pengaruh motivasi pembelian rasional motivasi...

48
1 PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI PEMBELIAN EMOSIONAL DAN HARGA DIRI TERHADAP LOYALITAS MEREK HANDPHONE PADA REMAJA MILKA Villa Taman Kartini Blok C2/14 Bekasi Timur [email protected] ABSTRAK Penelitian dilakukan terhadap remaja pemakai handphone Nokia, dengan tujuan mengetahui pengaruh motivasi pembelian rasional, motivasi pembelian emosional dan harga diri (ketiganya disebut variabel bebas) terhadap loyalitas merek (variabel terikat). Uji Asumsi penelitian ini menggunakan regresi ganda. Hasilnya menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dari motivasi pembelian rasional dan motivasi pembelian emosional terhadap loyalitas merek. Dan tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel harga diri terhadap loyalitas merek. Serta

Upload: ngotu

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

1

PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL

MOTIVASI PEMBELIAN EMOSIONAL DAN HARGA DIRI

TERHADAP LOYALITAS MEREK HANDPHONE

PADA REMAJA

MILKA

Villa Taman Kartini Blok C2/14 Bekasi Timur

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian dilakukan terhadap remaja pemakai handphone Nokia, dengan

tujuan mengetahui pengaruh motivasi pembelian rasional, motivasi pembelian

emosional dan harga diri (ketiganya disebut variabel bebas) terhadap loyalitas

merek (variabel terikat). Uji Asumsi penelitian ini menggunakan regresi ganda.

Hasilnya menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dari motivasi pembelian

rasional dan motivasi pembelian emosional terhadap loyalitas merek. Dan tidak ada

pengaruh yang signifikan dari variabel harga diri terhadap loyalitas merek. Serta

Page 2: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

2

ada pengaruh yang signifikan dari gabungan variabel motivasi pembelian rasional,

motivasi pembelian emosional dan harga diri terhadap loyalitas konsumen. Meskipun

hasil uji regresi menunjukkan nilai determinasi motivasi pembelian emosional lebih

besar dari motivasi pembelian rasional, namun uji regresi peraspek menunjukkan

bahwa nilai determinasi yang paling besar dimiliki salah satu aspek rasional yaitu

teknologi.

Kata Kunci : Loyalitas merek, Motivasi pembelian rasional,

Motivasi pembelian emosional, Harga diri, dan Regresi ganda.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Konsumen adalah orang yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu produk

atau jasa, sehingga fokus setiap usaha pemasaran di dalam suatu ekonomi pasar harus

terletak pada konsumen. Oleh sebab itu marketer perlu memahami sikap dan tingkah

laku konsumen (Hou, 1997).

Hawkins dkk (1998) menyatakan bahwa marketer harus memahami segmentasi

pasar dan bagaimana tingkah laku konsumen yang berbeda-beda antara satu segmen

Page 3: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

3

dengan segmen lainnya, agar marketer dapat membuat strategi pemasaran yang

berhasil.

Di dalam suatu masyarakat yang luas, dengan kebudayaan dan sub kebudayaan

yang berbeda-beda seringkali terdapat bermacam-macam nilai-nilai dan keyakinan.

Marketer perlu memahami hal ini agar dapat membuat segmentasi pasar yang efektif

(Schiffman & Kanuk, 2000).

Pembeli yang setia menghasilkan keuntungan dan efisiensi yang lebih besar

terhadap perusahaan, karena biaya untuk mempertahankan konsumen yang lama

biasanya lebih rendah daripada biaya untuk menarik minat konsumen yang baru

(http:// www.acnielsen.com/services/custom/p13.htm).

East (1997) menyatakan bahwa Loyalitas Merek akan meningkatkan profit.

Perusahaan akan mendapat keuntungan jika konsumen cenderung lebih memilih

produk merek mereka dibandingkan produk merek yang lain. Keuntungan ini akan

semakin bertambah jika kecenderungan ini dapat dijaga dalam jangka waktu yang

lama. Loyalitas Merek dapat mengurangi biaya yang diperlukan untuk promosi.

Selain itu, Loyalitas Merek juga dapat mempersulit kompetitor untuk memasuki

pasar.

Oleh sebab itu tidak heran jika Loyalitas Merek adalah sebuah topik yang

banyak menjadi perhatian para marketer. Setiap perusahaan berusaha untuk

Page 4: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

4

mendapatkan sekelompok konsumen tetap yang sudah tidak ragu-ragu lagi akan

kualitas produk atau jasa yang mereka hasilkan (Loudon & Bitta,1998).

Dalam tingkat yang sederhana, Loyalitas Merek berarti pembelian yang

konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori. Jika suatu merek

dibeli secara konsisten, hal ini diasumsikan bahwa proses belajar sudah terjadi dan

bila terdapat beberapa masalah di pasaran, seperti perubahan harga, maupun adanya

persaingan dari merek lain, konsumen akan tetap membeli merek yang sama, bahkan

ketika stok tidak ada atau terbatas, konsumen akan tetap berusaha membeli meskipun

dengan cara indent. Loyalitas Merek merupakan hasil dari pertumbuhan kebiasaan

konsumen. Bila pembelian produk sudah merupakan suatu kebiasaan, konsumen

cenderung membeli produk tanpa membandingkannya dengan merek lain (Schiffman

& Kanuk, 2004).

Loyalitas Merek merupakan suatu kecenderungan (bukan secara sembarangan)

dari tanggapan perilaku konsumen yang ditunjukkan dengan pembelian. Pembelian

tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang lama dengan beberapa kali pengambilan

keputusan. Konsumen dapat loyal pada lebih dari satu merek pada waktu yang sama.

Dari tujuh sampai sepuluh merek yang ada, konsumen dapat loyal terhadap dua atau

tiga merek setelah menyeleksinya. Loyalitas Merek merupakan hasil beberapa proses

evaluasi dari pembelian suatu produk sebelumnya. Ketika memiliki Loyalitas Merek

Page 5: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

5

terhadap suatu merek tertentu, konsumen secara aktif menyukainya dan mempunyai

komitmen serta sikap positif terhadap merek tersebut ( Mowen, 1987).

Pada awalnya seorang konsumen dapat menjadi setia terhadap suatu merek dan

tertarik terhadap produk yang ditampilkan melalui beberapa cara, antara lain adalah

dengan melakukan pembelian bermacam-macam merek dalam suatu periode waktu.

Berdasarkan pengalaman mereka dalam menggunakan merek- merek produk tersebut

dan informasi yang kemudian mereka peroleh, mereka memutuskan merek mana

yang disukai. Dalam hal ini merek berfungsi sebagai petunjuk bagi konsumen untuk

mengenali produk mana yang memuaskan mereka sebelumnya (Violitta dan Hartanti

1996).

Kelompok konsumen lainnya mencoba dengan strategi pencarian suatu merek,

mencari dan mengevaluasi. Jika merek tersebut memuaskan, konsumen berhenti

mencari merek lain dan secara konsisten mengkonsumsi merek yang memuaskan

tersebut. Sebaliknya bila suatu merek tidak memuaskan konsumen akan memilih

merek lain dan di evaluasi. Proses ini terus berlangsung sampai konsumen

menemukan produk yang bisa memenuhi kriteria kepuasan mereka. Di pihak lain ada

sekelompok konsumen yang hanya sedikit mengadakan evaluasi dibandingkan orang

lain. Ada juga beberapa konsumen yang memilih merek yang disukai serta secara

kontinyu dibelikan oleh orang tuanya, sedangkan sebagian konsumen lainnya

Page 6: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

6

membeli berdasarkan laporan evaluasi dari yayasan lembaga konsumen sebagai

pedoman (Fisardo dkk, 1998).

Menurut Hill dan Jones (1995) perusahaan perlu melakukan beberapa hal untuk

membangun Loyalitas Merek terhadap produk mereka, diawali dengan mengiklankan

merek dan nama perusahaan pada waktu-waktu tertentu, mensahkan hak paten

produk, inovasi produk melalui program riset dan pengembangan, pengutamaan

terhadap produk-produk unggulan dan after sales service yang memuaskan.

Menurut Schiffman & Kanuk (2004)) motivasi merupakan salah satu faktor

yang dapat mengembangkan Loyalitas Merek selain faktor pengulangan dan persepsi

terhadap pengalaman. Motivasi dapat digunakan untuk memelihara Loyalitas Merek

konsumen lama terhadap produk-produk yang sudah beredar di pasaran maupun

produk inovatif; selain itu motivasi juga menciptakan Loyalitas Merek pada

konsumen baru terhadap produk-produk baru.

Sejumlah peneliti tingkah laku konsumen membedakan motivasi konsumen

menjadi dua bagian, motivasi pembelian rasional dan motivasi pembelian emosional.

Mereka menggunakan istilah rasional untuk pengertian tradisional ekonomis yang

mengasumsikan bahwa konsumen bertingkah laku secara rasional dengan menyadari

semua alternatif pilihan secara seksama dan memilih pilihan yang memberikan

kegunaan yang paling besar secara hati-hati (Schiffman & Kanuk, 2004).

Page 7: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

7

Dalam konteks pemasaran, istilah motivasi pembelian rasional menunjuk

kepada konsumen yang membeli berdasarkan kriteria yang objektif seperti misalnya

ukuran, berat, harga atau volume barang, sedangkan motivasi emosional menunjuk

kepada konsumen yang membeli berdasarkan kriteria yang subjektif seperti misalnya

kebanggaan atau status (Schiffman & Kanuk, 2004).

Konsumen yang membeli suatu produk berdasarkan motivasi rasional lebih

mengutamakan pertimbangan ekonomis seperti kualitas produk, harga, efisiensi,

pelayanan dan tersedianya barang. Konsumen lebih mendasarkan putusannya pada

faktor-faktor eksternal diluar dirinya seperti mencari informasi terlebih dahulu

tentang produk yang akan dibelinya dan mempercayai informasi tersebut dengan

pertimbangan rasional. Konsumen bertindak secara rasional ketika

mempertimbangkan semua alternatif dan pilihan yang ada untuk memberikan manfaat

terbesar bagi dirinya, dengan kata lain konsumen mendasarkan putusannya pada

kriteria objektif. Konsumen yang membeli produk berdasarkan motivasi emosional

lebih mendasarkan putusannya pada kriteria subjektif dan faktor-faktor internal yang

ada didalam dirinya, seperti harga diri, pengungkapan rasa cinta dan kenyamanan

(Violitta dan Hartanti, 1996).

Selain Loyalitas Merek dan motivasi pembelian, ada satu variabel lainnya yang

akan diteliti dalam penelitian ini yaitu harga diri (self esteem).

Page 8: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

8

Westen (1996) mengartikan harga diri sebagai derajat penerimaan,

penghormatan dan penghargaan diri seseorang. Harga diri adalah pengukuran

seseorang secara menyeluruh terhadap keadekuatan dan keberhargaan dirinya

(Weiten, 1992).

Menurut Dickson (dalam Lewis dan Littler 1999), mengekpresikan harga diri

adalah salah satu alasan konsumen menjadi loyal terhadap suatu merek tertentu.

Dickson menyebutnya identity loyalty, konsumen setia terhadap sebuah merek karena

merasa merek tersebut dianggap dapat meningkatkan atau mempertahankan harga

dirinya. Sebagai contohnya adalah kesetiaan konsumen terhadap mobil merek

Porche.

Engel dkk (1995) menyatakan bahwa barang-barang yang dimiliki seseorang

memegang peranan penting untuk menghubungkan orang tersebut dengan masa

lalunya. Seringkali terdapat benda-benda tertentu yang dapat membangkitkan

kenangan dan atau menyajikan nostalgia yang sama meskipun dalam situasi yang

berbeda-beda. Hal ini membuat barang-barang dapat dinilai lebih dari sekedar

kegunaannya (utilitarian features).

Salah satu penelitian terhadap kaum muda di Jepang, menunjukkan bahwa

konsumen melakukan pencarian informasi dan proses pembelian terhadap produk

yang sesuai dengan self image mereka. Mungkin itulah sebabnya, iklan dengan daya

tarik yang sesuai dengan self image mereka (misalnya menggunakan model yang

Page 9: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

9

sesuai dengan usia mereka), dinilai mempunyai pengaruh yang lebih efektif baik

kepada brand memory, brand attitude maupun intensi pembelian (Engel dkk, 1995).

Solomon (2004) menyebutkan istilah self esteem advertising, dimana produsen

berusaha mengubah sikap konsumen terhadap produk dengan cara menstimulasi

perasaan yang positif terhadap diri sendiri. Strateginya adalah dengan cara menantang

harga diri konsumen dan lalu menampilkan produk sebagai solusinya.

Salah satu produk yang saat ini dianggap sebagai solusi dalam berkomunikasi

adalah telepon genggam atau yang cukup familiar dengan sebutan handphone.

Handphone sebagai alat bantu telekomunikasi merupakan produk yang penuh dengan

teknologi dan inovasi. Berbagai inovasi dalam sejumlah spesifikasi seperti nada

dering, warna layar, permainan, pengiriman pesan serta berat dan ukuran,

meramaikan kompetisi antara sejumlah perusahaan produsen produk ini. Berbagai

inovasi ini seringkali mengundang para pengguna handphone untuk mengganti

handphone lamanya, dengan handphone baru yang lebih inovatif.

Hasil survei konsultan penelitian pasar, Gartner memaparkan bahwa penjualan

handphone di seluruh dunia meningkat cukup besar di caturwulan kedua tahun 2004.

Penjualan ponsel mencapai angka 156,4 juta unit di seluruh dunia. Angka ini 35

persen lebih tinggi dibanding penjualan handphone di caturwulan kedua tahun

sebelumnya (http://www.kompas.com/teknologi/news/ 0409/05/124128.htm).

Page 10: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

10

Untuk tahun 2009, khususnya pada kuartal kedua, Gartner melaporkan angka

penjualan sebesar 286,1 juta unit di seluruh dunia. Dari angka tersebut Nokia masih

memimpin dengan total penjualan 105,4 juta unit, disusul Samsung dengan 55,4 juta

unit dan LG yang menjual 30,4 juta unit (http://news.id.msn.com/okezone/gadget/

article.aspx?cp-documentid=3528540).

Sebagaimana hasil penelitian gartner mengenai penjualan handphone di seluruh

dunia, Nokia juga mendominasi pasar penjualan handphone di Indonesia. Menurut

data survei AdMob, salah satu pemberi layanan periklanan handphone terbesar,

market share Indonesia di tahun 2008 dikuasai dengan telak oleh Nokia. Nokia

memperoleh 63.9%, diikuti oleh Sony Ericsson sebesar 26.6%

(http://gadnix.com/2009/04/market-share-ponsel-di-indonesia/)

Salah satu pangsa terbesar dari produk handphone di Indonesia adalah para

remaja. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa kalangan remaja menggunakan

handphone untuk berbagai kepentingan, tidak hanya untuk kepentingan-kepentingan

yang bersifat formal, tapi juga untuk hal-hal yang berkesan kurang penting, seperti

misalnya untuk saling mengirimkan lelucon, gambar, ringtone, dan juga untuk

melakukan kecurangan pada saat ujian.

Meskipun sudah banyak merek-merek handphone lainnya, Nokia tetap memiliki

pemakai setia yang ditandai dengan preferensi yang tinggi terhadap produk Nokia,

Page 11: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

11

menolak menggunakan produk merek lain, dan secara sukarela menceritakan

mengenai pengalaman-pengalaman positifnya dalam menggunakan produk Nokia.

Penelitian ingin meneliti, hal-hal apa yang mempengauhi Loyalitas Merek

tersebut, terutama berkaitan dengan motivasi pembelian dan harga diri konsumen.

Apakah Loyalitas Merek lebih dipengaruhi oleh motivasi pembelian rasional atau

lebih dipengaruhi oleh motivasi pembelian emosional? Apakah pertimbangan

ekonomis seperti kualitas produk, harga, efisiensi, pelayanan dan tersedianya barang

lebih mendasari Loyalitas Merek produk ini? Ataukah kesetiaan konsumen produk

handphone lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor emosional seperti harga diri,

pengungkapan rasa cinta dan kenyamanan?

Selain itu, seberapa besar pengaruh harga diri terhadap Loyalitas Merek?

Apakah harga diri yang tinggi secara otomatis berpengaruh terhadap Loyalitas Merek

yang tinggi?

Peneliti mengambil produk handphone karena mengingat pesatnya

perkembangan penjualan industri handphone pada saat ini. Selain itu, cepatnya

perubahnya teknologi, tingkat persaingan yang ketat, dan sifat inovatif yang tinggi

juga menjadi alasan peneliti untuk menjadikan handphone sebagai objek penelitian.

Sedangkan remaja dipilih sebagai responden penelitian karena usia remaja adalah

salah satu pangsa konsumen terbesar.

Page 12: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

12

Data mengenai motivasi pembelian, harga diri, dan Loyalitas Merek diperoleh

melalui instrumen penelitian berupa kuesioner. Validitas dan reliabilitas alat

pengumpulan data akan diperiksa melalui uji korelasi produk momen dari Pearson,

sedangkan besarnya pengaruh motivasi pembelian dan harga diri terhadap kesetiaan

konsumen akan diukur melalui teknik analisis regresi ganda.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa apakah ada pengaruh yang signifikan

dari variabel motivasi pembelian rasional, variabel motivasi emosional dan harga diri

terhadap Loyalitas Merek handphone pada remaja.

Page 13: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

13

TINJAUAN PUSTAKA

Loyalitas Merek

Loyalitas Merek merupakan suatu sikap positif terhadap suatu merek sehingga

menghasilkan pembelian secara konsisten dalam jangka waktu yang lama (Assael,

1992).

Schiffman & Kanuk (2004) mengemukakan Loyalitas Merek berarti

preferensi dan atau pembelian yang konsisten terhadap suatu merek barang atau jasa

yang sama.

Engel dkk (1995) menyatakan bahwa Loyalitas Merek adalah kebiasaan yang

sulit untuk diubah dalam pembelian suatu produk atau jasa, kebiasaan ini seringkali

melibatkan konsumen secara mendalam.

Sedangkan Mowen & Minor (2002) mendefinisikan Loyalitas Merek sebagai

sejauh mana seorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek,

mempunyai komitmen terhadap Merek tertentu, dan berniat untuk terus membelinya

di masa depan.

Bagi banyak marketer ada dua tujuan utama mempelajari tingkah laku

konsumen yaitu: meningkatkan market share dan meningkatkan Loyalitas Merek

konsumen. Kedua tujuan ini memiliki ketergantungan satu sama lain: ketika Loyalitas

Merek meningkat, market share juga cenderung meningkat, atau setidaknya stabil.

Page 14: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

14

Sebaliknya dengan porsi market share yang besar, produk juga memiliki position

yang besar, produk juga mendapatkan proporsi yang lebih besar dalam kelompok

pembeli setia. Para marketer memfokuskan semua dana promosi mereka dalam

rangka mencoba menanamkan kepada konsumen bahwa merek mereka adalah merek

terbaik dan produk mereka adalah solusi terbaik untuk permasalahan yang dihadapi

konsumen (Schiffman & Kanuk, 2000).

Branding adalah sebuah strategi pemasaran yang seringkali dapat memberikan

manfaat yang menyeluruh. Konsumen membentuk preferensi terhadap merek tertentu

dan mereka dapat tidak beralih pada merek lain seumur hidup mereka. Sebuah

penelitian yang dilakukan Boston Consulting Group terhadap pemimpin pasar di 30

kategori produk menemukan bahwa 27 dari 30 kategori produk tersebut yang menjadi

nomor satu pada 1930an, tetap menjadi yang teratas lebih dari 50 tahun kemudian

(Solomon, 2004).

Schiffman & Kanuk (2000) mengungkapkan Loyalitas Merek adalah salah

satu cara konsumen untuk menghindari resiko kesalahan dalam pembelian. Dengan

membeli produk yang sudah pernah memuaskan mereka konsumen dapat terhindar

dari kesalahan pembelian daripada mereka membeli sebuah produk baru, atau produk

yang belum pernah dicoba sebelumnya. Selain itu, Schiffman & Kanuk juga

menambahkan bahwa ketika konsumen sama sekali tidak memiliki pengalaman

mengenai sebuah jenis produk, mereka cenderung memilih produk yang sudah

Page 15: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

15

terkenal. Konsumen cenderung berpikir bahwa produk dengan merek yang sudah

terkenal lebih baik dan lebih layak untuk dibeli.

Reichheld (dalam Pringle dan Thompson, 1999) mengkalkulasikan bahwa

peningkatan 5% dalam Loyalitas Merek dapat menghasilkan peningkatan keuntungan

mendasar sebesar 50-70%.

Kesetiaan konsumen adalah hal yang penting ketika muncul alternatif –

alternatif barang dan jasa lainnya (barang subtitusi) yang dapat memenuhi kebutuhan

konsumen. Konsumen-konsumen yang loyal biasanya menunjukkan reaksi resistensi

terhadap munculnya produk-produk subtitusi, meskipun barang atau jasa yang biasa

mereka gunakan sedang tidak ada di pasaran (Engel dkk, 1995).

Jika suatu merek dibeli secara konsisten, hal ini diasumsikan bahwa proses

belajar sudah terjadi dan bila terdapat beberapa masalah di pasaran, seperti perubahan

harga, habisnya stok barang, maupun adanya persaingan dari merek lain, konsumen

akan tetap membeli merek yang sama. Loyalitas merek merupakan hasil dari

pertumbuhan kebiasaan konsumen. Bila pembelian produk sudah merupakan suatu

kebiasaan, konsumen cenderung membeli produk tanpa membandingkannya dengan

merek lain (Schiffman & Kanuk, 2004).

Para peneliti penganut aliran behavioral yang mendukung teori instrumental

learning percaya bahwa Loyalitas Merek bermula dari saat pertama mencoba sebuah

produk dan dikuatkan olah kepuasan yang dirasakan setelah memakai produk tersebut

Page 16: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

16

dan mendorong terjadinya pembelian kembali. Para peneliti aliran cognitive disisi lain

menekankan peran dari sebuah proses mental dalam membangun sebuah Loyalitas

Merek. Mereka percaya bahwa konsumen melakukan tingkah laku pemecahan

masalah yang melibatkan merek dan atribut-atribut pembanding, hal ini menghasilkan

preferensi yang kuat terhadap merek tertentu, dan kemudian menuntun kepada

tindakan pembelian kembali (Schiffman & Kanuk 2000)

Schiffman dan kanuk (2004) juga menyebutkan empat tahapan dalam

Loyalitas Merek, berikut dengan ciri yang menandakannya. Keempat tahapan tersebut

adalah:

a. Kognitif

Kesetiaan terhadap informasi seperti harga, keunggulan dan sebagainya.

b. Afektif

Kesetiaan untuk menyukai produk merek tertentu: “Saya membelinya karena

saya menyukainya”

c. Konatif

Kesetiaan terhadap suatu penekanan: “Saya berkomitmen untuk membelinya”

d. Aksi

Kesetiaan dalam aksi pembelian, adanya usaha untuk mengatasi rintangan-

rintangan yang menghalangi pembelian.

Page 17: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

17

Motivasi Pembelian Rasional

Motivasi rasional adalah motivasi yang didasarkan pada fakta-fakta yang

ditunjukkan oleh suatu produk. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dapat berupa

faktor ekonomi seperti: faktor penawaran, permintaan, dan harga. Selain itu juga

faktor kualitas, layanan, ketersediaan barang, ukuran, kebersihan, efesiensi dalam

penggunaan, keawetan, dapat dipercaya dan keterbatasan waktu yang ada pada

konsumen (Fisardo dkk, 1998).

Solomon (2004) menyebut motivasi pembelian rasional sebagai kebutuhan

utilitarian yaitu suatu hasrat untuk memperoleh keuntungan fungsional atau praktikal

dari produk yang dikonsumsi.

Schiffman & Kanuk (2004) menyatakan bahwa istilah rasional digunakan

pada saat konsumen bertindak rasional dengan secara hati-hati mempertimbangkan

semua alternative yang ada dan memilih alternative yang memberikan keuntungan

terbesar. Motif rasional juga menyangkut masalah seperti harga (price), biaya

penggunaan (cost in use), dan daya tahan (durability), lamanya pemakaian yang

bermanfaat (length of useful usage), reliabilitas (reliablity), dan layanan (servicing).

Konsumen bertindak rasional pada saat menentukan secara hati-hati semua

alternatif dan pilihan terhadap suatu produk yang memberikan manfaat terbesar

baginya. Dalam konteks pemasaran, motivasi ini terjadi pada saat konsumen memilih

Page 18: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

18

tujuan pembelian berdasarkan seluruh kriteria objektif seperti misalnya ukuran, berat,

harga, atau ukuran perkemasan (Schiffman & Kanuk 2004).

Motivasi Pembelian Emosional

Persahabatan, martabat, hak dan simbol status dapat mempengaruhi putusan

pembelian konsumen. Seringkali emosional lebih diutamakan daripada pertimbangan

rasional. Motivasi emosional adalah motivasi pembelian yang berkaitan dengan

perasaan atau emosi individu, seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan,

kenyamanan, kesehatan, keamanan, dan kepraktisan. (Violitta dan Hartanti, 1996;

Fisardo dkk,1998).

Schiffman & Kanuk (2004) menyatakan bahwa istilah emosional digunakan

pada saat pilihan pembelian ditentukan berdasarkan kriteria selektif yang subjektif.

Beberapa faktor yang termasuk dalam motivasi emosi adalah keamanan,

kenyamanan, ego, kebanggaan, rekreasi, seks, persaingan, kesehatan, kepraktisan,

dan lain-lain (Huey, 1991).

Menurut Swastha & Handoko (1982), motivasi emosional adalah pembelian

yang berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang dan bersifat subjektif seperti

pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, dan sebagainya.

Page 19: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

19

Pembelian yang didasari motivasi emosional terjadi pada saat proses

penyeleksian barang atau jasa, didasari oleh alasan yang subjektif dan pribadi, seperti

misalnya kebanggaan, ketakutan, afeksi atau status.

Asumsi yang menggarisbawahi perbedaan antara motivasi pembelian

emosional dan motivasi pembelian rasional, adalah motivasi pembelian emosional

seringkali dianggap tidak memperhitungkan kegunaan atau kepuasan secara

maksimal, namun demikian cukup beralasan untuk mengatakan bahwa konsumen

selalu mencoba untuk menyeleksi alternatif-alternatif yang menurut mereka dapat

memberikan kepuasan yang maksimal. Cukup jelas bahwa ukuran kepuasan adalah

suatu hal yang sifatnya sangat personal, didasari oleh struktur kebutuhan dari masing-

masing individu, pengalaman masa lalu dan tingkah laku (yang dipelajari) dari

lingkungan. Apa yang terlihat tidak rasional bagi orang lain, dapat dianggap rasional

dalam pemikiran konsumen itu tersebut. Contoh seseorang yang melakukan operasi

plastik untuk terlihat lebih muda, terlihat menggunakan sumber daya ekonomi yang

signifikan seperti biaya operasi, waktu untuk masa pemulihan, ketidaknyamanan dan

resiko yang cukup besar jika terjadi kesalahan dalam pembedahan. Bagi orang

tersebut, tujuannya adalah terlihat lebih muda, dan semua biaya dan resiko yang

ditanggung adalah hal yang sangat rasional. Namun bagi banyak orang lain dalam

budaya yang sama, yang tidak terlalu menaruh perhatian terhadap usia, atau

Page 20: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

20

penampilan, tindakan yang dilakukan oleh orang tersebut tidak rasional (Schiffman

dan Kanuk 2004).

Harga Diri

Westen (1996) mengartikan harga diri sebagai derajat penerimaan,

penghormatan dan penghargaan diri seseorang. Halonen dan Santrock (1998)

mengemukakan bahwa harga diri adalah dimensi afeksi dan evaluasi dari konsep diri.

Weiten (1992) menyebutkan bahwa harga diri adalah pengukuran seseorang

secara menyeluruh terhadap keadekuatan dan keberhargaan dirinya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Deaux dkk (1993) bahwa harga diri adalah evaluasi terhadap diri

baik secara positif maupun negatif dan Perera (2002) yang berpendapat bahwa harga

diri adalah opini yang seseorang miliki tentang dirinya.

Reasoner (2000) berpendapat bahwa harga diri terdiri dari tiga aspek yaitu

aspek kognisi, afeksi dan tingkah laku. Aspek kognitif menggambarkan kesadaran

individu tentang perbedaan antara ideal self dan real self, apa yang seseorang

inginkan tentang dirinya dan keadaan dirinya yang sebenarnya, penilaian yang

realistik tentang diri sendiri. Aspek emosi berkaitan dengan perasaan atau emosi

mengenai perbedaan ideal self dan real self tersebut. Sedangkan aspek tingkah laku

dinyatakan dalam tingkah laku asertif, bersemangat, tegas dan menghormati orang

lain.

Page 21: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

21

Dinamika Pengaruh Harga Diri dan Motivasi Pembelian

Terhadap Loyalitas Merek

Loyalitas Merek telah menjadi salah satu hal yang penting dalam pembahasan

prilaku konsumen. Sejumlah penelitian yang telah diuraikan, telah menunjukkan

manfaat Loyalitas Merek bagi perusahaan. Terutama dalam mempertahankan

pelanggan dan meningkatkan penjualan.

Salah satu industri yang harus memperhatikan topik bahasan ini adalah

industri telepon genggam atau yang saat ini sudah lebih di kenal dengan istilah bahasa

asingnya, handphone. Handphone saat ini telah bergeser dari kebutuhan tertier

menjadi kebutuhan sekunder atau bahkan kebutuhan primer bagi sebagian besar

orang. Handphone yang dulu dianggap sebagai barang mewah sekarang telah

dianggap sebagai sebagai salah satu kebutuhan utama untuk berkomunikasi.

Tingkat pengguna Handphone di Indonesia terus berkembang pesat, apalagi

sesudah terjadinya kompetisi tarif yang cukup signifikan antara operator handphone,

baik GSM maupun CDMA. Tarif pemakaian Handphone yang dahulu terbilang

mahal, sekarang semakin terjangkau, sehingga tingkat penggunaan dan kepemilikan

handphone serta rasa kebutuhan akan adanya handphone semakin bertambah.

Semakin cepatnya perubahan teknologi, dan inovasi-inovasi yang dihasilkan,

membuat tingkat kecepatan keluarnya produk-produk jenis baru juga semakin

bertambah. Seseorang yang membeli handphone baru, tidak harus membeli

Page 22: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

22

handphone yang baru karena handphone lamanya sudah rusak. Ia dapat saja membeli

handphone baru, karena handphone lamanya tidak memiliki fitur-fitur terbaru yang ia

inginkan. Dengan demikian tingkat pembelian dan kepemilikian handphone terus

bertambah.

Diantara sekian banyak produsen telepon genggam yang beredar di Indonesia,

Nokia adalah salah satu yang paling well known dan memiliki pangsa terbesar.

Pengguna Handphone merek Nokia banyak yang merupakan pengguna setia yang

cenderung hanya mau memakai merek Nokia saja.

Solomon (2004) mengungkapkan Loyalitas Merek dapat dipicu oleh

preferensi customer yang berdasarkan alasan objektif, tetapi setelah sebuah merek

dikenal untuk sekian lama, maka alasan-alasan emosional juga mengambil peranan,

baik melalui penggabungan dengan image diri konsumen itu sendiri maupun dalam

asosiasinya dengan pengalaman sebelumnya.

Dalam penelitian ini, dibahas motivasi pembelian dalam pengelompokkannya

sebagai motivasi pembelian rasional dan motivasi pembelian emosional. Kedua

motivasi pembelian ini dipercaya dapat mempengaruhi Loyalitas Merek secara

bersama-sama. Namun apakah Loyalitas Merek lebih disebabkan oleh faktor-faktor

pembelian yang bersifat rasional atau faktor-faktor pembelian yang emosional?

Selain itu terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi Loyalitas Merek.

Dickson (dalam Lewis dan Littler 1999) mendeskripsikan beberapa tipe dari

Page 23: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

23

Loyalitas Merek yang berhubungan dengan alasan mereka menjadi loyal. Salah

satunya identity loyalty, yang merupakan sebuah ekpresi yang meningkatkan harga

diri, misalnya mobil Porsche. Konsumen setia terhadap sebuah merek karena merasa

merek tersebut dapat meningkatkan atau mempertahankan harga dirinya.

Nokia sebagai salah satu produsen Handphone terbesar di dunia, dengan

branding yang menggunakan icon-icon modern seperti artis-artis terkenal bisa jadi

dianggap sebagai merek yang lebih prestisious dibandingkan merek lainnya.

Namun sebaliknya, Loyalitas Merek juga dapat disebabkan oleh harga diri

yang rendah. Adedamola, dalam penelitiannya terhadap Loyalitas Merek hotel

menemukan adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dengan Loyalitas

konsumen, dimana konsumen dengan harga diri yang rendah cenderung memiliki

Loyalitas Merek yang tinggi.

Branden (2000) menyebutkan salah satu ciri individu yang memiliki harga diri

rendah adalah takut dalam mengambil resiko. Dalam proses pembelian, terdapat

resiko-resiko yang harus diambil konsumen ketika mengambil keputusan memilih

suatu barang atau jasa. Schiffman dan Kanuk (2004) mengungkapkan salah satu cara

konsumen mengendalikan resiko-resiko tersebut adalah dengan setia terhadap merek

yang sudah pernah memuaskan mereka. Konsumen yang banyak mempertimbangkan

resiko-resiko dari suatu produk atau jasa, biasanya lebih memilih loyal terhadap suatu

merek daripada membeli produk baru yang belum mereka kenal.

Page 24: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

24

Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik beberapa hipotesis, yaitu:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi pembelian rasional terhadap

Loyalitas Merek

2. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi pembelian emosional

terhadap Loyalitas Merek

3. Terdapat pengaruh yang signifikan harga diri terhadap Loyalitas Merek

4. Terdapat pengaruh bersama-sama yang signifikan antara motivasi

pembelian rasional, motivasi pembelian emosional dan harga diri terhadap

Loyalitas Merek

METODOLOGI PENELITIAN

1. Variabel bebas : Motivasi Pembelian Rasional

Motivasi Pembelian Emosional

Harga Diri

2. Variabel terikat : Loyalitas Merek

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen produk handphone Nokia

berusia remaja di Jakarta. Rentang usia remaja yang digunakan adalah 14-24 tahun

(Loudon & Bitta, 1998)

Page 25: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

25

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive – insidental non random

sampling, yaitu pengambilan subjek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Hal ini

dikarenakan sampel yang dikenakan kuesioner adalah pengguna handphone Nokia

dengan kelompok usia tertentu.

Alat dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan metode angket

(kuesioner). Kuesioner tersebut terdiri dari skala harga diri, skala motivasi pembelian

(motivasi pembelian rasional dan motivasi pembelian emosional digabungkan

menjadi satu), skala Loyalitas Merek dan daftar isian identitas subjek.

1. Skala Variabel Loyalitas Merek

Dalam penelitian ini Loyalitas Merek diukur dengan menggunakan 4 dimensi

yaitu: kognitif, afektif, konatif dan aksi. Keempat dimensi tersebut dibagi lagi

kedalam sejumlah indikator dan lalu dituangkan kedalam pernyataan-pernyataan,

menjadi suatu instrumen yang mengacu pada pembuatan skala Likert, Skala ini

memiliki empat alternatif pilihan. Pemberian skor pada pernyataan bersifat

Favourable adalah sebagai berikut yaitu bernilai 4 untuk pilihan yang sangat sesuai

(SS), bernilai 3 untuk pilihan sesuai (S), bernilai 2 untuk pilihan tidak sesuai (TS),

dan bernilai 1 untuk pilihan sangat tidak sesuai (STS). Dan sebaliknya pemberian

Page 26: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

26

skor pada pernyataan bersifat unfavourable adalah sebagai berikut yaitu bernilai 4

untuk pilihan yang sangat tidak sesuai (STS), bernilai 3 untuk pilihan tidak sesuai

(TS), bernilai 2 untuk pilihan sesuai (S), dan bernilai 1 untuk pilihan sangat sesuai

(SS). Adapun distribusi itemnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel.1

Distribusi Tabel Sebaran Item Skala Loyalitas MerekAspek Indikator F UAfektif Bangga menggunakan produk tersebut 6 19

Menyukai produk merek tersebut 1 7Aksi Membeli produk secara continue 13 8

Mempromosikan secara sukarela produk merektersebut kepada orang lain 2 14Mencari produk di pasaran 9 15

KognitifMengenal logo, bentuk dan ciri produk merektersebut 3 10Mengingat Sejumlah Detil informasi mengenaimerek tersebut 16 20Tahu mengenai perkembangan produk merektersebut 4 11

Konatif Komitmen untuk memakai produk tersebut 17 12Tidak mau untuk mencoba produk merek lain 18 5

2. Skala Variabel Motivasi Pembelian Rasional dan Emosional

Dalam penelitian ini motivasi pembelian rasional dan emosional dituangkan

dalam satu skala (instrumen penelitian).

Indikator-indikator yang sudah disebutkan diatas, baik motivasi pembelian

rasional maupun motivasi pembelian emosional dituangkan kedalam pernyataan-

pernyataan, lalu kemudian dibentuk menjadi suatu instrumen yang mengacu pada

Page 27: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

27

pembuatan skala Likert. Skala ini memiliki empat alternatif pilihan. Pemberian skor

pada pernyataan bersifat Favorable adalah sebagai berikut yaitu bernilai 4 untuk

pilihan yang sangat sesuai (SS), bernilai 3 untuk pilihan sesuai (S), bernilai 2 untuk

pilihan tidak sesuai (TS), dan bernilai 1 untuk pilihan sangat tidak sesuai (STS). Dan

sebaliknya pemberian skor pada pernyataan bersifat unfavorable adalah sebagai

berikut yaitu bernilai 4 untuk pilihan yang sangat tidak sesuai (STS), bernilai 3 untuk

pilihan tidak sesuai (TS), bernilai 2 untuk pilihan sesuai (S), dan bernilai 1 untuk

pilihan sangat sesuai (SS). Adapun distribusi itemnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel.2

Distribusi Tabel Sebaran Item Instrumen Pengukuran

Motivasi Pembelian Rasional dan Motivasi Pembelian EmosionalMotivasi Aspek F UEmosional Kenyamanan 10 15

Kepercayaan 11 9preferensi peer 20 1Rekreasi 14 8Trend pasar 16 3

Rasional Daya tahan 19 2Harga 7 17Ketersediaan barang 4 12Service dan Garansi 6 18Teknologi 5 13

3. Skala Variabel Harga Diri

Dalam penelitian ini harga diri diukur dengan menggunakan Skala Harga Diri

Rosenberg. Skala ini diciptakan untuk mengukur harga diri yang bersifat keseluruhan

(global self esteem), berfokus pada perasaan seseorang secara umum, tanpa

Page 28: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

28

mengkhususkan kepada atribut atau kualitas tertentu. Setengah dari pernyataan-

pernyataan dalam skala tersebut berbentuk pernyataan positif (favourable); sedangkan

sebagian lainnya dalam bentuk negatif (unfavourable). Pemberian skor pada

pernyataan bersifat Favorable adalah sebagai berikut yaitu bernilai 4 untuk pilihan

yang sangat sesuai (SS), bernilai 3 untuk pilihan sesuai (S), bernilai 2 untuk pilihan

tidak sesuai (TS), dan bernilai 1 untuk pilihan sangat tidak sesuai (STS). Dan

sebaliknya pemberian skor pada pernyataan bersifat unfavorable adalah sebagai

berikut yaitu bernilai 4 untuk pilihan yang sangat tidak sesuai (STS), bernilai 3 untuk

pilihan tidak sesuai (TS), bernilai 2 untuk pilihan sesuai (S), dan bernilai 1 untuk

pilihan sangat sesuai (SS).

Tabel.3

Skala Pengukuran Harga Diri RosenbergNO Pernyataan F/U1 saya merasa saya tidak memiliki kelebihan dalam segala hal U2 Saya memandang diri saya secara positif F

3secara keseluruhan saya merasa bahwa saya adalah orang yanggagal U

4 Saya berharap saya bisa lebih menghargai diri saya sendiri U5 Saya sering merasa diri saya tidak berguna U

6Saya merasa diri saya berharga, setidaknya sederajat dengan oranglain F

7 Secara keseluruhan, saya puas dengan diri saya sendiri F8 Saya merasa saya tidak memiliki suatu apapun untuk dibanggakan U9 Saya merasa saya memiliki kualitas dalam beberapa hal F

10Saya mampu melakukan tugas-tugas, sebaik yang dilakukan oranglain F

Sumber: Brown (1998)

Page 29: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

29

Seperti halnya skala Loyalitas Merek dan motivasi pembelian, skala ini juga

mengacu pada skla likert yang memiliki empat alternatif pilihan.

Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data

Validitas yang digunakan untuk mengukur validitas variabel-variabel ini

adalah validitas nominal (face validity) dan validitas konstruk (construct validity).

Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi

produk momen dari Pearson. Penghitungan reliabilitas dan validitas dilakukan dengan

bantuan program komputer SPSS versi.16.

Teknik Analisis Data

Teknik uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik uji

Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heteroskedasitas. Ketiganya dihitung dengan

menggunakan bantuan program komputer SPSS. Versi 16.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis

regresi Ganda, yang dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer

SPSS. Versi 16.

Page 30: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

30

HASIL PENELITIAN

Uji Validitas

Untuk Skala Loyalitas Merek dari 20 item yang diuji terdapat 18 item yang

dinyatakan sahih dan 2 item yang dinyatakan gugur. Sedangkan untuk Skala

Motivasi pembelian dari total 20 item yang diuji ada 16 item yang dinyatakan sahih

dan 4 item yang gugur. Diantara item yang gugur 2 diantaranya adalah bagian dari

skala motivasi pembelian rasional dan 2 adalah bagian dari skala motivasi pembelian

emosional. Hasil tes validitas skala harga diri adalah sebagai berikut: dari 10 item

yang diuji terdapat 9 item yang dinyatakan sahih dan 1 item yang dinyatakan gugur.

Uji Reliabilitas

Setelah memisahkan item-item yang tidak valid, hasil uji reliabilitas untuk

kuesioner loyalitas merek menunjukkan koefisien reliabilitas keseluruhan sebesar

0,819. Koefisien reliabilitas untuk kuesioner motivasi pembelian rasional sebesar

0,608. Sedangkan koefisien reliabilitas untuk kuesioner motivasi pembelian

emosional sebesar 0,7123. Hasil pengujian reliabilitas terhadap variabel harga diri

menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,794.

Page 31: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

31

Uji Asumsi

Terdapat beberapa asumsi atau persyaratan yang harus terpenuhi dalam

menggunakan analisis regresi.

a. Tidak terjadi multikolinearitas

Multikolinearitas dapat terjadi jika korelasi antar variabel bebas diatas 0,5.

Berdasarkan uji korelasi pearson, ditemukan bahwa nilai korelasi antara motivasi

rasional dan motivasi emosional 0,396. Sedangkan korelasi antara motivasi rasional

dan harga diri -0,006 dan korelasi antara motivasi emosional dan harga diri adalah

0.188. Karena korelasi antara variabel bebas tidak ada yang diatas 0,5 dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

b. Tidak terjadi Autokorelasi

Dalam penelitian ini Autokorelasi diuji dengan metode Durbin Watson. Nilai

Table Durbin Watson untuk Jumlah sampel 45 (diambil yang paling mendekati n=47)

dan K=3 dengan tingkat signifikansi 95% adalah 1,666. Dari perhitungan diatas dapat

dilihat bahwa nilai 2,053 (>1,666), artinya tidak terjadi Autokorelasi.

c. Tidak terjadi Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui apakah terjadi Heteroskedastisitas atau tidak di dalam

penelitian ini, digunakan bantuan spss ver.16 untuk membuat scatterplot. Hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

Page 32: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

32

Gambar 1Scatterplot Uji Regresi dengan Variabel terikat Loyalitas Merek

Dan Variabel Bebas Motivasi Pembelian Rasional,Motivasi Pembelian Emosional dan Harga Diri

Terlihat pada gambar diatas bahwa titik-titik menyebar secara acak, tanpa ada

pola tertentu. Dengan demikian disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 33: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

33

Uji Hipotesis

a. Korelasi

Sebelum melakukan perhitungan analisis regresi, perlu juga diketahui korelasi

masing-masing variabel.

Korelasi antara variabel motivasi pembelian rasional dan loyalitas merek

adalah 0,46, dengan nilai signifikansi 0,001 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara variabel loyalitas merek dan motivasi pembelian

rasional. Namun karena nilai korelasi masih dibawah 0,5 dapat dikatakan bahwa

hubungan antara variabel motivasi rasional dan loyalitas merek berkorelasi lemah.

Korelasi antara variabel motivasi pembelian emosional dan loyalitas merek

adalah 0,624, dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara variabel loyalitas merek dan motivasi pembelian

emosional. Berdasarkan nilai korelasi sebesar 0,624, dapat dikatakan kedua variabel

mempunyai korelasi yang cukup kuat.

Variabel lainnya yaitu harga diri memiliki angka korelasi sebesar 0,245

dengan signifikansi sebesar 0,048 (<0,05). Hal ini berarti Harga diri memiliki korelasi

dengan loyalitas merek, namun sama seperti motivasi pembelian rasional, hubungan

antara kedua variabel tersebut dapat dikatakan berkorelasi lemah.

Page 34: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

34

b. Perhitungan Regresi

Regresi antara variabel Motivasi Pembelian Rasional terhadap Loyalitas merek

Dari uji ANOVA atau F Test, diperoleh F hitung sebesar 12,067 dengan

tingkat signifikansi 0,001. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka

model regresi dapat dipakai untuk memprediksi loyalitas merek. Oleh karena itu

hipotesis 1 pada penelitian ini diterima, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari

motivasi pembelian Rasional terhadap loyalitas merek. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.Tabel Hasil Uji Anova dengan Predictor Motivasi Rasional

terhadap Loyalitas Konsumen

Model

Sum ofSquares Df

MeanSquare F Sig.

1 Regression 331.605 1 331.605 12.067 .001(a)Residual 1236.607 45 27.480

Total 1568.213 46

a Predictors: (Constant), RATIONAL MOTIVESb Dependent Variabel: BRAND LOYALTY

Selain itu perhitungan regresi antara variabel motivasi pembelian Rasional

terhadap loyalitas merek memperoleh R Square atau koefisien determinasi sebesar

0,211 yang berarti 21,1% loyalitas merek dapat dijelaskan oleh variabel motivasi

pembelian Rasional. Sedangkan sisanya (100% - 21,1% =79,9%) dijelaskan oleh

sebab-sebab lain.

Page 35: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

35

Tabel 5Tabel Hasil Perhitungan Regresi dengan Predictor Motivasi Rasional

terhadap Loyalitas Merek

Model R R Square

AdjustedR Square Std. Error of the Estimate

1 .460(a) .211 .194 5.242

a Predictors: (Constant), RATIONAL MOTIVES

Regresi antara variabel Motivasi Pembelian Emosional terhadap Loyalitas

merek

Dari uji ANOVA atau F Test, diperoleh F hitung sebesar 28,736 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka

model regresi dapat dipakai untuk memprediksi loyalitas merek. Oleh karena itu

hipotesis 2 pada penelitian ini diterima, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari

motivasi pembelian emosional terhadap loyalitas merek. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 6Tabel Hasil Uji Anova dengan Predictor Motivasi Emosional

terhadap Loyalitas Konsumen

ModelSum ofSquares Df

MeanSquare F Sig.

1 Regression

611.159 1 611.159 28.736 .000(a)

Residual 957.053 45 21.268Total 1568.213 46

a Predictors: (Constant), EMOTIONAL MOTIVESb Dependent Variabel: BRAND LOYALTY

Page 36: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

36

Hasil perhitungan juga menunjukkan R Square atau koefisien determinasi

sebesar 0,390 yang berarti 39% loyalitas merek dapat dijelaskan oleh variabel

motivasi pembelian emosional. Sedangkan sisanya (100% - 39% = 61%) dijelaskan

oleh sebab-sebab lain.

Tabel. 7Tabel Hasil Perhitungan Regresi dengan Predictor Motivasi Emosional

terhadap Loyalitas MerekMode

l R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the

Estimate

1 .624(a) .390 .376 4.612

a Predictors: (Constant), EMOTIONAL MOTIVES

Regresi antara variabel Harga diri terhadap Loyalitas merek

Berbeda dengan dua variabel lainnya hasil uji ANOVA atau F Test dengan

variabel bebas Harga Diri, memperoleh F hitung sebesar 2,282 dengan tingkat

signifikansi 0,096. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka model

regresi tidak dapat dipakai untuk memprediksi loyalitas merek. Oleh karena itu

hipotesis 3 pada penelitian ini ditolak, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

harga diri terhadap loyalitas merek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Page 37: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

37

Tabel 8Tabel Hasil Perhitungan Regresi dengan Predictor Harga Diri

terhadap Loyalitas Konsumen

ModelSum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

1 Regression

94.390 1 94.390 2.882 .096(a)

Residual 1473.822 45 32.752Total 1568.213 46

a Predictors: (Constant), SELF ESTEEMb Dependent Variabel: BRAND LOYALTY

Regresi antara variabel Motivasi Pembelian Emosional, Motivasi Pembelian

Rasional dan Harga Diri terhadap Loyalitas merek

Perhitungan regresi yang terakhir dilakukan dengan menggabungkan ketiga

variabel bebas. ANOVA atau F Test, menghasilkan nilai F hitung sebesar 12,526

dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena nilai signifikansi jauh lebih kecil dari

0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi loyalitas merek, hipotesis

keempat dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari

motivasi pembelian emosional, motivasi pembelian rasional dan harga diri terhadap

loyalitas merek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 38: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

38

Tabel. 9Tabel Hasil Uji Anova dengan Predictor Motivasi Rasional,

Motivasi Emosionaldan Harga Diri terhadap Loyalitas Merek

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 731.355 3 243.785 12.526 .000a

Residual 836.858 43 19.462

Total 1568.213 46

a. Predictors: (Constant), SELF ESTEEM, RATIONAL MOTIVES, EMOTIONALMOTIVES

b. Dependent Variabel: BRAND LOYALTY

Hasil perhitungan regresi bersama-sama antara variabel motivasi pembelian

rasional, motivasi pembelian emosional dan harga diri terhadap loyalitas merek

memperoleh R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,466 yang berarti 46,6%

loyalitas merek dapat dijelaskan oleh variabel motivasi pembelian emosional,

motivasi pembelian rasional dan harga diri. Sedangkan sisanya (100% - 46,6% =

53,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

Tabel 10Tabel Hasil Uji Regresi dengan Predictor Motivasi Rasional, Motivasi

Emosionaldan Harga Diri terhadap Loyalitas Merek

Model R R SquareAdjusted RSquare

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

1 .683a .466 .429 4.412 2.053

a. Predictors: (Constant), SELF ESTEEM, RATIONAL MOTIVES,EMOTIONAL MOTIVES

b. Dependent Variabel: BRAND LOYALTY

Page 39: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

39

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

motivasi pembelian rasional dan motivasi pembelian emosional serta harga diri

terhadap loyalitas merek pemakai handphone Nokia. Seperti telah dibahas

sebelumnya Nokia adalah market leader di dalam penjualan telepon genggam. bukan

hanya memiliki pangsa penjualan terbesar Nokia juga memiliki konsumen loyal yang

bahkan membentuk komunitas sendiri untuk saling mengupdate berita tentang Nokia.

Namun seiring dengan perkembangan zaman saat ini, tren penggunaan Handphone

mulai bergeser ke penggunaannya sebagai smartphone. Jika pada awalnya

Handphone hanya berfungsi alat komunikasi melalui suara atau data (sms), dalam

tahun-tahun belakangan ini perkembangan teknologi memungkinkan handphone

menjalankan fungsi yang lebih luas seperti pemutar music, kamera, dan sarana untuk

chating, browsing dan fasilitas internet lainnya. Oleh sebab itulah Nokia sempat

kehilangan sejumlah market sharenya akibat gempuran blackberry dan Iphone (Di

tingkat dunia) serta dengan berkembangnya produk-produk Handphone lokal seperti

misalnya Nexian (di tingkat regional Indonesia) (http://tekno.liputan6.com/

berita/201004/270963/Nexian.Pesaing.Kuat.Produk.Impor).

Meskipun demikian, laporan dari 2 lembaga riset di dunia, dan data dari pusat

ritel RBS mengungkapkan bahwa Nokia masih mendominasi penjualan di tingkat

dunia. Demikian pula dengan di Indonesia, Nokia masih menjadi yang pertama,

Page 40: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

40

disusul dengan Nexian (http://tekno.liputan6.com/berita/201004/270963/

Nexian.Pesaing.Kuat.Produk.Impor).

Hal apakah yang membuat produk Nokia tetap digemari oleh para

penggunanya? Variable apakah yang lebih berperan? Apakah pengaruh motivasi

pembelian emosional lebih besar dari motivasi pembelian rasional? Atau sebaliknya

kesetiaan merek para pemakai handphone merek Nokia justru lebih dipengaruhi oleh

faktor-faktor rasional seperti misalnya harga, daya tahan produk dan teknologi dari

produk itu sendiri? Demikian pula dengan harga diri, apakah harga diri memiliki

pengaruh yang cukup besar, yang membuat konsumen tidak bersedia untuk berpindah

ke merek handphone lainnya?

Dari hasil perhitungan, ditemukan bahwa dari tiga variabel bebas dalam

penelitian ini, ada dua variabel yang pengaruhnya signifikan (Hipotesis diterima)

yaitu motivasi pembelian rasional dan motivasi pembelian emosional dan ada satu

variabel yang pengaruhnya tidak signifikan (Hipotesis ditolak) yaitu variabel harga

diri. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya loyalitas merek dipengaruhi oleh

motivasi pembelian emosional dan motivasi pembelian rasional yang dimiliki oleh

konsumen tersebut, namun tidak dipengaruhi oleh harga dirinya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Solomon (2004) bahwa dalam terjadinya loyalitas merek, tindakan

pembelian yang berulang harus disertai dengan sikap yang positif terhadap produk

tersebut. Pada awalnya, loyalitas merek memang dapat di picu oleh alasan yang

Page 41: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

41

bersifat rasional, namun setelah merek tersebut sudah berada di sekeliling konsumen

dalam waktu yang cukup lama, dan merek tersebut diiklankan dengan gencar, maka

kesetiaan merek dapat lebih disebabkan oleh adanya ikatan emosional antara

konsumen dengan merek tersebut.

Baik motivasi pembelian rasional maupun motivasi pembelian emosional,

keduanya sama-sama berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, namun besarnya

pengaruh tersebut tidak sama, bahkan ada perbedaan besar yang cukup signifikan

antara kedua variabel. Nilai koefisien determinasi hasil perhitungan regresi motivasi

pembelian emosional terhadap loyalitas merek adalah 0,390, angka ini menunjukkan

bahwa 39% loyalitas merek dapat dijelaskan oleh variabel motivasi pembelian

emosional. Nilai determinasi sebesar 39% ini lebih besar dari nilai determinasi yang

diperoleh dari hasil perhitungan regresi antara motivasi pembelian rasional terhadap

loyalitas merek, yaitu sebesar 0,211, yang berarti hanya 21,1 % loyalitas merek dapat

dijelaskan oleh motivasi rasional. Hal ini berarti loyalitas merek para pengguna

handphone merek Nokia lebih dipengaruhi oleh motivasi pembelian emosional

daripada motivasi pembelian rasional.

Namun demikian, jika dilihat lebih dalam dari hasil regresi peraspek, maka

akan dapat dilihat bahwa nilai determinasi terbesar justru dimiliki oleh teknologi

yang merupakan aspek dari motivasi pembelian rasional. Lebih lengkapnya dapat

terlihat pada tabel berikut:

Page 42: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

42

Tabel 11Tabel Nilai Koefisien Determinasi (R Square) Peraspek Motivasi

terhadap Loyalitas MerekVariabel Aspek R Square

Motivasi PembelianRasional

daya tahan 0.011Harga 0.014

Ketersediaan barang 0.005Service dan Garansi 0.108

Teknologi 0.369

Motivasi pembelianEmosional

Kenyamanan 0.043Kepercayaan 0.097

preferensi peer 0.268Rekreasi 0.315

Trend pasar 0.204

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai R square paling tinggi

terdapat pada teknologi, disusul dengan rekreasi, lalu preferensi peers. Hal ini

menunjukkan bahwa ketiga aspek tersebut dapat diprediksi memberikan sumbangan

pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan aspek lainnya. Hal ini sesuai dengan

sifat karakteristik konsumen remaja, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa

kalangan remaja menggunakan handphone untuk berbagai kepentingan, tidak hanya

untuk kepentingan-kepentingan yang bersifat formal, tapi juga untuk hal-hal yang

berkesan kurang penting, seperti misalnya untuk saling mengirimkan lelucon,

gambar, ringtone, dan juga untuk melakukan kecurangan pada saat ujian.

Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, para remaja sering

menggunakan handphone untuk kegiatan-kegiatan pertemanan online seperti chatting,

facebook dan twitter. Tidak heran jika teknologi dan rekreasi menjadi predictor

Page 43: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

43

terbesar dalam penelitian ini. Selain itu preferensi peers juga mendapat nilai yang

tinggi karena sifat remaja yang dipengaruhi oleh apa yang dianggap penting oleh

mereka yang seusia dengannya (Solomon, 2004).

Hal ini hendaknya menjadi suatu hal yang dapat dicermati oleh para

marketer, terutama produsen handphone Nokia. Untuk memperoleh konsumen remaja

yang loyal, faktor teknologi, rekreasi dan preferensi peers harus menjadi bagian yang

diperhatikan baik dalam pengembangan produk maupun dalam strategi pemasaran.

Hawkins dkk (2007) menyebutkan hal yang harus dipertimbangkan dalam

strategi pemasaran dalam hubungannya dengan motivasi pembelian yang beraneka:

1. Pertimbangan pertama adalah motivasi atau aspek mana yang lebih dianggap

penting? Jika ada lebih dari satu aspek yang berpengaruh, produk tersebut

harus memiliki benefit yang memenuhi kebutuhan beberapa aspek tersebut.

Dan iklan yang mengiklankan produk tersebut harus dapat

mengkomunikasikan benefit-benefit tersebut.

2. Pertimbangan selanjutnya adalah selain motivasi yang terlihat (termanifestasi)

terdapat juga motivasi yang bersifat latent (tersembunyi). Iklan harus dapat

memenuhi kedua motivasi tersebut. Hawkins dkk (2007) mengambil contoh

iklan mobil Cadilac yang secara ekplisit mengungkapkan ”... the quality come

standard from Cadillac”, kalimat ini secara langsung menampilkan daya tarik

untuk memenuhi kebutuhan yang nyata yaitu kebutuhan akan kualitas

Page 44: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

44

kendaraan. Selain itu, 60% dari iklan Cadillac menampilkan mobil tersebut

dikendarai oleh orang yang berpenampilan berkecukupan di depan club yang

mewah. Hal ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan yang tersembunyi

(latent), yaitu kebutuhan akan kesejahteraan hidup.

Berhubungan dengan yang disampaikan Hawkins dkk, selain memperhatikan

aspek-aspek yang memiliki nilai korelasi terbesar Nokia hendaknya juga

memperhatikan cara yang efektif untuk dapat menampilkan iklan yang tidak hanya

menampilkan kebutuhan yang termanifestasi, melainkan juga yang tersembunyi.

Hasil pengujian lainnya menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari

variabel harga diri terhadap loyalitas merek. Hal ini berlawanan dengan hasil

penelitian Dickson (dalam Lewis dan Littler 1999). Dickson mengungkapkan

beberapa tipe dari loyalitas merek yang berhubungan dengan alasan mereka menjadi

loyal. Salah satunya identity loyalty, yang merupakan sebuah ekpresi yang

meningkatkan harga diri, misalnya mobil Porsche. Konsumen setia terhadap sebuah

merek karena merasa merek tersebut dapat meningkatkan atau mempertahankan

harga dirinya.

Dalam penelitian ini harga diri yang tinggi tidak membuat konsumen loyal

terhadap produk Nokia, hal ini dapat disebabkan oleh karena adanya tren penggunaan

Page 45: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

45

handphone merek lain yang dianggap lebih bergengsi dibandingkan Nokia, seperti

misalnya Blackberry atau I-phone.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan dapat

diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Motivasi pembelian Rasional

dan motivasi pembelian emosional terhadap Loyalitas Konsumen, dan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara harga diri dan loyalitas konsumen. Selain itu,

berdasarkan penelitian ini juga diketahui bahwa secara bersama-sama terdapat

pengaruh yang signifikan dari motivasi pembelian rasional dan motivasi pembelian

emosional serta harga diri terhadap loyalitas konsumen. Nilai pengaruh yang paling

besar terdapat pada saat ketiga variabel secara bersama-sama mempengaruhi loyalitas

konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

bagi perusahaan produsen handphone, khususnya Handphone merek Nokia, peneliti

memberikan saran agar perusahaan dapat meningkatkan mutu produk yang

berhubungan dengan faktor teknologi dan rekreasi. Khususnya ketika membidik

pangsa konsumen remaja, perusahaan produsen handphone harus dapat

mengakomodir kebutuhan konsumen remaja tersebut terhadap faktor teknologi dan

Page 46: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

46

rekreasi. Kemampuan akses internet, terutama games, facebook, twitter nampaknya

menjadi hal yang cukup penting bagi konsumen remaja. Selain itu berkaitan dengan

besarnya aspek preferensi peers terhadap loyalitas konsumen, produsen handphone

Nokia perlu memikirkan cara promosi yang sesuai dengan identitas diri remaja,

misalnya memakai icon model yang berusia remaja.

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memvalidasi ulang aitem-aitem

yang gugur melalui penelitian yang berbeda, serta melakukan pada kelompok sample,

yang jumlahnya lebih besar. Penelitian ini juga perlu diujicobakan pada kelompok

usia lainnya, terutama kelompok dewasa muda, dimana kelompok ini juga merupakan

salah satu pangsa terbesar untuk industri telekomunikasi

Page 47: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

47

DAFTAR PUSTAKA

Assael, H (1992). Consumer Behavior and Marketing Action. Fourth Edition. Boston:PWS-KENT Publishing Company.

Branden, N. 2003. Facts about Self Esteem. Availablehttp://www.moreSE.com/SE.com

Brown, J.D. 1998. The Self. NewYork: Mcraw-Hill Companies,Inc

Deaux, K., Dane, F. C., Wrightsman, L. S., dan Sigelman, C. K. 1993. SocialPsychology in the 90’s. Sixth Edition. California: Brooks/Cole Publishing co.

East, R. (1997). Consumer Behavior: Advances & Applications in Marketing.London: Prentice Hall Europe.

Engel, J. F., Blackwell, R.D. dan Miniard, P. W. (1995) Consumer Behavior. EightEdition. Orlando: Harcourt Brace & Company.

Fisardo, D. Hartanti & Tjahjoanggoro, A. J. (1998). Hubungan Antara Motif Rasionaldan Motif Emosional dengan Loyalitas terhadap Mcdonald’s. Anima Vol. 14.no. 53. Universitas Surabaya.

Halonen, J. S. dan Santrock, J. W. 1998. Human Adjustment. New York : Brown andBenchmack inc.

Hawkins, D. I., Best, R. J. & Coney, K. A. (1998). Consumer Behavior SeventhEdition. Texas: Business Publication, Inc.

Hill, C.W & Jones, G. R. (1995). Strategic Management:An Integrated Approach.Boston: Houghton and Mifflin Company.

http:// www.acnielsen.com/services/custom/p13.htm

http://gadnix.com/2009/04/market-share-ponsel-di-indonesia/http://news.id.msn.com/okezone/gadget/article.aspx?cp-documentid=3528540http://tekno.liputan6.com/ berita/201004/270963/Nexian.Pesaing.Kuat.Produk.Imporhttp://www.brand.com/loyal.htmhttp://www.kompas.com/teknologi/news/ 0409/05/124128.htmHuey, C. (1991). Consumer Behavior. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.Loudon, D. & Bitta, A. J. D. (1998). Consumer Behavior. Fourth Edition. New York:

McGraw Hill.Mayasari, F. dan Hadjam, M. N. R. 2000. Perilaku Seksual Remaja dalam Berpacaran

Ditinjau dari Harga Diri, Berdasarkan Jenis Kelamin. JurnalPsikologi.Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Mowen, J. C & Minor, M (2002) Perilaku Konsumen. Jilid 2. Edisi Kelima. AlihBahasa: Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga.

Page 48: PENGARUH MOTIVASI PEMBELIAN RASIONAL MOTIVASI …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1561/1/Artikel... · konsisten terhadap suatu merek atau jasa dalam suatu kategori

48

Mowen, J. C. (1987) Consumer Behavior. New Jersey: Macmillan PublishingCompany.

Perera, K. 2002. What is Self Esteem?. Availablehttp://www.more_selfesteem,com/whatisselfesteem.htm.

Reasoner, R. W. 2000. Review of Self Esteem Research. Availablehttp://www.Selfesteemnase.org/research.shtml#schoolachievement

Schiffman, L. G. & Kanuk, L.L. (2000). Consumer Behavior Seventh edition. NewJersey: Prentice Hall-Inc.

Schiffman, L. G. & Kanuk, L.L. (2004). Consumer Behavior Eighth edition. NewJersey: Pearson Education Inc.

Solomon, M. R. 2004. Consumer Behavior: Buying, Havung dan Being. SixthEdition. Prentice Hall.

Swastha, B & Handoko, T. H. (1992) Manajemen Pemasaran: analisis perilakukonsumen. Yogya: Liberty.

Thompson, M. & Pringle, H. (1999). Brand Spirit: How Cause Related MarketingBuilds Brand. Chochester: John Willey & Sons.

Violitta, L & Hartanti (1996) Hubungan Antara Motif Rasional dan Motif Emosionaldengan Loyalitas Pemakaian Produk Lipstik dalam Negri dan Luar Negri.Anima Vol. 12. no.45. Universitas Surabaya.

Wee Chow Hou, (1997). Practical marketing. An Asian Perspective. Jakarta:MegaMedia.

Weiten, W. 1992. Psychology: Themes and Variations. Second Edition. California:Brooks/Cole Publishing Company.

Westen, D. 1996. Psychology: Mind, Brain, and Culture. New York: John Willey andSons Inc.