pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja ...yang berjudul “pengaruh motivasi kerja terhadap...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DIBADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DAERAH (BKPPD) DI KABUPATEN MAROS
SKRIPSI
Waode Surya
Nomor Stambuk: 105610482314
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PENGAWAI DIBADAN KEPENGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH
(BKPPD) DI KABUPATEN MAROS
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
Waode Surya
Nomor Stambuk: 105610482314
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Waode Surya
Nomor Stambuk : 105610482314
Program Studi : IlmuAdministrasi Negara
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan oleh orang lain atau plagiat.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar, makasaya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Makassar, 4 Juli 2019
Yang menyatakan,
WAODE SURYA
vi
ABSTRAK
Waode Surya 2019. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dibadan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Di Kabupaten Maros (dibimbing oleh Muhlis Madani dan Nuryanti Mustari).
Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai dibadan kepegawaian pendidikan dan pelatihan daerah dikabupaten maros. Adapun tipe yang digunakan yaitu tipe penelitian survey dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan angket.Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang ada dikantor badan kepegawaian pendidikan dan pelatihan daerah dikabupaten maros sebanyak 50 orang. Selain itu penarikan sampel menggunakan teknik sampling jenuh.Metode penelitian yang digunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Badan Kepgawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros. Artinya jika variabel nilai motivasi instrinsik dan ekstrinsik ditingkatkan maka kinerja pegawai akan meningkat. Pentingnya motivasi karena menyebabkan dan mendukung perilaku manusia agar giat dan atusias mencapai hasil yang optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja sangat berpengaruh pada kinerja pegawai dikantor BKKPD Kabupaten Maros karena pimpinan sangat teliti dalam memotivasi pegawai untuk menghasilkan kinerja yang baik untuk urusan kantor. Dan adapun cara dalam memotivasi pegawai dengan memberikan tunjangan kinerja kepada setiap pegawai yang hasil kinerjanya baik dan akan diberikan tunjangan kinerja. Analisis data yang diperoleh nilai konstan positif sebesar 17.089. hal ini menunjukkan jika indikator ukuran motivasi, konstan atau sama dengan nol (0), maka nilai kinerja bernilai 17,089. Sedangkan koefisien regresi ukuran motivasi instrinsik, bernilai positif yaitu 0,105 dan motivasi ekstrinsik yaitu 0,119. Hal ini menunjukkan bahwa nilai motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros.
Kata kunci: Pengaruh, Motivasi, Kinerja
vii
KATA PENGANTA R
“Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang”
Assalamu „Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dibadan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) di Kabupaten Maros”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ayahanda Dr. H, Muhlis Madani,M.Si Selaku Pembimbing I Dan Ibunda Dr.
Nuryanti Mustari, S.IP,M.Si Selaku Pembimbing II Yang Senantiasa
Meluangkan Waktunya Membimbing Dan Mengarahkan Penulis, Sehingga
Skripsi Ini Dapat Diselesaikan.
2. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
3. Ayahanda Dr.H. Muhlis Madani, M.Si Selaku Ketua Penguji, Ayahanda
Dr.Jaelan Usman, M.Si Selaku Penguji, Ayahanda Adnan Ma‟ruf,S.Sos, M.Si
Selaku Penguji, Dan Ibunda Dr. Nuryanti Mustari, S.IP,M.Si Selaku Penguji.
4. Kakanda Nasrul Haq, S.Sos., M.PA Selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
5. Kakanda Nurbiah Tahir, S.Sos,M,Ap Selaku Sekertaris Jurusan Ilmu
Administrasi Negara
6. Bapak Dan Ibu Dosen Jurusan Administrasi Negara Oleh Limpahan Ilmu Yang
Diberikan Kepada Penulis Sebagai Bekal Dimasa Akan Datang.
7 Bapak Dan Ibu Staf Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makasssar.
8. Kedua Orang Tua Tercinta Yaitu Almarhum Bapak Laode Manidin Dan Ibunda
Radja Daeng Yang Telah Melahirkan, Membesarkan, Mendidik, Mengarahkan,
Dan Senantiasa Mendoakan Serta Mmeberikan Bantuan Yang Tiada Ternilai
Baik Moral Maupun Materi, Nasehat Serta Pengorbanan Yang Tak Terhingga
Dalam Melalui Hari Demi Hari Dalam Kehidupan Ini.
9. Buat Saudara-Saudariku Roslaeny S.Pd, Laode Aufuddin S.pd, Laode Hasbullah
S.Pd, Waode Hasbiah, Waode Husnawati S.Pd, Laode Nur Said S.Pd, Laode Nur
Syawal S.Pd dan Buat Tante Waode Nuraeni Dan Om H.Usman Rukka, Andi
Harianto.
ix
10. Kepala Dinas Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten
Maros.
11. Terima Kasih „‟ Menuju Halal Squad „‟ ( Sarwinda S.Sos, Ayu Miranda S.Sos,
Sarneni Bs S.Sos ,Ruwaeda S.Sos, Hasmiati S.Sos, Yusrawati ).
12. Buat teman-teman seperjuangan di jurusan Ilmu Administrasi Negara angkatan
014, penulis mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dan pengertiannya
selama ini.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi penelitian ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 4 Juli 2019
Penulis,
WAODE SURYA
x
DAFTAR ISI
Halaman pengajuan skripsi............................................................................ i
Halaman Pernyataan keaslian karya ilmiah.................................................. ii
Halaman Persetujuan.................................................................................... iii
Halaman Penerimaan Tim..............................................................................iv
Abstrak ..........................................................................................................v
Kata Pengantar...............................................................................................vi
Daftar Isi .......................................................................................................ix Daftar Tabel...................................................................................................xi Daftar Gambar ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah.......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Motivasi................................................................................6 B. Konsep Kinerja............................................................................... 16 C. Kerangka Fikir................................................................................ .23 D. Hipotesis...........................................................................................24 E. Definisi Operasional..........................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................27 B. Jenis dan Tipe Penelitian...................................................................27 C. Sumber Data......................................................................................28 D. Populasi dan Sampel..........................................................................28 E. Instrumen Penelitian..........................................................................29 F. Teknik Pengumpulan Data................................................................30 G. Teknik Analisis Data.........................................................................31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian........................................... 35
xi
1. Profil Kantor BKPPD................................................................ 35 2. Fungsi Kantor BKPPD.............................................................. 36 3. Fungsi Kantor BKPPD.............................................................. 37 4. Struktur Kantor BKPPD............................................................ 38
B. Hasil Penelitian................................................................................. 39
1. Deskripsi Karakteristik Responden............................................ 39 2. Deskripsi Variabel Motivasi Intrinsik........................................ 40 3. Deskripsi Variabel Motivasi Entrinsik....................................... 50 4. Deskripsi Variabel Kerja............................................................ 59 5. Uji Asumsi Klasik........................................................................74
C. Pembahasan....................................................................................... 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... .85 B. Saran.................................................................................................86
Daftar Pustaka ................................................................................... 87 LAMPIRAN PENELITIAN .........................................................................89
A. Surat Izin Penelitian B. Surat Keterangan C. Riwayat Hidup
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
4.1 Responden 29
4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 39
4.3 Krakteristik Responden Berdasarkan Umur 40
4.4 Deskripsi Indikator Prestasi 41
4.5 Deskripsi Indikator Pengakuan Orang Lain 44
4.6 Deskripsi Indikator Tanggung Jawab 48
4.7 Deskripsi Indikator Pekerjaan Itu Sendiri 51
4.8 Deskripsi Indikator Kondisi Kerja 55
4.9 Deskripsi Indikator Hubungan Kerja 58
4.10 Deskripsi Indikator Gaji 62
4.11 Deskripsi Indikator Status 65
4.12 Deskripsi Indikantor Efektifitas Dan Efisiensi 68
4.13 Deskripsi Indikator Tanggung Jawab 71
4.14 Deskripsi Indikator Disiplin 74
4.15 Deskripsi Indikator Inisiatif 77
4.16 Hasil Uji Validitas 81
4.17 Hasil Uji Revabilitas 83
4.18 Hasil Uji Normalitas 84
4.19 Hasil Uji Multikolinearitas 85
xiii
4.20 Hasil Uji Heterokedastisitas 85
4.21 Hasil Uji Rekgresi Berganda 86
4.22 Hasil Koefisien Determinasi 87
4.23 Hasil Uji T 87
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1.1 Bagan Kerangka Pikir 23
1.2 Struktur Organisasi Kantor Bkppd Kabupaten Maros 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia mempunyai kedudukan yang sangat penting dan
strategis dalam pembangunan. Oleh karena itu sumber daya manusia juga berperan
dalam pelaksanaan keberhasilan pembangunan nasional, terutama dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara sebagaimana yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945.
Menghadapi tuntutan perkembangan zaman, perhatian pemerintah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya bagi pegawai pemerintah
semakin mendapat prioritas utama.Kondisi ini dapat dilihat melalui berbagai
aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan produktivitas pegawai
secara umum. Namun, bilamana pegawai tidak mempunyai motivasi yang kuat
untuk mengembangkan dirinya, maka apa yang dilakukan dan diusahakan
pemerintah kurang mendapat hasil.Dengan demikian motivasi memengang
peranan yang sangat peting dalam pencapaian tujuan pembangunan.
Dikalangan para teoritikus dan praktisi manajemen telah lama diketahui
bahwa masalah motivasi bukanlah masalah yang mudah, baik memahaminya
apalagi menerapkannya.Tidak mudah karena berbagai alasan dan pertimbangan.
Akan tetapi yang jelas ialah bahwa dengan motivasi yang tepat para karyawan
akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya
2
karena menyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan
berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi
akan terpelihara pula.
Telah dimaklumi bahwa produktivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan
tambahan, penilaian prestasi kerja yang adil, rasional, dan objektif, sistem imbalan
dan berbagai faktor lainnya.Motivasi dan kepuasan kerja merupakan bagian dari
beberapa faktor tersebut.Akan tetapi dari sudut pemeliharaan hubungan dengan
para karyawan, motivasi dan kepuasan kerja merupakan bagian yang
penting.Begitu pentingnya teori motivasi diterapkan secara tepat sehingga makin
banyak ilmuan yang menekuni kegiatan pengembangan teori.
Saat ini kemampuan sumber daya manusia masih sangat rendah baik dilihat
dari kemampuan intelektualnya maupun teknis yang dimilikinya.Untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan adanya perubahan sudut
pandang untuk menghayati makna dari peningkatan pelayanan
publik/masyarakat.Paradigma ini harus tercermin dalam kesadaran peran dan
tertuang dalam kebudayaan organisasi. Budaya organisasi harus disesuaikan dan
diperkuat sehingga setiap anggota organisasi mempunyai referensi nilai yang
sama, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Dengan bergulirnya reformasi dan berlakunya Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang
organisasi perangkat daerah, maka pembangunan daerah diarahkan kepada
3
beberapa kebijakan pembangunan yang menggambarkan perubahan pembangunan
dan pengembangan daerah serta pengelolaan pembiayaan melalui penataan
kembali kelembagaan pemerintahan dan aparat daerah dalam mengemban tugas
dan fungsinya agar terwujud penyelenggaraan pembangunan yag demokratis dan
desentralitas.
Setelah bergulirnya otonomi daerah terjadi perubahan sikap pegawai dalam
pelaksanaan tugasnya.Perbedaan yang terjadi pada pengawai dipengaruhi oleh
latar belakang motivasi pegawai sebelum dilakukan restrukturisasi.Perubahan
sikap dan tingkah laku perlu diarahkan kepada pelaksanaan tugas dan fungsi
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.Dalam upaya memacu semangat dan
gairah kerja pegawai yang selama ini banyak dilakukan dan mencari faktor-faktor
yang memungkinkannya bisa memberi solusi.
Pada kenyataannya terdapat dua jenis motivasi yaitu motivasi intern dan
ekstern.(Moekijat, 1999:9).Pada motivasi intern dipengaruhi oleh keinginan-
keinginan dan kebutuhan yang berasal dari dalam diri seseorang.Sedangkan
motivasi ekstern yaitu berasal dari luar termasuk masalah-masalah hubungan kerja,
gaji, kondisi kerja, dan kebijakan orgnisasi, serta masalah-masalah isi pekerjaan,
penghargaan, promosi, dan tanggung jawab.
Motivasi sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja pegawai dalam
peningkatan kinerja pegawai sehingga untuk mencapai tujuan organisasi dapat
dilakukan dengan menggerakkan dan mendorong pegawainya untuk lebih
bersemangat dalam bekerja. Selain mendorong pegawainya lebih giat bekerja,
4
pemimpin juga harus mendisiplinkan pegawainya. Mendisiplinkan pegawai juga
merupakan salah satu faktor peningkatan kinerja pegawai.
Penelitian ini penting dilakukan agar hasil penelitian ini nantinya dapat
dijadikan suatu bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dari pimpinan
BKPPD Kabupaten Maros terkait masalah motivasi dan kinerja di BKPPD
tersebut. Menariknya penelitian ini karena dapat diketahui bahwa sangat
memerlukan adanya pemberian motivasi. Pemberian motivasi ini dapat
memberikan efek positif dalam pelaksanaan kerja pegawai dalam pencapaian
target kerja pada pegawai. Namun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa
motivasi dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sangat
berpengaruh pada kinerja yang dilakukan.Hal ini dapat dilihat secara langsung
karena pada kantor BKPPD sudah ada kemajuan karena jika kinerja sangat bagus
maka para pegawai mendapatkan tunjangan kinerja.semua itu disebabkan karena
adanya motivasi langsung dari pimpinan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka saya tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah (BKPPD) di
Kabupaten Maros”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah :
5
1. apakah ada pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Badan
Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah(BKPPD) Kabupaten Maros.
2. Bagaimana tanggapan responden di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah ( BKPPD ) Kabupaten Maros.
3. Bagaimana kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah ( BKPPD ) Kabupaten Maros.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan
Daerah (BKPPD) Kabupaten Maros.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bergunasebagai bahan referensi yang dapat
menunjang untuk ilmu pengetahuan khususnya ilmu Administrasi Negara dan
sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Maros.
2. Manfaat Praktis
Bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi
dan perbandingan dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja pegawai dalam
hal pemberian motivasi di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan
DaerahKabupaten Maros.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat.Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku.
Menurut Werungan dalam Uno (2008:3), motif dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu
a. Motif biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan
organisme demi kelanjutan hidupnya. Misalnya lapar, haus, kebutuhan akan
kegiatan dan istirahat, mengambil nafas, seksualitas, dan lain-lan
sebagainya.
7
b. Motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasal dari
lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi motif tidak
berkembang dengan sedirinya. Tetapi dipengaruhi oleh lingkungan
kebudayaan setempat. Misalnya keinginan mendengarkan music, makan
pecel, makan coklat, dan lain sebagainya.
c. Motif teologis, dalam motif ini manusia adalah makhluk yang berkebutuhan,
sehingga ada interaksi antara manusia degan Tuhan-Nya, seperti ibadahnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk merealisasikan norma-norma sesuai
dengan agamanya.
Sebelum mengacu pada pengertian motivasi, terlebih dahulu kita menelaah
pengidentifikasian kata motif dan kata motivasi.Motif adalah daya peggerak dalam
diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian, Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri
seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhannya.(Uno, 2008:4).
Motivasi ditujukan kepada sumber daya manusia umumnya dan karyawan
pada khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan
potensi karyawan agar mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
6
8
Motivasi berasal dari kata lain “movere” yang berarti „dorongan atau daya
penggerak”. Menurut Hasibuan (2008:95) motivasi adalah pemberian daya yang
menciptakan gairah kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Menurut Waxley dan Yuky dalam Khaerul Umam (2010:159) menyatakan
bahwa motivasi merupakan pemberian atau penimbulan motif atau dengan kata
lain sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Sedangkan
menurut Chung dan Magginson dalam triton PB (2010:165) mendefinisikan
motivasi sebagai perilaku yang ditujukan kepada sasaran.
Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang
dalam rangka mengejar suatu tujuan.Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan
kerja.Lebih lanjut Stephen P. Robbins dalam Hasibuan (2008:96) menyatakan
motivasi merupakan suatu kerelaan untuk usaha optimal mungkin dalam
pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk
memuaskan beberapa kebutuhan individu.
2. Hakikat Motivasi
Pada prinsipnya seorang pegawai termotivasi untuk melaksanakan tugas-
tugasnya tergantung dari kuatnya motif yang mempengaruhinya.Pegawai adalah
manusia dan manusia adalah makhluk yang mempunyai kebutuhan dalam
(innerneed) yang sangat banyak.Kebutuhan-kebutuhan ini membangkit motif yang
mendasari aktifitas individu. Namun demikian seseorang akan bertindak atau
9
berkelakuan menurut cara-cara yang mengarah ke arah pemuasan kebutuhan
pegawai yang didasarkan pada motif yang lebih berpengaruh.
Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep
kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan.Gitusudarmo (1997:28) proses siklus
timbulnya motivasi sebagai berikut:
Dari siklus yang pertama yaitu munculnya suatu kebutuhan yang belum
terpenuhi menyebabkan adanya ketidakseimbangan dalam diri seseorang dan
berusaha untuk menguranginya dengan berprilaku tertentu.Kedua, seseorang
kemudian mencari cara-cara untuk memuaskan keinginan tersebut.
Ketiga,seseorang mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan atau prestasi
dengan cara-cara yang telah dipilihnya dengan didukung oleh kemampuan,
keterampilan maupun pengalamannya. Keempat, penilaian prestasi dilakukan oleh
diri sendiri atau orang lain (atasan) tentang keberhasilannya dalam mencapai
tujuan. Perilaku yang ditujukan untuk memenuhi suatu kebutuhhan finansial atau
jabatannya, umumnya dilakukan oleh atasan atau pimpinan organisasi.Kelima,
imbalan atau hukuman yang diterima atau dirasakan tertanggung pada evaluasi
atau prestasi yang dilakukan.Keenam, akhhirnya seseorang menilai sejauhh mana
perilaku dan imbalan telah memuaskan kebutuhannya.
Jika siklus timbulnya motivasi tersebut telah memuaskan kebutuhhannya,
maka suatu keseimbangan atau kepuasan atas kebutuhan tertentu dirasakan. Akan
tetatpi masih ada kebutuhhan yang belum terpenuhhi maka akan terjadi lagi proses
pengulangan dan siklus terjadinya dengan perilaku yang berbeda. Dengan
10
demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan dari diri (diri
sendiri) atau internal tention, hal yang menyebabkan, menyalurkan dan merupakan
latar belakang yang melandasi perilaku seseorang.Manusia dalam suatu kegiatan
tertentu bukan saja berbeda dalam kemampuannya, namun juga berbeda dalam
kemauan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
a. Teori-teori Motivasi
Menurut Gibson dalam Triton PB (2010:165) secara umum motivasi dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu content theorty atau teori kepuasan
dan proses theory atau teori proses. Dari banyaknya teori motivasi yang
berkembang selama ini, teori motivasi kepuasan lebih sering digunakan dalam
aplikasi di lapangan.Teori motivasi kepuasan ini berdasarkan pada faktor-faktor
kebutuhan dan kepuasan individu sehingga individu-individu tersebut bersedia
melakukan aktivitasnya.Teori motivasi kepuasan dengan demikian lebih
bereferensi kepada diri seseorang.
Teori motivasi kepuasan berusaha mengetahui tentang kebutuhan-kebutuhan
yang dapat memberikan kepuasan dan dapat mendorong semangat kerja
individu.Pada dasarnya, standar kebutuhan individu yang semakin tinggi dan juga
semakin meningkatnya kepuasan yang diinginkan menyebabkan semakin giat
individu dalam melakukan pekerjaanya. Teori-teori ini termasuk dalam klasifikasi
ini antara lain teori motivasi klasik dari taylor, teori hirarki kebutuhan (need
hierarchi) dari Abraham Maslow, teori dua factor (two factors) dari Frederick
11
Herzberg, teori motivasi prestasi (archievement motivation) dari Mc. Clelland, dan
teori ERG (existence relatedness and grouth) dari Alderfer. (Triton PB, 2010:168).
a) Teori Motivasi Klasik
Menurut teori motivasi klasik dari Taylor, motivasi pekerja hanya ditujukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.Teori motivasi klasik
memandang bahwa individu bekerja dengan penuh motivasi dengan tujun untuk
mempertahankan kelangsungan hidup (Hasibuan, 2008:104). Kebutuhan dan
kepuasan biologis ini akan terpenuhi, jika gaji atau upah (uang atau barang) yng
diberikan cukup besar. Jadi jika gaji atau upah karyawan dinaikkan maka
semangat bekerja mereka meningkat.
b) Teori Hirarki Kebutuhan (Need Hierarchi)
Salah satu ilmuwan yang dipandang sebagai pelopor teori motivasi adalah
Abraham H. Maslow.Hasil-hasil pemikirannya tertuang dalam bukunya yang
berjudul “Motivation and Personality”. Teori motivasi yang dikembangkannya
pada tahun 40-an itu pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia
mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan.
2. Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual.
3. Kebutuhan social, kebutuhan bergaul, bersekutu, membina persahabatan,
menyelesaiakn pekerjaan bersama-sama.
12
4. Kebutuhan prestise yang pada umumya tercermin dalam berbagai simbol-
simbol status.
5. Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam diriya sehingga berubah
menjadi kemampuan nyata.
c) Teori Dua Faktor ( Two Factors)
Ilmuwan ini yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam
pemahaman motivasi para karyawan adalah Herzberg.Teori yang
dikembangkannya dikenal dengan “Model dua faktor” dari motivasi, yaitu faktor
motivasional dan faktor higene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud dengan faktor motivasional adalah hal-hal
pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam
diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan hygiene atau pemeliharaan
adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri
seseorang, misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan kekaryaannya.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara ialah
pekerjaan pekerjaan seseorang, keberasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,
kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor
hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam
organisasi, hubungan seorang karyawan dengan atasannya, hubungan seseorang
dengan rekan-rekan kerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para
13
penyeliaan, kebijaksanaan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi,
kondisi kerja dan system imbalan yang berlaku.
d) Teori ERG (Existance Relatedness and Growth)
Bagi mereka yang senang mendalami teori motivasi, bukan merupakan hal
baru apabila dikatakan bahwa teori Alderfe dikenal dengan akronim “ERG”. Jika
makna ketiga istilah dialami akan terlihat hal penting, secara konseptual terdapat
persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer
karena “ Existence” dapat dikatakan identic dengan hierarki pertama dan kedua
dalam teori maslow, “ Relatedness” senada dengan hierarki ketiga dan keempat
menurut konsep Maslow, “Growth” mengandung makna yang sama dengan “self
actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa
berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak.
Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan terlihat bahwa:
1. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula
keinginan untuk memuaskannya.
2. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar
apabila kebutuhan yang “lebih rendah” telah dipuaskan.
3. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan pada sifat pragmatisme oleh manusia.
Artinya, Karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri
14
pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan
perhatiannya pada hal-hal yang mungkin dicapainya.
3. Indikator Motivasi
Menurut Handoko (Sugiarto, 2014) dalam teori Frederick Herzberg
menyebutkan ada dua faktor motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor
pemeliharaan.
1. Indikator intrinsik (faktor motivasional)
Menurut Handoko (Siagian, 2015) faktor motivasional adalah hal-hal yang
bersifat intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang tanpa ada
paksaan dari orang lain. Indikator intrinsik yang dimaksud adalah (Sugiarto,
2014).
a. Prestasi
Pencapaian terhadap suatu hasil yang dikerjakan. Pencapaian prestasi dapat
mendorong yang bersangkutan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berikutnya
dan dapat menjadi kekuatan untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.
b. Pengakuan orang lain
Pengakuan dari rekan kerja terhadap keberadaan pegawai sebagai personil
yang secara bersama-sama merupakan bagian dari sistem dalam melaksanakan
peningkatan sumber daya manusia organisasi.
c. Tanggung jawab
Tuntutan dalam diri seorang pegawai sebagai yang ditempatkan dalam unit
kerja untuk melakukan pekerjaanya sesuai dengan tugasnya.
15
d. Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan itu sendiri yaitu faktor pendorong bagi seorang pegawai untuk
berforma tinggi. Pekerjaan yang memberikan perasaan lebih mencapai sesuatu,
tugas yang cukup menarik dan tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai.
2. Indikator ekstrinsik (faktor higine atau pemeliharaan)
Menurut teori Herzberg (Siagian, 2015) faktor higine atau pemeliharaan
yaitu hal-hal yang bersifat ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri
seseorang, misalnya dari orgnasisasi, tetapi turut menetukan perilaku seseorang
dalam kehidupan kekaryaannya. Adapun indikator ekstrinsik yaitu:
a. kondisi kerja
kondisi kerja berkaitan dengan lingkungan tempat kerja pegawai. Dengan
lingkungan kerja yang baik akan menciptakan kondisi kerja yang aman, nyaman,
tenang dan didukung oleh beberapa perangkat yang memadai, pegawai akan
merasa betah dan produktif dalam bekerja sehari-hari.
b. Hubungan kerja
Agar dapat melakukan dan melaksanakan pekerjaan dengan sebaik mungkin
baik, maka perlu didukung oleh suasana, atau hubungan kerja yang harmonis
anatar sesama pegawai maupun atasan.
c. Gaji
Gaji yaitu pembayaran untuk balas jasa yang berikan suatu instansi kepada
seorang pegawai. Gaji menjadi salah satu faktor untuk memorivasi pegawai karena
16
tidak ada satu organisasi pun yang dapat memberikan motivasi kepada tenaga
kerjanya untuk meningkatkan produktivitas, jika tidak melalui kompensasi dan
gaji.
d. Status
Posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial, status yang diberikan
kepada anggota kelompok bersumber dari orang lain yang bukan berasal dari
anggota kelompok tersebut. Status bagi pekerja sangat berpengaruh dalam
memotivasinya dalam melakukan pekerjaan yang dimilikinya. Status seorang
pekerja didapatkan dari pekerjaanya yaitu ditunjukkan dari struktur jabatan dan
lokasi kerja.
4. Tujuan Motivasi
Menurut pandangan Malayu (Puspitasari, 2014), tujuan motivasi dalam
bekerja antara lain:
a. Mendorong hairah dan semangat kerja pegawai,
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai,
c. Meningkatkan produktivitas kerja pegawai,
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai,
e. Meningkatkan kedisplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai,
f. Mengefektifkan pengadaan pegawai,
g. Menciptakan suasana dan hubugan kerja yang baik,
h. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai,
17
i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan pegawai,
j. Mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugasnya,
k. Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
B. Konsep Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun, dimana
implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan. Kinerja pegawai juga
ditujukan dengan bagaimana proses berlangsungnya kegiatan untuk mencapai
tujuan tersebut. Berbagai definisi kinerja menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
a) Menurut Wibowo (2007:47) bahwa “Kinerja merupakan tanggung jawab
setiap individu terhadap pekerjaannya, membantu mendefinisikan harapan
kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi supervisor dan pekerja saling
berkomunikasi”.
b) Gibson dalam Wibowo 92007:47) juga mengungkapkan bahwa “Kinerja
merupakan perpaduan antara motivasi yang ada dari seseorang dan
kemampuannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan”.
c) Menurut Veithzal Rivai (Veitzel Rivai, 2004:309) menyatakan bahwa
“Kinerja adalah perilaku yang yang nyata yng ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan.
18
Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa kineja pegawai
merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang akan dicapai oleh
seseorang pegawai sesuai dengan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Kinerja
juga merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh aparatur yang biasanya
digunakan sebagai dasar penilaian terhadap aparatur atau organisasi.Kinerja yang
baik merupakan suatu langkah utama untuk menuju tercapainya suatu tujuan
organisasi.
2. Indikator Kinerja
Kinerja aparatur sangat erat kaitannya dengan sistem penilaian terhadap
pekerjaan seseorang, sehingga perlu ditetapkan indikator kinerja. Kinerja menurut
Boediharjo (Puspitasari, 2014) dapat diukur berdasarkan empat indikator, yaitu:
a. Efektifitas dan efisiensi yaitu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan benar, kemampuan untuk mencapai tujuan dengan peralatan yang
tepat.
b. Orientasi tanggung jawab yaitu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan penuh tanggung jawab dan mengevaluasi pekerjaan dengan baik.
c. Disiplin yaitu sikap atau kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan secara
tepat waktum dan sesuai dengan target yang ditentukan.
d. Inisiatif yaitu kemampuan bertanya, memberikan kritik dan saran.
3. Pengertian penilaian Kinerja
Setiap organisasi dalam melakukan penilaian kinerja merupakan proses
penilaian yang sistematis hasil dan dilakukan subyektif dan sedetail mungkin agar
19
mendapat hasil penilaian yang akurat. Menurut Mondy proses penyusunan
penilaian kinerja terdapat dalam tahapan-tahapan kegiatan yang terlihat sebagai
berikut:
a. Identifikasi tujuan
b. Menetapkan standar jabatan terhadap suatu jabatan
c. Menyusun sistem penilaian kinerja
d. Mendiskusikan hasil penilaian dengan pegawai
e. Menilai kinerja pegawai
Maka proses penyusunan penilaian kinerja adalah mengidentifikasi tujuan
yang ingin dicapai terlebih dahulu oleh suatu organisasi dengan menggunakan
sistem penilaian kinerja yang hendak disusun, kemudian penetapan standar jabatan
yang diharapkan suatu jabatan, sehingga akan ditemukan dimensi apa saja yang
hendak dijadikan tolak ukur dalam sistem penilaian kinerja, selanjutnya
didiskusikan bersama pegawai tentang hal apa saja yang hendak dinilai agar
mereka mengetahui bagaimana kinerja yang diharapkan oleh organisasi kemudian
menilai kinerja pegawai.
4. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Mangkunegara (Puspitasari, 2014) faktor-fakor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan (Ability)
20
Secara psikologis, kemampuan terdiri atas kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan realita (pendidikan). Hal ini menunjukkan bahwa penempatan
pegawai haruslah sesuai dengan keahlian atau kemampuan yang dimiliki.
b. Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap dalam menghadapi situasi kerja yang
dilakukan oleh seorang pegawai. Motivasi dapat menggerakkan dalam mencapai
tujuan kerja yang telah ditentukan dengan lebih terarah oleh seorang pegawai.
Oleh karena itu motivasi sangat penting bagi hasil kinerja pegawai pada suatu
perusahaan atau instansi.
C. Pegawai Negeri Sipil
1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Pegawai negeri sipil adalah aparatur Negara atau merupakan kelompok
masyarakat yang bekerja selaku birokrasi pemerintahan.Pegawa negeri sipil adalah
mereka yang bekerja pada institusi-institusi pemerintahan, baik pemerintahan
pusat maupun daerah.Institusi-institusi pemerintah ini adalah merupakan perangkat
administrasi Negara yang bertugas memberikan pelayanan-pelayanan umum serta
pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Herbert A. Simon dalam Handayanigrat (1989:70), mengemukakan ciri-ciri
pokok dari administrasi pemerintah yaitu:
a. Kegiatannya berdasarkan atas hukum dalam arti bertanggung jawabkan secara
hukum.
21
b. Kegiatannya berdasarkan atas keputusan politik yang dibuat oleh badan yang
berwenang.
c. Pegaturan organisasinya bersifat birokrasi, artinya pengaturan organisasi
pemerintah didasarkan atas struktur prosedur kerja yang diatur dalam ketentuan
yang berlaku.
Menurut Handayanigrat (1989:54) mengemukakan bahwa kepegawaian
pemerintah adalah mereka yang menduduki jabatan-jabatan kelembagaan
pemerintah, keamanan, dan ketertiban, lembaga pelayanan jasa, perbankan dan
perekonomian.
Pegawai negeri sipil menurut kamus bahasa Indonesia, pegawai berarti orang
yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan sebagainya) sedangkan negeri
berarti Negara atau pemerintah, jadi pegawai negeri sipil adalah orang yang
bekerja pada pemerintah atau Negara.
Berdasarkan Undang-undang tentang pegawai negeri pasal 1 angka 1
berkaitan dengan hubungan pegawai dengan hukum (administrasi), menjelaskan
bahwa:“Pegawai negeri adalah setiap warga Negara Repubik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
disertai tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Kemudian pasal 3 ayat (1) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 berkaitan
dengan hubungan pegawai negeri dengan pemerintah atau mengenai kedudukan
pegawai negeri, menjelaskan bahwa:“Pegawai negeri berkedudukan sebagai
22
aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam peneyelenggaraan tugas negara,
pemerintah, dan pembangunan.
Berdasarkan pengertian dari undang-undang tersebut diatas, terdapat unsur-
unsur dari pegawai negeri, yaitu sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia yang telah memenuhi syarat-syarat menurut
peraturan perundang-undangan.
b. Diangkat oleh pejabat yang berwenang.
c. Diserahi tugas dalam jabatan negeri.
d. Digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Jenis PegawaiNegeri Sipil
Mengenai jenis pegawai negeri sipil didasarkan pasal 2 ayat (1) UU No 43
Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri dibagi menjadi:
1. Pegawai Negeri Sipil
2. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan penjabaran diatas yang dimaksudkan dalam pembahasan disini
adalah Pegawai Negeri Sipil bukan Anggota Tentara Nasional Indonesia dan
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pegawai negeri sipil merupakan
bagian dari pegawai negeri yang merupakan aparatur Negara menurut UU No 43
Tahun 1999 Pasal2 ayat (2) Pegawai Negeri Sipil dibagi menjadi:
a) Pegawai Negeri Sipil Pusat
23
Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah PNS yang
gajinya bebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non departemen, Kesekrtariatan
Lembaga Negara, Instansi Vertikal di Daerah Provinsi Kabupaten/Kota, untuk
menyelenggarakan tugas Negara lainnya.
b) Pegawai Negeri Sipi Daerah
Yangdimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah PNS Daerah
provinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah dan bekerja pada pemerintah Daerah atau dipekerjakan diluar
instansi induknya.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini terdiri dari motivasi kerja dan kinerja
pegawai. Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal dan
eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya entuasisme dan
persistensi dalam halmelakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Jadi motivasi yaitu
proses yang bersumber dari dalam diri seorang individu yang dapat menimbulkan
sikap entusias.Adapun indikator motivasi adalah faktor motivasi yang berdasar
dari teori Herzberg (Sugiarto, 2014) menyebutkan ada 2(dua)faktor motivasi yakni
faktor motivasional yang terdiri atas prestasi, pengakuan orang lain, tanggung
jawab, pekerjaan itu sendiri, dan faktor pemeliharaan yang terdiri atas kondisi
kerja, hubungan kerja, gaji, status.
24
Menurut Berman (Keban, 2014), kinerja diartikan pemanfaatan sumberdaya
secara efektif dan efisiensi dalam mencapai hasil. Indikator untuk mengujur
kinerja menurut Boediharjo yaitu efektifitas dan efisiensi, orientasi tanggung
jawab, disiplin, inisiatif.Berdasarkan penjelasan mengenai motivasi dan kinerja
pegawai BKPPD Kabupaten Maros, maka dibuatlah sebagai kerangka berfikir
penelitian, sebagai berikut:
Variabel X Variabel Y
Teori Herzberg dan teori Boediharjo
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka fikir yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti
menggunakan hipotesis asosiatif dan hipotesis komparatif.Hipotesis asosiatif
adalah hipotesis yang menunjukkan dugaan adanya hubungan atau pengaruh
BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH (BKPPD) KABUPATEN MAROS
Motivasi (x) Indikator motivasi: a. Indikator intrinsik
(faktor motivasional) b. Indikator ekstrinsik
(faktor higine atau pemeliharaan)
Kinerja (y) Indikator Kinerja: a. Efektifitas dan
efisiensi b. Orientasi tanggung
jawab c. Disiplin d. Inisiatif
25
antara dua variable atau lebih. Jadi hipotesis dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
Rumusan masalah: Apakah ada pengaruh positif signifikan antara motivasi
kerja terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan
Daerah Kabupaten Maros.
Hipotesis yang akan diuji :
1. Ho : tidak ada pengaruh motivasi kerja dengan kinerja pegawai
2. Ha : ada pengaruh motivasi kerja dengan kinerja pegawai
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini terbagi atas 2 bagian sebagai
berikut :
1. Variabel Independen (X)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah motivasi
dimana motivasi merupakan dukungan atau dorongan dari seseorang agar tercapai
apa yang diinginkan dan dapat mempengaruhi diri sendiri dalam melakukan tugas-
tugas yang diembankan oleh BKPPD Kabupaten Maros. Adapun, indikator
motivasi yang sangat penting bagi diri sendiri yaitu :
A. Indikator Intrinsik (faktor motivasional)
a) Prestasi adalah hasil yang diraih diri sendiri dan dapat menjadikan
kekuatan untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
26
b) Pengakuan orang lain adalah perkataan yang diucapkan oleh seseorang
mengenai diri kita dalam masalah pekerjaan yang kita lakukan.
c) Tanggung jawab adalah tuntutan yang harus dikerjakan saat diberikan
pekerjaan yang sesuai dengan tugasnya.
d) Pekerjaan itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sendiri
tetapi mampu dilihat oleh orang lain dan di puji.
B. Indikator Ekstrinsik (faktor pemeliharaan)
a) Kondisi kerja adalah keadaan tempat kerja dimana kita kerja untuk
menciptakan pekerjaan yang tenang,aman,dan nyaman.
b) Hubungan kerja adalah kaitan dengan pekerjaan yang kita miliki dan
mampu kita selesaiakan dengan sendirinya.
c) Gaji adalah upah yang didapat dari hasil pekerjaan kita dan dapat
dinikmati.
d) Status adalah pangkat yang dimiliki dalam suatu pekerjaan dan mampu
kita tanggung jawabkan status yang telah diberikan.
2. Variabel Dependen (Y)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kinerja yang
dimana diketahui bahwa kinerja merupakan hasil dari pekerjaan yang telah kita
tekuni atau minati dan mampu mengukur secara efektif dan efisien dalam
mencapai hasil di BKPPD Kabupaten Maros. Adapun indikator kinerja yang
digunakan untuk mengukur kinerja pegawai adalah sebagai berikut :
27
a) Efektifitas dan efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan benar dan kemampuan untuk mencapai tujuan dengan
tepat.
b) Orientasi tanggung jawab adalah kemampuan untuk menyelesaiakan
pekerjaan yang dimiliki dan mampu untuk mempertanggung jawabkan
serta mengevaluasi dengan baik.
c) Disiplin adalah sikap yang diterapakn dalam menyelesaiakan pekerjaan
dengan tepat waktu dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
d) Inisiatif adalah cara untuk memberikan segala kritik dan saran kepada
sesama pegawai.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah
(BKPPD) Kabupaten Maros, Jl Jendral Sudirman Maros karena peneliti
tertarik untuk melihat apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai di BKPPD Kabupaten Maros.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan
B.Jenis dan Tipe Penelitian
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian Kuantitatif. Alasan peneliti
menggunakan jenis penelitian kuantitatif karena penelitian kuantitatif
memiliki banyak keunggulan seperti memberikan kesimpulan lebih tepat dan
berdasarkan fakta yang terjadi dan penelitian ini juga menggunakan sampel
jadi sangat efisien.
3. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan yaitu tipe penelitian survey dimana data-data
yang didapatkan langsung dari BKPPD Kabupaten Maros. Dengan melakukan
pembagian kuesioner dalam proses pengumpulan data.
29
C. Sumber Data
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan dan
yang diperoleh pula dari hasil kuesioner yang bersumber dari para
responden.
2. Data sekunder adalah data yang dimiliki dari sumber dokumen melalui
sumber penelusuran berbagai sumber kajian yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti, seperti melalui perpustakaan, laporan hasil penelitian
serta dokumen lainnya. Dalam penelitian ini data sekunder yang mendukung
penelitian meliputi referensi tentang pengaruh motivasi kerja denan kinerja
pegawai dikantor Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Maros.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi
objek penelitian.Populasi secara umum dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
data yang mengidentifikasi suatu fenomena.Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Maros yang berjumlah 50 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili dan
mencerminkan secara keseluruhan dari populasi yang akan diteliti. Sampel dapat
30
didefinisikan sebagai kelompok kecil dari elemen-elemen yang terseleksi dari
kelompok target yang lebih besar dan diharapkan dari informasi tersebut dapat
dibuat penilaian mengenai kelompok yang lebih besar. Berdasarkan jumlah
populasi yang relative sedikit, maka penentuan sampel dilakukan dengan
menggunakan sistem sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan
menepatkan seluruh populasi sebagai sampel (Sugiyono, 2008: 124). Dengan kata
lain sampel yang ditentukan adalah semua populasi yang ada sebanyak 50 orang
responden.
Tabel 4.1 Responden
Golongan
I
II
III
IV
Total
Jumlah
10
10
15
15
50
Persentase
1,92 %
28,85 %
50,61 %
9,62 %
100
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data kuantitatif yang bersifat akurat adalah dengan membagikan
kusioner. Maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Dengan skala
pengukuran maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat
31
dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert.
Skala Likert digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi 30 orang responden di Badan Kepegawaian Pendidikan
Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros tentang masalah yang menjadi variabel
penelitian, yang terdiriatasvariabel X dan Y Ada 5 (lima) pilihanj awaban padas
etiap item pertanyaan, yaitu:
1. Jawaban Sangat Setuju (SS): diberi skor 5
2. Jawaban Setuju (S): diberi skor 4
3. Jawaban Ragu-Ragu (RR): diberi skor 3
4. Jawaban Tidak Setuju (TS): diberi skor 2
5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS): diberi skor 1
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu
sebagai berikut:
1. Kuesioner (angket)
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok
32
digunakan bila jumlah responden cukup besar diwilayah yang luas. Kuesioner
dapat berupa pertanyaan/pernyatan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka
observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada obyek-obyekalam yang lain.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar.
G. Teknik Analisis Data
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antra dua
variabel dan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi. Dalam penelitian ini
digunakan analisis product moment pearson karena menggunakan data skala
interval. Korelasi product moment pearson menggunakan kriteria bahwa nilai
korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1atau -1 berarti
hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati nilai
berarti pengaruh antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan
pengaruh searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan
(X naik maka Y turun).
33
Menurut Sugiyono dalam Priyanto (2009:54) pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00-0,19 = sangat rendah
0,20-0,39 = rendah
0,40-0,59 = sedang
0,60-0,79 = kuat
0,80-1,00 = sangat kuat
Koefisien korelasi pearson dapat kita cari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Sugiyono, 2008:255) :
∑
√ ∑ ∑
Keterangan : R = koefisien korelasi
X= variabel independen (motivasi)
Y = variabel dependen (kinerja)
H. Teknik Pengabsahan Data
Adapun teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
:
1. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan
instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan
34
untuk mendapatkan data itu atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Rumus R hitung > R total = valid
2. Uji Realibikitas
Reabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument yang dalam hal ini
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden
yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain,
reabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Rumus : Crombach Alpha
> 0,6
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Kantor BKPPD Kabupaten Maros
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten
Maros sebagai penyelenggara menejemen kepegawaian ASN tentunya tidak
terlepas dari tanggungjawab menciptakan Aparatur Sipil Negara berkualitas
karena SDM ASN merupakan asset bagi keberlangsungan birokrasi menuju tata
pemerintahan yang baik dan bersih sebagai persyaratan utama mewujudkan
aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita luhur bangsa dan
Negara sesuai dengan amanat UUD 1945 yaitu mewujudkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mewujudkan keadilan sosial.
Begitupun pembinaan SDM aparatur dilakukan untuk mewujudkan pilar Good
Governance dan Clear Government yang meliputi efektivitas, efesiensi,
transpransi, akuntabilitas dan penegakan hukum dalam pelaksanaan tugas,
tanggungjawab dan kewenangan sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah maka pemerintah kabupaten maros menerbitkan Peraturan
Daerah (perda) nomor 7 tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat
daerah. Pada perda tersebut menyebutkan bahwa Badan Kepegawaian Daerah
dan Diklat berubah nama menjadi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Daerah (BKPPD) serta meleburnya Sekretariat Korpri pada BKPPD.
Dan berdasarkan Peraturan Bupati Maros Nomor: 89 Tahun 2016 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Maros
bahwa BKPPD sebagai pelaksana perumusan kebijakan teknis, perencanaan,
36
pengkoordinasian, pembinaan dan penyelenggara manejemen kepegawaian serta
penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas pokok dan
fungsinya. Dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM aparatur sipil negara dan
upaya untuk mewujudkan profesionalisme serta mendukung peningkatan
pelayanan publik, di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah
(BKPPD) Kabupaten Maros ada beberapa kegiatan, yaitu:
1. Penyusunan dokumen perencanaan dan penataan ASN, meliputi :
a. Penyusunan Analisis Kebutuhan Pegawai (Analisis Jabatan, Informasi
jabatan, peta jabatan dan analisis beban kerja).
b. Penyusunan pola karier ASN.
c. Penyusunan standar kompetensi jabatan struktural dan fungsional ASN
d. Penyusunan analisis kebutuhan diklat.
2. Pengadaan CPNS/CASN;
3. Pendidikan Kedinasan (Pengiriman Tugas Belajar dan Pemberian Ijin
Belajar);
4. Diklat (Prajabatan, Kepemimpinan, Teknis dan Fungsional) Bimbingan
Teknis/Workshop/Koordinasi Teknis Kepegawaian dan Sosialisasi Peraturan
Kepegawaian;
5. Tes Kompetensi Calon Pejabat Struktural dan calon Kepala Sekolah;
6. Pengelolaan Kenaikan Pangkat dan Kenaikan Gaji Berkala;
7. Pengangkatan dalam Jabatan(struktural dan fungsional tertentu);
8. Mutasi/Pindah pegawai ASN antara wilayah dan antara SKPD;
9. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai ASN;
10. Pembinaan Disiplin ASN;
11. Pemberian Penghargaan dan Kesejahteraan;
12. Pemberhentian dan Pensiun;
13. Pemutakhiran Data (SIMPEG dan SAPK);
14. Pengelolaan kelengkapan administrasi kepegawaian ASN (Kartu pegawai,
Karsi/Karsu,Taspen);
37
STRUKTURAL ORGANISASI Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD)
STRUKTURAL ORGANISASI Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD)
Kabupaten Maros
38
STRUKTUR ORGANISASI Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatigan Daerah
(BKPPD) Kabupaten Maros
i
2. Visi dan Misi
Visi
“ Mewujudkan Sumber Daya Manusia Aparatur Yang Profesional Berbasis
Kompetensi “
Misi
a. Peningkatan kualitas perencanaan/formasi, rekruitmen/pengadaan,
penempatan dan promosi Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan
kompetensinya.
b. Pengembangan kualitas sumber saya manusia aparatur melalui pendidikan
dan pelatihan guna peningkatan kompetensi menuju profesionalisme.
c. Penerapan reward and punishment.
d. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana aparatur Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah
(BKPPD) Kabupaten Maros yang menunjang pelaksanaan pegelolaan
manajemen dan administrasi kepegawaian Pemerintah Kabupaten Maros.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Karakteristik Responden
Pengambilan sampel yang dilakukan penulis di dilakukan di empat
tempatyaitu di kantor Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Maros yang berjumlah 50 orang.
Adapun karakteristik pegawai atau responden sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin
ii
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 50 orang. Berikut ini
merupakan data responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi Laki-Laki 25 50% Perempuan 25 50%
Total 50 100 % Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa jumlah responden
berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang atau 50% sedangkan
yang berjenis kelamin perempuan sebesar 25 orang atau 50%.
b. Umur
Pada penelitian ini penulis memberikan batasan umur pada responden dari
25 tahun sampai 60 tahun. Penulis memberi batasan umur mulai 25 tahun
karena pada usia tersebut sudah masuk dalam usia produktif dan pada usia 60
tahun ke atas itu sudah masuk dalam usia tidak produktif. Adapun table
responden berdasarkan umur sebagai berikut :
Berdasarkan table 4.2 menjelaskan bahwa karakteristik responden
berdasarkan umur hampir merata, dimana responden yang berumur 25 – 35
tahun sebanyak 5 orang atau 10%, usia 36 – 45 sebanyak orang 20 atau
40%, usia 46 – 55 sebanyak orang 20 atau 40% dan usia diatas >50 sebanyak
5 orang atau 10 %. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa responden
berdasarkan umur terbanyak pada penelitian ini umur 46 – 55 sebanyak
orang.
Tabel 4.3
iii
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase 25 – 35 5 10% 36 – 45 20 40% 46 – 55 20 40%
>50 5 10% Total 50 100 %
Sumber : Data Diolah
2. Deskripsi Variabel Motivasi Intrinsik (X1)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi intrinsik dimana terdiri dari
empat variable yaitu prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab dan pekerjaan itu
sendiri digunakan frekuensi dan presentase.Berdasarkan hasil perhitungan
frekuensi dan presentase untuk mengukur adalah sebagai berikut :
a. Prestasi
Prestasi adalah hasil yang diraih diri sendiri dan dapat menjadikan kekuatan
untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.Untuk mengetahui pendapat
responden mengenai prestasi dapat di lihat pada tabel berikut :
Berdasarkan table 4.4 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Saya mengerjakan tugas dengan hasil yang memuaskan agar
menjadi pegawai berprestasi” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 26
responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 3 responden. Hasil ini
sesuai dengan observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti dimana para
karyawan antusias dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh atasan
dengan baik, sehingga tujuan dari pekerjaan dapat tercapai.
Tabel 4.4. Deskripsi Indikaror Prestasi No Pernyataan SS S N TS STS Total
iv
1
Saya mengerjakan tugas dengan hasil yang memuaskan agar menjadi pegawai berprestasi.
26 17 3 4 - 50
Presentase (%) 52% 34% 6% 8% - 100%
2
Saya bekerja secara maksimal untuk memperoleh prestasi yang baik.
26 18 6 - - 50
Presentase (%) 52% 36% 12% - - 100%
3 Prestasi yang saya dapatkan membuat saya lebih giat lagi.
26 21 3 - - 50
Presentase (%) 52% 42% 6% - - 100%
4
Saya akan memberikan yang terbaik untuk kantor karena hasil prestasi saya.
18 27 3 2 - 50
Presentase (%) 36% 54% 6% 4% - 100%
5
Prestasi kerja yang ada membuat kesempatan untuk memiliki jenjang karir yang lebih tinggi.
21 24 3 2 - 50
Presentase (%) 42% 48% 6% 4% - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Pada indikator pada pertanyaan kedua yang mengatakan “Saya bekerja secara
maksimal untuk memperoleh prestasi yang baik” Nilai tertinggi yang didapatkan
sebanyak 26 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 6
responden. Hasil ini hampir sama dengan pertanyaan sebelumnya dimana
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan bahwa
semua karyawan mengerjakan tugasnya masing-masing dengan sangat teliti dan
hati-hati, agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan. Motivasi ini menurut
peneliti sangatlah baik guna mempertahankan performa perusahaan.
Pada indikator pada pertanyaan ketiga yang mengatakan “Prestasi yang saya
dapatkan membuat saya lebih giat lagi” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak
26 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 3 responden. Hasil ini
sesuai dengan observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti
sempat mewawancarai salah satu karyawan yang pernah mendapatkan prestasi
v
dalam pekerjaan berupa bonus dari atasan yang mengatakan bahwa ia sangat
bersemangat bekerja ketika prestasi yang ia dapatkan diakui oleh perusahaan.
Pengakuan yang dimaksud disini yaitu pengakuan berupa penghargaan yang
diberikan oleh perusahaan dengan harapan karyawan tersebut mampu
mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya.
Pada indikator pada pertanyaan keempat yang mengatakan “Saya akan
memberikan yang terbaik untuk kantor karena hasil prestasi saya.” Nikai tertinggi
yang didapatkan sebanyak 18 responden dan Niali terendah yang didapatkan
sebanyak 2 responden. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti
ddidapti bahwa setiap karyawan yang berprestasi dikantor selalu berusaha
memberikan pekerjaan yang terbaik untuk perusahaan. Hal ini dikarenakan para
karyawan merasa sengan dan merasa dihargai oleh perusahaan yang mereka
tempati bekerja.
Pada indikator pada pertanyaan kelima yang mengatakan “Prestasi kerja yang
ada membuat kesempatan untuk memiliki jenjang karir yang lebih tinggi..” Nilai
tertinggi yang didapatkan sebanyak 21 responden dan Nilai terendah yang
didapatkan sebanyak 2 responden. Hasil ini didukung dengan hasil observasi
langsung yang dilakukan oleh peneliti dimana para karyawan yang sudah
memiliki prestasi kerja, membuat kesempatan untuk memiliki jenjang karir pun
sengatlah terbuka. Hal ini dikarenakan mereka sudah memperlihatkan kemampuan
mereka dalam mengerjakan tugas dengan baik sehingga mendapakan kepercayaan
untuk mengerjakan tugas yang lebih besar, yang berarti mendapatkan jabatan yang
lebih baik lagi dari sebelumnya.
vi
b. Pengakuan Orang Lain
Pengakuan orang lain adalah perkataan yang diucapkan oleh seseorang
mengenai diri kita dalam masalah pekerjaan yang kita lakukan. Untuk mengetahui
pendapat responden mengenai pengakuan orang lain dapat di lihat pada tabel
berikut :
Berdasarkan table 4.5 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Saya ingin mendapat pengakuan dari rekan kerja agar dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak
18 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 1 responden. Hasil ini
sesuai dengan observasi langsung peneliti dimana setiap karyawan senang
mendapatkan pujian antar sesama karyawan. Hal ini menunjukkan rasa motivasi
antar karyawan cukup baik. Tidak hanya itu, peneliti juga melihat bahwa para
karyawan saling membatun satu sama lain. Hal ini terlihat jika terdapat karyawan
yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka karyawan yang ian pun
tidak segan utnuk membatu rekannya tanpa ragu.
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Pengakuan orang
lain dapat memberikan dorongan untuk pekerjaan yang saya lakukan..” Nilai
tertinggi yang didapatkan sebanyak 25 responden dan Nilai terendah yang
didapatkan sebanyak 6 responden. Tidak jauh berbeda dengan hasil pada
pertanyaan sebelumnya, dimana berdasarkan hasil observasi langsung yang
dilakukan oleh peneliti mendapatkan bahwa dengan adanya pengakun berua
pujian yang diberikan oleh baik itu sesame rekan kerja maupun tasan dapat
memberikan rasa bahagia serta meningkatkan motivasi bagi para karyawan. Hal
vii
ini tentunya sangat baik untuk mendorong motivasi kerja dan dapat memberikan
hasil yang terbaik bagi perusahaan yang mereka tempati bekerja sekarang.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Saya ingin
mendapat pengakuan dari pimpinan atas pekerjaan yang saya lakukan.” Nilai
tertinggi yang didapatkan sebanyak 23 responden dan Nilai terendah yang
didapatkan sebanyak 1 responden. Hasil ini seusai dengan observasi langsung
yang dilakukan oleh peneliti dimana para karyawan antusias untuk mendapatkan
pujian maupun pengakuan oleh atasan, denga cara mereka sangat berhati dalam
melakukan setiap tugas yang dibberikan agar tidak terjadi kesalahan sedikitpun
yang dapat merugikan perusahaan. Hal ini dilakukan agar mereka dapat diberikan
kesempatan dan mendapatkan pujian oleh atasan.
Tabel 4.5. Deskripsi Indikator Pengakuan Orang Lain No Pernyataan SS S N TS ST
S Total
1
Saya ingin mendapat pengakuan dari rekan kerja agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik..
11 18 14 6 1 50
Presentase (%) 22% 32% 28%
12% 2%
100%
2
Pengakuan orang lain dapat memberikan dorongan untuk pekerjaan yang saya lakukan.
7 25 12 6 - 50
Presentase (%) 14% 50% 24%
12% - 100%
3
Saya ingin mendapat pengakuan dari pimpinan atas pekerjaan yang saya lakukan..
12 23 10 4 1 50
Presentase (%) 24% 46% 20 8% 2 100%
viii
% %
4
Saya ingin mendapat pengakuan dari rekan kerja atas pekerjaan saya.
10 20 15 5 - 50
Presentase (%) 20% 40% 30%
10% - 100%
5 Saya ingin mendapat pengakuan orang lain atas pekerjaan yang saya lakukan. 11 16 16 6 1 50
Presentase (%) 22% 32% 32%
12% 2%
100%
Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Pada indicator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Saya ingin
mendapat pengakuan dari rekan kerja atas pekerjaan saya.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 20 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
5 responden. Hasil ini ini tidak jauh berbeda dengan hasil yang sebelumnya,
dimana peneliti melihat dengan adanya pengakuan barupa pujian yang diberikan
oleh sesame pekerja membuat motivasi karyawan tersebut lebih bertambah. Hal
ini dikarenakan karyawan merasa dihargai dengan apa yang mereka kerjakan
sehingga dapat memberikan persaan sengang dan bangga terhadap apa yang
mereka kerjakan.
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Saya ingin
mendapat pengakuan orang lain atas pekerjaan yang saya lakukan.” Nilai tertinggi
yang didapatkan sebanyak 16 responden dan Nilai terendah yang didapatkan
sebanyak 1 responden. Pengakuan atas pekerjaan yang telah karyawan lakukan
sangatlah penting. Hal ini terlihat dimana peneliti menemukan adanya antusias
dari para karyawan dengan melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan
bersemangat tentunya, agar pekerjaan yang mereka lakukan dapat dinilai oleh
karyawan lain tidak terkecuali oleh atasa. Hal ini dimaksudkan dengan adanya
ix
pengakuan dari orang lain, maka karyawan tersebut dapat termotivasi untuk
melakukan pekerjaannya dengan baik.
c. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah tuntutan yang harus dikerjakan saat diberikan
pekerjaan yang sesuai dengan tugasnya.Untuk mengetahui pendapat responden
mengenai tanggung jawab dapat di lihat pada tabel berikut :
Berdasarkan table 4.6 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Saya memiliki tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan dari
pimpinan.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 31 responden dan Nilai
terendah yang didapatkan sebanyak 19 responden. Hasil ini sesuai dengan
observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti, dimana para karyawan sangat
berhati-hati dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh atasannya. Hal ini
dikarenakan rasa tanggung jawab yang cukup besar akan tugas yang diberikan
juga menghindari kesalahan yang tidak diinginkan.
Tabel 4.6. Deskripsi Indikator Tanggung Jawab No Pernyataan SS S N TS STS Total
1
Saya memiliki tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan dari
pimpinan 31 19 - - - 50
Presentase (%) 62% 38% - - - 100%
2
Saya melaksanakan tugas-tugas dengan tanggung jawab dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan
24 26 - - - 50
Presentase (%) 48% 52% - - - 100%
3
Saya dapat mengerjakan semua pekerjaan dengan baik sesuai
prosedur dan keinginan pimpinan..
16 29 3 2 - 50
Presentase (%) 32% 58% 6% 4% - 100%
4 Saya mengerjakan pekerjaan saya
karena merupakan tanggung 29 21 - - - 50
x
jawab. Presentase (%) 58% 42% - - - 100%
5
Saya menerima semua pekerjaan yang sesuai dengan tupoksi dari
pimpinan. 13 28 9 - - 50
Presentase (%) 26% 56% 18% - - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Saya
melaksanakan tugas-tugas dengan tanggung jawab dan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 26 responden dan
Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 24 responden . Berdasarkan hasil ini
dapat dikatakan bahwa, para karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
serta menyelesaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini sesuai
dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti melihat
tingkat kehati-hatian yang dilakukan oleh para karyawan guna menyelesaikan
tugas yang diberikan cukup tinggi, sehingga tugas yang diberikan dapat
diseleasikan dengan tepat waktu.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Saya dapat
mengerjakan semua pekerjaan dengan baik sesuai prosedur dan keinginan
pimpinan” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 29 responden dan Nilai
terendah yang didapatkan sebanyak 2 responden. Dengan hasil ini dapat dikatakan
bahwa para karyawan mampu menyelesaikan tugas mereka seperti dengan apa
yang atasan harapkan. Hasil ini sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh
peneliti, dimana jarang sekali para karyawan melakukan kesalahan dalam
mengerjakan tugasnya. Hal ini dikarenakan para karyawan sangat berhati-hati
xi
dalam bekerja juga memiliki rasa tanggungjawab yang cukup tinggi dalam
menyelesaikan setiap tugas yang diberikan.
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Saya
mengerjakan pekerjaan saya karena merupakan tanggung jawab” Nilai tertinggi
yang didapatkan sebanyak 29 responden dan Nilai terendah yang didapatkan
sebanyak 21 responden. Tidak jauh berbeda dengan pertanyaan sebelumnya, hasil
ini menunjukkan bahwa para karyawan memiliki rasa tanggungjawab yang cukup
tinggi dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Hal ini sesuai dengan
observasi yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti melihat adanya motivasi
yang cukup tinggi dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepada
atasan, dikarenakan tugas yang diberikan merupakan tanggungjawab yang harus
dijaga dan diselesaikan oleh karyawan.
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Saya menerima
semua pekerjaan yang sesuai dengan tupoksi dari pimpinan.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 28 resonden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 9
responden. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap tugas yang diberikan haruslah
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan jabatan masing-masing karyawan. Hal ini
dimaksudkan agar tugas atau pekerjaan yang diberikan dapat diselesaikan dengan
benar tanpa adanya kesalahan akibat ketidak mampuan karyawan untuk
mengerjakannya. Hal ini sesuai dengan observasi langsung yang dilakukan oleh
peneliti, dimana setiap tugas yang akan diberikan oleh karyawan pasti selalu
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan jabata yang dibebankan kepada karyawan.
d. Pekerjaan Itu Sendiri
xii
Pekerjaan itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sendiri tetapi
mampu dilihat oleh orang lain dan di puji.Untuk mengetahui pendapat responden
mengenai pekerjaan itu sendiri dapat di lihat pada tabel berikut :
Berdasarkan table 4.7 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Kantor memberikan penjelasan sebelumnya mengenai uraian
pekerjaan dengan lengkap.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 24. Hasil ini
sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti, dimana sebelum karyawan
mendaatkan tugas, terlebih dahulu para karyawan terlebih dahulu diberikan
pelatihan berupa tugas-tugas yang akan diberikan, berupa arahan-arahan seperti
apa yang pertama kali akan dilakukan, serta bagaimana cara melakukannya.
Semua itu dilakukan agar para karyawan tidak mengalami kesulitan dalam
menjalankan tugasnya dan dapat diselesaikan denga tepat pada waktunya.
Tabel 4.7. Deskripsi Indikator Pekerjaan Itu Sendiri No Pernyataan SS S N TS STS Total
1
Kantor memberikan penjelasan sebelumnya mengenai uraian pekerjaan dengan lengkap
21 24 2 - 3 50
Presentase (%) 24% 48% 4% - 6% 100%
2
Saya sangat menyukai bidang pekerjaan yang saya lakukan saat ini.
24 26 - - - 50
Presentase (%) 48% 52% - - - 100%
3 Pekerjaan yang saya lakukan
cukup menantang. 11 18 6 1 - 50
Presentase (%) 22% 36% 12% 2% - 100%
4 Pekerjaan yang telah diberikan akan saya terima.
21 26 1 2 - 50
Presentase (%) 42% 52% 2% 4% - 100%
5 Pimpinan memberikan pekerjaan yang sesuai tupoksi pegawai.
18 27 5 - - 50
Presentase (%) 36% 54% 10% - - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
xiii
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Saya sangat
menyukai bidang pekerjaan yang saya lakukan saat ini.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 26 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
24 responden. Hasil ini sesuai dengan observasi langsung yang dilakukan oleh
peneliti dimana para karyawan tampak senang dengan pekerjaan masing-masing
yang mereka kerjakan. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya keluhan yang
didapati mengenai pekerjaan yang sedang mereka kerjakan. Situasi ini sungguh
sangat baik untuk perusahaan, dimana para karyawannya merasa senang dan tidak
terbebeni akan pekerjaan yang diberikan oleh atasan.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Pekerjaan yang
saya lakukan cukup menantang.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 18
responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 1 responden. Pekerjaan
yang dilakukan menurut peneliti kurang menantang, dikarenakan para pegawai
mengerjakan tugas yang hamper setiap hari sama tanpa adanya tantangan-
tantangan baru yang menguji mental atau pemikiran para pekerja. Sehingga
tingkat pengetahuan yang karyawan miliki hanya berada pada satu bidang saja,
yaitu hanya pada tugas yang mereka lakukan.
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Pekerjaan yang
telah diberikan akan saya terima”. Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 26
responden dan Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 1 responden. Setiap tugas
yang diberikan oleh atasan kepada karyawan, haruslah siap untuk dikerjakan
dengan baik. Hal ini sesuai dengan hasil observasi langsung yang dilakukan oleh
peneliti, dimana peneliti melihat bahwa ketika ada pekerjaan yang tugaskan oleh
xiv
atasan, maka para karyawanpun langsung menerimanya tanpa ada sedikit protes
atau keluhan sedikitpun, ini menandakan bahwa karyawan bersedia melaksanakan
tugas yang diberikan oleh atasan mereka.
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Pimpinan
memberikan pekerjaan yang sesuai tupoksi pegawai.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 27 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
5 responden. Hal ini sudah dijelaskan ada pertanyaan yang sebelumnya, dimana
setiap tugas atau pekerjaan yang diberikan haruslah sesuai dengan jabatan masing-
masing dan tingkat pengetahuan masing-masing pegawai. Hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadinya kesalahan yang akan merugikan perusahaan.
Jumlah skor responden Indikator = X 100 = jumlah skorperolehan
Jumlah skor ideal
4.166 Kinerja = X100 % =32,32 % atau 32 %
12.888
Berdasarkan hasil penjumlahan secara keseluruhan variabel X1 indikator
Motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, pekerjaan itu
sendiri)Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros di dapatkan nilai rata-rata 32 %, nilai tersebut
di dapatkan dari jumlah skor responden di bagi jumlah skor ideal di kali 100%.
Hasil dari rata-rata tersebut yaitu dapat di simpulkan bahwa pengaruh motivasi
intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, pekerjaan itu
sendiri)Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros masuk dalam kategori “tinggi”.
xv
3. Deskripsi Variabel Motivasi Ekstrinsik (X2)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi ekstrinsik dimana terdiri
dari empat variable yaitu kondisi kerja, hubungan kerja, gaji, status digunakan
frekuensi dan presentase. Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi dan presentase
untuk mengukur adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Kerja
Kondisi kerja adalah keadaan tempat kerja dimana kita kerja untuk
menciptakan pekerjaan yang tenang,aman,dan nyaman.Untuk mengetahui
pendapat responden mengenai kondisi kerja dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8. Deskripsi Indikator Kondisi Kerja No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 Mendapat fasilitas penunjang sesuai dengan jabatan.
20 28 2 - - 50
Presentase (%) 40% 56% 4% - - 100%
2 Melaksanakan dan menguasai petunjuk pelaksanaan kerja.
16 29 5 - - 50
Presentase (%) 32% 58% 10% - - 100%
3
Kondisi kerja pada kantor saya pada saat ini sangat menyenangkan.
20 27 3 - - 50
Presentase (%) 40% 54% 6% - - 100%
4
Kondisi kerja pada kantor membuat pegawai terdorong untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.
17 30 3 - - 50
Presentase (%) 34% 60% 6% - - 100%
5 Pimpinan memberikan kenyamanan kepada pegawai.
22 25 2 1 - 50
Presentase (%) 44% 50% 4% 2% - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Berdasarkan table 4.8 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Mendapat fasilitas penunjang sesuai dengan jabatan..” Nilai
xvi
tertinggi yang didapatkan sebanyak 28 responden dan Nilai terendah yang
didapatkan sebanyak 2 responden. Hasil ini sesuai dengan observasi langsung
yang dilakukan oleh peneliti, dimana para pegawai mendapatkan fasilitas sesuai
dengan tugas dan jabatan yang diberikan. Fasilitas berupa computer dan alat-alat
kantor yang dapat memudahkan pekerjaan karyawan.
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Melaksanakan
dan menguasai petunjuk pelaksanaan kerja..” Nilai tertinggi yang didapatkan
sebanyak 29 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 5
responden. Sebelum melakukan pekerjaan, para karyawan sudah mengetahui
langkah apa yang akan mereka lakukan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.
Hal ini juga membuktikan bahwa para pekerja sudah dibekali dengan pengetahuan
dasar tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan, sehingga tiidak kesulitan
dalam melaksanakan tugas dan bias menyelesaikannya dengan baik daan benar,
serta tepat waktu.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Kondisi kerja
pada kantor saya pada saat ini sangat menyenangkan.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 27 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
3 responden. Suasana yang diciptakan oleh para karyawan sangat berpengaruh
terhadap kinerja karyawan yang bekerja pada ruangan yang sama. Hal ini
dikarenakan, suasana yang nyaman akan memberikan efek ketenangan dan rasa
senang kepada kryawan yang akan berimbas pada kinerjanya. Kondisi ini sesuai
dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti merasakan
suasana kekeluargaan didalam satu ruagan dengan ruangan yang lain, komunikasi
xvii
terjalin dengan baik bukan hanya antar karyawan, tetapi atanra karyawan dan
atasan pun cukup harmonis. Hal ini diharapkan mampu berimbas pada kinerja
karyawan tersebut yang tidak merasa terbebani melakukan pekerjaan yang
diberikan.
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Kondisi kerja
pada kantor membuat pegawai terdorong untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat..” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 30 responden dan Nilai terendah
yang didapatkan sebanyak 3 responden. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil
yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana suasana harmonis yang terjalin di
dalam kantor membuat para karyawan menyelesaikan tugasnya dengan baik dan
benar tanpa adanya beban yang dirasakan oleh karyawan terhadap tugas yang
diberikan.
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Pimpinan
memberikan kenyamanan kepada pegawai.” Nilai tertinggi yang didapatkan
sebanyak 25 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 1
responden. Bukan hanya suasana yang harmonis antar karyawan yang terjalin,
tetapi suasana yang harmonis pula dirasakan antar karyawan dengan atasan
mereka. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi langsung yang dilakukan oleh
peneliti, dimana peneliti melihat terjalinnya komunikasi yang cukup baik dan
keramahan atasan yang selalu menyapa para bawahannya, sehingga menciptakan
suasana yang menyenangkan baik itu sesame karyawan maupun terhadap
bawahan dan atasan.
b. Hubungan Kerja
xviii
Hubungan kerja adalah kaitan dengan pekerjaan yang kita miliki dan mampu
kita selesaiakan dengan sendirinya.Untuk mengetahui pendapat responden
mengenai hubungan kerja dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9. Deskripsi Indikator Hubungan Kerja No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 Mampu menciptakan sosialisasi
bergaul dengan rekan kerja` 24 25 1 - - 50
Presentase (%) 48% 50% 2% - - 100%
2
Hubungan kerja yang kurang baik dengan rekan kerja akan
mempengaruhi dalam melakukan pekerjaan..
23 22 5 1 - 50
Presentase (%) 46% 44% 10% 2% - 100%
3
Saya menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama rekan
kerja. 21 28 1 - - 50
Presentase (%) 42% 56% 2% - - 100%
4 Saya menjalin hubungan baik
dengan pimpinan. 30 19 1 - - 50
Presentase (%) 60% 38% 2% - - 100%
5
Hubungan kerja yang baik akan menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat. 30 19 1 - - 50
Presentase (%) 60% 38% 2% - - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Berdasarkan table 4.9 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Mampu menciptakan sosialisasi bergaul dengan rekan kerja..” Nilai
tertinggi yang didapatkan sebanyak 25 responden dan Nilai terendah yang
didapatkan sebanyak 1 responden. Hasil ini sesuai dengan observasi langsung
yang dilakukan oleh peneliti, dimana para karyawan terlihat mampu menjalin
komunikasi dengan baik antar sesama karyawan sehingga terjalinlah suasana yang
cukup harmonis.
xix
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Hubungan kerja
yang kurang baik dengan rekan kerja akan mempengaruhi dalam melakukan
pekerjaan...” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 23 responden dan Nilai
terendah yang didapatkan sebanyak 1 responden .Kinerja karyawan sangat
dipengaruhi dengan hubngan antar karyawan, sehingga amatlah sangat penting
menjalin hubungan yang harmonis antara sesame karyawan dan juga kepada
atasan. Hal ini terlihat pada kantor Badan Kepegawaian suasananya sangatlah
harmonis sehingga dapat memberikan efek terhadap kinerja karyawan.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Saya menjalin
hubungan yang harmonis dengan sesama rekan kerja.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 28 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
1 responden. Hasil ini sesuai dengan observasi langsung yang dilakukan oleh
peneliti, dimana setiap karyawan sangat akrab dengan sesama karyawan. Hal ini
menandakan bahwa karyawan sangat menjaga keharmonisan sehingga dapat
terhindar dari konflik antar karyawan.
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Saya menjalin
hubungan baik dengan pimpinan.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 30
responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 1 responden. Selain
hubungan baik antara sesame karyawan, hubungan yang baik jua diperlihatkan
terhadap atasan. Hal ini dibuktikan dengan para karyawan sesekali menjalin
komunikasi dengan sedikit candaan sehingga atasan dan para karyawanpun
tertawa. Ini memandakan bahwa atasan dan bawahan cukup ramah dan menjalin
komunkasi dengan baik.
xx
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Hubungan kerja
yang baik akan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 30 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
1 responden. Menjalin komunikasi sama halnya menjalin kerja sama dengan para
karyawan lainnya, hal ini dikarenakan adanya saling gotong royong antara
karyawan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Tidak hanya itu,
suasana yang menyenangkan yang dirsakan oleh para karyawan akan menambah
semangat untuk lebih baik dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan.
c. Gaji
Gaji adalah upah yang didapat dari hasil pekerjaan kita dan dapat
dinikmati.Untuk mengetahui pendapat responden mengenai gaji dapat di lihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.10. Deskripsi Indikator Gaji
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 Gaji diberikan tepat waktu. 27 22 1 - - 50
Presentase (%) 54% 44% 2% - - 100%
2 Gaji dapat menjadi motivasi
dalam bekerja. 33 15 - 2 - 50
Presentase (%) 66% 30% - 4% - 100%
3
Kantor saya memberikan gaji yang sesuai dengan beban
pekerjaan 26 24 - - - 50
Presentase (%) 52% 48% - - - 100%
4 Gaji yang diberikan sesuai dengan
jabatan. 27 21 2 - - 50
Presentase (%) 54% 42% 4% - - 100%
5 Gaji dapat meningkatkan motivasi
kerja pegawai. 36 14 - - - 50
Presentase (%) 72% 28% - - - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
xxi
Berdasarkan table 4.10 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Gaji diberikan tepat waktu..” Nilai tertinggi yang didapatkan
sebanyak 27 responden dan Nilai terendah responden yang didapatkan sebanyak 1
responden. Motivasi kerja muncul juga salah satu faktornya yaitu persoalan gaji.
Gaji yang cukup dan tepat waktu dalam penyalurannya pun secara tidak langsung
akan memberikan motivasi kepada keryawan untuk memperbaiki kinerja dihari
berikutnya. Sebaliknya apabila gaji yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai
dengan apa yang dikerjakan oleh karyawan, serta lambat dalam pemberian gaji
akan membuat karyawan malas untuk bekerja, hal ini akan berakibat pada kinerja
karyawan itu sendiri dan tentunya akan memberikan kerugian kepada perusahaan.
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Gaji dapat
menjadi motivasi dalam bekerja..” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 33
responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 2 responden. Tidak dapat
dipungkiri bila gaji merupakan salah satu yang membuat para karyawan
termotivasi dalam bekerja. Hal ini dikarenakan jasa yang dikeluarkan oleh
karyawan dibayarkan sesuai dengan aoa yang dikerjakan. Sehingga hal ini akan
memberikan motivasi buat karyawan untuk melakukan pekrjaannya dengan baik.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Kantor saya
memberikan gaji yang sesuai dengan beban pekerjaan.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 26 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
24 responden. Tidak jauh berbeda dengan hasil yang telah dijelaskan pada
pertanyaan sebelumnya, Dimana gaji haruslah sesuai dengan apa yang telah
dikerjakan oleh karyawan, sehingg dapat memberikan motivasi kepada karyawan
xxii
dan akan berefek pada kinerja karyawan itu sendiri. Hasil ini sesuai dengan
observasi langsung yang dilakukan oleh karyawan dinama karyawan tidak terlihat
puas dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan tentunya, mereka gaji sesuai
dengan beban pekerjaan serta jabata yang diberikan kepada keryawan.
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Gaji yang
diberikan sesuai dengan jabatan.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 27
resonden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 2 responden. Sesuai
dengan hasil yang telah dijelaskan pada pertanyaan sebelumnya bahwa gaji
haruslah susuai dengan apa yang telah karyawan kerjakan, sehingga tidak terjadi
hal-hal yang tidak memuaskan seperti gaji tidak cukup.
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Gaji dapat
meningkatkan motivasi kerja pegawai.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak
36 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 14 responden.
Sangatlah betul jika gaji dikatakan dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja,
dikarenakan dengan adanya gaji karywan merasa dihargai dan diakui kinerjanya.
Sehingga sangatlah fatal jika sebiah perusahaan maupun perusahaan pemerintah
jika tidak memberikan gaji sesuai dengan jabatan yang dibebankan oleh
karyawan.
d. Status
Status adalah pangkat yang dimiliki dalam suatu pekerjaan dan mampu kita
tanggung jawabkan status yang telah diberikan.Untuk mengetahui pendapat
responden mengenai status dapat di lihat pada tabel berikut :
xxiii
Berdasarkan table 4.11 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Kantor memberikan kesempatan bagi pegawainya untuk
mengembangkan potensi sehingga lebih maju..” Nilai tertinggi yang didapatkan
sebanyak 35 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 15
responden. Berdasarkan observasi langsung yang peneliti lakukan bahwa atasan
memberikan ruang bagi bawahannya untuk memberikan kritik maupun saran
kepada perusahaan, sehingga itu dapat menjadi masukan yng baik kepada
perusahaan. Pihak perusahaan juga memberikan kesempatan bagi karyawannya
untuk meningkatkan kinerja mereka sehingga dapat di promosikan untuk
menjabati sebuah jabatan yang lebih tinggi.
Tabel 4.11. Deskripsi Indikator Status No Pernyataan SS S N TS STS Total
1
Kantor memberikan kesempatan bagi pegawainya untuk
mengembangkan potensi sehingga lebih maju.
15 35 - - - 50
Presentase (%) 30% 70% - - - 100%
2 Pembagian kerja yang jelas dari
pimpinan,. 16 34 - - - 50
Presentase (%) 32% 68% - - - 100%
3
Saya memiliki status dan bekerja sesuai dengan status yang saya
miliki. 11 35 3 1 - 50
Presentase (%) 22% 70% 6% 2% - 100%
4
Pimpinan memberikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan
pegawai. 15 33 1 1 - 50
Presentase (%) 30% 66% 2% 2% - 100%
5 Status pekerjaan menjadi motivasi
pada pegawai. 14 35 1 - - 50
Presentase (%) 28% 70% 2% - - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Pembagian kerja
yang jelas dari pimpinan.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 34 responden
xxiv
dan Nilai terendah yang didapatkan 16 responden. Setiap tugas yang diberikan
oleh atasan sangat jelas dan sesuai dengan jabatan yang diberikan. Hal ini sesuai
dengan hasil observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti dimana sebelum
tasan memberikan tugas, para karyawan sudah terlebih dahulu mendapatkan
pelatihan dan arahan-arahan mengenai pekerjaan yang akan mereka lakukan.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Saya memiliki
status dan bekerja sesuai dengan status yang saya miliki.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 35 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
1 responden. Pekerjaan yang diberikan haruslah sesuai dengan bidang dan jabatan
karyawan itu sendiri agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaannya. Hasil ini
sesuai dengan observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti dimana peneliti
melihat tugas yang diberikan oleh atasan sudah sesuai dengan jabatan masing-
masing karyawan.
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Pimpinan
memberikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan pegawai.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 33 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
1 responden. Selain jabatan, atasan juga harus memperhatikan kemampuan para
karyawannya dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Hal ini sangatlah penting
guna menghindari adanya kesalah dalam bekerja, jika dilihat kurang perusaan
atasan berkewajiban untuk membimbing bawahannya dengan memberikan
pelatihan sesuai dengan bidang yang akan dia tempati selama bekerja
diperusahaan.
xxv
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Status pekerjaan
menjadi motivasi pada pegawai.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 35
responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 1 responden.
Jumlah skor responden Indikator = X 100 = jumlah skorperolehan
Jumlah skor ideal
4.400 Kinerja = X100 % =34,14 % atau 34 %
12.888
Berdasarkan hasil penjumlahan secara keseluruhan variabel X2 indikator
Motivasi ekstrinsik (Kondisi kerja, hubungan kerja, gaji, status)Terhadap kinerja
pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten
Maros di dapatkan nilai rata-rata 34 %, nilai tersebut di dapatkan dari jumlah skor
responden di bagi jumlah skor ideal di kali 100%. Hasil dari rata-rata tersebut
yaitu dapat di simpulkan bahwa pengaruh motivasi ekstrinsik (Kondisi kerja,
hubungan kerja, gaji, status) Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian
Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros masuk dalam kategori
“tinggi”.
4. Deskripsi Variabel Kinerja (Y)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja dimana terdiri dari empat
variable yaitu efektifitas dan efesiensi, tanggung jawab, disiplin dan inisiatifdigunakan
frekuensi dan presentase.Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi dan presentase
untuk mengukur adalah sebagai berikut :
a. Efektifitas dan Efesiensi
xxvi
Efektifitas dan efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan benar dan kemampuan untuk mencapai tujuan dengan
tepat.Untuk mengetahui pendapat responden mengenai efektifitas dan efisiensi
dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12. Deskripsi Indikator Efektifitas dan Efisiensi No Pernyataan SS S N TS STS Total
1
Saya memiliki keterampilan teknis untuk menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya. 15 33 2 - - 50
Presentase (%) 30% 66% 4% - - 100%
2
Saya mampu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan secara
konsisten. 12 38 - - - 50
Presentase (%) 24% 76% - - - 100%
3 Saya mampu menentukan prioritas
kerja secara efektif. 11 37 2 - - 50
Presentase (%) 22% 74% 4% - - 100%
4 Saya mampu memelihara
hubungan kerja yang efektif. 14 34 2 - - 50
Presentase (%) 28% 68% 4% - - 100%
5
Saya mampu menyelesaikan tugas menggunakan waktu secara
efisiensi. 16 32 2 - - 50
Presentase (%) 32% 64% 4% - - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Berdasarkan table 4.12 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Saya memiliki keterampilan teknis untuk menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 33 responden dan
Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 2 responden. Pada indicator ini
menggambarkan bahwa para karyawan mempunyai kemampun tersendiri dalam
menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasan. Hal ini terlihat dengan
antusiasnya para karyawan dalam mengerjakan tugas yang diberikan dengan
tingkat kemampuan dan pengetahuan yang para karyawan miliki masing-masing.
xxvii
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Saya mampu
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan secara konsisten.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 38 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
12 responden. Kinerja karyawan yang bagus dapat dilihat dari pekerjaan atau
tugas yang diberikan dan dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Konsistensi
dibutuhkan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Kinerja yang bagus haruslah
dijaga konsistensinya agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Hasil ini sesuai dengan observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti, dimana
para karyawan dengan konsisten menyelesaikan pekerjaanya dengan baik setiap
hari.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Saya mampu
menentukan prioritas kerja secara efektif.” Nilai tertinggi yang didapatkan
sebanyak 37 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 2
responden. Memisahkan pekerjaan kantor dan pekerjaan diluar kantr sangatlah
penting untuk diperhatikan, sebab sangat fatal jadinya jika urusan diluar kantor
dibawa ke urusan kantor, ini akan berakibat pada kinerja karyawan itu sendiri
menjadi tidak semangat dalam bekerja. Hasil ini sesuai dengan observasi langsung
yang dilakukan oleh peneliti dimana peneliti melihat para karyawan sangat
memperioritaskan pekerjaan kantor dari pada pekerjaan lainnya, sehingga ini
terbukti dengan pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Saya mampu
memelihara hubungan kerja yang efektif.” Nilai tertinggi yang didapatkan
sebanyak 34 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 2
xxviii
responden. Hasil ini sudah dijelaskan pada pertanyaan sebelumnya, dimana para
pekerja terlihat dapat memlihara hubungan antar satu sama lain sehingga terjalin
keharmonisan antar karyawan itu sendiri.
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Saya mampu
menyelesaikan tugas menggunakan waktu secara efisiensi.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 32 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
2 responden. Hasil ini dapat dikatan bahwa para pekerja dapat menyelesaikan
pekerjaannya sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Tanggung Jawab
Orientasi tanggung jawab adalah kemampuan untuk menyelesaiakan pekerjaan
yang dimiliki dan mampu untuk mempertanggung jawabkan serta mengevaluasi
dengan baik.Untuk mengetahui pendapat responden mengenai tanggung jawab
dapat di lihat pada tabel berikut :
Berdasarkan table 4.13 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Saya merasa mempunyai tanggung jawab yang diberikan kepada
saya.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 28 responden dan Nilai terendah
yang didapatkan sebanyak 22 responden. Sesuai dengan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti, bahwa para karyawan terlihat memiliki rasa
tanggungjawab yang sangat tinggi terhadap setiap pekerjaan yang mereka
lakukan, hal ini terlihat dengan para karyawan menyelesaikan ekerjaannya tanpa
ada kesalahan berarti sedikitpun.
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Saya dapat
menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya.” Nilai tertinggi
xxix
yang didapatkan sebanyak 25 responden dan Nilai terendah yang didapatkan
sebanyak 1 responden. Sama halnya dengan pertanyaan sebelumnya, para
karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya denga penuh rasa tanggungjawab
yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan didepan atasan.
Tabel 4.13. Deskripsi Indikator Tanggung Jawab No Pernyataan SS S N TS STS Total
1
Saya merasa mempunyai tanggung jawab yang diberikan
kepada saya. 28 22 - - - 50
Presentase (%) 56% 44% - - - 100%
2
Saya dapat menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab saya. 23 25 1 - - 50
Presentase (%) 46% 50% 2% - - 100%
3
Saya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. 15 32 1 2 - 50
Presentase (%) 30% 64% 2% 4% - 100%
4 Saya bersedia bertanggung jawab
atas hasil kerja yang dicapai. 21 27 2 - - 50
Presentase (%) 42% 54% 4% - - 100%
5 Saya berusaha memberikan perhatian penuh
Terhadap pekerjaan saya. 23 26 1 - - 50
Presentase (%) 46% 52% 2% - - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Saya
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.” Nilai
tertinggi yang didapatkan sebanyak 32 responden dan Nilai terendah 1 responden.
Dengan adanya rasa tanggungjawab yang tinggi, maka pekerjaanpun dapat
diselesaikan denga tepat pada waktunya, ini dibuktikan denga para karyawan
dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Saya bersedia
bertanggung jawab atas hasil kerja yang dicapai.” Nilai tertinggi yang didapatkan
xxx
sebanyak 27 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 2
responden. Sesuai dengan hasil observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti,
dapat dikatakan bahwa para karyawan dapat mempertanggungjawabkan hasil
kerjanya dihadapan atasan. Hal ini terlihat dengan sigapnya para karyawan
menjelasakan dihadapan atasan mengenai pekerjaan yang mereka telah kerjakan.
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Saya berusaha
memberikan perhatian penuhTerhadap pekerjaan saya.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 26 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
1 responden. Perhatian yang cukup terhadapa pekerjaan yang karyawan lakukan,
ini terlihat dengan tingkat keseriusan para karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan mereka masing-masing.
c. Disiplin
Disiplin adalah sikap yang diterapakn dalam menyelesaiakan pekerjaan dengan
tepat waktu dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.Untuk mengetahui
pendapat responden mengenai disiplin dapat di lihat pada tabel berikut :
Berdasarkan table 4.14 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Saya selalu hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal kerja.” Nilai
tertinggi yang didapatkan sebanyak 29 responden dan Nilai terendah yang
didapatkan sebanyak 1 responden. Kedisiplinan berupa datang tepat pada
waktunya mencerminkan ketegasan terhadap peraturan yang dibuat. Peneliti
menemukan bahwa sebagian besar dari karyawan dating tepat pada jam kerja
dimulai. Adapun karyawan yang terlambat datang diberikan hukuman sesuai
denga peraturan yang berlaku di kantor.
xxxi
Tabel 4.14. Deskripsi Indikator Disiplin
No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 Saya selalu hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal kerja..
29 20 1 - - 50
Presentase (%) 58% 40% 2% - - 100%
2 Saya melaksanakan instruksi-
instruksi sesuai yang diberikan. 19 29 2 - - 50
Presentase (%) 38% 58% 4% - - 100%
3 Saya selalu taat pada tata tertib
kantor. 23 26 1 - - 50
Presentase (%) 46% 52% 2% - - 100%
4 Saya disiplin dapat menyelesaikan
pekerjaan. 21 29 - - - 50
Presentase (%) 42% 58% - - - 100%
5
Saya selalu menaati perintah atau instruksi dari pimpinan tanpa
melanggar. 21 26 3 - - 50
Presentase (%) 42% 52% 6% - - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Saya
melaksanakan instruksi-instruksi sesuai yang diberikan.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 29 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
2 responden . Dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan, peneliti melihat
para karyawan mengikuti setiap perintah dan arahan yang diberikan atasan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Saya selalu taat
pada tata tertib kantor.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 23 responden
dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 1 responden. Peraturan berupa tata
tertib yang dibuat oleh perusahaan senantiasa wajib untuk ditaati. Hal ini juga
terlihat jelas dimana para karyawan jarang yang melanggar setiap peraturan yang
telah ditentukan oleh pihak perusahaan.
xxxii
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Saya disiplin
dapat menyelesaikan pekerjaan.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 29
responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 21 responden.
Kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas sangat dibutuhkan. Hal ini terlihat
kepada para karyawan yang menyelesaikan setiap pekerjaannya dengan begitu
rapih dan disiplin.
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Saya selalu
menaati perintah atau instruksi dari pimpinan tanpa melanggar.” Nilai tertinggi
yang didapatkan sebanyak 21 responden dan Nilai terendah yang didapatkan
sebanyak 3 responden. Hasil ini sesuai dengan observasi langsung yang dilakukan
oleh peneliti, dimana para karyawan terlihat mengikuti setiap perintah an
arahanyang disarankan oleh pimpinannya, sehingga dapat menyelesaikan setiap
pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan oleh pimpinannya.
d. Inisiatif
Inisiatif adalah cara untuk memberikan segala kritik dan saran kepada sesama
pegawai.Untuk mengetahui pendapat responden mengenai inisiatif dapat di lihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.15. Deskripsi Indikator Inisisatif No Pernyataan SS S N TS STS Total
1 Saya mampu memberikan ide
kreatif bagi kantor. 13 37 - - - 50
Presentase (%) 26% 74% - - - 100%
xxxiii
2
Saya memiliki inisiatif untuk mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah..
11 33 6 - - 50
Presentase (%) 22% 66% 12% - - 100%
3
Saya berinisiatif memperbaiki kesalahan tanpa diperintah oleh
pimpinan. 18 31 1 - - 50
Presentase (%) 36% 62% 2% - - 100%
4 Saya berinisiatif untuk
melaksanakan pekerjaan baru. 13 34 3 - - 50
Presentase (%) 26% 68% 6% - - 100%
5
Saya sering menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang
berbeda agar mencapai hasil yang maksimal.
20 24 6 - - 50
Presentase (%) 40% 48% 12% - - 100% Sumber : Data Primer Yang Diolah 2019
Berdasarkan table 4.15 dapat dikatakan pada pertanyaan pertama yang
mengatakan “Saya mampu memberikan ide kreatif bagi kantor.” Nilai tertinggi
yang didapatkan sebanyak 37 responden dan Nilai terendah yang didapatkan
sebanyak 16 responden.Hasil ini sesuia dengan hasil observasi langsung yang
dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti melihat para karyawan tidak sungkan
memberikan berupa gagasan yang membangun ketika adanya rapat yang
dilakukan oleh pimpinan. Saran ini akan disaring dan akan dibahas lebih lanjut
oleh pimpinan apakah layak untuk direalisasikan atau tidak.
Pada indikator dengan pertanyaan kedua yang mengatakan “Saya memiliki
inisiatif untuk mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah.” Nilai tertinggi
yang didapatkan sebanyak 33 responden dan Nilai terendah yang didapatkan
sebanyak 6 responden. Hasil ini sesuai dengan hasil observasi langsung yang
dilakukan oleh karyawan dimana karyawan dapat mengambil keputusan dengan
xxxiv
tepat ketika mendapatkn kendala dalam menyelesaikan pekerjaan yang mereka
sedang kerjakan.
Pada indikator dengan pertanyaan ketiga yang mengatakan “Saya berinisiatif
memperbaiki kesalahan tanpa diperintah oleh pimpinan.” Nilai tertinggi yang
didapatkan sebanyak 31 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak
1 responden. Walaupun kadang setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak
selamanya berjalan sesuai dengan yang diharpakan, tetapi para karyawan terlihat
berusaha semaksimal mungkin utntuk meperbaiki kesalahan mereka dengan cara
menambah jam kerja mereka atau lembur untuk menyelesaikan pekerjaan yang
tertuda akibat kesalahan yang tidak disengaja.
Pada indikator dengan pertanyaan keempat yang mengatakan “Saya
berinisiatif untuk melaksanakan pekerjaan baru.” Nilai tertinggi yang didapatkan
sebanyak 34 responden dan Nilai terendah yang didapatkan sebanyak 3
responden. Para karyawan terlihat antusias jika diberikan pekerjaan yang baru
mereka kerjakan, seperti menambah pekerjaan jika pekerjaan utama mereka telah
selesai mereka kerjakan.
Pada indikator dengan pertanyaan kelima yang mengatakan “Saya sering
menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang berbeda agar mencapai hasil yang
maksimal.” Nilai tertinggi yang didapatkan sebanyak 24 responden dan Nilai
terendah yang didapatkan sebanyak 6 responden . Hasil ini sesuai dengan
observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti, dimana para karyawan terlihat
mempunyai inisiatif tersendiri dalam menyelesaikan setiap tuga yang diberikan.
xxxv
Dari hasil skoring di dapatkan dari hasil penelitian Kinerja Pegawai
(efektifitas dan efisiensi, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif) yaitu :
Jumlah skor responden Indikator = X 100 = jumlah skorperolehan
Jumlah skor ideal
4.332 Kinerja = X100 % =33,61 % atau 34 %
12.888
Berdasarkan hasil penjumlahan secara keseluruhan variabel Y indikator
Kinerja Pegawai (efektifitas dan efesiensi, tanggung jawab, disiplin,
inisiatif)Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros di dapatkan nilai rata-rata 34 %, nilai tersebut
di dapatkan dari jumlah skor responden di bagi jumlah skor ideal di kali 100%.
Hasil dari rata-rata tersebut yaitu dapat di simpulkan bahwa indikator pengaruh
kinerja pegawai (efektifitas dan efesiensi, tanggung jawab, disiplin,
inisiatif)Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros masuk dalam kategori “tinggi”.
5. Uji Asumsi Klasik
Sebelum menguji hipotesis dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan
pengujian prasyarat analisis data yang meliputi :
a. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas digunakan untuk benar-benar mengukur apa yang di ukur dan
mengetahui bahwa suatu kuesioner di anggap valid ataupun tidak. Adapun dasar
pengambilan keputusannya yaitu bahwa jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan
tersebut di anggap valid/ sah. Begitupun sebaliknya, jika r hitung < r tabel (pada
xxxvi
taraf signifikansi 5%) maka pertanyaan tersebut tidak valid/ sah sehingga tidak
dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya. Untuk menguji validitas, 50
kuesioner yang akan diuji. Adapun hasil pengujian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16. Hasil Uji Validitas
Variabel Item
Pertanyaan Korelasi r Tabel Keterangan
Motovasi Intrinsik (Prestasi,
pengakuan orang
lain,tanggung jawab,
pekerjaan itu sendiri) (X1)
Item 1 0,793 0,273 Valid Item 2 0,664 0,273 Valid Item 3 0,646 0,273 Valid Item 4 0,756 0,273 Valid Item 5 0,691 0,273 Valid Item 6 0,695 0,273 Valid Item 7 0,671 0,273 Valid Item 8 0,537 0,273 Valid Item 9 0,719 0,273 Valid Item 10 0,691 0,273 Valid Item 11 0,458 0,273 Valid Item 12 0,549 0,273 Valid Item 13 0,756 0,273 Valid Item 14 0,169 0,273 Tidak Valid Item 15 0,386 0,273 Valid Item 16 0,635 0,273 Valid Item 17 0,339 0,273 Valid Item 18 0,265 0,273 Tidak Valid Item 19 0,444 0,273 Valid Item 20 0,182 0,273 Tidak Valid
Motivasi Ekstrinsik
(Kondisi Kerja, Hubungan
Kerja, Gaji, Status) (X2)
Item 1 0,441 0,273 Valid Item 2 0,491 0,273 Valid Item 3 0,559 0,273 Valid Item 4 0,574 0,273 Valid Item 5 0,440 0,273 Valid Item 6 0,511 0,273 Valid Item 7 0,447 0,273 Valid Item 8 0,411 0,273 Valid Item 9 0,521 0,273 Valid Item 10 0,408 0,273 Valid
xxxvii
Item 11 0,398 0,273 Valid Item 12 0,576 0,273 Valid Item 13 0,608 0,273 Valid Item 14 0,677 0,273 Valid Item 15 0,651 0,273 Valid Item 16 0,558 0,273 Valid Item 17 0,581 0,273 Valid Item 18 0,542 0,273 Valid Item 19 0,414 0,273 Valid Item 20 0,340 0,273 Valid
Kinerja (Efektifitas dan
efesiensi, tanggungjawab,
disiplin, inisiatif)
Item 1 0,698 0,273 Valid Item 2 0,419 0,273 Valid Item 3 0,584 0,273 Valid Item 4 0,336 0,273 Valid Item 5 0,671 0,273 Valid Item 6 0,278 0,273 Valid Item 7 0,226 0,273 Tidak Valid Item 8 0,638 0,273 Valid Item 9 0,656 0,273 Valid Item 10 0,446 0,273 Valid Item 11 0,581 0,273 Valid Item 12 0,666 0,273 Valid Item 13 0,630 0,273 Valid Item 14 0,603 0,273 Valid Item 15 0,482 0,273 Valid Item 16 0,567 0,273 Valid Item 17 0,731 0,273 Valid Item 18 0,512 0,273 Valid Item 19 0,508 0,273 Valid Item 20 0,602 0,273 Valid
Sumber: SPSS Versi 21
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan item
pertanyaan memiliki korelasi yang lebih dari r tabel = 0,273 (nilai r tabel
didapatkan dari n= 50) dan dinyatakan valid.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur
dapat di percaya atau diandalkan. Dalam hal ini, hasil pengukuran kuesioner
xxxviii
konsisten atau tetap bila dilakukan pengukuran berulang dan dapat digunakan
lebih dari satu kali. Dengan dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai koefisien
alpha > 0,60 maka kuesioner dinyatakan reliabel/handal (Noor Juliansyah, 2012).
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa keseluruhan item pertanyaan
lebih besar dari 0,60 sehingga dikatakan reliabelartinya kuesioner tersebut dapat
digunakan lebih dari satu kali dan dapat diandalkan (NoorJuliansyah, 2012).
Tabel 4. 17 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha r tabel Keterangan
Motivasi Intrinsik (Prestasi, pengakuan
orang lain,tanggung jawab, pekerjaan
itu sendiri) (X1)
0,746 0,60 Reliabel
Motivasi Ekstrinsik (Kondisi Kerja,
Hubungan Kerja, Gaji, Status) (X2) 0,735 0,60 Reliabel
Kinerja (Efektifitas dan efesiensi,
tanggungjawab, disiplin, inisiatif) 0,742 0,60 Reliabel
Sumber: SPSS Versi 21
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan mengetahui data dari masingmasing variabel
berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah rumus
Kolmogorov Smirnov pada program komputer. Jika nilai kurang dari taraf
signifikansi yang ditentukan 5% maka data tersebut tidak berdistribusi normal,
xxxix
sebaliknya jika nilai Asymp.Sig ≥ 5% maka data berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas ditunjukan tabel berikut:
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N 50
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.96111553
Most Extreme Differences
Absolute .094
Positive .094
Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z .663
Asymp. Sig. (2-tailed) .772
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dijelaskan bahwa bahwa tingkat signifikan
sebesar 0,772 lebih besar dari 0,05 yang berarti data terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang
tinggi antara variabel bebas dalam model regresi. Asumsi multikolinieritas
menyatakan bahwa variabel bebas harus terbebas dari korelasi yang tinggi antara
variabel bebas. Hubungan antar variabel bebas terhadap variabel terikat akan
terganggu jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya. Hal
ini mengakibatkan model regresi yang diperoleh menjadi tidak valid. Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.19 Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 23.187 3.872 5.989 .000
xl
Pengawasan Inspektorat .736 .099 .594 7.448 .000 1.000
1.000
Sumber: SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dijelaskan bahwa nilai tolerance 1,000 lebih
besar dari 0,10 dan nilai VIF 1,000 lebih kecil dari 10,00 sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi Multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lainnya. Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.20 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.728 4.451 .613 .543
Motivasi Intrinsik -.123 .039 -.493 -3.189 .055
Motivasi Ekstrinsik .123 .059 .323 2.091 .092
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber: SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dijelaskan bahwa tingkat signifikan motivasi
intrinsic sebesar 0,055 dan motivasi ekstrinsik sebesar 0,092 lebih besar dari 0,05
yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada penelitian.
d. Uji Hipotesis
xli
Penjelasan tentang hasil pengtujian hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Uji Regresi Berganda
Penjelasan tentang hasil pengtujian hipotesis dalam penelitian ini dengan
menggunakan uji regresi bergandaadalah sebagai berikut:
Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 17.089 9.051 1.888 .005
Motivasi Intrinsik
.105 .078 .153 1.345 .000
Motivasi Ekstrinsik
.688 .119 .655 5.764 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel 4.16 maka diperoleh rumus regresi berganda sebagai
berikut :
Y = 17,089 + 0,105 X1+ 0,119 X2
Berdasarkan persamaan diatas maka diperoleh nilai konstan positif sebesar
17,089. Hal ini menunjukkan jika indicator ukuran motivasi, konstan atau sama
dengan nol (0), maka nilai kinerja bernilai 17,089. Sedangkan koefisien regresi
ukuran motivasi intrinsik, bernilai positif yaitu 0,105 dan motivasi ekstrinsik
bernilai positif yaitu 0,119. Hal ini menunjukkan bahwa nilai motivasi
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan
xlii
Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros. Artinya jika Variabel nilai motivasi
intrinsic dan ekstrinsik ditingkatkan maka kinerja pegawai akan meningkat.
Tabel 4.22 Hasil Koefisien Determinasi
Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,746a .557 .538 4.045 1.972
Sumber: SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dijelaskan bahwa kontribusi motivasi sebesar
0,557 atau 55,7 % terhadap terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian
Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros, sedangkan 44,3 %
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Tabel 4.23 Hasil Uji t
Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 17.089 9.051 1.888 .005
Motivasi Intrinsik
.105 .078 .153 1.345 .000
Motivasi Ekstrinsik
.688 .119 .655 5.764 .000
Sumber: SPSS Versi 21
Hasil uji t pada tabel 4.18 menjelaskan bahwa nilai signifikan motivasi
intrinsik sebesar 0,000dan motivasi ekstrinsik sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
sedangkan t hitungnya sebesar untuk motivasi intrinsic sebesar 1,345 dan motivasi
ekstrinsi sebesar 5,764. Artinya bahwa variabel motivasi berpengaruh segnifikan
terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan
Daerah Kabupaten Maros.Nilai koefisien regresi variabel motivasi intrinsik
sebesar positif 0,105 dan motivasi ekstrinsik sebesar 0,688 yang menunjukkan
xliii
bahwa variabel motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Badan
Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros. Dengan hasil
ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros.
C. Pembahasan
Motivasi Kerja adalah suatu keinginan mendasar yang dimliki oleh manusia
dan merupakan dasar dari segala hal yang dilakukan oleh manusia. Motivasi
ditujukan kepada sumber daya manusia umumnya dan karyawan pada khususnya.
Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi
karyawan agar mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Berdasarkan hasil penjumlahan secara keseluruhan variabel X1 indikator
Motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, pekerjaan itu
sendiri) Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros di dapatkan nilai rata-rata 32 %, nilai tersebut
di dapatkan dari jumlah skor responden di bagi jumlah skor ideal di kali 100%.
Hasil dari rata-rata tersebut yaitu dapat di simpulkan bahwa pengaruh motivasi
intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri)
Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan
Daerah Kabupaten Maros masuk dalam kategori “tinggi”.
xliv
Berdasarkan hasil penjumlahan secara keseluruhan variabel X2 indikator
Motivasi ekstrinsik (Kondisi kerja, hubungan kerja, gaji, status)Terhadap kinerja
pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten
Maros di dapatkan nilai rata-rata 34 %, nilai tersebut di dapatkan dari jumlah skor
responden di bagi jumlah skor ideal di kali 100%. Hasil dari rata-rata tersebut
yaitu dapat di simpulkan bahwa pengaruh motivasi ekstrinsik (Kondisi kerja,
hubungan kerja, gaji, status)Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian
Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros masuk dalam kategori
“tinggi”.
Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun, dimana
implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan. Kinerja pegawai juga
ditujukan dengan bagaimana proses berlangsungnya kegiatan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Berdasarkan hasil penjumlahan secara keseluruhan variabel Y indikator
Kinerja Pegawai (efektifitas dan efesiensi, tanggung jawab, disiplin,
inisiatif)Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros di dapatkan nilai rata-rata 34 %, nilai tersebut
di dapatkan dari jumlah skor responden di bagi jumlah skor ideal di kali 100%.
Hasil dari rata-rata tersebut yaitu dapat di simpulkan bahwa indikator pengaruh
kinerja pegawai (efektifitas dan efesiensi, tanggung jawab, disiplin,
inisiatif)Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros masuk dalam kategori “tinggi”.
xlv
Berdasarkan hasil uji regresi berganda diperoleh nilai konstan positif sebesar
17,089. Hal ini menunjukkan jika indicator ukuran motivasi, konstan atau sama
dengan nol (0), maka nilai kinerja bernilai 17,089. Sedangkan koefisien regresi
ukuran motivasi intrinsik, bernilai positif yaitu 0,105 dan motivasi ekstrinsik
bernilai positif yaitu 0,119. Hal ini menunjukkan bahwa nilai motivasi
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan
Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros. Artinya jika Variabel nilai motivasi
intrinsic dan ekstrinsik ditingkatkan maka kinerja pegawai akan meningkat.
Sedangkan hasil uji determinasi dapat dijelaskan bahwa kontribusi motivasi
sebesar 0,557 atau 55,7 % terhadap terhadap kinerja pegawai di Badan
Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros, sedangkan
44,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian
ini.Berdasarkan dari beberapa hasil uji yang telah dilakukan maka hipotesis Ha
diterima yang mengatakan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai.
xlvi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel X2 indikator Motivasi ekstrinsik (Kondisi kerja, hubungan kerja, gaji,
status) Terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros di dapatkan nilai rata-rata 34 %
2. Variabel Y indikator Kinerja Pegawai (efektifitas dan efesiensi, tanggung
jawab, disiplin, inisiatif) di dapatkan nilai rata-rata 34 %.
3. Variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Maros.
Hal ini didikung dengan kontribusi variabel motivasi sebesar 0,557 atau 55,7 %
terhadap terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Pendidikan Dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Maros, sedangkan 44,3 % dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
xlvii
B. Saran
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran
sebagai berikut :
Diharapkan kepada pimpinan Badan kepegawaian Daerah dan Diklat
Kabupaten Maros agar memberikan perhatian yang lebih kepada pegawai serta
memberikan motivasi kepada pegawai agar dapat meningkatkan semangat
kerjanya. Terutama pada unsur pelaihan dan pendidikan agar lebih ditingkatkan,
mulai dari bahan pelatihan, pemateri, dan semua unsur pendukung pelaksanaan
pelatihan dan pendidikan.
xlviii
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku
Hasibuan, H. Malayu S.P. 2008, Organisasi & Motivasi; Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2006, Evaluasi kerja Sumber Daya Manusia, Bandung: CV. Mandar Maju
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2005, Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama
Puspitasari, Rita, 2014. Pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan Kerja terhadap Kierja Karyawan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Rivai, Veitzel, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sudarmanto, 2009, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM; Teori, Dimensi, dan Implementasi dalam Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Siagian P, Sondang, 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sugiarto, Try, 2014. Pengaruh Motivasi dan Kemampuan terhadap Kinerja Pegawai Bagian Umum dan Keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. M. Yunus Bengkulu. Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu
Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&Q. Bandung: Alfabete
Triton PB, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia; Perspektif Partnership dan Kolektifitas, Jakarta Selatan: Oryza
Uno, Hamzah B, 2008, Teori Motivasi dan Pengukurannya; Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Winardi, 1992, Manajemen Kepegawaian, Jakarta: Gunung Agung Undang-Undang: Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian
xlix
L
A
M
P
I
R
A
N
l
RIWAYAT HIDUP
Waode Surya, anak terakhir dari delapan bersaudara lahir
dari pasangan Almarhum Laode Manidin dan Radja Daeng.
Penulis berdarah asli keturunan Bugis Makassar lahir di
Makassar, tepatnya tanggal 22 November 1994. Besarnya
semangat dan kegigihannya berhasil menempuh jenjang
pendidikan formal mulai dari bersekolah di SD Inpres
Tamalanrea II Makassar Makassar dan lulus tahun 2006.
Lanjut pada jenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 30 Makassar dan
lulus tahun 2009. Di tahun 2012 lulus sebagai siswi di SMA Cokroaminoto
Tamalanrea Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar menjadi tempat
yang dipercayai oleh penulis untuk kembali melanjutkan pendidikannya ke tahap
perguruan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu
Administrasi Negara. Selama menuntut ilmu di PTS penulis berhasil
menyelesaikan tugas akhir skripsinya. Akhir kata penulis mengucapkan rasa
syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul
“Pengaruh Mtivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai DiBadan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Di Kabupaten Maros”.