pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap ......ii pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap nilai...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP
NILAI PRODUKSI USAHA TERNAK AYAM PETELUR
DI KABUPATEN ENREKANG
SKIRIPSI
MUH. ARIS 105710214315
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
PENGARUH MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP
NILAI PRODUKSI USAHA TERNAK AYAM PETELUR
DI KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Muh. Aris
NIM 105710214315
Di ajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Penelitian pada Program
Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
iii
MOTTO
Anda memang tidak pernah tahu kapan anda akan sukses, tapi yang harus anda
percayai adalah “ANDA PASTI SUKSES”. (Merry Riana)
Bukan siapa yang cepat, tapi siapa yang konsistenlah yang akan menjadi
pemenang
Jika jatuhmu karena manusia, maka buatlah bangkitmu karena Allah
MUH. ARIS
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
kedua orang tua saya, adik-adik saya,
keluarga, serta teman-teman
seperjuangan saya yang telah
mengharapkan keberhasilanku.
iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Alamat :Jln. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866972
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : Pengaruh Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap Nilai
Produksi Usaha Ternak Ayam Petelur Di Kabupaten
Enrekang
Nama Mahasiswa : Muh. Aris
No. Stambuk/NIM : 105710214315
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa Skripsi ini telah diperiksa dan diujikan di depan Panitia
Penguji Skripsi Strata Satu (S1) pada hari Sabtu, 08 Februari 2020 di Ruang 7.1
lantai 7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeristas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 08 Februari 2020
Menyetujui.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. H. Muh. Ikram Idrus, M.Si Linda Arisanty Razak SE., M. Si.AK.CA NIDN: 0026125901 NIDN: 0920067702
Diketahui Oleh:
Dekan,
Ismail Rasulong, SE.MM
NBM: 903078
Ketua Program Studi,
Hj. Naidah, SE., M.Si
NBM: 710551
v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Alamat :Jln. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866972
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi atas Nama Muh. Aris, NIM 105710214315, diterima dan disahkan oleh
Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Nomor 0004/SK-Y/60201/091004/2020 Tanggal 08
Februari 2020 M sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 14 Jumadil akhir 1441 H 08 Februari 2020 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Abdul Rahman SE, MM ( ...................... )
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM ( ...................... )
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM ( ...................... )
(Wakil dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR, SE., MM ( ...................... )
2. Dr. H. Muh. Ikram Idrus, M.Si ( ...................... )
3. Hj. Naidah, SE., M.Si ( ...................... )
4. Agusdiwana Suarni, SE., M.ACC ( ...................... )
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Ismail Rasulong, SE.MM
NIDN: 0905107302
vi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Alamat :Jln. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866972
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Muh. Aris
Nim : 105710214315
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Dengan Judul : Pengaruh Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap Nilai
Produksi Usaha Ternak Ayam Petelur Di Kabupaten
Enrekang
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi ini saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 08 Februari 2020
Yang Membuat Pernyataan,
Muh. Aris
Diketahui Oleh:
Dekan,
Ismail Rasulong, SE.MM
NIDN: 0905107302
Ketua Program Studi,
Hj. Naidah, SE., M.Si
NBM: 710551
vii
ABSTRAK
Muh. Aris 2019, Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Nilai Produksi Usaha Ternak Ayam Petelur di Kabupaten Enrekang. Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Bapak Muhammad Ikram Idrus dan Ibu Linda Arisanti Razak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap nilai produksi usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Enrekang. Penelitian dilakukan selama bulan agustus 2019, dengan jumlah sebanyak 50 sampel. teknik pengumpulan data menggunakan data primer (kusioner) dan data sekunder. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, analisis regresi linear berganda, koefisien korelasi, koefisien
determinasi, uji T parsial dan uji F simultan.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa modal dan tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai produksi. Artinya setiap peningkatan modal maka juga akan meningkatkan nilai produksi, dan setiap peningkatan jumlah tenaga kerja akan diikuti peningkatan nilai produksi. Maknanya jika modal yang digunakan ditingkatkan maka secara signifikan akan meningkatkan jumlah produksi dan pendapatan, begitu pula dengan tenaga kerja. Modal dan tenaga kerja merupakan faktor paling dominan dalam mempengaruhi nilai produksi usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang sehingga perlu ditingkatkan dan dikembangkan.
Kata kunci : modal, tenaga kerja, dan nilai produksi
viii
ABSTRACK
Muh. Aris 2019, The Effect of Capital and Labor on the Production Value of Laying Chicken Farming in Enrekang Regency. Thesis of Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Mr. Muhammad Ikram Idrus and Ms. Linda Arisanti Razak. This study aims to determine the effect of capital and labor on the production value of laying hens in Enrekang Regency. This research uses quantitative methods, taking the location of the study in Enrekang Regency. The study was conducted during August 2019, with a total of 50 samples. Data collection techniques using primary data (questionnaire) and secondary data. Data processing and analysis methods use normality test, autocorrelation test, heteroscedasticity test, multiple linear regression analysis, correlation coefficient, determination coefficient, partial T test and simultan F test. Based on the data analysis, it can be concluded that capital and labor have a significant influence on the value of production. This means that any increase in capital will also increase the value of production, and any increase in the number of workers will be followed by an increase in the value of production. The meaning is that if the capital used is increased it will significantly increase the amount of production and income, so with labor. Capital and labor are the most dominant factors in influencing the production value of the laying hens business in Enrekang Regency, so it needs to be improved and developed. Keywords: capital, labor, and production value
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala, berkat rahmat dan hidayat-
Nyalah sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan padawaktunya. Skripsi
ini berjudul “Pengaruh Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap Nilai Produksi
Usaha Ternak Ayam Petelur Di Kabupaten Enrekang” dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi Jurusan Ekonomi
Pembangunan (EP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada
kedua orang tua penulis Bapak “Mustamin” dan Ibu “Suriani” yang senantiasa
memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak
pamrih. Dan saudara-saudariku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan kepada seluruh keluarga besar
atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah di berikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan akhirat.
Ucapan terimakasih pula penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM Selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulung, SE., MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj. Naidah, SE, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.
x
4. Bapak Dr. Muhammad Ikram Idrus, M.S Selaku dosen pembimbing I yang
selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama
penelitian dan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Linda Arisanty Razak SE., M. Si.AK.CA Selaku dosen pembimbing II
yang telah banyak membantu dan membimbing dengan sabar sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Para Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Makassar.
7. Untuk paman saya sekeluarga selaku orang tua dan keluarga kedua saya
selama saya tinggal di kota makassar.
8. Buat sahabatku angktan 2015 Jurusan Ekonomi Pembangunan yang Selalu
memberikan dorongan serta masukan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah mereka
berikan kepada penulis. Olehnya, penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya bila dalam penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan.
Billahi fii SabillHaq, Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr,Wb.
Makassar, 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................. vi
ABSTRAK INDONESIA ....................................................................................... vii
ABSTRACK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………..xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
A. Tinjauan Teoritis .......................................................................................... 5
1. Tinjauan Umum Tentang UMKM ............................................................ 5
a. Pengertian UMKM .............................................................................. 5
b. Ciri-ciri UMKM .................................................................................... 6
2. Tinjauan Umum Tentang Produksi ......................................................... 6
xii
a. Pengertian Produksi ........................................................................... 6
b. Pengertian Produktivitas .................................................................... 8
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ............................... 8
d. Nilai Produksi ..................................................................................... 8
e. Indikator Produktivitas ........................................................................ 9
3. Tinjauan Umum Tentang Modal ............................................................. 9
a. Pengertian Modal ............................................................................... 9
b. Jenis-jenis Modal................................................................................ 10
c. Sumber Modal .................................................................................... 10
4. Tinjauan Umum Tentang Tenaga Kerja ................................................. 11
a. Pengertian Tenaga Kerja ................................................................... 11
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja .............................. 12
c. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja ...................................... 13
d. Kesempatan Kerja .............................................................................. 14
e. Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................... 15
B. Tinjauan Empiris .......................................................................................... 16
C. Kerangka Pikir ............................................................................................. 19
D. Hipotesis ...................................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 21
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 22
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 22
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 24
E. Metode Pengolahan dan Analisa Data ..................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 30
xiii
A. Gambaran Umum Kabupaten Enrekang .................................................. 30
1. Kondisi Geografis Kabupaten Enrekang .............................................. 30
2. Luas Wilayah Kabupaten Enrekang ..................................................... 30
3. Topografi Wilayah Kabupaten Enrekang ............................................. 31
4. Kependudukan...................................................................................... 33
5. Pemerintahan ....................................................................................... 34
B. Penyajian Data .......................................................................................... 36
1. Gambaran Umum Ternak Ayam Petelur Di Kabupaten Enrekang ...... 36
2. Profil Dan Karakteristik Responden ..................................................... 37
3. Analisis Uji Asumsi Klasik .................................................................... 40
4. Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................ 45
5. Koefisien Korelasi ................................................................................. 47
6. Koefisien Determinasi........................................................................... 48
7. Pengujian .............................................................................................. 48
C. Pembahasan ............................................................................................. 51
1. Pengaruh parsial modal dan tenaga kerja terhadap nilai produksi
usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang ........................... 51
2. Pengaruh simultan modal dan tenaga kerja terhadap nilai produksi
usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang ........................... 53
BAB V PENUTUP…… ......................................................................................... 54
A. Kesimpulan ................................................................................................ 54
B. Saran ......................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 56
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................................. 20
4.1 Grafik Hasil Uji Normal P-Plot ................................................................. 41
4.2 Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 45
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 16
4.1 Luas Daerah Per Kecamatan Di Kabupaten Enrekang Tahun 2014 ........ 30
4.2 Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2016 ....................................... 33
4.3 Populasi Ayam Petelur Per Kecamatan Di Kabupaten Enrekang ............ 37
4.4 Karakteristik Resonden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 38
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ............................................ 39
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...................... 40
4.7 Uji Kolmogorof-Smirnov ............................................................................. 42
4.8 Uji Multikolinearitas .................................................................................... 43
4.9 Uji Autokorelasi .......................................................................................... 44
4.10 Hasil Analisis Regresi Berganda .............................................................. 46
4.11 Hasil Uji T Parsial ....................................................................................... 48
4. 12 T tabel ........................................................................................................ 49
4.12 Hasil uji F Simultan .................................................................................... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri kecil merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
Indonesia dan sudah terbukti bahwa dalam kondisi ekonomi yang sulit industri
kecil menengah justru lebih mampu bertahan hidup. Alasan itulah yang
mendorong usaha kecil menengah perlu dikembangkan. Salah satu industri kecil
yang sedang dikembangkan oleh pemerintah adalah Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tak dapat lepas
perannya dalam membangun perekonomian nasional.
Sriyana (2010) mencatat bahwa usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) mempunyai peranan penting dalam perekonomian lokal daerah. Hal ini
ditunjukan dengan kemampuan UMKM dalam menggerakkan aktifitas ekonomi
regional dan penyediaan lapangan kerja. Namun, UMKM masih menghadapi
berbagai masalah mendasar, yaitu masalah kualitas produk pemasaran dan
keberlanjutan usaha. Diperlukan berbagai kebijakan terobosan untuk memotong
mata rantai masalah yang dihadapi UMKM.
Salah satu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki
kontribusi besar dalam perekonomian yaitu usaha peternakan ayam petelur.
Perkembangan usaha peternakan ayam petelur di Indonesia pada umumnya
berkembang sangat pesat sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
daging ayam dalam negeri tidak perlu melakukan impor daging ayam dari luar
(Pradasari, 2013).
2
Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan
terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Produksi telur dalam
sebuah peternakan sangat dipengaruhi oleh pakan karena dengan adanya pakan
yang berkualitas akan meningkatkan produksi telur dalam sebuah peternakan
(Krisno, 2013).
Keberhasilan usaha ternak tidak hanya ditentukan oleh banyaknya jumlah
ternak yang dipelihara maupun pakan yang berkualitas tetapi juga harus
didukung dengan sistem manajemen yang baik, sehingga hasil produksi dan
penerimaan sesuai yang diharapkan. Analisis pendapatan pada usaha ternak
ayam petelur perlu dilakukan karena selama ini peternak kurang memperhatikan
aspek pembiayaan yang telah dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh,
sehingga pada gilirannya tidak banyak diketahui tingkat pendapatan yang
diperoleh. analisis pendapatan ini diperlukan untuk mengetahui besarnya biaya
produksi dan pengaruhnya terhadap pendapatan yang diterima oleh peternak.
Kabupaten Enrekang merupakan kawasan peternakan ayam petelur yang
cukup banyak. Hal ini menunjukkan pentingnya faktor produksi modal dan tenaga
kerja karena banyaknya jumlah usaha maka akan semakin banyak pula tenaga
kerja yang terserap. Mengingat juga bahwa usaha peternakan di Kabupaten
Enrekang umumnya masih menggunakan mesin manual dalam proses produksi
jadi peran tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk mengolah bahan baku.
Dalam usaha tersebut tidak hanya faktor produksi tenaga kerja yang
dijadikan prioritas utama, namun modal juga merupakan faktor produksi yang
sangat penting. Untuk penelitian ini digunakan faktor produksi yaitu modal. Modal
merupakan indikator yang sangat penting dalam rangka dapat menjalankan atau
membentuk suatu usaha. Modal adalah salah satu faktor produksi. Tanpa modal
3
tidak akan dapat membeli tanah, mesin tenaga kerja, dan teknologi lain
(Mahayasa, dkk., 2017).
Menurut penelitian Ng’ombe dan Kalinda (2015), menyatakan bahwa
tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap hasil
produksi dan meningkatkan hasil pendapatan.
Menurut pengakuan dari beberapa pengusaha bahwa modal dan tenaga
kerja sangatlah berpengaruh terhadap banyaknya hasil produksi didukung oleh
faktor lainnya. Untuk memproduksi ayam petelur didaerah para peternak tidak
menggunakan mesin injek, melainkan lebih banyak menggunakan mesin manual
untuk mengolah bahan baku yang lebih banyak membutuhkan tenaga kerja untuk
mengolahnya. begitu juga dengan besarnya modal yang digunakan akan
berpengaruh terhadap banyaknya pembelian bahan baku serta fasilitas lainnya
untuk berproduksi.
Usaha peternakan ayam petelur merupakan salah satu mata pencaharian
bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Enrekang dan besarnya pendapatan
para pengusaha ternak pun tergantung oleh jumlah produksi yang di hasilkan.
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik dan beralasan untuk
melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja terhadap
Nilai Produksi Usaha Ternak Ayam Petelur di Kabupaten Enrekang’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari penjelasan latar belakang, maka penulis mengangkat
masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah modal berpengaruh terhadap nilai produksi ternak ayam petelur di
Kabupaten Enrekang ?
4
2. Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap nilai produksi ternak ayam
petelur di Kabupaten Enrekang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap nilai produksi ternak ayam
petelur di Kabupaten Enrekang.
2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap nilai poduksi ternak ayam
petelur di Kabupaten Enrekang.
3. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh modal dan tenaga kerja
terhadap nilai produksi ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yaitu :
1. Agar diperoleh gambaran tentang pengaruh faktor produksi modal usaha dan
jumlah tenaga kerja yang terserap dalam usaha ternak ayam petelur terhadap
nilai produksinya di Kabupaten Enrekang.
2. Mendapatkan gambaran pengelolaan modal dan karakteristik tenaga kerja
yang terserap dalam peternakan ayam petelur tersebut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Neo klasik yang
berkembang sejak tahun 1950-an. Teori ini berkembang berdasarkan analisis-
analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi klasik.
Ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori tersebut adalah
Robert Solow (Massachussets Institute of Technology) dan Trevor Swan (The
Australian National University). Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi
tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk,
tenaga kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi.
Pandangan teori ini didasarkan kepada anggapan yang mendasari analisis
klasik, yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh dan
kapasitas peralatan modal tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Atau
biasa juga dikatakan sampai dimana perekonomian akan berkembang
tergantung pada pertambahan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan
teknologi.
1. Tinjauan umum tentang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
a. Pengertian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
Usaha Kecil (UK), termasuk usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha
yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan
tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000. Sementara itu, usaha
Menengah (UKM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia
6
yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200.000.000 s.d. Rp.
10.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan (Aufar 2014:8).
Pengertian UMKM dan kriterianya :
1) Usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki
perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro.
2) Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang
independen atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau
kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan
utama.
3) Usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan bukan
merupakan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat serta
menjadi bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha
kecil atau besar dengan total kekayaan bersihnya sesuai yang sudah
diatur dengan peraturan perundang-undangan.
b. Ciri-ciri usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) :
1) Jenis komoditi atau barang yang ada pada usahanya tidak tetap atau
bisa berganti-ganti.
2) Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu.
3) Umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk NPWP.
4) Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi
dan keuangan usaha masih disatukan.
2. Tinjauan umum tentang produksi
a. Pengertian produksi
Secara Umum, pengertian produksi merupakan suatu kegiatan
untuk menciptakan dan menghasilkan nilai guna barang atau jasa untuk
7
memenuhi kebutuhan masyarakat atau suatu badan usaha (produsen).
Orang maupun badan yang melakukan kegiatan produksi ini dikenal
dengan sebutan produsen. Sedangkan untuk barang atau jasa yang
dihasilkan dalam melakukan kegiatan produksi disebut dengan produk.
Sedangkan dalam arti ekonomi, Pengertian Produksi ialah sebagai
kegiatan mengenai penciptaan dan penambahan atau utilitas terhadap
sebuah barang serta jasa.
Bagian produksi dalam suatu organisasi bisnis memegang peran
penting dalam usaha mempengaruhi suatu organisasi. Bagian produksi
sering dilihat sebagai salah satu fungsi manajemen yang menentukan
penciptaan produk serta turut mempengaruhi peningkatan dan penurunan
penjualan. Artinya produk yang diproduksi harus selalu mengikuti standart
pasar yang diinginkan, bukan diproduksi atas dasar mengejar target
semata. Karena dengan kontinuitas yang stabil diharapkan mampu
mewujudkan perolehan keuntungan yang stabil (Fahmi, 2014).
Faktor-faktor peroduksi terdiri atas :
1) Lahan/tanah (land)
Hal yang dimaksud dengan istilah land atau tanah di sini bukanlah
sekedar tanah untuk ditanami atau untuk ditinggali saja, tetapi termasuk
pula di dalamnya segala sumber daya alam. Jadi maksud dari tanah ini
adalah segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi yang tersedia
di alam ini tanpa usaha manusia. Pendek kata, yang dimaksud dengan
istilah tanah (land) maupun sumber daya alam adalah segala sumber
asli yang tidak berasal dari kegiatan manusia, dan bisa diperjualbelikan.
8
2) Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting untuk
diperhatikan dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari
tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas tenaga kerja perlu pula
diperhatikan.
3) Modal
Modal atau capital meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk
menunjang kegiatan produksi suatu barang. yang termasuk ke dalam
bilangan barang-barang modal misalnya mesin, pabrik dan lainnya.
4) Skill
Skill adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu
yang sifatnya spesifik, focus, namun dinamis yang membutuhkan waktu
tertentu untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan
b. Pengertian Produktivitas
Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang
bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih
banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang lebih
sedikit.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
1) Sumber daya manusia (SDM)
2) Modal
3) Metode/proses
4) Produksi
d. Nilai Produksi
Nilai produksi adalah nilai dari keseluruhan barang dan jasa yang
merupakan hasil akhir proses produksi pada suatu unit usaha industri kecil
9
dan menengah selama satu tahun. Naik turunnya permintaan pasar akan
hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, akan berpengaruh
apabila permintaan hasil produksi barang perusahaan meningkat, maka
produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya.
e. Indikator Produktivitas
Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan
terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat
diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan, untuk
mengukur produktivitas kerja, diperlukan suatu indikator, sebagai berikut:
1) Kemampuan
2) Meningkatkan Hasil yang Dicapai
3) Semangat Kerja
4) Pengembangan Diri
5) Mutu dan efisiensi
3. Tinjauan Umum Tentang Modal
a. Pengertian modal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Nugraha (2011:9)
Modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang,
melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, harta dan sebagainya)
yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah
kekayaan. Modal dalam pengertian ini diinterpretasikan sebagai sejumlah
uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis.
Wardiningsih dan Susanti (2017) menyatakan bahwa modal kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha. Semakin tinggi
modal kerja akan meningkatkan jumlah laba yang diterima oleh UKM.
10
Para ekonomi menggunakan istilah modal atau capital untuk
mengacu pada stok berbagai peralatan dan struktur yang digunakan dalam
proses produksi. Artinya, modal ekonomi mencerminkan akumulasi barang
yang dihasilkan dimasa yang lalu yang sedang digunakan pada saat ini
untuk memproduksi barang dan jasa yang baru. (Mankiw, 2011 : 501).
b. Jenis-jenis modal
1) Pinjaman
Pengertian modal pinjaman merupakan setiap modal yang
didapatkan dari hasil pinjaman kepada pihak luar perusahaan. Beberapa
contoh modal pinjaman adalah modal yang didapatkan dari penerbitan
obligasi, modal yang didapatkan dari pinjaman kepada kreditur dan
modal dagang.
2) Modal Sendiri
Modal sendiri merupakan setiap modal yang berasal dari modal
sendiri. Secara umum, modal sendiri dapat disamakan dengan modal
internal.
c. Sumber Modal
1) Internal
Sumber modal internal berasal dari setiap aktivitas atau pun
kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang menghasilkan
keuntungan. Beberapa sumber modal internal perusahaan yang dapat
digunakan yaitu laba ditahan, akumulasi penyusutan dan beberapa
sumber modal lainnya.
11
2) Eksternal
Berbeda dengan sumber modal internal yang cenderung terbatas
(yaitu hanya dari hasil aktivitas usahanya saja), sumber modal eksternal
berasal dari pihak–pihak luar yang mau bekerja sama dengan
perusahaan. Beberapa pihak yang sering kali digunakan oleh
perusahaan untuk mendapatkan modal yaitu bank, koperasi, kreditur,
supplier dan juga pasar modal.
4. Tinjauan umum tentang tenaga kerja
a. Pengertian tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan segala kegiatan manusia baik jasmani
maupun rohani yang ditujukan untuk kegiatan produksi. Dalam kegiatan
produksi tidak lepas dari faktor tenaga kerja karena tenaga kerja sangat
dominan untuk melancarkan kegiatan produksi hingga memperoleh hasil
produksi dari suatu kegiatan produksi. Dengan adanya tenaga keja
kegiatan poduksi akan cepat terselesaikan dengan baik, artinya faktor
tenaga kerja sangat di butuhkan dalam proses produksi. Tenaga kerja juga
merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi.
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64
tahun) atau tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat (Septi Dwi Sulistiana 2013:4).
Tenaga kerja merupakan faktor paling utama dengan berjalannya
produksi. Dalam proses produksi tenaga kerja memperoleh pendapatan
sebagai angkatan kerja. Tenaga kerja biasa juga disebut dengan (man
12
power). Secara umum tenaga kerja merupakan seluruh jumlah penduduk
yang dianggap dapat bekerja dan sanggup jika ada permintaan kerja.
Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan
sebagai tenaga kerja adalah mereka yang berusia antara 15 tahun sampai
dengan 64 tahun. Adapula yang disebut dengan non tenaga kerja. Non
tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau
bekerja, meskipun ada permintaan kerja. Mereka adalah penduduk yang di
luar usia kerja, yaitu yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.
Contohnya para pensiunan (manula) dan anak-anak. Tenaga kerja juga
memegang peranan penting bagi roda perekonomian karena merupakan
salah satu faktor produksi.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja
1) Tingkat Upah
Kenaikan tingkat upah maka akan mengakibatkan kenaikan biaya
produksi sehingga akan meningkatkan harga per unit produksi yang di
hasilkan. Apabila harga perunit produk yang dijual ke konsumen naik
reaksi yang biasanya timbul adalah mengurangi pembelian atau bahkan
tidak lagi disebut efek skala produksi (scala effect) di mana sebuah
kodisi yang memaksa produsen untuk mengurangi jumlah produk yang
dihasilkan, yang selanjutnya juga dapat mengurangi tenaga kerja
perusahaan.
2) Teknologi
Penggunaan teknologi dalam perusahaan akan mempengaruhi
berapa jumlah tenaga kerja yang di butuhkan.Kecanggihan teknologi
saja belum tentu mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja.
13
Kecanggihan teknologi akan menyebabkan hasil produksi yang lebih
baik.Teknologi merupakan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan
mesin untuk menghasilkan produk dalam kuantitas yang jauh lebih
besar dari pada kemampuan manusia.
3) Produktivitas Tenaga Kerja
Berapa jumlah tenaga kerja yang diminta dapat ditentukan oleh
beberapa tingkat produktivitas dari tenaga kerja itu sendiri.
c. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
Di dalam suatu Negara, penduduk itu dibedakan menjadi, angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah bagian penduduk
yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Angkatan kerja juga
meliputi kelompok masyarakat atau penduduk usia produktif termasuk
tenaga kerja (usia 15 tahun dan 64 tahun) yang akan dan ingin bekerja
serta mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja. Sedangkan
yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah mereka yang
termasuk kelompok tenaga kerja (usia 15 tahun-64 tahun) yang
kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya,
tetapi mereka tidak bersedia untuk bekerja, meskipun ada permintaan
kerja. Contohnya anak sekolah, mahasiswa, para ibu rumah tangga, dan
para penganggur sukarela. Kata “mampu” dalam pengertian angkatan kerja
menunjukkan 3 hal yaitu :
1) Mampu Fisik
Sudah cukup umur, jasmani sudah cukup kuat, dan tidak
mempunyai cacat badan yang menghilangkan kemampuannya untuk
melakukan pekerjaan.
14
2) Mampu Mental
Mempunyai mental yang sehat, dan tidak memiliki kelainan atau
penyakit psikis yang tidak memungkinkan untuk melakukan pekerjaan
yang normal.
Di dalam angkatan kerja ada yang di sebut dengan penganggur,
pengangguran dan setengah pengangguran. Penganggur adalah orang
yang mampu bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan ingin bekerja atau
baik secara aktif, maupun pasif mencari pekerjaan. Adapun pengangguran
adalah kejadian atau keadaan orang sedang menganggur. Dalam makro
ekonomis pengertian pengangguran adalah sebagian dari angkatan kerja
yang sedang tidak mempunyai pekerjaan. Dalam pengertian mikro,
pengangguran adalah keadaan seseorang yang mampu dan mau
melakukan pekerjaan akan tetapi sedang tidak mempunyai pekerjaan.
Adapun yang dimaksud dengan setengah penganggur adalah
mereka yang mempunyai pekerjaan akan tetapi masih mempunyai waktu
terluang dan masih mencari pekerjaan tambahan. Sedangkan yang di
maksud dengan setengah pengangguran adalah mereka yang bekerja
kurang dari waktu yang biasanya berlaku bagi jenis pekerjaan yang
bersangkutan, sekalipun tidak mesti sama dengan setengahnya.
d. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah tersedianya lapangan kerja bagi angkatan
kerja yang membutuhkan pekerjaan. Kesempatan kerja pada hakikatnya
adalah sumber kepuasan manusia yang paling mendasar, merupakan
katalisosialnya, pelengkap status dan martabat yang terbaik bagi manusia.
15
Jika banyak tenaga kerja yang menganggur berarti terdapat
pemborosan sumber-sumber ekonomi. Mengenai perluasan lapangan kerja
yang merupakan salah satu masalah besar yang harus ditangani, maka
pemecahannya diletakkan dalam keseluruhan gerak dan arah
pembangunan.
Artinya semua program pembangunan, baik pembangunan sektoral
maupun pembangunan daerah, selalu diusahakan agar mampu
menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Sedangkan elastisitas
kesempatan kerja merupakan angka yang menunjukkan tingkat hubungan
fungsional antara pertumbuhan kesempatan kerja dengan laju
pertumbuhan ekonomi. Kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam pasal
27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi: “tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak”. Dari bunyi pasal tersebut sudah
jelas bahwa pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas penciptaan
lapangan kerja.
Dari pengertian kesempatan kerja tersebut, maka kesempatan kerja
dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1) Kesempatan kerja permanen yaitu kesempatan kerja yang
memungkinkan orang bekerja secara terus-menerus sampai mereka
pensiun atau tidak mampu lagi untuk bekerja. Misalnya adalah orang
yang bekerja pada instansi pemerintah atau swasta yang memiliki
jaminan sosial hingga hari tua dan tidak bekerja ditempat lain.
2) Kesempatan kerja temporer yaitu kesempatan kerja yang
memungkinkan seseorang bekerja dalam waktu yang relatif singkat,
kemudian menganggur untuk menunggu kesempatan kerja baru.
16
Misalnya adalah orang yang bekerja sebagai pegawai lepas pada
perusahaan swata dimana pekerja mereka tergantung order.
e. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu :
1) Peranan sistem pasaran bebas, smith mengatakan bahwa sistem
mekanisme pasar akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efisien dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh.
2) Perluasan pasar, semakin luas pasaran barang dan jasa, semakin tinggi
tingkat tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomi.
3) Spesialisasi dan kemajuan teknologi, spesialisasi dan perluasan
kegiatan ekonomi akan menggalahkan perkembangan teknologi dan
produktifitas meningkat.
B. Tinjauan Empiris
Tinjauan empiris merupakan hasil penelitian terdahulu yang
mengemukakan beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan modal dan
tenaga kerja terhadap nilai produksi atau faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi nilai produksi. Tujuan adanya tinjauan empiris yaitu sebagai
referensi, acuan serta perbandingan bagi penulis sebagai penunjang dalam
penulisan ini.
17
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No Nama dan
Tahun
Judul Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Nurul Janah skripsi Universitas Negeri Semarang (2018)
Pengaruh modal,
tenaga kerja, dan
teknologi
terhadap hasil
produksi monel
(studi kasus
industri monel di
kabupaten jepara)
Metode
deskriptif
kuantitarif
Ada pengaruh modal terhadap hasil produksi industri monel di Kabupaten Jepara secara parsial dan memberikan pengaruh positif yakni sebesar 25.91%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan modal yang tinggi maka akan meningkatkan jumlah hasil produksi monel, karena dalam proses produksi dibutuhkan biaya-biaya yang digunakan untuk pembelian bahan baku dan membayar gaji karyawan. Apabila jumlah modal yang tersedia bisa memenuhi seluruh kebutuhan dalam proses produksi, maka proses produksi akan berjalan dengan lancar dan akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi.
2 Luthvia
Istiqomah,
Etik Umiyati
dan Hardiani
(2018) (e-
Jurnal
Ekonomi
Sumberdaya
dan
Lingkungan
Vol. 7. No.1,
Januari –
Pengaruh modal
dan tenaga kerja
terhadap nilai
produksi industri
pisang salai di
Desa Purwobakti
Kecamat
an Bathin III
Kabupaten
Bungo.
Metode
kuantitatif
Deskriptif
Variabel Modal (X1) Dari
hasil perhitungan diperoleh
nilai probabilita = 0,000,
maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya modal awal
berpengaruh signifikan
terhadap nilai produksi
industri pisang salai di Desa
Purwobakti. Sedangkan
Variabel Tenaga Kerja (X2)
Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai probabilita =
18
April 2018) 0,000, maka Ho ditolak dan
Ha diterima artinya tenaga
kerja berpengaruh signifikan
terhadap nilai produksi
indsutri pisang salai di Desa
Purwobakti.
3 Arininoer
Maliha
skripsi
Universitas
Islam Negeri
Raden Intan
Lampung
(2018)
Pengaruh modal,tenaga kerja, dan bahan baku terhadap tingkat pendapatan industri kue dalam perspektif ekonomi islam ( studi kasus di
home industri
mitra cake
legundi sukarame
Bandar Lampung)
Metode
analisis
kuantitatif
Modal, tenaga kerja dan bahan baku secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan industri Mitracake Sukarame Bandar Lampung.
19
4 Riza
Fachrizal
(jurnal Ilmiah
agribisnis
dan
Perikanan
(agrikan
UMMU-
Ternate)
Volume 9
Edisi 2
(Oktober
2016)
pengaruh modal
dan tenaga kerja
terhadap produksi
industri kerajinan
kulit di Kabupaten
Merauke
Metode
kuantitatif
Arah hubungan pengaruh
dari variabel modal terhadap
produksi pada industri
kerajinan kulit di Kabupaten
Merauke adalah positif, yang
artinya bahwa apabila modal
meningkat maka produksi
akan meningkat dan
sebaliknya. Arah hubungan
pengaruh variabel tenaga
kerja terhadap produksi pada
industri kerajinan kulit di
Kabupaten Merauke adalah
positif artinya apabila tenaga
kerja meningkat maka
produksi akan meningkat dan
sebaliknya. Setiap terjadi
perubahan input produksi
baik itu modal atau pun
tenaga kerja berpengaruh
terhadap produksi pada
industri kerajinan kulit di
Kabupaten Merauke.
5 Titin Sofyan
(2019)
Pengaruh modal,
bahan baku, dan
tenaga kerja
terhadap produksi
industri tempe di
Kecamatan
Wonomulyo
Kabupaten
Polman
Metode
kuantitatif
Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai produksi industry tempe di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Bahan baku berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai produksi industri tempe di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai produksi indstri tempe di
20
Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar.
6 Erwin Fahmi
(2019)
Pengaruh modal,tenaga kerja dan produksi terhadap tingkat pendapatan di home industri UD Bagus Bakery Desa Serapuh Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun
kuantitatif Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dapat diketahui bahwa modal,tenagakerja dan produksi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil pendapatan UD Bagus Bakery. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi 0,000<0,05, dimana Fhitung(213,230)>Ftabel (2,63). Berarti H1 diterima dan H0 ditolakyakni modal, tenagakerja, dan produksi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UD Bagus Bakery Desa Serapuh Jln. Pandan Dusun II Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun.
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini menggunakan variabel modal usaha, tenaga kerja yang
digunakan, dan nilai produksi. Modal merupakan subtitusi dari tenaga kerja,
sedang nilai produksi atau jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis
faktor produksi tersebut (modal dan tenaga kerja), yaitu secara bersama-sama
digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.
Untuk tingkat produksi tertentu, dapat digunakan gabungan faktor produksi yang
berbeda.
Dalam prakteknya, faktor-faktor produksi berupa sumber daya manusia dan
non sumber daya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan dalam
menghasilkan barang atau jasa, pada suatu industri dengan asumsi faktor-faktor
produksi yang lain konstan, maka semakin besar modal yang digunakan akan
21
semakin besar permintaan tenaga kerja. Modal juga dapat digunakan untuk
membeli mesin/peralatan yang bisa menurunkan penyerapan tenaga kerja.
Intinya, pertambahan produktifitas kerja dapat mempengaruhi kesempatan
kerja. Perlu diingat bahwa selain modal, tenaga kerja merupakan faktor yang
mempengaruhi output (pengusaha atau suatu daerah). Kaitan modal, tenaga
kerja, dan nilai produksi dijabarkan secara sistematik seperti brikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan pada teori yang digunakan dan untuk masalah pendekatan
dan pencapaian tujuan penelitian ini, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai produksi
ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang.
2. Diduga tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai produksi
ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang.
3. Diduga modal dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai produksi ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang.
Modal (X1)
Tenaga kerja (X2)
Nilai produksi (Y)
Usaha ternak ayam
petelur
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Menurut (Sugiyono,
2012: 7), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono 2010:54). Jadi
penelitian dengan metode deskriptif merupakan penelitian yang akan
mendeskripsikan atau menguraikan permasalahan yang berkaitan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel dependen.
Dalam penelitian ini digunakan 3 variabel, yaitu 2 variabel independen
dan 1 variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang menjadi
penyebab adanya atau timbulnya perubahan variabel dependen, disebut juga
variabel yang mempengaruhi (Zulfikar, 2016). Sedangkan variabel dependen
adalah variabel yang dipengaruhi atau dikenal juga sebagai variabel yang
menjadi akibat karena adanya variabel independen (Zulfikar, 2016).
Berdasarkan penjelasan sebelumnya diketahui bahwa variabel
independen (variabel bebas) yaitu modal yang disimbolkan (X1) dan tenaga kerja
23
disimbolkan (X2), sedang variabel dependen (variabel terikat) yaitu nilai produksi
yang disimbolkan (Y).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi peneletian ini adalah di Kabupaten Enrekang. Pengusaha ternak
ayam petelur cukup banyak terdapat di Kabupaten Enrekang. Para pengusaha
ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang kebanyakan masih menggunakan
modal sendiri maupun tenaga kerja manual dalam menjalankan usahanya,
berdasarkan fenomena tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian di
Kabupaten Enrekang.
Waktu penelitian yaitu selama bulan agustus–oktober 2019 di mulai pada
saat pengambilan data pertama mengenai gambaran umum tentang Kabupaten
Enrekang hingga populasi dan sampel usaha ternak ayam petelur.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,
benda-benda dan ukuran lainnya, yang menjadi objek perhatian atau
kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Populasi merupakan
sekelompok orang, kejadian atau hal-hal yang menarik untuk diteliti yang
dibatasi oleh peneliti itu sendiri (Zulganef 2013:133). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua peternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang
yang berjumlah 100 unit usaha.
24
2. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi
perhatian. Dalam penelitian ini akan diambil beberapa sampel peternak yang
dipilih secara tidak acak (non random). Adapun penentuan sampel
menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya
harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan
perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat
dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :
𝑛 =𝑁
1+𝑁(𝑒)2
Keterangan:
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel
yang masih bisa ditolerir, e=0,1
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 unit usaha,
sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil
perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk
mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:
𝑛 =100
1 + 100(10%)2
𝑛 =100
1 + 100. (0,01)
𝑛 =100
2
25
𝑛 = 50
Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang menjadi responden dalam
penelitian ini di sesuaikan menjadi sebanyak 50 unit usaha.
D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan
data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang mengacu pada
informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan
dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data primer adalah
responden individu, kelompok fokus, internet juga dapat menjadi sumber data
primer jika kusioner disebarkan melalui internet (Uma Sekaran, 2011).
Untuk mengumpulkan data primer dari variabel-variabel dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan metode kusioner. Metode kusioner adalah suatu cara
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan
kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas
daftar pertanyaan tersebut (husein umar 2000:114).
Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan sendiri kusioner kepada para
peternak ayam petelur. Kusioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah model
terbuka karena pertanyaan mengharapkan responden untuk menuliskan
jawabannya yang berbentuk nominal, dan juga menggunakan model tertutup
yaitu memilih salah satu jawaban yang telah disediakan.
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh orang lain).
Data sekunder yang dikumpulkan yaitu berupa literatur ilmiah, buku, internet, dan
diktat kuliah yang berhubungan dengan topik penulisan ini sehingga tidak
26
diperlukan teknik sampling. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dasar-dasar
teori yang berhubungan dengan modal, tenaga kerja dan produksi ternak ayam
petelur.
Sumber data juga berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Enrekang dan Situs internet Badan Pusat Statisitik. Data yang diambil yaitu
modal, tenaga kerja dan produksi ternak ayam petelur.
E. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian analisis regresi linear berganda terhadap
hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian
asumsi klasik atas data yang akan diolah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau diambil dari populasi yang normal. Seperti
diketahui bahwa uji t parsial mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak
dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual berdistribusi
normal jika memiliki nilai signifikansi >0,05 (Imam Ghozali, 2011: 160-165).
27
b. Uji Multikolinearitas Data
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model
regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (Ghozali 2012:105). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Pengujian Multikolinearitas dilihat dari besaran VIF (variance
inflation factor) dan tolerance. Tolerance mengukur variabel independen
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi
nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1/tolerance). Nilai cutoff yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance >0,01 atau sama dengan nilai VIF
<10.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Imam Ghozali,
2011:110). Pada penelitian ini untuk menguji ada tidaknya gejala
autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu uji grafik plot, uji park, uji glejser,
dan uji white. Pengujian pada penelitian ini menggunakan Grafik Plot
antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya
28
SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
(Imam Ghozali, 2011: 139-143).
2. Regresi linear berganda
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linear berganda
karena variabel independen dalam penelitian lebih dari satu. Regresi linear
berganda yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah analisis
linear dengan dua variabel independen penelitian dan satu variabel dependen.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varibel-variabel X1, X2 terhadap
Y yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
a = konstanta
Y = Nilai produksi peternak ayam petelur
X1 = Modal
X2 = Tenaga kerja
b1...b2 = Koefisien regresi
e = Variabel pengganggu
3. Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukan kuat/tidaknya
hubungan linear antar dua variabel. Koefisien korelasi biasa dilambangkan
dengan huruf r dimana nilai r dapat bervariasi dari -1 sampai +1. Nilai r yang
mendekati -1 atau +1 menunjukan hubungan yang kuat antara dua variabel
tersebut dan nilai r yang mendekati 0 mengindikasikan lemahnya hubungan
antara dua variabel tersebut. Sedangkan tanda + (positif) dan – (negatif)
memberikan informasi mengenai arah hubungan antara dua variabel
29
tersebut. Jika bernilai positif maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan
yang searah. Dalam arti lain peningkatan X akan bersamaan dengan
peningkatan Y dan begitu juga sebaliknya. Jika bernilai negatif artinya
korelasi antara kedua variabel tersebut bersifat berlawanan. Peningkatan nilai
X akan dibarengi dengan penurunan Y.
Koefisien korelasi pearson atau Product Moment Coefficient of
Correlation adalah nilai yang menunjukan keeratan hubungan linear dua
variabel dengan skala data interval atau rasio. Perlu diketahui bahwa hasil
dari koefisien koefisien korelasi hanya bisa digunakan sebagai indikasi awal
dalam analisa. Nilai dari koefisien korelasi tidak dapat menggambarkan
hubungan sebab akibat antara variabel X dan Y. Untuk sampai pada adanya
hubungan sebab dan akibat diperlukan penelitian yang lebih intensif atau
dapat didasarkan pada teori yang ada dimana X mempengaruhi Y, atau Y
yang mempengaruhi X. koefisien korelasi hanya mengukur kekuatan
hubungan linear dan tidak pada hubungan non linear. Adanya hubungan
linear yang kuat diantara variabel tidak selalu berarti ada hubungan
kausalitas, sebab-akibat.
4. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi-variabel dependen (Imam Ghozali, 2011: 97).
30
5. Uji t-statistik
Untuk mengetahui signifikasi dari masing-masing variabel ditetapkan
hipotesis sebagai berikut :
Ho : b1 = 0 berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0 berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho diterima jika t-hitung < t-tabel atau–t-hitung >-t-tabel.
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel atau–t-hitung <-t-tabel.
6. Uji F Simultan
Analisis uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh simultan
variabel independen yaitu modal dan tenaga keja terhadap variabel dependen
yaitu nilai produksi peternak ayam petelur.
Hipotesis dalam uji F ini adalah :
Ho : bj=0 berarti secara simultan tidak ada hubungan yang signifikan antara
variabel independen dengan varibel dependen.
Ha : bj≠0 berarti secara simultan ada hubungan yang signifikan antara varibel
independen dengan variabel dependen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho diterima jika F-hitung < F-tabel.
Ho ditolak jika F-hitung > F-tabel.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Enrekang
1. Kondisi geografis Kabupaten Enrekang
Kabupaten Enrekang secara geografis terletak antara 3̊14’36’’-
350’00” Lintang Selatan dan antara 199̊ 40’53”-120 ̊6’33” Bujur Timur.Letak
geografis Kabupaten Enrekang berada di jantung jasirah Sulawesi Selatan
yang dalam peta batas wilayah memang bentuknya seperti jantung. Ibu kota
Kabupaten ini terletak di Kota Enrekang. Batas wilayah Kabupaten Enrekang
adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Tanah Toraja
b. Sebelah Timur : Kabupaten Luwu
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap
d. Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang
2. Luas Wilayah Kabupaten Enrekang
Secara keseluruhan Kabupaten Enrekang memiliki wilayah seluas
1.786.01 km². Kabupaten Enrekang terbagi menjadi 12 kecamatan dan secara
keseluruhan terbagi lagi dalam satuan wilayah yang kecil yaitu terdiri atas 129
wilayah desa/kelurahan.
Tabel 4.1 Luas Daerah Per Kecamatan di Kabupaten Enrekang Tahun 2014
No Nama
Kecamatan
Luas Area (km²) Persentase Terhadap Luas
Enrekang (%)
1 Maiwa 392.87 21.99
2 Bungin 236.84 13.26
32
3 Enrekang 291.19 16.30
4 Cendana 91.01 5.10
5 Baraka 159.15 8.91
6 Buntu Batu 126.65 7.09
7 Anggeraja 125.34 7.02
8 Malua 40.36 2.26
9 Alla 24.66 1.94
10 Curio 178.51 9.99
11 Masalle 68.35 3.83
12 Baroko 41.08 2.30
Kabupaten Enrekang 1.786 100
Sumber : Kabupaten Enrekang Dalam Angka 2014, BPS Enrekang
Berdasarkan tabel 3.1, terlihat bahwa Kecamatan Maiwa memiliki daerah
terluas yakni sebesar 392,87 km² (22%) sedangkan yang terkecil adalah
Kecamatan Alla sebesar 34,88 km² (1,94%).
3. Topografi Wilayah Kabupaten Enrekang
Wilayah Kabupaten Enrekang pada umumnya mempunyai wilayah
topografi yang bervariasi berupa perbukitan,pegunungan, lembah dan sungai
dengan ketinggian 47- 3.293 m dari permukaan laut serta tidak mempunyai
wilayah pantai. Secara umum keadaan topografi wilayah didominasi oleh
bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah Kabupaten
Enrekang, sedangkan yang datar hanya 15,04%. Musim yang terjadi di
Kabupaten Enrekang ini hampir sama dengan musim yang ada di daerah lain
yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu musim hujan dan musim kemarau
33
dimana musim hujan terjadi pada bulan November-Juli sedangkan musim
kemarau terjadi pada bulan Agustus-Oktober.
Selama setengah dasawarsa terakhir telah terjadi perubahan wilayah
administrasi pemerintahan baik pada tingkat kecamatan maupun level
desa/kelurahan. Pada Tahun 1995 di Kabupaten Enrekang hanya terdapat 54
desa/kelurahan yang tersebar pada 5 kecamatan. Dengan adanya perubahan
situasi dan kondisi wilayah, maka pemekaran desa/kelurahan sudah menjadi
keharusan.
Maka pada tahun 1997, jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten
Enrekang telah bertambah dari 78 desa/kelurahan. kondisi tahun 1996,
menjadi108 desa/kelurahan. Demikian halnya pada tingkat kecamatan, yang
semula hanya 5 kecamatan menjadi 9 kecamatan. Pada pertengahan tahun
2003 terjadi pemekaran sehingga bertambah lagi sebanyak 3 desa menjadi
111 desa/kelurahan. Kemudian pada akhir tahun 2006 terjadi pemekaran
desa dan kecamatan menjadi 11 kecamatan dan 112 desa/kelurahan.
Terakhir pada tahun 2008 kembali mengalami pemekaran menjadi 12
kecamatan dan 129 desa/kelurahan. Dari 12 Kecamatan tersebut, kecamatan
terluas adalah Kecamatan Maiwa yaitu 392,87 km² atau 22% dari luas
Kabupaten Enrekang, sedangkan Kecamatan yang mempunyai luas terkecil
adalah Kecamatan Alla yaitu 34,66 km² atau 1,94% dari luas Kabupaten
Enrekang.
Ditinjau dari kerangka pengembangan wilayah maupun secara geografis
Kabupaten Enrekang juga dapat dibagi kedalam dua kawasan yaitu Kawasan
Barat Enrekang (KBE) dan Kawasan Timur Enrekang (KTE). KBE meliputi
Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Enrekang dan
34
Kecamatan Cendana, sedangkan KTE meliputi Kecamatan Curio, Kecamatan
Malua, Kecamatan Baraka, Kecamatan Bungin dan Kecamatan Maiwa. Luas
KBE kurang lebih 659,03 Km 2 atau 36,90% dari Luas Kabupaten Enrekang
sedangkan luas KTE kurang lebih 1.126,98 Km2 atau 63,10% dari, Luas
wilayah Kabupaten Enrekang.
Dilihat dari aktifitas perekonomian, tampak ada perbedaan antara kedua
wilayah tersebut. Pada umumnya aktifitas perdagangan dan industri berada
pada wilayah KBE. Selain itu industry jasa seperti transportasi,
telekomunikasi, hotel, restoran, perbankan,perdagangan industri pengolahan
hasil pertanian berpotensi dikembangkan di wilayah tersebut. Sedangkan KTE
yang selama ini dianggap relatif tertinggal bila dilihat dari ketersedian sarana
dan prasarana sosial ekonomi, sangat memadai dari segi potensi
SDA,sehingga amat potensial untuk pengembangan pertanian dalam arti yang
luas yaitu pertanian tanaman pangan/hortikultura, perkebunan dan
pengembangan hutan rakyat.
4. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kabupaten Enrekang untuk tahun 2016 adalah
sebanyak 201.614 jiwa. Dengan kepadatan penduduk mencapai 105 jiwa/km².
Tabel 4.2 Jumlah penduduk per kecamatan tahun 2016
No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Per Kecamatan
(Jiwa)
1 Maiwa 24.782
2 Bungin 4.452
3 Enrekang 32.221
35
4 Cendana 8.833
5 Baraka 22.455
6 Buntu Batu 13.602
7 Anggeraja 25.330
8 Malua 8.166
9 Alla 22.201
10 Curio 16.108
11 Masalle 12.881
12 Baroko 10.583
Kabupaten Enrekang 201.614
Sumber : Kabupaten Enrekang Dalam Angka 2016, BPS Enrekang
Berdasarkan tabel 3.2, Kecamatan Enrekang memiliki jumlah
penduduk yang paling banyak jika dibandingkan dengan Kecamatan yang lain
yaitu sebesar 29.857 jiwa. Hal ini karena Kecamatan ini berada di ibu kota
Kabupaten dengan penduduk yang heterogen. Adapun kecamatan dengan
penduduk yang paling sedikit yaitu Kecamatan Bungin dengan jumlah
penduduk sebesar 4.382 jiwa dan merupakan Kecamatan yang baru
dimekarkan.
5. pemerintahan
Kabupaten Enrekang telah beberapa kali mengalami pergantian
bupati sejak awal mula terbentuknya yaitu pada tanggal 1960. Tercatat sudah
13 bupati yang pernah menjabat hingga sekarang.
a. Visi Kabupaten Enrekang tahun 2018-2023:
“ Enrekang maju, aman, sejahtera (EMAS) yang berkelanjutan dan religius”
36
1) Enrekang
Dimaknai sebagai suatu kesatuan masyarakat Enrekang yang
menjadi objek gerakan pembangunan daerah.
2) Maju
a) Perekonomian daerah meningkat
b) Kualitas SDM (pendidikan, kesehatan, dan kesekjahteraan)
c) Infrastruktur lebih memadai
d) Penerapan teknologi
3) Aman
a) Keadaan yang lebih kondusif bagi aktivitas pemerintahan, sosial
budaya, dan investasi
b) Keadaan yang menggambarkan perwujudan dari kepercayaan yang
tinggi dari masyarakat kepada pemerintah sehingga dapat menikmati
kehidupan yang lebih baik dan bermutu.
4) Sejahtera
a) Peningkatan kualitas hidup masyarakat (IPM)
b) Peningkatan pendapatan masyarakat
c) Penurunan angka kemiskinan
5) Berkelanjutan
a) Menunjukkan dan mengakselerasi prioritas dan kebijakan
pembangunan daerah.
b) Memperhatikan kaidah-kaidah pembangunan yang berwawasan
lingkungan, memperhatikan tata ruang dan keseimbangan
37
6) Religius
a) Dimensi dari insan yang bertaqwa yakni berperilaku taat dan takut
kepada Tuhan
b) Pengembangan kepribadian dan karakter seseorang, yaitu karakter
yang memiliki keteguhan terhadap nnilai-nilai agama, kepekaan
sosial yang tinggi, dan mampu mengatasi persoalan dengan baik,
bijak, dan tegas
b. Misi Kabupaten Enrekang tahun 2018-2023:
1) Meningkatkan kualitas dan ketersediaan infratruktur pelayanan public
2) meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing, penguasaan
teknologi, bermoral, dan berimtaq
3) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai dengan
jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat
tanpa diskriminasi gender
4) Meningkatkan skala usaha ekonomi kerakyatan dan pendapatan
masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri.
5) Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengelolaan sumber daya
alam secara optimal dan berwawasan lingkungan.
B. Penyajian data
a) Gambaran umum usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang
Usaha peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Enrekang dinilai
sangat prospektif, dilihat dari segi pemasaran. Mengingat harga telur saat ini
relatif lebih stabil. Populasi ternak di Kabupaten Enrekang pun semakin
bertambah.
38
Tabel 4.3
Populasi ayam petelur per Kecamatan di Kabupaten Enrekang
No Nama Kecamatan Jumlah ayam petelur (ekor)
1 Maiwa 852.700
2 Bungin -
3 Enrekang 8.500
4 Cendana 13.500
5 Baraka -
6 Buntu Batu -
7 Anggeraja 8.450
8 Malua -
9 Alla 9.500
10 Curio -
11 Masalle -
12 Baroko -
Total 892.650
Sumber : DISNAKIN Kabupaten Enrekang, 2016
tabel 4.3 memperlihatkan bahwa total populasi ayam petelur di
Kabupaten Enrekang yaitu sebanyak 892.650 ekor. Populasi ayam petelur
terbanyak berada di Kecamatan Maiwa yaitu sebanyak 852.700 ekor atau
mencapai 95% dari total populasi yang ada.
b) Profil dan karakteristik responden
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha ternak ayam petelur di
Kabupaten Enrekang. Adapun jumlah responden yang ditentukan sebagai
sampel adalah sebanyak 50 unit usaha.
39
Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi responden dalam
penelitian ini maka diperlukan gambaran mengenai karakteristik responden.
Adapun gambaran karakteristik responden adalah sebagai berikut :
a. Responden berdasarkan Jenis kelamin
Enrekang yang menjadi responden dalam penelitian ini. Karena itu
Jenis kelamin responden merupakan masyarakat laki–laki atau perempuan
yang berada di Kabupaten, disajikan profil responden berdasarkan jenis
kelamin pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
1 Laki-Laki 45 90 %
2 Perempuan 5 10 %
Total 50 100 %
Sumber : Data primer, 2019
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah responden
berjenis kelamin kelamin laki-laki yakni sebesar 45 orang dengan presentase
sebesar 90% sedangkan jumlah responden berjenis kelamin perempuan
sebesar 5 orang dengan presentase sebesar 10 %.
b. Karakteristik berdasarkan umur
Faktor umur merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan seorang peternak karena berhubungan dengan kemampuan
fisik dan cara berfikir dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.
40
Umur peternak responden yang dijadikan sampel pada umumnya masih
berada pada kisaran umur produktif.
Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan umur
No Umur Jumlah Persentase
1 20 - 30 tahun 11 22%
2 31– 40 tahun 17 34%
3 41 – 50 tahun 20 40%
4 50 tahun ke atas 2 4%
Total 50 100%
Sumber : Data primer, 2019
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa pengusaha dengan umur 20-
30 tahun berjumlah 11 orang atau 22%, umur 31-40 tahun berjumlah 17
orang atau 34%, umur 41-50 tahun berjumlah 20 atau 40%, dan umur 50
tahun keatas berjumlah 2 orang atau 4% dari keseluruhan responden.
c. Karakteristik berdasarkan pendidikan
Untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan di
peternakan, orang yang hanya memiliki keterampilan belum cukup, karena
itu seseorang juga perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan dapat dimiliki oleh mereka yang mengikuti pendidikan formal
atau nonformal. Tingkat pendidikan formal dijadikan sebagai salah satu
ukuran karena memiliki rentang waktu dan standar tertentu. Tingkat
pendidikan formal yang umum pada masyarakat kita yaitu dari tingkat
pendidikan dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Adapun tingkat pendidikan
responden dapat dilihat pada Tabel 4.6
41
Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan pengusaha ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang
No Pendidikan jumlah Persentase
1 Sarjana 6 12%
2 SMA 34 68%
3 SMP 10 20%
4 SD - -
Total 50 100%
Sumber : data primer, 2019
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa pengusaha ternak ayam petelur
dengan tingkat pendidikan sarjana adalah 6 orang atau 12%, SMA
berjumlah 34 orang atau 68%, SMP berjumlah 10 orang atau 20% dari
keseluruhan responden. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengusaha
ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang mempunya tingkat pendidikan
yang relatif baik.
c) Analisis Uji Asumsi Klasik
Analisis uji prasyarat dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik
sebagai salah satu syarat dalam menggunakan analisis korelasi dan regresi
berganda yang terdiri atas uji normalitas, uji autokorelasi dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal
atau mendekati normal. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Grafik Normal P-Plot dengan cara melihat penyebaran
42
datanya. Jika hasil data ploting menyebar disekitar atau mendekati garis
diagonal maka data tersebut dapat dikatakan menyebar secara normal.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada grafik.
Gambar. 4.1
Grafik Hasil Uji Normal P-Plot
Sumber: Data diolah SPSSV23, 2019
Dari grafik P-Plot terlihat bahwa data menyebar mendekati garis
diagonal sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi
normal. Untuk mengetahui data terdistribusi dengan normal adalah
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov sebagai berikut:
43
Tabel 4.7
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 40.08072177
Most Extreme
Differences
Absolute .081
Positive .081
Negative -.046
Test Statistic .081
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data diolah SPSSV23, 2019
Dari tabel 4.7 diperoleh nilai sig sebesar 0,200 yang berarti lebih besar
dari 0,05, maka dapat dinyatakan data terdistribusi dengan normal.
b. Uji Multikolinearitas Data
Uji Multikolinearitas berguna untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Cara mengetahui
ada tidaknya penyimpangan uji multikolinearitas adalah dengan melihat
nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel independen, jika nilai
44
Tolerance > 0.10 dan nilai VIF <10, maka data bebas dari gejala
multikolinearitas.
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 12.395 15.439 .803 .426
Modal 9.178E-8 .000 .428 3.597 .001 .369 2.712
Tenaga
Kerja 39.089 9.514 .489 4.109 .000 .369 2.712
a. Dependent Variable: Nilai Produksi Sumber: Data diolah SPSSV23, 2019
Berdasarkan tabel 4.8, hasil perhitungan nilai Tolerance tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10 dengan
nilai Tolerance masing-masing variabel independen yaitu modal sebesar
0,369 dan tenaga kerja sebesar 0,369. Sementara itu hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal serupa yaitu
tidak adanya nilai VIF dari variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10 dengan nilai VIF masing-masing variabel independen yaitu sebesar
2,712 dan tenaga kerja sebesar 2,712. Merujuk hasil perhitungan nilai
Tolerance dan VIF dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas
antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji suatau regresi linear ada
korelasi antara variabel atau tidak. Apabila terjadi autokorelasi, maka
dinamakan ada suatu problem autokorelasi. Model regresi yang baik
45
seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Berikut hasil uji autokorelasi dibawah
ini:
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .869a .755 .744 40.925 1.258
a. Predictors: (Constant), Tenaga Kerja, Modal
b. Dependent Variable: Nilai Produksi
Sumber: Data diolah SPSSV23, 2019
Pada tabel menunjukan angka Durbin-Watson sebesar 1.258 angka
ini memenuhi kriteria yang terletak antara 0-2, sehingga dapat disimpulkan
tidak terjadi autokorelasi pada data yang dianalisis.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residual
memiliki ragam yang homogen (konstan) atau tidak. Pengujian
heteroskedastisitas diharapkan residual memiliki ragam yang homogen
untuk melihat adanya heteroskedastisitas pada grafik Scatterplot berikut ini:
46
Gambar 4.2 Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas.
Sumber: Data diolah SPSSV23, 2019
Dari grafik menunjukan bahwa titik-titik menyebar secara acak yang
dalam penyebarannya tidak membentuk pola tertentu hal ini berarti bahwa
tidak terdapat indikasi adanya heteroskedastisitas pada model yang di uji
sehingga asumsi ini terpenuhi.
d) Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk membuktikan hipotesis yang
diajukan sebelumnya bahwa analisis regresi dilakukan untuk mengatahui
tingkat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat baik secara
simultan maupun parsial, serta menguji hipotesis penelitian yang telah
ditetapkan sebelumnya. Berikut hasil analisis regresi linear berganda pada
tabel 4.10.
47
Tabel 4.10
Hasil Anlisis Regersi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.395 15.439 .803 .426
Modal 9.178E-8 .000 .428 3.597 .001
Tenaga
Kerja 39.089 9.514 .489 4.109 .000
a. Dependent Variable: Nilai Produksi
Sumber : Data diolah SPSSV23, 2019
Pada tabel menunjukkan hasil pengolahan dengan menggunakan
SPSSV23 maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y= a+b1X1 + b2X2 + e
Y= 12.395 + 0,91X1 + 39.089X2
Persamaa dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a) apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah dengan
sendirinya sebesar nilai konstanta yaitu 12.395.
b) apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar
0,91 setiap satu satuan X1.
c) apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar
39.089 setiap satu satuan X2
48
Persamaan dapat disimpulkan bahwa variabel modal (X1) dan tenaga
kerja (X2) memiliki pengaruh positif terhadap nilai produksi (Y), artinya setiap
peningkatan modal maka juga akan meningkatkan nilai produksi dengan
asumsi tenaga kerja konstan, dan setiap peningkatan jumlah tenaga kerja
akan diikuti peningkatan nilai produksi, dengan asumsi faktor modal konstan.
Besaran pengaruh modal (X1) terhadap nilai produksi (Y) adalah 0,91 dan
tenaga kerja (X2) terhadap nilai produksi (Y) adalah 39,089.
d) Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukan kuat/tidaknya hubungan
linear antar dua variabel. Koefisien korelasi biasa dilambangkan dengan huruf
r dimana nilai r dapat bervariasi dari -1 sampai +1. Nilai r yang mendekati -1
atau +1 menunjukan hubungan yang kuat antara dua variabel tersebut dan
nilai r yang mendekati 0 mengindikasikan lemahnya hubungan antara dua
variabel tersebut. Sedangkan tanda + (positif) dan – (negatif) memberikan
informasi mengenai arah hubungan antara dua variabel tersebut. Jika bernilai
positif maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang searah. Dalam
arti lain peningkatan X akan bersamaan dengan peningkatan Y dan begitu
juga sebaliknya. Jika bernilai negatif artinya korelasi antara kedua variabel
tersebut bersifat berlawanan. Peningkatan nilai X akan dibarengi dengan
penurunan Y.
Berdasarkan pada tabel 4.8, terlihat nilai koefisien korelasi (R) sebesar
0,869. Nilai tersebut megartikan bahwa hubungan modal dan tenaga kerja
terhadap nilai produksi adalah sangat kuat.
49
e) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi-variabel dependen (Imam Ghozali, 2011: 97).
Pada tabel 4.8, menunjukkan nilai 𝑅2= 0,755. Nilai tersebut memberi
indikasi bahwa naik/turunnya nilai produksi adalah disebabkan oleh modal dan
tenaga kerja yakni sebesar 75,5% selebihnya sebesar 24,5% adalah
disebabkan oleh faktor lain yang yang tidak diteliti atau diluar model.
f) Pengujian
a. Uji secara Parsial
Tabel 4.11 hasil uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 Constant) 12.395 15.439 .803 .426
Modal 9.178E-8 .000 .428 3.597 .001
Tenaga
Kerja 39.089 9.514 .489 4.109 .000
a Dependent Variable: Nilai Produksi
Sumber : Data diolah SPSSV23, 2019
50
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau
secara parsial variabel independen (modal dan Tenaga Kerja) terhadap
Variabel dependen (Nilai Produksi).
Tabel 4.12 T tabel
51
T tabel digunakan untuk membantu kita menentukan hipotesis. Hal
ini dilakukan dengan cara perbandingan antara statistik hitung dengan
statistik uji.
Dapat dilihat pada tabel 4.11 dan gambar 4.3 nilat t-hitung untuk
variabel modal adalah sebesar 3.597, sedangkan nilai t-tabel adalah
sebesar 1.677 (df=50-2-1=47) sehingga dapat disimpulkan bahwa t-
hitung > lebih besar dari t-tabel. Selain itu nilai signifikannya adalah
sebesar 0,05, artinya variabel modal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai produksi.
Nilai t hitung pada variable tenaga kerja sebesar 4.109 sedangkan
nilai t tabelnya sebesar 1.677 dengan nilai signifikan sebesar 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel
sehingga variabel tenaga kerja berpengaruh secara positif terhadap nilai
produksi
b. Uji secara Simultan
Untuk melakukan pengujian secara simultan antara variabel modal
dan tenaga kerja terhadap nilai produksi adalah menggunakan uji F.
untuk kepentingan tersebut maka digunakan tabel ANOVA (Analysis of
variance) seperti ditunjukkan dalam tabel 4.12.
52
Tabel 4.13 Uji F (Uji Simultan)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 242132.371 2 121066.186 72.286 .000b
Residual 78716.749 47 1674.824
Total 320849.120 49
a. Dependent Variable: Nilai Produksi
b. Predictors: (Constant), Tenaga Kerja, Modal
Sumber : Data diolah SPSSV23, 2019
Hasil olah data (tabel 4.13) menunjukkan F hitung=72,286 sedang
F tabel dengan α=0,05 dan derajat bebas (degress of freedom) df1=3-1=2
dan df2=50-3=47 diperoleh nilai sebesar 3,20. Oleh karena F hitung lebih
besar dari F tabel maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan dari modal (X1) dan tenaga kerja (X2) terhadap nilai produksi
(Y) pada taraf kebenaran 95%.
C. Pembahasan
1. Pengaruh parsial modal dan tenaga kerja terhadap nilai produksi usaha ternak
ayam petelur di Kabupaten Enrekang.
a. Pengaruh modal terhadap nilai produksi usaha ternak ayam petelur di
Kabupaten Enrekang
Hasil penilitian menunjukkan nilai t hitung sebesar 3.597,
sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1.677 dengan nilai signifikan 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa t tabel lebih besar dari t hitung, maka
53
Hipotesis diterima, dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa
koefisien modal (X1), memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
porduksi ternak ayam petelur.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan modal yang tinggi
maka akan meningkatkan jumlah hasil produksi, karena dalam proses
produksi dibutuhkan biaya-biaya yang digunakan untuk pembelian bahan
baku, peralatan dan membayar gaji pekerja. Apabila jumlah modal yang
tersedia bisa memenuhi seluruh kebutuhan dalam proses produksi, maka
proses produksi akan berjalan dengan lancar dan akan berpengaruh
terhadap peningkatan hasil produksi. Jika pengusaha ternak ayam petelur
menambah jumlah modal mereka, maka akan meningkatkan jumlah
produksi. Sehingga kapasitas output akan menjadi lebih besar. Apabila
jumlah produksi bertambah banyak maka laba yang diperoleh pengusaha
ternak ayam petelur juga akan bertambah.
Berdasarkan hasil analisis mengartikan bahwa para pengusaha
ternak ayam petelur perlu memperhatikan jumlah modal, karena variabel ini
dapat menentukan tingkat produksi. Pengusaha hendaknya meningkatkan
jumlah modal yang digunakan bila memang memungkinkan, sehingga nilai
produksi juga akan meningkat.
b. Pengaruh tenaga kerja terhadap nilai produksi usaha ternak ayam petelur
di Kabupaten Enrekang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 4.109
sedangkan nilai t tabelnya sebesar 1.677 dengan nilai signifikan sebesar
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel
sehingga variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
54
nilai produksi. Sehingga hipotesis diterima, dengan demikian hasil
penelitian menunjukkan bahwa koefisen tenaga kerja memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai produksi usaha ternak ayam petelur.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja secara
signifikan mempengaruhi nilai produksi. Artinya apabila pengusaha ternak
ayam petelur menambah jumlah tenaga kerja, maka jumlah produksi yang
dihasilkan akan bertambah pula. Jika jumlah produksi bertambah maka
laba yang diperoleh pengusaha ternak ayam petelur juga akan bertambah.
Sehingga pengusaha mampu memberikan pendapatan yang lebih besar
kepada tenaga kerja.
Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang
penting untuk diperhatikan dalam proses produksi. Hal ini sesuai dengan
keadaan usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang, dimana
jumlah tenaga kerja sangat berpengaruh positif terhadap proses produksi.
2. Pengaruh simultan modal dan tenaga kerja terhadap nilai produksi usaha
ternak ayam petelur di Kabupaten Enrekang.
Hasil uji simultan: variabel modal (X1) dan tenaga Kerja (X2)
berpengaruh terhadap nilai produksi usaha ternak ayam petelur (Y). Hasil dari
nilai F hitung adalah sebesar 72.286 dengan signifikan sebesar 0,05 atau 5%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ho diterima. Hasil ini menyatakan bahwa
secara simultan semua variabel bebas yaitu modal (X1) dan Tenaga Kerja
(X2) berpengaruh positif terhadap nilai produksi ternak ayam petelur (Y).
Artinya variabel modal dan tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap nilai produksi usaha ternak ayam petelur.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara parsial masing-masing variabel bebas (Modal dan tenaga kerja)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai produksi.
2. Kemudian pengujian secara simultan diketahui bahwa variabel modal dan
tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat, yakni nilai produksi.
3. setiap peningkatan modal maka juga akan meningkatkan nilai produksi
dengan asumsi tenaga kerja konstan, dan setiap peningkatan jumlah tenaga
kerja akan diikuti peningkatan nilai produksi, dengan asumsi faktor modal
konstan. Atau dengan kata lain apabila modal atau tenaga kerja meningkat
maka nilai produksi juga akan meningkat.
4. Dari hasil analisis regresi linear berganda diperoleh nilai statistik t hitung
variabel modal (X1) sebesar 3.597 dan tenaga kerja (X2) sebesar 4.109, yang
lebih besar dari t tabel (1.677) dengan nilai signifikansi yang berturut-turut
sebesar 0.05 dan 0.00, sehingga hipotesis diterima dan dapat disimpulkan
bahwa X1 dan X2 mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap variabel Y.
B. Saran
Melihat dari analisis pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap nilai
produksi usaha ternak ayam petelur, maka saran penelitian yang dapat
dikemukan adalah sebagai berikut:
56
1. Pemerintah daerah Kabupaten Enrekang diharapkan dapat membantu
para pengusaha ternak ayam petelur, dengan cara salah satunya yaitu
memberikan bantuan berupa pinjaman modal usaha untuk meningkatkan
produktivitas para peternak.
2. Para pengusaha ternak ayam petelur harus mendapat perhatian khusus
dari dinas terkait, dalam hal ini dinas peternakan dan perikanan
Kabupaten Enrekang, agar mereka mendapatkan sosialisasi pengelolaan
modal maupun tenaga kerja yang lebih baik.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
referensi yang terkait dengan pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap
nilai produksi usaha ternak ayam petelur agar hasil penelitiannya dapat
lebih baik dan lebih lengkap lagi.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arininoer Maliha. 2018. Pengaruh modal,tenaga kerja, dan bahan baku terhadap
tingkat pendapatan industri kue dalam perspektif ekonomi islam (studi
kasus di home industri mitra cake legundi sukarame bandar lampung).
Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Arizali, Aufar. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Umkm. Bandung: Universitas Widyatama
BPS Kabupaten Enrekang. 2014. Jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten
Enrekang
Disnakin Kabupaten Enrekang. 2017. Populasi ayam petelur per Kecamatan di Kabupaten Enrekang
Erwin Fahmi. 2019. pengaruh modal,tenaga kerja dan produksi terhadap tingkat pendapatan di home industri ud bagus bakery desa serapuh kecamatan gunung malela kabupaten simalungun. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Fachrizal, Riza. 2016. Pengaruh Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Industri Kerajinan Kulit Di Kabupaten Merauke. Jurnal UMMU-Ternate:
Ternate
Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Produksi dan Operasi. Alfabeta: Bandung Gregory, N,. Mankiw. 2011. Principles of Economics ( Pengantar Ekonomi Mikro). Jakarta: Salemba Empat
Husein, umar. 2000. Research Methods In Finance And Banking. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Istiqomah, Luthvia,. Umiyati, Etik dan Hardiani. 2018. Pengaruh Modal Dan
Tenaga Kerja Terhadap Nilai Produksi Industri Pisang Salai Di Desa Purwobakti Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo. Jurnal Universitas Jambi: Jambi
Krisno, R. D. A. 2013. Kelayakan Usaha Budidaya Ayam Petelur ( Analisi Biaya
Manfaat dan BEP Pada Keanu Farm, Kendal ). Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang ( Skripsi ) h: 6-10
Listyawan, Ardinugraha. 2011. Pengaruh Modal Usaha Terhadap Pendapatan
Usaha Pengusaha Industri Kerajinan Perak di Desa Sodo Kecamatan Paliyan Kabupaten Gunung Kidul. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta
Mahayasa, Adi,. Bagus, Ida, Yuliarmi,. nyoman Ni. 2017. Pengaruh Modal,
Teknomogi dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi dan Pendapatan Usaha Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana.6(8) hal:217-223.
58
Ng’ombe, J., Kalinda, T., Tembo, G., & Kuntashula, E. 2014. Econometric Analysis of the Factors that Affect Adoption of Conervation Farming Practices by Smallholder Farmers in Zambia. Journal of Sustainable Development. 7(4).Pp. 124-138.
Nurul Janah. 2017. pengaruh modal, tenaga kerja, dan teknologi terhadap hasil
produksi monel (studi kasus industri monel di kabupaten jepara). Skripsi. universitas Negeri Semarang
Pradasari. 2013. keuntungan Menjalankan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur.
http//www.pradasari.postby.com/keuntungan-menjalankan-usaha peternakan-ayam-ras-petelur. Diakses (tanggal 27 mei 2019)
Sari, Novita. 2016. Kiat Sukses Beternak Ayam Petelur. Lumenta publishing:
Jawa Barat Sekaran, Uma. 2011. Research Methods For Business Edisi 1 and 2. Salemba
Empat. Jakarta Sriyana, Jaka. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah
(UKM): Studi Kasus Di Kabupaten Bantul. Jurnal Bisnis Keuangan dan Akutansi
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R&D. Alfabeta. Bandung Titin Sofyan. 2019. Pengaruh Modal, Bahan Baku, Dan Tenaga Kerja Terhadap
Produksi Industri Tempe di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polman. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nobel Indonesia Makassar
Wardianingsih, S. S. and Retno Susanti. 2017. Pengaruh Modal Kerja, Asset,
Dan Omzet Penjualan Terhadap Laba Ukm Catering Di Wilayah Surakarta, JPSB, 5(1), PP. 84-93
Widiyanto, Agu, Mikha. 2013. Statistika Terapan; Konsep Dan Aplikasi SPSS
Dalam Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi, Dan lmu Sosial Lainnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Zulfikar. 2016. Pengantar pasar modal dengan pendekatan statistika.
Yogyakarta: Deepublish Zulganef. 2013. Metode Penelitian Social Dan Bisnis. Graha Ilmu. Yogyakarta
59
LAMPIRAN
60
LAMPIRAN 1
N0 Jenis kelamin
Umur Tingkat pendidikan
Modal (x1) Tenaga kerja (x2)
Nilai produksi (y)/ Rak
1 L 29 Sarjana 500.000.000 2 120
2 P 37 SMA 600.000.000 3 140
3 L 33 SMP 100.000.000 2 130
4 L 41 SMA 250.000.000 1 55
5 L 56 SMA 800.000.000 3 155
6 L 42 SMP 200.000.000 2 115
7 L 45 SMA 250.000.000 2 45
8 L 28 SMA 850.000.000 3 230
9 L 56 SMA 1.000.000.000 4 265
10 L 30 SMP 200.000.000 1 40
11 L 49 SMA 700.000.000 2 150
12 P 32 SMA 1.300.000.000 4 355
13 L 50 Sarjana 1.500.000.000 5 410
14 L 27 SMA 1.000.000.000 3 250
15 L 28 SMP 600.000.000 3 133
16 L 37 SMA 1.200.000.000 3 160
17 L 26 SMP 300.000.000 1 50
18 L 35 SMA 100.000.000 2 100
19 L 37 SMA 950.000.000 3 310
20 L 37 SMA 700.000.000 2 190
21 L 44 SMA 450.000.000 2 170
22 L 35 SMP 500.000.000 3 200
23 L 29 SMA 1.150.000.000 3 270
24 L 48 Sarjana 600.000.000 1 160
25 L 33 SMA 750.000.000 3 180
26 L 41 SMP 120.000.000 2 90
27 P 25 SMA 1.250.000.000 5 300
28 L 46 Sarjana 900.000.000 3 170
29 L 47 SMA 145.000.000 2 110
30 L 30 SMA 630.000.000 2 200
31 L 50 SMA 780.000.000 3 220
32 L 35 SMP 550.000.000 2 180
33 L 49 SMA 200.000.000 1 70
34 L 38 SMA 150.000.000 1 55
35 L 44 SMP 350.000.000 2 100
36 L 32 SMA 850.000.000 3 165
37 L 28 SMA 650.000.000 2 120
38 L 45 Sarjana 700.000.000 3 180
39 L 47 SMA 1.000.000.000 3 235
40 L 49 SMA 150.000.000 1 40
41 L 37 SMA 550.000.000 2 120
42 L 46 SMA 800.000.000 4 180
43 L 38 SMA 950.000.000 3 200
61
44 L 43 SMA 1.050.000.000 4 220
45 L 31 SMP 400.000.000 2 140
46 L 40 SMA 300.000.000 1 100
47 L 27 SMA 130.000.000 1 75
48 P 46 SMA 600.000.000 2 150
49 P 39 Sarjana 350.000.000 2 110
50 L 28 SMA 750.000.000 2 175
Lampiran 2
1. Uji normalitas
Hasil pengolahan data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 40.08072177
Most Extreme
Differences
Absolute .081
Positive .081
62
Negative -.046
Test Statistic .081
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance
2. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 12.395 15.439 .803 .426
Modal 9.178E-8 .000 .428 3.597 .001 .369 2.712
Tenaga
Kerja 39.089 9.514 .489 4.109 .000 .369 2.712
a. Dependent Variable: Nilai Produksi
3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .869a .755 .744 40.925 1.258
a. Predictors: (Constant), Tenaga Kerja, Modal
b. Dependent Variable: Nilai Produksi
4.Uji Heteroskedastisitas
63
5. Regresi linear berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.395 15.439 .803 .426
Modal 9.178E-8 .000 .428 3.597 .001
Tenaga
Kerja 39.089 9.514 .489 4.109 .000
a. Dependent Variable: Nilai Produksi
64
6. Uji T parsial
hasil uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 Constant) 12.395 15.439 .803 .426
Modal 9.178E-8 .000 .428 3.597 .001
Tenaga
Kerja 39.089 9.514 .489 4.109 .000
a Dependent Variable: Nilai Produksi
7. Uji f simultan
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 242132.371 2 121066.186 72.286 .000b
Residual 78716.749 47 1674.824
Total 320849.120 49
a. Dependent Variable: Nilai Produksi
b. Predictors: (Constant), Tenaga Kerja, Modal
65
Lampiran 3
dokumentasi penelitian
66
67
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Muh. Aris, lahir di Pinrang Pada tanggal 30 April 1997,
merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan
Bapak Mustamin dan Ibu Suriani. Penulis berkebangsaan
Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis beralamat di Desa
Lebani, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Sulawesi
Selatan.
Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2009 lulus dari SDN 154
Lebani. Kemudian melanjutkan di SMP Negeri 2 Maiwa dan lulus pada tahun
2012. Penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 4 Enrekang dan lulus
tahun 2015. Setelah itu kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar, Pada
tahun 2015 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PENGARUH
MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP NILAI PRODUKSI USAHA TERNAK
AYAM PETELUR DI KABUPATEN.’’