pengaruh nutrisi pada penderita snnt
TRANSCRIPT
PENGARUH NUTRISI PADA PENDERITA SNNT
Penyakit gondok, struma, adalah pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah
depan dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar gondok yang tidak normal.
Kebanyakan penyakit gondok disebabkan oleh kekurangan yodium dalam makanan.
Pangan Sumber Iodium
Iodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya berbeda- beda
tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan iodium pada buah dan sayur
tergantung pada jenis tanah. Kandungan iodium pada jaringan hewan serta produk susu
tergantung pada kandungan iodium pada pakan ternaknya. Pangan asal laut merupakan
sumber iodium alamiah. Sumber lain iodium adalah garam dan air yang difortifikasi.
Makanan laut dan ganggang laut adalah sumber iodium yang paling baik. Dengan
mengkonsumsi pangan yang kaya iodium dapat menekan atau bahkan mengurangi besarnya
prevalensi gondok.
Rata-rata kandungan iodium dalam bahan makanan antara lain : Ikan Tawar 30 mg; Ikan Laut
832 mg; Kerang 798 mg; Daging 50 mg; Susu 47 mg; Telur 93 mg; Gandum 47 mg; Buah-
buahan 18 mg; Kacang-kacangan 30 mg dan Sayuran 29 mg.
Kebutuhan Iodium
Dalam keadaan normalintake harian untuk orang dewasa berkisar 100 – 150 mg perhari.
Iodium diekskresikan melalui urin dan dinyatakan dalam mg I/g kreatinin. Pada tingkat
ekskresi lebih kecil dari 50 mg/g kreatinin sudah menjadi indikator kekurangan intake.
Konsumsi iodium sangat bervariasi antar berbagai wilayah di dunia. Konsumsi iodium sangat
bervariasi antar berbagai wilayah di dunia.
Adapun kecukupan iodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain :
1) umur 0 sampai 9 tahun kebutuhannya sebesar 50 – 120 mg ;
2) umur 10 – 59 dan > 60 tahun sebesar 150 mg (Pria) ;
3) umur 10 – 59 dan > 60 tahun sebesar 150 mg ;
4) Wanita Hamil mendapat tambahan + 25 mg ; wanita laktasi 0 – 12 bulan sebesar + 50 mg
Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil
pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar
iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut
akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium.
Cara mencegah, mengobati penyakit gondok
Semua orang yang tinggal di daerah endemis (daerah yang banyak penderita penyakitgondok)
harus menggunakan garam beryodium. Dengan demikian, penyakit gondok dapat dicegah dan
benjolan gondoknya bisa disembuhkan.
Apabila tidak dapat memperoleh garam beryodium, gunakanlah yodium tinctura (larutan
yodium dalam alkohol). Masukkan satu tetes larutan tersebut ke dalam segelas air dan
minumlah setiap hari. Harus berhati-hati dalam menggunakannya: Terlalu banyak larutan
yodium dapat menimbulkan keracunan.
Pengobatan rakyat juga bisa dijadikan pilihan. Memang hasilnya tidak sebagus menggunakan
garam beryodium. Memakan kepiting atau makanan laut yang dicampur dengan sedikit
ganggang dan garam beryodium, bisa membantu mengobati penderita gondok.
E. Fisiologi
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) bentuk
aktifnya yaitu triyodotironin (T3) yang berasal dari konversi hormon (T4) di
perifer dan sebagian dibentuk oleh kelenjar tiroid.
Melalui proses yang rumit, iodida yang ditangkap sel tiroid akan diubah
menjadi hormon melalui beberapa tahapan, yaitu:
Tahap Trapping. Tahap pertama adalah pengangkutan iodida dari darah ke
dalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tiroid memiliki
kemampuan yang spesifik untuk memompakan iodida secara aktif ke bagian
dalam sel. Kemampuan ini disebut penjeratan iodida (iodide trapping).
Tahap Oksidasi. Tahap ini mengubah ion iodida menjadi bentuk iodium yang
teroksidasi, baik iodium awal (nascent iodine) (Io) atau I3-, yang selanjutnya
mampu langsung berikatan dengan asam amino tirosin. Proses ini ditingkatkan
oleh enzim peroksidase dan penyertanya hidrogen peroksidase, yang
menyediakan suatu sistem yang kuat yang mampu mengoksidasi iodida.
Iodium yang teroksidasi tersebut lalu ditempatkan di dalm sel tepat pada
tempat molekul triglobulin mula-mula dikeluarkan dari alat Golgi dan
kemudian melalui membran masuk ke dalam koloid penyimpanan.
Tahap Coupling
Iodium akan berikatan dengan kira-kira seperenam bagian dari asam amino
tirosin yang ada di dalam molekul tiroglobulin. tirosin akan diiodinasi menjadi
monoiodotirosin (MIT) dan selanjtunya menjadi diiodotirosin (DIT), dan
semakin lama akan semakin banyak sisa diiodotirosin yang saling
bergandengan (coupling) satu sama lain. Hasilnya, terbentuklah molekul
tiroksin (T4) yang tetap merupakan bagian dari molekul tiroglobulin.
Penggandengan satu molekul MIT dan satu molekul DIT akan membentuk
triiodotironin (T3)
Tahap Penimbunan
Produk hormon tersebut kemudian disimpan di ekstraseluler yang disebut
koloid. Hormon yang baru terbentuk akan disimpan dekat permukaan vili atau
apeks-koloid.
Tahap Deyodinasi
Yodotirosin yang tidak digunakan sebagai hormon akan mengalami
deyodinasi menjadi tiroglobulin+residu+yodida kembali sehingga menghemat
pemakaian-unsur-yodium.
Tahap Proteolisis
Atas pengaruh Thyroid Stimulating Hormone (TSH), terbentuk vesikel oleh
ujung vili menjadi tetes koloid. Lisosom juga dipengaruhi mendekati tetes
koloid ini, menggabung, sehingga terlepas secara bebas MIT, DIT, T3 dan T4
dari tiroglobulin oleh enzim hidrolitik lisosom tadi. Yodotirosin (MIT, DIT)
akan dideyonisasi dan yodotirosin (T3, T4) dikeluarkan dari sel sebagai
hormon.
Tahap Pengeluaran Hormon dari Kelenjar Tiroid
Hormon ini melewati membran basal, fenestra sel kapiler, lalu ditangkap oleh
pembawanya dalam sistem sirkulasi yaitu thyroid binding protein. Produksi
sehari T4 kira-kira 80-100 µg sedangkan T3 26-39 µg