pengaruh pemberian pupuk kulit pisang terhadap pertumbuhan generatif mawar

11
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN GENERATIF MAWAR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mawar merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang diprioritaskan perkembangannya di Indonesia. Selain nilai estetikanya, jenis tanaman hias ini banyak dibudidayakan sebagai sumber pendapatan petani. Setiap tahun terutama dikota-kota besar permintaan konsumen selalu meningkat. Mawar banyak diminati masyarakat, berdasarkan perkembangan volume konsumsi bunga potong mawar menduduki peringkat ketiga terbesar setelah anggrek dan gladiol yaitu 4.925.000 tangkai pertahun (Darliah, 2003). Tetapi dalam pengembangan mawar itu sendiri timbul masalah tentang keterbatasan bibit. Bunga mawar bisa dikembangbiakan melalui biji, okulasi, stek dan kultur jaringan. Namun cara yang paling mudah dan ekonomis adalah dengan cara stek. Keuntungan yang diperoleh dengan memakai stek untuk memperoleh bibit adalah (Lakitan, 1995) : 1. Teknik pelaksanaan sederhana, cepat dan murah 2. Tidak ada masalah ketidakcocokan (inkompatibilitas) sebagaimana yang mungkin terjadi pada perbanyakan secra penyambungan / okulasi 3. Jumlah bibit yang diperoleh lebih banyak 4. lebih cepat berbunga 5. seluruh bibit yang dihasilkan memiliki sifat genetis yang sama dengan tanaman induk. Tanaman berbunga seperti mawar didalam pot memerlukan banyak kalium (K) dan fosfor (P) untuk proses pembungaan. Tanaman didalam pot memperoleh kalium dan fosfor dari mineral-mineral yang berada di media tanam, akan tetapi jumlahnya sangat terbatas atau konsentrasi yang sedikit. Agar tanaman mawar dapat rajin berbunga, perlu adanya tambahan suplai kalium dan fosfor didalam media tanam untuk menunjang proses pembungaan (Lembah Pinus, 2010).

Upload: murdiono-mn

Post on 14-Feb-2015

894 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tanaman berbunga seperti mawar memerlukan banyak kalium (K) dan fosfor (P) untuk proses pembungaan. Agar tanaman mawar dapat rajin berbunga, perlu adanya tambahan suplai kalium dan fosfor didalam media tanam untuk menunjang proses pembungaan. Salah satu teknik untuk memenuhi kalium dan fosfor pada tanaman mawar adalah dengan pemberian pupuk kulit buah pisang. Kulit buah pisang mengandung 15 % kalium dan 12 % fosfor lebih banyak daripada daging buah. Keberadaan kalium dan Fosfor yang cukup tinggi dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk.

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN

GENERATIF MAWAR

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mawar merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang diprioritaskan

perkembangannya di Indonesia. Selain nilai estetikanya, jenis tanaman hias ini banyak

dibudidayakan sebagai sumber pendapatan petani. Setiap tahun terutama dikota-kota

besar permintaan konsumen selalu meningkat.

Mawar banyak diminati masyarakat, berdasarkan perkembangan volume

konsumsi bunga potong mawar menduduki peringkat ketiga terbesar setelah anggrek dan

gladiol yaitu 4.925.000 tangkai pertahun (Darliah, 2003). Tetapi dalam pengembangan

mawar itu sendiri timbul masalah tentang keterbatasan bibit. Bunga mawar bisa

dikembangbiakan melalui biji, okulasi, stek dan kultur jaringan. Namun cara yang paling

mudah dan ekonomis adalah dengan cara stek. Keuntungan yang diperoleh dengan

memakai stek untuk memperoleh bibit adalah (Lakitan, 1995) :

1. Teknik pelaksanaan sederhana, cepat dan murah

2. Tidak ada masalah ketidakcocokan (inkompatibilitas) sebagaimana yang mungkin

terjadi pada perbanyakan secra penyambungan / okulasi

3. Jumlah bibit yang diperoleh lebih banyak

4. lebih cepat berbunga

5. seluruh bibit yang dihasilkan memiliki sifat genetis yang sama dengan tanaman induk.

Tanaman berbunga seperti mawar didalam pot memerlukan banyak kalium (K)

dan fosfor (P) untuk proses pembungaan. Tanaman didalam pot memperoleh kalium dan

fosfor dari mineral-mineral yang berada di media tanam, akan tetapi jumlahnya sangat

terbatas atau konsentrasi yang sedikit. Agar tanaman mawar dapat rajin berbunga, perlu

adanya tambahan suplai kalium dan fosfor didalam media tanam untuk menunjang proses

pembungaan (Lembah Pinus, 2010).

