajar yang
berhubungan dengan perasaan, sikap dan minat siswa. Pengamatan ranah afektif
digunakan untuk mengetahui apakah semua aspek kegiatan yang dilakukan oleh
siswa selama pembelajaran sudah terpenuhi. Hal ini yang selanjutnya
menunjukkan penggolongan siswa ke dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup,
kurang dan jelek selama kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan
pembelajaran tematik. Aspek kegiatan yang diamati meliputi perasaan senang
dikelas, perhatian mengikuti pelajaran, tanggung jawab menunjukkan
kerapian/kebersihan pekerjaan, kerjasama dalam kelompok dan keaktifan
bertanya.
Analisis hasil observasi ranah afektif siswa, diketahui bahwa pendekatan
pembelajaran tematik yang diterapkan pada materi sistem pernapasan manusia
dapat berpengaruh terhadap hasil belajar ranah afektif. Hal ini dapat dibuktikan
dari data yang diperoleh bahwa kriteria keaktifan siswa yang sangat tinggi dan
tinggi (Tabel 12). Hasil ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian
ini telah tercapai 70% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Walaupun sikap siswa terhadap penerapan pendekatan tematik di kelas
VIII A, VIII B dan VIII C dapat dikatakan optimal yaitu 70% dari jumlah siswa
memiliki kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi, sejumlah siswa masih
mempunyai kriteria cukup terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik.
Faktor yang menyebabkan sikap siswa dalam kriteria cukup karena siswa belum
terlibat aktif dalam proses bertanya dan kerja sama dalam kelompok.
Dari Tabel 11, jika dilihat dari rerata hasil belajar ranah afektif per aspek
kegiatan untuk ketiga kelas terlihat bahwa persentase rerata tertinggi terdapat pada
perasaan senang dikelas yaitu dengan persentase rata-rata diatas 80% pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa merasa senang dan bersemangat
karena pada pembelaran ini siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat poster
dan puisi, dengan adanya kegiatan ini siswa bisa berkreasi dan mengembangkan
bakat seni yang dimiliki. Sebagaimana pendapat Slameto (2003) yang menyatakan
51
bahwa ketertarikan dan rasa suka siswa terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik menumbuhkan perhatian dan
kesediaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif.
Sikap suka siswa terhadap pembelajaran yang diselenggarakan dengan penerapan
pendekatan tematik juga merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan
proses pembelajaran yang aktif (Dimyati & Mudjiono 2006).
Tabel 13 menunjukkan persentase skor tanggapan siswa yang merasa
tertarik sebesar 100%. Adanya ketertarikan, sikap senang terhadap penerapan
pendekatan pembelajaran tematik membuat sejumlah siswa berusaha untuk
memiliki keterlibatannya sepenuhnya dengan segenap kegiatan selama
pembelajaran untuk memperoleh berbagai keterangan dan mencapai pemahaman
terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa rerata aspek keaktifan bertanya
menunjukkan hasil paling rendah dibandingkan aspek-aspek yang lain yaitu
sebesar 62,27%. Faktor yang menyebabkan sikap siswa pada apek ini rendah
karena pada awal penerapan pembelajaran tematik terlihat siswa kurang
memperhatikan dan siswa belum menunjukkan keaktifan dalam bertanya dan
menyampaikan pendapat. Kurangnya minat siswa tersebut dapat disebabkan
karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran tematik dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa memerlukan waktu untuk beradaptasi. Selain itu
kemungkinan disebabkan karena siswa merasa kurang percaya diri dengan
kemampuan yang dimiliki, sehingga siswa tersebut cenderung pasif dalam
pembelajaran.
Pada pertemuan kedua siswa mulai antusias dan termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran dan siswa mulai menunjukkan keaktifannya dalam
bertanya dan menyampaikan pendapat. Suasana belajar yang baru dan
menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
52
4. Tanggapan siswa
Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran
diketahui bahwa persentase rata-rata skor tanggapan siswa terhadap penerapan
pendekatan pembelajaran tematik adalah 82,87% ( Tabel 13). Hal ini
menunjukkan tanggapan siswa sangat baik terhadap pendekatan pembelajaran
tematik. Ini membuktikan bahwa siswa merasa tertarik dan menyukai suasana
dalam pembelajaran sehingga menjadi termotivasi selama mengikuti
pembelajaran. Minat, motivasi dan sikap positif yang tinggi terhadap
pembelajaran memberi kontribusi utama dalam pencapaian hasil belajar siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2007) bahwa minat, motivasi dan
sikap positif terhadap pembelajaran merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi hasil belajar.
Berdasarkan Tabel 13, lebih dari 95% siswa menyatakan belajar konsep-
konsep biologi dan kimia bersamaan (pada waktu relatif bersamaan). Hal ini
menunjukkan bahwa pada pembelajaran tematik konsep-konsep yang relevan
untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang
berbeda sehingga penggunaan waktu juga akan lebih efisisen dan efektif.
53
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Simpulan penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran
tematik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar biologi materi sistem
pernapasan di SMP Negeri I Sulang kabupaten Rembang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif ≥ 85% siswa memperoleh nilai
≥ 70, hasil belajar ranah psikomotorik ≥ 70% siswa memperoleh nilai kriteria
tinggi dan sangat tinggi dan hasil belajar ranah afektif ≥ 70% siswa memperoleh
nilai kriteria tinggi dan sangat tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menyarankan:
1. Penggunaan pendekatan pembelajaran tematik dapat dipertimbangkan sebagai
metode/strategi pembelajaran materi sistem pernapasan pada manusia guna
mengoptimalkan hasil belajar siswa.
2. Penggunaan pendekatan pembelajaran tematik perlu di uji cobakan pada materi
biologi lain yang sekiranya sesuai karena melalui pembelajaran tematik ini
beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas
berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu
untuk pembahasannya lebih efisien dan efektif.
54
DAFTAR PUSTAKA
Anni CT. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
.2006. Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Astuti, P. 2008. Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa kelas VII E Semester Genap SMP Negeri 1 Matesih Tahun Pelajaran 2007/2008. (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Handal B & Jannete B. 2004. Teaching mathematic thematically: teacher’s
perspective. Mathematics Education Research Journal 16 (1): 3-18. On line at http://www.merga.net.au/documents/MERJ_16_1_Handal.pdf. [ diakses tanggal 22 Februari 2011]
Dalyono M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Haji, S. 2009. Dampak Penerapan Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran
Matematika Di Sekolah Dasar. On line at http://lppm.ut.ac.id/jp/101/pembelajaran_matematika.pdf/jurnal/. [diakses tanggal 25 November 2010].
Hesty. Implementasi Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan
Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Dasar. www.puslitjaknov.org/../64-Hesty,%20S.Si-%20IMPLEMENTASI%20MODEL%20PEMBELAJARAN %20TEMATIK..Hesty.[diakses tanggal 22 Februari 2010].
Indrawati. 2009. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tematik Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SDIT Nurul Islam Tengaran. (Tesis). Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Miller KW. 1997. Is thematic integration the best way to reform science and
mathematics education. Journal School Science &Mathematics 94 (1): 5-10. On line at http://www.msubillings.edu/COEFaculty/kmiller/journal/Thematic%20Integration.pdf. [diakses tanggal 22 Februari 2011)
55
Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhayati, N. 2008. IPA Biologi Bilingual untuk SMP Kelas VIII. Bandung:
YramaWidya. Poerwadarminta. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rahayu, ES dan Sri Ngabekti. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Jurusan
Biologi. Semarang: UPT UNNES Press. Sardiman, AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sudjana, M. 1996. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo ------------. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sudrajat, A. 2007. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu. On line at
http://smpn4 cimahi.com/?p=5 [diakses tanggal 20 Pebruari 2010] Sutirjo. 2005. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Tematik. On line at
http://pendekatan tematik.com/?p=4 [diakses tanggal 22 Pebruari 2010] Syah, M. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya Tim Abdi Guru. 2007. IPA Terpadu untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Erlangga Tim Pengembang PGSD. 2001. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S2
Pendidikan Dasar. Bandung: Maulana Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
56
57
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sulang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/1 (gasal)
Tema : Rokok dan Kesehatan
Mata pelajaran
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Kegiatan pembelajaran
(Multiple Intelegence, Biology as Enquiry,
Cooperative Learning)
Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber belajar
Teknik Bentuk intrumen
Contoh instrumen
Biologi 2.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
2.3 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Secara berpasangan, siswa mengidentifikasi organ sistem pernapasan pada manusia, melalui model /torso manusia
Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapa san pada manusia
Tes indivi du
Tes PG
Berikut ini termasuk alat-alat pernapasan pada tubuh manusia, kecuali...
a. Hidung
b. Faring
c. Hati
d. Paru-
5x40 menit
Nurhayati, Nunung. 2008. IPA-BIOLOGI Bilingual untuk SMP Kelas VIII. Bandung : Yrama Widya Syamsuri, Istamar. 2007.
Lampiran 1.Silabus Pem
belajaran Tematik
57
58
Secara pleno
(kelompok besar), siswa menganalisis gambar tentang ekspirasi dan inspirasi
Secara pleno (kelompok besar), siswa mengamati video tentang proses ekspirasi dan inspirasi pada proses pernapasan
Secara berpasangan (think pair share) siswa mengumpulkan data tentang kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan,dari media masa atau
Menjelas
kan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapa san
Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapa san yang biasa dijumpai dalam
Tugas kelom pok
Tugas kelom pok
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)
paru
Biologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Erlangga. Tim Abdi Guru. 2007. IPA TERPADU untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga
Modul (karya Irma P) LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik )
58
59
internet.
Siswa secara individual menulis artikel (tulisan reflektif) tentang penyakit/kelainan pada sistem pernapasan pada manusia dan upaya untuk mengatasinya
kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya
Peni laian produk
Penu gasan
Alat dan bahan : rokok, korek api, stoples, kain putih atau kapas
Kimia 5.Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan
5.5 Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
Secara kelompok (5-6 anak), siswa melakukan percobaan sederhana tentang “ Bahan Kimia Dalam Asap Rokok”
Secara pleno(kelompok besar), siswa
Mengi dentifikasi kandung an zat yang berbahaya dalam rokok
Menjelaskan dampak
Tugas kelom pok
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
59
60
mempresentasikan hasil percobaan tentang “ Bahan Kimia Dalam Asap Rokok”
Secara berpasangan, siswa membuat poster (puisi) tentang pentingnya menghindarkan diri dari bahaya asap rokok.
negatif zat adiktif dalam rokok
Menjelaskan cara menghin darkan diri dari zat adiktif (rokok) dan psikotropika
Peni laian produk
Penugasan
60
31
JARING TEMA
Kesehatan makhluk hidup dan proses kehidupan
Materi dan sifatnya
TEMA ROKOK DAN KESEHATAN
Pengaruh bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari
Pengaruh rokok bagi kesehatan
Gangguan pada sistem pernapasan
Lampiran 2.Jaring Tem
a
61
32
PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
KELAS VIII SEMESTER I
TEMA KIMIA BIOLOGI Rokok dan Kesehatan
STANDAR KOMPETENSI : 5 Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan Kompetensi Dasar : 5.5 Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
STANDAR KOMPETENSI : 2 Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Lampiran 3. Pem
etaan Standar Kom
petensi Dan K
ompetensi D
asar 62
63
Lampiran 4 . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sulang
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/ I (Ganjil)
Tema : Rokok dan Kesehatan
Alokasi waktu : 2x40 menit (1 kali pertemuan)
I. Standar Kompetensi
Biologi (2) : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kimia (5) : Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.
II. Kompetensi Dasar
Biologi (2.3) : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan
Kimia (5.5) : Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan
psikotropika
III. Indikator
1. Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia.
2. Menjelaskan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan.
3. Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang
biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran, diharapkan siswa dapat :
1. Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
2. Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
64
V. Materi Pokok
Bernapas merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Bernapas
dilakukan oleh semua makhluk hidup untuk menghasilkan energi,
sedangkan energi dibutuhkan untuk melakukan semua aktivitas atau
kegiatan tubuh dalam hidupnya. Pernapasan merupakan pertukaran gas
oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) yang dilakukan oleh makhluk
hidup untuk menghasilkan energi dan sisa oksidasi berupa karbon dioksida
dan uap air.
1. Organ penyusun sistem pernapasan pada manusia
Proses pernapasan pada manusia berlangsung karena adanya organ-
organ penyusunnya. Organ penyusun sistem pernapasan pada manusia
terdiri atas hidung (rongga hidung ), faring, laring (pangkal tenggorokan),
trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan) dan
paru-paru.
2. Proses pernapasan
Mekanisme pernapasan meliputi 2 fase, yaitu fase inspirasi dan fase
ekspirasi. Fase inspirasi yaitu proses pemasukan oksigen ke dalam tubuh.
Fase ekspirasi yaitu proses pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh.
Proses pernapasan tersebut diatur oleh otot diafragma dan otot antartulang
rusuk. Berdasarkan kerja otot tersebut, maka pernapasan dibedakan
menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan dada
Pernapasan dada yaitu pernapasan dengan menggunakan tulang-tulang
rusuk dan tulang dada. Fase inspirasi terjadi jika otot antartulang rusuk
berkontraksi sehingga tulang rusuk dan tulang dada terangkat, rongga dada
membesar, paru-paru mengembang, tekanan udara dalam paru-paru
mengecil, akibatnya udara yang kaya oksigen masuk ke dalam tubuh. Fase
ekspirasi terjadi jika otot antartulang rusuk relaksasi, tulang rusuk dan
65
tulang dada kembali seperti semula, rongga dada mengecil, paru-paru
mengempis, tekanan udara dalam paru-paru membesar, akibatnya udara
yang kaya karbondioksida keluar melalui hidung.
b. Pernapasan perut
Pernapasan perut yaitu pernapasan dengan menggunakan otot-otot
diafragma. Fase inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi,
diafragma mendatar, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan
tekanan udara di paru-paru mengecil, akibatnya udara yang kaya oksigen
masuk. Fase ekspirasi terjadi jika otot diafragma relaksasi, otot diafragma
kembali seperti semula, rongga dada mengecil, paru-paru mengempis,
tekanan udara dalam paru-paru membesar, akibatnya udara yang kaya
karbondioksida keluar.
3. Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
Pernapasan manusia dapat terganggu karena adanya penyakit dan
kelainan organ pernapasan. Berikut ini adalah beberapa contoh gangguan
pada sistem pernapasan: emfisema, asma, kanker paru-paru, TBC,
bronkhitis, inluenza, pleuritis, pneumonia.
Disamping kelainan dan penyakit saluran pernapasan diatas, penyakit
atau gangguan pada sistem pernapasan juga bisa disebabkan karena faktor
sengaja seperti “merokok”. Merokok adalah mengisap dan
mengembuskan asap rokok yang dibakar. Rokok mengandung sejumlah
zat yang dapat menyebabkan ketagihan atau ketergantungan.
VI. Strategi Pembelajaran
a. Model : Pendekatan Pembelajaran Tematik
b. Metode : Demonstrasi, Diskusi kelompok, Presentasi
66
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama (80 menit)
No. Kegiatan pembelajaran
I. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Guru Siswa
a) Guru membuka pelajaran dengan
salam
a. siswa menjawab salam dari guru
(1 menit)
b) Guru menunjukkan gambar ‘ruang
keluarga terkepung asap rokok’, dan
bertanya untuk menghubungkan
materi pelajaran dengan realitas
sehari-hari (apersepsi):
“Apa yang anda dirasakan jika anda
berada di ruangan yang terbatas dan
terkepung asap rokok?”
