pengaruh pdrb, jumlah industri, dan upah minimum...

106
PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM PROVINSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PULAU JAWA TAHUN 2010-2017 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Oleh: KURNIAWAN MUHAMMAD NUR NIM: 1113084000011 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Upload: others

Post on 17-Jul-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

PROVINSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA

DI PULAU JAWA TAHUN 2010-2017

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Sebagai Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Oleh:

KURNIAWAN MUHAMMAD NUR

NIM: 1113084000011

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM
Page 3: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM
Page 4: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM
Page 5: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama Lengkap : Kurniawan Muhammad Nur

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 31 Maret 1994

Alamat : Jl. H. Rean Gg H. Panjang, Benda Baru

Pamulang No : 55

Nomor Handphone : 0857-8275-5511

Email : [email protected]

Latarbelakang Keluarga

Nama Ayah : Pardih

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 07 Februari 1958

Nama Ibu : Maryanah

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 03 November 1961

Alamat : Jl. H. Rean Gg H. Panjang, Benda Baru

Pamulang No : 55

Anak Ke – dari - : 4 dari 4 bersaudara

Pendidikan Formal

1. SDN Ciledug Barat : 2001 - 2007

2. MtsN 2 Tangerang : 2007 - 2010

3. SMAN 6 Tangerang Selatan : 2010 - 2013

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2013 - 2019

Page 6: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

v

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of the GRDP of the industrial sector, Large

and Medium industrial Growth, and the Provincial Minimum Wage on Labor

Absorption in Java for the Period 2010-2017. This study uses panel data analysis

with the Random Effect Model (REM) approach. The results showed that partially

showed that (1) GRDP measured through GRDP of the industrial sector based on

constant prices had a positive and significant effect on employment in the industrial

sector (2) Industrial Growth had a positive and significant effect on Labor

Absorption (3) Wages Provincial Minimum has a significant negative effect on

Labor Absorption. While the ability of GRDP, Industrial Growth, and Provincial

Minimum Wages in explaining the Absorption of Labor is 98.43% and the

remaining 1.57% is influenced by other variables, such as investment and other

forming components.

Keywords: Labor Absorption, ADHK GRDP of industrial sector, Provincial

Minimum Wage, Random Effect Model (REM).

Page 7: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari PDRB sektor

industri, Pertumbuhan industri Besar dan Sedang, dan Upah Minimum Provinsi

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa Periode 2010-2017. Penelitian ini

menggunakan analisis data panel dengan pendekatan Random Effect Model

(REM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial menunjukkan bahwa

(1) PDRB yang diukur melalui PDRB sektor industri berdasarkan atas harga

konstan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja

sektor industri (2) Pertumbuhan Industri berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (3) Upah Minimum Provinsi berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja. Sementara kemampuan

PDRB, Perumbuhan Industri, dan Upah Minimum Provinsi dalam menjelaskan

Penyerapan Tenaga Kerja sebesar 98,43% dan sisanya 1.57% dipengaruhi oleh

variabel lain, seperti investasi dan komponen pembentuk lainnya.

Kata Kunci: Pnyerapan Tenaga Kerja, PDRB ADHK sektor industri, Upah

Minimum Provinsi, Random Effect Model (REM).

Page 8: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh PDRB,

Pertumbuhan Industri, Dan Upah Minimum Provinsi di Pulau Jawa” dengan baik.

Tak lupa pula shalawat serta salam penulis panjatkan ke hadirat baginda Rasulullah

SAW yang telah menjadi suritauladan bagi segenap seluruh makhluk alam semesta.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-

syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam proses

maupun tekhnis dalam penulisan dan isinya, bagaimanpun juga penulis tidaklah

patut menyelesaikan skripsi ini tanpa doa, dukungan, serta bimbingan dari orang-

orang terdekat dan lingkup di lingkungan sekitar . Oleh karena itu, izinkan penulis

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Keluarga tercinta, yang senantiasa sabar menjaga dan merawat penulis

dengan penuh kesabaran, sehingga penulis bisa tumbuh besar dan bisa

sampai ke tahap ini. Terimakasih kepada kedua orang tua saya yang sangat

saya cintai.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., CA., M.Si., BKP., QIA., CRMP, selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Muhammad Hartana I Putra, M.Si selaku Ketua Kaprodi Ekonomi

Pembangunan yang selalu membina dalam penyelesaian penulisan skripsi

ini.

4. Fahmi Wibawa, MBA selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktu, memberikan arahan, serta ilmu yang bermanfaat, selama perkuliahan

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga bapak selalu

diberikan rahmat dan karunia oleh Allah SWT.

5. Seluruh jajaran karyawan, staff maupun dosen Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis

Page 9: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

v

6. Seluruh kawan-kawan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah, Terkhusus untuk kawan yang senantiasa menemani

penulis dalam penulisan ini dengan memberikan doa, dan dukungan, serta

meluangkan waktu untuk membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena

keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun

demi pencapaian yang lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 21 Juni 2019

Kurniawan Muhammad Nur

Page 10: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

v

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9

A. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11

B II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 12

A. Landasan teori ........................................................................................... 12

1. Tenaga Kerja .......................................................................................... 12

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............................................ 15

3. Industri .................................................................................................... 20

4. Upah ....................................................................................................... 23

B. Studi Terkait ............................................................................................... 26

C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 40

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELIIAN ............................................................ 43

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 43

B. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 43

C. Metode Analisis Data ................................................................................. 44

1. Analisis Data Panel ................................................................................ 44

2. Pemilihan Model Data Panel .................................................................. 45

Page 11: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

3. Uji Hipotesis .............................................................................................. 48

a. Uji t–statistic ........................................................................................... 48

b. Uji F-statistic .......................................................................................... 49

c. Uji Koefisien Determinasi ...................................................................... 49

D. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 51

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 51

1. Kondisi Geografis dan Administratif ..................................................... 51

2. Kondisi Penduduk .................................................................................. 52

3. Kondisi Perekonomian ........................................................................... 53

B. Analisis dan Pembahasan .......................................................................... 55

1. Analisis Deskriptif Antar Variabel di Pulau Jawa .................................. 55

2. Analisis Model Penyerapan Tenaga Kerja dengan Variabel Bebas PDRB,

Jumlah Industri dan UMP .............................................................................. 61

B. Analisis Ekonomi Penyerapan Tenaga Kerja dengan Variabel Bebas PDRB,

Pertumbuhan industri dan Upah Minimum Provinsi ........................................ 72

a. PDRB sektor industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja..................... 72

b. Pertumbuhan Industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja .................... 73

c. Upah Minimum Provinsi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ............... 74

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 78

A. Kesimpulan ................................................................................................. 78

B. Saran .......................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 83

Page 12: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengangguran 5 Pulau Besar di Indonesia Tahun 2010-

2017………………………………………………………………………………..3

Tabel 1.2 PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Menurut Provinsi di Pulau Jawa ......................................................................... 6

Tabel 1.3 Upah Minimum Provinsi ..................................................................... 8

Tabel 2.1 Skala Usaha pada Industri Pengolahan ........................................... 22

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 30

Tabel 2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 41

Tabel 4.1 Daftar Provinsi, Ibu Kota, Jumlah Kota, Kabupaten dan Luas

Wilayah di Pulau Jawa Tahun 2015 .................................................................. 52

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tahun 2017 ........... 53

Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto di 5 Pulau Besar di ................... 54

Tabel 4.4 Uji Chow .............................................................................................. 62

Tabel 4.5 Uji Hausman ....................................................................................... 63

Tabel 4.6 Uji Lagrange Multiplier ..................................................................... 64

Tabel 4.7 Hasil Estimasi Data Panel dengan Model Random Effect ............. 65

Tabel 4.8 Interpretasi Hasil di masing-masing Provinsi ................................. 66

Tabel 4.9 Uji T-Statistik ..................................................................................... 70

Tabel 4.10 Uji F-Statistik .................................................................................... 71

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi ...................................................................... 71

Page 13: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta dan Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2015 ................... 51

Page 14: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa Tahun 2010-2017 ……55

Grafik 4.2 PDRB di Pulau Jawa Tahun 2010-2017 ......................................... 56

Grafik 4.3 Jumlah Industri di Pulau Jawa Tahun 2010-2017 ........................ 57

Grafik 4.4 Upah Minimum provinsi di Pulau Jawa Tahun 2010-2017 .......... 60

Page 15: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan serangkaian usaha

kebijaksanaan pemerintah dalam mencapai suatu hasil yang positif yang

berdampak kepada kesejahteraan masyarakat (Siburian, 2013). Tujuan dari

pembangunan ekonomi, antara lain peningkatan pendapatan perkapita yang

relatif cepat, tersedianya lapangan kerja yang luas, pemerataan distribusi

pendapatan serta kemakmuran antar daerah.

Pembangunan ekonomi tak lepas dari pertumbuhan ekonomi, tetapi

seringkali kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan dari pembangunan

ekonomi dicerminkan melalui tingkat pendapatan per kapita. Nyatanya, tingkat

pendapatan per kapita tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya suatu

negara karena pendapatan per kapita dihitung dengan menjumlahkan

pendapatan total masyarakat dibagi dengan jumlah masyarakat yang ada di

negara tersebut. Artinya, pendapatan masyarakat dianggap sama, padahal

kenyataannya ada ketidakseimbangan pendistribusian pendapatan tersebut.

Berdasarkan data BPS, PDB Indonesia di tahun 2015 mencapai Rp 11.540,8

triliun, dengan tingkat pendapatan per kapita mencapai Rp 45,2 juta per tahun

atau mencapai Rp 3,7 juta per bulannya. (Berita Resmi Statistik BPS Tahun

2016).

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang turut menghadapi

permasalahan pembangunan ekonomi yang dihadapi negara berkembang

lainnya, seperti masalah pengangguran, kemiskinan di desa, ketimpangan

distribusi pendapatan serta ketidakseimbangan struktural. Pembangunan

ekonomi merupakan pekerjaan rumah yang begitu besar bagi pemerintah.

Dalam prosesnya, hal itu membutuhkan sebuah perencanaan yang matang agar

pembangunan dapat berjalan sesuai tujuan yang ingin di capai ( Kinanti

Geminastiti 2016 )

Page 16: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

2

Pulau Jawa menurut supas BPS tahun 2015 berpenduduk sebesar

149.162.161 jiwa. Atau setara dengan 58%, 45% dari total penduduk

Indonesia. (BPS Supas 2015). Pertumbuhan penduduk yang tinggi

mengindikasikan adanya ledakan penduduk usia kerja. Perumbuhan penduduk

yan tinggi akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan bagi upaya –

upaya pembangunan yang dilakukan negara berkembang dalam menciptakan

kesempatan kerja baru sangat terbatas (Lincolin Arsyad, 2004 : 267).

Untuk mengurangi permasalahan tenaga kerja pemerintah perlu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu tujuan

pembangunan. Pembangunan ekonomi adalah sebuah usaha meningkatan taraf

hidup masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan

yang merata yang diukur melalui tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.

Tujuan inti dari proses pembangunan ekonomi Indonesia adalah meningkatnya

ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kehidupan pokok,

meningkatnya standar hidup (pendapatan, penyediaan lapangan pekerjaan, dan

perbaikan kualitas pendidikan) dan perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan

sosial (Arsyad, 2010).

Masalah pengangguran merupakan persoalan krusial yang selalu

dihadapi oleh seluruh negara di Dunia, baik negara maju maupun negara

berkembang. Namun, permasalahan pengangguran menjadi momok yang

begitu menakutkan, khususnya di negara berkembang. Pada negara maju

penyebab terjadinya pengangguran umumnya terjadi karena pasang surutnya

business cycle (siklus bisnis). Sedangkan, pengangguran yang terjadi di negara

berkembang umumnya disebabkan karena ketidakseimbangan pada pasar

tenaga kerja. Oleh karna itu pengangguran dan kemiskinan merupakan momok

di banyak negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS)

sekalipun. ( Ragiman, Kajian Fiskal Kemenkeu 2019 )

Page 17: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

3

Menurut Pujoalwanto (2014), pengangguran umumnya disebabkan

karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan

jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Hal tersebut

terjadi karena rata-rata negara berkembang mengalami kepadatan penduduk

serta pertumbuhan penduduk yang tinggi. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

mengindikasikan akan adanya ledakan penduduk usia kerja di negara tersebut

sedangkan pemerintah belum mampu menciptakan lapangan kerja yang dapat

menampung jumlah penduduk tersebut sehingga menyebabkan jumlah

pengangguran meningkat.

Tabel 1.2

Jumlah Pengangguran 5 Pulau Besar di Indonesia

Pada Tahun 2010-2017.

Tahun Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Papua Nusa

Tenggara & Bali

2010 Februari 63.84 53.81 25.72 52.44 11.84 12.84 Agustus 66.22 51.21 24.12 51.61 11.23 11.69

2011 Februari 60.87 50.45 25.70 47.09 10.66 11.22 Agustus 61.60 52.23 25.86 55.95 11.75 11.32

2012 Februari 51.37 45.15 19.98 42.18 9.59 9.99

Agustus 52.54 42.31 20.88 41.24 9.13 10.36

2013 Februari 49.76 41.55 17.77 38.48 7.27 9.33 Agustus 58.24 40.88 18.61 40.69 7.56 10.38

2014 Februari 44.99 40.00 18.15 34.38 7.18 8.64 Agustus 58.44 39.19 18.46 42.79 8.46 10.91

2015 Februari 53.63 39.03 25.71 38.25 8.33 9.47

Agustus 64.31 39.03 27.79 48.61 12.06 11.51

2016 Februari 58.55 33.44 24.66 37.18 8.70 9.36 Agustus 52.45 35.49 27.68 34.14 10.81 9.08

2017 Februari 50.59 32.68 24.60 36.22 11.48 8.34 Agustus 51.24 36.25 25.80 42.00 10.11 8.08

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, Jumlah pengangguran terbesar pada pulau

sumatera lalu jumlah berikutnya penganggura terbsar diikuti pada pulau Jawa.

Akan tetapi apabila berdasarkan jumlah rasio pengangguran menurut BPS

jumlah rasio pengangguran 5 pulau besar di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa,

Page 18: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

4

Kalimantan Sulawesi, dan Papua tingkat pengangguran di pulau jawa paling

tinggi di bandingkan dengan 5 pulau besar lainnya yang ada di ndonesia. (BPS

2017). Secara real pengangguran di pulau jawa lebih kecil daripada sumatera

dan Sulawesi karena perkembangan industri di pulau jawa yang tinggi maka

yang memungkinkan penyerapan tenaga kerja di pulau jawa cukup tinggi, jadi

Pulau sumatera tingkat penganggurannya tinggi karena kemungkinan jumlah

industri di pulau tersebut lebih sedikit dari pulau jawa. maka penyerapan tenaga

kerjanya rendah yang memungkinkan tingkat pengagguran tinggi.

Peran sektor industri dalam pembangunan ekonomi diberbagai negaraa

sangat penting karna sektor industri memiliki beberapa keunggulan dalam hal

akselerasi pembangunan. Industri mempunyai peran sebagai (leading sector)

artinya sektor pemimpin dalam pembangunan. Dengan adanya pembangunan

industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor

lainya. (Arsyad 2010) sebagai contoh pertumbuhan sektor industri yang pesat

akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-

baku bagi suatu indsutri, industry-industri tersebut juga memungkinkan

berkembangnya sektor jasa, misalnya berdiri berbagai lembaga-lembaga

keuangan, lembaga periklanan, lembaga pemasaran maupun yang lainya yang

kesemuanya itu akan mendukung pada lajunya pertumbuhan industri.

Sektor industri di Indonesia, khususnya Pulau Jawa mempunyai peran

yang cukup signifikan dalam pembangunan ekonomi, kontribusi sektor industri

terhadap perekonomian di Pulau Jawa terus mengalami peningkatan. Peranan

sektor industri memberikan kontribusi yang menyebabkan perubahan struktur

perekonomi negara perlahan beralih dari sektor pertanian menuju sektor

industri. Keunggulan sektor industri, antara lain memberikan kontribusi

terhadap penyerapan tenaga kerja maupun menciptakan nilai yang lebih tinggi

pada berbagai komoditas yang dihasilkan. Sektor industri diharapkan mampu

menjadi penggerak perekonomian nasional.

Pertumbuhan sektor industri merupakan naiknya jumlah industri pada

periode waktu tertentu. Besarnya perrtumbuhan sektor industri dapat menyerap

Page 19: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

5

tenaga kerja, sehingga pertumbuhan sektor industri yang pesat dapat

mengurangi jumlah pengangguran.

Sebagaimana pendapat Purwasih dan Soesatyo (2017) jika industri

merupakan sektor yang dapat menentukan keberhasilan dalam pembangunan

daerah. Hal ini dikarenakan pembangunan pada sektor industri dapat menjai

multiplier effect bagi kegiatan perekonomian sektor-sektor ekonomi lainnya.

Dengan demikian semakin cepat pertumbuhan sektor industri maka akan

semakin baik perkembang ekonomi suatu daerah, selain itu pertumbuhan

industri yang baik pada akhirnya dapat meningkatkan penyerapan terhadap

tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja pada akhirnya dapat meningkatkan daya

beli masyarakat yang berdampak pada meningkatnya kegiatan perekonomian.

Dengan demekian untuk menopang tingakat pengangguran yang ada di

pulau jawa, harus di imbangi dengan pertumbuhan dan perkembangan industri

untuk menyerap tenaga kerja yang ada. Selain menyerap tenaga kerja yang ada

sektor industri memiliki beberapa keunggulan dalam hal akselerasi

pembangunan. Pertumbuhan sektor industri merupakan bertambahnya jumlah

unit usaha dalam perindustrian, baik pada industri besar, menengah maupun

industri kecil. Dengan adanya pertambahan jumlah unit usaha di suatu daerah

maka peluang lapangan pekerjaan akan bertambah.

Pertumbuhan sektor industri merupakan bertambahnya jumlah unit usaha

dalam perindustrian, baik pada industri besar, menengah maupun industri kecil.

Secara umum, pertumbuhan unit usaha pada suatu sektor produksi pada suatu

wilayah akan menambah jumlah tenaga kerja. Jumlah unit usaha mempunyai

pengaruh yang positif terhadap jumlah tenaga kerja. Artinya jika jumlah unit

usaha bertambah maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh unit usaha

yang bersangkutan akan bertambah pula (Squire, 1992).

PDB (Produk Domestik Bruto) merupakan indikator yang sering

digunakan untuk menilai kinerja perekonomian suatu negara, sedangkan

indikator penting untuk mengetahui peranan dan potensi ekonomi suatu

wilayah dalam periode tertentu ditunjukkan oleh PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto), yang merupakan nilai keseluruhan nilai tambah yang

Page 20: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

6

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau keseluruhan

jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi di suatu wilayah (Priambodo, 2014).

PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) berkorelasi negatif terhadap

pengangguran. Hal ini berdasarkan hukum Okun yang menyatakan bahwa

setiap 2 persen kemerosotan GNP dari GNP potensialnya, tingkat

pengangguran melonjak 1 persen. Sehingga apabila GNP semula 100 persen

dari potensialnya dan kemudian terjadi kemerosotan 2 persen menjadi 98

persen maka tingkat pengangguran melonjak dari semula 6 persen ke 7 persen

(Samuelson, 2005). Dapat dikatakan apabila terjadi peningkatan GNP dapat

menurunkan tingkat pengangguran. Artinya, peningkatan GNP ini dapat

meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang akan mengurangi tingkat

pengangguran.

Tabel 1.2

PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Menurut Provinsi di Pulau Jawa

Provinsi

2016 2017 Pertumbuhan

PDRB (miliar

rupiah)

PDRB (miliar

rupiah)

2016

%

2017

%

DKI Jakarta 193 638,32 207 993,13 3,66 7,49

Jawa Barat 549 471,38 578 858,48 4,77 5,35

Jawa Tengah 295 960,84 308 820,97 4,10 4,35

DI Yogyakarta 11.234803,5 11.879.549,5 5,07 5,74

Jawa Timur 410.741,3 434 130,8 4,44 5,69

Banten 139 073,54 144 219,15 3,09 3,70

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2017

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi setiap tahunnya mencapai rata-rata di

atas 6 persen per tahun memberikan peluang bagi tumbuhnya kesempatan kerja

yang baru. Menurut Rofiq (2013), diperkirakan setiap 1 persen pertumbuhan

ekonomi yang dicapai mampu menyerap maksimal 250 ribu, sedangkan

Page 21: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

7

menurut organisasi buruh internasional (ILO/ International Labour

Organization) setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi mampu menyerap 350

ribu sampai 400 ribu tenaga kerja baru.

Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah

ketenagakerjaan yaitu memperbaiki sistem upah melalui kebijakan upah

minimum. Penerapan kebijakan upah minimum merupakan usaha dalam

rangka meningkatkan upah perkapita pekerja sehingga tingkat upah rata-rata

tenaga kerja dapat meningkat.

Kebijakan upah minimum merupakan sistem pengupahan yang telah

banyak diterapkan di beberapa negara, yang pada dasarnya dapat dilihat dari

dua sisi. Pertama, upah minimum merupakan alat proteksi bagi pekerja untuk

mempertahankan agar nilai upah yang diterima tidak menurun dalam

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kedua, sebagai alat proteksi bagi

perusahaan untuk mempertahankan proteksi bagi perusahaan untuk

mempertahankan produktivitas pekerja (Gianie, 2010).

Sebelum tahun 1999 upah minimum merupakan tanggung jawab

pemerintah pusat, dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja. Namun, sejak

diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian diperbaiki lagi oleh

UU No. 32 tahun 2004, yang mengatur soal desentralisasi dan otonomi daerah

serta perimbangan keuangan antara pusat dan daerah maka soal upah minimum

menjadi kewenangan daerah sepenuhnya.

Upah minimum yang ditetapkan tersebut berdasarkan pada Kebutuhan

Fisik Hidup Layak berupa kebutuhan akan pangan sebesar . Dalam Pasal 1

Ayat 1 dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1/1999, upah minimum

didefinisikan sebagai ” Upah bulanan terendah yang meliputi gaji pokok dan

tunjangan tetap…”

Page 22: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

8

Tabel 1.3

Upah Minimum Provinsi

Provinsi

Upah Minimum

Provinsi

Kenaikan

2016 2017 %

DKI Jakarta 3.100.000 3.355.750 8,25

Jawa Barat 1.312.355 1.420.624 8,25

Jawa Tengah 1.265.000 1.367.000 8,06

DI Yogyakarta 1.237.700 1.337.645 8,99

Jawa Timur 1.273.490 1.388.000 8,99

Banten 1.784.000 1.931.180 8,25

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2015 data diolah

Upah minimum setiap tahunnya mengalami peningkatan, karena dalam

penetapan upah minimum telah dibentuk dewan pengupah oleh Gubernur yang

akan mempertimbangkan faktor produktivitas tenaga kerja, Kebutuhan Hidup

Layak (KHL), dan laju pertumbuhan ekonomi. Sehingga upah minimum yang

ditetapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup pekerja. Hal ini sesuasi dengan

pernyataan Soe Hok Gie (1999) bahwa “standar upah buruh harus ada batasan

minimumnya, negara berkembang tidak boleh menentukan upah buruh

serendah mungkin” (Purnami, 2015).

Penetapan upah minimum setiap tahunnya memang cenderung

bermasalah. Di satu sisi buruh ingin kenaikan yang lebih tinggi karena memang

nilainya dirasa tidak sesuai lagi dengan kebutuhan riil buruh dan keluarganya

sehari-hari. Sementara sisi pengusaha sebaliknya tidak ingin ada kenaikan upah

setiap tahun seperti sekarang (Tjandra, 2009). Perbedaan inilah yang

menyebabkan terjadi unjuk rasa buruh terjadi setiap tahunnya menuntun

kenaikan upah, tentu hal ini merupakan dilema tersendiri karena kenaikan upah

minimum yang tinggi dapat meningkatkan pengangguran, hal tersebut

dikarenakan peningkatan upah minimum menyebabkan meningkatnya biaya

Page 23: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

9

produksi perusahaan. Hal ini membuat pengusaha mengambil tindakan PHK

sebagai tindakan inefisiensi pada perusahaannya.

B. Rumusan Masalah

Pulau Jawa merupakan pulau terpadat yang ada di Indonesia.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi, ikut meningkatkan pertumbuhan jumlah

angkatan kerja yang ada. Hal ini tentu dapat menimbulkan berbagai masalah

dan hambatan bagi upaya-upaya pembangunan yang dilakukan jika tidak di

imbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang memadai karena

jumlah penduduk yang besar tersebut menyebabkan tingginya jumlah angkatan

kerja yang memungkinkan tidak terserapnya penyerapan tenaga kerja secara

optimal. Angkatan kerja di Pulau Jawa juga merupakan yang tertinggi di antara

pulau lainnya sebesar 56,76%. (SUPAS BPS 2015). Oleh, karna itu laju

pertambahan angkatan kerja yang disebabkan pertambahan jumlah penduduk

ini harus diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang mencukupi,

sehingga tenaga kerja yang ada dapat terserap ke dalam aktivitas

perekenomian.

Sektor industri merupakan penggerak perekonomian yang paling

dominan di Pulau Jawa, dengan meningkatnya sektor industri diharapkan

mampu meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada di Pulau

Jawa. Dengan demekian untuk menopang tingakat pengangguran yang ada di

pulau jawa, sudah selayaknya bisa di imbangi dengan pertumbuhan dan

perkembangan industri untuk menyerap tenaga kerja yang ada.

PDRB pulau Jawa juga merupakan yang tertinggi dibandingkan Pulau

lainnya, tinnginya PDRB tersebut diharapkan mampu memberikan dampak

yang signifikan terhadap jumlah pengangguran di Pulau Jawa.

Page 24: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

10

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh PDRB sektor industri terhadap penyerapan tenaga

kerja di Pulau Jawa pada periode tahun 2010-2017?

2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan industri terhadap penyerapan tenaga

kerja di Pulau Jawa pada periode tahun 2010-2017?

3. Bagaimana pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja di

Pulau Jawa pada periode tahun 2010-2017?

4. Bagaimana Pengaruh tingkat PDRB sektor industri, pertumbuhan industri

dan upah minimum provinsi terhadap penyerapan tenaga kerja di Pulau

Jawa pada periode tahun 2010-2017?

A. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja di

Pulau Jawa pada periode tahun 2010-2017.

2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan industri industri terhadap

penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa pada periode tahun 2010-2017.

3. Untuk mengetahui pengaruh upah minimum provinsi terhadap

penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa pada periode tahun 2010-2017.

4. Untuk mengetahui pengaruh PDRB sektor industry, pertumbuhan

industry dan upah mminimum provinsi terhadap penyerapan tenaga kerja

di Pulau Jawa pada periode tahun 2010-2017.

Page 25: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

11

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Di harapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi

pemerintah guna mengambil kebijakan dalam hal tenaga kerja di

Pulau Jawa

2. Manfaat Teoritis dan Akademis

b. Menambah pengetahuan bagi perkembangan studi Ekonomi

Pembangunan juga diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

rujukan bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

Page 26: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan

dalam melakukan proses produksi. Dalam proses produksi tenaga kerja

memperoleh pendapatan sebagai sebagai balas jasa dari usaha yang telah

dilakukannya, yakni berupa upah. Menurut Suroto dalam penelitian Ayu

Wafi Lestari (2011:24) menjelaskan bahwa kesempatan kerja adalah

keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan dalam satu wilayah.

Dengan kata lain, kesempatan kerja disini tidak menunjukan pada potensi

tetapi pada fakta jumlah orang bekerja.

a. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun atau lebih)

yang bekerja atau punya kerjaan namun sementara tidak bekerja dan

yang sedang mencari pekerjaan. (Statistik UKM 2012:2) Berdasarkan

BPS , pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang biasanya

bekerja di perusahaan usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi

maupun administrasi.

Undang-undang no. 25 Tahun 1997 tenaga kerja adalah

penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh

penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan

jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga kerja, dan jika mereka mau

berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. (Mulyadi, 2003:57 )

Sedangkan menurut UU No 13. Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat

2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik

memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Secara garis besar

Page 27: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

13

penduduk suatu Negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu

tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja

jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja

yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.

b. Penyerapan tenaga kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku tenaga

kerja untuk melakukan tugas sebagaimana mestinya atau adanya suatu

keadaan yang menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan

pekerjaan untuk diisi oleh pencari kerja (Todaro, 2000).

Menurut Todaro (2003) dikutip dalam Karib (2012) penyerapan

tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk

melakukan tugas sebagaimana mestinya atau adanya suatu keadaan

yang menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan pekerjaan

untuk diisi oleh pencari kerja.

Menurut Karib (2012) jumlah unit usaha berkaitan erat dengan

penyerapan tenaga kerja pada sektor industri.Semakin banyak jumlah

unit usaha, maka semakin banyak pula jumlah tenaga kerja yang

terserap. Penduduk yang berkerja terserap dan tersebar diberbagai

sektor, namun tiap sektor mengalami pertumbuhan yang berbeda

demikian juga tiap sektor berbeda dalam menyerap tenaga kerja.

Perbedaan laju pertumbuhan tersebut mengakibatkan dua hal,yaitu :

a) Terdapat perbedaan laju peningkatan produktifitas kerja masing-

masing sektor.

b) Secara berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam

penyerapan tenaga kerja maupun dalam kontribusinya terhadap

pendapatan nasional.

c. Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja didefinisikan sebagai jumlah tenaga

kerja yang terserap pada suatu sektor dalam waktu tertentu.

Penyerapan tenaga kerja diturunkan dari fungsi produksi suatu

Page 28: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

14

aktivitas ekonomi. Produksi merupakan transformasi dari input atau

masukan (faktor produksi) ke dalam output atau keluaran.

Hukum permintaan tenaga kerja pada hakekatnya adalah

semakin rendah upah tenaga kerja maka semakin banyak permintaan

tenaga kerja tersebut. Apabila upah yang diminta besar, maka

pengusaha akan mencari tenaga kerja lain yang upahnya lebih rendah

dari yang pertama. Hal ini karena dipengaruhi oleh banyak faktor,

yang di antaranya adalah besarnya jumlah angkatan kerja yang masuk

ke dalam pasar tenaga kerja, upah dan skill yang dimiliki oleh tenaga

kerja tersebut.

d. Indikator Penyerapan Tenaga Kerja

Adapun indikator dari penyerapan tenaga kerja adalah sebagai

berikut:

1) Perubahan Upah Minimum

Upah minimum yang berubah-ubah setiap tahunnya dapat

mempengaruhi terhadap penyerapan tenaga kerja. Karena apabila

tingkat upah naik maka perusahaan akan lebih memilih untuk

tidak menambah jumlah tenaga kerja lalu menaikkan upah kepada

pekerja yang sudah ada.

2) Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto

Banyaknya peluang atau penyerapan tenaga kerja diantara

dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB di suatu provinsi. Apabila

tingkat PDRB meningkat maka semakin banyak juga tenaga kerja

yang terserap. Karena kesejahteraan penduduk dapat dilihat dari

seberapa besar pertumbuhan perekonomian di suatu daerah atau

provinsi.

3) Laju Pertumbuhan Investasi

Menurut (Tambunan, 2001) investasi merupakan suatu

faktor krusial bagi kelangsungan proses pembangunan ekonomi,

atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Karena adanya

Page 29: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

15

kegiatan produksi maka terjadi penyerapan tenaga kerja yang

cukup meningkat dan pendapatan masyarakat pun dapat

meningkat yang selanjutnya dapat menciptakan serta

meningkatkan permintaan pasar. Pendapat tersebut menjelaskan

tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh investasi, dimana

munculnya investasi akan mendorong penyerapan tenaga kerja

dan peningkaqtan terhadap pendapatan.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Menurut Muliza dkk (2017:56) Produk Domestik Regional Bruto

merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui perkembangan

perekonomian di suatu daerah dalam suatu periode tertntu, baik atas dasar

harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.PDRB merupakan dasar

pengukuran atas nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh

unit usaha yang timbul akibat adanya aktivitas ekonomi dalam suatu

wilayah tertentu.

PDRB adalah semua komponen permintaan akhir dalam jangka

waktu tertentu (biasanya satu tahun), yang dirinci sebagai berikut:

a) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga nirlaba

b) Konsumsi pemerintah

c) Pembentukan modal tetap domestik bruto

d) Perubahan stok dan ekspor neto

Perhitungan PDRB dibedakan menjadi dua yaitu PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menunjukkan pendapatan yang

memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah serta

menggambarkan nilai tambah barang dan jaa yang dihitung menggunakan

harga pada tahun yang bersangkutan. Angka ini digunakan untuk

menganalisis pola atau struktur ekonomi di wilayah tersebut. Sedangkan

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menggambarkan

perkembangan produksi riil barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan

Page 30: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

16

ekonomi daerah tersebut. Angka ini digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

PDRB dibedakan menjadi 2 jenis yaitu PDRB Nominal, yaitu

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan

menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun sedangkan PDRB riil

merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan

menggunakan harga yang berlaku pada tahun tertentu sebagai tahun dasar

(Case&Fair, 2007:32-33).

a. Metode penghitungan PDRB

Dalam menghitung PDRB terdapat 3 pendeketan yang dapat

digunakan (Sukirno, 2012:37), yaitu:

1) Pedekatan Pendapatan

Menurut Rahardja & Manurung (2008:19), penghitungan

PDRB melalui metode pendapatan memandang output

perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi

yang digunakan dalam proses produksi. Hubungan antara tingkat

output dengan faktor-faktor produksi yang digunakan,

digambarkan dalam fungsi berikut.

Q = f(L, K, U, E)

Dimana:

Q = Output

L = Tenaga Kerja

K = Barang Modal

U = Uang/Finansial

E = Kemampuan Kewirausahaan

Balas jasa untuk tenaga kerja adalah gaji atau upah, untuk

barang modal adalah pendapatan sewa, untuk uang adalah bunga

sedangkan untuk kemampuan wirausaha adalah keuntungan.

Penghitungan PDRB melalui pendekatan pendapatan menjadi

sebagai berikut.

PDRB = w + i + r + π

Page 31: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

17

Dimana:

W = upah atau gaji (wages)

I = pendapatan bunga (interest)

R = pendapatan sewa (rent)

π = keuntungan (profit)

2) Pendekatan produksi

Berdasarkan pendekatan produksi, PDRB adalah total output

(produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara

menghitungnya adalah dengan menjumlahkan nilai tambah yang

diwujudkan oleh perusahan-perusahaan berbagai lapangan usaha

dalam perekonomian. Nilai tambah adalah selisih antara nilai

output dengan nilai input antara (Sukirno, 2012:42).

3) Pendekatan pengeluaran

Menurut pendekatan pengeluaran, nilai PDRB adalah nilai

total pengeluaran dalam perekonomian pada suatu periode

tertentu. Berdasarkan pendekatan ini ada 4 jenis pengeluaran

agregat, yaitu:

a) Konsumsi rumah tangga

b) Konsumsi pemerintah

c) Pengeluaran investasi

d) Ekspor neto

Nilai PDRB berdasarkan metode pengeluaran, sebagai berikut.

PDRB = C + I + G + (X − M)

Dimana:

C = Konsumsi rumah tangga

I = Pengeluaran investasi

G = Pengeluaran pemerintah

X = Ekspor

M = Impor

Page 32: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

18

b. Cakupan Data dalam PDRB

PDRB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor

ekonomi sesuai dengan International Standard Industrial

Classification of All Economic Activities (ISIC) sebagai berikut:

1) Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

- Subsektor Tanaman bahan makanan

- Subsektor Tanaman perkebunan

- Subsektor Peternakan

- Subsektor Kehutanan

- Subsektor Perikanan

2) Sektor Pertambangan dan penggalian

- Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

- Subsektor Pertambangan Bukan Migas

- Subsektor Penggalian

3) Sektor Industri Pengolahan

- Subsektor Industri Migas

- Pengilangan Minyak Bumi

- Gas Alam Cair (LNG)

- Subsektor Industri Bukan Migas

4) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih a. Subsektor Listrik

- Subsektor Gas

- Subsektor Air Bersih

5) Sektor Konstruksi

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

- Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran

- Subsektor Hotel

- Subsektor Restoran

7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

- Subsektor Pengangkutan

- Angkutan Rel

Page 33: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

19

- Angkutan Jalan Raya

- Angkutan Laut

- Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

- Angkutan Udara

- Jasa Penunjang Angkutan

- Subsektor Komunikasi

8) Sektor Keuangan, Real Estate dan jasa Perus

- Subsektor Bank

- Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank

- Subsektor Jasa Penunjang Keuangan

- Subsektor Real Estate

- Subsektor Jasa Perusahaan

9) Jasa-Jasa

- Subsektor Pemerintahan Umum

- Subsektor Swasta

- Jasa Sosial Kemasyarakatan

- Jasa Hiburan dan Rekreasi

- Jasa Perorangan dan Rumah Tangga

c. Manfaat Penghitungan PDRB

Manfaat yang dapat diperoleh dari produk domestik regional bruto

antara lain:

1) PDRB harga berlaku menunjukan kemampuan sumber daya

ekonomi untuk penghasilam dari satu Provinsi. Nilai PDRB yang

besar menunjukan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar.

2) PDRB harga berlaku menunjukan pendapatan yang

memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu region.

3) PDRB harga konstan digunakan untuk menunjukan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan/setiap sektor dari

tahun ke tahun.

Page 34: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

20

4) Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukan

besarnya struktur perekonomian dan peranan sektor ekonomi

dalam suatu wilayah. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai

peranan besar menunjukan basis perekonomian suatu wilayah.

5) PDRB harga berlaku menurut penggunaan menunjukan

bagaimana produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan

konsumsi, investasi, dan diperdagangkan dengan pihak luar

6) Distribusi PDRB menurut penggunaan menunjukan peranan

kelembagaan menggunakan barang/jasa yang dihasilkan sektor

ekonomi.

7) PDRB menurut penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat

untuk pengukuran laju pertumbuhan komsumsi, investasi,

perdagangan luar negeri, dan perdagangan antar pulau/provinsi.

8) PDRB dan PRB (Produk Regional Bruto) perkapita atas dasar

harga berlaku menunjukan nilai PDRB dan PRB perkapita atau

persatu orang penduduk.

9) PDRB dan PRB (Produk Regional Bruto) perkapita atas dasar

harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata

ekonomi perkapita.

3. Industri

Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian,

Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan

barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk

jasa industri. Pengertian industri juga meliputi perusahaan yang

mempunyai kegiatan tertentu dalam mengubah secara mekanik atau kimia

bahan-bahan organis sehingga menjadi hasil baru

Menurut Teguh (2010:4) pengertian industri adalah kumpulan

perusahaan yang menghasilkan barang yang sejenis yang mempunyai nilai

Page 35: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

21

tambah seperti mengelola barang mentah menjadi barang jadi yang siap

konsumsi yang lebih bernilai dengan tujuan pembentukan pendapatan

a. Konsep perusahaan industri pengolahan

1. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang

melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara

mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang

jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi

barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekatkepada

pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa

industri/makloon dan pekerjaan perakitan (assembling).

2. Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan

pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak

lain sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya

dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau barang sebagai

balas jasa (upah makloon), misalnya perusahaan penggilingan

padi yang melakukan kegiatan menggiling padi/gabah petani

dengan balas jasa tertentu.

3. Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha

yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan

barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai

produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang

bertanggung jawab atas usaha tersebut.

b. Penggolongan Perusahaan Industri Pengolahan

Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 (empat) skala

yaitu sebagai berikut:

Page 36: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

22

Tabel 2.1

Skala Usaha pada Industri Pengolahan

Skala usaha Jumlah Tenaga Kerja

Besar 100 orang atau lebij

Sedang 20-99 orang

Menengah 5-19 orang

Kecil (Rumah tangga) 1-4 orang

Penggolongan perusahaan industri pengolahan ini semata-mata

hanya didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa

memperhatikan apakah perusahaan itu menggunakan mesin tenaga

atau tidak, serta tanpa memperhatikan besarnya modal perusahaan itu

(BPS - Statistics Indonesia, Survei Tahunan Perusahaan Industri

Pengolahan Besar dan Sedang,Survei Industri Mikro dan Kecil )

c. Klasifikasi Industri

BPS (2011) membedakan skala industri menjadi 4 lapisan

berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha, diantaranya Industri

Besar, berpekerja 100 orang atau lebih. Industri Sedang, berpekerja

20 sampai 99 orang. Industri Kecil, berpekerja 5 sampai 19 orang.

Industri Rumah Tangga, berpekerja < 5 orang, industri rumah tangga.

Dasar kriteria yang digunakan BI adalah besar kecilnya

kekayaan (assets) yang dimiliki. Klasifikasinya berdasarkan

penetapan pada tahun 1990 yaitu Perusahaan besar, perusahaan yang

memiliki asset (tidak termasuk nilai tanah dan bangunan) ≥ Rp 600

juta serta perusahaan kecil, perusahaan yang memiliki asset (tidak

termasuk nilai tanah dan bangunan) < Rp 600 juta.

Page 37: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

23

4. Upah

a. Pengertian Upah

Upah dapat diartikan sebagai hak yang diterima oleh pekerja berupa

imbalan dalam bentuk uang atas pekerjaan yang telah dilakukan seseorang

terhadap perusahaan berdasarkan kesepakatan, perjanjian kerja dan

peraturan. Upah diartikan sebagai suatu penerimaan sebagai imbalan dari

pemberian kerja untuk suatu pekerjaan jasa yang telah maupun yang akan

dilakukan. Berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak

bagi kemanusiaan dan dinyatakan serta dinilai dalam bentuk uang yang

ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan

dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan

penerima kerja.

Sedangkan upah juga dapat diartikan sebagai imbalan jasa yang

diterima seseorang didalam hubungan kerja yang berupa uang dan barang,

melalui perjanjian kerja, imbalan jasa diperuntukan untuk memenuhi

kebutuhan bagi diri dan keluarganya. Dalam pengertian teori ekonomi,

upah yaitu pembayaran yang diperoleh berbagai bentuk jasa yang

disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada pengusaha.( Sadono

Sukirno , dalam normalitasari, 2012)

b. Upah Nominal

Upah nominal atau upah uang adalah jumlah uang yang diterima

pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran tenaga mental dan

fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi ( Sadono

Sukirno, 2002 )

c. Upah Riil

Upah riil adalah upah yang diukur dari sudut kemampuan upah

tersebut untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan para pekerja tersebut ( SadonoSukirno,

2002 )

Page 38: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

24

Kecenderungan yang selalu berlaku adalah keadaan dimana harga

barang dan jasa maupun upah terus menerus mengalami kenaikan.

Tetapi kenaikan tersebut tidaklah serentak dan juga tidak pada tingkat

yang sama besarnya. Perubahan yang berbeda ini akan menimbulkan

kesulitan untuk mengetahui sampai dimana kenaikan pendapatan

merupkan suatu gambaran dari kenaikan kesejahteraan yang dinikmati

oleh tenaga kerja.

d. Upah Minimum

Dalam pasar tenaga kerja sangat penting untuk menetapkan

besarnya upah yang harus dibayarkan perusahaan kepada

pekerjaannya. Undang-undang upah minimum menetapkan harga

terendah tenaga kerja yang harus dibayarkan. Kebijakan upah

minimum Indonesia tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja

No.Per-01/Men/1999 dan UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003/

Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Nomor : Per-01/Men/1999 tentang upah minimum

adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk

tunjangan tetap. Yang dimaksud dengan tunjangan tetap adalah suatu

jumlah imbalan yang diterima pekerja secara tetap dan teratur

pembayarannya, yang tidak dikaitkan dengan kehadiran ataupun

pencapaian prestasi tertentu. Tujuan dari penetapan upah minimum

adalah untuk mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja.

Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan termasuk

meningkatkan kesejahteraan para pekerja tanpa menaikkan

produktivitas perusahaan dan kemajuannya, termasuk juga

pertimbangan mengenai kondisi ekonomi secara umum.

Page 39: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

25

a) Pengertian jenis-jenis upah minimum

1) Upah Minimum Provinsi (UMP)

UMP adalah upah minimum provinsi adalah upah

minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu

provinsi. Penetapan ini diputuskan oleh Gubernur setiap satu

tahun sekali. Untuk penentuan kenaikannya Gubernur

metepakan berdasarkan dari rekomendasi Dewan Pengupahan

Provinsi dan mengacu pada data inflasi dan pertumbuhan

ekonomi nasional dari Badan Pusat Statistik. (BPS). Penetapan

ini kemudian diumumkan oleh masing-masing gubernur setiap

tanggal 1 November.

2) Upah Minimum Kabupaten (UMK)

Merupakan upah minimum yang berlaku untuk daerah

kabupaten/kota yang juga ditetapkan /oleh gubernur atas

rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan

Bupati/Walikota. Untuk besarannya sendiri UMK lebih besar

dari UMP. Pada penentuan UMK berdasarkan PP ,

mekanismenya terdiri dari 2 komponen yang sangat

menentukan yaitu inflasi dan pertumbuhan ekonomi. kedua

komponen tersebut tergantung dnegan perekonomian

/Indonesia yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik. Untuk

penetapan UMK ini disahkan selambat-lambatnya tanggal 21

November setelah penetapan UMP.

1) Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) dan Upah

Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK)

Usulan upah minimum sektoral (hasil kesepakatan)

tersebut disampaikan kepada Gubernur melalui Kepala

Kantor wilayah Kementerian tenaga kerja untuk ditetapkan

sebagai upah minimum sektoral propinsi dan atau upah

Page 40: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

26

minimum sektoral kabupaten. Besarannya UMSP tidak boleh

lebih rendah dari UMP dan UMSK tidak boleh lebih rendah

dari UMK.

b) Formula Menetapkan Upah Minimum

Untuk menegtahuinya, inilah formula yang digunakan

untuk menghitung UMK yang sudah ditetapkan pada PP

Diumumkan, Pasal 44 sebagai berikut.

UMn= UMt + {UMt x (inflasi t + % Δ PDB t)}

UMn: Upah minimum yang akan ditetapkan.

UMt: Upah minimum tahun berjalan.

Inflasi t: Inflasi yang dihitung dari priode September tahun

yang lalu sampai dengan priode September tahun

berjalan.

Δ PDB t: pertumbuhan produk Domestik Bruto yang dihitung

dari pertumbuhan produk Domestik Bruto yang

mencakup priode kwartal II dan IV tahun

sebelumnya dan priode kwartal I dan II tahun

berjalan.

B. Studi Terkait

1. ( Nila Fridhowati, 2011 ) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhu Penyerapan

Tenaga Kerja Sektor Industri DI Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran dan faktor-faktor perkembangan tenaga kerja,

pertumbuhan ekonomi, dan investasi pada sektor industri di Pulau Jawa.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sektor industri mengalami

beberapa kali periode penurunan dan peningkatan. Faktor-faktor yang

memengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor industri adalah PDRB sektor

industri dan upah minimum provinsi. PDRB sektor industri dan upah

minimum provinsi berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja

sektor industri.

Page 41: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

27

2. ( Herawati Purwasih, 2017 ) Pengaruh Pertumbuhan Sektor Industri

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pertumbuhan sektor industri di Kabupaten Sidoarjo dan

mendeskripsikan bagaiman pertumbuhan industri dpat mempengaruhi

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor industri berpengaruh signifikan

positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sidoarjo.

3. ( Latri Wihastuti, Henny Rahmatullah, 2013) Upah Minimum Provinsi

(UMP) Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Pulau Jawa. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh upah minimum (UMP)

dan pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Pulau

Jawa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UMP berpengaruh negatif

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan pertumbuhan

ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

4. (Imam Buchari, 2016 ) Pengaruh Upah Minimum Dan Tingkat Pendidikan

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur DiPulau

sumatera Tahun 2012-2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah upah minimum dan tingkat pendidikan berdampak pada

penyerapan tenaga kerja di Industri manufaktur di Pulau sumatera tahun

2012- 2015. Berdasarkan hasil analisis secara simultan, upah minimum

dan tingkat pendidikan secara signifikan mempengaruhi Penyerapan

Tenaga Kerja pada Industri manufaktur di Pulau Sumatera. Berdasarkan

hasil analisis upah minimum memiliki koefisien negatif tapi upah

minimum tidak memberikan dampak secara parsial dan tidak signifikan

terhadap penyerapan tenaga kerja.

5. (I Gusti Agung Indradewa,Ketut Suardhika Natha, 2015 ) Pengaruh

Inflasi, PDRB dan Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di

Provinsi Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh dari tiga faktor yang secara teori memiliki pengaruh terhadap

penyerapan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut di Provinsi Bali adalah

inflasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan upah minimum.

Page 42: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

28

Setelah pengujian dilakukan, hasil yang diperoleh adalah secara simultan,

ketiga variabel bebas yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan,

sedangkan secara parsial, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan

upah minimum memiliki pengaruh yang positif dan signifikan sementara

inflasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali periode tahun 1994-2013”.

6. ( Nofandillah Arumsyah Putri, Aris Soelistyo, 2018 ) Analisis Pengaruh

Upah, PDRB, dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di

Kawasan Gerbangkertasusila Tahun 2012-2016. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh Upah , PDRB , dan Investasi terhadap

penyerapan tenaga kerja. Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel

Upah berpengaruh negatif dan signifikan , variabel PDRB berpengaruh

negatif sebesar dan signifikan.

7. (Eka Suci Ratnanigsih, 2010 ) Pengaruh Pertumbuhan Sektor Industri

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Surabaya. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan

pertumbuhan sektor industri dan penyerapan tenaga kerja di kota

Surabaya. Mengetahui pengaruh pertumbuhan sektor industri terhadap

penyerapan tenaga kerja di kota Surabaya. Hasil penelitian ini adalah

pertumbuhan jumlah industri dan tenaga kerja terus mengalami

peningkatan dari tahun 2001-2010. Dari hasil R2 menunjukkan bahwa

variabel pertumbuhan sektor industri menjelaskan penyerapan tenaga kerja

dipengaruhi oleh variabel lain.

8. ( Muhtamil, 2017 ) Pengaruh Perkembangn Industri Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja di Provinsi Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis

pengaruh perkembangan industri terhadap penyerapan tenaga kerja pada

kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

pengaruh positif yang signifikan antara variabel unit usaha, nilai investasi

dan nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja pada kabupaten/kota

di Provinsi Jambi

Page 43: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

29

9. ( Jinlan Ni, Guanxing Wang, Xianguo Yao, 2014 ) Impact of Minimum

Wage on Employment: Evidence From China. This paper examines the

impact of minimum wage on employment in China using data from 2000 to

2005. We find the mixed effects of the minimum wage on the employment

levels. Overall, the minimum wages have no significant adverse effect on

the employment. In particular, the results in the eastern region of the China

indicate a few significant negative effects, which is consistent with the

minimum wage theory in the competitive market. In contrast, the middle

and western region experience a few significantly positive effects, which is

consistent with the theory in the monopsony model

10. ( Dr. Claudius Mandel, 2019 ) The Relationship between GDP and

Unemployment Rate in the U.S. This paper observes the correlation

between the Gross Domestic Product and the unemployment rate in the U.S.

- over a long period of time, i.e. 50 years. By using an econometric model

we run multiple regression analysis to test our hypothesis that is that a

decreasing GDP rate through slow economic growth leads to an increasing

unemployment rate.

11. ( Marcel Behun, Beata Gavurova, Andrea Tkacova, Anna Kotaskova, 2016

) The impact of the manufacturing industry on the economic cycle of

European union countries. The manufacturing industry is a key sector in

many national economies and is involved in creating sustainable economic

growth. At the same time, it is a sector sensitive to internal and external

impacts that result in fluctuations in the economic cycle, copying its

development or even outstripping the development of economic cycles. The

main objective of this contribution was to identify the relationship between

manufacturing and GDP, which represents the economic cycle in European

Union countries.

Page 44: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

30

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. 2011 Nila

Fridhowat

i

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Penyerapan

Tenaga Kerja

Sektor Industri

Di Pulau Jawa

- Penggunaan

data panel

- Penggunaan

Variabel

PDRB

sektor

industri dan

Penyerapan

Tenaga

Kerja sektor

industri

- Persamaan

Objek

penelitian

yaitu Pulau

Jawa

- Perbedaan

tahun

penelitian

- Mengguna

kan

analisis

- Perbedaan

pengunaan

analisis,

yaitu

analisis

deskrptif

dan

analisis

regresi

data panel.

Menunjukkan bahwa

faktor-faktor yang

memengaruhi

penyerapan tenaga

kerja sektor industri

adalah PDRB sektor

industri dan upah

minimum provinsi.

PDRB sektor industri

dan upah minimum

provinsi berpengaruh

positif terhadap

penyerapan tenaga

kerja sektor industri

.

2. 2017 Herawati

Purwasih

Pengaruh

Pertumbuhan

Sektor Industri

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Di Kabupaten

Sidoarjo

- Penggunaan

variabel

penyerapan

tenaga kerja

sektor

industri

- Pengunaan

variabel

pertumbuha

industry

- Mengguna

kan

analisis

regresi

linier

sedrhana

- Ruang

lingkup

penelitian

Menunjukan bahwa

pertumbuhan sektor

industri berpengaruh

signifikan positif

terhadap penyerapan

tenaga kerja di

Kabupaten Sidoarjo

tahun 2009-2015.

Page 45: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

31

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

berupa

Kab/Kota

3. 2013 Latri

Wihastuti,

Henny

Rahmatull

ah

Upah

Minimum

Provinsi

(UMP) Dan

Penyerapan

Tenaga Kerja

Di Pulau Jawa

- Penggunaan

variabel

UMP

- Objek

penelitian (

pulau Jawa )

- Menggunak

an data

panel

- Perbedaan

tahun

penelitian

- Mengguna

kan

variabel

penyerapa

n tenaga

kerja total.

Menunjukan bahwa

Upah minimum

provinsi dan

pertumbuhan ekonomi

di Pulau Jawa terbukti

mempengaruhi

penyerapan tenaga

kerja.

Pengaruh UMP

bersifat negatif

signifikan terhadap

penyerapan tenaga

kerja.

pertumbuhan ekonomi

positif signifikan.

4. 2016 Imam

Buchari

Pengaruh Upah

Minimum Dan

Tingkat

Pendidikan

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Sektor Industri

Manufaktur Di

- Menggunak

an variabel

UMP

- Menggunak

an variabel

penyerapan

tenaga kerja

sektor

industri

- Mengguna

kan

variabel

tingkat

pendidikan

- Ruang

lingkup

penelitian

pulau

sumatera

Menunjukan bahwa

upah minimum dan

tingkat pendidikan

secara signifikan

mempengaruhi

Penyerapan

Tenaga Kerja pada

Industri manufaktur di

Pulau Sumatera.

Page 46: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

32

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Pulau sumatera

Tahun 2012-

2015

Berdasarkan hasil

analisis upah

minimum memiliki

koefisien

negatif tapi upah

minimum tidak

memberikan dampak

secara

parsial dan tidak

signifikan terhadap

penyerapan tenaga

kerja.

tingkat pendidikan

signifikan positif pada

Penyerapan Tenaga

Kerja.

Page 47: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

33

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5 2015 I Gusti

Agung

Indradewa

,

Ketut

Suardhika

Natha

Pengaruh

Inflasi, PDRB

dan Upah

Minimum

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Di Provinsi

Bali

- Menggunak

an analisis

regresi

berganda

- Menggunak

an Upah

Minimum

- Mengguna

kan

variabel

inflasi

- Mengguna

kan data

time series

Menunjukan bahwa

Tingkat

inflasi,”PDRB”dan

upah”minimum secara

simultan”berpengaruh

”Signifikan terhadap

penyerapan tenaga

kerja.

PDRB”secara parsial

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap”penyerapan

tenaga kerja

upah minimum”secara

parsial memiliki

pengaruh yang

signifikan

terhadap”penyerapan

tenaga kerja

Page 48: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

34

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

6. 2018 Nofandill

ah

Arumsyah

Putri, Aris

Soelistyo

Analisis

Pengaruh

Upah, PDRB,

dan Investasi

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Di Kawasan

Gerbangkertas

usila Tahun

2012-2016

- Menggu

nakan

data

panel

- Menggu

nakan

model

REM

random

effect

- Mengun

akan

variabel

penyera

pan

tenaga

kereja

- Mengg

unakan

bvaria

bel

Investa

si

- Ruang

lingku

p

kawasa

n

gerban

g

kertasu

sila

-

Menunjukan variabel

Upah berpengaruh

negatif dan signifikan.

Variabel PDRB

berpengaruh negatif

dan signifikan

Page 49: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

35

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7. 2010 Eka Suci

Ratnanigs

ih

Pengaruh

Pertumbuhan

Sektor Industri

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Di Kota

Surabaya

- Menggunak

an variabel

pertumbuha

n industry

- Menggunak

an variabel

penyerapan

tenaga kerja

- Ruang

lingkup

penelitian kota

- Data yang

digunakan

dokumentasi

dan

wawancara

Variabel pertumbuhan

sektor industri

memiliki pengaruh

yang signifikan positif

atau searah terhadap

penyerapan tenaga

kerja.

Page 50: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

36

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

8. 2017 Muhtamil Pengaruh

Perkembangn

Industri

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

di Provinsi

Jambi

- Menggunak

an variabel

penyerapan

tenaga kerja

- Menggunak

an variabel

industri

- Menggunak

an data

panel

- Ruang

lingkup

penelitian

kabupaten/

kotadi

provinsi

- Perbedaan

tahun

penelitian

Menunjukan bahwa

terdapat pengaruh

positif yang signifikan

antara variabel unit

usaha, nilai investasi

dan nilai produksi

terhadap penyerapan

tenaga kerja pada

kabupaten/kota di

Provinsi Jambi.

Page 51: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

37

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

9. 2014 Jinlan Ni,

Guanxing

Wang,

Xianguo

Yao

Impact of

Minimum

Wage on

Employment:

Evidence From

China.

- Variable

Minimum

Wage

- Variable

Employmen

t

- The result in

China

- Overall, the

minimum wages have

no significant adverse

effect on the

employment.

- the results in

the eastern region of

the China indicate a

few significant

negative effects, which

is consistent with

the minimum wage

theory in the

competitive market. In

contrast, the middle

and western region

experience a few

significantly positive

effects, which is

consistent with the

theory in the

monopsony model.

Page 52: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

38

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

10 2019 Dr.

Claudius

Mandel

The

Relationship

between GDP

and

Unemploymen

t Rate in the

U.S.

- By using an

econometric

model we run

multiple

regression

analysis

- multiple

regression

analysis

- This paper

observes in the

U.S

- we discover a

continuously existing

negative correlation

between the GDP and

the unemployment in

the U.S. over the last

fifty years

Page 53: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

39

No. Tahun Nama Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

11 2016 Marcel

Behun,

Beata

Gavurova,

Andrea

Tkacova,

Anna

Kotaskov

a

The impact of

the

manufacturing

industry on the

economic

cycle of

European

union countries

- Variable

industry

manufacturing

and GDP,

- An analysis

of 296 time

series with a

quarterly

periodicity

from 22 EU

countries

- The results of

analyses indicate that

the processing

industry is a sector

with significant

cyclical behavior

Page 54: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

40

C. Kerangka Pemikiran

Penyerapan Tenaga Kerja merupakan indikator penting dalam sebuah

pembangunan ekonomi terlebih pada cara untuk peningkatan pertumbuhan

ekonomi. PDRB dalam penelitian ini menggunakan variabel PDRB sektor

industri menurut lapamng usaha berdasarkan harga konstan. Variabel

Pertumbuhan Industri menggunakan indikator jumlah perusahaan atau usaha

unit industri besar dan sedang. Sedangkan Upah minimum dalam penelitian ini

menggunakan variabel Upah Minumum Provinsi peprovinsi yang ada di Pulau

Jawa.

Page 55: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

41

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

PDRB (Sektor Industri )

Pertumbuhan Industri

(Jumlah IBS )

Penyerapan

Tenaga

Kerja

(Sektor

industri )

Upah Minimum (UMP)

Page 56: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

42

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementaraa terhadap

masalah yang diajukan dan jawaban itu masih diujui secara empiris

kebenarannya. Berdasarkan tinjauan pustaka, hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. H0 : PDRB tidak bepengaruh secara signifikan terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja di Pulau Jawa pada tahun 2010-2017

H1 : PDRB bepengaruh secara signifikan terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja di Pulau Jawa pada tahun 2010-2017

2. H0 : Jumlah Industri tidak bepengaruh secara signifikan terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa pada tahun 2010-2017

H1 : Jumlah Industri bepengaruh secara signifikan terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja di Pulau Jawa pada tahun 2010-2017

3. H0 : Upah Minimum Provinsi tidak bepengaruh secara signifikan terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa pada tahun 2010-2017

H1 : Upah Minimum Provinsi bepengaruh secara signifikan terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa pada tahun 2010-2017

4. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PDRB, pertumbuhan

sektor industri, dan Upah Minimum Provinsi secara simultan

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2017.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara PDRB, pertumbuhan sektor

industri, dan Upah Minimum Provinsi secara simultan terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2017.

Page 57: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisa Penyerapan Tenaga Kerja sektor industr di 6

Provinsi yang ada di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,

DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten dari tahun 2010-2017. Objek dalam

penelitian ini menggunakan satu variabel dependen (terikat) dan tiga variabel

independen (bebas). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Indeks Penyerapan Tenaga Kerja sektor industri di 6 Provinsi di Pulau

Jawa sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor industri berdasarkan

harga konstan, Jumlah industry besar dan sedang , dan Upah Minimum

Provinsi.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam

penyusunan penelitian ini untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan

penelitian ini. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

data sekunder yang diperoleh dari publikasi oleh lembaga-lembaga resmi

terkait. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Badan Pusat Statistik, berupa data PDRB sektor industri berdasarkan harga

konstan, Jumlah industri besar dan sedang, Upah Minimum Provinsi, dan

Penyerapan Tenaga Kerja sektor Industri. Dengan mencakup Pulau Jawa yang

terdiri dari 6 provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Banten.

Page 58: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

44

C. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Panel

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan E-Views

9. Jenis data yang digunakan adalah data panel. Data panel (Gujarati,

2014:31) adalah kombinasi antara data runtut waktu (time series) dan data

silang tempat (cross section). Menurut Suliyanto (2011:229), panel data

memiliki kelebihan dibandingkan data time series maupun cross section,

yaitu:

a. Panel data memiliki tingkat heterogenitas yang lebih tinggi.

b. Panel data memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi,

serta memiliki tingkat kolinearitas yang rendah,

c. Panel data cocok untuk studi perubahan dinamis karena panel data

pada dasarnya adalah data cross section yang diulang-ulang.

d. Panel data mampu mendeteksi dan mengukur pengaruh yang tidak

diobservasi dengan data time series murni atau data cross section

murni.

e. Panel data mampu mempelajari model perilaku yang lebih kompleks.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi

berganda (multiple regression). Analisis regresi merupakan analisis

ketergantungan dari satu atau lebih variabel bebas terhadap satu

variabel tergantung, dengan tujuan menduga atau memprediksi nilai

rata-rata populasi berdasarkan nilai variabel bebasnya (Suliyanto,

2011:37). Analisis regresi berganda adalah sebuah teknik statistik

yang digunakan untuk memprediksi variasi variabel terikat dengan

meregresikan lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat

secara bersamaan. Model persamaan yang akan diestimasi pada

penelitian ini, sebagai berikut:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + εit

Atau dapat dituliskan fungsi sebagai berikut :

Y1it = f(X1it + X2it + X3it + X4it)

Page 59: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

45

Dimana :

Yit : PTK sektor industri Provinsi i pada periode t

X1it : PDRB sektor industri berdasarkan harga konstan Provinsi I pada

periode t

X2it: Jumlah Industri Besar dan Sedang Provinsi i pada periode t

X3it : UMP Provinsi i pada periode t

Εit : error term

2. Pemilihan Model Data Panel

Analisis data panel diketahui memiliki tiga pendekatan, yaitu

pendekatan common effect, fixed effect dan random effect.

a. Common Effect

Metode ini juga dikenal sebagai Pooled Least Square

(PLS). Teknik yang digunakan dalam metode Common

Effect hanya dengan mengkombinasikan data time

series dan cross section tanpa melihat perbedaan individu dan

waktu maka dapat digunakan metode OLS untuk

mengestimasi model data panel. Dalam model ini tidak

memperhatikan dimensi individu maupun waktu (Widarjono,

2013:355).

b. Fixed Effect

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode fixed effect. Metode dengan menggunakan

variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep.

Metode ini mengasumsikan bahwa adanya perbedaan intersep

antara cross section, tetapi intersepnya sama antar waktu (time

invariant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan

bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar cross section dan

antar waktu (Widarjono 2013:356). Namun, metode ini

membawa kelemahan yaitu berkurangnya derajat kebebasan

Page 60: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

46

(degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi

parameter.

c. Random Effect

Dimasukannya variabel dummy di dalam model fixed

effect bertujuan mewakili ketidaktahuan kita tentang model

yang sebenarnya. Namun, sebagai konsekuensi dalam

penggunaan model fixed effect adalah berkurangnya derajat

kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya

mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini dapat diatasi

dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) atau

dikenal dengan metode Random Effect. Model ini akan

mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin

saling berhubungan antar waktu dan antar individu

(Widarjono, 2013:359). Adanya korelasi antar variabel

gangguan dalam random effect maka metode OLS tidak bisa

digunakan untuk mendapatkan estimator yang efisien. Metode

yang tepat digunakan dalam mengestimasi model ini adalah

Generalized Least Square (GLS) (Widarjono, 2013:361).

Menurut Gujarati (2014:471), metode GLS

(generalized least square) adalah OLS pada variabel-variabel

yang telah ditransformasikan yang memenuhi asumsi-asumsi

standar kuadrat sederhana terkecil. Jadi, estimator yang

didapatkan oleh estimator GLS telah BLUE (best, linear,

unbiased, estimator) sehingga tidak memerlukan pengujian

asumsi klasik.

Dari ketiga teknik diatas kita harus memilih teknik

terbaik yang digunakan untuk data. Cara memilih salah satu

dari tiga teknik yang ada sebagai berikut:

Page 61: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

47

a. Memilih antara Model common effect dan fixed effect

Untuk memilih model mana yang lebih cocok antara

common effect dan fixed effect untuk melakukan regresi data panel,

dapat digunakan Uji Chow (Chow Test) dengan hipotesis:

H0 : Model common effect lebih baik daripada fixed effect

H1 : Model fixed effect lebih baik daripada common effect

Kriteria pengambilan keputusan adalah dengan melihat nilai

probabilitas (P-Value), dengan asumsi jika nilai probabilitas (P-

Value) lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5% maka menolak H0,

artinya model fixed effect lebih baik digunakan untuk regresi data

panel. Sebaliknya, jika H0 diterima, berarti model common effect

yang digunakan. Namun, jika H0 ditolak maka model fixed effect

harus diuji kembali untuk memilih antara fixed effect atau random

effect yang lebih baik.

b. Memilih antara model fixed effect dan random effect

Untuk memilih model mana yang lebih cocok antara fixed effect dan

random effect, dapat digunakan Uji Hausman (Hausman Test)

dengan hipotesis:

H0 : model random effect lebih baik daripada fixed effect

H1 : model fixed effect lebih baik daripada random effect

Kriteria pengambilan keputusan adalah dengan melihat nilai

probabilitas (P-Value), dengan asumsi jika nilai probabilitas (P-

Value) lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5% maka menolak H0,

artinya model fixed effect lebih baik digunakan untuk regresi data

panel. Sebaliknya, jika H0 diterima, berarti model random effect

yang digunakan.

c. Memilih antara Model common effect dan random effect

Untuk memilih model mana yang lebih cocok antara

common effect dan random effect untuk melakukan regresi data

panel, dapat digunakan Uji Lagrange Multiplier (LM Test) dengan

hipotesis:

Page 62: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

48

H0 : Model common effect lebih baik daripada random effect

H1 : Model random effect lebih baik daripada Commoneffect

Kriteria pengambilan keputusan adalah dengan melihat nilai

probabilitas (P-Value) Breush-Pagan, dengan asumsi jika nilai

probabilitas (P-Value) cross section Breush-Pagan lebih kecil dari

tingkat signifikansi α 5% maka menolak H0, artinya model random

effect lebih baik digunakan untuk regresi data panel. Sebaliknya,

jika H0 diterima, berarti model common effect yang digunakan.

3. Uji Hipotesis

Dalam pengujian ini juga dilakukan pengujian hipotesis yang terdiri atas:

a. Uji t–statistic

Uji t-statistic dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikansi setiap

variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan

adalah:

1. Uji t-statistic untuk PDRB sektor industri

H0, β1 < 0: tidak terdapat pengaruh signifikan antara PDRB terhadap

PTK

H1, β1 > 0: terdapat pengaruh signifikan antara PDRB terhadap PTK

2. Uji t-statistic untuk Jumlah industri besar dan sedang

H0, β1 < 0: tidak terdapat pengaruh signifikan antara Jumlah industri

terhadap PTK.

H1, β1 > 0: terdapat pengaruh signifikan antara Jumlah industr terhadap

PTK.

3. Uji t-statistic untuk Upah Minimum Provinsi

H0, β1 < 0: tidak terdapat pengaruh signifikan antara UMP jalan

terhadap PTK.

H1, β1 > 0: terdapat pengaruh signifikan antara UMP terhadap PTK.

Page 63: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

49

Dasar pengambilan keputusannya:

1) H0 diterima atau menolak H1 jika nilai probabilitas lebih besar

dibandingkan dengan tingkat signifikansi yaitu 5% atau jika nilai

thitung <ttabel.

2) H1 diterima atau menolak H0 jika nilai probabilitas lebih kecil

dibandingkan dengan tingkat signifikansi yaitu 5% atau jika nilai

thitung <ttabel

b. Uji F-statistic

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

untuk melihat pengaruh secara simultan variabel independen terhadap

variabel dependen.

1. H0 : tidak terdapat pengaruh simultan antara PDRB sektor

industri, Jumlah Industri, UMP terhadap PTK industri

2. H1: terdapat pengaruh simultan antara PDRB sektor industri, Jumlah

Industri, UMP terhadap PTK industri

Dasar pengambilan keputusannya:

1. H0 diterima atau menolak H1 jika nilai probabilitas lebih besar

dibandingkan dengan tingkat signifikansi yaitu 5% atau jika nilai

Fhitung < Ftabel.

2. H1 diterima atau menolak H0 jika nilai probabilitas lebih kecil

dibandingkan dengan tingkat signifikansi yaitu 5% atau jika nilai

Fhitung < Ftabel.

c. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan seberapa

besar proporsi variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

independen. Nilai koefisien determinasi (R2) berkisar diantara nol dan satu

(0 < R2 < 1). Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol artinya kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

Page 64: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

50

Nilai R2 yang besar atau mendekati satu artinya variabel independen mampu

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam menjelaskan

perubahan variabel dependen (Gujarati, 2014:97).

D. Definisi Operasional Variabel

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator

penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu

periode tertentu, PDRB dalam penelitian ini adalah PDRB menurut

lapangan usaha berdasarkan harga konstan. Satuan PDRB adalah milyar

rupiah.

2. Pertumbuhan Industri dalam penelitian ini adalah Jumlah usaha

perusahaan/industri pengolahan Besar dan Sedang. Penggolongan

perusahaan industri pengolahan ini semata-mata hanya didasarkan kepada

banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa memperhatikan apakah

perusahaan itu menggunakan mesin tenaga atau tidak, serta tanpa

memperhatikan besarnya modal perusahaan itu. Satuan jumlah industri

adalah satuan industri.

3. UMP atau upah minimum provinsi dalam penelitian ini adalah upah

minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi,

satuannya rupiah.

4. Penyerapan Tenaga Kerja dalam penelitian ini adalah PTK sektor industri,

diukur dalam satuan jiwa.

Page 65: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

51

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis dan Administratif

Gambar 4.1

Peta dan Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2015

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Secara geografis, Indonesia berada diantara Benua Asia dan Benua

Australia. Indonesia terdiri dari 34 provinsi, yang terletak di 5 pulau besar

dan 4 kepulauan. Pulau Jawa merupakan salah satu dari pulau besar yang

ada di Indonesia. Pulau Jawa dikelilingi oleh perairan Laut Jawa, Selat

Sunda, Samudera Hindia dan Selat Bali. Daratan Pulau Jawa terbujur dari

barat ke timur dan diperkirakan luasnya mencapai 126.700 kilometer

persegi. Pulau Jawa merupakan pulau dengan kepadatan penduduk per

kilometernya terpadat di Indonesia mencapai 1.317 jiwa per kilometer.

Pulau Jawa merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi

oleh patahan kerak bumi lanjutan patahan kerak bumi dari Pulau Sumatera,

Page 66: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

52

yang berada dilepas pantai selatan Pulau Jawa. Hampir seluruh wilayah di

Pulau Jawa pernah memperoleh dampak dari adanya aktivitas gunung

berapi. Terdapat 38 gunung yang terbentang dari timur ke barat Pulau

Jawa, yang semuanya pernah menjadi gunung berapi aktif pada waktu

tertentu. Gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa adalah Gunung Semeru

(3.676 m) sedangkan gunung berapi teraktif di Jawa bahkan di Indonesia

adalah Gunung Merapi (2.968 m).

Tabel 4.1

Daftar Provinsi, Ibu Kota, Jumlah Kota, Kabupaten dan Luas Wilayah di

Pulau Jawa Tahun 2015

No. Provinsi Ibu Kota Kota Kabupaten Luas Wilayah

(Km2)

1. DKI Jakarta - 5 1 664,01

2. Jawa Barat Kota Bandung 9 18 35.377,76

3. Jawa Tengah

Kota

Semarang 6 29 32.800,69

4.

D.I.

Yogyakarta

Kota

Yogyakarta 1 4 3.133,15

5. Jawa Timur Kota Surabaya 9 29 47.799,75

6. Banten Kota Serang 4 4 9.662,92

Jumlah 34 85 129.438,28

Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015

Secara administratif, Pulau Jawa terbagi atas 6 provinsi, yaitu

Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi

Banten. Pulau Jawa juga terbagi atas 34 kota dan 85 kabupaten yang

tersebar di 6 provinsi.

2. Kondisi Penduduk

Penduduk di Pulau Jawa merupakan penduduk terpadat

dibandingkan dengan Pulau besar lainnya di Indonesia. Hal ini seperti

terlihat pada gambar 4.1 diatas, terlihat bahwa 6 provinsi di Pulau Jawa

Page 67: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

53

tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi. Dimana DKI Jakarta, Jawa

Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Banten mencapai lebih dari 1.000

jiwa per kilometer persegi sementara Jawa Timur berkisar 500 sampai

1.000 jiwa per kilometer persegi.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tahun 2017

No. Provinsi

Jumlah

Penduduk

(ribu)

Kepadatan

Penduduk per

km2

Jumlah

Angkatan

Kerja

1. DKI Jakarta 10.374,2 15.663 4.856.116

2. Jawa Barat 48.037,8 1.358 22.391.003

3. Jawa Tengah 34.257,8 1.053 18.010.612

4. DI Yogyakarta 3.762,1 1.181 2.117.187

5. Jawa Timur 39.292,9 822 20.937.716

6. Banten 12.448,1 1.288 5.596.963

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Jumlah penduduk di Pulau Jawa mencapai lebih dari 50 persen dari

total penduduk di Indonesia. Jumlah penduduk di Pulau Jawa mencapai

148.172,9 ribu jiwa. Dengan Jawa Barat sebagai provinsi dengan

penduduk terbanyak di Pulau Jawa bahkan di Indonesia yang mencapai

48.037,8 ribu jiwa dan DKI Jakarta sebagai provinsi dengan kepadatan

penduduk tertinggi di Indonesia mencapai 15.663 jiwa per kilometer

persegi.

3. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian di Pulau Jawa memiliki kontribusi yang

sangat penting bagi perekonomian secara nasional. Kegiatan ekonomi di

Indonesia dapat dikatatakan terkonsentrasi di Pulau Jawa. Hal ini

ditunjukkan oleh kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

provinsi yang ada di Pulau Jawa yang berkontribusi sebesar 58,13% dari

total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Page 68: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

54

Tabel 4.3

Produk Domestik Regional Bruto 5 Pulau Besar

di Indonesia Tahun 2016

Provinsi PDRB (Miliar Rupiah)

Pulau Jawa

DKI Jakarta 1.635.855,75

Jawa Barat 1.342.953,38

Jawa Tengah 894.050,47

DI Yogyakarta 92.300,66

Jawa Timur 1.482.147,59

Banten 409.959,69

Total PDRB Pulau Jawa 5.857.267,54

Pulau di Luar Jawa

Pulau Sumatera 2.133.222,92

Pulau Kalimantan 843.117,68

Pulau Sulawesi 603.448,79

Pulau Papua 256.752,94

Total PDB Indonesia 9.996.207,14

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, PDRB di Pulau Jawa berkontribusi

58% terhadap PDB Indonesia. Tentunya dengan kontribusi yang tinggi ini

membawa dampak positif terhadap kesejahteraan penduduknya. Dengan

terkonsentrasinya sumber daya manusia dan kontribusi perekonomian di

Pulau Jawa menjadikan Indeks Pembangunan Manusia di Pulau Jawa

cenderung lebih tinggi diantara pulau besar lainnya.

Page 69: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

55

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif Antar Variabel di Pulau Jawa

a. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang

bekerja pada suatu periode dalam perekonomian.

Grafik 4.1

Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa Tahun 2010-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016

Pada tahun 2017, angka penyerapan tenaga kerja tertinggi di Pulau

Jawa dicapai oleh Provinsi Jawa Barat dengan penyerapan tenaga kerja

20.551.575 jiwa di tahun 2017. Sementara penyerapan tenaga kerja

terendah di Pulau Jawa adalah Provinsi DIY dengan angka penyerapan

tenaga kerja sebesar 2.053.168 jiwa di tahun 2017.

Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi dengan capaian penyerapan

tenaga kerja tertinggi di Indonesia sejak tahun 2010. Sebagai provinsi

dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia, yang juga

mempengaruhi jumlah angkatan kerjanya. Peranan pemerintah untuk

mengatasi jumlah angkatan kerja tersebut perlu lebih besar. Selain itu,

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1600000

1800000

DKI Jakarta Jawa Barat JawaTengah

DIYogyakarta

Jawa Timur Banten

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Page 70: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

56

Jawa Barat, merupakan jantung industri, 40 kawasan industri dari 74

kawasan industri di Indonesia terletak di Jawa Barat juga real investasi di

Jawa Barat terus mengalami peningkatan yang pada akhirnya berhasil

menyerap tenaga kerja di Jawa Barat.

b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Grafik 4.2

PDRB sektor industri

di Pulau Jawa Tahun 2010-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Pada tahun 2017, dari 6 provinsi yang ada di Pulau Jawa PDRB

sektor industri tertinggi di Pulau Jawa bahkan nasional dicapai oleh

provinsi Jawa Barat dengan nilai besaran 578 858,48 miliar rupiah.

Sementara PDRB sektor industri terendah di Pulau Jawa adalah DIY

Yogyakarta. Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi dengan capaian PDRB

sektor industri tertinggi di Indonesia dikarnakan berdasarkan dari data

DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIYogyakarta

Jawa Timur Banten

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Page 71: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

57

kementrian perindustrian Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah

industri terbanyak. Dari 74 kawasan industri yang tersebar di indonesia,

40 diantaranya berlokasi di Jawa Barat. Jadi, bisa dikatakan bahwa Jawa

Barat merupakan jantung industri nasional. Diikuti dengan Jawa timur,

Jawa tengah, DKI Jakarta, banten, dan Yogyakarta.

c. Pertumbuhan Jumlah Industri

Grafik 4.3

Jumlah Industri di Pulau Jawa Tahun 2010-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Jawa barat merupakan Provinsi dengan Jumlah Industri Besar dan

Sedang terbanyak, hal ini sangatlah wajar mengingat dari 74 kawasan

industri yang tersebar di Indonesia, 40 di antaranya berlokasi di Jabar. Dan

dari sisi luasan wilayah industri tanah air yaitu 31.000 ha, 23.000 ha di

antaranya berada di Jawa Barat.

Jawa Timur berada dalam posisi berikutnya setalah Jawa Barat,

Sektor industri merupakan sektor yang mendominasi perekonomian di

DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIYogyakarta

Jawa Timur Banten

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Page 72: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

58

Jawa Timur. Hal ini di dukung pula dengan kinerja sektor industri

pengolahan tumbuh positif beberapa tahun terakihr. Membaiknya kinerja

industri Jawa Timur didukung jumlah industri yang semakin meningkat.

Baik Industri Besar Sedang (IBS) maupun Industri Mikro Kecil (IMK)

pertumbuhan jumlah industrinya di atas 4 persen. Pada IBS jumlah industri

percetakan dan reproduksi rekaman memiliki pertumbuhan tertinggi,

diikuti industri barang logam bukan mesin dan peralatannya, serta industri

makanan dan minuman.

Pada provinsi jawa tengah menunjukan trend yang positif terhadap

jumlah industri sedang dan besar pada tiga tahun terakhir yaitu pada tahun

2015-2017 hal ini di dukung oleh banyaknya investasi yang masuk dengan

melihat pembangunan trans Jawa sehingga para investor berasumsi

pembangunan infrastruktur akan mempermudah akses jalan logistic

barang dari satu kota ke kota lainnya. Menurut Head of sales and

marketing PT Kawasan Industri Kendal (KIK) mengatakan “Jawa Tengah

tidak hanya dilihat sebagai coneting hub saja tetapi sebagai alternative

lokasi untuk ekspansi dengan keunggulan competitive menpower”

Pada Provinsi Banten jumlah industri besar dan sedang (IBS)

mengali jumlah terbanyak pada tahun 2016, dan mengalami penurunan

pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2017. Hal tersebut mengacu

kepada data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Produksi industri

manufaktur di kuartal kedua tahun ini tumbuh melambat. Tak hanya pada

produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS). tahun 2017, yakni

produksi IBS kuartal kedua melambat dibanding kuartal sebelumnya.

Sementara IBS yang berkontribusi besar, yaitu industri makanan dan

minuman hanya tumbuh sebesar 8,6%. beberapa jenis IBS juga ada yang

menurun, seperti jasa reparasi dan pemasangan mesin dan perlatan yang

turun 11,37%, industri komputer, barang elektronik dan optik yang turun

8,84%, dan industri bahan kimia dan barang dari kimia turun 4,94%.

Sedangkam untuk provinsi DKI Jakarta cenderung mengalami

penurunan. Badan Pusat Statistik DKI Jakarta mencatat pertumbuhan

Page 73: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

59

produksi industri manufaktur besar dan sedang produksi industri

manufaktur besar dan sedang (IBS) juga mengalami penurunan sebesar

6,09 persen (qtq). BPS DKI Jakarta menyatakan, hal ini lebih disebabkan

oleh penurunan produksi industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi

trailer yang berada di angka 13,81 persen (yoy). Meskipun penurunan

produksi itu bukanlah yang terbesar, sektor industri tersebut merupakan

sektor dengan kontribusi terbesar di DKI Jakarta yang mencapai 40 persen.

Untuk diketahui, 66 persen produksi IBS di DKI Jakarta didominasi

industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer, diikuti industri alat

angkutan lainnya dengan kontribusi sebesar 16 persen, disusul industri

tekstil yang kontribusinya berada di angka 10 persen.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Kepala Bidang Industri

Dinas Perindustrian dan Energi (PE) DKI Jakarta, menyebutkan

penurunan produksi IBS di DKI Jakarta disebabkan mulai dikuranginya

industri manufaktur yang memproduksi di DKI Jakarta. Pemprov DKI

Jakarta mulai mendorong pergeseran dari industri manufaktur menuju

industri kreatif dan industri berbasis teknologi. "Hal ini karena luas lahan

yang terbatas di Jakarta dan juga meminimalisir peenggunaan air tanah,"

Industri manufaktur di DKI Jakarta sedang didorong untuk pindah

ke wilayah penyangga DKI Jakarta. Industri kreatif dan industri berbasis

teknologi menurutnya tidak memerlukan lahan yang luas akan tetapi

memiliki nilai tambah yang tinggi. Kampanye Pemilu 2019 selama kuartal

I 2019 juga menyebabkan investor serta konsumen mengambil sikap wait

and see sambil menunggu hasil Pemilu 2019. Selain itu, penetrasi barang

sejenis dari luar negeri juga turut menyebabkan industri lokal mulai

menahan produksinya.

Provinsi dengan jumlah industri sedang dan besar terendah terdapat

di DIY Yogyakarta, di ikuti pula dengan kinerja industri besar dan sedang

(IBS) DIY yang juga melambat dengan tumbuh 5,90% (yoy), lebih rendah

dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,14%

(yoy). selain itu berdasarkan hasil Survei Ekonomi 2016 bahwa

Page 74: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

60

Yogyakarta lebih di dominasi oleh sektor industri kecil dan menengah.

Yaitu dengan jumlah tenaga yang terserap sebanyak 77% lebiih.

d. Upah Minimum Provinsi

Grafik 4.4

Upah Minimum provinsi di Pulau Jawa Tahun 2010-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015b

Kementerian Tenaga Kerja, telah menetapkan kenaikan Upah

Minimum Provinsi (UMP) 2018 sebesar 8,71%. Pemerintah provinsi pun

telah mengumumkan UMP di daerahnya masing-masing. DKI Jakarta,

sebagai Ibu Kota Republik Indonesia, masih menjadi daerah dengan UMP

tertinggi di Pulau Jawa maupun di Indonesia. Yaitu sebesar Rp 3.647.700.

naik sekitar 9,4 persen dari UMP 2017 sebesar Rp3.335.000. Kenaikan ini

lebih besar dari persentase yang ditetapkan pemerintah, yaitu 8,71 persen.

Hal yang sama juga terjadi di provinsi lain yang memutuskan kenaikan

UMP 2018 sebesar 8,71 persen.. jika dilihat UMP Jateng 2018 lebih tinggi

dibandingkan UMP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, namun lebih

kecil dari UMP Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Dengan rincian Jawa

DKI Jakarta Jawa Barat Jawa

Tengah

DI

Yogyakarta

Jawa Timur Banten

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Page 75: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

61

Timur, sebesar Rp 1.508.894, naik Rp 120.894 atau 8,71 persen

dibandingkan UMP 2017 yang sebesar Rp 1.388.000 dan Jawa Barat,

sebesar Rp 1.544.360, naik Rp 123.736 atau 8,71 dibandingkan UMP 2017

yang sebesar Rp 1.420.624.

Sedangkan untuk UMP Provinsi DI Yogyakarta 2018. Dalam hal ini,

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono sudah menetapkan UMP

DIY 2018 melalui Keputusan Gubernur DIY No 220/KEP/2017 tanggal 1

November 2017 tentang Penetapan UMP 2018 sebesar Rp1.454.154, naik

dari UMP 2017 sebesar Rp1.337.645. Dari data-data kenaikan UMP 2018

yang telah diputuskan oleh masing-masing kepala daerah di enam provinsi

di Pulau Jawa tersebut pada umumnya setiap provinsi mengalami

kenaikan, dengan UMP DIY 2018 adalah yang terendah, sementara UMP

DKI Jakarta 2018 menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa, sekaligus di

seluruh provinsi Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa UMP hanya batas

terendah ketentuan upah di sebuah provinsi. Kabupaten/kota punya UMK

yang biasanya jauh lebih besar. Tahun ini saja UMK Karawang tercatat

yang tertinggi secara nasional mencapai Rp3.605.272, mengalahkan UMP

di DKI Jakarta 2017 yang hanya Rp3.335.000.

2. Analisis Model Penyerapan Tenaga Kerja dengan Variabel Bebas

PDRB, Jumlah Industri dan UMP

a. Uji Chow

Uji chow dilakukan untuk memilih model mana yang lebih cocok

antara Common Effect dengan Fixed Effect yang akan digunakan dalam

regresi data panel. Hasil uji chow dilihat melalui nilai probabilitas (P

Value) F-Statistik dan dibandingkan dengan tingkat signifikansi α =

5%, dengan hipotesis sebagai berikut.

H0 : Model common effect lebih baik daripada fixed effect

H1 : Model fixed effect lebih baik daripada common effect

Kriteria pengambilan keputusan uji chow adalah apabilai nilai

probabilitas (P Value) lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% maka

Page 76: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

62

menolak H0, artinya model fixed effect lebih baik daripada common

effect. Namun, jika nilai probabilitas (P Value) lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% maka menerima H0, artinya model common effect

lebih baik dari fixed effect.

Berdasarkan hasil regresi, diperoleh hasil uji chow sebagai

berikut.

Tabel 4.4

Uji Chow

Effects Test d.f. Prob.

Cross-section F (5,37) 0.0000

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, nilai probabilitas F-statistik sebesar

0.0000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% maka

keputusan dalam uji chow adalah menolak H0, yang berarti model panel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Fixed Effect.

b. Uji Hausman

Uji Hausman dilakukan untuk memilih model mana yang lebih

cocok antara Fixed Effect dengan Random Effect yang akan digunakan

dalam regresi data panel. Hasil uji chow dilihat melalui nilai

probabilitas (P Value) cross section random dan dibandingkan dengan

tingkat signifikansi α = 5%, dengan hipotesis sebagai berikut.

H0 : Model random effect lebih baik daripada fixed effect

H1 : Model fixed effect lebih baik daripada random effect

Kriteria pengambilan keputusan uji hausman adalah apabilai nilai

probabilitas (P Value) cross section random lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5% maka menolak H0, artinya model fixed effect lebih

baik digunakan daripada random effect. Namun, jika nilai probabilitas

(P Value) lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% maka menerima

H0, artinya model random effect lebih baik daripada fixed effect.

Berdasarkan hasil regresi, diperoleh hasil uji hausman sebagai

berikut.

Page 77: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

63

Tabel 4.5

Uji Hausman

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.732968 3 0.1253

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, nilai probabilitas Chi-Square cross

section random sebesar 0.1253 yang lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% maka keputusan dalam uji hausman adalah

menerima H0, yang berarti model panel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Model Random Effect.

c. Uji Lagrange Multiplier

Untuk memilih model mana yang lebih cocok antara common

effect dan random effect untuk melakukan regresi data panel, dapat

digunakan Uji Lagrange Multiplier (LM Test) dengan hipotesis:

H0 : Model common effect lebih baik daripada random effect

H1 : Model random effect lebih baik daripada Common effect

Kriteria pengambilan keputusan adalah dengan melihat nilai

probabilitas (P-Value) Breush-Pagan, dengan asumsi jika nilai

probabilitas (P-Value) lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5% maka

menolak H0, artinya model random effect lebih baik digunakan untuk

regresi data panel. Sebaliknya, jika H0 diterima, berarti model common

effect yang digunakan.

Berdasarkan hasil regresi, diperoleh hasil uji chow sebagai

berikut.

Page 78: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

64

Tabel 4.6

Uji Lagrange Multiplier

Cross-section

Test

Hypothesis

Time Both

Breusch-Pagan 42.25062

(0.0000)

0.995862

(0.3183)

58.09914

(0.0000)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, nilai probabalitas Breusch-Pagan

yang lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% ( 0.000 < 0.05) maka

keputusan dalam uji hausman adalah menolak H0, yang berarti model

panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Random

Effect.Model Random Effect Model (REM).

Berdasarkan hasil uji chow, uji hausman dan uji LM yang sudah

dilakukan maka model dalam penelitian ini menggunakan model

random effect (REM), dapat dijelaskan melalui persamaan berikut.

Page 79: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

65

Tabel 4.7

Hasil Estimasi Data Panel dengan Model Random Effect

Variable Coefficient Std. Error

t-Statistic Prob.

C 181345.2 56817.14 3.191734 0.0027

INDUSTRI 2.526102 0.056647 44.59414 0.0000

PDRB 0.002522 0.000196 12.87607 0.0000

UMP -0.073407 0.016698 -4.396189 0.0001

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan eviews 9.0

Y = 181345.2 + 2.526102X1 + 0.002522X2 - 0.073407X3 + e

Dimana:

Y = Penyerapan Tenaga Kerja

X1 = Jumlah Industri

X2 = Produk Domestik Regional Bruto

X3 = Upah Minimum Provinsi

e = error term

Dari persamaan diatas diperoleh informasi sebagai berikut.

1) Nilai konstanta sebesar 181345.2 artinya jika variabel jumlah industri,

Produk Domestik Regional Bruto dan Upah Minimum Provinsi nol,

maka Penyerapan Tenaga Kerja sebesar 181345.2 %.

2) Nilai koefisien jumlah industri sebesar 2,526102 yang berarti setiap

kenaikan satu satuan jumlah industri maka akan menaikan penyerapan

tenaga kerja sebesar 2,526102 % dengan asumsi faktor-faktor lain

dianggap tetap.

3) Koefisien PDRB adalah 0,002522 yang artinya apabila PDRB meningkat

satu satuan maka akan menyerap tenaga kerja sebesar 0.002522 %

dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap.

4) Nilai koefisien UMP adalah -0,073407, yang berarti apabila terjadi

peningkatan nilai UMP satu rupiah maka akan menurunkan penyerapan

tenaga kerja sebesar 0.073407 % dengan asumsi faktor-faktor lain

dianggap tetap

Page 80: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

66

Tabel 4.8

Interpretasi Hasil di masing-masing Provinsi

PROVINSI Effect Ind Effect

1 DKI -172136.0 9209.2

2 JABAR 109459.8 290805

3 JATENG 23892.60 205237.8

4 DIY -73979.52 107365.68

5 JATIM 30366.37 211711.57

6 BANTEN 82396.80 263742

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, efek individual blalala, dalam model

random effect juga terdapat efek individu dari cross section yang ada,

yaitu sebagai berikut.

1) DKI Jakarta

Nilai individual efek DKI Jakarta sebesar 9.209,2, artinya jika

variabel X1 (Jumlah Industri), X2 (PDRB) dan X3 (UMP) dianggap konstan

maka nilai Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi DKI Jakarta sebesar

9.209,2. DKI Jakarta menjadi dengan capain nilai individual efek yang

terendah yang diikuti Provinsi DIY. Hal ini dapat dianalisis Jika di tinjau

dari sektor industri, BPS DKI Jakarta (2017) menyatakan, terjadinya

penurunan produksi industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer

yang berada di angka 13,81 persen (yoy). sektor industri tersebut

merupakan sektor dengan kontribusi terbesar di DKI Jakarta yang

mencapai 40 persen. Untuk diketahui, 66 persen produksi IBS di DKI

Jakarta didominasi industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer,

diikuti industri alat angkutan lainnya dengan kontribusi sebesar 16 persen,

disusul industri tekstil yang kontribusinya berada di angka 10 persen.

Selain itu diperkuat juga dengan pernyataan dari Kepala Bidang Industri

Dinas Perindustrian dan Energi (PE) DKI Jakarta, yang menyebutkan

penurunan produksi IBS di DKI Jakarta disebabkan mulai dikuranginya

industri manufaktur yang memproduksi di DKI Jakarta. Pemprov DKI

Page 81: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

67

Jakarta mulai mendorong pergeseran dari industri manufaktur menuju

industri kreatif dan industri berbasis teknologi. karena luas lahan yang

terbatas di Jakarta dan juga meminimalisir peenggunaan air tanah. Selain

itu Industri manufaktur di DKI Jakarta jga sedang didorong untuk pindah

ke wilayah penyangga DKI Jakarta. Industri kreatif dan industri berbasis

teknologi tidak memerlukan lahan yang luas akan tetapi memiliki nilai

tambah yang tinggi. Iklim politik juga menyebabkan investor serta

konsumen mengambil sikap wait and see sambil menunggu iklim politik

yang kondusif.

2) Jawa Barat

Nilai individual efek Jawa Barat sebesar 290805, artinya jika

variabel X1 (Jumlah Industri), X2 (PDRB) dan X3 (UMP) dianggap konstan

maka nilai Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat sebesar

2,90805. Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi dengan capaian nilai

individual efek tertingi diantara provinsi alinya yang berada di pulau jawa,

hal ini dapat di analisis dari karakter dan potensi jawa barat yang

merupakan jantung industri nasional. Hal ini di tunjukan bahwa dari 74

kawasan industri di Indonesia 40 kawasan terletak di jawa barat. Dan dari

sisi luasan wilayah industri tanah air yaitu 31.000 ha, 23.000 ha di

antaranya berada di Jawa Barat.

3) Jawa Tengah

Nilai individual efek Jawa Barat sebesar 205237.8, artinya jika

variabel X1 (Jumlah Industri), X2 (PDRB) dan X3 (UMP) dianggap

konstan maka nilai Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat

sebesar 205237.8. Nilai individual efek provinsi Jawa Timur berada

dalam posisi tertinggi dibawah provinsi jawa banten dan provinsi jawa

barat, hal ini dapat tercermin pada provinsi jawa tengah yang

menunjukan trend positif terhadap jumlah industri sedang dan besar

pada tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2015-2017 hal ini di dukung

oleh banyaknya investasi yang masuk dengan melihat pembangunan

trans Jawa sehingga para investor berasumsi pembangunan

Page 82: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

68

infrastruktur akan mempermudah akses jalan logistic barang dari satu

kota ke kota lainnya. Menurut Head of sales and marketing PT Kawasan

Industri Kendal (KIK) mengatakan “Jawa Tengah tidak hanya dilihat

sebagai coneting hub saja tetapi sebagai alternative lokasi untuk

ekspansi dengan keunggulan competitive menpower”

4) DI Yogyakarta

Nilai individual efek DI Yogyakarta sebesar 107365.68, artinya

jika variabel X1 (Jumlah Industri), X2 (PDRB) dan X3 (UMP) dianggap

konstan maka nilai Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat

sebesar 107365.68. DIYogyakarta menjadi dengan capain nilai

individual efek yang terendah setelah Provinsi Jakarta. Hal ini dapat

dianalisis berdasarkan hasil Survei Ekonomi 2016 yang menyatakan

bahwa Yogyakarta lebih di dominasi oleh sektor industri kecil dan

menengah (IKM) Yaitu dengan jumlah tenaga yang terserap sebanyak

77% lebih, sedangkan dalam penelitian ini yang dilihat adalah dari

sektor industri besar dan sedang (IBS). di ikuti pula dengan kinerja

industri besar dan sedang (IBS) DIY yang juga melambat dengan

tumbuh 5,90% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan sebelumnya

yang tercatat sebesar 7,14% (yoy).

5) Jawa Timur

Nilai individual efek Jawa Timur sebesar 107365.68, artinya jika

variabel X1 (Jumlah Industri), X2 (PDRB) dan X3 (UMP) dianggap konstan

maka nilai Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat sebesar

211711.57. nilai individual efek provinsi Jawa Timur berada dalam posisi

berikutnya setalah provinsi jawa barat dan provinsi banten, hal ini dapat

dilihat dari sektor industri yang masih merupakan sektor yang

mendominasi perekonomian di Jawa Timur. Hal ini di dukung pula dengan

kinerja sektor industri pengolahan tumbuh positif. Membaiknya kinerja

industri Jawa Timur didukung jumlah industri yang semakin meningkat.

Baik Industri Besar Sedang (IBS) maupun Industri Mikro Kecil (IMK)

pertumbuhan jumlah industrinya di atas 4 persen. Pada IBS jumlah industri

Page 83: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

69

percetakan dan reproduksi rekaman memiliki pertumbuhan tertinggi,

diikuti industri barang logam bukan mesin dan peralatannya, serta industri

makanan dan minuman.( Publikasi Badan Pusat Statistik 2017 )

6) Banten

Nilai individual efek Banten sebesar 263742, artinya jika variabel

X1 (Jumlah Industri), X2 (PDRB) dan X3 (UMP) dianggap konstan maka

nilai Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat sebesar 263742.

Provinsi Banten menjadi provinsi dengan capaian nilai individual efek

tertingi dibawah provinsi jawa barat.

d. Pengujian Hipotesis

1) Uji t dan Interpretasi Hasil Analisis

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel

independen yang terdiri atas PDRB (X1), PDRBi (X2), Jumlah

Industri (X3) dan Upah Minimu Provinsi berpengaruh secara parsial

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y) dengan membandingkan

nilai t-statistik dengan nilai t-tabel atau membandingkan nilai

probabilitas dengan nilai α = 5%.

Page 84: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

70

Tabel 4.9

Hasil Uji T-Statistik

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PDRB 0.002522 0.000196 12.87607 0.0000

INDUSTRI 2.526102 0.056647 44.59414 0.0000

UMP -0.073407 0.016698 -4.396189 0.0001

C 181345.2 56817.14 3.191734 0.0027

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan eviews 9.0

Tabel 4.9 diatas digunakan dalam membuktikan hipotesis yang telah

disusun. Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh PDRB secara parsial terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2017.

H1 : Terdapat pengaruh PDRB secara parsial terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2017.

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh Jumlah Industri secara parsial terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2017.

H1 : Terdapat pengaruh Jumlah Industri secara parsial terhadap

Penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2017.

3. H0 : Tidak terdapat pengaruh Upah Minimum Provinsi secara parsial

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2017.

H1 : Terdapat pengaruh Upah Minimum Provinsi secara parsial

terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Pulau Jawa tahun 2010-

2017.

Berdasarkan hasil estimasi, maka dapat diambil keputusan sebagai berikut.

1. Nilai t-statistik PDRB (X1) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y) sebesar

12.87607 dengan probabilitas PDRB (X1) sebesar 0.0000. Nilai

probabilitas 0.0000 lebih kecil dari α = 5%, artinya terdapat pengaruh

PDRB secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa

tahun 2010-2017.

2. Nilai t-statistik Jumlah Industri (X2) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

(Y) sebesar 44.59414 dengan probabilitas Jumlah Industri (X2) sebesar

Page 85: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

71

0.0000. Nilai probabilitas 0.0000 lebih kecil dari α = 5%, artinya terdapat

pengaruh jumlah industri secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja

di Pulau Jawa tahun 2010-2017.

3. Nilai t-statistik UMP (X3) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y) sebesar

-4.396189 dengan probabilitas UMP (X3) sebesar 0.0000. Nilai

probabilitas 0.0000 lebih kecil dari α = 5%, artinya terdapat pengaruh

jumlah industri secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja di Pulau

Jawa tahun 2010-2017.

2) Uji F dan Interpretasi Hasil Analisis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.

Tabel 4.10

Hasil Uji F-Statistik

F-statistic 879.1142

Prob (F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan eviews 9.0

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai F-statistic sebsar

879.1142 dan nilai probabilitas 0.000000. Nilai probabilitas

0.000000 lebih kecil dari α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen.

3) Uji Koefisien Determinasi (R2) dan Interpretasi Hasil Analisis

Tabel 4.11

Hasil Koefisien Determinasi

R-Squared 0.984325

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan eviews 9.0

Berdasarkan tabel diatas, nilai koefisien determinasi sebesar

0.984325 atau 98.43%. Artinya, kemampuan variabel PDRB Sektor

Industri (X1), Jumlah Industri(X2), dan Upah Minimum Provinsi

(X3) dalam menjelaskan penyerapan tenaga kerja (Y) di Pulau Jawa

Page 86: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

72

sebesar 98.43% sementara 1.57% sisanya dipengaruhi oleh variabel

lain diluar penelitian.

B. Analisis Ekonomi Penyerapan Tenaga Kerja dengan Variabel Bebas

PDRB, Pertumbuhan industri dan Upah Minimum Provinsi

a. PDRB sektor industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Muliza dkk (2017:56) Produk Domestik Regional Bruto

merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui

perkembangan perekonomian di suatu daerah dalam suatu periode

tertntu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga

konstan.PDRB merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah barang

dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha yang timbul akibat

adanya aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah tertentu.

Meningkatnya PDRB sektor industri turut meningkatkan

terserapnya tenaga kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Sejalan dengan itu, peningkatan PDRB sektor industri

berarti meningkatkan terserapnya tenaga kerja dan meningkatkan

pendapatan individu.

Menurut Okun, terdapat hubungan yang negatif antara Pendapatan

Domestik Bruto (PDB) dengan pengangguran (Mankiw, 2007). PDB

merupakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional pada output

barang dan jasa. Pada skala wilayah yang lebih kecil, total pendapatan dan

total penggeluaran pada output barang dan jasa disebut sebagai Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB). Perubahan pada PDRB riil dari tahun

ke tahun erat kaitannya dengan perubahan tingkat pengangguran.

Peningkatan PDRB dapat menurunkan tingkat pengangguran. peningkatan

pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja

dengan asumsi investasi meningkat. Namun permasalahaan yang masih

terjadi di Pulau Jawa adalah adanya ketidakseimbangan antara permintaan

dan penawaran lapangan kerja. Penyediaan lapangan kerja yang besar

Page 87: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

73

diperlukan untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk. Perbaikan

kualitas sumberdaya manusia juga mutlak diperlukan karena merupakan

modal pembangunan. Tersedianya tenaga kerja yang besar jika

dimanfaatkan, dibina, dan dikerahkan untuk menciptakan tenaga kerja

yang efektif akan menjadi modal yang besar dalam pelaksanaan

pembangunan di berbagai sektor

Berpengaruhnya PDRB sektor industri terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

( Nila Fridhowati, 2011 ) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri DI Pulau Jawa. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor perkembangan

tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan investasi pada sektor industri

di Pulau Jawa. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sektor

industri mengalami beberapa kali periode penurunan dan peningkatan.

Faktor-faktor yang memengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor

industri adalah PDRB sektor industri dan upah minimum provinsi.

PDRB sektor industri dan upah minimum provinsi berpengaruh positif

terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri.

b. Pertumbuhan Industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Industri memiliki peran sebagai sektor pemimpin (leading

sector). Peran sektor pemimpin dalam kaitannya dengan keberhasilan

sebuah pembangunan adalah dengan adanya pembangunan industri,

maka diharapkan akan dapat memacu dan mendorong pembangunan

sektor lainnya. Pertumbuhan industri yang cukup cepat akan

mendorong adanya perluasan peluang kerja yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan serta permintaan masyarakat. Adanya

peningkatan dan daya beli itu menunjukkan bahwa perekonomian

tersebut tumbuh dan sehat. Hubungan antara aktivitas pertumbuhan

ekonomi dan kesempatan kerja terlihat jika terdapat pertumbuhan

ekonomi maka mengakibatkan meningkatnya aktivitas kegiatan

ekonomi, demikian sebaliknya.

Page 88: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

74

Pertumbuhan sektor industri merupakan bertambahnya jumlah

unit usaha dalam perindustrian, baik pada industri besar, menengah

maupun industri kecil. Dengan adanya pertambahan jumlah unit usaha

di suatu daerah maka lapangan kerja akan bertambah sehingga

permintaan ataupun penyerapan tenaga kerja juga akan semakin

meningkat.(Herawati Purwasih, 2017). Selain itu, dalam jurnal, Eka

Suci Ratnaningsih (2010), Kemampuan industri besar, menengah dan

kecil dalam menyerap tenaga kerja berbeda. Pada tahun 2011 industri

besar menyerap tenaga kerja sebesar 95.795 tenaga kerja, industri

menengah 80.266 tenaga kerja, industri kecil 76.113 tenaga kerja

(Disperindag, 2011)

Berpengaruhnya pertumbuhan industri terhadap penyerapan

tenaga kerja didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (

Muhtamil, 2017 ) Pengaruh Perkembangn Industri Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi. Dari hasil penelitian

menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel

unit usaha, nilai investasi dan nilai produksi terhadap penyerapan

tenaga kerja pada kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Peningkatan 1 %

jumlah unit usaha akan meningkatkan prroporsi tenaga kerja sebanyak

± 2 %.

c. Upah Minimum Provinsi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Upah Minimum Provinsi merupakan kebijakan sistem

pengupahan yang telah banyak diterapkan di beberapa negara, yang

pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, upah minimum

merupakan alat proteksi bagi pekerja untuk mempertahankan agar nilai

upah yang diterima tidak menurun dalam memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari. Kedua, sebagai alat proteksi bagi perusahaan untuk

mempertahankan proteksi bagi perusahaan untuk mempertahankan

produktivitas pekerja

Page 89: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

75

Setiap kebijakan pasti ada sisi baik dan buruknya, dalam

penelitian ini Upah Minum Provinsi meberikan dampak yangsignifikan

akan tetapi memberikan dampak yang negative dalam penyerapan

tenaga kerj. Jika di tinjau lebih lanjut setiap kenaikan upah minimum

pastinya akan memberikan resiko dari segi pengusah dan karyawan.

Seiring dengan kenaikan nominal upah minimum, biasanya kenaikan

harga berbagai komoditi juga terjadi. Tidak bisa dipungkiri para

pengusaha akan menyesuaikan harga barang yang dijualnya dengan

kondisi yang terjadi, seperti biaya transportasi dan produksi maupun

yang lainya. Namun naiknya harga barang kebutuhan ini juga bisa

disebabkan oleh naiknya upah minimum di daerah tersebut. Tentunya

kenaikan harga ini bukan serta merta kehendak pengusah retail yang

menaikan harga karna upah masyarakat yang bertambah. Namun

kenaikan ini juga didasarkan pada bertambahnya permintaan dan unsur

lainnya.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu

dampak dari peningkatan upah adalah konsumsi yang meningkat.

Tentunya kondisi ini menjadikan permintaan akan barang dan jasa juga

meningkat. Hal ini menjadi salah satu unsur penentu harga barang di

satu daerah, karna permintaan konsumen akan mempengaruhi biaya

produksi dan operasional perusahaan.

Harus di akui memang naiknya upah minimum selalu beresiko.

Terutama bagi perusahaan, dimana kenaikan upah artinya meningkat

juga pengeluaran yang belum tentu akan di barengi dengan

meningkatnya profit. Perusahaan pasti membutuhkan profit, menggaji

karyawan dengan jumlah yang lebih tinggi akan merugikan jika tidak

sejalan dengan produktifitas dan kondisi pasar yang baik. Oleh

karnanya kenaikan UMP juga bisa memicu adanya pengurangan

karyawan untuk efisiensi biaya. Menggaji karyawan dengan jumlah

yang lebih tinggi akan merugikan jika tidak sejalan dengan

produktifitas dan kondisi pasar yang baik. Belum lagi salah satu

Page 90: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

76

pertimbangan calon investor sebelum memutuskan untuk menanamkan

modalnya di satu daerah adalah upah minimum. Upah minimum yang

berlaku di daerah menjadi penting untuk dipertimbangkan karna

mereka akan mempertimbangkan biaya operasional dan kesempatan

pasar yang ada.

Hasil studi empiris di dalam penelitian ( Latri Wihastuti, Henny

Rahmatullah, 2013) menunjukan bahwa kebijakan upah minimum yang

merupakan instrumen pemerintah dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan pegawai tidak selalu sejalan dengan tujuan utama

menciptakan kesejahteraan nasional. Upah minimum dalam hal ini

UMP menjadi kendala bagi perusahaan untuk dapat menyerap seluruh

ketersediaan tenaga kerja di pasar. Dengan kata lain, UMP menciptakan

kekakuan harga di pasar tenaga kerja sehingga harga tenaga kerja

berada di atas harga keseimbangan. Hal ini menciptakan kondisi

dimana penawaran melebihi permintaan tenaga kerja sehingga terjadi

pengangguran. Selain itu UMP juga menciptakan kondisi penurunan

penyerapan tenaga kerja akibat tidak sebandingnya antara pertumbuhan

tenaga kerja (yaitu jumlah angkatan kerja yang terus bertambah) dengan

kapasitas dunia usaha yang menyerap tenaga kerja dengan lambat,.

Berpengaruh negatifnya tingkat pengangguran terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja didukung oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh ( Latri Wihastuti, Henny Rahmatullah, 2013) Upah

Minimum Provinsi (UMP) Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Pulau

Jawa. Dari hasil estimasi penelitian tersebut didapatkan bahwa pertumbuhan

ekonomi dan upah minimum provinsi berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja. Peningkatan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 1%

akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 0.76%. sementara itu,

kenaikan upah minimum sebesar 1% akan menurunkan penyerapan tenaga

kerja sebesar 1.101%. Hasil studi empiris ini menunjukkan bahwa kebijakan

upah minimum yang merupakan instrumen pemerintah dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan pegawai tidak selalu sejalan dengan tujuan utama

menciptakan kesejahteraan nasional. Upah minimum dalam hal ini UMP

Page 91: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

77

menjadi kendala bagi perusahaan untuk dapat menyerap seluruh ketersediaan

tenaga kerja di pasar. Dengan kata lain, UMP menciptakan kekakuan harga di

pasar tenaga kerja sehingga harga tenaga kerja berada di atas harga

keseimbangan. Hal ini menciptakan kondisi dimana penawaran melebihi

permintaan tenaga kerja sehingga terjadi pengangguran. Selain itu UMP juga

menciptakan kondisi penurunan penyerapan tenaga kerja akibat tidak

sebandingnya antara pertumbuhan tenaga kerja (yaitu jumlah angkatan kerja

yang terus bertambah) dengan kapasitas dunia usaha yang menyerap tenaga

kerja dengan lambat.

Page 92: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara

PDRB, pertumbuhan industri Besar maupun Sedang dan Upah Minimum

Provinsi terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri. Berdasarkan

hasil analisis dan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya, penulis

memperoleh kesimpulan, sebagai berikut:

1. PDRB sektor industri yang diukur dengan PDRB menurut lapangan usah

atas dasar harga konstan 2010 mempunyai hubungan yang positif dan

signifikan terhadap penyerapan tenag kerja sektor industry di Pulau Jawa

pada tahun 2010-2017.

2. Pertumbuhan Industri yang diukur dengan Jumlah usaha

perusahaan/industri pengolahan Besar dan Sedang mempunyai hubungan

yang positif dan signifikan terhadap Penyerapan tenaga Kerja Industri di

Pulau Jawa pada tahun 2010-2017.

3. Upah Minimu Provinsi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri di Pulau Jawa pada tahun

2010-2017.

4. Secara simultan variabel PDRB sektor industri, pertumbuhan industri, dan

Upah Minimum Provinsi, berpengaruh secara signifikan terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Pulau Jawa pada tahun 2010–

2017.

Page 93: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

79

B. Saran

1) PDRB sektor industri cukup memberikan dampak yang positif terhadap

penyerapan tenaga kerja oleh sebab itu pemerintah harus terus

mempertahankan dan meningkatkan kinerja secara berkesinambungan

2) Pertumbuhan Industri sebagai peluang terciptanya lapang kerja yang

potensial harus pula di imbangi dengan sumber daya manusia yang

memadai.

3) Dengan Adanya hubungan yang signifikan antara Upah Minimum

Provinsi dengan Penyerapan Tenaga Kerja namun, mepunyai hubungan

yang negative ini berarti UMP memberikan dampak yang signifikan

akan tetapi pengaruhnya masih negatif dengan kata lain walaupun

sesuai hukum permintaan tenaga kerja bahwa perusahaan akan

mengurangi tenaga kerja ketika uupah naik dengan asumsi untuk

efisiensi dan mengurangi biaya produksi. Teapi disinlah khusunya

pemerintah harus hadir untuk mencari titik optimal antara para

stekholder yang terlibat. sehingga tidak terkesan mengenyampikan para

tenaga kerja, agar tidak kontra produktif dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

4) Akademisi

Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat

menambah refrensi dan rujukan bagi para akedimisi. Dan selanjutnya

bisa nambah variabel lain yang terkaitan.

Page 94: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

80

DAFTAR PUSTAKA

Ali, F. (2018). Analisis Dterminasi Perumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi. Journal

of Economics and Business Vol.2 no.1.

Arsyad, Lincolin. 2010 . Ekonomoi Pembangunan . 5 ed. Yogyakarta: UPP STIM

YKPM

Asnawi, & Fitria, H. (2018). Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Tingkat Suku Bunga

dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal

Ekonomika Indonesia Volume VII, 24-32.

Aunur, R. (2014). Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Kebijakan dan

Tantangan Masa Depan. Jakarta: Republika Penerbit.

Case, K. E., & & R. C., F. (2007). Prinsip - Prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Gie, K. K. (1999). Ekonomi Indonesia dalam Krisis dan Transisi Politik. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gujarati, D. N., & C., P. (2014). Dasar - Dasar Ekonometrika . Jakarta: Salemba

Empat.

Indonesia, R. (2015). Peraturan Dalam Negeri Republik Indonesia No. 56 Tahun

2015 Tentang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintah .

Karib, A. (2012). Analisis Pengaruh Produksi Investasi dan Unit Usaha Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Sumatra Barat. Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.3 No.3 Universitas Andalas.

Lestari, A. w. (2011). Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai Investasi, dan Upah Minimum

Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil dan Menengah Di

Kabupaten Semarang. Skripsi Fakultaas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Muhtamil. (2017). Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja Di Provinsi Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan

Daerah Vol. 4 No. 3.

Muliza, T., Z., & Chenny, S. (2017). Analisis Pengaruh Belanja Pendidikan,

Belanja Kesehatan, Tingkat Kemiskinan dan PDRB Terhadap IPM di

Provinsi Aceh. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam Vol.3 No.1 , 51-69.

Page 95: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

81

PPN/Bappenas, K. (2019). Renca Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-

2024. Jakarta: Kementrian PPn Bappenas.

Pujoalwanto, B. (2014). Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purwasih, H., & Soesatyo, Y. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Sektor Industri

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di kabupaten Sidoarjo. Jurnal

Pendidikan Ekonomi (JUPE) Vol. 5 No. 1.

Ratnaningsih, E. S. (2013). Pengaruh Pertumbuhan Sektor Industri Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Surabaya. JurnalMahasiswa Unesa Vol.

1 No. 3.

Sadono, S. (2012). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo

Persada.

Samuelson, P., & Nordhaus, W. (2005). Ekonomics. New York: McGraw Hill.

Setiaji, W. B., & Khoirudin, R. (2018). Analisis Determinan Pendapatan Usaha

Industri Mikro Kecil Tahu di Trunan, Tidar Selatan, Magelang Selatan Kota

Magelang. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan Vol. 1 No. 3 , 1-14.

Siburian, & N, W. (t.thn.). Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil

Dan Menengah ( Studi Kasus Pada Industri Kecil Dan Menengah Pada

Furniture Kayu di Kabupaten Jepara ). 1-9.

Squire, L. (1992). Kebijakan Kesempatan Kerja di Negeri-Negeri Sedang

Berkembang: Sebuah Survei, Masalah daan Bukti-Bukti. Jakarta: Pustakan

Bradjaguna .

Statistik, B. P. S(2017). Berita Resmi Statistik : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Tahun 2016. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Statistik, B. P. S(2017). Statistik Indonesia 2017.

Suliyanto. (2011). EKONOMETRIKA TERAPAN. Teori dan Aplikasi SPSS.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Tambunan, T. (2001). Industri di Negara Berkembang Kami Indonesia. Jakarta:

Ghalis.

Tjandra, W. R. (2009). Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) : Mendorong

terwujudnya Pemerintahan Yang Bersiha dan Berwibawa . Universitas

Atmajaya Yogyakarta.

Page 96: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

82

Todaro, M. P. (2003). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa:

Aminudin dan Drs. Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Widarjono, A. (2013). Analisis Statistik Multivariat Terapan Dengan Program

SPSS SmartPLS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wihastuti, L., & Rahmatullah, H. (2018). Upah Minimum Provinsi (UMP) dan

Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa. Jurnal Gama Societa Vol. I No. I,

96-102

Berita Resmi Statistik, BPS Tahun ( 2016 )

Geminastiti, kinanti. ( 2016 ) Ekonomi Pendidikan Lanjutan. Bandung : Yrama

Widya

Supas, Badan Pusat Statistik R.I ( 2015 )

Ragiman, Kajian Fiskal ( 2019 ) Kemenkeu. https/Fiskalkemenkeu.go.id

Page 97: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

83

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 26.449392 (5,37) 0.0000

Cross-section Chi-square 69.940288 5 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: PTKINDUSTRI

Method: Panel Least Squares

Date: 06/22/19 Time: 18:07

Sample: 2010 2017

Periods included: 8

Cross-sections included: 6

Total panel (unbalanced) observations: 46

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 196083.2 35010.88 5.600637 0.0000

INDUSTRI 2.477178 0.048214 51.37897 0.0000

PDRB 0.002860 8.95E-05 31.93846 0.0000

UMP -0.144753 0.019967 -7.249477 0.0000

R-squared 0.993044 Mean dependent var 999474.1

Adjusted R-squared 0.992548 S.D. dependent var 991050.8

S.E. of regression 85554.48 Akaike info criterion 25.63464

Sum squared resid 3.07E+11 Schwarz criterion 25.79365

Page 98: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

84

Log likelihood -585.5966 Hannan-Quinn criter. 25.69420

F-statistic 1998.786 Durbin-Watson stat 0.456196

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 99: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

85

B. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.732968 3 0.1253

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

INDUSTRI 2.545953 2.526102 0.000433 0.3398

PDRB 0.002113 0.002522 0.000000 0.0366

UMP -0.050484 -0.073407 0.000101 0.0229

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: PTKINDUSTRI

Method: Panel Least Squares

Date: 06/22/19 Time: 18:26

Sample: 2010 2017

Periods included: 8

Cross-sections included: 6

Total panel (unbalanced) observations: 46

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 245673.2 50536.80 4.861274 0.0000

INDUSTRI 2.545953 0.060344 42.19095 0.0000

Page 100: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

86

PDRB 0.002113 0.000277 7.629951 0.0000

UMP -0.050484 0.019501 -2.588837 0.0137

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.998479 Mean dependent var 999474.1

Adjusted R-squared 0.998151 S.D. dependent var 991050.8

S.E. of regression 42619.37 Akaike info criterion 24.33159

Sum squared resid 6.72E+10 Schwarz criterion 24.68936

Log likelihood -550.6265 Hannan-Quinn criter. 24.46561

F-statistic 3036.963 Durbin-Watson stat 1.247101

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 101: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

87

C. Uji Lagrange Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-

sided

(all others) alternatives

Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 57.10328 0.995862 58.09914

(0.0000) (0.3183) (0.0000)

Honda 7.556671 -0.997929 4.637731

(0.0000) -- (0.0000)

King-Wu 7.556671 -0.997929 5.114743

(0.0000) -- (0.0000)

Standardized Honda 12.37589 -0.811605 3.218177

(0.0000) -- (0.0006)

Standardized King-

Wu 12.37589 -0.811605 4.003053

(0.0000) -- (0.0000)

Gourierioux, et al.* -- -- 57.10328

(< 0.01)

*Mixed chi-square asymptotic critical values:

1% 7.289

Page 102: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

88

5% 4.321

10% 2.952

Page 103: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

89

D. Random Effect Model

Dependent Variable: PTKINDUSTRI

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 06/22/19 Time: 18:26

Sample: 2010 2017

Periods included: 8

Cross-sections included: 6

Total panel (unbalanced) observations: 46

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 181345.2 56817.14 3.191734 0.0027

INDUSTRI 2.526102 0.056647 44.59414 0.0000

PDRB 0.002522 0.000196 12.87607 0.0000

UMP -0.073407 0.016698 -4.396189 0.0001

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 102067.4 0.8515

Idiosyncratic random 42619.37 0.1485

Weighted Statistics

R-squared 0.984325 Mean dependent var 148261.3

Adjusted R-squared 0.983205 S.D. dependent var 338968.5

S.E. of regression 43966.75 Sum squared resid 8.12E+10

F-statistic 879.1142 Durbin-Watson stat 1.150243

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

Page 104: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

90

R-squared 0.988318 Mean dependent var 999474.1

Sum squared resid 5.16E+11 Durbin-Watson stat 0.180868

Page 105: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

91

E. Data Penelitian

TAHUN PROVINSI UMP PTKINDUSTRI INDUSTRI PDRB

2010 DKI 1118009 312571 1588 152651310

2011 DKI 1290000 304397 1451 156240345

2012 DKI 1529150 304969 1410 160011696

2013 DKI 2200000 275954 1242 168558608

2014 DKI 2441000 277757 1240 177774890

2015 DKI 2700000 278102 1323 186802723

2016 DKI 3100000 278016 1302 193638322

2017 DKI 3355750 277930 1282 207993135

2010 JABAR 671500 1269108 6029 403571247

2011 JABAR 732000 1325532 5861 426184948

2012 JABAR 780000 1427004 6052 445675277

2013 JABAR 850000 1458467 6457 477714072

2014 JABAR 1000000 1545457 6633 502433623

2015 JABAR 1000000 1458467 6457 524466677

2016 JABAR 2250000 1545457 6633 549471384

2017 JABAR 1420624 1588155 6874 755387256

2010 JATENG 660000 734898 3887 215156475

2011 JATENG 675000 644642 3850 226325617

2012 JATENG 765000 694334 3736 241528856

2013 JATENG 830000 748751 3666 254694119

2014 JATENG 910000 876694 3851 271526773

2015 JATENG 910000 946310 4378 284306592

2016 JATENG 1138500 928906 4246 295960836

2017 JATENG 1367000 911502 4115 308770222

2010 DIY 745694 52737 400 9215500

2011 DIY 808000 58868 407 9711792

2012 DIY 892660 52884 391 9435888

Page 106: PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48637... · 2019-12-04 · PENGARUH PDRB, JUMLAH INDUSTRI, DAN UPAH MINIMUM

92

2013 DIY 947114 56429 322 10084213

2014 DIY 988500 58508 339 10469749

2015 DIY 988500 59557 351 10693036

2016 DIY 1163072 74424 586 11234473

2017 DIY 1337645 63794 433 11878962

2010 JATIM 630000 935911 6248 292708390

2011 JATIM 705000 956267 6288 306072360

2012 JATIM 745000 1073866 6370 326681770

2013 JATIM 866250 1075159 6226 345794560

2014 JATIM 1000000 1076217 6473 372316290

2015 JATIM 1000000 1003677 6672 393272950

2016 JATIM 1194000 1152759 6967 411028390

2017 JATIM 1388000 1078218 6668 434130800

2010 BANTEN 955300 477102 1620 107806560

2011 BANTEN 1000000 473361 1583 113462350

2012 BANTEN 1042000 467543 1570 118846200

2013 BANTEN 1170000 494598 1674 128133430

2014 BANTEN 1325000 487782 1682 130305900

2015 BANTEN 1600000 505017 1720 134907470

2016 BANTEN 1784000 514462 1862 139073540

2017 BANTEN 1931180 509740 1791 144219150