Page 2: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

Salah satu teknik untuk memenuhi kalium dan fosfor pada tanaman mawar adalah

dengan pemberian pupuk kulit buah pisang.

Kulit buah pisang mengandung 15 % kalium dan 12 % fosfor lebih banyak

daripada daging buah. Keberadaan kalium dan Fosfor yang cukup tinggi dapat

dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk. Pupuk kulit buah pisang adalah sumber potensial

pupuk potasium dengan kadar K2O 46-57% basis kering. Selain mengandung Fosfor dan

Potasium, kulit pisang juga mengandung unsur Magnesium, Sulfur, dan Sodium (Lembah

Pinus, 2010). Serta Kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, dan

juga lemak yang cukup . Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang

banyak mengandung air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50% (Leyla, 2008).

Potasium adalah unsur hara mikro yang membantu pembentukan protein,

karbohidrat dan gula, serta membantu pengangkutan gula dari daun ke buah, memperkuat

jaringan tanaman serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Magnesium adalah

unsur yang keberadaanya karena selain diperlukan di dalam pembentukan klorofil juga

berperan sebagai katalisator di dalam penyerapan unsur P dan K oleh tanaman (Lembah

Pinus, 2010).

Pupuk kulit pisang yang baik adalah pupuk kulit pisang yang dilengkapi dengan

mikroorganisme pelarut pospat karena tanaman tidak dapat langsung menyerap pospat

langsung dari media tanam. Pospat sebagai unsur kimia dalam bentuk ikatan P2O5 tidak

dapat diserap langsung oleh tanaman, melainkan akan diserap dalam bentuk ion PO4 dan

disinilah peran mikroorganisme pelarut pospat diperlukan. Demikian pula dengan unsur

kalium yang biasnya terdapat di dalam pupuk dalam bentuk ikatan K2O yang perlu diubah

menjadi ion K+ oleh mikroorganisme (Lembah Pinus, 2010).

Pupuk organik yang baik juga mengandung mikroba penambat nitrogen yang akan

mengikat unsur nitrogen langsung dari udara agar mudah diserap oleh akar tanaman dan

mikroba yang bersifat antagonis pada penyakit akar (Lembah Pinus, 2010).

Tanaman berbunga memerlukan banyak Kalium dan Fosfor pada saat proses

pembungaan. Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh

pemberian pupuk kulit pisang yang mengandung 15 % Kalium dan 12 % fosfor terhadap

pertumbuhan generatif bunga mawar (Rosa hybrida).

Page 3: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian bagaimana

pertumbuhan generatif tanaman mawar (Rosa hybrida) dengan pemberian pupuk kulit

buah pisang (Musa acuminata).

3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah pertumbuhan generatif tanaman

mawar (Rosa hybrida) dengan pemberian pupuk kulit buah pisang (Musa acuminata).

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu untuk membandingkan pertumbuhan generatif tanaman

mawar (Rosa hybrida) dengan pemberian pupuk kulit buah pisang (Musa acuminata).

5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Memberikan informasi tentang salah satu cara pemanfaatan limbah kulit buah pisang

(Musa acuminata).

2. Memberikan informasi tentang pertumbuhan generatif mawar (Rosa hybrida) dengan

bantuan pupuk kulit pisang (Musa acuminata).

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Mawar (Rosa hybrida)

Mawar (Rosa hybrida) merupakan salah satu tumbuhan berbunga yang

paling dikenal dan disukai orang sebagai penghias tanam, halaman rumah dan sebagai

bunga potong (Damayanti, 1989). Tanaman mawar pada umumnya merupakan

tanaman perdu atau semak, batangnya berduri dengan tinggi tanaman antara 0.3

sampai 4 meter. Berakar tunggang dengan banyak cabang akar seperti serat dan akar

rambut menyerupai benang. Akar tunggang dapat menembus lapisan tanah yang lebih

dalam sehingga tanaman mawar dapat tahan terhadap tiupan angin kencang. Batang

tanaman mawar berkayu dan mulai bercabang-cabang dari bagian bawah atau

beberapa cm di atas permukaan tanah. Pada batang terdapat duri-duri yang merupakan

ciri khas tanaman mawar. Tipe batang ada yang tegak dan ada yang menjalar, warna

batang hijau muda dan menjadi kecoklat-coklatan kalau sudah tua. Daun mawar

Page 4: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

meruapakn daun majemuk ganjil yang dilengkapi daun penumpu. Pada setiap pangkal

daun terdapat titik tumbuh yang akan berkembang menjadi cabang atau tunas bunga.

Buah mawar adalah buah buni yang didalamnya berisi biji (Kartapradja, 1995).

Dalam sistematika tumbuhan, mawar diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom :Plantae

Divisi :Spermatophyta

Sub Divisi :Angiospermae

Kelas :Dicotyledonae

Ordo :Rosales

Famili :Rosaceae

Genus :Rosa

Spesies :Rosa hybrida (Plantamor, 2009)

Di daerah tropis seperti Indonesia, mawar dapat tumbuh dan produktif

berbunga di dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian sekitar 1500 meter di

atas permukaan laut (dpl).

Mawar membutuhkan suhu udara 18-26 o

C, kelembapan 70-80 %, curah

hujan 1500-3000 mm/tahun, dan sinar matahari 5-6 jam per hari. Kebutuhan sinar

matahari yang tercukupi membuat tanaman ini lebih rajin berbunga dan memiliki

batang yang kokoh. Mawar dapat ditanam di pot atau pun ditanam langsung ditanah.

Media tanam yang cocok digunakan adalah tanah liat berpasir dengan kandungan liat

20-30 %, memilki pH 5,5-7, banyak mengandung bahan organik, subur, gembur, dan

memilki aerasi dan drainase yang baik. Tanah dengan kondisi asam (pH sekitar 5)

perlu diberi kapur dolomit. Pemupukan pada saat tanaman berbunga dilakukan

menggunakan pupuk dengan kandungan P dan K tinggi. Dosis pemupukan 1-3

gram/liter air, diberikan seminggu sekali dengan cara disiramkan ke media tanam

(Agromedia, 2007).

Penyiraman tanaman mawar pada saat tanaman berumur 1-2 bulan setelah

tanam dilakukan 1-2 kali sehari. Selanjutnya, penyiraman dilakukan sesuai kondisi

cuaca dan media tanam yang digunakan. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi

dan sore hari menggunakan selang atau gembor dengan pancaran air yang tidak terlalu

kuat (keras) (Agromedia, 2010).

2. Buah Pisang (Musa acuminata)

Page 5: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia

Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia

Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya.

Pisang merupakan buah yang berasal dari taksonomi:

Divisi : Spermatophyta

Sub Devisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa acuminata (Plantamor, 2009)

Famili Musaceae dari ordo Scitaminae dan terdiri dari dua genus, yaitu

genus Musa dan Ensete.

Genus Musa terbagi dalam empat golongan, yaitu Rhodochlamys,

Callimusa, Australimusa dan Eumusa. Golongan Australimusa dan Eumusa

merupakan jenis pisang yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun olahan. Buah

pisang yang dimakan segar sebagian besar berasal dari golongan Emusa, yaitu Musa

acuminata dan Musa balbisiana.

Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan

berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan

tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman

bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu

buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol.

Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya

tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat

partenokarpi. Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai

macam topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang

yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian

di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH 4.5-7.5.

Suhu harian berkisar antara 250oC- 270

oC dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun.

Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati.

Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bonggol) yang

Page 6: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh tanaman baru.

Pisang mempunyai batang semu yang tersusun atas tumpukan pelepah daun yang

tumbuh dari batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20-50 cm. Daun yang

paling muda terbentuk di bagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan terus

tumbuh memanjang, kemudian secara progersif membuka. Helaian daun bentuknya

lanset memanjang, mudah koyak, panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm, permukaan bawah

berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata, tersusun sejajar

dan menyirip, warnanya hijau (Badan Pusat Statistik, 2006).

Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh

seludang berwarna merah kecoklatan. Seludang akan lepas dan jatuh ketanah jika

bunga telah membuka. Bunga betina akan berkembang secara normal, sedang bunga

jantan yang berada di ujung tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludang

dan disebut sebagai jantung pisang.

Buahnya dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung pisang.

Karena bukan buah musiman, buah pisang selalu ada setiap saat. Buah pisang

kebanyakan dimakan segar, dikolak, dikukus, atau diolah lebih lanjut menjadi pisang

selai, keripik, atau tepung pisang. Yang termasuk kelompok pisang buah meja adalah

Musa sapientum (banana) karena lebih enak dimakan segar, seperti pisang ambon,

ambon lumut, raja, raja sereh, mas, susu dan barangan.

