pengaruh nyeri neuropati terhadap kualitas hidup penderita

22
BAB I PENDAHULUAN Nyeri merupakan salah satu keluhan yang membuat pasien memutuskan untuk berobat. Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang dapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. 1,2 Nyeri dibagi menjadi nyeri nosiseptif dan neuropatik. Nyeri nosiseptif terjadi bila ujung saraf sensorik pada kulit atau organ menerima rangsangan yang ditimbulkan oleh kerusakan jaringan akibat stimulus mekanis, termal, kekurangan oksigen, dan bahan kimia. Nyeri neuropati merupakan nyeri akibat kerusakan jaringan saraf dapat karena; operasi, trauma, keganasan dan penyakit metabolik (mis. diabetic neuropathy). Nyeri jenis ini dapat menimbulkan gejala nyeri spontan, rasa terbakar atau mati rasa pada daerah tertentu. Nyeri neuropati merupakan nyeri kronik yang bisa menetap selama berbulan-bulan sampai bertahun- tahun. Sehingga dalam karya tulis ini akan dibahas lebih lanjut mengenai nyeri neuropati tersebut. 1,2,3 Estimasi saat ini, nyeri neuropati menyerang 3% dari populasi umum. Salah satu penelitian di Inggris 1

Upload: putu-bagus-anggaraditya

Post on 26-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengaruh Nyeri Neuropati terhadap kualitas hidup penderita

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

BAB I

PENDAHULUAN

Nyeri merupakan salah satu keluhan yang membuat pasien memutuskan untuk

berobat. Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain

(IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang

tidak menyenangkan yang dapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata,

berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.1,2

Nyeri dibagi menjadi nyeri nosiseptif dan neuropatik. Nyeri nosiseptif terjadi bila

ujung saraf sensorik pada kulit atau organ menerima rangsangan yang ditimbulkan

oleh kerusakan jaringan akibat stimulus mekanis, termal, kekurangan oksigen, dan

bahan kimia. Nyeri neuropati merupakan nyeri akibat kerusakan jaringan saraf dapat

karena; operasi, trauma, keganasan dan penyakit metabolik (mis. diabetic

neuropathy). Nyeri jenis ini dapat menimbulkan gejala nyeri spontan, rasa terbakar

atau mati rasa pada daerah tertentu. Nyeri neuropati merupakan nyeri kronik yang

bisa menetap selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Sehingga dalam karya

tulis ini akan dibahas lebih lanjut mengenai nyeri neuropati tersebut.1,2,3

Estimasi saat ini, nyeri neuropati menyerang 3% dari populasi umum. Salah satu

penelitian di Inggris menyatakan bahwa prevalensi nyeri kronik adalah 48% dan

prevalensi nyeri neuropati adalah 8%. Responden nyeri neuropati kronik kebanyakan

berjenis kelamin perempuan , dengan usia yang cukup tua, belum menikah, tidak

memiliki kualifikasi pendidikan dan merupakan perokok.1,2

Nyeri merupakan masalah yang sering terjadi pada orang yang selalu melakukan

aktivitas, contohnya pada pekerja industri, pekerja yang melakukan gerakan

tubuh,seperti tangan, kaki, dan yang lainnya secara berulang tanpa istirahat, serta

penyakit yang timbul akibat proses penuaan atau degenerasi. Nyeri sangat

mengganggu aktivitas seseorang yang  melibatkan gerakan  tersebut, sehingga

mengalami hambatan dalam  melakukan  pekerjaan sehari-hari. Pada dasarnya nyeri

1

Page 2: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

neuropati yang persisten memiliki hubungan yang bermakna dengan gangguan tidur,

fungsi emosional, suasana perasaan, fungsi fisik, dan fungsi peran sosial. Dampak

negatif nyeri neuropati terhadap berbagai aspek tersebut pada akhirnya akan

menimbulkan kondisi depresi dan gangguan kualitas hidup pada penderitanya.1,4,5,6

2

Page 3: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Nyeri neuropati didefinisikan sebagai nyeri akibat lesi jaringan saraf baik perifer

maupun sentral, bisa diakibatkan oleh beberapa penyebab seperti amputasi, toksis

(akibat khemoterapi), metabolik (diabetik neuropati) atau juga infeksi misalnya

herpes zoster. Nyeri neuropati bisa muncul spontan maupun dengan stimulus atau

bisa juga karena kombinasi antara keduanya.1,2

2.2 Epidemiologi

Epidemiologi nyeri neuropati belum cukup banyak dipelajari , sebagian besar karena

keragaman dari kondisi nyeri ini. Estimasi saat ini, nyeri neuropati menyerang 3%

dari populasi umum. Salah satu penelitian di Inggris menyatakan bahwa prevalensi

nyeri kronik adalah 48% dan prevalensi nyeri neuropati adalah 8%. Responden nyeri

neuropati kronik kebanyakan berjenis kelamin perempuan , dengan usia yang cukup

tua, belum menikah, tidak memiliki kualifikasi pendidikan dan merupakan perokok.1,2

2.3 Klasifikasi

Klasifikasi nyeri neuropati terbagi menjadi dua:1,2,3,7

1. Berdasarkan penyakit yang mendahului dan letak anatomisnya:

a) Perifer, dapat diakibatkan oleh neuropati, neuralgia pasca herpes zoster,

trauma susunan saraf pusat, radikulopati, neoplasma, dan lain-lain.

b) Medulla spinalis, dapat diakibatkan oleh multipel sklerosis, trauma medulla

spinalis, neoplasma, arakhnoiditis, dan lain-lain.

c) Otak, dapat diakibatkan oleh stroke, siringomielia, neoplasma, dan lain-lain.

2. Berdasarkan gejala :

3

Page 4: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

a) Nyeri spontan (independent pain)

b) Nyeri oleh karena stimulus (evoked pain)

c) Gabungan antara keduanya

2.4 Etiologi

Nyeri neuropati dapat timbul karena kondisi-kondisi yang mempengaruhi sistem saraf

tepi atau pusat. Gangguan pada otak dan medulla spinalis dapat menyebabkan

munculnya nyeri neuropati. Aktivasi nervus simpatetik yang abnormal , pelepasan

katekolamin, dan aktivasi free nerve endings atau neuroma dapat menimbulkan

sympathetically mediated pain. Beberapa penyebab nyeri neuropati yang paling

sering adalah : 2,3

Nyeri neuropati perifer :

o Poliradikuloneuropati demielinasi inflamasi akut dan kronik

o Polineuropati alkoholik

o Polineuropati oleh karena kemoterapi

o Sindrom nyeri regional kompleks

o Neuropati jebakan (misalnya pada carpal tunner syndrome)

o Neuropati sensoris oleh karena HIV

o Neuralgia iatrogenik

o Neuropati sensoris idiopatik

o Kompresi atau infiltrasi saraf oleh tumor

o Neuropati oleh karena defisiensi nutrisional

o Neuropati diabetic

o Phnatom limb pain

o Neuralgia post herpetic

o Pleksopati post radiasi

o Radikulopati (servical, thorakal, atau lumbosakral)

o Neuropati oleh karena paparan toksik

o Neuralgia trigeminus

4

Page 5: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

o Neuralgia post traumatic

Nyeri neuropati sentral

o Mielopati kompresif dengan stenosis spinalis

o Mielopati HIV

o Multiple sklerosis

o Penyakit Parkinson

o Mielopati post iskemik

o Mielopati post radiasi

o Nyeri post stroke

o Nyeri post trauma korda spinalis

o Siringomielia

2.5 Patofisiologi

Kerusakan jaringan dapat berupa rangkaian peristiwa yang terjadi di nosiseptor

disebut nyeri inflamasi akut atau nyeri nosiseptif, atau terjadi di jaringan saraf baik

serabut saraf pusat maupun perifer yang disebut nyeri neuropati. Trauma atau lesi

dijaringan akan direspon oleh nosiseptor dengan mengeluarkan berbagai mediator

inflamasi, seperti bradikinin, prostaglandin, histamine, dan sebagainya. Mediator

inflamasi dapat mengaktifasi nosiseptor yang dapat menimbulkan munculnya nyeri

spontan, atau membuat nosiseptor lebih sensitif (sensitasi) secara langsung maupun

tidak langsung. Sensitasi nosiseptor menyebabkan munculnya hiperalgesia. Trauma

atau lesi serabut saraf di perifer atau sentral dapat memacu terjadinya remodeling

atau hipereksibilitas membran sel. Di bagian proksimal lesi yang masih berhubungan

dengan badan sel dalam beberapa jam atau hari, tumbuh tunas-tunas baru (sprouting).

Tunas-tunas baru ini ada yang tumbuh dan mencapai organ target, sedangkan

sebagian lainnya tidak mencapai organ target dan membentuk semacam pentolan

yang disebut neuroma. Pada neuroma terjadi akumulasi berbagai kanal ion, terutama

kanal Na+ . Akumulasi kanal Na+ menyebabkan munculnya ectopic pace maker.

5

Page 6: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

Disamping kanal ion juga terlihat adanya molekul-molekul tranduser dan rseptor baru

yang semuanya dapat menyebabkan terjadinya ectopic discharge, mekanisme

senstifitas abnormal, termosensitifitas dan kemosensitifitas. Ectopic discharge dan

sensitisasi dari berbagai reseptor (mekanik, termal, kimiawi) dapat menyebabkan

timbulnya nyeri spontan dan evoked pain.1,2,7

Lesi jaringan mungkin berlangsung singkat, dan biula lesi sembuh maka nyeri akan

hilang. Akan tetapi lesi yang berlanjut menyebabkan neuron-neuron di kornu dorsalis

dibanjiri potensial aksi yang mungkin mengakibatkan terjadinya sensitisasi neuron-

neuron tersebut. sensitisasi neuron di kornu dorsalis menjadi penyebab timbulnya

alodinia dan hiperalgesia sekunder. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa nyeri

timbul karena aktivasi dan sensitisasi sistem nosiseptif baik perifer maupun

sentral.1,2,7

Baik nyeri neuropati perifer maupun sentral berawal dari sensitisasi neuron sebagai

stimulus noksious melalui jaras nyeri sampai ke sentral. Bagian dari jaras ini dimulai

dari kornu dorsalis, traktus spinotalamikus (struktur somatik) dan kolumna dorsalis

(untuk visceral), sampai thalamus sensomotorik, limbik, korteks prefrontal dan

korteks insula. Karakteristik sensitisasi neuron bergantung pada : meningkatnya

aktivitas neuron, rendahnya ambang batas stimulus terhadap aktivitas neuron itu

sendiri misalnya terhadap aktivitas stimulus yang nonnoksious, dan luasnya

penyebaran areal yang mengandung reseptor yang mengakibatkan peningkatan

letupan-letupan dari berbagai neuron. Sensitisasi ini pada umumnya berasosiasi

dengan terjadinya denervasi jaringan saraf akibat lesi ditambah dengan stimulasi yang

terus menerus dan impuls aferen baik yang berasal dari perifer maupun sentral dan

juga bergantung pada aktivasi kanal ion di akson yang berkaitan dengan reseptor

AMPA/kainat dan NMDA. Nyeri neuropati muncul akibat proses patologik yang

berlangsung berupa perubahan sensitisasi baik perifer maupun sentral yang

berdampak pada fungsi sistem inhibitorik dan gangguan interaksi antara somatik dan

simpatetik. Keadaan ini memberikan gambaran umum berupa alodinia dan

6

Page 7: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

hiperalgesia. Permasalahan pada nyeri neuropati adalah menyangkut terapi yang

berkaitan dengan kerusakan neuron dan sifatnya ireversibel. Pada umumnya hal ini

terjadi akibat proses apoptosis yang dipicu baik melalui modulasi intrinsik kalsium di

neuron sendiri maupun akibat proses inflamasi sebagai proses ekstrinsik. Kejadian

inilah yang mendasari sebagai konsep nyeri kronik yang ireversibel pada sistem

saraf.1,2,7

Rasa nyeri akibat sentuhan ringan pada pasien nyeri neuropati disebabkan oleh karena

respon sentral abnormal serabut sensorik nonnoksious. Reaksi sentral yang abnormal

ini dapat disebabkan oleh faktor sensitisasi sentral, reorganisasi struktural, dan

hilangnya inhibisi.1,2,7

2.6 Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai hidupnya, dalam konteks sistem

nilai-nilai budaya di lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan standar tujuan

dan harapannya. Konsep persepsi ini akan mempengaruhi kesehatan fisik, psikologis,

tingkat kemandirian, hubungan sosial, keyakinan/agama, dan hubungan individu

tersebut dengan lingkungannya.4,5,6

Terdapat beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk menganalisis kualitas

hidup, seperti Sickness Impact Profile, Karnofsky Scales, kuesioner Kidney Diseases

Quality of Life (KDQL), World Health Organization Quality of Life (WHOQOL),

dan Medical Outcomes Study 36-Item ShortForm Health Survey (SF-36). Kuesioner

SF-36 merupakan salah satu bentuk kuesioner generik yang banyak dipakai pada

penelitian-penelitian mengenai kualitas hidup, telah diterjemahkan dan divalidasi

dalam versi bahasa Indonesia, dan telah banyak digunakan pada berbagai penelitian

di Indonesia.4,5,6

2.7 Nyeri Neuropati dan Kualitas Hidup Penderita

7

Page 8: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

Nyeri neuropati yang persisten memiliki hubungan yang bermakna dengan gangguan

tidur, fungsi emosional, suasana perasaan, fungsi fisik, dan fungsi peran sosial.

Dampak negatif nyeri neuropati terhadap berbagai aspek tersebut pada akhirnya akan

menimbulkan kondisi depresi dan gangguan kualitas hidup pada penderitanya. Suatu

penelitian oleh Lasry-Levy dan kawan-kawan di India mendapatkan bahwa 41%

penderita MH dengan nyeri neuropati mengalami gangguan psikologi berupa

gangguan cemas, depresi ringan, dan gangguan tidur. Pada penelitian lain didapatkan

bahwa 94% penderita dengan nyeri neuropati juga mengeluh mengalami gangguan

tidur. Pada penelitian yang dilakukan oleh Reiss dan kawan-kawan didapatkan hasil

bahwa intensitas nyeri neuropatik pada penderita MH memiliki korelasi negatif

dengan semua domain pada kuesioner WHOQOL (domain fisik, psikologi, hubungan

sosial, dan lingkungan), meskipun secara statistik, hubungan yang bermakna hanya

tampak pada domain psikologi.4,5,6

2.8 Penatalaksanaan

1. Anti Depresan

Anti depresan yang paling sering digunakan untuk terapi nyeri neuropati adalah

golongan trisiklik, seperti amitripilin, imipramin, maprotilin, desipramin.

Mekanisme kerja dari anti depresan trisiklik (TCA) terutama mampu memodulasi

transmisi dari serotonin dan norepinepfrine (NE). Anti depresan trisiklik

menghambat pengambilan kembali serotonin (5-HT) dan noradrenalin oleh

reseptor presinaptik. Disamping itu, anti depresan trisiklik juga menurunkan

jumlah reseptor 5-HT (autoreseptor), sehingga secara keseluruhan mampu

meningkatkan konsentrasi 5-HT di celah sinaptik. Hambatan reuptake

norepinefrine juga meningkatkan konsentrasi norepinefrine dicelah sinaptik

menyebabkan penurunan jumlah reseptor adrenalin beta yang akan mengurangi

aktivitas adenilsiklase. Penurunan aktivitas adenilsiklase ini akan mengurangi

siklik adenosum monofosfat dan mengurangi pembukaan Si-Na. penurunan Si-Na

yang membuka berarti depolarisasi menurun dan nyeri berkurang.3,7,8

8

Page 9: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

2. Anti Konvulsan

Anti konvulsan merupakan gabungan berbagai macam obat yang dimasukkan

kedalam satu golongan yang mempunyai kemampuan untuk menekan kepekaan

abnormal dari neuron-neuron di sistem saraf sentral. Seperti diketahui bahwa

nyeri neuropati timbul karena adanya aktifitas abnormal dari sistem saraf. Nyeri

neuropati dipicu oleh hipereksitabilitas sistem saraf sentral yang dapat

menyebabkan nyeri spontan dan paroksimal. Reseptor NMDA dalam influks

Ca2+ sangat berperan dalam proses kejadian wind-up pada nyeri neuropati.

Prinsip pengobatan nyeri neuropati adalah penghentian proses hiperaktivitas

terutama dengan blok Si-Na atau pencegahan sensitisasi sentral dan peningkatan

inhibisi.3,7,8

3. Karbamazepin dan Okskarbazepin

Mekanisme kerja utama adalah memblok voltage-sensitive sodium channels

(VSSC). Efek ini mampu mengurangi cetusan dengan frekuensi tinggi dari

neuron. Okskarbazepin merupakan anti konvulsan yang struktur kimianya mirip

karbamazepin maupun amitripilin. Pengobatan denga okskarbazepin

menunjukkan hasil yang memuaskan, sama atau sedikit diatas karbamazepin,

hanya saja okskarbazepin memiliki efek samping yang minimal.3,7,8

4. Lamotrigin

Merupakan anti konvulsan baru untuk stabilisasi membrane melalui VSSC,

merubah atau mengurangi pelepasan glutamat maupun aspartat dari neuron

presinaptik, meningkatkan konsentrasi GABA di otak. Khusus untuk nyeri

neuropati penderita HIV, digunakan lamotrigin dengan dosis hingga 300 mg per

hari. Efek samping utama lamotrigin adalah skin rash, terutama bila dosis

ditingkatkan dengan cepat.3,7,8

9

Page 10: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

5. Gabapentin

Pengguanaan gabapentin untuk nyeri neuropati cukup popular, karena memiliki

efek yang cukup baik dengan efek samping minimal. Gabapentin dapat digunakan

sebagai terapi ,berabagai jenis neuropati. Hal ini sesuai dengan kemampuan

gabapentin yang dapat masuk kedalam sel untuk berinteraksi dengan reseptor α2β

yang merupakan subunit dari kanal Ca2+.3,7,8

2.9 Prognosis

Hasil akhir dari nyeri neuropati sangat tergantung pada penyebabnya. Neuropati

perifer sangat bervariasi mulai dari gangguan yang reversibel sampai komplikasi

yang dapat berakibat fatal. Beberapa neuropati perifer tidak bisa disembuhkan atau

membutuhkan waktu untuk penyembuhan. Pada kasus yang paling baik, saraf yang

rusak akan ber-regenerasi. Sel saraf tidak bisa digantikan jika mati namun

mempunyai kemampuan untuk pulih dari kerusakan. Kemampuan pemulihan

bergantung pada kerusakan dan umur seseorang dan keadaan kesehatan orang

tersebut. Pemulihan bisa berlangsung dalam beberapa minggu sampai beberapa tahun

karena pertumbuhan sel saraf sangat lambat. Pemulihan sepenuhnya mungkin tidak

bisa terjadi dan mungkin juga tidak bisa ditentukan prognosis hasil akhirnya.6,9

Jika neuropati disebabkan oleh keadaan degeneratif seperti penyakit Charcot-Marie-

Tooth, kondisi seseorang akan bertambah buruk. Mungkin terdapat periode dimana

penyakit tersebut mencapai kondisi statis namun belum ada pengobatan yang telah

ditemukan untuk penyakit-penyakit degeneratif ini. Sehingga gejala-gejala akan terus

berlangsung dan mempunyai kemungkinan untuk memburuk. Beberapa neuropati

perifer dapat berakibat fatal. Keadaan yang fatal ini telah dikaitkan dengan kasus

difteri, keracunan botulisme dan lain-lain. Beberapa penyakit dengan neuropati juga

