tabloid skor edisi-30

28

Upload: skor-productions

Post on 18-Jul-2015

380 views

Category:

News & Politics


7 download

TRANSCRIPT

Pelindung/Penasehat:Mayjen (Purn) Salim S. Mengga

Pembina:Mayjen (Purn) Salim S. Mengga

Kapt. Inf. Arman SalehKapt. CPM. Inf. La Poni

Serma. Abd KadirDrs. H. Syahrir Hamdani

Dewan redaksiArman B.

RD. DarwisNuhroji

PenanggungjawabPemimpin Umum/Redaksi

RD. Darwis, S.Par, SHI

Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan

Arman B, SS

Pemimpin Produksi:Nuhroji

Wakil Pemimpin RedaksiIskandar Sulthoni

Redaktur Pelaksana:Noe NemenRedaktur:

Zulkifli Sunusi, S.Ip Guntoro

Sekretaris:Yudi Kerta

Tim Investigasi:RD.055, Ri.04, Ar.05

Bambang SiregarAK Tirta KharistaDesign Grafis:Zahra/AdienStaf Redaksi:

Reni Anggraeni, M. Alfi Yasin Haryadi, Abdullah G, Hari Setiawan

Yusuf Dj, Andika, AriefBendahara:Sri WiningsihMarketing:

Hildha Kharisma W. Photografer/Sirkulasi:

Joko KartonoPenasehat Hukum:

DR. H. Eggi Sudjana, SH. M.SiAbdi Segara, SH. MHAndi Azis Maskur, SHMaskur Husain, SH

Alamat Redaksi/Tata Usaha:Jl. SMA 14 No. 16B Cawang

Jakarta Timur

Telp: (021) 2409 5520Mobile: 0853 1116 6156

email: [email protected]: www.skornews.com

Bank Mandiri: 166-00-0127395-2An. PT SoLuSI KoMuNIKASI REGIoNAL

Penerbit:

PT SOLUSI KOMUNIKASI REGIONAL SK Menkumham;

NoMoR AHu-27892.40.10.2014

Percetakan :CV Surya Djaya

Jl Bungur Besar 139-A, Jakarta Pusat

DKI JAKARTA: ■M. Alfi Yasin ■Nurhasanah ■Rizki ■Torman ■Herman Adiardhana, SE ■Irwan ■Sitor Siringoringo ■Ratis ■ Arman ■Taswin ■M. AkbarJAWA BARAT: ■Saidani (Korwil)¦Ujang Hendra ■Saskia ■Erwin ■Alfi ■Suryadi ■Prabowo M. TANGERANG: ■- JAWA TENGAH: Kartika Dwi C. Dioko (Korwil) ■Sofyan Handoko (Pembina) ■Ridhol Maulana (Tegal) ■Budi S (Brebes). JAWA TIMUR: ■Agus Budianto ■Adien ■Sunaryo ■Mantep Yudi. SUMATERA UTARA: ■Hotman Toruan ■Asman Simaremare ■Dedi Gayo ■Patar Siagian (Asahan)SUMSEL: Muba: ■Yudi Febriansyah (Kabiro). OKU: ■Asni Anwar (Kabiro). Riau: -Indragiri Hulu: ■Dahlan Harahap Lampung: ■- Jambi: - Batam: - Sulteng/Sulsel: ■Sudirman Umar ■ Maros: ■Suwadi ■Ahmad Fauzi ■Abdul Aziz, S.Ip.SULAWESI BARAT: Dewan Lembah ¦ Arifuddin Haroen, SH (Polman).SULAWESI TENGGARA: ■Nasrul Anas ■ SULUT/GORONTALO: ■Arham Licin. KALIMANTAN TIMUR: ■Idris. KALIMANTAN BARAT: Pontianak: ■Ade C Anwarudin (Kabiro) ■HarsonoMALUKU/MALUKU UTARA: ■Zakarias Waatwahan. PAPUA BARAT: ■Soleman Mate.

anpa ingin terjebak pada perdebatan pro kontra serta dukung mendukung antara KPK Vs Polri yang telah mengu-ras banyak energi dan membuat masyarakat muak, fakta itu menurut

hemat penulis adalah warning bahwa gerakan pemberatasan korupsi bukan tidak mungkin akan kembali memasuki era kegelapan.

Era dimana konsolidasi gerakan pemberan-tasan korupsi menjadi tumpul, yang justru be-rada pada periode rezim yang pemimpinnya pernah memproklamirkan diri akan berpihak ke-pada KPK dan pemberantasan korupsi.

Pemimpin yang pernah menggaungkan pro-gram prioritas yang dikenal dengan Nawacita yang salah satunya berbunyi: "Kami akan meno-lak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas koru-psi, bermartabat, dan tepercaya".

Warning sekaligus kekhawatiran penulis, nampaknya semakin tidak terelakkan ketika Presiden Joko Widodo mempersiapkan Instruksi

Jokowi itu juga menjadi sinyal buruk agenda pemberantasan korupsi. Salah satu poin dalam draf inpres yang membuat kita layak pesimis ialah aturan yang mendesain agar pencegahan korupsi mendapatkan proporsi 75% dari porsi program aksi pemberantasan korupsi di Indo-nesia. Itu artinya penindakan didesain hanya mengambil porsi 25% dari seluruh aksi perang melawan korupsi.

Kondisi itu berarti akan menempatkan insti-tusi pemberantasan korupsi, khususnya KPK, kian kehilangan taji untuk mengkandangkan para koruptor. Mestinya, antara pencegahan dan penindakan diletakkan pada proporsi yang sama dan dilakukan secara simultan. Apalagi praktik kejahatan korupsi saat ini masih dalam kategori terstruktur, massif dan sistematis.

Perang melawan korupsi di negeri ini tidak boleh mundur dan berhenti sedetik pun. Sangat dibutuhkan dukungan kepada semua institusi penegak hukum tidak hanya KPK tetapi juga Ke-jaksaan dan Kepolisian harus diberikan tamba-han amunisi dan setiap upaya pelemahan atas institusi itu harus dilawan.

Institusi pemberantasan korupsi perlu di-dorong secara maksimal baik penindakan mau-pun pencegahan. Mengurangi porsi penindakan hanya akan membuat para koruptor bernapas lega dan bertepuk tangan untuk kemudian terus menjalankan aksi penjarahan uang rakyat.

Kita membutuhkan KPK, Polri, dan Kejaksaan Agung yang kuat untuk sama-sama memberan-tas korupsi. Untuk itu, inpres yang diterbitkan mestinya memberikan penguatan kepada ketiga lembaga tersebut untuk mencegah sekaligus menindak keras para koruptor, bukan malah menumpulkan senjata pamungkas PENINDAKAN karena pada konteks tertentu pencegahan paling mumpuni adalah penindakan itu sendiri.■

Masih segar dalam ingatan kita, ketika Pelaksana Tugas (plt)

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiqurachman

Ruki melontarkan pengakuan terbuka bahwa KPK kalah dalam

proses pengungkapan dugaan korupsi, kemudian melimpahkan

kasus yang ditanangi kepada Kejaksaan agung.

Terhitung mulai April 2015 Wartawan Tabloid SKOR yang Resmi adalah yang menggunakan Id Card dengan design baru.

Presiden (Inpres) tentang strategi nasional pemberan-tasan korupsi 2015.

Inpres yang saat ini sedang digodok

04

enurunan BPIH 2015 sebesar 26 Dollar ini masih sangat jauh dari keinginan Panitia Kerja (Panja) BPIH Komisi

VIII DPR RI yang menilai bahwa biaya haji masih bisa ditekan antara 200-250 Dollar.

Selain itu, penurunan tersebut tidak sebanding dengan pelema-han nilai tukar rupiah belakan-gan ini, meskipun BPIH 2015 tu-run USD 26 dibanding tahun lalu namun jika dikonversi ke rupiah nominalnya tetap lebih tinggi. Jika tahun lalu dengan kurs Rp 10.500, jamaah haji membayar sekitar Rp 33,8 Juta maka seka-rang dengan kurs sekitar Rp 12.900 BPIH yang harus dibayar sekitar Rp 41,2 Juta.

Ketua Panja BPIH Komisi VIII DPR RI, Sodik Mujahid menga-takan kalau penurunannya 26 Dollar itu hanya basa-basi saja, “Pemerintah tidak serius menu-runkan biaya ibadah haji karena

potensi penurunan bisa lebih besar bahkan mencapai 200-250 Dollar," tegasnya.

Sodik menegaskan, Panja BPIH akan melakukan investigasi ter-hadap kontrak penerbangan, pe-mondokan, catering, transporta-si darat di Mekkah dan Madina, atribut dan lainnya.

Pada tahap awal, Panja BPIH akan menelusuri kontrak kerja dengan maskapai penerbangan, kontrak kerja penerbangan se-lama ini dilakukan dengan PT Garuda Indonesia, kita akan telusuri kontrak kerja dengan maskapai lainnya, “Ini penting karena komponen terbesar dari biaya haji adalah biaya pener-bangan hingga 65 persen dari total biaya haji," katanya Jumat lalu.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh Lembaga Swa-daya Masyarakat (LSM) Lembaga Informan Korupsi (LIK), sebe-narnya BPIH 2015 bisa ditekan jauh lebih rendah dari yang di-targetkan Panja BPIH Komisi VIII yakni antara 200-250 Dollar,

seharusnya bisa dipangkas antara 500-600 Dollar.

“Komponen biaya haji yang rawan penyimpan-gan adalah biaya trans-portasi karena selama ini tidak ada penjelasan secara terperinci ten-tang hal itu”, kata Ketua

Tim Investigasi LIK, Bang Awie.

Untuk mencipta-kan tranparansi

sesuai dengan Keppres 80 Ta-hun 2003 junto Perpres 54 Ta-hun 2010 bah-wa pelayanan jasa trans-portasi harus melalui proses

SKOR, Jakarta

Demi menuruti permintaan Komisi VIII DPR RI yakni penurunan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), akhirnya Kementerian Agama (Kemenag) mengusulkan BPIH 2015 sebesar 3.193 Dollar. Usulan Kemenag ini lebih rendah dari rata-rata BPIH 2014 yang ditetapkan 3.219 Dollar.

tender secara terbuka namun faktanya dilakukan penunjuk-kan langsung sehingga terkesan terjadi monopoli selama berta-hun-tahun yang menghilangkan kesempatan perusahaan pener-bangan lainnya untuk berkom-petisi,” tegas Awie saat ditemui Tabloid SKOR, Kamis (4/3/15).

Lebih lanjut Bang Awie mem-berikan perbandingan, kom-ponen biaya transportasi jamaah haji asal Singapura hanya dike-nakan tarif sekitar 1.800 Dollar sedang tiket Jakarta-Singapura sekitar USD 110, sementara ja-maah haji kita untuk komponen yang sama pada tahun lalu har-us merogoh kocek lebih dalam yakni sekitar 2.615 Dollar.

“Bisa dibayangkan uang ja-maah yang dirampok penye-lenggara Ibadah Haji yang no-tabene diselenggarakan oleh pemerintah melalui Kemente-rian Agama,” tandas Awie.

Ketua Tim Investigasi LSM LIK ini juga menyoroti mem-bludaknya daftar calon jamaah haji asal Indonesia hingga me-munculkan fenomena daftar tunggu hingga waktu 15 tahun, kondisi itu selain menimbul-kan terjadinya peluang jual beli

kuota juga dimanfaatkan oleh beberapa oknum di Kemenag untuk mengais keuntungan den-gan menjual “kursi percepatan” dengan tarif hingga mencapai angka Rp 15-20 Juta per kursi serta berpotensi terjadinya pe-nyalahgunaan bunga tabungan haji.

Karut marut penyelenggaraan ibadah haji akibat tidak adanya perubahan yang mendasar ten-tang paradigma yang diusung oleh Kemenag dalam menye-lenggarakan ibadah Haji. Motto atau kredo penyelenggaraan dan pelayanan haji secara etimologis memberikan kesan jika tugas Kemenag sebatas atas dasar per-mintaan bukan kewajiban.

Berbeda dengan kredo yang dimiliki pemerintah Malaysia yang memiliki motto “berkhid-mat”, hingga pada hal yang san-gat detail, mereka mengurus se-bagai Khaddam demi keamanan dan kenyamanan para jamaah serta kesempurnaan ibadah,” tu-tur awie. ■Dhe’is/S10

05 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

ertanggungjawaban penggunaan dana hibah oleh kelompok penerima tidak dapat dilakukan karena kelom-pok penerima itu fiktif dan dikenda-likan oleh seorang oknum kader par-

tai yang bekerjasama dengan oknum pejabat di lingkup Pemprov. Jabar. Sementara dalam laporan pertanggungjawaban harus memuat kegiatan kelompok yang dibiayai dari dana hi-bah itu.

Sorotan SKOR selama ini atas penyalahgu-naan dana hibah pada badan Kesatuan bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Prov. Jabar tahun anggaran 2012/2013 yang pada saat itu dikep-alai oleh Asisten 1 bidang Pemerintahan Hu-kum dan Ham Pemprov Jabar (jabatan seka-rang) telah diakui pihak Bakesbangpol bahwa telah terjadi penyalahgunaan dan akan segera ditelusuri untuk dikembalikan ke kas daerah, “ini juga telah menjadi temuan BPK, kami akan berkoordinasi dengan pihak Inspektorat dan saat ini telah berhasil dikembalikan ke kas darah sebesar Rp 425 Juta, kami juga akan me-minta penjelasan oknum kader partai yang ter-libat”, kata Ka. Bakesbangpol, Drs, Agus Hanafi, BA melalui surat.

1. Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pe-merintah Provinsi Jawa Barat (Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dan Inspektorat) Dalam me-nangani permasalahan khususnya terhadap 13 (Tiga Belas) Kelompok yang mengatasnamakan Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM antara lain:

a. Melakukan koordinasi dan konsultasi den-gan instansi lain terkait dalam rangka pe-nyelesaian permasalahan yang terjadi

b. Melakukan pemanggilan terhadap ke 13 (Tiga Belas) kelompok yang mengatas na-makan Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM yang bermasalah sesuai dengan rekomen-dasi dari Badan Pemeriksa Keuangan Re-publik Indonesia (BPK-RI)

c. Membuat surat teguran kepada 13 (Tiga Belas) Kelompok yang mengatasnamakan Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM untuk segera mengembalikan dan atau menye-torkan Dana Bantuan Hibah yang bersum-ber dari APBD Provensi Jawa Barat Ke Kas

Daerah.d. Membuat berita acara pemeriksaan kepada

oknum yang mengaku sebagai Koordinator ke 13 (Tiga Belas) kelompok yang mengatas namakan Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM untuk segera mengembalikan dan atau menyetorkan ke Kas Daerah.

2. Hasil yang telah dicapai dalam langkah-langkah yang telah diambil sebagai mana poin 1 di atas, dapat kami sampaikan sebagai berikut :

a. Hasil pengembalian dari berita acara ke-sanggupan tersebut, bahwa oknum yang bersangkutan baru menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp. 2.000.000,00.

b. Sampai dengan batas waktu yang ditentu-kan, yaitu pada bulan Desember 2014, Ok-num yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana yang tertuang dalam berita acara dimaksud.

c. Sebagai tindak lanjut dan upaya penyelesa-ian sesuai arahan dari Inspektorat Provensi

Jawa Barat, bahwa dalam penyelesaian ka-sus tersebut akan dikonsultasikan kembali ke Badan Pemerikasa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) untuk tindakan selanjut-nya sesuai drngan ketentuan perundanng-undangan yang berlaku.

d. Pemerintah Provensi Jawa Barat (Badan Kesbangpol dan Inspektorat) telah berhasil melakukan upaya tuntutan ganti rugi ke-pada 12 Organisasi/LSM penerima bantuan dana hiba h dengan jumlah pengambilan ke Kas Daerah (Kondisi sd bulan November 2014) sebesar Rp. 425.000.000,00. (empat ratus dua puluh lima juta rupiah).

e. Namun demikian, Pemerintah Provensi Jawa Barat akan terus melakukan upaya-upaya penyelesaian secara persuasive pada oknum di maksud agar dapat mengembali-kan kerugian keungan Negara.

Diberitakan sebelumnya bahwa kelompok penerima hibah telah dimanipulasi (dipalsu-kan), sejumlah kelompok penerima diorganisir oleh seorang oknum dengan memanipulasi pro-posal, kelompok dan nama-nama anggotanya.

Ketua-ketua Kelompok fiktif tersebut diberi-kan fee atas kerjasamanya meminjamkan nama, KTP dan tandatangan serta pembukaan

SKOR, Jawa Barat

Marak korupsi anggaran dana hibah terjadi di lingkup

Prov. Jawa Barat Tahun 2012-2013, Miliaran Rupiah

uang daerah yang disalurkan kepada puluhan kelompok

masyarakat hingga kini belum dipertanggungjawabkan.

rekening untuk memuluskan pencairan dana hibah dan anehnya pihak Bakesbangpol pada saat itu tidak melakukan pengecekan kebe-naran dan keberadaan puluhan kelompok fiktif tersebut. ■Red.01

royek tahun anggaran 2014 itu menelan dana senilai Rp1,4 miliar. Kuat dugaan anggaran proyek itu telah dicairkan 100

persen kepada pemenang tender proyek meski pengerjaanya belum rampung.

CV. Anugrah Perdana sebagai pelaksana proyek hingga saat ini masih terus melanjutkan pengerjaan proyek meski di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pokok tahun 2015 tidak lagi dianggarkan sebagai anggaran baru ataupun lanjutan.

Beberapa Lembaga Swadaya Masyarkat (LSM) dan juga mahasiswa mendesak Kejari Maros untuk segera menyeret pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab.

Pasalnya, menurut mereka proyek itu sarat aroma korupsi, kolusi dan juga penyalahgunaan wewenang oleh pejabat di Dinas Pertambangan yang diduga melakukan kongkalikong den-gan kontraktor CV Anugrah Perdana.

Hal itu dikatakan sekretaris LSM Pemuda Lira Maros, Abdul Rauf kepa-da Skor, beberapa waktu yang lalu.

Disebutkan proyek tersebut su-dah jelas bermasalah, untuk itu Rauf meminta agar kasus tersebut segera ditingkatkan dari proses penyelidikan ke penyidikan oleh Kejari dan segera menetapkan siapa-siapa saja yang menjadi tersangka dalam kasus terse-but.

"Inikan sudah sangat jelas peny-impangannya, masa ada proyek yang dikerjakan tidak ada anggarannya, ataukah sudah dicairkan duluan da-nanya. Dinas pertambangan tidak punya dasar memerintahkan kepada kontraktor untuk melanjutkan proyek itu, karena dinas tidak punya ke-wenangan anggaran, itu ranahnya DPRD," kata Rauf.

Lebih lanjut, Rauf mengatakan, Kejari Maros seharusnya lebih cepat menangani kasus korupsi di Maros, karena prestasi Kejari saat ini untuk penuntasan kasus korupsi sangatlah minim.

Menurutnya, Kejari tidak perlu berlama-lama mengusut kasus yang sangat sederhana dan tidak terlalu

06Edisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

SKOR, Maros-Sulsel

Kejaksaan Negeri (Kejari) Maros didesak se-rius mengungkap kasus dugaan korupsi proyek lampu jalan disepanjang jalan poros Kota Maros sampai perbatasan Kota Makassar yang diduga melibatkan Kepala Dinas Pertambangan dan En-ergi (Kadistamben) Maros, EK Mustafa.

rumit untuk dibuktikan, seperti hal-nya kasus lampu jalan tersebut.

"Cukup dikroscek saja apakah dana itu cair duluan, kalau tidak cair duluan, kemana sisa dana yang sudah dicairkan kepada kontraktor sebesar 30 persen sesuai bobot kerjanya di tahun lalu seperti kata kepala dinas-nya," ujarnya.

Senada dengan hal itu, Ketua Himpunan Pemuda Mahasiswa Indo-nesia (HIPMI) Maros Raya, Abdu Azis menuding adanya permainan antara kontraktor dengan oknum pejabat di dinas pertambangan, karena sisa ang-garan yang seharusnya masuk keda-lam Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) pada APBD 2015 ternyata tidak ada.

"Seharunya, sisa anggaran senilai satu miliar rupiah itu masuk dalam Silpa 2015, tapi juga tidak ada. Silpa tahun ini setahu saya hanya dua ra-tus juta, lalu kemana yang satu mil-iarnya. Anggaran sisa itu hasurnya di-masukkan di Silpa untuk dianggarkan lagi sebagai kegiatan lanjutan, namun terlebih dahulu kontrak antara dinas dengan kontraktor harus diputus dulu," terangnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertam-bangan dan Energi Maros, EK Mustafa menyatakan bahwa anggaran untuk proyek itu baru dicairkan 30 persen sesuai bobot pekerjaannya dan sudah diberikan waktu selama 50 hari un-

tuk menyelesaikan. Ia juga mengaku, bahwa proyek itu tidak dianggarkan di APBD pokok 2015 karena belum se-lesai saat itu, rencananya anggaran sisa dari yang sudah dibayarkan akan diajukan di APBD perubahan dibulan oktober mendatang.

Selain kalangan aktifis LSM dan mahasiswa, kasus lampu jalan itu juga mendapat sorotan dari Wakil Ketua Komisi II DPRD Maros, Amirul-lah Nur yang mempertanyakan kelan-jutan proyek itu. Pasalnya pada RKA (Rencana Kegiatan dan Anggaran) Distamben tidak dianggarkan lagi se-bagai program lanjutan proyek.

Menurutnya, Pihak Dinas Pertam-bangan dan Energi (Distamben) mes-tinya mengambil langkah tegas un-tuk memutus kontrak rekanan yang tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan batas waktu perjanjian peker-jaan. Selain itu lanjut Amirullah pihak Distamben kembali menganggarkan proyek itu di 2015 sebagai program lanjutan.

“Seharusnya proyek tersebut kem-

bali dianggarkan di APBD pokok ta-hun 2015 sebagai program lanjutan, atau dengan memutus kontrak reka-nan yang sudah tidak sesuai perjan-jian” ujarnya.

Amirullah menjelaskan, sesuai den-gan aturan Peraturan Presiden (Per-pres) nomor 70 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Perpres nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan ba-rang/ jasa, pemerintah diperbolehkan untuk melakukan pemutusan kontrak kepada rekanan yang wanprestasi, serta mengatur denda kepada kon-traktornya secara sepihak.

Namun anehnya, lanjut Amirullah pihak Distamben tidak melakukan hal itu, sehingga wajar jika beberapa ka-langan mencurigai adanya penyalah-gunaan anggaran dan penyalahgu-naan kewenangan atau jabatan dalam kasus proyek penerangan jalan itu.

"Karena belum rampung, Dinas harus kembali menganggarkannya di APBD Pokok sebagai program lanju-tan yang diambil dari Sisa Lebih per-hitungan Anggaran (Silpa) 2014 lalu. Atau bisa saja dengan memutus kon-trak kepada rekanannya yang sudah jelas menyalahi kesepakatan. Dinas kemudian harus tetap kembali men-ganggarkan proyek tersebut di APBD Pokok, tapi kalau begini, pasti kita kebingungan mengenai pertanggung-jawaban," ujar Amirullah.

Amirullah juga menduga ada kongkalikong antara oknum dinas Distamben dengan pihak kontraktor yang melaksanakan proyek peneran-gan jalan itu.

“Ada sinyal pihak Distamben malah melindungi kontraktor yang tidak be-cus itu. Atau jangan jangan Distam-ben tidak mengerti aturan pengadaan barang atau jasa” tukasnya.

■Azis-Fauzy

07 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

SKOR, Muba-Sumselntuk mencapai Program Permata Muba 2017, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) melalui Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata (Dispopar) telah menganggarkan Puluhan Miliar Rupiah dalam APBD Tahun 2014.

Diduga, sejumlah kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan kon-trak diantaranya pembangunan tribun stadion serasan sekate den-gan anggaran sebesar Rp 12,84 Miliar, pengadaan konsumsi Kegiatan Pembibitan dan pembinaan olah ragawan berbakat (Rp 2,6 M), rehab Ringan kolam renang (Rp 274 Juta), pengadaan bahan kimia kolam renang (Rp 505 Juta), penyediaan sarana dan prasarana olahraga (Rp 428 Juta) dan pengadaan peralatan dan perlengkapan kesenian (Rp 521 Juta).

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, pihak Dispopar belum memberi tanggapan hingga berita ini ditulis. ■Yudi/S10

MeSki IUP perpanjangan be-lum terbit, hingga saat ini PT SBM terus menjalankan kegiatan operasi produksinya. Hal itu dinilai beberapa kalangan adalah aktivitas ilegal dan termasuk kategori tindakan pidana karena melanggar UU No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba).

Dari penelusuran Skor pada ber-bagai sumber menyebutkan proses perpanjangan IUP terganjal beberapa dokumen yang belum dilengkapi PT SBM, selain itu Unit usaha inti dari kelompok bisnis Bosowa Grup terse-but memiliki tunggakan pajak tam-bang golongan C bahan batu gamping dan tanah liat mencapai Rp5 miliar kepada Dinas Pendapatan Kabupaten Maros.

Berdasarkan ekspose Tim Kelom-pok Kerja Perizinan Pemkab Maros beberapa waktu yang lalu sebagaima-na dikutip dari Bisnis.com bahwa ter-dapat tiga masalah pokok yang men-gakibatkan perpanjangan IUP Semen Bosowa belum bisa diproses.

Pertama, perseroan tidak bisa menunjukkan peta area pertamban-gan secara keseluruhan seluas 1.100

dang nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Jadi kita minta Bupati tegas mengh-entikan sementara kegiatan PT Semen Bosowa sampai perpanjangan izinnya terbit” tegas aktifis Pergerakan Maha-siswa Islam Indonesia (PMII) Kabu-paten Maros, Abustan Djunaedi yang ditemui Skor di warkop 89 Maros, senin (23/2) lalu.

Selain itu, Abustan juga meminta agar Pemkab Maros bersama DPRD Maros harus mengevaluasi seluruh Komitmen PT SBM sejak berdiri sam-pai saat ini, terutama dalam hal pe-nyaluran dana CSR yang tidak trans-paran, serta regulasi penyaluran CSR yang tidak jelas.

“sampai detik ini PT. SBM tidak memiliki bagian atau departemen pengelolaan Dana CSR sebagaimana layaknya sebuah perusahan perse-roan yang terbuka, hal ini diatur dida-lam Undang-Undang No. 40/2007 ten-tang Perseroan Terbatas (PT), PT. SBM hanya memiliki bidang yang di sebut Community Development (Comdev), ini jelas perbuatan melawan hukum”

SKOR, Maros-Sulsel Izin Usaha

Pertambangan (IUP) Perpanjangan PT

Semen Bosowa Maros (SBM) belum juga terbit,

padahal masa berlaku IUP telah habis sejak

oktober 2014. Lamanya proses perpanjangan

IUP menuai tanda tanya, ada apa dibalik

terkatung-katungnya IUP perpanjangan PT SBM.

ujarnya. Yang tidak kalah pentingnya, lan-

jut Abustan adalah komitmen Pendiri Bosowa Aksa Mahmud yang dari awal berdirinya pabrik semen itu telah menjanjikan presentase karyawan yang harus bekerja di perusahaannya tersebut adalah 60% penduduk lokal Maros.

“Sekarang bisa dicek data kary-awannya apa sesuai atau tidak” kata Abustan dengan nada meragukan komitmen pendiri Bosowa itu.

Hal senada ditegaskan Wakil Ket-ua Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Maros, Tasmin Hamliong saat ditemui di Bagas Coffie, Maros Jum'at (27/2) yang menuding Bupati Maros kurang tegas terhadap sejum-lah pelanggaran yang telah dilakukan oleh PT. Semen Bosowa Maros (SBM) selama ini.

“Kami minta agar Bupati maros segera memerintahkan Satpol PP un-tuk menutup sementara PT. SBM sam-pai keluar perpanjangan izinnya serta kewajiban-kewajiban perusahaan mereka penuhi dengan baik” tandas Tasmin.

Jika hal itu tidak dilakukan, lanjut Tasmin pihaknya akan kembali turun ke jalan sehingga pengambil kebi-jakan di daerah itu dapat mendengar aspirasi yang disampaikan.

“Kami pemuda dan mahasiswa be-serta masyarakat Maros akan meng-gelar aksi demontrasi besar-besaran, demi menuntut agar pihak PT. SBM menghentikan sementara aktivitas pertambangan mereka sampai terbit-nya perpanjangan izin” pungkasnya.

■Aziz

hektare termasuk pal batas wilayah pertambangan dan hutan lindung yang berada di sekitar kawasan op-erasional Semen Bosowa.

Kedua, dokumen analisis dampak lingkungan atau amdal yang disetor perseroan tidak mencakup secara ke-seluruhan kawasan konsesi karena hanya memasukkan hasil analisis un-tuk pembangunan pabrik line II Se-men Bosowa.

Ketiga, tunggakan pembayaran pajak tambang golongan C jenis batu gamping dan tanah liat yang menca-pai Rp5 miliar. Adapun, bahan tam-bang tersebut merupakan bahan baku untuk produksi Semen Bosowa.

Masih beroperasinya usaha produksi PT SBM disoroti beberapa lembaga yang berbasis mahasiswa di Kabupaten Maros. Mereka mendesak Bupati Maros HM. Hatta Rahman ber-sikap tegas untuk menutup sementa-ra aktivitas pertambangan PT. Semen Bosowa Maros (PT SBM) yang dinilai ilegal.

“Ini sudah masuk kategori pidana sesuai dengan pasal 158 undang un-

Nantikan Edisi Mendatang..!Tentang Bisnis

PT Semen Bosowa

08 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

erjanjian Kerjasama Pe-merintah Kota Manado, PDAM dengan BV. Tirta Sulawesi (anak Perusa-haan kelompok usaha

NV. Waterleiding Maatschahappij Drenthe, Belanda) tanggal 22 Ok-tober 2005 - 22 Oktober 2021 (se-lama 16 Tahun), disepakati Pendi-rian Perusahaan Joint Venture

(Patungan) yang bergerak di bi-dang suplai air yang diberi nama PT Air Manado.

Kerjasama itu dilakukan karena PDAM Manado terus mengalami kerugian, tercatat utang PDAM ke-pada pemerintah pusat lebih dari Rp 99 M.

Berdasarkan pasal 11 (f) dalam butir perjanjian tersebut bahwa PT Air Manado seharusnya mengam-bil alih kewajiban PDAM namun hal itu tidak dilaksanakan, kemu-dian terjadi addendum tanggal 10 Januari 2007 dimana terdapat klausul yang menyatakan bahwa PT Air Manado tidak berkewajiban menanggung beban utang PDAM Manado.

Hal itu jelas merugikan pemer-intah Kota Manado karena harus menanggung beban pembayaran utang ke pemerintah pusat.

Selain tidak melaksanakan ke-wajiban menanggung utang PDAM Manado juga terdapat sejumlah permasalahan diantaranya, PT Air Manado kurang menyetorkan dana kontribusi kepada Pemerin-

tah Kota sebesar Rp 3 M, kualitas air belum memenuhi standar kes-ehatan Serta

terdapat 290.048 jiwa pen-duduk kota Manado belum menda-patkan pelayanan air bersih.

Humas PT Air Manado, Josua Rantung saat dikonfirmasi men-jelaskan bahwa seluruh persoalan sedang dalam proses penyelesa-ian, "segera kami perbaiki agar keberadaan PT Air Manado bisa bermanfaat untuk masyarakat," katanya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Pelopor Angkatan Muda Indonesia (PAMI) Sulawesi Utara, Jeffrey So-rongan saat ditemui SKOR menga-takan, ”perusahaan pimpinan Otn-iel Kojansow ini tidak bermanfaat bagi warga”.

Jeffry menambahkan, " Ker-jasama itu tidak menguntungkan Pemkot dan masyarakat, wajar saja jika ada pihak yang menuntut keberadaan PT Air Manado ditin-jau kembali”, tegasnya.

■Arham Licin/S10

SKOR, Manado-Sulut

Kerjasama pemerintah dan

swasta diharapkan mampu meningkatkan

pendapatan daerah dan kesejahteraan

masyarakat namun hal berbeda terjadi di

Kota Manado, Prov. Sulawesi Utara.

SKOR, Muba-Sumselemerintah Kabupaten Musi Banyua-sin (Muba), Sumatera Selatan meru-pakan salah satu daerah yang serius mengupayakan program listrik masuk desa agar seluruh

masyarakatnya mendapatkan pelayanan listrik. Guna mensukseskan Program tersebut, mela-

lui APBD 2014 Pemkab menyiapkan anggaran hingga Puluhan Miliar Rupiah, Dinas Pertamban-gan dan Energi (Distamben) Muba sebagai pelak-sana pemegang komitmen pembangunan Jarin-gan Listrik Pedesaan.

Dugaan maraknya manipulasi dan pungli pada kegiatan tersebut santer terdengar dari masyarakat dan aktivis LSM, Kepala Dinas Per-tambangan dan Energi Muba, Zulfakar tidak da-pat ditemui untuk dimintai tanggapannya.

Pembangunan Jaringan listrik pedesaan den-gan anggaran Miliaran Rupiah itu yakni di Desa Toman, Village XIII, Talang Jemair, Dusun Sido-moro, Bukit Lintang, Linggosari, Talang Sungai Labi Kayuare, Sungai Labi Bailangu, Dusun Muara Padang, Kampung Selarai, Dusun Talang Rejo, Desa Suka Jaya, Desa Pinang Banjar dan puluhan desa lainnya.

Terkait dugaan penyimpangan, Aktivis LSM Satukan Pendapat Demi Keadilan Rakyat (SPDKR) Muba, MO Sumardi “Oyok” mengatakan, “patut diduga jika pelaksanaan Program Listrik Masuk Desa oleh Distamben Muba sarat dengan KKN”. katanya.

Oyok menambahkan, “pada pembangunan Jaringan listrik di Desa Macang Sakti, Kecamatan

SKOR, Muba-Sumsel PRogRAM Satu Miliar Alokasi Dana Desa/Ke-

lurahan (ADD) merupakan program andalan di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang pelaksa-naanya telah melalui tahap II namun perlu penga-wasan agar tidak terjadi penyimpangan.

Ketua Aliansi LSM Muba, Drs. M. Nuh Soleh mengatakan bahwa program 1 Miliar/Desa itu merupakan program uji nyali bagi para kades, “saya telah melaporkan sejumlah pengaduan masyarakat terkait dugaan penyimpangan ADD”, tegasnya.

Tokoh LSM yang terkenal vokal ini juga men-gatakan jika pihaknya telah menurunkan tim ke seluruh kecamatan untuk mengecek pelaksanaan program ADD, “saat ini, pungli menjadi keluhan Kepala Desa/Lurah dari oknum pejabat”, katanya.

Senada dengan pernyataan tokoh masyarakat, MO. Sumardi (Oyok), ”pelaksanaan ADDK di se-jumlah Desa telah rampung namun realisasinya

masih banyak yang amburadul”, ungkapnya.

Lebih lanjut Oyok menegaskan bahwa pelaksan-aan ADDK dinilai tidak tepat sasa-ran, “sudah ada warga yang me-laporkan masalah itu dan akan kita kawal ke ranah hu-kum.” ■F.972/S10

Batang Hari Leko dengan anggaran sebesar Rp 7 Miliar namun kondisi tiang listriknya saat ini su-dah ada yang roboh bahkan kabel jaringan listrik ada yang tidak terpasang.

Saat pemasangan jaringan listrik di desa itu, lanjut Oyok “Kadis Tamben Muba, Zulfakar turun langsung ke lapangan dan mengatakan bahwa pada tahun 2014, Desa Macang Sakti akan dialiri jaringan listirik namun hingga kini belum terlak-sana,” tukasnya.

Pihak Distamben belum memberikan tangga-pan atas surat konfirmasi Biro SKOR Muba hing-ga berita ini ditulis, ”Kepala Dinas sedang dinas luar”, kata salah seorang Pegawai Distamben den-gan gugup. ■Yudi F/S10

09 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

ondisi 5 mobil dinas opera-sional Setwan Kota Bekasi yang tidak terawat terse-but adalah hasil pen-gadaan tahun anggaran

2010, “melihat tahunkeluarannya, mo-bil tersebut harusnya masih sangat layak digunakan tapi harus mangkrak karena tidak ada perhatian pengguna barang,” kata seorang staf DPRD yang meminta namanya tidak disebutkan.

Senada dengan penjelasan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Bekasi, H. Tumai, SE. saat ditemui skornews bahwa Mobil dinas tersebut masih memiliki kondisi yang cukup baik karena setiap tahun anggaran un-tuk perawatan mobil tersebut sudah dianggarkan. “Dari tahun 2014 - 2015 memang ada sedikit penurunan sekitar 40% untuk anggaran Sekretariat DPRD Kota Bekasi jika dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya,” terang-nya.

Politisi PDIP itu menambahkan, Se-kwan DPRD Kota Bekasi harus segera

memperbaiki mobdin tersebut atau mengirim surat ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bekasi guna melaporkan hal itu, “Mobil itu kan masih belum tua usian-ya jadi ya harus segera diperbaiki agar bisa digunakan kembali,” tukasnya.

Pantauan wartawan SKOR di loka-si, mobil dinas itu masih mangkrak di halaman Masjid DPRD Kota Bekasi, 2 Mobdin KIA Pregio (B 2876 YQ dan B 2514 YQ), Suzuki Carry (B 1475 YQ) dan 2 Toyota Kijang (B 1065 YQ dan B 2665 YQ).

Kepala BPKAD Kota Bekasi, Yayan Y., S.Sos mengatakan setiap mobil dinas yang berada di Kota Bekasi merupakan aset daerah yang dikelola oleh BPKAD, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menggunakan aset daerah adalah pengguna dan penanggungjawab.

“Berbicara aset, BPKAD itu memiliki tupoksi untuk mengelola keuangan dan aset daerah, betul mobil itu juga masuk ke aset kita (Pemkot Bekasi) cuma di setiap SKPD ada yang namanya Kepala

SKOR, Kota BekasiMeski pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk per-

awatan kendaraan dinas namun masih terdapat sedikitnya Lima Mobil Dinas (Mobdin) pada Sekretariat DPRD Kota Bekasi terpaksa mangkrak (rusak berat, red) di halaman Masjid DPRD Kota Bekasi.

SKPD sebagai pengguna dan penang-gungjawab aset tersebut,” terangnya saat ditemui di ruang kerjanya, pekan lalu.

Menurut Yayan, seharusnya SKPD yang bersangkutan mengirimkan su-rat kepada BPKAD jika ada mobil di-nas yang rusak atau tidak layak pakai, “sampai saat ini kita belum mendapat-kan surat dari Sekwan terkait adanya

mobil dinas yang rusak”.Sebelumnya BPKAD sudah menge-

luarkan surat edaran kepada seluruh SKPD Kota Bekasi untuk membuat lapo-ran ke BPKAD jika ada aset daerah di wilayah kerjanya yang sudah tidak ter-pakai atau rusak.

Hingga berita ini ditulis, Sekwan DPRD Kota Bekasi, Edi Rosadi belum da-pat dimintai tanggapannya. ■Alfi/S10

erdasarkan informasi dan pantauan Skor di Rusuna-wa Penjaringan Jakarta Utara, khususnya blok E, F dan G kondisinya kumuh

dan terkesan tidak terawat, tangga jalan menuju lantai atas mulai rapuh dan hampir roboh, selain itu pagar sudah berkarat serta tidak adanya la-han parkir motor yang layak.

Salah seorang penghuni Rusun Penjaringan, Sumarno mengungkap-kan sejak dibangun belum pernah ada pemeliharaan dan perawatan fasilitas dari Unit Pengelola Rumah Susun Wilayah I Jakarta.

“Selama 30 tahun belum ada per-baikan fasilitas dari Dinas Peruma-

han” ujar Sumarno kepada Skor saat ditemui di Rusun Penjaringan beber-apa waktu lalu.

Lebih lanjut, Sumarno menga-takan selama ini perbaikan rumah susun sewa sederhana itu dilakukan atas inisiatif sendiri para warga pen-ghuni.

Demi mendapatkan suasana ru-mah susun yang layak huni, warga mengharapkan adanya perhatian dari pihak pengelola rumah susun, sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta No-mor 143 tahun 2010 tentang pemben-tukan dan tata kerja unit pengelola rumah susun.

Dalam Peraturan Gubenur itu, dis-ebutkan salah satu fungsi Unit Pen-gelola Rumah Susun adalah terkait pemeliharaan dan perawatan, keber-sihan keindahan dan keamanan ling-kungan rumah susun.

Rusunawa penjaringan terletak di Jalan Tanah Pasir Kelurahan Pen-jaringan, Kecamatan Penjaringan,

SKOR, Jakarta Pengelolaan Rumah

Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Jakarta

sangat memprihatinkan. Selain dugaan adanya penyelewengan dana sewa penghuni yang

dilakukan oknum pen-gelola, beberapa Rusun

juga tidak mendapat perhatian pemeliharaan fasilitas dari pemerintah

provinsi DKI Jakarta.

Jakarta Utara. Rusanawa itu dikelola Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Wilayah I, terdiri dari 1.752 unit yang terbagi dalam 17 blok serta dihuni ribuan Kepala Keluarga.

Harga sewa Rusunawa di Penjarin-gan beraneka ragam tergantung pada tipe dan lamanya sekitar Rp. 30.000 sampai Rp. 100.000 per bulan, harga sewa itu dipungut oleh pengelola ke-mudian disetorkan ke rekening kas daerah.

Namun, sebagaimana berita yang dirilis Skor pada edisi sebelumnya, Dana sewa rumah susun yang sehar-usnya masuk ke rekening pemerintah daerah itu justru diselewengkan ok-num pengelola dan tidak disetorkan ke kas daerah Pemerintah DKI Jakarta sehingga mengakibatkan kerugian keuangan daerah hingga miliaran ru-piah.

Penyelewengan dana sewa Rusu-nawa itu diduga dilakukan oleh tiga Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) yakni UPRS I, II, dan III pada tahun anggaran 2013 lalu.

Skor telah mengirim surat per-mintaan klarifikasi kepada dinas Pe-rumahan Provinsi DKI Jakarta, serta masing masing UPRS I, II, dan III, na-mun hingga berita ini ditulis Skor be-lum menerima penjelasan dari pihak terkait. ■Tirta/S-02

10 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

egiatan tersebut dilak-sanakan untuk member-ikan legitimasi formal terhadap Koperasi Pe-muda Wirausahawan In-

donesia (KOPWINDO) yang telah dis-epakati melalui Lokakarya beberapa waktu lalu.

Pada rapat keanggotaan ini juga memilih Ketua untuk masa jabatan periode Tahun 2015-2019 sekaligus membentuk Pengurus dan Pengawas-nya.

Ketua Panitia penyelenggara keg-iatan, Andis Amir yang juga sebagai Ketua GMNI Maros mengungkapkan bahwa deklarasi dan pembentukan koperasi pemuda tersebut sebagai wujud kecintaan pemuda maros ter-hadap daerahnya, “kemarosan kita akan dipertanyakan ketika kita hanya mampu bicara tentang perubahan dan kesejahteraan namun tidak melaku-kan langkah nyata untuk mambantu pemerintah dalam menghadirkan kesejahteraan melalui pendekatan ekonomi yang berbasis lokal maupun modern,” terang Andis.

Koperasi Pemuda sebagai wadah silaturrahim lintas pemuda di Maros sekaligus ruang yang baru bagi pe-muda untuk mengasah potensi dan

SKOR, Maros-Sulsel

Sejumlah aktivis di Kabupaten Maros,

Sulawesi Selatan yang merupakan jebolan

dari berbagai lembaga kepemudaan pada

Minggu, 1 Maret 2015 menggelar deklarasi

dan Pembentukan Koperasi Pemuda

bertempat di Warkop 89 Pettarani Maros.

jiwa kewirausahaannya, hal tersebut disampaikan oleh Abrar S.S (Bupati LIRA Kab. Maros) yang dalam kegia-tan itu didaulat sebagai salah satu Dewan Penasehat Koperasi.

“Eksisitensi Koperasi Pemuda ini harus menjadi pilar pembangunan ekonomi di Maros, segmen pemuda memiliki posisi yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi bang-sa, tahun ini Indonesia sudah me-masuki pasar bebas, apabila potensi dan SDM pemuda hari ini tidak siap maka yakinlah kita akan jadi budak di Negeri sendiri,” ungkap Abrar.

Mantan Ketua Cabang PMII Maros, Safaruddin SE menyampaikan kepada Skornews saat ditemui usai menerima mandat sebagai Ketua Pengawas Kop-erasi bahwa dengan terbentuknya ko-perasi pemuda di Maros maka peran dan tanggung jawab pemuda akan jauh lebih strategis bagi pembangu-nan daerah, “Tentu hadirnya koperasi ini sebagai lompatan pemikiran yang tercerahkan, banggalah saya bisa menjadi bagian dari koperasi ini kare-na saya yakin dengan koperasi ini, pe-muda akan menciptakan karya monu-mental bagi pembangunan ekonomi daerah,” katanya.

Dalam kegiatan tersebut, hadir

sejumlah aktifis Maros diantaranya Muhammad Bakri dari FRAKSI, Rizal Pauzi Ketua IMM Maros, Aziz Ketua Umum PB HIPMI Maros Raya, Tasmin Lamhiong Aktifis Pemuda LIRA Maros, Mansyur Aktifis IPNU Maros, Ambo

buat pembangunan sektor ekonomi kabupaten maros. Ia juga berterima kasih atas mandat anggota dan ke-percayaan yang telah di berikan un-tuk memimpin Kopwindo, “saya juga sangat mengapresiasi pencalonan Tasmin dan Abustan yang nota-bene adalah kader saya saat menjabat Ke-tum PB HIPMI Maros Raya periode sebelumnya, inilah salah satu wujud kesuksesan saya dalam memimpin lembaga karena berhasil mencipta-kan kader-kader pemimpin yang siap bertarung”, ungkap Rauf.

Rauf menambahkan, “koperasi pe-muda yang ia pimpin ini akan mem-posisikan diri sebagai lembaga kemi-traan Pemerintah Daerah, Provinsi, Nasional dan Perusahaan-Perusahaan Swasta untuk menggalakkan Gerakan Kewirausaahaan dalam lingkungan pemuda. Idealisme, integritas dan na-sionalisme para aktifis terhadap daer-ah dan Indonesia adalah modal besar untuk menjadikan koperasi ini seba-gai salah satu segmen pergerakan rev-olusi dini bagi pembangunan daerah dan bangsa di bidang perekonomian, tidak ada pilihan lain selain Bangkit dari Kebodohan, Ketertinggalan dan Kemiskinan”, katanya tegas.

■FAUZi.

Aktifis LSM KAKI Maros, Iskariman Aktifis LSM AKAR Maros dan Rauf Mappatunru Ketua ACW (Anti Corrup-tionWatch) Maros.

Rauf Mappatunru terpilih sebagai Ketua KOPWINDO periode 2015-2019 dengan perolehan suara terbanyak dan mengalahkan 2 (dua) kandidat lainnya yaitu A. Maskur dan Abustan Djunaidi.

Dalam sambutannya, Rauf M. men-gatakan bahwa dalam kepemimpi-nannya, dirinya akan mengakomodir siapa saja yang akan bergabung demi kemajuan koperasi dan terkhusus

11 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

SKOR, BitungRUMAh sakit Umum Daerah

(RSUD) Bitung yang belum lama ini berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU) terus melaku-kan pembenahan, mulai dari pe-layanan pasien, peningkatan mutu tenaga dokter dan perawat sampai pembenahan infrastruktur rumah sakit.

Menurut Direktur RSUD Bitung, dr. Jeaneste Watuna saat ini pe-layanan terus ditingkatkan agar masyarakat mendapatkan kenya-manan saat memilih rumah sakit ini sebagai pilihan perawatan kesehatan mereka, "Kami terus melakukan perbaikan seperti pe-nambahan ruang rawat inap dan dokter spesialis," terang Watuna.

Lebih lanjut Jeaneste Watuna

menuturkan bahwa RSUD Bitung juga meningkatan pelayanan peng-guna kartu BPJS, “walau masih ban-yak kendala yang dihadapi seperti lambatnya pengiriman obat dari distributor".

Dokter lulusan Fakultas Kedok-teran Universitas Sam Ratulangi Manado ini juga minta dukungan kepada semua pihak agar RSUD Bitung bisa menjadi rumah sakit kebanggaan masyarakat Kota Bi-tung, "Rumah sakit ini adalah milik masyarakat jadi sewajarnya pula seluruh elemen masyarakat bisa memberikan dukungan terhadap kemajuan rumah sakit ini," kata dr. Watuna kepada SKOR saat ditemui di kantornya, RSUD Bitung Manem-bo Nembo.

■Arham L/S10

SKOR, Pontianak-KalbarSengkeTA antara warga dengan

PT. Duta Camindo yang terjadi sejak 2013 terkait bangunan gudang milik PT. Duta Camindo yang dibangun di atas tanah warga di wilayah Kelura-han Bangka Belitung Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, akhirnya mencapai titik temu.

Kesepakatan antara warga den-gan PT Duta Camindo itu dicapai se-cara damai melalui musyawarah dan disaksikan pejabat terkait yang dime-diasi langsung oleh Lurah Bangka Be-litung Laut, Ibu Lestari, di ruang ker-janya pada Jum’at (13/02).

Pertemuan mediasi yang mem-bahas tentang penyelesaian persen-gketaan bangunan yang melanggar hingga ke atas tanah warga tersebut, akhirnya membuahkan hasil berupa tercapainya kesepakatan secara da-

mai melalui musyawarah. Padahal, sejak tahun 2013 Lurah Bangka Be-litung Laut yang lama, tidak pernah tuntas menyelesaikan masalah itu.

Mediasi tersebut dihadiri oleh para undangan dari pihak PT. Duta Camindo yang diwakili oleh Tony dan Ase. Sedangkan dari pihak warga di-wakili oleh Gushadin dan disaksikan oleh Hamdan selaku Ketua RT dan Drs. Lutfi Ramli selaku Ketua RW.

Dalam mediasi tersebut juga di-hadiri Titin Subekti SSos MSi, selaku Camat Pontianak Tenggara, Ahmad Sudiantoro selaku Kabid Wastib Tata Ruang Kota Pontianak, Barsuni se-laku Kasi Wastib Tata Ruang Kota Pontianak, Firayanta dari Dinas Ling-kungan Hidup, Iwan Amryadi, Ratno dari Babinsa, serta Herizal dari Babi-nmas. ■Ade/har/S10

SeLAin itu pelaksanaannya tidak transparan, sehingga kuat dugaan adanya penyelewengan dana yang dilukukan oknum pelaksana proyek bekerjasama dengan oknum dinas Pekerjaan Umum Kabupaten OKU se-bagai leading sektor proyek itu.

Berdasarkan pantauan dan infor-masi yang dihimpun SKOR di lapan-gan, proyek pembangunan beronjong itu dikeluhkan masyarakat setempat karena beronjong yang dibangun dinilai masih terlalu pendek sehingga dikhawatirkan akan mudah ambrol, padahal menurut warga masih bisa lebih tinggi karena masih banyaknya sisa kawat anyaman beronjong yang belum dipakai. Namun yang lebih mengecewakan warga karena sisa

kawat itu justru dibuat pagar rumah oleh keluarga pelaksana proyek atau pemborong.

“Sebenarnya masih ada tempat untuk memasang beronjong untuk meninggikan beronjong yang empat meter lagi karena tidak setara dengan halaman masjid. Namun belum sele-sai pembangunan beronjong ini, jus-tru kawat anyaman beronjong yang masih ada dibuat pagar rumah” ujar tokoh mayarakat Semanding yang enggan disebut namanya.

Lebih lanjut, Dia mengungkap-kan selama kegiatan pembangunan berlangsung, tidak ada niat baik dari pihak pelaksana untuk memberikan informasi kepada warga tentang pembiayaan yang disediakan ataupun

informasi lainnya.”Masa proyek tidak ada papan

nama, yang dapat memberi informa-si tentang sumber dana, nilai, serta pelaksanaannya,” ujarnya.

Menurutnya, pihak pelaksana keg-iatan terlalu berorientasi keuntungan

semata dan mengabaikan hak rakyat yang juga sebagai pihak pengawas secara tidak langsung.

“Kami selaku warga Semanding dan sekitarnya sangat kecewa dan juga khawatir, pemasangan bronjong tersebut tidak akan berumur panjang dan tidak memberi asas manfaat bagi masyarakat. Karena pondasi beron-jong tidak sampai dasar permukaan tanah” tegasnya.

Terkait dengan kenyataan terse-but, kepada SKOR warga setempat minta, agar aparat terkait turun tan-gan menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut dan jangan dikerjakan asal-asalan lagi, karena menyangkut ke-pentingan masyarakat.

Untuk mengkonfirmasi pihak terkait, Skor telah mendatangi kantor Dinas PU Cipta Karya Kabupaten OKU, namun hingga berita ini ditulis belum ada pejabat dinas yang memberikan keterangan. Budi Rahayu selaku Peja-bat Pembuat Komitmen (PPK) proyek itu juga belum bisa ditemui.

■Tim/S10

SKOR, Baturaja-Sumsel Proyek pembangunan beronjong untuk pengamanan

tebing sungai ogan Desa Semanding Kecamatan Pengando-nan mendapat sorotan warga setempat. Proyek yang danan-ya bersumber dari APBD tahun 2014 dengan pagu anggaran 800 juta itu ditengarai dilaksanakan asal-asalan, amburadul tanpa RAB.

12 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

ari pantauan SKOR, PT Gas-mindo Utama melakukan pengerukan bibir pantai sepa-

njang kurang lebih 200 meter di Kelu-rahan Wangurer untuk membuka jalur kapal muatan tabung gas elpiji.

PT Gasmindo Utama sebagai stasi-un pengisian dan pengangkutan elpiji khusus ini, diduga tidak memiliki izin dari instansi terkait termasuk BLH Kota Bitung.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Bitung, Jefry Wowiling saat dikonfirmasi SKOR mengatakan jika sejak awal BLH tidak mengetahui keg-

iatan PT Gasmindo, "Kami baru tahu dari wartawan dan langsung kami tindaklanjuti dengan menurunkan tim," jelas Wowiling.

Saat hearing bersama Dewan Per-wakilan Rakyat Kota Bitung beberapa waktu lalu, diketahui PT Gasmindo tidak pernah mengurus izin ke BLH,

SKOR, Bitung-SulutMenghADAPi Masyarakat Ekonomi Asean ta-

hun ini, pelabuhan Samudera Bitung merupakan salah satu pelabuhan yang diprioritaskan men-jadi pelabuhan Internasional di Kawasan Timur Indonesia namun sungguh ironis melihat situasi “carut marut” bongkar muat di pelabuhan terbe-sar di Sulawesi Utara ini.

Meski banyak Perusahan Bongkar Muat (PBM) yang terdaftar di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pelabuhan Bitung namun hampir semua PBM tersebut “mati suri” akibat tidak mendapat pekerjaan bongkar muat, berhubung pihak Pelindo telah memonopoli se-luruh bisnis bongkar muat di area pelabuhan Samudera Bitung.

Menurut sejumlah aktivis LSM bahwa aktifi-tas perusahaan bongkar muat Pelindo telah me-matikan perusahaan bongkar muat yang selama ini mengais rezeki di kawasan pelabuhan Bitung. "Pihak Pelindo sudah menguasai hampir semua

SKOR, Oku timur-SumselPeMeRinTAh Kabupaten OKU Timur

(OKUT), tanggal 27 Januari 2015 lalu melaku-kan pencarian perdana dana bantuan Stimulan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Desa (SPPIDES) dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk 325 desa dan 7 kelurahan di Bumi Sebiduk Se-haluan.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pember-dayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten OKU Timur, Idrus Musa melalui Kepala Bidang (Kabid) Usaha Ekonomi Desa (UED), Drs. Sole-han MM, pekan lalu.

“Untuk 53 desa dan 7 kelurahan SPPIDES yang tersebar di 5 kecamatan mendapat Rp100 juta,

dengan total alokasi dana sebesar Rp 6,3miliar. Sedangkan ADD bervariasi antara Rp 42 juta sampai Rp 65 juta perdesa dengan to-tal Rp 3,5miliar,” jelasnya.

Sementara Pada acara penyerahan perdana dana tersebut, Bupati OKU Timur H Herman Deru dalam sambutanya menharapkan agar program itu benar-benar berjalan sesuai den-gan peruntukannya. Selain itu Herman juga mengatakan Program SPPIDES yang merupak-an satu-satunya di Indonesia itu, akan diawasi secara ketat dan dievaluasi secara transparan.

“Kita bagi zona pertama, di 5 kecamatan dan seterusnya kecamatan yang lain. Harapan kita dana SPPIDES tersebut dapat diperguna-kan dengan sebaik-baiknya untuk pemban-gunan lebih khususnya diprioritaskan untuk pembangunan jalan cor beton,” tegas Her-man.

Sementara untuk ADD, Herman menye-butkan dana itu digunakan untuk keperluan lainnya seperti penghijauan, keamanan, PKK, Karang Taruna ADM dan Linmas Desa, posyan-du serta infrastruktur di tiap-tiap desa.

■Asni/S10

SKOR, Bitung-Sulut Badan Lingkngan

Hidup (BLH) Kota Bitung dinilai lamban merespon

pengaduan masyarakat terkait perusakan

lingkungan oleh para pengusaha yang merusak

struktur pantai.

"Kami baru melaporkan tindakan tersebut kepada Lurah Wangurer dan kami tidak tahu jika itu butuh izin dari BLH karena pengerukan itu han-ya bersifat sementara, setelah mem-bongkar muatan maka kami akan segera menutup kembali galian itu," jelas Pimpinan PT Gasmindo Utama,

Ridwan.Dikonfirmasi terkait tindak lan-

jut temuan tim BLH, Kepala Bidang Pengawasan dan Hukum BLH Kota Bitung, Meyer Parapaga mengatakan bahwa PT Gasmindo sudah melaku-kan pengurusan izin dan sekarang masih dalam proses.

Salah seorang warga Bitung men-gatakan jika kejadian seperti ini sudah sering terjadi dan baru direspon jika sudah ramai dibicarakan, termasuk kasus debu batubara milik salah satu perusahaan di bilangan Madidir.

"Sepertinya pihak BLH tutup mata dengan persoalan sini, respon mer-eka sangat lamban bahkan terkesan dibiarkan," ujar warga yang meminta identitasnya tidak disebutkan.

"Kami tidak memiliki personil yang banyak, kami butuh masyarakat, LSM dan Pers untuk turut mengontrol dan membantu memberikan laporan ke-pada kami," kelit pihak BLH.

■Arham L/S10

jasa bongkar muat, kalaupun ada kerjaan mesti membayar ke Pelindo," jelas Hasan Suga.

Menanggapi pemberitaan media yang me-nyudutkan pihak Pelindo, Humas Pelindo Bitung, Bung Theo (sapaan akrab, red) menampik, “pelin-do tidak memonopoli jasa bongkar muat tapi PBM itu kebanyakan tidak punya modal sesuai dengan aturan yang berlaku,” jelasnya.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pelabuhan Bitung, Abdul Azis Ketika dikonfirmasi SKOR mengatakan jika tidak boleh ada yang melakukan monopoli di pelabu-han. " jika Pelindo ketahuan memonopoli, kami sebagai regulator akan memberikan teguran dan tidak akan dibiarkan," tegas Azis.

"Namun PBM yang lain juga harus berbenah karena dalam waktu dekat ini kami akan mendata kembali semua PBM yang ada," lanjut Azis.

■Arham L/S10

13 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

hAL itu diungkapkan oleh Rauf Mappatunru Ketua ACW (Anti Cor-ruption Watch) Kab. Maros yang ditemui Skor di Buana Cafe Senin 2 Maret 2015

Rauf menuturkan sejak Hatta Rahman memimpin maros memang ada sisi-sisi lain yang harus tetap diacungi jempol, seperti pengelo-laan keuangan daerah dan admin-istrasi yang sudah cukup bagus, se-lain itu pembangunan infrastruktur jalan dan sarana umum yang mulai menyentuh kawasan desa dan pen-ganugerahan piala adipura pertama dari pusat yang sontak membuat rakyat maros terkagum-kagum.

Namun ironi sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, hamparan gunung karst, lahan perkebunan dan perta-nian yang luas tetapi pertumbuhan ekonomi kaum desa masih jauh dari klaim kesejahteraan, kemiskinan dan pengangguran yang belum lu-put dari mata dan SDM yang belum memadai.

Kondisi itu, lanjut Rauf men-dorong dirinya angkat bicara guna membuka mata hati masyarakat Ma-ros dan lebih terkhusus kepada Ba-pak Bupati Maros agar mengevaluasi diri dan pemerintahannya sehingga dapat dipertanggung jawabkan dih-adapan rakyat maros.

Menjelang pemilihan kepala daer-ah serentak, maros adalah salah satu kabupaten yang akan ikut melak-sanakan perhelatan tersebut, pesta demokrasi yang sudah dianggap tabuh oleh sebagaian masyarakat, pasalnya momentum itu kerap di-jadikan sebagai ajang obral janji-janji manis tapi tak dapat direalisasikan.

Lebih jauh, aktifis muda itu me-nyebutkan rakyat Maros hari ini seo-lah sudah apatis karena eksisitensin-ya hanya dijadikan objek untuk prilaku buruk politik, kemiskinan dan penindasan yang sudah men-jadi realitas pahit yang tak berujung selalu dijadikan alat politik untuk mendulang suara rakyat sebanyak-banyaknya demi menjadi pemenang penerima mandat rakyat.

“Momentum Pilkada itu hanya di-

jadikan sebagai ajang membohongi rakyat, memberikan janji manis tetapi dalam aktualisasi kebijakan tidak sedikit yang bertentangan den-gan kepentingan rakyat” tegas Rauf

Rauf mengakui, maros kini jauh dari daerah yang berdaulat, kekayaan alam yang dimiliki perlahan dikeruk oleh kaum investor, PT. Semen Bo-sowa Maros adalah wujud ketidak-berpihakannya kebijakan penguasa terhadap rakyat maros, milyaran ke-untungan perusahaan tersebut dari hasil produksi semen yang dikanton-gi setiap tahunnya oleh Bapak Aksa Mahmud tapi masyarakat pribumi yang terkena langsung dampak debu dan peledakannya hanya mendap-atkan kompensasi perusahaan/CSR

yang tidak berimbang karena regu-lasinya yang tidak jelas dan sangat ditutup-tutupi pihak manajemen.

Selain itu, lanjut Rauf padi dan tanaman perkebunan rusak secara perlahan sehingga tidak salah apa-bila dirinya bertanya mana keber-pihakan Bupati Maros dalam kasus tersebut.

Hal lain yang diungakapkan Rauf sebagai bukti kegagalan Hatta Rah-man adalah tentang sumber mata air Lekopancing yang merupakan kekayaan maros sebagai pemberian Tuhan untuk dipergunakan rakyat maros yang daeranya kering setiap musim kemarau tiba.

“ini harus diperjuangkan oleh be-liau agar dikembalikan kepada ma-ros yang selama ini diduduki oleh Makassar, Bupati Maros seharusnya lebih mencintai maros dan rakyatnya karena beliau memang putra maros asli” sebutnya.

Jika dievaluasi lebih dalam, lanjut Rauf maka akan semakin terang dug-aan kegagalan Hatta Rahman dalam memimpin Kabupaten Maros.

Seperti halnya kehadiran PT. Cons Maros South Sulawesi Mine perusa-haan semen asal china yang seka-rang sudah mengantongi IUP dari Kementerian ESDM.

“Sangat disayangkan karena rakyat sebagai pemberi mandat be-liau tapi tidak mendapatkan ekspos dari Bupati sebelum menerbitkan WIUP dan Rekomendasi, padahal beliau sangat paham bahwa hal tersebut adalah perintah UU, jelas suatu pelanggaran yang tidak boleh ditoleransi sebab berpotensi terjadi praktik transaksional dan gratifikasi” tegasnya

“Kehadiran semen china di Ma-ros hanyalah masalah baru yang akan dipikul berat masyarakat dan

SKOR, Maros-Sulsel

Kepemimpinan Ir. H. M. Hatta Rahman MM sebagai Bupati Maros sisa hitung bulan,

selama 4 tahun lebih beliau menjabat ada beberapa pekerjaan rumah yang tidak dapat diselesaikan dengan baik

malah meninggalkan warisan buruk bagi pemimpin maros yang akan datang.

generasi yang akan datang, kapasi-tas produksi yang jauh lebih besar dibanding semen bosowa dan tekh-nologi yang lebih canggih diguna-kan adalah suatu gambaran bahwa rakyat maros hanya akan jadi budak dan buruh karena SDM yang dimiliki maros belum mampu menjadi opera-tor alat-alat modern” ketus Rauf

Eksistensi perusahaan semen bosowa dan semen china di maros, lanjut Rauf memiliki kaitan yang erat, sama-sama merampas kedaula-tan rakyat, merusak mahkota alam yang lebih dikenal dengan karstnya dan hanya mematikan pertanian dan Perkebunan rakyat.

Sementara pembangunan Pelabu-han Pelelangan Ikan (PPI) yang se-mentara dibangun di Desa Bonto Bahari, Kec. Bontoa ditengarai bukan untuk pelabuhan ikan tetapi peman-faatannya pada akhirnya akan dis-ewakelolakan kepada swasta.

“PPI itu juga saya menduga akan dimanfaatkan untuk sarana trans-portasi laut distribusi semen cina” imbuhnya.

Sederet masalah itu, lanjut Rauf mengindikasikan Hatta Rahman tidak berpihak kepada rakyat Ma-ros secara umum, untuk itu Rauf meminta agar Hatta Rahman segera mengundurkan diri dari jabatan Bu-pati Maros jika tidak mau membuka selebar-lebarnya perihal masuknya semen china, pelabuhan bonto ba-hari dan memperjuangkan hak-hak masyarakat civil yang tidak diberi-kan oleh pihak manajemen semen bosowa.

“Selebihnya harus dijelaskan ba-gaimana nasib para petani, pengang-guran, buruh dan generasi muda yang ingin bersekolah tinggi menja-di ahli tapi tidak memiliki biaya yang cukup” Pungkasnya. ■Aziz

14Edisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

nformasi yang berhasil dihimpun terkait mekanisme pemberian BKK, bahwa Proposal diajuakan oleh Desa hingga Dua kali, pertama proposal awal dan kedua setelah desa yang

bersangkutan telah mendapatkan nilai pagu “mau diapakan dana itu, itu baru final,” kata sumber skor.

Pemberitaan SKOR sebelumnya yang menyoroti du-gaan adanya arahan Bupa-ti Bandung, Dadang M. Naser terkait b e s a r a n pagu dan desa pen-erima Ban-tuan Keuangan Khusus (BKK) tahun angaran 2013 jelas berten-tangan dengan aturan pe-rundang-undangan.

Hal sama terjadi pada carut marutnya penyelesaian pembangunan Plaza kesenian Tahun anggaran 2014 yang diduga sarat korupsi. Pasalnya, Di-nas Pendidikan Kab. Bandung melakukan Free Hand Over (PHO) padahal prestasi pekerjaan masih sekitar 50%. PHO terse-but hanya akal-akalan Penguasa dan Peng-guna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Ang-garan (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Konsultan dan Kontraktor pelaksana pekerjaan yang diduga berkonspirasi un-

SKOR, Kab. Bandung

Besaran Bantuan Keuan-gan Khusus (BKK) kepada

setiap desa yang bersumber dari retribusi dan pajak daer-

ah tidak dapat diarahkan oleh oknum pejabat karena

besarnya anggaran/desa berdasarkan rumus jumlah

penduduk, luas wilayah, jumlah rumah tangga miskin serta mempertimbangan le-tak georafis dan persentase kepatutan membayar pajak,

“ga benar itu ada yang arah-kan karena ada rumusnya”,

kata seorang pejabat lingkup Pemkab Bandung.

tuk melakukan korupsi “Berjamaah”.Korupsi di daerah terus “mewabah”,

koruptor kampung makin berani meny-alahgunakan APBD/APBN. Hal itu senada dengan ha-sil survei yang dirilis ICW pada semester 1 Tahun

2014 bahwa aktor yang paling banyak ditetap-kan tersangka pelaku

korupsi adalah pejabat di daerah, sebanyak 205 ka-sus.

Diduga masih banyak pelaku ko-rupsi yang belum terungkap, pen-

egak hukum harus lebih lincah membidik para

koruptor kampung yang terus menjajah kesejahteraan rakyat,

“Kabupaten Bandung, Prov Jabar diharapkan jadi perhatian KPK, Ke-

jaksaan dan Polisi”, kata aktivis Lem-baga Informant Korupsi, Awie.

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Bu-pati Bandung, Dadang M. Naser menga-takan, ”Haturan, untuk respon tanggapan pemberitaan tabloid SKOR, saya persilah-kan koordinasi dengan kabag humas dan Dinas terkait, mohon maklum, hatur nu-hun,” kata Bupati melalui pesan singkat kepada skor.

Hingga berita ini ditulis, Kabag Hu-mas dan TU Pimpinan serta Pihak Dinas Pendidikan Kab. Bandung tidak bersedia memberikan tanggapan. ■Rd.S01

15Edisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

arget produksi pelaksana tugas pengadaan lebih rendah dari volume pengadaan Pupuk Urea bersubsidi sesuai Permentan, akibat dari kurangnya produksi tersebut maka diminta bantuan pasokan dari

perusahaan lain yang harganya melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Pengadaan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2009, dibayarkan Tahun

2011 dan hingga kini Pemerintah masih berutang lebih dari Rp 1 Triliun.

Public Service Obligation (PSO) = Penunjukan lang-sung pelaksana tugas pengadaan.

Pelaksana PSO adalah PT Pupuk Sriwijaya (Holding).

Anak Perusahan PT Pupuk Sriwijaya adalah PT PSP, PT PKT, PT PIM, PT PK,PT PG.

Beberapa Pejabat Tinggi Kementan adalah Komisaris di sejumlah Perusahaan tersebut.

1. hPP PSP,PiM,PkT = Rp 2.812.268,63/Ton2. hPP Riil PT PSP = Rp 2.605.057,46/Ton3. Selisih hPP = Rp 207.211,17/Ton4. heT = Rp 1.600.000/Ton5. Realisasi volume Pengadaan = kg 1.764.248.7686. nilai Subsidi dengan hPP PSP,PiM,PkT = Rp 1.212.268/Ton7. nilai Subsidi dengan hPP Riil PT PSP = Rp 1.005.057/Ton8. Tagihan Subsisdi dengan hPP PSP,PiM,PkT = Rp 2.138.743.436.9639. Tagihan Subsisdi dengan hPP Riil PT PSP = Rp 1.773.171.385.57410. Selisih = Rp 365.572.051.388 (Pemborosan Uang negara)

Jika target produksi pupuk bersubsidi PT PSP kurang dari Volume yang diadakan, mengapa ditunjuk sebagai pelak-sana PSO. Apakah disengaja...?! ikuti Ulasannya edisi Mendatang..!!!

16 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

enyelewengan dana itu merupakan temuan BPK Perwakilan Sumsel pada pemeriksaan PDTT (Pemer-iksaan dengan tujuan ter-

tentu) non tematik atas Operasional PT Petro Muba dan anak perusahaan-nya pada tahun anggaran 2013 dan 2014 (semester I).

Demikian dikemukakan Kepala BPK Perwakilan Sumsel, I Gede Kasta-wa, dalam Media Workshop Ekspose LHP Semester II tahun anggaran 2014, di Aula BPK Sumsel, beberapa waktu lalu.

Gede Kastawa menguraikan pe-nyelewengan dana itu diantaranya terdapat pada penyertaan modal Pemkab Muba yang belum ditetapkan landasan Peraturan Daerahnya sebe-sar Rp 8,2 miliar.

Selain itu pencairan dana tak ses-uai ketentuan sebesar Rp 1,2 miliar, dan saham yang tidak tercatat pada LK Petro Muba Rp 2,5 miliar, serta pe-nyertaan modal belum dapat diyakini kebenarannya sebesar Rp 1,5 miliar, kemudian kelebihan pembayaran ke PLN mencapai Rp 1,4 miliar, dan pa-jak belum disetor Rp 459 juta.

Menurutnya, pengelolaan dana di Petro Muba memang relatif sangat buruk karena Petro Muba sebagai

holding (induk perusahan) kini tak ada aktivitas apa-apa. Bahkan, pimpi-nannya pun sudah tidak bekerja aktif lagi.

“Saat pemeriksaan auditor kami cukup sulit menemukan keberadaan pimpinan perusahaan ini. Padahal, kita lihat pemda mendorong opera-sional Petro Muba, namun hasilnya masih kurang maksimal” jelasnya.

Gede Kastawa menambahkan, dari pokok temuan yang ada itu, pihaknya merekomendasikan pada pihak Ins-pektorat Daerah untuk menelusuri lebih lanjut, mengenai saham-saham dan akte pendirian perusahaan terse-but. “Karena dinilai sangat rawan, jika pada BUMD ini ada saham-saham yang tidak dilaporkan dalam laporan keuangannya. Makanya kita minta Inpektorat melakukan penelusuran. Harus diingat ini sangat rawan peny-impangan,” tegasnya.

Ketua Aliansi LSM Kab Muba, Drs M Nuh Soleh mengatakan, pihaknya tengah menelusuri adanya dugaan penyimpangan dana miliaran rupiah atas operasional PT Petro Muba dan anak perusahaannya pada tahun 2013 dan 2014. “Saat ini, sedang dilakukan pemantauan, bahkan beberapa tim sudah diturunkan untuk melakukan investigasi,” tambahnya.

Lebih lanjut M Nuh Soleh men-egaskan, jika benar terdapat peny-impangan yang merugikan Negara, kita akan segera melaporkan ke pihak penegak hukum. “Dan jika memang tidak menguntungkan bagi Pem-kab Muba, Petro Muba itu sebaiknya dibubarkan saja,” tegasnya.

Pendapat senada juga disampai-kan Anggota Komisi II dari Fraksi PDI-P Kab Muba, H Ismail. “Kami su-dah mendengar adanya pemberitaan tentang temuan BPK atas dugaan penyimpangan pada PT Petro Muba. Kami juga tidak tinggal diam atas permasalahan itu, apalagi menyang-kut masalah penyelamatan uang Negara. Artinya, itu kan uang rakyat

juga,” katanya.Ismail juga setuju atas ide mem-

bubarkan PT Petro apabila tidak mem-berikan nilai tambah atas Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Saya sepakat kalau itu dibubar-kan saja. “Karena selama ini, Badan Usaha Milik Daerah yang kita bang-gakan itu, ternyata hanya menjadi beban APBD dan tidak ada hasil sama sekali,” ujar Ismal.

Petro Muba merupakan perusa-haan yang didirikan Pemerintah Ka-bupaten Musi Banyuasin yang memi-liki sejumlah anak perusahaan yakni PT Muba Link, PT Muba Sarana, PT Muba Elektrik Power dan PT Kilang Muba. ■Yudi/S10

PeMbAYARAn kepada H. Ken-dar Ali terpaksa ditunda pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta kar-ena ada pihak lain yang mengklaim sebagai pemilik lahan tersebut, Dinas PU berjanji segera melakukan pemba-yaran ganti rugi jika status kepemi-likan tanah telah memiliki kepastian hukum.

Setelah sengketa dimenang-kan pihak H. Kendar Ali dan telah berkekuatan hukum tetap (Incrach) berdasarkan putusan Mahkamah Agung, pembayaran ganti rugi tak kunjung direalisasikan dan Dinas PU terkesan sengaja menghambat.

Kesal karena tak unjung dibayar, keluarga H. Kendar melakukan aksi pemblokiran jalan di atas lahan terse-but pada Selasa (25/02/2015) lalu, aksi itu berlangsung selama Dua Jam dan menimbulkan kemacetan yang cukup parah hingga pihak kepolisian terpak-sa melakukan pengalihan jalan.

Salah seorang ahli waris, H. Nimar mengatakan jika tanah tersebut mi-lik Diun Bin Kusin yang dibeli oleh H. Kendar Ali (Alm) pada Tanggal, 12 Jan-uari 1983 dengan nomor: 377/12/1983 dihadapan camat Cakung selaku PPAT wilayah Cakung dengan luas lebih kurang 1000 M².

“Sekitar tahun 1997 dengan SK Gu-bernur DKI Jakarta Nomor: 437/1996 Tanggal, 6 Maret 1996, Dinas PU DKI Jakarta melakukan pembangunan jalan di Sentra Primer Pulo Gebang hingga Bojong Rangkong,” jelas H. Nimar saat ditemui di lokasi.

SKOR, Muba-Sumsel Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumatera

Selatan mengungkapkan pengelolaan keuangan Perusa-haan Daerah PT Petro Muba sangat buruk, akibatnya terda-pat penyelewengan dana operasional perusahaan pada pe-riode 2013-2014 yang mencapai Rp. 14 miliar.

SKOR, DKI Jakarta Program pembangunan

persimpangan jalan jembatan dan trace jalan

dari Sentra Primer Pulo Gebang hingga Bojong

Rangkong di wilayah Kelurahan Pulo Gebang,

Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada tahun

1997 lalu ternyata masih menyisakan masalah ganti

rugi kepada H. Kendar Ali sebagai pemilik lahan seluas

440 M² yang dijadikan proyek pembangunan jalan

tersebut.

Ahli waris mengaku telah mem-berikan tenggang waktu pembayaran kepada Dinas PU, “Kita sudah beber-apa kali menyurati dan mendatangi Dinas PU di Jalan Jati Baru, Jakarta Pusat namun mereka tidak memberi-kan kejelasan atas janji mereka sebel-umnya,” ungkapnya.

Setelah melakukan pemblokiran jalan, rombongan Ahli waris H. Ken-dar Ali didamping Lurah dan Waka-polsek Cakung mendatangi kantor Walikota Jakarta Timur, dalam per-temuan tersebut, Sekretaris Kota Ja-karta Timur, M. Anwar mengatakan bahwa persoalan ini akan dibawa ke meja Gubernur DKI Jakarta.

“Permasalah ini akan saya per-juangkan, selaku fasilitator, saya akan membawa permasalahan ini ke Pak Gubernur dan akan saya prioritas-kan,” janji Sekkot.

Menurut Anwar, dirinya akan berkoordinasi dengan pihak PU Bina Marga untuk menyiapkan anggaran ganti rugi tersebut, “Kami akan up-ayakan tahun ini masalah tersebut selesai,” terangnya.

■Alfi/S10

17 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

pindahan, dibebankan uang bangku dan lainnya sebesar Rp 500.000", ka-tanya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bitung, Drs. H. Ulyas Taha, MPdI saat dikonfirmasi

mengaku belum mendapatkan informasi mengenai hal itu. "Saya belum dapat info," katanya singkat. Sementara Kepala MTs, Drs. Hasan Paransa belum dapat dihubungi dan terkesan menghindar.

■Arham L/S10

SKOR, Cimahi-Jabarepuluh tahun berlalu, se-jak 21 Februari 2005 saat 157 jiwa melayang dan dua kampung terhapus dari peta, karena tergu-

lung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, di Cimahi Selatan, Ci-mahi, Jawa Barat. Gunungan sampah sepanjang 200 meter dan setinggi 60 meter itu goyah, karena diguyur hu-jan deras semalam suntuk dan dipicu ledakan akibat konsentrat gas metan dari dalam tumpukan sampah.

Tragedi memilukan itu terjadi hari Senin, 21 Februari 2005 silam, tepatnya pukul 02.00 dinihari saat tumpukan sampah di TPA Leuwiga-jah longsor, bak gelombang tsunami sampah anorganik berupa plastik, gabus, kayu menghantam dua pe-mukiman, Kampung Cilimus dan Kampung Pojok.

Mengenang tragedi naas itu, kemudian tanggal 21 Februari di-canangkan sebagai Hari Peduli Sampah Nasional agar semua pihak peduli dengan masalah pengelolaan sampah. sudah saatnya TPA dikelola secara baik dan benar karena ternya-

ta, sekitar 90% Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Indonesia dinilai belum memenuhi syarat.

Hari Peduli Sampah Nasional Ta-hun 2015 (21/2) lalu, diperingati SMPN I Cimaung, Kecamatan Ci-maung, Kabupaten Bandung. Sebagai Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) yang juga merupakan sekolah binaan di bawah naungan Adiwi-yatama Mandiri, sangat peduli dan mempu-nyai kewajiban terh-adap lingkungan.

Ketua Koordina-tor Adiwiyatama dan Panitia SMPN 1 Cimaung, Heni Yulistiani, S.Pd. M.Pd. menuturkan, “kami selaku pen-gurus sekolah dan guru-guru, terutama kepala sekolah juga siswa-siswi menyam-but positif peringatan Hari Peduli Sampah Nasional ini” ung-kapnya.

Tempat pembuangan sampah di 26 kota besar termasuk metropoli-tan rawan longsor, kondisi tersebut

menempatkan Indonesia sebagai negara tertinggi angka kematian penduduknya akibat sampah. Total rata-rata sampah nasional mencapai 200 Ribu Ton/Hari dan dari angka tersebut, kota Jabodetabek merupak-an kota penyumbang sampah terbe-sar, sekitar 25.000 Ton/Hari.

“Bayangkan saja, bagaimana jika sebulan sampah ini menumpuk dan tidak

ditangani secara terpadu, pertam-bahan penduduk m e n y e b a b k a n b e r t a m b a h n y a volume sampah, hal ini dipen-garuhi juga oleh pola konsumsi masyarakat dan paradigma yang masih mengang-

gap sampah seba-gai sesuatu yang harus

dibuang atau disingkir-kan,” jelas Heni.Lingkungan hidup saat ini makin

memprihatinkan, mulai dari pence-maran air akibat limbah pabrik mau-pun limbah domestik, pencemaran

udara yang disebabkan pembuangan gas emisi dari pabrik maupun kend-araan bermotor hingga masalah kri-sis air bersih yang kian mengancam di masa mendatang.

“Tujuan Kegiatan memperingati hari sampah ini adalah ingin men-gajak semua orang peduli terhadap kebersihan lingkungan, terutama jangan membuang sampah semba-rangan dan melakukan pemilahan antara sampah organik dan anor-ganik”, terang Heni.

Dengan tangan-tangan kreatif dan pemikiran-pemikiran inovatif, sampah yang selama ini sering di-anggap masalah bagi mereka justru menjadi berkah, ”untuk itu, tidak berlebihan kiranya apabila mereka saat ini memiliki motto “Lebih Baik Hidup dari Sampah dari Pada Hidup Menjadi Sampah,” jelas Heni.

Acara yang dihelat SMPN 1 Ci-maung ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, antara lain Yayasan FKP Foundation, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengenda-lian Lingkungan Hidup(BPLH) dan Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Kebersihan(Dipertasih).

■Saidani/S10

MADRASAh Tsanawiyah (MTs) Negeri Maesa Kota Bitung di bawah naungan Kementerian Agama ini menuai sorotan dari sejumlah pemer-hati pendidikan termasuk para orang-tua siswa, mereka (orang tua siswa, red) mengeluhkan berbagai pungutan yang dibebankan pihak sekolah.

MTs Negeri Maesa mewajibkan setiap siswa membayar infaq yang besarnya ditentukan Komite Sekolah sebesar Rp 30.000/ bulan, belum lagi uang bangku, "Anak saya adalah siswa

SKOR, Bitung-SulutMeski alokasi anggaran

pendidikan cukup besar dikucurkan pemerintah

pusat dan daerah, rupanya tidak mampu menghentikan

sifat serakah oknum di sekolah untuk melakukan

pungutan liar (Pungli).

SKOR, Muba-Sumselkibat ulah oknum guru berini-sial (JN) di salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) MODEL

Kabupaten Musi Banyuasin, dunia pen-didikan tercoreng. Pasalnya, guru terse-but menghukum enam muridnya dengan memaksa merokok di depan ra-tusan murid lain, usai upacara bendera, Senin, (02/2/05) lalu. Karena perbuatan guru tersebut, menuai protes wali mu-rid yang tidak senang.

Keenam murid tersebut kedapa-tan merokok di lingkungan sekolah. Hingga sebagai hukumannya, masing-masing diberikan 2 batang rokok jenis rokok joget.

Anehnya , pada saat mereka dihu-kum seusai upacara bendera tersebut, disaksikan oleh Kepala Sekolah MAN Model, Syahzili. Rupanya, sang Kepala Sekolah mendukung atas hukuman yang diberikan oleh oknum gurunya.

Berdasarkan keterangan salah se-

orang wali murid, Kowik (50), memang mengakui jika anaknya yang kebetulan sekolah di sana, sebulan lalu pernah ada pemeriksaan di sekolah, saat diper-iksa itulah, anaknya dan teman-teman-nya diketahui terdapat rokok di dalam tasnya.

Namun permasalahan itu, ungkap Kowik, sudah diselesaikan dengan meminta maaf kepada guru tersebut. Bahkan mereka sudah membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan per-buatannya lagi, dan saat itu disaksikan oleh kepala sekolah.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kalau perbuatan guru tersebut sudah keterla-luan. Semestinya tidak begitu caranya, itu kan sama saja menyiksa anak-anak,

“Saya sangat sesalkan perlakuan oknum guru tersebut, karena kejadian-nya kan sudah lama bahkan pada bulan lalu. Kenapa anak saya kok dihukum lagi. Seharusnya yang dihukum hanya yang kedapatan pada saat itu saja. Ini

tidak boleh dibiarkan, sebab mereka masih tergolong anak-anak. Apa tidak ada jalan lain, selain memaksa mereka merokok,” ungkapnya dengan nada ke-sal.

Akibat hukuman oleh oknum guru tersebut, Agus merasa shok dan tidak mau masuk sekolah lagi. Karena se-

lain merasa malu, juga bibirnya masih pecah-pecah.

Sementara pihak Departemen Agama Kabupaten Musi Banyuasin ke-tika dikonfirmasi terkait masalah terse-but, tidak mau berkomentar dengan alasan belum menerima laporan dari Kepala Sekolah MAN Model. ■Yudi/S10

18 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

beRDASARkAn pantauan Skor di sepanjang jalan dari gerbang per-batasan Maros-Makassar sampai per-batasan Pangkep terdapat sangat ban-yak lubang maut yang menganga di tengah jalan, serta beberapa retakan di badan jalan yang sudah dibeton, te-patnya di Kecamatan Tompo Bulu. Reta-kan tersebut semakin hari kian memb-esar. Selain itu, pada badan jalan di beberapa titik juga bergelombang dan membahayakan pengendara. Kedala-man lubang yang ditemukan bervariasi, ada yang mencapai 30 cm dengan lebar kurang lebih 50 cm.

Bahkan ada beberapa titik di jalan tersebut yang menyerupai kubangan, seperti di depan Pasar Bulu-Bulu, Ling-kungan Maccopa, dan depan SPBU But-ta Toa Kecamatan Turikale, Kecamatan Maros Baru. Dan kerusakan yang kerap

SKOR, Maros-SulselPembangunan jalur Trans Sulawesi Maros-Makassar yang

menjadi kebanggaan masyarakat belum tuntas, namun ternyata sekarang jalur utama itu sudah dipenuhi lubang yang mengancam nyawa pengendara kendaraan yang me-lintas dijalur utama tersebut.

menimbulkan kemacetan juga terdapat di Jembatan Kota Maros.

Kondisi paling parah juga nampak sebelum dan setelah Jembatan Pute di Kecamatan Bontoa dari arah Maros menuju Pangkep, serta beberapa titik lainnya.

Ketua Anti Korupsion Watch, (ACW) Maros, Rauf Mappatuntu' saat ditemui Skor beberapa pekan lalu mengung-kapkan kondisi jalur Trans Sulawesi, khususnya di wilayah Maros sudah banyak yang rusak dan sudah sering menelan korban pengendara yang men-galami kecelakaan.

Namun, kata dia, jalan ini meru-pakan jalan negara, hingga menjadi tanggung jawab Balai Besar Jalan dan Jembatan untuk membenahi. Meski de-mikian Rauf mengharapkan agar pihak pemerintah daerah tidak tutup mata

atas kondisi jalan itu karena sudah san-gat meprihatinkan dan membahahaya-kan.

“Ini harus ditangani, karena akan keliru kalau nanti ada korban baru dibenahi. Pihak pemerintah daerah tidak bisa membiarkan kondisi begitu saja, karena persoalan ini dapat meng-ganggu aktivitas masyarakat dan jan-

gan menunggu korban lebih banyak lagi” tambahnya.

Lebih lanjut Rauf menegaskan, jika pemerintah daerah tidak memperbaiki jalan tersebut, maka patut dicurigai dan perlu dipertanyakan ,anggaran un-tuk pemeliharaan jalan tersebut dikem-anakan.

■Fauzy/S10

PeLAkU yang sehari-sehari bekerja sebagai petani, dan pembuat alat-alat pertanian dibeng-kelnya tersebut, ternyata juga menerima pesanan masyarakat yang ingin memesan senpi dengan harga yang telah ditentukan.

Menurut Sahdan Ali saat diamankan di Polres Muba belum lama ini, dirinya membuat pistol berawal dari melihat pistol mainan anak-anak dan mencoba membuatnya, dan ternyata ber-hasil. “Untuk satu unit pistol, dikerjakan paling lama satu bulan, itupun tergantung ukurannya," ujarnya.

Pelaku juga menjelaskan, pemesan berasal dari masyarakat sekitar yang mengaku untuk berburu dan berjaga-jaga. Banyak yang telah memesan senpi padanya. Bahkan ada oknum Kades di Muba yang pesan, namun dia tidak mau mengatakan siapa kades itu.

Kapolres Muba AKBP Ahmad Ikhsan membe-narkan, telah menangkap tersangka pembuatan senpi home industri di Lumpatan, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). "Pelaku merupakan re-sidivis pada tahun 2006 atas kasus yang sama. Pada saat itu, pelaku ditahan selama 3 bulan," jelas Kapolres.

Dia juga menuturkan, untuk harga satu unit senpi buatannya, pelaku mematok harga Rp 1,5 Juta rupiah, itupun tergantung dari ukuran senpi laras panjang dan pendek. Dari penangkapan tersangka tersebut berhasil diamankan satu unit senjata api rakitan jenis revolver, dan silinder,

SKOR, MubaSatuan Satreskrim Polres Muba

bongkar bisnis home industri pem-buatan senjata api (senpi) illegal, yang sudah beroperasi selama 10 tahun. Sahdan Ali (62) warga Lump-atan Kecamatan Sekayu Kab Musi Banyuasin Prov Sumsel, merupakan residivis atas kasus yang sama, dan saat ini, pelaku kembali diamankan pihak Polres Muba.

SkoR, Bitung-SulutJeLAng pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak

pada Desember 2015, sejumlah nama mulai mencuat un-tuk melanjutkan kepemimpinan Wali Kota Bitung, Hanny Sondakh yang berakhir pada Februari 2016 mendatang.

Sejumlah pihak memetakan kekuatan politik berdasar-kan hasil pemilu legislatif 2014 silam, diprediksi terdapat sedikitnya Tiga Kandidat yang siap berkompetisi.

Anggota komisi B DPR Kota Bitung, Tony Yunus, SE dan Faisal Dzulkarnain, S.Sos mulai angkat bicara, “kami se-mentara mencari sosok yang layak dan berkarakter untuk calon wakil walikota." kata tony (sapaan akrab).

Saat ditanyakan siapa sosok yang paling layak, Tony Yunus mengatakan bahwa, "Ketua PHBI Kota Bitung, H. Ramlan Ifran yang menurut saya saat ini paling layak," katanya.

Politisi yang terpilih dari daerah pemilihan (dapil) Mae-sa Madidir ini juga menyebut nama Gunawan Pontoh se-bagai figur yang patut diperhitungkan untuk calon Wakil Walikota," ujarnya.

Sementara legislator PPP yang terpilih dari dapil satu, Faisal Dzulkarnain mengatakan, “sebagai kader partai P3, jelas yang paling layak adalah Drs. H. Nurdin Duke, M.Si. yang pada pileg lalu meraih suara paling signifikan," terangnya. ■Arham L

mesin bubut, bor besi, mesin pemotong, kunci-kunci, peluru, dan berbagai jenis alat untuk mem-buat senpi rakitan.

"Dari penangkapan pelaku, kita juga berha-sil mengamankan barang bukti untuk membuat senjata api yang jumlahnya sangat banyak," pa-parnya.

Dari penangkapan pelaku Suhdan lalu dikem-bangkan, hasilnya dapat mengamankan 4 orang yang memiliki senjata api rakitan dan senjata laras panjang atas target operasi (TO) yang dida-lami oleh Satreskrim Polres Muba, yakni Epriwan (32) warga Ulak Paceh,Lawang Wetan, serta Mu-lyadi (22), Efendi (32) dan Abdulah Tahir (44), ke-tiganya warga Bandar Jaya, Sekayu Muba," ung-kapnya.

Dari tertangkapnya 4 pelaku tersebut, pihaknya akan terus melakukan penelusuran ke-mungkinan ada kaitannya dengan pelaku Sahdan. "Kita akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, mungkin ada keterkaitannya, dan melakukan pengembangan terhadap kasus senpi ini, seper-ti kepada siapa saja pelaku telah menjual senpi tersebut," ujarnya.

Untuk pelaku sementara dikenakan, Undang-undang Darurat No 51 dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. Ia juga menghimbau kepada masyarakat, bagi warga yang menyimpan senpi agar segera diserahkan kepada pihak berwajib,” tegasnya.

■F.972/S10

19 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

eretan baligho calon Bupati terpa-jang di sepanjang jalan Desa, Keca-matan dan jalan poros utama Kab. Kolaka Timur untuk mengejar angka popularitas dan elektabilitas.

Selain Tony Herbiansyah, muncul figur Mappa-jarungi Manan yang berlatar belakang aktivis dan wartawan (Wartawan senior Media Indonesia), kalangan pengusaha H. Muh. Buddu yang juga Ketua DPD Golkar Koltim, Wahyu Ade Pratama (Anggota DPRD Prov. Sultra) dan Andi Nur Lape. Nama-nama inilah yang kini ramai diperbincang-kan masyarakat Kolaka Timur.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kolaka Timur untuk pertama kali dihelat sejak daerah ini dinyatakan sebagai DOB berdasarkan Undang-Un-dang RI No 8 Tahun 2013. Sebagai daerah peme-karan maka ditunjuklah Pj. Bupati Kolaka Timur, Drs. H. Tony Herbiansyah untuk melaksanakan tu-gas pemerintahan dan memfasilitasi pelaksanaan Pilkada di Kolaka Timur berdasarkan surat keputu-san Mendagri No 131.16 tertanggal 16 April 2013.

Maka pada tanggal 22 April 2013 dilantiklah Tony Herbiansyah untuk mengendalikan roda pemerintahan di Kabupaten Kolaka Timur, tentu-nya ini tidak lepas dari campur tangan Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, SE dengan tugas-nya segera mengambil langkah-langkah dalam penyelenggaraan pemerintahan sesuai amanat UU pembentukan DOB, sebagaimana diatur da-lam pedoman pelaksanaannya agar segera men-ingkatkan pelayanan publik demi kesejahteraan masyarakat.

Dari pantauan media ini, nama Tony Herbi-ansyah yang masih menjabat Pj. Bupati Kolaka Timur ini, nampaknya punya ambisi besar untuk menjadi Bupati Kolaka Timur yang defenitif mela-lui arena pilkada.

Hal ini terlihat dari sejumlah baligho yang terpasang dan pergerakannya sebagai Pj. Bupati Kolaka Timur saat media ini melihat dan menda-patkan informasi dari sumber yang dikenal dekat dengan Tony Herbiansyah. Bahkan, hari ini Tony Herbiansyah secara terang-terangan membon-ceng ambisinya di kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) di salah satu Keca-matan di Kolaka Timur, Mowewe, beberapa pekan lalu, dengan mengeluarkan sejumlah pernyataan yang bernada ajakan kepada seluruh tokoh dan masyarakat untuk mendukung dirinya menjadi Bupati Kolaka Timur.

Muncul pertanyaan dari sejumlah kalangan, “Apakah ini melanggar ?”, pengamat poitik dari LIK di Jakarta, Rizki awi mengatakan meski tahapan pilkada belum berjalan namun etika politik dan

tata negara tidak membenarkan, “ini namanya aji mumpung, kesempatan masih menjabat sebagai Pj. Bupati dengan leluasa memerintahkan selu-ruh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Koltim untuk bekerja sampingan sebagai tim suksesnya, tentu ini tidak fair”, ungkap awi saat ditemui skor di daerah senayan Jakarta Selatan.

Geliat tim sukses Tony Herbiansyah dari sejum-lah Kepala SKPD ini menarik ditelisik untuk men-jadi catatan buat masyarakat Kolaka Timur agar lebih berhati-hati dan kritis melihat pola yang dilakukan Tony Herbiansyah untuk memenang-kan pertarungan politik di Kolaka Timur. Pasal-nya, dengan cara-cara memanfaatkan kekuatan birokrasi, dipastikan akan menyalahgunakan ke-wenangannya serta berpotensi menyalahgunakan anggaran negara yang melekat di unit kerjanya.

Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme pasti akan terjadi untuk membiayai kegiatan-kegia-tan berbau kepentingan politik. Apalagi mental birokrasi di Kolaka Timur yang menduduki jaba-tan pastilah Asal Bapak Senang (ABS) dan lapo-ran selalu bagus. Fenomena ini terlihat di depan mata, tampilan Baligho Tony Herbiansyah yang melekatkan simbol dan logo masing-masing

SKOR, Kolaka Timur-Sultra Meski genderang

pertarungan politik belum ditabuh untuk merebut kursi nomor

satu di Kabupaten Kolaka Timur namun

suhu politik di daerah otonomi baru (DOB)

pemekaran dari Kabupaten Kolaka ini

sudah terasa panasnya.

SKPD yang ada di Pemerintahan Kolaka Timur. “Apakah Tony Herbiansyah menang dengan

cara ini?” Pertanyaan ini akan terjawab setelah berakhir masa jabatannya sebagai Pj.Bupati, tanggal 22 April 2015 secara otomatis tim sukses dari kalangan birokrasi ini akan memudar kar-ena PNS dan sejumlah Kepala SKPD akan bermain dua kaki atau meninggalkan Tony Herbiansyah yang tidak lagi berkuasa mengatur birokrasi. Ini-lah awal kemandulan Tony Herbiansyah sebagai Calon Bupati Kolaka Timur.

Meskipun hari ini, Tony Herbiansyah masih terlihat begitu percaya diri bisa menang di Pilka-da Kolaka Timur ini, dan leluasa memanfatkan birokrasi untuk kepentingan politiknya,namun sejumlah kalangan menilai peluang menang Tony Herbiansyah yang pernah kalah bertarung men-jadi Wali Kota Kendari di Tahun 2012 ini akan terulang kembali.

Direktur Eksekutif Lingkar Demokrasi Rakyat (LIDER) Sulawesi Tenggara, Herman Syahruddin mengungkapkan ini dihadapan sejumlah pew-arta media cetak/online di Kolaka Timur, Rabu (25/2) usai melakukan monitoring di beberapa wilayah kecamatan di Kolaka Timur. Beberapa argumentasi yang dijadikan ukuran jika Tony Herbiansyah akan terpuruk kembali di Pilkada Kolaka Timur ini adalah sosoknya yang terkesan tidak menghargai perjuangan sejumlah tokoh pemekaran Kolaka Timur dan mengklaim sebagai Bapak Pembangunan di Kolaka Timur. Sikap ini, tentu menyakitkan hati tokoh-tokoh yang “berd-arah-darah” untuk perjuangan pemekaran yang kini dinikmati oleh Tony Herbiansyah sebagai Pj. Bupati Kolaka Timur.

Selain itu, pernyataan tidak sedap juga per-nah dilontarkan bahwa sumber daya manusia (SDM) di Kolaka Timur belum layak sehingga kebijakannya mengimpor sejumlah pejabat dari luar Kolaka Timur ini memicu kekecewan Drs. H. Adel Berty, M.Si selaku tokoh penting di Kolaka Timur-Kolaka, meskipun tidak secara terbuka di-ungkapkan namun beberapa kerabat dekat ke-luarga besar Adel Berty ini menyatakan bahwa tidak akan memberikan dukungnya kepada Tony Herbiansyah sebagai Calon Bupati Kolaka Timur.

Herman Syahruddin yang juga aktifis anti ko-rupsi ini, mengajak masyarakat di Kolaka Timur untuk menjadi pemilih yang rasional dan tidak terpancing dengan politik uang yang akan dilaku-kan oleh tim sukses calon Bupati Kolaka Timur saat Pilkada digelar. Selain itu, dia juga mengajak untuk memilih pemimpin yang bersih dari prak-tik korupsi,kolusi dan nepotisme.

■S.055

20 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

roma korupsi penyelewengan dana retribusi ditengarai juga terjadi yang mengakibatkan rendahnya kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Maros.

Nilai pajak parkir yang diduga melayang masuk ke kantong oknum pengelola ditaksir mencapai puluhan juta rupiah perharinya atau sekitar Rp300 juta per bulan.

Penempatan loket karcis parkir di area jalan Negara akses masuk Bandara itu mengakibatkan pengunjung yang hanya mengantar penumpang dan tidak berparkir di area parkir sebagai fasili-tas bandara, tak luput dari biaya parkir padahal setiap warga Negara mempunyai hak melewati fasilitas umum tanpa dikenakan pungutan.

Demikian dikatakan Bupati Lumbung Infor-masi Rakyat (Lira) Maros, Abrar Rahman saat ditemui Skor dikopi tiam makassar Selasa (24/2).

Menurutnya apa yang dilakukan oleh Pihak Bandara Sultan Hasanuddin itu sudah jelas Pung-li dan melanggar Undang-undang No 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

“Ini sudah pungutan liar karena yang mere-ka pungut adalah pajak parkir, sementara tidak semua kendaraan yang lewat disana itu masuk diarea parkir yang disiapkan sebagai fasilitas” ujarnya.

"Hanya bandara Sultan Hasanuddin yang melakukan itu. Di Bandara Soekarno Hatta, pengunjung hanya dikenakan pajak parkir jika masuk ke area parkir dan tidak dipungut kalau kendaraan hanya melintas dan menurunkan atau menjemput penumpang," kata Abrar.

Loket pembayaran parkir di Bandara lain, kata Abrar, disimpan di jalan masuk dan keluar area fasilitas parkir, sehingga yang dikenakan tarif parkir itu adalah pengunjung yang mempergu-nakan fasilitas parkir yang dibuat oleh bandara. Sementara di jalan raya masuk Bandara, sama sekali tidak ada loket untuk memungut pajak apapun.

"Aturannya jelas, pungutan itu dianggap sah apabila satu lembaga atau instansi menyiapkan fasilitas tertentu diluar fasilitas umum yang dibuat oleh negara, nah sementara Bandara Hasanuddin, memungut parkir diarea publik. Itu jelas pelaggaran apatah lagi ini perusahaan milik negara," ungkapnya.

Kepala Bidang Umum Yayasan Lembaga Ka-jian Konsumen (YLK) Sulsel, Ambo Masse yang

dimintai keterangannya, kepada Skor menga-takan bahwa praktek tersebut jelas merugikan konsumen. Hak yang dilanggar oleh Pihak Ban-dara Sultan Hasanuddin adalah informasi terkait pungutan pajak yang dikenakan, karena hal itu tidak diterangkan secara detail dalam karcis yang diberikan oleh pihak Bandara kepada konsumen.

"Jelas mereka dirugikan, karena fasilitas neg-ara seperti jalan umum tidak boleh ada pung-utan apapun. Hak konsumen terkait informasi juga dilanggar oleh mereka, karena karcis parkir yang mereka berikan tidak menerangkan apak-ah mereka bayar atau tidak kalau hanya melin-tas menurunkan atau menjemput penumpang," terangnya.

Sementara anggota DPRD Maros menuding selain adanya dugaan Pungli, juga terjadi keboc-oran pada pajak parkir bandara sultan hasanud-din yang mengakibatkan kurangnya kontribusi pada Pendapatan Daerah Kabupaten Maros. Tak tanggung-tanggung nilai pajak parkir yang di-duga melayang ditaksir mencapai sepuluh juta rupiah perharinya atau sekitar Rp300 juta per bulan.

Hal itu dikatakan anggota Komisi II DPRD Maros, M Amri Yusuf saat ditemui di kantornya, Rabu (25/2). Menurutnya, pengelolaan pajak parkir oleh Pengelola Bandara Hasanuddin, PT (Persero) Angkasa Pura I selama ini tidak trans-paran terkait jumlah kendaraan serta durasi parkir yang masuk ke Bandara, hingga penghasi-lan dari pajak parkir ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Maros sangat tidak sesuai.

"Kalau dulu pajak parkir tersebut dilaksana-kan pihak ketiga, wajar-wajar saja pendapatan-nya berkurang. Sekarang ini kan, pengelolaan parkir di sana itu sudah ditangani langsung oleh pihak Bandara, harusnya nilainya naik signifi-kan. Namun faktanya, dari tahun ke tahun hanya berkisar empat sampai lima miliar rupiah," tu-kasnya.

Kalau selama ini Pemda dan DPRD tutup mata soal loket pungutan parkir, lanjut Amri, namun melihat realitasnya, Bandara Hasanuddin tidak mesti sewenang-wenang lagi melakukan pung-utan yang tidak sesuai aturan. "Kalau soal itu,

selama ini kami hanya tutup mata, tapi kali ini kami akan bersuara juga," tegasnya.

Senada dengan itu, Anggota Komisi II DPRD Maros lainnya, A. Aso Patarai Amir juga mengaku geram dengan pungutan pajak parkir yang dini-lainya tidak jelas landasan hukumnya serta nilai setoran pajak yang diberikan ke Pemda Maros. "Mall saja, kalau kita masuk hanya selang beber-apa menit itu gratis, tapi kok di Bandara malah lebih sadis," ketusnya.

Bendahara Partai Golkar Maros ini, mengaku akan melakukan evaluasi terhadap pencapaian target pajak parkir Bandara Hasanuddin yang dinilainya tidak sesuai, meskipun target untuk tahun 2015 ini sudah dinaikkan oleh Pemda Ma-ros.

Terkait rencana perubahan nama dari pun-gutan parkir menjadi bea masuk bandara oleh pihak Bandara Hasanuddin, menurut Aso, itu tidak berdasar dan jelas tidak dibenarkan. Karena yang namanya retribusi hanya boleh dipungut oleh Pemda setelah adanya fasilitas yang dibuat secara khusus. Perubahan nama tersebut terang akan membuat Maros kehilangan pendapatan, karena yang diatur dalam Perda Parkir adalah parkiran dan bukan bea masuk.

"Saya rasa kalau pihak Bandara mau merubah nama pungutan parkir menjadi bea masuk, itu artinya pihak bandara mengajak perang dengan kami. Itu jelas tidak ada aturannya, Bandara tidak boleh semena-mena seperti itu," ungkapnya.

Sementara itu, manta Kepala Dinas Pendapa-tan Daerah (Dispenda) Maros, Nur Alim mengaku, saat ia menjabat sebagai Kepala Dinas di Dispen-da, hal tersebut sudah pernah dibahas, dimana pihak Bandara berjanji akan membuat sebuah sistem pengelolaan parkir berbasis komputerisa-si yang bisa diakses juga oleh Pemda Maros, agar pengelolaannya bisa lebih transparan.

"GM dulu itu pernah berjanji, kalau mereka akan membuat pengelolaan parkiran dengan sistem komputerisasi yang juga bisa terakses oleh Pemda Maros, namun GMnya diganti dan hingga kini hal itu belum dilaksanakan," paparnya.

Sementara itu, Bupati Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Maros, Abrar Rahman meminta agar Pemda Maros segera melakukan tindakan tegas kepada pihak Bandara atas dua tudingan terse-but. Menurutnya, DPRD Maros harus segera me-manggil pihak PT (Persero) Angkasa Pura I untuk melakukan dengar pendapat terkait pajak parkir tersebut dan jika perlu, loket Pungutan Liar (Pungli) yang diklaim sebagai tempat memungut parkiran tersebut segera dibongkar.

"Pemda harus tegas bersikap, kalau perlu tempat Pungli itu dibongkar saja. Toh selama ini seharusnya pendapatan Pemda bisa lebih besar, namun nyatanya juga tidak ada pengaruhnya, sebab yang dirugikan juga masyarakat sebagai konsumen," ujarnya.

Sebelumnya, pihak Bandara Sultan Hasanud-din mengaku tidak melanggar aturan terkait penempatan loket parkir, karena sebelum UU 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, loket tersebut sudah ada. Belum lagi, pihak Ban-dara melalui General Managernya (GM) Yanus Suprayogi mengatakan, akan mengubah nama pajak parkir menjadi bea masuk bandara kalau hal itu dianggap menyalahi aturan yang ada.

■Aziz/S10/S02

SKOR, Maros-Sulsel Pengelolaan retribusi parkir

bandar udara sultan hasanuddin bertolak belakang dengan

status yang disandang sebagai bandara internasional pintu

masuk ke Indonesia timur. PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai

pengelola dituding tidak becus, pasalnya diduga terjadi

pungutan liar (Pungli) berkedok pajak parkir dengan memasang loket karcis parkir di area jalan

negara akses masuk Bandara, bukan di area parkir.

21 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

emanfaatan sumber daya yang dimi-liki untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) TNI-Polri demi meningkatkan kemam-puan dan solidaritas personel TNI

dan Polri dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan visi dan misi keduanya.

Nota Kesepahaman itu meliputi, Pendidi-kan Dasar Integrasi Kemitraan Akademi TNI dan Akademi Kepolisian, Pendidikan Intelijen, Pendidikan Bidang Kelautan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), Pendidikan Para, Pendidikan Kedirgantaraan di TNI AU, Pendidikan Sespim (Sespimti/Sespimmen/Sespimma) dan Pendidikan Pengembangan Umum TNI (Sesko TNI/Sesko Angkatan/Selapa/Sederajat).

Jenderal TNI, Dr. Moeldoko dalam sambu-tannya yang juga dihadiri Presiden RI Joko

SKOR, JakartaPanglima TNI, Jenderal TNI

Dr. Moeldoko dan Waka Polri, Komisaris Jenderal Polisi Drs.

Badroddin Haiti menandatangani nota kesepahaman pendidikan bersama antara TNI dan POLRI

pada acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri Tahun 2015

bertempat di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)

Jakarta Selatan, (3/3/15).

Widodo, Menkopolhukam, Kepala BIN, Kas-ad, Kasal, Kasau dan Pejabat TNI serta Polri, mengatakan bahwa seluruh prajurit TNI dan Polri bekerja untuk eksistensi Negara Kesatu-an Republik Indonesia, “TNI dan Polri memi-liki semangat yang sama, tujuan yang sama

yaitu NKRI. Untuk itu, TNI dan Polri harus memiliki solidaritas dan bersinergi. Hal itu dapat berjalan baik apabila masing-masing dapat meng-

hilangkan ego sekto-ral,” kata Moeldoko.

Rapim dengan tema “Sinergitas TNI-Polri Peng-gerak Revolusi

Mental” yang diikuti oleh 246 personel dari TNI dan Polri, bertujuan menyatukan persepsi Pimpinan TNI dan Polri agar memiliki kesa-maan pemahaman dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan perananan masing-masing serta pemantapan sinergitas sehingga dapat

terimplementa-sikan dalam

rencana kerja dan kebi-jakan.

■Puspen Tni

iRwASDA Polda Metro Jaya, Kombes Pol Noer Ali mengisi pos baru Dirtipidkor Bareskrim Polri. Pejabat sebelumnya, Brigjen Pol Ike Edwin menjadi Widyaiswara Madya Sespim Polri Lemdikpol. Sementara jabatan Irwasda Polda Metro Jaya yang ditinggalkan Noer Ali akan diisi oleh Kombes Pol Ricardo Hu-tauruk yang sebelumnya menjabat sebagai Irwasda Polda Papua.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Royke Lumowa akan mengisi jabatan Kabagkamsel Korlantas Polri, posisinya digan-tikan Kombes Pol Dwi Sigit Nur-mantyas yang sebelumnya menja-bat Dirlantas Polda Jawa Tengah.

Wakil Dirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Tomex Korniawan juga dipromosikan menjadi Dirlantas Polda Kalimantan Tengah, posisin-ya diisi AKBP Wahyono yang sebel-umnya menjabat Kapolres Blitar.

Direktur Binmas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Erwin Usman bakal mengisi jabatan Kasubdit-binkamsa Ditbinmas Baharkam Pol-

ri. Posisinya diisi Kombes Pol Yosi Hariyoso yang sebelumnya menja-bat Dirbinmas Polda Sulawesi Teng-gara sedangkan Kepala Biro Op-erasi Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sujarno juga dipromosikan sebagai Kepala Biro Provost Mabes Polri.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Tavip Yulianto bakal mengisi jabatan Kabag Binamitra Ropenmas Divhumas Polri, posis-inya akan digantikan Kombes Pol Wahyu Widada yang sebelum-nya menjabat Kapolres Tangerang Kabupaten. Jabatan Kapolres Tangerang Kabupaten selanjutnya diisi Kombes Pol Bambang Priyo Anggodo yang sebelumnya men-jabat Kepala SPN Polda Metro Jaya dan Kepala SPN Polda Metro Jaya diisi AKBP Muhammad Iqbal yang sebelumnya menjabat Wakapol-restabes Surabaya.

Kapolres Kepulauan Seribu, AKBP Hero Herianto Bachtiar diges-er sebagai Kapolres Cirebon dan Ka-polres Kepulauan Seribu ditempati AKBP Djuwito Purnomo. ■Awie

SKOR, JakartaMarkas Besar Kepolisian Negara RI (Mabes Polri)

melakukan mutasi di ja-jaran perwira tinggi (pati)

maupun perwira men-egah (pamen), sejumlah

perwira mengisi pos baru pada struktur organisasi

di lingkungan Mabes Polri termasuk di lingkup Polda

Metro Jaya.

22Edisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

ucuran dana Otsus dan In-frastruktur yang melimpah dari Pemerintah Pusat sehar-

usnya Papua saat ini dapat bersaing dengan daerah lain.

Mirisnya, banyak kegiatan pem-bangunan yang belum berjalan mak-simal bahkan cenderung tidak tuntas dan terbengkalai. Pemerintah daerah cenderung membuat laporan kegia-tan pembangunan fiktif.

Hal tersebut dikemukakan Tokoh Masyarakat Sorong Selatan (Sorsel), Soleman Mate kepada Tabloid SKOR. Menurutnya, apa yang disampaikan merupakan salah satu masalah yang

membuat program pembangunan ru-mah sosial di kampung Atori Distrik Kokoda Utara Kabupaten Sorong Sela-tan, namun tidak dilaksanakan secara tuntas. Hanya dibuat rumah seadan-ya dan tidak ada penyelesaiannya,” terang Soleman

Lebih lanjut Soleman menuturkan, pemerintah daerah belum member-dayaan masyarakat dengan baik, con-tohnya anak-anak kami yang sedang melakukan studi tidak diperhatikan sarana dan prasarana belajarnya. Se-mentara keberadaan tenaga pengajar (Guru SD) masih minim, hingga anak-anak tidak memperoleh kesempatan

tidak melaksanakan tugasnya den-gan baik dan mereka kebanyakan tidak berada di tempat tugas. Aparat Pemerintah Distrik Kokoda Utara Ka-bupaten Sorong Selatan dan Distrik Aifat Timur Tengah serta Distrik Aifat Timur Jauh selama ini mangkir (tidak melaksanakan tugas).

“Karena itu, saya mohon pada pe-merintah pusat agar melakukan pen-gawasan ke Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat agar mereka benar-benar menegakkan aturan dan disiplin kerja agar masyarakat mem-peroleh pelayanan yang maksimal,” tegasnya.

Sementara terkait dengan in-frastruktur jalan, Pemerintah Kabu-paten Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat belum membangun sarana jalan raya untuk membuka akses bagi masyarakat yang berdomisili di kampung-kampung.

Infrastruktur yang butuh perhatian saat ini diantaranya jalan raya dari Kabupaten Sorong Selatan ke Distrik Kais atau kampung Mukamat dan ke Distrik Kokoda Utara Kampung Atori, Karirif, Kamundan I dan Kamundan II serta jalan raya dari Kabupaten May-brat ke kampung Womba.

Masyarakat di wilayah tersebut selama ini terisolir dan tertinggal, kondisi demikian menghambat pros-es pembangunan. “Karena itu, saya mendesak agar pemerintah pusat da-pat mengarahkan pemerintah daerah untuk segera membangun sarana jalan raya tersebut,” katanya penuh harap.

Soleman menambahkan bahwa kenyataan itu membuat masyarakat merasa dipermainkan, dikhianati (di-tipu) oleh pemda. Padahal, masyarakat menginginkan adanya kemajuan pembangunan yang dirasakan secara signifikan.

Kab. Sorsel dan Maybrat memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, cukup untuk menunjang pembangunan daerah dan mening-katkan pendidikan serta kesejahter-aan rakyat.

”Harus ada pemerataan pemban-gunan di segala bidang di semua kampung dan distrik yang ada un-tuk mengejar ketertinggalan agar masyarakat maju sejajar dengan kel-ompok suku bangsa yang lain di Indo-nesia ini,” tandas Soleman Mate.

■SolMet

SKOR,Sorsel/Maybrat-Papua BaratMeski Otonomi khusus (Otsus) sudah memasuki usia

ke-14 Tahun, namun belum menampakkan capaian yang mengembirakan. Makna otsus baru sekedar pe-nambahan anggaran atau dana otonomi khusus tapi belum substantif, yakni keadilan dan kesejahteraan.

Demikian disampaikan Wakil Bupati Musi Banyuasin (Muba) Beni Hernedi selaku Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Su-matera Selatan, ketika membuka secara resmi seminar Legislasi Wilayah Masyarakat Hukum Adat di Sumatera Selatan, Merujuk Pu-tusan MK Nomor 35/PPU-X/2012, Undang-Undang Desa Nomor 6/2014 dan Permendagri Nomor

52/2014, Senin (09/02) lalu, di Room Almanda Hotel Sintesa Pe-nisula Palembang.

Pada seminar yang diseleng-garakan oleh Pengurus Wilayah

Aliansi Masyarakat Adat Nusan-tara Sumatera Selatan tersebut, Wakil Bupati Musiba, Beni Herne-di mengharapkan, agar seminar ini dapat memberikan solusi un-tuk permasalahan yang berke-naan dengan masyarakat adat kebudayaan yang ada di Musi Banyuasin khususnya, serta Su-matera Selatan pada umumnya. Dan hubungan antara masyarakat adat kebudayaan dengan pemer-intah Musi Banyuasin.

“Hari ini kita maksudkan untuk kembali berbagi wawasan, berba-gi informasi dan mencoba mem-berikan solusi untuk masyarakat adat kita ini. Dan yang paling uta-ma adalah mau duduk satu meja untuk menyelesaikan masalah tersebut,” tandasnya.

Adapun narasumber dari semi-nar tersebut adalah Gubernur Su-matera Selatan, H Alex Noerdin yang diwakili oleh Hj. N. Agus-

tini SH MHum yang menyampai-kan materi tentang Peran Dan Pengakuan Terhadap Masyarakat Adat Dalam Perspektif Pemerintah Daerah. Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Abdon Nababan dengan materi tentang Pemuli-han Hubungan Antara Masyarakat Adat Dengan Negara, serta Akade-misi dan Praktisi Hukum, Dhabi K Gumayra dengan materi Peluang Dan Ancaman Implementasi UU Desa Di Sumatera Selatan Dalam Prespektif Yuridis.

Narasumber lainnya, Ketua BPH Aliansi Masyarakat Adat Nu-santara Sumsel, Rustandi Adrian-syah dengan materi Pembubaran Marga Dan Implikasinya Bagi Masyarakat Adat di Sumsel, Ket-ua DPRD Provinsi Sumsel, HM. Giri Ramanda Nazaputra Kiemas den-gan materi Upaya Legislasi Daer-ah Dan Pengakuan Masyarakat Adat. ■F.972/S10

SKOR, Muba-SumselPengakuan dan per-lindungan terhadap

masyarakat adat sangat penting, dimana semakin hari tantangan yang kita

hadapi semakin besar. Saya pikir yang paling utama adalah mau duduk satu

meja untuk menyelesaikan masalah tersebut.

terjadi di kampung Atori dan Kampung Karirif, Distrik Koko-da Utara, Kabupaten Sorong Selatan dan Kampung Womba, Distrik Aifat Timur, Kabupaten Maybrat pada khususnya dan umumnya di Provinsi Papua Barat.

“Pemerintah daer-ah hanya membuat program pemban-gunan, namun tidak dilaksanakan den-gan baik. Contohnya, Pemerintah Provinsi Papua Barat pernah

belajar dengan baik. Kondisi tersebut

diperparah dengan kenyataan, para pe-gawai dan guru SD, SMP tidak melak-sanakan tugasnya dengan baik. Mereka melaksanakan tugas-nya satu bulan, ke-mudian 3 bulan mer-eka mangkir. “Hal ini mengakibatkan ban-yak anak-anak kami yang akhirnya putus sekolah,” keluh Sole-man.

Petugas medis (Puskesmas) juga

23 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

SKOR, Bitung-Sulutalikota Bitung, Hanny Sondakh didampingi Wakil Walikota, Max-milian J Lomban men-erima kunjungan kerja

Anggota DPR RI Komisi IV di Pelabu-han Perikanan Samudera Bitung. rom-bongan dipimpin Ketua Komisi IV, Edhy Prabowo, Senin (23/02/15) lalu.

Komisi IV yang menangani bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan ini meninjau langsung lokasi industri perikanan yang ada di kota Bitung.

Pada kesempatan itu, Walikota memberikan gambaran tentang ke-beradaan Kota Bitung yang merupa-kan kota Industri, khususnya indus-tri perikanan, “perasaan senang dan bangga karena Bitung mendapat kun-jungan kerja Komisi IV DPR RI. "Mu-dah-mudahan ini dapat memberikan dukungan substansi kepada DPR RI

dalam pelaksanaan wewenang sesuai dengan amanat konstitusi dan hara-pan serta aspirasi rakyat, khususnya bidang industri perikanan Kota Bi-tung," tutur Sondakh.

Sondakh juga menyampaikan ber-bagai kendala yang dihadapi Kota Bi-tung dalam bidang perikanan, antara lain menurunnya hasil produksi in-dustri perikanan yang memicu ter-jadinya pengurangan tenaga kerja dari pihak industri sebagai dampak dari moratorium Kementrian Kelau-tan dan Perikanan.

Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy prabowo menyampaikan, “kunjungan kerja ini untuk meninjau langsung lokasi industri perikanan Kota Bitung dan permasalahannya sebagai acuan. "Kami berharap dapat menyerap ban-yak hal dalam kunjungan kali ini agar dapat kami perjuangkan di jakarta." Tuturnya. ■Arham L/S10

nggaran itu dituding sejumlah pihak seba-gai modus anggota DPR untuk “mengeruk” uang negara. Kendati

menuai sorotan, anggaran itu diklaim anggota DPR bakal efektif dalam upa-ya peningkatan fungsi representatif anggota dewan di daerah pemilihan-nya.

Jika dana Rp 1 triliun itu dibagi ke 560 anggota DPR, maka setiap ang-gota akan mendapatkan sekitar Rp 1,78 miliar per tahun atau Rp 148,8 juta per bulan.

Forum Masyarakat Peduli Parle-men Indonesia (Formappi) meminta agar Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membatalkan alokasi dana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Pe-rubahan (APBN-P) 2015 yang akan di-gunakan sebagai dana pembangunan rumah aspirasi itu.

"Ini perlu dikritisi, karena selain menggunakan uang rakyat dalam jumlah besar, harus dipastikan ang-garan negara benar-benar digunakan bagi kepentingan rakyat, dan bukan sekadar pemborosan," ujar peneliti Formappi, Abdul Sahid, dalam konfe-rensi pers di kantor Formappi, Matra-man, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi alasan Formappi untuk menolak digunakannya dana APBN-P bagi pembangunan rumah aspirasi. Pertama, Formappi menilai kedudu-

kan hukum rumah aspirasi masih lemah.

Abdul mengatakan, tidak ada pasal dalam Undang-Undang UU MD3 yang mengatur mengenai rumah aspirasi. Selain itu dalam Tata Tertib DPR juga tidak dijelaskan secara detail men-genai rumah aspirasi sebagai fungsi pendukung representasi anggota DPR terhadap daerah pemilihan masing-masing.

Formappi menilai anggaran ru-mah aspirasi tanpa persiapan yang cukup dan berpotensi pada pembo-rosan anggaran. Penetapan anggaran rumah aspirasi juga diduga sebagai modus untuk menguras kelebihan anggaran dalam APBN-P 2015.

"Bagaimana SOP, sistem laporan, indikator kerja, evaluasi, penga-wasan, dan pertanggungjawabannya. Apakah itu bisa dipastikan dapat ber-jalan" kata Abdul.

Ia menambahkan, anggaran un-tuk rumah aspirasi sebaiknya meng-gunakan dana pribadi anggota De-wan, atau dana yang didapat melalui biaya reses dan dana alokasi lainnya. Hal tersebut, menurut Abdul, akan menghindari terjadinya pemborosan.

Sementara Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, Ahmad Dimyati Natakusumah men-gatakan anggaran untuk rumah as-pirasi itu agar anggota dewan dapat lebih efektif menyerap aspirasi dan menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat.

Menurutnya, Rumah Aspirasi iti merupakan sebuah wadah di mana anggota Dewan dapat berkomunika-si dengan konstituennya di daerah sebagaimana diatur dalam Undang- Undang tentang DPR, MPR, DPD, dan DPRD (UU MD3). Tepatnya dalam UU

MD3 Pasal 72, Pasal 81, dan Pasal 234 serta secara detail diatur dalam tata tertib DPR mengenai keberadaan dan fungsi Rumah Aspirasi tersebut.

Dimyati juga meyakini penggu-naan anggaran tersebut bakal tepat sasaran sesuai peruntukannya. Apal-agi, kata dia, nantinya anggaran itu juga akan ada audit.

”Pasti bermanfaat, saya yakin eng-gak akan sia-sia. Nanti tidak akan ada lagi anggota Dewan yang cuma hadir dalam rapat dan ongkang-ongkang kaki menyatakan setuju. Kini mereka dituntut sekian banyak aspirasi yang diserap atau masuk di Rumah Aspi-rasi tersebut,” ujar politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini di Gedung DPR, Jakarta, beberapa waktu lalu. ■Doel

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 1 Triliun pada APBN-P 2015 untuk pembangunan rumah aspirasi dan honor tenaga ahli serta tenaga administrasi.

24 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

SKOR, Jakartaementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Badan Perencanaan Pem-bangunan Nasional (Bappenas) memper-oleh 60 Miliar lebih dana hibah dari pihak asing (Jerman dan Kanada).

Jika tujuan pemberian dana hibah dari pihak asing itu untuk pengembangan daerah yang menurut informasi yang berhasil dihimpun skornews bahwa NSLIC untuk wilayah Sulawesi dengan jangka waktu Tujuh Tahun, SREGIP di Ka-limantan dan NTB dengan waktu 2,5 Tahun.

Dana hibah tersebut diperuntukkan untuk proyek-proyek pengembangan daerah, Nasional Support for Local Investment Climate (NSLIC) untuk dana dari Kanada dan Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) menggunakan dana hibah dari Jer-man.

Aktivis Lembaga Informant Korupsi (LIK), Bang Awie mengatakan Bappenas diharapkan transparan menyam-paikan maksud pihak asing memberikan bantuan hibah kepada indonesia serta rencana dan pertanggungjawaban penggunaannya, “Bappenas harus transparan menyampai-kan apa tujuan pihak asing memberikan bantuan, kemu-dian rencana penggunaan dana hibah tersebut agar dapat diawasi bersama untuk menutup celah penyalahgunaan-nya”, tuturnya.

Hingga berita ini ditulis, pihak Bappenas belum dapat dihubungi untuk dimintai tanggapannya. ■Tirta

ekerjaan fisik yang meng-habiskan Miliaran Rupiah uang negara itu diduga jadi “lahan” korupsi oknum pejabat Kemenag lingkup

Prov. Sulbar. Pasalnya, hingga kini re-alisasi pekerjaan tersebut masih jauh dari penyelesaian.

Informasi yang berhasil dihimpun SKOR bahwa telah terjadi korupsi “berjamaah” antara oknum pejabat Kemenag, PPK, Konsultan dan Kon-traktor pelaksana pekerjaan sehingga kasus tersebut tidak mencuat ke pub-lik.

Penyalahgunaan uang negara itu diduga menjadi budaya turun temu-run di lingkup Kakanwil Kemenag Polman, Sulbar. Selama kurun waktu Tiga Tahun anggaran, telah terjadi beberapa kali pergantian Kakande-pag dan Kakanwil. Dari Sahabuddin

Kasim, dilanjutkan Plt. Kakanwil, HM. Dinar Faisal dan H. Muhdin, S.Ag, M.Pd.I (Kakanwil Kemenag Sulbar saat ini)

Terbengkalainya penyelesaian pekerjaan pembangunan kantor ke-menag Polman itu berdampak pada pelayanan publik, “urusan di kantor depag polman susah, kita datang kan-tornya dimana pejabatnya diamana tidak jelas,” kata Musdalifah dengan dialeg bahasa daerah mandar yang kental saat ditemui SKOR.

Aktivis Lembaga Informant Koru-psi, Abdullah, SIp saat ditemui di kan-tornya bilangan Pondok Kopi, Jakarta Timur mengatakan, “kami akan segera meminta audiensi dengan pihak terkait di Kementerian Agama RI dan meminta memperlihatkan RAB, Kon-trak kerjasama dan dokumen terkait lainnya. Jika benar terjadi penyalah-

gunaan akan segera kita laporkan dan kawal proses hukumnya di Kejaksaan Agung RI,” kata Putra Mandar yang berkiprah di Jakarta ini dengan te-gas.

Bang Doel (sapaan akrab Abdullah) menambahkan “No toleransi, 'mal-ing' di lingkup Kemenag, toleransinya adalah penjara,” kata bang doel yang marah karena hal itu terjadi di kam-pung kelahirannya.

Kepala Kantor Departemen Agama

Polewali Mandar, Imran mengata-kan, “saya tidak banyak tau tentang masalah itu karena kasusnya sebelum saya menjabat Kakandepag Polman, silahkan menghubungi ULP untuk in-formasi lebih lanjut,” kata Ka. Kande-pag kepada skornews via telepon. ■Awie

SKOR, Polman-Sulbar

Pembangunan kantor Departemen Agama Polewali Mandar, Prov Su-

lawesi Barat Tahun anggaran 2012,2013,2014 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Kemente-rian Agama RI, menuai sorotan.

www.skornews.com25Edisi ke-29/Tahun IV/Februari 2015

26 www.skornews.comEdisi ke-30/Tahun IV/Maret 2015

SebUAh survey dari penelitian panjang tentang fenomena perselingkuhan di kota-kota besar baru-baru ini merilis hasilnya.

Survey dilakukan terhadap pria berusia 25-38 tahun dengan berbagai latar bela-kang profesi. Dari hasil survey diketahui definisi selingkuh yang beragam

Ada beberapa pria yang mengatakan kalau cuma kencan biasa tidak bisa disebut selingkuh. Pendapat lain mengatakan bahwa mereka baru bisa disebut berselingkuh jika sudah melakukan hubungan intim. Beberapa yang lain justru mengatakan bahwa

jika anda sudah memikirkan wanita atau pria lain dan membandingkannya dengan pasangan anda, maka itu sudah masuk kategori selingkuh. Ini dia jawaban para

pria mengapa mereka berselingkuh:

1. Prioritas yang berubah Pacaran biasanya dimulai dengan ketertarikan fisik. Setelah menjalani proses berpacaran selama beberapa lama, ada keinginan lain yang lebih prioritas yang tidak bisa dipenuhi oleh pasangan yang sekarang.

2. Mencari tantangan baru Beberapa pria memiliki jiwa petualang yang besar. Bagi pria seperti ini, berselingkuh adalah sebuah seni, sebuah tantangan. Mereka begitu senang dengan setiap penaklukan yang berhasil. Mereka menyiapkan strategi dan nyali agar bisa berselingkuh tanpa ketahuan.

3. ingin Rehat dari komitmen Kadang dalam hubungan yang sudah serius membuat pria merasa

terbebani. Mereka butuh wanita lain sebagai tempat pelarian.

4. Sifat ego Beberapa pria menderita ego complex, artinya mereka bu-tuh pengakuan agar tetap survive, dan pengakuan yang paling bisa mendongkrak rasa percaya diri mereka adalah menge-tahui bahwa masih ada wanita lain yang tertarik padanya selain pacarnya yang sekarang.

5. Merasa bosan Pacaran terlalu lama kadang membuat bosan apalagi jika hubun-

gan monoton saja. Bersama wanita lain membuat mereka seperti mendapat kesegaran baru. Pengalaman baru bersama perempuan

lain membuat hidup mereka Bergairah lagi.

6. Just for funSelain punya pacar resmi, mereka juga punya selingkuhan lain. Ala-sannya? Just for fun. Mereka tidak ingin berpisah dengan kekasih mereka. Mereka hanya ingin bersenang-senang dengan perempuan lain tanpa keterlibatan emosi.

7. iman lemahSangat sedikit pria yang bisa tahan dari godaan wanita can-

tik. Apalagi jika hubungan dengan kekasih yang sekarang sedang buruk maka godaan perempuan lain seperti mem-

beri bensin ke api Langsung di samber.

ak banyak yang tahu jika Baby Margaretha pernah memiliki masalah di payudaranya. Model seksi ini mengaku pernah melakukan operasi pengangkatan tumor di payudaranya. Setelah diperiksa, rupanya terdapat benjolan

kecil yang merupakan tumor. Tak mau pikir panjang, Baby Margaretha pun langsung melakukan operasi saat itu juga.

"Aku kena tumor jinak di payudara kanan. Waktu SMA kelas 3. Aku nggak tahu apa penyebabnya, keturunan tumor nggak ada, pola hidup juga sehat. Tapi aku bersyukur, ke-tahuan lebih awal karena lebih baik. Dan sekarang sudah operasi, terangkat, bersih dan aku tenang," ujar Baby Margaretha, di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.

Dirinya mengaku selalu memperhatikan aset berhar-ganya tersebut. Supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, Baby jadi lebih selektif ketika membeli bra.

"Itu bisa dari kawatnya yang terlalu kencang jadinya panas. Kalau cupnya kecil terus mengangkat, di kamera keliatan gede banget, nggak deh. Karena pakai yang begitu, justru nggak bagus, sirkulasi darah nggak lan-

car, jadi panas," tandas Baby Margaretha.■