pengaruh model pembelajaran kooperatif teams...

66
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA PLICKERS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: SUBEKHA 11140163000059 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN

MEDIA PLICKERS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SUBEKHA

11140163000059

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN IVIUNAQOSAH

Skripsi berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatil Teams Games Tournament(TGT) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Usahadan Energi disusun oleh Subekha, NIM 11140163000059, diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dar: telah dinyatakanLULUS pada ujian munaqosah tanggal l4 Agustus 2019 di hadapan dewan penguji. Dengandemikian, penulis berhak memperoleh gelar Sa{ana Pendidikan (S.Pd) pada bidang fisika.

Jakarta, Rabu l4 Agustus 2019

Panitia Uj ian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Kaprodi Pendidikan Fisika)

Iwan Permana Suwarna. M.Pd

NIP. 19780504200901 1 013

PcnguJl I

Dwi Nanto Ph.D

NIP.197903192009011009

_―

|ク ル多/わ′9

Jんβ′々照..

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

idayatullah」 よ arta

κAR L

1998032001

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

iv

ABSTRAK

SUBEKHA (11140163000059). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha Energi . Skripsi Program Studi Tadris Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media Plickers terhadap hasil belajar siswa pada materi usaha energi dan mengetahui respon siswa terhadap media Plickers yang digunakan dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 11 Kota Tangerang Selatan. Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah XI IPA 3 dan kelas kontrol adalah kelas XI IPA 1. Penelitian ini berlangsung pada bulan Maret 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket respon siswa dan lembar observasi aktivitas siswa. Berdasarkan analisis data tes, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) berbantuan media Plickers terhadap hasil belajar siswa pada materi usaha energi. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann-Whitney terhadap data posttest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 atau Sig. (2-tailed) < 0,05, sehingga H0 ditolak H1 diterima. Selain itu, rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) berbantuan media Plickers unggul pada jenjang kognitif C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis). Respon siswa terhadap model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media Plickers berada dalam kategori baik.

Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Media Plickers, Hasil Belajar, Angket, Usaha Energi.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

v

ABSTRACT

SUBEKHA, NIM. 11140163000059. The Effect of Cooperative Learning Model

Teams Games Tournament (TGT) in the From Media Plickers on Learning

Outcomes of Student on The Work and Energy Concept. Skripsi of Physics

Education Program, Faculty of Tarbiya and Teachers Training, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.

This research aims to determine the effect of cooperative learning model teams

games tournament (TGT) in the from media Plickers on learning outcomes of

students on the Work and Energi concept and to determine students response to

media Plickers used in learning physics. This research did at state vocational

high school 11 of South Tangerang City. The experiment class in this research is

XI IPA 3, while the control class is XI IPA 1. The research took place in Maret

2019. The method used in this research is a quasi experimental with

nonequivalent control group design and technique of sampling is purpusive

sampling. The instrument used are objectives test in multiple choice form and

non-tes instrument which is student qustionnaire responses and student avtivity

observation sheet. Based on the analysis of the test data, it is concluded that there

is effect of cooperative learning model teams games tournament (TGT) in the from

media Plickers on learning outcomes of students on the Work and Energy

concept. It is based on the result of hypothesis testing by using the Mann-Whitney

test on to posttest data is obtained by the Sig. (2-tailed) of 0.000 and the value of

the significance level of 0.05 or Sig. (2-tailed) <0.05, so Ho is rejected Ha

accepted. In addition, the average student learning outcomes experimental class

is higher than the average student learning outcomes control class. The learning

use cooperative learning model teams games tournament (TGT) in the from media

Plickers on learning outcomes of students on the Work and Energy concept

superior in improving cognitive level of C2 (understanding), C3 (application), C4

(analyzing) and C5 (evaluating). The result of student questionnaire responses to

the use cooperative learning model teams games tournament (TGT) in the from

media Plickers on learning outcomes of students on the Work and Energy concept

are in good category and the result of observation sheets of students.

Keyword : Cooperative Learning Model Teams Games Tournament (TGT),Media

Plickers, Learning Outcomes, Questionnaire, Work and Energy.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim Allahumma Shalli „Alaa Sayyidina Muhammad Wa„Alaa ali Sayyidinaa

Muhammad

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan dunia beserta isinya yang sangat indah dengan segala kenikmatan yang diberikan oleh-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya yang menjadi rahmat bagi seluruh alam dan dengan akhlak mulia yang diajarkannya. Alhamdulillahilladzi Binni‟matihi tatimmusholihaat dengan izin Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha Energi” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dari Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang selalu memberikan izin, bimbingan, arahan, dan motivasi kepada peneliti. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih peneliti ucapkan kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Iwan Permana Suwarna M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ai Nurlaela M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi pertama, dosen pembimbing terbaik yang Allah SWT berikan kepada penulis, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Taufiq Alfarizi M.PFis selaku Dosen Pembimbing Skripsi kedua, dosen pembimbing terbaik yang Allah SWT berikan kepada penulis, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.

6. Teristimewa untuk keluarga tercinta kedua Orang Tua, Bapak Rumli dan Ibu Romlah serta adik adik (Agung Mubarok dan Saskia Novitriani) yang selalu memberi do‟a, kasih sayang dan semangat serta dukungan yang tidak pernah terhenti sedikitpun

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

vii

7. Ibu Indah S.Pd dan Pak Nahyudin S.Pd selaku Guru Bidang Studi Fisika di SMAN 11 Kota Tangerang Selatan yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan selama terlaksananya penelitian skripsi.

8. Seluruh Siswa kelas X MIPA 1 dan 3 SMAN 11 Jakarta yang telah bersedia membantu penulis selama pengambilan data skripsi.

9. Segenap teman teman guru tercinta di SMP Islam Sinar Cendekia (Pak Kurniawan, Pak Aris, Miss Ummi dan lain lain) yang telah memberikan semangat serta memberikan kemudahan demi terselesaikannya skripsi ini.

10. Segenap Kelurga Pendidikan Fisika B (Intan, Eva, lisa, Hafizh, Sari dan lain lain) yang selalu memberikan semangat yang tiada henti kepada penulis dan penghibur disaat galau

11. Teman teman Lembang (Ka fira, ka epan, ka epin, ka hary, bunda icha, ayah alan, ka hary, ka enggar, mas dayat, budhe oma) yang selalu mensupport penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

12. Teman teman BPUN (Azizah, Reni, Rina, Fahmi dll) yang selalu mensupport penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari pihak-pihak yang telah membantu di dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini. Peneliti sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun terkait penelitian dan penulisan hasil penelitian agar dapat menjadi pelajaran dikemudian hari. Semoga karya ilmiah peneliti ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Tangerang, 1 Mei 2019

Subekha

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

ABSTRACT ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1 B. IDENTIFIKASI MASALAH ............................................................................... 4 C. PEMBATASAN MASALAH ............................................................................... 4 D. PERUMUSAN MASALAH................................................................................. 4 E. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................................... 5 F. MANFAAT PENELITIAN .................................................................................. 5

BAB II .................................................................................................................... 7

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................................. 7

A. DESKRIPSI TEORITIS ...................................................................................... 7 1.Pembelajaran Kooperatif ........................................................................... 7

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................................... 7 b. Tujuan Pembelajaran Koperatif Learning............................................. 7 c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 8

2. Teams Games Tournament (TGT) .......................................................... 10

a. Pengertian Teams Games Tournament (TGT).................................... 10 3. Media Pembelajaran .............................................................................. 12 4. Media Plickers ........................................................................................ 14

5. Hasil Belajar .......................................................................................... 15 a. Pengertian Hasil Belajar ..................................................................... 15

6. Usaha dan Energi ................................................................................... 18 a. Energi Kinetik ..................................................................................... 19 b. Energi Potensial Gravitasi .................................................................. 20 c. Energi Potensial Pegas ........................................................................ 21 d. Usaha (Kerja) ...................................................................................... 23 e. Energi Kinetik (EK) dan Usaha .......................................................... 24 f. Energi Potensial (EP) dan Usaha ........................................................ 25

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

ix

g. Hukum Konservasi Energi Mekanik (EM) ......................................... 26 B. PENELITIAN YANG RELEVAN ....................................................................... 27 C. KERANGKA BERPIKIR .................................................................................. 28 D. HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................................ 30

BAB III ................................................................................................................. 31

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 31

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN .............................................................. 31 B. METODE DAN DESAIN PENELITIAN ............................................................. 31 C. VARIABEL PENELITIAN ............................................................................... 32 D. POPULASI DAN SAMPEL ............................................................................... 32

1. Populasi Target ...................................................................................... 32

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................................................................... 32 F. INSTRUMEN PENELITIAN ............................................................................. 33

1. Instrumen Tes ......................................................................................... 33

a. Validitas Instrumen Butir Soal ........................................................... 35 b. Uji Reliabilitas .................................................................................... 36 c. Daya Pembeda Soal ............................................................................ 37 d. Tingkat Kesukaran .............................................................................. 39

2. Instrumen Nontes .................................................................................... 40

a. Angket Respon Siswa ......................................................................... 40 b. Lembar observasi ................................................................................ 41

G. TEKNIS ANALISIS DATA .............................................................................. 42 1. Evaluasi Hasil Tes .................................................................................. 42

2. Uji N-Gain .............................................................................................. 42

3. Uji Prasyarat Penelitian ........................................................................ 42

a. Uji Normalitas..................................................................................... 43 b. Uji Homogenitas ................................................................................. 43

4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 44

a. Data Berdistribusi Normal dan Homogen .......................................... 44 b. Data Berdistribusi Normal dan Heterogen.......................................... 44 c. Data tidak berdistribusi normal........................................................... 45

H. ANALISIS DATA NONTES ............................................................................. 45 a. Angket Respon Siswa ......................................................................... 45 b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..................................................... 47

I. HIPOTESIS STATISTIK .................................................................................. 48

BAB IV ................................................................................................................. 49

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 49

A. HASIL PENELITIAN ...................................................................................... 49 1. Data Hasil .............................................................................................. 49 2. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................. 50

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

x

3. Kemampuan kognitif Siswa .................................................................... 51

4. Pengujian Prasyarat Analisis Data ........................................................ 53

a. Uji Normalitas..................................................................................... 53 b. Uji Homogenitas ................................................................................. 54 c. Uji Hipotesis ....................................................................................... 54

5. Hasil analisis data nontes ...................................................................... 55

a. Angket Respon Siswa ......................................................................... 55 b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..................................................... 56

6. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 57

BAB V ................................................................................................................... 63

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 63

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 63 B. SARAN......................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64

LAMPIRAN..........................................................................................................67

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Pretest dan Posttest Control Group Design ...................................................... 31

Tabel 3. 2 Kisi kisi Instrumen Tes .................................................................................... 33

Tabel 3. 3 Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................................................ 35

Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 36

Tabel 3. 5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen...................................................... 37

Tabel 3. 6 Interpretasi Daya Pembeda .............................................................................. 38

Tabel 3. 7 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes .......................................................... 38

Tabel 3. 8 Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................................................ 39

Tabel 3. 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ....................................................... 40

Tabel 3. 10 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ..................................................................... 41

Tabel 3. 11 Kisi-kisi lembar observasi aktifitas siswa ...................................................... 41

Tabel 3. 12 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket ........................................ 46

Tabel 3. 13 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket ........................................ 46

Tabel 3. 14 Kriteria Penilaian Lembar Observasi ............................................................. 47

Tabel 4. 1 Data Hasil Pretest dan Posttest kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... Tabel 4. 2 Data Hasil Nilai N-Gain kelas kontrol dan eksperimen .................................. 47

Tabel 4. 3 Persentase Pencapaian Nilai N-Gain............................................................... 47

Tabel 4. 4 Presentase Pretest dan Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....................................................................................................... 48

Tabel 4. 5 Hasil perhitungan uji normalitas Pretest dan Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ............................................................................................................... 50

Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....................................................................................................................... 50

Tabel 4. 7 Hasil Uji Mann Whiteney Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................... 51

Tabel 4. 8 Hasil perhitungan data angket respon siswa . ................................................. 52

Tabel 4. 9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa menggunakan Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Plickers .................................................................................... 53

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Kartu Plickers ....................................................................... 14 Gambar 2.2 Contoh Kerja Total ............................................................................ 19 Gambar 2.3 ............................................................................................................ 20 Gambar 2.4 Usaha dalam Diagram ....................................................................... 24 Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................. 29

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

xiii

LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran .............................................................. 67 Lampiran B Instrumen Penelitian ................................................................... 122 Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian .................................................... 187 Lampiran D Media Pembelajaran ................................................................... 225 Lampiran E Surat surat Penelitian ................................................................. 229

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang harus didapat oleh setiap

manusia (peserta didik) untuk membantu manusia mengerti, paham, dan mampu

membuat manusia lebih kritis dalam berpikir sehingga manusia mampu

mengalami perkembangan yang lebih baik dalam kehidupannya. Untuk negara

Indonesia, tujuan pendidikan nasional tercantum dalam UU RI no 2 Tahun 1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II, pasal 4, yang berbunyi :

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”1 Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok yang memiliki

peranan penting di dalam pendidikan, bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan

atau ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses pembelajaran

yang dialami oleh siswa. Sehingga proses pengembangan pembelajaran sangat

diperlukan baik bagi guru maupun siswa agar terciptanya suasana belajar yang

efektif.

Pada kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terdapat dua subjek utama.

Siswa sebagai subjek pertama merupakan pembelajar yang menjadi tolak ukur

dalam proses pendidikan, sedangkan guru yang merupakan subjek kedua bertugas

sebagai fasilitator yang memberikan pengarahan kepada siswa mengenai proses

pembelajaran atau yang mengorganisasi pembelajaran, menyajikan bahan ajar

dengan pendekatan dan model pembelajaran tertentu, hingga proses evaluasi hasil

belajar, sehingga guru menjadi salah satu faktor eksternal yang sangat

berpengaruh di dalam proses pembelajaran.2

1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif ( Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2000), hlm. 21. 2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009),

h.238.

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

2

Guru memiliki peranan yang paling penting dalam kegiatan pembelajaran.

Guru berperan dalam mentransfer ilmu pengetahuan juga membantu siswa agar

memiliki kompetensi yang sesuai dengan kurikulum. Guru harus memiliki

wawasan yang luas, keterampilan dalam mengelola kelas, mentransfer ilmu dan

menguasai tekhnologi untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,

pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain

sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut

menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan

pendidikan dan pembelajaran.3 Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh

banyak orang yang terlibat dengan pendidikan sangat membantu aktivitas proses

pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu

peningkatan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat Praktik Profesi Keguruan

Terpadu (PPKT) di sekolah, rata rata nilai fisika siswa masih kurang dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Peneliti melakukan studi pendahuluan ke 5 sekolah

negeri di Kota Tangerang Selatan, yang terdiri dari SMAN 3, SMAN 5, SMAN

10, SMAN 11, SMAN 12 . Data yang didapatkan adalah dari 139 siswa yang

merupakan gabungan dari 5 sekolah sebanyak 85.5% siswa menyatakan Fisika itu

sulit. Selain itu sebanyak 65.2% siswa mendapatkan hasil nilai ulangan Fisika di

bawah KKM. Guru masih banyak yang belum menggunakan media Teknologi

untuk menunjang pembelajaran di kelas karena minimnya peralatan Teknologi di

sekolah dan juga kurang adanya pelatihan kepada guru-guru terkait pembelajaran

yang memanfaatkan Teknologi.

Berdasarkan Journal of Educational and Educational and Instructional

Studies in the World yang berjudul Ask-Response-Play-Learn: Students’ Views on

Gamification Based Interactive Response System penelitian tersebut menyatakan

bahwa media interaktif yang paling banyak disukai siswa adalah Plickers.

Plickers lebih banyak melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

3 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru (Ciputat: Gaung Persada

Baru, 2008), hlm. 1

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

3

Plickers adalah media pembelajaran yang baru dan murah. Media Plickers

ini bisa diakses di web Plickers, sebuah aplikasi yang menggunakan kartu

plickers, android untuk guru dan nantinya akan dihubungkan menggunakan

internet.4

Metode, media pembelajaran dan materi pelajaran merupakan komponen

yang diperlukan untuk mewujudkan aktivitas pembelajaran. Kombinasi yang tepat

dari ketiganya dapat memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi yang

diharapkan.5 Sehingga guru perlu memiliki kemampuan dalam memilih kombinasi

antara metode dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk

membelajarkan substansi pelajaran kepada siswa. Kemampuan dalam memilih

dan menentukan kombinasi dari ketiga komponen di atas dapat membantu guru

dalam menciptakan program pembelajaran sukses, efektif, efisien dan menarik.6

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

dapat membuat siswa bekerja sama di dalam kelompok siswa atau tim untuk

menyelesaikan tugas atau permasalahan yang guru berikan. Pembelajaran dengan

beragam teknik kooperatif mampu meningkatkan antusias siswa selama proses

pembelajaran.7 Pada praktik di lapangan yang peneliti temui, banyak guru guru di

sekolah memang sudah menggunakan pembelajaran kelompok dalam

pembelajaran, namun masih dalam bentuk diskusi.

Proses pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa untuk semangat

dalam belajar. Proses pembelajaran yang menyenangkan salah satunya adalah

dengan games. Model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games

Tournaments) adalah salah satu model pembelajaran dalam bentuk permainan

antar kelompok siswa dengan memperebutkan skor tertinggi dalam menjawab

permasalahan. Permainan tersebut dapat berupa pertanyaan atau kuis terkait

materi pembelajaran dengan menggunakan beragam media yang telah

disesuaikan. Pembelajaran di kelas membutuhkan sesuatu yang tidak monoton.

4 Timothy A. Wood, Kweku Brown, J. Michael Grayson, “Faculty and Student Perceptions

of Plickers”, American Society for Engineering Education, 2017, hlm 1. 5 Benny A. Pribadi, Model ASSURE untuk mendesain Pembelajaran Sukses, (Jakarta: Dian

Rakyat, 2011), Cet.1, h.109. 6 Ibid , h . 110 7 Ibid , h . 116

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

4

Untuk itulah penulis mengkombinasikan pembelajaran Teams Games Tournament

dengan menggunakan media Plickers. Pembelajaran Teams Games Tournament

sudah sangat baik dilakukan di kelas, namun penulis mencoba

menggabungkannya dengan tekonologi yaitu media Plickers. Sehingga

diharapkan pembelajaran di kelas menjadi semakin menarik.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakuan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Materi Usaha dan Energi”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang dapat

diidentifikasikan, antara lain :

1. Sebanyak 85,5% dari 139 siswa di 5 sekolah mengatakan bahwa fisika itu

sulit, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah.

2. Media Teknologi yang praktis dan mudah masih sangat jarang digunakan

oleh para guru dalam mengajar.

3. Dibutuhkan model pembelajaran yang bisa membuat siswa saling berinteraksi

satu sama lain.

4. Pembelajaran di sekolah cenderung teacher center

C. Pembatasan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang dapat

diidentifikasikan, antara lain :

1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah Teams Games Tournament

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah Plickers

3. Indikator hasil belajar yang digunakan mengacu pada taksonomi Bloom versi

Anderson (C1-C4)

4. Materi Fisika yang digunakan adalah Usaha dan Energi pada kelas X

semester 2

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

5

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas

maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh antara Teams Games Tournament dan media

Plickers ?

2. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media

Plickers dalam pembelajaran fisika pada materi Usaha Energi ?

3. Bagaimana keterlibatan siswa di kelas saat pembelajaran menggunakan

Teams Games Tournament menggunakan media Plickers ?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui Apakah terdapat pengaruh antara Teams Games Tournament dan

media Plickers

2. Mengetahui Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran

menggunakan media Plickers dalam pembelajaran fisika pada materi Usaha

Energi ?

3. Mengatahui Bagaimana keterlibatan siswa di kelas saat pembelajaran

menggunakan Teams Games Tournament menggunakan media Plickers ?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain :

1. Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam

menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran seperti TGT

(Teams Games Tournament) dan juga Plickers, sehingga dapat menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan.

2. Bagi siswa

Membantu siswa untuk bisa saling kerja sama dalam pembelajaran, dan agar

dapat lebih semangat dan tertarik dalam mempelajari pelajaran sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

6

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengambil kebijakan di

sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut dan

memberikan masukan untuk lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang

menunjang pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti sebagai

calon guru mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) berbantuan media plickers terhadap hasil belajar siswa

pada materi usaha energi.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif learning adalah suatu model pembelajaran dalam sistem belajar

dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara

kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan

kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas

yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara

berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau

kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas

yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara

terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi (saling ketergantungan) efektif

di antara anggota kelompok.1

b. Tujuan Pembelajaran Koperatif Learning

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional

yang menerapkan sistem kompetisi, keberhasilan individu diorientasikan pada

kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif learning

adalah menciptakan situasi keberhasilan individu dibantu dengan keberhasilan

kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidaknya-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan

pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan

1 Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, Sri Harmianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif

dan Efektif (Bandung:Alfabeta, 2013), hlm. 55.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

8

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih

mampu akan menjadi narasumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki

orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran

kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman temannya yang

mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain

perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting

ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah mengembangkan keterampilan sosial

siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif

bertanya, menghargai pendapat orang lain, menstimulus teman untuk bertanya,

mau menjelaskan ide atau pendapat orang lain, menstimulus teman untuk

bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan

sebagainya.2

c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran yang lain.

perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan

pada kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan

dalam beberapa perspektif yaitu: 1) perspektif motivasi artinya penghargaan yang

diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk

memperjuangkan keberhasilan kelompok. 2) perspektif sosial artinya melalui

kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka

menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. 3) perspektif

perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi antara anggota kelompok

dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai

informasi.

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan seabagi

berikut:

2 Ibid.,hlm. 60.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

9

1) Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim

merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu

membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

Manajemen mempunyai tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagai

perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan langkah-langkah pembelajaran yang

sudah ditentukan. (b) fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukan bahwa

pembelajaran berjalan dengan efektif. (c) fungsi manajemen sebagai kontrol,

menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria

keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.

3) Kemauan untuk Bekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan

dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerjasama yang baik, pembelajaran

kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.

4) Keterampilan Bekerja Sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan

pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk

mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.3

3 Rusman, Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalisme Guru edisi kedua ( Bandung: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 206-207.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

10

2. Teams Games Tournament (TGT)

a. Pengertian Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament TGT adalah salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang

beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan

suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja

dalam kelompok mereka masing masing. Dalam kerja kelompok guru

memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan

bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada diantara anggota

kelompok ada yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota

kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau

menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.4

Secara umum TGT sama dengan STAD (Student Team-Achievment

Division) kecuali satu hal: TGT menggunakan Turnamen akademik, dan

menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa

berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja

akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan

dengan dikombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan turnamen tertentu

pada struktur STAD yang biasanya.5 Teams Games Tournaments (TGT)

dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya, penerapan TGT umumnya fokus

hanya pada level kemampuan siswa dan dalam proses pembelajarannya berupa

game akademik dan TGT ini dapat diterapkan setiap minggunya.6

TGT terdiri atas siklus reguler dan aktifitas pengajaran, yaitu : 1)

Pengajaran awal yang menyampaikan pelajaran. 2) Belajar tim yaitu para siswa

mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi. 3)

Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang

homogen, dengan meja turnamen tiga peserta. 4) Rekognisi tim atau penghargaan

4 Ibid.,h. 224.

5Robert E.Slavin terjemahan , Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik (Bandung: Nusa Media), hlm. 163-166.

6 Miftahul Huda, Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), Cet.IX, h. 116-117.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

11

tim dengan skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim

tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampau kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya.7

Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu

tahap penyajian kelas, belajar kelompok (Team), permainan (Games),

pertandingan (Tournament), dan penghargaan kelompok (Team Recognition).

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri yaitu siswa bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil, games tournament dan penghargaan kelompok.8

Pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) merupakan pembelajaran

kelompok yang mengandung unsur permainan education sehingga dapat membuat

siswa mengingat konsep dari permainan yang dilakukan serta dapat menambah

keterampilan siswa dalam bekerja kelompok.

a. Pembelajaran awal

Pembelajaran awal dalam metode TGT tidaklah berbeda dengan pengajaran

biasa atau pengajaran klasikal oleh guru, hanya pelajaran difokuskan pada

materi yang sedang dibahas saja. Tujuan pembelajaran awal adalah

membentuk siswa dalam kecakapan komunikasi, menggali informasi,

kecakapan bekerjasama dalam kelompok, dan kecakapan dalam memecahkan

masalah.

b. Kelompok belajar (Team Study)

Kelompok belajar disusun dengan berangggotakan 4-5 orang yang mewakili

percampuran dari berbagai keragaman dalam kelas, seperti kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras atau etnis. Pada kegiatan kelompok belajar,

seluruh siswa mempelajari materi pelajaran dari berbagai sumber belajar

(buku teks, internet) kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

disusun guru. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, perwakilan

siswa mempresentasikan hasil belajarnya.

7 Robert E.Slavin, Op.Cit.,h.170. 8 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2012), Cet.5, h.225

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

12

c. Permainan (Games)

Permainan dalam pembelajaran kooperatif akan menimbulkan kekreatifan

siswa. Kegiatan belajar dengan permainan yang dirancang dalam

pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks.

Pertanyaan dalam games disusun dan dirancang dari materi-materi yang telah

disajikan untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh mewakili masing-

masing kelompok.

d. Turnamen

Turnamen adalah susunan beberapa games yang dipertandingkan. Biasanya

dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah guru

memberikan penyajian kelas dan kelompok telah mengerjakan lembar

kerjanya. Sebelum memulai pertandingan guru meminta siswa pindah ke

kelompok pertandingan. Pada meja pertandingan disediakan 1 set lembar

pertandingan, kunci jawaban, kartu nomor (jumlahnya sesuai dengan nomor

soal), dan format skor pertandingan.

Turnamen pertama berlangsung, para siswa akan bertukar meja tergantung

pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik

tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya dari meja 6 ke meja 5).

Sedangkan siswa yang mempunyai skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja

yang sama dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika

pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus

dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapa tingkat kinerja mereka yang

sesungguhnya.9

3. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara harfiah berarti

tengah atau pengantar. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila secara

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

9 Slavin, op.cit., h.166-167

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

13

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.10

Henich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai

perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi,

film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan

cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa

pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung

maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.11

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa

media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape

recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto,

gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen

sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instrwuksional di

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Di lain pihak,

National Education Association memberikan definisi media sebagai bentukbentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya. Dengan

demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.12

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis

media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang

harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis

tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung,

dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Salah satu fungsi utama

media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi

iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.13

Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton, dapat memenuhi tiga fungsi

utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok

10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), Cet.14, h.3. 11 Ibid.,h.4. 12 Ibid., h .4. 13 Ibid., h. 15.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

14

pendengar yang besar jumlahnya, yaitu, (1) memotivasi minat atau tindakan, (2)

menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi.14

4. Media Plickers

Plickers adalah media pembelajaran yang baru dan murah. Media Plickers

ini bisa diakses di web Plickers, sebuah aplikasi yang menggunakan kartu

plickers, android untuk guru dan akan dihubungkan menggunakan internet. Setiap

kartu Plickers memiliki desain yang unik dan disederhanakan yang diberi label A,

B, C, dan D di setiap sisinya. Selama kelas berlangsung, guru menggunakan

teleponnya untuk mengajukan beberapa pilihan atau pertanyaan benar-salah atau

pilihan ganda ke kelas melalui web Plickers. Para siswa kemudian mengangkat

kartu Plickers mereka dengan jawaban yang ditunjukkan di bagian atas kartu.

Guru menggunakan kamera teleponnya untuk men-scan ruangan, merekam

jawaban untuk setiap siswa.15 Penggunaan aplikasi ini hanya membutuhkan waktu

3-5 menit dalam menscan kartunya dan langsung mendapatkan hasilnya.

Gambar 2. 1 Contoh Kartu Plickers

Sebelum kelas berlangsung, guru harus membuat akun dan menyiapkan

pertanyaan pada web plickers www.plickers.com . langkah pertama yang

dilakukan guru adalah guru memasukan nama siswa sesuai dengan tempat duduk

14

Ibid., h. 20. 15

Timothy A. Wood, Kweku Brown, J. Michael Grayson, “Faculty and Student

Perceptions of Plickers”, American Society for Engineering Education, 2017, hlm 1.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

15

siswa atau sesuai dengan absen kelas jika semua siswa memegang kartu plickers.

Jika berkelompok cukup tulis nama kelompoknya saja. Kartu plickers yang tertera

akan sama dengan nomor pada absen siswa. Guru dapat menggunakannya untuk

beberapa kelas namun, harus membuat absen terlebih dahulu di aplikasi plickers.

Keungulan dari aplikasi ini adalah tidak terlalu banyak biasa yang dikeluarkan,

aplikasi dapat di unduh secara gratis di www.plickers.com, siswa juga tidak

berinteraksi langsung dengan gadget mereka hanya perlu mengangkat kartu

plickers untuk menunjukan jawaban yang benar. Namun kelemahannya adalah

jika ada bermasalah dengan jaringan internet.

5. Hasil Belajar

Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap, termasuk cara

baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam mengatasi

kendala atau menyesuaikan situasi yang baru.16

Ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar, dilihat dari definisi belajar,

menurut Ahmadi dan Supriyono, suatu proses perubahan baru dapat dikatakan

sebagai hasil belajar jika terjadi secara sadar, bersifat fungsional, bersifat aktif dan

positif, tidak bersifat sementara, bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh

aspek tingkah laku.17

Menurut Nana proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam

mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley

membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)

pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil

belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal,

16 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014), Cet.2,

h. 48 17

Ibid., h.51.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

16

(b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan

motoris.18

Menurut Benyamin Bloom dalam Klasifikasi hasil belajar secara garis

besar terbagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat

tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di

sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran.19

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.

Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang

kognitif, afektif dan psikomotoris.20 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan

tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis

besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah

psikomotorik. Ranah kognitif menurut Gagne adalah suatu proses internal yang

digunakan siswa dalam memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir.21

Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual

(knowledge) dengan tingkatan-tingkatan sebagai berikut:

1) Mengingat (C1), merupakan kategori proses kognitif yang bertujuan

menumbuhkan kemampuan untuk meretensi (penyimpanan) materi

18 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), Cet.18, h. 22. 19 Ibid., h. 22-23 20 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda

Karya), 2006, Cet. Ke-16, h.3 21 Wilis Dahar, op. cit., h. 122

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

17

pelajaran yang sama seperti materi yang diajarkan.22 Mengingat mencakup

ingatan mengenai hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam

ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, akan digali pada saat

dibutuhkan dengan cara, mengenali (recognition) atau mengingat kembali

(recall).23

2) Memahami (C2), memahami mencakup kemampuan untuk mengkonstruk

makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Kemampuan ini ditampilkan

dalam bentuk: menguraikan isi pokok bacaan, mengubah rumus

matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang

kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik.

Memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,

merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.24

3) Mengaplikasikan (C3), adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret

atau situasi khusus. Hal ini dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.25

Mengaplikasikan mencakup kemampuan untuk menerapkan prosedur pada

suatu kasus yang konkret. Kemampuan ini ditampilkan dalam bentuk

mengaplikasikan suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi.26

Mengaplikasikan meliputi mengeksekusi dan mengimplementasikan.27

4) Menganalisis (C4), adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-

unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya.28 Menganalisis

mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-

bagian atau faktor - faktor yang satu dengan faktor - faktor lainnya.29

Menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, dan

mengatribusikan.30

22 Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assesing: a Revision of Bloom’s taxonomony of educational objectives. (New York: Addison Wesley Longman, Inc), 2001, h. 99

23 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo), Cet kelima, 2009, h. 245 24 Lorin, op. cit., h.100 25 Sudjana, op. cit., h.25 26 W. S. Winkel, loc.cit 27 Lorin, op. cit., h. 101 28 Sudjana, op. cit., h. 27 29 W. S. Winkel, loc. cit. 30 Lorin, op. cit., h. 101-102

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

18

5) Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan

standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,

efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut ditentukan oleh

siswa.31 Mengevaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

pendapat mengenai suatu hal, disertai pertanggungjawaban pendapat

tersebut, berdasarkan kriteria tertentu. Kategori evaluasi mencakup proses-

proses kognitif memeriksa atau mengkritik.

6) Mencipta (C6), mencakup kemampuan untuk menggabungkan beberapa

unsur menjadi suatu bentuk kesatuan yang koheren. Tujuan-tujuan yang

diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat produk baru

dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau

stuktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Mencipta meliputi

merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.32

Dalam proses belajar-mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar

kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif

dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan

psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu dilakukan penilaian.33

6. Usaha dan Energi

Usaha dan energi adalah salah satu konsep yang paling penting dalam

fisika dan memainkan pernana yang penting dalam kehidupan kita sehari hari.

Dalam Fisika, Usaha diberi definisi yang tepat yang berbeda dari pemakaian kita

sehari hari. Kerja dilakukan pada suatu benda oleh sebuah gaya hanya bila titik

tangkap gaya itu bergerak melewati suatu jarak dan ada komponen gaya sepanjang

lintasan geraknya.

31 Ibid., h. 125 32 Ibid., h. 86 33 Sudjana, loc. cit

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

19

a. Energi Kinetik

Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting pada sains.

Aspek yang paling penting dari semua jenis energi adalah bahwa jumlah dari

semua jenis energi, energi total, tetap sama setelah proses apapun dengan jumlah

sebelumnya: yaitu, besaran “energi” dapat didefinisikan sedemikian sehingga

energi merupakan besaran yang kekal.34

Sebuah benda yang bergerak dapat melakukan kerja pada benda lain yang

ditumbuknya. Sebuah peluru meriam yang melayang melakukan kerja pada

dinding bata yang dihancurkan; sebuah martil yang bergerak melakukan kerja

pada paku yang dipukulnya. Pada setiap kejadian tersebut sebuah benda yang

bergerak memberikan gaya pada benda kedua dan memindahkannya sejauh jarak

tertentu. Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk

melakukan kerja dan dengan demikian dapat dikatakan mempunyai energi. Energi

gerak disebut energi kinetik, dari kata Yunani kinetikos, yang berarti “gerak”.35

Gambar 2. 2 Contoh Kerja Total

Gaya total konstan Ftot dari laju v1 sampai v2 sepanjang jarak x.

Kerja yang dilakukan adalah W = Ftot d

Kemudian kerja total yang dilakukan pada benda itu adalah Wtot = Ftot d.

Dengan menerapkan hukum Newton kedua,

Kerja total yang dilakukan pada sebuah benda sama dengan perubahan

energi kinetiknya. Ini merupakan prinsip kerja energi. Dengan menggunakan

hukum Newton kedua, dimana Ftot adalah gaya total jumlah semua

34

Douglas C. Giancoli, Fisika, (Jakarta: Erlangga ,2001), h. 178 35

Ibid., h. 179

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

20

gaya yang bekerja pada benda itu. Dengan demikian , prinsip kerja energi hanya

berlaku jika W adalah kerja total yang dilakukan pada benda yaitu, kerja yang

dilakukan oleh semua gaya yang bekerja pada benda tersebut.36

Prinsip tersebut menunjukan bahwa jika kerja total (positif) W dilakukan

pada sebuah benda, energi kinetiknya terus bertambah sejumlah W. Prinsip ini

juga berlaku sebaliknya; jika kerja negatif W dilakukan pada benda dengan arah

yang berlawanan dengan arah gerak benda mengurangi lajunya dan energi

kinetiknya.37

Gambar 2. 3

Sebuah martil memukul palu dan berakhir dengan keadaan diam. Martil memberikan gaya F

pada paku; paku memberikan gaya –F pada martil (hukum Newton ke tiga). Kerja yang

dilakukan pada paku adalah . Kerja yang dilakukan pada martil adalah negatif

b. Energi Potensial Gravitasi

Kerja yang dilakukan pada suatu sistem tidak menghasilkan perubahan

energi kinetik sistem, melainkan disimpan sebagai energi potensial.38

Sebuah benda bermasaa m dan beratnya bergerak vertikal, dari

sebuah titik dimana pusat beratnya ada pada ketinggian y1 di atas suatu bidang

yang dipilih sembarang (ketinggian pangkal hitungan) menuju sebuah titik yang

tingginya y2. Gaya gravitasi ke bawah terhadap benda itu konstan dan sama

dengan W. Bila P adalah resultan semua gaya lainnya yang bekerja terhadap

36

Ibid., h. 180 37

Ibid., h. 180 38 Tripler A,Paul,Fisika untuk Sains dan Teknik,(Jakarta:Erlangga,1998),h.170.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

21

benda itu, dan apabila W’ adalah usaha gaya gaya ini/ arah gravitasi W berlawanan

dengan perpindahan ke atas, dan usaha ini adalah

Diketahui bahwa usaha gaya gravitasi ialah –mg(y2-y1), tak perduli apakah benda

tersebut naik atau turun).

Usaha gaya gravitasi, oleh karena itu bergantung hanya pada ketinggian

permulaan dan terakhir saja, bukan pada bentuk lintasan. Kalau titik ini berada

pada ketinggian yang sama, maka usaha dalah nol.

Karena usaha total sama dengan perubahan energi kinetik, maka:

Besaran besaran

dan

hanya bergantung kepada ketinggian akhir dan

permulaan. Oleh karena itu marilah kita susun kembali persamaan ini dengan

memindahkan besaran besaran dan dari rumus usaha ke persamaan

energi:

(

)

Persamaan pada ruas kiri hanya mengandung usaha gaya P. Suku suku pada ruas

kanan hanya bergantung kepada keadaan akhir dan permulaan gerak benda itu.

Laju dan ketinggiannya dan tidak bergantung kepada lintasannya. Besaran ,

hasil kali antara mg dari benda itu dengan tinggi y dari pusat beratnya di atas

bidang disebut energi potensial gravitasi EP

c. Energi Potensial Pegas

Gaya konservatif selanjutnya adalah pada pegas. Gambar disamping

menunjukan sebuah sistem yang terdiri dari sebuah pegas dan sebuah balok.

Balok diam di atas meja yang licin pada x = 0 dengan pegas tak teregang. Jika

balok tersebut di dorong secara perlahan lahan dengan gaya sehingga pegas

memanjang. Karena pegas mengenakan gaya pada balok, kita harus

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

22

mengenakan gaya yang sama dan berlawanan dengan F luar = +kx untuk

mendorong balok tanpa percepatan. Gaya yang dilakukan oleh gaya luar adalah

Pegas menggunakan sebuah gaya pada balok melawan arah perpindahan, jadi

pegas melakukan kerja negatif pada balok:

karena kerja total yang dilakukan pada balok adalah nol, energi kinetiknya tak

berubah. Balok mengerjakan gaya pada pegas , yang merupakan gaya reaksi

terhadap gaya yang dilakukan oleh pegas pada balok:

Perpindahan titik tangkap gaya adalah sama dengan perpindahan balok,

sehingga balok melakukan kerja pada pegas yang besarnya sama dengan besar

Kita tidak dapat memberikan nilai untuk perpindahan pegas karena bagian yang

berbeda dari pegas mempunyai perpindahan yang berbeda. Gaya lain yang bekerja

pada pegas adalah gaya tembok di tempat pegas diikatkan. Kerja total yang

dilakukan pad sistem balok-pegas adalah . Kerja ini tersimpan sebagai

energi potensial sistem balok pegas. Jika balok dilepas, pegas melakukan kerja

positif pada balok karena energi potensial sistem berubah menjadi energi kinetik.

Kerja perjalanan bolak balik yang dilakukan pada balok oleh pegas bila balok

bergerak dari posisi awalnya ke suatu posisi x dan kemudian kembali adalah nol.

Jadi, gaya pegas adalah gaya konservatif. Kita dapat menghitung fungsi energi

potensial yang berhubungan dengan gaya ini. Maka didapatkan :39

Dengan demikian

39

ibid, h. 173.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

23

Dengan U0 adalah energi potensial ketika x = 0, artinya bila pegas tak teregang.

Dengan memilih U0 sama dengan, kita dapatkan :

d. Usaha (Kerja)

Usaha adalah salah satu bentuk tenaga yang ditampilkan oleh adanya

perpindahan benda. Usaha dicirikan oleh adanya benda yang berpindah.40 Dalam

fisika usaha (W=Work) didefinisikan sebagai gaya (F) yang bekerja pada benda

atau sistem yang menyebabkan benda atau sistem tersebut berpindah sejauh S.41

Apabila benda atau sistem yang dikenai gaya tidak berpindah, maka usaha yang

dilakukan adalah 0. Sehingga dengan demikian pengertian tentang usaha ini

jangan disamakan dengan istilah usaha dalam sehari-hari. Dalam ungkapan

matematis kerja dituliskan sebagi perkalian titik antara sektor gaya dengan vektor

perpindahan. 42

Dengan :

F = gaya yang bekerja pada benda

S = jarak yang ditempuh/ perpindahan benda karena gaya tersebut

q = sudut antara vektor gaya dengan S

W = usaha (N x m = Joule)

Perubahan arah gaya menentukan besarnya usaha yang dilakukan. Dalam kurva F-

r, usaha adalah luas di bawah kurva.

40

Murdaka Bambang Eka Jati, Kuntoro Priyambodo Tri, Fisika Dasar, (Yogyakarta: C. V. Andi Off Set ,2007), h. 84

41 Muhammad Ishaq, Fisika Dasar edisi 2, (Yogyakarta: Graha Ilmu ,2007), h. 86

42 Ibid., h. 87

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

24

Gambar 2. 4 Usaha dalam Diagram

Usaha dalam diagram F-r sama dengan

luas daerah yang dibentuk di bawah kurva

e. Energi Kinetik (EK) dan Usaha Energi kinetik adalah energi yang muncul ketika benda bergerak dengan

kecepatan tertentu. Besarnya energi kinetik suatu benda yang bergerak dengan

kecepatan v adalah :

Dengan

EK = energi kinetik benda (joule)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (m/s)

Semakin cepat gerak sebuah benda maka energi kinetik yang dikandungnya akan

lebih besar.43 Hubungan antara energi kinetik dengan usaha dapat diturunkan

sebagai berikut:

43

Ibid., h. 88

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

25

f. Energi Potensial (EP) dan Usaha Suatu benda dapat memiliki sebuah energi tertentu bergantung pada

posisinya, sebagai contoh ketika menarik busur panah atau ketapel, makin jauh

menarik busur tali busurnya, maka makin besar pula energi yang dikandung oleh

anak panah, hal ini ditandai dengan anak panah yang terlontar makin jauh. Energi

semacam ini dinamakan energi potensial.

Energi potensial gravitasi biasanya cukup disebut energi potensial saja

didefinisikan sebagai:

Dengan

EP = Energi Potensial (joule)

m = massa (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = ketinggian benda dari lantai atau dari titik acuan tertentu (m)

Energi potensial tidak hanya berubah menurut ketinggian, namun juga

menurut titik acuan yang diambil.44

Hubungan antara energi potensial gravitasi EP dengan usaha dapat

diturunkan dari definisi usaha sebagai berikut. Dengan mengganti S dengan h

(biasanya digunakan untuk jarak yang berhubungan dengan ketinggian)

44

Ibid., h. 90

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

26

Tanda negatif pada gaya gravitasi di atas adalah karena ketika kita

mengangkat sebuah benda, terdapat sejumlah gaya gravitasi yang melawan kita.

Ini berarti perubahan EP sebuah benda adalah sama dengan usaha yang dilakukan.

Persamaan diatas bisa dikatakan teorema kesetaraan usaha dan energi (perubahan

energi potensial gravitasi). Persamaan di atas menyatakan bahwa usaha

mengangkat benda dari satu posisi mgh1 ke posisi yang lebih tinggi mgh2 akan

memerlukan usaha sebesar W.45

g. Hukum Konservasi Energi Mekanik (EM) Energi mekanik adalah energi total yang dimiliki oleh sebuah benda dalam

konteks gerak. Dari sudut pandang manusia, pada dasarnya energi tidak dapat

diciptakan atau dimusnahkan, namun hanya dapat berubah bentuk. Misalnya

energi kinetik yang dimiliki air ada sungai yang mengalir diubah menjadi energi

listrik melalui kincir air dan generator, energi listrik ini dialirkan ke rumah rumah

dan konservasi menjadi energi cahaya oleh lampu.46

Energi itu kekal karena tidak bisa dimusnahkan. Jika hanya ditinjau dari

energi mekaniknya saja, maka agar hukum konservasi energi mekanik harus

memenhui syarat tertentu:47

Jadi jika Flain – lain tidak ada, maka :

45

Ibid., h. 91 46

Ibid., h.91 47

Aby Sarojo,Ganijanti, Seri Fisika Dasar Mekanika edisi 5, (Jakarta: Salemba Teknika ,2014), h. 141

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

27

Dinamakan hukum konservasi energi mekanik. Jadi, syarat agar berlaku hukum

konservasi energi mekanik adalah tidak ada gaya lain lain kecuali gaya berat atau

gaya pegas. Hukum ini menyatakan bahwa :

1. Jumlah perubahan EK dan EP sama dengan nol

2. Penambahan EK= pengurangan EP atau sebaliknya

3. Jumlah EK dan EP pada setiap saat selalu tetap

Gaya lain lain adalah semua gaya yang bekerja pada suatu benda yang

bukan gaya berat dan atau gaya pegas. Seandainya hukum konservasi energi tidak

hanya berlaku untuk mekanik saja, tetapi lebih umum bersifat alamiah, maka

setiap ada perubahan energi mekanik akan terbentuk energi lain. misalkan pada

sebuah benda bekerja gaya gesek maka kerja dari gaya gesek sama dengan jumlah

perubahan energi mekanik. Bentuk energi ini adalah panas.48

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang berhubungan dengan Teams Games Tournament dan juga

media Plickers adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Syilvi Indrayani, I Nyoman Sudana Degeng,

Sumarmi (2016) yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Teams Games

Tournament Sebagai Model yang Efektif untuk Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Siswa” menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif

Teams Games Tournament diyakini dapat berperan secara efektif untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Melda Panjaitan (2016) yang berjudul “Efek

Penerapan Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dan Kemampuan

Pemecahan Masalah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Materi

Usaha dan Energi di Kelas XI SMA Swasta Imelda Medan” menunjukan

bahwa Siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

Teams Games Tournaments memperoleh hasil belajar Fisika lebih tinggi dari

pada siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

Derect Introdaction

48 Ibid., h. 141

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

28

3. Penelitian yang dilakukan oleh Timothy A. Wood, Ph.D.; Kweku Brown,

Ph.D.; J. Michael Grayson, Ph.D (2017) yang berjudul “Faculty and Student

Perceptions of Plickers” menunjukan bahwa guru sangat merasa mudah dan

terbantu menggunakan media Plickers selain itu tanggapan siswa juga sangat

positif terhadap plickers.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Morgan G. McCargo (2017) yang berjudul

“The Effects of Plickers As Response Cards On Academic Engagement

Behavior In High School Students” menunjukan bahwa Plickers mampu

mengatasi respon seluruh siswa dalam satu kelas dengan waktu yang

bersamaan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Jaraby Reyna de Thomas, dkk (2016) yang

berjudul “Participation and knowledge through Plickers in high school

students and its relationship to creativity”, menunjukan bahwa penggunaan

plickers di dalam kelas dapat meningkatkan kreativitas, partisipasi dan

pengetahuan yang di dapat sebelumnya.

C. Kerangka Berpikir

Konsep fisika kurang menunjang jika diajarkan jika hanya mengandalkan

kemampuan guru dengan ceramah. Pembelajaran fisika di kelas pun harus mulai

beralih menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan untuk

para siswa. Saat ini para guru masih banyak yang menggunakan pembelajaran

konvensional di kelas. Selain itu siswa siswi di kelas yang pintar cenderung pintar

hanya untuk dirinya sendiri dan kurang berbaur dengan teman temannya yang

lain. Hal ini menyebabkan kemampuan menangkap pelajaran yang berbeda beda

di kelas sehingga nilai rata rata siswa menjadi rendah.

Mengantisipasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu cara untuk

memperbaiki proses pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Teams Games Tournament TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan

5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras

yang berbeda. Agar lebih menambah semangat siswa dalam pembelajaran,

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

29

digunakanlah media Plickers. Media Plickers masih jarang digunakan oleh guru

guru di sekolah. Dengan seperti itu maka pembelajaran di kelas menjadi

menyenangkan dan aktif. Minat belajar siswa untuk belajar fisika meningkat dan

akhirnya bisa meningkatkan nilai Fisika siswa.

Pembelajaran Fisika di kelas monoton

Pembelajaran Fisika di kelas cenderung teacher center

Siswa siswi kurang membaur dan kurang bekerja sama dengan teman

yang lain (individualis)

Nilai Fisika rendah

Pembelajaran menggunakam model Teams Games Tournament (TGT)

Penggunaan model Teams Games

Tournament (TGT) dengan berbantuan media Plickers

Pembelajaran menarik dan tidak membosankan

Nilai Fisika meningkat

Gambar 2. 5 Kerangka Berpikir

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

30

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang telah dikemukan , maka hipotesis penelitian ini

yaitu terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) Berbantuan Media Plickers terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Materi Usaha Energi.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMAN 11 Kota Tangerang Selatan yang berlokasi

di Jalan Sumatera I Rt.002/06 Rawa Lele Kelurahan Jombang Kecamatan Ciputat-

Tangerang Selatan 15414, waktu Pelaksanaan penelitian pada semester genap

2017/2018.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen

(quasi-exsperiement research). Dalam design terdapat dua kelompok yakni,

kelompok eksperimen yang akan diberikan treatment khusus (variabel yang akan

diuji) yaitu proses pembelajaran dengan model Teams Games Tournament, dan

kelompok kontrol yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan proses

pembelajaran konvensional.

Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain kelompok kontrol

pretest-posttes acak (randomied pretest-posttest control group design, yang

diviualisasikan sebagai berikut:1

Tabel 3. 1 Pretest dan Posttest Control Group Design

Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

1 Nana syaodih sukamdinata, metode penelitian pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 204

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

32

Keterangan:

Eksperimen = kelompok eksperimen (model Teams Games Tournament)

Kontrol = kelompok kontrol (Pembelajaran konvensional)

O1 = tes awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)

X1 = pembelajaran model Teams Games Tournament

X2 = pembelajaran konvensional

O2 = tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)

C. Variabel Penelitian

Penelitian eksperimen variabel yang ada adalah variabel bebas dan

variabel terikat. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model

pembelajaran kooperatif Teams Game Tournament (TGT) berbantuan media

Plickers sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Target

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.2 Populasi pada penelitian

adalah seluruh siswa SMAN 11 Kota Tangerang Selatan. Sampel dalam penelitian

adalah siswa kelas X IPA dipilih dua kelas yaitu kelas X IPA 3 berjumlah 40

siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 1 berjumlah 40 siswa sebagai

kelas kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data atau dikatakan

dengan metode pengumpulan data. Cara yang digunakan dalam penelitian adalah

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan Teknik tes, yang terdiri dari

pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dirancang untuk mengukur

2 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D,(Bandung:CV.Alfabeta,2012),h. 117.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

33

kemampuan awal siswa sebelum pelaksanaan program pembelajaran dilakukan.

Posttest adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh siswa

mencapai kompetensi dasar, indikator, bahkan tujuan pembelajaran yang telah

disampaikan di awal proses pembelajaran berlangsung.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.3 Instrumen yang digunakan dalam

penelitian adalah instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan instrumen nontes

berupa angket respon siswa dan lembar observasi aktifitas siswa. Tes merupakan

kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan

menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya untuk

mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang diberikan.4

1. Instrumen Tes

Instrumen tes dalam penelitian menggunakan tes objektif berupa pilihan

ganda. Tes yang diberikan merupakan tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan

lima alternatif jawaban. Instrumen mencakup ranah kognitif pada aspek

pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4). Adapun skor

yang digunakan untuk pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban benar

dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Berikut kisi-kisi instrumen yang digunakan

pada penelitian ini terdapat pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3. 2 Kisi kisi Instrumen Tes

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Aspek Kognitif Jumlah

Soal

C1 C2 C3 C4

Memahami definisi Usaha (kerja) dan energy

1, 2* 2

3 Sugiyono, op. cit., h. 148.

4 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), Cet I, h.53.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

34

Mengidentifikasi Energi kinetik dan energi potensial

16* 17,18,19,2

0*,21

6

Memahami Konsep

usaha

3,4*,5,6*,

7,

8*,9 10,11

*,12*,

13*,1

4*,15

*

13

Mengidentifikasi Hubungan usaha (kerja) dengan energi potensial (gravitasi dan pegas)

31*,32*,3

3*

22*,24,

26*,27

*,28*,2

9*,30*,

35*,36,

37,

23*,2

5*,34

*,

16

Menerapkan konsep daya ke dalam bentuk persamaan dan kaitannya dengan usaha dan energi

38,39*,

40*,41

*,42*,4

3*

6

Mengidentifikasi Hukum kekekalan energi mekanik

49* 50* 45*,46

*,48

44,47

*

7

Jumlah soal 3 15 21 11 50

Presentase soal % 6% 30% 42% 22% 100%

Soal valid pada pengujian Anates yaitu 34 soal yang terdiri dari 2 soal

C1, 8 soal C2, 15 soal C3, dan 9 soal C4. Sebanyak 4 butir soal sudah terwakili

indikatornya sehingga soal yang dipakai pada penelitian ini adalah 30 butir soal.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

35

a. Validitas Instrumen Butir Soal Intrumen tes terdiri dari beberapa soal sehingga perlu mencari validitas

butir (tiap butir soal). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian digunakan

validitas isi (content validity) yang berarti tes disusun sesuai dengan materi

pembelajaran khusus. Sedangkan pengujian validitas instrumen (validitas butir)

menggunakan uji Point Biserial dengan menggunakan rumus sebagai berikut:5

Keterangan:

= koefisien korelasi biseria

= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validatasnya

= rerata skor total

= proporsi siswa yang menjawab benar

= proporsi siswa yang menjawab salah

Untuk mengetahui valid tidaknya butir soal interpretasi nilai koefisien korelasi

nilai yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3. 3 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 < ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < ≤ 0,60 Cukup

0,20 < ≤ 0,40 Rendah

0,00 < ≤ 0,20 Sangat rendah

5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi ( Jakarta; Bumi

Aksara, 2012), hlm 93.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

36

Uji validitas yang digunakan adalah uji product moment menggunakan program

ANATES. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai

berikut:

Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Instrumen

Statistik Butir Soal

Jumlah soal 50

Jumlah siswa 58

Nomor soal valid 2,4,6,8,11,12,13,14,15,16,20,22,23,

25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,3

9,40,41,42,43,45,46,47,49,50

Jumlah soal Valid 34

Presentase 68%

Hasil Uji Validitas Instrumen dapat dilihat pada lampiran B.1.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama

ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu

pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar

dihitung dengan rumus Kuder-Richardson (K-R 20), yaitu:6

(

)(

)

Keterangan :

11r = koefisien reliabilitas internal seluruh item.

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item salah pq 1

Σ pq = jumlah hasil perkalian p dan q

k = banyaknya item

s = standar deviasi dari tes

6 Ibid., hlm.115.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

37

Penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.7

berikut.

Tabel 3. 5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 r 0,20 Kecil

0,20 r 0,40 Rendah

0,40 r 0,70 Sedang

0,70 r 0,90 Tinggi

0,90 r 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan perhitungan menggunakan Anates, nilai reliabilitas yang diperoleh

instrumen tes ini, yaitu sebesar 0,92. Nilai ini termasuk ke dalam kategori sangat

tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak digunakan

dalam penelitian. Hasil perhitungan reliabilitas soal pada penelitian dapat dilihat

pada lampiran B.2.

c. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya

rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal pilihan

ganda adalah:7

Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

7 Ibid., hlm. 226-228.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

38

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilai tersebut

diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda seperti tertera pada Tabel 3. 8

sebagai berikut:8

Tabel 3. 6 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

Hasil uji daya beda instrumen tes dengan menggunakan Anates dapat

dilihat pada Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3. 7 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes

Kriteria Soal Butir soal

Jumlah soal Presentase

Sangat buruk, harus dibuang 6 12%

Jelek (poor) 12 24%

Cukup (satisfactory) 8 16%

Baik (good) 16 32%

Baik sekali (excellent) 8 16%

Jumlah 50 100%

8 Ibid., hlm. 232.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

39

Berdasarkan Tabel 3.9, dapat terlihat bahwa dari 50 soal, terdapat 6 butir

soal yang dibuang (drop) atau sebanyak 12%. Selanjutnya terdapat 12 butir atau

sebanyak 24% soal yang berkriteria jelek (poor). Terdapat 8 butir soal atau

sebanyak 16 % soal yang berkriteria cukup (satisfactory). Terdapat 16 butir soal

atau sebanyak 32 % soal yang berkriteria Baik (good). Terdapat 8 butir soal atau

sebanyak 16 % soal yang berkriteria Baik sekali (excellent). Hasil uji daya

pembeda instrumen tes pada penelitian dapat dilihat pada lampiran B.3.

d. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran (difficulty index). Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proposi

dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat

kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan:9

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang

diperoleh digunakan Tabel 3. 10 sebagai berikut:10

Tabel 3. 8 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

9 Ibid., hlm. 223. 10 Ibid., hlm. 225.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

40

0,70 – 1,00 Mudah

Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.11

berikut ini:

Tabel 3. 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Kriteria Soal Butir soal

Jumlah soal Presentase

Sukar 5 10%

Sedang 29 58%

Mudah 16 31.25%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan tabel 3.11, terlihat bahwa dari 50 butir soal, soal yang

tergolong mudah yakni sebanyak 16 soal atau sebanyak 31.25%. Selanjutnya soal

yang tergolong sedang yakni sebanyak 29 soal atau sebanyak 58%, dan soal yang

tergolong sukar yakni sebanyak 5 soal atau sebanyak 10%. Hasil uji taraf

kesukaran instrumen tes pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B.4.

2. Instrumen Nontes

a. Angket Respon Siswa Instrumen nontes dalam penelitian menggunakan angket respon siswa

dan lembar observasi aktivitas siswa. Angket respon siswa digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media

Plickers pada materi usaha dan energi.

Angket yang digunakan dalam penelitian adalah model Likert. Model

Likert menggunakan skala deskriptif, dimana siswa menjawab pilihan Sangat

Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup (C), Setuju (S), Sangat Setuju

(SS). Kisi-kisi pernyataan dalam angket dapat dilihat Tabel 3.3 berikut:

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

41

Tabel 3. 10 Kisi-kisi Angket Respon Siswa

No Indikator Butir

Pertanyaan positif (+)

Butir Pertanyaan Negatif (-)

Jumlah

1 Respon siswa dalam pembelajaran

menggunakan media Plickers

1,2 3,4 4

2 Desain Media Plickers 5,6 7,8 4 3 Penyajian konsep

materi pada media Plickers

9,10 11,12 4

Jumlah 6 6 12

Pertanyaan angket respon siswa dapat dilihat pada lampiran B.5.

b. Lembar observasi Lembar observasi merupakan lembar penelitian objektif yang dibuat

untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media

Plickers dengan prosedur observasi siswa. Kisi-kisi lembar observasi siswa dapat

dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3. 11 Kisi-kisi lembar observasi aktifitas siswa

Indikator Aktivitas Siswa Skor Maksimal

Pemberian Materi 4

Tim Belajar 4

Menjalankan Games 4

Menjalankan Tournamen 4

Penghargaan Kelompok 4

Penutup 4

Jumlah 24

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

42

Lembar observasi aktifitas siswa dapat dilihat pada lampiran B.6.

G. Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber lain terkumpul. Teknik analisis data hasil belajar pada penelitian

sebagai berikut.

1. Evaluasi Hasil Tes

Cara perhitungan nilai siswa adalah sebagai berikut :

Nilai =

2. Uji N-Gain

Uji N-Gain dilakukan setelah data pretest dan posttest terkumpul. Uji ini

dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan pada hasil belajar pada

kelompok eksperimen dan kontrol. Analisis dilakukan dengan menggunakan

rumus gain ternomalisasi rata-rata (average normalized gain). Rumus mencari N-

Gain adalah sebagai berikut11 :

N-Gain =

Dengan kategorisasi perolehan:

Tinggi : N-gain ≥ 0,70

Sedang : 0,30 ≤ N-gain < 0,70

Rendah : N-gain <0,30

3. Uji Prasyarat Penelitian

Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.

Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis dengan

maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji

hipotesis. Pengolahan dan penganalisisan data tersebut menggunakan statistik.

11 Yanti Herlanti, Tanya jawab seputar penelitian pendidikan sains, (Jakarta: FITK

Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah, 2014) h. 76-77

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

43

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan

data tersebut adalah:

a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data

yang akan dianalisis. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian kali ini

adalah Kolmogorof-Smirnov. Langkah- langkah uji normalitas Kolmogorof-

Smirnov dengan aplikasi SPSS 22 seperti berikut ini:12

1) Buka lembar kerja atau file - pilih menu Analyze - sub menu Descriptive

Statistic - klik Eksplo.

2) Masukkan variabel terkait pada Dependent List.

3) Pilih – Plots - aktifkan pilihan Normality Plots with test – Continue – Ok

4) Kriteria pengujian:

a) Tolak H0, jika probabilitas ≤ 0,05, distribusi populasi tidak normal.

b) Terima H0, jika probabilitas > 0,05, distribusi populasi normal.

b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua

keadaan atau populasi. Langkah – langkah perhitungan uji homogenitas dengan

menggunakan SPSS 22 sebagai berikut:13

1) Buka Data View masukkan data yang akan diujikan.

2) Pilih menu Analyze - Compare Means - One-way Anova - sampai muncul

jendela One-way Anova.

3) Masukkan variabel terkait pada Dependent List dan Factor.

4) Pilih Options - Descriptive - Homogenity of variance test - Continue - Ok.

5) Kriteria pengujian:

a) Tolak H0, jika probabilitas < 0,05, data heterogen.

b) Terima H0, jika probabilitas > 0,05, data homogen

12 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.156-157. 13 Kadir, Ibid, h. 169-170

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

44

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan pengujian untuk menjawab rumusan

masalah. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data

hasil penelitian serta uji hipotesis yang digunakannya:

a. Data Berdistribusi Normal dan Homogen Data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis menggunkan

pengujian homogenitas dengan menggunakan SPSS 22 sebagai berikut langkah -

langkahnya:14

1) Buka Data view pada aplikasi SPSS. Kemudian isi Data View sesuai dengan

data yang akan di ukur. Kemudian isi kolom Variabel view, view pada

Values.

2) Klik Analyze-Compare Means-Independent Sample T test.

3) Isi kolom Tes Variable (s)-Grouping Variable-Define Group-Continue-Ok

4) Interpretasi untuk data yang tidak homogen atau heterogen pilih kolom Equal

variances assumed pada tabel Group Statistic yaitu:

a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Data Berdistribusi Normal dan Heterogen Data berdistribusi normal dan heterogen, pengujian hipotesis

menggunakan uji non parametrik. Langkah-langkah pengujian homogenitas

dengan menggunakan SPSS 22 sebagai berikut:15

1) Buka Data view pada aplikasi SPSS. Kemudian isi Data View sesuai dengan

data yang akan di ukur. Kemudian isi kolom Variabel view, view pada

Values.

2) Klik Analyze-Compare Means-Independent Sample T test.

3) Isi kolom Tes Variable (s)-Grouping Variable-Define Group-Continue-Ok

4) Interpretasi untuk data yang tidak homogen atau heterogen pilih kolom Equal

variances not assumed pada tabel Group Statistic yaitu:

14 Kadir, op. cit., h. 308-310 15

Kadir, loc. cit.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

45

a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

c. Data tidak berdistribusi normal Data yang tidak berdistribusi normal menggunakan uji Mann-Whitney. Uji

Mann-Whitney adalah uji non-parametrik yang tergolong kuat sebagai uji-t

menguji parameter perbedaan dua rata-rata sampel yang asumsi distribusi

populasinya harus normal dan variansinya harus homogen, maka pada uji

MannWhitney untuk data normal dan homogen tidak diperlukan yang penting

level pengukurannya minimal ordinal dan variabel kontinyu.16

Langkah-langkah uji Mann-Whitney menggunakan aplikasi SPSS 22

sebagai berikut:17

1) Masukkan data pada menu Data View.

2) Pilih menu Analyze - Nonparametric test - legacy Dialogs - 2 Independent

Samples.

3) Pada jendela Two Independent Samples Tests, masukkan variabel terkait pada

Test Variabel List dan Grouping Variable - klik Define Group - klik

Continue - kembali ke menu Test Independent Samples Test - Test Type

Mann-Whitney U - Ok.

4) Kriteria pengujian:

a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

H. Analisis Data Nontes

Instrumen nontes pada penelitian ini berupa angket respon siswa dan

lembar observasi aktivitas siswa. Berikut penjelasan dari masing-masing teknik

analisis data dari kedua intrumen nontes tersebut.

a. Angket Respon Siswa Analisis data instrumen nontes pada penelitian ini menggunakan teknik

analisis data deskrptif. Instrumen nontes berupa angket ini memiliki pernyataan

16 Kadir, op. cit., h.489. 17 Ibid, h.492-493.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

46

yang terbagi menjadi dua, yaitu pernyataan positif dan negatif. Dalam

menganalisis data yang berasal dari angket berskala 1 sampai dengan 5.

Penskoran jawaban pertanyaan angket dapat dilihat Tabel 3.12 berikut ini.18

Tabel 3. 12 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket

Jawaban

Nilai

Pertanyaan

Positif

Pertanyaan

Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tidak Setuju(TS) 2 4

Cukup(C) 3 3

Setuju (S) 4 2

Sangat Setuju(SS) 5 1

Data angket diolah secara kuantitatif menggunakan rumus:

P = Persentase jawaban

f = frekuensi jawaban

n = jumlah responden

Tabel 3. 13 Penskoran Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket

Rentang nilai Kategori

0-20% Sangat kurang

21-40% Kurang

41-60% Cukup

61-80% Baik

81-100% Sangat baik

18 Sugiyono, op.cit., h. 135 -136

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

47

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar observasi siswa dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran model kooperatif Teams Games Tournament (TGT)

berbantuan media Plickers. Observer menilai pada suatu lembar observasi dengan

metode check list sesuai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan.

Selanjutnya data hasil perolehan lembar observasi aktivitas siswa diolah secara

kuantitatif sebagai berikut:

Keterangan:

P = angka persentase

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N= jumlah skor ideal

Data yang diperoleh diubah dalam bentuk persentase, kemudian di

kategorikan ke dalam kategori Tabel 3.14 berikut:19

Tabel 3. 14 Kriteria Penilaian Lembar Observasi

Rentang nilai Kategori

0-20% Sangat kurang

21-40% Kurang

41-60% Cukup

61-80% Baik

81-100% Sangat baik

19 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data Aplikasi Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2013),

Cet ke-5, h. 18.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

48

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

H0 = Sig (2-tailed) > (taraf signifikasi 0.05)

Ha = Sig (2-tailed) < (taraf signifikasi 0.05)

Keterangan:

H0 = Hipotesis nol, nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) berbantuan media Plickers lebih kecil atau

sama dengan nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajar

dengan pembelajaran konvensional

Ha = hipotesis alternatif, nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang

diajar dengan model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) berbantuan media Plickers lebih tinggi

dari pada rata-rata hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran

konvensional.

Sig(2-tailed) = nilai probabilitas hasil uji hipotesis

= taraf signifikansi (0,05)

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT)

berbantuan media Plickers berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada

materi Usaha Energi.

2. Hasil angket respon siswa terhadap model pembelajaran Kooperatif Teams

Games Tournament (TGT) berbantuan media Plickers menunjukkan bahwa

pembelajaran menggunakan media Plickers dalam proses pembelajaran fisika

pada materi usaha energi secara keseluruhan memperoleh hasil keseluruhan

dalam kategori baik.

3. Terdapat perbedaan nilai Hasil Belajar pada kelas kontrol dan eksperimen

setelah diberikan treatment.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan peneliti sebagai tindak lanjut dari hasil

penelitian ini, diantaranya:

1. Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament harus

memerlukan waktu yang cukup di kelas, guru harus mempersiapkan

pengajaran yang baik agar bisa memanagement waktu saat berada di kelas.

2. Penggunaan media Plickers di kelas membutuhkan persiapan yang matang

sebelum digunakan.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

64

DAFTAR PUSTAKA

Aby Sarojo,Ganijanti. 2014. Seri Fisika Dasar Mekanika edisi 5,Jakarta: Salemba Teknika.

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama. 2006. Evaluasi

Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta : UIN Jakarta Press, Cet I.

Annurwanda,Pradipta.2018.” The Effect of Teams Games Tournament on

Mathematics Self-Efficacy in Junior High Schools, SHS Web of Conferences 42, 00079 (2018)

Araby Reyna de Thomas, dkk. 2016. “Participation and knowledge through

Plickers in high school students and its relationship to creativity”, UNESCO-UNIR ICT & Education Latam Congress.

Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Cet.14.

Benny A. Pribadi. 2011. Model ASSURE untuk mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: Dian Rakyat Cet.1. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Douglas C. Giancoli. 2001.Fisika. Jakarta: Erlangga.

Helmita,Roza. 2018. “Motivasi mahasiswa Tadris Biologi IAIN Batusangkar

terhadap Penggunaan Aplikasi Plickers pada mata kuliah Embriologi”, Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Sains, IAIN Batusangkar Keterampilan Abad 21; Strategi Pengembangan Pembelajaran, Penelitian, Matematika dan Sains 21 Juli 2018.

I Nyoman Sudana Degeng, Sumarmi, “Pembelajaran Kooperatif Teams Games

Tournament Sebagai Model yang Efektif untuk Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Siswa”,Jurnal Pendidikan Teori Penelitian dan Pengembangan, vol 1,2016.

Kadir. 2016. Statistika Terapan. Jakarta: Rajawali Pers.

Melda Panjaitan, “Efek Penerapan Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

dan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

65

Fisika pada Materi Usaha dan Energi di Kelas XI SMA Swasta Imelda Medan, 2016

Miftahul Huda. 2015. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cet.IX.

Morgan G. McCargo, “The Effects of Plickers As Response Cards On Academic

Engagement Behavior In High School Students”, The University of Southern Mississippi The Aquila Digital Community, 2017.

Muhammad Ishaq. 2007. Fisika Dasar edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mukhadis, Amat, Sosok Manusia Indonesia Unggul dan Berkarakter dalam

Bidang Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup di Era Globalisasi. (online),2013. (http://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/1434), diakses tanggal 12 mei 2019

Murdaka Bambang Eka Jati, Kuntoro Priyambodo Tri. 2007.Fisika Dasar. Yogyakarta: C. V. Andi Off Set.

Nana Sudjana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Cet.18.

Nana syaodih sukamdinata. 2005. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nyayu Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Cet.2.

Riduwan dan Akdon. 2013. Rumus dan Data Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta Cet ke-5.

Robert E.Slavin terjemahan , Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik (Bandung: Nusa Media).

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Cet.5.

Rusman. 2010. Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalisme Guru edisi kedua. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47121/1/SUBEKHA-FITK.pdf · objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket

66

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:CV.Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Jakarta; Bumi Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Timothy A. Wood, Kweku Brown, J. Michael Grayson. 2017. “Faculty and

Student Perceptions of Plickers”, American Society for Engineering Education.

Tripler A,Paul. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:Erlangga.

Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, Sri Harmiant. 2013. Model-Model

Pembelajaran Inovatif dan Efektif .Bandung:Alfabeta.

Yanti Herlanti. 2014. Tanya jawab seputar penelitian pendidikan sains. Jakarta: FITK Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah.

Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada Baru.

Zemansky W,Mark. 1985. Fisikan untuk Universitas. Jakarta: BinaCipta