3. Kulit Buah pisang (Musa acuminata)

Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya.

Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat

dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam

sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi

glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit

pisang begitu saja (Leyla, 2008).

Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium,

protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa

komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar

18,50 %. Kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, dan juga

lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang

Page 7: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

banyak mengandung air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50% (Leyla, 2008).

Kulit buah pisang juga mengandung 15 % kalium dan 12 % Fosfor yang lebih banyak

daripada daging buah. Keberadaan kalium dan Fosfor yang cukup tinggi dapat

dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk (Lembah Pinus, 2010).

4. Pupuk kulit buah Pisang (Musa acuminata)

Pupuk adalah bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik

maupun anorganik. Pupuk digunakan untuk mengganti kehilangan unsur hara di

dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan

faktor lingkungan yang baik. Bahan organik berasal dari jaringan tanaman, baik

berupa sampah-sampah tanaman (serasah) ataupun sisa tanaman yang telah mati.

Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair berupa

saringan dari pupuk padat. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk seresah,

kompos, maupun pupuk kandang (Lesman, 2008).

Pupuk kulit buah pisang adalah sumber potensial pupuk potasium dengan

kadar K2O 46-57% basis kering. Selain mengandung Fosfor dan Potasium, kulit

pisang juga mengandung unsur Magnesium, Sulfur, dan Sodium.

Potasium adalah unsur hara mikro yang membantu pembentukan protein,

karbohidrat dan gula, serta membantu pengangkutan gula dari daun ke buah,

memperkuat jaringan tanaman serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.

Magnesium adalah unsur yang keberadaanya karena selain diperlukan di dalam

pembentukan klorofil juga berperan sebagai katalisator di dalam penyerapan unsur P

dan K oleh tanaman. Pupuk kulit pisang yang baik adalah pupuk kulit pisang yang

dilengkapi dengan mikroorganisme pelarut pospat karena tanaman tidak dapat

langsung menyerap pospat langsung dari media tanam. Pospat sebagai unsur kimia

dalam bentuk ikatan P2O5 tidak dapat diserap langsung oleh tanaman, melainkan akan

diserap dalam bentuk ion PO4 dan disinilah peran mikroorganisme pelarut pospat

diperlukan. Demikian pula dengan unsur kalium yang biasnya terdapat di dalam

pupuk dalam bentuk ikatan K2O yang perlu diubah menjadi ion K+ oleh

mikroorganisme (Lembah Pinus, 2010).

Pupuk organik yang baik juga mengandung mikroba penambat nitrogen

yang akan mengikat unsur nitrogen langsung dari udara agar mudah diserap oleh akar

Page 8: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

tanaman dan mikroba yang bersifat antagonis pada penyakit akar. Disinilah peran

bioaktivator dekomposisi diperlukan (Lembah Pinus, 2010).

5. Bioaktivator

Bioaktivator adalah kumpulan mikrooganisme yang hidup di lingkungan

aerob yang dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Proses pembuatan

pupuk secra aerob memilki keuntungan tidak menimbulkan bau busuk dan gas metan

yang merusak lapisan ozon (Bptp, 2010).

C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kebun Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Bengkulu selama 4 bulan yaitu dari bulan April – Juli 2010.

2. Alat dan Bahan yang digunakan

2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan antara lain yaitu Cangkul, Polybag 6 Kg, Gunting,

Pisau, Kamera dan terpal.

2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan antara lain yaitu mawar (Rosa hybrida ), Kulit

buah pisang ( Musa acuminata ), Bioaktivator, Tanah kebun, Air, Sekam bakar.

3. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan sehingga

didapatkan 15 pot penelitian.

Adapun perlakuan tersebut adalah

A. Media Tanam Tanah Kebun : Pupuk Kulit Pisang (Musa acuminata) 2 : 0

B. Media Tanam Tanah kebun : Pupuk Kulit Pisang (Musa acuminata) 2 : 1

C. Media Tanam Tanah Kebun : Pupuk Kulit Pisang (Musa acuminata) 2 : 2

D. Media Tanam Tanah Kebun : Pupuk Kulit Pisang (Musa acuminata) 2 : 3

E. Media Tanam Tanah Kebun : Pupuk Kulit Pisang (Musa acuminata) 2 : 4

Page 9: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

4. Prosedur Penelitian

4.1 Pembuatan Pupuk Kulit Pisang (Musa acuminata)

Persiapkan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk kulit pisang yaitu 10

kg kulit buah pisang dipotong kecil-kecil, 50 gram bioaktivator, sekam bakar. Campur

secara merata potongan kulit pisang, sekam bakar, dan bioaktivator, dibuat timbunan

setinggi 60 cm, kemudian dilakukan pembalikan pada minggu ke 2 dan ke 3, selama itu

dijaga kelembapannya hingga 60 %. Pupuk akan matang pada minggu ke 4 atau setelah

suhu kompos normal (37oC). Pupuk dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1 : 3

atau ditaburkan secara merata pada permukaan media tanam. Karena sifatnya yang berupa

pupuk organik, maka pupuk kulit pisang ini tidak akan membakar tanaman pada

penggunaan yang berlebih.

4.2 Penyediaan Benih

Benih yang digunakan adalah bibit mawar (Rosa hybrida) yang telah dilakukan

perbanyakan dengan setek batang , bibit diperoleh dari Taman penjualan tanaman hias.

4.3 Persiapan Media

Media yang dipakai adalah tanah kebun yang dicampur dengan pupuk kulit pisang

sesuai dengan perlakuan dimasukkan ke dalam polybag ukuran 6 Kg.

4.4 Penanaman

Setelah media disiapkan, maka dilakukan penanaman. Untuk masing-masing

polybag dibuat 1 lubang tanam sedalam 5 cm, 1 polybag berisi 1 bibit mawar. Polybag

diberi lubang di bagian bawahnya untuk membuang kelebihan air.

4.5 Pemeliharaan

Setelah penanaman dalam polybag dilakukan penyiraman tanaman mawar pada

saat tanaman berumur 1-2 bulan setelah tanam dilakukan 1-2 kali sehari. Selanjutnya,

penyiraman dilakukan sesuai kondisi cuaca dan media tanam yang digunakan.

Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari menggunakan selang atau

gembor dengan pancaran air yang tidak terlalu kuat (keras).

Untuk memberantas hama dan penyakit, dilakukan penyemprotan pestisida dan

insektisida. Pemupukan mawar pada masa pertumbuhan diberikan satu bulan sekali

Page 10: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

dengan cara ditaburkan ke media tanam, dengan dosisnya setengah sendok teh.

Pemupukan pada saat tanaman berbunga dilakukan menggunakan pupuk kulit buah

pisang yang memiliki kandungan P dan K tinggi. Dosis pemupukan 1-3 gram/liter air,

diberikan seminggu sekali dengan cara disiramkan ke media tanam

5. Parameter yang diamati

a. Umur saat berbunga (hari setelah tanam)

b. Jumlah bunga

c. Persen bunga yang tidak gugur

d. Diameter Bunga

6. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan sidik ragam ANNOVA satu faktor.

jika F hitung > F table dilanjutkan dengan uji Duncant new multiple reage test (DNMRT) pada

taraf 5 %.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Dkk. 2010. Pisang Budidaya Pengolahan dan Prospek Pasar. Penebar Swadya :

Jakarta.

Agromedia, Redaksi. 2007. Tanaman Hias. PT Agromedia Pustaka : Jakarta

Badan Pusat Statistik. 2006.Statistik Pertanian Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Provinsi

Kalimantan Barat. BPS : Kalimantan Barat.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. 2010. Teknologi Pembuatan Kompos

dengan Penggunaan Aktivator Stardec atau Starbio.

Http://bengkulu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com

Page 11: Pengaruh Pemberian Pupuk Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Generatif Mawar

content&id=76:teknologi-pembuatan-kompos&catid=14:alsin. Diakses tanggal 23

oktober 2010.

Damayanti, V. 1989. Mawar. Florikultura : Jakarta.

Darliah. 2003. Pemuliaan Mawar. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian : Jakarta.

Kartapradja, R. 1995. Botani dan Ekologi Mawar. Balai Penelitian dan Pengembangan

Pertanian : Jakarta

Lakitan, B. 1995. Hortikultura. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

Lesman. 2008. Macam-macam Bahan Organik. http://[email protected] Diakses

tanggal 23 Oktober 2010

Leyla Noviagustin. 2008. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Substituen

Tepung.http://himdikafkipuntan.blogspot.com/2008/05/pemnfaatan-limbah-kulit-

pisang-sebagai-substituen-tepung. html diakses tanggal 16 Oktober 2010

Pinus, Lembah. 2010. Pupuk Kulit Pisang. Http://lembahpinus.com/index.php?option=com

content&task=view&id=73. Diakses tanggal 23 Oktober 2010.

www. Plantamor. com. Diakses tanggal 23 Oktober 2010