pengaruh pembelajaran menggunakan … · (eksperimen) sma negeri 1 prambanan dan siswa kelas xi ipa...

Download PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN … · (eksperimen) SMA Negeri 1 Prambanan dan siswa kelas XI IPA 6 (kontrol) dan XI IPA 5 (eksperimen) SMA Negeri 2 Klaten. ... Hukum Charles-Gay

If you can't read please download the document

Upload: hanhan

Post on 26-Aug-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SIMULASI PhET

    DENGAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP SIKAP ILMIAH

    SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN DAN SMA NEGERI 2

    KLATEN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Disusun Oleh:

    Weni Wenita

    NIM: 121424058

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SIMULASI PhET

    DENGAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP SIKAP ILMIAH

    SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN DAN SMA NEGERI 2

    KLATEN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Disusun Oleh:

    Weni Wenita

    NIM: 121424058

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Hendaklah kamu selalu mengingat Allah, pasti kamu mendapati-Nya di

    hadapanmu. Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang),

    niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah). Ketahuilah

    bahwa apa yang semestinya tidak menimpa kamu, tidak akan menimpamu,

    dan apa yang semestinya menimpamu tidak akan terhindar darimu.

    Ketahuilah sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan

    sesungguhnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan

    Karya ini saya persembahkan kepada:

    1. Universitas Sanata Dharma

    2. Keluarga: kedua orang tua saya yakni Made Riza Subiyanto dan Sri Harwiati,

    kedua kakak saya yakni Anam Pramudya Nirbaya dan Ardhi Widatama

    3. Teman-teman pendidikan Fisika angkatan 2012

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    Wenita, W. 2016. Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Simulasi PhET dengan Metode Problem Solving terhadap Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) sikap ilmiah yang dimiliki siswa pada awal dan akhir pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. 2) apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa secara signifikan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. 3) apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving dapat diterapkan pada sekolah yang berdasarkan KTSP maupun Kurikulum 2013 dalam mengembangkan sikap ilmiah.

    Subyek penelitian yakni siswa kelas XI IPA 1 (kontrol), XI IPA 4 (eksperimen) SMA Negeri 1 Prambanan dan siswa kelas XI IPA 6 (kontrol) dan XI IPA 5 (eksperimen) SMA Negeri 2 Klaten. Treatment yang diberikan berupa pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving untuk materi hukum-hukum gas ideal. Instrumen yang digunakan adalah angket sikap ilmiah pada awal dan akhir pembelajaran.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Di SMA Negeri 1 Prambanan awalnya terdapat sebanyak 57,57% siswa kemudian meningkat menjadi 84,84% siswa dengan sikap ilmiah baik dan sangat baik, sedangkan di SMA Negeri 2 Klaten awalnya terdapat sebanyak 12,12% siswa kemudian meningkat menjadi 33,33% siswa yang memiliki sikap ilmiah sangat baik pada pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving. 2) Pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving ini belum optimal dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa, bila dibandingkan dengan kelas kontrolnya tidak didapatkan perbedaan yang signifikan, baik di SMA Negeri 1 Prambanan maupun di SMA Negeri 2 Klaten. 3) Pembelajaran menggunakan simulasi PhET dapat diterapkan pada sekolah yang menerapkan KTSP maupun Kurikulum 2013 dalam mengembangkan sikap ilmiah.

    Kata kunci: simulasi PhET, metode problem solving, sikap ilmiah, hukum-hukum gas ideal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    Wenita, W. 2016. The Influence of Learning using PhET Simulation with Problem Solving Method to the Scientific Attitudes of Students in XI SMA Negeri 1 Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten. Thesis. Yogyakarta: Physics Education. Department of Mathematics and Sciences Education. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

    This research aimed to know: 1) Scientific attitude owned students at the beginning and the end of learning using PhET simulations with problem solving method in SMA Negeri 1 Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten, 2) whether the learning using PhET simulations with problem solving method can improve students' scientific attitude significantly, 3) whether learning using PhET simulations with problem solving method can be applied to both of schools that based on KTSP and Curriculum in 2013 to develop a scientific attitude.

    The samples of this research was the students of XI IPA 1 (control), XI IPA 4 (experiment) SMA Negeri 1 Prambanan and the students of XI IPA 6 (control), XI IPA 5 (experiment) SMA Negeri 2 Klaten. Treatment that provided was a learning using PhET simulation with problem solving method in the laws of an ideal gas matter. The instrument used was a questionnaire of scientific attitude at the beginning and the end of the learning.

    The result showed that: 1) In SMA Negeri 1 Prambanan initially there are 57.57% of students then increased to 84.84% of students with a good and excellent scientific attitude, and in SMA Negeri 2 Klaten initially there are 12.12% of the students then increased to 33.33% of students who have an excellent scientific attitude at learning using PhET simulations with problem solving method. 2) The learning using PhET simulations with problem solving method was not optimal in improving students' scientific attitude, when compared with the control class does not obtain a significant difference, both in SMA Negeri 1 Prambanan and in SMA Negeri 2 Klaten. 3) The learning using PhET simulations with problem solving method can be applied to both of schools that based on KTSP and Curriculum in 2013 to develop a scientific attitude.

    Keywords: PhET simulation, problem solving method, scientific attitude, the laws of an ideal gas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat

    dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

    salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini

    disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA,

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Skripsi ini berjudul PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN

    SIMULASI PhET DENGAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP

    SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN DAN

    SMA NEGERI 2 KLATEN.

    Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas

    dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

    dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

    1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang selalu bijaksana

    memberikan bimbingan, nasehat, dukungan serta waktunya selama

    penyusunan dan penulisan skripsi ini.

    2. Dosen penguji yang telah memberikan masukan dan koreksi selama

    pendadaran.

    3. Kepala sekolah beserta Wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Prambanan

    dan SMA Negeri 2 Klaten yang telah memberikan izin dan kesempatan

    bagi penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    4. Guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 1 Prambanan yang telah

    memberikan waktu dan tempat sehingga penulis dapat melaksanakan

    penelitian skripsi di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4.

    5. Guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 2 Klaten yang telah memberikan

    waktu dan tempat sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian skripsi

    di kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6.

    6. Siswa-siswa kelas XI IPA 1, XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan dan

    siswa-siswa kelas XI IPA 5, XI IPA 6 SMA Negeri 2 Klaten yang telah

    menjadi subyek penelitian dan telah berpartisipasi dengan baik.

    7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat, masukan

    dan doa yang sangat berarti bagi penulis selama menjalani perkuliahan

    hingga dalam penyelesaian skripsi ini.

    8. Kakak-kakak dan keluarga yang telah memberikan dukungan, masukan

    dan doanya selama menjalani perkuliahan hingga dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    9. Rekan satu tim dalam skripsi ini: Lusi, Mey, Hana yang telah

    memberikan semangat, bantuan, partisipasi dan kerjasama yang baik

    selama menyelesaikan skripsi ini.

    10. Sahabat-sahabat ku (Ita, Loren, Ria, Ririn, Risa, Helen) dan teman-teman

    pendidikan fisika angkatan 2012 yang telah menemani, memberikan

    bantuan, semangat dan doa selama menjalani perkuliahan dan dalam

    mengerjakan skripsi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    11. Teman-teman satu kos (Oliv, Vani, Elsi, kak Agi, Clarisa) yang telah

    memberikan semangat dan telah menghibur di masa-masa sulit.

    12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

    memberikan dukungan, bantuan, dan doa baik selama menjalani

    perkuliahan hingga dalam penyelesaian skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna baik dari

    segi isi maupun penyajian. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

    yang membangun dalam penyempurnaan penelitian ini.

    Terakhir, penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberi manfaat dan

    menambah wawasan bagi para pembaca.

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. v

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vi

    ABSTRAK ................................................................................................. vii

    ABSTRACT ................................................................................................. viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

    DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

    BAB II. LANDASAN TEORI

    A. Simulasi PhET .................................................................................. 7

    B. Metode Problem Solving .................................................................... 9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    C. Sikap Ilmiah ...................................................................................... 13

    D. Hukum-hukum Gas Ideal

    1. Hukum Boyle ................................................................................ 16

    2. Hukum Charles-Gay Lussac .......................................................... 16

    3. Hukum Gay Lussac ....................................................................... 17

    4. Hukum Boyle-Gay Lussac............................................................. 18

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .................................................................................. 19

    B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 19

    C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 19

    D. Desain Penelitian ............................................................................... 20

    E. Treatment .......................................................................................... 20

    F. Instrumen Penelitian

    1. Instrumen Pembelajaran ................................................................ 21

    2. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 23

    G. Validitas ............................................................................................ 25

    H. Metode Analisis Data ......................................................................... 26

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Penelitian

    1. Persiapan Penelitian ...................................................................... 35

    2. Pelaksanaan penelitian .................................................................. 37

    B. Data

    1. SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................. 48

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    2. SMA Negeri 2 Klaten .................................................................... 49

    C. Analisis Data

    1. SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................. 50

    2. SMA Negeri 2 Klaten .................................................................... 57

    3. Kedua Sekolah .............................................................................. 65

    D. Pembahasan ....................................................................................... 68

    E. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 75

    BAB V. PENUTUP

    A. Kesimpulan........................................................................................ 76

    B. Saran ................................................................................................. 77

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 78

    LAMPIRAN ............................................................................................... 80

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Aspek sikap ilmiah menurut Gegga, Harlen dan AAAS ................ 14

    Tabel 2.2. Dimensi dan indikator sikap ilmiah .............................................. 15

    Tabel 3.1. Kisi-kisi angket sikap ilmiah ........................................................ 24

    Tabel 3.2. Angket sikap ilmiah di awal pembelajaran .................................... 24

    Tabel 3.3. Angket sikap ilmiah di akhir pembelajaran ................................... 25

    Tabel 3.4. Tabel klasifikasi sikap ilmiah ....................................................... 27

    Tabel 3.5. Tabel kelompok siswa .................................................................. 28

    Tabel 3.6. Tabel perbandingan skor tiap item pernyataan kelas kontrol

    dengan eksperimen ....................................................................... 31

    Tabel 3.7 Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir siswa kelas

    eksperimen ................................................................................... 32

    Tabel 3.8. Tabel perbandingan skor tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol

    dengan eksperimen ....................................................................... 32

    Tabel 4.1. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol dan eksperimen

    SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................ 37

    Tabel 4.2. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol dan eksperimen

    SMA Negeri 2 Klaten .................................................................. 43

    Tabel 4.3. Data sikap ilmiah siswa kelas kontrol dan eksperimen SMA

    Negeri 1 Prambanan ...................................................................... 48

    Tabel 4.4. Data sikap ilmiah siswa kelas kontrol dan eksperimen SMA

    Negeri 2 Klaten ............................................................................. 49

    Tabel 4.5. Tabel jumlah dan persentase siswa kelas eksperimen SMA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Negeri 1 Prambanan berdasarkan klasifikasi sikap ilmiah ............. 51

    Tabel 4.6. Tabel skor tiap item pernyataan sikap ilmiah awal dan akhir kelas

    eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan ...................................... 55

    Tabel 4.7. Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir kelas

    eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan ...................................... 55

    Tabel 4.8. Tabel skor tiap item pernyataan kelas kontrol dan eksperimen

    di SMA Negeri 1 Prambanan ........................................................ 56

    Tabel 4.9. Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dan eksperimen

    di SMA Negeri 1 Prambanan ........................................................ 56

    Tabel 4.10. Tabel jumlah dan persentase siswa kelas eksperimen SMA

    Negeri 2 Klaten berdasarkan klasifikasi sikap ilmiah .................. 58

    Tabel 4.11. Tabel skor tiap item pernyataan sikap ilmiah awal dan akhir

    kelas eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten .................................. 62

    Tabel 4.12. Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir kelas

    eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten........................................... 62

    Tabel 4.13. Tabel gain score rata-rata tiap item pernyataan kelas kontrol dan

    eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten........................................... 63

    Tabel 4.14. Tabel gain score tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dan eksperimen

    di SMA Negeri 2 Klaten ............................................................. 64

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Grafik hubungan P terhadap V .................................................. 16

    Gambar 2.2. Grafik hubungan V terhadap T .................................................. 17

    Gambar 2.3. Grafik hubungan P terhadap T .................................................. 18

    Gambar 4.1. Grafik skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir kelas

    eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan ................................. 55

    Gambar 4.2. Grafik skor tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dan

    eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan ................................. 57

    Gambar 4.3. Grafik skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir kelas

    eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten ....................................... 63

    Gambar 4.4. Grafik gain score tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dan

    eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten ........................................ 64

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1: Surat Izin Penelitian dari Kepala BAPEDA Kab.Sleman ........... 81

    Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA

    Negeri 1 Prambanan ................................................................. 82

    Lampiran 3: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA Negeri 2

    Klaten ...................................................................................... 83

    Lampiran 4: RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas Kontrol ..... 84

    Lampiran 5: RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas Eksperimen 88

    Lampiran 6: LKS (Lembar Kerja Siswa) Coaching ....................................... 93

    Lampiran 7: LKS (Lembar Kerja Siswa) Pembelajaran ................................. 96

    Lampiran 8: Validitas Angket ....................................................................... 102

    Lampiran 9: Angket Sikap Ilmiah di Awal Pembelajaran yang Digunakan .... 108

    Lampiran 10: Angket Sikap Ilmiah di Akhir Pembelajaran yang Digunakan 109

    Lampiran 11: Data Kasar Sikap Ilmiah Awal Kelas Kontrol SMA Negeri 1

    Prambanan ............................................................................. 110

    Lampiran 12: Data Kasar Sikap Ilmiah Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 1

    Prambanan ............................................................................. 111

    Lampiran 13: Data Kasar Sikap Ilmiah Awal Kelas Eksperimen SMA Negeri

    1 Prambanan .......................................................................... 112

    Lampiran 14: Data Kasar Sikap Ilmiah Akhir Kelas Eksperimen SMA Negeri

    1 Prambanan .......................................................................... 113

    Lampiran 15: Data Kasar Sikap Ilmiah Awal Kelas Kontrol SMA Negeri

    2 Klaten ................................................................................. 114

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    Lampiran 16: Data Kasar Sikap Ilmiah Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri

    2 Klaten ................................................................................. 115

    Lampiran 17: Data Kasar Sikap Ilmiah Awal Kelas Eksperimen SMA

    Negeri 2 Klaten ...................................................................... 116

    Lampiran 18: Data Kasar Sikap Ilmiah Akhir Kelas Eksperimen SMA

    Negeri 2 Klaten ...................................................................... 117

    Lampiran 19: Contoh Hasil LKS (Lembar Kerja Siswa) Pembelajaran Milik

    Siswa Kelas Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan .............. 118

    Lampiran 20. Contoh Hasil LKS (Lembar Kerja Siswa) Pembelajaran Milik

    Siswa Kelas Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ..................... 124

    Lampiran 21: Contoh Hasil Angket Sikap Ilmiah di Awal Pembelajaran Milik

    Siswa ..................................................................................... 130

    Lampiran 22: Contoh Hasil Angket Sikap Ilmiah di Akhir Pembelajaran Milik

    Siswa ..................................................................................... 131

    Lampiran 23: Tabel Two Tailed .................................................................... 132

    Lampiran 24: Daftar Hadir Siswa Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Prambanan . 133

    Lampiran 25: Daftar Hadir Siswa Kelas Eksperimen SMA Negeri 1

    Prambanan ............................................................................. 134

    Lampiran 26: Daftar Hadir Siswa Kelas Kontrol SMA Negeri 2 Klaten ........ 135

    Lampiran 27: Daftar Hadir Siswa Kelas Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten .. 136

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik

    Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang dikembangkan oleh

    Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), tujuan dalam mempelajari mata

    pelajaran fisika salah satunya yakni agar siswa memiliki kemampuan untuk

    memupuk sikap ilmiah (seperti jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat

    bekerjasama dengan orang lain). Hal ini berarti bahwa dalam belajar fisika

    diharapkan sikap ilmiah dapat ditumbuhkan dan dilatihkan kepada siswa

    selama proses pembelajaran tersebut.

    Untuk mengembangkan sikap ilmiah, siswa perlu melakukan praktik dan

    melakukan pengamatan sehingga mereka mendapat kesempatan untuk

    merasakan dan mengembangkan setiap komponen dari sikap ilmiah (Rao,

    2004: 9). Oleh sebab itu, guru perlu menyiapkan pembelajaran yang dapat

    membuat siswa melakukan praktik dan pengamatan selama pembelajaran

    seperti dengan menerapkan praktikum.

    Namun yang sering terjadi adalah guru sangat jarang mengadakan

    praktikum selama ia mengajar, dalam satu semester terkadang guru hanya

    mengadakan dua kali praktikum. Berdasarkan informasi dari guru fisika SMA

    Negeri 1 Prambanan, guru tidak memiliki cukup banyak waktu tatap muka

    dalam mengajar karena adanya kegiatan rutin sekolah ataupun kegiatan-

    kegiatan dinas dan ujian-ujian sekolah maupun nasional yang mengurangi jam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    tatap muka guru. Oleh sebab itu, dengan pertimbangan materi pelajaran yang

    padat membuat guru cenderung menghindari praktikum yang memerlukan

    banyak waktu untuk membahas satu sub bahasan saja, dan akhirnya guru lebih

    memilih mengajarkan materi-materi pelajaran tersebut dengan cara yang lebih

    praktis untuk dilakukan. Selain itu, guru juga mengeluhkan keterbatasan alat-

    alat praktikum yang dapat digunakan sehingga guru jarang mengadakan

    pembelajaran dengan praktikum tersebut. Hal-hal tersebut juga dirasakan di

    SMA Negeri 2 Klaten sehingga praktikum jarang dilakukan.

    Ditengah berkembangnya teknologi saat ini, telah tersedia banyak layanan-

    layanan yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Seperti

    tersedianya laboratorium dan peralatan laboratorium fisika dalam bentuk

    digital yang biasa disebut sebagai laboratorium virtual. Salah satu aplikasi yang

    dapat dijadikan sebagai laboratorium virtual tersebut yakni aplikasi yang

    bernama PhET Simulation. Simulasi PhET (Physics Education Technology) ini

    merupakan simulasi virtual yang berisi berbagai animasi alat-alat laboratorium

    dan berbagai instrumen pengukuran. Cara penggunaannya sangat mudah dan

    praktis, yakni hanya dengan ditekan ataupun digeser. Hal ini tentu akan sangat

    membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dimana siswanya dapat

    melakukan praktikum dan pengamatan dengan tidak memakan banyak waktu,

    karena dengan simulasi ini siswa tidak perlu merangkai alat-alat seperti pada

    praktikum langsung di laboratorium fisika.

    Berdasarkan hal tersebut maka simulasi PhET ini memang dapat dijadikan

    sebagai media belajar yang sangat efektif dan dapat mendukung untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    mengembangkan sikap ilmiah siswa. Namun sebaik apapun simulasi ini, tidak

    akan dapat berjalan sukses secara otomatis. Simulasi ini masih harus menjadi

    bagian dari suatu rancangan atau strategi pembelajaran yang disusun oleh guru

    (Wiemen dkk, 2010: 225). Agar penggunaan simulasi PhET dapat dijalankan

    dengan maksimal dan terorganisasi, maka penggunaan simulasi PhET ini dapat

    dipadukan dengan pembelajaran problem solving. Dengan diterapkannya

    metode tersebut maka penggunaan simulasi PhET menjadi lebih terarah dengan

    adanya suatu kegiatan untuk pemecahan masalah. Selain itu, dengan

    diterapkannya metode tersebut akan dapat melatih siswa untuk

    mengembangkan sikap ilmiahnya, seperti sikap kritis, teliti, ataupun

    bekerjasama.

    Berdasarkan informasi yang didapatkan, diketahui bahwa guru fisika baik

    di SMA Negeri 1 Prambanan ataupun di SMA Negeri 2 Klaten belum

    mengenal simulasi PhET ini, dengan begitu penelitian ini dilaksanakan di

    kedua SMA tersebut guna mengenalkan adanya simulasi PhET dan untuk

    mengetahui apakah simulasi PhET yang dipadukan dengan metode problem

    solving ini dapat membantu dalam mengembangkan sikap ilmiah siswa. Selain

    itu, diketahui pula bahwa ternyata kedua sekolah tersebut menerapkan

    kurikulum yang berbeda yakni KTSP dan Kurikulum 2013, dengan begitu

    dalam penelitian ini ingin dicari tahu apakah pembelajaran menggunakan

    simulasi PhET dengan metode problem solving dapat diterapkan dengan baik

    di kedua sekolah dengan kondisi yang berbeda tersebut dalam mengembangkan

    sikap ilmiah siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan

    sebelumnya, maka beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan yakni:

    1. Bagaimana sikap ilmiah yang dimiliki siswa pada awal dan akhir

    pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem

    solving di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten?

    2. Apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode

    problem solving dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa secara

    signifikan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten?

    3. Apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode

    problem solving dapat diterapkan pada sekolah yang berdasarkan KTSP

    maupun Kurikulum 2013 dalam mengembangkan sikap ilmiah?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

    tujuan penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui sikap ilmiah yang dimiliki siswa pada awal dan

    akhir pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode

    problem solving di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2

    Klaten.

    2. Untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET

    dengan metode problem solving dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa

    secara signifikan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2

    Klaten.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    3. Untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET

    dengan metode problem solving dapat diterapkan pada sekolah yang

    berdasarkan KTSP maupun Kurikulum 2013 dalam mengembangkan

    sikap ilmiah.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat

    yakni:

    1. Bagi Pendidikan

    a. Guru

    Semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

    pertimbangan dalam memilih media dan metode pembelajaran yang

    dapat digunakan dalam pembelajaran agar dapat mengembangkan

    sikap ilmiah siswa.

    b. Siswa

    Semoga penelitian ini dapat menciptakan kesempatan baru bagi

    para siswa untuk dapat semakin mengembangkan sikap ilmiah yang

    dimiliki sehingga dapat memaksimalkan dirinya dalam belajar fisika.

    c. Sekolah

    Semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

    pertimbangan bagi sekolah untuk mengetahui dan membantu

    pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung

    kegiatan pembelajaran berbantuan media simulasi PhET tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    2. Bagi Peneliti

    Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui

    tingkat sikap ilmiah yang dimiliki siswa saat mengikuti pembelajaran

    menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving dalam

    pembelajaran fisika, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

    pertimbangan ketika peneliti mendapat kesempatan untuk

    melaksanakan proses pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Simulasi PhET

    Physics Education Technology atau PhET merupakan sebuah aplikasi yang

    berisi berbagai simulasi yang berguna untuk mengajar dan belajar fisika yang

    dikembangkan oleh Universitas Colorado (Perkins dkk, 2006: 18).

    Simulasi PhET menggunakan gambar bergerak (animasi), bersifat

    interaktif dan dibuat layaknya permainan dimana siswa dapat belajar dengan

    bereksplorasi. Seluruh pengaturan dalam simulasi ini sederhana dan mudah

    digunakan seperti click-drag, menggeser dan terdapat tombol-tombol yang

    dapat digunakan. Selain itu, simulasi ini juga memberi respon (feed back) yang

    cepat setelah dilakukannya berbagai pengaturan, sehingga dapat meningkatkan

    kemampuan siswa dalam membuat suatu hubungan sebab akibat (Perkins dkk,

    2006: 18-19).

    Simulasi PhET dibuat dalam Java dan Flash sehingga dapat dijalankan

    langsung dari website PhET (http://phet.colorado.edu) menggunakan web

    browser standar. Selain itu, PhET juga dapat diunduh secara gratis dan

    dipasang pada komputer (perangkat lokal) sehingga dapat digunakan secara

    offline (Perkins dkk, 2006: 19).

    Tujuan utama dari simulasi PhET ini yakni untuk meningkatkan

    keterlibatan siswa dan meningkatkan kualitas belajar (Perkins dkk, 2006: 18).

    Selain itu, simulasi ini dibuat agar siswa dapat membangun pemahaman

    konsepnya sendiri mengenai fisika melalui eksplorasi. Dengan begitu, simulasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://phet.colorado.edu/

  • 8

    ini dapat menjadi media belajar yang berguna dalam kegiatan berkelompok

    seperti di laboratorium. Terdapat banyak simulasi PhET yang secara khusus

    sesuai dengan tujuan tersebut, misalnya seperti simulasi dengan judul The

    Moving Man, Circuit Construction Kit, Masses and Springs, dan Gas

    Properties. Misalnya pada simulasi Mases and Spring (massa dan pegas),

    siswa seutuhnya dapat melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di

    laboratorium, seperti menggantungkan beban pada pegas dan mengukur

    perubahan pegasnya atau periode osilasinya (Perkins dkk, 2006: 20-21).

    Simulasi PhET ini memang dapat menjadi media belajar yang sangat

    efektif, namun sebaik apapun simulasi ini tidak dapat berjalan sukses secara

    otomatis. Simulasi ini memang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih

    baik dan dapat membantu guru, tetapi simulasi ini tidak dapat

    menggantikannya. Simulasi ini masih harus menjadi bagian dari suatu

    rancangan atau strategi pembelajaran yang bergantung pada alokasi waktu

    yang ditentukan dan petunjuk guru (Wiemen dkk, 2010: 225).

    Berikut merupakan beberapa kelebihan dari penggunaan simulasi PhET

    (Wiemen dkk, 2010: 226):

    1. simulasi PhET dapat digunakan di dalam kelas, dimana peralatan

    praktikum sungguhan tidak bisa dan tidak praktis untuk digunakan,

    2. simulasi PhET dapat digunakan untuk melakukan eksperimen yang

    tidak mungkin untuk dilakukan,

    3. simulasi PhET dapat dengan mudah digunakan untuk mengubah

    variabel yang sulit dilakukan bila menggunakan peralatan sungguhan,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    4. simulasi PhET dapat digunakan untuk menunjukkan representasi dari

    hal-hal yang tidak terlihat,

    5. siswa dapat menjalankan simulasi PhET menggunakan komputer

    pribadi di rumah untuk mengulang eksperimen yang sudah dilakukan di

    kelas sehingga dapat memperkuat pemahaman mereka.

    Jika memungkinkan, akan lebih efektif untuk membuat siswa bekerja

    dalam kelompok dengan komputernya masing-masing dan memanipulasi

    sendiri simulasi tersebut. Simulasi PhET ini dirancang secara hati-hati dan diuji

    supaya mudah untuk digunakan dan menarik bagi siswa. Kegiatan di dalam

    kelas dengan simulasi ini dapat mencakup berbagai jenis kegiatan, dengan

    maksud dari seluruh kegiatan tersebut adalah untuk mengajukan pertanyaan

    yang akan mendorong siswa mengeksplorasi simulasi tersebut (Wiemen dkk,

    2010: 226).

    B. Metode Problem Solving

    Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan.

    Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau

    diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu. Ini dapat

    dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi (Suparno, 2013: 104).

    Sebagai bagian dari metode pengajaran, problem solving atau pemecahan

    masalah ini merupakan cara mengajar dengan proses dari perumusan masalah,

    pengumpulan data, analisis data, sampai dengan penentuan alternatif

    pemecahan masalah (Suyanto & Djihad, 2013: 139). Secara lebih rinci,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    pembelajaran dengan problem solving ini dapat diterapkan dengan langkah-

    langkah berikut (Ambarjaya, 2012: 107):

    1. adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan,

    2. mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan

    masalah tersebut,

    3. menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut,

    4. menguji kebenaran jawaban sementara tersebut,

    5. menarik kesimpulan.

