pengaruh kesempatan kerja dan distribusi...

111
PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: SILVIA NINGSIH NIM. 11140840000014 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2020 M

Upload: others

Post on 03-Jul-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI

JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

SILVIA NINGSIH

NIM. 11140840000014

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H / 2020 M

Page 2: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

i

Page 3: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

ii

Page 4: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Silvia Ningsih

NIM : 11140840000014

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain tanpa

menyebutkan sumber asli ataupun tanpa izin pemilik karya

3. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jika dikemudian hari ada tuntutan atas karya saya dan melalui pembuktian yang

dipertanggung jawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah

melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan

aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Januari 2020

Silvia Ningsih

11140840000014

Page 5: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

iv

Page 6: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Silvia Ningsih

2. Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 18 September 1996

3. Alamat : Jl. RE. Martadinata, Gg. Rambutan RT 04/RW 04,

Cipayung-Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

4. Telepon : 085697304451

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. SDN 1 Ciputat Kota Tangsel tahun 2002-2008

2. SMPN 10 Kota Tangsel tahun 2008-2011

3. SMAN 1 Kota Tangsel tahun 2011-2014

III. Pengalaman Bekerja

1. Magang Bersertifikat BUMN di Telkom Indonesia Tahun 2018-2019

Page 7: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

vi

ABSTRACT

This study aims to look at the effect of employment opportunities and income

distribution on the development of the agricultural sector in Central Java

Province for the period 1989-2018. This study uses secondary data and time

series data with the Ordinary Least Square (OLS) approach. The results of this

study indicate that the employment opportunity variable has a negative and

significant influence on the development of the agricultural sector in Central Java

Province, while the income distribution variable has a positive and significant

effect on the development of the agricultural sector in Central Java Province.

Keywords: Employment Opportunities, Income Distribution, Gross Domestic

Product in Central Java Province.

Page 8: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kesempatan kerja dan distribusi

pendapatan terhadap pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah

periode 1989-2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data time

series dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel kesempatan kerja memiliki pengaruh negatif dan

signifikan terhadap pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah,

sedangkan variabel distribusi pendapatan mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

Kata Kunci: Kesempatan Kerja, Distribusi Pendapatan, Produk Domestik

Regional Bruto Provinsi Jawa Tengah, OLS.

Page 9: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi Robbil'Alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia yang berlimpah

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

"PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI

JAWA TENGAH" dengan lancar tanpa halangan apapun. Shalawat serta salam

terlimpahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk meneliti industri kreatif yang ada

di Indonesia serta untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana. Selama

proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan telah penulis

hadapi. Berkat petunjuk dari Allah SWT, doa keluarga, dukungan, bimbingan

serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan dengan lancar.

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa

terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis baik

secara langsung maupun tidak langsung, secara spiritual maupun materil. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas izin dan

kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

ix

2. Kedua orang tua, yang selalu memberikan rasa cinta, kasih sayang,

perhatian, motivasi, semangat, doa dan pelajaran yang tiada henti

diberikan kepada penulis. My everything!

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, M.Si, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si. selaku Ketua Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Najwa Khairina, S.E., M.A. selaku Dosen Pembimbing, yang telah

meluangkan waktu, pikiran dan memberikan ilmu tambahan kepada

penulis. Segala arahan dan perhatiannya menjadikan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Semoga segala kebaikan dan ketulusan yang

beliau berikan akan menjadi amal shaleh, dan semoga Allah SWT

membalas kebaikan Ibu.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan

pengalaman.

7. Seluruh Staff dan Karyawan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

8. Terimakasih kepada sahabat-sahabatku tersayang Tini BR Hutabarat,

Karina Chandra, Novia Cholistien, Hanny Octavia, Ella Azhari,

Suryani yang selalu menyemangati dalam pembuatan skripsi.

Page 11: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

x

9. Terimakasih kepada teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan

angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Untuk

sahabat-sahabatku tercinta Alfiani Rizqoh, Tiara Nurul Fadillah, Alida

Zia Syifa, Dwi Deby Oktaviana, Islamiyah, Anita Rahmawati, dan

Mala Hayati yang telah memberikan semangat, bantuan, serta

memberikan banyak pelajaran berharga.

10. Dan semua pihak yang ikut membantu yang tidak dapat disebutkan

satu per satu. Terimakasih untuk masukan, pembelajaran, semangat

dan kenangan lainnya.

Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang

dimiliki untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis sadari masih banyak

kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharap

segala bentuk saran dan masukkan bahkan kritik yang membangun kepada penulis

dari berbagai pihak.

Akhirnya dengan segala keterbatasan yang dimiliki, maka penulis ingin

mempersembahkan skripsi ini kepada semua pihak agar bermanfaat baik untuk

penulis dan semua pihak yang berkesempatan untuk membaca skripsi ini.

Jakarta, Januari 2020

Silvia Ningsih

Page 12: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... 1

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..... Error! Bookmark not

defined.

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .... Error! Bookmark

not defined.

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI........................................................iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................ Error! Bookmark not defined.i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viiii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13

A. Landasan Teori ........................................................................................... 13

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 37

Page 13: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

xii

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 45

D. Hipotesis ..................................................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 47

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 47

B. Data dan Sumber Data ............................................................................... 48

C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 50

D. Metode Analisis Data ................................................................................. 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 59

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 59

B. Analisis Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 60

C. Hasil Uji Asumsi Klasik............................................................................. 69

D. Hasil Regresi Linier Berganda ................................................................... 73

E. Analisis Ekonomi ....................................................................................... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 80

A. Kesimpulan ................................................................................................ 80

B. Saran ........................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83

LAMPIRAN .......................................................................................................... 86

Page 14: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................ 38

Tabel 4. 1. Histogram Normality Test .................................................................. 70

Tabel 4. 2. Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................. 71

Tabel 4. 3. Hasil Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM ............................. 72

Tabel 4. 4. Uji White Heteroskedastisitas ............................................................. 73

Tabel 4. 5. Hasil Regresi Linier Berganda ............................................................ 74

Tabel 4. 6. Uji t-Statistic........................................................................................76

Tabel 4. 7. Uji F-Statistic.......................................................................................76

Tabel 4. 8. Koefisien Determinasi..........................................................................77

Page 15: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-2018 ......... 6

Grafik 1.2. Perkembangan Indeks Gini di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-

2018..........................................................................................................................9

Grafik 4.1. Perkembangan Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Tengah................63

Grafik 4.2. Perkembangan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian di Provinsi Jawa

Tengah....................................................................................................................64

Grafik 4.3. Perkembangan Ratio Gini Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-2018..66

Grafik 4.4. Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 1989-2018 Provinsi

Jawa Tengah...........................................................................................................68

Page 16: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pilihan Kesempatan Kerja.................................................................16

Gambar 2.2. Kurva Lorenz…................................................................................24

Gambar 2.3. Koefisien Gini…...............................................................................25

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran..........................................................................25

Gambar 4.1. Peta Provinsi Jawa Tengah...............................................................59

Page 17: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Normalitas .................................................................................. 86

Lampiran 2. Uji Multikolinearitas......................................................................... 86

Lampiran 3. Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 87

Lampiran 4. Uji Autokorelasi ............................................................................... 88

Lampiran 4. Uji OLS ............................................................................................ 89

Lampiran 5. Data ................................................................................................... 89

Page 18: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor

pertanian sebagai sumber mata pencaharian penduduknya, dengan demikian

sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Sektor pertanian menjadi sektor kunci dalam penyerapan tenaga kerja di

Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian

mencapai 45 persen dari sembilan sektor yang ada, pada tahun 2015 turun

menjadi 33 persen.

Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian

Indonesia, hal ini dikarenakan sektor pertanian berfungsi sebagai basis atau

landasan pembangunan ekonomi. Keadaan seperti ini menuntut kebijakan

pemerintah untuk menyesuaikan sektor pertanian dengan keadaan dan

perkembangan yang terjadi di lapangan dalam mengatasi berbagai persoalan

yang menyangkut kesejahteraan bangsa (Setyabudi, 2005).

Sejak tahun 1990 perhatian pemerintah mulai diarahkan pada sektor

industri dan jasa seiring dengan terjadinya transformasi ekonomi dari negara

agraris menjadi negara industri sehingga peran sektor pertanian mulai

menurun dan menyebabkan struktur perekonomian, Produk Domestik Bruto

(PDB), Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Politik mengarah pada sektor

industri dan jasa, bahkan yang berbasis teknologi tinggi dan intensif capital.

Page 19: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

2

Namun pada tahun 1997/1998 krisis ekonomi menunjukkan bahwa sektor

pertanian memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap goncangan

ekonomi dibandingkan sektor lain sehingga dapat menyelamatkan

pemerintahan dan negara dari kebangkrutan. Dari peristiwa tersebut

membuktikan bahwa sektor pertanian harus tetap mendapatkan perhatian

pemerintah karena memiliki dasar yang kuat sebagai penopang perekonomian

nasional.

Sektor pertanian memiliki peranan utama dalam perekonomian

nasional dan regional, antara lain dalam bentuk penyerapan tenaga kerja,

penyediaan pangan dan bahan baku industri, serta sumber mata pencaharian

utama bagi sebagian besar masyarakat, khususnya masyarakat di pedesaan,

sehingga bersama-sama dengan sektor industri, pembangunan sektor pertanian

menjadi motor utama pembangunan ekonomi.

Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian yang sangat penting

bagi perekonomian Indonesia. Prioritas pembangunan nasional adalah

peningkatan ketahanan pangan yang difokuskan pada peningkatan

ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan, percepatan

penganekaragaman pangan dan pengawasan keamanan pangan agar sesuai

karakteristik daerah (Ediwiyati. dkk, 2015).

Peranan sektor pertanian antara lain meningkatkan pendapatan dan

taraf hidup petani dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan

usaha, serta mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun

Page 20: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

3

pasar luar negeri. Salah satu sektor pertanian yang cukup strategis adalah sub

sektor tanaman pangan. Pangan merupakan hajat hidup manusia dan salah satu

kebutuhan yang paling esensial untuk mempertahankan hidup (Hamid. dkk,

2013).

Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, di

mana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan

kerja terserap. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di

Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan

sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan sejak lama untuk berbagai

kebutuhan dan kepentingan guna menciptakan kegiatan ekonomi daerah yang

selalu berkembang. Perekonomian suatu daerah yang dituangkan dalam

kebijakan ekonomi bertujuan untuk menciptakan kemakmuran yang

merupakan keadaan dimana setiap warga mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya. Kemakmuran dicapai melalui kegiatan yang menghasilkan

pendapatan, sehingga pendapatan dapat digunakan sebagai alat ukur

kemakmuran. Peningkatan pendapatan masyarakat akan menciptakan

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas apabila mampu menurunkan

kemiskinan dan pengangguran.

Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya ekonomi harus menciptakan

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di tengah tantangan kebutuhan akan

pemanfaatannya yang meningkat dan berbanding terbalik dengan

ketersediannya yang terbatas. Perekonomian Provinsi Jawa Tengah masih

bertumpu pada sektor pertanian sebagai penggerak roda perekonomian.

Page 21: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

4

Pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas mencakup subsektor tanaman

bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

Jawa Tengah dengan luas tanah sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar

25,04 persen dari luas pulau Jawa atau 1,70 persen dari luas Indonesia,

memiliki luas lahan sawah sekitar 996 ribu hektar (30,61 persen) yang sangat

potensial untuk mengembangkan sektor pertanian. Bahkan dapat menjadikan

sektor pertanian sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi di masa

mendatang. Sektor pertanian juga merupakan sektor yang paling banyak

menyerap tenaga kerja (lebih dari 40 persen), yang diharapkan dapat menjadi

solusi utama dalam penanggulangan masalah pengangguran di Jawa Tengah.

Di sisi lain, sektor pertanian juga sangat berperan dalam pembentukan

inflasi dimana komoditas barang-barang sektor pertanian lebih fluktuatif

dibandingkan dengan barang-barang sektor non pertanian. Besarnya

sumbangan inflasi komoditas pertanian tersebut besifat musiman, misalnya

pada hari raya keagamaan, sumbangan inflasi dari barang-barang sektor

pertanian akan memuncak, sedangkan pada awal tahun (sekitar bulan Februari

– Maret) sumbangannya akan kecil bahkan bisa negatif.

Pada triwulan I 2007 ini sektor pertanian mengalami pertumbuhan

tahunan yang tinggi yaitu 12,85 persen (yoy) dengan share of growth sebesar

2,80 persen. Pertumbuhan sektor pertanian dalam triwulan ini lebih

disebabkan oleh peningkatan produksi beberapa komoditas tanaman bahan

pangan seperti tanaman jagung dan buah-buahan. Produksi beras pada

Page 22: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

5

triwulan ini cenderung lebih rendah dibanding triwulan I 2006, yang

disebabkan oleh terjadinya musim hujan setelah kemarau panjang yang

disertai kekeringan sehingga tidak hanya menyebabkan kekurangan air di

sebagian wilayah Jawa Tengah tetapi juga membuat masa tanam mundur.

Sementara itu apabila dilihat dari sumbangan inflasi menurut komoditasnya,

beras merupakan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi tahunan

terbesar triwulan ini yaitu 1,57 persen. Hal ini menunjukkan laju inflasi

tahunan Jawa Tengah sangat dipengaruhi oleh komoditas bahan makanan

khususnya beras dan komoditas kelompok makanan.

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang

memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya

ekonomi ini telah dimanfaatkan sejak lama untuk berbagai kebutuhan dan

kepentingan guna menciptakan kegiatan ekonomi daerah yang selalu

berkembang. Perekonomian suatu daerah yang dituangkan dalam kebijakan

ekonomi bertujuan untuk menciptakan kemakmuran yang merupakan keadaan

dimana setiap warga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Kemakmuran

dicapai melalui kegiatan yang menghasilkan pendapatan, sehingga pendapatan

dapat digunakan sebagai alat ukur kemakmuran. Peningkatan pendapatan

masyarakat akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas apabila

mampu menurunkan kemiskinan dan pengangguran.

Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya ekonomi harus menciptakan

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di tengah tantangan kebutuhan akan

pemanfaatannya yang meningkat dan berbanding terbalik dengan

Page 23: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

6

ketersediannya yang terbatas. Perekonomian Provinsi Jawa Tengah masih

bertumpu pada sektor pertanian sebagai penggerak roda perekonomian.

Pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas mencakup subsektor tanaman

bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

Pembangunan pertanian di Jawa Tengah memiliki peranan penting dan

strategis dalam pembangunan nasional dan regional. Peranan sektor pertanian

bukan saja terhadap ketahanan pangan, tetapi juga memberikan andil yang

cukup besar terhadap kesempatan kerja, sumber pendapatan serta

perekonomian regional. Berkaitan dengan hal tersebut, maka hasil

pembangunan disektor pertanian dapat diukur dari nilai PDRB yang

dihasilkan oleh sektor tersebut.

Grafik 1.1

Perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-2018

Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah (diolah)

0,00

50.000.000,00

100.000.000,00

150.000.000,00

200.000.000,00

250.000.000,00

300.000.000,00

350.000.000,00

400.000.000,00

450.000.000,00

500.000.000,00

19

89

19

92

19

95

19

98

20

01

20

04

20

07

20

10

20

13

20

16

Pertanian

Pertambangan danPenggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan AirMinum

Bangunan

Perdagangan, Hotel danRestoran

Pengangkutan danKomunikasi

Page 24: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

7

Pada grafik 1.1 menunjukan bahwa peningkatan PDRB terus terjadi

akibat peningkatan output dari berbagai lapangan usaha. Salah satu lapangan

usaha yang mengalami peningkatan berarti adalah sektor pertanian, Kontribusi

sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah terlihat dari

nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat

Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah tahun 2018, sektor pertanian menjadi

sektor terbesar kedua dalam PDRB sebesar 17,87 persen setelah sektor

industri pengolahan sebesar 43,70 persen dan yang terbesar ketiga adalah

sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,13 persen.

Hasil produksi sektor pertanian bermanfaat sebagai input bagi sektor

ekonomi lainnya, khususnya sektor modern. Kontribusinya terhadap PDRB

dan sebagai sektor yang mampu mendorong pertumbuhan sektor ekonomi

lainnya menunjukkan peran penting sektor pertanian terhadap perekonomian

Provinsi Jawa Tengah. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian

Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat lebih lanjut dari kemampuannya dalam

penyerapan tenaga kerja. Menurut data BPS Provinsi Jawa Tengah pada tahun

2011, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian sebesar 5.376.452 juta jiwa

(33,78 persen), angka ini jauh lebih tinggi di atas sektor perdagangan, hotel

dan restoran (23,38 persen) dan industri pengolahan (19,14 persen).

Jumlah tenaga kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah

merupakan yang terbesar kedua di tingkat nasional atau sebesar 13,67 persen

dari 39.328.915 jiwa total tenaga kerja sektor pertanian di Indonesia (BPS

Indonesia, 2012). Secara nasional, sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah

Page 25: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

8

berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 4,90 persen dari jumlah

total tenaga kerja di Indonesia. Tingginya PDRB suatu daerah dapat

mengidentikkan besarnya pendapatan pada wilayah tersebut, namun belum

tentu terjadi pemerataan pada pendapatan masyarakatnya.

Berbagai data kependudukan memperlihatkan bahwa Indonesia masih

mengalami berbagai masalah ketenagakerjaan, permasalahan tersebut terutama

bersumber dari banyaknya penerimaan (supply) tenaga kerja dan rendahnya

kualitas sumber daya manusia. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang

dibutuhkan untuk menyerap angkatan kerja tidaklah sebaik apa yang

diharapkan, terutama pada sektor pertanian yang merupakan sektor yang

menyerap tenaga kerja terbanyak.

Masalah ketenagakerjaan perlu mendapatkan perhatian dalam

perencanaan pembangunan. Penyediaan kesempatan kerja yang luas sangat

diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk usia muda yang

masuk ke pasar tenaga kerja dan terciptanya kemerataan distribusi pendapatan.

Sempitnya lapangan kerja yang tersedia akan menyebabkan terjadinya

pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan yang akan membawa

masalah yang lebih besar lagi.

Page 26: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

9

Grafik 1.2

Perkembangan Indeks Gini di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-2018

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah (diolah)

Pada grafik 1.2 menjelaskan bahwa nilai indeks gini Provinsi Jawa

Tengah dari tahun 1989-2018 berkisar antara 0.21 sampai dengan 0.38. Nilai

ini menunjukkan bahwa tidak terjadi ketimpangan pendapatan yang

mengkhawatirkan di Provinsi Jawa Tengah. Nilai indeks gini tertinggi dimana

hampir mendekati angka satu di tunjukkan pada tahun 2013 sebesar 0.39,

sedangkan nilai indeks gini terendah ditunjukkan pada tahun 1989 yaitu

sebesar 0.21. Hampir sepanjang tahun 1989-2018 nilai indeks gini di Provinsi

Jawa Tengah masih jauh dari nilai satu, dengan kata lain distribusi pendapatan

di Provinsi Jawa Tengah ini relatif baik.

Kaldor (1956) menyatakan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan

yang tinggi akan diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Sedangkan distribusi pendapatan yang lebih merata akan diiringi oleh

00:2100:21

00:2200:23

00:23

00:2600:27

00:2600:25

00:2500:26

00:2500:25

00:25 00:25

00:25

00:28

00:27 00:25

00:30

00:32

00:34 00:38

00:38

00:39

00:38

00:38

00:37

00:37

00:38

00:00

00:07

00:14

00:21

00:28

00:36

00:43

1989 1994 1999 2004 2009 2014

Page 27: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

10

pertumbuhan ekonomi yang rendah (Boediono, 1982:85). Todaro (2006)

mengungkapkan kesenjangan pendapatan antar sektor industri modern dengan

sektor pertanian tradisional pada awalnya akan melebar dengan cepat sebelum

pada akhirnya menyempit kembali. Ketimpangan dalam sektor modern yang

tengah mengalami pertumbuhan pesat itu sendiri jauh lebih besar daripada

yang terkandung dalam sektor tradisional yang relatif stagnan ataupun

konstan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan.

Johansson (1999) menemukan hubungan negatif bahwa negara maju antara

presentase penduduk usia 65 tahun ke atas dan ketimpangan pendapatan.

Kuznets (1955) menunjukkan dalam hipotesisnya bahwa ada ketimpangan

wilayah urban-rural pada tahap awal pembangunan. Selama industrialisasi

migrasi dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dan perkotaan dapat

menyebabkan kelompok-kelompok berpenghasilan rendah meningkat,

menyebabkan meningkatnya kesenjangan kota dan desa.

Selain urbanisasi dan dependensi rasio, Stewart (2000)

mengungkapkan upah minimum berpengaruh terhadap distribusi pendapatan

di beberapa Negara. Pertanyaan tentang dampak upah minimum terhadap

distribusi pendapatan dan kemiskinan masih menjadi kontroversi. Teori Neo-

Klasik mengungkapkan bahwa kenaikan upah minimum akan mengurangi

tenaga kerja, pengangguran bertambah yang pada akhirnya akan berdampak

pada meningkat nya kemiskinan dan ketimpangan. Berangkat dari pemikiran-

pemikiran tersebut maka penulis mengambil judul skripsi “Pengaruh

Page 28: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

11

Kesempatan Kerja dan Distribusi Pendapatan Terhadap Pembangunan Sektor

Pertanian di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dibagian sebelum ini dan dengan asumsi Cateris

Paribus rumusan masalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kesempatan kerja terhadap pembangunan sektor

pertanian di Provinsi Jawa Tengah?

2. Bagaimana pengaruh distribusi pendapatan terhadap pembangunan sektor

pertanian di Provinsi Jawa Tengah?

3. Bagaimana pengaruh kesempatan kerja dan distribusi pendapatan secara

bersama-sama terhadap pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa

Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dijelaskan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kesempatan kerja terhadap pembangunan

sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

2. Untuk mengetahui pengaruh distribusi pendapatan terhadap pembangunan

sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

3. Untuk mengetahui pengaruh kesempatan kerja dan distribusi pendapatan

secara bersama-sama terhadap pembangunan sektor pertanian di Provinsi

Jawa Tengah.

Page 29: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

12

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Pemerintah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan pemerintah di

Provinsi Jawa Tengah guna mengambil kebijakan pada pembangunan

sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan, agar hasil

penelitian mereka menjadi lebih baik lagi.

Page 30: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat ditampung untuk

bekerja pada suatu perusahaan. Kesempatan kerja ini akan menampung

semua tenaga kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau

seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang ada. Adapun lapangan

pekerjaan adalah bidang kegiatan usaha, instansi, dimana seseorang bekerja

atau pernah bekerja (BPS, 2016).

Menurut Sumarsono (2009), kesempatan kerja yang dapat diciptakan

oleh suatu perekonomian tergantung pada pertumbuhan dan daya serap

masing-masing sektor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja antara lain :

1) Kemungkinan subtitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain.

2) Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan.

3) Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi.

4) Elastisitas persediaan faktor produksi perlengkap lainnya.

Page 31: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

14

Kesempatan kerja mengandung pengertian besarnya kesediaan usaha

produksi dalam mempekerjakan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses

produksi, yang berarti lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia

untuk bekerja yang ada dari suatu kegiatan ekonomi (produksi), termasuk

semua lapangan pekerjaan yang sudah diduduki dan semua pekerjaan yang

masih lowong. Kesempatan kerja dapat di ukur dari jumlah orang yang

bekerja pada suatu saat dari suatu kegiatan ekonomi. Kesempatan kerja dapat

tercipta jika terjadi permintaan akan tenaga kerja di pasar kerja, sehingga

dengan kata lain kesempatan kerja juga menunjukkan permintaan tenaga kerja

(Abdul Hasir, 2013: 25).

Fungsi permintaan tenaga kerja berdasarkan teori neoklasik, dimana pada

ekonomi pasar diasumsikan bahwa seorang pengusaha tidak dapat

mempengaruhi harga (price taker). Pada kondisi ini untuk memaksimumkan

keuntungan, pengusaha hanya dapat mengatur berapa jumlah pekerja yang

dapat digunakan.

Fungsi permintaan tenaga kerja didasarkan pada Simanjuntak (2001) :

1. Perkiraan tambahan hasil (output) yang diperoleh sehubungan dengan

penambahan seorang pekerja. Tambahan hasil tersebut dinamakan

tambahan hasil marjinal atau Marginal Physical Product dari pekerja

(MPPL).

2. Perhitungan jumlah penerimaan yang diperoleh dengan tambahan hasil

tersebut. Jumlah penerimaan ini dinamakan penerimaan marjinal atau

Page 32: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

15

Marginal Revenue (MR). Maka, MR sama dengan nilai dari MPPL, yaitu

MPPL dikali dengan harga produk (P) per unit, sehingga MR = VMPPL =

MPPL . P, dimana VMPPL adalah Value Marginal Physical Product of

Labor.

3. Pengusaha akan membandingkan MR dengan biaya mempekerjakan

tambahan seorang pekerja. Jumlah biaya yang diperlukan untuk

mempekerjakan tambahan seorang karyawan adalah upah (W). Jika MR >

W, maka mempekerjakan seorang pekerja akan menambah keuntungan,

karena pengusaha akan terus menambah jumlah pekerja selama MR>W.

Menurut Fisher (1998), perusahaan akan menggunakan tenaga kerja

tambahan selama produk marjinal tenaga kerja (Marginal Product of Labor

atau MPL) melebihi biaya tenaga kerja tambahan. Biaya tenaga kerja

tambahan ditentukan oleh tingkat upah riil. Upah riil mengukur jumlah output

riil yang harus dibayar perusahaan kepada setiap pekerja. Jika dengan

mengupah seorang tenaga kerja lagi akan menghasilkan output sebesar MPL

dan biaya perusahaan atas upah riil, maka perusahaan akan mengupah tenaga

kerja tambahan selama MPL melebihi upah riil skedul dengan kemiringan

yang menurun pada Gambar 1.3 merupakan skedul permintaan tenaga kerja,

yang merupakan skedul MPL, perusahaan akan mengupah tenaga kerja

hingga titik dimana MPL sama dengan upah riil. Skedul MPL

memperlihatkan kontribusi kesempatan kerja tambahan terhadap output.

Page 33: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

16

Gambar 2.1

Pilihan Kesempatan Kerja

Sumber : Fisher, 1998

Gambar 2.1 memperlihatkan jika perusahaan menggunakan tenaga kerja

L1, dan upah riil adalah (W/P)0, dimana W adalah upah nominal dan P adalah

harga output. Pada tingkat kesempatan kerja L1, perusahaan menggunakan

banyak tenaga kerja karena upah riil melebihi MPL pada tingkat kesempatan

kerja tersebut. Jika perusahaan harus mengurangi jumlah tenaga kerja yang

digunakannya, maka penurunan kesempatan kerja ini akan mengurangi output

sebesar MPL, sehingga akan mengurangi penerimaan perusahaan tersebut.

Pada sisi lain pengurangan tenaga kerja akan menurunkan biaya upah tenaga

kerja. Pada tingkat upah riil (W/P)0, penurunan kesempatan kerja perunit akan

menurunkan biaya upah nominal. Maka keuntungan bersih dari penurunan

Page 34: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

17

kesempatan kerja sama dengan kelebihan vertikal dari upah riil terhadap

MPL.

Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa pada tingkat kesempatan

kerja L1, kelebihan upah riil tersebut cukup besar, sehingga perusahaan harus

mengurangi jumlah kesempatan kerja hingga mencapai L0. Pada titik tersebut

biaya tenaga kerja tambahan mengimbangi keuntungan dalam bentuk

kenaikan output. Pada tingkat kesempatan kerja L2, kontribusi kesempatan

kerja terhadap output MPL2 melebihi biaya upah riil tambahan, maka sangat

bermanfaat jika kesempatan kerja ditambah. Pada upah riil (W/P)0,

keuntungan perusahaan akan maksimum jika kesempatan kerjanya adalah L0.

Posisi kesempatan kerja yang optimal dari perusahaan tersebut diwujudkan

jika MPL (L) sama dengan upah riil:

MPL(L) = 𝑊

𝑃

a. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan Kerja

Pada suatu daerah dimana tingkat kesempatan kerjanya tinggi, hal

tersebut akan mengurangi tingkat pengangguran dan sebaliknya jika

kesempatan kerja itu rendah maka pengangguran akan meningkat. Tinggi

rendahnya tingkat kesempatan kerja di pengaruhi oleh beberapa komponen

pokok, komponen tersebut di suatu negara jenisnya berbeda-beda.

Menurut Simanjuntak (2001) faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja,

yaitu :

Page 35: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

18

a) Kondisi perekonomian.

b) Pertumbuhan penduduk.

c) Produktivitas atau kualitas sumber daya manusia.

d) Tingkat upah.

e) Struktur umur penduduk.

Kutipan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Kondisi perekonomian

Pesatnya roda perekonomian suatu daerah mencerminkan aktivitas

produksi yang tinggi, kapasitas produksi yang tinggi membutuhkan

tingginya faktor produksi diantaranya adalah tenaga kerja. Jadi banyak

perusahaan yang menambah tenaga kerja baru.

b) Pertumbuhan penduduk

Kualitas pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh tingginya angka

pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu semakin tinggi jumlah

penduduk akan mengurangi kesempatan orang untuk bekerja.

c) Produktivitas atau kualitas sumber daya manusia

Tingginya produktivitas dan kualitas sumber daya seseorang akan

mendorong tingginya tingkat kesempatan kerja, dan sebaliknya kualitas

sumber daya manusia yang rendah akan kesulitan untuk mendapatkan

pekerjaan yang di inginkannya.

Page 36: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

19

d) Tingkat upah

Kenaikan upah yang tidak dibarengi dengan kenaikan kapasitas

produksi akan menyebabkan pihak perusahaan akan mengurangi jumlah

karyawannya, hal tersebut akan menurunkan tingkat kesempatan kerja.

e) Struktur umur penduduk

Semakin besar struktur umur penduduk yang digolongkan mudah, maka

kesempatan kerja akan menurun dan sebaliknya.

2. Distribusi Pendapatan

Masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah terjadinya

ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan

produktivitas yang dimiliki oleh setiap individu dimana satu individu atau

kelompok mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

individu atau kelompok lainnya, sehingga ketimpangan distribusi pendapatan

tidak terjadi di Indonesia saja tetapi juga terjadi di beberapa Negara di dunia.

Masyarakat yang berbeda mempunyai persepsi yang berbeda pula tentang apa

itu adil (merata) dan norma-norma sosial budaya nya, sehingga terjadi

kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan pemerataan tetap saja

menimbulkan consensus bahwa terjadi ketidakmerataan yang cukup besar

dalam hal distribusi pendapatan (Setianegara, 2008:88).

Untuk menilai keberhasilan dalam pembangunan sebuah Negara dapat

dilihat dari berbagai macam cara dan tolak ukur, baik dengan pendekatan

Page 37: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

20

ekonomi maupun dengan menggunakan non ekonomi. Penilaian dengan

menggunakan pendekatan ekonomi dapat dilakukan berdasarkan tinjauan

aspek pendapatan maupun aspek non pendapatan.

Linggar Dewangga, (2011:20) distribusi pendapatan nasional adalah

mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu

Negara di kalangan penduduknya. Distribusi pendapatan dibedakan menjadi

dua kelompok yaitu : distribusi ukuran, adalah besar kecilnya bagian

pendapatan yang diterima masing-masing orang dan distribusi fungsional atau

distribusi kepemilikan faktor-faktor produksi.

Menurut Dumairy (1996:56) distribusi pendapatan dalam kaitannya

dengan pemerataan pembagian pendapatan, dapat dilihat dari segi yaitu :

1. Distribusi pendapatan antar lapisan pendapatan masyarakat.

2. Distribusi pendapatan antar wilayah, dalam hal ini antar provinsi dan

antar kawasan (barat, tengah, timur).

3. Distribusi pendapatan antar daerah, dalam hal ini antar wilayah perkotaan

dan wilayah pedesaan.

Sedangkan menurut Todaro (2004:222) pembagian pendapatan dilihat

dari segi yaitu :

1. Pembagian pendapatan antar golongan (size distribution income).

2. Pembangunan pendapatan antar daerah perkotaan dan pedesaan (urban

regional income disparaties).

Page 38: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

21

A. Mengukur Ketimpangan

Para ekonom pada umumnya membedakan dua ukuran pokok distribusi

pendapatan, yang keduanya digunakan untuk tujuan analisis dan kuantitatif.

Distribusi pendapatan perseorangan atau distribusi ukuran pendapatan dan

distribusi pendapatan fungsional atau pangsa distribusi pendapatan per faktor

produksi (Smith, 2006:234).

1. Distribusi Ukuran

Distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income)

atau distribusi ukuran pendapatan (size distribution of income) ini

merupakan ukuran yang paling sering digunakan oleh para ekonom.

Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah penghasilan yang

diterima oleh setiap individu atau rumah tangga.

2. Distribusi Fungsional

Ukuran distribusi pendapatan kedua yang lazim digunakan oleh

kalangan ekonom adalah distribusi pendapatan fungsional atau pangsa

distribusi pendapatan per faktor produksi (functional or factor share

distribution of income). Ukuran ini berfokus pada bagian dari

pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing faktor

produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal). Teori distribusi pendapatan

fungsional ini pada dasarnya mempersoalkan presentase penghasilan

tenaga kerja secara keseluruhan, bukan sebagai unit-unit usaha atau

faktor produksi yang terpisah secara individual, dan

Page 39: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

22

membandingkanna dengan presentase pendapatan total yang

dibagikan dalam bentuk sewa, bunga, dan laba (masing-masing

merupakan perolehan dari tanah, modal, uang, dan modal fisik).

3. Distribusi Pendapatan Perorangan

Ukuran distribusi pendapatan perorangan (personal distribution)

merupakan ukuran yang paling umum digunakan oleh para ekonom.

Ukuran sederhana ini menunjukkan hubungan antara individu-

individu dengan pendapatan total yang mereka terima. Bagaimana

caranya pendapatan itu diperoleh tidak diperhatikan. Berapa banyak

pendapatan masing-masing pribadi, atau apakah pendapatan itu

berasal dari hasil kerja keras semata ataukah sumber-sumber lain.

Oleh karena itu, para ekonom dan ahli statistik lebih suka menyusun

semua individu menurut tingkat pendapatannya yang semakin tinggi

dan kemudian membagi semua individu tersebut kedalam kelompok-

kelompok yang berbeda-beda. Metode umum adalah membagi

penduduk ke dalam kuantil (5 kelompok) atau desil (10 kelompok)

sesuai dengan tingkat pendapatan yang semakin tinggi tersebut dan

kemudian menentukan proporsi dari pendapatan nasional total yang

diterima dari masing-masing kelompok tersebut (Arsyad, 1999:227).

B. Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income)

atau distribusi antar kelompok pendapatan (size distribution of income)

Page 40: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

23

merupakan indikator yang paling sering digunakan. Ukuran ini secara

langsung menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh setiap individu

atau rumah tangga. Perlu diperhatikan disini adalah seberapa banyak jumlah

pendapatan yang diterima seseorang. Tidak peduli dari mana sumbernya, baik

itu dari bunga simpanna maupun tabungan, laba usaha, utang, hadiah ataupun

warisan. Lokasi sumber penghasilan (desa atau kota) maupun sektor atau

bidang kegiatan yang menjadi sumber penghasilan juga diabaikan (Todaro,

2000:180).

Oleh karena itu, para ekonom dan ahli statistik cenderung mengurutkan

semua individu berdasarkan pendapatan yang diterimanya, kemudian

membagi total populasi menjadi sejumlah kelompok atau ukuran, biasanya

populasi dibagi menjadi 5 kelompok atau kuantil (quantile) atau kelompok

yang disebut desil (decile) sesuai dengan tingkat pendapatan mereka.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan beberapa proporsi yang ditentukan

oleh masing-masing kelompok dari pendapatan nasional total (Smith,

2004:222).

C. Indikator Pengukuran Distribusi Pendapatan

1. Kurva Lorenz

Metode lain yang biasanya dipakai untuk menganalisis statistik

pendapatan perorangan adalah dengan menggunakan Kurva Lorenz (Lorenz

Curve). Jumlah penerimaan pendapatan dinyatakan pada sumbu horizontal,

tidak dalam arti absolut melainkan dalam presentase kumulatif. Garis

diagonal dalam Kurva Lorenz melambangkan pemerataan sempurna (perfect

Page 41: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

24

equility) dalam distribusi antar kelompok pendapatan masing-masing

presentase kelompok penerima pendapatan menerima presentase pendapatan

total yang sama besarnya, contoh 40% kelompok terbawah menerima 40%

dari pendapatan total, sedangkan 5% kelompok teratasnya hanya menerima

5% dari pendapatan total (Todaro dan Smith, 2004:223).

Gambar 2.2

Kurva Lorenz

Sumber : Dumairy, 1996

Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

presentase penerima pendapatan dengan presentase pendapatan total yang

benar-benar mereka terima, misalnya dalam satu tahun. Semakin jauh jarak

Kurva Lorenz dengan garis diagonal (garis pemerataan sempurna) maka

semakin timpang atau tidak meratanya distribusi pendapatan. Semakin tinggi

tingkat ketimpangannya distribusi pendapatan di suatu negara maka bentuk

Page 42: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

25

kurva lorenz pun akan semakin melengkung mendekati sumbu horizontal

bagian bawah.

2. Koefisien Gini

Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidakmerataan distribusi

pendapatan dalam suatu negara bisa diperoleh dengan menghitung luas

daerah antara garis diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva Lorenz

dibandingkan dengan luas total dari separuh bujur sangkar dimana terdapat

kurva Lorenz tersebut. Koefisien Gini diambil dari nama ahli statistik Itali

yang bernama C. Gini yang menemukan rumusan tersebut pada tahun 1912.

Gambar 2.3

Koefisien Gini

𝑥 =−𝑏±√𝑏2−4𝑎𝑐

2𝑎𝐴 = 𝜋𝑟2

Sumber : Todaro dan Smith, 2006

𝐾𝑜𝑒𝑓. 𝐺𝑖𝑛𝑖 =Daerah Arsir A

Luas ∆ BCD

Page 43: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

26

Secara matematis rumus koefisien Gini dapat disajikan sebagai berikut :

𝐾𝐺 = 1 − ∑(𝑋𝑖+1 − 𝑋𝑖)

𝑛

1

(𝑌𝑖 + 𝑌𝑖+1)

Atau

𝐾𝐺 = 1 − ∑ 𝑓𝑖𝑛1 (𝑌𝑖+1+ 𝑌𝑖)

Keterangan :

KG = Angka Koefisien Gini

Xi = Jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas i

Fi = Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i

Yi = Jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif dalam kelas i

D. Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Pendapatan

Menurut Lincolin Arsyad (2004:226), faktor penyebab ketidakmerataan

distribusi pendapatan antara lain :

1) Pembangunan sektor pertanian yang kurang merata. Dimana peranan

sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena

sebagian anggota masyarakat di negara-negara miskin menggantungkan

hidupnya pada sektor tersebut. Seperti halnya di Indonesia yang

merupakan negara agraris banyak daerah yang menggantungkan hidupnya

pada sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian yang tidak merata

mengakibatkan semakin sedikitnya masyarakat yang terserap dalam sektor

tersebut.

Page 44: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

27

2) Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya

pendapatan perkapita.

3) Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara

proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.

4) Ketidak merataan pembangunan antar daerah.

5) Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal

(capital intensive), sehingga presentase pendapatan modal dan harta

tambahan besar dibandingkan dengan presentase pendapatan yang berasal

dari kerja, sehingga pengangguran bertambah.

6) Rendahnya mobilitas sosial.

7) Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan

kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha

golongan kapitalis.

8) Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi NSB dalam perdagangan

dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidakelastisan permintaan

negara-negara terhadap barang-barang ekspor NSB.

9) Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri

rumah tangga, dan lain-lain.

10) Pendapatan perkapita masyarakat.

3. Pembangunan Sektor Pertanian

Pengertian pembangunan selama tiga dekade yang lalu adalah

kemampuan ekonomi nasional, dimana keadaan ekonomi mula-mula relatif

statis selama jangka waktu yang lama, untuk menaikan dan mempertahankan

Page 45: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

28

suatu kenaikan GNP antara 5 sampai 7 persen atau lebih pertahun. Pengertian

ini sangat bersifat ekonomis.

Secara umum pengertian pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang

termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga

kehutanan. Sebagian besar kurang lebih dari 50 persen mata pencaharian

masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani, sehingga sektor pertanian

sangat penting untuk dikembangkan di negara kita.

Pengertian pertanian dalam arti sempit hanya mencakup pertanian

sebagai budidaya penghasil tanaman pangan, sedangkan pengertian pertanian

dalam arti luas tidak hanya mencakup pembudidayaan tanaman saja

melainkan membudidayakan serta mengelola di bidang peternakan seperti

merawat dan membudidayakan hewan ternak yang bermanfaat bagi

pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak seperti : ayam, bebek, angsa. Serta

pemanfaatan hewan yang dapat membantu tugas para petani, kegiatan ini

merupakan suatu cakupan dalam bidang pertanian (Bukhori, 2014).

Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di Negara-Negara

berkembang. Peran atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan

ekonomi suatu negara menduduki posisi yang penting sekali. Hal ini antara

lain disebabkan oleh beberapa faktor (Totok Mardikanto, 2007:3). Faktor-

faktor tersebut di antara nya yaitu :

1. Sektor pertanian merupakan sumber persediaan bahan makanan dan

bahan mentah yang dibutuhkan oleh suatu Negara.

Page 46: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

29

2. Tekanan-tekanan demografis yang besar di negara-negara berkembang

yang disertai dengan meningkatnya pendapatan dari sebagian penduduk

menyebabkan kebutuhan tersebut terus meningkat.

3. Sektor pertanian harus dapat menyediakan faktor-faktor yang

dibutuhkan untuk ekspansi sektor-sektor lain terutama sektor industri.

Faktor-faktor ini biasanya berwujud modal, tenaga kerja, dan bahan

mentah.

4. Sektor pertanian merupakan sektor basis dari hubungan-hubungan pasar

yang penting berdampak pada proses pembangunan. Sektor ini dapat

pula menciptakan keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang

yang bila disertai dengan kondisi-kondisi yang tepat dapat memberi

sumbangan yang besar untuk pembangunan.

5. Sektor ini merupakan sumber pemasukan yang diperlukan untuk

pembangunan dan sumber pekerjaan dan pendapatan dari sebagian besar

penduduk negara-negara berkembang yang hidup di pedesaan (Pratomo,

2010).

A. Peranan Sektor Pertanian

Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi

terletak dalam hal :

a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk

yang kian meningkat.

b. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian

mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier.

Page 47: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

30

c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-

barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus-

menerus.

d. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah.

e. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

Peran nyata sektor pertanian sebagai tumpuan pembangunan ekonomi

nasional pada masa krisis dan selama pemulihan ekonomi, maka sektor

pertanian perlu diposisikan sebagai sektor andalan dan didukung secara

konsisten dengan mengembangkan ekonomi yang bersifat resource based.

Atas dasar tersebut, potensi perekonomian pedesaan diharapkan akan menjadi

determinan dari perekonomian nasional secara keseluruhan dan dengan

demikian perubahan yang terjadi pada struktur perekonomian pedesaan perlu

dicermati terutama dampaknya terhadap struktur kesempatan kerja dan

pendapatan di wilayah pedesaan (Resthiningrum, 2011).

B. Tahap-Tahap Pembangunan Pertanian

Ada 3 tahap perkembangan pembangunan pertanian, antara lain yaitu :

1. Pertanian tradisional

Dalam pertanian tradisional, produksi dan konsumsi sama banyaknya dan

hanya satu atau dua tanaman saja (biasanya jagung atau padi) yang

merupakan sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produktivitasnya

rendah karena hanya menggunakan peralatan sangat sederhana (teknologi

yang dipakai rendah). Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit saja,

Page 48: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

31

sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi yang

dominan.

Pada tahap ini hukum penurunan hasil (Law of Diminishing Return)

berlaku karena terlampau banyak tenaga kerja yang pindah bekerja di lahan

pertanian yang sempit. Kegagalan panen karena hujan (banjir), atau kurang

suburnya tanah, atau karena tindakan-tindakan pemerasan oleh para rentenir,

merupakan hal yang sangat ditrakuti oleh para petani. Tenaga kerja banyak

yang menganggur sepanjang tahun, walaupun para pekerja tersebut mungkin

bekerja penuh pada musim tanam dan musim panen. Para petani biasanya

hanya menggarap tanah hanya sebanyak yang bisa digarap oleh keluarganya

saja, tanpa memerlukan tenaga kerja bayaran, walaupun ada sekali. Keadaan

lingkungan sangat statis. Teknologi sangat terbatas dan sederhana, sistem

kelembagaan sosial kaku, pasar-pasar terpencar jauh, serta jaringan

komunikasi antara daerah pedesaaan dan perkotaan yang kurang memadai

cenderung akan menghambat perkembangan produksi. Dalam keadaan

demikian, kekuatan motivasi utama dalam kehidupan para petani ini

barangkali bukanlah meningkatkan penghasilan, tetapi berusaha untuk bisa

mempertahankan kehidupan keluarganya.

2. Tahap pertanian tradisional menuju pertanian modern

Tahap kedua adalah tahap penganekaragaman produk pertanian sudah

mulai terjadi dimana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor

komersil, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah. Mungkin

merupakan suatu tindakan yang tidak realistis jika menstransformasi secara

Page 49: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

32

cepat suatu sistem pertanian tradisional kedalam sistem pertanian yang

modern (komersial). Upaya untuk mengenalkan tanaman perdagangan dalam

pertanian tradisional seringkali gagal dalam membantu petani untuk

meningkatkan tingkat kehidupannya. Menggantungkan diri pada tanaman

perdagangan bagi para petani kecil lebih mengundang resiko daripada

pertanian subsistem murni karena risiko fluktuasi harga menambah keadaan

menjadi lebih tidak menentu.

3. Pertanian modern

Tahap yang ketiga adalah tahap yang menggambarkan pertanian modern

yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal

dan teknologi yang tinggi pula. Pada tahap ini produksi pertanian seluruhnya

ditujukan untuk melayani keperluan pasar komersil.

Pertanian modern (spesialisasi) bisa berbeda-beda dalam ukuran dan

fungsinya. Mulai dari jenis pertanian buah-buahan dan sayur-sayuran yang

ditanam secara intensif, sampai pada pertanian gandum dan jagung yang

sangat besar seperti di Amerika Utara. Hampir semua menggunakan peralatan

mekanis yang sangat hemat tenaga kerja, mulai dari jenis traktor yang paling

besar dan mesin-mesin panen yang modern, sampai pada teknik-teknik

penyemprotan udara yang memungkinkan satu keluarga bisa mengolah dan

menanami beribu-ribu hektar tanah pertanian.

C. Syarat-Syarat Pembangunan Pertanian

Menurut Lincolin Arsyad (1999:333) menganalisis syarat-syarat

pembangunan pertanian jika pertanian ingin dikembangkan dengan baik.

Page 50: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

33

Mosher mengelompokan syarat-syarat pembangunan tersebut menjadi dua

yaitu syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat pelancar.

Syarat-syarat mutlak adalah :

1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.

Pembangunan pertanian akan meningkatkan produksi hasil-hasil usaha

tani. Hasil-hasil ini tentunya akan dipasarkan dan dijual dengan harga yang

cukup tinggi untuk menutupi biaya dan tenaga yang telah dikeluarkan para

petani sewaktu memproduksinya. Di dalam memasarkan produk hasil-hasil

pertanian ini diperlukan adanya permintaan (demand) akan hasil-hasil

pertanian tersebut, sistem pemasaran, dan kepercayaan para petani pada

sistem pemasaran tersebut.

2. Teknologi yang senatiasa berkembang.

Teknologi pertanian berarti cara-cara bertani. Di dalamnya termasuk

cara-cara bagaimana para petani menyebarkan benih, memelihara tanaman

dan memungut hasil serta memelihara sumber-sumber tenaga. Juga termasuk

berbagai kombinasi jenis usaha oleh para petani agar dapat menggunakan

tenaga dan tanah mereka sebaik mungkin.

3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.

Sebagian besar metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian

memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi yang khusus

oleh para petani. Diantaranya termasuk bibit, pupuk, obat-obatan

pemberantasan hama, makanan dan obat ternak. Pembangunan pertanian

Page 51: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

34

memerlukan kesemua faktor di atas tersedianya di berbagai tempat dalam

jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang

mungkin akan menggunakannya.

4. Adanya perangsang produksi bagi petani.

Para petani sebagai orang yang menginginkan kehidupan yang layak bagi

dirinya dan keluarganya, tentu ia harus berusaha untuk mencapai tujuan-

tujuannya tersebut dengan usaha taninya. Faktor utama yang merangsang

petani lebih bergairah untuk meningkatkan produksinya adalah perangsang

yang bersifat ekonomis. Faktor perangsang tersebut adalah harga hasil

produksi pertanian yang menguntungkan, pembagian hasil yang wajar, dan

tersedianya barang-barang dan jasa yang ingin di beli oleh para petani untuk

keluarganya.

5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.

Syarat mutlak kelima adalah pengangkutan. Tanpa pengangkutan yang

efisien dan murah, keempat syarat mutlak lainnya tidak dapat berjalan dengan

efektif, karena produksi pertanian harus tersebar luas. Oleh karena itu,

diperlukan suatu jaringan pengangkutan yang bercabang luas untuk

membawa bahan-bahan perlengkapan produksi ketiap usaha tani, dan

membawa hasil usaha tani ke konsumen di kota-kota besar dan kecil.

Yang termasuk syarat-syarat atau sarana pelancar adalah :

1. Pendidikan Pembangunan

Pendidikan pembangunan di sini dititikberatkan pada pendidikan

nonformal yaitu berupa kursus-kursus, latihan-latihan, penyuluhan-

Page 52: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

35

penyuluhan dan sebagainya. Pendidikan pembangunan ini bertujuan

untuk meningkatkan produktivitas petani.

2. Kredit Produksi

Untuk meningkatkan produksi, para petani harus lebih banyak

mengeluarkan uang untuk membeli bibit unggul, obat-obatan

pemberantasan hama, pupuk, dan alat-alat lainnya. Pengeluaran-

pengeluaran seperti itu harus dibiayai dari tabungan atau dengan

meminjam untuk jangka waktu antara saat bahan-bahan produksi, dan

peralatan itu dibeli dan saat hasil panen dapat dijual. Oleh karena itu

lembaga-lembaga perkreditan yang memberikan kredit produksi kepada

para petani merupakan suatu faktor pelancar yang penting bagi

pembangunan pertanian.

3. Kegiatan gotong royong petani.

Kegiatan gotong royong petani biasanya dilakukan secara informal. Para

petani bekerjasama dalam menanami tanaman mereka atau dalam

memanen hasil panen.

4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian.

Sebagian besar usaha-usaha pembangunan pertanian ditujukan untuk

menaikan hasil panen tiap tahun dari tanah yang telah menjadi usaha tani.

Ada dua cara tambahan untuk mempercepat pembangunan pertanian

yaitu : Pertama, yaitu memperbaiki mutu tanah yang telah menjadi usaha

tani, misalnya dengan pupuk, irigasi, dan pengaturan pola tanah. Kedua,

Page 53: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

36

mengusahakan tanah baru, misalnya pembukaan petak-petak sawah baru

(ekstensifikasi).

5. Perencanaan Nasional Pembangunan Pertanian.

Perencanaan pertanian adalah proses memutuskan apa yang hendak

dilakukan pemerintah mengenai tiap kebijaksanaan dan kegiatan yang

mempengaruhi pembangunan pertanian selama jangka waktu tertentu.

D. Faktor – Faktor Produksi Dalam Usaha Tani

Lincolin Arsyad (2004), mendefinisikan usaha tani sebagai suatu

tempat atau bagian dari permukaan bumi dimana seorang petani atau keluarga

tani atau Badan tertentu lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak.

Usaha tani adalah setiap pengorganisasian yang dari sumber-sumber alam,

tenaga kerja dan modal yang ditujukan untuk meningkatkan produksi dan

pendapatan dibidang pertanian.

Apabila ditinjau dari sudut pandang pembangunan pertanian, hal yang

terpenting dari usaha tani adalah bahwa usaha tani harus senantiasa berubah

dari waktu ke waktu baik dari segi ukuran maupun susunannya, pelaksanaan

usaha tani hendaknya berkembang lebih efisien. Usaha tani sudah tidak lagi

dilaksanakan secara primitif, namun harus lebih modern dan produktif demi

tercipta peningkatkan sektor pertanian.

Yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua pengorbanan yang

diberikan kepada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik

dan menghasilkan dengan baik (Soekartawi, 2003).

Page 54: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

37

Menurut Yulianik (2006) menjelaskan bahwa faktor-faktor produksi

dikenal dengan istilah input dan hasil produksi sering dinamakan output.

Hubungan antara masukan dan keluaran diformulasikan dengan fungsi

produksi berikut :

Q = f (K,L,M.......)

Dimana Q mewakili keluaran selama periode tertentu, K mewakili

penggunaan mesin (yaitu modal) selama periode tertentu, L mewakili jam

masukan tenaga kerja, M mewakili bahan mentah yang dipergunakan, dan

notasi ini menunjukkan kemungkinan variabel variabel lain mempengaruhi

proses produksi.

Faktor produksi lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek

manajemen adalah faktor produksi yang terpenting diantara faktor produksi

yang lain (Soekartawi, 2003).

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan

penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut membahas hanya sebagian dari

variabel yang digunakan oleh penulis. Berikut beberapa penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan judul ataupun variabel-variabel penelitian.

Page 55: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

38

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Dessy Adriani,

Elisa Widayana

2015 Integrasi Pertumbuhan

Ekonomi dan Penciptaan

Kesempatan Kerja Sektor

Pertanian di Indonesia.

Metode regresi

dengan Vector

Auto Regression

(VAR)

Pertumbuhan kesempatan kerja selalu

berada di bawah pertumbuhan

ekonomi yang bersifat labor intensive

sehingga tidak mendukung penciptaan

kesempatan kerja baru. Pertumbuhan

ekonomi dan kesempatan kerja sektor

pertanian tidak terintegrasi secara

sempurna.

Page 56: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

39

2 Siti Halimatus

Sa’diyah,

Irham

2016 Analisis peran sektor

pertanian dalam

mengurangi ketimpangan

pendapatan di wilayah

Papua sebelum dan

sesudah otonomi khusus.

Menggunakan

Metode Regresi

Linier Berganda

(OLS)

Kontribusi sektor pertanian perkapita

terhadap pertumbuhan GDP sebelum

otonomi lebih besar daripada saat

sesudah otonomi dilaksanakan.

Kemudian, ketimpangan pendapatan

per kapita antar wilayah di Papua lebih

besar setelah penerapan otonomi

khusus.

3 Ufira Hisbah,

Rita Yani Iyan

2016 Analisis peran sektor

pertanian dalam

perekonomian dan

kesempatan kerja di

Provinsi Riau.

Analisis Regresi

Data Panel

Sektor pertanian memiliki pengaruh

yang signifikan meningkatkan nilai

PDB di Provinsi Riau, kemudian

sektor pertanian juga memiliki efek

yang signifikan terhadap lapangan

Page 57: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

40

kerja.

4 M. Rio Pratama 2017 Analisis pengaruh

pembangunan sektor

pertanian terhadap

kesempatan kerja dan

distribusi pendapatan di

Provinsi Sumatera Utara.

Menggunakan

Analisis Statistika

dengan Data Time

Series

sektor pertanian tidak berpengaruh

signifikan terhadap kesempatan kerja

di Provinsi Sumatera Utara, sedangkan

untuk variabel pembangunan sektor

pertanian berpengaruh signifikan

terhadap distribusi pendapatan di

Provinsi Sumatera Selatan.

5 M. Ismail Mahir

Rangkuti

2016 Pengaruh Investasi dan

Pertumbuhan di Sektor

Pertanian Terhadap

Jumlah Tenaga Kerja

Sektor Pertanian.

Menggunakan

Metode Analisis

Regresi Linier

Berganda (OLS)

Investasi dan pertumbuhan

sebelumnya di sektor pertanian

berpengaruh secara positif terhadap

pertumbuhan pertanian, sedangkan

tenaga kerja berpengaruh negatif

Page 58: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

41

terhadap pertumbuhan sektor

pertanian.

6 Arnold Pontoh

Sawotong

2015 Analisis Pengaruh

Distribusi Pendapatan

Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Masyarakat Kota

Manado.

Menggunakan

Analisis Regresi

Linier Berganda

(OLS)

Faktor distribusi pendapatan penduduk

Kota Manado yang diukur dengan

rasio gini mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap laju pertumbuhan

ekonomi Kota Manado dengan

koefisien positif.

7 Nurlina,

T. Muhammad

Iqbal Chaira.

2017 Pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap

Distribusi Pendapatan di

Provinsi Aceh.

Menggunakan

Metode Regresi

Linier Sederhana

Pertumbuhan ekonomi berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap

indeks Gini. Sehingga hipotesis yang

menyatakan pertumbuhan ekonomi

berpengaruh positif dan signifikan

Page 59: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

42

terhadap indeks gini di Provisi Aceh

dapat ditolak. Artinya pertumbuhan

ekonomi menjadikan distribusi

pendapatan menjadi merata.

8 Kamil Sertoglu,

Sevin Ugural,

dan Festus

Victor Bekun.

2017 The Contribution of

Agricultural Sector on

Economic Growth of

Nigeria.

Metode regresi

dengan Vector

Error Correction

Model (VECM)

PDRB pertanian dan sewa minyak

memiliki hubungan ekuilibrium jangka

panjang, dan hasil melalui uji VECM

menunjukkan bahwa kecepatan

penyesuaian variabel terhadap jalur

keseimbangan jangka panjangnya

rendah, meskipun hasil pertanian

memiliki dampak positif dan

Page 60: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

43

signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Nigeria.

9 Arzu Tay

Bayramoglu.

2015 The impact of agricultural

commodity price increases

on agricultural

employment in Turkey.

Metode regresi

dengan Vector

Auto Regression

(VAR)

Terdapat hubungan yg positif dan

signifikan antara harga komoditas

pertanian dan pekerjaan pertanian.

Terdapat pula bukti empiris tentang

hubungan antara pekerjaan pertanian

dan non-pertanian. Di indikasikan

bahwa pengaruh pekerjaan pertanian

terhadap pekerjaan nonpertanian tetapi

efek sebaliknya tidak valid.

10 Maria Garrone,

Dorien Emmers,

2019 Jobs and Agricultural

Policy: Impact of the

Menggunakan

analisis Data

Secara rata-rata subsidi CAP

mengurangi aliran tenaga kerja dari

Page 61: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

44

Alessandro dan

Johan Swinnen.

common agricultural

policy on EU agricultural

employment.

Panel pertanian, tetapi efeknya adalah

sebagian besar pembayaran yang

dilakukan secara terpisah dengan

pembayaran pilar. Pembayaran pilar

tidak memiliki dampak terhadap

pengurangan aliran keluar dari

pertanian.

Page 62: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

45

C. Kerangka Berpikir

Pembangunan nasional merupakan proses multi dimensional yang

menyangkut perubahan-perubahan penting dalam suatu struktur, sistem

sosial ekonomi, sikap masyarakat, dan lembaga-lembaga nasional dan

akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengangguran kesenjangan (inequality)

dan pemberantasan kemiskinan. Dan dapat pula diartikan sebagai

transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan

dan strategi menuju arah yang di inginkan (Deddy T. Tikson, 2005).

Melihat dari keadaan dan ciri Negara Indonesia yang agraris maka,

pembangunan sektor pertanian tidak boleh dikesampingkan bahkan harus

diutamakan. Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional

melalui pembentukan PDB, perolehan devisa, penyediaan pangan dan

bahan baku industri, pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendapatan

masyarakat. Melalui strategi pembangunan nasional dengan

memperhatikan keunggulan yang dimiliki Indonesia, revitalisasi pertanian

menjadi salah satu strategi utama pembangunan nasional.

Melalui pembangunan sektor pertanian diharapkan adanya

peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pemerataan distribusi

pendapatan. Bertolak dari teori yang mendasari penelitian ini maka dapat

disusun suatu model dalam penelitian ini (Gambar 2.4)

Page 63: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

46

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis yang masih hsrus dibuktikan

kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Berdasarkan

acuan pada dasar pemikiran teoritis dan studi empiris yang pernah dilakukan

dengan penelitian di bidang ini dan dengan asumsi cateris paribus ,maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

a. Kesempatan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

Kesempatan Kerja

(X1)

Distribusi

Pendapatan (X2)

Pembangunan

Sektor Pertanian (Y)

Page 64: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

47

b. Distribusi Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

c. Kesempatan Kerja dan Distribusi Pendapatan secara simultan berpengaruh

terhadap pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

Page 65: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian sangatlah menentukan dalam upaya menginput data

yang diperlukan dalam penelitian, dengan kata lain metodologi penelitian

akan memberi petunjuk terhadap bagaimana penelitian ini akan dilakukan.

Metodologi juga mengandung makna mengenai prosedur dan cara melakukan

pengujian terhadap data-datang yang diperlukan untuk menjawab dalam

penelitian ini.

Penelitian ini menganalisis pengaruh kesempatan kerja dan distribusi

pendapatan terhadap pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 1989-2018 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik

hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel

bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari

hubungan dengan variabel lain. (Sugiyono,2017).

Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan tentang

pengaruh kesempatan kerja dan distribusi pendapatan terhadap pembangunan

sektor pertanian khususnya di Provinsi Jawa Tengah

Ciri-ciri metode deskriptif yaitu :

Page 66: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

49

1) Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat

penelitian dilakukan atau permasalahan yang bersifat aktual.

2) Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki

sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang

seimbang.

3) Pekerjaan peneliti bukan saja memberikan gambaran terhadap

fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji

hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan

implikasi dari suatu masalah.

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk

menggambarkan, menjelaskan, menemukan kualitas atau keistimewaan dari

pengaruh sosial yang dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui

pendekatan kuantitatif, Saryono (2010).

B. Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data adalah keterangan mengenai suatu hal yang sudah sering terjadi

dan berupa himpunan fakta, angka, grafik tabel, gambar, lambang, kata,

huruf, yang menyatakan sesuatu pemikiran, objek, serta kondisi dan situasi

(Nuzulla Agustina). Data merupakan segala sesuatu yang sudah dicatat

(recorded), dan segala sesuatu tersebut merupakan beberapa kejadian atau

fakta-fakta. Semua fakta dapat menjadi data apabila kita mencatatnya (baik

tertulis, merekam, atau bentuk pengabdian lainnya). Oleh karenanya fakta

merupakan bahan baku dalm suatu penelitian ilmiah.Tetapi fakta saja pun

Page 67: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

50

tidak memilki arti apa-apa jika tidak dicatat, dikelola dan dianalisa dengan

baik. Jika data sudah diolah dan diinterpretasikan, maka data ini akan berubah

menjadi informasi.

Adapun beberapa jenis data menurut sumber dan cara pengumpulannya :

a. Data Primer

Pengertian data primer adalah sumber data yang didaptkan langsung dari

sumber aslinya berupa wawancara, jejak pendapat dari individu atau

kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu objek, kejadian atau hasil

pengujian (benda). Dengan kata lain peneliti membutuhkan pengumpulan data

dengan cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda

(metode observasi).

Kelebihan data primer adalah data lebih mencerminkan kebenaran

berdasarkan dengan apa yang dilihat dan didengar oleh peneliti sehingga

unsur-unsur kebohongan dari sumber yang fenomenal dapat dihindari.

Kekurangan dari data primer sendiri adalah membutuhkan waktu yang

relatif lama serta biaya yang dikelurkan relatif cukup besar.

b. Data Sekunder

Pengertian data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini merupakan data

yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literature

dan bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan kredit pada suatu

bank (Sugiono, 2008).

Page 68: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

51

Kelebihan data sekunder adalah waktu dan biaya yang dibutuhkan

tentunya untuk penelitian untuk mengkasifikasi permasalahan dan

mengevaluasi data, relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pengumpulan

data primer.

Sedangkan kekurangan dari data sekunder adalah jika sumber data terjadi

kesalahan, kadaluwarsa atau sudah tidak relevan dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

Berdasarkan cara pengambilan data, yaitu bukan data dari hasil tinjauan

langsung, melainkan dari beberapa laporan data dari beberpa instansi maupun

hasil penelitian terdahulu, penelitian ini tentunya menggunakan data sekunder.

2. Sumber Data

Berdasarkan jenis data yang digunakan yaitu data sekunder,

sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara

tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada atau arsip baik

yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.

Dengan begitu, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan

cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip, atau membaca

banyak e-book yang berhubungan dengan penelitiannya. Selain itu data yang

digunakan berasal dari beberapa laporan dari website lembaga atau instansi

pemerintah seperti Badan Pusat Statistik Jawa Tengah dan lain-lain.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai nilai yang bervariasi.

Dari nilai variabel tersebut dapat dibedakan menjadi empat tingkat skala yaitu

Page 69: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

52

rasio, ordinal, nominal dan internal (Freddy Rangkuti). Variabel merupakan

konstur atau sifat yang akan dipelajari yang memiliki nilai yang bervariasi.

Variabel juga sebuah lambang atau nilai yang padanya kita letakkan

sembarang nilai atau bilangan (Kerlinger, 2006). Variabel penelitian adalah

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (Sugiyono,

2009), Dalam penelitian ini, variabel terikat yang menjadi objek utama

penelitian yaitu dari variabel Pembangunan Sektor Pertanian.

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi dan yang

menjadi timbulnya variabel dependent (Sugiyono,2011). Dalam penelitian ini,

variabel terikat yang mempengaruhi Pembangunan Sektor Pertanian yaitu

Kesempatan Kerja dan Distribusi Pendapatan di Provinsi Jawa Tengah.

Maka dari itu model yang digunakan penelitian ini secara umum adalah :

Yit = β0 + βn Xn + it

Dimana:

Yit = Variabel dependen

β0 = Konstanta (intersept)

βn = Koefisien regresi

Page 70: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

53

Xn = Variabel independen

it = Error term

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yakni

menggunakan metode analisis regresi time series pada regresi linier

berganda. Regresi linier berganda adalah perluasan dari regresi linier

sederhana yang terdapat dua ataupun lebih variabel bebas (independen)

yang digunakan sebagai predictor serta satu variabel tergantung

(dependen) yang akan diprediksi (Sarwono, 2012).

1. Model Analisis

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.Variabel

independen yang dimaksud yaitu Kesempatan Kerja dan Distribusi

Pendapatan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah

Pembangunan Sektor Pertanian di Provinsi Jawa Tengah. Dalam

mengestimasi hubungan fungsional antara satu beberapa variabel

independen dengan satu variabel dependen tersebut, maka instrumen

analisis yang dipakai adalah regresi berganda (Winarno, 2011:41).

2. Uji Asumsi Klasik

Model estimasi regresi linear yang ideal dan optimal harus

menghasilkan estimator yang memenuhi kriteria Best Linear Unbiased

Estimator (BLUE). Terdapat beberapa permasalahan yang dapat

Page 71: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

54

menyebabkan sebuah estimator tidak dapat memenuhi kriteria BLUE, antara

lain :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah nilai

residual yang telah distandarisasi pada model regresi, berdistribusi normal

atau tidak. Apabila nilai residual terstandarisasi tersebut mendekati nilai

rata-ratanya, dengan demikian maka nilai residual tersebut dapat

dikatakan berdistribusi normal (Suliyanto, 2011:69). Salah satu

persyaratan yang diperlukan dalam penggunaan statistik parametrik

adalah uji normalitas (Sudarmanto, 2013:104).

Uji normalitas untuk mengetahui normal tidaknya distribusi faktor

gangguan (residual). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik. Analisis grafik adalah grafik histogram dan melihat normal

probability plot yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif

dengan distribusi normal. Sedangkan uji statistik dilakukan dengan

melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual.

Salah satu uji normalitas yang bisa digunakan pada Eviews yaitu uji

Jarque Bera. Nama uji Jarque Bera ini dinamakan sesuai dengan penemu

uji tersebut yaitu Carlos Jarque dan Anil K. Bera. Untuk mengetahui

suatu data berdistribusi normal univart dapat menggunakan uji Jarque

Bera (JB). Uji JB adalah suatu metode untuk menguji kenormalan data.

Page 72: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

55

Pengujian menggunakan statistik Jarque Bera dengan hipotesa sebagai

berikut :

H0 : sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal,

H1 : sampel diambil dari populasi yang tidak berdistribusi

normal.

Uji Jarque Bera mempunyai distribusi chi-square dengan derajat bebas 2.

Jika hasil Jarque Bera lebih besar dari distribusi chi-square, maka H0

ditolak yang berarti tidak berdistribusi normal dan jika sebaliknya maka

berarti berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varian tidak konstan, maka dapat dikatakan mengalami

heteroskedastisitas (Sudarmanto, 2013:240). Model regresi yang

memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut

homoskedastisitas. Terdapat sejumlah metode yang bisa digunakan untuk

uji heteroskedastisitas. Antara lain metode diagram, maupun uji statistik

seperti uji korelasi spearman, uji white, uji goldfield-quandt, uji park, uji

godfrey, dan uji glejser.

Kaidah pengambilan keputusan yang diambil yaitu apabila nilai

residual dan nilai signifikansi korelasi antara variabel independen lebih

besar daripada nilai alpha, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

Page 73: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

56

gejala heteroskedastisitas.Namun sebaliknya, apabila nilai residual dan

nilai signifikansi korelasi antara variabel independen lebih kecil daripada

nilai alpha, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala

heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011:116).

c. Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya

korelasi (keterkaitan) yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam

suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di

antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas

terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu (Sudarmanto, 2013:227).

Hipotesis yang akan diuji dalam membuktikan ada tidaknya

multikolinearitas antarvariabel bebas dinyatakan sebagai berikut:

H0 = Tidak terdapat hubungan antar variabel independen

H1 = Terdapat hubungan antar variabel independen

Alat statistik yang dipergunakan untuk menguji gangguan

multikolinearitas, antara lain adalah Variance Inflation Factor (VIF),

Korelasi Produk Momen dari Pearson, Condition Index (CI), ataupun

menggunakan Eigenvalues. Pada penelitian ini, yang digunakan adalah

dengan melihat VIF pada tabel koefisien regresi. Apabila nilai VIF

kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas atau terima H0.

Sebaliknya, apabila nilai VIF lebih dari 10 maka terjadi multikolinieritas

atau tolak H0 (Priyatno, 2010:67). Untuk menyelesaikan masalah

multikolinearitas dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

Page 74: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

57

1) Menambah lebih banyak observasi.

2) Mengeluarkan salah satu variabel yang memiliki hubungan korelasi

yang kuat.

3) Mentransformasikan variabel independen, misalnya

mengkombinasikan variabel-variabel independen ke dalam satu

indeks.

4) Melakukan analisis regresi ridge.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara

suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana

adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi

antara observasi dengan data observasi sebelumnya, baik itu dalam

bentuk observasi deret waktu (time series) atau observasi cross section

(Sudarmanto, 2013:263).

Dalam data time series observasi diurutkan menurut urutan waktu

secara kronologis. Maka dari itu besar kemunginan akan terjadi

interkorelasi antara observasi yang berurutan, khususnya kalau interval

antara dua observasi sangat pendek. Untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi dilakukan uji Lagrange Multiplier (LM test) dimana apabila

probabilitas observasi R2 > α (5 %), maka bebas dari autokorelasi.

Apabila terjadi masalah autokorelasi maka hal ini dapat diatasi dengan

metode kuadrat terkecil umum atau GLS (Generalized Least Squared).

Page 75: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

58

3. Uji Statistik Model

Evaluasi model berdasarkan kriteria statistik dilakukan dengan

beberapa pengujian, antara lain :

a. Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi (R2) adalah angka yang menyatakan atau

digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan

oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat).

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel

dependen. Secara umum koefisien untuk data silang (cross section)

relatif lebih rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-

masing pengamatan, sedangkan data runtut waktu (time series) biasanya

mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Dari penelitian di

atas dengan menggunakan lebih dari dua variabel maka digunakan

adjusted R-Square karena lebih akurat dibandingkan dengan R2 .

b. Uji Signifikansi Individu (Uji Statistik t)

Uji-t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana

pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri

terhadap variabel terikatnya (Ghozali, 2011:98). Uji ini dapat dilakukan

dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat

Page 76: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

59

kolom signifikansi pada masing-masing t hitung atau membandingkan

signifikansi t dengan toleransi kesalahan 5%.

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap

variabel terikat, (Ghozali, 2012). Untuk menguji hipotesis ini digunakan

statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Dengan membandingkan nilai F table dengan F hitung, Apabila F

table > F hitung, maka H0 diterima apabila dan Ha ditolak , Apabila

F table < F hitung, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi apabila

probabilitas signifikansi > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak Ha diterima (Ghozali,2012).

Page 77: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Letak Geografis

Wilayah dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Tengah. Jawa

Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang

terletak di bagian tengah Pulau Jawa dengan batas-batas sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Samudra Hindia dan Daerah Istimewa

Yogyakarta

Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat

Sebelah Timur : Jawa Timur

Gambar 4.1

Peta Provinsi Jawa Tengah

Sumber : Google

Page 78: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

61

Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah mencapai 32.548 km2 atau sekitar

25,04% dari luas Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau

Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat),

serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.

2. Perekonomian

Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana

mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja

terserap. Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian

utara dan selatan. Daerah Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati.

Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah

Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di

Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok, Cilacap terdapat

industri semen.

Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan

Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi yang cukup melimpah, dan

kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah

tambang minyak.

B. Analisis Deskripsi Data Penelitian

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kesempatan kerja

yang dihitung dengan menggunakan satuan jumlah penduduk yang bekerja di

sektor pertanian (orang), distribusi pendapatan tahun 1989-2018 yaitu

distribusi pendapatan yang dihitung dengan menggunakan satuan Indeks, dan

Page 79: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

62

data pembangunan sektor pertanian dimana menggunakan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) pertanian berdasarkan harga berlaku tahun 1989-2018

yang dihitung dalam satuan rupiah (Jutaan Rp). Adapun data yang ada

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah. Deskripsi

data dari tiap-tiap variabel dapat disajikan sebagai berikut :

1. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja merupakan suatu jumlah atau peluang yang diterima

oleh suatu masyarakat akibat adanya pembangunan dalam sektor tertentu.

Secara keseluruhan jumlah orang yang bekerja yang dimuat dalam publikasi

Badan Pusat Statistik, sering digunakan sebagai petunjuk tentang luasnya

kesempatan kerja. Dalam pengkajian ketenagakerjaan, kesempatan kerja

sering dijadikan acuan sebagai permintaan tenaga kerja, kesempatan kerja

berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan

pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam

proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian,

keterampilan dan bakatnya masing-masing (Arfida dalam I Made Wirartha,

2010).

Menurut Soemitro Djojohadikusumo Usia Kerja adalah suatu tingkat

umur seseorang yang diharapkan sudah dapat bekerja dan menghasilkan

pendapatannya sendiri. Usia kerja ini berkisar antara 14 sampai 55 tahun.

Penduduk dalam usia kerja yang termasuk angkatan kerja, dikelompokkan

menjadi tenaga kerja (bekerja) dan bukan tenaga kerja (mencari kerja atau

menganggur). Tenaga kerja (man power) adalah bagian dari angkatan kerja

Page 80: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

63

yang berfungsi dan ikut serta dalam proses produksi serta menghasilkan

barang atau jasa.

Angkatan kerja didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang

mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk

melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber daya manusia.

Bukan angkatan kerja, yang termasuk di dalamnya adalah para remaja yang

sudah masuk usia kerja tetapi belum bekerja atau belum mencari pekerjaan

karena masih sekolah, termasuk Ibu rumah tangga.

Penduduk bukan usia kerja, yaitu di bawah usia kerja dan di atas usia

kerja. Penduduk yang dimaksud yaitu anak-anak usia sekolah dasar dan yang

sudah pensiun atau berusia lanjut.

Provinsi Jawa Tengah adalah provinsi dengan jumlah penduduk tertinggi

dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia, dimana dari tahun

1989 sampai tahun 2018 jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah cenderung

mengalami pengingkatan. Adapun gambaran jumlah penduduk di Provinsi

Jawa Tengah lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Page 81: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

64

Grafik 4.1

Perkembangan Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-2018

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 4.1 menjelaskan menjelaskan bahwa perkembangan jumlah

penduduk Provinsi Jawa Tengah tahun 1989-2018 cenderung mengalami

peningkatan dengan jumlah penduduk pada tahun 1989 sebesar 28.057.916 jiwa

hingga tahun 2018 menjadi sebesar 34.490.835 jiwa. Pada grafik 4.1 terlihat jelas

bahwa pada tahun 2016 adanya penurunan jumlah penduduk dengan jumlah

penduduk sebesar 34.019.095 jiwa dengan jumlah penduduk bukan usia kerja

sebesar 8.282.399 jiwa, penduduk usia kerja sebesar 25.736.696 jiwa, angkatan

kerja sebesar 17.312.466 jiwa dan bukan angkatan kerja sebesar 8.470.433 jiwa.

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

Page 82: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

65

Grafik 4.2

Perkembangan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 1989-2018 (Orang)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 4.2 menjelaskan bahwa jumlah angkatan kerja di Provinsi Jawa

Tengah tahun 1989-2018 mengalami penurunan yaitu pada tahun 1989 jumlah

angkatan kerja sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah sebesar 6.669.626 jiwa,

terjadi kenaikan pada tahun 1991 sebesar 7.247.086 jiwa, akan tetapi terjadi

penurunan kembali dari tahun 1994 sampai pada tahun 2018 jumlah angkatan

kerja sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan yang sangat

drastis yaitu sebesar 4.220.536 jiwa.

2. Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan merupakan suatu cerminan merata atau

timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan

0

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

8.000.000

Page 83: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

66

penduduknya. Bagi negara dengan tingkat pendapatan per kapita rendah, semakin

tidak merata distribusi pendapatannya, semakin besar pengaruh prefensi konsumsi

golongan kaya terhadap pola produksi dan permintaan agregat. Walaupun

golongan kaya merupakan kelompok kecil dalam masyarakat, namun dengan

kekuatan daya belinya mereka mampu mempengaruhi pola produksi sehingga

mengarah ke barang mewah. Jika distribusi pendapatan lebih merata pola

permintaan akan lebih mendorong produksi ke arah kebutuhan pokok yang

selanjutnya dapat menaikkan tingkat hidup masyarakat.

Menurut kriteria Bank Dunia, suatu negara dikatakan mengalami

ketidakmerataan tinggi bila koefisien gini berkisar antara 0,50 – 0,70 dan

ketidakmerataan sedang bila nilai koefisien gini berkisar antara 0,36 – 0,49 serta

ketidakmerataan rendah bila nilainya berkisar antara 0,20 – 0,35 (Lincolin

Arsyad, 2000:233).

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat distribusi pendapatan di

Provinsi Jawa Tengah tahun 1989-2018 diperoleh hasil seperti yang disajikan

pada grafik berikut ini :

Page 84: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

67

Grafik 4.3

Perkembangan Ratio Gini Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-2018

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 4.3 menjelaskan bahwa perkembangan nilai ratio gini Provinsi

Jawa Tengah selama tahun 1989-2018 cenderung mengalami perubahan dengan

nilai ratio gini rata-rata berada di angka 0.25. Adapun nilai indeks gini terbesar

yaitu 0.39 yaitu pada tahun 2013 hal ini berarti pada tahun 2013 terjadi

ketidakmerataan pendapatan tertinggi di Provinsi Jawa Tengah selama tahun

penelitian. Sebaliknya nilai indeks gini terendah terjadi pada tahun 1989 yaitu

sebesar 0.21 hal ini berarti pada tahun 1989 terjadi ketidakmerataan terendah di

Provinsi Jawa Tengah dibandingkan tahun-tahun sesudahnya selama tahun

penelitian.

00:00

00:07

00:14

00:21

00:28

00:36

00:43

Page 85: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

68

3. Pembangunan Sektor Pertanian

Pembangunan sektor pertanian merupakan suatu bentuk usaha-usaha atau

pun suatu proses menuju ke arah yang lebih baik di dalam sektor pertanian

dimana untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa atau masyarakat. Pertanian

merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan masyarakat karena

sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia.

Indonesia adalah negara agraris dimana berangkat dari hal tersebut maka

pertanian merupakan salah satu penopang perekonomian nasional, yang berarti

bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dan seharusnya menjadi

penggerak dari kegiatan perekonomian negara.

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi penyangga pangan

nasional, oleh karena itu produktivitas sektor pertanian terus dipicu. Berdasarkan

data yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) peningkatan PDRB terus

menjadi dari tahun 1989-2018 akibat peningkatan output dari berbagai lapangan

usaha. Berikut adalah data perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun

1989-2018 berdasarkan harga berlaku.

PDRB Provinsi Jawa Tengah cenderung meningkat setiap tahunnya, pada

data tahun 1989-2018 diatas menunjukkan bahwa sektor pertanian memberikan

kontribusi terbesar kedua setelah industri pengolahan bagi PDRB.

Page 86: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

69

Grafik 4.4

Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 1989-2018 Provinsi Jawa Tengah

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 4.4 menjelaskan bahwa PDRB Sektor Pertanian dari tahun 1989-

2018 mengalami kenaikan yang sangat berarti, pada tahun 1989 tercatat bahwa

PDRB Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah sebesar 5.956.023,22 rupiah, pada

tahun 1999 tercatat bahwa PDRB Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah sebesar

25.468.190,45 rupiah, mengalami kenaikan sebesar 19.512.167,23 rupiah. Pada

tahun 2010 tercatat bahwa PDRB Provinsi Jawa Tengah sebesar 86.665.684,94

rupiah hingga tahun 2018 yaitu sebesar 178.075.519,98 rupiah. Hal ini

menunjukkan bahwa sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke tahun

terus mengalami kenaikan dan ada kontribusi nya terhadap PDRB Provinsi Jawa

Tengah.

0,00

20.000.000,00

40.000.000,00

60.000.000,00

80.000.000,00

100.000.000,00

120.000.000,00

140.000.000,00

160.000.000,00

180.000.000,00

200.000.000,00

Page 87: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

70

Berdasarkan grafik 4.4 terlihat jelas perkembangan PDRB Sektor

Pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun 1989-2018 cenderung mengalami kenaikan

yaitu dari 33.813.526,67 rupiah di tahun 2003 hingga 178.075.519,98 rupiah di

tahun 2018.

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik dilakukan sebagai syarat penggunaan metode regresi.

Dengan terpenuhinya asumsi tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih

akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan. Asumsi tersebut adalah

asumsi normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Adapun

pengujian asumsi klasik yang dilakukan dengan program Eviews 9 pada penelitian

ini adalah :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi, error yang dihasilkan mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dilakukan dengan uji Jarque Bera dengan kriteria penilaian

sebagai berikut :

a. Ha diterima jika probabilitas > level of significant (α) 5% berarti

berdistribusi normal.

b. Ho diterima jika probabilitas < level of significant (α) 5% berarti tidak

berdistribusi normal.

Page 88: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

71

Berdasarkan uji normalitas menggunakan Histogram-Normality dan uji

Jaque-Bera yang diolah menggunakan program Eviews 9 maka diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Histogram Normality Test

0

1

2

3

4

5

6

7

-1.00 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25

Series: ResidualsSample 1989 2018Observations 30

Mean 1.13e-14Median -0.078504Maximum 1.242873Minimum -0.796316Std. Dev. 0.527508Skewness 0.378498Kurtosis 2.506663

Jarque-Bera 1.020532Probability 0.600336

Sumber : Eviews 9 (diolah)

Dari grafik histogram di atas dengan melihat nilai probability yang

nilainya lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% atau 0,600336 > 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa distribusi data pada variabel penelitian adalah normal

dan Ha diterima atau Ho ditolak.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dlaksanakan supaya dapat melihat ada atau tidaknya

korelasi atau kaitan yang tinggi antara variabel - variabel independen, maka

hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependennya menjadi

Page 89: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

72

terganggu. Pada penelitian ini, yang digunakan adalah dengan melihat VIF pada

tabel koefisien regresi. Apabila nilai VIF kurang dari 10, maka tidak terjadi

multikolinieritas atau terima H0. Sebaliknya, apabila nilai VIF lebih dari 10 maka

terjadi multikolinieritas atau tolak H0.

Setelah data diolah menggunakan aplikasi eviews 8, maka hasilnya dapat

dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinieritas

Variable Coefficient

Variance

Centered

VIF

LABOR 2.158165 4.223646

GINI 1.043847 4.223646

Sumber : Eviews 9 (diolah)

Berdasarkan pada gambar hasil uji diatas bahwa variabel independen

(Kesempatan Kerja dan Distribusi Pendapatan) memiliki nilali centered VIF < 10.

Maka dapat diartikan bahwa model regresi yang digunakan tidak terdapat

multikolinieritas atau tidak terdapat korelasi antar variabel.

3. Uji Autokorelasi

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang

Page 90: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

73

bebas dari autokorelasi. Untuk pengujian hipotesis pada uji LM ini dapat dilihat

sebagai berikut :

a. Ha : probabilitas Chi-squared > α = 5%, berarti tidak ada autokorelasi

b. H0 : probabilitas Chi-squared < α = 5%, berarti ada autokorelasi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji Breusch-Godfrey untuk

lebih mudah memutuskan ada atau tidaknya masalah autokorelasi pada penelitian

ini. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menguji autokorelasi dapat dilihat

pada hasil output regression dibawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.754313 Prob. F(2,24) 0.4812

Obs*R-squared 1.715111 Prob. Chi-Square(2) 0.4242

Sumber : Eviews 9 (diolah)

Berdasarkan output diatas maka tampak hasil nilai probabilitas Chi-

Square adalah 0,4242 nilai ini menunjukkan bahwa probabilitas Chi-Square

0,4242 > 0,05 yang mengindikasikan bahwa data tidak mengandung masalah

autokorelasi.

Page 91: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

74

4. Uji Heteroskedastisitas

Sebagaimana kita ketahui bahwa pengujian heterokedastisitas pada data

penelitian dapat dilakukan dengan uji White Heterokedasticity yang dilakukan

pada program Eviews 9. Setelah melakukan estimasi maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Uji White Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.786072 Prob. F(2,27) 0.0794

Obs*R-squared 5.132125 Prob. Chi-Square(2) 0.0768

Scaled explained SS 3.131616 Prob. Chi-Square(2) 0.2089

Sumber : Eviews 9 (diolah)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Chi-Squared

0,0768 > 0,05. Hal ini memberikan putusan bahwa tidak terdapat masalah

heterokedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini.

D. Hasil Regresi Linier Berganda

Bentuk model dalam penelitian ini adalah linier. Analisis regresi dilakukan

dengan metode OLS. Persamaan yang diestimasi adalah :

Y = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3+ e

Page 92: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

75

Metode ini sudah tersedia dalam perangkat lunak Eviews 9. Dari hasil regresi

dapat diketahui :

Tabel 4.5

Hasil Regresi Linier Berganda

Variable Coefficient Prob.

C 83.41448 0.0002

LABOR -3.191866 0.0387

GINI 3.750659 0.0010

F-Statistik 67.86057

R-Square 0.834072

Adjusted R-Square 0.821781

Sumber : Eviews 9 (diolah)

Berdasarkan hasil pada model linier yang telah disajikan diatas, selanjutnya

dapat dibuat suatu interpretasi statistik mengenai perubahan pada variabel

dependen yang disebabkan oleh perubahan pada variabel independen. Hasil

interpretasi statistik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Hasil nilai koefisien Konstanta adalah 83,41448. Pada hasil ini dapat

disimpulkan bahwa tanpa adanya variabel-variabel independen, tingkat

pertumbuhan PDRB sektor pertanian sebesar 83,41%.

2. Nilai koefisien Tenaga Kerja (X1) adalah sebesar -3,191866 dengan nilai

probabilitas t-hitung sebesar 0,0387. Hal tersebut berarti ketika terjadi

peningkatan tenaga kerja sebesar 1% akan diikuti dengan penurunan

PDRB sektor pertanian sebesar -3,19%. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 93: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

76

hipotesis adanya pengaruh signifikan negatif antara variabel kesempatan

kerja terhadap PDRB sektor pertanian terbukti dan menolak H0.

3. Nilai koefisien distribusi pendapatan (X2) adalah sebesar 3,750659

dengan nilai probabilitas t-hitung sebesar 0,0010. Hal tersebut berarti

ketika terjadi peningkatan distribusi pendapatan sebesar 1% akan diikuti

dengan kenaikan PDRB sektor pertanian sebesar 3,75%. Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis adanya pengaruh signifikan positif antara

variabel distribusi pendapatan terhadap PDRB sektor pertanian terbukti

dan menolak H0.

Tabel hasil regresi di atas juga kemudian dapat digunakan untuk analisis

berikutnya yaitu uji hipotesis. Untuk menentukan diterima atau ditolak hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji hipotesis yang

terdiri dari Uji-T, Uji-F dan Uji Determinasi sebagai berikut :

1) Uji Signifikan Parsial (Uji t-Statistic)

Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel independen Kesempatan Kerja

dan Distribusi Pendapatan berpengaruh secara parsial terhadap variabel

dependennya Pembangunan Sektor Pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji t adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dan 90% atau taraf signifikan 10% (α = 0,1).

Page 94: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

77

Tabel 4.6

Uji t-Statistic

Variable Coefficient Prob.

C 83.41448 0.0002

LABOR -3.191866 0.0387

GINI 3.750659 0.0010

Sumber : Eviews 9 (diolah)

Berdasarkan hipotesis di atas, maka pembuktian dari penelitian ini

didapatkan hasilnya sebagai berikut:

a) Nilai probabilitas t-statistic pada variabel LABOR adalah 0.0387 < 0,05 (α

= 5%) yang artinya H1 diterima dan H0 ditolak.

b) Nilai probabilitas t-statistic pada variabel GINI adalah 0.0010 < 0,05 (α =

5%) yang artinya H1 diterima dan H0 ditolak.

Dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu Kesempatan Kerja

dan Distribusi Pendapatan masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Pembangunan Sektor Pertanian di Provinsi Jawa Tengah yang

dibuktikan dengan uji t-statistic dan dilihat dari nilai probabilitas nya.

2) Uji Signifikan Simultan (Uji F-Statistic)

Tabel 4.7

Uji F-Statistic

Variable Coefficient Prob.

F-Statistic 67.86057 0.000000

Sumber : Eviews 9 (diolah)

Page 95: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

78

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen dalam penelitian

ini memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel

dependennya. Uji F dilakukan dengan cara melihat nilai probabilitas dari F-

statistic apakah lebih kecil dari α = 5% atau 0,05. Jika nilai probabilitas F-statistic

> 0,05 maka dapat diartikan bahwa semua variabel independen dalam penelitian

ini secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya.

Namun sebaliknya jika nilai probabilitas F-statistic < 0,05 maka dapat diartikan

bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama

memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya.

Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil uji F pada penelitian ini memiliki nilai

koefisien sebesar 67.86057 dengan prob (F-Statistic) sebesar 0.000000 < 0,05.

Hasil ini dapat diartikan bahwa variabel bebas yaitu kesempatan kerja dan

distribusi pendapatan secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

3) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.8

Koefisien Determinasi

Sumber : Eviews 9 (diolah)

R-Squared 0.834072

Adjusted R-Square 0.821781

Page 96: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

79

Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan model dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel

dependennya. Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.

didapatkan hasil bahwa nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0.834072. hal

ini berarti bahwa 99% dari variasi Pembangunan Sektor Pertanian di Provinsi

Jawa Tengah tahun 1989-2018 mampu dijelaskan oleh variabel Kesempatan Kerja

dan Distribusi Pendapatan, sedangkan 1% dijelaskan oleh variabel lain di luar

model penelitian ini.

E. Analisis Ekonomi

a. Pengaruh Kesempatan Kerja terhadap Pembangunan Sektor

Pertanian di Provinsi Jawa Tengah

Kesempatan Kerja berpengaruh signifikan dan negatif terhadap PDRB

sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah dengan koefisien sebesar -3,19%.

Artinya adalah jika terjadi peningkatan terhadap tenaga kerja sebesar satu persen

maka akan menurunkan tingkat PDRB sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah.

Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah tenaga kerja tidak di iringi dengan

peningkatan lahan pertanian. Hal tersebut menyebabkan banyak petani yang

menganggur dan beralih fungsi ke sektor industri, sehingga menurunkan tingkat

PDRB di sektor pertanian.

Page 97: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

80

b. Pengaruh Distribusi Pendapatan terhadap Pembangunan Sektor

Pertanian di Provinsi Jawa Tengah

Distribusi Pendapatan berpengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB

sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah dengan koefisien sebesar 3,75%.

Artinya adalah jika terjadi kenaikan sebesar satu persen pada distribusi

pendapatan maka akan meningkatkan PDRB sektor pertanian di Jawa Tengah dan

juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,75 persen, dan

sebaliknya jika ketimpangan distribusi pendapatan di Provinsi Jawa Tengah

menurun sebesar satu persen maka laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian di

Provinsi Jawa Tengah turun sebesar 3,75 persen, asumsi Cateris Paribus.

Penelitian ini menunjukkan adanya trade-off antara pertumbuhan ekonomi dan

ketimpangan distribusi pendapatan di Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut sesuai

dengan teori Kuznets dan Kaldor yang menyatakan bahwa ketidakmerataan

distribusi pendapatan merupakan kondisi yang diperlukan bagi tercapainya

peningkatan ekonomi.

Page 98: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

81

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang didapat dari penelitian,

diperoleh kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengaruh kesempatan kerja

dan distribusi pendapatan terhadap pembangunan sektor pertanian di Provinsi

Jawa Tengah selama periode 1989-2018 adalah sebagai berikut :

a. Diketahui hubungan antara kesempatan kerja terhadap pembangunan

sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah memiliki koefisien regresi X1

sebesar (-3,191866) dengan nilai probabilitas t-hitung sebesar 0,0387 yang

menandakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara dua variabel

tersebut. Hal ini dikarenakan dengan adanya peningkatan kesempatan

kerja tidak serta merta meningkatkan pembangunan sektor pertanian.

b. Selanjutnya, hubungan antara distribusi pendapatan terhadap

pembangunan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah memiliki

koefisien regresi sebesar 3,750659 dengan nilai probabilitas t-hitung

sebesar 0,0010 yang menandakan adanya hubungan yang signifikan antara

dua variabel tersebut. Hal ini dikarenakan dengan adanya peningkatan

distribusi pendapatan maka akan meningkatkan pembangunan sektor

pertanian di Provinsi Jawa Tengah. Kemudian data adjusted R square yang

didapat adalah sebesar 0,821781 atau 82,17%. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 99: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

82

variabel Kesempatan Kerja dan Distribusi Pendapatan memiliki proporsi

pengaruh terhadap Pembangunan Sektor Pertanian di Provinsi Jawa

Tengah sebesar 82,17% sedangkan sisanya 17,83% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak ada didalam model regresi.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyadari

masih adanya kekurangan-kekurangan yang dapat disempurnakan oleh penelitian

selanjutnya di kemudian hari. Oleh karena itu, penulis mengajukan saran teoritis

dan praktis untuk dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya serta

dijadikan bahan pertimbangan bagi stakeholder dalam pengambilan kebijakan.

1. Saran Teoritis

a. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah cakupan

objek penelitian agar dapat memperlihatkan hasil penelitian yang

beragam.

b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel data

sehingga hasil penelitian yang didapat lebih akurat dan mewakili

populasi secara tepat.

c. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah jumlah variabel

indikator sehingga dapat mewakili dimensi dari tiap variabel yang

mungkin belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Saran Praktis

a. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tingkat kesempatan

kerja yang diukur dalam jumlah satuan angkatan tidak berpengaruh

Page 100: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

83

signifikan terhadap pembangunan sektor pertanian di Jawa Tengah.

Maka dari itu diharapkan pemerintah atau stakeholder dapat membuat

regulasi atau kebijakan yang tepat untuk dapat mengatasi ketimpangan

tersebut.

b. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat distribusi pendapatan

yang diukur dalam gini rasio berpengaruh signifikan terhadap

pembangunan sektor pertanian di Jawa Tengah. Maka dari itu

diharapkan pemerintah atau stakeholder dapat membuat regulasi atau

kebijakan yang tepat untuk dapat mempertahankan kemerataan antara

distribusi pendapatan dengan pembangunan sektor pertanian di Jawa

Tengah.

Page 101: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

84

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (1989-2018). Diambil kembali dari Statistik Jawa Tengah:

https://www.bps.go.id

Badan Pusat Statistik. (1989-2018). Diambil kembali dari Jawa Tengah Dalam

Angka: https://jateng.bps.go.id

Abdulah, R. (2013). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KETIMPANGAN PENDAPATAN DI JAWA TENGAH. JEJAK Journal

of Economics and Policy 6, 42-53.

Arsyad, L. (1999). Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.

Yogyakarta: BPFE UGM.

Arsyad, L. (2004). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN.

Gujarati, D. (2000). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit: Erlangga.

Irham, S. H. (2016). PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MENGURANGI

KETIMPANGAN PENDAPATAN DI WILAYAH PAPUA SEBELUM

DAN SESUDAH OTONOMI KHUSUS. Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1.

Iyan, U. I. (2016). ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM

PEREKONOMIAN DAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI RIAU.

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN, Tahun VII No.19, 45-54.

Jhingan. (2000). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali

Press.

Page 102: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

85

Kamil Sertoglu1, S. U. (2017). The Contribution of Agricultural Sector on

Economic Growth of Nigeria. International Journal of Economics and

Financial Issues, 7(1), 547-552.

Maria Garronea, D. E. (2019). Jobs and agricultural policy : Impact of the

common agricultural policy on EU agricultural employment. ELSEVIER,

583-601.

Nurlina1, T. I. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Distribusi

Pendapatan Di Provinsi Aceh . JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL.

1, NO. 2 OKTOBER , 1-9.

Ogbalubi, L. A. (2013). Agricultural Development and Emplyoment Generation:

The Nigeria Experience. Journal of Agriculture and Veterinary Science

(IOSR-JAVS), Volume 2, Issue 2 , 60-69.

Pratama, M. R. (2017). Pengaruh Pembangunan Sektor Pertanian Terhadap

Kesempatan Kerja dan Distribusi Pendapatan di Provinsi Sumatera

Utara. Sumatera Utara: Skripsi.

Rizki Herdian Zenda1, S. (2017). PERANAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP

PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA SURABAYA. Jurnal

Ekonomi & Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Maret, 371-384.

Siswi, Y. (2006). Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor produksi pada

usaha tani bawang merah di Kabupaten Brebes (Studi Kasus di Desa

larangan). Skripsi: Sarjana IESP FE UNDIP.

Page 103: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

86

Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta: CV Rajawali.

Todaro, M. P. (2000). Ekonomi Untuk Negara Berkembang : Suatu Pengantar

Tentang Prinsip-Prinsip, Masalah dan Kebijakan Pembangunan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Todaro, M. P. (2000). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta: Alih

Bahasa Indonesia : Burhanudin Abdullah dan Haris Munandar.

Yasrizal1, I. H. (2016). PENGARUH PEMBANGUNAN SEKTOR

PERTANIAN TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN

KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA. JIEP-Vol. 16, No 1, Maret,

1412-2200.

Page 104: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

87

LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

-1.00 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25

Series: ResidualsSample 1989 2018Observations 30

Mean 1.13e-14Median -0.078504Maximum 1.242873Minimum -0.796316Std. Dev. 0.527508Skewness 0.378498Kurtosis 2.506663

Jarque-Bera 1.020532Probability 0.600336

Lampiran 2. Uji Multikolinieritas

Variance Inflation Factors

Date: 08/23/19 Time: 13:24

Sample: 1989 2018

Included observations: 30

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

LN_LABOR 2.158165 52681.94 4.223646

LN_GINI 1.043847 1619.891 4.223646

C 380.3199 38174.97 NA

Page 105: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

88

Lampiran 3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.786072 Prob. F(2,27) 0.0794

Obs*R-squared 5.132125 Prob. Chi-Square(2) 0.0768

Scaled explained SS 3.131616 Prob. Chi-Square(2) 0.2089

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 08/23/19 Time: 13:02

Sample: 1989 2018

Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.290719 5.670976 0.051264 0.9595

LN_LABOR^2 -0.006647 0.027439 -0.242239 0.8104

LN_GINI^2 0.103147 0.076294 1.351963 0.1876

R-squared 0.171071 Mean dependent var 0.268989

Adjusted R-squared 0.109669 S.D. dependent var 0.335818

S.E. of regression 0.316869 Akaike info criterion 0.633983

Sum squared resid 2.710961 Schwarz criterion 0.774103

Log likelihood -6.509743 Hannan-Quinn criter. 0.678808

F-statistic 2.786072 Durbin-Watson stat 1.732479

Prob(F-statistic) 0.079430

Page 106: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

89

Lampiran 4. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.754313 Prob. F(2,24) 0.4812

Obs*R-squared 1.715111 Prob. Chi-Square(2) 0.4242

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 08/23/19 Time: 13:33

Sample: 1990 2018

Included observations: 29

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.004130 0.020345 0.203008 0.8408

D(LN_LABOR) 0.076330 0.312280 0.244427 0.8090

D(LN_GINI) -0.095626 0.351949 -0.271703 0.7882

RESID(-1) -0.264779 0.216134 -1.225070 0.2324

RESID(-2) -0.099708 0.216941 -0.459610 0.6499

R-squared 0.059142 Mean dependent var -4.12E-17

Adjusted R-squared -0.097668 S.D. dependent var 0.095087

S.E. of regression 0.099622 Akaike info criterion -1.619276

Sum squared resid 0.238190 Schwarz criterion -1.383535

Log likelihood 28.47950 Hannan-Quinn criter. -1.545445

F-statistic 0.377156 Durbin-Watson stat 1.973442

Prob(F-statistic) 0.822641

Page 107: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

90

Lampiran 5. Uji OLS

Dependent Variable: LN_PDRB

Method: Least Squares

Date: 08/23/19 Time: 13:35

Sample: 1989 2018

Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LN_LABOR -3.191866 1.469069 -2.172713 0.0387

LN_GINI 3.750659 1.021688 3.671041 0.0010

C 83.41448 19.50179 4.277273 0.0002

R-squared 0.834072 Mean dependent var 18.91244

Adjusted R-squared 0.821781 S.D. dependent var 1.294997

S.E. of regression 0.546696 Akaike info criterion 1.724792

Sum squared resid 8.069664 Schwarz criterion 1.864911

Log likelihood -22.87187 Hannan-Quinn criter. 1.769617

F-statistic 67.86057 Durbin-Watson stat 0.402130

Prob(F-statistic) 0.000000

S

Lampiran 6. Data

- Data Sebelum di Transformasi

Data PDRB Provinsi Jawa Tengah

Tahun Jumlah PDRB Tahun Jumlah PDRB Tahun Jumlah PDRB

1989 5.956.023,22 1999 25.468.190,45 2009 79.342.553,91

1990 6.504.575,45 2000 26.124.205,65 2010 86.665.684,94

1991 7.572.221,64 2001 29.654.854,33 2011 95.078.348,99

1992 6.495.383,24 2002 33.668.128,27 2012 104.311.416,83

1993 7.810.639,73 2003 33.813.526,67 2013 113.922.758,60

1994 8.778.946,06 2004 38.492.121.60 2014 116.604.352,44

Page 108: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

91

Tahun Jumlah PDRB Tahun Jumlah PDRB Tahun Jumlah PDRB

1995 10.631.588,88 2005 44.806.485,33 2015 157.201.723,92

1996 11.434.189,88 2006 57.364.981,87 2016

164.512.013,25

1997 13.184.650,58 2007 63.832.141,75 2017 168.535.066,67

1998 21.836.268,05 2008 72.862.985,73 2018 178.075.519,98

Data Rasio Gini

Tahun Ratio Gini

1989 00.21

1990 00.21

1991 00.22

1992 00.23

1993 00.23

1994 00.26

1995 00.27

1996 00.26

1997 00.25

1998 00.25

1999 00.26

2000 00.25

2001 00.25

2002 00.25

2003 00.25

2004 00.25

2005 00.28

2006 00.27

2007 00.25

Page 109: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

92

Tahun Ratio Gini

2008 00.30

2009 00.32

2010 00.34

2011 00.38

2012 00.38

2013 00.39

2014 00.38

2015 00.38

2016 00.37

2017 00.37

2018 00.38

Data Angkatan Kerja di Provinsi Jawa Tengah

Tahun Penduduk Penduduk bukan

usia kerja

Penduduk

usia kerja

Angkatan

kerja

Bukan angkatan

kerja

1989 28.057.916 10.887.917 16,579,027 13.413.612 8.287.635

1990 28.578.090 10.074.140 17.648.848 13.735.977 8.330.971

1991 28.934.662 9.954.068 18.383.580 13.415.269 8.827.731

1992 29.154.590 9.850.863 19.112.847 13.836.250 8.201.256

1993 29.093.507 9.734.965 19.292.131 14.015.530 8.389.541

1994 29.313.421 9.609.573 19.855.151 14.436.321 9.149.839

1995 29.519.447 9.738.870 19.919.005 14.642.604 9.007.612

1996 29.698.845 9.593.889 20.103.035 14.394.169 9.379.077

1997 29.907.476 9.192.399 20.714.454 14.405.167 9.850.757

1998 30.385.445 9.278.504 21.105.313 14.949.263 9.624.980

1999 30.761.221 9.062.602 21.696.041 15.433.345 9.689.036

2000 30.775.846 8.698.013 22.077.833 15.129.122 10.172.714

2001 31.063.818 8.956.060 22.107.758 15.644.732 9.747.797

Page 110: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

93

Tahun Penduduk Penduduk bukan

usia kerja

Penduduk

usia kerja

Angkatan

kerja

Bukan angkatan

kerja

2002 31.691.866 9.019.288 22.672.578 15.735.322 10.230.212

2003 32.052.840 8.851.359 23.201.481 16.108.778 10.374.439

2004 32.397.431 9.045.186 23.352.245 15.974.670 10.652.900

2005 32.908.850 8.908.095 24.000.755 16.634.255 10.689.224

2006 32.177.730 8.361.499 23.816.231 16.408.175 10.632.908

2007 32.380.279 8.269.595 24.110.684 17.664.277 7.513.895

2008 32.626.390 8.669.153 23.957.237 16.690.966 7.720.635

2009 32.864.563 8.784.425 24.080.138 17.087.649 7.581.876

2010 32.443.886 8.515.686 23.866.971 16.856.330 7.018.255

2011 32.725.378 8.373.852 24.269.760 16.918.797 7.244.607

2012 32.998.692 8.440.155 24.830.052 17.095.031 7.062.143

2013 33.264.339 8.414.797 24.849.542 16.986.776 7.357.786

2014 33.522.663 8.371.597 25.151.066 17.547.026 7.634.941

2015 33.774.141 8.328.652 25.445.489 17.298.925 8.193.538

2016 34.019.095 8.282.399 25.736.696 17.312.466 8.470.433

2017 34.257.865 8.236.283 26.021.582 18.010.612 8.051.391

2018 34.490.835 8.194.304 26.296.531 18.059.895 8.281.649

- Data Sesudah di Transformasi

Tahun LN_PDRB LN_GINI LN_LABOR

1989 16,60681703 -4,227875955 15,71307434

1990 16,75756752 -4,227875955 15,76092215

1991 16,95193234 -4,181355939 15,79611002

1992 17,03412411 -4,136904177 15,79607138

1993 17,39844402 -4,136904177 15,79587099

1994 17,48682553 -4,014301855 15,70922204

1995 17,65681133 -3,976561527 15,68523458

1996 17,77642583 -4,014301855 15,60503286

Page 111: PENGARUH KESEMPATAN KERJA DAN DISTRIBUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Indonesia. Pada tahun 2000 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian mencapai 45

94

Tahun LN_PDRB LN_GINI LN_LABOR

1997 17,9147834 -4,053522568 15,59883976

1998 18,25356565 -4,053522568 15,62789389

1999 18,43565993 -4,014301855 15,65874231

2000 18,55784196 -4,053522568 15,62965559

2001 18,70756919 -4,053522568 15,72214023

2002 18,83918596 -4,053522568 15,63689015

2003 18,96231804 -4,053522568 15,72894312

2004 18,85876238 -4,053522568 15,64687384

2005 19,27269039 -3,940193882 15,58626632

2006 19,4574095 -3,976561527 15,53160764

2007 19,55988718 -4,053522568 15,63163559

2008 19,72124279 -3,871201011 15,55547152

2009 19,80172119 -3,80666249 15,58448354

2010 19,91283401 -3,746037868 15,54122442

2011 20,02764324 -3,634812233 15,54543452

2012 20,13714849 -3,634812233 15,47414884

2013 20,25085963 -3,608836746 15,45903816

2014 20,36669257 -3,634812233 15,45915394

2015 20,55999078 -3,634812233 15,36513626

2016 20,6298338 -3,66148048 15,43843531

2017 20,69997192 -3,66148048 15,27968984

2018 20,77655327 -3,634812233 15,25547269