pengaruh lingkungan bisnis

Upload: widya-wirandika

Post on 17-Oct-2015

178 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

akutansi

TRANSCRIPT

PENGARUH LINGKUNGAN BISNIS, STRATEGI OPERASI DAN

ADOPSI TEKNOLOGI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PADA SENTRA INDUSTRI

KERAJINAN KULIT DI MANDING BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NAMA : NEDI NUGROHO

NIM : 141060067

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

YOGYAKARTA

2011

i

PENGARUH LINGKUNGAN BISNIS, STRATEGI OPERASI DAN

ADOPSI TEKNOLOGI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PADA SENTRA INDUSTRI

KERAJINAN KULIT DI MANDING BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NAMA : NEDI NUGROHO

NIM : 141060067

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

YOGYAKARTA

2011

ii

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Saya persembahkan untuk :

My Jesus sebagai Sang Juru Selamat ku.

Keluargaku (Alm. Bapak ku Sudiharjo, Ibuku Ny. Supadmi,

Kakakku Sigit Purtono, S.Si) yang selalu memberikan cinta

kasihnya dan dukungannya.

My Honey Isdarini atas cintanya yang tulus dan dan setia serta

dukungannya.

Karyawankaryawan ku FC. Nugroho (Nur & Windi) dan Waroeng

Internet Nugdotnet (Eko & Shodiq) serta Namo & Heri yang sudah

banyak membantu.

Yang tak terlupakan Almamaterku Universitas Pembangunan

Nasional Veteran Yogyakarta.

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, September 2011

Penulis

NEDI NUGROHO

v

ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN BISNIS, STRATEGI OPERASI DAN

ADOPSI TEKNOLOGI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PADA SENTRA INDUSTRI

KERAJINAN KULIT DI MANDING BANTUL YOGYAKARTA

Nedi Nugroho

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

2011

Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui dan menganalisa peran

strategi operasi terhadap kinerja operasional, 2) untuk mengetahui dan

menganalisa peran adopsi teknologi dalam memperkuat pengaruh antara strategi

operasi terhadap kinerja operasional, dan 3) untuk mengetahui dan menganalisa

peran adopsi teknologi dalam memperkuat pengaruh antara strategi operasi

terhadap kinerja operasional.

Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2011

di Sentra Industri Kerajinan Kulit di Manding, Bantul, Yogyakarta. Jenis

penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif yang bersifat klausal.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 33 home industry dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh/sensus. Metode pengumpulan

data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah Multivariate

Multiple Regression Analysis (MMRA) untuk mengetahui apakah lingkungan

bisnis berpengaruh signifikan terhadap strategi operasi dan Moderated Regression

Analysis (MRA) untuk mengetahui pengaruh strategi operasi terhadap kinerja

operasional serta mengetahui peran adopsi teknologi (soft technology) yang

memperkuat pengaruh strategi operasi terhadap kinerja operasional.

Dari hasil analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh signifikan lingkungan bisnis terhadap dimensi strategi operasi

yang meliputi : biaya rendah, strategi fleksibilitas, dan strategi pengiriman.

Namun tidak ada pengaruh signifikan lingkungan bisnis dengan dimensi

kualitas.

2. Ada pengaruh signifikan dimensi strategi operasi dengan kinerja operasional

yang dimoderasi oleh variabel adopsi teknologi (soft technology) sebagai

variabel bebas maupun variabel moderator yang memperkuat kinerja

operasional.

vi

ABSTRACT

ENVIRONMENTAL EFFECT OF BUSINESS, OPERATIONS STRATEGY

AND ADOPTION OF TECHNOLOGY AS A VARIABLE PEMODERASI

OPERATING PERFORMANCE IN LEATHER CRAFT CENTER

INDUSTRY IN YOGYAKARTA MANDING BANTUL

Nedi Nugroho

Pembangunan Nasional University "Veteran" Yogyakarta

2011

The purpose of this study are: 1) to determine and analyze the role of

operating strategy on operational performance, 2) to assess and analyze the role of

technology adoption in strengthening the influence of the operating strategy of

operational performance, and 3) to determine and analyze the role of technology

adoption in strengthening the influence of between the operating strategy of

operational performance.

This implementation of the study in July to October 2011 in the Center of

Leather Industry in Manding, Bantul, Yogyakarta. This type of study is a

descriptive clause that is associative. The population in this study amounted to 33

home industry with the sampling technique using saturated sampling / census.

Methods of data collection using questionnaires. Analysis of the data used is the

Multivariate Multiple Regression Analysis (MMRA) to determine whether

significant effect on the business environment and operations strategy Moderated

Regression Analysis (MRA) to determine the effect of operating strategy on the

operational performance and to know the role of technology adoption (soft

technology) which strengthens the influence of strategy operation of operational

performance.

From the analysis of data it can be concluded as follows:

1. There was a significant influence on the business environment that includes

dimensions of operations strategy: low cost, flexibility strategies, and delivery

strategies. But there is no significant influence with the dimensions of quality

business environment.

2. There was a significant influence dimensions of operations strategy with

operational performance is moderated by variable adoption of technology (soft

technology) as independent variables and moderator variables that strengthen

operational performance.

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Sang Juru Selamat Tuhan

Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkatnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH LINGKUNGAN BISNIS,

STRATEGI OPERASI DAN ADOPSI TEKNOLOGI SEBAGAI VARIABEL

PEMODERASI TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PADA SENTRA

INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI MANDING BANTUL

YOGYAKARTA.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan kurikulum dalam rangka

menempuh ujian tingkat akhir guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa dukungan dari

banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dr. Heru Tri Sutiono, M.Si selaku Ketua Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen

2. Dra. Yekti Utami, M. Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. Tugiyo, MM selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.

viii

4. Titik Kusmantini, SE, M.Si selaku dosen penguji I yang telah banyak

memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Widhy Tri Astuti, SE, M.Si selaku dosen penguji II yang telah banyak

memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Hadi Surame (Ketua Kampung Manding), Bapak Suyono (Koordinator

Seksi Pengembangan Wisata dan Industri), Bapak Jumakir (Ketua Pokdarwis

Lintas Manding), Bapak RT 04 s/d RT 08, yang telah bersedia memberikan

informasi yang dibutuhkan dan sekaligus memberi ijin untuk mengadakan

penelitian di Sentra Industri Kerajian Kulit di Manding sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini.

7. Keluargaku (Alm. Bapak ku Sudihardjo, Ibu ku Ny. Supadmi, Kakakku Sigit

Purtono, S. Si) dan keluarga besar ku yang lain yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu yang telah memberikan cinta kasihnya dan dukungan penuh baik

moril maupun materil.

8. My Honey Isdarini dan keluargannya yang telah banyak membantu dan

selalu memberikan cintanya serta dukungan penuh sampai terselesaikannya

skripsi ini.

9. Karyawan-karyawan ku (Eko, Sdohiq, Nur, Windy) yang sudah banyak

membantu sampai terselesaikannya skripsi ini.

10. Teman-teman ku (Arman, Hesti, Sari, Patrick, Devi, Tyo, Gilang, Andre,

Kuma, Johan, Adi, Yusmanto, Anna, Angle, Puput, Endah, Diah, Wella, Evi,

Julfikar, Arlim, Ricky, Rendy, Nopel, Angga, Andi, Bagas, Ketut, Kadek,

Panji, Maiz, Bayu, Arie/Cumi2, Rudy, Ulin, Herdin, Diana, Endang, Pandu,

ix

Tari, Leny, Arif, Farid, Eko, Agus, Marwan, Henry, Sabar, Amy, Uut,

Dhiding, Abiemanyu, Nandha, Gika, Dodok, Ragil, Deby, Dimas, Sandy,

Handy, Hendri, Astrat, Deny, Yudi, dll) serta tidak ketinggalan sahabatsahabat

dijurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional Veteran Yogyakarta yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

telah mendukung, membantu, dan menemani penulis sehingga penulisan ini

dapat terselesaikan.

11. Teman-Teman ku (Yuda, Yeyen, Arif, Arie, Dida, Erwin, Ucok, Rian, Lucky-

Sonny, Toyib, Taufik, Eko, Miko, Hany, Fatar, Iwan, Dion, Namo, Nila,

Debby, Zhu, Deska-Fadjar, Dika, Robin, Cahyo, Pugut, teman-teman

KOMPANA GKJ Patalan, dll) serta yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah mendukung, membantu, dan menemani penulis sehingga penulisan

ini dapat terselesaikan.

12. Semua pihak yang mendoakan dan mendukung penulis sehingga dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga

masih perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Akhir kata, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan serta pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 23 September 2011

Penulis

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PRASYARAT GELAR ........................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5

A. Landasan Teori ................................................................................ 5

1. Lingkungan Bisnis .................................................................... 5

xi

2. Hubungan Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi ................ 7

3. Strategi Operasi .......................................................................... 8

4. Hubungan Strategi Operasi dan Adopsi Teknologi ................... 11

5. Adopsi Teknologi ...................................................................... 14

6. Adopsi Teknologi Sebagai Pemoderasi Hubungan

Strategi Operasi dan Kinerja Operasional ................................. 16

7. Kinerja Operasional .................................................................. 17

8. Hubungan Lingkungan Bisnis, Strategi Operasi,

dan Kinerja Operasional ............................................................ 18

B. Penelitian Terdahulu .. 20

C. Kerangka Konseptual ...................................................................... 21

D. Hipotesis 22

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 23

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 23

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ..................................... 23

C. Variabel Penelitian .......................................................................... 24

1. Jenis Variabel ............................................................................. 25

2. Definisi Operasional Variabel ................................................... 25

D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 30

E. Skala Pengukuran Variabel ............................................................. 30

F. Instrumen Alat Ukur ....................................................................... 32

1. Uji Validitas ............................................................................... 32

xii

2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 35

G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 38

A. Karakteristik responden................................................................... 38

B. Analisis Hasil ................................................................................. 39

C. Pembahasan .................................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 48

A. Kesimpulan ..................................................................................... 48

B. Saran ................................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Bisnis ..................................... 33

Tabel III.2 Hasil Uji Validitas Variabel Strategi Operasi ......................................... 34

Tabel III.3 Hasil Uji Validitas Variabel Adopsi Teknologi ...................................... 34

Tabel III.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Operasional ................................... 35

Tabel III.5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 36

Tabel IV.1 Profil Perusahaan Home Industri ............................................................ 38

Tabel IV.2 Hasil Pengujian Pengaruh Lingkungan Bisnis

Terhadap Strategi Operasi ........................................................................ 40

Tabel IV.3 Hasil Pengujian Pengaruh Strategi Operasi Terhadap Kinerja

Operasional ............................................................................................. 42

Tabel IV.4 Hasil Pengujian Peran Adopsi Teknologi (Soft Technology)

Memoderasi Antara Strategi Operasi Dengan Kinerja Operasional . ...... 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Yogyakarta merupakan kota yang kompleks, selain terkenal

sebagai kota pelajar, kota ini juga terkenal sebagai kota wisata. Banyak

wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut tidak untuk sekedar berlibur atau

juga untuk studi banding, tetapi juga mempelajari daerah-daerah wisata yang

menyimpan banyak cerita didalamnya. Salah satu berkah yang muncul dengan

adanya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bantul adalah adanya

lapangan pekerjaan baru sebagai penjaja kerajinan-kerajinan daerah setempat.

Banyak kerajinan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul, salah satunya yang

terkenal adalah Sentra Industri Kerajinan Kulit yang ada di Manding, Bantul,

Yogyakarta.

Bagi para wisatawan yang hendak memiliki kenang-kenangan maka

tempat ini cocok untuk di kunjungi. Banyak produk yang berbahan baku kulit

dijual di sentra industri ini. Beberapa produk yang dijual, antara lain ; sepatu

kulit, tas kulit, ikat pinggang kulit, topi, sarung tangan, jaket kulit, koper, dll.

Pangsa pasar yang semakin menjanjikan inilah yang kemudian membulatkan

niat Sentra Industri Kerajinan Kulit di Manding untuk dapat semakin bersaing

dan dipilih oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan ini dituntut untuk

semakin ketat dalam menjaga kualitas produknya serta kualitas layanan yang

2

baik. Selain mencari laba, sentra industri kerajinan kulit ini juga mempunyai

tujuan lain, yaitu : menciptakan lapangan pekerjaan, menyediakan kebutuhan

konsumen, dan menampung produk sejenis dari para pengusaha

Sentra industri kerajinan kulit ini secara konsisten mengembangkan

produknya dengan memfokuskan diri pada peningkatan pelayanan kepada

pelanggan serta peningkatan kinerja operasional perusahaan guna tercapainya

bisnis perusahaan secara keseluruhan. Langkah ini mencerminkan komitmen

perusahaan untuk menjaga reabilitas pelayanan kepada pelanggan. Beberapa

cara untuk menjaga komitmen perusahaan dapat dilakukan dengan

mengimplementasikan strategi operasi yang baik, penyerapan teknologi

modern, dan pertimbangan tentang lingkungan bisnis untuk mencapai

kesuksesan dalam persaingan. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja operasional yang ada dalam penelitian ini adalah lingkungan bisnis,

strategi operasi, dan adopsi teknologi.

Dengan mengimplementasikan strategi operasi yang baik, penyerapan

teknologi modern, dan pertimbangan tentang lingkungan bisnis maka

diharapkan sentra industri kerajinan kulit ini dapat bersaing dan tetap menjadi

pilihan bagi konsumen. Dengan adanya hal tersebut, maka dapat semakin

membuka lapangan pekerjaan baik bagi masyarakat sekitar atau pun di luar

wilayah.

Dengan demikian, maka semakin banyak penyerapan tenaga kerja.

Selain itu, sentra industri kerajinan kulit yang ada di Manding ini juga dapat

memberikan sumbangsihnya dalam meningkatkan pendapatan daerah

3

Kabupaten Bantul. Dalam penelitian ini, salah satu permasalahan yang dialami

perusahaan adalah pada aspek pemasaran dan modal. Berdasarkan latar

belakang di atas dan pentingnya sebuah perusahaan dalam menjaga kinerja

operasionalnya, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai

Pengaruh Lingkungan Bisnis, Strategi Operasi Dan Adopsi Teknologi

Sebagai Variabel Pemoderasi Terhadap Kinerja Operasional Pada Sentra

Industri Kerajinan Kulit Di Manding Bantul Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh signifikan lingkungan bisnis terhadap strategi

operasi ?

2. Apakah ada pengaruh signifikan strategi operasi terhadap kinerja

operasional ?

3. Apakah ada peran adopsi teknologi dalam memperkuat pengaruh strategi

operasi terhadap kinerja operasional ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisa peran lingkungan bisnis terhadap

strategi operasi.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa peran strategi operasi terhadap kinerja

operasional.

4

3. Untuk mengetahui dan menganalisa peran adopsi teknologi dalam

memperkuat pengaruh antara strategi operasi terhadap kinerja operasional.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan

pertimbangan guna meningkatkan kinerja operasional perusahaan sehingga

dapat semakin berkembang.

2. Bagi Universitas Pembangunan Nasional VETERAN Yogyakarta

Sebagai bahan referensi bagi para pembaca yang mengadakan penelitian

sejenis dan menambah kepustakaan khususnya bagi Fakultas Ekonomi

Jurusan Manajemen.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Lingkungan Bisnis

a. Pengertian Lingkungan Bisnis

Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi

aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan.

Dalam penelitian ini dimensi lingkungan bisnis yaitu biaya bisnis,

ketersediaan tenaga kerja, tingkat persaingan, dan dinamisme pasar.

b. Dimensi-Dimensi Lingkungan Bisnis

Lingkungan organisasi merupakan variabel yang sangat penting

dalam menentukan strategi bisnis perusahaan dan dipandang sebagai

trend perubahan yang dapat menciptakan kesempatan dan tantangan

bagi organisasi (Swamidass & Newell, 1987). Lingkungan bisnis

menjadi elemen kausal dalam hubungan strategi operasi dan kinerja

bisnis perusahaan sehingga organisasi perlu melakukan "scanning

environment" secara berkesinambungan untuk menjaga kelangsungan

hidup organisasi.

Literatur konseptual tentang lingkungan bisnis telah

dikembangkan dalam literatur manajemen (Dess & Beard, 1984;

Sharfanan & Dean, 1991 dikutip dalam Badri et al., 2000). Dimensidimensi

tersebut meliputi environmental munificence, environmental

6

dynamism, dan environmental complexity. Environmental munificence

merupakan tingkat dukungan lingkungan terhadap pertumbuhan

organisasi yang ada di dalamnya dan diukur melalui tiga hal yaitu

biaya bisnis, ketersediaan tenaga kerja, dan tingkat persaingan. Biaya

bisnis mewakiIi semua biaya produksi yang dibutuhkan perusahaan

dalam kegiatan operasional. Ketersediaan tenaga kerja mewakili fokus

pada pengurangan teknisi, clerical, dan pekerja produksi. Tingkat

persaingan mencakup fokus pada penurunan permintaan baik dalam

pasar lokal maupun pasar asing dan fokus pada profit margin yang

rendah dan standar kualitas permintaan.

Dinamisme lingkungan menunjukkan kondisi perubahan

lingkungan yang tidak dapat diprediksi (Dens & Beard, 1984 dikutip

dalam Ward et al, 1995). Kondisi ini mengukur tingkat produk dan

jasa dalam proses, dan tingkat perubahan selera, serta preferensi

konsumen. Lingkungan yang dinamis mengindikasikan suatu

lingkungan yang berubah cepat dan diskontinu dalam hal permintaan,

pesaing, teknologi, dan peraturan seperti informasi yang tidak akurat,

tidak tersedia, dan ketinggalan jaman. Kompleksitas lingkungan

mewakili heterogenitas dalam aktivitas organisasi. Bourgeouis (1980)

mengemukakan bahwa kompleksitas lingkungan merupakan fokus

yang lebih relevan untuk strategi perusahaan dari pada pada level

analisis unit bisnis. Penyebab ketidakpastian dan turbulensi lingkungan

bisnis terkait dengan kebutuhan, selera konsumen, peningkatan

7

kompetisi, perubahan teknologi, dan isu sosial ekonomi (Braglia &

Petroni, 2000).

2. Hubungan Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi

Beberapa peneliti telah memberikan bukti empiris atas pendapat

yang menyatakan tentang adanya hubungan kausal antara lingkungan yang

dipersepsikan oleh manajer dan strategi operasi. Lingkungan diperlakukan

sebagai variabel penentu (precursor variable) yang mempengaruhi pilihan

prioritas kompetitif (biaya, kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman)

perusahaan (Swammidass & Newell, 1987: Ward et al., 1995; Badri,

2000). Perusahaan mengembangkan strategi operasi yang berbeda-beda

untuk menghadapi tantangan lingkungan yang dihadapi dalam aktivitas

perusahaan, karena strategi operasi merupakan perencanaan perusahaan

untuk mengalolasikan sumber daya yang dimiiki dan menggunakan

kekuatan manufaktur untuk mencapai peningkatan kinerja perusahaan.

Perusahaan diharapkan mampu mengembangkan strategi yang

memungkinkan proses minimalisasi pengaruh lingkungan bisnis pada

produksi dan biaya bisnis (Amoako & Gyampah, 2003). Perbaikan

kualitas akan mempengaruhi peningkatan kinerja bisnis perusahaan (Badri

et al., 2000). Perbaikan kualitas juga akan mengurangi biaya karena

dengan melakukan sesuatu yang benar pada saat pertama kali akan dapat

mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Fleksibilitas

manufaktur merupakan kemampuan beradaptasi secara cepat dengan

perubahan yang ada dalam lingkngan bisnis. Braglia & Petroni (2000)

8

mengemukakakan bahwa akar kinerja manufaktur dalam perusahaan

terletak pada kapasitas perusahaan dalam merespon perubahan lingkungan

yang diindikasikan dengan ketidakpastian dan turbulensi. Oleh karena itu,

diharapkan bahwa dalam suatu lingkungan perusahaan manufaktur akan

mencakup fleksibilitas sebagai suatu pilihan strategi untuk merespon

perubahan lingkungan yang terjadi. Pengetahuan yang handal dan cepat

merupakan komponen penting untuk menciptakan loyalitas konsumen dan

dapat dijadikan sebagai senjata kompetitif perusahaan dalam persaingan

bisnis. Dalam kondisi lingkungan yang diindikasikan dengan peningkatan

kompetisi dan tantangan, perusahaan perlu mempertimbangkan strategi

pengiriman untuk membangun loyalitas konsumen yang sangat diperlukan

untuk mewujudkan kesuksesan perusahaan (Amoako & Gyampah, 2003).

3. Strategi Operasi

a. Pengertian Strategi Operasi

Strategi Operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang

menetapkan keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan

keputusan. Strategi operasional adalah seperangkat sasaran, rencana,

dan kebijakan yang menjabarkan bagaimana fungsi operasi menunjang

strategi bisnis organisasi. Beberapa definisi strategi operasi telah

diberikan dalam kepustakaan yang membantu menjelaskan dan

mengembangkan definisi dari strategi operasi diatas, meliputi:

Schroeder, Anderson, dan Cleveland (1986) mendefinisikan bahwa

strategi operasi terdiri dari empat komponen : misi (mission), tujuan

9

(objectives), keunggulan khusus (djstinctive competence), dan

kebijakan (policies). Keempat komponen ini membantu menegaskan

tujuan apa yang akan dicapai dan bagaimana akan mencapai tujuan itu.

Hasil strategi akan membantu mengarahkan dalam pengambilan

keputusan pada seluruh tahap operasi.

Definisi lain telah diberikan oleh Hayes dan Wheelwright

(1984) yang mendefinisikan strategi operasi sebagai suatu pola yang

konsisten dalam keputusan operasi. Makin konsisten keputusan itu dan

makin besar tingkatan strategi operasi menujang strategi bisnis, maka

akan makin baik. Mereka lebih lanjut menegaskan bagaimana

keputusan utama dalam operasi dibaut dan dipadukan satu dengan

yang lain. Wickham skinner (1985) menegaskan strategi operasi

berkenaan dengan hubungan antara keputusan dalam operasi dan

strategi korporasi.

b. Dimensi- Dimensi Strategi Operasi

Strategi operasi dipandang sebagai kekuatan manufaktur yang

efektif yang merupakan senjata kompetitif untuk mendapai tujuan

bisnis dan perusahaan. Strategi operasi mempengaruhi tujuan dan

strategi bisnis yang memungkinkan fungsi-fungsi manufaktur untuk

memberikan kontribusi dalam meningkatkan daya saing perusahaan

dalam jangka panjang (Hayes & Wheelright, 1985 dikutip dalam

Ward & Duray, 2000) . Heizer & Render (2004) mengemukakan

bahwa strategi operasi yang sukses tidak hanya harus konsisten

10

dengan permintaan konsumen, melainkan juga siklus hidup produk.

Menurut beberapa peneliti, strategi operasi mewakili prioritas

kompetitif yang meliputi biaya, kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman

(Wheelrwright, 1984; Leong et al. 1990; Rothn & Van de Valde, 1991,

Burgess et al, 1998).

Stonebraker dan Leong, 1994 (dikutip dalam Badri et al.,

2000) mendefinisikan strategi biaya sebagai produksi dan distribusi

produk dengan biaya terendah dan sumber daya tersisa yang minimum.

Harga yang rendah dapat meningkatkan permintaan produk atau jasa

tapi juga mengurangi keuntngan perusahaan jika produk atau jasa

tidak dapat diproduksi pada harga yang lebih memadai. Untuk dapat

bersaing dalam lingkngan bisnis dengan berbasis pasar biaya, seorang

manajer manufacturer perlu menawarkan produk dan jasa pada biaya

per unit yang rendah baik biaya tenaga kerja, material, scrap, maupun

biaya overhead lainnya. Strategi kualitas didefinisikan sebagai

aktivitas perusahaan untuk memproduksi produk yang sesuai dengan

spesifikasi atau memenuhi kebutuhan konsumen. Strategi kualitas

memfokuskan pada pentingnya memproduksi produk dan jasa yang

dpat memuaskan spesifikasi dan kebutuhan konsumen. Perusahaan

perlu memperhatikan perbaikan kualitas sehingga dapta mengurangi

biaya produksi, karena dengan melakukan seuatu dengan benar saat

pertama kali barang dan jasa diproduksi dapat mengeliminasi waste.

11

Perbaikan kualitas merupakan salah satu cara bagi organisasi untuk

memperbaiki kinerja bisnis (Ward et al., 1995).

Strategi pengiriman meliputi kemampuan dalam merespon

pemesanan konsumen. Leong et al. (1990) mendefinisikan strategi

pengiriman sebagai kemampuan pengiriman (dengan memenuhi

jadwal pengiriman maupun janji pengiriman) dan kecepatan

pengiriman (bertindak cepat atas pemesanan konsumen). Pengukuran

kinerja pengiriman menekankan pada aktivitas yang memfokuskan

pada peningkatan reliabilitas pengiriman misalnya pengiriman yang

tepat waktu, akurasi dalam status persediaan dan waktu tunggu

pengiriman. Strategi fleksibilitas didefinisikan sebagai kemampuan

untuk merespon perubahan cepat dalam produk, jasa dan proses.

Fleksibilitas mencakup mesin, proses, produk, volume, dan lay out

(Braglia & Petroni, 2000). Fleksibilitas manufaktur didefinisikan

sebagai kemapuan perusahaan manufaktur untuk mengalokasikan dan

mengalokasikan kembali sumber daya yang dimiliki secara efektif

dalam merespon perubahan lingkungan dan kondisi internal (Gerwin,

1993).

4. Hubungan Strategi Operasi dan Adopsi Teknologi

Literatur konseptual maupun empiris yang membahas tentang

hubungan antara strategi operasi dan teknologi telah ada sejak lama

(Skinner, 1974; Boyer & Pegell, 2000 ; Banerjee, 2000). Skinner (1974)

mengemukakan variasi prioritas strategik termasuk biaya, kualitas produk,

12

reliabilitas pengiriman, fleksibilitas dalam memproduksi produk baru

secara cepat dan fleksibilitas untuk merespon perubahan volume yang

dapat dicapai dengan menggunakan teknologi manufaktur. Efektivitas

strategi operasi perusahaan dapat diukur dengan menilai keterkaitan atau

konsistensi antara prioritas kompetitif yang menekankan dan merespon

perubahan lingkungan berdasarkan struktur dan infrastruktur operasi

(Boyer & Pregell, 2000). Tujuan utama dalam arsitektur strategi adalah

memberikan pedoman bagi strategi fungsional untuk mengembangkan

road map terkait dengan identifikasi kompetensi inti dan teknologi yang

diperlukan dalam memuaskan kebutuhan bisnis (Benerjee, 2000).

Beberapa studi empiris yang mengkaji tentang adanya hubungan

strategi operasi dan teknologi juga telah dilakukan beberapa peneliti

(Burgess et al., 1984; Cagliano dan Spina, 2000; Gordon & Sohal, 2000).

Burgess et al. (1998) mengeksplorasi aspek-aspek kunci perusahaan yang

mencakup prioritas kompetitif (strategi operasi), proses inovasi (adopsi

teknologi), dan kinerja perusahaan. Prioritas kompetitif mengindikasikan

area proses mana yang harus ditekankan untuk mencapai kinerja yang

sukses. Cagliano dan Spina (2000) mengeksplorasi basis empiris

keselarasan strategik pilihan strategi operasi yang merupakan prioritas

kompetitif perusahaan dalam menentukan pilihan program perbaikan.

Tujuan manufaktur dapat dicapai jika program perbaikan (sekelompok

keputusan structural dan infrastructural yang diturunkan dari pengalaman

beberapa leading companies yang telah dibuktikan kesuksesannya)

13

didasarkan pada prioritas kompetitif. Survei pada perusahaan manufaktur

di Australia dan Canada yang dilakukan oleh Gordon & Sohal (2000)

memfokuskan pada isu terkait dengan prioritas kompetitif perusahaan,

adopsi teknologi dan 22 dimensi kinerja. Hasil penelitian menemukan

bahwa keunggulan kompetitif dapat dicapai jika perusahaan menetapkan

prioritas kompetitif dan mengadopsi serta mengimplementasikan

teknologi.

Chase et. al. (2001) mengemukakan beberapa alasan perlunya

mengadopsi teknologi untuk mencapai tujuan perusahaan yang terkait

dengan prioritas kompetitif, yaitu: Pertama, alasan biaya. Aplikasi

teknologi dalam perusahaan dapat menurunkan biaya dengan cara

menurunkan biaya material, tenaga kerja, biaya distribusi. Alasan kedua,

kualitas, aplikasi teknologi dapat meningkatkan kualitas produk dan

inovasi dengan cara meminimalkan tingkat kerusakan produk dan

mengeliminasi sumber daya terbuang. Alasan ketiga, fleksibilitas, aplikasi

teknologi bermanfaat untuk meningkatkan variasi produk dan pencapaian

extensive customization. Untuk memperoleh peningkatan pangsa pasar

dalam lingkungan kompetitif, perusahaan harus lebih fleksibel dalam

operasi dan memuaskan segmen pasar, sehingga aplikasi teknologi sangat

diperlukan untk mendukung pencapaian tujuan fleksibilitas perusahaan.

Alasan keempat, pengiriman, teknologi mendukung terciptanya kecepatan

pengiriman yang diukur melalui lead time (waktu tunggu) yang

diperlukan. Misalnya, aplikasi EDI (electronic data interchange) dan

14

mesin fax secara otomatis dapt menurunkan waktu yang diperlukan untk

mengirimkan informasi dari satu lokasi ke lokasi yang lain dan

menurunkan waktu tunggu untuk pelayanan maupun operasi.

Penelitian Sulaiman et al (2003) dilakukan dengan berdasarkan

kerangka contingency untuk membuktikan bahwa teknologi dan

lingkungan memoderasi hubungan antara strategi bisnis dan kinerja

perusahaan. Dari perspektif kontingensi, teknologi dipandang sebagai

moderating variable. Teknologi memberikan kesempatan bati perusahaan

untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Tetapi untuk mendapatkan

keunggulan kompetitif, perusahaan perlu menyelaraskan teknologi dengan

manufacturing task untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Hasil studi

menunjukan bahwa teknologi dan lingkungan memoderasi hubungan

antara strategi bisnis dan kinerja perusahaan. Model penelitian Sulaiman et

al (2003) dikembangkan berdasarkan pendekatan contingency yang

menetapkan bahwa kesuksesan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh

kapabilitas perusahaan terkait dengan contingency atau moderating

variable seperti teknologi dan lingkungan.

5. Adopsi Teknologi

Teknologi didefinisikan sebagai kemampuan mengenali masalahmasalah

teknis dan mengeksploitasi konsep-konsep yang dapat

memecahkan masalah teknis yang ada. Teknologi merupakan peralatan

atau perangkat, seperti equipment, software, dan hardware yang

15

digunakan untuk memecahkan masalah operasional secara efektif dalam

suatu organisasi (Autioe & Leimanen, 1995).

Kompetisi bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mengambil

tindakan penting, yaitu ; memilih satu atau lebih soft technology yang ada

yaitu JIT (Just In Time), TQM (Total Quality Management), MRP

(Material Requirement Planning), dan TPM (Total Productive

Maintenance). TQM adalah optimasi kinerja pada semua bagian dan

fungsi operasi, prosedur, system, pengendalian, struktur, dan kultur

organisasi (Warnock, 1996). TQM merupakan program perbaikan terus

menerus yang dilakukan secara bertahap dan tidak pernah berakhir (Sohal

& Terziovsky, 2000). JIT merupakan seperangkat metode atau teknik yang

diaplikasikan pada sitem pembelian fungsi pabrikasi dan fungsi

pengiriman . Filosofi JIT yaitu mengeliminasi semua aktivitas yang tidak

penting dan tidak memberikan nilai tambah dimanapun aktivitas itu berada

(Yasin & Wafa, 1997). MRP merupakan teknik permintaan dependen

yang menggunakan bill of material, persediaan , expected received, dan

MPS (master production schedule) untk menentukan kebutuhan material

(Heizer & Render, 2004). Sedangkan TPM adalah pendekatan inovatif

untuk perawatan peralatan (hardware atau software) dan mesin pabrik.

Implementasi TPM memerikan kontribusi dalam mengurangi work in

progress, meningkatkan kualitas produk, mengurangi waktu siklus

produks, dan sangat efektif untuk optimasi mesin dan peralatan (Tsang &

Chan, 2000).

16

6. Adopsi Teknologi Sebagai Pemoderasi Hubungan Strategi Operasi

dan Kinerja Operasional

Beberapa isu manufaktur yang menjadi tantangan perusahaan

selama ini adalah bagaimana mengurangi lead time untuk memuaskan

konsumen, pengenalan produk baru yang lebih cepat ke pasar, fleksibilitas

dalam beradaptasi dengan perubahan dalam pasar, memperbaiki kualitas

produk dan pelayanan konsumen (Sun, 2000). Penggunaan teknologi

menawarkan cara untk memperbaiki produk yang di desain,

dikembangkan dan dijual pada pasar industrial. Teknologi menjadi

senjata yang bernilai bagi perusahaan untk menghadapi peningkatan

tantangan dalam industry manufaktur (Hunt, 1989; Noori, 1990 dikutip

dalam Lagace & Bourgault, 2003). Melalui aplikasi teknologi, perusahaan

dapat mengurangi aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah yang

cenderung menjadi beban biaya produksi pada setiap aktivitas produksi.

Selain itu melalui aplikasi teknologi, proses fleksibel yang memungkinkan

perusahaan untuk menawarkan range produk dan melakukan perbaikan

efisiensi dapat ditingkatkan (Lagace & Baourgault, 2003).

Sulaiman et. al. (2003) juga mengemukakan perlunya

menyelaraskan teknologi dengan strategi perusahaan. Perusahaan yang

melakukan adopsi teknologi dengan strategi akan dapat memperbaiki

kinerja perusahaan. Teknologi dipandang sebagai variabel pemoderasi

yang penting dalam mempengaruhi hubungan strategi bisnis dengan

kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa adopsi teknologi

17

memoderasi hubungan strategi perusahaan dengan kinerja perusahaan.

7. Kinerja Operasional

Kinerja operasional adalah kesesuaian proses dan evaluasi kinerja

dari operasi internal perusahaan pada kondisi atau memenuhi persyaratan

dari segi biaya, pelayanan pelanggan, pengiriman barang kepada

pelanggan, kualitas, fleksibilitas dan kualitas proses produk/jasa (Brah dan

Lim, 2006). Kinerja perusahaan sangat terkait erat dengan sistem

pengendalian manajemen perusahaan yang bersangkutan. Ketepatan

ukuran kinerja yang digunakan dalam suatu penelitian tergantung pada

situasi dan keunikan kondisi dalam suatu studi. Sangat sulit untuk

menetapkan ukuran tunggal kesuksesan bisnis. Oleh karena itu,

keteerkaitan antara manufaktur dengan semua ukuran yang tersedia dan

diterima secara umum perlu dianalisa (Demeter, 2003). Dalam penelitian

ini kinerja operasional diukur melalui biaya produk per unit, kualitas

proses, kualitas produk, kemampuan menangani perubahan jumlah

permintaan, kemampuan memenuhi perubahan selera pelanggan,

pengiriman tepat pada waktunya, kemampuan pengiriman sebelum waktu

yang ditentukan (Leong et al., 1990).

18

8. Hubungan Lingkungan Bisnis, Strategi Operasi dan Kinerja

Operasional

Ward & Duray (2000) mengemukakan bahwa penelitian di bidang

manajemen operasi yang memfokuskan pada strategi operasi dan faktorfaktor

yang mempengaruhinya, seperti lingkungan bisnis, dengan

menggunakan metode empiris mengalami peningkatan pada kinerja

operasional. Dalam berbagai penelitian tersebut, variabel lingkungan

diperlakukan sebagai precursor variable atau variabel penentu yang

mempengaruhi pilihan prioritas kompetitif perusahaan (Swammidas &

Newell, 1987; Ward et al., 1995; Badri et al. 2000; Ward & Duray, 2000).

Beberapa studi yang memfokuskan pada strategi operasi dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti ketidakpastian lingkungan

dilakukan oleh Swamidass & Newell (1987), Ward et al. (1995), Badri et

al. (2000), Amoako & Gyampah (2003). Swamidass& Newell (1987)

meneliti hubungan kausal antara ketidakpastian lingkungan dan strategi

operasi (secara spesifik pada strategi fleksibilitas) dan peran manajer

operasional dalam pengambilan keputusan strategik . Hasil penelitian

menunjukan bahwa kinerja perusahaan menurun seiring dengan

peningkatan ketidakpastian lingkungan.

Ward et al. (1995) dan Badri et al. (2000) menguji hubungan

faktor-faktor lingkungan dan pilihan strategi operasi diantara perusahaanperusahaan

di Singapura dan Uni Emirat Arab. Secara spesifik penelitian

ini dilakukan untuk menguji hubungan antara faktor-faktor lingkungan

19

(biaya bisnis, ketersediaan tenaga kerja, tingkat persaingan, dan

dinamisme pasar) dan pilihan strategi operasi yang meliputi pilihan

strategi biaya rendah, kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara faktorfaktor

lingkungan terhadap pilihan strategi operasi (Ward et al., 1995).

Hasil penelitian Badri et al. (2000) menunjukkan bahwa pemisahaan

dengan kinerja tinggi akan menyesuaikan kompleksitas lingkungan

eksternal dengan menggunakan variabel lingkungan sebagai sumber

pengendalian yang efektf dalam organisasi.

Amoako & Gyampah (2003) menguji model keterkaitan faktorfaktor

lingkungan dengan pilihan strategi operasi untuk memberikan bukti

empiris bahwa model tersebut dapat diaplikasikan dalam kondisi

lingkungan yang berbeda pada negara sedang berkembang. Studi

dilakukan pada perusahaan manufaktur di Ghana, dan menguji pengaruh

faktor ukuran perusahaan dan kepemilikan modal terhadap keputusan

pilihan strategi operasi dalam lingkungan bisnis tersebut. Hasil studi

menunjukan bahwa faktor-faktor lingkungan bisnis mempengaruhi pilihan

strategi operasi. Pengaruh faktor-faktor lingkungan tergantung pada

ukuran perusahaan dan juga kepemilikan modal oleh perusahaan asing.

Berikut ini akan di bahas masing-masing variabel penelitian yang menguji

keterkaitan antara lingkungan bisnis, strategi operasi, adopsi teknologi dan

kinerja operasional.

20

B. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Lena Ellitan dan Lina

Anatan mengenai kinerja operasional perusahaan adalah Pengaruh

Lingkungan Bisnis, Strategi operasi, Dan Teknologi Sebagai Variabel

Pemoderasi Terhadap Kinerja Operasional Perusahaan: Studi Pada

Perusahaan Manufaktur Di Indonesia (Manajemen Strategi Operasi:

Teori dan Riset di Indonesia, 2000). Metode ini menggunakan deskriptif

asosiatif yang bersifat kausal (sebab-akibat) dengan alat uji Multivariate

Multiple Regression Analysis (MMRA) dan Moderated Regression Analysis

(MRA). Hasil dari penelitian ini menunjukkan pertimbangan lingkungan

memainkan peran yang signifikan dalam menentukan strategi operasi dan

variabel adopsi teknologi (hard technology) memoderasi hubungan srategi

operasi dengan kinerja operasional, sedangkan adopsi teknologi (soft

technology) bukan merupakan variabel moderator, melainkan sebagai variabel

independent terhadap kinerja operasional.

a. Persamaan :

1. Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif asosiatif yang bersifat

kausal (sebab-akibat).

2. Metode Pengumpulan data menggunakan kuesioner.

3. Skala pengukuran variabel menggunakan skala likert.

4. Uji reliabilitas menggunakan Cronbachs Alpha.

5. Uji Hipotesis menggunakan Multivariate Multiple Regression Analysis

dan Moderated Regression Analysis (MRA).

21

b. Perbedaan

1. Populasinya adalah Sentra Industri Kerajinan Kulit di Manding Bantul

Yogyakarta yang berjumlah 33 home industri.

2. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus/sampel jenuh.

3. Variabel penelitian yang digunakan adalah lingkungan bisnis, strategi

operasi, adopsi teknologi (soft techonlogy), dan kinerja operasional.

4. Uji validitas menggunakan Pearson Correlation dikarenakkan pada

penelitian sebelumnya menggunakan Confirmatory Factor Analysis

(CFA) yang mengharuskan sampel berjumlah 100-200.

C. Kerangaka Konseptual

Gambar II.1

Kerangka Konseptual

KINERJA

OPERASIONAL

VARIABEL

LINGKUNGAN

BIAYA BISNIS

KETERSEDIAAN

TENAKER

TINGKAT

PERAINGAN

DINAMISME

PASAR

BIAYA

KUALITAS

FLEKSIBILI

TAS

PENGIRIMAN

STRATEGI

OPERASI

ADOPSI TEKNOLOGI

SOFT TECHNOLOGY

22

D. Hipotesis

Beberapa peneliti telah memberikan bukti empiris atas pendapat yang

menyatakan tentang adanya hubungan kausal antara lingkungan yang

dipersepsikan oleh manajer dan strategi operasi (Swammidass & Newell,

1987: Ward et al., 1995; Badri, 2000). Mengacu pada landasan teoritis ini,

maka dapat dikembangkan hipotesis bahwa :

Hipotesis 1 : Lingkungan bisnis berpengaruh signifikan terhadap strategi

operasi.

Mengacu penelitian sebelumnya di bidang manajemen operasi yang

memfokuskan pada strategi operasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,

seperti lingkungan bisnis, dengan menggunakan metode empiris mengalami

peningkatan pada kinerja operasional (Ward & Duray, 2000). Mengacu pada

landasan teoritis ini, maka dapat dikembangkan hipotesis bahwa :

Hipotesis 2 : Strategi operasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

operasional.

Perlunya menyelaraskan teknologi dengan strategi perusahaan. Hasil

penelitian sebelumnya menunjukan bahwa adopsi teknologi memoderasi

hubungan strategi perusahaan dengan kinerja perusahaan (Sulaiman et. al,

2003). Mengacu pada landasan teoritis ini, maka dapat dikembangkan

hipotesis bahwa :

Hipotesis 3 : Peran adopsi teknologi dalam memperkuat pengaruh strategi

operasi terhadap kinerja operasional.

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif asosiatif yang bersifat

kausal. Metode penelitian ini adalah merupakan jenis penelitian dimana

hubungannya bersifat sebab akibat antara variabel independen dengan variabel

dependen. Penelitian deskriptif merupakan suatu rumusan masalah dimana

berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik

hanya pada satu variabel/lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri

sendiri, bukan variabel independen, karena kalau variabel independen selalu

dipasangkan dengan variabel dependen). Penelitian asosiatif adalah suatu

pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua

variabel/lebih (Sugiyono, 2009).

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,

2009). Dalam penelitian ini populasinya adalah Sentra Industri Kerajinan

Kulit di Manding Bantul Yogyakarta yang berjumlah 33 home industri.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling

24

jenuh/sensus. Sampling jenuh/sensus adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan

bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau peneliti yang

ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain

sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel

(Sugiyono, 2009). Jadi, dalam penelitian ini seluruh populasi sebanyak 33

home industri digunakan sebagai sampel.

C. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitan ini adalah :

a. Lingkungan bisnis sebagai variabel independen/variabel bebas (X1).

b. Strategi operasi sebagai variabel dependen/variabel terikat (Y1) dan

sebagai variabel independen/variabel bebas (X2). Strategi operasi dapat

dikatakan sebagai variabel dependen/variabel terikat ketika variabel ini

di uji dengan lingkungan bisnis sebagai variabel independen/variabel

bebas (X1) dalam pengujian hipotesis pertama menggunakan

Multivariate Multiple Regression (MMRA). Strategi operasi dikatakan

independen/variabel bebas (X2), ketika variabel ini di uji dengan

adopsi teknologi sebagai variabel moderator (M) dan kinerja

operasional sebagai variabel dependen/variabel terikat (Y2) dalam

pengujian hipotesis kedua menggunakan Moderated Regression

Analysis (MRA).

25

c. Adopsi teknologi sebagai variabel moderator (M).

d. Kinerja operasional sebagai variabel dependen/variabel terikat (Y2).

2. Definisi Operasional Variabel

a. Lingkungan bisnis

Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi

aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan.

Dalam penelitian ini dimensi lingkungan bisnis, terdiri dari : biaya

bisnis, ketersediaan tenaga kerja, tingkat persaingan, dan dinamisme

pasar. Indikator-indikator lingkungan bisnis dalam penelitian ini

adalah :

1) Biaya bisnis, meliputi :

a) Peningkatan biaya tenaga kerja

b) Peningkatan biaya material

c) Peningkatan biaya pengangkutan bahan mentah dan barang jadi

d) Peningkatan biaya telekomunikasi

e) Peningkatan biaya kegunaan

f) Peningkatan biaya penyewaan gedung

g) Peningkatan biaya perawatan kesehatan

2) Ketersediaan tenaga kerja, meliputi :

a) Pengurangan staf manajerial dan administrasi

b) Pengurangan teknisi

c) Pengurangan clerical dan pekerjaan yang terkait

d) Pengurangan karyawan yang terlatih

26

e) Pengurangan staf produksi

3) Tingkat persaingan, meliputi :

a) Tajamnya persaingan dalam pasar lokal

b) Margin profit yang rendah

c) Penurunan permintaan pada pasar luar negeri

d) Produksi untuk memenuhi standar kualitas

4) Dimensi pasar, meliputi :

a) Tingkat produk dan jasa menjadi ketinggalan dibanding

pesaing

b) Tingkat inovasi produk baru

c) Tingkat inovasi proses produksi baru

d) Tingkat perubahan selera dan pilihan pelanggan

Masing-masing pertanyaan diukur dengan mengunakan skala

likert 5 point untuk mengukur tingkat konsentrasi perusahaan terhadap

dinamisme lingkungan bisnis. Dalapan pertanyaan digunakan untuk

mengukur biaya bisnis, enam pertanyaan digunakan untuk mengukur

ketersediaan tenaga kerja, tujuh pernyataan digunakan untuk mengukur

tajamnya persaingan, dan empat pernyataan digunakan untuk

mengukur dinamisme pasar. Skor 1 mengindikasikan sangat rendah

sampai dengan skor 5 mengindikasikan sangat tinggi.

b. Strategi operasi

Strategi operasi adalah seperangkat sasaran, rencana, dan

kebijakan yang menjabarkan bagaimana fungsi operasi menunjang

27

strategi bisnis organisasi. Dalam penelitian ini dimensi strategi operasi,

terdiri dari: biaya, kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman. Indikatorindikator

strategi operasi dalam penelitian ini adalah :

1) Strategi biaya rendah, meliputi :

a) Menurunkan biaya per unit

b) Menurunkan biaya material/bahan

c) Menurunkan biaya overhead

d) Menurunkan biaya persediaan

2) Strategi kualitas, meliputi :

a) Menurunkan tingkat kerusakan

b) Memperbaiki kinerja dan keandalan produk

c) Memperbaiki kualitas pemasok/vendor

d) Memperoleh sertifikasi kualitas tingkat internasional

e) Memperoleh sertifikasi kualitas tingkat lokal

3) Strategi Fleksibilitas, meliputi :

a) Menurunkan tenggang waktu pabrikasi

b) Menurunkan tenggang waktu perolehan bahan mentah dan

penerimaan

c) Menurunkan waktu pengembangan produk baru

d) Menurunkan waktu set up/change-over (waktu untuk

menyiapkan suatu mesin atau proses untuk produksi)

e) Meningkatkan model dan variasi produk

28

4) Strategi pengiriman, meliputi :

a) Meningkatkan keandalan pengiriman

b) Meningkatkan kecepatan pengiriman

c) Memperbaiki layanan sebelum penjualan dan pendukung yang

bersifat teknis

d) Memperbaiki bantuan pelayanan teknis kepada pelanggan

e) Memperbaiki pelayanan setelah penjualan

Masing-masing pertanyaan diukur dengan mengunakan skala

likert 5 point untuk mengukur tingkat mencerminkan tingkat

penekanan strategi pabrikasi perubahan. Empat pertanyaan digunakan

untuk mengukur strategi biaya, enam pertanyaan digunakan untuk

mengukur strategi kualitas, lima pertanyaan digunakan untuk

mengukur fleksibilitas, dan lima pertanyaan digunakan untuk

mengukur strategi pengiriman. Skor 1 mengindikasikan sangat tidak

penting sampai dengan skor 5 mengindikasikan sangat penting.

c. Adopsi teknologi

Teknologi didefinisikan sebagai kemampuan mengenali

masalah-masalah teknis dan mengeksploitasi konsep-konsep yang

dapat memecahkan masalah teknis yang ada. Teknologi merupakan

peralatan atau perangkat seperti ; equipment, software, dan hardware,

yang digunakan untuk memecahkan masalah operasional secara efektif

dalam suatu organisasi (Autioe & Leimanen, 1995). Dalam penelitian

ini peneliti hanya mengambil satu dimensi dari adopsi teknologi,

29

yakni; soft technology dikarenakan perusahaan yang diteliti hanya

mengadopsi soft technology dan tidak mengadopsi hard technology.

Indikator dalam soft technology, meliputi :

1) JIT (Just In Time)

2) TQM (Total Quality Management)

3) MRP (Material Requirements Planning)

4) TPM (Total Productive Manintanance).

Masing-masing pertanyaan diukur dengan mengunakan skala

likert 5 point yang digunakan untuk mengukur tingkat adopsi

teknologi. Skor 1 mengindikasikan sangat tidak mengadopsi sampai

dengan skor 5 mengindikasikan sangat tinggi.

d. Kinerja operasional

Ketepatan ukuran kinerja yang digunakan dalam suatu

penelitian tergantung pada situasi dan keunikan kondisi dalam suatu

studi. Sangat sulit untuk menetapkan ukuran tunggal kesuksesan

bisnis. Oleh karena itu, keterkaitan antara manufaktur dengan semua

ukuran yang tersedia dan diterima secara umum perlu dianalisa

(Demeter, 2003). Kinerja operasional sangat terkait erat dengan sistem

pengendalian menajemen perusahaan yang bersangkutan. Dalam

penelitian ini indikator-indikator dalam kinerja operasional perusahaan

dapat diukur melalui :

1) Produktifitas

2) Biaya

30

3) Kualitas

4) Fleksibilitas

5) Kemampuan pengiriman

Masing-masing pertanyaan diukur dengan mengunakan skala

likert 5 point yang digunakan untuk mengukur kinerja operasional.

Skor 1 mengindikasikan sangat tidak penting sampai dengan skor 5

mengindikasikan sangat penting.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini,

sifat kuesioner bersifat tertutup sehingga pertanyaan/pernyataan beserta

jawabannya sudah disediakan oleh peneliti. Sasaran kuesioner ditujukan oleh

33 pemilik home industri.

E. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat

ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2005). Sesuai dengan hipotesis

dalam penelitian ini, maka ada 4 komponen utama dalam penelitian ini, yaitu :

31

variabel lingkungan, strategi operasi, adopsi teknologi, dan kinerja

operasional. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan

skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan

(Sugiyono, 2009). Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala

likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dengan

skala likert ini diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam penyusunan

daftar pertanyaan atau pernyataan kuesioner dengan terstruktur. Skala Likert

yang digunakan untuk mengukur dalam penelitian ini adalah:

a. Lingkungan bisnis

1. Sangat Rendah (SR) skor 1

2. Rendah (R) skor 2

3. Sedang (S) skor 3

4. Tinggi (T) skor 4

5. Sangat Tinggi (ST) skor 5

b. Strategi Operasi

1. Sangat Tidak Penting (STP) skor 1

2. Tidak Penting (TP) skor 2

3. Netral (N) skor 3

32

4. Penting (P) skor 4

5. Sangat Penting (SP) skor 5

c. Adopsi Teknologi

1. Tidak Mengadopsi (TM) skor 1

2. Mengadopsi (M) skor 2

3. Netral (N) skor 3

4. Tinggi (T) skor 4

5. Sangat Tinggi Mengadopsi (STM) skor 5

d. Kinerja Operasional

1. Sangat Tidak Penting (STP) skor 1

2. Tidak Penting (TP) skor 2

3. Netral (N) skor 3

4. Penting (P) skor 4

5. Sangat Penting (SP) skor 5

F. Instrumen Alat Ukur

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah instrumen yang dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2000). Validitas

digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti, sehingga

dapat diperoleh data yang valid. Instrumen dikatakan valid jika mampu

33

mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu mengungkap data yang

diteliti secara tepat.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson

Correlation, dihitung dengan menggunakan bantuan komputer pada

program SPSS for windows 16.0. Item pertanyaan dinyatakan valid apabila

memiliki nilai probabilitas tingkat signifikansi