pengaruh makroekonomi terhadap dana pihak ketiga...

184
i PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARI’AH DI INDONESIA Tesis Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Perbankan Syariah Diajukan oleh MUHAMMAD HAFIZH NIM : 21170850000015 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 15-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

i

PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA

SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN

SYARI’AH DI INDONESIA

Tesis

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master

Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Magister Perbankan Syariah

Diajukan oleh

MUHAMMAD HAFIZH

NIM : 21170850000015

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

ii

Page 3: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

iii

Page 4: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

iv

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Hafizh

No. Induk Mahasiswa : 21170850000015

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Magister Perbankan Syariah

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini adalah benar-benar

merupakan hasil karya pribadi saya dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan

oleh orang lain pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam tesis ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Jakarta,12 Juni 2019

Yang menyatakan

MUHAMMAD HAFIZH

NIM : 21170850000015

Page 5: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Muhammad Hafizh

Tempat, tanggal lahir : Medan, 10 Mei 1994

Jenis kelamin : Laki-Laki

Alamat Asal : Dsn Madrasah, Pulau Banyak,

Kec.Tanjung Pura, Kab. Langkat,

Prov.Sumatera Utara

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Telephone : 081385456934

Email : [email protected]

Nama Orang tua

Ayah Muhammad Kamal Is

Ibu Kamaliyah R

PENDIDIKAN FORMAL

2000 - 2006 SDN 13 No.050736 Tanjung Pura

2006 - 2009 MTS Tarbiyah Waladiyah Tanjung Pura

2009 - 2012 MAN 2 Langkat

2012 - 2016 S1 Ekonomi Islam UIN Sumatera Utara

2017 - 2019 Jurusan Magister Perbankan Syariah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

2013-2014

Cordinator Human Relationship Institute Of dakwah campus (UIN SU)

2014-2015

Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU

2014-2015

Chairman divison of public Relation in GenBI Sumut

2015-2016

Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI Nasional)

Page 6: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

vi

ABSTRACT

The main problems of DPK and profit and loss sharing financing in Islamic

banking in Indonesia are influenced by external factors have known as

macroeconomics. This research to determine the effect of macroeconomics on

deposits as well as their impact on financing profit loss sharing in Sharia banking

in Indonesia for the 2014-2018 periodh. The method used in this study uses path

analysis method with a trimming model. Processing data using IBM SPSS 25

tools.

The result of this research are that Macroeconomics simultaneously

affects DPK. The partial effect is that inflation does not affect DPK While The BI

Rate GDP, and IHSG affects DPK seen from a probability value of 0,000 < 0.05.

while Macroeconomics simultaneously influences the financing. While the

influence partially shows that inflation, BI Rate, IHSG and DPK affects the

financing of profit loss sharing. From the findings above, it can be concluded that

Macroeconomics has an effect on DPK and profit loss sharing financing.

Therefore, in order to further increase DPK and sharia banking profit-sharing

financing, the government through policies is expected to be able to maintain

Macroeconomic stability, namely stabilizing Inflation and the BI Rate so as not to

fluctuate too much, increasing the annual GDP Rill income every year and

suppress the exchange rate so that it does not fluctuate weakly, and keep the joint

stock price index (IHSG) to be more competitive.

Keywords : Macroeconomics, DPK, Profit and loss Sharing Financing, Islamic

banking

Page 7: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

vii

ABSTRAK

Permasalahan utama DPK dan Pembiayaan bagi hasil pada perbankan Syariah di

Indonesia dipengaruhi faktor Eksternal diantaranya yaitu Makroekonomi.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh makroekonomi terhadap DPK serta

dampaknya terhadap pembiayaan bagi hasil Pada perbankan Syariah di Indonesia

periode 2014-2018. Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (Path

analysis) dengan model trimming, alat Pengolahan data menggunakan tools IBM

SPSS 25.

Hasil temuan dari penelitian yaitu Makroekonomi secara simultan

berpengaruh terhadap DPK, adapun secara parsial Inflasi tidak berpengaruh

terhadap DPK, sedangkan BI Rate, PDB dan IHSG berpengaruh terhadap DPK.

Makroekonomi secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan bagi hasil

Sedangkan pengaruh secara parsial mnunjukkan bahwa inflasi, BI Rate, IHSG dan

DPK berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil. Dari temuan diatas

maka dapat disimpulkan bahwa Makroekonomi berpengaruh terhadap DPK dan

pembiayaan bagi hasil. Oleh karena itu Untuk dapat lebih meningkatkan DPK dan

juga pembiayaan berbasis bagi hasil perbankan syari’ah, maka pemerintah melalui

kebijakan diharapkan dapat mampu menjaga stabilitas Makroekonomi, yaitu

menstabilkan Inflasi dan BI Rate agar tidak terlalu berfluktuasi, meningkatkan

terus pendapatan PDB Rill Masyarakat setiap tahunnya dan menekan angka kurs

agar tidak berfluktuasi melemah, serta menjaga Indeks harga saham gabungan

agar bisa lebih kompetitif.

Kata kunci: Makroekonomi, DPK, Pembiayaan Bagi hasil, Perbankan Syariah.

Page 8: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga

saya berhasil menyelesaikan tesis tentang Pengaruh Makroekonomi Terhadap

Dana Pihak Ketiga Serta Dampaknya Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan

Syariah Di Indonesia. Penulisan tesis ini adalah sebagai salah satu prasyarat bagi

penulis dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Program Strata Dua (S2)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Magister Perbankan Syariah guna

memperoleh gelar M.E. Bimbingan dan dukungan telah banyak penulis dapatkan

dalam penyelesaian tesis ini. Maka dari itu dalam kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Muhammad Kamal is dan ibunda

tercinta Kamaliyah R, yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan

moril dan materil selama ini.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin., S.E. Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM selaku Ketua Jurusan Magister Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan arahan kepada penulis dalam

menjalankan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ibu Nur Hidayah M.A.,Ph.D selaku dosen pembimbing dan penasehat

akademik yang telah membimbing dan mengarahkan serta memotivasi dalam

penulisan tesis ini sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Dr.Indoyama Nasarudin, M.A.B selaku penguji sidang tesis yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan dan memotivasi

penulis agar tesis ini bisa terselesaikan dengan baik.

Page 9: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

ix

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu

yang tidak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada Kakanda Mahalli Hakim S.T, DR.Ahmad Fuadi M.Pd, Muhammad

Harfan Alam.J A.Md, dan adinda Nazli Badrul Aini Ramadhani serta seluruh

keluarga yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu

motivasi, materi maupun non materi

8. Kepada guru-guru saya dari TK hingga sampai perguruan tinggi, keluarga

PELMA, Bapernas FoSSEI 2016, IKAFEBI UIN, Kahfi BBC, Mahasantri

DSN MUI, Alumni ISPE INDEF, KA FoSSEI, PTM UIN Jakarta, Alumni

KSEI UIE dan keluarga FoSSEI Sumbagut, Keluarga Toefl Legion, Alumni

MAN 2 angkatan 2012 yang senantiasa memberi dukungan, motivasi, dan

telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

9. Kepada sahabat terbaik kelas Perbankan Syariah MPS angkatan 2017 yang

sudah memberikan motivasi dan dukungannya dalam penyelesaian tesis ini.

10. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang

banyak membantu penulis sehingga tesis ini akhirnya bisa diselesaikan.

Akhirnya, Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, karena

penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan

demi kesempurnaan tesis ini. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada tesis

ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis. Harapan penulis, semoga tesis ini

dapat bermanfaat bagi banyak pihak yang memerlukannya.

Jakarta, 12 Juni 2019

Penulis,

Muhammad Hafizh

Page 10: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS .................................................................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS ........................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ v

ABSTRACT ........................................................................................................................ vi

ABSTRAK .......................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xvi

DAFTAR ISTILAH SINGKATAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 13

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 14

1.4. Batasan Penelitian ......................................................................................... 15

1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perbankan Syariah ......................................................................................... 17

2.2. Makro Ekonomi ............................................................................................. 19

2.3. Inflasi ........................................................................................................... 19

2.3.1. Pengertian Inflasi ................................................................................. 19

2.3.2. Jenis jenis Inflasi .................................................................................. 21

2.3.3. Faktor-faktor penyebab inflasi dan kebijakan mengatasinya .............. 22

2.3.4. Hubungan Pengaruh Inflasi terhadap DPK dan pembiayaan .............. 24

2.4. BI Rate (Repo Rate) ....................................................................................... 26

Page 11: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

xi

2.4.1. Pengertian BI Rate ............................................................................... 26

2.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga ................................... 30

2.4.3. Hubungan Pengaruh BI Rate terhadap DPK dan pembiayaan ........... 31

2.5. Kurs (Nilai Tukar) ......................................................................................... 31

2.5.1. Pengertian Kurs (Nilai Tukar) ............................................................. 32

2.5.2. Hubungan Pengaruh Nilai Tukar terhadap DPK dan pembiayaan .... 36

2.6. Produk Domestik Bruto (PDB) ...................................................................... 38

2.6.1. Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) ......................................... 38

2.6.2. Hubungan Pengaruh PDB terhadap DPK dan pembiayaan ................ 43

2.7. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ........................................................ 44

2.7.1. Pengertian IHSG .................................................................................. 44

2.7.2. Hubungan Pengaruh IHSG terhadap DPK dan pembiayaan .............. 45

2.8. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil ................................................. 47

2.8.1. Pembiayaan Mudharabah .................................................................... 49

2.8.2. Pembiayaan Musyarakah ..................................................................... 51

2.8.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan .................................. 55

2.9. Dana Pihak Ketiga ......................................................................................... 56

2.9.1. Pengertian dana pihak ketiga ............................................................... 56

2.9.2. Faktor faktor yang mempengarui pihak ketiga .................................... 59

2.10. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 61

2.11. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 75

2.12. Hipotesa .......................................................................................................... 77

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 79

3.2. Lokasi penelitian ............................................................................................ 79

3.3. Jenis dan Sumber data .................................................................................... 80

3.4. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 80

3.5. Definisi Operasional ...................................................................................... 81

3.6. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 84

3.7. Metode Analisis Data ..................................................................................... 85

Page 12: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

xii

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 85

3.7.2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 85

3.7.3. Analisis Jalur ........................................................................................ 88

a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural ......................... 90

b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada

koefisien regresi ............................................................................ 91

c. Uji Statistik F (Uji F) .................................................................... 94

d. Uji Statistik T (Uji t) ..................................................................... 95

e. Uji Koefisien Determinsi ( Uji R2) ................................................ 96

f. Menguji kesesuaian antar model analisis jalur .............................. 96

g. Merangkum ke dalam tabel ........................................................... 98

h. Memaknai dan menyimpulkan ...................................................... 98

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................. 99

4.2.Hasil Penelitian ................................................................................................ 103

4.2.1. Analisis Deskrptif ................................................................................ 103

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 115

A. Uji Normalitas .................................................................................... 115

B. Uji Heterokesedasitas ......................................................................... 116

C. Uji Autokorelasi ................................................................................. 117

D. Uji Multikolinearitas .......................................................................... 118

4.2.3. Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 122

A. Pengujian Substruktur I .................................................................... 122

a. Uji secara simultan (uji F)............................................................. 124

b. Uji secara Parsial ( uji t ) .............................................................. 125

c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)............................................... 127

d. Pengujian Substruktur 1 setelah triming ....................................... 129

B. Substruktur II .................................................................................... 134

a. Uji secara simultan (uji F)............................................................. 135

b. Uji secara Parsial ( uji t) ............................................................... 136

Page 13: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

xiii

c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)............................................... 138

C. Uji kesesuaian Model (good fiits) ..................................................... 142

4.3. Pembahasan Penelitian ................................................................................... 145

4.3.1. Memaknai Hasil Analisis Jalur ............................................................ 145

4.3.2. Pembahasan Penelitian Substruktur I Pengaruh Makro

Ekonomi terhadap DPK ........................................................................ 147

4.3.3. Pembahasan penelitian Substruktur II Pengaruh Makro

Ekonomi Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil ......................................... 152

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 155

5.2. Saran .............................................................................................................. 157

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 158

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 163

Page 14: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah DPK Bank Syariah (BUS dan UUS) ............................................. 4

Tabel 1.2 Portofolio Pembiayaan Bank Syariah Berdasarkan Jenis Akad................. 10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 62

Tabel 3.1 Data Variabel dan Sumber Data................................................................. 80

Tabel 4.1 Inflasi ......................................................................................................... 104

Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif Inflasi ......................................................................... 104

Tabel 4.3 BI RATE .................................................................................................... 105

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskriptif BI Rate....................................................................... 106

Tabel 4.5 Kurs (Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar amerika) .................................. 107

Tabel 4.6 Hasil Uji Deskriptif Kurs ........................................................................... 108

Tabel 4.7 Produk Domestik Brutto Riil ..................................................................... 109

Tabel 4.8 Hasil Uji Deskriptif PDB Riil .................................................................... 109

Tabel 4.9 IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) .................................................... 111

Tabel 4.10 Hasil Uji Deskriptif IHSG........................................................................ 111

Tabel 4.11 Dana Pihak Ketiga (DPK) ........................................................................ 112

Tabel 4.12 Hasil Uji Deskriptif DPK ......................................................................... 113

Tabel 4.13 Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil ........................................... 114

Tabel 4.14 Hasil Uji Deskriptif Pembiayaan bagi hasil ............................................. 114

Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................. 112

Tabel 4.16 Hasil Uji Mulltikolinieritas substruktur 1 ................................................ 119

Tabel 4.17 Hasil Uji Mulltikolinieritas substruktur 2 ................................................ 119

Tabel 4.18 Uji Multikolinieritas substruktur 1 Setelah Dikeluarkan Variabel Kurs.. 121

Tabel 4.19 Uji Multikolinieritas substruktur 2 tanpa Variabel Kurs dan PDB Riil ... 121

Tabel 4.20 Interprestasi koefisien korelasi (r)............................................................ 123

Tabel 4.21 Hasil Uji Korelasi..................................................................................... 123

Tabel 4.22 Hasil Uji F substruktur 1 ......................................................................... 124

Tabel 4.23 Hasil Uji t substruktur 1 ........................................................................... 125

Tabel 4.24 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 ......................................................... 127

Tabel 4.25 Hasil Uji F substruktur 1 setelah triming ................................................. 130

Tabel 4.26 Hasil Uji t substruktur 1 setelah triming .................................................. 131

Tabel 4.27 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 setelah triming ................................ 132

Tabel 4.28 Hasil Uji korelasi substruktur II ............................................................... 134

Tabel 4.29 Hasil Uji F Substruktur II ........................................................................ 135

Tabel 4.30 Hasil Uji t substruktur 2 ........................................................................... 136

Tabel 4.31 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 substruktur II ................................... 138

Tabel 4.32 Hasil rangkuman Koefisien pengaruh dari Analisis Jalur ........................ 147

Page 15: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 perkembangan Sektor Perbankan Syariah Indonesia per 2018 .............. 2

Gambar 1.2 Skema Operasional Bank Syariah .......................................................... 3

Gambar 1.3 Grafik Pertumbuhan Perbankan Syariah ................................................ 4

Gambar 1.4 Grafik suku bunga acuan bank Indonesia .............................................. 6

Gambar 1.5 Grafik Inflasi di Indonesia tahun 2013-2018 ......................................... 6

Gambar 1.6 Grafik data Kurs beberapa tahun terakhir .............................................. 7

Gambar 1.7 Grafik data IHSG yang terus naik beberapa tahun terakhir ................... 8

Gambar 1.8 Data pembiayaan pebankan syariah per agustus 2018 ........................... 9

Gambar 2.1 Skema Aliran dana Bank Syariah........................................................... 18

Gambar 2.2 Skema Akad Mudharabah ...................................................................... 49

Gambar 2.3 Skema Akad Musyarakah....................................................................... 54

Gambar 2.4 Skema Pengumpulan dan penyaluran dana Bank Syariah ..................... 59

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir .................................................................................. 76

Gambar 3.1 Diagram Jalur Lengkap .......................................................................... 92

Gambar 3.2 Hubungan Kausal X1, X2, X3, X4, X5 terhadap Y ................................... 92

Gambar 3.3 Hubungan Kausal X1, X2, X3, X4, X5 dan Y terhadap Z ........................ 93

Gambar 4.1 Mileston perkembangan perbankan syariah ........................................... 100

Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas.............................................................................. 116

Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 117

Gambar 4.4 Hasil Uji Diagram Jalur Substruktur I.................................................... 129

Gambar 4.5. Diagram Jalur Struktur I Setelah Trimming .......................................... 134

Gambar 4.6. Hasil Uji Diagram Jalur Substruktur II ................................................ 134

Gambar 4.7. Diagram Jalur lengkap sebelum Trimming ........................................... 141

Gambar 4.8. Diagram Jalur secara lengkap setelahTrimming.................................... 141

Page 16: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Perbankan Syariah BUS dan UUS di Indonesia ............................................. 163

Lampiran II Data penelitian ................................................................................................ 164

Page 17: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

xvii

Daftar Istilah Singkatan

BEI : Bursa Efek Indonesia

BI : Bank Indonesia

BPS : Badan Pusat Statistik

BUS : Bank Umum Syariah

CAR : Capital Adequancy Ratio (Rasio kecukupan modal)

CEIC : Census and Economic Information Center (Lembaga)

DPK : Dana Pihak Ketiga

DSN : Dewan Syariah Nasional

IDX : Indonesia Stock Exchange Atau lebih dikenal BEI (Bursa Efek Indonesia)

IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan

JII : Jakarta Islamic Indeks

MUI : Majelis Ulama Indonesia

NPF : Non Performing Finance (Pembiayaan bermasalah)

NPL : Non Performing Loans (Kredit macet /Pembiayaan bermasalah)

OJK : Otoritas Jasa Keuangan

PDB : Produk Domestik Bruto

PUAB : Pasar Uang Antar Bank

PYD : Pembiayaan Yang Disalurkan

RDG : Rapat Dewan Gubernur

SBI : Sertifikat Bank Indonesia

SEKI : Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

SPI : Statistik Perbankan Indonesia

SPS : Statistik Perbankan Syariah

SPSS : Statistical Product and Service Solutions. (alat analisis data)

UUS : Unit Usaha Syariah

YOY : Year On Year ( hitungan dari tahun ke tahun)

Page 18: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi suatu negara memerlukan pola pengaturan

pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu

serta dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-

lembaga perekonomian bahu-membahu mengelola dan menggerakkan semua

potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga

keuangan, khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan yang amat strategis

dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Bank merupakan suatu

lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi sebagai financial

intermediary atau perantara keuangan dari pihak yang kelebihan dana kepada

pihak yang kekurangan dana (sinungan, 2003 : 3).

Di Indonesia sistem perbankan yang digunakan adalah dual banking

system dimana beroperasi dua jenis usaha bank yaitu bank syariah dan bank

konvensional. Berbeda dengan bank konvensional yang menerapkan bunga atas

simpanan yang diterima dan kredit yang diberikan, pada bank syariah tidak

mengenal sistem bunga, namun menerapkan sistem bagi hasil dan akad-akad

lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah (Darsono, et, al, 2017).

Dalam kegiatan operasionalnya yang melakukan penghimpunan dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat, bank syariah

membutuhkan sumber dana untuk mendukung perannya tersebut. Salah satu

kendala bagi setiap bank termasuk bank syariah adalah masalah kebutuhan dana

Page 19: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

2

untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Pentingnya dana membuat bank

berusaha keras untuk mencari sumber-sumber dana yang tersedia (Kasmir, 2016 :

61). Hingga 31 September 2018, data perkembangan perbankan syariah yaitu

Gambaran 1.1.

Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia pada 2018

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2018

Untuk menopang kegiatan bank dalam menyalurkan dana melalui

pembiayaan, maka bank harus lebih dahulu melakukan penghimpunan dana agar

bisa melakukan penyaluran pembiayaan tersebut. Salah satu faktor penting dalam

menjalankan fungsi penyaluran dana yang harus diperhatikan bank adalah aspek

penghimpunan dana. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh

perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat. Sebagai lembaga

keuangan, maka dana merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana

yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain, bank menjadi

tidak berfungsi sama sekali (Danupranata, 2016).

Dimana kunci keberhasilan manajemen bank syariah sangat ditentukan

oleh bagaimana bank tersebut dapat merebut hati masyarakat, sehingga peranan

bank syariah tersebut sebagai financial intermediary berjalan dengan baik

(Darsono et al., 2017). Jadi, bagaimana bank melayani sebaik-baiknya mereka

Page 20: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

3

yang kelebihan uang serta melayani kebutuhan uang masyarakat melalui

pemberian pembiayaan. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan manajemen

bank syariah (Muhammad, 2014 : 61)

Gambar1.2.

Skema Operasional Bank Syariah

Sumber : Ali sakti et,al, 2018

Dana untuk membiayai kegiatan operasional bank, dapat diperoleh dari

berbagai sumber, baik berasal dari modal sendiri (dana pihak kesatu), dana

pinjaman (dana pihak kedua), dan dana dari masyarakat atau dana pihak ketiga

(Darsono, 2017). Dari tiga jenis sumber dana tersebut, sumber dana dari

masyarakat (DPK) merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi suatu

bank syariah dan merupakan ukuran keberhasilan bank syariah jika mampu

membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pentingnya sumber dana dari

masyarakat luas ini, disebabkan sumber dana tersebut menunjukkan tingkat

kepercayaan nasabah untuk menempatkan dananya di bank syariah (Kasmir, 2016

: 64). Berikut ini data perkembangan dana pihak ketiga (DPK) bank syariah:

Page 21: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

4

Tabel 1.1

Jumlah DPK Bank Syariah (BUS dan UUS)

Jumlah Dana Pihak Ketiga (Milyar)

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah 1.082.155 1.492.281 1.985.053 2.326.812 2.599.876 2.973.123 3.646.049 4.143.752

Pertumbuhan 49.6% 37,9% 33,0% 17,22% 11,74% 14,36% 22,63% 12,01 %

Sumber : Statistik Perbankan Syariah OJK (Diolah oleh penulis, 2019)

dalam bentuk Grafik pertumbuhan Perbankan Syariah dari segi Asset, DPK,

Pembiayaan yang diberikan dalam lima tahun terakhir Adalah sebagai berikut:

Gambar 1.3.

Grafik Pertumbuhan Perbankan Syariah

Sumber : Snapshot perbankan syariah OJK (Diolah oleh penulis, 2019)

Pada tabel dan Grafik di atas terlihat bahwa pertumbuhan dana pihak

ketiga dan pembiayaan dari tahun 2012 hingga 2015 terus mengalami penurunan

meskipun terjadi kenaikan pada tahun 2016. Pertumbuhan dana pihak ketiga yang

terus menurun ini menjadi sebuah masalah tersendiri, hal ini menjadi sebuah

indikasi bahwa bank syariah belum terlalu dilirik masyarakat Indonesia untuk

445,24

Page 22: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

5

dijadikan referensi dalam menempatkan dananya untuk ditabungkan di bank

syariah. Padahal dana pihak ketiga ini nantinya yang akan dipergunakan oleh bank

syariah untuk disalurkan kembali kepada nasabah melalui pembiayaan.

Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi kemampuan

bank dalam menghimpun dana dari masyarakat, yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga

diantaranya; produk bank, kebijakan suku bunga, kualitas layanan, suasana

kantor, lokasi kantor, dan reputasi kantor. Sedangkan faktor eksternalnya, seperti

kondisi perekonomian, kegiatan dan kondisi pemerintah, kondisi atau

perkembangan pasar uang dan pasar modal, kebijakan pemerintah, dan peraturan

Bank Indonesia (Rivai, 2007 : 408-409). Salah satu faktor eksternal yang

berpengaruh terhadap penghimpunan dana pihak ketiga adalah kondisi

perekonomian yang ditunjukkan dengan kondisi makroekonomi. Kondisi

makroekonomi tersebut dapat dilihat dari indikator-indikatornya. Beberapa

indikator makroekonomi tersebut diantaranya terdiri dari BI Rate (Repo Rate),

inflasi, kurs, dan produk domestik bruto (PDB) dan IHSG (Rivai, 2007).

BI Rate atau sekarang berubah menjadi Repo Rate adalah suku bunga

kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (Bank Indonesia,

2018). Mengingat tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga.

Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk

menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih

terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi

Page 23: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

6

guna menambah tabungan (Paulin Kay, 2015). Berikut data BI Rate atau

Reporate beberapa Tahun Terakhir.

Gambar 1.4.

Grafik Suku Bunga Acuan Bank Indonsia

Sumber : Core Economy outlook, 2019

Menurut Karim (2017), Inflasi merupakan kenaikan harga barang-

barang/komoditas pada umumnya, atau turunnya nilai uang yang terus menerus.

Berikut perkembangan Grafik data Inflasi beberapa tahun terakhir.

Gambar 1.5

Grafik Inflasi 2013-2018

Sumber: BPS dan CEIC (diolah penulis, 2018

Page 24: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

7

Bila inflasi naik, maka akan terjadi kenaikan pada harga nominal barang

dan jasa. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat akan mengalami penurunan.

Pendapatan yang semula dialokasikan sebagai savings akan digunakan sebagian

atau seluruhnya untuk kepentingan konsumsi, karena berkurangnya dana savings

secara agregrat, bank akan kesulitan dalam mendapatkan dana pihak ketiga.

(Cahyono, 2009).

nilai tukar uang/kurs adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang

asing (foreign currency) ke dalam harga mata uang domestik (domestic currency).

Sebagai contoh terhadap mata uang negara lain diantaranya seperti USD, Reminbi

(Yuan), Poundsterling, Yen, Euro, Rupiah, dan lainnya. misalnya saja USD

terhadap Rupiah, Jika nilai tukar Rupiah terhadap Dollar USA naik maka

permintaan akan barang ataupun jasa akan mengalami penurunan dan akan

menekan permintaan, jika permintaan turun akan disikapi oleh produsen dengan

mengurangi produksi. Bila produksi mengalami penurunan, maka masyarakat

selaku penerima balas jasa faktor produksi akan mengalami penurunan

pendapatan, akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan disimpan akan

berkurang, hal tersebut mengakibatkan bank kesulitan dalam melakukan

penghimpunan DPK (Cahyono, 2009).

Gambar 1.6

Grafik Data Kurs Rupiah terhadap USD tahun 2015-2018

Sumber: Core Economy (diolah penulis, 2019)

Page 25: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

8

Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu

negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara

tersebut dan asing (Putong, 2013). Bila PDB naik, maka hal ini menggambarkan

kegiatan produksi dalam negeri yang meningkat. Pada kondisi tersebut

masyarakat sebagai pemilik faktor produksi secara agregrat akan memperoleh

pendapatan yang lebih besar, akibatnya semakin banyak dana yang dapat

dialokasikan untuk simpanan dan investasi. Hal ini akan membuat bank lebih

mudah menjaring dana masyarakat sehingga dana pihak ketiganya akan

mengalami kenaikan (Cahyono, 2009).

Indeks Harga Saham Gabungan merupakan salah satu indeks pasar saham

yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai indikator pergerakan harga

saham di IDX (Martalena & Malinda, 2011). Indeks ini mencakup pergerakan

harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (Saekhu, 2017).

Gambar 1.7

Grafik data IHSG yang terus naik beberapa tahun terakhir

Sumber : CEIC (diolah penulis, 2018)

Page 26: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

9

Bila IHSG naik, maka imbal hasil simpanan bank akan menjadi tidak

menarik, akibatnya dana pihak ketiga mengalami penuurunan. Pada saat harga

saham-saham naik (tercermin dalam kenaikan IHSG), investasi dalam pasar

modal akan memberikan imbal hasil (return) yang lebih menarik dibandingkan

dengan investasi dalam bentuk tabungan dan simpanan bank lainnya. Akibatnya

masyarakat akan mengalihkan investasinya ke pasar modal. Bila IHSG turun,

maka imbal hasil simpanan bank akan menjadi lebih menarik, akibatnya dana

pihak ketiga mengalami kenaikan (Saekhu, 2017)

Bank Syariah harus selalu menjaga kemampuannya dalam melakukan

kegiatan penghimpunan dana pihak ketiga. DPK yang telah dihimpun tersebut

kemudian disalurkan ke dalam bentuk pembiayaan. Dari pembiayaan yang

berhasil disalurkan ini nantinya yang akan menjadi sumber pendapatan bagi bank

syariah selain fee based income (Juhro, Darsono, Syarifuddin, & Sakti, 2018)

Gambar 1.8

Grafik Pembiayaan pebankan syariah per agustus 2018

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (diolah penulis : 2018)

Page 27: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

10

Pada umumnya keuntungan dari penyaluran pembiayaan merupakan

komponen terbesar dari laba yang diperoleh bank syariah. Jika bank syariah ingin

kompetitif dalam bagi hasil kepada nasabah dan pada saat yang sama juga bisa

menghasilkan keuntungan yang tinggi, bank syariah harus berusaha meningkatkan

kinerjanya dalam hal penyaluran dana. Dari segi penyaluran, terdapat tiga prinsip

yang umum digunakan di perbankan syariah yaitu, jual beli, bagi hasil atau

investasi dan sewa (Annisa & Yaya, 2017).

Berikut total data pembiayaan yang telah berhasil disalurkan oleh bank

syariah dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Portofolio Pembiayaan Bank Syariah Berdasarkan Jenis Akad

Jenis Akad

Jumlah Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad

(dalam Milyar)

2011 % 2012 % 2013 % 2014 % 2015 % 2016 % 2017 % 2018

Mudharabah 113.759 11,2% 130.579 9% 154.119 7,6% 168.327 7,3% 178.427 7,3% 175.720 6,5% 186.748 5,9% 191.645

Musyarakah 196.882 19,3% 270.371 18,7% 414.003 20,3% 541.777 23,6% 655.441 26,7% 800.765 29,8% 1.057.392 33,5% 1.348.191

Murabahah 559.744 54,9% 842.647 58,2% 1.223.747 60,1% 1.362.089 59,3% 1.420.767 57,9% 1.543.492 57,4% 1.728.268 54,8% 1.824.267

Salam 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0

Istishna 3.946 0,4% 4.015 0,3% 5.920 0,3% 7.043 0,3% 8.339 0,3% 9.838 0,4% 12.267 0,4% 16.808

Ijarah 35.941 3,5% 65.509 4,5% 112.147 5,5% 128.754 5,6% 135.447 5,5% 114.416 4,3% 107.602 3,4% 117.559

Qardh 108.935 10,7% 135.339 9,3% 127.364 6,3% 89.679 3,9% 57.191 2,3% 47.411 1,8% 82.446 2,0% 86.203

Lainnya 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0

0 - 0

Total 1.019209 100% 1.448.461 100% 2.037.3000 100% 2.297.669 100% 2.455.759 100% 2.690.802 100% 3.154.776 100% 3.584.673

Sumber : Statistik Perbankan Syariah OJK (diolah penulis, 2018)

Dari data tersebut terlihat penyaluran pembiayaan bank syariah masih

didominasi oleh pembiayaan berdasarkan akad murabahah, sedangkan

Page 28: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

11

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil yang terdiri dari akad mudharabah dan

musyarakah jumlahnya masih lebih kecil. Padahal, pembiayaan berbasis bagi

hasil inilah yang menjadi ciri khas bank syariah dan sangat berpotensi dalam

menggerakkan sektor riil (Andraeny, 2011). Sementara menurut Rahmat (2012)

produk-produk dari pembiayaan bagi hasil cenderung menghasilkan pendapatan

dan keuntungan yang lebih besar dibanding pembiayaan yang lain.