bisa berakibat fatal namun penyebab kematian tidak selalu berkaitan dengan

neuropati, seperti halnya pada kanker.6,9

10

Page 11: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

2.10Pencegahan

Nyeri neuropati dapat dicegah hanya pada bentuk-bentuk dimana penyakit yang

mendasarinya dapat dicegah. Hal-hal yang dapat dilakukan seseorang untuk

pencegahan diantaranya adalah vaksinasi terhadap penyakit-penyakit yang dapat

menyebabkan neuropati seperti polio dan difteri. Pengobatan pada cedera fisik

sesegera mungkin dapat menolong mencegah kerusakan saraf yang permanen atau

memburuk. Kehati-hatian dalam menggunakan obat-obatan dan bahan-bahan kimia

tertentu, sangat disarankan untuk mencegah terpapar terhadap bahan-bahan

neurotoksik. Pengendalian penyakit-penyakit kronis seperti diabetes dapat juga

mengurangi kemungkinan terjadinya neuropati.6,9

Mengobati penyebab yang mendasari neuropati dapat mencegah kerusakan lebih jauh

dan dapat membantu penyembuhan lebih baik. Pada kasus infeksi bakteri contohnya

pada lepra atau penyakit Limme, dapat diberikan antibiotik untuk menghancurkan

bakteri penyebab infeksi. Infeksi virus lebih sulit diobati, karena antibiotik tidak

efektif membunuh virus. Neuropati yang berkaitan dengan obat-obatan, bahan kimia

dan racun diobati dengan menghentikan pajanan terhadap agen yang merusak. Bahan

kimia seperti EDTA digunakan untuk membantu tubuh mengkonsentrasikan dan

membuang beberapa racun. Neuropati diabetika dapat diobati dengan memperbaiki

kadar gula darah, namun gagal ginjal kronik mungkin memerlukan dialisis atau

bahkan transplantasi ginjal untuk mencegah atau mengurangi kerusakan saraf. Pada

beberapa kasus seperti trauma kompresi atau tumor, mungkin diperlukan pembedahan

untuk menghilangkan tekanan pada saraf. 6,9

Skrining genetik dapat digunakan sebagai deteksi dini. Skrining genetik dapat

digunakan pada beberapa kondisi yang diwariskan namun tidak secara keseluruhan.

Pada beberapa kasus, adanya gen tertentu tidak selalu berarti bahwa orang tersebut

pasti akan terkena penyakit tersebut, karena masih dipengaruhi oleh lingkungan dan

faktor-faktor lain yang terlibat. Nyeri neuropati banyak ditemukan pada usia tua,

lebih sering ditemukan pada perempuan dibandingkan pada laki – laki, pekerja keras

seperti buruh, tinggal dipedesaan, dan kurangnya pendidikan. Selain itu beberapa

11

Page 12: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

faktor penyebab khusus dari suatu nyeri neuropati adalah pengendalian Gula Darah

yang kurang pada pasien dengan penyakit diabetes, termasuk kebiasaan merokok,

hipertensi, obesitas, hiperkolesterolnemia, dan durasi lamanya pasien tersebut

terjangkit penyakit diabetes.6,9

Cara terbaik untuk mencegah terjadinya Nyeri neuropati adalah dengan cara

memantau atau mengubah gaya hidup, termasuk dalam membatasi penggunaan

tembakau dan akhohol. Mengatur berat badan yang sesuai dengan BMI untuk

mengurangi resiko diabetes, mencegh penyakit penuaan pada sendi, stroke, dan

menggunakan alat pekerjaan rumah tangga yang sesuai dengan ergonomis untuk

mengurangi resiko stress injuri yang berulang sehingga dapat membangkitkan

neuropati dan dapat menyebabkan nyeri neuropati.6,9

Diet dan gaya hidup, misalnya, akan mengurangi terjadinya penyakit yang

menyebabkan intervensi bedah, dan karena itu insiden nyeri neuropatik pascaoperasi.

Pendidikan dan promosi kesehatan seksual sangat penting dalam pencegahan HIV

dan neuropati terkait. Langkah-langkah Populasi untuk mengurangi insiden stroke,

seperti diagnosis dan pengobatan hipertensi dan hiperkolesterolemia, akan

mengurangi prevalensi-abad tral nyeri pasca-stroke. Kampanye publik yang bertujuan

untuk mengurangi terjadinya dan durasi nyeri punggung akan mencegah lumbar

radiculopathy.6,9

Untuk peripheral diabetic neuropati faktor risiko terbesar dari penyakit ini adalah

diabetes itu sendiri dan oleh karena itu diperlukannya managemen yang bagus untuk

diabetes itu sendiri. Makanan dan pola hidup berperan penting dalam mengatur

diabetes. Pada Postterpetic neuralgia sering pada orang tua yang terjangkit penyakit

herpes zoster. Faktor resiko lainnya adalah pasien dengan imunokompromis, dan

pada pasien dengan herpes zoster yang parah ( nyeri akut yang intens dan banyak

ruam ).6,9

12

Page 13: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

BAB III

RINGKASAN

Nyeri neuropati didefinisikan sebagai nyeri akibat lesi jaringan saraf baik perifer

maupun sentral, bisa diakibatkan oleh beberapa penyebab seperti amputasi, toksis

(akibat khemoterapi), metabolik (diabetik neuropati) atau juga infeksi misalnya

herpes zoster. Nyeri neuropati bisa muncul spontan maupun dengan stimulus atau

bisa juga karena kombinasi antara keduanya. Nyeri neuropati dapat diklasifikasikan

berdasarkan letak anatomi dan gejala. Berdasarkan letak anatominya nyeri neuropati

dibagi menjadi tiga yaitu : tipe perifer, medulla spinalis, dan otak. Sedangkan

berdasarkan gejala dibagi menjadi nyeri spontan, nyeri karena stimulus, dan

gabungan dari keduanya.

Nyeri neuropati dapat timbul karena kondisi-kondisi yang mempengaruhi sistem saraf

tepi atau pusat. Gangguan pada otak dan medulla spinalis dapat menyebabkan

munculnya nyeri neuropati. Aktivasi nervus simpatetik yang abnormal , pelepasan

katekolamin, dan aktivasi free nerve endings atau neuroma dapat menimbulkan

sympathetically mediated pain.

Nyeri neuropati yang persisten memiliki hubungan yang bermakna dengan gangguan

tidur, fungsi emosional, suasana perasaan, fungsi fisik, dan fungsi peran sosial.

Dampak negatif nyeri neuropati terhadap berbagai aspek tersebut pada akhirnya akan

menimbulkan kondisi depresi dan gangguan kualitas hidup pada penderitanya.

Untuk penatalaksanaan nyeri neuropati dapat diterapi dengan anti depresan, amti

konvulsan, karbamazepin dan okskarbazepin, lamotrigin dan gabapentin. Prognosis

dan pencegahan dari nyeri neuropati adalah sangat bergantung dari etiologi dari nyeri

itu sendiri.

13

Page 14: Pengaruh Nyeri Neuropati Terhadap Kualitas Hidup Penderita

Daftar Pustaka

1. Borda AP, Charnay F, Sonnek V. Guidelines on Pain Management and Palliative

Care. European Association.2013

2. Nicholson B. Differntial Diagnosis: Nociceptive and Neurophatic Pain . The

American Journal of Managed Care. Juni 2006. P256-61

3. Argoff CE. Managing Neuropathic Pain: New Approaches for Today’s Clinical

Practice. 2002. Tersedia pada http://www.medscape.com/viewprogram/2361.htm

4. Lustosa, AV., Nogueira, LT., Pedrosa, JI., Teles, JBM., Campelo, V.,. The Impact of

Leprosy on Health-related Quality of Life. Revista da Sociedade Brasileira

de Medecina Tropical, 44 (5). 2011: 621-626

5. Mirani, E. Pengaruh Konseling Genetika pada Tingkat Kecemasan dan Depresi

terhadap Penentuan Gender Ambigus Genitalia (tesis). Magister Ilmu Biomedik.

Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. 2009

6. Blair H. Smith , Nicola Torrance ; Epidemiology of Neuropathic Pain and Its Impact on

Quality of Life ; Springer Science Business Media; 2012 ; 10.1007/s11916-012-0256-0

7. Romanoff ME. Neurophatic Pain. In: Ramamurthy S, Alanmanou E, Rogers JN.

Decision Making in Pain Management. 2nd ed. Philadelphia: Mosby, 2006. p86-

89

8. Beydoun A. Symptomatic Treatment of Neurophatic Pain: a focus on the role of

anticonvulsants. Tersedia pada http://www.medscape.com/viewprogram/220.htm

9. Robert HD. Advances in Neuropathic Pain. Arcl Neurol. 2003. 60: 1524-1534

14