pengaruh marketing mix baitul maal wattamwil...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MARKETING MIX BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT)
DAARUT TAUHIID BANDUNG TERHADAP PREFERENSI SANTRI
DAN MASYARAKAT SEKITAR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
NUR OKTIFIANI
NIM 1110046100056
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M./1437 H.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Juli 2016
Nur Oktifiani
v
ABSTRAK
Pengaruh Marketing Mix Baitul Maal Wattamwil (BMT) Daarut Tauhiid
Bandung Terhadap Preferensi Santri dan Masyarakat Sekitar. Adalah
karya ilmiah NUR OKTIFIANI, 1110046100056, Mahasiswi Konsentrasi
Perbankan Syariah. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2016 M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
marketing mix terhadap preferensi santri dan masyarakat. Variabel yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah marketing mix sebagai variabel
bebas (X) dan preferensi santri dan masyarakat sebagai variabel terikat
(Y). Data dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan uji regresi linier sederhana
untuk mengetahui pengaruh dari dua vaiabel tersebut. Hasil pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan program Ms. 2010 dan aplikasi SPSS
22.0.
Hasil dalam penelitian menyimpulkan bahwa hanya terdapat satu
variabel dari marketing mix yang memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap preferensi santri dan masyarakat yaitu variabel place. Sedangkan
enam variabel lainnya yaitu variabel product, price, promotion, people,
process, dan physical evidence tidak memiliki pengaruh secara signifikan.
Penulisan skripsi ini dibimbing oleh Bapak Dr. Abdul Malik, M.M. Dosen
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata kunci : Marketing Mix, Preferensi, BMT, Regresi Linier
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyeleseikan skripsi ini. Sholawat serta salam selalu penulis curahkan
kepada Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarga,
sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis
untuk menyeleseikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Kepada Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D. selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum yang saya hormati dan selalu berjuang
untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswa Fakultas Syariah dan
Hukum.
2. Kepada Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam) dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA. selaku
Sekretaris Program Studi yang selalu memberikan arahan dan
bimbingan kepada saya selama menjadi mahasiswa prodi Muamalat.
3. Kepada Bapak Dr. Abdul Malik, M.M. selaku dosen pembimbing, atas
waktu yang diluangkan dan arahan yang diberikan dalam penyusunan
vii
skripsi ini. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan
kemudahan dan kesuksesan dalam setipa urusan bapak.
4. Kepada Baitul Maal Wattamwil (BMT) Daarut Tauhiid Bandung, yang
telah mengizinkan penulis untuk menyebarkan kuesioner untuk
melakukan penelitian serta waktu yang telah diluangkan sehingga
penulis bias mendapatkan data dan bahan penulisan skripsi.
5. Pengurus Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
atas pelayanan dan bantuan yang begitu berharga.
6. Kepada Ayahanda Tercinta Bapak Waryadi yang telah berjuang untuk
membiayai dan Ibunda Tercinta Ibu Asriyah, yang senantiasa selalu
mendukung dan tidak pernah berhenti mendoakanku.
7. Kepada seluruh teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan
serta menjadi tempat berdiskusi yang menyenangkan.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik selama mas
pendidikan hingga masa pengerjaan skripsi yang tidak dapat penulis
sebut satu-persatu. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala membalas
kebaikan kalian semua.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka dengan terbuka dan senang hati penulis menerima kritik
dan masukan yang membangun agar penulis dapat menulis dengan lebih
baik di masa mendatang.
viii
Akhir kata, penulis berharap Allah Subhanahu Wata’ala membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan, serta
bantuan. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya pengembangan ilmu Ekonomi Islam.
Jakarta, 18 Juli 2016
Nur Oktifiani
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Perumusan Masalah 5
D. Tujuan dan Manfaat penelitian 5
E. Kerangka Konsep Pemikiran 7
F. Review Studi Terdahulu 10
G. Pernyataan Hipotesis 15
H. Sistematika Penulisan 16
I. Pedoman Penulisan Laporan 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. BMT (Baitul Maal Wattamwil)
x
1. Pengertian BMT 18
2. Fungsi BMT 19
3. Peranan BMT 20
4. BMT Daarut Tauhiid 21
B. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran 29
2. Konsep Pemasaran 29
3. Strategi Pemasaran 34
C. Marketing Mix
1. Pengertian marketing mix 37
2. Unsur-unsur marketing mix 39
D. Preferensi 42
E. Variabel
1. Pengertian Variabel 43
2. Jenis Variabel 44
3. Variabel dalam Penelitian 45
F. Teori Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis 46
2. Bentuk Hipotesis 46
3. Penggunaan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian 49
B. Jenis Penelitian 49
C. Penentuan Populasi dan Sampel 50
D. Jenis dan Sumber Data 56
E. Metode Pengumpulan Data 57
F. Variabel Penelitian 58
G. Hipotesis 59
H. Teknik Analisis Data 60
xi
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Hasil Uji Validitas 63
B. Hasil Uji Reliabilitas 64
C. Hasil Uji Normalitas 65
D. Hasil Uji t 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 74
B. Saran 75
DAFTAR PUSTAKA 76
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu 10
Tabel 3.1 Responden Berdasarkan Usia 50
Tabel 3.2 Responden Berdasarkan Pendidikan 51
Tabel 3.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan 52
Tabel 3.4 Responden Berdasarkan Pendapatan 53
Tabel 3.5 Responden Berdasarkan Preferensi 54
Tabel 3.6 Sampel dan Tingkat Pengembalian 55
Tabel 3.7 Kaidah Skor Jawaban Likert 58
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas 62
Tabel 4.2 Kaidah Reliabilitas 64
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas 64
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas 65
Tabel 4.1 Hasil Uji t 66
xiii
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran 9
Tabel 3.1 Diagram Usia Responden 51
Tabel 3.2 Diagram Tingkat Pendidikan 52
Tabel 3.3 Diagram Pekerjaan Responden 53
Tabel 3.4 Diagram Pendapatan Responden 54
Tabel 3.5 Diagram Preferensi Responden 55
Tabel 3.6 Diagram Pengembalian Kuesioner Penelitian 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan ekonomi pada mulanya masih bersifat simpel, kegiatan
produksi, konsumsi serta distribusi yang dilakukan masih sederhana. Seiring
dengan perkembangan zaman populasi manusia mengalami pertumbuhan,
sehingga kegiatan ekonomi yang ada juga mengalami peningkatan. Kondisi ini
membutuhkan fasilitas perdagangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Fenomena tersebut mendorong masyarakat untuk mencari dana guna
mendirikan perusahaan, dan disisi lain terdapat sekelompok orang yang
mempunyai kelebihan dana bermaksud untuk melakukan investasi. Dalam
perjalanannya timbul keinginan untuk mendirikan lembaga intermediasi untuk
mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan
dana.1 Untuk itulah muncul lembaga keuangan atau perbankan, dan dalam
perkembangannya muncul bank syariah sebagai lembaga intermediasi tersebut.
Keberadaan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan
masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang
menyediakan jasa perbankan/keuangan yang sesuai dengan prinsip islam.
Dengan pesatnya perkembangan bank syariah namun belum dapat
menjangkau pada UKM (Usaha Kecil Mikro). Peluang ini kemudian
1 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam: Di Tengah Krisis Ekonomi Global, cet.I, (Jakarta:
Zikrul Hakim, 2004), h.124
2
mendorong tumbuhnya lembaga keuangan syariah nonbank, yaitu BMT.
Sebenarnya BMT telah dikenal sejak tahun 20-an, dengan berdirinya Baitul
Tamwil (BT) Teknosa di Bandung dan BT Ridho Gusti di Jakarta pada tahun
1980-an. Namun kedua lembaga tersebut tidak sempat berkembang. BMT
pertama yang masih bertahan hingga kini adalah BMT Insan Bina Kamil yang
berdiri pada awal tahun 1992. BMT, dengan bentuk institusi informal (dalam
bentuk kelompok swadaya masyarakat) maupun formal dengan bentuk hukum
koperasi2 . Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hokum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi,
yang lebih mudah menjangkau pengusaha kecil.
Koperasi syariah atau akrab dikenal dengan sebutan Baitul Maal
wattamwil merupakan salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang
bergerak pada sektor riil masyarakat ekonomi menengah ke bawah, yang pada
akhir 2012 kurang lebih terdapat sekitar 3900 BMT yang beroperasi di
Indonesia.3 Beberapa diantaranya terdapat di pesantren-pesantren.
Pondok Pesantren Daarut Tauhiid menjadi objek yang akan diteliti oleh
peneliti. Penelitian yang akan dilakukan lebih ke dalam BMT yang berada
dalam pesantren Daarut Tauhiid. Pemilihan tempat penelitian ini dikarenakan
BMT Daarut Tauhiid merupakan salah satu BMT yang berada di pondok
pesantren dengan perkembangan yang cukup signifikan, sehingga peneliti
2 Nurul Widyaningrum, Model Pembiayaan BMT Dan Dampaknya Bagi Pengusaha
Kecil: Studi Kasus BMT Dampingan Yayasan Peramu Bogor, (Bogor: AKATIGA, 2002), h.44-45 3 Muh. Syaifullah, “Asset BMT Tumbuh Signifikan”, artikel diakses pada 12 November
2014 dari http://www.tempo.co/read/news/2012/11/07/089440268/
3
tertarik untuk melakukan penelitian. Berkat kepercayaan dari jama’ah dan
masyarakat sekitar Daarut Tauhiid, untuk semester I tahun 2003 BMT telah
mencapai Asset 2.8 Miliar dari modal awal yang hanya Rp. 250.000,- (sekitar
tahun 1994). Dalam transaksi harian, perputaran dana di BMT dalam bulan
April 2003 telah mencapai 8 Miliar.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi dan sosial budaya
sebagai akibat dari arus perubahan global yang mendorong transformasi pada
seluruh aspek perilaku konsumen dan pemenuhan kebutuhannya yang terus
berkembang. Informasi yang ada dapat dengan mudah diakses oleh
masyarakat, sehingga dalam memilih suatu produk yang akan digunakan
masayarakat (konsumen) akan cenderung mencari tahu terlebih dahulu dan
membandingkannya dengan beberapa produk yang sejenis.
Untuk mengetahui bagaimana respon, perspektif dan preferensi publik
terhadap suatu lembaga maka dibutuhkan sebuah riset pemasaran. Salah satu
bentuk stategi pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan produk
untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah dengan marketing mix (bauran
pemasaran).
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan
pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan.4 Variabel-variabel yang ada dalam bauran pemasaran diharapkan
mampu menciptakan kepuasan konsumen atau dengan kata lain variabel-
4 Fandi Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h.30
4
variabel tersebut akan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli
suatu produk. Apabila konsumen memperoleh kepuasan dengan produk yang
ditawarkan maka akan berimbas kepada loyalitas pelanggan, sehingga usaha
yang dibangun akan terus bertahan dan berkembang.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh AM. M. Hafidz MS., et al,
mengenai Pengaruh Reference Group dan Marketing Mix terhadap Minat
Menggunakan Produk KJKS/BMT di Kota Pekalongan. Variabel marketing
mix yang digunakan adalah 4P yaitu product, price, promotion, place. Namun,
dalam penelitian yang akan peneliti lakukan mengenai pengaruh marketing mix
terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar adalah variabel 7p yaitu
product, price, promotion, place, people, process, dan physical evidence.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah
tersebut dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Marketing Mix Baitul
Maal Wattamwil (BMT) Daarut Tauhiid Bandung terhadap Preferensi
Santri dan Masyarakat Sekitar”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat menarik pada satu jalur
permasalahan yang memerlukan jawaban atas permasalahan tersebut.
Permasalahan yang diidentifikasi adalah bagaimana preferensi santri dan
masyarakat sekitar terhadap marketing mix BMT. Hal ini dilandasi karena
apabila suatu lembaga tidak mampu mengidentifikasi bagaimana respon,
perspektif, dan preferensi publik terhadap suatu lembaga, maka lembaga
5
tersebut akan menemui kesulitan. Oleh karena itu diperlukannya sebuah riset
pemasaran. Masalah dapat diidentifikasi peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa saja prosedur untuk menjadi nasabah di BMT?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi santri dan masyarakat sekitar untuk
menjadi nasabah di BMT?
3. Apakah marketing mix BMT berpengaruh terhadap preferensi santri dan
masyarakat sekitar BMT?
4. Apa yang berpengaruh paling dominan dari marketing mix terhadap
preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT?
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan masalah yang peneliti angkat
pada skripsi ini adalah :
1. Apakah marketing mix berpengaruh terhadap preferensi santri dan
masyarakat sekitar BMT Daarut Tauhiid Bandung?
2. Apakah ada faktor lain yang berpengaruh terhadap preferensi santri dan
masyarakat sekitar BMT Daarut Tauhiid Bandung?
D. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
6
a. Untuk mengetahui apakah marketing mix berpengaruh terhadap
preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT Daarut Tauhiid
Bandung.
b. Untuk mengetahui variabel manakah dari marketing mix yang
memiliki pengaruh paling dominan terhadap preferensi santri dan
masyarakat sekitar BMT Daarut Tauhiid Bandung.
c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh marketing mix terhadap
preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT Daarut Tauhiid
Bandung.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak di bawah ini :
a. Bagi peneliti, akan menambah khazanah pengetahuan dan
pengembangan pola pikir peneliti dalam dunia pemasaran, khususnya
marketing mix;
b. Bagi BMT, penelitian ini diharapkan bisa dijadikan informasi dan
pertimbangan bagi manajemen BMT dalam mengembangkan dan
memajukan pengelolaan BMT agar lebih kompetitif dengan lembaga
keuangan lainnya. Serta memberikan rekomendasi BMT untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut agar BMT dapat dengan tepat
mengoptimalkan dan mengembangkan pelayanan kepada masyarakat
yang ada di wilayahnya;
7
c. Bagi akademisi lain, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai
referensi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan marketing
mix (bauran pemasaran).
E. Kerangka Konsep Pemikiran
Kerangka teori merupakan teori-teori mengenai permasalahan yang akan
dibahas dalam skripsi, baik teori yang bersifat umum maupun teori yang
bersifat khusus yang terkait dengan penelitian. Adapun yang termasuk dalam
teori penelitian adalah :
1. Marketing mix (bauran pemasaran)
Bauran pemasaran atau marketing mix ialah sejumlah alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasarannya.
Alat pemasaran yang sangat populer dibagi ke dalam empat kelompok yang
dikenal dengan nama 4P, yaitu product (produk), price (harga), place
(distribusi), dan promotion (promosi atau komunikasi). Alat pemasaran
untuk jasa dikenal dengan sebutan 7P (4P + 3P) atau 4P yang diperluas. Ke
3P itu adalah people (orang-orang), process (proses), dan proof (bukti).5
2. Preferensi
Pereferensi merupakan pilihan seseorang terhadap suatu objek.
Pereferensi masing-masing orang berbeda karena beda kecenderungan dan
pengalaman. Preferensi merupakan salah satu unsur penting dalam
mempengaruhi keputusan seseorang berinteraksi dengan lembaga keuangan
5 Kasmir, Pemasaran Bank Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2010), h.120
8
mikro syariah.6 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Preferensi adalah
pilihan, kecenderungan, atau kesukaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005:894). Preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para
konsumen atas produk-produk yang dikonsumsi. Kekuatan preferensi
konsumen akan menentukan produk-produk apa yang mereka beli dari
pendapatan mereka yang terbatas, dan juga permintaan (demand) untuk
produk-produk.7
Sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan
terlebih dahulu mencari informasi tentang manfaat produk dan selanjutnya
mengevaluasi atribut produk tersebut. Atribut yang ditampilkan pada suatu
produk atau jasa dapat menimbulkan daya tarik pertama yang mungkin
akan mempengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk atau jasa
menggambarkan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tersebut,
sekaligus dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam menggunakan
atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa tersebut.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disusun suatu
kerangka konsep pemikiran untuk mengetahui pengaruh marketing mix
terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar. Adapun dimensi dari
marketing mix yang terdiri dari 7p, yaitu : Product/Produk (X1), Price (X2),
Promotion/Promosi (X3), Place/Tempat/Saluran Distribusi (X4),
6 Tim Peneliti Universitas Andalas, “Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat
Terhadap Bank Syariah di Sumatra Barat”, Lembaga Penelitian Universitas Andalas (November
2001), h.13 7 Tumpal Rumpea dan Pasmon Halolo, Kamus Lengkap ekonomi, (Jakarta: Erlangga,
1994), h.300
9
People/Orang (X5), Process/Proses (X6), dan Physical Evidence/Bukti Fisik
(X7) akan diteliti pengaruhnya terhadap preferensi santri dan masyarakat
sekitar (Y).
Gambar 1.1
Bagan Kerangka Pemikiran
X1 (Product)
X2 (Price)
X3 (Promotion)
X4 (Place)
X5 (People)
X6 (Process)
X7 (Physical Evidence)
Preferensi Santri
dan Masyarakat
sekitar BMT
10
F. Review Studi Terdahulu
Tabel 1.1
Review Studi Terdahulu
No. Aspek Perbandingan Studi Terdahulu Rencana Skripsi
1.
A. Judul
B. Fokus
Analisis Terhadap Alasan
Masyarakat untuk Menjadi
Nasabah BNI Syariah
ditinjau dari Perspektif
Marketing Mix.
Penulis : Nailus Sa’adah
(Fak. Syariah dan Hukum,
Program Studi Muamalat,
Konsentrasi Perbankan
Syariah, 2010).
Skripsi ini membahas
mengenai faktor-faktor
yang menjadi alasan
masyarakat untuk menjadi
nasabah perbankan syariah
dari perspektif marketing
mix yang meliputi produk
(X1) harga (X2), lokasi
Pengaruh Marketing Mix
Baitul Maal wattamwil
(BMT) Daarut Tauhiid
Bandung terhadap
Preferensi Santri dan
Masyarakat Sekitar.
Skripsi pada penelitian
ini fokus pada bagaimana
pengaruh product (X1),
price (X2), promotion
(X3), place (X4), people
(X5), process (X6), dan
physical evidence (X7)
BMT Daarut Tauhiid
11
C. Metode Penelitian
D. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
(X3) dan promosi (X4).
Skripsi ini menggunakan
metode kuantitatif dan
deskriptif, yaitu untuk
mengetahui berapa besar
pengaruh bauran
pemasaran yang terdiri
dari produk, harga, lokasi,
dan promosi dari sudut
pandang nasabah terhadap
pertimbangan nasabah
dalam memilih bank
syariah.
Penelitian dalam skripsi
ini dilakukan pada tahun
2010 di BNI Syariah.
Bandung terhadap
preferensi santri dan
masyarakat sekitar.
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif,
untuk mengetahui
bagaimana pengaruh
product, price,
promotion, place, people,
process, dan physical
evidence BMT Daarut
Tauhiid Bandung
terhadap preferensi santri
dan masyarakat sekitar.
Penelitian dalam skripsi
ini dilakukan pada tahun
2015 di BMT Daarut
Tauhiid Bandung yang
merupakan salah satu
BMT yang berada di
pondok pesantren.
2. A. Judul Strategi Marketing Mix Pengaruh Marketing Mix
12
B. Fokus
C. Metode Penelitian
Ar-Rahn UMK (Usaha
Mikro Kecil) pada
Pegadaian Syariah Cabang
Cinere
Penulis : Rosadiaman
(Fak. Syariah dan Hukum,
Program Studi Muamalat,
Konsentrasi Perbankan
Syariah, 2011).
Skripsi ini fokus pada
strategi marketing mix dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi
marketing mix pada
pegadaian syariah cabang
cinere. Serta menjelaskan
kendala-kendala yang ada
dalam mengembangkan
produk pembiayaan pada
pegadaian tersebut.
Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang
menghasilkan data
Baitul Maal wattamwil
(BMT) Daarut Tauhiid
Bandung terhadap
Preferensi Santri dan
Masyarakat Sekitar.
Skripsi pada penelitian
ini fokus pada bagaimana
pengaruh product (X1),
price (X2), promotion
(X3), place (X4), people
(X5), process (X6), dan
physical evidence (X7)
BMT Daarut Tauhiid
Bandung terhadap
preferensi santri dan
masyarakat sekitar.
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif,
dengan metode penelitian
13
D. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
deskriptif.
Penelitian dalam skripsi
ini dilakukan pada tahun
2011 di Pegadaian Syariah
Cabang Cinere.
deskriptif, dimana untuk
untuk mengetahui
bagaimana pengaruh
product, price,
promotion, place, people,
process, dan physical
evidence BMT Daarut
Tauhiid Bandung
terhadap preferensi santri
dan masyarakat sekitar.
Penelitian dalam skripsi
ini dilakukan pada tahun
2015 di BMT Daarut
Tauhiid Bandung yang
merupakan salah satu
BMT yang berada di
pondok pesantren.
3. A. Judul
Pengaruh Reference Group
dan Marketing Mix
Terhadap Minat
Menggunakan Produk
KJKS/BMT di Kota
Pekalongan.
Pengaruh Marketing Mix
Baitul Maal wattamwil
(BMT) Daarut Tauhiid
Bandung terhadap
Preferensi Santri dan
Masyarakat Sekitar.
14
B. Fokus
C. Metode Penelitian
Dalam jurnal penelitian
oleh, AM. M. Hafidz MS.,
Sam’ani Sya’roni dan
Marlina (STAIN
Pekalongan) pada tahun
2013.
Fokus penelitian dalam
jurnal ini adalah
menjelaskan pengaruh
reference group dan
marketing mix (product,
place, price, dan
promotion) terhadap minat
menggunakan produk
KJKS/BMT.
Penelitian ini merupakan
penelitian lapangan
dengan pendekatan
kuantitatif, yaitu untuk
mengetahui berapa besar
pengaruh reference group,
Skripsi pada penelitian
ini fokus pada bagaimana
pengaruh product (X1),
price (X2), promotion
(X3), place (X4), people
(X5), process (X6), dan
physical evidence (X7)
BMT Daarut Tauhiid
Bandung terhadap
preferensi santri dan
masyarakat sekitar.
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif,
untuk mengetahui
bagaimana pengaruh
product, price,
promotion, place, people,
15
D. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
product, place, price, dan
promotion terhadap minat
menggunakan produk
KJKS/BMT.
Penelitian ini dilakukan
pada tahun 2013 di Kota
Pekalongan yang termasuk
kota industri dengan
sebagian besar merupakan
UMKM dan kerap disebut
kota santri karena tingkat
religiusitasnya.
process, dan physical
evidence BMT Daarut
Tauhiid Bandung
terhadap preferensi santri
dan masyarakat sekitar.
Penelitian dalam skripsi
ini dilakukan pada tahun
2015 di BMT Daarut
Tauhiid Bandung yang
merupakan salah satu
BMT yang berada di
pondok pesantren.
G. Pernyataan Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif
dimana terdapat dugaan terdapat adanya pengaruh antara dua variabel atau
lebih.
H0 : variabel independen marketing mix yaitu: Product, Promotion, Place,
People, process dan Physical Evidence BMT Daarut Tauhiid Bandung
tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi santri dan masyarakat
sekitar BMT.
16
H1 : variabel independen marketing mix yaitu: Product, Promotion, Place,
People, process dan Physical Evidence BMT Daarut Tauhiid Bandung
berpengaruh signifikan terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar
BMT.
H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN, bab ini berisi tentang latar belakang,
identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, kerangka teori dan konsep. Pada bab ini
juga berisi ulasan review kajian terdahulu dari peneliti sebelumnya
guna memberikan perbedaan terhadap penelitian yang akan diteliti
lakukan, hipotesis serta sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI, pada bab ini berisi landasan teori mengenai
penjelasan tentang BMT meliputi pengertian, fungsi, peranan, dan
profil BMT Daarut Tauhiid. Penjelasan tentang pemasaran dan
bauran pemasaran (marketing mix). Dan juga penjelasan mengenai
preferensi, variabel, dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN, bab ini berisi tentang metode atau cara
yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian yang
meliputi; pendekatan penelitian, jenis penelitian, penentuan
populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode analisis,
variabel penelitian, hipotesis penelitian, serta teknik analisis data.
17
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN, pada bab ini berisi
pembahasan dari permasalahan yang terdapat pada bab I yaitu
mengenai ada tidaknya pengaruh marketing mix BMT Daarut
Tauhiid terhadap preferensi santri dan masyarakat pada BMT.
BAB V PENUTUP, bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh
peneliti setelah melakukan penelitian dan pengkajian data yang
diperoleh serta beberapa saran yang diajukan peneliti sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka mengambil keputusan terhadap
masalah yang telah diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. Pedoman Penulisan Laporan
Teknik penulisan laporan dalam penyusunan skripsi ini, berpedoman kepada:
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. BMT (Baitul Maal Wattamwil)
1. Pengertian BMT
Baitul Maal (BMT) adalah tempat yang dikhususkan untuk menyimpan
dan menjaga harta kekayaan kaum muslimin, yakni sebuah institusi yang
bertanggungjawab atas pemeliharaan public property (harta milik umum)
berikut proses lokasi dana kepada yang berhak.8
BMT merupakan gabungan dua kalimat yaitu baitul maal dan baitut
tamwil. Baitul maal adalah lembaga keuangan Islam yang memiliki kegiatan
utama menghimpun dan mendistribusikan dana ZISWAHIB (zakat, infaq,
shadaqah, wakaf, dan hibah) tanpa adanya keuntungan (non profit oriented).
Sedangkan baitut tamwil adalah lembaga keuangan informal dengan
orientasi keuntungan (profit oriented). Kegiatan uatama dari lembaga ini
adalah menghimpun dana dan mendistribusikan kembali kepada anggota
dengan imbalan bagi hasil atau mark up/margin yang sesuai syariah.9
Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi
Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena
mengemban misi yang lebih luas, yakni menentaskan usaha kecil. Dalam
prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan
8 Said Sa’ad Marthon, Op.Cit., h.95
9 Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa: Konsep Sistem
Ekonomi Syariah, (Jakarta: Masyarakat Ekonomi Syariah, 2007), h.199
19
usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan representasi dari kehidupan
masyarakat di mana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu
mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat.
Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan
pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting
prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai
lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehisupan
masyarakat kecil yang serba cukup – ilmu pengetahuan ataupun materi – maka
BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam
segala aspek kehidupan masyarakat.10
BMT telah dikenal sejak tahun 20-an, dengan berdirinya Baitul Tamwil
(BT) Teknosa di Bandung dan BT Ridho Gusti di Jakarta. Namun kedua
lembaga tersebut tidak sempat berkembang. BMT pertama yang masih
bertahan hingga kini adalah BMT Insan Bina kamil yang berdiri pada awal
tahun 1992. BMT, dengan bentuk institusi informal (dalam bentuk kelompok
swadaya masyarakat) maupun formal dengan bentuk hukum koperasi, lebih
mudah menjangkau pengusaha kecil. Statusnya sebagai lembaga non bank
melepaskan BMT dari kewajiban-kewajiban perbankan.11
2. Fungsi BMT
Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah :
a. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola
menjadi lebih profesional , salaam (selamat, damai, dan sejahtera),
10
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonisia, 2007), h. 103 11
Nurul Widyaningrum, Loc.Cit.,
20
dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan
berusaha (beribadah) menghadapi tantangan global.
b. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki
oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di
luar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.
c. Mengembangkan kesempatan kerja.
d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-
produk anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-
lembaga ekonomi dan sosial masyarakat banyak.12
3. Peranan BMT
BMT memiliki beberapa peranan, diantaranya adalah:
a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non
Islam. Aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti
penting sistem ekonomi Islami. Hal ini bisa dilakukan dengan
pelatihan-pelatihan mengenai cara-cara bertransaksi yang Islami,
misalnya supaya ada bukti dalam transaksi, dilarang curang dalam
menimbang barang, jujur dengan konsumen dan sebagainya.
b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus
bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro,
misalnya dengan jalan pendampingan, pembinaan, penyuluhan dan
pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah.
12
Nurul Huda dan Muhamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Praktis, (Jakarta: Kencana, 2010), h.364
21
c. Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih
tergantung rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan
masyarakat dalam memenuhi dana dengan segera. Maka BMT harus
mampu melayani masyarakat lebih baik, misalnya selalu tersedia dana
setiap saat, birokrasi yang sederhana dan lain sebagainya.
d. Menjaga kadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.
Fungsi BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks
dituntut harus pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk
melakukan evaluasi dalam rangka pemetaan skala prioritas yang harus
diperhatikan, misalnya dalam masalah pembiayaan, BMT harus
memerhatikan kelayakan nasabah dalam hal golongan nasabah dan
juga jenis pembiayaan yang dilakukan.13
4. BMT Daarut Tauhiid
a. Sejarah Singkat
Baitul Maal wattamwil (BMT) Daarut Tauhiid merupakan divisi
usaha dari Kopontren Daarut Tauhiid yang telah memiliki izin operasi
dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) dengan Nomor :
1009003/PINCUK/IV/96. Adapun dalam pengelolaannya Data Baitul
Maal wattamwil mengadopsi pada sistem manajemen Perbankan Syari’ah,
yaitu beroperasi dengan sistem bagi hasil, tidak dengan penetapan suku
bunga.
13
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya Edisi keenam, cet.VI, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2002), h.364-365
22
Tujuan awal berdirinya adalah sebagai lembaga keuangan syari’ah
yang mempunyai tujuan untuk membantu keuangan dan pembinaan
pengusaha kecil (mikro) yang sulit mendapatkan kredit dari Bank. Hal ini
sudah menjadi komitmen Data Baitul Maal wattamwil (BMT Daarut
Tauhiid) dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan
syari’ah yang produktif dalam skala mikro.
Berawal dari rapat Yayasan Pengurus Daarut Tauhiid pada tanggal 16
Juni 1999, pada tahun 2002 perkembangan Usaha BMT menunjukan
perkembangan yang signifikan. Berkat kepercayaan dari jama’ah dan
masyarakat sekitar Daarut Tauhiid, untuk semester I tahun 2003 BMT
telah mencapai Asset 2.8 Miliar dari modal awal yang hanya Rp. 250.000,-
(sekitar tahun 1994). Dalam transaksi harian, perputaran dana di BMT
dalam bulan April 2003 ini telah mencapai 8 Miliar.
Dengan pelayanan yang hangat dan penuh persaudaraan dari para
santrinya, dalam waktu yang relatif pendek BMT Daarut Tauhiid telah
mengalami perkembangan yang bernilai dibanding dengan BMT-BMT
yang ada kota Bandung.
b. Visi dan Misi BMT Daarut Tauhiid
Sebagai lembaga perekonomian yang berbasis syariah, BMT Daarut
Tauhiid mempunyai visi dan misi dalam menjalankan tugas-tugasnya.Visi
dan misi BMT Daarut Tauhiid adalah memaksimalkan dan
mengoptimalkan segenap potensi kekuatan ekonomi ummat yang ada
23
untuk menjawab tantangan dunia Islam secara komprehensif dan
berjamaah dalam muamalah.
Dalam menjalankan misinya, strategi awal yang ditempuh adalah
membangun dan menghidupkan lembaga ekonomi berbentuk koperasi
disingkat kopontren Daarut Tauhiid dengan sasaran menciptakan basis
ekonomi profesional yang kuat, mandiri, tangguh, dan berpihak pada
kekuatan sumber daya mukmin yang prestatif, berwawasan komprehensif,
serta mempunyai visi yang tajam ke masa depan.
Untuk mewujudkan harapan di atas maka dituangkanlah dalam
sebuah visi dan misi :
Visi Kopontren Daarut Tauhiid
Menjadi model Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang mandiri dan
akuntable.
Misi Kopontren Daarut Tauhiid
Menyediakan pelayanan Lembaga Keuangan Syariah, seperti :
1) Pembangunan standar BMT model tingkat Jawa Barat.
2) Memiliki standar keuangan yang sehat.
3) Menjadi model Lembaga Keuangan Syariah yang memberikan
kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.
24
Dalam kegiatan operasioanalnya BMT Daarut Tauhiid menawarkan
berbagai produk, antara lain :
a) SIMPANAN
(1) Simpanan Umum (Sirela)
Simpanan dengan prinsip Wadi’ah bagi masyarakat umum.
Manfaat dan Keuntungan :
(a) Nasabah dapat melakukan setor dan tarik tunai kapan saja saat
buka kas di kantor BMT Daarut Tauhiid.
(b) Bagi hasil ditentukan sesuai prinsip syari’ah berdasarkan
besarnya keuntungan dari penyaluran dana ke sentra usaha.
(c) BMT bertanggung jawab dan menjamin keamanan dana simpanan
nasabah dari kerugian penyaluran dana.
(d) Nasabah secara langsung berkontribusi terhadap pembangunan
ekonomi rakyat.
b) Simpanan Lembaga (Amanah)
Manfaat dan Keuntungan
(a) Nasabah Dapat Melakukan setor dan tarik tunai kapan saja saat
buka kas di kantor Daarut Tauhiid.
(b) Bagi hasil di tentukan sesuai prinsip syariah berdasarkan besarnya
keuntungan dari penyaluran dana ke sentra usaha.
25
(c) BMT bertanggung jawab dan menjamin keamanan dana simpanan
nasabah dari kerugian penyaluran dana.
(d) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan.
c) Simpanan Pendidikan (Sidik)
Simpanan pendidikan memiliki tiga varian, yaitu :
Khusus : simpanan orang tua untuk pendidikan anak
Reguler : dana yang di sisipkan oleh setiap siswa/i
Kelompok : dana siswa yang di himpun oleh wakil sekolah atau
koordinator tabungan
Manfaat dan Keuntungan
(a) Tidak dikenakan biaya administrasi.
(b) Sidik (simpanan pendidikan) khusus dapat ditarik tunai setiap
enam bulan.Sidik Reguler dapat ditarik setiap jam buka kas.
(c) Penyetoran untuk Sidik kelompok dapat di jemput ke
sekolah/tempat lainnya yang sebelumnya dana telah terkoordinir
oleh salah seorang coordinator tabungan. Setiap koodinator akan
mendapatkan reward menarik saat masa perjanjian berakhir.
d) Simpanan Walimah (Salimah)
Simpanan Untuk dana pernikahan.
Manfaat dan Keuntungan
26
(a) BMT Membantu dalam penggunaan fasilitas keperluan resepsi
dan akad pernikahan di Daarut Tauhiid.
(b) Mendapat bingkisan/kado pernikahan dari BMT Daarut Tauhiid
bila nominal tabungan mencapai Rp. 5.000.000,-.
e) Simpanan Haji dan umroh (Siroh)
Simpanan dana untuk menjadi hamba Alloh yang diundang ke tanah suci
dalam ibadah Haji atau Umroh.
Manfaat dan Keuntungan
Nasabah dengan nominal tabungan 50% dari tarif ONH/Umroh yang
berlaku akan langsung di daftarkan sebagai calon jemaah (setelah
sebelumnya ada konfirmasi dari BMT Daarut Tauhiid).
f) Simpanan Qurban (Surban)
Simpanan dalam mepersiapkan dana ibadah qurban.
Manfaat dan Keuntungan
(a) Pendistribusian hewan qurban tepat sasaran kepada para mustahiq
bekerjasama dengan Dompet Peduli Umat (DPU).
(b) Sebagai pemicu awal untuk melaksanakan ibadah qurban.
(c) Nasabah dapat menarik dana langsung atau dalam bentuk hewan
qurban, dan penarikan hanya dilakukan seminggu sebelum
melaksanakan ibadah qurban.
g) Simpanan Berjangka
27
Simpanan berjangka/deposito dengan jangka waktu : 1 Bulan, 3 Bulan, 6
Bulan dan 12 Bulan sesuai prinsip syariah mudharabah muthlaqah.
Keuntungan dari pengelolaan dana titipan nasabah dibagikan sesuai
dengan disepakati.
Manfaat dan Keuntungan
(a) Tingkat bagi hasil yang kompetitif.
(b) Jangka waktu bisa di tentukan sendiri, dengan nisbah yang
berbeda-beda setiap bulannya.
(c) Dapat dijadikan jaminan dan plafond.
2) PEMBIAYAAN
a) Pembiayaan Modal Kerja (Mudharabah)
b) Pembiayaan Jual Beli (Murabahah)
3) PEMBAYARAN
a) Listrik
b) Telepon
c) Kartu Kredit
d) Asuransi
e) Isi Ulang Pulsa
f) Transfer ke Bank lain
g) Cicilan FIF14
c. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja BMT Daarut Tauhiid
14 Tim Kopontren Daarut Tauhiid,”Tentang BMT Daarut Tauhiid”, artikel diakses 23
Februari 2015 dari http://www.kopontrendt.com
28
Struktur organisasi BMT Daarut Tauhiid adalah sebagai berikut:
a) Kepala Divisi (General Manager) : Roni Syahroni
b) Supervisor Administrasi dan Keuangan : Yayah Juariah
c) Supervisor Operasional dan Pelayanan : Maya Sari Dewi
d) Supervisor Marketing : Eman Sulaeman
e) Staff Lending : Ade Wardana
f) Staff Collecting : Iwan Siswana
Iwan Suandi
g) Staff Teller : Adita Guntari
Annisa Selvi
h) Staff Akuntan : Erny Firdany
i) Sfaff Administrasi Pembiayaan : Elis Heryalis
j) Staff Administrasi Umum dan Personalia : Dian Oktarina
k) Staff Pelayanan Rahn : Suryani
l) Customer Service : Tanti Rahayu
B. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Menurut American Marketing Assosiation (1985), pemasaran merupakan
proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan
distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pemasaran yang
memuaskan tujuan individual dan organisasional. Pemasaran terdiri atas semua
aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan dan memfasilitasi setiap
29
pertukaran yang dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan
konsumen (Kotler, 1972).15
Pemasaran adalah suatu proses untuk mengidentifikasi kebutuhan
konsumen, kemudian memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan
konsumen tersebut, dan meyakinkan konsumen bahwa mereka membutuhkan
barang atau jasa tersebut. Pertukaran atau transaksi tersebut menyebabkan
konsumen mendapatkan barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat
kepada mereka, dan konsumen memberikan sejumlah imbalan dalam bentuk
uang atau lainnya kepada produsen.16
2. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah suatu konsep bisnis yang menekankan bahwa
strategi pemasaran yang berhasil adalah strategi yang dibangun berdasarkan
kepada pemahaman yang lebih baik dari perilaku konsumen.17
Konsep
pemasaran menyebutkan bahwa kunci untuk meraih tujuan perusahaan adalah
menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberi kepuasan
secara lebih efisien dan efektif daripada yang diberikan oleh para pesaing.18
a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Pemasar harus berupaya memahami kebutuhan, keinginan, dan
permintaan pasar sasaran. Kebutuhan merupakan tuntutan dasar manusia
yang mana akan menjadi keinginan bila diarahkan kepada sasaran spesifik
15
Fandy Tjiptono, Op.Cit., h.2 16
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.18 17
Ibid., h.17 18
Philip Kotler, Marketing Jilid 1, Penerjemah Herujati Purwoko, (Jakarta: Erlangga,
1999), h.15
30
yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan. Permintaan adalah keinginan
akan produk-produk spesifik yang didukung oleh kemampuan untuk
membayar.
Memahami kebutuhan pelanggan tidak terlalu sederhana. Ada
pelanggan yang memiliki kebutuhan yang sama sekali tidak mereka sadari,
atau mereka tidak dapat mengartikulasikan kebutuhan-kebutuhan ini, atau
mereka menggunakan kata-kata yang menuntut beberapa interpretasi.
Hanya menanggapi kebutuhan yang dinyatakan mungkin tidak memenuhi
seluruh kebutuhan pelanggan. Banyak konsumen tidak tahu apa yang
mereka inginkan dari sebuah produk.
b. Pasar Sasaran, Penentuan Posisi, dan Segmentasi
Segmen pasar dapat diperiksa dengan memeriksa perbedaan-
perbedaan demografis, psikografis, dan perilaku dikalangan pembeli.
Selanjutnya, perusahaan memutuskan segmen mana ynag menyajikan
peluang paling besar yang merupakan pasar sasaran. Untuk masing-masing
pasar sasaran yang terpilih, perusahaan mengembangkan suatu tawaran
pasar. Tawaran itu diposisikan dipikiran para pembeli sasaran sebagai
sesuatu yang memberikan beberapa manfaat sangat penting.
c. Tawaran dan Merek
Perusahaan mengajukan kebutuhan-kebutuhan dengan mencetuskan
usulan/proposisi nilai, suatu perangkat manfaat yang mereka tawarkan
kepada pelanggan guna memuaskan kebutuhan mereka. Proposisi nilai
yang tak berwujud (intangible) dibuat menjadi sesuatu yang bersifat fisik
31
melalui suatu tawaran, yang dapat menjadi gabungan produk, jasa,
informasi, dan pengalaman.
Merek adalah tawaran dari suatu sumber yang sudah dikenal. Nama
merek akan menimbulkan banyak asosiasi dalam pikiran orang. Asosiasi-
asosiasi itu membangun citra merek. Semua perusahaan berusaha keras
untuk membangun kekuatan merek yakni, citra merek yang kuat,
menyenangkan, dan unik.
d. Nilai dan Kepuasan
Tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada
pembeli sasaran. Pembeli memilih diantara beraneka ragam tawaran yang
dianggap memberikan nilai yang paling banyak. Nilai mencerminkan
manfaat dan biaya berwujud dan tak berwujud dari pelanggan. Nilai dapat
dilihat terutama sebagai kombinasi, mutu, jasa, dan harga (gsp-quality,
service, price), yang disebut “tiga serangkai nilai pelanggan”. Nilai
meningkat mengikuti mutu dan jasa serta menurun mengikuti harga,
walaupun faktor-faktor lain dapat juga dapat memainkan peran penting.
Nilai merupakan konsep sentral pemasaran. Pemasaran dapat dilihat
sebagai identifikasi, kerasi, komunikasi, pengiriman, dan pemantauan nilai
pelanggan. Kepuasan mencerminkan penilaian komparatif seseorang yang
merupakan hasil dari kinerja (atau hasil) yang dirasakan drai produk dalam
hubungan dengan harapannya. Jika kinerja jauh dibawah harapan;
pelanggan tidak puas dan kecewa. Jika kinerja sesuai dengan harapan,
32
pelanggan puas. Jika kinerja melampaui harapan, pelanggan sangat puas
atau senang.
e. Saluran Pemasaran
Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis
saluran pemasaran. Saluran komunikasi digunakan untuk menyerahkan
dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Pemasar menggunakan saluran
distribusi untuk memamerkan atau menyerahkan produk fisik atau jasa
kepada pembeli atau pengguna. Tidak termasuk disini distributor, grosir,
pengecer, dan agen.
Pemasaran juga menggunakan saluran jasa untuk melakukan transaksi
dengan pembeli potensial. Saluran jasa mencakup pergudangan,
perusahaan angkutan, bank, dan perusahaan asuransi yang memudahkan
transaksi. Para pemasar jelas menghadapi masalah perancangan dalam
rangka memilih bauran yang terbaik atas komunikasi terbaik, distribusi,
dan saluran penjualan untuk tawaran-tawaran mereka.
f. Rantai Pasokan
Sementara saluran pemasaran menghubungkan pemasar dengan
pembeli sasaran, rantai pasokan (supply chain) menggambarkan suatu
saluran yang lebih panjang yang terentang dari bahan mentah, komponen-
komponen, hingga produk-produk final ynag disampaikan kepada pembeli
final. Rantai pasokan untuk dompet wanita dimulai dengan saluran
pekerjaan menyamak kulit, memotong, membuat, dan dilanjutkan dengan
saluran pemasaran yang mengantarkan produk kepada pelanggan. Rantai
33
pasokan menggambarkan sistem penyerahan nilai. Setiap perusahan
menangkap hanya persentase tertentu dari nilai total yang dihasilkan oleh
rantai pasokan. Bila sebuah perusahaan mengambil alih perusahaan
pesaing atau menambah usaha ke arah sumber daya atau ke arah
pelanggan, tujuannya adalah merebut persentase yang lebih tinggi dari
nilai rantai pasokan.
g. Persaingan
Persaingan mencakup semua tawaran dari pesaing serta barang
pengganti yang aktual dan potensial yang mungkin dipertimbangkan oleh
pembeli.
h. Lingkungan Pemasaran
Persaingan menggambarkan hanya salah satu kekuatan di lingkungan
tempat pemasar beroperasi. Lingkungan pemasaran itu terdiri lingkungan
tugas dan lingkungan luas.
Lingkungan tugas mencakup aktor-aktor dekat yang terlibat dalam
memproduksi, manyalurkan, dan mempromosikan tawaran. Aktor-aktor
utamanya adalah perusahaan pemasok, distributor, dealer, dan pelanggan
sasaran. Yang tercakup dalam kelompok agen periklanan, perusahaan
perbankan dan asuransi, perusahaan transportasi, dan telekomunikasi.
Yang termasuk distributor dan dealer adalah agen, pialang, dan perwakilan
manufaktur, serta lainnya yang memudahkan penemuan dan penjualan
kepada pelanggan.
34
Lingkungan luas terdiri dari enam komponen: lingkungan demografis,
lingkungan ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan
hukum-politik, dan lingkungan sosial-budaya. Lingkungan-lingkungan itu
mengandung kekuatan yang dapat membawa dampek utama bagi para
pelaku di lingkungan tugas. Para pelaku pasar harus memberi perhatian
besar terhadap kecenderungan dan perkembangan lingkungan-lingkungan
itu serta melakukan penyesuaian sewaktu-waktu atas strategi pemasaran
mereka.
i. Perencanaan Pemasaran
Dalam praktik, ada proses logis yang diikuti pemasaran. Proses
perencanaan pemasaran terdiri dari menganalisis peluang pemasaran,
menyeleksi pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, mengembangkan
program pemasaran, dan mengelola usaha pemasaran.19
3. Strategi Pemasaran
a. Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari banyak tipe pelanggan, produk, dan kebutuhan.
Pemasar harus menentukan segmen mana yang menawarkan peluang
terbaik. Konsumen dapat dikelompokkan dan dilayani dalam berbagai cara
berdasarkan faktor geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. Proses
pembagian pasar menjadi kelompok pembeli berbeda yang mempunyai
kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda, yang mungkin
19
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing Management Edition 12, Penerjemah
Benyamin Molan, (Jakarta: Indeks, 2007), h.29-32
35
memerlukan produk atau program pemasaran terpisah disebut segmentasi
pasar (market segmentation).
Setiap pasar mempunyai segmen, tetapi tidak semua cara segmentasi
pasar mempunyai manfaat yang sama. Segmen pasar (market
segmentation) terdiri dari konsumen yang merespon dalam cara yang sama
terhadap jumlah usaha pemasaran tertentu.
b. Penetapan Target Pasar
Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasar, perusahaan dapat
memasuki satu atau beberapa segmen tersebut. Penetapan target pasar
(market targeting) melibatkan evaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan
memilih salah satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Perusahaan
harus menargetkan daya tarik segmen dan mempertahankannya sepanjang
waktu.
Perusahaan dengan sumber daya terbatas bisa memutuskan hanya
melayani satu atau beberapa segmen khusus atau “seruk pasar (niche
market).” “Perusahaan ceruk pasar” seperti itu mengkhususkan diri
melayani segmen pelanggan yang dilewatkan atau diabaikan oleh pesaing
besar.
c. Diferensiasi Pasar dan Positioning
Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar mana yang akan
dimasuki, perusahaan harus memutuskan bagaimana mendiferensiasikan
penawaran pasarnya untuk setiap segmen sasaran dan posisi apa yang
ingin ditempatinya dalam segmen tersebut.
36
Posisi produk adalah tempat yang diduduki produk relatif terhadap
pesaingnya dalam pikiran konsumen. Pemasar ingin mengembangkan
posisi pasar unik bagi produk mereka. Jika sebuah produk dianggap sama
persis dengan produk lainnya di pasar, konsumen tidak mempunyai alasan
untuk membelinya.
Positioning adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat
yang jelas, berbeda, dan diinginkan, relatif terhadap produk pesaing dalam
pikiran konsumen sasaran. Seperti yang dinyatakan seorang ahli
positioning, positioning adalah “bagaimana cara anda mendiferensiasikan
produk atau perusahaan anda-mengapa pembelanja bersedia membayar
sedikit lebih banyak untuk merek anda”. Oleh karena itu, pemasar
merencanakan posisi yang membedakan produk mereka dari merek
pesaing dan memberi mereka manfaat terbesar dalam target pasar mereka.
Dalam memposisikan produknya, mula-mula perusahaan mengenali
perbedaan nilai pelanggan yang mungkin menyediakan nilai pelanggan
yang akan lebih besar baik dengan menetapkan harga yang lebih murah
daripada pesaing maupun dengan menawarkan keuntungan lebih banyak
untuk menyesuaikan dengan harga yang lebih tinggi. Tetapi jika
perusahaan menjanjikan nilai yang lebih besar, perusahaan harus
menghantarkan nilai yang lebih besar itu. Oleh katena itu, positioning yang
efektif dimulai dengan diferensiasi (differentiation) yang benar-benar
mendiferensiasikan penawaran pasar perusahaan sehingga perusahaan
dapat memeberikan nilai lebih besar kepada konsumen. Setelah
37
perusahaan memilih posisi yang diinginkan, perusahaan harus mengambil
langkah yang kuat untuk menghantarkan dan menyampaikan posisi itu
kepada konsumen sasaran. Seluruh program pemasaran perusahaan harus
mendukung strategi positioning yang dipilih.20
C. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
1. Pengertian Marketing mix
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang
terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu
dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang
ditetapkan dapat berjalan sukses.21
Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran (marketring mix) terdiri
dari empat P (4P), yaitu :
a. Product (produk)
b. Price (harga)
c. Place (tempat/saluran distribusi)
d. Promotion (promosi)
Sedangkan Boom dan Bitner menambah dalam bisnis jasa, bauran
pemasaran disamping 4P seperti yang dikemukakan di atas, ada tambahan
dengan 3P, yaitu :
a. People (orang), yaitu semua orang yang terlibat dalam pelayanan dan
mempengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan, dan
20
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Principles of Marketing, Penerjemah Alexander
Sindoro, (Jakarta: Erlangga, 2008), h.59-61 21
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.70
38
pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan.
People meliputi kegiatan untuk karyawan, seperti kegiatan rekrutmen,
pendidikan dan palatihan, motivasi, balas jasa, dan kerja sama, serta
pelanggan yang menjadi nasabah atau calon nasabah.
b. Physical Evidence (bukti fisik), adalah terdiri dari adanya logo atau
simbol perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan,
laporan, kartu nama, dan jaminan perusahaan.
c. Process (proses), merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan
jasa, proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan atau
kompleksitas prosedur kerja yang ada di perusahaan yang
bersangkutan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
penggunaan konsep bauran pemasaran (marketing mix) untuk produk jasa jika
digabungkan menjadi 7P, yaitu :
1) Product (produk)
2) Price (harga)
3) Place (tempat/saluran distribusi)
4) Promotion (promosi)
5) People (orang)
6) Physical Evidence (bukti fisik)
7) Process (proses)22
2. Unsur-unsur Marketing mix
22
Ibid., h.120
39
a. Produk (Produk)
Produk memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan nasabah dan
manfaat yang diterima nasabah. Dalam menggunakan suatu produk,
konsumen cenderung tidak akan memilih yang tidak sesuai dengan
biaya/usaha yang dikeluarkan. Dan juga, produk-produk tersebut
memberikan manfaat bagi nasabah, baik nasabah peminjam ataupun
penyimpan.
b. Price ( Harga)
Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan
pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh
produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen
dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel,
Blackwell dan Miniard, 1996).23
Salah satu factors behind demand adalah harga. Bahkan terkadang
faktor harga menjadi salah satu andalan bagi produsen/penjual agar
barang/jasanya lebih cepat terserap di pasar. Dalam promotion mix-pun
harga juga menjadi faktor penting.24
c. Promotion (Promosi)
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual
kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku. Tujuan dari kegiatan promosi adalah
23
Eko Marwanto,”Tentang Marketing Mix 7p”, artikel diakses pada 30 September 2014
dari http://www.ekomarwanto.com/2012/04/marketing-mix-7p-produk-price-promotion.html 24
AM. M. Hafidz MS. et. Al,”Pengaruh Reference Group dan Marketing Mix Terhadap
Minat Menggunakan Produk KJKS/BMT Di Kota Pekalongan”, Jurnal Penelitian Vol. 10, No. 2
(November 2013): h.195
40
memberitahukan dan mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang
keberadaan produk, tentang kemanfaatan, tentang keunggulan, tentang
atribut-atribut yang dimiliki, tentang harga, di mana dan cara
memperolehnya. 25
d. Place (Tempat/Saluran Distribusi)
Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri dari
seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang
digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen
ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi
suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan
produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir
atau pemakai industri.
Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar
dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi memperlihatkan
berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk
atau jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran. Variabel place
menunjuk pada kemampuan BMT untuk memberikan kemudahan dan
kenyamanan bagi nasabah untuk memperoleh produk-produk yang
ditawarkan.26
e. People (Orang)
25
Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),
h.134 26
Tentang Marketing Mix 7p, Op.Cit.,
41
Yang dimaksud people disini adalah karyawan penyedia jasa layanan,
atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses layanan itu sendiri.
Bagi sebagian besar jasa, orang/ pegawai merupakan unsur vital dalam
bauran pemasaran. Kepuasan dan rasa loyal yang dirasakan oleh konsumen
di dasari pada penampilan dan kerapian pribadi para petugas/ karyawan
yang melayaninya, memiliki keramahan dalam melayani serta daya
tanggap yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan konsumennya.27
f. Process (Proses)
Proses adalah kegiatan yang menunjukan bagaimana pelayanan yang
diberikan oleh BMT kepada nasabah selama melakukan transaksi.28
g. Physical Evidence (Lingkungan Fisik)
Karakteristik lingkungan fisik segi paling nampak kaitannya dengan
situasi. Yang dimaksud situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan
lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca,
peletakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting sebagai
objek stimuli (Belk 1974 dalam Assael 1992).29
D. Preferensi
Pereferensi merupakan pilihan seseorang terhadap suatu objek. Pereferensi
masing-masing orang berbeda karena beda kecenderungan dan pengalaman.
27
Ade letrio Putra dan Eka Sulistyawati, “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa terhadap
Kepuasan dan Loyalias Nasabah PT. Pegadaian (PERSERO) Cabang Mengwi, Badung, Bali”,
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali (November 2013) h.946 28
Tentang Marketing Mix 7p, Op.Cit., 29
I Putu Hardani Hesi Duari,”Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli
Tiket Pesawat Di Tota Nusa Indonesia Tour and Travel Yogyakarta”, Jurnal Media Wisata, Vol.
12, No. 1 (Mei 2014): h.38
42
Preferensi merupakan salah satu unsur penting dalam mempengaruhi keputusan
seseorang berinteraksi dengan lembaga keuangan mikro syariah.30
Menurut
Kamus Bahasa Indonesia, Preferensi adalah pilihan, kecenderungan, atau
kesukaan.31
Preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para konsumen
atas produk-produk yang dikonsumsi. Kekuatan preferensi konsumen akan
menentukan produk-produk apa yang mereka beli dari pendapatan mereka
yang terbatas, dan juga permintaan (demand) untuk produk-produk.32
Preferensi digambarkan sebagai sikap konsumen terhadap produk dan jasa
sebagai evaluasi dari sikap kognitif seseorang, perasaan emosional dan
kecenderungan bertindak melalui objek atau ide. Dengan demikian teori
preferensi dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi
konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengkonsumsi atau menggunakan
sebuah produk atau jasa dengan sumber daya terbatas maka ia harus memilih
alternatif sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal.
Sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan
terlebih dahulu mencari informasi tentang manfaat produk dan selanjutnya
mengevaluasi atribut produk tersebut. Atribut yang ditampilkan pada suatu
produk atau jasa dapat menimbulkan daya tarik pertama yang mungkin akan
mempengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk atau jasa
menggambarkan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tersebut, sekaligus
30
Tim Peneliti Universitas Andalas, Op.Cit., h.13 31
Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h.894 32
Tumpal Rumpea dan Pasmon Halolo, Loc.Cit.,
43
dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam menggunakan atau
mengkonsumsi suatu produk atau jasa tersebut.
E. Variabel
1. Pengertian Variabel
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau
objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat
merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Kerlinger
(1973), menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat
yang akan dipelajari. Dibagian lain Kerliner menyatakan bahwa variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang
bervariasi.33
Dari pengertian ini maka variabel adalah sebuah fenomena yang berubah-
ubah dengan demikian bisa jadi tidak ada satu peristiwa di alam ini yang tidak
dapat disebut variabel, tinggal tergantung bagaimana kualitas variabelnya,
yaitu bagaimana bentuk variasi fenomena tersebut.34
Variabel dalam penelitian
merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya.
2. Jenis Variabel
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2006), h.38 34
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana, 2011), h.59
44
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :35
a. Variabel independen : variabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahsa Indonesia sering disebut
varaibel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
b. Variabel dependen : sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c. Variabel moderator : adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independen dan dependen. Variabel juga disebut sebagai variabel
independen kedua.
d. Variabel intervening : dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “An
intervening variable is that factor that theoritically affect the observed
phenomeon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel
intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/ antara yang terletak diantara
variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen
tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
dependen.
e. Variabel kontrol : adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen
tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol
sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan.
35
Ibid., h.339-41
45
3. Variabel dalam Penelitian
Sugiyono (1997) menyatakan, bahwa variabel di dalam penelitian
merupakan atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi
antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.
Variabel mempunyai bermacam-macam bentuk menurut hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lain, yaitu :36
a. Variabel independen, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya/
terpengaruhnya variabel dependen.
b. Variabel dependen, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen.
c. Variabel moderator, variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel dependen dan independen.
d. Variabel intervening, seperti variabel moderator, tetapi nilainya tidak
dapat diukur, seperti kecewa, gembira, sakit hati.
e. Variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan peneliti.
F. Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan atau jawaban sementara dari permasalahan
penelitian yang akan dibuktikan dengan data empiris. Sandjaja dan Heriyanto
(2006) mengungkapkan hipotesa adalah ramalan, yakni ramalan yang paling
mendekati dasar teorinya. Sehingga, ketepatan suatu hipotesa sangat
berkaitan erat dengan ketepatan teori yang digunakan. Mengingat hipotesa
36
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:
GrafindoPersada, 2004), h.47-48
46
merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian, maka hipotesa harus
diuji terlebih dahulu.
Hipotesis berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari “hypo” yang
berarti kurang dan “thesis” yang berarti pendapat. Ada juga yang mengatakan
hipotesis adalah pendapat yang baru setengah benar. Sehingga kalau
didefinisikan, maka hipotesis adalah pendapat atau jawaban sementara
terhadap suatu permasalahan yang diajukan, dimana kebenarannya perlu
dibuktikan.37
2. Bentuk Hipotesis
Menurut Burhan ada beberapa pembagian jenis hipotesis yang lebih
mudah dimengerti dan dipakai pada berbagai penelitian, antara lain yaitu :38
a. Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis nol juga sering disebut dengan hipotesis statistik yaitu
hipotesis yang diuji dengan statistik. Hipotesis ini mempunyai bentuk
dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada hubungan
antara variabel X dan variabel Y yang akan diteliti, atau variabel
independen (X) tidak mempengaruhi variabel dependen (Y). Hipotesis
nol dibuat dengan kemungkinan yang besar untuk ditolak, ini berarti
apabila terbukti bahwa hipotesis nol ini tidak benar dalam arti
hipotesis itu ditolak, maka disimpulkan tidak ada hubungan antara
variabel X dan variabel Y.
37
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:
Gramata Publishing, 2013), h.97-98 38
Burhan Bungin, Op.Cit., h.79
47
b. Hipotesis Alternatif (H1)
Merupakan lawan dari hipotesis alternatif. Hipotesis alternatif dapat
langsung dirumuskan apabila ternyata pada suatu penelitian, hipotesis
nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan, yang berarti
ada signifikansi hubungan antara variabel independen (X) dan variabel
dependen (Y).
c. Hipotesis Kerja (Hk)
Merupakan hipotesis spesifik yang dibangun berdasarkan masalah-
masalah khusus yang akan diuji. Hipotesis Hk ini akan digunakan
untuk mempertegas hipotesis H0 atau H1 statemen yang lebih spesifik
parameter (indicator) tertentu dari variabel yang dihipotesiskan.
3. Penggunaan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif
Burhan juga berpendapat bahwa “penggunaan hipotesis dalam penelitian
kuantitatif digunakan selain sebagai ciri khas dari penelitian kuantitatif dengan
menggunakan statistik inferensial, sebenarnya penggunaan hipotesis ini juga
menunjukan penelitian tertentu menggunakan sampel penelitian, dimana
penggunaan (pengujian) hipotesis sebagai cara yang paling tepat untuk
mengambil kesimpulan yang akurat terhadap pengujian sampel penelitian
sehingga peneliti dengan tepat dapat menarik kesimpulan terhadap sampel
yang diperlakukan terhadapp keseluruhan populasi”.39
39
Burhan Bungin, Op.Cit., h.84
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Iskandar “Penelitian deskriptif
kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan memberikan uraian atau gambaran
mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) berdasarkan
indikator-indikator dari variabel yang diteliti guna untuk eksplorasi atau
klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
variabel yang diteliti”.40
Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Kuesioner yang disebar berjumlah 100, di BMT yang telah
ditentukan sebagai objek penelitian.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian asosiatif-
kuantitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan/pengaruh antara dua variabel. Menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variabel-variael penelitian, pengaruh marketing mix sebagai
40
Iskandar, Metode Penelitian Pendidkan dan Sosial, (Jakarta: GP, 2008), h.61
49
(X) dan preferensi santri dan masyarakat (Y) dengan menggunakan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
C. Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merujuk pada sekumpuan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam
suatu penelitian.41
Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh nasabah BMT Daarut Tauhiid sebesar 7000 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil
dari suatu populasi dan diteliti secara rinci.42
Pengambilan sampel ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga memperoleh sampel yang benar-benar
dapat berfungsi atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan
terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian yaitu teknik sampling purposive (purposive sampling/juggement
sampling).43
41
Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta:
RajaGrafindo, 2008) , h.161 42
Ibid., h.162 43
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:
Gramata Publishing, 2013), h.117
50
Responden yang diambil dalam metode purposive sampling ini adalah
santri dan pengajar Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, serta masyarakat sekitar
pondok pesantren yang merupakan nasabah BMT Daarut Tauhiid sebesar 100
responden. Pengambilan sampel ini berdasarkan atas survei awal peneliti, tujuan
penelitian, dan kemampuan peneliti.
Karakterisktik Responden
Karakteriskik responden menjelaskan suatu gambaran dari hasil penelitian
yang didapat melalui angket/kuesioner yang penulis sajikan dalam bentuk yang
dinyatakan dalam prosentase. Dari 100 responden yang memberikan jawaban
atas pertanyaan peneliti diketahui perbedaan antara karakterisktik antara
responden satu dengan yang lain. Perbedaan ini meliputi usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 3.1
Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah %
< 18 Tahun 7 7%
18 - < 25 Tahun 28 28%
25 – 30 Tahun 23 23%
>30 Tahun 42 42%
Total 100 100% Sumber: Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat bahwa responden berusia kurang
dari18 tahun sebanyak 7%, responden berusia 18 sampai kurang dari 25
tahun sebanyak 28%, responden berusia 25-30 tahun sebanyak 23%, dan
51
responden berusia diatas 30 tahun sebnyak 42%. Hal ini menunjukkan
bahwa kisaran usia responden berusia diatas 30 tahun.
Gambar 3.1
Diagram Usia Responden
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3.2
Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Usia Jumlah %
SD/SMP/SMA 44 44%
Akademi (D1/D2/D3) 10 10%
S1 40 40%
S2/S3 6 6%
Total 100 100% Sumber: Diolah dari data primer
Tingkat pendidikan responden sebagian besar berasal dari
SD/SMP/SMA sebanyak 44% dan responden berasal dari S1 sebanyak 40%.
Sedangkan responden yang berasal dari tingkat pendidikan lainnya yaitu
Akademi (D1/D2/D3) sebanyak 10% dan responden berasal dari S2/S3
sebanyak 6%. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap profesi dan tingkat
penghasilan responden. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
orang tersebut memiliki wawasan yang luas, yang menyebabkan tingkat
0
20
40
60
Usia Responden
<18 tahun
18-<25 tahun
25-30 tahun
>30 tahun
52
penghasilan mereka semakin membaik, yang didukung pula oleh jenis
profesinya.
Gambar 3.2
Diagram Tingkat Pendidikan
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 3.3
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Usia Jumlah %
Pelajar/Mahasiswa 10 10%
Swasta 78 78%
PNS 2 2%
Pengusaha 6 6%
IRT 4 4%
Total 100 100% Sumber: Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel 3.3 dapat dilihat bahwa lebih dari setengah dari
sampel berprofesi sebagai karyawan swasta, yaitu sebanyak 78%.
Sedangkan pelajar/mahasiswa sebanyak 10%, pegawai negeri sebanyak 2%,
Pengusaha sebanyak 6%, dan ibu rumah tangga sebanyak 4%. Hal ini
menunjukkan bahwa BMT Daarut Tauhiid memiliki nasabah dari berbagai
macam lapisan masyarakat.
0
50
Tingkat Pendidikan
SD/SMP/SMA
Akademi (D1/D2/D3)
S2
S2/S3
53
Gambar 3.3
Diagram Pekerjaan Responden
d. Deskripsi Responden Berdasarakan Pendapatan
Tabel 3.4
Responden Berdasarkan Pendapatan
Usia Jumlah %
< Rp 1.500.000 20 20%
Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 55 55%
Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 9 9%
>Rp 3.500.000 16 16%
Total 100 100% Sumber: Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan
responden perbulan terdapat pada pendapatan sebesar Rp 1.500.000 – Rp
2.500.000 sebanyak 55%, pendapatan kurang dari Rp 1.500.000 sebanyak
20%, pendapatan lebih dari Rp 3.500.000 sebanyak 16%. Sedangkan rata-
rata penghasilan terendah yaitu pada pendapatan Rp 2.500.000 – Rp
3.500.000 sebanyak 9%.
0
50
100
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa
Swasta
PNS
Pengusaha
IRT
54
Gambar 3.4
Diagram Pendapatan Responden
e. Deskripsi Responden Berdasarkan Preferensi Terhadap BMT Daarut
Tauhiid
Tabel 3.5
Responden Berdasarkan Preferensi
Preferensi Jumlah %
Ya 87 87%
Tidak 13 13%
Sumber: Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden
memiliki preferensi terhadap BMT Daarut Tauhiid, yaitu sebanyak 87%.
Sedangkan responden yang tidak memiliki preferensi terhadap BMT Daarut
Tauhiid hanya sebanyak 13%. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian
besar responden adalah karyawan Daarut Tauhid.
0
20
40
60
Pendapatan Responden
< Rp 1.500.000
<Rp 1.500.000 - Rp2.500.000
Rp 2.500.000 - Rp3.500.000
55
Gambar 3.6
Diagram Preferensi Responden
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif yang diambil dari data
primer dan data sekunder.
Data primer diambil langsung dari BMT sendiri yang terdiri atas:
1. Gambaran umum BMT, yang meliputi; Visi Misi, tujuan, stuktur organisasi,
dan produk-produk yang ada di BMT.
2. Hasil penyebaran angket kuesioner
Table 3.6
Sampel dan Tingkat Pengembalian
Jumlah Kuesioner Penelitian 100 100%
Jumlah Kuesioner yang kembali 100 100%
Jumlah Kuesioner yang tidak kembali 0 0%
Sumber: Diolah dari data primer
0
50
100
PreferensiResponden
Ya
Tidak
56
Gambar 3.6
Diagram Pengembalian Kuesioner Penelitian
Data sekunder diambil dari membaca buku dan literatur lainnya yang terdiri
atas:
1. Hasil penelitian tentang marketing mix oleh peneliti terdahulu.
2. Buku-buku teks mengenai pemasaran, marketing mix dan BMT.
E. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk
meneliti pada populasi penelitian, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian berupa angket berisi daftar isian, analisis data berupa data statistik
dan deskriptif dengan tujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fenomena yang akan diteliti.
Penelitian deskriptif ini akan menjelaskan variabel product, price,
promotion, place, people, process, dan physical evidence. Kemudian untuk
0
50
100
Kuesioner Penelitian
Kuesioner yangkembali
Kuesioner yangtidak kembali
57
analisis bivariat akan menjelaskan pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Untuk analasis multivariat akan
menjelaskan variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap
variabel dependen.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu titik penelitian.44
Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah
“suatu hal yang berbetuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti unntuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi kemudian ditarik kesimpulannya”.45
1. Independent Variable (variabel Bebas) “X”
Yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya/ terpengaruhnya variabel
dependen.46
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah marketing mix yang terdiri dari
product (X1), price (X2), promotion (X3), place (X4), people (X5), process
(X6), dan physical evidence (X7). Marketing mix atau bauran pemasaran
merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program
pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran
dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.47
Untuk mengukur
marketing mix BMT, peneliti menggunakan metode skala likert. Skala likert
44
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: RajaGrafindo, 2005), h.96 45
Sugiyono, Op.Cit., h.17 46
Husein Umar, Op.Cit., h.47 47
Rambat Lupiyoadi, Op.Cit., h.70
58
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, kondisi, dan
persepsi tentang fenomena sosial.48
Dengan skala likert memungkinkan
responden menjawab dalam berbagai tingkat pada butir pertanyaan.
Sebagai alternatif jawaban yang akan digunakan dalam penelitian ini serta skor
yang digunakan untuk setiap butir pernyataan adalah sebagai berikut:
Table 3.7
Kaidah Skor Jawaban Likert
No. Pilihan Jawaban Skor Jawaban
1. Sangat Tidak Setuju 1
2. Tidak Setuju 2
3. Agak Tidak Setuju 3
4. Agak Setuju 4
5. Setuju 5
6. Sangat Setuju 6
2. Dependent Variable (Variabel Terikat) “Y”
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.49
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah preferensi santri dan
masyarakat. Preferensi merupakan pilihan seseorang terhadap suatu objek.
Pereferensi masing-masing orang berbeda karena beda kecenderungan dan
pengalaman. Untuk mengukur preferensi maka metode yang digunakan adalah
skala likert dengan menggunakan 2 poin penilaian yaitu (1) Ya (2) Tidak.
48
Sugiyono, Loc.Cit., 49
Husein Umar, Loc.Cit.,
59
G. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif
dimana terdapat dugaan adanya pengaruh antara dua variabel atau lebih.
H0 : marketing mix tidak berpengaruh terhadap preferensi santri
dan masyarakat.
H1 : marketing mix berpengaruh terhadap preferensi santri dan
masyarakat.
Hipotesis yang ada dalam data lapangan menunjukan bahwa adanya
kemungkinan marketing mix terhadap preferensi santri dan masyarakat.
Terdapat beberapa variabel yang berpengaruh secara signifikan dan beberapa
variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu adata
kuesioner. Ety Rochaety menyatakan bahwa “suatu kuesioner dinyatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut dengan menggunakan perbandingan nilai
corrected item-Total Correlation dengan r-tabel, untuk degree of freedom (df) =
n-2, dalam hal ini adalah jumlah sampel dan alpha = 0,05”.50
Corrected Item-
Total Scale Correlation adalah korelasi antara skor item dengan skor total item
50
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007), h.212
60
yang merupakan hasil dari uji validitas instrumen. Uji koefisien validitas yang
berkisaran antara 0,30-0,40 dapat dianggap cukup tinggi.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel dan konstruk. Suatu kuesioner reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama
instrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang reliabilitas juga disebut
sebagai kepercayaan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Namun,
ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari alat
pengukuran (measurement).
Ety Rochaety menjelaskan bahwa “cara mengukur validitas yang paling
umum adalah dengan menggunakan koefisien alpha”. Koefisien alpha bisa
diukur dengan menggunakan uji statistik cronbach alpha. Suatu konstruk dapat
dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,7.51
Menurut
Kaplan Dansaccuzzo koefisien reliabilitas yang sebenarnya berkisar 0,70-0,80
dianggap baik untuk digunakan.52
51
Ibid., h.56 52
Tony Wijaya, Analisis Data penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya, 2010), h.110
61
3. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur apakah data kita
memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik
(statistic inferensial). Cara yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Kolmogorov-smirnov. Data normal apabila nilai sig (p) > 0,05 dan data tidak
normal apabila sig (p) < 0,05.
4. Uji t
Uji parsial (t) digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen (X) secara indvidu berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
Uji t dapat diukur dari tabel coefficient pada kolom Sig.
Apabila nilai sig < nilai 0,05 maka Ho dtolak dan H1 diterima.
Artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, kriteria pengujiannya sebagai
berikut:
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Jika t hitung < t tabel maka H1 diterima.
62
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Hasil Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian dalam sebuah penelitian yang digunakan
untuk mengetahui kevalid-an alat yang digunakan dalam kuesioner penelitian
ini. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS
Statistics untuk memperoleh hasil yang lebih terarah dan valid. Pernyataan pada
kuesioner dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel. Nilai rtabel pada alpha 5% (0,05)
dengan df (degree of freedom) dk = n-2 (60-2=58) maka dapat diketahui bahwa
rtabel sebesar 0,2542. Jika nilai rhitung lebih kecil dari 0,2542 maka butir
pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid dan pernyataan yang tidak valid
harus dihilangkan.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 143.6167 184.681 .364 .897
item2 143.8667 182.897 .399 .896
item3 144.0000 180.271 .441 .895
item4 143.5167 185.847 .322 .897
item5 143.4833 181.915 .445 .895
item6 144.0833 181.366 .420 .896
item7 144.0833 181.366 .431 .896
item8 143.9167 183.569 .322 .897
item9 144.9000 172.464 .490 .895
63
item10 145.0667 171.046 .539 .894
item11 144.5833 176.891 .516 .894
item12 144.4500 175.269 .523 .894
item13 143.8833 182.410 .376 .897
item14 143.7167 182.139 .425 .896
item15 144.2500 182.326 .391 .896
item16 143.7000 182.417 .430 .896
item17 144.1167 178.647 .550 .893
item18 143.8333 181.599 .518 .894
item19 144.8833 177.834 .411 .897
item20 144.1333 179.846 .571 .893
item21 144.1667 179.701 .545 .894
item22 143.5333 185.372 .354 .897
item23 143.6167 181.359 .540 .894
item24 143.9333 177.487 .623 .892
item25 143.4333 185.402 .460 .896
item26 143.5667 183.640 .448 .896
item27 143.5667 187.368 .296 .898
item28 143.9667 184.270 .496 .895
item29 143.7333 182.741 .362 .897
item30 144.2833 180.003 .407 .896
item31 144.2333 179.707 .470 .895
item32 144.0333 180.033 .481 .895
Sumber : data primer yang diolah
Dari data di atas, validitas data dapat dilihat pada kolom Corrected Item-
Total Correlation diaman data yang ditampilkan telah > 0,2542 sebagai syarat
dari validitas sebuah data. Dengan kata lain apabila rhitung > rtabel. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa butir-butir pernyataan tersebut dinyatakan valid secara
keseluruhan.
B. Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Uji reliabilitas bertujuan
untuk melihat konsistensi alat ukur yang digunakan. Uji statisik yang digunakan
64
adalah uji statistic Cronbach’s Alpha. Untuk uji statistik biasanya biasanya
menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas
kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8
adalah baik.
Tabel 4.2
Kaidah Reliabilitas
Koefisien Kriteria
< 0,2 Tidak Reliabel
0,2 - 0,39 Kurang Reliabel
0,4 - 0,69 Cukup Reliabel
0,7 – 0,89 Reliabel
>0,9 Sangat Reliabel
Table 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.897 .900 33
Sumber : data primer yang diolah
Berdasarkan tabel hasil di atas dapat dilihat Cronbach’s Alpha yang ada
memiliki nilai 0,900. Hal ini dapat dikatakan sesuai kriteria di atas, maka nilai
tersebut memiliki arti sangat reliabel.
C. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang kita miliki
memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik
65
(statistik inferensial). Data normal apabila nilai sig (p) > 0,05 dan data tidak
normal apabila sig (p) < 0,05.
Tabe 4.4 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Marketing Mix BMT Daarut
Tauhiid terhadap Preferensi Santri dan Masyarakat Sekitar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,26382080
Most Extreme Differences
Absolute ,131
Positive ,131
Negative -,068
Kolmogorov-Smirnov Z 1,314
Asymp. Sig. (2-tailed) ,063
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,063
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang kita uji
berdistribusi normal.
D. Hasil Uji t
Untuk melihat koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas untuk
mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan. Ini dapat
dilihat melalui kolom Sig. (kolom keenam). Jika Sig. kurang dari 0.05, maka
koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap preferensi,
66
begitupun sebaliknya. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing
variabel bebas terhadap preferensi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Table 4.5
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.144 .310 3.688 .000
product .008 .005 .196 1.559 .123
price -.002 .004 -.067 -.616 .540
promotion .004 .004 .105 .913 .363
place -.012 .004 -.307 -2.803 .006
people .006 .005 .162 1.207 .231
process -.001 .005 -.014 -.103 .918
pe -.006 .005 -.164 -1.321 .190
fL .003 .004 .081 .694 .489
a. Dependent Variable: Preferensi
Dari table t-test di atas, dapat dijelaskan bahwa dari tujuh variabel
independen, hanya satu variabel yang signifikan, yaitu place. Penjelasan dari
nilai signifikansi pada uji t yang diperoleh pada masing-masing variabel bebas
adalah sebagai berikut :
a. Variabel place memperoleh nilai Sig. sebesar 0.006 (Sig. < 0.05), dengan
demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan
variabel place terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT
ditolak. Artinya, variabel place secara positif mempengaruhi preferensi
santri dan masyarakat sekitar BMT dan signifikan. Jadi, semakin kuat
variabel place maka semakin tinggi pula preferensi santri dan masyarakat
67
sekitar BMT. Sebaliknya, semakin rendah variabel place maka preferensi
santri dan masyarakat sekitar BMT semakin tinggi pula.
Variabel place menunjuk pada kemampuan BMT untuk memberikan
kemudahan bagi konsumen untuk memperoleh produk yang ditawarkan.
BMT Daarut Tauhiid memiliki posisi yang sangat strategis dan mudah
dijangkau dan tidak berjauhan dengan kantor, masjid, serta jalan raya.
Sebesar 57% responden “setuju” (S) dengan pernyataan bahwa BMT Daarut
Tauhiid terletak di posisi yang strategis.
Dalam penelitiannya Ratna Yulia Wijayanti menyatakan bahwa place dalam
service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran
distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian
jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang stategis.53
b. Variabel product memperoleh nilai Sig. sebesar 0,123 (Sig. > 0,05) dengan
demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan
variabel product terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT
diterima. Artinya, variabel product tidak signifikan mempengaruhi
preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT.
Produk memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan nasabah dan
manfaat yang diterima nasabah. Dalam menggunakan suatu produk,
konsumen cenderung tidak akan memilih yang tidak sesuai dengan
biaya/usaha yang dikeluarkan. Dan juga, produk-produk tersebut
53
Ratna Yulia Wijayanti dan Kertati Sumekar,”Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap
Loyalitas Anggota pada KJKS BMT Ummat Sejahtera Lasem Cabang Kudus”, Jurnal Analisis
Manajemen Vol. 3 No. 2 (Juli 2009), h.145
68
memberikan manfaat bagi nasabah, baik nasabah peminjam ataupun
penyimpan.
Dalam kuesioner yang disebar tentang a) aman sesuai syariat; b) variasi
produk; c) sesuai kebutuhan; dan d) bermanfaat, Ada sebesar 63%
responden yang menjawab bahwa produk BMT Daarut Tauhiid beraneka
ragam dan sesuai kebutuhan, sehingga nasabah mempunyai banyak pilihan
dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Dan juga terdapat
jawaban sebesar 68% yang menyatakan bahwa produk BMT Daarut Tauhiid
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Data di atas menunjukkan bahwa jawaban responden positif terhadap
produk-produk yang dimiliki. Akan tetapi hal tersebut belum dapat
memberikan pengaruh pereferensi santri dan masyarakat sekitar terhadap
BMT.
Produk merupakan hal untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, baik itu berupa barang ataupun jasa. Tapi ada satu hal yang perlu
diperhatikan organisasi jasa terhadap produk jasanya, yaitu kualitas dari
produk itu sendiri. Karena bagaimanapun hebatnya suatu usaha promosi dan
penetapan harga, jika tidak diikuti dengan produk yang bermutu dan
keinginan konsumen, maka usaha bauran pemasaran ini tidak akan berhasil.
Oleh sebab itu perlu dikaji, produk apa yang akan dipasarkan, bagaimana
selera konsumen, masa kini, apa kebutuhan mereka.54
54
Ratna Yulianti Wijaya dan Kertati Sumekar, Loc.Cit.,
69
c. Variabel price memperoleh nilai Sig. sebesar 0.540 (Sig. > 0.05) dengan
demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan
variabel price terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT
diterima. Artinya, variabel price tidak signifikan mempengaruhi preferensi
santri dan masyarakat sekitar BMT.
Tidak berpengaruhnya harga produk ini terdapat pada jawaban yang
diberikan responden ketika memberikan pernyataan terhadap
imbalan/intensif yang memuaskan, dimana sebesar 25% responden
menjawab “agak setuju” (AS). Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa
seperempat responden tidak cukup puas terhadap imbalan/insentif yang
diberikan oleh BMT Daarut Tauhiid, sehingga tidak cukup untuk
mempengaruhi preferensi terhadap BMT.
Harga memang bukan merupakan faktor determinan yang digunakan
oleh produsen/penjual agar barang/jasanya lebih cepat terserap di pasar,
terlebih lagi untuk produk jasa, seperti sebuah BMT. Keputusan harga
merupakan keputusan kritis yang menunjang keberhasilan operasi organisasi
profit maupun non-profit. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi. Disatu sisi, harga
yang terlampau mahal bisa meningkatkan laba jangka pendek, tetapi disisi
lain sukar dijangkau oleh konsumen. Sedangkan jika harga terlalu murah,
pangsa pasar bisa melonjak, tapi margin kontribusi dan laba bersih yang
diperoleh akan berkurang. Strategi (pricing) penentuan harga juga sangat
signifikan dalam memberikan value kepada konsumen dan mempengaruhi
70
image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Akan tetapi, yang
paling penting adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dengan
strategi pemasaran secara keseluruhan.55
Hafidz dkk menyatakan dalam penelitiannya, tidak berpengaruhnya
harga semakin meneguhkan teori yang selama ini semakin berkembang,
bahwa nasabah lembaga keuangan syariah (termasuk) BMT dapat dibagi
menjadi dua, yaitu infrastruktur dan suprastruktur. Nasabah “infrastruktur”
adalah mereka yang sangat aware terhadap harga, kompensasi dan profit
yang mereka dapatkan. Mereka menggunakan LKS lebih karena keuntungan
fasilitas, sehingga bisa jadi mereka berpindah ke lembaga konvensional jika
lebih memberikan keuntungan. Mereka inilah yang disebut sebagai swing
customers. Sedangkan nasabah “suprastruktur” lebih digerakkan karena
motif spiritual dimana 39% responden menggunakan BMT karena tidak
menggunakan sistem bunga sehingga tidak bertentangan dengan ajaran
agama.56
d. Variabel promotion memperoleh nilai Sig. sebesar 0.363 (Sig. > 0.05)
dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh
signifikan variabel promotion terhadap preferensi santri dan masyarakat
sekitar BMT diterima. Artinya, variabel product tidak signifikan
mempengaruhi preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT.
Dalam penelitian ini, sebesar 59% responden menjawab “setuju” (S)
dengan pernyataan bahwa mengetahui BMT dari media verbal. Hal ini
55
Ratna Yulia Wijayanti-Kertati Sumekar, Loc.Cit., 56
AM. M. Hafidz MS. et. Al, Op.Cit., h.196
71
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui informasi
mengenai BMT Daarut Tauhiid dari informasi perorangan, bukan dari media
atau iklan yang dibuat oleh pengelola BMT.
Promosi adalah salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix).
Promosi itu sendiri merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk atau
jasa kepada pasar sasaran sehingga pasar sasaran atau konsumen menjadi
mengetahui keberadaan produk tersebut. Untuk membuat produk yang sudah
dikenal oleh konsumen menjadi lebih disukai dan konsumen pun merasa
tertarik untuk memiliki produk tersebut. Bahkan bagi konsumen yang sudah
lupa diharapkan dapat diingatkan kembali akan produk tersebut melalui
kegiatan promosi. Kegiatan promosi, seharusnya tidak mementingkan pihak
perusahaan saja dalam mengejar keuntungan, kepentingan konsumen harus
diperhatikan, karena sebenarnya citra yang baik akan tercipta dengan
sendirinya, apabila perusahaan memperhatikan kebenaran dalam
menyampaikan informasi.57
e. Variabel people memperoleh nilai Sig. sebesar 0.231 (Sig. > 0.05) dengan
demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan
variabel people terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT
diterima. Artinya, variabel people tidak signifikan mempengaruhi preferensi
santri dan masyarakat sekitar BMT.
Karyawan merupakan orang yang secara langsung ataupun tidak
langsung dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. Kepuasan yang
57
Fatmah dan Fitri Virdian, “Pengaruh Kualitas Layanan dan Promosi terhadap
Preferensi Anggota dalam Pengajuan Mudharabah di KJKS BMT MMU Cabang Sidogiri
Pasuruan”, el-Qist Vol. 3 No. 1 (April 2013), h.98
72
dirasakan oleh nasabah juga ditentukan oleh sikap dan keramahan yang
ditunjukkan oleh karyawan. Hal ini sesuai dengan jawaban responden
sebesar 63% “setuju” dengan pernyataan bahwa karyawan BMT Daarut
Tauhiid bersikap sopan, ramah, dan respek kepada nasabah.
Namun, keramahan petugas BMT hanyalah salah satu tolak ukur dalam
menilai kualiatas sumber daya insani. Sumber daya insani pada BMT
diharapkan juga kompeten pada tugasnya, sebagaimana yang turut dalam
kuesioner yang disebarkan, yaitu karyawan menyampaikan informasi
dengan bahasa yang mudah dipahami dan menanggapi segala permasalahan
dengan kompetensi yang mumpuni.
Berdasarkan teori yang dikemukakan Yazid, orang (people) merupakan
semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya
mempengaruhi persepsi pembeli. Termasuk dalam elemen ini adalah
personel perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Detha Alfrian Fajri dkk dapat
diketahui bahwa apabila ditinjau dari etiket karyawan, hampir seluruh bank
memperlihatkan keramahan. Hal ini menandakan tak ada perbedaan dalam
konteks pelayanan dan sikap karyawan bagi pelanggan. Sehingga wajar tak
ada keterkaitan antara etiket karyawan perbankan dengan keputusan
menabung nasabah pada bank tertentu. 58
f. Variabel process memperoleh nilai Sig. sebesar 0.918 (Sig. > 0.05) dengan
demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan
58
Detha Alfrian Fajri, dkk,”Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa terhadap Keputusan
Menabung (Survei pada Nasabah Bank Muamalat Cabang Malang)”, Jurnal Administrasi Bisnis
Vol 6, No. 2 (Desember 2013), h.7
73
variabel process terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT
diterima. Artinya, variabel process tidak signifikan mempengaruhi
preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT. Sebesar 65% responden
“setuju” dengan pernyataan bahwa persyaratan untuk menjadi nasabah
mudah dan tidak berbelit-belit. Dalam memposes transaksi juga mudah dan
cepat, sesuai dengan jawaban responden yang “setuju” sebesar 68%.
Tidak berpengaruhnya variabel process seperti dalam penelitian yang
dilakukan oleh Amelindan Sudarto dan Rani Rumita bahwa variabel proses
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen (studi kasus pada PT Pos Indonesia KPC Surabaya Selatan).
g. Variabel physical evidence memperoleh nilai Sig. sebesar 0.190 (Sig. >
0.05) dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh
signifikan variabel physical evidence terhadap preferensi santri dan
masyarakat sekitar BMT diterima. Artinya, variabel physical evidence tidak
signifikan mempengaruhi preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT.
Kantor BMT Daarut Tauhiid memiliki lingkungan yang bersih dan
suasana yang nyaman, sebesar 71% dan 69% responden “setuju” dengan
pernyataan tersebut.
Detha Alfrian Fajri dkk dalam penelitiannya menyatakan, berdasarkan
teori yang dikemukakan Yazid bukti fisik adalah dimana jasa disampaikan
dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi, serta setiap
komponen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.
pada era dimana teknologi begitu bebas dan ditunjang pula dengan
74
meningkatnya kelas menengah Indonesia yang semakin pesat, menjadikan
konsumen dalam menentukan pilihan-pilihan produk kebutuhannya dengan
pemenuhan yang bersifat psikologis. hal ini yang disadar oleh manajemen
perbankan, sehingga dalam menghadirkan bukti fisik yang memenuhi
kebutuhan psikologis nasabah termasuk kenyamanan dalam berbagai aspek
yang langsung dapat dirasakan nasabah. Sehingga semakin ketatnya
persaingan antar bank menjadikan perbedaan antar bank-bank yang bersaing
tersebut semakin sedikit Hal ini berefek pada tak berpengaruhnya bukti fisik
dalam mempengaruhi keputusan menabung oleh nasabah.
Sehingga dapat pula diartikan bahwa nasabah menganggap bahwa bukti
fisik yang ada pada BMT Daarut Tauhiid sama saja dengan lembaga
keuangan lainnya.59
h. Variabel Faktor Lain memperoleh nilai Sig. sebesar 0.489 (Sig. > 0.05)
dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh
signifikan variabel Faktor Lain terhadap preferensi santri dan masyarakat
sekitar BMT diterima. Artinya, variabel Faktor Lain tidak signifikan
mempengaruhi preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT.
Faktor lainnya disini merupakan faktor-faktor diluar marketing mix
yang mungkin memiliki pengaruh terhadap preferensi santri dan masyarakat
sekitar terhadap BMT. Pernyataan yang terdapat pada variabel ini meliputi
a) peran kyai/ustadz; b) peran keluarga; c) peran teman/sahabat; d)
kedudukan nasabah dalam masyarakat. Sebagai BMT yang dibawah nama
59
Ibid., h.7-8
75
pesantren, dengan adanya pengaruh dari kyai/ustadz seharusnya bisa ikut
dalam mempengaruhi santri dan masyarakat sekitar untuk menjadi nasabah
BMT Daarut Tauhiid. Sesuai dengan jawaban responden sebesar 71%
responden “setuju” bahwa kyai/ustadz berperan terhadap keputusan nasabah
dalam memilih BMT Daarut Tauhiid.
Tidak berpengaruhnya faktor lain dalam penelitian ini memperkuat
sinyalemen yang selama ini berkembang bahwa Lembaga Keuangan Syariah
(LKS) belum banyak memanfaatkan jalur kultural untuk memperbesar
market share-nya. Jalur kultural yang dimaksud disini adalah menggunakan
jalur non-formal untuk mempromosikan LKS kepada masyarakat, salah
satunya adalah memanfaatkan daya pengaruh ulama untuk “mendakwahkan’
LKS kepada umat, padahal jalur non-formal ini sangat besar pengaruhnya
untuk menentukan minat masyarakat dalam memilih BMT.60
60
AM. M. Hafidz MS. et. Al, Op.Cit., h.197
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan jawaban atas rumusan masalah yang diajukan
dalam sebuah penelitian. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS 22.0
dan menggunakan uji t mengenai pengaruh marketing mix BMT Daarut Tauhiid
bandung terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT, maka
kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Setelah melakukan uji hipotesis masing-masing independen variable
terhadap dependen variable hanya terdapat satu variabel yang memiliki
pengaruh secara signifikan yaitu variabel place. Hal ini terbukti dengan
penerapan uji t dalam penelitian dimana uji t menyatakan bahwa sig variabel
place 0.007 < 0.05, maka H0 ditolak H1 diterima berarti data ini signifikan.
Artinya variabel X yaitu variabel place mempunyai pengaruh terhadap
variabel Y yaitu variabel preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel place berpengaruh terhadap
preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT.
Sementara variabel lainnya, yaitu variabel product, price, promotion,
people, process, dan physical evidence tidak memiliki pengaruh signifikan.
Hal ini terbukti dengan penerapan uji t dalam penelitian dimana uji t
menyatakan bahwa sig variabel product, price, promotion, people, process,
dan physical evidence > 0.05, maka H0 diterima H1 ditolak berarti data ini
77
tidak signifikan. Artinya variabel X yaitu variabel product, price, promotion,
people, process, dan physical evidence tidak mempunyai pengaruh terhadap
variabel Y yaitu variabel preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel product, price, promotion,
people, process, dan physical evidence tidak berpengaruh terhadap
preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT.
2. Variabel faktor lain tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
preferensi santri dan masyarakat sekitar. Hal ini terbukti dengan penerapan
uji t dalam penelitian dimana uji t menyatakan bahwa sig variabel place
0.489 > 0.05, maka H0 diterima H1 ditolak berarti data ini tidak signifikan.
Artinya variabel X yaitu variabel faktor lain tidak mempunyai pengaruh
terhadap variabel Y yaitu variabel preferensi santri dan masyarakat sekitar
BMT. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel faktor lain tidak
berpengaruh terhadap preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT.
B. Saran
Dari keseluruhan hasil dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini
maka saran yang mungkin bermanfaat adalah:
1. Melihat dalam penelitian ini bahwa dari 7 variabel independen yaitu
product, price, promotion, place, people, process, dan physical evidence
hanya terdapat satu variabel yang berpengaruh terhadap variabel dependen
yaitu preferensi santri dan masyarakat sekitar BMT, disarankan bagi BMT
Daarut Tauhiid untuk meningkatkan strategi marketing mix-nya.
78
2. Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu tempat penelitian
dan jumlah responden yang terbatas atau kecil maka para akademisi dapat
menambah jumlah variabel yang digunakan dan dapat memperluas
wilayah pengambilan sampel populasi sehingga hasil dapat diperoleh
secara maksimal.
79
Daftar Pustaka
AM. M. Hafidz MS. et. Al. “Pengaruh Reference Group dan Marketing Mix
Terhadap Minat Menggunakan Produk KJKS/BMT Di Kota
Pekalongan”. Jurnal Penelitian Vol. 10, No. 2 (November 2013):
h.181-200
Boediono dan Wayan Koster. Teori dan Aplikasi : Statistika dan
Probabilitas. Bandung: Remaja Posdakarya. 2008
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. 2011
Huda, Nurul dan Muhamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan
Teoritis dan Praktis. Jakarta : Kencana. 2010
Iskandar. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: GP. 2008
Kasmir. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya Edisi keenam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2002
Kasmir. Pemasaran Bank Edisi Revisi. Jakarta: Kencana. 2005
Kotler, Philip. Marketing Jilid I. Jakarta: Erlangga. 1999
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Marketing Management Edition 12.
Jakarta: Indeks. 2007
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. Principles of Marketing. Jakarta:
Erlangga. 2008
Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
2001
Marthon, Said Sa’ad. Ekonomi Islam: Di Tengah Krisis Ekonomi Global.
Jakarta: Zikrul Hakim. 2004
Marwanto, Eko. “Marketing Mix-7p (product, place, promotion,
place,participant,process, dan physical evidence)”. Artikel diakses
pada tanggal 30 September 2014 dari
http://www.ekomarwanto.com/2012/04/marketing-mix-7p-produk-
price-promotion.html
Muhammad. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif.
Jakarta: Raja Grafindo. 2008
80
Mufti, Aries dan Muhammad Syakir Sula. Amanah Bagi Bangsa: Konsep
Sistem Ekonomi Syariah. Jakarta: Masyarakat Ekonomi Syariah.
2007
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011
Rumpea, Tumpal dan Pasmon Halolo. Kamus Lengkap ekonomi. Jakarta:
Erlangga, 1994
Sa’ad Marthon, Said. Ekonomi Islam: Di tengah Krisis Ekonomi Global.
cet.I. Jakarta: Zikrul Hakim, 2004
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta:
Ekonisia. 2007
Sugiono. Metode Penelitian Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.
2006
Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011
Suyanto, Bagong. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan
Edisi Revisi Cet VI. Jakarta: Kencana. 2011
Syaifullah, Muh. ”Aset BMT Tumbuh Signifikan”. Artikel diakses pada
tanggal 12 November 2014 dari
http://www.tempo.co/read/news/2012/11/07/089440268/
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.
Jakarta: Gramata Publishing. 2013
Tim Kopontren Daarut Tauhiid. “Tentang BMT Daarut Tauhiid”. Artikel
diakses pada tanggal 23 Februari 2015 dari
http://www.kopontrendt.com
Tim Peneliti Universiras Andalas. “Potensi, Preferensi dan Perilaku
Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Sumatra Barat. Lembaga
Penelitian Universitas Andalas (November 2001), h.13
Tjiptono, Fandi. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing. 2007
Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnsis. Jakarta:
Grafindo Persada. 2004
81
Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN. 2010
Wahjono, Sentot Imam. Manajemen Pemasaran Bank. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2010
Widyaningrum, Nurul. Model Pembiayaan BMT dan Dampaknya Bagi
pengusaha Keci : Studi Kasus BMT Dampingan Yayasan Peramu
Bogor. Bandung: Akatiga. 2002
Yulia Wijayanti, Ratna dan Kertati Sumekar. Pengaruh Bauran Pemasaran
terhadap Loyalitas Anggota pada KJKS BMT Ummat Sejahtera.
2009
Lampiran 1
Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 2
Surat Keterangan Riset
Lampiran 3
Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
Selamat Pagi/Siang/Sore
Saya adalah Mahasiswi S1 Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian untu penulisan
tugas akhir (skripsi) yang berjudul “Pengaruh Marketing Mix BMT Daarut
Tauhiid Bandung Terhadap Preferensi Santri dan Masyarakat Sekitar
BMT”. Oleh karena itu saya mohon kesediaan Anda untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner ini. Semua informasi dari kuesioner ini terjamin
kerahasiaannya. Mengingat data yang saya kumpulkan ini sangat besar terhadap
arti dan pengaruhnya bagi penelitian ini, maka saya mohon untuk mengisi
kuesioner ini secara jujur dan benar. Atas kesediaan Anda meluangkan waktu dan
kerjasama yang Anda berikan, saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya
Nur Oktifiani
NIM : 1110046100056
Bagian I : Data Responden
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia.
1. Usia Anda saat ini :
a. < 18 tahun
b. 18 - < 25 tahun
c. 25 – 30 tahun
d. > 30 tahun
2. Tingkat pendidikan terakhir atau yang sedang Anda tempuh saat ini :
a. SD/SMP/SMA
b. Akademi (D1/D2/D3)
c. S1
d. S1/S2
3. Jenis pekerjaan Anda :
a. Pelajar/Mahasiswa
b. Swasta
c. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
d. Pengusaha
e. Ibu Rumah Tangga
4. Pendapatan Anda/bulan saat ini :
a. < Rp 1.500.000,-
b. Rp 1.500.000,- s/d Rp 2.500.000,-
c. Rp 2.500.000,- s/d Rp 3.500.000,-
d. > Rp 3.500.000,-
Bagian II : Pertanyaan-Pertanyaan
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda checklist (ν) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
pendapat Anda. Kriteria penilaian :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
ATS = Agak Tidak Setuju
AS = Agak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
No Pernyataan STS TS ATS AS S SS
A Product (Produk)
1. Produk BMT Daarut Tauhiid sesuai dan aman dari
segi syariat
2. Produk BMT Daarut Tauhiid beraneka ragam
3. Produk BMT Daarut Tauhiid sesuai dengan
kebutuhan
4. Produk BMT Daarut Tauhiid bermanfaat bagi
nasabah
B Price (Harga)
1. BMT Daarut Tauhiid tidak mengandung
bunga/riba
2. BMT Daarut Tauhiid memberikan
imbalan/insentif yang memuaskan
3. BMT Daarut Tauhiid memberikan bagi hasil yang
memuaskan
C Promotion (Promosi)
1. Mengetahui BMT Daarut Tauhiid dari Media
Verbal
2. Mengetahui BMT Daarut Tauhiid dari Media
Cetak
3. Mengetahui BMT Daarut Tauhiid dari Media
Elektronik
4. Promosi BMT Daarut Tauhiid menarik
5 Promosi yang dilakukan BMT Daarut Tauhiid
memberikan informasi yang jelas mengenai
produk/akad yang ditawarkan
D Place (Tempat/Saluran Distribusi)
1. BMT Daarut Tauhiid terletak di tempat yang
staregis
2. Akses menuju BMT Daarut Tauhiid mudah
dijangkau
3. Distribusi Komunikasi (Call Center) mudah
diakses
E People (Orang)
1. Karyawan BMT Daarut Tauhiid bersikap ramah,
sopan, dan respek kepada nasabah
2. Karyawan BMT Daarut Tauhiid memberikan
pelayanan dengan cepat dan baik
3. Karyawan BMT Daarut Tauhiid menyampaikan
semua informasi dengan bahasa yang mudah
dipahami
4. Karyawan BMT Daarut Tauhiid tidak pernah
melakukan kesalahan dalam pencatatan
5. Karyawan BMT Daarut Tauhiid menanggapi
keluhan dan mendengarkan saran dari nasabah
6. Karyawan BMT Daarut Tauhiid menanggapi
segala permasalahan dengan kompetensi yang
mumpuni
F Process (Proses)
1. Persyaratan menjadi nasabah mudah dan tidak
berbelit-belit
2. Transaksi di BMT Daarut Tauhiid mudah
3. Transaksi di BMT Daarut Tauhiid cepat
G Physical Evidence (Lingkungan Fisik)
1. Kantor BMT Daarut Tauhiid memiliki lingkungan
yang bersih
2. Kantor BMT Daarut Tauhiid memiliki suasana
yang nyaman
3. Kantor BMT Daarut Tauhiid menciptakan
lingkungan kerja yang positif
4. BMT Daarut Tauhiid memberikan
jaminan/garansi
H Faktor Lainnya
1. Kyai/Ustadz berperan terhadap keputusan nasabah
dalam memilih BMT Daarut Tauhiid
2. Keluarga berperan terhadap keputusan nasabah
dalam memilih BMT Daarut Tauhiid
3. Teman/sahabat berperan terhadap keputusan
nasabah dalam memilih BMT Daarut Tauhiid
4. Kedudukan nasabah dalam masyarakat berperan
terhadap keputusan untuk memilih BMT Daarut
Tauhiid
Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Anda.
Preferensi Ya Tidak
Nasabah memiliki preferensi terhadap
BMT Daarut Tauhiid
Saya menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi Anda
dalam pengisian kuesioner ini. Disadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan Anda,
studi ini tidak ada artinya sama sekali.
Lampiran 4
Skor Akhir Data
Responden IV
DV X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 47.06 54.30 45.92 62.74 52.55 65.10 65.63 52.62 2
2 48.63 54.78 45.51 33.00 54.32 42.68 47.07 46.53 1
3 48.80 54.78 50.67 41.30 47.66 46.88 47.07 53.53 1
4 42.73 52.91 59.11 44.59 54.32 37.67 47.85 56.12 2
5 48.80 50.57 46.04 53.64 31.18 34.67 47.85 43.94 2
6 66.09 36.00 59.83 48.74 36.27 49.88 52.51 57.04 1
7 44.98 44.45 53.41 46.25 47.66 46.88 41.40 38.00 2
8 50.88 54.78 52.69 53.64 51.88 49.88 47.85 56.12 2
9 50.88 54.78 59.83 53.64 54.32 49.88 47.85 50.19 2
10 50.88 54.78 60.05 53.64 55.18 49.88 47.85 55.21 2
11 50.88 66.97 60.05 65.19 61.79 65.10 66.41 57.04 2
12 50.88 47.75 32.66 60.25 61.66 65.10 33.95 30.85 1
13 33.19 54.78 50.75 51.19 48.57 49.88 34.96 50.19 2
14 50.88 56.64 46.26 53.64 55.18 49.88 47.85 45.62 2
15 50.88 54.78 60.05 53.64 55.18 49.88 47.85 56.12 2
16 50.88 54.78 37.95 38.80 42.71 49.88 25.51 30.54 1
17 50.88 56.64 39.42 48.74 55.18 49.88 47.07 45.62 2
18 50.88 54.78 59.42 51.19 52.80 49.88 47.85 47.60 1
19 64.01 56.64 59.11 51.19 55.18 62.10 59.96 56.12 2
20 48.80 46.80 55.24 53.64 44.87 49.88 47.85 39.07 2
21 53.13 56.64 60.05 53.64 59.46 49.88 47.85 57.04 1
22 51.06 44.45 33.42 42.09 54.32 54.09 47.85 45.62 2
23 36.09 42.59 52.46 53.64 44.87 34.67 47.07 56.12 2
24 50.88 54.78 39.42 48.74 33.19 35.88 47.07 32.98 2
25 47.24 52.43 55.26 51.19 57.05 49.88 52.51 56.12 2
26 46.73 56.64 60.05 53.64 55.18 49.88 47.85 66.63 2
27 55.86 54.78 59.53 46.25 56.19 49.88 60.97 57.04 1
28 42.91 54.78 52.88 53.64 53.47 46.88 47.85 47.60 2
29 50.88 46.80 54.24 42.09 52.61 49.88 65.63 46.68 2
30 55.86 30.84 38.87 62.74 42.10 49.88 64.84 54.90 2
31 31.11 44.45 39.59 37.19 46.93 34.67 47.85 44.40 2
32 55.86 56.64 46.04 51.19 41.63 62.10 65.63 56.12 2
33 50.88 44.93 44.87 48.74 44.36 49.88 47.07 46.23 2
34 66.09 56.64 67.12 62.74 59.41 62.10 59.96 66.63 1
35 57.94 58.99 31.53 53.64 23.23 45.68 47.07 56.12 2
36 44.98 54.78 55.57 46.25 54.32 49.88 47.85 56.12 2
37 42.91 54.78 59.33 53.64 55.18 49.88 33.95 38.00 2
38 53.13 54.78 60.05 53.64 54.32 49.88 47.85 46.68 2
39 50.88 56.64 60.05 52.85 56.19 60.89 47.07 56.12 2
40 58.11 56.64 56.38 65.19 59.41 65.10 65.63 56.12 2
41 50.88 56.64 59.64 58.59 44.36 49.88 47.85 56.12 2
42 40.83 44.45 45.85 51.19 38.77 27.87 33.95 36.94 2
43 38.58 42.11 37.73 46.25 31.62 45.09 47.85 50.19 2
44 53.10 30.40 46.12 45.39 50.23 56.10 64.06 66.63 2
45 58.86 54.30 35.11 55.34 54.48 65.10 46.84 54.44 2
46 48.63 36.47 60.05 48.70 52.45 60.89 52.51 50.19 2
47 32.21 44.45 45.32 30.55 34.42 38.88 47.07 56.12 1
48 43.65 42.59 60.05 51.19 40.13 34.67 29.29 36.18 2
49 47.88 21.94 39.01 62.74 27.12 27.87 52.74 39.07 2
50 37.93 56.64 50.53 30.55 30.74 30.46 41.40 47.44 2
51 52.96 56.64 52.69 42.09 54.32 54.09 65.63 46.53 2
52 13.57 18.21 52.88 45.34 45.03 49.88 47.85 48.35 2
53 37.93 36.00 45.10 39.64 44.36 62.10 47.85 56.12 2
54 58.11 56.64 62.30 62.74 50.25 49.88 47.85 45.76 2
55 50.88 54.78 44.87 37.15 35.39 56.10 47.07 46.68 2
56 66.09 56.64 47.21 62.74 56.19 62.10 65.63 56.12 2
57 50.88 54.78 53.63 57.79 54.32 49.88 47.85 57.04 2
58 53.13 54.78 60.47 57.79 55.18 54.09 47.85 55.06 2
59 47.88 54.78 38.26 53.64 46.93 46.88 43.20 55.06 2
60 57.94 66.97 51.50 53.64 54.48 49.88 66.41 60.69 2
61 53.13 54.78 60.05 53.64 55.18 49.88 66.41 57.04 2
62 51.71 56.64 39.06 57.79 59.43 49.88 47.85 35.11 2
63 48.80 42.11 53.63 51.19 54.32 49.88 47.07 38.00 2
64 66.09 56.64 60.58 44.55 55.15 65.10 55.30 60.69 2
65 48.80 54.78 55.57 48.70 54.32 54.09 65.63 50.19 2
66 50.88 51.96 33.19 53.64 31.75 21.06 44.71 54.14 2
67 53.13 54.78 53.21 51.19 46.74 49.88 47.85 46.53 2
68 50.88 56.64 40.78 53.64 51.88 49.88 47.85 53.39 2
69 50.88 54.78 39.84 21.45 41.18 49.88 47.85 24.60 2
70 50.88 42.59 40.26 44.55 32.21 46.88 40.84 55.21 2
71 53.13 56.64 30.80 53.64 44.17 49.88 45.50 18.05 2
72 50.88 54.78 46.24 46.25 54.32 49.88 47.85 56.12 2
73 38.75 44.45 40.26 53.64 55.18 49.88 47.85 56.12 2
74 50.88 39.77 59.11 53.64 47.60 49.88 47.85 56.12 2
75 50.88 39.77 59.11 53.64 55.18 49.88 47.85 56.12 2
76 50.88 44.45 53.63 53.64 55.18 49.88 47.85 46.53 2
77 53.13 52.43 60.05 53.64 61.79 54.09 47.85 46.68 2
78 30.87 34.13 44.87 30.55 29.85 33.46 47.07 53.53 2
79 39.08 44.45 45.82 25.60 50.95 49.88 47.85 52.62 1
80 66.09 46.32 32.16 55.39 56.19 54.09 46.28 55.06 2
81 58.11 56.64 53.10 34.70 54.32 65.10 65.63 45.00 2
82 50.88 46.80 40.78 53.64 57.05 49.88 47.07 42.87 2
83 56.60 26.66 32.94 53.64 61.39 41.88 59.96 45.62 2
84 42.91 44.45 59.83 42.09 55.18 49.88 47.07 55.06 1
85 53.13 40.72 62.41 61.04 58.06 49.88 61.76 62.97 2
86 50.88 54.78 58.89 47.04 44.87 49.88 47.85 56.12 2
87 50.88 52.43 40.12 30.55 55.18 49.88 47.85 50.94 2
88 53.13 54.30 38.23 62.74 54.32 65.10 65.63 57.19 2
89 50.88 54.78 39.54 57.79 54.96 49.88 63.27 52.93 2
90 53.13 56.64 40.78 53.64 52.61 49.88 45.50 27.80 2
91 61.76 62.76 60.47 41.19 62.73 65.10 56.09 56.12 2
92 63.83 47.75 67.65 53.64 70.23 65.10 65.63 56.12 1
93 46.37 20.07 37.95 31.45 34.15 49.88 23.15 38.31 2
94 50.88 54.78 66.70 53.64 62.76 49.88 47.85 56.12 2
95 50.88 44.45 39.53 56.14 56.04 49.88 47.85 26.43 2
96 40.00 54.78 54.62 46.25 39.28 45.68 42.41 36.02 2
97 56.78 54.78 55.57 53.64 55.18 49.88 55.30 56.12 2
98 56.78 47.75 60.05 53.64 52.61 49.88 47.85 56.12 2
99 53.13 52.43 53.63 53.64 55.18 49.88 47.85 56.12 2
100 42.91 52.43 39.95 55.34 48.64 38.88 46.84 62.06 2