pengaruh kompetensi dan pengalamankerja … · telah mengijinkan penulis untuk menyusun skripsi...
TRANSCRIPT
PENGARUH KOMPETENSI DAN PENGALAMANKERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT
TELUKDALAM KABUPATEN NIAS SELATAN
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ITASANULO DUHA
NIM. 111001210456
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
NIAS SELATANTELUK DALAM
2017
PENGARUH KOMPETENSI DAN PENGALAMANKERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT
TELUKDALAM KABUPATEN NIAS SELATAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
ITASANULO DUHA
NIM. 111001210456
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
NIAS SELATANTELUK DALAM
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugrahNya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul
“pengaruh kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kinerja pegawai
Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan”.
Dalam penulisan skripsi ini, sesungguhnya penulis menyadari jauh dari
kesempurnaan yang dikarenakan oleh keterbatasan pengalaman, pengetahuan,
kemampuan dan waktu yang penulis miliki serta tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu, untuk itu dengan kerendahan
hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk menyempurnaan dimasa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa atas
bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing serta pihak lain yang bersedia
berusaha payah membentu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Taosige Wau, SE.,M.Si sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang
telah mengijinkan penulis untuk menyusun skripsi ini.
2. Bapak Samalua Waoma, SE.,MM sebagai wakil Ketua I Bidang Akademik
STIE Nias Selatan sekaligus sebagai dosen penguji ke III saya yang
memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Ibu Alwinda Manao, SE.,MM sebagai wakil Ketua II Bidang Administrasi
Keuangan STIE Nias Selatan sekaligus sebagai dosen pembimbing I saya
yang memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Yohanes Dakhi, S.E., M.M sebagai wakil Ketua III Bidang
Kemahasiswaan yang memiliki peran memimpin setiap kegiatan
kemahasiswaan.
5. Bapak Timotius Duha, S.E.,MM Selaku Kepala Lembaga Penjaminan Mutu
Internal (LPMI) STIE Nias Selatan sekaligus sebagai dosen Penguji ke II saya
yang memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Erasma F. Zalogo S.E., M.M sebagai Kepala Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) STIE Nias Selatan
yang telah memberi izin kepada penelitian.
7. Bapak Paskalis Dakhi, SE.,MM., M.Ap sebagai Ketua Program Studi
Manajemen yang telah memberikan layanan akademik untuk menyusun
skripsi ini.
8. Ibu Elistina Wau, SE, MM. Sebagai Sekretaris Program Studi Manajemen
yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis dalam menyusun
skripsi ini.
9. Bapak Reaksi Zagoto, SE. MM sebagai Ketua Program Studi Akuntansi dan
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II saya yang telah meluangkan waktu,
tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan saran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak Samanoi Halowo Fau, SE.MM sebagai dosen penguji I saya yang
memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
11. Seluruh Bapak/Ibu Dosen STIE Nias Selatan yang telah membekali penulis
dengan segudang ilmu pengetahuan di bangku perkuliahan.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Telukdalam, Mei 2017
Penulis,
ITASANULO DUHA
NIM. 111001210456
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi v
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Lampiran xi
Abstrak xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Rumusan Masalah 3
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 4
1.7. Sistematika Penulisan 5
BAB II TINJAUAN LITERATUR 7
2.1 Kerangka Konseptual 7
2.1.1 Konsep Kompetensi 7
2.1.2 Konsep Pengalaman Kerja 8
2.1.3 Konsep Kinerja Pegawai 8
2.2 Kerangka Teoritis 9
2.2.1. Hubungan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai 9
2.2.2 Hubungan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Pegawai 10
2.2.3 Hubungan Kompetensi dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai 12
2.2.4 Teori Kompetensi 13
2.2.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi 13
2.2.4.2 Manfaat Kompetensi 15
2.2.5 Teori Pengalaman Kerja 17
2.2.6 Teori Kinerja Pegawai 18
2.2.6.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja pegawai 18
2.2.6.2 Penilaian Kinerja Pegawai 19
2.3 Indikator Variabel Penelitian 20
2.3.1 Indikator Kompetensi 20
2.3.2 Indikator Pengalaman Kerja 21
2.3.3 Indikator Kinerja Pegawai 22
2.4. Penelitian Terdahulu 23
2.5. Kerangka Berpikir 25
2.6. Hipotesis Penelitian 26
BAB III METODE PENELITIAN 27
3.1. JenisPenelitian 27
3.2. PopulasidanSampelPelitian 27
3.2.1. Populasi Penelitian 27
3.2.2. Sampel Penelitian 27
3.3. Devenisi Operasional Variabel 28
3.3.1 Variabel kompetensi 28
3.3.2 Variabel pengalaman kerja 28
3.3.3 Variabel Kinerja Pegawai 29
3.4. Data Penelitian 29
3.4.1. Jenisdan Sumber Data 29
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data 29
3.5. Metode Analisis Data 30
3.6. Pengujian Instrumen Penelitian 31
3.6.1 Uji Validitas 32
3.6.2 Uji Reliabilitas 33
3.7. Pengujian Asumsi Klasik 33
3.7.1 Uji Normalitas 33
3.7.2 Uji Heteroskedastisitas 34
3.7.3 Uji Autokorelasi 34
3.7.4 Uji Multikolinieritas 35
3.8. Pengujian Hipotesa 36
3.8.1 Uji Parsial (Uji T) 36
3.8.2 Uji Simultan (Uji F) 37
3.8.3 Uji Koefesien Diterminasi (R2) 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 39
4.1.1 Deskripsi Data Variabel Kompetensi. 42
4.1.2 Deskripsi Data Variabel Pengalaman Kerja 44
4.1.3 Deskripsi Data Variabel Kinerja Pegawai 46
4.2 Pengujian Instrument Penelitian 48
4.2.1 Uji Validitas Data 48
4.2.2 Uji Reliabiliras Data 49
4.3 Pengujian Asumsi Klasik 52
4.3.1 Uji Normalitas 52
4.3.2 Uji Multikolinearitas 53
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas 54
4.3.4 Uji Autokorelasi 55
4.4 Pengujian Hipoteis 56
4.4.1 Uji t (parsial) 57
4.4.2 Uji F (simultan) 58
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi 59
4.5 Pembahasan 59
BAB V PENUTUP 62
5.1 Kesimpulan 62
5.2 Saran 63
DAFTAR PUSTAKA 64
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator Variabel Kompetensi (X1) 28
Table 3.2 Indikator Variabel Pengalaman Kerja (X2) 28
Table 3.3 Indikator Variabel Kinerja Pegawai (Y) 29
Tabel 3.4 uji statistic Durbin Watsen 35
Tabel 4.1 Deskriptif Data Variabel Kompetensi 42
Tabel 4.2 Deskriptif Data Variabel Pengalaman Kerja 44
Tabel 4.3 Deskriptif Data Variabel Kinerja Pegawai 46
Tabel 4.4 Rangkuman Hassil Uji Coba Kompetensi 48
Tabel 4.5 Reliabilitas Statistic Variabel Kompetensi 49
Tabel 4.6 Rangkuman Hassil Uji Coba Pengalaman Kerja 49
Tabel 4.7 Reliabilitas Statistic Variabel pengalaman kerja 50
Tabel 4.8 Rangkuman Hassil Uji Coba Kinerja Pegawai 50
Tabel 4.9 Reliabilitas Statistic Variabel Kinerja Pegawai 51
Tabel 4.10 One Sample Kolmogro-Smirnov Tes 52
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas 54
Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi 56
Tabel 4.13 Hasil Uji t 57
Tabel 4.14 Hasil Uji F 58
Tabel 4.15 Hasil Uji Determinasi 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 26
Gambar 4.1 Histogram Variabel Kompetensi 43
Gambar4.2 Histogram Variabel Pengalaman Kerja 45
Gambar 4.3 Histogram Variabel Kinerja Pegawai 47
Gambar 4.4 Normal p-p plot of Regression standardized residual 53
Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner penelitian
Lampiran 2 Perolehan data uji coba variabel penelitian
Lampiran 3 Hasil validitas uji coba angket variabel penelitian
Lampiran 4 Data perolehan angket variabel penelitian
Lampiran 5 Hasil validitas angket variabel penelitian
Lampiran 6 Nama-Nama Pegawai (Responden) pada Kantor Camat Telukdalam
Lampiran 7 Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 8 Tabel Durbin Watsen
Lampiran 9 Daftar Nilai-nilai tabel t dan tabel f
Lampiran 10 Hasil olahan penelitian
ABSTRAK
PENGARUH KOMPETENSI DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT
TELUK DALAM KABUPATEN NIAS SELATAN
Oleh:
ITASANULO DUHA
NPM.111001210456
Dosen Pembimbing:
Alwinda Manao, S.E.,M.M dan Reaksi Zagoto, S.E.,M.M
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang pengaruh kompetensi dan
pengalaman kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten
Nias Selatan. Tujuan penelitian ini untuk pengaruh kompetensi dan pengalaman
kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias
Selatan. Metode yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil yang dapat
menunjukkan bahwa: kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi = 0,553 dan nilai
thitung = (6,947) > ttabel (1,703) dan tingkat signifikan sebesar 0,000 < (0,05).
Pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi = 0,291 dan nilai thitung = (3,093) >
ttabel (1,703) dan tingkat signifikan sebesar 0,005 < (0,05). Dengan nilai Fhitung =
41,365 > Ftabel = 3,354 pada df = n-k-1 atau 30-2-1= 27 dengan α = 5%. Bila
kompetensi ditingkatkan sebesar 1% maka kinerja pegawai akan meningkat
sebesar = 553 atau 55,3% hal ini berarti bahwa semakin tinggi pelaksanaan
kompetensi bagi pegawai. Saran ada baiknya kompetensi dan pengalaman kerja
Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan untuk membantu dalam
meningkatkan kinerja pegawai dan sekaligus juga meningkatkan loyalitas
pegawai.
Kata kunci: kompetensi, pengalaman kerja dan kinerja pegawai.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangannya sumber daya manusia (SDM) merupakan aset
terpenting setiap organisasi manapun, baik organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta dalam pengelolaan organisasi. Hal ini disebabkan peran sumber
Daya Manusia (SDM) sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan
operasional organisasi/ perusahaan. Ada anggapan bahwa sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi seperti modal, bangunan dan mesin tidak bisa
memberikan hasil yang optimum bahkan tidak akan berjalan apabila tidak
didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang optimum atau
dengan kata lain, produktivitas organisasi sangat ditentukan oleh kompetensi
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki.
Pentingnya keberadaan sumber daya manusia dalam organisasi berawal
dari semakin diperlukannya fungsi sumber daya manusia untuk pelaksanaan dan
pengembangan organisasi. Fungsi sumber daya manusia tersebut berawal dari
fungsi administrasi sampai fungsi manajemen dan fungsi strategis. Sejalan dengan
meningkatnya tuntutan organisasi, maka semakin besar tanggung jawab yang
harus diemban oleh bagian sumber daya manusia dalam mengelola dan
mengembangkan Pegawai karena Pegawai harus mampu melaksanakan tugas-
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tuntutan organisasi tersebut. Oleh karena
itu, kegiatan sumber daya manusia terus berkembang, yaitu dari kegiatan yang
bersifat administratif ke arah yang bersifat manajerial dan strategis.
2
Kompetensi terdiri dari sejumlah perilaku kunci yang dibutuhkan untuk
melaksanakan peran tertentu untuk menghasilkan prestasi atau kinerja kerja yang
memuaskan. Perilaku ini biasanya dibutuhkan secara konsisten oleh para pegawai
yang melakukan aktivitas kerja. Perilaku tanpa maksud dan tujuan tidak bisa
dinamakan sebagai kompetensi.Penentuan tingkat kompetensi yang berbasis
sumber daya manusia dibutuhkan agar dapat mengetahui tingkat prestasi atau
kinerja yang diharapkan untuk kategori baik atau rata-rata.
Kompetensi selalu mengandung maksud atau tujuan yang merupakan
dorongan motif atau trait yang menyebabkan suatu tindakan untuk memperoleh
suatu hasil yakni kinerja kerja pegawai. Peningkatan kinerja Pegawai secara
perorangan akan memberikan kompetensi bagi kinerja sumber daya manusia
secara keseluruhan. Oleh karena itu penilaian kinerja merupakan suatu hal yang
tidak dapat dipisahkan dengan organisasi dan sumber daya manusia yang
kompetensi.
Pengalaman kerja pegawai juga menentukan tingkat pelayanan yang
dilakukan terhadap masyarakat. Semakin lama seorang pegawai pada bidangnya
maka semakin mahir dalam melakukan pelayanan, dan sebaliknya. Kondisi yang
terjadi di Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan menunjukkan bahwa
banyak pegawainya yang baru, hal ini disebabkan oleh seringnya pelaksanaan
mutasi di lingkungan pemerintah Kabupaten Nias Selatan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis, bahwa
wewenang yang di berikan tidak sesuai dengan struktur organisasi yang telah
disusun, kemampuan yang dimiliki oleh pegawai tidak sesuai dengan
3
wewenangnya. Sehingga tanggung jawab masih kurang dijalankan secara optimal,
seperti dalam melaksanakan suatu pekerjaan serta kurang interaksi antar pegawai.
Artinya kinerja pegawai dapat menurun karena sering mengabaikan serta
kurangnya memahami dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka, penulis tertarik untuk meneliti
Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
1.2 Identifikasi Masalah
Yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Keterbatasan jumlah SDM
2. Pendidikan pegawai yang minim
3. Pelatihan yang minim
4. Kurangnya pengalaman individu
1.3 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan dana, waktu dan buku referensi, maka penulis
membatasi penelitian ini pada kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan
1.4 Rumusan masalah
Untuk merumuskan penelitian supaya lebih terfokus dan terarah, maka
penulis merumuskannya sebagai berikut:
a. Adakah Pengaruh Kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan?
b. Adakah Pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan?
4
c. Adakah Pengaruh Kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi terhadap kinerja pegawai
Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan pengalaman kerja
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Camat Telukdalam Kabupaten
Nias Selatan.
1.6. Manfaat Penelitian
Bertitik tolak pada tujuan penelitian yang dikemukakan, dari hasil
penelitian ini nantinya, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat koreksi, pertimbangan dan fokus
perhatian Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan untuk
meningkatkan produktifitas bawahannya.
2. Bagi STIE Nias Selatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan menambah referensi
perpustakaan STIE Nias Selatan.
3. Bagi Peneliti
5
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya yang
berkaitan dengan disiplin ilmu yang diteliti, serta memperoleh gambaran
yang lebih rinci mengenai kompetesi dan pengalaman kerja serta kinerja
pegawai.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai hal-hal yang
dibahas dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang komposisinya
sebagai berikut: Bab satu, merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar
belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab dua, membahas
mengenai tinjauan literatur merupakan bagian konseptual, kerangka teoritis,
beberapa teori-teori yang berhubungan langsung dengan variabel-variabel
penelitian sebagai dasar dan pedoman pembahasan, indikator variabel penelitian,
penelitian terdahulu, kerangka berpikir, hipotesis penelitian. Bab tiga, metode
penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel,
defenisi operasional variabel, data penelitian, metode analisis data, pengujian
instrumen penelitian, pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Bab empat
hasil dan pembahasan yang menguraikan tentang gambaran umum objek
penelitian, deskriptif data variabel penelitian, pengujian instrumen penelitian,
pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis, analisis pambahasan. Bab lima
merupakan bab yang berisi tentang penutup, kesimpulan dan saran.
6
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Kerangka Konseptual
Pada penelitian ini konsep dasar yang digunakan adalah konsep
kompetensi, konsep pengalaman kerja dan konsep kinerja pegawai. Konsep ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara beberapa variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
2.1.1 Konsep Kompetensi
Kompetensi sangat penting didalam suatu organisasi untuk mencapai
suatu tujuan yang akan dicapai menurut Wibowo (2012:324) kompetensi adalah
suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas
serta didukung oleh setiap pekerjaan tersebut. Menurut Spencer dalam Wibowo
(2012:325) bahwa kompetensi merupakan landasan dasar karakteristik orang dan
mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir, mengamankan situasi, dan
mendukung untuk periode waktu cukup lama.
Menurut Mcclelland dalam Moehoeriono (2009:4) bahwa kompetensi
adalah sebagai karakteristik dasar personal yang menjadi penentu sukses tidaknya
seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau pada suatu situasi tertentu.
Berdasarkan konsep kompetensi di atas, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh
seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dan juga sebagai dasar orang
dalam mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir, mengamankan situasi, dan
mendukung untuk periode waktu cukup lama dalam suatu organisasi.
7
2.1.2 Konsep Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja seseorang sangat ditentukan oleh rentan waktu
lamanya seseorang menjalani pekerjaan tertentu. Menurut Hasibuan (2000:34)
bahwa pengalaman (senioritas) yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya
pengalaman kerja seseorang, orang yang terlama dalam perusahaan mendapat
perioritas utama dalam tindakan promosi.
Sedangkan menurut Manulang (2003:15) dalam Ismanto (2005)
pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan
tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan pegawai tersebut dalam
melaksanakan tugas pekerjaan, berarti pengalaman kerja itu sangat penting untuk
melihat pengetahuan dan keterampilan individu, karena semakin lama pengalaman
kerja pegawai pada bidangnyanya semakin besar tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya.
Berdasarkan konsep pengalaman kerja di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan
seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
2.1.3 Konsep Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi.
Sedangkan kinerja organisasi adalah hasil kerja yang dicapai organisasi. Menurut
Ruky (2003:209) kinerja pegawai merupakan suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
ketrampilan dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang dimiliki pegawai
8
perilaku ini biasanya ditunjukkan secara konsisten oleh kepala pekerja yang
melakukan aktivitas kinerja.
Menurut Rivai (2010:198) kompetensi pada umunya diartikan sebagai
kecakapan, ketrampilan, kemampuan. Menurut Boulter, Dalziel dan hill (2003),
Dalam sutrisno (2009:203) kompetensi adalah suatu karakteristik dasar dari
seseorang yang memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan,
peran atau situasi tertentu.
Kemudian beberapa para ahli mengemukakan beberapa defenisi
kompetensi. Menurut Thoha (2008:4) kompetensi didefenisikan sebagai kapasitas
yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi
apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi atau instansi sehingga
instansi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Thoha
(2008:4) bahwa kompetensi merupakan konsep dasar yang berhubungan dengan
orang, yaitu menunjukkan demensi perilaku yang melandasi prestasi unggul
(competent).
Berdasarkan konsep di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
kompetensi merupakan pengetahuan,keterampilan dan kemampuan yang dikuasai
oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dia mampu
melakukan perilaku-perilaku kognitif yang baik dilingkungan organisasi.
2.2 Kerangka Teoritis
2.2.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai
Kompentensi yang terdiri dari jumlah perilaku kunci yang dibutuhkan untuk
melaksanakan peran tertentu untuk menghasilkan kineraj pegawai yang
memuaskan. Menurut Hutapea dan Thoha (2008:3) bahwa kompetensi yang
9
didefinisikan sebagai gambaran tentang apa yang harus diketahui atau dilakukan
agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Menurut Husaini Usman
(2011:489) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman
kerja maka akan semakin tinggi kinerja yang ditampilkan. Menurut Foster
(2001:332) menyatakan bahwa dimensi pengalaman kerja dapat dilihat dari lama
waktu atau masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilik, serta
jenis pekerjaan.
Menurut Mitrani dalam Usmara (2002:109) bahwa kompetensi adalah bagian
kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang
dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Menurut
Sedarmayanti (2008:126) bahwa kompetensi adalah karakteristik mendasar yang
dimiliki seseorang yang berpengaruh langsung terhadap kinerja sebagai hasil
usaha seseorang yang memiliki kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.
Berdasrkan teoritis di atas, maka dapat bahwa kompetensi sebagai
kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di
tempat kerja, termasuk di antaranya kemampuan seseorang untuk mentransfer dan
mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan tersebut dalam situasi yang baru
dan meningkatkan manfaat yang disepakati dalam mencapai tujuan organisasi.
2.2.2 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai bagi seorang
pemimpin adalah sangat penting untuk diketahui disebuah organisasi. Menurut
Moeheriono, 2012:6) kompetensi adalah dimensi tindakan tersebut dipakai oleh
pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaan dengan memuaskan dan apa yang
diberikan pegawai dalam bentuk yang berbeda-beda dan tingkatan kinerjanya
10
kompetensi mempunyai hubungan dengan kinerja menunjukkan kompetensi
berpengaruh terhadap kinerja.
Menurut Wibowo (2012:8) kompetensi adalah kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki pegawai sebagai hasil usaha seseorang yang memiliki
kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.
Menurut Rivai dan Basri (2005:131) pengalaman kerja proses pembentukan
pengetahuan atau ketrampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan
pegawai tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan.
Menurut Manulang (1984:15) pengalaman kerja merupakan ukuran
tentang lama waktu Seorang atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat
memahami tugas-tugas suatu pekerjaan melaksanakan dengan baik. pegawai yang
berpengalaman akan memiliki rasa percaya diri yang cukup besar. Seorang
pegawai yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam
bidangnya juga memiliki kemampuan melihat ke depan dalam peningkatan
perkembangan lembaga yang dinaunginya. Di samping itu pengetahuan dan
pengalaman yang cukup bagi seorang pegawai akan memiliki juga kematangan
kerja pegawai yang memiliki kematangan kerja (kecakapan) tinggi di dalam
bidangnya memiliki juga pengetahuan, kepandaian dan pengalaman untuk
melakukan tugas tanpa tergantung dari pengaruh orang lain. Pertambahan
pengertian serta pengayaan informasi pengalaman masa lalu akan sangat berguna
dalam mendukung pengetahuan yang dimiliki bilamana seorang pimpinan atau
manajer dalam menghadapi masalah-masalah baru melalui pengalaman kerja yang
cukup panjang bagi seorang pegawai diharapkan dapat menjadi seorang memiliki
11
tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek teknis peralatan
dan teknik pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman
kerja sangat berhubungan dengan kinerja pegawai, dalam pengalaman kerja yaitu
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki seseorang dapat meningkatkan
manfaat yang disepakati dalam mencapai tujuan organisasi.
2.2.3 Pengaruh Kompetensi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai
Kompentensi yang terdiri dari jumlah perilaku kunci yang dibutuhkan
untuk melaksanakan peran tertentu untuk menghasilkan kinerja pegawai yang
memuaskan Ruky (2003:209). Perilaku ini biasanya ditunjukkan secara konsisten
oleh kepala pekerja yang melakukan aktivitas kerja. Menurut McClelland dalam
Usmara (2002:209) hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi yang bersifat
non akademiik, skills, kecepatan mempelajari jaringan kerja, dan sebagainya
berhasil memprediksi prestasi individu dalam pekerjaanya. Menurut Hersey and
Blanchard (2005:209) kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan
dan tingkat kemampuan tertentu.
Menurut Rivai dan Basri (2005:212) bahwa ada tiga alasan pokok
perlunya mengadakan penilaian terhadap kinerja Pegawai:
1. Untuk mendorong perilaku yang baik atau memperbaiki serta mengikis
kinerja (prestasi) di bawah standar. Orang-orang yang berkinerja baik
mengharapkan imbalan, walau sekedar pujian.
12
2. Untuk memuaskan rasa ingin tahu Pegawai tentang seberapa baik kerja
Pegawai. Setiap orang memiliki dorongan ilmiah untuk ingin mengetahui
seberapa cocok seseorang dengan organisasi tempat orang tersebut bekerja
Seorang Pegawai mungkin tidak suka dinilai, tetapi dorongan untuk
mengetahui hasil penilaian ternyata sangat kuat
3. Untuk memberikan landasan yang kuat bagi pengambilan keputusan
selanjutnya sehubungan dengan karir seorang pegawai.
Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja pegawai merupakan kualitas dan kuantitas kerja yang berasal dari hasil
kopentensi kerja pegawai, kinerja pegawai bergantung pada kualitas dan kuantitas
kerja pegawai yang bekerja disuatu organisasi.
2.2.4 Teori Kompetensi
2.2.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi
Sebagian besar perusahaan memakai kompetensi sebagai dasar dalam
memilih orang, mengelola kinerja, pelatihan dan pengembangan serta pemberian
kompensasi. Menurut Prihadi (2004:17) bahwa komponen utama kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang saling terkait
mempengaruhi sebagian besar jabatan (peranan atau tanggung jawab),
berkorelasi dengan kinerja pada jabatan tersebut, dan dapat diukur dengan
standar-standar yang dapat diterima, serta dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya
pelatihan dan pengembangan.
Menurut Hutapea dan Thoha (2008:28) bahwa ada empat komponen
utama pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang,
kemampuan, pengalaman, dan perilaku individu. Keempat komponen utama
13
dalam kompetensi dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang dan
kompetensi yang mudah diperoleh dan mudah diidentifikasi.
2. Keterampilan
Faktor yang juga ikut mensuk serta pencapaian tujuan organisasi adalah
faktor keterampilan pegawai yang mempunyai keterampilan kerja yang
baik, maka akan mempercepat pencapaian tujuan organisasi, sebaliknya
pegawai yang tidak terampil akan memperlambat tujuan organisasi.
3. Perilaku
Disamping pengetahuan dan ketrampilan pegawai, hal yang perlu
diperhatikan adalah sikap perilaku kerja pegawai.
4. Pengalaman kerja
Banyak perusahaan atau organisasi yang kerapkali menganggap bahwa
pengalaman sebagai indikator yang tepat dari kemampuan dan sikap yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Menurut Manullang (2002:84) bahwa pengalaman kerja adalah proses
pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan
karena keterlibatan pegawai tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan.
Sedangkan Knoers dan Hadinoto (2001:19) bahwa pengalaman kerja adalah
sebagai suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi
bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau atau bisa
14
diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola
tingkah laku yang lebih tinggi.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan suatu alat yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk
mengetahui kemampuan seseorang, dengan standar yang telah ditentukan maka
akan dengan mudah untuk mengetahui perbedaan kompetensi yang dimiliki satu
pegawai dengan pegawai yang lainnya.
2.2.4.2 Manfaat Kompetensi
Kompetensi diyakini bisa lebih menjamin keberhasilan mencapai tujuan.
Menurut Rylatt dan Lohan (2003:120) kompetensi memberikan beberapa manfaat
kepada pegawai sebagai berikut :
1. Pegawai kejelasan relevansi pembelajaran sebelumnya, kemampuan untuk
mentransfer keterampilan, nilai, dari kualifikasi yang diakui, dan potensi
pengembangan karir.
a. Adanya kesempatan bagi pegawai untuk mendapatkan pendidikan
dan pelatihan melalui akses sertifikasi nasional berbasis standar
yang ada.
b. Penempatan sasaran sebagai sarana pengembangan karier
c. Kompetensi yang ada sekarang dan manfaatnya akan dapat
memberikan nilai tambah pada pembelajaran dan pertumbuhan.
d. Pilihan perubahan karir yang lebih jelas untuk berubah pada
jabatan baru, seseorang dapat membandingkan kompetensi
mereka sekarang dengan kompetensi yang diperlukan untuk
jabatan baru.
2. Organisasi pemetaan yang akurat mengenai kompetensi angkatan kerja
yang ada yang dibutuhkan.
a. Meningkatnya efektifitas rekrutmen dengan cara menyesuaikan
kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dengan yang
dimiliki pelamar.
b. Pendidikan dan pelatihan difokuskan pada kesenjangan
15
keterampilan dan persyaratan keterampilan perusahaan yang lebih
khusus.
c. Akses pada pendidikan dan pelatihan yang lebih efektif dari segi
biaya berbasis kebutuhan industri dan identifikasi penyedia
pendidikan dan pelatihan internal dan eksternal berbasis
kompetensi yang diketahui.
Menurut Dharma (2005:99) manfaat kompetensi mengembangkan secara
bersama dengan kompetensi pada butir-butir tersebut di atas, manfaat kompetensi
dipakai sebagai model kompetensi untuk suatu pekerjaan yang menarik. Menurut
Ruky (2006:107) bahwa terdapat berbagai alasan dan manfaat kompetensi yaitu :
1. Memperjelas standar kerja dan arahan yang ingin dicapai
keterampilan, pengetahuan dan karateristik apa saja yang
dibutuhkan dalam pekerjaan.
2. Alat seleksi pegawai
Penggunaan kompetensi sebagai alat seleksi pegawai dalam
organisasi untuk memilih calon pegawai terbaik yaitu diharapkan
adanya kejelasan perilaku dari pegawai, sasaran yang efektif,
memperkecil biaya rekrukmen.
3. Memaksimalkan produktivitas
Mencapai pegawai bila dikembangkan untuk menutupi
kesenjangan dalam keterampilan sehingga mamapu maksimal
dalam bekerja.
4. Dasar pengembangan sistem remunerasi.
Untuk mengembangkan sistim remunerasi akan terarah dan
transparan dengan mengaitkan sebanyak mungkin keputusan
dengan suatu set perilaku yang diharapkan yang ditampilkan dari
seseorang pegawai.
5. Memudahkan adaptasai terhadap perubahan.
Untuk menetapkan keterampilan apa saja yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan yang selalu berubah.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi yang dimiliki oleh seseorang memiliki banyak manfaat baik bagi
perusahaan maupun pada pribadi pegawai yang bersangkutan.
16
2.2.5 Teori Pengalamana Kerja
2.2.5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja
Mengingat pentingnya pengalaman kerja dalam suatu perusahaan, maka
dipirkan juga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja.
Menurut Hani T Handoko (2002:35) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pengalaman kerja adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan, kursus, latihan, bekerja.
Untuk menunjukan apa yang telah dilakukan seseorang diwaktu yang lalu.
2. Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau
kemampuan jawab dan seseorang.
3. Sikap dan kebutuhan (attitudes and needs) untuk meramalkan tanggung
jawab dan wewenang seseorang.
4. Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulatif untuk mempelajari
kemampuan penilaian dan penganalisaan.
5. Ketrampilan dan kemampuan tehnik, untuk menilai kemampuan dalam
pelaksanaan aspek-aspek tehnik pekerjaan.
Djauzak (2004:57) bahwa faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
pengalaman kerja seseorang adalah waktu, frekuensi, jenis, tugas, penerapan, dan
hasil. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Waktu
Semakin lama seseorang melaksanakan tugas akan memperoleh
pengalaman bekerja yang lebih banyak.
b. Frekuensi
Semakin sering melaksanakan tugas sejenis umumnya orang tersebut
akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik.
c. Jenis tugas
17
Semakin banyak jenis tugas yang dilaksanakan oleh seseorang maka
umunya orang tersebut akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih
banyak.
d. Penerapan
Semakin banyak penerapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
seseorang dalam melaksanakan tugas tentunya akan dapat
meningkatkan pengalaman kerja orang tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disipulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pengalaman kerja merupakan pengalaman kerja yang cukup
panjang bagi seorang pegawai diharapkan dapat menjadi seorang yang sukses
dalam mewujutkan visi dan misi organisasinya.
2.2.6 Teori Kinerja Pegawai
2.2.6.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Menurut Mangkunegara (2005:30) Kinerja (performance) dipengaruhi oleh
tiga faktor:
1. Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar
belakang, dan demografi.
2. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude (sikap) personality
(kepribadian), pembelajaran, dan motivasi
3. Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur, dan job design
Menurut Timple Mangkunegara (2005:34) faktor-faktor kinerja terdiri dari
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional), yaitu faktor
yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Faktor eksternal, yaitu faktor
faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti
perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan,
fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor-faktor internal dan eksternal ini
18
merupakan jenis-jenis atribusi yang mempengaruhi kinerja seseorang.
Menurut Mangkunegara (2005), faktor penentu prestasi kerja individu
dalam organisasi adalah faktor individu dan faktor lingkungan
1. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisiknya. Konsentrasi yang
baik ini merupakan modal utama individu untuk mampu mengelola dan
mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan
kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam
mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara
lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang
menantang, dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif
memadai.
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setidaknya ada dua
faktor yang mampu memepengaruhi prestasi kerja pegawai yaitu faktor individu
dan faktor lingkungan.
2.2.6.2 Penilai Kinerja Pegawai
Penilaian kinerja merupakan sebuah proses formal untuk melakukan
peninjauan ulang dan evaluasi kerja seseorang secara periodik. Menurut Handoko
(2005:198) bahwa penilaian kerja merupakan proses melalui mana organisasi-
organiasasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Sedangkan
menurut Panggabean (2004:87) bahwa penilaian kerja adalah evaluasi yang
19
sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan
ditunjukkan untuk pengembangan.
Menurut Simamora (2004:548) bahwa penilaian kinerja pegawai yaitu:
1. Tingkat kedisplinan pegawai sebagai suatu bentuk pemenuhan
kebutuhan organisasi, yang dijabarkan dalam penilaian terhadap
ketidakhadiran, keterlambatan, dan lama waktu kerja.
2. Tingkat kemampuan pegawai sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan
organisasi untuk memperoleh hasil, penyelesaian tugas yang
terandalkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas kerja yang
dicapai oleh seorang pegawai.
3. Perilaku-perilaku inovatif dan spontan diluar persyaratan-
persyaratan tugas formal untuk meningkatkan efektivitas organisasi,
antara lain dalam bentuk kerjasama yang kreatif serta sikap lain yang
menguntungkan.
Berdasarkan berbagai pengertian penilaian kinerja diatas secara umum
dapat dapat disimpulkan bahwa penilaian kerja merupakan alat untuk mengukur
wujud atau keberhasilan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi agar
mencapai tujuannya tersebut.
2.3 Indikator Variabel Penelitian
2.3.1 Indikator Kompetensi
Menurut Hutapea (2008:15), terdapat 5 (lima) dimensi kompetensi yang
harus dimiliki oleh semua individu, dengan indikator :
1. Task skill, adalah keterampilan untuk melaksanakan tugas-tugas rutin
sesuai dengan standar di tempat kerja.
2. Task management skill, adalah keterampilan untuk mengelola serangkaian
tugas yang berbeda dan muncul dalam pekerjaan.
3. Contigency management skill, adalah keterampilan dalam mengambil
tindakan cepat dan tepat bila timbul suatu masalah dalam pekerjaan.
20
4. Job role environment skill, adalah keterampilan untuk bekerja sama serta
memelihara keamanan lingkungan kerja.
5. Transfer skill, adalah keterampilan untuk beradaptasi dengan lingkungan
kerja.
Menurut Hasibuan (2012:86) mengemukakan secara umum ada beberapa
indikator kompetensi yaitu:
1. Gaji
2. Upah
3. Upah insentif
4. Asuransi
5. Vasilitas kantor
6. Tunjangan
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulakan bahwa indikator
kompetensi adalah kemempuan melakukan kompetensi adalah kemampuan
melakukan komunikasis yang dibutuhkan oleh organisasi dalam pelaksanaan
tugas pokok yang disertai dengan penentuan gaji.
2.3.2 Indikator Pengalaman Kerja
Ada beberapa hal juga untuk menentukan berpengalaman tidaknya seorang
pegawai yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja. Menurut Foster
(2001:43) yaitu :
a. Lama waktu/ masa kerja.
Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang
dapat memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan
dengan baik.
b. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
21
Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau
informasi lain yang dibutuhkan oleh pegawai.
c. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.
Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek – aspek tehnik
peralatan dan tehnik pekerjaan.
2.3.3 Indikator Kinerja Pegawai
Indikator adalah variabel yang menunjukan satu kecenderungan yang
dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan. Menurut Mangkunegara
(2009:75) bahwa indikator kinerja pegawai sebagai berikut:
a. Tingkat Kecepatan pelayanan
b. Tingkat ketepatan pelayanan
c. Tingkat kenyamanan
d. Tingkat kemurahan
e. Jumlah sumber daya manusia
f. Kulaitias sumber daya manusia
g. Kelancaran Transportasi
h. Kesejahteraan masyarakat
Menurut Prawirosentono (2000:154) sebagai indikator kinerja pegawai
berikut:
1. Pengetahuan atas pekerjaan, kejelasan pengetahuan atas tanggung jawab
pekerjaan yang menjadi tugas pegawai.
2. Mutu pekerjaan, ketelitian dan ketepatan pekerjaan.
3. Produktivitas, jumlah pekerjaan yang dihasilkan dibandingkan dengan waktu
yang digunakan.
22
4. Kerjasama, kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan sikap yang
konstruktif dalam tim.
5. Kepemimpinan, kemampuan mengarahkan dan membimbing bawahan,
sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas.
Menurut Robbins (2006:26) ada beberapa indikator dalam kinerja
pegawai yaitu:
a. Produktifitas.
Produktifitas adalah kuantitas dan efesiensi kerja yang dihasilkan
dalam periode waktu tertentu.
b. Pengetahuan pekerjaan.
Pengetahuan pekerjaan adalah keterampilan dan informasi praktis atau
teknis yang digunakan pada pekerjaan.
c. Bisa diandalkan.
Sejauhmana seorang pegawai bisa diandalkan atas penyelesaian dan
tidak lanjut tugas.
d. Kehadiran.
Kehadiran adalah sejauhmana pegawai tepat waktu, mengamati
periode istirahat atau makan yang ditentukan dan catatan kehadiran
secara keseluruhan.
e. Kemandirian.
Kemandirian adalah sejauhmana pekerjaan yang dilakukan tanpa
pegawasan.
Dari beberapa uraian teori diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
indikator kinerja pegawai adalah kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, pelaksanaan
tugas, tanggungjawab kerja, produktifitas, pengetahuan pekerjaan, bisa
diandalkan, kehadiran, kemandirian pegawai didalam organisasi.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang relevan dengan penulis ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh: Penelitian yang dilakukan oleh Raflin Siregar 2011 dengan Judul
Pengaruh Kompetensi dan pengalaman kerja terhadap Kinerja Pegawai pada
Dinas Pendapatan Tapanuli Tengah. Hasil penelitian menunujukan bahwa 1) Ada
23
pengaruh yang positif dan siginifikan antara Kompetensi dengan Kinerja Pegawai
Dinas Pendapatan Tapanuli Tengah, dengan harga r hitung 0,429 dan harga sig
sebesar 0,000 yang berarti probabilitas kesalahan lebih kecil dari 5%. 2) Ada
pengaruh yang positif dan siginifikan antara pengalaman kerjadengan Kinerja
Pegawai dengan harga r hitung 0,471 dan harga sig sebesar 0,000 yang berarti
probabilitas kesalahan lebih kecil dari 5%. 3) Hal ini berarti 57,1% variansi
Kinerja Pegawai dapat dijelaskan oleh kombinasi pengaruh Kompetensi dan
pengalaman kerja. Dengan demikian keseluruhan uji analisis mendukung hipotesis
yang diajukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Kadirman (2001) dengan judul: “pengaruh
kepemimpinan dan motivasi terhadap prestasi kinerja pegawai pada Kantor Dinas
Pendidikan Sidoarjo, penelitian ini menitik beratkan pada dampak dari peran
pemimpin yang mempengaruhi penyelesaian masalah pegawai, sehingga
diperoleh kesimpulan bahwa peran pimpinan mempengaruhi kinerja pegawai.
Agus (2009) dengan judul “hubungan prestasi kerja Terhadap Kinerja pegawai di
Kantor Camat Siantar. Hasil pengolahan data, diketahui bahwa koefisien korelasi
antara variabel X dengan variabel Y adalah sebesar rhitung inidengan rtabel = 0,374
untuk N= 38 pada taraf signifikan 5% dimana rhitung ≥ r tabel.
Penelitian yang dilakukan Yuniarti Rapang (2002) “pengaruh kompetensi
dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Petra Jaya Lestari” penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap
kinerja karyawan pada PT. Petra Jaya Lestari” penelitian ini mengambil sampel
sebanyak 45 karyawan pada “PT. Petra Jaya Lestari”. pengambilan sampel dalam
24
penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh atau sensus karena jumlah
populasi sedikit dan terbatas. Analisis yang digunakan adalah regresis berganda
dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 analisis di dapatkan dari persamaan
regresis yaitu: Y=0,560 X1 + 0,282 X2 hasil penelitian ini menunjukkan 2 hal.
Pertama terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kompetensi dan motivasi
terhadap kinerja karyawan yang dibuktikan dengan hasil regresis dengan tingkat
signifikan 0,000 (lebih kecil dari pada 0,05). Hasil tersebut menunjukkan hasil
hipotesis yang menyatakan bahwa berpengaruh terhadap kinerja karyawan dapat
diterima. PT. Petra Jaya Lestar.
2.5 Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan telaah pustaka yang telah dikemukan
sebelumnya, bahwa kompetensi merupakan bahwa kompetensi merupakan faktor
mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang
membuatnya berbeda dengan seseorang yang mempunyai kemampuan rata-rata
atau biasa saja, sedangkan pengalaman kerja merupakan pengetahuan atau
keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari
perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu.
Kedua hal ini akan mempengaruhi kinerja pegawai, maka kerangka berpikir dari
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
25
Gambar. 2.1
Kerangka Berpikir
Ketarangan:
X1 = Kompetensi
X2 = Pengalaman Kerja
Y = Kinerja Pegawai
2.6 Hipotesis Penelitian
Yang menjadi anggapan dasar atau hipotesa dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Diduga ada pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
2. Diduga ada pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
3. Diduga ada pengaruh Kompetensi dan Pengalaman kerja secara terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
Kompetensi (X1)
Parsial
Parsial
Kinerja Pegawai Simultan
Pengalaman Kerja (X2)
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat
asosiatif dengan metode penelitian deskriptif untuk mengkaji populasi besar
maupun yang kecil dengan menyeleksi dan menggambarkan variabel penelitian,
yaitu kompetensi dan pengalaman kerja sebagai variabel bebas dan kinerja
pegawai sebagai variabel terikat.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi Penelitian
Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari
keseluruhan objek yang mempunyai karakteristik tertentu sebagai anggota sampel.
Menurut Sugiyono (2010:55) populasi adalah keseluruhan atau wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan pegawai
Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan sebanyak 30 orang.
3.2.2. Sampel Penelitian
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa
hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat
perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebuah semesta penelitian dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah pegawai pada Kantor Camat
Telukdalam Kabupaten Nias Selatan sebanyak 30 orang. Sampel dalam penelitian
27
ini menggunakan sampling jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel Sugiyono (2010:85) menjelaskan maka seluruh populasi dijadikan sampel.
3.3. Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Kompetensi
Variabel kompetensi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal
mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan
usaha untuk mmemuaskan beberapa kebutuhan individu. Indikator kompetensi
serta nomor item, jumlah semua item berdasarkan pada kisi-kisi angket dimuat
melalui tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Indikator Instrumen Kompetensi
Variabel Indikator Urut soal Jumlah Soal
Kompetensi
(X1)
6. Task skill
7. Task management skill
8. Contigency management skill,
9. Job role environment skill
10. Transfer skill
1,2,
3,4,
5,6
7,8,
9,10
2
2
2
2
2
Sumber: Moeheriono (2010)
3.3.2 Variabel Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja adalah remunerasi finansial yang diberikan oleh
organisasi kepada pegawainya sebagai imbalan atas kerja pegawai..
Tabel 3.2
Indikator Instrumen Pengalaman Kerja
Variabel Indikator Urut soal Jumlah
Soal
Pengalaman
kerja X2
1. Lama kerja atau masa kerja.
2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki.
3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan
peralatan.
11,12,13
14,15,16
17,18,19,20
3
3
4
Sumber. Foster (2001)
28
3.3.3 Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam
menjalankan berbagai jenis aktivitas. Kinerja diukur dengan Menggunakan
indikator-indikator sebagai berikut:
Tabel 3.3
Indikator Instrumen Kinerja Pegawai
Variabel Indikator Urut soal Jumlah Soal
Kinerja
Pegawai
(Y)
1. Pengetahuan atas pekerjaan
2. Mutu pekerjaan
3. Produktivitas
4. Kerjasama,
5. Kepemimpinan
21,22
23,24
25,26
27,28
29,30
2
2
2
2
2
Sumber: Prawirosentono 2000
3.4. Data Penelitian
3.4.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis datadalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari responden. Sumber data dalam penelitian ini adalah
melalui pengedaran angket kepada rensponden.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: Teknik angket atau koesioner yang bersifat tertutup. Pemilihan teknik
pengukuran skala likert didasarkan pada skala data penelitian yang bersifat
interval. Instrumen penelitian yang digunakan dalam skala likert menuju pada 5
alternatif jawaban dan 5 jumlah skor sebagai berikut:
1. Sangat Setuju/ diberi skor = 5
2. Setuju/ diberi skor = 4
29
3. Kurang Setuju/ diberi skor = 3
4. Tidak Setuju/ diberi skor = 2
5. Sangat tidak Setuju/ diberi skor = 1
3.5 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis atau mengolah data tersebut sesuai dengan data yang ada.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi
berganda. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kompetensi dan pengalaman
kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias
Selatan digunakan regresi berganda merupakan teknik analisis statistik untuk
menjelaskan keterkaitan variabel terikat dengan variabel bebas maka persamaan
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Atau persamaan regresi liner sebagai berikut:
Y= +
Keterangan:
Y = Variabel Terikat
= Konstanta
1 = Koefisien persamaan regresi prediktor X1
2 = Koefisien persamaan regresi prediktor X2
X1, X2 = Variabel Bebas
e = Faktor pengganggu
Untuk mengestimasi koefisien regresinya, persamaan di atas dapat
menggunakan persamaan berikut Supranto (2009:243)
30
Keterangan:
= Variabel terikat yang diprediksikan
= Konstanta
= Koefisien regresi yang diprediksikan
X = Variabel bebas
Nilai koefisien regresi dan konstanta dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut Supranto (2009:95):
Keterangan:
= Nilai rata-rata Xi
X = Nilai rata-rata Yi
= Selisih nilai X1 dengan nilai X
= Selisih nilai Yi dengan nilai
Dalam penelitian ini, metode analisis data adalah analisis regresi
sederhana dengan menggunakan alat bantu pengolah data SPSS 16.0 for windows.
3.6. Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, maka instrumen
terlebih dahulu dilakukan uji coba dengan melakukan uji validitas untuk
memastikan instrumen penelitian sebagai alat ukur yang akurat dan dapat di
percaya.
31
1.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang
ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin di ukur kuesioner
di katakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan, dan dapat
mengukur data variabel yang di teliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
kuesioner menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang variabel yang di maksud. Uji validitas yang dilakukan yaitu
dengan analisis butir mengkorelasi skor yang ada pada butir dengan skor total.
Sedangkan rumus yang di gunakan dalam mengukur validitas instrumen ini adalah
rumus productmoment dari Umar, (2002:99) dengan rumus sebagai berikut:
r =
√( ) ( )
Keterangan:
R = Koefisien korelasi
N = Jumlah subyek
X = Skor setiap item
Y = Skor total
= Kuadrat jumlah skor item
= Jumlah kuadrat skor item
( Y = Kuadrat jumlah skor total
= Jumlah kuadrat skor item
Syarat minimum untuk di anggap memenuhi syarat adalah jika korelasi
antara butir dengan skor total kurang dari 0,632 maka butir dalam instrumen
32
dinyatakan tidak valid. Kriterial untuk uji validitas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel maka instrument valid
Jika rhitung < rtabel maka instrument tidak valid
1.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur dapat dipercaya. Kehandalan berkaitan
dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur konsisten apabila pengukuran
dilakukan berulang pada sampel yang berbeda. Apabila suatu alat ukur digunakan
berulang dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat ukur
tersebut dianggap handal (reliabel). Sebaliknya, bila suatu alat ukur digunakan
berulang dan hasil pengukuran yang diperoleh tidak konsisten dengan hasil
sebelumnya maka alat ukur tersebut dianggap tidak reliabel.
Butir pernyataan akan dinyatakan reliabel dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut:
- Jika rebilitas uji coba ≥ 0.60 maka butir pernyataan tersebut reliabel
- Jika rebilitas uji coba ≤ 0.60 maka butir pernyataan tersebut tidak reliabel
3.7. Pengujian Asumsi Klasik
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan
variabel bebas dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Pengujian distribusi normal dilakukan dengan cara melihat histogram
yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati normal.
33
Disamping itu digunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data
distribusi normal. Jika distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
3.7.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke
pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidakanya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan mengamati scater plot dimana sumbu horizontal
menggambarkan nilai prediksi, sedangkan sumbu vertical menggambarkan nilai
residual kuadrat. Jika scater plot membentuk pola tertentu, maka hal itu
menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas dan jika scater plot menyebar
secara acak maka menunjukan tidak adanya masalah heteroskedastisitas.
3.7.4 Uji Multikolinieritas
Adanya heteroskedastisitas berarti ada varians dalam variabel dalam
model yang tidak sama (konstan). Sebaliknya jika varians variabel memeiliki nilai
yang sama (konstan) disebut sebagai heteroskedastisitas. Untuk menguji adanya
masalah heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis
grafik yaitu mengamati Scater plot dimana sumbu horizontal menggambarkan
nilai prediksi sedangkan sumbu vertikal menggambarkan nilai residual kuadrat
Suliyanto (2008: 243).
a. Jika Scater plot membentuk pola tertentu, maka hal itu menunjukkan adanya
masalah heteroskedastisitas.
34
b. Jika Scater plot menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak
adanya masalah heteroskedastisitas.
Dalam pnelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan alat bantu
pengolah data yaitu statistikal product and service solutions SPSS 15.0 for
Windows.
3.8.Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah varibel-variabel bebas mempunyai pengaruh
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan seberapa besar pengaruhnya.
Sehingga bentuk pengujian yang digunakan adalah: uji parsial, uji simultan, dan
koefisien determinasi.
3.8.1 Uji Parsial (Uji – t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang
dihasilkan dari tiap-tiap variabel independen atau variabel bebas bersifat
signifikan atau tidak terhadap variabel dependen atau variabel tergantungnya.
Dengan kata lain uji – t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa
besar pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t hitung
adalah sebagai berikut Firdaus (2004:77) yaitu:
Keterangan:
b = koefisien regresi
= hipotesis nol
35
sb = kesalahan standar koefisien regresi
Gujarati (2007:66), langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah
a. Menentukan tingkat signifikansi (ɑ) sebesar 0,05 atau 5% dengan degree of
freedom dengan rumus n-k-1 dengan tujuan untuk menentukan t tabel.
b. Membandingkan t hitung dengan t tabel
jika t hitung < t tabel maka variabel bebas secara individu tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika t hitung > t tabel
maka variabel bebas secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
3.8.2 Uji Simultan (uji F)
Uji F digunakan untuk menjelaskan seberapa besar keseluruhan variabel
bebas mampu menjelaskan variabel terikat. Menurut Suliyanto (2008:208) nilai
Fhitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Uji F ini sering
disebut sebagai uji simultan, yang digunakan untuk menguji apakah variabel
bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel
tergantung atau tidak. Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori
goodness of fit atau tidak, kita harus membandingkan nilai F_hitung dengan nilai
F_tabel dengan derajat bebas : df : (k-1), (n-k). Rumus yang digunakan untuk
menghitung besarnya nilai F_hitung adalah sebagai berikut Suliyanto (2008:208):
Keterangan:
F = Nilai F_hitung
R2 = Koefisien determinasi
36
k = Jumlah variabel
n = Jumlah pengamatan (ukuran sampel)
Setelah didapatkan nilai F-hitung melalui rumus di atas, maka untuk
menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut:
Jika F-hitung > F-tabel : Ha ditolak (variabel indenpenden memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependen)
Jika F-hitung < F-tabel : Ho diterima (variabel indenpenden tidak memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen).
3.7.1 Uji Koefisien Determinasi (R²)
Untuk mengukur seberapa besar variabel bebas dapat menjelaskan
variabel terikat, digunakan koefisien determinasi (R²). Nilai R² berada pada
interval 0 < R² < 1. Secara logika, makin baik estimasi model dalam
menggambarkan data maka makin dekat nilai R ke nilai 1 atau sampel mendeteksi
populasinya. Nilai R² dapat diperoleh dengan rumus Suliyanto (2008:166) yaitu:
( Y- Ŷ)
R² = 1-
( Y- Y)²
Keterangan:
R² = Koefisien determinasi
( Y- Ŷ) = Kuadrat selisih nilai Y ril dengan nilai Ŷ prediksi
( Y- Y)² = Kuadrat selisih nilai Y rata-rata
Dalam penelitian ini untuk mengetahui nilai koefisien determinasi (R²)
menggunakan alat bantu penolah data yaitu statistikal product and service
solutions SPSS15.0 for windows.
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif untuk
mengkaji populasi yang besar maupun yang kecil dengan menyeleksi dan
menggambarkan variabel penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Camat
Telukdalam Kabupaten Nias Selatan. Objek dalam penelitian adalah seluruh
pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan. Penelitian ini
menghubungkan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Untuk
mengumpulkan data tersebut dilakukan pengebaran koesioner di Kantor Camat
Telukdalam Jalan Pramuka Nomor 30. Masing-masing variabel dituangkan dalam
bentuk indikator dibuat butir pernyataan (instrumen). Dari hasil yang diperoleh
melalui butir pernyataan, untuk variabel kompetensi sebanyak 10 item pertanyaan,
variabel pengalaman kerja sebanyak 10 item pernyataan, untuk variabel kinerja
pegawai sebanyak 10 item pernyataan dengan responden sebanyak 30 orang.
Telaah Visi Misi dan Program Kecamatan Telukdalam
Mengacu pada prioritas pembpembangunan nasional yang tercantum
dalam RPJMN 2015-2019 dan prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Utara
yang tercantum dalam RPJMD Sumatera Utara tahun 2013-2018 serta merupakan
bagian yang tidak terlepas dari rencana pembangunan jangka panjang daerah
(RPJPD) Kabupaten Nias Selatan tahun 2006-2026, maka ditetapkan visi
pembangunan jangka mengenah daerah tahap- III Kabupaten Nias Selatan tahun
2016-2021 yaitu
38
“Mewujudkan Masyarakat Yang Maju, Sehat, Dan Cerdas, Dengan
Kepemimpinan Yang Melayani , Jujur, Dan Sederhana.”
Penjabaran makna dari Visi tersebut yaitu:
Berdasarkan visi diatas dimanifestasikan kedalam sembilan MISI yang
disebut “SIWA SANUWUSIHONO (sembilan program prioritas)” yaitu:
1. Membangun kultur pemerintahan yang berisi, mandiri, transpara dan
berorientasi pada pelayanan
2. Pemerataan pembangunan dengan skala prioritas yang berbasis desa.
3. Menyediakan sistem pelayanan kesehatan yang mudah dan berkualitas
sebagaimana dimanatkan dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009
4. Menyediakan pendidikan yang berkualiats sebagai mana dalam peraturan
daerah nomor 5 tahun 2011 dan UU nomor 20 tahun 2003.
5. Memperkuat sektor pertanian menuju kemandirian pangan.
6. Mengembangkan ekonomi yang mampu menciptakanlapangan kerja dan
mendatangkan investor.
7. Mengembangkan potensi pariwisata yang berbasis pada sumber daya alam
dan kebudayaan.
8. Membangun generasi muda yang berkrakter, berbudaya dan beriman.
9. Memberikan rasa amandan nyaman ditengan masyarakat.
40
4.1.1 Deskripsi data variabel kompetensi (X1)
Tabel 4.1
Statistik data variabel kompetensi (X1)
N Valid 30
Missing 0
Mean 42.70
Median 43.00
Mode 46a
Std. Deviation 5.200
Variance 27.045
Skewness -.354
Std. Error of Skewness .427
Kurtosis -.985
Std. Error of Kurtosis .833
Range 18
Minimum 32
Maximum 50
Sum 1281
Percentiles 25 38.75
50 43.00
75 47.00
a. Multiple modes exist. The smallest value
is shown
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Dari hasil olahan nilai skor total data variabel kompetensi (X1) Maka dapat
dideskripsikan data untuk mengetahui nilai statistik yaitu:
1. Rata-rata hitung
Rata-rata hitung didapat dari jumlah seluruh nilai data dibagi dengan
banyaknya data. Dari Tabel 4.1 di atas, didapat rata-rata hitung (Mean) sebesar
42.70 dengan nilai( median) atau titik tengah dipreroleh sebesar 43.00 berarti
bahwa 50% data berada di atas 43.00 dan sisanya berada di bawahnya dengan
nilai modus atau nilai yang paling banyak muncul yaitu 47.00.
41
2. Standar deviasi
Standar deviasi adalah akar dari ragam, dimana ragam merupakan jumlah
kuadrat dari selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya
observasi. pada tabel diatas diperoleh standar devisiasi sebesar 5.200.
3 Kemiringan kurva (Skewness)
Kemiringan kurva (skewness) berarti melihat miring tidaknya suatu kurva
distribusi. Dari hasil olahan pada Tabel 4.1 diperoleh Skewnessi sebesar -.354
dengan standar error sebesar .427 maka distribusi data tersebut adalah menceng ke
kiri Sk <0
4. Keruncingan kurva (Kurtosis)
Keruncingan kurva merupakan tingkat keruncingan suatu distribusi dari
hasil pengolahan diperoleh α=-4 sebesar penggunaanya suatu distribusi. Dari hasil
olahan di atas diperoleh kurtosis sebesar -.985 dengan standar error .833, maka
data tersebut adalah platikurtik yaitu distribusi yang berpuncak agak mendatar
dengan ekornya relatif pendek (α4< 3) Untuk mengetahui gambaran hasil olahan
nilai total data variabel kompetensi (X1).
Gambar 4.1
Histogram variabel kompetensi (X1)
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
42
4.1.2 Deskripsi data variabel pengalaman kerja (X2)
Tabel 4.2
Statistik data variabel pengalaman kerja (X2)
N Valid 30
Missing 0
Mean 44.57
Median 46.00
Mode 48
Std. Deviation 4.392
Variance 19.289
Skewness -.653
Std. Error of Skewness .427
Kurtosis -1.023
Std. Error of Kurtosis .833
Range 14
Minimum 36
Maximum 50
Sum 1337
Percentiles 25 40.00
50 46.00
75 48.00
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Dari hasil olahan nilai skor total data variabel pengalaman kerja (X2) Maka
dapat dideskripsikan bentuk data untuk mengetahui nilai statistik yaitu:
1. Rata-rata hitung
Dari Tabel diatas, di dapat rata-rata hitung (Mean) sebesar 44.57 dengan
nilai( median) atau titik tengah dipreroleh sebesar 46.00 berarti 50% data berada
diatas 46.00 dan sisanya berada di bawahnya dengan nilai modus atau nilai yang
paling banyak muncul yaitu 48.00.
43
2. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah akar dari ragam, dimana ragam merupakan jumlah
kuadrat dari selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyak-nya
observasi. Pada tabel 4.2 diperoleh standar deviasi sebesar 4.392.
3. Kemiringan Kurva (Skewness)
Kemiringan kurva (skewness) berarti melihat miring tidaknya suatu kurva
distribusi. Pada Tabel diatas diperoleh Skewnessi sebesar -.653 dengan standar
error sebesar .427, maka distribusi data tersebut adalah menceng ke kiri Sk <0
4. Keruncingan kurva (Kurtosis)
Dari hasil olahan di atas diperoleh kurtosis sebesar -1.023 dengan standar
error .833, maka data tersebut adalah platikurtik yaitu distribusi yang berpuncak
agak mendatar dengan ekornya relatif pendek (α4 < 3) Untuk mengetahui
gambaran hasil olahan nilai total data variabel pengalaman kerja (X2) dapat di
lihat pada Gambar 4.2 di bawah ini.
Gambar 4.2
Histogram variabel pengalaman kerja (X2)
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
44
4.1.3 Deskripsi data variabel kinerja pegawai (Y)
Tabel 4.3
Statistik data variabel kinerja pegawai (Y)
N Valid 30
Missing 0
Mean 44.40
Median 45.00
Mode 43
Std. Deviation 4.065
Variance 16.524
Skewness -.472
Std. Error of Skewness .427
Kurtosis -.493
Std. Error of Kurtosis .833
Range 14
Minimum 36
Maximum 50
Sum 1332
Percentiles 25 42.50
50 45.00
75 47.25
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Dari hasil olahan nilai skor total data variabel kinerja pegawai (Y) Maka
dapat dideskripsikan bentuk data untuk mengetahui nilai statistik yaitu:
1. Rata-rata hitung
Dari Tabel diatas, di dapat rata-rata hitung (Mean) sebesar 44.40 dengan
nilai( median) atau titik tengah dipreroleh sebesar 45.00 berarti 50% data berada
diatas 45.00 dan sisanya berada di bawahnya dengan nilai modus atau nilai yang
paling banyak muncul yaitu 47.25.
45
2. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah akar dari ragam, dimana ragam merupakan jumlah
kuadrat dari selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyak-nya
observasi. Pada tabel 4.2 diperoleh standar deviasi sebesar 4.065.
3. Kemiringan Kurva (Skewness)
Kemiringan kurva (skewness) berarti melihat miring tidaknya suatu kurva
distribusi. Pada Tabel 4.2 diperoleh Skewnessi sebesar -.472 dengan standar error
sebesar .427, maka distribusi data tersebut adalah menceng ke kiri Sk <0
4. Keruncingan kurva (Kurtosis)
Dari hasil olahan di atas diperoleh kurtosis sebesar -.493 dengan standar
error .833, maka data tersebut adalah platikurtik yaitu distribusi yang berpuncak
agak mendatar dengan ekornya relatif pendek (α4 < 3) Untuk mengetahui
gambaran hasil olahan nilai total data variabel kinerja pegawai (Y) dapat di lihat
pada Gambar 4.3 di bawah ini.
Gambar 4.3
Histogram Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
46
4.2 Pengujian Instrumen Penelitian
Daftar pernyataan atau kuesioner perlu diuji validitasnya untuk
mengetahui apakah daftar pernyataan yang telah disiapkan dapat mengukur
variabel yang akan diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung
korelasi antara masing-masing item pernyataan dengan skor totalnya.
4.2.1 Uji validitas data
Perolehan hasil uji validitas untuk variabel kompetensi (X1) dapat dilihat
pada tabel dibawah ini. Validitas dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS
dan nilai hasil pengolahan data dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation.
Tabel 4.4
Rangkuman Hasil Uji Coba Validitas kompetensi (X1)
No. Item Rtabel
(0.05;10)
keterangan
1 0,749 0,632 Valid
2 0,764 0,632 Valid
3 0,953 0,632 Valid
4 0,824 0,632 Valid
5 0,790 0,632 Valid
6 0,953 0,632 Valid
7 0,764 0,632 Valid
8 0,953 0,632 Valid
9 0,749 0,632 Valid
10 0,824 0,632 Valid
Sumber : hasil olahan penulis 2017
Pada tabel 4.4 diatas berdasarkan perhitungan validitas pada item-total
statistics Maka diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item no.1 sampai 10.
Sedangkan rtabel pada taraf singnifikasi α = 0,05 dan Rtabel = 0,632. (lampiran 7).
Artinya semua pernyataan mengenai kompetensi (X1) dianggap valid karena
47
koefisien korelasi menunjukkan positif, sehingga pengujian dapat dilakukan pada
pengujian reliabilitas.
4.2.2 Uji reliabilitas data
Untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya maka
digunakan uji reliabilitas data.
Tabel 4.5
Reliability statistics variabel kompetensi (X1)
Cronbach's
Alpha N of Items
.947 10
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Dari 4.5 diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar . 947%. Kemudian nilai
Cronbach's Alpha berdasarkan indeks korelasinya (r) sebesar 0,947 jika
dikonsultasikan pada rtabel pada N=10 dengan α=0,05%. Maka diperoleh sebesar
0,632 (lampiran 7). Maka t-hitung lebih besar dari t-tabel Maka dapat disimpulkan
angket tersebut reliabel.
Tabel 4.6
Rangkuman hasil uji coba validitas pengalaman kerja (X2)
No. Item Rtabel
(0.05;10)
keterangan
1 0,740 0,632 Valid
2 0,792 0,632 Valid
3 0, 875 0,632 Valid
4 0, 924 0,632 Valid
5 0,668 0,632 Valid
6 0, 916 0,632 Valid
7 0, 784 0,632 Valid
8 0,635 0,632 Valid
9 0,828 0,632 Valid
10 0, 759 0,632 Valid
Sumber : hasil olahan penulis 2017
48
Pada tabel 4.6 di atas, berdasarkan perhitungan validitas pada item-total
statistics Maka diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item no.1 sampai 10.
Sedangkan rtabel pada taraf singnifikasi α = 0,05 dan Rtabel = 0,632 Artinya semua
pernyataan mengenai pengalaman kerja (X2) dianggap valid karena koefisien
korelasi menunjukkan positif, sehingga pengujian dapat dilakukan pada pengujian
reliabilitas.
Tabel 4.7
Reliability Statistics Variabel pengalaman kerja (X2)
Cronbach's
Alpha N of Items
.931 10
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Dari tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar .931%.
Kemudian nilai Cronbach's Alpha berdasarkan indeks korelasinya (r) sebesar
0,931 jika dikonsultasikan pada rtabel pada N=10 dengan α=0,05%. Maka
diperoleh sebesar 0,632. Maka rhitung sebesar 0,931 rtabel sebesar 0,632 (lampiran
7). Maka dapat disimpulkan angket tersebut reliabel. Berdasarkan perhitungan
reliabilitas pada item total statistics, maka diperoleh reliabilitas rhitung item nomor
1 sampai 10 masing-masing nilainya lebih besar dari rtabel.
Tabel 4.8
Rangkuman hasil uji coba validitas kinerja pegawai (Y)
No. Item Rtabel
(0.05;10)
Keterangan
1 0,895 0,632 Valid
2 0,849 0,632 Valid
3 0,896 0,632 Valid
4 0,796 0,632 Valid
5 0,829 0,632 Valid
49
6 0,849 0,632 Valid
7 0,918 0,632 Valid
8 0,895 0,632 Valid
9 0,849 0,632 Valid
10 0,737 0,632 Valid
Sumber : hasil olahan penulis 2017
Pada tabel 4.8 di atas, berdasarkan perhitungan validitas pada item-total
statistics Maka diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item no.1 sampai 10.
Sedangkan rtabel pada taraf singnifikasi α = 0,05 dan Rtabel = 0,632 (lampiran 7)
Artinya semua pernyataan mengenai kinerja pegawai (Y) dianggap valid karena
koefisien korelasi menunjukkan positif, sehingga pengujian dapat dilakukan pada
pengujian reliabilitas.
Tabel 4.9
Reliability statistics variabel kinerja pegawai (Y)
Cronbach's
Alpha N of Items
.943 10
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Dari 4.9 diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 943%. Kemudian nilai
Cronbach's Alpha berdasarkan indeks korelasinya (r) sebesar 0,943 jika
dikonsultasikan pada rtabel pada N=10 dengan α = 0,05%. Maka diperoleh sebesar
0,632 maka rhitung lebih besar dari rtabel 0,943 > 0,632. Maka dapat disimpulkan
angket tersebut reliabel. Berdasarkan perhitungan reliabilitas pada item total
statistics, maka diperoleh reliabilitas rhitung item nomor 1 sampai 10 masing-
masing nilainya lebih besar dari rtabel.
50
4.3 Pengujian Asumsi Klasik
4.3.1 Uji normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Pengujian normalitas data dapat dilakukan melalui statistic non
prametrik smirnotv jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan
diatas 0,05 maka dapat residual distribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka dapat
residual distribusi tidak normal.
Tabel 4.10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
Standardized
Residual
N 30 30 30 30
Normal Parametersa Mean 42.70 44.57 44.40 .0000000
Std. Deviation 5.200 4.392 4.065 .96490128
Most Extreme
Differences
Absolute .170 .206 .132 .112
Positive .080 .151 .084 .112
Negative -.170 -.206 -.132 -.111
Kolmogorov-Smirnov Z .934 1.128 .723 .616
Asymp. Sig. (2-tailed) .348 .157 .673 .843
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan sampel yang diambil
dari populasi berdistribusi normal karena nilai Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.
Sig. (2-tailed) > 0,05 maka dapat disimpulkan data residual berdistribusi normal.
kemudian metode lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah nilai
residual tersandardisasi denga normal atau tidak yakni dengan melihat probability
plot pada gambar berikut ini:
51
Gambar 4.4
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Berdasarkan gambar diatas bahwa model regresi memenuhi asumsi klasik.
Karena data menyembar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal menunjukkan pola distribusi normal.
4.3.2 Uji multikolinearitas
Multikolinearitas suatu kesalahan klasik yang menyebabkan adanya
korelasi yang erat dimana variabel bebas, korelasi yang erat antara variabel bebas
akan menyebabkan hasil estimasi yang diperoleh akan jelek atau tidak yang
digunakan untuk memprediksi. Seharusnya persamaan regresi yang baik adalah
terbatas dari kesalahan multikolinearitas. Dalam pengujin ada tidaknya
multikolinearitas dalam model regresi yaitu dengan melihat nilai VIF (variance
inflation factor) atau nilai torelance. Suatu persamaan yang tidak mengandung
multikolinearitas apabila nilai VIF (variance inflation factor) dan nilai torelance
lebih kecil dari pada 0,1 maka dikatakan ada masalah multikolinearitas. Adapun
hasil pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
52
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearita
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Constant) 7.809 4.406 1.772 .088
X1 .553 .080 .707 6.947 .000 .879 0.927
X2 .291 .094 .315 3.093 .005 .879 0.927
a. Dependent Variable: kinerja pegawai
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Sesuai dengan hasil output diatas, diperoleh nilai VIF (variance inflation
factor) sebesar 1.137 dan nilai torelance sebesar .879 untuk semua variabel bebas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah
multikolinearitas antara variabel bebas model regresi. Karena nilai VIF (variance
inflation factor) mendekati angka 1.
4.3.3 Uji heteroskedastisitas
Untuk menguji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan
metode analisis grafik yaitu mengamati scater plot dimana sumbu horizontal
menggambarkan nilai ekspredisi nilai residual. Data yang dihasilkan akan diuji
heteroskedastisitas. Perhatikan gambar 4.5 sebagai berikut:
53
Gambar 4.5
Uji Heteroskedastisita
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Berdasarkan gambar di atas, untuk menguji adanya masalah
Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis grafik
maka dapat disimpulkan bahwa scatterplot menyebar secara acak maka hal itu
menunjukkan tidak adanya masalah Heteroskedastisitas. Jika scatterplot
membentuk pola tertentu maka hal ini menunjukkan adanya masalah
Heteroskedastisitas.
4.3.4 Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk apakah ada korelasi antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan
uji Durbin-waston. Hasil uji autokorelasi dapat ditunjukkan pada Tabel 4.12
berikut:
54
Tabel 4.12
Hasil uji autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .868a .754 .736 2.08975 1.894
a. Predictors: (Constant), pengalaman kerja, kompetensi
b. Dependent Variable: kinerja pegawai
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Dari hasil ouput diatas, nilai statistik Durbin-waston sebesar = 1.894
dengan nilai dL sebesar 1,2399 dan nilai dU sebesar 1,5562 pada dk = n-k-1 atau
30-2-1 = 27. (lampiran 8). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat gejala Autokorelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat.
4.4 Pengujian Hipotesis
Sebagaimana diketahui bahwa dalam penelitian ini yang menjadi sasaran
penelitian adalah melihat pengaruh kompetensi dan pengalaman kerja terhadap
kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan
hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis
regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis secara parsial mengatakan bahwa
kompetensi berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan pengalaman kerja terhadap
kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
55
4.4.1 Uji t (parsial)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
kinerja pegawai dengan menggunakan uji parsial (uji t). Hasil uji t ditunjukkan
pada tabel sebagai berkut:
Tabel 4.13
Hasil uji t (parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 7.809 4.406 1.772 .088
X1 .553 .080 .707 6.947 .000
X2 .291 .094 .315 3.093 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dijelaskan pengaruh secara parsial pada
bagian dibawah ini:
1. Variabel kompetensi (X1)
Pada tabel 4.13 diatas, terlihat bahwa thitung variabel kompetensi (X1)
adalah sebesar 6.947 dan tingkat signifikan sebesar 0,000. Sedangkan nilai ttabel
pada df = n-k-1 atau 30-2-1= 27 sebesar 1,703 (lampiran 9). Karena nilai thitung
(6.947) > ttabel (1,703) dan tingkat signifikan sebesar 0,000 < (0,05), maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel kompetensi (X1) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias
Selatan.
56
2. Variabel pengalaman kerja (X2)
Pada tabel 4.13 di atas, terlihat bahwa thitung variabel pengalaman kerja
(X2) adalah sebesar 3.093 dan tingkat signifikan sebesar 0,000. Sedangkan nilai
ttabel pada df = n-k-1 atau 30-2-1= 27 sebesar 1,703 (lampiran 9). Karena nilai
thitung (3.093) > ttabel (1,703) dan tingkat signifikan sebesar 0,000 < (0,05), maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel pengalaman kerja (X2) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam
Kabupaten Nias Selatan.
4.4.2 Uji F (simultan)
Pengujian variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat
hasil pengujian dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4.14
Hasil uji f (uji simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 361.290 2 180.645 41.365 .000a
Residual 117.910 27 4.367
Total 479.200 29
a. Predictors: (Constant), pengalaman kerja (X2), kompetensi (X1)
b. Dependent Variable: kinerja pegawai (Y)
Sumber : Data diolah dengan software SPSS 15.0 for Windows
Dari tabel diatas menghasilkan nilai Fhitung sebesar 41.365 lebih besar dari
nilai Ftabel 41.365 pada df = n-k-1 atau 30-2-1= 27 sebesar 3,354 (lampiran 9).
Artinya bahwa semua variabel kompetensi (X1) dan pengalaman kerja (X2)
mampu menjelaskan variabel bebas dengan kata lain variabel bebas secara
bersama-sama mempengaruhi variabel terikat.
57
4.4.3 Uji koefisien determinasi (R2)
Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien determinasi (R²) sebesar =
0,754 (75,4%) sehingga dapat ditunjukkan bahwa 75,4% keragaman variabel
terikat (kinerja pegawai) dapat dijelaskan variabel bebas (kompetensi dan
pengalaman kerja) sedangkan sisanya adalah 24,6% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar model. Lengkap dari pengolahan data dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.15
Hasil Uji Deteminasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .868a .754 .736 2.08975
a. Predictors: (Constant), pengalaman kerja (X2), kompetensi (X1)
b. Dependent Variable: kinerja pegawai
4.5 Pembahasan
Dengan tujuan untuk mempermudah pembaca hasil intepretasi analisis
regresi berganda maka digunakan persamaan seperti yang dapat dilihat dibawah
ini:
Y= 7.809 + 0.553 X1 + 0.291 X2
Model regresi di atas, menunjukkan bahwa koefisien variabel bebas
memiliki tanda yang poisitif. Ini berarti kenaikan salah satu atau keseluruhan
variabel bebas (kompetensi dan pengalaman kerja) akan meningkatkan kinerja
pegawai atau sebaliknya.
Sesuai dengan persamaan regresi berganda diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kompetensi dan pengalaman kerja dapat mempengaruhi kinerja
58
pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan. Ini berarti bahwa
naik turunnya kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan
karena pengaruh kompetensi dan pengalaman kerja dapat diprediksi melalui
persamaan regresi tersebut. Bila kompetensi ditingkatkan sebesar 1% maka
kinerja pegawai akan meningkat sebesar = 553 atau 55,3% hal ini berarti bahwa
semakin tinggi pelaksanaan kompetensi bagi pegawai Kantor Camat Telukdalam
Kabupaten Nias Selatan semakin tinggi pula kinerja pegawai. Kemudian bila
pengalaman kerja meningkat 1% maka kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam
Kabupaten Nias Selatan semakin sebesar = 291. Ini berarti bahwa naik turunnya
kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan sebesar = 291
atau 29,1%.
Pengujian hipotesis untuk kompetensi (X1) memiliki pengaruh yang positif
dan signifikian terhadap kinerja pegawai (Y). Yang ditunjukkan oleh nilai thitung
6.947 dan tingkat signifikan sebesar 0,000. Sedangkan nilai ttabel pada df = n-k-1
atau 30-2-1= 27 sebesar 1,703. Karena nilai thitung (6.947) > ttabel (1,703) dan
tingkat signifikan sebesar 0,000 < (0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Artinya variabel kompetensi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi (X1) memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Camat
Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
Pengujian hipotesis untuk variabel pengalaman kerja (X2) diperoleh thitung
sebesar 3.093 dan tingkat signifikan sebesar 0,005. Sedangkan nilai ttabel pada df =
n-k-1 atau 30-2-1= 27 sebesar 1,703. Karena nilai thitung (3.093) > ttabel (1,703) dan
59
tingkat signifikan sebesar 0,000 < (0,05), maka keputusan adalah Ha diterima dan
Ho ditolak. Artinya bahwa variabel pengalaman kerja (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias
Selatan.
Penelitian yang dilakukan Yuniarti Rapang (2002) “pengaruh kompetensi
dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Petra Jaya Lestari” penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap
kinerja karyawan pada PT. Petra Jaya Lestari” pengambilan sampel sebanyak 45
karyawan pada “PT. Petra Jaya Lestari”. Analisis yang digunakan adalah regresis
berganda dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 analisis di dapatkan dari
persamaan regresis yaitu: Y=0,560 X1 + 0,282 X2 hasil penelitian ini
menunjukkan 2 hal. Pertama terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
kompetensi dan motivasi terhadap kinerja karyawan yang dibuktikan dengan hasil
regresis dengan tingkat signifikan 0,000 (lebih kecil dari pada 0,05).
60
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian ini yaitu
tentang Pengaruh kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kinerja pegawai
pada kantor cabang dinas pendidikan kecamatan gomo kabupaten nias selatan hal
ini diuraikan sebagai berikut:
1. Dari hasil estimasi yang dilakukan maka variabel kompetensi (X1) secara
parsial berpengaruh positif dan signifikian terhadap kinerja pegawai (Y)
Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan yang ditunjukkan oleh
nilai thitung 6.947 > ttabel 1,703. Karena nilai thitung (6.947) > ttabel (1,703) dan
tingkat signifikan sebesar 0,000 < (0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Artinya variabel kompetensi (X1) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi
(X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
Kantor Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan
2. Pengujian hipotesis untuk variabel pengalaman kerja (X2) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikian terhadap kinerja pegawai (Y) yang
ditunjukkan oleh nilai thitung 3.093 > ttabel 1,703. Karena nilai thitung (3.093)
> ttabel (1,703) dan tingkat signifikan sebesar 0,005 < (0,05), maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel pengalaman kerja (X2)
61
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Camat
Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
3. Variabel kompetensi dan pengalaman kerja secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikaan terhadap kinerja pegawai Kantor
Camat Telukdalam Kabupaten Nias Selatan yang ditunjukkan oleh nilai
Fhitung sebesar 41.365 > nilai Ftabel 3,354 dengan α = 5% artinya bahwa
semua variabel bebas (kompetensi dan pengalaman kerja) mampu
menjelaskan variabel bebas, dengan kata lain variabel bebas dapat
mempengaruhi variabel terikat kinerja pegawai Kantor Camat Telukdalam
Kabupaten Nias Selatan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan
yang telah diuraikan diatas, maka ada beberapa yang menjadi saran penulis yaitu:
1. Ada baiknya kompetensi dan pengalaman kerja Kantor Camat Telukdalam
Kabupaten Nias Selatan untuk membantu dalam meningkatkan kinerja
pegawai dan sekaligus juga meningkatkan loyalitas pegawai.
2. Hendaknya para pegawai Kantor Camat Telukdalam semakin proaktif
dalam meningkatkan kinerja baik secara organisasi maupun secara
kelompok.
62
DAFTAR PUSTAKA
Asri 2005. Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Shankar. 2002. Pola
Pengembangan Koperasi. Penerbit PT Remaja Rosda karya
Djauzak 2004. Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur, Proses.
Terjemahan Djoerban Wahid, S.H. Jakarta: Erlangga.
Dharma. 2005. Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia, edisi pertama,
cetakan kedua, Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Foster 2001. Manajemen SumberDaya Manusia Penerbit PT Bumi Aksara. Jilid
Firdaus .2004. Pemasaran Edisi Bahasa Indonesia,Jilid Pertama. Salemba
empat.Jakarta.
Handoko, T. H. (2001), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE, Yogjakarta.
Hasibuan 2000 Manajemen SumberDaya Manusia. Penerbit PT Bumi Aksara.
Jilid 2
Prihadi 2004. SDM Perusahaan. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Jilid 1
Handoko. 2005. Meningkatkan Produktifitas Karyawan. Bandung: PT. Kineka
Cipta
Hersey. atc. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustka
Utama.
Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha.2008.Kompetensi Plus.Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama
Kadirman 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT Remaja Aksara.
Jilid 3Sidoarjo
Kroes dan Hadinoto 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.
Bandung: Alfabeta.
Malthis, Robert dan Jackson. 2009. Human Resource Management (Manajemen
Sumber Daya Manusia),Edisi Sepuluh, Terjemahan:Diana Angelica,
Penerbit :Salemba Empat, Jakarta
Mangkunegara 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
63
Manullang. 2002. Dasar-Dasar Manajemen. Yoyakarta: Gadjah Mada.
University Press.
Manulang 2003 dasar-dasar Manajemen Sumber Daya Manusia Penerbit PT Bumi
Aksara. Jilid 3
Moehoeriono 2009. Manajemen SumberDaya Manusia Cetakan Ketujuh
Yogyakarta
2010. Manajemen. Penerbit BPFE-Yogyakarta jilid3
Prawirosentono, 2000. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Penggabean 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT Bumi Aksara.
Jilid 4
Rylatt dan lohan 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara
Ruky 2003 Sumber Daya Manusia. Penerbit Balai Aksara
Ahmad S. 2006. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Gramedia.
Rivai, V. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori
ke Praktek. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
2010 Komunikasi Organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi. PT. Indeks, Jakarta.
Raflin Siregar 2011 Management: Manajemen Sumber Daya Manusia. Tapanuli
Tengah Salemba Empat. Development Vol.27 No.1,hal.5-7.
Sedarmayanti, 2008. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Penerbit, CV Mandar Maju.
Simamora, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua, Cetakan
kedua, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.
Suliyanto. 2008 metodologi penelitian untuk bisnis, edisi keempat, Penerbit:
Salemba Empat, Jakarta
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D), CV. Alfha Beta, Bandung
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. edisi Pertama, cetakan
pertama, Penerbit : Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
64
Thoma 2008 Manajemen SDM. Penerbit PT Bumi Aksara. Jilid 1
Uman (2002). Perilaku Organisasi dalam kinerja adalah: Konsep Dasar dan
Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Usmara, A. 2002. Paradigma Baru : Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
Keempat,Penerbit : Yogyakarta: Amara Books.
Yuniarti Rapang 2009. Manajemen Pemasaran cetakan pertama pada PT. Petra
Jaya Lestari: Jurnal Eksis Vol.6 No.1, Maret 2015: 1267 – 1439
Wibowo. 2012. Manajemen kinerja. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Saat ini, saya sedang menyusun skripsi yang berjudul Pengaruh
Kompetensi dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja pegawai Kantor Camat
Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
Untuk keperluan penelitian yang saya lakukan, maka saya mohon kepada
Bpk/Ibu/Saudara berkenan mengisi kuesioner ini. Tidak lupa saya mengucapkan
terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner ini.
Petunjuk Pengisian :
Kuesioner ini terdiri dari 3 variabel, yaitu Kompetensi dan Pengalaman
Kerja serta kinerja pegawai yang seluruhnya terdiri dari 30 butir pernyataan.
Bapak/Ibu dimohon untuk menjawab pernyataan sesuai dengan keadaan yang
Bapak/Ibu alami dan rasakan dengan cara memberi check list () pada salah satu
alternatif pilihan yang sudah tersedia, yang meliputi :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Variabel Kompetensi X1 SS S N TS STS
1. Pegawai keterampilan untuk
melaksanakan tugas-tugas rutin sesuai
dengan standar di tempat kerja
2. Dalam meningkatkan Kompetensi sesuai
dengan tugasnya, maka pegawai diberi
kesempatan untuk mengikuti pendidikan
3. Setiap pegawai memiliki keterampilan
untuk mengelola serangkaian tugas yang
berbeda dan muncul dalam pekerjaan
4. Dalam menjalankan setiap tugas, selalu
melibatkan rekan kerja lainnya
5. Pengambilan keputusan setiap
permasalahan yang timbul dalam
pekerjaan dilakukan secara bersama
6. Keterampilan dalam mengambil tindakan
cepat dan tepat bila timbul suatu masalah
dalam pekerjaan.
7. Keterampilan untuk bekerja sama serta
memelihara keamanan lingkungan kerja.
8. Pekerjaan selalu dilakukan dalam
kelompok atau tim
9. Pegawai mampu beradaptasi dengan
lingkungan kerja.
10. Pegawai tidak membedakan lingkungan
kerja
Variabel Pengalaman Kerja X2
11. Masa kerja memberikan kontribusi dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang
dilaksanakan
12. Pengalaman kerja dari kantor sebelumnya
ada hubungannya dengan tempat kerja saat
ini
13. Masa kerja memberikan kemampuan
dalam meramalkan setiap pekerjaan
14. Pengalaman kerja mampu memberikan
Ketrampilan dan kemampuan tehnik,
untuk menilai kemampuan dalam
pelaksanaan aspek-aspek tehnik pekerjaan.
15. Dapat menduga atau timbul kesulitan
sehingga lebih siap menghadapinya
16. Memiliki kepercayaan diri dalam
melaksanakan setiap tugas yang diberikan
17. Memiliki latar belakan pendidikan yang
sesuai dengan tugas
18. Memiliki kemampuan sesuai dengan
spesifikasi tugas
19. Memiliki Tingkat penguasaan seseorang
dalam pelaksanaan aspek-aspek teknis
peralatan dan teknik pekerjaan.
20. Memiliki kemampuan manajerial pada
tugasnya yang diembannya
Variabel Kinerja Pegawai Y
21. Semua pekerjaan yang menjadi tupoksi
organisasi dapat diselesaikan
22. Pegawai merasa selalu bertanggungjawab
dalam memberikan input dan solusi
terhadap setiap permasalahan pekerjaan
23. Hasil pekerjaan sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan oleh organisasi
24. Selalu adanya peningkatan mutu kerja
25. Hasil pekerjaan lebih tinggi dari yang
telah ditetapkan
26. Pelaksanaan setiap kegiatan, berdasarkan
skala prioritas
27. Setiap item pekerjaan dapat diselesaikan
sesuia dengan waktu
28. Output dan outcome lebih tinggi nilainya
dari input yang diberikan
29. Adanya peningkatan tingkat kepercayaan
dari masyarakat
30. Tercapainya visi dan misi organisai
Lampiran 3
Hasil validitas uji coba variabel Kompetensi X1
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 skor_tota
l
P1 Pearson
Correlation 1 .612 .764(*) .500 .452 .764(*) .612 .764(*) .375 .500 .749(*)
Sig. (2-tailed) .060 .010 .141 .189 .010 .060 .010 .286 .141 .013
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2 Pearson
Correlation .612 1 .802(**) .408 .431 .802(**) .583 .802(**) .612 .408 .764(*)
Sig. (2-tailed) .060 .005 .242 .214 .005 .077 .005 .060 .242 .010
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P3 Pearson
Correlation
.764(*
) .802(**) 1 .655(*) .592
1.000(**
) .802(**) 1.000(** .764(* .655(*) .953(**)
Sig. (2-tailed) .010 .005 .040 .071 .000 .005 .000 .010 .040 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P4 Pearson
Correlation .500 .408 .655(*) 1 .905(**) .655(*) .408 .655(*) .500 1.000(** .824(**)
Sig. (2-tailed) .141 .242 .040 .000 .040 .242 .040 .141 .000 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P5 Pearson
Correlation .452 .431 .592 .905(**) 1 .592 .431 .592 .452 .905(**) .790(**)
Sig. (2-tailed) .189 .214 .071 .000 .071 .214 .071 .189 .000 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P6 Pearson
Correlation .764(* .802(**) 1.000(** .655(*) .592 1 .802(**) 1.000(** .764(*) .655(*) .953(**)
Sig. (2-tailed) .010 .005 .000 .040 .071 .005 .000 .010 .040 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P7 Pearson
Correlation .612 .583 .802(**) .408 .431 .802(**) 1 .802(**) .612 .408 .764(*)
Sig. (2-tailed) .060 .077 .005 .242 .214 .005 .005 .060 .242 .010
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P8 Pearson
Correlation .764(* .802(**) 1.000(*) .655(*) .592 1.000(** .802(**) 1 .764(* .655(*) .953(**)
Sig. (2-tailed) .010 .005 .000 .040 .071 .000 .005 .010 .040 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P9 Pearson
Correlation .375 .612 .764(*) .500 .452 .764(*) .612 .764(*) 1 .500 .749(*)
Sig. (2-tailed) .286 .060 .010 .141 .189 .010 .060 .010 .141 .013
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P10 Pearson
Correlation .500 .408 .655(*)
1.000(**
) .905(**) .655(*) .408 .655(*) .500 1 .824(**)
Sig. (2-tailed) .141 .242 .040 .000 .000 .040 .242 .040 .141 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
skor_to
tal
Pearson
Correlation
.749(*
) .764(*) .953(**) .824(**) .790(**) .953(**) .764(*) .953(**) .749(*) .824(**) 1
Sig. (2-tailed) .013 .010 .000 .003 .007 .000 .010 .000 .013 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.947 10
Hasil validitas uji coba variabel pengalaman kerja X2
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
skor_to
tal
P1 Pearson Correlation 1 .667(*) .429 .625 .264 .722(*) .509 .264 .553
.885(**
) .740(*)
Sig. (2-tailed) .035 .217 .053 .462 .018 .133 .462 .097 .001 .015
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2 Pearson Correlation .667(*) 1 .643(*) .547 .791(**) .667(*) .764(*) .395 .452 .547
.792(**
)
Sig. (2-tailed) .035 .045 .102 .006 .035 .010 .258 .189 .102 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P3 Pearson Correlation .429 .643(*) 1 .825(**) .678(*) .905(**) .530 .678(*)
.775(*
*) .379
.875(**
)
Sig. (2-tailed) .217 .045 .003 .031 .000 .115 .031 .008 .280 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P4 Pearson Correlation .625 .547 .825(**) 1 .494 .885(**) .716(*) .494
.895(*
*) .756(*)
.924(**
)
Sig. (2-tailed) .053 .102 .003 .147 .001 .020 .147 .000 .011 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P5 Pearson Correlation .264 .791(**) .678(*) .494 1 .527 .690(*) .500 .238 .247 .668(*)
Sig. (2-tailed) .462 .006 .031 .147 .117 .027 .141 .507 .492 .035
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P6 Pearson Correlation .722(*) .667(*) .905(**) .885(**) .527 1 .509 .527
.804(*
*) .625
.916(**
)
Sig. (2-tailed) .018 .035 .000 .001 .117 .133 .117 .005 .053 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P7 Pearson Correlation .509 .764(*) .530 .716(*) .690(*) .509 1 .345 .592 .716(*)
.784(**
)
Sig. (2-tailed) .133 .010 .115 .020 .027 .133 .329 .071 .020 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P8 Pearson Correlation .264 .395 .678(*) .494 .500 .527 .345 1 .477 .247 .635(*)
Sig. (2-tailed) .462 .258 .031 .147 .141 .117 .329 .164 .492 .049
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P9 Pearson Correlation .553 .452 .775(**) .895(**) .238 .804(**) .592 .477 1 .659(*)
.828(**
)
Sig. (2-tailed) .097 .189 .008 .000 .507 .005 .071 .164 .038 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P10 Pearson Correlation .885(**) .547 .379 .756(*) .247 .625 .716(*) .247
.659(*
) 1 .759(*)
Sig. (2-tailed) .001 .102 .280 .011 .492 .053 .020 .492 .038 .011
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
skor_to
tal
Pearson Correlation
.740(*) .792(**) .875(**) .924(**) .668(*) .916(**) .784(**) .635(*) .828(*
*) .759(*) 1
Sig. (2-tailed) .015 .006 .001 .000 .035 .000 .007 .049 .003 .011
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.931 10
Hasil validitas uji coba variabel Kinerja pegawai Y
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 skor_tot
al
P1 Pearson
Correlation 1 .677(*)
.895
(**) .756(*) .756(*) .677(*) .815(**) .756(*)
.677(*
) .501 .895(**)
Sig. (2-tailed) .032 .000 .011 .011 .032 .004 .011 .032 .140 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2 Pearson
Correlation .677(*) 1 .704(*) .677(*) .677(*)
1.000(**
) .745(*) .677(*)
1.000(
**) .535 .849(**)
Sig. (2-tailed) .032 .023 .032 .032 .000 .013 .032 .000 .111 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P3 Pearson
Correlation .895(**) .704(*) 1 .659(*) .659(*) .704(*) .899(**) .659(*) .704(*
)
.645(*
) .896(**)
Sig. (2-tailed) .000 .023 .038 .038 .023 .000 .038 .023 .044 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P4 Pearson
Correlation .756(*) .677(*) .659(*) 1 .512 .677(*) .815(**) .756(*)
.677(*
) .292 .796(**)
Sig. (2-tailed) .011 .032 .038 .130 .032 .004 .011 .032 .413 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P5 Pearson
Correlation .756(*) .677(*) .659(*) .512 1 .677(*) .582 .756(*) .677(*
)
.710(*
) .829(**)
Sig. (2-tailed) .011 .032 .038 .130 .032 .078 .011 .032 .022 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P6 Pearson
Correlation .677(*)
1.000(**
) .704(*) .677(*) .677(*) 1 .745(*) .677(*)
1.000(
**) .535 .849(**)
Sig. (2-tailed) .032 .000 .023 .032 .032 .013 .032 .000 .111 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P7 Pearson
Correlation .815(**) .745(*) .899(**) .815(**) .582 .745(*) 1 .815(**)
.745(*
) .598 .918(**)
Sig. (2-tailed) .004 .013 .000 .004 .078 .013 .004 .013 .068 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P8 Pearson
Correlation .756(*) .677(*) .659(*) .756(*) .756(*) .677(*) .815(**) 1 .677(*
)
.710(*)
.895(**)
Sig. (2-tailed) .011 .032 .038 .011 .011 .032 .004 .032 .022 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P9 Pearson
Correlation .677(*)
1.000(**
) .704(*) .677(*) .677(*)
1.000(**
) .745(*) .677(*) 1 .535 .849(**)
Sig. (2-tailed) .032 .000 .023 .032 .032 .000 .013 .032 .111 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P10 Pearson
Correlation .501 .535 .645(*) .292 .710(*) .535 .598 .710(*) .535 1 .737(*)
Sig. (2-tailed) .140 .111 .044 .413 .022 .111 .068 .022 .111 .015
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
skor_total
Pearson
Correlation .895(**) .849(**) .896(**) .796(**) .829(**) .849(**) .918(**) .895(**) .849(*
*)
.737(*)
1
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .006 .003 .002 .000 .000 .002 .015
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.943 10
Lampiran 7
Nilai-Nilai r Product Moment
N Taraf
Signifikan N Taraf
Signifikan N Taraf
Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,399 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
22 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
Sumber. Sugiyono (2008.524)
Lampiran : 9
Nilai-Nilai dalam Distribusi t
α untuk uji dua pihak (two tail test)
0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
α untuk uji satu pihak (one tail test)
dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
1 1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657
2 0,816 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925
3 0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841
4 0,741 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604
5 0,727 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032
6 0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707
7 0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499
8 0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355
9 0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250
10 0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169
11 0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106
12 0,695 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055
13 0,692 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012
14 0,691 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977
15 0,690 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947
16 0,689 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921
17 0,688 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898
18 0,688 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878
19 0,687 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861
20 0,687 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845
21 0,686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831
22 0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819
23 0,685 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807
24 0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797
25 0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787
26 0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779
27 0,684 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771
28 0,683 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763
29 0,683 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756
30 0,683 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750
40 0,681 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704
60 0,679 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660
120 0,677 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617
∞ 0,674 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576
Sumber. Sugiyono (2008.523)