Kritik besar terhadap praktik perbankan syariah selama ini adalah

pembiayaannya didominasi oleh murabahah dan akad akad yang berbasis Fixed

return. Padahal idealnya Bank syariah menggunakan pembiayaan berbasis bagi

hasil. Hal ini diperkuat sebagaimana menurut pendapat Asutay, (2012) dalam

Aspirations of Islamic Moral Economy vs the Realities of Islamic Finance.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

yang mempengaruhi pembiayaan diantaranya; dana pihak ketiga (DPK), tingkat

bagi hasil, dan non performing finance (NPF). Adapun faktor eksternal,

diantaranya adalah kondisi makroekonomi, yang dapat dilihat dari indikator

makroekonomi, seperti; suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inflasi, kurs,

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan Produk Domestik Bruto (PDB), SBI

(Rivai, 2007).

Ini sejalan dengan Riset (Sopiana, 2012) yang meneliti perbankan di

Indonesia pada tahun 1984 hingga 2010 menunjukkan pengaruh Makro ekonomi

(Suku Bunga SBI dan Inflasi) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 0,94

(94%). Hasil penelitian yang dihasilkan (Faridah, 2013) juga menyatakan bahwa

Page 29: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

12

DPK berpengaruh positif terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil. Riset

(Saekhu, 2017) menunjukkan indikator makroekonomi mempunyai pengaruh

besar yaitu SBI berdampak positif sedangkan nilai tukar, inflasi, Indeks Harga

Saham Gabungan Indonesia dan PDB berdampak negatif terhadap Pendanaan

DPK Perbankan Syariah di indonesia. Sementara itu Riset Muhammad Syahbudi

(2017) menunjukkan indikator makroekonomi (inflasi, bunga, kurs dan PDB)

97,0% berdampak mempengruhi pembiayaan Perbankan Syariah tahun 2010-

2016. Demikian pula riset Cahyono (2009) menunjukkan bahwa indikator

makroekonomi memberikan pengaruh terhadap DPK dan Pembiayaan pada Bank

Syariah Mandiri periode 2003-2008

Berdasarkan data grafik diatas, pertumbuhan dana pihak ketiga yang dalam

beberapa tahun terakhir cenderung mengalami trend penurunan serta masih relatif

rendahnya porsi pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil yang berhasil

disalurkan oleh perbankan syariah merupakan masalah yang yang cukup

signifikan melanda perbankan syariah di Indonesia. Banyak faktor yang

menyebabkan hal tersebut bisa terjadi namun salah satu faktor yang memberikan

andil cukup besar adalah terkait dengan kondisi makroekonomi, tentunya dengan

tidak serta merta mengesampingkan faktor lain yang mempengaruhinya. Dari

uraian latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga serta Dampaknya

terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia”.

Page 30: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

13

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

dikemukakan identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu faktor eksternal yang

mempengaruhi perbankan syariah, salah satunya yaitu kondisi perekonomian

dimana tercermin dari Indikator Variabel Makrokonomi. Adapun beberapa

Variabel Makroekonomi yang diteliti yaitu Inflasi BI Rate, Kurs, PDB, dan IHSG

yang mempengaruhi terhadap besar atau kecilnya DPK (Dana Pihak Ketiga) Serta

dampaknya terhadap Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah

dan Musyarakah). Berdasarkan rumusan masalah di atas, dalam tesis ini disusun

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh secara simultan Inflasi, BI Rate, Kurs Nilai tukar,

PDB Riil dan IHSG terhadap dana pihak ketiga (DPK)?

b. Bagaimana pengaruh secara simultan Inflasi, BI Rate, Kurs Nilai tukar,

PDB Riil dan IHSG terhadap Pembiayaan bagi hasil?

c. Bagaimana pengaruh secara parsial Inflasi terhadap dana pihak ketiga

(DPK) dan pembiayaan bagi hasil?

d. Bagaimana pengaruh secara parsial BI Rate terhadap dana pihak ketiga

(DPK) dan pembiayaan bagi hasil?

e. Bagaimana pengaruh secara parsial kurs terhadap dana pihak ketiga (DPK)

dan pembiayaan bagi hasil?

f. Bagaimana pengaruh secara parsial PDB terhadap dana pihak ketiga

(DPK) dan pembiayaan bagi hasil?

Page 31: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

14

g. Bagaimana pengaruh secara parsial IHSG terhadap dana pihak ketiga

(DPK) dan pembiayaan bagi hasil?

h. Bagaimana pengaruh secara parsial dana pihak ketiga (DPK) terhadap

pembiayaan bagi hasil?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan Inflasi, BI Rate, Kurs Nilai

tukar, PDB Riil dan IHSG terhadap dana pihak ketiga (DPK).

2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan BI Rate, inflasi, kurs, PDB riil,

IHSG dan DPK terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial inflasi terhadap DPK dan

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial BI Rate terhadap DPK dan

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

5. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial kurs terhadap DPK dan

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

6. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial PDB terhadap DPK dan

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

7. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial IHSG terhadap DPK dan

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

8. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial DPK terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Page 32: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

15

1.4. Batasan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah

pada penelitian ini yaitu:

1. peneliti membatasi penelitian ini hanya pada faktor eksternal perbankan

syariah yang akan dijadikan sebagai variabel eksogen yaitu kondisi

perekonomian yang tercermin dari indikator Makroekonomi, dimana

peneliti mengambil beberapa Variabel yakni; Inflasi, BI Rate (Repo Rate),

Kurs, PDB Riil dan IHSG.

2. Pada penelitian ini BI Rate yang kini menjadi Repo Rate yang digunakan

yaitu perhitungan BI melalui SEKI (Statistik Ekonomi dan keuangan

Indonesia) dan kurs yang digunakan yaitu berdasarkan nilai tukar antara

Rupiah terhadap USD dollar Amerika, sedangkan PDB Riil yang di

gunakan tidak memperhitungkan PNB sebagaimana Riset terdahulu

sebelumnya.

3. Peneliti membatasi penelitiannya hanya pada Dana Pihak Ketiga dan

Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil (Mudharabah dan

Musyarakah) sebagai variabel endogennya

4. Objek pada penelitian ini adalah Industri perbankan syariah di Indonesia

BUS (bank umum syariah) dan UUS (unit usaha syariah) tanpa mengikut

sertakan BPRS (bank pembiayaan rakyat syariah), dengan periode

penelitian dari Januari 2014 hingga Desember 2018.

Page 33: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

16

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan Manfaat dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Akademisi (Teori)

menambah pengetahuan dan wawasan tentang Variabel Ekonomi Makro

yang mempengaruhi dana pihak ketiga dan pembiayaan berdasarkan

prinsip bagi hasil. Serta sebagai referensi Bagi peneliti lain untuk

menambah informasi dan bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya

2. Praktisi (Practice)

memberikan informasi Bagi masyarakat yang menginvestasikan dananya

diperbankan syariah di Indonesia atau memperoleh pembiayaan.

Memberikan informasi kepada pihak manajemen bank syariah mengenai

apa saja faktor eksternal yang mempengaruh pembiayaan pada perbankan

syariah

3. Kebijakan (Policy)

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan,

khususnya kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan moneter. Sebagai

bahan pertimbangan pemerintah dalam menjalankan fungsi sebagai

lembaga intermediasi. Untuk mengetahui Sejauh mana BI Rate, inflasi,

kurs, PDB riil, IHSG berpengaruh terhadap pembiayaan berdasarkan

prinsip bagi hasil baik secara langsung dan tidak langsung melalui dana

pihak ketiga (DPK).

Page 34: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

17

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2. 1. Perbankan Syariah

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke

masyarakat serta memberikan jasa lainnya (Kasmir, 2016 : 11). Sedangkan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang

perbankan syariah, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut

tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan

bank syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah. (Bank Indonesia : www.bi.go.id. 2018).

Sistem perbankan syariah telah diatur dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1992

tentang perbankan syariah yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10

tahun 1998 dan diperkuat dengan Undang-Undang No. 21 tahun 2008. Adapun

penelitian ini hanya membahas tentang BUS dan UUS . Bank Umum Syariah

adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran, Terdapat beberapa bank syariah yang termasuk dalam bank umum

syariah, misalnya saja salah satu pelopor bank syariah di Indonesia yaitu Bank

Muamalat Indonesia.

Sedangkan Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit

kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor

Page 35: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

18

induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip

Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di

luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang

berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit

syariah. Unit usaha syariah memiliki transaksi yang terpisah dari bank

konvensional karena semua transaksi syariah tidak boleh tercampur dengan

transaksi konvensional. Unit usaha syariah dapat melaksanakan fungsi sosial

sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah).

Dalam setiap menjalankan kegiatannya harus berdasarkan akad yaitu

kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat

adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip

Syariah (DSN-MUI Institute : 2018).

Gambar 2.1

Skema Aliran dana Bank Syariah

Sumber : (Darsono et al., 2017)

Page 36: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

19

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang No. 21 tahun 2008 menyebutkan

bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan

dana masyarakat. Dimana kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana

merupakan kegiatan utama bank syariah. Dengan demikian, bank syariah harus

memiliki kemampuan dalam menghimpun dana dari masyarakat supaya

penyaluran dana dapat dilakukan secara optimal. DPK merupakan dana terbesar

yang dimiliki oleh bank dan sumber utama dalam pembiayaan yang dilakukan

bank syariah. Sebuah Kritik terhadap praktik perbankan syariah yang dalam

pembiayaannya didominasi oleh murabahah dan akad akad yang berbasis Fixed

return, padahal Idealnya Bank syariah menggunakan pembiayaan berbasis bagi

hasil sebagaimana diperkuat oleh pendapat Asutay, (2012) dalam Aspirations of

Islamic Moral Economy vs the Realities of Islamic Finance.

2.2. Makro Ekonomi

Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, bank tidak terlepas dari pengaruh

kondisi perekonomian yang dalam hal ini yaitu makroekonomi. Menurut Sukirno

(2016) menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomi makro antara lain yaitu neraca

pembayaran, pendapatan nasional meliputi produk domestik bruto dan produk

nasional bruto, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat

pengangguran, nilai tukar valas, jumlah uang beredar, dan suku bunga serta pasar

uang dan pasar modal.

2.3. Inflasi

2.3.1. Pengertian inflasi

Mengenai teori inflasi, Karim (2017 : 135) menyatakan bahwa secara umum

inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa

Page 37: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

20

selama suatu periode waktu tertentu atau turunnya nilai uang yang terus menerus.

Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan

nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas. Dan secara lebih

sederhana inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara

terus menerus. Jadi, kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak

menyeret harga barang lain tidak bisa disebut inflasi. Menurut Mankiw (2018),

dalam teori ekonomi makro inflasi selalu berkaitan dengan jumlah uang yang

beredar dan kebijakan moneter yang diambil pemerintah melalui bank sentral.

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas

terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap makro ekonomi

agregrat, seperti pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing,

tingkat bunga, dan bahkan distribusi pendapatan. Inflasi juga berperan dalam

memengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal (Huda, 2009).

Ekonom Islam Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364M – 1441M),

menggolongkan inflasi dalam dua golongan (Karim, 2016), yaitu :

a. Natural Inflation (inflasi alamiah), merupakan inflasi yang diakibatkan oleh

sebab-sebab alamiah, dimana orang tidak mempunyai kendali atasnya

(dalam hal mencegah). Ibn al-Maqrizi mengatakan bahwa natural inflation

adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya penawaran agregratif (AS)

atau naiknya permintaan agregratif (AD), seperti bencana alam.

b. Human Error Inflation atau false inflation. Inflasi ini merupakan inflasi

yang diakibatkan oleh kesalahan dari manusia. Human error inflation dapat

dikelompokkan menurut penyebab-penyebabnya, yaitu:

Page 38: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

21

1) Korupsi dan administrasi yang buruk (Corruption and Bad

Administration)

2) Pajak yang berlebihan (Excessive Tax)

3) Pencatakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang

berlebihan (Excessive Seignorage)

2.3.2. Jenis-jenis inflasi

Adapun menurut Putong (2013) jenis-jenis Inflasi dapat dibedakan

berdasarkan penggolongannya masing-masing, yaitu:

a. Penggolongan inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi dibagi

menjadi:

1) Inflasi merayap atau ringan (creeping inflation). Merupakan inflasi

yang besarnya kurang dari 10% pertahun.

2) Inflasi sedang atau menengah (galloping inflation). Inflasi yang

besarnya antara 10% - 30% pertahun.

3) Inflasi berat (high inflation). Inflasi yang besarnya antara 30% -

100% pertahun.

4) Inflasi sangat tinggi (hyper inflation). Besarnya di atas 100%

b. Penggolongan inflasi berdasarkan sebabnya

1) Demand pull inflation. Inflasi yang timbul karena permintaan

masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.

2) Cost push inflation. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya

produksi.

Page 39: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

22

c. Penggolongan inflasi berdasarkan asal dari inflasi Inflasi yang berasal

dari dalam negeri (domestic inflation). Inflasi yang berasal dari dalam

negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai

dengan pencetakan uang baru yang gagal.

1) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation). Inflasi

yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena

kenaikan harga-harga (inflasi) di luar negeri atau di negara-negara

langganan berdagang dengan negara kita.

2) Kenaikan harga barang-barang ekspor berarti kenaikan penghasilan

eksportir (dan juga produsen barang-barang ekspor tersebut) naik.

2.3.3.Faktor-Faktor Penyebab Inflasi dan Kebijakan Cara Mengatasinya

Ada tiga sektor yang memungkinkan menjadi penyebab timbulnya inflasi,

yaitu sektor impor-ekspor, sektor tabungan-investasi dan sektor penerimaan dan

pengeluaran pemerintah. Apabila ekspor suatu negara lebih besar dari impornya

maka akan ada tekanan inflasi. Tekanan inflasi yang terjadi diakibatkan oleh

semakin besarnya jumlah uang yang beredar di dalam negeri karena penerimaan

devisa dari luar negeri. Demikian pula jika investasi suatu negara lebih besar dari

tabungannya, sehingga untuk membiayai investasi yang lebih besar dari tabungan

tersebut harus dikeluarkan uang baru maka akan timbul tekanan inflasi. Begitu

juga apabila anggaran belanja suatu negara mengalami defisit, artinya pengeluaran

pemerintah lebih besar dari penerimaannya, sehingga untuk menutupi pengeluaran

yang lebih besar itu harus dikeluarkan uang baru maka akan ada tekanan inflasi.

Page 40: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

23

Apabila dari ketiga sektor ini terjadi tekanan inflasi maka diketahuilah inflasi

yang sesungguhnya (Mankiw, 2018).

Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi

perekonomian, (Karim, 2017 : 139) karena :

1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi

tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, fungsi dari unit

perhitungan.

2. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari

masyarakat (turunnya marginal propensity to save).

3. Mengakibatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-

primer dan barang-barang mewah (naiknya marginal propensity to

consume).

4. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif, yaitu

penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam mulia,

mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah poduktif seperti:

pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya

Untuk mengatasi permasalahan inflasi, terdapat tiga kebijakan yang dapat

diterapkan untuk mengatasi inflasi tersebut, yaitu (Bank Indonesia : www.bi.go.id.

2018):

a. Kebijakan moneter. Sebahagian besar kebijakan ini berhubungan dengan

politik bank sentral. Maksud dari politik bank sentral ialah untuk

menyempitkan pemberian kredit baik oleh bank sentral sendiri maupun

Page 41: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

24

oleh badan-badan kredit lainnya yaitu bank dagang. Dengan tujuan

akhirnya untuk mengurangi pengeluaran dari masyarakat seluruhnya.

b. Kebijaksanaan fiskal. Dalam kebijaksanaan fiskal ini ada tiga aspek dari

kebijakan tersebut yaitu penurunan pengeluaran pemerintah, menaikkan

pajak, dan mengadakan pinjaman pemerintah.

c. Kebijaksanaan non moneter. Kebijaksanaan non moneter untuk mengatasi

inflasi ada tiga macam, yaitu kenaikan hasil produksi, kebijaksanaan upah

dan pengawasan harga dan distribusi barang.

2.3.4.Hubungan Pengaruh Inflasi terhadap DPK dan pembiayaan

Menurut Cahyono (2009) Pengaruh inflasi terhadap dana pihak ketiga

dan pembiayaan :

a. Bila inflasi naik, maka akan terjadi kenaikan pada harga nominal barang

dan jasa. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat akan mengalami

penurunan. Pendapatan yang semula dialokasikan sebagai tabungan dan

investasi akan digunakan sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan

konsumsi. Karena berkurangnya dana tabungan dan investasi secara

agregat, bank akan kesulitan dalam mendapatkan dana pihak ketiga.

b. Bila inflasi turun, maka harga barang dan jasa secara nominal akan

mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat

cenderung mengalami kenaikan. Pendapatan yang semula dialokasikan

sebagai konsumsi akan dapat disisihkan sebagai tabungan dan investasi.

Karena meningkatnya dana tabungan dan investasi secara agregat, bank

akan lebih mudah dalam mendapatkan dana pihak ketiga

Page 42: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

25

Bank syariah sebaiknya menyikapi permasalahan inflasi secara berbeda.

Bank syariah dapat melakukan kampanye dan pendidikan masyarakat mengenai

ekonomi Islam dan bagaimana pandangan Islam terhadap fungsi uang. Dengan

mengembalikan fungsi uang ke fungsi dasarnya, diharapkan inflasi dan dampak

negatifnya tidak terjadi.

Menurut Cahyono (2009) Pengaruh inflasi terhadap pembiayaan yaitu :

a. Bila inflasi naik, maka daya beli masyarakat akan mengalami penurunan.

Masyarakat terutama golongan berpenghasilan rendah akan terpaksa

mengurangi konsumsi yang mereka lakukan. Hal tersebut dilakukan

dengan cara menurunkan permintaan (demand) terhadap barang dan jasa

yang mereka konsumsi. Berkurangnya permintaan akan memaksa

produsen untuk mengurangi suplai dengan cara menurunkan produksi.

Berkurangnya produksi berarti kebutuhan erhadap modal kerja dan dana

investasi akan berkurang. Pada akhirnya kebutuhan terhadap pembiayaan

akan turun.

b. Bila inflasi turun, maka daya beli masyarakat akan mengalami

peningkatan. Jumlah barang atau jasa yang biasa dikonsumsi akan

diperoleh dengan harga lebih murah. Hal tersebut mendorong masyarakat

untuk melakukan konsumsi lebih banyak, bila tidak menambah savings.

Meningkatnya permintaan akan mendorong produsen untuk menambah

suplai dengan cara meningkatkan produksi. Meningkatnya produksi berarti

kebutuhan terhadap modal kerja dan dana investasi akan meningkat. Pada

akhirnya kebutuhan terhadap pembiayaan akan naik.

Page 43: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

26

Pada bank syariah, Bank akan mengikat nasabah dengan kewajiban

membayar dalam suatu jumlah (yang bisa berubah sesuai dengan suku bunga

pasar) pada perjanjian awal. Namun prinsip dasar dalam bank syariah adalah

kerjasama atau investasi yang dilakukan bersama. Sehingga ada tanggungjawab

dari pihak bank syariah untuk menjaga kelangsungan usaha bahkan perkembangan

dari nasabah.

2.4. BI Rate / Repo Rate

2.4.1. Pengertian BI Rate yang kini menjadi BI 7-Day Repo Rate

BI Rate yang kini menjadi BI 7-Day Repo Rate adalah suku bunga

kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate

diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur

bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank

Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang

untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional

kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang

Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini

diharapkan akan diikuti oleh perkembangan suku bunga deposito, dan pada

gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-

faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan

BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah

ditetapkan (www.bi.go.id, 2018).

Page 44: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

27

Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan

melalui mekanisme Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan dengan cakupan

materi bulanan, yaitu:

a. Respon kebijakan moneter (BI Rate) diterapkan sampai dengan RDG

berikutnya.

b. Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan

memperhatikan efek kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam

mempengaruhi inflasi.

c. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan

stance kebijakan moneter dapat dilakukan sebelum RDG bulanan melalui

RDG mingguan.

Kebijakan BI Rate Menunggu Setahun, karena Setelah ada kebijakan

Bukan berarti masalah selesai setelah BI Rate turun. Uang yang bank-bank simpan

di BI tidak bisa langsung diambil. Bank-bank harus menunggu terlebih dahulu

selama setahun untuk bisa menarik uangnya. Karena itu, peredaran uang tidak

seketika langsung meningkat. Demikian juga apabila Bank Indonesia

menaikkan BI Rate, inflasi tidak serta merta langsung turun. Sebab beberapa bank

tidak ingin uang mereka tersimpan di BI selama setahun. Pertumbuhan ekonomi

yang ingin dicapai akan memakan waktu lebih lama.

BI 7-Day (Reverse) Repo Rate dan Tujuannya

Adanya kendala waktu tersebut membuat BI berinisiatif untuk

memberlakukan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate. Sesuai dengan namanya, rentang

waktu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate lebih singkat daripada BI Rate. Lembaga

Page 45: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

28

perbankan tidak perlu lagi menunggu hingga setahun untuk bisa menarik kembali

uangnya. Bank-bank bisa menarik uangnya setelah menyimpan selama 7 hari

(bisa 14 hari, 21 hari, dan seterusnya) di Bank Indonesia (BI). Kemudian

pengembalian tersebut ditambah dengan bunga yang besarannya seperti yang

dijanjikan sebelumnya.

Dengan jangka waktu yang lebih pendek, otomatis BI 7-Day

Rate memiliki suku bunga/rate yang lebih rendah dari pada BI Rate. Sejak

diberlakukan 19 Agustus 2016, Bank Indonesia (BI) berharap kebijakannya

tersebut dapat mengontrol dengan efektif tingkat suku bunga. Yang tentunya

berdampak pada penyaluran kredit dari bank-bank ke masyarakat menjadi lebih

lancar. Dan risiko kredit macet karena perubahan suku bunga yang tiba-tiba jadi

bisa diperkecil. Pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pun akhirnya

dapat tercapai. Sebagai pihak yang punya otoritas terhadap fluktuasi nilai rupiah,

kontrol inflasi, dan kebijakan moneter lainnya, Bank Indonesia punya peran besar

dalam membuat kebijakan mengenai BI Rate yang kini menjadi BI 7-Day Repo

Rate. Kebijakan ini memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian nasional

secara umum. Dengan memahami peran BI 7-Day Repo Rate dalam perekonomian

nasional, kita akan bisa mengambil keputusan dan pilihan yang tepat terkait

dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem keuangan di negara kita.

tingkat bunga menurut Boediono (2016) adalah sebagai harga yang harus

dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah nanti

(misalnya setahun lagi). Suku bunga terdiri dari suku bunga riil dan suku bunga

nominal. Menurut Mankiw (2018) suku bunga nominal adalah jumlah suku bunga

Page 46: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

29

riil ditambah dengan laju inflasi. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut

(Mankiw, 2018):

r = i -

keterangan:

r = suku bunga riil, i = suku bunga nominal dan = laju inflasi.

Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang digunakan sebagai

ukuran menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh peminjam dana,

sedangkan tingkat bunga riil menunjukkan persentase dari nilai riil modal sebelum

dibungakan. Penetapan suku bunga merupakan instrumen langsung bank sentral,

baik untuk pinjaman maupun simpanan di dalam sistem perbankan. Penetapan

suku bunga dapat meliputi suku bunga tetap atau kisaran (spreads) antara suku

bunga pinjaman dan simpanan (Rivai, 2007).

Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin

tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.

Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong

untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna

menambah tabungan (Paulin Kay, 2015). Dalam teori keuangan modern yang

dikembangkan oleh Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan

penawaran uang.

Investasi juga tergantung atau merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin

tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil.

Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila

keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang

Page 47: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

30

harus dia bayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk

penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha

akan lebih terdorong untuk melakukan investasi sendiri, sebab biaya penggunaan

dana juga makin kecil. Maka bank perlu menaikkan suku bunga untuk merangsang

minat menabung masyarakat. Sebaliknya jika investasi di masyarakat terlihat lesu,

maka bank akan menurunkan suku bunganya dengan asumsi, rendahnya suku

bunga akan merangsang masyarakat untuk berinvestasi. Menaikkan dan

menurunkan suku bunga tidak terlepas dari motif persaingan untuk menarik minat

peminjam dan penabung (Huda, 2009). Suku bunga seringkali menjadi senjata

ampuh bagi pihak perbankan konvensional untuk menarik nasabah sehingga

jumlah tabungan meningkat. Dalam kondisi ekonomi yang stabil tingginya suku

bunga akan merangsang minat menabung, namun mengurangi minat orang untuk

meminjam. Pada Riset penelitian yang hampir sama, sesuai dengan Jurnal atau

Penelitian terdahulu juga menggunakan Variabel BI Rate/ Repo Rate dalam

penlitian dengan mengambil data perbulan antara lain yaitu; penelitian

Herlisopiana (2012), Saekhu (2017), syahbudi (2017), Herni Ali &

Miftahurrohman (2015) dan Danil Maulana & Fakhruddin (2017).

2.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga

Menurut Bertil Ohiln Robertson, penyebab tinggi rendahnya suku bunga

sangat tergantung kepada penawaran dan permintaan modal investasi, sedangkan

menurut Keynes, tinggi rendahnya permintaan suku bunga dipengaruhi oleh

penawaran dan permintan terhadap uang itu sendiri. Suku bunga yang tinggi akan

berdampak pada kenaikan tingkat harga, karena produsen menaikkan biaya

Page 48: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

31

produksinya disebabkan naiknya biaya produksi. Hal ini sejalan dengan

pandangan Keynes bahwa suku bunga akan naik sesuai dengan produktivitas

marjinal, atau yang disebut efisiensi pertambahan pemakaian modal (the marginal

efficiency of capital) (Huda, 2009).

Selain yang telah disebutkan diatas, terdapat faktor-faktor lain yang

mempengaruhi suku bunga, diantaranya adalah:

a. Likuiditas masyarakat

b. Ekspektasi inflasi

c. Besarnya suku bunga di luar negeri

d. Ekspektasi perubahan nilai tukar dan premi atas risiko

2.4.3.Hubungan Pengaruh BI Rate terhadap DPK dan pembiayaan

Menurut Cahyono (2009) Pengaruh suku bunga SBI terhadap dana pihak

ketiga yaitu:

a. Bila suku bunga SBI naik, maka bank akan meningkatkan imbal hasil

atas dana simpanan yang dipercayakan kepadanya.

b. Bila suku bunga SBI turun, maka bank akan cenderung menurunkan

bagi hasil pada bank syariah.

Bank syariah seharusnya dapat menjaga diri dari pengaruh perubahan suku

bunga pasar dan SBI. Mengingat konsep dasar perbankan syariah atas imbal hasil

dana pihak ketiga adalah bagi hasil atas hasil pengelolaan dana tersebut.

Sedangkan pengelolaan dana tersebut diatur secara ketat oleh ketentuan –

ketentuan sehingga sesuai dengan syariat Islam. Sehingga arah dari pengelolaan

dana lebih kepada sektor riil. Sektor riil seharusnya jauh dari dampak perubahan

suku bunga SBI.

Page 49: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

32

Sedangkan Pengaruh suku bunga SBI terhadap Pembiayaan Menurut

Cahyono (2009) yaitu :

a. Bila suku bunga SBI naik, maka bank akan membebankan suku bunga

atau bagi hasil dalam konteks bank syariah, yang lebih tinggi bagi

pembiayaannya.

b. Bila suku bunga SBI turun, maka bank akan membebankan suku

bunga atau bagi hasil dalam konteks bank syariah yang lebih rendah

bagi pembiayaannya.

Bank syariah tidak menggunakan sistem bunga. Pada pembiayaannya

nasabah dikenakan sejumlah nilai yang merupakan keuntungan bank dan

ditetapkan pada saat awal pembiayaan. Pada sistem ini, nilai tersebut tetap selama

masa pembiayaan berjalan yang artinya nilai cicilan hutang tidak akan berubah.

Apabila terjadi perubahan suku bunga pasar, beban cicilan yang harus ditanggung

nasabah tidak akan berubah.

2.5. Kurs (Nilai Tukar)

2.5.1. Pengertian Kurs

Menurut Douglas Greenwald Exchange Rate atau nilai tukar uang/kurs

mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign

currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency), yaitu harga mata

uang domestik dalam mata uang asing. Sedangkan J. Fabozzi dan Franco

Modigliani memberikan defenisi bahwa nilai tukar adalah sejumlah uang dari

suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang

negara lain (Supriana, 2013).

Page 50: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

33

Dimana nilai tukar atau kurs valuta asing menunjukkan harga atau nilai

mata uang suatu negara dinyatakan dalam mata uang negara lain. Nilai tukar

valuta asing dapat juga didefenisikan sebagai jumlah uang domestik yang

dibutuhkan, yakni banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit

mata uang asing. Jadi nilai tukar uang mempresentasikan tingkat harga pertukaran

dari satu mata uang ke mata uang yang lainnya dan digunakan dalam berbagai

transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, investasi internasional,

atau aliran uang jangka pendek antar negara yang melewati batas-batas geografis

ataupun batas-batas hukum (Karim, 2017).

Para ekonom membedakan kurs menjai dua, yaitu kurs nominal dan kurs

riil. Kurs nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua

negara. Sebagai contoh, jika kurs antara Dollar USA dan Rupiah adalah Rp.10,000

per Dollar, maka kita bisa menukar 1 Dollar untuk Rp. 10,000 di pasar uang.

Sedangkan kurs riil (real exchange rate) merupakan harga relatif dari barang-

barang di antara dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat di mana kita bisa

memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari

negara lain, kurs riil ini disebut juga dengan terms of trade (Mankiw, 2018).

Kurs didasari dua konsep yang pertama, konsep nominal merupakan

konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa

jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata

uang dari negara lain. Kedua yaitu konsep riil yang dipergunakan untuk mengukur

daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional (Halwani, 2005 :

157).

Page 51: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

34

Dalam Islam fungsi uang mencakup tiga hal yaitu sebagai penyimpan nilai,

alat tukar, dan alat pengukur nilai. Sebagai fungsi alat tukar dan alat pengukur

nilai telah dilakukan oleh fiat money, tetapi peran fiat money sebagai penyimpan

nilai akan berbeda dalam ekonomi Islam, dimana uang itu sendiri tidak dapat

diperoleh keuntungan (interest). Menyimpan uang sebagai penyimpan nilai akan

terkikis keseimbangan riilnya karena inflasi dan pembayaran zakat. Dalam Islam

memegang uang hanya untuk transaksi dan menginvestasikan kelebihan dana pada

aset untuk mendapatkan keuntungan. Ketika tingkat bagi hasil meningkat maka

akan diperoleh substitusi dari uang terhadap aset-aset tersebut. Sedangkan dalam

ekonomi konvensional, fungsi uang tidak lagi menunjukkan esensinya sebagai alat

penyimpan nilai karena itu terjadi fluktuasi, maka dalam Islam stabilitas nilai uang

sangat penting dan objek fundamental dalam sebuah sistem ekonomi Islam (Akmal

Tarigan, 2007).

Perubahan dalam permintaan dan penawaran valuta asing menyebabkan

perubahan dalam nilai tukar valuta asing. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

permintaan dan penawaran valuta asing diantaranya adalah (Supriana, 2013):

1. Perubahan preferensi masyarakat

2. Perubahan harga barang ekspor dan impor

3. Kenaikan harga umum (inflasi)

4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengambilan investasi

5. Pertumbuhan ekonomi

Page 52: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

35

Berbeda dengan pandangan Islam, adapun penyebab dari

apresiasi/depresiasi (fluktuasi) nilai tukar suatu mata uang di dalam Islam

digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (Karim, 2017):

1. Natural exchange rate fluctuation. Pergerakan ini terjadi akibat perubahan-

perubahan yang terjadi pada permintaan agregratif dan penawaran

agregratif.

2. Human error exchange rate fluctuation. Hal ini disebabkan oleh:

a. Korupsi dan administrasi yang buruk.

b. Pajak penjualan yang sangat tinggi.

c. Excessive seignorage (efek yang ditimbulkan oleh percetakan uang

yang berlebihan yang melebihi kebutuhan sektor riil).

Jenis Kurs Mata uang global yang diakui dunia internasional ada beberapa,

diantara nya yaitu Poundsterling, Dollar AS, Euro, Renminbi (Yuan China), Yen

Jepang dan lainnya. Namun Dalam Penelitian ini Kurs yang digunakan peneliti

adalah Rupiah terhadap USD dollar amerika, karena beberapa alasan antara lain

yaitu :

a. Dollar AS digunakan sebagai mata uang internasional karena

pergerakannya yang relatif stabil. Jika dibandingkan dengan banyak mata

uang negara maju, dolar memang punya nilai tukar cukup tinggi meski

pergerakannya tidak liar.

b. Hampir semua mata uang di versus kan ke mata uang dollar Amerika

Serikat.

c. Mata uang internasional yang dipakai dalam kegiatan ekspor impor

Page 53: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

36

d. Data menunjukkan hampir 90 Persen Kegiatan Ekspor Indonesia Masih

Gunakan Dollar AS.

e. Transaksi Dagang di negara lain dengan memakai Mata Uang Lokal

kurang Diminati

Variabel kurs pada penelitian ini menggunakan kurs rupiah terhadap USD

(dollar amerika), karena peneliti mengambil referensi dari beberapa sumber Jurnal

/ penelitian sebelumnya yang menggunakan perbandingan kurs tersebut, antara

lain yaitu : Saekhu (2017), Syahbudi (2017), Achmad thohari (2010), Danil

Maulana & Fakhruddin (2017), Bethari Febianda (2015).

2.5.2. Hubungan Pengaruh Kurs terhadap DPK dan pembiayaan

Menurut Cahyono (2009) Pengaruh kurs terhadap dana pihak ketiga :

a. Bila kurs naik, maka jika suatu mata uang menguat terhadap mata uang

negara lain, sehingga barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu

akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain

tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan akan

mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan

subtitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan permintaan.

Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen dengan

menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Pengurangan

pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi.

Bila produksi mengalami penurunan, masyarakat selaku

penerima balas jasa faktor produksi dan perusahaan selaku produsen akan

mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk

Page 54: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

37

diinvestasikan dan disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatkan

bank akan kesulitan dalam melakukan penghimpunan dana pihak ketiga.

b. Bila kurs turun, maka jika suatu mata uang melemah terhadap mata uang

negara lain, sehingga barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu

akan menjadi relatif lebih murah bila dihitung dengan mata uang negara

lainnya tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa

diharapkan akan mengalami kenaikan. Permintaan yang naik akan disikapi

oleh produsen dengan meningkatkan pasokan sehingga tercapai

keseimbangan baru. Penambahan pasokan dilakukan dengan

meningkatkan produksi sehingga ekonomi mengalami percepatan. Dalam

ekonomi yang mengalami pertumbuhan, dana yang tersedia untuk

diinvestasikan dan disimpan akan meningkat. Akibatnya bank akan lebih

mudah dalam melakukan penghimpunan dana pihak ketiga.

Menurut Cahyono (2009) Pengaruh kurs terhadap pembiayaan :

a. Bila kurs naik, maka jika suatu mata uang menguat terhadap mata uang

negara lain, sehingga barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu

akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain

tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan akan

mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan

subtitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan permintaan.

Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen dengan

menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Pengurangan

pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi sehingga ekonomi

Page 55: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

38

mengalami perlambatan. Dalam ekonomi yang mengalami perlambatan,

kebutuhan akan dana untuk modal kerja maupun membiayai investasi akan

berkurang. Akibatnya bank akan kesulitan dalam menyalurkan

pembiayaan.

b. Bila kurs turun, maka jika suatu mata uang melemah terhadap mata uang

negara lain, maka barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu

akan menjadi relatif lebih murah bila dihitung dengan mata uang negara

lain tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan

akan mengalami kenaikan. Permintaan yang naik akan disikapi oleh

produsen dengan meningkatkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan

baru. Penambahan pasokan dilakukan dengan meningkatkan produksi

sehingga ekonomi mengalami percepatan. Dalam ekonomi yang

mengalami pertumbuhan, dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan

disimpan akan meningkat. Akibatnya bank akan lebih mudah dalam

melakukan penghimpunan dana pihak ketiga.

Pada bank syariah tidak boleh menggunakan kurs mata uang sebagai alat

atau sarana mendapatkan keuntungan dengan cara yang spekulatif.

2.6. Produk Domestik Bruto (PDB)

2.6.1 Pengertian PDB

Pendapatan adalah besarnya jumlah hasil usaha yang diperoleh masyarakat

atau seseorang dari menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa. Pendapatan ini

juga menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan

suatu negara atau daerah dalam suatu tahun tertentu.

Page 56: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

39

Pendapatan nasional dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu

(Sukirno, 2016) :

1. Pendapatan Nasional Bruto (Gross National Product atau GNP), yaitu produk

secara keseluruhan yang dihasilkan oleh warga negara suatu negara tertentu.

2. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product atau GDP), yaitu produk

keseluruhan yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara tersebut.

Perbdaan antara PNB dan PDB yaitu :

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk

berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas

wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun.

GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN

Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang

dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing yang terkait, asalkan

wilayahnya masih dalam wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Contohnya

seperti perusahaan X dari Jepang yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil

berupa barang dan jasa tersebut termasuk ke dalam GDP. Barang yang dihasilkan

termasuk modal yang belum diperhitungkan, maka bersifat bruto atau/kotor.

Sedangkan Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan

nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara

(nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara

tersebut yang dihasilkan dil uar negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari

Indonesia yang menjual pakaian di Malaysia, hasil berupa barang dan jasanya

termasuk dalam GNP.

Page 57: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

40

GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan

Asing DN

Dalam hal ini yang akan diteliti adalah pendapatan dalam pengertian yang

pertama, yaitu produk domestik bruto (PDB). Menurut Imamul Arifin & Gina

Hadi W (2009:11) “Indikator yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan

ekonomi suatu Negara adalah tingkat Produksi Domestik Bruto (PDB)” Beberapa

alasan digunakannya PDB (bukan PNB) sebagai indikator pengukuran

pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut.

1. PDB dihitung berdasarkan jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan

seluruh aktivitas produksi di dalam perekonopmian. Hal ini, peningkatan PDB

mencerminkan peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang digunakan

dalam proses produksi.

2. PDB dihitung atas dasar konsep siklus aliran (circulair flow concept). Artinya,

perhitungan PDB mencakup nilai produk yang dihasilkan pada suatu periode

tertentu. Perhitungan ini tidak mencangkup perhitungan pada periode

sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran dalam menghitung PDB

memungkinkan seseorang untuk membandingkan jumlah output pada tahun ini

dengan tahun sebelumnya.

3. Batas wilayah perhitungan PDB adalah Negara (perekonomian domestik). Hal

ini memungkinkan untuk mengukur sampai sejauh mana kebijakan ekonomi

yang diterapkan pemerintah maupun mendorong aktivitas perekonomian

domestik.

Page 58: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

41

Merujuk Pada Riset yang hampir sama yaitu Jurnal atau Penelitian

terdahulu yang juga menggunakan PDB Riil sebagai Indikator nya, antara lain

yaitu : saekhu (2017), Ari cahyono (2009), Ahmad Thohari (2010), Akhmad Deni

Mardiansyah, (2004)dan Febianda (2015), Syahbudi (2017).

Menurut Mankiw (2018) produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar

semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun

waktu tertentu. Sadono Sukirno (2016) memberikan pengertian bahwa produk

domestik bruto (PDB) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang

diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan asing.

Sedangkan menurut pengertian lain, produk domestik bruto adalah nilai barang

dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam suatu periode tertentu yang

menjumlahkan semua hasil dari warga negara yang bersangkutan ditambah

warga negara asing yang bekerja di negara yang bersangkutan (Putong, 2013).

PDB nominal adalah nilai barang dan jasa yang diukur dengan harga

berlaku (memperhatikan faktor inflasi). PDB nominal mengukur nilai uang yang

berlaku dari output perekenomian. PDB riil adalah nilai barang dan jasa yang

diukur dengan menggunakan harga konstan (tanpa memperhatikan faktor inflasi).

PDB riil menunjukkan apa yang akan terjadi terhadap pengeluaran atas output jika

jumlah berubah tetapi harga tidak (Mankiw, 2018 : 17). Dimana PDB riil

mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Adapun dalam penelitian ini

menggunakan PDB riil sebagai salah satu variabel penelitiannya.

Produk domestik bruto sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja

perekonomian, dimana tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam

Page 59: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

42

nilai uang tunggal selama periode waktu tertentu. Ada dua cara menghitung PDB,

yaitu dengan melihat PDB sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam

perekonomian, dan PDB sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa

perekonomian (Putong, 2013). terdapat tiga metode yang digunakan untuk

menghitung pendapatan nasional, yaitu:

1. Metode produksi. Metode produksi digunakan untuk menentukan besarnya

pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang

dihasilkan oleh sektor-sektor produktif.

2. Metode pendapatan. Metode ini menjumlahkan semua pendapatan dari faktor-

faktor produksi dalam perekonomian yaitu manusia (tenaga kerja), modal,

tanah, dan skill (keahlian). Bila tenaga kerja menghasilkan upah (Wages = W),

modal menghasilkan bunga (Interest = I), namun dalam ekonomi Islam modal

akan menghasilkan bagi hasil (return = r), tanah menghasilakn sewa (Rent =

R), dan skill atau keahlian menghasilkan profit atau keuntungan (Profit = P),

maka secara matematis dapat ditulis persamaannya menjadi:

Y = YW + YI + YR + YP atau Y = YW + Yr + YR + YP

3. Metode pengeluaran. Metode ini mencoba menghitung pendapatan nasional

dengan cara menjumlahkan semua pengeluaran baik yang dilakukan oleh

rumah tangga konsumen (C), rumah tangga swasta atau produsen (I), rumah

tangga pemerintah (G) dan ekspor neto (X-M).

Secara matematis persamaannya dapat dirumuskan menjadi:

Y = AE = C + I + G + (X-M), AE = Aggregrate Expenditure.

Page 60: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

43

Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan

pengeluaran relatif lebih mudah terutama dalam pendapatan dan pencacahannya,

alasannya sederhana karena biasanya setiap orang akan dengan mudah

memberikan informasi seputar pengeluarannya dari pada pendapatannya.

2.6.2. Hubungan Pengaruh PDB terhadap DPK dan pembiayaan

Menurut Cahyono (2009) Pengaruh PDB terhadap dana pihak ketiga

a. Bila PDB naik, maka hal ini menggambarkan kegiatan produksi dalam

negeri yang meningkat. Pada kondisi tersebut masyarakat sebagai pemilik

faktor produksi secara agregat akan memperoleh pendapatan yang lebih

besar; baik karena peningkatan pendapatan maupun karena perluasan

penerima pendapatan. Akibatnya akan semakin banyak dana yang dapat

dialokasikan untuk simpanan (saving). Hal ini akan membuat bank lebih

mudah menjaring dana masyarakat sehingga dana pihak ketiganya akan

mengalami kenaikan.

b. Bila PDB turun, maka hal ini menggambarkan kegiatan produksi dalam

negeri yang mengalami perlambatan. Pada kondisi tersebut masyarakat

sebagai pemilik faktor produksi secara agregat akan memperoleh

pendapatan yang lebih kecil; baik karena menurunnya pendapatan maupun

karena berkurangnya jumlah penerimaan pendapatan. Akibatnya dana

yang dapat dialokasikan untuk simpanan (saving) akan mengalami

penurunan juga. Hal ini akan membuat bank kesulitan dalam menjaring

dana masyarakat sehingga dana pihak ketiganya akan mengalami

penurunan.

Page 61: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

44

Menurut Cahyono (2009) Pengaruh PDB terhadap pembiayaan :

a. Bila PDB naik, maka hal ini menggambarkan kegiatan produksi dalam

negeri yang meningkat. Pada kondisi tersebut kebutuhan perusahaan

selaku produsen terhadap modal kerja dan dana investasi akan meningkat.

Akibat dari kebutuhan tersebut pembiayaan yang dapat disalurkan bank

akan meningkat.

b. Bila PDB turun, maka hal ini menggambarkan kegiatan produksi dalam

negeri yang mengalami penurunan. Pada kondisi tersebut kebutuhan

perusahaan selaku produsen terhadap modal kerja dan dana investasi akan

berkurang. Akibatnya penyaluran pembiayaan akan mengalami penurunan.

Pada bank syariah, Dalam hubungan pembiayaan, kaitan antara bank dan

nasabah adalah suatu usaha bersama. Sehingga bank juga mempunyai

tanggungjawab terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan usaha nasabah.

Apabila pembiayaan diberikan kepada usaha kecil, hal ini akan mendorong usaha

kecil untuk lebih maju. Karena bank yang memiliki sumber daya dan pengetahuan

yang lebih baik terutama dalam manajemen dapat melakukan pendidikan.

Sehingga pembiayaan bukan hanya sebagai proses perolehan dana namun juga

knowledge transfer. Dengan majunya usaha-usaha yang dibiayai itu pada akhirnya

akan meningkatkan Produk Domestik Bruto.

2.7. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

2.7.1 Pengertian IHSG

IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) merupakan salah satu indeks pasar

saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai indikator pergerakan

Page 62: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

45

tren pasar saham, yang menggambarkan kondisi pasar pada suatu waktu, apakah

aktif atau lesu (Martalena & Malinda, 2011).

Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham

preferen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Selain IHSG, terdapat beberapa

indeks saham yang juga lazim digunakan, diantaranya adalah: indeks sektoral,

indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII) dan Kompas 100. Pergerakan IHSG

dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Pengaruh

peristiwa-peristiwa dunia yang terjadi dan pergerakan indeks saham luar negeri

menjadi faktor eksternal yang dominan. Sedangkan faktor internal lebih

dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa dalam negeri yang terjadi dan pengaruh dari

pergerakan variabel-variabel makroekonomi lainnya seperti nilai tukar rupiah

terhadap dolar Amerika, tingkat inflasi, suku bunga (deposite rate), suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan jumlah uang beredar (money supply). Banyak

faktor yang memengaruhi fluktuasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG). Fluktuasi ini disebabkan oleh pengaruh yang sangat kompleks. Menurut

Tandelilin perkembangan pasar modal Indonesia dapat dilihat dari gerakan IHSG

yang tampaknya sulit dilepaskan begitu saja dari pengaruh berbagai perubahan

kondisi makroekonomi, sosial, politik maupun keamanan (Martalena & Malinda,

2011).

2.7.2. Hubungan Pengaruh IHSG terhadap DPK dan pembiayaan

Menurut Cahyono (2009) Pengaruh IHSG terhadap dana pihak ketiga:

a. Bila IHSG naik, maka imbal hasil simpanan bank akan menjadi tidak

menarik, akibatnya dana pihak ketiga mengalami penuurunan. Pada saat

Page 63: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

46

harga saham - saham naik (tercermin dalam kenaikan IHSG), investasi

dalam pasar modal akan memberikan imbal hasil (return) yang lebih

menarik dibandingkan dengan investasi dalam bentuk tabungan dan

simpanan bank lainnya. Akibatnya masyarakat akan mengalihkan

investasinya ke pasar modal.

b. Bila IHSG turun, maka imbal hasil simpanan bank akan menjadi lebih

menarik, akibatnya dana pihak ketiga mengalami kenaikan. Pada saat

harga saham – saham turun (tercermin dalam penurunan IHSG), investasi

dalam pasar modal akan memberikan imbal hasil (return) yang tidak

menarik dibandingkan dengan investasi dalam bentuk tabungan dan

simpanan bank lainnya. Apalagi mengingat risiko yang lebih besar dalam

pasar modal dibandingkan simpanan bank yang dijamin oleh pemerintah.

Akibatnya masyarakat akan mengalihkan investasinya ke simpanan bank.

Menurut Cahyono (2009) Pengaruh IHSG terhadap pembiayaan

a. Bila IHSG naik, maka hal ini merupakan gambaran dari pertumbuhan

ekonomi yang meningkat, akibatnya pembiayaan mengalami kenaikan.

Pada saat harga saham - saham naik (tercermin dalam kenaikan IHSG),

menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami pertumbuhan. Untuk

membiayai pertumbuhan tersebut, perusahaan dapat menggunakan

beberapa sumber dana yaitu : internal (laba ditahan) maupun dari eksternal

: investor (berupa modal) dan kreditur (berupa pinjaman). Bank

merupakan sumber dana eksternal kreditur yang umum digunakan

perusahaan untuk mendanai investasi dan pemenuhan kredit modal

Page 64: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

47

kerjanya. Akibatnya, saat IHSG naik umumnya penyaluran pembiayaan

akan meningkat.

b. Bila IHSG turun, hal ini merupakan gambaran dari pertumbuhan ekonomi

yang mengalami penurunan, akibatnya pembiayaan mengalami penurunan.

Pada saat harga saham - saham turun (tercermin dalam penurunan IHSG),

menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami perlambatan

pertumbuhan atau bahkan kemunduran. Perusahaan akan mengurangi

realisasi investasi. Bank yang merupakan sumber pendanaan bagi kegiatan

investasi akan kesulitan dalam menyalurkan pembiayaan karena

perusahaan sedang kurang atau tidak membutuhkan. Akibatnya, saat IHSG

turun umumnya penyaluran pembiayaan juga akan mengalami penurunan.

2.8. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil

Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 pembiayaan adalah

penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi

hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan

pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan sistem bagi hasil.

Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh

pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank

syariah. Dalam hal terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka

hasil atas usaha yang dilakukan oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan

dibagi sesuai dengan prosi masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian.

Page 65: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

48

Pembagian usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan

nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua pihak dalam

menentukan bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan (Ismail, 2018).

Produk penyaluran dana dalam bank syariah dapat dibagi menjadi empat

jenis, yaitu berdasarkan prinsip jual-beli, prinsip sewa, prinsip bagi hasil, dan

dengan akad pelengkap (Karim, 2017).

berdasarkan Syariah Enterprise Theory, pembiayan bagi hasil seharusnya

lebih besar daripada jenis akad transaksi yang lainnya, karena produk ini dinilai

lebih memiliki spirit dan nilai-nilai islam di bandingkan transaksi lainnya.

Pembiayaan bagi hasil yang disalurkan bank syariah memiliki produk-produk

yang ditawarkan. Menurut Rahmat, (2012) produk-produk dari pembiayaan bagi

hasil cenderung menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang lebih besar

dibanding pembiayaan yang lain. Sedangkan Andraeny, (2011) menyatakan

bahwa semakin tinggi tingkat bagi hasil maka semakin besar pula volume

pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan karena semakin banyak

keuntungan yang akan diperoleh bank. Rahmat, (2012) menyatakan bahwa untuk

mengatasi ketidakcocokan dari sumber dana dan pembiayaan bagi hasil tersebut

diperlukan suatu hubungan kemitraan antara bank syariah dengan lembaga

keuangan lain, contohnya seperti perusahaan asuransi dan pengelola dana pensiun

syariah. Sebagai contoh dinegara sudan, peraturan dinegara tersebut membatasi

bagi bank syariah di negara tersebut agar menyalurkan pembiayaan murabahah

maksimum sebanyak 30 %, sedangkan porsi yang lebih besar untuk pembiayaan

bagi hasil (Diana Yumanita, 2010). Penyaluran dana berdasarkan prinsip bagi

Page 66: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

49

hasil terbagi menjadi dua jenis yaitu berdasarkan akad mudharabah dan akad

musyarakah.

2.8.1. Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak

pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak

lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang

dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi maka ditanggung oleh pemilik

modal selama bukan akibat kelalaian si pengelola, tetapi seandainya kerugian

diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si pengelola

harus bertanggungjawab atas kerugian (antonio, 2017).

Gambar 2.2

Skema Akad Mudharabah

Sumber : (Darsono, Sakti, 2018)

Transaksi mudharabah tidak mensyaratkan adanya wakil shahibul maal

dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus bertindak

hati-hati dan bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang terjadi akibat

kelalaian. Sebagai wakil shahibul maal, mudharib diharapkan untuk mengelola

Page 67: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

50

modal degan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal (Naja, 2011).

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Al Muzammil (73): 20.

“Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah;

dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah”

Adapun rukun di dalam akad mudharabah yaitu terdiri dari; pemilik

modal (shahibul maal), pengelola usaha (mudharib), modal, nisbah

keuntungan, dan sighat atau akad (Antonio, 2017).

Secara umum mudharabah terbagi kepada dua jenis, yaitu mudharabah

muthlaqah dan mudharabah muqayyadah

a. Mudharabah muthlaqah atau Unrestricted Investment Account (URIA).

Merupakan bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang

cakupannya sangat luas dan tidak dibatasai oleh spesifikasi jenis usaha,

waktu, dan daerah bisnis (Antonio, 2017).

b. Mudharabah Muqayyadah atau Restricted Investment Account (RIA).

Mudharabah muqayyadah atau disebut dengan istilah restricted

mudharabah atau specified mudharabah merupakan kebalikan dari

mudharabah muthlaqah. Dimana si mudharib dibatasi dengan batasan

jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Namun dalam praktik perbankan

syariah saat ini, kini dikenal dua bentuk mudharabah muqayyadah,

yaitu (Karim, 2017):

1) Mudharabah Muqayyadah On balance-sheet (dicatat di neraca).

2) Mudharabah Muqayyadah Off balance-sheet (tidak di catat di neraca).

Page 68: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

51

Aplikasi akad mudharabah dalam perbankan syariah pada sisi pembiayaan

diterapkan untuk (Karim, 2017):

a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.

b. Investasi khusus (mudharabah muqayyadah), dimana sumber dana

khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah

ditetapkan oleh shahibul maal

2.8.2.Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

(amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai

nisbah yang disepakati dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan porsi

kerjasama(Karim, 2017).

Landasan syariah tentang musyarakah terdapat pada Q.S. Sad (38): 24,

Allah Swt berfirman:

"Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta

kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan Sesungguhnya

kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim

kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa

Kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur

sujud dan bertaubat (Q.S. Sad (38): 24).

Page 69: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

52

Selain terdapat dalam al-Qur’an landasan hukum akad musyarakah juga

terdapat dalam hadis. Adapun hadis yang menjadi landasan musyarakah adalah

hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasullah Saw bersabda:

“Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah

Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah berfirman: Aku menjadi orang

ketiga dari dua orang yang bersekutu selama salah seorang dari mereka tidak

berkhianat kepada temannya. Jika ada yang berkhianat, aku keluar dari

(persekutuan) mereka." (Riwayat Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Hakim)”

(Al-Asqalany, : 1430).

Adapun yang menjadi rukun akad musyarakah yaitu terdiri dari:

a. Para pihak yang bersyirkahz

b. Porsi kerjasama

c. Proyek atau usaha,

d. Ijab dan qabul (sighat)

e. Serta nisbah bagi hasil yang ditetapkan berdasarkan kesepatan bersama

orang yang bersyirkah.

Secara umum akad Musyarakah terbagi menjadi dua jenis, yaitu (Antonio, 2017):

a. Musyarakah pemilikan. Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan,

wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu aset oleh dua

orang atau lebih.

b. Musyarakah akad (kontrak). Musyarakah akad tercipta dengan cara

kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari

mereka memberikan modal musyarakah. Mereka sepakat berbagi

Page 70: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

53

keuntungan dan kerugian. Musyarakah ini terbagi menjadi berbagai jenis,

yaitu:

1. Syirkah Al-‘Inan. Merupakan kontrak antara dua orang atau lebih,

dimana setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana

dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam

keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati diantara

mereka. Namun porsi masing-masing pihak, baik dalam dana

maupun kerja atau bagi hasil, berbeda sesuai dengan kesepakatan

mereka.

2. Syirkah Mufawadha. Merupakan kontrak kerja sama antara dua orang

atau lebih, dimana setiap pihak memberikan suatu porsi dari

keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak

membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Adapun syarat

utama dari jenis musyarakah ini adalah kesamaan dana yang

diberikan, kerja, tanggung jawab dan beban hutang dibagi oleh

masing-masing pihak.

3. Syirkah A’maal/Abdan. Merupakan kontrak kerja sama dua orang se-

profesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi

keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerja sama antara dua orang

arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang

penjahit untuk menerima pesanan pembuatan seragam sebuah kantor.

4. Syirkah Wujuh. Merupakan kontrak antara dua orang atau lebih yang

memiliki reputasi dan pekerjaan baik serta ahli dalam bisnis. Mereka

Page 71: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

54

membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan, dan menjual

barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan

kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan

oleh tiap mitra.

5. Syirkah al-Mudharabah. Merupakan kerjasama atau percampuran

dana antara pihak pemilik dana dengan pihak lain yang memiliki

profesionalisme atau tenaga.

Gambar 2.3

Skema Akad Musyarakah

Sumber : (Darsono, ali sakti., 2017)

Sedangkan aplikasi penerapan akad musyarakah dalam perbankan syariah

adalah (Antonio, 2017) :

a. Pembiayaan proyek. Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk

pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan

dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah

mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati.

b. Modal ventura. Pada bank-bank yang diperbolehkan melakukan investasi

dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema

modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu,

Page 72: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

55

dan setelah itu bank melakukan divestasi, baik secara singkat maupun

bertahap.

Al Harran dalam (Cleopatra, 2008), mengemukakan bahwa perkembangan

perbankan syariah dapat meningkat pesat dengan menaikkan porsi pembiayaan

musyarakah jangka panjang.Pada umumnya pembiayaan musyarakah jangka

panjang merupakan pembiayaan berskala besar yang dapat meningkatkan

pertumbuhan perbankan syariah.

Menurut Edwin, (2013) Tantangan aplikasi penerapan akad berbagi hasil di

perbankan syariah yaitu

1. Peranan ganda perbankan syariah

2. Bank tidak memiliki usaha riil

3. Bank tidak siap menangggung kerugian.

4. Semua nasabah mendapatkan bagi hasil

5. Metode bagi hasil yang berbelit-belit

2.8.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan

Dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah tentunya bank

memperhatikan beberapa faktor tertentu untuk dapat menyalurkannya, seperti

(Mardiansyah, 2004).

a. Kapasitas pemberiaan pinjaman (lending capacity), merupakan dana idle

(menganggur) yang siap dikucurkan bank ke sektor riil. Semakin besar

lending capacity suatu bank maka semakin besar kemampuan bank dalam

menyalurkan dana yang dimilikinya ke sektor riil.

b. Tingkat suku bunga kredit/pinjaman.

Page 73: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

56

c. Kecukupan modal, biasa dinilai dari rasio kecukupan modal (Capital

Adequancy Ratio/CAR).

d. Kredit macet (Non Performing Loans atau Non Performing Finance).

e. Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi

pembiayaan diantaranya; dana pihak ketiga (DPK), tingkat suku bunga kredit atau

pinjaman bagi bank konvensional dan tingkat bagi hasil bagi bank syariah, serta

non performing finance (NPF). Adapun faktor eksternal yang berpengaruh

terhadap pembiayaan diantaranya adalah kondisi makroekonomi, yang dapat

dilihat dari indikator makroekonomi, diantaranya; suku bunga Sertifikat Bank

Indonesia (SBI), inflasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan Produk

Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) (Rivai, 2007).

2.9. Dana Pihak Ketiga

2.9.1. Pengertian Dana Pihak Ketiga

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.10/19/PBI/2008 menjelaskan,

“dana pihak ketiga bank, untuk selanjutnya disebut DPK, adalah kewajiban bank

kepada penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing”. Dengan

kata lain, dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam

arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga,

koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam

valuta asing.

Page 74: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

57

Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan

kemampuannya menghimpun dana masyarakat. Sebagai lembaga keuangan, maka

dana merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank

tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain, bank menjadi tidak berfungsi

sama sekali (Danupranata, 2016). Dana bank merupakan uang tunai yang dimiliki

bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan

(sinungan, 2003).

Menuruut Andraeny, Dana Pihak Ketiga (DPK) Adalah simpanan nasabah

dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dalam rupiah dan valas asing yang

dihimpun bank syariah pada saat tertentu, dinyatakan dalam miliyaran rupiah

(Andraeny, 2011).

BUS/UUS menghimpun dana berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain

yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah. Dana-dana dari masyarakat

yang disimpan dalam bank adalah merupakan sumber dana terbesar yang paling

diandalkan bank dan terdiri dari tiga jenis, yaitu : giro (demand deposit), deposito

(time deposits), dan tabungan (savings). Adapun penjelasannya yaitu (Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 ) :

a. Giro, merupakan simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah

pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindah bukuan. Dalam fatwa

Dewan Syariah Nasional disebut bahwa giro ada dua jenis, yaitu pertama,

giro yang tidak dibenarkan secara syariah yaitu giro yang berdasarkan

Page 75: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

58

perhitungan bunga. Kedua, giro yang dibenarkan secara syariah yaitu giro

yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah.

b. Tabungan, merupakan simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi

dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat

dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,

bilyet giro, dan lainnya. Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional disebut

bahwa tabungan ada dua jenis, pertama, tabungan yang tidak dibenarkan

secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan berdasarkan

perhitungan bunga, dan kedua, tabungan yang dibenarkan secara prinsip

syariah yakni tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah.

c. Deposito, merupakan investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau

akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah

penyimpan dan bank syariah dan/atau unit usaha syariah. Dalam fatwa

Dewan Syariah Nasional, disebutkan depostio terdiri atas dua jenis, pertama,

deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yaitu deposito yang

berdasarkan perhitungan bunga. Kedua, deposito yang dibenarkan secara

syariah yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.

Page 76: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

59

Gambar 2.4

Skema Pengumpulan dan penyaluran dana Bank Syariah

Sumber : (Darsono et al., 2018).

bank bukanlah pekerjaan mudah yang otomatis dapat dilakukan oleh bank

semenjak didirikannya. Beberapa hal pokok mengenai kredibilitas bank yang

perlu diperhatikan dalam melakukan penghimpunan dana masyarakat adalah

(Judisseno, 2005):

a. Kepercayaan masyarakat terhadap bank sebagai agent of trust.

b. Mitra terpercaya dalam pengembangan dan pembangunan (agent of

development).

c. Agent of services dalam arti bank memberikan solusi kemudahan berbagai

transaksi yang aman, cepat, tepat dan terpercaya.

2.9.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi dana pihak ketiga

Terkait dengan kemampuan bank, khususnya bank syariah dalam

menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat

tentunya bank menghadapi banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor

tersebut meliputi faktor internal dan eksternal (Rivai, 2007):

Page 77: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

60

a. Faktor internal. Adapaun faktor internal yang mempengaruhi penghimpunan

dana bank adalah produk bank, kebijakan suku bunga namun dalam bank

syariah menggunakan bagi hasil, kualitas layanan, suasana kantor, lokasi

kantor, dan reputasi kantor.

b. Faktor eksternal. Seperti kondisi perekonomian, kegiatan dan kondisi

pemerintah, kondisi atau perkembangan pasar uang dan pasar modal,

kebijakan pemerintah, dan peraturan Bank Indonesia.

Tuan Wai menyebutkan bahwa keputusan menabung setiap unit dalam

suatu ekonomi dipengaruhi oleh kemampuan (ability), kemauan (willingness), dan

kesempatan (opportunity) yang dimilikinya. (Mardiansyah, 2004):

Jadi, tabungan merupakan fungsi dari ketiga faktor tersebut, yang dapat

ditulis dengan persamaan

S = f (A, W, O)

Keterangan: S = tabungan A = kemampuan

W = kemauan O = kesempatan

Dimana setiap variabel dalam persamaan tersebut merupakan fungsi dari

variabel ekonomi dan non-ekonomi lain. Seperti kemampuan menabung seseorang

akan tergantung pada faktor pendapatan, struktur populasi (kepadatan), dan

kekayaan. Kemauan menabung tergantung pada besarnya suku bunga, perubahan

tingkat harga (inflasi), dan faktor kebudayaan. Sedangkan peluang atau

kesempatan untuk menabung tergantung terhadap keberadaan lembaga

intermediasi keuangan dan tingkat efisiensi modal marjinal.

Page 78: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

61

2.10. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah hasil-hasil kajian terdahulu dan Pada bagian ini

dicantumkan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan. Tujuan mencantumkan kajian terdahulu adalah untuk menunjukkan

penelitian yang memiliki persamaan dengan yang akan diteliti, letak perbedaannya

dengan yang akan diteliti sehingga jelas posisi permasalahan yang akan diteliti,

serta hasil dan metode yang digunakan oleh peneliti terdahulu.

Penelitian terdahulu yang relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan,

penulis mengklasifiksikannya menjadi 3 yaitu :

1) Berpengaruh Signifikan yaitu semua variabel bebas yang diteliti

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat baik secara parsial maupun

simultan

2) berpengaruh signifikan moderat yaitu variabel bebas yang diteliti hanya

sebagian berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat baik secara

parsial maupun simultan

3) tidak berpengaruh signifikan yaitu variabel bebas yang diteliti tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat baik secara parsial maupun

simultan.

Berikut hasil ringkasan table penelitiannya:

Page 79: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

62

1. Penelitian Terdahulu berpengaruh Signifikan

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Analisis Pengaruh

Suku Bunga SBI Dan

Inflasi Terhadap

Penghimpunan Dana

Pihak Ketiga (DPK)

Perbankan Di

Indonesia

Oleh :

(HERLI SOPIANA,

2012)

Publish : (Journal of

Economic &u

Development Volume

10, No.1

hal: 12 – 30

ISSN 1829-5843)

Jenis penelitian:

menggunakan

data sekunder

dengan metode

kuantitatif

Teknik analisis:

Menggunakan

pendekatan

ARMA dan

analisis regresi

linerar berganda

Sample:

perbankan di

Indonesia pada

tahun 1984

hingga 2010.

Variabel :

sama- sama

menggunakan

variabel BI Rate,

Inflasi, sebgai

variabel eksogen

dan Dana Pihak

Ketiga (DPK)

sebagai variabel

Endogen

Obyek : sama

sama perbankan

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

Variabel :

Terdapat yang berbeda

yaitu PDB riil, IHSG,

dan kurs (niai tukar)

pada peneliti

sebelumnya.

Objek penelitian yaitu

bank syariah dengan

periode 2014-2018

sedangkan peneliti

sebelumnya pada objek

menggunakan bank

konvensional dengan

periode 1984-2010

Menggunakan analisis

jalur (Path Analysis)

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan analisis

regresi linear berganda

Hasil penelitian :

1. Secara Simultan ada

pengaruh antara Suku

Bunga SBI dan Inflasi

terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK) sebesar

0,94 (94%) pada

perbankan di Indonesia

pada tahun 1984

hingga 2010

2. secara parsial SBI

Suku bunga memiliki

pengaruh positif pada

dana pihak ketiga

seperti yang

ditunjukkan oleh

koefisien sebesar

0,651888.

3. Sebaliknya, inflasi

memiliki pengaruh

negatif pada dana

pihak ke-3 seperti yang

ditunjukkan oleh

koefisien -0,2432

Ini dikarenakan

menguatnya nilai tukar

rupiah di pasar valuta

asing dan juga dapat

dikendalikannya harga-

harga barang dan jasa

di pasar oleh

pemerintah

Dampak Indikator

Makroekonomi

terhadap Dana Pihak

Ketiga Perbankan

Syariah

Oleh : (Saekhu, 2017)

Jenis Penelitian:

Kuantitaitif

menggunakan

data sekunder

periode bulanan

dari Januari

2003 sampai

Desember 2010.

Variabel :

Sama-sama

menggunakan

Makro Ekonomi

yaitu Inflasi,

Nilai Tukar

(Kurs), Bi Rate,

PDB, IHSG dan

Variabel :

Terdapat yang berbeda

yaitu pembiayaan bagi

hasil (mudharabah dan

musyarakah) serta

Variabel Dana pihak

Ketiga pada peneliti

sebelumnya

Hasil Penelitian :

1. indikator

makroekonomi

berdampak pada

pendanaan (deposito)

Bank Syariah Mandiri

2. suku bunga SBI

memiliki dampak

Page 80: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

63

Publish :

Economica: Jurnal Ekonomi Islam –Volume 8, Nomor 1 (2017) Hal: 103 -130 ISSN: 2085-9325

Teknik

Analisis:

Penelitian ini

menggunakan

analisis Regresi

Linier dengan

metode

Ordinary Least

Square (OLS).

Sample Objek :

Perbankan

Syariah di

Indonesia

selama periode

1998-2008

Depsito Dana

Pihak Ketiga

(Dpk)

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

Objek: yaitu

Sama sama

perbankan

syariah

Menggunakan analisis

jalur (Path Analysis)

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan analisis

OLS (Ordinary Least

Square)

Obyek penelitian :

perbankan syariah

dengan tidak

mengikutkan BPRS

dengan periode 2014-

2018 sedangkan peneliti

sebelumnya yaitu

perbankan syariah

dengan periode 1998-

2008

negatif

karena Bank Syariah

melakukan strategi

dalam penghimpunan

Dana Pihak Ketiga,

agar terhindar dari

akibat yang

ditimbulkan oleh

kenaikan suku bunga

SBI seperti yang

terjadi di bank

konvensional

3. nilai tukar, inflasi,

Indeks Harga Saham

Gabungan Indonesia

dan PDB berdampak

positif Dana Pihak

Ketiga Perbankan

Syariah

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Pengaruh Variabel

Makro Ekonomi

Terhadap

Pembiayaan Pada

Perbankan Syariah di

Indonesia

Oleh : Muhammad

Syahbudi, SE.I, MA

DKK (2017)

(Laporan Penelitian)

UIN Sumatera Utara

Jenis Penelitian:

kuantitatif

dengan data

sekunder

Teknik

Analisis:

menggunakan

model regresi

linier berganda,

data time series

dengan tools

eviews.

Objek Sample :

Perbankan

Syariah

Variabel :

sama - sama

menggunakan

Makro Ekonomi

yaitu Inflasi,

Nilai Tukar

(Kurs), BI Rate,

PDB, dan

Pembiayaan

Bank Syariah

metode :

Menggunakan

kuantitatif

dengan data

sekunder

objek : Sama

sama perbankan

syariah

Variabel :

Terdapat yang berbeda

yaitu IHSG (Indeks Harga

Saham Gabungan) dan

pembiayaan bagi hasil

(mudharabah dan

musyarakah) sedangkan

pada peneliti sebelumnya

menggunakan

pembiayaan modal kerja

Menggunakan analisis

jalur (Path Analysis)

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan Analisis

Regresi Linear beganda

dengan Eviews

Obyek penelitian yaitu

perbankan syariah dengan

tidak mengikutkan BPRS

dengan periode 2014-2018

sedangkan peneliti

Hasil penelitian :

1. secara simultan 97,0%

variabel inflasi, suku

bunga, kurs dan PDB

berpengaruh terhadap

pembiayaan

2. Nilai F-hitung > F-

tabel atau 56,46 > 2,36,

atau nilai p-value

adalah 0,017 < 5%

maka terdapat

pengaruh secara

simultan antara inflasi,

suku bunga, kurs dan

PDB terhadap

pembiayaan.

Page 81: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

64

sebelumnya yaitu

perbankan syariah dengan

periode 2010-2016.

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Analisis Faktor-

Faktor Penentu

Penghimpun dan

Penyaluran Dana

Perbankan Beserta

Peramalannya

Oleh : (Akhmad Deni

Mardiansyah, 2004)

Tesis

Institut Pertanian

Bogor

Jenis Penelitian:

Penlitian ini

bersifat

Kuantitatif

dengan data

skunder

Teknik

Analisis:

ekonometrika

melalui analisis

regresi linier

berganda

Sample Objek :

Perbankan

Syariah

Variabel :

Sama-sama

menggunakan

PDB riil dan

inflasi sebagai

variabel

bebasnya, dan

DPK sebagai

variabel

terikatnya.

Objek : Sama-

sama

menggunakan

data sekunder dan

sampel penelitian

seluruh

perbankan

syariah di

Indonesia (tidak

termasuk BPRS)

Variabel:

Terdapat variabel yang

berbeda yaitu BI Rate,

kurs, dan IHSG

sedangkan variabel

terikatnya DPK dan

pembiayaan berdasarkan

prinsip bagi hasil

sedangkan Pada penelitian

terdahulu menggunakan

jumlah seluruh jenis

pembiayaan.

Metode analisis data :

analisis regresi linier

berganda dan analisis time

series dengan metode

dekomposisi, adapun pada

penelitian sekarang

menggunakan analisis

jalur (Path Analysis)

Periode penelitian:

penelitian sekarang di

mulai bulan Januari tahun

2011 hingga Desember

2018

Hasil penelitian :

1. Nisbah laba per DPK,

NPF, GDP riil, inflasi,

dan suku bunga

deposito riil perbankan

konvensional secara

signifikan berpengaruh

terhadap jumlah DPK

perbankan syariah.

2. lending capacity,

nisbah laba per

pembiayan, NPF, rata-

rata suku bunga kredit

perbankan

konvensional secara

signifikan berpengaruh

terhadap volume

pembiayaan yang

disalurkan perbankan

syariah.

3. tingkat bonus SWBI

tidak memperlihatkan

pengaruhnya secara

signifikan.

Analisis Pengaruh

Nilai Tukar Rupiah

Terhadap Dollar,

Inflasi, dan Jumlah

Uang Beredar (M2)

terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK) serta

Implikasinya pada

Pembiayaan

Mudharabah di

Indonesia

Penelitian (Achmad

Thohari, 2010)

Jenis Penelitian:

kuantitatif

dengan data

sekunder

Teknik

Analisis:

metode analisis

jalur dengan

model struktural

dengan bantuan

program AMOS

16,0,

Variabel :

Sama-sama

menggunakan

nilai tukar rupiah

dan inflasi

sebagai variabel

eksogennya, dan

dana pihak ketiga

sebagai variabel

endogennya.

Sama-sama

menggunakan

metode analisis

Variabel :

variabel eksogen pada

penelitian sekarang

menggunakan lima

variabel eksogen yaitu BI

Rate, inflasi, kurs, dan

PDB riil dan IHSG

penelitian sekarang

menggunakan variabel

DPK dan pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi

hasil (mudharabah dan

musyarakah) sebagai

Hasil Penelitian :

1. variabel jumlah uang

beredar (M2) memiliki

pengaruh positif dan

signifikan terhadap

dana pihak ketiga

2. variabel inflasi dan

nilai tukar rupiah

terhadap Dollar USA

memiliki pengaruh

yang negatif dan

signifikan terhadap

Page 82: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

65

Sample Objek :

Perbankan

Syariah

Indonesia

jalur (path

analysis).

variabel endogenny.

Metode penelitian :

menggunakan program

AMOS 16,0 dengan data

triwulan mulai bulan

Juni tahun 2004 hingga

bulan Juli tahun 2010,

sedangkan pada penelitian

sekarang menggunakan

program SPSS

menggunakan data

bulanan mulai bulan

Januari tahun 2011 hingga

bulan Desember 2018.

dana pihak ketiga pada

perbankan syariah

3. jumlah uang beredar

(M2) dan dana pihak

ketiga (DPK) memiliki

pengaruh positif dan

signifikan terhadap

pembiayaan

mudharabah pada

perbankan syariah di

Indonesia.

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Pengaruh Indikator

Makroekonomi

Terhadap Dana Pihak

Ketiga dan

Pembiayaan Bank

Syariah Mandiri

Oleh : (Ari

Cahyono, 2009)

Tesis

Universitas

Indonesia

Jenis Penelitian:

Kuantitatif

dengan data

sekunder

Teknik

Analisis:

Data Sekunder

dengan metode

analisis yang

digunakan yaitu

analisis regresi

linier berganda.

Sample Objek :

Bank Syariah

Mandiri

Variabel :

Sama-sama

menggunakan

variabel inflasi,

BI Rate kurs, dan

PDB riil sebagai

variabel

bebasnya, dan

DPK sebagai

variabel

terikatnya.

Sama

menggunakan

jenis data

sekunder dengan

time series

Variabel :

Variabel terikat yang

digunakan pada penelitian

terdahulu

menggunakan DPK dan

pembiayaan (mudharabah

dan murabahah)

sedangkan pada

penelitian sekarang

menggunakan variabel

DPK dan pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi

hasil (mudharabah dan

musyarakah).

Objek Sampel :

penelitian terdahulu hanya

meneliti Bank Syariah

Mandiri dengan periode

mulai bulan Maret tahun

2003 hingga bulan

Desember tahun 2007,

sedangkan penelitian

sekarang ini sampel

penelitiannya adalah

seluruh bank syariah di

Indonesia (bank umum

syariah dan unit usaha

syariah) mulai bulan

Hasil penelitian:

1. indikator

makroekonomi

memberikan pengaruh

terhadap DPK dan

Pembiayaan Bank

Syariah Mandiri

2. suku bunga SBI

memberikan pengaruh

negatif, sedangkan

inflasi, kurs, IHSG,

dan PDB memberikan

pengaruh yang positif.

3. PDB memberikan

pengaruh positif yang

paling besar terhadap

Dana Pihak Ketiga dan

Pembiayaan Bank

Syariah Mandiri

Page 83: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

66

Januari tahun 2011 hingga

bulan Desember 2018.

Metode analisis :

peneltian terdahulu

menggunakan analisis

regresi linier berganda,

sedangkan pada penelitian

sekarang menggunakan

metode analisis jalur

(Path Analysis).

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Pengaruh Variabel-

Variabel

Makroekonomi

Terhadap Dana

Pihak Ketiga

Perbankan Syariah

Di Indonesia

Periode 2011:1-

2014:12 Pendekatan

Vector Error

Correction Model

(Vecm)

Oleh : BETHARI

FEBIANDA (2015)

Jurusan Ilmu

Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis,

Universitas

Muhammadiyah

Yogjakarta

Jenis penelitian:

Kuantitaif

dengan data

skunder

Teknik

Analisis:

menggunakan

analisis regresi

linear berganda

Dengan Alat

estimasi Vector

Error

Correction

Model

(VECM).

Objek Sample:

Perbankan

Syariah Periode

2011:1-2014:12

Variabel :

Sama-sama

menggunakan

variabel

Independen:

Kurs rupiah,

PDB, dan

sebagai variabel

dependen nya

DPK,

menggunakan

data sekunder

(Time Series)

pada perbankan

syariah.

Variabel :

variabel terikatnya yaitu

DPK dan pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi

hasil.

Metode analisis:

data yang digunakan

pada penelitian terdahulu

menggunakan analisis

regresi linier berganda

dengan VECM,

sedangkan pada

penelitian sekarang

menggunakan metode

analisis jalur(Path

Analisis).

Periode penelitian:

penlitian

sekarang mulai bulan

Januari tahun 2011

hingga bulan Desember

2018

Hasil penelitian:

1. jangka pendek variabel

KURS, IHK dan PDB

berpengaruh signifikan

terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK)

Perbankan Syariah di

Indonesia

2. jangka panjang hasil

estimasi menunjukkan

bahwa variabel KURS,

IHK, dan PDB

berpengaruh signifikan

terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK)

Perbankan Syariah di

Indonesia

Are Macroeconomic

Factors Substantially

Influential For

Islamic Bank

Financing? Cross-

Country Evidence

Oleh : (Shamsun

Nahar & Niluthpaul

Jenis Penelitian:

Kuantitatif

dengan data

sekunder

Teknik

Analisis:

Penelitian ini

menggunakan

Variabel :

Sama sama

meneliti variabel

makroekonomi

dan Pendanaan

(DPK)

Objek : sama

sama bank islam

Variabel :

Terdapat variabel yang

beda yaitu BI Rate,

IHSG, dan Pembiayaan

berbasis bagi hasil.

Objek : Perbankan

syariah indonesia

periode 2014-2018

Hasil Penelitian :

1. Tingkat pertumbuhan

PDB dan tingkat inflasi

memiliki hubungan

positif yang signifikan

dengan pembiayaan

bank syariah

2. pengaruh nilai tukar

pada pembiayaan bank

Page 84: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

67

Sarker, 2016)

Publish : OSR

Journal of Business

and Management

(IOSR-JBM)

e-ISSN: 2278-487X,

p-ISSN: 2319-7668.

Volume 18, Issue 6

Ver. I (Jun. 2016),

PP 20-27

www.iosrjournals

.org

metode regresi

FGLS untuk

menganalisis

ketidakseimban

gan

Objek Sample :

data panel 172

bank Islam dari

48 negara

Muslim dan

Non-Muslim

yang memenuhi

kriteria seleksi

dan setidak nya

memiliki data

keuangan tiga

tahun yang

dapat diperoleh

untuk periode

yang mencakup

2004 hingga

2013.

Jenis penelitian:

sama sama

kuantitatif dan

data sekunder

sedangkan peneliti

sebelum nya mengambil

populasi 48 negara

dengan periode 2004-

2013

Metode : menggunakan

Path Anaysis sedangkan

sebelumnya

menggunakan Regresi

FGLS

syariah ditemukan

negatif, dan seperti

yang diharapkan bank

syariah pembiayaan

ditemukan signifikan

positif untuk negara-

negara dengan populasi

Muslim mayoritas

3. secara mengejutkan

dan tidak konsisten

dengan laporan umum

tentang pertumbuhan

luar biasa dari bank

syariah setelah global

krisis keuangan, studi

ini menemukan hasil

yang tidak signifikan

untuk volume

pembiayaan bank

syariah selama posting

periode krisis

keuangan global

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

The Impact Of

Macroeconomic

Variables On

Islamic Banks

Financing In

Malaysia

Oleh : (Solarin

Sakiru Adebola,

Prof. Wan Sulaiman

Wan Yusoff, Dr.

Jauhari Dahalan ,

2011)

Publish : Research

Journal of Finance

and Accounting

www.iiste.org

ISSN 2222-1697

(Paper) ISSN 2222-

2847

Jenis Penelitian:

Kuantitatif

dengan data

skunder tim

series

Teknik

Analisis:

Menggunakan

metode

kausalitas

Granger di

kerangka model

koreksi

kesalahan

vektor (VECM)

Objek Sample :

Bank Malaysia

Variabel:

sama- sama

menggunakan

variable Macro

Economic , dan

pembiayaan

Obyek : sama

sama perbankan

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

- variabel :

Terdapat yang berbeda

yaitu Dana Pihak Ketiga,

Pembiayaan berbasis

bagi hasil, PDB riil, dan

Inflasi, pada peneliti

sebelumnya.

Objek penelitian yaitu

bank syariah Indonesia

dengan periode 2014-

2018 sedangkan peneliti

sebelumnya berfokus

pada bank Islam

Malaysia

Teknik analisis :

Menggunakan analisis

Path sedangkan peneliti

sebelumnya

Menggunakan metode

1. suku bunga secara

signifikan

mempengaruhi bank-

bank Islam dalam

pembiayaan di negara

Malaysia

2. pembiayaan bank

syariah lebih saling

melengkapi dari pada

menggantikan

pembiayaan bank

konvensional

3. bank syariah di

Malaysia harus

mengakomodasi lebih

banyak produk untung

dan rugi agar lebih

bebas bunga

Page 85: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

68

2. Penelitian Terdahulu berpengaruh Signifikan Moderat

(Online) Vol 2, No

4, 2011)

kausalitas Granger di

kerangka model koreksi

kesalahan vektor

(VECM)

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Analisis Pengaruh

Dana Pihak Ketiga

(Dpk), Non

Performing Financing

Dan Tingkat Suku

Bunga Krdit

Terhadap

Pembiayaan Berbasis

Bagi Hasil

(Mudharabah) Pada

Perbankan Syariah

Indonesia

Oleh :(Herni Ali &

Miftahurrohman,

2015)

Publish :

(The Journal of

Tauhidinomics Vol. 1

No. 2 (2015) : 151-

166)

Jenis Penelitian:

menggunakan

metode

kuantitaif

dengan data

sekunder.

Teknik

Analisis:

metode analisis

yang digunakan

regresi linear

berganda

Sample:

Perbankan

Syariah

Indonesia

periode 2011-

2014

Variabel :

Sama sama

menggunakan

variabel BI Rate,

Dana Pihk Ketiga

(DPK), dan

pembiayaan

berbasis bagi

hasil

Tekhnik :

menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

Obyek :

penelitian yaitu

perbankan

Syariah

Variabel :

yang berbeda yaitu PDB

riil, IHSG, dan kurs (niai

tukar), dan inflasi pada

peneliti sebelumnya,

serta memasukkan

tambahan variabel

pembiayaan bagi

hasil(musyarakah)

Menggunakan analisis

jalur (Path Analysis)

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan analisis

regresi linear berganda

Objek penelitian yaitu

perbankan syariah

dengan periode 2014-

2018 dengan tidak

mengikutkan BPRS

sedangka peneliti

sebelumnya perbankan

syariah, Fokus pada

Bank Umum Syariah

dengan periode 2011-

2014

Hasil penelitian :

1. DPK yang ditemukan

berpengaruh positif

signifikan terhadap

pembiayaan

mudharabah

2. non performing

financing (NPF) tidak

berpengaruh terhadap

pembiayaan

mudharabah

3. suku bunga

berpengaruh positif

signifikan terhadap

pembiayaan

mudharabah

4. Secara Simultan DPK,

NPF, Bi rate

berpengaruh terhadap

pembiayaan

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Analisis Hubungan

Variabel Makro

Dengan

Penghimpunan Dana

Pihak Ketiga Di

Perbankan Umum

Jenis penelitian:

Kuantitatif

Data yang

digunakan

adalah data

sekunder

periode Januari

Variabel:

sama sama

mnggunakan

inflasi, nilai tukar

dan Bi Rate

dengan

penghimpunan

Variabel :

yang berbeda yaitu PDB

riil, IHSG, dan inflasi

pada peneliti sebelumnya

Menggunakan analisis

jalur Path sedangkan

Hasil penelitian :

1. uji variabel dana

pihak ketiga tidak

memiliki hubungan

kausalitas dengan

variabel inflasi dan

Page 86: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

69

Oleh : (Danil

Maulana &

Fakhruddin, 2017)

Publish :

(Jurnal Ilmiah

Mahasiswa (JIM)

Ekonomi

Pembangunan

Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Unsyiah

Vol.2 No.1 Februari

2017: 227-238 227)

2005 sampai

Desember 2015.

Teknik

Analisis:

Model yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Vector

Autoregression

(VAR).

Sample :

Perbankan

Umum

dana pihak ketiga

(DPK)

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

peneliti sebelumnya

menggunakan analisis

VAR (Vector

Autoregression)

Objek penelitian yaitu

perbankan syariah

dengan periode 2014-

2018 sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan pada bank

umum dengan periode

2005-2015

nilai tukar,

2. variabel dana pihak

ketiga dengan variabel

suku bunga deposito

terdapat hubungan satu

arah.

3. Uji Impulse Response

Function (IRF) : dana

pihak ketiga merespon

secara negatif terhadap

shock variabel inflasi

dan merespon secara

positif terhadap shock

variabel suku bunga

deposito.

4. shock variabel nilai

tukar, dana pihak

ketiga merespon secara

fluktuatif (positif dan

negatif) dalam jangka

pendek.

5. Uji Forecast Error

Variance Decompositi

on (FEVD) : shock

variabel suku bunga

deposito memberikan

pengaruh yang paling

besar kepada variabel

dana pihak ketiga

dibanding variabel

inflasi dan nilai tukar

selama periode

penelitian

Analisis Pengaruh

Inflasi, Nilai Tukar

Rupiah dan BI Rate

terhadap Tabungan

Mudharabah pada

Perbankan Syariah

Penelitian (Friska

Julianti, 2013)

Jenis Penelitian:

kuantitatif

dengan data

sekunder

Teknik analisis:

menggunakan

teknik analisis

regresi linier

berganda.

Sample Objek :

Variabel :

Sama-sama

menggunakan

variabel inflasi,

nilai tukar rupiah,

dan BI Rate

sebagai variabel

bebasnya,

Objek :

perbankan

syariah

Variabel :

penelitian terdahulu

menggunakan tabungan

deposito sebagai variabel

terikatnya, maka pada

penelitian sekarang

variabel terikatnya yaitu

DPK dan pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi

hasil.

Metode analisis:

pada penelitian

Hasil penelitian :

1. variabel inflasi

berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

tabungan mudharabah

2. Variabel nilai tukar

(kurs) tidak

mempunyai pengaruh

terhadap tabungan

mudharabah.

Page 87: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

70

Perbankan

Syariah

Jenis penelitian :

kuantitatif

menggunakan

data sekunder.

terdahulu menggunakan

analisis regresi linier

berganda, sedangkan

pada penelitian sekarang

menggunakan metode

analisis jalur.

Periode penelitian:

peneliti terdahulu,

periode mulai bulan

Agustus tahun 2008

hingga bulan Agustus

tahun 2012, sedangkan

penelitian sekarang

adalah dengan periode

penelitian mulai bulan

Januari tahun 2011

hingga bulan Desember

2018

3. variabel BI Rate

berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap

tabungan mudharabah.

.

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Pengaruh BI Rate,

Inflasi, Kurs, Dan

Pdb Riil Terhadap

DPK dan

Pembiayaan

Berdasarkan Prinsip

Bagi Hasil Pada

Perbankan Syariah Di

Indonesia Periode

2009-2014

Oleh : (Iswadi, 2015)

jurnal

studiaeconomica/artic

le/view/240

Jenis Penelitian:

Menggunakan

kuantitaif,

dengan data

sekunder

Menggunakan

data Time series

triwulan

Teknik

Analisis:

metode analisis

jalur dengan

bantuan

program SPSS

Objek Sample :

Perbankan

Syariah

Variabel :

Sama sama

menggunakan

variabel

macroekonomi

(BI rate, Inflasi,

Kurs, Pdb) dan

dpk serta

pembiayaan

Sama sama

menggunakan

path analyisis

Objek :

perbankan

Syariah

Variabel :

perbedaan penelitian

terdahulu dengan

penelitian sekarang

variabel Bebas nya yaitu

IHSG (Indeks Harga

Saham Gabungan)

Menggunakan data time

series Bulanan

sedangkan peneliti

sebelumnya caturwulan

Metode analisis data

yang digunakan metode

analisis jalur (Path

Analisis) dengan model

struktural

Periode penelitian

sekarang mulai bulan

Januari tahun 2011

hingga bulan Desember

2018

Hasil penelitian :

1. Variabel BI Rate, Kurs

dan PDB Riil secara

simultan berpengaruh

signifikan terhadap

DPK pada Perbankan

Syariah di Indonesia.

2. BI Rate memiliki

pengaruh negatif dan

signifikan terhadap

DPK

3. Kurs memiliki

pengaruh positif dan

signifikan terhadap

DPK,

4. PDB Riil memiliki

pengaruh positif dan

signifikan terhadap

DPK

5. setelah trimming,

variabel BI Rate,

Inflasi dan Dana Pihak

Ketiga secara simultan

berpengaruh signifikan

terhadap pembiayaan

Page 88: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

71

berdasarkan prinsip

bagi hasil pada

Perbankan Syariah di

Indonesia

6. BI Rate memiliki

pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap

pembiayaan

berdasarkan prinsip

bagi hasil.

7. inflasi memiliki

pengaruh negatif

terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip

bagi hasil

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

The Impact of

Macroeconomic

Factors on Credit

Risk in Conventional

Banks and Islamic

Banks: Evidence

from Indonesia

Oleh : Huey-Yeh

Lin1 , Nuraeni

Hadiati Farhani1 &

Meihua Koo2

(2016)

International

Journal of Financial

Research Vol. 7,

No. 4; 2016)

http://ijfr.sciedupres

s.com

Jenis Penelitian:

Panel data telah

digunakan

untuk

melakukan

analisis empiris

Teknik

Analisis:

Menggunakan

model regresi

OLS.

Objek Sample :

Sampel

penelitian

terdiri dari data

triwulanan dari

91 bank

konvensional

dan 11 Bank

Islam,

dari 2008

hingga 2015

Variabel:

sama- sama

menggunakan

variabel BI Rate,

Inflasi, kurs, dan

pmbiayaan

Obyek : sama

sama perbankan

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

Variabel :

Terdapat yang berbeda

yaitu PDB riil, IHSG,

dan (niai tukar) serta

pembiayaan bagi hasil

pada peneliti

sebelumnya.

Objek penelitian yaitu

bank syariah dengan

periode 2014-2018

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan pada bank

konvensional dan bank

syariah

Menggunakan analisis

Path sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan analisis

Model regresi OLS

Hasil Penelitian :

1. Hasil empiris

menunjukkan bahwa

bank syariah lebih

tahan selama krisis,

dan hanya dua

variabel (Nilai Tukar

dan Money Supply)

yang signifikan

terhadap risiko kredit

di bank syariah

2. bank konvensional

hampir semua

variabel signifikan

kecuali Indeks

Produksi Industri

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Pengaruh Faktor

Makro Ekonomi

Terhadap

Jenis Penelitian:

Kuantitatif

Dengan data

Variabel:

sama- sama

menggunakan

Variabel :

Terdapat yang berbeda

yaitu PDB riil, IHSG,

Hasil Penelitian :

1. inflasi berpengaruh

negatif namun tidak

Page 89: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

72

Penghimpunan Dana

Pada Bank Umum

Di Indonesia

Oleh : Sutono &

Batista Sufa Kefi

(2013)

Jurnal Ekonomi

Manajemen

Akuntansi –

ISSN 0853 – 8778

No. 34 / Th. XX /

April 2013

sekunder

Teknik

Analisis:

menggunakan

analisis regresi

linear berganda

Objek Sample :

Bank Umum Di

Indonesia

variabel Makro

ekonomi dan

Dana Pihak

Ketiga (DPK)

Obyek : sama

sama perbankan

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

dan pembiayaan berbasis

bagi hasil pada peneliti

sebelumnya.

Objek penelitian yaitu

bank syariah dengan

periode 2014-2018

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan bank

Umum Indonsia

Menggunakan analisis

jalur sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan analisis

regresi linear berganda

signifikan terhadap

DPK

2. Kurs berpengaruh

positif namun tidak

signifikan terhadap

DPK.

3. suku bunga SBI

berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap

DPK

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Analisis Pengaruh

Makro Ekonomi

Terhadap Dana

Pihak Ketiga (Dpk)

Pada Bank Umum

Dan Bank Syariah

Di Kabupaten

Lamongan

Oleh : moch. Zaid al

kharis (2014)

Tesis

universitas

pembangunan

nasional ”veteran”

jawa timur

Jenis Penelitian:

Kuantitatif

dengan data

sekunder

Triwulan

Teknik

Analisis:

Menggunakan

Analisis Regresi

Linear

Berganda

Objek Sample :

Bank Umum

dan Bank

Syariah di Kab.

Lamongan

Variabel:

sama- sama

menggunakan

Variabel Makro

Ekonomi (BI

Rate, Inflasi,

kurs, dan Dana

Pihak Ketiga

(DPK) sebagai

Obyek : sama

sama perbankan

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

Variabel :

Terdapat yang berbeda

yaitu PDB riil, IHSG,

dan pembiayaan berbasis

bagi hasil pada peneliti

sebelumnya.

Objek penelitian yaitu

bank syariah dengan

periode 2014-2018

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan bank

umum dan bank syariah

di kabupaten lamongan

saja.

Menggunakan analisis

jalur (path Amalyisis)

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan analisis

regresi linear berganda

Hasil Penelitian :

1. pengujian hipotesis

secara simultan

variabel bebas, yaitu

Inflasi (X1), Kurs

(X2), dan Suku bunga

SBI (X3) berpengaruh

signifikan terhadap

variabel terikatnya

Dana Pihak Ketiga

(DPK) Bank Umum

(Y1) dan Dana Pihak

Ketiga Bank Syariah

(Y2),

2. secara parsial, variabel

yang tidak berpengaruh

secara signifikan

adalah Inflasi (X1) dan

Suku Bunga SBI (X3)

terhadap Dana Pihak

Ketiga baik pada Bank

umum,maupun bank

Syariah

3. Variabel Tingkat Suku

Bunga SBI

Page 90: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

73

berpengaruh secara

signifikan terhadap

Dana Pihak Ketiga

baik pada Bank

umum,maupun bank

Syariah

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Pengaruh Kurs,

Inflasi, Dana Pihak

Ketiga (Dpk), Dan

Pendapatan Bank

Terhadap

Pembiayaan Pada

Bank Umum

Syariah Devisa

Periode 2014-2016

Oleh :

SUPRIHATIN

(2017)

Jurusan Perbankan

Syariah Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis

Surakarta

Jenis Penelitian :

metode

penelitian

kuantitatif,

dengan data

Sekunder

Teknik Analisis:

analisis

menggunakan

metode regresi

linier berganda.

Sedangkan

untuk mengolah

data

menggunakan

program (SPSS)

for Windows

versi 20.0.

Objek Sample :

Bank Umum

Syariah Devisa

Periode 2014-

2016

Variabel :

sama- sama

menggunakan

variabel Kurs,

Inflasi, Dana

Pihak Ketiga

(Dpk), Dan

Pembiayaan

Obyek : sama

sama perbankan

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

Variabel:

Terdapat yang berbeda

yaitu PDB riil, IHSG,

dan BI rater pada

peneliti sebelumnya.

Objek penelitian yaitu

perbankan syariah

Indonesia dengan

periode 2014-2018

sedangkan peneliti

sebelumnya Bank

Umum Syariah Devisa

Periode 2014-2016

Menggunakan Teknik

analisis jalur (Path

Analysis) sedangkan

peneliti sebelumnya

menggunakan Metode

regresi linear berganda

dengan SPSS

Hasil Penelitian :

1. uji F menunjukkan

bahwa secara simultan

variabel independen

kurs, inflasi, DPK, dan

pendapatan bank

berpengaruh terhadap

pembiayaan.

2. secara parsial dengan

menggunakan uji t

diperoleh inflasi dan

pendapatan bank tidak

berpengaruh terhadap

pembiayaan dengan

tingkat signifikansi

0,643 dan 0,531

3. kurs dan dana pihak

ketiga (DPK)

berpengaruh terhadap

pembiayaan karena

tingkat signifikansinya

sebesar 0,030 dan

0,044 < α (0,05)

4. Nilai R Square (R2 )

sebesar 0,441

menunjukkan, bahwa

sebesar 44,1%

pembiayaan dapat

dijelaskan oleh setiap

variabel independen

yang terdapat dalam

penelitian, sedangkan

sisanya sebesar 55,9%,

dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak

Page 91: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

74

3. Penelitian Terdahulu Tidak berpengaruh Signifikan

termasuk dalam model

penelitian.

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil

Pengaruh Dana

Pihak Ketiga,

Tingkat Bagi Hasil

Dan Non

Performing

Financing Terhadap

Volume Dan Porsi

Pembiayaan

Berbasis Bagi Hasil

Pada Perbankan

Syariah Di

Indonesia

Oleh : Lintang

Nurul Annisa Rizal

Yaya (2015)

Publish : Jurnal

SHARE | Volume 4 |

Number 1 | January

- June 2015

Jenis Penelitian:

Kuantitatif

dengan data

sekunder

Teknik Analisis

: Metode

analisis data

menggunakan

analisis regresii

linear berganda.

Objek Sampel :

Sampel yang

digunakan

adalah tujuh

bank umum

syariah dengan

objek penelitian

laporan

keuangan

triwulan dari

Juni 2010

hingga

September 2013

Variabel:

sama- sama

menggunakan

variabel Dana

Pihak Ketiga dan

Pembiayaan

Berbasis Bagi

Hasil

Obyek : sama

sama perbankan

syariah

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

Variabel :

Terdapat yang berbeda

yaitu Makroekonomi

(PDB riil, IHSG, dan

kurs (niai tukar), BI Rate

dan Inflasi pada peneliti

sebelumnya.

Objek penelitian yaitu

bank syariah dengan

periode 2014-2018

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan pada bank

syariah triwulan dari

Juni 2010 hingga

September 2013

Menggunakan analisis

Path sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan analisis

regresi linear berganda

Hasil Penelitian:

1. aspek volume, variabel

DPK, tingkat bagi hasil

dan NPF periode lalu

berpengaruh signifikan

terhadap volume

pembiayaan berbasis

bagi hasil periode

berikutnya.

2. Pada aspek proporsi

ditemukan bahwa

hanya variabel tingkat

bagi hasil penyaluran

pembiayaan periode

lalu yang berpengaruh

signifikan terhadap

porsi pembiayaan

berbasis bagi hasil

periode berikutnya

Penleitian atau

Jurnal

Metode

Penelitian Kesamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Analisis Pengaruh

Inflasi, Suku Bunga

Dan Nilai Tukar

Terhadap

Pembiayaan Dengan

Dana Pihak Ketiga

Sebagai Variabel

Intervening

Perbankan Syariah

Di Indonesia 2013 –

Jenis Penelitian:

Kuantitatif

dngan data

sekunder time

series

(Triwulan)

Teknik

Analisis:

Path Analyisis

Variabel:

sama- sama

menggunakan

variabel Inflasi,

Suku Bunga Dan

Nilai Tukar,

Pembiayaan dan

DPK

Obyek : sama

Variabel :

Terdapat yang berbeda

yaitu PDB riil, IHSG,

dan pembiayaan berbasis

bagi hasil

Periode penelitian yaitu

bank syariah dengan

periode 2014-2018

sedangkan peneliti

1. inflasi, suku bunga dan

nilai tukar tidak

berpengaruh terhadap

jumlah pembiayaan,

pembiayaan

mudharabah,

pembiayaan

musyarakah dan

pembiayaan

murabahah.

Page 92: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

75

Diolah oleh penulis (2018)

2.11. Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh ekonomi

Makro terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta dampaknya terhadap pembiayaan

berbasis bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah) pada perbankan syariah di

indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung Melalui Analisis jalur

(Path Analysis) yang mengacu pada penelitian terdahulu dengan menggunakan

data time series periode januari 2014 - Desember 2018, adapun kerangka

berfikirnya yaitu sebagai berikut:

2017

Oleh : MUHAMAD

KAVA NASIKIN

(2018)

IAIN SALATIGA

dengan Program

Eviews

Objek Sample :

Perbankan

Syariah

sama perbankan

syariah

Menggunakan

metode

kuantitatif

dengan data

sekunder

sebelumnya Perbankan

Syariah Di Indonesia

2013 – 2017

Menggunakan analisis

Path dengan struktural

sedangkan peneliti

sebelumnya

menggunakan path

analysis dengan program

eviews

2. Dana pihak ketiga

berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

jumlah pembiayaan,

pembiayaan

musyarakah dan

pembiayaan

murabahah. Namun,

dana pihak ketiga tidak

berpengaruh terhadap

pembiayaan

mudharabah.

3. Hasil analisis jalur

menunjukkan bahwa

dana pihak ketiga tidak

dapat memediasi

pengaruh inflasi, suku

bunga dan nilai tukar

terhadap jumlah

pembiayaan,

pembiayaan

mudharabah,

pembiayaan

musyarakah dan

pembiayaan

murabahah.

Page 93: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

76

Gambar 2.5

kerangka berfikir Penelitian

Keterangan:

X1 = Inflasi X2 =BI Rate X3 = Kurs X4 = PDB riil

X5 = IHSG Y = Dana pihak ketiga (DPK)

Z = Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil = Standar error

UJI ASUMSI KLASIK

1. UJI

Normalitas

2. Uji

Autokorelasi

3.Uji

Multikolinearitas

4. Uji

Heterokedasitas

UJI DETERMINASI (R2)

UJI SIMULTAN (UJI F)

UJI Parsial (UJI T)

Hasil dan Interprestasi Penelitian

Kesimpulan, Implikasi dan Saran

Page 94: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

77

2.12. Hipotesa

Berdasarkan tujuan penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh secara simultan Inflasi, BI Rate, Kurs, dan PDB Riil, IHSG

terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Ho = 0 : Inflasi, BI Rate, Kurs, dan PDB Riil, IHSG tidak berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).

Ha 0 : Inflasi, BI Rate, Kurs, dan PDB Riil, IHSG berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).

2. Pengaruh secara simultan Inflasi, BI Rate, Kurs, dan PDB Riil, IHSG

terhadap Dana Pembiayaan Bagi hasil

Ho = 0 : Inflasi, BI Rate, Kurs, dan PDB Riil, IHSG tidak berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).

Ha 0 : Inflasi, BI Rate, Kurs, dan PDB Riil, IHSG berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).

3. Pengaruh secara Parsial Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

pembiayaan bagi hasil

H0 = 0 : Inflasi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

Ha 0 : Inflasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

4. Pengaruh secara Parsial BI Rate terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

pembiayaan bagi hasil

Page 95: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

78

H0 = 0 : BI Rate tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

Ha 0 : BI Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

5. Pengaruh secara Parsial Kurs terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

pembiayaan bagi hasil

H0 = 0 : Kurs tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

Ha 0 : Kurs berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

6. Pengaruh secara Parsial PDB Riil terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

pembiayaan bagi hasil

H0 = 0 : PDB Riil tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

Ha 0 : PDB Riil berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

7. Pengaruh secara Parsial IHSG terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

pembiayaan bagi hasil

H0 = 0 : IHSG tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

Ha 0 : IHSG berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan pembiayaan bagi hasil

Page 96: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

79

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris (empirical approach).

Pendekatan empiris adalah penelitian terhadap gejala-gejala sosial dan alam, yang

bertolak pada penggalian, pemaparan, penjelasan, penafsiran dan estmasi terhadap

gejala dan fenomena empiris. Umumnya metode yang digunakan pada penelitian

yang menggunakan pendekatan empiris adalah metode kuantitatif dan metode

kualitatif (Sugiyono, 2013).

Adapun dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis menelaah bagian-

bagian fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif

adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori

dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Dimana dalam penelitian ini

akan membahas pengaruh Inflasi (X1), BI Rate (X2), Kurs (Nilai Tukar rupiah)

(X3) dan PDB riil (X4) , IHSG (X5) terhadap DPK (Dana Pihak Ketiga) (Y) serta

Dampaknya terhadap Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil (Z).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan objek penelitian seluruh BUS (bank

umum syariah) dan UUS (Unit Usaha syariah) di Indonesia. Lokasi penelitian ada

tiga tempat, yaitu Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Pusat

Statistik.

Page 97: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

80

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder

berupa data runtun waktu (time series). Menurut Wijaya, (2013 : 19) data

sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat

siap pakai dan juga mampu memberikan informasi dalam pengambilan keputusan

walaupun dapat diolah lebih lanjut.

Dimana peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut menurut

kebutuhannya. Peneliti menggunakan sumber data yaitu:

DATA SUMBER DATA

Produk Domestik Bruto (PDB Riil) BPS (Badan Pusat Statistik) dan

Kementerian Perdagangan

INFLASI Bank Indonesia / Div Moneter

Suku Bunga (BI Rate) Bank Indonesia / SEKI

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS

(Kurs Rupiah) Bank Indonesia / SEKI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IDX Pasar Modal / BEI

Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

Syariah

Otoritas Jasa Keuangan / Statistik

perbankan Syariah

Pembiayaan Bagi Hasil Musyarakah dan

Mudarabah

Otoritas Jasa Keuangan / Statistik

perbankan Syariah

Diolah penulis : 2018

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri

tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah di Indonesia, yaitu ada

202 bank. Yang meliputi bank umum syariah (14), unit usaha syariah (20) dan

Page 98: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

81

bank pembiayaan rakyat syariah (168) pada 2018. Sedangkan sampel adalah

sebagian dari populasi yang diteliti (Supriadi, 2014). Dimana sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah dan unit usaha syariah yang ada

di Indonesia, yaitu ada 34 bank (14 BUS dan 20 UUS).

Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode Judgement Sampling

dalam menentukan sampel. Metode judgement sampling atau purposive

pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan

pertimbangan tertentu.

3.5. Definisi Operasional

Untuk memberikan batasan penelitian dalam memudahkan penafsiran

mengenai variabel-variabel yang digunakan, maka diperlukan penjabaran defenisi

operasional variabel, yakni sebagai berikut:

3.5.1.Variabel Eksogen

merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (endogen),baik

secara postifif maupun negatif, yaitu jika terdapat variabel eksogen,variabel

endogen juga hadir dengan setiap unit kenaikan dalam variabel eksogen, dan

terdapat pula kenaikan atau penuruan dalam variabel endogen. (Sugiyono,

2013). Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel eksogen yaitu:

a. Inflasi (X1) merupakan kenaikan tingkat harga secara umum dari

barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu atau

turunnya nilai uang yang terus menerus (Karim, 2017).

Page 99: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

82

b. BI Rate / Repo Rate (X2) merupakan suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. (Bank Indonesia,

www.bi.go.id 2018).

c. Kurs (X3) nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu

yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain , dalam

hal ini harga mata uang Rupiah terhadap Dollar USA (Supriana, 2013).

d. PDB riil (X4) merupakan PDB riil adalah nilai barang dan jasa yang diukur

dengan menggunakan harga konstan (tanpa memperhatikan faktor inflasi).

PDB riil menunjukkan apa yang akan terjadi terhadap pengeluaran atas

output jika jumlah berubah tetapi harga tidak (Mankiw, 2018 : 17).

e. IHSG (X5) IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) merupakan salah satu

indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai

indikator pergerakan tren pasar saham, yang menggambarkan kondisi pasar

pada suatu waktu, apakah aktif atau lesu (Martalena & Malinda, 2011).

3.5.2. Variabel Endogen

Variabel endogen ini adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat,karena adanya variabel bebas (Eksogen) (Sugiyono, 2013).

variabel endogen menjadi perhatian utama bagi peneliti, Maka dalam

penelitian ini yang menjadi variabel endogen adalah:

a. Dana pihak ketiga (Y) Adalah simpanan nasabah (Pihak Ketiga) dalam

bentuk tabungan, giro dan deposito berdasarkan prinsip syariah dalam

Page 100: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

83

rupiah dan valas asing yang dihimpun bank syariah pada saat tertentu,

dinyatakan dalam miliyaran rupiah (Andraeny, 2011).

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Z) merupakan penyediaan

dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi

hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk

mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan sistem

bagi hasil (Undang-Undang No. 21 tahun 2008).

1. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana

pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal,

sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi

menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan

apabila rugi maka ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat

kelalaian si pengelola, tetapi seandainya kerugian diakibatkan karena

kecurangan atau kelalaian sipengelola, maka sipengelola harus

bertanggung jawab atas kerugian (Antonio, 2017).

2. Sedangkan musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana (amal/expertise) dengan kesepakatan

bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati dan

risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan porsi kerjasama

(Karim, 2017).

Page 101: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

84

3.6. Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website

resmi Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI Rate, inflasi, kurs, PDB riil, IHSG,

dana pihak ketiga pada bank syariah dan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi

hasil. Data diambil dari Statistik Perbankan Syariah (SPS), Statistik Ekonomi dan

Keuangan Indonesia (SEKI), dan Badan Pusat Statistik dalam bentuk laporan

bulanan dan triwulan dalam periode Januari 2011 hingga Desember 2018.

Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Pustaka (Library Research). Penelitian ini mengumpulkan data dan

teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan

melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti

artikel, jurnal, buku dan penelitian terdahulu. Studi ini dilakukan untuk

mengumpulkan data pendukung sehingga mendapatkan gambaran yang

lebih jelas tentang masalah yang sedang diteliti dan landasan teori untuk

menganalisisnya.

2. Studi Dokumentasi. Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen dapat berbentuk tulisan, foto/gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini

pengumpulan data yang dilakukan dengan kategori dan klasifikasi bahan-

bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data yang

digunakan merupakan data sekunder berupa data runtun waktu (time series)

dengan skala perbulan yang diambil dari data bulanan historis yaitu Inflasi,

Page 102: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

85

BI Rate, Kurs, PDB riil, IHSG, dana pihak ketiga, dan pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil yang diperoleh dari situs resmi Otoritas Jasa

Keuangan, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik.

3.7. Metode Analisis Data

3.7.1. Analisis statistik deskriptif

Analisis deskriptif yaitu analisis yang ditunjukkan pada perkembangan dan

pertumbuhan dari suatu keadaan dan hanya memberikan gambaran tentang

keadaan tertentu dengan cara menguraikan tentang sifat-sifat dari objek penelitian

tersebut. Dalam hal ini penulisan dilakukan dengan menggunakan analisa

deskriptif, yaitu dengan membaca tabel-tabel, angka-angka yang tersedia

kemudian dilakukan uraian dan penafsiran.

3.7.2. Uji asumsi klasik

Seperti halnya dengan regresi linier berganda, pada analisis jalur juga akan

dilakukan uji asumsi klasik, karena analisis jalur merupakan perluasan dari regresi

linier berganda. Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi pada penelitian

signifikan dan representatif. Dalam analisis regresi berganda perlu menghindari

adanya penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam

penggunaannya. Sehingga sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi klasik. Suatu model penelitian dikatakan cukup baik dan

dapat digunakan untuk memprediksi jika lolos serangkaian uji asumsi klasik yang

melandasinya. Uji asumsi klasik yang akan dilakukan terdiri dari uji normalitas,

uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

Page 103: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

86

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan suatu jenis uji statistik untuk menentukan

apakah suatu populasi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2017). Model

yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji

normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat

signifikasi dari nilai residual apakah terdistribusi secara normal atau tidak.

Dasar pengambilan keputusan pada uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), yaitu:

1) Jika nilai probabilitas nilai signifikansi > 0,05 berarti data residual

berdistribusi normal.

2) Jika nilai probabilitas nilai signifikansi < 0,05 berarti data residual tidak

berdistribusi normal.

Cara lain untuk menguji normalitas dapat dilakukan dengan melihat p-plot.

Adapun cara untuk melihat apakah data berdistribusi normal adalah dengan

melihat sebaran data di seputar garis diagonal. Data pada variabel yang digunakan

akan dinyatakan terdistribusi normal jika data tersebar mengikuti garis diagonal

atau garis linier.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

(korelasi) yang signifikan antar variabel bebas. Jika terdapat hubungan yang

cukup tinggi (signifikan), berarti ada aspek yang sama diukur pada variabel bebas.

Hal ini tidak layak digunakan untuk menentukan kontribusi secara bersama-sama

variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji multikolinieritas dengan SPSS

Page 104: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

87

ditunjukkan lewat tabel Coefficient, yaitu pada kolom Tolerance dan kolom VIF

(Variance Inflated Factors). Tolerance adalah indikator seberapa banyak

variabilitas sebuah variabel bebas tidak bisa dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Antara variabel bebas dikatakan tidak terjadi korelasi jika nilai tolerance

lebih dari 10 persen dan memiliki nilai VIF kurang dari 10 (VIF < 10).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi juga disebut Independent Errors digunakan untuk melihat

apakah ada hubungan linier antara error serangkaian observasi yang diurutkan

menurut waktu (data time series). Uji ini dilakukan apabila data yang dianalisis

merupakan data time series. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi

dalam suatu model penelitian dapat menggunakan uji Durbin Watson. Nilai

Durbin Watson yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai d-tabel. Pada

= 5%, hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai

berikut:

1) Jika nilai Durbin Witson (DW) dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2) Jika nilai Durbin Witson (DW) diantara -2 sampai +2, berarti tidak

terdapat autokorelasi.

3) Jika nilai Durbin Witson (DW) diatas +2, berarti terdapat autokorelasi

negatif.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bisa dilakukan jika data bersifat homoskedastisitas

yaitu kondisi dimana varians dari data adalah sama pada seluruh pengamatan,

sedangkan heteroskedastisitas terjadi jika varian error untuk beberapa nilai X

Page 105: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

88

tidak konstan atau berubah-ubah. Sebuah varian dikatakan homoskedastisitas jika

tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, sedangkan heteroskedastisitas terjadi ketika titik-

titik memiliki pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian

menyempit. Gejala heteroskedastisitas dapat diuji dengan metode Glesjer dengan

cara menyusun regresi antara nilai absolut residual dengan variabel bebas. Apabila

masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap absolut

residual ( = 5%) maka dalam model tersebut tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas (nilai probabilitas variabel bebas (Sig) lebih besar daripada =

0,05 atau Sig > 0,05). Untuk mendeteksi ada dan tidaknya heteroskedastisitas

dapat menggunakan grafik plot yaitu antara prediksi variabel independen

(ZPRED) dengan residualnya (SDRESID).

3.7.3. Analisis Jalur (path analysis)

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur

(path analysis) model trimming dengan menggunakan SPSS. Analisis jalur

merupakan pengembangan dari model regresi yang digunakan untuk menguji

kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau lebih model yang dibandingkan

oleh si peneliti. Model biasanya digambarkan dengan lingkaran dan anak panah

yang menunjukkan hubungan kausalitas. Regresi dilakukan untuk setiap variabel

dalam model. Nilai regresi diprediksi oleh model dibandingkan dengan matrik

korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness-of-fit dihitung. Model terbaik

dipilih berdasarkan nilai goodness-of-fit (Ghozali, 2017).

Kelebihan memakai Analisis jalur merupakan pengembangan lebih

Page 106: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

89

lanjut dari analisis regresi berganda dan bivariat. Analisis jalur ingin menguji

persamaan regresi yang melibatkan beberapa variabel eksogen dan endogen

sekaligus sehingga memungkinkan pengujian terhadap variabel

mediating/intervening atau variabel antara.

Disamping itu analisis jalur juga dapat mengukur hubungan langsung

antar variabel dalam model maupun hubungan tidak langsung antar variabel

dalam model. Hubungan langsung antara variabel eksogen terhadap variabel

dapat dilihat pada koefisien beta. Hubungan tidak langsung adalah seberapa

besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel

intervening. Pengaruh total dapat diperoleh dengan menjumlahkan hubungan

langsung dan tidak langsung (Ghozali, 2017).

Sehingga dari penjelasan diatas, alasan peneliti menggunakan Path

Analysis yaitu Keunggulan Path Analysis dibandingkan analisis regresi berganda

yaitu:

1. Peneliti dapat secara simultan mengukur pengaruh variabel eksogen terhadap

variabel endogen.

2. Peneliti dapat menguji apakah model sudah cukup fit dengan data.

3. Peneliti dapat menguji model yang memiliki permasalahan multikolinieritas

(korelasi yang tinggi antara variabel eksogen).

4. Peneliti dapat melakukan pebandingan pengaruh langsung dan tidak langsung

dari variabel eksogen terhadap variabel endogen

5. Tekhnik analisis jalur ini sesuai yang akan digunakan dalam menguji

besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada

Page 107: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

90

setiap diagram jalur dari hubungan kausalitas antar variabel X terhadap Y

serta dampaknya kepada Z. Analisis korelasi dan regresi merupakan dasar dari

perhitungan koefisien jalur dari penelitian yang ingin diteliti.

Pada diagram jalur digunakan dua jenis anak panah, yaitu; pertama, anak

panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel eksogen

terhadap sebuah variabel endogen. Kedua, anak panah dua arah yang menyatakan

hubungan korelasional antara variabel eksogen (Riduwan & Kuncoro, 2014).

Adapun dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur dengan model

trimming. Model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki

suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel

eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan. Jadi, model trimming terjadi

ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak

signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih variabel yang tidak signifikan,

peneliti perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan.

Cara menggunakan model trimming yaitu menghitung ulang koefisien jalur tanpa

menyertakan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan.

Langkah-langkah pengujian analisis jalur model trimming sebagai berikut

(Riduwan & Kuncoro, 2014) :

a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

Hipotesis :

1) Inflasi, BI Rate, Kurs, PDB riil dan IHSG terhadap Dana Pihak Ketiga

H0: Inflasi, BI Rate, Kurs, PDB riil dan IHSG tidak berpengaruh secara

simultan dan parsial terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Page 108: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

91

Ha: Inflasi, BI Rate, Kurs, PDB riil, dan IHSG berpengaruh secara

simultan dan parsial terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Persamaan strukturalnya:

Y = pYX1 + pYX2 + pYX3 + pYX4 + pYX5 + 1

2) BI Rate, Inflasi, Kurs, dan PDB riil, IHSG dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

terhadap Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil

H0: Inflasi, BI Rate, Kurs, PDB riil, IHSG dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

tidak berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Pembiayaan

berdasarkan Prinsip Bagi Hasil

Ha: Inflasi, BI Rate, Kurs, PDB riil, IHSG dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Pembiayaan berdasarkan

Prinsip Bagi Hasil

Persamaan strukturalnya :

Z = pZX1 + pZX2 + pZX3 + pZX4 + pZX4 + pZX5 + 1

b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

1) Menggambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan

rumuskan persamaan strukturnya yang sesuai dengan hipotesis. Berikut

diagram jalur lengkap

Page 109: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

92

Gambar 3.1

Diagram Jalur Lengkap

Dilihat dari diagram jalur diatas, maka dapat diperoleh dua sub-struktur

linier sebagai berikut:

Substruktur1:

Gambar 3.2.

Hubungan Kausal X1, X2, X3, X4, X5 terhadap Y

Page 110: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

93

Bila dirumuskan kedalam persamaan struktur matematis akan diperoleh

model sebagai berikut :

Y = pYX1 + pYX2 + pYX3 + pYX4 + pYX5 + 1

Keterangan:

Y = Dana pihak ketiga (DPK) X3 = Kurs

X1 = Inflasi X4 = PDB riil

X2 = BI Rate 1 = Residual error

X5 =IHSG

Substruktur II:

Gambar 3.3.

Hubungan Kausal X1, X2, X3, X4, X5 dan Y terhadap Z

Bila dirumuskan kedalam persamaan struktur matematis akan didiperoleh

model sebagai berikut:

Z = pZX1 + pZX2 + pZX3 + pZX4 + pZX5 + PYZ + 2

Page 111: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

94

Keterangan:

Z = Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi Hasil

Y = Dana pihak ketiga (DPK)

X1 = Inflasi X2 = BI Rate

X3 = Kurs X4 = PDB Riil

X5 = IHSG 2 = Residual Error

2) Menghitung koefisien regresi untuk setiap sub-struktur yang telah

dirumuskan. Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi,

koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan Coefficient yang

dinyatakan sebagai Standardized Coefficient atau dikenal dengan nilai

beta. Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan

antara variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-

nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.

c. Menghitung koefisien jalur secara simultan atau uji statistik F.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara simultan atau keseluruhan. Uji secara simultan

(keseluruhan) hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

1) Kaidah pengujian signifikansi secara manual dengan menggunakan

tabel F. Rumus :

Keterangan : N = jumlah sampel

K = jumlah variabel eksogen

Page 112: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

95

= R Square

Jika :

a) Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Dengan taraf signifikansi () = 5% atau 0,05.

b) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak

signifikan. Dengan taraf signifikansi ( ) = 5% atau 0,05.

2) Kaidah pengujian signifikansi dengan program SPSS.

a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya signifikan.

b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak signifikan.

d. Menghitung secara individual atau uji statistik t.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara parsial atau individual. Secara individual uji statistik yang

digunakan adalah uji t. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi

hipotesis statistik sebagai berikut:

Ha : yx1 > 0

Ho : yx1 = 0

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara

nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut:

Page 113: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

96

1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

e. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel endogen. Nilai koefisien

determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel eksogen dalam menjelaskan variabel endogen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel eksogen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

endogen.

f. Menguji kesesuaian antar model analisis jalur

Uji kesesuaian model (goodness-of-fit) dimaksudkan untuk menguji

apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian (fit) dengan data atau tidak.

Shumacker dan Lomax serta Kusnendi mengatakan bahwa dalam analisis jalur

untuk suatu model yang disusulkan dikatakan fit dengan data apabila matriks

korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi estimasi (reproduced

correlation matrix) atau korelasi yang diharapkan (expected correlation matrix).

Oleh karena itu, menurut Bachrudin dan Harapan Tobing rumusan hipotesis

statistik kesesuaian model analisis jalur dirumuskan seperti berikut.s

1) Ha : R R (). Artinya matriks estimasi berbeda dengan matriks korelasi

sampel.

Page 114: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

97

2) Ho : R = R (). Artinya matriks korelasi estimasi tidak berbeda (sama)

dengan matriks korelasi sampel.

Shumacker dan Lomax memberikan petunjuk bagaimana menguji

kesesuaian model analisis jalur. Hal ini dapat digunakan uji statistik kesesuaian

model koefisien Q dengan rumus :

Keterangan :

Q = koefisien Q

R2M = koefisien determinasi multiple untuk model yang diusulkan.

R2M = 1- (1- R2

1).(1- R22).\...(1- R2

M)

M = koefisien determinan multiple R2M setelah koefisien jalur yang

tidak signifikan dihilangkan / M = R2M setelah dilakukan

trimming.

Apabila Q = 1, hal ini mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1,

untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji

dengan statistik W yang dihitung dengan rumus:

Keterangan :

N = menunjukkan ukuran sampel.

d = banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan

degree of freedom = derajat bebas.

Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika Whitung ≥ 2 (df ; ), Artinya Ho ditolak (berarti matriks korelasi

sampel berbeda dengan matriks korelasi estimasi), maksudnya kedua

model tersebut signifikan

Page 115: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

98

2) Jika Whitung ≤ 2 (df ; ), Artinya Ho diterima (berarti matriks korelasi

sampel tidak berbeda atau sama dengan matriks korelasi estimasi),

maksudnya kedua model tersebut tidak signifikan.

Keterangan : 2 adalah chi-kuadrat / chi-square

g. Merangkum ke dalam tabel

Setelah dilakuan pengujian dengan model triming maka semua hasil dari

pengujian dari substruktur 1 dan substruktur 2 dibentuk dlam skema dan

dirangkum kedalam tabel untuk melihat lebih jelas Variabel-Variabel yang

berpengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta total pengaruh antara

Makroekonomi terhadap dpk dan pembiayaan berbasis bagi hasil.

h. Memaknai dan menyimpulkan

Hasil dari skema dan rangkuman tabel tersebut dianalisis secara rinci ,

serta memaknai dari semua angka angka variabel yang telah di uji baik dari

substruktur 1 dan substruktur 2, sehingga bisa menyimpulkan tujuan hasil akhir

dari temuan temuan dari penelitian ini.

Page 116: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

99

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

A. Profil Perbankan Syariah Indonesia

Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank syariah

adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah

dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah. (Bank Indonesia : www.bi.go.id. 2018).

Perkembangan perbankan syariah dimulai Tahun 1990, pada saat itu

Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk kelompok kerja untuk mendirikan

Bank Islam di Indonesia. Pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990, Majelis Ulama

Indonesia (MUI) menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di

Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih

mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta 22 – 25 Agustus 1990,

yang menghasilkan amanat bagi pembentukan kelompok kerja pendirian bank

Islam di Indonesia. Kelompok kerja dimaksud disebut Tim Perbankan MUI

dengan diberi tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua

pihak yang terkait. Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah

berdirilah bank syariah pertama di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia

(BMI), yang sesuai akte pendiriannya, berdiri pada tanggal 1 Nopember 1991.

Page 117: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

100

Sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI resmi beroperasi dengan modal awal sebesar

Rp.106.126.382.000,.

Gambar 4.1

Mileston perkembangan perbankan syariah

Sumber : OJK (diolah oleh penulis, 2019)

Pada awal masa operasinya, keberadaan bank syariah belumlah

memperoleh perhatian yang optimal dalam tatanan sektor perbankan nasional.

Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah, saat itu hanya

Page 118: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

101

diakomodir dalam salah satu ayat tentang "bank dengan sistem bagi hasil" pada

UU No.7 Tahun 1992 tanpa rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis

usaha yang diperbolehkan. Pada tahun 1998, pemerintah dan Dewan Perwakilan

Rakyat melakukan penyempurnaan UU No.7/1992 tersebut menjadi UU No.10

Tahun 1998, yang secara tegas menjelaskan bahwa terdapat dua sistem dalam

perbankan di tanah air (dual banking system), yaitu sistem perbankan

konvensional dan sistem perbankan syariah. Peluang ini disambut hangat

masyarakat perbankan, yang ditandai dengan berdirinya beberapa Bank Islam lain,

yakni Bank IFI, Bank Syariah Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega,

Bank BRI, Bank Bukopin, BPD Jabar dan BPD Aceh dll.

Pengesahan beberapa produk perundangan yang memberikan kepastian

hukum dan meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah, seperti: (i) UU No.21

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah; (ii) UU No.19 tahun 2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara (sukuk); dan (iii) UU No.42 tahun 2009 tentang

Amandemen Ketiga UU No.8 tahun 1983 tentang PPN Barang dan Jasa. Dengan

telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan

syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan

mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi.

Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

dalam dua dekade pengembangan keuangan syariah nasional, sudah banyak

pencapaian kemajuan, baik dari aspek lembagaan dan infrastruktur penunjang,

perangkat regulasi dan sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi

Page 119: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

102

masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah. Sistem keuangan syariah kita

menjadi salah satu sistem terbaik dan terlengkap yang diakui secara internasional.

Pada akhir tahun 2013, fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan

berpindah dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan. Maka pengawasan dan

pengaturan perbankan syariah juga beralih ke OJK. OJK selaku otoritas sektor

jasa keuangan terus menyempurnakan visi dan strategi kebijakan pengembangan

sektor keuangan syariah yang telah tertuang dalam Roadmap Perbankan Syariah

Indonesia 2015-2019. Roadmap ini diharapkan menjadi panduan arah

pengembangan yang berisi insiatif-inisiatif strategis untuk mencapai sasaran

pengembangan yang ditetapkan

Kegiatan bank syariah (Muhammad, 2017) merupakan implementasi dari

prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik antara lain sebagai berikut:

1) Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

2) Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time-value of money)

3) Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

4) Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif

5) Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang

6) Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad

7) Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil dan Bank syariah

tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan.

Perkembangan perbankan syariah saat ini cukup menggembirakan, dimana

tercatat hingga tahun 2018 terdapat 14 Bank Umum Syariah, 20 Unit Usaha

Syariah dan 168 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan jika ditotalkan perbankan

Page 120: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

103

syariah sebanyak 202 dengan jumlah keseluruhan jaringan kantor sebanyak 2670

unit. Dan saat ini tentunya perbankan syariah telah memiliki landasan hukum yang

kuat yang dapat mendorong perkembangannya lebih baik lagi serta pemerintah

yang sudah mulai intens memperhatikan perkembangan ekonomi syariah termasuk

lembaga keuangan syariah, dimana data perbankan syariah terakhir per desember

2018 marketshare nya mencapai 5,94% terdiri atas BUS memiliki porsi aset

sebesar 64,99%, sementara UUS sebesar 32,43% dan BPRS sebesar 2,58%.

Dengan nilai aset sebesar 489,69 triliun rupiah, dimana Indonesia menempati

posisi ke-9, pada Negara dengan Aset Perbankan Syariah Terbesar, di awal 2019

dengan total nasabah mencapai 23 juta Nasabah bank Syariah. Dan Perbankan

syariah tumbuh positif yaitu dari sisi Aset, DPK, maupun Pembiayaan dengan laju

pertumbuhan masing-masing sebesar 12,71%, 11,21%, dan 13,20%.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Deskriptif

a. Perkembangan Variabel Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang secara terus menerus pada

umumnya, atau turunnya nilai uang yang terus menerus. Pada penelitian ini Data

inflasi yang digunakan adalah perkembangan inflasi bulanan, dimulai periode

Januari 2011 – Desember 2018. Data tersebut diperolah dari Statistik Ekonomi

dan Keuangan Indonesia (SEKI) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia melalui

situs www.bi.go.id.

Page 121: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

104

Tabel 4.1 Inflasi

(dirubah dalam Desimal)

Sumber : Bank Indonesia (data diolah penulis, 2019)

Tabel 4.2

Hasil Uji Deskriptif Inflasi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Inflasi 96 .0279 .0879 .049954 .0169800

Valid N

(listwise) 96

Berdasarkan hasil uji analisis deskriptif pada tabel 4.3 terlihat bahwa inflasi

terendah terjadi pada bulan Agustus 2016 yaitu sebesar 0,0279 atau 2,79%,

sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2013 sebesar 0,0879 atau

8,79%, dan nilai rata-ratanya sebesar 0,049954 serta standar deviasi sebesar

0.0169800. Secara keseluruhan inflasi menurun tajam pada periode akhir

penelitian 2016. Penurunan tekanan inflasi ini tidak lepas dari penurunan harga

PERIODE 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Januari 7.02 % 3.65 % 4.57 % 8.22 % 6.96 % 4.14 % 3.49 % 3.25 %

Februari 6.84 % 3.56 % 5.31 % 7.75 % 6.29 % 4.42 % 3.83 % 3.18 %

Maret 6.65 % 3.97 % 5.90 % 7.32 % 6.38 % 4.45 % 3.61 % 3.40 %

April 6.16 % 4.50 % 5.57 % 7.25 % 6.79 % 3.60 % 4.17 % 3.41 %

Mei 5.98 % 4.45 % 5.47 % 7.32 % 7.15 % 3.33 % 4.33 % 3.23 %

Juni 5.54 % 4.53 % 5.90 % 6.70 % 7.26 % 3.45 % 4.37 % 3.12 %

Juli 4.61 % 4.56 % 8.61 % 4.53 % 7.26 % 3.21 % 3.88 % 3.18 %

Agustus 4.79 % 4.58 % 8.79 % 3.99 % 7.18 % 2.79 % 3.82 % 3.20 %

September 4.61 % 4.31 % 8.40 % 4.53 % 6.83 % 3.07 % 3.72 % 2.88 %

Oktober 4.42 % 4.61 % 8.32 % 4.83 % 6.25 % 3.31 % 3.58 % 3.16 %

Nopember 4.15 % 4.32 % 8.37 % 6.23 % 4.89 % 3.58 % 3.30 % 3.23 %

Desember 3.79 % 4.30 % 8.38 % 8.36 % 3.35 % 3.02 % 3.61 % 3.13 %

Page 122: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

105

minyak internasional, sehingga harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia

relatif murah. Kenaikan inflasi secara tajam terjadi pada periode tahun 2013.

Meningkatnya tekanan inflasi tersebut terutama terjadi pada kelompok bahan

makanan, yang diakibatkan oleh kenaikan harga pangan secara global dan efek

ramadhan serta lebaran. Kondisi perekonomian tersebut membawa dampak pada

nilai inflasi yang cenderung berfluktuatif.

b. Perkembangan variabel BI Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau

stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan

kepada publik. Data BI Rate yang digunakan pada penelitian ini adalah

perkembangan BI Rate perbulan, pad periode Januari 2011 – Desember 2018.

Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI)

yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia melalui situs www.bi.go.id

Tabel. 4.3 BI Rate

(dirubah dalam Desimal)

PERIODE 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Januari 6.50% 6.00% 5.75% 7.50% 7.75% 7.25% 4.75% 4.25%

Februari 6.75% 5.75% 5.75% 7.50% 7.75% 7.00% 4.75% 4.25%

Maret 6.75% 5.75% 5.75% 7.50% 7.50% 6.75% 4.75% 4.25%

April 6.75% 5.75% 5.75% 7.50% 7.50% 5.50% 4.75% 4.25%

Mei 6.75% 5.75% 5.75% 7.50% 7.50% 5.50% 4.75% 4.50%

Juni 6.75% 5.75% 6.00% 7.50% 7.50% 5.25% 4.75% 5.25%

Juli 6.75% 5.75% 6.50% 7.50% 7.50% 5.25% 4.75% 5.25%

Agustus 6.75% 5.75% 7.00% 7.50% 7.50% 5.25% 4.50% 5.50%

September 6.75% 5.75% 7.25% 7.50% 7.50% 5.00% 4.25% 5.75%

Oktober 6.50% 5.75% 7.25% 7.50% 7.50% 4.75% 4.25% 5.75%

Nopember 6.00% 5.75% 7.50% 7.75% 7.50% 4.75% 4.25% 6.00%

Desember 6.00% 5.75% 7.50% 7.75% 7.50% 4.75% 4.25% 6.00%

Sumber : SEKI Bank Indonesia (data diolah penulis, 2019)

Page 123: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

106

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskriptif BI Rate

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

BI Rate 96 .0425 .0775 .061432 .0113598

Valid N

(listwise) 96

Berdasarkan hasil uji analisis deskriptif pada tabel dapat dilihat bahwa BI

Rate terendah terjadi pada bulan September 2017- April 2018 yaitu sebesar 0,425

atau 4,25%, sedangkan BI rate tertinggi terjadi pada bulan November 2014 -

Februari 2015 sebesar 0,0775 atau 7,75%, dan nilai rata-rata BI Rate dari tahun

2011 hingga 2018 sebesar 0,061432 serta standar deviasinya sebesar 0,0113598.

Kebijakan menaikkan dan menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI

Rate dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Beberapa dari faktor internal

tersebut adalah inflasi dan pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika

Serikat. Selain dari faktor internal, dari sisi eksternal juga cukup mempengaruhi,

seperti harga bahan bakar minyak dan tingkat suku bunga di luar negeri.

Berdasarkan data yang telah dilampirkan di atas, terlihat dari awal tahun 2011

sampai pertengahan 2013, BI Rate terus mengalami penurunan hal ini dapat

dipahami sebagai respon terhadap tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia yang

juga ikut menurun serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang terus

mengalami penguatan. Dapat disimpulkan bahwa rata-ata kenaikan dan penurunan

tingkat Suku bunga di Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2018 selalu

berfluktuasi sesuai dengan perubahan setiap bulan. Pada agustus 2014, suku

bunga mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan ada kecenderungan yang

Page 124: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

107

terjadi dari persaingan (pencarian) dana dan (penyaluran) kredit yang terjadi. Pada

april 2016, keputusan Bank Indonesia untuk memangkas atau menurunkan acuan

suku bunga, dengan harapan diikuti dengan pengurangan suku bunga kredit

perbankan serta likuiditas menyebar ke sector rill guna mendorong pertumbuhan

ekonomi.

c. Perkembangan Variabel Kurs

Nilai tukar mata uang/kurs adalah catatan harga pasar dari mata uang asing

dalam harga mata uang domestik. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah

kurs transaksi tengah dari mata uang rupiah ke dolar US dengan perkembangan

kurs perbulan, periode Januari 2011 – Desember 2018. Data tersebut diperoleh

dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) yang dipublikasikan oleh

Bank Indonesia melalui situs www.bi.go.id. Dan dikuatkan dengan Data BPS

(Badan Pusat Statistik).

Tabel 4.5

Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar amerika ($/Rp)

PERIODE 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Januari 9057 9000 9698 12226 12625 13846 13343 13413

Februari 8823 9085 9667 11634 12863 13395 13347 13707

Maret 8709 9180 9719 11404 13084 13276 13321 13756

April 8574 9190 9722 11532 12937 13204 13327 13877

Mei 8537 9565 9802 11611 13211 13615 13321 13951

Juni 8597 9480 9929 11969 13332 13180 13319 14404

Juli 8508 9485 10278 11591 13481 13094 13323 14413

Agustus 8578 9560 10924 11717 14027 13300 13351 14711

September 8823 9588 11613 12212 14657 12998 13492 14929

Oktober 8835 9615 11234 12082 13639 13051 13572 15227

Nopember 9170 9605 11977 12196 13840 13563 13514 14339

Page 125: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

108

Desember 9068 9670 12189 12440 13795 13436 13548 14481

Sumber : SEKI Bank Indonesia (data diolah penulis, 2019)

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskriptif Kurs

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kurs 96 8508 15227 11886 2002.420

Valid N

(listwise) 96

Berdasarkan hasil uji analisis deskriptif pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa

nilai kurs terendah terjadi pada bulan Juli 2011 yaitu sebesar Rp.8.508, sedangkan

nilai kurs tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2018 yakni sebesar Rp.15.227.

Adapun nilai rata-ratanya sebesar Rp.11886 dengan standar deviasi 2002.420.

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang mengalami

fluktuatif yang cenderung mengalami depresiasi. Pelemahan nilai tukar tersebut

dapat dipahami sebagai imbas dari kondisi perekonomian Indonesia yang terus

mengalami penurunan yang disebabkan oleh banyak faktor serta gejolak harga

minyak dunia yang berfluktuatif.

d. Perkembangan Variabel PDB Riil

Produk domestik bruto adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh

suatu negara dalam suatu periode tertentu yang menjumlahkan semua hasil dari

warga negara yang bersangkutan ditambah warga negara asing yang bekerja di

negara yang bersangkutan. Sedangkan PDB riil adalah nilai barang dan jasa yang

diukur dengan menggunakan harga konstan (tanpa memperhatikan faktor inflasi).

Page 126: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

109

Data PDB Riil yang digunakan pada penelitian ini adalah perkembangan

PDB Riil perbulan, periode Januari 2011 – Desember 2018. Data tersebut

diperoleh dari kementerian perdagangan dan dikuatkan oleh Badan Pusat Statistik

melalui situs www.bps.id. Dikarenakan data PDB dalam bentuk triwulan, maka

data tersebut harus dirubah terlebih dahulu dalam bentuk bulanan dengan

melakukan interpolasi menggunakan bantuan software Eviews.

Tabel 4.7

Produk Domestik Brutto Riil (Milyar)

PERIODE 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Januari 602,821.90 679,303.80 735,021.20 825,863.10 899,736.80 971,639.80 1069,122.38 1176,385.17

Februari 611,091.50 686,436.80 743,646.90 832,262.20 907,560.70 981,822.21 1080,326.36 1188,713.23

Maret 620,441.70 695,597.70 753,810.30 841,752.30 919,181.80 994,884.55 1094,699.22 1204,528.08

April 630,751.30 711,420.80 765,524.10 857,806.70 941,22.59 1014,376.01 1116,146.22 1228,126.81

Mei 642,353.80 721,161.60 778,753.60 870,874.10 956,422.79 1030,757.73 1134,171.47 1247,960.50

Juni 655,128.00 729,454.50 793,511.40 884,427.70 971,241.52 1047,537.14 1152,634.33 1268,275.70

Juli 678,728.10 740,124.90 819,777.60 907,786.50 994,177.81 1075,564.92 1183,474.08 1302,209.54

Agustus 686,604.80 742,652.90 830,106.90 915,323.20 1001,804.37 1084,942.63 1193,792.64 1313,563.34

September 688,412.50 740,863.90 834,479.40 916,356.70 1002,640.21 1086,560.22 1195,572.52 1315,521.78

Oktober 671,896.00 723,138.00 822,778.30 897,996.00 996,685.34 1067,455.02 1174,550.53 1292,390.70

Nopember 670,756.80 721,429.90 822,824.80 895,691.90 983,939.74 1063,322.93 1170,003.87 1287,387.89

Desember 672,739.70 724,119.80 824,502.00 896,553.00 964,403.42 1061,159.98 1167,623.92 1284,769.17

Sumber : kemendag dan Badan Pusat Statistik (data diolah penulis, 2019)

Tabel 4.8

Hasil Uji Deskriptif PDB Riil

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PDB 96 602,821.90 1315,52178 927,2745.15 198989612707

Valid N (listwise) 96

Page 127: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

110

Tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil uji deskriptif terhadap PDB Riil di

Indonesia periode Januari 2011 - Desember 2018. Pada tabel terlihat bahwa PDB

Riil terendah terjadi pada bulan Januari 2011 yaitu sebesar Rp.602.821,90 Milyar,

sedangkan nilai PDB Riil tertinggi terjadi pada bulan September 2018 yakni

sebesar Rp.1315.521,78 Milyar. Nilai rata-rata PDB Riil sebesar Rp.927,2745.15

(Milyar) serta standar deviasinya 198989612707.

Berdasarkan data PDB Riil yang telah dilampirkan pada tabel di atas,

tampak bahwa nilai pendapatan nasional Indonesia terus mengalami peningkatan.

Peningkatan ini tentu sangat bagus kontribusinya terhadap kondisi perekonomian

kita, hal itu dikarenakan pendapatan nasional menjadi salah satu indikator yang

mempengaruhinya. Semakin meningkatnya nilai PDB riil Indonesia telah

mengindikasikan bahwa nilai barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia terus

mengalami peningkatan yang secara langsung akan berimbas pada meningkatnya

jumlah pendapatan.

e. Perkembangan Variabel IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

Indeks Harga Saham Gabungan merupakan salah satu indeks pasar

saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai indikator pergerakan

trend pasar saham, yang menggambarkan kondisi pasar pada suatu waktu, apakah

aktif atau sedang lesu. Data IHSG yang digunakan pada penelitian ini adalah

perkembangan data IHSG perbulan, periode Januari 2011 – Desember 2018. Data

tersebut diperoleh dari Lembaga IDX Pasar modal.

Page 128: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

111

Tabel 4.9

IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)/(Rupiah)

PERIODE 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Januari 3470 3985 4796 4620 5450 4771 5387 6597

Februari 3679 4122 4941 4768 5519 4845 5568 6189

Maret 3820 4181 5034 4840 5086 4839 5685 5995

April 3837 3833 5069 4894 5216 4797 5738 5984

Mei 3889 3956 4819 4879 4911 5017 5830 5799

Juni 4131 4142 4610 5089 4803 5216 5841 5936

Juli 3842 4060 4195 5137 4510 5386 5864 6019

Agustus 3549 4263 4316 5138 4224 5365 5901 5977

September 3791 4350 4511 5090 4455 5423 6006 5832

Oktober 3715 4276 4256 5150 4447 5149 5952 6056

Nopember 3822 4317 4274 5227 4593 5297 6356 6148

Desember 3942 4454 4419 5289 4615 5294 6606 6164

Sumber : IDX (Data diolah penulis, 2019)

Tabel 4.10

Hasil Uji Deskriptif IHSG

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IHSG 96 3470 6606 4931.72 778.489

Valid N

(listwise) 96

Tabel 4.11 di atas menunjukkan hasil uji deskriptif terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG) dari periode Januari 2011 - Desember 2018.

IHSG terendah terjadi pada bulan Januari 2011 yaitu sebesar Rp.3470, sedangkan

nilai IHSG tertinggi terjadi pada bulan Desember 2017 yakni sebesar Rp.6606.

Untuk nilai rata-ratanya sebesar Rp.4931.72, dengan nilai standar deviasinya

sebesar 778.489.

Page 129: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

112

f. Analisis Deskriptif Dana Pihak Ketiga

Dana Pihak ketiga (DPK) dari masyarakat yang disimpan dalam bank

merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank, dimana

terdiri dari tiga jenis yaitu; giro (demand deposit), deposito (time deposits), dan

tabungan (savings). Data DPK yang digunakan adalah perkembangan volume

DPK per bulan, pada periode Januari 2011 – Desember 2018. Data tersebut

diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dipublikasikan oleh

lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui situs www.ojk.go.id.

Tabel 4.11

Dana Pihak Ketiga (Milyar)

PERIODE 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Januari 75.814 116.518 148.731 177.930 210.761 229.094 277.714 335.185

Februari 75.085 114.616 150.795 178.154 210.297 231.820 281.084 331.943

Maret 79.651 119.639 156.964 180.945 212.988 232.657 286.178 339.909

April 79.567 114.018 158.519 185.508 213.973 233.808 291.889 340.186

Mei 82.861 115.206 163.858 190.783 215.339 238.366 295.606 339.749

Juni 87.025 119.279 163.966 191.470 213.477 241.336 302.013 341.216

Juli 89.786 121.018 166.453 194.299 216.083 243.184 307.638 339.195

Agustus 92.021 123.673 170.222 195.959 216.356 244.843 309.006 338.754

September 97.756 127.678 171.701 197.141 219.580 263.522 318.574 355.446

Oktober 101.804 134.453 174.018 207.121 219.478 264.678 319.124 355.919

Nopember 105.333 138.671 176.292 209.644 220.635 270.480 322.715 354.421

Desember 115.415 147.512 183.534 217.858 231.175 279.335 334.719 371.828

Sumber : SPS Otoritas Jasa Keuangan (data diolah penulis, 2019)

Page 130: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

113

Tabel 4.12

Hasil Uji Deskriptif DPK

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPK 96 75085 371828 210932 82387.892

Valid N (listwise) 96

Tabel 4.12 di atas menunjukkan hasil uji deskriptif terhadap DPK

perbankan syariah dari periode Januari 2011 - Desember 2018. DPK terendah

terjadi pada bulan Februari 2011 yaitu sebesar Rp.75.085 Milyar, sedangkan nilai

DPK tertinggi terjadi pada bulan Desember 2018 yakni sebesar Rp.371.828

Milyar. Untuk nilai rata-ratanya sebesar Rp.210932,7 Milyar, dengan nilai standar

deviasinya sebsar 82387.892.

Seiring dengan jumlah bank syariah baik bank umum syariah maupun

unit usaha syariah yang terus mengalami peningkatan, hal itu sangat

mempengaruhi kondisi volume dana pihak ketiga pada perbankan syariah yang

terus mengalami lonjakan. Jumlah kantor bank yang semakin banyak sehingga

dapat menyentuh berbagai daerah memang sangat mempengaruhi kemampuan

bank dalam menjaring nasabah untuk dapat menempatkan dananya di bank

syariah. Selain itu, pendapatan nasional kita yang terus mengalami peningkatan

juga telah menjadi faktor pendorong terbesar terhadap peningkatan volume DPK

yang ada di perbankan syariah.

f. Analisis Deskriptif Pembiayan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil

Penyaluran dana atau pembiyaan berdasarkan prinsip bagi hasil terbagi

menjadi dua jenis yaitu berdasarkan akad mudharabah dan akad musyarakah.

Page 131: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

114

Data pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil yang digunakan adalah

perkembangan volume pembiayaan per bulan, periode Januari 2011 – Desember

2018. Data tersebut diperolah dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang

dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui situs www.ojk.go.id.

Tabel 4.13

Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil (Milyar)

PERIODE 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Januari 23.160 28.892 40.119 52.007 63.576 74.107 91.361 114.646

Februari 23.283 29.347 40.952 52.554 63.792 75.112 92.111 115.997

Maret 23.755 29.542 42.959 54.081 65.823 77.011 94.902 119.050

April 23.900 30.745 44.314 56.633 67.037 77.561 96.025 119.213

Mei 24.473 31.757 45.911 57.923 68.938 79.372 98.951 122.026

Juni 25.844 33.202 47.686 59.960 70.425 81.610 105.541 126.899

Juli 26.187 33.345 49.278 61.298 70.061 80.502 106.777 128.097

Agustus 27.120 34.231 49.182 61.630 70.992 81.257 107.788 134.221

September 27.399 35.840 50.079 62.966 72.271 83.924 110.059 136.892

Oktober 27.919 36.645 51.585 62.998 72.347 85.295 110.340 139.146

Nopember 28.412 37.714 52.558 64.313 73.072 87.021 111.691 138.141

Desember 29.195 39.690 53.499 63.690 75.533 93.713 118.595 145.507

Sumber : SPS Otoritas Jasa Keuangan (data diolah penulis, 2019)

Tabel 4.14

Hasil Uji Deskriptif Pembiayaan bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pembiayaan Bagi Hasil 96 23160 145507 68584,38 33387.442

Valid N (listwise) 96

Tabel 4.14 di atas menunjukkan hasil uji deskriptif terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil pada perbankan syariah dari periode Januari 2011 -

Page 132: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

115

Desember 2018. Terlihat pada tabel, dimana volume pembiayan terendah terjadi

pada bulan Januari 2011 yaitu sebesar Rp.23.160 Milyar, sedangkan volume

pembiayaan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2018 yakni sebesar

Rp.145.507 Milyar. Nilai rata-rata untuk pembiayaan berdasarkan prinsip bagi

hasil sebesar Rp.68.584,38 Milyar dengan nilai standar deviasinya sebesar

33387.442. Senada dengan volume dana pihak ketiga yang terus mengalami

peningkatan, peningkatan jumlah volume pembiayaan berdasarkan prinsip bagi

hasil pada bank syariah juga disebabkan perkembangan jumlah bank dan kantor

bank syariah (bank umum syariah dan unit usaha syariah) yang semakin menyebar

keberadaannya di Indonesia. Meningkatnya volume DPK tersebut kemudian akan

mempengaruhi peningkatan dana yang dapat disalurkan oleh bank syariah kepada

nasabahnya melalui pembiayaan.

4.2. Uji asumsi klasik

A. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengidentifikasi kenormalan suatu data.

Cara untuk menguji normalitas dapat dilakukan dengan melihat p-plot. Adapun

cara untuk melihat apakah data berdistribusi normal adalah dengan melihat

sebaran data di seputar garis diagonal. Data pada variabel yang digunakan akan

dinyatakan terdistribusi normal jika data tersebar mengikuti garis diagonal atau

garis linier.

Page 133: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

116

Gambar 4.2.

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.2. dapat diketahui bahwa titik-titik yang terbentuk

menyebar disekitar garis diagonal pada kurva p-plot (sebarannya tidak berjauhan),

dengan demikian data dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal.

B. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan

pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas, dimana uji ini

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksaman varian

dari residual atau satu pengamatan lainnya. Untuk mendeteksinya dilihat dari titik

titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y pada grafik

Scatterplot.

Page 134: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

117

Gambar 4.3.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa sebaran data residual tidak

membentuk pola tertentu dan menyebar di bawah dan atas angka nol pada sumbu

Y, dengan demikian model terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier

antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time

series). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model

penelitian dapat menggunakan uji Durbin watson. Nilai Durbin watson yang

diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai d-tabel. Pada = 5%, hasil

perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai Durbin watson (DW) dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

Page 135: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

118

2) Jika nilai Durbin watson (DW) diantara -2 sampai +2, berarti tidak

terdapat autokorelasi.

3) Jika nilai Durbin watson (DW) diatas +2, berarti terdapat autokorelasi

negatif.

Tabel 4.15

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .998a .997 .996 .03119 .600

a. Predictors: (Constant), DPK, inflasi, BI rate, IHSG, kurs, PDB

b. Dependent Variable: Pembiayaan bagi hasil

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai Darbin Watson sebesar 0,600.

Dengan demikian nilai Durbin Watson tersebut berada pada interval antara -2

sampai dengan 2, sehingga dapat dipastikan bahwa model regresi linier berganda

tersebut tidak terdapat gejala autokorelasi.

D. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

(korelasi) yang signifikan antar variabel bebas. Uji multikolinieritas dengan SPSS

ditunjukkan lewat tabel Coefficient, yaitu pada kolom Tolerance dan kolom VIF

(Variance Inflated Factors). Tolerance adalah indikator seberapa banyak

variabilitas sebuah variabel bebas tidak bisa dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Antara variabel bebas dikatakan tidak terjadi korelasi jika nilai tolerance

lebih dari 10 persen (Tolerance > 0,01) dan memiliki nilai VIF kurang dari 10

(VIF < 10). Cara umum untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan

melihat adanya nilai R2 yang tinggi dalam model tetapi tingkat signifikan yang

Page 136: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

119

sangat kecil dari hasil regresi tersebut dan cenderung banyak yang tidak

signifikan. Selain itu untuk menguji gejala multikolinearitas dengan melihat nilai

korelasi antara variabel eksogen di atas 0,8 maka terdapat gejala multikolinearitas.

Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolinieritas Substruktur 1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -11.148 3.252

Inflasi .010 .022 .016 .315 3.179

BI Rate -.131 .036 -.137 .253 3.958

Kurs .630 .152 .190 .172 5.816

PDB Riil .839 .125 .507 .063 15.837

IHSG .597 .080 .292 .238 4.206

a. Dependent Variable: DPK

Tabel 4.17

Hasil Uji Mulltikolinieritas Substruktur 2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -28.526 2.047

Inflasi -.026 .013 -.031 .313 3.192

BI Rate .153 .023 .122 .203 4.917

Kurs -.083 .099 -.019 .130 7.670

PDB Riil .745 .097 .344 .034 29.007

IHSG -.031 .065 -.012 .117 8.573

DPK .989 .078 .758 .019 51.310

a. Dependent Variable: Pembiayaan bagi hasil

Page 137: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

120

Berdasarkan tabel di atas nilai tolerance lebih besar dari nilai batas yang

ditentukan yaitu sebesar 0,01. Namun untuk nilai VIF terdapat variabel yang

memiliki nilai VIF lebih besar dari 10, pada substruktur 1 yaitu variabel PDB Riil

(X4) sebesar 15,837, dan keterikatan nya kuat dengan (X3) sebesar 5,816

sedangkan variabel yang lain nilai VIF dibawah 10. Maka dapat disimpulkan

terdapat gejala multikolinieritas antara variabel PDB Riil dan Kurs.

Pada substruktur 2 PDB Riil (X4) sebesar 29.007 dan DPK 51.310 serta

kuat juga keterkaitannya dengan Variabel lain. sedangkan variabel yang lain nilai

VIF dibawah 10. Maka dapat disimpulkan terdapat gejala multikolinieritas antara

variabel PDB Riil, dan Dana Pihak Ketiga serta sedikit kuat dengan Kurs.

Cara mengatasi multikolinieritas, yaitu dengan membuang variabel bebas yang

diperkirakan sebagai penyebab multikolinieritas, atau dengan mengurangi atau

menambah observasi data lagi. Dalam kasus ini peneliti mengambil langkah

keduanya, hal ini dilakukan dengan pertimbangan keterkaitan antara variabel PDB

Riil dengan DPK dan kurs yang kaitannya memang sangat erat serta keterbatasan

waktu penelitian akhirnya melakukan mengurangi dan membuang varaibel

penyebab multikolinearitas.

Maka salah satu dari variabel antara PDB Riil, kurs dan DPK harus

dihilangkan dari model. Pada substruktur 1 Peneliti memutuskan untuk

mengeluarkan variabel kurs dari model, karena penelitian ini terdiri dari dua

substruktur maka kurs akan dikeluarkan pada substruktur I mengingat PDB riil

lebih besar pengaruhnya terhadap DPK, sedangkan untuk substruktur II variabel

PDB Riil dan kurs yang dikeluarkan, karena varibael DPK pada substruktur II

Page 138: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

121

fungsiinya sebagai variabel Bebas dan Intervening sedangkan PDB Riil dan kurs

substruktur II hanya sebagai variabel bebas.

Tabel 4.18

Hasil Uji Multikolinieritas Substruktur 1 Setelah Dikeluarkan Variabel Kurs

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -21.012 2.526

Inflasi .018 .025 .028 .317 3.157

BI Rate -.084 .039 -.088 .280 3.569

PDB Riil 1.289 .071 .779 .254 3.938

IHSG .405 .074 .198 .359 2.783

a. Dependent Variable: DPK

Tabel 4.19

Hasil Uji Multikolinieritas Substruktur 2 Setelah Dikeluarkan Variabel Kurs

dan PDB Riil

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -14.138 .951

Inflasi -.052 .017 -.062 .337 2.963

BI Rate .172 .029 .138 .267 3.746

IHSG -.146 .060 -.054 .285 3.509

DPK 1.440 .037 1.103 .180 5.567

a. Dependent Variable: Pembiayaan bagi hasil

Setelah variabel tersebut dikeluarkan hasilnya menunjukkan bahwa nilai

tolerance lebih besar dari nilai batas yang ditentukan sebesar 0,01. Nilai VIF

Page 139: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

122

semua variabel lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data

terbebas dari gejala multikolinieritas.

4.2.3. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur I

menganalisis pengaruh Inflasi, BI Rate, dan PDB Riil, IHSG terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK). Sedangkan substruktur II menganalisis pengaruh Inflasi, BI Rate,

Kurs, IHSG dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan berdasarkan

prinsip bagi hasil.

A. Substuruktur I

1) Pengujian koefisien korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat derajat keeratan

hubungan linear antara dua atau lebih variabel, dan juga untuk mengetahui

bagaimana arah hubungannya. Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan

hipotesis untuk mengetahui hubungan yang signifikan.

Hipotesis:

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara dua variabel.

Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesa di atas adalah dengan

dasar probabilitas sebagai berikut:

a) Jika probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≤ Sig), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

b) Jika probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau (0,05 ≥ Sig), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Page 140: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

123

Tabel 4.20

Interprestasi koefisien korelasi (r)

Interval Koefisien (r) Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,7999 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup kuat

0,20 – 0,3999 Rendah

0,00 – 0,1999 Sangat rendah

Tabel 4.21

Hasil Uji Korelasi

Correlations

Inflasi BI Rate Kurs PDB Riil IHSG

Inflasi Pearson Correlation 1 .767** -.555** -.790** -.635**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60

BI Rate Pearson Correlation .767** 1 -.438** -.781** -.752**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60

Kurs Pearson Correlation -.555** -.438** 1 .805** .353**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006

N 60 60 60 60 60

PDB Riil Pearson Correlation -.790** -.781** .805** 1 .756**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60

IHSG Pearson Correlation -.635** -.752** .353** .756** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000

N 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 141: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

124

2) Pengujian secara simultan (Uji F)

Hipotesis:

H0 : Inflasi, BI Rate, Kurs, dan PDB Riil, IHSG tidak berpengaruh secara

simultan dan signifikan terhadap DPK

Ha : Inflasi, BI Rate, Kurs, dan PDB Riil dan IHSG berpengaruh secara

simultan dan signifikan terhadap DPK

Pengambilan keputusan :

a) jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

signifikan. Dengan taraf signifikansi () = 5% atau 0,05

b) jika F hitung ≤ F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak

signifikan. Dengan taraf signifikansi () = 5% atau 0,05.

Kaidah pengujian signifikan dengan program SPSS

a) Jika 0,05 ≥ Sig, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

b) Jika 0,05 ≤ Sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

Tabel 4.22

Hasil Uji F substruktur 1

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.786 4 .697 521.205 .000a

Residual .073 55 .001

Total 2.860 59

a. Predictors: (Constant), IHSG, Inflasi, BI Rate, PDB Riil

b. Dependent Variable: DPK

Dari tabel Anova diperoleh nilai F untuk substruktur I sebesar 521.205

dengan nilai probabilitas (Sig) sebesar 0,000. Karena nilai Sig < 0,05 (0,000 <

0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima, artinya berpengaruh

Page 142: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

125

signifikan. kesimpulannya BI Rate, Inflasi, IHSG dan PDB Riil secara bersama-

sama atau simultan berpengaruh terhadap DPK pada perbankan syariah di

Indonesia.

3) Pengujian secara Parsial (Uji t)

Tabel 4.23

Hasil Uji t substruktur 1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -21.012 2.526 -8.319 .000

Inflasi .018 .025 .028 .719 .475

BI Rate -.084 .039 -.088 -2.143 .037

PDB Riil 1.289 .071 .779 18.149 .000

IHSG .405 .074 .198 5.482 .000

a. Dependent Variable: DPK

a) Pengaruh inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Hipotesis :

H0 : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK).

Ha : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga

(DPK).

Hasil uji t pada variabel Inflasi (X1) diperoleh probabilitas Signifikan

sebesar 0,475. Nilai Sig > 0,05 (0,475 > 0,05), maka keputusannya adalah

Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan yang berarti Inflasi tidak

berpengaruh secara parsial terhadap DPK.

b) Pengaruh BI Rate terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Page 143: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

126

Hipotesis :

H0 : BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK)

Ha : BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK)

Hasil uji t pada variabel BI Rate (X2) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,037. Nilai Sig < 0,05 (0,037 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya signifikan yang berarti BI Rate berpengaruh secara

parsial terhadap DPK.

c) Pengaruh PDB riil terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Hipotesis :

H0 : PDB riil tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK)

Ha : PDB riil berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK).

Hasil uji t pada variabel PDB riil (X4) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,000 Nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya signifikan yang berarti PDB Riil berpengaruh secara

parsial terhadap DPK.

d) Pengaruh IHSG terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Hipotesis :

H0 : IHSG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK).

Page 144: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

127

Ha : IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga

(DPK).

Hasil uji t pada variabel IHSG (X5) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,000 Nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya signifikan yang berarti IHSG berpengaruh secara

parsial terhadap DPK.

4) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.24

Hasil Uji R2

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,972 atau 97,2%. Besarnya nilai koefisien determinasi tersebut

menunjukkan bahwa variabel eksogen yang terdiri dari, Inflasi (X1), BI Rate

(X2), PDB Riil (X4) dan IHSG (X5) mampu menjelaskan variabel endogen, yaitu

Dana Pihak Ketiga (Y) sebesar 97,2%, sedangkan sisanya sebesar 2,8% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

5) Persamaan struktural

Adapun persamaan stuktural pada substruktur I dari hasil yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

Y = YX1 + YX2 + YX3 + YX4 + YX5 + 1

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .987a .974 .972 .03656 .610

a. Predictors: (Constant), IHSG, Inflasi, BI Rate, PDB Riil

b. Dependent Variable: DPK

Page 145: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

128

Y = 0.028 X1 + (-0.088) X2 + 0.779 X4 + 0.198 X5 + 1

Interpretasi dari persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai koefisien jalur untuk variabel Inflasi (X1) menunjukkan nilai yang

negatif dan signifikan sebesar 0,028. Mempunyai arti jika inflasi

meningkat maka tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap

volume dana pihak ketiga.

b) Nilai koefisien jalur untuk variabel BI Rate (X2) menunjukkan nilai yang

positif dan signifikan sebesar -0.088. Mempunyai arti jika BI Rate

mengalami peningkatan maka volume dana pihak ketiga akan menurun,

begitu juga sebaliknya apabila BI Rate menurun maka dana pihak ketiga

akan mengalami peningkatan.

c) Nilai koefisien jalur untuk variabel PDB Riil (X4) menunjukkan nilai yang

positif dan signifikan sebesar 0,779. Mempunyai arti jika PDB Riil

meningkat maka volume dana pihak ketiga juga akan meningkat, begitu

juga sebaliknya apabila PDB Riil mengalami penurunan maka dana pihak

ketiga juga akan menurun.

d) Nilai koefisien jalur untuk variabel IHSG (X5) menunjukkan nilai yang

positif dan signifikan sebesar 0.198. Mempunyai arti jika IHSG meningkat

maka volume dana pihak ketiga juga akan meningkat, begitu juga

sebaliknya apabila PDB Riil mengalami penurunan maka dana pihak

ketiga juga akan menurun.

Dengan demikian dari hasil perhitungan di atas diperoleh diagram jalur

substruktur I adalah sebagai berikut

Page 146: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

129

Gambar 4.4

Diagram Jalur Substruktur I

Hasil analisis membuktikan bahwa ada koefisien jalur yang tidak

signifikan yaitu variabel inflasi (X1), maka model pada substruktur I perlu

diperbaiki melalui metode trimming, yaitu mengeluarkan variabel inflasi (X1)

yang dianggap hasil dari koefisien jalur tidak signifikan dari analisisnya.

Kemudian diulang atau diuji lagi, namun variabel eksogen inflasi (X1) tidak

diikutsertakan.

Substruktur I setelah trimming

Setelah variabel inflasi dikeluarkan dari model maka substruktur I setelah

trimming akan menguji pengaruh BI Rate, kurs, PDB Riil, IHSG terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK) pada perbankan syariah di Indonesia.

Page 147: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

130

1) Pengujian secara simultan (Uji F)

Hipotesis:

H0 : BI Rate, PDB Riil dan IHSG tidak berpengaruh secara simultan

dan signifikan terhadap DPK

Ha : BI Rate, PDB Riil dan IHSG berpengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap DPK

Tabel 4.25

Hasil Uji F setelah triming

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.785 3 .928 700.812 .000a

Residual .074 56 .001

Total 2.860 59

a. Predictors: (Constant), IHSG, BI Rate, PDB Riil

b. Dependent Variable: DPK

Dari tabel Anova diperoleh nilai F untuk substruktur I setelah dilakukan

trimming sebesar 700,812 (sebelum dilakukan trimming nilai F sebesar 521,205)

dengan nilai probabilitas (Sig) sebesar 0,000 Karena nilai Sig < 0,05 (0,000 <

0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan

yang berarti BI Rate, PDB Riil, dan IHSG secara bersama-sama berpengaruh

terhadap DPK pada perbankan syariah di Indonesia.

Page 148: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

131

2) Pengujian secara parsial (Uji t)

Tabel 4.26

Hasil uji t

Pengaruh variabel eksogen secara parsial terhadap variabel endogen yaitu:

a) Pengaruh BI Rate terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Hasil uji t pada variabel BI Rate (X2) diperoleh probabilitas Sig sebesar 0,047.

Nilai Sig < 0,05 (0,008 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya

signifikan yang berarti BI Rate berpengaruh secara parsial terhadap DPK.

b) Pengaruh PDB Riil terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).

Hasil uji t pada variabel PDB Riil (X4) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,000. Nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya signifikan yang berarti PDB Riil berpengaruh secara

parsial terhadap DPK.

c) Pengaruh IHSG terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).

Hasil uji t pada variabel IHSG (X5) diperoleh probabilitas Sig sebesar 0,000.

Nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -20.138 2.205 -9.135 .000

BI Rate -.073 .036 -.076 -2.031 .047

PDB Riil 1.266 .063 .764 20.219 .000

IHSG .408 .073 .200 5.573 .000

a. Dependent Variable: DPK

Page 149: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

132

diterima, artinya signifikan yang berarti PDB Riil berpengaruh secara parsial

terhadap DPK.

3) Koefisien Determinasi (R2 )

Tabel 4.27

Hasil uji R2

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar

0,973 atau 97,3%. Nilai koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa

variabel eksogen yang terdiri dari BI Rate (X2), PDB Riil (X4) dan IHSG (X5)

mampu menjelaskan variabel endogen, yaitu DPK (Y) sebesar 97,3%, sedangkan

sisanya sebesar 2,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian ini.

4) Persamaan struktural

Adapun persamaan stuktural pada substruktur I setelah dilakukan trimming

adalah sebagai berikut:

Y = YX2 + YX4 + YX5 + 1

Y = -0.076 X2 + 0.764 X4 + 0.200 X5 + 1

Interpretasi dari persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai koefisien jalur untuk variabel BI Rate (X2) menunjukkan nilai yang

negatif dan signifikan sebesar -0,076. Mempunyai arti jika BI Rate

mengalami peningkatan maka volume DPK akan menurun, begitu juga

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .987a .974 .973 .03640

a. Predictors: (Constant), IHSG, BI Rate, PDB Riil

b. Dependent Variable: DPK

Page 150: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

133

sebaliknya apabila BI Rate menurun maka volume dana pihak ketiga justru

akan mengalami peningkatan.

b) Nilai koefisien jalur untuk variabel PDB Riil (X4) menunjukkan nilai yang

positif dan signifikan sebesar 0,764. Mempunyai arti jika PDB Riil

meningkat maka volume DPK juga akan mengalami peningkatan, begitu

juga sebaliknya apabila PDB Riil mengalami penurunan maka dana pihak

ketiga di perbankan syariah juga akan menurun.

c) Nilai koefisien jalur untuk variabel IHSG (X5) menunjukkan nilai yang

positif dan signifikan sebesar 0,200. Mempunyai arti jika IHSG meningkat

maka volume DPK juga akan mengalami peningkatan, begitu juga

sebaliknya apabila IHSG mengalami penurunan maka dana pihak ketiga di

perbankan syariah juga akan menurun.

d) Berdasarkan hasil nilai koefisien jalur tersebut, faktor yang paling

dominan berpengaruh terhadap DPK adalah PDB Riil. Hal itu ditunjukkan

dengan nilai koefisien jalurnya yang paling tinggi dibandingkan dengan

variabel lainnya, yaitu sebesar 0.764.

Dengan demikian diperoleh diagram jalur substruktur I setelah dilakukan

trimming adalah sebagai berikut:

Page 151: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

134

Gambar 4.5.

Diagram Jalur Struktur I Setelah Trimming

c. Substruktur II

1) Koefisien korelasi

Tabel 4.28

Hasil Uji Korelasi

Correlations

Inflasi BI Rate Kurs PDB Riil IHSG DPK

DPK Pearson

Correlation -.780** -.823** .752** .975** .835** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 152: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

135

2) Pengujian secara simultan (Uji F)

Hipotesa :

H0 : Inflasi, BI Rate, Kurs, IHSG dan DPK tidak berpengaruh secara

simultan dan signifikan terhadap Pembiayaan berdasarkan prinsip

bagi hasil

Ha : Inflasi, BI Rate, Kurs, IHSG dan DPK berpengaruh secara simultan

dan signifikan terhadap Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

Pengambilan keputusan :

a) Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, Dengan taraf

signifikansi ( ) = 5% atau 0,05 artinya signifikan.

b) Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya Dengan

taraf signifikansi () = 5% atau 0,05 tidak signifikan.

Kaidah pengujian signifikan dengan program SPSS

a) Jika 0,05 ≥ Sig, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

b) Jika 0,05 ≤ Sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan

Tabel 4.29

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.839 4 1.210 1.750E3 .000a

Residual .038 55 .001

Total 4.877 59

a. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, IHSG, BI Rate

b. Dependent Variable: Pembiayaan bagi hasil

Page 153: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

136

Dari tabel Anova diperoleh nilai F untuk substruktur II sebesar 1.750E3

dengan nilai probabilitas (Sig) sebesar 0,000. Karena nilai Sig < 0,05 (0,000 <

0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima, artinya berpengaruh

signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel eksogen yang terdiri dari

Inflasi, BI Rate, IHSG dan DPK secara simulatan atau bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel endogen, yaitu Pembiayan berdasarkan prinsip bagi hasil pada

perbankan syariah di Indonesia.

3) Pengujian secara individual (Uji t)

Tabel 4.30

Hasil Uji t substruktur 2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -14.138 .951 -14.866 .000

Inflasi -.052 .017 -.062 -3.006 .004

BI Rate .172 .029 .138 5.968 .000

IHSG -.146 .060 -.054 -2.444 .018

DPK 1.440 .037 1.103 39.265 .000

a. Dependent Variable: Pembiayaan bagi hasil

a) Pengaruh inflasi terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

Hipotesis:

H0 : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Ha : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Page 154: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

137

Hasil uji t pada variabel inflasi (X1) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,004. Nilai Sig < 0,05 (0,004 < 0,05), maka keputusannya H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan yang berarti bahwa inflasi berpengaruh secara

parsial terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil pada perbankan

syariah di Indonesia.

b) Pengaruh BI Rate terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

Hipotesis:

H0 : BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Ha : BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Hasil uji t pada variabel BI Rate (X2) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,000. nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya signifikan yang berarti BI Rate berpengaruh secara

parsial terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

c) Pengaruh IHSG terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

Hipotesis:

H0 : IHSG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Ha : IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Hasil uji t pada variabel IHSG (X5) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,018. Nilai Sig < 0,05 (0,018 < 0,05), maka keputusannya H0 ditolak dan Ha

Page 155: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

138

diterima, artinya signifikan yang berarti nilai IHSG berpengaruh secara parsial

terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil pada perbankan syariah di

Indonesia.

d) Pengaruh DPK terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

Hipotesis:

H0 : DPK tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Ha : DPK berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Hasil uji t pada variabel DPK (Y) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,000. Nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan yang berarti bahwa variabel eksogen (DPK)

berpengaruh secara parsial terhadap variabel endogen, yaitu pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil (Z) pada perbankan syariah di Indonesia.

4) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.31

Hasil Uji R2

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar

0,992 atau 99,2% yang menunjukkan bahwa variabel eksogen yang terdiri dari

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .996a .992 .992 .02629

a. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, IHSG, BI Rate

b. Dependent Variable: Pembiayaan bagi hasil

Page 156: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

139

Inflasi (X1), BI Rate (X2), IHSG (X5) dan DPK (Y) mampu menjelaskan variabel

endogen, yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Z) sebesar 99,2% dan

sisanya sebesar 0,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian ini.

5) Persamaan struktural

Adapun persamaan stuktural yang diperoleh pada substruktur II adalah

sebagai berikut:

Z = ZX1 + ZX2 + ZX5 + ZY + 1

Z = - 0.062 X1 + 0.138 X2 + (- 0.054) X5 + 1.103 Y + 1

Sedangkan Interpretasi dari persamaan di atas adalah sebagai berikut:

a) Nilai koefisien jalur untuk variabel inflasi (X1) menunjukkan nilai yang

negatif dan signifikan sebesar -0,062. Mempunyai arti jika inflasi meningkat

maka pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil akan menurun, begitu juga

sebaliknya.

b) Nilai koefisien jalur untuk variabel BI Rate (X2) menunjukkan nilai yang

positif dan signifikan sebesar 0,138. Mempunyai artinya jika BI Rate

meningkat maka pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil juga akan

meningkat, begitu juga sebaliknya.

c) Nilai koefisien jalur untuk variabel IHSG (X5) menunjukkan nilai yang

positif dan tidak signifikan sebesar -0,054. Mempunyai arti jika IHSG

meningkat maka pembiayaan berdasakan prinsip bagi hasil tidak mengalami

perubahan.

Page 157: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

140

d) Nilai koefisien jalur untuk variabel DPK (Y) menunjukkan nilai yang positif

dan signifikan sebesar 1,103. Mempunyai arti jika DPK meningkat maka

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil akan mengalami peningkatan,

begitu juga sebaliknya.

e) Berdasarkan hasil nilai koefisien jalur tersebut, faktor yang paling dominan

berpengaruh terhadap pembiayaan adalah DPK (Y). Hal itu ditunjukkan

dengan nilai koefisien jalurnya yang paling besar bila dibandingkan dengan

varibel lain, yaitu sebesar 1.103

Dengan demikian diperoleh diagram jalur substruktur II sebagai berikut:

Gambar 4.6.

Diagram Jalur Substruktur II

Hasil analisis membuktikan bahwa ada koefisien jalur semua signifikan

maka model pada substruktur II tidak perlu diperbaiki melalui metode trimming.

Page 158: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

141

Berdasarkan hasil dari koefisien jalur pada substruktur I dan II yang telah

dilakukan trimming, maka diagram jalur kemudian dapat digambarkan secara

keseluruhan dengan menggabungkan hasil dari uji substruktur I dan II yang

menggambarkan hubungan kausal antar variabel X1, X2, X3, X4, X5 dan Y

terhadap Z. Adapun gambar diagram jalur secara lengkap nya dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar 4.8.

Diagram Jalur secara lengkap sebelum Triming

Gambar 4.8.

Diagram Jalur secara lengkap setelah Triming

Page 159: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

142

Hasil dari koefisien jalur pada substruktur I dan II yang telah dilakukan

trimming berubah menjadi persamaan struktur, yaitu:

Y = YX2 + YX4 + YX5 + 1 dn R2

Y = -0.076 X2 + 0.764 X4 + 0.200 X5 + 1 dan R2 = 0,973

Z = ZX1 + ZX2 + ZX5 + ZY + 1

Z = - 0.062 X1 + 0.138 X2 + (- 0.054)X5 + 1.103Y + 1 dan R2 = 0,992

C. Uji Kesesuaian Model (Koefisien Q)

Uji kesesuaian model (goodness-of-fit) dimaksudkan untuk menguji

apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian (fit) dengan data atau tidak.

Rumusan hipotesis statistik kesesuaian model analisis jalur dirumuskan seperti

berikut.

1) Ha : R R () Artinya matriks estimasi berbeda dengan matriks

korelasi sampel

2) Ho : R = R () Artinya matriks korelasi estimasi tidak berbeda (sama)

dengan matriks korelasi sampel

Shumacker dan Lomax memberikan petunjuk bagaimana menguji

kesesuaian model analisis jalur. Hal ini dapat digunakan uji statistik kesesuaian

model koefisien Q dengan rumus :

Keterangan :

Q = koefisien Q

R2m= koefisien determinasi multiple untuk model yang diusulkan.

R2m= 1- (1- R2

1).(1- R22)......(1- R2

p)

Page 160: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

143

M = menunjukkan koefisien determinan multiple (R2m) setelah koefisien

jalur yang tidak signifikan yang dihilangkan atau M = R2m setelah

dilaukan trimming.

Apabila Q = 1, hal ini mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1,

untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji

dengan statistik W yang dihitung dengan rumus:

Whitung = - (N-d) In Q

Keterangan : N = menunjukkan ukuran sampel

d = banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan

degree of freedom = derajat bebas.

Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika Whitung ≥ 2 (df ; ), Artinya Ho ditolak (berarti matriks korelasi

sampel berbeda dengan matriks korelasi estimasi), maksudnya kedua

model tersebut signifikan.

2) Jika Whitung ≤ 2 (df ; ), Artinya Ho diterima (berarti matriks korelasi

sampel tidak berbeda atau sama dengan matriks korelasi estimasi),

maksudnya kedua model tersebut tidak signifikan.

Koefisien determinan multiple atau R2m untuk model yang diusulkan dari

diagram jalur tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi sebelum dilakukan

trimming:

R2 = 0,972 (R2 substruktur I sebelum trimming)

R2 = 0,992 (R2 substruktur II sebelum trimming)

Page 161: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

144

Rumus :

R2M = 1- (1- R2

1).(1- R22) = 1 – (1- 0,972).(1-0,992)

R2M = 1 - (0,028).(0,008) = 1 – (0.000224)

R2M = 0,999776

Koefisien determinan multipel atau R2M setelah koefisien jalur yang tidak

signifikan dihilangkan dan nilai tersebut diambil dari nilai R2 pada substruktur I

dan II.

R2 = 0,973 (R2 substruktur I setelah trimming)

R2 = 0,992 (R2 substruktur II setelah trimming)

M = R2M

M = 1- (1- R21).(1- R2

2)

M = 1- (1- 0,973).(1- 0,992)

M = 1- (0,027).(0,008) = 1 – (0,000216)

M = 0,999784

Uji Statistik Kesesuaian Model :

Q = 1 - 0,999776 = 0,000224 = 1,037

1 - 0,999784 0,000216

Dikarenakan nilai Q = 1 (1,037 = 1) mengindikasikan model fit sempurna.

maka untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji

dengan statistik W yang dihitung dengan rumus (dengan ukuran sampel 60 dan d

= 1)

Page 162: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

145

Whitung = - (N-d) In Q

Whitung = - (60 – 1) In 1,037 = - (59) (- 0,37)

Whitung = - 21,83

Dicari dari tabel distribusi [2] atau chi-kuadrat/chi-square untuk dk = 1

dengan = 0,05, diperoleh sebesar 3,841. Ternyata Whitung > 2 atau 21,83 >

3,841, maka Ho ditolak (artinya matriks korelasi sampel berbeda dengan matriks

korelasi estimasi), maksudnya kedua model signifikan. Kesimpulan model yang

diperoleh memiliki kemampuan untuk mengeneralisasikan tentang fenomena

yaitu variabel Dana Pihak Ketiga (Y) dan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi

hasil (Z) dengan baik.

4.3. Pembahasan Penelitian

4.3.1. Memaknai Hasil Analisis Jalur

Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan, maka diketahui

pengaruh langsung dan tidak langsung pada analisis jalur, yaitu:

a) Pengaruh antara variabel inflasi terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip

bagi hasil. Inflasi memiliki pengaruh langsung/pengaruh total terhadap

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil sebesar -0,062. Artinya setiap

kenaikan Inflasi berarti pembiayaan turun

b) Pengaruh antara variabel BI Rate terhadap DPK. BI Rate memiliki

pengaruh langsung/pengaruh total terhadap DPK sebesar -0,088. Artinya

setiap kenaikan BI Rate maka DPK turun

c) Pengaruh antara variabel BI Rate terhadap pembiayaan bagi hasil. BI Rate

memiliki pengaruh langsung terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip

bagi hasil sebesar 0,138. Pengaruh tidak langsung BI Rate terhadap

Page 163: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

146

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil melalui DPK sebesar -0,097 (-

0,088 x 1,103). Pengaruh total BI Rate terhadap pembiayaan berdasarkan

prinsip bagi hasill sebesar 0,056 (0,138 + (-0,097).

d) Pengaruh antara variabel PDB Riil terhadap DPK. PDB Riil memiliki

pengaruh langsung/pengaruh total terhadap DPK sebesar 0,779. Artinya

setiap kenaikan PDB Riil maka DPK akan meningkat naik.

e) Pengaruh antara variabel PDB Riil terhadap pembiayaan berdasarkan

prinsip bagi hasil. Pengaruh tidak langsung PDB Riil terhadap

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil melalui DPK sebesar 0,859 (

0,779 x 1,103). Pengaruh total PDB Riil terhadap pembiayaan sebesar

0,859.

f) Pengaruh antara variabel IHSG terhadap DPK. IHSG memiliki pengaruh

langsung/pengaruh total terhadap DPK sebesar 0,198

g) Pengaruh antara variabel IHSG terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip

bagi hasil. IHSG memiliki pengaruh langsung terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil sebesar -0,054. Pengaruh tidak langsung

IHSG terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil melalui DPK

sebesar 0,218 (0,198 x 1,103). Pengaruh total IHSG terhadap pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil sebesar 0,218

h) Pengaruh antara DPK terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi

hasil. DPK memiliki pengaruh langsung/pengaruh total terhadap

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil sebesar 1,103.

Page 164: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

147

Tabel 4.32

Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, Pengaruh Total dan

Pengaruh Bersama

Pengaruh

Variabel

Koefisien

Jalur

Pengaruh Pengaruh

Bersama Langsung Tidak langsung

Melalui Y Total

X1Z - 0,062 - 0,062 - - 0,062 -

X2Y -0,088 -0,088 - -0,088 -

X2Z 0,138 0,138 -0,097 0,041 -

X4Y 0,779 0,779 - 0,779 -

X4Z 0,859 - 0,859 0,859 -

X5Y 0,198 0,198 - 0,198 -

X5Z 0,054 -0,054 0,218 0,164 -

Y Z 1,103 1,103 - 1,103 -

X2, X4, dan X5

Y

- - - - 0,973

X1, X2, X5 dan

Y Z

- - - - 0,992

Keterangan :

X1 = Inflasi X4 = PDB Riil Y = DPK

X2 = BI Rate X5 = IHSG Z = Pembiayaan bagi Hasil

adapun Pembahasan Penelitian interpretasi terhadap hasil penelitian yang

diperoleh dari analisis jalur yaitu sebagai berikut:

4.3.2. Pembahasan Penelitian Substruktur I Pengaruh Makro Ekonomi

terhadap DPK

Variabel BI Rate, PDB Riil dan IHSG secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap DPK pada Perbankan Syariah di Indonesia. Sedangkan Hasil

Page 165: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

148

pengujian secara parsial sebelum dilakukan trimming terdapat satu variabel

eksogen yang tidak signifikan, yaitu Inflasi namun memiliki pengaruh positif

terhadap DPK. Hasil ini kurang sesuai dengan teori dimana inflasi akan

mengurangi hasrat seseorang untuk menabung sehingga dana yang bersumber dari

masyarakat akan menurun. Hal tersebut dikarenakan inflasi dapat menyebabkan

berkurangnya pendapatan riil masyarakat akibat turunnya nilai riil uang.

Berkurangnya pendapatan yang diperoleh tersebut mengakibatkan kemampuan

nasabah untuk menabung di bank menjadi turun karena pendapatan yang

diperoleh diprioritaskan untuk konsumsi atau diinvestasikan kepada sektor lain.

Di sisi lain, temuan pengaruh yang positif tersebut menunjukkan bahwa basis

nasabah perbankan syariah adalah nasabah spiritual meskipun keputusan-

keputusan rasional masih mempengaruhi mereka menempatkan dananya di

perbankan syariah, tentunya dengan keyakinan bahwa bank syariah merupakan

pilihan yang lebih baik untuk terhindar dari keharaman riba meskipun mereka

harus rela mengorbankan opportunity cost dari menurun nya nilai uang

diakibatkan inflasi.

Selain itu, hasil temuan ini juga mengindikasikan bahwa masyarakat tidak

terlalu memperdulikan faktor inflasi terhadap keputusan mereka menempatkan

dananya di perbankan syariah karena masih ada faktor-faktor lain yang

mempengaruhi keputusan masyarakat sehingga pengaruh inflasi tidak signifikan

terhadap dana pihak ketiga pada perbankan syariah.

Kemudian setelah dilakukan trimming, hasil pengujian secara parsial

menunjukkan semua variabel eksogen (BI Rate, PDB Riil dan IHSG) secara

Page 166: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

149

signifikan berpengaruh terhadap DPK. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui

BI Rate memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap DPK. Artinya, apabila

BI Rate mengalami kenaikan maka DPK akan mengalami penurunan, begitu juga

sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Friska Julianti (2013),

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa BI Rate berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap tabungan mudharabah. Adanya kenaikan BI Rate sebagai

tingkat suku bunga acuan pada bank konvensional akan membawa dampak

terhadap kinerja bank syariah. Sebab naiknya BI Rate akan mempengaruhi tingkat

suku bunga yang diikuti oleh naiknya suku bunga simpanan dan suku bunga

pinjaman pada bank konvensional, sehinga masyarakat akan lebih cenderung

untuk menyimpan dananya di bank konvensional dibandingkan di bank syariah.

Selain itu, temuan ini juga menunjukkan bahwa perbankan syariah masih

sangat rentan terhadap risiko tingkat suku bunga (BI Rate) yang menjadi acuan

perbankan konvensional untuk menarik minat masyarakat. Pada mekanisme

operasionalnya, sebagaimana diketahui bahwa pada satu sisi bank syariah juga

menjalankan penghimpunan dana selayaknya bank umum baik dalam bentuk giro,

tabungan, dan deposito.

Namun di sisi lain, imbalan yang dapat diberikan bank syariah kepada para

nasabahnya sangat tergantung pada pendapatan yang diperoleh atas pengelolaan

dana dari penghimpunan dana yang disalurkan kembali kepada nasabah melalui

pembiayaan. Sehingga idealnya, nasabah tidak bisa mengharapkan pendapatan

yang pasti sebagaimana jika mereka menyimpan dananya di bank konvensional.

Page 167: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

150

Hal ini yang membuat bank syariah menjadi berbeda dengan bank

konvensional. Fenomena ini akhirnya menimbulkan adanya istilah nasabah

spiritual dan nasabah rasional, dimana nasabah spiritual dianggap memiliki

loyalitas yang lebih tinggi kepada bank syariah dibandingkan dengan nasabah

rasional yang berorientasi pada keuntungan (profit oriented). Dengan ekpektasi

tersebut, maka para nasabah rasional yang meletakkan dananya di bank syariah

tentu mengharapkan imbal hasil/return yang tinggi sehingga akan cenderung

untuk memindahkan dananya ke bank konvensional jika tingkat bunga naik.

Tentunya keputusan nasabah rasional ini akan secara langsung berpengaruh

negatif terhadap kegiatan penghimpunan dana pada bank syariah, yakni dana

pihak ketiga tentunya akan mengalami penurunan.

Sehingga temuan hasil penelitian yang memperoleh hasil negatif hubungan

antara BI Rate terhadap DPK mengindikasikan bahwa nasabah bank syariah

masih di dominasi oleh jenis nasabah yang rasional. Tentunya keputusan-

keputusan rasional tersebut akan mempengaruhi dana pihak ketiga perbankan

syariah. Namun realitanya, bank syariah pada umumnya masih menggunakan

tingkat suku bunga sebagai tolak ukur. Tingkat suku bunga masih dijadikan

rujukan untuk penentuan tingkat imbalan maupun bagi hasil yang diberikan bank

syariah baik itu dalam hal produk penghimpunan dana maupun pembiayaan.

Sehingga dapat diperkirakan hanya akan ada sedikit perbedaan antara

keuntungan yang akan diperoleh nasabah rasional dari bunga bank konvensional

dengan keuntungan dari produk penghimpunan dana pada bank syariah, apalagi

Page 168: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

151

penetapan imbalan produk giro wadi’ah dan tabungan wadi’ah berupa bonus,

bukan bagi hasil.

PDB Riil memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPK, artinya

apabila terjadi kenaikan pada PDB Riil maka DPK juga akan mengalami

peningkatan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan 2 penelitian

sebelumnya oleh Ahmad Denny Mardiansyah (2004) dan Ari Cahyono (2009).

Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa PDB Riil memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap DPK. Kenaikan PDB Riil merupakan gambaran

kegiatan produksi dalam negeri yang meningkat. Pada kondisi tersebut

masyarakat sebagai pemilik faktor produksi secara agregat akan memperoleh

pendapatan yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa ketika pendapatan

masyarakat mengalami peningkatan, maka akan memiliki kelebihan dana yang

lebih besar setelah dikurangi konsumsinya sehingga semakin banyak dana yang

dapat dialokasikan untuk ditabungkan di bank syariah. Pengaruh positif dan

signifikan ini juga mengindikasikan bahwa, masyarakat lebih memilih

menempatkan dananya di perbankan syariah daripada berinvestasi di sektor lain

(sektor riil dan pasar modal) maupun menempatkan dananya di bank

konvensional.

IHSG berpengaruh signifikan terhadap DPK ini juga menandakan pada

penelitian periode ini ketika IHSG naik maka ada kecenderungan nasabah untuk

mengalihkan dananya berinvestasi ke saham atau pasar modal.

Page 169: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

152

4.3.3. Pembahasan penelitian Substruktur II Pengaruh Makro Ekonomi

Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.

Variabel BI Rate, Inflasi, IHSG dan Dana Pihak Ketiga secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil pada

Perbankan Syariah di Indonesia. Hasil pengujian secara parsial, diketahui DPK

memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap penyaluran pembiayaan yang

diberikan oleh sebuah bank, baik itu bank konvensional maupun bank syariah.

Jadi, apabila DPK mengalami penurunan maka penyaluran pembiayaannya juga

akan menurun. Saat nilai tukar Rupiah melemah seperti yang telah dijelaskan pada

poin pengaruh kurs terhadap DPK, maka DPK akan mengalami penuruan.

Menurunnya DPK tersebut berimbas pada menurunnya volume pembiayaan yang

berhasil disalurkan oleh bank syariah, termasuk jenis pembiayaan yang

berdasarkan prinsip bagi hasil.

Kemudian karena hasil pengujian secara parsial menunjukkan semua

variabel eksogen (BI Rate, Inflasi, dan IHSG dan DPK) secara signifikan

berpengaruh terhadap Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil maka tidak perlu

dilakukan triming kembali. Hasil pengujian secara parsial diketahui DPK

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan berdasarkan

prinsip bagi hasil. Maksudnya, apabila terjadi kenaikan pada DPK maka

pembiayaan juga akan mengalami peningkatan. Hasil ini didukung dengan

penelitian yang dilakukan Achmad Tohari (2010), dari hasil penelitiannya dia

memperoleh hasil bahwa DPK memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

volume pembiayaan mudharabah. Dalam kondisi normal pembiayaan sangat

Page 170: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

153

tergantung pada besarnya dana yang tersedia, baik yang berasal dari pemilik

berupa modal maupun dari dana masyarakat (DPK). Artinya, semakin besar

funding suatu bank, maka semakin besar potensi bank yang bersangkutan dalam

penyediaan pembiayaan.

BI Rate memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil. Artinya apabila terjadi kenaikan pada

BI rate maka pembiayaan juga akan mengalami peningkatan, begitu juga

sebaliknya. Adanya kenaikan BI Rate sebagai tingkat suku bunga acuan pada

bank konvensional akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah. Sebab

naiknya BI Rate akan mempengaruhi tingkat suku bunga yang diikuti oleh

naiknya suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional.

Kenaikan suku bunga pinjaman tersebut tentunya akan menyebabkan masyarakat

enggan meminjam di bank konvensional disebabkan tingkat bunganya yang relatif

tinggi, sehingga masyarakat akan lebih cenderung beralih ke bank syariah dimana

pembiayaan lebih didasarkan pada bagi hasil.

Namun sebenarnya yang lazim digunakan saat ini dalam menentukan rate

pembiayaan syariah adalah menggunakan metode going rate pricing, yaitu

menggunakan tingkat suku bunga pasar sebagai benchmark (rujukan). Hal ini

terjadi, karena dalam kenyataannya bank syariah juga berkompetisi dengan bank

konvensional untuk mendapatkan nasabah yang bersifat floating customer

(nasabah rasional). Perilaku floating customer sangat dipengaruhi oleh tingkat

convenience dan perolehan keuntungan dari return yang didapat.

Page 171: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

154

Hasil penelitian menunjukkan inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil. Artinya jika inflasi mengalami

kenaikan maka pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil akan mengalami

penurunan, begitu juga sebaliknya.

Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari Cahyono

(2009), dimana inflasi memiliki pengaruh positif terhadap pembiayaan. Diketahui

bahwa inflasi merupakan salah satu instrumen variabel makro yang sangat

mempengaruhi tingkat suku bunga. Apabila inflasi mengalami kenaikan maka

biasanya akan diikuti dengan kenaikan tingkat suku bunga baik untuk tabungan

maupun pembiayaan. Seperti yang telah dijelaskan pada poin pembahasan BI Rate

terhadap pembiayaan berdasarkan bagi hasil di atas, bahwa dalam menentukan

rate pembiayaan bank syariah menggunakan metode going rate pricing, yaitu

menggunakan tingkat suku bunga pasar sebagai benchmark (rujukan). Hal ini

mengindikasikan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil pada bank

syariah sangat rentan terpengaruh oleh inflasi. Artinya ketika inflasi mengalami

peningkatan maka kemudian akan diikuti dengan kenaikan tingkat suku bunga,

dimana kenaikan suku bunga ini akan dijadikan rujukan oleh bank syariah untuk

menetapkan return pembiayaannya. Sehingga ketika inflasi naik maka

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil juga akan mengalami penurunan

disebabkan masyarakat enggan mengajukan pembiayaan ke bank syariah karena

return pengembalian yang harus dikembalikan semakin tinggi.

Page 172: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

155

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil output Uji data dengan menggunakan analisis jalur (Path

analysis) dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dari hal tersebut

dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah ialah sebagai berikut:

1. Pengujian secara simultan Makroekonomi (Inflasi, BI Rate, PDB Riil, dan

IHSG) berpengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).

sedangkan pengujian secara parsial yaitu

2.1. Hasil uji t pada variabel Inflasi (X1) diperoleh probabilitas Signifikan sebesar

0,475. Nilai Sig > 0,05 (0,475 > 0,05), maka keputusannya adalah Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan yang berarti Inflasi tidak

berpengaruh secara parsial terhadap DPK.

2.2. Hasil uji t pada variabel BI Rate (X2) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,037. Nilai Sig < 0,05 (0,037 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya signifikan yang berarti BI Rate berpengaruh secara

parsial terhadap DPK.

2.3. Hasil uji t pada variabel PDB riil (X4) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,000 Nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya signifikan yang berarti PDB Riil berpengaruh secara

parsial terhadap DPK.

2.4. Hasil uji t pada variabel IHSG (X5) diperoleh probabilitas Sig sebesar 0,000

Nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha

Page 173: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

156

diterima, artinya signifikan yang berarti IHSG berpengaruh secara parsial

terhadap DPK.

3. Pengaruh Makroekonomi ( Inflasi, BI Rate, IHSG) dan Dana Pihak Ketiga

(DPK) secara simultan nilai F sebesar 1.750E3 dengan nilai probabilitas (Sig)

sebesar 0,000. Karena nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya

adalah H0 ditolak dan Ha diterima, artinya makroekonomi berpengaruh

terhadap Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. sedangkan pengujian

secara parsial yaitu

4.1. Hasil uji t pada variabel inflasi (X1) diperoleh probabilitas Sig sebesar 0,004.

Nilai Sig < 0,05 (0,004 < 0,05), maka keputusannya H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan yang berarti bahwa inflasi berpengaruh secara

parsial terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil pada perbankan

syariah di Indonesia.

4.2. Hasil uji t pada variabel BI Rate (X2) diperoleh probabilitas Sig sebesar

0,000. nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya signifikan yang berarti BI Rate berpengaruh secara

parsial terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

4.3. Hasil uji t pada variabel IHSG (X5) diperoleh probabilitas Sig sebesar 0,018.

Nilai Sig < 0,05 (0,018 < 0,05), maka keputusannya H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan yang berarti nilai IHSG berpengaruh secara

parsial terhadap pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil pada perbankan

syariah di Indonesia.

Page 174: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

157

4.4. Hasil uji t pada variabel DPK (Y) diperoleh probabilitas Sig sebesar 0,000.

Nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusannya H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan yang berarti bahwa variabel eksogen (DPK)

berpengaruh secara parsial terhadap variabel endogen, yaitu pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil (Z) pada perbankan syariah di Indonesia.

5.2. Saran

a. Penelitian selanjutnya

Saran penulis dalam penelitian ini antara lain, peneliti selanjutnya hendaknya

dapat menambah sampel penelitian maupun rentang tahun waktu penelitian,

sehingga memiliki titik observasi yang lebih banyak dan lebih mencerminkan

keadaan sebenarnya. Serta Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

mengembangkan dan menambahkan variabel Makroekonomi lain seabagai

dependennya guna mengetahui adakah variabel-variabel yang secara teoritis

berpengaruh terhadap dana pihak ketiga dan pembiayaan pada perbankan syariah

di Indonesia, serta meneliti variabel independent pembiayaan lainnya seperti fixed

return murabahah. Penelitian selanjutnya juga diharapkan tidak hanya

mengguanakan data sekunder metode kuantitatif tetapi bisa dikembangkan dengan

menggunakan kuesioner (metode penelitian kualitatif).

b. Bank syariah

Saran untuk bank syariah yaitu perlu adanya antisipasi dalam melihat trend

perkembangan ekonomi nasional dan global karena faktor eksternal cukup

mempengaruhi keadaan pendanan bank dan penyaluran pembiayaannya.

Perbankan syariah diharapkan dapat lebih efektif lagi untuk mengembangkan

Page 175: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

158

pembiayaan berbasis bagi hasil sebagai salah satu strategi yang menjadi

keunggulan kompetitif perbankan syariah kearah yang lebih produktif terhadap

masyarakat dibandingkan dengan pembiayaan murabahah yang berbsis fix return

dan cenderung ke arah konsumtif. Hal ini dikarenakan Pembiayaan bagi hasil

(Mudharabah dan musyarakah) dapat memberi manfaat yang lebih bagi

masyarakat dan lingkungan, tetapi juga bermanfaat bagi perbankan syariah itu

sendiri dalam keberlanjutan usahanya ke arah yang lebih produktif.

c. Investor

Investor harus mempertimbangkan profit. kerbemanfaatan dan berkelanjutan

bank syariah. Bank yang menggunakan pembiayaan bagi hasil sebagai strategi

produk secara berkesinambungan akan memiliki citra yang baik di masyarakat

sehingga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Pada saat masyarakat

percaya dengan bank syariah maka akan meningkatkan loyalitasnya terhadap bank

syariah. Dengan demikian keberlanjutan perusahaan akan terjaga dengan

operasional pendanaan dan pembiayaan perbankan syariah berbasis bagi hasil

yang baik.

d. Pemerintah dan pembuat kebijakan

Pemerintah diharapkan mengeluarkan peraturan yang lebih jelas terkait dengan

kebijakan Makroekonomi. Peraturan terkait dengan kesetabilan Indikator

makroekonomi harus bisa dijaga sehingga di terima oleh semua lapisan

masyarakat dan bisa mendukung operasional perbankan Syariah. Pemerintah juga

harus berperan aktif dalam sosialisasi betapa pentingnya menjaga Makroekonomi

pada unit-unit bisnis ataupun masyarakat karena perusahaan (perbankan syariah)

Page 176: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

159

dan masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan, sehingga

keduanya harus mengetahui betapa pentingnya sinergitas antara perusahaan

regulator dan masyarakat.

e. Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu;

1) Jumlah sampel penelitian yang masih relatif terbatas yaitu BUS dan UUS

data bank syariah tanpa mengikutkan BPRS dan lembaga keuangan lainnya,

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel

penelitian.

2) Dalam penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian selama 5 tahun,

sehingga hasil jangka panjang masih bisa diabaikan. Untuk penelitian

selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode, sehingga

menghasilkan sampel yang lebih banyak dan menggambarkan keadaan yang

sebenarnya.

Page 177: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

160

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Tohari (Penelitian) “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap

Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak

Ketiga (DPK) serta Implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah di

Indonesia (2010).

Al-Asqalany, Al-Hafidh Imam Ibnu Hajar. Bulughul Maram Min Adillatil Ahkaam. Mekkah:

Haramain, 1387 H.

Andraeny, D. (2011). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil

Dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis

Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Paper presented at the

Simposium Nasional Akuntansi XIV.

Antonio Syafi’i, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press,

Cetakan Keduapuluh Tujuh, Juni 2017.

Antonio, Muhammad Syafi’i DKK. Peta Keuangan Mikro Syari’ah Indonesia.

Jakarta: Tazkia Publishing, 2018

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Wacana Ulama & Cendikiawan.

Bogor: Tazkia Institute, 1999.

Ascarya dan Yumanita. 2005. “Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi

Hasil di Perbankan Syariah Indonesia”. Buletin Ekonomi dan Perbankan ,

Juni 2005.

Asutay, Mehmet (2012) dalam Aspirations of Islamic Moral Economy vs the

Realities of Islamic Finance. UK : Durham University, di publish pada :

Asian and African Area Studies, 11 (2): 93-113, 2012.

Cahyono, Ari. Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga

dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Jakarta: Universitas Indonesia,

2009.

Cleopatra, Yuria Pratiwi. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Proporsi Aset Perbankan Syariah Di Indonesia. (Tesis),

Universitas Indonesia, Jakarta.

Danil Maulana, Fakhruddin . Analisis Hubungan Variabel Makro Dengan

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di Perbankan Umum (Jurnal Ilmiah

Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 227-238 227)

Danupranata, Gita 2016. Manajemen Perbankan Syariah, Yogyakarta: Salemba

Empat.

Page 178: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

161

Darsono, Ali sakti DKK. Dinamika Produk dan Akad Keuangan Syariah Di

Indonesia. Depok: Rajawali Pers, 2017.

Darsono, Ali sakti DKK. Masa Depan Keuangan Syariah Indonesia.

Indonesia.Jakarta: Tazkia Publishing, 2017.

Darsono-Ali Sakti-Ascarya Dkk. Perbankan Syariah Di Indonesia kelembagaan

dan Kebijakan Serta Tantangan Ke Depan. Depok: Rajaali Pers, 2017.

Tarigan, Azhari Akmal, 2007, Pergumulan Ekonomi Syariah di Indonesia.

Bandung : Cita pustaka Media, 2007.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Sygma Examedia

Arkanlema, 2017.

Faridah, L. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Pembiayaan

Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah. (penelitian), Universitas

Muhammadiyah, Yogyakarta.

Friska Julianti, Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan BI Rate

terhadap Tabungan Mudharabah pada Perbankan Syariah. Penelitian

(2013).

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 25. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. Model Persamaan Struktural Konsep & Aplikasi Dengan

Program AMOS 21.0. Semarang: Universitas Diponegoro, 2013.

Halwani, Hendra. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Bogor.

Ghalia Indonesia. 2005.

Herli Sopiana, analisis pengaruh suku bunga sbi dan inflasi terhadap

penghimpunan dana pihak ketiga (dpk) perbankan di indonesia. Publish :

(Journal of Economic & Development HAL: 12 – 30 Volume 10, No.1 hal:

12 – 30 ISSN 1829-5843).

Herni Ali dan Miftahurrohman. analisis pengaruh dana pihak ketiga (dpk), non

performing financing dan tingkat suku bunga krdit terhadap pembiayaan

berbasis bagi hasil (mudharabah) pada perbankan syariah Indonesia. (The

Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 2 (2015): 151-166).

Huda, Nurul et. al. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana,

2009.

Page 179: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

162

Huey-Yeh Lin1 , Nuraeni Hadiati Farhani1 & Meihua Koo2 , The Impact of

Macroeconomic Factors on Credit Risk in Conventional Banks and Islamic

Banks: Evidence from Indonesia. (http://ijfr.sciedupress.com International

Journal of Financial Research Vol. 7, No. 4; 2016).

Ismail. (2018). Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Edisi kelima.

Jakarta : Kencana.

Iswadi, Pengaruh BI Rate, Inflasi, Kurs, Dan Pdb Riil Terhadap DPK dan

Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di

Indonesia Periode 2009-2014. (2015) jurnal studia economica/article

/view/240.

Judisseno, Rimsky K. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Karim, Adiwarman Azwar, Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajagrafindo persada,

2017.

Karim, Adiwarman Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Edisi keempat.

Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016.

Karim, Adiwarman Azwar. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Cetakan 12

Jakarta: Rajawali Pers, 2017.

Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016.

Lintang Nurul Annisa Rizal Yaya. (2015), Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat

Bagi Hasil Dan Non Performing Financing Terhadap Volume Dan Porsi

Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia.

Jurnal SHARE | Volume 4 | Number 1 | January - June 2015.

Mankiw, N. Gregory. Pengantar Ekonomi Makro Edisi 7. Jakarta: Salemba

empat, 2018.

Mardiansyah, Akhmad Denny. Analisis Faktor-Faktor Penentu Penghimpunan

dan Penyaluran Dana Perbankan Syariah Beserta Peramalnnya. Institut

Pertanian Bogor, 2004.

Martalena dan Malinda : pengantar pasar modal. Edisi Pertama. Yogyakarta :

Andi 2011.

Muhammad Syahbudi, Se.I, Ma, Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap

Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. 2017 (Laporan

Penelitian).

Page 180: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

163

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta : PT Raja Grafindo persada,

2014.

Naja, H.R. Daeng. Akad Bank Syariah. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011.

Putong, Iskandar. Economics: Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra

Kencana Media, 2013.

Rahmat, A. (2012). Optimalisasi Pembiayaan Bagi Hasil Sebagai Upaya

Memberdayakan Umkm Yang Berkeadilan.

Riduwan, dan Engkos Achmad Kuncoro. Cara Menggunakan dan Memaknai

Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta, 2012.

Rimsky K. Judisseno, 2005, “Sistem Moneter Dan Perbankan Di Indonesia”, PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rivai, Veithzal, et. al. Bank & Financial Institution Managemen Conventional &

Sharia System. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.

Saekhu, Dampak Indikator Makroekonomi terhadap Dana Pihak Ketiga

Perbankan Syariah. Di Publish:( Economica: Jurnal Ekonomi Islam –

Volume 8, Nomor 1 (2017): 103 -130 ISSN: 2085-9325).

Sanusi, Anwar. Metodologi Penelitan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, 2013.

Shamsun Nahar1 , Niluthpaul Sarker2 (2016). Are Macroeconomic Factors

Substantially Influential For Islamic Bank Financing? Cross-Country

Evidence -OSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM) e-ISSN:

2278-487X, p-ISSN: 2319-7668. Volume 18, Issue 6 .Ver. I (Jun. 2016), PP

20-27 www.iosrjournals.org.

Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi Akasara, 2003.

Solarin Sakiru Adebola, Prof. Wan Sulaiman Wan Yusoff, Dr. Jauhari Dahalan,

The Impact Of Macroeconomic Variables On Islamic Banks Financing In

Malaysia (Research Journal of Finance and Accounting www.iiste.org ISSN

2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847 (Online) Vol 2, No 4, 2011).

Solikin M.Juhro, Darsono DKK. Kebijakan Moneter Syariah Dalam Sistem

Keuangan Ganda Teori dan Praktik. Jakarta: Tazkia Publishing, 2018.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 181: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

164

Sukirno, Sadono. Makroekonomi: Teori Pengantar. Edisi k 3 Jakarta:

RajawaliPers, 2016.

Supriadi, Edy. SPSS + Amos. Jakarta : In Media, 2014.

Supriana, Tavi. Ekonomi Makro. Medan: USU Press, 2013.

Sutono & Batista Sufa Kefi, (2013).Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Terhadap

Penghimpunan Dana Pada Bank Umum Di Indonesia. (Jurnal Ekonomi

Manajemen Akuntansi - ISSN 0853 – 8778 No. 34 / Th. XX / April 2013).

Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta, Graha

Ilmu, 2013.

Vera Paulin Kay. Tabungan Dan Variabel Ekonomi Makro Yang

Mempengaruhinya Di Kota Ambon . Vol.VII, No.1, Mei 2015 ISSN: 1978-

3612 Cita Ekonomika,Jurnal Ekonomi.

Zulkifili, Sunarto. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul

Hakim, 2006.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Website Bank Indonesia 2018 : www.bi.go.id.

DSN-MUI 2018 : http://dsnmuiinstitute.com

Otoritas Jasa keuangan 2018 : https://www.ojk.go.id/

Page 182: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

165

Lampiran 1

Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia Keterangan

KP = Kantor Pusat KPO = Kantor Pusat Operasional

KC = kantor Cabang KCP/ UPS = Kantor Cabang Pembantu / Unit Pelayanan Syariah

KK = Kantor Kas Tidak termasuk Layanan Syariah

Kelompok Bank KPO/KC KCP/UPS KK

Bank Umum Syariah 478 1.199 198

1 PT. Bank Aceh Syariah 26 88 27

2 PT BPD Nusa Tenggara Barat Syariah 13 22 4

3 PT. Bank Muamalat Indonesia 83 152 57

4 PT. Bank Victoria Syariah 9 5 -

5 PT. Bank BRISyariah 52 206 12

6 PT. Bank Jabar Banten Syariah 9 55 1

7 PT. Bank BNI Syariah 68 190 17

8 PT. Bank Syariah Mandiri 130 423 53

9 PT. Bank Mega Syariah 25 34 7

10 PT. Bank Panin Dubai Syariah 15 3 -

11 PT. Bank Syariah Bukopin 12 7 4

12 PT. BCA Syariah 11 12 16

13 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 24 2 -

14 PT. Maybank Syariah Indonesia 1 - -

Unit Usaha Syariah 153 146 55

15 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk 9 1 -

16 PT Bank Permata, Tbk 11 2 1

17 PT Bank Maybank Indonesia, Tbk 13 - -

18 PT Bank CIMB Niaga, Tbk 15 - 3

19 PT Bank OCBC NISP, Tbk 9 - -

20 PT Bank Sinarmas 34 2 10

21 PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. 22 46 7

22 PT BPD DKI 3 12 5

23 PT BPD Daerah Istimewa Yogyakarta 1 5 3

24 PT BPD Jawa Tengah 4 12 9

25 PT BPD Jawa Timur, Tbk 7 9 -

26 PT BPD Sumatera Utara 1 1 -

27 PT BPD Jambi 5 17 -

28 PT BPD Sumatera Barat 5 4 -

29 PT BPD Riau dan Kepulauan Riau 2 4 3

30 PT BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 3 2 4

31 PT BPD Kalimantan Selatan 2 9 1

32 PT BPD Kalimantan Barat 1 4 6

33 PD BPD Kalimantan Timur 2 16 2

34 PT BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 4 - 1

Page 183: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

166

Lampiran II

Data Variabel Uji penelitian

periode

Inflasi

(persen)

BI RATE

(persen)

KURS

(rupiah)

PDB

(milyar)

IHSG

(rupiah)

Dana pihak

Ketiga

(milyar)

Pembiayaan

Bagi Hasil

x1 x2 x3 x4 x5 Y Z Jan-14 0.0822 0.0750 12226 82586310 4620 177930 52007

Feb-14 0.0775 0.0750 11634 83226220 4768 178154 52554

Mar-14 0.0732 0.0750 11404 84175230 4840 180945 54081

Apr-14 0.0725 0.0750 11532 85780670 4894 185508 56633

Mei-14 0.0732 0.0750 11611 87087410 4879 190783 57923

Jun-14 0.0670 0.0750 11969 88442770 5089 191470 59960

Jul-14 0.0453 0.0750 11591 90778650 5137 194299 61298

Agust-14 0.0399 0.0750 11717 91532320 5138 195959 61630

Sep-14 0.0453 0.0750 12212 91635670 5090 197141 62966

Okt-14 0.0483 0.0750 12082 89799600 5150 207121 62998

Nop-14 0.0623 0.0775 12196 89569190 5227 209644 64313

Des-14 0.0836 0.0775 12440 89655300 5289 217858 63690

Jan-15 0.0696 0.0775 12625 89973680 5450 210761 63576

Feb-15 0.0629 0.0775 12863 90756070 5519 210297 63792

Mar-15 0.0638 0.075 13084 91918180 5086 212988 65823

Apr-15 0.0679 0.0750 12937 94122059 5216 213973 67037

Mei-15 0.0715 0.0750 13211 95642279 4911 215339 68938

Jun-15 0.0726 0.0750 13332 97124152 4803 213477 70425

Jul-15 0.0726 0.0750 13481 99417781 4510 216083 70061

Agust-15 0.0718 0.0750 14027 100180437 4224 216356 70992

Sep-15 0.0683 0.0750 14657 100264021 4455 219580 72271

Okt-15 0.0625 0.0750 13639 99668534 4447 219478 72347

Nop-15 0.0489 0.0750 13840 98393974 4593 220635 73072

Des-15 0.0335 0.0750 13795 96440342 4615 231175 75533

Jan-16 0.0414 0.0725 13846 97163980 4771 229094 74107

Feb-16 0.0442 0.0700 13395 98182221 4845 231820 75112

Mar-16 0.0445 0.0675 13276 99488455 4839 232657 77011

Apr-16 0.0360 0.0550 13204 101437601 4797 233808 77561

Mei-16 0.0333 0.0550 13615 103075772 5017 238366 79372

Jun-16 0.0345 0.0525 13180 104753713 5216 241336 81610

Page 184: PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46284/1/MUHAMMAD... · Chairman KSEI Universal islamic Economic UIN SU 2014-2015

167

Jul-16 0.0321 0.0525 13094 107556492 5386 243184 80502

Agust-16 0.0279 0.0525 13300 108494263 5365 244843 81257

Sep-16 0.0307 0.0500 12998 108656022 5423 263522 83924

Okt-16 0.0331 0.0475 13051 106745501 5149 264678 85295

Nop-16 0.0358 0.0475 13563 106332292 5297 270480 87021

Des-16 0.0302 0.0475 13436 106115998 5294 279335 93713

Jan-17 0.0349 0.0475 13343 106912237 5387 277714 91361

Feb-17 0.0383 0.0475 13347 108032636 5568 281084 92111

Mar-17 0.0361 0.0475 13321 109469922 5685 286178 94902

Apr-17 0.0417 0.0475 13327 111614621 5738 291889 96025

Mei-17 0.0433 0.0475 13321 113417147 5830 295606 98951

Jun-17 0.0437 0.0475 13319 115263432 5841 302013 105541

Jul-17 0.0388 0.0475 13323 118347407 5864 307638 106777

Agust-17 0.0382 0.0450 13351 119379263 5901 309006 107788

Sep-17 0.0372 0.0425 13492 119557251 6006 318574 110059

Okt-17 0.0358 0.0425 13572 117455052 5952 319124 110340

Nop-17 0.0330 0.0425 13514 117000387 6356 322715 111691

Des-17 0.0361 0.0425 13548 116762392 6606 334719 118595

Jan-18 0.0325 0.0425 13413 117638516 6597 335185 114646

Feb-18 0.0318 0.0425 13707 118871322 6189 331943 115997

Mar-18 0.0340 0.0425 13756 120452808 5995 339909 119050

Apr-18 0.0341 0.0425 13877 122812681 5984 340186 119213

Mei-18 0.0323 0.0450 13951 124796050 5799 339749 122026

Jun-18 0.0312 0.0525 14404 126827569 5936 341216 126899

Jul-18 0.0318 0.0525 14413 130220953 6019 339195 128097

Agust-18 0.0320 0.0550 14711 131356333 5977 338754 134221

Sep-18 0.0288 0.0575 14929 131552178 5832 355446 136892

Okt-18 0.0316 0.0575 15227 129239070 6056 355.919 139146

Nop-18 0.0323 0.0600 14339 128738789 6148 354.421 138141

Des-18 0.0313 0.0600 14481 128476916 6164 371.828 145507