bentuk komunikasi pembinaan muallaf di daarut tauhiid...

68
i BENTUK KOMUNIKASI PEMBINAAN MUALLAF DAARUT TAUHID JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) S Oleh Washilatur Rahmi NIM : 103051028520 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M.

Upload: vannhu

Post on 08-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

i

BENTUK KOMUNIKASI PEMBINAAN MUALLAF DAARUT TAUHID

JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

S

Oleh

Washilatur Rahmi

NIM : 103051028520

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M.

Page 2: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

ii

ABSTRAK

Washilatur Rahmi: Bentuk Komunikasi pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid Jakarta

Komunikasi merupakan kebutuhan untuk menampakkan aktualisasi diri. Oleh sebab itu komunikasi sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah dan mengambil keputusan. Seperti halnya muallaf yang mengambil keputusan untuk berpindah agama ke agama Islam dari agama sebelumnya. Bagi muallaf pendidikan agama sangat penting untuk ditanamkan pada awal mengenal Islam. Adapun kebutuhan pertama yang harus diperkenalkan adalah bidang tauhid dan aqidah, misalnya, setiap muallaf harus ditanamkan dahulu keimanan dan keesaan Allah lalu aspek syari’ah yaitu kaitannya dengan ibadah-ibadah yang dilakukan sehari-hari, misalnya dalam belajar praktek menjalankan sholat, dan belajar membaca Al-Qur’an. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui bentuk komunikasi pembina terhadap muallaf, bentuk komunikasi apa yang paling sering digunakan oleh ustadz, serta apa saja hambatan-hambatan yang terjadi ketika pelaksanaan bentuk komunikasi tersebut. Bentuk komunikasi yang digunakan oleh pembina terhadap muallaf yaitu dengan menggunakan bentuk komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi, komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Metode yang digunakan tidak hanya ceramah, tanya jawab serta konsultasi pribadi dengan segala permasalahannya tetapi juga dilakukan praktek ibadah dan belajar Al-Qur’an sehingga muallaf tidak hanya diberikan materi berupa teori, tetapi juga dipraktekkkan. Hambatan-hambatan yang terjadi ialah hambatan bahasa, hambatan pola fikir serta hambatan psikologis yaitu terkait dengan adanya perpindahan agama ke Islam dari agama sebelumnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu memaparkan seluruh data yang diperoleh dari hasil penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni penulis ikut terjun langsung ke lapangan, dalam hal ini mengikuti Kajian Bina Islam di Daarut Tauhiid Jakarta untuk memperoleh data-datanya. Kajian ini merupakan salah satu wadah bagi muallaf untuk menambah pengetahuan seputar Islam. Berdasarkan penelitian, semua bentuk komunikasi yang digunakan berhasil dilakukan pembina terhadap muallaf. Hasil yang diperoleh cukup baik, hal ini diketahui dari pengetahuan keagamaan para muallaf serta kemampuan muallaf yang baru belajar membaca Al-Qur’an. Kajian Bina Islam muallaf menyuguhkan siraman materi tentang agama Islam yang cukup dengan adanya pembinaan di dalamnya. cukup memberikan banyak pengetahuan agama serta menjadi wadah bagi muallaf di Jakarta untuk tempat menimba ilmu seputar Islam dan ruang lingkupnya.

Page 3: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Rabbul Izzati yang telah memberikan nikmat

kasih sayang-Nya, yang dengannya penulis memiliki kekuatan dan kesabaran

untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurah kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, dan para

generasi penerus hingga akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak. Do’a, perhatian, semangat atau dalam bentuk apapun adalah suatu

hal yang sangat berharga bagi penulis dalam meraih cita. Dalam kesempatan kali

ini, penulis mengucapkan untaian terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Murodi, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

dan Dosen Pembimbing yang dengan tekun dan sabar dalam memberikan

nasihat dan menyempatkan waktu untuk membimbing penulis.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bapak Drs.

Wahidin Saputra, M.Ag dan Ibu Umi Musyarrofah, MA atas segala

perhatian dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis.

3. Bapak Dr. Murodi, MA. selaku dosen pembimbing, yang dengan tekun dan

sabar dalam memberikan nasihat dan menyempatkan waktu untuk

membimbing penulis.

4. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah dan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah memberikan pelayanan dan

fasilitas buku-buku referensi.

Page 4: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

iv

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, atas kesabaran selama

memberikan ilmu yang sangat berharga.

6. Ustadz Hari Sanusi selaku Pimpinan Daarut Tauhid Jakarta atas bimbingan

dan pengarahannya dalam memberikan informasi sekitar muallaf.

7. Keluarga besar Tim Kajian Bina Islam Daarut Tauhid Jakarta, Ustadz

Diaudin, Ustadz Ade Rizal, Teh Iis Aisyah AA Aris Gunawan, Aa Hendik

Sugiyanto dan Teh Dewi, Teh Lia Octavia, team muallaf dan jajaran

pengurus lainnya serta teman-teman muallaf, yang telah mmberikan

kesempatan, dan kemudahan dalam penyelesaikan skripsi ini.

8. Kedua orangtua tercinta, Bapak Saifullah dan Ibu Usmah Maryam.tercinta,

adikku tersayang Ihsanul Hakim, atas doa dan dukungan yang diberikan

untuk mewujudkan cita-cita.

9. Suami tersayang Kiki Marjuki, S.Kom dan keluarga besar Bapak Sabeni,

atas dukungan yang diberikan.

10. Keluarga Besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN Jakarta dan

Komisariat Fakultas Dakwah dan Komunikasi , atas anugerah yang begitu

indah dapat mengenal dan bersama kalian di jalan dakwah.

11. Sahabat berbagi cerita, suka duka, cinta selama di kampus Erika Komartiana

Rahayu, Maryana, Ikcha Maulidya, Nur Azizah, Ratna Sari atas bimbingan,

dukungan, dan motivasi. Serta banyak kisah selama bersama yang menjadi

bagian dari perjalanan hidup penulis.

12. Teman-teman kos As-Salam, Ainul, kak Eem yang telah memberi keceriaan

untuk mengerjakan skripsi ini.

Page 5: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

v

Semoga Allah swt meridhoi setiap detik waktu, langkah dan pengorbanan

yang telah dilakukan selama penyelesaian skripsi ini. Amiin.

Jakarta, 18 Oktober 2008

Washilatur Rahmi

Page 6: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

vi

DAFTAR ISI ABSTRAK.............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................... 5

D. Metodologi Penelitian ................................................................................. 6

E. Sistematika Penulisan................................................................................. 9

BAB II KERANGKA TEORI ...............................................................................10

A. Komunikasi dan Ruang Lingkupnya........................................................ 10

B. Muallaf dan Ruang Lingkupnya............................................................... 25

C. Pembinaan dan Ruang Lingkupnya.......................................................... 28

BAB III GAMBARAN UMUM DAARUT TAUHIID JAKARTA......................35

A. Sejarah dan Perkembangan Daarut Tauhiid Jakarta ............................... 35

B. Visi Misi Daarut Tauhiid Jakarta .............................................................. 39

C. Kepengurusan dan Struktur Organisasi Daarut Tauhiid Jakarta.............. 39

D. Program Kajian Bina Islam Daarut Tauhiid ............................................. 40

BAB IV BENTUK KOMUNIKASI PEMBINAAN MUALLAF DI DAARUT

TAUHIID JAKARTA............................................................................................43

A. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pembina Terhadap Muallaf ......................... 43

B. Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Pembinaan Muallaf ................ 53

Page 7: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

vii

BAB V PENUTUP ................................................................................................57

A. Kesimpulan ............................................................................................... 57

B. Saran-Saran ............................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................59

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................60

Page 8: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan terhadap agama, sehingga

manusia disebut makhluk yang beragama. Agama di wahyukan Tuhan diyakini

sebagai jalan keselamatan dan mengajarkan kepentingan akhirat, serta kehidupan

yang normatif di dunia ini. Terkadang hadir masa dimana manusia merasa tidak

tenang, merasa tidak puas terhadap agama yang dianutnya sehingga timbul

konflik, pertentangan batin, kekecewaan, dan kegelisahan yang biasanya

menyebabkan orang tersebut mudah putus asa.

Setelah kekecewaan mencapai puncaknya, terjadi perubahan sikap yang

sering disebut dengan konversi yang membawa perubahan keyakinan pada diri

seseorang. Menurut Zakiah Dradjat dalam buku Ilmu Jiwa Agama, konversi

berasal dari bahasa Inggris conversion, yang berarti berlawanan arah. Secara

istilah, konversi agama adalah terjadinya perubahan keyakinan yang berlawanan

arah dengan keyakinan semula.1

Perubahan keyakinan pada diri seseorang, dari segi ilmu jiwa agama

bukanlah suatu hal yang terjadi secara kebetulan, tetapi suatu kejadian yang

didahului oleh berbagai proses dan kondisi yang dapat diteliti dan dipelajari.

Keputusan yang diambil oleh para muallaf adalah keputusan paling sulit

dalam hidup mereka, karena menyangkut nasib mereka di dunia juga di akhirat.

Mereka memilih agama melalui ketekunan dan pengorbanan. Berbagai tekanan

1 Zakiah Dradjat, Ilmu Jiwa agama, ( Jakarta: PT Bulan Bintang, 1996), h. 137

Page 9: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

2

mereka rasakan baik dari keluarga, karib kerabat dan kawan-kawan non muslim

yang menentang keputusan mereka dan tekanan untuk mempelajari agama baru

dalam waktu singkat.

Dua kalimat syahadat merupakan pintu gerbang untuk memasuki agama

Islam. Sebagai orang yang baru masuk Islam sangat penting untuk mengetahui

agama yang baru dianutnya. Semakin banyak pengetahuan agama yang

diperolehnya, maka akan banyak pula manfaat yang akan diraihnya. Oleh sebab

itu, para muallaf dapat mengikuti kegiatan pemberdayaan atau pembinaan dalam

bidang keislaman yang membantu proses memperkenalkan Islam sebagai agama

rahmatal lil’alamin yakni agama rahmat bagi seluruh alam.

Dalam kegiatan pemberdayaan atau pembinaan terhadap muallaf menjadi

suatu hal yang tidak kalah penting. Karena sebagai orang yang menjalani

keyakinan baru haruslah memahami prinsip-prinsip ajarannya, karena merupakan

pedoman hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu hal

yang mustahil apabila seseorang dapat memetik manfaat dari suatu ajaran

sedangkan tidak mempelajari dan memahami ajaran tersebut.2

Berbicara masalah pembinaan muallaf tidak jauh berbeda ketika kita

berbicara masalah pembinaan terhadap orang Islam lainnya, dimana hal tersebut

dapat dilaksanakan oleh siapapun dan lembaga apapun. Akan tetapi selama ini

yang menjadi masalah adalah banyak lembaga-lembaga seperti Masjid maupun

Majlis Ta’lim yang menangani permasalahan muallaf hanya sebatas mengadakan

prosesi pengislaman saja tanpa ada tindak lanjutnya. Padahal banyak muallaf yang

2 Anwar R. Prawira, Petunjuk Praktis Bagi Calon Pemeluk Agama Islam, (Jakarta:YPI

Al-Azhar; 2001), h.1.

Page 10: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

3

merasa malu atau tidak percaya diri dalam mempelajari agama ketika mereka

harus bergabung dengan muslim lain yang sudah lama masuk Islam. Sebagai

orang baru pindah agama, muallaf membutuhkan perhatian, kasih sayang, ajakan,

bimbingan dari orang-orang atau lembaga yang perhatian terhadap kondisi

tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan lembaga yang khusus menangani masalah

tersebut.

Kajian Bina Islam adalah salah satu yang bergerak di bidang dakwah yang

mempunyai peran strategis dalam meningkatkan pemahaman ajaran agama

muallaf. Kajian ini juga sebagai fasilitator dan mediator guna membantu muallaf

memberikan pengertian yang lebih dalam tentang Islam yang mereka pilih

menjadi agama yang mereka yakini dan memantapkan keyakinan mereka dengan

Manajemen Qolbu serta sebagai sarana sillaturrahmi kepada para muallaf dan

yang mau akan mengenal Islam di bawah divisi Layanan Umat Daarut Tauhiid

Jakarta.

Untuk memenuhi kebutuhan muallaf dalam pembinaa agar lebih optimal

suatu hal yang tidak mudah. Diperlukan strategi, dan metode yang baik dengan

melalui strategi komunikasi yang efektif dapat menjadi daya tarik sendiri bagi

muallaf dengan sistem pembinaan berupa kajian dan program-program yang lain.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Deddy Mulyana, dalam bukunya Ilmu

Komunikasi Suatu Pengantar, bahwa komunikasilah yang memungkinkan

individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai

panduan untuk menafsirkan situasi apa pun yang di hadapi. Komunikasi pula yang

Page 11: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

4

memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk

mengatasi situasi-situasi problamatik yang ia masuki.3

Untuk itu dituntut tidak hanya memahami prosesnya, tapi juga mampu

menerapkan pengetahuan kita secara kreatif. Menurut Onong Uchyana dalam

bukunya Dinamika Komunikasi, Komunikasi yang efektif adalah komunikasi

dalam makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang dimaksudkan

komunikator, pendeknya komunikasi efektif adalah makna bersama.4

Perwujudan komunikasi juga digunakan dalam pembinaan muallaf di

Kajian Bina Islam Daarut Tauhiid Jakarta. Dalam pembinaan, para pengelola

mentransfer segala ilmu dan informasi seputar Islam kepada para muallaf. Proses

pembinaan diperlukan adanya bentuk komunikasi untuk membantu para muallaf

dalam mempelajari Islam.

Oleh sebab itu orang-orang yang mengerti tentang ajaran Islam

mengajarkan dengan sungguh-sungguh pengetahuan keislamannya, memberi

contoh teladan yang baik dan benar dalam sikap dan tindakan sehari-harinya. Hal

itu bisa dijadikan panduan bagi para muallaf yang baru melek akan islam.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka peniliti tertarik untuk melakukan

penelitian dalam penulisan skripsi: “Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di

Daarut Tauhiid Jakarta”.

3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, , 2007), cet ke-9, h. 6 4 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. RosdaKarya, 2004),

Cet. Keenam, h. 5.

Page 12: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada:

a. Melakukan penelitian di batasi hanya pada pembina dan muallaf.

b. Waktu pembinaan dilaksanakan pada minggu ke- 1 dan ke 3 tiap

bulannya.

c. Penelitian dimulai sejak tahun Juli 2007- Maret 2008.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan pembina dengan

muallaf ?

b. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan bentuk komunikasi

pembinaan muallaf?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada sebagaimana tersebut di atas, maka tujuan

tulisan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bentuk komunikasi apa saja yang digunakan

dalam pembinaan muallaf.

b. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang sering digunakan

dalam pembinaan muallaf.

Page 13: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

6

2. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah

a. Manfaat Akademis

Menerapkan ilmu komunikasi secara teoritis dalam hasil penelitian

dan dapat menunjang dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang

diterapkan di bidang ilmu dakwah dan komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para

teoritis, praktisi dan pemikir komunikasi dalam mengelola cara efektif

dan efisien berkomunikasi dalam pembinaan muallaf untuk

keselanjutannya.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian Dalam mengungkapkan permasalahan yang ada, maka peneliti

menggunakan pendekatan (kualitatif), adapun penulis menganalisis data

adalah metode deskriptif, yaitu metode yang meneliti suatu sekelompok

manusia, objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun kelas pada masa

sekarang.

Metode ini memungkinkan peneliti untuk menggambarkan secara

sistematis, aktual dan akurat mengenai bentuk komunikasi di Kajian Bina

Islam Daarut Tauhid Jakarta sehingga dapat melaksanakan pemudahan

informasi keislaman kepada para muallaf. Adapun yang dilakukan peneliti

dalam menganalisis yaitu:

Page 14: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

7

a. Data yang diperoleh melalui pengamatan, observasi dan wawancara

dijadikan sebagai bahan untuk menggambarkan objektivitas dari

pembinaan muallaf di Kajian Bina Islam Daarut Tauhid Jakarta,

kemudian diolah menjadi uraian pembahasan.

b. Dokumentasi, sebagai bahan kerangka analisis dalam menimbang dan

memperkuat hasil penelitian ke dalam skripsi ini.

2. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ialah pembinaan muallaf di Kajian Bina Islam

terdiri dari para pembina dan para muallaf. Subjek penelitian ini ialah 11

orang pembina dan 30 orang muallaf yang berjumlah yang mengikuti

Kajian Bina Islam Daarut Tauhiid Jakarta.

3. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperolah data dari penelitian ini, penulis menggunakan

beberapa teknik yaitu sebagai berikut:

a. Observasi yaitu penulis langsung mendatangi Kajian Bina Islam secara

berkala dan mengikuti kegiatan-kegiatannya, guna memperoleh data yang

lebih akurat tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian. Pada tanggal 6

Mei 2007, 3 Juni 2007, 8 Juli 2007, 20 Januari 2008, dan 3 Februari 2008.

b. Wawancara, peneliti mengadakan wawancara langsung kepada pembina

dan beberapa muallaf di Kajian Bina Islam, guna mendapatkan informasi

tentang bentuk komunikasi yang ada.

c. Dokumenter, dalam hal ini dikumpulkan file-file dan dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan penelitian ini. Untuk melengkapi teori yang

Page 15: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

8

digunakan dalam penyusun skripsi ini juga di lakukan dengan melalui

buku-buku yang berkaitan.

4. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi,

maka data-data tersebut kemudian diolah menjadi bentuk verbal (kata-kata)

sehingga kata-kata/kalimat tersebut menjadi bermakna dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Analisis data adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya

ke dalam suatu pola, kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerjanya.

Teknik yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif, dengan jalan ini

dari data yang terkumpul, peneliti jabarkan dengan memberikan analisa-

analisa berupa paparan yang didapat dari hasil penelitian dan wawancara ke

beberapa muallaf yaitu sebanyak lima orang sebagai representatif dari sampel

30 orang muallaf berkaitan dengan bentuk komunikasi yang terjadi selama

mengikuti Kajian Bina Islam muallaf.

Sebagai memperkuat data dalam observasi juga disertakan data-data tabel

selama ikut terjun lansung dalam penelitian. Setelah pemaparan data yang ada

dapatlah ditarik kesimpulan dari bentuk komunikasi yang digunakan antara

pembina dengan muallaf dalam Kajian Bina Islam Daarut Tauhiid Jakarta.

Page 16: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

9

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini bersifat sistematis, maka penulis membaginya menjadi

lima bab, yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapun

sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah dan

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian

dan Sistematika Penelitian.

BAB II KERANGKA TEORI

Berisi tentang Pengertian Komunikasi, Bentuk komunikasi, Muallaf dan

Ruang Lingkupnya, Pembinaan dan Ruang Lingkupnya.

BAB III GAMBARAN UMUM DAARUT TAUHIID JAKARTA

Berisi tentang Sejarah dan Perkembangan Daarut Tauhiid Jakarta, Visi

Misi Daarut Tauhiid Jakarta, Kepengurusan dan Struktur Organisasi Daarut

Tauhiid Jakarta, Program Kajian Bina Islam.

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

Berisi tentang Bentuk komunikasi yang digunakan pembina dengan

muallaf, Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan bentuk komunikasi pembinaan

muallaf.

BAB V PENUTUP

Berisi Kesimpulan dan saran-saran berkaitan dengan pembinaan muallaf di

Daarut Tauhiid Jakarta.

Page 17: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

10

BAB II KERANGKA TEORI

A. Komunikasi dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Komunikasi

Untuk memperoleh pengertian suatu istilah secara lengkap pengertian

komunikasi perlu dilihat dari dua sisi, yaitu kajian secara etimologi atau bahasa

dan secara terminilogi atau istilah.

Secara etimologis atau bahasa kata komunikasi berasal dari bahasa Latin

yaitu communicatio yang berarti sama atau sama makna mengenai suatu hal.

Komunikasi akan berlangsung apabila antara komunikan dan komunikator

terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia term “Komunikasi” mengandung

arti adanya pengiriman dan penerimaan pesan atau berita secara tepat yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih, dimaksudkan pesan itu dapat dipahami,

hubungan dan kontaknya.2

Deddy Mulyana menjelaskan, kata komunikasi atau communication dalam

bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,

communictio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common).

Istilah communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata

komunikasi yang merupakan akar kata dari bahasa latin yang mirip. Komunikasi

1 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. RosdaKarya, 2004),

Cet. Keenam, h. 3-4. 2 Departemen Pendididkan dan Kebudayaan Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Pertama, h. 454.

Page 18: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

11

menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara

sama.3

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.4

Adapun menurut Carl I Hovland, komunikasi adalah proses dimana

seorang individu mengoper stimuli (biasanya lambang kata-kata) untuk merubah

tingkah laku individu lainnya.57

Dengan demikian dapat dikatakan ketika ada seseorang yang

berkomunikasi berarti dia mengharapkan perubahan pada dirinya, atau

mengharapkan orang lain ikut berpartisipasi, mengikuti, bertindak sesuai dengan

harapan dan isi pesan yang disampaikan. Sesuai dengan arti komunikasi yaitu

sama makna, maka orang yang melakukan kegiatan komunikasi harus mempunyai

kesamaan arti, sama-sama mengetahui hal yang sedang dikomunikasikan. Jika

tidak demikian, maka kegiatan komunikasi tersebut tidak bisa berjalan dengan

baik.

Ruang lingkup komunikasi dilihat dari komponennya terdiri dari :

komunikator, pesan, media, komunikan, efek. Dari prosesnya terdiri dari proses

secara primer, dan proses secara sekunder. Adapun bentuk-bentuk komunikasi

terdiri dari komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi

organisasi, komunikasi massa, komunikasi media. Menurut sifatnya komunikasi

terdiri dari komunikasi tatap muka, bermedia, verbal, non verbal. Dari modelnya

3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2007),

Cet. Kesembilan, h. 46. 4 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2004),

Cet. Keenam, h.4. 5 Ibid, h.3

Page 19: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

12

komunikasi terdiri dari komunikasi satu tahap (one step flow communication),

komunikasi dua tahap (two step flow communication), komunikasi multi tahap

(multi step flow communication).6

Berdasarkan fokus penelitian ini, peneliti akan mencoba mengupas bentuk

dari kegiatan komunikasi yang terjadi pada proses komunikasi, baik itu

komunikasi personal, komunikasi kelompok, maupun komunikasi massa.

2. Prinsip Dasar Proses Komunikasi

Proses komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan yang

dilakukan seorang komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan

komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat

berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya.7

Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa, lambang lain

yang sering dipergunakan untuk menyatakan suatu pernyataan ialah gerakan

anggota tubuh, gambar, warna, dan sebagainya.

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat

ditransformasikan secara efektif, maka komunikasi dapat terjadi kalau didukung

oleh beberapa unsur, yaitu:

- Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seeorang atau

sejumlah orang.

- Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambang.

6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002), Cet. Ketujuhbelas, h. 6-7. 7 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.. 6.

Page 20: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

13

- Massage : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

- Decoding : Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan

makan pada lambang yang disampaikan oleh komunikator

kepadanya.

- Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

- Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa

pesan.

- Feedback : Umpan balik, tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau

disampaikan kepada komunikator.

- Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi

sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang

berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator

kepadanya.

3. Bentuk-Bentuk Komunikasi

Dalam proses pembinaan muallaf yang terjadi pada Kajian Bina Islam

terjadi komunikasi yang melibatkan pembina sebagai komunikator dan muallaf

sebagai komunikan, penyampaian pesan dilakukan secara langsung, tatap muka

dan secara lisan. Dalam hal ini peneliti melihat bentuk komunikasi yang dipakai

pada interaksi yang ada, diantaranya:

a. Komunikasi Pribadi (Interpersonal Communication)

Dalam komunikasi pribadi terdiri dari dua jenis, yakni komunikasi

intrapribadi dan komunikasi antarpribadi.

Page 21: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

14

1. Komunikasi Intrapribadi Adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu

berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara

kepada dirinya sendiri. Dia bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya.

Sedangkan menurut Deddy Mulyana “komunikasi intrapribadi adalah

komunikasi dengan diri kita sendiri, baik kita sadari atau tidak. Contohnya

berfikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi pribadi dan

komunikasi dalam konteks yang lainnya, meskipun dalam disiplin komunikasi

tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi

intrapribadi ini melekat pada komunikasi dua-orang, tiga orang, dan

seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain biasanya

berkomunikasi dengan diri sendiri (mempersepsi dan memastikan makna

pesan oran lain), hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan

komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi

kita dengan diri sendiri.8

2. Komunikasi Antarpribadi Adalah komunikasi antar orang lain dengan orang lain yang seorang

diri juga secara pribadi. Komunikasi anatarpribadi merupakan pengiriman

pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok

orang lain dengan efek dan umpan balik langsung.9 Dari pengertian

komunikasi antar pribadi tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi

8 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2007), Cet. Kesembilan, h.80

9 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991), Cet.

Ke-1, h. 72.

Page 22: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

15

antar pribadi setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi tentang

efek atau perilaku komunikasi.

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi

antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap,

kepercayaan, opini dan perilaku komunikan.

Alasannya adalah Komunikasi berlangsung tatap muka. Komunikasi

antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka (face to face).10 Oleh

karena komunikator dengan komunikan itu saling bertatap muka, maka

terjadilah kontak pribadi (personal contact). Ketika menyampaikan pesan,

umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback), komunikator

mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang

dilontarkan.

Menurut sifatnya, dikutip dari Onong Ucyana dalam bukunya Ilmu

Teori dan Filsafat Komunikasi memaparkan bahwa komunikasi antarpribadi

dapat dibedakan atas dua macam, yakni;

a. Komunikasi diadik ialah proses komunikasi antara dua orang

dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik dilakukan dalam tiga bentuk,

yakni percakapan, dialog, dan wawancara. 11

Pentingnya komunikasi antarpribadi karena prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang

berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis.

10 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikas Suatu Pengantar , h. 81. 11 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat, h. 62-63

Page 23: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

16

Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukkan

terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini

berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara

bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari

para pelaku komunikasi untuk terjadi pengertian bersama (Mutual

Understanding) dan empati.

b. Komunikasi triadik ialah komunikasi antarpribadi yang

perilakunya terdiri dari tiga orang yakni seorang komunikator dan seorang

komunikan atau lebih.12

Adapun karakteristik komunikasi antarpribadi, yaitu antara lain

1. Sifatnya yang dua arah/timbalbalik. Karena dilakukannya secara

langsung, sehingga masalah cepat dapat diatasi dan dipecahkan

bersama.

2. Feed back-nya langsung tidak tertunda. Karena berlangsungnya

komunikasi tersebut langsung, maka umpan baliknya dapat diketahui

seketika itu juga.

3. Komunikator dan komunikan dapat bergantian fungsi, sekali waktu

menjadi komunikator begitupun sebaliknya.

4. Bisa dilakukan secara spontanitas, maksudnya tanpa direncanakan

terlebih dahulu.

12 Ibid, h. 63.

Page 24: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

17

5. Tidak berstruktur, maksudnya yang dibahas tidak mesti terfokus,

melainkan mungkin hal-hal yang tidak terencana, juga masuk dalam

pembicaraan.

6. Komunikasi ini lebih banyak terjadi antara dua orang, tetapi tidak

menutup kemungkinan terjadi pada sekelompok kecil orang.13

Sebagai pembina seharusnya mampu menciptakan nuansa

komunikasi yang terbuka, adanya empati, melakukan dukungan dan rasa

positif. Karena dengan nuansa komunikatif, terbuka muallaf akan merasa

nyaman dan disambut dengan hangat. Para muallaf merasa bahwa

kebutuhannya akan perhatian dan ilmu pengetahuan tentang agama Islam

bisa terakomodir dengan adanya teman-teman pembina dengan fasilitas

berupa media syiar Islam bisa mereka dapatkan dengan mudah.

b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Onong mengartikan komunikasi kelompok adalah komunikasi antara

seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-bersama dalam

bentuk kelompok. Komunikasi kelompok (Group Communication) termasuk

komunikasi tatap muka, karena komunikator dan komunikan berada dalam

situasi saling berhadapan dan saling melihat. Komunikasi kelompok

menimbulkan arus balik langsung. Komunikator mengetahui tanggapan

komunikan pada saat sedang berkomunikasi sehinggga, apabila disadari

13 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (UIN Press: Jakarta, 2007), h. 113-114.

Page 25: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

18

bahwa komunikasinya kurang atau tidak berhasil, ia dapat segera mengubah

gayanya.14

Adapun karakteristik komunikasi kelompok antara lain:

1. Langsung dan tatap.

2. Lebih berstruktur.

3. Formal/rasional.

4. Dilakukan secara sengaja.

5. Para peserta lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka

masing-masing.15

Bentuk-bentuk Komunikasi kelompok dapat diklasifikasikan kedalam dua

macam, yaitu:

1. Kelompok Kecil (Micro Group)

Adalah kelompok komunikasi yang dalam situasi komunikasi

terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal atau

dalam komunikasi kelompok komunikator dapat melakukan komunikasi

anatpribadi dengan salah seorang anggota kelompok. Contoh kelompok

kecil dalam diskusi, kelompok belajar, seminar dan lain-lain.

2. Komunikasi Kelompok Besar (Macro Group)

Adalah sekumpulan orang yang sangat banyak dan komunikasi

antarpribadi (kontak pribadi) jauh lebih kurang (sulit) untuk dilaksanakan,

14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat, h. 55. 15 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 113-114.

Page 26: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

19

karena terlalu banyaknya orang yang berkumpul, seperti halnya yang

terjadi pada acara tablig akbar, kampanye dan lain-lainnya.

Dalam komunikasi kelompok besar ini sukar terjadi komunikasi

antarpribadi. Kecil kemungkinan untuk terjadi dialog seperti halnya pada

komunikasi kelompok kecil.16

Sebagaimana yang telah di paparkan oleh Sasa Djuarsa Sendjaja dalam

Modul 3 Teori Komunikasi bahwa keberadaan suatu kelompok dalam

masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan

dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencangkup fungsi :

a. Fungsi Hubungan Sosial : Suatu kelompok mampu memelihara dan

memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya, bisa berupa

aktivitas yang informal, santai dan menghibur.

b. Fungsi Pemecahan Masalah dan Pemberatan Keputusan : Pemecahan

masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau

solusi yang tidak diketahui sebelumnya. Sedangkan pembuatan keputusan

berhubungan dengan pemilihan antar dua atau lebih solusi. Jadi

pemesahan masalah menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan

keputusan.

c. Fungsi Terapi

Kelompok terapi memiliki perbeadan dengan kelompok lainnya, karena

kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah

membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya

16 Ibid, h. 128.

Page 27: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

20

membantu setiap individu tersebut harus berinteraksi dengan kelompok

lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah

membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai

konsesus, contoh dari kelompok terapi ini kelompok konsultasi

perkawinan, kelompok muallaf, kelompok penderita narkoba.

Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan

nama “pengungkapan diri” (self disclosure). Artinya dalam suasana yang

mendukung setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka

tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar

anggota dalam diskusi yang dilakukan, orang menjadi pemimpin atau yang

memberi terapi yang akan mengaturnya.

d. Fungsi Persuasi : Seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi

anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

e. Fungsi Pendidikan : Sebuah kelompok baik secara formal maupun

informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.17

c. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang

menggunakan media massa. Massa adalah kumpulan orang-orang yang

berhubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur

tertentu. Komunikasi massa sangat efisien karena dapat menjangkau daerah

yang luas dan audiensi yang praktis dan tak terbatas, namun komunikasi

17 Sasa Djuarsa Sendjaja, Modul 3 Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994),

Cet. Ke-1, h. 95.

Page 28: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

21

massa kurang efektif dalam pembentukan sifat personal karena komunikasi

massa tidak dapat langsung diterima oleh massa. Tetapi melalui opinion

leader; ialah yang kemudian menerjemahkan apa yang disampaikan dalam

komunikasi massa itu kepada komunikan.18

Komunikasi massa mempunyai beberapa karakteristik, yang antara lainya:

1. Pesan komunikasi massa sifatnya, yakni pesan komunikasi sifatnya

terbuka untuk semua orang menyangkut kepentingan orang banyak.

2. Audience komunikasi massa bersifat heterogen.

3. Penyampaian pesan komunikasi massa menimbulkan keserempakan,

yakni kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang

sangat jauh, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam

keadaan tempat terpisah.

4. Hubungan komunikan dengan komunikator bersifat non pribadi,

maksudnya diantara mereka tidak ada yang saling kenal, karena

teknologi dari penyebaran yang massal.

5. Biasanya komunikasi massa berlangsung satu arah.

6. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana,

terjadwal dan terorganisir.

7. Penyampaian pesan komuniksi massa dilakukan secara berkala.19

18 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengatar Studi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h.

37 19 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 113-114.

Page 29: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

22

d. Komunikasi Media (Media Communication)

Adalah komunikasi yang maknanya sama dengan media umum, yaitu

media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya ialah

surat, telepon, pampflet, spanduk, brosur telegraf, telex, dan OHP.20

4. Komunikasi Verbal

Ada satu faktor yang dengan jelas membedakan manusia dengan hewan,

yaitu kemampuan manusia untuk berkomunikasi secara verbal.Komunikasi

verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol-simbol atau kata-kata ,

baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan.

Komunikasi verbal ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Simbol atau

pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau

lebih.

Kemampuan menggunakan komunikasi verbal secara efektif adalah

penting bagi Pembina dan muallaf. Dengan adanya komunikasi vebal

memungkinkan pengidentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah

laku untuk mencapai tujuan. Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa

dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk

mengkombinasikan symbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami

suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan

pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata

yang mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita.

20 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2002), h. 126.

Page 30: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

23

Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi

tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu proses seorang

pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk memepengaruhi

tingkah laku penerima. Adapun komunikasi tulisan yaitu komunikasi yang

disampaikan berupa symbol-simbol. Komunikasi tertulis ini dapat berupa

surat, memo, buku petunjuk, gambar, laporan. Sedangkan komunikasi lisan

dapat berupa percakapan interpersonal secara tatap muka, atau melalui

telephone, radio, televisi, dan lain-lain.

5. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal

karena keduanya itu saling bekerja sama dalam proses komunikasi. Dengan

adanya komunikasi non verbal dapat memberikan penekanan, pengulangan,

melengkapi dan mengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah

ditafsirkan maksudnya.

Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan

tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerak

tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka,

kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua

kejadian disekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-

kata yang diucapkan atau dituliskan.

Ada beberapa bentuk perilaku non verbal yakni:

Page 31: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

24

1. Kinesik, adalah yang berkaitan dengan bahasa tubuh, yang terdiri dari

posisi tubuh, orientasi tubuh, tampilan wajah, gambaran tubuh, dll.

Tampaknya ada perbedaan antara arti dan makna dari gerakan-gerakan

tubuh atau anggota tubuh yang ditampilkan tersebut.

2. Okulesik, adalah studi tentang gerakan mata dan posisi mata.

3. Haptik, adalah tentang perabaan atau memeperkenankan sejauh mana

seseorang memegang dan merangkul orang lain.

4. Proksemik, adalah tentang hubungan antar ruang, antar jarak, dan

waktu berkomunikasi.

5. Kronemik, adalah tentang konsep waktu.

6. Tampilan, adalah cara bagaimana seorang menampilkan diri telah

cukup menunjukkan atau berkolerasi sangat tinggi dengan evaluasi

tentang pribadi.

7. Posture, adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri dan duduk.

8. Pesan-pesan paralinguistic antarpribadi adalah pesan komunikasi yang

merupakan gabungan antar perilaku verbal dan non verbal.21

Ada tiga fungsi yang diperankan pesan non verbal, yaitu:

1. Sebagai pengganti pesan verbal, seperti aba-aba yang dipakai dalam

melaksanakan upacara-upacara, pesta olah raga.

2. Sebagai fungsi memperkuat pesan verbal, contoh selain diucapkan

“Mohon perhatian dan pengertian terhadap persoalan tersebut seraya

bersalaman atau menundukkan kepala.

21 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar

2007), h. 34.

Page 32: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

25

3. Mempunyai tujuan menindakkan kata-kata yang diucapkan, contoh

seorang Bapak yang memberi komentar terhadap nilai buruk

anaknya”kamu ini memang anak yang rajin sekali belajar! Tetapi

wajah Bapak merah dan menakutkan.

B. Muallaf dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Muallaf Ada beberapa pendapat mengenai pengertian muallaf, antara lain:

a. Dalam Ensikopedi Dasar Islam, muallaf ialah seseorang yang

semula kafir dan baru memeluk islam.22

b. Dalam Ensilkopedi Hukum Islam, muallaf (Ar.: mu’allaf qalbuh;

jamak; mu’allaf qulubuhum = orang yang hatinya dibujuk dan

dijinakkan). Orang yang dijinakkan hatinya agar cenderung kepada

islam.23

c. Dalam Ensilkopedi Islam Indonesia dipaparkan bahwa muallaf

yaitu orang-orang yang sedang dijinakkan atau dibujuk hati

mereka. 24

Kata muallaf sendiri berasal dari bahasa Arab yang merupakan maf’ul

dari kata alifa yang artinya menjinakkan, mengasihi. Sehingga kata

muallaf dapat diartikan sebagai orang yang dijinakkan atau dikasihi.

Seperti tertera dalam firman Allah surat At-Taubah ayat 60:

22 Achmad Roestandi, Ensiklopedia Dasar Islam, (Jakarta: PT. Pradaya Paramitia, 1993), h.

173 23 “Muallaf”, dalam Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT Ictiar

Baru Van Hoeve, 1997), h. 1187 24 “Muallaf”, dalam Harun Nasution, dkk, Ensiklopedi Islamb Indonesia, (Jakarta:

Djambatan, 1992), h. 130

Page 33: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

26

☺ ☺

☺ ⌧ ⌧ ☺

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan

Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Dalam ayat di atas terdapat kata muallafah qulubuhum yang artinya orang-

orang yang sedang digunakan atau dibujuk hatinya. Mereka dibujuk

adakalanya karena merasa baru memeluk agama Islam dan imannya belum

teguh. Karena belum teguhnya iman seorang muallaf, maka mereka termasuk

golongan yang berhak menerima zakat. Hal ini dimaksudkan agar lebih

meneguhkan iman para muallaf terhadap agama Islam.

2. Kedudukan Muallaf dalam Islam

Berdasarkan pengertian muallaf yang telah dijelaskan di atas bahwa

muallaf ialah orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan hatinya agar

cenderung kepada Islam. Mereka adalah orang yang baru mengetahui dan

Page 34: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

27

belum memahami ajaran Islam. Oleh karena itu mereka berada pada posisi

yang membutuhkan pembinaan, bimbingan seputar agama Islam.

“Pada masa Nabi SAW para muallaf tersebut diposisikan sebagai

penerima zakat untuk menjamin kelestarian mereka kepada Islam dengan terus

memberikan pembinaan dan pengajaran tentang agama Islam. Salah satu

alasan Nabi SAW memberikan zakat kepada mereka adalah menyatukan hati

mereka pada Islam. Oleh karena itu mereka dinamakan al-Muallafah

Qulubuhum.25 Pada masa pemerintahan Abu Bakar para muallaf tersebut

masih menerima zakat seperti yang dicontohkan Nabi SAW.

Namun tidak demikian pada masa Khalifah Umar bin Khatab, beliau

memperlakukan ketetapan penghapusan bagian untuk para muallaf karena

umat Islam telah kokoh dan kuat. Para muallaf tersebut juga telah

menyalahgunakan pemberian zakat dengan enggan melakukan syariat dan

menggantungkan kebutuhan hidup dengan zakat sehingga mereka enggan

berusaha.26

“Pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, ada dua orang muallaf

dengan menemui Umar yaitu Uyainah bin Hisa dan Aqra’ bin Habis meminta

hak mereka dengan menunjukkan surat yang telah direkomendasikan oleh

Khalifah Abu Bakar pada masa pemerintahannya. Tatapi Umar merobek surat

itu dengan mengatakan: “Allah sudah memperkuat Islam dan tidak

memerlukan kalian. Kalian tetap dalam Islam atau hanya pedang yang ada.”

25 Syarif Hade Masyah, Hikmah di Balik Hukum Islam, (Jakarta: Mustaqim, 2002), cet ke-1

h. 306-307 26 Haidar Barong, Umar bin Khatab dalam Perbincangan, (Yayasan Cipta Persada

Indonesia), h.294

Page 35: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

28

Ini adalah suatu ijtihad Umar dalam menerapkan suatu nas Al-Qur’an yaitu

Qur’an At-Taubah ayat 60 yang menunjukkan pembagian zakat kepada

muallaf. Umar melihat pada berlakunya tergantung pada keadaan, kepada

siapa harus diberlakukan. Jika keperluan itu sudah tidak ada lagi, ketentuan

itupun tidak berlaku, inilah jiwa nas tadi”.

Dari penjelasan di atas penulis menarik kesimpulan bahwa muallaf itu

orang yang baru memeluk Islam dan dirangkul serta diteguhkan hati mereka

dalam keislaman. Karena mereka baru memeluk Islam dan baru mengetahui

agama Islam maka, mereka berada pada posisi pihak yang membutuhkan

pembinaan dan bimbingan agama Islam. Agar mereka dapat mengetahui

syariat Islam untuk kemudian dapat mengamalkan syariat itu dalam sehari-

hari.

C. Pembinaan dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Pembinaan

pembinaan terjemahan dari kata inggris training, yang berarti latihan,

pendidikan, pembinaan. Secara istilah, pembinaan adalah “suatu proses belajar

dengan melepaskan hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan tujuan

membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan

mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta

Page 36: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

29

mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup

yang sedang dijalani secara lebih efektif”.27

pembinaan, merupakan program dimana para peserta berkumpul untuk

memberi, menerima dan mengolah informasi, pengetahuan dan kecakapan,

entah dengan memperkembangkan yang sudah ada dengan menambah yang

baru. pembinaan diikuti oleh sejumlah peserta yang diperhitungkan dari tujuan

dan efektifitasnya.

Adapun fungsi pokok pembinaan mencakup tiga hal:

a. Penyampaian informasi dan pengetahuan

b. Perubahan dan pengembangan sikap

c. Latihan dan pengembangan sikap28

Dalam pembinaan ketiga hal itu dapat diberi tekanan sama, atau diberi

tekanan berbeda dengan mengutamakan salah satu hal. Ini tergantung dari

macam dan tujuan pembinaan.

2. Program Pembinaan

Program pembinaan adalah prosedur yang dijadikan landasan untuk

menetukan isi dan urutan acara-acara pembinaan yang akan dilaksanakan. 29

Program pembinaan menyangkut: sasaran, isi, pendekatan, metode

pembinaan.

27 Mangunhardjana, Pembinaan arti dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h. 11-

12 28 Ibid, h. 11 29 Ibid, h.16

Page 37: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

30

a. Sasaran Program

Tidak jarang terjadi bahwa sasaran, objektif, program pembinaan tidak

dirumuskan dengan tegas dan jelas. Hal ini terjadi karena berbagai sebab,

antara lain

1. pembinaan tidak tahu kepentingan perumusan sasaran program

pembinaan, sehingga dia tidak membuat.

2. pembina terlalu yakin diri, sehingga dia tidak merasa perlu untuk

membuatnya.

3. Penyelenggara tidak mampu membedakan antara isi dan sasaran

program pembinaan.

4. Program pembinaan sudah biasa dijalankan, tahun demi tahun, sehingga

sudah menjadi tujuan tersendiri dan tidak lagi dipersoalkan sasarannya.

Apa pun alasannya, suatu pembinaan yang tidak mempunyai sasaran jelas,

mengandung bahaya besar tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas pula.

Kecuali itu tanpa sasaran yang dirumuskan, suatu pembinaan sulit dinilai

berhasil tidaknya. Oleh karena itu sasaran harus dirumuskan dengan jelas dan

tegas. Agar sungguh menjadi sasaran pembinaan, sasaran itu harus ada

hubungan dengan minat dan kebutuhan para peserta.30

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sasaran dalam pembinaan di

Daarut Tauhiid adalah para muallaf dan yang belum muallaf tapi berniat

mempelajari Islam.

30 Ibid, h. 16

Page 38: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

31

b. Isi Program

Isi, content, program pembinaan berhubungan dengan sasarannya. Maka

betapapun baiknya suatu acara itu sebagai isi program pembinaan yang

dipimpinnya, kalau tidak mendukung tercapainya sasaran program. Agar dapat

sejalan dengan sasaran program, waktu merencanakan isi program, pembina

sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut.

1. Isi sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan para peserta

pembinaan dan berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman

mereka.

2. Isi tidak melulu teoritis, tetapi praktis dalam arti dapat dibahas dan

dikembangkan dari berbagai pandangan dan pengalaman para peserta,

serta dapat dipraktekkan dalam hidup nyata.

3. Isi tidak terlalu banyak, tetapi disesuaikan dengan “daya tangkap” para

peserta dan waktu yang tersedia.

c. Pendekatan Program

Kita mengenal beberapa pendekatan utama dalam program pembinaan,

antara lain

1. Pendekatan Informatif

Dengan pendekatan informatif, informatif approach, pada dasarnya

orang menjalankan program dengan menyampaikan informasi kepada

para peserta. Dengan pendekatan informatif biasanya program

pembinaan diisi dengan ceramah atau kuliah oleh berbagai pembicara

tentang berbagai hal yang dianggap perlu bagi para peserta. Dengan

pendekatan itu partisipasi para peserta dalam pembinaan kecil saja.

Page 39: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

32

Partisipasi para peserta terbatas pada permintaan penjelasan atau

penyampaian pertanyaan mengenai hal yang belum dimengerti benar-

benar.

2. Pendekatan Partisipatif

Pendekatan partisipatif, participative approach, berlandaskan

kepercayaan bahwa para peserta sendiri merupakan sumber pembinaan

yang utama. Maka dalam pembinaan, pengetahuan, pengalaman, dan

keahlian mereka dimanfaatkan.lebih merupakan situasi belajar bersama,

dimana pembina dan para peserta belajar satu sama lain. Pendekatan ini

banyak melibatkan para peserta. pembina tidak sebagai guru, tetapi

sebagai koordinator dalam proses belajar, meskipun dia juga wajib

memberikan masukan, input, sejauh dibutuhkan oleh tujuan program.

3. Pendekatan Eksperiensial

Pendekatan eksperiensial, experiencial approach, berkeyakianan

bahwa belajar yang sejati terjadi karena pengalaman pribadi dan

langsung. Dalam pendekatan eksperiensial para peserta langsung

langsung dilibatkan dalam situasi dan pengalaman dalam bidang yang

dijadikan pembinaan. Untuk itu dituntut keahlian tinggi dari

pembinanya. 31

31 Ibid, h.17

Page 40: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

33

3. Metode-Metode Pembinaan

Metode-metode pokok pembinaan : informatif, partisipatif, dan

eksperiensial dipergunakan untuk mengolah acara-acara pembinaan yang utama.

Dalam praktek pelaksanaan pembinaan, sebelum masuk mengolah acara-acara

utama para peserta dibantu untuk mengenal satu sama lain dan membentuk

kekompakkan. Untuk itu dipergunakan berbagai metode perkenalan. Kemudian

pada saat memasuki tahap inti para peserta siap-siap diajak untuk ikut terlibat

aktif. Untuk itu dipergunakan berbagai metode pemanasan .

a) Metode perkenalan

Adalah metode untuk membantu para peserta agar mengenal satu sama

lain mengenai pribadi dan latar belakang kehidupan mereka. Dengan tujuan

sebagai langkah awal untuk membentuk kekompakkan kelompok.

b) Metode Pemanasan

Adalah acara pembinaan berupa kegiatan atau permainan yang bertujuan

menarik perhatian, membantu untuk sebagai permualaan aktif terlibat pada

acara, membantu melepaskan beban mental pada keikutsertaannya dan

membantu para peserta terlibat satu sama lain.

c) Metode informatif

Adalah metode yang menekankan penyampaian informasi dari pembina

kepada para peserta. Adapun yang temasuk dalam metode ini, yaitu: kuliah,

bacaan terarah, diskusi panel, simposium.

d) Metode partisipatif

Page 41: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

34

Adalah metode yang dapat melibatkan para peserta, yang termasuk dalam

metode ini, yaitu:1. pernyataan; 2. pengumpulan gagasan; 3. brainstorming;

audio visual; 4, diskusi kelompok; 5. kelompok berbincang-bincang; 6. forum;

7. kuis; 8. studi kasus; 9. peristiwa; 10. peragaan peran.

e) Metode partisipatif-eksperisial

Adalah metode-metode ini pada dasarnya menyangkut permainan peran

yang menghubungkan langsung para peserta dengan pengalaman,

mempergunakan metode yang mendukung. Maka unsur eksperiensianya

tergantung dari keterlibatan peserta pada proses permainann peran yang ada.

Metode itu antara lain: 1. pertemuan; 2. latihan simulasi, dalam berbagai

bentuk; 3. demonstrasi.

f) Metode eksperisial

Adalah metode yang memberi kemungkinan kepada para peserta untuk

“belajar” melalui pengalaman langsung dan nyata, antara lain: 1. ungkapan

kreatif; 2. berjalan buta; 3. penugasan; 4. lokakarya; 5. kunjungan ke lapangan;

6. kerja proyek; 7. tinggal di tempat.32

Untuk dapat mempergunakan metode-metode pembinaan secara efektif,

dalam pemilihan metode itu perlu diperhitungkan dengan bahan dan acara, para

peserta, waktu, sumber/peralatan, program pembinaan.

32 Ibid, h. 37

Page 42: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

BAB III GAMBARAN UMUM DAARUT TAUHIID JAKARTA

A. Sejarah dan Perkembangan Daarut Tauhiid Jakarta

Sejak tahun 1993-1994 santri Daarut Tauhiid yang berasal dari Jakarta

mulai memperkenalkan dakwah AA Gym melalui ceramah, kaset, striker serta

tulisan-tulisan. Sambutan terhadap dakwahnya pun disambut hangat seperti

masyarakat di Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang menyambut positif dakwah

yang dilakukan oleh AA Gym. Dakwah yang dilakukan AA Gym tidak hanya

terhenti pada pengajian di Jakarta tetapi pengajian tersebut juga di tindak lanjuti

dengan pembinaan di Ponpes Daarut Tauhiid Bandung.

Untuk memperlebar sayap dakwahnya pada tahun 1994-1996, AA Gym

sering mengunjungi Jakarta untuk kegiatan tausiyah-tausiyah di kantor-kantor dan

masjid-masjid. Kegiatan ini mengakibatkan jamaah Daarut Tauhiid Jakarta

semakin bertambah banyak. Selain itu, penambahan jamaah ini disebabkan

adanya ketertarikan masyarakat Jakarta terhadap dakwah Pesantren Daarut

Tauhiid di kota Bandung. Ketertarikan tersebut diperoleh dari informasi aktivitas

Daarut Tauhiid, tulisan surat kabar maupun pemeran-pameran rutin di Pekan Raya

Jakarta (PRJ), Pameran Buku di Balai Sidang Senayan dan lain-lain. Pada masa

ini walaupun jamaah sudah semakin besar, tetapi masih terpencar-pencar. Masing-

masing jamaah juga telah banyak upaya memperkenalkan Aa Gym kepada

lingkungannya dengan cara mengadakan pengajian-pengajian yang memberi

Page 43: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

36

kesempatan Aa Gym untuk memberikan taushiah-taushiahnya yang khas dan

sangat disukai masyarakat banyak.1

Selain kunjungan dari AA Gym, Daarut Tauhiid juga mengadakan pertemuan

rutin. Pertemuan rutin warga DT di Jakarta dilakukan atas prakarsa Palgunadi T.

Setyawan di penghujung tahun 1996. Bertempat di kediaman beliau di Lebak

Bulus, pertemuan rutin yang dilakukan ini dimaksudkan untuk menghimpun

jamaah DT di Jakarta yang belum punya wadah kegiatan khusus. Pertemuan

jamaah disetiap kali kajian AA Gym secara tidak langsung menambah keakraban

antar jamaah.

Sekitar bulan Februari 1997 atas permintaan Aa Gym, warga DT di

Jakarta dipercaya membantu menangani proyek sembako PT Pos Indonesia. Atas

musyawarah bersama, dibuatlah Koperasi Pondok Pesantren DT Unit Usaha

Jakarta (Kopontren DT Jakarta) yang dikepalai oleh H.M. Rusdi Samad dengan

penasehat Palgunadi T. Setyawan. Saat itu Kopontren DT Jakarta adalah sebuah

aktivitas ekonomi dengan basis bisnis distribusi sembako dan perdagangan umum

dengan kekuatan karyawan enam orang. Meskipun pada dasarnya sebuah industri

bisnis, Kopontren DT Jakarta juga berperan mengembangkan kegiatan dakwah

DT seperti dukungan terhadap kegiatan taushiah Aa Gym, perwakilan dan pusat

informasi Pesantren DT, dan lain sebagainya.

1 Daarut Tauhiid. “Menyesuaikan Atmosfir Warga Jakarta”. Artikel diakses Pada 12 Juni 2007 dari http:// www.dtjakarta.or.id:

Page 44: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

37

Seiring dengan kondisi krisis berkepanjangan yang melanda Indonesia

pada tahun 1998 menyebabkan perekonomian Indonesia mengalami penurunan.

Demikian juga dengan perekonomian kopontren. Krisis ekonomi Indonesia

membuat aktivitas bisnis kopontren DT Jakarta menjadi lesu. Tetapi justru di

saat-saat sulit ekonomi, dakwah Islamiah di DT Jakarta semakin menggebu, maka

pada hari Ahad tanggal 1 Muharam 1419 H diresmikan kegiatan dakwah DT

Jakarta dalam musyawarah di Lebak Bulus Jakarta Selatan. Pada musyawarah

tersebut disepakati H. Firman Affandie sebagai ketua dan Palgunadi sebagai

penasehat dengan beberapa staf yang lainnya.

Menyadari bahwa dengan mendengarkan dan mengamalkan taushiah Aa

Gym itu bermanfaat, para santri lama ini pun berpikir bagaimana agar ceramah ini

bisa berlangsung di Jakarta. Dengan dukungan Haris Lohot M., MBA, H. Yahya

Rosita, Hj. Ningrum Maurice N., H. Bambang Suhardjo serta jamaah lainnya

dimulailah penyelenggaraan Pengajian Qolbun Salim dengan pemberi materi

tausiah Aa Gym. Pengajian ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan

masyarakat. Selain bentuk pengajian tersebut, DT Jakarta juga menyelenggarakan

kajian Islam tematik dengan pemberi materi Dr. Ir. M. Imadduddin Adurrohim,

MSc. Bahasannya tentang Tauhiid bertempat di Menara Sudirman.

Kegiatan dakwah DT Jakarta pun semakin beragam bukan hanya untuk

masyarakat umum tetapi juga ada yang khusus seperti untuk mahasiswa. Pada

akhir tahun 1999, terbentuklah Keluarga Mahasiswa Daarut Tauhiid (GAMADA)

yang menampung kegiatan Mahasiswa yang tertarik dengan kegiatan di Daarut

Tauhiid Jakarta. Pelebaran sarana dakwah tidak hanya program pengajian dua

Page 45: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

38

mingguan di Al Azhar akan tetapi juga pengajian-pengajian di kantor-kantor

instansi serta tiga radio swasta Jakarta dan televisi swasta. Di sisi lain, kegiatan

bisnis dan pengembangan ekonomi membuat Kopontren DT Jakarta mulai bangkit

lagi menghadapi masa depan yang lebih menantang. Keberadaan Kopontren DT

Jakarta diupayakan semakin mengokohkan terkonsentrasinya kekuatan jamaah di

Jakarta.

Perbedaan antara DT Jakarta dengan DT Bandung adalah

kecenderungannya menyesuaikan demografi wilayah yakni atmosfir (budaya

masyarakat) dan tata lakunya. Programnya masih menyesuaikan dengan

keinginan jamaah. Trademark Qolbun Salim membentuk Manajemen Qolbu

dapat ditransfer ke dalam pola fikir masyarakat Jakarta dan berkembangnya

metropolitan. DT Jakarta mencoba memadukan MQ ke dalam pola qolbu jamaah

secara pribadi. Untuk mengimplementasikan virtual yang diformatkan DT, DT

Jakarta mencoba untuk membaca kemajuan iptek dan ilmu pengetahun sehingga

seperti Amoeba, ia harus peka terhadap perkembangan zaman.

Pengembangan dakwah DT Jakarta yang beralamat di Jl. Cipaku I No.43

Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada saat ini diupayakan dengan menguatkan

strategi dakwah yang sistematik dengan sebanyak-banyaknya mengoptimalkan

partisipasi jamaah agar dakwah dapat dirasakan oleh seluas-luasnya. DT berusaha

memberikan spektrum kebaikan dan bisa mengakomodir akan kebutuhan spiritual

masyarakat Jakarta yang heterogen.

Page 46: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

39

B. Visi Misi Daarut Tauhiid Jakarta

Adapun visi-misi Daarut Tauhiid, yakni:

Visi : Membentuk ahli zikir, fikir dan ikhtiar.

Misi : Mewujudkan metodologi manajemen qolbu untuk menciptakan

masyarakat yang bermartabat (bersih dan bersahabat).

Visi Misi ini berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Badan

Pelaksana Harian Daarut Tauhiid Jakarta di kutip bahwa:

Pertanyaan: Apa visi misi dari DT itu?

Jawaban: untuk visi DT membentuk ahli dzikir, fikir dan ikhtiar sesuai

dengan yang tertera. itu bahasa logo sederhananya. Sedangkan misinya

mewujudkan metodologi manajemen qolbu untuk menciptakan

masyarakat yang bermartabat, bermartabat singkatan dari bermartabat,

bersih dan bersahabat.2

C. Kepengurusan dan Struktur Organisasi Daarut Tauhiid Jakarta

Dalam penelitian ini peneliti melakukan focus penilitian di Kajian Bina

Islam. Kajian ini diadakan untuk menangani pembinaan dan pemahaman tentang

dasar-dasar keislaman dengan Manajemen qolbu serta sebagai sarana

shilaturrahim kepada para sahabat yang baru mengenal Islam di bawah divisi

Layanan Umat dalam tanggungjawab Badan pelaksana Pesantren.

2 Hari Sanusi, Kepala Yayasan Daarut Tauhiid, (Wawancara Pribadi, Jakarta: Rabu, 23 Januari 2008)

Page 47: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

40

Kajian Bina Islam yang menangani kajian untuk muallaf mulai terbentuk

sekitar pertengahan tahun 2000 yang tercetuskan dalam suatu pertemuan rutin

Renbang dan berkoordinasi rutin dengan Divisi layanan Umat oleh para

anggotanya santri hikmat (freelancer) dan santri karya. Untuk mempermudah

dalam pelaksanaan koordinasi pembinaan ini Kajian ini mempunyai struktur

sederhana, yaitu:

Koordinator : Iis Aisyah

Humas : Aris Gunawan dan Rita Sitorus

Sekretatis : Lia Octavia dan Eriani Pudyastuti

Bendahara : Siti Nurhayati dan Dewi

Program : Ade rizal dan Hendik Sugiyatno

Adapun struktur organisasi Yayasan Daarut Tauhiid Cabang Jakarta secara

garis besar terlampir pada bagian belakang.

D. Program Kajian Bina Islam Daarut Tauhiid

Untuk pembahasan program kali ini peneliti lebih mengfokuskan tentang

program yang dijalankan tim pembinaan di Kajian Bina Islam. Program

pembinaan muallaf difokuskan pada dua hal yaitu:

A. Kegiatan Reguler

Melakukan pembinaan dasar kepada para muallaf selama 2 bulan yang

dilakukan 2 kali sebulan yaitu setiap hari ahad pekan I dan III

Waktu pembinaan pada setiap hari ahad (minggu) ke 1 dan 3

Sessi 1: 09.00 -10.30 WIB = Belajar Iqro dan praktek ibadah

Page 48: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

41

Sessi 2 : 10.30 -12.00 WIB = Kajian Dasar Islam

Sessi 3 : 12.30 -13.30 WIB = Konsultasi Private

B. Kegiatan Insidentil

Adapun kegiatan insidentil Kajian Bina Islam berupa kegiatan-kegiatan

Besar Hari Islam. Disini akan di paparkan kegiatan insidentil yang pernah

dilakukan diantaranya, yaitu;

1. Tarhib Ramadhan Muallaf

Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, DT Jakarta mengadakan Tarhib

Ramadhan Muallaf yang diikuti oleh 32 orang sahabat –sahabat muallaf dengan

tema “Syukur Nikmat dengan Berpuasa di Bulan Ramadhan” pada Ahad, 17

september 2006, pukul 08.00-16.00 WIB bertempat di ruang Kelas DT Cipaku

Jakarta, Jl. Cipaku I No.43 Jakarta.

Pemateri:

a. Bunda Ningrum

b. Ustadz H. Ade Badri

c. Ustadz Diaudin

Materi:

Ice Breaking dan kultum oleh Ustadz H. Ade Badri

Indahnya Ramadhan dengan MQ oleh Bunda Ningrum

Keutamaan Bulan Suci Ramadhan oleh Ustadz Diaudin

Page 49: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

42

2. Gema Ramadhan Muallaf

DT Jakarta mengadakan Gema Ramadhan Muallaf dengan tema “ Tebarkan

Kepedulian dengan semangat Ramadhan” yang diikuti oleh sahabat-sahabat

muallaf baik yang sudah berikrar syahadat dan yang belum berikrar beserta

pendampingnya.

Diadakan pada jum’at 29 September 2006 s/d ahad 1 Oktober 2006 bertempat di

Andara Resort, Cisarua, Jawa Barat dengan berbagai kegiatan antara lain:

• Buka puasa dan sahur bersama

• Tahajjud, Muhasabah, Witir dan doa

• Hapalan doa dan belajar Al-qur’an

• Praktek ibadah

3. Malam Rindu Rosul

Tim Bina Islam Daarut Tauhiid Jakarta menyelenggarakan Malam Rindu Rosul

dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara ini mengambil

tema “ Shirah Nabawiyah dalam Untaian Kisah Dakwah dan Nada” dengan judul

kegiatan “ Rindu Kami Padamu, Ya Rasul” diadakan pada Sabtu, 14 april 2007

pukul 18.00-21.30 WIB bertempat di Masjid Daarut Tauhiid dengan dihadiri oleh

67 orang. Acara berisi seputar kisah Nabi dan perjalanannya dalam Islam. Acara

ini disiarkan secara streaming melalui webradio internet.

Page 50: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

43

BAB IV BENTUK KOMUNIKASI PEMBINAAN MUALLAF

DI DAARUT TAUHIID JAKARTA

A. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pembina Terhadap Muallaf.

Pentingnya komunikasi yang digunakan pembina terhadap para muallaf

sangat berpengaruh pada perubahan pandangan dan adanya penambahan

pengetahuan tentang keislaman. Interaksi yang berlangsung antara pembina

dengan muallaf dalam pelaksanan pembinaan tentang pengetahuan Islam sangat

perlu, dengan berkomunikasi maka pesan yang disampaikan pembina kepada

muallaf dapat terlealisasikan dengan baik.

Dalam penyampaian pesan-pesan yang sarat keislaman baik yang bersifat

verbal maupun nonverbal serta bentuk-bentuk komunikasi terjadinya interaksi dan

pertukaran informasi.

Bentuk komunikasi yang paling efektif digunakan pembina dalam

menyampaikan pesan dakwahnya kepada muallaf, baik dalam kegiatan keislaman

yakni menggunakan bentuk komunikasi kelompok berupa ceramah dari ustadz

kepada para muallaf, dalam menggunakan bentuk komunikasi kelompok (Group

Communication) adanya sekelompok komunitas muallaf, mereka bisa saling

berinteraksi, saling Tanya jawab antara pembina dengan muallaf dan sebaliknya,

juga bisa saling berbagi (sharing) baik masalah pribadi maupun sifatnya umum.

Adapun dalam pendekatan secara pembinaan digunakan pendekatan

Informatif dan partisipatif. Dengan pendekatan informatif biasanya materi

keislaman dari pembinaan diisi dengan ceramah oleh ustadz tentang berbagai hal

yang dianggap perlu bagi para peserta. Dengan pendekatan ini partisipasi muallaf

Page 51: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

44

dalam kajian terbatas pada permintaan penjelasan atau penyampaian pertanyaan

mengenai hal yang belum dimengerti benar-benar.

Pendekatan secara partisipatif berlandaskan kepercayaan bahwa para

muallaf sendiri merupakan sumber pembinaan yang utama. Maka dalam

pembinaan, pengalaman muallaf dalam menganut agama dan adanya konversi

agama di ceritakan kisahnya untuk berbagi. Lebih merupakan situasi belajar

bersama dimana pembina dan para muallaf belajar dan saling berbagi cerita dan

pengalaman satu sama lain.

Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan, didapat bahwa

bentuk komunikasi yang digunakan di pembinaan Muallaf Daarut Tauhiid Jakarta

adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi Verbal

Pembina berinteraksi dengan muallaf menggunakan bahasa, kata-kata yang

lemah lembut, secara lisan maupun tulisan. Penyusunan pesan yang bersifat

informative lebih banyak ditujukan pada wawasan muallaf tentang agama Islam

dan segala macam perintah dan larangan Allah SWT. Banyak mad’u yang

menyukai komunikasi verbal ini, karena dengan komunikasi verbal pesan yang

disampaikan dapat langsung dipahami oleh muallaf apalagi penyampaiannya jelas,

bahasa yang mudah dipahami. Berikut hal yang diutarakan muallaf, “ Dengan

mendengar pengajian tentang keislaman yang disampaikan oleh Ustadz Diauddin,

komunikasi yang disampaikan sangat mudah dan kerapkali pengajiannya itu

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.”33

33 Meta, Muallaf, (Wawancara Pribadi, Jakarta: Minggu 3 Februari 2008)

Page 52: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

45

Dalam proses komunikasi untuk penyampaian pesan (Message) yang

dilakukan pembina sebagai komunikator secara verbal, maka secara langsung

dengan lisan ataupun tulisan dengan informasi pengetahuan tentang keagamaan.

Bentuk lisan yang disampaikan pembina berupa bahasa, dalam penyampaian

pelajaran Al-Qur’an dan materi-materi keislaman. Dengan lisan ini para muallaf

lebih cepat menangkap dan mengerti apa yang disampaikan para pembina dan

ustadz hal ini juga digunakan dalam setiap kali diskusi antara pembina dengan

muallaf dan konsultasi secara pribadi dengan ustadz, penggunaan bahasa sangat

membantu untuk penyampaian masalah yang dihadapi.

2. Komunikasi Non Verbal

Proses interaksi pembina dengan muallaf menggunakan gerak kepala, postur

tubuh, ekspresi wajah, tatapan mata, perilaku, dan sentuhan terhadap muallaf.

sikap, perilaku, dan tindakan seorang pembina sering menjadi pusat perhatian

muallaf, karena muallaf melihat langsung sikap yang dilakukan pembina dan bisa

menjadi cerminan bagi yang lain.

Pencerminan itu bisa dilihat dari pembina yang memberikan prektek sholat

sebelum kegiatan pengajian dimulai pada sesi pertama. Selain pemberian materi

praktek sholat juga diajarkan bagi muallaf yang baru mengenal Islam. Sholat juga

mereupakan hal yang paling mendasar yang harus dikuasai oleh umat Islam,

karena sholat merupakann perwujudan simbol ritual dari umat Islam.

Praktek ibadah yang diperkenalkan dan diajarkan oleh pembina kepada

muallaf dilakukan secara bertahap dan dengan penuh kesabaran. Meskipun teman-

teman muallaf tidak semua yang bisa menguasainya tetapi pembina dengan telaten

Page 53: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

46

mengajarkannya. dalam tahap pengajaran yang baru diberikan oleh pembina baru

ditahap pengenalan gerakan sesekali diselingi dengan bacaan bagi yang sudah

cukup akrab dengan bacaan sholat. Kebaikan dan keteguhan para pembina

dirasakan positif oleh muallaf “ Teman-teman pembina sangat sabar dalam

membantu muallaf untuk mengajarkan kami yang belum terlalu bisa menguasai

gerakan dan bacaan sholat”. Ujar salah satu muallaf.34 Bentuk komunikasi ini juga

dapat membantu melengkapi dan mengiringi komunikasi verbal, misalnya dalam

menyampaikan materi tentang bagaimana cara shalat, berwudhu, tidak hanya

diberikan teori kepada muallaf, tetapi ustadz juga mencontohkan gerakan-gerakan

tersebut, sehingga lebih dapat dipahami.

Komunikasi pembina dengan muallaf tidak lepas dari komunikasi verbal

dan non verbal, karena itu merupakan dari suatu kesatuan bentuk komunikasi

dalam proses penyampaiann pesan dengan berkomunikasi. Proses komunikasi

verbal dan non verbal yang terjadi selama penelitian di kajian Bina Islam Muallaf

di Daarut Tauhiid Jakarta dapat kita lihat dari tabel 1 di bawah ini:

Tabel .1

Komunikasi Verbal Tempat/Tgl Lisan Tulisan

Kom Non Verbal Hambatan

DT 6-5-2007 Ceramah&Diskusi Materi Kinesik, Okulesik

-

DT 3-6-2007 Ceramah&Sharing Huruf Arab Kinesik, Okulesik, Haptik

Pengucapan ustad yang kurang jelas

dalam bahasa DT 8-7-2008 Ceramah&Diskusi Materi Kinesik,

Okulesik, Haptik -

DT20-1-2008 Ceramah&Sharing Tafsir Surat Ada beberapa

34 Suhartini, Muallaf, (Wawancara Langsung, Jakarta: Ahad, 3 Februari 2008)

Page 54: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

47

Al-Fatihah bag I

Kinesik, Okulesik

muallaf yang belum bisa menulis Arab dan mengenalnya

DT 3-2-2008 Ceramah&Sharing Tafsir Surat Al-Fatihah

bag II

Kinesik, Okulesik,

Proksemik, Posture, tampilan

Ada beberapa muallaf yang belum bisa menulis Arab dan mengenalnya, sehingga hanya dapat menulis isi kandungan tafsir berupa tulisan latin.

Keterangan:

Tempat dan tanggal merupakan jadwal peneliti melakukan observasi lansung

ke Daarut Tauhiid Jakarta. Dalam pengamatan adanya komunikasi verbal dan non

verbal yang terjadi selama mengikuti kajian muallaf, komunikasi verbal meliputi

lisan (ceramah dan diskusi) dan tulisan sedangkan komunikasi non verbal

dijelaskan di bawah ini. Adapun hambatan-hambatan yang terjadi pada bahasa dan

tulisan yang terjadi pada muallaf.

o Kinesik, adalah yang berkaitan dengan bahasa tubuh, yang terdiri dari

posisi tubuh, orientasi tubuh, tampilan wajah, gambaran tubuh. Di dalam

kajian ada muallaf dan Pembina yang dengan cara seksama

memperhatikan apa isi dari ceramah yang disampaikan oleh ustadz.

o Okulesik, adalah studi tentang gerakan mata dan posisi mata. Dalam

pembinaan posisi mata yang selalu tertuju pada kajian dan fokusnya para

muallaf saat mendengarkan ceramah.

o Haptik, adalah tentang perabaan atau memperkenankan sejauh mana

seseorang memegang dan merangkul orang lain. Dalam hal ini antara

Page 55: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

48

pembina dengan muallaf saling bersalaman pada saat ketemu, ini

memperlihatkan ukhuwah islamiyah antar sesama pembina dan muallaf.

o Proksemik, adalah tentang hubungan antar ruang, antar jarak, dan waktu

berkomunikasi. Di pembinaan adanya informasi-informasi yang diberikan

baik itu tentang jadwal kajian ataupun kegiatan-kegiatan di luar Kajian

Bina Islam.

o Tampilan, adalah cara bagaimana seorang menampilkan diri. Ini

menunjukkan bahwa dalam mengikuti kajian ada beberapa muallaf yang

menghargai kajian dengan berpenampilan menggunakan kerudung saat

kajian.

o Posture, adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri dan duduk. Suasana

akrab yang dibentuk dengan mengadakan kajian secara lesehan.

3. Komunikasi Antarpribadi Pembina dengan Muallaf

Komunikasi antarpribadi dilakukan oleh pembina terhadap muallaf secara

pribadi dilakukan pada sesi ke tiga, yaitu sesi konsultasi pada saat kajian sudah

berakhir, muallaf bisa bertanya kepada pembina khususnya ustadz. Pada

konsultasi ini muallaf dapat mengutarakan permasalahan, keluhan tentang

permasalahan hidup yang dihadapi, seperti yang diutarakan oleh ustadz bahwa ada

seorang muallaf yang menceritakan tentang kepindahan agamanya dengan respon

keluarganya, “Ustadz, Bagaimana sikap saya terhadap orangtua yang tidak

mendukung akan kepindahan agama saya dari Kristen ke Islam? apakah saya

masih harus bersikap baik atau menjauh karena tidak mendukung agama yang

baru saya anut?”.35

35Andra, Muallaf, (Pengamatan Langsung, Jakarta: Ahad, 3 Februari 2008)

Page 56: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

49

Kemudian ustadz memberikan solusi jawaban bahwa, “Islam mengajarkan

kebaikan dan saling tolong-menolong antar sesama meskipun Anda sudah pindah

agama dari Kristen ke Islam kita harus tetap berbuat baik kepada siapapun,

apalagi kepada orang tua yang telah membesarkan kita. Hubungan orang tua dan

anak itu tidak akan putus sampai kapanpun. Justru kita sebagai seorang muslim

jika ada anggota keluarga kita berbeda keyakinan kita berusaha dan berdoa

semoga anggota keluarga senantiasa mendapat hidayah dari Allah SWT”.36

Bentuk komunikasi ini dengan orang lain yang dampaknya dapat dirasakan

pada waktu itu juga, oleh pihak muallaf yang terlibat. Hubungan langsung dengan

kedua belah pihak ini menciptakan arus balik dimaksudkan reaksi sebagaimana

diberikan oleh komunikan (muallaf) reaksi ini dapat berupa positif maupun

negatif dan dapat diberikan atau dikirimkan kepada komunikator secara langsung

maupun tidak langsung. arus balik demikian akhirnya akan dapat pula

mempengaruhi komunikator (pembina) lagi, sehingga ia akan menyesuaikan diri

dengan penyesuaian ini dengan harapan ada arus balik yang lebih positif. Dalam

hubungan antarpribadi, proses komunikasi semakin jelas dan dalam komunikasi

antarpribadi, komunikan dapat memberi arus balik secara langsung kepada

komunikator.

4. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Komunikasi yang dilakukan pembina terhadap muallaf berupa bentuk

komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication) yaitu sebatas

komunitas muallaf yang mengikuti kegiatan pembinaan keagamaan yang

36 Diaudin, Ustadz, ( Pengamatan Lansung, Jakarta: Minggu, 20 Januari 2008)

Page 57: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

50

dilakukan setiap hari. Dalam kegiatan pembinaan ini jelas adanya komunikasi

kelompok kecil yang sesuai dengan ciri-ciri komunikasi kecil, diantaranya, antara

muallaf satu dengan muallaf yang lainnya yang terlibat dalam suatu proses

komunikasi yang berlangsung secara tatap muka, seluruh muallaf atau pembina

dapat berbicara mengeluarkan aspirasinya dalam kedudukan yang sama.

Komunikasi kelompok kecil dilakukan di pembinaan ini yaitu pada saat

memulai kajian para muallaf akan di bagi-bagi menjadi dua kelompok. Jadi setiap

muallaf dikelompokkan muallaf perempuan dan muallaf laki-laki. Dilakukannya

pengelompokkan ini bertujuan agar memudahkan interaksi dengan pembina

dengan muallaf ataupun sebaliknya.

Dalam komunikasi kelompok tidak ada pembicaraan tunggal yang

mendominasi situasi keadaan tertentu, dalam situasi seperti ini, muallaf dan

pembina bisa berperan sebagai komunikator dan komunikan. Secara bergantian

terkadang situasi kelompok kecil dapat berubah menjadi komunikasi antarpribadi

dengan setiap muallaf. misalnya para muallaf bercerita tentang pengalaman

religiusnya serta hal-hal yang baru mereka pelajari dalam Islam.

Selain secara lisan penggunaan tulisan juga diterapkan pembina dalam

interaksi kajian.

a. Bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan dalam pembinaan muallaf

ialah komunikasi kelompok, komunikasi antar pribadi, komunikasi

verbal dan komunikasi non verbal

b. Dengan bentuk pertanyaan melalui ceramah, diskusi, dan tanya jawab

kepada ustadz dan teman-teman pembinaan dan langsung diberikan

Page 58: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

51

jawaban, begitu juga sebaliknya. Terkadang tim pembinaan

memberikan kesempatan kepada teman-teman muallaf untuk saling

berbagi cerita serta pengalaman berkaitan tentang bagaimana mereka

memeluk Islam.

c. Selain bentuk komunikasi kelompok (Group Communication) yang

digunakan, pembinaan ini juga menggunakan bentuk komunikasi antar

pribadi (Interpersonal Communicaton), yaitu komunikasi yang terjadi

antara seorang muallaf dengan pembina, dalam hal ini pembina yang

dimaksud adalah ustadz. Dalam kegiatan pembinaan ini diberikan sesi

konsultasi pada akhir kajian. Adapun permasalahan yang dibahas

beragam dari masalah pribadi, keluarga, keyakinan, dan hal-hal yang

berkaitan tentang keislaman. Komunikasi yang terbentuk dalam bentuk

sharing ini selain menceritakan permasalahan juga saling menemukan

solusi yang terbaik.

d. Dari bentuk komunikasi kelompok dan komunikasi antar pribadi

didukung dengan adanya komunikasi verbal yakni komunikasi

menggunakan lisan, tulisan. Penyampaian secara lisan digunakan

dalam hal penyampaian materi dan pembelajaran Al-Qur’an pada

muallaf.untuk tulisan digunakan pada penguatan materi-materi

keislaman dan cara penulisan huruf-huruf Arab.

Penggunaan bentuk-bentuk komunikasi dalam Kajian Bina Islam Muallaf dapat

dilihat dari Tabel 2 di bawah ini:

Tabel . 2

Tempat/Tgl Bentuk Komunikasi Komunikator

Komunikan

Pesan Materi

Page 59: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

52

Praktek

Diskusi Ceramah Konsultasi

DT 6-5-2007 Iqro

Rudi, Azizah,

Miki

Pembina Muallaf Pengertian dan

pembagian kufur I

DT 3-6-2007 Iqro

Suhartini, Miki,

sugeng

Pembina Muallaf Keharaman bersumpah

selain nama Allah

DT 8-7-2008 Iqro

Eva, Miki, Pembina Muallaf Pembagian Iman & mukmin

DT20-12008 Iqro

Miki, Eva, Novianto

Pembina Muallaf Tafsir surat Al-Fatihah

I DT 3-2-2008 Iqro

Suhartini, Niar, Miki

Pembina Muallaf Tafsir surat Al-Fatihah

II

Keterangan:

Pada tabel ini penentuan tempat dan tanggal disesuaikan dengan

kedatangan peneliti dalam obsesrvasi ke Daarut Tauhiid Jakarta. Bentuk

komunikasi di atas mewakili dari bentuk komunikasi yang ada antara psembina

dengan muallaf, seperti: praktek merupakan komunikasi antarpribadi dan

kelompok, diskusi dan ceramah dari komunikasi kelompok, konsultasi dari

komunikasi antarpribadi. Adapun pesan materi yang ada merupakan isi materi

yang disampaikan ustad dalam sesi ceramah.

B. Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Pembinaan Muallaf

Kerap kali kita alami dalam komunikasi, lain yang dituju tapi lain yang

diperoleh. Dengan perkataan lain apa yang diharapkan tidak sesuai dengan

kenyataan. Masalah komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada

Page 60: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

53

sesuatu yang tidak beres. Masalah itu bisa disebut hambatan dalam komunikasi,

hambatan dapat pula dikatakan kendala atau gangguan yang terjadi pada proses

komunikasi akan tetapi tidak membuat komunikasi itu terhenti. Kendala yang

menimbulkan kesulitan pada aliran pesan yang disampaikan.

Dalam proses pembinaan keislaman oleh pembina terhadap muallaf

dengan tujuan untuk mencapai suatu keberhasilan, pasti mengalami suatu

hambatan yang harus diatasi, agar proses komunikasi dapat berjalan dengan baik,

sesuai dengan harapan komunikator (pembina) dan komunikan (muallaf).

Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan beberapa hambatan dalam

komunikasi yang terjadi di pembinaan muallaf, yaitu:

1. Hambatan Bahasa

Istilah lain dari hambatan ini disebut ganngguan sematik ialah ganggguan

komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan.37

Hambatan sematik sering kali dijumpai dalam proses komunikasi yang sedang

berlangsung antara pembina dengan muallaf. hal ini terjadi ketika pembina

mengunakan istilah dalam bahasa Arab. Dalam hal ini pada saat ustad

membacakan surat Al-Fatihah beserta tafsirnya di pertemuan 20 Januari 2008, ada

muallaf yang hanya bisa memahami isi kandungan tafsir berupa bahasa latin dan

belum ada gambaran yang jelas pada huruf Arab yang ada di Al-Fatihah.

Penggunaan bahasa arab selain pada pemberian materi dalam berupa

Hadist dan ayat-ayat Al-Qur’an juga diterapkan dalam praktek baca Al-Qur’an

dan sholat. Untuk itu sering kali pembina dan ustad mengulang kembali apa yang

diucapkan berupa ucapan Arab atau isi kandungan dari Al-Qur’an dan Hadist

37Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),

h.154.

Page 61: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

54

sambil membimbing secara perlahan-lahan diharapkan agar mad’u dapat

memahaminya.

2. Hambatan Kerangka Berfikir

Rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator

dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi, misalnya

latar belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda.38 Setiap muallaf

mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda, ada yang mudah memahami apa

yang disampaikan ini dilihat dari perbedaan latarbelakang dari muallaf. Banyak

muallaf yang belum mengerti agama dan akan belajar untuk memahami agama

islam. Ada yang mudah memahami apa yang disampaikan oleh pembina dan ada

juga yang lambat sehingga kesulitan untuk menerima materi.

Seperti berdasarkan hasil wawancara dengan kooerdinator kajian muallaf

mengenai hambatan yang timbul dalam memberikan materi, mengatakan: “dilihat

dari latar belakang para muallaf yang berbeda melahirkan pola fikir yang berbeda-

beda. Adapun maksud dari pola pikir yang bebeda-beda dilihat dari pola pikir

masing-masing muallaf yang sedikit terpengaruh dari agama yang dianut sebelum

masuk agama Islam. Seperti halnya muallaf yang mengikuti kajian di DT ada

yang beragama Kristen, untuk kristen pun banyak macamnya diantaranya Kristen

Protestan, Katolik, Pantekosta, Ortodok dan lain-lain, ada Hindu, Budha,

Konguchu dan Atheis. Pola fikir dari muallaf yang baru belajar dan akan

mengenal Islam memiliki daya tangkap serta pemahaman terhadap materi

pelajaran yang diterima berbeda-beda sehingga ada saja terjadi salah penafsiran.

Adanya perbedaan pola pikir pada muallaf tentang cara memahami materi dan

38Ibid, h. 156.

Page 62: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

55

sikap aktualisasi seorang muslim yang akan dipahami, sehingga ada pertanyaan-

pertanyaan dari muallaf yang dilontarkan kepada para pembina dan ustadz.”39

3. Hambatan Psikologi (Kejiwaan)

Terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-

persoalan dalam diri individu, misalnya rasa curiga penerima kepada sumber,

situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan

pemberian informasi tidak sempurna.40

Pada muallaf hambatan secara kejiawaan ada yang mengalami ketakutan,

kecemasan, rasa minder yang dihadapi pada saat perpindahan agama yang dianut

Islam berbeda dengan agama yang sebelumnya tidak dapat diterima oleh keluarga

dan lingkungannya. Rasa kecemasan itu bisa dihadapi dengan berkonsultasi

kepada ustad untuk segala permasalahan yang dihadapi dan adanya dukungan,

cerita, pengalaman serta motivasi yang positif dari sesama muallaf yang

berpengalaman serta pembina yang memberikan dapat menjadi suatu keyakinan

bagi muallaf untuk tetap teguh pada keyakinan beragama Islam dan menjalankan

aktivitas-aktivitas seorang muslim dalam keluarga dan lingkungan.

39Iis Aisyah, Koordinator Kajian Bina Islam, (Wawancara Pribadi, Jakarta: Minggu, 3 Maret 2007) 40Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 155.

Page 63: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh kemudian dilakukan

analisa, maka hasil uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab

sebelumnya tentang bentuk komunikasi pembina terhadap muallaf di

Daarut Tauhiid Jakarta, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan dalam pembinaan

muallaf ialah komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi,

komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

2. Keefektifan penyampaian pengetahuan Islam kepada muallaf lebih

di fokuskan pada sesi ke-2 yaitu pada saat pemberian ceramah oleh

ustadz. Adapun bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam

proses pembinaan ialah bentuk komunikasi kelompok berupa

memberikan pesan-pesan keislamannya melalui ceramah, diskusi,

dan tanya jawab kepada ustadz dan teman-teman pembinaan dan

langsung diberikan jawaban, begitu juga sebaliknya. Serta sesi

berbagi cerita sesama muallaf berkaitan tentang pengalaman dan

permasalahan tentang keislaman. Pemberian ceramah pada sesi ke-

2 merupakan bentuk aplikasi dari komunikasi kelompok yang

didukung oleh komunikasi verbal dan non verbal yang terjadi di

Page 64: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

57

dalam interaksi antara pembina dengan para muallaf di Kajian Bina

Islam Daarut Tauhiid Jakarta.

3. Adanya komunikasi yang baik dan efektif tertuju pada sasarannya

berupa muallaf dalam pembinaan tentang seputar Islam sangat

didukung dengan cara penyampaian masalah-masalah seputar

Islam dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan

mudah disampaikan serta adanya pendekatan partisipatif muallaf

dalam setiap kajian.

B. Saran-Saran

Dari kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang ingin penulis

sampaikan agar dapat memberikan inspirasi baru yang akan dilakukan

demi kemajuan Kajian Bina Islam Daarut Tauhiid Jakarta dalam membina

muallaf sebagai orang pemula yang ingin menimba ilmu tentang

keislaman, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

baru bagi pembina terhadap karakter muallaf yang berbeda-beda. Sebagai

saran yang dapat membangun untuk kebaikan bersama ialah:

1. Hendaklah para pembina lebih memperhatikan adanya pemisahan

antara jamaah muallaf yang lama dan yang baru dalam mengikuti

pembinaan ini.

2. Adanya jaringan komunikasi berkaitan tentang informasi tentang

kajian yang lebih solid antara tim pembina dengan muallaf.

3. Agar para muallaf tidak jenuh dengan segala bentuk kegiatan,

maka lebih inovatif dalam mengaplikasikan pengetahuan islamnya

dengan menggunakan media film dan observasi ke tempat-tempat

Page 65: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

58

bernuasa islam untuk menambahkan kecintaan dan pengetahuan

tentang Islam.

Dalam praktek ibadah shalat serta baca Al-Qur’an hendaknya lebih

diintensifkan lagi karena tidak hanya pada pengetahuan teori saja tetapi

aplikasi ilmu yang didapat juga merupakan hal penting.

Page 66: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

59

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Arifin, Ilmu Kominikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1998.

Anwar R. Prawira, Petunjuk Praktis Bagi Calon Pemeluk Agama Islam,

Jakarta:YPI Al-Azhar; 2001.

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007.

Canggara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi), Jakarta: PT. Raja

Gafindo Persada, 2007.

Dahlan, Abdul Azis. Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Intermasa, 1997.

Departemen Pendididkan dan Kebudayaan Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, Cet. Ke-1.

Drajat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1996.

Mangun Hardjana. pembinaan Arti dan Metodenya, Yogjakarta: Kanisius, 1980.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007.

Nasution, Harun Dr. dan Tim Penulis IAIN. Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta:

Djambatan, 1992.

Nurhadi, Ahmad. Majalah Mimbar Pendidikan Agama: Da’wah Kepada Muallaf,

Jakarta. 1984.

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. Ke-17.

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. RosdaKarya,

2004, Cet. Ke-6.

Page 67: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

60

Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis, Jakarta: Erlangga, 2003.

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, UIN Press: Jakarta, 2007.

Subakir, Imam. Majalah Mimbar Pendidikan Agama: Da’wah Kepada Muallaf,

Jakarta. 1985.

Syarif Hade Masyah, Hikmah di Balik Hukum Islam, Jakarta: Mustaqim, 2002

Tim Penulis dan Editor Idris Thaha, Pedoman Penulisa Karya Ilmiah, Jakarta:

CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, Cet. Ke-1.

Widjaja, H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2000.

--------- http: //dtjakarta.or.id/2008/01/Lintas Kegiatan Muallaf Jakarta.html.

Page 68: Bentuk Komunikasi Pembinaan Muallaf di Daarut Tauhiid ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19425/1... · Semakin banyak pengetahuan agama yang diperolehnya, maka

61

DAFTAR LAMPIRAN