pengaruh model pembelajaran argumen driven …digilib.unila.ac.id/60324/3/skripsi tanpa...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMEN DRIVEN INQUIRY
(ADI) DAN GENDER TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI
PADA MATERI POKOK PERUBAHAN IKLIM DI SMP NEGERI 20
BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
UMU SULAIM MASLUHA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT DRIVEN INQUIRY
(ADI) DAN GENDER TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI
SISWA PADA MATERI POKOK PERUBAHAN IKLIM
DI SMPN 20 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2018/2019
Oleh
UMU SULAIM MASLUHA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari penggunaan
model pembelajaran ADI terhadap keterampilan argumentasi siswa; signifikansi
pengaruh perbedaan gender terhadap keterampilan argumentasi siswa; dan
signifikansi pengaruh interaksi antara model pembelajaran ADI dengan gender
terhadap keterampilan argumentasi siswa.
Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan desain Pretest Postest Non
Equivalent Control Group Design. Unit perlakuan yang digunakan adalah
faktorial 2 x 2. Faktor pertama adalah model pembelajaran (ADI dan inkuiri
terbimbing) dan faktor kedua adalah gender (laki-laki dan perempuan). Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 20 Bandar Lampung yang
berjumlah 330 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII E dan VII G yang
dipilih dari populasi dengan teknik cluster random sampling sejumlah 64 siswa.
Jenis data kuantitatif berupa data keterampilan argumentasi siswa yang diperoleh
dari nilai pretes dan postes. Sementara itu, data kualitatif berupa hasil observasi
keterlaksanaan sintaks pembelajaran dan hasil analisis angket tanggapan siswa
terhadap penggunaan model pembelajaran. Data kuantitatif dianalisis secara
statistik dengan uji ankova pada taraf nyata 5%. Uji lanjut dilakukan terhadap
nilai pretes dan postes, yaitu dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Data
keterlaksanaan sintaks pembelajaran serta data tanggapan siswa dianalisis secara
deskriptif dalam bentuk presentase.
Hasil penelitian menunjukkan siswa yang belajar dengan menggunakan model
ADI memiliki nilai keterampilan argumentasi (72,16 ± 30,38) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model inkuiri terbimbing (46,61
± 24,71). Siswa perempuan memperoleh nilai keterampilan argumentasi (66,00 ±
29,26) lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki (51,04 ± 25,22). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan model
ADI terhadap keterampilan argumentasi siswa dengan angka signifikansi 0,000.
Perbedaan gender juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
keterampilan argumentasi siswa dengan angka signifikansi 0,011. Adapun,
interaksi antara model ADI dan gender tidak memberikan pengaruh signifikan
terhadap keterampilan argumentasi siswa dengan angka signifikansi sebesar
0,209.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI), Gender,
Keterampilan Argumentasi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT DRIVEN INQUIRY
(ADI) DAN GENDER TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI
PADA MATERI PERUBAHAN IKLIM DI SMP NEGERI 20
BANDAR LAMPUNG
Oleh
UMU SULAIM MASLUHA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa
Program Studi
Jurusan
Fakultas
Pembimbing'I
NrP 19700527 199405 2 001
PENGABI}II FIODBL TEITTBEI,A^IABANAfrOTII'TDNT DRTWFT INQUIRTEDI} DANGETTDEN TEf,IITTDAP ITDTENAIIPII,AI{ANGIII}IENTA$I TtrDA ITIATEBIPERUBAIIITN IIILDI DI $tIP NEGEBI 2(}EANDAK LIIFIPTTNG
qbnlgufcim $&ndufu
t5150240,65
Pendidikan,Biologi
Pendidikan F{IPA
Keguruan dan llmrrPendidikan
ul
-r1 .,:i i:i. i':r
@4Dr. Caswlta, ltl.Sl.
l{IP, I 967 I OO4 I 99505 I OO4
Komisi ffinbimbing, -,,i''"
Pembimbing II
Mengetahui,Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
NrP 19610910 198605 1 005
r,run*cnyryl
, ,.r,: i ..,1 .' ..,.,:,.1i.: ,i
, . ..,,, .,'l:. .., .i. r i.r.. I r.. 'i,:...
: Itr. Neni Hasnunldah, S.Pd., II.Si.rr.:..:..:,.. t.tl
. .1':l l:
.,...i li:: i,'.
P€Bgr{ii
ffi="t"an RaJa, vr.?d.>NIP !96209OA tSAgOS '1' ggl '-
PNRNYATAAN SI(RIPfl MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Umu $ulaim Masluha
NomorPokokMahasiswa :1513024063
Program Studi
Jurusan
: Pendidikan Biologi
:PendidikanMIPA
Deugun ini saya msryeftkm bahwa dalam skripsi itri tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepaqiang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapatyang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara terhrlis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyxtakelak di kemudim hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataar saya di ahs, maka saya akan bertanggung jawab sepemrhnya.
z0t9Bandar Lampung, 11 Desember
,, ,.., ' ,|:n |:,: i
t mrff&im MasluhaNPM 1513024063
vfi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lamongan, pada 14 Juni 1997 yang
merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan
Bapak Khoirul Huda dan Ibu Fitrotun Azizah. Penulis
bertempat tinggal di Jalan Soekarno Hatta, Raja Basa Raya,
Kecamatan Raja Basa, Kota Bandar Lampung.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah TK Al-Kautsar (2002-
2003), SD Al-Kautsar (2003-2009), MTs Husnul Khotimah (2009-2012), dan MA
Husnul Khotimah (2012-2015). Pada pertengahan tahun 2015, penulis diterima
dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan
Biologi melalui jalur SBMPTN.
Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3
Sukadana dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Mataram Marga,
Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2018, dan
melakukan penelitian pendidikan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung untuk
meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd).
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha
Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
(QS. Al-Baqarah: 216)
“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”.
(QS. Al-Insyiroh: 6)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Teriring doa dan rasa syukurku kepada Allah SWT atas rahmat dan nikmat yang
telah diberikan serta kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untukku.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasih yang tulus kepada:
1. Yang tercinta Ayahanda Khoirul Huda dan Ibunda Fitrotun Azizah yang telah
mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran, dan limpahan cinta
yang tak akan pernah terbalas. Terimakasih yang tak terhingga atas setiap tetes
keringat yang dikucurkan, setiap nasehat yang diberikan, dan setiap senyum
yang membahagiakan.
2. Adikku yang aku sayangi dan aku banggakan. Terimakasih untuk selalu
memberikanku dukungan dan motivasi.
3. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan penuh dan
memberikan banyak arti menuju proses pendewasaan diri.
4. Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran dan menginspirasi
5. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani dikala suka maupun duka.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
xi
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) dan Gender terhadap Keterampilan
Argumentasi pada Materi Perubahan Iklim di SMP Negeri 20 Bandar Lampung”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di
FKIP Univeristas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Lampung;
4. Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan dukungan
yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini serta pengalaman
yang telah diberikan sebagai bekal untuk menjalani hidup ke depannya;
xii
5. Dr. Tri Jalmo, M.Si. selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran, serta memberikan saran, masukan, dan nasihat untuk
dapat menyelesaikan skripsi ini;
6. Dr. Dewi Lengkana, M.Sc., selaku Pembahas atas saran-saran, perbaikan, dan
motivasi yang sangat berharga;
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis;
8. Kepala Sekolah SMP Negeri 20 Bandar Lampung dan Guru IPA Kelas VII
(Ibu Sri Hartati, S.Pd. ) yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada
Penulis untuk dapat melaksanakan penelitian di SMPN 20 Bandar Lampung;
9. Herlina, S.Pd., selaku pendidik mata pelajaran IPA atas kerjasama yang baik
dan motivasi yang diberikan selama penelitian;
10. Keluarga besar tercinta, terutama Abah dan Ibu yang terus memberikan
dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan pendidikan tinggi ini.
Akhir kata, Alhamdulillahirobbil’alamiin skripsi ini telah selesai dengan baik dan
penulis persembahkan karya ini untuk semua. Harapan penulis semoga skripsi ini
dapat berguna dan bermanfaat.Aamiin.
Bandar Lampung, 11 Desember 2019
Penulis
Umu Sulaim Masluha
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) ........................... 10
B. Gender ..................................................................................................... 15
C. Keterampilan Argumentasi ..................................................................... 16
D. Analisis Materi Perubahan Iklim ............................................................. 18
E. Kerangka Pikir ........................................................................................ 24
F. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 27
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 28
B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 28
C. Desain Penelitian ..................................................................................... 28
D. Prosedur Penelitian .................................................................................. 29
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ....................................................... 31
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 36
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Argumen Driven Inquiry
(ADI) terhadap Keterampilan Argumentasi ............................................ 40
B. Pengaruh Gender terhadap Keterampilan Argumentasi .......................... 43
C. Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran ADI dan Gender terhadap
Keterampilan Argumentasi ..................................................................... 44
D. Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Pokok Perubahan Iklim dengan
Model ADI .............................................................................................. 45
E. Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Pokok Perubahan Iklim dengan
Model Inkuiri Terbimbing ....................................................................... 47
F. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Materi Pokok Perubahan Iklim
dengan Model ADI .................................................................................. 48
G. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Materi Pokok Perubahan Iklim
dengan Model Inkuiri Terbimbing .......................................................... 49
H. Pembahasan .............................................................................................. 50
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................. 61
B. Saran ........................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Kuisioner Guru ............................................................................. 66
2. Lembar Kuisioner Guru .............................................................................. 67
3. Kisi-Kisi Kuisioner Siswa .............................................................................. 70
4. Lembar Kuisioner Siswa ................................................................................ 71
5. Silabus Pembelajaran Perubahan Iklim ........................................................ 72
6. RPP Kelas Eksperimen .................................................................................. 75
7. RPP Kelas Kontrol ......................................................................................... 88
8. Lembar Kerja Peserta Didik Kelas Eksperimen............................................. 94
9. Lembar Kerja Peserta Didik Kelas Kontrol ................................................ 112
10. Lembar Panduan Review Laporan ............................................................... 116
11. Lembar Panduan Revisi Laporan ................................................................ 119
12. Lembar Diskusi Reflektif ............................................................................ 120
13. Instrumen Tes Keterampilan Argumentasi ................................................. 121
14. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ....................................... 131
15. Lembar Kuisioner Tanggapan Siswa .......................................................... 136
16. Nilai Keterampilan Argumentasi Siswa ...................................................... 137
17. Hasil Uji Normalitas .................................................................................... 141
18. Hasil Uji Homogenitas ................................................................................. 143
19. Hasil Uji Ankova ........................................................................................ 144
20. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) ........................................................ 145
21. Data Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran ADI oleh Guru ....... 146
22. Data Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran ADI oleh Siswa .... 148
23. Data Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Inkuiri oleh Guru .. 150
24. Data Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Inkuiri oleh Siswa . 151
25. Data Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Model ADI .......... 152
26. Data Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Model Inkuiri ....... 154
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Analisis Keluasan Kedalaman KD 3.9 .......................................................... 18
2. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2............................................................... 29
3. Denah Perlakuan Pretes Postes ...................................................................... 29
4. Kerangka Analisis Keterampilan Arguemntasi Ilmiah ................................. 32
5. Kriteria Validitas ........................................................................................... 34
6. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ......................................... 35
7. Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ......................................... 35
8. Angket Tanggapan Siswa .............................................................................. 36
9. Interpretasi Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran ................................ 36
10. Skor Keterampilan Argumentasi Sebelum dan Sesudah Penerapan Model
Pembelajaran ................................................................................................. 40
11. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Keterampilan Argumentasi ............... 41
12. Uji Ankova Keterampilan Argumentasi ........................................................ 42
13. Perbandingan Rerata Nilai Keterampilan Argumentasi pada Kedua Model
Pembelajaran ................................................................................................. 42
14. Skor Keterampilan Argumentasi pada Siswa Laki-Laki dan Perempuan ...... 43
15. Perbandingan Rerata Nilai Keterampilan Argumentasi pada Siswa Laki-
Laki dan Perempuan ...................................................................................... 44
16. Skor Keterampilan Argumentasi pada Siswa Laki-Laki dan Perempuan
dengan Menggunakan Model yang Berbeda .................................................. 45
17. Hasil Analisis Keterlaksanaan Sintaks Model ADI Melalui Pengamatan
Aktivitas Guru dan Siswa .............................................................................. 46
18. Hasil Analisis Keterlaksanaan Sintaks Model Inkuiri Terbimbing Melalui
Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa .......................................................... 47
19. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Perubahan Iklim dengan Model
ADI ................................................................................................................ 48
20. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Perubahan Iklim dengan Model
Inkuiri Terbimbing ......................................................................................... 49
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahapan Model Pembelajaran ADI ......................................................... 12
2. Efek Rumah Kaca ................................................................................... 19
3. Penyebab Terjadinya Pemanasan Global ................................................ 21
4. Bagan Kerangka Pikir Penelitian ............................................................. 26
5. Diagram Hubungan Antar Variabel ......................................................... 27
6. Skor Keterampilan Argumentasi Sebelum Pembelajaran ........................ 50
7. Skor Keterampilan Argumentasi Sesudah Pembelajaran ......................... 51
8. Argumen yang Dibuat Siswa pada Tahap Pembuatan Argumen
Tentatif .................................................................................................... 53
9. Jawaban Siswa Perempuan pada Kelas dengan Model ADI ................... 58
10. Jawaban Siswa Laki-Laki pada Kelas dengan Model ADI ..................... 58
11. Jawaban Siswa Perempuan pada Kelas dengan Model Inkuiri
Terbimbing ............................................................................................... 58
12. Jawaban Siswa Laki-Laki pada Kelas dengan Model Inkuiri
Terbimbing ................................................................................................ 59
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada Abad 21 telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Dampak dari perkembangan IPTEK membawa
konsekuensi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Berbagai upaya peningkatan mutu sumber daya manusia telah dilakukan agar
bangsa Indonesia dapat bersaing dengan negara lain, salah satunya melalui
pendidikan. Pendidikan dapat menjadi tumpuan untuk memperbaiki, melakukan
perubahan, dan meningkatkan kualitas hidup manusia (Rizal, 2017: 403).
Terdapat beberapa hal yang harus diajarkan pada siswa dalam dunia pendidikan,
diantaranya adalah keterampilan fisikal (hardskill) dan keterampilan mental
(softskill) pada siswa seperti tercantum dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016
bagian pendahuluan bahwa “Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam
pendidikan salah satunya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hardskill) dan keterampilan mental (softskill)”.
Keterampilan argumentasi merupakan salah satu keterampilan mental (softskill)
yang dapat dilatihkan kepada siswa dalam pembelajaran IPA. Argumentasi adalah
proses memperkuat suatu klaim melalui analisis berpikir kritis berdasarkan
dukungan bukti-bukti dan alasan yang logis (Inch & Warnick, 2006: 10). Bukti-
bukti ini dapat mengandung fakta atau kondisi objektif yang dapat diterima
2
sebagai suatu pembenaran. Menurut Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu
usaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya
dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Keterampilan argumentasi sangat penting dalam kehidupan di Abad 21. Menurut
Cho & Jonassen (2002: 5) keterampilan argumentasi menyangkut kemampuan
penalaran informal dan melibatkan pemecahan masalah, membuat pernyataan,
mengambil keputusan yang didukung dengan data dan bukti serta membentuk
sebuah gagasan dan ide. Siswa diharapkan dapat menguasai keterampilan berpikir
termasuk di dalamnya keterampilan argumentasi sebagai salah satu cara agar
dapat bersaing di Abad 21 ini dan menjadi pribadi yang sukses dalam hidup.
Seperti yang dinyatakan oleh Zubaidah (2016: 2), bahwa pada Abad 21 ini
indikator keberhasilan lebih didasarkan pada kemampuan untuk berkomunikasi,
berkolaborasi, dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang
kompleks, dapat beradaptasi dan berinovasi dalam menanggapi tuntutan baru dan
mengubah keadaan, serta memperluas kekuatan teknologi untuk menciptakan
pengetahuan baru.
Hasil studi Internasional seperti PISA (Programme for International Student
Assessment) dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan rata-rata skor literasi
sains yang berada di bawah rata-rata Internasional. Skor literasi sains PISA yang
diperoleh selama 3 tahun terakhir adalah 363 (2009), 382 (2012), dan 403 (2015).
Pada tahun 2015 literasi sains siswa Indonesia berada pada posisi 65 dari 67
negara. Literasi sains di Indonesia berdasarkan PISA mengalami peningkatan
setiap tahunnya, akan tetapi skor masih di bawah rata-rata. Sementara itu,
3
perolehan skor literasi sains TIMSS siswa di Indonesia 3 tahun terakhir adalah
433 (2007), 406 (2011), dan 397 (2015). Literasi sains di Indonesia berdasarkan
TIMSS selalu mengalami penurunan. Rendahnya literasi sains siswa ini
berpengaruh terhadap terhadap keterampilan argumentasi siswa. Hal tersebut
sesuai dengan hasil penelitian Khusnayain, dkk (2013: 69) yang menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh linear yang positif antara kemampuan argumentasi
terhadap literasi sains siswa.
Pentingnya pengembangan argumentasi di dalam pembelajaran IPA diungkapkan
oleh beberapa ahli. Menurut Osborne, dkk (2004: 996) penggunaan argumen
dalam pembelajaran sangat penting untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam memahami dan mempraktekkan cara berdebat secara ilmiah dan valid agar
dapat menguak inti pengetahuan IPA. Sementara Bricker & Bell (2008: 473)
berpendapat bahwa dalam pembelajaran IPA perlu diberdayakan keterampilan
argumentasi, karena dapat digunakan dalam membantu siswa untuk terlibat dalam
kontruksi gagasan ilmiah serta belajar tentang bagaimana cara kerja ilmiah.
Data hasil analisis angket dan wawancara yang dilaksanakan pada bulan
September s.d Oktober 2018 terhadap 40 guru IPA SMP/MTs Negeri dan Swasta
di Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa hanya sebagian guru (55%) yang
pernah mengembangkan keterampilan argumentasi siswa dalam pembelajaran
IPA dan hanya 45% guru yang sudah pernah menilai keterampilan argumentasi
siswa. Menurut sebagian guru (55 - 60%) keterampilan argumentasi siswa,
seperti: 1) Menyatakan claim dan menampilkan fakta-fakta tertentu yang
diandalkan untuk mendukung claim, 2) Memberikan bukti yang mendukung dan
relevan, 3) Membuat penjelasan sebab akibat yang berhubungan terhadap
4
fenomena yang diberikan, 4) Memberikan sanggahan terdapat pendapat orang
lain, dan 5) Memberikan sanggahan terhadap pendapat orang lain masih tergolong
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa guru menyadari bahwa kemampuan
argumentasi siswa masih rendah.
Selain itu, hasil analisis angket terhadap 546 siswa dari 20 SMP/MTs di kota
Bandar Lampung menunjukkan bahwa 52% siswa merasa tertantang bila berada
dalam forum diskusi, 58% siswa merasa mampu berbicara lancar dan cukup
percaya diri untuk berbicara di depan kelas, 73% siswa merasa tertarik untuk
memberi komentar terhadap pendapat orang lain, 82% siswa merasa perlunya
menunjukkan bukti dan melakukan pembenaran dalam mempertahankan
pendapat, dan 64% siswa merasa yakin dapat mengajukan sanggahan terhadap
pendapat yang dianggap tidak benar. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa
memiliki potensi untuk dapat mengembangkan keterampilan argumentasi jika
mereka dilibatkan dalam wacana argumentatif.
Sebuah model pembelajaran tertentu diperlukan oleh guru untuk melatih
keterampilan argumentasi siswa dalam pembelajaran IPA. Salah satunya adalah
model pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI). Sampson & Gleim (2009:
465) menyatakan bahwa model ADI dirancang untuk menyusun tujuan
penyelidikan ilmiah sebagai upaya dalam mengembangkan sebuah argumen yang
menyediakan dan mendukung sebuah penjelasan bagi pertanyaan penelitian.
Menurut Demircioglu & Ucar (2015: 269) model ADI berbeda dari model lainnya
dalam menyediakan kesempatan bagi siswa untuk merancang penelitian dan
menemukan hasilnya serta untuk terlibat dalam proses argumentasi sehingga
mereka dapat berbagi dan mendukung ide-ide mereka. Hal tersebut sesuai dengan
5
hasil penelitian dari Fauzia (2014: 64) yang menyimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran ADI dengan metode investigasi sains berpengaruh terhadap
peningkatan kemampuan argumentasi siswa. Akan tetapi, guru di SMP Negeri 20
belum pernah menggunakan ADI dalam membelajarkan materi pokok perubahan
iklim.
Perubahan iklim temasuk dalam materi pokok yang diajarkan kepada siswa kelas
VII SMP/MTs. Dalam mempelajari materi pokok ini siswa diharapkan dapat
mencapai Kompetensi Dasar (KD) 3.9, yaitu menganalisis perubahan iklim dan
dampaknya bagi ekosistem dan KD 4.9, yaitu membuat tulisan tentang gagasan
adaptasi/penanggulangan masalah perubahan iklim. Model pembelajaran ADI
diyakini tepat untuk digunakan karena materi ini merupakan materi yang objeknya
nyata dan dapat dirasakan langsung fenomenanya oleh siswa, sehingga siswa
tidak kesulitan dalam merancang penyelidikan ilmiah.
Selain model pembelajaran, keterampilan argumentasi juga dapat dipengaruhi
oleh gender. Gender dalam arti sempit sama dengan perbedaan jenis kelamin,
yaitu laki-laki dan perempuan. Menurut Tong (2004: 41) gender adalah suatu
konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang membedakan antara laki-
laki dan perempuan baik secara biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya.
Farida, dkk (2018: 25) menyatakan bahwa kemampuan argumentasi siswa
perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki. Menurut Crawford (2005, dalam
Mahanal 2011: 179), siswa perempuan mempunyai kemampuan bertanya lebih
tepat dan kredibel dibandingkan siswa laki-laki yang berarti siswa perempuan
mempunyai kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dari laki-laki. Adapun siswa
6
laki-laki menurut Bastable (2003: 239) memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan
yang lebih besar dalam menanggapi masalah dibandingkan perempuan.
Berdasarkan pada kondisi yang telah diuraikan di atas dan mengingat pentingnya
keterampilan argumentasi bagi siswa, maka dirasa perlu untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry
(ADI) dan Gender terhadap Keterampilan Argumentasi pada Materi Perubahan
Iklim di SMPN 20 Bandar Lampung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan model
pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) terhadap keterampilan
argumentasi siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung pada materi
pokok perubahan iklim?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari perbedaan gender terhadap
keterampilan argumentasi siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung
pada materi pokok perubahan iklim?
3. Apakah terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model
pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) dan gender terhadap
keterampilan argumentasi siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung
pada materi pokok perubahan iklim?
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1. Ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari penggunaan model
pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) terhadap keterampilan
argumentasi siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung pada materi
pokok perubahan iklim.
2. Ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari perbedaan gender terhadap
keterampilan argumentasi siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung
pada materi pokok perubahan iklim.
3. Ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari interaksi antara model
pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) dan gender terhadap
keterampilan argumentasi siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung
pada materi pokok perubahan iklim.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman berharga
terutama terkait dengan pengembangan keterampilan argumentasi siswa
melalui model pembelajaran ADI
2. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar siswa yang berbeda untuk
dapat meningkatkan kemampuan argumentasi siswa dalam belajar biologi.
3. Bagi guru, dapat memberikan informasi tentang penerapan model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata pelajaran biologi di SMP.
8
4. Bagi sekolah, dapat dapat dijadikan bahan masukan dalam usaha
meningkatkan mutu pembelajaran biologi agar dalam menyusun perangkat
pembelajaran memikirkan model yang dapat mengembangkan keterampilan
argumentasi siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) merupakan model
pembelajaran yang memiliki karakteristik dalam mengembangkan argumentasi
siswa melalui penyelidikan sehingga dapat memberikan siswa kesempatan
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran
ADI terdiri dari delapan tahap, yaitu (1) Mengidentifikasi masalah; (2)
Mengumpulkan data; (3) Membuat argumen tentatif; (4) Sesi argumentasi; (5)
Penyusunan laporan; (6) Review laporan; (7) Revisi laporan; (8) Diskusi
reflektif
2. Gender dalam arti sempit adalah perbedaan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan
perempuan.
3. Materi pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah Perubahan Iklim untuk
SMP kelas VII, yaitu pada KD 3.9 Menganalisis perubahan iklim dan
dampaknya bagi ekosistem.
4. Keterampilan argumentasi siswa yang dinilai dengan menggunakan kerangka
kerja analisis argumentasi menurut Toulmin’s Argumentation Pattern (TAP),
berdasarkan indikator Osborne, dkk. (2004: 1008), yaitu:
a) Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan sebuah counter claim
atau claim dengan claim lain.
9
b) Argumentasi memiliki argumen-argumen yang tersusun atas claim, data,
warrants atau backings, tetapi tidak memiliki rebuttals.
c) Argumentasi memiliki argumen dengan serangkaian claim atau counter
claim dengan data, warrants atau backings, dengan sanggahan yang sangat
lemah.
d) Argumentasi menunjukkan argumen dengan claim sebuah rebuttal yang
bisa diidentifikasi dengan jelas, seperti sebuah argumen yang memiliki
beberapa claim dan counter claim tetapi tidak diperlukan.
e) Argumentasi menghadirkan argumen yang diperpanjang dengan lebih dari
satu rebuttal.
Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal pre-test dan
post-test dengan tipe Competiting Theories (Osborne, 2004: 1002).
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI)
Salah satu model yang digunakan dalam pembelajaran IPA dan memiliki
karakteristik yang berpotensi untuk meningkatkan keterampilan argumentasi
siswa, yaitu model Argument-Driven Inquiry (ADI). ADI adalah model yang
digunakan dalam pembelajaran dan mampu mengajarkan siswa untuk belajar
bagaimana berpartisipasi aktif dalam proses belajar dan menggunakan ide-ide
untuk membangun konsep dalam mempelajari ilmu pengetahuan alam. Siswa
diajarkan bukan hanya penguasaan konsep semata, akan tetapi ditekankan
membangun konsep-konsep pengetahuan yang diajarkan sehingga menjadi
landasan berpikir (Sampson & Gleim, 2009: 465-470).
Menurut Sampson dan Gleim (2009: 465) model pembelajaran ADI dirancang
untuk:
1. Membingkai tujuan pada kegiatan kelas sebagai suatu bentuk usaha untuk
mengembangkan, memahami, atau mengevaluasi penelitian ilmiah mengenai
fenomena alam atau menjadi sebuah solusi dari permasalahan.
2. Melibatkan siswa dalam penyelidikan menggunakan metode yang dirancang
sendiri dan membantu belajar bagaimana merancang investigasi yang lebih
baik.
11
3. Mendorong individu untuk menghasilkan argumen guna menjawab pertanyaan
penelitian sebagai bagian dari penyelidikan.
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar bagaimana mengemukakan,
mendukung, mengevaluasi, dan merevisi gagasan melalui diskusi dan menulis
dengan cara yang lebih produktif.
5. Menciptakan suasana kelas untuk menjaga keabsahan bukti dan meningkatkan
berpikir kritis.
Model pembelajaran ADI memberikan siswa kesempatan untuk merancang dan
menemukan penelitian sendiri, mengumpulkan dan menganalisis data, serta
terlibat dalam proses argumentasi dimana mereka dapat berbagi dan mendukung
ide-ide mereka. Metode ini terdiri dari peer review yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengoreksi kekurangan mereka (Demircioglu & Ucar, 2015: 269). Model
pembelajaran ADI juga dirancang untuk membuat kegiatan laboratorium lebih
edukatif bagi siswa karena siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan
kemudian memikirkan apa yang mereka ketahui dan apa yang telah mereka
pelajari selama di laboratorium (Sampson, dkk., 2012: 1).
Sintaks model pembelajaran ADI terdiri dari delapan tahap, yaitu: 1). Tahap
identifikasi masalah; 2). Tahap merancang metode dan mengumpulkan data; 3).
Tahap membuat argumen tentatif; 4). Tahap sesi argumentasi; 5). Tahap penulisan
laporan investigasi masing-masing siswa; 6). Tahap double-blind peer review; 7).
Revisi laporan berdasarkan hasil dari peer review; 8). Tahap diskusi eksplisit dan
reflektif tentang penyelidikan (Sampson & Gleim, 2009: 466). Keseluruhan tahap
dalam model pembelajaran ADI ditunjukkan pada Gambar 1. Pada gambar
12
tersebut terlihat bahwa model pembelajaran ADI dirancang untuk memastikan
bahwa siswa memiliki kesempatan untuk terlibat dalam praktikum selama
penyelidikan laboratorium dan menerima umpan balik serta bimbingan eksplisit
dalam penyelidikan ilmiah agar siswa dapat meningkatkan kemampuan sains
mereka selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung (Sampson, dkk., 2012:
3-4).
Gambar 1. Tahapan Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI)
(Sumber : Sampson, dkk, 2012: 2)
Stage 1 Identification of The Task and The Research
Stage 3 : Develop a Tentative Argument
Stage 2 : Collect and Analyze
Stage 4 : Argumentation Session
Small groups of student then...
Stage 5 : Write an Investigation Report
Stage 7 : Revises and
Submits his/her
Report
Stage 8 : Explicit and Reflective Discussion
Collect
Adittional
Data
Groups then...
Each group then shares their argument
during an...
Individual students then...
The reports then go through a...
The teacher then lead a...
If needed,
groups can...
Individual
student then...
If
needed,
groups
can...
Each
student
then...
Stage 6 : Double Blind Group Peer Preview
13
Sampson & Gleim (2009: 2-6) menjelaskan delapan tahap model pembelajaran
ADI sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah.
Pada tahap identifikasi masalah, guru menjelaskan topik permasalahan yang
akan dipelajari dalam kegiatan laboratorium. Tahap ini dirancang untuk
menarik perhatian siswa agar menyelesaikan masalah berdasarkan fenomena
yang disajikan guru.
2. Merancang metode dan mengumpulkan data.
Pada tahap ini siswa bekerja dalam kelompok kolaboratif berdiskusi mengenai
prosedur pengumpulan data untuk mengatasi masalah atau menjawab
pertanyaan penyelidikan.
3. Membuat argumen tentatif.
Siswa diminta untuk membangun sebuah argumen yang terdiri dari penjelasan,
bukti, dan alasan.
4. Sesi argumentasi
Siswa dari masing-masing kelompok dapat berbagi argumen dan memberi
sanggahan terhadap argumen kelompok lain serta mengkritik pekerjaan orang
lain untuk menentukan claim yang paling valid atau bisa diterima.
5. Penulisan laporan investigasi
Masing-masing siswa menuliskan laporan hasil investigasi yang di dalamnya
berisi tujuan penyelidikan, metode yang digunakan, dan memberikan argumen
dengan alasan yang baik.
6. Double-blind peer review
Dilakukan secara berpasangan dengan kelompok. Siswa diberikan laporan
penyelidikan milik siswa lainnya secara acak tanpa mengetahui siapa pemilik
14
laporan yang di-review agar penilaian berlangsung objektif. Lembar review
sebagai rubrik penilaian laporan investigasi digunakan untuk mengevaluasi
kualitas laporan investigasi dan memberi ruang kepada siswa dalam
memberikan umpan balik kepada kelompok lainnya. Kelompok yang mereview
berhak memutuskan apakah laporan investigasi dapat diterima atau perlu
direvisi berdasarkan kriteria pada lembar review.
7. Revisi laporan.
Pada tahap ini laporan investigasi yang telah direview dikembalikan
kekelompok asalnya untuk ditulis ulang berdasarkan review.
8. Diskusi eksplisit dan reflektif tentang penyelidikan
Bertujuan untuk menyediakan tempat bagi siswa menyimpulkan tentang apa
yang telah mereka pelajari selama penyelidikan.
Secara keseluruhan, penelitian tentang model pembelajaran ADI menunjukkan
hasil yang positif berkaitan dengan belajar siswa dalam bidang pengetahuan
berpikir kritis, berargumentasi dan kemampuan memecahkan masalah. Menurut
Hasnunidah (2016: 25) model ADI berpotensi dalam mengembangkan
keterampilan argumentasi dalam pembelajaran biologi. Guru dapat menggunakan
ADI sebagai salah satu alternatif dalam mendesain proses pembelajaran biologi di
kelas. Sementara, menurut Kadayifci (2012: 805) penggunaan model ADI pada
kelas kimia di sebuah Universitas di Turki dapat mengatasi kelemahan siswa
dalam berargumentasi, rendahnya keterampilan berpikir kritis, dan rendahnya
kreatifitas. Menurut Demircioglu dan Ucar (2015: 280) penerapan ADI pada
siswa PPG Sains SD di Universitas Turki, ternyata lebih efektif dalam
meningkatkan kualitas argumentasi dibandingkan dengan praktikum tradisional.
15
Penelitian Andriani dan Riandi (2015 :592) menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran ADI kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Garut, dapat lebih
meningkatkan keaktifan siswa dibandingkan pembelajaran inkuiri terbimbing.
B. Gender
Secara etimologi kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis
kelamin (Sali, 2001: 348). Hasbi (2005: 243) menyebutkan bahwa dalam
Webster’s New World Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang
tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.
Womens Studies Encyclopedia menyebutkan gender adalah suatu konsep budaya
yang berupaya membuat pembedaan dalam hal peran, perilaku mentalitas, dan
karakter emosional antara laki-laki dan perempuan.
Pada sekolah umum, dalam satu kelas dapat terdiri dari siswa-siswa yang
memiliki perbedaan gender, yaitu laki-laki dan perempuan. Siswa laki-laki dan
perempuan memiliki perbedaan dalam beberapa hal yang seringkali tidak
diperhatikan oleh guru. Elliot (2000, dalam Sulistiyawati & Cici, 2017: 128)
mengungkapkan perbedaan siswa ditinjau dari perbedaan gender. Perbedaan yang
tampak jelas adalah perbedaan secara fisik, anak laki-laki biasanya memiliki fisik
yang lebih besar dan kuat meskipun hampir semua anak perempuan dewasa lebih
cepat daripada laki-laki.. Sulistiana & Nurhidayati (2012: 102-106) menyatakan
bahwa rata-rata skor anak perempuan lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki
dalam pengukuran kemampuan verbal, jumlah kosakata, pemahaman bahan
tertulis, dan kelancaran verbal. Anak laki-laki cenderung lebih unggul daripada
anak perempuan dalam tes visual ruang.
16
Kompetensi yang dikuasai laki-laki dan perempuan berbeda-beda. Menurut
Karnadi (2009: 105) anak laki-laki mempunyai kompetensi yang lebih tinggi
untuk matematika dan olahraga, sedangkan perempuan mempunyai kompetensi
yang lebih tinggi untuk bahasa Inggris, membaca, dan aktivitas sosial. Perempuan
juga lebih menguasai segala sesuatu yang menyangkut masalah kesehatan dan
lingkungan, sedangkan laki-laki lebih unggul dalam matematika, fisika, dan kimia
(Jagsi, dkk, 2011: 1415). Crawford (2005, dalam Mahanal 2011: 179) menyatakan
bahwa siswa perempuan mempunyai kemampuan bertanya lebih tepat dan
kredibel dibandingkan siswa laki-laki yang berarti siswa perempuan mempunyai
kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dari laki-laki. Adapun menurut Bastable
(2003: 194) siswa laki-laki memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan yang lebih
besar dalam menganggapi masalah dibandingkan perempuan. Perbedaan-
perbedaan di atas secara tidak langsung akan mempengaruhi kemampuan
berargumentasi siswa laki-laki dan perempuan.
Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pengaruh gender terhadap
keterampilan argumentasi diantaranya adalah hasil penelitian Farida, dkk (2018:
25) yang menyatakan bahwa kemampuan argumentasi siswa perempuan lebih
tinggi daripada siswa laki-laki.
C. Keterampilan Argumentasi
Salah satu keterampilan yang berperan penting dalam pendidikan adalah
keterampilan argumentasi. Argumentasi bisa dilakukan secara lisan maupun
tertulis. Argumentasi juga merupakan kegiatan sosial dan rasional yang bertujuan
untuk meyakinkan orang lain secara logika agar mereka percaya dan terpengaruh
dengan sudut pandang penulis atau pembicara (Eemeren, dkk, 2002: 1-2).
17
Menurut Keraf (2007: 3) melalui argumentasi seseorang bisa saja mempengaruhi
sikap dan pendapat orang lain sehingga orang lain percaya dan akhirnya bertindak
sesuai dengan apa yang diinginkan. Argumentasi yang diberikan kepada orang
lain harus berupa pernyataan yang disertai bukti dan alasan yang logis supaya
dapat diterima oleh orang lain. Dalam pembelajaran sains argumentasi sangat
diperlukan untuk membangun pondasi yang kuat dalam memahami suatu konsep.
Argumen sangat penting terutama dalam pembelajaran sains di kelas. Dengan
berargumentasi, siswa ditantang untuk menyatakan pendapat sendiri mengenai
suatu fenomena dengan mengesampingkan pendapat yang sudah ada sebelumnya.
Guru dan siswa perlu mengetahui bahwa argumen dalam sains berbeda dengan
argumen yang digunakan dalam konteks sehari-hari (Sampson & Schleigh, 2016:
9). Oleh karena itu, argumentasi perlu dianggap serius oleh siswa dan diajarkan
secara eksplisit di kelas sains melalui pengajaran yang tepat (Demircioglu & Ucar,
2015: 268).
Kualitas argumen ilmiah seseorang dapat dievaluasi dengan menggunakan empat
indikator, yakni pemberian klaim yang sesuai dengan pertanyaan, menganalisis,
data untuk menguatkan klaim, memberikan penjelasan yakni menghubungkan
data dengan klaim, serta memberikan teori yang sesuai (Sampson, dkk., 2010:
221). Adapun pola argumen dalam Toulmin’s Argumentation Pattern (TAP)
terdiri dari data (data), klaim (claim), jaminan (warrant), dukungan (backing),
dan sanggahan (rebuttal). Claim adalah sebuah pernyataan atau pendapat yang
menyatakan suatu pendirian. Selanjutnya, claim yang diajukan harus didukung
oleh data. Data adalah fakta-fakta tertentu yang diandalkan untuk mendukung
claim yang diajukan. Warrant adalah aturan dan prinsip-prinsip yang menjelaskan
18
hubungan antara data dan klaim. Backing adalah dukungan kepada suatu argumen
sebagai tambahan kepada warrant. Rebuttal adalah kasus-kasus tertentu saat claim
tidak dapat dibuktikan atau adanya argumen-argumen yang berbeda (Sampson &
Clark, 2008: 450).
D. Analisis Materi Perubahan Iklim
Materi perubahan iklim kelas VII SMP semester 2, tercantum dalam KD 3.9 yaitu
Menganalisis perubahan iklim dan dampaknya bagi ekosistem, dengan keluasan
dan kedalaman yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Analisis Keluasan dan Kedalaman KD 3.9
No Keluasan Kedalaman
1 Perubahan iklim - Efek rumah kaca
- Pemanasan global
- Perubahan iklim
2 Dampak perubahan iklim bagi
ekosistem
- Dampak perubahan iklim
- Usaha-usaha menanggulangi perubahan
iklim
Materi-materi yang akan diajarkan sesuai keluasan kedalaman adalah sebagai
berikut:
1. Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah peristiwa perubahan keadaan rata-rata iklim di seluruh
dunia dalam jangka waktu yang panjang, biasanya berpuluh-puluh tahun atau
lebih lama (Meiviana, dkk, 2004: 2).
a. Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah proses pemanasan alami yang terjadi ketika gas-
gas tertentu di atmosfer bumi memerangkap panas. Prosesnya, yaitu ketika
radiasi sinar matahari mengenai permukaan bumi, maka akan menyebabkan
19
bumi menjadi panas. Radiasi panas bumi akan dipancarkan lagi ke
atmosfer. Panas yang kembali dipantulkan oleh bumi terhalang oleh
polutan udara sehingga terperangkap dan dipantulkan kembali ke bumi.
Proses ini akan menahan beberapa panas yang terperangkap dan kemudian
menyebabkan suhu bumi hangat. Dengan demikian, bumi tetap menjadi
hangat dan suhunya semakin meningkat (Widodo, dkk, 2017: 73).
Gas-gas yang mampu menyerap radiasi matahari di atmosfer sehingga
menyebebkan suhu di permukaan bumi menjadi lebih hangat disebut
dengan Gas Rumah Kaca (GRK) (Meiviana, dkk, 2004: 2). Gas rumah kaca
yang paling banyak terdapat di atmosfer bumi diantaranya adalah CH4,
N2O, dan CO2. Campbell, dkk (2008: 426) menyatakan bahwa jika
konsentrasi CO2 di atmosfer terus meningkat maka di akhir Abad 21 suhu
rata-rata bumi akan meningkat sekitar 3oC.
Gambar 2. Efek Rumah Kaca (dikutip dari https://karyapemuda.com/pengertian-
efek-rumah-kaca/)
20
b. Definisi Pemanasan Global
Pemanasan global adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan secara bertahap, serta
sebuah perubahan yang diyakini secara permanen mengubah iklim bumi
(Widodo, dkk, 2017: 74). Adapun menurut Hairiah, dkk (2016: 1)
pemanasan global dapat diartikan sebagai peningkatan suhu rata-rata
permukaan bumi dari tahun ke tahun.
c. Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global dapat terjadi akibat banyak hal. Beberapa penyebab yang
menyebabkan terjadinya pemanasan global diantaranya adalah peningkatan
jumlah gas rumah kaca. Peningkatan gas rumah kaca yang menyebabkan
pemanasan global ini salah satunya adalah akibat dari aktivitas yang
dilakukan oleh manusia (Hairiah, dkk, 2016: 4).
Segala bentuk aktivitas manusia selalu berdampak bagi lingkungan, baik itu
membawa dampak positif ataupun dampak negatif. Begitu pula dengan
kondisi atmosfer bumi saat ini yang mengalami perubahan akibat aktivitas
manusia. Pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan dapat
meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Dikarenakan CO2 adalah salah satu
gas rumah kaca, maka meningkatnya kadar CO2 di atmosfer akan
berkontribusi terjadinya pemanasan global. Semakin sedikitnya jumlah
pohon di bumi akibat penebangan hutan menyebabkan pula peningkatan
kadar gas CO2 di atmosfer karena tidak adanya yang dapat menyerap CO2.
21
Oleh karena itu, setiap tahun kadar CO2 di atmosfer terus menerus
meningkat.
Gambar 3. Penyebab terjadinya pemanasan global
(Sumber: Widodo, dkk, 2017: 76)
Berikut adalah emisi yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang
menyebabkan terjadinya pemanasan global yang dapat pula dilihat pada
Gambar 3 (Widodo, dkk, 2017: 227):
1. Emisi CO2 yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil sebagai
pembangkit tenaga listrik.
2. Emisi CO2 yang berasal dari pembakaran gasoline sebagai bahan bakar
alat transportasi.
3. Emisi metana dari hewan, lahan pertanian, dan dari dasar laut Arktik.
4. Deforestation (penebangan liar) yang disertai dengan pembakaran lahan
hutan.
5. Penggunaan chlorofluorocarbons (CFCs) dalam lemari pendingin.
6. Meningkatnya penggunaan pupuk kimia dalam pertanian.
22
2. Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekosistem
a. Dampak Perubahan Iklim
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa aktivitas manusia
telah mengubah kealamian dari gas rumah kaca di atmosfer.
Konsekuensi dari perubahan gas rumah kaca di atmosfer sulit
diprediksi, tetapi beberapa dampak yang telah nampak seperti yang
disebutkan Meiviana, dkk (2004: 4-7), yaitu sebagai berikut.
1. Mencairnya es di kutub
Perubahan iklim juga menyebabkan mencairnya es dan gletser di
seluruh dunia, terutama di Kutub Utara dan Selatan. Diketahui
bahwa es yang menyelimuti permukaan bumi telah berkurang 10%
sejak tahun 1960. Sementara ketebalan es di Kutub Utara telah
berkurang 42% dalam 40 tahun terakhir. Diperkirakan pada tahun
2100, gletser yang menyelimuti pegunungan Himalaya seluas
33.000 km2 akan mencair. Ilmuwan Eropa juga memperkirakan
sekitar 50-90% gletser di pegunungan Alpen akan menghilang.
2. Pergeseran musim
Perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya pergeseran musim,
di mana musim kemarau akan berlangsung lebih lama sehingga
menimbulkan bencana kekeringan dan penggurunan. Sementara
musim hujan akan berlangsung dalam waktu singkat dengan
kecenderungan intensitas curah hujan yang lebih tinggi dari curah
hujan normal sehingga menyebabkan bencana banjir dan tanah
longsor.
23
3. Peningkatan permukaan air laut
Dampak perubahan iklim yang lainnya adalah meningkatnya
permukaan air laut. Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on
Climate Change), panel ahli untuk isu perubahan iklim, dalam 100
tahun terakhir telah terjadi peningkatan permukaan air laut setinggi
10-25 cm. Sementara itu diperkirakan bahwa pada tahun 2100
mendatang akan terjadi peningkatan air laut setinggi 15-95 cm.
Naiknya permukaan air laut juga menyebabkan negara-negara
kepulauan seperti Karibia, Jepang, Filipina, serta Indonesia
terancam tenggelam.
4. Dampak lainnya
Perubahan iklim juga akan menyebabkan terjadinya krisis
persediaan makanan akibat tingginya potensi gagal panen, krisis air
bersih, meluasnya penyebaran penyakit tropis seperti malaria,
demam berdarah, dan diare, kebakaran hutan, serta hilangnya
jutaan spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi
dengan perubahan suhu di Bumi.
b. Usaha-Usaha Menanggulangi Perubahan Iklim
Penyebab terbesar perubahan iklim adalah CO2 yang dilepaskan ketika
bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara yang dibakar untuk
menghasilkan energi. Besarnya penggunaan bahan bakar fosil untuk
aktivitas manusia akan menyumbangkan peningkatan CO2 di udara.
Kerusakan lapisan ozon adalah salah satu contoh dampak dari aktivitas
manusia yang mengganggu keseimbangan ekosistem dan biosfer.
24
Kondisi tingginya gas polutan di udara menyebabkan terjadinya
pemanasan global yang jika terjadi terus menerus dapat menyebabkan
perubahan iklim (Meiviana, dkk, 2004: 52).
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi perubahan
iklim menurut Widodo, dkk (2017: 78), di antaranya sebagai berikut.
1. Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu
bara, gasoline, kayu, dan bahan bakar organik lainnya.
2. Meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan.
3. Mengurangi deforestation
4. Mengurangi penggunaan produk-produk yang mengandung
chlorofluoracarbins (CFCs) dengan menggunakan produk-produk
yang ramah lingkungan.
5. Mendukung dan turut serta pada kegiatan penghijauan.
Penelitian dari Louisiana Tech University menemukan bahwa setiap
pepohonan hijau dapat menangkap karbon yang cukup untuk
mengimbangi emisi yang dihasilkan dari gas buang pengendara mobil
selama setahun.
E. Kerangka Pikir
Keterampilan argumentasi merupakan salah satu keterampilan yang sangat
penting untuk diberdayakan dalam pendidikan. Keterampilan argumentasi
membantu siswa agar dapat meningkatkan kemampuan penalaran informal dan
melibatkan pemecahan masalah, membuat pernyataan, mengambil keputusan
yang didukung dengan data dan bukti serta membentuk sebuah gagasan dan ide,
sehingga siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran IPA. Salah satu model
25
pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan argumentasi
siswa adalah Argument Driven Inquiry (ADI). Model pembelajaran ADI menuntut
siswa untuk berpikir kritis dan berargumentasi secara ilmiah.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ADI mengutamakan
keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan penyelidikan, berargumentasi,
membaca (mereview), dan menulis. Selama kegiatan pembelajaran, guru tidak
mendominasi kegiatan yang ada di kelas, melainkan siswalah yang aktif bekerja.
Kemampuan argumentasi ilmiah ini dapat dijadikan indikator guru untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap suatu permasalahan atau konsep dalam
IPA. Pada proses pembelajaran dengan model ADI, siswa akan merancang
penelitian, menemukan hasil data sendiri, dan terlibat dalam argumentasi ilmiah
dimana siswa dapat berbagi dan mendukung bukti yang mereka temukan bahkan
dapat menyanggah pendapat siswa lainnya. Siswa dilatih untuk membangun
sebuah argumen yang terdiri dari klaim, bukti, dan alasan. Melalui tahapan-
tahapan model ADI, siswa terlatih untuk merancang penelitian mereka sendiri dan
meningkatkan keterampilan berargumentasi.
Keterampilan argumentasi siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik
siswa, diantaranya adalah gender. Perbedaan gender yang ada di sekolah terutama
di setiap kelas dapat mempengaruhi keterampilan berpikir siswa termasuk di
dalamnya keterampilan argumentasi. Perbedaan keterampilan argumentasi antara
laki-laki dan perempuan dapat disebabkan karena perbedaan karakteristik masing-
masing gender, diantaranya perempuan memiliki kemampuan verbal lebih tinggi
dibanding dengan laki-laki yang lebih unggul dalam tes ruang visual, perempuan
dan laki-laki juga memiliki perbedaan dalam penguasaan kompetensi, misal laki-
26
laki lebih unggul dalam matematika dan perempuan unggul dalam bahasa.
Perbedaan-perbedaan karakteristik tersebut dapat mempengaruhi kemampuan
berargumentasi pada siswa laki-laki dan perempuan..
Guru harus memperhatikan perbedaan gender siswa dan membentuk kelompok
belajar yang heterogen dengan mempertimbangkan keberagaman gender siswa
agar tidak menghambat proses pembelajaran dengan menggunakan model ADI.
Bagan kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan secara lengkap pada
Gambar 4.
Gambar 4. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat,
dan variabel moderat. Variabel bebas (X1) dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran ADI, variabel terikatnya (Y) adalah keterampilan argumentasi, dan
variabel moderatnya (X2) adalah gender. Untuk mendapatkan gambaran jelas
tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh variabel
moderatnya terhadap variabel bebas dan variabel terikat, akan diperlihatkan
dengan Gambar 5. berikut:
Materi Pembelajaran Perubahan Iklim
Menerapkan
Model Pembelajaran ADI
Mempengaruhi
Meningkatkan
Gender
Keterampilan argumentasi
27
Gambar 5. Diagram hubungan antar variabel
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran
ADI pada materi perubahan iklim terhadap keterampilan argumentasi
siswa.
H1: Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran
ADI pada materi perubahan iklim terhadap keterampilan argumentasi
siswa.
2. Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan gender terhadap
keterampilan argumentasi siswa.
H1: Ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan gender terhadap
keterampilan argumentasi siswa.
3. Ho: Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran ADI dan gender terhadap keterampilan argumentasi siswa.
H1: Ada pengaruh interaksi yang signifikan dari penggunaan model
pembelajaran ADI dan gender terhadap keterampilan argumentasi siswa.
X1
(Model Pembelajaran
ADI)
Y
(Keterampilan
Argumentasi)
X2
(Gender
)
28
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 di SMP
Negeri 20 Bandar Lampung yang beralamat di Jalan R.A. Basyid, Sinar Semendo,
Labuhan Dalam, Tanjung Senang, Bandar Lampung 35142.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 20
Bandar Lampung tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 330 siswa yang
terbagi dalam 11 kelas. Dua kelompok sampel yang ditetapkan adalah kelas
kontrol dan kelas eksperimen, yaitu kelas VII E dan VII G. Sampel dicuplik dari
populasi dengan teknik cluster random sampling. Unit percobaannya, yaitu kelas.
Teknik cluster random sampling adalah teknik memilih sebuah sampel secara
acak, sehingga peneliti yakin semua kelompok dalam populasi terwakili dalam
sampel yang terpilih. (Ali, 2013: 74).
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment. Rancangan penelitiannya
adalah Pre-test- Posttest Non- Equivalent Control Design. Unit perlakuan yang
digunakan adalah faktorial 2 x 2. Faktor pertama adalah model pembelajaran,
yaitu ADI (Argument Driven Inquiry) dan inkuiri terbimbing. Faktor kedua adalah
29
gender, yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai variabel terikat adalah
keterampilan argumentasi. Struktur desainnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Rancangan Penelitian Faktorial 2 x 2
Gender Model Pembelajaran (M)
ADI (M1) Inkuiri Terbimbing (M2)
Laki-Laki (G1) G1 M1 G1 M2
Perempuan (G2) G2 M1 G2 M2
Berdasarkan rancangan di atas, maka denah perlakuan yang diberikan ditunjukkan
pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Denah Perlakuan Pretes dan Postes
Pretes Perlakuan Postes
O1 G1 M1 O2
O3 G1 M2 O4
O5 G2 M1 O6
O7 G2 M2 O8
Keterangan:
G1 M1 = Kelompok siswa laki-laki diberi pembelajaran ADI
G1 M2 = Kelompok siswa laki-laki diberi pembelajaran inkuiri terbimbing
G2 M1 = Kelompok siswa perempuan diberi pembelajaran ADI
G2 M2 = Kelompok siswa perempuan diberi pembelajaran inkuiri terbimbing
O1,O3,O5,O7 = Pretes
O2,O4,O6,O8 = Postes
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan survei dengan
menyebarkan angket kepada guru dan siswa.
30
b. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai
permasalahan yang akan dikaji.
c. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan
penelitian untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.
d. Menyusun RPP kelas eksperimen dan kelas kontrol. RPP kelas eksperimen
dibuat dengan menggunakan model pembelajaran ADI.
e. Membuat instrumen penelitian yaitu tes keterampilan argumentasi.
f. Melakukan uji validasi instrumen oleh pembimbing.
g. Melakukan uji coba instrumen penelitian kepada siswa.
h. Menganalisis hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian.
i. Melakukan revisi instrumen penelitian dan uji validitas kembali
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a. Memberikan test awal (pre-test) untuk mengukur keterampilan argumentasi
siswa sebelum diberi perlakuan (treatment).
b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model ADI pada
pembelajaran serta mengobservasi jalannya pembelajaran dengan bantuan
observer.
c. Perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing.
d. Memberikan test akhir (post-test) untuk mengukur peningkatan
keterampilan argumentasi siswa setelah diberi perlakuan (treatment).
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
31
a. Mengolah data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (post-test) dan lembar
observasi keterlaksanaan sintaks serta tanggapan siswa mengenai
penggunaan model pembelajaran.
b. Membandingkan hasil analisis data instrumen tes antara sebelum perlakuan
dan setelah diberi perlakuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan
keterampilan argumentasi siswa antara pembelajaran dengan model ADI
dan inkuiri terbimbing.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari langkah-
langkah menganalisis data.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat diuraikan secara
lengkap sebagai berikut:
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keterampilan argumentasi
siswa pada materi Perubahan Iklim yang diperoleh dari nilai pretes dan
postes.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif yang digunakan adalah data hasil observasi keterlaksanaan
sintaks pembelajaran materi Perubahan Iklim dengan model ADI. Selain
itu, digunakan data tanggapan siswa mengenai penggunaan model ADI
dalam pembelajaran
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
32
a. Pretes dan Postes
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes keterampilan
argumentasi berbentuk esai dan dikembangkan mengacu pada strategi teori
yang bersaing (the competiting theory strategy) oleh Osborne, dkk (2004:
1002). Data keterampilan argumentasi berupa nilai pretes dan postes. Nilai
pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik kelas eksperimen
maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran.
Teknik penskoran nilai pretes dan postes, yaitu:
Keterangan:
S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor item atau soal yang
dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
(Purwanto, 2008: 112)
Pertanyaan berhubungan dengan indikator keterampilan argumentasi
menurut kerangka kerja Osborne, dkk (2004: 1008) seperti pada tabel
berikut:
Tabel 4. Kerangka Analisis Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Level Deskripsi
1 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan sebuah counter
claim atau claim dengan claim lain.
2 Argumentasi memiliki argumen-argumen yang tersusun atas claim,
data, warrants atau backings, tetapi tidak memiliki rebuttals.
3
Argumentasi memiliki argumen dengan serangkaian claim atau
counter claim dengan data, warrants atau backings, dengan
sanggahan yang lemah sekali.
4
Argumentasi menunjukkan argumen dengan claim sebuah rebuttal
yang bisa diidentifikasi dengan jelas, seperti sebuah argumen yang
memiliki beberapa claim dan counter claim tetapi tidak diperlukan.
5 Argumentasi menghadirkan argumen yang diperpanjang dengan lebih
dari satu rebuttal.
33
Sebelum instrumen tes keterampilan argumentasi digunakan, terlebih
dahulu dilakukan analisis validitas isi, konstruk, dan empiris. Analisis
validitas isi dan konstruk oleh pembimbing, sedangkan validitas empiris
dengan rumus korelasi product moment. Berikut ini rumus korelasi
product moment:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah sampel
X = skor butir soal
Y = skor total
Sumber: (Arikunto, 2005: 72)
Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka
alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel
maka alat ukur tersebut adalah tidak valid. Uji validitas dalam penelitian
ini dilakukan dengan SPSS 17 for windows.
Selain uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas untuk mengetahui
tingkat kepercayaan atau reliabilitas. Rumus yang digunakan adalah Alpha
Crombach.
Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir soal
= skor tiap-tiap item
= varians total
34
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila r hitung > r tabel,
maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika r hitung < r tabel
maka alat ukur tidak reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan SPSS 17 for windows dengan model Alpha Cronbach’s
yang diukur berdasarkan Alpha Cronbach’s 0 sampai 1. Jika instrumen itu
valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai berikut
(Arikunto, 2005: 72):
Tabel 5. Kriteria Validitas
Koefisien Validitas (r11) Kriteria
0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah
b. Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model ADI
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan
pembelajaran melalui aktivitas guru dan siswa berdasarkan kegiatan
pembelajaran yang diamati. Lembar observasi pembelajaran memuat
beberapa indikator yang dikembangkan untuk menjadi fokus pengamatan
sesuai sintaks pembelajaran. Lembar observasi ini berupa daftar cek yang
dikembangkan oleh peneliti dengan mengadaptasi lembar observasi oleh
Hasnunidah (2016: 387). Lembar observasi diisi dengan cara memberi
tanda checklist pada salah satu kolom penilaian terdiri atas kriteria
terlaksana, kurang, tidak terlaksana. Lembar observasi ini diisi oleh
observer.
35
Tabel 6. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Sintaks
Pembelajaran
Aktivitas
Guru
Terlaksana Aktivitas
Siswa
Terlaksana
Ya Kurang Tidak Ya Kurang Tidak
Data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif
dalam bentuk presentase. Setiap indikator pada sintaks pembelajaran yang
terlaksana diberi skor 2, kurang terlaksana diberi skor 1, dan tidak
terlaksana diberi skor 0. Setelah itu, dilakukan penghitungan persentase
keterlaksanaan dengan rumus:
Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
Kemudian persentase yang sudah diperoleh ditentukan berdasarkan
kategorinya (Hasnunidah, 2016: 387) . Berikut tabel interpretasi
keterlaksanaan model pembelajaran.
Tabel 7. Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
PKS (%) Kriteria
PKS = 0 Tidak ada kegiatan terlaksana
0 < PKS < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
25 <PKS < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
PKS = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 < PKS < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
75< PKS < 100 Hanya sebagian kecil kegiatan tidak terlaksana
PKS = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
Keterangan: PKS = Presentase keterlaksanaan sintaks
c. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran
Kuisioner atau angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap pembelajaran yang dialami. Kuisioner tanggapan siswa diadaptasi
dari Hasnunidah (2016: 397). Pernyataan dalam kuisioner menggunakan
36
skala Likert. Setiap siswa diminta menjawab pertanyaan dengan jawaban
ya, ragu, atau tidak (Tabel 6).
Tabel 8. Angket Tanggapan Siswa
No Pernyataan Tanggapan
Ya Ragu Tidak
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dianalisis juga secara
deskriptif kualitatif dalam bentuk persentase. Setiap indikator pada
pernyataan yang menjawab “Ya” diberi skor 2, “Ragu” diberi skor 1, dan
“Tidak” diberi skor 0. Setelah itu, dilakukan penghitungan persentase
tanggapan siswa dengan rumus:
Persentase Tanggapan (%)
Untuk mengetahui tanggpan siswa terhadap pembelajaran dapat ditentukan
dan dilihat pada persentase hasil penelitian dengan klasifikasi angka
sebagai berikut:
Tabel 9. Interpretasi Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Persentase (%) Kriteria
76% - 100% Baik
56% - 75% Cukup
40% - 55% Kurang baik
0% - 39% Tidak baik
(Tohirin, 2003: 48)
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan tiga macam data, yaitu data hasil tes, data hasil
observasi, dan data hasil kuisioner. Data nilai keterampilan argumentasi diuji
statistik menggunakan uji Ankova atau analisis kovarian. Analisis kovarian
37
digunakan untuk menguji perbedaan perlakuan terhadap sekelompok data hasil
postes setelah disesuaikan dengan pengaruh kovariat, yaitu pretes. Uji lanjut
digunakan apabila ditemukan perbedaan hasil belajar, dalam hal ini keterampilan
argumentasi yang signifikan antar kelompok perlakuan dengan uji BNT (Beda
Nyata Terkecil). Uji Ankova dan uji BNT dalam penelitian ini menggunakan
software SPSS versi 17 for windows pada taraf nyata 5%. Kriteria pengujiannya
adalah jika sig > α maka hipotesis diterima dan jika sig < α maka hipotesis
ditolak. Asumsi uji Ankova adalah data berdistribusi normal dan memiliki varians
yang homogen. Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan kriteria uji menggunakan taraf
signifikansi lebih besar dari 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
1. Uji Normalitas
Uji normalitaas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal atau tidak.
a. Rumusan Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data berdistribusi tidak normal
b. Rumus statistik dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov (x2)
Keterangan: x2
: Harga chi kuadrat
Oi : Frekuensi hasil pengamatan
Ei : Frekuensi yang diharapkan
38
c. Kriteria uji
Data akan berdistribusi normal jika hitung ≤
tabel dengan dk = k – 1
dengan taraf signifikansi 5% (Pratisto, 2004: 5).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data dilakukan setelah diketahui data berdistribusi normal. Uji
homogenitas 2 varians digunakan untuk mengetahui apakah data hasil belajar
siswa dari 2 kelompok sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak,
maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Rumusan hipotesis
Ho :
(data hasil belajar siswa memiliki varians yang homogen)
Ha :
(data hasil belajar siswa memiliki varians yang tidak
homogen)
b. Rumusan statistik yang digunakan adalah uji-F
Keterangan:
= kuadrat jumlah data perkelompok
= kuadrat jumlah data seluruhnya
= data/nilai
n = banyak data perkelompok
k = banyak kelompok data
39
c. Kriteria Uji
Terima Ho jika Fhitung < Ftabel, dan tolak, jika sebaliknya (Pratisto,
2004:13).
3. Model Matematis Ancova dengan Satu Kovariat
a. Rumusan Hipotesis
H0 = τ1 = τ2 = ........... τa = 0
H1 = sekurang-kurangnya ada satu τi 0, i = 1, 2, ..... a
b. Rumusan statistik dengan Uji Ankova
yij = µ + τi + β xij + έij
Keterangan :
i = 1,2, ..... a
j = 1,2, ..... n
yij : nilai keterampilan argumentasi pada perlakuan i ke j
xij : nilai kovariat pada observasi yang bersesuaian dengan yij
β xij : koefisien regresi linier
τi : pengaruh perlakuan ke i
έij : random error
a : banyak kategori dalam perlakuan
ni : banyaknya observasi pada kategori ke i
1
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penggunaan model ADI berpengaruh signifikan terhadap pencapaian
keterampilan argumentasi siswa. Rerata keterampilan argumentasi siswa yang
diajarkan dengan model ADI (72,16 ± 30,38) lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang belajar dengan model inkuiri (46,61 ± 24,71).
2. Perbedaan gender berpengaruh signifikan terhadap pencapaian keterampilan
argumentasi siswa. Rerata keterampilan argumentasi siswa perempuan (66,00 ±
29,26) lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki (51,04 ± 25,22).
3. Interaksi antara model pembelajaran dengan gender berpengaruh tidak
signifikan terhadap pencapaian keterampilan argumentasi siswa.
B. Saran
Saran-saran dalam penelitian ini, antara lain:
1. Peneliti selanjutnya perlu mempertimbangkan kemampuan akademik siswa
dalam membentuk kelompok selama pembelajaran, sehingga tidak ada
perbedaan kemampuan antar kelompok dalam memahami ketika proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2013. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
Andriani, Y. & Riandi. 2015. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Melalui
Pembelajaran Argument Driven Inquiry pada Pembelajaran IPA Terpadu
di SMP Kelas VII. Edusains. 7(2): 1-14
Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rinkea Cipta.
Bastable, S.B. 2003. Nurse as Educator: Pronciples of Teaching and Learning for
Nursing Practice, 2nd
Edition. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers
Bricker, L. & Bell, P. 2008. Conceptualization of Argumentation from Science
Studies and The Learning Sciences and Their Implications for The
Practices of Science Education. Science Education. 92. 473-498
Campbell, N. & Jane B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Cho, K & Jonnasen, D. 2002. The Effect of Argumentation Scaffolds on
Argumentation and Problem Solcing. 50(3): 5-22
Demircioglu, T. & Ucar, S. 2015. Investigating the Effect of Argument Driven
Inquiry in Laboratory Instruction. 15(1): 267-283
Eemeren, V., Grotendorst, R. & Henkemans, A. 2002. Argumentation: Analysis,
Evaluation, Presentation. London: Lawrence Erlbaum Associates
Publisher
Farida, L, Undang R., Kartina H, & Neni H. 2018. Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) terhadap Keterampilan
Argumentasi Siswa SMP berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin. Journal
of Physics and Science Learning. 2(2): 25-36
Fauzia, N.H. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembangkit Argumen dengan
Metode Investigasi Sains terhadap Peningkatan Kemampuan
Argumentasi Siswa pada Materi Fluida Statis. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Ginanjar, W.S., Utari, S., & Muslim. 2015. Penerapan Model Argument Driven
Inquiry dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Kemampuan
Argumentasi Ilmiah Siswa SMP. Jurnal Pengajaran MIPA. 20(1). 32-37
Hairiah, K., Subekti R., Didik S., & Cahyo P. 2016. Perubahan Iklim: Sebab dan
Dampaknya terhadap Kehidupan. Bogor: ICRAF
Hasbi, I. 2005. Potret Wanita Shalehah. Jakarta: Pena Media
Hasnunidah, N. 2016. Pengaruh Argument-Driven Inquiry dengan Scaffolding
terhadap Keterampilan Argumentasi, Keterampilan Berpikir Kritis, dan
Pemahaman Konsep Biologi Dasar Mahasiswa Jurusan Pendidikan
MIPA Universitas Lampung (Disertasi). Malang: Universitas Negeri
Malang
Inch, E.S,, Warnick, B. 2006. Critical Thinking and Communication The Use of
Reason in Argument 6th
Edition. USA: Pearson Education
Jagsi, R., DeCastro R., Griffith K. A., Rangarajan S., Churchil, C., Stewart A., &
Ubel P. 2011. Similarities and Differences in The Career Trajectories of
Male and Female Career Development Award Recipients. Academic
Medicine. 86: 1415-1421
Kadayfici, H. 2012. The Correlation between the Flaws Student Define in An
Argument and Their Creative and Critical Thinking Abilities. Procedia
Social and Behavioral Science. 42. hal. 802-806
Karnadi. 2009. Pengaruh Jenis Kelamin dan Kreativitas terhadap Keterampilan
Mengemukakan Pendapat Anak Kelas Rendah di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar. 10(2): 105-124
Keraf, G. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Khusnayain, A., Abdurrahman, Suyatna, Agus. 2013. Pengaruh Skill Argumentasi
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap Literasi Sains Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(4): 69-76
Krestiwi, K. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
Menumbuhkan Metakognisi dan Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematik. 5(3). 245-252
Mahanal, S. 2011. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata
Pelajaran Biologi dan Gender terhadap Keterampilan Metakognisi dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA di Malang (Laporan Penelitian).
Malang: Lemlit UM
Marhamah, O., Nurlaelah, I., Setiawati, I. 2017. Penerapan Model ADI dalam
Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Siswa pada Konsep
Pencemaran Lingkungan. Jurnal Pendidikan Sains. 9(2). 1-10
Martono, H., Tandiyo, R., & Fakhruddin. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran
dan Jenis Kelamin terhadap Hasil Belajar Passing Bola Voli. Journal of
Physical Education and Sports. 6(1). 44-49
Meiviana, A., Diah R., & Moekti H. 2004. Bumi Makin Panas. Jakarta: JICA
Mutia, S. 2015. Pembelajaran IPA Terpadu Pencemaran Lingkungan dengan
Argument Driven Inquiry untuk Meningkatkan Kemampuan
Berargumentasi Ilmiah dan Rasa Ingin Tahu Siswa SMP. Bandung:
FKIP UPI
Nasser, A. 2016. The Difference Between Girls and Boys in Learning. Defense
Languange Institue Foreign Languange School
Osborne, J., Erduran, S., & Simon, S. 2004. Enhancing The Quality of
Argumentation in School Science. Journal of Research in Science
Teaching. 41(10). 994-1020.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Elex Media Komputindo
Ricketts, J.C., Rudd, R., 2004. Critical Thinking Skills of FFA Leaders. Journal
of Southern Agricultural Education Research. 54(1). 21-33
Rizal. 2017. Mengajar Cara Berpikir, Meraih Keterampilan Abad 21. Palu:
Universitas Tadulako
Sali, P. 2001. Advanced English Indonesia Dictionary (Gender). Jakarta: Modern
English Press
Sampson, V. & Clark, D. 2008. Assesment of The Ways Students Generate
Arguments in Science Education: Current Perspective and
Recomendations for Future Direcctions. Science Education. 92(2): 447-
472
Sampson, V. & Gleim, L. 2009. Argument Driven Inquiry to Promote the
Understanding of Important Concepts & Practices in Biology. The
American Biology Teacher. 71(8): 465-472
Sampson, V., Grooms, J. & Walker, J.P. 2010. Argument Driven Inquiry as A
Way to Help Students Learn How to Participate in Scientific
Argumentation and Craft Written Arguments: An Exploratory Study.
Science Education. 95(2): 217-257
Sampson, V., Grooms, J., Enderle, P., & Southerland. 2012. Using Laboratory
Activities that Emphasize Argumentation and Argument to Help High
School Student Learn How to Engange in Scientific Inquiry and
Understand The Nature of Scientific Inquiry. Florida: Florida State
University
Sampson, V. & Schleigh, S. 2016. Scientific Argumentation in Biology 30
Classroom Activities. Virginia: NSTA Press
Sulistiana, S., & Nurhidayati. 2012. Pengaruh Gender, Gaya Belajar, dan
Reinforcment Guru terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI
SMA Negeri Se-Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jurnal Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Purworejo. 3(2): 102-106
Sulistyawati & Cici A. 2017. Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
Biologi berdasarkan Perbedaan Gender Siswa. Wacana Akademika. 1(2):
127-142
Tohirin, M.S & Mas;ud Z. 2003. Dasar-Dasar Metode Penelitian Praktis.
Pekanvaru: Darik Dhak
Tong, R. 2004. Feminist Thought. Yogyakarta: Jalasutra
Umar, W. 2012. Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika
STKIP Siliwangi Bandung. 1(1). 1-9
Widhiarso, W. 2009. Membahas Interaksi dalam Analisis Varians. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada
Widodo, W., Rachmadanti, F., & Hidayati, S.N. 2017. Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
Zubaidah, S. 2016. Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan yang diajarkan
melalui Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang