pengaruh pelatihan kognitif perilakuan dan pola …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih...

17
PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA MAKAN RASULULLAH DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN PERILAKU MAKAN PADA WANITA OBESITAS NASKAH PUBLIKASI Bidang Minat Psikologi Klinis Oleh: Syuri Permana Putri, S.Psi T 100 090 103 PROGRAM MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: others

Post on 04-Jun-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUANDAN POLA MAKAN RASULULLAH DALAM

MENINGKATKAN PENGENDALIAN PERILAKUMAKAN PADA WANITA OBESITAS

NASKAH PUBLIKASI

Bidang Minat Psikologi Klinis

Oleh:

Syuri Permana Putri, S.PsiT 100 090 103

PROGRAM MAGISTER PROFESI PSIKOLOGIFAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

Page 2: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

ii

PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUANDAN POLA MAKAN RASULULLAH DALAM

MENINGKATKAN PENGENDALIAN PERILAKUMAKAN PADA WANITA OBESITAS

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Profesi Psikologi

Bidang Minat Psikologi Klinis

Oleh:

Syuri Permana Putri, S.PsiT 100 090 103

PROGRAM MAGISTER PROFESI PSIKOLOGIFAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

Page 3: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

iii

Page 4: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

iv

Page 5: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

v

ABSTRAKSI

PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUANDAN POLA MAKAN RASULULLAH DALAM

MENINGKATKAN PENGENDALIAN PERILAKUMAKAN PADA WANITA OBESITAS

Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai olehpenimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Salah satupenyebab kegemukan dan obesitas adalah pola perilaku makan yangberlebihan. Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orangberberat badan normal terhadap syarat lapar eksternal, seperti rasa dan baumakanan, atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makanbila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat lapar. Pola makanberlebih inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar darikegemukan jika individu tersebut tidak memiliki kontrol diri dan motivasiyang kuat untuk mengurangi berat badan.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan kognitifperilakuan dibandingkan dengan pola makan Rasulullah dalammengendalikan perilaku makan pada wanita obesitas. Hipotesis yangdiajukan dalam penelitian ini adalah Pelatihan Kognitif Perilakuan dapatmeningkatkan pengendalian perilaku makan pada wanita obesitas.

Partisipan penelitian dipilih berdasarkan skor agak rendah danrendah dalam skala pengendalian perilaku makan pada wanita obesitasbertingkat I-III. Diperoleh 12 orang partisipan yang kemudian dibagi secaraacak menjadi 3 kelompok, yaitu 4 orang kelompok eksperimen PelatihanKognitif Perilakuan, 4 orang kelompok eksperimen pembanding yangmendapatkan perlakuan Pola Makan Rasulullah, dan 4 orang kelompokkontrol. Hasil analisis data kelompok Pelatihan Kognitif Perilakuanmenggunakan Wilcoxon Signed-Rank diperoleh nilai Z sebesar -1,841 dantaraf signifikasi sebesar 0,033. Sedangkan hasil analisis kelompok polamakan Rasulullah adalah Z sebesar -1,826 dengan taraf signifikansi sebesar0,034. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan pengendalian perilakumakan pada wanita obesitas. Hasil analisis data kelompok pelatihan kognitifperilakuan dan pola makan Rasulullah menggunakan Mann Whitney U Testsama-sama diperoleh nilai Z sebesar -2,309 dan taraf signifikasi sebesar0,010. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi adanya perbedaan baik antarakelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok eksperimenmemiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skorpengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasilpenelitian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan kognitif perilakuan dan polamakan Rasulullah berpengaruh meningkatkan pengendalian perilaku makanpada wanita obesitas.

Kata kunci: Pengendalian Perilaku Makan, Obesitas, Pelatihan KognitifPerilakuan, Pola Makan Rasulullah, Wilcoxon Signed-Rank,Mann Whitney U Test

Page 6: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

vi

ABSTRACT

THE EFFECT OF COGNITIVE BEHAVIORAL TRAININGAND DIET RASULULLAH ON INCREASE THE OBESE

WOMEN’S EATING BEHAVIOR CONTROL

Obesity Is a disorder or diasease characterized by the accumulationof fat in the body excessively. One of the causes of obesity are excessiveeating behavior pattern. Person who are overweight more responsive thannormal weigth person to the terms of external hungry, such as taste andsmell of food, or for mealtime. Person with obese tend to eat when they feelslike eating and not eating when they feel hungry. This excessive diet thatmakes a person difficult to get out of obesity, because the individual doesnot have the self control and a hard motivation to lose weight.

This study aims to look at the effect of cognitive behavioral trainingcompared with the Diet Rasulullah on the obese women’s eating behaviorcontrol. The hypothesis proposed in this study is no difference between theeffects of cognitive behavioral training and diet Rasulullah on increase theobese women’s eating behavior control.

Participants of this study were selected based on the score somewhatlower and lower in scale of the obese women’s eating behavior controlwere stratified I-III. Obtained 12 participants were then randomly dividedinto 3 groups; 4 participants for experimental group with cognitivebehavioral training, 4 participants on experimental comparison group whoreceived treatment with diet Rasulullah, and 4 participants on the controlgroup. Result of data analysis for cognitive behavioral training usingWilcoxon Signed-Rank obtaned Z value -1,841 and significance level 0,033.Result of data analysis for diet Rasulullah using Wilcoxon Signed-Rankobtained Z value -1,826 with significance level 0,034. Hal ini menunjukkanterjadi peningkatan pengendalian perilaku makan pada wanita obesitas.Data analysis cognitive behavioral training group and diet Rasulullahgroup using Mann Whitney U Test were equally obtained the Z value -0,309and a significance level 0,010. This shows that there is a difference betweenthe experimental group and the control group, the experimental group scorehigher than the control group score. Based on the study’s results, it wasconcluded that cognitive behavioral training and diet Rasulullah equallyinfluential increase the obese women’s eating behavior control.

Keyword: Cognitive Behavioral Training, Obesity, Obese Women, EatingBehavior Control, Diet Rasulullah, Wilcoxon Signed-Rank, MannWhitney U Test

Page 7: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...................................................................... i

HALAMAN JUDUL....................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................... vi

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

METODE PENELITIAN................................................................................. 4

HASIL PENELITIAN...................................................................................... 4

PEMBAHASAN .............................................................................................. 5

KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8

Page 8: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

viii

PENDAHULUAN

Setiap wanita tentunyamenginginkan bentuk badan yangideal. Mendapatkan bentuk badanyang ideal dengan memiliki beratbadan yang ideal pula. Terdapatbeberapa kasus dimana wanitamerasa tidak memiliki tubuh yangideal karena kelebihan berat badanbahkan mengalami obesitas. WHO(2007) mengidentifikasi pada tahun2010 setidaknya 30-80% wanitadewasa di Eropa memiliki masalahkelebihan berat badan dan hampir150 juta diantaranya mengalamiobesitas. Di Amerika Serikat menurutFryar, Caroll, & Ogden (2012)tercatat 33,35% mengalami kelebihanberat badan dan 35,7% mengalamiobesitas.

Angka prevalensi obesitas diIndonesia juga menunjukkan angkayang cukup mengkhawatirkan.Berdasarkan data Riset KesehatanDasar (Riskesdas) tahun 2007mencatat dari 200 juta penduduk diIndonesia pada tahun 2000, jumlahpenduduk yang mengalami kelebihanberat badan sebesar 17,5% danobesitas 4,7%. Angka ini semakinmeningkat setiap tahunnya. DataRiskesdas 2007 ini juga mencatatbahwa prevalensi nasional obesitasumum pada penduduk berusia diatas15 tahun adalah 10,3% (DepKes RI,2008).

Setiap tahun angka obesitassemakin meningkat, berdasarkan dataRiset Kesehatan Dasar (Riskesdas)tahun 2013 mencatat kenaikan angkaobesitas baik pada laki-laki maupunwanita. Angka obesitas laki-laki padatahun 2010 sekitar 15% dan saat inimenjadi 20%. Pada wanita,

presentase kenaikannya menjadi 35%dari 26% pada tahun 2010 (DepKesRI, 2013).

Obesitas merupakan suatukelainan atau penyakit yang ditandaioleh penimbunan jaringan lemakdalam tubuh secara berlebihan(Sarafino, 2002). Salah satu penyebabkegemukan dan obesitas adalah polaperilaku makan yang berlebihan.Orang yang kegemukan lebihresponsif dibanding dengan orangberberat badan normal terhadapsyarat lapar eksternal, seperti rasa danbau makanan, atau saatnya waktumakan. Orang yang gemukcenderung makan bila ia merasa inginmakan, bukan makan pada saat lapar.Pola makan berlebih inilah yangmenyebabkan mereka sulit untukkeluar dari kegemukan jika individutersebut tidak memiliki kontrol diridan motivasi yang kuat untukmengurangi berat badan(Supriyanto,2012).

WHO menyatakan bahwa giziadalah pilar utama dari kesehatan dankesejahteraan sepanjang sikluskehidupan. Sejak janin dalamkandungan, bayi, balita, anak-anak,remaja, dewasa dan usia lanjut,makanan yang memenuhi syarat gizimerupakan kebutuhan utama untukpertahanan hidup, pertumbuhan fisik,perkembangan mental, prestasi kerja,kesehatan dan kesejahteraan. Olehkarena itu WHO mendorong negara-negara anggotanya untukmempromosikan pola makan danpola hidup yang sehat denganpedoman gizi seimbang (Soekirman,2000).

Ogden (1996) mengatakanketika usaha diet gagal, penderitaobesitas cenderung merasa tertekan

1

Page 9: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

ix

dan merasa bersalah karena kurangmampu mengendalikan dirinya.Penelitian terdahulu mengenaiobesitas didasari oleh asumsi bahwaseseorang dengan obesitas makandengan cara yang berbeda dan dalamjumlah yang lebih besardibandingkan individu yang memilikiberat badan normal.

Spitzer dan Rodin (dalamVictoriana, 2012) mengkaji penelitianyang telah dilakukan mengenaiperilaku makan dan mengungkapkanbahwa dari 29 penelitian mengenaiefek berat badan terhadap jumlahmakanan yang dikonsumsi hanya 9yang melaporkan bahwa individuyang kelebihan berat badan secarasignifikan makan lebih banyak. Olehkarenanya, jawaban dari pertanyaan“Apakah individu obesitas makanlebih banyak dibanding yang tidakobesitas?” tampaknya mengarahkanpada jawaban ‘tidak’. Individu yangobesitas tidak terlalu makanberlebihan dibandingkan denganorang lain. Akan tetapi dapatdikatakan bahwa individu yangobesitas makan lebih banyak darikebutuhan tubuhnya sehingga merekamenghasilkan penambahan lemaktubuh (Victoriana, 2012).

Okun (dalam Mangestuti,2013) berpendapat bahwa terapikognitif-perilaku (CBT) merupakanterapi yang mendasarkan pada teorikognitif perilaku yang menekankanpada keterkaitan antara pikiran,perasaan dan perilaku. Menurut teoriini psikopatologi terjadi bila terdapatketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan lingkungan dengan kapasitasadaptif individu. Teori ini sangatefektif karena penderita telahmemiliki kesadaran bahwa merekamemiliki berat badan yang berlebih,

pola makan yang tidak normal.Namun mereka tidak berdaya untukmengendalikan dorongan makan padasaat perut terasa lapar sehinggadiperlukan penyadaran pikiran danperasaan agar subjek mampumengenali dan kemudianmengevaluasi atau rnengubah caraberfikir, keyakinan dan perasaannya(mengenali diri sendiri danlingkungan) yang salah, dapatmengubah perilaku maladaptifdengan cara mempelajari ketrampilanpengendalian diri dan staregipemecahan masalah yang efektif.

Teixeira dkk (2004)berpendapat bahwa CBT mampumembantu individu mengurangi rata-rata 2,4 kg atau 3,1% dari berat badansebelumnya. Meskipun CBT hanyamampu mengurangi rata-ratadibawah 5% tetapi hal ini dapatditandai sebagai patokan suksesdalam mengurangi berat badandaripada penelitian-penelitian yanglain, secara signifikan dan tergantungpada implementasi CBT (Pimenta,Leal, Maroco, & Ramos, 2012).Eichler, Zoller, Steurer, & Bachmann(2007) menyatakan bahwa CBTmampu membantu mengurangi beratbadan setelah 12 bulan rata-ratasebanyak empat kilogram.

Dalam penelitiannya, Juliana(2013) menyatakan bahwa CBTmampu mengubah pola makanpenderita obesitas yang memilikigangguan perilaku makan berlebihmenjadi lebih teratur. Penelitiandilakukan terhadap tiga subjekdengan gangguan perilaku makanberlebih yang moderat dan parah.Ketiga subjek mengalami penurunanperilaku makan berlebihan, penilaiandiri yang positif terkait perilaku

2

Page 10: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

x

makan dan penerapan strategi kopingyang efektif setelah diberi CBT.

Cooper, dkk (2010)menjelaskan bahwa CBT efektifmenurunkan berat badan antara 5%hingga 10% pada 1050 partisipandengan obesitas. Hasilnyamenunjukkan tidak ada berat badanyang naik kembali setelah dilakukanfollow up. Carter & Fairburn (1998)menerangkan, setidaknya ada 40%dari 72 partisipan berhasilmenghentikan perilaku makanberlebihan setelah mendapat tritmenCognitive Behavioral Self Helpdengan jarak follow up enam bulan.Cognitive Behavioral Self Helpefektif mengubah gangguan perilakumakan berlebih meskipun tidak adaperubahan signifikan pada IMTpartisipan.

Dalam penelitiannya, Wilfleydkk (1993) menemukan bahwa 48%dari 18 penderita bulimia mampumengurangi frekuensi makanberlebihnya setelah melakukan CBT16 minggu sebelumnya. CBT mampumenghentikan perilaku makanberlebih dan menurunkan berat badanrata-rata empat kilogram selamaperiode follow up. Dilakukan pada 93wanita obesitas yang mengalamigangguan perilaku makan berlebih(Agras dkk, 1997).

Fairburn (1985) berpendapat,CBT diasumsikan mampumenghilangkan pembatasan dietekstrim, meningkatkan asupan yanglebih luas pada berbagai makanan,dan mengurangi distorsi kognitifyang cukup untuk pengobatan karenapembatasan diet berlebihan dan sikapmenyimpang terkait dengan perilakumakan, bentuk tubuh dan beratbadan. Penelitian Wilfley dkk (2002)menghasilkan dari 162 pasien dengan

gangguan perilaku makan berlebih,pada 81 pasien terdapat 59%mengalami penurunan perilakumakan berlebih setelah menerimaCBT. Sedangkan 81 pasien lainnyaterdapat 62% mengalami penurunanperilaku makan berlebih setelahmendapat InterpersonalPsychotherapy. Artinya CBT lebihcepat dalam memberikan efekterhadap pasien dengan gangguanmakan berlebih daripadamenggunakan InterpersonalPsychotherapy.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa wanitadengan obesitas memilikipengendalian dalam perilaku makanyang kurang. Mereka cenderung tidakdapat mempertahankan pola perilakumakan yang baik dalam kurun waktuyang panjang, oleh karena itu perlupenanganan yang tepat gunamengatasinya. Beberapa penelitianyang telah dijelaskan di atas sertawawancara awal yang dilakukan olehpeneliti ditemukan bahwa salah satufaktor penting penyebab obesitaspada wanita ialah asupan makananyang berlebihan dan kurangnyadalam mengontrol makanan yangmasuk ke dalam tubuh. Mendapatkanberat badan yang ideal dibutuhkankemampuan mengendalikan perilakumakan yang baik serta kemampuanstrategi mobilisasi dari pikiran,perasaan dan tindakan. Intervensiyang mendukung kondisi tersebutialah intervensi yang juga berfokuspada perubahan pikiran, perasaan,perilaku guna mencapai tujuan terapi.

Penelitian ini memfokuskanmenggunakan CBT dalam menanganipermasalahan pengendalian perilakumakan pada wanita obesitas.Beberapa penelitian yang serupa telah

3

Page 11: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

xi

dilakukan dan menyatakan bahwaCBT efektif dalam menanganipengendalian perilaku makan. Setelahmampu menangani perilaku makanberlebih dengan subjek bulimia,obesitas, dan penderita Binge EatingDisorder. Maka, CBT dalampenelitian ini difokuskan untukmengendalikan perilaku makan padawanita obesitas.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakanmetode eksperimen untukmengetahui apakah cognitivebehavior therapy dapat meningkatkanpengendalian perilaku makan padawanita obesitas.

Partisipan yang akan digunakandalam penelitian ini berjumlah 12orang. Pemilihan berdasarkan teknikpengambilan sampling random,dengan cara memilih subjek yangmemenuhi kualifikasi yangditentukan oleh peneliti (purposivesampling), yaitu wanita obesitasdengan tingkat I-III yang tergabungdalam klub diet online bernama“OCD Solo”. Sebanyak 4 orangberada dalam kelompok eksperimencognitive behavior therapy, 4 orangdalam kelompok eksperimenpembanding yaitu pola makanRasulullah, dan 4 orang dalamkelompok kontrol. Setelahmendapatkan persetujuan daripartisipan maka dilakukan tahap awalpenelitian yaitu observasi danwawancara.

Pengukuran pengendalianperilaku makan menggunakan skalayang disusun peneliti berdasarkanpada lima aspek perilaku makan yangdikemukakan oleh Levy, Dignan, dan

Shirreffs (1984), yaitu: a).Keteraturan waktu makan;b).kebiasaan makan; c). alasan makan;d). jenis makanan; dan e). perkiraankalori.

Jenis eksperimen yangdigunakan adalah desain eksperimenulang (pre test-post test control groupdesign) yang melakukan pengukuranvariabel terukur sebelum dan sesudahperlakuan (Latipun, 2003).

Tabel 1.Rancangan eksperimen

K1 : Y1 X1 Y2

K2 : Y1 X2 Y2

K3 : Y1 -X Y2

Keterangan :K1: kelompok eksperimen dengan

perlakuan CBTK2: kelompok pembanding dengan

perlakuan Pola MakanRasulullah

K3: kelompok kontrol (tanpaperlakuan)

X1: perlakuan (CBT)X2: Perlakuan Pola Makan

Rasulullah-X: tanpa perlakuanY1: pre testY2: post test

HASIL PENELITIANa. Analisis Uji Wilcoxon Signed-

RankHasil statistik menunjukkan

bahwa cognitive behavior therapydapat meningkatkan skor totalpengendalian perilaku makan dengansignifikan. Taraf signifikansi yangdiperoleh adalah 0.033. Hal iniberarti hipotesis diterima, artinyaCognitive Behavior Therapy

4

Page 12: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

xii

meningkatkan pengendalian perilakumakan pada wanita dengan obesitas.

Tabel 2.Hasil Analisis Wilcoxon Signed- Rank

Posttest-pretest

Z -1,841a

Asymp. Sig. (2-tailed)

,066

Sig. ,033

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Analisis Uji Mann Whitney UTestHasil perbandingan skor total

pengendalian perilaku makankelompok cognitive behavior therapydan kelompok kontrol menunjukkantaraf signifikasi sebesar 0,010. Halini menunjukkan bahwa adaperbedaan yang signifikanpengendalian perilaku makan antarakelompok cognitive behavior therapydan kelompok kontrol.

Tabel 3.Hasil Analisis Mann Whitney U Test

Nilai Pre PostGainpre-post

Z -2,323 -2,309 -2,309

Asymp. Sig.(2-tailed)

,020 ,021 ,021

Sig. (1-tailed) 0,010 0,010 0,010

PEMBAHASANHasil dari analisis data

kelompok cognitive behavior therapydengan menggunakan teknik analisisnonparametrik uji Wilcoxon Signed-Rank menunjukkan ada perbedaantingkat pengendalian perilaku makan

pada kelompok eksperimen sebelumdan sesudah mengikuti cognitivebehavior therapy dengan tarafsignifikan yang diperoleh pretest-post test nilai Z sebesar -1,841(Sig=0,033); p<0,05.. Padakelompok eksperimen pembandingyang diberikan perlakuan polamakan Rasulullah diperoleh nilai Zsebesar -1,826 (Sig=0,034); p<0,05.Hal ini menunjukkan bahwacognitive behavior therapy dan polamakan Rasulullah sama-sama dapatmeningkatkan pengendalian perilakumakan pada kelompok eksperimendibandingkan dengan kelompokkontrol yang tidak mendapatkanperlakuan apapun.

Diketahui dari 4 partisipankelompok eksperimen dengancognitive behavior therapy,keseluruhannya telah mencobamelakukan bermacam-macam diettetapi tidak mampu menahan godaanyang ada di sekelilingnya. Merekasama-sama memiliki skorpengendalian perilaku makan dalamkategori agak rendah, setelahmengikuti cognitive behaviortherapy keseluruhan partisipanmampu meningkatkan kategori yanglebih tinggi yaitu kategori sedang.Dijelaskan oleh Mangestuti (2013)yang menghasilkan adanyaefektivitas cognitive behaviortherapy untuk mengatur asupanmakanan pada 14 remaja putri yangmengalami obesitas. Tidak berbedadengan kelompok dengan polamakan Rasulullah, keseluruhanpartisipan juga mengalamipeningkatan kategori dari agakrendah menjadi sedang setelahdiberikan perlakuan.

Dilihat dari nilai rata-ratapartisipan sebelum dan sesudah

5

Page 13: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

xiii

mengikuti cognitive behaviortherapy yang tegolong agak rendah,setelah mengikuti cognitive behaviortherapy menjadikan pengendalianperilaku makan mengalamipeningkatan dengan kategori sedang.Kategori sedang secara psikologisdapat diinterpretasikan bahwa aspek-aspek yang ada dalam pengendalianperilaku makan yaitu keteraturanwaktu makan, kebiasaan makan,alasan makan, jenis makanan danperkiraan kalori pada partisipandiwujudkan dalam bentuk perilakumakan yang lebih baik dan sehat,artinya pengendalian perilaku makanmeningkat dengan dilandasi padaaspek-aspek diatas.

Sedangkan hasil analisis MannWhitney U Test menunjukkan bahwakelompok eksperimen dengancognitive behavior therapymengalami peningkatanpengendalian perilaku makan yangsignifikan dibanding dengankelompok kontrol. Perolehan nilaidilihat dari mean pretest 27,8 danpost test 111 menunjukkan adaperubahan sebesar 83,2. Hasil ujihipotesa dengan menggunakan MannWhitney U Test menunjukkan posttest Z sebesar -2,309 (Sig=0,010)dapat dilihat bahwa nilai p-value<0,05, jadi dapat disimpulkanhipotesis diterima. Pada kelompokdengan pola makan Rasulullahmengalami peningkatanpengendalian perilaku makan yangsignifikan dibanding dengankelompok kontrol. Perolehan nilaidilihat dari mean pretest 69 dan posttest 109,5 menunjukkan adaperubahan sebesar 40,5. Hasil ujihipotesa dengan menggunakan MannWhitney U Test menunjukkan posttest Z sebesar -2,309 (Sig=0,010)

dapat dilihat bahwa nilai p-value<0,05. Jadi dapat disimpulkanbahwa ada perbedaan tingkatpengendalian perilaku makan padakelompok eksperimen dengancognitive behavior therapy dankelompok kontrol tanpa perlakuan.

Untuk mengetahui mana yanglebih efektif, maka dapat dilihatdengan membandingkan jumlah rata-rata gain score yang diperoleh. Rata-rata gain score kelompokeksperimen dengan cognitivebehavior therapy dan kelompokkontrol adalah (41,5>15,25). Rata-rata gain score kelompok elsperimendengan pola makan Rasulullah dankelompok kontrol adalah(40,5>15,25). Ini berarti bahwa nilairata-rata gain score kelompokeksperimen dengan cognitivebehavior therapy lebih tinggidibandingkan dengan kelompokeksperimen pola makan Rasulullahdan kelompok kontrol. Hal inimenunjukkan bahwa cognitivebehavior therapy lebih efektif untukmeningkatkan pengendalian perilakumakan dibandingkan denganperlakuan pola makan Rasulullah.

Seperti yang disampaikan olehChen dkk (dalam Putri, 2000)menyatakan bahwa cognitivebehavior therapy yang dilakukandalam kelompok adalah salah satucara terbaik yang memberikanmotivasi dan dukungan terhadapanggota kelompok, sehinggacognitive behavior therapy dalamkelompok dijadikan tritmen utamauntuk mengurangi berbagai macamgangguan. Terjadinya perubahanpengendalian perilaku makan hal inidisebabkan kelompok cognitivebehavior therapy diberi teknik-tekniklatihan.

6

Page 14: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

xiv

Teknik pertama adalah makantepat waktu, yaitu: teknik yangbertujuan untuk menertibkan waktumakan partisipan. Teknik inidigunakan untuk memberikaninformasi waktu makan yang tepatsehingga tidak menimbulkan adanyakeluhan fisik terutama kenaikanberat badan. Rata-rata partisipanmampu mengidentifikasi waktumakan yang tepat dan tidak tepat.Teknik ini didukung pula denganteknik selanjutnya yaitu “Janganmakan jika” yaitu teknik yangmengajarkan partisipan untukmemiliki kebiasaan makan yanglebih baik. Dalam teknik inipartisipan diberikan dua hal yaitukebiasaan makan yang baik dankebiasaan makan yang kurang baik.Partisipan diminta menuliskankebiasaan makan yang seringdilakukan saat makan. Pada awalnyakebiasaan makan yang diperolehadalah kebiasaan makan yang kurangbaik seperti makan sambilmengobrol, sambil menonton televisidan makan saat sedang badmood.Setelah mengetahui kebiasaanmakannya yang kurang baik makapartisipan berusaha akanmeninggalkan kebiasaannya yangkurang baik tersebut.

Teknik selanjutnya adalah“kenapa sih harus makan” yaituteknik yang bertujuan untukmenekan rasa ingin makan yangmuncul karena faktor eksternal.Alasan makan yang utama adalahkarena lapar, tetapi beberapapartisipan memiliki alasan makanseperti karena melihat orang lainmakan dengan lahap, melihatmakanan yang menarik atau karenaajakan makan dari orang lain. dalamteknik ini partisipan diarahkan untuk

memperbaiki kembali tujuan awalmakan untuk apa.

Teknik keempat adalah “yangsehat kenapa nggak enak”, teknik inibertujuan untuk memahami danmengkonsumsi jenis makanan yangbaik bagi tubuh. Pada teknik inipartisipan diberikan informasimengenai makanan yang baik bagitubuh dan diberikan saran untukmelatih diri agar terbiasa denganmakanan sehat yaitu: menggantikanisian lemari es dengan makanansehat seperti buah-buahan dansayuran, membiasakan dirimembawa makanan sehat agar tidaktergoda membeli makana kurangsehat, dan meminimalkan frekuensimemakan junkfood.

Teknik terakhir adalah “apa sihisinya”, yaitu teknik yang bertujuanmemahami kalori yang terkandungdalam makanan. Teknik inimengajarkan partisipan untuk lebihteliti dalam memilih makanan yangakan dikonsumsi sehingga kaloriyang masuk ke dalam tubuh tidakberlebihan. Partisipan juga diberikancara mengetahui kandungan kaloripada makanan. Kebanyakanpartisipan tidak memperhatikankalori tetapi hanya memperhatikankehalalan dan tanggal kadaluarsadalam setiap makanan yang akandibeli.

Dengan demikian penelitian inimenunjukkan bahwa cognitivebehavior therapy efektif untukmeningkatkan pengendalian perilakumakan wanita obesitas. Frekuensikeberhasilan peningkatanpengendalian perilaku makan padawanita obesitas sudah tentunyaberbeda-beda. Perbedaan frekuensiini dapat dilihat denganmembandingkan selisih antara skor

7

Page 15: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

xv

pretest dan post test. Perbedaan initergantung pada seberapa besarkomitmen wanita obesitas untukmengubah perilaku makannyamenjadi lebih baik. Seperti yangdiungkapkan oleh White danFreeman (2000), dan Dobson (2010)bahwa komitmen dipengaruhi olehproses penentangan pikiran negatifyang digantikan dengan pikiranpositif. Proses penentangan inimembawa partisipan untukmenyadari adanya distorsi pikiranyang mendukung seseorangmelakukan hal yang maladaptif.

Hasil akhir yang diharapkanpeneliti adalah mengetahui bahwatingkat pengendalian perilaku makanwanita obesitas yang diberi pelatihancognitive behavior therapy dapatmeningkat wanita obesitas yangdiberi intervensi pelatihan cognitivebehavior therapy sama-samamemiliki tingkat pengendalianperilaku makan yang lebih baikdengan kelompok pembanding yangdiberi intervensi pola makanRasulullah dibandingkan denganwanita obesitas yang tidakmendapatkan intervensi apapun.Berdasarkan hasil analisis danpembahasan diatas maka hipotesisyang penulis ajukan dapat teruji.Pengendalian perilaku makan padakelompok perilaku makan padakelompok yang mendapatkanintervensi pelatihan cognitivebehavior therapy mengalamipeningkatan.

KESIMPULAN DAN SARANDari hasil penelitian

disimpulkan bahwa cognitivebehavior therapy dapatmeningkatkan pengendalian perilakumakan. Subyek yang mendapatkan

perlakuan cognitive behavior therapymenunjukkkan peningkatan skorpengendalian perilaku makan yangsignifikan. Sedangkan kelompokyang tidak diberikan perlakuancognitive behavior therapy tidakmengalami peningkatanpengendalian perilaku makan yangsignifikan.

Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilakukan maka penulismemberikan saran yang ditujukankepada pihak-pihak yang berkaitandengan penelitian ini sebagai berikut:1. Subjek Penelitian

Memperdalam pemahamantentang teknik-teknik yang diajarkanseta konsisten menerapkannya untukmengendalikan perilaku makansehari-hari.2. Peneliti Selanjutnya

Cognitive behavior therapy yangpeneliti lakukan dapatdipertimbangkan sebagai intervensiuntuk meningkatkan pengendalianperilaku makan pada wanita obesitas.

Dalam penelitian ini penelitimasih memiliki beberpa kekuranganoleh karena itu psikolog selanjutnyasebaiknya memperhitungkan waktupelatihan sehingga hasil yangdiperoleh agar lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Agras, W. S., dkk. (1997). One-yearfollow-up of cognitive-behavioral therapy for obeseindiviuals with binge eatingdisorder. Journal ofconsulting and clinicalpsychology, Vol. 65, No. 2,343-347. Diakses tanggal 3April 2014 jam 12.48 WIB.

8

Page 16: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

xvi

Latipun. 2003. PsikologiEksperimen. Malang: UMMPress

Carter, J. C., & Fairburn, C. G.(1998). Cognitive-behavioral self-help forbinge eating disorder acontrolled effectivenessstudy. Journal of consultingand clinical psychology,Vol. 66, No. 4, 616-623.Diakses 3 April 2014 jam7.34 WIB.

Cooper, Z., dkk. (2010). Testing anew cognitive behavioraltreatment for obesity: Arandomized controlled trialwith three-years follow-up.Behaviour reasearch andtherapy, 48(8): 706-713.Diakses 2 April 2014 jam18.09 WIB

DepKes RI. (2008). Riset kesehatandasar (RISKESDAS) 2007.Jakarta: Badan LitbangkesDepKes RI.

DepKes RI. (2013). Riset kesehatandasar (RISKESDAS) 2013.Jakarta: Badan LitbangkesDepKes RI.

Dobson, K. S. (1988). Handbook ofcognitive behavioraltherapies. New York:Guilford Press.

Fairburn, C. G. (1985). Cognitive-behavioral treatment forBulimia: Handbook ofPsychotherapy for anorexianervosa and bulimia. Newyork: Guilford press.

Fryar. C. D., Caroll, M. D., &Ogden, C. L. (2012).Prevalence of overweight,obesity, and extreme obesity

among adults: Inited statetrends 1960-1962 through2009-2010. Hyattssville,MD: National Center forHealt Statistics. Diakses 18Oktober 2013.

Levy, M. R., Dignan, M., &Shirreffs, J. H. (1984). Lifeand Health, fourth edition.New York: Random House.

Mangestuti, P. T. (2013). Efektivitascognitive behavioral therapyin group dengan strategiregulasi diri untuk mengaturasupan makanan padaremaja putri denganobesitas. Tesis. (Tidakditerbitkan). Yogyakarta:Fakultas Psikologi UGM .

Ogden. (1996). Health psychology.Text Book. Buckingham-Philadelphia: OpenUniversity Press.

Pimenta, F., Leal, I., Maroco, J., &Ramos, C. (2012). Briefcognitive-behavioraltherapy for weight loss inmidlife women: Acontrolled study withfollow-up. Internationaljournal of women’s health;4 559-567. Portugal: DoveMedical Press Ltd. Diakses11 Oktober 2013 jam 14:14WIB.

Putri, Maha Decha Dwi. (2012).Penggunaan intervensikelompok CognitiveBehavior Therapy untukmenurunkan kecemasanpada lansia. Tesis. Depok:Fakultas Psikologi, ProgramStudi Psikologi Profesi.

9

Page 17: PENGARUH PELATIHAN KOGNITIF PERILAKUAN DAN POLA …memiliki skor pengendalian perilaku makan lebih tinggi daripada skor pengendalian perilaku makan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

xvii

Sarafino, J. W. (2002). Healthpsychology: Biopsychologysocial interactions (4th ed.).New York: John Willey &Sons.

Soekirman. (2000). Ilmu gizi danaplikasinya untuk keluargadan masyarakat. Jakarta:Direktorat JenderalPendidikan Tinggi,Depdiknas.

Supriyanto. (2012). Obesitas, faktorpenyebab dan bentukterapinya. Makalah.Yogyakarta: UNY.

Teixeira, P.J, dkk (2004).Pretreatment predictors ofattrition and successfulweight management inwomen. Interntional journalof obesity 28, 1124-1133.Diakses 2 April 2014 jam17.56 WIB.

Victoriana, E. (2012). Rancanganprogram pengontrolan beratbadan bagi individu yangmengalami obesitas.Makalah. Bandung:Fakultas PsikologiUniversitas KristenMaranatha.WHO. (2000).The asia-pacificperspective: Redefiningobesity and its treatment.Sydney: HealthCommunications AustraliaPty Limited.

Wilfley, D. E., dkk. (1993). Groupcognitive-behavioraltherapy and groupinterpersonal psychotherapyfor the nonpurging bulimicindividual a controlledcomparison. Journal of

consulting and clinicalpsychology, vol. 61, no. 2,296-305. Diakses tanggal 3April 2014 jam 12.46 WIB.

Wilfley, D. E., dkk. (2002). Arandomized comparison ofgroup cognitive-behavioraltherapy and groupinterpersonal psychologyfor the treatment ofoverweight individuals withbinge-eating disorder. Archgen psychiatry, vol. 9.Diakses tanggal 3 April2014 jam 12.35 WIB.

10