pengaruh kompetensi wirausaha dan lingkungan bisnis

19
Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis terhadap Kesuksesan Wirausaha pada Usaha Kecil (Studi Kasus pada Bisnis Ritel di wilayah Jakarta Timur) Elysabeth Sihombing Fandis Ekyawan, S.E., M.M Program Studi S1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Latar belakang dari penelitian ini adalah wirausaha yang semakin banyak di Jakarta. Tujuan utama skripsi ini adalah mengetahui faktor kompetensi wirausaha yang dapat berpengaruh terhadap kesuksesan wirausaha. Faktor kompetensi wirausaha antara lain adalah kompetensi strategis, kompetensi konseptual, kompetensi peluang, kompetensi hubungan, kompetensi belajar, kompetensi pribadi, kompetensi etis, dan kompetensi familiisme. Semakin banyak kompetensi yang dimiliki wirausaha, semakin besar kesuksesan wirausaha tersebut secara finansial dan non finansial. Penelitian ini juga melihat seberapa besar pengaruh lingkungan bisnis terhadap hubungan tersebut. Dalam pengolahan data menggunakan SEM dengan memakai software LISREL. Hasil yang didapatkan di Jakarta Timur adalah para wirausaha ritel memiliki kompetensi-kompetensi tersebut. Kata kunci : kompetensi wirausaha; lingkungan bisnis; kesuksesan wirausaha The background from this research because entrepreneur at Jakarta. This research aim to determine the entrepreneurial competency factors can be impact for entrepreneurial success. The factor is strategic competency, conceptual competency, opportunity competency, relationship competency, learning competency, personal competency, ethical competency, and familism competency. Competency of entrepreneur can increase the entrepreneurial success (financial and non-financial). This study also observe at how much business environment influence that relationship. This research use SEM to analyze with LISREL as software. The result is entrepreneur at East Jakarta have these competencies. Key word : entrereneurial competency; business environment; entrepreneurial success 1. Latar belakang Kewirausahaan saat ini memainkan peran strategis untuk menjadi pendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Kewirausahaan sangatlah penting untuk menopang sendi-sendi perekonomian, bagaimana kewirausahaan menjadi pendorong penyebaran keuntungan ekonomi yang lebih baik, seperti peningkatan kesejahteraan, mengurangi tingkat pengangguran, mengurangi tingkat kriminalitas, meningkatkan standar hidup masyarakat dan juga mendistribusikan pendapatan secara lebih merata. Wirausaha sebagai penggerak roda perusahaan memegang peranan penting dalam menunjang tercapainya tujuan usaha. Dari artikel Consumedia Indonesia (2013), ritel tradisional masih Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis terhadap Kesuksesan Wirausaha pada Usaha Kecil

(Studi Kasus pada Bisnis Ritel di wilayah Jakarta Timur)

Elysabeth Sihombing

Fandis Ekyawan, S.E., M.M

Program Studi S1 Ekstensi

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Latar belakang dari penelitian ini adalah wirausaha yang semakin banyak di Jakarta. Tujuan utama skripsi ini adalah mengetahui faktor kompetensi wirausaha yang dapat berpengaruh terhadap kesuksesan wirausaha. Faktor kompetensi wirausaha antara lain adalah kompetensi strategis, kompetensi konseptual, kompetensi peluang, kompetensi hubungan, kompetensi belajar, kompetensi pribadi, kompetensi etis, dan kompetensi familiisme. Semakin banyak kompetensi yang dimiliki wirausaha, semakin besar kesuksesan wirausaha tersebut secara finansial dan non finansial. Penelitian ini juga melihat seberapa besar pengaruh lingkungan bisnis terhadap hubungan tersebut. Dalam pengolahan data menggunakan SEM dengan memakai software LISREL. Hasil yang didapatkan di Jakarta Timur adalah para wirausaha ritel memiliki kompetensi-kompetensi tersebut. Kata kunci : kompetensi wirausaha; lingkungan bisnis; kesuksesan wirausaha The background from this research because entrepreneur at Jakarta. This research aim to determine the entrepreneurial competency factors can be impact for entrepreneurial success. The factor is strategic competency, conceptual competency, opportunity competency, relationship competency, learning competency, personal competency, ethical competency, and familism competency. Competency of entrepreneur can increase the entrepreneurial success (financial and non-financial). This study also observe at how much business environment influence that relationship. This research use SEM to analyze with LISREL as software. The result is entrepreneur at East Jakarta have these competencies. Key word : entrereneurial competency; business environment; entrepreneurial success

1. Latar belakang

Kewirausahaan saat ini memainkan peran strategis untuk menjadi pendorong

meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Kewirausahaan sangatlah penting untuk

menopang sendi-sendi perekonomian, bagaimana kewirausahaan menjadi pendorong

penyebaran keuntungan ekonomi yang lebih baik, seperti peningkatan kesejahteraan,

mengurangi tingkat pengangguran, mengurangi tingkat kriminalitas, meningkatkan standar

hidup masyarakat dan juga mendistribusikan pendapatan secara lebih merata. Wirausaha

sebagai penggerak roda perusahaan memegang peranan penting dalam menunjang

tercapainya tujuan usaha. Dari artikel Consumedia Indonesia (2013), ritel tradisional masih

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 2: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

menguasai pasar sekitar 70%. Menurut I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian UKMK

Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan “pelaku usaha kecil menengah nasional perlu

dipersenjatai dengan peningkatan kompetensi dari inkubator bisnis dan teknologi milik

perguruan tinggi untuk mengahadapi pasar regional Asia Tenggara yang akan diberlukan

pada 2015”.

Kompetensi seorang pengusaha atau wirausaha merupakan salah satu faktor penting

dalam menentukan keberhasilan dalam berwirausaha. Kemampuan wirausaha dalam

mengelola usaha dengan baik dan harus didorong oleh ilmu pengetahuan yang cukup baik

pula akan berperan sebagai sumber tenaga kerja yang menjadi objek vital dalam pelaksanaan

kegiatan perusahaan. Agar keberhasilan perusahaan atau usaha yang diinginkan maksimal

didalam perusahaan harus didukung oleh kompetensi seorang pengusaha atau wirausaha itu

sendiri. Kompetensi seorang wirausaha sangat dibutuhkan oleh perusahaan/usaha dan

apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah

bagi perusahaan/usaha yang dampaknya terhadap keberhasilan perusahaan itu sendiri atau

usaha yang sedang dijalankan. Untuk mencapai suatu keberhasilan usaha dalam berwirausaha

dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan adanya seorang

wirausaha yang kompeten dalam bidangnya, kebutuhan atau tujuan suatu usaha akan dengan

mudah tercapai.

Wirausaha yang kompeten tentunya mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengelola

usahanya dengan baik, memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang

baik pula, sebab untuk mencapai suatu keberhasilan usaha itu tidaklah mudah untuk

dilakukan apabila tidak diiringi kemauan yang keras dan kemampuan untuk mencapai itu

semua. Ahmad et, al. (2010) mengemukakan kompetensi wirausaha dapat meningkatkan

kesuksesan wirausaha, dan menambahkan lingkungan usaha sebagai faktor moderasi untuk

mendukung kesuksesan wirausaha secara finansial dan non finansial.

  Penelitian ini berfokus untuk menguji pengaruh dari kompetensi wirausaha terhadap

kesuksesan wirausaha, dan penelitian ini juga akan menguji pengaruh moderasi lingkungan

bisnis terhadap hubungan tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini adalah:  

1. Apakah pengaruh kompetensi wirausaha pada lingkungan bisnis kondusif vs

kompetitif terhadap kesuksesan finansial wirausaha?

2. Apakah pengaruh kompetensi wirausaha pada lingkungan bisnis kondusif vs

kompetitif terhadap kesuksesan non finansial wirausaha?

3. Apakah pengaruh kompetensi wirausaha pada lingkungan bisnis stabil vs dinamis

terhadap kesuksesan finansial wirausaha?

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 3: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

4. Apakah pengaruh kompetensi wirausaha pada lingkungan bisnis stabil vs dinamis

terhadap kesuksesan non finansial wirausaha?

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Kewirausahaan dan Wirausaha

Menurut Suryana (2003), kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan

berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat,

dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Wirausaha menurut Tunggal (2009) adalah

seseorang yang bertanggung jawab untuk mengorganisasi, mengelola, dan menanggung

risiko usaha.

2.2 Bisnis Ritel

Pedagang eceran memegang peranan yang sangat penting, baik ditinjau dari sudut

konsumen maupun dari sudut produsen. Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008), retailing

merupakan semua kegiatan penjualan barang secara langsung kepada konsumen akhir untuk

pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis. Bisnis ritel atau disebut

juga perdagangan eceran secara umum bisa diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar,

yaitu perdagangan eceran besar dan perdagangan eceran kecil. Perdagangan eceran kecil

terdiri atas eceran kecil berpangkalan dan eceran kecil tidak berpangkalan.

2.3 Usaha Kecil

Menurut UU No. 9/1995, Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala

kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan.

Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah),

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,- (satu milyar

rupiah)

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan

Usaha Menengah atau Usaha Besar; atau

5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 4: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

2.4 Kompetensi Kewirausahaan

Menurut Suryana (2003), kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan,

dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada kinerja. Menurut Man (2001)

mengartikan kompetensi sebagai karakteristik mendasar seorang individu yang terkait dengan

kinerja yang efektif dan unggul dalam pekerjaan.

Menurut Bird (1995), kompetensi kewirausahaan didefinisikan sebagai karakteristik

yang mendasar seperti pengetahuan yang umum dan spesifik, motivasi, sifat, citra diri, peran

sosial dan keterampilan yang menyebabkan kelahiran usaha, kelangsungan hidup usaha dan

pertumbuhan usaha. Menurut Ahmad & Wilson (2006), kompetensi kewirausahaan adalah

karakteristik individu yang termasuk sikap dan kebiasaan, dimana wirausaha dapat mencapai

dan mempertahankan kesuksesan bisnisnya.

Kompetensi Strategis

Menjadi pemilik / manajer perusahaan, seorang wirausaha harus mengatur arah untuk

seluruh bisnisnya. Kategori kompetensi ini mengharuskan wirausaha untuk memiliki visi atau

gambaran besar dalam pikiran mereka untuk kelangsungan bisnisnya memiliki tujuan yang

jelas dalam pencapaian atau untuk merumuskan dan melaksanakan strategi untuk mencapai

visi dan tujuannya. Pada intinya, kompetensi strategi ini digunakanuntuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan pada perspektif yang lebih luas dan dalam jangka panjang

(Man, 2001).

Kompetensi Konseptual

Kompetensi konseptual merupakan kategori kompetensi yang tidak mudah

diidentifikasi perilakunya namun sering dianggap penting bagi keberhasilan kewirausahaan.

Yang masuk dalam kategori ini adalah kemampuan dalam membuat pemikiran kognitif dan

analitis, pembelajaran, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, berinovasi, dan

sikap dalam menghadapi ketidakpastian dan risiko masalah. Hal-hal tersebut memiliki

hubungan kuat dengan sifat kewirausahaan, melibatkan kegiatan konseptual tingkat tinggi,

meningkatkan efektivitas wirausaha dan tercermin dalam perilaku wirausaha ketika mereka

melakukan analisis, belajar, membuat keputusan dan memecahkan masalah. Hampir sama

dengan kompetensi strategis, kompetensi konseptual memerlukan tingkat kemampuan yang

lebih kompleks. Namun, tidak seperti kompetensi strategis, kompetensi konseptual lebih

focus terhadap perspektif jangka pendek, menyelesaikan masalah secara cepat, atau

membutuhkan respon intuitif (Man, 2001).

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 5: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Kompetensi Peluang

Menurut Man (2001), salah satu kompetensi yang paling membedakan bagi wirausaha

adalah kompetensi yang terkait dengan peluang. Melihat dan bertindak atas peluang sebagai

salah satu kompetensi bagi wirausaha sukses, dan juga diakui wirausaha bahwa pikiran

tentang peluang merupakan salah satu karakteristik pentingnya. Salah satu peran

kewirausahaan yang paling penting adalah kemampuan untuk mengenali dan membayangkan

keuntungan dari peluang tersebut.

Kompetensi Hubungan

Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian, juga tidak hanya untuk menghadapi

karyawannya saja. Sebuah tugas penting untuk dilakukan seorang wirausaha adalah dengan

menggunakan kontak dan koneksinya dan membuka jalan agar wirausaha mendapatkan

keuntungan. Untuk berhasil melakukannya, wirausaha perlu memiliki kompetensi dalam

membangun hubungan, komunikasi, persuasif, dan kemampuan interpersonal (Man, 2001).

Bird (1995) menggambarkan kegiatan pembangunan hubungan ini sebagai ikatan

kewirausahaan yang tidak hanya penciptaan hubungan, tetapi juga restrukturisasi hubungan

untuk tumbuhnya perusahaan atau kemitraan akan berakhir. Penelitian terbaru oleh Lau

(1999) yang dikutip oleh Man (2001), melaporkan kompetensi hubungan sebagai salah satu

kompetensi yang paling sering terjadi di antara Wiraswasta UKM di Hongkong.

Kompetensi Belajar

Dalam era dimana pengetahuan baru dengan cepat dibuat dan disebarluaskan,

wirausaha memerlukan kompetensi belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan. Belajar

dikatakan menjadi pusat proses kewirausahaan karena memungkinkan wirausaha untuk

menghasilkan pengetahuan yang membantu mereka mengurangi kemungkinan risiko dan

ketidakpastian (Ahmad & Wilson, 2006). Sebuah studi penelitian yang dilakukan oleh Stokes

dan Blackburn (2002) dikutipoleh Ahmad& Wilson (2006),berusaha untuk memahami

pemilik usaha yang mengalami kegagalan bisnis telah meningkatkan kemampuan mereka

dalam bidang manajemen pribadi yaitu mengatasi kemunduran, manajemen diri, dan

beradaptasi dengan perubahan setelah mengalami penutupan usaha. Penulis menyimpulkan

bahwa pemilik bisnis belajar cara yang sulit melalui penutupan usaha dan kegagalan (Ahmad

& Wilson, 2006).

Kompetensi Pribadi

Kompetensi pribadi dapat dikaitkan hubungannya dengan kesuksesan wirausaha.

Kompetensi pribadi dapat mencakup penetapan dan kepercayaan diri, kesadaran diri,

pengendalian diri dan toleransi tingkat stres, dan manajemen diri. Kekuatan pribadi yang

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 6: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

dimiliki wirausaha dipandang sebagai salah satu sumber daya yang penting dalam bisnis dan

hanya mereka yang memanfaatkan kompetensi ini secara efisien yang akan berhasil

(Ahmad& Wilson, 2006).

Kompetensi Etis

Area kompetensi baru yaitu kompetensi etis dibentuk untuk mewakili perilaku baru,

dimana perilaku ini dapat juga mempengaruhi kesepakatan bisnis. Literatur manajemen

umumnya semakin menyoroti pentingnya perilaku etis. Secara khusus, definisi dari perilaku

bisnis yang etis diusulkan oleh Lewis (1985) yang dikutip oleh Ahmad& Wilson (2006)

untuk mendefinisikan Kompetensi Etika adalah sebagai perilaku yang menunjukkan

penggunaan "aturan, standar, kode, atau prinsip-prinsip yang memberikan pedoman perilaku

sesuai dengan moral yang baik”. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad& Wilson

(2006), bahwa peserta menunjukkan penerapan aturan etika dan prinsip-prinsip dalam

konteks yang komersial dan menganggap hal-hal tersebut penting dalam menjalankan bisnis.

Kompetensi Familiisme

Menurut Ahmad& Wilson (2006), Familiisme didefinisikan sebagai "kasih sayang

dan kepedulian bagi keluarga yang dominan dan mendorong tindakan seseorang dalam

kehidupan sehari-hari". Hal ini diwujudkan dalam perilaku di mana sebuah keluarga

mendukung anggotanya dengan berbagi sumber dayadan bekerja sama dengan satu sama lain

untuk mencapai tujuan bersama mereka. Harrel (1985) yang dikutip oleh Ahmad& Wilson

(2006) menunjukkan bahwa ada nilai kewirausahaan yang mendorong orang untuk bekerja

keras dan menjadi sukses dalam bisnis merekayang sangat terkait dengan "keamanan

keluarga" dan untuk menunjukkan kepedulian bagi mereka yang menjadi milik "dalam satu

kelompok". Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad& Wilson (2006), demonstrasi

perilaku yang mencerminkan kekeluargaan dalam mengatur bisnis mereka dikategorikan

sebagai Kompetensi Familiisme.

2.5 Lingkungan Bisnis

Kesuksesan bisnis (termasuk dalam usaha kecil dan menengah) dibatasi oleh peluang

dan ancaman dimana tempat usaha/bisnis itu dikelola. Menurut Bloodgood, Sapienza, dan

Carsrud (1995) yang dikutip oleh Ahmad & Wilson (2006), “kegagalan seorang wirausaha di

dalam faktor lingkungan dimana wirausaha membatasi dalam bertindak dikarenakan tindakan

tersebut dapat mereka pahami”. Ini menyoroti fakta bahwa setiap diskusi tentang pengaruh

dari kompetensi wirausaha atau perilaku dan keadaan lingkungan terhadap kesuksesan bisnis

tidak dapat dipisahkan dari pertimbangan lingkungan dimana kompetensi ditampilkan.

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 7: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Dalam studi kasus ini, terdapat dua dimensi dari lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis

tersebut dapat dijelaskan dalam lingkungan bisnis yang stabil versus dinamis dan lingkungan

bisnis kondusif versus kompetitif.

Lingkungan Stabil versus Dinamis

Dinamisme lingkungan mengacu pada tingkat perubahan tak terduga dalam

lingkungan organisasi. Menurut Sohi (1996) yang dikutip oleh Ahmad & Wilson (2006),

perubahan teknologi, preferensi pelanggan, dan tindakan pesaing adalah beberapa contoh

dinamika lingkungan. Peran dinamika lingkungan dapat memoderasi hubungan antara

variabel organisasi dan kinerja perusahaan.

Ketidakpastian lingkungan adalah bagian dari perusahaan kecil dalam lingkungan

bisnis, sehingga penting bagi wirausaha untuk memiliki kompetensi tertentu. Kebutuhan

penting untuk menjalankan bisnis dalam lingkungan yang sangat dinamis adalah kemampuan

untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang merupakan fleksibilitas dalam

memastikan keberhasilan dan kelangsungan hidup bisnis (Ahmad & Wilson, 2006).

Sebaliknya, menurut Lozada dan Calantone (1996) yang dikutip oleh Ahmad & Wilson

(2006), wirausaha yang beroperasi di lingkungan yang kurang dinamisatau stabil memiliki

kemewahan menambahkan stabilitas dan prediktabilitas perubahan lingkungan, serta

kemampuan yang lebih besar untuk bereaksi terhadapperubahanlingkungan. Ahmad &

Wilson (2006) menyimpulkan bahwa bagi suatu organisasi yang inginbertahan hidup

terutama di lingkungan yang penuh gejolak harus beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang

berubah.

Lingkungan Kondusif versus Kompetitif

Sebuah lingkungan yang kompetitif adalah sebuah lingkungan yang hadir dengan

ancaman untuk menjalankan perusahaan dan kegiatan strategis. Para kehadiran kompetitor

kuat dalam jenis lingkungan iniberkontribusi terhadap keganasan persaingan. Menurut Covin

& Slevin (1999), loyalitas pelanggan telah terbukti menjadi rendah dan ada perang harga.

Tekanan pada perusahaan begitu kuat bahwa salah satu keputusan yang buruk bisa dengan

mudah mengancam kelangsungan hidup bisnis dan tingkat kegagalan dari perusahaan di

lingkungan yang kompetitif ini cenderung tinggi. Dalam lingkungan bisnis ini, wirausaha

perlu membangun hubungan tertutup dengan pemasok, dalam rangka untuk mendapatkan

keuntungan pembelian dengan harga yang rendah.

Menurut Covin & Slevin (1999), menjelaskan lingkungan kondusif ditandai dengan

margin keuntungan yang relatif tinggi, loyalitas pelanggan, intensitas persaingan yang

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 8: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

rendah, dan adanya toleransi terhadap keputusan manajerial yang buruk. Umumnya, tingkat

kegagalan dalam lingkungan kondusif relatif rendah dan keberhasilan lebih mudah dicapai.

2.6 Kesuksesan Wirausaha

Saat ini tujuan dari sebuah bisnis adalah kesuksesannya, tidak masalah bagaimana

konsep kesuksesan bisnis tersebut. Menurut Watson, Newby, & Woodliff (2000) yang dikutip

oleh Ahmad & Wilson (2006), menunjukkan bahwa penting untuk memiliki ukuran

kesuksesan UKM yang valid dan reliabel dalam rangka untuk mengeksplorasi hubungan

antara variabel independen dan kesuksesan bisnis dan untuk mengembangkan model yang

masuk akal dari kesuksesan bisnis di perusahaan yang lebih kecil.

Menurut Ahmad et, al. (2010), kesuksesan wirausaha terdapat dua kesuksesan yaitu

kesuksesan secara finansial dan non-finansial.

Kepuasan dengan Kesuksesan Finansial

Menurut Chandler & Hanks (1993), kepuasan dengan kesuksesan finansial

mempunyai fungsi sebagai kinerja yang objektif untuk para pemilik bisnis. Oleh karena itu,

ada alasan untuk percaya bahwa orang yang berbeda mungkin tidak sama-sama puas dengan

tingkat kinerja yang sama, tetapi dengan kepuasan finansialnya.

Kepuasan dengan Kesuksesan non-Finansial

Hoque (2004) menyarankan ketika lingkungan yang sangat tidak pasti, manajemen

harus memikirkan bagaimana mengatasi ketidakpastian. Oleh karena itu, dalam situasi yang

sangat tidak pasti, mengukur efektivitas perusahaan membutuhkan lebih banyak

mengandalkan manajemen pada langkah-langkah non-finansial. Manajer mengendalikan

tindakan mereka sendiri, tetapi mereka tidak dapat mengontrol keadaan alamiah yang

menggabungkan dengan tindakan mereka untuk menghasilkan hasil.

3. Metode Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian sebab akibat.

Menurut Cooper (2006), analisis sebab akibat adalah bagaimana satu variabel mempengaruhi

atau bertanggung jawab atas perubahan yang terjadi pada variabel lain. Penelitian sebab

akibat adalah beberapa faktor eksternal mengakibatkan perubahan pada variabel terikat.

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu penelitian lapangan (field research) dan

studi pustaka (literature research). Metode pengolahan data yang digunakan adalah dengan

menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) dan LISREL.

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 9: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Sampling Frame

1. Kondisi Responden

Responden merupakan wirausaha bisnis ritel yang sudah membuka usahanya

minimal 1 tahun.

2. Jenis usaha

Jenis usahanya adalah usaha kecil. Diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil Pasal 1bahwa Usaha Kecil

adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan, dengan kriteria

pada pasal 5a, 5b, 5c adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak dua ratus

juta rupiah, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak satu milyar rupiah,

milik Warga Negara Indonesia.

3. Domisili atau wilayah operasi

Bisnis ritel yang tergolong usaha kecil di wilayah Jakarta Timur.

Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling, yaitu Convenience

Sampling untuk memperoleh responden yang paling tepat sesuai sampling frame di area yang

mudah dijangkau atau yang paling mudah dikumpulkan datanya.

Model Penelitian

Model penelitian ini mengambil referensi dari riset yang telah dilakukan oleh Noor

Hazlina Ahmad, T. Ramayah, Carlene Wilson, dan Liz Kummerow (2010).

Model Penelitian Ahmad et, al. (2010)

ENTREPRENEURIAL COMPETENCIES • Strategic • Conceptual • Opportunity • Relationship • Learning • Personal • Ethical • Familism  

ENTREPRENEURIAL SUCCESS

• Satisfaction with financial performance

• Satisfaction with non-financial performance

Perceived Business Environment

• Benign vs Hostile • Stable vs Dynamic

H1

H2

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 10: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Model ini menggambarkan ketika seorang wirausaha memiliki kompetensi wirausaha maka

akan terjadi hubungan langsung terhadap kesuksesan wirausaha, dimana lingkungan bisnis

atau keadaan sekitar dapat memoderasi hubungan tersebut.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Independen (Kompetensi Wirausaha)

Indikator No Pernyataan Ukuran Sumber

Strategis

1 Saya memantau kemajuan usaha ritel saya menuju hasil yang saya inginkan.

Likert

Ahmad et,

al. (2010)

2 Saya memprioritaskan pekerjaan yang sejalan dengan tujuan usaha ritel saya.

Likert

3 Saya mengidentifikasi isu-isu jangka panjang, masalah, dan peluang dalam usaha ritel saya.

Likert

4 Saya menyelaraskan tindakan saya saat ini dengan tujuan usaha ritel saya.

Likert

5 Saya mengevaluasi hasil usaha ritel saya terhadap tujuannya.

Likert

6 Saya mendesain ulang usaha ritel saya untuk menuju tujuan jangka panjang yang lebih baik.

Likert

7

Saya menentukan tindakan yang tepat untuk usaha ritel saya dengan menimbang biaya dan manfaat.

Likert

Konseptual

1 Saya mengeksplorasi ide-ide baru Likert

Ahmad et,

al. (2010)

2 Saya mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan risiko pekerjaan tersebut.

Likert

3 Saya menganggap masalah baru sebagai peluang usaha.

Likert

4

Saya memantau kemajuan usaha ritel saya dalam memenuhi tujuannya dengan segala risiko yang ada.

Likert

5

Saya memahami gagasan,masalah dan pengamatan yang berhubungan dengan implikasi bisnis yang lebih luas

Likert

Peluang 1 Saya memahami kebutuhan

konsumen yang belum terpenuhi. Likert Ahmad et,

al. (2010) 2 Saya menangkap peluang usaha yang berkualitas tinggi.

Likert

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 11: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Indikator No Pernyataan Ukuran Sumber

3 Saya aktif mencari produk yang memberikan manfaat nyata bagi pelanggan.

Likert

4 Saya mengidentifikasi produk yang diinginkan oleh pelanggan.

Likert

Hubungan

1 Saya dapat bernegosiasi dengan orang lain.

Likert

Ahmad et,

al. (2010)

2 Saya memelihara hubungan kerja dengan baik.

Likert

3 Saya berinteraksi secara efektif dengan orang lain.

Likert

4 Saya membangun relasi dengan orang lain dalam jangka waktu yang lama.

Likert

5 Saya mempromosikan kerja sama tim

Likert

Belajar

1 Saya mempelajari sebanyak yang saya bisa yang berhubungandengan bidang saya.

Likert

Ahmad et,

al. (2010)

2 Saya belajar melihat dari berbagai sudut pandang.

Likert

3 Saya belajar proaktif. Likert

4 Saya tetap up to date dalam bidang usaha saya.

Likert

5 Saya menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang saya miliki untuk praktek yang sebenarnya.

Likert

Pribadi

1 Saya mengenali dan dapat bekerja pada kelemahan diri sendiri.

Likert

Ahmad et,

al. (2010)

2 Saya mempertahankan kinerja saya pada kondisi yang prima.

Likert

3 Saya menanggapi kritik yang membangun.

Likert

4 Saya memprioritaskan tugas dengan menggunakan manajemen waktu.

Likert

5 Saya mengatur pengembangan karir diri sendiri.

Likert

6 Saya memotivasi diri sendiri agar memiliki tingkat kinerja yang optimal.

Likert

7 Saya mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan lalu mencocokkannya dengan peluang dan ancaman.

Likert

Etis 1 Saya mengakui kesalahan dan Likert Ahmad et,

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 12: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Indikator No Pernyataan Ukuran Sumber

mengatakan yang sebenarnya. al. (2010) 2 Saya jujur dan transparan dalam

urusan usaha/bisnis. Likert

3 Saya berkomitmen untuk menawarkan produk pada harga yang wajar.

Likert

4 Saya bertanggung jawab atas tindakan saya sendiri.

Likert

Familiisme

1 Saya bekerja sama dan membantu rekan kerja dalam bisnis (terutama rekan dekat).

Likert

Ahmad et,

al. (2010)

2 Saya mengidentifikasi dan mencari bantuan dari karyawan yang dapat dipercaya.

Likert

3 Saya mendapatkan dukungan dan saran dari keluarga dan rekan dekat.

Likert

4 Saya berbagi pengetahuan dan sumber daya dengan orang lain (terutama rekan dekat).

Likert

Tabel Indikator Kompetensi Wirausaha

Variabel Dependen (Kesuksesan Wirausaha)

Indikator No Pernyataan Ukuran Sumber

Kepuasan

dengan

Kesuksesan

Finansial

1 Profitabilitas (kemampuan saya untuk memperoleh laba).

Likert

Ahmad et,

al. (2010) 2 Omset penjualan. Likert

3 Pertumbuhan penjualan. Likert

4 Laba atas investasi Likert

Kepuasan

dengan

Kesuksesan

Non-Finansial

1 Kepuasan pemilik bisnis (owner) Likert

Ahmad et,

al. (2010)

2 Kepuasan pelanggan. Likert

3 Kepuasan karyawan. Likert

4 Hubungan dengan pemasok. Likert

5 Kemajuan karir. Likert

6 Loyalitas pelanggan. Likert

7 Citra usaha ritel saya. Likert

8 Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga.

Likert

Tabel Indikator Kesuksesan Wirausaha

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 13: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Variabel Moderasi (Lingkungan Bisnis)

Indikator No Pernyataan Ukuran Sumber

Lingkungan

Stabil vs

Dinamis

1 Pemasaran dalam usaha ritel ini sering mengalami perubahan. Likert

Ahmad et,

al. (2010)

2 Tingkat produk yang tidak terjual sangat tinggi. Likert

3 Permintaan dan selera konsumen cukup mudah untuk diramalkan. Likert

4 Teknologi dalam produksi barang tidak banyak mengalami perubahan.

Likert

Lingkungan

Kondusif vs

Kompetitif

1 Tingkat kegagalan dalam usaha ritel ini cukup tinggi. Likert

Ahmad et,

al. (2010)

2 Satu keputusan yang buruk dapat berisiko mengancam kelangsungan hidup usaha.

Likert

3 Intensitas persaingan sangat tinggi, loyalitas pelanggan rendah.

Likert

4 Persaingan harga adalah karakteristik industri Likert

Tabel Indikator Lingkungan Bisnis

4. Analisis dan Pembahasan Peneltian

Gambar 1

T-Value Model Akhir

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 14: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Model yang dihubungkan oleh moderasi memiliki effect yang tidak langsung. Secara

umum, pengaruh dinamakan sebagai “effect”, pengaruh langsung disebut “direct effect”,

tidak langsung disebut “indirect effect” dan keseluruhan disebut “total effect”. Model di atas

dianalisis dengan menggunakan moderasi, sehingga mengalami pengaruh tidak langsung

terhadap kesuksesan finansial dan non finansial. Artinya, pengaruh dari kemampuan

wirausaha ritel terhadap kesuksesan finansial dan non finansial dipengaruhi oleh variabel

moderasinya, yaitu lingkungan kondusif vs kompetitif serta lingkungan stabil vs dinamis.

Hasil dari indirect effect dieroleh output sebagai berikut:

Indirect Effects of KSI on ETA STRAT CONC OPPOR RELAT LEARN PERS -------- -------- -------- -------- -------- -------- CONCOM - - - - - - - - - - - - STADIN - - - - - - - - - - - - FIN 0.73 0.06 0.16 0.21 0.02 0.13 (0.09) (0.05) (0.07) (0.09) (0.05) (0.05) 8.30 1.21 2.44 2.47 0.46 2.48 NONFIN 0.57 0.08 0.14 0.19 0.03 0.13 (0.10) (0.05) (0.06) (0.08) (0.04) (0.05) 5.93 1.86 2.36 2.48 0.67 2.67 Indirect Effects of KSI on ETA ETHIC FAM -------- -------- CONCOM - - - - STADIN - - - - FIN -0.87 0.65 (0.24) (0.17) -3.58 3.89 NONFIN -0.98 0.93 (0.21) (0.16) -4.66 5.94

Hasil output di atas memperlihatkan pengaruh secara tidak langsung dari masing-

masing variabel independen terhadap kesuksesan berwirausaha. Pengaruh tertinggi

kesuksesan finansial dipengaruhi oleh Strategi dan yang kedua adalah Familiisme. Strategi

memberikan pengaruh sebesar 0,73 terhadap kesuksesan finansial, sedangkan Familiisme

mempengaruhi kesuksesan finansial sebesar 0,65.

Kesuksesan Non Finansial dipengaruhi oleh Strategi dan Familiisme. Sama seperti

kesuksesan finansial, kedua variabel ini juga mempengaruhi kesuksesan non finansial.

Strategi memberi pengaruh sebesar 0,57 dan Familiisme memberi pengaruh sebesar 0,93.

Jika melihat pengaruh yang diberikan oleh variabel moderasi diperoleh output berikut.

Total Effects of ETA on ETA CONCOM STADIN FIN NONFIN -------- -------- -------- -------- CONCOM - - - - - - - - STADIN - - - - - - - - FIN 1.15 -0.24 - - - -

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 15: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

(0.16) (0.14) 7.13 -1.65 NONFIN 0.47 0.41 - - - - (0.12) (0.12)

3.79 3.52

Hasil output di atas diperoleh dampak (effect) yang diberikan oleh variabel moderasi

lingkungan. Ternyata effect terbesar disumbangkan oleh variabel moderasi lingkungan

kondusif vs kompetitif terhadap kesuksesan finansial. Sedangkan untuk kedua variabel

moderasi terhadap kesuksesan nonfinansial, hampir memberikan kontribusi yang sama yaitu

sebesar 0,47 dan 0,41.

Pembahasan

1. Pengaruh kompetensi strategis yang dimiliki wirausaha berpengaruh signifikan dan

positif terhadap lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif dengan nilai T-value

sebesar 7.80.

2. Pengaruh kompetensi konseptual yang dimiliki wirausaha tidak berpengaruh

signifikan terhadap lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif dikarenakan nilai T-

value yang dihasilkan adalah 1.50.

3. Pengaruh kompetensi peluang berpengaruh signifikan dan positif terhadap

lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif dengan nilai T-value sebesar 2.48.

4. Pengaruh kompetensi hubungan berpengaruh signifikan dan positif terhadap

lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif dengan nilai T-value sebesar 2.57.

5. Pengaruh kompetensi belajar yang dimiliki wirausaha tidak berpengaruh signifikan

terhadap lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif dengan nilai T-value sebesar

0.55.

6. Pengaruh kompetensi pribadi berpengaruh signifikan dan positif terhadap

lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif dengan nilai T-value sebesar 2.64.

7. Pengaruh kompetensi etika berpengaruh signifikan terhadap lingkungan bisnis

kondusif vs kompetitif dengan nilai T-value sebesar 4.22, tetapi mempunyai arah

yang negatif.

8. Pengaruh kompetensi familiisme berpengaruh signifikan dan positif terhadap

lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif dengan nilai T-value sebesar 4.87.

9. Pengaruh kompetensi strategis yang dimiliki wirausaha berpengaruh signifikan dan

positif terhadap lingkungan bisnis stabil vs dinamis dengan nilai T-value sebesar

3.56.

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 16: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

10. Pengaruh kompetensi konseptual berpengaruh signifikan dan positif terhadap

lingkungan bisnis stabil vs dinamis dengan nilai T-value sebesar 1.99.

11. Pengaruh kompetensi peluang tidak berpengaruh signifikan terhadap lingkungan

bisnis stabil vs dinamis dengan nilai T-value sebesar 1.94.

12. Pengaruh kompetensi hubungan berpengaruh signifikan dan positif terhadap

lingkungan bisnis stabil vs dinamis dengan nilai T-value sebesar 2.01.

13. Pengaruh kompetensi belajar yang dimiliki wirausaha tidak berpengaruh signifikan

terhadap lingkungan bisnis stabil vs dinamis dengan nilai T-value sebesar 0.70.

14. Pengaruh kompetensi pribadi berpengaruh signifikan dan positif terhadap

lingkungan bisnis stabil vs dinamis dengan nilai T-value sebesar 2.29.

15. Pengaruh kompetensi etika berpengaruh signifikan terhadap lingkungan bisnis

kondusif vs kompetitif dengan nilai T-value sebesar 4.02, tetapi mempunyai arah

yang negatif.

16. Pengaruh kompetensi familiisme berpengaruh signifikan dan positif terhadap

lingkungan bisnis stabil vs dinamis dengan nilai T-value sebesar 6.75.

17. Pengaruh lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif berpengaruh signifikan dan

positif terhadap kesuksesan finansial wirausaha dengan nilai T-value sebesar 7.13.

18. Pengaruh lingkungan bisnis stabil vs dinamis tidak berpengaruh signifikan terhadap

kesuksesan finansial wirausaha dengan nilai T-value sebesar 1.65.

19. Pengaruh lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif berpengaruh signifikan dan

positif terhadap kesuksesan non finansial wirausaha dengan nilai T-value sebesar

3.79.

20. Pengaruh lingkungan bisnis stabil vs dinamis berpengaruh signifikan dan positif

terhadap kesuksesan non finansial wirausaha dengan nilai T-value sebesar 3.52.

5. Kesimpulan dan Penutup

Penelitian dilakukan dengan melibatkan usaha kecil dengan jenis usaha ritel di wilayah

Jakarta Timur.

1. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 8 kompetensi wirausaha yaitu

kompetensi strategis, kompetensi konseptual, kompetensi peluang, kompetensi

hubungan, kompetensi belajar, kompetensi pribadi, kompetensi etis, dan

kompetensi familiisme pada lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif

berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan wirausaha secara finansial. . Hal ini

menunjukkan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya (Noor Hazlina

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 17: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Ahmad, T. Ramayah, Carlene Wilson, dan Liz Kummerow, 2010). Dimana,

semakin kuat kompetensi seorang wirausaha dlingkungan kondusif vs kompetitif,

maka semakin tinggi kesuksesan finansial wirausaha.

2. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 8 kompetensi wirausaha yaitu

kompetensi strategis, kompetensi konseptual, kompetensi peluang, kompetensi

hubungan, kompetensi belajar, kompetensi pribadi, kompetensi etis, dan

kompetensi familiisme pada lingkungan bisnis kondusif vs kompetitif

berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan wirausaha secara non finansial. Hal

ini menunjukkan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya (Noor

Hazlina Ahmad, T. Ramayah, Carlene Wilson, dan Liz Kummerow, 2010).

Dimana, semakin kuat kompetensi seorang wirausaha dlingkungan kondusif vs

kompetitif, maka semakin tinggi kesuksesan non finansial wirausaha.

3. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 6 kompetensi wirausaha yaitu

kompetensi strategis, kompetensi konseptual, kompetensi hubungan, kompetensi

pribadi, kompetensi etis, dan kompetensi familiisme pada lingkungan bisnis stabil

vs dinamis berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan wirausaha secara

finansial. Sedangkan kompetensi belajar dan kompetensi peluang tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan wirausaha secara finansial di

lingkungan stabil vs dinamis. Dimana hasil ini tidak sesuai dengan penelitian

sebelumnya (Noor Hazlina Ahmad, T. Ramayah, Carlene Wilson, dan Liz

Kummerow, 2010). Dimana semua variabel kompetensi wirausaha pada

lingkungan stabil vs dinamis berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan

wirausaha secara finansial.

4. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 8 kompetensi wirausaha yaitu

kompetensi strategis, kompetensi konseptual, kompetensi peluang, kompetensi

hubungan, kompetensi belajar, kompetensi pribadi, kompetensi etis, dan

kompetensi familiisme pada lingkungan bisnis stabil vs dinamis berpengaruh

signifikan terhadap kesuksesan wirausaha secara non finansial. . Hal ini

menunjukkan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya (Noor Hazlina

Ahmad, T. Ramayah, Carlene Wilson, dan Liz Kummerow, 2010). Dimana,

semakin kuat kompetensi seorang wirausaha dlingkungan stabil vs dinamis, maka

semakin tinggi kesuksesan non finansial wirausaha.

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 18: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Saran dan Implikasi Managerial

Bagi wirausaha yang kurang memiliki kompetensi-kompetensi wirausaha tersebut:

• Diberikan pelatihan tambahan berupa materi tentang manajemen retil

modern yang dapat diterapkan di warung eceran tradisional termasuk cara

mendisplay barang yang baik dan menarik.

• Tata cara melayani konsumen dengan ramah.

• Materi pencatatan keuangan secara sederhana.

• Pelatihan logistik barang, agar stok barang tidak menumpuk, dan dapat

digunakan untuk diisi dengan stok barang lain.

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, ada beberapa keterbatasan penelitian yang

diharapkan dapat dilakukan untuk penelitian berikutnya, diantaranya adalah:

1. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian pada wilayah Jakarta

Timur saja. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk memperluas wilayah

penelitian seperti menambahkan Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan

Jakarta Pusat atau wilayah lainnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.

2. Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian terhadap usaha kecil

dan berjenis ritel. Peneliti meyarankan penelitian berikutnya untuk melibatkan

usaha mikro, menengah, dan usaha besar dan jenis usaha lain misalnya seperti

manufaktur dan jasa.

6. Referensi

Ahmad, N., Kummerow, L. and Wilson, C. (2006). A cross-cultural study of entrepreneurial competencies among business owners in SMEs: evidence from Australia and Malaysia. Paper presented at the 51st ICSB World Conference, Melbourne.

Ahmad, Noor Hazlina, et, al. (2010). Is entrepreneurial competency and business success relationship contingent upon business environment?. International Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research. Vol. 16 No. 3, 2010, pp. 182-203.

Bird, B. (1995). Toward a theory of entrepreneurial competency. in Katz, J.A. and Brockhaus, R.H. (Eds), Advances in Entrepreneurship, Firm emergence, and Growth, Vol. 2, JAI Press, Greenwich, CT, pp. 51-72.

Chandler, G.N. and Hanks, S.H. (1993). Measuring the performance of emerging businesses: a validation study. Journal of Business Venturing, Vol. 8, pp. 391-408.

Chandler, G.N. and Jansen, E. (1992). The founder’s self-assessed competence and performance. Journal of Business Venturing, Vol. 7 No. 3, pp. 223-36.

Cooper, Donald R. And Pamela S. Schindler. (2006). Metode Riset Bisnis, Volume 1. Jakarta: PT Media Global Edukasi.

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013

Page 19: Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Lingkungan Bisnis

Covin, J., Slevin, D. and Heeley, M. (1999). Pioneers and followers: competitive tactics, environment, and firm growth. Journal of Business Venturing, Vol. 15 No. 2, pp. 175-210.

Cronbach, L.J. (1951). Coefficient Alpha and The Internal Structure of Tests. University of Illinois.

George dan Mallery. SPSS for Windows Step by Step, A Simple Guide and Reference Fourth Edition. http://wps.ablongman.com

Gliem, Joseph A. dan Gliem, Rosemary R. (2003). Calculating, Interpreting, and Reporting Cronbach’s Alpha Reliability Coefficient for Likert-Type Scales. Midwest Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education

Hair, J.F., et al., (2000), Multivariate data analysis, New Jersey Hoque, Z. (2004). A contingency model of the association between strategy, environmental

uncertainty and performance measurement: impact on organizational performance. International Business Review, Vol. 13 No. 4, pp. 485-502

J. Reynaldo A. Santos (1999). Cronbach's Alpha: A Tool for Assessing the Reliability of Scales. www.joe.org

Malhotra, N. K. (2007), Marketing Research An Applied Orientation (5th ed.). New Jersey: Pearson Education.

Man, T.W.Y. (2001). Entrepreneurial competencies and the performance of small and Medium enterprises in the Hong Kong services sector. unpublished doctoral thesis, Hong Kong Polytechnic University, Hong Kong.

Naman, J.L. and Slevin, D.P. (1993). Entrepreneurship and the concept of fit: a model and empirical tests. Strategic Management Journal, Vol. 14 No. 2, pp. 137-53.

Sopiah, Syihabudhin. (2008). Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta: ANDI. Suryana. (2003). Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:

Salemba Empat. Tunggal, Amin Widjaja. (2009). Pokok-Pokok Manajemen Kewirausahaan (Entrepreneurial

Management). Jakarta: Harvarindo. Wijanto, S.H. ( 2008). Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8 Konsep dan

Tutorial. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Pengaruh Kompetensi ..., Elysabeth Sihombing, FE UI, 2013