pengaruh lama pemaparan medan magnet 0,2 mt …digilib.unila.ac.id/31632/3/skripsi tanpa bab...

60
PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT TERHADAP PERTUMBUHAN GENERATIF TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) YANG DIINFEKSI Fusarium oxysporum (Skripsi) Oleh RETNO WULANTARI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 04-Feb-2020

44 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mTTERHADAP PERTUMBUHAN GENERATIF TANAMAN CABAI

(Capsicum annuum L.) YANG DIINFEKSI Fusarium oxysporum

(Skripsi)

Oleh

RETNO WULANTARI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

ABSTRAK

PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mTTERHADAP PERTUMBUHAN GENERATIF TANAMAN CABAI

(Capsicum annuum L.) YANG DIINFEKSI Fusarium oxysporum

Oleh

RETNO WULANTARI

Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yangbernilai ekonomis tinggi. Namun budidaya cabai sering menemui kendala,diantaranya infeksi patogen yaitu Fusarium oxysporum yang menyebabkanpenyakit layu fusarium. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh dan lama pemaparan medan magnet 0,2 mT yang tepat terhadappertumbuhan generatif tanaman cabai (Capsicum annuum L.) yang diinfeksiFusarium oxysporum. Penelitian ini disusun secara faktorial menggunakanrancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalahperlakuan lama pemaparan medan magnet terdiri dari 4 taraf yaitu 7 menit 48detik (M7), 11 menit 44 detik (M11), 15 menit 36 detik (M15) dan tanpa paparan(M0) sebagai kontrol. Faktor kedua adalah infeksi benih oleh F. oxysporum yangterdiri atas benih tanpa infeksi Fusarium (F0) dan benih yang diinfeksi Fusarium(F60). Parameter yang diamati adalah pembentukan bunga, buah dan biji.

Data yang diperoleh diuji varian dan diuji lanjut dengan uji Tukey’s pada α = 5%.Hasil analisis data menunjukkan pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benihcabai dapat menghambat patogenitas Fusarium oxysporum yang diinfeksikan padabenihnya sehingga tanaman tetap dapat tumbuh dan berkembang mencapai fasepertumbuhan generatifnya. Medan magnet berpengaruh terhadap kecepatanpembentukan bunga, kecepatan pembentukan buah, dan jumlah buah sedangkanmedan magnet cenderung meningkatkan jumlah bunga, berat buah, jumlah bijidan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit 36detik (M15) pada benih adalah waktu pemaparan yang optimum untukmenghasilkan tanaman dengan pembentukan bunga paling cepat, jumlah bunga,jumlah buah serta berat buah paling tinggi.

Kata kunci : Medan magnet, cabai, Fusarium oxysporum, pertumbuhan generatif

Page 3: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mTTERHADAP PERTUMBUHAN GENERATIF TANAMAN CABAI

(Capsicum annuum L.) YANG DIINFEKSI Fusarium oxysporum

Oleh

RETNO WULANTARI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh GelarSARJANA SAINS

Pada

Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 4: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit
Page 5: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit
Page 6: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 8

April 1996. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara oleh pasangan Bapak Saliyo dan Ibu Endang

Winarsih. Penulis mulai menempuh pendidikan

pertamanya di Taman Kanak-Kanak Al-Azhar 6 Lampung

Selatan pada tahun 2001. Pada tahun 2002, penulis

melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Al-Azhar 2 Bandar Lampung.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP

Negeri 19 Bandar Lampung pada tahun 2008. Pada tahun 2011 penulis

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 5 Bandar

Lampung.

Pada tahun 2014, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, Penulis aktif di

Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila sebagai

anggota Bidang Usaha dan Pendanaan (UDP) pada tahun 2015-2016.

Page 7: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

vii

Penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rekso

Binangun, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah pada Januari-

Februari 2017 dan melaksanakan Kerja Praktik di Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Lampung pada Juli-Agustus 2017 dengan judul “Pengujian

Insektisida Terhadap Pengendalian Hama Kutu Putih Tanaman Pepaya

(Carica papaya L.) Pada Lahan Kering Masam di Taman Sains Pertanian

Natar”.

Page 8: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila selesai (darisuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya

kepada Tuhanmulah engkau berharap.”(Al-Insyirah ayat 6-8)

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah”(Az-Zumar ayat 53)

“Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”(Al-Baqarah ayat 214)

“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kaujalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa

sakit”(Ali Bin Abi Thalib)

“Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pasti hatimuakan meleleh karena cinta kepada-Nya”

(Ibnu Qayyim)

“Tuhan selalu punya rencana terbaik bagi kita. Pun saat kita gagal bertubi-tubi,kecewa, marah, boleh jadi ada sebuah rencana besar yang telah menunggu”

(Tere Liye)

“Hidup ini kadang tidak berjalan sesuai keinginan kita. Karena pengemudihidup kita sejatinya bukan kita sendiri. Jadi, tidak apa, kalau lagi susah hati,

beban menumpuk di pundak, sesak, terperangkap di tengah, mau berteriakmarah, nangis. Namanya juga hidup. Bersabarlah, tidak akan rugi orang- orang

yang bersabar”(Tere Liye)

Page 9: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucap rasa syukur tak terkira kepada Allah SWT yang telah

memberikan nikmat kesehatan, kekuatan, kesabaran, dan keikhlasan untukku

dalam menyelesaikan skripsi ini. Kupersembahkan karya kecilku ini kepada :

Ayahandaku tercinta Saliyo, dan ibundaku tersayang Endang Winarsih yang

tidak pernah berhenti mendukungku, mendoakanku dalam setiap sujudnya, serta

mencurahkan kasih sayang dan selalu memotivasi setiap langkahku,

Adindaku tersayang Regita yang juga selalu mendoakan dan tak hentinya

memberi motivasi dan semangat,

Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikanku ilmu yang bermanfaat, yang

membuat diriku memahami akan kebesaran Allah SWT dan membantu dalam

menggapai kesuksesan,

Teman-teman, Kakak-kakak dan Adik-adik yang selalu memberikanku

pengalaman berharga, motivasi dan semangat,

Serta Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.

Page 10: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

x

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin

Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT, atas Rahmat, Hidayah dan

Ridho-Nya yang tak terkira, serta lantunan sholawat beriring salam kepada suri

tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW yang selalu kita rindukan dan kita

nanti-nantikan syafaatnya di yaumil akhir kelak.

Penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH LAMA

PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT TERHADAP PERTUMBUHAN

GENERATIF TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) YANG

DIINFEKSI Fusarium oxyspurum. Penghargaan dan ucapan terimakasih penulis

hanturkan kepada semua pihak yang telah berperan atas dorongan, bantuan, saran,

kritik, dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain

kepada :

1. Ibu Rochmah Agustrina, Ph.D. selaku pembimbing 1 atas semua ilmu,

bantuan, bimbingan, nasihat, saran, dan pengarahan, baik selama perkuliahan

sampai dengan penelitian serta penyusunan skripsi ini.

Page 11: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

xi

2. Ibu Dra Yulianty, M.Si. selaku pembimbing 2 atas semua ilmu, bantuan,

bimbingan, nasihat, saran, dan pengarahan, baik selama perkuliahan maupun

dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Bambang Irawan M.Sc. selaku pembahas yang telah memberikan

kritik, koreksi dan saran kepada penulis.

4. Ibu Nismah Nukmal Ph.D. selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan dan motivasi baik selama perkuliahan maupun dalam

penyusunan skripsi.

5. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

7. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

8. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila, terimakasih atas bimbingan

dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi. Karyawan

dan staff serta laboran di Jurusan Biologi yang telah membantu dalam

penelitian hingga terselesaikan skripsi ini.

9. Kedua orang tua, Bapak Saliyo, Ibu Endang Winarsih serta Adik Regita

Mutia Ningrum yang selalu mendoakan, memberi motivasi, kasih sayang dan

selalu setia mendengarkan curahan dan keluh kesah penulis.

10. Rekan seperjuangan selama penelitian (Tim Cabai) Irma Aryani, Nurjulia

Jashinda Akas, dan Theodorius Aprienta Atmaja dan rekan satu pembimbing

(Tim Tomat) Astri Ayu Andari, Okta Maida Listiawati, Febi Angelica Rivera,

Page 12: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

xii

Yunita Sari, terimakasih atas kepedulian, bantuan, kerjasama, motivasi dan

kebersamaannya selama 9 bulan ini.

11. Sahabat-sahabat terdekatku Vielda Rahmah Afriyanti, Hona Anjelina Putri,

Intan Aghniya Safitri, Nabiilah Iffatul Hanuun, Irani Maya Safira, dan Eka

Prasetiawati, terimakasih atas doa, motivasi, dukungan, semangat yang telah

diberikan kepada penulis serta terimakasih telah menjadi tempat curahan hati

dan partner terbaik bagi penulis selama masa perkuliahan.

12. Teman-teman terdekatku Irna Kartika Putri, Redyan Asri Irsalina, Inayah

Andari Pangesti, Syifa Rahmadhona Firdauz yang selama ini telah

memberikan semangat, saran, kritik dan kenangan indah serta menemani hari

hari penulis selama masa-masa perkuliahan.

13. Teman-teman Kerja Praktik Hona Anjelina, Agata Yelin Pasutri, dan Yayang

Anas Persada atas kerjasama yang baik dan saling membantu dalam

melakukan tugas selama di lapangan.

14. Teman-teman KKN Desa Rekso Binangun, Kecamatan Rumbia, Kabupaten

Lampung Tengah Dicky Febriyansyah, Astri Ningtias Suci, Ria Andriana,

Kiki Rizkita Putri, Gesta Mandalika Firmansyah, dan Rizky Hendra Wijaya

atas bantuan, motivasi dan kebersamaan selama 40 hari KKN hingga saat ini.

15. Teman-teman Biologi Angkatan 2014 atas keakraban, kekompakan,

kebahagiaan, keceriaan, canda tawa, dukungan dan kebersamaannya selama

ini.

16. Seluruh Kakak dan Adik tingkat Jurusan Biologi FMIPA Unila atas

kebersamaannya.

Page 13: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

xiii

17. Pakde Barianto dan Bude Maryani yang telah menemani perjalanan penulis

dari rumah hingga sampai di kampus dengan selamat.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberikan banyak perhatian, dukungan, semangat, kritik dan saran.

19. Serta almamater Universitas Lampung yang tercinta.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan kebaikan pula

dari Allah SWT. Aamiin.

Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan

baru kepada setiap orang yang membacanya.

Bandar Lampung, 27 April 2018

Retno Wulantari

Page 14: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

xiv

DAFTAR ISI

HalamanSAMPUL DEPAN .......................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi

MOTTO .......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix

SANWACANA ............................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

C. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

D. Kerangka Pemikiran............................................................................ 4

E. Hipotesis ............................................................................................ 5

Page 15: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

xv

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

A.Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)................................................ 7

1. Taksonomi dan Morfologi Cabai ..................................................... 7

2. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai ....................................................... 10

3. Fase Pertumbuhan Tanaman Cabai .................................................. 11

B. Fusarium oxysporum .......................................................................... 12

1. Morfologi Fusarium oxysporum ...................................................... 13

2. Gejala Tanaman yang terkena Fusarium sp ..................................... 14

C. Medan Magnet...................................................................................... 16

D. Pengaruh Medan Magnet Terhadap Pertumbuhan dan

Perkembangan Tanaman ...................................................................... 19

III.METODE PENELITIAN ........................................................................ 22

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 22

B. Alat dan Bahan.................................................................................... 22

1. Alat – alat Penelitian ..................................................................... 22

2. Bahan – Bahan Penelitian ............................................................. 23

C. Rancangan Penelitian.......................................................................... 24

D. Pelaksanaan Penelitian........................................................................ 26

1. Pembuatan Media PDA .............................................................. 27

2. Perbanyakan isolat jamur Fusarium oxysporum......................... 27

3. Pembuatan suspensi spora Fusarium oxysporum. ...................... 28

4. Perendaman benih cabai ............................................................. 28

5. Perlakuan pemaparan medan magnet ......................................... 28

6. Perendaman benih dengan Fusarium oxysporum. ...................... 29

7. Perkecambahan benih cabai........................................................ 29

8. Penyemaian benih di plastik ....................................................... 30

9. Penanaman benih cabai............................................................... 30

10. Persiapan dan sterilisasi media tanam ........................................ 31

11. Pemeliharaan .............................................................................. 31

Page 16: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

xvi

12. Parameter penelitian ................................................................... 32

13. Analisis data................................................................................ 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 35

A. Pembentukan Bunga............................................................................. 35

B. Pembentukan Buah............................................................................... 40

C. Biji ........................................................................................................ 45

V. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 49

A. Simpulan............................................................................................... 49

B. Saran..................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

LAMPIRAN.................................................................................................... 56

Page 17: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pengaruh pemaparan medan magnet (M) (a), infeksi Fusarium (F)(b), dan kombinasi medan magnet dengan infeksi Fusarium (MxF)(c) terhadap kecepatan pembentukan bunga (hst).............................. 36

Tabel 2. Pengaruh kombinasi pemaparan medan magnet dan infeksiFusarium (MxF) terhadap kecepatan pembentukan buah (hst) ......... 40

Tabel 3. Pengaruh pemaparan medan magnet (M) terhadap jumlah buah....... 42

Page 18: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Makrokonidia (A); Mikrokonidia (B) Klamidiospora (C) ........... 14

Gambar 2. Arah garis medan magnet............................................................. 18

Gambar 3. Kaidah Tangan Kanan.................................................................. 19

Gambar 4. Tata Letak Sampel Polybag di Lahan........................................... 25

Gambar 5. Diagram Alir Penelitian ............................................................... 26

Gambar 6. Pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih cabai ................... 29

Gambar 7. Perkecambahan benih cabai di dalam cawan petri denganmedia kertas kerminasi................................................................. 30

Gambar 8. Penyemaian biji dalam plastik ukuran 5x8 cm............................. 30

Gambar 9. Rata-rata kecepatan pembentukan bunga (hst) terhadappengaruh lama pemaparan medan magnet (M) (a), infeksibenih oleh Fusarium (F) (b), dan kombinasi pemaparanmedan magnet dengan Fusarium (MxF)...................................... 36

Gambar 10. Rata-rata jumlah bunga terhadap pengaruh lama pemaparanmedan magnet (M) (a), infeksi benih oleh Fusarium (F) (b),dan kombinasi pemaparan medan magnet denganFusarium (C).............................................................................. 39

Gambar 11. Rata-rata kecepatan pembentukan buah (hst) terhadap pengaruhlama pemaparan medan magnet (M) (a), infeksi benih olehFusarium (F) (b), dan kombinasi pemaparan medan magnetdengan Fusarium (MxF) (c)....................................................... 41

Gambar 12. Rata-rata jumlah buah terhadap pengaruh lama pemaparanmedan magnet (M) (a), infeksi benih oleh Fusarium (F) (b),dan kombinasi pemaparan medan magnet dengan Fusarium(MxF) (c).................................................................................... 43

Page 19: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

xix

Gambar 13. Rata-rata berat buah terhadap pengaruh lama pemaparanmedan magnet (M) (a), infeksi benih oleh Fusarium (F) (b),dan kombinasi pemaparan medan magnet dengan Fusarium(MxF) (c).................................................................................... 44

Gambar 14. Rata-rata jumlah biji terhadap pengaruh lama pemaparanmedan magnet (M) (a), infeksi benih oleh Fusarium (F)(b), dan kombinasi pemaparan medan magnet denganFusarium (MxF) (c) ................................................................... 46

Gambar 15. Rata-rata diameter biji terhadap pengaruh lama pemaparanmedan magnet (M) (a), infeksi benih oleh Fusarium (F) (b),dan kombinasi pemaparan medan magnet dengan Fusarium(MxF) (c).................................................................................... 46

Gambar 16. Rata-rata berat biji terhadap pengaruh lama pemaparanmedan magnet (M) (a), infeksi benih oleh Fusarium (F) (b),dan kombinasi pemaparan medan magnet dengan Fusarium(MxF) (c).................................................................................... 47

Page 20: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal

dan eksternal. Faktor internal adalah gen dan hormon, sedangkan faktor

eksternal terdiri atas air, cahaya, temperatur, oksigen, medium, dan unsur hara

(Campbell dkk., 2003). Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kini

banyak diteliti pengaruh medan magnet sebagai faktor eksternal terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Medan magnet pertama kali

ditemukan oleh bangsa Yunani lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tahun 1600,

William Gilbert menemukan bahwa bumi merupakan magnet alami yang

terdiri atas kutub-kutub magnetnya berada di dekat kutub utara dan kutub

selatan (Tipler, 2001).

Bumi secara alami memancarkan energi elektromagnetik dengan frekuensi

sangat rendah yang berasal dari magnet bumi dan atmosfer bumi yang

memiliki potensial listrik. Oleh karena itu semua makhluk di bumi termasuk

tumbuhan telah mendapatkan paparan elektromagnet alami dari awal

perkembangannya dan melakukan adaptasi terhadap paparan elektromagnet

tersebut (Atak dkk., 2006). Menurut Soedojo (2000) sifat magnetik benda

Page 21: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

2

dapat dikelompokkan berdasarkan arah momen dipol magnet suatu bahan

terhadap arah medan magnet dari luar. Berdasarkan sifat kemagnetannya,

benda-benda di alam dikelompokan menjadi bahan yang bersifat diamagnetik,

paramagnetik, dan feromagnetik.

Banyak hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa medan magnet

mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Pengaruh medan

magnet telah banyak diujikan pada berbagai tanaman seperti tomat (Sari,

2011), kedelai (Saragih dkk., 2010), jagung (Wulandari, 2011), dan cocor

bebek (Agustrina dan Roniyus, 2009). Morejon dkk. (2007) menjelaskan

bahwa medan magnet mampu merubah sifat fisika dan kimia air. Perubahan

sifat air menyebabkan air mudah diserap oleh biji. Peningkatan kandungan air

di dalam sel biji memicu aktivitas enzim-enzim perkecambahan seperti enzim

amilase. Akibatnya metabolisme pada biji menjadi lebih cepat (Campbell

dkk., 2003). Medan magnet juga diketahui dapat mempengaruhi

perkecambahan dan pertumbuhan kecambah Leguminoceae (Agustrina,

2008), pembelahan sel ujung akar bawang bombay (Allium cepa L.)

(Ernawiati, 2007) dan mempengaruhi aktivitas super oksida dismutase (SOD)

(Atak dkk., 2006). Hoyazn dkk. (2010) menjelaskan bahwa medan magnet

dapat mengubah karakteristik membran sel, mempengaruhi reproduksi pada

sel, menyebabkan perubahan metabolisme sel serta mempengaruhi

karakteristik pertumbuhan tanaman seperti kualitas mRNA , ekspresi gen,

sintesis protein dan aktivitas enzim.

Cabai adalah salah satu komoditas holtikultura yang banyak dibudidayakan

oleh petani Indonesia karena harga jualnya yang tinggi dan memiliki

Page 22: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

3

beberapa manfaat. Beberapa manfaat cabai antara lain dapat mengendalikan

kanker dan kandungan vitamin C nya cukup tinggi (Prajnanta, 2001). Selain

banyak digunakan sebagai bumbu masakan, buah cabai juga banyak

digunakan sebagai bahan campuran pada industri makanan dan untuk

peternakan (Setiadi, 2000).

Hasil penelitian sebelumnya (Nastiti, 2017 ; Listiana, 2016) membuktikan

bahwa pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih tomat dapat

menghambat daya patogenitas Fusarium oxysporum hingga tanaman tetap

dapat tumbuh, membentuk bunga dan buah. Hasil dari penelitian tersebut,

diketahui bahwa benih tomat yang diinfeksi F. oxysporum menunjukkan

penurunan pertumbuhan dan produksi, namun dengan adanya perlakuan

paparan medan magnet 0,2 mT mampu menghambat serangan F. oxysporum

sehingga pertumbuhan dan produksinya tidak berbeda dari tanaman yang

bijinya tidak diinfeksi Fusarium (kontrol). Dalam penelitian ini diajukan

apakah pemberian medan magnet 0,2 mT pada benih cabai juga dapat

mempertahankan pertumbuhan tanaman dari benih yang diinfeksi Fusarium

oxysporum seperti pada tomat.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. mengetahui pengaruh medan magnet pada benih terhadap produksi

tanaman cabai yang benihnya diinfeksi Fusarium oxysporum.

Page 23: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

4

2. mengetahui lama pemaparan medan magnet pada benih cabai yang tepat

sehingga tanaman dapat mempertahankan pertumbuhan generatifnya

meskipun benih diinfeksi Fusarium oxysporum.

C. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah mengenai

pemanfaatan energi medan magnet 0,2 mT untuk memperoleh tanaman cabai

yang tahan terhadap serangan layu fusarium sehingga dapat memberikan

kontribusi terhadap upaya peningkatan produksi dan pemuliaan tanaman.

D. Kerangka Pemikiran

Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran

yang bernilai ekonomis tinggi. Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun

sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri

yang membutuhkan bahan baku cabai, sehingga produktivitas cabai harus

ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun budidaya cabai

sering menemui kendala, diantaranya infeksi patogen yaitu Fusarium

oxysporum yang menyebabkan penyakit layu fusarium. Serangan Fusarium

oxysporum pada tanaman muda dapat menyebabkan kematian secara

mendadak, namun tanaman dewasa umumnya dapat bertahan dari infeksi

Fusarium oxysporum tetapi menghasilkan buah yang sangat sedikit dan

berukuran kecil-kecil.

Page 24: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

5

Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa medan magnet berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis tumbuhan. Akan

tetapi respon tumbuhan terhadap medan magnet berbeda-beda tergantung

pada jenis dan umur tumbuhan tersebut. Perlakuan medan magnet terbukti

dapat mempengaruhi perkecambahan fabaceae dan kacang merah kecil,

pembelahan sel ujung akar bawang Bombay dan aktivitas super okside

dismute (SOD). Benih tomat yang diinfeksi Fusarium oxysporum, dan

dipapar dengan medan magnet 0,2 mT diketahui mampu menghasilkan

tanaman yang tahan terhadap serangan penyakit layu fusarium yang

ditunjukkan dengan tingginya persentase perkecambahan, pertumbuhan

vegetatif dan pertumbuhan generatif tanaman. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini dilakukan pengujian apakah pemaparan medan magnet pada

benih cabai juga dapat menghasilkan tanaman cabai yang tetap tumbuh

sampai mencapai fase generatif meskipun benihnya diinfeksi Fusarium.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. perlakuan medan magnet pada benih cabai dapat menghambat patogenitas

Fusarium oxysporum yang diinfeksikan pada benihnya sehingga pada

tanaman cabai dapat tetap tumbuh berkembang dan mencapai fase

pertumbuhan generatifmya.

2. lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 7 menit 48 detik pada

benih adalah waktu pemaparan yang optimum untuk menghambat

Page 25: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

6

patogenitas Fusarium pada benih cabai sehingga benih dapat tumbuh

dengan baik sampai mencapai fase generatifnya.

Page 26: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)

1. Taksonomi dan Morfologi Cabai

Sebagai tanaman setahun, cabai banyak dibudidayakan karena manfaatnya

yang luas di masyarakat. Cabai memiliki kandungan berbagai macam

senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Yan dkk. (2007)

menjelaskan bahwa cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk

menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Selain sebagai penyedap

makanan, cabai juga banyak digunakan untuk terapi kesehatan. Berbagai

hasil penelitian membuktikan bahwa buah cabai dapat membantu

menyembuhkan kejang otot, rematik, sakit tenggorokan, dan alergi. Cabai

juga dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dalam jantung. Selain itu,

cabai dapat digunakan untuk meredakan rasa pegal dan dingin akibat

rematik dan encok karena bersifat analgesik. Khasiat cabai yang begitu

banyak disebabkan oleh adanya senyawa kapsaikin (C18H27NO3) yang

terkandung didalam buah cabai (Cahyono, 2003).

Klasifikasi tanaman cabai menurut sistem Cronquist (1981) adalah sebagai

berikut :

Page 27: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

8

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Anak Kelas : Asteridae

Bangsa : Solanales

Suku : Solanaceae

Marga : Capsicum

Jenis : Capsicum annuum L.

Perakaran pada tanaman cabai merah merupakan akar tunggang yang terdiri

atas akar utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar

serabut-serabut akar yang disebut dengan akar tersier. Panjang akar primer

berkisar 35-50 cm, akar lateral menyebar sekitar 35-45 cm (Prajnanta,

1999).

Batang cabai dibedakan menjadi dua bagian yaitu batang utama dan

percabangan batang atau yang biasa disebut batang sekunder. Batang utama

berwarna coklat hijau, berkayu, panjangnya berkisar antara 20-28 cm dan

diameter sekitar 15-25 cm. Antara batang utama dengan cabang membentuk

sudut 135⁰ sehingga menyerupai bentuk huruf “V”. Batang dan

percabangan berbentuk tabung. Percabangan tumbuh dan berkembang

secara teratur dan berkesinambungan (Nawangsih dkk., 2001).

Daun cabai merupakan daun tunggal sederhana, sebagian daun ada yang

berlekuk dangkal dan ada juga yang berlekuk majemuk. Letak daun

Page 28: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

9

bergantian dan tidak mempunyai daun penumpu. Daun cabai umumnya

berwarna hijau muda sampai gelap, tergantung varietas dan tulang daun

menyirip. Bentuk daun cabai umumnya berbentuk bulat telur, lonjong dan

oval dengan ujung meruncing tergantung tiap varietas (Tarigan dan

Wiryanta, 2003).

Bunga tanaman cabai terdapat di ujung ranting. Pada tangkai bunga

biasanya berbentuk ranting yang di ujungnya kemudian terbentuk juga

bunga lain dan seterusnya demikian sehingga bunga seolah-olah terbentuk

pada ketiak daun. Setiap ketiak daun umumnya hanya terdapat satu bunga,

dengan posisi bunga yang menggantung atau berdiri. Warna mahkota bunga

putih. Bunga berbentuk seperti bintang bersudut 5-6. Benang sari berjumlah

5-6 buah dengan kepala sari berwarna kebiruan dan bentuknya memanjang.

Putik berwarna putih atau ungu dan memiliki kepala (Pracaya, 1995).

Menurut Leopold (1979), inisiasi pembungaan, pertumbuhan bunga lebih

lanjut sampai terbentuk buah dan biji pada tanaman cabai sangat ditentukan

oleh faktor internal, diantaranya keseimbangan hormonal yang baik. Bunga

yang terbentuk lebih banyak dan akan berkembang menjadi buah yang

akhirnya menghasilkan biji. Selain itu, zat pengatur tumbuh buah dengan

konsentrasi yang sesuai dapat menciptakan keseimbangan hormonal di

dalam tanaman yang baik, sehingga dapat menghasilkan biji yang lebih

banyak pula. Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah,

keadaan sinar matahari harus cukup (10 - 12 jam). Faktor lingkungan cuaca

sangat kuat mempengaruhi pembungaan dan pembentukan buah cabai

Page 29: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

10

adalah suhu malam (Thompson dan Kelly, 1979). Umur tanaman mulai

berbunga pada 65 hari setelah tanam (HST) dan umur panen 90 HST

(Prajnanta, 1991)

2. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Tanaman cabai adalah tanaman yang memiliki daya adaptasi yang luas.

Tanaman cabai dapat ditanam di berbagai macam tanah dan jenis iklim yang

berbeda-beda. Walaupun demikian, tanaman cabai paling cocok ditanam

pada jenis tanah mediterian dan aluvial, dengan tipe iklim D3. Zona dengan

iklim tipe D3 bercirikan dengan berlangsungnya bulan basah antara 3-4

bulan dan bulan kering berlangsung antara 3-5 bulan (Santika, 1999).

Cabai merah dapat dibudidayakan pada dataran rendah maupun dataran

tinggi pada lahan sawah dengan ketinggian 0-1000 meter di atas permukaan

laut (dpl). Tanah yang ideal untuk pertumbuhan cabai adalah tanah yang

gembur, subur dan banyak mengandung bahan organik dengan pH tanah 6-

7. Kandungan air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman,

sehingga sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan di lahan

sawah ditanam pada musim hujan (Nawangsih dkk., 2000).

Suhu yang paling baik untuk perkecambahan benih cabai adalah 25-30oC.

Tanaman cabai memerlukan suhu 24-28oC untuk pertumbuhannya. Suhu

yang terlalu rendah akan menghambat pertumbuhan tanaman cabai,

sehingga pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buah menjadi kurang

sempurna (Tarigan dan Wiryanta, 2003).

Page 30: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

11

3. Fase pertumbuhan tanaman cabai

Menurut Nawangsih dkk. (1999) secara garis besar fase pertumbuhan

tanaman cabai dibagi menjadi empat fase. Fase embrionik terjadi sejak

penyerbukan. Penyerbukan menghasilkan zigot yang lama kelamaan akan

berkembang menjadi biji. Fase juvenil merupakan fase dimana mulai

terbentuknya organ tanaman cabai seperti daun, batang, dan akar untuk

pertama kalinya. Pertumbuhan tanaman cabai saat berada pada fase juvenil

sangat aktif membentuk tunas-tunas tanaman baru dan merupakan kondisi

pertumbuhan tanaman yang paling subur sehingga pertumbuhan dan

perkembangannya sangat cepat. Fase juvenil berakhir saat tanaman mulai

berbunga untuk pertama kalinya. Selanjutnya adalah fase produksi. Fase

produksi dimulai saat tanaman berbunga untuk pertama kalinya dan

berakhir saat tanaman tidak mampu lagi berbuah secara normal. Fase

terakhir adalah fase penuaan (senil). Fase penuaan tidak bisa ditentukan

batas waktu awalnya, tetapi saat tanaman cabai mulai memasuki fase

penuaan dapat dilihat dari buah dan bunga yang dihasilkannya. Pada Fase

penuaan biasanya ukuran dan jumlah buah cabai yang dihasilkan tidak

normal dan cenderung jumlahnya sangat sedikit (tidak produktif). Fase

penuaan ini berakhir saat tanaman mulai mengering dan mati.

Page 31: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

12

B. Fusarium oxysporum

F. oxysporum merupakan salah satu patogen yang menginfeksi tanaman cabai.

Jamur ini bersifat saprofit dan parasit serta memiliki kisaran inang yang cukup

luas (Saragih, 2009). Seperti kebanyakan Fusarium, jamur ini hidup pada

kisaran pH tanah dengan rentang yang cukup luas yaitu 3,8-8,4. Penyakit

akibat Fusarium sp. dapat berkembang lebih berat jika tanah mengandung

banyak nitrogen tetapi sedikit kalium (Semangun, 1996).

Menurut Alexopoulus, Mims dan Blackwell (1996) F. oxysporum dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Bangsa : Hypocreales

Suku : Nectriaceae

Marga : Fusarium

Jenis : Fusarium oxysporum Schlecht. Emend. Shyder. & Hansen.

Fusarium sp. berkembang biak dari spora dengan struktur yang menyerupai

benang, ada yang memiliki dinding pemisah dan ada yang tidak. Benang pada

umumnya disebut hifa, dan massa benang yang lebar disebut miselium.

Miselium berfungsi dalam penyerapan nutrisi secara terus-menerus sehingga

jamur dapat tumbuh membentuk hifa penghasil spora reproduktif (Saragih,

2009). Miselium yang terdapat di dalam pembuluh tanaman dapat menyebar ke

ruang antar sel, terutama di daerah sekitar kulit dan jaringan parenkim di dekat

Page 32: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

13

terjadinya infeksi. F. oxysporum yang hidup sebagai parasit dan saprofit pada

berbagai macam tanaman, sehingga dapat menyebabkan kematian tanaman

karena toksin yang dihasilkannya (Sastrahidayat, 1989).

Fusarium pada stadium saprofit merupakan stadium yang paling tahan terhadap

segala cuaca. Jamur menginfeksi akar terutama melalui luka, menetap dan

tumbuh di berkas pembuluh. Setelah jaringan pembuluh mati dan keadaan

udara lembab, jamur membentuk spora yang berwarna putih keunguan pada

akar yang terinfeksi. Penyebaran spora dapat terjadi melalui angin, air

pengairan dan alat pertanian (Semangun, 1996). Menurut Soesanto dkk. (2002)

jamur Fusarium dapat berada pada lahan, benih ataupun jaringan tanaman yang

terinfeksi oleh jamur tersebut. Tanaman yang terkontaminasi jamur Fusarium,

maka jamur tersebut dapat hidup bertahun-tahun.

1. Morfologi Fusarium oxysporum

Struktur Jamur F. oxysporum terdiri dari mikrokonidia dan makrokonidia.

Permukaan koloni jamur berwarna ungu dan pinggirnya bergerigi serta

mempunyai permukaan yang kasar, berserabut dan bergelombang. Jamur ini

membentuk konidium. Konidiofor jamur bercabang dan makrokonidium

juga berbentuk seperti bulan sabit, dengan tangkai yang kecil dan seringkali

berpasangan (Lucas dkk., 1985).

Fusarium oxysporum mempunyai miselium yang terdapat di dalam sel

pembuluh tanaman dan antar sel-sel pada jaringan epidermis dan jaringan

parenkim dekat terjadinya infeksi (Seifert dan Gams, 2001). F. oxysporum

adalah jamur aseksual yang menghasilkan 3 spora yaitu :

Page 33: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

14

1. makrokonidia berbentuk panjang melengkung, di kedua ujungnya

sehingga berbentuk seperti bulan sabit yang terdiri dari 3-5 sel dan

biasanya ditemukan di permukaan.

2. mikrokonidia adalah spora berbentuk bulat-oval dan bening . Fusarium

menghasilkan 1 atau 2 sel pada semua kondisi dan dapat menginfeksi

tanaman.

3. klamidiospora merupakan spora berbentuk bulat yang terbentuk di

dalam hifa atau pangkal hifa. Klamidiospora dapat terbentuk jika

kondisi lingkungan kurang mendukung dan bersifat dorman.

Gambar 1. Makrokonidia (A); Mikrokonidia (B); Klamidiospora (C)(Seifert dan Gams, 2001)

2. Gejala Tanaman yang Terkena Fusarium sp.

Fusarium sp. menyebabkan penyakit layu fusarium pada berbagai tanaman

hortikultura termasuk cabai. Fusarium sp. dapat menyerang tanaman pada

setiap tahapan atau pertumbuhan umur tanaman yang masuk melalui luka-

luka pada akar, kemudian berkembang di berkas pembuluh sehingga

Page 34: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

15

mengganggu proses pengangkutan air dan zat-zat hara (Cahyono, 1998).

Gejala awal serangan patogen ini adalah memucatnya tulang-tulang daun

terutama daun-daun permukaan atas kemudian diikuti dengan

menggulungnya daun yang lebih tua diikuti dengan tangkai daun yang

merunduk dan akhirnya tanaman menjadi layu secara keseluruhan sehingga

tanaman tidak dapat berbuah (Prajnanta, 2001) . Jika tanaman sakit dipotong

maka dekat pangkal batang akan terlihat suatu cincin di sekitar berkas

pembuluh (Semangun, 1996). Secara internal, gejala selanjutnya akan

menunjukan adanya perubahan warna pada rhizoma dan nekrosis pada

xilem (Soesanto dkk., 2002).

Penyakit layu fusarium umumnya menyerang tanaman cabai pada saat

tanaman berumur 60-70 hari. Namun pada musim penghujan, serangan

jamur pada tanaman dapat terjadi lebih cepat yaitu pada tanaman yang

berumur 40 hari. Jamur akan menyerang akar tanaman hingga layu dan

batang berwarna coklat, kemudian diikuti layu pada daun sehingga tanaman

tidak dapat berbuah. Penurunan produksi karena serangan Fusarium sp.

dapat mencapai 50 persen. Jika tanaman yang tidak terinfeksi jamur

Fusarium dapat berbuah 6-7 kali, sebaliknya tanaman yang terinfeksi jamur

dapat berbuah hanya 2 kali, setelah itu tanaman akan mengalami kematian.

Cabai besar adalah jenis cabai yang paling rentan terkena infeksi Fusarium.

Dari 17,5 hektar tanaman cabai yang diserang, sebanyak 13,33 hektar

diantaranya adalah tanaman cabai besar (Prajnanta, 2001).

Page 35: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

16

C. Medan Magnet

Giancoli (1998) menjelaskan bahwa magnet pertama kali ditemukan di suatu

daerah yang bernama Magnesia, berupa batu kecil yang dapat saling tarik

menarik yang kemudian disebut magnet. Menurut Halliday dan Resnick (1978)

setiap batang magnet mempunyai dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub

selatan. Jika dua kutub magnet didekatkan, masing-masing akan memberikan

respon berupa gaya pada yang lainnya. Jika kutub utara pada magnet pertama

dan kedua didekatkan, maka timbul gaya yang tolak-menolak. Demikian pula

jika dua kutub selatan magnet pertama dan kedua didekatkan. Tetapi ketika

kutub utara didekatkan ke kutub selatan, maka akan timbul gaya tarik menarik.

Gaya medan magnet sama dengan gaya yang terdapat di antara muatan-muatan

listrik.

Gaya tolak-menolak akan terjadi di antara muatan listrik yang sama dan pada

muatan-muatan yang berbeda akan saling tarik-menarik. Perbedaan antara

gaya pada magnet dan muatan listrik adalah bahwa muatan listrik positif atau

negatif dapat dipisahkan dengan mudah, tetapi pada magnet, antar kutub tidak

dapat dipisahkan. Jika satu batang magnet dipotong dua, maka akan selalu

dihasilkan dua magnet yang baru dengan kutub-kutubnya (Giancoli, 2001).

Medan magnet adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan magnet yang

bergerak dari satu titik ke titik lainnya yang tidak bergantung pada lintasan

yang ditempuhnya, besarnya gaya yang bergerak dari satu titik dan kembali ke

titik semula besarnya adalah nol. Namun besar gaya di sepanjang garis gaya

yang berada di sekeliling arus listrik tidak nol tetapi harus sama dengan arus

Page 36: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

17

yang dikelilinginya. Hal tersebut terjadi karena sifat rotasional garis gaya

medan magnet yang terbentuk dari arus listrik. Menurut Ampere akibat dari

sifat konsevatif medan magnet, maka besarnya gaya medan magnet dari satu

titik kembali ke titik itu lagi, meskipun tidak sepanjang garis gaya, akan sama

dengan arus yang dikelilinginya (Soedojo, 2000).

Medan magnet dapat dihasilkan dari magnet alami maupun dari listrik. Sebuah

muatan atau arus yang bergerak akan menghasilkan medan magnet di

sekitarnya. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Oersted yang berdasarkan

pengalamannya mengamati penyimpangan arah jarum kompas yang

dikarenakan kawat yang memiliki arus listrik didekatnya. Oestrad mengamati

bahwa kutub utara kompas bergerak menjauhi kawat sehingga arus listrik

berarah ke kanan (Ishaq, 2007).

Bahan magnetik merupakan suatu bahan yang memiliki sifat kemagnetan

dalam komponen pembentuknya. Berdasarkan karakter respon bahan magnetik

terhadap pengaruh gaya dari magnet, benda-benda di alam dikelompokkan

menjadi bahan yang bersifat diamagnetik, paramagnetik, dan feromagnetik

(Halliday dan Resnick, 1978).

Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-

masing atom atau molekulnya adalah nol, tetapi medan magnet akibat orbit dan

spin elektronnya tidak nol. Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol

magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet luar, maka

elektron-elektron dalam atom akan mengubah gerakannya sehingga

Page 37: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

18

menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan dengan

medan magnet luar tersebut (Halliday dan Resnick, 1978).

Bahan paramagnetik adalah bahan resultan medan magnet atomis yang masing-

masing atom atau molekulnya tidak nol, melainkan resultan medan magnet

atomis total seluruh atom atau molekul dalam bahan adalah nol. Hal ini

disebabkan karena gerakan atom yang acak, sehingga resultan medan magnet

atomis masing-masing atom saling meniadakan (Halliday dan Resnick, 1978).

Bahan feromagnetik adalah bahan resultan medan magnet atomis besar, hal ini

disebabkan oleh momen magnetik spin elektron. Pada bahan ini banyak spin

elektron yang tidak berpasangan, masing-masing spin elektron yang tidak

berpasangan ini akan menimbulkan medan magnetik, sehingga medan magnet

total yang dihasilkan oleh suatu atom menjadi lebih besar (Halliday dan

Resnick, 1978).

Gambar 2. Arah garis medan magnet (Supiyanto, 2002)

Page 38: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

19

Gambar 3. Kaidah tangan kanan (Supiyanto, 2002)

D. Pengaruh Medan Magnet Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Tanaman

Pengaruh positif medan magnet terhadap perkecambahan telah dibuktikan pada

beberapa jenis tanaman diantaranya tanaman obat Calendula officinalis

(Criveanue dan Georgeta, 2006), tembakau (Aladjadjian dan Ylieva, 2003),

gandum, jagung dan beet (Rochalska dan Orzeskorywka, 2005).

Menurut Aladjadjian dan Ylieva (2003) medan magnet sangat berpengaruh

pada biji yang mengalami perendaman dalam air. Roniyus (2005)

menduga medan magnet dapat memecah ikatan hidrogen molekul air

sehingga lebih banyak molekul-molekul air yang bebas dan menyebabkan

peningkatan potensial air dan daya hidrasinya. Sementara Morejon (2007)

menjelaskan bahwa medan magnet mempengaruhi sifat fisika dan kimia

air, diantaranya tekanan permukaan, konduktivitas, daya melarutkan garam

garam, indeks relatif, dan pH. Perubahan ini mengakibatkan air menjadi

lebih mudah menghidrasi senyawa-senyawa atau molekul-molekul di sel-sel

biji. Menurut Salisbury dan Ross (1992) hidrasi biji mengaktifkan

enzim-enzim yang berfungsi untuk merombak cadangan makanan dalam biji,

Page 39: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

20

sehingga mempercepat proses perkecambahan yang ditandai dengan

munculnya ujung radikula yang menembus permukaan kulit biji.

Penelitian oleh Dhawi dan Al-Khayii (2009) membuktikan bahwa paparan

kuat medan magnet sebesar 1500 mT pada waktu 0,1,5,10 dan 15 menit dapat

meningkatkan kandungan ion Zn, Mn, Fe, Mg, Ca, K dan N pada tanaman

kurma (Phoenix dactylifera). Persentase perkecambahan benih Salvia

officinalis L. dan Calendula officinalis L. yang tidak dipapari medan magnet

lebih rendah dibanding benih yang dipapar medan magnet (Florez dkk., 2010).

Lusiati (2017) membuktikan bahwa benih tomat yang dipapar medan magnet

0,2 mT menghasilkan buah yang lebih banyak dibandingkan dengan kontrol

dan tomat F1 dari benih tomat parental yang dipapar medan magnet 0,2 mT

selama 7 menit 48 detik baik yang diinfeksi kembali dengan Fusarium

oxysporum maupun yang tidak (kontrol), menghasilkan buah yang paling

banyak dan rata-rata jumlah bunga yang lebih banyak dibanding tomat F1 dari

benih parental kontrol.

Anggraini (2012) membuktikan bahwa tanaman polong yang dipapari medan

magnet 0,1 mT memperlihatkan perbedaan yang nyata pada luas sel parenkim,

diameter pembuluh xilem, dan luas stomata. Menurut Sari (2011) pengaruh

medan magnet sebesar 0,2 mT terhadap peningkatan ukuran stomata ada

hubungannya dengan peningkatan temperatur dan kecepatan penguapan air

pada media pertumbuhan, menyebabkan peningkatan pemutusan ikatan

hidrogen molekul – molekul air, sehingga potensial dan velositas air dalam

medium tersebut dapat meningkat.

Page 40: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

21

Penelitian oleh Listiana (2016) membuktikan bahwa tanaman tomat yang

terinfeksi Fusarium oxysporum dan dipapari medan magnet 0,2 mT juga

mempengaruhi kecepatan pembentukan bunga dan cenderung meningkatkan

ukuran polen. Ukuran polen tertinggi diperoleh pada perlakuan medan magnet

dengan lama pemaparan 7 menit 48 detik. Diameter polen berkaitan erat

dengan kecepatan pembentukan bunga. Tanaman yang dipapari oleh medan

magnet dapat meningkatkan pembentukan bunga sehingga polen yang

dihasilkan lebih besar dan dapat berpengaruh terhadap kemampuan fertilisasi

suatu tanaman sehingga mempercepat proses pembentukan buah.

Page 41: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

22

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada November 2017 sampai Februari 2018 di

Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam dan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat- alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas peralatan untuk

perbanyakan Fusarium oxysporum, perlakuan medan magnet, dan

perkecambahan, penanaman dan pengambilan data.

a. Alat yang digunakan untuk isolasi Fusarium oxysporum yaitu Laminar

Air Flow (LAF), autoklaf, inkubator, hot plate, magnetic stirrer, kompor

listrik, cawan petri berdiameter 9 cm, gelas ukur bervolume 100 ml,

beaker glass berukuran 500 ml dan 1000 ml, Erlenmeyer berukuran 250

ml, plastic wrap, kapas, kain kassa, karet gelang, label nama, gunting,

pisau, dan kulkas. Peralatan yang digunakan untuk menghitung konidia

Page 42: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

23

jamur Foc adalah haemocytometer, pipa gondok, pipet tetes, gelas objek,

gelas penutup dan mikroskop.

b. Alat yang digunakan untuk perlakuan medan magnet adalah selenoida

c. Alat yang digunakan untuk penyemaian benih, penanaman dan

pengambilan data adalah kertas germinasi, inkubator kayu, pinset, botol

semprot, polybag, bambu (ajir), tali rafia, plastik, timbangan buah digital,

rak plastik, jangka sorong, dan kamera.

2. Bahan-bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan untuk

perbanyakan F. oxysporum dan perkecambahan, penanaman dan

pemeliharaan tanaman.

a. Bahan untuk perbanyakan F. oxysporum adalah isolat yang didapatkan

dari Bogor . Bahan untuk membuat media PDA (Potato Dextrose Agar)

adalah kentang, dextrose, dan agar. Bahan yang digunakan untuk

perbanyakan monospora dan perhitungan konidia adalah alkohol 70%,

aquades, NaCl, laktofenol, dan spritus.

b. Bahan yang digunakan untuk perkecambahan, penanaman dan

pemeliharaan tanaman adalah benih cabai kultivar lado yang didapatkan

di toko pasar tengah Bandar Lampung. Sedangkan untuk media tanam

dan pemeliharaan tanaman adalah air, tanah, humus, dan pupuk NPK dan

insektisida sintetik.

Page 43: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

24

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini disusun secara faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah perlakuan lama

paparan medan magnet 0,2 mT terdiri dari 4 taraf yaitu 7 menit 48 detik (M7),

11 menit 44 detik (M11), 15 menit 36 detik (M15) dan tanpa paparan (M0)

sebagai kontrol. Faktor kedua adalah infeksi benih oleh F. oxysporum yang

terdiri atas benih tanpa infeksi Fusarium (F0) dan benih yang diinfeksi

Fusarium selama 60 menit (F60). Setiap unit percobaan diulang sebanyak 5 kali

dan ulangan sebagai kelompok. Parameter yang akan diteliti adalah kecepatan

pembentukan dan jumlah bunga, kecepatan pembentukan dan jumlah buah,

berat buah; jumlah, diameter, dan berat biji.

Page 44: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

25

Gambar 4. Tata letak sampel polybag di lahan

Keterangan:

F0 : tanpa infeksi Fusarium

F60 : infeksi Fusarium selama 60 menit

M0 ; M7 ; M11 ; M15 : infeksi pada benih parental selama 0, 7, 11 dan 15 menit

I ; II ; III ; IV ; V : pengulangan 1, 2, 3, 4,

M11F0I M11F60II M15F60III M0F60IV M0F0V

M7F60II M7F0III M11F60IV M11F0VM0F60I

M7F60I M15F0II M11F0III M15F60IV M7F60V

M11F60I M0F0II M0F60III M15F0IV M7F0V

M15F60I M7F0II M7F60III M11F0IV M11F60V

M0F60VM0F0IVM15F0IIIM11F0IIM15F0I

M15F60VM7F60IVM11F60IIIM0F60IIM0F0I

M15F0VM7F0IVM0F0IIIM15F60IIM7F0I

Page 45: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

26

D. Pelaksanaan Penelitian

Secara singkat pelaksanaan dapat dilihat pada bagan alir penelitian dibawah ini

1. Pem

buatan media PDA

Pembuatan Media PDA

Isolasi Monospora

Perbanyakan IsolatMonospora F. oxysporum

Pembuatan Isolat JamurF. oxysporum

Benih Cabai

Perendaman BenihCabai dengan akuades

selama 15 menit

Pemaparan Benih Cabaidengan Medan Magnet0,2 mT

Perendaman BenihCabai dengan isolatF.oxysporum dengankerapatan 107 konidiasel/ml selama 60 menit

Perkecambahan benih pada cawan petri

Penyiapan media tanam dansterilisasi tanah

Penyemaian, penanaman, danpemeliharanan bibit cabai dalam

polybag 10 kg

Pengambilan data :Kecepatan pembentukan bunga Jumlah bungaKecepatan pembentukan buah Jumlah buahBerat buah Jumlah bijiDiameter bijiBerat biji

Analisis data

Kesimpulan

Benih Cabai Tidakdipapari Medan Magnet0,2 mT

Tidakdiredamdenganisolat F.oxysporumum

Tidakdiredamdenganisolat F.oxysporumum

Perendaman BenihCabai dengan isolatF.oxysporum dengankerapatan 107 konidiasel/ml selama 60 menit

Page 46: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

27

1. Pembuatan media PDA

Media PDA adalah media yang digunakan untuk isolasi dan peremajaan

jamur Fusarium oxysporum. Media PDA dibuat dengan mengupas kulit

kentang kemudian dibersihkan dengan air lalu kentang dipotong dadu

dengan ukuran kecil sebanyak 200 gram. Potongan kentang kemudian

direbus dengan aquades sebanyak 1000 ml hingga mendidih dan kentang

menjadi lunak. Kemudian air rebusan disaring sehingga terpisah antara sisa

potongan kentang dengan air rebusan. Air rebusan kentang tersebut direbus

kembali dan dicampurkan dengan agar sebanyak 15 gram, dekstrose 20

gram dan aquades hingga volume mencapai ukuran 1000 ml. Larutan diaduk

hingga homogen kemudian larutan dimasukkan ke dalam erlemeyer 500 ml

dan ditutup dengan sumbat. Larutan yang ada di Erlenmeyer kemudian

disterilisasi di dalam autoklaf dengan tekanan 1 atm dan suhu 121o C selama

15 menit. Setelah sterilisasi selesai, media PDA siap digunakan

(Hadioetomo, 1993).

2. Perbanyakan isolat jamur Fusarium oxysporum

Proses perbanyakan dilakukan secara steril dan aseptis untuk menghindari

adanya kontaminan pada media yang digunakan. Isolat Fusarium

oxysporum didapatkan dari Biotrop Bogor. F. oxysporum diambil dengan

menggunakan jarum ose yang telah steril kemudian diinokulasikan ke dalam

cawan petri yang telah berisi media PDA dengan cara menitikkan jarum ose

pada media. Kemudian diinkubasi pada suhu 28-30o C. (Hadioetomo, 1993).

Page 47: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

28

3. Pembuatan suspensi spora Fusarium oxysporum

Isolat murni F. oxysporum yang berwarna putih diambil dan dimasukkan ke

dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml aquades. Tahap ini menghasilkan

tingkat pengenceran 10-1. Kemudian diambil 1 ml dari pengenceran 10-1

untuk dimasukkan ke dalam 9 ml akuades sehingga menghasilkan

pengenceran 10-2. Pengenceran kemudian dilakukan berseri sampai dengan

diperolehnya kerapatan monospora jamur 1 x 107 konidia sel/ml. Setiap

pengenceran dilakukan penghitungan jumlah monospora dengan cara

mengambil rata rata jumlah monospora dari 5 bagian kotak kecil

haemocytometer.

4. Perendaman Benih Cabai

Cawan petri diberi label dan dipilih benih cabai yang baik. Benih cabai

direndam aquades selama 15 menit sebelum mendapatkan perlakuan medan

magnet dan infeksi jamur F. oxysporum (Listiana, 2016).

5. Perlakuan pemaparan medan magnet

Benih cabai yang telah dipilih dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok

tanpa pemaparan medan magnet sebanyak 200 benih dan kelompok dengan

pemaparan medan magnet sebanyak 600 benih. Perlakuan pemaparan

medan magnet pada benih cabai diberikan selama 7 menit 48 detik (M7), 11

menit 44 detik (M11), dan 15 menit 36 detik (M15).

Page 48: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

29

Gambar 6. Pemaparan medan magnet 0,2 mT pada benih cabai(Dokumentasi Pribadi, 2017).

6. Perendaman benih dengan Fusarium oxysporum

Benih cabai yang telah diberi perlakuan medan magnet dan masuk ke dalam

kelompok F60 dimasukkan ke dalam cawan petri kemudian direndam dengan

suspensi spora jamur Fusarium oxysporum selama 60 menit dengan

kerapatan spora 107 konidia sel/ml.

7. Perkecambahan Benih Cabai

Perkecambahan benih cabai yang telah diinfeksi F. oxysporum selama 60

menit dan 0 menit diletakkan ke dalam cawan petri yang telah diberi label

berisi media kertas germinasi. Seluruh cawan petri kemudian diletakkan di

dalam inkubator kayu secara random.

Page 49: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

30

Gambar 7. Perkecambahan benih cabai di dalam cawan petri dengan mediakertas germinasi (Dokumentasi Pribadi, 2017).

8. Penyemaian benih di plastik

Benih cabai yang telah muncul tunas disemai dalam plastik kecil ukuran 5 x

8 cm yang berisi media tanam, masing-masing berisi 1 biji. Penyemaian

dilakukan selama 8 hari.

Gambar 8. Penyemaian biji dalam plastik ukuran 5x8 cm (DokumentasiPribadi, 2017).

9. Penanaman Benih Cabai

Penanaman benih cabai dilakukan setelah benih berumur 7 hari. Penanaman

dilakukan dengan memindahkan kecambah cabai ke dalam polybag yang

Page 50: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

31

masing-masing telah diberi label. Kemudian kecambah ditanam dengan

kedalaman kurang lebih 1 cm. Dalam 1 polybag diisi 4 tanaman yang telah

diberi paparan medan magnet baik yang telah diinfeksi F. oxysporum

maupun yang tidak diinfeksi F. oxysporum

10. Persiapan dan Sterilisasi Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dengan humus

dengan perbandingan 3 : 1. Tanah kemudian disterilisasi dengan mengukus

media dalam drum selama 1 jam di laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung. Media tanah yang telah disterilisasi

kemudian dikering-anginkan, lalu dimasukkan ke dalam polybag dengan

masing masing polybag berisi 10 kg tanah.

11. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Tanaman cabai disiram dua kali setiap hari untuk menjaga

ketersediaan air dan kelembaban tanah, kecuali bila hari hujan.

b. Penyiangan

Dilakukan dengan mengambil gulma yang tumbuh secara liar di

sekitar tanaman cabai. Penyiangan dilakukan selama penelitian

berlangsung.

Page 51: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

32

c. Pemupukan

Pupuk yang diberikan berupa pupuk NPK. Pupuk diberikan setiap 2

minggu sekali sebanyak 2,5 gram pertanaman. Pupuk diberikan

sebanyak 5 kali selama penelitian.

d. Penyemprotan Insektisida Sintetik

Penyemprotan insektisida dilakukan sebanyak 2 kali selama

penelitian, untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman.

e. Pemasangan Ajir

Pemasangan ajir dilakukan saat tanaman cabai berumur 3 minggu,

agar pertumbuhan tanaman cabai tegak dan batang tidak patah saat

terkena tiupan angin.

f. Panen

Panen dilakukan saat buah cabai telah memasuki fase kematangan.

Panen dilakukan sampai tanaman berumur 90 hari setelah tanam.

12. Parameter Penelitian

a. Kecepatan pembentukan bunga

Kecepatan pembentukan bunga diamati dari awal terbentuknya bunga

kuncup pertama pada tanaman cabai pada masing-masing perlakuan.

Dengan demikian pertumbuhan bunga memiliki kecepatan

pertumbuhan bunga yang berbeda. Pengambilan data dilakukan

dengan menghitung umur tanaman (hari setelah tanam/HST) pada saat

kuncup bunga pertama mulai terbentuk.

Page 52: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

33

b. Jumlah bunga

Penghitungan jumlah bunga dilakukan pada saat bunga pada semua

perlakuan telah memasuki masa berbunga. Bunga yang dihitung

adalah semua bunga baik yang masih kuncup maupun yang telah

mekar

c. Kecepatan pembentukan buah

Perhitungan kecepatan pembentukan buah dilakukan saat pertama kali

munculnya buah pada tanaman. Setiap tanaman pada masing-masing

perlakuan memiliki kecepatan pembentukan buah yang berbeda-beda.

Pengambilan data dilakukan dengan menghitung umur tanaman (hari

setelah tanam/HST) pada saat buah pertama kali terbentuk.

d. Jumlah buah

Buah cabai yang telah siap dipanen, dipetik satu persatu dengan hati-

hati hingga tangkai buah terputus (Supriati dan Siregar, 2009). Buah

cabai dimasukkan ke dalam plastik yang telah diberi label perlakuan.

Jumlah buah dihitung dari rataan jumlah buah yang dihasilkan pada

setiap tanaman.

e. Berat buah

Seluruh buah yang telah dipanen dari masing masing tanaman

ditimbang dan dihitung berat keseluruhannya (Pertiwi, 2011). Buah

ditimbang dengan menggunakan timbangan buah digital.

Page 53: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

34

f. Jumlah Biji

Jumlah biji dihitung dengan membelah buah cabai kemudian diambil

bijinya untuk dihitung. Jumlah buah yang dihitung bijinya sebanyak

10 buah pada masing-masing perlakuan.

g. Diameter biji

Diameter biji diukur pada masing masing buah pada setiap perlakuan

dengan menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,05 cm

h. Berat Biji

Berat biji ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Biji

ditimbang pada setiap buah pada masing-masing perlakuan.

13. Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengaruh medan magnet 0,2 mT terhadap

pertumbuhan generatif tanaman cabai berupa data kuantitatif. Data

kuantitatif dari setiap parameter yang diperoleh lalu diuji dengan

menggunakan analisis ragam (Analysis of Variance) atau ANOVA serta

diuji lanjut dengan tukey’s pada taraf nyata α= 5%

Page 54: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

49

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini meliputi.

a) Pemaparan Medan Magnet 0,2 mT pada benih cabai dapat

menghambat patogenitas Fusarium oxysporum yang diinfeksikan pada

benihnya sehingga tanaman cabai teteap dapat tumbuh dan

berkembang mencapai fase generatifnya.

b) Pemaparan medan magnet 0,2 mT berpengaruh nyata terhadap

kecepatan pembentukan bunga, kecepatan pembentukan buah, jumlah

buah, sedangkan pemaparan medan magnet 0,2 mT cenderung

meningkatkan jumlah bunga, berat buah, jumlah biji, dan diameter biji

2. Lama pemaparan medan magnet selama 15 menit 36 detik adalah waktu

pemaparan yang optimum pada parameter kecepatan pembentukan bunga,

jumlah buah dan berat buah. Lama pemaparan medan magnet 7 menit 48

detik memberikan hasil yang baik pada parameter diameter biji, sedangkan

lama pemaparan 11 menit 44 detik memberikan hasil yang baik pada

parameter kecepatan pembentukan buah dan jumlah biji

1.

Page 55: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

50

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis tetapi menggunakan kuat medan

magnet yang berbeda.

2. Pada saat penelitian perlu lebih diperhatikan pemeliharaan tanaman seperti

pemberian pupuk yang sesuai waktu dan dosis pemberiannya dan

ketersediaan air yang cukup sehingga tanaman mendapat nutrisi yang

optimal.

Page 56: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

51

DAFTAR PUSTAKA

Agustrina, R. 2008. Perkecambahan dan Pertumbuhan Kecambah Leguminoceaedi bawah Pengaruh Medan Magnet. Seminar Hasil Penelitian &Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Lampung. Bandarlampung.

Agustrina, R dan Roniyus. 2009. Pengaruh Arah Medan Magnet TerhadapAnatomi Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers.). Prosiding seminar HasilPenelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Lampung.Lampung.

Aladjadjiyan, Anna.dan Ylieve, T. 2003. Influence of satationary magnetic fieldon the early stages of development of tobacco seeds (Nicotiana tabacum L.).Journal Central Europian Agriculture. 4:132-138.

Alexopoulos, C.W., Mimms, and Blackwell. 1996. Introductory Mycology,Fourth Edition. New York. John Willey & Sons, INC.

Ali, Cica dan Aam Aminah. 2017. Perkembangan Bunga dan Buah Pirdot(Saurauia bracteosa DC.) Di Arboretum Aek Nauli. Jurnal PenelitianHutan Tanaman. Vol 14 (2) 103- 113. E-ISSN : 2442-8930.

Anggraini, W. 2012. Isolasi dan Karakteristik Aktivitas Enzim Amilase PadaKecambah Kedelai Putih (Glycine max (L). Merill) dan Kacang Hijau(Phaseolus radiatus) di Bawah Pengaruh Medan Magnet. Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Atak, Ç., Büyükuslu,N., Çelik, Ö. 2006. The Effect of Magnetic Field on TheActivity of Superoxide Dismutase. Journal of Cell and Molecular Biology5: 57-62, 2006. Hali University.

Burczyk, J., Chalupka, W. 1997. Flowering and cone production variability andits effect on parental balance in a Scots pine clonal seed orchard. AnnualScience Forest 54: 129-144

Cahyono. 1998. Tomat – Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen. Kanisius.Yogyakarta.

Page 57: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

52

Cahyono, B. 2003. Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani.Kanisius. Yogjakarta.

Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi Jilid 2. Erlangga.Jakarta.

Chako, E.K. 1991. Mango flowering still an enigma. Acta Hort 291: 12-21.

Cronquist, A. 1981. An Intergrated System of Clasification of Flowering Plants.Columbia University Press. New york.

Criveanue H.R. dan G. Taralunga. 2006. Influence of magnetic fields of variableintensity on behaviour of some medicinal plants. Journal of Central EuroAgricultura. Vol 7 (4): 643-648.

De Souza, A., Garcia, D., Sueiro, L., Licea, L., and Porras, E. 2005. Pre-SowingMagnetic Treatment of Tomato Seeds Effects on The Growth and Yield ofPlants Cultivated Late in the Season. Spanish Journal of AgriculturalResearch. Hal. 113-122.

Dhawi, F., Al-Khayri, Jameel M. 2009. The effect of magnetic resonanceimaging on date palm (Phoenix dactylifera L.) elemental composition.International Journal of the Faculty of Agriculture and Biology. 4: 14-20.

Ernawiati, E. 2007. Pengaruh medan magnet terhadap pembelahan sel akar umbibawang Bombay (Allium cepa L.). Jurnal Ilmiah MIPA. Vol X. No. 2. P:115 – 120.

Fauzi, A.A., W. Sutari, Nursuhud, S. Mubarok. 2017. Faktor yang mempengaruhipembungaan pada mangga (Mangifera indica L.). Jurnal Kultivasi Vol. 16(3).

Florez, M., Martinez, E., Carbonel, MV. 2010. Effect of Magnetic FieldTreatment on Germination of Medicinal Plants Salvia officinalis L. AndCalendula officinalis L. Original Research. 21: 57-63.

Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika Edition Empat. Erlangga. Jakarta.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Ke Lima. Erlangga. Jakarta.

Hadioetomo, R. S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.Gramedia. Jakarta.

Halliday, D. dan Resnick, R. 1978. Fisika Jilid 1. Terjemah. Pantur Silaban.Erlangga. Jakarta.

Hozayn, M., Amira, M., Saeed, A. Q. 2010. Magnetic water application forimproving wheat (Triticum aestivum L.) crop production. Agriculture AndBiology Journal Of North America. ISSN Print: 21517517, ISSN Online:2151-7525.

Page 58: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

53

Ishaq, M. 2007. Fisika Dasar: Elektrisitas dan Magnetisme. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Kramer, P. J. and T. T. Kozlowski. 1979. Physiology of Woody Plants.AcademicPress. New York.

Kusumayati, Nungky., Euis Elih Nurlaelih, Lilik Setyobudi. 2015. TingkatKeberhasilan Pembentukan Buah Tiga Varietas Tanaman Tomat(Lycopersicon esculentum Mill.) Pada Lingkungan yang berbeda. JurnalProduksi Tanaman. Vol 3. No 8; pp 683-688.

Leopold AC, Kriedermann PE.1979. Plant Growth and Development. 3n Tata Mc.Grow. Hill. New Delhi.545 p.

Listiana, Ika. 2016. Pengaruh Medan Magnet 0,2 mT Terhadap PertumbuhanGeneratif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Yang DiinfeksiFusarium oxysporum. Tesis. Universitas Lampung. Lampung.

Lucas, G.B., C. L. Cambell dan L. T. Lucas, 1985. Introduction to Plant DiseasesIdentification and Management. The Avi Publishing Company, Inc.Westport, Connection North Carolina. p. 153.

Lusiati. 2017. Uji Ketahanan Tomat F1 Dari Parental Terpapar Medan Magnet 0,2mT Dan Diinfeksi Fusarium oxysporum Terhadap Serangan Penyakit LayuFusarium. Tesis. Program Pascasarjana Magister Biologi, FakultasMatematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. BandarLampung.

Morejon, LP., Palacio, JC Castro., Abad, Velazquez., Govea, AP. 2007.Stimulation of Pinus tropicalis M. Seeds by magnetically treated water.International Journal Agrophysics. 21: 173-177.

Nastiti, E. 2017. Efektifitas Medan Magnet 0,2 mT Terhadap Resistensi TanamanTomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Yang Diinfeksi Fusarium sp. Tesis.Universitas Lampung. Lampung.

Nawangsih, A.A., H. Purwanto, W. Agung. 1999. Budidaya Cabai Hot Beauty.Penebar Swadaya. Jakarta.

Nawangsih, A.A., H.P. Imdad dan A. Wahyudi. 2000. Cabai Hot Beauty. Jakarta:Penebar Swadaya.

Nawangsih,A.A., H.P. Imdad, dan A. Wahyudi. 2001. Cabai Merah Hot Beauty.Penebar Swadaya. Jakarta.

Pertiwi, A. 2011. Pengaruh Lama Pemaparan Medan Magnet TerhadapProduktivitas Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Skripsi.Jurusan Biologi Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Pracaya. 1995. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

Prajnanta, Final. 1999. Agribinis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 59: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

54

Prajnanta, Final. 2001. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta.

Prajnanta, Final. 2003. Mengatasi Masalah Bertanam Cabai. Penebar swadaya.Jakarta.

Rochalska, M dan Orzeszko-Rywka, A. 2005. Magnetic field treatment improvesseed performance. Seed Science and Technology. 33 : 669-67.

Roniyus, M.S. 2005. Pertumbuhan dan Perkembangan Cocor Bebek (Kallanchoepinnata Pers.) Di Sekitar Medan Listrik, Medan Magnet dan GelombangElektromagnetik. Laporan Penelitian Proyek Pengembangan Diri.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Salisbury, F.B., dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.

Santika, A. 1999. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Saragih, S. D. 2009. Jenis-jenis Fungi pada Beberapa Tingkat KematanganGambut. Skripsi. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian UniversitasSumatra Utara.

Saragih, H., Tobing, J. , dan Silaban, O. 2010. Meningkatkan Laju PertumbuhanKecambah Kedelai Dengan Berbantuan Medan Magnetik Statik. ProsidingSeminar Nasional Fisika.Universitas Advent Indonesia. Bandung.

Sari, E. N. 2011. Pengaruh Lama Pemaparan Medan Magnet yang BerbedaTerhadap Indeks Mitosis dan Anatomi Tanaman Tomat (Lycopersicumesculentum Mill.). Skripsi. Jurusan Biologi Universitas Lampung . BandarLampung.

Sastrahidayat, 1989. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional Press. Surabaya.

Seifert, K.A. dan Gams, W. 2001. The Taxonomy of anamorphic fungi. In theMycota VIIA : Systematics and Evolution, ed. D. J. McLaughlin, E. G.McLaughlin & P. A. Lemke. Springe-Verlag, pp. Berlin. 307-347.

Semangun H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit. UGM Press. Yogyakarta.

Setiadi. 2000. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Simanungkalit, Paian., Jasmani Ginting dan Toga Simanungkalit. 2013. ResponPertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon ( Cucumis Melo L.) TerhadapPemberian Pupuk NPK dan Pemangkasan Buah. Jurnal OnlineAgroeteknologi. Vol.1 (2). ISSN : 2337 – 6597.

Soedojo, Peter. 2000. Fisika Dasar. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Soesanto, L., Mugiastuti, E., dan Rahayuniati. 2002. Kajian MekanismeAntagonis Pseudomonas fluorescens P60 Terhadap Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici Pada Tanaman Tomat In Vitro. J.HPT Tropika. ISSN14117525. Vol. 10, No. 2 : 108-115

Supiyanto, 2002. Sains Fisika. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Page 60: PENGARUH LAMA PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT …digilib.unila.ac.id/31632/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan diameter biji. Lama pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 15 menit

55

Supriati, Y. dan Siregar, F.D. 2009. Bertanam Tomat Dalam Pot Dan Polybag.Penebar Swadaya. Jakarta.

Tarigan, M.M. dan Wiryanta, W.2003. Bertanam Cabai Hibrida Secara Intensif.Agromedia. Jakarta.

Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, Penerbit Erlangga.Jakarta.

Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Penerbit ITB Bandung. Bandung.

Thompson, H.C. and W.C Kelly. 1979. Vegetable Crops. McGraw Hill Book Co.New York. 61lp.

Upreti, K.K., Y.T.N. Reddy, S.R.S. Prasad, G.V. Bindu, H.L. Jayaram, and S.Rajan. 2013. Hormonal changes in response to paclobutrazol induced earlyflowering in mango cv. Totapuri. Scientia Horticulturae 150: 414-418.

Widadana, G.N. 1993. Peran Effektivitas Microorganisme-4 Dalam MeningkatkanKesuburan Tanah dan Produktifitas Tanah. Indonesia Kyuse FarmingSocieties. Jakarta.

Wulandari. 2011. Pengaruh Medan Magnet pada Biji Jagung (Zea mays L.)terhadap Pertumbuhan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika UniversitasJember. Jember.

Setiawan, Eko. 2015. Perkembangbiakan Tanaman. UTMPRESS. Madura.