    Selain itu, Dewey juga mengungkapkan metode problem solving tersebut

    dengan langkah-langkah yang serupa (dalam Nugrahanta, 2009: 234):

    1. menemukan permasalahan,

    2. membatasi permasalahan,

    3. mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban,

    4. memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis),

    5. menguji jawaban yang terbaik itu dalam eksperimen,

    6. mengadakan evaluasi.

    Dewey juga mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar

    metode problem solving dapat diterapkan secara efektif (dalam Nugrahanta,

    2009: 234):

    1. harus ada pengalaman,

    2. harus ada data yang tersedia dan bisa dijangkau,

    3. harus ada kemungkinan untuk membuat berbagai jawaban (bukan

    jawaban tunggal),

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    4. harus ada kemungkinan untuk menguji jawaban-jawaban itu.

    Dalam mengemukakan masalah-masalah yang realistis kepada siswa dapat

    memanfaatkan teknologi melalui simulasi-simulasi yang memungkinkan siswa

    berpartisipasi secara langsung dalam aktivitas-aktivitas yang benar-benar

    membangkitkan semangat. Selaian itu, teknologi melalui simulasi ini dapat

    membantu menyediakan data dan informasi yang bisa digunakan siswa dalam

    usaha-usaha pemecahan masalah (Jacobsen dkk, 2009: 252 & 255).

    Menurut Gagne (dalam Mulyasa, 2005: 111), bila seorang peserta didik

    dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar

    memecahkan masalah tetapi juga belajar sesuatu yang baru.

    Berikut terdapat pula keunggulan-keunggulan lain dari metode ini, dimana

    problem solving (Ambarjaya, 2012: 108):

    1. merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran,

    2. dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan

    untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa,

    3. dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa,

    4. dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka

    untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata,

    5. dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya

    dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan,

    6. dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran

    (matematika, IPA, seajarah dan lain sebagainya) pada dasarnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    merupakan proses berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh

    siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja,

    7. lebih menyenangkan dan disukai siswa,

    8. dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan

    mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan

    pengetahuan baru,

    9. dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan

    pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata,

    10. dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus

    belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

    Selain memiliki berbagai keunggulan, terdapat pula kelemahan dari

    problem solving ini, diantaranya (Ambarjaya, 2012: 109):

    1. menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan

    tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan

    dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan

    kemampuan dan keterampilan guru,

    2. proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode ini sering

    memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil

    waktu pelajaran,

    3. mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan

    menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir

    memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan

    tersendiri bagi siswa.

    C. Sikap Ilmiah

    Pada Dictionary of Psichology, Riber menyatakan bahwa istilah sikap

    berasal dari bahasa Latin yakni aptitudo yang berarti kemampuan, sehingga

    sikap dijadikan sebagai acuan apakah seseorang mampu atau tidak mampu

    pada pekerjaan tertentu (dalam Anwar, 2009: 103).

    Sikap dalam pembelajaran sains dikenal sebagai sikap ilmiah. Harlen

    menyatakan bahwa sikap ilmiah mengandung dua makna, yaitu attitude toward

    science dan attitude of science. Attitude toward science mengacu pada sikap

    terhadap sains seperti rasa suka ataupun tidak suka, senang ataupun tidak

    senang terhadap sains. Sedangkan, attitude of science mengacu pada sikap

    yang melekat dalam diri siswa setelah mempelajari sains, misalnya seperti

    sikap ingin tahu, keterbukaan, objektivitas, jujur dan lain sebagainya (dalam

    Harso, 2014).

    Sikap ilmiah ini sangat penting dimiliki oleh siswa, siswa dengan sikap

    ilmiah yang tinggi akan memiliki kelancaran dalam berpikir sehingga akan

    termotivasi untuk selalu berprestasi dan memiliki komitmen yang kuat untuk

    mencapai keberhasilan dan keunggulan. Selain berkaitan dengan masalah

    akademis, Dasna mengungkapkan bahwa sikap ilmiah sangat penting dalam

    kehidupan bermasyarakat karena dapat membentuk pribadi manusia dalam

    melakukan pertimbangan yang rasional pada saat pengambilan suatu keputusan

    (dalam Harso, 2014).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Selain itu, para pengajar/guru sains juga telah menyadari bahwa sikap

    ilmiah ini merupakan hasil yang sangat penting dari suatu pengajaran sains.

    Oleh sebab itu, sikap ilmiah ini perlu dikembangkan dalam diri siswa. Untuk

    mengembangkan sikap ilmiah, guru harus selalu mengingat bahwa tanpa

    menanyakan pikiran siswa dan tanpa penyelidikan, pembelajaran sains hanya

    akan berarti sebagai penerimaan semata dan tidak akan mampu

    mengembangkan sikap ilmiah siswa. Siswa harus dibuat untuk praktik dan

    melakukan pengamatan sehingga mereka mendapat kesempatan untuk

    merasakan dan mengembangkan setiap komponen dari sikap ilmiah (Rao,

    2004: 9).

    Dibawah ini terdapat tabel yang berisi pendapat dari Gegga, Harlen, dan

    AAAS (American Association for Advancement of Science) mengenai aspek

    dari sikap ilmiah (dalam Anwar, 2009: 107):

    Tabel 2.1. Aspek sikap ilmiah menurut Gegga, Harlen dan AAAS

    Gegga (1977) Harlen (1996) AAAS (1993) Curiosity (Sikap ingin tahu)

    Curiosity (Sikap ingin tahu)

    Honesty (Sikap jujur)

    Inveniveness (Sikap penemuan)

    Respect for evidence (Sikap respek terhadap data)

    Curiosity (Sikap ingin tahu)

    Critical thinking (Sikap berpikir kritis)

    Critical reflection (Sikap refleksi kritis)

    Open minded ( Sikap berpikiran terbuka)

    Persistance (sikap teguh pendirian)

    Perseverance (Sikap ketekunan)

    Skepticism (Sikap keragu-raguan)

    Creativity and inventiveness (Sikap kreatif dan penemuan)

    Open mindedness (Sikap berpikiran terbuka)

    Co-operation with others (Sikap bekerjasama dengan orang lain)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Berikut terdapat indikator yang dikembangkan oleh Harlen terhadap

    beberapa dimensi atau aspek dari sikap ilmiah (dalam Anwar, 2009: 108):

    Tabel 2.2. Dimensi dan indikator sikap ilmiah

    Dimensi Indikator Sikap ingin tahu - Antusias mencari jawaban

    - Perhatian terhadap objek yang diamati - Antusias pada proses sains - Menanyakan setiap langkah kegiatan

    Sikap respek terhadap data/fakta

    - Obyektif/jujur - Tidak memanipulasi data - Tidak purbasangka - Mengambil keputusan sesuai fakta - Tidak mencampur fakta dengan pendapat

    Sikap berpikir kritis - Meragukan temuan teman - Menanyakan setiap perubahan/hal baru - Mengulangi kegiatan yang dilakukan - Tidak mengabaikan data meskipun kecil

    Sikap penemuan dan kreativitas

    - Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi - Menunjukkan laporan berbeda dengan teman

    kelas - Merubah pendapat dalam merespon terhadap

    fakta - Menggunakan alat tidak seperti biasanya - Menyarankan percobaan-percobaan baru - Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan

    Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama

    - Menghargai pendapat/temuan orang lain - Mau merubah pendapat jika data kurang - Meneriman saran dari teman - Tidak merasa selalu benar - Menganggap setiap kesimpulan adalah tentatif - Berpartisipasi aktif dalam kelompok

    Sikap ketekunan - Melanjutkan meneliti sesudah kebaruannya hilang

    - Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan

    - Melengkapi satu kegiatan meskipun teman kelasnya selesai lebih awal

    Sikap peka terhadap lingkungan sekitar

    - Perhatian terhadap peristiwa sekitar - Partisipasi pada kegiatan sosial - Menjaga kebersihan lingkungan sekolah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    D. Hukum-hukum Gas Ideal (Marthen, 2010)

    1. Hukum Boyle

    Dikemukakan oleh seorang fisikawan Inggris yang bernama Robert

    Boyle. Boyle menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan volume (V)

    ketika gas berada dalam suhu (T) tetap. Jika suhu gas pada ruang tertutup

    dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut berbanding terbalik dengan

    volumenya. Hal ini dikenal sebagai hukum Boyle.

    Secara umum, hukum Boyle berbentuk:

    = (

    )

    PV = tetap

    Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada suhu tetap, persamaannya

    menjadi:

    P1V1 = P2V2

    Gambar 2.1. Grafik hubungan P terhadap V

    2. Hukum Charles-Gay Lussac

    Dipublikasi pertamakali oleh Joseph Gay Lussac (1802), dimana dalam

    publikasinya tersebut Boyle mengutip karya dari Jacques Charles (1787)

    V1 V2

    P1

    P2

    P

    V

    T

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    yang tidak dipublikasikan. Charles menyelidiki hubungan antara volume (V)

    dan suhu (T) ketika gas berada dalam tekanan (P) tetap. Jika tekanan suatu

    gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka volume gas tersebut sebanding

    dengan suhu mutlaknya. Hal ini dikenal sebagai hukum Charles-Gay Lussac

    ataupun hukum Charles.

    Secara umum, hukum Charles-Gay Lussac berbentuk:

    =

    =

    Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada tekanan tetap, persamaannya

    menjadi:

    =

    Gambar 2.2. Grafik hubungan V terhadap T

    3. Hukum Gay Lussac

    Dikemukakan oleh seorang kimiawan Prancis yang bernama Joseph

    Gay Lussac. Gay Lussac menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan suhu

    (T) ketika gas berada dalam volume (V) tetap. Jika volume gas pada ruang

    T1 T2 V

    V

    V

    T

    P

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut sebanding dengan suhunya.

    Hal ini dikenal sebagai hukum Gay Lussac.

    Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:

    =

    =

    Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada volume tetap, persamaannya

    menjadi:

    =

    Gambar 2.3. Grafik hubungan P terhadap T

    4. Hukum Boyle-Gay Lussac

    Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:

    =

    Untuk gas pada dua keadaan seimbang, persamaannya menjadi:

    =

    T1 T2 P1

    P2

    P

    T

    V

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian model kuantitatif. Penelitian

    kuantitatif adalah model riset/penelitian yang menggunakan data berupa skor

    atau angka, dan menggunakan statistik untuk analisis (Suparno, 2014:119).

    Pada penelitian model kuantitatif ini, desain yang digunakan adalah penelitian

    eksperimental. Penelitian eksperimental ini merupakan salah satu desain riset

    kuantitatif yang sungguh baik.

    B. Waktu dan Tempat Penelitian

    1. Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan pada 26 Februari 28 Maret 2016.

    2. Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2

    Klaten. Kedua SMA tersebut menggunakan kurikulum yang berbeda, SMA

    Negeri 1 Prambanan menggunakan KTSP dan SMA Negeri 2 Klaten

    menggunakan Kurikulum 2013.

    C. Populasi dan Sampel Penelitian

    1. Populasi Penelitian

    Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1

    Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    2. Sampel Penelitian

    Sampel dalam penelitian ini meliputi 2 kelas dari seluruh kelas XI dari

    masing-masing sekolah, sehingga dalam penelitian ini digunakan 4 kelas.

    D. Desain Penelitian

    Desain penelitian yang digunakan adalah Design Randomized Pretest-

    Posttest Control Group. Jalannya penelitian dengan desain ini dapat

    disimbolkan sebagai berikut (Suparno, 2014:122):

    Treatment Group R O X1 O

    Control Group R O X2 O

    E. Treatment

    Pada penelitian ini perlakuan (treatment) yang diberikan kepada siswa

    dalam kelas eksperimen yakni pembelajaran dengan menggunakan media

    simulasi PhET dengan metode pembelajaran problem solving untuk topik

    pembelajaran hukum-hukum gas ideal.

    Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas eksperimen sebagai treatment

    dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut:

    1. Siswa diberikan penjelasan mengenai materi hukum-hukum pada gas

    ideal, yakni hukum Boyle, hukum Charles, hukum Gay Lussac dan

    hukum Boyle-Gay Lussac. Hal ini dilakukan terlebih dahulu guna

    membantu siswa yang susah belajar secara mandiri agar selanjutnya ia

    menjadi tertarik untuk lebih memperdalam dan memperluas

    pemahamannya sendiri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    2. Siswa dipisahkan berdasarkan kelompok yang sudah ditentukan

    sebelumnya. Terdapat sebelas kelompok yang masing-masing terdiri

    dari tiga orang siswa.

    3. Setiap kelompok diberikan LKS sebagai panduan dalam menjalankan

    simulasi PhET yang digunakan.

    4. Siswa melakukan kegiatan dengan menggunakan simulasi PhET: Gas

    Properties untuk mendapatkan penyelesaian dari rumusan masalah

    yang diberikan. Dalam kegiatan tersebut siswa diharapkan untuk:

    a. merumuskan hipotesis berkaitan dengan masalah yang telah

    diberikan

    b. melakukan pengambilan data ataupun keterangan yang digunakan

    sebagai landasan untuk meyelesaikan masalah

    c. melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan sebelumnya

    d. membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah didapatkan dan

    analisis yang telah dilakukan.

    5. Beberapa kelompok menjelaskan hasil yang didapatkan ke depan kelas.

    6. Guru memberikan feedback terhadap hasil siswa dan memberikan

    klarifikasi.

    F. Instrumen Penelitian

    1. Instrumen Pembelajaran

    Instrumen pembelajaran ini terdiri dari dua buah instrumen, yakni

    Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa

    (LKS).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    a. Rencana Pelaksanakan Pembelajaran

    Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan

    bagi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Menurut

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

    Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 menyatakan Perencanaan proses

    pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

    yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,

    metode pengajaran, sumber belajaran, dan penilaian hasil belajar.

    Menurut Gora dan Sunarto (2010), komponen dari RPP adalah: (1)

    identitas mata pelajaran, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar,

    (4) indikator pencapaian kompetensi, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi

    ajar (materi pokok), (7) materi/kompetensi prasyarat, (8) alokasi waktu,

    (9) metode pembelajaran, (10) kegiatan pembelajaran, (11) penilaian, dan

    (12) sumber belajar.

    RPP untuk pembelajaran di kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran

    (4) dan RPP untuk pembelajaran di kelas eksperimen dapat dilihat pada

    lampiran (5).

    b. Lembar Kerja Siswa

    Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan perangkat pembelajaran yang

    akan digunakan dalam pembelajaran sebagai petunjuk bagi para siswa

    dalam melaksanakan kegiatan. LKS yang disiapkan berupa LKS untuk

    kegiatan saat coaching, serta LKS untuk kegiatan pembelajaran saat

    penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    LKS untuk kegiatan saat coaching dapat dilihat secara lengkap pada

    lampiran (6) dan LKS untuk kegiatan saat pembelajaran dapat dilihat

    secara lengkap pada lampiran (7).

    2. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

    yakni berupa angket untuk mengetahui sikap ilmiah siswa.

    Angket sikap ilmiah ini berisi beberapa pernyataan yang dikembangkan

    oleh peneliti dan berdasarkan dari indikator yang dibuat oleh Harlen (dalam

    Anwar, 2009: 108). Angket ini akan diberikan kepada siswa pada awal dan

    akhir pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Angket yang

    diberikan di awal pembelajaran bertujuan untuk mengetahui bagaimana

    sikap ilmiah awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran, sedangkan angket

    yang diberikan di akhir pembelajaran bertujuan untuk mengetahui

    bagaimana sikap ilmiah akhir siswa setelah mengikuti pembelajaran.

    Dalam pembuatan angket sikap ilmiah ini dibutuhkan kisi-kisi untuk

    mempermudah dan meyakinkan kelengkapan dari pernyataan pada angket

    sikap ilmiah. Aspek-aspek dari sikap ilmiah yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah sikap ingin tahu, respek terhadap data, berpikir kritis,

    berpikiran terbuka, kerjasama, teliti dan skeptis.

    Pada angket ini terdapat 10 item pernyataan, dimana untuk setiap

    itemnya terdapat pilihan sangat sering, sering, jarang, dan tidak pernah

    terhadap aspek sikap ilmiah yang dikembangkan pada siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Berikut merupakan kisi-kisi dari angket sikap ilmiah yang digunakan:

    Tabel 3.1. Kisi-kisi angket sikap ilmiah No Aspek Indikator No Soal

    1 Ingin tahu a. Perhatian pada obyek yang diamati 1

    b. Antusias mencari jawaban 2

    2 Respek

    terhadap data

    a. Mengambil keputusan sesuai fakta 7 b. Obyektif/jujur 8

    3 Berpikir

    kritis a. Mengajarkan strategi berpikir 3

    4 Berpikiran

    terbuka a. Menghargai pendapat/temuan

    orang lain 4

    5 Kerjasama a. Mampu bekerja bersama teman 9 b. Berdiskusi dengan teman 10

    6 Teliti a. Cermat dalam memperhatikan

    setiap kegiatan 6

    7 Skeptis a. Meragu-ragukan suatu

    pernyataan/teori 5

    Berikut merupakan contoh angket sikap ilmiah yang akan diberikan

    kepada siswa:

    Tabel 3.2. Angket sikap ilmiah di awal pembelajaran No Pernyataan SS S J TP 1 Saya bertanya kepada guru ataupun teman

    saat pembelajaran fisika.

    2 Pembelajaran fisika dapat memfasilitasi saya dalam menemukan penyelesaian dari suatu permasalahan fisika.

    3 Pembelajaran fisika mengajarkan saya strategi berpikir dalam menyelesaikan suatu permasalahan fisika.

    4 Pembelajaran fisika dapat melatih saya untuk lebih menghargai temuan/pendapat teman.

    5 Pembelajaran fisika dapat memfasilitasi saya untuk mencari kebenaran dari suatu pernyataan/teori.

    Angket sikap ilmiah di awal pembelajaran secara lengkap dapat dilihat

    pada lampiran (9).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Tabel 3.3. Angket sikap ilmiah di akhir pembelajaran

    No Pernyataan SS S J TP

    1 Selama dua pertemuan ini saya bertanya kepada guru ataupun teman.

    2 Pembelajaran fisika selama dua pertemuan ini dapat memfasilitasi saya dalam menemukan penyelesaian dari suatu permasalahan fisika.

    3 Pembelajaran fisika selama dua pertemuan ini mengajarkan saya strategi berpikir dalam menyelesaikan suatu permasalahan fisika.

    4 Pembelajaran fisika selama dua pertemuan ini dapat melatih saya untuk lebih menghargai temuan/pendapat teman.

    5 Pembelajaran fisika selama dua pertemuan ini dapat memfasilitasi saya untuk mencari kebenaran dari suatu pernyataan/teori.

    Angket sikap ilmiah di akhir pembelajaran secara lengkap dapat dilihat

    pada lampiran (10).

    G. Validitas

    Angket sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini diuji kevalid-

    annya dengan menggunakan uji validitas isi. Uji ini dilakukan dengan meminta

    penilaian dari ahli dalam bidang pendidikan fisika terhadap instrumen yang

    telah dibuat, serta dengan menggunakan kisi-kisi untuk menunjukkan

    kelengkapan instrumen.

    Penilaian ahli terhadap instrumen sikap ilmiah yang dirancang dapat

    dilihat pada lampiran (8).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    H. Metode Analisis Data

    1. Mengetahui keadaan sikap ilmiah awal dan akhir siswa kelas eksperimen

    Untuk mengetahui keadaan sikap ilmiah awal dan akhir siswa dilakukan

    dengan mengelompokkan siswa berdasarkan klasifikasi sikap ilmiahnya.

    Pengelompokkan siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    a. Mentukan skor untuk setiap pernyataan yang terdapat di dalam

    angket

    Adapun penskoran dilakukan sebagai berikut:

    1) TP (Tidak Pernah) diberi skor 1

    2) J (Jarang) diberi skor 2

    3) S (Sering) diberi skor 3

    4) SS (Sangat Sering) diberi skor 4

    b. Menentukan skor untuk setiap siswa, dengan memberikan skor pada

    setiap jawaban yang dipilih siswa untuk seluruh pernyataan dalam

    angket. Kemudian dihitung jumlah skor yang didapatkan oleh siswa

    tersebut.

    c. Mengklasifikasi hasil yang diperoleh siswa

    Klasifikasi yang dilakukan yakni berdasarkan 4 kriteria: sangat

    baik, baik, tidak baik dan sangat tidak baik. Keempat kriteria

    tersebut dibedakan oleh interval skor yang diperoleh oleh siswa.

    Kriteria tersebut dibuat dengan cara berikut:

    1) Menentukan range data

    Skor minimal: 1 x 10 = 10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Skor maksimal: 4 x 10 = 40

    Range: 40 10 = 30

    2) Menentukan lebar interval

    Range dibagi dalam 4 interval, maka lebar interval 30:4 =

    7,5, dibulatkan menjadi 8.

    3) Membuat tabel klasifikasi sikap ilmiah siswa

    Berikut merupakan tabel klasifikasi sikap ilmiah yang

    dimiliki oleh siswa baik saat awal dan akhir pembelajaran.

    Tabel 3.4. Tabel klasifikasi sikap ilmiah Interval Klasifikasi 34 41 Sangat baik 26 33 Baik 18 25 Kurang baik 10 17 Tidak baik

    d. Membuat kelompok siswa berdasarkan sikap ilmiahnya

    Pengelompokan dilakukan dengan melihat berapa banyak siswa

    yang memiliki sikap ilmiah sangat baik, baik, kurang baik maupun

    tidak baik yang dibuat dalam bentuk persentase. Untuk mengetahui

    persentase tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut:

    100% = (%)

    100% = (%)

    100% = (%)

    100% = (%)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Keterangan:

    SB: Jumlah siswa yang memiliki sikap ilmiah sangat baik

    B: Jumlah siswa yang memiliki sikap ilmiah baik

    KB: Jumlah siswa yang memiliki sikap ilmiah kurang baik

    TB: Jumlah siswa yang memiliki sikap ilmiah tidak baik

    X: Jumlah seluruh siswa

    Kemudian hasil pengelompokkan siswa dimasukkan ke dalam

    tabel berikut:

    Tabel 3.5. Tabel kelompok siswa No Klasifikasi Persentase (%) 1 Sangat baik 2 Baik 3 Kurang baik 4 Tidak baik

    2. Mengetahui peningkatan sikap ilmiah siswa kelas eksperimen

    Analisis terhadap sikap ilmiah awal dan akhir siswa dilakukan guna

    mengetahui apakah terdapat peningkatan sikap ilmiah siswa dalam

    pembelajaran hukum-hukum gas ideal menggunakan simulasi PhET dengan

    metode problem solving pada kelas eksperimen.

    Untuk mengetahui adanya peningkatan sikap ilmiah siswa pada kelas

    kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji-t. Uji statistik yang

    digunakan adalah T-test untuk dua grup yang dependen. Perhitungan

    dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

    Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS

    digunakan tabel Two Tailed (terlampir pada lampiran 23) untuk mengetahui

    nilai t-kritikal dengan nilai signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    |t| || maka signifikan secara statistik, artinya ada peningkatan

    sikap ilmiah yang signifikan. Sebaliknya, bila nilai |t| || maka

    tidak signifikan secara statistik, artinya tidak ada peningkatan sikap ilmiah

    yang signifikan.

    3. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah awal siswa kelas kontrol dengan

    eksperimen

    Bila sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan

    saat diberi treatment tersebut, maka perlu dilakukan pengujian kembali

    untuk mengetahui apakah peningkatan sikap ilmiah tersebut benar-benar

    akibat dari pemberian treatment atau tidak, maka hasil pengukuran tersebut

    perlu dibandingkan dengan kelas kontrol.

    Analisis terhadap sikap ilmiah awal siswa antara kelas kontrol dengan

    eksperimen ini dilakukan guna mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

    signifikan atau tidak antara sikap ilmiah awal siswa kedua kelas tersebut

    sebelum dilakukaan analisis terhadap sikap ilmiah akhirnya.

    Untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak antara hasil sikap

    ilmiah awal siswa pada kelas kontrol dengan eksperimen dilakukan dengan

    melakukan uji-t. Uji statistik yang digunakan adalah T-test untuk dua grup

    yang independen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program

    SPSS.

    Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS

    digunakan tabel Two Tailed untuk mengetahui nilai t-kritikal dengan nilai

    signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai |t| || maka

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    signifikan secara statistik, artinya terdapat perbedaan antara sikap ilmiah

    siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen di awal pembelajaran.

    Sebaliknya, bila nilai |t| || maka tidak signifikan secara statistik,

    artinya tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah siswa kelas kontrol dengan

    kelas eksperimen di awal pembelajaran.

    Apabila berdasarkan hasil statistik didapatkan hasil bahwa sikap ilmiah

    awal antara dua kelompok (kelas) tidak sama atau berbeda, maka untuk

    analisis lebih lanjut mengenai sikap ilmiahnya dibuat sebuah variabel baru

    yang disebut sebagai gain score. Gain score ini didapatkan dengan mencari

    selisih antara skor sikap ilmiah awal dengan skor sikap ilmiah akhir yang

    diperoleh oleh siswa. kemudian gain score ini dapat diuji dengan

    menggunakan uji statistik T-test untuk dua grup yang independen.

    4. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah akhir siswa kelas kontrol dengan

    eksperimen

    Bila telah diketahui bahwa sikap ilmiah awal siswa pada kedua kelas

    tersebut sama atau tidak berbeda maka sikap ilmiah akhir siswa kedua kelas

    dapat langsung dibandingkan guna mengetahui apakah terdapat perbedaan

    hasil antara kedua kelas tersebut.

    Untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak antara hasil sikap

    ilmiah akhir siswa pada kelas kontrol dengan ekperimen dilakukan dengan

    melakukan uji-t. Uji statistik yang digunakan adalah T-test untuk dua grup

    yang independen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program

    SPSS.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS

    digunakan tabel Two Tailed untuk mengetahui nilai t-kritikal dengan nilai

    signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai |t| || maka

    signifikan secara statistik, artinya terdapat perbedaan antara sikap ilmiah

    siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen di akhir pembelajaran.

    Sebaliknya, bila nilai |t| || maka tidak signifikan secara statistik,

    artinya tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah siswa kelas kontrol dengan

    kelas eksperimen di akhir pembelajaran.

    5. Mengetahui skor tiap aspek sikap ilmiah siswa

    Untuk dapat mengetahui bagaimana skor tiap aspek sikap ilmiah siswa,

    dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    a. Menghitung skor rata-rata dari seluruh siswa untuk setiap item

    pernyataan, kemudian dibuat dalam bentuk tabel seperti berikut:

    Tabel 3.6. Tabel skor tiap item pernyataan No. Item

    Pernyataan Awal Akhir

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    10

    b. Menghitung rata-rata skor dari setiap aspek penyusun sikap ilmiah

    Setiap aspek sikap ilmiah telah disusun ke dalam pernyataan-

    pernyataan, dengan susunan sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    - Sikap ingin tahu: item no. 1 dan 2

    - Sikap respek terhadap data: item no. 7 dan 8

    - Sikap berpikir kritis: item no. 3

    - Sikap berpikir terbuka: item no. 4

    - Sikap kerjasama: item no. 9 dan 10

    - Sikap teliti: no. item 6

    - Sikap skeptis: item no. 5

    Kemudian hasil perhitungan tersebut dapat dibuat dalam tabel

    seperti berikut:

    Tabel 3.7 Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah awal dan akhir siswa kelas eksperimen

    Ingintahu Respek thd data

    Berpikir kritis

    Berpikir terbuka

    Kerjasama Teliti Skeptis

    Awal Akhir

    Tabel 3.8. Tabel skor tiap aspek sikap ilmiah kelas kontrol dengan eksperimen

    Ingin Tahu

    Respek thd Data

    Berpikir Kritis

    Berpikir Terbuka

    Kerjasama Teliti Skeptis

    Kelas Kontrol Kelas

    Eksperimen

    6. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah awal kelas eksperimen SMA Negeri 1

    Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten

    Untuk dapat mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran

    menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving dalam

    mengembangkan sikap ilmiah di kedua sekolah, apakah terdapat perbedaan

    atau tidak maka perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Analisis terhadap sikap ilmiah awal siswa pada kelas eksperimen SMA

    Negeri 1 Prambanan dengan kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten

    dilakukan guna mengetahui bagaimana kemampuan awal siswa berkaitan

    dengan sikap ilmiah, apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak

    sehingga dapat ditentukan analisis yang berikutnya.

    Untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak antara hasil sikap

    ilmiah awal siswa pada kelas ekperimen kedua sekolah dilakukan dengan

    melakukan uji-t. Uji statistik yang digunakan adalah T-test untuk dua grup

    yang independen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program

    SPSS.

    Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS

    digunakan tabel Two Tailed untuk mengetahui nilai t-kritikal dengan nilai

    signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai |t| || maka

    signifikan secara statistik, artinya terdapat perbedaan antara sikap ilmiah

    awal siswa kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dengan SMA

    Negeri 2 Klaten. Sebaliknya, bila nilai |t| || maka tidak signifikan

    secara statistik, artinya tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah awal siswa

    kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dengan SMA Negeri 2 Klaten.

    Apabila berdasarkan hasil statistik didapatkan hasil bahwa sikap ilmiah

    awal antara dua kelompok (kelas) tidak sama atau berbeda, maka untuk

    analisis lebih lanjut mengenai sikap ilmiahnya dibuat sebuah variabel baru

    yang disebut sebagai gain score. Gain score ini didapatkan dengan mencari

    selisih antara skor sikap ilmiah awal dengan skor sikap ilmiah akhir yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    diperoleh oleh siswa. kemudian gain score ini dapat diuji dengan

    menggunakan uji statistik T-test untuk dua grup yang independen.

    7. Mengetahui perbedaan sikap ilmiah akhir kelas eksperimen SMA Negeri 1

    Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten

    Bila telah diketahui bahwa sikap ilmiah awal siswa kelas eksperimen

    kedua sekolah tersebut sama atau tidak berbeda maka sikap ilmiah akhir

    siswa kelas eksperimen kedua sekolah dapat langsung dibandingkan guna

    mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil antara kedua kelas tersebut.

    Untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak antara hasil sikap

    ilmiah akhir kelas ekperimen kedua sekolah dilakukan dengan melakukan

    uji-t. Uji statistik yang digunakan adalah T-test untuk dua grup yang

    independen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

    Untuk menganalisis hasil yang didapatkan dari perhitungan SPSS

    digunakan tabel Two Tailed untuk mengetahui nilai t-kritikal dengan nilai

    signifikan 0,05 (Suparno, 2011: 201). Bila nilai |t| || maka

    signifikan secara statistik, artinya terdapat perbedaan antara sikap ilmiah

    akhir siswa kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dengan SMA

    Negeri 2 Klaten. Sebaliknya, bila nilai |t| || maka tidak signifikan

    secara statistik, artinya tidak ada perbedaan antara sikap ilmiah akhir siswa

    kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dengan SMA Negeri 2 Klaten.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri

    2 Klaten pada tanggal 26 Februari 28 Maret 2016. Subyek penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah siswa pada kelas XI IPA dengan materi

    yang diajarkan yakni mengenai hukum-hukum gas ideal. Pada tahun ajaran

    2015/2016, kelas XI yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Prambanan sebanyak 4

    kelas dan yang dimiliki oleh SMA Negeri 2 Klaten sebanyak 7 kelas.

    Di SMA Negeri 1 Prambanan peneliti menggunakan 2 kelas untuk

    penelitian, yakni kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 4

    sebagai kelas eksperimen. Di SMA Negeri 2 Klaten peneliti juga menggunakan

    2 kelas untuk penelitian, yakni kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan

    kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol.

    Pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Prambanan berlangsung selama 3 JP

    dalam seminggu sesuai KTSP. Sedangkan, pelajaran fisika di SMA Negeri 2

    Klaten berlangsung selama 4 JP dalam seminggu sesuai Kurikulum 2013.

    Rangkain kegiatan yang dilakukan selama penelitian ini diantaranya yakni

    melakukan persiapan untuk penelitian dan melaksanakan penelitian.

    1. Persiapan penelitian

    Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa

    persiapan terlebih dahulu yakni berkaitan dengan masalah perizinan ke

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    sekolah dan kelas yang akan digunakan, serta persiapan perangkat-

    perangkat yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian.

    Untuk mendapatkan izin melakukan penelitian di SMA Negeri 1

    Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten, peneliti terlebih dahulu harus

    mendapatkankan surat pengantar untuk melakukan penelitian dari BAPEDA

    dengan menyerahkan proposal penelitian (terlampir pada lampiran 1). Surat

    pengantar yang didapatkan kemudian diserahkan kepada SMA Negeri 2

    Klaten pada tanggal 26 Februari 2016 dan kepada SMA Negeri 1

    Prambanan pada tanggal 29 Februari 2016. Untuk kelas yang digunakan di

    SMA Negeri 1 Prambanan dipilih sendiri oleh peneliti dengan

    menyesuaikan dengan jadwal perkuliahan, kemudian dipilih secara acak

    mana yang menjadi kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Sedangkan di

    SMA Negeri 2 Klaten pemilihan kelas yang digunakan untuk penelitian

    sebagai kelas kontrol maupun kelas eksperimen dilakukan oleh guru

    pengampu pelajaran fisika.

    Selain mengurus perizinan sekolah dan pemilihan kelas penelitian,

    peneliti juga mempersiapkan instrumen untuk pembelajaran dan untuk

    pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Instrumen

    pembelajaran yang disiapkan yakni berupa RPP dan LKS, sedangkan untuk

    instrumen pengambilan data yang disiapkan yakni berupa angket sikap

    ilmiah di awal dan akhir pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    2. Pelaksanaan Penelitian

    a. SMA Negeri 1 Prambanan

    Tabel 4.1. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan

    Kelas Hari, tanggal

    Alokasi waktu

    Kegiatan

    Kontrol Senin, 7 Maret 2016

    1 JP - Perkenalan dengan siswa - Menjelaskan maksud penelitian

    Kamis, 10 Maret 2016

    2 JP

    - Pengambilan data sikap ilmiah awal - Melaksanakan pembelajaran dengan

    metode ceramah - Pengambilan data sikap ilmiah akhir

    Eksperimen Kamis, 3 Maret 2016

    1 JP - Perkenalan dengan siswa - Menjelaskan maksud penelitian

    Jumat, 4 Maret 2016

    2 JP - Menginstal program Java dan

    simulasi PhET pada laptop siswa - Membentuk kelompok siswa

    Kamis, 10 Maret 2016

    1 JP - Melakukan coaching

    Jumat, 11 Maret 2016 2 JP

    - Pengambilan data sikap ilmiah awal - Melaksanakan pembelajaran dengan

    media simulasi PhET dan model problem solving

    - Pengambilan data sikap ilmiah akhir

    1) Kelas kontrol (XI IPA 1)

    Pelaksanaan penelitian di kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan

    dilakukan selama dua pertemuan.

    Pertemuan pertama:

    Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Maret

    2016, berlangsung sekitar 45 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk

    memperkenalkan diri serta memberikan informasi kepada para siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    kelas XI IPA 1 mengenai adanya penelitian yang akan dilaksanakan di

    kelas tersebut.

    Saat perkenalan berlangsung, tidak hanya peneliti yang

    memperkenalkan diri. Peneliti juga meminta para siswa untuk

    memperkenalkan diri mereka satu persatu secara bergantian. Setelah

    kegiatan perkenalan selesai, peneliti kemudian melanjutkan dengan

    menjelaskan maksud dan tujuan peneliti yang selama beberapa

    pertemuan akan mengisi saat pelajaran fisika berlangsung dalam

    rangka melaksanakan penelitian. Peneliti menjelaskan bahwa

    penelitian yang dilakukan ini mengharuskan terjadinya proses

    pembelajaran di kelas XI IPA 1 yang kemudian akan dijadikan

    sebagai kelas kontrol.

    Pertemuan kedua:

    Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Maret

    2016, berlangsung selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk

    pengambilan data sekaligus dilaksanakannya pembelajaran dengan

    materi hukum-hukum gas ideal.

    Sebelum memulai pembelajaran, peneliti melakukan pengambilan

    data mengenai sikap ilmiah awal siswa selama 30 menit, dengan

    memberitahukan terlebih dahulu bahwa pengisian angket tersebut

    didasarkan pada pengalaman siswa selama belajar fisika di kelas XI.

    Kemudian peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan

    terlebih dahulu memberikan lembar materi kepada siswa sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    pegangan. Peneliti mengajarkan materi hukum-hukum gas ideal

    dengan metode ceramah, sesekali peneliti memberikan pertanyaan

    kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang hukum-

    hukum gas ideal dan meminta siswa bersama-sama merumuskan

    persamaan dalam hukum-hukum gas ideal tersebut. Peneliti juga

    meminta siswa berpartisipasi untuk mengerjakan soal latihan ke depan

    kelas sebelum akhirnya peneliti memberikan peneguhan atau feedback

    kepada siswa berkaitan dengan materi yang telah mereka pelajari.

    Akhirnya peneliti melakukan pengambilan data mengenai sikap

    ilmiah akhir siswa selama 30 menit, dengan memberitahukan terlebih

    dahulu bahwa pengisian angket tersebut didasarkan pada pengalaman

    mereka selama mengikuti pembelajaran tersebut bersama dengan

    peneliti.

    2) Kelas eksperimen (XI IPA 4)

    Pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen SMA Negeri 1

    Prambanan dilakukan selama empat pertemuan.

    Pertemuan pertama:

    Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Maret

    2016, berlangsung sekitar 45 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk

    memperkenalkan diri serta memberikan informasi kepada para siswa

    kelas XI IPA 4 mengenai adanya penelitian yang akan dilaksanakan di

    kelas tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Kegiatan pada pertemuan ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan

    saat pertemuan pertama di kelas XI IPA 1. Setelah berkenalan dengan

    siswa, peneliti juga memberitahukan maksud dan tujuan peneliti yang

    selama beberapa pertemuan akan mengisi saat pelajaran fisika

    berlangsung dalam rangka melaksanakan penelitian. Peneliti

    menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan ini mengharuskan

    terjadinya proses pembelajaran di kelas XI IPA 4 yang kemudian akan

    dijadikan sebagai kelas eksperimen yang akan menggunakan simulasi

    PhET. Oleh sebab itu, pada pertemuan ini peneliti menanyakan

    kepada seluruh siswa, siapakah yang memiliki laptop dan meminta

    para siswa tersebut untuk membawa laptopnya saat pertemuan-

    pertemuan berikutnya.

    Pertemuan kedua:

    Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 Maret

    2016, selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk melakukan

    instal program Java dan simulasi PhET di setiap laptop siswa, serta

    membentuk kelompok siswa.

    Pembentukkan kelompok dilakukan dengan membagi siswa

    menjadi sebelas kelompok. Seluruh siswa kecuali yang membawa

    laptop, diminta untuk berhitung dari satu hingga sebelas dengan siswa

    laki-laki terlebih dahulu barulah siswa perempuan. Kemudian siswa

    dengan nomor yang sama diminta untuk berkumpul dan membentuk

    kelompok. Selanjutnya peneliti memberikan sedikit penjelasan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    mengenai simulasi PhET tersebut hingga akhir pertemuan dan kembali

    memastikan kepada siswa untuk membawa laptopnya pada pertemuan

    berikutnya.

    Pertemuan ketiga:

    Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Maret

    2016, selama 45 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk melakukan

    coaching. Coaching dilakukan guna memperkenalkan simulasi PhET

    kepada siswa untuk digunakan secara langsung dalam sebuah proses

    pembelajaran.

    Coaching yang dilakukan diterapkan pada pembelajaran dengan

    materi pergerakan partikel zat gas yang diawali dengan memberikan

    penjelasan terlebih dahulu kepada siswa mengenai materi. Kemudian

    siswa dipisahkan secara berkelompok dan setiap kelompok diberikan

    LKS sebagai panduan menjalankan simulasi gas properties yang akan

    digunakan. Sebelum siswa diberikan kesempatan untuk mencoba

    menjalankan simulasi sendiri, peneliti menjelaskan mengenai LKS

    yang digunakan berkaitan dengan pembuatan hipotesis, langkah kerja,

    membuat analisis data dan kesimpulan. Selain itu, peneliti juga

    menunjukkan bagaimana cara menjalankan simulasi dan fungsi dari

    setiap tools yang tersedia. Barulah kemudian siswa berkegiatan

    menggunakan simulasi PhET secara berkelompok dan melengkapi

    LKS tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Pertemuan keempat:

    Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Maret

    2016, selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk pengambilan

    data sekaligus dilaksanakannya pembelajaran dengan materi hukum-

    hukum gas ideal.

    Seperti pada kelas kontrol, peneliti melakukan pengambilan data

    terlebih dahulu mengenai sikap ilmiah awal siswa dengan cara yang

    sama selama 30 menit. Kemudian peneliti memulai kegiatan

    pembelajaran dengan terlebih dahulu memberikan lembar materi

    kepada siswa sebagai pegangan. Peneliti mengajarkan materi hukum-

    hukum gas ideal menggunakan simulasi PhET dengan metode

    problem solving. Terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan

    mengenai materi kepada siswa seperti pada kelas kontrol, dengan

    melibatkan siswa saat merumuskan persamaan dalam hukum-hukum

    gas ideal dan dalam menyelesaikan soal latihan ke depan kelas.

    Setelah materi disampaikan, kemudian siswa dipisahkan berdasarkan

    kelompoknya yang cukup memakan waktu, kemudian setiap

    kelompok diberikan dua buah LKS. Peneliti menyampaikan

    permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa dengan

    menggunakan simulasi dalam kegiatan berkelompok tersebut, serta

    kembali mengingatkan siswa mengenai LKS yang digunakan.

    Setelah siswa berkegiatan dalam kelompok untuk mendapatkan

    penyelesaian masalah dengan melengkapi LKS yang diberikan,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    kemudian peneliti meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana hasil

    yang didapatkan ke depan kelas dan terdapat satu kelompok yang

    bersedia maju ke depan kelas, kemudian ditanggapi dengan pendapat

    yang sama oleh siswa lainnya. Setelah itu barulah peneliti

    memberikan peneguhan atau feedback kepada siswa, baik mengenai

    kegiatan menggunakan simulasi PhET ataupun pembelajaran secara

    keseluruhan, dan akhirnya meminta siswa untuk mengumpulkan salah

    satu LKS dari masing-masing kelompok.

    Akhirnya peneliti melakukan pengambilan data mengenai sikap

    ilmiah akhir siswa dengan cara yang sama selama 30 menit.

    b. SMA Negeri 2 Klaten

    Tabel 4.2. Jadwal dan kegiatan penelitian di kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 2 Klaten

    Kelas Hari, tanggal

    Alokasi waktu

    Kegiatan

    Kontrol Senin, 14 Maret 2016

    2 JP - Perkenalan dengan siswa - Menjelaskan maksud penelitian

    Senin, 28 Maret 2016

    2 JP - Pengambilan data sikap ilmiah awal - Melaksanakan pembelajaran dengan

    metode ceramah - Pengambilan data sikap ilmiah akhir

    Eksperimen Senin, 14 Maret 2016

    2 JP - Perkenalan dengan siswa - Menjelaskan maksud penelitian - Menginstal program Java dan

    simulasi PhET pada laptop siswa - Membentuk kelompok siswa - Melakukan coaching

    Senin, 28 Maret 2016

    2 JP - Pengambilan data sikap ilmiah awal - Melaksanakan pembelajaran dengan

    media simulasi PhET dan model problem solving

    - Pengambilan data sikap ilmiah akhir

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    1) Kelas kontrol (XI IPA 6)

    Pertemuan pertama:

    Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Maret

    2016, selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk

    memperkenalkan diri serta memberikan informasi kepada para siswa

    kelas XI IPA 6 mengenai adanya penelitian yang akan dilaksanakan di

    kelas tersebut.

    Pada awalnya pertemuan ini tidak begitu lancar, disebabkan

    karena seluruh siswa laki-laki tidak berada di kelas. Peneliti meminta

    beberapa siswa perempuan untuk memanggil para siswa laki-laki

    tersebut tetapi mereka tetap tidak segera datang, hingga akhirnya guru

    pengampu pelajaran fisika datang dan kembali meminta kedatangan

    mereka. Hal tersebut akhirnya membuat guru fisika tersebut kecewa

    dan mengatakan bahwa nilai sikap mereka akan dikurangi.

    Setelah masalah tersebut diselesaikan dan telah memakan cukup

    banyak waktu, peneliti memulai kegiatan yang juga tidak jauh berbeda

    seperti pada SMA Negeri 1 Prambanan. Awalnya peneliti dan siswa

    saling memperkenalkan diri. Kemudian peneliti menjelaskan maksud

    dan tujuan dari penelitian yang dilaksanakan di kelas XI IPA 6 yang

    kemudian akan dijadikan sebagai kelas kontrol.

    Untuk menunggu waktu jam pelajaran selesai, peneliti sedikit

    memperkenalkan adanya simulasi PhET yang dapat mereka

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    manfaatkan untuk belajar fisika baik di sekolah maupun secara

    individual di rumah.

    Pertemuan kedua:

    Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Maret

    2016, selama 90 menit. Pertemuan ini bertujuan untuk pengambilan

    data sekaligus dilaksanakannya pembelajaran dengan materi hukum-

    hukum gas ideal.

    Sebelum memulai pembelajaran, peneliti melakukan pengambilan

    data mengenai sikap ilmiah awal siswa dengan cara yang sama selama

    30 menit. Kemudian peneliti memulai kegiatan pembelajaran yang

    sama seperti pada kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan. Peneliti

    memberikan lembar materi kepada siswa dan mengajarkan materi

    hukum-hukum gas ideal dengan metode ceramah, dimana peneliti juga

    melibatkan siswa dalam pembelajaran, hingga akhirnya peneliti

    memberikan peneguhan atau feedback kepada siswa berkaitan dengan

    materi yang telah mereka pelajari.

    Akhirnya peneliti melakukan pengambilan data mengenai sikap

    ilmiah akhir siswa dengan cara yang sama s