praktek simpan pinjam baitul maal wattamwil bmt...

120
PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) CITA SEJAHTERA MENURUT EKONOMI SYARIAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : M. Arizan NIM : 203046101723 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Upload: phungcong

Post on 09-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL

(BMT) CITA SEJAHTERA MENURUT

EKONOMI SYARIAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

M. Arizan

NIM : 203046101723

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 2: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Mei 2008

M. Arizan

Page 3: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

��� ا ا���� ا�����

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena

dengan inayah, rahmat dan karunia Allah SWT, penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw

sebagai revolusioner dunia dan pembawa risalah serta kepada keluarga, dan para

sahabat-Nya, mudah-mudahan kita semua akan mendapatkan syafa’atul ’udzma di

yaumil kiamat kelak, Amin.

Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak sekali

mendapati kesulitan. Akan tetapi, dengan adanya bantuan dan partisipasi dari

berbagai pihak, Alhamdulillah penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan.

Namun penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak sekali kekurangan

sehingga saran serta kritik dengan kerendahan hati penulis terima sehingga skripsi ini

dapat lebih sempurna lagi.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

berbagai pihak dan instansi lainnya yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada :

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak

Prof. Dr. Amin Suma, SH, MA, MM, beserta pembantu dekan, baik sebagai

Page 4: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

parat birokrasi maupun sebagai pribadi, terima kasih yang sebesar-besarnya

atas segala bantuan yang diberikan.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Azharuddin Lathif,

M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Muamalah yang telah banyak membantu

penulis dalam menentukan judul dan dalam penyelesaian hal-hal

administratif dan nasehat-nasehat yang sangat berharga.

3. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Bapak Drs. Ahmad Yani,

M.Ag selaku Ketua dan Sekretaris Kordinator Teknis Program Non Reguler

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Hasanuddin AF., MA, dan Bapak Kamarusdiana, M.Hum

selaku pembimbing skripsi, yang telah sabar membimbing, memberikan

saran, arahan, motivasi dan telah meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran

di sela-sela kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah banyak memberikan peranan dalam memberikan pembelajaran.

6. Pimpinan dan seluruh staf karyawan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan

Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas

untuk studi kepustakaan.

7. Moh. Khoirul Anam, SE, selaku Manager BMT Cita Sejahtera yang telah

berpartisipasi dan memberikan kontribusinya dalam memperoleh informasi,

Page 5: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

data-data dan yang telah meluangkan waktunya kepada penulis hingga

terselesainya skripsi ini.

8. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Abuzar MY dan Ibunda

Siti Fatimah yang telah memberikan dukungan dan do’a yang tidak pernah

sedikitpun terlupakan dan sangat besar dan berarti bagi penulis, baik

dukungan moril maupun materil sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

9. Untuk adek ku Okbar Ariansyah dan seluruh keluarga besar ku yang telah

membantu dan memberikan dukungan serta do’a yang cukup besar bagi

penulis dalam pembuatan skripsi ini.

10. Teman-teman ku seperjuangan Alumni DH angkatan ke VII, Hafiz, Zulkifli,

Syukron, Wahyu, Dania Dewi dan Intan yang selalu memberikan motivasi

dan dorongan sehingga terselesaikan skripsi ini, dan tak pernah akan

terlupakan atas kebaikan mereka semua.

11. Sahabat-sahabatku PS A, Fahri, Ridwan, Muzaini, Godai, Dede, Hendra,

Mahmal, Edo, Eko S, Eko K, Ida, Lia, Mila, Yanti, Aini, Cika, Balqis dan

yang lainnya, terima kasih atas kebersamaannya selama ini kita kuliah dan

menjalin persahabatan bahkan persaudaraan dan dukungannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang telah

memberikan semangat dan canda tawa selama ini sehingga suasana kosan

terasa nyaman, tentram dan sedikit agak ramai.

Page 6: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

13. Teman-teman ku SEMARI (Serumpun Mahasiswa Riau) seperjuangan

dalam menuntut ilmu di jalan Illahi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

14. Anak-anak IKAPDH Sabar, Samsul, Sahroni, Ulum, Rijal, Fi’i, Feni, Alsa,

Sadar, Bali, Afnita, Luluk, Ely, Bedah, Salmi, Jefi, Kasih, Titin, Ida, Lilis,

Tilah, Nurul, Iil, Lilik, Maya, Jusra, Atin, Minah, Duta dan lainnya yang

tidak bisa saya sebut satu persatu, yang pasti ucapan terimakasih banyak atas

do’a dan motivasinya yang membuat penulis bersemangat dalam penulisan

skripsi ini.

15. Yang paling spesial buat Siti Hamidah yang selalu mendampingi penulis dan

yang telah memberikan dorongan, perhatian, kasih sayang, motivasi dan

semangat yang tak henti-hentinya untuk penulis sampai terselesainya skripsi

ini, terimakasih atas semuanya.

16. Adek-adek Kosan Cantik yang selalu kompak, semangat dan ceria, Emi,

Lela, Uwie, Nia, Ijeh, Ochi, Leni, Anis, Ima, Dilas, Resna, dan Tika.

Mudah-mudahan atas segala bantuan serta budi baik yang penulis terima selama

menjalani pendidikan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Penulis sangat menyadari

masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar lebih baik lagi.

Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Mudah-mudahan

dapat balasan yang lebih baik. Harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan semoga skripsi ini sidikit dapat memberikan sumbangan

Page 7: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

fikiran dan saran untuk perkembangan dalam pendidikan dan bagi siapa saja yang

membacanya untuk menambah ilmu pengetahuan. Amin…

Jakarta, 26 Mei 2008

Penulis

Page 8: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................... 8

D. Tinjauan Pustaka.............................................................. 9

E. Objek Penelitian............................................................... 10

F. Metode Penelitian ............................................................ 10

G. Sistematika Penulisan....................................................... 11

BAB II KERANGKA TEORI

A. Ekonomi Syariah.............................................................. 13

1. Pengertian dan Dasar Hukum Ekonomi Syariah ......... 13

2. Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah................................ 26

Page 9: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

B. Akad Wadiah dan Murabahah .......................................... 33

1. Akad Wadiah........................................................ 33

a. .....................................................................Pengerti

an Wadiah....................................................... 33

b......................................................................Landasa

n Hukum Wadiah............................................ 33

c. .....................................................................Rukun

dan Syarat Wadiah.......................................... 34

d......................................................................Macam-

Macam Wadiah............................................... 37

2. Akad Murabahah .................................................. 39

a. .....................................................................Pengerti

an Murabahah .................... 39

b......................................................................Landasa

n Hukum Murabahah ......... 39

c. .....................................................................Rukun

dan Syarat Murabahah ....... 40

d...................................................................... Jenis-

Jenis Murabahah ................ 43

e. .....................................................................Manfaat

dan Resiko Murabahah....... 44

Page 10: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

BAB III GAMBARAN UMUM BMT

A. BMT ................................................................................ 46

1. Pengertian BMT......................................................... 46

2. Visi dan Misi BMT .................................................... 47

3. Ciri-Ciri BMT ........................................................... 49

4. Tujuan didirikan BMT................................................ 50

5. Prinsip Operasional BMT........................................... 52

6. Produk-Produk BMT.................................................. 54

B. BMT CITA SEJAHTERA................................................ 62

1. ...............................................................................Sejarah

dan Struktur Organisasi ..................................... 62

a. Sejarah Berdiri ..................................................... 62

b. Struktur Organisasi............................................... 65

2. ...............................................................................Prinsip

dan Fungsi.................................................................. 66

3. ...............................................................................Perkemb

angan BMT Cita Sejahtera.......................................... 66

a. Organisasi ............................................................ 66

b. Usaha ................................................................... 70

BAB IV ANALISA PRAKTEK SIMPAN PINJAM BMT CITA

Page 11: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

SEJAHTERA MENURUT EKONOMI SYARIAH

A. ....................................................................................Penerapa

n Simpan Pinjam di BMT Cita Sejahtera ......................... 76

B. ....................................................................................Analisa

Tentang Praktek Simpan Pinjam Pada BMT Cita Sejahtera

85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 100

B. Saran-Saran...................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Data Tabungan Nasabah BMT Cita Sejahtera ........................... 87

2. Tabel 2. Data Pembiayaan Nasabah BMT Cita Sejahtera… .................... 92

Page 13: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jika kita merenung tentang keberadaan manusia di bumi ini dengan segala

macam pencapaiannya, maka pertanyaan yang muncul, akan kemanakah setelah

semua ini. Apakah keberadaan manusia serta apa-apa yang telah dicapainya akan

hilang begitu saja seperti matinya api dari lilin yang ditiup. Kesadaran akan

eksistensi (dari mana dan akan kemana) akan membawa manusia pada sisi

terdalam dari wujud manusia itu sendiri. Sepanjang sejarah manusia, sudah

banyak orang yang mencoba mencari formulasi guna memuaskan “rasa

kesadaran” ini. Namun karena formulasi yang mereka ciptakan berdasarkan

pemahaman yang tidak utuh terhadap manusia, karena mereka sebenarnya tidak

mengetahui hakikat manusia, hanya akan menempatkan manusia pada posisi yang

tidak sesuai dengan semestinya.1

Islam adalah suatu dien (way of life) yang praktis, mengajarkan segala yang

baik dan bermanfaat bagi manusia, dengan mengabaikan waktu, tempat atau

tahap-tahap perkembangannya. Selain itu, Islam adalah agama fitrah, yang sesuai

dengan sifat dasar manusia (human nature). Ajaran Islam tidak mencakup hal-hal

1 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia,Bank Syari’ah: Konsep,

Produk dan Implementasi Operasional, (Jakarta: Djambatan, 2003), cet.II, h.3.

Page 14: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

yang berkaitan dengan aqidah, ibadah dan akhlaq saja, melainkan ia juga

mengatur segi-segi kehidupan dalam bermuamalah, dimana di dalamnya

mengatur hal-hal mulai dari persoalan hukum sampai urusan ekonomi dan

lembaga keuangan.

Islam memiliki sistem ekonomi yang secara fundamental berbeda dari sistem

ekonomi lainnya. Ia memiliki akar dalam syariat yang membentuk pandangan

dunia sekaligus sasaran-sasaran dan strategi (maqoshid asy-syari’ah) yang

berbeda dari sistem-sistem sekuler yang menguasai dunia saat ini. Sasaran-

sasaran yang dikehendaki Islam secara mendasar bukan materiil. Mereka

didasarkan atas konsep-konsep Islam sendiri tentang kebahagiaan manusia (falah)

dan kehidupan yang baik (hayatun thayyibah) yang sangat menekankan aspek

persaudaraan (ukhuwah), keadilan sosio-ekonomi dan kebutuah-kebutuhan

spiritual manusia. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan bahwa umat

manusia memiliki kedudukan yang sama sebagai khalifah Allah SWT di muka

bumi dan sekaligus sebagai hamba-Nya yang tidak akan mendapatkan

kebahagiaan dan ketentraman bathin, kecuali jika kebahagiaan sejati telah dicapai

melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan materiil dan spiritual. Tujuan-tujuan

syariat mengandung semua yang diperlukan manusia untuk merealisasikan falah

dan hayatun thayibah dalam batas-batas syariat.2

2 M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, (terj) Ikhwan Abidin dari Judul Asli Islam

and Economic Challenge, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), cet.I, h.7.

Page 15: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Dalam kehidupan bermuamalah, Islam mengatur banyak hal mulai dari

persoalan hak atau hukum sampai pada urusan ekonomi. Seperti kita ketahui

bahwa kegiatan perekonomian merupakan suatu kebutuhan hidup yang tidak

terelakkan. Salah satu indikator sehat atau tidaknya perekonomian suatu negara

adalah kondisi lembaga keuangan/perbankan. Lembaga keuangan merupakan

lembaga yang mewadahi aktifitas ekonomi yang meliputi pengelolaan investasi,

simpanan ataupun pembiayaan.

Mengingat betapa pentingnya keberadaan lembaga keuangan bagi suatu

negara, maka saat ini banyak muncul bank-bank, baik itu bank umum maupun

bank perkreditan rakyat. Dengan adanya lembaga keuangan tersebut,

perekonomian rakyat dapat ditingkatkan terutama pada rakyat kurang mampu

yang sangat memerlukan pembiayaan/kredit, baik itu pemenuhan kebutuhan

konsumtif ataupun untuk mengembangkan usaha.

Yang menjadi masalah saat ini adalah banyak lembaga keuangan yang tidak

tertarik untuk mengembangkan mekanisme kredit bagi nasabah yang kecil

terutama para pengusaha kelas menengah ke bawah.

Oleh karena itu untuk mengisi kekosongan dan memperluas jangkauan

fasilitas kredit kepada pengusaha kecil tersebut, sangat dibutuhkan lembaga

keuangan yang dapat menjangkau pengusaha kecil dan tidak memberatkan

mereka.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa salah satu kegiatan lembaga keuangan

adalah memberikan pinjaman. Namun pola pemberian pinjaman (kredit) yang

Page 16: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

ditawarkan oleh bank konvensional selama ini belum sesuai dengan keinginan

umat Islam karena adanya sistem bunga. Sistem bunga tersebut sangat merugikan

masyarakat terutama masyarakat peminjam, karena setiap saat pertumbuhan

bunga semakin meningkat. Sehingga apabila sipeminjam terlambat membayar

maka akan semakin tinggi beban bunga yang harus dibayarkan.

Kenyataan yang terjadi dalam masyarakat, bahwa pinjaman dana makin

mengikat dan mencekik pengusaha kecil kebawah. Di antaranya adalah praktek

bank-bank keliling. Bahkan ada yang menampakkan wajahnya sebagai koperasi

simpan pinjam yang menawarkan pinjaman dengan suku bunga yang mencekik

leher yang umumnya di atas 30% pertahun. Adalah praktek yang telah biasa,

seorang pengusaha kecil yang meminjam uang Rp. 100.000,- ia hanya menerima

sebesar Rp. 90.000,- sementara ia harus mengembalikan pinjaman tersebut

sebesar Rp. 4.000,- per hari selama satu bulan atau Rp. 120.000 per bulan.3

Islam menganggap bunga sebagai suatu kejahatan ekonomi yang

menimbulkan penderitaan masyarakat, baik itu secara ekonomi, sosial, maupun

moral. Oleh karena itu, kitab suci al-Qur’an melarang kaum muslimin untuk

memberi maupun menerima bunga. Dalam surat al-Baqarah (2) ayat 278-279

Allah melarang riba dan mempertegas bahwa bunga itu melanggar hukum di

dalam Islam.4

3 Baihaqi Abdul Madjid dan Saifudin A. Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan

Sistem Syariah Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia, (Jakarta: PINBUK, 2000), h.189 4 Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan

Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama, 1999), h.6

Page 17: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

-,ن ��� '+*(&ا . م��� ءام�&ا ا'�"&ا ا وذروا م��"! م� ا�� �� إن آ��� م��ی�أی��� ا���ی�

-9ذن&ا �7�ب م � ا ورس&3� وإن '2�� -(0� رءوس أم&ا0�� . '/(&ن و.

)٢٧٩-٢٧٨: ا�2"�ة( '/(&ن

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang

beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka

ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu

bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak

menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (dirugikan)”. (QS. Al-Baqarah: 278-

279)

Saat Indonesia merdeka, koperasi mendapat tempat terhormat dalam Undang-

Undang Dasar 1945 yaitu pada pasal 33 yang menyebutkan bahwa perekonomian

Indonesia dibangun atas dasar kekeluargaan dan usaha bersama, dan dalam

penjelasannya disebutkan bahwa “koperasi” merupakan lembaga ekonomi yang

sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut di atas. Menurut Undang-Undang tentang

pokok-pokok perkoperasian (Undang-Undang No. 18 Tahun 1967), koperasi

adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial beranggotakan orang-

orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi

sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.5

Azas dan sendi dasar koperasi (principles of cooperative) sebagai gagasan

atau ide akan melandasi syarat-syarat yang diterima oleh orang-orang bilamana

5 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet.II,

h.137

Page 18: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

mereka sepakat untuk berkoperasi. Azas dan sendi dasar koperasi adalah semua

hal yang terkandung dalam konsep saling menolong.6

Dalam hal ini, Islam memberikan pedoman dalam surat al-Maidah ayat 2:

)٢ :ةا��BH (و'*�ون&ا E)F ا�2� وا���"&ى و.'*�ون&ا E)F اCD� وا�*Bوا

Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu untuk berbuat kebaikan dan taqwa

dan janganlah kamu tolong menolong untuk berbuat dosa dan permusuhan”.

(QS. Al-Maidah: 2)

Berdasarkan ayat al-Qur’an di atas, kiranya dapat dipahami bahwa tolong

menolong dalam kebajikan dan dalam ketaqwaan dianjurkan oleh Allah. Maka

koperasi sebagai salah satu bentuk tolong menolong, kerja sama dan saling

menutupi kebutuhan adalah salah satu wasilah untuk mencapai ketaqwaan yang

sempurna (haqqa tuqatih).7

Salah satu dari jenis kegiatan yang dijalankan koperasi adalah usaha simpan

pinjam. Simpan pinjam sebagai salah satu unit usaha koperasi memiliki peran

strategis. Karena adanya unit usaha simpan pinjam tidak lain dari suatu gerakan

untuk membela para anggotanya di dalam keperluan mereka akan kredit

(pinjaman utang), yang akan dipergunakannya untuk melancarkan jalan

perusahaannya. Dengan adanya unit usaha simpan pinjam akan memudahkan

mereka untuk mendapatkan pinjaman dengan prosedur yang mudah pula.

Baitul Maal Wa Tamwil adalah salah satu unit usaha dari sebuah koperasi.

Dimana BMT merupakan lembaga pendukung kegiatan ekonomi kecil kebawah.

6 A. M. Saefuddin, et al., Islam untuk Disiplin Ilmu Ekonomi, (Jakarta: CV. Wirabuana,

1986), cet.I, h.122 7 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), cet.I, h.297

Page 19: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Baitul Maal Wa Tamwil terdiri dari dua kegiatan, yaitu Baitul Maal dan Baitut

Tamwil. Kegiatan Baitut Tamwil mengutamakan pengembangan kegiatan-

kegiatan investasi dan produktif dengan sasaran usaha ekonomi yang dalam

pelaksanaannya saling mendukung untuk pembangunan usaha-usaha

kesejahteraan masyarakat. Sedangkan Baitul Maal mengutamakan kegiatan-

kegiatan kesejahteraan, bersifat nirlaba, diharapkan mampu menghimpun dana

zakat, infaq, shadaqah yang pada gilirannya berfungsi mendukung kemungkinan-

kemungkinan resiko yang terjadi dalam kegiatan ekonomi pengusaha kecil.8

Pada awal-awal pendirian, umumnya BMT memiliki legalitas hukum sebagai

KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Sebagai lembaga simpan pinjam, segi

formalitas hukum BMT memiliki dua alternatif badan hukum. Pertama dalam

lembaga perbankan, maka BMT akan tunduk pada ketentuan UU Perbankan

No.10 tahun 1998. Kedua, dalam bentuk koperasi simpan pinjam dengan pola

syariah, BMT tunduk pada UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian dan PP

No.9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh

koperasi.9

Dalam hal ini, BMT Cita Sejahtera merupakan salah satu unit usaha simpan

pinjam dari Koperasi Serba Usaha Syariah (KSUS) yang ditujukan untuk para

anggota BMT itu sendiri.

8 Madjid dan Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah, h.182 9 Ibid., h.90

Page 20: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

praktek simpan pinjam dan membahasnya dalam skripsi dengan judul : “Praktek

Simpan Pinjam Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Cita Sejahtera Menurut

Ekonomi Syariah”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar pembahasan dalam skripsi ini terarah, maka penulis perlu memberikan

batasan pada aspek usaha BMT simpan pinjam yang mencakup modal, layanan

kredit, sisa hasil usaha dan penentuannya, mitra usaha BMT, prosedur dan syarat

pinjaman.

Dari pembatasan masalah tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana praktek simpan pinjam yang ada pada BMT Cita Sejahtera?

2. Apakah sistem simpan pinjam pada BMT Cita Sejahtera sesuai dengan

praktek ekonomi syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui praktek simpan pinjam BMT Cita Sejahtera.

2. Untuk mengetahui apakah sistem simpan pinjam pada BMT Cita Sejahtera

sesuai dengan sistem ekonomi syariah.

Dan penulisan ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

Page 21: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Merupakan apresiasi terhadap teori-teori yang pernah penulis dapatkan selama

menempuh pendidikan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis.

b. Bagi Pihak Lain

Merupakan sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademis

dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan berguna sebagai bahan

perbandingan bagi penulis yang lain.

D. Tinjauan Pustaka

1. Skripsi

a. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, oleh Heri

Sudarsono Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Tahun skripsi: 2003.

Menurut penulis di dalam skripsinya menyebutkan bahwa semakin

berkembangnya masalah ekonomi masyarakat, maka berbagai kendala

tidak mungkin dilepaskan dari keberadaan BMT.

b. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Taman Iskandar Muda dan

Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Wilayah Pasar

Minggu Jakarta Selatan, oleh Ida Nurfaiza Mahasiswa Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun skripsi: 2003.

Didalam skripsinya tersebut, penulis menganalisa beberapa point

diantaranya: gambaran umum BMT Taman Iskandar Muda, pembinaan

dan pembiayaan UKM.

Page 22: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Letak perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang lainnya adalah bahwa

skripsi ini lebih memfokuskan pada praktek simpan pinjam di BMT Cita

Sejahtera, yaitu praktek wadiah dan murabahah. Apakah aplikasinya

sejalan atau sesuai dengan konsep ekonomi syariah.

E. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian ini dilakukan di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Cita Sejahtera tentang praktek simpan pinjam menurut ekonomi syariah yang

bertempat di Ciputat.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian kepustakaan (library

research) dan penelitian lapangan (field research).

2. Metode Pengumpulan Data.

Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain:

a. Untuk Penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan

mengumpulkan data-data dari berbagai literatur yang ada, seperti buku-

buku sumber, dokumen-dokumen BMT Cita Sejahtera, serta tulisan lain

yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

b. Untuk Penelitian lapangan (field research) yaitu dengan wawancara

langsung secara pribadi dengan beberapa pengurus BMT Cita Sejahtera.

3. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

Page 23: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Teknis analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan

menggunakan pola pikir induksi. Teknik ini dilaksanakan dengan metode

interaktif sebagaimana di kemukakan oleh Matthew B. Miles dan A. Michael

Huberman, yang terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan.

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan

tertulis di lapangan. Penyajian data adalah suatu penyajian sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan.10

Adapun teknik penyusunan skripsi ini, penulis mengacu kepada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dalam pembahasan skripsi ini, penulis membuat

sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing bab. Penulis membaginya

menjadi 5 (lima) bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang

merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan tersebut

adalah sebagai berikut:

10 Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa Data Kualitatif: Buku Tentang

Sumber Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 1992), h. 18.

Page 24: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

BAB I Pendahuluan, Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, maksud dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, objek

penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II Kerangka Teori, Meliputi pengertian dan dasar hukum ekonomi

syariah, prinsip-prinsip ekonomi syariah, akad wadiah dan murabahah.

BAB III Gambaran Umum BMT, Meliputi pengertian BMT, visi dan misi

BMT, ciri-ciri BMT, prinsip operasional BMT, tujuan didirikan BMT,

produk-produk BMT, sejarah dan struktur organisasi BMT Cita

Sejahtera, prinsip dan fungsi BMT Cita Sejahtera, perkembangan

BMT Cita Sejahtera.

BAB IV Analisa Praktek Simpan Pinjam BMT Cita Sejahtera Menurut

Ekonomi Syariah, Meliputi penerapan simpan pinjam di BMT Cita

Sejahtera, analisis tentang praktek simpan pinjam pada BMT Cita

Sejahtera.

BAB V Penutup, Dalam bab kelima ini merupakan akhir dari seluruh

rangkaian pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi: Kesimpulan

dan Saran-saran dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam

skripsi ini.

Page 25: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

BAB II

KERANGKA TEORI

A. EKONOMI SYARIAH

1. Pengertian dan Dasar Hukum Ekonomi Syariah

Makna etimologi ekonomi berasal dari oikonomeia (Greek atau Yunani).

Kata oikonomeia berasal dari dua kata oicos yang berarti rumah dan nomos

yang berarti aturan. Jadi, ekonomi ialah aturan-aturan untuk

menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik

rumah tangga rakyat (volkshuishouding), maupun rumah tangga Negara

(staathuishouding), yang dalam bahasa Inggris disebutnya sebagai

economics.11

Secara terminologi, oleh Samuelson (1973), ilmu ekonomi didefinisikan

sebagai kajian tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan

pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka untuk memproduksi

barang-barang dan jasa-jasa serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi.12

Seorang pakar ekonomi dunia terkemuka sekaligus peraih nobel dalam

bidang ekonomi ditahun 1970 Paul A. Samuelson mengartikan, bahwa

ekonomi merupakan studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat

11 Abdullah Zaky al-Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Pustaka Setia,

pertama, Maret 2002), cet.I, h.18 12 Murasa Sarkaniputra, Pengantar Ekonomi Islam; Bahan kuliah pada Fakultas Syariah UIN

Syarif Hidayatullah, (Jakarta: 1999), h.6

Page 26: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan

sumber daya yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk

menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk

keperluan konsumsi sekarang dan dimasa yang akan datang, kepada berbagai

orang dan golongan masyarakat.13

Sedangkan Lionel Robins mendefinisikan, bahwa ekonomi merupakan

ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan tujuan

yang ingin dicapai dan sumber daya langka yang mempunyai berbagai

kemungkinan penggunaan.14

Jadi menurut sistem ekonomi konvensional terdapat kelangkaan dari

sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi keinginan manusia yang tidak

terbatas, sehingga timbul pilihan-pilihan atas penggunaan sumber daya yang

bisa dimiliki.15

Dari berbagai definisi yang diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan ekonomi adalah sesuatu yang menyangkut

tentang perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan materialnya dengan

sumber daya yang terbatas. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut

manusia melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan seperti produksi, distribusi

13 Murasa Sarkaniputra dan Agus Krisriawan, Ilmu Ekonomi (Pengantar Ekonomi Moneter:

Suatu Awalan), Bahan Pengajaran Ekonomi Perbankan dan Asuransi Islam, (Jakarta: Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000), cet.I, h.2 14 Carla Poli, dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi I, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992),

h.20-22 15 Tim Penyusun, Prinsip Syariah Dalam Ekonomi, (Jakarta: MES, 2001), h.47

Page 27: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

dan konsumsi. Tiga model kegiatan inilah yang menjadi pokok kegiatan

dalam ekonomi.

Jika definisi tersebut dijadikan acuan, maka Islam bisa memberikan

komentar tentang apa yang seharusnya tujuan aktivitas itu. Yang tentunya

tercermin dalam tujuan hidup muslim itu sendiri, yang tidak hanya mencakup

segi-segi material, tetapi juga spiritual. Apakah seorang muslim hendak

merubah definisi kegiatan ekonomi? Pertanyaan itulah yang hendak dijawab

oleh beberapa pemikir ekonomi muslim. Apa yang dimaksud ekonomi Islam

itu? Dengan mencantumkan label Islam, berarti ada sebuah akar teoritis yang

dijadikan acuan untuk mendefinisikan ilmu tersebut.

Dalam bahasa arab ekonomi dinamakan mu’amalah maddiyah, yaitu

aturan-aturan tentang pergaulan dan perhubungan manusia mengenai

kebutuhan hidupnya. Lebih tepat lagi dinamakan iqtishad, yaitu mengatur

soal-soal penghidupan manusia dengan sehemat-hematnya dan secermat-

cermatnya.16

Dalam al-Qur’an Allah memberikan contoh tegas mengenai ajaran-ajaran

para Rasul, dalam kaitannya dengan masalah-masalah ekonomi yang

menekankan bahwa perilaku ekonomi merupakan salah satu bidang perhatian

agama. Salah satu contoh yang dapat dikemukakan adalah mengenai risalah

kenabian Ibrahim as. dan putra-putranya. Allah berfirman:

16 Al-Kaaf, Ekonomi Dalam Perspektif Islam,h.19

Page 28: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

��ه� أH�Q یB�ون �9م�ن� وأو���� إ���� -*O اN���ات وإ�Lم ا�I�Jة وإی��ء )*Sو

)٧٣ :ا.ن��2ء (B��Fی� �ن&ا ��� ا��Tآ�ة وآ

Artinya: “Kami telah menjadikan mereka pemimpin-pemimpin yang memberi

petunjuk manusia dengan perintah kami, dan kami turunkan wahyu kepada

mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik, melaksanakan sholat dan

zakat, dan mereka senantiasa beribadah kepada-Ku”. (QS. al-Anbiya’: 73)

Ekonomi Islam yang dibangun diatas –atau paling tidak diwarnai- oleh

prinsip-prinsip religius yang punya orientasi kehidupan dunia dan juga

akhirat. Ekonomi Islam merupakan paradigma baru dalam sistem ekonomi

dunia saat ini. Paradigma ini bagi ekonom-ekonom muslim bukan merupakan

hal yang perlu ditakuti, akan tetapi menjadi sebuah tantangan untuk dapat

lebih mengembangkan ekonomi Islam sehingga ia menjadi sebuah jawaban

atas berbagai permasalahan ekonomi dunia dewasa ini. Semangat fastabiqul

khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) yang melandasi ekonom-ekonom

muslim bahkan non muslim dalam mendalami ekonomi Islam berdampak

pada perbedaan pendapat tentang definisi ekonomi Islam itu sendiri.

Perbedaan ini ‘lumrah’ terjadi selama tidak keluar dari jalur Islam.

Sebagaimana beragamnya definisi mengenai ekonomi secara umum yang

dikemukakan oleh para pakar ekonomi, maka ekonomi Islam pun

didefinisikan secara beragam pula oleh para pakar ekonomi Islam, diantaranya

oleh Muhammad Abdul Manan seorang pakar ekonomi Islam, menurutnya

yang dimaksud dengan ekonomi Islam adalah pengetahuan sosial yang

Page 29: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai

Islam.17

Menurut Abdullah al-Arabi ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-

dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari al-Qur’an dan as-Sunnah dan

merupakan bangunan perekonomian yang didirikan diatas dasar-dasar tersebut

sesuai dengan lingkungan dan masyarakat.18

Definisi lain juga disampaikan oleh Dr. Yusuf Qardhawi, bahwa ekonomi

Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak

dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah dan menggunakan sarana yang tidak

lepas dari syariat Allah. Aktifitas ekonomi seperti produksi, distribusi,

konsumsi, import dan eksport tidak lepas dari titik tolak ketuhanan dan

bertujuan akhir untuk Tuhan.19

Ekonomi Islam yang dikemukakan S.M. Hasanuzzaman adalah

pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang

mencegah ketidak adilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber

daya guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka

melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.20

17 Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek, Potan Arif Harahap (terj),

(Jakarta: Internusa, 1992), cet.I, h.19 18 Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam: Suatu Pengantar, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet.I,

h.245 19 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997),

cet.II, h.31 20 Rustam Effendi, Produksi Dalam Islam, (Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2003), cet.I,

h.2-3

Page 30: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Sedangkan menurut H. Halide yang menjabat sebagai Kepala Pusat

Pengelolaan Data Universitas Hasanuddin Ujung Pandang, bahwa ekonomi

Islam adalah kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari al-

Qur’an dan as-Sunnah yang ada hubungannya dengan urusan ekonomi.

Menurutnya sebagai suatu sistem, ekonomi Islam menarik untuk dikaji karena

pertama, diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang melanda

ekonomi dunia. Timbulnya berbagai kepincangan dalam neraca pembayaran

negara-negara, resesi dan sebagainya pada masa akhir-akhir ini, semakin

terasa bahwa teori dan sistem ekonomi yang ada mungkin tidak berdaya lagi

menemukan alternatif penyelesaian. Kedua, ekonomi Islam sebagai suatu

sistem adalah cabang ilmu pengetahuan yang dijiwai oleh ajaran agama

Islam.21

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari

ekonomi Islam adalah studi tentang problema-problema ekonomi dan institusi

yang berkaitan dengannya. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari

tentang tata kehidupan kemasyarakatan dalam memenuhi kebutuhan untuk

mencapai ridha Allah. Dalam definisi ini terdapat tiga cakupan utama dalam

ekonomi Islam yaitu, tata kehidupan, pemenuhan kebutuhan dan ridha Allah

yang kesemuanya diilhami oleh nilai-nilai Islam yang bersumber dari al-

Qur’an dan as-Sunnah, yang akhirnya menunjukkan konsistensi antara niat

21 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: Universitas

Indonesia Press, 1998), cet.I, h.3-4

Page 31: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

karena Allah, kaifiat atau cara-cara dan ghayah atau tujuan dari setiap

manusia.22

Sebenarnya definisi ekonomi konvensional maupun ekonomi Islam tidak

jauh berbeda, hanya saja dalam ekonomi Islam lebih dititik beratkan pada

penetapan syariah dalam perilaku ekonomi dan dalam pembentukan sistem

ekonomi. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa kebahagiaan dunia merupakan

modal untuk meraih kebahagiaan yang hakiki, yaitu kebahagiaan akhirat.23

Sedangkan dasar hukum ekonomi Islam itu sendiri terdiri dari al-Qur’an,

al-Hadits, Ijtihad, Ijma, qiyas, ‘urf, istihsan, istishlah, istishab dan mashlaha

al-mursalah.

a. Al-Qur’an, adalah kallam Allah, merupakan mu’jizat yang diturunkan

(diwahyukan) kepada Rasulullah SAW yang di tulis di mushaf dan

diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Abd al-

Wahhab al-Khallaf dalam bukunya Ilmu Ushul al-Fiqh lebih jauh

mendefinisikan al-Qur’an adalah perkataan Allah yang diturunkan oleh

ruhul amin kedalam hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah, dengan

lafadz bahasa arab berikut artinya. Agar supaya menjadi hujjah bagi

22 Sarkaniputra, Pengantar Ekonomi Islam, h.5 23 M. Daman Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

1999), cet.I, h.7

Page 32: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Rasulullah SAW bahwa dia adalah seorang utusan Allah, menjadi undang-

undang dasar bagi orang-orang yang mendapatkan petunjuk Allah.24

b. Al-Hadits, adalah berita yang berasal dari Nabi. Boleh jadi berita itu

berwujud perkataan (qauliyah), perbuatan (fi’liyah), dan pengakuan atau

persetujuan terhadap perkataan orang lain (taqrir). Sedangkan sunnah

adalah perilaku Rasulullah yang berdimensi hukum; dengan demikian

dalam kapasitasnya sebagai Rasul.

Hadits adalah sesuatu yang bersifat teoritik, sedangkan sunnah adalah

pemberitaan sesungguhnya. Jika hadits menurut kaidah dan akan menjadi

asas prektek bagi kaum muslimin. Sementara sunnah merupakan sebagian

besar dan terutama fenomena praktik yang dilengkapi dengan norma-

norma perilaku. Hadits dan sunnah berfungsi sebagai petunjuk-petunjuk

praktis yang tidak dijelaskan secara lengkap dalam al-Qur’an.25

Justifikasi sunnah dan hadits sebagai dasar hukum Islam termuat dalam al-

Qur’an, Allah berfirman:

ی�أی��� ا���ی� ءام�&ا أ�X*&ا ا وأ�X*&ا ا���س&ل وأوE� اVم� م�0� -,ن

��� '�م�&ن �� وا��&م '��زE[ !- ��Fء -�د�وY إE� ا وا���س&ل إن آ

I� '9وی�خ�� وأ� )٥٩ :ا����ء (اVخ� ذ�

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah

Rasul-Nya dan Ulil Amri di antara kamu. Apabila terjadi pertengkaran

dalam sesuatu (masalah) maka pulanglah kepada Allah dan Rasul, jika

24 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004),

cet.III, h.26 25 Ibid., h.35-36

Page 33: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. An-

Nisa’: 59)

c. Ijtihad, adalah mencurahkan daya kemampuan untuk menghasilkan

hukum syara’ dari dalil-dalil syara’ secara terperinci yang bersifat

operasional dengan cara istimbat.26

Secara teknis, ijtihad berarti

meneruskan setiap usaha untuk menentukan sedikit banyaknya

kemungkinan suatu persoalan syariat. Pengaruh hukumnya ialah bahwa

pendapat yang diberikannya mungkin benar, walaupun mungkin saja

keliru. Jelaslah, asas-asas agama Islam seperti ke-Esaan Allah, diutusnya

para Nabi dan seterusnya tidak tepat merupakan subjek ijtihad. Menurut

al-Mawardi, ruang lingkup ijtihad sesudah wafatnya Nabi meliputi

delapan judul yang terpisah. Tujuh diantaranya terdiri dari penafsiran

terhadap ayat-ayat yang diwahyukan dengan suatu metode seperti analogi,

sedangkan yang kedelapan adalah kesimpulan arti lain dari ayat-ayat yang

diwahyukan, umpamanya dengan penalaran. Maka ijtihad mempercayai

sebagian pada proses penafsiran dan penafsiran kembali, dan sebagian

pada deduksi analogis dengan penalaran. Dengan majunya peradaban

manusia, kehidupan kita pada satu pihak, hari demi hari menjadi lebih

rumit, dan masalah-masalah sosial dan moral baru yang timbul dalam

masyarakat dari waktu kewaktu memerlukan pemecahan. Di pihak lain,

cakrawala mental dan intelektual juga meluas dengan kemajuan

26 Ibid., h.45

Page 34: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

pengetahuan manusia. Akibatnya hokum Islam berkembang bersamaan

dengan munculnya masalah-masalah baru sejak zaman Nabi, dan

diciptakan serta diciptakan kembali, ditafsirkan dan ditafsirkan kembali

sesuai dengan keadaan-keadaan yang berubah. Karena itu, pandangan

kalangan Mu’tazilah bahwa ijtihad itu selalu benar hamper-hampir tidak

dapat diterima. Karena ijtihad terutama menghadapi persoalan syariat

yang timbul dalam masyarakat dari waktu kewaktu, maka ketentuan-

ketentuannya tidak sama untuk segala zaman mendatang. Dengan

berlalunya waktu, konsep kebutuhan hidup masyarakat, bila hal-hal lain

tetap sama, dituntut untuk berubah. Karena itu proses pemikiran kembali

dan penafsiran kembali harus diperkenankan tanpa gangguan, dengan

tetap memperhatikan perintah-perintah al-Qur’an dan as-Sunnah.27

Keberadaan ijtihad sebagai sebuah hukum dinyatakan dalam al-Qur’an

surat an-Nisa’ ayat 83, yang berbunyi:

وإذا �Sءه� أم� م � اVم� أو اN�&ف أذاF&ا �3 و�& رد�وY إE� ا���س&ل

�0�)F وإE� أوE� اVم� م��� �*(3 ا���ی� ی���b2&ن3 م��� و�&. -Oa ا

)٨٣ :ا����ء (3� .'�2*�� ا��b��cن إ.� I�)Lور�

Artinya: “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang

keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau

mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka,

tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat)

mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena

27 Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, M. Nastangin (terj),

(Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), h.35-36

Page 35: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan,

kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)”. (QS. An-Nisa’: 83)

d. Ijma’, menurut istilah ushul ialah kesepakatan para mujtahid memutuskan

suatu masalah sesudah wafat Rasulullah SAW terhadap hukum syar’i

pada suatu peristiwa. Apabila terjadi suatu peristiwa, maka peristiwa itu

dikemukakan keadaan semua mujtahid di saat terjadinya. Para mujtahid

itu sepakat memutuskan / menentukan hukumnya.

Ketentuan hukum mengenai ijma’, dikatakan Rasulullah SAW:

“Umatku tidak akan sepakat untuk membuat kekeliruan”. (HR. Ibnu

Majah)

Ditinjau dari sudut menghasilkan hukum ini, maka ijma’ dapat dibagi dua:

1) Ijma’ Sharih, yaitu kesepakatan mujtahid terhadap hukum mengenai

suatu peristiwa. Masing-masing bebas mengeluarkan pendapat. Jelas

terlihat dalam fatwa dan dalam memutuskan suatu perkara. Tiap-tiap

mujtahid itu merupakan sumber hukum. Menurut jumhur ulama

disebut juga ijma haqiqi dan menjadi sumber hukum syariat.

2) Ijma’ Sukuti, sebagian mujtahid terang-terangan menyatakan

pendapatnya dengan fatwa, atau memutuskan suatu perkara. Sebagian

lagi hanya berdiam diri. Hal ini berarti dia menyetujui atau berbeda

pendapat terhadap yang dikemukakan itu dalam mengupas suatu

Page 36: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

masalah. Menurut jumhur ulama ijma sukuti disebut juga dengan ijma

I’tibari, sumber hukum yang kedudukannya relative.28

e. Qiyas, adalah istilah ushul, yaitu mempersamakan peristiwa yang tidak

terdapat nash hukumnya dengan peristiwa yang terdapat nash bagi

hukumnya. Dalam hal hukum yang terdapat nash untuk menyamakan dua

peristiwa pada sebab hokum ini. Qiyas merupakan metode pertama yang

dipegang para mujtahid untuk meng-istimbath-kan hukum yang tidak

diterangkan nash, sebagai metode yang terkuat dan paling jelas.

f. ‘Urf, yaitu apa yang saling diketahui dan saling dijalani orang. Apa-apa

yang telah dibiasakan oleh masyarakat dan dijalankan terus menerus baik

berupa perkataan maupun perbuatan. ‘Urf disebut juga adat kebiasaan.

g. Istihsan, berarti menganggap baik terhadap sesuatu. Menurut istilah ulama

ushul, istihsan adalah memperbandingkan yang dilakukan oleh mujtahid

dari qiyas jalli (jelas) kepada qiyas khaffi (yang tersembunyi). Atau dari

hukum kulli kepada hukum istisna’i. Disini terdapat kecendrungan yang

lebih kuat untuk mencela perbandingan yang dikemukakan orang tentang

suatu peristiwa yang tidak didasarkan nash.29

Istihsan ternyata merupakan

suatu sarana yang lebih efektif dari pada qiyas dalam memasukkan unsur-

unsur baru, karena dalam hal ini ketentuan-ketentuan untuk menetapkan

persoalan adalah lebih mudah dari pada dalam qiyas, maka ia memberi

28 Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, h.47-48 29 Ibid., h.49-50

Page 37: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar. Hal yang diperlukan adalah

untuk melihat dalam unsur baru yang penggunaannya menghendaki

adanya suatu sifat yang dimiliki oleh suatu persoalan yang telah disetujui

atau dilarang oleh sumber-sumber dan sasaran yang tercapai.30

h. Istishlah, berarti melarang atau mengizinkan suatu hal semata-mata karena

ia memenuhi suatu “maksud yang baik” walaupun tidak ada bukti jelas

pada sumber yang diwahyukan untuk mendukung tindakan semacam itu.31

Istishlah menurut ulama ushul adalah menetapkan hukum suatu peristiwa

hukum yang tidak disebut nash, dan ijma, berlandaskan pada

pemeliharaan mashlahat al-mursalah, yaitu mashlahat yang tak ada dalil

dari syara’ yang menunjukkan diakuinya atau ditolaknya.32

i. Istishhab, artinya pelajaran yang diambil dari sahabat Rasulullah SAW.

Menurut istilah para ulama ushul, yaitu hokum terhadap sesuatu dengan

keadaan yang ada sebelumnya; sampai adanya dalil untuk mengubah

keadaan itu. Atau menjadikan hukum yang tetap di masa yang lalu itu,

tetap dipakai sampai sekarang, sampai ada dalil untuk mengubahnya.

j. Mashlahatul al-mursalah, ialah yang mutlak. Menurut istilah ahli ushul,

kemaslahatan yang tidak di-syariat-kan oleh syari’ dalam wujud hukum

didalam rangka menciptakan kemaslahatan, disamping tidak terdapat dalil

yang membenarkan atau menyalahkan. Karenanya, maslahah al-mursalah

30 Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, h.38 31 Ibid., h.38 32 Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, h.50

Page 38: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

itu disebut mutlak, lantaran tidak terdapat dalil yang menyatakan benar

dan salah.33

2. Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah

Dalam perekonomian Islam terkandung prinsip bahwa ikatan antara

kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat adalah erat, semata-mata

karena fitrah keduanya. Antara keduanya harus ada keselarasan dan

keserasian, bukan persaingan. Jika seorang individu mengambil kekayaan

masyarakat untuk dirinya sendiri tanpa mengindahkan hal-hal yang

berhubungan dengan kepentingan umum dan tanpa memperhatikan ketika ia

menyimpan dan menyalurkannya kecuali untuk kepentingan pribadinya, maka

bahayanya pun tidak hanya menimpa individu sendiri, tetapi pada akhirnya

kembali menimpa masyarakat.34

Adapun secara rinci dapat dikemukakan beberapa prinsip ekonomi

syariah, diantaranya:

a. Prinsip tauhid (Ilahiah)

Tauhid berarti keesaan, maksud keesaan disini adalah keyakinan akan

tunggalnya Allah.35

Dengan keyakinan (aqidah) ketuhanan ini manusia

dituntut untuk selalu mengarahkan tindakannya agar sesuai dengan tujuan

33 Ibid., h.51 34 Ahmad Dimyati (ed.), Islam dan Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam

Pengembangan Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989), cet.I, h.50 35 Yusron Asmuni, Ilmu Tauhid, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), cet.II, h.1

Page 39: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

syari’ah. Artinya, titik tolak dari ekonomi Islam adalah Ilahiah. Ini dapat

dipahami karena tujuannya adalah mencari ridha Allah. Dengan demikian

segala kegiatan ekonomi manusia, seperti produksi, distribusi, pertukaran

dan konsumsi diikatkan pada prinsip ketuhanan dan pada tujuan Ilahi.36

Sebagaimana firman Allah:

ه& ا���ي O*S 0�� اVرض ذ�&. -�مc&ا -! م��آ2�� وآ(&ا م� ر ز3L وإ3��

)١٥ :ا�^ (ا���c&ر

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka

berjalanlah disegala penjuru-Nya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya.

Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (QS. al-

Mulk: 15)

Dengan keyakinan yang mendalam seseorang terhadap Tuhannya akan

membangun kontrol yang intern dalam diri seseorang dengan hadirnya

“perasaan selalu ada yang mengawasi”. Keimanan seseorang akan

pengawasan Tuhannya didunia ini akan berimplikasi terhadap tidak

perlunya kepada semua pengawasan selain-Nya. Dengan prinsip ini

kegiatan ekonomi akan selalu produktif dan efisien.37

b. Prinsip keadilan

Allah adalah Dzat Yang Maha Adil. Dalam banyak ayat, Allah

memerintahkan manusia untuk berbuat adil. Islam mendefinisikan adil

sebagai “tidak menzalimi dan tidak dizalimi”. Implikasi ekonomi dari nilai

adil ini adalah tidak menzalimi kaum, khususnya yang lemah sebagaimana

36 Sarkaniputra, Pengantar Ekonomi Islam, h.43 37 Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, h.36

Page 40: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

dalam ekonomi kapitalis. Islam juga tidak menzalimi hak individu

sebagaimana dalam ekonomi sosialis.38

Keadilan harus diterapkan dalam setiap aspek ekonomi. Keadilan dalam

produksi dan konsumsi adalah cara efesiensi dalam memberantas

keborosan. Adalah suatu kezaliman dan penindasan, apabila seseorang

dibiarkan berbuat terhadap hartanya sendiri dengan melampaui batas yang

telah ditetapkan dan bahkan sampai membiarkannya merampas hak orang

lain. Keadilan berarti kebijaksaan mengalokasikan sejumlah hasil tertentu

dari kegiatan ekonomi bagi mereka yang tidak mampu memasuki pasar

atau tidak mampu membelinya menurut kemampuan pasar. Karakter

pokok dari nilai keadilan diatas menunjukkan bahwa masyarakat ekonomi

harus memiliki sifat makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran

menurut syari’at Islamiyah.39

Keadilan merupakan pilar Islam,

sebagaimana firman Allah:

��gن L&م E)F أ.� . . . [ �0��آ&ن&ا L&�ام�� ]jB�ء ���"�i و. یh�م

)٨: ا��BHة( . . . �(��"&ى B�&ا اBF�&ا ه& أL�ب'*

Artinya: “…hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan

(kebenaran) karena Allah menjadi saksi yang adil. Dan janganlah sekali-

kali kebencianmu terhadap sesuatu mendorong kamu untuk berlaku tidak

adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa… (QS. al-

Maidah: 8)

c. Prinsip khilafah (perwakilan)

38 Ibid., h.71 39 A.M. Saefudin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Rajawali Press,

1987), cet.I, h.66-68

Page 41: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Manusia adalah khalifah Tuhan di muka bumi dan telah dilengkapi dengan

perangkat akal dan spiritual yang jauh lebih sempurna dari makhluk yang

lain. Dalam menjalankan tugas sebagai khalifah, ia diberikan kebebasan

dengan dapat berfikir dan menalar untuk membedakan haq dan bathil, fair

dan unfair, serta menentukan arah hidup. Secara alami, manusia adalah

baik dan terhormat dan mampu berbuat kebaikan, menjaga kehormatan,

mengatasi permasalahan hidup selama ia masih menggunakan anugrah

akal dan hati nurani yang diberikan Allah padanya.40

Konsep khilafah telah menempatkan manusia pada posisi yang mulia

dimuka bumi, sebagaimana firman Allah:

Q+�)رض خVا !- OF�S ! إن Q0HI)� )٣٠ :ا�2"�ة ( . . . وإذ �Lل ر��

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman pada para malaikat:

sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi…

(QS. al-Baqarah: 30)

Dengan demikian kegiatan ekonomi dalam Islam dipandang sebagai salah

satu aspek dari pelaksanaan tanggung jawab manusia dibumi (khilafah).

Ada tiga nilai dasar kepemilikan manusia terhadap sumber-sumber

ekonomi yang ada di muka bumi, antara lain:

1) Manusia sebagai khilafah hanya diperkenankan untuk memiliki dan

memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang ada bukan untuk

menguasainya secara mutlak.

40 M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, Islamisasi Ekonomi Kontemporer, (terj),

(Surabaya: Risalah Gusti, 1999), h.218

Page 42: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

2) Pemilikan terhadap sumber-sumber ekonomi tersebut hanya terbatas

sepanjang umurnya.

3) Pemilikan secara pribadi tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber

ekonomi yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak.41

d. Prinsip keseimbangan

Keseimbangan merupakan nilai dasar yang pengaruhnya terlihat dari

berbagai aspek ekonomi muslim, misalnya kesederhanaan, berhemat dan

menjauhi pemborosan. Sebagaimana firman Allah:

L&ام� )٦٧ :ا�+��Lن (وا���ی� إذj أن+"&ا �� ی��-&ا و�� ی"��وا وآ�ن ��� ذ�

Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka

tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir dan adalah (pembelanjaan itu)

ditengah-tengah antara yang demikian”. (QS. al-Furqan: 67)

Konsep keseimbangan ini tidak hanya timbangan kebaikan hasil usaha

diarahkan untuk dunia dan akhirat saja, tetapi juga berkaitan dengan

kepentingan atau kebebasan perorangan dengan kepentingan umum yang

harus dipelihara dan keseimbangan antara hak dan kewajiban.

e. Prinsip kemanusiaan

Manusia dalam sistem ekonomi Islam adalah sasaran sekaligus sarana.

Tujuan dan sasaran utama Islam adalah merealisasikan “kehidupan yang

baik” bagi manusia dengan segala unsur dan pilarnya. Ekonomi Islam juga

bertujuan untuk memungkinkan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya

41 Saefudin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, h.65

Page 43: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

yang disyari’atkan. Manusia perlu hidup dengan pola kehidupan Rabbani

dan sekaligus manusiawi, sehingga ia mampu melaksanakan kewajiban

kepada Tuhan, kepada diri, kepada keluarga dan kepada manusia secara

umum.

Nilai kemanusiaan terhimpun dalam ekonomi Islam pada sejumlah nilai

yang ditunjukkan Islam didalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Misalnya

warisan, sebagai contoh dari nilai tersebut adalah nilai kemerdekaan dan

kemuliaan, kemanusiaan, keadilan, persaudaraan, saling mencintai dan

tolong menolong antar sesama manusia.42

Prinsip persaudaraan atau kekeluargaan juga menjadi tolak ukur. Tujuan

ekonomi Islam menciptakan manusia yang aman dan sejahtera. Faktor

kemanusiaan merupakan tujuan utama dalam ekonomi Islam. Ekonomi

Islam mengajarkan manusia untuk bekerjasama dan saling tolong

menolong.43

f. Prinsip kewajiban untuk berusaha (ikhtiar)

Manusia dengan segala fitrah kenisbiannya memang tidak merata dalam

memperoleh karunia Tuhan. Namun Tuhan tetap memberikan

kewenangan yang sama kepada manusia, yakni persamaan dalam

kesempatan untuk memperjuangkan hidup dalam mencapai kesejahteraan

42 Syed Nawab Haidar Naqvi, Etika dan Ilmu Ekonomi: Sebuah Sintesa Islam, Husin Amis

(terj), (Bandung: Mizan, 1985), cet.I, h.126-129 43 Djaslim Saladin, Konsep Dasar Ekonomi dan Lembaga Keuangan Islam, (Bandung: Linda

Karya, t.th.), h.8

Page 44: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

dan kemakmuran. Islam menghendaki agar tidak ada tradisi-tradisi dalam

masyarakat yang menggambarkan perbedaan sosial yang bertujuan

melestarikan keistimewaan kelas sosial, sehingga menghambat seseorang

dalam perjuangannya untuk hidup sesuai dengan kemampuan dan

bakatnya. Islam selalu meletakkan prinsip ekonomi atas dasar alamiah,

sehingga kesempatan untuk berusaha dan berjuang tetap terbuka bagi

setiap orang dan dengan lugas Islam menghindari pengangguran.44

g. Prinsip kerjasama ekonomi

Kerjasama merupakan watak masyarakat ekonomi menurut ajaran Islam.

Kerja sama itu harus tercermin dalam segala tingkat kerjasama ekonomi,

baik produksi maupun distribusi berupa barang ataupun jasa.

Tindakan-tindakan bersama dalam ekonomi harus di ambil untuk

meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah kesengsaraan sosial,

seperti penindasan ekonomi, distribusi yang tidak adil dan merata.

Ekonomi yang berdasarkan saling membantu dan kerjasama ini dengan

sendirinya menghendaki adanya organisasi kerjasama dalam aktifitas

ekonomi. Nilai yang ada dalam prinsip ini adalah pengambilan keputusan

secara konsensus dimana semua peserta mempertanggungjawabkan

kepentingan bersama.45

44 Ahmad Dimyati (ed.), Islam dan Koperasi, h.60 45 Ibid., h.607

Page 45: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

B. AKAD WADI’AH DAN MURABAHAH

1. Akad Wadi’ah

a. Pengertian Wadi’ah

Pengertian wadi’ah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai:

meninggalkan atau meletakkan. Yaitu meletakkan sesuatu pada orang lain

untuk dipelihara atau dijaga.

Sedangkan menurut istilah wadi’ah adalah memberikan kekuasaan

kepada orang lain untuk menjaga hartanya/barangnya dengan secara

terang-terangan atau dengan isyarat yang semakna dengan itu.46

b. Landasan Hukum Wadi’ah

Ulama fiqh sepakat bahwa wadi’ah merupakan salah satu akad dalam

rangka tolong menolong sesama insan, disyariatkan dan dianjurkan dalam

Islam.

Para fuqoha juga telah sepakat mengenai hukum kebolehan menitip

dan meminta menitipkan barang kepada orang lain. Imam Malik

berpendapat bahwa menerima titipan itu tidak wajib sama sekali, karena

menerima titipan itu sunat apabila ia yakin dengan kemampuan dan

kejujuran dirinya.

Tidaklah dapat dipungkiri bahwa manusia itu memerlukan akad

wadi’ah ini dalam rangka mengurus harta benda. Namun hendaklah orang

yang akan dititipi itu atau orang yang diberi amanah untuk menerima

46 Tim Pengembangan,Bank Syari’ah, h.58

Page 46: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

titipan itu mengetahui wadi’ah itu sendiri adalah memelihara dan menjaga

barang yang dititipkan dan penerima titipan telah menyanggupi untuk

memelihara barang titipan tersebut. Hal ini berlandaskan pada firman

Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 283 yaitu:

) ٢٨٣ :ا�2"�ة ( ... -,ن أم� �*�a*� �0a -(��د ا���ي اؤ'� أم�ن3� وm���� ا ر��3...

Artinya: ”Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanahnya dan hendaklah ia

bertaqwa kepada Allah tuhannya”. (QS. Al-Baqarah: 283)

c. Rukun dan Syarat Wadi’ah

Jumhur ulama menyatakan bahwa rukun wadi’ah ada tiga yaitu:

1) Barang yang dititipkan.

2) Orang yang berakad yaitu orang yang menitipkan dan orang yang

dititipi.

3) Sigot yaitu ijab (pernyataan menitipkan) dan qobul (pernyataan

menerima titipan).

Adapun syarat dari masing-masing rukun tersebut adalah pertama

yang berhubungan dengan objek atau barang yang dititipkan, antara lain:

1) Barang yang dititipkan hendaklah merupakan barang atau harta yang

boleh di manfaatkan menurut Islam, sehingga tidak sah menitipkan

sesuatu yang diharamkan dalam Islam seperti menitipkan minuman

keras dan anjing, kecuali anjing yang sah untuk dipelihara yaitu anjing

yang dapat digunakan untuk berburu dan anjing penjaga.

Page 47: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

2) Barang yang dititipkan merupakan sesuatu yang berharga atau bernilai.

3) Barang yang dititipkan itu jelas dan dapat dikuasai (dipegang),

maksudnya yaitu barang yang dititipkan itu dapat diketahui

identitasnya dan dapat dikuasai untuk dijaga. Menurut ulama fiqh,

syarat kejelasan dan dapat dikuasai ini dianggap penting karena terkait

erat dengan masalah kerusakan barang titipan yang mungkin timbul

atau hilang selama barang dititipkan. Jika barang yang dititipkan tidak

dapat dikuasai oleh orang yang menerima titipan, maka apabila terjadi

kerusakan atau hilangnya barang titipan tersebut, orang yang dititipi

tidak dapat dimintai pertanggungjawaban.

Syarat yang kedua adalah berhubungan dengan orang yang berakad.

Dalam hal ini disyaratkan hendaknya keduanya sah melakukan tindakan

pekerjaan tersebut. Menurut ulama mazhab Hanafi, orang yang berakad

hendaklah berakal. Sedangkan jumhur ulama mensyaratkan orang yang

berakad dalam wadi’ah sama seperti dalam hal menjadi wakil atau

perjanjian mewakilkan, yaitu baligh, berakal dan cerdas.

Syarat yang ketiga berhubungan dengan sigot, yaitu yang disyaratkan

keduanya menunjukkan adanya saling mempercayai. Menurut ulama

mazhab Hanafi, untuk ijab disyaratkan hendaknya dengan ucapan atau

dengan perbuatan. Ucapan itu sendiri dapat dilakukan secara sharih

(terang) maupun dilakukan dengan knayah (kiasan). Dan untuk qobul dari

orang yang menerima titipan juga adakalanya dilakukan secara terang-

Page 48: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

terangan atau secara penunjukan, seperti orang yang dititipi diam saja

ketika barang diletakkan dihadapannya. Sedangkan ulama mazhab Syafi’i,

dalam masalah ijab dan qabul ini disyaratkan adanya ucapan yang keluar

dari salah seorang yang melakukan akad. Artinya tidak disyaratkan ucapan

itu keluar dari pihak yang menitipkan tetapi sah juga dari orang yang

dititipi. Dan ucapan itu juga dari orang yang dititipi. Dan ucapan itu juga

adakalanya sharih atau terang dan dengan knayah artinya dengan sindiran

atau kiasan. Sementara ulama mazhab Maliki tidak mensyaratkan ijab dan

qabul itu berupa ucapan, tetapi mereka mengatakan: bilamana seseorang

meletakkan barangnya dihadapan orang lain, lalu orang lain diam saja,

maka orang ini berkewajiban untuk memelihara barang tersebut. Sebab

sikap diamnya itu menjadikan barang tersebut menjadi titipan padanya,

kecuali jika ia memang menolak.

d. Macam-Macam Wadi’ah

Adapun macam-macam wadi’ah antara lain:47

1) Wadi’ah yad al-amanah

Wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

47 Ibid., h.60

Page 49: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

a) Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan

digunakan oleh penerima titipan.

b) Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang

bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan

tanpa boleh memanfaatkan.

c) Penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya kepada

yang menitipkan.

d) Aplikasi perbankan yang memungkinkan untuk jenis ini adalah

jasa penitipan atau safe deposit box.

2) Wadi’ah yad ad-domanah

Wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Harta dan barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan

oleh yang menerima titipan.

b) Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut

tentu menghasilkan manfaat kepada sipenitip. Semua manfaat dan

keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang tersebut

menjadi hak penyimpan.

c) Produk bank yang sesuai dengan akad ini yaitu giro dan tabungan.

d) Bank konvensional memberikan jasa giro sebagai imbalan yang

dihitung berdasarkan presentase yang telah ditetapkan. Adapun

pada bank syariah, pemberian bonus (semacam jasa giro) tidak

boleh disebutkan dalam kontrak ataupun dijanjikan dalam akad,

Page 50: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

tetapi benar-benar pemberian sepihak sebagai tanda terima kasih

dari pihak bank.

e) Jumlah pemberian bonus sepenuhnya merupakan kewenangan

manajemen bank syariah karena pada prinsipnya dalam akad ini

penekanannya adalah titipan.

f) Produk tabungan juga dapat menggunakan akad wadi’ah karena

pada prinsipnya tabungan mirip dengan giro, yaitu simpanan yang

dapat diambil setiap saat. Perbedaannya, tabungan tidak dapat

ditarik dengan cek atau alat lain yang dipersamakan. Cara

pengembangannya harus yang diakui oleh syariat, yaitu

berdasarkan keikutsertaan pemilik harta yang disimpan bank

sebagai titipan sampai batas waktu tertentu, dalam soal laba yang

dihasilkan dari praktek-praktek pengembangan maupun kerugian

secara teratur, sesuai dengan sistem perbankan kini dalam batas-

batas syariat Islam. Dan dalam masalah ini, transaksi secara Islam

yang paling mirip adalah qiradh atau mudharabah.

2. Akad Murabahah

a. Pengertian Murabahah

Pengertian murabahah dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu

sudut pandang fiqh dan sudut pandang tehnis perbankan.

Page 51: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Dari sudut pandang fiqh, murabahah merupakan akad jual beli atas

barang tertentu dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang

kepada pembeli, kemudian penjual mensyaratkan atas keuntungan dalam

jumlah tertentu.

Adapun dari sudut pandang tehnik perbankan, murabahah merupakan

akad penyediaan barang berdasarkan akad jual beli dimana bank

memberikan kebutuhan investasi nasabah ditambah dengan keuntungan

yang telah disepakati.

b. Landasan Hukum Murabahah

Dasar hukum akad murabahah adalah:

�F رة�h' إ.� أن '0&ن OX�2��� �0�ی�أی��� ا���ی� ءام�&ا .'9آ(&ا أم&ا�0� ��

�0� )٢٩: ا����ء (… '�اض م

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian saling

memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu…”.

(QS. Al-Nisa’: 29)

c. Rukun dan Syarat Murabahah

Murabahah merupakan suatu transaksi jual beli, dengan demikian

rukun-rukunnya pun sama dengan rukun jual beli, yaitu:

1) Sighat, yaitu ijab dan qabul.

Page 52: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

2) Ada orang yang berakad (al-muta’aqidain) dalam hal ini penjual dan

pembeli.

3) Al-ma’qud alaih yaitu barang yang diperjualbelikan.

4) Harga barang yang diperjualbelikan.48

Adapun syarat-syarat jual beli sesuai rukun jual beli diatas adalah

sebagai berikut:

1) Syarat yang terkait dengan ijab qabul.

Ulama fiqh mengemukakan bahwa syarat ijab dan qabul adalah

sebagai berikut:

a) Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal menurut

jumhur ulama.

b) Qabul sesuai dengan ijab.

c) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majlis.49

2) Syarat orang berakad.

Para ulama fiqh sepakat bahwa orang yang melakukan aqad jual beli

harus memenuhi syarat:

a) Baligh dan berakal. Oleh sebab itu, jual beli yang dilakukan oleh

anak kecil yang belum berakal dan orang gila, hukumnya tidak

sah.

b) Yang melakukan aqad itu adalah orang yang berbeda.

48 Yusuf Qardhawi, Bai’ al-murabahah li al-amr bi’ al-syarra’I kama Tajriyah al-Masyarif

al-Islamiyah, (Kairo: Maktabah Wahbah, 1995), h.19 49 Nasroen Haroen, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h.116

Page 53: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

3) Syarat harga barang dan barang yang diperjualbelikan.

Para ulama membedakan syarat harga barang dengan barang yang

diperjualbelikan. Menurut mereka, syarat harga barang adalah harga

pasar yang berlaku ditengah masyarakat secara aktual. Para ulama fiqh

mengemukakan syarat-syarat harga barang adalah:

a) Harga yang disepakati oleh kedua belah pihak harus jelas

jumlahnya.

b) Boleh diserahkan pada waktu aqad atau dibayarkan kemudian.

c) Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan

barang, maka barang yang dijadikan nilai tukar adalah bukan

barang yang diharamkan syara’, seperti babi dan khamar, karena

kedua jenis benda ini tidak bernilai dalam syara’.50

Sedangkan syarat-syarat barang yang diperjualbelikan adalah:

a) Barang itu ada, atau tidak ada ditempat tetapi penjual menyatakan

kesanggupan untuk menyediakan barang tersebut.

b) Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia.

c) Milik seseorang.

d) Boleh diserahkan pada saat akad berlangsung, atau pada waktu

yang disepakati bersama ketika transaksi itu berlangsung.

Adapun syarat-syarat khusus murabahah adalah sebagai berikut:

a) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.

50 Ibid., h.119

Page 54: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

b) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

c) Kontrak harus bebas dari riba.

d) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat pada

barang sudah pembelian.

e) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.51

f) Secara prinsip, jika syarat dalam point 1, 4 atau 5 tidak dipenuhi

maka pembeli memiliki pilihan sebagai berikut:

• Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

• Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas

barang yang dijual.

• Membatalkan kontrak.

Jual beli secara murabahah diatas hanya untuk barang atau produk

yang telah dikuasai atau dimiliki oleh penjual pada waktu negosiasi dan

berkontrak. Bila produk tidak dimiliki penjual, sistem yang digunakan

murabahah kepada pemesan pembelian, hal ini dinamakan demikian

karena sipenjual semata-mata mengadakan barang untuk memenuhi

kebutuhan sipembeli yang memesannya.

d. Jenis-Jenis Murabahah

51 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Wacana Ulama dan Cendekiawan, (Jakarta:

Tazkia Institute, 1999), h.122

Page 55: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Seiring dengan perkembangan pemikiran tentang perbankan syariah,

murabahah pun telah mengalami perluasan konsep. Jika sebelumnya

hanya terdapat satu jenis murabahah, maka kini telah berkembang menjadi

dua jenis konsep mengenai murabahah.

Dua jenis konsep tersebut adalah sebagaimana penjelasan sebagai

berikut ini:

1) Murabahah Murni

Murabahah ini adalah sebagaimana penjelasan diatas, yaitu dalam

konteks jika barang yang dijual oleh penjual telah dimiliki oleh

penjual pada saat negosiasi dan akad.

Adapun jika barang tersebut tidak sedang dimiliki oleh penjual, maka

dikenal bentuk lain yaitu murabahah kepada pemesan pembelian.

2) Murabahah kepada Pemesan Pembeli

Murabahah kepada pemesan pembelian ini adalah bukan murabahah

murni tetapi merupakan kombinasi antara konsep bai’ murabahah

dengan konsep bai’ salam.52

e. Manfaat dan Resiko Murabahah

Setiap kegiatan dalam usaha perbankan selalu ada saja manfaat dan

resiko yang harus dihadapi oleh seorang pelaku bisnis, dalam kegiatan

52 Ibid., h.123

Page 56: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus

diantisipasi.

Murabahah memberi banyak manfaat bagi BMT. Salah satunya adalah

adanya keuntungan yang didapat dari selisih harga beli dari penjual

dengan harga jual kepada nasabah.53

Diantara resiko yang harus dihadapi oleh sebuah lembaga keuangan

dalam hal ini khususnya BMT antara lain:

1) Kelalaian dari pihak nasabah yang dengan sengaja tidak membayar

angsuran.

2) Fluktuasi harga komparatif; ini terjadi bila harga suatu barang dipasar

naik setelah BMT membelikannya untuk nasabah. BMT tidak bisa

mengubah harga jual yang telah ditentukan diawal akad.

3) Penolakan yang dilakukan nasabah karena disebabkan oleh beberapa

sebab. Bisa jadi karena barang yang diterima rusak dalam perjalanan

sehingga nasabah tidak mau menerima barang tersebut. Kemungkinan

lain adalah spesifikasi barang tidak sesuai dengan keinginan nasabah.

Bila BMT telah menandatangani kontrak pembelian dengan

penjualnya, maka barang tersebut menjadi milik BMT. Dengan

demikian BMT mempunyai resiko untuk menjualnya kepada pihak

lain.

53 Ibid., h.127

Page 57: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

4) Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan hutang maka ketika

kontrak ditandatangani, maka barang tersebut menjadi milik nasabah.

Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut,

termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, maka resiko

kelalaian akan makin besar54

54 Ibid., h.127-128

Page 58: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

BAB III

GAMBARAN UMUM BMT

A. BMT

1. Pengertian BMT

BMT merupakan kependekan dari Baitul Maal Wat Tamwil atau dapat

juga ditulis Baitul Maal wa Baitul Tanwil. Secara Harfiah (lughowi) Baitul

Maal berarti rumah dana dan Baitul Tamwil berarti rumah usaha.55

Dari

pengertian itu dapat dipahami bahwa pola pengembangan institusi keuangan

ini di adopsi dari Bayt al-Maal yang pernah dan sempat tumbuh dan

berkembang pada masa Nabi SAW dan Khulafa’ al-Rasyidin.56

BMT yang dalam terminology disebut Balai Usaha Mandiri Terpadu

adalah lembaga usaha ekonomi kerakyatan yang dapat dan mampu menangani

masalah-masalah usaha kecil kebawah berdasarkan sistem bagi hasil dengan

memanfaatkan potensi jaminan dalam lingkungannya sendiri.57

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah Balai Usaha Mandiri Terpadu

yang isinya Bayt Al-Maal wa Tamwil dengan kegiatan mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan

55 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Press,

2004), h.126 56 A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah

Pengenalan), (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h.183 57 Baihaqi Abd. Madjid dan Saefuddin A. Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan

Sistem Syariah, Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia, (Jakarta: PINBUK, 2000), h.182

Page 59: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

ekonomi pengusaha kecil dan menengah antara lain dengan mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi lainnya.

Selain itu BMT juga bisa menerima titipan zakat, infaq dan shadaqah, serta

menyalurkannya sesuai dengan peraturan-peraturan dan amanatnya.58

Baitul Maal merupakan sebuah lembaga keuangan Islam yang mempunyai

peranan penting dalam tatanan dalam ekonomi Islam. Lembaga keuangan ini

banyak memberikan kontribusi dalam membangun perekonomian umat Islam

bahkan hingga mampu mensejahterakan umat.59

Pada dasarnya BMT dibangun di atas prinsip-prinsip yang didasarkan

pada cara pandang holistic dan integral, dalam menangani pembangunan

bangsa. Adapun yang dimaksud dengan cara pandang holistic adalah cara

pandang yang didasarkan pada al-Qur’an. Dan cara pandang integral adalah

cara pandang yang digunakan oleh para pendiri Republik Indonesia, dan

tersimpul dalam Pancasila UUD 1945.60

2. Visi dan Misi BMT

Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT menjadi

lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (anggota dalam

arti yang luas), sehingga mampu berperan sebagai wakil pengabdi Allah

58 Djazuli dan Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, h.183 59 Mustafa Kamal, Wawasan Islam dan Ekonomi: Sebuah Bunga Rampai, (Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1997), h.207 60 Madjid dan Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah, h.211

Page 60: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

SWT, memakmurkan kehidupan anggota khususnya dan masyarakat

umumnya.

Titik tekan perumusan visi BMT adalah mewujudkan lembaga yang

profesional dan dapat meningkatkan kualitas ibadah.61

Ibadah harus

dipahami dalam arti luas, yakni tidak saja mencakup aspek ritual peribadatan

seperti shalat misalnya, tetapi lebih luas mencakup aspek kehidupan.

Sehingga setiap kegiatan BMT harus berorientasi pada upaya mewujudkan

ekonomi yang adil dan makmur.

Masing-masing BMT dapat saja merumuskan visinya sendiri. Karena visi

sangat dipengaruhi oleh lingkungan bisnisnya, latar belakang masyarakatnya

serta visi para pendirinya. Namun demikian, prinsip perumusan visi harus

sama dan tetap dipegang teguh karena visi sifatnya jangka panjang.

Dilihat dari sisi visi dan orientasi yang dimiliki oleh BMT, tampak

lembaga BMT memikul suatu tugas dan tanggung jawab yang sangat besar.

BMT hendaknya mampu menjamin pengembangan usaha kecil dan menengah

menjadi lebih baik. Tatkala masyarakat dihadapkan kepada kesulitan

memenuhi kebutuhan ekonomi dan disertai dengan kebutuhan lapangan kerja

yang tinggi maka BMT dianggap memiliki kompetensi dalam membangkitkan

kembali minat wirausaha masyarakat.

61 Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, h.127

Page 61: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Keadaan ini hendaknya dilihat sebagai peluang yang positif. Di saat

kalangan usaha kecil dan menengah mulai beralih memanfaatkan pelayanan

jasa keuangan syariah yang ditawarkan oleh BMT.

Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan

perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran,

berkemajuan, serta makmur-maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridho

Allah SWT.62

Maka dapat dipahami bahwa misi BMT bukanlah semata-mata mencari

keuntungan dan penumpukan laba-modal pada segolongan orang kaya, tetapi

lebih berorientasi pada pendistribusian laba yang merata dan adil, sesuai

dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Masyarakat ekonomi kelas bawah-

mikro harus didorong untuk berpartisipasi dalam modal melalui simpanan

penyertaan modal, sehingga mereka dapat menikmati hasil-hasil BMT.

3. Ciri-Ciri BMT

Adapun ciri-ciri BMT adalah sebagai berikut:

a. Usahanya dimaksud untuk mendorong sikap dan perilaku menabung dari

masyarakat banyak dengan menerima simpanan atas dasar balas jasa

berdasarkan bagi hasil.

b. Pengelolannya secara profesional persis mengikuti administrasi

pembukuan dan prosedur perbankan (namun bukan lembaga perbankan).

62 Ibid., h.127-128

Page 62: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Dengan pengecualian tidak mengharuskan pakai jaminan uang atau harta

benda untuk jumlah pinjaman yang kecil.

c. Modal awal untuk mendirikan BMT, lebih kurang Rp. 5.000.000,- sampai

dengan Rp. 10.000.000,- ditambah dengan fasilitas/sarana sekitar Rp.

1.000.000,- sampai dengan Rp. 1.500.000,-.

d. Pendirinya sebagai anggota inti, terdapat sekelompok orang (20 sampai 40

orang) disekitar lokasi tempat didirikan BMT, yang diharapkan bersedia

urunan modal awal.

e. Biaya operasionalnya sangat rendah, antara lain karena jumlah stafnya

kecil dan dapat beroperasi pada kondisi yang tidak mewah.

f. Jaminannya adalah dengan mengutamakan kepercayaan, (rekomendasi)

tokoh setempat dan/atau tanggung renteng, saling kenal karena daerah

operasinya tidak terlalu luas.

g. Mitra operasinya terintegrasi dengan lembaga lokal; misalnya pengajian,

lingkungan masjid dan pesantren.63

4. Tujuan didirikan BMT

Lembaga mikro ini pada awalnya pendiriannya menfokuskan diri untuk

meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui pemberian pinjaman

modal. Pemberian modal pinjaman sedapat mungkin dapat memandirikan

63 Madjid dan Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah, h.182-183

Page 63: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

ekonomi para peminjam. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, BMT

memainkan peran dan fungsinya dalam beberapa hal:

a. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan

mengembangkan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat

dan daerah kerjanya.

b. Meningkatkan kualitas SDM anggota menjadi lebih professional dan

islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan

global.

c. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan anggota. Setelah itu BMT dapat melakukan

penggalangan dan mobilisasi atas potensi tersebut sehingga mampu

melahirkan nilai tambah kepada anggota dan masyarakat sekitar.

d. Menjadi perantara keuangan antara agniyah sebagai shohibul maal dengan

dhu’afah sebagai mudhorib, terutama untuk dana-dana sosial seperti zakat,

infaq, shadaqah, wakaf, hibah, dan lain-lain. BMT dalam fungsi ini

bertindak sebagai amil yang bertugas untuk menerima dana zakat, infaq,

sadaqah, dan dana sosial lainnya dan untuk selanjutnya akan disalurkan

kembali kepada golongan-golongan yang membutuhkannya (dhu’afah).

Page 64: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

e. Menjadi perantara keuangan, antara pemilik dana, baik sebagai pemodal

maupun penyimpan dengan pengguna dana untuk pengembangan usaha

produktif.64

5. Prinsip Operasional BMT

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan salah satu lembaga keuangan

syariah. Layaknya lembaga keuangan syariah lainnya, maka dalam kegiatan

operasionalnya BMT menggunakan 3 prinsip, yaitu: prinsip bagi hasil, jual

beli dengan marjin keuntungan serta prinsip sosial. Ketiga prinsip ini

digunakan dalam bentuk pembiayaan dan penyerahan dana, berikut penjelasan

masing-masing prinsip tersebut:

a. Prinsip Bagi Hasil

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian

hasil usaha antara pemodal (penyedia dana) dengan pengelola dana.

Pembagian hasil usaha ini dituangkan dalam bentuk nisbah yang

disepakati antara BMT dengan pengelola dana (mudharib) dan antara

BMT dengan penyedia dana (shahibul maal/penabung) pada saat akad

dilaksanakan. Misalnya nisbah bagi hasil antara nasabah penyimpan dana

dengan BMT adalah 65:35 dan nisbah peminjam dengan pihak BMT

64 Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h.60

Page 65: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

adalah 50:50. Bentuk produk yang dikembangkan BMT dengan

menggunakan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah.65

b. Prinsip Jual Beli dengan Marjin Keuntungan

Pada prinsip ini diterapkan tata cara jual beli, dimana BMT

mengangkat nasabah sebagai agen BMT dan nasabah dalam kapasitasnya

sebagai agen BMT melakukan pembelian atas nama BMT, kemudian

BMT akan bertindak sebagai penjual dan menjual barang tersebut kepada

nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi

BMT.66

Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah jual beli

murabahah dan bai’ bitsaman ajil.67

c. Prinsip Sosial

Penggunaan prinsip ini dalam operasional BMT adalah sebagai bentuk

solidaritas BMT, dengan memberikan pembiayaan yang bersifat sosial,

tanpa adanya suatu bagi hasil atau keuntungan yang akan didapat oleh

BMT. Prinsip ini digunakan untuk pembiayaan kebajikan dalam produk

pembiayaan qardhul hasan.

65 Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,

(Yogyakarta: Dana Bhakti, 1992), h.88 66 Ibid. 67 Murabahah umumnya digunakan untuk barang-barang konsumtif sedangkan bai’ bitsaman

ajil digunakan dalam pembelian barang-barang modal

Page 66: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

6. Produk-Produk BMT

Jenis-jenis usaha BMT sebenarnya di modifikasi dari produk perbankan

Islam. Oleh karena itu, usaha BMT dapat dibagi kepada dua bagian utama

yaitu: memobilisasi simpanan dari anggota dan usaha pembiayaan.68

Sesuai dengan fungsi dan prosedur penarikan, BMT menawarkan berbagai

jenis produk yang dikumpulkan dan disalurkan kembali kepada masyarakat.

Produk BMT tersebut mencakup atas69

:

a. Produk penghimpun dana

Penghimpun dana oleh BMT diperoleh melalui simpanan yaitu dana

yang dipercayakan oleh nasabah kepada BMT untuk disalurkan di sektor

produktif dalam bentuk pembiayaan.70

Pelayanan jasa simpanan yang dilakukan BMT merupakan suatu

bentuk simpanan yang terikat dan tidak terikat atas jangka waktu dan

syarat-syarat tertentu dalam penyertaan dan penarikannya. Berkenaan

dengan hal tersebut, maka jenis simpanan yang dapat ditawarkan oleh

BMT relatif sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan

yang dimiliki simpanan tersebut.71

Simpanan ini dapat berbentuk

68 Djazuli dan Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, h.191 69 Ahmad Hasan Ridwan, BMT dan Bank Islam Instrumen Lembaga Keuangan Syariah,

(Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h.124 70 Hendarto Widodo, Ak, et al., Panduan Praktis Operasional BMT, (Bandung: Mizan, 1999),

h.83 71 Hasan Ridwan, BMT dan Bank Islam Instrumen Lembaga Keuangan Syariah, h.124

Page 67: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

simpanan (tabungan) wadi’ah dan simpanan mudharabah jangka pendek

dan jangka panjang.72

Sedangkan transaksi yang mendasari berlaku simpanan di BMT adalah

akad wadi’ah dan mudharabah.

1) Simpanan Wadi’ah, adalah titipan dana yang dilakukan setiap waktu

dan dapat ditarik pemilik atau nasabah dengan cara mengeluarkan

semacam surat berharga pemindah bukuan/transfer dan perintah

membayar lainnya. Penabung memiliki motivasi hanya untuk

keamanan uangnya tanpa mengharapkan keuntungan dari uang yang

ditabung. Namun demikian, BMT tetap memberikan bagi hasil dengan

nisbah penabung sangat kecil.

2) Simpanan Mudharabah, adalah simpanan para pemilik dana yang

penyetoran dan atau penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Simpanan mudharabah

ini tidak dikenai biaya, karena BMT bertujuan memperoleh laba dari

BMT menurut prinsip bagi hasil.

Jenis-jenis simpanan yang menggunakan akad mudharabah dapat

dikembangkan ke dalam berbagai simpanan, antara lain:

a) Simpanan pendidikan

b) Simpanan haji

72 Widodo, Panduan Praktis Operasional BMT, h.83

Page 68: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

c) Simpanan umrah

d) Simpanan qurban

e) Simpanan idul fitri

f) Simpanan walimah

g) Simpanan aqikah

h) Simpanan perumahan

i) Simpanan kesehatan.73

Selain kedua jenis simpanan tersebut, BMT juga mengelola dana

ibadah seperti zakat, infak dan shadaqah (ZIS) yang dalam hal ini BMT

berfungsi sebagai amil. Dalam hal ini, BMT berfungsi menggalang dana

dari masyarakat untuk kepentingan sosial agama. BMT dan nasabah tidak

mendapat keuntungan dari jenis produk ini karena dana yang diperoleh

sepenuhnya untuk kepentingan sosial.

b. Produk penyaluran dana

Pinjaman dana yang diberikan oleh BMT kepada masyarakat disebut

kredit pembiayaan. Kredit pembiayaan merupakan suatu fasilitas produk

yang diberikan oleh BMT kepada anggotanya digunakan sebagai dana

pendukung kegiatan usaha. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dari

kredit pembiayaan antara lain: pertanian, perdagangan dan jasa.74

73 Djazuli dan Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, h.191 74 Hasan Ridwan, BMT dan Bank Islam Instrumen Lembaga Keuangan Syariah, h.125

Page 69: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Penyaluran dana BMT kepada nasabah terdiri atas dua jenis akad

yaitu: pertama, pembiayaan dengan sistem bagi hasil. Kedua, jual beli

(ba’i) dengan pembayaran ditangguhkan.75

Di antara pembiayaan yang

sudah umum dikembangkan oleh BMT maupun lembaga keuangan

syariah lainnya adalah76

:

1) Pembiayaan mudharabah. Pembiayaan dengan akad syirkah adalah

suatu perjanjian pembiayaan antara BMT dan anggota, dimana BMT

menyediakan dana untuk penyediaan modal kerja. Sedangkan

peminjam berupaya mengelola dana tersebut untuk pengembangan

usaha.

2) Pembiayaan musyarakah. Pembiayaan dengan akad syirkah adalah

penyertaan BMT sebagai pemilik modal dalam suatu kegiatan, dimana

terjadinya kesepakatan untuk menanggung resiko dan keuntungan

yang berimbang sesuai dengan nominal.

3) Pembiayaan Murabahah. Pembiayaan dengan akad jual beli, yang pada

dasarnya merupakan kesepakatan antara BMT dengan pemberi modal

dan anggota sebagai peminjam. Prinsip yang digunakan adalah sama

seperti pembiayaan ba’i bitsaman ajil, tetapi proses pengembaliannya

akan dibayarkan pada saat jatuh tempo. Pembiayaan ini diberikan

75 Widodo, Panduan Praktis Operasional BMT, h.83 76 Ibid., h.126

Page 70: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

untuk jangka waktu pendek, tidak lebih dari enam sampai sembilan

bulan atau lebih dari itu.

4) Pembiayaan ba’i bitsaman ajil. Pembiayaan dengan akad jual beli,

dimana perjanjian pembiayaannya yang disepakati antara BMT dengan

anggotanya, dimana BMT menyediakan dana investasi atau berupa

pembelian barang modal dan usaha anggota yang kemudian proses

pembayarannya secara mencicil atau angsuran.

5) Pembiayaan qardhu hasan. Pembiayaan dengan akad ibadah adalah

perjanjian antara BMT dengan anggotanya. Hanya anggota yang

dianggap layak yang dapat diberi pinjaman semacam ini. Kegiatan

yang dimungkinkan untuk diberikan pembiayaan ini adalah para

anggota yang terdesak dalam melakukan kewajiban-kewajiban non

usaha atau pengusaha yang menginginkan usahanya bangkit kembali

dari kepailitan yang disebabkan karena ketidakmampuan melunasi

kewajiban membayar kredit. Anggota (nasabah) cukup

mengembalikan pinjaman sesuai dengan nilai yang diberikan oleh

BMT, firman Allah SWT.

3� 3+F�a�- �� )١١ :ا�B7یB( و3� أS� آ�ی�م�� ذا ا���ي ی"�ض ا L�ض� ��

Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman

yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu

untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak”. (QS. Al-

Hadid: 11)

Page 71: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Produk-produk kegiatan usaha tersebut merupakan daya tawar positif

yang dimiliki oleh BMT sebagai salah satu instrumen lembaga keuangan

syariah. Tingkat akuntabilitas BMT baik dari segi penawaran maupun

profitabilitas produk relatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai salah

satu lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat karena orientasi

pasarnya adalah sektor usaha kecil dan menengah. Dengan kata lain, BMT

merupakan mitra usaha yang paling utama bagi kalangan usaha kecil dan

menengah.

Dalam memberikan sebuah pembiayaan, BMT hanya menganalisa

calon nasabah pembiayaan dengan menerapkan prinsip analisa

pembiayaan. Prinsip analisa ini umum dipakai pada lembaga keuangan

bank yang dikenal dengan 5C. Pada dasarnya prinsip 5C dapat

memberikan informasi mengenai i’tikad baik (willingness to pay) dan

kemampuan membayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi pinjaman

beserta bagi hasilnya, 77

yaitu:

1) Character (karakter), adalah penilaian terhadap karakter atau

kepribadian (watak) dan perilaku peminjam secara individual maupun

dalam komonitas usahanya dengan tujuan untuk memperkirakan

kemauan peminjam melunasi kewajibannya (willingness to pay).

Menurut Dahlan Siamat “penilaian karakter ini memperhatikan

77 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: LP. Fakultas Ekonomi UI,

2001), edisi ke-3, h.171

Page 72: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

terutama sifat-sifat sebagai berikut: kejujuran, ketulusan, kecerdasan,

kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, tempramental, kaku membanggakan

diri secara berlebihan dan sebagainya”.78

Prinsip ini sangat penting

dalam pemberian pembiayaan.

2) Capacity (kemampuan), berkaitan dengan kemampuan peminjam

mengelola usahanya secara sehat untuk kemudian memperoleh laba

sesuai yang diperkirakan. Penilaian kemampuan tersebut perlu untuk

mengetahui sejauh mana hasil usaha debitur dapat membayar semua

kewajibannya (ability to pay) tepat pada waktunya sesuai dengan

perjanjian pembiayaan.79

Kemampuan dapat diukur dengan catatan

prestasi peminjam dimasa lalu yang didukung dengan pengamatan

dilapangan atas pabrik, toko atau kondisi usahanya.

3) Capital (modal), penilaian modal dilakukan untuk melihat apakah

debitur memiliki modal yang memadai untuk menjalankan usahanya.

Semakin tinggi modal yang dimiliki akan semakin baik karena dapat

memohon pembiayaan semakin besar. Meskipun demikian,

pembiayaan yang diberikan tidak melebihi modal yang ditanamkan

debitur.

4) Calateral (jaminan), penilaian barang jaminan yang diserahkan debitur

sebagai jaminan atas pembiayaan yang diperoleh adalah untuk

78 Ibid. 79 Ibid., h.172

Page 73: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan atau agunan tersebut

dapat menutupi resiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban

debitur. Fungsi jaminan ini adalah sebagai pengaman terhadap

kemungkinan tidak mampunya debitur melunasi kewajibannya.80

Pada

BMT, jaminan tidak hanya berupa surat-surat kepemilikan barang

bergerak, namun juga dapat berupa tabungan atau simpanan dengan

jumlah tertentu. Untuk itu seorang calon peminjam harus menjadi

nasabah, jumlah tabungannya paling sedikit selama 3 bulan dan aktif

menabung, barulah dapat mengajukan permohonan pembiayaan.

5) Condition of Economy (kondisi ekonomi), berkaitan dengan keadaan

perekonomian suatu saat yang secara langsung mempengaruhi

kegiatan usaha debitur. Analisa ini perlu memperhatikan peraturan-

peraturan dan kebijakan pemerintah yang mungkin akan berdampak

pada perekonomian secara regional, nasional dan internasional

terutama yang berhubungan dengan sektor usaha debitur.81

80 Ibid. 81 Ibid.

Page 74: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

B. BMT CITA SEJAHTERA

1. Sejarah dan Struktur Organisasi

a. Sejarah Berdiri

Sejarah berdirinya BMT Cita Sejahtera di latar belakangi keinginan

yang besar untuk berperan serta dalam meningkatkan pembangunan

nasional dengan membantu usaha mikro (kecil bawah) yang lebih dari

92% merupakan struktur pengusaha nasional kita. Salah satu faktor tidak

berkembangnya usaha mikro adalah kesulitan mereka pada masalah

permodalan, sementara mereka tidak mengenal bank atau lembaga

keuangan dan atau sulit mengaksesnya.

Koperasi Serba Usaha Syariah (KSUS) Cita Sejahtera berdiri sejak 1

Juni 2004 yang kelahiran dan proses perkembangannya dipelopori oleh

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas

Islam Negeri (UIN) Jakarta sebuah lembaga yang konsen dalam

pengembangan ekonomi Islam di Indonesia. Dan Baitul Maal wat Tamwil

(BMT) Cita Sejahtera yang mulai beroperasi Juli 2004 merupakan salah

satu unit usaha dari Koperasi Serba Usaha Syariah Cita Sejahtera sebagai

sebuah lembaga keuangan mikro Syariah yang usaha pokoknya

menghimpun dana pihak ketiga (deposan) dan memberikan atau

menyalurkan pembiayaan-pembiayaan kepada usaha-usaha produktif

pengusaha atau pedagang kecil dengan memadukan kegiatan ekonomi dan

sosial masyarakat setempat. Pada tahun 2007 dibentuklah Koperasi Jasa

Page 75: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Keuangan Syariah (KJKS) Cita Sejahtera yang nantinya akan menjadi

payung hukum bagi BMT Cita Sejahtera.

Koperasi Serba Usaha Syariah Cita Sejahtera berusaha melakukan

penyaluran dananya melalui Baitul Maal wat Tamwil Cita Sejahtera yang

berasal dari sumber dana amanah untuk memberdayakan kelompok usaha

mikro yang bergerak di sektor informal, yang pada umumnya tidak

bankable terutama dari segi persyaratan formalnya.

Tahun 2007 BMT Cita Sejahtera dinaungi oleh dua badan hukum yaitu

KSU Syariah Cita Sejahtera dan KJKS Cita Sejahtera. KSU Syariah Cita

Sejahtera berdiri tahun 2004 dan KJKS Cita Sejahtera berdiri tahun 2007.

KSU Syariah Cita Sejahtera menyerahkan kepengelolaan BMT Cita

Sejahtera kepada KJKS Cita Sejahtera, sehingga jika pekerjaan internal

KJKS sudah selesai maka BMT Cita Sejahtera akan dipayungi oleh KJKS

Cita Sejahtera. Adapun masing-masing pendiri keduanya adalah :

Badan Pendiri KSU Syariah Cita Sejahtera

P3EI UIN Jakarta Muhammad Maftuh, S.Sos

Ir. H. Muhandis Natadiwirya, MM Rina Destriana, S.Sos

Dr. Ir. Murasa Sarkaniputra Ir. Herry Santoso

Zubair Ahmad, M.Ag Inayah

Euis Amalia, M. Ag Dra. Choirul Hidayati

Page 76: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Ir. Mudatsir Najamuddin, MM Nurul Karmila

AM. Hasan Ali, M.Ag Tugimin

Muhammad Zein, S.Ag Zulpawati,M.Ag

Muzazin, SE., M.Ag Sampe Sardjito

Dwi Nur'aini Ihsan, SE., MM Siti Djuariah

Gusniarti, M.Ag Achmad Satiri, M.Ag

Ir. Armaeni Dwi Humairah, M.Si

Daftar Anggota Pendiri

KJKS BMT Cita Sejahtera Ciputat

Azhar Ahmad Mas Muhammad Zen

Arif Mufraini Murasa Sarkani Putra

Aslichan Burhan H Murodi

Bubung Lukman H Muzakir

Dwi Nur’aini Ihsan Muzazin, SE

Euis Amalia, M.Ag Noviati

Gusniarti Nur Fidiyar

Henry Faisal Noor Ria Arika

Ismail Sudhardho Mahartomo

Makhdum Priyatno Sutomo

Moh. Faisal Soewondo

Page 77: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Moh. Khoirul Anam Uung Ibnu Shobari

Moh. Fadlillah F Wahyu Aris D

Mohamad Sholeh Zubair, M.Ag

Muhammad Maftuh

b. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi pada BMT Cita Sejahtera adalah sebagai

berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

BMT CITA SEJAHTERA

RAPAT ANGGOTA TAHUNAN

BADAN PENGURUS

TELLER

DEWAN

PENGAWAS/SYARIAH

MANAJER BMT CS KONSULTAN

MANAJEMEN

PEMBIAYAAN PENAGIHAN

A N G G O T A

SENIOR ADVISOR

AKUNTING

Page 78: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

2. Prinsip dan Fungsi

Adapun prinsip dari BMT Cita Sejahtera adalah berdasarkan prinsip

syariah. Dan sedangkan BMT Cita Sejahtera mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a) Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat, khusunya pengusaha-

pengusaha kecil / lemah.

b) Meningkatkan produktivitas usaha dengan memberikan pembiayaan-

pembiayaan kepada pengusaha-pengusaha muslim yang membutuhkan

dana.

c) Membebaskan umat / pedagang / pengusaha kecil dari sistem bunga dan

rente.

d) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, disamping

meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan penghasilan umat

Islam.

3. Perkembangan BMT Cita Sejahtera

a. Organisasi

1) Kelembagaan

Sejak tahun 2004 BMT Cita Sejahtera melalui KSU Syariah Cita

Sejahtera telah melengkapi beberapa surat status hukum kelembagaan

yaitu :

Page 79: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

• Domisili Lembaga Nomor : 503/40-Ek/CP/2004

• Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Nomor : 503/47-KEC.CPT/2004

• Akte KSU Syariah Nomor : 518/34/BH/Dis KUK

• Akte Perubahan KSU Syariah Nomor : 518/15/BH/PAD/Dis

KUK

• Akte KJKS Nomor : 518/49/BH/Koperasi

• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor : 02.423.710.9-411.000

Dengan telah digagasnya pendirian KJKS pada awal 2006 maka

pada tahun 2007 dalam legalitas BMT Cita Sejahtera terdapat dua

entitas yang berdiri sendiri yaitu KSU Syariah dan KJKS. Karena

proses spin off BMT Cita Sejahtera dari KSU Syariah belum selesai.

Kegiatan KJKS tahun ini antara lain :

a) Melakukan presentasi KJKS kepada calon anggota pendiri /

investor.

b) Melakukan pengumpulan anggota pendiri dan sudah terkumpul 28

orang pendiri.

c) Membuat Akte KJKS dan Izin domisili.

d) Melakukan pengumpulan simpanan pokok khusus.

Page 80: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Sebagai suatu lembaga yang didirikan dilingkungan kampus UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan visi “Sebagai pembaharu dalam

pemberdayaan ekonomi ummat” maka BMT Cita Sejahtera peluang

pertumbuhan yang sangat baik. Dimana masyarakat menunggu peran

BMT Cita Sejahtera dalam memadukan kemampuan praktis dan

akademis. Dalam bentuk model LKMS yang bisa memberikan solusi

bagi pengembangam ekonomi ummat. Melihat fenomena tersebut, dari

segi bisnis BMT Cita Sejahtera memiliki ruang pasar dan

pengembangan bisnis yang cukup luas. Yaitu BMT Cita Sejahtera bisa

mengembangkan dengan target pasar warga UIN atau memasarkan

produk kepada masyarakat dengan brand UIN.

Mengingat potensi tersebut, maka dilakukanlah pengenalan dan

komukasi yang berkelanjutan kepada beberapa lembaga baik

pemerintah maupun swasta. Diantaranya : Dewan Koperasi Indonesia,

Asosiasi BMT Jakarta, DPU Darut Tauhid Jakarta, JIMS Foundation

dan BPRS Berkah Ramadhan, Kementerian Koperasi dan Dinas

Koperasi Tangerang, dll.

Dalam hal peningkatan kualitas SDM BMT, tahun 2007 BMT Cita

Sejahtera telah mengirimkan peserta pelatihan yaitu :

a) Bedah Akad Murabahah yang diselenggarakan oleh BMT Center

di Ruang Pertemuan BMT Tamzis Jakarta pada Selasa, 31 Juli

2007.

Page 81: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

b) BWTP Symposium Program Linkages and Partnerships in

Microfinance di BRI Training Centre pada 5 September 2007.

c) Pelatihan Service Excellence dan E-Channel oleh Bank Permata

Syariah di Bank Permata Syariah Bintaro Jaya Tangerang pada

selasa 11 September 2007.

d) Risk Manajemen Pembiayaan UMKM Muhammadiyah oleh PT.

Surya Mitra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Jakarta pada

kamis, 31 Mei 2007.

e) Temu usaha yang diselenggarakan Jaringan Usaha Koperasi

wilayah Jakarta.

f) Pelatihan Manajemen Lembaga Keuangan Model Grameen Bank

Bogor, oleh Badan Komunikasi Pemuda Koperasi Dewan Koperasi

Indonesia 12 – 15 November 2007.

2) Anggota

Pada database BMT, sampai akhir 2007 tercatat kurang lebih orang

pemilik sekaligus pengguna produk dan jasa layanan BMT. Secara

umum dari tahun ketahun, pertumbuhan pengguna produk dan jasa

layanan BMT yang merupakan mitra BMT terus meningkat. Adapun

anggota yang tercatat saat ini terdiri dari :

a) Anggota pendiri / Pemodal KSU Syariah sebanyak 23 orang dan

KJKS sebanyak 28 orang.

Page 82: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

b) Anggota Simpanan/tabungan sebanyak 519 orang.

c) Anggota Pembiayaan yang aktif sebanyak 128 orang.

Kedepan kita mengharapkan pertumbuhan BMT bukan saja

dikarenakan kuantitas anggota-mitra yang terus bertambah, akan tetapi

sudah seyogyanya kualitas anggota-mitra juga yang menjadi perhatian

kita. Oleh karena itulah seluruh kru BMT dituntut untuk terus bekerja

keras dalam melakukan pendampingan sekaligus pemberdayaan

anggota-mitranya. Tentunya kita menyadari betul bahwa kualitas BMT

ditentukan oleh sejauh mana kita dapat memberdayakan anggota-

mitranya.

b. Usaha

1) Funding (Penghimpunan Dana)

Keinginan masyarakat untuk mempercayakan simpanannya kepada

BMT naik cukup signifikan. Sehingga berpeluang meningkatkan aset

bisnis serta meningkatkan keuntungan bagi pemodal. Hal ini

dipengaruhi oleh strategi funding yang berkelanjutan serta

meningkatnya kegiatan untuk promosi produk investasi mudharabah

muthlaqah dan perbaikan kualitas produk funding.

Strategi penghimpunan produk tabungan untuk warga kampus

UIN, mahasiswa khususnya dilakukan dengan penawaran tabungan

Page 83: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

mahasiswa dan tabungan amanah yang disertai dengan penjualan

tabungan Syare Bank Muamalat. Hal ini dilakukan dengan melakukan

kerjasama ini diharapkan brand image BMT menjadi lebih baik dan

pada akhirnya kepercayaan mahasiswa terhadap BMT meningkat yang

disertai dengan meningkatnya tabungan mereka.

Penambahan dana yang cukup besar dalam bentuk simpanan

mudharabah muthlaqah diperoleh dari :

Bank Muamalat Rp. 100 juta dengan jangka waktu 3 tahun

BMT Munawaroh Rp. 10 juta dengan jangka waktu 1 tahun

BMT Taawun Rp. 20 juta dengan jangka waktu 2 bulan

2) Lending (Penyaluran Dana)

Di tahun ketiga ini, BMT Cita Sejahtera telah menggulirkan dana

sebesar Rp. 526.816.085,- dari dana yang terhimpun. Penyaluran dana

tersebut masing-masing dialokasikan untuk :

• Pembiayaan (Musyarakah&Mudharabah) dan Murabahah :Rp.393.224.335,-

• Pinjaman (Al-Qard) :Rp. 32.822.500,-

• Jasa Layanan Hiwalah :Rp.100.769.250,-

Jumlah :Rp.526.816.085,-

Page 84: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Pengembalian :

• Pembiayaan (Musyarakah&Mudharabah) dan Murabahah :Rp.408.419.556,-

• Pinjaman (Al-Qard) :Rp. 32.518.600,-

• Jasa Layanan Hiwalah :Rp. 62.920.890,-

Jumlah :Rp.503.385.046,-

Penanganan pembiayaan kunci pokok dalam meningkatkan

perolehan keuntungan. Sehingga peningkatan kualitas dalam

penyaluran pembiayaan dan penanganan pembiayan bermasalah terus

menerus diperbaiki. Penanganan pembiayaan bermasalah dilakukan

dengan penagihan yang berkelanjutan dan perawatan/pendampingan

nasabah. Dengan kegiatan ini jumlah pembiayaan bermasalah bisa

diminimalisir.

3) Equitas (Permodalan)

Sampai Desember 2007, komposisi permodalan BMT Cita

Sejahtera sebagai berikut :

Modal Penggerak / Awal / Simpoksus : Rp. 49.560.000,-

Hibah : Rp. 1.412.000,-

Jumlah Rp. 50.972.000,-

Page 85: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

4) Layanan Baitul Maal (Kepedulian Sosial)

Sebagai lembaga keuangan, BMT mempunyai misi sosial yang

akan terus dikembangkan yakni fungsinya dalam mengoptimalkan

peranan Baitul Maal.

Tahun 2007 peranan Baitul Maal bisa ditingkatkan dengan

menjalin kerjasama dengan seperti :

a) Lembaga Dakwah Kampus UIN dengan kerjasama fundraising

ZIS.

b) Koperasi Mahasiswa UIN dengan kegiatan bakti sosial dengan

menyediakan pembicara.

Adapun dalam aspek teknis, perkembangan BMT Cita Sejahtera

yaitu:

a) BMT Cita Sejahtera telah memiliki sarana penunjang yang

memadai seperti hardware yang handal.

b) Menggunakan Software Keuangan yang handal yang sangat

mendukung operasional BMT, seperti percetakan rekening

tabungan, rekening pembiayaan, dan laporan pemilik dana.

c) Dengan sarana yang dimiliki BMT Cita Sejahtera memberikan

pelayanan Baitul Maal dan Baitut Tamwil.

Sedangkan dalam aspek pemasaran yaitu:

a) Unit Baitul Maal memberikan pelayanan dalam menerima dan

menyalurkan zakat, infak, dan shadaqah (ZIS).

Page 86: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

b) Produk penghimpunan unit Baitut Tamwil terdiri dari: simpanan

dan deposito.

c) Produk penyaluran unit Baitut Tamwil terdiri dari: pembiayaan

mudharabah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah

dan pembiayaan qardul hasan.

d) Positioning, dengan slogan meyalani ummat berbagi manfaat,

BMT Cita Sejahtera komitmen untuk melayani umat dengan

memberikan proses pelayanan yang cepat, mudah dan profesional,

jaminan keamanan dana dan produk yang sesuai syari’ah, fleksibel

dan menguntungkan.

e) Promosi dilakukan melalui selebaran, buletin, majalah, papan

nama dan famplet. Juga Direct selling, langsung ke masyarakat di

pasar, kampus dan pihak-pihak yang terkait.

f) Pesaing, sampai saat ini dalam radius lokasi BMT Cita Sejahtera

(3 kilometer) terdapat 1 lembaga sejenis, serta Lembaga Keuangan

Syariah dalam bentuk Bank Umum Syariah, dan BPRS dimana

sasarannya adalah untuk pengusaha menengah dan besar.

g) Wilayah yang dilayani BMT Cita Sejahtera adalah wilayah ciputat

dan sekitarnya yang terdapat 3 pasar, yaitu pasar ASPI, pasar

ciputat, dan pasar cimanggis. Dengan segmen pasar yang dilayani

saat ini adalah usaha mikro dan kecil.

Page 87: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Masih besarnya jumlah usaha mikro, kecil menengah dan koperasi

yang belum bisa dilayani oleh perbankan, memberikan prospek

perkembangan yang baik bagi KJKS Cita Sejahtera.

Page 88: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

BAB IV

ANALISA PRAKTEK SIMPAN PINJAM

BMT CITA SEJAHTERA MENURUT EKONOMI SYARIAH

C. Penerapan Simpan Pinjam di BMT Cita Sejahtera

Dalam Islam dinyatakan agar kita meminjamkan sesuatu bagi “agama” Allah.

Sebagaimana firman Allah SWT:

)١١: ا�B7یB (م�� ذا ا���ي ی"�ض ا L�ض� ���� -F�a�+3 3� و3� أS� آ�ی�

Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang

baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan

dia akan memperoleh pahala yang banyak”. (QS. Al-Hadid: 11)

Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita disuruh untuk

“meminjamkan kepada Allah”, artinya untuk membelanjakan harta di jalan Allah.

Selaras dengan meminjamkan kepada Allah maka kita disuruh untuk

“meminjamkan kepada sesama manusia”, sebagai bagian dari kehidupan

bermasyarakat.

Adapun penerapan simpan pinjam yang ada di BMT Cita Sejahtera dalam

aspek usahanya adalah sebagai berikut:

1. Sumber Permodalan BMT

Jenis-jenis modal yang ada pada BMT Cita Sejahtera adalah:

Page 89: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

a. Simpanan Pokok. Simpanan ini harus dibayar masing-masing anggota

ketika masuk menjadi anggota sebesar Rp. 100.000,- dan tidak dapat

diminta kembali selama anggota tersebut belum berhenti sebagai

anggota BMT. Dalam BMT Cita Sejahtera anggota terbagi 2 yaitu

anggota jasa dan anggota pemilik.

b. Simpanan Wajib. Simpanan ini harus dibayar oleh para anggota.

Anggota investor membayar sejumah Rp. 25.000,- per bulan dan

anggota pengguna dana (pembiayaan) membayar sejumlah Rp.

10.000,- per bulan.

c. Simpanan Pokok Khusus (Penyertaan). Simpanan ini khusus dibayar

oleh investor sejumlah Rp. 2.500.000,-, boleh dicicil dalam jangka

waktu 10 kali cicilan.

d. Simpanan Hibah. Simpanan yang diberikan oleh orang

lain/sukarelawan berbentuk uang tunai untuk modal BMT.

e. Modal Cadangan. Dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil

usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal dan menutup

kerugian BMT bila diperlukan.

Adapun prosedur membuka rekening simpanan pada BMT Cita Sejahtera

adalah sebagai berikut:

Page 90: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Nasabah Teller/Kasir Pembukuan

Modal pinjaman BMT Cita Sejahtera diperoleh dari:

a. Simpanan Pokok Khusus (saham pendiri)

b. Simpanan Pokok (uang pangkal keanggotaan)

c. Simpanan wajib (iuran bulanan anggota)

d. Sisa Hasil Usaha yang dicadangkan

e. Sumbangan tidak mengikat (hibah)

Modal pinjaman BMT Cita Sejahtera yang diperoleh dari luar:

a. Citibank

b. Inhutani

c. Bank Muamalat

• Datang ke teller

• Isi formulir

pembukaan

rekening

• Fotocopy KTP

• Serahkan

kebagian teller

• Periksa isian tanda

setoran

• Terima dan hitung

uang

• Catat dimutasi harian

kas

• Catat dikartu tabungan

dan minta paraf

nasabah

• Arsip kartu tabungan

• Serahkan buku

tabungan ke nasabah

• Arsip tanda setoran

dalam pembukuan

• Terima dokumen

• Tanda tangani

kolom

persetujuan pada

formulir

• Buatkan buku

tabungan

• Arsip form

pembukaan

rekening • Terima buku

tabungan

Page 91: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

2. Aktivitas Simpan Pinjam

Jenis pinjaman yang diberikan oleh BMT hanya terbatas pada pinjaman

produktif, yang dimaksudkan untuk pengembangan usaha mereka melalui

pemberian tambahan modal sesuai dengan tingkat kebutuhan usaha mereka.

Jumlah pinjaman yang bisa mereka terima batas minimalnya tidak terbatas

dan batas maksimal Rp.5.000.000,-.

Praktek simpan pinjam BMT Cita Sejahtera, yaitu memberikan layanan

pembiayaan. Layanan pembiayaan diberikan kepada anggota yang sudah

menjadi anggota dengan syarat sebagai berikut:

a. Telah menjadi anggota minimal 3 (tiga) bulan.

b. Usaha berdomosili di sekitar kawasan Ciputat.

c. Memenuhi kewajiban sebagai anggota. Antara lain ialah:

1) Membayar simpanan wajib sesuai ketentuan yang ditetapkan

dalam anggaran rumah tangga atau diputuskan dalam rapat

anggota.

2) Berpartisipasi dalam kegiatan usaha BMT.

3) Mentaati ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga,

keputusan rapat anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam

BMT.

Page 92: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

4) Memelihara serta menjaga nama baik dan kebersamaan dalam

BMT.

Disamping itu pula, BMT Cita Sejahtera mempunyai persyaratan-

persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon peminjam sebagai bahan

pertimbangan untuk mendapatkan pembiayaan. Tetapi sebelum nasabah

memenuhi syarat-syarat pembiayaan, nasabah harus mengisi form

permohonan pembiayaan terlebih dahulu. Setelah itu, barulah calon peminjam

memenuhi persyaratan-persyaratan seperti dibawah ini, yaitu:

a. Foto copy KTP (suami & istri / peminjam)

b. Foto copy kartu keluarga (kk)

c. Pas foto 4x6. (suami & istri)

d. Foto copy slip gaji (karyawan / suami)

e. Foto copy jaminan

1. Rp. 500.000 – Rp. 1.750.000 (ijazah terakhir anak)

2. Rp. 1.800.000 keatas (BPKB motor dll)

f. Persetujuan suami / istri atau penjamin

g. Telah aktif menabung di BMT minimal 4x transaksi setoran simpanan

dalam sebulan.

Tapi, sebelum pihak BMT Cita Sejahtera memberikan

pinjaman/pembiayaan, pihak BMT akan menganalisa terlebih dahulu terhadap

calon nasabahnya, agar nantinya tidak terjadi kredit macet dan pengembalian

pembiayaan tersebut lancar dan usaha nasabah berkembang.

Page 93: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Sebagaimana analisa perbankan, BMT Cita Sejahtera juga menggunakan

analisa 5 C kepada calon nasabahnya. Namun karena pihak BMT Cita

Sejahtera menggunakan sistem bagi hasil maka lebih tertumpu pada analisa

kelayakan usaha. Analisa tersebut adalah:

a. Character

Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon peminjam

dengan tujuan untuk menganalisa kejujuran calon peminjam.

b. Capacity

Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan calon peminjam

untuk melakukan pembayaran.

c. Capital

Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon

peminjam.

d. Condition

Yaitu BMT dalam penyaluran pembiayaan tersebut melihat kondisi

ekonomi suatu negara dan lokasi kegiatan usaha dan secara spesifik

mengkaitkannya dengan calon peminjam.

e. Coleteral

Yaitu jaminan yang dimiliki oleh calon peminjam.

Dalam hal jaminan, BMT Cita Sejahtera mensyaratkan jaminan sesuai

besar kecilnya jumlah pinjaman. Jika jumlah pinjaman antara Rp.

500.000-Rp. 1.750.000,- maka jaminannya adalah ijazah terakhir anak.

Page 94: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Dan jika jumlah pinjamannya Rp. 1.800.000 keatas, maka jaminannya

adalah BPKB motor dan lain-lain.

f. Analisa kelayakan usaha

Yaitu penilaian terhadap kelayakan usaha calon peminjam.

Kegiatan analisa kelayakan usaha pada BMT Cita Sejahtera ini dilakukan

berdasarkan informasi yang didapat dari analisa di lapangan yang

dilakukan oleh pihak BMT terhadap kegiatan usaha calon peminjam.

Adapun prosedur permohonan pembiayaan dalam BMT Cita Sejahtera

adalah sebagai berikut:

Nasabah Pembiayaan Teller Pembukuan

• Isi form

permohona

n

• Foto copy

KTP dan

KK

• Serahkan

kebagian

pembiayaa

nn dan

• Terima

uang

• Terima

buku

angsuran

• Terima

permohonan

dan identitas

• Menganalisa

permohonan

• Melakukan

wawancara

• Register

permohonan

pembiayaan

• Studi

kelayakan

calon nasabah

• Terima kwitansi

• Pemeriksaan

keabsahan

dokumen

• Lakukan

pembayaran ke

nasabah

• Serahkan buku

angsuran

• Arsip kartu

pembiayaan

• Terima dokumen

• Tanda tangani

kolom

persetujuan pada

permohonan

• Buat akad

• Buatkan kartu

pembiayaan

• Buatkan buku

angsuran

• Buatkan kwitansi

tanda terima

• Serahkan ke

teller

• Terima dokumen

• Arsip dokumen

penolakan • Terima permohonan

dan identitas

• Menganalisa

permohonan

• Melakukan

wawancara

• Studi kelayakan

calon nasabah

Disetujui

• Serahkan

dokumen ke

pembukuan

Ditolak

• Panggil nasabah

• Jelaskan alasan

penolakan

• Serahkan

dokumen ke

pembukuan

Page 95: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Manajer Umum

3. Sisa Hasil Usaha (SHU) dan Pembagiannya.

Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan pendapatan yang diperoleh dalam 1

(satu) tahun buku dikurangi dengan biaya dapat dipertanggungjawabkan,

penyusutan kewajiban lainnya termasuk pajak dan zakat yang harus

dibayarkan dalam tahun buku yang bersangkutan. Perhitungan akhir tahun

yang menggambarkan penerimaan pendapatan BMT dan alokasi

penggunaannya untuk biaya-biaya BMT berdasarkan pasal 45 ayat 1 UU No.

25/1992 dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana SHU adalah sisa hasil usaha, TR (total revenue) adalah

pendapatan total BMT dalam satu tahun, TC (total cost) adalah biaya total

BMT dalam satu tahun yang sama.

Sesuai dengan Fatwa DSN No:15 Tahun 2000 yang menetapkan bahwa

pembagian hasil usaha di antara para pihak (mitra) dalam suatu bentuk usaha

kerjasama boleh didasarkan pada prinsip bagi untung (profit sharing), yakni

bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan

dana, dan boleh pula didasarkan pada prinsip bagi hasil (revenue sharing),

yakni bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana; dan

SHU = TR - TC

Page 96: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan penetapan prinsip

pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.

SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota

sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota

BMT. Dalam BMT Cita Sejahtera SHU tidak langsung dibagikan kepada

masing-masing anggota, akan tetapi dilakukan dengan memasukkan

komponen kewajiban (potongan) berupa zakat badan usaha BMT dan zakat

perorangan sebelum dibagikan kepada anggota yang bersangkutan.

Pembagian dan penggunaan SHU BMT harus diputuskan oleh rapat anggota.

Pembagian dan penggunaan SHU BMT Cita Sejahtera yang diperoleh dari

usaha yang diselenggarakan untuk anggota BMT menurut keputusan rapat

anggota adalah sebagai berikut:

a. 25% untuk dana cadangan.

b. 25% untuk anggota sesuai perbandingan jasanya dan partisipasi modal

masing-masing.

c. 25% untuk anggota menurut perbandingan simpanannya dalam BMT

dengan ketentuan tidak melebihi suatu jumlah tertentu yang ditetapkan

dalam anggaran rumah tangga atau peraturan khusus.

d. 5% untuk dana pendidikan.

e. 10% untuk dana pengurus dan pengawas BMT.

f. 5% untuk kesejahteraan pegawai.

g. 2,5% untuk dana sosial.

Page 97: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

h. 2,5% untuk dana pembangunan daerah kerja.

Bagian dari SHU BMT Cita Sejahtera yang diperoleh dari usaha yang

diselenggarakan untuk pihak yang bukan anggota BMT dipergunakan sebagai

berikut:

a. 75% untuk cadangan.

b. 5% untuk anggota BMT.

c. 10% untuk dana pendidikan BMT.

d. 5% untuk dana pengurus dan karyawan BMT.

e. 2,5% untuk dana pengelola dan karyawan BMT.

f. 2,5% untuk dana sosial.

Bagian dari pendapatan BMT Cita Sejahtera yang diperoleh dari

pendapatan non operasional BMT dipergunakan sebagai berikut:

2) 75% untuk cadangan.

3) 10% untuk anggota menurut perbandingan simpanannya dalam BMT.

4) 10% untuk dana pendidikan BMT.

5) 5% untuk dana sosial.

D. Analisa Tentang Praktek Simpan Pinjam Pada BMT Cita Sejahtera

BMT Cita Sejahtera merupakan salah satu unit usaha dari Koperasi Serba

Usaha Syariah Cita Sejahtera. Dimana koperasi adalah suatu badan usaha di

bidang ekonomi yang dilandasi semangat kebersamaan dengan tujuan untuk

mencapai kesejahteraan hidup bersama. Sebagai badan usaha aktivitas koperasi

Page 98: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

meliputi perekonomian masyarakat seperti pertanian, industri, perdagangan, jasa

dan lain sebagainya. Sedangkan BMT adalah sebagai sebuah lembaga keuangan

mikro Syariah yang usaha pokoknya menghimpun dana pihak ketiga (deposan)

dan memberikan atau menyalurkan pembiayaan-pembiayaan kepada usaha-usaha

produktif pengusaha atau pedagang kecil dengan memadukan kegiatan ekonomi

dan sosial masyarakat setempat.

Dalam dunia perekonomian, pinjam meminjam uang itu telah menjadi suatu

kebiasaan. Tidak jarang bahwa diantara pedagang-pedagang banyak yang

mendasarkan modal perusahaannya pada uang pinjaman, baik itu pedagang besar

maupun pedagang kecil.

Unit usaha simpan pinjam dalam BMT sangat dibutuhkan oleh para

anggotanya, diantaranya ialah untuk mendapatkan pinjaman uang yang akan

digunakan untuk melancarkan usahanya.

Adapun yang dimaksud dengan simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh

masyarakat kepada bank dalam bentuk tabungan. Dalam BMT Cita Sejahtera

terdapat dua produk simpanan yaitu produk wadi’ah (simpanan amanah/titipan)

dan produk investasi. Produk investasi misalnya adalah tabungan mahasiswa,

dimana dalam operasionalnya nasabah terikat kontrak/kesepakatan dan nisbah

bagi hasilnya adalah 30%.

Di BMT Cita Sejahtera masyarakat lebih cenderung memilih produk

simpanan wadi’ah yang diaplikasikan dalam bentuk giro. Dimana nasabah dapat

menarik berkali-kali dalam sehari (setiap saat) dengan catatan dana yang tersedia

Page 99: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

masih mencukupi dan memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh BMT, dan

BMT pun akan memberikan imbalan yang sesuai dalam bentuk bonus kepada

orang yang menyimpan uang dalam tabungan wadiah.

Tabel 1

Data Tabungan Nasabah Sampai Akhir Mei 2008

No Tabungan Jumlah Persentase

1. Wadi’ah 492 Orang 77,35 %

2. Investasi 144 Orang 22,65 %

Sumber: BMT Cita Sejahtera

BMT Cita Sejahtera sendiri dalam sistem bagi hasilnya adalah dengan sistem

bonus. Karena tabungan wadi’ah merupakan dana pihak ketiga yang dihimpun

atas dasar sistem bonus. Pemberian bonus hanya merupakan suatu kebijakan dari

pihak BMT yang tidak ada dalam awal perjanjian.

Dalam pemberian bonus ini didasari atas landasan kehati-hatian, karena

pemberian bonus ini tidak diawal akad dan pembagiannya pun berdasarkan dari

keuntungan yang didapat.

Contoh perhitungan tabungan wadi’ah:

Wadi’ah : Giro 5 nasabah : 50, 70, 25, 25, 30 = 200

Tabungan 5 nasabah : 400, 200, 100, 50, 50= 800

Total wadi’ah = 1000

Page 100: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Modal = 1000

Pembiayaan :

Jual beli : 1000

Salam : 1000

Mudharabah : 1000

Total pembiayaan = 3000

Pendapatan selama 1 bulan :

Biaya-biaya (adm, trans, dll) : 200

Marjin yang didapat : 400

Total pendapatan = 600

PD wadiah : total wadi’ah + modal x total pendapatan

total pembiayaan

: 1000 + 1000 x 600 = 400

3000

Tabungan wadi’ah : total tabungan x PD wadi’ah

total wadi’ah + modal

: 800 x 400 = 160

2000

Masing-masing nasabah tabungan wadi’ah akan menerima bonus bila

diberikan 160 : jumlah nasabah tabungan wadi’ah, yakni 160 : 5 = 32.

Dengan demikian sistem perbankan syariah sebenarnya sangatlah

menguntungkan dan ada transparasinya serta saling membantu dalam kebajikan.

Page 101: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Perbedaan sistem bonus dengan jasa tabungan wadi’ah adalah:

No Bonus Jasa Tabungan

1 Tidak diperjanjikan Diperjanjikan

2 Benar-benar merupakan budi

baik bank

Disebutkan dalam akad (ditentukan

dimuka)

3 Ditentukan sesuai dengan

keuntungan riil BMT (dasar

perhitungan bonus adalah

keuntungan)

Ditentukan dalam prosentase yang

tetap (dasar perhitungan tabungan

adalah prosentase normal)

Adapun sebab masyarakat lebih cenderung memilih tabungan wadi’ah dalam

BMT Cita Sejahtera adalah sebagai berikut:

1. Rasa aman dan tentram, terhindar dari rasa takut dan ancaman baik terhadap

harta maupun jiwa akibat pencurian dan sebagainya, karena hartanya

terpelihara ditempat aman dan kenyamanan perasaan karena operasionalnya

dilaksanakan secara syariat Islam.

2. Terhindar dari penyusutan.

3. Mendapatkan jasa titipan.

4. Lebih mudah karena sesuai dengan bajaj/kemampuan nasabah.

5. Tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar

Page 102: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

6. Dan dapat diambil setiap saat.

Tabungan wadi’ah pada BMT Cita Sejahtera dalam operasionalnya dilandasi

dengan prinsip kehati-hatian dan ketelitian baik mengenai prosedur dan

persyaratan pembukaan rekening, penyetoran dan penarikan dana, pemberian

bonus maupun ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan tabungan

wadi’ah tersebut. Dana tabungan wadi’ah (dana titipan) tersebut dioperasikan

oleh BMT Cita Sejahtera kesektor riil yang menguntungkan khususnya untuk

kemajuan ekonomi umat menengah kebawah, dan BMT Cita Sejahtera dalam

melaksanakan operasionalnya tidak bertentangan dengan ketentuan syariah. Hal

ini dibuktikan dengan adanya jaminan bahwa dana tabungan wadi’ah tersebut

dapat ditarik setiap saat oleh pemilik rekening tabungan wadi’ah. Ini semua

dimaksudkan agar salah satu pihak baik nasabah maupun penyimpan (BMT) tidak

ada yang merasa dirugikan dan manfaat dari produk ini dapat dirasakan oleh

semua pihak.

Pengembangan konsep wadi’ah dari amanah menjadi dhamanah tidak berarti

menafikan konsep amanah itu sendiri, bagaimanapun juga titipan merupakan

suatu amanah yang harus dijaga (dipelihara) dan harus dikembalikan manakala

pemiliknya menghendaki. Pengembangan konsep tersebut hanya terletak pada

pemanfaatan dana yang tersimpan, dimana lamanya pengendapan dana itu sendiri

tidak dapat dipastikan karena sewaktu-waktu dapat ditarik pemiliknya.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa operasional tabungan wadiah BMT

Cita Sejahtera tidak bertentangan dengan ketentuan syariah dan dana nasabah

Page 103: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

yang mengendap akan dikelola secara syariah oleh BMT Cita Sejahtera, sehingga

nasabah akan merasa aman dunia dan akhirat.

Dalam konsep akad titipan (wadi’ah) dana yang diamanatkan oleh pemiliknya

kepada BMT akan digunakan oleh BMT untuk membiayai usaha atau proyek

yang dianggap oleh BMT dapat menghasilkan, sehingga BMT tidak memberikan

keuntungan pasti kepada pemilik dana tersebut. Untuk akad wadi’ah BMT akan

memberikan keuntungan kepada pemilik dana berupa bonus. Dari konsep syariah,

sebenarnya BMT yang diberikan amanat dari nasabah berupa titipan tidak wajib

untuk memberikan bagi hasil kepada pemilik dana. Namun dengan izin

pemiliknya dana yang dititipkan tersebut dapat diputarkan dan ikut menghasilkan

keuntungan bagi BMT maka BMT dapat memberikan sebagian keuntungannya

kepada nasabahnya dengan tidak ada perjanjian sebelumnya, melainkan dari

kebijakan BMT yang dikaitkan dengan besarnya pendapatan BMT.

Dan di BMT Cita Sejahtera praktek pinjam (pembiayaan) dilakukan dengan

konsep mudharabah, musyarakah, murabahah, hiwalah, qardu hasan dan qard.

Tetapi nasabah BMT Cita Sejahtera lebih banyak menggunakan pembiayaan

murabahah. Karena pembiayaan ini tidak memiliki resiko yang besar. Pembiayaan

murabahah direalisasikan dalam pembeliaan barang-barang yang diperlukan

untuk usaha, khususnya untuk nasabah mikro kecil menengah kebawah.

Page 104: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Tabel 2

Data Pembiayaan Nasabah Sampai Akhir Mei 2008

No Pembiayaan Jumlah Persentase

1. Mudharabah 2 Orang 1,22 %

2. Musyarakah 25 Orang 15,33 %

3. Murabahah 77 Orang 47,23 %

4. Hiwalah 50 Orang 30,67 %

5. Qardhu Hasan 1 Orang 0, 61 %

6. Qard 8 Orang 4,90 %

Sumber: BMT Cita Sejahtera

Secara ringkas, sistem pembiayaan murabahah di BMT Cita Sejahtera yaitu

dengan sistem wakalah (diwakilkan ke nasabah). Pertama, nasabah pembiayaan

mengajukan permohonan pembiayaan ke pihak BMT, jika sesuai dan memenuhi

syarat maka BMT akan memberikan dana untuk pembeliaan barang dan nasabah

membeli barang atas nama nasabah. Tapi pembeliaan barang oleh nasabah akan

dikontrol oleh BMT. Kedua, setelah nasabah pembiayaan mendapatkan barang

yang diinginkan, nasabah kemudian melaporkan ke pihak BMT dan nasabah

pembiayaan harus melunasi dana pembiayaan yang telah diberikan oleh BMT

sesuai dengan harga yang telah disepakati bersama (yang terdiri dari harga

pembelian ditambah mark-up/margin keuntungan) untuk dibayar dalam jangka

waktu yang telah disetujui bersama di awal akad, ketiga, cara pembayaran

Page 105: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

dilakukan secara angsur/dicicil perharian (per 100 hari atau per 50 hari),

tergantung kesepakatan.

Contoh perhitungan margin keuntungan di BMT Cita Sejahtera misalnya

pihak BMT memberikan dana sebesar Rp. 1.000.000,-. Dalam pengembalian

dana, nasabah dapat mengembalikan dana pinjaman selama 50 hari atau 100 hari

sesuai kesepakatan. Apabila nasabah memilih pengembalian pinjaman selama 50

hari, maka margin yang akan diambil oleh BMT adalah sebesar Rp. 100.000,-

(10%). Karena dalam BMT Cita Sejahtera margin keuntungan dihitungnya

perhari.

BMT Cita Sejahtera mengupayakan proses pengajuan pinjaman (pembiayaan)

yang dibuat sederhana dan mudah direalisasikan. Sebelum memberikan

pembiayaan, pihak BMT Cita Sejahtera terlebih dahulu memperhatikan situasi

dan kondisi calon peminjam dengan kata lain pihak BMT Cita Sejahtera

mengadakan analisa pembiayaan.

Tujuan dari analisa pembiayaan tersebut adalah untuk menilai kelayakan

usaha calon debitur. Karena dalam analisa tersebut nanti akan kelihatan apakah

nasabah tersebut akan menimbulkan kredit macet atau tidak. Serta untuk menekan

resiko akibat tidak terbayarnya kredit atau pembiayaan. Selain itu tujuan analisa

pembiayaan tersebut adalah agar dalam pengembalian pembiayaan tersebut lancar

dan usaha nasabah berkembang.

Secara umum, prosedur pembiayaan yang ada di BMT Cita Sejahtera adalah

bahwa seseorang terlebih dahulu harus sudah terdaftar sebagai anggota BMT

Page 106: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

dengan cara mengisi formulir simpanan (tabungan). Membuka rekening tabungan

di BMT adalah prosedur dan syarat utama untuk dapat memperoleh pelayanan

pembiayaan, karena apabila nantinya nasabah pembiayaan tidak bisa

mengembalikan dana pinjaman, maka pihak BMT Cita Sejahtera tidak

mengenakan sanksi denda kepada nasabah, akan tetapi nasabah pembiayaan akan

dikenakan sanksi harus menabung di BMT Cita Sejahtera. Selanjutnya, anggota

yang bersangkutan tidak harus mencukupi saldo tabungannya karena syarat

tabungan minimum untuk memperoleh pembiayaan di BMT Cita Sejahtera belum

ada. Asalkan usahanya menurut BMT layak bisa langsung dikasih dananya, tapi

melalui analisa terlebih dahulu terhadap anggota yang bersangkutan. Bila

disetujui, pihak BMT kemudian dapat meminta anggota untuk menyerahkan

surat-surat yang dianggap perlu sebagai jaminan. Hal ini (sekali lagi) dilakukan

agar anggota lebih serius dan tidak main-main dengan kesepakatan (perjanjian)

yang telah ditandatangani.

Dalam BMT Cita Sejahtera, jaminan biasa disebut dengan komitmen. Harga

jaminan harus lebih besar dari pada harga pinjaman. Dan di BMT Cita Sejahtera

sekarang baru-baru ini menetapkan peraturan baru yaitu berupa jaminan surat

perjanjian yang memakai matrei dan tandatangan nasabah peminjam . dimana ini

bertujuan agar nasabah peminjam komitmen dengan kesepakatan yang telah

dibuat dan nasabah serius dalam menanggapi pembiayaan ini.

Semua prosedur dan persyaratan tersebut dibuat bukan untuk mempersulit

nasabah, tetapi lebih dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan bagi nasabah

Page 107: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

sendiri serta untuk menciptakan keamanan bagi pihak BMT, agar nantinya

pembiayaan yang diberikan diharapkan dapat disalurkan dengan cepat, layak dan

tepat sasaran.

Produk yang diberikan oleh BMT Cita Sejahtera kepada anggota pembiayaan

adalah seperti alat-alat usaha dan persediaannya. Contoh alat-alat usaha misalnya

seperti mesin foto copy dan contoh persediaannya seperti alat-alat tulis dan lain-

lain. Dan sistem perjanjiannya adalah akad diatas matrei, jenis akad yang akan

dipilih dan saksi dari BMT sendiri.

BMT Cita Sejahtera dalam penagihan pinjaman ada dua jenis yaitu:

1. Bayar langsung ke BMT. Dalam hal ini kalau ada yang terlambat akan

diingatkan oleh BMT.

2. Bayarnya dijemput, artinya pihak BMT mendatangi langsung kepada para

anggota untuk mengambil angsuran. Dan penagihan ini dilakukan jika telah

terjadi kesepakatan terlebih dahulu.

Apabila anggota peminjam tidak dapat melunasi pinjamannya dalam jangka

waktu yang telah ditentukan, maka jangka waktu pinjamannya akan diperpanjang

(reskedul ulang). Tetapi apabila terjadi kemacetan dalam pengembalian pinjaman,

maka pihak BMT akan menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan.

Pihak BMT akan melihat dari dua sisi kenapa nasabah terjadi kemacetan

dalam pengembalian pinjaman, yaitu:

1. Karakter

Page 108: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Jika kemacetan nasabah terjadi karena karakternya, seperti tidak jujur dan

sulit diatur maka pihak BMT akan menahan jaminannya. Dan jika nasabah itu

tidak bisa juga melunasi pinjamannya, maka jaminannya akan dijual. Apabila

ada kelebihan uang dari hasil penjualan jaminannya, maka akan dikembalikan

kembali kepada nasabah.

2. Usahanya

Apabila kemacetan pelunasan pinjaman terjadi karena faktor usahanya, maka

dari pihak BMT akan menggunakan strategi diadakannya pendamping bagi

sipeminjam dan diberikan perpanjangan waktu pelunasan pinjaman.

Sebagaimana disebutkan dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 280:

)٢٨٠: ا�2"�ة (. . . وإن آ�ن ذو F��ة -�/�ة إE� م���ة

Artinya: “Dan bila (orang yang berhutang) dalam kesukaran, maka berilah

tangguh sampai dia berkelapangan…”. (QS. Al-Baqarah: 280)

Dilapangan sistem yang diterapkan di BMT Cita Sejahtera relatif berhasil dan

diterima masyarakat. Hal tersebut dibuktikan 90% nasabah menggunakan

pinjaman untuk usaha mikro. Dengan demikian jelas pinjaman tersebut bersifat

produktif.

Penulis juga ingin memaparkan bahwa prinsip dari BMT Cita Sejahtera itu

sendiri adalah berdasarkan prinsip syariah dan cerminan prinsip syariah yang ada

di BMT Cita Sejahtera terdapat dalam fungsi BMT Cita Sejahtera, yaitu:

a. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat, khusunya pengusaha-

pengusaha kecil / lemah.

Page 109: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

b. Meningkatkan produktivitas usaha dengan memberikan pembiayaan-

pembiayaan kepada pengusaha-pengusaha muslim yang membutuhkan

dana.

c. Membebaskan umat / pedagang / pengusaha kecil dari sistem bunga dan

rente.

d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, disamping

meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan penghasilan umat

Islam.

Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional

Tahun 2000 tentang murabahah yaitu:

1. Ketentuan Umum

1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam.

3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah

disepakati kualifikasinya.

4. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada

jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

5. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,

pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

6. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari

pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,

secara prinsip, menjadi milik bank.

Page 110: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

2. Ketentuan Murabahah kepada Nasabah

1. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang

atau aset kepada bank.

2. Nasabah harus menerima sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakatinya, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat;

kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

3. Jaminan dalam Murabahah

1. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan

pesanannya.

2. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat

dipegang.

4. Bangkrut dalam Murabahah

1. Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya,

bank harus menunda tagihan hutang sampai ia menjadi sanggup kembali,

atau berdasarkan kesepakatan.

Berdasarkan Fatwa DSN diatas, Penulis memandang bahwa sistem yang

dilakukan oleh BMT Cita Sejahtera untuk praktek simpan pinjam sesuai dengan

praktek ekonomi syariah. Dimana pelaksanaan simpan pinjam tidak memberatkan

anggotanya, seperti yang penulis paparkan diatas mengenai praktek simpan

pinjam di BMT Cita Sejahtera.

Pinjaman adalah salah satu jenis pendekatan untuk bertaqarrub kepada Allah

SWT, karena pinjaman berarti berlemah lembut kepada manusia, mengasihi

Page 111: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

mereka, memberikan kemudahan dalam urusan mereka dan memberikan jalan

keluar dari duka dan kabut yang meliputi mereka.

Sebagaimana sabda Nabi SAW:

F�ض رة�ی� ه!� أ! r �F+� ن� م:�لFL� ا���2! ص(�E ا F(3� و س(�� 3�Fا

r�+ن�� ن�Bم� آ�ب ا� Q��(� آ�م F� ��� ی� م و،�Qم�" ا�م& یب� آ� مQ�� آ3

F)E* م�ی� ��� و م� س�� E)F م�(� س�� ا F(3� ،ة�خt ا� و�ن ا�F)�3- E�B ا

و-E ا��Bن�� و اtخ�ة، رواY ( 3�خ أن&2B- E F* ا�ما�د م2B* ا�ن& E-F ا

82)أ�&داود

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW berkata: Barang siapa yang

melapangkan suatu kesukaran dunia seorang muslim, maka Allah akan

melapangkan kepadanya satu kesukaran pada hari kiamat, Dan barang siapa yang

memudahkan orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia

dan akhirat, Dan barang siapa yang menutup (kejelekan) seorang muslim, maka

Allah akan menutup kejelekannya di dunia dan akhirat. Dan Allah selalu

menolong seorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya”. (HR. Abu

Daud).

82 Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Syistani, Sunan Abu Daud, (Beirut: Dar al-Fikr,

1994), Jilid II, hadis no.4946, h.471

Page 112: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan dan membahas tentang analisa praktek

simpan pinjam yang ada pada BMT Cita Sejahtera, maka pada bab akhir ini

penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa praktek simpan pinjam yang ada di BMT Cita Sejahtera dalam

pelaksanaannya terdapat beberapa poin, yaitu:

a. Sumber Permodalan BMT

Jenis-jenis modal yang ada pada BMT Cita Sejahtera adalah terdiri

dari pertama, simpanan pokok yang harus dibayar oleh anggota ketika

masuk menjadi anggota sebesar Rp. 100.000,- dan tidak dapat diminta

kembali selama anggota tersebut belum berhenti sebagai anggota

BMT. Dalam BMT Cita Sejahtera anggota terbagi 2 yaitu anggota jasa

dan anggota pemilik. Kedua, simpanan Wajib yang harus dibayar oleh

para anggota. Anggota investor membayar sejumah Rp. 25.000,- per

bulan dan anggota pengguna dana (pembiayaan) membayar sejumlah

Rp. 10.000,- per bulan. Ketiga, simpanan Pokok Khusus (Penyertaan),

yaitu simpanan ini khusus dibayar oleh investor sejumlah Rp.

2.500.000,-, boleh dicicil dalam jangka waktu 10 kali cicilan.

Page 113: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Keempat, simpanan Hibah, yaitu simpanan yang diberikan oleh orang

lain/sukarelawan berbentuk uang tunai untuk modal BMT. Dan yang

terakhir yang kelima, Modal Cadangan, yaitu dana yang diperoleh dari

penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal

dan menutup kerugian BMT bila diperlukan.

b. Aktivitas Simpan Pinjam

Pinjaman yang diberikan BMT Cita Sejahtera untuk anggotanya

adalah untuk melancarkan atau mengembangkan usaha mikro para

anggotanya, dimana hampir 90% nasabah menggunakan pinjaman

untuk usaha mikro.

Jenis pinjaman yang diberikan oleh BMT hanya terbatas pada

pinjaman produktif, yang dimaksudkan untuk pengembangan usaha

mereka melalui pemberian tambahan modal sesuai dengan tingkat

kebutuhan usaha mereka. Jumlah pinjaman yang bisa mereka terima

batas minimalnya tidak terbatas dan batas maksimal Rp.5.000.000,-.

Praktek simpan pinjam BMT Cita Sejahtera, yaitu memberikan

layanan pembiayaan. Layanan pembiayaan diberikan kepada anggota

yang sudah menjadi anggota dengan syarat-syarat yang telah

ditentukan.

Sebelum pihak BMT Cita Sejahtera memberikan

pinjaman/pembiayaan, pihak BMT akan menganalisa terlebih dahulu

terhadap calon nasabahnya dengan menggunakan analisa 5 C, agar

Page 114: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

nantinya tidak terjadi kredit macet dan pengembalian pembiayaan

tersebut lancar dan usaha nasabah berkembang.

Apabila anggota peminjam tidak dapat melunasi pinjamannya (kredit

macet) dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka jangka waktu

pinjamannya akan diperpanjang (reskedul ulang). Tetapi apabila

terjadi kemacetan dalam pengembalian pinjaman, maka jaminannya

akan ditahan dan BMT akan menggunakan strategi diadakannya

pendamping bagi sipeminjam.

c. Sisa Hasil Usaha (SHU) dan Pembagiannya.

Dalam BMT Cita Sejahtera SHU tidak langsung dibagikan kepada

masing-masing anggota, akan tetapi dilakukan dengan memasukkan

komponen kewajiban (potongan) berupa zakat badan usaha BMT dan

zakat perorangan sebelum dibagikan kepada anggota yang

bersangkutan. Pembagian dan penggunaan SHU BMT harus

diputuskan oleh rapat anggota.

Keuntungan bersih yang didapat dari bagi hasil pinjaman itu jatuh

menjadi milik BMT dimana sipeminjam itu menjadi anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar tersebut pada akhir tahun diperinci dalam

pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), maka secara tidak langsung sisa

hasil usaha itu akan jatuh kembali kepada para anggota BMT itu

sendiri walaupun dalam jumlah yang tidak sama. Karena dalam BMT

Page 115: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Cita Sejahtera ketentuan besarnya bagi hasil pinjaman dilihat dari

kondisi usaha nasabah.

2. Praktek simpan pinjam yang dijalankan oleh BMT Cita Sejahtera sesuai

dengan ekonomi syariah. Dimana pelaksanaan simpan pinjam yang

dipraktekkan oleh BMT Cita Sejahtera tidak memberatkan anggotanya

dan dari prinsip BMT Cita Sejahtera itu sendiri mencerminkan prinsip

ekonomi syariah.

Salah satunya seperti pinjaman wadi’ah yang dipraktekkan oleh BMT Cita

Sejahtera. Dimana dibuktikan dengan adanya jaminan bahwa dana

tabungan wadi’ah tersebut dapat ditarik setiap saat oleh pemilik rekening

tabungan wadi’ah. Ini semua dimaksudkan agar salah satu pihak baik

nasabah maupun penyimpan (BMT) tidak ada yang merasa dirugikan dan

manfaat dari produk ini dapat dirasakan oleh semua pihak. Dan dana

nasabah yang mengendap akan dikelola secara syariah oleh BMT Cita

Sejahtera, sehingga nasabah akan merasa aman dunia dan akhirat. Dalam

hal ini pihak BMT Cita Sejahtera dalam melaksanakan operasionalnya

sesuai dengan ketentuan syariah dan juga sesuai berlandaskan Fatwa

Dewan Syariah Nasional.

Page 116: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

B. Saran-Saran

Hal yang disarankan penulis dalam skripsi ini antara lain:

1. BMT merupakan badan hukum yang berasaskan tolong menolong yang

didasarkan sebagai manifestasi ibadah yang semata-mata hanya untuk

mendapatkan ridha Allah SWT, oleh karena itu hendaknya BMT harus

terus digalakkan dikalangan masyarakat, agar masyarakat lebih

mengetahui tentang kinerja BMT, terutama masyarakat kecil/menengah

agar tujuan BMT dapat menjalankan fungsinya secara optimal sebagai

salah satu lembaga penunjang perekonomian mikro menengah kebawah.

Dan BMT dalam operasionalnya harus selalu sesuai dengan ketentuan

ekonomi syariah.

2. Hendaknya kemauan masyarakat itu kuat untuk lebih mengetahui tentang

BMT sehingga masyarakat itu sendiri benar-benar mengetahui operasional

kinerja BMT, dan hendaknya masyarakat lebih jeli dalam memilih

lembaga keuangan untuk menabung agar tidak salah pilih menitipkan

uangnya, pilihlah lembaga keuangan yang berasaskan syariah seperti BMT

yang tujuan didirikannya adalah untuk kebahagiaan umat manusia didunia

dan akhirat.

3. Bagi kalangan Akademisi/Cendekiawan hendaknya memberikan

pemikiran-pemikiran masukan yang bernilai baik bagi perkembangan

BMT kedepan.

Page 117: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

4. Dan bagi pemerintah sendiri hendaknya selalu mendukung, memberikan

sarana dan memberikan motifasi bagi pihak BMT agar BMT selalu

berkembang dan nantinya akan bertambah banyak muncul lembaga-

lembaga keuangan yang berasaskan syariah. Sehingga kedepan lembaga

keuangan yang berasaskan syariah bisa selalu eksis dalam dunia

perbankan.

Page 118: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

DAFTAR PUSTAKA

Al-Kaaf, Abdullah Zaky. Ekonomi dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Pustaka

Setia, pertama, Maret 2002.

Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: Universitas

Indonesia Press, 1998.

Asmuni, Yusron. Ilmu Tauhid, cet.II. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah: Wacana Ulama dan Cendekiawan.

Jakarta: Tazkia Institute, 1999.

Akta Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah “Baitul Mal Wattamwil Cita

Sejahtera” (BMT Cita Sejahtera). Tangerang, 2007.

Chapra, M. Umer. Islam dan Tantangan Ekonomi, Islamisasi Ekonomi Kontemporer.

Surabaya: Risalah Gusti, 1999.

-------. Islam dan Tantangan Ekonomi, (terj) Ikhwan Abidin dari Judul Asli Islam and

Economic Challenge. Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Djazuli, A dan Janwari, Yadi. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah

Pengenalan. Jakarta: Raja Grafindo, 2002.

Dimyati, Ahmad. Islam dan Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam

Pengembangan Koperasi. Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989.

Effendi, Rustam. Produksi Dalam Islam. Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2003.

Kartasapoetra, G. Praktek Pengelolaan Koperasi, cet.II, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Kamal, Mustafa. Wawasan Islam dan Ekonomi: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1997.

Lubis, Ibrahim. Ekonomi Islam: Suatu Pengantar. Jakarta: Kalam Mulia, 1994.

Madjid, Baihaqi Abdul dan Rasyid, Saifudin A. Paradigma Baru Ekonomi

Kerakyatan Sistem Syariah Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di

Indonesia. Jakarta: PINBUK, 2000.

Page 119: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michael. Analisa Data Kualitatif: Buku

Tentang Sumber Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press, 1992.

Muhammad. Lembaga Ekonomi Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Manan, Muhammad Abdul, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek, Penerjemah Potan

Arif Harahap. Jakarta: Internusa, 1992.

-------. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Penerjemah M. Nastangin. Yogyakarta: PT.

Dana Bhakti Prima Yasa, 1997.

Naqvi, Syed Nawab Haidar. Etika dan Ilmu Ekonomi: Sebuah Sintesa Islam.

Penerjemah Husin Amis. Bandung: Mizan, 1985.

Poli, Carla. dkk. Pengantar Ilmu Ekonomi I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

1992.

Perwataatmadja, Karnaen dan Antonio, M. Syafi’i. Apa dan Bagaimana Bank Islam.

Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1992.

Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam, cet.II. Jakarta: Gema Insani

Press, 1997.

-------. Bai’ al-murabahah li al-amr bi’ al-syarra’I kama Tajriyah al-Masyarif al-

Islamiyah. Kairo: Maktabah Wahbah, 1995.

Raharjo, M. Daman. Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1999.

Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII

Press, 2004.

Ridwan, Ahmad Hasan. BMT dan Bank Islam Instrumen Lembaga Keuangan

Syariah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Sjahdeni, Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama, 1999.

Saefuddin, A.M. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam. Jakarta: Rajawali

Press, 1987.

-------. Islam untuk Disiplin Ilmu Ekonomi. Jakarta: CV. Wirabuana, 1986.

Page 120: PRAKTEK SIMPAN PINJAM BAITUL MAAL WATTAMWIL BMT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17372/1/M... · Sahabat kosan, Hanif, Haji Nandar, Oki dan yang lainnya yang

Sulaiman bin al-Asy’ats al-Syistani, Abu Daud. Sunan Abu Daud. Beirut: Dar al-Fikr,

1994.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: LP. Fakultas Ekonomi UI,

2001.

Sarkaniputra, Murasa. Pengantar Ekonomi Islam; Bahan kuliah pada Fakultas

Syariah UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: 1999.

Sarkaniputra, Murasa dan Krisriawan, Agus. Ilmu Ekonomi (Pengantar Ekonomi

Moneter: Suatu Awalan), Bahan Pengajaran Ekonomi Perbankan dan

Asuransi Islam. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2000.

Sudarsono, Heri. Konsep Ekonomi Islam, Suatu Pengantar, cet.III. Yogyakarta:

Ekonisia, 2004.

Saladin, Djaslim. Konsep Dasar Ekonomi dan Lembaga Keuangan Islam. Bandung:

Linda Karya, t.th.

Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia. Bank Syari’ah:

Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, cet.II. Jakarta: Djambatan,

2003.

Tim Penyusun. Prinsip Syariah Dalam Ekonomi. Jakarta: MES, 2001.

Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta:

Fakultas Syariah dan Hukum, 2007.

Widodo, Hendarto, Ak. Panduan Praktis Operasional BMT. Bandung: Mizan, 1999.