“ Apa yang kita hirup dan keluarkan
sewaktu bernapas?”
b. siswa secara pleno (kelompok
besar) bertukar pendapat dan
menjawab “ yang dirasakan
adalah kesulitan untuk bernapas,
karena oksigen yang kita hirup
sangat sedikit. Oksigen sangat
diperlukan ketika kita
bernapas.(3 menit)
c) Guru menyampaikan SK, KD, dan
tujuan pembelajaran
c. siswa mencatat
/memperhatikan SK dan KD
serta tujuan pembelajaran yang
akan dicapai (1 menit)
II. Kegiatan Inti (65 menit)
Guru Siswa
a) Guru menunjukkan gambar
(charta,foto) tentang sistem
pernapasan manusia dan bertanya
tentang pengertian bernapas dan
pernapasan.
a. Siswa secara berpasangan tukar
pendapat membedakan
pengertian bernafas dan
pernafasan. ( 3 menit)
b. Siswa merekam informasi dari
buku, lembar kerja dan
67
penjelasan guru (5 menit)
b) Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok tiap kelompok terdiri dari
5-6 siswa, untuk membaca guntingan
berita (news-cutting activities) tentang
korban merokok.
a. 4-5 siswa berkelompok
membaca berita (kasus) untuk
mancari makna: apa isi berita
dan apa maknanya? (5 menit)
c) Guru mendorong siswa melakukan
pengamatan dan identifikasi organ-
organ pernapasan, aktivitas inspirasi
dan ekspirasi, sesuai urutan langkah
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
tentang materi Sistem Pernapasan.
a. Siswa bekerja kelompok (4-5
anak) mengidentifikasi organ
sistem pernapasan pada manusia
dengan menggunakan chart,
gambar atau torso. (10 menit)
b. Siswa bekerja kelompok (4-5
anak) mewarnai organ-organ
pernapasan pada manusia yang
rentan terhadap penyakit. (5
menit)
c. Secara berpasangan siswa
mendemonstrasikan proses
ekspirasi dan inspirasi (5 menit)
d. Secara pleno, siswa
menganalisis kandungan gas
dalam proses ekspirasi dan
inspirasi (5 menit)
d) Guru meminta perwakilan masing-
masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
a. Secara pleno (kelompok besar)
siswa mempresentasikan
pemahamannya tentang sistem
pernapasan, organ pernapasan,
proses ekspirasi dan inspirasi
(10 menit)
68
e) Guru memberikan umpan balik
terhadap presentasi siswa dan
memberikan penguatan
f) Guru menayangkan video tentang
ekspirasi dan inspirasi proses
pernapasan
a. Siswa memperoleh jawaban
yang sebenarnya tentang hasil
kelompok yang telah dilakukan
(5 menit )
b. Secara pleno, siswa mengamati
video tentang proses ekspirasi
dan inspirasi pada proses
pernapasan (5 menit)
c. Siswa mencatat penjelasan dari
guru (4 menit)
g) Siswa diberi kesempatan oleh guru
untuk bertanya materi Sistem
Pernapasan Pada Manusia
a. Siswa menanyakan hal-hal yang
dianggap kurang jelas kepada
guru (3 menit)
III. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru Siswa
a) Guru bertanya untuk umpan balik
dan kesimpulan kepada siswa
a. Siswa secara pleno (kelompok
besar) menarik kesimpulan
tentang organ penyusun sistem
pernapasan, pengertian inspirasi
dan ekspirasi, proses ekspirasi
dan inspirasi pada proses
pernapasan, kandungan gas
dalam ekspirasi dan inspirasi.( 4
menit)
b) Guru menjelaskan materi
selajutnya tentang rokok (rokok dan
kandungannya, dampak negatif zat
adiktif dalam rokok, cara
menghindarkan diri dari zat adiktif
(rokok) dan psikotropika)
a. Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru dan mencatatnya (3
menit)
69
c) Guru memberikan tugas secara
berpasangan tentang
penyakit/kelainan yang berkaitan
dengan sistem pernapasan dari media
massa/internet.
d) Guru memberikan tugas secara
individual kepada siswa untuk
menulis artikel tentang
penyakit/kelainan pada sistem
pernapasan dan upaya untuk
mengatasinya
a. Secara berpasangan, siswa
mengumpulkan data tentang
penyakit/ kelainan yang
berkaitan dengan sistem
pernapasan dari media
massa/internet. (1 menit)
b. Siswa secara individual menulis
artikel pendek 1 halaman
(tulisan reflektif) tentang
penyakit/kelainan pada sistem
pernapasan pada manusia dan
upaya untuk mengatasinya.(1
menit)
e) Guru menutup pelajaran dengan
mengucap salam
a. Siswa menjawab salam dari
guru (1 menit)
VIII. Sumber Belajar
a) Nurhayati, Nunung. 2008. IPA-BIOLOGI Bilingual untuk SMP Kelas VIII.
Bandung : Yrama Widya
b) Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1.
Jakarta: Erlangga.
c) Tim Abdi Guru. 2007. IPA TERPADU untuk SMP Kelas VIII. Jakarta :
Erlangga
d) Modul (karya Irma P)
e) LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
f) Alat
Alat : torso manusia, chart sistem pernapasan, komputer, LCD, papan
tulis, spidol.
70
IX. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian
• Aspek kognitif
Soal-soal Test dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) digunakan
untuk mengetahui pemahaman konsep siswa dan dikumpulkan pada
akhir pembelajaran
• Aspek afektif
Sikap siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran tematik (kerja
kelompok) dan dikumpulkan pada akhir pembelajaran dengan bantuan
dari observer.
• Penilaian produk (artikel)
b. Bentuk Instrumen :
• Soal-soal dalam LKPD (Lembar Kerja Pesera Didik)
• Lembar observasi afektif siswa
c. Contoh Instrumen
Tes Uraian
1. Apa yang dimaksud dengan pernapasan ? (skor maksimum 2)
2. Udara pernapasan melalui hidung mengalami 3 perlakuan. Apakah
ketiga perlakuan itu ? (skor maksimum 3)
3. Apakah yang dimaksud dengan inspirasi dan ekspirasi? (skor
maksimum 2)
4. Apakah perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ? (skor
maksimum 2)
5. Jelaskan bagaimana mekanisme yang terjadi pada pernapasan dada
dan pernapasan perut! (skor maksimum 8)
6. Apakah hanya O2 saja yang masuk ke dalam paru-paru? Jelaskan !
(skor maksimum 2)
7. Sebutkan dan jelaskan 3 contoh penyakit yang terjadi pada sistem
pernapasan ! (skor maksimum 6)
71
Lembar observasi afektif siswa (terlampir)
Mengetahui Sulang, November 2010
Guru pamong Peneliti
Sri Sarawaswati C, S. Pd Irma Prihartanti
NIP.19720827 199802 2002 NIM. 4401406519
72
Lanjutan lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sulang
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/ I (Ganjil)
Tema : Rokok dan Kesehatan
Alokasi waktu : 2x40 menit (1 kali pertemuan)
I. Standar Kompetensi
Biologi (2) : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kimia (5) : Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.
II. Kompetensi Dasar
Biologi (2.3) : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan
Kimia (5.5) : Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan
psikotropika
III. Indikator
1. Mengidentifikasi kandungan zat yang berbahaya dalam rokok.
2. Menjelaskan dampak negatif zat adiktif dalam rokok.
3. Menjelaskan cara menghindarkan diri dari zat adiktif (rokok) dan
psikotropika
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran, diharapkan siswa dapat :
1. Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
2. Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
73
V. Materi Pokok
Merokok adalah kegiatan mengisap dan mengembuskan asap dari
rokok yang dibakar. Rokok mengandung sejumlah zat yang dapat
menyebabkan ketergantungan atau ketagihan. Oleh karena itu rokok dapat
digolongkan sebagai zat adiktif. Di dalam asap rokok terkandung zat
kimia lebih dari 4.000 jenis. Empat ratus macam diantaranya merupakan
bahan beracun dan 43 macam yang lain dapat menyebabkan kanker (zat
karsinogen). Ada tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya yang
terdapat di dalam rokok yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida.
Merokok dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan dan
kelainan fungsi paru-paru, serta menyebabkan bermacam-macam gejala
penyakit, seperti kanker saluran pernapasan dan paru-paru, penyempitan
pembuluh darah, penyakit jantung koroner, kerusakan sel reproduksi pria
dan wanita sehingga menyebabkan impotensi dan kemandulan.
Adapun untuk mencegah dan menghindari diri dari pengaruh zat
adiktif dan psikotropika adalah: pencegahan primer, pencegahan sekunder,
dan pencegahan tersier.
VI. Strategi Pembelajaran
a. Model : Pendekatan Pembelajaran Tematik
b. Metode : Eksperimen, Diskusi kelompok, Presentasi, Tanya Jawab.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan kedua (80 menit)
No. Kegiatan pembelajaran
I. Kegiatan Pendahuluan (9 menit)
Guru Siswa
a) Guru membuka pelajaran dengan salam a. Siswa menjawab salam dari
guru (1 menit)
b) Guru menunjukkan tulisan-tulisan b. Siswa membaca cepat
74
(artikel singkat) siswa tentang penyakit-
penyakit pernapasan dan bahaya merokok,
dan mengingatkan kembali materi yang
telah dipelajari.
tulisan tentang bahaya
(window shopping) secara
bergiliran. (5 menit)
c. Siswa menjelaskan
pengertian merokok sebagai
salah satu akibat penyakit
pernapasan (2 menit)
c) Guru menyampaikan SK, KD, dan
Tujuan pembelajaran
d. Siswa menulis poin-poin
utama dalam SK, KD dan
tujuan yang akan dicapai (1
menit)
II. Kegiatan Inti ( 63 menit)
a) Guru menjelaskan materi tentang
pengertian zat adiktif
a. Siswa meramalkan
(memprediksi) kandungan
zat adiktif dalam rokok (3
menit)
b. Siswa membuat tabel
berbagai zat adiktif dalam
rokok (3 menit)
b) Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok tiap kelompok terdiri dari 5-6
siswa
c) Guru memberikan pengarahan tentang
percobaan sederhana “ Bahan Kimia
Dalam Asap Rokok:”
d) Guru membagikan LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik) tentang Rokok
kepada siswa
e) Guru membimbing siswa dalam kerja
kelompok
c. 5-6 Siswa berkelompok
sesuai dengan kelompok
yang telah dibuat oleh guru
(2 menit)
d. Siswa secara
pleno(kelompok besar)
yang terdiri dari 5-6 siswa
melakukan percobaan
sederhana tentang”Bahan
Kimia Dalam Asap Rokok”
dan mengamati hasilnya (20
75
menit)
e. Secara pleno (kelompok
besar) yang terdiri dari 5-6
siswa mengerjakan soal-
soal pada LKPD yang
diberikan oleh guru (10
menit)
f) Guru meminta perwakilan masing-
masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya
f. Secara pleno(kelompok
besar) yang terdiri dari 5-6
Siswa mempresentasikan
hasil percobaan yang telah
dilakukan (10 menit)
g) Guru memberikan tanggapan terhadap
presentasi siswa dan memberikan
penguatan
g. Siswa mencatat penjelasan
dari guru (5 menit)
a. Secara berpasangan siswa
membuat puisi tentang
pentingnya menghindarkan
diri dari bahaya rokok (5
menit)
h) Siswa diberi kesempatan oleh guru
untuk bertanya materi Rokok
h. Siswa menanyakan hal-hal
yang dianggap kurang jelas
kepada guru (5 menit)
III. Kegiatan Penutup (8 menit)
Guru Siswa
a) Guru bertanya untuk umpak balik dan
kesimpulan kepada siswa
b. Siswa secara pleno
menarik kesimpulan
tentang zat adiktif dalam
rokok, dampak negatif zat
adiktif dalam rokok dan
76
cara menghindarkan diri
dari zat adiktif (rokok) dan
psikotropika (5 menit)
b) Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk membuat poster tentang pentingnya
menghindarkan diri dari bahaya rokok dan
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya
c. Siswa mengumpulkan tugas
pada pertemuan berikutnya
b) Guru menyampaikan kepada siswa
untuk dilakukan evaluasi (tes) pada
pertemuan selanjutnya
d. Siswa diminta untuk
mempelajari materi yang
telah diajarkan. (2 menit)
c) Guru menutup pelajaran dengan
mengucap salam
e. Siswa menjawab salam dari
guru (1 menit)
VIII. Sumber Belajar
a) Nurhayati, Nunung. 2008. IPA-BIOLOGI Bilingual untuk SMP Kelas VIII.
Bandung : Yrama Widya
b) Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1.
Jakarta: Erlangga.
c) Tim Abdi Guru. 2007. IPA TERPADU untuk SMP Kelas VIII. Jakarta :
Erlangga
d) Modul (karya Irma P)
e) LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
f) Alat dan Bahan
Alat : komputer, LCD, papan tulis, spidol, stoples, korek api
Bahan : rokok, kain putih atau kapas
IX. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian
• Aspek Kognitif
77
Soal-soal test dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) digunakan
untuk mengetahui pemahaman konsep siswa dan dikumpulkan pada
akhir pembelajaran
Soal pertanyaan yang terdapat dalam Percobaan “ Bahan Kimia dalam
Asap Rokok” digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa
dan dikumpulkan pada akhir pembelajaran
• Aspek Psikomotorik
Kinerja siswa dalam melakukan percobaan “ Bahan Kimia dalam Asap
Rokok” dikumpulkan pada akhir pembelajaran dengan bantuan dari
observer.
• Aspek afektif
Sikap siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran (kerja kelompok)
dan dikumpulkan pada akhir pembelajaran dengan bantuan dari
observer
• Penilaian produk (poster dan puisi)
b. Bentuk Instrumen
• LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
• Laporan hasil percobaan
• Lembar observasi psikomotorik siswa
• Lembar observasi afektif siswa
c. Contoh Instrumen
Tes uraian
1. Mengapa rokok digolongkan ke dalam zat adiktif? (skor maksimum
2)
2. Apa yang disebut dengan perokok pasif ? (skor maksimum 2)
3. Sebutkan 2 efek yang ditimbulkan dari bahan kimia dibawah ini!
(skor maksimum 6)
a. Nikotin
b. Tar
78
c. Karbon monoksida
4. Sebutkan 3 penyakit yang ditimbulkan akibat merokok kaitannya
dengan sistem pernapasan ! (skor maksimum 3)
5. Apa yang terjadi bila seseorang dalam usia remaja telah kecanduan
merokok? Apa yang terjadi bila lebih banyak anggota keluarga yang
merokok? (skor maksimum 2)
6. Siapakah yang sangat berperan dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan zat adiktif (rokok) dan psikotropika? Jelaskan
pendapatmu! (skor maksimum 8)
7. Jelaskan upaya untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika! (skor maksimum 6)
Lembar observasi psikomotorik siswa (terlampir)
Lembar observasi afektif siswa (terlampir)
Mengetahui Sulang, November 2010
Guru pamong Peneliti
Sri Sarawaswati C, S.Pd Irma Prihartanti
NIP.19720827 199802 2002 NIM. 4401406519
79
Lanjutan lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sulang
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/ I (Ganjil)
Tema : Rokok dan Kesehatan
Alokasi waktu : 1x40 menit (1 kali pertemuan)
I. Standar Kompetensi
Biologi (2) : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kimia (5) : Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.
II. Kompetensi Dasar
Biologi (2.3) : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan
Kimia (5.5) : Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan
psikotropika
III. Indikator
1. Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia.
2. Menjelaskan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan.
3. Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang
biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.
4. Mengidentifikasi kandungan zat yang berbahaya dalam rokok.
5. Menjelaskan dampak negatif zat adiktif dalam rokok.
6. Menjelaskan cara menghindarkan diri dari zat adiktif (rokok) dan
psikotropika
80
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran, diharapkan siswa dapat :
1. Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
2. Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika.
V. Materi Pokok
1. Organ penyusun sistem pernapasan.
2. Proses pernapasan (pernapasan dada dan pernapasan perut).
3. Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan.
4. Kandungan zat yang berbahaya dalam rokok.
5. Dampak negatif zat adiktif dalam rokok
6. Cara menghindari diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika.
VI. Strategi Pembelajaran
a. Model : Pendekatan Pembelajaran Tematik
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ketiga (40 menit)
No. Kegiatan pembelajaran
I. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
Guru Siswa
a) Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam
b) Guru dengan contoh poster yang dibuat
siswa, menunjukkan didepan kelas dan
mengajak siswa untuk mengamatinya.
a. Siswa menjawab salam dari
guru (1 menit)
b. Secara bergiliran, masing-
masing siswa membaca
posternya dengan teman
sebelah. (7 menit)
81
II. Kegiatan Inti (31 menit)
Guru Siswa
a) Guru membagikan lembar soal dan
lembar jawab
a. Siswa mengerjakan soal tes
dengan jujur dan teliti (30
menit)
b. Setelah waktu yang yang
diberikan selesai, siswa
diminta untuk
mengumpulkan lembar soal
dan lembar jawab (1 menit)
III. Kegiatan Penutup (1 menit)
Guru Siswa
a) Guru menutup pelajaran dengan
mengucap salam
a. Siswa menjawab salam dari
guru (1 menit)
VIII. Sumber Belajar
a) Nurhayati, Nunung. 2008. IPA-BIOLOGI Bilingual untuk SMP Kelas VIII.
Bandung : Yrama Widya
b) Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi Untuk SMP Kelas VIII Semester 1.
Jakarta: Erlangga.
c) Tim Abdi Guru. 2007. IPA TERPADU untuk SMP Kelas VIII. Jakarta :
Erlangga
d) Modul (karya Irma P)
e) LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
IX. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian
• Aspek kognitif
Hasil tes siswa berupa soal pilihan ganda berjumlah 30 soal digunakan
untuk mengetahui tingkat kognitif siswa.
82
b. Bentuk Instrumen
• Tes pilihan ganda
c. Contoh Intrumen
• Tes Pilihan ganda
1. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan. Pernapasan adalah
...(skor maksimum 1)
A. Pengeluaran oksigen dan karbon dioksida
B. Pengambilan oksigen dan karbon dioksida
C. Pengeluaran karbon dioksida dan pengambilan oksigen
D. Pengeluaran oksigen dan pengambilan karbondioksida
Mengetahui Sulang, November 2010
Guru pamong Peneliti
Sri Sarawaswati C, S.Pd Irma Prihartanti
NIP.19720827 199802 2002 NIM. 4401406519
83
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi
Lampiran 5. Modul Sistem Pernapasan dan Zat Adiktif dan Psikotropika
“ ROKOK DAN KESEHATAN ”
Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Bernapas dilakukan
oleh semua makhluk hidup untuk menghasilkan energi, sedangkan energi
dibutuhkan untuk melakukan semua aktivitas atau kegiatan di dalam tubuh dalam
hidupnya.
Pernapasan merupakan pertukaran gas oksigen (O2) dan karbondioksida
(CO2) yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan energi dan sisa
oksidasi berupa karbondioksida dan uap air. Persamaan reaksinya dapat dituliskan
sebagai berikut :
A. ORGAN PENYUSUN SISTEM PERNAPASAN
Proses pernapasan pada manusia berlangsung karena adanya organ-organ
penyusunnya. Organ penyusun sistem pernapasan pada manusia terdiri atas
hidung (rongga hidung), faring, pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan
(trakea), cabang batang tenggorokan (bronkus) dan paru-paru (pulmo).
84
Gambar 1.1 organ pernapasan dengan bagian-bagiannya Sumber : www. Utmem edu
a. Hidung (rongga hidung)
Rongga hidung merupakan muara keluar masuknya udara pernapasan. Di
dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut hidung. Dengan adanya
selaput lendir dan rambut hidung, udara yang masuk atau dihirup oleh hidung
akan lebih aman daripada udara yang masuk melalui mulut. Di dalam hidung,
udara mengalami beberapa perlakuan sebagai berikut.
1. Udara yang masuk ke hidung akan disaring dulu oleh rambut hidung,
sehingga debu dan partikel kotoran tidak masuk ke dalam paru-paru. Kotoran
yang terdapat di hidung merupakan hasil dari penyaringan udara yang
dilakukan oleh rambut hidung dan selaput lendir.
2. Udara dihangatkan oleh kapiler darah yang ada dalam hidung, sehinga
suhunya sesuai dengan suhu tubuh.
3. Udara dilembapkan oleh lapisan lendir yang ada di dalam rongga hidung.
85
b. Faring
Faring merupakan saluran sepanjang 12,5-13 cm sebagai kelanjutan dari
saluran hidung yang meneruskan udara ke laring. Faring terletak diantara saluran
pernapasan dan saluran pencernaan.
c. Pangkal tenggorokan (laring)
Laring terletak dibelakang rongga hidung dan rongga mulut. Laring
tersusun atas katup pangkal tenggorok (epiglotis), perisai tulang rawan, dan
gelang-gelang tulang rawan yang membentuk jakun.
Epiglotis (katup pangkal tenggorok) berfungsi untuk menghalangi
makanan masuk ke dalam rongg hidung dan ke dalam tenggorokan waktu
menelan makanan. Dengan demikian pada saat kita makan, sebaiknya jangan
sambil berbicara karena kemungkinan akan tersedak, akibatnya makanan akan
masuk ke tenggorokan dan masuk ke dalam rongga hidung. Epiglotis selalu
terbuka dan akan menutup jika ada makanan yang masuk ke kerongkongan.
Pada jakun terdapat pita suara. Jika udara melewati pita suara, pita suara
tersebut akan bergetar dan menimbulkan suara saat kita berbicara. Pada pria
dewasa, jakun tampak menonjol di leher bagian atas, sedangkan pada wanita
jakun tidak tampak.
d. Batang tenggrokan (trakea)
Trakea merupakan saluran jalan napas yang terdiri atas gelang-gelang
tulang rawan. Trakea terletak di depan kerongkongan, berfungsi sebagai tempat
lewantnya udara.
Pada dinding trakea terdapat rambut-rambut halus berlendir yang
berfungsi sebgai penyaring (filter) terhadap debu/kotoran yang masuk bersama
udara. Jika kotoran udara sudah banyak yang melekat pada rambut getar, udara
pada paru-paru akan terangsang dan mendesak debu tersebut untuk keluar dan
terjadilah bersin.
86
e. Cabang batang tenggorokan (bronkus)
Batang tenggorokan bercabang dua. Cabang batang tenggorokan disebut
bronkus. Cabang yang satu menuju ke paru-paru kanan dan cabang yang satunya
lagi menuju ke paru-paru kiri.
Bronkus merupakan saluran penghubung antara tenggorokan dan paru-
paru, tersusun atas tulang rawan berbentuk cincin yang berfungsi sebagai tempat
lalu lintas udara pernapasan.
Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi menjadi cabang yang lebih kecil
yang disebut bronkiolus. Kemudian bronkiolus bercabang-cabang lagi menjadi
pembuluh-pembuluh halus yang berakhir pada gelembung halus yang disebut
alveolus. Alveolus merupakan tempat terjadinya pertukaran gas antara darah (di
dalam pembuluh darah) dengan udara bebas. Oksigen dari udara berdifusi ke
dalam darah sedangkan karbon dioksida dan uap air dari darah berdifusi ke udara.
f. Paru-paru (pulmo)
Paru-paru merupakan tempat terjadinya penyerapan oksigen dan
pengeluaran karbon dioksida. Paru-paru terletak di dalam rongga dada, diatas
diafragma. Diafragma merupakan sekat yang membatasi rongga dada denagn
rongga perut. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura.
Di dalam tubuh, paru-paru ada dua buah dan masig-masing paru-paru
terdiri atas gelambir (lobus). Paru-paru sebelah kiri mempunyai dua lobus,
sedangkan paru-paru sebelah kanan mempunyai tiga lobus.
Di dalam paru-paru tepatnya di ujung bronkiolus yang bercabang, terdapat
gelembung paru-paru (alveolus) yang mengandung pembuluh kapiler darah.
Alveolus berisi udara, jumlahnya kira-kira 300 juta alveoli yang berfungsi untuk
memperluas permukaan sehingga oksigen yang dihirup akan lebih banyak. Di
samping itu, pada bagian alveolus inilah proses pengisapan oksigen dan
pembebasan karbon dioksida terjadi.
87
B. PROSES PERNAPASAN
Bagaimanakah manusia bisa bernapas ? Cobalah kamu tarik napas
perlahan-lahan dan rasakan apa yang terjadi. Saat kamu bernapas, kamu
menghirup udara melalui hidung. Udara yang kamu hirup mengandung oksigen
dan juga gas-gas lain. Dari hidung, udara terus masuk ke tenggorokan, kemudian
ke paru-paru. Akhirnya, udara akan mengalir sampai ke alveoli yang merupakan
ujung dari saluran. Oksigen yang terkandung dalam alveolus bertukar dengan
karbon dioksida yang terkandung dalam darah yang ada di pembuluh darah
alveolus melalui proses disfusi.
Dalam darah, oksigen diikat oleh hemoglobin. Selanjutnya darah yang
telah mengandung oksigen mengalir ke seluruh tubuh. Tahukah kamu untuk pada
darah mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh? Oksigen diperlukan untuk proses
respirasi sel-sel tubuh. Gas karbon dioksida yang dihasilkan selama proses
respirasi sel tubuh kan ditukar dengan oksigen. Selanjutnya darah mengangkut
karbon dioksida untuk dikembalikan ke alveolus paru-paru dan akan dikelurkan
ke udara melalui hidung saat kamu mengeluarkan napas.
Mekanisme pernapasan meliputi 2 fase, yaitu fase inspirasi dan fase
ekspirasi. Fase inspirasi merupakan proses pemasukan oksigen ke dalam tubuh.
Sedangkan fase ekspirasi merupakan proses pengeluaran karbon dioksida dari
dalam tubuh.
Proses pernapasan diatur oleh otot diafragma dan otot antartulang rusuk.
Berdasarkan kerja otot tersebut, maka pernapasan dibedakan menjadi dua yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada yaitu pernapasan dengan menggunakan tulang-tulang
rusuk dan tulang dada. Mekanisme pernapasan dada dibedakan atas dua fase yaitu
sebagai berikut.
a. Fase inspirasi
Inspirasi terjadi jika otot antartulang rusuk berkontaraksi sehingga tulang
rusuk dan tulang dada terangkat. Akibatnya, rongga dada membesar, paru-paru
88
mengembang dan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan
udara di luar tubuh lebih besar, maka udara yang kaya oksigen masuk ke dalam
tubuh.
b. Fase ekspirasi
Ekspirasi terjadi jika otot antartulang rusuk berelaksasi sehingga tulang
rusuk dan tulang dada turun kembali pada kedudukan semula. Akibatnya, rongga
dada mengecil, volume paru-paru berkurang, dan peningkatan tekanan udara di
dalam paru-paru. Kemudian, udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar
melalui hidung.
2. Pernapasan perut
Pernapasan perut yaitu pernapasan dengan menggunakan oto-otot
diafragma. Mekanisme pernapasan perut juga dibedakan atas dua fase yaitu
sebagai berikut.
a. Fase inspirasi
Inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya sedikit
mendatar. Hal ini mengakibatkan rongga dada membesar, paru-paru
mengembang, dan tekanan udara di dalam paru-paru mengecil. Akibatnya udara
yang kaya oksigen masuk ke dalam tubuh.
b. Fase ekspirasi
Ekspirasi terjadi jika otot diafragma berelaksasi sehingga letaknya kembali
pada kedudukan semula. Hal ini mengakibatkan rongga dada mengecil, volume
paru-paru berkurang dan tekanan udara di dalam paru-paru membesar. Akibatnya
udara yang kaya karbon dioksida keluar.
89
Volume udara paru-paru
Volume udara pernapasan meliputi beberapa udara sebagai berikut.
• Udara pernapasan biasa/tidal adalah udara yang dapat keluar masuk dalam
saluran pernapasan sebesar 500 cc.
• Udara komplementer adalah udara yang dapat dihirup oleh paru-paru secara
maksimum sebesar 1500 cc.
• Udara suplementer adalah udara yang dapat dihembuskan lagi dari paru-paru
secara maksimum sebesar 1500 cc.
• Udara residu adalah udara yang tersimpan dalam paru-paru dan tidak dapat
dikeluarkan lagi sebesar 1000cc.
Kapasitas vital paru-paru adalah udara tidal ditambah udara
komplementer ditambah udara suplementer, sebesar ± 3500 cc. Kapasitas total
paru-paru adalah kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu, sebesar ± 4500
cc.
C. KELAINAN ATAU PENYAKIT PADA SISTEM PERNAPASAN
Sistem pernapasan dapat mengalami kelainan atau gangguan, antara lain
disebabkan oleh adanya gangguan pada organ-organ penyusun sistem pernapasan
tersebut. Gejala umum yang muncul saat adanya gangguan pada sistem
pernapasan ditandai dengan batuk.
Batuk sama halnya dengan bersin, bersifat refleks dan bertujuan untuk
melindungi paru-paru terhadap zat asing yang masuk ke dalam paru-paru tersebut.
Batuk kecil (sekali-kali) merupakan hal biasa dan bahkan menyehatkan karena
salah satu upaya menjaga supaya saluran pernapasan tetap bersih. Yang perlu
diwaspadai adalah batuk yang kuat dan terus-menerus, karena batuk ini
merupakan gejala danya infeksi kuman yang menyerang saluran pernapasan
bagian atas.
90
Kelainan atau gangguan pada saluran pernapasan antara lain sebagai
berikut.
1. Asfiksi, merupakan gangguan pernapasan pada saat pengangkutan dan
penggunaan O2 oleh jaringan dan sel-sel. Asfiksi dibedakan berdasarkan
penyebabnya, yaitu sebagai berikut.
a. Afiksi yang disebabkan terisinya alveolus oleh air karena orang tersebut
tenggelam sehingga difusi oksigen sangat sedikit. Gangguan ini dapat
mengakibatkan berhentinya pernapasan.
b. Asfiksi yang disebabkan terisinya alveolus oleh cairan limfa karena infeksi.
Gangguan ini menyebabkan penyakit pneumonia.
c. Asfiksi yang disebabkan adanya penyumbatan saluran pernapasan oleh
kelenjar limfa, seperti polip, amandel dan adenoid.
2. Asma, merupakan suatu penyakit karena adanya penyempitan saluran
pernapasan utama pada paru-paru. Asma merupakan penyakit turunan, tetapi
tidak menular. Penyebab penyakit ini umumnya karena alergi terhadap
kondisi lingkungan, seperti cuaca dingin, debu, bahn-bahan kimia, jamur,
dsb. Selain itu asma juga disebabkan oleh adanya penyumbatan saluran
pernapasan oleh rambut (bulu) kotoran.
3. Bronkitis, merupakan peradangan pada lapisan dinding bronkus (cabang
tenggorok) karena infeksi virus. Penyakit ini menyebabkan batuk yang dalam.
Disamping itu, bronkitis juga menghasilkan dahak berwarna abu-abu
kekuningan yang berasal dari paru-paru.
4. Difteri merupakan penyakit pada saluran pernapasan karena adanya
penyumbatan lendir baik pada rongga faring maupun laring oleh bakteri.
5. Asidosis, merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan adanya kelainan
kadar asam karbonat dan bikarbonat di dalam darah.
6. Efisema, merupakan gangguan pada saluran pernapasan yang disebabkan
oleh robeknya dinding alveolus sehingga pertukaran gas berkurang.
7. Flu (influenza), merupakan gangguan pada saluran pernapasan atas karena
adanya infeksi virus. Influenza menyebabkan hidung beringus, bersin-bersin,
tenggorokan meradang, demam, sakit kepala, otot terasa pegal serta lelah.
91
8. Pleuritis, merupakan peradangan pada pleura (selaput pembungkus paru-
paru) karena adanya infeksi dari paru-paru atau organ lain yang letaknya
berdekatan dengan paru-paru, sehingga mengakibatkan berlebihannya cairan
pada pleura. Adanya cairan yang berlebihan pada pleura menyebabkan si
penderita akan merasakan sakit dada pada waktu bernapas.
9. Pneumonia, merupakan penyakit yang disebabkan adanya infeksi virus,
bakteri, atau jamur pada alveolus sehingga terjadi peradangan paru-paru.
Alveolus yang terkena infeksi akan dipenuhi nanah, lendir atau cairan lainnya
sehingga oksigen yang akan menuju darah sulit untuk mencapai aliran
tersebut.
10. Salesma, merupakan gangguan pada salauran pernapasan atas karena
adanya infeksi oleh virus. Salesma menyebabkan hidung tersumbat, ingus
mengalir, dan bersin-bersin, serta tenggorokan terasa gatal.
11. Tuberkolusis (TBC), merupakan penyakit yang menyerang paru-paru,
sehingga pada bagian dalam alveolus timbul bintik-bintik kecil (bintil-bintil)
karena infeksi bakteri, yaitu Mycobacterium tubercolusis. Penyakit ini
menyebabkan proses difusi oksigen terganggu.
12. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), merupakan gangguan dan
penyumbatan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limpa oleh polip,
amandel dan adenoid.
Disamping kelainan (gangguan) dan penyakit saluran pernapasan diatas,
penyakit atau gangguan pada sistem pernapasan juga biasa disebabkan karena
faktor disengaja seperti “merokok”
ROKOK DAN KANDUNGANNYA
Merokok adalah kegiatan mengisap dan mengembuskan asap dari rokok
yang dibakar. Rokok terbuat dari tembakau yang dibungkus kertas kemudian
dijual. Tetapi ada pula rokok yang dibuat sendiri, oleh si perokok untuk kemudian
dihisap sendiri.
92
Rokok mengandung sejumlah zat yang dapat menyebabkan
ketergantungan atau ketagihan. Oleh karena itu, rokok dapat digolongkan sebagai
zat adiktif. Selain menyebabkan ketagihan, zat dalam rokok banyak mengandung
racun yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, di antaranya penyakit
paru-paru, jantung bahkan kematian.
Gambar 1.2 komponen rokok Sumber : www. Rokok.org
Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok
1. Nikotin
Merupakan zat utama yang terdapat dalam daun tembakau. Zat ini sangat
beracun, mudah diserap lewat kulit, berwarna kuning agak pucat, dan jika terkena
cahaya menjadi coklat. Bau dan rasanya tidak enak. Menelan 2 atau 3 tetes nikotin
murni dapat membunuh seseorang. Nikotin berfungsi sebagai stimulan yang
mempercepat kegiatan dalam otak. Nikotin dianggap lebih adaktif dibanding
heroin. Semakin muda seseorang mulai merokok, semakin sulit berhenti.
93
2. Tar tembakau
Tar adalah penyebab utama kanker paru-paru bagi perokok, sehingga
disebut bersifat karsinogenik. Tar juga mengakibatkan penyakit-penyakit
tenggorokan dan pernapasan. Seorang perokok yang menghabiskan satu setengah
bungkus rokok setiap hari berarti ia menyedot masuk tar tembakau sekitar 1,136
liter setahun ke dalam paru-parunya.
3. Karbon monoksida
Merupakan gas yang sangat beracun dan berbahaya. Gas ini dihasilkan
dari pembakaran yang tidak sempurna, misalnya mesin kendaraan bermotor yang
dikeluarkan lewat knalpot. Merokok juga merupakan pembakaran yang tidak
sempurna, sehingga menyebabkan kadar monoksida di dalam paru-paru lebih
tinggi dibandingkan dengan menghirup udara yang tercemar. Hemoglobin lebih
mudah mengikat karbon monoksida daripada oksigen. Hal ini mengakibatkan
jantung bekerja lebih keras agar darah mampu mengikat oksigen. Keracunan
karbon monoksida dapat menyebabkan kematian.
4. Bahan-bahan kimia lain
Lebih dari 4.000 zat-zat lain dapat ditemukan di dalam asap rokok.
Sebagian beracun dan 43 diantaranya diketahui dapat menyebabkan penyakit
kanker. Beberapa dari bahan diantaranya aseton, amoniak, dan hidrogen sulfida.
DAMPAK NEGATIF ZAT ADIKTIF DALAM ROKOK
Bahan kimia • Dampak/efek
Nikotin Menyebabkan ketagihan
Merusak jaringan otak
Menyebabkan darah menggumpal
Mengeraska pembuluh darah arteri
Tar Membunuh sel-sel pada saluran pernapasan dan
paru-paru
94
Meningkatkan produksi lendir dan cairan paru-paru
Menyebabkan kanker paru-paru
Karbon
monoksida
Meracuni darah karena mengikat hemoglobin
darah 200 kali lebih kuat daripada oksigen
Zat-zat
karsinogen
Merangsang tumbuhnya sel-sel kanker di dalam
tubuh
Iritan Merusak saluran pernapasan dan kantong udara
pada paru-paru
Membunuh sel –sel pada permukaan saluran
pernapasan
Selain itu akibat yang ditimbulkan dari merokok antara lain sebagai
berikut.
1. Pengaruh langsung setelah merokok
a. Peningkatan denyut jantung
b. Berkeringat
c. Nafas berbau rokok
d. Mual atau ingin muntah
e. Pusing
f. Keluar air liur
g. Tenggorokan gatal
h. Pakaian bau asap tembakau
2. Pengaruh pada sistem pernapasan
a. Bronkitis
b. Kanker paru-paru akibat tar dalam rokok
c. Berdahak
d. Susah bernafas
e. Radang saluran pernapasan
95
3. Pengaruh pada sistem jantung dan pembuluh darah
a. Tekanan darah tinggi
b. Tekanan serangan jantung
c. Penyempitan pembuluh darah
4. Pengaruh pada sistem percenaan
a. Lambung dan usus terluka
5. Pengaruh pada sistem reproduksi dan pengaruhnya pada bayi
a. Ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan fungsi paru-paru dan sempitnya
jalan pernapasan pada bayinya
b. Keguguran pada kehamilan
c. Bayi yang dilahirkan bertnya berkurang
d. Pertumbuhan bayi terhambat
6. Pengaruh pada sistem saraf
a. Pembuluh darah menyempit
b. Stroke
Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi ikut menghisap asap
rokok
Perokok aktif adalah orang yang merokok (perokok itu sendiri)
96
CARA MENGHINDARKAN DIRI DARI PENGARUH ZAT ADIKTIF
(ROKOK) DAN PSIKOTROPIKA
Upaya menghentikan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika tidaklah
mudah. Hal ini dikarenakan sifat ketagihan dan ketergantungan yang
ditimbulkannya sangat kuat. Ada tiga tingkat pencegahan, yaitu sebagai berikut.
a. Pencegahan primer
Merupakan upaya pencegahan agar orang sehat tidak terlibat
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Ini biasanya dilakukan dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi dan pendekatan melalui keluarga.
b. Pencegahan sekunder
Merupakan upaya pencegahan pada saat penggunaan sudah terjadi dan
diperlukan upaya penyembuhan/ terapi. Tahapan ini meliputi :
1) Tahapan penerimaan awal
Dilakukan antara 1 sampai 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental.
2) Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medik
Dilakukan antara 1 sampai 3 minggu untuk melakukan pengurangan
ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
c. Pencegahan tersier
Merupakan upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan
dalam proses penyembuhan. Tahap ini terdiri atas :
1) Tahapan stabilisasi
Dilakukan antara 3 sampai 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna
kembali ke masyarakat.
2) Tahapan sosialisasi dalam masyarakat
Dilakukan agar mantan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika
mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini
97
biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan,
dan mengembangkan kegiatan alternatif.
Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika juga
memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
a. Peran anggota keluarga
Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada
anggota keluarga yang terlibat dalm penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.
b. Peran anggota masyarakat
Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan
pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat
terlarang.
c. Peran sekolah
Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa
tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi,
keluarga dan orang lain.
d. Peran pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas.
98
Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik Sistem Pernapasan
Tujuan :
1. Siswa dapat menyebutkan organ penyusun sistem pernapasan.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ penyusun sistem pernapasan.
3. Siswa dapat membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses
pernapasan dada dan perut.
4. Siswa dapat menjelaskan kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Kelompok : Nama anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
99
Amatilah gambar dibawah ini dan lengkapilah bagian-bagian dari gambar di bawah ini dengan mencocokanya pada buku literatur
Organ Sistem pernapasan
Lihat aku dan Deskripsikan Bagian Tubuhku
100
Mekanisme pernapasan
No Nama organ Fungsi organ 1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan gambar
Lihat aku dan deskripsikan cara bernapasku
Mari Berpikir.........
101
1. Apa yang dimaksud dengan pernapasan ?
2. Udara pernapasan melalui hidung mengalami 3 perlakuan. Apakah ketiga
perlakuan itu ?
3. Apakah yang dimaksud dengan inspirasi dan ekspirasi?
4. Apakah perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ?
5. Jelaskan bagaimana mekanisme yang terjadi pada pernapasan dada dan
pernapasan perut!
6. Apakah hanya O2 saja yang masuk ke dalam paru-paru? Jelaskan !
7. Sebutkan dan jelaskan 3 contoh penyakit yang terjadi pada sistem
pernapasan !
Pertanyaan
102
1. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
4. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
5. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
6. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
7. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Jawaban
103
Lampiran 7. Kunci Jawaban LKPD Sistem Pernapasan
Kunci Jawaban LKPD
“SISTEM PERNAPASAN” Keterangan Gambar
No Nama organ Fungsi organ
1 Rongga hidung
(skor 1)
Tempat keluar-masuknya udara pernapasan
(skor 2)
2 Faring (tekak)
(skor 1)
Tempat yang dilewati oleh udara, makanan dan
air/rongga pertigaan ke arah saluran pencernaan
(esofagus), saluran pernapasan (trakea) dan
saluran ke rongga hidung (skor 2)
3 Tenggorokan
(skor 1)
Bagian dari organ pernapasan, berupa suatu pipa
yang dimulai dari pangkal tenggorokan(laring),
batang tenggorokan (trakhea), dan cabang batang
tenggorokan (bronkus) (skor 2)
4 Laring(pangkal
tenggorokan(skor 1)
Melindungi trakhea dan tempat pita suara
(skor 2)
5 Trakhea(batang
tenggorokan)
(skor 1)
Merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang
tulang rawan, dilapisi selaput lendir dan silia
berfungsi menolak debu dan benda asing yang
masuk bersama udara (skor 2)
6 Bronkus(cabangbatang
tenggorokan)(skor 1)
Saluran yang membawa udara dari trakhea menuju
ke paru-paru (skor 2)
7 Paru-paru
(skor 1)
Tempat terjadinya pertukaran gas yaitu oksigen
dan karbondioksida (skor 2)
8 Diafragma (skor 1) Pembatas antara rongga dada dan rongga perut
(skor 2)
Jumlah skor maksimal = 24
104
1. Pernapasan merupakan aktivitas memasukkan oksigen ke dalam tubuh dan
mengeluarkan CO2 dan H2O ke luar tubuh. (skor 2)
2. 3 perlakuan yang terjadi di dalam hidung :
a. Udara yang masuk ke hidung akan disaring dulu oleh rambut hidung,
sehingga debu dan partikel kotoran tidak masuk ke dalam paru-paru.
(skor 1)
b. Udara dihangatkan oleh kapiler darah yang ada di dalam hidung, sehingga
suhunya sesuai dengan suhu tubuh. (skor 1)
c. Udara dilembabkan oleh lapisan lendir yang ada di dalam rongga hidung.
(skor 1)
3. Yang dimaksud inspirasi dan ekspirasi adalah :
a. Inspirasi adalah proses pemasukan oksigen ke dalam tubuh. (skor 1)
b. Ekspirasi adalah proses pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh.
(skor 1)
4. Perbedaan antara pernapasan dada dengan pernapasan perut :
a. Pernapasan dada : pernapasan dengan menggunakan tulang-tulang rusuk
dan tulang dada. (skor 1)
b. Pernapasan perut : pernapasan dengan menggunakan otot-otot diafragma
(skor 1)
5. Mekanisme yang terjadi pada pernapasan dada dan pernapasan perut :
a. Pernapasan dada
- Fase inspirasi :
otot antar tulang rusuk berkontraksi tulang rusuk dan dada
terangkat rongga dada membesar tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar udara yang
kaya oksigen masuk. (skor 2)
105
- Fase ekspirasi:
Otot antar tulang rusuk berelaksasi tulang rusuk dan dada kembali
seperti semula tekanan dalam rongga membesar daripada tekanan
luar udara yang kaya karbondioksida keluar melalui hidung
(skor 2)
b. Pernapasan perut
- Fase inspirasi :
Otot diafragma berkontraksi diafragma mendatar rongga dada
membesar tekanan udara dalam paru-paru mengecil udara yang
kaya oksigen masuk. (skor 2)
- Fase ekspirasi :
Otot diafragma berelaksasi otot diafragma kembali seperti
semula rongga dada mengecil tekanan dalam paru-paru
membesar udara yang kaya karbondioksida keluar
(skor 2)
6. Tidak hanya O2 saja yang masuk ke dalam paru-paru, tetapi terdapat juga gas-
gas yang lain. Akan tetapi, yang mampu berikatan dengan hemoglobin darah
hanya oksigen saja, sedangkan gas-gas lainnya dikeluarkan kembali melalui
saluran pernapasan. (skor 2)
Nama gas Udara masuk ke paru-paru % Udara keluar dari paru-paru
%
Nitrogen (N2) 78 78
Oksigen (O2) 21 18
Karbon
dioksida (CO2)
0,04 3
106
7. 3 contoh penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan :
1. Asfiksi : terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel jaringan tubuh.
2. Influenza : disebabkan oleh virus influenza (pilek, hidung tersumbat,
bersin-bersin, tenggorokan gatal)
3. Asma : menyebabakan penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan
alergi terhadap rambut, bulu atau debu
4. Tubercolusis (TBC) : penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan
bakteri Mycobacterium tubercolusis.
5. Bronkitis : menyebabkan peradangan pada dinding bronkus yang
disebabkan oleh virus
6. Pleuritis : menyebabkan peradangan pada selaput pembungkus paru-paru
(pleura)
7. Pneumonia : disebabkan adanya infeksi virus, bakteri atau jamur pada
alveolus sehingga terjadi peradangan paru-paru.
8. Salesma : gangguan pada saluran pernapasan karena adanya infeksi virus
(hidung tersumbat, ingus mengalir, bersin, tenggorokan gatal)
9. Kanker paru-paru : disebabkan oleh kebiasaan merokok
(skor 6)
∑ Skor Total = 49
Nilai = X 100
Skor yang diperoleh
∑ Skor Total
107
Lampiran 8. Praktikum Bahan Kimia Dalam Asap Rokok
A. Tujuan
Menguji pengaruh bahan kimia dalam rokok bagi kesehatan
B. Alat dan Bahan
1. Rokok 1 batang
2. Korek api 1 buah
3. Stoples 1 buah
4. Kain putih atau kapas 1 gumpalan kecil
C. Langkah Kerja
1. Masukkan secarik kain putih atau kapas ke dalam stoples!
2. Nyalakan sebatang rokok kemudian tampunglah asap rokok tersebut ke
dalam stoples!
3. Tutuplah stoples tersebut kemudian diamkan selama ± 10 menit!
4. Keluarkan kain atau kapas dari dalam stoples ! amati perubahan yang
terjadi pada kain atau kapas !
5. Diskusikan dengan kelompokmu apa yang terjadi jika,
a. Seandainya stoples dan kapas diibaratkan ruang paru-paru atau
alveolus, apa yang menempel di dalamnya jika asap rokok masuk?
b. Jika kejadian semacam ini berlangsung terus menerus dalam waktu
yang lama, apa yang akan terjadi dalam paru-paru perokok?
6. Buatlah suatu pertanyaan, dapat berbentuk kesimpulan atau saran tentang
pengaruh merokok terhadap kesehatan paru-paru berkaitan dengan hasil
percobaan ini .
7. Sampaikan hasil diskusimu di depan kelas untuk didiskusikan bersama
kelompok lain!
108
“Merokok mengganggu kesehatan” merupakan suatu istilah yang tepat,namun tidak populer dan tidak menarik bagi si perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang tidak juga berhenti merokok. Banyak penyakit telah terbukti merupakan akibat buruk merokok,baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Oleh sebab itu jangan coba-coba untuk merokok!!!!!!!!!!!!!
Lampiran 9. Lembar Kerja Peserta Didik Rokok
Tujuan :
1. Siswa dapat menyebutkan kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam
rokok
2. Siswa dapat menyebutkan penyakit yang ditimbulkan akibat merokok
kaitannya dengan sistem pernapasan.
3. Siswa dapat mendeskripsikan peran serta keluarga, masyarakat, sekolah dan
pemerintah dalam pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.
4. Siswa dapat mendeskripsikan cara menghindari diri/ pencegahan dari
pengaruh zat adiktif dan psikotropika.
Kelompok : Nama anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
109
Amatilah gambar dibawah ini dan sebutkan bahan kimia dari gambar di
bawah ini dengan mencocokanya pada buku literatur
ROKOK
Kenali aku Dan sebutkan bahan kimia yang terdapat dalam diriku
Keterangan gambar
A sebutkan 2 bahan kimia yang terkandung di dalamnya!
B sebutkan 6 bahan kimia yang terkandung di dalamnya!
C sebutkan 2 bahan kimia yang terkandung di dalamnya !
110
No Bahan kimia yang terdapat pada bagian A
1 2
B 1 2 3 4 5 6
C 1 2
1. Mengapa rokok dapat digolongkan ke dalam zat adiktif ?
2. Apa yang disebut dengan perokok pasif ?
3. Sebutkan 2 efek yang ditimbulkan dari bahan kimia dibawah ini!
a. Nikotin
b. Tar
c. Karbon monoksida
4. Sebutkan 3 penyakit yang ditimbulkan akibat merokok kaitannya dengan
sistem pernapasan !
5. Apa yang terjadi bila seseorang dalam usia remaja telah kecanduan merokok?
Apa yang terjadi bila lebih banyak anggota keluarga yang merokok?
6. Siapakah yang sangat berperan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan zat
adiktif (rokok) dan psikotropika? Jelaskan pendapatmu!
7. Jelaskan upaya untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika !
Pertanyaan
Mari Berpikir.........
111
1. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
4. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
5. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
6. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
7. ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
........................................................................................................................
Jawaban
112
Lampiran 10. Kunci Jawaban LKPD Rokok
KUNCI JAWABAN LKPD
“ROKOK”
Keterangan Gambar
No Bahan kimia
A
1 Hidrogen sianida (skor 1)
2 Toluidine (skor 1)
3 Amonia (skor 1)
4 Aseton (skor 1)
skor maksimal = 2
B
1 Uretan (skor 1)
2 Toluena (skor 1)
3 Fenol (skor 1)
4 Butana (skor 1)
5 Polonium (skor 1)
6 Metanol (skor 1)
7 Arsenik (skor 1)
8 Naftalena (skor 1)
skor maksimal = 6
C 1 Karbon monoksida (skor 1)
2 Vinil Klorida (skor 1)
skor maksimal = 2
Jumlah skor maksimal = 10
1. Rokok dapat digolongkan ke dalam zat adiktif karena di dalam rokok
mengandung sejumlah zat yang dapatmenyebabkanketergantungan/ketagihan,
selain itu di dalam rokok juga banyakmengandung racun yang dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit (skor 2)
113
2. Yang dimaksud dengan perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi
ikut menghisap asap rokok. (skor 2)
3. 3 bahan kimia berbahaya dan efek yang ditimbulkan :
Bahan kimia Efek
Nikotin
Tar
Karbon monoksida
Menyebabkan ketagihan (skor 1)
Merusak jaringan otak (skor 1)
Menyebabkan darah mudah menggumpal
(skor 1)
Mengeraskan pembuluh darah arteri
(skor 1)
Skor maksimal = 2
Membunuh sel-sel pada saluran pernapasan dan
paru-paru (skor 1)
Meningkatkan produksi lendir dan cairan paru-
paru (skor 1)
Menyebabkan kanker paru-paru
(skor 1)
Skor maksimal = 2
Meracuni darah karena mengikat hemoglobin
darah 200 lebih kuat dibanding oksigen (skor
1)
Menyebabkan kematian. (skor 1)
Skor maksimal = 2
Jumlah skor maksimal = 6
4. 3 penyakit akibat merokok kaitannya dengan sistem pernapasan antara lain
bronkhitis, kanker paru-paru akibat tar dalam rokok, berdahak, susah
bernapas, radang saluran pernapasan. (skor 3)
114
5. - Yang terjadi bila seseorang dalam usia remaja telah kecanduan merokok
yaitu akan memberikan dampak negatif bagi perokok (dampak sosial, dampak
fisik maupun dampak psikis) (skor 2)
- Yang terjadi bila anggota keluarga lebih banyak merokok yaitu dapat
menyebabkan anggota keluarga lain ikut merokok yang akan memberikan
dampak negatif yaitu timbulnya penyakit yang akan diderita oleh perokok
itu sendiri. Untuk anggota keluarga yang tidak merokok (perokok pasif)
juga akan terkena dampak asap rokok dari orang yang merokok yang
nantinya juga bisa menyebabkan penyakit (skor 2)
6. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran
bersama antara anggota keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah :
a. Peran anggota keluarga
Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai
ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika. Orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anaknya
agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan, dengan ketakwaan
inilah yang akan membentengi anak dari penyalahgunaan tersebut dan
pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan luar rumah(skor2)
b. Peran anggota masyarakat
Sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan
pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya obat terlarang,
dan selain itu perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika
ada pemakai dan pengedar obat terlarang di lingkungan tempat tinggal.
(skor 2)
c. Peran sekolah
Perlu memberikan wawasan yang cukup kepada siswa tentang
bahaya penyalahgunaan obat terlarang bagi diri pribadi,keluarga, dan
orang lain. Selain itu sekolah perlu mendorong siswa untuk melaporkan
pada pihak sekolah jika ada pemakai atau pengedar di lingkungan
sekolah dan sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk
setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar. (skor 2)
115
d. Peran pemerintah
Dengan mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas, selain
itu setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat dan
penyimpan perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera
bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama. (skor
2)
Skor maksimal = 8
7. Upaya untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika antara
lain dengan :
1. Pencegahan primer : upaya pencegahan agar orang sehat tidak terlibat
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika (dilakukan dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi, pendekatan melalui keluarga) (skor 2)
2. Pencegahan sekunder : upaya pencegahan pada saat penggunaan sudah
terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (terapi). Tahapan ini meliputi :
a. Tahapan penerimaan awal : dilakukan antara 1 sampai 3 hari dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan mental
b. Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medik : dilakukan 1-3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan
adiktif secara bertahap. (skor 2)
3. Pencegahan tersier : upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah
memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini meliputi :
a. Tahapan stabilisasi : dilakukan 3-12 bulan untuk mempersiapkan
pengguna kembali ke masyarakat
b. Tahapan sosialisasi dalam masyarakat : dilakukan agar mantan
penyalahgunaan mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat (konseling, membuat kelompok dukungan, dan
mengembangkan kegiatan alternatif). (skor 2)
Skor maksimal = 6
∑ Skor Total = 41 Nilai = X 100
Skor yang diperoleh
∑ Skor Total
116
Lampiran 11. Soal Tes Evaluasi
TES EVALUASI
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/I (gasal)
Tema : Rokok dan Kesehatan
Waktu : 30 menit
Petunjuk :
1. Berdoalah sebelum anda mengerjakan soal-soal berikut dan kerjakanlah
dengan jujur.
2. Bacalah soal dengan cermat dan teliti.
3. Sebelum mengerjakan soal, tulislah terlebih dahulu pada lembar jawaban,
nama, nomor absen dan kelas pada tempat yang disediakan
4. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda
silang (X) pada pilihan A, B, C, atau D pada lembar jawaban yang
disediakan.
Contoh : Jika jawaban yang dianggap betul A
A B C D
5. Tanyakan pada pengawas apabila terdapat hal-hal yang belum jelas.
1. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan. Pernapasan adalah ...
A. Pengeluaran oksigen dan karbon dioksida
B. Pengambilan oksigen dan karbon dioksida
C. Pengeluaran karbon dioksida dan pengambilan oksigen
D. Pengeluaran oksigen dan pengambilan karbondioksida
2. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut
karena alasan alasan berikut ini, kecuali ...
A. Volumenya disesuaikan
B. Udara tersaring oleh bulu-bulu hidung
C. Disesuaikan dengan suhu tubuh
D. Diatur kelembabannya
117
3. Perhatikan gambar saluran pernapasan di samping!
Bronkus dan bronkiolus ditujukkan nomor ...
A. 1 dan 2
B. 3 dan 4
C. 4 dan 6
D. 5 dan 6
4. Perbedaan antara inspirasi dan ekspirasi adalah ...
A. Inspirasi : proses pemasukan karbon dioksida
ekspirasi : proses pengeluran oksigen
B. Inspirasi : proses pemasukan oksigen
Ekspirasi : proses pemasukan karbon dioksida
C. Inspirasi : proses pemasukan oksigen
Ekspirasi : proses pengeluaran oksigen
D. Inspirasi : proses pemasukan oksigen ke dalam paru-paru
Ekspirasi : proses pengeluaran karbon dioksida dari dalam paru-paru
5. Pada pernapasan perut, ekspirasi terjadi bila ...
A. Diafragma relaksasi,menyebabkan rongga perut membesar
B. Otot-otot antar tulang rusuk mengendur, menyebabkan membesarnya
rongga dada
C. Otot-otot diafragma mengendur, menyebabkan mengecilnya rongga dada
D. Otot-otot diafragma mengendur, menyebabkan membesarnya rongga dada
6. Pernyataan dibawah ini yang tepat adalah ...
A. Pernapasan dada : rusuk-rusuk turun
Pernapasan perut :diafragma rata
Keterangan :udara masuk
118
B. Pernapasan dada : rusuk-rusuk terangkat
Pernapasan perut : diafragma rata
Keterangan :udara masuk
C. Pernapasan dada : rusuk-rusuk terangkat
Pernapasan perut :diafragma cembung
Keterangan : udara keluar
D. Pernapasan dada : rusuk-rusuk turun
Pernapasan perut :diafragma rata
Keterangan :udara keluar
7. Otot antartulang rusuk digunakan untuk ...
A. Inspirasi C. Pernapasan rusuk
B. Pernapasan perut D. Pernapasan dada
8. Pernapasan perut menggunakan otot ...
A. Otot diafragma
B. Otot lurik
C. Otot jantung
D. Otot antartulang rusuk
9. Pada proses pernapasan, bila otot diafragma berkontraksi (diafragma
mendatar), volume rongga dada ...
A. Membesar, tekanan udara dalam paru-paru membesar, udara keluar
B. Membesar, tekanan udara dalam paru-paru mengecil, udara masuk
C. Mengecil, tekanan udara dalam paru-paru membesar, udara masuk
D. Mengecil, tekanan udara dalam paru-paru mengecil, udara keluar
10. Pada pernapasan dada, ekspirasi terjadi jika otot-otot ...
A. Antar tulang rusuk mengendur, menyebabkan mengecilnya rongga dada
B. Antartulang rusuk berkerut, menyebabkan melebarnya rongga dada
C. Antartulang rusuk mengendur, menyebabkan membesarnya rongga dada
D. Diafragma berkerut, menyebabkan membesarnya rongga dada
11. TBC merupakan salah satu penyakit paru-paru yang disebabkan oleh...
A. Virus C. Fungi
B. Jamur D. Bakteri
119
12. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut ...
A. Pleuritis C. Bronkitis
B. Sinusitis D. Parotitis
13. Gangguan pada saluran pernapasan atas sehingga menyebabkan hidung
beringus, bersin-bersin, tenggorokan meradang, demam, sakit kepala, dan
otot-otot menjadi pegal disebut penyakit ...
A. Asma C. Flu
B. Efisema D. Salesma
14. Penyakit berikut terjadi di daerah hidung, kecuali ...
A. Tuberkulosis C. Salesma
B. Mimisan D. Polip
15. Penyakit pernapasan yang disebakan oleh bakteri dan virus adalah ...
A. Asma dan bronkitis C.Influenzadan asma
B. TBC dan bronkitis D.Influenzadan TBC
16. Orang yang sering mengisap asap rokok tetapi tidak ikut merokok disebut
sebagai perokok ...
A. Pasif C. Aktif
B. Sensitif D. Berat
17. Rokok dan minuman keras termasuk ke dalam ...
A. Psikotropika
B. Zat adiktif
C. Sedativa-hipnotika
D. zat adiktif dan psikotropika
18. Rokok adalah salah satu penyebab kanker paru-paru. Hal ini disebabkan
karena ...
A. Merokok adalah kebiasaan yang kurang baik bagi kesehatan
B. Rokok megeluarkan asap yang menyesakkan napas
C. Rokok mengandung zat-zat yang merangsang tumbuhnya sel kanker
D. Kebiasaan merokok susah untuk dihentikan karena menimbulkan
kecanduan
120
19. Kamu sedang berada dalam kendaraan umum kemudian ada orang yang
merokok. Tindakan paling bijaksana yang akan kamu ambil adalah ...
A. Meminta kondektur agar mengingatkan si perokok agar berhenti merokok
B. Membiarkan dia tetap merokok karena tidak ada larangan merokok
C. Memberhentikan dia merokok karena membahayakan penumpang lain
D. Ikut merokok supaya sama-sama meracuni
20. Nikotin yang masuk ke dalam paru-paru bersama asap rokok dapat
meningkatkan resiko terkena penyakit berikut, kecuali ...
A. Kanker paru-paru C. Kemandulan
B. Euphoria D. Emphysema
21. Gas dalam asap rokok yang dapat berikatan dengan hemoglobin adalah ...
A. Karbon monoksida C. Oksigen
B. Karbon dioksida D. nikotin
22. Upaya pencegahan agar orang sehat tidak terlibat dalam penyalahgunaan zat
adiktif dan psikotropika disebut ...
A. Pencegahan sekunder C.Pencegahan tersier
B. Pencegahan primer D.Pencegahan kuratif
23. Berikut ini merupakan dampak sosial penyalahgunaan pemakaian zat adiktif
dan psikotropika ...
A. Timbulnya halusinasi
B. Menyebabkan penyempitan pembuluh darah
C. Meningkatnya tindak kejahatan
D. Menimbulkan kanker saluran pernapasan
24. Wanita hamil pecandu rokok bisa mengalami gangguan pada organ
reproduksinya yaitu ...
A. Penyempitan pembuluh darah
B. Susah bernapas
C. Mual
D. Mengalami keguguran
121
25. Dari pernyataan berikut yang merupakan salah satu bentuk bentuk pengaruh
langsung akibat kebiasaan suka merokok adalah ...
A. Bronkitis
B. Tekanan darah tinggi
C. Peningkatan denyut jantung
D. Radang saluran pernapasan
26. Racun utama yang terdapat dalam rokok antara lain ...
A. Tar, nikotin dan karbon dioksida
B. Nikotin, tar dan karbon monoksida
C. Nikotin, tar dan hidrogen
D. Nikotin, tar dan oksigen
27. Zat berbahaya dalam rokok yang bisa berfungsi sebagai stimulan sehingga
mempercepat kegiatan dalam otak adalah ...
A. Aseton C.Karbon monoksida
B. Tar tembakau D. nikotin
28. Pernyataan :
1. Kanker paru-paru
2. Bronkitis
3. Mudah timbulnya TBC
4. Gigi akan menjadi coklat
5. Amnesia
6. Pembengkakan jantung
Di antara pernyataan di atas, mana yang merupakan penyakit/kelainan yang
timbul akibat dari orang-orang yang selalu merokok ...
A. 1,2,3,4 C. 1,2,5,6
B. 1,2,3,5 D. 1,3,5,6
29. Zat berbahaya dalam rokok yang paling efektif menyebabkan timbulnya
kanker paru-paru adalah ...
A. Nikotin C. Tar tembakau
B. Karbon dioksida D.karbon monoksida
122
30. Gas yang dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna pada peristiwa
merokok adalah ...
A. Karbon dioksida C. Butana
B. Karbon monoksida D. Aseton
SELAMAT MENGERJAKAN !!!
123
Lampiran 12. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi
KUNCI JAWABAN SOAL TES EVALUASI
1. C 11. D 21. A
2. A 12. C 22. B
3. C 13. C 23. C
4. D 14. A 24. D
5. C 15. D 25. C
6. B 16. A 26. B
7. D 17. B 27. D
8. A 18. C 28. A
9. B 19. A 29. C
10. A 20. B 30. B
124
Lampiran 13. Rubrik Penskoran Puisi
Rubrik Penskoran Puisi
No. Aspek yang dinilai Skor 1. Keterkaitan antara judul dengan isi tulisan
• Judul terkait dengan isi dari karya yang ditulis • Judul kurang terkait dengan isi dari karya yang ditulis • Judul sedikit terkait dengan isi dari karya yang ditulis • Judul tidak terkait dengan isi dari karya yang ditulis
25 20 15 10
2. Keterpaduan/koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam puisi • Keterpaduan/koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam
puisi saling terkait • Keterpaduan /koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam
puisi kurang terkait • Keterpaduan/koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam
puisi sedikit terkait • Keterpaduan/koherensi antar unsur (kata, baris, bait) dalam
puisi tidak terkait
25
20
15
10
3. Pesan yang tersembunyi dalam isi puisi • Pesan yang tersembunyi dalam puisi baik • Pesan yang tersembunyi dalam puisi cukup baik • Pesan yang tersembunyi dalam puisi kurang baik • Pesan yang tersembunyi dalam puisi tidak baik
25 20 15 10
4 Kerapian tulisan • Kerapian tulisan baik • Kerapian tulisan cukup baik • Kerapian tulisan kurang baik • Kerapian tulisan tidak baik
25 20 15 10
125
Lampiran 14. Rubrik Penskoran Artikel
Rubrik Penskoran Artikel
No. Aspek yang dinilai Skor 1. Keterkaitan antara judul dengan isi tulisan
• Judul terkait dengan isi dari karya yang ditulis • Judul kurang terkait dengan isi dari karya yang ditulis • Judul sedikit terkait dengan isi dari karya yang ditulis • Judul tidak terkait dengan isi dari karya yang ditulis
25 20 15 10
2. Isi tulisan relevan dengan permasalahan yang diangkat • Isi tulisan meliputi pendahuluan, inti dan penutup yang
relevan dengan topik permasalahan • Isi tulisan meliputi pendahuluan dan inti yang relevan dengan
topik permasalahan • Isi tulisan meliputi pendahuluan, inti dan penutup kurang
relevan dengan topik permasalahan • Isi tulisan meliputi pendahuluan, inti dan penutup tidak
relevan dengan topik permasalahan
25
20
15
10
3. Penggunaan bahasa yang baik • Tata bahasa baku, sesuai EYD, penggunaan kata efektif • Tata bahasa baku, sesuai EYD, penggunaan kata kurang
efektif • Tata bahasa baku, sesuai kurang EYD, penggunaan kata
kurang efektif • Tata bahasa tidak baku, tidak sesuai EYD, penggunaan kata
tidak efektif
25 20
15
10
4. Penyusunan kerangka bepikir sistematis • Kerangka berpikir sistematis, mudah dipahami • Kerangka berpikir kurang sistematis, mudah dipahami • Kerangka berpikir kurang sistematis, sulit dipahami • Kerangka berpikir tidak sistematis, sulit dipahami
25 20 15 10
126
Lampiran 15. Rubrik Penskoran Poster
Rubrik Penskoran Poster
No. Aspek yang dinilai Skor 1. Memuat akibat merokok dan cara pencegahannya
• Memuat secara lengkap akibat merokok dan cara pencegahannya
• Hanya memuat akibat merokok • Hanya memuat cara pencegahan merokok • Tidak memuat akibat merokok dan cara pencegahannya
25
20 15 10
2. Komposisi tulisan dengan gambar relevan dan proporsional • Komposisi tulisan dengan gambar relevan dan proporsional • Komposisi tulisan dengan gambar relevan, tapi kurang
proporsional • Komposisi tulisan dengan gambar kurang relevan tapi
proporsional • Komposisi tulisan dengan gambar tidak relevan dan tidak
proporsional
25 20
15
10
3. Gambar menarik dan jelas • Gambar sesuai dengan tema dan jelas • Gambar kurang sesuai dengan tema tapi jelas • Gambar kurang sesuai tema dan kurang jelas • Gambar tidak sesuai tema dan tidak jelas
25 20 15 10
4. Perpaduan warna dan lay-out menarik • Pilihan warna menarik dan lay-out sesuai (kontras) • Pilihan warna menarik dan lay-out kurang kontras • Pilihan warna kurang menarik dan lay-out sesuai (kontras) • Pilihan warna tidak menarik dan lay-out tidak kontras
25 20 15 10
127
Lampiran16. Contoh Artikel Kelainan Penyakit Pada Sistem Pernapasan
128
129
130
131
Lampiran 17. Contoh Puisi
132
133
134
Lampiran 18. Contoh Poster
135
136
Lampiran 19. Contoh Hasil Belajar
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
Lampiran 20. Data Antar Kelompok
150
Lampiran 21. Uji Homogenitas Data Antar Kelompok
151
Lampiran 22. Uji Normalitas Data Kelompok
152
153
154
155
156
157
158
159
Lampiran 23. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan
Reliabilitas Soal Uji Coba
No Kode No Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 UC-29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 UC-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 UC-16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 4 UC-18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 5 UC-7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 6 UC-23 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 7 UC-14 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 8 UC-9 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 9 UC-24 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 10 UC-6 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 11 UC-19 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 12 UC-15 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 13 UC-5 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 14 UC-10 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 15 UC-1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 16 UC-4 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 17 UC-25 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 18 UC-26 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 19 UC-2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
20 UC-12 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 21 UC-28 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 22 UC-21 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 23 UC-13 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 24 UC-20 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 25 UC-11 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 26 UC-22 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 27 UC-3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 28 UC-27 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
29 UC-17 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
Valid
itas
ΣX 19 20 16 26 15 12 3 8 24 6 9 ΣX2 19 20 16 26 15 12 3 8 24 6 9
ΣXY 447 430 331 530 370 324 71 247 520 191 238
rxy 0,614 0,319 0,135 0,256 0,595 0,707 0,157 0,792 0,511 0,711 0,522
rTabel 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367
Kriteria Valid Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid Valid Valid Tidak
Valid Valid Valid Valid Valid
Day
a Pe
mbe
da S
oal BA 13 11 7 14 10 10 2 8 14 6 6
BB 6 9 8 11 4 1 1 0 9 0 2
JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P 0,50 0,14 -0,07 0,21 0,43 0,64 0,07 0,57 0,36 0,43 0,29
Kriteria Baik Jelek Jelek Cukup Baik Baik Jelek Baik Cukup Baik Cukup
Ting
kat K
esuk
aran
B 19 20 15 25 14 11 3 8 23 6 8
JS 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
D 0,66 0,69 0,52 0,86 0,48 0,38 0,10 0,28 0,79 0,21 0,28
Kriteria Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sukar Sukar Mudah Sukar Sukar
Kriteria Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
160
No Kode No Soal 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 UC-29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 2 UC-8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 3 UC-16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 4 UC-18 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 5 UC-7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 6 UC-23 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 UC-14 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 UC-9 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 9 UC-24 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 10 UC-6 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 11 UC-19 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 12 UC-15 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 13 UC-5 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 14 UC-10 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 15 UC-1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 16 UC-4 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 17 UC-25 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 18 UC-26 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1
19 UC-2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 20 UC-12 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 21 UC-28 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 22 UC-21 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 23 UC-13 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 24 UC-20 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 25 UC-11 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 26 UC-22 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 27 UC-3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 28 UC-27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 UC-17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Valid
itas
ΣX 11 4 24 12 13 3 7 26 9 11 18
ΣX2 11 4 24 12 13 3 7 26 9 11 18
ΣXY 296 140 511 310 346 64 217 552 239 289 399
rxy 0,649 0,701 0,417 0,595 0,719 0,066 0,732 0,540 0,530 0,593 0,371
rTabel 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Tidak
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Day
a Pe
mbe
da S
oal BA 9 4 13 9 11 3 7 14 6 9 11
BB 2 0 10 2 1 0 0 11 3 2 7
JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P 0,50 0,29 0,21 0,50 0,71 0,21 0,50 0,21 0,21 0,50 0,29
Kriteria Baik Cukup Cukup Baik Baik sekali Cukup Baik Cukup Cukup Baik Cukup
Ting
kat K
esuk
aran
B 11 4 23 11 12 3 7 25 9 11 18
JS 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
D 0,38 0,14 0,79 0,38 0,41 0,10 0,24 0,86 0,31 0,38 0,62
Kriteria Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar Sukar Mudah Sedang Sedang Sedang
Kriteria Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
161
No Kode No Soal
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1 UC-29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 2 UC-8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 3 UC-16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 4 UC-18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 5 UC-7 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 UC-23 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 UC-14 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 8 UC-9 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 9 UC-24 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 10 UC-6 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11 UC-19 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12 UC-15 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 13 UC-5 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 14 UC-10 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 15 UC-1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 16 UC-4 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 17 UC-25 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 18 UC-26 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 19 UC-2 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 20 UC-12 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 21 UC-28 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 22 UC-21 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 23 UC-13 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 24 UC-20 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 25 UC-11 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 26 UC-22 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 27 UC-3 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
28 UC-27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 UC-17 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Valid
itas
ΣX 17 11 24 4 18 11 26 8 20 11 1
ΣX2 17 11 24 4 18 11 26 8 20 11 1
ΣXY 413 281 524 67 421 291 552 237 449 297 14
rxy 0,634 0,528 0,552 -
0,131 0,549 0,609 0,540 0,704 0,481 0,657 -0,121
rTabel 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367
Kriteria Valid Valid Valid Tidak
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Day
a Pe
mbe
da S
oal BA 12 8 14 2 12 8 14 8 13 10 0
BB 4 3 9 2 6 2 11 0 6 1 1
JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P 0,57 0,36 0,36 0,00 0,43 0,43 0,21 0,57 0,50 0,64 -0,07
Kriteria Baik Cukup Cukup Jelek Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Jelek
Ting
kat K
esuk
aran
B 16 11 23 4 18 10 25 8 19 11 1
JS 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
D 0,55 0,38 0,79 0,14 0,62 0,34 0,86 0,28 0,66 0,38 0,03
Kriteria Seda
ng Sedang Muda
h Suka
r Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Sukar
Kriteria Dipak
ai Dipakai Dipakai
Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang
162
No Kode No Soal Y Y2
34 35 36 37 38 39 40 1 UC-29 1 1 1 1 1 1 1 36 1296 2 UC-8 1 1 1 1 1 1 1 36 1296 3 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 35 1225 4 UC-18 0 1 1 1 1 1 1 33 1089 5 UC-7 1 1 1 1 1 1 1 33 1089 6 UC-23 1 1 1 1 1 1 1 29 841 7 UC-14 0 1 1 0 1 1 0 26 676 8 UC-9 1 1 1 0 1 1 1 26 676 9 UC-24 0 1 1 0 1 1 0 22 484 10 UC-6 0 0 1 1 1 1 0 20 400 11 UC-19 0 1 1 0 0 1 0 20 400 12 UC-15 1 1 1 1 1 0 0 19 361 13 UC-5 0 0 1 0 1 0 0 18 324 14 UC-10 0 1 1 0 0 1 1 18 324 15 UC-1 0 1 1 0 1 0 0 18 324 16 UC-4 1 1 1 0 1 1 1 18 324 17 UC-25 0 1 0 0 1 0 0 17 289 18 UC-26 0 1 1 1 1 1 0 17 289 19 UC-2 1 0 1 0 1 0 1 17 289 20 UC-12 0 1 0 0 1 1 0 16 256 21 UC-28 1 1 1 1 0 1 0 16 256 22 UC-21 0 1 0 0 1 1 1 15 225 23 UC-13 0 1 1 0 1 0 1 14 196 24 UC-20 0 0 0 0 1 0 1 12 144 25 UC-11 1 1 0 0 1 1 1 12 144 26 UC-22 0 0 0 1 0 0 1 9 81 27 UC-3 0 0 0 0 0 0 1 7 49 28 UC-27 0 1 0 0 0 0 1 5 25 29 UC-17 0 0 0 0 0 0 1 5 25
Val
idita
s
�X 11 22 20 11 22 18 18 569 13397
�X2 11 22 20 11 22 18 18
�XY 277 481 471 283 489 428 382
rxy 0,495 0,453 0,668 0,544 0,527 0,606 0,055
rTabel 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367 0,367
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Day
a Pe
mbe
da S
oal
BA 7 12 14 8 12 12 8
BB 4 9 5 3 9 6 10
JA 14 14 14 14 14 14 14
JB 14 14 14 14 14 14 14
P 0,21 0,21 0,64 0,36 0,21 0,43 -0,14
Kriteria Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Baik Jelek
Ting
kat K
esuk
aran
B 11 21 19 11 21 18 18
JS 29 29 29 29 29 29 29 k = 40
D 0,38 0,72 0,66 0,38 0,72 0,62 0,62 M = 19,621
Kriteria Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Vt = 76,994
Kriteria Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang r11 = 0,892
163
Lampiran 24. Perhitungan Validitas Butir Soal
164
Lampiran 25. Perhitungan Reliabilitas Soal
165
Lampiran 26. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
166
Lampiran 27. Perhitungan Daya Pembeda Soal
167
Lampiran 28. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas VIII A, VIII B dan
VIII C REKAPITULASI HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF KELAS VIII A
NO KODE SKOR LKPD 1
SKOR LKPD 2
NILAI LKPD
NT I
NT II
NT III
X NT NE
NA KRITERIA
1 EA-1 38 30 75,56 80 85 75 80,00 80 78,89 tuntas 2 EA-2 37 29 73,33 75 95 75 81,67 93 85,25 tuntas 3 EA-3 49 29 86,67 85 95 80 86,67 83 84,83 tuntas 4 EA-4 42 31 81,11 80 95 80 85,00 87 85,03 tuntas 5 EA-5 41 31 80,00 75 85 75 78,33 87 83,08 tuntas 6 EA-6 49 29 86,67 70 85 80 78,33 83 82,75 tuntas 7 EA-7 49 29 86,67 85 85 80 83,33 90 87,50 tuntas 8 EA-8 49 34 92,22 70 80 80 76,67 70 77,22 tuntas 9 EA-9 36 30 73,33 70 80 80 76,67 77 76,00 tuntas 10 EA-10 36 30 73,33 80 90 80 83,33 77 77,67 tuntas 11 EA-11 49 29 86,67 80 95 80 85,00 77 81,42 tuntas 12 EA-12 37 29 73,33 80 90 75 81,67 73 75,25 tuntas 13 EA-13 41 31 80,00 80 90 75 81,67 70 75,42 tuntas 14 EA-14 38 30 75,56 80 90 75 81,67 80 79,31 tuntas 15 EA-15 49 31 88,89 90 95 75 86,67 87 87,39 tuntas 16 EA-16 41 31 80,00 80 80 75 78,33 83 81,08 tuntas 17 EA-17 49 31 88,89 85 95 75 85,00 83 84,97 tuntas 18 EA-18 49 34 92,22 70 80 80 76,67 57 70,72 tuntas 19 EA-19 41 31 80,00 80 95 75 83,33 73 77,33 tuntas 20 EA-20 49 31 88,89 80 95 75 83,33 73 79,56 tuntas 21 EA-21 42 31 81,11 80 85 80 81,67 77 79,19 tuntas 22 EA-22 36 30 73,33 70 80 80 76,67 80 77,50 tuntas 23 EA-23 36 31 74,44 70 80 75 75,00 73 73,86 tuntas 24 EA-24 49 31 88,89 80 90 75 81,67 77 81,14 tuntas 25 EA-25 49 34 92,22 90 95 80 88,33 90 90,14 tuntas 26 EA-26 37 29 73,33 75 90 75 80,00 73 74,83 tuntas 27 EA-27 37 29 73,33 70 80 75 75,00 77 75,58 tuntas 28 EA-28 42 31 81,11 80 80 80 80,00 80 80,28 tuntas 29 EA-29 38 30 75,56 80 95 75 83,33 97 88,22 tuntas 30 EA-30 36 31 74,44 70 80 75 75,00 73 73,86 tuntas 31 EA-31 49 34 92,22 75 85 80 80,00 73 79,56 tuntas 32 EA-32 36 30 73,33 80 95 80 85,00 80 79,58 tuntas 33 EA-33 36 31 74,44 80 90 75 81,67 73 75,53 tuntas 34 EA-34 42 31 81,11 85 90 80 85,00 80 81,53 tuntas 35 EA-35 36 31 74,44 80 95 75 83,33 67 72,94 tuntas 36 EA-36 38 30 75,56 70 80 75 75,00 70 72,64 tuntas
Rata-rata 79,64 Ketuntasan Klasikal (%) 100%
Keterangan :
NT : Nilai Tugas
NE : Nilai Evaluasi
NA : Nilai Akhir
Contoh perhitungan nilai akhir EA-1 a. Skor LKPD = 38
Skor LKPD = 30
168
Skor total (LKPD 1 + LKPD 2) = 68 Skor maksimal LKPD = 90 Nilai LKPD= x 100
100 = 75,56
b. Nilai Tugas (NT)
NT I = 80 NT II = 85 NT III = 75 Nilai total (NT I+ NT II+ NT III) = 240 Skor maksimal = 300 X NT = x 100
100 = 80
c. Nilai evaluasi EA-1 = 80
= 78,89
169
Lanjutan lampiran 28 REKAPITULASI HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF KELAS VIII B
NO KODE SKOR
LKPD 1 SKOR
LKPD 2 NILAI LKPD
NT I
NT II
NT III
X NT NE NA KRITERIA
1 EB-1 35 34 76,67 75 75 75 75,00 73 74,42 tuntas 2 EB-2 35 34 76,67 75 70 75 73,33 70 72,50 tuntas 3 EB-3 35 34 76,67 70 75 75 73,33 70 72,50 tuntas 4 EB-4 35 34 76,67 70 70 75 71,67 67 70,58 tuntas 5 EB-5 38 34 80,00 80 85 75 80,00 77 78,50 tuntas 6 EB-6 35 37 80,00 90 90 75 85,00 80 81,25 tuntas 7 EB-7 36 34 77,78 70 70 75 71,67 67 70,86 tuntas 8 EB-8 36 34 77,78 80 70 75 75,00 73 74,69 tuntas 9 EB-9 37 32 76,67 70 70 85 75,00 63 69,42 tidak tuntas 10 EB-10 36 34 77,78 70 85 75 76,67 73 75,11 tuntas 11 EB-11 35 34 76,67 80 75 80 78,33 73 75,25 tuntas 12 EB-12 35 34 76,67 70 85 80 78,33 70 73,75 tuntas 13 EB-13 35 34 76,67 75 70 75 73,33 73 74,00 tuntas 14 EB-14 35 37 80,00 85 90 75 83,33 73 77,33 tuntas 15 EB-15 35 34 76,67 70 85 80 78,33 70 73,75 tuntas 16 EB-16 35 34 76,67 85 85 75 81,67 77 78,08 tuntas 17 EB-17 35 34 76,67 80 70 80 76,67 77 76,83 tuntas 18 EB-18 35 34 76,67 70 70 75 71,67 70 72,08 tuntas 19 EB-19 36 34 77,78 75 70 75 73,33 73 74,28 tuntas 20 EB-20 35 34 76,67 70 70 75 71,67 70 72,08 tuntas 21 EB-21 37 32 76,67 70 85 85 80,00 70 74,17 tuntas 22 EB-22 35 34 76,67 70 75 75 73,33 70 72,50 tuntas 23 EB-23 35 34 76,67 85 75 75 78,33 70 73,75 tuntas 24 EB-24 35 34 76,67 70 70 75 71,67 70 72,08 tuntas 25 EB-25 35 34 76,67 70 70 80 73,33 70 72,50 tuntas 26 EB-26 37 32 76,67 75 70 85 76,67 70 73,33 tuntas 27 EB-27 35 34 76,67 80 90 75 81,67 77 78,08 tuntas 28 EB-28 38 34 80,00 70 70 75 71,67 70 72,92 tuntas 29 EB-29 35 37 80,00 90 90 75 85,00 77 79,75 tuntas 30 EB-30 38 34 80,00 70 70 75 71,67 70 72,92 tuntas 31 EB-31 35 34 76,67 70 70 80 73,33 73 74,00 tuntas 32 EB-32 35 37 80,00 90 85 75 83,33 80 80,83 tuntas 33 EB-33 35 34 76,67 70 70 75 71,67 60 67,08 tidak tuntas 34 EB-34 38 34 80,00 75 75 75 75,00 73 75,25 tuntas 35 EB-35 37 32 76,67 70 85 85 80,00 60 69,17 tidak tuntas 36 EB-36 35 34 76,67 70 75 80 75,00 70 72,92 tuntas
Rata-rata 74,13 Ketuntasan klasikal (%) 92%
Keterangan :
NT : Nilai Tugas
NE : Nilai Evaluasi
NA : Nilai Akhir
Contoh perhitungan nilai akhir EB-1 d. Skor LKPD = 35
Skor LKPD = 34
170
Skor total (LKPD 1 + LKPD 2) = 69 Skor maksimal LKPD = 90 Nilai LKPD= x 100
100 = 76,67 e. Nilai Tugas (NT)
NT I = 75 NT II = 75 NT III = 75 Nilai total (NT I+ NT II+ NT III) = 225 Skor maksimal = 300 X NT = x 100
100 = 75
f. Nilai evaluasi EB-1 = 73
= 74,42
171
Lanjutan lampiran 28
REKAPITULASI HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF KELAS VIII C
NO KODE SKOR
LKPD 1 SKOR
LKPD 2 NILAI LKPD
NT I
NT II
NT III
X NT NE NA KRITERIA
1 EC-1 49 32 90,00 85 75 75 78,33 73 78,58 tuntas
2 EC-2 49 32 90,00 95 85 75 85,00 90 88,75 tuntas
3 EC-3 39 30 76,67 70 75 75 73,33 70 72,50 tuntas
4 EC-4 49 32 90,00 95 90 75 86,67 70 79,17 tuntas
5 EC-5 39 30 76,67 85 90 75 83,33 70 75,00 tuntas
6 EC-6 49 32 90,00 95 85 75 85,00 80 83,75 tuntas
7 EC-7 39 30 76,67 95 80 75 83,33 77 78,50 tuntas
8 EC-8 39 30 76,67 95 85 75 85,00 83 81,92 tuntas
9 EC-9 39 32 78,89 85 90 75 83,33 73 77,06 tuntas
10 EC-10 39 32 78,89 85 85 75 81,67 83 81,64 tuntas
11 EC-11 39 32 78,89 85 85 75 81,67 77 78,64 tuntas
12 EC-12 49 35 93,33 95 80 75 83,33 80 84,17 tuntas
13 EC-13 39 32 78,89 80 85 75 80,00 60 69,72 tidak tuntas
14 EC-14 49 35 93,33 95 85 75 85,00 80 84,58 tuntas
15 EC-15 49 35 93,33 95 85 75 85,00 80 84,58 tuntas
16 EC-16 49 35 93,33 70 75 75 73,33 77 80,17 tuntas
17 EC-17 42 32 82,22 95 80 75 83,33 73 77,89 tuntas
18 EC-18 42 32 82,22 85 85 75 81,67 73 77,47 tuntas
19 EC-19 42 32 82,22 95 85 75 85,00 73 78,31 tuntas
20 EC-20 37 34 78,89 95 85 80 86,67 80 81,39 tuntas
21 EC-21 37 34 78,89 95 75 80 83,33 83 82,06 tuntas
22 EC-22 42 32 82,22 95 85 75 85,00 80 81,81 tuntas
23 EC-23 41 33 82,22 95 85 75 85,00 73 78,31 tuntas
24 EC-24 37 34 78,89 95 90 80 88,33 93 88,31 tuntas
25 EC-25 37 34 78,89 85 85 80 83,33 73 77,06 tuntas
26 EC-26 41 33 82,22 85 80 75 80,00 77 79,06 tuntas
27 EC-27 41 33 82,22 85 85 75 81,67 77 79,47 tuntas
28 EC-28 41 33 82,22 70 85 75 76,67 77 78,22 tuntas
29 EC-29 37 34 78,89 85 85 75 81,67 73 76,64 tuntas
30 EC-30 37 34 78,89 85 75 75 78,33 70 74,31 tuntas
31 EC-31 37 34 78,89 85 75 75 78,33 77 77,81 tuntas
32 EC-32 37 34 78,89 85 85 75 81,67 90 85,14 tuntas
Rata-rata 79,75
Ketuntasan Klasikal (%) 97%
172
Keterangan :
NT : Nilai Tugas
NE : Nilai Evaluasi
NA : Nilai Akhir
Contoh perhitungan nilai akhir EC-1 g. Skor LKPD = 49
Skor LKPD = 32 Skor total (LKPD 1 + LKPD 2) = 81 Skor maksimal LKPD = 90 Nilai LKPD= x 100
100 = 90 h. Nilai Tugas (NT)
NT I = 85 NT II = 75 NT III = 75 Nilai total (NT I+ NT II+ NT III) = 235 Skor maksimal = 300 X NT = x 100
100 = 78,33
i. Nilai evaluasi EC-1 = 73
= 78,58
173
Lampiran 29. Lembar Observasi Psikomotorik
174
175
Lampiran 30. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Psikomotorik
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK
No Kriteria Skor
A Persiapan alat dan bahan
a. Mampu menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan
benar
b. Mampu menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap tetapi
kurang benar
c. Mampu mempersiapkan alat dan bahan tetapi kurang
lengkap dan kurang benar
d. Tidak mampu menyiapkan alat dan bahan
4
3
2
1
B Ketrampilan menggunakan alat
a. Mampu menggunakan alat dengan benar
b. Mampu menggunakan alat tetapi kurang benar
c. Kurang mampu menggunakan alat dengan benar
d. Tidak mampu menggunakan alat
4
3
2
1
C Mengamati hasil praktikum
a. Mampu mengamati sendiri hasil percobaan dengan benar
b. Mampu mengamati hasil percobaan dengan benar dengan
bantuan siswa lain
c. Kurang mampu mengamati hasil percobaan walaupun
dengan bantuan siswa lain
d. Tidak mampu mengamati hasil percobaan walaupun
dengan bantuan siswa lain
4
3
2
1
176
Lampiran 31. Rekapitulasi Hasil belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII A,
VIII B dan VIII C Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII A Selama Pembelajaran
Kelompok Kode Siswa
Hasil Belajar Ranah Psikomotorik dalam Proses Pembelajaran (Pertemuan II)
Aspek yang diamati ∑ % Kriteria
A B C
1
A1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
A2 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
A3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
A4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
2
B1 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
B2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
B3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
B4 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
3
C1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
C2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
C3 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
C4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
4
D1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
D2 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
D3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
D4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
5
E1 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
E2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
E3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
E4 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
6
F1 3 3 3 9 75,00 Tinggi
F2 3 3 3 9 75,00 Tinggi
F3 3 3 3 9 75,00
Tinggi
F4 3 3 3 9 75,00 Tinggi
7 G1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
G2 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
177
G3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
G4 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
8
H1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
H2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
H3 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
H4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
9
I1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
I2 4 4 3 11 91,67
sangat tinggi
I3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
I4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
∑ 140 140 108 388 89,81
Rata-rata (%) 97,22 97,22 75,00
Kriteria sangat
tinggi sangat tinggi tinggi sangat
tinggi
Secara klasikal ketrampilan psikomotorik siswa dihitung sebagai berikut:
No Kategori Kriteria Keterangan
∑siswa % 1 81-100 sangat tinggi 32 88,89 2 61-80 tinggi 4 11,11 3 41-60 cukup 0 0 4 21-40 kurang 0 0 5 0-20 jelek 0 0
Jumlah 36 100,00 Tingkat ketrampilan psikomotorik klasikal 100% tinggi& sangat tinggi (%)
178
Lanjutan Lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII B Selama Pembelajaran
Kelompok Kode Siswa
Hasil Belajar Ranah Psikomotorik dalam Proses Pembelajaran (Pertemuan 1I)
Aspek yang diamati ∑ % Kriteria A B C
1
A1 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi A2 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi A3 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi A4 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi
2
B1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi B2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi B3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi B4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
3
C1 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi C2 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi C3 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi C4 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi
4
D1 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi D2 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi D3 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi D4 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi
5
E1 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi E2 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi E3 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi E4 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi
6
F1 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi F2 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi F3 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi F4 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi
7
G1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi G2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi G3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi G4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
8
H1 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi H2 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi H3 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi H4 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi
9
I1 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi I2 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi I3 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi I4 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi
∑ 144 116 108 368 85,19
Rata-rata (%) 100,00 80,56 75,00 Kriteria sangat
tinggi sangat tinggi tinggi sangat tinggi
Secara klasikal hasil belajar ranah psikomotorik dihitung sebagai berikut:
No Kategori Kriteria Keterangan ∑siswa %
1 81-100 sangat tinggi 36 100 2 61-80 tinggi 0 0 3 41-60 cukup 0 0 4 21-40 kurang 0 0 5 0-20 jelek 0 0
Jumlah 36 100 Tingkat ketrampilan psikomotorik klasikal 100% tinggi& sangat tinggi (%)
179
Lanjutan lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas VIII C Selama Pembelajaran
Kelompok Kode Siswa
Hasil Belajar Ranah Psikomotorik dalam Proses Pembelajaran (Pertemuan 1I)
Aspek yang diamati ∑ % Kriteria A B C
1
A1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi A2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi A3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi A4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
2
B1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi B2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi B3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi B4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
3
C1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi C2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi C3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi C4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
4
D1 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi D2 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi D3 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi D4 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi
5
E1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi E2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi E3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi E4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
6
F1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi F2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi F3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi F4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
7
G1 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi G2 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi G3 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi G4 4 4 3 11 91,67 sangat tinggi
8
H1 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi H2 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi H3 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi H4 4 3 3 10 83,33 sangat tinggi
∑ 128 120 96 344 89,58
Rata-rata (%) 100,00 93,75 75,00 Kriteria sangat
tinggi sangat tinggi tinggi sangat
tinggi Secara klasikal hasil belajar ranah psikomotorik dihitung sebagai berikut:
No Kategori Kriteria Keterangan ∑siswa %
1 81-100 sangat tinggi 32 100 2 61-80 tinggi 0 0 3 41-60 cukup 0 0 4 21-40 kurang 0 0 5 0-20 jelek 0 0
Jumlah 32 100 Tingkat ketrampilan psikomotorik klasikal 100%tinggi& sangat tinggi (%)
180
Lampiran 32. Lembar Observasi Afektif
181
182
183
184
Lampiran 33. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Afektif
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI AFEKTIF
No Kriteria Skor A Rasa Senang siswa di kelas
a. Semua menunjukkan kesenangan saat pelajaran b. Mayoritas (75%) menunjukkan kesenangan terhadap
pelajaran c. Separuh jumlah siswa merasa senang terhadap pelajaran d. Sebagian kecil (kurang 50%) siswa senang terhadap
pelajaran
4 3 2 1
B Perhatian mengikuti pelajaran a. Semua siswa tetap pada tugas (be on-task) saat
pembelajaran b. Mayoritas (75%) tetap pada tugas (be on-task) saat
pembelajaran c. Separuh jumlah siswa tetap pada tugas (be on-task) saat
pembelajaran d. Sebagian kecil (kurang 50%) siswa tetap pada tugas (be
on-task) saat pembelajaran
4
3
2
1
C Tanggung jawab- menunjukkan kerapian/kebersihan pekerjaan a. Semua menunjukkan kerapian/kebersihan saat bekerja
b. Mayoritas (75%) menunjukkan kerapian/kebersihan saat bekerja
c. Separuh jumlah siswa menunjukkan kerapian/kebersihan saat bekerja
d. Sebagian kecil (kurang 50%) siswa menunjukkan kerapian/kebersihan saat bekerja
4 3
2
1
D Kerjasama dalam kelompok a. Semua siswa menunjukkan kerjasama (sharing resources)
dalam pelaksanaan tugas b. Mayoritas (75%) menunjukkan kerjasama (sharing
resources) dalam pelaksanaan tugas c. Separuh jumlah siswa menunjukkan kerjasama (sharing
resources) dalam pelaksanaan tugas d. Sebagian kecil (kurang 50%) siswa menunjukkan
kerjasama (sharing resources) dalam pelaksanaan tugas
4
3
2
1
185
E Keaktifan bertanya a. Semua siswa cenderung bertanya / menyampaikan
pendapat saat pelajaran b. Umumnya (mayoritas(75%)) bertanya dan jarang
menyampaikan pendapat saat pelajaran c. Separuh jumlah siswa bertanya dan tidak pernah
menyampaikan pendapat saat pelajaran d. Hanya sebagian kecil bertanya maupun menyampaikan
pendapat saat pelajaran
4
3
2
1
186
Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII A Selama Pembelajaran
Kelompok Kode Siswa
Hasil Belajar Ranah Afektif dalam Proses Pembelajaran (Tiap Pertemuan) Rata-Rata (%)
Kriteria Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aspek yang diamati ∑ % Kriteria Aspek yang diamati ∑ % Kriteria A B C D E A B C D E
1
A1 4 3 3 3 4 17 85 sangat tinggi 4 3 3 3 4 17 85
sangat tinggi 85 sangat
tinggi
A2 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 4 3 3 4 3 17 85 sangat tinggi 82,5 sangat
tinggi A3 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 75 tinggi A4 3 3 2 3 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
2
B1 3 3 2 3 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi B2 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 75 tinggi B3 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 80 tinggi B4 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 77,5 tinggi
3
C1 3 2 2 2 2 11 55 cukup 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 65 tinggi C2 3 3 2 3 3 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi C3 4 3 2 2 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi C4 3 3 2 3 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
4
D1 3 2 2 2 2 11 55 cukup 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 65 tinggi
D2 3 3 2 2 3 13 65 tinggi 4 3 3 4 3 17 85 sangat tinggi 75 tinggi
D3 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi D4 3 3 2 3 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi
5
E1 3 3 2 2 2 12 60 cukup 3 2 2 2 2 11 55 cukup 57,5 cukup E2 3 3 3 2 3 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi E3 3 2 2 2 2 11 55 cukup 3 2 2 2 2 11 55 cukup 55 cukup E4 3 3 3 2 3 14 70 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 72,5 tinggi
6
F1 3 3 2 2 3 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi F2 3 3 3 2 3 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi F3 3 3 2 3 3 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi
F4 4 3 3 4 3 17 85 sangat tinggi 4 4 3 4 4 19 95
sangat tinggi 90 sangat
tinggi
7
G1 3 3 2 3 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi G2 3 3 2 3 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi G3 3 3 2 3 3 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi G4 3 3 2 3 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
8
H1 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 77,5 tinggi H2 3 3 2 3 3 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi
H3 4 4 2 3 4 17 85 sangat tinggi 4 4 3 4 4 19 95
sangat tinggi 90 sangat
tinggi
Lampiran 34. Rekapitulasi H
asil Belajar Ranah A
fektif Kelas V
III A, V
IIII B dan V
III C 188
187
H4 3 3 2 3 3 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi
9
I1 3 3 2 2 3 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi I2 3 3 2 2 3 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi I3 3 3 2 2 2 12 60 cukup 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 62,5 tinggi I4 3 3 2 2 3 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
∑ 114 106 84 95 96 495 2475 sangat tinggi 133 108 106 109 108 564 2820
sangat tinggi 2647,5 sangat
tinggi Rata-rata (%) 79,17 73,61 58,33 65,97 66,67
68,75
92,36 75,00 73,61 75,69 75,00
78,33
73,54 Kriteria tinggi tinggi cukup tinggi tinggi tinggi sangat
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
Secara klasikal hasil belajar ranah afektif dihitung sebagai berikut:
PERTEMUAN I PERTEMUAN II
No Kategori Kriteria Keterangan No Kategori Kriteria Keterangan∑siswa % ∑siswa %
1 81-100 sangat tinggi 3 8,33 1 81-100
sangat tinggi 5 13,89
2 61-80 tinggi 28 77,78 2 61-80 tinggi 29 80,563 41-60 cukup 5 11,11 3 41-60 cukup 2 5,564 21-40 kurang 0 0 4 21-40 kurang 0 05 0-20 jelek 0 0 5 0-20 jelek 0 0
Jumlah 36 97 Jumlah 36 100 Tingkat afektif klasikal 86,11 Tingkat afektif klasikal 94,45 tinggi& sangat tinggi (%) tinggi & sangat tinggi (%)
189
188
Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII B Selama Pembelajaran
Kelompok Kode Siswa
Hasil Belajar Ranah Afektif dalam Proses Pembelajaran (Tiap Pertemuan) Rata-Rata (%)
Kriteria Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aspek yang diamati ∑ % Kriteria Aspek yang diamati ∑ % Kriteria A B C D E A B C D E
1
A1 3 2 3 3 2 13 65 tinggi 4 2 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi A2 3 3 2 3 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi A3 3 2 2 3 2 12 60 cukup 3 2 3 3 3 14 70 tinggi 65 tinggi A4 3 2 2 3 2 12 60 cukup 3 2 3 3 3 14 70 tinggi 65 tinggi
2
B1 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 2 3 3 3 14 70 tinggi 67,5 tinggi B2 3 3 3 2 1 12 60 cukup 3 2 3 3 2 13 65 tinggi 62,5 tinggi B3 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi B4 3 2 3 3 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi
3
C1 3 2 3 2 2 12 60 cukup 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 67,5 tinggi C2 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi C3 3 3 2 2 2 12 60 cukup 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 70 tinggi C4 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
4
D1 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi D2 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi D3 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 4 2 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi D4 3 3 3 2 1 12 60 cukup 3 3 3 2 1 12 60 cukup 60 cukup
5
E1 3 3 3 2 1 12 60 cukup 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 70 tinggi E2 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi E3 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi E4 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 77,5 tinggi
6
F1 4 3 3 3 1 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi F2 4 3 3 3 1 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi F3 4 3 3 3 1 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi F4 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi
7
G1 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 4 3 3 3 4 17 85 sangat tinggi 77,5 tinggi
G2 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 4 3 3 3 4 17 85 sangat tinggi 77,5 tinggi
G3 3 2 3 3 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi G4 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 75 tinggi
8
H1 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi H2 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi H3 3 3 3 2 1 12 60 cukup 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 67,5 tinggi H4 3 3 3 2 1 12 60 cukup 3 3 3 2 1 12 60 cukup 60 cukup
9 I1 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 72,5 tinggi
190
Lanjutan lampiran 34
191
189
I2 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi I3 3 2 2 3 2 12 60 cukup 3 2 2 3 2 12 60 cukup 60 cukup I4 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 72,5 tinggi
∑ 111 101 103 92 64 471 2355
124 101 107 106 104 542 2710
2532,5
Rata-rata (%) 77,08 70,14 71,53 63,89 44,44
65,42 86,11 70,14 74,31 73,61 72,22
75,28 70,35
Kriteria tinggi tinggi tinggi tinggi cukup tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
Secara klasikal hasil belajar ranah afektif dihitung sebagai berikut: PERTEMUAN I PERTEMUAN II
No Kategori Kriteria Keterangan No Kategori Kriteria Keterangan ∑siswa % ∑siswa %
1 81-100 sangat tinggi 1 2,78 1 81-100 sangat tinggi 2 5,56 2 61-80 tinggi 25 69,44 2 61-80 tinggi 31 86,11 3 41-60 cukup 10 27,78 3 41-60 cukup 3 8,33 4 21-40 kurang 0 0 4 21-40 kurang 0 0 5 0-20 jelek 0 0 5 0-20 jelek 0 0
Jumlah 36 100 Jumlah 36 100 Tingkat afektif klasikal 72,22 Tingkat afektif klasikal 91,67
tinggi& sangat tinggi (%) tinggi& sangat tinggi (%)
192
191
Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas VIII C Selama Pembelajaran
Kelompok Kode Siswa
Hasil Belajar Ranah Afektif dalam Proses Pembelajaran (Tiap Pertemuan)
Rata-Rata (%)
Kriteria Pertemuan 1 Pertemuan 2
Aspek yang diamati ∑ % Kriteria
Aspek yang diamati ∑ % Kriteria
A B C D E A B C D E
1
A1 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
A2 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
A3 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 75 tinggi
A4 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi
2
B1 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 4 3 2 3 3 15 75 tinggi 75 tinggi
B2 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 3 2 3 3 2 13 65 tinggi 65 tinggi
B3 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
B4 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi
3
C1 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi
C2 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 77,5 tinggi
C3 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
C4 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
4
D1 3 2 3 3 3 14 70 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 72,5 tinggi
D2 3 2 3 3 1 12 60 cukup 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 67,5 tinggi
D3 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 2 3 3 3 15 75 tinggi 70 tinggi
D4 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 65 tinggi
5
E1 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 77,5 tinggi
E2 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 72,5 tinggi
E3 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 72,5 tinggi
Lanjutan lampiran 34
194
192
E4 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 4 3 3 3 4 17 85 sangat tinggi 77,5 tinggi
6
F1 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 75 tinggi
F2 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
F3 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
F4 4 3 4 3 3 17 85 sangat tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 82,5 sangat
tinggi
7
G1 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 4 17 85 sangat tinggi 75 tinggi
G2 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 3 3 3 3 4 16 80 tinggi 75 tinggi
G3 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 4 3 3 3 3 16 80 tinggi 72,5 tinggi
G4 3 3 3 3 2 14 70 tinggi 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 72,5 tinggi
8
H1 3 2 3 3 1 12 60 cukup 3 3 3 3 3 15 75 tinggi 67,5 tinggi
H2 3 2 3 3 1 12 60 cukup 4 2 3 3 2 14 70 tinggi 65 tinggi
H3 3 2 3 3 1 12 60 cukup 3 2 3 3 1 12 60 cukup 60 cukup
H4 3 3 3 3 1 13 65 tinggi 3 3 3 2 2 13 65 tinggi 65 tinggi
∑ 97 91 97 96 50 431 2155
113 92 95 94 93 487 2435
2295
Rata-rata (%) 78,23 73,39 78,23 77,42 40,32
67,34 91,13 74,19 76,61 75,81 75,00
76,09 71,72
Kriteria tinggi tinggi tinggi tinggi cukup tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
195
193
Secara klasikal hasil belajar ranah afektif dihitung sebagai berikut: PERTEMUAN I PERTEMUAN II
No Kategori Kriteria Keterangan No Kategori Kriteria Keterangan ∑siswa % ∑siswa %
1 81-100 sangat tinggi 1 3,13 1 81-100
sangat tinggi 2 6,25
2 61-80 tinggi 27 84,38 2 61-80 tinggi 29 90,63 3 41-60 cukup 4 12,50 3 41-60 cukup 1 3,13 4 21-40 kurang 0 0 4 21-40 kurang 0 0 5 0-20 jelek 0 0 5 0-20 jelek 0 0
Jumlah 32 100 Jumlah 32 100 Tingkat afektif klasikal 87,50 Tingkat afektif klasikal 96,88
tinggi& sangat tinggi (%) tinggi& sangat tinggi (%)
196
197
Lampiran 35. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pendekatan Pembelajaran
Tematik
198
199
200
201
Lampiran 36. Rekapitulasi Tanggapan Siswa Di Kelas VIII A, VIII B dan VIII C REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS VIII A
TERHADAP PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMP NEGERI I SULANG REMBANG
No. Kode PERTANYAAN
Jml % KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 A-1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 2 A-2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 3 A-3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 4 A-4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 5 A-5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 6 A-6 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10, 83,33 SANGATBAIK 7 A-7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 8 A-8 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 9 75,00 BAIK 9 A-9 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 10 A-10 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 11 A-11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 12 A-12 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 13 A-13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 14 A-14 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 15 A-15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 16 A-16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 17 A-17 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 18 A-18 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 19 A-19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 20 A-20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 21 A-21 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 22 A-22 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 75,00 BAIK 23 A-23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 24 A-24 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 25 A-25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 26 A-26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 27 A-27 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 28 A-28 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 29 A-29 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 30 A-30 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 31 A-31 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 32 A-32 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 33 A-33 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 34 A-34 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 35 A-35 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 36 A-36 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10, 83,33 SANGATBAIK
jumlah 36 36 36 0 35 34 36 36 3 36 36 36 360
persentase 83,33
kriteria SANGATBAIK
202
Lanjutan lampiran 36
Lanjutan lampiran 36
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS VIII B TERHADAP PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
DI SMP NEGERI I SULANG REMBANG
No. Kode PERTANYAAN
Jml % KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 B-1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 2 B-2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 3 B-3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 4 B-4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 5 B-5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 6 B-6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 83,33 SANGATBAIK 7 B-7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 8 B-8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 9 B-9 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 8 66,67 BAIK 10 B-10 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 8 66,67 BAIK 11 B-11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 12 B-12 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 13 B-13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 14 B-14 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 15 B-15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 16 B-16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 17 B-17 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 18 B-18 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 19 B-19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 20 B-20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 21 B-21 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 22 B-22 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 23 B-23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 24 B-24 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 8 66,67 BAIK 25 B-25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 26 B-26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 27 B-27 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 28 B-28 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 29 B-29 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 30 B-30 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 31 B-31 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 32 B-32 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 33 B-33 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 34 B-34 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 35 B-35 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 36 B-36 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK
jumlah 36 36 36 0 36 33 34 36 1 36 36 34 354
persentase 81,94
kriteria SANGATBAIK
203
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS VIII C TERHADAP PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
DI SMP NEGERI I SULANG REMBANG
No. Kode PERTANYAAN
Jml % KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 C-1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 2 C-2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 3 C-3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 4 C-4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 9 75,00 BAIK 5 C-5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 6 C-6 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9 75,00 BAIK 7 C-7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 8 C-8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 9 C-9 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 10 C-10 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 11 C-11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 12 C-12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 13 C-13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 14 C-14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 15 C-15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 16 C-16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 17 C-17 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 9 75,00 BAIK 18 C-18 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 19 C-19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 20 C-20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 21 C-21 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 22 C-22 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 23 C-23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 24 C-24 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 25 C-25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 26 C-26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 27 C-27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 SANGATBAIK 28 C-28 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 29 C-29 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 30 C-30 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 31 C-31 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK 32 C-32 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 83,33 SANGATBAIK
jumlah 32 32 32 0 32 31 32 32 4 32 32 29 320
persentase 83,33
kriteria SANGATBAIK
Lampiran 37. Usulan Dosen Pembimbing
204
Lampiran 38. Surat Permohonan Ijin Observasi
205
Lampiran 39. Surat Permohonan Ijin Penelitian
206
Lampiran 40. Dokumentasi Penelitian
207
DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
Siswa berdiskusi mengerjakan soal-soal LKPD
Siswa mengamati hasil percobaanSiswa melakukan percobaan
Guru membuka pelajaran dengan menuliskan judul dan tujuan
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
208
DOKUMENTASI PENELITIAN
Observer mengobservasi aktivitas siswa
Siswa menuliskan hasil percobaan di depan kelas
Siswa mengerjakan soal evaluasi Hasil karya siswa
Siswa bertanya kepada kelompok lain
Siswa menuliskan hasil percobaan di depan kelas
209
Lampiran 41. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian