pengaruh model pembelajaran inquiry

164
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MUATAN PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG FPB SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: C. Nita Rumiyati NIM : 141134033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA

MUATAN PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG FPB

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

C. Nita Rumiyati

NIM : 141134033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang.

(Amsal 23: 18)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan berkat, perlindungan, dan

semangat dalam hidup saya.

2. Kedua Orang tua saya Fr. Triyono Basuki dan Yulia Sumarni yang

membiayai kuliah, memberikan doa, dan semangat.

3. Adik saya M. Dina Rosanti yang selalu memberikan doa dan semangat.

4. Keluarga besar Om Bertus yang selalu mendukung dan memberi semangat.

5. Sahabat-sahabat pemberi semangat dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi: Marianto, Merry, Desi, Monika, Dian dan teman-teman sepayung.

6. Almamater saya Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

vii

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MUATAN PELAJARAN

MATEMATIKA TENTANG FPB

C. Nita Rumiyati

Universitas Sanata Dharma

2018

Latar belakang penelitian ini adanya proses belajar yang dilakukan siswa

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD

pada Muatan Pelajaran Matematika tentang FPB.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah quasi experimental tipe

nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas IV SD Negeri Nanggulan yang berjumlah 63 siswa. Sampel penelitian adalah

kelas IV A yang berjumlah 32 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B

yang berjumlah 31 siswa sebagai kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inquiry

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada muatan pelajaran

matematika tentang FPB. Dilihat dari hasil uji korelasi pada kelompok eksperimen

yang memiliki nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,042 yang artinya < 0,05, maka Hi

diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara model pembelajaran inquiry

terhadap hasil belajar. Pengaruh dapat dilihat dari hasil uji statistik menggunakan

Mann-Whitney Test dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), maka

Hnull ditolak dan Hi diterima. Hi diterima artinya ada perbedaan yang signifikan

antara selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan selisih skor pretest ke

posttest kelompok eksperimen. Persentase besar pengaruh perlakuan adalah

36,05%.

Kata Kunci: model pembelajaran inquiry, hasil belajar, pelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF INQUIRY LEARNING MODEL ON THE RESULT

STUDENT OF GRADE IV ELEMENTARY SCHOOL ON LESSON

MATHEMATICS ABOUT GREATEST COMMON DIVISOR

C. Nita Rumiyati

Sanata Dharma University

2018

The background of this research is the learning process undertaken students

can affect the learning outcomes. This study aims to determine the effect of inquiry

learning model to the results student of grade IV elementary school on lesson

mathematics about Greatest Common Divisor.

The type of research used by researchers is quasi experimental type

nonequivalent control group design. The population of this study is all students of

class IV State Elementary School Nanggulan, amounting to 63 students. The sample

of the study was class IV A which amounted to 32 students as experimental group

and class IV B which amounted to 31 students as control group.

The results of this study indicate that the inquiry learning model influences

the result student of grade IV elementary school on lesson mathematics about

Greatest Common Divisor. Judging from the result of correlation test in

experimental group having value Sig. (2-tailed) of 0.042 which means <0.05, then

Hi is accepted. This means that there is a significant relationship between the

inquiry model of learning outcomes. Influence can be seen from statistical test

results using Mann-Whitney Test with value Sig. (2-tailed) of 0.000 (or p <0.05),

then Hnull is rejected and Hi is accepted. Hi accepted means there is a significant

difference between pretest score difference to control group posttest and difference

of pretest score to posttest experiment group. A large percentage of treatment effect

was 36.05%.

Keywords: inquiry learning model, learning result, lesson mathematics.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-

Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi yang

berjudul β€œPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MUATAN PELAJARAN

MATEMATIKA TENTANG FPB”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan lancar dan

tepat waktu tanpa dukungan dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Peneliti

mengucapkan terimakasi kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan

Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing, memberi semangat dan ilmu pengetahuan kepada peneliti.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang

telah membimbing dengan sabar, memberi semangat dan ilmu pengetahuan

kepada peneliti.

6. Veronika Fitri Rianasari, M.Sc. selaku Dosen Validator penelitian yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan ilmu pengetahuan

kepada peneliti.

7. Sri Rahayu, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Nanggulan yang telah

memberikan izin kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian.

8. Surantini, S.Pd. selaku Wali Kelas IV A yang telah membimbing dan

meluangkan waktu sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan

lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

x

9. Lanjar Widyowati, S.Pd.SD. selaku Wali Kelas IV B yang telah membimbing

dan meluangkan waktu sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian

dengan lancar.

10. Siswa kelas IV A dan IV B SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2017/2018 yang

telah bersedia menjadi sampel penelitian.

11. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membantu proses perizinan penelitian skripsi.

12. Kedua Orang tua saya, Fr. Triyono Basuki dan Yulia Sumarni yang selalu

memberi doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi.

13. Sahabat-sahabat terbaik saya Marianto, Merry, Desi, Monika, Dian dan teman-

teman sepayung.

14. Semua pihak yang telah mendukung peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam

penyusunan. Semua hal/masukan berupa saran dan kritik yang membangun akan

peneliti terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini bermanfaat

bagi para pembaca dan dunia pendidikan, khususnya di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................... vi

ABSTRAK.................................................................................................... vii

ABSTRACT................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR................................................................................. ix

DAFTAR ISI................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL........................................................................................ xiv

DAFTAR GRAFIK..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xvi

BAB I PENDAHUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah...................................................................................... 5

1.3 Rumusan Masalah.................................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian..................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitan.................................................................................... 5

1.6 Definisi Operasional................................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 8

2.1 Kajian Pustaka......................................................................................... 8

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung................................................................ 8

2.1.1.1 Teori Belajar Jean Piaget................................................................... 8

2.1.1.2 Model Pembelajaran.......................................................................... 10

2.1.1.3 Model Pembelajaran inquiry.............................................................. 12

2.1.1.4 Hasil Belajar.......................................................................................16

2.1.1.5 Matematika........................................................................................ 19

2.1.1.6 Materi Faktor Persekutuan Terbesar.................................................. 21

2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan.............................................................. 25

2.2 Kerangka Berpikir................................................................................... 28

2.3 Hipotesis.................................................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 30

3.1 Jenis Penelitian.........................................................................................30

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................. 32

3.3 Populasi dan Sampel................................................................................ 33

3.4 Variabel Penelitian................................................................................... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 35

3.5.1 Tes......................................................................................................... 35

3.5.2 Non Tes................................................................................................. 36

3.6 Instrumen Penelitian................................................................................ 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

xii

3.6.1 Tes......................................................................................................... 37

3.6.2 Non Tes................................................................................................. 38

3.7 Teknik Pengujian Instrumen.................................................................... 39

3.7.1 Validitas................................................................................................ 39

3.7.2 Reliabilitas............................................................................................ 42

3.8 Teknik Analisis Data................................................................................43

3.8.1 Uji Asumsi............................................................................................ 44

3.8.1.1 Uji Normalitas Data........................................................................... 44

3.8.1.2 Uji Homogenitas................................................................................ 45

3.8.2 Uji Hipotesis......................................................................................... 45

2.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal...................................................... 46

2.8.2.2 Uji Korelasi Pretest ke Posttest......................................................... 46

2.8.2.3 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest................................................... 48

2.8.3 Analisis Lebih Lanjut............................................................................ 49

2.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest.......................................... 49

2.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan........................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 52

4.1 Hasil Penelitian........................................................................................ 52

4.1.1 Uji Asumsi............................................................................................ 53

4.1.1.1 Uji Normalitas.................................................................................... 53

4.1.1.2 Uji Homogenitas................................................................................ 54

4.1.2 Uji Hipotesis......................................................................................... 54

4.1.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal...................................................... 54

4.1.2.2 Uji Korelasi Pretest ke Posttest......................................................... 55

4.1.2.3 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest................................................... 56

4.1.3 Analisis Lebih Lanjut............................................................................ 57

4.1.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest.......................................... 57

4.1.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan........................................................... 59

4.2 Pembahasan..............................................................................................59

BAB V PENUTUP........................................................................................63

5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 63

5.2 Keterbatasan Penelitian............................................................................ 64

5.3 Saran........................................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 65

LAMPIRAN..................................................................................................68

CURRICULUME VITAE............................................................................. 148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature dari Penelitian yang Sebelumnya.............................. 27

Gambar 2.2 Konsep Kerangka Berpikir.........................................................29

Gambar 3.1 Desain Penelitian........................................................................31

Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian.................................................... 35

Gambar 3.3 Rumus peningkatan skor pretest ke posttest.............................. 50

Gambar 3.4 Rumus besar efek dari data normal............................................ 50

Gambar 3.5 Rumus besar efek dari data tidak normal................................... 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 KD dan Indikator........................................................................... 22

Tabel 3.1 Waktu Penelitian............................................................................ 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest................................................. 37

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru............................................. 38

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa........................................... 38

Tabel 3.5 Hasil Validasi Instrumen Soal Pretest........................................... 41

Tabel 3.6 Hasil Validasi Instrumen Soal Posttest.......................................... 41

Tabel 3.7 Tabel Koefisien Reliabilitas...........................................................42

Tabel 3.8 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pretest...................................... 43

Tabel 3.9 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Posttest..................................... 43

Tabel 3.10 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan.............................................. 51

Tabel 4.1 Uji Normalitas................................................................................53

Tabel 4.2 Uji Homogenitas............................................................................ 54

Tabel 4.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal..................................................54

Tabel 4.4 Uji Korelasi Pretest ke Posttest..................................................... 55

Tabel 4.5 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest............................................... 56

Tabel 4.6 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest...................................... 57

Tabel 4.7 Uji Pengaruh Besar Perlakuan....................................................... 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbedaan Selisih......................................................................... 57

Grafik 4.2 Peningkatan Rata-rata Skor Pretest ke Posttest........................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian................................................................. 69

Lampiran 1.2 Surat Telah Melakukan Penelitian.......................................... 70

Lampiran 2.1 Silabus Pembelajaran di Kelompok Kontrol........................... 71

Lampiran 2.2 Silabus Pembelajaran di Kelompok Eksperimen.................... 73

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Kelompok

Kontrol................................................................................... 75

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Kelompok

Eksperimen............................................................................. 90

Lampiran 3.1 Soal Pretest..............................................................................112

Lampiran 3.2 Soal Posttest............................................................................ 113

Lampiran 3.4 Kunci Jawaban Soal Pretest.................................................... 114

Lampiran 3.5 Kunci Jawaban Soal Posttest....................................... ........... 116

Lampiran 3.6 Rubrik Penilaian Skor............................................................. 118

Lampiran 3.7 Hasil Wawancara Guru........................................................... 119

Lampiran 3.8 Hasil Wawancara Siswa.......................................................... 120

Lampiran 3.9 Rekap Nilai Expert Judgement RPP........................................ 122

Lampiran 3.10 Rekap Nilai Expert Judgement Soal Tes............................... 127

Lampiran 3.11 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Soal

Pretest.................................................................................... 129

Lampiran 3.12 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Soal

Posttest................................................................................... 131

Lampiran 3.13 Lembar Keterbacaan Siswa....................................................133

Lampiran 4.1 Hasil Tes.................................................................................. 135

Lampiran 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas........................................... 137

Lampiran 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas........................................ 138

Lampiran 4.4 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Kemampuan Awal............. 140

Lampiran 4.5 Hasil Perhitungan Uji Korelasi Pretest ke Posttest................. 141

Lampiran 4.6 Hasil Perhitungan Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest......... 142

Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest.. 143

Lampiran 4.8 Hasil Perhitungan Uji Besar Pengaruh........................ ........... 145

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan.................................................................. 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I ini ada enam hal yang akan diuraikan. Enam hal yang akan

diuraikan dalam bab I ini yaitu latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara (Suardi, 2016: 71). Setiap satuan pendidikan

melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta

penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

ketercapaian kompetensi lulusan (Rusman, 2017: 62-63). Proses pendidikan yang

terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.

Proses belajar merupakan suatu aktivitas siswa untuk memperoleh

pengetahuan dan membentuk sikap pada diri siswa. Piaget juga mengemukakan

bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang

dilalui siswa yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional

konkret, tahap operasional formal (Thobroni, 2015: 81). Belajar adalah upaya

meningkatkan kualitas hidup dan mengoptimalkan pembangunan kualitas manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

2

yang bisa membawa harapan perbaikan ke depan (Yamin, 2014: 6). Tujuan belajar

diarahkan untuk menguasai pengetahuan atau mendapatkan hasil belajar, tetapi juga

untuk mengembangkan kemampuan (intelektual, sosial, fisik-motorik) dan

pengembangan segi-segi afektif yaitu sikap, minat, motivasi, nilai-nilai moral dan

keagamaan. Hasil kegiatan belajar adalah perubahan diri dari keadaan tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak melakukan sesuatu menjadi melakukan sesuatu, dari tidak

mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu (Hamdayama,

2016: 28). Hasil belajar merupakan suatu perubahan kemampuan berpikir, perilaku

dan keterampilan seorang anak yang didapat setelah melakukan aktivitas belajar

pada suatu muatan pelajaran.

Muatan pelajaran matematika merupakan salah satu muatan pelajaran yang

dipelajari oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Matematika adalah ilmu tentang

bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan

dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (KBBI, 2014: 888). Manfaat dari

belajar matematika yaitu dapat digunakan dalam memecahkan masalah di

kehidupan sehari-hari. Muatan pelajaran matematika di kelas IV SD terdapat materi

mengenai Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Faktor persekutuan terbesar (FPB)

adalah faktor persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang terbesar (Gunanto

& Adhalia 2016: 63).

Berdasarkan hasil wawancara guru wali kelas IV, guru menyatakan bahwa

proses belajar yang dilakukan siswa mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil

belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan proses belajar ini ada yang hasilnya

rendah dan tinggi. Hasil belajar yang tinggi merupakan wujud dari proses belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

3

yang dilakukan dapat berhasil mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil

belajar yang rendah merupakan wujud dari proses belajar yang dilakukan tidak

mencapai tujuan pembelajaran. Ketika diadakan tes awal oleh peneliti, dari jumlah

seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 63 siswa tidak ada yang lulus KKM.

Sedangkan KKM pada muatan pelajaran matematika di SD kelas IV adalah 65.

Dengan alasan di atas, peneliti mencoba menerapkan suatu model

pembelajaran yang inovatif untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Peneliti memilih model pembelajaran yang inovatif karena model pembelajaran

inovatif dapat menanamkan konsep materi kepada siswa, sehingga siswa dapat

menyelesaikan masalah dalam suatu materi tertentu. Model pembelajaran berfungsi

sebagai alat komunikasi yang penting bagi guru (Suprijono, 2016: 59). Penggunaan

model pembelajaran inovatif membantu guru mencapai tujuan tertentu. Model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik

yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam mengorganisasikan

proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar (Sani, 2013: 89). Salah satu

model pembelajaran yang digunakan dalam kegitan belajar mengajar yaitu model

pembelajaran inquiry, karena dalam kegiatan belajar dapat merangsang,

mengajarkan, dan mengajak siswa untuk berfikir kritis, analitis, dan sistematis.

Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Hamdayama,

2016: 132). Model pembelajaran inquiry merupakan suatu model yang menekankan

pada pengembangan intelektual siswa. Tujuan utama dari model pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

4

inquiry yaitu pengembangan kemampuan berpikir dengan menggunakan langkah-

langkah model pembelajaran inquiry yaitu orientasi, merumuskan masalah,

membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menguji hipotesis, dan

menyimpulkan.

Beberapa penelitian yang relevan sebelumnya menunjukkan bahwa model

pembelajaran inquiry cukup efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pengaruh model pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan media grafis terhadap hasil belajar matematika kelas IV SD

di Gugus 4 Kecamatan Busungbiu (Permana, 2014). Penggunaan model

pembelajaran inkuiri pada materi operasi hitung bilangan di kelas I SD Negeri 53

Banda Aceh (Israwani, 2015). Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA kelas IV SD Karya

Putra Surabaya (Sunarti, 2012). Upaya meningkatkan hasil belajar matematika

siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK

dan FPB melalui metode inkuiri. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba meneliti

bagaimana pengaruh model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti melakukan penelitian dengan

mengangkat judul β€œPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MUATAN

PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG FPB”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

5

1.2 Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya terbatas untuk meneliti tentang

pengaruh model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SD

Negeri Nanggulan pada muatan pelajaran matematika tentang FPB.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah β€œApakah ada pengaruh model

pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada muatan

pelajaran matematika tentang FPB?”.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan

penelitian dalam penelitian ini adalah β€œUntuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada muatan

pelajaran matematika tentang FPB”.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Secara Teoritis

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan

tentang model pembelajaran inquiry yang dapat berpengaruh pada hasil belajar

siswa dalam muatan pelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

6

1.5.2 Secara Praktis

1. Bagi Guru

Model pembelajaran inquiry sebagai model pengajaran yang dapat membantu

guru untuk menyampaikan materi dalam muatan pelajaran matematika di SD.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada muatan pelajaran

matematika tentang FPB melalui langkah-langkah kegiatan pada model

pembelajaran inquiry.

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah pengalaman dalam melakukan penelitian,

khususnya dalam muatan pelajaran matematika mengenai FPB dengan model

pembelajaran inquiry.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang merangsang,

mengajarkan, dan menekankan siswa dalam berpikir kritis, analitis, dan sistematis

dalam menemukan jawaban secara mandiri. Langkah-langkah pelaksanaan model

inquiry yaitu (1) orientasi; (2) merumuskan masalah; (3) membuat hipotesis; (4)

mengumpulkan data; (6) menguji hipotesis; (7) menyimpulkan.

1.6.2 Hasil belajar adalah suatu perubahan kemampuan berpikir, perilaku dan

keterampilan seorang anak yang didapat setelah melakukan aktivitas belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

7

1.6.3 Matematika adalah ilmu tentang bilangan yang mempelajari hubungan

pengukuran, operasi hitung, keruangan, geometri, dan memecahkan masalah

pengukuran dan perhitungan dalam kehidupan sehari-hari.

1.6.4 Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan yang

terbesar dari faktor persekutuan dua bilangan atau lebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II memuat tentang kajian pustaka yang terdiri dari teori-teori yang

mendukung dan hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

2.1 Kajian Pustaka

Pada bagian kajian pustaka akan membahas tentang teori-teori yang

mendukung yaitu teori belajar Jean Piaget, model pembelajaran, model

pembelajaran inquiry, hasil belajar, matematika, materi Faktor Persekutuan

Terbesar (FPB), dan hasil penelitian yang relevan.

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung

2.1.1.1 Teori Belajar Jean Piaget

Jean Piaget (dalam Hamdayama, 2016: 39) mengatakan bahwa proses belajar

sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi

(penyeimbangan). Asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi

baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak anak. Akomodasi adalah

proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan,

equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi

(Thobroni, 2015: 81).

Jean Piaget mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan

tahap perkembangan kognitif yang dilalui oleh siswa (Hamdayama, 2016: 20).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

9

Perkembangan kognitif berlangsung melalui empat tahap yaitu sebagai berikut

(Rusman, 2017: 122-127).

1. Tahap Sensori-Motor (0-1,5 tahun)

Kemampuan kognitif atau intelegensi yang dimiliki anak pada masa ini

merupakan intelegensi dasar yang sangat berarti dan menentukan untuk

perkembangan kognitif selanjutnya.

2. Tahap Pra-Operasional (1,5-6 tahun)

Pada fase ini menurut Piaget ditandai dengan adanya kesadaran dalam diri

anak tentang suatu objek.

3. Tahap Operasional Konkret (6-12 tahun)

Dikatakan fase operasional konkret karena pada masa ini pikiran anak

terbatas pada objek-objek yang ia jumpai dari pengalaman-pengalaman langsung.

Anak berpikir tentang objek-objek atau benda-benda yang ia temukan secara

langsung, misalnya tentang berat, warna, dan strukturnya. Ia juga berpikir tentang

aktivitas-aktivitas yang dapat ia lakukan dengan menggunakan benda-benda yang

ditemuinya.

Kemampuan operasi kognitif ini juga meliputi kemampuan melakukan

berbagai macam operasional secara matematika, seperti menambah, mengurangi,

mengalikan, dan membagi. Oleh karena kemampuan yang dimiliki anak masih

terbatas pada hal-hal yang konkret, maka proses berpikir pada anak akan terjadi

pada aktivitas-aktivitas langsung. Segala sesuatu yang dipikirkan harus ditarik pada

hal-hal yang konkret, karena jika tidak konkret maka akan sulit dipecahkan anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

10

4. Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas)

Piaget menamakan pada fase ini sebagai fase β€œformal operational” karena

pada masa ini pola berpikir anak sudah sistematik dan meliputi proses-proses yang

kompleks. Operasionalnya tidak lagi terbatas semata-mata pada hal-hal yang

konkret, akan tetapi dapat juga dilakukan pada operasional lainnya.

Proses belajar yang dialami seorang anak berbeda pada tahap yang satu

dengan tahap yang lainnya (Siregar, 2011: 33). Hal ini menjelaskan bahwa semakin

tinggi tingkat kognitif seseorang semakin teratur dan juga semakin abstrak cara

berpikirnya. Penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas IV yang berada pada

tahap operasional konkret yaitu rentang usia 6-12 tahun. Dalam tahap operasional

konkret ini, pikiran anak terbatas pada objek-objek yang ia jumpai dari

pengalaman-pengalaman langsung yang dapat merangsang, menekankan siswa

untuk belajar berpikir kritis, analitis, dan sistematis sesuai dengan langkah model

pembelajaran inquiry yang digunakan dalam penelitian ini.

2.1.1.2 Model Pembelajaran

1. Definisi Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru ketika melakukan

kegiatan belajar mengajar di kelas sangat beragam. Model pembelajaran biasanya

disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori belajar. Suprijono (2016: 51),

mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan pembelajaran

di kelas. Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

11

mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif

(Suhana, 2014: 37). Asih & Eka (2014: 48), mengatakan bahwa model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Joyce & Weil (1996: 7), mengatakan bahwa Models of teaching are

really models of learning. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya

belajar peserta didik dan gaya guru mengajar. Model pembelajaran dapat dijadikan

pola pilihan, artinya para guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai

materi, efektif, dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

(Rusman, 2017: 244).

Berdasarkan beberapa definisi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran yang diterapkan secara sistematis

dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran

secara umum dapat diterapkan pada berbagai muatan pelajaran, terutama muatan

pelajaran matematika.

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Rusman (2017: 252-253), menyatakan bahwa model pembelajaran memilik

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

b. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu.

c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

12

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax); (2)adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial; (4)

sistem pendukung.

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.

f. Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya.

2.1.1.3 Model Pembelajaran Inquiry

1. Definisi Model Pembelajaran Inquiry

Inkuiri berasal dari kata Inquiry yang merupakan kata dalam bahasa Inggris

yang berarti: penyelidikan/meminta keterangan yang artinya siswa diminta untuk

mencari dan menemukan sendiri (Anam, 2015: 7). Inquiry adalah strategi

pembelajaran yang merangsang, mengajarkan, dan mengajak siswa untuk berpikir

kritis, analitis, dan sistematis dalam rangka menemukan jawaban secara mandiri

dari berbagai permasalahan yang diutarakan (Hartono, 2013: 61). Bentuk inquiry

lebih mengutamakan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar (Rusman,

2017: 267). Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang

berupa menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah sehingga peserta didik lebih

banyak belajar sendiri dan mengembangkan kreativitas memecahkan masalah.

Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan

pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan

sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Hamdayama, 2016: 132).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

13

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang merangsang, mengajarkan,

dan menekankan siswa dalam berfikir kritis, analitis, dan sistematis dalam

menemukan jawaban secara mandiri.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry

Hamdayama (2016: 134), mengatakan bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran inquiry dapat mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut.

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam

tahapan orientasi ini yaitu; a) menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang

diharapkan dapat dicapai oleh siswa; b) menjelaskan pokok-pokok kegiatan

yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan; c) menjelaskan

pentingnya topik dan kegiatan belajar dalam rangka memberikan motivasi

belajar siswa.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada sesuatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Teka-teki dalam rumusan masalah yang

ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong

untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat

penting dalam pembelajaran inquiry, melalui proses tersebut siswa akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

14

memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya

mengembangkan mental melalui proses berpikir.

c. Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang

dikaji.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inquiry,

mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menetukan jawaban yang dianggap diterima

sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan

data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir

rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan

argumentasi, melainkan harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Nurhadi (2005: 124), menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya dalam

pembelajaran, model inkuiri digunakan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a. Merumuskan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

15

b. Membuat hipotesis

c. Mengumpulkan data

d. Menganalisis data

e. Menguji hipotesis

f. Membuat simpulan

Sanjaya (2006: 199), menyatakan bahwa secara umum proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dapat mengikuti langkah-

langkah sebagai berikut.

a. Orientasi

b. Merumuskan masalah

c. Mengajukan hipotesis

d. Mengumpulkan data

e. Menguji hipotesis

f. Merumuskan kesimpulan

Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa model

pembelajaran inquiry memiliki langkah-langkah dalam pelaksanaannya, yaitu:

a. Orientasi

b. Merumuskan masalah

c. Membuat hipotesis

d. Mengumpulkan data

e. Menganalisis data

f. Menguji hipotesis

g. Menyimpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

16

3. Keunggulan Model Pembelajaran Inquiry

Roestiyah (2008: 76), mengatakan bahwa model pembelajaran inquiry

memiliki keunggulan sebagai berikut.

a. Dapat membentuk dan mengembangkan β€œself-concept” pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar

yang seru.

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atau inisiatifnya sendiri, bersikap

objektif, jujur, dan terbuka.

d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

f. Situasi proses belajar menjadi merangsang.

g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

i. Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.

j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengkomodasi informasi.

2.1.1.4 Hasil Belajar

1. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

salah satu aspek potensi kemanusiaan saja (Thobroni, 2015: 22). Bloom (dalam

Kurniawan, 2014: 10), mengemukakan hasil belajar kognitif, afektif, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

17

psikomotor. Hasil kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitannya dengan ingatan,

kemampuan berpikir atau intelektual. Hasil belajar ranah afektif yaitu merujuk pada

hasil belajar yang berupa kepekaan rasa atau emosi. Hasil belajar psikomotor yaitu

berupa kemampuan gerak tertentu. Sedangkan Rifa'i, dkk (2009: 85) mengatakan

hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah

mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar dapat merubah perilaku yang relatif

menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan

lingkungannya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu perubahan kemampuan berpikir, perilaku dan

keterampilan seorang anak yang di dapat setelah melakukan aktivitas belajar.

Penelitian ini memfokuskan dalam penelitian mengenai aspek kognitif atau

pengetahuannya untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui tes tertulis.

2. Karakteristik Indikator Hasil Belajar yang Baik

Kurniawan (2014: 147), mengemukakan empat kriteria yang bisa dijadikan

pegangan untuk mengembangan indikator hasil belajar yang baik, yaitu:

a. Harus mendukung pencapaian kompetensi dasar.

b. Meliputi seluruh aspek kemampuan (kognitif, afektif, motorik, dan sikap).

c. Konsekuensi dari kriteria nomor dua, maka jumlahnya akan lebih dari satu.

Jumlah indikator hasil belajar jumlahnya lebih banyak dari jumlah kompetensi

dasar yang dijabarkannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

18

d. Menggunakan kata kerja operasional transitif. Artinya kata kerja yang diikuti

keterangan objek yang dikerjakannya, dan pekerjaan/kemampuan tersebut

menunjukkan kemampuan yang bisa diamati (observable). Sehingga

memungkinkan untuk dilaksanakan penilaian perubahan yang terjadi sebagai

bentuk dari hasil belajar itu sendiri.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal serta usaha

dari siswa/mahasiswa (Sukmadinata & Syaodih, 2012: 197). Suhana (2014: 17),

mengatakan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan

(heredity), lingkungan (environment), kematangan (time or maturation) serta usaha

keras peserta didik sendiri (endeavor). Syah (2008: 144), mengemukakan tiga

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu: 1) faktor internal

merupakan keadaan jasmani dan rohani siswa; 2) faktor eksternal merupakan

keadaan yang berada dilingkungan siswa; 3) faktor pendekatan belajar merupakan

upaya siswa dalam belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk mempelajari materi pembelajaran.

Kurniawan (2014: 22), mengatakan bahwa kualitas proses belajar seseorang

dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor

yang ketiga yaitu faktor pendekatan belajar. Faktor internal terdiri dari atas unsur

jasmaniah (fisiologis) dan rohaniah (psikologis) pembelajar. Faktor eksternal yaitu

faktor-faktor yang ada di lingkungan diri pembelajar yang meliputi lingkungan

sosial dan lingkungan non sosial. Pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

19

yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

mempelajari materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor dalam diri siswa dan faktor

lingkungan disekitarnya serta kualitas pengajaran dari guru.

2.1.1.5 Matematika

1. Definisi Matematika

Matematika merupakan salah satu muatan pelajaran yang diajarkan di SD.

Matematika ini merupakan ilmu pasti yang menuntut pemahaman dan ketentuan

berlatih. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka

konsep-konsep matematika harus di pahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi

simbol-simbol itu. Susanto (2013: 185), mengatakan bahwa matematika merupakan

salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan

berargumentasi, memberikan kontribusi, dalam penyelesaian masalah sehari-hari

dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Sedangkan Ronis (2009: 39), mengatakan bahwa

matematika merupakan ilmu yang mengacu pada hubungan keruangan dan

geometri, pengukuran, angka, dan penyelesaian masalah. Matematika adalah ilmu

tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang

digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (KBBI, 2014: 888).

Berdasarkan beberapa definisi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa

matematika adalah ilmu tentang bilangan yang mempelajari hubungan operasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

20

hitung, keruangan, geometri, pengukuran, dan memecahkan masalah tentang

kehidupan sehari-hari.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika

Pembelajaran di dalamnya mengandung makna belajar dan mengajar, atau

merupakan kegiatan belajar mengajar. Susanto (2013: 186), mengatakan bahwa

pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh

guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi

matematika. Heruman (2007: 2), mengemukakan tiga langkah-langkah

pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu:

a. Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika.

b. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang

bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.

c. Pembinaan keterampilan adalah pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep

dan pemahaman konsep yang bertujuan agar siswa terampil dalam

menggunakan konsep matematika.

3. Tujuan Pembelajaran Matematika

Susanto (2013: 190), mengemukakan tujuan pembelajaran matematika di

sekolah dasar adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

21

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan

mengaplikasikan konsep.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan

dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-

hari.

2.1.1.6 Materi Faktor Persekutuan Terbesar

1. Definisi Materi Faktor Persekutuan Terbesar

Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi habis

bilangan tersebut, sedangkan faktor persekutuan dari dua atau lebih bilangan adalah

faktor dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama (Gunanto & Adhalia,

2016: 55 dan 59). Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah

bilangan terbesar dari faktor persekutuan dua bilangan itu (Amin & Sani, 2007: 92).

Saptorini, dkk (2013: 114), mengatakan bahwa FPB dari dua bilangan atau lebih

adalah bilangan yang terbesar dari faktor persekutuannya. Faktor Persekutuan

Terbesar (FPB) disebut juga juga Pembagi Persekutuan Terbesar (PPB). Burtton

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

22

(1980: 25), mengatakan β€œLet a and b be given integers, with at least one of them

different from zero. The greatest common divisor of a and b, denoted by ged (a, b),

is the positive integer d satisfying”. Mustaqim & Astuty (2008: 56), mengatatakan

bahwa Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor

persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa Faktor

Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan yang terbesar dari

faktor persekutuan bilangan dua atau lebih. Penelitian ini dibatasi untuk dua

bilangan. Materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) ini terdapat di Sekolah Dasar

(SD) kelas IV semester 1. Berikut ini Kompetensi Dasar (KD) dan indikator Faktor

Persekutuan Terbesar (FPB). Penelitian ini berfokus pada nilai kognitif. Berikut

tabel KD dan Indikator yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 2.1 KD dan Indikator

Kompetensi Dasar (KD) Indikator

3.6 Menjelaskan dan menentukan

faktor persekutuan, faktor

persekutuan terbesar (FPB), kelipatan

persekutuan, dan kelipatan

persekutuan terkecil (KPK) dari dua

bilangan berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.

3.6.1 Menentukan faktor bilangan.

3.6.2 Membuktikan faktor persekutuan dari dua

bilangan.

3.6.3 Menemukan faktor persekutuan terbesar dari

dua bilangan menggunakan himpunan faktor

persekutuan.

3.6.4 Menghubungkan faktor persekutuan terbesar

dengan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.

2. Konsep Materi Faktor Persekutuan Terbesar

a. Faktor Bilangan

Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi habis

bilangan tersebut (Gunanto & Adhalia, 2016: 55). Berikut ini contoh dari faktor

bilangan. Tentukan faktor dari 10!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

23

Penyelesaian:

Faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, dan 10, karena semua bilangan tersebut dapat membagi

habis 10.

10 : 1 =10 10 : 5 = 2

10 : 2 = 5 10 : 10 = 1

b. Faktor Persekutuan

Faktor Persekutuan dari dua atau lebih adalah faktor-faktor dari bilangan-

bilangan tersebut yang nilainya sama (Gunanto & Adhalia, 2016: 59). Berikut ini

adalah contoh dari faktor persekutuan. Tentukan faktor persekutuan dari 16 dan 20!

Penyelesaian:

Faktor dari 16 = 1, 2, 4, 8, dan 16

Faktor dari 20 = 1, 2, 4, 5, 10, dan 20

Faktor Persekutuan dari 16 dan 20 adalah 1, 2, dan 4.

c. Faktor Persekutuan Terbesar

Faktor persekutuan terbesar (FPB) adalah faktor persekutuan dari bilangan-

bilangan tersebut yang terbesar (Gunanto & Adhalia 2016: 63). Faktor persekutuan

terbesar disebut juga pembagi persekutuan terbesar. Burtton (1980: 25),

mengatakan β€œThe greatest common divisior of a and b, denoted by ged (a, b), is the

positive integer d satisfying; (1) d β”‚a and dβ”‚b; (2) if cβ”‚a and cβ”‚b, then c ≀ d”.

Berikut ini contoh Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Tentukan FPB dari 12 dan

18!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

24

Penyelesaian:

Akan ditentukan FPB dari 12 dan 18 dengan menggunakan faktor persekutuan.

Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

Faktor dari 18 = 1, 2,3, 6, 9, dan 18.

Faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6.

Faktor persekutuan yang terbesar adalah 6.

Jadi, FPB dari 12 dan 18 adalah 6.

d. Pemecahan Masalah yang Berkaitan dengan Faktor Persekutuan

Terbesar

Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan

menggunakan faktor persekutuan terbesar (FPB) (Gunanto & Adhalia, 2016: 55).

Contoh dari pemecahan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan terbesar

(FPB) yaitu; terdapat dua tali yang berbeda panjang yang akan dipotong menjadi

beberapa bagian sama panjang. Panjang tali pertama 8 meter dan tali kedua 12

meter. Berapa ukuran potongan tali terpanjang yang dapat diperoleh dari kedua tali

tersebut?

Penyelesaian:

Soal cerita ini dapat diselesaikan dengan menggunakan FPB.

Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8.

Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

FPB dari 8 dan 12 adalah 4.

Jadi, ukuran terpanjang setiap potongan tali adalah 4 meter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

25

2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Permana (2014) melakukan penelitian yang berjudul β€œPengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Grafis terhadap Hasil Belajar

Matematika Kelas IV SD Di Gugus 4 Kecamatan Busungbiu”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen tergolong sangat

tinggi dengan rata-rata 21,45. Sedangkan, hasil belajar matematika siswa kelompok

kontrol tergolong tinggi dengan rata-rata 15,79. Terdapat perbedaan hasil belajar

matematika yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan

model inkuiri terbimbing berbantuan media grafis dengan kelompok siswa yang

diajarkan dengan model konvensional (thitung > ttabel, thitung = 5,411 dan ttabel

= 2,201). Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan

media grafis berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

Israwani (2015) melakukan penelitian yang berjudul β€œPenggunaan Model

Pembelajaran Inkuiri pada Materi Operasi Hitung Bilangan Di Kelas I SD Negeri

53 Banda Aceh”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Aktivitas guru mengalami

peningkatan dari siklus I sampai ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata

pada siklus I yang diperoleh sebesar 3,69 (73,80%) pada siklus II sebesar

4,31(86,20%) dan pada siklus II sebesar 4,69 (93,0%). Aktivitas siswa juga

mengalami peningkatan dari siklus I sampai ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari

skor rata-rata pada siklus I yang diperoleh sebesar 3,25 (65%), pada siklus II sebesar

4,13 (80,26%) dan pada siklus II sebesar 4,63 (92,60%). Hasil belajar siswa juga

mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus ke siklus. Pada Siklus I siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

26

mendapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 66,74, Siklus II, sebesar 72,96 dan siklus

II, nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 83,3.

Sunarti (2012) melakukan penelitian yang berjudul β€œPenerapan Model

Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Muatan

Pelajaran IPA Kelas IV SD Karya Putra Surabaya”. Hasil penelitian menunjukkan

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan pembelajaran

inkuiri mengalami peningkatan sebesar 27%, pada siklus I aktivitas siswa rata-rata

mencapai 2,47 atau 62 % dan pada siklus II aktivitas siswa rata-rata mencapai 3,56

atau 89 %. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan sebesar 40,77%, pada

siklus I 46,87% dan pada siklus II 87,5%. Sedangkan untuk respon siswa terhadap

penerapan model pembelajaran inkuiri pada muatan pelajaran IPA dikelas IV SD

Karya Putra Surabaya sangat baik, terlihat bahwa siswa menyatakan tanggapan

yang positif terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Karya Putra Surabaya.

Naalih (2014) melakukan penelitian yang berjudul β€œUpaya Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah

Cinangka pada Materi KPK dan FPB Melalui Metode Inquiry”. Hal ini dibuktikan

dari nilai siswa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian, dapat

disimpukan bahwa metode inquiry meningkatkan hasil belajar matematika pada

materi KPK dan FPB siswa kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka. Hal ini dapat

dilihat dari hasil tes matematika pada materi KPK dan FPB siswa pada siklus I

belum semua siswa mencapai nilai KKM 65 dengan nilai rata-rata sebesar 62,83.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

27

Terbukti 14 orang siswa mendapatkan nilai di bawah nilai KKM 65. Sedangkan

pada siklus II hampir semua siswa sudah mencapai nilai rata-rata sebesar 74,46. Hal

ini terbukti ada 22 siswa mendapatkan nilai mencapai dan di atas KKM 65.

Revelensi dari beberapa penelitian di atas dengan penelitian ini yaitu model

pembelajaran inquiry, hasil belajar, matematika, FPB (Faktor Persekutuan

Terbesar), dan siswa kelas IV SD. Penelitian ini berjudul β€œPengaruh Model

Pembelajaran inquiry terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD pada Muatan

Pelajaran Matematika tentang FPB” yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar

(SD) pada muatan pelajaran matematika tentang FPB (Faktor Persekutuan

Terbesar) . Berikut ini literature map penelitian.

Literature Map

Gambar 2.1 Literature dari penelitian sebelumnya

Permana (2014)

Pengaruh Model

Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Berbantuan Media

Grafis terhadap

Hasil Belajar

Matematika Kelas

IV SD Di Gugus 4

Kecamatan

Busungbiu

Naalih (2014)

Upaya

Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika

Siswa Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah

Hayatul Islamiyah

Cinangka pada

Materi KPK dan FPB

Melalui Metode

Inquiry

Israwani

(2015)

Penggunaan

Model

Pembelajaran

Inkuiri pada

Materi Operasi

Hitung Bilangan

Di Kelas I SD

Negeri 53 Banda

Aceh

Sunarti (2012)

Penerapan Model

Pembelajaran

Inkuiri untuk

Meningkatkan

Hasil Belajar

Siswa pada

Muatan Pelajaran

IPA Kelas IV SD

Karya Putra

Surabaya

Yang diteliti:

Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD pada

Muatan Pelajaran Matematika tentang FPB

Model Pembelajaran Inquiry Hasil Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

28

2.2 Kerangka Berpikir

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan (Rusman, 2017: 62-63).

Berdasarkan hasil wawancara pada guru wali kelas IV, guru menyatakan bahwa

proses belajar yang dilakukan siswa mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini

menunjukkan adanya pengaruh dalam kegiatan proses belajar terhadap hasil belajar

yang positif maupun negatif. Evaluasi dalam proses pembelajaran sebenarnya

bukan hanya siswa, tetapi justru sistem pembelajarannya (Rusman, 2017: 269).

Model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang merangang,

mengajarkan, dan menekankan siswa dalam berpikir kritis, analitis, dan sistematis

dalam menemukan jawaban secara mandiri. Model pembelajaran inquiry ini

merupakan salah satu model yang dapat diterapkan untuk kegiatan belajar mengajar

di kelas. Keunggulan dari model pembelajaran inquiry yaitu (1) dapat membentuk

dan mengembangkan β€œself-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti

tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik; (2) Membantu dalam menggunakan

ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang seru; (3) Mendorong siswa

untuk berpikir dan bekerja atau inisiatifnya sendiri, bersifat objektif, jujur, dan

terbuka; (4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya

sendiri; (5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik; (6) Situasi proses belajar

menjadi merangsang; (7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu;

(8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri; (9) Dapat menghindarkan

siswa dari cara-cara belajar yang tradisional; (10) Dapat memberikan waktu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

29

siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi

informasi.

Didukung oleh beberapa penelitian yang relevan sebelumnya menunjukkan

bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media grafis terhadap

hasil belajar matematika kelas IV SD di Gugus 4 Kecamatan Bungsungbiu

(Permana, 2014). Penggunaan model pembelajaran inkuiri pada materi operasi

hitung bilangan di kelas I SD Negeri 53 Banda Aceh (Israwani, 2015). Penerapan

model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada muatan

pelajaran IPA kelas IV SD karya putra surabaya (Sunarti, 2012). Upaya

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK dan FPB melalui metode inquiry

(Naalih, 2014). Berikut ini adalah gambar konsep kerangka berpikir.

Gambar 2.2 Konsep Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis

Hi : Model Pembelajaran inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

kelas IV SD pada muatan pelajaran matematika tentang FPB.

Hnull : Model Pembelajaran inquiry tidak berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa kelas IV SD pada muatan pelajaran matematika tentang FPB.

Variabel Bebas

Model pembelajaran inquiry pada

muatan pelajaran matematika tentang

FPB

Variabel Terikat

Hasil belajar muatan pelajaran

matematika tentang FPB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas komponen-komponen dalam penelitian yaitu jenis

penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,

teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan

teknik analisis data. Komponen-komponen tersebut diuraikan pada subbab-subbab

di bawah ini.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Experimental Design atau

eksperimental semu tipe nonequivalent Control Group Design. Disebut

eksperimental semu karena ini tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang

sebenarnya. Jenis penelitian tersebut merupakan metode penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif sebagai metode ilmiah/scientific karena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional,

dan sistematis (Sugiyono, 2011: 7).

Nonequivalent Control Group Design Hampir sama dengan pretest-posttest

control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011: 79). Disain ini

dipilih karena hanya akan dilakukan satu kali treatment atau perlakuan, satu kali

pretest dan satu kali posttest. Pretest merupakan salah satu bentuk tes yang

dilaksanakan pada awal proses pembelajaran untuk mengetahui tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

31

pengetahuan yang telah dimiliki siswa yang berkaitan dengan materi yang akan

dipelajari, sedangkan posttest merupakan salah satu bentuk tes yang dilaksanakan

setelah kegiatan inti pembelajaran selesai untuk mengetahui keberhasilan proses

pembelajaran atau untuk mengukur seberapa tingkat penguasaan siswa terhadap

materi yang telah dipelajari atau kompetensi yang dikembangkan (Eko, 2014: 79).

Desain ini dapat digambarkan seperti di bawah ini (Sugiyono, 2011: 79).

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen

O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen

X = Perlakuan (treatment) penerapan model pembelajaran inquiry

O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol

O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi prettest untuk

mengetahui keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest dari kedua

kelompok tersebut dibandingkan. Setelah dilakukan pretest, kelompok eksperimen

diberi treatment menggunakan model pembelajaran inquiry dan kelompok kontrol

tidak diberi treatment menggunakan model pembelajaran inquiry melainkan

menggunakan metode ceramah. Setelah dilakukan pembelajaran, diberi posttest

Eksperimental O1 X O2

....................................

Control O3 O4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

32

untuk kedua kelompok yang kemudian dilakukan perbandingan pengaruh treatment

atau penerapan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat dan waktu penelitian merupakan wilayah geografis dan kronologis

keberadaan populasi penelitian (Purwanto, 2010: 219). Penelitian ini dilakukan

pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Waktu pengambilan data

eksperimental dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Tempat penelitian

dilakukan di SD Negeri Nanggulan. Alamat SD Negeri Nanggulan di Nanggulan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri

Nanggulan menjadi tempat penelitian karena memiliki kelas yang pararel dan

karakteristik siswa dari kedua kelas sama. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas IV A dan IV B SD Negeri Nanggulan. Objek penelitian ini adalah penerapan

model pembelajaran Inquiry dan menggunakan kurikulum 2013 yang muatan

pelajaran matematikanya berdiri sendiri atau tidak terpadu dengan muatan pelajaran

yang lain. Jadwal pengambilan data penelitian kelompok kontrol maupun

eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan

Juli Agustus September Oktober November

1 Observasi √

2 Pembuatan Proposal √

3 Penyusunan Instrumen √

4 Uji Coba Instrumen √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

33

5 Bimbingan dengan

Dosen

√

6 Melakukan

pembelajaran di

kelompok kontrol

tanpa treatment dan

pengambilan data

pretest dan posttest

√

7 Melakukan

pembelajaran dengan

treatment di kelompok

eksperimen dan

pengambilan data

pretest dan posttest

√

10 Pengolahan data √

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri Nanggulan kelas IV A dan IV

B yang berjumlah 63 siswa, yang terdiri dari 32 siswa dari kelas IV A dan 31 siswa

dari kelas IV B.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah subkelompok dari populasi target yang direncanakan diteliti

oleh peneliti untuk menggeneralisasikan tentang populasi target (Creswell, 2015:

288). Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti/observasi dan

dianggap dapat menggambarkan keadaan atau ciri populasi (Lupiyoadi & Ikhsan,

2015: 70). Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

34

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,

2011: 81). Sampel yang diambil dari populasi harus representif (mewakili).

Pengambilan sampel dalam penelitian dengan menggunakan teknik sampling.

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2011: 81).

Menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian menggunakan teknik

sampling Nonprobability Sampling. Nonprobability Sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011:

84). Teknik Nonprobability Sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel

yaitu Convenience sampling. Convenience sampling merupakan pemilihan sampel

yang biasa digunakan peneliti dengan menggunakan kelas yang tersedia. Kelas

dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kelas IV A sebagai sampel kelompok eksperimen dan kelas IV B sebagai sampel

kelompok kontrol.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38). Penelitian ini

menggunakan dua variabel, yaitu variabel independent dan variabel dependent.

Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).

Sedangkan, variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

35

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2011: 39). Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran inquiry. Sedangkan, variabel dependent dalam penelitian ini adalah

hasil belajar siswa. Berikut ini gambar pemetaan variabel penelitian.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Tes

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes

merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek

(Eko, 2014: 65). Tes yang digunakan berupa tes subjektif. Tes subjektif adalah tes

yang penskorannya dipengaruhi oleh jawaban peserta tes dan pemberi skor (Eko,

2014: 73). Tes subjektif pada umumnya berbentuk uraian (esai). Tes uraian ini

menuntut peserta untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama

harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Jumlah butir soal dalam tes uraian

biasanya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 butir soal (Eko, 2014: 75). Penelitian ini

menggunakan tes uraian (esai) sebanyak 7 butir soal yang sudah diuji validitas dan

reliabilitasnya. Tes dilakukan pada saat pretest dan posttest. Tes yang diberikan

mengacu pada kompetensi dasar dan indikator kognitif yang harus dicapai dalam

tujuan pembelajaran.

Model Pembelajaran Inquiry Hasil Belajar Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

36

3.5.2 Non Tes

Teknik pengumpulan data non tes adalah teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian sebagai data pendukung pengambilan data tes. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam non tes yaitu wawancara. Wawancara

dibedakan menjadi dua jenis yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur (Widoyoko, 2013: 42). Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, jika peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi

apa yang akan diperoleh (Sugiyono, 2011: 138). Wawancara tidak terstruktur

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya (Sugiyono, 2011: 140). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis

wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur memiliki pedoman

wawancara yang akan digunakan tetapi hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011: 102). Berdasarkan judul

penelitian, penelitian ini memiliki dua variabel yang terdiri dari satu variabel bebas

dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran inquiry, sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.

Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu soal tes. Selain menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

37

instrumen soal tes, ada instrumen pedoman wawancara yang digunakan dalam

penelitian.

3.6.1 Tes

Instrumen penelitian tes adalah soal tes. Soal tes yang digunakan dalam

penelitian ini berupa soal subjektif atau uraian sebanyak 7 butir di pretest dan

posttest. Dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan soal pretest

dan posttest yang sama. Penelitian ini membandingkan hasil pretest dan posttest

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut ini merupakan kisi-

kisi soal pretest dan posttest.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest

pretest

atau

posttest

Kompetensi Dasar

(KD)

Indikator Jumlah

Soal

Penyebaran

Item

Skor

pretest

3.6 Menjelaskan dan

menentukan faktor

persekutuan, faktor

persekutuan terbesar

(FPB), kelipatan

persekutuan, dan

kelipatan persekutuan

terkecil (KPK) dari dua

bilangan berkaitan

dengan kehidupan

sehari-hari.

3.6.1 Menentukan

faktor bilangan.

2 1, 2 2

3.6.2

Membuktikan

faktor

persekutuan dari

dua bilangan.

2 3, 4 3

3.6.3

Menemukan

faktor

persekutuan

terbesar dari dua

bilangan

menggunakan

himpunan faktor

persekutuan.

2 5, 6 4

3.6.4

Menghubungkan

faktor

persekutuan

terbesar dengan

soal cerita yang

berkaitan dengan

kehidupan sehari-

hari.

1 7 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

38

Posttest

3.6 Menjelaskan dan

menentukan faktor

persekutuan, faktor

persekutuan terbesar

(FPB), kelipatan

persekutuan, dan

kelipatan persekutuan

terkecil (KPK) dari dua

bilangan berkaitan

dengan kehidupan

sehari-hari.

3.6.1 Menentukan

faktor bilangan.

2 1, 2 2

3.6.2

Membuktikan

faktor

persekutuan dari

dua bilangan.

2 3, 4 3

3.6.3 Menemukan

faktor

persekutuan

terbesar dari dua

bilangan

menggunakan

himpunan faktor

persekutuan.

2 5, 6 4

3.6.4

Menghubungkan

faktor

persekutuan

terbesar dengan

soal cerita yang

berkaitan dengan

kehidupan sehari-

hari.

1 7 5

3.6.2 Non Tes

Instrumen non tes dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara.

Pedoman wawancara digunakan untuk mewawancarai guru kelas dan siswa

sebelum dilakukan penelitian. Berikut adalah kisi-kisi pedoman wawancara

sebelum dilakukan penelitian.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru

No Aspek yang Ditanyakan Penyebaran Item Jumlah

1 Cara guru mengajar 1, 2 2

2 KKM 3, 4 2

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa

No Aspek yang Ditanyakan Penyebaran Item Jumlah

1 Perasaan senang 1, 4 2

2 Cara guru mengajar 2, 3 2

3 Materi yang disukai 5 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

39

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen ini memaparkan uji validitas dan reliabilitas

instrumen. Berikut ini teknik pengujian instrumen validitas dan reliabilitas yang

digunakan peneliti.

3.7.1 Validitas

Validitas adalah salah satu syarat instrumen yang baik (Purwanto, 2010: 139).

Alwasilah (dalam Hikmat, 2011: 85) mengatakan bahwa validitas adalah kebenaran

dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan, tafsiran, dan segala jenis

laporan. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 121).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa validitas

adalah salah satu syarat instrumen penelitian memiliki nilai kebenaran dan

penjelasan. Pada penelitian ini, soal pretest dan posttest diuji cobakan untuk

mengetahui tingkat validitasnya. Peneliti menggunakan 3 metode pengujian

validitas yaitu validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk (Purwanto,

2010: 124).

1. Validitas Isi

Validitas isi (content validity) adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya

untuk memastikan apakah isi instrumen mengukur secara tepat keadaan yang ingin

diukur (Purwanto, 2010: 125). Validitas isi ini digunakan peneliti untuk mengetahui

sejauh mana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan item-item dalam tes

baik digunakan dalam penelitian. Validitas ini tidak menggunakan analisis statistik

apapun melainkan hanya analisis rasional. Validitas dalam penelitian ini dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

40

melalui expert judgement atau pengujian instrument kepada ahli bidang yang

diteliti. Expert judgement dilakukan oleh tiga ahli yaitu dua guru kelas dan satu

dosen ahli dalam bidang matematika (Rekap hasil nilai expert judgement dapat

dilihat pada lampiran 3.6 dan 3.7).

2. Validitas Kriteria

Validitas Kriteria (criterion related validity) adalah pengujian validitas yang

dilakukan dengan membandingkan instrumen dengan kriteria tertentu di luar

instrumen (Purwanto, 2010: 131). Peneliti mengujikan instrumen penelitian terlebih

dahulu dengan memvalidasi instrumen penelitian kepada ahli yang berkopenten

yaitu guru kelas dan dosen. Setelah melalui Expert judgement yang dilakukan oleh

guru kelas dan dosen selanjutnya peneliti mengujikan instrumen kepada siswa yang

memiliki karakteristik sama dengan subjek penelitian dan sudah mendapatkan

materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Validitas kriteria dilakukan di kelas V

di SD yang sama, yang jenjangnya lebih tinggi dan memiliki kriteria yang sama.

Instrumen yang diujikan adalah soal pretest dan soal posttes masing-masing

sebanyak 7 soal uraian serta diberikan angket keterbacaan instrumen. Uji coba

instrumen dan pengisian angket keterbacaan instrumen dilakukan pada tanggal 31

Agustus 2017. Uji coba instrumen dilakukan di kelas VA dan VB yang masing-

masing kelas berjumlah 30 siswa. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan

karakteristik yang sama dengan subyek yang akan diteliti.

3. Validitas Konstruk

Validitas konstruk (contruct validity) adalah pengujian validitas yang

dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

41

kisinya (Purwanto, 2010: 134). Perhitungan validitas soal dengan menggunakan

korelasi pengujian validitas butir dapat dilakukan dengan korelasi pearson product-

moment dengan taraf significansi 5% dengan cara membandingkan rxy dengan rtabel.

Peneliti menghitung validitas dengan menggunakan bantuan aplikasi IBM

SPSS Statistics 23. Setelah mendapatkan hasil, rhitung dibandingkan dengan rtabel

yaitu 0,361 di dapat dari n = 30 siswa dengan signifikansi 5%. Jika r < 0,361 maka

butir soal tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2011: 333). Sebaliknya, jika r

> 0,361 maka butir soal dinyatakan valid. Berikut merupakan hasil uji validitas

instrumen peneliti.

Tabel 3.5 Hasil Validasi Instrumen Soal Pretest

No Soal rhitung rtabel Validitas 5%

1 0,675 0,361 Valid

2 0,827 0,361 Valid

3 0,526 0,361 Valid

4 0,725 0,361 Valid

5 0,615 0,361 Valid

6 0,723 0,361 Valid

7 0,667 0,361 Valid

Tabel 3.6 Hasil Validasi Instrumen Soal Posttest

No Soal rhitung rtabel Validitas 5%

1 0,597 0,361 Valid

2 0,563 0,361 Valid

3 0,615 0,361 Valid

4 0,658 0,361 Valid

5 0,526 0,361 Valid

6 0,868 0,361 Valid

7 0,789 0,361 Valid

Hasil uji validitas menyatakan bahwa 7 soal pretest dan 7 soal posttest semua

valid. Peneliti menggunakan semua soal yang valid dalam pengambilan data

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

42

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris rely, yang berarti percaya,

reliable yang artinya dapat dipercaya (Purwanto, 2010: 161). Reliabilitas

merupakan suatu indikator cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data (Lupiyoadi & Ikhsan, 2015: 54). Reliabilitas adalah untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan

alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2010: 173). Suatu tes dikatakan reliabel jika

menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun

internal (Sugiyono, 2011: 130). Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan

tets-retest (stability), aquivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal

reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang

ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Pengujian dalam penelitian ini

menggunakan eksternal pengujian dengan cara internal consistency. Pengujian

reliabilitas dengan internal consistesncy dilakukan dengan cara mencobakan

instrumen sekali saja. Kemudian, data yang diperoleh dianalisis dengan IBM SPSS

Statistics 23. Hasil analisis yang didapat diukur reliabilitasnya dengan

membandingkan kriteria Alpha Cronbach dengan koefisien reliabilitas. Berikut ini

tabel koefisien reliabilitas (Masidjo, 2010: 209).

Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

43

Nilai koefisien antara 0,91-1,00 berarti kualifikasi reliabiltas sangat tinggi.

Lalu nilai koefisien yang menunjukkan antara 0,71-0,90 berarti kualifikasi

reliabilitasnya tinggi. Jika nilai koefisiennya antara 0,41-0,70 menandakan bahwa

kualifikasi reliabilitasnya cukup. Kualifikasi reliabilitas dikatakan rendah jika nilai

koefisien menunjukkan angka antara 0,21-0,40. Jika nilai koefisien negatif sampai

2,00 maka kualifikasi reliabilitasnya sangat rendah. Berikut merupakan hasil uji

reliabititas instrumen peneliti.

Tabel 3.8 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pretest

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.781 7

Tabel 3.9 Reliabilitas Instrumen Soal Posttest

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.760 7

Dari tabel hasil reliabilitas instrumen soal menunjukkan Alpha Cronbach

untuk instrumen soal pretest sebesar 0,781 dan posttest sebesar 0,760. Hal ini

menunjukkan bahwa instrumen memiliki reliabel yang tinggi karena terletak pada

rentang interval koefisien 0,71-0,90.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Jenis

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensial. Statistik

Inferensial yaitu statistik yang mempunyai tugas untuk mengambil kesimpulan dan

membuat keputusan yang baik dan rasional, di samping mengumpulkan data,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

44

menyajikan, menganalisis, dan menginterprestasikannya (Arifin, 2011: 252).

Analisis statistik yang digunakan adalah analisis parametris dan nonparametris.

Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik,

atau menguji ukuran populasi melalui data sampel, sedangkan statistik

nonparametris tidak menguji parameter, tetapi menguji distribusi (Sugiyono, 2011:

149). Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 23 dengan

tingkat kepercayaan 95%.

3.8.1 Uji Asumsi

3.8.1.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini diterapkan pada seluruh data yang akan diolah dan untuk

menentukan jenis analisis statistik yang akan digunakan. Uji normalitas

menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Tujuan uji normalitas adalah mengetahui

apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni

distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Pengambilan keputusan uji

normalitas data adalah sebagai berikut (Santoso, 2016: 210).

a. Nilai Sig. Atau signifikansi atau probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak

normal (simetris).

b. Nilai Sig. Atau signifikansi atau probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal

(simetris).

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal maka analisis statistik yang

digunakan adalah uji statistik parametrik, sedangkan jika data yang diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

45

terdistribusi tidak normal maka analisis statistik yang digunakan adalah uji statistik

non-parametrik.

3.8.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian mengenai varian dan digunakan untuk

mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varian yang sama atau

tidak (Hamdi & Bahruddin, 2012: 119). Uji homogenitas digunakan dalam

penelitian untuk mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Uji

homogenitas yang distribusi datanya normal dilakukan analisis statistik

independent sample t-test, sedangkan jika distribusi datanya tidak normal dilakukan

analisis statistik Test of Homogeneity of Variance. Pedoman pengambilan

keputusan untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut (Santoso, 2016: 211).

a. Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, data berasal dari

populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama.

b. Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, data berasal dari

populasi-populasi yang mempunyai varians sama.

3.8.2 Uji Hipotesis

Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam penelitian.

Hnull : Tidak ada pengaruh antara model pembelajaran inquiry terhadap hasil

belajar siswa.

Hi : Ada pengaruh antara model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

46

3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda. Analisis statistik

yang digunakan dalam uji perbedaan kemampuan awal adalah analisis parametrik

Independent sample t-test untuk distribusi data normal, sedangkan distribusi data

tidak normal menggunakan analisis nonparametrik Mann-Whitney Test. Analisis

data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.

a. Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

b. Hi : ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan kemampuan awal adalah

sebagai berikut (Santoso, 2016: 409).

a. Jika probabilitas > 0,05, maka Hnull diterima. Artinya kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak ada

perbedaan.

b. Jika probabilitas < 0,05, maka Hnull ditolak. Artinya kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang tidak sama atau ada

perbedaan.

3.8.2.2 Uji Korelasi Pretest dan Posttest

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi positif dan signifikan antara

skor pretest dan skor posttest. Korelasi positif yang artinya nilai r > 0,05 yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

47

semakin tinggi skor pretest siswa maka semakin tinggi skor posttest yang diperoleh

siswa. Sedangkan signifikan artinya hasil temuan dapat digeneralisasikan untuk

populasi. Uji korelasi menggunakan bivariate correlation coefficients yaitu

Pearson’s correlation coefficients jika distribusi datanya normal (Field, 2009: 177).

Sedangkan jika distribusi data tidak normal maka uji korelasi menggunakan

bivariate correlation coefficients yaitu Spearman’s correlation coefficients (Fiel,

2009: 179). Hipotesis statistik uji korelasi adalah sebagai berikut.

a. Hnull : Tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest.

b. Hi : Ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari uji korelasi adalah

sebagai berikut (Priyatno, 2012: 45).

a. Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima. Artinya tidak ada

perbedaan korelasi yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest pada

kelompok kontrol atau skor pretest dan skor posttest pada kelompok

eksperimen, sehingga model pembelajaran inquiry tidak ada hubungan

terhadap hasil belajar.

b. Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak. Artinya tidak ada perbedaan

korelasi yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest pada kelompok

kontrol dan skor pretest atau skor posttest pada kelompok eksperimen,

sehingga model pembelajaran inquiry ada hubungan terhadap hasil belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

48

3.8.2.3 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest

Uji selisih skor pretest dan posttest menggunakan data selisih skor pretest ke

posttest dari kelompok kontrol dan data selisih skor pretest ke posttest dari

kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan dalam uji signifikansi

pengaruh perlakuan adalah analisis parametrik Independent sample t-test untuk

distribusi data normal, sedangkan distribusi data tidak normal menggunakan

analisis nonparametrik Mann-Whitney Test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan selisih antara selisih skor pretest ke posttest kelompok

kontrol dan selisih skor pretest ke posttest kelompok eksperimen. Analisis data

menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.

a. Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest

kelompok kontrol dan selisih skor pretest ke posttest kelompok eksperimen.

b. Hi : ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest

kelompok kontrol dan selisih skor pretest ke posttest kelompok eksperimen.

Kriteria pengambilan keputusan untuk uji selisih skor pretest dan posttest

adalah sebagai berikut (Santoso, 2016: 409).

a. Jika probabilitas > 0,05, maka Hnull diterima. Artinya tidak ada perbedaan yang

signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan selisih

skor pretest ke posttest kelompok eksperimen.

b. Jika probabilitas < 0,05, maka Hnull ditolak. Artinya ada perbedaan yang

signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan selisih

skor pretest ke posttest kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

49

3.8.3 Analisis Lebih Lanjut

3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest

Uji peningkatan skor pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui apakah

ada peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest di kelompok

kontrol dan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari

skor pretest ke posttest di kelompok eksperimen. Jika distribusi data normal

dilakukan analisis menggunakan Paired Samples Test, sedangkan jika distribusi

data tidak normal analisis menggunakan uji Wilcoxcon Signed Ranks Test pada Two

Related Samples Test. Uji Wilcoxon adalah alternatif untuk uji t data berpasangan

(t-paired), dimana pada uji Wilcoxon data harus dilakukan pengurutan (rangking)

dan kemudian baru diproses (Santoso, 2016: 401). Uji ini digunakan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel (dua kelompok) yang

berpasangan/berhubungan. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai

berikut.

a. Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil skor pretest dan posttest.

b. Hi : ada perbedaan yang signifikan antara hasil skor pretest dan posttest.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji peningkatan skor pretest ke posttes

adalah sebagai berikut (Santoso, 2016: 405).

a. Jika probabilitas > 0,05, maka Hnull diterima. Artinya tidak ada perbedaan yang

signifikan.

b. Jika probabilitas < 0,05, maka Hnull ditolak. Artinya ada perbedaan yang

signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

50

Untuk mengetahui persentase peningkatan skor pretest ke posttest digunakan

rumus seperti berikut (Gunawan, 2006: 575).

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› =(π‘€π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘œπ‘ π‘‘π‘‘π‘’π‘ π‘‘ βˆ’ π‘€π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘)

π‘€π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘Γ— 100%

Gambar 3.3 Rumus peningkatan skor pretest ke posttest

3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD

pada muatan pelajaran matematika tentang FPB. Uji besar pengaruh model

pembelajaran inquiry dapat diketahui dengan mencari effect size. An effect size is

simply an objective and (usually) standardized measure of the magnitude of the

observed effect (Field, 2013:79). Jika distribusi data normal digunakan koefisien

korelasi pearson sebagai berikut (Field, 2013: 376).

Gambar 3.4 Rumus besar efek dari data normal

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size) perlakuan dengan menggunakan koefisien korelasi

pearson

t = harga uji t

df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)

π‘Ÿ = βˆšπ‘‘2

𝑑2 + 𝑑𝑓

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

51

Sedangkan, jika distribusi data tidak normal, maka menggunakan rumus

sebagai berikut (Field, 2013: 227).

Gambar 3.5 Rumus besar efek dari data tidak normal

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size) perlakuan

z = harga konversi dari standar deviasi (dilihat dari uji statistik Mann-Whitney)

N = dua kali jumlah responden yang bersangkutan

Tabel kriteria untuk mengetahui besar pengaruh perlakuan adalah sebagai

berikut (Field, 2013: 82).

Tabel 3.10 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan

r (effect size) Kriteria efek

0,10 Kecil (setara dengan 1% pengaruh perlakuan)

0,30 Menengah (setara dengan 9% pengaruh perlakuan)

0,50 Besar (setara dengan 25% pengaruh perlakuan)

Untuk mengetahui persentase pengaruh digunakan koefisien determinasi atau

R2, yaitu dengan mengkuadratkan nilai r kemudian dikalikan 100%.

π‘Ÿ =𝑧

βˆšπ‘

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh

model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa SD kelas IV pada muatan

pelajaran matematika tentang FPB. Dalam bagian pembahasan dijelaskan

mengenai pengaruh perlakuan dan dampak yang ditimbulkan.

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi bersama dengan teman satu

kelompok payung model pembelajaran inquiry. Penelitian ini dilakukan di SD

Negeri Nanggulan pada periode 21 Oktober sampai 31 Oktober 2017. Penelitian di

kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 21 dan 23 Oktober 2017 dengan jumlah

sampel sebanyak 31 siswa. Sedangkan kelompok eksperimen dilakukan pada

tanggal 30 dan 31 Oktober 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 32 siswa.

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh model pembelajaran inquiry

terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada muatan pelajaran matematika tentang

FPB. Instrumen yang digunakan adalah soal tes berupa tujuh soal uraian untuk

mengukur hasil belajar siswa.

Hasil penelitian pengaruh model pembelajaran inquiry akan dipaparkan lebih

lengkap melalui data yang telah diperoleh oleh peneliti. Data kuantitatif yang

diperoleh adalah hasil tes belajar siswa. Peneliti menganalisis data dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

53

menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 23 dengan tingkat kepercayaan

95% pada program komputer.

4.1.1 Uji Asumsi

4.1.1.1 Uji Normalitas

Berdasarkan hasil analisis data uji normalitas dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh hasil sebagai berikut (uji normalitas dapat

dilihat pada lampiran 4.2).

Tabel 4.1 Uji Normalitas

No Data Sig. (2-

tailed)

Keterangan

1 Pretest kelompok kontrol 0,000 Tidak Normal

2 Posttest kelompok kontrol 0,199 Normal

3 Selisih pretest dan posttest kelompok kontrol 0,017 Tidak Normal

4 Pretest kelompok eksperimen 0,000 Tidak Normal

5 Postest kelompok eksperimen 0,200 Normal

6 Selisih pretest dan posttest kelompok ekperimen 0,200 Normal

Berdasarkan hasil analisis statistik di atas, data pretest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen, serta data selisih pretest dan posttest kelompok kontrol

memiliki nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka distribusi data tidak normal. Sedangkan

untuk data posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, serta selisih

pretest dan posttest kelompok eksperimen memiliki nilai Sig. (2-tailed) > 0,05,

maka distribusi data normal. Analisis statistik selanjutnya yang untuk mengetahui

pengaruh perlakuan digunakan analisis statistik non-parametrik karena data pretest

dan data selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol tidak normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

54

4.1.1.2 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas ini menggunakan Test of Homogeneity of Variance karena

distribusi data tidak normal. Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas diperoleh

hasil sebagai berikut (uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 4.3).

Tabel 4.2 Uji Homogenitas

Data Sig. Keterangan

Pretest kontrol dan pretest eksperimen 0,097 Homogen

Dari hasil uji homogenitas yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,097 yang berarti > 0,05, maka terdapat homogenitas varians

data. Artinya, populasi-populasi memiliki varians yang sama.

4.1.2 Uji Hipotesis

4.1.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal menggunakan Mann-Whitney Test

dikarenakan distribusi data pretest tidak normal. Berdasarkan hasil analisis uji

perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan Mann-Whitney Test diperoleh

hasil sebagai berikut (uji perbedaan kemampuan awal dapat dilihat pada lampiran

4.4).

Tabel 4.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Data Sig. (2-tailed) Keterangan

Data pretest kelompok kontrol

dan eksperimen

0,377 Tidak ada perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

55

Berdasarkan hasil analisis di atas, Data pretest dari kelompok kontrol dan

eksperimen memiliki Sig. (2-tailed) sebesar 0,377 yang berarti > 0,05, maka data

pretest dari kedua kelompok tidak ada perbedaan. Artinya, tidak ada perbedaan

yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan eksperimen. Kesimpulan yang

dapat diambil adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.

4.1.2.2 Uji Korelasi Pretest dan Posttest

Uji korelasi menggunakan bivariate correlation coefficients yaitu

Spearman’s correlation coefficients karena distribusi data tidak normal.

Berdasarkan hasil analisis Spearman’s correlation coefficients diperoleh hasil

sebagai berikut (uji korelasi pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 4.5).

Tabel 4.4 Uji korelasi Pretest dan Posttest

Kelompok r Sig. (2-tailed) Keputusan

Kontrol 0,181 0,331 Korelasi positif dan tidak signifikan

Eksperimen 0,362 0,042 Korelasi positif dan signifikan

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa nilai r pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen lebih dari 0,05, maka korelasi pada kedua

kelompok adalah positif. Korelasi positif artinya semakin tinggi skor pretest siswa

maka semakin tinggi skor posttest yang diperoleh siswa. Sedangkan berdasarkan

nilai signifikan uji korelasi pada kelompok kontrol memiliki nilai Sig. (2-tailed)

sebesar 0,331 yang artinya > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak

ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest pada kelompok

kontrol. Sedangkan, pada kelompok eksperimen memiliki nilai Sig. (2-tailed)

sebesar 0,042 yang artinya < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

56

korelasi yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest pada kelompok

eksperimen. Berdasarkan uji korelasi dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran inquiry memiliki hubungan terhadap hasil belajar secara signifikan.

4.1.2.3 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest

Uji selisih skor pretest ke posttest menggunakan uji Mann-Whitney Test

dikarenakan distribusi data tidak normal. Berdasarkan hasil analisis Mann-Whitney

Test diperoleh hasil sebagai berikut (uji selisih skor pretest ke posttest dapat dilihat

pada lampiran 4.6).

Tabel 4.5 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest

Test Statistics Mean selisih

kelompok

kontrol

Mean selisih

Kelompok

eksperimen

Sig. (2-tailed) Keterangan

Mann-Whitney

Test

3,0323 15,3438 0,000 Ada

perbedaan

Berdasarkan hasil analisis, dapat dilihat bahwa Mean selisih skor pretest ke

posttest kelompok kontrol sebesar 3,0323 yang artinya < 15,3438 dari Mean selisih

skor pretest ke posttest kelompok eksperimen. Sedangkan nilai Sig. (2-tailed)

sebesar 0,000 yang artinya < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti

ada perbedaan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan selisih

skor pretest ke posttest kelompok eksperimen. Berikut adalah grafik perbedaan

selisih antara selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan selisih skor

pretest ke posttest kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

57

Grafik 4.1 Perbedaan Selisih

4.1.3 Analisis Lebih Lanjut

4.1.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest

Uji Peningkatan skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test pada Two Related

Samples. Analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dikarenakan

distribusi data pretest tidak normal. Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon Signed

Ranks Test diperoleh hasil sebagai berikut (uji peningkatan skor pretest ke posttest

dapat dilihat pada lampiran 4.7).

Tabel 4.6 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest

Data Negative

Mean

Rank

Positive

Mean

Rank

Sig. (2-

tailed)

Persentase

Peningkatan %

Posttest kelompok kontrol –

Pretest kelompok kontrol

12,50 15,60 0,000 374%

Posttest kelompok eksperimen

– Pretest kelompok

eksperimen

0,00 16,50 0,000 1257%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

58

Berdasarkan hasil analisis di atas, kedua kelompok memiliki nilai probabilitas

atau Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang berarti < 0,05, maka terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil pretest dan postest di masing-masing kelompok. Tetapi,

negative mean rank kelompok kontrol memiliki nilai sebesar 12,50 yang berarti >

0,00 pada negative mean rank kelompok eksperimen. Nilai 12,50 ini menunjukkan

adanya penurunan dari nilai pretest ke nilai posttest pada kelompok kontrol.

Sedangkan, positive mean rank kelompok kontrol memiliki nilai sebesar 15,60 yang

berarti < 16,50 pada positive mean rank kelompok eksperimen. Sedangkan jumlah

persentase peningkatan kelompok kontrol sebesar 374% yang artinya < 1257% dari

presentase peningkatan kelompok eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa

presentase peningkatan kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok

kontrol. Berikut adalah peningkatan rata-rata skor pretest ke posttest pada kedua

kelompok.

Grafik 4.2 Peningkatan Rata-rata Skor Pretest ke Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

59

4.1.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji pengaruh besar perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD

pada muatan matematika tentang FPB. Uji pengaruh besar perlakuan melihat hasil

uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney Test, karena distribusi data tidak normal.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan rumus besar efek yang menggunakan

harga konversi dari standar deviasi uji Mann-Whitney Test diperoleh hasil sebagai

berikut (uji pengaruh besar perlakuan dapat dilihat pada lampiran 4.8).

Tabel 4.7 Uji Pengaruh Besar Perlakuan

N Z r (effect size) % Efek

63 -6,740 -0,6004469235 36,05% Besar

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa uji pengaruh besar perlakuan

memiliki pengaruh 36,05%. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

inquiry memberikan pengaruh besar terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada

muatan pelajaran matematika tentang FPB.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas IV SD pada Muatan Pelajaran Matematika tentang FPB.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inquiry

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada muatan pelajaran

matematika tentang FPB atau model pembelajaran inquiry tidak berpengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

60

terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada muatan pelajaran matematika tentang

FPB .

Berdasarkan hasil uji asumsi analisis data menunjukkan bahwa, uji normalitas

dari pretest kelompok kontrol, pretest kelompok eksperimen, dan selisih skor

kelompok kontrol memiliki distribusi data tidak normal. Uji analisis yang

digunakan selanjutnya adalah statistik non-parametrik. Hasil uji homogenitas

menunjukkan bahwa terdapat homogenitas varians pada data pretest dari kedua

kelompok tersebut.

Uji hipotesis diawali dengan uji perbedaan kemampuan awal menunjukkan

bahwa nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,377 yang artinya > 0,05, maka tidak ada

perbedaan antara kemampuan awal di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kemudian berdasarkan hasil analisis uji korelasi, diketahui bahwa pada kelompok

kontrol memiliki nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,331 yang artinya > 0,05, maka Hnull

diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada korelasi yang signifikan antara skor

pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol. Sedangkan, pada kelompok

eksperimen memiliki nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,042 yang artinya < 0,05, maka

Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest

dan skor posttest pada kelompok eksperimen. Hasil analisis uji korelasi ini dapat

menunjukkan bahwa model pembelajaran inquiry berpengaruh terhadap hasil

belajar secara signifikan.

Sedangkan uji hipotesis pada uji signifikan perbedaan selisih skor pretest ke

posttest menunjukkan bahwa ada pengaruh positif. Hal ini dibuktikan dengan nilai

Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang artinya < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

61

Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest pada

kelompok kontrol dengan selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol

kelompok eksperimen.

Berdasarkan analisis lebih lanjut, uji peningkatan skor pretest ke posttest

menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test pada Two Related Samples memiliki

nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05, maka kedua

kelompok terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest di

masing-masing kelompok. Tetapi, presentase peningkatan kelompok eksperimen

sebesar 1257% yang artinya > 374% dari presentase peningkatan kelompok kontrol.

Sedangkan berdasarkan uji besar pengaruh perlakuan, model pembelajaran

Inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada muatan pelajaran matematika

tentang FPB memberikan pengaruh sebesar 36,05% yang termasuk dalam kategori

efek besar. Didukung oleh hasil wawancara guru kelas IV dikatakan bahwa proses

belajar yang dilakukan siswa mempengaruhi hasil belajar siswa. Sedangkan sisa

dari persentase besar pengaruh perlakuan merupakan pengaruh dari variabel lain di

luar variabel yang diteliti. Variabel lain yang dapat mempengaruhi yaitu faktor-

faktor bawaan (heredity), lingkungan (environment), kematangan (time or

maturation) serta usaha keras peserta didik sendiri (endeavor) (Suhana, 2014: 17).

Didukung oleh hasil data wawancara siswa bahwa ada beberapa siswa yang tidak

menyukai muatan pelajaran matematika karena ia menganggapnya suatu muatan

pelajaran yang susah dipelajari.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan oleh peneliti di atas, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry memiliki nilai positif, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

62

ada pengaruh model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas IV

pada muatan pelajaran matematika tentang FPB. Hal tersebut sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Hamdayama (2016: 132) Model pembelajaran inquiry

adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan para proses berpikir secara kritis

dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah

yang dipertanyakan. Sedangkan hasil belajar menurut Rifa’i (2009: 85) merupakan

perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan

belajar. Hasil kegiatan belajar adalah perubahan diri dari keadaan tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak melakukan sesuatu menjadi melakukan sesuatu, dari tidak

mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu (Hamdayama,

2016: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

63

BAB V

PENUTUP

Pada bab V ini ada tiga hal yang akan diuraikan. Tiga hal yang akan diuraikan

dalam bab V ini yaitu kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Dalam

kesimpulan berisi hasil penelitian dan menentukan jawaban dari hipotesis

penelitian. Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada dalam pelaksanaan

penelitian. Sedangkan saran berisi saran-saran peneliti untuk perbaikan penelitian-

penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD pada

muatan pelajaran matematika tentang FPB. Dilihat dari hasil uji korelasi pada

kelompok eksperimen yang memiliki nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,042 yang artinya

< 0,05, maka Hi diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara model

pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar. Pengaruh juga dilihat dari uji statistik

menggunakan Mann-Whitney Test pada uji selisih skor pretest ke posttest dengan

nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima.

Hi diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke

posttest kelompok kontrol dan selisih skor pretest ke posttest kelompok

eksperimen. Persentase besar pengaruh perlakuan adalah 36,05%, yang artinya

termasuk dalam kategori efek besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

64

5.2 Keterbasan Penelitian

5.2.1 Ada satu siswa tempramen di kelompok eksperimen dan tidak mau duduk

dengan teman sekelasnya.

5.2.2 Pemberian LKS (Lembar Kerja Siswa) yang mencantumkan semua materi

penelitian diberikan pada pertemuan pertama. Hal ini mengakibatkan siswa pada

hari kedua banyak yang tidak membawa LKS sehingga dalam kegiatan

pembelajaran harus diberikan arahan.

5.2.3 Pada pertemuan kedua di kelompok eksperimen ada satu siswa yang sakit

tetapi tetap ingin mengikuti kegiatan belajar.

5.3 Saran

5.3.1 Peneliti sebaiknya mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan rasa nyaman

siswa dalam melakukan kegiatan belajar di kelas.

5.3.2 Peneliti sebaiknya memberikan LKS kepada siswa disetiap pertemuan

dengan lembar materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut.

5.3.3 Peneliti sebaiknya mengantarkan siswa ke ruang UKS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

65

DAFTAR PUSTAKA

Amin & Sani. (2004). Matematika SD di sekitar kita. Jakarta: Erlangga.

Anam. (2015). Pembelajaran berbasis inkuiri: metode dan aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Asih & Eka. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Burton. (1980). Elementary number theory. America: The United States.

Creswell. (2015). Riset pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. (2014). KBBI edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Eko. (2016). Hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. Los Angeles:

SAGE.

_______. (2013). Discovering statistics using IBM SPSS statistics (4th Edition).

Los Angeles: SAGE.

Gunanto & Adhalia. (2016). ESPS matematika untuk SD/MI kelas IV berdasarkan

kurikulum 2013 (revisi 2016). Jakarta: Erlangga.

Gunawan. (2006). Buku pintar sekolah dasar. Jakarta: Lima Bintang.

Hamdayama. (2016). Metodologi pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdi & Bahruddin. (2012). Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam

pendidikan. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Hartono. (2013). Ragam model mengajar yang mudah diterima murid. Yogyakarta.

Diva Press.

Heruman. (2007). Model pembelajaran matematika di sekolah dasar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Hikmat. (2011). Metode penelitian dalam perspekstif ilmu komunikasi dan sastra.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Israwani. (2015). Penggunaan model pembelajaran inkuiri pada materi operasi

hitung bilangan di kelas I SD negeri Banda Aceh. Jurnal Peluang: Vol.3.

Joyce & Weil. (1996). Models of teaching. America: The United States.

Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran terpadu tematik (Teori, Praktik, dan

Penilaian). Bandung: Alfabeta.

Lupiyoadi & Ikhsan. (2015). Praktikum metode riset bisnis. Jakarta: Salemba

Empat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

66

Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta:

Kanisius.

Mustaqim & Astuti. (2008). Ayo belajar matematika untuk SD dan MI kelas IV.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Naalih. (2014). Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV

madrasah ibtidaiyah hayatul islamiah cinangka pada materi KPK dan FPB

melalui metode inquiry. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Nurhadi. (2005). Kurikulum 2004 dalam pertanyaan dan jawaban. Jakarta:

Grasindo.

Permana, dkk. (2014). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantuan media grafis terhadap hasil belajar matematika kelas IV SD di

gugus 4 kecamuatann Busungbiu. Singaraja: Universitas Pendidikan

Ganesha.

Priyato, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan nonparametrik dengan

SPSS. Yogyakarta: Gava Media.

Purwanto. (2010). Instrumen penelitian sosial dan pendidikan pengembangan dan

pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rifa’i, dkk. (2009). Psikologi pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Roestiyah. (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ronis, D. (2009). Pengajaran matematika sesuai cara kerja otak. Jakarta: PT

Macanan Jaya Cemerlang.

Rusman. (2017). Belajar & pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.

Jakarta: Kencana.

Sani. (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.

Jakarta: Kencana.

Santoso, S. (2016). Panduan lengkap SPSS versi 23. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Saptorini, dkk. (2013). Seri tematik 4B selalu berhemat energi. Jakarta: Yudistira.

Siregar, E & Nara, H. (2011). Teori belajar dan pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Siregar, S. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian: dilengkapi perhitungan

manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suardi. (2016). Pengantar pendidikan teori dan aplikasi. Jakarta: PT Indeks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

67

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suhana, C. (2014). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT Rafika Aditama.

Sukmadinata & Syaodih. (2012). Kurikulum & pembelajaran kompetensi.

Bandung: PT Refika Aditama.

Sunarti. (2012). Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada muatan pelajaran IPA kelas IV SD karya putra Surabaya.

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Suprijono, A. (2016). Model-model pembelajaran emansipatoris. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Syah, M. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Thobroni. (2015). Belajar & pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Widoyoko. (2013). Teknik penyusunan instrumen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yamin, M. (2014). Teori dan metode pembelajaran. Malang: Madani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

68

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

69

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

70

Lampiran 1.2 Surat Telah Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

71

Lampiran 2.1 Silabus Pembelajaran di Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

73

Lampiran 2.2 Silabus Pembelajaran di Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

75

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Kelompok

Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELOMPOK KONTROL

Satuan Pendidikan : SDN Nanggulan

Kelas / Semester : IV / 1 (Satu)

Muatan Pelajaran : Matematika

Alokasi Waktu : 4 X 35 Menit (4 JP)

A. Kompetensi Inti (KI)

3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.

B. Kompetensi Dasar

3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan

terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil

(KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

C. Indikator

3.6.1 Menentukan faktor bilangan.

3.6.2 Membuktikan faktor persekutuan dari dua bilangan.

3.6.3 Menemukan faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan menggunakan

himpunan faktor persekutuan.

3.6.4 Menghubungkan faktor persekutuan terbesar dengan soal cerita yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran

3.6.1.1 Melalui kegiatan belajar, siswa mampu menentukan faktor bilangan

dengan tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

76

3.6.1.2 Melalui kegiatan belajar, siswa mampu membuktikan faktor

persekutuan dari dua bilangan dengan tepat.

3.6.3.1 Melalui latihan soal, siswa mampu menemukan faktor persekutuan

terbesar dari dua bilangan menggunakan himpunan faktor persekutuan

dengan tepat.

3.6.4.1 Melalui kegiatan belajar, siswa mampu menghubungkan faktor

persekutuan terbesar dengan soal cerita yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari secara tepat.

E. Materi Pembelajaran: Faktor Bilangan, Fakor Persekutuan, Faktor

Persekutuan Terbesar (FPB), dan Pemecahan Masalah yang Berkaitan dengan

FPB. (Terlampir)

F. Metode Pembelajaran: Ceramah

G. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran

Media : Papan Tulis

Alat/Bahan : Pena dan spidol

Sumber Pelajaran :

Gunanto dan Adhalia. 2016. Matematika untuk SD/MI Kelas

IV. Jakarta: Erlangga.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama: 2 Γ— 35 (2 JP)

Kegiatan Awal (10 Menit)

Guru Mengucap Salam

Guru mengajak siswa untuk berdoa

Guru mengabsensi kehadiran siswa

1. Motivasi

Guru mengajak siswa untuk β€œtepuk semangat” untuk memotivasi

siswa agar bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Tepuk Semangat!

Prok prok prok Se-

Prok prok prok Ma-

Prok prok prok ngat

Prok prok prok SEMANGAT

2. Apersepsi

Guru melakukan tanya jawab mengenai operasi hitung

pembagian dan faktor bilangan β€œSiapa yang masih ingat materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

77

operasi hitung pembagian?, Apa yang dimaksud dengan

pembagian?, dan Apa yang dimaksud dengan faktor bilangan?”

Kemudian dilanjutkan dengan menanyakan kepada siswa

tentang faktor persekutuan β€œjika faktor suatu bilangan adalah

semua bilangan yang dapat membagi habis bilangan tersebut,

maka apa yang dimaksud dengan faktor persekutuan?

3. Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta

kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Tujuannya adalah siswa mampu menentukan faktor bilangan

dan membuktikan faktor persekutuan dari dua bilangan.

Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah siswa

mendengarkan penjelasan materi dari guru dan siswa

mengerjakan soal-soal mengenai faktor bilangan dan faktor

persekutuan.

Kegiatan Inti (50 Menit)

1. Siswa diberi LKS mengenai materi faktor bilangan dan faktor

persekutuan.

2. Siswa mendengarkan guru menjelaskan materi faktor bilangan.

3. Siswa mengamati cara menyelesaikan contoh soal faktor bilangan

yang dikerjakan guru.

4. Siswa diberi waktu untuk bertanya mengenai materi faktor bilangan

yang sudah dijelaskan oleh guru.

5. Siswa menentukan faktor bilangan dengan mengerjakan soal latihan

mengenai materi faktor bilangan di LKS yang diberikan guru.

6. Siswa mendengarkan guru menjelaskan materi faktor persekutuan.

7. Siswa mengamati cara menyelesaikan soal faktor persekutuan yang

di kerjakan oleh guru.

8. Siswa diberi waktu untuk bertanya mengenai materi faktor

persekutuan.

9. Siswa membuktikan faktor persekutuan dari dua bilangan dengan

mengerjakan soal latihan di LKS yang diberikan guru.

10. Salah satu siswa menuliskan hasil dan cara penyelesaian soalnya di

papan tulis.

11. Siswa yang tidak menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis

menanggapi hasil pekerjaan temannya yang menuliskan di papan

tulis.

Kegiatan Akhir (10 Menit)

1. Menyimpulkan

Guru mengajak siswa membuat kesimpulan tentang kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut.

Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat

membagi habis bilangan tersebut.

Faktor persekutuan dari dua bilangan atau lebih adalah faktor

dari bilangan-bilangan yang nilainya sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

78

2. Refleksi

Guru mengajak siswa untuk merefleksi kegiatan yang telah

dilakukan secara lisan sesuai panduan di LKS.

3. Tindak lanjut

Siswa diminta untuk mengerjakan tugas rumah mengenai materi

faktor persekutuan.

Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum

mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan Kedua: 2 Γ— 35 (2 JP)

Kegiatan Awal (10 Menit)

Guru Mengucap Salam

Guru mengajak siswa untuk berdoa

Guru mengabsensi kehadiran siswa

1. Motivasi

Guru mengajak siswa untuk β€œtepuk semangat” untuk memotivasi

siswa agar bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Tepuk Semangat!

Prok prok prok Se-

Prok prok prok Ma-

Prok prok prok ngat

Prok prok prok SEMANGAT

2. Apersepsi

Guru melakukan tanya jawab mengenai faktor persekutuan

β€œsiapa yang masih ingat materi yang kemarin kita pelajari

bersama?, apa itu faktor persekutuan?”

Jika faktor persekutuan dari dua bilangan atau lebih adalah

faktor dari bilangan-bilangan tersebut yang nilainya sama, maka

apa yang dimaksud dengan faktor persekutuan terbesar?

Kemudian dilanjutkan dengan menanyakan β€œApakah ada

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat

diselesaikan dengan menggunakan faktor persekutuan terbesar

(FPB)?

3. Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Tujuannya adalah siswa mampu menemukan faktor persekutuan

terbesar dari dua bilangan menggunakan himpunan faktor

persekutuan dan menghubungkan faktor persekutuan terbesar

dengan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

serta merumuskan strategi penyelesaian masalah yang

berhubungan dengan FPB.

Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah siswa

mendengarkan penjelasan materi dari guru mengenai faktor

persekutuan terbesar (FPB) dan pemecahan masalah dalam soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

79

cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

menggunakan FPB.

Kegiatan Inti (50 Menit)

1. Siswa diberi LKS oleh guru.

2. Siswa mendengarkan guru menjelaskan materi mengenai Faktor

Perekutuan Terbesar (FPB) menggunakan faktor persekutuan.

3. Siswa mengamati dan memahami cara guru menyelesaikan soal

mengenai materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB).

4. Siswa menemukan faktor persekutuan terbesar dengan mengerjakan

soal latihan di LKS.

5. Siswa mendengarkan guru membacakan soal cerita.

6. Siswa menghubungkan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dengan

soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan

mengamati guru cara menyelesaikan soal cerita menggunakan FPB.

7. Siswa diberi waktu untuk bertanya mengenai materi tentang soal

cerita yang sudah dijelaskan oleh guru.

8. Siswa merumuskan strategi penyelesaian masalah yang berhubungan

dengan FPB dengan mengerjakan soal latihan mengenai soal cerita

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

9. Siswa menuliskan hasil dan cara penyelesaian soalnya di papan tulis.

10. Siswa yang di belakang menanggapi hasil penyelesaian soal yang di

tulis temannya di papan tulis.

Kegiatan Akhir (10 Menit)

1. Menyimpulkan

Guru mengajak siswa membuat kesimpulan tentang kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan yaitu:

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan atau lebih

adalah faktor persekutuan dari bilangan-bilangan yang terbesar.

Soal cerita yang berkaitan dengan masalah dalam kehidupan

sehari-hari dapat diselesaikan dengan menggunakan faktor

persekutuan terbesar (FPB).

2. Refleksi

Guru mengajak siswa untuk merefleksikan kegiatan yang telah

dilakukan pada hari ini secara lisan sesuai panduan di LKS.

3. Tindak lanjut

Siswa diminta untuk mengerjakan soal cerita yang berhubungan

dengan FPB.

Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum

mengakhiri pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

80

I. Teknik Penilaian

Ranah Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian

Instrumen

Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal uraian berupa

pretest dan posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

81

Lampiran Materi

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi habis

bilangan tersebut. Contoh:

Tentukan faktor dari 10!

Penyelesaian:

Faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, dan 10, karena semua bilangan tersebut dapat membagi

habis 10.

10 : 1 =10

10 : 2 = 5

10 : 5 = 2

10 : 10 = 1

Faktor Persekutuan dari dua atau lebih adalah faktor dari bilangan-bilangan

tersebut yang nilaianya sama. Contohnya: Tentukan faktor persekutuan dari 16 dan

20!

Penyelesaian:

Faktor dari 16 = 1, 2, 4, 8, 16

Faktor dari 20 = 1, 2, 4, 5, 10, 20

Faktor Persekutuan dari 16 dan 20 adalah 1, 2, dan 4.

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua atau lebih bilangan adalah faktor

persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang terbesar. Contohnya; Tentukan

FPB dari 12 dan 18!

Penyelesaian:

Akan ditentukan FPB dari 12 dan 18 dengan menggunakan faktor persekutuan.

Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

Faktor dari 18 = 1, 2,3, 6, 9, dan 18.

Faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6.

Faktor persekutuan yang terbesar adalah 6.

Jadi, FPB dari 12 dan 18 adalah 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

82

Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan

dengan menggunakan faktor persekutuan terbesar (FPB). Contohnya sebagai

berikut.

Terdapat dua tali yang berbeda panjang yang akan dipotong menjadi beberapa

bagian sama panjang. Panjang tali pertama 8 meter dan tali kedua 12 meter. Berapa

ukuran potongan tali terpanjang yang dapat diperoleh dari kedua tali tersebut?

Penyelesaian:

Soal cerita ini dapat diselesaikan dengan menggunakan FPB.

Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8.

Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

FPB dari 8 dan 12 adalah 4.

Jadi, ukuran terpanjang setiap potongan tali adalah 4 meter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

83

Lampiran LKS

Lembar Kerja Siswa (LKS)

NAMA : ..............................................

KELAS : .............................................

Petunjuk

1. Kerjakan tugas secara mandiri.

2. Kerjakan tugas dengan tepat waktu

A. Kegiatan Belajar Pertemuan Pertama

KEGIATAN BELAJAR 1

Baca dan pahami materi berikut ini!

Faktor Bilangan

Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi

habis bilangan tersebut. Contohnya: Tentukan faktor dari 10!

Penyelesaian:

Faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, dan 10, karena semua bilangan tersebut dapat

membagi habis 10.

10 : 1 =10

10 : 2 = 5

10 : 5 = 2

10 : 10 = 1

KEGIATAN BELAJAR 2

Kerjakan soal-soal berikut dengan teliti!

1. Lingkari bilangan yang merupakan faktor dari 32!

2. Tentukan faktor dari 44!

2 3 5 8 32

1 4 16 6 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

84

KEGIATAN BELAJAR 3

Baca dan pahami materi berikut ini!

Faktor Persekutuan

Faktor Persekutuan dari dua atau lebih adalah faktor dari bilangan-

bilangan tersebut yang nilaianya sama. Contohnya: Tentukan faktor

persekutuan dari 16 dan 20!

Penyelesaian:

Faktor dari 16 = 1, 2, 4, 8, 16

Faktor dari 20 = 1, 2, 4, 5, 10, 20

Faktor Persekutuan dari 16 dan 20 adalah 1, 2, dan 4.

KEGIATAN BELAJAR 4

Kerjakan soal-soal latihan di bawah ini dengan menuliskan cara

penyelesainnya!

1). Faktor dari 10 adalah ...

Faktor dari 15 adalah ...

Faktor persekutuan 10 dan 15 adalah ...

2). Faktor Persekutuan dari 36 dan 56 adalah ...

Faktor dari 36 adalah ...

Faktor dari 56 adalah ...

Faktor persekutuan 36 dan 56 adalah ...

REFLEKSI

Ayo Renungkan!

1. Dari kegiatan pembelajaran hari ini, materi mana yang sudah kamu

pahami?

2. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran hari ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

85

TINDAK LANJUT

Pelajari ulang materi Faktor Persekutuan dengan mengerjakan soal Pekerjaan

Rumah (PR) dibawah ini!

Faktor persekutuan dari 44 dan 48 adalah ...

B. Kegiatan Belajar Pertemuan Kedua

KEGIATAN BELAJAR 1

Baca dan pahami materi berikut ini!

Faktor persekutuan terbesar (FPB)

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua atau lebih bilangan adalah

faktor persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang terbesar. Contohnya;

Tentukan FPB dari 12 dan 18!

Penyelesaian:

Akan ditentukan FPB dari 12 dan 18 dengan menggunakan faktor persekutuan.

Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

Faktor dari 18 = 1, 2,3, 6, 9, dan 18.

Faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6.

Faktor persekutuan yang terbesar adalah 6.

Jadi, FPB dari 12 dan 18 adalah 6.

KEGIATAN BELAJAR 2

Kerjakan soal-soal latihan di bawah ini dengan menuliskan cara

penyelesainnya!

1). Tentukan FPB dari 14 dan 21!

2). Tentukan FPB dari 25 dan 30!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

86

KEGIATAN BELAJAR 3

Baca dan pahami materi berikut ini!

Pemecahan masalah yang berkaitan dengan FPB

Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat

diselesaikan dengan menggunakan faktor persekutuan terbesar (FPB).

Contohnya sebagai berikut.

Terdapat dua tali yang berbeda panjang yang akan dipotong menjadi beberapa

bagian sama panjang. Panjang tali pertama 8 meter dan tali kedua 12 meter.

Berapa ukuran potongan tali terpanjang yang dapat diperoleh dari kedua tali

tersebut?

Penyelesaian:

Soal cerita ini dapat diselesaikan dengan menggunakan FPB.

Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8.

Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

FPB dari 8 dan 12 adalah 4.

Jadi, ukuran terpanjang setiap potongan tali adalah 4 meter.

KEGIATAN BELAJAR 4

Kerjakan soal latihan di bawah ini dengan menuliskan cara

penyelesainnya!

Ibu Ema membeli 48 buah mangga dan 52 buah jambu. Buah-buah tersebut

akan dimasukkan ke dalam keranjang sama banyak. Tentukan banyaknya

keranjang terbanyak yang dibutuhkan untuk mengisi kedua buah tersebut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

87

REFLEKSI

Ayo Renungkan!

1. Dari kegiatan pembelajaran hari ini, apakah sudah bisa menyelesaikan

masalah dalam soal cerita yang berkaitan dengan FPB?

2. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran hari ini?

TINDAK LANJUT

Pelajari ulang materi pemecahan masalah yang berhubungan dengan FPB

dengan mengerjakan soal dibawah ini!

Untuk acara ulang tahun, Citra akan mengemas 30 permen dan 60 cokelat.

Permen dan cokelat tersebut akan dibungkus di dalam kantong plastik dengan

jumlah masing-masing sama banyak. Berapa paling terbanyak kantong plastik

yang harus disiapkan oleh Citra?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

88

Lampiran Instrumen Penilaian

PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN

Indikator 3.6.1 Menentukan faktor bilangan.

3.6.2 Membuktikan faktor persekutuan dari dua bilangan.

3.6.3 Menemukan faktor persekutuan terbesar dari dua

bilangan menggunakan himpunan faktor persekutuan.

3.6.4 Menghubungkan faktor persekutuan terbesar dengan

soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Tujuan

Pembelajaran

3.6.1.1 Melalui kegiatan belajar, siswa mampu menentukan

faktor bilangan dengan tepat.

3.6.2.1 Melalui kegiatan belajar, siswa mampu membuktikan

faktor persekutuan dari dua bilangan dengan tepat.

3.6.3.1 Melalui latihan soal, siswa mampu menemukan faktor

persekutuan terbesar dari dua bilangan menggunakan

himpunan faktor persekutuan dengan tepat.

3.6.4.1 Melalui kegiatan belajar, siswa mampu menghubungkan

faktor persekutuan terbesar dengan soal cerita yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari secara tepat.

Teknik

Penilaian

Test

Bentuk

Penilaian

Test Tertulis

Rubrik Penilaian

Indikator 3.6.1

Kriteria Skor

Menuliskan cara mendapatkan faktor bilangan 1

Menyebutkan faktor bilangan dengan benar 1

Jumlah Skor 2

Indikator 3.6.2

Kriteria Skor

Menyebutkan faktor dari bilangan pertama dengan tepat 1

Menyebutkan faktor dari bilangan kedua dengan tepat 1

Menyebutkan faktor persekutuan dari dua bilangan dengan tepat 1

Jumlah Skor 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

89

Indikator 3.6.3

Kriteria Skor

Menyebutkan faktor dari bilangan pertama dengan tepat 1

Menyebutkan faktor dari bilangan kedua dengan tepat 1

Menyebutkan faktor persekutuan dari dua bilangan dengan tepat 1

Menentukan FPB dari dua bilangan dengan tepat 1

Jumlah Skor 4

Indikator 3.6.4

Kriteria Skor

Menyebutkan faktor dari bilangan pertama dengan tepat 1

Menyebutkan faktor dari bilangan kedua dengan tepat 1

Menyebutkan faktor persekutuan terbesar 1

Mendapatkan hasil penyelesaian masalah yang benar 2

Jumlah Skor 5

Nilai Akhir = Jumlah skor siswa

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘Žπ‘™ Γ— 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

90

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Kelompok

Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELOMPOK EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SDN Nanggulan

Kelas / Semester : IV / 1 (Satu)

Muatan Pelajaran : Matematika

Alokasi Waktu : 4 X 35 Menit (4 JP)

A. Kompetensi Inti (KI)

3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.

B. Kompetensi Dasar

3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan

terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil

(KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

C. Indikator

3.6.1 Menentukan faktor bilangan.

3.6.2 Membuktikan faktor persekutuan dari dua bilangan.

3.6.3 Menemukan faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan menggunakan

himpunan faktor persekutuan.

3.6.4 Menghubungkan faktor persekutuan terbesar dengan soal cerita yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran

3.6.1.1 Melalui kegiatan menganalisis data dalam model pembelajaran inquiry,

siswa mampu menentukan faktor bilangan dengan tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

91

3.6.2.1 Melalui kegiatan menguji hipotesis dalam model pembelajaran inquiry,

siswa dapat membuktikan faktor persekutuan dari dua bilangan dengan

menggunakan media FPB.

3.6.3.1 Melalui kegiatan menganalisis data dalam model pembelajaran inquiry,

siswa mampu menemukan faktor persekutuan terbesar dari dua

bilangan menggunakan himpunan faktor persekutuan secara tepat.

3.6.4.1 Melalui kegiatan menguji hipotesis dalam model pembelajaran inquiry,

siswa mampu menghubungkan faktor persekutuan terbesar dengan soal

cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari secara tepat.

E. Materi Pembelajaran: Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). (Terlampir)

F. Model Pembelajaran: Model Pembelajaran Inquiry

G. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran

Media : Papan Tulis, pipet, dan media faktor persekutuan

Alat/Bahan : Spidol warna hitam dan spidol warna biru

Sumber Pembelajaran :

Gunanto dan Adhalia. 2016. Matematika untuk

SD/MI Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama: 2 Γ— 35 menit (2 JP)

Kegiatan Awal (10 Menit)

Guru Mengucap Salam

Guru mengajak siswa untuk berdoa

Guru mengabsensi kehadiran siswa

1. Motivasi Guru mengajak siswa untuk bernyanyi dan memperagakan gerakan

jari tangan dengan menggunakan lagu β€œTu La Lu La Lit” untuk

melatih konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Tu La Lu La Lit

Tu la lu

la lu la lu la lit

tu la lu

la lu la lu la lu la lit

2. Apersepsi

Guru melakukan tanya jawab mengenai operasi hitung

pembagian β€œSiapa yang masih ingat materi operasi hitung

pembagian?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

92

Kemudian dilanjutkan dengan menanyakan kepada siswa

mengenai contoh soal operasi hitung pembagian β€œ10 : 1 sama

dengan berapa?, 10 : 2 sama dengan berapa?, jika 10 : 3 sama

dengan berapa?”

Kemudian dilanjutkan guru bertanya kepada siswa β€œmengapa 10

: 3 tidak bisa?” kemudian guru bertanya β€œangka atau bilangan

berapa yang bisa membagi bilangan 10, selain angka 1 dan

angka 2?”

3. Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta

pembelajaran yang akan dilaksanakan. (Langkah Model

Pembelajaran Inquiry 1. Orientasi)

Tujuannya adalah melalui kegiatan menganalisis data dalam

model pembelajaran inquiry, siswa mampu menentukan faktor

bilangan dengan tepat dan membuktikan faktor persekutuan dari

dua bilangan dengan menggunakan media faktor persekutuan.

Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu siswa

melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan model

pembelajaran inquiry untuk menentukan faktor bilangan dan

faktor persekutuan dengan menggunakan bantuan media pipet

dan media faktor persekutuan.

Kegiatan Inti (50 Menit)

1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai langkah-

langkah model pembelajaran inquiry yang akan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah model pembelajaran

inquiry yang harus dilakukan siswa yaitu:

Siswa membuat pertanyaan mengenai contoh soal faktor suatu

bilangan dan faktor persekutuan untuk mencari jawaban yang

tepat.

Siswa membuat jawaban sementara untuk contoh soal yang

diberikan guru.

Siswa mengumpulkan data dengan membaca dan memahami

materi faktor persekutuan dan faktor persekutuan terbesar dari

buku paket dan lembar materi faktor suatu bilangan dan faktor

persekutuan yang diberikan guru.

Siswa menyelidiki materi dan contoh soal untuk menemukan

jawaban soal menggunakan media pipet dan media faktor

persekutuan.

Siswa mengoreksi jawaban sementaranya dengan hasil

penyelidikannya dengan bantuan media pipet dan media faktor

persekutuan serta pengumpulan data yang telah dilakukan.

Siswa membuat kesimpulan mengenai apa yang dimaksud

dengan faktor suatu bilangan dan faktor persekutuan.

2. Siswa mendengarkan guru bercerita β€œIbu guru mempunyai pipet

sebanyak 12 pipet. Pipet yang ibu punya akan ibu bagikan ke anak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

93

anak kelas IV. Berapa anak yang bisa menerima pipet dari ibu dengan

jumlah yang sama dan dapat dibagi habis?”

3. Siswa merumuskan masalah mengenai cerita yang diberikan oleh

guru mengenai faktor suatu bilangan. (Langkah Model

Pembelajaran Inquiry 2. Merumuskan masalah)

4. Siswa membuat jawaban sementara mengenai jumlah anak yang bisa

menerima pipet dari ibu guru dengan jumlah yang sama. (Langkah

Model Pembelajaran Inquiry 3. Mengajukan hipotesis)

5. Siswa membaca materi di LKS. (Langkah Model Pembelajaran

Inquiry 4. Mengumpulkan data)

6. Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru mengenai materi

faktor bilangan yang telah dibaca atau siswa menjawab pertanyaan

dari guru mengenai materi faktor bilangan yang telah dibaca.

7. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai faktor bilangan

berdasarkan cerita yang telah disampaikan oleh guru. (Langkah

Model Pembelajaran Inquiry 4. Mengumpulkan data)

8. Siswa yang ditunjuk oleh guru maju ke depan untuk menentukan

banyaknya siswa yang dapat menerima pipet dengan jumlah yang

sama. Penentuan ini dibantu oleh satu siswa yaitu siswa X untuk

membagikan 12 pipet yang diberikan oleh guru untuk dibagikan

kepada temannya yang ditunjuk guru untuk maju ke depan

berdasarkan urutan daftar absensi dengan syarat pembagian yaitu

pipet yang didapat setiap siswa sama banyak dan habis. (Langkah

Model Pembelajaran Inquiry 5. Menganalisis data) Kegiatan yang dilakukan yaitu:

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 1 siswa lainnya. Berapa

jumlah pipet yang didapat oleh satu siswa?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 2 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa

banyaknya pipet yang didapatkan?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 3 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa

banyaknya pipet yang didapatkan?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 4 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa

banyaknya pipet yang didapatkan?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 5 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa

setiap siswa tidak bisa mendapatkan banyaknya pipet yang

sama?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 6 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa

banyaknya pipet yang didapatkan?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 7 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

94

setiap siswa tidak bisa mendapatkan banyaknya pipet yang

sama?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 8 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa

setiap siswa tidak bisa mendapatkan banyaknya pipet yang

sama?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 9 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa

setiap siswa tidak bisa mendapatkan banyaknya pipet yang

sama?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 10 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa

setiap siswa tidak bisa mendapatkan banyaknya pipet yang

sama?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 11 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa

setiap siswa tidak bisa mendapatkan banyaknya pipet yang

sama?

Siswa X membagikan 12 pipet kepada 12 siswa. Apakah setiap

siswa bisa mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa

banyaknya pipet yang didapatkan?

9. Siswa menjawab pertanyaan dari kegiatan pembagian pipet dengan

mencatat jumlah-jumlah siswa yang dapat menerima pipet dengan

jumlah pipet yang didapat sama banyak. (Langkah Model

Pembelajaran Inquiry 6. Menguji hipotesis)

10. Siswa yang ditunjuk guru maju ke depan untuk menuliskan semua

bilangan yang dapat membagi habis bilangan 12 di papan tulis.

(Langkah Model Pembelajaran Inquiry 7. Menyimpulkan) 11. Siswa mencoba mencari faktor dari 24.

12. Siswa yang ditunjuk guru maju ke depan kelas untuk menuliskan

faktor-faktor dari 24.

13. Siswa mengamati dan menunjukkan angka/bilangan yang sama dari

faktor-faktor bilangan dari 12 dan faktor-faktor bilangan dari 24.

14. Siswa diberikan waktu untuk bertanya mengenai faktor-faktor yang

sama dari dua bilangan berdasarkan contoh dari faktor 12 dan 24.

(Langkah Model Pembelajaran Inquiry 2. Merumuskan

masalah) 15. Siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan untuk mencari faktor-

faktor yang sama dari dua bilangan.

16. Siswa membuat jawaban sementara mengenai soal latihan mencari

faktor-faktor yang sama dari dua bilangan. (Langkah Model

Pembelajaran Inquiry 3. Mengajukan hipotesis)

17. Siswa membaca dan memahami materi mengenai faktor persekutuan

dari dua bilangan. (Langkah Model Pembelajaran Inquiry 4.

Mengumpulkan data)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

95

18. Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru mengenai materi

faktor persekutuan yang telah dibaca atau siswa menjawab

pertanyaan dari guru mengenai materi faktor bilangan yang telah

dibaca.

19. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai faktor

persekutuan dari dua bilangan. (Langkah Model Pembelajaran

Inquiry 4. Mengumpulkan data)

20. Siswa diberikan media faktor persekutuan oleh guru untuk

membuktikan faktor persekutuan dari dua bilangan. (Langkah

Model Pembelajaran Inquiry 5. Menganalisis data)

21. Siswa mendengarkan langkah kerja yang diberikan oleh guru.

(Langkah Model Pembelajaran Inquiry 5. Menganalisis data) langkah-langkah kerjanya yaitu:

Gunakan media faktor persekutuan ini dengan meletakannya di

atas meja.

Bilangan pertama di lambangkan dengan kancing baju berwarna

hijau dan bilangan kedua di lambangkan dengan kancing baju

berwarna merah.

Letakan kancing baju warna hijau pada kotak-kotak

angka/bilangan yang dapat membagi habis bilangan pertama.

Letakan kancing baju warna merah pada kotak-kotak

angka/bilangan yang dapat membagi habis bilangan kedua.

Lihatlah kotak-kotak yang berisi dua kancing baju yang terdiri

dari satu kancing baju berwarna hijau dan satu kancing baju

berwarna merah.

Tuliskan kotak angka/bilangan berapa saja yang terdiri dari 2

warna kancing baju. Kotak yang terdiri dari dua warna kancing

baju adalah faktor persekutuan dari dua bilangan.

22. Siswa menuliskan jawaban dari soal latihan yang jawabannya

didapat melalui kegiatan membuktikan faktor persekutuan dari dua

bilangan. (Langkah Model Pembelajaran Inquiry 6. Menguji

hipotesis)

23. Salah satu siswa mengkomunikasikan jawaban soal latihan yang

dibuktikan faktor persekutuannya di depan kelas.

Kegiatan Akhir (10 Menit)

1. Menyimpulkan

Guru mengajak siswa membuat kesimpulan tentang materi dalam

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada hari ini. (Langkah

Model Pembelajaran Inquiry 7. Menyimpulkan)

Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat

membagi habis bilangan tersebut.

Faktor persekutuan dari dua bilangan atau lebih adalah faktor

dari bilangan-bilangan yang nilainya sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

96

2. Refleksi

Guru mengajak siswa untuk merefleksi kegiatan belajar hari ini

secara lisan kepada siswa sesuai dengan pertanyaan di LKS.

3. Tindak lanjut

Siswa diminta untuk mengerjakan tugas rumah mengenai materi

faktor persekutuan dari dua bilangan.

Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum mengakhiri

pelajaran.

Pertemuan Kedua: 2 Γ— 35 menit (2 JP)

Kegiatan Awal (10 Menit)

Guru Mengucap Salam

Guru mengajak siswa untuk berdoa

Guru mengabsensi kehadiran siswa

1. Motivasi Guru mengajak siswa untuk bernyanyi dan memperagakan gerakan

jari tangan dengan menggunakan lagu β€œTu La Lu La Lit” untuk

melatih konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Tu La Lu La Lit

Tu la lu

la lu la lu la lit

tu la lu

la lu la lu la lu la lit

2. Apersepsi

Guru melakukan tanya jawab mengenai faktor persekutuan

β€œsiapa yang masih ingat materi yang kemarin kita pelajari

bersama?

Kemudian dilanjutkan dengan menanyakan kepada siswa

mengenai contoh soal faktor persekutuan. Contohnya: faktor

persekutuan dari 25 dan 75 adalah ...

Setelah siswa menyebutkan faktor-faktor persekutuan dari dua

bilangan tersebut, kemudian guru melanjutkan bertanya

mengenai faktor persekutuan yang terbesar dari faktor-faktor

persekutuan yang telah disebutkan. β€œberapa faktor persekutuan

yang terbesar dari faktor-faktor persekutuan dari 25 dan 75?.

3. Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta

pembelajaran yang akan dilaksanakan. (Langkah Model

Pembelajaran Inquiry 1. Orientasi)

Tujuannya adalah melalui kegiatan menganalisis data dalam

model pembelajaran inquiry, siswa mampu menemukan faktor

persekutuan terbesar dari dua bilangan menggunakan himpunan

faktor persekutuan dan melalui kegiatan menguji hipotesis

dalam model pembelajaran inquiry, siswa mampu

menghubungkan faktor persekutuan terbesar dengan soal cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

97

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta melalui

kegiatan menyimpulkan dalam model pembelajaran inquiry,

siswa mampu merumuskan strategi penyelesaian masalah yang

berkaitan dengan FPB dari dua bilangan secara tepat.

Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu siswa

melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan model

pembelajaran inquiry untuk menemukan faktor persekutuan

terbesar dari dua bilangan menggunakan media faktor

persekutuan, menghubungkan faktor persekutuan terbesar

dengan soal cerita dan merumuskan strategi penyelesaian

masalah yang berkaitan dengan FPB dari dua bilangan.

Kegiatan Inti (50 Menit)

1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai langkah-

langkah model pembelajaran inquiry yang akan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah model pembelajaran

inquiry yang harus dilakukan siswa yaitu:

Siswa membuat pertanyaan mengenai contoh faktor persekutuan

terbesar dan menghubungkan faktor persekutuan terbesar

dengan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

untuk mencari jawaban yang tepat.

Siswa membuat jawaban sementara untuk menjawab contoh

soal FPB dan soal cerita yang akan diberikan guru.

Siswa mengumpulkan data dengan membaca dan memahami

materi faktor persekutuan dan faktor persekutuan terbesar dari

buku paket dan lembar materi faktor persekutuan dan faktor

persekutuan terbesar yang diberikan guru.

Siswa menyelidiki materi dan contoh soal FPB untuk

menemukan jawaban soal menggunakan media faktor

persekutuan dari materi yang dibaca dan dipahami.

Siswa mengoreksi jawaban sementaranya dengan hasil

penyelidikannya dan pengumpulan data yang telah dilakukan.

Siswa membuat kesimpulan apa yang dimaksud dengan faktor

persekutuan terbesar dan pemecahan masalah hubungan antara

cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

menggunakan FPB.

2. Siswa melihat contoh soal latihan mengenai faktor persekutuan

terbesar yang harus dikerjakan secara mandiri.

3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai contoh soal yang

akan dikerjakan secara mandiri. (Langkah Model Pembelajaran

Inquiry 2. Merumuskan masalah)

4. Siswa membuat jawaban sementara mengenai soal faktor

persekutuan terbesar. (Langkah Model Pembelajaran Inquiry 3.

Mengajukan hipotesis)

5. Siswa mengumpulkan data dengan cara membaca langkah-langkah

penyelesaian soal Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). (Langkah

Model Pembelajaran Inquiry 4. Mengumpulkan data)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

98

6. Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru mengenai materi

faktor persekutuan terbesar (FPB) yang telah dibaca atau siswa

menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi faktor persekutuan

terbesar (FPB) yang telah dibaca.

7. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi faktor

persekutuan terbesar. (Langkah Model Pembelajaran Inquiry 4.

Mengumpulkan data)

8. Siswa menyelesaikan soal FPB dengan menggunakan media faktor

persekutuan untuk menemukan faktor persekutuan terbesar.

(Langkah Model Pembelajaran Inquiry 5. Menganalisis data) Langkah-langkah kegiatannya yaitu:

Gunakan media faktor persekutuan ini dengan meletakannya di

atas meja.

Bilangan pertama di lambangkan dengan kancing baju berwarna

hijau dan bilangan kedua di lambangkan dengan kancing baju

berwarna merah.

Letakan kancing baju warna hijau pada kotak-kotak

angka/bilangan yang dapat membagi bilangan pertama.

Letakan kancing baju warna merah pada kotak-kotak

angka/bilangan yang dapat membagi bilangan kedua.

Lihatlah kotak-kotak yang berisi dua kancing baju yang terdiri

dari satu kancing baju berwarna hijau dan satu kancing baju

berwarna merah.

Tuliskan kotak angka/bilangan berapa saja yang terdiri dari 2

warna kancing baju. Kotak yang terdiri dari dua warna kancing

baju adalah faktor persekutuan dari dua bilangan.

Jika, sudah mengetahui faktor persekutuan dari dua bilangan,

maka carilah bilangan yang terbesar dari faktor persekutuan

tersebut. Angka/bilangan dalam faktor persekutuan dari dua

bilangan yang nilainya paling besar adalah faktor persekutuan

terbesar.

9. Siswa menuliskan jawaban yang di dapat dari penyelesaian soal

faktor persekutuan terbesar yang melalui bantuan media faktor

persekutuan. (Langkah Model Pembelajaran Inquiry 6. Menguji

hipotesis) 10. Guru membacakan sebuah cerita yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. β€œHani memiliki pita merah sepanjang 18 meter dan pita

kuning 36 meter. Kedua pita tersebut akan digunakan untuk

menghias kotak kado sebanyak-banyaknya dengan panjang dan

warna yang sama tiap kotaknya. Berapa jumlah kotak kado terbanyak

yang dapat dihias?”

11. Siswa merumuskan masalah mengenai cerita yang diberikan oleh

guru mengenai pemecahan masalah yang berkaitan dengan FPB.

(Langkah Model Pembelajaran Inquiry 2. Merumuskan

masalah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

99

12. Siswa membuat jawaban sementara mengenai permasalahan dalam

cerita tersebut. (Langkah Model Pembelajaran Inquiry 3.

Mengajukan hipotesis)

13. Siswa mengumpulkan data dengan cara membaca langkah-langkah

penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

menggunakan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). (Langkah Model

Pembelajaran Inquiry 4. Mengumpulkan data)

14. Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru mengenai materi

penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

menggunakan faktor persekutuan terbesar (FPB) yang telah dibaca.

Jika siswa tidak ada yang bertanya, maka guru yang bertanya kepada

siswa mengenai materi penyelesaian soal cerita yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari menggunakan faktor persekutuan

terbesar (FPB) yang telah dibaca.

15. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi soal

cerita yang dapat diselesaikan atau dipecahkan menggunakan FPB.

(Langkah Model Pembelajaran Inquiry 4. Mengumpulkan data)

16. Siswa menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari dengan faktor persekutuan terbesar (FPB). (Langkah

Model Pembelajaran Inquiry 5. Menganalisis data) Langkah-langkah kegiatannya yaitu:

Carilah faktor bilangan dari setiap bilangan yang ada dalam soal

cerita tersebut.

Setelah mengetahui faktor bilangan dari setiap bilangannya,

kemudian tentukan faktor persekutuannya.

Setelah mendapatkan faktor persekutuannya maka carilah faktor

persekutuan yang bilangannya paling besar diantara faktor

persekutuan tersebut. Bilangan yang paling besar dalam faktor

persekutuan adalah FPB.

Setelah mendapatkan FPB maka jawablah pertanyaan yang ada

dalam soal cerita tersebut. FPB sama dengan jumlah kotak kado

terbanyak yang dapat dihias.

17. Siswa menuliskan jawaban yang di dapat dari penyelesaian soal

cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari menggunakan

faktor persekutuan terbesar (FPB). (Langkah Model Pembelajaran

Inquiry 6. Menguji hipotesis) 18. Siswa yang ditunjuk guru menuliskan jawabannya di papan tulis.

19. Siswa yang dibelakang memberi sanggahan dari hasil pekerjaan

temannya yang di tulis di papan tulis.

Kegiatan Akhir (10 Menit)

1. Menyimpulkan

Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

(Langkah Model Pembelajaran Inquiry 7. Menyimpulkan)

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan atau lebih

adalah faktor persekutuan dari bilangan-bilangan yang terbesar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

100

Strategi penyelesaian masalah dalam soal cerita yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan menggunakan

FPB.

2. Refleksi

Guru mengajak siswa untuk merefleksi secara lisan sesuai panduan

di LKS.

3. Tindak lanjut

Siswa diminta untuk mengerjakan tugas rumah mengenai materi FPB

dan soal cerita yang dapat dipecahkan masalahnya menggunakan

FPB.

Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum mengakhiri

pelajaran.

I. Teknik Penilaian

Ranah Teknik

Penilaian

Bentuk Penilaian Instrumen

Pengetahuan Tes Tes Tertulis Soal uraian berupa

pretest dan posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

101

Lampiran Materi

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi habis

bilangan tersebut. Contoh:

Tentukan faktor dari 10!

Penyelesaian:

Faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, dan 10, karena semua bilangan tersebut dapat membagi

habis 10.

10 : 1 =10

10 : 2 = 5

10 : 5 = 2

10 : 10 = 1

Faktor Persekutuan dari dua atau lebih adalah faktor dari bilangan-bilangan

tersebut yang nilaianya sama. Contohnya: Tentukan faktor persekutuan dari 16 dan

20!

Penyelesaian:

Faktor dari 16 = 1, 2, 4, 8, 16

Faktor dari 20 = 1, 2, 4, 5, 10, 20

Faktor Persekutuan dari 16 dan 20 adalah 1, 2, dan 4.

Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua atau lebih bilangan adalah faktor

persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut yang terbesar. Contohnya; Tentukan

FPB dari 12 dan 18!

Penyelesaian:

Akan ditentukan FPB dari 12 dan 18 dengan menggunakan faktor persekutuan.

Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

Faktor dari 18 = 1, 2,3, 6, 9, dan 18.

Faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6.

Faktor persekutuan yang terbesar adalah 6.

Jadi, FPB dari 12 dan 18 adalah 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

102

Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan

dengan menggunakan faktor persekutuan terbesar (FPB). Contohnya sebagai

berikut.

Terdapat dua tali yang berbeda panjang yang akan dipotong menjadi beberapa

bagian sama panjang. Panjang tali pertama 8 meter dan tali kedua 12 meter. Berapa

ukuran potongan tali terpanjang yang dapat diperoleh dari kedua tali tersebut?

Penyelesaian:

Soal cerita ini dapat diselesaikan dengan menggunakan FPB.

Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8.

Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

FPB dari 8 dan 12 adalah 4.

Jadi, ukuran terpanjang setiap potongan tali adalah 4 meter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

103

Lampiran Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Nama : ..............................................

No. Absen : .............................................

Kelas : .............................................

Petunjuk

1. Kerjakan tugas secara mandiri.

2. Kerjakan tugas dengan tepat waktu

A. Kegiatan Belajar Pertemuan Pertama

Kegiatan Belajar 1

Dengarkan gurumu membacakan cerita dibawah ini!

Rumuskan masalah mengenai cerita yang di sampaikan oleh gurumu dengan

membuat sebuah pertanyaan!

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

Ayo Mencoba

Buatlah jawaban sementara mengenai jumlah anak yang bisa menerima pipet dari

ibu guru dengan jumlah yang sama dan dapat dibagi habis!

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Ibu guru mempunyai pipet sebanyak 12

pipet. Pipet yang ibu punya akan ibu

bagikan ke anak-anak kelas IV. Berapakah

yang bisa menerima pipet dari ibu dengan

jumlah yang sama dan dapat dibagi habis?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

104

Lakukan kegiatan eksperimen bersama guru dan temanmu dengan mengikuti

langkah-langkah berikut ini!

1. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 1 siswa lainnya. Berapa jumlah pipet

yang didapat oleh satu siswa?

2. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 2 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa banyaknya pipet yang

didapatkan?

3. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 3 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa banyaknya pipet yang

didapatkan?

4. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 4 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa banyaknya pipet yang

didapatkan?

5. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 5 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa setiap siswa tidak bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama?

6. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 6 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa banyaknya pipet yang

didapatkan?

7. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 7 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa setiap siswa tidak bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama?

8. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 8 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa setiap siswa tidak bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama?

9. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 9 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa setiap siswa tidak bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama?

10. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 10 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa setiap siswa tidak bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

105

11. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 11 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Mengapa setiap siswa tidak bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama?

12. Siswa X membagikan 12 pipet kepada 12 siswa. Apakah setiap siswa bisa

mendapatkan banyaknya pipet yang sama? Berapa banyaknya pipet yang

didapatkan?

Catatlah jumlah-jumlah siswa yang dapat menerima pipet dengan jumlah

pipet yang didapat sama banyak dan dapat dibagi habis!

....................................................................................................................................

Tuliskan faktor dari 12!

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Tuliskan faktor dari 24!

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Tuliskan faktor yang sama (bilangan pembagi yang sama) dari 12 dan 24!

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Kegiatan Belajar 2

Tentukan faktor dari 20!

Tentukan faktor dari 28!

Carilah faktor-faktor yang sama dari 20 dan 28!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

106

Ayo Mencoba

Lakukanlah percobaan membuktikan faktor persekutuan dari 20 dan 28

dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini!

Gunakan media faktor persekutuan ini dengan meletakannya di atas meja.

Bilangan pertama adalah 20 dan dilambangkan dengan kancing baju berwarna

hijau dan bilangan kedua adalah 28 dan dilambangkan dengan kancing baju

berwarna merah.

Letakan kancing baju warna hijau pada kotak-kotak angka/bilangan yang dapat

membagi habis bilangan pertama.

Letakan kancing baju warna merah pada kotak-kotak angka/bilangan yang

dapat membagi habis bilangan kedua.

Lihatlah kotak-kotak yang berisi dua kancing baju yang terdiri dari satu

kancing baju berwarna hijau dan satu kancing baju berwarna merah.

Tuliskan kotak angka/bilangan berapa saja yang terdiri dari 2 warna kancing

baju.

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

(Kotak yang terdiri dari dua warna kancing baju adalah faktor persekutuan dari

dua bilangan)

Ayo Renungkan

1. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran hari ini?

2. Apakah sudah menguasai materi hari ini? Jika sudah materi apa saja yang kamu

pahami?

Tindak Lanjut

Pelajari ulang materi Faktor bilangan dan faktor Persekutuan dengan mengerjakan

soal Pekerjaan Rumah (PR) dibawah ini!

1. Faktor bilangan dari 90 adalah ...

2. Faktor persekutuan dari 24 dan 48 adalah ...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

107

B. Kegiatan Belajar Pertemuan Kedua

Kegiatan Belajar 1

Tentukan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari 25 dan 30!

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Lakukan percobaan menggunakan media faktor persekutuan untuk

menemukan faktor persekutuan terbesar dari 25 dan 30 dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

Gunakan media faktor persekutuan ini dengan meletakannya di atas meja.

Bilangan 25 di lambangkan dengan kancing baju berwarna hijau dan bilangan

30 di lambangkan dengan kancing baju berwarna merah.

Letakan kancing baju warna hijau pada kotak-kotak angka/bilangan yang dapat

membagi bilangan 25.

Letakan kancing baju warna merah pada kotak-kotak angka/bilangan yang

dapat membagi bilangan 30.

Lihatlah kotak-kotak yang berisi dua kancing baju yang terdiri dari satu

kancing baju berwarna hijau dan satu kancing baju berwarna merah.

Tuliskan kotak angka/bilangan berapa saja yang terdiri dari 2 warna kancing

baju. Kotak yang terdiri dari dua warna kancing baju adalah faktor persekutuan

dari dua bilangan.

Jika, sudah mengetahui faktor persekutuan dari dua bilangan, maka carilah

bilangan yang terbesar dari faktor persekutuan dari 25 dan 30. Angka/bilangan

dalam faktor persekutuan dari dua bilangan yang nilainya paling besar adalah

faktor persekutuan terbesar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

108

Tuliskan hasil percobaanmu menemukan faktor persekutuan terbesar (FPB)

dari 25 dan 30!

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Kegiatan Belajar 2

Dengarkan cerita yang dibacakan oleh gurumu!

1. Buatlah rumusan masalah mengenai cerita yang dibacakan oleh

gurumu!

........................................................................................................................

........................................................................................................................

2. Buatlah jawaban sementara mengenai pertanyaan yang ada dalam

cerita!

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

Hani memiliki pita merah sepanjang 18 meter dan pita

kuning 36 meter. Kedua pita tersebut akan digunakan untuk

menghias kotak kado sebanyak-banyaknya dengan panjang

dan warna yang sama tiap kotaknya. Berapakah jumlah

kotak kado terbanyak yang dapat dihias?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

109

Lakukan kegiatan cara penyelesaian soal cerita yang telah dibacakan oleh

guru dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut!

Carilah faktor bilangan dari setiap bilangan yang ada dalam soal cerita yang

dibacakan oleh guru.

Setelah mengetahui faktor bilangan dari setiap bilangannya, kemudian

tentukan faktor persekutuannya.

Setelah mendapatkan faktor persekutuannya maka carilah faktor persekutuan

yang bilangannya paling besar diantara faktor persekutuan tersebut. Bilangan

yang paling besar dalam faktor persekutuan adalah FPB.

Setelah mendapatkan FPB maka jawablah pertanyaan yang ada dalam soal

cerita tersebut. FPB sama dengan jumlah kotak kado terbanyak yang dapat

dihias.

Tuliskan hasil penyelesaian soal cerita di bawah ini!

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Ayo Renungkan

Apakah masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal FPB?

Tindak Lanjut

Pelajari ulang materi pemecahan masalah yang berhubungan dengan FPB dengan

mengerjakan soal dibawah ini!

Untuk acara ulang tahun, Citra akan mengemas 30 permen dan 60 cokelat. Permen

dan cokelat tersebut akan dibungkus di dalam kantong plastik dengan jumlah

masing-masing sama banyak. Berapa paling terbanyak kantong plastik yang harus

disiapkan oleh Citra?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

110

Lampiran Instrumen Penilaian

PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN

Indikator 3.6.1 Menentukan faktor bilangan.

3.6.2 Membuktikan faktor persekutuan dari dua bilangan.

3.6.3 Menemukan faktor persekutuan terbesar dari dua

bilangan menggunakan himpunan faktor persekutuan.

3.6.4 Menghubungkan faktor persekutuan terbesar dengan

soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Tujuan

Pembelajaran

3.6.1.1 Melalui kegiatan menganalisis data dalam model

pembelajaran inquiry, siswa mampu menentukan

faktor bilangan dengan tepat.

3.6.2.1 Melalui kegiatan menguji hipotesis dalam model

pembelajaran inquiry, siswa dapat membuktikan faktor

persekutuan dari dua bilangan dengan menggunakan

media FPB.

3.6.3.1 Melalui kegiatan menganalisis data dalam model

pembelajaran inquiry, siswa mampu menemukan

faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan

menggunakan himpunan faktor persekutuan secara

tepat.

3.6.4.1 Melalui kegiatan menguji hipotesis dalam model

pembelajaran inquiry, siswa mampu menghubungkan

faktor persekutuan terbesar dengan soal cerita yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari secara tepat.

Teknik

Penilaian

Test

Bentuk

Penilaian

Test Tertulis

Rubrik Penilaian

Indikator 3.6.1

Kriteria Skor

Menuliskan cara mendapatkan faktor bilangan 1

Menyebutkan faktor bilangan dengan benar 1

Jumlah Skor 2

Indikator 3.6.2

Kriteria Skor

Menyebutkan faktor dari bilangan pertama dengan tepat 1

Menyebutkan faktor dari bilangan kedua dengan tepat 1

Menyebutkan faktor persekutuan dari dua bilangan dengan tepat 1

Jumlah Skor 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

111

Indikator 3.6.3

Kriteria Skor

Menyebutkan faktor dari bilangan pertama dengan tepat 1

Menyebutkan faktor dari bilangan kedua dengan tepat 1

Menyebutkan faktor persekutuan dari dua bilangan dengan tepat 1

Menentukan FPB dengan tepat 1

Jumlah Skor 4

Indikator 3.6.4

Kriteria Skor

Menyebutkan faktor dari bilangan pertama dengan tepat 1

Menyebutkan faktor dari bilangan kedua dengan tepat 1

Menyebutkan faktor persekutuan terbesar 1

Mendapatkan hasil penyelesaian masalah yang benar 2

Jumlah Skor 5

Nilai Akhir = Jumlah skor siswa

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘Žπ‘™ Γ— 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

112

Lampiran 3.1 Soal Pretest

SOAL PRETEST

Muatan Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/I

Waktu : 35 Menit

Nama :

No. Absen :

NILAI

Kerjakan soal-soal berikut dengan menuliskan cara penyelesaiannya!

1. Tentukan faktor dari 24!

2. Tentukan faktor dari 15!

3. Tentukan faktor persekutuan dari 12 dan 16!

4. Tentukan faktor persekutuan dari 13 dan 26!

5. Tentukan FPB dari 28 dan 21!

6. Tentukan FPB dari 18 dan 24!

7. Citra membeli 10 coklat dan 20 permen untuk acara ulang tahunnya. Coklat

dan permen tersebut akan dibungkus ke dalam kantong-kantong plastik dengan

jumlah masing-masing sama banyak. Tentukan banyaknya kantong plastik

paling banyak yang harus disiapkan oleh Citra!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

113

Lampiran 3.2 Soal Posttest

SOAL POSTTEST

Muatan Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/I

Waktu : 35 Menit

Nama :

No. Absen :

NILAI

Kerjakan soal-soal berikut dengan menuliskan cara penyelesaiannya!

1. Tentukan faktor dari 48!

2. Tentukan faktor dari 72!

3. Tentukan faktor persekutuan dari 56 dan 84!

4. Tentukan faktor persekutuan dari 25 dan 30!

5. Tentukan FPB dari 64 dan 96!

6. Tentukan FPB dari 38 dan 76!

7. Ibu Ajeng akan mengadakan arisan di rumahnya. Ia membeli dua jenis kue

untuk disajikan. Kue yang dibeli Ibu Ajeng yaitu kue rasa keju sebanyak 60

buah dan kue rasa coklat 90 buah. Kue-kue tersebut akan disajikan di atas

piring sama banyak. Tentukan banyaknya piring terbanyak yang dibutuhkan

untuk menyajikan kedua jenis kue tersebut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

114

Lampiran 3.4 Kunci Jawaban Soal Pretest

1. Penyelesaian:

24 : 1 = 24 24 : 6 = 4

24 : 2 = 12 24 : 8 = 3

24 : 3 = 8 24 : 12 = 2

24 : 4 = 6 24 : 24 = 1

Jadi, Faktor dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.

2. Penyelesaian:

15 : 1 = 15 15 : 5 = 3

15 : 3 = 5 15: 15 = 1

Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, dan 15.

3. Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.

Faktor dari 16 = 1, 2, 4 ,8 , dan 16.

Faktor Persekutuan dari 12 dan 16 adalah 1, 2, dan 4.

4. Faktor dari 13 = 1 dan 13

Faktor dari 26 = 1, 2, 13, dan 26

Faktor Persekutuan dari 13 dan 26 adalah 1 dan 13

5. Faktor dari 28 = 1, 2, 4, 7, 14, dan 28

Faktor dari 21 = 1, 3, 7, dan 21

Faktor Persekutuan dari 18 dan 24 adalah 1 dan 7

Faktor persekutuan yang terbesar adalah 7

Jadi, FPB dari 28 dan 21 adalah 7

6. Faktor dari 18 = 1, 2, 3, 6, 9 dan 18.

Faktor dari 24 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

115

Faktor Persekutuan dari 18 dan 24 adalah 1, 2, 3, dan 6

Faktor persekutuan yang terbesar adalah 6

Jadi, FPB dari 18 dan 24 adalah 6

7. Faktor dari 10 = 1, 2, 5, dan 10

Faktor dari 20 = 1, 2, 4, 5, 10, dan 20

FPB dari 10 dan 20 adalah 10

Jadi, kantong plastik paling banyak yang harus disiapkan oleh Citra adalah

10 kantong plastik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

116

Lampiran 3.5 Kunci Jawaban Soal Posttest

1. Penyelesaian:

48 : 1 = 48 48 : 8 = 6

48 : 2 = 24 48 :12 = 4

48 : 3 = 16 48 : 16 = 3

48 : 4 = 12 48 : 24 = 2

48 : 6 = 8 48 : 48 = 1

Jadi, Faktor dari 48 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, dan 48.

2. Penyelesaian:

72 : 1 = 72 72 : 9 = 8

72 : 2 = 36 72 : 12 = 6

72 : 3 = 24 72 : 18 = 4

72 : 4 = 18 72 : 24 = 3

72 : 6 = 12 72 : 36 = 2

72 : 8 = 9 72 : 72 = 1

Faktor dari 72 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24, 36, dan 72.

3. Faktor dari 56 = 1, 2, 4, 7, 8, 14, 28, dan 56

Faktor dari 84 = 1, 2, 3, 4, 6, 7, 12, 14, 21, 28, 42, dan 84

Faktor Persekutuan dari 56 dan 84 adalah 1, 2, 4, 7, 14, dan 28.

4. Faktor dari 25 = 1, 5, dan 25.

Faktor dari 30 = 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, dan 30.

Faktor Persekutuan dari 25 dan 30 adalah 1 dan 5.

5. Faktor dari 64 = 1, 2, 4, 8, 16, 32, dan 64.

Faktor dari 96 = 1, 2, 3, 4, 6, 16, 8, 12, 24, 32, 48, dan 96.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

117

Faktor Persekutuan dari 64 dan 96 adalah 1, 2, 4, 8, 16, dan 32.

Faktor persekutuan yang terbesar adalah 32.

Jadi, FPB dari 64 dan 96 adalah 32.

6. Faktor dari 38= 1, 2, 19, dan 38.

Faktor dari 76= 1, 2, 4, 19, 38, dan 76.

Faktor Persekutuan dari 38 dan 76 adalah 1, 2, 19, dan 38.

Faktor persekutuan yang terbesar adalah 38.

Jadi, FPB dari 38 dan 76 adalah 38.

7. Faktor dari 60 = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30, dan 60.

Faktor dari 90 = 1, 2, 3, 5, 6, 9, 10, 15, 18, 30, 45, dan 90.

FPB dari 60 dan 90 adalah 30.

Jadi, jumlah piring yang dibutuhkan untuk menyajikan kedua jenis kue

tersebut adalah 30 piring.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

118

Lampiran 3.6 Rubrik Penilaian Skor

RUBRIK PENSKORAN

No Indikator Item

Soal

Kriteria Penskoran Skor Jumlah

Skor

1 3.6.5 Menentukan

faktor

bilangan.

1, 2 Menuliskan cara

mendapatkan faktor

bilangan

1

2

Menyebutkan faktor

bilangan dengan benar

1

2 3.6.2 Membuktikan

faktor

persekutuan

dari dua

bilangan.

3, 4 Menyebutkan faktor dari

bilangan pertama dengan

tepat

1

3 Menyebutkan faktor dari

bilangan kedua dengan

tepat

1

Menyebutkan faktor

persekutuan dari dua

bilangan dengan tepat

1

3 3.6.3 Menemukan

faktor

persekutuan

terbesar dari

dua bilangan

menggunakan

himpunan

faktor

persekutuan.

5, 6 Menyebutkan faktor dari

bilangan pertama dengan

tepat

1

4

Menyebutkan faktor dari

bilangan kedua dengan

tepat

1

Menyebutkan faktor

persekutuan dari dua

bilangan dengan tepat

1

Menentukan FPB dengan

tepat

1

4 3.6.4 Menghubungk

an faktor

persekutuan

terbesar

dengan soal

cerita yang

berkaitan

dengan

kehidupan

sehari-hari.

7 Menyebutkan faktor dari

bilangan pertama dengan

tepat

1

5

Menyebutkan faktor dari

bilangan kedua dengan

tepat

1

Menyebutkan faktor

persekutuan terbesar

1

Mendapatkan hasil

penyelesaian masalah yang

benar

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

119

Lampiran 3.7 Hasil Wawancara Guru

Pedoman Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana cara Bapak/Ibu

menyampaikan materi kepada anak-

anak di kelas?

Ketika saya mengajar di kelas,

saya menggunakan metode yang

sesuai dengan materinya, mbak.

Metode yang sering saya gunakan

yaitu metode ceramah sama saya

menggunakan media, biasanya

saya memanfaatkan LCD yang

ada di kelas.

2 Mengapa Bapak/Ibu menggunakan

cara menyampaikan materi dengan

sebuah metode atau media

pembelajaran ketika mengajar di

kelas?

Karena anak-anak itu susah untuk

diajak belajar, mbak. Anak-anak

sekitar usia 9 masih suka

bermain-main dan masih dalam

tahap operasional konkret

makanya terkadang saya jika

memungkinkan saya membawa

media pembelajaran dengan

memanfaatkan yang ada

walaupun itu sehederhana, mbak.

Cara mengajar kita itu juga

mempengaruhi anak-anak dalam

melakukan kegiatan belajar,

mbak. Jadi, proses belajar yang

dilakukan siswa mempengaruhi

hasil belajar siswa.

3 Berapa jumlah KKM untuk muatan

pelajaran matematika di kelas IV?

KKM untuk muatan pelajaran

matematika itu 65, mbak.

4 Apakah seluruh anak kelas IV ketika

diadakan ulangan harian bisa

mendapatkan nilai diatas KKM?

Wah, kalau itu iya belum bisa

mbak, karena di kelas IV A

maupun di kelas IV B itu ada

beberapa anak yang memang

memiliki kekurangan pada

kemampuan atau daya

tangkapnya, dan ada juga yang

tempramen atau anak yang

meminta perhatian khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

120

Lampiran 3.8 Hasil Wawancara Siswa

Pedoman Wawancara Siswa di Kelompok Kontrol

No Pertanyaan Jawaban Siswa

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3

1 Apakah kamu

senang belajar

matematika? Apa

alasanmu?

Senang,

karena

membuatku

senang.

Tidak, karena

matematika susah.

Senang, karena

belajar

matematika itu

mengasah otak.

2 Bagaimana cara

guru kelasmu

mengajarkan

materi matematika

selama ini?

Dengan cara

mengambar

di papan tulis.

Disuruh pakai

logika.

Menggunakan

gambaran.

3 Apakah guru

kelasmu pernah

menggunakan

media saat belajar

matematika?

Sebutkan!

Tidak. Jarang-jarang. Tidak.

4 Apakah kegiatan

belajar matematika

selama ini

berlangsung

menarik dan

menyenangkan?

Apa alasanmu?

Menarik,

karena saya

suka

menghitung.

Tidak, karena

membosankan,

susah, dan

jelasinnya agak

tidak jelas.

Menyenangkan,

karena

pelajarannya

susah-susah

gampang.

5 Materi apa yang

paling kamu suka

dipelajaran

matematika? Apa

alasanmu?

Pecahan,

karena lebih

mudah.

Menyederhanakan

pecahan, karena

paling gampang.

Pembulatan,

karena lebih

mudah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

121

Pedoman Wawancara Siswa di Kelompok Eksperimen

No Pertanyaan Jawaban Siswa

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3

1 Apakah kamu

senang belajar

matematika? Apa

alasanmu?

Tidak, karena

sulit.

Senang,

karena suka

belajar

matematika.

Senang, karena

menghitung.

2 Bagaimana cara

guru kelasmu

mengajarkan materi

matematika selama

ini?

Menjelaskan

di depan.

Dijelaskan

dengan ditulis

di papan tulis.

Menggambarkan.

3 Apakah guru

kelasmu pernah

menggunakan media

saat belajar

matematika?

Sebutkan!

Jarang-jarang

tapi pakai

papan tulis.

Jarang-jarang. Tidak.

4 Apakah kegiatan

belajar matematika

selama ini

berlangsung

menarik dan

menyenangkan?

Apa alasanmu?

Menarik,

karena enak

guru yang

sekarang

daripada

sebelumnya.

Menarik,

karena

gurunya baik.

Menarik, karena

gurunya ketika

jelasin itu jelas.

5 Materi apa yang

paling kamu suka

dipelajaran

matematika? Apa

alasanmu?

Perkalian,

karena lebih

mudah dari

pembagian.

Semua materi,

karena suka

matematika.

Pecahan, karena

mudah-mudah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

122

Lampiran 3.9 Rekap Nilai Expert Judgement RPP

RPP Kontrol

No Komponen Penelitian

Expert Judgement Rerata

Skor

Guru

1

Guru

II

Dosen Total

1 Identitas sekolah dalam RPP

memenuhi aspek:

a. Satuan pendidikan

b. Muatan pelajaran

c. Kelas/semester

d. Alokasi waktu

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

12

12

12

11

2 RPP telah memuat:

a. Kompetensi Inti

b. Kompetensi dasar

c. Indikator

d. Tujuan pembelajaran

e. Materi ajar

f. Model/ pendekatan/

strategi/ metode/ teknik

pembelajaran

g. Kegiatan pembelajaran

h. Alat/Bahan/Sumber belajar

i. Penilaian

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

12

12

12

12

12

12

12

12

12

3 RPP telah mengakomodasi

kompetensi, indikator,

tujuan, dan alokasi waktu: a. Kesesuian dengan

kompetensi

b. Indikatornya mengacu

pada kompetensi dasar

c. Kesesuaian indikator

dengan alokasi waktu

d. Indikator dapat dan

mudah diukur

e. Indikator mengandung

kata-kata kerja

operasional

f. Kesesuaian indikator

dengan tujuan

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

12

12

12

12

12

12

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

123

g. Kesesuaian perumusan

dengan aspek Audience,

Behaviour, Condition,

dan Degree

4 Pemilihan materi ajar

a. Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran

b. Kesesuaian dengan materi

pembelajaran

4

4

4

4

4

4

12

12

5 Pemilihan sumber belajar

a. Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran

b. Kesesuaian dengan materi

pembelajaran

4

4

4

4

4

4

12

12

6 RPP sudah mencerminkan :

a. Kesesuaian dengan metode

pembelajaran

konvensional/ceramah

b. Mengakomodasi variabel

terikat yang diteliti yaitu

hasil belajar matematika

4

4

4

4

4

4

12

12

7 Skenario pembelajaran

a. Menampilkan kegiatan

pendahuluan, inti, dan

penutup

b. Kesesuaian dengan metode

pembelajaran

konvensional/ceramah

c. Kesesuaian alokasi waktu

kegiatan pendahuluan, inti,

dan penutup

4

4

4

4

4

4

4

4

4

12

12

12

8 Rancangan penilaian autentik

a. Kesesuaian bentuk, teknik

dan instrumen dengan

indikator pencaipaian

kompetensi

b. Kesesuaian antara bentuk,

teknik dan instrumen

penilaian pengetahuan

c. Kesesuaian antara bentuk,

teknik dan instrumen

penilaian keterampilan

4

4

4

4

4

4

4

4

4

12

12

12

Total Skor 383

Rata-rata 99,73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

124

RPP Eksperimen

No Aspek yang Dinilai

Expert Judgement Rerata

Skor

Guru

I

Guru

II

Dosen Total

1 Identitas sekolah dalam RPP

memenuhi aspek:

a. Satuan pendidikan

b. Muatan pelajaran

c. Kelas/semester

d. Alokasi waktu

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

12

12

12

12

2 RPP telah memuat:

a. Kompetensi Inti

b. Kompetensi dasar

c. Indikator

d. Tujuan pembelajaran

e. Materi ajar

f. Model/ pendekatan/

strategi/ metode/ teknik

pembelajaran

g. Kegiatan pembelajaran

h. Alat/Bahan/Sumber belajar

i. Penilaian

4

4

3

3

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

12

12

11

11

12

12

11

12

11

3 RPP telah mengakomodasi

kompetensi, indikator,

tujuan, dan alokasi waktu: a. Kesesuian dengan

kompetensi

b. Indikatornya mengacu

pada kompetensi dasar

c. Kesesuaian indikator

dengan alokasi waktu

d. Indikator dapat dan

mudah diukur

e. Indikator mengandung

kata-kata kerja

operasional

f. Kesesuaian indikator

dengan tujuan

g. Kesesuaian perumusan

dengan aspek Audience,

Behaviour, Condition,

dan Degree

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

12

12

12

12

12

12

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

125

4 Pemilihan materi ajar

a. Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran

b. Kesesuaian dengan materi

pembelajaran

4

4

4

4

4

4

12

12

5 Pemilihan sumber belajar

a. Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran

b. Kesesuaian dengan materi

pembelajaran

4

4

4

4

4

4

12

12

6 Pemilihan media belajar

a. Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran

b. Kesesuaian dengan materi

pembelajaran

c. Kesesuaian dengan

karakteristik peserta didik

4

4

3

4

4

4

4

4

4

12

12

11

7 RPP sudah mencerminkan :

a. Langkah-langkah

pembelajaran model

inquiry:

1. Orientasi

2. Merumuskan masalah

3. Mengajukan hipotesis

4. Mengumpulkan data

5. Menganalisis data

6. Menguji hipotesis

7. Merumuskan

kesimpulan

b. Mengakomodasi variabel

terikat yang diteliti yaitu

hasil belajar matematika

4

4

4

4

4

4

12

12

8 Skenario pembelajaran

a. Menampilkan kegiatan

pendahuluan, inti, dan

penutup

b. Kesesuaian dengan model

pembelajaran inquiry

c. Kesesuaian alokasi waktu

kegiatan pendahuluan, inti,

dan penutup

4

4

4

4

4

4

3

3

4

11

11

12

9 Rancangan penilaian

autentik

a. Kesesuaian bentuk, teknik

dan instrumen dengan

4

4

4

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

126

indikator pencaipaian

kompetensi

b. Kesesuaian antara bentuk,

teknik dan instrumen

penilaian pengetahuan

c. Kesesuaian antara bentuk,

teknik dan instrumen

penilaian keterampilan

4

4

4

4

4

4

12

12

Total Skor 413

Rata-rata 98,33

Rumus Rata-rata

Nilai = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ Γ— 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

127

Lampiran 3.10 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement Soal Tes

Soal Pretest

No

Item

Validator Rata-

rata

Komentar/Saran Perbaikan

1 2 3

1 5 5 5 5 Validator 1: -

Validator 2: -

Validator 3: -

2 5 4 5 4,6 Validator 1: -

Validator 2: Angka dalam soal digunakan angka

kurang dari 30

Validator 3: -

3 5 4 5 4,6 Validator 1: -

Validator 2: Angka dalam soal digunakan angka

kurang dari 30

Validator 3: -

4 5 4 5 4,6 Validator 1: -

Validator 2: Angka dalam soal digunakan angka

kurang dari 30

Validator 3: -

5 5 4 5 4,6 Validator 1: -

Validator 2: Angka dalam soal digunakan angka

kurang dari 30

Validator 3: -

6 5 4 5 4,6 Validator 1: -

Validator 2: Angka dalam soal digunakan angka

kurang dari 30

Validator 3 : -

7 5 4 4 4,3 Validator 1 : -

Validator 2 : Angka dalam soal digunakan angka

kurang dari 30

Validator 3: Kalimat dalam soal perlu diganti

(Coklat dan permen tersebut akan

dibungkus ke dalam kantong-

kantong plastik dengan jumlah

masing-masing sama banyak.

Tentukan banyaknya plastik paling

banyak yang harus disiapkan oleh

Citra!)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

128

Soal Posttest

No

Item

Validator Rata-

rata

Komentar/Saran Perbaikan

1 2 3

1 5 5 5 5 Validator 1: -

Validator 2: -

Validator 3: -

2 5 5 5 5 Validator 1: -

Validator 2: -

Validator 3: -

3 5 5 5 5 Validator 1: -

Validator 2: -

Validator 3: -

4 5 5 5 5 Validator 1: -

Validator 2: -

Validator 3: -

5 5 5 5 5 Validator 1: -

Validator 2: -

Validator 3: -

6 5 5 5 5 Validator 1: -

Validator 2: -

Validator 3 : -

7 5 5 4 4,6 Validator 1 : -

Validator 2 : -

Validator 3: Jika yang dimaksud adalah FPB,

maka siswa diminta menetukan

banyaknya piring terbanyak yang

dibutuhkan untuk menyajikan

kedua jenis kue.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

129

Lampiran 3.11 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Soal Pretest

Correlations

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 TOTAL

S1 Pearson Correlation 1 ,692** ,514** ,567** ,093 ,203 ,448* ,675**

Sig. (2-tailed) ,000 ,004 ,001 ,624 ,282 ,013 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S2 Pearson Correlation ,692** 1 ,465** ,629** ,343 ,535** ,465** ,827**

Sig. (2-tailed) ,000 ,010 ,000 ,063 ,002 ,010 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S3 Pearson Correlation ,514** ,465** 1 ,769** ,050 ,068 ,004 ,526**

Sig. (2-tailed) ,004 ,010 ,000 ,792 ,721 ,982 ,003

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S4 Pearson Correlation ,567** ,629** ,769** 1 ,379* ,248 ,135 ,725**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,039 ,187 ,476 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S5 Pearson Correlation ,093 ,343 ,050 ,379* 1 ,573** ,289 ,615**

Sig. (2-tailed) ,624 ,063 ,792 ,039 ,001 ,122 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S6 Pearson Correlation ,203 ,535** ,068 ,248 ,573** 1 ,536** ,723**

Sig. (2-tailed) ,282 ,002 ,721 ,187 ,001 ,002 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S7 Pearson Correlation ,448* ,465** ,004 ,135 ,289 ,536** 1 ,667**

Sig. (2-tailed) ,013 ,010 ,982 ,476 ,122 ,002 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation ,675** ,827** ,526** ,725** ,615** ,723** ,667** 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

130

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 0,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,781 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

131

Lampiran 3.12 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Soal

Posttest

Correlations

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 TOTAL

S1 Pearson Correlation 1 ,654** ,275 ,440* ,232 ,467** ,256 ,597**

Sig. (2-tailed) ,000 ,141 ,015 ,218 ,009 ,172 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S2 Pearson Correlation ,654** 1 ,561** ,472** -,065 ,368* ,316 ,563**

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,008 ,734 ,045 ,089 ,001

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S3 Pearson Correlation ,275 ,561** 1 ,593** ,117 ,400* ,354 ,615**

Sig. (2-tailed) ,141 ,001 ,001 ,539 ,029 ,055 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S4 Pearson Correlation ,440* ,472** ,593** 1 ,155 ,392* ,285 ,658**

Sig. (2-tailed) ,015 ,008 ,001 ,414 ,032 ,127 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S5 Pearson Correlation ,232 -,065 ,117 ,155 1 ,415* ,317 ,526**

Sig. (2-tailed) ,218 ,734 ,539 ,414 ,022 ,088 ,003

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S6 Pearson Correlation ,467** ,368* ,400* ,392* ,415* 1 ,713** ,868**

Sig. (2-tailed) ,009 ,045 ,029 ,032 ,022 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

S7 Pearson Correlation ,256 ,316 ,354 ,285 ,317 ,713** 1 ,789**

Sig. (2-tailed) ,172 ,089 ,055 ,127 ,088 ,000 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

132

N 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation ,597** ,563** ,615** ,658** ,526** ,868** ,789** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 0,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,760 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

133

Lampiran 3.13 Lembar Keterbacaan Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

135

Lampiran 4.1 Hasil Tes

Kelompok Kontrol

No Nama Skor Pretest Skor Posttest Selisih

Skor

1 Abditama Nur Rahman 0 1 1

2 Sabela Dian Kartika 3 9 6

3 Zaki Habbib Taufik KR 1 2 1

4 Muhammad Angga 1 2 1

5 Tisha Gihan Ahzaini

Windri

0 1 1

6 Achilles Nashcosta

Soelistyo

0 1 1

7 Amelia Apriyanto 0 5 5

8 Arjuna Agra Ramadhan 1 3 2

9 Arvin Widya Dhana

Purba K

0 6 6

10 Avila Vanda 1 1 0

11 Azka Nur Fauzan 0 2 2

12 Az Zahra Najwa Anggara 1 12 11

13 Diaz Erlangga 0 4 4

14 Fabima Syahputra 0 5 5

15 Faiz Riza Saputra 1 6 5

16 Fara Tyas Ramadhani 0 5 5

17 Fitra Raditya Arnanda 0 3 3

18 Hendy Yoga Raditya 1 4 3

19 Jenita Rinjani 4 5 1

20 Liestasari Rahma Safitri 3 4 1

21 Magesta Wishutama 0 3 3

22 Nawja Okta Al Akbar 0 1 1

23 Noval Satria Ramadhani 0 4 4

24 Ramadhina Az Zahra 1 2 1

25 Rayhan Audira Aditya S. 0 1 1

26 Titanova Alya Loviolin 0 6 6

27 Tyan Rahmat Pratama 1 6 5

28 Viola Dewi Putri Ranesa 1 3 2

29 Zalva Ragita Cahyani 0 5 5

30 Silvira Nurul Nilamsari 1 5 4

31 Fadhila Bagas Apriyanda 4 2 -2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

136

Kelompok Eksperimen

No Nama Skor

Pretest

Skor

Posttest

Selisih Skor

1 Rafa Ekayudha

Alessandro

4 14 10

2 Muhammad Zahid

Azzam

2 16 14

3 Muhammad Nur Eko

Prasetyo

1 14 13

4 Ailsya Aulia Anggraheni 2 23 21

5 Aditya Ahmad Ardinsyah 0 17 17

6 Anggita Destiana Putri 2 23 21

7 Ayu Aisyah 5 22 17

8 Bimo Riski Abiyan 0 16 16

9 Delia Talita Anindita 1 22 21

10 Dhio Andika Prasetyo 0 6 6

11 Dymas Adhitia 0 16 16

12 Eka Rizky Febrianto 0 11 11

13 Elvina Fetri Saafiya 2 19 17

14 Falih Arkhan Al Fathani 1 11 10

15 Faris Nur Fathan 0 15 15

16 Fina Nailatul Izzah 2 23 21

17 Gendhis Annisa Dewi 5 21 16

18 Ivan Andrianto 0 15 15

19 Kayzan Murtaza Akram 2 19 17

20 Kinanthi Ayu Lestari 0 11 11

21 Liftynia Saphira D.S 0 22 22

22 Lovely Keyza Az Zahra 0 12 12

23 Naufal Putra Prachma 6 15 9

24 Raditya Wahyu Pramana 1 12 11

25 Rakit Graha Jaya 1 18 17

26 Ratih Aulia Ardhita P 1 17 16

27 Ristanti Yunitasari 1 15 14

28 Rizky Adika Wibawa P 0 12 12

29 Zahra Farha Mumtazah 0 23 23

30 Achilles Rauuf Balian

Reikan

0 11 11

31 Nuradibowo 0 21 21

32 Luthfie Ananditya 0 18 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

137

Lampiran 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest

K

Posttest

K

Selisih

K

Pretest

E

Posttest

E

Selisih

E

N 31 31 31 32 32 32

Normal

Parametersa,b

Mean ,81 3,84 3,03 1,22 16,56 15,34

Std.

Deviation 1,167 2,505 2,549 1,660 4,515 4,315

Most Extreme

Differences

Absolute ,305 ,130 ,174 ,240 ,118 ,124

Positive ,305 ,130 ,174 ,240 ,094 ,101

Negative -,245 -,129 -,148 -,231 -,118 -,124

Test Statistic ,305 ,130 ,174 ,240 ,118 ,124

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c ,199c ,017c ,000c ,200c,d ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

138

Lampiran 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Case Processing Summary

KELAS

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PRETEST Kontrol 31 100,0% 0 0,0% 31 100,0%

eksperimen 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%

Descriptives

KELAS Statistic Std. Error

PRETEST Kontrol Mean ,81 ,210

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound ,38

Upper Bound 1,23

5% Trimmed Mean ,67

Median ,00

Variance 1,361

Std. Deviation 1,167

Minimum 0

Maximum 4

Range 4

Interquartile Range 1

Skewness 1,748 ,421

Kurtosis 2,413 ,821

eksperimen Mean 1,22 ,294

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound ,62

Upper Bound 1,82

5% Trimmed Mean 1,04

Median 1,00

Variance 2,757

Std. Deviation 1,660

Minimum 0

Maximum 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

139

Range 6

Interquartile Range 2

Skewness 1,613 ,414

Kurtosis 1,974 ,809

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

PRETEST Based on Mean 2,837 1 61 ,097

Based on Median 1,382 1 61 ,244

Based on Median and with

adjusted df 1,382 1 60,967 ,244

Based on trimmed mean 1,811 1 61 ,183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

140

Lampiran 4.4 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Pretest Pretest Kontrol 31 30,08 932,50

Pretest Eksperimen 32 33,86 1083,50

Total 63

Test Statisticsa

Pretest

Mann-Whitney U 436,500

Wilcoxon W 932,500

Z -,884

Asymp. Sig. (2-tailed) ,377

a. Grouping Variable: Kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

141

Lampiran 4.5 Hasil Uji Korelasi Pretest ke Posttest

Correlations

Posttest_

Eksperim

en

Pretest_E

ksperime

n

Posttest_

Kontrol

Pretest_K

ontrol

Spearman'

s rho

Posttest_Ekspe

rimen

Correlation

Coefficient 1,000 ,362* ,016 -,356*

Sig. (2-tailed) . ,042 ,930 ,050

N 32 32 31 31

Pretest_Eksper

imen

Correlation

Coefficient ,362* 1,000 ,075 -,287

Sig. (2-tailed) ,042 . ,690 ,117

N 32 32 31 31

Posttest_Kontr

ol

Correlation

Coefficient ,016 ,075 1,000 ,181

Sig. (2-tailed) ,930 ,690 . ,331

N 31 31 31 31

Pretest_Kontrol Correlation

Coefficient -,356* -,287 ,181 1,000

Sig. (2-tailed) ,050 ,117 ,331 .

N 31 31 31 31

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

142

Lampiran 4.6 Hasil Perhitungan Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

selisih_kontrol 31 -2,00 11,00 3,0323 2,54930

selisih_eksperimen 32 6,00 23,00 15,3438 4,31509

Valid N (listwise) 31

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Selisih_Pretest_dan_Post

est

Selisih Pretest dan

Postest kelas Kontrol 31 16,24 503,50

SelisihPretest dan

Postest Kelas

Eksperimen

32 47,27 1512,50

Total 63

Test Statisticsa

Selisih_Pretest_

dan_Postest

Mann-Whitney U 7,500

Wilcoxon W 503,500

Z -6,740

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

143

Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Pretest_Kontrol 31 ,81 1,167 0 4

Pretest_Eksperimen 32 1,22 1,660 0 6

Posttest_Kontrol 31 3,84 2,505 1 12

Posttest_Eksperimen 32 16,56 4,515 6 23

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest_Kontrol -

Pretest_Kontrol

Negative Ranks 1a 12,50 12,50

Positive Ranks 29b 15,60 452,50

Ties 1c

Total 31

Posttest_Eksperimen -

Pretest_Eksperimen

Negative Ranks 0d ,00 ,00

Positive Ranks 32e 16,50 528,00

Ties 0f

Total 32

a. Posttest_Kontrol < Pretest_Kontrol

b. Posttest_Kontrol > Pretest_Kontrol

c. Posttest_Kontrol = Pretest_Kontrol

d. Posttest_Eksperimen < Pretest_Eksperimen

e. Posttest_Eksperimen > Pretest_Eksperimen

f. Posttest_Eksperimen = Pretest_Eksperimen

Test Statisticsa

Posttest_Kontrol

-

Pretest_Kontrol

Posttest_Eksper

imen -

Pretest_Eksperi

men

Z -4,552b -4,943b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

144

Perhitungan Presentase Peningkatan Prestest ke Posttest

1. Kelompok Kontrol

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› =(π‘€π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘œπ‘ π‘‘π‘‘π‘’π‘ π‘‘ βˆ’ π‘€π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘)

π‘€π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘Γ— 100%

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› =(3,84 βˆ’ 0,81)

0,81Γ— 100%

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› =3,03

0,81Γ— 100%

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› = 3,74074074 Γ— 100%

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› = 374%

2. Kelompok Eksperimen

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› =(π‘€π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘œπ‘ π‘‘π‘‘π‘’π‘ π‘‘ βˆ’ π‘€π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘)

π‘€π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘Γ— 100%

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› =(16,56 βˆ’ 1,22)

1,22Γ— 100%

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› =15,34

1,22Γ— 100%

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› = 12,573770492 Γ— 100%

π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› = 1257%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

145

Lampiran 4.8 Hasil Perhitungan Uji Besar Pengaruh

π‘Ÿ = 𝑍

βˆšπ‘

π‘Ÿ = βˆ’6,740

√126

π‘Ÿ = βˆ’6,740

11,22497216

π‘Ÿ = βˆ’0,6004469235

Persentase pengaruh besar perlakuan

R2 = r2 Γ— 100%

= (-0,6004469235)2 Γ— 100 %

= 0,3605365079 Γ— 100%

= 36,05365079 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

146

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan

Kegiatan siswa di kelompok kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

147

Kegiatan siswa di kelompok eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

148

CURRICULUM VITAE

C. Nita Rumiyati merupakan anak pertama dari pasangan FR. Triyono Basuki dan

Yulia Sumarni yang lahir di OKU Timur pada tanggal 3 April 1996. Pendidikan

awal dimulai dari Sekolah Dasar Negeri, Nusa Tunggal, Belitang III, OKU Timur,

Sumatera Selatan tahun 2002-2008. Pendidikan selanjutnya di SMPN I Belitang III

tahun 2008-2011. Selanjutnya, pendidikan penulis dilanjutkan di SMAN I Belitang

III tahun 2011-2014. Penulis melanjutkan pendidikannya di Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun

2014. Dibawah ini adalah daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama

menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1 Inisiasi Sanata Dharma (Insadha) 2014 Peserta

2 Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (Infisa)

2014 Peserta

3 Inisiasi Program Studi (Insipro) 2014 Peserta

4 English Club 2014-2016 Peserta

5 Seminar β€œRevolusi Mental dan Pendidikan

Karakter dalam Perspekstif Budaya”

2014 Peserta

6 PPKM I 2014 Peserta

7 PPKM II 2015 Peserta

8 UKM Pengabdian Masyarakat 2014-2015 Anggota

9 Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat

Dasar (KMD)

2015 Peserta

10 Kuliah Umum 2015 Peserta

11 Week-end Moral 2015 Peserta

12 Seminar β€œReinventing Childhood Education” 2015 Peserta

13 Kuliah Umum β€œPendidikan Berbasis

Montessori”

2015 Peserta

14 Perayaan Pekan Suci 2016 Panitia

15 Ekaristi Akhir Semester Genap 2016 Panitia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI